pengembangan buku cerita bergambar tentang …
TRANSCRIPT
PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR
TENTANG PELESTARIAN EKOSISTEM SAWAH UNTUK
PESERTA DIDIK KELAS IV SD TEMA 3 SUBTEMA 1
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Raihan Nafi Iswana
NIM: 161134242
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2021
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR
TENTANG PELESTARIAN EKOSISTEM SAWAH UNTUK
PESERTA DIDIK KELAS IV SD TEMA 3 SUBTEMA 1
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Raihan Nafi Iswana
NIM: 161134242
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2021
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
SKRIPSI
PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR
TENTANG PELESTARIAN EKOSISTEM SAWAH UNTUK
PESERTA DIDIK KELAS IV SD TEMA 3 SUBTEMA 1
Oleh :
Raihan Nafi Iswana
NIM: 161134242
Telah disetujui oleh:
Pembimbing I
Dra. Ignatia Esti Sumarah, M.Hum. Tanggal………Juni 2021
Pembimbing II
Kintan Limiansi, S.Pd., M.Pd. Tanggal………Juni 2021
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
SKRIPSI
PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR
TENTANG PELESTARIAN EKOSISTEM SAWAH UNTUK
PESERTA DIDIK KELAS IV SD TEMA 3 SUBTEMA 1
Dipersiapkan dan ditulis oleh:
Raihan Nafi Iswana
NIM: 161134242
Telah dipertahankaan di depan Panitia Penguji
pada tanggal 14 Juli 2021
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. ……………...
Sekretaris Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. ………………
Anggota Dra. Ignatia Esti Sumarah, M.Hum. ………………
Anggota Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. ………………
Anggota Andri Anugrahana, S.Pd., M.Pd. ………………
Yogyakarta, 14 Juli 2021
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Dekan
Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini peneliti persembahkan untuk:
1. Allah SWT yang selalu memberikan kekuatan serta kesehatan sehingga
mampu menyelesaikan skripsi ini.
2. Orangtua saya yaitu Siswanto dan Ismyatun yang selalu memberikan
dorongan serta doa kepada saya selama proses penyusunan skripsi ini
berlangsung.
3. Adik saya yaitu Raizar Gibran Akbar Iswana yang selalu memberikan
semangat serta hiburan ketika saya mulai kurang bersemangat dalam
mengerjakan skripsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
“Percuma jadi pintar kalau untuk menganggap yang lain bodoh”
- Cak Lontong
“Jangan pernah tersandung hal-hal yang sudah berada di belakangmu”
- Raihan Iswana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang telah saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 14 Juli 2021
Penulis
Raihan Nafi Iswana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Raihan Nafi Iswana
Nomor Induk Mahasiswa : 161134242
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
“Pengembangan Buku Cerita Bergambar Tentang Pelestarian Ekosistem
Sawah Untuk Peserta Didik Kelas IV SD Tema 3 Subtema 1”
Beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
peneliti.
Demikian pernyataan ini saya yang buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 14 Juli 2021
Yang menyatakan
Raihan Nafi Iswana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR
TENTANG PELESTARIAN EKOSISTEM SAWAH UNTUK PESERTA
DIDIK KELAS IV SD TEMA 3 SUBTEMA 1
Raihan Nafi Iswana
Universitas Sanata Dharma
2021
Latar belakang penelitian ini adalah untuk menjawab kebutuhan guru kelas
IV SD yang membutuhkan media berupa buku cerita bergambar Tema 3 “Peduli
Terhadap Makhluk Hidup” Subtema 1 “Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan
Rumahku” Pembelajaran 1 yang membahas tentang ekosistem sawah. Hasil
wawancara dengan satu kepala dusun, salah satu permasalahan di ekosistem sawah
adanya hama tikus. Berdasarkan data-data tersebut peneliti termotivasi untuk
melakukan penelitian pengembangan buku cerita bergambar tentang pelestarian
ekosistem sawah untuk peserta didik kelas IV SD.
Prosedur pengembangan penelitian ini adalah Reasarch & Development
(R&D) dengan model pengembangan ADDIE menurut Tung Yao, yaitu: pertama:
Analisis kebutuhan dilakukan dengan (a) mewawancarai dua guru kelas IV yang
memerlukan buku cerita bergambar untuk media pembelajaran Tema 3 “Peduli
Terhadap Makhluk Hidup” Subtema 1 “Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan
Rumahku” Pembelajaran 1, dan (b) mewawancarai kepala dusun untuk mengetahui
permasalahan di ekosistem sawah yang menjadi kajian di materi pembelajaran 1.
Kedua: desain dilakukan dengan membuat cergam berjudul “Pelestarian Ekosistem
Sawah dengan Pest Repeller. Ketiga: pengembangan validasi cergam dilakukan
oleh dua orang ahli. Keempat implementasi tidak dapat peneliti lakukan di sekolah
karena masih masa pandemi covid-19. Kelima: evaluasi peneliti lakukan dengan
membahas hasil penelitian berdasarkan komentar dari para validator.
Buku cerita bergambar divalidasi oleh dosen pendidikan Biologi dan guru
kelas IV SD. Skor rata-rata dari dua validator adalah 3,6 (dari rentang 1-4) dan
termasuk kategori “Sangat Baik”. Jadi buku cerita bergambar dapat diujicobakan
sebagai sarana media pembelajaran Tema 3 “Peduli Terhadap Makhluk Hidup”
Subtema 1 “Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku” Pembelajaran 1.
Kata kunci: lingkungan hidup, ekosistem sawah, buku cerita bergambar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
DEVELOPMENT OF BOOK PICTURE STORY
ABOUT RICE FIELD CONSERVATION FOR FOURTH GRADE
ELEMENTARY SCHOOL STUDENTS THEME 3 SUB-THEME 1
Raihan Nafi Iswana
Sanata Dharma University
2021
The background of this research is to answer the needs of fourth grade
elementary school teachers who need media in the form of picture story books.
Theme 3 "Care for Living Creatures" Sub-theme 1 "Animals and Plants in My
Home Environment" Lesson 1 which discusses the rice field ecosystem. The results
of an interview with a hamlet head, one of the problems in the rice field ecosystem
is the presence of rat pests. Based on these data, the researcher was motivated to
conduct research on the development of a picture story book about the conservation
of rice field ecosystems for fourth grade elementary school students.
The procedure for developing this research is Research & Development
(R&D) with the ADDIE development model according to Tung Yao, namely: first:
Needs analysis is carried out by (a) interviewing two fourth grade teachers who
need picture story books for learning media Theme 3 “Caring for Living Creatures
” Subtheme 1 “Animals and Plants in My Home Environment” Lesson 1, and (b)
interviewing the head of the hamlet to find out the problems in the rice field
ecosystem that were studied in learning material 1. Second: the design was carried
out by making a short story entitled “Preserving the Rice Field Ecosystem with Pest
Repeller . Third: the development of model validation was carried out by two
experts. The fourth implementation cannot be carried out by researchers in schools
because it is still during the COVID-19 pandemic. Fifth: the researcher's
evaluation was carried out by discussing the results of the study based on comments
from the validators.
The picture story books were validated by Biology education lecturers and
fourth grade elementary school teachers. The average score of the two validators
is 3.6 (from a range of 1-4) and belongs to the “Very Good” category. So picture
story books can be tested as a means of learning media. Theme 3 “Caring for Living
Creatures” Sub-theme 1 “Animals and Plants in My Home Environment” Learning
1.
Key words: environmental education, picture book, rice field ecosystem.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti mampu menyelesaikan skripsi ini. Judul
skripsi ini yaitu “Pengembangan Buku Cerita Bergambar Tentang Pelestarian
Ekosistem Sawah Untuk Peserta Didik Kelas IV SD”. Penyusunan skripsi ini
bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Peneliti mengucapkan terima kasih atas segala doa, semangat, motivasi,
bimbingan, serta bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung dari
berbagai pihak selama peyusunan skripsi ini berlangsung hingga akhirnya telah
selesai. Oleh sebab itu, perkenankan peneliti untuk menyampaikan rasa terima
kasih kepada:
1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
2. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, sekaligus
dosen pembimbing II yang telah memberikan saran, kritik, dorongan,
tenaga, pikiran, dan waktu untuk membimbing peneliti dalam
menyelesaikan skripsi.
3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Wakil Ketua Program
Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta.
4. Dra. Ignatia Esti Sumarah, M.Hum. selaku Dosen Pembimbing I yang selalu
memberikan bimbingan, arahan, serta semangat dan motivasi sehingga
peneliti mampu menyelesaikan skripsi ini.
5. Seluruh dosen dan karyawan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah
Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat serta bimbingan
dan bantuannya hingga proses penyusunan skripsi ini selesai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
6. Para validator yang telah meluangkan waktunya untuk membantu
melakukan validasi produk.
7. Orangtua saya yaitu Siswanto dan Ismyatun yang selalu memberikan
dorongan serta doa kepada saya selama proses penyusunan skripsi ini
berlangsung.
8. Adik saya yaitu Raizar Gibran Akbar Iswana yang selalu memberikan
semangat serta hiburan ketika saya mulai kurang bersemangat dalam
mengerjakan skripsi.
9. Teman-teman PGSD angkatan 2016 dan semua pihak yang pernah
berdinamika selama masa perkuliahan.
10. Teman-teman kelas E yang telah berjuang bersama-sama hingga akhir
perkuliahan.
Yogyakarta, 14 Juli 2021
Penulis
Raihan Nafi Iswana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………..i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……………………………….ii
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………......iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ………………….………………………….....iv
HALAMAN MOTTO …..……………………………………………………….v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA …..……………………......vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ……………………………………..vii
ABSTRAK ……………………………………………………………………..viii
ABSTRACT ………………………………………………………………….......ix
KATA PENGANTAR ……………………………………………………….......x
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………xii
DAFTAR TABEL ………………………………………………………………xv
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………......xvi
DAFTAR GRAFIK …………………………………………………………...xvii
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………xviii
BAB I
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 5
D. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 5
E. Definisi Operasional ....................................................................................... 6
F. Spesifikasi Produk yang Diharapkan .............................................................. 7
BAB II .................................................................................................................... 9
LANDASAN TEORI ............................................................................................. 9
A. Kajian Pustaka ................................................................................................ 9
1. Pendidikan Lingkungan Hidup .................................................................... 9
a. Pengertian Pendidikan Lingkungan Hidup……………………………...9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
b. Tujuan Pendidikan Lingkungan Hidup………………………………..10
2. Pendidikan Lingkungan Hidup di Kurikulum 2013 SD ............................ 11
3. Pendidikan Lingkungan Hidup Tema 3 Subtema 1 Kelas IV Sekolah Dasar
....................................................................................................................... 15
4. STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, and Mathematics) ..... 16
5. Ekosistem ................................................................................................... 18
a. Pengertian Ekosistem………………………………………………….18
b. Hubungan Antarkomponen Ekosistem………………………………..19
c. Faktor Penyebab Rusaknya Ekosistem………………………………...23
6. Teknologi bunyi Ultrasonik ....................................................................... 24
a. Pengertian Ultrasonik………………………………………………….24
b. Bagian-Bagian Teknologi Bunyi Ultrasonik (Pest Repeller)………….25
c. Cara Kerja Teknologi Bunyi Ultrasonik (Pest Repeller)……………...29
7. Cerita Bergambar (Cergam)....................................................................... 31
a. Pengertian Cerita Bergambar………………………………………….31
b. Jenis dan Karakteristik Buku Cerita Bergambar………………………32
c. Fungsi Cerita Bergambar………………………………………………34
8. Literasi ....................................................................................................... 35
a. Pengertian Literasi……………………………………………………..35
b. Tujuan Pembelajaran Literasi…………………………………………36
B. Hasil Penelitian Yang Relevan .................................................................... 37
C. Kerangka Berfikir ......................................................................................... 41
D. Pertanyaan Peneliti ....................................................................................... 42
BAB III ................................................................................................................. 43
METODE PENELITIAN ................................................................................... 43
A. Jenis Penelitian ............................................................................................ 43
B. Prosedur Pengembangan .............................................................................. 43
C. Setting Penelitian ......................................................................................... 47
D. Teknik Pengumulan Data ............................................................................ 48
E. Instrumen Penelitian .................................................................................... 49
F. Teknik Analisis Data ................................................................................... 55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
G. Jadwal Penelitian dan Pengembangan ......................................................... 56
BAB IV ................................................................................................................. 57
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................................. 57
A. Hasil Penelitian ............................................................................................. 57
1. Prosedur Pengembangan Produk Buku...................................................... 57
a. Analisis (Analyze)……………………………………………………...57
b. Desain (Design)………………………………………………………..62
1) Kisi-Kisi Cerita Bergambar…………………………………...62
c. Pengembangan (Development)………………………………………...66
1) Produk Awal Buku Cerita Bergambar………………………...67
2) Validasi Produk oleh Dosen Pendidikan Biologi dan Guru Kelas
IV SD………………………………………………………….70
d. Implementasi (Implementation)……………………………………….90
e. Evaluasi (Evaluation)………………………………………………….91
B. Pembahasan .................................................................................................. 92
BAB V ................................................................................................................... 95
PENUTUP ............................................................................................................ 95
A. Kesimpulan .................................................................................................. 95
B. Keterbatasan Pengembangan ....................................................................... 96
C. Saran ............................................................................................................ 96
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 97
LAMPIRAN ....................................................................................................... 101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Pendidikan Lingkungan Hidup dalam Pembelajaran Tematik SD……13
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Pengembangan Instrumen Wawancara Guru Kelas IV……..50
Tabel 3.2 Daftar Pertanyaan Wawancara Guru kelas IV………………………...51
Tabel 3.3 Kisi-kisi Pengembangan Instrumen Wawancara Kepala Dusun Parakan
Kulon……………………………………………………………………………..52
Tabel 3.4 Daftar Pertanyaan Wawancara Kepala Dusun Parakan Kulon………..53
Tabel 3.5 Pengambangan Kisi-Kisi Validasi Produk…………………………….54
Tabel 3.6 Daftar Pernyataan Validasi Produk……………………………………54
Tabel 3.7 Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif…………………………55
Tabel 3.8 Kriteria Kelayakan Produk……………………………………………56
Tabel 3.9 Jadwal Penelitian dan Pengembangan………………………………...56
Tabel 4.1 Rekap Wawancara Guru Kelas IV…………………………………….58
Tabel 4.2 Rekap Wawancara Kepala Dusun Parakan Kulon…………………….60
Tabel 4.3 kisi-kisi cerita bergambar (Cergam)…………………………………..62
Tabel 4.4 Rekap Validasi Dosen dan Guru………………………………………70
Tabel 4.5 Pedoman Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif……………….77
Tabel 4.6 Rekap Hasil Validasi pada Aspek Halaman Sampul………………….77
Tabel 4.7 Rekap Skor Validasi pada Aspek Bahasa……………………………..78
Tabel 4.8 Rekap Skor Hasil Validasi pada Aspek Desain Produk……………….81
Tabel 4.9 Rekap Skor Hasil Validasi Pada Aspek Isi Buku
Cerita Bergambar………………………………………………………………...82
Tabel 4.10 Hasil Validasi Produk Setiap Aspek………………………………....86
Tabel 4.11 Perbaikan Produk pada Halaman 1…………………………………..88
Tabel 4.12 Perbaikan Produk pada Halaman 7…………………………………..89
Tabel 4.13 Perbaikan Produk pada Halaman 14…………………………………90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Rantai Makanan……………………………………………………..20
Gambar 2.2 Jaring-jaring Makanan………………………………………………21
Gambar 2.3 Piramida Makanan…………………………………………………..22
Gambar 2.4 ATmega 8…………………………………………………………...26
Gambar 2.5 Konfigurasi pin ATmega8…………………………………………..26
Gambar 2.6 NE555 Modul Pembangkit Frekuensi………………………………28
Gambar 2.7 Konfigurasi pin LCD Character 16x2………………………………28
Gambar 2.8 Gambaran Sistem…………………………………………………...29
Gambar 2.9 Flowchart…………………………………………………………………..30
Gambar 3.1 Desain Penelitian Langkah-langkah model pengembangan ADDIE.44
Gambar 3.2 Cover Produk Awal………………………………………………....67
Gambar 3.3 Halaman 1…………………………………………………………..68
Gambar 3.4 Halaman 11…………………………………………………………69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Kelayakan Produk…………………………………………………….86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Izin Analisi Kebutuhan……………………………………..102
Lampiran 2. Lembar Wawancara Guru Kelas IV………………………………104
Lampiran 3. Hasil Wawancara Guru Kelas IV…………………………………105
Lampiran 4. Lembar Wawancara Kepala Dusun Parakan Kulon………………107
Lampiran 5. Hasil Wawancara Kepala Dusun Parakan Kulon…………………108
Lampiran 6. Lembar Validasi…………………………………………..............110
Lampiran 7. Lembar Hasil Validasi Dosen……………………………..............117
Lampiran 8. Lembar Hasil Validasi Guru……………………………................122
Lampiran 9. Kisi-Kisi Buku Cerita Bergambar………………………………...127
Lampiran 10. Lembar Foto Buku Cerita Bergambar…………………………...131
Lampiran 11. Daftar Riwayat Hidup…………………………………................132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini peneliti akan membahas mengenai latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, dan spesifikasi
produk.
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Lingkungan hidup merupakan muatan pelajaran dengan
kompetensi ajar yang mengandung cara penanganan permasalahan
lingkungan yang ditujukan kepada perserta didik Sekolah Dasar (Lansh,
2016: 2). Pendidikan Lingkungan Hidup memiliki 3 terget yang menjadi
titik ketercapaian pembelajaran yaitu, 1) sukses kognitif, 2) sukses afektif,
3) sukses psikomotor (Suaedi, 2016: 50). Dari ketiga tujuan tersebut sesuai
dengan tujuan pembelajaran karakter yang termuat pada pembelajaran
kurikulum 2013. Tujuan dari Pendidikan Lingkungan hidup ini adalah untuk
membentuk peserta didik yang memiliki etika terhadap lingkungan hidup.
Lingkungan adalah tempat yang sangat penting bagi kehidupan
manusia. Berperan penting sebagai sumber kehidupan manusia maupun
sebagai tempat tinggal. Jika terjadi kerusakan lingkungan hidup, kehidupan
manusia dan makhluk hidup lainnya dapat dipastikan bahwa akan
terganggu. Peneletian ini bertujuan untuk mengembangkan Cerita
Bergambar (cergam) yang berisi gambar ilustrasi yang membantu peserta
didik kelas IV Sekolah Dasar untuk mengetahui ekosistem dan teknologi
bunyi ultrasonik dalam konteks pelestarian lingkungan. Materi pelestarian
lingkungan termasuk ke dalam mata pelajaran IPA yang diajarkan di kelas
IV Sekolah Dasar dalam pembelajaran 1 di buku tematik tema 3 “Peduli
Terhadap Makhluk Hidup” dengan subtema 1 “Hewan dan Tumbuhan di
Lingkungan Rumahku”. Materi yang akan dibahas pada saat pembelajaran
adalah pentingnya upaya keseimbangan dan pelestarian sumber daya alam
di lingkungannya. Materi IPA tersebut akan dikolaborasikan dengan mata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
pelajaran Bahasa Indonesia yang membahas menggali informasi dari
seorang tokoh melalui wawancara menggunakan daftar pertanyaan.
Peneliti mendapatkan informasi dari hasil wawancara guru kelas IV
SD tentang materi lingkungan hidup dan media apa saja yang dibutuhkan
dalam pembelajaran. Guru kelas IV menyatakan bahwa perlunya media
cergam dalam pembelajaran. Kemudian peneliti mewawancarai kepala
dusun Parakan Kulon, Sendangsari, Minggir, Sleman, Yogyakarta.
Menyatakan bahwa banyak petani kususnya petani padi mengalami gagal
panen, dikarenakan banyaknya hama yang ada di sawah. Berdasarkan
informasi yang diperoleh, peneliti melakukan penelitian dan pengembangan
(Research & Development) dengan mengembangkan cergam yang berjudul
“Pelestarian Ekosistem Sawah dengan Pest Repeller” yang disusun
berdasarkan materi tematik kelas IV Tema 3 “Peduli Terhadap Makhluk
Hidup”, subtema 1 “Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku”.
Media pembelajan adalah alat yang dapat membantu proses belajar
mengajar dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan,
sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan baik dan sempurna
(Kustandi & Sutijipto, 2011: 9). Media pembelajaran yang akan
dikembangkan oleh peneliti adalah buku cerita bergambar (cergam) tentang
pelestarian ekosistem sawah dengan teknologi bunyi ultrasonik yang belum
pernah dijumpai peserta didik kelas IV Sekolah Dasar. Buku cerita
bergambar (cergam) yaitu buku yang menampilkan gambar dan teks,
keduanya saling menjalin. Baik gambar maupun teks keduanya saling
membutuhkan untuk saling mengisi dan melengkapi (Mitchell dalam
Nurgiyantoro, 2005: 153). Dalam setiap cergam untuk anak pasti terdapat
gambar ilustrasi yang menarik dan pada umumnya penuh dengan warna
warni sehingga dapat menarik perhatian anak dan pembaca pada umumnya
(Nurgiyanto, 2005: 152-159). Terdapat enam jenis cergam menurut Mc
Elmeel (dalam Krissandi, 2017: 24-25), yaitu: fiksi, historis, informasi,
biografi, cerita, rakyat, dan kisah nyata. Jenis cergam informasi berisi fakta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
dan data tentang suatu yang berguna untuk menambah wawasan,
keterampilan, dan juga bekal teoritis dalam diri pembacanya. Cergam yang
peneliti kembangkan termasuk ke dalam cergam informasi tentang menjaga
ekosistem di sawah dalam konteks pelestarian lingkungan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan dua guru kelas IV Sekolah
Dasar yang berbeda, peneliti mendapat informasi bahwa buku cerita
bergambar (cergam) yang memuat materi tentang pelestarian ekosistem di
sawah belum tersedia. Guru menggunakan buku guru dan buku siswa serta
video dalam memberikan materi pelajaran tentang pelestarian lingkungan.
Cergam dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran dan dapat
membuat peserta didik menjadi lebih menarik karena terdapat ilustrasi
gambar sehingga peserta didik mendapatkan gambaran konsep-konsep
materi yang diajarkan. Cergam diperlukan agar dapat menjadi sarana dalam
membantu peserta didik mengetahui cara pelestarian ekosistem di sawah
dengan teknologi bunyi ultrasonik. Gelombang Ultrasonik merupakan
gelombang bunyi atau yang dikenal sebagai gelombang akustik adalah
gelombang mekanik yang dapat merambat dalam medium zat padat, cair
dan gas (Sutrisno dalam Wijanarko, dkk. 2017: 66). Tikus merupakan salah
satu hewan yang peka terhadap gelombang ultrasonik karena tikus memiliki
jangkauan pendengaran antara 5-60 kHz (Heffner dan Henry dalam
Wijanarko, dkk. 2017: 65). Namun dalam kondisi tertentu dapat melebihi
hingga 100 kHz. Menurut Akhir (dalam Dinata, 2019: 183) penggunaan
gelombang ultrasonik merupakan langkah yang startegis karena selain efek
gelombang yang merusak jaringan tubuh, sistem navigasi juga berpengaruh
pada terganggunya komunikasi hama padi. Sehingga dengan adanya bunyi
ultrasonik diharapkan tikus atau hama tersebut menjadi berkurang.
Peneliti akan mengembangkan buku cerita bergambar (cergam)
tersebut karena terinspirasi oleh penelitian yang dilakukan oleh David
Wilianto, Dr. I G N Ardana, M. Erg dan Cons Tri Handoko, S. Sn, M.Hum
(2013). Peneliti tersebut menggunakan perencangan buku cerita bergambar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
interaktif berjudul “Our World is Our Home” bertema pelestarian
lingkungan. Peneliti ini dilakukan karena minimnya rasa kepedulian
terhadap lingkungan hidup. Tujuan dari peneliti ini adalah untuk
meningkatkan rasa kepedulian terhadap lingkungan bersama-sama.
Disamping itu juga memberikan pengetahuan, merangsang kreatifitas dan
imajinasi anak-anak serta menjadikan aktifitas membaca menjadi sesuatu
yang menyenangkan dan menghibur. Media utama yang dipakai adalah
buku cerita bergambar karena cerita adalah media yang tepat untuk
menyampaikan pesan moral selain itu anak-anak pada usia ini menyukai
visual dan kegiatan interaksi yang melibatkan dirinya. Pesan yang tersimpan
dalam buku ini adalah kita harus menjaga dan melestarikan lingkungan kita
bersama-sama. Dalam merancang buku cerita bergambar interaktif yang
menarik, menyenangkan, memberikan pesan yang baik, meningkatkan
imajinasi, kecintaan serta meningkatkan budaya membaca dan kepedulian
anak kepada lingkungan maka pembuatan buku cerita harus dipikirkan
dengan matang selain dari segi visual yang menarik minat anak-anak juga
dalam segi cerita harus sesuai dengan tujuan awal. Selain cerita harus
berbobot namun juga harus mudah dicerna oleh anak-anak sehingga mereka
dapat dengan mudah menangkap maksud dan isi cerita.
Berdasarkan informasi yang diperoleh, peneliti akan
mengembangkan buku cergam yang berjudul “Pelestarian Ekosistem Sawah
dengan Pest Repeller” merupakan upaya efektif sebagai media
pembelajaran membaca serta media pendidikan lingkungan hidup bagi
peserta didik, salah satunya tentang pelestarian ekosistem sawah
menggunakan alat yang bernama teknologi bunyi ultrasonik (Pest Repeller).
Buku cergam tersebut digunakan sebagai sarana literasi dan juga untuk
menunjang materi pembelajaran buku tematik kelas IV Tema 3 “Peduli
Terhadap Makhluk Hidup”, Subtema 1 “Hewan dan Tumbuhan di
Lingkungan Rumahku”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, rumusan masalah dalam
penelitian dan pengembangan ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengembangan cergam tentang pelestarian ekosistem di
sawah dengan teknologi bunyi ultrasonik dalam konteks pelestarian
lingkungan untuk peserta didik kelas IV di Sekolah Dasar?
2. Bagaimana kualitas produk cergam tentang pelestarian ekosistem di
sawah dengan teknologi bunyi ultrasonik dalam konteks pelestarian
lingkungan untuk peserta didik kelas IV di Sekolah Dasar?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian dan pengembangan ini adalah sebagi berikut :
1. Mengembangkan cergam tentang pelestarian ekosistem sawah
dengan teknologi bunyi ultrasonik dalam konteks pelestarian
lingkungan untuk peserta didik kelas IV di Sekolah Dasar.
2. Mengetahui kualitas produk cergam tentang pelestarian ekosistem
sawah dengan teknologi bunyi ultrasonik dalam konteks pelestarian
lingkungan untuk peserta didik kelas IV di Sekolah Dasar.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Siswa
Peserta didik dapat mengetahui sebab akibat dari kerusakan
lingkungan dan mampu menggunakan buku cerita bergambar
(cergam) yang berisi tentang pelestarian ekosistem sawah dengan
teknologi bunyi ultrasonik dalam konteks pelestarian lingkungan
untuk peserta didik kelas IV di Sekolah Dasar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
2. Bagi Guru
Guru mendapatkan sarana literasi dan media dalam proses belajar
mengajar di kelas berupa cergam tentang pelestarian ekosistem
sawah dengan teknologi bunyi ultrasonik dalam konteks pelestarian
lingkungan untuk kelas IV di Sekolah Dasar
3. Bagi Sekolah
Pengembangan buku cergam ini diharapkan menambah
perbendaharaan buku cerita bergambar di sekolah. Selain itu,
hadirnya buku cerita bergambar ini juga dapat dipergunakan sebagai
referensi milik sekolah dalam pengenalan cara pelestarian ekosistem
sawah dengan teknologi bunyi ultrasonik dalam konteks pelestarian
lingkungan untuk peserta didik kelas IV di Sekolah Dasar.
4. Bagi Peneliti
Peneliti dapat melakukan penelitain dan mengembangkan media
cergam yang berisi tentang pelestarian ekositem sawah dengan
teknologi ultrasonik dalam konteks pelestarian lingkungan untuk
peserta didik kelas IV di Sekolah Dasar.
E. Definisi Operasional
1. Cerita bergambar (cergam) adalah buku yang berisi cerita disertai
gambar- gambar yang sesuai dengan isi cerita dan memiliki maksud
untuk memberikan informasi maupun pengetahuan kepada
pembacanya.
2. Pelestarian adalah pengelolaan sumber daya alam yg menjamin
pemanfaatannya secara bijaksana dan menjamin kesinambungan
persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas
nilai dan keanekaragamannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
3. Ekosistem adalah komunitas organik yang terdiri atas tumbuhan dan
hewan, bersama habitatnya.
4. Sawah adalah tanah yang digarap dan diairi untuk tempat menanam
tumbuhan pangan
5. Teknologi adalah metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis
6. Bunyi adalah getaran yang merambat sebagai gelombang akustik
melalui media transmisi seperti gas, cairan atau padat.
7. Ultrasonik adalah bunyi atau getaran dengan frekuensi yang terlalu
tinggi untuk bisa didengar oleh telinga manusia
F. Spesifikasi Produk yang Diharapkan
Produk yang dikembangkan adalah cergam berbasis Pendidikan
Lingkungan Hidup yang disusun berdasarkan meteri pembelajaran tematik
kelas IV tema 3 subtema 1. Spesifikasi produk ini adalah :
1. Cergam dikembangkan berdasarkan materi pembelajaran tematik
kelas IV tema 3 “Peduli Terhadap Makhluk Hidup” Subtema 1
“Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku”
2. Cergam berjudul “Pelestarian Ekosistem Sawah dengan Pest
Repeller”, terdiri dari 30 halaman
3. Cergam terdiri dari cover, kata pengantar, pendahuluan, daftar isi, isi
cerita, pertanyaan pendalaman, biodata singkat penulis, biodata
singkat illustrator, daftar Pustaka.
4. Cergam dibuat dengan latar berwarna dan di dalamnya terdapat
gambar ilustrasi agar peserta didik tertarik untuk membacanya.
5. Cergam menggunakan bahasa yang sederhana yang memudahkan
peserta didik dalam memahami is cerita.
6. Cergam menggunakan font Comic Sans MS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
7. Cergam disesuaikan dengan karakteristik peserta didik Sekolah Dasar.
8. Cergam dicetak landscape dengan ukuran kertas A5
9. Cergam dicetak dengan menggunakan kertas Art Paper 150GSM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab ini menguraikan tentang landasan teori yang digunakan dalam
penelitan ini. Landasan teori terdiri dari beberapa bagian yaitu kajian pustaka, hasil
penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan pertanyaan peneliti.
A. Kajian Pustaka
Kajian pustaka menguraikan teori-teori yang mendukung penelitian,
yaitu teori Pendidikan lingkungan hidup, pendidikan lingkungan hidup di
kurikulum 2013 SD, Pendidikan Lingkungan Hidup Tema 3 Subtema 1
Kelas IV Sekolah Dasar, STEAM, ekosistem, teknologi bunyi ultrasonik,
cerita bergambar (cergam), dan litersi.
1. Pendidikan Lingkungan Hidup
a. Pengertian Pendidikan Lingkungan Hidup
Pengertian pendidikan lingkungan hidup menurut Pamuti,
Bobby, dan Djarkasi (2014) merupakan pengetahuan, kajian, bahan
materi yang berupaya untuk mendidik murid untuk memahami dan
mempraktikan langsung cara penanganan masalah-masalah
lingkungan selama ini menjadi permasalahan dunia. Hal ini
sependapat dengan Pratomo (dalam Affandi 2013) yang menyatakan
bahwa pendidikan lingkungan hidup adalah suatu program
pendidikan untuk membina anak atau peserta didik agar memiliki
pengertian, kesadaran, sikap, dan perilaku yang rasional serta
bertanggung jawab sebagai tentang pengaruh timbal balik antara
penduduk dengan lingkungan hidup dalam berbagai aspek
kehidupan manusia. Afandi (2013) sendiri juga mendefinisikan
pendidikan lingkungakan hidup sebagai melestarikan lingkungan
dengan mengajarkan di sekolah secara formal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Dari pengertian yang telah dijelaskan di atas, dapat
disimpulan bahwa pendidikan lingkungan hidup adalah proses
pembelajaran yang menanamkan sikap kepedulian pada lingkungan
hidup, baik melalui pengetahuan dan keterampilan. Dalam
penelitian ini, proses pembelajaran ditekankan pada peserta didik
untuk mencintai lingkungan dan mengahargai alam di sekitar
mereka. Peserta didik diarahkan untuk mengetahui bagaimana cara
menjaga ekosistem sawah dalam konteks pelestarian lingkungan.
Pelestarian ekosistem sawah dalam konteks pelestarian lingkungan
diberikan pada peserta didik supaya dapat memperoleh pemahaman
tentang permasalahan yang ada di lingkungan dan bagaimana cara
mengatasi masalah tersebut sesuai dengan tujuan dari pendidikan
lingkungan hidup.
b. Tujuan Pendidikan Lingkungan Hidup
Tujuan pendidikan lingkungan hidup dibagi menjadi dua,
yaitu tujuan umum dan pokok. Tujuan umum menurut kesepakatan
konferensi Tibilisis 1977, yaitu 1) untuk membantu menjelaskan
masalah kepedulian serta perhatian tentang saling keterkaitan antara
ekonomi, politik, sosial, dan ekologi di kota maupun di wilayah
pedesaan; 2) untuk memberikan kesempatan pada setiap orang untuk
mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, komitmen, dan
kemampuan yang dibutuhkan untuk melindungi dan memperbaiki
lingkungan hidup; dan 3) untuk menciptakan pola perilaku yang
baru pada individu, kelompok dan masyarakat sebagai suatu
keseluruhan terhadap lingkungan (Schmieder, 1997: 25). Konferensi
Tbilisis 1997 (dalam Hamzah, 2013: 48-49) lebih lanjut merinci
tujuan yang ingin dicapai tersebut yang meliputi aspek sebagai
berikut: 1) Pengetahuan, untuk membentuk peserta didik
memperoleh pemahaman dasar tentang lingkungan hidup secara
keseluruhan dan masalah-masalah yang berhubungan dengannya. 2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Sikap, untuk membantu peserta didik memperoleh seperangkat
nilai-nilai dan sikap peduli terhadap lingkungan hidup, motivasi
untuk berpartisipasi secara aktif dalam memperbaiki, melindungi
lingkungan hidup. 3) Kepedulian, untuk membantu peserta didik
mengembangkan kepedulian dan sensitivitas terhadap lingkungan
hidup secara keseluruhan dan masalah-masalah di dalamnnya. 4)
Keterampilan, untuk membantu peserta didik memperoleh
keterampilan dalam mengidentifiaksi, menyelidiki, dan
memecahkan masalah-masalah lingkungan hidup. 5) Partisipasi,
untuk memberikan kesempatan pada peserta didik secara aktif
memasuki semua jenjang pekerjaan pada masa datang yang
berkenaan dengan masalah-masalah lingkungan hidup.
Berdasarakan rumusan di atas dapat disimpulkan bahwa
tujuan dari pendidikan lingkungan hidup adalah membantu peserta
didik untuk membentuk pemahaman dasar yang berkaitan dengan
pengetahuan, sikap, nilai, dan komitmen yang dibutuhkan untuk
melindungi dan memperbaiki lingkungan hidup. Pemahaman
tentang kepedulian dalam memecahkan permasalahan yang ada di
lingkungan sekitar pun ditanamkan dalam pendidikan lingkungan
hidup. Kepedulian pada kerusakan lingkungan hidup dimasukan
dalam pembelajaran tematik untuk peserta didik Sekolah Dasar
supaya peserta didik memahami kerusakan lingkungan sekitar.
Pendidikan lingkungan hidup diajarkan dalam pendidikan
kurikulum 2013 pada peserta didik Sekolah Dasar sampai kelas VI.
2. Pendidikan Lingkungan Hidup di Kurikulum 2013 SD
Terdapat berbagai penjelasan tentang materi yang diberikan
pada peserta didik dikarenakan belum terdapat pokok acuan buku
yang harus diajarkan. Jika dicermati, kurikulum saat ini sudah
mencantumkan materi-materi mengenai pendidikan lingkungan
hidup walaupun kenyataan belum diungkapkan secara jelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
mengenai materi pokok yang harus diberikan peserta didik. Materi
tersebut terlihat di dalam pembelajaran yang masih diberikan secara
terintegrasi dengan mata pelajaran lain atau sering disebut tematik
(Hamzah, 2013: 50). Dari pembahasan mengenai pengertian dan
tujuan dari pendidikan lingkungan hidup yang sudah dibahas, maka
secara substansi, cakupan pokok pembahasan lingkungan hidup di
sekolah setidaknya harus mencakup hal-hal sebagai berikut, yaitu 1)
Lingkungan Sosial, 2) Lingkungan Spasial, 3) Lingkungan alam, 4)
Lingkungan Buatan, dan 5) Perubahan Iklim dan Bencana
Lingkungan (Hamzah, 2013: 51).
Lingkungan sosial berkaitan dengan keseluruhan lembaga-
lembaga sosial dan budaya, bentuk, pola dan proses yang ada, pada
kehidupan individu di masyakarat. Berkenaan dengan unsur-unsur
tersebut berkaitan dengan tempat dan wilayah unsur tersebut
berlaku. Lingkungan spasial mencakup unsur lokasi, jarak,
kepadatan, arah, dan variasi dalam lingkungan. Lingkungan alam
berkenaan dengan air, udara, makhluk hidup dan tak hidup, bumi,
dan cahaya matahari. Lingkungan buatan berkenaan dengan
perubahan bentang alam oleh manusia (New South Wales
Departement of Education, dalam Hamzah 2013: 52). Perubahan
iklim dan bencana berisikan bahan pembelajaran yang berkenaan
dengan perubahan iklim serta dampaknya bagi manusia yang
berhubungan dengan bencana yang dapat terjadi. Melalui penjelasan
di atas peneliti ingin mencoba menjabarkan setiap tema yang ada
didalamnya termuat materi pembelajaran yang berkaitan dengan
pendidikan lingkungan hidup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Tabel 2.1 Pendidikan Lingkungan Hidup dalam Pembelajaran
Tematik SD
Kelas Tema Aktivitas Siswa
I 6
“Lingkungan Bersih,
Sehat dan Asri”
Melakukan aktivitas
membersihakan
lingkungan sekitar sekolah
bersama-sama supaya
tercipta lingkungan
sekolah yang bersih, sehat
dan asri.
II 4
“Hidup Bersih dan
Sehat”
Aktivitas yang dilakukan
oleh peserta didik adalah
membersihkan kelas dan
lingkungan sekitar sekolah
supaya tidak ada tumpukan
sampah yang menjadi
sarang lalat dan serangga
lainnya.
III 8
“Bumi dan Alam
Semesta”
Aktivitas yang dilakukan
adalah peserta didik
diajarakan untuk menjaga
bumi sebagai tempat
tinggal manusia, hewan
dan tumbuhan serta cara
pemanfaatan sumber daya
alam yang dilakukan
dengan baik dan bijak.
IV 3
“Peduli Terhadap
Makhluk Hidup”
Aktivitas yang dilakukann
oleh peserta didik
diajarkan bagaimana sikap
peduli yang baik pada
makhluk hidup dan
mengetahui manfaat
adanya hewan dan
tumbuhan yang ada di
lingkungan sekitar.
V
2
“Udara Bagi
Kesehatan”
Peserta didik
diperkenalkan organ
pernapasan menusia dan
hewan serta diajak untuk
menyaksikan dampak dari
kebakaran hutan yang
terjadi di Kalimantan yang
berdampak buruk bagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
udara yang menyebabkan
banyak manusia yang
mengalami gangguan atau
penyakit pernafasan.
7
“Peristiwa dalam
Kehidupan”
Aktivitas yang dilakukan
adalah mengenalkan
peserta didik kegiatan
manusia yang tidak terpuji
dan merusak alam seperti
menebang pohon tanpa
melakukan penanaman
kembali yang
menyebabkan terjadinya
banjir, pembuangan
sampah bukan pada
tempatnya melainkan di
aliran air atau sungai yang
nantinya pun
menyebabkan banjir.
VI 1
“Selamatkan Makhluk
Hidup”
Aktivitas yang dilakukan
adalah peserta didik diajak
untuk melastarikan hewan
dan tumbuhan yang ada di
lingkungan.
Berdasarkan paparan data tentang pembelajaran tematik
yang berkaitan dengan pendidikan lingkungan hidup mulai kelas I
sampai kelas VI, peneliti tertarik memilih pembelajaran tematik
yang ada di kelas IV pada tema 3. Pada tema 3 “Peduli Terhadap
Makhluk Hidup” peserta didik diajarkan bagaimana sikap peduli
terhadap makhluk hidup, mengetauhi manfaat adanya hewan dan
tumbuhan, pentingnya upaya keseimbangan dan pelestarian sumber
daya alam di lingkungan. Dari pembelajaran tematik di kurikulum
2013, peneliti berfokus pada pembelajaran di kelas IV Sekolah
Dasar tema 3 “Peduli terhadap Makhluk Hidup” dengan subtema 1
“Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
3. Pendidikan Lingkungan Hidup Tema 3 Subtema 1 Kelas IV
Sekolah Dasar
Dalam materi pembelajaran di kelas IV yang berkaitan
dengan pendidikan lingkungan hidup adalah pada tema 3 “Peduli
terhadap Makhluk Hidup” subtema 1 “Hewan dan Tumbuhan di
Lingkungan Rumahku”. Muatan pelajaran yang terdapat dalam tema
3 subtema 1 adalah IPA, Bahasa Indonesia, dan IPS. Muatan
pelajaran IPA mempelajari tentang pentingnya upaya keseimbangan
dan pelestarian sumber daya alam di lingkungan, Bahasa Indonesia
mempelajari tentang menggali informasi dari seorang tokoh melalui
wawancara menggunakan daftar pertanyaan, dan IPS mempelajari
tentang karakteristik ruang dan pemanfaatan sumber daya alam
untuk kesejahteraan masyarakat dari tingkat kota/kabupaten sampai
tingkat provinsi.
Pada tema ini, materi tentang pelestarian lingkungan belum
dipelajari dan dibahas secara lebih mendalam. Kompetensi Dasar
pada mata pelajaran IPA, 3.8 Menjelaskan pentingnya upaya
keseimbangan dan pelestarian sumber daya alam di lingkungannya.
4.8 Melakukan kegiatan upaya pelestarian sumber daya alam
bersama orang-orang di lingkungannya. Kompetensi Dasar mata
pelajaran Bahasa Indonesia, 3.3 Mengali Informasi dari seorang
tokoh melalui wawancara menggunakan daftar pertanyaan. 4.3
Melaporkan hasil wawancara menggunakan kosakata baku dan
kalimat efektif dalam bentuk teks tulis. Kompetensi Dasar mata
pelajaran IPS, 3.1 Mengidentifikasi karakteristik ruang dan
pemanfaatan sumber daya alam untuk kesejahteraan masyarakat dari
tingkat kota/kabupaten sampai tingkat provinsi. 4.1 Menyajikan
hasil identifikasi karakteristik ruang dan pemanfaatan sumber daya
alam untuk kesejahteraan masyarakat dari tingkat kota/kabupaten
sampai tingkat provinsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Melalui pembahasan tentang pembelajaran 1 di kelas IV,
tema 3 “Peduli terhadap Makhluk Hidup”, subtema 1 “Hewan dan
Tumbuhan di Lingkungan Rumahku” di atas, peneliti akan
mendalami pada mata pelajaran IPA khususnya pelestarian
ekosistem sawah dalam konteks pelestarian lingkungan.
Keterhubungan antara tema dan subtema yang ada di kelas IV
tersebut akan dikaitkan dengan pembelajaran STEAM (Science,
Technology, Engineering, Arts, and Mathematics).
4. STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, and Mathematics)
Pembelajaran STEAM (Science, Technology, Engineering,
Arts, and Mathematics) merupakan sebuah integrasi dari berbagai
disiplin ilmu yaitu sains, teknologi, teknik, seni, dan matematika
yang berada dalam satu kesatuan pendekatan pembelajaran
(Nurhikmayati, 2019: 41-50). Buinicontro (dalam Nurhikmayati,
2019: 41-50) mendefinisikan STEAM sebagai integrasi disiplin
ilmu seni ke dalam kurikulum dan pembelajaran pada wilayah sains,
teknologi, teknik, dan matematika.
STEAM memiliki beberapa kelebihan dalam proses
pelaksanaanya (Hadinugrahaningsih, T., dkk. 2017: 21), antara lain:
STEAM menunjukan hasil yang positif dalam pengetahuan sains
peserta didik; STEAM mengajarkan peserta didik untuk berpikir
untuk menyelesaikan masalah secara aktif, kreatif, dan inovatif;
melalui teknologi, peserta didik mampu mengkreasikan ide-idenya
ke dalam teknologi terkini; STEAM dapat menjebatani konsep yang
abstrak secara matematis ke dalam sains, teknologi, inkuiri dan seni;
terintegrasinya seni/art ke dalam STEAM akan memupuk
kreativitas peserta didik dalam menciptakan alat belajar yang
menyenangkan; dengan STEAM peserta didik dapat
mengaplikasikan hasil pembelajaran yang diperoleh ke dalam
kehidupan sehari-hari. Pembelajaran dengan integrasi STEAM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
merujuk pada teori belajar konstruktivisme (Yakman, 2012) dimana
peserta didik secara aktif akan membangun pengetahuannya sendiri
melalui pengalaman belajar yang menyenangkan. Peserta didik akan
secara aktif menciptakan strategi secara mandiri untuk proses
belajarnya. STEAM ini mengarahkan peserta didik untuk memilki
keterampilan yaitu keterampilan pemacahan masalah, keterampilan
berpikir kritis, dan keterampilan kolaborasi (Messier, 2015).
Peneliti mengambil kesimpulan bahwa STEAM adalah
sebagai integrasi disiplin ilmu seni ke dalam kurikulum dan
pembelajaran pada wilayah sains, teknologi, teknik, dan
matematika. Selain itu, STEAM mengajarkan peserta didik untuk
berpikir menyelesaikan masalah secara aktif, kreatif dan inovatif,
melalui teknologi, peserta didik mampu mengkreasikan ide-idenya
ke dalam teknologi terkini. Dengan demikian keterpaduan
pembelajaran tematik dengan pembelajaran STEAM akan peneliti
wujudkan dalam bentuk media cerita bergambar tentang pelestarian
ekosistem sawah dengan teknologi bunyi ultrasonik. Sawah
merupakan tempat untuk menanam padi, padi merupakan kebutuhan
pokok masyarakat Indonesia, namun ekosistem sawah terganggu
sehingga padi yang dihasilkan berkurang. Hama merupakan salah
satu akibat dari rusaknya ekosistem sawah. Permasalahan tersebut
dapat diatasi dengan tekonlogi bunyi ultrasonik untuk ekosistem
sawah. Pelestarian ekosistem sawah dengan teknologi bunyi
ultrasonik akan menambah wawasan pengetahuan peserta didik
tentang ekosistem dan teknologi bunyi ultrasonik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
5. Ekosistem
a. Pengertian Ekosistem
Hubungan timbal balik yang terjadi antara makhluk hidup
dengan lingkungan di sekitarnya dan membentuk suatu sistem
disebut dengan ekosistem (Sati, 2017: 1). Di alam terdapat
organisme hidup (makhluk hidup) dengan lingkungannya yang tidak
hidup saling berinteraksi berhubungan erat tak terpisahkan dan
saling pengaruh memperngaruhi satu sama lain yang merupakan
suatu sistem (Irwan, 1996: 27). Di dalam ekosistem terdapat
makhluk hidup dan lingkungannya. Oleh karena itu, ekosistem harus
dijaga agar tetap berjalan dengan semestinya.
Berdasarkan paparan ahli di atas peneliti menyimpulkan
bahwa ekosistem merupakan tatanan kesatuan secara utuh
menyeluruh antara segenap unsur makhluk hidup dengan
lingkungan yang saling mempengaruhi. Selain itu, terdapat
komponen penyusun ekosistem, yaitu biotik dan abiotik.
a. Komponen Biotik
Menurut Sati (2017: 7) Komponen biotik meliputi
semua makhluk hidup yang ada di dalam ekosistem.
Komponen biotik terdiri dari tumbuhan, hewan, manusia,
dan organisme. Setiap makhluk hidup tersebut memiliki
tingkatan kedudukan dan peran sendiri dalam ekosistem.
Berdasarkan fungsinya, komponen biotik terdiri dari tiga
yaitu produsen, konsumen, dan pengurai.
b. Komponen Abiotik
Menurut Sati (2017: 12) komponen abiotik
merupakan semua benda yang tidak hidup yang terdapat di
dalam suatu ekosistem. Di dalam ekosistem, keberadaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
komponen abiotik sangat menentukan jenis makhluk hidup
yang menempati suatu lingkungan tersebut. beberapa ini
yang termasuk dalam komponen abiotik yaitu ; 1) Cahaya
matahari, 2) Air, 3) Tanah, 4) Suhu, 5) Udara, 6)
Kelembapan, 7) Garam mineral, 8) Kadar garam, 9)
Topografi, 10) Derajat keasaman (pH)
b. Hubungan Antarkomponen Ekosistem
Di lingkungan ekosistem terjadi saling
ketergantungan antar komponen, di mana jika salah satu
komponen mengalami gangguan maka akan mempengaruhi
komponen lainnya. Jadi komponen biotik dan abiotik
merupakan suatu kesatuan dan akan saling mempengaruhi
(Sati, 2017: 43)
1. Hubungan antara komponen biotik dengan abiotik.
Contoh hubungan saling ketergantungan
antara komponen biotik dan abiotik yaitu: Tumbuhan
akan hidup dengan baik apabila lingkungan
memberikan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh
pertumbuhan tumbuhan tersebut misalnya air, udara,
cahaya, dan garam-garam mineral.
2. Hubungan antara komponen biotik dengan
komponen biotik
Hubungan antara produsen, konsumen, dan
pengurai merupakan hubungan yang saling
ketergantungan. Untuk melangsungkan
kehidupannya setiap makhluk hidup pasti
memerlukan makhluk hidup lainnya baik secara
langsung maupun tidak langsung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
a. Rantai makanan
Rantai makanan merupakan perpindahan materi dan
energi melalui peristiwa makan dan dimakan dalam suatu
ekosistem dengan urutan tertentu. Dalam rantai makanan
terdapat makhluk hidup yang berperan sebagai produsen,
konsumen, dan sebagai pengurai.
Gambar 2.1 Rantai Makanan
1) Tanaman Rumput (Produsen)
2) Belalang (Konsumen tingkat I)
3) Katak (Konsumen tingkat II)
4) Ular (Konsumen tingkat III)
5) Burung Elang (Konsumen tingkat IV)
6) Jamur (Pengurai)
b. Jaring-jaring Makanan
Jaring-jaring makanan merupakan kumpulan dari
rantai makanan yang saling berhubungan. Pada sebuah
ekosistem banyak peristiwa proses makan dan dimakan,
tidak hanya terdapat satu rantai makanan, karena satu
produsen tidak selalu menjadi sumber makanan bagi satu
jenis herbivora, dan sebaliknya satu jenis herbivora tidak
selalu memakan satu jenis produsen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Gambar 2.2 Jaring-jaring Makanan
1) Pada tingkat tropik pertama adalah organisme
yang mampu meghasilkan makanan sendiri yaitu
tumbuhan.
2) Tingkat tropik kedua (konsumen I) biasanya
diduduki oleh hewan pemakan tumbuhan
(herbivora).
3) Tingkat tropik ketiga (konsumen II) biasanya
diduduki oleh hewan pemakan daging (karnivora)
4) Tingkat tropik tertinggi atau disebut konsumen
puncak. Dari gambar burung elang dan rubah
bertindak sebagai konsumen III/konsumen puncak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
c. Piramida Makanan
Piramida makanan merupakan gambar piramida
yang membandingkan jumlah komposisi biomassa dan
energi antara produsen, konsumen I, konsumen II dan
seterusnya di dalam suatu ekosistem. Contoh piramida
makanan dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 2.3 Piramida Makanan
Di dalam piramida semakin ke puncak maka
komposisi biomassa dan energinya akan semakin kecil,
karena selama proses perpindahan energi terjadi penyusutan
jumlah energi pada setiap tingkat trofik. Ekosistem yang
seimbang tentunya jumlah produsen relatif lebih banyak
daripada jumlah konsumen tingkat ke 1, jumlah konsumen
tingkat ke 2, lebih banyak dari pada konsumen tingkat ke 3,
dan seterusnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
c. Faktor Penyebab Rusaknya Ekosistem
Ekosistem yang baik akan memberikan kenyamanan bagi
makhluk hidup yang ada di dalamnya, tetapi sebaliknya ekosistem
yang tidak seimbang akan memberikan dampak negatif pada
lingkungan atau makhluk hidup yang ada di dalamnya (Sati, 2017:
155). Ada dua faktor penyebab rusaknya ekosistem yaitu faktor alam
dan faktor manusai. Faktor alam yaitu ; 1) Letusan gunung berapi,
2) Banjir, 3) Tanah longsor, 4) Badai, 5) Kekeringan, 6) Tsunami,
7) Gempa bumi. Sedangkan untuk faktor manusia yaitu ; 1)
Penebangan pohon secara liar dan pembakaran hutan, 2) Perburuan
hewan secara terus-menerus, 3) Penggunaan pupuk yang berlebih,
4) Perusakan terumbu karang, 5) Limbah Industri pabrik, 6)
Kegiatan pembangunan, 7) Kegiatan penambangan, 8) Penggunaan
kendaran bermotor, 9) Eksploitasi sumber daya laut, 10)
Penambangan pasir laut.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa
ekosistem merupakan peran yang sangat penting dalam sumber daya
alam dan makhluk hidup. Tetapi semakin banyak manusia maka
semakin banyak pula kebutuhan yang harus terpenuhi seperti
kebutuhan makan yaitu nasi. Di Indonesia nasi merupakan
kebutuhan pokok, sehingga banyak pula padi yang harus ditanam
namun tidak semua petani bisa panen setiap satu musim. Semakin
banyak jumlah padi yang ditanam maka semakin banyak pula hama
atau tikus yang bertambah yang mana menyebabkan terganggunya
ekosistem sawah. Hasil dari peneliti wawancara dengan kepala
dukuh desa Parakan Kulon adalah pada satu musim tanam, tikus
betina dapat melahirkan 2-3 kali, sehingga satu induk mampu
menghasilkan sampai 100 ekor tikus, sehingga populasi akan
bertambah cepat meningkatnya. Tikus betina cepat dewasa, pada
umur 28 hari sudah siap kawin dan dapat bunting. Masa kehamilan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
mencapai 19-23 hari, dengan rata-rata 21 hari. Tikus jantan lebih
lambat menjadi dewasa daripada betinanya, pada umur 60 hari siap
kawin. Lama hidup tikus sekitar 8 bulan. Terganggunya ekosistem
sawah tersebut dapat diatas dengan adanya teknologi bunyi
ultrasonik yang dapat membantu petani dalam memaksimalkan hasil
panen dan membantu menyeimbangkan kembali ekosistem sawah
tersebut.
6. Teknologi bunyi Ultrasonik
Ultrasonik merupakan teknologi modern yang dapat
digunakan untuk membantu dalam pelestarian ekosistem sawah.
Pada Subbab ini akan menjelaskan mengenai pengertian dari
ultrasonik, bagian-bagian teknologi bunyi ultrasonik (Pest
Repeller), dan cara kerja teknologi bunyi ultrasonik.
a. Pengertian Ultrasonik
Ultrasonik merupakan gelombang mekanik
longitudinal dengan frekuensi sangat tinggi yaitu di atas 20
kHz. Gelombang ini merupakan gelombang suara yang
dirambatkan sebagai gelombang mekanik dan dapat menjalar
pada medium padat, cair maupun gas. Hal ini disebabakan
karena gelombang ultrasonik merupakan rambatan energi
dan momentum mekanik, sehingga dapat merembat sebagai
interaksi dengan molekul yang dilaluinya (Bueche dalam
Isnanniah 2018: 9). Menurut Sutrisno (dalam Wijanarko,
dkk. 2017: 66) gelombang ultrasonik merupakan gelombang
bunyi atau yang dikenal sebagai gelombang akustik adalah
gelombang mekanik yang dapat merambat dalam medium zat
padat, cair dan gas. Dari pendapat para ahli dapat
disimpulkan bahwa ultrasonik adalah gelombang mekanik
longitudinal dengan frekuensi sangat tinggi yaitu diatas 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
kHz yang dapat merambat dalam medium zat padat, cair dan
gas. Peneliti menggunakan teknologi bunyi ultrasonik untuk
membasmi tikus, nama dari alat tersebut adalah Pest
Repeller. Teknologi bunyi ultrasonik (Pest Repeller)
memiliki beberapa penyusunnya.
b. Bagian-Bagian Teknologi Bunyi Ultrasonik (Pest
Repeller)
Teknologi bunyi ultrasonik (Pest Repeller) terdiri
beberapa bagian. Bagian-bagian teknologi bunyi ultrasonik
yaitu:
1) Mikrokontroler
Menurut Ibnu Malik (2009:1) (dalam Wijanarko,
dkk. 2017: 66), bahwa “Mikrokontroler adalah
sebagai sebuah sistem computer yang dibangun pada
sebuah keeping (chip) tunggal”. Mikrokontroler
adalah sebuah system microprocessor dimana
didalamnya sudah terdapat CPU, ROM, RAM, I/O,
clock dan peralatan internal lainnya yang sudah
saling terhubung dan terorganisasi dengan baik.
2) Mikrokontroler ATmega 8
Menurut Djiwo H, Joko S dan Desi B (dalam
Wijanarko, dkk. 2017: 66) Mikrokontroler ATmega
8 merupakan seri mikrokontroler 8-bit buatan Atmel
Corp. yang memiliki arsitektur AVR (Alfanda
Vegard’s Risc Processor) Mikrokontroler ATmega 8
mempunyai 28 pin dengan fasilitas cukup lengkap
yaitu 23 jalur Input atau Output, 8Kbyte In System
Programmable Flash, 512 bytes EEPROM, 1Kbytes
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
internal SPRAM, Internal ADC, Timer atau Counter,
SPI, dan USART.
Gambar 2.4 ATmega 8
Gambar 2.5 Konfigurasi pin ATmega8
3) Bahasa C
Bahasa C merupakan bahas pemrograman tingkat
menengah. Pada tahun 1989 akhirnya bahasa C
distandarisasi ANSI (American National Standart
Institute) sehingga menjadi bahas pemrograman
standar hingga saat ini. Kompilernya dapat dibuat
pada beberapa platfrom yang berbeda (Antonius
Rahmat C 2010:49) dalam (Wijanarko, dkk. 2017:
66)
4) Codevision AVR
Codevision AVR merupakan sebuah software
cross-complier Bahasa C, Integrated Development
Environment (IDE) dan Program Generator otomatis
yang khusus dirancang untuk mikrokontroler
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
keluarga Atmel AVR Mikrokontroler. Program ini
dirancang untuk dijalankan pada sistem operasi XP,
Vista, dan windows 7 arsitektur 32 bit atau 64 bit.
Pengisian program ini dapat dilakukan menggunakan
compiler yang selanjutnya diprogram ke dalam
mikrokontroler menggunakan fasilitas yang sudah
disediakan oleh program tersebut. (Wijanarko, dkk.
2017: 67)
5) Proteus
Proteus adalah sebuah software simulasi untuk
mendesain rangkaian. Proteus mengkombinasikan
program ISIS untuk membuat skematik desain
rangkaian dengan program ARES untuk membuat
layout PCB dari skematik suatu rangkaian. Proteus
memiliki kemampuan untuk mensimulasikan hasil
rancangan baik digital maupun analog atau gabungan
keduanya, mendukung simulasi yang menarik dan
simulasi secara grafis, mendukung simulasi berbagai
jenis mikrokontroler. (Wijanarko, dkk. 2017: 67)
6) NE555 Modul Pembangkit Frekuensi
IC pewaktu 555 adalah sirkuit terpadu (chip)
yang digunakan dalam berbagai timer, pulsa
generasi, dan osilator aplikasi. 555 dapat digunakan
untuk menyediakan penundaan waktu, sebuah
osilator, dan sebagai elemen flip-flop. Disediakan
hingga empat sirkuit waktu di satu paket. Modul ini
digunakan sebagai pembangkit sinyal gelombang
persegi. Sinyal gelombang digunakan untuk
pengembangan eksperimental. Frekuensi gelombang
dapat diatur dari 20 kHz – 150 kHz menggunakan
jumper dan trimmer. (Wijanarko, dkk. 2017: 67)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Gambar 2.6 NE555 Modul Pembangkit Frekuensi
7) LCD
LCD atau Liquid Crystal Display adalah sebuah
peralatan elektronik yang berfungsi untuk
menampilkan output sebuah sistem dengan cara
membentuk suatu citra atau gambaran pada sebuah
layar. (Wijanarko, dkk. 2017: 67)
Gambar 2.7 Konfigurasi pin LCD Character 16x2
8) Osiloskop
Osiloskop adalah alat ukur besaran listrik yang
dapat memetakan sinyal listrik. Dengan mengunakan
osiloskop dapat mengetahui besaran-besaran pada
sinyal listrik seperti tegangan, frekuensi, periode dan
bentuk sinyal dari objek yang diukur. Selain itu
dengan osiloskop juga dapat membedakan
gelombang AC dan gelombang DC, serta dapat juga
melihat atau mendeteksi gangguan-gangguan dalam
sistem transmisi atau penyaluran seperti gangguan
noise. (Wijanarko, dkk. 2017: 67)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
c. Cara Kerja Teknologi Bunyi Ultrasonik (Pest Repeller)
Cara kerja Teknologi Bunyi Ultrasonik
menurut (Wijanarko, dkk. 2017: 68). Ada tiga bagian
utama dasar dari perancangan yang pertama yaitu
sensor proximity yang bekerja sebagai input atau
memberi masukan berupa data analog, modul ADC
(Analog to Digital Converter) yang terdapat pada
mikrokontroler yang mempunyai fungsi untuk
merubah data analog ke data digital yang di proses
oleh mikrokontroler dan selanjutnya data tersebut di
proses kemudian di keluarkan dalam bentuk suara
dengan buzzer dan hasilnya akan ditampilkan
kedalam LCD.
Gambar 2.8 Gambaran Sistem
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Gambar 2.9 Flowchart
Flowchart diatas menjelaskan bahwa ketika
rangkaian sudah terhubung dengan catu daya 12V,
LCD secara otomatis on dan kondisi awal keempat
sakelar dalam keadaan off. Jika menekan sakelar 1
maka frekuensi yang dibangkitkan adalah modul
NE555 1, jika menekan sakelar 2 maka frekuensi
yang dibangkitkan adalah modul NE555 2, jika
menekan sakelar 3 maka frekuensi yang dibangkitkan
adalah modul NE555 3, dan jika menekan sakelar 4
maka frekuensi yang dibangkitkan adalah modul
NE555 4. Apabila tikus telah melewati sensor
proximity, maka LCD akan menampilkan tulisan
“Ada Tikus!!!”, dan buzzer akan aktif sesuai
frekuensi pada sakelar yang telah dipilih. Begitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
seterusnya apabila menekan sakelar berikutnya
sampai batas waktu 15 menit, kondisi akan stop dan
kembali pada start.
Berdasarkan penjelasana di atas, menggunakan teknologi bunyi
ultrasonik dapat membantu dalam pelestarian ekosistem sawah. Peneliti
akan mengenalkan teknologi bunyi ultrasonik sebagai teknik modern yang
aman pada peserta didik Sekolah Dasar supaya memahami bahwa rusaknya
ekosistem sawah dapat diatasi dengan bantuan teknologi bunyi ultrasonik.
Selain mengenalkan teknologi bunyi ultrasonik, peneliti ingin mengenalkan
teknik modern yang tidak aman. pengenalan teknik modern yang aman dan
teknik modern yang tidak aman akan dikemas dalam bentuk buku cerita
bergambar (cergam). Tujuannya adalah supaya anak dapat lebih tertarik
untuk mengikuti pembelajaran di kelas dan lebih memahami materi
mengenai ekosistem dalam konteks pelestarian lingkungan.
7. Cerita Bergambar (Cergam)
a. Pengertian Cerita Bergambar
Buku cerita bergambar adalah buku yang menyampaikan
cerita bergambar dan teks dan keduannya saling menjalin (Micthel,
2003: 87). Lukens (2003: 38) mengatakan ilustrasi cerita dan
gambar merupakan dua media yang berbeda, tetapi dalam buku
cerita keduanya secara bersama membentuk perpaduan. Sejalan
dengan itu, Nurgiyantoro (2005: 152) berpendapat buku cerita
bergambar adalah buku bacaan cerita yang menampilkan teks narasi
secara verbal dan disertai gambar-gambar ilustrasi.
Dari definisi di atas diambil kesimpulan bahwa buku cerita
bergambar adalah buku yang didalamnya termuat gambar dan
terdapat penjelasan gambar berupa narasi singkat. Dengan buku
bergambar mampu merangsang imajinasi anak. Selain itu, kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
membaca buku cerita bergambar akan membantu anak lebih
memahami hubungan cerita dan gambar.
b. Jenis dan Karakteristik Buku Cerita Bergambar
Buku cerita bergambar mempunyai beberapa jenis dan
karakteristik. McElmeel (dalam Krissandi 2017: 24-25) jenis-jenis
buku cerita bergambar adalah sebagai berikut:
1) Fiksi
Buku fiksi adalah buku yang menceritakan khayalan,
rekaan, atau sesuatu yang tidak ada dan terjadi sungguh-
sungguh. Kategori yang termasuk dalam fiksi adalah cerita
hewan, misteri, humor, dan cerita fantasi yang dibuat penulis
sesuai imajinasinya.
2) Historis
Buku historis adalah buku yang mendasarkan diri
pada suatu fakta atau kenyataan di masa lalu. Buku ini
meliputi kejadian sebenarnya, tempat, atau karakter yang
merupakan bagian dari sejarah.
3) Informasi
Buku informasi adalah buku-buku yang memberikan
informasi faktual. Buku informasi menyampaikan fakta dan
data apa adanya, yang berguna untuk menambah
ketarampilan, wawasan, dan juga bekal teoritis dalam batas
tertentu bagi anak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
4) Biografi
Biografi adalah kisah atau keterangan tentang
kehidupan seseorang mulai kelahirannya hingga
kematiannya jika sudah meninggal.
5) Cerita rakyat
Cerita rakyat merupakan cerita atau kisah yang asal
muasalnya bersumber dari masyarakat serta tumbuh dan
berkembang dalam masyarakat di masa lampau.
6) Kisah nyata
Kisah nyata berfokus pada peristiwa yang
sebenarnya dari sebuah situasi atau peristiwa.
Beberapa karakteristik buku cerita bergambar menurut
Sutherland dalam (Faizah, 2009: 252) antara lain adalah:
1) Buku cerita bergambar bersifat ringkas dan langsung.
2) Buku cerita bergambar berisi konsep-konsep yang berseri.
3) Konsep yang ditulis dapat dipahami oleh anak-anak.
4) Gaya penulisannya sederhana.
5) Terdapat ilustrasi yang melengkapi teks.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat diambil
kesimpulan bahwa jenis buku bergambar adalah (1) fiksi, (2)
historis, (3) informasi, (4) biografi, (5) cerita rakyat, dan (6) kisah
nyata. Karakteristik buku cerita bergambar adalah (1) buku cerita
bergambar bersifat ringkas dan langsung, (2) buku cerita bergambar
berisi konsep-konsep yang berseri, (3) konsep yang ditulis dapat
dipahami oleh anak-anak, (4) gaya penulisannya sederhana, dan (5)
terdapat ilustrasi yang melengkapi teks.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
c. Fungsi Cerita Bergambar
Mitchell (dalam Nurgiyantoro, 2005: 159-161)
menunjukan beberapa hal tentang fungsi dan pentingnya
buku cerita bergambar bagi anak sebagai berikut:
1) Buku cerita bergambar dapat membantu anak
terhadap pengembangan dan perkembangan emosi.
Anak akan merasa terfasilitasi dan terbantu untuk
memahami dan menerima dirinya sendiri dan orang
lain, serta untuk mengekspresikan berbagai
emosinya, seperti rasa takut dan senang, sedih dan
bahagia, yang merupakan bagian dari kehidupan.
2) Buku cerita bergambar dapat membantu anak untuk
belajar tentang dunia, menyadarkan anak tentang
keberadaan di dunia di tengah masyarakat dan alam.
3) Buku cerita bergambar dapat membantu anak belajar
tentang orang lain, hubungan yang ada terjadi, dan
pengembangan perasaan.
4) Buku cerita bergambar dapat membantu anak untuk
memperoleh kesenangan. Ini merupakan salah satu
hal penting dalam pemberian buku bacaan jenis ini,
yaitu untuk memberikan kesenangan dan kenikmatan
batiniah.
5) Buku cerita bergambar dapat membantu anak untuk
mengapresiasi keindahan. Baik cerita secara verbal
maupun gambar-gambar ilustrasi yang
mendukungnya masing-masing menawarkan
keindahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
6) Buku cerita bergambar dapat membantu anak untuk
menstimulasi imajinasi. Buku cerita dan gambar-
gambar memiliki fungsi mendorong tumbuh dan
berkembangnya imajinasi anak.
Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti akan mengembangkan cerita
bergambar yang berisi informasi mengenai pelestarian ekosistem sawah
dengan teknologi bunyi ultrasonik. Melalui beberapa fungsi cerita
bergambar, peneliti ingin mengembangkan cergam berdasarkan beberapa
fungsi, yaitu pada poin 2) dapat membantu anak untuk belajar tentang dunia,
menyadarkan anak tentang keberadaan di dunia di tengah masyarakat dan
alam, dan pada poin 6) dapat membantu anak untuk menstimulus imajinasi.
Melalui cerita bergambar yang di dalamnya berisi tentang pelestarian
ekosistem sawah dengan teknologi bunyi ultrasonik, peserta didik dapat
mengetahui bagaimana teknologi bunyi ultrasonik bekerja dalam
pelestarian ekosistem sawah dalam konteks pelestarian lingkungan. Gambar
dan tulisan dalam cergam mendorong tumbuh dan berkembangnya
imajinasi pada peserta didik. Buku cerita bergambar yang akan peneliti
kembangkan dapat digunakan sebagai media literasi dan media
pembelajaran di kelas.
8. Literasi
a. Pengertian Literasi
Literasi sering dipandang sebagai kemampuan membaca dan
menulis. Orang yang dapat dikatakan literasi dalam pandangan ini
adalah orang yang mampu membaca dan menulis atau bebas dari
buta huruf. Pengertian litersi selanjutnya berkembang menjadi
kemampuan membaca, menulis, berbicara, dan menyimak. Sejalan
dengan berjalannya waktu, definisi literasi telah bergeser dari
pengertian sempit menjadi pengertian yang lebih luas. Perubahan ini
disebabkan oleh berbagai faktor, baik perluasan makna akibat yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
semakin luas penggunaannya, perkembangan teknologi informasi
dan teknologi, maupun perubahan analogi (Abidin, Mulyati,
Yunansah, 2017: 1).
Berdasarkan penjelasan di atas dapat dipetik kesimpulan
bahwa literasi merupakan kemampuan yang dimiliki peserta didik
dalam membaca, menulis berbicara dan menyimak. Litersi
diharapkan dapat mengembangkan kemampuan kognitif literasi
peserta didik yang sesuai dengan tujuan dari pembelajaran literasi di
kelas.
b. Tujuan Pembelajaran Literasi
Pembelajaran literasi di sekolah dilaksanakan untuk
mencapai tujuan tertentu. Sejalan dengan perkembangan
definisi literasi, tujuan pembelajaran literasi pun mengalami
perubahan. Awalnya, pembelajaran literasi di sekolah hanya
ditujukan agar peserta didik terampil menguasai dimensi
lingustik literasi. Dimensi-dimensi lingustik yang
diharapkan dapat dikuasai oleh peserta didik antara lain
sistem bahasa (mencakup fonem, morfe, grafofonemik,
morfofonemik, dan sintaksis), konteks bahasa, dan variasi
bahasa. Dalam perkembangan selanjutnya, pembelajaran
literasi ditujukan agar peserta didik mampu menguasai
dimensi bahasa dan dimensi kognitif literasi yang mencakup
proses pemahaman, membaca, menulis, dan konsep analisis
wacana tertulis (Abidin, Mulyati, Yunansah, 2017: 22).
Berdasarkan dari tujuan diatas, peneliti mengembangkan cerita
bergambar yang berjudul “Pelestarian Ekosistem Sawah dengan Pest
Repeller” dengan tujuan peserta didik dapat mengembangakan kemampuan
kognitif dan lingustik literasi yang mencakup proses pemahaman,
membaca, menulis dan menganalisis teknik modern yang aman dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
melestariakan ekosistem sawah dan teknik modern yang tidak aman dalam
melestarikan ekosistem sawah. Cerita bergambar yang dikembangkan akan
digunakan sebagai media literasi sains yang dapat melatih kemampuan
peserta didik menggunakan pengetahuan ilmiah atau pengetahuan alam
untuk memahami dan membuat keputusan berkenaan dengan perubahan-
perubahan alam yang dilakukan melalui aktivitas manusia khususnya dalam
pelestarian ekosistem sawah. Dikarenakan pendemi covid-19 masih belum
berakhir maka pembelajaran di sekolahan ditiadakan sehingga peneliti tidak
dapat mengujicobakan produk tersebut. Jika uji coba produk dapat
dilakukan maka peneliti akan melakukan pembelajaran menggunakan
cergam sebagai media pembelajaran dan sarana literasi yang dilaksanakan
dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Model
pembelajaran berbasis masalah adalah pembelajaran yang memberikan
berbagai situasi masalah yang nyata dan bermakna kepada peserta didik
agar mereka menyelidikinya (Suprijono, 2016: 2020). Dengan
mengguanakan model Problem Based Learning (PBL), peserta didik dapat
menyelidiki masalah dan mengetahui cara memecahkan masalah yang
berkaitan dengan ekosistem sawah dalam konteks pelestarian lingkungan.
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
Peneliti pertama, dilakukan oleh Shanta Rezkita dan Kristi Wardani (2018)
yang meneliti tentang pengintegrasian pendidikan lingkungan hidup membentuk
karakter peduli lingkungan di Sekolah Dasar. Penelitian ini bertujuan untuk
mengeksplorasi strategi pemaduan lingkungan dalam membentuk karakter peduli
lingkungan di SD Bhayangkara. Peneliti ini merupakan peneliti deskriptif kualitatif.
Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Analisis data menggunakan pengumpulan data, reduksi data, dan penarikan
kesimpulan. Cek validitas data menggunakan triangulasi sumber, teknik, dan
waktu. Hasil penelitian menunjukan bahwa guru dalam merencanakan
pembelajaran meliputi pembiasaan, keteledanan dan pembelajaran sambil
mengerjakan. Langkah-langkah yang dilakukan guru antara lain: menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
media pembelajaran dan lingkunagan sebagai tempat pembelajaran. Guru dalam
melakukan penilaian lebih fokus pada penilaian afektif. Faktor pendukung seperti
kinerja guru, kepala sekolah dan tukang kebun dalam membimbing peserta didik
serta adanya media pembelajaran yang memungkinkan peserta didik memahami
nilai peduli lingkungan. Faktor penghambat seperti kurangnya waktu belajar dan
peran keluarga dalam menanamkan nilai peduli lingkungan. Berdasarakan hasil
penelitian tersebut, peneliti terinspirasi bahwa dengan pendidikan lingkungan hidup
dapat membentuk karakter peduli lingkungan hidup. Peneliti akan
mengintegreasikan pendidikan lingkungan hidup dengan pembelajaran IPA agar
peserta didik dapat diberikan wawasan yang luas.
Peneliti kedua dilakukan oleh David Wilianto, Dr. I G N Ardana, M. Erg
dan Cons Tri Handoko, S. Sn, M.Hum (2013). Peneliti menggunakan perencangan
buku cerita bergambar interaktif berjudul “Our World is Our Home” bertema
pelestarian lingkungan. Peneliti ini dilakukan karena minimnya rasa kepedulian
terhadap lingkungan hidup. Tujuan dari peneliti ini adalah untuk meningkatkan rasa
kepedulian terhadap lingkungan bersama-sama. Disamping itu juga memberikan
pengetahuan, merangsang kreatifitas dan imajinasi anak-anak serta menjadikan
aktifitas membaca menjadi sesuatu yang menyenangkan dan menghibur. Media
utama yang dipakai adalah buku cerita bergambar karena cerita adalah media yang
tepat untuk menyampaikan pesan moral, selain itu anak-anak pada usia ini
menyukai visual dan kegiatan interaksi yang melibatkan dirinya. Pesan yang
tersimpan dalam buku ini adalah kita harus menjaga dan melestarikan lingkungan
kita bersama-sama. Dalam merancang buku cerita bergambar interaktif yang
menarik, menyenangkan, memberikan pesan yang baik, meningkatkan imajinasi,
kecintaan serta meningkatkan budaya membaca dan kepedulian anak kepada
lingkungan maka pembuatan buku cerita harus dipikirkan dengan matang selain
dari segi visual yang menarik minat anak-anak juga dalam segi cerita harus sesuai
dengan tujuan awal. Selain cerita harus berbobot namun juga harus mudah dicerna
oleh anak-anak sehingga mereka dapat dengan mudah menangkap maksud dan isi
cerita. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti terinspirasi untuk
mengembangkan cergam tentang pelestarian ekosistem sawah menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
teknologi bunyi ultrasonik yang memuat gambar dan warna yang menarik bagi
peserta didik dan mampu menambah wawasan peserta didik.
Peneliti ketiga dilakukan oleh Gema Lentra Putri Aghis, Rudi Hartono dan
Ait Maryani (2020) tentang peningkatan kapasitas petani dalam penerapan
biopestisida pengendali hama pada tanaman padi sawah (Oryza sativa L.) di Desa
Ciasmara kecamatan Pamijahan. Serangan hama disektor pertanian sudah menjadi
hal yang lumrah di setiap musim tanam, bahkan serangan hama dapat menurunkan
produktivitas padi 2-5 ton/hektar, sekarang petani menerapkan pengendalian hama
sesuai anjuran sekitar 38-40% kurang dari 50% target penyuluh. Maka pentingnya
penggunaan biopestisida sebagai upaya mengurangi serangan hama. Melalui
aplikasinya Biopestisida bertujuan untuk peningkatan hasil tani dan pengendalian
hama selain itu Biopestisida juga aman untuk manusia maupun lingkungan
dikarenakan dari bahan utamanya bersumber dari bahan hayati atau mahluk hidup.
Penelitian dilakukan di Desa Ciasmara, Kecamatan Pamijahan. Sampel penelitian
adalah petani aktif yang berjumlah 40 orang anggota kelompok tani, dengan
menggunakan analisis data deskriptif, analisis rank spearman. Berdasarkan hasil
penelitian ketiga, peneliti terinspirasi dengan cara mengurangi serangan hama yang
aman. Dengan teknik biopestisida tersebut, peneliti pun terinspirasi untuk
memperkenalkan teknologi modern yang dapat digunakan dalam mengurangi hama
yaitu dengan teknologi bunyi ultrasonik yang dikemas dalam bentuk buku cergam.
Berdasarkan penelitian relevean di atas, peneliti belum menemukan
pengunaan cergam untuk sarana literasi yang memuat bunyi teknologi ultrasonik
untuk ekosistem sawah dalam konteks pelestarian lingkungan. Selain itu, peneliti
juga belum menemukan adanya pembelajaran STEAM dikaitkan dengan
pembelajaran tematik yang memuat materi tentang pendidikan lingkungan hidup di
Sekolah Dasar. Oleh karena itu, peneliti mengembangkan cergam berjudul
“Pelestarian Ekosistem Sawah dengan Pest Repeller” berbasis pendidikan
lingkungan hidup yang ada di buku tematik kelas IV Sekolah Dasar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Gambar Literatur Map
Penelitian revelan yang
berkaitan dengan Cerita
Bergambar
Penelitian revelan yang
berkaitan dengan
Pendidikan Lingkungan
Hidup
Penelitian revelan yang
berkaitan dengan
Pengendalian Hama
Shanta Rezkita & Kristi
Wardani (2018)
“Pengintegrasian
Pendidikan Lingkungan
Hidup Membentuk
Karakter Peduli
Lingkungan di Sekolah
Dasar”
David Wilianto, Ardana &
Tri Handoko (2013)
“Perancangan Buku Cerita
Bergambar Interaktif
Berjudul “Our World is
Our Home” Bertema
Pelestarian Lingkungan”
Gema Lentra Putri Aghis,
Rudi Hartono & Ait
Maryani (2020)
“Peningkatan Kapasitas
Petani dalam Penerapan
Biopestisida
Pengendalian Hama
pada Tanaman Padi
Sawah (Oryza sativa L.)
di Desa Ciasmara
Kecamatan Pamijahan”
Peneliti terinsipirasi dari
peneliti Shanta Rezkita
& Kristi Wardani tentang
inteegrasi pendidikan
lingkungan hidup
membentuk karakter
peduli lingkungan.
Peneliti terinsipirasi dari
David Wilianto, Ardana &
Tri Handoko tentang
perancangan buku cerita
bergambar yang dapat
meningkatkan imajinasi
anak serta meningkatkan
budaya membaca anak.
Peneliti terinsipirasi dari
Gema Lentra Putri
Aghis, Rudi Hartono &
Ait Maryani tentang
pengendalian hama
menggunakan
Biopestisida.
Raihan Nafi Iswana (2021)
“Pengembangan Buku Cerita bergambar tentang Pelestarian Ekosistem Sawah untuk Peserta
Didik Kelas IV SD Tema 3 Subtema 1”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
C. Kerangka Berfikir
Pada dasarnya pendidikan lingkungan hidup adalah proses pembelajaran
yang menanamkan sikap kepedulian dan keprihatinan pada lingkunagan hidup, baik
melalui keterampilan maupun pengetahuan. Lingkungan hidup saat ini mengalami
kerusakan karena adanya perilaku manusia yang merusak lingkungan hidup. Salah
satunya adalah pemburuan ular yang ada di sawah yang menyebabkan ekosistem
sawah menjadi terganggu dan banyak petani yang mengalami kerugian.
Hubungan timbal balik yang terjadi antara makhluk hidup dengan
lingkungan di sekitarnya dan membentuk suatu sistem disebut dengan ekosistem
(Sati, 2017: 1). Di alam terdapat organisme hidup (makhluk hidup) dengan
lingkungannya yang tidak hidup saling berinteraksi berhubungan erat tak
terpisahkan dan saling pengaruh mempengaruhi satu sama lain yang merupakan
suatu sistem (Irwan, 1996: 27). Di dalam ekosistem terdapat makhluk hidup dan
lingkungannya. Oleh karena itu, ekosistem harus dijaga agar tetap berjalan dengan
semestinya.
Berdasarkan permasalahan yang ada di lingkungan sekitar, peneliti
bertujuan mengembangankan cergam yang berjudul “Pelestarian Ekosistem Sawah
dengan Pest Repeller”. Cergam ini memuat pendidikan lingkungan hidup dengan
mengajak peserta didik untuk belajar mengenai cara melestarikan ekosistem sawah.
Cergam yang dikembangkan mengandung muatan pembelajaran IPA mengenai
pelestarian lingkungan yang dikombinasikan dengan teknologi modern yang
membantu dalam pelestarian ekosistem sawah. Selain itu, guru dapat menggunakan
cergam tersebut sebagai sarana literasi maupun media pembelajaran tematik 3
subtema 1 kelas IV Sekolah Dasar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
D. Pertanyaan Peneliti
1. Bagaimana mengembangkan cergam tentang pelestarian ekosistem sawah
dengan teknologi bunyi ultrasonik untuk kelas IV Sekolah Dasar?
2. Bagaimana kulitas cergam tentang pelestarian ekosistem sawah dengan teknologi
bunyi ultrasonik untuk kelas IV berdasarkan hasil validasi seorang dosen
pendidikan Biologi?
3. Apakah cergam dapat membantu peserta didik kelas IV Sekolah Dasar dalam
mengetahui upaya pelestarian ekosistem sawah dengan tekonologi bunyi
ultrasonik?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab III dalam metode penelitian ini akan membahas tentang jenis penelitian,
setting penelitian, prosedur penelitian, uji coba produk, instrument penelitian,
teknik penelitian, pengumpulan data, teknik analisis data, serta jadwal penelitian.
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian Research & Develoment
(R&D). Penelitian R&D adalah metode penelitian yang digunakan untuk
menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono,
2013: 297). Penelitian R&D ini akan menghasilkan sebuah desain produk untuk
diujicobakan. Model penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah model ADDIE.
Menurut Benny (2009) (dalam Nitriani, dkk. 2018: 7) ADDIE merupakan salah satu
model pengembangan yang rinci, sistematis dan sederhana dengan lima langkah
pengambangan yaitu Analysis, Design, Development, Implementation, dan
Evaluasi.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian ini menggunakan
jenis pengembangan Research and Development (R&D) yaitu proses
pengembangan produk berupa buku cerita bergambar berjudul “Pelestarian
Ekosistem Sawah dengan Pest Repeller” untuk peserta didik kelas IV tema 3
subtema 1 Sekolah Dasar dengan model pengembangan ADDIE. Peneliti berharap
dengan adanya pengembangan buku cerita bergambar ini dapat memperoleh hasil
akhir yang dapat digunakan guru maupun peserta didik dalam pembelajaran di kelas
IV Sekolah Dasar khususnya tema 3.
B. Prosedur Pengembangan
Prosedur pengembangan buku dilakukan dengan model pengembangan
ADDIE, ada lima tahap, yaitu 1) Analyze, 2) Design, 3) Development, 4) Implement,
dan 5) Evaluation. Berikut adalah ilustrasi gambar tahap pelaksanaan penelitian dan
pengembangan menurut ADDIE.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Gambar 3.1 Desain Penelitian Langkah-langkah model pengembangan
ADDIE
(Tung Yao, 2017: 59)
revesion revesion
revesion revesion
Peneliti menggunakan tahap pengembangan ADDIE untuk
mengembangkan buku cerita bergambar yang berjudul “Pelestarian Ekosistem
Sawah dengan Pest Repeller”. Berikut ini adalah pembahasan pada setiap tahap
pengembangan cergam yang dilakukan peneliti.
1. Analyze – Analisis
Tahap analisis adalah suatu proses mengidentifikasi apa yang mau
dipelajari oleh peserta didik, yaitu melakukan need assessment (analisis
kebutuhan), mengidentifikasi masalah (kebutuhan), dan melakukan analisis
tugas (task analysis). Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data sebanyak
mungkin untuk mengetahui apa yang menjadi kebutuhan dari objek
penelitian. Peneliti melakukan pengumpulan data mulai dari wawancara
pada guru kelas IV di Sekolah Dasar dan wawancara pada kepala dusun
Parakan Kulon. Setelah data yang diinginkan sudah didapatkan, peneliti
dapat mulai menyusun rencana pengelolaan program atau proyek yang akan
dihasilkan.
Peneliti mewawancarai dengan dua guru kelas IV yang berbeda
sekolah, dari hasil wawancara kedua guru tersebut diambil kesimpulan
bahwa kurangnya sarana literasi dan media pembelajaran yang membantu
Analyze
Implement
Development
Design Evaluation
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
proses pembelajaran terkhusus pelajaran IPA mengenai ekosistem sawah
dalam konteks pelestarian lingkungan menggunakan teknologi bunyi
ultrasonik. Selanjutnya, peneliti menemukan adaanya ketidakseimbangan
ekosistem sawah di dusun Parakan Kulon yang disebabkan berkurangnya
ular yang ada di sawah sehingga membuat populasi tikus meningkat,
sehingga sawah yang ada di dusun Parakan Kulon mengalami gagal panen.
Berdasarkan beberapa hal tersebut, peneliti menemukan potensi untuk
mengembangkan buku cerita bergambar untuk membantu peserta didik
dalam memahami materi ekosistem di sawah dalam konteks pelestarian
lingkungan sekaligus mengenalkan teknologi bunyi ultrasonik. Setelah
mendapatkan permasalah yang menjadi celah dalam penelitian, peneliti
memulai mengembangkan desain produk cergam pada tahap kedua ADDIE.
2. Design – Desain
Tahap ini terkenal dengan istilah membuat rancangan (blue print),
ibarat bangunan maka sebelum dibangun harus ada rancang bangun diatas
kertas (sketsa). Pada tahap ini dilakukan dengan sistematis, metedologis,
logis, teratur dan spesifik. Tahap ini perlu melakukan verifikasi kinerja yang
akan dicapai, pemilihan metode pengukuran yang sesuai, mampu
mengidentifikasi, mengembangkan, dan mengevaluasi strategi yang
direncanakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Peneliti merancang
konsep buku cerita bergambar yang sesuai untuk peserta didik kelas IV yang
berisi materi pembelajaran Tema 3 Sub tema 1. Selain itu peneliti juga
merancang desain fisik buku seperti kertas, judul, format huruf, dan warna
yang akan digunakan. Dengan konsep buku cergam yang sudah sesuai untuk
peserta didik kelas IV Sekolah Dasar, peneliti juga mewujudkan konsep atau
desain cergam dalam bentuk fisik berupa buku pada tahap ketiga ADDIE.
3. Develop – Pengembangan
Tahap ini termasuk tahap produksi untuk mewujudkan rencana
pengembangan yang telah dibuat dan dievaluasi dalam tahapan desain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
sebelumnya menjadi bentuk nyata sebuah produk. Langkah-langkah dalam
tahap ini adalah: membuat objek-objek belajar (learning object) seperti
dokumen teks, animasi gambar, video, dan membuat dokumen tambahan
pendukung lainnya. Pada fase ini, desainer membuat storyboard dan grafis
(Tung Yao Khoe, 2017: 64). Pada tahap ini, konsep desain buku cerita
bergambar akan dikembangkan. Peneliti juga menyusun daftar pernyataan
untuk melakukan validasi produk. Dalam penelitian ini, peneliti
membutuhkan penilaian dari satu ahli sebagai validator dari produk buku
yang sudah dibuat. Dengan mendapatkan validasi dari validator yang sudah
ditentukan, peneliti melakukan revisi produk berdasarkan komentar dan
saran dari validator. Seteleh selesai dari melakukan revisi, peneliti dapat
melanjutkan tahap pengembangan ADDIE selanjutnya.
4. Implement – Pelaksanaan
Tahap ini adalah mengembangkan prosedur pembelajaran yang akan
dilaksanakan bagi peserta didik kelas IV sebagai sasaran dari peneliti.
Produk yang sudah dikembangkan dan dievaluasi dapat diuji cobakan pada
peserta didik kelas IV Sekolah Dasar sebagai sasaran peneliti. Pada tahap
ini peneliti tidak melakukan uji coba produk karena kondisi yang tidak
mendukung dikarenakan wabah Covid-19. Pemerintah mewajibkan kepada
seluruh jenjang sekolah, termasuk pendidikan Sekolah Dasar untuk
melakukan kegiatan belajar di rumah secara daring. Peserta didik
melakukan belajar di rumah untuk menggantikan pembelajaran di sekolah.
Kebijakan tersebut dibuat karena penerapan social distancing untuk
memperkecil penyebaran wabah Covid-19. Maka dari itu, peneliti tidak
dapat melakukan uji coba produk.
5 Evaluate – Evaluasi
Tahap ini merupakan tahap terakhir. Tahap evaluasi merupakan
hasil penilaian untuk melihat apakah proses dalam sistem pembelajaran
yang sudah dibangun telah berhasil atau tidak. Selain itu tahap ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
merupakan tahapan untuk mengukur kualitas dari hasil pembelajaran yaitu
sebelum dan setelah pelaksanaan. Peneliti melakukan evaluasi pada setiap
tahap pengembangan mulai tahap (Analyze) analisis kebutuhan sampai
tahap (Implement). Selain itu, tahap evaluasi terbagi menjadi dua, yaitu
formatif dan sumatif. Menurut Scriven (1967) (dalam Selegi. 2017: 189)
menjelaskan bahwa evaluasi formatif adalah pengumpulan informasi
dengan tujuan memperbaiki pembelajaran yang telah diberikan. Sedangkan,
evaluasi sumatif adalah suatu metode pengambilan keputusan diakhir
pembelajaran yang memfokuskan pada hasil belajar. Peneliti menggunakan
hasil kritik, saran dan masukan dari dosen pembimbing dan dosen ahli
sebagai evaluasi formatif.
Tahap ini dapat diketahui kelebihan dan kekurangan produk.
Validasi bertujuan untuk mengetahui kualitas produk yang peneliti
kembangkan. Bertujuan agar buku cerita bergambar yang dikembangkan
sesuai dan dapat digunakan dalam pembelajaran materi pelestarian
lingkungan.
C. Setting Penelitian
Setting penelitian akan menjabarkan tentang subjek penelitain, objek
penelitian, lokasi penelitian, lokasi penelitian, dan waktu penelitian yang
dilaksanakan dalam proses pengembangan cergam.
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian saat wawancara adalah dua guru kelas IV
dan bapak Subiyata yaitu selaku bapak dukuh dusun Parakan Kulon.
Subjek uji coba produk adalah peserta didik kelas IV Sekolah Dasar.
2. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah cergam tentang pelestarian
ekosistem sawah dengan teknologi bunyi ultrasonik dalam konteks
pelestarian lingkungan hidup untuk kelas IV Sekolah Dasar. Peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
mengembangakan buku cerita bergambar sebagai pembantu media
pembelajaran untuk kelas IV SD, pada pembelajaran Tema 3:
“Peduli Terhadap Makhluk Hidup” subtema 1: “Hewan dan
Tumbuhan di Lingkungan Rumahku” dan adanya permasalahan
tentang pelestarian ekosistem sawah.
3. Lokasi Penelitian
Tempat penelitian yang digunakan untuk melaksanakan
penelitian ini di Dusun Gatak, Sendangsari, Minggir, Sleman,
Yogyakarta. Dikarenakan pandemi Covid-19 belum berakhir maka
peneliti tidak melakukan uji coba.
4. Waktu Penelitian
Penelitian ini membutuhkan waktu selama 6 bulan.
Terhitung dari bulan Oktober 2020 sampai Maret 2021.
D. Teknik Pengumulan Data
Data yang dihasilkan penelitian Research & Development (R&D) berupa
data kuantitatif dan kualitatif. Data kualitatif diperoleh melalui kegiatan wawancara
dengan dua guru kelas IV SD yang berbeda dan bapak Subiyata selaku kepala dusun
Parakan Kulon. Data kuantitatif diperoleh dari hasil pembagian angket kepada
validator berupa angket tersebut diberikan kepada validator bertujun untuk
mengetahui kualitas produk dari hasil validasi. Peneliti menggunakan dua metode
untuk pengumpulan data, yaitu wawancara dan angket.
1. Wawancara
(Arifin, 2009: 157) mengemukan bahwa wawancara merupakan
salah satu bentuk alat evaluasi jenis non-tes yang dilakukan melalui
percakapan dan tanya jawab, baik secara langsung ataupun tidak langsung.
Jenis wawancara yang digunakan oleh peneliti adalah wawancara
terstruktur. Bentuk pertanyaan terstruktur adalah pertanyaan yang menuntut
jawaban agar sesuai dengan apa yang terkandung dalam pertanyaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
tersebut. pertanyaan semacam ini biasanya digunakan jika masalahnya tidak
terlalu kompleks dan jawabannya sudah konkret (Arifin, 2009: 158).
Peneliti melakukan wawancara dengan dua guru kelas IV SD yang berbeda
dan kepala dusun Parakan Kulon. Hasil dari wawancara ini akan diolah dan
digunakan untuk analisis kebutuhan.
2. Angket
Angket atau kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pernyataan atau pertanyaan
tertulis kepada responden untuk diberikan respon sesuai dengan permintaan
pengguna (Widyoko, 2016: 33).
Angket dibedakan menjadi dua jenis (Sudaryono, 2016: 77), yaitu
anget terbuka dan angket tertutup. Angket terbuka merupakan pertanyaan
terbuka yang berisi tentang pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan pokok
yang bisa dijawab atau direspon oleh responden secara bebas. Sedangkan
angket tertutup pertanyaan atau pernyataan sudah disusun secara berstruktur
disamping ada pertanyaan pokok atau utama, juga ada anak pertanyaan atau
sub-pertanyaan. Dalam angket tertutup sudah terdapat jawaban alternatif
yang tinggal dipilih oleh responden (Sudaryono, 2016: 77-78). Angket yang
digunakan dalam penelitian ini adalah jenis angket tertutup. Angket tertutup
tersebut diberikan kepada validator dalam bentuk pertanyaan terbuka dan
tertutup. Angket diberikan kepada validator bertujuan untuk mengetahui
kualitas produk dari hasil validasi.
E. Instrumen Penelitian
Instrument penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur
fenomena alam dan sosial yang diamati (Sugiyono, 2014: 158). Beberapa instrumen
penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah pedoman wawancara dan angket
validasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
1. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara adalah alat yang digunakan dalam pelaksanaan
wawancara. Pedoman ini berisi daftar pertanyaan yang digunakan untuk
mencari tahu lebih mendalam data yang diperoleh peneliti. Peneliti
menggunakan wawancara terstruktur agar data yang diperoleh tidak keluar
dari konteks yang diperlukan. Wawancara dilakukan dan ditujukan kepada
narasumber, yaitu guru kelas IV SD Gambrianom serta guru kelas IV SD
Bopkri Gondolayu dan kepala dusun Parakan Kulon.
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Pengembangan Instrumen Wawancara Guru Kelas IV
Variabel Indikator Nomor
Item
Pembelajaran
IPA Materi
Pelestarian
Lingkungan
Sekitar
(Ekosistem
sawah)
Pembelajaran Tema 3 “Peduli Terhadap Makhluk
Hidup” dengan subtema 1 “Hewan dan Tumbuhan di
Lingkungan Rumahku”.
1
Kegiatan Pembelajaran Tema 3 “Peduli Terhadap
Makhluk Hidup” dengan subtema 1 “Hewan dan
Tumbuhan di Lingkungan Rumahku”.
2
Pengalaman pembelajaran Tema 3 “Peduli Terhadap
Makhluk Hidup” dengan subtema 1 “Hewan dan
Tumbuhan di Lingkungan Rumahku”.
3
Lingkungan dalam pembelajaran Tema 3 “Peduli
Terhadap Makhluk Hidup” dengan subtema 1 “Hewan
dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku”.
4
Cerita
bergambar
(Cergam)
Pengalaman pembelajaran Tema 3 “Peduli Terhadap
Makhluk Hidup” dengan subtema 1 “Hewan dan
Tumbuhan di Lingkungan Rumahku” dengan
menggunakan buku cerita bergambar.
5
Apakah memerlukan buku cergam, Kriteria buku
cergam yang dibutuhkan dan sesuai untuk peserta
didik kelas IV
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Berdasarkan kisi-kisi wawancara guru kelas IV Sekolah Dasar, peneliti
mengembangkan pertanyaan mengenai media pembelajaran yang digunakan di
kelas terkhusus media berupa cergam. Berikut ini adalah table daftar pertanyaan
pengembangan instrument wawancara guru kelas IV yang dikembangkan oleh
peneliti.
Tabel 3.2 Daftar Pertanyaan Wawancara Guru kelas IV
Variabel Indikator Pertanyaan
Pembelajaran
IPA Materi
Pelestarian
Lingkungan
Sekitar
(Ekosistem
Sawah)
Pembelajaran Tema 3
“Peduli Terhadap Makhluk
Hidup” dengan subtema 1
“Hewan dan Tumbuhan di
Lingkungan Rumahku”.
1. Bagaimana Bapak/Ibu mengajarkan
materi tematik kelas IV Tema 3 “Peduli
Terhadap Makhluk Hidup” Subtema 1
“Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan
Rumahku”?
Kegiatan Pembelajaran
Tema 3 “Peduli Terhadap
Makhluk Hidup” dengan
subtema 1 “Hewan dan
Tumbuhan di Lingkungan
Rumahku”.
2. Apa saja kegiatan yang dilakukan
ketika Bapak/Ibu mengajarkan materi
tematik kelas IV Tema 3 “Peduli
Terhadap Makhluk Hidup” Subtema 1
“Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan
Rumahku”?
Pengalaman pembelajaran
Tema 3 “Peduli Terhadap
Makhluk Hidup” dengan
subtema 1 “Hewan dan
Tumbuhan di Lingkungan
Rumahku”.
3. Berdasarkan pengalaman Bapak/Ibu
mengajar, media apa yang digunakan
dalam mengajarkan materi tematik
kelas IV Tema 3 “Peduli Terhadap
Makhluk Hidup” Subtema 1 “Hewan
dan Tumbuhan di Lingkungan
Rumahku”?
Lingkungan dalam
pembelajaran Tema 3
“Peduli Terhadap Makhluk
Hidup” dengan subtema 1
“Hewan dan Tumbuhan di
Lingkungan Rumahku”.
4. Lingkungan apa saja yang telah
Bapak/Ibu jelaskan pada Tema 3
“Peduli Terhadap Makhluk Hidup”
Subtema 1 “Hewan dan Tumbuhan di
Lingkungan Rumahku”?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Cerita
bergambar
(Cergam)
Ketersediaan cergam untuk
peserta didik kelas IV
Sekolah Dasar.
5. Berdasarkan pengalaman Bapak/ibu
mengajar, apakah pernah menggunakan
buku cerita bergambar dalam
mengajarkan materi tematik kelas IV
Tema 3 “Peduli Terhadap Makhluk
Hidup” Subtema 1 “Hewan dan
Tumbuhan di Lingkungan Rumahku”?
Apakah memerlukan buku
cergam. Karakteristik buku
cerita bergambar yang
dibutuhkan dan sesuai
untuk peserta didik kelas
IV
6. Apakah Bapak/Ibu guru memerlukan
buku cerita bergambar? Bagaimana
karakteristik buku cerita bergambar
yang dapat membuat peserta didik
tertarik untuk membacanya?
Seteleh menemukan permasalahan tentang kebutuhan guru, peneliti
melakukan analisis kebutuhan kepada kepala dusun Parakan Kulon tentang
rusaknya ekosistem sawah yang disebabkan oleh hama. Berikut adalah kisi-kisi
wawancara analisis kebutuhan yang dikembangkan oleh peneliti untuk guru kelas
IV Sekolah Dasar.
Tabel 3.3 Kisi-kisi Pengembangan Instrumen Wawancara Kepala Dusun Parakan
Kulon
Variabel Indikator Nomor
Item
Kualitas Sawah Keadaan sawah 1
Pentingnya ekosistem sawah 2
Fungsi ekosistem di sawah 3,4,5
Kegiatan yang
dilakukan petani
dan masyarakat
sekitar
Upaya mengatasi permasalahan yang ada 6,7
Pentingnya pendidikan yang mengajarkan
pelestarian lingkungan sekitar.
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Berikut ini adalah daftar pertanyaan pengembangan instrumen wawancara
kepala dusun Parakan Kulon dapat dilihat di tabel.
Tabel 3.4 Daftar Pertanyaan Wawancara Kepala Dusun Parakan Kulon
Variabel Indikator Pertanyaan
Kulitas Sawah Keadaan Sawah 1. Bagaimana keadaan sawah yang ada
di dusun Parakan Kulon?
Pentingnya ekosistem
di sawah
2. Menurut bapak apakah ekosistem di
sawah itu penting?
Fungsi ekosistem di
sawah dalam
lingkungan masyarakat
3. Apakah sawah yang digunakan
menghasilkan bahan pangan
4. Aktivitas apa saja yang dilakukan
warga dengan sawah tersebut?
5. Apakah sawah yang gagal panen tidak
dapat digunakan kembali?
Kegiatan yang
dilakukan petani
dan masyarakat
sekitar
Upaya mengatasi
permasalah yang ada
6. Adakah tindakan yang dilakukan
untuk mengatasi masalah gagal panen?
7. Apakah ada yang menggunakan
tekonologi bunyi ultrasonik sebagai
sarana pembantu dalam mengurangi
hama di sawah?
Pentingnya pendidikan
yang mengajarkan
pelestarian lingkungan
sekitar.
8. Untuk anak-anak Sekolah Dasar,
menurut bapak perlukah mereka
diajarkan mengenai pelestarian
lingkungan alam khususnya dalam
pelestarian ekosistem sawah?
2. Pedoman Angket Validasi
Peneliti mengembangkan angket validasi yang digunakan untuk
menilai kelayakan dan kualitas produk berupa cergam yang dikembangkan.
Berikut ini adalah kisi-kisi angket yang digunakan untuk menilai kelayakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
dan kualitas cergam yang akan diberikan kepada dosen Pendidikan Biologi
dan guru kelas IV SD.
Tabel 3.5 Pengambangan Kisi-Kisi Validasi Produk
Variabel Aspek yang Dinilai No Item
Buku cerita
bergpambar
Halaman Sampul 1, 2, 3
Bahasa 4, 5
Desain Produk 6, 7, 8
Isi Buku Cerita Bergambar 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15
Berdasarkan kisi-kisi tersebut, peneliti mengembangkannya dalam 15
pernyataan. Pernyataan yang dikembangkan dari kisi-kisi angket dalam instrumen
validasi produk dapat dilihat dari tabel berikut.
Tabel 3.6 Daftar Pernyataan Validasi Produk
No
Aspek yang Dinilai
Skor Komentar
1 2 3 4 Halaman Sampul
1 Memuat judul yang mendeskripsikan isi cerita
2 Memuat nama penulis cergam
3 Memiliki warna yang menarik Bahasa
4 Bahasa sesuai dengan EBI 5 Bahasa mudah dipahami oleh
peserta didik SD kelas IV
Desain Produk
6 Komponen dalam buku cerita bergambar lengkap (sampul, kata pengantar, isi cergam, daftar pustaka, dan biodata penulis)
7 Tampilan fisik (warna, huruf, gambar, atau foto) dalam buku cerita bergambar menarik
8 Tampilan fisik (warna, huruf, gambar, atau foto) dalam buku cerita bergambar sesuai dengan perkembangan anak Sekolah Dasar
Isi Buku Cerita Bergambar
9 Cergam berisi narasi dan gambar yang saling berkaitan
10 Cergam berisi cerita yang mendukung judul utama tentang “Pelestarian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Ekosistem Sawah dengan Pest Repeller”
11 Cergam berisi informasi tentang penjelasan ekosistem sawah
12 Cergam memuat bagian-bagian Pest Repeller sebagai teknologi bunyi ultrasonik
13 Cergam berisi informasi tentang bagian dan cara kerja Pest Repeller
14 Cergam berisi tentang media-media yang ada dalam menjaga ekosistem sawah dengan tidak aman
15 Alur pada cergam mudah dipahami peserta didik kelas IV sekolah Dasar
F. Teknik Analisis Data
Tujuan analisis data adalah untuk mengetahui kelayakan dari produk yang
sudah dibuat dan melakukan perbaikan produk yang dibuat oleh peneliti. Data yang
telah diperoleh akan dianalisis secara kuntitatif dan kualitatif. Data kuantitatif
diperoleh dari hasil skor validasi, yaitu dosen Pendidikan Biologi. Sedangkan hasil
kualitaitf berupa kritik, saran dan masukan dari dosen ahli. Penelitian yang
dilakukan oleh peneliti menggunakan skala Likert 1-4. Penskoran dilakukan dengan
menjumlah keseluruhan dari setiap nomor di lembar angket dan penilaian kemudian
mencari rata-rata skor yang diperoleh. Skala Likert digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat, dan presepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau
gejala sosial (Sudaryono,2016: 100). Pedoman penskoran 1-4 yaitu sangat baik,
baik, tidak baik, dan sangat tidak baik.
Tabel 3.7 Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif
Interval Skor Kriteria
3,26-4,00 Sangat Baik
2,51-3,25 Baik
1,76-2,50 Tidak Baik
1,00-1,75 Sangat Tidak Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Setelah mendapatkan rata-rata skor hasil validasi dari kedua validator,
kemudian peneliti akan menghitung presentase kelayakan produk dari setiap aspek
penilaian. Berikut ini merupakan rumus untuk mengetahui nilai kelayakan produk.
Rumus Perhitungan Presentase Kelayakan Produk
Hasil dari persentase rata-rata skor yang telah diketahui kemudian diubah
menjadi data kualitatif berdasarkan pada tabel presentase kelayakan prdouk.
Berikut ini merupakan tabel dari data kuantitatif dan data kualitatif dengan kategori
kelayakan berdasarkan kriteria sebagi berikut (Arikunto dalam Ernawati dan
Sukardiyono, 2017: 207)
Tabel 3.8 Kriteria Kelayakan Produk
No Skor dalam Persen (%) Kategori Kelayakan
1 <21% Sangat Tidak Layak
2 21% - 40% Tidak Layak
3 41% - 60% Cukup Layak
4 61% - 80% Layak
5 81% - 100% Sangat Layak
G. Jadwal Penelitian dan Pengembangan
Peneliti akan melakukan penelitian pada Oktober 2020 – Maret
2021. Berikut ini merupakan jadwal dari penelitian dan pengembangan.
Tabel 3.9 Jadwal Penelitian dan Pengembangan
Rencana Penelitian Bulan ke
1 2 3 4 5 6
Penyusunan dan konsultasi instrumen
Analisis Kebutuhan
Pembuatan Produk
Validasi Produk
Pengelolaan data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab IV membahas mengenai hasil penelitian yang berisi: (1) prosedur
pengembangan cergam tentang pelestarian ekosistem sawah dengan pest repeller
kelas IV Sekolah Dasar dan (2) deskripsi kualitas cergam yang berjudul
“Pelestarian Ekosistem Sawah dengan Pest Repeller”. Peneliti juga menguraikan
tentang pembahasan berkaitan dengan hasil penelitian, serta terdapat kelebihan dan
kelemahan cergam.
A. Hasil Penelitian
1. Prosedur Pengembangan Produk Buku
Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah model ADDIE yang terdiri dari: Analyze, Design, Implementation,
dan Evaluation. Berikut penjabaran hasil penelitian langkah ADDIE yang
dilakukan oleh peneliti.
a. Analisis (Analyze)
Peneliti menganalisis kebutuhan kepada guru kelas IV SD
yang mana belum adanya buku cergam di sekolahan tersebut
sehingga memerlukan buku cergam sebagai media pembelajaran
maupun sebagai literasi, kemudian peneliti mencari materi-materi
pembelajaran dan menemukan materi pendidikan lingkungan hidup
yang berkaitan dengan pelestarian lingkungan hidup. Peneliti
menemukan materi tersebut pada tema 3 “Peduli Terhadap Makhluk
Hidup”, Subtema 1 “Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan
Rumahku” buku tematik kelas IV SD. Setelah itu peneliti
mengumpulkan informasi mengenai proses pembelajaran yang
berkaitan dengan materi tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Setelah itu peneliti mengumpulkan informasi mengenai
kerusakan ekosistem sawah yang diakibatkan oleh hama. Peneliti
juga menemukan informasi mengenai solusi untuk mengatasi
permasalahan hama yang ada di sawah. Informasi dikumpulkan
menjadi bukti bahwa pentingnya pendidikan lingkungan hidup
supaya dapat memahami ekosistem sawah dan dampak yang
ditimbulkan bagi lingkungan. Contoh rusaknya suatu ekosistem
sawah terjadi di Dusun Parakan Kulon, melalui wawancara dengan
kepala Dusun Parakan Kulon peneliti menemukan masalah
ekosistem sawah yaitu terjadinya pemburuan ular yang berlebihan
sehingga rantai makanan di sawah tersebut terjadi
ketidakseimbangan antara jumlah ular dan jumlah tikus. Masalah
ekosistem berdampak bagi kelestarian lingkungan serta makhluk
hidup. Salah satu upaya untuk menanggulanginya melalui
pendidikan lingkungan hidup.
Peneliti mengumpulkan informasi melalui wawancara. Wawancara
dilakukan dengan dua guru kelas IV SD di sekolah yang berbeda yaitu SD Bopkri
Gondolayu dan SD Negeri Gambiranom dan kepala dusun Parakan Kulon. Berikut
ini merupakan rekap wawancara dengan kepala dusun Parakan Kulon.
Tabel 4.1 Rekap Wawancara Guru Kelas IV
No Pertanyaan Kesimpulan
1 Bagaimana Bapak/Ibu mengajarkan
materi tematik kelas IV Tema 3
“Peduli Terhadap Makhluk Hidup”
Subtema 1 “Hewan dan Tumbuhan di
Lingkungan Rumahku”?
Materi tematik kelas IV Tema 3 “Peduli
Terhadap Makhluk Hidup” Subtema 1
“Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan
Rumahku” diajarkan sesuai dengan
materi yang terdapat di buku guru dan
buku siswa serta tambahan informasi
lainnya dari internet.
2 Apa saja kegiatan yang dilakukan
ketika Bapak/Ibu mengajarkan materi
Kegiatan yang dilakukan untuk
mengajarakan materi tematik kelas IV
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
tematik kelas IV Tema 3 “Peduli
Terhadap Makhluk Hidup” Subtema 1
“Hewan dan Tumbuhan di
Lingkungan Rumahku”?
Tema 3 “Peduli Terhadap Makhluk
Hidup” Subtema 1 “Hewan dan
Tumbuhan di Lingkungan Rumahku”
adalah mengajak peserta didik
menonton video dan memberikan tugas
kepada peserta didik.
3 Berdasarkan pengalaman Bapak/Ibu
mengajar, media apa yang digunakan
dalam mengajarkan materi tematik
kelas IV Tema 3 “Peduli Terhadap
Makhluk Hidup” Subtema 1 “Hewan
dan Tumbuhan di Lingkungan
Rumahku”?
Media yang digunakan untuk mengajar
kelas IV Tema 3 “Peduli Terhadap
Makhluk Hidup” Subtema 1 “Hewan
dan Tumbuhan di Lingkungan
Rumahku” adalah video yang berkaitan
dengan materi.
4 Lingkungan apa saja yang telah
Bapak/Ibu jelaskan pada Tema 3
“Peduli Terhadap Makhluk Hidup”
Subtema 1 “Hewan dan Tumbuhan di
Lingkungan Rumahku”?
Lingkungan yang dibahas untuk
mengajarkan materi tematik kelas IV
Tema 3 “Peduli Terhadap Makhluk
Hidup” Subtema 1 “Hewan dan
Tumbuhan di Lingkungan Rumahku”
adalah lingkungan tempat penangkaran
hewan langka, yaitu taman nasional dan
kebun binatang.
5 Berdasarkan pengalaman Bapak/ibu
mengajar, apakah pernah
menggunakan buku cerita bergambar
dalam mengajarkan materi tematik
kelas IV Tema 3 “Peduli Terhadap
Makhluk Hidup” Subtema 1 “Hewan
dan Tumbuhan di Lingkungan
Rumahku”?
Belum pernah menggunakan buku
cerita bergambar.
6 Apakah Bapak/Ibu memerlukan buku
cerita bergambar? Bagaimana
karakteristik buku cerita bergambar
- Iya, memerlukan
- Karakteristik buku cerita
bergambar yaitu
gambar/ilustrasi animasi, warna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
yang dapat membuat peserta didik
tertarik untuk membacanya?
yang dipilih adalah warna yang
cerah, dan bahasanya mudah
dipahami oleh peserta didik.
Dari rekap wawancara tersebut, peneliti menemukan data bahwa guru kelas
IV memerlukan buku cerita bergambar untuk media pembelajaran Tema 3 “Peduli
Terhadap Makhluk Hidup” Subtema 1 “Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan
Rumahku”. Peneliti kemudian terdorong untuk menemukan judul cergam yang
dapat memotivasi peserta didik untuk memelihara ekosistem sawah.
Peneliti kemudian melakukan wawancara seorang kepala dusun. Tujuannya
untuk mengetahui permasalahan di ekosistem sawah yang menjadi kajian di materi
pembelajaran 1 dari Tema 3 “Peduli Terhadap Makhluk Hidup” Subtema 1 “Hewan
dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku”. Hasil rekap wawancara adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.2 Rekap Wawancara Kepala Dusun Parakan Kulon
No Pertanyaan Kesimpulan
1 Bagaimana keadaan sawah yang ada di
dusun Parakan Kulon?
Berdasarkan wawancara kepala dusun
Parakan Kulon, peneliti mendapatkan
informasi bahwa sawah yang ada di
dusun Parakan Kulon mengalami
gagal panen untuk tanaman padi.
2 Menurut bapak apakah sawah itu sangat
penting?
Berdasarkan wawancara kepala dusun
Parakan Kulon, peneliti mendapatkan
informasi bahwa sawah itu sangat
penting karena sumber pangan
masyarakat berasal dari sawah
tersebut.
3 Apakah sawah yang digunakan
menghasilkan bahan pangan
Berdasarkan wawancara kepala dusun
Parakan Kulon, peneliti mendapatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
informasi bahwa iya, selain padi,
sawah juga ada tanaman lainnya
seperti, kacang, jagung, papaya, dll.
4 Apakah warga menggunakan sawah
untuk aktivitas sehari-hari?
Berdasarkan wawancara kepala dusun
Parakan Kulon, peneliti mendapatkan
informasi bahwa sawah digunakan
sehari-hari oleh warga karena sebagian
besar warga berprofesi sebagai petani.
5 Apakah sawah yang gagal panen tidak
dapat digunakan kembali?
Berdasarkan wawancara kepala dusun
Parakan Kulon, peneliti mendapatkan
informasi bahwa sawah dapat
digunakan kembali
6 Adakah ada tindakan yang dilakukan
untuk mengatasi masalah gagal panen
ini?
Berdasarkan wawancara kepala dusun
Parakan Kulon, peneliti mendapatkan
informasi bahwa beberapa petani
sudah mencoba menggunakan obat
kimia untuk membasmi hama, tetapi
obat tersebut dapat merusak kesuburan
tanah.
7 Apakah bapak menggunakan teknologi
bunyi ultrasonik sebagai sarana
pembantu dalam membasmi hama?
Berdasarkan wawancara kepala dusun
Parakan Kulon, peneliti mendapatkan
informasi bahwa petani belum tahu
dan belum menggunakan teknologi
bunyi ultrasonik sebagai sarana untuk
membantu membasmi hama.
8 Untuk anak-anak Sekolah Dasar,
menurut bapak apakah perlu mereka
diajarkan mengenai pelestarian
lingkungan alam terkhusus dalam
ekosistem sawah?
Berdasarkan wawancara kepala dusun
Parakan Kulon, peneliti mendapatkan
informasi bahwa anak-anak Sekolah
Dasar perlu diajarkan mengenai
pelestarian lingkungan alam terkhusus
dalam ekosistem sawah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
b. Desain (Design)
Langkah selanjutnya yang dilakukan peneliti adalah tahap
desain. Tahap ini merupakan tahap untuk merancang konsep produk
yang akan dikembangkan. Peneliti kemudian merancang kisi-kisi
yang menjadi konsep dasar dalam pengembangan buku cerita
bergambar. Isi Cerita dalam kisi-kisi dibuat sesuai dengan materi
kelas IV SD pada Tema 3 “Peduli Terhadap Makhluk Hidup”
Subtema 1 “Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku”.
Adapun kisi-kisi cergam yang peneliti susun adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3 kisi-kisi cerita bergambar (Cergam)
Halaman Isi
Depan Judul
Pelestarian Ekosistem Sawah dengan Pest Repeller
Cover
I Kata pengantar penulis
1 Pada suatu hari, Aura dan Leo pulang dari sekolah, di perjalanan pulang,
Aura dan Leo melihat keadaan sawah yang gagal panen.
Aura : Leo coba lihat di sawah ini banyak padi yang gagal panen.
Leo : Iya Aura, padi yang ada di sawah banyak yang rusak
2 Aura : Apa yang membuat padi yang ada di sawah tersebut menjadi rusak,
Leo?
Leo : Mungkin karena tikus. Ayahku pernah bercerita biasanya yang
merusak padi itu hama. Salah satu hama yang ada di sawah adalah tikus.
3 Aura : Bukankah di sawah ada ular yang memakan tikus, Leo?
Leo : Ada, tetapi karena terlalu banyak tikus sehingga tidak seimbang
antara jumlah tikus dengan jumah ular yang ada di sawah.
Aura : Berarti ini ada hubungannya dengan ekosistem itu ya Leo?
Leo : Iya benar Aura.
4 Leo : Karena ekosistem bersangkutan dengan rantai makanan seperti yang
ayahku ceritakan. Ayahku juga bercerita jika tikus terlalu banyak dan ular
hanya sedikit, maka tikus bisa memakan padi dan menyebabkan gagal
panen.
5 Aura : Jadi, padi banyak yang rusak karena dimakan tikus?
Leo : Iya, Aura.
6 Aura : Kebetulan ayahmu seorang petani, bagaimana kalau besok siang aku
main ke rumahmu untuk mempelajari masalah ini dari ayahmu Leo?
Leo : Ide bagus itu Aura,ya udah sampai ketemu besok siang Aura.
Mereka pulang ke rumah masing-masing.
7 Keesokan harinya.
Aura : Leo… Leo…
Ayah : Eh ada, Aura, ada perlu apa Aura?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Aura : Saya mau tanya, kenapa banyak tikus di sawah yang menyebabkan
padi rusak.
Ayah : Kemarin Leo juga sudah bertanya tentang itu, mari kita pergi
kesawah, akan saya tujukan kenapa banyak tikus di sawah dan cara
mengatasinya.
8 Ayah : Nah sawah ini yang mengalami gagal panen. Ada beberapa faktor
yang membuat gagal panen :
1) sawah kekeringan
2) sawah kebanjiran
3) serangan hama
9 Ayah : Sedangkan untuk sawah ini gagal panen karena serangan hama atau
tikus.
10 Aura : Apakah ada cara untuk mengatasi ini, Ayah?
Ayah : Tentu ada, Aura. ada dua cara yaitu dengan yang aman dan tidak
aman. Untuk yang tidak aman adalah penggunaan pestisida.
Kelebihannya: hama tidak akan memakan padi tersebut
Kekurangannya: kualitas padi tersebut jadi berkurang dan menjadi tidak
sehat.
11 Ayah : Sedangkan untuk yang aman dengan cara menggunakan teknologi
bunyi ultrasonik, seperti sawah yang ini
Leo : Apa itu teknologi bunyi ultrasonik, Ayah?
Ayah : Teknologi bunyi ultrasonik adalah nama teknologinya sedangkan
nama alatnya adalah Pest Repeller yang memanfaatkan bunyi ultrasonik
frekuensi tinggi, yaitu 35.000 Hz.
Bunyi dengan frekuensi tersebut hanya dapat didengar oleh hewan tikus
saja. Bunyi tersebut tidak dapat didengar oleh manusia. Manusia hanya
dapat mendengar suara dengan frekuensi 20.000-25.000 Hz.
12 Ayah : beberapa bagian alat Pest Repeller
1. Panel surya: berfungsi untuk tenaga penghasil listrik dari panas
matahari. Berukuran lebar 75 cm dan tinggi 75 cm
2. Penutup: berfungsi untuk pelindung Pest Repeller. Berukuran
tinggi 75 cm dan lebar 50 cm. Panjang alas segitiga 70cm dan
tinggi segitiga 30cm
3. Speker: berfungsi untuk mengeluarkan suara ultrasonik
berfrekuensi 35.000 Hz
13 Ayah: Pest Repeller ini dipasang diatas karena untuk menghindari air yang
mengenang dan gangguan lain seperti hewan yang merusak alat ini.
14 Aura : Apakah ular juga terganggu dengan adanya Pest Repeller, Ayah?
Ayah : Tidak, Aura. Karena yang bisa mendengar hanya tikus saja pada
frekuensi 35.000 Hz.
Leo : Apakah Tikusnya akan mati, Ayah?
Ayah : Ada yang mati karena pendengarannya rusak dan ada yang tidak
mati atau kabur karena terganggu bunyi tersebut.
15 Ayah : Dengan adanya Pest Repeller yang aman akan membuat jumlah
tikus berkurang, sehingga ekosistem sawah kembali normal dan tidak ada
banyak padi yang rusak lagi. Apakah kalian sudah paham?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Aura : Sudah Ayah
Leo : Sudah Ayah. Leo sudah mengerti kenapa sawah menjadi rusak.
16 Ayah : Untuk di Indonesia yang menggunakan tekonologi bunyi ultrasonik
dengan alat Pest Repeller ini berada di Madiun, Jawa timur yang bernama
pak Suyanto
17
Ayah : Kita juga harus menjaga lingkungan sawah. Jika bertemu ular di
sawah jangan dibunuh. Karena itu sangat berguna untuk mematikan hama
atau memakan tikus.
SELESAI
18 Pertanyaan Pendalaman
1. Pest Repeller
adalah:……………………………………………………...
2. Bagaimana kondisi sawah yang tidak ada Pest
Repeller?...........................
3. Apa itu jebakan tikus beraliran
listrik?........................................................
4. Jelaskan cara kerja Pest Repeller secara
singkat:…………………………
19 Biodata singkat penulis
20 Biodata singkat illustrator
21 Daftar Pustaka
Kisi-kisi buku cerita bergambar yang dirancang menjelaskan mengenai
rancangan setiap halaman pada produk yang akan peneliti kembangkan. Peneliti
telah menyesuaikan dengan analisi yang dilakukan. Berikut uraian mengenai
rancangan pada bagian buku cerita bergambar yang akan dikembangkan.
a) Cover
Buku Cerita bergambar memiliki cover depan dan
belakang. Sampul buku memuat judul, nama penulis, nama
illustrator, serta gambar teknologi bunyi ultrasonik sebagai
alat yang diceritakan dalam isi cerita. Selain gambar
teknologi bunyi ultrasonik terdapat tiga tokoh yang bercerita
tentang teknologi bunyi ultrasonik. Selain itu, peneliti juga
menggunakan warna yang menarik supaya peserta didik
tertarik untuk membaca isi buku,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
b) Kata Pengantar
Berisi bagian umum cergam yang menjelaskan buku
tersebut sebagai sarana literasi dan media pendukung
pembelajaran pada topik ekosistem sawah dalam konteks
pelestaraian lingkungan. Di dalam kata pengantar juga
terdapat ucapan terima kasih kepada semua orang yang telah
membantu penulis.
c) Isi Cerita
Tema yang diangkat pada isi cerita mengenai
pendidikan lingkungan hidup. Di dalam cerita terdapat tiga
tokoh yaitu Aura, Leo, dan Ayah Leo. Tokoh-tokoh tersebut
menceritakan alur maju di mana cerita diawali dengan Aura
dan Leo pulang dari sekolah dan diperjalanan meraka
melihat sawah yang gagal panen lalu terdapat diskusi untuk
mengatasi masalah tersebut. Terdapat tiga latar di dalam
cerita tersebut yaitu, di sawah yang gagal panen, halaman
rumah Leo, dan di sawah yang tidak gagal panen. Isi cerita
menyampaikan pesan moral kepada pembaca untuk selalu
menjaga ekosistem khususnya ekosistem sawah. Ekosistem
sangat membantu untuk kebutuhan manusia sehingga kita
harus menjaganya salah satunya dengan teknologi bunyi
ultrasonik. Sehingga pembaca dapat menyadari bahwa
ekosistem sangat penting untuk manusia maupun untuk
lingkungan.
d) Pertanyaan Pendalaman
Pada buku cerita bergambar terdapat pertanyaan
pendalaman yang dapat dijawab peserta didik setelah
membaca cerita bergambar. Pertanyaan pendalaman tersebut
berfungsi untuk mengukur pemahaman peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Pertanyaan pendalaman terdiri dari lima soal yang berbeda-
beda.
e) Biodata penulis dan ilustrator
Pada halaman ini berisi mengenai biodata penulis
dan ilustrator, seperti nama, tempat tanggal lahir, dan
keterangan pendidikan yang ditempuh.
f) Daftar Pustaka
Halaman ini berisi mengenai sumber-sumber yang
digunakan peneliti untuk menulis cerita. Peneliti
menggunakan berbagai sumber, seperti, buku, jurnal, dan
gambar dari internet. Setelah peneliti selesai melakukan
tahap desain dengan merancang kisi-kisi yang menjelaskan
rancangan produk kemudian ke tahap selanjutnya.
Kemudian peneliti melakukan tahap pengembangan di mana
produk dibuat dalam bentuk nyata. Produk dikembangkan
berdasarkan kisi-kisi yang telah dirancang. Berikut
merupakan uraian mengenai tahap pengembangan.
c. Pengembangan (Development)
Pada tahap ini adalah tahap dimana peneliti memproduksi
produk. Dalam tahap ini, peneliti bekerja sama dengan illustrator
untuk membuat gambar dengan bantuan aplikasi Adobe Illustrator
dan Adobe Photoshop. Gambar yang sudah dirancang oleh
illustrator kemudian penliti memperbaiki dengan Ms. Word dan
Corel Draw. Setelah gambar dan isi sesuai dengan kisi-kisi
kemudian dicetak dengan ukuran kertas A5. Berikut ini merupakan
produk awal dari pengembangan buku cerita bergambar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
1) Produk Awal Buku Cerita Bergambar
Pada produk awal buku cerita bergambar terdiri dari
beberapa bagian. Berikut ini merupakan penjelasan
mengenai produk awal buku cerita bergambar yang peneliti
rancang.
Gambar 3.2 Cover Produk Awal
Pada produk buku cerita bergambar yang peneliti
rancang meliputi cover depan dan belakang, kata pengantar,
daftar isi, isi cerita, pertanyaan pendalaman, biodata penulis
dan illustrator, serta daftar pustaka. Pada cover terdapat judul
buku cerita bergambar “Pelestarian Ekosistem Sawah dengan
Pest Repeller”, nama penulis, dan illustrator, serta gambar
teknologi bunyi ultrasonik (Pest Repeller) sebagai alat yang
mana diceritakan dalam isi cerita. Selain itu terdapat gambar
tiga tokoh yang bernama Leo, Aura, dan Ayah Leo. Pada kata
pengantar berisi mengenai bagian umum dari cerita
bergambar dan ucapan terima kasih kepada semua orang
yang telah membantu penulis. Pada halaman berikutnya
adalah daftar isi, di dalamnya terdapat daftar yang memuat
isi cerita buku. Halaman selanjutnya adalah halaman isi
cerita.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Gambar 3.3 Halaman 1
Pada bagian awal cerita, menceritakan Leo dan Aura
yang sedang berjalan pulang dari sekolahan, mereka melihat
sawah yang gagal panen. Leo dan Aura berdiskusi mengenai
sawah yang mereka lihat. Pada halaman selanjutnya terdapat
informasi tentang sawah yang gagal panen. Halaman 3 – 7
terdapat masalah dari sawah gagal panen tersebut. Halaman
8 menjelaskan faktor-faktor yang membuat sawah
mengalami gagal panen. Kemudian halaman 10 menjelaskan
cara mengatasi serangan hama menggunakan alat yang tidak
ramah lingkungan. Halaman 11 menjelaskan cara mengatasi
serangan hama menggunakan alat yang ramah lingkungan
yaitu dengan teknologi bunyi ultrasonik (Pest Repeller).
Halaman 12 dan 13 menjelaskan informasi dari teknologi
bunyi ultrasonik (Pest Repeller) dan kegunaan dari bagian-
bagian dari alat teknologi bunyi ultrasonik (Pest Repeller)
serta posisi tempat yang dianjurkan. Halaman 14 dan 15
menjelaskan manfaat dari teknologi bunyi ultrasonik (Pest
Repeller). Halaman 16 berisi informasi tentang dimana dan
siapa yang mengaplikasian alat teknologi bunyi ultrasonik
(Pest Repeller) ini. Pada halaman terakhir berisi nasihat
untuk menjaga pelestarian ekosistem sawah yang
ditimbulkan oleh serangan hama. Kemudian terdapat
pertanyaan pendalaman untuk megetahui pemahaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
peserta didik. Pertanyaan tersebut terdiri dari lima nomor
dengan pertanyaan yang berbeda-beda. Selanjutnya terdapat
halaman daftar pustaka serta biodata penulis dan illustrator.
Gambar 3.4 Halaman 11
Peneliti mengembangkan produk berupa buku cerita
bergambar yang memilik beberepa kekhasan tersendiri.
Salah satunya pada buku cerita bergambar memuat berbagai
bentuk objek gambar. Objek tersebut merupakan objek nyata
yang disajikan dalam bentuk gambar dan mimiliki kesamaan
dengan bentuk aslinya. Peserta didik yang membaca dapat
mengetahui bentuk objek dari teknologi bunyi ultrasonik.
Kekhasan lain dari produk ini adalah memuat informasi
mengenai ekosistem sawah dan teknologi bunyi ultrasonik.
Peserta didik memperoleh pengetahuan baru mengenai
menjaga pelestarian ekosistem sawah secara ramah
lingkungan maupun tidak ramah lingkungan. Buku cerita
bergambar juga terdapat kekhasan lain yaitu adanya
pertanyaan pendalam yang dapat dijawab peserta didik.
Langkah terakhir setelah produk dirancang yaitu dilakukan
validasi untuk mengetahui kelayakannya. Hasil dari validasi
menjadi evaluasi bagi peneliti. Kesinambungan evaluasi
pada tahap ini yaitu produk yang dibuat kemudian divalidasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
oleh validator. Peneliti melakukan evaluasi formatif berupa
perbaikan produk berdasaran hasil validasi yang dilakukan.
2) Validasi Produk oleh Dosen Pendidikan Biologi
dan Guru Kelas IV SD
Validasi produk dilakukan oleh dua validator yang
bertujuan untuk mengetahui kualitas dan kelayakan produk
dari hasil skor dan komentar yang diberikan validator.
Validasi dilakukan dengan memberikan skor antara 1-4 pada
setiap item. Berikut merupakan hasil validasi dosen dan guru
terhadap buku cerita bergambar yang peneliti kembangkan.
Tabel 4.4 Rekap Validasi Dosen dan Guru
N
o
Aspek yang
Dinilai
Validator Dosen Validator Guru
Skor Komentar Skor Komentar
Halaman Sampul
1 Memuat
judul yang
mendeskrips
ikan isi
cerita
4 Perlu diperlejas keterangan
rekomendasi cergam untuk siswa
kelas berapa
4 Judul
menarik,
mengunda
ng rasa
ingin tahu.
2 Memuat
nama
penulis
cergam
3 Keterangan tentang penulis sebaiknya
diletakan di bagian akhir buku. Pada
awalan lebih baik jika diberikan
pendahuluan yang berisi sasaran
buku, tujuan buku (rangkuman atau
gambaran tentang KI-KD), dan
gambaran isi buku secara ringkas.
4 Jelas dan
lengkap
3 Memilik
warna yang
menarik
4 4 Warna
menyejukk
an dan
menenang
kan
Bahasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
4 Bahasa
sesuai
dengan EBI
3 Tulisan pest repeller seharusnya
dicetak miring karena bahasa asing.
Beberapa penulisan kalimat perlu
diperbaiki :
1. Pada suatu hari, Aura dan
Leo pulang dari sekola…..
akan lebih mudah dipahami
jika : Pada suatu hari, ketika
Aura dan Leo pulang
sekolah, mereka melihat
hamparan sawah yang gagal
panen.
2. Perhatikan penggunaan
tanda baca dan huruf kapital.
(hal. 3,13 (sebelum kata
sedangkan seharusnya ada
tanda koma), penulisan pest
repeller dengan huruf
miring, hal 15: diatas
seharusnya di atas, hal 18:
Jawa timur seharusnya Jawa
Timur, pak Suyatno
seharusnya Pak Suyatno
(siapa itu Pak Suyatno?
Apakah Beliau tokoh
penggerak teknologi
ultrasonik ini sehingga perlu
Namanya dituliskan di
cergam?)
3. Kalimat Leo pada halaman 5
masih sulit dipahami. Rantai
makanan erat kaitannya
dengan ekosistem. Jika salah
satu komponen rantai
makanan terlalu banyak atau
terlalu sedikit, akan
mengganggu keseimbangan
4 Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
ekosistem tersebut. Seperti
yang disampaikan ayahku,
di ekosistem sawah ini
tikusnya sangat melimpah
tapi ular hanya sedikit. Jadi
banyak tikus yang tidak
dimakan ular. Akibatnya
tikus-tikus tersebut
memakan tanaman padi,
sehingga sawah ini gagal
panen.
4. Halaman 9 : bahasa yang
digunakan Aura ke ayah Leo
sebaiknya lebih sopan
karena bacaan ini juga
seharusnya dapat mendidik
anak SD sopan santun.
Sebaiknya Aura
mengucapkan permisi
terlebih dahulu. Lalu “Saya
mau tanya, kenapa….” bisa
diperluas: “Permisi Pak,
apakah Leo ada?
Sebenarnya ada yang ingin
saya tanyakan pak. Apa ya
pak yang menyebabkan
tikus di sawah itu banyak
sehingga merusak tanaman
padi?
5 Bahasa
mudah
dipahami
oleh peserta
didik SD
kelas IV
4 4 Baik
Desain Produk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
6 Komponen
dalam buku
cerita
bergambar
lengkap
(sampul,
kata
pengantar,
isi cergam,
daftar
pustaka, dan
biodata
penulis)
3 Perlu dilengkapi dengan pendahuluan
yang berisi sasaran buku, tujuan buku
(rangkuman atau gambaran tentang
KI-KD), dan gambaran isi buku
secara ringkas
4 Lengkap
7 Tampilan
fisik (warna,
huruf,
gambar, atau
foto) dalam
buku cerita
bergambar
menarik
4 3 Menarik
8 Tampilan
fisik (warna
huruf,
gambar, atau
foto) dalam
buku cerita
bergambar
sesuai
dengan
perkembang
an anak
Sekolah
Dasar
4 4 Baik
Isi Buku Cerita Bergambar
9 Cergam
berisi narasi
3 Gambar pada bagian sawah yang
gagal panen kurang menunjukkan
4 Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
dan gambar
yang saling
berkaitan
kondisi sawah yang rusak karena
tanaman yang miring dan roboh tidak
dominan. Yang dominan terlihat ada
hamparan hijau yang subur dan segar.
Gambar hal 16 sebaiknya disusun
urutan yang tepa tantara posisi Ayah
Leo, Aura, dan Leo agar pembaca
mudah membacanya. Sisi kiri Aura
dengan pertanyaan pertama, tengah
ayah, sisi paling kanan Leo
10 Cergam
berisi cerita
yang
mendukung
judul utama
tentang
“Pelestarian
Ekosistem
Sawah
dengan Pest
Repeller”
3 1. Pada hal 5 & 9, sebaiknya
antara urutan percakapan 1-
3, 2-4 tidak dibuat dalam
gelembung bersambungan
karena akan
membingungkan pembaca
2. Pada hal 10, tulisan sawah
kekeringan, sawah
kebanjiran tidak perlu ditulis
2x. Apakah benar jika faktor
penyebab gagal panen hanya
3 itu, bagaimana dengan
kesalahan memilih varietas
benih, jenis pupuk, cuaca
ekstrim (yang menyebabkan
angin puting beliung
misalnya), kerusakan tanah
akbiat zat-zat pencemaran,
dan faktor lainnya?
3. Hal 11 seharusnya tidak
perlu dilakukan penjelasan
berulang tentang sawah
rusak karena dimakan tikus.
Hal tersebut sudah sangat
jelas ditekankan pada
halaman-halaman
sebelumnya.
4 Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
4. Hal 12 apakah tikus akan
mati jika tanaman disemprot
pestisida? Penyemprotan
adalah cara mengendalikan
hama di batang atau daun.
Bagaimana dengan tikus?
Rodentisida adalah umpan
beracun yang sering
digunakan untuk
mengendalikan hama tikus.
Pengaplikasiannya adalah
meletakan zat tersebut di
tempat yang sering dilewati
tikus, bukan disemprotkan.
Gambar penggunaan
pestisida sebaiknya tidak
ditampilkan di sisi kiri
sebelum pertanyaan, tapi di
kanan setelah jawaban Ayah
Leo.
11 Cergam
berisi
informasi
tentang
penjelasan
ekosistem
sawah
3 3 Baik
12 Cergam
memuat
bagian-
bagian Pest
Repeller
sebagai
teknologi
bunyi
ultrasonik
4 4 Lengkap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
13 Cergam
berisi
infromasi
tentang
bagian dan
cara kerja
Pest
Repeller
4 4 Lengkap
14 Cergam
berisi
tentang
media-media
yang ada
dalam
menjaga
ekosistem
sawah
dengan tidak
aman
3 Media apa saja yang tidak aman
belum tampak. Pada cergam baru
dijelaskan tentang penyemprotan
pestisida, sedangkan untuk hama
tikus aplikasi pestisida yang
digunakan tidak melalui
penyemprotan, tapi diletakan
langsung pada jalur tikus
3 Baik
15 Alur pada
cergam
mudah
dipahami
peserta didik
kelas IV
Sekolah
Dasar
4 4 Baik
Jumlah 53 57
Skor Total 3,5 3.8
Rata-Rata
Skor 3,6
Berdasarkan hasil validasi, buku cerita bergambar yang peneliti
kembangkan mendapat skor rata-rata 3,6. Peneliti lalu menggolongkan skor
rata-rata tersebut berdasarkan tabel pedoman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Tabel 4.5 Pedoman Konversi Data Kuantitatif ke Data
Kualitatif
Skor Akhir Klasifikasi
>3,25 – 4,00 Sangat Baik
>2,50 – 3,25 Baik
>1,75 – 2,50 Tidak Baik
1,00 – 1,75 Sangat Tidak Baik
Berdasarkan hasil validasi, peneliti dapat mengetahui kualitas
produk berdasarkan hasil skor validator. Buku cerita bergambar yang
peneliti kembangakan mendapatkan skor 3,6 yang termasuk dalam kategori
“Sangat Baik”. Skor tersebut diperoleh dari penilaian pada empat aspek
yang terdapat pada buku cerita bergambar. Keempat aspek tersebut antara
lain halaman sampul, bahasa, desain produk, dan isi cerita. Peneliti akan
menerangkan kualitas buku cerita bergambar pada setiap aspek dengan
mencari rata-ratanya lalu dikonversi menggunakan pedoman konversi dan
kuantitatif ke data kualitatif. Berikut merupakan uraian mengenai hasil skor
setiap aspek.
Tabel 4.6 Rekap Hasil Validasi pada Aspek Halaman Sampul
N
o
Aspek yang
dinilai
Validasi Dosen Validasi Guru
Skor Komentar Skor Komentar
Halaman Sampul
1 Memuat judul
yang
mendeskripsika
n isi cerita
4 Perlu diperlejas keterangan
rekomendasi cergam untuk
siswa kelas berapa
4 Judul
menarik,
mengunda
ng rasa
ingin tahu.
2 Memuat nama
penulis cergam
3 Keterangan tentang penulis
sebaiknya diletakan di
bagian akhir buku. Pada
awalan lebih baik jika
4 Jelas dan
lengkap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
diberikan pendahuluan yang
berisi sasaran buku, tujuan
buku (rangkuman atau
gambaran tentang KI-KD),
dan gambaran isi buku
secara ringkas.
3 Memilik warna
yang menarik
4 4 Warna
menyejukk
an dan
menenang
kan
Total Skor 11 12
Skor Rata-Rata 3,6 4
Jumlah Rata-Rata 3,8
Berdasarkan tabel di atas, skor rata-rata yang diperoleh peneliti pada
aspek halaman sampul adalah 3,8. Skor tersebut termasuk ke dalam kategori
“Sangat Baik” karena halaman sampul memuat judul yang berkaitan dengan
cerita,meskipun peneliti kurang teliti dalam memberikan rekomendasi
peserta didik kelas IV, memuat nama penulis dan memiliki warna yang
menarik sehingga dapat menarik perhatian peserta didik untuk membaca,
namun dosen memberikan saran bahwa nama penulis diletakan diakhir
buku. Hal tersebut menjadi kekurangan dan perbaikan pada buku cerita
bergambar. Peneliti kemudian melakukan perbaikan berdasarkan skor dari
validator. Selain aspek halaman sampul, peneliti juga akn menjelaskan
mengenai kualitas pada aspek bahasa. Peneliti akan meguraikan rekap skor
validasi aspek bahasa.
Tabel 4.7 Rekap Skor Validasi pada Aspek Bahasa
No Aspek yang
Dinilai
Validasi Dosen Validasi Guru
Skor Komentar Skor Komentar
Bahasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
4 Bahasa sesuai
dengan EBI
3 Tulisan pest repeller seharusnya
dicetak miring karena bahasa
asing.
Beberapa penulisan kalimat perlu
diperbaiki :
1. Pada suatu hari, Aura dan
Leo pulang dari
sekola….. akan lebih
mudah dipahami jika :
Pada suatu hari, ketika
Aura dan Leo pulang
sekolah, mereka melihat
hamparan sawah yang
gagal panen.
2. Perhatikan penggunaan
tanda baca dan huruf
kapital. (hal. 3,13
(sebelum kata sedangkan
seharusnya ada tanda
koma), penulisan pest
repeller dengan huruf
miring, hal 15: diatas
seharusnya di atas, hal
18: Jawa timur
seharusnya Jawa Timur,
pak Suyatno seharusnya
Pak Suyatno (siapa itu
Pak Suyatno? Apakah
Beliau tokoh penggerak
teknologi ultrasonik ini
sehingga perlu Namanya
dituliskan di cergam?)
3. Kalimat Leo pada
halaman 5 masih sulit
dipahami. Rantai
makanan erat kaitannya
dengan ekosistem. Jika
4 Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
salah satu komponen
rantai makanan terlalu
banyak atau terlalu
sedikit, akan
mengganggu
keseimbangan ekosistem
tersebut. Seperti yang
disampaikan ayahku, di
ekosistem sawah ini
tikusnya sangat
melimpah tapi ular hanya
sedikit. Jadi banyak tikus
yang tidak dimakan ular.
Akibatnya tikus-tikus
tersebut memakan
tanaman padi, sehingga
sawah ini gagal panen.
Halaman 9 : bahasa yang
digunakan Aura ke ayah Leo
sebaiknya lebih sopan karena
bacaan ini juga seharusnya dapat
mendidik anak SD sopan santun.
Sebaiknya Aura mengucapkan
permisi terlebih dahulu. Lalu
“Saya mau tanya, kenapa….” bisa
diperluas: “Permisi Pak, apakah
Leo ada? Sebenarnya ada yang
ingin saya tanyakan pak. Apa ya
pak yang menyebabkan tikus di
sawah itu banyak sehingga
merusak tanaman padi?
5 Bahasa
mudah
dipahami oleh
peserta didik
SD kelas IV
4 4 Baik
Total Skor 7 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Skor Rata-Rata 3,5 4
Jumlah Rata-Rata 3,8
Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa skor rata-rata pada aspek
bahasa sebanyak 3,8. Skor tersebut termasuk ke dalam kategori “Sangat
Baik” meskipun ada beberapa bahasa yang digunakan belum mudah untuk
dipahami oleh peserta didik kelas IV. Walaupun demikian, peneliti juga
mendapatkan skor 3 pada item 4 tentang bahasa sesuai EBI, sehingga
peneliti harus lebih memperhatikan penggunan ejaan yang tepat pada isi
cerita. Isi buku cerita bergambar terdapat beberapa kosakata atau istilah
yang tidak dapat digantikan dengan bahasa peserta didik kelas IV, maka dari
itu menjadi salah satu kelemahan pada produk. Peneliti juga akan
menjelaskan kualitas produk dari aspek desain. Berikut merupakan rekap
skor hasil validasi pada aspek desain produk.
Tabel 4.8 Rekap Skor Hasil Validasi pada Aspek Desain Produk
No Aspek yang
Dinilai
Validasi Dosen Validasi Guru
Skor Komentar Skor Komentar
Desain Produk
6 Komponen dalam
buku cerita
bergambar
lengkap (sampul,
kata pengantar,
isi cergam, daftar
pustaka, dan
biodata penulis)
3 Perlu dilengkapi dengan
pendahuluan yang berisi
sasaran buku, tujuan buku
(rangkuman atau gambaran
tentang KI-KD), dan
gambaran isi buku secara
ringkas
4 Lengkap
7 Tampilan fisik
(warna, huruf,
gambar, atau
foto) dalam buku
cerita bergambar
menarik
4 3 Menarik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
8 Tampilan fisik
(warna huruf,
gambar, atau
foto) dalam buku
cerita bergambar
sesuai dengan
perkembangan
anak Sekolah
Dasar
4 4 Baik
Total Skor 11 11
Skor Rata-Rata 3,6 3,6
Jumlah Rata-Rata 3,6
Pada aspek desain produk mendapatkan skor rata-rata sebanyak 3,6
dan termasuk kategori “Sangat Baik”. Karena buku cerita bergambar
memiliki komponen yang cukup lengkap. Komponen tersebut berupa
halaman sampul, namun peneliti belum memberikan rangkuman pada
produk. Hal tersebut menjadi kekurangan dan perbaikan pada buku cerita
bergambar. Peneliti kemudian melakukan perbaikan berdasarkan skor dari
validator. Selanjutnya peneliti juga akan meguraikan kualitas produk pada
aspek isi buku cerita bergambar. Berikut ini merupakan uraian tentang skor
hasil validasi pada aspek isi buku cerita bergambar.
Tabel 4.9 Rekap Skor Hasil Validasi Pada Aspek Isi Buku
Cerita Bergambar
No Aspek yang
Dinilai
Validasi Dosen Validasi Guru
Skor Komentar Skor Komentar
Isi Buku Cerita Bergambar
9 Cergam berisi
narasi dan
gambar yang
saling berkaitan
3 Gambar pada bagian sawah yang
gagal panen kurang menunjukkan
kondisi sawah yang rusak karena
tanaman yang miring dan roboh
tidak dominan. Yang dominan
4 Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
terlihat ada hamparan hijau yang
subur dan segar.
Gambar hal 16 sebaiknya disusun
urutan yang tepa tantara posisi
Ayah Leo, Aura, dan Leo agar
pembaca mudah membacanya.
Sisi kiri Aura dengan pertanyaan
pertama, tengah ayah, sisi paling
kanan Leo
10 Cergam berisi
cerita yang
mendukung
judul utama
tentang
“Pelestarian
Ekosistem
Sawah dengan
Pest Repeller”
3 1. Pada hal 5 & 9,
sebaiknya antara urutan
percakapan 1-3, 2-4 tidak
dibuat dalam gelembung
bersambungan karena
akan membingungkan
pembaca
2. Pada hal 10, tulisan
sawah kekeringan, sawah
kebanjiran tidak perlu
ditulis 2x. Apakah benar
jika faktor penyebab
gagal panen hanya 3 itu,
bagaimana dengan
kesalahan memilih
varietas benih, jenis
pupuk, cuaca ekstrim
(yang menyebabkan
angin puting beliung
misalnya), kerusakan
tanah akbiat zat-zat
pencemaran, dan faktor
lainnya?
3. Hal 11 seharusnya tidak
perlu dilakukan
penjelasan berulang
tentang sawah rusak
karena dimakan tikus.
4 Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Hal tersebut sudah sangat
jelas ditekankan pada
halaman-halaman
sebelumnya.
Hal 12 apakah tikus akan mati
jika tanaman disemprot pestisida?
Penyemprotan adalah cara
mengendalikan hama di batang
atau daun. Bagaimana dengan
tikus? Rodentisida adalah umpan
beracun yang sering digunakan
untuk mengendalikan hama tikus.
Pengaplikasiannya adalah
meletakan zat tersebut di tempat
yang sering dilewati tikus, bukan
disemprotkan. Gambar
penggunaan pestisida sebaiknya
tidak ditampilkan di sisi kiri
sebelum pertanyaan, tapi di kanan
setelah jawaban Ayah Leo.
11 Cergam berisi
informasi
tentang
penjelasan
ekosistem
sawah
3 3 Baik
12 Cergam
memuat
bagian-bagian
Pest Repeller
sebagai
teknologi bunyi
ultrasonik
4 4 Lengkap
13 Cergam berisi
infromasi
tentang bagian
4 4 Lengkap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
dan cara kerja
Pest Repeller
14 Cergam berisi
tentang media-
media yang ada
dalam menjaga
ekosistem
sawah dengan
tidak aman
3 Media apa saja yang tidak aman
belum tampak. Pada cergam baru
dijelaskan tentang penyemprotan
pestisida, sedangkan untuk hama
tikus aplikasi pestisida yang
digunakan tidak melalui
penyemprotan, tapi diletakan
langsung pada jalur tikus
3 Baik
15 Alur pada
cergam mudah
dipahami
peserta didik
kelas IV
Sekolah Dasar
4 4 Baik
Jumlah 24 26
Skor Total 3,4 3,7
Rata-Rata Skor 3,5
Dari tabel di atas, kualitas dari isi buku cerita bergambar memiliki
skor 3,5. Skor tersebut masuk ke dalam kategori “Sangat Baik”. Kategori
diperoleh karena buku cerita bergambar berisi narisi dan gambar yang saling
berkaitan. Tetapi masih ada beberapa yang belum benar dalam penempatan
kata-kata sehingga membuat bingung peserta didik sewaktu membaca.
Selain itu, gambar masih ada yang kurang jelas maksutnya. Hal tersebut
menjadi kekurangan dan perbaikan pada buku cerita bergambar. Peneliti
kemudian melakukan perbaikan berdasarkan skor dari validator. Pada item
14 tentang media-media yang ada dalam menjaga ekosistem sawah dengan
tidak aman. Dalam hal ini, peneliti salah dalam mengaplikasikan obat
pestisida dan juga media yang tidak aman belum nampak. Sehingga peneliti
harus menambahkan beberapa ilustrasi untuk memperkuat penjelasan
tersebut. Dari rekap hasil validasi tersebut peneliti mengetahui kekurangan
dari buku cerita bergambar yang dikembangakan. Sehingga, perlu adanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
revisi pada item tersebut. Setelah mengetahui kelebihan dan kekurangan
buku cerita bergambar, peneliti kemudian merangkum kualitas pada setiap
aspek pada tabel
Tabel 4.10 Hasil Validasi Produk Setiap Aspek
Berdasarkan dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa terdapat empat
aspek yang menjadi penilaian buku cerita bergambar. Keempat aspek antara
lain sampul, bahasa, desain produk, dan isi cergam. Pada aspek halaman
sampul mendapatkan skor sebanyak 3,8. Aspek bahasa mendapatkan skor
sebanyak 3,8. Aspek desain produk mendapatkan skor sebanyak 3,6. Dan
untuk aspek isi buku cerita bergambar mendapatkan skor sebanyak 3,5. Dari
skor yang diperoleh setiap aspek berbeda-beda, tetapi semua aspek
termasuk dalam kategori “Sangat Baik”. Setelah mengetahui rata-rata skor
dari setiap aspek peneliti kemudian akan menghitung presentase kelayakan
produk yang disajikan dalam sebuah grafik sebagai berikut.
Grafik 4.1 Kelayakan Produk
95% 95%
90%88%
90%
80%
85%
90%
95%
100%
HalamanSampul
Bahasa DesainProduk
Isi Rata-Rata
Persentase Kelayakan Produk
Aspek Skor Kategori
Halaman sampul 3,8 Sangat Baik
Bahasa 3,8 Sangat Baik
Desain produk 3,6 Sangat Baik
Isi buku cerita bergambar 3,5 Sangat Baik
Rata-rata skor 3,6 Sangat Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Menurut hasil presentase yang diperoleh, dapat diketahui aspek
halaman sampul sebesar 95%, termasuk kategori “Sangat Layak”. Kualitas
buku cerita bergambar pada aspek halaman sampul memuat judul yang
berkaitan dengan cerita,meskipun peneliti kurang teliti dalam memberikan
rekomendasi kelas IV SD, memuat nama penulis dan memiliki warna yang
menarik sehingga dapat menarik perhatian peserta didik untuk membaca,
namun dosen validasi memberikan saran bahwa nama penulis diletakan
diakhir buku. Kemudian pada aspek bahasa sebanyak 95% dan termasuk ke
dalam kategori “Sangat Layak”. Namun, ada beberapa bahasa yang
digunakan belum mudah untuk dipahami oleh peserta didik kelas IV
Sekolah Dasar. Isi buku cerita bergambar terdapat beberapa kosakata atau
istilah yang tidak dapat digantikan dengan bahasa peserta didik kelas IV
Sekolah Dasar, maka dari itu menjadi salah satu kelemahan pada produk.
Presentase kelayakan pada aspek desain produk sebanyak 90%, termasuk
dalam kategori “Sangat Layak”. Pada aspek buku cerita bergambar
memiliki komponen yang lengkap. Komponen tersebut berupa halaman
sampul, namun peneliti belum memberikan rangkuman pada produk. Hal
tersebut menjadi kekurangan dan perbaikan pada buku cerita bergambar.
Selanjutnya presentase kelayakan produk yang terakhir adalah isi cerita,
pada aspek ini mendapatkan sebanyak 88% dan termasuk dalam kategori
“Sangat Layak”. Pada aspek tersebut, buku cerita bergambar berisi narisi
dan gambar yang saling berkaitan. Tetapi masih ada beberapa yang belum
benar dalam penempatan kata-kata sehingga membuat bingung peserta
didik sewaktu membaca. Selain itu, gambar masih ada yang kurang jelas
maksutnya. Hal tersebut menjadi kekurangan dan perbaikan pada buku
cerita bergambar. Peneliti kemudian melakukan perbaikan berdasarkan skor
dari validator. Pada item 14 tentang media-media yang ada dalam menjaga
ekosistem sawah dengan tidak aman. Dalam hal ini, peneliti salah dalam
mengaplikasikan obat pestisida dan juga media yang tidak aman belum
nampak. Sehingga peneliti harus menambahkan beberapa ilustrasi untuk
memperkuat penjelasan tersebut. Menurut perhitungan presentase
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
kelayakan produk pada keempat aspek diperoleh presentase rata-rata
sebanyak 90% dari perhitungan rata-rata tersebut masuk dalam kategori
“Sangat Layak”.
Berdasarkan dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa buku cerita
bergambar yang dikembangkan peneliti termasuk dalam kategori “Sangat
Baik”. Buku cerita bergambar memiliki kualitas sangat baik, tetapi layak
untuk diuji cobakan setelah proses perbaikan produk. Menurut hasil
validasi, peneliti memperoleh komentar dari validator. Komentar tersebut
menjadi bahan untuk memperbaiki produk untuk setelah itu diuji cobakan.
Berikut ini adalah penjelasan mengenai perbaikan produk sesuai dengan
komentar validator.
1) Perbaikan Produk
Peneliti melakukan perbaikan berdasarkan komentar dari
validator. Komentar validator menjadi kekurangan dari produk yang
peneliti kembangakan, maka dari itu perlu dilakukan perbaikan.
Menurut hasil validator, perbaikan yang perlu dilakukan yaitu pada
halaman 1, 7, dan 14. Berikut merupakan penjelasan produk buku
cerita bergambar sebelum perbaikan dan setelah perbaikan.
Tabel 4.11 Perbaikan Produk pada Halaman 1
Halaman 1
Sebelum Perbaikan Setelah Perbaikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Berdasarkan saran pada komentar dosen Pendidikan Biologi,
peneliti memperbaiki pada aspek halaman 1 buku cerita bergambar
yaitu gambar bagian sawah yang gagal panen kurang menunjukan
kondisi sawah yang rusak karena tanaman yang miring dan roboh
tidak dominan. Sebelum perbaikan peneliti menampilkan hamparan
sawah yang hijau yang subur dan segar. Selain itu ada perbaikan kata
yaitu Pada suatu hari, ketika Aura dan Leo pulang sekolah, mereka
melihat hamparan sawah yang gagal panen.
Tabel 4.12 Perbaikan Produk pada Halaman 7
Halaman 7
Sebelum Perbaikan Setelah Perbaikan
Berdasarkan saran pada komentar dosen Pendidikan Biologi,
peneliti memperbaiki pada aspek halaman 7 buku cerita bergambar
yaitu bahasa yang digunakan Aura ke ayah Leo sebaiknya lebih
sopan karena bacaan ini juga seharusnya dapat mendidik anak SD
sopan santun. Sebaiknya Aura mengucapkan permisi terlebih
dahulu. Sebelum perbaikan Aura kurang sopan dengan Ayah Leo,
peneliti kemudian memperbaiki supaya cergam ini juga dapat
memberikan contoh sopan santun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Tabel 4.13 Perbaikan Produk pada Halaman 14
Halaman 14
Sebelum Perbaikan Setelah Perbaikan
Berdasarkan saran pada komentar dosen Pendidikan Biologi,
peneliti diminta pada halaman 14 sebaiknya disusun urutan yang
tepat antara posisi Ayah Leo, Aura, dan Leo agar pembaca mudah
membacanya. Sisi kiri Aura dengan pertanyaan pertama, tengah
ayah, sisi paling kanan Leo. Sebelum perbaikan, posisi Ayah berada
di sebelah paling kiri namun yang memulai berbicara adalah Aura
yang berada di tengah. Peneliti lalu memperbaiki posisi sesuai
dengan saran dari validator.
Setelah produk berupa buku cerita bergambar direvisi, tahap
selanjutnya adalah tahap implementasi. Peneliti melakukan
implementasi kepada peserta didik kelas IV. Namun peneliti tidak
dapat melakukan implementasi dikarenakan wabah Covid-19.
d. Implementasi (Implementation)
Produk yang telah dinyatakan layak kemudian dilakukan uji
coba atau implementasi. Pada tahap ini peneliti sudah diberikan ijin
untuk uji coba di SDN Gambiranom tetapi dikarenakan pandemi
covid-19 masih tinggi sehingga SDN Gambiranom melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
pembelajaran di rumah secara daring. Pemerintah mewajibkan
kepada seluruh jenjang sekolah, termasuk pendidikan Sekolah Dasar
untuk melakukan kegiatan belajar di rumah secara daring. Peserta
didik melakukan belajar di rumah untuk menggantikan
pembelajaran di sekolah. Kebijakan tersebut dibuat karena
penerapan social distancing untuk memperkecil penyebaran wabah
Covid-19. Maka dari itu, peneliti tidak dapat melakukan uji coba
produk dikarenakan tidak ada kegiatan belajar mengajar di sekolah.
e. Evaluasi (Evaluation)
Pada tahap ini, peneliti menjabarkan kajian produk akhir
berdasarkan tiap tahap pengembangan pada model ADDIE. Pada
tahap analisis kebutuhan peneliti melakukan wawancara. Dari hasil
evaluasi tahap tersebut, peneliti mendapatkan potensi untuk
mengembangkan cergam sebagai sarana literasi dan media
pembelajaran bagi peserta didik Sekolah Dasar. Pada tahap desain,
peneliti melakukan evaluasi dan menghasilkan desain produk yaitu
buku cerita bergambar yang berisi penjelasan tentang pelestarian
ekosistem sawah dengan teknologi bunyi ultrasonik. Pada tahap
pengembangan peneliti mencetak produk yang sudah dirancang dan
melakukan validasi pada dosen Pendidikan Biologi dan guru kelas
IV SD dan mendapatkan presentase kelayakan 90% dari perhitungan
rata-rata tersebut masuk dalam kategori “Sangat Layak”. Terdapat
komentar dan saran validator pada tahap pengembangan,
diantaranya 1) maksud dari gambar ilustrasi kurang jelas, 2)
pemilihan kata agar menanamkan kesopanan pada peserta didik
kelas IV SD, 3) pemeilihan kata agar mudah dipahami peserta didik
kelas IV SD, 4) penggunaan ejaan sesuai dengan EBI. Peneliti juga
menambahkan beberapa gambar agar mudah dipahami peserta didik.
Pada tahap implementasi, peneliti tidak dapat menguji cobakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
produk karena kondisi yang tidak mendukung dikarenakan wabah
Covid-19.
B. Pembahasan
Pada masa sekarang ini masalah pelestarian ekosistem sawah menjadi
masalah bersama. Ekosistem sawah menjadi terancam akibat kurangnya pendidikan
lingkungan hidup masyarakat dan kurangnya kesadaran masyarakat terhadap
lingkungan hidup. Perlunya pendidikan lingkungan hidup dan kesadaran sejak dini
untuk melestarikan lingkungan. Melalui masalah tersebut peneliti mengembangkan
produk berupa cerita bergambar yang bertujuan untuk mendidik dan menyadarkan
masyarakat sejak dini khususnya dari Sekolah Dasar.
Buku cerita bergambar adalah buku yang menyampaikan cerita bergambar
dan teks dan keduanya saling menjalin (Micthel, 2003: 87). Lukens (2003: 38)
mengatakan ilustrasi cerita dan gambar merupakan dua media yang berbeda, tetapi
dalam buku cerita keduanya secara bersama membentuk perpaduan. Sejalan dengan
itu, Nurgiyantoro (2005: 152) berpendapat buku cerita bergambar adalah buku
bacaan cerita yang menampilkan teks narasi secara verbal dan disertai gambar-
gambar ilustrasi. Dalam buku cerita bergambar yang peneliti kembangkan berisi
informasi mengenai pelestarian ekosistem sawah dengan teknologi bunyi
ultrasonik. Informasi tersebut termuat dalam buku cerita bergambar, meliputi
penjelasan cara kerja teknologi bunyi ultrasonik (Pest Repeller), bagian-bagian Pest
Repeller serta bentuk dari Pest Repeller untuk membasmi hama serta rekomendasi
menempatkan Pest Repeller. Terdapat gambar-gambar ilustrasi yang
menggambarkan isi teks. Gambar-gambar tersebut menjelaskan mengenai isi cerita
menjadi lebih nyata. Warna-warni yang menarik serta dirancang dengan bentuk
animasi diharapkan dapat menarik perhatian peserta didik. Dengan hal tersebut,
peserta didik dapat lebih memahami informasi mengenai pelestarian ekosistem
sawah dengan bunyi ultrasonik.
Setelah produk yang dikembangkan oleh peneliti selesai, kemudian peneliti
melakukan validasi ke beberapa ahli untuk mengetahui kelayakan produk tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Peneliti melakukan validasi ke beberapa validator yaitu dosen Pendidikan Biologi
dan guru kelas IV SD. Menurut penilaian dari kedua validator ada beberapa hal
yang perlu diperbaiki yaitu maksud dari gambar ilustrasi kurang jelas dan
pemeilihan kata agar mudah dipahami peserta didik kelas IV SD. Berdasarkan skor
validasi, buku cerita bergambar pada aspek isi buku cerita bergambar mendapatkan
nilai 3,5 dari kedua validator. Nilai tersebut menjadi kelamahan pada buku cerita
bergambar, sehingga peneliti harus menambahkan beberapa ilsutrasi serta
pemilihan kata agar mudah dipahami peserta didik. Kalimat yang disusun secara
sederhana membantu peserta didik lebih memahami isi cerita di dalam buku.
Kalimat menjadi unsur terpenting dalam aspek bahasa serta bahasa harus sesuai
dengan karakteristik peserta didik kelas IV SD.
Gambar ilustrasi yang tepat dapat menjadi pendukung peserta didik dalam
memahami bahasa dalam cerita. Gambar-gambar tersebut dapat membantu peserta
didik memahami bahasa yang menyampaikan isi cerita. Buku cerita bergambar
yang peneliti kembangkan juga sesuai dengan karakteristik peserta didik kelas IV
SD karena menjadi saran yang dapat membantu peserta didik memahami sesuatu
yang abstrak. Gambar-gambar pada buku cerita membuat bahasa dalam isi cerita
menjadi lebih nyata, sehingga dapat lebih mudah dipahami dan pesan cerita tersebut
tersampaikan kepada pembaca.
Karakteristik buku cerita bergambar menurut Resmini (dalam Krissandi,
2017: 21) adalah memuat berbagai tema yang sering didasarkan pada pengalaman
kehidupan sehari-hari. Pada saat peneliti mengembangkan buku cerita bergambar,
peneliti menemukan kesulitan yaitu bagaimana cara mempraktekan materi yang ada
dalam buku guru dan buku peserta didik ke kehidupan sehari-hari. Selain itu peneliti
juga kesulitan dalam menentukan topik yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari
peserta didik. Jadi peneliti menentukan tema tentang pelestarian ekosistem sawah
dikarenakan permasalahan pelestarian ekosistem sawah sangat umum untuk peserta
didik yang berada di desa, disamping itu tema tersebut memberikan wawasan
tambahan bagi peserta didik yang berada di kota karena masih banyak peserta didik
di kota yang tidak terlalu mengatahui keadaan sawah. Karakter anak-anak sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
dan petani serta latar tempat yang dipilih peneliti sesuai dengan keadaan nyata
peserta didik yang berada di desa. Hal itu memudahkan peserta didik dalam
memahami isi buku cerita bergambar.
Penelitian ini diambil data secara kualitatif, data tersebut diperoleh dari hasil
validasi dosen Pendidikan Biologi dan guru kelas IV SD. Setelah validasi dilakukan
peneliti medapatkan beberapa saran dan masukan dari validator. Beberapa saran
tersebut diantaranya, yaitu:
1. Maksud dari gambar ilustrasi kurang jelas.
2. Pemilihan kata agar menanamkan kesopanan pada peserta didik
kelas IV SD.
3. Pemeilihan kata agar mudah dipahami peserta didik kelas IV SD.
4. Penggunaan ejaan sesuai dengan EBI.
Setelah itu peneliti melakukan perbaikan terhadap produk, penelit mengolah
data hasil validasi menggunakan teknik kuantitatif dengan skala Likert. Hasil
validasi tersebut peneliti mendapatkan skor rata-rata sebanyak 3,6 dan termasuk
kategori “Sangat Baik”. Sementara itu peneliti juga mendapat skor sebanyak 90%
dalam kelayakan produk dan termasuk ke dalam kategori “Sangat Layak”. Dari data
tersebut peneliti seharusnya melakukan uji coba produk tetapi karena kondisi yang
tidak mendukung dikarenakan wabah Covid-19. Pemerintah mewajibkan kepada
seluruh jenjang sekolah, termasuk pendidikan Sekolah Dasar untuk melakukan
kegiatan belajar di rumah secara daring. Peserta didik melakukan belajar di rumah
untuk menggantikan pembelajaran di sekolah. Kebijakan tersebut dibuat karena
penerapan social distancing untuk memperkecil penyebaran wabah Covid-19.
Maka dari itu, peneliti tidak dapat melakukan uji coba produk dikarenakan tidak
ada kegiatan belajar mengajar di sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
BAB V
PENUTUP
Uraian dalam bab ini terdiri dari kesimpulan, keterbatasan penelitian dan
saran penelitian.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan secara keseluruhan dapat
disimpulkan bahwa sebagai berikut:
1. Pengembangan buku cerita bergambar tentang pelestarian ekosistem
sawah dengan teknologi bunyi ultrasonik untuk peserta didik kelas IV
SD dengan tahap-tahap model ADDIE: (1) analisis kebutuhan karena
masalah ekosistem sawah serta analisis mengenai pembelajaran
pendidikan lingkungan hidup di Sekolah Dasar. Data tersebut
deiperoleh dari wawancara dengan kepala dusun dan guru kelas IV SD,
(2) desain produk dengan membuat kisi-kisi buku cerita bergambar, (3)
pengembangan dilakukan untuk merancang produk buku cerita
bergambar sesuai kisi-kisi dan dilakukan validasi pada ahli serta revisi
produk, (4) Pada tahap implementasi peneliti tidak melakukan uji coba
produk karena kondisi yang tidak mendukung dikarenakan wabah
Covid-19. Peserta didik melakukan belajar di rumah untuk
menggantikan pembelajaran di sekolah. Kebijakan tersebut dibuat
karena penerapan social distancing untuk memperkecil penyebaran
wabah Covid-19. Maka dari itu, peneliti tidak dapat melakukan uji coba
produk dikarenakan tidak ada kegiatan belajar mengajar di sekolah, (5)
evaluasi dilakukan dengan melakukan evaluasi sumatif berdasarkan
hasil validasi dan uji coba produk, kemudian evaluasi formatif
dilakukan berdasarkan hasil saran dan masukan dari dosen pembimbing
dan dosen ahli validator.
2. Kualitas buku cerita bergambar tentang pelestarian ekosistem sawah
dengan teknologi bunyi ultrasonik untuk peserta didik kelas IV Sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Dasar dari hasil validasi yang dilakukan mendapatkan skor rata-rata
sebanyak 3,6 dan termasuk kategori “Sangat Baik” menurut validasi ahli
dari dosen Pendidikan Biologi dan guru kelas IV SD. Dari skor tersebut
diharapkan dapat membantu peserta didik dalam memahami materi pada
Tema 3 “Peduli Terhadap Makhluk Hidup” dengan subtema 1 “Hewan
dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku” Pembalajaran 1 yang
berfokus pada materi pelestarian lingkungan sawah. Peneliti berharap
buku cerita bergambar yang disusun peneliti bisa berguna sebagai media
pembelajaran dan sarana literasi di Sekolah Dasar.
B. Keterbatasan Pengembangan
Pada keterbatasan peneliti, peneliti memiliki beberapa keterbatasan,
antara lain:
1. Buku cerita bergambar tidak dapat diuji cobakan pada peserta didik,
sehingga membuat data kualitas produk kurang lengkap.
2. Kalimat dalam buku cerita bergambar masih belum berupa uraian
cerita dan masih seperti informasi.
3. Dalam buku cerita bergambar ini belum terdapat glosarium yang
menjelaskan kosa kata yang kurang dipahami oleh peserta didik.
C. Saran
1. Dalam mengembangkan buku cerita bergambar sebaiknya peneliti
menggunakan kata-kata sederhana dan menanamkan sopan santun
pada isi cerita.
2. Peneliti sebaiknya memberikan glosarium yang menjelaskan kosa
kata dari bahasa yang kurang dipahami oleh peserta didik.
3. Diperlukannya uji coba produk kepada peserta didik agar data yang
didapatkan lengkap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Mulyani, Yunansah. (2017). Pembelajaran Literasi: Startegi
Meningkatkan Kemampuan Literasi Matematika, Sains, Membaca, dan
Menulis. Jakarta: Bumi Aksara
Afandi, Rifki. (2013). Integrasi pendidikan lingkungan hidup melalu pembelajaran
IPS di sekolah dasar sebagai alternatif menciptakan sekolah hijau. Dalam:
jurnal pedagogia, 2(1): 98-108.
Arifin, Zaenal. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Bueche, R. J. 1986. Introduction to Physics for Scientist and Engineers. New York:
MC Graw Hill
Dinata, Hakim. (2019). Pengaruh Gelombang Ultrasonik Terhadap Hama Tikus
Guna Menanggulangi Permasalahan Hama Padi, Barometer,Jurnal
Volume 4 No.1, Januari 2019, 187-189. Diakses pada 4 April 2021
Djiwo H. 2009. Pemantauan suhu dengan mikrokontroler atmega8 pada jaringan
lokal. Jurnal seminar nasional VSdm teknologi nuklir Yogyakarta(Online),
http://jurnal.sttn-batan.ac.id /wp- content/uploads/2010/03/B42%20_Djiwo
_. Pdf. Diakses tanggal 23 April 2021
Ernawati, Iis dan Sukardiyono, Totok. (2017). Uji kelayakan media pembelajaran
interaktif pada mata pelajaran adminitrasi server. Elinvo (Electronics,
Informatics, and Vocational Education). Vol.2, No.02, Hal. 204-210.
(Online). Diakses 3 Maret 2021.
Faizah, U. (2009). Keefektifan cerita bergambar untuk pendidikan nilai dan
keterampilan berbahasa dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Cakrawala
Pendidikan. Tahun 28, No. 3: 249.
Hadinugrahaningsih, T., dkk. (2017). Keterampilan Abad 21 dan STEAM (Science,
Technology, Engineering, Art, and Mathematics) Project dalam
Pembelajaran Kimia. Jakarta: LPPM Unversitas Negeri Jakarta.
Hamzah. S. (2013). Pendidikan Lingkungan. Bandung: PT Refika Aditama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Heffner, Henry. 2007. Hearing Range of Laboratory Animals. Journal of the
American Association for Laboratory Animal Science.
Irwan, Z. D. (1996). Pinsip-Prinsip Ekologi Ekosistem, Lingkungan dan
Pelestariannya. Jakarta: PT Bumi Aksara
Isnanniah. (2018). Pengaruh Paparan Gelombang Ultrasonik Terhadap Ukuran
Lingkar Perut Serta Kadar Trigliserida Darah. Skripsi. Fakultas Sains dan
Teknologi. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim. Malang.
Kemendikbud. (2017). Buku Guru Edisi Revisi 2017. Tema 3. Kelas IV. Jakarta:
Kemendikbud
Kemendukbud. (2017). Buku Siswa Edisi Revisi 2017. Tema 3. Kelas IV. Jakarta:
Kemendikbud
Krissandi, A. D. S. (2017). Merancang Buku Cerita Bergambar. Yogyakarta:
Sanata Dharma University Press.
Kustandi, Cecep & Sutjipto, Bambang. (2011). Media Pembelajaran: Manual dan
Digital. Bogor: Ghalia Indonesia
L. Akhir et al. (2014). Gelombang Ultrasound Untuk Mengendalikan Hama Tikus
Lans. (2016). Pendidikan Lingkungan Hidup dan Aplikasinya dalam Pembelajaran
bagi Siswa Sekolah Dasar. Uap.unnes.aac.id/pkm-
bidikmisi/511536863.doc.
Lik. N. (2019). Implementasi Steam dalam Pembelajaran Matematika. Jurnal Vol.
1(2) Tahun 2019. Hal 41-50
Lukens, R. J. (2003). A critical hand book of children’s literature. New York:
Longman.
Malik, Ibnu, dkk. 2009. ANEKA PROYEK Mikrokontroler PIC16F84/A. Jakarta:
PT Elex Media Komputindo.
McElmeel, S. L. (2002). Character education: A book guide for teachers,
librarians, and parents. United States: Teacher Ideas Press.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Mitchell, D. (2003). Children’s literature: animation to the world. USA: Allyn &
Bacon.
Nitriani, Nengah dkk. (2018). Pengembangan Bahan Ajar Mata Kuliah Fisika
Modern menggunakan Model ADDIE, Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako
Online (JPFT) Vol. 6 No. 1 p-ISSN 2338-3240, e-ISSN 2580-5924. Diakses
pada 18 Juli 2021.
Nurgiyantoro, B. (2005). Sastra Anak Pengantar Pemahaman Dunia Anak.
Yogyakarta: Gadjah Mada Universitas Press.
Nurgiyantoro, B. (2005). Sastra anak pengantar pemahaman dunia anak.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Pamuti, Bobby, P., Djarkasi, A. (2014). Kajian Perencanaan Pengajaran Mata
Pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) pada tingkat sekolah dasar
di Kota Manado. Jurnal Sabua, diakses pada tanggal 9 September 2020 jam
13:43 wib dari web http://ejournal.unstrat.ac.id dipublikasikan pada tanggal
1 Maret 2014.
Pribadi, B.A. (2009). Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat.
Rachmat, Antonius. 2010. Alogaritma dan Pemrogaman dengan Bahasa C Konsep,
Teori dan Implementasi. Yogyakarta: ANDI
Sati. (2017). Ekosistem. Solo: Azka Pressindo
Selegi, F. S. (2017). Model Evaluasi Formatif-Sumatif terhadap Motivasi Belajar
Mahasiswa pada Mata Kuliah Perencanaan Pengajaran Geografi,
Prosiding Seminar Nasional 20 Program Pascasarjana Universitas PGRI
Palembang 25 November 2017. Diakses pada 17 Juli 2021.
Sudaryono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Kharisma Putra
Utama
Suedi, Tantu. (2016). Pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup. Bogor: IPB
Press
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Sugiyono. (2013). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D.
Bandung:Alfabeta.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Manajemen. Bandung: Alfabeta.
Suprijono, Agus. (2016). Model-model Pembelajaran Emansipatoris. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Sutrisno. 1988. Gelombang dan Optik, seri Fisika Dasar Jilid 2. Bandung : ITB
Tung Yao. (2017). Desain Intruksional. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
Widyoko, Eko Putro.(2016). Teknik Penyusunan Instrument Penelitian.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Wijanarko, Denny dkk. (2017). Gelombang Ultrasonik Sebagai Alat Pengusir
Tikus Menggunakan Mikrokontroler Atmega 8, Jurnal Teknologi
Informatika dan Terapan Volume 04, No 1, Januari – Juni 2017. Diakses
pada 2 April 2021.
Gambar dari internet:
Gambar Rantai Makanan. Diunduh di:
http://bit.ly/2dMldwm Pada 5 Januari 2021 Pukul 20.00 WIB
Gambar Jaring-Jaring Makanan. Diunduh di:
http://bit.ly/2dA5WRl Pada 5 Januari 2021 pukul 20.00 WIB
Gambar Piramida Makanan. Diunduh di:
http://bit.ly/2dA552P Pada 5 Januari 2021 pukul 20.00 WIB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Lampiran 1. Surat Izin Analisi Kebutuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Lampiran 2. Lembar Wawancara Guru Kelas IV
Variabel Indikator Pertanyaan
Pembelajaran
IPA Materi
Pelestarian
Lingkungan
Sekitar
(Ekosistem
Sawah)
Pembelajaran Tema 3
“Peduli Terhadap Makhluk
Hidup” dengan subtema 1
“Hewan dan Tumbuhan di
Lingkungan Rumahku”.
1. Bagaimana Bapak/Ibu mengajarkan
materi tematik kelas IV Tema 3 “Peduli
Terhadap Makhluk Hidup” Subtema 1
“Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan
Rumahku”?
Kegiatan Pembelajaran
Tema 3 “Peduli Terhadap
Makhluk Hidup” dengan
subtema 1 “Hewan dan
Tumbuhan di Lingkungan
Rumahku”.
2. Apa saja kegiatan yang dilakukan
ketika Bapak/Ibu mengajarkan materi
tematik kelas IV Tema 3 “Peduli
Terhadap Makhluk Hidup” Subtema 1
“Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan
Rumahku”?
Pengalaman pembelajaran
Tema 3 “Peduli Terhadap
Makhluk Hidup” dengan
subtema 1 “Hewan dan
Tumbuhan di Lingkungan
Rumahku”.
3. Berdasarkan pengalaman Bapak/Ibu
mengajar, media apa yang digunakan
dalam mengajarkan materi tematik
kelas IV Tema 3 “Peduli Terhadap
Makhluk Hidup” Subtema 1 “Hewan
dan Tumbuhan di Lingkungan
Rumahku”?
Lingkungan dalam
pembelajaran Tema 3
“Peduli Terhadap Makhluk
Hidup” dengan subtema 1
“Hewan dan Tumbuhan di
Lingkungan Rumahku”.
4. Lingkungan apa saja yang telah
Bapak/Ibu jelaskan pada Tema 3
“Peduli Terhadap Makhluk Hidup”
Subtema 1 “Hewan dan Tumbuhan di
Lingkungan Rumahku”?
Cerita
bergambar
(Cergam)
Ketersediaan cergam untuk
peserta didik kelas IV
Sekolah Dasar.
5. Berdasarkan pengalaman Bapak/ibu
mengajar, apakah pernah menggunakan
buku cerita bergambar dalam
mengajarkan materi tematik kelas IV
Tema 3 “Peduli Terhadap Makhluk
Hidup” Subtema 1 “Hewan dan
Tumbuhan di Lingkungan Rumahku”?
Apakah memerlukan buku
cergam, Karakteristik
cergam yang dibutuhkan
dan sesuai untuk peserta
didik kelas IV
6. Apakah Bapak/Ibu guru,
memerlukan buku cerita bergambar?
Bagaimana karakteristik buku cerita
bergambar yang dapat membuat peserta
didik tertarik untuk membacanya?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Lampiran 3. Hasil Wawancara Guru Kelas IV
No Pertanyaan Kesimpulan
1 Bagaimana Bapak/Ibu
mengajarkan materi tematik kelas
IV Tema 3 “Peduli Terhadap
Makhluk Hidup” Subtema 1
“Hewan dan Tumbuhan di
Lingkungan Rumahku”?
Materi tematik kelas IV Tema 3
“Peduli Terhadap Makhluk Hidup”
Subtema 1 “Hewan dan Tumbuhan
di Lingkungan Rumahku” diajarkan
sesuai dengan materi yang terdapat
di buku guru dan buku peserta didik
serta tambahan informasi lainnya
dari internet.
2 Apa saja kegiatan yang dilakukan
ketika Bapak/Ibu mengajarkan
materi tematik kelas IV Tema 3
“Peduli Terhadap Makhluk Hidup”
Subtema 1 “Hewan dan Tumbuhan
di Lingkungan Rumahku”?
Kegiatan yang dilakukan untuk
mengajarkan materi tematik kelas IV
Tema 3 “Peduli Terhadap Makhluk
Hidup” Subtema 1 “Hewan dan
Tumbuhan di Lingkungan
Rumahku” adalah mengajak peserta
didik menonton video dan
memberikan tugas kepada peserta
didik.
3 Berdasarkan pengalaman
Bapak/Ibu mengajar, media apa
yang digunakan dalam
mengajarkan materi tematik kelas
IV Tema 3 “Peduli Terhadap
Makhluk Hidup” Subtema 1
“Hewan dan Tumbuhan di
Lingkungan Rumahku”?
Media yang digunakan untuk
mengajar kelas IV Tema 3 “Peduli
Terhadap Makhluk Hidup” Subtema
1 “Hewan dan Tumbuhan di
Lingkungan Rumahku” adalah video
yang berkaitan dengan materi.
4 Lingkungan apa saja yang telah
Bapak/Ibu jelaskan pada Tema 3
“Peduli Terhadap Makhluk Hidup”
Subtema 1 “Hewan dan Tumbuhan
di Lingkungan Rumahku”?
Lingkungan yang dibahas untuk
mengajarakan materi tematik kelas
IV Tema 3 “Peduli Terhadap
Makhluk Hidup” Subtema 1 “Hewan
dan Tumbuhan di Lingkungan
Rumahku” adalah lingkungan
tempat penangkaran hewan langka,
yaitu taman nasional dan kebun
binatang.
5 Berdasarkan pengalaman
Bapak/ibu mengajar, apakah
pernah menggunakan buku cerita
bergambar dalam mengajarkan
materi tematik kelas IV Tema 3
“Peduli Terhadap Makhluk Hidup”
Subtema 1 “Hewan dan Tumbuhan
di Lingkungan Rumahku”?
Belum pernah menggunakan buku
cerita bergambar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
6 Apakah Bapak/Ibu guru
memerlukan buku cerita
bergambar? Bagaimana
karakteristik buku cerita bergambar
yang dapat membuat peserta didik
tertarik untuk membacanya?
- Iya, memerlukan
- Karakteristik buku cerita
bergambar yaitu
gambar/ilustrasi animasi,
warna yang dipilih adalah
warna yang cerah, dan
bahasanya mudah dipahami
oleh peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Lampiran 4. Lembar Wawancara Kepala Dusun Parakan Kulon
Variabel Indikator Pertanyaan
Kulitas Sawah Keadaan Sawah 1. Bagaimana keadaan sawah yang ada
di dusun Parakan Kulon?
Pentingnya ekosistem
di sawah
2. Menurut bapak apakah ekosistem di
sawah itu penting?
Fungsi ekosistem di
sawah dalam
lingkungan masyarkat
3. Apakah sawah yang digunakan
menghasilkan bahan pangan
4. Aktivitas apa saja yang dilakukan
warga dengan sawah tersebut?
5. Apakah sawah yang gagal panen tidak
dapat digunakan kembali?
Kegiatan yang
dilakukan petani
dan masyarakat
sekitar
Upaya mengatasi
permasalah yang ada
6. Adakah tindakan yang dilakukan
untuk mengatasi masalah gagal panen?
7. Apakah ada yang menggunakan
tekonologi bunyi ultrasonik sebagai
sarana pembantu dalam mengurangi
hama di sawah?
Pentingnya pendidikan
yang mengajarkan
pelestarian lingkungan
sekitar.
8. Untuk anak-anak Sekolah Dasar,
menurut bapak perlukah mereka
diajarkan mengenai pelestarian
lingkungan alam khususnya dalam
pelestarian ekosistem sawah?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Lampiran 5. Hasil Wawancara Kepala Dusun Parakan Kulon
No Pertanyaan Kesimpulan
1 Bagaimana keadaan sawah yang ada di
dusun Parakan Kulon?
Berdasarkan wawancara kepala dusun
Parakan Kulon, peneliti mendapatkan
informasi bahwa sawah yang ada di
dusun Parakan Kulon mengalami
gagal panen untuk tanaman padi.
2 Menurut bapak apakah sawah itu sangat
penting?
Berdasarkan wawancara kepala dusun
Parakan Kulon, peneliti mendapatkan
informasi bahwa sawah itu sangat
penting karena sumber pangan
masyarakat berasal dari sawah
tersebut.
3 Apakah sawah yang digunakan
menghasilkan bahan pangan
Berdasarkan wawancara kepala dusun
Parakan Kulon, peneliti mendapatkan
informasi bahwa iya, selain padi,
sawah juga ada tanaman lainnya
seperti, kacang, jagung, papaya, dll.
4 Apakah warga menggunakan sawah
untuk aktivitas sehari-hari?
Berdasarkan wawancara kepala dusun
Parakan Kulon, peneliti mendapatkan
informasi bahwa sawah digunakan
sehari-hari oleh warga karena sebagian
besar warga berprofesi sebagai petani.
5 Apakah sawah yang gagal panen tidak
dapat digunakan kembali?
Berdasarkan wawancara kepala dusun
Parakan Kulon, peneliti mendapatkan
informasi bahwa sawah dapat
digunakan kembali
6 Adakah ada tindakan yang dilakukan
untuk mengatasi masalah gagal panen
ini?
Berdasarkan wawancara kepala dusun
Parakan Kulon, peneliti mendapatkan
informasi bahwa beberapa petani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
sudah mencoba menggunakan obat
kimia untuk membasmi hama, tetapi
obat tersebut dapat merusak kesuburan
tanah.
7 Apakah bapak menggunakan teknologi
bunyi ultrasonik sebagai sarana
pembantu dalam membasmi hama?
Berdasarkan wawancara kepala dusun
Parakan Kulon, peneliti mendapatkan
informasi bahwa petani belum tahu
dan belum menggunakan teknologi
bunyi ultrasonik sebagai sarana untuk
membantu membasmi hama.
8 Untuk anak-anak Sekolah Dasar,
menurut bapak apakah perlu mereka
diajarkan mengenai pelestarian
lingkungan alam terkhusus dalam
ekosistem sawah?
Berdasarkan wawancara kepala dusun
Parakan Kulon, peneliti mendapatkan
informasi bahwa anak-anak Sekolah
Dasar perlu diajarkan mengenai
pelestarian lingkungan alam terkhusus
dalam ekosistem sawah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Lampiran 6. Lembar Validasi
Hal : Pemohonan Validasi Produk
Lampiran : 1 Bendel
Kepada
Yth. ………………………
Di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Sehubungan dengan pelaksanaan Tugas Akhir Skripsi (TAS), dengan ini saya:
Nama : Raihan Nafi Iswana
NIM : 161134242
Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Judul TAS : Pengembangan Buku Cerita Bergambar Tentang
Pelestarian Ekosistem Sawah untuk Peserta Didik Kelas IV
SD
Dengan hormat mohon ibu berkenan memberikan validasi terhadap buku cergam
penelitian TAS yang telah saya susun berjudul “Pelestarian Ekosistem Sawah
dengan Pest Repeller”. Sebagai bahan pertimbangan, bersama ini saya lampirkan
lembar validasi.
Demikian permohonan saya, atas bantuan dan perhatian Ibu diucapkan terima
kasih.
Yogyakarta, 27 Januari 2021
Pemohon,
Raihan Nafi Iswana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
TOR
PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR
TENTANG PELESTARIAN EKOSISTEM SAWAH UNTUK PESERTA
DIDIK KELAS IV SEKOLAH DASAR
Hubungan timbal balik yang terjadi antara makhluk hidup dengan
lingkungan di sekitarnya dan membentuk suatu sistem disebut dengan ekosistem
(Sati, 2017: 1). Ekosistem sawah memiliki keberagaman produsen, konsumen dan
pengurai, jika salah satu konsumen berkurang akan mengakibatkan ketidak
seimbangan ekosistem sawah. Di alam terdapat organisme hidup (makhluk hidup)
dengan lingkungannya yang tidak hidup saling berinteraksi berhubungan erat tak
terpisahkan dan saling pengaruh memperngaruhi satu sama lain yang merupakan
suatu sistem (Irwan, 1996: 27). Di dalam ekosistem terdapat makhluk hidup dan
lingkungannya. Oleh karena itu, ekosistem harus dijaga agar tetap berjalan dengan
semestinya. Materi pelestarian lingkungan alam menjadi salah satunya muatan
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang diajarkan pada pembelajaran tematik
Kurikulum 2013 kelas IV Sekolah Dasar, yaitu pada Tema 3 “Peduli Terhadap
Makhluk Hidup” subtema 1 “Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku”.
Berdasarkan wawancara dari dua guru kelas IV di sekolah yang berbeda,
didapatkan informasi bahwa guru memberikan materi pelajaran tentang pelestarian
lingkungan hanya menggunakan buku dinas dan video. Namun belum terdapat
adanya buku cerita gambar sebagai media pembelajaran. Menurut kedua guru
tersebut, cergam dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran dalam
mengajarkan materi tentang pelestarian lingkungan. Cergam adalah adalah tuturan
teks cerita anak yang ditulis berdasarkan suatu aktivitas atau kejadian sesuai dengan
sudut pandang anak sehingga dapat menarik minat baca anak yang tersusun atas
teks dan gambar yang keduanya saling melengkapi (Krissandi, 2017: 21).
Berdasarkan hasil wawancara dengan kedua guru kelas IV tersebut cergam
mempunyai ciri-ciri, yaitu menggunakan gambar animasi, mempunyai banyak
warna, menumbuhkan imajinasi, dan mempunyai alur Cerita. Peneliti ini
mengembangkan cergam yang berjudul “Pelestarain Ekosistem Sawah dengan Pest
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Repeller”. Cergam berisi tentang informasi mengenai pelestarian ekosistem sawah
dengan teknologi bunyi ultrasonik. Tujuan pengembangan cergam ini adalah
sebagai media pembelajaran. Selain itu, dapat digunakan untuk literasi, literasi
ditujukan agar peserta didik mampu menguasai dimensi bahasa dan dimensi
kognitif literasi yang mencakup proses pemahaman, membaca, menulis, dan konsep
analisis wacana tertulis (Abidin, Mulyati, Yunansah, 2017: 22).
Oleh karena itu, peneliti meminta kesediaan Bapak/Ibu untuk melakukan
validasi pada cergam yang peneliti kembangkan. Atas kesediaan Bapak/Ibu,
peneliti mengucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Mulyani, Yunansah. (2017). Pembelajaran Literasi: Startegi
Meningkatkan Kemampuan Literasi Matematika, Sains, Membaca, dan
Menulis. Jakarta: Bumi Aksara.
Irwan, Z. D. (1996). Pinsip-Prinsip Ekologi Ekosistem, Lingkungan dan
Pelestariannya. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Krissandi, A. D. S. (2017). Merancang Buku Cerita Bergambar. Yogyakarta:
Sanata Dharma University Press.
Sati. (2017). Ekosistem. Solo: Azka Pressindo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Kepada
Yth……………………
Di tempat
Dengan hormat,
Bersamaan ini, peneliti memohon bantuan Ibu untuk melakukan validasi
pengembangan cergam yang berjudul “Pelestarian Ekosistem Sawah dengan Pest
Repeller”. Cergam tersebut terkait dengan materi pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) kelas IV Sekolah Dasar, Tema 3 “Peduli Terhadap Makhluk Hidup” Subtema
1 “Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku”. Melalui cergam ini, peserta
didik diharapkan dapat mengetahui informasi mengenai ekosistem sawah dan
teknologi bunyi ultrasonik. Sehingga dapat menambah pengetahuan siswa
mengenai pelestarian ekosistem sawah yang menjadi salah satu cara sebagai upaya
pelestarian lingkungan alam.
Peneliti mengharapkan Ibu memberikan tanda (check) pada kolom skor
yang telah disediakan dengan rentan nilai 1-4, yang artinya:
a. Skor 1, jika kriteria cergam sangat tidak baik
b. Skor 2, jika kriteria cergam tidak baik
c. Skor 3, jika kriteria cergam baik
d. Skor 4, jika kriteria cergam sangat baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Lembar validasi
No
Aspek yang Dinilai
Skor
Komentar 1 2 3 4
Halaman Sampul
1 Memuat judul yang
mendeskripsikan isi cerita
2 Memuat nama penulis
cergam
3 Memiliki warna yang
menarik
Bahasa
4 Bahasa sesuai dengan EBI
5 Bahasa mudah dipahami
oleh peserta didik SD kelas
IV
Desain Produk
6 Komponen dalam buku
cerita bergambar lengkap
(sampul, kata
pengantar, isi cergam,
daftar pustaka, dan biodata
penulis)
7 Tampilan fisik (warna,
huruf,
gambar, atau foto) dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
buku cerita bergambar
menarik
8 Tampilan fisik (warna,
huruf, gambar, atau foto)
dalam buku cerita
bergambar sesuai dengan
perkembangan anak
Sekolah Dasar
Isi Buku Cerita Bergambar
9 Cergam berisi narasi dan
gambar
yang saling berkaitan
10 Cergam berisi cerita yang
mendukung judul utama
tentang “Pelestarian
Ekosistem Sawah dengan
Pest Repeller ”
11 Cergam berisi informasi
tentang penjelasan
ekosistem sawah
12 Cergam memuat bagian-
bagian Pest Repeller sebagai
teknologi bunyi ultrasonik
13 Cergam berisi informasi
tentang bagian dan cara
kerja Pest Repeller
14 Cergam berisi tentang
media-media yang ada
dalam menjaga ekosistem
sawah dengan tidak aman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
15 Alur pada cergam mudah
dipahami peserta didik
kelas IV sekolah
Dasar
Jumlah
Skor Total
Rata-Rata Skor
Berdasarkan jumlah skor tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengembangan
cergam yang berjudul “Pelestarian Ekosistem Sawah dengan Pest Repeller”;
a. Layak diujicobakan tanpa revisi
b. Layak diujicobakan setalah revisi
c. Tidak layak diujicobakan
Yogyakarta,………………….
Validator
( .............................. )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Lampiran 7. Lembar Hasil Validasi Dosen
Hal : Pemohonan Validasi Produk
Lampiran : 1 Bendel
Kepada
Yth. Kintan Limiansi, M.Pd.
Di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Sehubungan dengan pelaksanaan Tugas Akhir Skripsi (TAS), dengan ini saya:
Nama : Raihan Nafi Iswana
NIM : 161134242
Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Judul TAS : Pengembangan Buku Cerita Bergambar Tentang
Pelestarian Ekosistem Sawah untuk Peserta Didik Kelas IV
SD
Dengan hormat mohon ibu berkenan memberikan validasi terhadap buku cergam
penelitian TAS yang telah saya susun berjudul “Pelestarian Ekosistem Sawah
dengan Pest Repeller”. Sebagai bahan pertimbangan, bersama ini saya lampirkan
lembar validasi.
Demikian permohonan saya, atas bantuan dan perhatian Ibu diucapkan terima
kasih.
Yogyakarta, 27 Januari 2021
Pemohon,
Raihan Nafi Iswana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Kepada
Yth Kintan Limiansi, M.Pd
Di tempat
Dengan hormat,
Bersamaan ini, peneliti memohon bantuan Ibu untuk melakukan validasi
pengembangan cergam yang berjudul “Pelestarian Ekosistem Sawah dengan Pest
Repeller”. Cergam tersebut terkait dengan materi pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) kelas IV Sekolah Dasar, Tema 3 “Peduli Terhadap Makhluk Hidup” Subtema
1 “Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku”. Melalui cergam ini, peserta
didik diharapkan dapat mengetahui informasi mengenai ekosistem sawah dan
teknologi bunyi ultrasonik. Sehingga dapat menambah pengetahuan siswa
mengenai pelestarian ekosistem sawah yang menjadi salah satu cara sebagai upaya
pelestarian lingkungan alam.
Peneliti mengharapkan Ibu memberikan tanda (check) pada kolom skor
yang telah disediakan dengan rentan nilai 1-4, yang artinya:
e. Skor 1, jika kriteria cergam sangat tidak baik
f. Skor 2, jika kriteria cergam tidak baik
g. Skor 3, jika kriteria cergam baik
h. Skor 4, jika kriteria cergam sangat baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Lampiran 8. Lembar Hasil Validasi Guru
Hal : Pemohonan Validasi Produk
Lampiran : 1 Bendel
Kepada
Yth. Mulyaningsih, S.Pd.
Di SD Negeri Banyurejo I
Sehubungan dengan pelaksanaan Tugas Akhir Skripsi (TAS), dengan ini saya:
Nama : Raihan Nafi Iswana
NIM : 161134242
Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Judul TAS : Pengembangan Buku Cerita Bergambar Tentang
Pelestarian Ekosistem Sawah untuk Peserta Didik Kelas IV
SD
Dengan hormat mohon ibu berkenan memberikan validasi terhadap buku cergam
penelitian TAS yang telah saya susun berjudul “Pelestarian Ekosistem Sawah
dengan Pest Repeller”. Sebagai bahan pertimbangan, bersama ini saya lampirkan
lembar validasi.
Demikian permohonan saya, atas bantuan dan perhatian Ibu diucapkan terima
kasih.
Yogyakarta, 27 Januari 2021
Pemohon,
Raihan Nafi Iswana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Kepada
Yth Mulyaningsih, S.Pd.
Di tempat
Dengan hormat,
Bersamaan ini, peneliti memohon bantuan Ibu untuk melakukan validasi
pengembangan cergam yang berjudul “Pelestarian Ekosistem Sawah dengan Pest
Repeller”. Cergam tersebut terkait dengan materi pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) kelas IV Sekolah Dasar, Tema 3 “Peduli Terhadap Makhluk Hidup” Subtema
1 “Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku”. Melalui cergam ini, peserta
didik diharapkan dapat mengetahui informasi mengenai ekosistem sawah dan
teknologi bunyi ultrasonik. Sehingga dapat menambah pengetahuan siswa
mengenai pelestarian ekosistem sawah yang menjadi salah satu cara sebagai upaya
pelestarian lingkungan alam.
Peneliti mengharapkan Ibu memberikan tanda (check) pada kolom skor
yang telah disediakan dengan rentan nilai 1-4, yang artinya:
a. Skor 1, jika kriteria cergam sangat tidak baik
b. Skor 2, jika kriteria cergam tidak baik
c. Skor 3, jika kriteria cergam baik
d. Skor 4, jika kriteria cergam sangat baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Lembar validasi
No
Aspek yang Dinilai
Skor
Komentar 1 2 3 4
Halaman Sampul
1 Memuat judul yang
mendeskripsikan isi cerita
Judul menarik,
mengundang rasa ingin
tahu.
2 Memuat nama penulis
cergam
Jelas dan lengkap
3 Memiliki warna yang
menarik
Warna menyejukkan dan
menenangkan
Bahasa
4 Bahasa sesuai dengan EBI Baik
5 Bahasa mudah dipahami
oleh peserta didik SD kelas
IV
Baik
Desain Produk
6 Komponen dalam buku
cerita bergambar lengkap
(sampul, kata
pengantar, isi cergam,
daftar pustaka, dan biodata
penulis)
Lengkap
7 Tampilan fisik (warna,
huruf,
gambar, atau foto) dalam
buku cerita bergambar
menarik
Menarik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
8 Tampilan fisik (warna,
huruf, gambar, atau foto)
dalam buku cerita
bergambar sesuai dengan
perkembangan anak
Sekolah Dasar
Baik
Isi Buku Cerita Bergambar
9 Cergam berisi narasi dan
gambar
yang saling berkaitan
Baik
10 Cergam berisi cerita yang
mendukung judul utama
tentang “Pelestarian
Ekosistem Sawah dengan
Pest Repeller ”
Baik
11 Cergam berisi informasi
tentang penjelasan
ekosistem sawah
Baik
12 Cergam memuat bagian-
bagian Pest Repeller sebagai
teknologi bunyi ultrasonik
Lengkap
13 Cergam berisi informasi
tentang bagian dan cara
kerja Pest Repeller
Lengkap
14 Cergam berisi tentang
media-media yang ada
dalam menjaga ekosistem
sawah dengan tidak aman
Baik
15 Alur pada cergam
mudah dipahami peserta
Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
didik kelas IV sekolah
Dasar
Jumlah
9 48
Skor Total 57
Rata-Rata Skor 57/15 = 3.8
Berdasarkan jumlah skor tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengembangan
cergam yang berjudul “Pelestarian Ekosistem Sawah dengan Pest Repeller”;
a. Layak diujicobakan tanpa revisi
b. Layak diujicobakan setalah revisi
c. Tidak layak diujicobakan
Yogyakarta,28 Januari 2021.
Validator
(Mulyaningsih, S.Pd)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Lampiran 9. Kisi-Kisi Buku Cerita Bergambar
Halaman Isi
Depan Judul
Pelestarian Ekosistem Sawah dengan Pest Repeller
Cover
I Kata pengantar penulis
1 Pada suatu hari, Aura dan Leo pulang dari sekolah, di perjalanan
pulang, Aura dan Leo melihat keadaan sawah yang gagal panen.
Aura : Leo coba lihat di sawah ini banyak padi yang gagal panen.
Leo : Iya Aura, padi yang ada di sawah banyak yang rusak
2 Aura : Apa yang membuat padi yang ada di sawah tersebut menjadi
rusak, Leo?
Leo : Mungkin karena tikus. Ayahku pernah bercerita biasanya yang
merusak padi itu hama. Salah satu hama yang ada di sawah adalah
tikus.
3 Aura : Bukankah di sawah ada ular yang memakan tikus, Leo?
Leo : Ada, tetapi karena terlalu banyak tikus sehingga tidak
seimbang antara jumlah tikus dengan jumah ular yang ada di sawah.
Aura : Berarti ini ada hubungannya dengan ekosistem itu ya Leo?
Leo : Iya benar Aura.
4 Leo : Karena ekosistem bersangkutan dengan rantai makanan seperti
yang ayahku ceritakan. Ayahku juga bercerita jika tikus terlalu
banyak dan ular hanya sedikit, maka tikus bisa memakan padi dan
menyebabkan gagal panen.
5 Aura : Jadi, padi banyak yang rusak karena dimakan tikus?
Leo : Iya, Aura.
6 Aura : Kebetulan ayahmu seorang petani, bagaimana kalau besok
siang aku main ke rumahmu untuk mempelajari masalah ini dari
ayahmu Leo?
Leo : Ide bagus itu Aura,ya udah sampai ketemu besok siang Aura.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Mereka pulang ke rumah masing-masing.
7 Keesokan harinya.
Aura : Leo… Leo…
Ayah : Eh ada, Aura, ada perlu apa Aura?
Aura : Saya mau tanya, kenapa banyak tikus di sawah yang
menyebabkan padi rusak.
Ayah : Kemarin Leo juga sudah bertanya tentang itu, mari kita pergi
kesawah, akan saya tujukan kenapa banyak tikus di sawah dan cara
mengatasinya.
8 Ayah : Nah sawah ini yang mengalami gagal panen. Ada beberapa
faktor yang membuat gagal panen :
1) sawah kekeringan
2) sawah kebanjiran
3) serangan hama
9 Ayah : Sedangkan untuk sawah ini gagal panen karena serangan
hama atau tikus.
10 Aura : Apakah ada cara untuk mengatasi ini, Ayah?
Ayah : Tentu ada, Aura. ada dua cara yaitu dengan yang aman dan
tidak aman. Untuk yang tidak aman adalah penggunaan pestisida.
Kelebihannya: hama tidak akan memakan padi tersebut
Kekurangannya: kualitas padi tersebut jadi berkurang dan menjadi
tidak sehat.
11 Ayah : Sedangkan untuk yang aman dengan cara menggunakan
teknologi bunyi ultrasonik, seperti sawah yang ini
Leo : Apa itu teknologi bunyi ultrasonik, Ayah?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Ayah : Teknologi bunyi ultrasonik adalah nama teknologinya
sedangkan nama alatnya adalah Pest Repeller yang memanfaatkan
bunyi ultrasonik frekuensi tinggi, yaitu 35.000 Hz.
Bunyi dengan frekuensi tersebut hanya dapat didengar oleh hewan
tikus saja. Bunyi tersebut tidak dapat didengar oleh manusia.
Manusia hanya dapat mendengar suara dengan frekuensi 20.000-
25.000 Hz.
12 Ayah : beberapa bagian alat Pest Repeller
4. Panel surya: berfungsi untuk tenaga penghasil listrik dari
panas matahari. Berukuran lebar 75 cm dan tinggi 75 cm
5. Penutup: berfungsi untuk pelindung Pest Repeller.
Berukuran tinggi 75 cm dan lebar 50 cm. Panjang alas
segitiga 70cm dan tinggi segitiga 30cm
6. Speker: berfungsi untuk mengeluarkan suara ultrasonik
berfrekuensi 35.000 Hz
13 Ayah: Pest Repeller ini dipasang diatas karena untuk menghindari
air yang mengenang dan gangguan lain seperti hewan yang merusak
alat ini.
14 Aura : Apakah ular juga terganggu dengan adanya Pest Repeller,
Ayah?
Ayah : Tidak, Aura. Karena yang bisa mendengar hanya tikus saja
pada frekuensi 35.000 Hz.
Leo : Apakah Tikusnya akan mati, Ayah?
Ayah : Ada yang mati karena pendengarannya rusak dan ada yang
tidak mati atau kabur karena terganggu bunyi tersebut.
15 Ayah : Dengan adanya Pest Repeller yang aman akan membuat
jumlah tikus berkurang, sehingga ekosistem sawah kembali normal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
dan tidak ada banyak padi yang rusak lagi. Apakah kalian sudah
paham?
Aura : Sudah Ayah
Leo : Sudah Ayah. Leo sudah mengerti kenapa sawah menjadi
rusak.
16 Ayah : Untuk di Indonesia yang menggunakan tekonologi bunyi
ultrasonik dengan alat Pest Repeller ini berada di Madiun, Jawa
timur yang bernama pak Suyanto
17
Ayah : Kita juga harus menjaga lingkungan sawah. Jika bertemu
ular di sawah jangan dibunuh. Karena itu sangat berguna untuk
mematikan hama atau memakan tikus.
SELESAI
18 Pertanyaan Pendalaman
5. Pest Repeller
adalah:……………………………………………………...
6. Bagaimana kondisi sawah yang tidak ada Pest
Repeller?...........................
7. Apa itu jebakan tikus beraliran
listrik?........................................................
8. Jelaskan cara kerja Pest Repeller secara
singkat:…………………………
19 Biodata singkat penulis
20 Biodata singkat illustrator
21 Daftar Pustaka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Lampiran 10. Lembar Foto Buku Cerita Bergambar
Cover depan buku cerita bergambar
Daftar isi buku cerita bergambar
Halaman awal buku cerita bergambar
Halaman akhir buku cerita bergambar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Lampiran 11. Daftar Riwayat Hidup
Raihan Nafi Iswana marupakan anak pertama dari dua bersaudara
pasangan Bapak Siswanto dan Ibu Ismyatun. Penelitian lahir di
Sleman, 1 Oktober 1998. Peneliti telah menyelesaikan
Pendidikan di TK Masyithoh Minggir 2 dan melanjutkan di SD
Negeri 1 Sutan pada tahun 2004-2010. Selanjutnya peneliti
bersekolah di SMP Negeri 1 Minggir pada tahun 2010-2013.
Kemudian pada jenjang sekolah menengah ke atas peneliti bersekolah di SMA
Negeri 1 Minggir 2013-2016. Setelah lulus SMA, peneliti melanjutkan pendidikan
S1 di Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Sanata
Dharma. Berikut daftar kegiatan yang pernah diikuti oleh peneliti, diantaranya
yaitu:
1. Sebagai peserta pada kegiatan PPKM-1
2. Sebagai peserta pada kegiatan PPKM-2
3. Sebagai peserta pada kegiatan Inisiasi Fakultas (INFISA)
4. Sebagai peserta pada kegiatan Inisiasi Prodi (INSIPRO)
5. Sebagai peserta pada kegiatan English Club (EC)
6. Sebagai peserta pada kegiatan Kursus Mahir Dasar Pramuka (KMD)
7. Sebagai peserta pada kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN)
8. Sebagai Koordinator Publikasi dan Dokumentasi Sport League 2018
9. Sebagai anggota sie keamanan dalam kepanitiaan Pelepasan Calon
Wisudawan/Wisudawati 2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI