pengaruh radiasi gamma co-go terhadap …digilib.batan.go.id/e-prosiding/file...

16
PENGARUH RADIASI GAMMA CO-GO TERHADAP PERTUHBUHAN DAN KANDUNGAN DIOSGENIN KALUS Costus speciosus KOEN SM. Norita Toruan* dan Mathius*. ABSRTAK PZNGABUH RADIASI GAMKA CO-GO TBJUlADAP PBRTUKDUBAN DAN KANDUNGAN DIOSGBNIN KALUS Costus SpeciOBUS KOZN PM. Diosgein dapat diisolasi dari rimpang tanaman C. Specio- sus. Kalus yang berasal dari eksplan rimpang mampu menghasilkan diosgenin. Percobaan ini dilakukan untuk mendapatkan strain kalus yang mutan dan mampu menghasilkan dios- genin dengan konsentrasi yang lebih tinggi dari tanaman induknya. Kalus diiradiasi dengan sinar gamma Co-GO pad a dosis 0, 250, 500, 750, 1000, 1500, 2000, 2500, 3000, 3500, dan 4000 rad. Pengaruh radiasi ditentukan berdasarkan indeke tumbuh kalus, kandungan diosgenin dari kalus PO, PI, P2, dan P3, pola isoenzim peroksidase dari kalus PO, PB, P9, da, PlO. Hasil penelitian menunjukan bahwa radiasi dengan dosis 250 - 750 rad dapat merangsang pertumbuhan kalus. Kalus terdiri dari sel-sel yang bentuknya hampir sama dan berukuran kecil. Radiasi dengan dosis yang lebih tinggi, yaitu 1000 - 4000 rad menyebabkan nekrotik dan pertumbuhan kalus terhambat. Sel-sel kalus umumnya berbentuk bulat besar dan beberapa di anta~anya pecah. Radiasi dengan dosis 750 - 2500 rad dapat meningkatkan kandungan diosgenin kalus, sedang dosis radiasi yang lebih tinggi, yaitu 3000 - 4000 rad menghambat sintesis diosgenin di dalam kalus. Kandungan diosgenin tertinggi (l,53%/g) berat tering atau 33,04% lebih tinggi dari kalus induknya, diperoleh dari perlakuan ~adiasi dengan dosis 2500 rad. Sampai pada generasi kesepuluh pertumbuhan dan kandungan diosgenin kalus ini me- nunjukan kestabilan. Pola pita isoenzim peroksidase kalus pada generasi ke B - 10 berbeda dengan kalus induknya. Diperoleh strain kalus C. speclosus yang mutan me- lalui radiasi dengan sinar gamma Co-GO. Potensi kalus mutan ini untuk menghasilkan diosgenin ternyata lebih tinggi dari eksplan tanaman induknya. ABSTRACT ZPPECT OP GAMKA Co-GO IRRADIATION ON THE GROWTH AND DIOSGENIN CONTENT or CALLUS C. speciosus KOEN SIf. Diosgenin can be isolated from the roots of C. speclosus. Callus from root explants also has a potential to produce diosgenin. This experi.ent was conducted to find a straint mutant callus with a higher potential to produce diosgenin than that the explant from mother plant. Calluses were irradiated with doses of 0, 250, 500, 750, 1500, 2000, 2500, 3000, 3500 and 4000 rad of gamma Co-GO rays. The effect of irradiation was studied by determining the callus growth index, Pusat Penelitian perkebunan, Bogor 383

Upload: vuthien

Post on 28-Apr-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENGARUH RADIASI GAMMA CO-GO TERHADAP PERTUHBUHAN DANKANDUNGAN DIOSGENIN KALUS Costus speciosus KOEN SM.

Norita Toruan* dan Mathius*.

ABSRTAK

PZNGABUH RADIASI GAMKA CO-GO TBJUlADAP PBRTUKDUBAN DAN KANDUNGAN DIOSGBNIN KALUS

Costus SpeciOBUS KOZN PM. Diosgein dapat diisolasi dari rimpang tanaman C. Specio­

sus. Kalus yang berasal dari eksplan rimpang mampu menghasilkan diosgenin. Percobaan

ini dilakukan untuk mendapatkan strain kalus yang mutan dan mampu menghasilkan dios­

genin dengan konsentrasi yang lebih tinggi dari tanaman induknya. Kalus diiradiasi

dengan sinar gamma Co-GO pad a dosis 0, 250, 500, 750, 1000, 1500, 2000, 2500, 3000,

3500, dan 4000 rad. Pengaruh radiasi ditentukan berdasarkan indeke tumbuh kalus,

kandungan diosgenin dari kalus PO, PI, P2, dan P3, pola isoenzim peroksidase dari

kalus PO, PB, P9, da, PlO. Hasil penelitian menunjukan bahwa radiasi dengan dosis

250 - 750 rad dapat merangsang pertumbuhan kalus. Kalus terdiri dari sel-sel yang

bentuknya hampir sama dan berukuran kecil. Radiasi dengan dosis yang lebih tinggi,

yaitu 1000 - 4000 rad menyebabkan nekrotik dan pertumbuhan kalus terhambat. Sel-sel

kalus umumnya berbentuk bulat besar dan beberapa di anta~anya pecah. Radiasi dengan

dosis 750 - 2500 rad dapat meningkatkan kandungan diosgenin kalus, sedang dosis

radiasi yang lebih tinggi, yaitu 3000 - 4000 rad menghambat sintesis diosgenin di

dalam kalus. Kandungan diosgenin tertinggi (l,53%/g) berat tering atau 33,04% lebih

tinggi dari kalus induknya, diperoleh dari perlakuan ~adiasi dengan dosis 2500 rad.

Sampai pada generasi kesepuluh pertumbuhan dan kandungan diosgenin kalus ini me­

nunjukan kestabilan. Pola pita isoenzim peroksidase kalus pada generasi ke B - 10

berbeda dengan kalus induknya. Diperoleh strain kalus C. speclosus yang mutan me­

lalui radiasi dengan sinar gamma Co-GO. Potensi kalus mutan ini untuk menghasilkan

diosgenin ternyata lebih tinggi dari eksplan tanaman induknya.

ABSTRACT

ZPPECT OP GAMKA Co-GO IRRADIATION ON THE GROWTH AND DIOSGENIN CONTENT or CALLUS

C. speciosus KOEN SIf. Diosgenin can be isolated from the roots of C. speclosus.

Callus from root explants also has a potential to produce diosgenin. This experi.ent

was conducted to find a straint mutant callus with a higher potential to produce

diosgenin than that the explant from mother plant. Calluses were irradiated with

doses of 0, 250, 500, 750, 1500, 2000, 2500, 3000, 3500 and 4000 rad of gamma Co-GO

rays. The effect of irradiation was studied by determining the callus growth index,

Pusat Penelitian perkebunan, Bogor

383

diosgenin content of callus PO, PI, P2, and P3. Peroxidase isoenzymes pattern ofcallus PO, PB. P9. and PI0. The resul ts show that irradiation at 250 - 750 radenhached the callus growth. The callus consisted of a small cells with a similira

I

form. High doses of irradiation i.e. at 3000 - 4000 rad have caused a necrotic andretarted callus growth. Most of the cells were swollen and others were broken.Diosgenin content of callus increases as irradiation doses increasing up to 750 ­2500 rad, however at doses higher than 3000 - 4000 rad diosgenin synthesis in

callus, was ~nhibited. The highest diosgenin content (1.53 '%./gdry weight) e.g.33.04 '%.higher than that of the parent callus. was found than the irradiation isdone at 2500 rad. The growth and diosgenin content were higher and stable up to the10th generations. Peroxidase isoenzymes patternt of the callus from B - 10 th gene­rations were different from that of thea parent. It was found the mutan straincallus of C. Speciosus through irradiation by gamma rays. The potential of thecallus to produce diosgenin was higher than that of the explant from a mother plant.

PENDAHULUAN

Diosgenin adalah suatu sapogenin yang dapat dihasilkan oleh

beberapa tanaman di antaranya C. speciosus dan Dioscorea sp. Diosge­

nin mempunyai arti ekonomi yang penting karena senyawa ini merupakan

bahan dasar industri harmon steroid yang digunakan antara lain untuk

mengatur kelahiran. Oleh karena itu, kebutuhan akan bahan ini dari

tahun ketahun mengalami peningkatan. Usaha-usaha dan penelitian

untuk meningkatkan produksi diosgenin baik melalui kultur teknis

maupun kultur jaringan telah banyak dilakukan, tetapi hasilnya belum

memuaskan.

Salah satu cara yang dapat dilakukan di dalam kultur jaringan

adalah dengan induksi mutasi melalui radiasi atau menggunakan zat my

tagen. Cara ini masih jarang dilakukan walaupun cukup efektif untuk

mendapatkan kalus atau sel mutan yang berproduktivitas tinggi (7).

Strain Anisodus acutangulus yang dihasilkan melalui radiasi

dengan dosis 400 rad sinar gamma, mampu menghasilkan skopolamin se­

banyak 0.177 mg/l berat kering yang kira-kira 30 % lebih tinggi dari

kemampuan tanaman induknya (3). Aktivitas sintesis serpent in di

dalam sel tanaman Catharanthus reseus mengalami peningkatan setelah

diradiasi dengan sinar-X (4). Lini sel mutan Lavandulu vera yang

dihasilkan melalui radiasi sinar gamma dengan dosis 10 KR mampu meng­

hasilkan biotin hampir tujuh kali lebih besar dad sel induknya

(8). Sintesis senyawa Tylophora indica mengalami peningkatan setelah

kalus diradiasi dengan sinar gamma pada dosis 2240 rad (5).

384

Meningkatkan kemampuan kalus atau sel untuk menghasilkan

metabolit sekunder dengan cara radiasi, dapat lebih menjamin diper­

olehnya mutan kalus atau sel dengan produktivitas yang stabil (3, 4,

5, dan 8)

Peneli tian ini bertujuan memperoleh strain kalus yang mutan

dengan car a radiasi. Diharapkan kalus tersebut mampu menghasilkan

diosgenin lebih tinggi dari tanaman induknya.

BAHAN DAN METODE

Peneli tian dilakukan di laboratorium Fisiologi Tanaman Pusat

Penelitian Perkebunan Bogor.

Sumber eksplan yang digunakan adalah rimpang tanaman Costus

speciosus berumur satu tahun. Rimpang setelah dipanen dicuci bersih

dengan air, kemudian bagian rimpang yang muda dipisahkan untuk digu­

nakan sebagai sumber eksplan.

Steri lisasi eksplan dilakukan dengan merendamgnya secara ber­

turut-turut di dalam larutan 10 % dan 5 % kloroks masing-masing

selama 5 menit dan 15 meni t. Selannjutnya, eksplan dieuci bersih

dengan akuades steril. Bagian kulit luar rimpang dibuang, kemudian

eksplan dipotong-potong sebesar 0,5 x 0,5 x 0,5 em dan dikulturkan

di dalam medium Murashige dan Skoog (6). Untuk merangsang pembentu­

kan kalus, ke dalam medium ditambahkan 1.00 mg/l 2.4-D dan 0.01 mg/l

Bensil Amino Purin (BAP) seeara bersama.

Kultur diinkubasikan pada ruangan dengan suhu 2S0C dan diberi

penyinaran 2000 luks selama 12 jam per hari. Untuk meningkatkan

pertumbuhan kalus, seeara berkala, yaitu setiap bulan dilakukan

pemindahan kalus ke dalam medium segar.

Iradiasi Kalus dengan Sinar Ga••a. Sebelum digunakan untuk

pereobaan iradiasi, kandungan diosgenin kalus ditentukan dengan

kromatografi eair tekanan tinggi (HPLC) menurut metode PURBA dkk

(6) •

Kalus yang berasal dari stok kalus dipotong-potong dan di­

timbang masing-masing seberat 200 g. Potongan kalus dikulturkan di

dalam medium yang sama seperti medium untuk stok kalus. Setelah dua

.inggu diinkubasikan, kalus diradiasi dengan sinar gagma Co-GO

dengan dosis 0, 250, 500, 750, 1000, 1500, 2000, 2500, 3000, 3500,

385

dan 4000 rad. Iradiasi dilakukan di Pusat Aplikasi Isotop danRadisi, BATAN, Pasar Jumat, Jakarta.

Untuk mencegah terjadinya efek alI.mpin~an terhadap pertumbuhan

kalus dari media yang sudah diiradiasi maka segera setelah diiradia­

si kalus dipindahkan ke dalam medium segar yang komposisinya sarna

seperti medium semula. Selanjutnya, secara teratur, yai tu setiap

bulan dilakukan pemindahan kalus ke dalam medium segar.

Pengaruh radiasi terhadap pertumbuhan kalus diukur berdasarkan

indeks tumbuh kalus, bentuk sel, penampakan kalus secara visual, dan

kandungan diosgenin kalus yang ditentukan dengan HPtC. lndeks tumbuh

kalus ditentukan sebagai berikut

B.K. Akhir - B.K. Awallndeks tumbuh = ---------------------------­

B.K. Akhir

di mana B.K. Akhir adalah berat kering kalus pada setiapwaktu pemindahan atau setiap akhir satu passage

B.K. Awal adalah berat kering kalus pada awal percobaan

Pengamatan pengaruh radiasi terhadap pertumbuhan kalus dan

kandungan diosgenin kalus dilakukan pada PO (8 minggu setelah inku­

basi), selanjutnya setiap dua bulan sampai dengan generasi ke 10

(P10). Dari antara perlakuan yang diuji kemudian dipilih kalus yang

terbaik pertumbuhannya dengan kandungan diosgenin tertinggi, se­

lanjutnya kalus dipelihara sampai generasi ke 10. Pertumbuhan dan

kandungan diosgenin ditentukan setiap bulan.

Untuk mengetahui bahwa kalus yang dipilih merupakan mutan, maka

dilakukan analisis isoenzim peroksidase dengan cara elektroforesis

dari kalus pada generasi ke 8, 9, 10, dan kalus induksnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Radiasi lndeks Terhadap Pertu.buhan Kalus. Pengaruh

radiasi terhadap pertumbuhan kalus menunjukan bahwa tingkat dosis

radiasi yang diberikan menyebabkan indeks tumbuh kalus pada Po (ka­

Ius induk), Pl, P2, dan P3 umumnya berbeda nyata (Tabel 1). Perlaku­

an radiasi sampai pada dosis 750 rad menyebabkan indeks tumbuh kalus

meningkat. Sedang radiasi dengan dosis yang lebih tinggi menyebabkan

386

indeks tumbuh kalus menurun. Hal ini berarti radisi dengan dosis

yang lebih rendah, yaitu 250 - 750 rad merangsang pertumbuhan kalus,

sedang dosis radisi yang lebih tinggi, yaitu 1000 - 4000 rad meng­

hambat pertumbuhan kalus.

Umumnya pertumbuhan kalus pada PI, P2, dan, P3 mengalami pe­

nurunan, kecuali pada dosis radiasi 2500 rad, pada P3 terjadi ke­

naikan indeks tumbuh kalus (gambar 1). Hal ini menunjukan bahwa

terjadi proses penyembuhan kembali akibat radiasi pada kalus genera­

si ke tiga ini. Radiasi dengan dosis yang tinggi menyebabkan pada

beberapa bagian kalus mengalami nekrotik, semakin tinggi dosis

radiasi yang diberikan daerah yang mengalami nekrotik semakin me­

nyeluruh. Warna kalus yang coklat sampai coklat tua dan menunjukan

gejala mengering (Gambar 2). Hasil pengamatan mikroskopik menunjukan

bahwa adanya perbedaan bentuk sel kalus dari tiap dosis radiasi yang

diberikan. Pada perlakuan dengan dosis radiasi yang rendah 250 - 750

rad, umumnya bentu sel hampir seragam dan berukuran kecil. Sito­

plasma sel penuh, inti sel, dan dinding sel jelas terlihat (Gambar

3a). Hal ini merupakan suati ciri khas dad sel-sel yang sedang

aktif membelah atau tumbuh. Semakin tinggi dosis radiasi, sel-sel

semakin membesar dan cenderung menggelembung Organel sel sukar ter­

lihat, dinding sel menipis, sebagian dad sel pecah dan tingkat

kerusakan sel semakin tinggi (Gambar 3b). Hal ini disebabkan dosis

radiasi yang tinggi dapat merusak dinding sel, struktur fosfolipida

membran sel, dan sistem permeabilitasnya. Sehingga air dapat masuk

dengan bebas ke dalam sel. Pengamatan sitologis pada kalus yang

mengalami nekrotik menunjukan sel-sel mengalami kekeringan, mengeri­

put ataupun mati.

Pengaruh Radiasi Terhadap Kandungan Diosgenin Kalus. Pengaruh

radiasi terhadap kandungan diosgenin menunjukan bahwa dosis 2500 rad

(dosis optimum) menyebabkan terjadi peningkatan konsentrasi dios­

genin di dalm kalus. Perlakuan dengan dosis yang lebih tinggi meng­

hambat pembentukan diosgenin di dalam kalus (Tabel 2). Kandungan

diosgenin pada kalus PI, P2, dan P3 lebih rendah dari Po, kecuali

pada dosis radiasi 2500 rad yang cenderung konstan dan tinggi.

Kandungan diosgenin kalus tersebut adalah 1.53%jg berat kering atau

33.04 % lebih tinggi dari kalus induknya (Tabel 22. Gambar 4).

Dari hasil yang diperoleh menunjukan bahwa ada perbedaan antara

387

dosis radiasi yang dapat meningkatkan kandungan diosgenin di dalam

kalus dan pertumbuhan kalus. Hal ini disebabkan adanya perbedaan

K~~~K!ftnDfil1~n~~lJnnl mLI1lfitur~r~un~nltn~n~lltlrn~n~Olllyang rendah, terjadi rangsangan terhadap pertumbuhan di mana aktivi­

tas sintesis protein untuk pertumbuhan meningkat, sedang aktivitas

sintesis diosgenin belum terinduksi. Adanya perbedaan sifat kepekaan

sel dan metabolisme di dalam sel terhadap radiasi, sehingga dapat

menghasilkan mutan-mutan baru.

Pola IsoenzilIl Peroksidase. Untuk mengetahui kestabilan sifat

kalus mutan yang dihasilkan dilakukan analisis pola isoenzim per­

oksidase. Pola isoenzim peroksidase dari kalus induk (Po) menghasil­

kan pita isoenzim, sedang pada strain kalus (2500 rad) ditemukan

hanya ada empat pita isoenzim (Gambar 6). Perbedaan pola isoenzim

peroksidase ini tetap bertahan sampai pada kalus generasi ke 10.

Hal ini menunjukan bahwa melalui radiasi dapat dihasilkan satu mutan

strain kalus yang mempunyai kemapuan menghasilkan diosgenin yang

lebih tinggi dari kalus induknya.

KESIMPULAN

Dari hasil percobaan ini dapat disimpulkan bahwa dengan me­

radiasi kalus tanaman C. speciosus dengan sinar gamma Co-60,' adapat

diperoleh strain kalus yang mampu menghasilkan diosgenin lebih

ban yak dari kalus induknya.

DAFI'AR PUSTAKA

1. BENYAMIN, B.D., and MULCHANDANI, N.B., Effect of gamma irradia­

tion on biosynthetic potential of callus culltures of Tylophoraindica, Planta Med. 29 (1976) 35.

2. CROCOMO, D.J., FERRENA, J.H., BANDEL, G., CRISTINA, H., ONCAL­

VES, R.P., and SCHIAVIZZO, M.A., "Biochemical and sitologycalaspects of the development of irradiated sugarcane cells and

tisues", Plant Tissue & Cell Culture (proc. 5th Int. CongoTokyo, 1982), The Japan. Assoc. Plan Tissue Culture Publ. Tokyo(1982) 129.

388

3. GUANG-ZHI, Z., H. JING-BO, and W. SHI-LING. "An Anisodus a.cuta.­

ngulus callus strain of high and stable60'!.rowthrate selectedfrom the callus after irradiation with Co ray", Plant Tis­sue and Culture, ~Proc. 5th Int. Congo Tokyo, 1982), The Japan

Assoc. Plant Tissue Culture Publ., Tokyo (1982) 339.

4. MI SAWA, M., "Production of usefull plants metabolites", Plants

Cell Cultures (FIECHTER, A.ed.), Springer Verlag, Berlin(1985) 59.

5. MURASHIGE, T., and SKOOG, F., A revised medium for rapid growth

bioassays with tobacco tissues cultures, Physio!. Plant. 15(1962) 473.

6. PURBA, A.V., SJAMSUHIDAJAT, S.S., MURAD, J., YASRUL, ILYAS , YAS­MAINI, LESTARI, P., DAN HERAWATY, E., "Penelitian metoda anali­

sa diosgenin dengan penggunaan HPLC" , Simp. Pen. Tumbuhan obat

V. Suirabaya, Juli (1986) 20.

7. STABA, J., "Production of usefull compounds from plant tissue

cultures", Plant Tissue & Cell Culture (Proc. 5th Int. Congr.Tokyo, 1982), The Japan. Assoc. Plant Tissue Culture Pub!.,

Tokyo (1982) 25.

8. WATANABE, K., YANO, S.I., and YAMADA, Y., The selection of cul­

tured plant cell lines producing high levels of biotin, Phyto­

chemistry 21 3 (1982) 513.

389

Tabe1 1. Indeks tumbuh ka1us C. spedciosus pada Po, PI, P2, dan P3

sete1ah diradiasi dengan sinar gamma

-------------------------------------------------------------------

-----------------------------------------------Indeks tumbuh ka1us

Dosis radiasi

(rad) Po PI P2 P3-------------------------------------------------------------------

o250

500750

1000

15002000

2500

30003500

4000

2.38 I

2.79 m

3.76 f5.38 q3.04 n2.58 1

2.32 1

1. 32 j0.90 gh0.58 f

0.44 e

2.56 1m

2.03 k2.86 m

4.39 p2.13 k

1. 95 k1.70 k

0.98 h

0.75g0.30 c

0.23 b

2.78 m

1.47 j1. 78 k3.02 n

1. 63 jk1.32 j1. 02 i0.63 f

0.36 g0.15 aO. 18 ab

2.56 1

0.94 h

1.26 j2.55 1

1. 23 j0.75 g0.53 f

1. 28 j0.12 a0.24 d

O. 16 ab-------------------------------------------------------------------

Nilai da1am ko1om dan baris yang sama tidak berbeda nyata pada taraf0,05, jika di be1akangnya terdapat huruf yang sama.

Tabe1 2. Konsentrasi diosgenin ka1us C. specioBuB pada Po, PI, P2,

dan P3 setelah diradiasi dengan sinar gamma

Konsentrasi diosgenin kalusDOBis radiasi

(rad) Po PI P2 P3

-------------%/g ---------------

o250

500

7501000

1500

2000

250030003500

4000

0.01 a

0.04 ab0.06 b

0.09 cb

0.25 d

0.67 b

1. 02

1. 53 j0.75 gh0.39 e

0.03 a

0.02 a0.04 ab0.03 a

0.05 b

0.11 c.0.56 f

0.93 hi

1. 50 j0.42 e0.25 d

0.02 a

0.02 a

0.02 a0.02 a

0.04 ab

0.08 c

0.25 d

0.58 f

1. 48 j0.23 d0.15 c

0.01 a

0.01 a

0.01 a0.01 a

0.02 a

0.05 b

0.12 c

0.23 d

1. 50 j0.12 c0.05 b

0.01 a

390

Ni1ai da1arn ko1om dan baria yang sama tidak berbeda nyata pada

taraf 0,05, jika di be1akangnya terdapat huruf yang sarna

5.4

(/):J,.-«'::Ls::.

2.2:J.£JE:J.j.J(/)

::LQ)"0 CH

• •lnduk(PO) .

.~

Pl.

0--<:)P2.*--* P3.

o '25 50 75 100 200 400

Oosis radiasi ( X 10 rad ).

Gambar 1. Perubahan illdeks tumbuh kalus induk Po,PI, P2, dan P3 C. J.\pe.c.-<'oJ.\u.6 setelah di­radiasi dengan berbagai dosis sinar ga­nUlla

391

::)t:r,))~O:::>ll~)lll~;nF~:iEIUT:fIm:plI1:Jif~.to)[;):{qr.r;)~'IIC~jTI;)P~E::)

-O.q'Hie,(uTI1(Il,rqllI?>f.(j1:QO,,(U;)111T~J~;lfqsTsor1I1;~illOl'TS1:~pe.I~p~;ue,,(9'179'Qf'Jocl9''Jsnp.JI.Z.wqulr.~)

00£

(a)

Gambar 5a-b. Sel-sel kalus C• .6{JCc...zO.6tLI.J yal1f, dir:Jc1iasiJCJlf'an closis rClldah 250-750 rad.a. ~cl bcrhcntuk a;;ak kecil cbn ser:1gamb. sel hIlus WI/P Lliracliasi clcll<Tan closis

JlJUU-350U ~':l(( lJuJ at mCI;lhcS:J1: dan 5C­hagiall pccah

393

1,5

n

c::.~r::GI

IIIIIIo.~"d

.~ 0,75'"II!'"

+Jr::GI

'"r::o:.d

.- Induk (PO).

~ Pl.

U~],.~ P3',

..'

100

Dosis radiasi ( X 10 rad ).

25 75 200 400

394

Gambar 4. Konsentrasi. diosgenin kalus setelah dira­diasi, Po-kalus induk, PI, P2, dan P3 ka­Ius passage 1, 2, dan 3

Gambar S. Poia isoenzim peroksidase dari kalusindukPo, PS, P9, dan PID menunjuk­kan paia yang tetap

DISKUSI

ERMIN

Mohon penjelasan bagaimana kai tan antara isoenzym dengan produksi

diosgenin dalam kalus ?

NURITA TORUAN

Isoenzym peroksidase merupakan bagian dari gen yang berfungsi menga­

tur sifat kemampuan menghasilkan diosgenin.

OTIH ROSITA

1. Kalau tidak salah, sepengatahuan saya dari solanum sp itu yang

dihasilkan adalah solasodium bukan diosgenin.

2. Menurut Anda dengan elektroforesis pada generasi ke-l0 didapat

mutan tetap. Apakah sifat tersebut tidak berubah apabila kalus

mutan tersebut beregenerasi dan membentuk tanaman baru ?

3. Yang dimaksud dengan regenerasi ke-IO itu bagaimana, apakah hasil

sub-kultur ke-IO dari kalus hasil radiasi ?

NURITA TORUAN

1. Solasodium dihasilkan dari solanum sp, coctus sp menghasilkan

diosgenin.

2. Radiasi soma kloral hanya terjadi tidak sarna dengan mutasi.

3. Kalus generasi ke-IO (P-I0) ialah kalus yang disubkultur sampai

turunan ke sepuluh, subkultur dengan cara memo tong kalus dan

memindahkannya ke medium baru.

MINATYORINI

Tadi disebutkan ada tiga species tanaman yang dapat dipakai sebagai

sumber diosgenin yang dipakai sebagai bahan dasar pil kontraseptik

yaitu solanum sp. Bagaian mana yang mengandung diosgenin tersebut ?

NURITA TORUAN

Diosgenin dapat dijumpai pada bagian tanaman tertentu, misalnya pada

395

apakah memang berasal dad

umur 1 bulan, 2 bulan, dan 3

kalau yang diiradiasi cukup

adanya sel-sel yang tidak

dioscorea, diosgenin tinggi ada dalam daun, dan umbi. Apabila bagian

tanaman ini dimakan, maka diosgenin yang ada juga termakan. Efeknya

.Ln .J. lug•• Ll.J dl.l seeepat dengan pil yang diproduksipabrik obat. Jamu untuk kontraseptik yang memakai bahan-bahan natu­

ral tersebut.

EKA SUGIYARTA

1. Apakah mungkin mutan dengan diosgenin tinggi dapat diisolasi dan

dikulturkan sendiri, sebab apabila dilihat pertumbuhan kalus dari

mutan tidak sama/berubah warna.

2. Apakah mutan tersebut stabil, karena

besar jumlah selnya, maka peluang

termutasi tetap ada.

3. Pada pengamatan ekstraksi kalus,

mutan yang sama pada analisis kalus

bulan ?

NURITA TORUAN

1. Dalam peneltian ini iradiasi dilakukan pada kalus yang terdiri

dari banyak sel sehingga mutasi dapat terjadi pada sel-sel ter­

tentu saja.

2. Dari hasil penelitian sampai subkultur ke-10 tenyata kalus

dengan produktivitas tinggi dapat dipertahankan, dan dad pola

isoenzym khususnya esterase diperoleh adanya perubahan jumlah

pita, berarti kalus tersebut kalus mutan.

3. Pengamatan tetap dilakukan pada kalus dad turunan yang sama,

subkultur dilakukan secara terinci dan jelas asalnya.

IRWAN

1. Mana yang banyak diosgenin pada kalus atau pada bagian-bagian

tanaman ?

2. Barangkali leQih baik kalau pencarian mutan secara invitro

dimulai dari single sel. Bagaimana pendapat Anda ?

396

NURITA TORUAN

1. Pembanding untuk produktivitas kalus yang digunakan dalam peneli­

tian ini adalah kalus kontrol (tanpa iradiasi) dan juga diban­

dingkan dengan eksplan induk. Hasilnya menunjukkan produktivitas

kalus mutan lebih tinggi daripada kalus kontrol dan eksplan

tanaman.

2. Car a dengan single sel memang merupakan cara yang terbaik karena

akan diperoleh true mutantion. Kesukarannya, penanganan yang

cukup rumit, dan peralatan tidak memadai, tidak ada reaktor

nuklir.

JOKO SANTOSO

1. Percobaan ini masih laboratoris. Bagaimana teknis permanennya

apakah hanya sampai kalus, atau melalui tahap lapangan ?

2. Berapa luas tanaman costur yang ada di Indonesia dan seberapa

jauh penggunaannya dalam KB dewasa ini dibandingkan dioscorea dan

solanum ?

NURITA TORUAN

1. Percobaan hanya pada tingkat Laboratorium, tidak akan melalui

tahap lapang, karena memang tujuannya bllkan mendapatkan tanaman

yang mutant tetapi kaills mutan yang berprodllksi tinggi.

2. Luas pertanaman Costur di Indonesia datanya saya kurang tahu,

dapat ditanyakan pada Balitro Bogor. Saat ini yang banyak diguna­

kan Solanum dan Dioscorea.

ROCHESTRY SOFYAN

1. Kami ingin mengetahui berapa dose rate yang digunakan pada waktu

iradiasi ?

2. Untuk melindungi sumber alam di Indonesia dalam hal ini tanaman

berkhasiat, langkah apa yang diambil oleh Pusat Penelitian Bogor,

bila dilakukan penelitian kerja sarna dengan pihak luar negeri.

NURITA TORUAN

1.Berapa tepatnya dose rate yang digunakan pada waktu mengiradiasi

saya kurang mengetahui.

397

2. Tanaman obat-obatan khusus ditangani oleh Balai Penelitian Rempah

dan Obat-obatan di jalan Cimanggu Ujung. Balai ini yang berkepen-

398