matematika.um.ac.idmatematika.um.ac.id/seminar/prosiding/prosiding semnas...2018-05-18 · ii...

1422

Upload: dangdan

Post on 14-Jul-2018

782 views

Category:

Documents


176 download

TRANSCRIPT

  • Reviewer Mat7eSticky Note

  • i

    PROSIDING

    2017

    Tema: Peranan Matematika dan Pembelajarannya

    dalam Upaya Meningkatkan Produktivitas Bangsa

    Malang, 25 November 2017

    Jurusan Matematika

    Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

    Universitas Negeri Malang

    Seminar Nasional

    Matematika dan Pembelajarannya

  • ii

    PROSIDING

    Seminar Nasional Matematika dan Pembelajarannya

    Peranan Matematika dan Pembelajarannya

    dalam Upaya Meningkatkan Produktivitas Bangsa

    Team Editor:

    Dr. Abd. Qohar, M.T

    Dr. Sukoriyanto, M.Si

    Indriati Nurul Hidayah, S.Pd, M.Si

    Syaiful Hamzah Nasution, S.Si., M.Pd

    Darmawan Satyananda, S.T., M.T

    Dr. Rustanto Rahardi, M.Si

    ISBN : 978-602-74142-2-8Perpustakaan Nasional: Katalog dalam Terbitan (KDT)

    Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan

    sebagian atau seluruh isi buku ke dalam bentuk apapun, secara elektronis naupun

    makanis, termasuk fotokopi atau merekam dengan teknik apapun, tanpa izin

    tertulis dari penerbit.

    Diterbitkan oleh Jurusan Matematika FMIPAUniversitas Negeri MalangJl. Semarang 5 Malang

  • iii

    TIM PENILAI MAKALAH (Reviewer)

    Prof. Drs. Gatot Muhsetyo, M.Sc. (Universitas Negeri Malang)

    Prof. Dr. Cholis Sadijah, M.Pd, M.A. (Universitas Negeri Malang)

    Prof. Drs. Purwanto, Ph.D (Universitas Negeri Malang)

    Dr. Erry Hidayanto, M.Si (Universitas Negeri Malang)

    Dr. Abd. Qohar, M.T (Universitas Negeri Malang)

    Dra. Santi Irawati, M.Si, Ph.D (Universitas Negeri Malang)

    Dr. A.R Asari, M.Pd, M.A. (Universitas Negeri Malang)

    Dr. Edy Bambang Irawan, M.Pd (Universitas Negeri Malang)

    Dr. Swasono Rahardjo, S.Pd, M.Si (Universitas Negeri Malang)

    Dr. Susiswo, M.Si (Universitas Negeri Malang)

    Dr. Subanji, M.Si (Universitas Negeri Malang)

    Dr. Sudirman, M.Si (Universitas Negeri Malang)

    Dr. I Nengah Parta, S.Pd, M.Si (Universitas Negeri Malang)

    Dr. Maimunah, M.Si (Universitas Riau)

    Dr. Sukoriyanto, M.Si (Universitas Negeri Malang)

    Dr. Makbul Muksar, M.Si (Universitas Negeri Malang)

    Drs. Dwiyana, M.Pd, Ph.D (Universitas Negeri Malang)

    Indriati Nurul Hidayah, S.Pd, M.Si (Universitas Negeri Malang)

    Dra. Sapti Wahyuningsih, M.Si (Universitas Negeri Malang)

    Dr. Rustanto Rahardi, M.Si (Universitas Negeri Malang)

  • iv

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat

    dan hidayah-Nya sehingga Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu

    Pengetahuan Alam dapat menyusun Prosiding Seminar Nasional Matematika

    dan Pembelajarannya tahun 2017 dengan tema Peranan matematika dan

    pembelajarannya dalam upaya meningkatkan produktivitas bangsa. Seminar ini

    telah dilaksanakan di FMIPA Universitas Negeri Malang (UM) pada hari

    Sabtu, 25 Nopember 2017. Peserta seminar terdiri dari para mahasiswa, dosen,

    guru serta masyarakat umum pemerhati pendidikan, khususnya pendidikan

    matematika dari berbagai daerah di Indonesia.

    Artikel-artikel yang dimuat dalam prosiding ini telah melalui proses

    seleksi, reviu oleh para ahli bidang matematika dan pendidikan matematika,

    revisi oleh penulis dan reviu final oleh reviewer untuk menjamin kualitas artikel

    yang dimuat dalam prosiding ini. Oleh karena itu, prosiding ini dapat dijadikan

    sebagai rujukan pengetahuan yang berkualitas.

    Kami mengucapkan terimakasih pada semua panitia dalam kegiatan

    seminar nasional ini dan juga para reviuwer yang tidak dapat kami

    sebutkan semua. Ucapan terimakasih juga kami sampaikan pada :

    1. Dra.Hj. Lathifah Shohib (Anggota Komisi Pendidikan DPR RI), selaku pembicara utama.

    2. Dr.Ir. Inggriani Liem (Pakar Komputasi Institut Teknologi Bandung), selaku pembicara utama.

    3. Prof. Gatot Muhsetyo, M.Sc. (Pakar Pendidikan Matematika Universitas Negeri Malang), selaku pembicara utama.

    4. Prof. Dr. Edy Cahyono, M.Si. (Pakar Matematika Terapan Universitas Halu Oleo), selaku pembicara utama.

    5. Dr. Markus Diantoro, M.Si, Dekan FMIPA UM. 6. Dr. Sudirman, M.Si, Ketua Jurusan Matematika UM. 7. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Untuk kesempurnaan prosiding pada seminar-seminar selanjutnya, kritik atau

    saran yang membangun sangat kami harapkan. Akhirnya, semoga prosiding ini

    dapat memberikan manfaat bagi peserta seminar dan pembaca secara umum.

    Ketua Panitia,

    Dr. Abd. Qohar, M.T.

  • v

    DAFTAR ISI

    HALAMAN COVER ...............................................................................................i

    TIM PENILAI MAKALAH (REVIEWER)...........................................................iii

    KATA PENGANTAR............................................................................................iv

    DAFTAR ISI............................................................................................................v

    PEMBICARA UTAMA

    MEMBANGUN GURU MATEMATIKA YANG PRODUKTIF UNTUK

    MENGHASILKAN SISWA YANG KREATIF

    Prof. Gatot Muhsetyo, M.Sc. (Pakar Pendidikan Matematika Universitas Negeri

    Malang) ...................................................................................................................1

    ANALISIS POLA PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG

    MENGGUNAKAN MODEL OTOKATALITIK

    Arif Ashari, Widya Reza, Suci Astutik..................................................................14

    ANALISIS KINERJA ENSEMBLE EMPERICAL MODE DECOMPOSITION

    DAN RECURRENT NEURAL NETWORK UNTUK PERAMALAN HARGA

    EMAS

    Sri Herawati, Firmansyah Adiputra...................................................................... 26

    SIMULASI MODEL PENYEBARAN VIRUS EBOLA ANTAR DUA NEGARA

    DENGAN RUNGE KUTTA ORDE 4

    Awawin Mustana Rohmah, Hariyanto, Chairul Imron, Rifkyardhana

    Kisnosaputra...........................................................................................................32

    PEMODELAN KASUS DIARE DENGAN PENDEKATAN

    GEOGRAPHICALLY WEIGHTED POISSON REGRESSION (Studi Kasus:

    Penderita Diare di Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan)

    Yuana Sukmawaty, Dewi Sri Susanti, Aprida Siska Lestia...................................39

    PEMODELAN KASUS DEMAM BERDARAH DI KOTA BANDUNG

    MENGGUNAKAN ANALISIS GEOGRAPHYCALLY WEIGHTED

    REGRESSION (GWR)

    Euis Sartika, Endang Habinuddin, Agus Binarto...................................................46

    PEMODELAN DAN PENGELOMPOKAN TINGKAT PENGANGGURAN DI

    INDONESIA TAHUN 2016 (Aplikasi Regresi Linier Berganda dan Fuzzy

    Geographically Weighted Clustering)

    Sugiarto .................................................................................................................59

    PEMODELAN SISTEM METABOLISME MENGGUNAKAN ALJABAR

    MAX PLU

    Nurwan...................................................................................................................71

    PEMODELAN VOLATILITAS DATA HARGA PENUTUPAN SAHAM BANK

    BTN MENGGUNAKAN METODE ARCH/GARCH

    Affiati Oktaviarina.................................................................................................78

    MATEMATIKA

  • vi

    PENERAPAN MODEL REGRESI NON LINIER GMM PADA

    PERTUMBUHAN IKAN LELE BUDIDAYA (Clarias sp)

    Annisa Larasati, Anis Yulia L, Suci Astutik.........................................................83

    PENDUGAAN MEAN SQUARED ERROR (MSE) PADA MODEL FAY-

    HERRIOT SMALL AREA ESTIMATION (SAE)

    Luthfatul Amaliana, Ida Fithriani, Titin Siswantining ..........................................91

    ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA UNTUK MENGATASI

    MULTIKOLINIERITAS PADA KASUS KEMISKINAN DI PROVINSI

    SUMATRA UTARA

    Fandi Rezian Pratama Gultom, Harianto, Suci Astutik.........................................99

    MODEL DINAMIK TRANSMISI DEMAM DENGUE BERBASIS PADA

    DATA KEJADIAN HARIAN DEMAM DENGUE DI KOTA BANDUNG

    La Pimpi, Edi Cahyono .......................................................................................107

    DESAIN MOTIF BATIK FRAKTAL SEDERHANA DARI MODIFIKASI

    HIMPUNAN JULIA (JULIA SET)

    Mujiono, Marcellinus Andy Rudhito..................................................................116

    KAJIAN METODE PERINGKATAN DMU BERDASARKAN CROSS-

    EFFICENCY DALAM KONTEKS DEA

    Farikhin, Bayu Surarso, Solichin Zak..................................................................127

    BEBERAPA JENIS KEKONVERGENAN PADA RUANG BARISAN CESARO

    DI RUANG ORLICZ

    Haryadi.................................................................................................................135

    PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM

    PEMILIHAN DUSUN TERSIAP PENERIMA PROGRAM PENDAFTARAN

    TANAH SISTEMATIS LENGKAP (PTSL) TAHAP II (Studi Kasus di Kantor

    Pertanahan Kota Batu)

    Fenda Rizky Utami, Dahliatul Hasanah ..............................................................142

    SOLUSI MASALAH BILIAR ALHASSAN UNTUK MEJA BERBENTUK

    SEGITIGA SEMBARANG DAN SEGITIGA SAMA KAKI

    Isnaendi Ruhyana, Oki Neswan...........................................................................153

    PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG PESAWAT TERBANG TUJUAN

    DOMESTIK DENGAN ARIMA MUSIMAN

    Affiati Oktaviarin.................................................................................................165

    PENERAPAN MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL BERBASIS

    KOVARIANS PADA DATA SEKUNDER AKREDITASI SEKOLAH DI

    KOTA MAKASSAR

    Fahrul Usman, Utriweni Mukhaiyar....................................................................172

    ESTIMASI PARAMETER DISTRIBUSI GUMBEL MAKSIMUM

    MENGGUNAKAN METODE MAXIMUM LIKELIHOOD ESTIMATION

    (Studi Kasus Data Curah Hujan Bulan Juni Stasiun BMKG A. Yani Semarang

    pada Tahun 1986-2015)

    Elang Platina, Trianingsih Eni Lestari ................................................................182

  • vii

    PERBANDINGAN METODE LATENT ROOT REGRESSION DAN RIDGE

    REGRESSION DALAM PENANGANAN KASUS MULTIKOLINIERITAS

    Wisnu Setia Nugroho, Puce Angreni, Suci Astutik.............................................190

    DETERMINAN KEJADIAN TUBERKULOSIS DI SUATU WILAYAH

    DENGAN METODE GEOGRAPHICAL WEIGHTED REGRESSION (GWR)

    Sugiarto................................................................................................................199

    UJI INSTRUMEN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG DOSEN FAVORIT

    DI JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG

    Trianingsih Eni L., Indriati Nurul H., Nur Atikah, Jamaliatul B ........................210

    DISTRIBUSI LAG DENGAN PENDEKATAN KOYCK

    (Studi Kasus: Hubungan Luas Area Tanaman terhadap Produksi Kelapa Sawit)

    Dedi Nasir, Hanifah Muthiah, Bima Anoraga, Suci Astutik................................218

    DISTRIBUSI LAG DENGAN PENDEKATAN KOYCK (Studi Kasus:

    Hubungan Luas Area Tanaman Terhadap Produksi Kelapa Sawit)

    Dedi Nasir, Hanifah Muthiah, Bima Anoraga, Suci Astutik................................226

    PEMODELAN JUMLAH KORBAN JIWA KECELAKAAN LALU LINTAS DI

    TIGA DAERAH RAWAN KECELAKAAN DENGAN MENGGUNAKAN

    METODE POISSON INAR (1) (Studi Kasus Lalu Lintas di Jawa Timur)

    Acika Karunila, Nur Atikah.................................................................................234

    TEOREMA-TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG RECTANGULAR b-

    METRIK BERNILAI KOMPLEKS

    Dahliatul Hasanah, Slamet, Imam Supeno, Mimiep Setyowati Madja................240

    ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAMA STUDI

    MAHASISWA JENJANG SARJANA DENGAN PERLUASAN MODEL

    SURVIVAL COX

    Rahmat Hidayat, Titik Pitriani Muslimin, Marwan Sam.....................................251

    TITIK TETAP PASANGAN PERSEKUTUAN UNTUK PEMETAAN

    CAMPURAN MONOTON LEMAH PADA RUANG METRIK- TERURUT PARSIAL

    Riris Nuryati, Dahliatul Hasanah.........................................................................260

    ANALISIS MULTI-ATTRIBUTE DECISION MAKING (MADM)

    ELIMINATION ET CHOIX TRADUISANT LA REALITE (ELECTRE)

    UNTUK MENENTUKAN WAKTU IDEAL PEMBUATAN SERTIFIKAT

    PENDAFTARAN TANAH PERTAMA KALI

    Rahmat Prasetyadi Widyasmara Nurhadi, Dahliatul Hasanah.............................273

    ANALISIS DECISION SUPPORT SYSTEM (DSS) METODE MAMDANI

    UNTUK MENENTUKAN WAKTU PEMBUATAN SERTIFIKAT

    PEMECAHAN BIDANG TANAH (Studi Kasus di Kantor Pertanahan Kota

    Batu)

    Riris Nuryati, Dahliatul Hasanah.........................................................................283

    PENENTUAN SOLUSI OPTIMAL MASALAH TRANSPORTASI DENGAN

    MENGGUNAKAN METODE ABDUL-SHAKEL-M. KHALID (ASM)

    Elis Ratna Wulan, Sendi Permadia......................................................................294

  • viii

    DAERAH VALUASI DISKRIT

    Dwi Mifta Mahanani............................................................................................301

    PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN DECISSION SUPPORT SYSTEM

    PENERIMAAN MAHASISWA BARU UNIVERSITAS NEGERI MALANG

    JALUR SNMPTN

    Mahmuddin Y., Lucky Tri O., Susy K. A, M. Yasin...........................................310

    PENDIDIKAN MATEMATIKA

    PENGEMBANGAN LEKER GABEL DENGAN HOT POTATOS UNTUK

    MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MAHASISWA UNIVERSITAS ISLAM

    JEMBER

    Fury Styo Siskawati, Fitriana Eka Chandra.........................................................317

    PROSES BERPIKIR ALJABAR DALAM PENYELESAIAN MASALAH

    MATEMATIKA POKOK BAHASAN FUNGSI PADA SISWA KEMAMPUAN

    SEDANG DITINJAU DARI KEMAMPUAN REPRESENTASI

    Dewi Purnama Sari, Feny Rita Fiantika...............................................................331

    ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS VII DALAM MENYELESAIKAN

    SOAL MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG ALJABAR BESERTA

    FAKTOR PENYEBABNYA DI SMP NEGERI 3 PASIRIAN SEMESTER

    GASAL TAHUN PELAJARAN 2016-2017

    Asny Nur Farikha, Yulia Izza El Milla, Eka Resti Wulan...................................341

    PEMAHAMAN RELASIONAL MATEMATIS SISWA SMP DALAM

    MENYELESAIKAN MASALAH ARITMETIKA SOSIAL

    Siti Sofiyah, Cholis Sadijah, Sisworo.................................................................353

    PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERCIRIKAN RME

    (REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION) DENGAN MEDIA LEGO BRICKS

    PADA MATERI POLA BILANGAN Deka Inggrit Ratna Wati, Aning Wida Yanti ..................................................................363

    MELATIHKAN STRATEGI KOGNITIF DALAM MEMAHAMI MATERI

    DAN PEMECAHAN MASALAH UNTUK MENUMBUHKAN KEMAMPUAN

    METAKOGNITIF MAHASISWA PADA MATERI TOERI BILANGAN

    Aning Wida Yanti................................................................................................373

    ANALISIS ASESMEN AUTENTIK YANG DIGUNAKAN GURU DALAM

    PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMP KELAS 7 MTs TMI PUJON

    Nurul Hidayah, Abd. Qohar, Cholis Sadijah......................................................387

    MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMBUAT MODEL

    MATEMATIKA PADA MATERI PROGRAM LINEAR MELALUI

    PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK

    Asma Daud, Nurwan............................................................................................395

    PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS

    ANDROID UNTUK SISWA KELAS VII SMP NEGERI 5 LUMAJANG PADA

    MATERI SEGIEMPAT

    Siti Ardiah, Idam Djunaedi, Broto Maryono.......................................................403

  • ix

    KESALAHAN SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN SOAL SISTEM

    PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL

    Lailin Hijriani, Swasono Rahardjo, Rustanto Rahardi........................................411

    IDENTIFIKASI KESALAHAN KONSEPTUAL DAN FAKTUAL DALAM

    MENYELESAIKAN SOAL FUNGSI

    Rohmatul Wahidah, I Made Sulandra, Abd. Qohar.............................................419

    STAND UP TEACHING SEBAGAI STRATEGI PEMBELAJARAN UNTUK

    MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH

    DASAR

    Mohamad Taufik, Larasati R., Dian Marlina, Syahril Hidayat............................432

    ANALISIS KESALAHAN LEMBAR KERJA SISWA MATEMATIKA SMP

    KELAS IX SEMESTER GANJIL TERBITAN PRESTASI AGUNG PRATAMA

    KURIKULUM 2013

    Ayu Maulidia, Eka Resti Wulan, Bendot Tri Utomo...........................................440

    KESALAHAN MAHASISWA KETIKA MENULIS DEFINISI FUNGSI

    DITINJAU DARI OBJEK MATEMATIS

    Susiswo................................................................................................................446

    ALTERNATIF PENINGKATAN KREATIVITAS MAHASISWA

    UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI MELALUI PENGGUNAAN

    POHON MATEMATIKA

    Rudy Setiawan, Rio Febrianto Arifendi...............................................................451

    HAMBATAN KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH

    PERSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL

    Norma Indriani M.J., Erry Hidayanto, Makbul Muksar......................................456

    PEMAHAMAN KONSEPTUAL DAN KELANCARAN PROSEDURAL

    SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH TRIGONOMETRI KELAS

    XI SMA

    Amalia Martha Santosa, Sisworo, Dwiyana........................................................466

    ANALISIS KESALAHAN PROSEDURAL DALAM MENYELESAIKAN

    SOAL CERITA PECAHAN

    Desy Dwi Riana, Susiswo, Edy Bambang Irawan...............................................477

    IDENTIFIKASI KESULITAN SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN

    SOAL CERITA PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL PADA

    TAHAPAN PENYELESAIAN BLUM-LEISS

    Pradina Parameswari, Tjang Daniel Chandra, Susiswo.......................................484

    PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERCIRIKAN

    PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI)

    Wulida Arina Najwa, Lathiful Anwar..................................................................498

    BERPIKIR KRITIS MAHASISWA CALON GURU SEKOLAH DASAR

    DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA

    Nurun Nimah, Subanji, Susiswo.........................................................................505

  • x

    PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MATEMATIKA DI MI MIFTAHUL

    ULUM

    Herti Prastitasari, Abd. Qohar, Cholis Sadijah...................................................515

    ANALISIS PENYELESAIAN MASALAH SISWA SD PADA SOAL OPEN

    ENDED DALAM SISTEM PEMBELAJARAN YANG BERBEDA

    Latifatul Chariroh, Sudirman, Edy Bambang Irawan..........................................528

    PERANAN ANALISIS KESALAHAN DALAM MASALAH HITUNG

    PELUANG UNTUK MEMBENTUK POLA PIKIR KRITIS MATEMATIS

    MAHASISWA

    Alona Dwinata.....................................................................................................537

    PERMAINAN PERANG PERKALIAN (MULTIPLICATION WAR GAME)

    Nur Izzati..............................................................................................................550

    KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA SISWA KELAS VIII PADA

    MATERI GARIS SINGGUNG LINGKARAN DI SMP NEGERI 4

    PRABUMULIH

    Nabilah Mansur, Yusuf Hartono, Indaryanti........................................................557

    ANALISIS KECEMASAN MATEMATIKA (MATHEMATICS ANXIETY)

    PADA PEMBELAJARAN PECAHAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

    ISLAM ASSALAM MALANG

    Alik Nadziroh, Sadun Akbar, Cholis Sadijah....................................................564

    DESKRIPSI HAMBATAN BERPIKIR SISWA DALAM MEMECAHKAN

    MASALAH PERSAMAAN LOGARITMA

    Heri Prianto, Erry Hidayanto, Swasono Raharjo.................................................573

    PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBASIS TEORI VAN

    HIELE TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH GEOMETRI

    MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA

    Hera Deswita, Nurrahmawati...............................................................................583

    ZONA PERKEMBANGAN PROKSIMAL SISWA PADA MATERI

    BILANGAN BERPANGKAT

    Ratnah Lestary.....................................................................................................591

    KEMAMPUAN SISWA ADVERSITY QUOTIENT SEDANG KELAS VI SD

    LABORATORIUM UM DALAM MEMECAHKAN MASALAH

    MATEMATIKA

    Miftha Huljannah, Cholis Sadijah, Abd. Qohar..................................................601

    PROSES BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH

    MATEMATIS DITINJAU DARI PEMROSESAN INFORMASI

    Sutini....................................................................................................................609

    PENGEMBANGAN PERANGAKAT REALISTIC MATHEMATICS

    EDUCATION BERDASARKAN KEARIFAN LOKAL BUDAYA MADURA

    Sri Indriati Hasanah, Sri Irawati, Nurma Dwi Hastuti.........................................619

    PENALARAN KREATIF SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN

    MASALAH GEOMETRI

    Wildan Hakim, I Made Sulandra, Erry Hidayanto...............................................629

  • xi

    STANDAR KOMUNIKASI MATEMATIKA TULIS GURU MATEMATIKA

    SMP PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL

    Faiqotul Himmah, Abdur Rahman Asari, Dwiyana...........................................637

    KESALAHAN BERPIKIR SISWA DALAM MEMAHAMI KONSEP

    MATEMATIKA DI SMKN 1 BANGIL

    Haqiqi Mufassir F., Edy Bambang Irawan, Hery Susanto...................................644

    PENGEMBANGAN INDIKATOR PEMECAHAN MASALAH MODEL

    IDEAL PADA SISWA KELAS X BERDASARKAN GAYA KOGNITIF

    KONSEPTUAL TEMPO

    Anas Ma'ruf Annizar, Sisworo, Sudirman...........................................................657

    PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAME

    TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA

    PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X IPA-D/16 SMA NEGERI 1

    SINGOSARI

    Eka Fitri Nurani, Latifah Mustofa Lestyant.........................................................668

    PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERCIRIKAN

    PENEMUAN TERBIMBING MATERI KUBUS DAN BALOK UNTUK

    SISWA KELAS VIII

    Khalimatus Sadiyah, Latifah Mustofa Lestyanto...............................................678

    BERPIKIR ARITMETIS

    Erry Hidayanto.....................................................................................................689

    PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN

    AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA

    MATERI KUBUS DAN BALOK KELAS VIII E SEMESTER GENAP TAHUN

    PELAJARAN 2016/2017 DI SMP NEGERI 3 PASIRIAN

    Uswatun Hasanah, Lady Agustina, Idam Djunaedi.............................................695

    PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

    SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN

    REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION

    Kholid Azzandi, Lady Agustina, Yulia Izza El Milla..........................................703

    IDENTIFIKASI JENIS KESULITAN MENGOPERASIKAN BILANGAN

    BULAT YANG MENERAPKAN NUMBER SENSE SISWA SEKOLAH

    DASAR

    Ira Arifin, Gatot Muhsetyo, Susiswo...................................................................711

    PROFIL KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X DALAM

    MEMAHAMI KONSEP GRAFIK FUNGSI KUADRAT

    Deniar Wulandari, Edy Bambang Irawan, Abadyo.............................................719

    RUMAH ADAT USING DALAM KAJIAN ETNOMATEMATIKA

    Rachmaniah M. Hariastuti, Tazkiyatul Ulum, Moh. Ade Setiawan, Dwi Anita..726

    IDENTIFIKASI KEMAMPUAN SISWA SMP DALAM MEMECAHKAN

    MASALAH YANG BERBASIS SOAL CERITA

    Ahmad Fahmi Yuanto, Gatot Muhsetyo, Abd. Qohar.........................................738

  • xii

    KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL PEMECAHAN

    MASALAH

    Mubarok, Erry Hidayanto, Abdur Rahman Asari...............................................746

    ANALISIS STRATEGI PEMBELAJARAN MATERI PECAHAN KELAS V

    SDI ASSALAM MALANG

    Okyana Dewi Gendari, Edy Bambang Irawan, Sudirman...................................755

    KOMUNIKASI MATEMATIS MAHASISWA CALON GURU SD DALAM

    MEMECAHKAN SOAL OPEN MIDDLE

    Jundallah Srinata, Abdur Rahman Asari, Erry Hidayanto..................................761

    KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS TULIS SISWA SMK MATERI

    PROGRAM LINEAR

    Moh. Rikza Muqtada, Santi Irawati, Abdul Qohar..............................................770

    MEDIA PERMAINAN KARTU DOMINO UNTUK BELAJAR

    KETERAMPILAN BERHITUNG SISWA MI MIFTAHUL ULUM

    Firman Tsabbit Abqari, Edy Bambang Irawan, Cholis Sadijah.........................778

    KESALAHAN BERPIKIR SISWA PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN

    LINIER DUA VARIABEL

    Rinda Novitasari, Susiswo, Rustanto Rahardi.....................................................786

    ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN

    PENJUMLAHAN PECAHAN

    Lilik Muarrafah, Gatot Muhsetyo, Sudirman.......................................................796

    PENDEKATAN WHOLE BRAIN TEACHING (WBT) UNTUK

    MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATERI GRAFIK GARIS

    LURUS DI SMP

    Elita Mega Selvia Wijaya , Nathasa Pramudita Irianti........................................807

    KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA SMK DALAM

    MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA

    Gusti Firda Khairunnisa, Abdur Rahman Asari, Hery Susanto, Susiswo..........814

    WEBQUEST SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN AJAR SISTEM

    PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL

    Khairatul Ulya Phonna, Makbul Muksar, Erry Hidayanto..................................825

    DESKIRIPSI KARAKTERISTIK BERPIKIR DIVERGEN SISWA SMA

    DALAM MENYELESAIKAN MASALAH OPEN ENDED

    Ahmad Fathoni Abas, Toto Nusantara, Sudirman...............................................835

    PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS

    MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA MATERI LUAS PERMUKAAN DAN

    VOLUME KUBUS UNTUK SISWA KELAS VIII SMP

    Elis Dwi Wulandari, Mimiep Setyowati Madja...................................................846

    ANALISIS KESALAHAN MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN

    MASALAH PROGRAM LINEAR DITINJAU DARI STRUKTUR

    BERPIKIRNYA

    Dewi Sih Wilujeng, Subanji, Swasono Rahardjo.................................................857

  • xiii

    KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMA DALAM MENYELESAIKAN

    SOAL OPEN-ENDED PADA MATERI MATRIKS

    Fitria Indahwati, Abd. Qohar, Sisworo................................................................868

    PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA SMK (Suatu Studi Pendahuluan)

    Niila Amaalia C., Sisworo, Dwiyana...................................................................877

    KESALAHAN SISWA KELAS X DALAM MENGONSTRUKSI KONSEP

    LOGARITMA

    Agus Hidayat, Cholis Sadijah, I Made Sulandra................................................889

    KESALAHAN KONSTRUKSI SISWA SMK DALAM MEMECAHKAN

    MASALAH MATEMATIKA

    Iim Fatimah, I Made Sulandra, Gatot Muhsetyo................................................897

    ANALISIS MEDIA YANG DIGUNAKAN DALAM PEMBELAJARAN

    MATEMATIKA

    Ana Cholila, Purwanto, Erry Hidayanto..............................................................907

    PENERAPAN PENDEKATAN RME UNTUK MENINGKATKAN HASIL

    BELAJAR MAHASISWA PADA MASALAH PROGRAM LINEAR

    Manopo, Sudirman, I Made Sulandra, Hendro Permadi......................................919

    DISPOSISI BERPIKIR KRITIS GURU MATEMATIKA DALAM

    MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA

    Aris Eko Kurniawan, Abdur Rahman Asari, Makbul Muksar...........................931

    IDENTIFIKASI KESALAHAN DALAM MENGONSTRUKSI KONSEP

    OPERASI BENTUK ALJABAR SISWA SMK

    Haryanti, Dwiyana, Subanji.................................................................................942

    REPRESENTASI MATEMATIS SISWA SMA DALAM MENYELESAIKAN

    MASALAH MATEMATIKA

    Susilawati, Tjang Daniel Chandra, Abadyo.........................................................951

    PENGUASAAN PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE (PCK) DALAM

    PEMBELAJARAN PERTIDAKSAMAAN LINIER DUA VARIABEL

    Leka Frita Yanuati Haryono, I Nengah Parta, Gatot Muhsetyo...........................962

    REFLEKSI PEMBELAJARAN GURU PEMULA TERHADAP KONSEP

    MATRIKS

    Nurhayati, Sudirman, Edy Bambang Irawan.......................................................970

    HAMBATAN BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH

    SUDUT PADA DIMENSI TIGA

    Dwita Tyasti Asri, Toto Nusantara, Hery Susanto...............................................982

    ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MEMECAHKAN SOAL CERITA

    MATERI KAIDAH PENCACAHAN BERDASARKAN ANALISIS

    KESALAHAN NEWMAN

    Pujianto, Swasono Rahardjo, Susiswo.................................................................992

    KESALAHAN BERPIKIR SISWA SMK DALAM MENYUSUN

    KONSTRUKSI KONSEP MATEMATIKA

    Eddy Nugroho, Abadyo, Santi Irawati...............................................................1000

  • xiv

    IDENTIFIKASI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS XI

    SMA

    Herman Shalahuddin, Hery Susanto, I Nengah Parta........................................1011

    BERPIKIR MATEMATIS PESERTA DIDIK DALAM MENYELESAIKAN

    MASALAH NILAI MUTLAK

    Sudirman............................................................................................................1018

    PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBASIS ASESMEN

    SEJAWAT

    Varetha Lisarani, Hendro Permadi.....................................................................1026

    ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MAHASISWA S1

    PENDIDIKAN MATEMATIKA DALAM PERMASALAHAN OPEN-ENDED

    Selly Anggraeni, Hendro Permadi, Edi Bambang Irawan.................................1034

    IDENTIFIKASI KEMAMPUAN PROBLEM POSING MAHASISWA PADA

    MATAKULIAH ASESMEN

    Ika Kurniasari, Masriyah, Evangelista L.W. P...................................................1043

    MONOPOLI MATEMATIKA, SUATU INOVASI MEDIA MANIPULATIF

    DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

    Nurholis, Sudirman, Gatot Muhsetyo................................................................1054

    METAKOGNISI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH

    DASAR

    Mustamin Anggo, La Arapu.............................................................................1065

    PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ANDROID

    MENGGUNAKAN SOFTWARE CONSTRUCT 2 PADA MATERI

    PERSAMAAN GARIS LURUS

    Dimas Prayoga Nurmansyah, Syaiful Hamzah Nasution..................................1071

    PROSES BERPIKIR KRITIS SISWA KETIKA MEMECAHKAN MASALAH

    ALJABAR

    Dana Yuli Christiyanto, I Made Sulandra, Rustanto Rahardi...........................1079

    ANALISIS PENALARAN MATEMATIS SISWA DALAM

    MENYELESAIKAN MASALAH POLA BILANGAN

    Yovy Shelviani, Susiswo, Swasono Rahardjo...................................................1090

    IDENTIFIKASI KESALAHAN MAHASISWA DI TAHUN PERTAMA

    DALAM MENYELESAIKAN SOAL LIMIT

    Yuliana Herlinawati, Susiswo, Hery Susanto....................................................1097

    KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS

    X IPA BERDASARKAN TAHAPAN POLYA PADA MATERI

    TRIGONOMETRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

    Elfrieda Yapita Rethmy Prihatini, Abd. Qohar, Erry Hidayanto.......................1104

    DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN

    PEMAHAMAN DAN KONEKSI MATEMATIS

    Elsa Susanti , Atik Rodiawati , Salmaini Safitri Syam......................................1113

  • xv

    KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA PADA

    MATERI LUAS PERMUKAAN TABUNG

    Thoufina Kurniyati, Hery Susanto, Dwiyana.....................................................1123

    RESPON SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL PERSAMAAN GARIS

    LURUS BERDASARKAN TAKSONOMI SOLO

    Siti Naimah, I Made Sulandra, Rustanto Rahardi.............................................1133

    PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS INKUIRI

    PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

    Sulia Anis Prastika, Eka Resti Wulan, Dana Arif Lukmana..............................1143

    KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) DAN

    PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA HASIL BELAJAR

    STATISTIKA MAHASISWA

    Iesyah Rodliyah..................................................................................................1154

    IMPLEMENTASI METODE CERTAINTY FACTOR BERBASIS WEB DALAM

    SISTEM PAKAR (Studi Kasus Tahapan Stress pada Anak)

    Audrey Talitha Mada, Susy Kuspambudi Andaini............................................1162

    PEMAHAMAN KONSEPTUAL MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN

    MASALAH PROGRAM LINEAR

    Farida Arifa Hayati, Edy Bambang Irawan , Purwanto , Hendro Permadi........1168

    PROFIL KONEKSI MATEMATIS SISWA SMA KELAS X PADA MATERI

    FUNGSI KUADRAT

    Fadhila Kartika Sari, Sudirman, Tjang Daniel Chandra....................................1176

    PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK

    PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X SMA/MA

    Elly Mardiana, Makbul Muksar.........................................................................1188

    PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH

    TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA

    Hawa Liberna.....................................................................................................1193

    JARINGAN IDE PENYELESAIAN MASALAH GEOMETRI RUANG SISWA

    SMA

    Muhammad Amin Nasir, Purwanto, Edy Bambang Irawan..............................1202

    IDENTIFIKASI JENIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN

    SOAL RELASI DAN FUNGSI DI KELAS VIII5 SMP NEGERI 16

    PEKANBARU

    Isoka Amanah Kurnia........................................................................................1217

    ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL

    CERITA

    Rianti Mandasari, Tjang Daniel Chandra, Dwiyana..........................................1226

    MENGKONSTRUK PENGETAHUAN MATEMATIKA BERMAKNA:

    TINJAUAN TEORITIS BERDASARKAN PROSES KOGNITIF

    Arifta Nurjanah, Dimas Candra Saputra............................................................1235

  • xvi

    PEMBELAJARAN TALKING STICK BERBANTUAN MEDIA POHON

    MATEMATIKA SISWA SEKOLAH DASAR

    Rafiuddin, Cholis Sadijah, Sadun Akbar.........................................................1245

    KESALAHAN SISWA KEJAR PAKET B DALAM MENJAWAB SOAL

    CERITA BERDASARKAN TAHAPAN POLYA

    Hafid Ramdhani, I Nengah Parta, Sisworo........................................................1259

    ORIJINALITAS DISAIN MASALAH MATEMATIKA YANG DIAJUKAN

    SISWA KELAS VIII

    Rizka Zulvana Wardhani, Cholis Sadijah, Tjang Daniel Chandra...................1271

    ANALISIS KEMAMPUAN LITERASI PADA PEMBUATAN SCRIPT

    BAHASA PEMROGRAMAN MATLAB BERDASARKAN PROGRAMME

    FOR INTERNATIONAL STUDENT ASSESSMENT (PISA) PADA

    MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA IKIP BUDI UTOMO

    MALANG

    Dyah Ayu Sulistyaning Cipta, Donna Avianty..................................................1280

    PEMBERIAN SCAFFOLDING UNTUK MENGATASI KESULITAN SISWA

    SMP DALAM MENYELESAIKAN SOAL HIGHER ORDER THINKING

    MATERI ALJABAR

    Luthfiyanti Putri Wulandari, Rini Setianingsih.................................................1288

    PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

    STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION TERHADAP KEMAMPUAN

    KOMUNIKASI MATEMATIS PESERTA DIDIK KELAS XI MIA SMAN 1

    PARIAMAN

    Intan Syafitri, Yerizon, Sri Elniati.....................................................................1297

    DAPATKAH SISWA SMA YANG MEMILIKI PRIOR-KNOWLEDGE

    RENDAH BELAJAR JARAK PADA BANGUN RUANG

    Ramayanti Agustianingsih, Jackson Pasini Mairing, Henry Aritonang.............1308

    KARAKTERISTIK SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

    Ramayanti Agustianingsih.................................................................................1320

    DESKRIPSI AWAL TENTANG KESULITAN SISWA DALAM

    MENYELESAIKAN SOAL ARITMETIKA SOSIAL BERBASIS

    KONTEKSTUAL DI SMP

    Anggraeni Tribuana, Gatot Muhsetyo, Susiswo................................................1325

    PROBLEMATIKA MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH

    PERMUTASI DAN KOMBINASI

    Sukoriyanto........................................................................................................1333

    SCAFFOLDING UNTUK MENYELESAIKAN SOAL UKURAN

    PENYEBARAN DENGAN MENGGUNAKAN RUMUS diAh

    Diah Kismonowati.............................................................................................1338

    PENERAPAN PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK

    MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI

    SMAN 10 MALANG

    Nisfi Saida, I Nengah Parta...............................................................................1344

  • xvii

    PROSES METAKOGNITIF MAHASISWA DALAM MENGONSTRUKSI

    BUKTI MATEMATIS

    Firmadela Namida Oliviani, Gatot Muhsetyo, Susiswo, Jamaliatul Badriyah..1353

    KOMUNIKASI MATEMATIS TERTULIS DITINJAU DARI KEKOHERENAN

    DAN EKSPRESI MATEMATIKA MATERI BARISAN DAN DERET

    ARITMATIKA

    Pratita Nindya Dyana, I Made Sulandra, Dwiyana............................................1363

    TABEL PERBANDINGAN SEBAGAI ALAT BANTU UNTUK

    MEMPERBAIKI KESALAHAN PESERTA DIDIK DALAM

    MENYELESAIKAN PERMASALAHAN PEBANDINGAN

    Sylvana Novilia Sumarto, Evangelista Lus Windyana Palupi...........................1371

    ZPD SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PERSAMAAN

    LINIER TIGA VARIABEL DITINJAU DARI TAHAPAN PEMECAHAN

    MASALAH POLYA

    Rizky Rachmadhansyah.....................................................................................1378

    PENGEMBANGAN SOAL KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS

    PADA MATA KULIAH PERSAMAAN DIFFERENSIAL

    Rezi Ariawan, Leo Adhar Effendi.....................................................................1388

    PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERCIRIKAN RME

    (REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION) DENGAN MEDIA LEGO

    BRICKS PADA MATERI POLA BILANGAN

    Deka Inggrit Ratna Wati, Aning Wida Yanti.....................................................1396

  • Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pembelajarannya 2017 | 1

    MEMBANGUN GURU MATEMATIKA YANG PRODUKTIF UNTUK

    MENGHASILKAN SISWA YANG KREATIF

    Prof. Gatot Muhsetyo, M.Sc.

    (Pakar Pendidikan Matematika Universitas Negeri Malang)

    [email protected]

    Abstrak

    Hasil pengamatan dan pencermatan yang panjang dan beragam

    menunjukkan bahwa guru matematika belum produktif. Tujuan

    paparan ini adalah menjelaskan kekurangproduktifan guru di dalam

    mengembangkan pembelajaran. Metode penyelidikan adalah

    pengamatan dan pencermatan selama lebih dari tiga tahun terhadap

    subyek penyelidikan. Subyek penyelidikan adalah mahasiswa program

    S-1 dan S-3 Pendidikan Matematika, mahasiswa program PPG SM3T,

    dan peserta pelatihan PLPG. Kegiatan penyelidikan dilakukan melalui

    perkuliahan, bimbingan skripsi/tesis, bimbingan PKL/PPL, dan/atau

    praktek pembelajaran. Dalam setiap awal kegiatan, mereka diberi

    pertanyaan sederhana tertentu yang serupa (atau) sama. Jawaban

    mereka menunjukkan bahwa mereka relatif kurang kreatif karena

    cenderung (1) kurang wawasan, (2) kurang pengalaman belajar, dan

    (3) kurang budi daya atau usaha. Ketiga macam jawaban

    menunjukkan bahwa guru-guru mereka diduga (a) kurang produktif

    untuk menggali sistem penyampaian materi pelajaran, (b) enggan

    melaksanakan pembelacaran yang bermutu (best practices), dan (c)

    belum mengenal local theories dan pedagogical content knowledge.

    Usaha yang diperlukan adalah mendorong guru dan calon guru saat ini

    untuk mampu mengkombinasikan banyak inspirasi yang dapat

    digunakan untuk mengembangkan dan merealisasikan gagasan atau

    ide pembelajaran.

    Kata kunci: best practice, kreatif, PCK, STS, produktif

    Fakta menunjukkan bahwa memasuki millennium ketiga, pengaruh

    globalisasi semakin intensif, tidak dapat dicegah, dan memasuki semua bidang

    kehidupan. Setiap saat orang menerima suguhan produk teknologi dan industri

    yang tiada henti, misalnya produk alat-alat elektronik dan produk perbankan.

    Masyarakat harus mau menerima produk-produk terbaru karena sudah mejadi

    kebutuhan, dan menjadi ketinggalan zaman jika tidak memiliki produk terbaru,

    termasuk produk-produk dalam teknologi pembelajaran. Pola hidup masyarakat

    berubah karena masyarakat tertuntut untuk menyesuaikan dengan perubahan yang

    terjadi. Mereka perlu memperoleh informasi yang cepat dan akurat melalui

    layanan produk teknologi informasi. Mereka perlu transaksi yang cepat, aman,

    dan mudah melalui produk perbankan. Mereka perlu bergerak dengan cepat dan

    nyaman melalui produk transportasi yang tersedia. Mereka perlu memperoleh

    pengalaman pembelajaran yang sesuai karena mereka perlu memiliki kemampuan

    mailto:[email protected]

  • Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pembelajarannya 2017 | 2

    dan pola pikir yang diperlukan masa kini dan masa mendatang, yaitu kemampuan

    bertindak cepat dan akurat, kemampuan bekerja secara individual dan kolaboratif,

    serta lemampuan berfikir yang logis, kritis, dan kreatif.

    Untuk menghasilkan pebelajar yang mempunyai pengalaman yang sesuai,

    institusi pendidikan memerlukan guru yang produktif. Guru yang produktif adalah

    guru yang selalu tertantang untuk memberikan pebelajar materi pembelajaran dan

    sistem penyampaian sehingga pebelajar memperoleh (1) materi pelajaran yang

    sesuai dengan kehidupan alam dan kehidupan social, dan (2) kesempatan untuk

    berlatih berfikir kreatif-kritis-reflektif, dan berlatih memecahkan masalah secara

    kolaboratif. Guru yang produktif selalu merasa tidak puas dengan materi pelajaran

    dan sistem penyampaian, dan ingin memperbaruinya dan memperkayanya dengan

    hal-hal baru terkini. Hal-hal baru terkini bisa dikenali dari kecenderungan global

    yang bergerak memasuki nafas pendidikan. Dengan demikian guru tidak boleh

    diam dan pasrah, atau menunggu perintah, tetapi perlu menyadari untuk bersama-

    sama berlari cepat mengejar kemajuan di negeri orang.

    METODE

    Metode yang digunakan adalah serangkaian implementasi yang meliputi (1)

    pengamatan yang cukup panjang terhadap beberapa kasus yang serupa, (2)

    pengidentifikasian keadaan yang terjadi terhadap masing-masing kasus, (3)

    penetapan pola yang sama, (4) penetapan penyebab, dan (5) penetapan alternatif

    penyelesaian terhadap semua kasus. Masing-masing implementasi dilaksanakan

    secara insidental ketika ada kesempatan, yaitu kesempatan pada saat

    melaksanakan kegiatan.(a) perkuliahan, di jenjang S-1 (matematika, pendidikan

    matematika, PGSD Bidang-Ilmu), di jenjang S-2 (Pendidikan Matematika,

    Pendidikan Dasar), di pelatihan guru (PPG dan PLPG), (b) pembimbingan (skripsi

    S-1, tesis S-2), dan (c) pemeriksaan tulisan (RPP dalam PPL atau KPL, artikel

    jurnal atau seminar). Instrumen yang digunakan adalah berupa lima soal yang

    disampaikan langsung ketika ada kegiatan, dilanjutkan dengan pelacakan yang

    berupa dialog. Sasaran dialog sesuai dengan jenis jawaban dari responden.

    Terdapat lima soal yang selalu disiapkan untuk ditanyakan. Soal pertama

    tentang menjumlahkan bilangan : 1 + 2 + 3 + 4 + + 9. Dari soal pertama ini

    digali kebenaran jawaban, cara memperoleh jawaban, cara lain memperoleh

    jawaban, dan kecepatan menjawab. Soal kedua menjumlahkan bilangan : 87 + 79.

    Dari soal kedua ini digali kebenaran jawaban, cara memperoleh jawabanm, cara

    lain memperoleh jawaban, dan kecepatan menjawab. Soal ketiga tentang

    persamaan linier dua variabel. Dari soal ketiga ini ditanyakan tentang hubungan

    grafik dengan selalu lurus, mengungkapkan soal tentang model matematika dari

    banyaknya roda sepeda dan roda becak dihalaman parker. Soal keempat tentang

    perubahan bilangan koeffisien, perubahan bilangan konstan, dan penukaran

    variable dari persamaan linier y = 2x + 3. Dari soal ini digali reaksi peserta didik

    dalam menghadapai masalah yang terkaut dengan persamaan linier, atau sistem

    persamaan linier, dengan dua variable.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Soal 1. Carilah 1 + 2 + 3 + 4 + + 9, sebutkan cara yang digunakan untuk

    memperoleh jawaban, dan carilah cara lain untuk memperoleh jawaban.

  • Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pembelajarannya 2017 | 3

    Setelah berjalan 30 detik, 2-3 orang peserta didik ditanya, berapa jawaban yang

    mereka peroleh. Pada umumnya mereka belum selesai mengerjakan. Dalam 30

    detik berikutnya, ditanyakan pada kelas siapa yang belum selesai, dan dapat

    diketahui bahwa 2-3 orang belum selesai menjawab. Dari peserta didik yang

    sudah selesai menjawab, hampir semua memperoleh jawaban benar, yaitu 45.

    Ketika mereka ditanya bagaimana cara memperoleh jawaban, hampir semua

    menjawab dengan cara manual. (1 + 2 = 3 . 3 + 3 = 6 , 6 + 4 = 10 , . 36 + 9 =

    45). Biasanya ada 1-2 orang yang menjawab dengan memasangkan, (1 + 9) + (2

    + 8) + (3 + 7) + (4 + 6) + 5. Ada 1-2 orang yang menjawab dengan menggunakan

    hitungan deret aritmetika. Ketika mereka diminta untuk mencari cara yang lain

    lagi, pada umumnya mereka sudah kehabisan cara menjawab. Ketika mereka

    diberitahu cara menjawab lain, yaitu:

    a. 1 + (2 + 9) + (3 + 8) + (4 + 7) + (5 + 6) = 1 + (4 x 11) = 45, dengan alasan bahwa perkalian dengan 11 adalah mudah diingat.

    b. (1 + 8) + (2 + 7) + (3 + 6) + (4 + 5) + 9, dengan alasan perkalian 9 mudah dilakukan dengan menggunakan tangan.

    c. (1 + 2 + 3 + 4) + {(1 + 4) + (2 + 4) + (3 + 4) + (4 + 4)} + 9 = (1 + 2 + 3 + 4) + (1 + 2 + 3 + 4) + ( 4 x 4) + 9 = 10 + 10 + 16 + 9 = 45, dengan alasan

    jumlah 10 diperoleh dengan mudah dari jumlah (1 + 2 + 3 + 4)

    Mereka umumnya merasa belum pernah memperoleh bimbingan dari guru tentang

    ragam cara mencari jumlah, baru mengenal cara beragam, dan nampak terkejut

    tentang penjelasan yang diberikan. Mereka nampak bersemangat, dan dapat

    mengerjakan dengan benar, dengan beragan cara, ketika diminta mencari (1 + 2 +

    3 + 4 + 5 + + 20) dalam waktu 10 detik, serta mampu menjelaskan alasan yang

    digunakan.

    Soal 2. Carilah 84 + 77 , sebutkan cara yang digunakan untuk memperoleh

    jawaban, dan carilah cara lain untuk memperoleh jawaban.

    Setelah berjalan sekitar 15 detik, 2-3 orang peserta didik ditanya, berapa jawaban

    yang mereka peroleh. Pada umumnya mereka sudah memperoleh jawaban

    (meskipun dari seluruh satu kelas peserta didik, ada 1-2 orang yang menjawab

    salah. Ketika mereka ditanya bagaimana mereka memperoleh jawaban, ternyata

    hampir semua menjawab dengan cara bersusun (dan hal ini sangat

    mengejutkan). Ketika mereka diminta mencari jawaban dengan menggunakan

    sifat asosiatif penjumlahan, sebagian besar mereka nampak bingung karena

    hanya ada dua bilangan yang tersedia. Kebingungan ini mereka tunjukkan

    karena mereka belum dibiasakan untuk menggunakan secara praktis sifat asosiatif.

    Mereka kurang mengenal istilah memecah, atai dekomposisi tetapi mengenal

    dengan baik menggabung dan memindahkan tanda kurung.Mereka menjadi

    tambah bingung lagi ketika diminta menyebutkan paling sedikit 5 cara lagi dalam

    mencari jawaban. Mereka menyadari kekurangan mereka setelah menerima

    beberapa penjelasan:

    a. 84 + 77 = 84 + (16 + 61) = (84 + 16) + 61 = 161 b. 84 + 77 = (61 + 23) + 77 = 61 + (23 + 77) = 161 c. 84 + 77 = (80 + 70) + (4 + 7) = 150 + 11 = 161 d. 84 + 77 = (77 + 7) + 77 = 70 + 7 + 7 + 70 + 7 = 140 + 21 = 161 e. 84 + 77 = (7 x 12) + (7 x 11) = 7 (12 + 11) = 7 x 23 = 7 (20 + 3) = 161 f. 84 + 77 = (90 6) + (80 3) = 170 9 = 161

  • Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pembelajarannya 2017 | 4

    g. 84 + 77 = (50 + 34) + (50 + 27) = 100 + 30 + 20 + 4 + 7 = 161 h. 84 + 77 = (75 + 9) + (75 + 2) = 75 + 75 + 9 + 2 = 161

    Soal 3. Apakah persamaan linier grafiknya selalu berupa garis lurus?

    Di lapangan terdapat beberapa sepeda dan beberapa becak. Jika jumlah

    roda sepeda dan roda becak adalah 20, maka carilah banyaknya sepeda,

    dan banyaknya becak di lapangan.

    Seluruh peserta didik menjawab ya. Jawaban ini mengagetkan. Kemudian mereka

    bersama-sama di ajak membuat model matematika, sehingga diperoleh persamaan

    2x + 3y = 20 (banyaknya roda setiap satu sepeda adalah dua, banyaknya roda

    setiap becak adalah tiga, x menyatakan banyaknya sepeda, dan y menyatakan

    banyaknya becak). Ketika mereka diminta menggambar grafik persamaan, maka

    dengan sigap, tanpa berfikir panjang, mereka menggambar garis lurus, dengan

    cara menghubungkan titik potong grafik dengan sumbu X, dan titik potong grafik

    dengan sumbu Y. Ketika mereka ditanya makna dari grafik persamaan, mereka

    tidak ada yang menjawab sebagai grafik himpunan selesaian. Setelah mereka

    diajak mencari pengganti x dan y yang menyebabkan 2x + 3y = 20 (dengan

    menggunakan tabel), dan meletakkan posisi selesaian yang ditunjukkan oleh

    koordinat (xi,yi), maka mereka menyadari bahwa koordinat titik-titik yang

    memenuhi persamaan, grafiknya tidak boleh dihubungkan. Mereka kemudian

    sadar bahwa grafiknya berupa garis lurus jika x dan y adalah bilangan riil.

    Selesaian dari persamaan 2x + 3y = 20 adalah pasangan bilangan bulat (xi,yi)

    yang memenuhi persamaan. Ketika persamaan yang mempunyai selesaian bulat

    disebut persamaan Diophantine, banyak diantara mereka yang belum pernah

    mendengar sebelumnya. Mereka juga baru mengenal bahwa persamaan x2 + y2 =

    z2 merupakan persamaan kuadrat Diophantine jika x, y, dan z adalah -bilangan

    bulat.

    Soal 4. Adakah sistem tiga persamaan atau lebih dengan dua variable?

    Dari persamaan y = 2x + 3, dilakukan penggantian-penggantian. Jelaskan

    tingkah laku grafik jika (a) 3 diganti-ganti dengan bilangan yang lain, (b) 2

    diganti-ganti dengan bilangan yang lain, (c) 2 dan 3 diganti-ganti dengan

    bilangan-bilangan lain yang sebanding dengan 2 dan 3.

    Mereka sudah terpateri dengan SPLDV, sehingga tanpa hambatan, mereka

    langsung mengatakan tidak ada karena terdapat tiga atau lebih persamaan,

    masing-masing persamaan mempunyai dua variabel. Mereka diminta untuk

    menunda jawaban, dan melanjutkan mencari jawaban pertanyaan soal berikutnya.

    Karena mereka terkecoh untuk fokus pada penggantian bilangan 3, maka mereka

    kurang menyadari bahwa jawaban (a) berupa berkas garis yang sejajar dengan

    gradien 2. Karena cara ini baru bagi mereka, maka mereka memerlukan waktu

    cukup panjang untuk memaknai grafik-grafik yang mereka buat (misalnya y = 2x

    + 3, y = -2x + 3, y =

    + 3, dan y = -

    + 3

  • Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pembelajarannya 2017 | 5

    Dari 4 grafik di atas dapat diketahui bahwa memang ada sistem 4 persamaan linier

    dengan dua variabel, dan mempunyai selesaian, yaitu (0,3). Jawaban pertanyaan

    (c) agak lebih sulit memahaminya, tetapi setelah dibuat grafiknya, mereka

    merasakan ada sesuatu yang nyata,

    Grafik perubahan dari y = 2x + 3, antara lain adalah y = -2x 3, y = x + 1

    , dan

    y = -x - 1

    Keempat grafik menunjukkan adanya sistem 4 persamaan linier dua variabel yang

    mempunyai selesaian (

    , ), dan terletak pada sumbu X.

    Soal 5. (a) Dari gambar persegi ABCD, tunjukkan bahwa segi-4 PQRS adalah

    persegi.

    (b) Dari gambar segi-3 siku ABC, sebutkan tiga segi-3 siku yang sebangun

    (0,

    X

    Y

    (-,0)

    Y

    X

    b

    a

    b a

    b

    a b

    a

    S

    R

    Q

    P

    D C

    B A

  • Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pembelajarannya 2017 | 6

    Jawaban (a) dan (b) sangat mengejutkan karena memang mereka banyak yang

    kesulitan menjawab. Kesulitan mereka adalah belum menguasai dengan baik

    bahwa dalam segi-3 siku, jumlah dua sudut yang bukan sudut siku adalah 90o.

    Selanjutnya, mereka kesulitan menyatakan kesebangunan dua seg-3, sesuai

    dengan urutan sudut-sudut yang bersesuaian, sehingga memudahkan mereka

    dalam membuat perbandingan, tanpa harus melihat gambar segi-3 yang

    ditampilkan. Dengan demikian, tidaklah mudah bagi mereka, karena belum

    mempunyai pengalaman belajar serupa, untuk menunjukkan . apalagi

    membuktikan. Mereka menjadi lebih bingung lagi ketika diminta menunjukkan

    bahwa AC2 = AD x AB, dan BC2 = BD x BA.

    Soal 6. (a) Jelaskan yang dimaksud dengan pentagon, heksagon, dekagon,

    hendekagon, dodekagon, dan ikosagon

    (b) Jelaskan yang dimaksud dengan tangram, dan sebutkan

    komponennya.

    (c) Sebutkan istilah lain dari polihedron

    (d) Sebutkan dua contoh polihedron

    (e) Jelaskan yang dimaksud dengan heksomino

    (f) Jelaskan apa yang dimaksud dengan persegi magis, sebutkan ciri

    utama, dan jelaskan cara memperoleh jumlah semua bilangan pada

    setiap baris (kolom, diagonal).

    (g) jelaskan apa yang dimaksud dengan segi-3 magis 3 x 3, dan jelaskan

    cara memperoleh penyelesaian.

    Keenam pertanyaan pada soal 6 dimaksudkan untuk mengetahui keluasan

    wawasan peserta didik tentang berbagai istilah matematika, dan pengetahuan

    tentang representasi matematika, yang semestinya sudah mereka ketahui, dari

    pengalaman pembelajaran, atau pencarian sendiri dari banyak sumber, misalnya

    dari buku teks (textbook), atau dari browsing di internet. Mereka pada umumnya

    belum mengenal dengan baik istilah dan bentuk representasi pada soal 6. Memang

    ada 1-2 orang yang mengatakan pernah mendengar, atau pernah mengenal, tetapi

    tidak bisa bercerita lebih jauh.

    Dari jawaban (a) mereka secara lisan diketahui bahwa mereka pada

    umumnya sudah mengenal segi-5 sebagai pentagon, segi-6 sebagai heksagon.

    Ketika pertanyaan diteruskan dengan apa itu pentagram, dan heksagram, mereka

    baru tahu bahwa pentagram adalah bintang lima, dan heksagram adalah bintang

    enam. Mereka juga baru tahu bahwa decagon adalah segi-10, hendecagon segi-11,

    dodekagon adalah segi-12, serta ikosagon adalah segi-20.

    Dari jawaban (b) diketahui bahwa hanya 1-2 orang yang pernah mendengar,

    atau pernah mengenal tangram. Dari mereka yang pernah mengenal, jika ia

    diminta menggambar, atau diminta menyebut bangun-bangun komponennya

    D B A

    C

  • Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pembelajarannya 2017 | 7

    (tangram 7), ia sudah tidak bisa menjawab, apalagi jika ditanya apakah bangun-

    bangun komponennya dapat dibuat menjadi bangun lain.

    Menurut Khairiree, K. (2015), penggunaan tangram dalam pembelajaran

    matematika, mempunyai dampak positif, yaitu (1) siswa mampu mengembangkan

    berfikir kritis, (2) siswa lebih bersikap positif terhadap matematika, dari pada

    sikap negatif, dan (3) siswa mempunyai pemahaman konsep bangun datar yang

    lebih baik, dan lebih kreatif, yang mana kekreatifan mereka dapat diidentifikasi

    dari banyaknya ragam susunan yang tan yang mereka buat. Selanjutnya Sien,

    N.M. dan Abdullah, S. (2012) menunjukkan bahwa penggunaan tangram dapat

    meningkatkan kemampuan siswa berfikir geometrik, yaitu mendorong siswa

    menyelidiki sifat-sifat tans, serta mengarahkan siswa menggunakan media visual

    sebagai bantuan pemikiran deduksi formal. Tchoshanos, M. (tanpa tahun)

    menyatakan bahwa kemampuan berfikir spasial tumbuh lebih baik ketika guru

    menggunakan tangram dalam pembelajaran geometri. Selanjutnya, Nuhsetyo, G.

    (2017) menyebutkan penggunaan tangram untuk mengembangkan perbandingan

    melalui perbandingan luas tans

    Perbandingan Luas: a : b : c : d : e : f : g = 4 : 4 : 1 : 2 : 1 : 2 : 2

    Dari jawaban (c) dan (d) dapat diketahui bahwa mereka merasa asing dan

    baru mengenal istilah polihedron ini. Ketika mereka diminta menyebutkan arti

    dari poligon sebagai segi banyak, mereka merasa memperoleh ide serupa sehingga

    mereka bisa mengatakan bahwa arti dari polihedron adalah bidang banyak.

    Mereka kembali mengalami kesulitan ketika diminta memberikan contoh, dan

    mereka merasa terbantu ketika mereka memperoleh bantuan bahwa piramid

    disebut juga dengan tetrahedron, kubus disebut juga heksahedron, bidang-8

    disebut tetrahedron, dan bidang-12 disebut juga dodekahedron.

    Dari jawaban (e) dapat diketahui bahwa mereka benar-benar belum ada

    yang tahu arti dari heksomino. Dengan bantuan satu contoh domino,

    a

    b

    c d e f g

  • Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pembelajarannya 2017 | 8

    mereka mulai mendapatkan gagasan, dan selanjutnya mereka bisa mengatakan

    makna dari tromino, tetromino, pentomeno, dan heksomino.Ketika mereka

    diminta mebuat susunan dari bagian pentomino, mereka bisa mencari, meskipun

    belum keseluruhan. Mereka menjadi lebih tertantang ketika disebutkan bahwa

    banyaknya seluruh susunan pentomino adalah 12, dan dari 12 susunan, terdapat 8

    susunan yang merupakan rebahan (jaring-jaring) dari kubus terbuka (Muhsetyo,

    G., 2015:178). Selanjutnya, jika diperluas menjadi heksomino, mereka menjadi

    tercengang karena terdapat 35 susunan, dan 11 susunan heksomino merupakan

    rebahan dari kubus (Muhsetyo, G., 2015:179). Sebelas heksomino yang

    merupakan rebahan kubus adalah sebagai berikut:

    4 kotak tegak:

    3 kotak tegak

    2 kotak tegak

    Dari jawaban (f) dapat diketahui bahwa sebagian besar peserta didik pernah

    mendengar istilah persegi magis, dan 2-3 orang bisa menyebutkan sifat utamanya.

    Ketika mereka ditanya tentang cara memperoleh jumlah semua bilangan setiap

    baris (dilambangkan dengan k, dan disebut konstan persegi magis 3 x 3), tanpa

    terlebih dahulu mengisikan bilangan pada kotak-kotak persegi, pada umumnya

    semua peserta didik tidak bisa menjawab. Dengan bantuan pertanyaan tentang

    banyaknya bilangan (yaitu 9), dan bilangan-bilangan yang harus diisikan pada

    persegi magis 3 x 3 (yaitu 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9), mereka mulai menyadari

    bahwa k mempunyai hubungan dengan jumlah deret aritmetika 1 + 2 + 3 + 4 + 5 +

    6 + 7 + 8 + 9, yaitu 45, dan bisa mencari k dengan menentukan banyaknya baris

    adalah 3, masing-masing baris jumlahnya sama, maka jumlah semua bilangan

    setiap baris adalah 45 dibagi, sehingga diperoleh 15. Ketika masalah diperluas,

    mencari k untuk persegi magis 4 x 4, mereka langsung bisa menjawabnya dengan

    benar, yaitu (1 + 2 + 3 + + 15 + 16 =136, kemudian dibagi 4, sehingga

    diperoleh nilai k = 34. Ketika mereka diminta menjelaskan cara mengisikan

  • Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pembelajarannya 2017 | 9

    bilangan 1, 2, , 9 ke dalam persegi magis, mereka cenderung coba-coba, belum

    terpikir bahwa setiap baris atau kolom terdiri dari tiga bilangan, sehingga mereka

    perlu mengidentifikasi berbagai jumlah tiga bilangan yang menghasilkan 15.

    Dari jawaban (g) dapat diketahui bahwa mereka benar-benar seluruhnya

    belum pernah mengetahui tentang permasalahan segi-3 magis 3 x 3, yaitu

    menempatkan bilangan-bilangan 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 sehingga jumlah bilangan

    setiap sisi adalah sama. Dengan menggunakan gambar:

    Bilangan-bilangan 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 ditempatkan dalam lingkaran

    sedemikian hingga jumlah tiga bilangan pada setiap sisi adalah sama.

    Jelaskan bagaimana cara yang Anda gunakan untuk memperoleh jawaban

    yang benar. Setelah memperoleh satu jawaban yang benar, cobalah

    mencari jawaban yang lain.

    Karena mereka belum pernah mengenal segi-3 magis, maka soal ini menjadi

    sangat menarik mereka, dan mereka mulai menjawab, tetapi semua menjawab

    dengan cara coba-coba (trial and error). Untuk membantu mereka menjawab soal,

    mereka diberi bantuan berupa bimbingan (help, scaffolding) yang mengarah pada

    jawaban. Menurut Pijls, M. dan Dekker, R. (2011), bantuan bimbingan yang

    mengarah pada jawaban disebut bimbingan hasil (product help). Bimbingan yang

    diberikan adalah member pertanyaan-pertanyaan: (a) berapa banyak bilangan di

    setiap sisi?, (b) berapa tripel bilangan yang jumlahnya sama?, (c) mengapa tripel

    (1,2,3) dan (4,5,6) tidak bisa digunakan?, (d) tripel mana lagi yang tidak dapat

    digunakan?, (e) berapa banyak tripel yang jumlahnya 9, dan tripel apa saja?

    [(1,3,5), (2,4,3), (1,2,6)], (f) adakah bilangan persekutuan dari setiap dua tripel

    yang jumlahnya 9? (posisi bilangan persekutuan di titik sudut), (f) apakah

    jawaban soal sudah diperoleh?

    Mereka dengan mudah dapat meneruskan bahwa ada 4 jawaban, 3 jawaban yang

    lain diperoleh dari jumlah 10, jumlah 11, dan jumlah 12.

    Hasil pengamatan dan pencatatan yang panjang dan sasaran yang beragam

    menunjukkan bahwa ada kecenderungan pola, yaitu teridentifikasinya profil guru

    yang perlu diperbaiki::

    (1) sasaran pengamatan dapat dikatakan lebih banyak belum mempunyai

    pengalaman belajar yang mendorong kekreatifan mereka dalam

    2

    3

    1 6

    5 4

  • Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pembelajarannya 2017 | 10

    menyelesaikan soal, misalnya jenis-jenis soal yang dikembangkan dengan

    open-ended, yaitu soal-soal dengan jawaban banyak, cara memperoleh

    jawaban banyak, atau keduanya; situasi kekurangkreatifan siswa diduga

    sebagai hasil dari proses pembelajaran dari pengajar yang statis dan atau jalan

    ditempat.

    (2) ada dugaan kuat bahwa para pengajar masih menggunakan cara lama secara

    bertahun-tahun, karena para pengajar merasa nyaman dengan cara-cara

    lama. Situasi dimana para pengajar relatif sulit untuk memperbarui cara

    mengajar, oleh Stacey, K. (2010) disebut STS (Shallow Teaching Syndrome),

    atau cara mengajar yang dangkal, antara lain ditandai dengan (a) cara

    pembelajaran yang berulang-ulang (repetition) secara berlebihan, (b) materi

    pelajaran serta soal hanya diambil dari buku teks, soal dengan kompleksitas

    rendah, tanpa ada usaha memodifikasi sehingga menjadi materi dan soal yang

    menantang, (c) cara memperdalam materi matematika belum menggunakan

    atau menghadirkan proses yang mengkaitkan materi dengan kegiatan berfikir

    dan bernalar matematikal (mathematical reasoning and thinking), misalnya

    berupa kegiatan mengamati kasus, menggali data, menduga pola,

    membuktikan sifat, dan mengkomunikasikan jawaban, dan (d) belum

    berupaya untuk mencari cara yang tepat dalam membelajarkan topik-topik

    matematika. Choppin, J. (2011) menyatakan bahwa pencarian cara yang tepat

    membelajarkan topik matematika tertentu, disebut dengan mengembangkan

    teori local (local theories), yang mana teori local yang dikembangkan,

    memuat pedagogi yang sesuai dari topik matematika yang dipilih, dan disebut

    PCK (Pedagogical Content Knowledge).

    (3) muatan bekal guru tentang keragaman bagian materi matematika yang perlu

    diketahui, yang dapat mengembangkan proses berdikir dan bernalar

    matematika, dipandang masih kurang. Jika mereka membaca buku teks

    pelajaran matematika (dari luar negeri), maka pengertian tentang istilah dan

    sifat-sifat yang melekat pada istilah, dipandang masih banyak yang belum

    diketahui, atau kurang dimengerti. Misalnya, hal-hal yang terkait dengan

    poligon, polihedra, polimino, tangram, persegi magis, dan segi-3 magis, perlu

    dipahami dengan baik dan dimanfaatkan dalam pembelajaran karena memuat

    hal-hal strategis yang dapat dibangun menjadi masalah yang memerlukan

    bernalar dan berfikir matematis agar dapat menyawab soal.

    (4) Sebagai tambahan pengamatan, dari bimbingan skripsi dan/atau tesis, patut

    dikemukakan bahwa judul yang ditetapkan, nampaknya masih banyak

    berputar-putar pada pengujian ulang cara penyampaian yang sudah popular,

    kadang-kadang dengan sedikit modifikasi, atau sedikit tambahan variable

    sehingga menjadi tampak beda (misalnya CTL, RME, penemuan, investigasi,

    PBL. PjBL dengan tambahan fasilitas tertentu, antara lain media).

    Dengan empat hasil pengamatan dan pencatatan, yang waktunya cukup panjang

    dan sasarannya beragam, orang bisa memikirkan jalan keluar yang

    memungkinkan teman-teman pengajar tergugah hatinya untuk berlari lebih

    dipercepat, mengejar kemajuan pendidikan matematika dari negara-negara lain.

    Beberapa butir dari jalan keluar yang dimaksud antara lain adalah:

    (1) gerakan yang menyadarkan para pengajar untuk menjadi guru yang produktif.

  • Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pembelajarannya 2017 | 11

    Yang dimaksud dengan guru yang produktif adalah (a) guru yang terbiasa

    untuk selalu menghasilkan produk-produk praktek pembelajaran yang terbaik

    dan berkualitas (best practices,qualified), (b) selalu berusaha menjawab

    tantangan pekerjaan dalam melaksanakan pembelajaran, yaitu menghasilkan

    cara pembelajaran (delivery system) yang menyebabkan peserta didik menjadi

    kreatif, dan (c) mengembangkan pembelajaran yang tidak sekedar menguji

    ulang teori-teori tentang cara penyampaian materi pelajaran yang sudah ada.

    Arends, R.I. dan Kitcher, A. (2010) menyatakan bahwa guru yang

    mempunyai kompetensi profesional adalah guru yang mampu melaksanakan

    best practices, yaitu kemampuan melaksanakan praktek pembelajaran yang

    berkualitas di dalam kelas, pembelajaran yang dapat membantu siswa

    menyelesaikan masalah dengan cara-cara yang mendasar. Selanjutnya,

    Takeshi, M. (2006) menyatakan bahwa best practices adalah the teaching

    practices in a classroom which allow their professiobal development and

    consequently the improvement of teaching practices in the classroom.

    Dengan melakukan best practices, para guru akan terhindar dari penyakit

    mengajar yang dangkal (shallow teaching syndrome), dan menempatkan

    mereka menjadi peneliti dan pengembang teori lokal dalam pembelajaran

    matematika.

    (2) usaha menjadi produktif dapat dilakukan dengan mencari pilihan, pilihan

    tidak selalu uji ulang dari banyak teori belajar, tetapi berupa pencarian

    terbuka (open search), apa saja yang diyakini baik untuk penyampaian

    pembelajaran, artinya dapat membantu siswa berhasil memahami dan

    menguasai pelajaran matematika dengan proses yang bermutu, maka pilihan

    yang ditetapkan dapat dicoba dalam praktek pembelajaran. Pilihan

    pembelajaran yang ditetapkan boleh saja disebut dengan cara penyampaian

    ethes karena setiap anggota kelompok tampil dihadapan yang lain dengan

    gaya ceria dan komunikatif. Pada kesempatan lain, boleh saja menyebut

    sistem penyampaian aring karena semua orang dalam kelompok menjadi

    asyik atau sibuk dengan penyelesaian tugas masing-masing. Pada

    kesempatan yang lain lagi, boleh saja disebut dengan sistem penyampaian

    nglithis karena mereka terlibat dalam kegiatan pengumpulan data, misalnya

    melakukan banyak pengukuran. Dengan kebebasan ini, para guru tidak lahi

    terbelenggu oleh sintaks-sintaks (yang banyak kali dijalankan tetapi kurang

    mengenal maknanya). Banyak lagi nama yang bisa dipilih, sesuai alasan dan

    selera masing-masing, misalnya gathekan, cag-ceg, borongan, atau

    lelang.

    (3) bekal pengetahuan matematika minimal para guru matematika dipandang

    masih kurang dan perlu ditambah. Jika tidak ditambah, maka mereka banyak

    mengakami kesulitan ketika membaca banyak sumber dari browsing di

    internet, sehingga bekal pengetahuan matematka mereka tertinggal jauh di

    belakang dibandingkan guru-guru dari negara lain. Penambahan pengetahuan

    ini mempunyai dampak positif yaitu melengkapi pengetahuan yang sudah

    ada, dan memanfaatkannya untuk mengembangkan proses berfikir dan

    bernalar matematika. Beberapa diantaranya sudah disebutkan dalam artikel

    (polimino, polyhedron, poligon, poligram, tangram, persegi magis, segi-3

    magis).

  • Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pembelajarannya 2017 | 12

    KESIMPULAN DAN SARAN

    Guru matematika yang mempunyai kompetensi professional adalah guru

    matematika yang produktif, yaitu guru matematika yang selalu merasa tidak puas

    dengan pengetahuan dan pengetahuan pembelajaran yang dimiliki, sehingga

    mereka selalu penasaran (curious) untuk terus mencari dan menghasilkan sistem

    penyampaian yang sesuai dalam pembelajaran matematika. Cara untuk

    memuaskan penasaran mereka adalah mereka berusaha menjadi guru yang baik,

    yaitu guru matematika yang (1) mengembangkan best practices, (2) menghindar

    dari kebiasaan Shallow Teaching Syndrome, (3) melakukan atau mengembangkan

    Pedagogical Content Knowledge, dan (4) selalu berusaha memperbarui (updating,

    renewing) bekal pengetahuan mereka.

    Tindakan pembelajaran open-ended sebaiknya dipilih menjadi kerangka

    kerja, rujukan dan fokus karena mempunyai dampak yang kuat terhadap

    penumbuhan dan pembiasaan kekreatifan siswa. Kwon, dkk (2006) menyatakan

    bahwa penugasan open-ended dapat menumbuhkan kemampuan berfikir yang

    kreatif, antara lain ditandai dengan kefasihan (fluency), fleksibilitas (flexibility),

    dan kebaruan/keaslian (novelty, originality). Becker, J.P., & Shimada, S.(1997)

    menjelaskan bahwa open-ended dipandang sebagai good lesson sehingga perlu

    dikuasai benar oleh guru matematika. Selanjutnya, menurut Imprasitha, M.

    (2006), open-ended perlu diletakkan sebagai kerangka kerja dalam

    mengembangkan kepprofesionalan guru matematika. Untuk mengembangkan

    kemampuan pencarian terbuka, yang biasa dilakukan dalam soal open-ended,

    maka lingkungan alam dan lingkungan social dapat dimanfaatkan sebagai sumber

    pencarian (Muhsetyo, G., 2016).

    DAFTAR RUJUKAN

    Anthony, G. dan Walshow, M. (2009). Characteristic of effective teaching: A

    view from the west. Journal of Mathematics Education, 2(2): 147-164

    Arends, R.I. and Kitcher, A. (2010). Teaching for Student Learning. New York:

    Routledge.

    Becker, J.P. dan Shimada, S. (2005). The Open-Ended Approach: A New

    Proposal for Teaching Mathematics. Reston: NCTM

    Choppin, J. 2011. The Role of Local Theories: Teacher Knowledge and Its

    Impact on Engaging Students With Challenging Task. Mathematics

    Education Research Journal (2011) 23:5-25

    Imprasitha, M. 2006. Open-Ended Approach and Teacher Education. Tsukuba

    Journal of Educational Study in Mathematics, Vol. 25, 2006.

    Jeffrey, C. 2011. The role of local theories: teacher knowledge and its impact on

    engaging students with challenging task. Mathematics Education Research

    Journal, 23: 5-25

    Khairiree, K. 2015. Creative Thingking in Mathematics with Tangrams and The

    Geometers Sketchpad. Proceedings of The 20th Asian Technology

    Conference in Mathematics. China: Leshan

    Kwon, O.N., Park, J.S., dan Park, J.H. 2006. Cultivating Divergent Thinking in

    Mathematics Through an Open-ended Approach. Asia Pacific Education

    Review, Vol.7, No.1:51-61

  • Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pembelajarannya 2017 | 13

    Lowrie, T., Diezmann, C.M., dan Logan, T. 2012. A framework for mathematics

    graphical tasks: the influence of the graphic element on student sense

    making. Mathematics Education Research Journal, 24: 169-187

    Muhsetyo, G. 2017. Kajian Best Practice Penggunaan Tangram Dalam

    Pembelajaran Matematika. J-TEQIP, Tahun VIII, Nomor 1, Mei 2017:1-7

    Muhsetyo, G. 2916. Pembelajaran Matematika Sekolah Berorientasi Pada

    Lingkungan. Malang: Universitas Negeri Mslsng

    Muhsetyo, G. 2014. Menghayati Kekayaan dan Keindahan Matematika. Malang:

    Universitas Negeri Malang.

    Pijls, M., dan Dekker, R. 2011. Students discussing their mathematical ideas: the

    role of the teacher. Mathematics Education Research Journal (2011)23:379-

    396.

    Sien, N.M.,Chong, dan Abdullah, S. 2012. Learning Geometry in a Large-

    Enrollment Class: Do Tangram Help in Developing Students Geometric

    Thinking? British Journal of Education, Society, and Behavioural Science

    2(3):239-259, 2012

    Sien, N.M.,Chong, C.L., dan Abdullah, S. 2013. Facilitating Students Geometric

    Thinking Trough Van Hieles Phase-Based Learning Using Tangram.

    Journal of Social Science 9(3):101-113 , 2013

    Stacey, K. 2010. Mathematics Teaching and Learning To Reach Beyond The

    Basics. Research Conference Paper. Australia: Australia Council for

    Educational Research.

    Takeshi, M. 2006. A Study of Good Mathematics Teaching in Japan. Tokyo:

    University of Tsukuba.

    Tchoshanos, M. tanpa tahun. Building Students Mathematical Proficiency:

    Connecting Mathematical Ideas Using the Tangram. El Paso: University of

    Texas

  • Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pembelajarannya 2017 | 14

    ANALISIS POLA PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG

    MENGGUNAKAN MODEL OTOKATALITIK

    Arif Ashari1), Widya Reza1), Suci Astutik1) 1)Program Studi S2-Statistika, Program Pasca Sarjana FMIPA Universitas

    Brawijaya

    [email protected]

    Abstrak

    Model pertumbuhan tanaman umumnya membentuk suatu kurva

    sigmoid sehingga sering disebut dengan model pertumbuhan sigmoid.

    Salah satu jenis model pertumbuhan sigmoid yang dapat digunakan

    adalah Model Otokatalitik. Model perAdapun penelitian ini bertujuan

    untuk mengetahui kesesuaian Model Otokatalitik dalam mendekati

    pola pertumbuhan tanaman jagung beserta laju pertumbuhannya. Data

    sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pengamatan

    tinggi dan umur tanaman jagung hasil dari 3 jenis perlakuan, yakni

    pemberian pupuk NPK, pemberian mikroba Ochrobactrum sp., dan

    pemberian mikroba Bacillus megatirium. Pendugaan parameter model

    dilakukan dengan Metode Kuadrat Terkecil Nonlinier dengan iterasi

    Lavenberg-Marquardt. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Model

    Otokatalitik sesuai digunakan dalam mendekati pola pertumbuhan

    tinggi tanaman jagung dengan nilai R2-adjusted mencapai 0.994. Laju

    pertumbuhan maksimum terjadi saat tanaman jagung berumur 40-42

    hst, sehingga disarankan agar pada umur tersebut tanaman jagung

    dapat diberi perlakuan khusus untuk mempercepat fase generatif.

    Kata kunci : pertumbuhan, sigmoid, otokatalitik, jagung

    Pertumbuhan merupakan salah satu ciri utama dari suatu organisme hidup.

    Suatu kenyataan bahwa suatu sistem pertumbuhan seperti tanaman dan hewan

    dengan proses pertumbuhannya hampir tidak dapat digambarkan atau dipelajari

    dengan cara yang sederhana. Sistem pertumbuhan ini hanya dapat dipelajari

    dengan penyederhanaan yang berujung pada pembentukan model pertumbuhan.

    Model pertumbuhan diharapkan bisa memberikan ringkasan matematik mengenai

    perilaku tanaman dan hewan dalam menghasilkan produknya. Model

    pertumbuhan tanaman umumnya membentuk suatu kurva sigmoid sehingga sering

    disebut dengan model pertumbuhan sigmoid. Salah satu jenis model pertumbuhan

    sigmoid yang dapat digunakan adalah model otokatalitik. Model pertumbuhan ini

    banyak diterapkan pada model pertumbuhan tanaman.

    Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas pertanian utama yang

    memiliki peran dalam pemenuhan kebutuhan pangan dan strategis di bidang

    ekonomi. Menurut data dari Kementerian Pertanian, dalam 5 tahun terakhir

    Indonesia rata-rata memproduksi 18 juta - 20 juta ton jagung setiap tahunnya,

    sehingga Indonesia menjadi negara penghasil jagung terbesar kedelapan di dunia.

    Tanaman bernama latin Zea mays ini hanya membutuhkan waktu tanam antara 3-

    mailto:[email protected]

  • Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pembelajarannya 2017 | 15

    4 bulan. Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi, umummya jagung dapat

    tumbuh hingga ketinggian 3 meter. Menurut Subekti dkk (2012), pertumbuhan

    dan perkembangan tanaman jagung dapat dikelompokkan ke dalam 3 tahap yaitu

    (1) fase perkecambahan, ditandai dengan pembengkakan biji sampai sebelum

    munculya daun pertama; (2) fase pertumbuhan vegetatif, yaitu fase mulai

    munculnya daun pertama dan terbuka sempurna sampai muncul bunga jantan; (3)

    fase generatif/reproduktif, yaitu fase setelah munculnya bunga betina sampai

    masak fisiologis.

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian antara model

    otokatalitik dengan pola pertumbuhan tanaman jagung dan menggambarkan pola

    laju pertumbuhannya. Informasi yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah

    umur tanaman jagung saat laju pertumbuhannya mencapai titik maksimum.

    Model Pertumbuhan

    Menurut Gille (2004), model pertumbuhan dibedakan menjadi tiga, yaitu

    model eksponensial, model sigmoid dan model berbentuk lonceng. Model

    sigmoid memiliki bentuk seperti huruf S dan memiliki titik belok, dimana titik

    belok menunjukkan saat laju pertumbuhan maksimum. Model sigmoid sering

    ditemukan pada pertumbuhan bobot atau panjang individu. Model eksponensial

    sering ditemukan pada pertumbuhan tengkorak, tidak memiliki titik belok pada

    kurva. Model berbentuk lonceng pada awal tumbuh meningkat sampai titik

    maksimum dan setelah itu menurun, sering ditemukan pada pertumbuhan

    mikroba.

    Model Non-Linier

    Menurut Steel dan Torrie (1989), masalah model regresi yang paling cocok

    untuk menunjukkan hubungan antar variabel-variabel bukan masalah yang mudah

    dan sederhana. Hampir tidak ada batas jenis-jenis model yang dapat dinyatakan

    secara matematis. Diantara model-model yang mungkin, dipilih model yang

    parameternya meminimumkan Jumlah Kuadrat Sisa (JKS). Berdasarkan

    kelinieran parameter, suatu model diklasifikasikan ke dalam dua jenis yaitu linier

    dalam parameter dan non-linier dalam parameter. Model yang non-linier dalam

    parameter dikatakan linier intrinsik jika suatu pendekatan transformasi dapat

    melinierkan parameter model tersebut. Model logaritma dan eksponensial

    termasuk golongan ini. Sebaliknya model non-linier dikatakan non-linier intrinsik

    jika suatu pendekatan transformasi tidak dapat melinierkan parameter model

    tersebut (Draper dan Smith, 1992).

    Model Pertumbuhan Otokatalitik

    Model-model pertumbuhan telah banyak diterapkan di berbagai bidang.

    Model digunakan dalam masalah tertentu bergantung pada jenis pertumbuhan

    yang terjadi (Draper dan Smith, 1992). Dalam tulisan ini model yang digunakan

    adalah model otokatalitik. Model otokatalitik merupakan sebuah fungsi sigmoid

    (berbentuk huruf S) seperti terlihat pada Gambar 1.

  • Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pembelajarannya 2017 | 16

    Gambar 1. Kurva Pertumbuhan Berbentuk Sigmoid

    Menurut Draper dan Smith (1992), model otokatalitik berbentuk:

    h(t) =

    (1+) (1)

    di mana : h(t) = tinggi h pada saat t

    = nilai h maksimum

    = , dimana M adalah t saat h(t) = 0.5 k = rata-rata pertumbuhan relative saat t=0

    Pertumbuhan awal terjadi saat t=0, sehinggga persamaan (1) menjadi: h =

    (1+).

    Sedangkan pada saat t=, maka persamaan (1) menjadi : h = yang merupakan

    batas maksimum pertumbuhan. Asimtot didefinisikan sebagai garis lurus sejajar

    dengan sumbu x yang dituju oleh kurva. Pada model otokatalitik terdapat dua

    asimtot yaitu pada h = 0 dan h = , dimana merupakan tinggi maksimum

    tanaman yang diharapkan). Laju pertumbuhan absolut adalah pertambahan tinggi

    tanaman pada setiap tahun waktu (Hunt, 1982. Laju pertumbuhan absolut

    merupakan turunan pertama dari persamaan 1 dan dapat dinyatakan sebagai

    berikut :

    =

    (1 + )2

    Titik belok didefinisikan sebagai arah perubahan lengkungan kurva, yaitu dari

    lengkung ke kanan menjadi lengkung ke kiri atau sebaliknya. Pada titik belok

    berlaku : 2

    2 = 0.

    Pada model otokatalitik, 2

    2 didapatkan melalui:

    2

    2

    =()(1 + )2 2(1 + )(2)()

    (1 + )4

    = 2(1+)+2222(1+)

    (1+)4

    =2(1+)+2222

    (1+)3

    h(t)

    h

    t

  • Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pembelajarannya 2017 | 17

    =22(1+)+2222

    (1+)3

    =2+222

    (1+)3

    =2(1)

    (1+)3

    Jika 2

    2 =0, maka = 1 atau =

    1

    , dengan mensubstitusikan =

    1

    ke

    persamaan h(t) =

    {1+} didapatkan : h(t) =

    1+(1

    )

    =

    2 , separuh dari

    tinggi maksimum tanaman.

    Pendugaan Parameter Model Non Linier

    Pendugaan parameter model non linier, terutama model yang secara

    nonlinier intrinsik tidak dapat menggunakan metode kemungkinan maksimum

    atau metode kuadrat terkecil biasa secara langsung seperti model linier, karena

    memerlukan perhitungan yang sangat rumit. Oleh karena itu untuk menduga

    parameter model non linier digunakan metode iteratif, yaitu suatu proses

    perhitungan yang diulang-ulang sampai ditemukan penduga yang konvergen

    (Yitnosumarto, 1988). Salah satu metode pendugaan parameter model nonlinier

    adalah metode Lavenberg-Marquart yang merupakan gabungan dan

    penyempurnaan metode Gauss-Newton dan metode Gradient Descent (Draper

    dan Smith, 1992).

    Misalkan model yang dipostulatkan berbentuk:

    Y=f(X,)+

    dengan = (1 , 2 , 3 ) merupakan vector variabel prediktor dari model dan

    = (1, 2, 3 . ) merupakan vector parameter model, maka

    E(Y)=f(X,).

    Diasumsikan bahwa E()=0, V() = 2, (0,

    2) dan galat saling bebas satu sama lain (cov()=0). Bila struktur data berbentuk:

    , 1, 2 (u = 1,2,.., n) maka:

    = (1 , 2 , 3 ; 1, 2, 3 . )+

    = ( , ) +

    Dimana u adalah galat ke-u.

    JKS untuk model non-linier diatas didefinisikan sebagai:

    JKS= {=1 ( , )}2

    Penduga kuadrat terkecil (least square estimate) bagi dilambangkan dengan yang tidak lain adalah yang meminimumkan JKS. Untuk mendapatkan persamaan = ( , ) + harus diturunkan sebagian terhadap . Ini akan menghasilkan p persamaan normal yang harus dipecahkan untuk memperoleh

    nilai . Persamaan normal tersebut berbentuk:

  • Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pembelajarannya 2017 | 18

    {=1 ( , )} {( ,)

    }

    == 0

    Jika sebagian dari model terhadap menghasilkan fungsi yang nonlinier

    dalam , maka persamaan normal yang akan dihasilkan tidak bersifat linier dalam

    . Jika ( , ) adalah model linier, pemecahan persamaan:

    {

    =1

    ( , )} {( , )

    }

    =

    menghasilkan persamaan normal yang berbentuk :

    ( )(

    )=1 = 0 (2)

    Dari persamaan (2) dapat dilihat bahwa hanya dengan satu parameter dan

    model non-linier yang sederhana, pendugaan melalui persamaan normal tidaklah mudah. Bila model mengandung banyak parameter dan model berbentuk

    lebih rumit, penyelesaian persamaan normal harus menggunakan metode numerik

    secara iterative (Draper dan Smith,1992).

    Misalkan akan didapatkan penduga kuadrat terkecil bagi parameter dalam model. Ditetapkan Y = 0+1X. Ditetapkan Y sebagai matriks variabel

    respon, X sebagai matriks variabel prediktor dan sebagai matriks parameter model yang berbentuk :

    = [

    12

    ] = [

    111

    12

    ] = [01

    ]

    Model Y = 0+1X dapat ditulis menjadi = sehingga = ()1() dengan syarat () non-singular.

    Iterasi Levenberg-Marquardt

    Menurut Drapper dan Smith (1992), iterasi Levenberg-Marquardt sangat

    baik dalam menghasilkan kekonvergenan dan proses konvergensi lebih cepat

    dibandingkan dengan metode lain. Iterasi ini dikembangkan oleh D.W. Marquardt

    sebagai jalan tengah antara linierisasi (atau deret Taylor) dengan metode turunan

    tercuram (Steepest Descent).

    Bentuk Iterasi Levenberg-Marquardt adalah:

    i+1 = i - (JJ) + i2 I)-1 Ji fi (3)

    dimana:

    Ji = J(i) dan fi = f(i)

    merupakan nilai positif terkecil yang dihitung dari akar ciri dan vector ciri matriks JJ matriks J adalah matrik jacobian menyatakan banyaknya

    parameter. Unsur-unsur matriks jacobian merupakan turunan parsial

    masing-masing galat pengamatan.

    I merupakan matriks identitas = 0 , 1 , 2 adalah parameter-parameter

    yang diduga

    f() merupakan vector galat dari masing-masing pengamatan.

    Nilai yang relative kecil akan mendekati hasil iterasi Newton-Rapson dan Gauss-Newton. Iterasi dilakukan sampai selisih antara iterasi ke-(i+1) dan ke-i

    mendekati nol.

  • Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pembelajarannya 2017 | 19

    Nilai Duga Awal Bagi Parameter

    Iterasi Levenberg-Marquardt membutuhkan penduga awal yang baik untuk

    mempercepat proses iterasi. Draper dan Smith (1992) mengatakan bahwa dugaan

    awal 0 bagi parameter dalam model non-linier didapatkan dengan cara-cara

    sebagai berikut :

    Analitik Dengan cara analitik Yu diselidiki untuk nilai Xu mendekati nol atau tak

    hingga untuk mencari nilai duga awal parameter yang mengggambarkan

    keadaan Yu saat Xu mendekati nol atau tak hingga. Selanjutnya

    disubstitusikan Xu sebanyak parameter yang lain dalam model ke dalam Yu

    sehingga terbentuk sistem persamaan yang kemudian diselesaikan.

    Substitusi Jika terdapat p buah parameter, disubstitusikan p amatan (Yu, Xu) ke dalam

    model yang di postulatkan, selanjutnya p buah persamaan tersebut

    diselesaikan untuk mendapatkan nilai parameter-parameter model. Nilai-nilai

    Xu yang terpisah jauh sering memberikan hasil yang lebih baik.

    Pengujian Asumsi

    Asumsi Kenormalan Galat

    Uji asumsi kenormalan digunakan untuk membuktik