pengaruh pola asuh terhadap perkembangan bahasa aud
DESCRIPTION
Pengaruh pola asuh orang tua yang kreatif, inovatif, seimbang, dan sesuai dengan perkembangan anak menciptakan interaksi dan komunikasi yang baik dalam keterampilan berbahasa anak. Orang tua dijadikan tokoh identifikasi bagi anak dan pendidikan pertama serta utama pada perkembangan bahasa anak terjadi di keluarga, khususnya ibu.Sarana pendukung yang berpengaruh dalam perkembangan bahasa anak adalah dengan cara menyimak, menceritakan ulang sebuah dongeng (metode ulang-ucap), menyediakan perpustakaan mini di rumah (buku-buku yang tersedia disesuaikan dengan nalar anak dan usia perkembangan anak), menulis, dan memberi rangsangan berupa poster aksi.Komunikasi yang baik juga sangat berpengaruh terhadap perkembangan bahasanya. kounikasi ini bisa bersifat verbal ataupun nonverbal, yang pembahasannya dijelaskan dalam makalah ini.TRANSCRIPT
PENGARUH POLA ASUH TERHADAP PERKEMBANGAN
BAHASA ANAK
Makalah
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia
yang diampu oleh Moch. Whilky Rizkyanfi, S.Pd., M.Pd.
oleh:
Afifah Nurul Tsani 1202776
Annisa Adzaningtias 1202360
Ati Mardianti 1202775
Dinia Hetika Apriani 1204424
Indri Dianita 1200614
Komalasari 1202772
Ulfah Salamah 1205898
Yayah Rahayu 1202781
Zaitun Nurbayati 1200687
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
JURUSAN PEDAGOGIK
1
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2012
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim..
Puji serta syukur kami panjatkan ke Hadirat Ilahi Rabbi yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah ini dapat kami rampungkan tepat waktu.
Shalawat serta salam kami haturkan kepada Baginda Rasulullah saw dan para
sahabat yang telah membawa kami selaku umatnya dari zaman jahiliyah menuju
zaman yang terang benderang.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah dasar umum
Bahasa Indonesia. Di dalam makalah ini kami paparkan tentang pengaruh pola asuh
terhadap perkembangan bahasa anak.
Kepada berbagai pihak yang terlibat, khususnya orang tua dan dosen kami
Bapak Moch. Whilky Rizkyanfi, S.Pd., M.Pd. serta pihak lain yang turut membantu
dalam penyelesaian makalah ini, kami ucapkan terima kasih .
Harapan kami, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat, khususnya bagi
kami dan umumnya bagi pembaca.
2
Bandung, 30 Oktober 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ..........................................................................................................
ii
Daftar Isi .....................................................................................................................
iii
Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................................................
1
1.2 Identifikasi Masalah..............................................................................................
2
1.3 Rumusan Masalah ................................................................................................
3
1.4 Tujuan ...................................................................................................................
3
1.5 Manfaat .................................................................................................................
4
Bab 2 Isi
3
2.1 Pengertian dan Fungsi Bahasa .............................................................................
5
2.2 Pengertian Anak ...................................................................................................
6
2.3 Pengertian Pola Asuh Anak ..................................................................................
6
2.4 Proses Perkembangan Bahasa Anak ......................................................................
6
2.5 Pengaruh Pola Asuh ..............................................................................................
7
2.6 Perkembangan Bahasa ...........................................................................................
8
Bab 3 Penutup
3.1 Simpulan ...............................................................................................................
12
3.2 Saran ....................................................................................................................
12
Daftar Pustaka ..........................................................................................................
14
BAB 1
PENDAHULUAN
4
1.1 Latar Belakang Masalah
Penguasaan bahasa seorang anak dimulai dan diperoleh dari bahasa ibu.
Bahasa ibu diperoleh pada usia tertentu, sekitar usia nol sampai dengan empat
tahun. Pada usia ini anak selalu merekam ucapan yang ada di sekitarnya yang akan
berpengaruh terhadap perkembangan bahasanya.
Pengaruh pola asuh yang kreatif, inovatif, seimbang, dan sesuai dengan
perkembangan anak akan menciptakan interaksi dan komunikasi yang baik dalam
keterampilan berbahasa anak. Dalam proses pembentukan keterampilan bahasa,
anak tidak dibiarkan mengalir begitu saja mengikuti arus, tapi perlu adanya
rekayasa berupa stimulus positif agar anak tidak mengalami kesulitan ketika
memasuki tahap pembelajaran bahasa selanjutnya dengan harapan menjadi sosok
yang terampil dalam berbahasa.
Bagi anak, orang tua merupakan tokoh identifikasi. Oleh sebab itu, tidak
mengherankan jika mereka meniru hal-hal yang dilakukan orang tua (Fachrozi dan
Diem, 2005:147). Apapun yang dia tangkap dari orang tua dan lingkungannya akan
dijadikan bahan pengetahuan tanpa memperhatikan baik atau tidak baik. Pencitraan
orang tua dijadikan dasar pemahaman, sehingga apapun yang dilakukan
orangtuanya dianggap baik menurutnya.
Brown (dalam Indrawati dan Oktariana, 2005:24) mengemukakan bahwa
posisi ekstern behavioristik adalah anak lahir ke dunia seperti kertas putih, bersih.
Pernyataan itu memberikan penjelasan nyata bahwa lingkungan dalam hal ini
keluarga terutama orangtua dalam pemberian bahasa yang kurang baik khususnya
tuturan lisan kepada anak akan menjadi bahan negatif yang akan disambut oleh
5
anak sebagai pemerolehan bahasa pertama (B1) yang menjadi modal awal bagi
seorang anak untuk menyongsong kehadiran pemerolehan bahasa kedua.
Pendidikan anak diperoleh sejak ia lahir dimulai dalam lingkungan
keluarga, dan mulai berkomunikasi dengan orang yang paling dekat, yaitu: ibu,
ayah dan anggota keluarga lainnya dan diaplikasikan dalam bentuk bahasa tubuh
(tangisan, senyuman, gerak-gerik dll). Bahasa tubuh tersebut menandakan bahwa
sang anak membutuhkan sesuatu sesuai keinginannya. Dalam hal ini yang sangat
peka terhadap bahasa anak (bahasa tubuh) adalah orang terdekatnya yaitu ibu. Ibu
mulai peka ketika mulai menyusui dll.
Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis akan mengetas makalah ini
dengan judul Pengaruh Pola Asuh Terhadap Perkembangan Bahasa Anak.
1.2 Identifikasi Masalah
1. Penguasaan bahasa seorang anak dimulai dan diperoleh dari bahasa ibu.
2. Pengaruh pola asuh yang kreatif, inovatif, seimbang, dan sesuai dengan
perkembangan anak akan menciptakan interaksi dan komunikasi yang baik dalam
keterampilan berbahasa anak.
3. Orang tua dijadikan tokoh identifikasi bagi anak.
4. Pendidikan anak diperoleh sejak ia lahir dimulai dalam lingkungan keluarga,
terutama dari Ibu.
1.3 Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu:
6
1. Apakah pola asuh orang tua berpengaruh terhadap perkembangan bahasa anak ?
2. Sarana pendukung apakah yang dapat digunakan dalam meningkatkan
kompetensi berbahasa pada anak ?
3. Bagaimana pola asuh yang baik untuk perkembangan bahasa anak ?
4. Mengapa pola asuh sangat berperan terhadap perkembangan bahasa anak ?
1.4 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui pengaruh pola asuh orang
tua terhadap perkembangan anak, sarana pendukung yang dapat digunakan dalam
meningkatkan kompetensi berbahasa pada anak, pola asuh yang baik untuk
perkembangan bahasa anak, dan alasan pola asuh berperan terhadap perkembangan
bahasa anak.
1.5 Manfaat
Kegunaan penulis mengangkat pembahasan tentang pengaruh pola asuh terhadap
perkembangan bahasa anak adalah :
7
1. Upaya untuk memberikan solusi yang baik terhadap para orang tua
sehingga pada saat bergaul dengan anaknya senantiasa menggunakan
bahasa yang bermakna.
2. Meningkatkan kemampuan berbahasa terhadap orang tua dalam
membimbing anak.
3. Meningkatkan kreativitas pola asuh terhadap perkembangan bahasa anak
nol sampai empat tahun.
BAB 2
ISI
8
2.1 Pengertian dan Fungsi Bahasa
Secara umum bahasa didefinisikan sebagai lambang. Bahasa adalah alat
komunikasi yang berupa system lambang bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia.
Bahasa merupakan alat yang penting bagi setiap orang. Melalui berbahasa,
seseorang atau anak akan dapat mengembangkan kemampuan bergaul (social skill)
dengan orang lain. Penguasaan keterampilan bergaul dalam lingkungan sosial
dimulai dengan penguasaan kemampuan berbahasa. Tanpa bahasa seseorang tidak
akan dapat berkomunikasi dengan orang lain. Anak dapat mengekspresikan
pikirannya menggunakan bahasa sehingga orang lain dapat menangkap apa yang
dipikirkan oleh anak. Komunikasi antaranak dapat terjalin dengan baik sehingga
anak dapat membangun hubungan kepada orang lain, sehingga tidak mengherankan
bahwa bahasa dianggap sebagai salah satu indikator kesuksesan seorang anak.
Fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi atau sarana untuk
menyampaikan informasi (fungsi informatif).
Bahasa dapat dimaknai sebagai suatu sistem tanda, baik lisan maupun
tulisan dan merupakan sistem komunikasi antarmanusia. Bahasa mencakup
komunikasi nonverbal dan komunikasi verbal serta dapat dipelajari secara teratur
tergantung pada kematangan serta kesempatan belajar yang dimiliki seseorang,
demikian juga bahasa merupakan landasan seorang anak untuk mempelajari hal-hal
lain. Sebelum dia belajar pengetahuan-pengetahuan lain, dia perlu menggunakan
bahasa agar dapat memahami dengan baik. Anak akan dapat mengembangkan
kemampuannya dalam bidang pengucapan bunyi, menulis, membaca yang sangat
mendukung kemampuan keaksaraan di tingkat yang lebih tinggi.
9
2.2 Pengertian Anak
Anak adalah seseorang yang belum mencapai usia 21 tahun dan belum
pernah menikah. Batas 21 tahun ditentukan karena berdasarkan pertimbangan usaha
kesejahteraan sosial, kematangan pribadi, dan kematangan mental seorang anak
dicapai pada usia tersebut.
2.3 Pengertian Pola Asuh
Pola asuh orang tua adalah pola perilaku yang diterapkan pada anak
dan bersifat relatif konsisten dari waktu ke waktu. Pola perilaku ini dapat
dirasakan oleh anak, dari segi negatif dan positif.
2.4 Proses Perkembangan Bahasa Anak
Pada awal kelahirannya, anak belum dapat membalas stimulus yang berasal
dari manusia. Seiring dengan berfungsinya alat artikulasi, yakni ketika anak sudah
mulai berceloteh dengan bunyi bilabial seperti [m] untuk mama dan [p] untuk papa
atau [b] untuk baba, orangtua sudah bisa melakukan interaksi bahasa dengan anak.
Satu hal yang perlu diingat, ma-ma (ucapan anak seperti mengeja) dan pa-pa
(ucapan anak seperti mengeja) sebagai celotehan anak, bukan merujuk pada makna
kata secara harfiah yang berarti ibu dan ayah, melainkan karena semata-mata bunyi
konsonan bilabial dan vokal [a] adalah bunyi yang mudah dikuasai pada saat
permulaan berujar. Dari keterampilan ini bisa terjalin suasana yang lebih
10
komunikatif antara orang tua dan anak yang berdampak pada perkembangan
selanjutnya. Semakin baik stimulus yang diberikan orang tua, semakin positif
respons yang dimunculkan anak. Untuk melatih keterampilan menyimak, orangtua
bisa menggunakan metode simak-dengar dengan menyuguhi anak cerita yang
disukainya. Penceritaan langsung tanpa menggunakan buku sekali-kali perlu
dilakukan untuk perubahan suasana. Bercerita langsung dengan kata-kata sendiri
yang dimengerti anak akan memberi efek lebih pada penceritaannya. Kegiatan
bercerita ini hendaknya dilakukan dengan menggunakan bahasa ibu (bahasa
pertama anak).
2.5 Pengaruh Pola Asuh terhadap Anak
Pola asuh terhadap anak dapat berpengaruh kepada perkembangan bahasa
anak. Dari pola asuh ini dapat terbentuk kepribadian anak. Tidak mudah memang
dalam memberikan pola asuh yang baik pada anak karena apa yang anak lihat
dalam kehidupan sehari-hari orang tuanya itu yang akan menjadi contoh karena
orang tua dijadikan tokoh identifikasi oleh anak. Perkembangan bahasa anak bisa
dimulai dari pola asuh orang tua yang kreatif dan inovatif. Perkembangan bahasa
anak dimulai dari menyimak, dari sinilah akan berdampak pada keterampilan
berbicaranya. Stimulus orang tua yang berupa data bagi anak bisa direspons dengan
metode ulang-ucap. Metode ini akan menunjukkan daya serap anak terhadap cerita
atau ujaran orang tua. Pada tahapan ini, orang tua sebaiknya mengubah peran dari
pencerita menjadi pendengar yang baik untuk anak. Biarkan anak bercerita dengan
lugas menurut pemahamannya. Proses ini dapat membantu anak dalam proses
11
berbicara. Orang tua jangan memaksa anak untuk bercerita sesuai dengan gaya
penceritaan orang tua karena hal itu akan membuat jiwa anak tertekan dan
terhambat daya kreativitasnya dalam berbahasa.
Terkadang anak ingin berbagi cerita tentang suatu hal yang baru dialami
atau didapatinya dan ia akan sangat senang jika orang tuanya ingin meluangkan
sedikit waktu untuk duduk bersamanya dan mendengarkan ceritanya. Namun,
sebaliknya jika orang tua tidak meluangkan waktu untuk mendengarkan anaknya
bercerita, anak akan merasa kecewa dan sedih tetapi ada kalanya anak enggan
bercerita sama sekali. Jika hal ini terjadi, jangan paksa anak untuk bercerita karena
kondisi psikis anak tidak selalu dalam keadaan stabil. Kadang anak mempunyai
perasaan kesal, sedih, kecewa, marah, benci atau hal sensitif lainnya, tapi jika orang
tua melakukan komunikasi intrapersonal terhadap anak hal ini menjadi solusi
alternatif untuk mengatasi sensitivitas anak.
2.6 Perkembangan Bahasa
Seiring dengan perkembangannya, anak akan mencari dan menemui wahana
lain yang membuka peluang lebih untuk mengekspresikan keterampilan yang telah
ada. Kenalkanlah anak pada buku, mengenal dunia baru melalui bahasa nonverbal
ini bisa menjadi kegemaran tersendiri bagi anak. Adanya perpustakaan mini di
salah satu sudut ruang rumah akan memancing anak untuk mengunjungi wisata
ilmu. Dengan buku, anak mempunyai berbagai perspektif atau sudut pandang yang
luas mengenai suatu objek. Untuk permulaan, orang tua bisa memilih buku yang
sesuai dengan usia perkembangan dan daya nalar anak. Jika anak mempunyai
12
ketertarikan pada sebuah buku, berikanlah selama muatan buku tersebut masih
wajar bagi anak. Jika anak menanyakan sesuatu yang terdapat di dalam buku,
jawablah dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami anak. Jangan merasa
bosan atau jenuh jika anak meminta orang tua untuk membuka dan membaca buku
secara berulang-ulang. Bersenang-hatilah jika anak menemui suatu hal baru yang
membuatnya ingin mengetahui dan menanyakannya pada orang tua. Hindarilah
perasaan jengah untuk merapikan kembali buku-buku yang telah dibaca.
Sebagaimana keterampilan sebelumnya, proses ini pun akan optimal jika dilakukan
oleh dua pihak, orang tua dan anak. Keterlibatan orang tua dengan
mendemontrasikan kegiatan membaca di depan anak merupakan stimulus yang baik
bagi anak. Sesuai dengan naluri anak yang memiliki kecenderungan ingin meniru
hal yang orang lain lakukan, hendaknya hal yang menjadi refleksi sikap anak
adalah sesuatu yang bernilai positif.
Kegiatan membaca bisa mencakup keterampilan menyimak dan berbicara.
Hindarilah anggapan bahwa membaca adalah aktivitas yang selalu duduk
menghadap meja dan dinding kamar. Orang tua bisa mengarahkan anak pada
kegiatan bermain yang melibatkan buku. Orang tua harus meluangkan waktu untuk
menemani anak bercerita. Jika anak ingin mengolaborasikan keterampilan ini
dengan menyimak dan berbicara, berilah kesempatan kepadanya untuk menjadi
seorang pembaca ulung, sekalipun terhadap boneka-bonekanya. Hal ini tidak akan
menjadi kebiasaan karena hanya bersifat temporal. Pada dasarnya anak ingin
melakukan interaksi dengan sesuatu yang bisa memengaruhi atau dipengaruhinya.
13
Keterampilan tertinggi dalam keterampilan berbahasa adalah keterampilan
menulis. Ini merupakan produk akhir dari keterampilan sebelumnya. Dengan
menulis, anak bisa mengekspresikan hasil menyimak, berbicara, dan membacanya
ke dalam sebuah tulisan. Stimulus yang ditawarkan orang tua tidak harus berbentuk
perintah coba tulis, tapi bisa dengan permintaan coba gambarkan. Sebagai
permulaan, orang tua bisa memperkenalkan anak kepada alat bantu menulis yang
tidak hanya terbatas pada pensil, bisa juga pulpen, spidol, pensil warna, krayon, cat
air, atau bahkan arang. Selain menyediakan media khusus bagi anak untuk
mencurahkan tulisannya, orang tua bisa juga menyediakan lahan lain sebagai
media. Misalnya, salah satu dinding atau tembok di bagian belakang rumah
dijadikan kanvas raksasa bagi lukisan abstraknya. Orang tua bisa melatih
keterampilan anak dengan memberi rangsangan berupa poster aksi yang bisa
mendorong minat anak untuk merespons dengan mencoba meniru objek yang sudah
ada. Dalam hal ini, orang tua bisa menggunakan poster pengenalan huruf dan angka
yang dipasang di tempat-tempat yang mudah dilihat. Sekali lagi, ini dilakukan
hanya untuk mendorong minat anak untuk mengenal dan bukan untuk memaksa
anak agar bisa dalam satu kali proses. Pada usia pertumbuhan, pemahaman anak
tentang bahasa masih berada dalam tahap abstrak. Misalnya, ketika mendengar kata
anjing, yang terekam dalam skemata anak adalah anjing menggonggong. Pada
tahap ini pandangan anak terhadap kata belum meluas pada penganalogian, masih
terbatas pada apa yang terlihat atau terdengar. Berilah pengertian tentang satu
contoh tulisan dengan objek benda yang berwujud dan bisa dibayangkan oleh
imajinasi anak. Misalnya, menganalogikan huruf vokal “o” dengan sebuah kue
14
donat. Cara demikian akan mempermudah pemahaman anak sekaligus membantu
mengasah daya ingatnya.
BAB 3
PENUTUP
15
3.1 Simpulan
Pengaruh pola asuh orang tua yang kreatif, inovatif, seimbang, dan sesuai
dengan perkembangan anak menciptakan interaksi dan komunikasi yang baik
dalam keterampilan berbahasa anak. Orang tua dijadikan tokoh identifikasi bagi
anak dan pendidikan pertama serta utama pada perkembangan bahasa anak terjadi
di keluarga, khususnya ibu.
Sarana pendukung yang berpengaruh dalam perkembangan bahasa anak
adalah dengan cara menyimak, menceritakan ulang sebuah dongeng (metode ulang-
ucap), menyediakan perpustakaan mini di rumah (buku-buku yang tersedia
disesuaikan dengan nalar anak dan usia perkembangan anak), menulis, dan
memberi rangsangan berupa poster aksi.
3.2 Saran
Tanpa bahasa seseorang tidak akan dapat berkomunikasi dengan orang lain.
Anak dapat mengekspresikan pikirannya menggunakan bahasa sehingga orang lain
dapat menangkap apa yang dipikirkan oleh anak dan bahasa merupakan alat bagi
anak untuk menambah pengetahuannya. Bahasa sangatlah penting untuk anak.
Oleh karena itu, anak harus mendapatkan pola asuh yang baik untuk
perkembangan bahasanya. Diharapkan orang tua memberikan pola asuh yang sesuai
dengan pola perkembangan anak.
Sebelum anak memasuki lingkungan sosial yang lebih luas, masa bermain
dan bersekolah, lingkungan keluarga bisa menjadi arena yang menyenangkan bagi
16
proses perkembangan anak. Rumah adalah sekolah pertama bagi anak dan orang tua
adalah guru pertama yang bisa mengantar anak menuju gerbang pendidikan formal.
Sebagai guru, orang tua memiliki andil yang besar dalam pendidikan anaknya, baik
dalam segi waktu, materi, dan tenaga. Penyediaan sarana dan prasarana pendidikan
di lingkungan rumah merupakan hal penting bagi proses perkembangan anak. Maka
dari itu, sebagai orang tua kita harus membuat kondisi rumah sedemikian rupa agar
mampu menghasilkan stimulus positif sebanyak dan sevariatif mungkin. Jika orang
tua menginginkan anaknya santun berbahasa, berikan stimulus yang positif.
Dalam hal ini orang tua berperan sebagai motor penggerak yang memegang
kendali pertama dan utama dalam perkembangan bahasa anak melalui pola asuh
yang mendidik. Orang tua jangan memaksa anak untuk bercerita sesuai dengan
gaya bahasa penceritaan orang tua karena hal itu akan membuat jiwa anak tertekan
dan terhambat daya kreativitasnya dalam berbahasa. Namun, orang tua harus
membimbing anak agar menggunakan bahasa yang baik dan benar.
Daftar pustaka
17
Hielza, Syahenda. 2011, Pengaruh Pola Asuh Terhadap Perkembangan
Bahasa Anak [Online].Tersedia:
http://kombasasin.blogspot.com/2011/01/pengaruh-pola-asuh-
terhadap.html. [30 Oktober 2012].
Hutasoit, Nella. 2012, Pengertian Bahasa [Online]. Tersedia:
http://nellahutasoit.wordpress.com/2012/04/22/pengertian-bahasa/. [30
Oktober 2012].
Nuraeni. 2011, Pengertian Pola Asuh Orang Tua [Online]. Tersedia :
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2113854-pengertian-
pola-asuh-orang-tua/#ixzz2AkcY4GfI. [30 Oktober 2012].
Risal, Muhammad. 2012, Bahasa Anak Usia Dini [Online]. Tersedia:
http://pendidikananak2.blogspot.com/2012/04/bahasa-anak-usia-
dini.html. [30 Oktober 2012].
18