pengaruh pemeriksaan dan kepuasan

193
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA TANGERANG SELATAN SKRIPSI PENGARUH PEMERIKSAAN PAJAK DAN KEPUASAN WAJIB PAJAK ATAS PELAYANAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK PADA KPP MADYA JAKARTA SELATAN Diajukan oleh: Asti Farisca Rahma NPM: 09460004905 AJUN AKUNTAN Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Tahun 2006 Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Sains Terapan Akuntansi Pada Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Tahun 2010

Upload: budiman-arif

Post on 09-Jul-2016

32 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Perpajakan

TRANSCRIPT

Page 1: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA TANGERANG SELATAN

SKRIPSI

PENGARUH PEMERIKSAAN PAJAK DAN KEPUASAN WAJIB PAJAK ATAS

PELAYANAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK PADA KPP

MADYA JAKARTA SELATAN

Diajukan oleh:

Asti Farisca Rahma NPM: 09460004905

AJUN AKUNTAN Sekolah Tinggi Akuntansi Negara

Tahun 2006

Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat

Guna Mencapai Gelar Sarjana Sains Terapan Akuntansi

Pada Sekolah Tinggi Akuntansi Negara

Tahun 2010

Page 2: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA TANGERANG SELATAN

TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI

NAMA

NOMOR POKOK MAHASISWA

BIDANG SKRIPSI

JUDUL SKRIPSI

MengetahuiDirektur,

Kusmanadji, Ak., MBA.NIP 196009151981121001

ii

: ASTI FARISCA RAHMA

: 09460004905

: SEMINAR PERPAJAKAN

: PENGARUH PEMERIKSAAN

PAJAK DAN KEPUASAN WAJIB

PAJAK ATAS PELAYANAN

TERHADAP KEPATUHAN WAJIB

PAJAK PADA KPP MADYA

JAKARTA SELATAN

MenyetujuiDosen Pembimbing,

Izzuddin, Ak., MM.NIP 196004031981121001

Page 3: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA TANGERANG SELATAN

PERNYATAAN LULUS UJIAN KOMPREHENSIF

NAMA

NOMOR POKOK MAHASISWA

BIDANG SKRIPSI

JUDUL SKRIPSI

Tangerang Selatan, 15 Oktober 2010

1.Susi Zulfina, SH., M.H.NIP 196604301993102001

2.Izzuddin, Ak., MM.NIP 196004031981121001

3.Irawan, Ak., MBT.NIP 740002695

iii

: ASTI FARISCA RAHMA

: 09460004905

: SEMINAR PERPAJAKAN

: PENGARUH PEMERIKSAAN

PAJAK DAN KEPUASAN WAJIB

PAJAK ATAS PELAYANAN

TERHADAP KEPATUHAN WAJIB

PAJAK PADA KPP MADYA

JAKARTA SELATAN

( Ketua Penguji )

( Anggota Penguji/Pembimbing )

( Anggota Penguji)

Page 4: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA TANGERANG SELATAN

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

NAMA

NOMOR POKOK MAHASISWA

BIDANG SKRIPSI

JUDUL SKRIPSI

: ASTI FARISCA RAHMA

: 09460004905

: SEMINAR PERPAJAKAN

: PENGARUH PEMERIKSAAN

PAJAK DAN KEPUASAN WAJIB

PAJAK ATAS PELAYANAN

TERHADAP KEPATUHAN WAJIB

PAJAK PADA KPP MADYA

JAKARTA SELATAN

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis adalah hasil tulisan saya

sendiri dan tidak terdapat bagian tulisan yang disalin tanpa mencantumkan pengakuan dari

penulis aslinya. Apabila terbukti melakukan plagiatisme, saya siap dinyatakan tidak

lulus dan dicabut gelar yang telah diberikan.

Tangerang Selatan, September 2010

Yang memberi pernyataan,

Asti Farisca Rahma NPM 09460004905

iv

Page 5: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, penulis memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas

segala rahmat dan ridho-Nya sehingga penulis dapat menyusun skripsi penelitian

berjudul “Pengaruh Pemeriksaan Pajak dan Kepuasan Wajib Pajak atas Pelayanan

Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pada KPP Madya Jakarta Selatan”.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dan

dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menghaturkan ucapan terima kasih

kepada:

1. Bapak Kusmanadji, Ak., MBA. selaku Direktur Sekolah Tinggi Akuntansi

Negara beserta seluruh staf pengajar yang telah memberikan kesempatan bagi

penulis untuk menambah ilmu yang bermanfaat.

2. Bapak Izzuddin, Ak., MM. selaku Dosen Pembimbing Materi Skripsi yang telah

memberikan arahan dan motivasi pada penulis untuk menghasilkan karya yang

bermanfaat.

3. Ibu Dyah Purwanti selaku Dosen Penilai Outline dan Bapak Agung Nugroho, Ak.

Mbit selaku Dosen Pembimbing Teknis Skripsi yang telah memberikan arahan

dan petunjuk pada penulis terkait penyelesaian skripsi.

4. Kedua orang tua penulis, Mama Papa, yang senantiasa mendoakan dan

memberikan motivasi serta semangat pada penulis.

5. Rio Agung Wilis, suami tercinta sekaligus sahabat terbaik yang setia menemani,

mendukung, memotivasi, dan selalu membuat penulis merasa dicintai sepenuh

hati.

v

Page 6: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

6. Bapak, Ibu, Mas Farid, Mbak Ika, Mbak Enggi, Mas Angga, Leo atas dukungan

semangat dan doanya.

7. Seluruh pegawai KPP Madya Jakarta Selatan beserta eks pegawai Maksel,

terutama Ibu Inayah, Mas Arnold, Mbak Dewie, Mas Bayu, Mas Affandi, Pak

Sabar, Bung Koes, dan Arik yang telah banyak membantu penulis selama proses

penyusunan skripsi.

8. Rekan-rekan seperjuangan, terutama Cukuma, Jengmil Mirtha, Aini, Mamah

Affan, Ellen, Mbak Yuyi, dan Bunda Thoriq yang selalu memberikan motivasi

pada penulis untuk selalu berusaha menjadi lebih baik, serta sahabat yang jauh

tapi tetap dekat, 2t, yang selalu menyemangati dan banyak membantu penulis.

9. Semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perkembangan selanjutnya.

Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini mampu memberikan manfaat, baik bagi

penulis maupun bagi pembaca.

Tangerang, September 2010

Penulis,

Asti Farisca Rahma

vi

Page 7: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN .....................................................................................ii

PERNYATAAN LULUS UJIAN KOMPREHENSIF ................................................iii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ......................................................................iv

KATA PENGANTAR .................................................................................................v

DAFTAR ISI .............................................................................................................vii

DAFTAR TABEL .....................................................................................................xi

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................xii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................xiii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………….…….. 1

A. Latar Belakang Penelitian ............................................................................1

B. Ruang Lingkup Penelitian ...........................................................................4

C. Tujuan Penelitian ........................................................................................4

D. Manfaat Penelitian .......................................................................................5

E. Sistematika Penulisan ..................................................................................5

BAB II LANDASAN TEORI……..……………………………………………… 7

A. Perpajakan ...................................................................................................7

1. Pengertian dan Fungsi Pajak ...................................................................7

2. Self Assessment System ...............................................................8

B. Pelayanan Publik .........................................................................................9

vii

Page 8: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

1. Pengertian Pelayanan Publik ..................................................................9

2. Asas dan Prinsip Pelayanan Publik .......................................................10

3. Konsep Pelayanan Prima.......................................................................12

C. Pemeriksaan Pajak ....................................................................................13

D. Kepuasan Wajib Pajak atas Pelayanan .......................................................18

E. Kepatuhan Wajib Pajak ..............................................................................21

F. Hasil Penelitian Sebelumnya ......................................................................23

G. Hipotesis Penelitian ...................................................................................24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……………………………………… ... 26

A. Gambaran Umum Objek dan Alasan Pemilihan Objek ..............................26

1. Gambaran Umum KPP Madya Jakarta Selatan .....................................26

2. Alasan Pemilihan Objek .......................................................................29

B. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data .................................................30

1. Jenis Data .............................................................................................30

2. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................30

C. Populasi dan Penentuan Sampel ................................................................31

1. Populasi Responden Penelitian .............................................................31

2. Metode Pengambilan Sampel ...............................................................32

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ..............................33

E. Cara Pengukuran Variabel .........................................................................36

F. Model Penelitian ........................................................................................37

G. Teknik Analisis Data .................................................................................38

1. Uji validitas instrumen .........................................................................38

viii

Page 9: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

2. Uji reliabilitas instrumen .....................................................................39

H. Pengujian Persyaratan Pengolahan Data ...................................................40

I. Metode Analisis Data Statistik ..................................................................40

1. Analisis Statistik Deskriptif..................................................................40

2. Analisis Statistik Inferensial ................................................................40

J. Pengujian Hipotesis ...................................................................................41

1. Uji t ......................................................................................................41

2. Uji F .....................................................................................................42

BAB IV DATA DAN HASIL PENELITIAN …………………………………… 44

A. Analisis Deskriptif ....................................................................................44

1. Deskripsi Responden ............................................................................44

2. Analisis Statistik Deskriptif Jawaban Responden .................................46

B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ..................................................................52

1. Uji Validitas Instrumen Penelitian .......................................................52

2. Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ....................................................56

C. Analisis Regresi Linier Berganda ..............................................................57

1. Uji Normalitas Data .............................................................................57

2. Uji Autokorelasi ...................................................................................58

3. Uji heteroskedastisitas...........................................................................59

4. Uji multikolinieritas .............................................................................60

5. Analisis Model Regresi ........................................................................61

D. Pengujian Hipotesis ..................................................................................64

1. Pengujian Secara Parsial ......................................................................64

ix

Page 10: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

2. Pengujian Secara Simultan ...................................................................65

E. Pembahasan Hasil Penelitian .....................................................................66

1. Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pada

KPP Madya Jakarta Selatan .................................................................66

2. Pengaruh Kepuasan Wajib Pajak atas Pelayanan Terhadap Kepatuhan

Wajib Pajak pada KPP Madya Jakarta Selatan ....................................68

3. Pengaruh Pemeriksaan Pajak dan Kepuasan WP atas Pelayanan

Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pada KPP Madya Jakarta

Selatan .................................................................................................69

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ………………………………………....… .. 73

A. Simpulan ...................................................................................................73

B. Keterbatasan Penelitian ..............................................................................75

C. Saran .........................................................................................................76

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………....…..............................78

LAMPIRAN………………………………………....….............................................81

DAFTAR RIWAYAT HIDUP………………………………………....… ...............101

x

Page 11: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel III.1 Jenis dan Jumlah Pemeriksaan Pajak ...................................................33

Tabel III.2 Kisi-kisi dan Pengukuran Variabel Penelitian .....................................37

Tabel IV.1 Hasil Uji Validitas Variabel Pemeriksaan Pajak ..................................53

Tabel IV.2 Hasil Uji Validitas Variabel Kepuasan WP atas Pelayanan .................54

Tabel IV.3 Hasil Uji Validasi Variabel Kepatuhan Wajib Pajak ............................55

Tabel IV.4 Hasil Uji Reliabilitas ...........................................................................56

Tabel IV.5 Hasil Uji Normalitas Data ...................................................................58

Tabel IV.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas ...............................................................60

Tabel IV.7 Hasil Nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) .....61

Tabel IV.8 Hasil Pengujian Model Regresi: Variables Entered/Removed ...61

Tabel IV.9 Hasil Pengujian Model Regresi: Model Summary .........................62

Tabel IV.10 Hasil Pengujian Model Regresi: ANOVA ............................................62

Tabel IV.11 Hasil Pengujian Model Regresi: Coefficients ....................................63

Tabel IV.12 Hasil Uji Regresi Secara Parsial............................................................65

xi

Page 12: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar IV.1 Diagram Pie Bentuk Usaha Responden ...............................................45

Gambar IV.2 Diagram Pie Klasifikasi Usaha Responden ..........................................45

Gambar IV.3 Diagram Pie Lama Responden Terdaftar Sebagai Wajib Pajak ... 46

xii

Page 13: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ............................................................................80

Lampiran 2 Tabulasi Jawaban Responden ...............................................................83

Lampiran 3 Profil Responden ..................................................................................86

Lampiran 4A Tanggapan Responden: Persepsi Responden Terhadap Pemeriksaan

Pajak ...................................................................................................87

Lampiran 4B Tanggapan Responden: Persepsi Responden Terhadap Kepuasan

WP atas Pelayanan ..............................................................................88

Lampiran 4C Tanggapan Responden: Persepsi Responden Terhadap Kepatuhan

Wajib Pajak ........................................................................................89

Lampiran 5A Uji Validitas: Variabel Pemeriksaan Pajak ..........................................90

Lampiran 5B Uji Validitas: Variabel Kepuasan WP atas Pelayanan ..........................93

Lampiran 5C Uji Validitas: Variabel Kepatuhan Wajib Pajak ...................................96

Lampiran 6 Uji Reliabilitas ......................................................................................98

Lampiran 7 Regresi Linier Berganda dan Uji Normalitas ........................................99

xiii

Page 14: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pajak merupakan kontribusi wajib kepada negara yang bersifat memaksa

berdasarkan undang-undang tanpa mendapatkan imbalan secara langsung. Tanpa

pajak, sebagian besar kegiatan negara sulit dilaksanakan. Pajak digunakan untuk

membiayai pengeluaran-pengeluaran negara terkait proses pemerintahan. Selain itu,

pajak juga digunakan dalam rangka melaksanakan fungsi redistribusi pendapatan.

Silitonga (2006) menyatakan bahwa target penerimaan pajak akan terus

meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini terkait fungsi dan peranan pajak yang semakin

penting dan strategis, terutama pada saat kondisi perekonomian nasional belum stabil

akibat krisis ekonomi global. Untuk itu, pemerintah senantiasa berupaya

mengoptimalkan penerimaan pajak melalui pembaharuan sistem perpajakan.

Pembaharuan sistem perpajakan di Indonesia dimulai pada tahun 1983.

Reformasi perpajakan tersebut memuat suatu perubahan mendasar berupa perubahan

sistem pelaporan perpajakan yang pada mulanya merupakan sistem perhitungan pajak

terutang oleh fiskus (official assessment system) menjadi sistem perhitungan

pajak

terutang oleh wajib pajak sendiri (self assessment system). Suparji (2005)

1

Page 15: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

2

menyebutkan bahwa dianutnya self assessment system yang memberikan

kepercayaan penuh kepada wajib pajak untuk menghitung, memperhitungkan dan

melaporkan besarnya jumlah pajak yang harus dibayar diharapkan akan meningkatkan

kepatuhan dan kesadaran pajak.

Selain itu, pembaharuan masih terus dilakukan terutama terkait kebijakan

perpajakan, administrasi perpajakan, dan undang-undang perpajakan. Pembaharuan

tersebut dilakukan melalui program modernisasi perpajakan secara komprehensif yang

dimulai sejak tahun 2002. Program ini dilakukan untuk mencapai empat sasaran utama.

Pertama, optimalisasi yang berkeadilan. Kedua, peningkatan kepatuhan sukarela

melalui pelayanan prima dan penegakan hukum secara konsisten. Ketiga, efisiensi

administrasi melalui penerapan sistem dan administrasi yang handal dan pemanfaatan

teknologi tepat guna. Keempat, terbentuknya citra yang baik dan kepercayaan

masyarakat yang tinggi melalui kapasitas SDM yang profesional, budaya organisasi yang

kondusif dan pelaksanaan good governance.

Salah satu sasaran yang hendak dicapai oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP)

melalui modernisasi perpajakan tersebut adalah peningkatan kepatuhan sukarela

(voluntary compliance). Kepatuhan wajib pajak secara sukarela merupakan

kunci keberhasilan pemungutan pajak dalam sistem self assessment sehingga

penerapan self assessment system menuntut peran serta aktif para wajib pajak

dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya.

Salah satu upaya yang dilakukan oleh DJP dalam meningkatkan kepatuhan

wajib pajak adalah memberikan pelayanan prima. Hal ini didasari oleh pemikiran

bahwa kualitas pelayanan yang baik diharapkan dapat memberikan kepuasan pada

Page 16: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

3

wajib pajak sehingga mampu mendorong kepedulian dan ketaatan wajib pajak dalam

memenuhi kewajiban perpajakannya secara sukarela.

Selain melalui pemberian pelayanan prima, DJP juga berupaya menekan

ketidakpatuhan wajib pajak melalui penegakan hukum (law enforcement). Salah satu

bentuk penegakan hukum ini diwujudkan dengan adanya pemeriksaan pajak. Dalam self

assessment system, pemeriksaan pajak dapat diartikan sebagai suatu tindakan

pengawasan terhadap kepatuhan wajib pajak yang secara operasional dilaksanakan

hanya jika terdapat indikasi terjadinya ketidakpatuhan wajib pajak memenuhi

kewajiban perpajakan dan kriteria lain yang lebih bersifat pasif.

Penelitian mengenai kepuasan wajib pajak atas pelayanan telah dilakukan oleh

beberapa periset. Penelitian-penelitian tersebut bertujuan mengetahui kualitas

pelayanan dan tingkat kepuasan wajib pajak atas pelayanan.

Penelitian mengenai pemeriksaan pajak dan pengaruhnya terhadap kepatuhan

wajib pajak telah beberapa kali dilakukan. Penelitian mengenai pemeriksaan pajak yang

dilakukan sebelum dimulainya modernisasi perpajakan secara komprehensif pada tahun 2002

menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara kualitas kebijaksanaan

pemeriksaan pajak dengan tingkat kepatuhan wajib pajak. Namun, Suparto (2007) yang

meneliti tentang pengaruh pemeriksaan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang

pribadi menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara

pemeriksaan pajak dan kepatuhan wajib pajak orang pribadi.

Penelitian-penelitian mengenai pemeriksaan pajak yang telah dilakukan oleh

beberapa periset terdahulu tidak khusus membahas mengenai kepatuhan wajib pajak

badan. Untuk itu, masih timbul pertanyaan mengenai ada atau tidaknya pengaruh

Page 17: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

4

pemeriksaan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak badan. Selain itu, mengingat

penelitian sebelumnya hanya mengukur tingkat kepuasan wajib pajak atas pelayanan,

timbul pula pertanyaan mengenai ada atau tidaknya pengaruh kepuasan wajib pajak atas

pelayanan terhadap kepatuhan wajib pajak badan.

Berdasarkan uraian di atas, penulis melakukan penelitian berjudul “Pengaruh

Pemeriksaan Pajak dan Kepuasan Wajib Pajak Atas Pelayanan Terhadap Kepatuhan

Wajib Pajak pada KPP Madya Jakarta Selatan”.

B. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelatif antara

pemeriksaan pajak dan kepuasan wajib pajak atas pelayanan sebagai variabel bebas

(independent variable) dengan kepatuhan wajib pajak sebagai variabel terikat

(dependent variable).

Dengan mempertimbangkan keterbatasan waktu, biaya, dan tenaga, maka

penelitian ini dibatasi pada pengujian tingkat signifikansi korelativitas dan tidak

menguraikan hubungan antar variabel yang bersifat kausal.

C. Tujuan Penelitian

Pada dasarnya, tujuan dari penelitian ini antara lain:

1. Melakukan pengujian empiris untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh

antara pemeriksaan pajak dan kepuasan wajib pajak atas pelayanan terhadap

kepatuhan wajib pajak pada KPP Madya Jakarta Selatan secara bersama-sama

maupun parsial.

2. Melakukan pengujian empiris untuk menentukan faktor yang lebih dominan

dalam mempengaruhi kepatuhan wajib pajak pada KPP Madya Jakarta Selatan.

Page 18: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

5

D. Manfaat penelitian

Manfaat yang ingin dicapai melalui penelitian ini antara lain:

1. Dapat menjadi salah satu masukan dan motivator bagi para pegawai dan pejabat

DJP terutama di KPP Madya Jakarta Selatan dalam melaksanakan dan

mengembangkan upaya perbaikan yang bertujuan untuk meningkatkan kepatuhan

wajib pajak.

2. Secara akademis, dapat memperkaya khasanah kepustakaan pendidikan

khususnya mengenai perpajakan. Selain itu, penelitian dalam skripsi ini dapat

menjadi masukan bagi mereka yang berminat menindaklanjuti hasil penelitian ini

dengan mengembangkan teori dan melaksanakan penelitian yang lebih

mendalam.

E. Sistematika Penulisan

Skripsi ini akan terdiri dari lima bab, yaitu pendahuluan, landasan teori,

metode penelitian, hasil penelitian dan pembahasan, serta penutup. Ringkasan isi dari tiap-

tiap bab sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang gambaran umum penyusunan skripsi yang meliputi latar

belakang penelitian, ruang lingkup penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta

sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisi tentang teori-teori yang mendasari pembahasan dalam penelitian

tentang pengaruh kualitas pelayanan dan kepuasan wajib pajak terhadap kepatuhan

wajib pajak pada KPP Madya Jakarta Selatan. Teori-teori tersebut pada dasarnya

Page 19: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

6

menjelaskan tentang pemeriksaan pajak, kepuasan atas pelayanan, yang mencakup

definisi kepuasan, karakteristik pelayanan publik, dan konsep kepuasan pelanggan,

serta kepatuhan wajib pajak. Selain itu, bab ini juga menguraikan kajian atas hasil

penelitian sebelumnya. Teori-teori tersebut digunakan dalam pengembangan kerangka

berpikir dalam penyusunan hipotesis penelitian dan sebagai dasar operasionalisasi

variabel penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi tentang pelaksanaan dan metode yang dipakai dalam penelitian,

meliputi subjek penelitian, variabel penelitian, definisi operasional, populasi dan

sampling, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data penelitian, serta teknik

pengolahan data penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjabarkan tentang deskripsi data hasil penelitian, pengujian validitas dan

reliabilitas, pengujian asumsi klasik, pengujian hipotesis, dan interpretasi serta

pembahasannya.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang simpulan yang dapat penulis ambil dari hasil penelitian tersebut.

Selain itu, diungkapkan juga adanya keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian.

Penulis juga memberikan saran terkait dengan hasil penelitian tersebut yang dapat

dijadikan bahan masukan bagi penelitian selanjutnya.

Page 20: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Perpajakan

1. Pengertian dan fungsi pajak.

Smeets dalam Suandy (2000) mendefinisikan pajak sebagai prestasi kepada

pemerintah yang terhutang melalui norma-norma umum dan dapat dipaksakan tanpa

adanya kontraprestasi yang dapat ditunjuk dalam hal yang individual, yang bertujuan

untuk membiayai pengeluaran pemerintah.

Soemitro dalam Waluyo dan Wirawan (2001) mengartikan pajak sebagai

“iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang langsung dapat

dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung

dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.”

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pajak adalah iuran

rakyat kepada negara yang dapat dipaksakan tanpa mendapat kontraprestasi secara

langsung yang pelaksanaannya diatur dengan undang-undang.

Beberapa fungsi pajak yang dikemukakan dalam Tinjauan Perpajakan

Indonesia (2006) yaitu:

7

Page 21: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

8

a. Fungsi finansial (budgetair).

Pungutan pajak bertujuan untuk mengisi kas negara yang akan digunakan oleh

pemerintah untuk membiayai pengeluaran negara, baik untuk pengeluaran rutin

dalam melaksanakan mekanisme pemerintahan maupun pengeluaran untuk

membiayai pembangunan.

b. Fungsi mengatur (regulerend).

Dalam sistem ketatanegaraan, pemerintah berfungsi mengatur segala sesuatu

yang berada di dalam wilayahnya. Fungsi regulerend pajak adalah untuk

menciptakan iklim yang kondusif dalam berbagai kegiatan yang dilakukan

masyarakat.

c. Fungsi Distribusi

Manfaat pajak yang dibayar masyarakat sebagai penerimaan negara tidak hanya

dinikmati oleh masyarakat tersebut tetapi juga dinikmati oleh seluruh masyarakat

tanpa terkecuali.

d. Fungsi Demokrasi

Sebagai negara yang demokratis, keikutsertaan masyarakat dalam pengelolaan

negara merupakan hal mutlak. Bertitik tolak dari itu, segala kegiatan negara dapat

direncanakan dan diarahkan guna kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.

2. Self assessment system.

Dalam self assessment system, para Wajib Pajak diberi kepercayaan

untuk

menghitung, memperhitungkan, membayar dan melaporkan sendiri pajaknya. Self

assessment system merupakan tipe administrasi perpajakan yang banyak ditentukan

Page 22: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

9

oleh bentuk kerjasama atau tingkat partisipasi Wajib Pajak atau pemotong/pemungut

pajak dan respon Wajib Pajak terhadap pengenaan pajak tersebut (Zain, 2003).

Harahap (2004) menyatakan bahwa dianutnya sistem self assessment

membawa misi dan konsekuensi perubahan sikap (kesadaran) warga masyarakat

untuk membayar pajak secara sukarela (voluntary compliance). Kepatuhan

memenuhi kewajiban perpajakan secara sukarela merupakan tulang punggung

sistem self assessment.

Kepatuhan sukarela memang merupakan suatu hal yang sangat penting dari

suatu sistem perpajakan. Namun, pembayaran pajak yang sepenuhnya diserahkan

pada kemauan dan kesadaran masyarakat tidak akan selalu berjalan seperti kemauan

ketentuan perpajakan. Sejalan dengan hal tersebut, Tarjo dan Indra Kusumawati

(2005) menyatakan bahwa pendelegasian wewenang kepada Wajib Pajak

menimbulkan konsekuensi pentingnya sistem kontrol oleh DJP secara memadai.

Pendelegasian wewenang tanpa kontrol akan mengakibatkan timbulnya

penyalahgunaan wewenang. Kurangnya penegakan hukum akan menimbulkan

ketidakadilan bagi Wajib Pajak yang telah melaksanakan kewajiban perpajakannya

dengan baik. Oleh karena itu, pengawasan dalam self assessment system

memegang peranan yang cukup penting.

B. Pelayanan Publik

1. Pengertian pelayanan publik.

Pelayanan perpajakan terhadap Wajib Pajak merupakan salah satu bentuk

pelayanan publik. Pelayanan publik (public service) merupakan salah satu perwujudan

fungsi aparatur negara sebagai abdi negara sekaligus abdi masyarakat. Mahmudi

Page 23: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

10

(2005) mendefinisikan pelayanan publik sebagai segala kegiatan pelayanan yang

dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan

kebutuhan publik dan pelaksanaan ketentuan perundang-undangan.

Menurut Undang-undang Nomor 25 tahun 2009, pengertian pelayanan publik

adalah sebagai berikut: “Kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan

kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga

negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang

disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.”

2. Asas dan prinsip pelayanan publik.

Pelayanan pada sektor publik didasarkan pada aksioma bahwa pelayanan

adalah pemberdayaan. Pelayanan sektor publik tidak mencari keuntungan tetapi

memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Mahmudi (2005)

menyatakan bahwa instansi penyedia pelayanan publik harus memperhatikan asas

pelayanan publik sebagai berikut:

a. Transparansi. Pemberian pelayanan publik harus bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah dimengerti.

b. Akuntabilitas. Pelayanan publik harus dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

c. Kondisional. Pemberian pelayanan publik harus sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima pelayanan dengan tetap berpegang teguh pada prinsip efisiensi dan efektivitas.

d. Partisipatif. Mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan masyarakat.

Page 24: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

11

e. Tidak diskriminatif. Pemberian pelayanan publik tidak boleh bersifat diskriminatif, dalam arti tidak membedakan suku, ras, agama, golongan, gender, status sosial dan ekonomi.

f. Keseimbangan hak dan kewajiban. Pemberi dan penerima pelayanan publik harus memenuhi hak dan kewajiban masing-masing pihak.

Menurut Lovelock dalam Permana (2007), lima prinsip yang harus

diperhatikan dalam penyelenggaraan pelayanan publik antara lain:

a. Tangible, meliputi kemampuan fisik, peralatan, personil dan komunitas material.

b. Reliable, meliputi kemampuan membentuk pelayanan yang dijanjikan dapat tepat

dan memiliki keajegan.

c. Responsiveness, meliputi rasa tanggung jawab terhadap mutu pelayanan.

d. Assurance, meliputi pengetahuan, perilaku dan kemampuan pegawai.

e. Emphaty, meliputi perhatian perorangan pada pelanggan.

Sementara itu, prinsip pelayanan publik menurut Mahmudi (2005) adalah

sebagai berikut:

a. Kesederhanaan prosedur.

b. Kejelasan dalam hal persyaratan teknis dan administratif pelayanan.

c. Kepastian waktu penyelesaian proses pelayanan.

d. Akurasi produk pelayanan publik.

e. Kelengkapan sarana dan prasarana.

f. Proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa aman dan kepastian

hukum.

g. Adanya pertanggungjawaban atas penyelenggaraan pelayanan dan penyelesaian

keluhan atau persoalan dalam pelaksanaan pelayanan publik.

Page 25: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

12

h. Kemudahan akses.

i. Kedisiplinan, kesopanan, dan keramahan pemberi pelayanan.

j. Kenyamanan lingkungan pelayanan.

3. Konsep pelayanan prima.

Kepuasan pelanggan (masyarakat) dapat dicapai apabila aparatur pemerintah

yang terlibat dalam pelayanan, baik langsung maupun tidak langsung, memahami dan

melaksanakan pelayanan prima.

Pelayanan prima merupakan terjemahan dari istilah “Excellent Service” yang

berarti pelayanan yang sangat baik atau pelayanan terbaik. Disebut terbaik karena

sesuai dengan standar pelayanan yang berlaku atau dimiliki oleh instansi yang

memberikan pelayanan.

Sutopo (2003) menyatakan bahwa pelayanan disebut sebagai pelayanan prima

ketika mampu memuaskan pihak yang dilayani. Pelayanan prima dalam hal ini

disimpulkan sebagai pelayanan yang sesuai dengan harapan pelanggan.

Pelayanan prima sektor publik di Indonesia mengacu pada Keputusan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara (MENPAN) Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003 tanggal

10 Juli 2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Publik dan Keputusan

MENPAN Nomor 26/KEP/M.PAN/2/2004 tanggal 24 Februari 2004 tentang Petunjuk

Teknis Transparansi dan Akuntabilitas dalam Penyelenggaraan Pelayanan Publik.

C. Pemeriksaan Pajak

Pengertian pemeriksaan (auditing) telah banyak dikemukakan oleh beberapa

penulis. Mulyadi dan Puradiredja dalam Rini (2008) merumuskan pengertian

pemeriksaan sebagai berikut:

Page 26: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

13

“Pemeriksaan adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti dan informasi secara objektif mengenai pernyataanpernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.”

Pemeriksaan pajak diartikan sebagai serangkaian kegiatan untuk mencari,

mengumpulkan, mengolah data dan/atau keterangan lainnya dalam rangka

pengawasan kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan.

Pemeriksaan atau audit memiliki jenis yang bermacam-macam. Holmes dalam

Karni (2003) mengklasifikasikan audit sebagai berikut:

Audit operasional, audit manajemen, audit kinerja.

Financial audit, merupakan pemeriksaan terhadap laporan keuangan.

Fraud auditing, forensic auditing.

Quality audit, merupakan pemeriksaan kualitas produk.

Legal auditing, merupakan penyelidikan.

Tax auditing, merupakan pemeriksaan pajak.

Pemeriksaan kemudian (post audit).

Internal control system auditing.

Performance audit.

Berdasarkan tujuannya, Mulyadi dan Puradiredja dalam Rini (2008)

membedakan audit menjadi tiga yaitu:

Page 27: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

14

1. Compliance audit.

Compliance Audit adalah audit yang bertujuan untuk menentukan apakah yang

diaudit sesuai dengan kondisi atau peraturan tertentu. Hasil audit kepatuhan

umumnya dilaporkan kepada pihak yang berwenang membuat kriteria.

2. Financial statement audit.

Financial statement audit adalah audit yang dilakukan auditor

independen terhadap laporan keuangan yang disajikan untuk menyatakan

pendapatnya tentang kewajaran laporan keuangan tersebut.

3. Operational audit.

Operational audit merupakan review secara sistematik atas kegiatan organisasi

dalam hubungannya dengan tujuan tertentu, yaitu:

Mengevaluasi kinerja.

Mengidentifikasi kesempatan untuk peningkatan.

Membuat rekomendasi untuk perbaikan atau tindakan lebih lanjut.

Berdasarkan kedua pendapat pakar tersebut, pemeriksaan pajak dapat

dikategorikan sebagai audit ketaatan (compliance audit), karena tujuan yang hendak

dicapai melalui pemeriksaan pajak adalah mengetahui apakah Wajib Pajak telah

melaksanakan kewajiban perpajakannya sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh DJP.

Mulyadi dan Puradiredja dalam Suparto (2007) menguraikan unsur-unsur

pemeriksaan, yaitu:

1. Efektifitas dalam pemeriksaan.

Pemeriksaan harus dapat mengumpulkan dan mengevaluasi bahan bukti,

informasi yang digunakan dalam proses pemeriksaan sehingga dapat mendeteksi

Page 28: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

15

adanya suatu pelanggaran baik secara sengaja maupun tidak. Informasi yang

digunakan berupa data yang dapat diukur seperti laporan keuangan atau informasi

yang bersifat subyektif.

2. Prosedur pemeriksaan harus jelas dan terencana.

Pemeriksaan merupakan rangkaian langkah atau prosedur yang logis,

berkerangka dan terorganisir. Pemeriksaan harus dilaksanakan dengan suatu

langkah yang direncanakan dengan baik dengan tujuan yang jelas.

3. Hasil pemeriksaan harus obyektif.

Pemeriksa harus kompeten dan independen. Kompeten berarti pemeriksa

mempunyai kemampuan yang memadai agar dapat memahami kriteria yang

digunakan dalam mengumpulkan dan mengevaluasi bukti untuk memperoleh

kesimpulan yang tepat. Independen berarti dalam pemeriksaan, pemeriksa harus

dapat bersikap obyekif dalam menjalankan tugasnya, tidak boleh dipengaruhi

oleh siapapun dan harus bebas dari bias prasangka sehingga hasilnya juga akan

obyektif.

4. Tindak lanjut dalam pemeriksaan.

Proses pemeriksaan harus diiringi pemberian kepastian hukum yang jelas

sehingga atas kesimpulan ataupun pernyataan mengenai kegiatan ekonomi dapat

digunakan oleh auditan atau pihak lain yang berkepentingan.

5. Edukasi dalam pemeriksaan.

Pemeriksaan harus mengandung aspek pendidikan agar auditan tidak melakukan

kesalahan karena kurang memahami ketentuan. Pemeriksaan harus dapat

menetapkan kriteria yang ditetapkan karena tujuan audit adalah

menentukan

Page 29: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

16

pendapat auditor atas tingkat kesesuaian antara pernyataan mengenai kegiatan

dan kejadian ekonomi yang diperiksa dengan kriteria atau standar yang telah

ditetapkan. Kriteria dapat berupa peraturan yang ditetapkan oleh badan legislatif,

anggaran atau ukuran prestasi lain yang ditetapkan oleh manajemen, dan prinsip

akuntansi yang berlaku umum.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pemeriksaan pajak

sebagaimana dikemukakan Devanno dan Rahayu ( 2006) antara lain:

1. Teknologi informasi.

Kemajuan teknologi informasi telah luas dimanfaatkan oleh pihak yang akan

diperiksa. Seiring dengan perkembangan tersebut, pemeriksa harus

memanfaatkan perangkat teknologi informasi yang memadai.

2. Jumlah sumber daya manusia (SDM).

Jumlah SDM pemeriksa harus sebanding dengan beban kerja pemeriksaan.

3. Kualitas SDM.

Kualitas pemeriksa sangat dipengaruhi oleh pengalaman, latar belakang, dan

pendidikan.

4. Kelengkapan sarana dan prasarana pemeriksaan.

Sarana dan prasarana pemeriksaan, misalnya komputer, dapat meningkatkan

efektivitas pemeriksaan.

Menurut Irawan (2003), pedoman pemeriksaan mengatur tahapan pemeriksaan

yang dibagi menjadi:

Page 30: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

17

1. Persiapan pemeriksaan.

Tahapan ini meliputi kegiatan menganalisis SPT dan laporan keuangan Wajib

Pajak, mempelajari berkas Wajib Pajak, mengidentifikasikan masalah, melakukan

pengenalan lokasi Wajib Pajak, menentukan ruang lingkup pemeriksaan,

menyusun program pemeriksaan, dan menentukan buku dan dokumen yang akan

dipinjam.

2. Pelaksanaan pemeriksaan.

Kegiatan yang dilakukan pemeriksa dalam rangka pelaksanaan pemeriksaan

seperti: melakukan penilaian pengendalian intern, melakukan pemeriksaan atas

buku-buku, catatan/dokumen, melakukan konfirmasi kepada pihak ketiga, dan

memberitahukan hasil pemeriksaan kepada Wajib Pajak.

3. Pembuatan laporan pemeriksaan pajak (LPP).

Pemeriksa wajib membuat laporan pemeriksaan pajak pada akhir pelaksanaan

pemeriksaan dan menuangkan hasil pemeriksaan pada kertas kerja pemeriksaan.

Pemeriksaan pajak harus dilakukan sesuai prosedur dengan memperhatikan

kewajiban pemeriksa, hak-hak dan kewajiban Wajib Pajak selama dalam

pemeriksaan. Hak dan kewajiban Wajib Pajak serta kewajiban pemeriksa tersebut

diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 199/PMK.03/2007 tentang Tata

Cara Pemeriksaan Pajak.

D. Kepuasan Wajib Pajak atas Pelayanan

Wilkie dalam Permana (2007) mendefinisikan kepuasan sebagai suatu

tanggapan emosional pada evaluasi terhadap pengalaman konsumsi suatu produk atau

jasa. Kotler et al. dalam Fitrinawati (2007) menyatakan bahwa kepuasan pelanggan

Page 31: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

18

adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (atau hasil) yang ia

rasakan dibandingkan dengan harapannya.

Oliver dalam Fitrinawati (2007) mendefinisikan kepuasan sebagai respon

pemenuhan dari konsumen, yaitu hasil penilaian konsumen atas produk atau

pelayanan yang dikonsumsi yang memberikan tingkat kenikmatan dimana tingkat

pemenuhan ini bisa lebih atau kurang. Sedangkan Irawan (2003) mendefinisikan

kepuasan sebagai persepsi terhadap produk atau jasa yang telah memenuhi

harapannya.

Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor

KEP/25/M.PAN/2/2004 tanggal 24 Februari 2004 tentang Pedoman Umum

Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah,

kepuasan pelanggan adalah hasil pendapat dan penilaian masyarakat terhadap kinerja

pelayanan yang diberikan aparatur penyelenggara pelayanan publik.

Dari berbagai definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa kepuasan pelanggan

merupakan respon pelanggan setelah membandingkan antara harapan atau keinginan

dengan hasil atau kinerja yang dirasakan, dimana harapan atau keinginannya tersebut

terpenuhi.

Tingkat kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain

kualitas produk, kualitas pelayanan, harga, biaya dan kemudahan untuk mendapatkan

suatu produk atau jasa, serta faktor emosional yang diakibatkan oleh self-esteem atau

social value (Irawan, 2003). Freddy (2003) menyatakan bahwa dari banyak faktor

yang mempengaruhi kepuasan pelanggan, persepsi pelanggan mengenai kualitas

Page 32: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

19

pelayanan merupakan faktor yang paling menentukan pelanggan menggunakan

layanan tersebut sebelum memberikan penilaian.

Gasperz dalam Fitrinawati (2007) menyatakan bahwa kualitas adalah segala

sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan (meeting the

needs of customers). Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,

kualitas

diartikan sebagai tingkat baik buruknya sesuatu atau pribadi dalam bentuk tingkah

laku seseorang yang baik yang dapat dijadikan teladan dalam hidup bermasyarakat

dan bernegara.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pelayanan diartikan sebagai usaha

melayani kebutuhan orang lain. Sedangkan melayani adalah membantu menyiapkan

(mengurus) apa yang diperlukan seseorang. Boediono (2003) mendefinisikan

pelayanan secara umum sebagai suatu proses bantuan kepada orang lain dengan cara

tertentu yang memerlukan kepekaan dan hubungan interpersonal untuk menciptakan

kepuasan dan keberhasilan. Sedangkan menurut Siagian dalam Fitrinawati (2007)

pelayanan secara umum adalah rasa menyenangkan yang diberikan kepada orang lain

disertai kemudahan-kemudahan dan memenuhi segala kebutuhan mereka.

Secara singkat, kualitas pelayanan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan

pelayanan yang diberikan kepada pelanggan sesuai dengan harapan pelanggan. Dalam

hal pelayanan publik, kualitas pelayanan sektor publik merupakan pelayanan yang

memuaskan masyarakat sesuai dengan standar pelayanan dan azas-azas pelayanan

publik.

Subroto dan Nasution (2001) menyatakan bahwa tingkat kepuasan pelanggan

dipengaruhi secara positif oleh dimensi pelayanan yang meliputi dimensi empati,

Page 33: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

20

ketanggapan, dan jaminan. Empati menunjukkan kepedulian penyedia layanan kepada

pelanggan, ketanggapan merupakan kemampuan memahami apa yang diinginkan oleh

pelanggan, dan jaminan merupakan bentuk kepastian yang diperoleh pelanggan

setelah penyediaan layanan.

Sejalan dengan hal tersebut, Irawan (2003) menyebutkan dimensi yang

berpengaruh dalam membentuk kualitas pelayanan sebagai dasar pengukuran

kepuasan pelanggan antara lain reliability, responsiveness, assurance,

emphaty dan tangible. Lima dimensi tersebut merupakan indikator ukuran

kepuasan pelanggan yang biasa disebut service quality atau ServQual.

Konsep ServQual dikembangkan melalui serangkaian penelitian pada berbagai

industri jasa. Awalnya, Zeithaml et.al mengidentifikasikan sepuluh dimensi umum

untuk menilai kualitas jasa. Sepuluh dimensi umum tersebut kemudian

disederhanakan menjadi lima, yaitu:

1. Faktor fisik (tangible), meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, penampilan personil.

2. Reliabilitas (reliability), meliputi kemampuan melakukan layanan atau jasa yang

diharapkan secara meyakinkan, akurat dan konsisten.

3. Daya tanggap (responsibility), meliputi kemauan memberikan layanan cepat dan

membantu pelanggan.

4. Jaminan (assurance), meliputi pengetahuan, sopan santun, dan kemampuan

karyawan menyampaikan kepastian dan kepercayaan.

5. Empati (emphaty), meliputi perhatian individual kepada pelanggan.

Page 34: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

21

E. Kepatuhan Wajib Pajak

Prinsip administrasi pajak yang diterima secara luas menyatakan bahwa tujuan

yang hendak dicapai adalah kepatuhan sukarela (Ismawan, 2001). Menurut Kamus

Besar Bahasa Indonesia (2008), istilah kepatuhan berarti tunduk atau patuh pada

ajaran atau aturan. Di samping pengertian tersebut, beberapa pakar perpajakan telah

mendefinisikan kepatuhan Wajib Pajak.

Norman D. Nowak dalam Zain (2004) mendefinisikan kepatuhan Wajib Pajak

sebagai suatu iklim kepatuhan dan kesadaran pemenuhan kewajiban perpajakan yang

tercermin dalam situasi:

1. Wajib Pajak paham atau berusaha untuk memahami semua ketentuan peraturan

perundang-undangan perpajakan.

2. Mengisi formulir pajak dengan lengkap dan jelas.

3. Menghitung jumlah pajak terutang dengan benar.

4. Membayar dan melaporkan pajak terutang tepat pada waktunya.

Loebbecke (2003) menyatakan pengertian kepatuhan pajak yaitu kesediaan

Wajib Pajak untuk mematuhi kewajiban pajaknya sesuai aturan yang berlaku tanpa

perlu diadakan pemeriksaan, investigasi seksama (obtrusive investigation),

peringatan ataupun ancaman dan penerapan sanksi baik hukum maupun administrasi.

Nurmantu (2003) menyatakan bahwa kepatuhan perpajakan dapat

didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana Wajib Pajak memenuhi semua kewajiban

perpajakan dan melaksanakan hak perpajakannya. Menurut pengamatan Nurmantu,

kepatuhan tersebut terbagi menjadi dua yaitu kepatuhan formal dan kepatuhan

material.

Page 35: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

22

Kepatuhan formal adalah keadaan dimana Wajib Pajak memenuhi kewajiban

perpajakannya secara formal sesuai dengan ketentuan dalam undang-undang

perpajakan. Misalnya, ketentuan tentang batas waktu penyampaian SPT PPh Tahunan

adalah selambat-lambatnya 3 bulan sesudah berakhir tahun pajak. Jika Wajib Pajak

menyampaikan SPT Tahunannya sebelum tanggal 31 Maret, maka dapat dikatakan

bahwa Wajib Pajak tersebut telah memenuhi kepatuhan formal.

Kepatuhan material adalah keadaan dimana Wajib Pajak secara

substantif/hakekat memenuhi serangkaian ketentuan material perpajakan, yakni sesuai isi

dan jiwa undang-undang perpajakan. Kepatuhan material dapat meliputi juga

kepatuhan formal. Jadi, Wajib Pajak yang memenuhi kepatuhan material dalam

mengisi SPT Tahunan Pajak Penghasilan adalah Wajib Pajak yang mengisi SPT

tersebut dengan jujur, baik, dan benar sesuai dengan ketentuan dalam UU PPh dan

menyampaikannya ke KPP sebelum batas waktu.

Sunaryo (2006) mengutip pernyataan Alm dan Forest menyatakan bahwa

tingkat kepatuhan perpajakan diukur berdasarkan besarnya rasio antara jumlah

pendapatan yang dilaporkan dengan jumlah pendapatan yang sebenarnya diterima.

Sedangkan pengukuran kepatuhan perpajakan yang bersifat kualitatif dilakukan oleh

Forest dalam Sunaryo (2006) melalui pertanyaan apakah dalam kurun waktu lima

tahun terakhir:

1. Pernah melaporkan biaya melebihi (overstated) dari seharusnya (meskipun dalam

jumlah yang kecil).

2. Pernah tidak melaporkan pendapatan dari seharusnya (meskipun dalam jumlah

yang kecil).

Page 36: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

23

Kepatuhan sebagai fondasi self assessment dapat dicapai apabila

elemenelemen kunci telah diterapkan secara efektif (Ismawan, 2001). Elemen- elemen

kunci tersebut antara lain:

1. Program pelayanan yang baik kepada Wajib Pajak.

2. Prosedur yang sederhana dan memudahkan Wajib Pajak.

3. Program pemantauan kepatuhan dan verifikasi yang efektif.

4. Pemantapan penegakan hukum (law enforcement) secara tegas dan adil.

F. Hasil Penelitian Sebelumnya

Penelitian mengenai pengaruh kepuasan Wajib Pajak atas pelayanan dan

pemeriksaan pajak terhadap kepatuhan Wajib Pajak belum pernah dilakukan. Namun,

beberapa peneliti telah melakukan penelitian mengenai kepuasan Wajib Pajak dan

pemeriksaan pajak. Kajian terhadap penelitian sebelumnya perlu dilakukan untuk

mengetahui perbedaan penelitian ini dibandingkan dengan penelitian lain yang pernah

dilakukan.

Permana (2007) melakukan penelitian mengenai hubungan antara kepuasan

terhadap pelayanan dengan kepatuhan Wajib Pajak pada KPP BUMN. Hasil

penelitian menunjukkan hubungan yang erat antara kepuasan terhadap pelayanan

dengan kepatuhan Wajib Pajak. Rini (2008) melakukan penelitian mengenai pengaruh

pemeriksaan pajak terhadap tingkat kepatuhan Wajib Pajak memenuhi kewajiban

perpajakan pada KPP Jakarta Kebayoran Baru Dua. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui tingkat kepatuhan Wajib Pajak, pengaruh pemeriksaan terhadap

kepatuhan Wajib Pajak, dan menemukan hambatan dalam pelaksanaan

pemeriksaan.

Page 37: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

24

Dibandingkan dengan penelitian-penelitian tersebut, penelitian ini

menggabungkan pemeriksaan pajak dan kepuasan Wajib Pajak atas pelayanan sebagai

variabel bebas yang mempengaruhi kepatuhan Wajib Pajak serta membandingkan

tingkat signifikansi kedua variabel tersebut dalam mempengaruhi kepatuhan Wajib

Pajak sehingga dapat diketahui faktor yang lebih dominan dalam mempengaruhi

kepatuhan Wajib Pajak pada KPP Madya Jakarta Selatan.

G. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan teori yang dikemukakan dan kajian atas hasil penelitian

sebelumnya, penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:

1. Hipotesis pertama tentang pengaruh pemeriksaan pajak secara parsial terhadap

kepatuhan Wajib Pajak.

a. H01 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara pemeriksaan pajak dengan

kepatuhan Wajib Pajak pada KPP Madya Jakarta Selatan.

b. HA1 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara pemeriksaan pajak dengan

kepatuhan Wajib Pajak pada KPP Madya Jakarta Selatan.

2. Hipotesis kedua tentang pengaruh kepuasan Wajib Pajak atas pelayanan secara

parsial terhadap kepatuhan Wajib Pajak.

a. H02 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kepuasan Wajib Pajak atas

pelayanan dengan kepatuhan Wajib Pajak pada KPP Madya Jakarta Selatan.

b. HA2 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara kepuasan Wajib Pajak atas

pelayanan dengan kepatuhan Wajib Pajak pada KPP Madya Jakarta Selatan.

3. Hipotesis ketiga tentang pengaruh pemeriksaan pajak dan kepuasan Wajib Pajak

atas pelayanan secara simultan terhadap kepatuhan Wajib Pajak.

Page 38: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

25

a. H03 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara pemeriksaan pajak dan

kepuasan Wajib Pajak atas pelayanan dengan kepatuhan Wajib Pajak pada KPP

Madya Jakarta Selatan.

b. HA3 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara pemeriksaan pajak dan kepuasan

Wajib Pajak atas pelayanan dengan kepatuhan Wajib Pajak pada KPP Madya

Jakarta Selatan.

Page 39: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Gambaran Umum Objek dan Alasan Pemilihan Objek

1. Gambaran umum KPP Madya Jakarta Selatan.

KPP Madya Jakarta Selatan merupakan Kantor Pelayanan Pajak yang

memberikan pelayanan di bidang perpajakan kepada Wajib Pajak Badan yang

memiliki kualifikasi khusus di seluruh wilayah Kotamadya Jakarta Selatan. Wilayah

kerja KPP Madya Jakarta Selatan mencakup wilayah Kotamadya Jakarta Selatan yang

secara administratif terbagi menjadi sepuluh kecamatan dan 65 kelurahan dengan luas

keseluruhan mencapai 145,73 km2.

Wajib Pajak yang terdaftar di KPP Madya Jakarta Selatan merupakan Wajib

Pajak Badan terbesar yang dipilih dari KPP Pratama di wilayah kerja Kantor Wilayah

(Kanwil) DJP Jakarta Selatan. Pada tahun 2007, Wajib Pajak yang terdaftar di KPP

Madya Jakarta Selatan berjumlah 302 Wajib Pajak Badan. Dalam rangka peningkatan

potensi perpajakan di wilayah Jakarta Selatan, jumlah Wajib Pajak yang terdaftar di

KPP Madya Jakarta Selatan pada tahun 2008 bertambah menjadi 999 Wajib Pajak

Badan. Hingga akhir tahun 2009, Wajib Pajak yang terdaftar di KPP Madya Selatan

berjumlah 996 Wajib Pajak Badan.

26

Page 40: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

27

KPP Madya Jakarta Selatan mempunyai tugas melaksanakan penyuluhan,

pelayanan, dan pengawasan Wajib Pajak di bidang Pajak Penghasilan, Pajak

Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dan Pajak Tidak Langsung

Lainnya dalam wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan perundang-undangan

yang berlaku. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 132/PMK.01/2006 yang telah diubah terakhir

dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 55/PMK.01/2007, KPP Madya Jakarta

Selatan menyelenggarakan fungsi:

a. Pengumpulan, pencarian dan pengolahan data, pengamatan potensi perpajakan,

serta penyajian informasi perpajakan.

b. Penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan.

c. Pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan pengolahan

Surat Pemberitahuan, serta penerimaan surat lainnya.

d. Penyuluhan perpajakan dan pelaksanaan registrasi Wajib Pajak.

e. Penatausahaan piutang pajak dan pelaksanaan penagihan pajak.

f. Pelaksanaan pemeriksaan pajak.

g. Pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak.

h. Pelaksanaan konsultasi perpajakan.

i. Pelaksanaan intensifikasi.

j. Pembetulan ketetapan pajak.

k. Pelaksanaan administrasi KPP.

KPP Madya Jakarta Selatan terdiri dari beberapa seksi. Masing-masing seksi

memiliki tugas dan fungsi sebagai berikut:

Page 41: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

28

a. Sub bagian umum, bertugas melakukan urusan kepegawaian, tata usaha, dan

rumah tangga.

b. Seksi pengolahan data dan informasi, bertugas melakukan pengumpulan,

pencarian dan pengolahan data, pengamatan potensi perpajakan, penyajian

informasi perpajakan, perekaman dokumen perpajakan, pelayanan dukungan

teknis komputer, pemantauan aplikasi e-SPT dan e-Filing, serta penyiapan

laporan kinerja penerimaan.

c. Seksi pelayanan, bertugas melakukan penerbitan produk hukum perpajakan,

administrasi dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan surat dan pengolahan

SPT, penyuluhan perpajakan, registrasi Wajib Pajak, serta melakukan kerja sama

perpajakan.

d. Seksi penagihan, bertugas melakukan urusan penatausahaan piutang pajak,

penundaan dan angsuran tunggakan pajak, penagihan aktif, usulan penghapusan

piutang pajak, serta penyimpanan dokumen-dokumen penagihan.

e. Seksi pemeriksaan, bertugas melakukan penyusunan rencana pemeriksaan,

pengawasan dan pelaksanaan aturan pemeriksaan, penerbitan dan penyaluran

Surat Perintah Pemeriksaan Pajak serta administrasi pemeriksaan pajak lainnya.

f. Seksi pengawasan dan konsultasi I sampai dengan IV, bertugas melakukan

pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak, bimbingan/himbauan

kepada Wajib Pajak dan konsultasi teknis perpajakan, penyusunan profil Wajib

Pajak, analisis kinerja Wajib Pajak, rekonsiliasi data Wajib Pajak dalam rangka

melakukan intensifikasi usulan pembetulan ketetapan pajak, serta evaluasi hasil

banding.

Page 42: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

29

g. Kelompok jabatan fungsional, bertugas melakukan pemeriksaan di bidang

perpajakan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

KPP Madya Jakarta Selatan senantiasa berupaya meningkatkan mutu dan

kualitas pelayanannya. Hal ini terbukti dari prestasi KPP Madya Jakarta Selatan

sebagai pemenang pertama lomba KPP Percontohan tingkat Kanwil DJP Jakarta

Selatan pada tahun 2007 dan pemenang kedua lomba KPP Percontohan tingkat DJP

pada tahun 2008.

2. Alasan pemilihan objek.

Penulis memilih KPP Madya Jakarta Selatan sebagai objek penelitian karena

sebelum memasuki program Diploma IV STAN, penulis merupakan pelaksana pada

KPP Madya Jakarta Selatan. Sejak awal pembentukan, penerimaan KPP Madya

Jakarta Selatan diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan bagi

penerimaan Kanwil DJP Jakarta Selatan. Untuk tahun 2010, KPP Madya Jakarta

Selatan menerima mandat yang cukup berat untuk merealisasikan rencana penerimaan

sebesar Rp16.501.307.885.872,00.

Terkait hal tersebut, penulis berharap skripsi ini dapat memberikan kontribusi

kepada diri penulis sendiri dan KPP Madya Jakarta Selatan dalam meningkatkan

kepatuhan Wajib Pajak memenuhi kewajiban perpajakannya yang pada akhirnya

dapat meningkatkan penerimaan pajak secara simultan.

Page 43: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

30

B. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data

1. Jenis data.

Data adalah hasil pencatatan peneliti, baik yang berupa fakta ataupun angka

(Arikunto, 2001). Data dapat diklasifikasikan berdasarkan cara memperoleh, sumber

data, jenis data, sifat data, dan waktu pengumpulannya.

Berdasarkan cara memperolehnya, data terbagi menjadi data primer dan data

sekunder. Data primer mengacu pada informasi yang diperoleh dari tangan pertama

oleh peneliti sedangkan data sekunder merupakan data yang diambil tidak dari sumber

langsung asli, misalnya data yang diperoleh dari buku, dokumen, atau dari hasil

kuesioner yang telah dilakukan oleh peneliti lain.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer berupa data

tentang pemeriksaan pajak, kepuasan wajib pajak atas pelayanan, dan kepatuhan

wajib pajak yang didapat dari responden Wajib Pajak Badan pada KPP Madya Jakarta

Selatan.

2. Teknik pengumpulan data.

Teknik pengumpulan data primer dalam penelitian ini adalah melalui

pengisian kuesioner. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan

untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya

atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2001). Penggunaan kuesioner bertujuan agar

mendapatkan data-data primer yang dibutuhkan untuk keperluan analisis yaitu dengan

cara memberikan daftar pertanyaan yang berkaitan dengan topik.

Masing-masing variabel yang diukur dalam penelitian ini dijabarkan menjadi

subvariabel, kemudian subvariabel tersebut dijabarkan menjadi komponen-komponen

Page 44: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

31

yang dapat terukur. Selanjutnya, komponen yang terukur tersebut dijadikan titik tolak

dalam menyusun item instrumen berupa pertanyaan atau pernyataan yang kemudian

dijawab oleh responden. Masing-masing pertanyaan diberikan alternatif jawaban

dengan mengacu kepada model skala Likert.

Hasil kuesioner akan berupa angka, tabel, analisa statistik dan uraian serta

kesimpulan hasil penelitian. Analisis data kuantitatif dilandaskan pada hasil kuesioner

tersebut. Jenis pertanyaan yang digunakan dalam kuesioner adalah pernyataan

tertutup. Hal ini dilakukan untuk memastikan jawaban responden tidak keluar dari

pokok permasalahan dan relevan dengan tujuan penelitian.

C. Populasi dan Penentuan Sampel

1. Populasi responden penelitian.

Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian. Menurut Kuncoro (2003),

populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, umumnya berupa orang, obyek,

transaksi atau kejadian dimana peneliti hendak mempelajari atau menjadikannya

obyek penelitian.

Populasi dalam penelitian ini adalah wajib pajak yang pernah diperiksa di KPP

Madya Jakarta Selatan. Berdasarkan data yang diperoleh penulis per akhir Juli 2010,

terdapat 369 Wajib Pajak Badan yang pernah diperiksa di KPP Madya Jakarta

Selatan. Wajib pajak yang pernah diperiksa di KPP Madya Jakarta Selatan memenuhi

syarat untuk disebut sebagai populasi dalam penelitian ini karena wajib pajak tersebut

telah mendapatkan pelayanan dan pemeriksaan pajak di KPP Madya Jakarta Selatan.

Page 45: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

32

2. Metode pengambilan sampel.

Sampel adalah suatu himpunan bagian (subset) dari unit populasi (Kuncoro,

2003). Pengambilan sampel (sampling) adalah proses memilih sejumlah elemen

secukupnya dari populasi sehingga penelitian terhadap sampel dan pemahaman

tentang sifat atau karakteristiknya akan membuat kita dapat menggeneralisasikan sifat

atau karakteristik tersebut pada elemen populasi (Sekaran, 2003).

Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik probabilitas

dengan penarikan sampel berupa sampling acak stratifikasi. Populasi dikelompokkan

dalam strata tertentu kemudian diambil sampel sesuai proporsi. Dalam penelitian ini,

strata yang digunakan adalah jenis pemeriksaan. Jumlah Wajib Pajak yang diperiksa

untuk masing-masing jenis pemeriksaan dapat dilihat pada Tabel III.1.

Penulis menetapkan jumlah sampel sebesar 50 dengan pertimbangan bahwa

apabila data akan dianalisis dengan statistik parametrik maka jumlah sample

(responden) harus lebih besar atau sama dengan tiga puluh (n > 30). Sampel untuk

masing-masing jenis pemeriksaan adalah sebagai berikut:

Pemeriksaan rutin = 354/382 x 50 = 46

Pemeriksaan kriteria seleksi = 4/382 x 50 = 1

Pemeriksaan khusus = 19/382 x 50 = 3

Pemeriksaan tujuan lain = 5/382 x 50 = 1

Page 46: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

33

Tabel III.1. Jenis dan Jumlah Pemeriksaan Pajak

Jenis Pemeriksaan Jumlah WP

Rutin 354

Kriteria Seleksi 4

Khusus 19

Tujuan Lain 5

Jumlah 382

Sumber: Diolah dari data SP3 Seksi Pemeriksaan KPP Madya Jakarta

Selatan per Juli 2010

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

Menurut Sugiyono (2004), variabel penelitian pada dasarnya adalah segala

sesuatu berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga

dapat diperoleh informasi berkaitan dengan hal tersebut dan kemudian dapat ditarik

suatu kesimpulan. Penelitian ini menggunakan dua jenis variabel yaitu variabel bebas

(independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Variabel

bebas yang

digunakan dalam penelitian ini adalah pemeriksaan pajak dan kepuasan wajib pajak

atas pelayanan sedangkan variabel terikat yang digunakan adalah kepatuhan wajib

pajak.

Untuk kepentingan akurasi, komunikasi dan replikasi penelitian, maka

variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian didefinisikan secara operasional

(Arikunto, 2001). Sudjimat (2004) menyatakan definisi operasional variabel adalah

mendefinisikan variabel berdasarkan karakteristik yang diamati sehingga

memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat

Page 47: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

34

terhadap suatu fenomena yang kemudian dapat diulangi lagi oleh orang lain. Definisi

operasional masing-masing variabel dalam penelitian ini dijabarkan sebagai berikut:

1. Pemeriksaan pajak.

Variabel ini merupakan variabel bebas yang dinotasikan dengan X1. Adalah

serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan, mengolah data dan/atau

keterangan lainnya dalam rangka pengawasan kepatuhan pemenuhan kewajiban

perpajakan.

2. Kepuasan wajib pajak atas pelayanan.

Variabel ini merupakan variabel bebas yang dinotasikan dengan X2. Adalah

respon wajib pajak sebagai pelanggan setelah membandingkan antara harapan

atau keinginan mengenai kualitas pelayanan dengan hasil atau kinerja pelayanan

yang dirasakan, dimana harapan atau keinginannya tersebut terpenuhi.

3. Kepatuhan wajib pajak.

Variabel ini merupakan variabel terikat yang dinotasikan dengan Y. Adalah

kesediaan Wajib Pajak untuk memenuhi semua kewajiban perpajakan dan

melaksanakan hak perpajakannya..

Pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner disusun berdasarkan penjabaran dari

dimensi masing-masing variabel. Untuk variabel bebas menggunakan konsep

pemeriksaan pajak Mulyadi dan Puradireja (1998) dan konsep ServQual Zeithaml

et.al (1990) sedangkan untuk variabel terikat menggunakan konsep Nurmantu (2003).

Pemeriksaan pajak (X1) dijabarkan ke dalam dimensi-dimensi sebagai berikut:

1. Prosedur pemeriksaan, terdiri dari penyampaian Surat Perintah Pemeriksaan

Pajak, memperlihatkan tanda pengenal pemeriksa, penjelasan atas tujuan dan

Page 48: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

35

alasan pemeriksaan, peminjaman dan pengembalian dokumen, penyampaian

SPHP, pelaksanaan pembahasan akhir, serta pemenuhan jangka waktu

penyelesaian sesuai ketentuan.

2. Objektivitas pemeriksaan, tercermin dari kompetensi dan independensi

pemeriksa.

3. Tindak lanjut pemeriksaan, berupa hasil pemeriksaan yang memberikan kepastian

hukum pada wajib pajak.

4. Edukasi dalam pemeriksaan sehingga wajib pajak dapat lebih memahami

ketentuan perpajakan.

Kepuasan wajib pajak atas pelayanan (X2) dijabarkan ke dalam

dimensidimensi sebagai berikut:

1. Tampilan fisik (tangible), terdiri dari:

a. Kemudahan mengakses lokasi kantor/tempat pelayanan.

b. Kebersihan, kerapian dan kenyamanan ruangan pelayanan.

c. Kerapian dan kebersihan penampilan pegawai.

2. Keandalan (reliability), terdiri dari:

a. Ketepatan waktu pelaksanaan jam kerja.

b. Ketepatan waktu penyelesaian pelayanan perpajakan.

c. Kemudahan memperoleh informasi atas hal-hal yang kurang jelas.

3. Ketanggapan (responsiveness), terdiri dari:

a. Kesediaan pegawai pajak dalam menanggapi keluhan dan kesulitan yang

dialami wajib pajak.

Page 49: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

36

b. Kesediaan pegawai pajak memberikan informasi yang dibutuhkan wajib

pajak.

4. Jaminan (assurance), terdiri dari:

a. Penguasaan pegawai pajak atas peraturan perpajakan dan tugas pokoknya.

b. Keramahan dan kesopanan pegawai pajak dalam melayani wajib pajak.

c. Kerahasiaan informasi dan data wajib pajak.

5. Memahami (emphaty), terdiri dari:

a. Kemudahan dan kesederhanaan prosedur pelayanan.

b. Pemberian perhatian atas masalah yang dihadapi wajib pajak.

Kepatuhan wajib pajak (Y) dijabarkan ke dalam dimensi-dimensi sebagai

berikut:

1. Kepatuhan formal, terdiri dari kepatuhan dalam membayar pajak dan melaporkan

pajak.

2. Kepatuhan material, terdiri dari kepatuhan dalam menghitung pajak dan

memperhitungkan pajak.

E. Cara Pengukuran Variabel

Berdasarkan telaah literatur yang telah dikemukakan sebelumnya, parameter

dari variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini secara konseptual

dijabarkan dalam bentuk kisi-kisi sebagai berikut:

Page 50: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

37

Tabel III.2. Kisi-kisi dan Pengukuran Variabel Penelitian

Variabel

Kepuasan WP atas Pelayanan

PemeriksaanPajak

KepatuhanWajib Pajak

1.

2.

3.

4.

5.

1.

2.

3.

4.

1.

2.

Dimensi Teori

Tampilan fisik

Keandalan

ZeithamlKetanggapan

et.al (1990)Jaminan

Memahami

Prosedur pemeriksaan

Objektivitas Mulyadipemeriksaan danTindak lanjut Puradiredjapemeriksaan (1998)Edukasi dalampemeriksaan

Kepatuhan formal Nurmantu

Kepatuhan material (2003)

JumlahSoal Pengukuran/Penilaian

Skala pengukuran denganlima tingkatan, yaitu:1. Tidak Puas diberi bobot

nilai 12. Kurang Puas diberi

13 bobot nilai 23. Cukup Puas diberi

bobot nilai 34. Puas diberi bobot nilai 45. Sangat Puas diberi

bobot nilai 5

Skala pengukuran denganlima tingkatan, yaitu:1. Sangat Tidak Setuju

diberi bobot nilai 114 2. Tidak Setuju diberi

bobot nilai 23. Setuju diberi bobot nilai

34. Sangat Setuju diberi

bobot nilai 411 5. Sangat Setuju Sekali

diberi bobot nilai 5

Sumber: Data diolah dari berbagai referensi

F. Model Penelitian

Model penelitian ini disusun berdasarkan landasan teori, dimana pemeriksaan

pajak dan kepuasan wajib pajak atas pelayanan diduga memiliki pengaruh terhadap

kepatuhan wajib pajak. Berdasarkan dugaan pengaruh tersebut, maka disusun model

penelitian sebagaimana dapat dilihat di bawah ini:

Page 51: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

38

Kepuasan WajibPajak atasPelayanan

KepatuhanWajib Pajak

Pemeriksaan

Pajak

G. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian, data memiliki kedudukan yang penting karena data

merupakan penggambaran variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai alat

pembuktian hipotesis. Oleh karena itu, benar atau tidaknya data sangat menentukan

kualitas penelitian. Untuk mendapatkan data yang benar, maka dibutuhkan instrumen

pengumpul data yang baik. Baik atau tidaknya instrumen dapat dilihat dari

terpenuhinya dua persyaratan penting, yaitu valid dan reliabel.

1. Uji validitas instrumen

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan

atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2001). Pengujian validitas digunakan

untuk mengetahui kelayakan butir-butir pertanyaan dalam suatu instrumen penelitian

dalam mendefinisikan suatu variabel. Uji validitas dilakukan terhadap setiap butir

pertanyaan.

Pengujian ini dilakukan dengan rumus korelasi Product Moment yang

dikemukakan oleh Pearson yaitu menghitung angka koefisien korelasi (rxy) yang

Page 52: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

39

menyatakan hubungan antara skor pertanyaan dengan skor total (item-total

correlation). Rumus korelasi Product Moment yang digunakan adalah

sebagai berikut:

௫௬ݎ=

n ΣXY - (ΣX)(ΣY)ඥ{nΣXଶ − (ΣXଶ )}{nΣYଶ − (ΣYଶ )}

Hasil penghitungannya dibandingkan dengan r tabel dimana df = n-2 (sig 5%,

n=jumlah sampel). Ketentuan pengujian yakni apabila r tabel lebih besar dari r hitung

maka butir pertanyaan yang dimaksud adalah valid.

2. Uji reliabilitas instrumen

Reliabilitas merujuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup

dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen

tersebut sudah baik. Reliabilitas menunjukkan konsistensi dan stabilitas dari suatu skor

(skala pengukuran). Reliabilitas berbeda dengan validitas. Reliabilitas

memusatkan perhatian pada masalah konsistensi sedangkan validitas lebih

memperhatikan masalah ketepatan.

Dalam penelitian ini, pengujian reliabilitas digunakan dengan teknik

Cronbach’s alpha. Penggunaan model pengujian reliabilitas Alpha Cronbach

(r-

Alpha) ini karena data yang digunakan dalam penelitian berbentuk skala interval

antara 1 sampai 5. Langkah yang dilakukan yaitu menentukan banyaknya butir

pertanyaan (k), menghitung varian total (σt2), dan menghitung jumlah varians butir

pertanyaan (Σσb2). Selanjutnya reliabilitas instrumen dihitung dengan menggunakan

rumus berikut:

Page 53: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

40

� σୠଶଵଵݎ

= ( − 1)൨ ቈ1 − Σ σ

୲ଶ Ketentuan pengujian yakni apabila nilai alpha lebih besar dari 0,60 maka instrumen

penelitian dinyatakan reliabel.

H. Pengujian Persyaratan Pengolahan Data

Model regresi linear berganda dapat disebut sebagai model yang baik jika

model tersebut memenuhi asumsi normalitas data dan bebas dari asumsi klasik

statistik (Sujarweni, 2006). Santoso (2005) menyatakan bahwa terdapat empat asumsi

utama yang harus dipenuhi dalam persamaan regresi antara lain normalitas,

heteroskedastisitas, multikolinieritas, dan autokorelasi.

Pembahasan mengenai pengujian empat asumsi utama yang terdiri dari uji

normalitas, heteroskedastisitas, multikolinieritas, dan autokorelasi pada penelitian ini

terdapat pada Bab IV.

I. Metode Analisis Data Statistik

1. Analisis Statistik Deskriptif

Data penelitian yang telah terkumpul akan diolah untuk mendapatkan

gambaran data secara umum. Analisis deskriptif dalam penelitian ini menggunakan

metode numerik untuk mengenali pola data penelitian dan merangkum informasi yang

terdapat dalam data. Peneliti mengunakan MS Excel sebagai alat bantu analisis.

Deskripsi data penelitian akan diuraikan lebih lengkap pada Bab IV.

2. Analisis Statistik Inferensial

Analisis statistik inferensial yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis regresi linier berganda (multiple regression). Gujarati dalam Sarwono

(2009)

Page 54: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

41

mendefinisikan analisis regresi sebagai kajian terhadap hubungan satu variabel yang

disebut sebagai variabel yang diterangkan (the explained variable) dengan satu

atau dua variabel yang menerangkan (the explanatory).

Penggunaan teknik regresi dalam penelitian ini tepat karena sesuai dengan

tujuan analisis data penelitian yaitu untuk menjelaskan pengaruh satu atau lebih

variabel bebas dengan sebuah variabel tergantung.

Persamaan regresi linear berganda dapat dinyatakan sebagai berikut:

+ ଶ ଶߚ + ଵ ଵߚ + ߚ = Dengan keterangan:

ߚ = konstanta

ଵߚଶߚ ,

= koefisien regresi

e = variabel pengganggu (variabel error)

Y = variabel terikat yaitu Kepatuhan wajib pajak

X1 = variabel bebas yaitu Pemeriksaan Pajak

X2 = variabel bebas yaitu Kepuasan wajib pajak ata Pelayanan

Pada penelitian ini, data yang terkumpul akan diolah menggunakan alat bantu

program Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 16.0. Analisis

ini akan dijelaskan lebih lanjut pada Bab IV.

J. Pengujian Hipotesis

1. Uji t

Uji t digunakan untuk menguji pengaruh masing-masing variabel bebas X1 dan X2

terhadap variabel terikat Y. Prosedur uji t adalah sebagai berikut:

Page 55: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

42

a. Merumuskan hipotesis.

H0 : tidak ada pengaruh yang signifikan masing-masing variabel bebas X1

dan X2 terhadap variabel terikat (Y).

Ha : ada pengaruh yang signifikan masing-masing variabel bebas X1 dan

X2 terhadap variabel terikat (Y).

b. Menentukan tingkat signifikansi.

Tingkat signifikansi yang diharapkan adalah α = 5% atau confidence interval

95%.

c. Kriteria pengujiannya sebagai berikut:

Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima.

Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak.

Rumus yang digunakan untuk mengetahui nilai t-hitung adalah sebagai berikut:

��= ௧௨ݐ )ݏ �)

Dengan keterangan: t = nilai t hasil perhitungan

bj = koefisien regresi variabel bebas

se(bj) = standar error koefisien regresi

2. Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh dari variabel

bebas (X1 dan X2) secara simultan (bersama-sama) terhadap variabel terikat (Y).

Prosedur uji F adalah:

Page 56: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

43

a. Merumuskan hipotesis.

H0 : tidak ada pengaruh bersama-sama yang signifikan antara variabel

bebas (X1, X2) terhadap variabel terikat (Y).

Ha : ada pengaruh bersama-sama yang signifikan antara variabel bebas (X1,

X2) terhadap variabel terikat (Y).

b. Menentukan tingkat signifikansi.

Tingkat signifikansi yang diharapkan adalah α = 5% atau confidence interval

95%.

c. Kriteria pengujiannya sebagai berikut:

Jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima.

Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak.

Rumus yang digunakan untuk mengetahui nilai F hitung adalah sebagai berikut:

�ଶ /( − 1)= ௧௨ܨ (1 − ଶ )/( − )

Dengan keterangan: F = hasil perhitungan

�ଶ = koefisien determinasi

k = jumlah variabel independen

n = jumlah sampel

Page 57: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

BAB IV

DATA DAN HASIL PENELITIAN

A. Analisis Deskriptif

Penelitian ini akan menganalisis ada tidaknya pengaruh antara pemeriksaan

pajak dan kepuasan wajib pajak atas pelayanan dengan kepatuhan wajib pajak pada

KPP Madya Jakarta Selatan. Sebelum melakukan analisis regresi untuk menguji

hipotesis, dilakukan analisis deskriptif responden. Selanjutnya disajikan analisis

deskriptif atas jawaban responden.

1. Deskripsi responden.

Dari 50 kuesioner yang disebarkan kepada wajib pajak, terdapat 49 kuesioner

yang diisi dan dikembalikan. Berikut ini ditampilkan deskripsi responden yang

menjadi subjek dari penelitian. Deskripsi tersebut diharapkan dapat memberikan

gambaran tentang karakteristik responden.

a. Bentuk usaha.

Gambaran responden berdasarkan klasifikasi usaha digambarkan dalam

bentuk diagram pie. Berdasarkan diagram pie pada Gambar IV.1. di bawah ini dapat

diketahui bahwa mayoritas bentuk usaha responden adalah PT, yaitu sebanyak 41

44

Page 58: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

45

responden atau 84%. Sedangkan sisanya yaitu 8 responden atau 16% berbentuk usaha

lain lain (meliputi CV, persekutuan, yayasan, koperasi).

Gambar IV.1 Diagram Pie Bentuk Usaha Responden

Lain-lain 16%

PT 84%

Sumber: Data primer diolah

b. Klasifikasi usaha.

Gambaran responden berdasarkan klasifikasi usaha digambarkan dalam

bentuk diagram pie berikut ini:

Gambar IV.2 Diagram Pie Klasifikasi Usaha Responden

Perdagangan Jasa Lain-lain

33%

22%

45%

Sumber: Data primer diolah

Berdasarkan Gambar IV.2. di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas

klasifikasi usaha responden adalah perdagangan yaitu sebanyak 22 responden atau

45%. Responden dengan klasifikasi usaha jasa sebanyak 11 responden atau 22% dan

Page 59: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

46

klasifikasi usaha lain-lain (meliputi industri, pembiayaan, pertambangan, angkutan)

sebanyak 16 responden atau 33%.

c. Lama terdaftar sebagai wajib pajak.

Gambaran responden berdasarkan lamanya terdaftar sebagai wajib pajak

digambarkan dalam bentuk diagram pie berikut ini:

Gambar IV.3 Diagram Pie Lama Responden Terdaftar Sebagai Wajib Pajak

< 5 Tahun 5 - 10 Tahun > 10 Tahun

31% 22%

47%

Sumber: Data primer diolah

Berdasarkan Gambar IV.3. di atas, dapat diketahui lamanya responden

terdaftar sebagai wajib pajak (WP). Mayoritas responden telah terdaftar sebagai WP

selama 5 sampai dengan 10 tahun yaitu sebanyak 23 responden (47%). Responden

yang terdaftar sebagai WP selama kurang dari 5 tahun sebanyak 11 responden (22%)

dan yang telah menjadi WP lebih dari 10 tahun berjumlah 15 responden (31%).

2. Analisis statistik deskriptif jawaban responden.

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan

kuesioner kepada responden. Setelah mendapatkan data penelitian berupa jawaban

responden mengenai pemeriksaan pajak (X1), kepuasan wajib pajak atas pelayanan

Page 60: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

47

(X2) dan kepatuhan wajib pajak (Y), langkah selanjutnya adalah mengolah data yang

telah terkumpul tersebut.

Seluruh jawaban pada masing-masing pertanyaan dalam kuesioner

direkapitulasi sesuai dengan nilai pilihan responden dan selanjutnya ditabulasikan.

Dari data yang telah terkumpul tersebut kemudian dicari nilai rata-rata (mean) dari

setiap butir pertanyaan untuk mengetahui kondisi yang sebenarnya dirasakan oleh

responden. Hasil rekapitulasi ditunjukkan pada tabel dengan keterangan:

∑ = jumlah jawaban setelah dikalikan dengan skor penilaian.

Mean = rata-rata skor penilaian.

Skor penilaian yang digunakan: Sangat Tidak Setuju (STS) / Tidak Puas (TP) = 1;

Tidak Setuju (TS) / Kurang Puas (KP) = 2; Setuju (S) / Cukup Puas (CP) = 3; Sangat

Setuju (SS) / Puas (P) = 4; Sangat Setuju Sekali (SSS) / Sangat Puas (SP) = 5.

Hasil analisis statistik deskriptif untuk setiap variabel yang digunakan dalam

penelitian akan diuraikan sebagai berikut:

a. Pemeriksaan pajak.

Variabel pemeriksaan pajak dijabarkan ke dalam dimensi-dimensi menurut

konsep Mulyadi Puradireja (1998) yaitu prosedur pemeriksaan, objektivitas

pemeriksaan, tindak lanjut pemeriksaan, dan edukasi dalam pemeriksaan.

Masingmasing dimensi dijabarkan menjadi komponen-komponen terukur yang

dijadikan acuan dalam menyusun butir pernyataan dalam kuesioner.

Hasil penilaian tanggapan responden mengenai variabel pemeriksaan pajak

dijabarkan dalam Tabel Persepsi Responden Terhadap Pemeriksaan Pajak pada

Lampiran 4A. Dari tabel tersebut dapat diketahui skor penilaian atas tanggapan

Page 61: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

48

responden untuk masing-masing butir pernyataan, mean per butir pernyataan, dan

mean total.

Butir pernyataan yang mewakili dimensi prosedur yaitu pernyataan 1, 2, 3, 5,

8, 9, 10, 11, dan 13. Nilai mean masing-masing pernyataan tersebut yaitu 3,16; 3,31;

2,86; 3,31; 3,37; 3,20; 3,51; 3,45; 3,20. Artinya rata-rata responden setuju bahwa

pelaksanaan pemeriksaan pajak telah sesuai dengan prosedur, kecuali untuk butir

pernyataan mengenai telah dilakukannya prosedur pemeriksaan berupa pemberian

penjelasan atas alasan dan tujuan pemeriksaan pajak. Penjelasan atas alasan dan

tujuan pemeriksaan pajak merupakan salah satu kewajiban pemeriksa. Namun, dari

tanggapan responden terlihat bahwa pemeriksa cenderung melalaikan kewajiban

tersebut.

Butir pernyataan yang mewakili dimensi objektivitas adalah pernyataan 4, 6

dan 7. Nilai mean dari masing-masing item adalah 3,18; 3,39; 2,96. Artinya rata-rata

responden setuju bahwa pemeriksaan dilaksanakan secara objektif oleh pemeriksa

yang kompeten kecuali untuk butir pernyataan mengenai sikap objektif pemeriksa

selama pelaksanaan pemeriksaan. Hal ini bisa terjadi apabila responden merasa

terbebani selama proses pemeriksaan sehingga cenderung merasa pemeriksa pajak

tidak objektif dan memberatkan WP.

Butir pernyataan yang mewakili dimensi tindak lanjut adalah pernyataan 12.

Nilai mean sebesar 3,53 menunjukkan bahwa responden merasa hasil pemeriksaan

memberikan kepastian hukum kepada WP sebagai pihak yang diperiksa. Butir

pernyataan 14 yang mewakili dimensi edukasi memiliki nilai mean sebesar 3,24.

Artinya rata-rata responden merasa setuju dengan pernyataan bahwa pemeriksaan

Page 62: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

49

pajak membantu WP dalam memahami ketentuan perpajakan. Salah satu kewajiban

pemeriksa pajak adalah melakukan pembinaan kepada WP yang diperiksa. Dari

tanggapan responden terlihat bahwa pemeriksa di KPP Madya Jakarta Selatan telah

melaksanakan fungsi edukasi dalam pemeriksaan dengan baik.

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa terdapat butir pernyataan yang

memiliki mean di bawah 3 yang menunjukkan bahwa masih ada aspek pemeriksaan

pajak yang belum sesuai dengan harapan responden. Meskipun demikian, mean total

persepsi responden terhadap pemeriksaan pajak sebesar 3,26 menunjukkan bahwa

rata-rata responden setuju bahwa pemeriksaan pajak yang dilakukan telah sesuai

dengan prosedur, pelaksanaannya objektif dan memiliki unsur edukasi, serta

memberikan kepastian hukum.

b. Kepuasan wajib pajak atas pelayanan.

Variabel kepuasan wajib pajak atas pelayanan dijabarkan ke dalam dimensi-

dimensi menurut konsep ServQual Zeithaml et.al. (1990) yaitu tampilan fisik

(tangible), keandalan (reliability), ketanggapan (responsiveness), jaminan

(assurance), dan memahami (emphaty). Masing-masing dimensi dijabarkan

menjadi komponen-komponen terukur yang dijadikan acuan dalam menyusun butir

pernyataan dalam kuesioner.

Hasil penilaian tanggapan responden mengenai variabel kepuasan wajib pajak

atas pelayanan dijabarkan dalam Tabel Persepsi Responden Terhadap Kepuasan wajib

pajak atas Pelayanan pada Lampiran 4B. Dari tabel tersebut dapat diketahui skor

penilaian atas tanggapan responden untuk masing-masing butir pernyataan, mean per

butir pernyataan, dan mean total.

Page 63: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

50

Butir pernyataan yang mewakili dimensi tampilan fisik adalah pernyataan 1, 2,

dan 3. Nilai rata-rata masing-masing pernyataan yaitu 3,22; 3,39; dan 3,20

menunjukkan bahwa responden merasa cukup puas dengan kemudahan mengakses

lokasi kantor, kebersihan, kerapian dan kenyamanan ruangan pelayanan, serta

kerapian dan kebersihan penampilan pegawai pajak.

Butir pernyataan yang mewakili dimensi keandalan yaitu pernyataan 4, 5, dan

6. Nilai rata-rata masing-masing pernyataan yaitu 3,27; 3,41; dan 3,29. Dari nilai ratarata

tersebut dapat dilihat bahwa responden merasa cukup puas dengan ketepatan waktu

pelaksanaan jam kerja dan waktu penyelesaian pelayanan perpajakan serta

kemudahan memperoleh informasi atas hal-hal yang kurang jelas bagi WP.

Dimensi ketanggapan diwakili oleh butir pernyataan 7 dan 8. Nilai mean

masing-masing pernyataan yaitu 3,35 dan 3,18 menunjukkan bahwa responden

merasa cukup puas dengan kesediaan pegawai pajak memberikan informasi yang

dibutuhkan dan menanggapi keluhan dan kesulitan yang dihadapi oleh WP.

Dimensi jaminan diwakili oleh butir pernyataan 9, 10, dan 11. Nilai mean dari

butir pernyataan yang mewakili dimensi jaminan yaitu 3,29; 3,31; dan 3,31.

Tanggapan responden ini menunjukkan bahwa responden merasa cukup puas dengan

penguasaan pegawai pajak atas peraturan perpajakan dan tugas pokoknya, keramahan

dan kesopanan pegawai dalam melayani WP, serta adanya jaminan kerahasiaan

informasi dan data WP.

Butir pernyataan 12 dan 13 mewakili dimensi emphaty. Nilai mean dari

masing-masing pernyataan yaitu 2,57 dan 3,18. Hal ini menunjukkan bahwa

responden merasa cukup puas dengan pemberian perhatian atas masalah yang

Page 64: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

51

dihadapi WP terkait hak dan kewajiban perpajakannya namun responden kurang puas

terkait prosedur pelayanan. Responden merasa kemudahan dan kesederhanaan

prosedur pelayanan masih kurang memuaskan dibandingkan dengan apa yang

diharapkan.

Dari Tabel Persepsi Responden Terhadap Kepuasan Wajib Pajak atas

Pelayanan diketahui bahwa mean total persepsi responden terhadap kepuasan atas

pelayanan sebesar 3,23. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata responden merasa

cukup puas dengan pelayanan yang diberikan meskipun masih terdapat satu aspek

pelayanan mengenai kemudahan dan kesederhanaan prosedur pelayanan yang masih

dirasa kurang memuaskan bagi responden.

c. Kepatuhan wajib pajak.

Variabel kepatuhan wajib pajak dijabarkan ke dalam dimensi menurut konsep

Nurmantu (2003) yaitu kepatuhan formal dan kepatuhan material. Kepatuhan formal

diuraikan menjadi kepatuhan membayar dan kepatuhan melaporkan kewajiban

perpajakan sedangkan kepatuhan material diuraikan menjadi kepatuhan menghitung dan

memperhitungkan kewajiban perpajakan.

Hasil penilaian tanggapan responden mengenai variabel kepatuhan wajib pajak

dijabarkan dalam Tabel Persepsi Responden Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pada

Lampiran 4C. Berdasarkan hasil tabulasi tersebut dapat diketahui skor penilaian atas

tanggapan responden untuk masing-masing butir pernyataan, mean per butir

pernyataan, dan mean total.

Dari tabel tersebut diketahui bahwa nilai mean masing-masing butir

pernyataan di atas 3, artinya rata-rata responden setuju dengan pernyataan-

pernyataan

Page 65: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

52

mengenai kepatuhan membayar tepat waktu sesuai dengan SPT yang dilaporkan,

kepatuhan melaporkan SPT yang diisi dengan benar, lengkap, jelas, dan

ditandatangani secara tepat waktu, serta kepatuhan dalam menghitung dan

memperhitungkan pajak terutang.

Dari nilai mean total sebesar 3,34 dan tidak ada butir pernyataan yang

memiliki mean di bawah 3 diketahui bahwa kepatuhan WP yang dinilai dari

tanggapan responden mengenai kepatuhan WP dalam membayar, melaporkan,

menghitung, dan memperhitungkan kewajiban perpajakannya adalah cukup baik.

B. Hasil Uji Instrumen Penelitian

1. Uji validitas instrumen penelitian.

Uji validitas merupakan pengujian atas setiap butir pertanyaan untuk

mengetahui kelayakan dalam mendefinisikan suatu variabel. Tinggi rendahnya

validitas instrumen penelitian menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak

menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud.

Untuk mengukur validitas masing-masing pertanyaan dalam instrumen

penelitian, digunakan korelasi product moment Pearson. Pengujian dilakukan

dengan

melihat angka koefisien korelasi (rxy) yang menyatakan hubungan antara skor

pertanyaan dengan skor total (item total correlation). Hasilnya dibandingkan dengan

r tabel, dimana df = n-2 dengan taraf signifikansi 5%. Jika nilai r yang dihasilkan tiap

item pertanyaan dengan skor total > r tabel (signifikansi 5%), maka item pertanyaan

tersebut dikatakan valid. Sebaliknya jika nilai r yang dihasilkan < r tabel (signifikansi

5%), maka item pertanyaan tersebut dikatakan tidak valid.

Page 66: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

53

Pengujian validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan program SPSS 16.0.

Hasil pengujian validitas untuk masing-masing item pertanyaan pada setiap variabel

yang digunakan dalam penelitian diuraikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel IV.1. Hasil Uji Validitas Variabel Pemeriksaan Pajak

KoefisienItem pertanyaan

Pemeriksa menyampaikan Surat Perintah Pemeriksaan Pajak sesuai ketentuanPemeriksa memperlihatkan Tanda Pengenal Pemeriksa PajakPemeriksa menjelaskan alasan dan tujuan pemeriksaan kepada WPPengetahuan pemeriksa mengenai ketentuan perpajakan memadaiPemeriksa menyampaikan permintaan peminjaman kelengkapan data/dokumenSelama pelaksanaan pemeriksaan, pemeriksa bersikap terbuka, komunikatif dan tidak aroganSelama pelaksanaan pemeriksaan, pemeriksa bersikap objektif dan tidak memberatkan WPPemeriksa menyampaikan Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan (SPHP) kepada WPPemeriksa melakukan pembahasan akhir (closingconference) dengan WP

Permohonan pembahasan oleh Tim Pembahas dari WP

Pengembalian buku/dokumen yang dipinjam dari WP

Hasil pemeriksaan memberikan kepastian hukum kepada WPJangka waktu penyelesaian pemeriksaan sesuai dengan ketentuanPemeriksaan pajak membantu WP memahami ketentuan perpajakan

Sumber: Data primer diolah

korelasi r tabel KeteranganPearson

0,737 0,288 Valid

0,867 0,288 Valid

0,539 0,288 Valid

0,672 0,288 Valid

0,851 0,288 Valid

0,834 0,288 Valid

0,605 0,288 Valid

0,876 0,288 Valid

0,709 0,288 Valid

0,883 0,288 Valid

0,841 0,288 Valid

0,860 0,288 Valid

0,853 0,288 Valid

0,876 0,288 Valid

Berdasarkan Tabel IV.1 di atas, diketahui bahwa nilai koefisien korelasi

pearson dari masing-masing pertanyaan lebih besar dari nilai t tabel dengan jumlah

Page 67: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

54

sampel sebesar 49 dan tingkat signifikansi 5% yaitu 0,288. Dengan demikian, seluruh

item pertanyaan yang menyusun variabel pemeriksaan pajak dinyatakan valid dan

dapat digunakan untuk penelitian lebih lanjut.

Tabel IV.2. Hasil Uji Validitas Variabel Kepuasan WP atas Pelayanan

KoefisienItem pertanyaan

Kemudahan mengakses lokasi kantor/tempat pelayananKebersihan, kerapian dan kenyamanan ruangan pelayanan

Kerapian dan kebersihan penampilan pegawai

Ketepatan waktu pelaksanaan jam kerja

Ketepatan waktu penyelesaian pelayanan perpajakan Kemudahan memperoleh informasi atas hal-hal yang kurang jelasKesediaan pegawai pajak dalam menanggapi keluhan dan kesulitan yang dialami WPKesediaan pegawai pajak memberikan informasi yang dibutuhkan WPPenguasaan pegawai pajak atas peraturan perpajakan dan tugas pokoknyaKeramahan dan kesopanan pegawai pajak dalam melayani WP

Kerahasiaan informasi dan data WP

Kemudahan dan kesederhanaan prosedur pelayanan

Pemberian perhatian atas masalah yang dihadapi WP

Sumber: Data primer diolah

korelasi r tabel KeteranganPearson0,805 0,288 Valid

0,782 0,288 Valid

0,845 0,288 Valid

0,847 0,288 Valid

0,809 0,288 Valid

0,885 0,288 Valid

0,737 0,288 Valid

0,814 0,288 Valid

0,458 0,288 Valid

0,644 0,288 Valid

0,878 0,288 Valid

0,346 0,288 Valid

0,604 0,288 Valid

Berdasarkan Tabel IV.2. Hasil Uji Validitas Variabel Kepuasan WP atas

Pelayanan diketahui bahwa nilai koefisien korelasi pearson dari masing-masing

pertanyaan lebih besar dari nilai t tabel yaitu 0,288. Dengan demikian, seluruh item

Page 68: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

55

pertanyaan yang menyusun variabel kepuasan WP atas pelayanan dinyatakan valid dan

dapat digunakan untuk penelitian lebih lanjut.

Hasil pengujian validitas variabel kepatuhan wajib pajak dapat dilihat pada

Tabel IV.3 di bawah ini.

Tabel IV.3. Hasil Uji Validasi Variabel Kepatuhan Wajib Pajak

KoefisienItem pertanyaan

Memenuhi kewajiban perpajakan sesuai peraturan Membayar jumlah pajak sesuai dengan SPT yang dilaporkan

Membayar kewajiban perpajakan selalu tepat waktu

Berusaha untuk tidak memiliki tunggakan pajak Selalu

melaporkan SPT tepat waktuSPT yang dilaporkan selalu diisi dengan lengkap, jelas, dan ditandatangani.Mempertanggungjawabkan data yang diungkapkan dalam SPTSPT yang dilaporkan berisi data yang benar atas kewajiban perpajakanTidak mengungkapkan pendapatan kurang dari seharusnyaTidak mendapat STP maupun SKPKB karena telah menghitung pajak dengan benar

Tidak kesulitan dalam memperhitungkan pajak

Sumber: Data primer diolah

Berdasarkan Tabel IV.3 tersebut diketahui

korelasi r tabel KeteranganPearson0,717 0,288 Valid

0,927 0,288 Valid

0,874 0,288 Valid

0,918 0,288 Valid

0,808 0,288 Valid

0,840 0,288 Valid

0,843 0,288 Valid

0,885 0,288 Valid

0,789 0,288 Valid

0,847 0,288 Valid

0,876 0,288 Valid

bahwa nilai koefisien korelasi

pearson dari masing-masing pertanyaan > 0,288. Dengan demikian, seluruh item

pertanyaan yang menyusun variabel kepatuhan wajib pajak dinyatakan valid dan

dapat digunakan untuk penelitian lebih lanjut.

Page 69: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

56

2. Uji reliabilitas instrumen penelitian.

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengukur konsistensi responden dalam

menjawab pertanyaan sebagai indikator dari dimensi suatu variabel yang disusun

dalam suatu instrumen penelitian. Uji reliabilitas dapat dilakukan secara

bersamasama terhadap seluruh butir pertanyaan.

Pengujian reliabilitas instrumen penelitian ini dilakukan dengan teknik Alpha

Cronbach. Hal ini sesuai dengan pernyataan Arikunto (2001) bahwa untuk mencari

reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0 digunakan rumus alpha. Suatu

instrumen penelitian dinyatakan reliabel apabila nilai alpha > 0,60.

Hasil penghitungan nilai koefisien reliabilitas instrumen penelitian adalah

sebagai berikut:

Tabel IV.4. Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Koefisien alpha Keterangan

Pemeriksaan pajak 0,952 Valid

Kepuasan WP atas pelayanan 0,921 Valid

Kepatuhan wajib pajak 0,960 Valid

Sumber: Data primer diolah

Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas atas instrumen penelitian pada tabel

IV.4 di atas, diketahui bahwa masing-masing variabel memiliki nilai koefisien

reliabilitas > 0,60 sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian dinyatakan

reliabel.

Page 70: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

57

C. Analisis Regresi Linier Berganda

Untuk membuktikan apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel

pemeriksaan pajak dan variabel kepuasan wajib pajak atas pelayanan dengan variabel

kepatuhan wajib pajak secara bersama-sama maupun terpisah (parsial), maka

digunakan analisis regresi linier berganda.

Model regresi yang digunakan dapat menunjukkan hubungan yang signifikan dan

representatif atau disebut BLUE (Best Linier Unbiased Estimator) apabila model

regresi tersebut memenuhi asumsi klasik regresi. Oleh karena itu, dilakukan pengujian

asumsi klasik meliputi uji heteroskedastisitas, uji multikolinieritas, dan uji

autokorelasi untuk setiap variabel bebas dalam regresi tersebut. Sebelum melakukan

pengujian asumsi klasik, dilakukan uji normalitas data untuk mengetahui distribusi data

dalam variabel yang akan digunakan dalam penelitian.

Pengolahan data dilakukan dengan program SPSS 16.0. Berikut ini diuraikan hasil

pengolahan data.

1. Uji normalitas data.

Data yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah data yang

memiliki distribusi normal. Untuk itu, sebelum data diolah berdasarkan model-model

statistik parametrik, dilakukan uji normalitas data untuk mengetahui apakah data

variabel penelitian mengikuti sebaran normal atau tidak.

Pengujian normalitas menggunakan uji Normal Kolmogorov-Smirnov dengan

kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:

Jika nilai signifikansi uji Kolmogorov-Smirnov > 0,05 (α=5%) maka data

berdistribusi normal.

Page 71: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

58

Jika nilai signifikansi uji Kolmogorov-Smirnov < 0,05 (α=5%) maka data tidak

berdistribusi normal.

Hasil pengujian dengan menggunakan uji Normal Kolmogorov-Smirnov pada

program SPSS 16.0. dapat dilihat pada tabel IV.8. di bawah ini.

Tabel IV.5. Hasil Uji Normalitas Data

Variabel

Pemeriksaan pajak

Kepuasan WP atas pelayanan

Kepatuhan wajib pajakSumber: Data primer diolah

Nilai signifikansiKolmogorov-Smirnov

0,084

0,059

0,752

Keterangan

Normal

Normal

Normal

Sesuai dengan hasil pengujian normalitas pada tabel IV.5 di atas, dapat diketahui

bahwa ketiga variabel penelitian memiliki nilai signifikansi Kolmogorov-Smirnov

lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data variabel penelitian

terdistribusi normal dan persyaratan normalitas terpenuhi.

2. Uji autokorelasi.

Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu

berkaitan satu dengan yang lain (Kuncoro, 2000). Autokorelasi seringkali ditemukan

apabila data yang digunakan merupakan data runtut waktu. Model regresi yang baik

tidak menunjukkan adanya gejala autokorelasi.

Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi, digunakan uji Durbin Watson

(DW Test) dengan kriteria sebagai berikut:

Jika nilai DW berada di antara dU dan 4 - dU (dU < DW < 4 - dU) maka koefisien

autokorelasi = 0 artinya tidak ada autokorelasi.

Page 72: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

59

Jika nilai DW < dL atau DW > 4 - dL maka terdapat autokorelasi.

Jika nilai DW terletak diantara dL dan dU maka tidak dapat disimpulkan.

Jika nilai DW terletak di antara 4 - dU dan 4 - dL (4 - dU < DW < 4 - dL) maka

tidak dapat disimpulkan.

Dari hasil perhitungan regresi diperoleh nilai Durbin Watson sebesar 1,859.

Untuk jumlah variabel bebas=2 dan n=49, nilai dL tabel adalah 1,475 dan nilai dU

tabel adalah 1,566. Karena DW berada di antara dU dan 4 - dU (1, 566 < 1,859 <

2,434), maka disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi dan persyaratan

autokorelasi terpenuhi. Hasil perhitungan uji autokorelasi dapat dilihat pada Lampiran

7.

3. Uji heteroskedastisitas.

Heteroskedastisitas menguji terjadinya perbedaan variance residual suatu

periode pengamatan ke periode pengamatan yang lain. Metode yang sering digunakan

untuk memprediksi ada tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan metode chart

(pola gambar Scatterplot) dengan dasar pemikiran bahwa:

Jika data mengumpul hanya di atas atau di bawah, atau membentuk pola tertentu

maka terjadi heteroskedastisitas.

Jika data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar 0 dan penyebaran titik-

titik data tidak berpola maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Akan tetapi, beberapa peneliti menganggap metode ini kurang memadai

karena pengambilan keputusan mengenai ada tidaknya heteroskedastisitas dengan

berdasarkan pada pengamatan gambar dapat bersifat bias dan tergantung persepsi

sehingga belum dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Page 73: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

60

Oleh karena itu, pengujian heteroskedastisitas dalam penelitian ini

menggunakan uji Glejser. Gejala heterokedastisitas ini diketahui dengan

menggunakan analisis metode uji Glejser. Jika nilai signifikansi t hitung lebih besar dari

0.05 ( p > 0.05) maka dapat dikatakan bebas dari gejala heterokedastisitas atau terjadi

homokedastis.

Tabel IV.6. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Variabel t hitung Sig. Keterangan

Pemeriksaan pajak 0,399 0,692 Tidak Heteroskedastisitas

Kepuasan WP atas pelayanan 1,645 0,107 Tidak Heteroskedastisitas

Sumber: Data primer diolah

Dari tabel diatas diketahui bahwa nilai t hitung dari masing-masing variabel

tidak signifikan secara statistik sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

heteroskedastisitas.

4. Uji multikolinieritas.

Uji multikolinieritas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel

independen yang memiliki hubungan antar variabel independen dalam suatu model.

Model regresi yang baik tidak mengandung adanya korelasi antar variabel

independen. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinieritas, digunakan nilai

tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Apabila nilai tolerance > 0,1

dan VIF yang dihasilkan berada di antara 1 sampai 10, maka tidak terjadi

multikolinieritas. Berikut ini hasil perhitungan nilai tolerance dan VIF:

Page 74: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

61

Tabel IV.7. Hasil Nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF)

Variabel Nilai Tolerance Nilai VIF

Pemeriksaan pajak 0,241 4,144

Kepuasan WP atas pelayanan 0,241 4,144

Sumber: Data primer diolah

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa nilai tolerance masing-masing

variabel > 0,1 dan nilai VIF berada di antara 1 dan 10 (1 < VIF < 10) sehingga dapat

disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinieritas.

5. Analisis model regresi.

Hasil pengujian dengan program SPSS for Windows versi 16.0 diuraikan

sebagai berikut:

Tabel IV.8. Variables Entered/Removedb

Variables Variables

Model Entered Removed Method

1 kepuasan wp

atas pelayanan,. Enter

pemeriksaan

pajaka

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: kepatuhan wp Sumber: Output SPSS 16.0

Hasil output pengolahan data pada tabel IV.8 menunjukkan metode dalam

memasukkan variabel. Dari tabel tersebut terlihat bahwa variabel yang dimasukkan

untuk dianalisis adalah variabel kepuasan WP atas pelayanan dan pemeriksaan pajak.

Tidak ada variabel yang dikeluarkan karena metode yang digunakan adalah metode

“enter”.

Page 75: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

62

Hasil output pengolahan data pada tabel IV.9 menunjukkan besarnya

koefisien determinasi yang berfungsi untuk mengetahui persentase variabel

tergantung yang dapat diprediksi dengan menggunakan variabel bebas.

Tabel IV.9. Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of the

Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson

1 .979a .959 .957 .11892 1.859

a. Predictors: (Constant), kepuasan wp atas pelayanan, pemeriksaan pajak

b. Dependent Variable: kepatuhan wp

Sumber: Output SPSS 16.0

Nilai R Square menunjukkan koefisien determinasi sebesar 0,959. Artinya,

sebesar 95,9% kepatuhan WP dapat dijelaskan dengan menggunakan variabel

pemeriksaan pajak dan variabel kepuasan WP atas pelayanan sedangkan sisanya yaitu

4,1% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dianalisis dalam penelitian ini.

Koefisien korelasi berganda (R) sebesar 0.979 menunjukkan bahwa hubungan

variabel bebas dengan variabel tergantung adalah kuat. Nilai koefisien R yang positif

menunjukkan pengaruh hubungan yang searah.

Tabel IV.10. ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 15.135 2 7.567 535.060 .000a

Residual .651 46 .014

Total 15.785 48

a. Predictors: (Constant), kepuasan wp atas pelayanan, pemeriksaan pajak

b. Dependent Variable: kepatuhan wp

Sumber: Output SPSS 16.0

Page 76: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

63

Tabel IV.10 menunjukkan hasil output perhitungan uji F (Anova). Perhitungan

ini digunakan untuk menguji kelayakan model regresi. Agar dapat digunakan sebagai

model regresi yang dapat digunakan dalam memprediksi variabel tergantung, maka

angka probabilitas atau signifikansi (sig) harus lebih kecil dari 0,05. Dari hasil output

pengolahan data pada tabel IV.12 di atas diketahui angka F yang dihasilkan sebesar

535,060 dengan tingkat signifikansi (sig) < 0,05 sehingga model regresi ini layak

digunakan.

Tabel IV.11. Coefficientsa

Unstandardized Standardized Collinearity

Coefficients Coefficients Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) -.333 .117 -2.861 .006

pemeriksaan pajak .726 .066 .668 10.970 .000 .241 4.144

kepuasan wp atas .404 .072 .340 5.583 .000 .241 4.144

pelayanan

a. Dependent Variable: kepatuhan wp

Sumber: Output SPSS 16.0

Berdasarkan perhitungan koefisien regresi pada tabel IV.13 di atas, model

dalam penelitian ini adalah:

Ŷ� = −0,333 + 0,726Xଵ + 0,404Xଶ + Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan:

a. Tingkat kepatuhan tidak dapat diukur dengan nilai nominal, oleh karena itu

persamaan regresi tersebut menggunakan tanda topi yang berarti estimasi.

b. Konstanta (β0) sebesar -0,333 menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel X1

dan X2 yang mempengaruhi, maka kepatuhan wajib pajak diestimasikan sebesar

Page 77: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

64

-0,333. Mengingat persamaan tersebut berasal dari kuantifikasi dari persepsi yang

bersifat kualitatif, maka angka tersebut berarti bahwa tanpa pemeriksaan pajak

dan kepuasan WP atas pelayanan, kepatuhan WP bernilai negatif. Ketidakpatuhan

tersebut disebabkan oleh faktor-faktor lain yang tidak dianalisis dalam penelitian

ini.

c. Nilai koefisien regresi variabel pemeriksaan pajak (X1) adalah sebesar 0,726.

Artinya, jika variabel kepuasan WP atas pelayanan konstan, perubahan nilai

variabel pemeriksaan pajak sebesar 1 akan menyebabkan perubahan nilai pada

kepatuhan WP (Y) sebesar 0,726. Tanda positif pada nilai koefisien regresi

melambangkan hubungan yang searah antara X1 dan Y sehingga dapat diartikan

apabila pemeriksaan pajak semakin baik maka kepatuhan WP juga semakin

tinggi.

d. Nilai koefisien regresi variabel kepuasan WP atas pelayanan (X2) adalah sebesar

0,404. Artinya, jika variabel pemeriksaan pajak konstan, perubahan nilai variabel

kepuasan WP atas pelayanan sebesar 1 akan menyebabkan perubahan nilai pada

kepatuhan WP (Y) sebesar 0,404. Tanda positif pada nilai koefisien regresi

melambangkan hubungan yang searah antara X2 dan Y sehingga dapat diartikan

apabila kepuasan WP atas pelayanan semakin tinggi maka kepatuhan WP juga

semakin meningkat.

D. Pengujian Hipotesis

1. Pengujian secara parsial.

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh masing-

masing antara variabel pemeriksaan pajak (X1) dengan kepatuhan WP (Y) dan

Page 78: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

65

variabel kepuasan WP atas pelayanan (X2) dengan kepatuhan WP (Y). Hasil analisis

regresi berganda parsial ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel IV.12. Hasil Uji Regresi Secara Parsial

VariabelKoefisien

regresit Hitung t Tabel Probabilitas Keterangan

Pemeriksaan Pajak (X1)

Kepuasan WP atas

Pelayanan (X2)

0,726 10,970 1,678

0,404 5,583 1,678

0,000 H01 ditolak

0,000 H02 ditolak

Konstanta = -0,333

R Square = 0,959

Sumber: Lampiran 7

Berdasarkan hasil pengujian dalam Tabel IV.14 di atas, diketahui t hitung

variabel pemeriksaan pajak (X1) sebesar 10,970. Untuk taraf signifikansi 5%, dengan

Degree of Freedom (df) = n - 2 = 47, didapatkan t tabel sebesar 1,678. Karena

t hitung > t tabel, maka H01ditolak.

Pengujian pada variabel kepuasan WP atas pelayanan (X2) secara parsial

mendapatkan t hitung sebesar 5,583. Jika dibandingkan dengan t tabel sebesar 1,678

maka t hitung > t tabel sehingga H02 ditolak.

2. Pengujian secara simultan.

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh secara

simultan (bersama-sama) antara variabel pemeriksaan pajak (X1) dan variabel

kepuasan WP atas pelayanan (X2) dengan kepatuhan WP (Y). Kriteria pengujian F

test yaitu apabila F hitung > F tabel maka H0 ditolak atau apabila probabilitas < 0,05

maka H0 ditolak.

Page 79: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

66

Berdasarkan hasil analisis regresi sebelumnya diketahui F hitung sebesar

535,060 dengan tingkat probabilitas (sig) = 0,000. Untuk taraf signifikansi 5%, df1 = k

= 2, df2 = n - k - 1 = 46, dimana k adalah jumlah variabel independen, didapatkan F

tabel sebesar 3,200. Karena F hitung > F tabel, maka H03 ditolak.

E. Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara

pemeriksaan pajak dan kepuasan wajib pajak atas pelayanan dengan kepatuhan wajib

pajak pada KPP Madya Jakarta Selatan baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-

sama. Tidak hanya itu, melalui hasil penelitian ini diharapkan dapat diketahui variabel

yang lebih dominan dalam mempengaruhi kepatuhan wajib pajak sehingga dapat

membantu upaya peningkatan kepatuhan wajib pajak pada KPP Madya Jakarta

Selatan.

1. Pengaruh pemeriksaan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak

pada KPP

Madya Jakarta Selatan.

Hipotesis pertama tentang pengaruh pemeriksaan pajak secara parsial terhadap

kepatuhan wajib pajak pada KPP Madya Jakarta Selatan. Pengujian atas hipotesis

pertama dilakukan dengan menggunakan uji regresi linear berganda. Hasil pengujian

diuraikan pada Tabel IV.12.

Berdasarkan hasil uji regresi berganda parsial yang dilakukan, terbukti bahwa

terdapat pengaruh yang signifikan antara pemeriksaan pajak dengan kepatuhan wajib

pajak. Hal ini ditunjukkan dari nilai probabilitas (signifikansi) variabel pemeriksaan

pajak yang kurang dari taraf signifikansi 0,05.

Page 80: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

67

Berdasarkan hasil pengujian tersebut juga diketahui bahwa pemeriksaan pajak

memiliki pengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak pada KPP Madya Jakarta

Selatan. Hal ini ditunjukkan oleh tanda positif pada nilai koefisien regresi yang

melambangkan hubungan yang searah antara pemeriksaan pajak dan kepatuhan wajib

pajak sehingga dapat diartikan apabila pelaksanaan pemeriksaan pajak di KPP Madya

Jakarta Selatan semakin baik maka kepatuhan wajib pajak Badan yang terdaftar di

KPP Madya Jakarta Selatan juga semakin tinggi. Hasil pengujian ini sejalan dengan

penelitian lain yang menganalisis pengaruh pemeriksaan pajak terhadap kepatuhan

wajib pajak orang pribadi.

Pada dasarnya, terdapat dua kategori wajib pajak (WP) yang tidak memenuhi

kewajiban perpajakannya. Kategori pertama adalah WP yang tidak tahu atau tidak

mengerti mengenai kewajiban perpajakan yang harus dipenuhinya. Kategori kedua

adalah WP yang memang dengan sengaja tidak melaksanakan kewajiban

perpajakannya dengan melakukan penghindaran pajak secara legal (tax avoidance)

atau penghindaran pajak secara ilegal yaitu penyelundupan/pengelakan pajak (tax

evasion).

WP yang tidak tahu atau tidak mengerti mengenai kewajiban perpajakan yang

harus dipenuhinya biasanya terjadi pada WP Orang Pribadi Karyawan atau WP yang

hanya memerlukan NPWP untuk memenuhi syarat tertentu. Terhadap WP yang

termasuk dalam kategori ini, penanganannya relatif mudah yaitu melalui sosialisasi,

penyuluhan pajak secara terus menerus, dan proses konseling.

Bentuk penghindaran pajak (tax evasion) yang dilakukan oleh WP yang

memang dengan sengaja tidak melaksanakan kewajiban perpajakannya dengan

Page 81: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

68

melakukan penghindaran pajak secara legal (tax avoidance) atau penghindaran

pajak

secara ilegal yaitu penyelundupan/pengelakan pajak (tax evasion), sangat bervariasi

mulai yang paling sederhana seperti melaporkan omzet yang lebih kecil dari yang

sebenarnya hingga yang cukup rumit seperti transfer pricing. Untuk WP yang

termasuk dalam kategori ini sudah seharusnya dilakukan upaya penegakan hukum.

Pemeriksaan pajak sebagai upaya penegakan hukum berupaya untuk

mengurangi ketidakpatuhan WP. Pemeriksaan pajak yang dilakukan secara

profesional dengan berpegang teguh pada peraturan perpajakan mempunyai pengaruh

menghalang-halangi WP melakukan penghindaran pajak dan memberikan efek jera

(deterrence effect), baik bagi wajib pajak yang sedang diperiksa maupun wajib

pajak lainnya sehingga mereka akan berusaha untuk patuh.

2. Pengaruh kepuasan wajib pajak atas pelayanan terhadap

kepatuhan wajib

pajak pada KPP Madya Jakarta Selatan.

Hipotesis kedua tentang pengaruh kepuasan wajib pajak atas pelayanan secara

parsial terhadap kepatuhan wajib pajak pada KPP Madya Jakarta Selatan. Pengujian

atas hipotesis pertama dilakukan dengan menggunakan uji regresi linear berganda.

Hasil pengujian diuraikan pada Tabel IV.12.

Berdasarkan uji hipotesis tersebut, terbukti bahwa terdapat pengaruh yang

positif dan signifikan antara kepuasan wajib pajak atas pelayanan dengan kepatuhan

wajib pajak. Hal ini terlihat dari nilai signifikansi variabel kepuasan wajib pajak atas

pelayanan dari uji regresi parsial yang kurang dari taraf signifikansi 0,05.

Selain itu, dari hasil pengujian juga diketahui bahwa kepuasan wajib pajak

atas pelayanan memiliki pengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak pada KPP

Page 82: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

69

Madya Jakarta Selatan. Berdasarkan tanda positif pada nilai koefisien regresi yang

melambangkan hubungan yang searah antara kepuasan wajib pajak atas pelayanan

dan kepatuhan wajib pajak, dapat diartikan bahwa semakin tinggi kepuasan atas

pelayanan maka berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak Badan yang terdaftar di

KPP Madya Jakarta Selatan yang juga semakin baik.

Hasil penelitian ini sejalan dengan konsep yang menyatakan bahwa pelayanan

pajak yang prima (excellent service) akan memberikan kepuasan bagi wajib

pajak sebagai pelanggan sehingga pada akhirnya menciptakan kepatuhan

sukarela. Pelayanan yang memuaskan merupakan ukuran yang dapat dijadikan acuan

dalam menentukan kualitas pelayanan.

Selain itu, beberapa indikator pelayanan yang berkualitas meliputi

kemampuan aparat memberikan pelayanan dengan tanggap, sopan, cakap dan penuh

empati, kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi yang baik, kemampuan

untuk memahami kebutuhan wajib pajak, serta ketersediaan fasilitas fisik termasuk

sarana komunikasi yang memadai.

3. Pengaruh pemeriksaan pajak dan kepuasan wajib pajak atas

pelayanan

terhadap kepatuhan wajib pajak pada KPP Madya Jakarta Selatan.

Hipotesis ketiga tentang pengaruh pemeriksaan pajak dan kepuasan wajib

pajak atas pelayanan secara simultan terhadap kepatuhan wajib pajak pada KPP

Madya Jakarta Selatan. Pengujian atas hipotesis tersebut dilakukan dengan uji F

sebagaimana telah diuraikan sebelumnya. Hasil pengujian tersebut dapat dilihat pada

Tabel IV.10.

Page 83: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

70

Berdasarkan uji F (Anova) yang telah dilakukan, terbukti bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan antara pemeriksaan pajak dan kepuasan wajib pajak atas

pelayanan secara bersama-sama dengan kepatuhan wajib pajak pada KPP Madya

Jakarta Selatan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai sig sebesar 0,000 yang jauh lebih

kecil dari 0,05.

Dari hasil pengujian dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa pelaksanaan

pemeriksaan pajak dan kepuasan wajib pajak atas pelayanan secara bersama-sama

mempengaruhi kepatuhan wajib pajak pada KPP Madya Jakarta Selatan secara

signifikan. Artinya, keduanya merupakan faktor penting yang harus diperhatikan dan

ditingkatkan kualitasnya. Meningkatnya kualitas pemeriksaan pajak dan kepuasan

wajib pajak atas pelayanan pada KPP Madya Jakarta Selatan berpengaruh pada

tingkat kepatuhan wajib pajak yang semakin tinggi.

Pemeriksaan pajak dan pelayanan terlihat sebagai sesuatu yang bertentangan.

Akan tetapi, selama ini keduanya berjalan harmonis sesuai dengan aturan yang ada.

Di satu sisi, KPP memberikan pelayanan terbaik kepada seluruh wajib pajak sehingga

dapat meningkatkan kepatuhan sukarela WP. Di sisi lain, pelaksanaan pemeriksaan

yang profesional sebagai upaya penegakan hukum menghalangi WP untuk melakukan

kecurangan sekaligus memberikan efek jera pada WP yang tidak patuh.

Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa pemeriksaan pajak

merupakan faktor yang lebih dominan dalam mempengaruhi kepatuhan wajib pajak

pada KPP Madya Jakarta Selatan jika dibandingkan dengan kepuasan wajib pajak atas

pelayanan. Berdasarkan hasil pengujian pada tabel IV.12. dapat diketahui bahwa

Page 84: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

71

koefisien regresi keduanya. Koefisien regresi untuk pemeriksaan pajak yaitu sebesar

0,726 dan untuk kepuasan wajib pajak atas pelayanan sebesar 0,404.

Terkait hasil penelitian tersebut, KPP Madya Jakarta Selatan dapat berupaya

untuk semakin meningkatkan kualitas pelayanan sehingga mampu meningkatkan

kepuasan wajib pajak. Wajib pajak menganggap pelayanan yang diberikan pada KPP

Madya Jakarta Selatan saat ini cukup memuaskan.

Dilihat dari hasil analisis deskriptif tanggapan responden, diketahui bahwa

rata-rata responden sebagai WP merasa cukup puas dengan lima aspek yang mewakili

pelayanan meliputi tampilan fisik, keandalan, ketanggapan, jaminan, dan

memahami/empati. Akan tetapi masih ada aspek pelayanan yang dirasa kurang

memuaskan, terutama mengenai kesederhanaan prosedur pelayanan.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah peningkatan kemampuan teknis

pegawai dalam bidang perpajakan dan maksimalisasi penggunaan sistem informasi

dan teknologi untuk dapat memberikan kemudahan kepada WP dalam pemenuhan

kewajiban perpajakannya. Upaya untuk meningkatkan kemampuan teknis pegawai

dalam bidang perpajakan dapat dilakukan melalui pelaksanaan inhouse

training

secara rutin.

Selain itu, seluruh pegawai harus dapat menempatkan diri secara proporsional

sebagai pihak yang melayani sehingga WP akan merasa terbantu dalam memenuhi

kewajiban perpajakannya dan semakin puas dengan pelayanan yang diberikan

sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan kepatuhan sukarela.

Pelaksanaan pemeriksaan pajak juga harus semakin ditingkatkan

profesionalitasnya terutama yang berkaitan dengan pemenuhan prosedur

pemeriksaan.

Page 85: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

72

Pemeriksa pajak harus meminimalisasi kelalaian dalam melaksanakan prosedur

pemeriksaan pajak demi meningkatkan profesionalitas pemeriksaan pajak.

Profesionalitas pemeriksaan pajak akan mempengaruhi tingkat kepatuhan wajib pajak

pada KPP Madya Jakarta Selatan yang pada akhirnya berdampak positif pada upaya

pengamanan penerimaan negara.

Page 86: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil perhitungan dan pengujian serta pembahasan dari penelitian

mengenai pengaruh pemeriksaan pajak dan kepuasan wajib pajak atas pelayanan

terhadap kepatuhan wajib pajak, dapat diambil simpulan sebagai berikut:

1. Hasil pengujian instrumen penelitian meliputi:

a. Uji validitas menunjukkan bahwa nilai r hitung dari masing-masing butir

pertanyaan pada ketiga variabel yang diteliti lebih besar dari r tabel sehingga

kuesioner yang digunakan dinyatakan valid.

b. Uji reliabilitas dengan menggunakan pengujian Alpha Cronbach (r-Alpha),

diperoleh nilai masing-masing variabel dengan r-Alpha lebih besar dari nilai

kritis 0,6 menunjukkan bahwa instrumen/kuesioner dinyatakan reliable.

2. Hasil pengujian data penelitian meliputi:

a. Dari hasil pengujian normalitas diketahui bahwa nilai signifikansi uji

Kolmogorov Smirnov dari ketiga variabel penelitian lebih besar dari

0.05

sehingga disimpulkan data variabel penelitian berdistribusi normal.

73

Page 87: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

74

b. Uji Multikolinieritas menunjukkan VIF semua variabel bebas berada di antara 1

dan 10 sehingga dapat dikatakan tidak terjadi gejala multikolinieritas di antara

masing-masing variabel bebas.

c. Uji Autokorelasi menunjukkan bahwa nilai Durbin-Watson sebesar 1,859 berada

di antara dU dan 4 - dU atau terletak di daerah tidak ada autokorelasi sehingga

dapat disimpulkan bahwa asumsi tidak ada autokorelasi terpenuhi.

d. Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji Glejser, dari hasil

pengujian dapat diketahui nilai t hitung dari masing-masing variabel tidak

signifikan secara statistik sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

heteroskedastisitas.

3. Berdasarkan nilai statistik pada tabel hasil analisis regresi linier berganda,

diketahui nilai F hitung = 535.060 dengan nilai F tabel (dengan df1 = 2; df2 = 46)

adalah 3,200. Karena nilai F hitung > F table dengan nilai signifikansi kurang

dari 0.05, maka H0 ditolak dan dapat disimpulkan bahwa variabel bebas

pemeriksaan pajak dan kepuasan wajib pajak atas pelayanan (bersama-sama)

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel kepatuhan wajib pajak.

Angka R square (R2) atau koefisien determinasi berganda adalah sebesar 0,959

menunjukkan bahwa kinerja pegawai dapat dijelaskan oleh variabel pemeriksaan

pajak dan kepuasan wajib pajak atas pelayanan sebesar 95,9%.

4. Berdasarkan hasil pengujian regresi secara parsial pada variabel pemeriksaan

pajak diketahui bahwa nilai t hitung adalah sebesar 10,970. Karena nilai t hitung

yang diperoleh lebih besar dari t tabel (1,678) dengan nilai signifikansi kurang

dari 0,05, maka H0 ditolak dan disimpulkan bahwa variabel pemeriksaan pajak

Page 88: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

75

secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepatuhan wajib

pajak. Angka koefisien regresi pemeriksaan pajak sebesar 0,726.

5. Berdasarkan hasil pengujian pada variabel kepuasan wajib pajak atas pelayanan

diketahui bahwa nilai t hitung adalah sebesar 5,583. Karena nilai t hitung yang

diperoleh lebih besar dari t tabel (1,678) dengan nilai signifikansi kurang dari

0,05, maka H0 ditolak dan disimpulkan bahwa variabel kepuasan wajib pajak atas

pelayanan secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

kepatuhan wajib pajak. Angka koefisien regresi kepuasan wajib pajak atas

pelayanan sebesar 0,440.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa kedua variabel bebas

tersebut baik secara parsial maupun simultan (secara bersama-sama) dinyatakan

berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Variabel yang lebih

dominan dalam mempengaruhi kepatuhan wajib pajak adalah variabel pemeriksaan

pajak.

B. Keterbatasan Penelitian

Berdasarkan proses dan hasil penelitian, peneliti mengakui terdapat beberapa

keterbatasan dalam penelitian ini, antara lain:

1. Penelitian ini hanya mengambil populasi yang terbatas pada wajib pajak yang

terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Madya Jakarta Selatan dan pernah diperiksa.

Terdapat probabilitas adanya perbedaan hasil apabila dilakukan penelitian dengan

populasi yang berbeda. Oleh karena itu, hasil penelitian tidak dapat digeneralisasi

2. Penelitian ini menggunakan asumsi significant level sebesar 5%. Nilai

significant

level merupakan nilai yang ditetapkan secara subjektif oleh peneliti. Hal ini tidak

Page 89: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

76

menutup kemungkinan perbedaan hasil penelitian jika dilakukan perubahan

asumsi significant level. Walaupun memang penelitian dilakukan dengan metode

statistik yang sama, tetapi perbedaan asumsi significant level dapat memberikan

hasil yang berbeda pula.

3. Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian sosial yang memiliki

karakteristik fenomena yang diteliti komplek dan tidak dapat dikontrol oleh

peneliti. Peneliti berusaha mengatasi keterbatasan ini dengan menggunakan

metodologi penelitian yang baik seperti yang telah diuraikan di Bab Metodologi

Penelitian.

C. Saran

Dalam rangka peningkatan kepatuhan wajib pajak demi meningkatkan

penerimaan pajak, KPP Madya Jakarta Selatan disarankan untuk meningkatkan

kepuasan wajib pajak melalui peningkatan kualitas pelayanan. Peningkatan kualitas

pelayanan dapat dilakukan dengan meningkatkan kemampuan teknis pegawai dalam

bidang perpajakan melalui pelaksanaan inhouse training secara rutin,

peningkatan kepekaan, empati, dan kemampuan komunikasi pegawai, serta

maksimalisasi penggunaan sistem informasi dan teknologi untuk dapat memberikan

kemudahan kepada WP dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya.

Selain itu, pelaksanaan pemeriksaan pajak sebaiknya semakin dipertahankan

profesionalitasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Pemeriksa

pajak sebaiknya semakin memperhatikan pelaksanaan prosedur pemeriksaan dan tetap

bersikap objektif dan terbuka dalam melaksanakan pemeriksaan.

Page 90: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

77

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih menyeluruh atas kepatuhan Wajib

Pajak Badan, penelitian ini juga dapat dilakukan di kantor pelayanan pajak lain.

Untuk penelitian selanjutnya, perlu dipertimbangkan penentuan sampel dan

penambahan jumlah responden sehingga didapatkan hasil yang lebih akurat.

Page 91: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. 2001. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi

Revisi V. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Boediono, B. 2003. Pelayanan Prima Perpajakan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Devanno, Sony dan Siti Kurnia Rahayu. 2006. Perpajakan: Konsep, Teori, dan Isu.

Jakarta: Prenada Media Group.

Direktorat Jenderal Pajak. 2006. Tinjauan Perpajakan Indonesia, Edisi Revisi. Jakarta: Koperasi Pegawai Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak.

Direktorat Jenderal Pajak. 2008. Persandingan Susunan Dalam Satu Naskah Undang-

undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Beserta Peraturan-

peraturan Pelaksanaannya. Jakarta: Direktorat Penyuluhan Pelayanan dan

Humas DJP.

Fitrinawati, Ega. 2007. Analisis Kualitas Pelayanan (Studi Kasus Terhadap Tingkat

Kepuasan Wajib Pajak di KPP Wajib Pajak Besar Dua). Tesis tidak

diterbitkan. Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia.

Harahap, Abdul Asri. 2004. Paradigma Baru Perpajakan Indonesia: Perspektif Ekonomi-Politik. Jakarta: Integrita Dinamika Press.

Hardi. 2003. Pemeriksaan Pajak, Cetakan Pertama. Jakarta: PT Kharisma Bintang Kreativitas Prima.

Irawan, Handi. 2003. Indonesian Customer Satisfaction: Membedah Strategi Kepuasan Pelanggan Merek Pemenang. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Irawan, Handi. 2003. 10 Prinsip Kepuasan Pelanggan. Jakarta: Elex MediaKomputindo.

Ismawan, Indra. 2001. Memahami Reformasi Perpajakan 2000. Jakarta: PT Elex

Media Komputindo.

Karni, Soejono. 2000. Auditing; Audit Khusus dan Audit Forensik dalam Praktek. Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI.

Kotler, Philip. 2003. Marketing Management, Edisi ke-11. New Jersey: PearsonEducation Inc.

Kuncoro, Mudrajad. 2003. Metode Riset Untuk Bisnis & Ekonomi. Jakarta: Penerbit

Page 92: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

Erlangga.

78

Page 93: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

LAN RI. 2003. Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI (SANKRI) Buku I Prinsip-

prinsip Penyelenggaraan Negara. Jakarta.

Mahmudi. 2005. Manajemen Kinerja Sektor Publik, Edisi Revisi. Yogyakarta: Unit

Penerbit dan Percetakan STIM YKPN.

Mulyadi dan Kanaka Puradiredja. 1998. Auditing, Edisi Kelima Buku I dan II. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Nurmantu, Safri. 2003. Pengantar Perpajakan. Jakarta: Kelompok Yayasan

Obor. Nurmantu, Safri. 2005. Pengantar Perpajakan. Jakarta: Granit.

Permana, Wawa Mukti W. 2007. Analisis Hubungan Antara Kepuasan Terhadap

Pelayanan Dengan Kepatuhan Wajib Pajak dalam Pelaporan SPT Tahunan

pada Kantor Pelayanan Pajak Badan Usaha Milik Negara. Tesis tidak

diterbitkan. Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia.

Rangkuti, Freddy. 2003. Measuring Customer Satisfaction. Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama.

Republik Indonesia. 2009. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112. Sekretariat Negara. Jakarta.

Rini, Indah. 2008. Analisis Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Memenuhi Kewajiban Perpajakan pada Kantor Pelayanan Pajak Jakarta Kebayoran Baru Dua. Tesis tidak diterbitkan. Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia.

Santoso, Singgih. 2005. Menggunakan SPSS untuk Statistic Multivariat. Jakarta: PT

Elex Media Komputindo.

Sarwono, Jonathan. 2009. Statistik itu Mudah: Panduan Lengkap untuk Belajar Komputasi Statistik Menggunakan SPSS 16. Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Edisi IV, Buku 2.Diterjemahkan Kwan Men Yon. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Suandy, Erly. 2000. Hukum Pajak. Jakarta: Salemba Empat.

Subroto, Budiarto dan Dolly Sutajaya Nasution. 2001. Pengukuran Tingkat Kepuasan

Pelanggan. Jakarta: Manajemen Usahawan-Lembaga Management FE UI.

Page 94: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

79

Page 95: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

Sudjimat, Dwi Agus. 2004. Metodologi Penelitian. Surabaya: Universitas PGRIAdibuana Surabaya.

Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Administrasi, Edisi XI. Bandung: PenerbitAlfabeta.

Sujarweni, V. Wiratna. 2006. Panduan Mudah Menggunakan SPSS dan Contoh Penelitian Bidang Ekonomi. Yogyakarta: Ardana Media.

Suparto, Tulus. 2007. Analisis Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan

Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak

Jakarta Tebet). Tesis tidak diterbitkan. Jakarta: Program Pascasarjana

Universitas Indonesia.

Tarjo, Tarjo dan Indra Kusumawati. 2006. Analisis Perilaku Wajib Pajak Orang

Pribadi Terhadap Pelaksanaan Self Assessment System: Suatu Studi di

Bangkalan. Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia, online, Vol 10, No. 1. http://journal.uii.ac.id (diakses 30 Juli 2010).

Waluyo dan Wirawan. 2001. Penyesuaian Dengan Ketentuan Peraturan Perundang-

undangan Baru. Jakarta: Salemba Empat.

Zain, Mohammad. 2003. Manajemen Perpajakan. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

______, Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor KEP/63/M.PAN/7/2003 Tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik, 2003.

______, Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor KEP/26/M.PAN/2/2004 Tentang Petunjuk Teknis Transparansi dan Akuntabilitas dalam Penyelenggaraan Pelayanan Publik, 2004.

______, “Peningkatan Kepatuhan Wajib Pajak Melalui Komite Pengawas Perpajakan”. http://www.dannydarussalam.com (diakses 7 Juli 2010).

80

Page 96: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

Lampiran 1

KUESIONER PENELITIAN

Bapak/Ibu responden yang terhormat,

Dalam rangka penelitian mengenai pengaruh pemeriksaan pajak dan kepuasan wajib

pajak atas pelayanan terhadap kepatuhan wajib pajak pada KPP Madya Jakarta Selatan, kami

mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu responden untuk menjawab seluruh pertanyaan dalam

kuesioner ini. Seluruh jawaban dalam data ini akan dijaga kerahasiaannya dan hanya akan

digunakan untuk kepentingan penelitian serta penulisan skripsi.

Kami mengucapkan banyak terima kasih atas kesediaan bapak/ibu responden dalam

menjawab/mengisi kuesioner penelitian ini.

I. Formulir I (Data Responden) Petunjuk Pengisian : Lingkari angka atau isilah data yang sesuai dengan data perusahaan anda.

1. Bentuk Usaha : 1. PT

2. Lain-lain...

2. Klasifikasi Usaha : 1. Perdagangan 2. Jasa

3. Lain-lain...

3. Terdaftar Sebagai WP : 1. < 5 Tahun 2. 5 - 10 Tahun

3. > 10 Tahun

II. Formulir II (Penilaian Dimensi) Petunjuk Pengisian : Bagaimana pendapat Anda terhadap masing-masing pernyataan berikut? Jawab dengan

memberikan tanda silang (×) pada kolom yang sesuai untuk :

TP = “Tidak Puas” STS = “Sangat Tidak Setuju”

KP = “Kurang Puas” TS = “Tidak Setuju”

CP = “Cukup Puas” S = “Setuju”

P = “Puas” TS = “Sangat Setuju”

SP = “Sangat Puas” SSS = “Sangat Setuju Sekali”Anda diharapkan memberikan jawaban sesuai dengan kondisi riil dan bukan kondisi ideal (yang

diharapkan).

81

Page 97: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

A. Kuesioner Kepuasan WP atas Pelayanan

No.

1.2.3.

4.5.6.

7.

8.

9.

10.11.

12.13.

Butir PernyataanTampilan Fisik (Tangible)

Kemudahan mengakses lokasi kantor/tempat pelayanan

Kebersihan, kerapian dan kenyamanan ruangan pelayanan

Kerapian dan kebersihan penampilan pegawai

Keandalan (Reliability)Ketepatan waktu pelaksanaan jam kerja

Ketepatan waktu penyelesaian pelayanan perpajakan

Kemudahan memperoleh informasi atas hal-hal yang kurang jelas

Ketanggapan (Responsiveness)Kesediaan pegawai pajak dalam menanggapi keluhan dan kesulitan yang dialami WPKesediaan pegawai pajak memberikan informasi yang dibutuhkan WP

Jaminan (Assurance)Penguasaan pegawai pajak atas peraturan perpajakan dan tugas pokoknya

Keramahan dan kesopanan pegawai pajak dalam melayani WP

Kerahasiaan informasi dan data WP

Memahami (Emphaty)Kemudahan dan kesederhanaan prosedur pelayanan

Pemberian perhatian atas masalah yang dihadapi WP

Pilihan JawabanTP KP CP P SP1 2 3 4 5

1 2 3 4 5

1 2 3 4 5

TP KP CP P SP1 2 3 4 5

1 2 3 4 5

1 2 3 4 5

TP KP CP P SP

1 2 3 4 5

1 2 3 4 5

TP KP CP P SP

1 2 3 4 5

1 2 3 4 5

1 2 3 4 5

TP KP CP P SP

1 2 3 4 5

1 2 3 4 5

B. Kuesioner Pemeriksaan PajakPilihan Jawaban

No.

1.

2.3.4.

5.

Butir Pernyataan

Pemeriksa menyampaikan Surat Perintah Pemeriksaan Pajak sesuai ketentuan

Pemeriksa memperlihatkan Tanda Pengenal Pemeriksa Pajak

Pemeriksa menjelaskan alasan dan tujuan pemeriksaan kepada WP

Pengetahuan pemeriksa mengenai ketentuan perpajakan memadai

Pemeriksa menyampaikan permintaan peminjaman kelengkapan

data/dokumen

82

STS TS S SS SSS

1 2 3 4 5

1 2 3 4 5

1 2 3 4 5

1 2 3 4 5

1 2 3 4 5

Page 98: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

Pilihan JawabanNo.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

Butir Pernyataan

Selama pelaksanaan pemeriksaan, pemeriksa bersikap terbuka, komunikatif dan tidak aroganSelama pelaksanaan pemeriksaan, pemeriksa bersikap objektif dan tidak memberatkan WPPemeriksa menyampaikan Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan (SPHP) kepada WPPemeriksa melakukan pembahasan akhir (closing conference)dengan WPApabila terdapat perbedaan antara WP dan pemeriksa dalam pembahasan akhir, WP dapat mengajukan permintaan agar perbedaan tersebut dibahas oleh Tim PembahasPengembalian buku/dokumen yang dipinjam dari WP paling lama 7 hari sejak tanggal Laporan Hasil Pemeriksaan

STS TS S SS SSS

1 2 3 4 5

1 2 3 4 5

1 2 3 4 5

1 2 3 4 5

1 2 3 4 5

1 2 3 4 5

12. Hasil pemeriksaan memberikan kepastian hukum kepada WP

13. Jangka waktu penyelesaian pemeriksaan sesuai dengan ketentuan

14. Pemeriksaan pajak membantu WP memahami ketentuan perpajakan

C. Kuesioner Kepatuhan Wajib Pajak

No. Butir Pernyataan

Sebagai WP, saya selalu memenuhi kewajiban perpajakan sesuai

1 2 3 4 5

1 2 3 4 5

1 2 3 4 5

Pilihan JawabanSTS TS S SS SSS

1.

2.

3.4.5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

peraturanSaya membayar jumlah pajak sesuai dengan SPT yang saya laporkan

Saya selalu membayar kewajiban perpajakan tepat waktu

Saya berusaha untuk tidak memiliki tunggakan pajak Saya

selalu melaporkan SPT tepat waktuSPT yang saya laporkan selalu diisi dengan lengkap, jelas, dan ditandatangani.Saya akan mempertanggungjawabkan data yang saya ungkapkan dalam SPTSPT yang saya laporkan berisi data yang benar atas kewajiban perpajakan sayaSaya tidak pernah mengungkapkan pendapatan kurang dari seharusnyaSaya tidak mendapat STP maupun SKPKB karena telah menghitung pajak dengan benarSaya tidak kesulitan dalam memperhitungkan pajak, baik yang disetor sendiri maupun dipotong/dipungut pihak lain

83

1 2 3 4 5

1 2 3 4 5

1 2 3 4 5

1 2 3 4 5

1 2 3 4 5

1 2 3 4 5

1 2 3 4 5

1 2 3 4 5

1 2 3 4 5

1 2 3 4 5

1 2 3 4 5

Page 99: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

Lampiran 2 Tabulasi Jawaban Responden

ProfilN

Btk LamaPemeriksaan

1 1 1 1 1

Kepuasan WP atas Pelayanan

1

Kepatuhan WP

1 1 1 1 1o

usaha1 PT

2 PT

3 PT

4 PT

5 PT

6 PT

7 PT

8 PT

9 CV

10 PT

11 PT

12 PT

13 PT

14 PT

15 CV

16 Yay

17 PT

18 PT

19 PT

20 CV

KLU

Perdagangan

Jasa

Perdagangan

Jasa

Jasa

Industri

Perdagangan

Angkutan

Jasa

Pembiayaan

Industri

Perdagangan

Perdagangan

Jasa

Perdagangan

Jasa

IndustriPertambang

an

Industri

Perdagangan

MenjadiWP

5 - 10Tahun5 - 10Tahun

< 5 Tahun

< 5 Tahun

> 10 Tahun

> 10 Tahun

> 10 Tahun

> 10 Tahun

> 10 Tahun

5 - 10Tahun

> 10 Tahun 5 - 10Tahun

< 5 Tahun5 - 10Tahun5 - 10Tahun5 - 10Tahun

< 5 Tahun5 - 10Tahun5 - 10Tahun5 - 10Tahun

1 2 3 4 5 6 7 8 90 1 2

3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3

2 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4

3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 5

4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4

3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4

5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3

2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3

3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

4 4 2 4 2 4 2 2 2 4 4 4

4 4 2 5 5 5 3 5 4 5 4 5

4 4 2 3 3 5 3 3 3 3 3 3

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

1 2 3 4 5 63 43 2 3 3 3 3 3 3

3 3 4 4 4 4 4 4

3 4 3 3 4 4 4 4

4 4 4 4 4 4 4 4

3 3 3 3 3 3 4 3

5 5 5 5 5 5 4 5

3 3 3 3 3 3 3 3

3 3 2 3 3 3 3 3

2 3 3 3 3 3 3 3

3 3 3 3 2 3 3 3

3 3 3 3 3 3 3 3

3 3 3 3 3 3 3 3

3 3 3 3 3 3 3 3

3 3 3 3 3 3 3 3

3 3 3 3 3 3 3 3

4 4 4 4 4 2 4 2

5 5 5 5 2 3 5 3

3 3 3 3 3 3 3 3

3 3 3 3 3 3 3 3

3 3 3 3 3 3 3 3

84

7 8 90 1 2 3

3 3 3 3 3 2 3

4 4 3 3 4 2 3

3 4 4 4 4 3 4

4 4 4 4 4 4 4

3 3 3 3 3 2 4

5 5 5 5 5 2 4

3 3 3 3 3 2 3

3 3 3 3 3 2 2

3 3 2 2 3 2 3

3 2 3 3 3 2 3

3 3 4 4 3 3 3

3 3 3 3 3 2 3

3 3 3 3 3 3 3

3 3 4 4 3 2 2

3 3 3 3 3 3 2

4 4 4 2 2 2 4

5 2 3 3 3 2 4

3 3 3 3 3 4 4

3 3 3 3 3 3 3

3 3 3 2 3 3 3

1 2 3 4 5 6 7 8 90 1

3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3

4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4

4 4 4 5 3 4 3 3 4 4 4

2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4

5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3

3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3

3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4

4 5 4 5 5 5 5 5 2 3 5

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

Page 100: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

Lampiran 2 Tabulasi Jawaban Responden

ProfilN

Btk LamaPemeriksaan

1 1 1 1 1

Kepuasan WP atas Pelayanan

1

Kepatuhan WP

1 1 1 1 1o

21

22

usaha

PT

Persek

KLU

Perdagangan

Jasa

MenjadiWP

5 - 10Tahun

> 10 Tahun

1 2 3 4 5 6 7

3 4 2 3 4 4 3

3 4 4 3 3 3 2

8 90 1 2 3 4

5 5 5 5 5 3 3

3 3 4 4 4 4 4

1 2 3 4 5 6 7

4 4 5 5 5 5 4

4 4 4 4 4 4 4

8 90 1 2 3

5 3 3 5 2 2

4 4 4 4 3 4

1 2 3 4 5 6 7 8 90 1

5 5 5 5 3 3 4 4 5 5 5

3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

23 PT Perdagangan > 10 Tahun 3 3 2 3 3 3 2 3 3 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 4 4 3 2 3 3 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3

24 PT Perdagangan

25 PT Industri< 5 Tahun

5 - 10Tahun

3 3 2 3 3 3 3

3 3 3 3 3 3 3

3 3 3 3 3 3 3

3 3 3 3 3 3 3

3 3 3 3 3 3 3

3 3 3 3 3 3 3

3 4 4 3 2 4

3 3 4 3 2 4

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

26 PT Pembiayaan > 10 Tahun 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 2 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4

27

28

29

PT

PT

Persek

Industri

Perdagangan

Perdagangan

> 10 Tahun5 - 10Tahun5 - 10Tahun

3 3 2 3 3 3 3

3 3 3 3 3 3 3

5 5 3 5 5 5 5

3 3 3 3 3 3 3

3 3 3 3 3 3 3

5 5 5 5 5 5 5

3 3 3 3 3 3 3

3 3 3 3 3 3 3

5 5 5 5 5 5 5

3 3 3 3 4 3

3 3 3 3 3 3

5 3 5 5 5 5

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

30 Kop Jasa

31 PT Perdagangan

32 PT Perdagangan

33 PT Industri

< 5 Tahun5 - 10Tahun5 - 10Tahun5 - 10Tahun

3 3 4 3 3 3 3

3 3 3 3 3 3 2

3 3 3 3 4 4 3

3 3 3 3 4 3 2

4 3 3 3 4 3 3

3 3 4 4 4 3 3

4 3 4 4 4 3 3

3 3 3 3 3 3 3

3 4 3 3 4 3 4

2 4 3 3 3 3 4

2 4 3 3 3 3 4

3 3 2 3 3 3 3

3 3 4 3 3 3

3 3 3 3 2 2

3 3 3 3 2 3

2 3 3 3 3 2

3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4

3 4 4 4 3 3 2 4 3 3 3

3 4 4 4 3 3 2 4 3 3 3

3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3

34 PT Perdagangan < 5 Tahun 4 4 3 3 3 3 2 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 5 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3

35 PT Perdagangan < 5 Tahun 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3

36 PT Perdagangan > 10 Tahun 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3

37 PT Industri > 10 Tahun 2 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 2 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4

38 PT Pembiayaan > 10 Tahun 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 5 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 3 4 3 3 4 4 4

39 PT Pembiayaan

40 Yay Jasa< 5 Tahun

5 - 10Tahun

4 4 4 2 4 4 4

3 3 3 3 3 3 3

4 2 4 4 4 4 4

3 3 4 4 4 3 3

4 4 4 4 4 4 4

3 3 3 3 4 3 3

4 3 4 4 4 4

3 3 3 3 2 4

2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4

41 PT Perdagangan < 5 Tahun 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 3 4 4 3 3 5 5 5 2 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4

85

Page 101: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

Lampiran 2 Tabulasi Jawaban Responden

ProfilN

Btk LamaPemeriksaan

1 1 1 1 1

Kepuasan WP atas Pelayanan

1

Kepatuhan WP

1 1 1 1 1o

usaha42 PT

43 PT

44 PT

45 PT

46 PT

47 PT

48 PT

49 PT

KLU

Perdagangan

Perdagangan

Perdagangan

Jasa

Pertambangan

Industri

Perdagangan

Jasa

MenjadiWP

5 - 10Tahun5 - 10Tahun5 - 10Tahun5 - 10Tahun

> 10 Tahun

> 10 Tahun

< 5 Tahun5 - 10Tahun

1 2 3 4 5 6 7 8 90 1 2

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3

2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3

3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

1 2 3 4 5 63 43 3 3 3 3 3 3 3

3 3 2 3 3 3 3 3

2 3 3 3 3 3 3 3

3 3 3 3 2 3 3 3

3 3 3 3 3 3 3 3

3 3 3 3 3 3 3 3

3 3 3 3 3 3 3 3

3 3 3 3 3 3 3 3

86

7 8 90 1 2 3

3 3 3 3 3 2 3

3 3 3 3 3 2 2

3 3 2 2 3 2 3

3 2 3 3 3 2 3

3 3 4 4 3 3 3

3 3 3 3 3 2 3

3 3 3 3 3 3 3

3 3 4 4 3 2 2

1 2 3 4 5 6 7 8 90 1

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3

3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3

3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

Page 102: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

Lampiran 5A

Lampiran 3

Profil Responden

Bentuk Usaha

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid PT 41 83.7 83.7 83.7

Lain-lain 8 16.3 16.3 100.0

Total 49 100.0 100.0

Klasifikasi Usaha

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Perdagangan 22 44.9 44.9 44.9

Jasa 11 22.4 22.4 67.3

Lain-lain 16 32.7 32.7 100.0

Total 49 100.0 100.0

Lama Terdaftar Sebagai WP

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid < 5 Tahun 11 22.4 22.4 22.4

5 - 10 Tahun 23 46.9 46.9 69.4

>10 Tahun 15 30.6 30.6 100.0

Total 49 100.0 100.0

87

Page 103: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

Lampiran 5A

Lampiran 4A

Tanggapan Responden

Persepsi Responden Terhadap Pemeriksaan Pajak

Jawaban respondenNo.

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

Butir pernyataan

Pemeriksa menyampaikan Surat Perintah Pemeriksaan Pajak sesuai ketentuan

Pemeriksa memperlihatkan Tanda PengenalPemeriksa Pajak

Pemeriksa menjelaskan alasan dan tujuan pemeriksaan kepada WP

Pengetahuan pemeriksa mengenai ketentuanperpajakan memadai

Pemeriksa menyampaikan permintaan peminjaman kelengkapan data/dokumen

Selama pelaksanaan pemeriksaan, pemeriksa bersikap terbuka, komunikatif dan tidak arogan

Selama pelaksanaan pemeriksaan, pemeriksa bersikap objektif dan tidak memberatkan WP

Pemeriksa menyampaikan Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan (SPHP) kepada WP

Pemeriksa melakukan pembahasan akhir (closingconference) dengan WP

Permohonan pembahasan oleh Tim Pembahas dari WP

Pengembalian buku/dokumen yang dipinjam dari WP

Hasil pemeriksaan memberikan kepastian hukum kepada WP

Jangka waktu penyelesaian pemeriksaan sesuai dengan ketentuan

Pemeriksaan pajak membantu WP memahami ketentuan perpajakan

Mean total

∑ MeanSTS TS S SS SSS

0 4 36 6 3 155 3,16

0 0 37 9 3 162 3,31

0 15 28 4 2 140 2,86

0 3 38 4 4 156 3,18

0 1 36 8 4 162 3,31

0 2 31 11 5 166 3,39

0 10 32 6 1 145 2,96

0 1 34 9 5 165 3,37

0 3 37 5 4 157 3,20

0 0 29 15 5 172 3,51

0 0 31 14 4 169 3,45

0 0 30 12 7 173 3,53

0 2 39 4 4 157 3,20

0 2 37 6 4 159 3,24

3,26

Sumber: Data primer diolah

88

Page 104: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

Lampiran 5A

Lampiran 4B

Persepsi Responden Terhadap Kepuasan WP atas Pelayanan

No. Butir pernyataanJawaban responden

TP KP CP P SP∑ Mean

1. Kemudahan mengakses lokasi kantor/tempat pelayanan 0 4 33 9 3 158 3,22

2. Kebersihan, kerapian dan kenyamanan ruangan pelayanan 0 0 34 11 4 166 3,39

3. Kerapian dan kebersihan penampilan pegawai 0 6 30 10 3 157 3,20

4. Ketepatan waktu pelaksanaan jam kerja 0 1 37 8 3 160 3,27

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Ketepatan waktu penyelesaian pelayanan perpajakan

Kemudahan memperoleh informasi atas hal-hal yang kurang jelasKesediaan pegawai pajak dalam menanggapi keluhan dan kesulitan yang dialami WPKesediaan pegawai pajak memberikan informasi yang dibutuhkan WPPenguasaan pegawai pajak atas peraturan perpajakan dan tugas pokoknyaKeramahan dan kesopanan pegawai pajak dalam melayani WP

0 0 32 14 3

0 1 36 9 3

0 0 35 11 3

0 6 31 9 3

0 2 33 12 2

0 4 29 13 3

167 3,41

161 3,29

164 3,35

156 3,18

161 3,29

162 3,31

11. Kerahasiaan informasi dan data WP 0 1 36 8 4 162 3,31

12. Kemudahan dan kesederhanaan prosedur pelayanan 0 29 14 4 2 126 2,57

13. Pemberian perhatian atas masalah yang dihadapi WP 0 8 25 15 1 156 3,18

Mean total 3,23

Sumber: Data primer diolah

89

Page 105: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

Lampiran 5A

Lampiran 4C

Persepsi Responden Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Jawaban respondenNo.

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

Butir pernyataan

Memenuhi kewajiban perpajakan sesuai peraturan

Membayar jumlah pajak sesuai dengan SPT yang dilaporkan

Membayar kewajiban perpajakan selalu tepat waktu

Berusaha untuk tidak memiliki tunggakan pajak

Selalu melaporkan SPT tepat waktu

SPT yang dilaporkan selalu diisi dengan lengkap, jelas, dan ditandatangani.

Mempertanggungjawabkan data yang diungkapkan dalam SPT

SPT yang dilaporkan berisi data yang benar atas kewajiban perpajakan

Tidak mengungkapkan pendapatan kurang dari seharusnya

Tidak mendapat STP maupun SKPKB karena telah menghitung pajak dengan benar

Tidak kesulitan dalam memperhitungkan pajak

Mean total

∑ MeanSTS TS S SS SSS

0 3 37 5 4 157 3,20

0 0 29 15 5 172 3,51

0 0 31 14 4 169 3,45

0 0 30 12 7 173 3,53

0 2 39 4 4 157 3,20

0 2 37 6 4 159 3,24

0 4 33 8 4 159 3,24

0 0 34 11 4 166 3,39

0 6 30 9 4 158 3,22

0 1 36 8 4 162 3,31

0 0 32 14 3 167 3,41

3,34

Sumber: Data primer diolah

90

Page 106: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

Lampiran 5C

Uji Validitas: Variabel Pemeriksaan Pajak

Correlations

prosedur1 prosedur2 prosedur3 objektif1 prosedur4 objektif2 objektif3 prosedur5 prosedur6 prosedur7 prosedur8 tindaklanjut prosedur9 edukasi pemeriksaan

prosedur1 Pearson Correlation 1 .844** .351* .549** .513** .603** .312* .457** .299* .555** .657** .462** .855** .720** .737**

Sig. (2-tailed) .000 .013 .000 .000 .000 .029 .001 .037 .000 .000 .001 .000 .000 .000

N 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49

prosedur2 Pearson Correlation .844** 1 .443** .601** .678** .740** .421** .638** .471** .751** .785** .629** .825** .771** .867**

Sig. (2-tailed) .000 .001 .000 .000 .000 .003 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49

prosedur3 Pearson Correlation .351* .443** 1 .182 .440** .338* .383** .429** .227 .356* .400** .410** .414** .501** .539**

Sig. (2-tailed) .013 .001 .211 .002 .018 .007 .002 .116 .012 .004 .003 .003 .000 .000

N 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49

objektif1 Pearson Correlation .549** .601** .182 1 .539** .492** .260 .479** .608** .524** .481** .475** .638** .603** .672**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .211 .000 .000 .071 .001 .000 .000 .000 .001 .000 .000 .000

N 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49

prosedur4 Pearson Correlation .513** .678** .440** .539** 1 .708** .626** .892** .658** .720** .605** .650** .691** .643** .851**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .002 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49

objektif2 Pearson Correlation .603** .740** .338* .492** .708** 1 .521** .736** .553** .725** .637** .730** .669** .704** .834**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .018 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49

91

Page 107: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

Lampiran 5C

prosedur1 prosedur2 prosedur3 objektif1 prosedur4 objektif2 objektif3 prosedur5 prosedur6 prosedur7 prosedur8 tindaklanjut prosedur9 edukasi pemeriksaan

objektif3 Pearson Correlation .312* .421** .383** .260 .626** .521** 1 .636** .450** .381** .295* .440** .422** .512** .605**

Sig. (2-tailed) .029 .003 .007 .071 .000 .000 .000 .001 .007 .040 .002 .003 .000 .000

N 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49

prosedur5 Pearson Correlation .457** .638** .429** .479** .892** .736** .636** 1 .765** .781** .688** .826** .617** .657** .876**

Sig. (2-tailed) .001 .000 .002 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49

prosedur6 Pearson Correlation .299* .471** .227 .608** .658** .553** .450** .765** 1 .629** .548** .654** .428** .491** .709**

Sig. (2-tailed) .037 .001 .116 .000 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .002 .000 .000

N 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49

prosedur7 Pearson Correlation .555** .751** .356* .524** .720** .725** .381** .781** .629** 1 .935** .900** .707** .734** .883**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .012 .000 .000 .000 .007 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49

prosedur8 Pearson Correlation .657** .785** .400** .481** .605** .637** .295* .688** .548** .935** 1 .842** .674** .710** .841**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .004 .000 .000 .000 .040 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49

tindaklanjut Pearson Correlation .462** .629** .410** .475** .650** .730** .440** .826** .654** .900** .842** 1 .643** .751** .860**

Sig. (2-tailed) .001 .000 .003 .001 .000 .000 .002 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49

prosedur9 Pearson Correlation .855** .825** .414** .638** .691** .669** .422** .617** .428** .707** .674** .643** 1 .856** .853**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .003 .000 .000 .000 .003 .000 .002 .000 .000 .000 .000 .000

N 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49

92

Page 108: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

Lampiran 5C

prosedur1 prosedur2 prosedur3 objektif1 prosedur4 objektif2 objektif3 prosedur5 prosedur6 prosedur7 prosedur8 tindaklanjut prosedur9 edukasi pemeriksaan

edukasi Pearson Correlation .720** .771** .501** .603** .643** .704** .512** .657** .491** .734** .710** .751** .856** 1 .876**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49

pemeriksaan Pearson Correlation .737** .867** .539** .672** .851** .834** .605** .876** .709** .883** .841** .860** .853** .876** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

93

Page 109: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

Lampiran 5C

Uji Validitas: Variabel Kepuasan Wajib Pajak atas Pelayanan

Correlations

tangible1 tangible2 tangible3 reliability1 reliability2 reliability3 responsiveness1 responsiveness2 assurance1 assurance2 assurance3 emphaty1 emphaty2 kepuasan

tangible1 Pearson Correlation 1 .748** .569** .608** .774** .638** .723** .543** .291* .368** .636** .176 .585** .805**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .043 .009 .000 .228 .000 .000

N 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49

tangible2 Pearson Correlation .748** 1 .581** .537** .761** .616** .895** .516** .296* .420** .659** .046 .426** .782**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .039 .003 .000 .756 .002 .000

N 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49

tangible3 Pearson Correlation .569** .581** 1 .766** .647** .793** .547** .981** .330* .395** .779** .183 .396** .845**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .020 .005 .000 .207 .005 .000

N 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49

reliability1 Pearson Correlation .608** .537** .766** 1 .661** .973** .605** .788** .185 .484** .899** .235 .313* .847**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .204 .000 .000 .104 .028 .000

N 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49

reliability2 Pearson Correlation .774** .761** .647** .661** 1 .686** .748** .627** .183 .330* .675** .108 .533** .809**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .207 .021 .000 .462 .000 .000

N 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49

reliability3 Pearson Correlation .638** .616** .793** .973** .686** 1 .578** .769** .278 .559** .976** .208 .348* .885**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .053 .000 .000 .151 .014 .000

N 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49

94

Page 110: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

Lampiran 5C

tangible1 tangible2 tangible3 reliability1 reliability2 reliability3 responsiveness1 responsiveness2 assurance1 assurance2 assurance3 emphaty1 emphaty2 kepuasan

responsiveness1 Pearson Correlation .723** .895** .547** .605** .748** .578** 1 .570** .122 .284* .524** .098 .378** .737**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .403 .048 .000 .504 .007 .000

N 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49

responsiveness2 Pearson Correlation .543** .516** .981** .788** .627** .769** .570** 1 .254 .331* .714** .206 .369** .814**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .078 .020 .000 .156 .009 .000

N 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49

assurance1 Pearson Correlation .291* .296* .330* .185 .183 .278 .122 .254 1 .702** .350* .083 .254 .458**

Sig. (2-tailed) .043 .039 .020 .204 .207 .053 .403 .078 .000 .014 .569 .078 .001

N 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49

assurance2 Pearson Correlation .368** .420** .395** .484** .330* .559** .284* .331* .702** 1 .601** .230 .372** .644**

Sig. (2-tailed) .009 .003 .005 .000 .021 .000 .048 .020 .000 .000 .112 .009 .000

N 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49

assurance3 Pearson Correlation .636** .659** .779** .899** .675** .976** .524** .714** .350* .601** 1 .173 .363* .878**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .014 .000 .234 .010 .000

N 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49

emphaty1 Pearson Correlation .176 .046 .183 .235 .108 .208 .098 .206 .083 .230 .173 1 .276 .346*

Sig. (2-tailed) .228 .756 .207 .104 .462 .151 .504 .156 .569 .112 .234 .055 .015

N 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49

emphaty2 Pearson Correlation .585** .426** .396** .313* .533** .348* .378** .369** .254 .372** .363* .276 1 .604**

Sig. (2-tailed) .000 .002 .005 .028 .000 .014 .007 .009 .078 .009 .010 .055 .000

N 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49

95

Page 111: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

Lampiran 5C

tangible1 tangible2 tangible3 reliability1 reliability2 reliability3 responsiveness1 responsiveness2 assurance1 assurance2 assurance3 emphaty1 emphaty2 kepuasan

kepuasan Pearson Correlation .805** .782** .845** .847** .809** .885** .737** .814** .458** .644** .878** .346* .604** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .001 .000 .000 .015 .000

N 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

96

Page 112: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

Lampiran 5C

Uji Validitas: Kepatuhan Wajib Pajak

Correlations

kepatuhan1 kepatuhan2 kepatuhan3 kepatuhan4 kepatuhan5 kepatuhan6 kepatuhan7 kepatuhan8 kepatuhan9 kepatuhan10 kepatuhan11 kepatuhan

kepatuhan1 Pearson Correlation 1 .629** .548** .654** .428** .491** .535** .536** .550** .753** .552** .717**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .002 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49

kepatuhan2 Pearson Correlation .629** 1 .935** .900** .707** .734** .715** .828** .651** .720** .843** .927**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49

kepatuhan3 Pearson Correlation .548** .935** 1 .842** .674** .710** .606** .728** .670** .704** .740** .874**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49

kepatuhan4 Pearson Correlation .654** .900** .842** 1 .643** .751** .649** .790** .701** .737** .897** .918**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49

kepatuhan5 Pearson Correlation .428** .707** .674** .643** 1 .856** .785** .814** .493** .542** .632** .808**

Sig. (2-tailed) .002 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49

kepatuhan6 Pearson Correlation .491** .734** .710** .751** .856** 1 .743** .755** .543** .595** .676** .840**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49

97

Page 113: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

Lampiran 5C

kepatuhan1 kepatuhan2 kepatuhan3 kepatuhan4 kepatuhan5 kepatuhan6 kepatuhan7 kepatuhan8 kepatuhan9 kepatuhan10 kepatuhan11 kepatuhan

kepatuhan7 Pearson Correlation .535** .715** .606** .649** .785** .743** 1 .782** .610** .678** .762** .843**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49

kepatuhan8 Pearson Correlation .536** .828** .728** .790** .814** .755** .782** 1 .623** .659** .761** .885**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49

kepatuhan9 Pearson Correlation .550** .651** .670** .701** .493** .543** .610** .623** 1 .814** .643** .789**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49

kepatuhan10 Pearson Correlation .753** .720** .704** .737** .542** .595** .678** .659** .814** 1 .675** .847**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49

kepatuhan11 Pearson Correlation .552** .843** .740** .897** .632** .676** .762** .761** .643** .675** 1 .876**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49

kepatuhan Pearson Correlation .717** .927** .874** .918** .808** .840** .843** .885** .789** .847** .876** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

98

Page 114: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

Lampiran 6

Uji Reliabilitas

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 49 100.0

Excludeda 0 .0

Total 49 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Variabel Pemeriksaan Pajak Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.952 14

Variabel Kepuasan Wajib Pajak atas PelayananReliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.921 13

Variabel Kepatuhan Wajib PajakReliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.960 11

99

Page 115: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

Lampiran 7

Regresi Linier Berganda

Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of the

Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson

1 .979a .959 .957 .11892 1.859

a. Predictors: (Constant), kepuasan wp atas pelayanan, pemeriksaan pajak

b. Dependent Variable: kepatuhan wp

Coefficientsa

Unstandardized Standardized Collinearity

Coefficients Coefficients Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) -.333 .117 -2.861 .006

pemeriksaan pajak .726 .066 .668 10.970 .000 .241 4.144

kepuasan wp atas .404 .072 .340 5.583 .000 .241 4.144

pelayanan

a. Dependent Variable: kepatuhan wp

Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

pemeriksaan kepuasan wp atas

pajak pelayanan kepatuhan wp

N 49 49 49

Normal Parametersa,b Mean 3.2624 3.2276 3.3375

Std. Deviation .13024 .48344 .22566

Most Extreme Differences Absolute .180 .190 .096

Positive .174 .190 .066

Negative -.180 -.088 -.096

Kolmogorov-Smirnov Z 1.258 1.329 .675

Asymp. Sig. (2-tailed) .084 .059 .752

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

100

Page 116: Pengaruh Pemeriksaan Dan Kepuasan

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Asti Farisca Rahma

Tempat, tanggal lahir : Malang, 18 Januari 1985

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Menikah

Nama Bapak : Drs. Cahyono, M.Pd

Nama Ibu : Khusnul Farida

Nama Suami : Rio Agung Wilis

Alamat : Jl. K.H. Wahid Hasyim No. 41A Kelurahan Blindungan,

Kecamatan Bondowoso, Bondowoso, Jawa Timur.

Pendidikan Formal :

SD Negeri Kotakulon 2 Bondowoso (1992-1997)

SLTP Negeri 1 Bondowoso (1997-2000)

SMU Negeri 1 Tenggarang Bondowoso (2000-2003)

Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Program Diploma III Akuntansi (2003-2006)

Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Program Diploma IV (2009-2010)

Pengalaman Kerja : Pelaksana KPP Madya Jakarta Selatan

101