pengaruh mendengarkan bacaan al-qur’an terhadap...
TRANSCRIPT
PENGARUH MENDENGARKAN BACAAN AL-QUR’AN
TERHADAP TINGKAT KECERDASAN EMOSIONAL
(EMOTIONAL QUOTIENT) SISWA KELAS X JURUSAN TKR DI
SMK SARASWATI SALATIGA TAHUN AJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
Vela Maria Ulvah
NIM. 11114231
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2018
ii
iii
PENGARUH MENDENGARKAN BACAAN AL-QUR’AN
TERHADAP TINGKAT KECERDASAN EMOSIONAL
(EMOTIONAL QUOTIENT) SISWA KELAS X JURUSAN TKR DI
SMK SARASWATI SALATIGA TAHUN AJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
Vela Maria Ulvah
NIM. 11114231
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2018
iv
v
vi
PERNYATAAN KEASLIAN DAN KESEDIAAN PUBLIKASI
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Vela Maria Ulvah
NIM : 111-14-231
Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI)
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)
Judul :PENGARUH MENDENGARKAN BACAAN AL-QUR’AN
TERHADAP TINGKAT KECERDASAN EMOSIONAL SISWA
KELAS X JURUSAN TEKNIK KENDARAAN SMK SARASWATI
KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2017/2018.
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar benar merupakan hasil karya saya
sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain
yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Skripsi ini diperkenankan untuk di publikasikan pada e-repository IAIN salatiga
vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
ا عل ل من بمره يس ي ومن يتق الل
And for those who fear Allah, he will make their path easy.
“Dan barang -siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya
kemudahan dalam urusannya”. – (Q.S At-Talaq: 4)
PERSEMBAHAN
Untuk seluruh keluarga, sahabat dan rekan-rekan angkatan 2014 Pendidikan Agama
Islam IAIN Salatiga.
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil „aalamin, puji dan syukur kehadirat Allah SWT dengan
segala rahmat serta hidayah-Nya yang tidak henti tercurahkan kepada hamba-hamba-
Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan penulisan Skripsi dengan
judul “ Pengaruh Mendengarkan Bacaan Al-Qur’an Terhadap Tingkat Kecerdasan
Emosional Siswa Kelas X Jurusan Teknik Kendaraan SMK Saraswati Salatiga Tahun
Ajaran 2017/2018” dengan baik.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW yang membawa umat Islam ke arah yang lebih baik dan membawa kemajuan
peradaban kehidupan manusia. Suatu kebanggaan tersendiri bagi peneliti dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini, meski sesungguhnya masih banyak kekurangan
dan jauh dari kesempurnaan.
Skripsi ini disusun guna memenuhi dan melengkapi persyaratan dalam
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S-1) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI).
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak, aka
pada kesempatan ini dengan rasa hormat yang dalam penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Bapak Dr.Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas TArbiyah dan Ilmu Keguruan
IAIN Salatiga.
3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag selaku Ketua Jurusan Sejarah Peradaban Islam IAIN
Salatiga.
4. Ibu Dr. Lilik Sriyanti, M.Si selaku Dosen Pembimbing.
ix
5. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Salatiga.
6. Kepada keluarga, Bapak Mariman dan Ibu Tuginem yang telah mempercayai
saya menempuh studi S1 serta yang telah memberikan kasih sayang yang tiada
tara. Yuyun wahyu Khasanah, Suci Istiqomah dan Santika Indriastuti yang
telah memberi petuah dan pelajaran hidup. Pakde Boman yang selalu memberi
motivasinya dan kepada seluruh keluarga family mbah Harjo yang selalu
memberi do’a dan mensuport penyelesaian Skripsi ini.
7. Kepada sahabat tercinta Rizqi Khoirunnisa’ yang tak henti-hentinya memberi
semangat, , motivasi, nasihat, do’a- do’a terbaik dan selalu menjadi seseorang
yang selalu ada disaat senang dan susah dalam proses pembuatan Skripsi.
8. Kepada keluarga Ma’had Al-Jami’ah IAIN Salatiga, Ma’had Al-Jami’ah Putri,
Pengasuh, Pengurus 2015 s/d 2017, Santri dan terkhusus Kamar Luqman yang
rela mengorbankan tenaga dan waktu untuk mendukung penyelesaian Skripsi
ini dan yang telah menjadi sekolah kehidupan sebernarnya.
9. Kepada rekan-rekan seperjuangan jurusan Pendidikan Agama Islam Tahun
2014 yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Semoga Allah Swt selalu
memberikan kesehatan dan kesuksesan kepada kalian semua.
10. Seluruh Dosen, teman, rekan KKN, PPL dan kawan-kawan di IAIN Salatiga,
serta seluruh pihak yang membantu sampai terselesaikannya Skripsi ini.
11. Kepada Kepala sekolah dan seluruh guru serta siswa SMK Saraswati Salatiga
terkhusus siswa kelas X Jurusan TKR B dan TKR C yang telah mengorbankan
waktu dan tenaga untuk membantu proses penelitian Skripsi ini.
Kepada mereka semua penulis tidak bisa memberikan apa-apa, hanya ucapan
terima kasih serta do’a semoga Allah Swt selalu memberikan kesehatan dan ilmu
yang bermanfaat yang akan membawa mereka sukses dunia akhirat.
x
Pada akhirnya penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari kata sempurna
ibarat “Tak ada gading yang tak retak”. Harapan penulis semoga Skripsi ini dapat
menjadi sebuah jendela yang membuka wawasan keilmuan bagi pembaca pada
umumnya.
Salatiga, 5 Juni 2018
Penulis
Vela Maria Ulvah
NIM: 111 14 231
xi
DAFTAR ISI
SAMPUL LUAR
LEMBAR BERLOGO IAIN ........................................................................... i
HALAMAN SAMPUL DALAM ................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... iii
PENGESAHAN KELULUSAN ...................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ................................................. v
MOTTO dan PERSEMBAHAN ...................................................................... vi
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xi
ABSTRAK ....................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 7
D. Kegunaan Penelitian ..................................................................... 7
E. Definisi Operasional ...................................................................... 8
F. Sistematika Penulisan Skripsi ........................................................ 9
BAB II LANDASAN TEORI ...................................................................... 10
A. Landasan Teori............................................................................... 10
1. Kecerdasan Emosional ............................................................... 10
2. Mendengarkan Bacaan Al-Qur’an ............................................. 16
B. Kajian Pustaka ............................................................................... 33
C. Hipotesis Penelitian ....................................................................... 35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 36
A. Jenis Penelitian............................................................................... 36
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................... 37
xii
C. Populasi Sampel ............................................................................. 37
D. Variabel Penelitian ......................................................................... 38
E. Instrumen Penelitian ...................................................................... 40
F. Uji Coba Instrumen Penelitian ....................................................... 41
G. Metode Pengumpulan Data ............................................................ 42
H. Teknik Analisis Data...................................................................... 46
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA .......................................... 48
A. Deskripsi Data ................................................................................. 48
B. Analisis Data ................................................................................... 48
C. Pembahasan ..................................................................................... 52
Bab V PENUTUP………………… ............................................................ 57
A. Kesimpulan……. ........................................................................... 57
B. Saran ...................................................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
1. Tabel 4.1 Data Statistik Angket EQ Siswa ...................................... 50
2. Tabel 4.2 Data Analisis Deskriptif Statistik .................................... 51
3. Tabel 4.3 Uji Validitas ...................................................................... 53
4. Tabel 4.4 Data Frekuensi Uji Validitas............................................. 54
5. Tabel 4.5 Uji Reliabilitas .................................................................. 55
6. Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Pre-Test TKR B ............................... 57
7. Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Post-Test TKR B ............................. 58
8. Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Pre-Test TKR C ............................... 58
9. Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Post-Test TKR C ............................. 59
10. Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Rata-Rata Kecerdasan Emosional . 60
11. Tabel 4.11 Hasil Uji Mann Whitney ................................................. 60
12. Tabel 4.12 Rata-rata Aspek Kecerdasan Emosional ......................... 61
13. Tabel 4.13 Uji Wilcoxon Rata-rata Kecerdasan Emosional ............. 62
14. Tabel 4.14 Uji Wilcoxon Tes Statistik .............................................. 64
xiv
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 3.1 Design Penelitian ........................................................ 36
xv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran 1 Angket Penelitian
2. Lampiran 2 Pedoman Wawancara
3. Lampiran 3 Indikator Kecerdasan EMosional
4. Lampiran 4 Identitas Sekolah/Madrasah
5. Lampiran 5 Struktur Organisasi SMK Saraswati
6. Lampiran 6 Daftar Siswa Kelas X TKR B
7. Lampiran 7 Daftar Siswa Kelas X TKR C
8. Lampiran 8 Jumlah Siswa per Kompetensi Keahlian
9. Lampiran 9 Sarana Prasarana
10. Lampiran 10 SkorJawaban Angket Kecerdasan Emosional Siswa
11. Lampiran 11 Uji Validitas
12. Lampiran 12 Uji Reliabilitas
13. Lampiran 13 Distribusi Frekuensi
14. Lampiran 14 Uji Normalitas
15. Lampiran 15 Uji Wilcoxon
16. Lampiran 16 Uji Homogenitas
17. Lampiran 17 Uji Mann Whitney
18. Lampiran 18 Foto-foto Kegiatan
19. Surat Penunjukan Pembimbing
20. Surat Izin Penelitian
21. Surat Selesai Penelitian
22. SKK
xvi
ABSTRAK
Maria Ulvah, Vela, 2018, Pengaruh Mendengarkan Bacaan Al-Qur’an terhadap
Tingkat Kecerdasan Emosi Siswa Kelas X Jurusan Teknik Kendaraan
SMK Saraswati Kota Salatiga Tahun Ajaran 2017/2018, Skripsi,
Salatiga, Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga, Pembimbing: Lilik
Sriyanti, M.Si.
Kata Kunci: kenakalan remaja, kecerdasan emosional dan bacaan Al-Qur’an
Kecerdasan emosional merupakan salah satu faktor dominan dalam
menentukan kesuksesan seseorang. Kurangnya kecerdasan emosional akan membuat
kehidupan seseorang tidak stabil. Salah satu contohnya adalah banyaknya angka
kenakalan remaja yang sampai saat ini semakin meningkat dan seolah-olah menjadi
lingkaran domino yang sulit untuk dihentikan. Tercatat sampai tahun 2011 4,7%
siswa SMA pernah mengkonsumsi narkoba. Hal ini akan menjadi kerugian bagi
bangsa jika kebanyakan generasi penerus bangsa telah rusak diawal masa
pertumbuhannya. Tujuan penelitian ini menganalisis adakah Pengaruh Mendengarkan
Bacaan Al-Qur’an terhadap Tingkat Kecerdasan Emosional Siswa Kelas X Jurusan
Teknik Kendaraan SMK Saraswati Kota Salatiga.
Penelitian ini menggunakan metode Eksperimental dengan melakukan pre-test
dan post-test dengan angket kecerdasan emosional pada 62 orang siswa SMK
Saraswati Kota Salatiga yang dibagi secara randomize sampling menjadi 2 kelompok,
31 kelompok intervensi dan 31 kelompok kontrol. Intervensi berupa mendengarkan
bacaan Al-Qur’an surah Ar-Rahman, Al-Waqi’ah, Al-Mulk, Al-Fajr dan Al-Insyirah
yang diberikan pada kelompok intervensi selama 30 hari, sedangkan pada kelompok
kontrol tidak diberikan intervensi apapun.
Analisis uji Wilcoxon pada kelas kontrol menunjukkan signifikansi lebih besar
dari 0,05 (0,812 > 0,05) Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan
signifikan kecerdasan emosional siswa dengan kecerdasan emosional awal dan akhir
pada kels kontrol. Sedangkan hasil penelitian pada kelas eksperimen menunjukkan
nilai 0,000, karena nilai 0,000 lebih kecil dari < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
Ha diterima dan Ho ditolak, artinya ada perbedaan antara kecerdasan emosional unuk
pre-test dan post-test, sehingga dapat disimpulkan pula bahwa ada pengaruh
mendengarkan bacaan Al-Qur’an terhadap tingkat kecerdasan emosional siswa kelas
X TKR B SMK Sraswati Kota Salatiga.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Remaja merupakan masa ranum dari beberapa fase pertumbuhan
manusia itu sendiri, masa dimana penuh dengan gejolak pertentangan di dalam
jiwanya dalam mencari jati diri, tidak jarang dalam mencari jati dirinya
mereka cenderung berbuat hal-hal yang melanggar norma-norma yang
berlaku. Akhirnya masa remaja dianggap sebagai masa-masa anak sulit diatur
dan nakal. Monks (1999:45) menyatakan bahwa remaja nakal biasanya
mempunyai sifat memberontak, ambivalen terhadap otoritas, mendendam,
curiga, implusif dan menunjukkan kontrol batin yang kurang.
Pertumbuhan remaja di Indonesia pada tahun 2015 menurut data
proyeksi penduduk tahun 2014 mencapai sekitar 65 juta jiwa atau 25% dari
255 juta jiwa penduduk. Hal tersebut akan menjadi kerugian apabila remaja
atau pemuda bangsa ini melakukan perbuatan negatif dan nakal. Menurut data
Komisi Perlindungan Anak Indonesia dalam kurun waktu tiga tahun,
sebanyak 301 peristiwa tawuran pelajar terjadi di Jabodetabek.
Pada tahun 2011 BNN juga melakukan survei nasional perkembangan
penyalahgunaan narkoba pada kelompok pelajar dan mahasiswa di 16 provinsi
di Indonesia, ditemukan 2,6 siswa SLTP atau sederajat telah menggunakan
narkoba, dan 4,7 persen siswa SMA juga pernah menggunakan narkoba.
Menurut Kartono (2005:32) kenakalan remaja merupakan gejala yang
terus menerus berkembang, berlangsung secara progresif sejajar dengan
perkembangan teknologi, industrialisasi dan urbanisasi. Maka tidak menutup
2
kemungkinan di era teknologi saat ini angka kenakalan remaja akan terus
bertambah apabila tidak mendapat perhatian yang lebih.
Salah satu hal yang turut serta menjadi penyebab kenakalan remaja
menurut Hurlock (2003:78) perilaku delinkuensi. Perilaku ini erat kaitannya
dengan gejolak emosi luar biasa yang menyelubungi individu di usia remaja.
Sedangkan perilaku-perilaku yang digerakkan oleh emosi cenderung terlihat
tanpa pertimbangan, bebas dan liar (Goleman,2016:285).
Goleman (2002:41-42) dalam bukunya yang berjudul Kecerdasan
Emosional mengatakan bahwa ada kecerdasan jenis lain selain IQ yang
berperan dalam menghindarkan remaja dari perilaku delinkuensi. Ketrampilan
yang dimaksud adalah kecerdasan seseorang dalam mengelola dan
menyalurkan emosinya. Kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk
mengenali perasaan diri sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan
memotivasi diri sendiri dan kemampuan untuk mengelola emosi dengan baik
pada diri sendiri dalam berhubungan dengan orang lain (Shapiro:1997:98).
Individu yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi cenderung
menunjukkan perilaku agresi yang rendah (Djuwariyah,2002:57). Remaja
yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi, tidak mudah terbawa oleh
arus emosi. Mereka tidak merespons suatu kejadian secara reaktif, melainkan
dengan pantauan dan pertimbangan yang matang. Sebaliknya, jika remaja
memiliki kecerdasan emosional yang rendah dapat mengakibatkan tingkat
kesejahteraan dan penyesuaian psikologis yang rendah. Hal ini berarti
perilaku-perilaku tawuran, penyiksaan terhadap siswa maupun guru,
pembunuhan, pencurian, penggunaan narkoba dan kenakalan-kenakalan yang
3
lain akan bertambah, yang pastinya akan semakin mencoreng wajah
pendidikan di Indonesia.
Hal ini menimbulkan kerisauan dibenak para pendidik, karena
pendidik dituntut menjadi pribadi yang kompeten dalam memahamkan siswa
melalui proses pembelajaran dan proses transfer values di suatu lembaga
pendidikan. Selain itu salah satu tujuan dalam pendidikan adalah
mencerdaskan kehidupan bangsa (Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional No. 20 Tahun 2003).
Berdasarkan tujuan tersebut, kemampuan dasar perlu dimiliki para
siswa sebagai tahap awal untuk menerima segala informasi ataupun
pengetahuan yang akan diberikan oleh pendidik. Kemampuan mendengar
merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa. Kegiatan
mendengarkan dapat membantu siswa dalam menerima ataupun menggali
pengetahuan dan ketrampilan. Mendengarkan musik atau mendengarkan
sesuatu yang lain seperti alunan bacaan Al-Qur’an akan berpengaruh pada
motorik siswa (Tridhonanto, 2009:80).
Dr. Al-Qadhi (Syakir,2014:104) melalui penelitiannya yang panjang
dan serius di Klinik Besar Florida Amerika Serikat, berhasil membuktikan
hanya dengan mendengarkan bacaan ayat-ayat Al-Qur’an, baik mereka yang
bisa berbahasa Arab maupun bukan, dapat merasakan perubahan psikologis
yang sangat besar. Penurunan depresi, kesedihan, ketenangan jiwa yang
merupakan pengaruh umum yang dirasakan orang-orang yang menjadi objek
penelitiannya. Penelitiannya juga diperkuat oleh dokter yang berbeda.
4
Dalam laporannya disampaikan bahwa Al-Qur’an terbukti mampu
mendatangkan ketenangan sampai 97% bagi mereka yang mendengarkannya.
Di dalam Firman Allah Q.S Al- A’raf [7] ayat 204:
ون ) (402واذ كرئ املران فاس تمعو ل واهصتو معلك ترح
“Dan apabila dibacakan Al-Qur‟an maka dengarkanlah baik-baik, dan
perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.”
Ayat tersebut menjelaskan bahwa mendengarkan Al-Qur’an dengan
sungguh-sungguh dan memperhatikan sambil berdiam diri baik di dalam
keadaan shalat maupun di luar shalat, Maka Allah Swt akan memberikan
rahmat-Nya.
Mendengarkan bacaan Al-Qur’an dirasa akan menghadirkan sensasi
yang berbeda di dalam penanganan siswa yang kurang kecerdasan emosinya
mengingat karena tidak bisa dilupakan bahwa setiap individu di dalam jiwanya
mempunyai naluri keagamaan/ religi. Hal tersebut merupakan bagian cukup
penting dalam jiwa, karena jiwa spiritual mampu mengendalikan emosi dan
tingkah laku. Salah satu metode yang digunakan untuk meningkatkan
kecerdasan emosi adalah dengan proses mendengarkan bacaan Al-Qur’an.
Dalam Q.S Maryam ayat 12-15:
ىي ت و بثيناه امحك صبيا اي ي ان و زاكت و اكن ثليا ()خذ امكتاة بلو ا ()و حناان من ل و بر
يو ومم يكن جبارا عصيا يبعث حياو سالم عليو يوم ول و يوم يموث و يوم ()بوال
“Wahai Yahya! Peganglah kitab ini dengan teguh. Dan Kami berikan
kepadanva hukum sedang dia lagi kanak-kanak. Dan rahmat yang langsung
dari Kami , dan kesucian, dan adalah dia seorang yang bertakwa. Dan
khidmat kepada kedua ibu bapanya; dan tidaklah dia itu sombong dan tidak
durhaka. Dan selarnat sejahteralah atasnya di hari diri dilahirkan , dan di
hari diri meninggal dan dihari dia akan dibangkitkan hidup kembali”.
5
Hanan dalam ayat tersebut menurut mufassirin berarti kasih sayang,
cinta kepada manusia atau cinta kasih seorang anak kepada orang tua (Az-
Zahili,t.th:63). Hal ini terkait dalam meningkatkan kecerdasan emosional,
karena kemampuan seseorang dalam mengendalikan emosi mereka akan
sangat dipengaruhi oleh proses yang terjadi. Jika seseorang menjalani
kehidupannya dengan cinta kasih dengan sesama dan Rabbnya, maka akan
memasuki proses Tazkiyah (Penyucian diri).
Tazkiyah mensucikan diri dari segala macam bentuk kotoran,
penyimpangan dan masa lalu yang negatif (Musawi,1998:23) dalam Q.S
Maryam penempatan kata hikmah sebelum Tazkiyah dapat dipahami dengan
dasar bahwa hikmah dalam arti akal serta menggunakan bentuk yang terbaik
adalah alat yang memungkinkan manusia mensucikan diri. Dengan kata lain,
penyucian diri adalah buah dari akal dan akal adalah hikmah. bentuk dari
tazkiyah adalah suci dari kemaksiatan, fitnah, dosa besar, bicara dusta,
makanan yang haram serta suci dari perbuatan syetan.
Selanjutnya adalah Konsep Taqwa yang artinya tunduk dan patuh pada
peraturan yang telah menjadi ketetapan oleh Allah (baik yang berbentuk
perintah maupun berbentuk larangan). Kesadaran akan mematuhi peraturan
dan tidak melanggarnya merupakan salah satu tujuan dari meningkatnya
kecerdasan emosional. Agar seorang manusia akan merasakan ketenangan,
kedamaian dalam segala keadaan yang menimpanya karena akan selalu
merasa dekat dengan Allah sehingga seseorang tidak akan melakukan
tindakan-tindakan yang melanggar norma khususnya untuk para
remaja/pelajar yang berada pada fase kritis pertumbuhan mereka.
6
SMK Saraswati Salatiga, berdiri tahun 1971 dengan alamat di Jl.
Sukowati Salatiga, kemudian pada tahun 1990 pindah di Jl. Hasanudin No.
738 Salatiga sampai sekarang, akan menjadi objek pada penelitian ini. Sebab
SMK Saraswati merupakan salah satu sekolah yang relative banyak angka
kenakalan siswanya mengingat rata-rata siswanya adalah laki-laki. Maka dari
itu peneliti merasa penting untuk melakukan penelitian yang bertujuan
mengetahui ada atau tidaknya pengaruh mendengarkan bacaan Al- Qur’an
terhadap tingkat kecerdasan emosional siswa di SMK Saraswati Salatiga.
Berangkat dari latar belakang tersebut maka peneliti tertarik meneliti
dengan judul “Pengaruh Mendengarkan Bacaan Al-Qur’an Terhadap Tingkat
Kecerdasan Emosional (Emotional Quotient) Siswa Kelas X Jurusan Teknik
Kendaraan di SMK Saraswati Kota Salatiga Tahun Ajaran 2017/2018”.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana tingkat kecerdasan emosional pada siswa Jurusan Teknik
Kendaraan kelas X di SMK Saraswati Salatiga Tahun Ajaran 2017/2018
sebelum mendapatkan perlakuan?
2. Bagaimana tingkat kecerdasan emosional pada siswa Jurusan Teknik
Kendaraan kelas X di SMK Saraswati Salatiga Tahun Ajaran 2017/2018
setelah mendapatkan perlakuan?
3. Adakah pengaruh mendengarkan bacaan Al-Qur’an terhadap kecerdasan
emosional pada Jurusan Teknik Kendaraan kelas X di SMK Saraswati
Salatiga Tahun Ajaran 2017/2018?
7
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Tingkat kecerdasan emosional pada Jurusan Teknik Kendaraan kelas X di
SMK Saraswati Salatiga Tahun Ajaran 2017/2018 sebelum mendapatkan
perlakuan.
2. Tingkat kecerdasan emosional pada Jurusan Teknik Kendaraan kelas X di
SMK Saraswati Salatiga Tahun Ajaran 2017/2018 setelah mendapatkan
perlakuan.
3. Adanya pengaruh mendengarkan bacaan Al-Qur’an terhadap kecerdasan
emosional pada Jurusan Teknik Kendaraan kelas X di SMK Saraswati
Salatiga Tahun Ajaran 2017/2018
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
informasi dan memperkaya hasanah ilmu pengetahuan dan wawasan di
bidang Pendidikan Agama Islam yang semakin kontemporer.
2. Manfaat Praktis
Jika hipotesis penelitian ini diterima, diharapkan ilmu yang sudah
diperoleh dan dapat diaplikasikan pihak sekolah pada khususnya dan
seluruh sekolah luar biasa pada umumnya.
Juga tidak lupa bagi para pendidik dalam mendidik siswanya serta
masyarakat luas pada umumnya agar dapat memahami mengenai
pentingnya mendengarkan bacaan Al-Qur’an untuk meningkatkan
8
kecerdasan emosional pada Jurusan Teknik Kendaraan kelas X di SMK
Saraswati Salatiga Tahun Ajaran 2017/2018.
E. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal
yang didefinisikan yang dapat diamati. Secara tidak langsung definisi
operasional itu akan merujuk pada alat pengambil data yang cocok digunakan
atau mengacu bagaimana mengukur suatu variabel.
Agar tidak terjadi perbedaan penafsiran terhadap maksud dari penelitian
ini, maka peneliti memberikan penjelasan sebagai berikut:
1. Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda)
yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.
Pengaruh adalah sesuatu keadaan dimana ada hubungan sebab akibat
antara apa yang mempengaruhi dengan apa yang dipengaruhi.
Pengaruh juga bisa diartikan kontribusi atau sumbangan akan suatu hal
yang lain yang berdampak langsung terhadap apa yang mempengaruhi
dengan apa yang dipengaruhi (Kamisa,1997:418)
2. Mendengarkan Bacaan Al-Qur’an kegiatan mendengarkan lantunan
ayat-ayat suci Al-Qur’an. Dalam penelitian ini diperdengarkan melalui
audio murotal yang dilantunkan sesuai dengan tajwid yang baik dan
benar. Rekaman bacaan ayat Al-Qur’an dalam penelitian ini surah Ar-
Rahman, Al-Waqi’ah, Al-Mulk, Al-Fajr dan Al-Insyirah. Audio
murotal yang digunakan adalah rekaman Muhammad Taha al-Junaid.
3. Kecerdasan Emosi Kecerdasan Emosional (EQ) adalah sejumlah
kemampuan mengenali emosi diri sendiri dengan tepat, memotivasi
9
diri sendiri, mengenali orang lain, dan membina hubungan dengan
orang lain.
4. Penyusunan angket kecerdasan emosi mengacu pada teori yang
dikemukakan oleh Daniel Goleman mengenai ciri-ciri kecerdasan
emosional. Ciri-cirinya meliputi: kesadaran diri, pengaturan diri,
motivasi, empati dan ketrampilan sosial.
F. Sistematika Penulisan Skripsi
Bab I Pendahuluan ini memuat: 1) latar belakang masalah; 2) rumusan
masalah; 3) tujuan penelitian; 4) manfaat penelitian; 5)definisi operasional/
penjelasan istilah, dan 6) sistematika penulisan.
Bab II Landasan Teori memuat : 1) Kajian Pustaka, 2) Landasan Teori:
a) Kecerdasan Emosional, b) Mendengarkan Al-Qur’an dapat Meningkatkan
Kecerdasan Emosional (EQ), 3) Hipotesis.
Bab III Metode Penelitian, ini memuat: 1) Jenis Penelitian, 2) Lokasi
dan Waktu penelitian, 3) Populasi dan Sampel, 4) Variabel Penelitian, 5)
Instrumen Penelitian, 6) Uji Coba Instrumen Penelitian, 7) Teknik
Pengumpulan Data, 8) Teknik Analisis Data.
Bab IV, Deskripsi dan Analisis Data ini memuat: 1) Deskripsi Data, 2)
Analisis Data, 3) Pembahasan.
Bab V Penutup, ini memuat: 1) Kesimpulan, 2) Saran
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Kecerdasan Emosional
a. Pengertian
Inteligensi/kecerdasan berasal dari bahasa Latin yaitu intelligere yang
berarti to organize, to relate, to bind together, yaitu menghubungkan atau
menyamakan satu sama lain (Sriyanti,2013:121). Kecerdasan sampai saat
ini menurut Philip Carter (2011:4) sulit untuk didefinisikan dan mungkin
sebenarnya tidak memiliki definisi formal, akan tetapi menurutnya definisi
yang pantas untuk kecerdasan adalah kemampuan belajar dan memahami.
Menurut Gardner dalam bukunya yang berjudul Frame Of Mind
(Goleman, 2000:50) Kecerdasan adalah kecakapan untuk menemui situasi-
situasi baru atau belajar melakukan dengan tanggapan menyesuaikan diri
yang baru.
Adapun Skinner (Sriyanti,2013:121), menerangkan intelligence is
demonstrablein ability of the individual to make good responses from the
stand point of truth or fact. Penjelasan ini mengandung arti bahwa orang
yang dianggap inteligen/cerdas, bila responsnya merupakan respons yang
baik terhadap stimulus yang diterimanya, dengan kata lain seseorang perlu
mempunyai lebih banyak hubungan antara stimulus dan respons dan hal
tersebut dapat diperoleh dari pengalaman dan hasil respons-respons yang
telah lalu.
Sedangkan kata emosi berasal dari akar kata moveree (Latin), berarti
“menggerakkan, bergerak”, ditambah awalan “e” untuk memberi arti
11
bergerak menjauh. Secara literal emosi diartikan setiap kegiatan atau
pergolakan pikiran, perasaan, nafsu, setiap keadaan mental yang hebat atau
meluap-luap (Goleman, 2000: 7).
Emosi dalam makna paling harfiah menurut Oxford English Dictionary
dalam buku Goleman mendefinisikan emosi sebagai “setiap kegiatan atau
pergolakan pikiran, perasaan, nafsu. Setiap keadaan mental yang hebat atau
meluap-luap”. Emosi juga merupakan suatu gejala psiko-fisiologis yang
menimbulkan efek pada persepsi, sikap, dan tingkah laku, serta
mengejewantah dalam bentuk ekspresi tertentu. Emosi dirasakan secara
psiko-fisik karena terkait langsung dengan jiwa dan fisik. Emosi dapat
berupa marah, takut, sedih, bahagia, cinta, malu dan sebagainya yang
merupakan titik tolak bagi nuansa kehidupan emosional yang tidak habis-
habisnya.
Mengenai pengertian tentang kecerdasan emosional sendiri Cooper
dan Sawaf (Agustian,2001:289) mendefinisikan kecerdasan emosional
merupakan kemampuan merasakan, memahami, dan secara efektif
menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi,
koneksi dan pengaruh yang manusiawi.
Adapun Goleman menyebutkan bahwa kecerdasan emosional adalah
kemampuan lebih yang dimiliki seseorang dalam memotivasi diri,
ketahanan dalam menghadapi kegagalan, mengendalikan emosi dan
menunda kepuasan serta mengatur keadaan jiwa (Goleman, 2000: 67).
Dengan demikian kecerdasan emosional adalah kemampuan lebih
untuk merasakan dan memahami kepekaan emosi, mampu memotivasi diri,
ketahanan dalam menghadapi kegagalan dan mengatur keadaan jiwa.
12
Kecerdasan emosional bukan didasarkan pada kepintaran seseorang
melainkan pada suatu yang disebut karakter atau karakteristik pribadi.
Kecerdasan emosional sangat berperan penting dalam keberhasilan
hidup. EQ terkait dengan kemampuan membaca lingkungan sosial dan
menatanya kembali. Juga terkait dengan kemampuan memahami secara
spontan apa yang diinginkan dan dibutuhkan orang lain, demikian juga
kelebihan dan kekurangan kemampuan membaca, kemampuan untuk
menjadi orang yang menyenangkan sehingga kehadirannya diinginkan
orang lain. Oleh karena itu, semakin tinggi EQ seseorang, semakin besar
kemungkinan untuk sukses.
b. Ciri-ciri Kecerdasan Emosional
Ciri-ciri kecerdasan emosional meliputi kemampuan untuk memotivasi
diri sendiri, bertahan menghadapi frustasi, mengendalikan dorongan hati
dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan
menjaga agar bebas stres tidak melumpuhkan kemampuan berfikir,
berempati dan berdoa. Menurut Goleman (2002:30-31) ciri-ciri kecerdasan
emosional dibagi kedalam 5 (lima) komponen sebagai berikut:
1) Kesadaran diri, yaitu mengenali perasaan waktu perasaan itu
terjadi, mengetahui apa yang dirasakan pada suatu saat dan
menggunakannya untuk pengambilan keputusan diri sendiri,
memiliki tolak ukur yang realistis atas kemampuan diri dan
keprcayaan diri yang kuat.
2) Pengaturan diri, yaitu menangani emosi sehingga berdampak
positif terhadap pelaksanaan tugas, peka terhadap kata hati dan
13
sanggup menunda kenikmatan sebelum tercapainya suatu
sasaran dan mampu pulih kembali dari tekanan emosi.
3) Motivasi, yaitu menggunakan hasrat yang paling dalam untuk
menggerakkan dan menuntun menuju sasaran, membantu
mengambil inisiatif, bertindak efektif dan untuk bertahan
menghadapi kegagalan dan frustasi.
4) Empati, yaitu merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain,
mampu memahami perspektif mereka, menumbuhkan
hubungan saling percaya, dan menyelaraskan diri dengan
bermacam-macam orang.
5) Ketrampilan sosial, yaitu menangani emosi dengan baik ketika
berhubungan dengan orang lain dan dengan cermat membaca
situasi dan jaringan sosial, berinteraksi dengan lancar.
Kecerdasan emosi terdiri atas kecakapan pribadi dan kecakapan sosial.
Kecakapan pribadi meliputi: awareness (kesadaran diri), pengaturan diri
dan motivasi. Sedangkan kecakapan sosial berfokus pada empati dan
bagaimana seorang trampil secara sosial. Kecerdasan emosilah yang
memberi kesadaran, yakni kesadaran diri (awareness) yang merupakan
kemampuan emosi paling penting untuk melatih swakontrol. Kecerdasan
emosi menjadikan seseorang mampu mengenali, berempati, bercinta,
termotivasi, berasosiasi, dan dapat menyambut kesedihan dan kegembiraan
yang tepat.
Trait, motive, self concept, dan self-control merupakan bagian dari
aspek kepribadian seseorang. Kemampuan mengelola faktor-faktor tersebut
dipandang sangat mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan dalam
14
berbagai sisi kehidupan, termasuk Pendidikan, pekerjaan, berkeluarga,
bersosialisasi, menjalin relasi yang meluas, dan mengambil keputusan
penting (Sulistami dkk, 2006:38).
c. Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosional
Perkembangan manusia sangat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu
internal dan eksternal. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecerdasan
emosional, menurut Goleman (2000:267-282) yaitu:
1) Faktor Keluarga
Kehidupan keluarga merupakan sekolah pertama dalam
mempelajari emosi. Peran serta orang tua sangat dibutuhkan karena
orang tua adalah subjek pertama yang perilakunya diidentifikasi,
diinternalisasi yang pada akhirnya akan menjadi bagian dari
kepribadian anak. Kecerdasan ini dapat diajarkan pada saat anak
masih bayi dengan contoh-contoh ekspresi. Kehidupan emosi yang
dipupuk dalam keluarga sangat berguna bagi anak kelak
dikemudian hari, sebagai contoh: melatih kebiasaan hidup disiplin
dan bertanggung jawab, kemampuan berempati, kepedulian, dan
sebagainya.
Hal ini akan menjadikan anak menjadi lebih mudah untuk
menangani dan menenangkan diri dalam menghadapi
permasalahan, sehingga anak-anak dapat berkonsentrasi dengan
baik dan tidak memiliki banyak masalah tingkah laku seperti
tingkah laku kasar dan negatif.
2) Lingkungan non keluarga.
15
Lingkungan ini adalah masyarakat, lingkungan penduduk dan
sekolah. Kecerdasan emosi ini berkembang sejalan dengan
perkembangan fisik dan mental anak. Pembelajaran ini biasanya
ditunjukkan dalam aktivitas bermain anak seperti bermain peran.
Anak berperan sebagai individu di luar dirinya dengan emosi yang
menyertainya sehingga anak akan mulai belajar mengerti keadaan
orang lain.
Pengembangan kecerdasan emosi dapat ditingkatkan melalui
berbagai macam bentuk pelatihan, diantaranya adalah pelatihan
asertivitas, empati dan masih banyak lagi bentuk pelatihan yang
lainnya.
Menurut Agustian (2007:142) faktor-faktor yang berpengaruh dalam
peningkatan kecerdasan emosi yaitu:
1) Faktor psikologis
Faktor psikologis merupakan faktor yang berasal dari dalam
diri individu. Faktor internal ini akan membantu individu dalam
mengelola, mengontrol, mengendalikan, dan mengkoordinasikan
keadaan emosi agar termanifestasi dalam perilaku secara efektif.
Peningkatan kecerdasan emosi secara fisiologis dapat dilakukan
dengan meditasi seperti mendengarkan bacaan Al-Qur’an dan
puasa. Puasa dengan segala konsekuensinya tidak hanya
mengendalikan dorongan fisiologis manusia, namun juga mampu
mengendalikan kekuasaan implus emosi.
2) Faktor pelatihan emosi
16
Kegiatan secara berulang-ulang akan menciptakan kebiasaan,
dan kebiasaan rutin tersebut akan menghasilkan pengalaman yang
berujung pada pembentukan nilai (value). Reaksi emosional
apabila diulang-ulang pun akan berkembang menjadi suatu
kebiasaan. Pengendalian diri tidak muncul begitu saja tanpa dilatih.
3) Faktor Pendidikan
Pendidikan dapat menjadi salah satu sarana belajar individu
untuk mengembangkan kecerdasan emosi. Individu mulai
dikenalkan dengan berbagai bentuk emosi dan bagaimana
mengelolanya melalui pendidikan. Pendidikan tidak hanya
berlangsung di sekolah, tetapi juga di lingkungan keluarga dan
masyarakat. Sistem pendidikan di sekolah tidak boleh hanya
menekankan pada kecerdasan akademik saja, memisahkan
kehidupan dunia dan akhirat, serta menjadikan ajaran agama
sebagai ritual saja.
Dapat disimpulkan bahwa tingkat kecerdasan emosi dipengaruhi oleh
dua faktor yaitu faktor intern dan faktor ekstern berupa faktor keluarga dan
non keluarga. Adapun beberapa hal yang mampu membantu meningkatkan
kecerdasan emosi adalah melalui latihan fisiologis emosi serta pendidikan
keagamaan yang ada di lingkungan keluarga maupun lingkungan sekolah.
2. Mendengarkan Bacaan Al-Qur’an
1. Pengertian Al-Qur’an
Al-Qur’an menurut Bahasa dapat berarti himpunan, kumpulan dan
bacaan. Sedangkan Al-Qur’an menurut istilah ada beberapa pendapat.
17
Shubhi al-Shalih berpendapat bahwa Al-Qur’an merupakan kalam Allah
yang berupa mu’jizat, yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw,
tertulis dalam mushhaf, dinukilkan secara mutawatir dan merupakan ibadah
bagi yang membacanya (Budiharjo,2012:2).
Al-Qur’an menurut kalangan pakar Ushul Fiqih, Fiqih, dan Bahasa
Arab adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi-Nya Muhammad
Saw, yang lafadz-lafadznya mengandung mu’jizat, membacanya
mempunyai nilai ibadah, yang diturunkan secara mutawatir, dan yang
ditulis pada musshaf, mulai dari awal surat Al-Fatihah sampai akhir surat
An-Nas (Anwar,2008:45).
Muhammad Abu Syahbah (Budiharjo,2012:2) menambahkan bahwa
Al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada junjungan kita
Muhammad Saw, yang lafadznya merupakan mu’jizat, ibadah bagi yang
membacanya, dinukilkan secara mutawatir, berfaedah untuk menguatkan
dan meyakinkan, ditulis dalam mushhaf, diawali dengan surat Al-Fatihah
dan diakhiri surat An-Nas, merupakan petunjuk Allah kepada makhluk-
Nya, hukum Tuhan untuk penghuni dunia, penutup kitab-kitab samawy dan
untuk kebahagiaan manusia di dunia dan di akhirat.
Maka dapat dipahami bahwa Al-Qur’an menurut pengertian yang telah
dipaparkan memiliki beberapa unsur yaitu:
1) Kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw
2) Mu’jizat Nabi Muhammad Saw
3) Dinukilkan secara mutawatir
4) Membacanya bernilai ibadah
18
5) Tertulis dalam mushhaf, diawali dengan surat Al-Fatihah dan
diakhiri dengan surat An-Nas
6) Penutup kitab-kitab terdahulu.
2. Manfaat Al-Qur’an
Al-Qur’an selain sebagai sumber pokok ajaran Islam dan peringatan
serta pelajaran bagi manusia merupakan kitab suci yang mempunyai
mu’jizat dan beragam manfaat yang rasional maupun irrasional. Al-Qur’an
mempunyai manfaat bagi para pembaca dan sekaligus pendengarnya pun
pahala yang diperolehnya.
Anwar (2010:27-28) menjelaskan bahwa Al-Qur’an mengandung
beberapa aspek yang bermanfaat serta berpengaruh bagi kesehatan,
diantaranya:
1) Mengandung unsur meditasi (As-Syifa)
Al-Qur’an mengandung unsur meditasi sehingga sering disebut
sebagai “As-Syifa” atau penyembuh. Ulama menafsirkan Al-
Qur’an sebagai sebuah petunjuk yang dapat mengantar manusia
kepada kesehatan jasmani dan rohani, sehingga dengan kesehatan
itu manusia mampu menjalankan ketaatannya kepada Allah Swt.
Kesembuhan yang ditawarkan Al-Qur’an tidak bisa didapatkan
secara instan, namun harus melalui 3 aspek utama dalam
mengimani Al-Qur’an, yaitu sebagai kitab yang dapat dilihat,
dibaca dan didengar. Dengan membaca dan mendengarkan Al-
Qur’an energi dalam tubuh menjadi lebih aktif dan menimbulkan
19
ketenangan yang dapat membantu proses terwujudnya kesehatan
dalam tubuh.
Firman Allah Q.S Fussilat ayat 44:
ين لذ و ل ل ه اء ق ف دى وش وا ه ن آم“…Katakanlah: Al-Qur‟an itu adalah petunjuk dan penawar bagi
orang-orang mukmin….”
2) Mengandung unsur autosugesti
Dari segi kejiwaan, unsur sugesti yang terdapat dalam Al-
Qur’an merupakan suatu ungkapan baik atau disebut juga dengan
istilah ahsanu al-hadits yang mampu memberikan efek sugesti
positif bagi pendengar maupun pembacanya, sehingga dapat
menimbulkan perasaan tenang dan tentram.
3) Mengandung unsur relaksasi
Terdapat pada tanda baca waqaf di dalam Al-Qur’an. Tanda ini
mengisyaratkan seseorang harus berhenti membaca dan pada setiap
proses memulai bacaan kembali, membuat seseorang melakukan
penarikan napas yang dilakukan secara teratur pada setiap tanda
waqaf. Kegiatan inilah yang membuat kondisi tubuh berada dalam
keadaan rileks.
Al-Qur’an memang Kitab istimewa yang menyempurnakan
Kitab-kitab suci sebelumnya, dengan segala keagungan dan
mu’jizat bagi umat yang mengimani kalam Allah Swt ini. Di
dalamnya mengandung manfa’at yang sudah banyak peneliti
20
membuktikannya. Mendengarkan bacaan Al-Qur’an akan
menimbulkan efek yang luar bisa selain dari beberapa hal yang
sudah disebutkan.
Menurut Abdurrahman (Yaqub,2015:19) suara yang diterima
oleh telinga akan diterima oleh saraf pusat kemudian
ditransmisikan keseluruh bagian tubuh, selanjutnya saraf vagus dan
sistem limbik membantu kecepatan denyut jantung, respirasi
mengontrol emosi. Mendengarkan murottal dapat pula
memunculkan gelombang delta di daerah frontal yaitu sebagai
pusat intelektual dan pengatur emosi.
3. Kandungan Surah Al-Qur’an yang Diperdengarkan
a. Ar-Rahman
Ar-Rahman yang berarti Yang Maha Pemurah merupakan surah ke 55
diantara surah-surah dalam Al-Qur’an, surah ini terdiri atas 78 ayat yang
termasuk surah-surah makkiyyah. Nama Ar-Rahman diambil dari kata Ar-
Rahman yang terdapat pada ayat pertama surah ini. Ar-Rahman adalah
salah satu dari nama-nama Allah Swt (Ahsin,2008:246).
M.Quraish Shihab menyebutkan bahwa penamaannya dengan surah
Ar-Rahman atau Tuhan pelimpah kasih telah dikenal sejak zaman Nabi
Saw. nama tersebut diambil dari kata awal surat ini. Ini adalah satu-satunya
surat yang dimulai sesudah basmalah dengan nama atau sifat Allah swt.,
yakni ar Rahman. Surat ini dikenal juga dengan nama “Arus Al-Qur’an”
(pengantin Al-Qur’an). Nabi saw. bersabda: “Segala sesuatu mempunyai
21
pengantinya dan pengantinya Al-Qu‟ran adalah surah Ar-Rahman” (HR.
Al Baihaqi).
Penamaan itu karena indahnya surah ini dan karena di dalamnya
terulang tiga puluh satu kali ayat “fabiayyi Ala-i Rabbikuma Tukadzdziban”
nikmat yang manakah, di antara nikmat-nikmat Tuhan pemelihara kamu
berdua, yang kamu berdua dustakan?” Kalimat berulang-ulang ini
diibaratkan dengan aneka hiasan yang dipakai oleh pengantin. Sebagian
besar surah ini menerangkan sifat-sifat pemurah Allah Swt. kepada hamba-
hambanya.
Diantara isinya adalah semua makhluk akan hancur kecuali Allah Swt.,
seluruh alam merupakan nikmat Allah Swt. terhadap umat manusia,
manusia diciptakan dari tanah dan jin dari api, kewajiban mengukur,
menakar, menimbang dengan adil, manusia dan jin tidak bisa melepaskan
diri dari Allah Swt., banyak dari umat manusia yang tidak mensyukuri
nikmat Tuhan.
Sayyid Quthb (2010:117) dengan bahasanya, berpendapat bahwa surah
ini merupakan pemberitahuan ihwal hamparan alam semesta dan
pemberitahuan aneka nikmat Allah Swt. yang cemerlang lagi nyata,
keajaiban makhluk-Nya, limpahan nikmat-Nya, pengaturan-Nya atas alam
nyata ini berikut segala isinya, dan pada pengarahan semua makhluk agar
menuju dzat-Nya Yang Mulia. Surah ini merupakan pembuktian umum
ihwal seluruh alam nyata kepada dua makhluk, yaitu jin dan manusia, yang
disapa oleh surah secara sama. Kedua makhluk ini tinggal di pelataran
alam, dan disaksikan oleh segala yang maujud.
22
Surah ini juga menantang keduanya secara berulang-ulang, kalau-kalau
keduanya mampu mendustakan aneka nikmat Allah setelah nikmat tersebut
diterangkan secara rinci. Dia telah menjadikan seluruh alam semesta ini
sebagai pelataran nikmat dan hamparan akhirat. Secara umum mengenai
surah ar Rahman ayat 1-4, Allah menerangkan nikmat-nikmat-Nya sebagai
rahmat untuk hamba-hamba-Nya, yaitu:
1) Bahwa Dia mengajarkan Al-Qur’an dan hukum-hukum syari’at
untuk menunjuk mahkluk-Nya dan menyempurnakan kebahagiaan
mereka dalam penghidupan di dunia maupun di akhirat.
2) Bahwa Dia telah menciptakan manusia dalam bentuk yang terbaik
dan menyempurnakannya dengan akal dan pengetahuan.
3) Bahwa Dia telah mengajari manusia kemampuan berbicara dan
memahamkan kepada orang lain, hal mana tidak bisa terlaksana
kecuali dengan adanya jiwa dan akal.
Surat ini menjelaskan kebesaran Allah Swt sebagai Sang Pencita
dengan segala nikmat yang tidak bisa dihitung dengan hitungan angka
menyiratkan pesan agar sebagai ciptaan-Nya yang telah diberi nikmat dari
Allah Swt mampu mensyukurinya dan sadar bahwa manusia tidak ada apa-
apanya dengan Allah Swt, maka tidak ada barang sedikitpun yang pantas
disombongkan manusia.
b. Al-Waqi’ah
Al-Waqi’ah mempunyai arti Hari Kiamat surah ke 56 dan termasuk
surah makkiyyah. Abu Ishaq telah meriwayatkan dari Ikrimah dari Ibnu
Abbas bahwa sahabat Abu Bakar pernah bertanya, “Wahai Rasulullah,
engkau kelihatan telah beruban.” Rasulullah Saw. menjawab: Telah
23
membuatku beruban surat Hud, surat Al-Waqiah, surat Al-Mursalat, surat
An-Naba, dan surat At-Takwir. Imam Turmuzi telah meriwayatkan hadis
ini, dan ia mengatakan bahwa predikat hadis ini hasan garib
(Ahsin,2008:253)
Al-Hafiz ibnu Asakir telah mengatakan dalam biografi Abdullah ibnu
Mas’ud lengkap dengan sanadnya sampai kepada Amr ibnur Rabi ibnu
Tariq Al-Masri, telah menceritakan kepada kami As-Sirri ibnu Yahya Asy-
Syaibani, dari Abu Syuja, dari Abu Zabyah yang mengatakan bahwa
Abdullah ibnu Mas’ud dalam sakitnya yang menghantarkan kepada
kematiannya dijenguk oleh Usman ibnu Affan, lalu Usman bertanya, "Sakit
apakah yang engkau rasakan?" Ibnu Masud menjawab, "Dosa-dosakulah
yang membuatku sakit." Usman bertanya, "Apakah yang engkau
inginkan?" Ibnu Mas’ud menjawab, "Rahmat Tuhanku." Usman bertanya,
"Maukah engkau kudatangkan seorang tabib?" Ibnu Mas’ud menjawab,
"Tabib akan membuatku bertambah parah." Usman bertanya, "Maukah aku
perintahkan agar kuberikan ata (pemberian) untukmu?" Ibnu Mas’ud
menjawab, "Saya tidak memerlukannya." Usman berkata, "Itu nantinya
untuk anak-anak perempuanku sesudah kamu tiada." Ibnu Mas’ud
menjawab, "Apakah aku mengkhawatirkan anak-anak perempuanku jatuh
fakir? Sesungguhnya aku telah memerintahkan kepada semua anak
perempuanku agar setiap malam membaca surat Al-Waqiah karena aku
pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda:
، مم ثصبو فاكة ببدا من كرب سورت امواكعة ك ميل
“Barang siapa yang membaca surat Al-Waqiah setiap malam, niscaya
tidak akan terkena kemiskinan selamanya.”
24
Kemudian Ibnu Asakir mengatakan bahwa demikianlah sanad hadis
ini, tetapi yang benar adalah dari Syuja, seperti yang disebutkan di dalam
riwayat Abdullah ibnu Wahb, dari As-Sirri.
ن بن وىب: بخب بية، عن كال عبد الل جو، عن ب د اعا ىي بن بن ي امسر
عليو وسمل يلول: "من كرب سورت صل الل عت رسول الل بن مسعود، كال: س عبد الل
امواكعة ك ميل مم ثصبو فاكة ببدا
Abdullah ibnu Wahb mengatakan, telah menceritakan kepadaku As-Sirri
ibnu Yahya, bahwa Syuja pernah menceritakan hadis ini dari Abu Zabyah,
dari Abdullah ibnu Masud yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar
Rasulullah Saw. bersabda: Barang siapa yang membaca surat Al-Waqi‟ah
setiap malam, niscaya tidak akan tertimpa kemiskinan selamanya
(Qutb,2010:142).
Membaca surat Al-Waqi’ah akan terhindar dari kemiskinan, diketahui
bahwa kegiatan membaca akan secara otomatis dibarengi dengan kegiatan
mendengarkan pula, sedangkan beberapa ulama’ ada yang berpendapat
bahwa orang yang mendengarkan Al-Qur’an dengan seksama dan
memperhatikan maka akan mendapatkan pahala yang sama dengan orang
yang membaca Al-Qur’an dengan tartil.
Selain itu surat Al-Waqi’ah juga berisikan tentang proses terjadinya
hari kiamat, barang siapa yang berada di golongan kanan (berbuat baik)
maka akan mendapat balasan berupa surga dengan segala kenikmatan yang
menyertainya akan tetapi barang siapa yang berada di golongan kiri (orang
yang munkar) maka akan mendapat balasan berupa neraka yang menyala-
nyala. Surat Al-Waqi’ah akan mengingatkan tentang kehidupan dunia yang
25
tidak kekal dan menyiratkan pesan agar manusia hidup di dunia ini
hanyalah mencari bekal untuk kehidupan yang kekal yaitu di akhirat.
c. Al-Mulk
Mulk berarti Kerajaan, termasuk surah makkiyyah, 30 ayat, turun
sesudah surat Ath-Thur. Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan
kepada kami Hajjaj ibnu Muhammad dan Ibnu Jafar. Keduanya
mengatakan, telah menceritakan kepada kami Syubah, dari Qatadah, dari
Abbas Al-Jusyami, dari Abu Hurairah, dari Rasulullah Saw, yang telah
bersabda:
بيده اممل : ثبارك ال ن سورت ف املربن جالجني بية شفعت مصاحبا حت غفر ل ا
Sesungguhnya di dalam Al-Qur‟an terdapat suatu surat berisikan tiga
puluh ayat dapat memberi syafa‟at bagi pembacanya hingga mendapat
ampunan yaitu Tabarakal Ladzi Biyadihil Mulku/surat Al-Mulk (Qur’an
pustaka.com).
Ibnu Abbas, bahwa ia pernah berkata kepada seseorang, "Maukah aku
hadiahkan kepadamu suatu hadis yang akan membuatmu gembira?" Lelaki
itu menjawab, "Tentu saja mau." Ibnu Abbas mengatakan, "Bacalah surat
Al-Mulk dan ajarkanlah kepada keluargamu serta semua anakmu dan
semua ahli baitmu yang masih anak-anak dan juga semua tetanggamu.
Karena sesungguhnya surat Al-Mulk ini adalah surat yang menyelamatkan
dan yang mendebat atau membela pembacanya kelak di hari kiamat di
hadapan Tuhannya, dan memohon kepada-Nya agar menyelamatkannya
dari azab neraka dan juga menyelamatkan penghafalnya dari siksa kubur."
Rasulullah Saw. telah bersabda:
وسان من بمت ا ف كلب ك ا موددث بن
26
“Sungguh aku menginginkan bila surat ini dihafal di dalam kalbu setiap
orang umatku.”
Surat Al-Mulk menurut paparan tersebut adalah surat yang mampu
mengantarkan pada keselamatan di dunia dan di akhirat. Surat Al-Mulk
juga berisikan beberapa pokok yaitu pertama, keagungan Allah Swt atas
penciptaan alam semesta yang tidak ada barang cacat sedikitpun yang
menghidupkan dan mematikan makhluk-Nya.
Kedua, orang-orang kafir yang mendustakan Allah Swt akan mendapat
siksa berupa neraka Jahanam yang merupakan seburuk-buruknya tempat
kembali. Terakhir adalah tentang Allah yang Maha Penerima Taubat
hamba-Nya yang berbuat dosa bahkan jika hamba-Nya mau bertaubat dan
mengamalkan perbuatan baik, maka Allah Swt akan memberi ampunan dan
pahala yang besar.
d. Al-Fajr
Surat ini terdiri atas 30 ayat, termasuk golongan surat-surat makkiyah,
diturunkan sesudah surat al-Lail. Nama al-Fajr diambil dari kata al-Fajr
yang terdapat pada ayat pertama surat ini yang artinya demi fajar dan
merupakan surat ke 89 (Al-Mahalli,2000:2716).
Firman Allah Swt Q.S al-Fajr ayat 27-30:
نة ئ م ط م ل س ا ف ا الن ه ي ت ا أ ية ي رض ة م ي ل ربك راض ي إ ع ي ارج ل خ اد في ل خ يواد اد ب نت ف ع ج
“Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang
puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-
Ku, masuklah ke dalam syurga-Ku”.
27
Al-Mahally dan as-Suyuti mendefinisikan Al-Qur’an surah al-Fajr ayat
27 “Jiwa yang tenang atau yang aman” dimaksud adalah jiwa yang
beriman. Sedangkan menurut ash-Shiddieqy, Jiwa yang tenang adalah
manusia yang bersih jiwanya dan tidak mengabdi kepada kebendaan,
tentulah pada hari kiamat akan memperoleh kebahagiaan. Kepada mereka
akan dikatakan: “Wahai jiwa yang menyakini kebenaran, yang percaya
kepada Allah dan mengerjakan semua hukum syara’ serta tidak diombang-
ambingkan oleh hawa nafsu “ (Zulianto,2015:11-12).
Jiwa yang tenang merupakan keadaan tertinggi dari perkembangan
spiritual. Jiwa yang tenang karena mengetahui walaupun terdapat
kegagalan duniawi, hal ini akan kembali kepada Allah Swt. Jiwa ini
melakukan penyucian diri terhadap tekanan-tekanan yang muncul dari 12
pertarungan terhadap kendala yang menghalangi pikiran dan perasaan.
e. Al-Insyirah
Merupakan surah ke-94 di dalam Al-Qur’an terdiri dari 8 ayat yang
berarti termasuk surat makkiyyah. Kandungan Surat Al-Insyirah ada 3
yaitu:
1) Bersyukur atas nikmat Iman dan Islam serta sebagai seorang muslim
harus senantiasa melihat bahwa dosa adalah sesuatu yang memberatkan.
Berdasarkan dalam ayat 1 sampai ayat 4, Bukankah Kami telah
melapangkan bagimu; dadamu?” 2. dan Kami telah menghilangkan
daripadamu bebanmu, 3. yang memberatkan punggungmu? 4. dan
Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu
28
2) Sesudah kesulitan itu ada kemudahan, agar tidak mudah menyerah dan
senantiasa yakin terhadap pertolongan Allah Swt. Berdasarkan pada
ayat:
5. karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, 6.
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
3) Sebagai orang yang beriman maka sudah sepatutnya hanya Allah Swt
yang menjadi tempat menggantungkan segala usaha dan menyerahkan
hasil akhir sepenuhnya kepada Allah Swt. berdasarkan ayat: 7. Maka
apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan
sungguh-sungguh (urusan) yang lain, 8. dan hanya kepada
Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.” (Al-Mahalli,2000:2778).
4. Pengaruh Mendengarkan Bacaan Al-Qur’an Terhadap Kecerdasan Emosional
Al-Qur’an merupakan kitab yang fungsi utamanya adalah menjadi
petunjuk untuk seluruh umat manusia. Petunjuk yang dimaksudkan adalah
petunjuk agama, atau lazim disebut dengan syariat, pembeda antara hak dan
bathil,juga sebagai penjelas terhadap segala sesuatu, akhlak, moralitas dan
etika-etika yang patut dipraktikkan manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Al-Qur’an adalah sebaik-baiknya bacaan, membacanya bernilai ibadah
pun bagi yang mendengarkan dan memperhatikannya dengan baik.
Mendengarkan bacaannya memberikan pengaruh besar bagi kehidupan
jasmani dan rohani manusia. Kegiatan mendengarkan merupakan kemampuan
dasar yang dimiliki manusia, pun sebagai kemampuan pertama yang Allah
Swt berikan kepada manusia. Ketrampilan mendengarkan (maharah al-
istima/listening skill) adalah kemampuan seseorang dalam mencerna
29
memahami kata atau kalimat yang diajarkan oleh mitra bicara atau media
tertentu (Hermawan,2011:130).
Menurut Suhartin (1992:109-110) bahwa indikator yang menjadi hal-
hal pokok atau indikasi dalam mendengarkan sebagai berikut:
a) Motivasi. Agar dapat membaca dan mendengarkan dengan baik,
perlu membangkitkan minat (motivasi) masing-masing. Motivasi
itu harus ditingkatkan dengan alasan bahwa dengan baca dan
mendengarkan secara berulang-ulang akan timbul pemahaman.
Setelah faham akan timbul pengalaman.
b) Perhatian, adalah pemusatan jiwa pada suatu hal. Sama halnya
dengan penginderaan pada umumnya, maka mendengarkan
memerlukan pemusatan jiwa. Bila pemusatan jiwa tidak ada,
dengan kata lain ketika mendengarkan jiwa mengembara, maka
pesan yang didengar dan dibaca tidak tertangkap.
c) Keaktifan jasmani, badan yang kuat lagi sehat terdapat jiwa yang
sehat pula, artinya jika badan seseorang sakit maka minat dalam
mendengarkan hilang atau berkurang.
d) Ulangan, semakin seseorang mengulang-ulang mendengarkan,
maka pesan yang didengar akan lebih masuk ke ingatan.
Kemampuan mendengarkan yang baik diperlukan secara mutlak demi
keberhasilan dalam melakukan suatu pekerjaan karena sesuatu akan lebih baik
jika menyimak dan menghargai sudut pandang yang lain (Goleman,
2001:224). Jika mendengar musik klasik dapat mempengaruhi kecerdasan (IQ)
dan kecerdasan emosi (EQ) seseorang. Al-Qur’an juga mampu mempengaruhi
30
kecerdasan menenangkan batin dan menurunkan tingkat depresi
(Shihab,2002:46).
Goleman menerangkan EQ memberikan kesadaran mengenai perasaan
diri sendiri dan juga perasaan milik orang lain. EQ memberi rasa empati, cinta,
motivasi, dan kemampuan untuk menghadapi kesedihan atau kegembiraan
secara tepat. EQ merupakan persyaratan dasar untuk menggunakan IQ secara
efektif. Jika bagian-bagian otak untuk merasa telah rusak, maka seseorang
tidak dapat berpikir efektif.
Teori psikoneuroendokrinologi menjelaskan bahwa kondisi kejiwaan
seseorang akan mempengaruhi fungsi kelenjar endokrin serta meningkatkan
kerja syarat simpatis. Dalam kondisi stress, tubuh akan memicu kelenjar
endokrin seperti adrenal, tiroid dan pituitary untuk melepaskan hormonnya
masing-masing ke dalam aliran darah sebagai upaya kompensasi terhadap
kondisi tubuh. Akibatnya sistem syaraf otonom akan mengaktifkan kelenjar
endokrin yang mempengaruhi hormon epinefrin atau yang dikenal dengan
adrenalin yang berfungsi memberikan tenaga bagi individu. Peningkatan
hormon tersebut akan menimbulkan ketegangan fisik pada seseorang yang
mengalami stress (Wulandari,2006:34)
Seperti yang telah diterangkan oleh Anwar (2010:56) bahwa membaca
maupun mendengarkan Al-Qur’an dapat memberikan efek ketenangan
didalam tubuh sebagai adanya unsur meditasi, autosugesti dan relaksasi. Rasa
tenang ini yang selanjutnya memberikan respon positif yang sangat
berpengaruh mendatangkan persepsi positif. Persepsi positif selanjutnya
ditransmisikan dalam sistem limbik dan korteks serebral dengan tingkat
konektifitas yang kompleks antara batang otak - hipotalamus – korteks
31
prefrontal kanan dan kiri hipokampus dan berakhir pada amygdala yang
merupakan pusat emosi.
Transmisi ini menyebabkan terjadinya keseimbangan antara sintesis
dan sekresi neurotransmitter seperti GABA (Gamma Amiono Butiric Acid) dan
antagonis GABA oleh hipokampus dan amygdala. Persepsi positif yang
diterima dalam sistem limbik akan menyebabkan amygdala mengaktifkan
reaksi saraf otonom. Rangsangan saraf otonom yang terkendali akan
menyebabkan sekresi epinefrin dan norepinefrin dari medulla adrenal menjadi
terkendali. Terkendalinya hormon epinefrin dan norepinefrin akan
menghambat pembentukan angiotensin yang selanjutnya dapat menurunkan
tekanan darah atau memberikan ketenangan (Arif, 2007:43).
Agustian (2003:218) juga menerangkan dalam Meta Kecerdasanya
yaitu:
“Kesadaran Tauhid mengendalikan emosi. Hasilnya emosi terkendali, seperti
rasa tenang dan damai. Dengan ketenangan emosi yang terkendali itu, maka
pintu hati terbuka dan bekerja. Terdengarlah bisikan-bisikan ilahiyah yang
mengajak kita kepada sifat-sifat: keadilan, kasih sayang, kejujuran,
tanggungjawab, kepedulian, kreativitas, komitmen, kebersamaan, perdamaian
dan bisikan hati mulia lainnya. Berdasarkan bisikan mulia itulah potensi
kecerdasan intelektual bekerja dengan optimal. Sederhananya, bahwa Tauhid
akan mampu menstabilkan tekanan pada amygdala (system saraf emosi),
sehingga selalu terkendali. Pada saat inilah orang dikatakan memiliki EQ
tinggi. Emosi yang terkendali akan menghasilkan optimalisasi pada fungsi
kerja lobus temporal serta mengeluarkan suara hati dan mampu menghasilkan
keputusan yang sesuai dengan hukum alam, sesuai dengan situasi yang ada”.
Firman Allah Swt QS. Ar-Ra’d {13}:28
ر الله ذك م ب ه وب ل ن ق ئ م ط وا وت ن ين آم م الذ ط ر الله ت ذك ل ب وب أ ل ق ن ال ئ
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi
tentram”.
32
Menurut Syihabudin (2001:104) Al-Qur’an memiliki kekuatan yang
dapat mengubah sikap seseorang. Membaca, mendengar bacaannya,
mentadaburi isinya dan mentafakuri kandungannya dengan penuh
kesungguhan dan niat ikhlas untuk ibadah, maka Allah akan memelihara
imannya, sehingga terjagalah hati dan jiwanya dari kecenderungan-
kecenderungan kepada kekafiran di dalam segala bentuknya.
Al-Qur’an memiliki kekuatan yang dapat mengubah sikap seseorang.
Seperti kisah Umar bin Khattab. Beberapa ulama menjadikan kasus tersebut
sebagai bukti adanya pengaruh psikologis bagi pendengar dan pembaca ayat-
ayat Al-Qur’an, bahkan menjadikan hal tersebut sebagai salah satu aspek
kemukjizatannya. Firman Allah Swt:
م ه ي ل ت ع ي ل ا ت ذ م وإ ه وب ل ت ق ل ر الله وج ا ذك ذ ين إ ون الذ ن ؤم م ل ا ا ن إى ربم ي ل ا وع ن ا مي م إ ه ت ه زاد ات ون آي ل وك ت
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut
nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya
bertambahlah iman mereka (karenanya) dan hanya kepada Tuhanlah mereka
bertawakkal” (QS. Al-Anfaal {8}:2).
Berdasarkan paparan tersebut dapat disimpulkan bahwa mendengarkan
dan membaca Al-Qur’an akan memberi pengaruh psikologis yang berujung
pada perubahan sikap seseorang yang tercermin dalam ibadah dan akhlak
setelah mendengarkan dan membacanya sesuai dengan kaidah. Dengan
ketenangan yang diperoleh seseorang akan lebih mampu mengenali emosinya,
mengelola emosinya, memotivasi dirinya untuk bertindak sesuai dengan
norma yang berlaku di lingkungan, mampu mengenal emosi orang lain
sehingga mampu membina hubungan yang baik dengan orang lain.
33
B. Kajian Pustaka
Kajian pustaka merupakan salah satu kegiatan penelitian yang
mencakup; memilih teori-teori hasil penelitian, mengidentifikasi literatur, dan
menganalisis dokumen, serta menerapkan hasil analisis tadi sebagai landasan
teori bagi penyelesaian masalah dalam penelitian yang dilakukan
(Subana,2005:77).
Dari paparan tersebut, maka di sini ada beberapa penelitian tentang
pengaruh mendengarkan Al-Qur’an yang dilakukan oleh perorangan maupun
berbagai lembaga penelitian, antara lain:
Jurnal Very Julianto, dkk 2014 dengan judul “Pengaruh Mendengarkan
Murattal Al-Qur’an terhadap Peningkatan Kemampuan Konsentrasi” UIN
Sunan Gunung Djati Bandung. Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh
mendengarkan murattal Al-Qur’an terhadap peningkatan kemampuan
konsentrasi. Pada kelompok eksperimen diberikan perlakuan berupa
mendengarkan murottal Al-Qur’an selama 30 menit. Hasil peneltian ini adalah
terdapat perbedaan nilai rata-rata antara kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol pada kondisi sebelum dan setelah perlakuan.
Jurnal Iis Fitriatun 2014 dengan judul “Pengaruh Mendengarkan Ayat-
Ayat Al-Qur’an Terhadap Penurunan Stress Pada Pasien Kanker Serviks”. The
Effect of Listening to The Verses The Al-Qur‟an to Decrase Stress on The
Cervical Cancer Patients Universitas Sebelas Maret. Penelitian ini
menggunakan pendekatan intervensi klinis bagi pasien pengidap kanker
serviks yang dilakukan secara holistik dengan mempertimbangkan aspek
psikospiritual. Design penelitian ini adalah sigle case experimental design
34
dengan metode studi kasus, perlakuan diberikan sebanyak lima kali dalam
lima hari. Hasil penelitian ini menunjukkan nilai signifikan dengan
kesimpulan bahwa mendengarkan Al-Qur’an memiliki pengaruh yang
signifikan untuk menurunkan stres psikologis.
Jurnal Siti Sholikah t.th dengan judul : “Pengaruh Pemberian Terapi
Mendengarkan Ayat-Ayat Al-Qur’an Terhadap Penurunan Tingkat
Kecemasan pada Lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pasuruan
Kecamatan Babat Lamongan”. Penelitian ini menggunakan metode pra-
eksperimen dengan design One Group Pre-test – Post-test. Hasil penelitian
menunjukkan lansia sebelum diberikan perlakuan terapi, lansia mengalami
kecemasan sedang, setelah diberi perlakuan lansia mengalami tingkat
kecemasan ringan. Artinya mendengarkan Al-Qur’an untuk mengatasi
kecemasan menjadi salah satu alternatif pengobatan non farmologis.
Dalam Skripsi Nur Aini tahun 2017 dengan judul : “Pengaruh Terapi
Audio Murotal Al-Qur’an Terhadap Konsentrai Belajar pada Pembelajaran
Matematika” UIN Sunan Ampel Surabaya”. Penelitian mengungkapkan
bahwa Al- Qur’an mampu memberikan ketenangan jiwa. Jenis penelitian ini
adalah penelitian eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa Ho penelitian diterima pada kelas kontrol, sedangkan
pada kelas eksperimen Ha diterima. Artinya terdapat pengaruh terapi audio
murottal Al-Qur’an terhadap konsentrasi belajar.
Dari penelitian terdahulu yang sudah ada dengan fokus masing-masing
tentang pengaruh mendengarkan bacaan Al-Qur’an beserta hasilnya yang
beragam. Maka kali ini peneliti lebih mengfokuskan kajian tentang pemberian
mendengarkan bacaan Al-Qur’an terhadap Kecerdasan Emosional pada siswa
35
kelas X Jurusan Teknik Kendaraan di SMK Saraswati Salatiga Tahun Ajaran
2017/2018. Penelitian ini menggunakan jenis True-Eksperimen dengan design
pre-test post-test with control group. Dengan teknik sampling Random
Sampling. Penulis merasa penting melakukan penelitian ini mengingat akhir-
akhir ini marak terjadinya tindakan kriminal seperti: pencurian, tawuran,
tindakan asusila, penganiayaan terhadap siswa lain maupun guru serta
pembunuhan, yang rata-rata dilakukan oleh siswa pelajar setingkat SMA yang
tentunya menambah catatan merah dalam dunia Pendidikan di Indonesia.
C. Hipotesis penelitian
Setelah peneliti mengadakan penelaahan yang mendalam terhadap
berbagai sumber untuk menentukan anggapan dasar, maka langkah berikutnya
adalah merumuskan hipotesis. Hipotesis berasal dari 2 penggalan kata, “hypo”
yang artinya “di bawah” dan “thesa” yang artinya “kebenaran”. Jadi, hipotesis
yang kemudian cara menulisnya disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia
menjadi hipotesa, dan berkembang menjadi hipotesis, yang mana memiliki arti
suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian,
sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto,2010:110).
Berdasarkan kerangka pikir yang telah diuraikan sebelumnya, diajukan
hipotesis sebagai berikut: “Ada pengaruh positif dan signifikan antara
mendengarkan bacaan Al-Qur’an dengan tingkat kecerdasan emosional siswa
kelas X Jurusan Teknik Kendaraan di SMK Saraswati Salatiga Tahun Ajaran
2017/2018”.
36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen yang merupakan
metode paling tepat untuk menyelidiki hubungan kausal sebab-akibat.
Penelitian Eksperimen (Experimental Research) adalah kegiatan penelitian
yang bertujuan untuk menilai pengaruh suatu perlakuan/tindakan/treatment
pendidikan terhadap tingkah laku siswa atau menguji hipotesis tentang ada
tidaknya pengaruh tindakan itu bila dibandingkan dengan tindakan lain
(Darmawan,2013:226).
Design penelitian ini dilakukan dengan pre-test post-test with control
group. Peneliti dapat mengungkapkan hubungan sebab-akibat dengan cara
melibatkan kelompok kontrol disamping kelompok eksperimen
(Darmawan,2013:241-242).
Dalam design ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random,
kemudian diberi pre-test untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan
antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. (Sugiyono, 2017:113).
(Eksperimen)
Mendengarkan bacaan Al-Qur’an
(Kontrol)
Tidak mendengarkan bacaan Al-Qur’an
Gambar 3.1. Design Penelitian
A (Pre-test)
B (Pre-test)
B (Post-test)
A (Post-test)
37
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMK Saraswati Salatiga yang
beralamatkan di Jl. Hasanudin No. 738 Salatiga. Sekolah ini dipilih
sebagai objek penelitian karena merupakan salah satu sekolah yang
relatif mempunyai tingkat kenakalan siswa yang lebih tinggi
dibandingkan dengan sekolah-sekolah yang lain. Murotal diterapkan
kepada siswa kelas TKR B pada setiap awal pembelajaran dimulai dalam
kesehariannya, namun tidak dilakukan saat pembelajarannya.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 16 April sampai dengan 7
Mei 2018 berturut-turut selama 15 hari, semester genap tahun pelajaran
2017/2018.
C. Populasi Sampel
Populasi adalah kenyataan yang hendak digeneralisasikan. Menurut
Suharsimi Arikunto (2010:173) populasi adalah keseluruhan subyek
penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X Jurusan
Teknik Kendaraan di SMK Saraswati Salatiga yang berjumlah 175 orang.
Sampel adalah, “bagian dari populasi yang dijadikan sasaran penelitian
yang dianggap mewakili populasi” (Sutrisno,2000:70). Menurut Sugiyono
(2010:81), “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi”. Senada dengan pendapat di atas, menurut Suharsimi Arikunto,
sampel adalah, “sebagian atau wakil populasi yang diteliti”.
38
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan rumus Taro Yamane
(Imron,2014:51) sebagai berikut:
n =
( )
Keterangan :
n : Perkiraan jumlah sampel
N : Perkiraan jumlah populasi
d : Tingkat kesalahan yang dipilih (d=0,1)
Jumlah keseluruhan sampel adalah 62 orang yang kemudian dibagi
menjadi 2 kelompok, yaitu 31 siswa untuk kelompok eksperimen dan 31 siswa
untuk kelompok kontrol. Pemilihan sampel dilakukan menggunakan metode
rundomize sampling, dimana sampel ditetapkan dengan cara memilih secara
acak diantara populasi yang ada (Nursalam,2008:37).
D. Variabel Penelitian
Variabel adalah objek data penelitian atau apa yang menjadi titik
perhatian suatu penelitian (Arikunto,2010:161). Variabel penelitian pada
dasarnya merupakan suatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Noor,2011:48).
Variabel dalam penelitian ini ada 2 jenis, yaitu: pertama, variabel
bebas atau independence variable, merupakan sebab yang diperkirakan dari
perubahan dalam variable terikat, dinotasikan dengan symbol X. Variabel
bebas dalam penelitian ini adalah “Mendengarkan Bacaan Al-Qur’an”.
Kedua, variabel terikat atau dependence variable merupakan faktor utama
39
yang ingin dijelaskan atau diprediksi dan dipengaruhi oleh beberapa faktor
yang lain dinotasikan dengan simbol Y (Noor,2011:49). Maka variabel
terikat (Y) pada penelitian ini adalah “Tingkat kecerdasan emosional siswa
kelas X Jurusan Teknik Kendaraan”.
Sedangkan indikator-indikator yang relevan dengan variabel-variabel
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut, menurut Daniel Goleman
(2000:30-31) ada 5 komponen, yaitu:
1) Kesadaran diri, yaitu mengetahui apa yang dirasakan pada suatu
saat dan menggunakannya untuk pengambilan keputusan diri
sendiri, memiliki tolak ukur yang realistis atas kemampuan diri dan
kepercayaan diri yang kuat.
2) Pengarturan diri, yaitu menangani emosi sehingga berdampak
positif terhadap pelaksanaan tugas, peka terhadap kata hati dan
sanggup menunda kenikmatan sebelum tercapainya suatu sasaran
dan mampu pulih kembali dari tekanan emosi.
3) Motivasi, yaitu menggunakan hasrat yang paling dalam untuk
menggerakkan dan menuntun menuju sasaran, membantu
mengambil inisiatif, bertindak efektif dan untuk bertahan
menghadapi kegagalan dan frustasi.
4) Empati, yaitu merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain,
mampu memahami perspektif mereka, menumbuhkan hubungan
saling percaya, dan menyelaraskan diri dengan bermacam-macam
orang.
40
5) Ketrampilan sosial, yaitu menangani emosi dengan baik ketika
berhubungan dengan orang lain dan dengan cermat membaca situasi
dan jaringan sosial, berinteraksi dengan lancar.
E. Instrumen Penelitian
Instrument penelitian merupakan alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data penelitian. Instrumen pada penelitian ini adalah:
1. Quisioner/angket Kecerdasan Emosional
Angket penelitian ini disusun dan digunakan untuk mengetahui
kecerdasan emosional siswa. Angket tersebut diberikan kepada
siswa/sampel, bersifat tertutup (closed form), artinya siswa tinggal
memilih jawaban yang telah disediakan yang dianggap paling
sesuai dengan pribadinya dan tidak diberi kesempatan untuk
menyusun kalimat jawaban sendiri.
Dalam angket ini memuat pernyataan yang bersifat favorable
(pernyatan yang mendukung) dan unfavorable (pernyataan yang
tidak mendukung). Hal ini dilakukan untuk menghindari jawaban
asal dari siswa/sampel. Tersedia 4 alternatif jawaban yaitu: SS
(Sangat Sesuai), S (Sesuai), TS (Tidak Sesuai) dan STS (Sangat
Tidak Sesuai).
2. Skala Pengukuran
Metode pengukuran yang digunakan adalah skala Linkert yang
memiliki lima kategori kesetujuan dan memiliki interval skor 1
sampai 4. Jika itemnya berupa pertanyaan positif maka skornya 4
41
untuk jawaban Sangat Sesuai (SS) dan seterusnya. Sedangkan
untuk pertanyaan negatif skornya 4 untuk jawaban Sangat Tidak
Sesuai (STS). Berikut skala pengukuran untuk masing-masing
jawabannya:
Tabel 3.1
Kategori Jawaban Instrumen Penelitian Skala Kecerdasan Emosional
No Pernyataan
Jawaban
SS S TS
STS
1. Favorable 4 3 2 1
2. Unfavoreble 1 2 3 4
Tabel 3.2
Kisi-kisi Angket Kecerdasan Emosional
No. Indikator Kecerdasan Emosional
Butir Soal
Favorable Unfavorable
1. Kesadaran Diri 3, 7, 12, 16 10, 19, 33, 34
2. Pengaturan Diri 5, 6, 11, 17 2, 4, 15, 32
3. Motivasi 13, 14, 37, 38 24, 28, 36, 39
4. Empati 1, 8, 18, 29 9, 31, 21, 40
5. Ketrampilan Sosial 20, 22, 27, 35 23, 25, 26, 30
42
G. Uji Coba Instrumen Penelitian
1. Validitas Instrumen
Validitas berkenaan dengan ketepatan alat penilaian terhadap konsep
yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai
(Sudjana,2012:12). Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan
untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen
tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur.
Prosedur dalam menentukan validitas yang pertama adalah
mendifinisikan secara operasional konsep yang akan diukur, kedua
melakukan uji coba skala pengukur pada sejumlah responden, yang berbeda
dengan sampel penelitian minimal 30 orang, dengan batas minimal 30
orang maka distribusi skor akan lebih mendekati kurve normal. Ketiga
mempersiapkan table tabulasi jawaban dan terakhir untuk mengetahui
valid/tidaknya maka digunakan Software SPSS (Statistical Package for The
Social Sciences) for windows 23.00 version. Atau dengan rumus:
= ( )( )
√( ( ) )( ( ) ))
Keterangan :
rxy : koefisien korelasi suatu item
x : skor item
y : skor total
N : jumlah subyek penelitian
: jumlah perkalian skor item dan skor total
: jumlah skor item
: jumlah skor total
Menurut Arikunto (2010:213) analisis butir dilakukan untuk
mengetahui validitas butir soal dengan membandingkan 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 pada tabel
43
Product Moment dan menggunakan taraf signifikansi sebesar 𝛼 = 0.05.
Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:
a. Jika ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≥ 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka instrumen atau item-item pertanyaan
berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid).
b. Jika ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙maka instrumen atau item-item pertanyaan
tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan tidak
valid).
2. Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas merujuk kepada suatu pengertian bahwa suatu instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen tersebut sudah baik. Oleh karena itu, makin tinggi reliabilitas
suatu instrumen semakin dipercaya serta diandalkan sebagai alat
pengumpul data (Arikunto,2002:221) Teknik mencari reliabilitas dapat
menggunakan aplikasi Software SPSS (Statistical Package for The Social
Sciences) for windows 23.00 version. Dalam menguji butir valid atau
tidaknya item soal dilihat pada skor Croncbach‟s Alpha If Item Deleted.
Analisis butir dilaksanakan untuk mengetahui kereliabilitasan soal
dalam instrumen dan dibandingkan pada taraf signifikansi 𝛼 = 0.05. Suatu
instrumen dinyatakan reliabel jika memiliki harga 11 > 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 pada taraf
signifikansi 𝛼 = 0.05. Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:
a. Jika 11 ≥ 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka instrumen atau item-item pertanyaan
berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan reliabel).
b. Jika 11 ≤ 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka instrumen atau item-item pertanyaan tidak
berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan reliabel).
44
H. Metode Pengumpulan Data
Adapun metode pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti
dalam penelitian ini disesuaikan dengan fokus dan tujuan penelitian, yaitu
studi lapangan (Field Research) adalah peninjauan yang dilakukan langsung
oleh peneliti pada siswa kelas X Jurusan Teknik Kendaraan di SMK Saraswati
Salatiga tahun ajaran 2017/2018 yang menjadi objek penelitian dengan tujuan
yakni, mencari data-data sebenarnya yang lebih banyak, lebih tepat, dan lebih
up to date (Hendra,2012:51).
Selain itu peneliti juga melakukan suatu metode pengumpulan data
penelitian dengan cara sebagai berikut:
1. Observasi (Pengamatan)
Teknik ini menuntut adanya pengamatan dari peneliti baik secara
langsung maupun tidak langsung terhadap objek penelitian
(Juliansyah,2011:140).
Pada penelitian ini, peneliti melakukan observasi di SMK
Saraswati Salatiga dengan mengamati bagaimana pembelajaran yang
berlangsung di kelas dan bagaimana metode pembelajaran guru di
kelas serta mengamati proses pemberian perlakuan dan mengamati
pergaulan siswa di SMK Saraswati Salatiga. Hal ini bertujuan agar
peneliti dapat mengumpulkan data yang sebenar-benarnya.
2. Wawancara (Tanya jawab antara narasumber dan informan)
Wawancara atau interview adalah sebuah proses memperoleh
keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab dengan
atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara
(Bengin,2006:130).
45
Peneliti menggunakan metode wawancara untuk mendapatkan data
yang lebih detail. Adapun pelaksanaan wawancara dengan cara bebas
terpimpin, yaitu memberi kebebasan kepada narasumber tetapi
pewawancara mengarahkan secara langsung pokok permasalahan
sehingga diperoleh data yang lebih detail dan lebih jelas.
Adapun yang menjadi narasumber dalam penelitian ini adalah
kepala sekolah, guru PAI, guru wali kelas dan siswa yang
bersangkutan. Hal ini dilakukan oleh peneliti agar mengetahui kondisi
siswa di SMK Saraswati Salatiga secara umum.
3. Dokumentasi
Metode Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau
variable yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,
prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya
(Arikunto,2010:274).
Peneliti menggunakan metode ini untuk memperoleh data
mengenai profil SMK Saraswati Salatiga, keadaan guru, keadaan
siswa, jadwal pelajaran, bukti penelitian eksperimen, dan lain-lain.
4. Angket
Angket adalah teknik pengumpulan data melalui penyebaran
kuisioner (daftar pertanyaan/isian) untuk diisi langsung oleh responden
seperti yang dilakukan dalam penelitian untuk menghimpun pendapat
umum (Fathoni,2011:111).
Dalam penelitian ini, peneliti akan memberikan angket tentang
kecerdasan emosional yang merupakan dampak dari mendengarkan
46
bacaan Al-Qur’an pada siswa kelas X Jurusan Teknik Kendaraan di
SMK Saraswati Salatiga tahun ajaran 2017/2018 kepada subjek
penelitian yang dalam hal ini sejumlah 63 sampel dari proses sampling
yang akan diberikan pre-test dan post-test pada penelitian ini.
I. Teknik Analisis Data
Data dikumpulkan dan dianalisis secara kuantitatif yang diperoleh dari
hasil angket skala kecerdasan emosional awal dan akhir siswa. Data yang
diperoleh kemudian dianalisis menggunakan analisis statistika uji Wilcoxon ,
yang digunakan untuk menguji signifikansi perbedaan rata-rata, yaitu
perbedaan antara mean μ populasi dengan nilai yang diperoleh dari sampel
(Indrawan dkk,2016:87).
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode statistik non parametrik dengan menggunakan rumus uji peringkat
bertanda Wilcoxon (Wilcoxon signed–rank test). Wilcoxon signed–rank test
merupakan pengganti uji-t untuk menguji perbedaan rata-rata (paired test)
pada statistik parametik. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik
analisis Wilcoxon signed rank test dengan bantuan aplikasi software SPSS.
Berdasarkan data tersebut, dapat dilakukan pengujian hipotesis dengan
cara sebagai berikut:
Hipotesis Statistik
Ho : tidak terdapat perbedaan konsentrasi belajar antara konsentrasi
awal
siswa dan konsentrasi akhir siswa
47
Ha : terdapat perbedaan konsentrasi belajar antara konsentrasi awal
siswa
dan konsentrasi akhir siswa
Pengambilan dasar keputusan dengan cara:
i. Jika signifikansi ≥ 0,05, maka Ho diterima
ii. Jika signifikansi < 0,05, maka Ho ditolak (Arikunto,2010:213-
214)
Dengan uji prasyarat:
1. Uji Normalitas
Penggunaan statistik parametris mensyaratkan bahwa data
setiap variabel yang akan dianalisis harus berdistribusi normal
(Sugiyono, 2008: 241). Oleh karena itu sebelum pengujian
hipotesis dilakukan, maka terlebih dahulu akan dilakukan
pengujian normalitas data. Uji normalitas pada penelitian ini
dilakukan dengan bantuan aplikasi Software SPSS (Statistical
Package for The Social Sciences) for windows 23.00 version.
Dengan menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov dan Uji Shapiro
Wilk.
Uji normalitas Kolmogrov Smirnov merupakan bagian dari uji
asumsi klasik yang bertujuan untuk mengetahui apakah nilai
residual berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik
adalah memiliki nilai residual yang berdistribusi normal.
48
BAB IV
DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA
A. Deskripsi Data
1. Gambaran Lokasi Penelitian
Penelitian ini berlokasi di Jl. Hasanudin No. 738 Salatiga yaitu di
SMK Saraswati Kota Salatiga. Lokasi ini dipilih sebagai lokasi penelitian
karena akses dan jaraknya yang cukup mudah dijangkau serta latar
belakang sekolah yang mempunyai banyak siswa laki-laki dimana akan
mendukung eksperimen serta pengamatan, dan sesuai dengan kriteria yang
telah ditetapkan oleh peneliti dimana subjek yang diteliti adalah siswa laki-
laki kelas X Jurusan TKR (Teknik Kendaraan) SMK Saraswati Kota
Salatiga.
SMK Saraswati Kota Salatiga sebagai sekolah yang menekankan
pendidikan karakter dan formal disamping pendidikan agama, memiliki
kebiasaan membaca Asmaul Husna sebelum mata pelajaran PAI dimulai,
akan tetapi belum ada pembiasaan untuk mendengarkan Al-Qur’an secara
rutin diseluruh mata pelajaran yang ada di SMK Saraswati Kota Salatiga.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari wali kelas, guru PAI serta
guru BK, beberapa siswa dirasa masih belum memiliki jati diri yang
matang, dilihat dari data akhir-akhir ini ada sebagian siswa yang
melakukan tindakan menyimpang, seperti membolos, merokok dan
tawuran.
49
2. Karakteristik Subjek Penelitian
Siswa kelas X Jurusan TKR (Teknik Kendaraan) SMK Saraswati
Kota Salatiga terdiri dari 174 siswa yang mayoritas berjenis kelamin laki-
laki dengan rentang usia 16-17 tahun. Pada penelitian diambil 62 orang
siswa sebagai sampel, dengan karakteristik tingkat kecerdasan emosional
yang lebih kurang dibandingkan dengan jurusan lain di SMK Saraswati
Kota Salatiga. Jurusan TKR (Teknik Kendaraan) merupakan siswa yang
sering melakukan tindakan menyimpang, seperti tawuran, merokok dan
membolos.
3. Deskripsi Data Statistik
Data angket kecerdasan emosional siswa terdiri dari pre-test dan
post-test. Data skor kecerdasan emosional pre-test diperoleh dari jawaban
angket siswa sebelum mendapatkan perlakuan mendengarkan bacaan Al-
Qur’an pada kelompok eksperimen. Sedangkan skor post-test diperoleh
dari jawaban angket siswa setelah mendapatkan perlakuan pada kelompok
eksperimen.
Data skor pre-test dan post-test pada kelompok kontrol diperoleh dari
jawaban angket siswa tanpa adanya perlakuan. Kelompok kontrol
berfungsi sebagai pembanding kelompok eksperimen.
50
Tabel 4.1 Data Statistik Angket Kecerdasan Emosional Siswa
No Kelas Eksperimen (TKR B) Kelas Kontrol (TKR C)
Pre-test Pos-test Pre-test Post-test
1 126 146 122 122
2 109 129 107 117
3 112 137 119 129
4 111 141 125 132
5 106 125 124 126
6 106 126 107 112
7 120 142 108 111
8 117 131 97 100
9 102 133 117 121
10 107 121 111 116
11 117 142 101 121
12 108 125 106 112
13 84 123 110 113
14 101 134 117 120
15 112 142 108 113
16 104 141 103 110
17 118 132 116 120
18 113 141 103 108
19 109 132 110 116
20 110 136 108 111
21 116 142 100 103
22 112 142 113 117
23 119 141 117 117
24 97 125 117 121
25 113 142 103 115
26 108 122 116 119
27 108 124 107 112
28 111 135 103 111
29 108 125 109 115
30 99 131 117 115
31 106 128 107 112
Data tersebut kemudian dianalisis dengan aplikasi Software SPSS
versi 23.00 yang bertujuan mengetahui jumlah data, nilai maksimal, nilai
minimal, rata-rata, standar deviasi dari sebuah data. Berikut hasil
analisisnya:
51
Tabel 4.2 Data Analisis Deskriptif Statistik
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Pre-Test Eksperimen
31 84 126 109,32 7,905
Post-Test Eksperimen
31 121 146 133,42 7,610
Pre-Test Kontrol 31 97 125 110,58 7,242
Post-Test Kontrol 31 100 132 115,71 6,739
Valid N (listwise) 31
Berdasarkan tabel diperoleh data analisis kecerdasan emosional pada
pre-test eksperimen dengan (n) sebanyak 31 sampel diperoleh nilai subjek
terkecil (minimum) adalah 84 dan nilai subjek terbesar (maximum) adalah
126, nilai rata-rata (mean) dari 31 sampel sebesar 109,32 dengan standart
devisiasi sebesar 7,905. Data kecerdasan emosional post-test eksperimen
dengan (n) sebanyak 31 diperoleh nilai subjek terkecil (minimum) adalah
121 dan nilai subjek terbesar (maximum) adalah 146, nilai rata-rata (mean)
dari 31 sampel sebesar 133,42 dengan standart devisiasi sebesar 7,610.
Kemudian data analisis kecerdasan emosional pada pre-test kontrol
dengan (n) sebanyak 31 sampel diperoleh niali subjek terkecil (minimum)
adalah 97 dan nilai subjek terbesar (maximum) adalah 125, nilai rata-rata
(mean) dari 31 sampel sebesar 133,42 dengan standart devisiasi sebesar
7,242. Data kecerdasan emosional post-test eksperimen dengan (n)
sebanyak 31 diperoleh nilai subjek terkecil (minimum) adalah 100 dan nilai
subjek terbesar (maximum) adalah 132, nilai rata-rata (mean) dari 31
sampel sebesar 115,71 dengan standart devisiasi sebesar 6,739.
52
Berdasarkan rata-rata data tersebut menunjukkan bahwa nilai rata-
rata (mean) kecerdasan emosional siswa pada anggota kelompok
eksperimen sebelum diberikan terapi mendengarkan bacaan Al-Qur’an
sebesar 109,32 sedangkan nilai rata-rata (mean) kecerdasan emosional
siswa sesudah diberikan terapi mendengarkan bacaan Al-Qur’an sebesar
133,42. Hal ini dapat dikatakan bahwa ada peningkatan kecerdasan
emosional siswa sebelum dan sesudah diberikan terapi mendengarkan
bacaan Al-Qur’an pada anggota kelompok eksperimen.
B. Analisis Data
1. Uji Coba Instrumen
a. Uji Validitas Instrumen
Peneliti mendapatkan data yang digunakan untuk menguji
validitas berupa angket kecerdasan emosional. Teknik uji validitas
menggunakan aplikasi Software SPSS (Statistical Package for The
Social Sciences) for windows 23.00 version dengan taraf signifikansi
0,05.
Jumlah data (n) pada penelitian ini 31 dan taraf signifikansi
0,05 diperoleh rtabel product moment sebesar 0,355. Jika setiap item
yang memiliki skor total pada analisis SPSS yang menunjukkan nilai
di bawah atau kurang dari 0,355 maka item tersebut dinyatakan tidak
valid dan yang menunjukkan nilai di atas atau lebih dari 0,355 maka
item dinyatakan valid.
53
Tabel 4.3 Uji Validitas Angket Kecerdasan Emosional Siswa No
Item Rxy Rtabel Keterangan
1 0,083 0,355 Tidak Valid
2 0,188 0,355 Tidak Valid
3 0,469 0,355 Valid
4 0,344 0,355 Tidak Valid
5 0,048 0,355 Tidak Valid
6 0,625 0,355 Valid
7 0,499 0,355 Valid
8 0,142 0,355 Tidak Valid
9 0,529 0,355 Valid
10 0,466 0,355 Valid
11 0,367 0,355 Valid
12 0,159 0,355 Tidak Valid
13 0,463 0,355 Valid
14 0,567 0,355 Valid
15 0,526 0,355 Valid
16 0,344 0,355 Tidak Valid
17 0,354 0,355 Tidak Valid
18 0,427 0,355 Valid
19 0,371 0,355 Valid
20 0,432 0,355 Valid
21 0,417 0,355 Valid
22 0,407 0,355 Valid
23 0,439 0,355 Valid
24 0,486 0,355 Valid
25 0,126 0,355 Tidak Valid
26 0,505 0,355 Valid
27 0,633 0,355 Valid
28 0,42 0,355 Valid
29 0,436 0,355 Valid
30 0,351 0,355 Tidak Valid
31 0,429 0,355 Valid
32 0,469 0,355 Valid
33 0,49 0,355 Valid
34 0,415 0,355 Valid
35 0,325 0,355 Tidak Valid
36 0,306 0,355 Tidak Valid
37 0,398 0,355 Valid
38 0,469 0,355 Valid
39 0,703 0,355 Valid
40 0,429 0,355 Valid
54
Tabel 4.4 Data Frekuensi Uji Validitas
No Kriteria Nomor Butir Angket Jumlah Prosentase
1 Valid 3, 6, 7, 9,10, 11, 13, 14, 15, 18, 19, 20,21,22,23,24,26,27,28,29,31,32,33,34, 37,38,39,40
28 70%
2 Tidak Valid
1, 2, 4, 5, 8, 12, 16, 17, 25, 30, 35, 36 12 30%
Total 40 100%
Berdasarkan tabel tersebut, maka dari 40 item pernyataan yang
valid berjumlah 28 dan yang tidak valid berjumlah 12 item yaitu
nomor 1, 2, 4, 5, 8, 12, 16, 17, 25, 30, 35, 36 item yang tidak valid
tersebut tidak mempengaruhi hilangnya indikator pengukur kecerdasan
emosional, karena item-item yang valid sudah memenuhi semua
indikator. Sehingga item yang tidak valid tidak digunakan dalam data
penelitian eksperimen.
b. Uji Reabilitas
Reliabilitas adalah kestabilan pengukuran. Suatu alat
pengukuran dikatakan reliabel apabila pada penggunaan yang
dilakukan berulang-ulang akan menghasilkan nilai yang tetap sama.
Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan metode Cronbach‟s
Alpha (Sopiyudin,2004:43).
Uji reliabilitas dilakukan dengan membuang item yang tidak
valid dan menguji kembali item yang valid untuk mengetahui apakah
item yang valid tersebut reliabel atau tidak. Untuk jumlah data (n) = 31
dan taraf signifikansi 0,05 diperoleh rtabel product moment sebesar
0,355 dan hasil uji reliabilitas angket kecerdasan emosional dapat
dilihat pada tabel berikut:
55
Tabel 4.5 Uji Reliabilitas Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,866 40
Berdasarkan uji reliabilitas yang dilakukan pada angket
kecerdasan emosional diperoleh nilai Cronbach‟s Alpha sebesar 0,866.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa butir pertanyaan yang dicantumkan
dalam angket yang digunakan pada penelitian ini adalah reliabel.
Karena angket tersebut nilai reliabilitasnya lebih besar dari rtabel
Product Moment yaitu 0,702 > 0,355.
2. Uji Prasyarat
Uji Normalitas
Uji normalitas pada penelitian ini dilakukan dengan bantuan
aplikasi Software SPSS (Statistical Package for The Social Sciences)
for windows 23.00 version. Dengan menggunakan uji Kolmogrov-
Smirnov dan Uji Shapiro Wilk. Uji normalitas Kolmogrov Smirnov
merupakan bagian dari uji asumsi klasik yang bertujuan untuk
mengetahui apakah nilai residual berdistribusi normal atau tidak.
Model regresi yang baik adalah memiliki nilai residual yang
berdistribusi normal. Berikut adalah hasil uji normalitas dengan
Kolmogrov dan Shapiro Wilk.
56
Tests of Normality
Kelas Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
Pre-Test Eksperimen
(TKR B) ,144 31 ,103 ,947 31 ,132
Post-Test Eksperimen
(TKR B) ,195 31 ,004 ,912 31 ,014
Pre-Test Kontrol (TKR
C) ,128 31 ,200
* ,963 31 ,347
Post-Test Kontrol (TKR
C) ,113 31 ,200
* ,971 31 ,540
Berdasarkan output di atas nilai signifikansi (Sig) untuk semua
data baik pada uji Kolmogrov-smirnov maupun Shapiro Wilk > 0,05.
Dari data tersebut terlihat nilai signifikansi pada pre-test eksperimen
adalah 0,103, begitu juga pada pre-test kontrol sebesar 0,200 dan post-
test kontrol sebesar 0,200, ketiga nilai tersebut >0,05 maka dapat
dikatakan normal. Akan tetapi nilai pada post-test eksperimen
menunjukkan nilai sebesar 0,004, (<0,05) maka dapat disimpulkan
post-test eksperimen tidak berdistribusi normal.
Maka dari itu untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan rata-
rata dan adanya pengaruh menggunakan uji Mann Whitney dan uji
Wilcoxon karena uji tersebut menggunakan statistik parametric yang
tidak mensyaratkan data berdistribusi normal.
57
3. Analisis Data
a. Frekuensi Tingkat Kecerdasan Emosional Kelompok Eksperimen dan
Kontrol
1) Data Pre-test Kecerdasan Emosional TKR B
Data kecerdasan emosional diperoleh dari nilai angket
kecerdasan emosional. Berdasarkan data yang diperoleh nilai
tertinggi adalah 126 dan nilai terendah adalah 84 dengan
rangenya adalah 42 dimana banyak kelas intervalnya adalah 6
sedangkan panjang interval kelasnya adalah 7.
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Data Kecerdasan
Emosional Pre-test TKR B
No Kelas Frekuensi FrekuensiKumulatif
1 84-91 1 3%
2 92-99 2 6%
3 100-107 7 23%
4 108-115 14 45%
5 116-123 6 19%
6 123-129 1 3%
Total 31 100%
2) Data Post-test Kecerdasan Emosional TKR B
Data kecerdasan emosional diperoleh dari nilai angket
kecerdasan emosional. berdasarkan data yang diperoleh nilai
tertinggi adalah 146 dan nilai terendah adalah 121 dengan
rangenya adalah 25 dimana banyak kelas intervalnya adalah 7
sedangkan panjang interval kelasnya adalah 4.
58
Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Data Kecerdasan Emosional
Post-test TKR B
No Kelas Frekuensi FrekuensiKumulatif
1 121-124 2 6%
2 125-128 8 26%
3 129-132 5 16%
4 133-136 4 13%
5 137-140 1 3%
6 141-144 10 32%
7 145-148 1 3%
Total 31 100%
3) Data Pre-test Kecerdasan Emosional TKR C
Data kecerdasan emosional diperoleh dari nilai angket
kecerdasan emosional. berdasarkan data yang diperoleh nilai
tertinggi adalah 125 dan nilai terendah adalah 97 dengan rangenya
adalah 28 dimana banyak kelas intervalnya adalah 6 sedangkan
panjang interval kelasnya adalah 4.
Tabel 4.8
Distribusi Frekuensi Data Kecerdasan Emosional
Pre-test TKR C
No Kelas Frekuensi FrekuensiKumulatif
1 97-102 3 10%
2 103-107 9 29%
3 108-112 7 23%
4 113-117 8 26%
5 118-122 2 6%
6 123-126 2 6%
Total 31 100%
59
4) Data Post-test Kecerdasan Emosional TKR C
Data kecerdasan emosional diperoleh dari nilai angket
kecerdasan emosional. berdasarkan data yang diperoleh nilai
tertinggi adalah 126 dan nilai terendah adalah 84 dengan rangenya
adalah 42 dimana banyak kelas intervalnya adalah 6 sedangkan
panjang interval kelasnya adalah 7.
Tabel 4.9
Distribusi Frekuensi Data Kecerdasan Emosional
Post-test TKR C
No Kelas Frekuensi FrekuensiKumulatif
1 100-104 2 6%
2 105-109 1 3%
3 110-114 10 32%
4 115-119 9 29%
5 120-124 6 19%
6 125-129 2 6%
7 130-134 1 3%
Total 31 100%
5) Frekuensi tingkat kecerdasan emosional kelompok eksperimen dan
kontrol
Data tingkat kecerdasan emosional diperoleh dari nilai angket
kecerdasan emosional. dari skor maksimal 40 soal angket diperoleh
sebesar 160, setiap skor perolehan siswa pada kelas eksperimen
dengan prosentase diperoleh rata-rata peningktan yaitu sebelum
mendapat perlakuan sebesar 68% dan 83% setelah mendapatkan
perlakuan. Selisih rata-rata peningkatan kecerdasan emosional
kelompok eksperimen adalah 15%.
60
Pada kelompok kontrol perolehan nilai rata-rata dari sebelum
mendapat perlakuan adalah 69%, setelah mendapat perlakuan
mengalami peningkatan sebesar 71%. Akan tetapi peningkatannya
hanya sebesar 3%, artinya pada kelompok kontrol tidak begitu
banyak mengalami perubahan yang signifikan sebelum dan
sesudah mendapatkan perlakuan.
Tabel 4.10
Data Frekuensi Rata-rata Kecerdasan Emosional
Kelompok Frekuensi
Sebelum Sesudah
Eksperimen 68% 83%
Kontrol 69% 71%
b. Perbedaan Rata-rata Tingkat Kecerdasan Emosional Pre-Test
Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Peneliti menggunkan uji Mann Whitney yang bertujuan untuk
mengetahui ada tidaknya perbedaan rata-rata dua sampel. Dalam uji ini
jumlah sampel yang digunkan tidak harus sama. Uji Mann Whitney
merupakan bagian dari statistik non parametrik, maka dalam uji Mann
Whitney tidak diperlukan data penelitian yang berdistribusi normal dan
homogen. Uji ini digunakan sebagai alternatif dari uji independen
simple t-test.
Tabel 4.11
Hasil Uji Mann Whitney
Test Statisticsa
Kecerdasan
Emosional Siswa
Mann-Whitney U 8,500
Wilcoxon W 504,500
Z -6,652
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
61
Pada table 4.11 menjelaskan mengenai perbedaan rata-rata
peningkatan kecerdasan emosional yang diperoleh dari kelompok
eksperimen dengan kelompok kontrol yang diukur menggunakan uji
Mann Whitney. Selisih kecerdasan emosional pada kedua kelompok ini
memiliki angka signifikan sebesar 0,000 (p<0,05) yang artinya
terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan pada peningkatan
kecerdasan emosional pada kelompok eksperimen.
Menurut Goleman ada 5 aspek kecerdasan emosional, berikut
akan dijelaskan jumlah rata-rata pada setiap aspek kecerdasan
emosional:
Tabel 4.12 Rata-rata Aspek Kecerdasan Emosional
1 Kesadaran Diri 26,516129
2 Pengaturan Diri 26,096774
3 Motivasi 27,354839
4 Empati 26,967742
5 Ketrampilan Sosial 26,483871
Tabel 4.12 menunjukkan bahwa analisis yang didapat dari nilai
perolehan angket kecerdasan emosional, rata-rata tertinggi diperoleh
pada aspek motivasi yaitu sebesar 27,354. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa rata-rata kelompok eksperimen menunjukkan angka
yang lebih dominan pada aspek motivasi.
62
c. Pengaruh Mendengarkan Bacaan Al-Qur’an Terhadap Tingkat
Kecerdasan Emosional
Dalam mencari ada atau tidaknya pengaruh pemberian
eksperimen mendengarkan bacaan Al-Qur’an, Peneliti menggunakan
analisis data dengan Wilcoxon Signed Rank Test/ uji peringkat
Wilcoxon. Untuk mengetahui pengaruh antara variabel mendengarkan
bacaan Al-Qur’an dengan variabel kecerdasan emosional, maka
dilakukan uji Wilcoxon dengan aplikasi SPSS versi 23.00.
Berikut penjelasan kecerdasan emosional siswa antara
kelompok eksperimen.
Tabel 4.13
Hasil Uji Wilcoxon Rata-rata Kecerdasan Emosional
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
Post-Test Eksperimen - Pre-
Test Eksperimen
Negative Ranks 0a ,00 ,00
Positive Ranks 31b 16,00 496,00
Ties 0c
Total 31
Negative ranks atau selisih (negatif) antara kecerdasan
emosional siswa untuk pre-test dan post-test eksperimen adalah 0, baik
itu pada nilai (n), Mean Rank, maupun Sum Rank. Nilai 0 ini
menunjukan tidak adanya penurunan (pengurangan) dari nilai pre-test
ke nilai post-test. Jadi nilai pre-test lebih kecil daripada nilai post-test
pada kelompok eksperimen.
Kemudian pada Positif Ranks atau selisih (positif) antara
kecerdasan emosional pre-test dan post-test eksperimen terdapat 31
data positif (n) yang artinya ke 31 siswa mengalami peningkatan
63
kecerdasan emosional dari nilai pre-test ke nilai post-test. Mean Rank
atau rata-rata peningkatan tersebut adalah sebesar 16,00 dengan jumlah
rangking positifnya atau Sum of Ranks sebesar 496,00. Ties pada data
tersebut menerangkan tetang kesamaan nilai, pada tabel tersebut nilai
ties adalah 0. Hal tersebut dapat dikatakan bahwa tidak ada nilai yang
sama antara pre-test dan post-test.
Hipotesis:
Ho :Tidak terdapat perbedaan kecerdasan emosional
antara siswa sebelum dan sesudah diberikan perlakuan
Ha :Terdapat perbedaan kecerdasan emosional antara siswa
sebelum dan sesudah diberikan perlakuan
Berdasarkan data tersebut diatas maka dapat dilakukan
pengujian hipotesis dengan pengambilan dasar keputusan sebagai
berikut:
1) Jika nilai Asymp.Sig. < 0,05, maka Hipotesis diterima
2) Jika nilai Asymp.Sig. > 0,05, maka Hipotesis ditolak
Berikut tabel analisis statistik menggunakan uji Wilcoxon
Signed Ranks Test.
Tabel 4.14
Hasil Uji Wilcoxon Tes Statistik
Test Statisticsa
Post-Test
Eksperimen -
Pre-Test
Eksperimen
Post-Test
Kontrol - Pre-
Test Kontrol
Z -4,863b -0,685
b
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000 ,812
64
Berdasarkan output hasil analisis uji peringkat bertanda
Wilcoxon (Wilcoxon signed ranks test) pada kasus ini terlihat dalam
kolom signifikansi bahwa taraf signifikansi anggota kelompok kontrol
sebesar 0,812, karena signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,812 > 0,05),
maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak terdapat perbedaan
signifikan kecerdasan emosional siswa dengan kecerdasan emosional
awal dan akhir melalui penilaian hasil angket.
Sedangkan pada kolom kelompok eksperimen terlihat nilai
Asymp.Sig. (2-tailed) menunjukkan nilai 0,000, karena nilai 0,000
lebih kecil dari < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima
dan Ho ditolak, artinya ada perbedaan antara kecerdasan emosional
untuk pre-test dan post-test, sehingga dapat disimpulkan pula bahwa
ada pengaruh mendengarkan bacaan Al-Qur’an terhadap tingkat
kecerdasan emosional siswa kelas X TKR B SMK Sraswati Kota
Salatiga.
C. Pembahasan
Sampel pada penelitian ini adalah 62 siswa kelas X Jurusan TKR SMK
Saraswati Kota Salatiga dengan kisaran usia 16-17 tahun. Usia ini merupakan
usia remaja, seperti yang disampaikan Wandi (2013:32) dimana usia remaja
merupakan masa transisi atau peralihan. Masa remaja merupakan suatu masa
yang rentan kecerdasan emosinya mengalami ketidakstabilan yang
dikarenakan lingkungan serta pengalaman pribadi sendiri. Seperti tercantum
dalam tabel 4.10 dari rata-rata pre-test kelompok eksperimen menujukkan
angka sebesar 68%.
65
Pada tabel 4.14 hasil analisis uji peringkat bertanda Wilcoxon
(Wilcoxon signed ranks test) pada kasus ini terlihat dalam kolom signifikansi
bahwa taraf signifikansi anggota kelompok kontrol sebesar 0,812, karena
signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,812 > 0,05), Hal ini menunjukkan bahwa
tidak terdapat perbedaan signifikan kecerdasan emosional siswa dengan
kecerdasan emosional awal dan akhir melalui penilaian hasil angket.
Kemudian dijelaskan juga pada tabel 4.14 pada kolom kelompok
eksperimen terlihat nilai Asymp.Sig. (2-tailed) menunjukkan nilai 0,000,
karena nilai 0,000 lebih kecil dari < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ha
diterima dan Ho ditolak, artinya ada perbedaan antara kecerdasan emosional
unuk pre-test dan post-test, sehingga dapat disimpulkan pula bahwa ada
pengaruh mendengarkan bacaan Al-Qur’an terhadap tingkat kecerdasan
emosional siswa kelas X TKR B SMK Sraswati Kota Salatiga.
Tabel 4.11 merupakan hasil analisis data menggunakan Mann Whitney
Test untuk melihat perbedaan selisih peningkatan kecerdasan emosional pada
kelompok eksperimen. Diketahui dari data tersebut bahwasanya terdapat
perbedaan yang signifikan pada peningkatan kecerdasan emosional kelompok
eksperimen dan kontrol.
Pada penelitian ini sampel pada kelompok eksperimen diperdengarkan
bacaan Al-Qur’an surat ar-Rahman, al-Waqi’ah, al-Insyirah, dan Al-Faajr
yang dibacakan oleh Muhammad Thoha melalui audio dberdurasi 10-15 menit
berturut-turut selama 15 hari sebelum pembelajaran dimulai.
Mendengarkan dan membaca bacaan Al-Qur’an termasuk dalam salah
satu jenis psikoreligius, selain sholat, doa, dan dzikir. Psikoreligius ini
merupakan psiokoterapi yang lebih tinggi dibandingkan dengan jenis
66
prikoterapi psikologi yang lain karena dalam psikoreligius terkandung unsur
religi yang dapat membangkitkan harapan, percaya diri, serta keimanan yang
mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh pada orang sakit sehingga
mempercepat terjadinya proses penyembuhan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan Anwar (2010:56) yang
mengungkapkan bahwa membaca maupun mendengarkan Al-Qur’an dapat
memberikan efek ketenangan didalam tubuh sebagai adanya unsur meditasi,
autosugesti dan relaksasi. Rasa tenang ini yang selanjutnya memberikan
respon positif yang sangat berpengaruh mendatangkan persepsi positif.
Persepsi positif selanjutnya ditransmisikan dalam sistem limbik dan korteks
serebral dengan tingkat konektifitas yang kompleks antara batang otak -
hipotalamus – korteks prefrontal kanan dan kiri hipokampus dan berakhir pada
amygdala yang merupakan pusat emosi.
Penelitian ini juga serupa dengan penelitian Siti Sholikah (t.th). Hasil
penelitian menunjukkan lansia sebelum diberikan perlakuan terapi, lansia
mengalami kecemasan sedang, setelah diberi perlakuan lansia mengalami
tingkat kecemasan ringan. Artinya mendengarkan Al-Qur’an untuk mengatasi
kecemasan menjadi salah satu alternatif pengobatan non farmologis.
Dengan demikian mendengarkan bacaan Al-Qur’an akan memberi
pengaruh psikologis yang berujung pada perubahan sikap seseorang yang
tercermin dalam ibadah dan akhlak setelah mendengarkan dan membacanya
sesuai dengan kaidah. Dengan ketenangan yang diperoleh seseorang akan
lebih mampu mengenali emosinya, mengelola emosinya, memotivasi dirinya
untuk bertindak sesuai dengan norma yang berlaku di lingkungan, mampu
67
mengenal emosi orang lain sehingga mampu membina hubungan yang baik
dengan orang lain.
Seperti halnya yang terjadi pada sampel penelitian ini yang mengalami
peningkatan kecerdasan emosional pada kelompok eksperimen yang
diperdengarkan bacaan Al-Qur’an.
68
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penelitian ini penilaian kecerdasan emosional mengacu pada angket
skala kecerdasan emosional. Dalam angket kecerdasan ini kemampuan yang
melibatkan siswa adalah memahami tentang kesadaran diri, pengaturan diri,
empati, motivasi dan ketrampilan sosial siswa. Agar kesimpulan dalam penelitian
ini dapat valid, maka peneliti membuat indikator kecerdasan emosional dengan
mengadaptasi dari penelitian-penelitian sebelumnya yang relevan.
Berdasarkan analisis rata-rata kecerdasan emosional uji peringkat Wilcoxon
(Wilcoxon signed ranks test), dapat diambil beberapa kesimpulan, diantaranya:
1. Terdapat pebedaan rata-rata tingkat kecerdsan emosional yang
signifikan pada kelompok eksperimen antara sebelum dan sesudah
diperdengarkan bacaan Al-Qur’an dengan signifikansi 0,000 (p<0,005)
2. Ada perbedaan yang signifikan pada kelompok eksperimen dalam
kecerdasan emosional siswa antara sebelum dan sesudah diberikan
perlakuan mendengarkan bacaan Al-Qur’an.
Hal tersebut dapat dilihat dari nilai positif ranks atau selisih
positif pada hasil analisis Wilcoxon. Mean Ranks atau rata-rata
peningkatan peningkatan tersebut adalah sebesar 16,00 dengan jumlah
rangking positifnya atau Sum of Ranks sebesar 496,00. Ties pada data
tersebut menerangkan tetang kesamaan nilai, pada tabel tersebut nilai
69
ties adalah 0. Hal tersebut dapat dikatakan bahwa tidak ada nilai yang
sama antara pre-test dan post-test.
3. Ada perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol
dimana terlihat nilai Asymp.Sig. (2-tailed) pada kelompok kontrol
menunjukkan nilai sebesar 0,812, karena signifikansi lebih besar dari
0,05 (0,812 > 0,05), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak
terdapat perbedaan signifikan kecerdasan emosional siswa dengan
kecerdasan emosional awal dan akhir melalui penilaian hasil angket.
Sedangkan nilai Asymp.Sig (2-tailed). pada kelompok
eksperimen menunjukkan nilai 0,000, karena nilai 0,000 lebih kecil
dari < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak,
artinya ada perbedaan antara kecerdasan emosional unuk pre-test dan
post-test, sehingga dapat disimpulkan pula bahwa ada pengaruh
mendengarkan bacaan Al-Qur’an terhadap tingkat kecerdasan
emosional siswa kelas X TKR B SMK Saraswati Kota Salatiga.
B. Saran
Saran yang dapat peneliti sampaikan terkait dengan penelitian ini adalah:
1. Bagi Sekolah
a. Pihak SMK Saraswati Kota Salatiga diharapkan dapat
mempertimbangkan aspek spiritual sebagai intervensi tambahan dalam
meningkatkan kecerdasan emosional siswa
b. Pihak SMK Saraswati Kota Salatiga diharapkan dapat
mempertimbangkan metode mendengarkan bacaan Al-Qur’an untuk
meningkatkan kecerdasan emosional siswa
70
c. Pihak SMK Saraswati Kota Salatiga diharapkan memfasilitasi sarana
guna menunjang metode mendengarkan baca’an Al-Qur’an
2. Bagi Keluarga
a. Pihak keluarga diharapkan mampu menciptakan suasana ketenangan di
dalam lingkungan keluarga, salah satu caranya dengan mendengarkan
bacaan Al-Qur’an.
3. Bagi Peneliti lain
a. Perlu adanya penelitian lanjutan yang dapat dilakukan dengan
menambah kuantitas perlakuan.
b. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian dengan
jumlah subjek yang lebih besar.
c. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan metode
berbasis aspek spiritual lainnya.
C. Kekuatan penelitian
Kekuatan yang diunggulkan pada penelitin ini diantrnya:
a. Belum adanya penelitian yang menggabungkan metode mendengarkan
bacaan Al-Qur’an guna meningkatkan kecerdasan emosional.
b. Penelitian ini dilakukan secara terus-menerus selama 15 hari sebelum
awal pembelajaran siswa dimulai
c. Adanya homogenitas atau kesamamaan sampel pada kedua kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol.
71
D. Kelemahan Penelitian
a. Peningkatan kecerdasan emosional pada kelompok eksperimen dapat
dipengaruhi berbagai faktor selain diperdengarkan Al-Qur’an, sehingga
hasil penelitian kurang spesifik, diantaranya:
1) Lingkungan
2) Keluarga
b. Keterbatasan waktu menjadi kendala sehingga persiapan yang dilakukan
oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian ini dirasa kurang maksimal.
Dari saran, kekuatan dan kelemahan yang muncul pada penelitian ini,
peneliti berharap hal ini dapat menjadi pertimbangan dan dapat diperbaiki
pada penelitian selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Agustian, Ary Ginanjar. 2003, ESQ Power Sebuah Inner Journey Melalui Al-Ihsan,
Jakarta: Arga
Ahsin W, 2008, Kamus Ilmu Al-Qur‟an, Jakarta: Amzah
Aini Nur. 2017, Skripsi, Pengaruh Terapi Audio Murotal Al-Qur‟an Terhadap
Konsentrai Belajar pada Pembelajaran Matematika, UIN Sunan Ampel
Surabaya.
Al Musawi, Khalil. 2000. Kaifa Tatasharruf bi Hikmah, (terj) Ahmad Subandi,
Bagaimana Menjadi Orang-Orang Bijaksana: Resep-Resep Mudah dan
Sederhana Meraih Hikmah Dalam Kehidupan, Jakarta: Lentera
Arikunto, Suharsimi. 2010, Ed. Rev. Cet 14, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan
Praktek, Jakarta: Rineka Cipta.
Az-Zahili, Wahab. t.th. Al-Tafsir Wa Al-Munir Fi Al Aqidah Wa Asy Syari‟ah Wa al
Manhaj, Juz 15, Beirut-Libanon: dar Al Fikri Al Ma’ashirah.
Bungin, Burhan. 2006, Cet 2, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikas,
Ekonomi, dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya, Jakarta:
Kencana.
Darmawan, Deni. 2013, Cet. 1 Metode Penelitian Kuantitatif, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Fajar Nur Zulianto, 2015, Skripsi Sarjana “Kosep Jiwa Tenang dalam Surat Al-Fajr
Ayat 27-30 dan Implementasinya dalam Kesehatan Mental (Analis
Bimbingan Konseling Islam)” Semarang:UIN Walisongo
Faridl, Miftah dan Agus Syihabudin, 2000, Al-Qur‟an Sumber Hukum Islam yang
Pertama, Bandung: Pustaka
Fathoni, Abdurrahmat. 2011, Metodologi Penelitian dan Teknik Penyususnan Skripsi,
Jakarta:Binarupa Aksara.
Fitriatun, Iis. 2014, Pengaruh Mendengarkan Ayat-Ayat Al-Qur‟an Terhadap
Penurunan Stress Pada Pasien Kanker Serviks (The Effect of Listening to
The Verses The Al-Qur‟an to Decrase Stress on The Cervical Cancer
Patients) Universitas Sebelas Maret.
Fitriyani Yaqub, 2016, Tesis, Magister: “Meminimalisir Perilaku Hiperaktif Implusif
Anak Autis Melalui Intervensi Program Audio Murottal”, Surabaya:
UNESA
Goleman, Daniel.2000, Cet. 1, Emotional Intelligence (Kecerdasan Emosional),
terjemahan, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
_________2002, Cet. 2, Primal Leadership: Kepemimpinan Berdasarkan Kecerdasan
Emosional, terjemahan, Cet 2, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Hadi, S. 2000, Metodologi Research Jilid III, Yogyakarta: Andi Offset.
Hazim, Nurkholif. 2005, Teknologi Pembelajaran, Jakarta: UT Pustekom IPTPI.
Hermawan, Asep. 2011, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Hurlock. 2003, Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.
Julianto,Very dkk. 2014, Jurnal, Pengaruh Mendengarkan Murattal Al-Qur‟an
terhadap Peningkatan Kemampuan Konsentrai, UIN Sunan Gunung Djati
Bandung.
Kartono, K. 2005, Patologi Sosial 2: Kenakalan Remaja, Jakarta: Rajawali
Monks, F, J. K., & Haditono, S. R. 1999. Psikologi Perkembangan.
Yogyakarta:Gadjah Mada University Press.
Mustamir Pedak. (2009). Metode Supernol Menaklukkan Stres. Jakarta: Hikmah
Publishing House.
Noor, Juliansyah. 2011, Ed 1, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan
Karya Ilmiah, Jakarta: Kharisma Putra Utama.
Nursalam, 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan :
Jakarta: Salemba Medika.
Pertiwi, Aprilia Fajar dkk. 1997. Mengembangkan Kecerdasan Emosi. Sei
Ayahbunda, Jakarta: Yayasan Aspirasi Pemuda.
Rosyidi, Abdul Wahab. 2009, Media Pembelajaran Bahasa Arab, Malang: UIN
Malang Press.
Ratna Sulistami D. Erlinda Manaf Mahdi, 2006. UNIVERSAL INTELLIGENCE:
Tonggak Kecerdasan untuk Menciptakan Strategi dan Solusi Menghadapi
Perbedaan, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Subana, M. dan Sudrajat. 2005, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, Bandung: CV Pustaka
Setia
Sugiyono. 2010, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Bandung:
Alfabeta
________2017, cet 25, METODE PENELITIAN PENDIDIKAN (Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D), Bandung: Alfabeta
Suhartin, Citroboto. 1992, Prinsip-Prinsip dan Teknik Berkomunikasi, Jakarta:
Bhratara Karya.
Shapiro, L. E. 1997. Mengajarkan Emotional pada Anak. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Shihab, M. Quraish, 2013, Mukjizat Al-Qur‟an : Ditinjau dari Aspek Kebahasaan
Isyarat dan Pemberitaan Gaib, Bandung: Mizan
Sholikah, Siti. t.th, Jurnal, Pengaruh Pemberian Terapi Mendengarkan Ayat-Ayat
Al-Qur‟an Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Pada Lansia di UPT
Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pasuruan Kecamatan Babat Lamongan.
Tridonanto, Al. 2009, Melejitkan Kecerdasan Emosi (EQ) Buah Hati, Jakarta: PT.
Elex Gramedia komputindo.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Angket Penelitian
IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama :
2. Nomor Responden* :
3. Kelas :
4. NIS/Absen :
5. Umur :
6. Jenis Kelamin : Pria/Wanita**
* Nomor responden sesuai dengan nomor angket pada kotak atas angket
** Coret yang tidak perlu.
PETUNJUK PENGISIAN ANGKET
1. Bacalah Pernyataan di bawah ini dengan seksama !
2. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan menggunakan tanda cek (√) pada
salah satu jawaban yang Anda anggap paling sesuai dengan keadaan Anda !
3. Apabila Anda ingin mengubah jawaban, coretlah jawaban yang salah
kemudian pilih kembali dianggap paling sesuai.
4. Jawaban Anda tidak akan mempengaruhi nilai raport, atau nilai apapun.
5. Isilah angket ini dengan jujur, jangan terpengaruh dengan jawaban milik
teman.
PETUNJUK PEMBERIAN JAWABAN ANGKET
1. Kolom STS jika pernyataan tersebut SANGAT TIDAK SESUAI dengan diri
Anda.
2. Kolom TS jika pernyataan tersebut TIDAK SESUAI dengan diri Anda.
3. Kolom S jika pernyataan tersebut SESUAI dengan diri Anda.
4. Kolom SS jika pernyataan tersebut SANGAT SESUAI dengan diri Anda.
NO PERNYATAAN SS S TS STS
1. Saya ikut sedih saat mendengarkan cerita kesedihan
teman.
2. Saya tidak bisa membuat keputusan sendiri tanpa
bantuan
orang lain.
3. Saya mampu mengungkapkan perasaan saya kepada
orang lain.
4. Bermain game, merokok dan berkumpul dengan teman
merupakan cara untuk meredakan amarah saya.
5. Saya berusaha menghindari perkelahian dengan sesama
teman saya walaupun saya sedang marah padanya
6. Saya mampu bertindak sesuai keinginan saya tanpa
harus
diarahkan oleh orang lain.
7. Saya tidak pernah membuat kesalahan yang sama
kedua kalinya dalam mengerjakan tugas.
8. Saya peduli terhadap kesusahan orang lain.
9. Saya tidak tahu bagaimana menghibur teman yang
sedang mengalami masalah
10. Saya tidak mau tahu komentar orang lain tentang
perilaku yang telah saya lakukan.
11. Saya dapat mengerjakan tugas dengan baik tanpa
bantuan orang lain.
12. Saya bisa menyampaikan pendapat saya kepada orang
lain.
13. Saya percaya akan berhasil jika memaksimalkan
potensi dan
bakat yang saya punya.
14. Saya bangga terhadap diri sendiri meskipun saya bukan
orang yang sempurna.
15. Jika pendapat saya tidak diterima maka saya akan tetap
mempertahankannya
16. Saya mampu belajar dengan baik walaupun punya
banyak masalah
17. Jika saya marah saya lebih suka menyendiri.
18. Saya merasa prihatin ketika musibah menimpa teman
saya.
19. Saya tertekan dengan peraturan-peraturan di sekolah
20. Saya mempunyai banyak teman baik di sekolah
maupun di rumah.
21. Saya tidak peduli dengan masalah yang menimpa teman,
karena itu bukan urusan saya.
22. Saya lebih suka teman satu kelompok yang
menyelesaikan
tugas yang diberikan oleh guru dari pada saya kerjakan
sendiri.
23. Saya lebih suka bermain game daripada berkumpul
dengan teman-teman.
24. Jika nilai ulangan saya jelek maka saya akan pasrah.
25. Saya lebih suka bekerja seorang diri.
26. Saya tidak suka mendapat kritikan dari orang lain.
27 Saya suka bercanda saat berkumpul dengan teman-teman.
28 Saya mudah putus asa ketika dihadapkan pada suatu
masalah.
29 Saat melihat kecelakaan dijalan saya merasa kasihan.
30 Saya membutuhkan waktu yang lama untuk bisa akrab
dengan teman baru.
31. Saya tidak merasa kasihan dengan pengemis karena
mereka tidak mandiri.
32. Saya lebih suka nongkrong bersama teman saat jam
pelajaran kosong.
33. Saya tidak dapat bersikap tenang dan mengontrol diri
ketika sedang marah.
34. Saya akan ikut membolos jika teman-teman mengajak
membolos.
35. Saya berusaha menahan diri untuk tidak mengejek teman.
36. Saya akan terus belajar walaupun selalu mendapat nilai
jelek.
37. Saya cepat malas ketika mengerjakan tugas yang sulit
karena membosankan.
38. Saya yakin bahwa setiap musibah pasti mempunyai
hikmah
yang baik.
39. Menurut saya kehidupan ini membosankan karena
terdapat
banyak rintangan dan cobaan.
40. Saya akan membiarkan teman saya menyendiri saat ada
masalah karena itu bukan urusan saya.
LAMPIRAN 2
Pedoman Wawancara
Pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan kepada narasumber:
A. Kepala Sekolah, Guru Mapel PAI, Wali kelas, dan Guru BK.
1. Bagaimanakah hubungan sosial antara siswa satu dengan yang lainnya
tahun ajaran 2017/2018?
2. Apakah ada siswa di SMK Saraswati yang pernah terlibat kenakalan
remaja seperti: miras, tawuran, mencuri, dan narkoba?
3. Menurut Bapak/Ibu, apakah kenakalan remaja ada kaitannya dengan
kecerdasan emosional?
4. Upaya keagamaan apa saja yang dilakukan SMK Saraswati untuk
mengurangi kenakalan siswa?
5. Menurut Bapak/Ibu, apakah mendengarkan Al-Qur’an dapat meningkatkan
kecerdasan emosional?
B. Siswa kelas X Jurusan Teknik Kendaraan SMK Saraswati Salatiga
1. Bagaimana perasaan Anda ketika mendengarkan Al-Qur’an disetiap awal
pembelajaran?
2. Apa perbedaan yang Anda rasakan setelah mendengarkan Al-Qur’an?
3. Apakah dengan mendengarkan Al-Qur’an Anda merasa ingat kepada Allah
Swt?
4. Apakah dengan mendengarkan Al-Qur’an Anda merasa tidak ingin
melakukan perbuatan yang dilarang agama, seperti: minum miras,
narkoba, mencuri dan tawuran?
5. Apakah dengan mendengarkan Al-Qur’an Anda merasa lebih bisa
mengendalikan emosi?
LAMPIRAN 3
Indikator Variabel Kecerdasan Emosi
Variabel Sub Variabel Indikator
Deskriptor
Kecerdasan Emosional
Intrapersonal
Kesadaran diri Mampu mengenal perasaan Mampu memilah perasaan
Sikap Asertif
Mampu mengungkapkan perasaan secara langsung mampu mengungkapkan keyakinan secara terbuka
Kemandirian
Mampu mengarahkan pikiran dan tindakannya sendiri Mampu mengendalikan diri dalam berfikir dan bertindak
Penghargaan Diri Mampu menghormati diri sendiri Mampu menerima diri sendiri sebagai pribadi yang baik
Aktualisasi diri
Mampu mewujudkan potensi yang ada secara maksimal Mampu berjuang meraih kehidupan yang bermakna
Antar Pribadi
Empati
Mampu memahami perasaan dan pikiran orang lain Mampu menghargai perasaan dan pikiran orang lain
Tanggung Jawab Sosial
Mampu bekerja sama dalam masyarakat Mampu berperan dalam masyarakat
Hubungan Antar Pribadi
Mampu memelihara persahabatan dengan orang lain Mampu saling memberi dan menerima kasih sayang dengan orang lain
Penyesuaian Diri
Uji Realitas & Fleksibel
Mampu menilai secara objektif kejadian yang terjadi sebagaimana adanya Mampu beradaptasi dengan lingkungan manapun
Pemecahan Masalah
Mampu memahami masalah dan termotivasi untuk memecahkannya Mampu mengenali masalah
Managemen Stress
Ketahanan Menanggung
Stress
Mampu menghadapi peristiwa yang tidak menyenangkan Mampu memilih tindakan dalam menghadapi stress
Pengendalian implus (dorongan)
Mampu menolak dorongan untuk bertindak Mampu menampung impuls Agresif
Suasana Hati
Optimis Mampu melihat terang kehidupan Mampu bersikap positif dalam kesulitan
Kebahagiaan Selalu bergairah dalam segala hal Mampu merasa puas dengan kehidupan sendiri
LAMPIRAN 4
IDENTITAS SEKOLAH/MADRASAH
Nomor Statistik Sekolah/Madrasah (NSS/M) :322036203002 NPSN: 20328462 1. a. Nama Sekolah/Madrasah : SMK SARASWATI SALATIGA
b. Kelompok (Khusus SMK) : 1. Teknologi dan Rekayasa 2. Teknologi Informasi dan Komunikasi c. Sertifikat ISO : 9001:2008
2. Alamat a. Jalan : HASANUDIN b. Desa/Kelurahan : MANGUNSARI
c. Klasifikasi geografis : Terpencil
d. Kecamatan : SIDOMUKTI
e. Kabupaten/Kota : SALATIGA
f. Provinsi : JAWA TENGAH
g. Kode Pos : 50721
Kode Area/No.Telp. : 0298.326516
Kode Area/No. Fax : 0298.312224
h. Akses Internet : Ada
Provider : Jardiknas
E-mail : [email protected]
i. Jarak Sekolah sejenis/setingkat terdekat : 0,2 (Km) 3. Sekolah Dibuka Tahun : 1971 4. Tahun terakhir Sekolah ini direnovasi : 2009 5. Status Sekolah : Swasta 6. a. Akreditasi Sekolah : B
b. SK Akreditasi Terakhir (Nomor/Tgl SK) : No. 146/BAP-SM/Xi/2010/11/09/2010 7. Status Mutu : SSN 8. Kategori Sekolah (Khusus SMP) : - 9. Waktu Penyelenggaraan : Pagi 10. Tempat Penyelenggaraan Praktik : Sekolah Sendiri 11. Tempat Pelaksanaan Pratik
Kerja Industri (Khusus SMK) : Lembaga 12. SK / Izin Pendirian Sekolah dari kanwil Depdiknas/
Dinas Pendidikan/ Depag*) : No. I/PT.3949/1/1971./23/09/1971 13. Nama Yayasan Penyelenggara
Sekolah/ Madrasah : YAYASAN PEMBINA REHABILISASI DAN PEMBANGUNAN MASYARAKAT
a. Alamat 1) Jalan : HASANUDIN 2) Desa/ Kelurahan : MANGUNSARI 3) Kecamatan : SIDOMUKTI 4) Kabupaten/ Kota : SALATIGA 5) Provinsi : JAWA TENGAH 6) Nomor Telpon : 298,312224
b. Akte Pendirian : No. 21 Tgl/Bln/Thn: 15/10/59 c. Kelompok Yayasan : KELUARGA
LAMPIRAN 5
STRUKTUR ORGANISASI SMK SARASWATI SALATIGA
Kepala Sekolah : Drs. Edy Triyanto Basuki, M.Pd Wakil Managemen Mutu : Iqtisad Adnan, S.Pd Kepala Tata Usaha : Dewi Ratih, A.Md Waka Kurikulum : Drs. Mohtar Arifin Waka Kesiswaan : Surahman,M.Pd Waka Humas & Industri : Sumiyanto, S.Pd Waka Sarana Prasarana : Muhammad Qomari, S.Pd UR. Program/Perencanaan : Eko Ari Sutrisno, S.Si UR. Monitoring/Evaluasi : Muhammat Nursalim, S.Pd.T Urusan ICT : Dwi Nur Cahyono, S.Pd Urusan Ekstrakurikuler : Ahmad Roni Arifin, S.T Urusan Pembina OSIS : Winanto Adi Nugroho, S.Pd Urusan Ketertiban : Drs. Sutrisno Urusan Beasiswa : Syairotun N, S.Pd Urusan BKK : Suryanto, S.T Urusan Ketenagaan : Dra. Suratmi Urusan Kekeluargaan : H. Solikin, S.Pd Koordinator Normatif/Adaptif : Dra. Adi Aruminingsih KA. Laboratorium : Suryani Tri Handayani, S.Pd KA. Perpustakaan : Yuli Prasetyowati, S.Pd KA. Progdi Teknik Mekanik Industri : Dwi Heru Sutrisno, S.Pd KA. Progdi Teknik Permesinan : Arifin, S.Pd KA. Progdi Teknik Kendaraan Ringan : Marsudi, S.Pd KA. Progdi Multimedia : Dwi Rafiana, A.MD
LAMPIRAN 6
Daftar Siswa Kelas X TKR B
NO NIS AGM NAMA
1 13164 I AGUNG PAMUNGKAS
2 13165 I AGUS RIYADI
3 13166 I AJI YUTRISNA RISWANDA
4 13167 I ANUGRAH KRISNA DWI CAHYO
5 13168 I ARINDA WAHYU APRISKA JATI
6 13169 I ARISKA ISKANDAR SAPUTRO
7 13170 I AZIZ ALDI SANTOSO
8 13172 I BAGAS RESTU SINGGIH
9 13173 I BAGUS WAHYU SAPUTRO
10 13174 I BAHTIAR RIZKY CAHYO
11 13175 I DANU SETIAWAN
12 13176 I DELLA AJI PUTRA FEBRIYANTO
13 13177 I DHUTA PUTRA DERIYANTO
14 13178 I FACHRUL KURNIAWAN
15 13179 I FAJAR NUR ARROHMAN
16 13180 I FAUYI
17 13181 I FENDY ANDRIANTO
18 13182 I FERY FAJAR ROMADZONI
19 13183 I FICKY WAHYU APRIYANTO
20 13184 I GUNTUR PRAKOSO
21 13185 I HERU GUNAWAN
22 13186 I IIN SUPRIYANTO
23 13187 I IMAM YANUAR YUDHA PUTRA
24 13188 I KEVIN ANDRIANSYAH
25 13189 I MUH VIKI ROMADHON
26 13190 I MUHAMAD IRFAN HIDAYAT
27 13191 I MUHAMMAD BILAL AKBAR
28 13192 I MUHAMMAD HAMAM
29 13193 I MUHAMMAD RIZKI WIDIANTORO
30 13194 I NUR AZIZ MAULANA
31 13195 I RIO SEVIAN PRATAMA
32 13196 I SHELA APRILIAN
33 13197 I TRI LAKSONO
34 13370 I RAENALDI HILMY DINI SAPUTRO
LAMPIRAN 7
Daftar Siswa Kelas X TKR C
NO NIS AGM NAMA
1 13198 I ABU KHANIFAH
2 13199 I AFIF ANANDIKA
3 13200 I AGIEL PRIYANTO KARSANING BUDI
4 13201 I AGUS SUGIYARTO
5 13202 I AHMAD RAIHAN AINURRIDHO
6 13203 I ARIF RISWANTO
7 13204 I BAGAS KHOLIF MAULANA
8 13205 I BENI SETIYAWAN
9 13206 I BUGAR PAMUNGKAS
10 13207 I DANA PUTRA MART DIANTA
11 13208 I DANI HENDRIAWAN
12 13209 I DIMAS MAULANA RAMADHANI
13 13210 I DODIK KURNIAWAN
14 13212 I FENDI NUR SAHUDI
15 13213 I IRFAN LUGIANTO
16 13214 I KELVIN NIUS
17 13215 I KHARIS MAULANA SYIDAD
18 13216 I MUHAMAD ADI SAPUTRA
19 13217 I MUHAMAD AGUS NUGROHO
20 13218 I MUHAMAD ANJANI TOHIR
21 13220 I MUHAMMAD ISMAIL
22 13221 I MUHAMMAD ROHMADI
23 13222 I MUHAMMAD WILDAN NADZIR
24 13223 I RICKY TIARA
25 13224 I RIFAUL ARIZAL
26 13225 I RIFQI ESSHA IRSADA
27 13226 I ROBY PRASETYO WIDODO
28 13227 I TSALASA ADITYA
29 13228 I WIJAYANTO
30 13229 I WISNU FAJAR PRABOWO
31 13230 I YOGA SETIA MUKTI
32 13231 I YUWANA UNGGUL RAMADHANI
33 13356 I SHINTA DEVIANA NURAINI
LAMPIRAN 8
Jumlah Siswa per Kompetensi Keahlian
Kelas (Rombongan Belajar) dan Siswa menurut Tingkat dan Jenis Kelamin tiap Bidang Keahlian (Khusus SMK)
Kompetensi Keahlian
Kode Kompetensi Keahlian **)
Akreditasi
Tingkat I Tingkat II Tingkat III
Rom Bel
Siswa Rom Bel
Siswa Rom Bel
Siswa
L P L P L P
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
Teknik Instalasi Tenaga Listrik
010404 B 1 32 3 1 36 2 1 39 1
Teknik Otomasi Industri 010405 B 1 27 3 1 27 4 1 29 1
Teknik Pemesinan 010601 B 2 64 - 2 71 - 2 69 1
Teknik Pemeliharaan Mekanik Industri
010605 A 2 70 - 2 74 1 2 74 1
Teknik Kendaraan Ringan 010701 B 5 174 3 4 145 1 4 150 2
Multi Media 020203 B 1 22 12 1 22 12 2 25 20
Jumlah 12 389 21 11 375 20 12 386 26
LAMPIRAN 9
Sarana Prasarana
No. Jenis Ruang
Milik
Baik Rusak Ringan
Rusak Berat
Jml Luas (m2)
Jml Luas (m2)
Jml Luas (m2)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1. Ruang Teori/Kelas 28 1.344
2. Laboratorium Bahasa 1 48
3. Laboratorium IPS
4. Laboratorium Komputer 2 112
5. Laboratorium Multimedia 2 128
6. Ruang Perpustakaan Konvensional 1 88
7. Ruang UKS 1 8
8. Ruang Praktik Kerja 11 616
9. Ruang BP/BK 1 8
10. Ruang Kepala Sekolah 1 24
11. Ruang Guru 1 108
12. Ruang TU 1 72
13. Ruang OSIS 1 8
14. Kamar Mandi/WC Guru Laki-laki 1 7
15. Kamar Mandi/WC Guru Perempuan 1 7
16. Kamar Mandi/WC Siswa Laki-laki 16 32
17. Kamar Mandi/WC Siswa Perempuan 2 12
18. Gudang 1 36
19. Ruang Ibadah 1 64
20.
LAMPIRAN 11
Uji Validitas
No Item Rxy Rtabel
Keterangan
1 0,083 0,355 Tidak Valid
2 0,188 0,355 Tidak Valid
3 0,469 0,355 Valid
4 0,344 0,355 Tidak Valid
5 0,048 0,355 Tidak Valid
6 0,625 0,355 Valid
7 0,499 0,355 Valid
8 0,142 0,355 Tidak Valid
9 0,529 0,355 Valid
10 0,466 0,355 Valid
11 0,367 0,355 Valid
12 0,159 0,355 Tidak Valid
13 0,463 0,355 Valid
14 0,567 0,355 Valid
15 0,526 0,355 Valid
16 0,344 0,355 Tidak Valid
17 0,354 0,355 Tidak Valid
18 0,427 0,355 Valid
19 0,371 0,355 Valid
20 0,432 0,355 Valid
21 0,417 0,355 Valid
22 0,407 0,355 Valid
23 0,439 0,355 Valid
24 0,486 0,355 Valid
25 0,126 0,355 Tidak Valid
26 0,505 0,355 Valid
27 0,633 0,355 Valid
28 0,42 0,355 Valid
29 0,436 0,355 Valid
30 0,351 0,355 Tidak Valid
31 0,429 0,355 Valid
32 0,469 0,355 Valid
33 0,49 0,355 Valid
34 0,415 0,355 Valid
35 0,325 0,355 Tidak Valid
36 0,306 0,355 Tidak Valid
37 0,398 0,355 Valid
38 0,469 0,355 Valid
39 0,703 0,355 Valid
40 0,429 0,355 Valid
No Kriteria Nomor Butir Angket Jumlah Prosentase
1 Valid 3, 6, 7, 9,10, 11, 13, 14, 15, 18, 19, 20,21,22,23,24,26,27,28,29,31,32,33,34, 37,38,39,40
28 70%
2 Tidak Valid
1, 2, 4, 5, 8, 12, 16, 17, 25, 30, 35, 36 12 30%
Total 40 100%
LAMPIRAN 12
Uji Reliabilitas
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 31 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 31 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,866 40
LAMPIRAN 13
Distribusi Frekuensi
Banyak Kelas -1 + (3,3 log n)
-1 + (3,3 log 62)
-1 + (3,3 log 1,5) = 5,9995
1. Data Pre-Test Siswa TKR B
i =
=
= 7,00584 7
No Kelas Frekuensi FrekuensiKumulatif
1 84-91 1 3%
2 92-99 2 6%
3 100-107 7 23%
4 108-115 14 45%
5 116-123 6 19%
6 123-129 1 3%
Total 31 100%
2. Data Post-Test Siswa TKR B
i =
=
= 4,17014 4
No Kelas Frekuensi FrekuensiKumulatif
1 121-124 2 6%
2 125-128 8 26%
3 129-132 5 16%
4 133-136 4 13%
5 137-140 1 3%
6 141-144 10 32%
7 145-148 1 3%
Total 31 100%
3. Data Pre-Test Siswa TKR C
i =
=
= 4,67058 5
No Kelas Frekuensi FrekuensiKumulatif
1 97-102 3 10%
2 103-107 9 29%
3 108-112 7 23%
4 113-117 8 26%
5 118-122 2 6%
6 123-126 2 6%
Total 31 100%
4. Data Post-Test Siswa TKR C
i =
=
= 5,3378 5
No Kelas Frekuensi FrekuensiKumulatif
1 100-104 2 6%
2 105-109 1 3%
3 110-114 10 32%
4 115-119 9 29%
5 120-124 6 19%
6 125-129 2 6%
7 130-134 1 3%
Total 31 100%
Perhitungan Data Angket
Perhitungan TKR B TKR C
Pre-Test Post-Test Pre-Tets Post-Test
N 31 31 31 31
Mean 109.3225806 133.4193548 110.580645 115.7096774
St. Deviasi 7,905 7,610 7,242 6,739
Maximal 126 146 125 132
Minimal 84 121 97 100
Range 42 25 28 32
LAMPIRAN 14
Uji Normalitas
Tests of Normality
Kelas
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kecerdasan Emosional
Siswa
Pre-Test Eksperimen
(TKR B) ,144 31 ,103 ,947 31 ,132
Post-Test Eksperimen
(TKR B) ,195 31 ,004 ,912 31 ,014
Pre-Test Kontrol (TKR C) ,128 31 ,200* ,963 31 ,347
Post-Test Kontrol (TKR
C) ,113 31 ,200
* ,971 31 ,540
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
LAMPIRAN 15
Uji Wilcoxon
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
Post-Test Eksperimen - Pre-
Test Eksperimen
Negative Ranks 0a ,00 ,00
Positive Ranks 31b 16,00 496,00
Ties 0c
Total 31
Post-Test Kontrol - Pre-Test
Kontrol
Negative Ranks 1d 1,50 1,50
Positive Ranks 28e 15,48 433,50
Ties 2f
Total 31
a. Post-Test Eksperimen < Pre-Test Eksperimen
b. Post-Test Eksperimen > Pre-Test Eksperimen
c. Post-Test Eksperimen = Pre-Test Eksperimen
d. Post-Test Kontrol < Pre-Test Kontrol
e. Post-Test Kontrol > Pre-Test Kontrol
f. Post-Test Kontrol = Pre-Test Kontrol
Test Statisticsa
Post-Test
Eksperimen -
Pre-Test
Eksperimen
Post-Test Kontrol
- Pre-Test Kontrol
Z -4,863b -4,685
b
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000 ,000
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.
LAMPIRAN 16
Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variance
Levene Statistic df1 df2 Sig.
Kecerdasan Emosional Based on Mean 2,426 1 60 ,125
Based on Median 2,370 1 60 ,129
Based on Median and with
adjusted df 2,370 1 57,472 ,129
Based on trimmed mean 2,435 1 60 ,124
LAMPIRAN 17
Uji Mann Whitney
Ranks
Kelas N Mean Rank Sum of Ranks
Kecerdasan Emosional Siswa Pre-Test Eksperimen (TKR B) 31 16,27 504,50
Post-Test Eksperimen (TKR B) 31 46,73 1448,50
Total 62
Test Statisticsa
Kecerdasan
Emosional Siswa
Mann-Whitney U 8,500
Wilcoxon W 504,500
Z -6,652
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
a. Grouping Variable: Kelas
LAMPIRAN 18
Foto - Foto
Observasi Awal dengan Waka Kurikulum
Bp. Drs. Mohtar Arifin
Observasi Awal dengan Guru Mapel PAI
Bp. Sandi
Pre- Test Kelas X TKR C
Pre-Test Kelas X TKR C
Pre-Test Kelas X TKR B
Wawancara dengan Wali Kelas X TKR B
Ibu Dwi Indaryanti S.Pd
Wawancara dengan Wali Kelas X TKR C
Bp. Oka Ferdiyatama, S.Pd
Wawancara dengan Guru BK
Ibu Dwi Astati, S.Pd
Wawancara dengan Guru BK
Ibu Mutiara Astari, S.Psi
Wawancara dengan Guru Mapel PAI kelas X
TKR B dan C
Bp. Sandi
Wawancara dengan Siswa
Daftar Riwayat Hidup
Data Pribadi
Nama : Vela Maria Ulvah
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat Asal : Jurangkajong Rt.10/Rw.04, Karangpakel, Trucuk,
Klaten
Tempat, Tanggal Lahir : Klaten. 04 Februari 1996
Tempat Tinggal Saat ini : Jl. Nakula Sadewa Vd, Rt.05/Rw.03, Kembangarum,
Dukuh,
Sidomukti, Salatiga
Agama : Islam
Status : Mahasiswa/Pelajar
No. Telpon : 085643609686
E-mail : [email protected]
Riwayat Pendidikan
Tahun 2014-2018 : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama
Islam
Negeri (IAIN) Salatiga
Tahun 2010-2013 : SMK Negeri 4 Klaten
Tahun 2007-2010 : SMP Negeri 1 Kalikotes, Klaten
Tahun 2001-2007 : SDN 3 Karangpakel, Trucuk, Klaten