bersama al-qur'an menggapai kesuksesan dunia-akhirat

206
Hilmy Bakar Bersama Al-Qur'an Menggapai Kesuksesan Dunia-Akhirat 1

Upload: hilmy-bakar-almascaty

Post on 11-Jun-2015

3.658 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

Hilmy Bakar

Bersama

Al-Qur'anMenggapai

Kesuksesan

Dunia-Akhirat

1

Page 2: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

Kata PengantarAlhamdulillah, segala kemuliaan dan puja puji hanyalah milik Allah, Robb al-Alamin,

Penguasa jagat raya yang telah menurunkan al-Qur'an, Kitab yang tidak terdapat sedikitpun

cacat dan keraguan padanya, sebagai petunjuk dan pembimbing bagi mereka yang hendak

menggapai kemenangan hidup di dunia dan akhirat. Sholawat dan salam semoga senantiasa

terlimpahkan kepada Nabi besar, junjungan alam, Muhammad Rasulullah yang telah

menyampaikan amanah, membimbing umat manusia menuju kemenangan bersama dengan

al-Qur'an. Demikian pula semoga terlimpahkan sholawat kepada keluarga Nabi saw, para

shohabat, pengikut setia dan penyambung perjuangan menegakkan al-Qur'an sampai hari

qiyamat. Amin.

Hidup dalam kemenangan dan kesuksesan adalah menjadi obsesi setiap manusia

waras dalam kehidupannya. Karena tidak ada seorangpun yang ingin gagal dalam

kehidupan ini apalagi menjadi orang-orang yang terpinggir dan tidak memiliki peranan.

Namun kenyataannya, lebih banyak manusia yang mengalami kegagalan dalam kehidupan

ini daripada yang mendapatkan kesuksesan dan kemenangan dalam arti yang sebenarnya.

Memang banyak kita saksikan manusia-manusia yang telah dianggap sukses dalam

kehidupannya, mereka memiliki kekayaan yang melimpah ruah, kekuasaan yang besar serta

hidup dalam gemerlapnya dunia modern. Tapi apakah mereka telah mendapatkan apa yang

mereka cita-citakan, apakah mereka telah mendapatkan kesuksesan dalam arti yang

sebenarnya.

Kenyataannya, manusia yang dipenuhi dengan segala bentuk tumpukan

perbendaharaan material ini, baik berupa kekayaan, kekuasaan, pengetahuan, teknologi dan

2

Page 3: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

lainnya, tidak menemukan kebahagian dalam kehidupan mereka. Bahkan mereka ditimpa

segala bentuk kecemasan dan ketakutan dengan apa yang diperolehnya. Apakah orang

yang merasa tidak bahagia dapat dikatakan telah mencapai kesuksesan hidup? Tentu tidak,

karena buah dari kesuksesan sejati tentunya adalah kebahagian itu sendiri.

Untuk mencapai kesuksesan, banyak cara yang ditempuh oleh manusia ini

sepanjang sejarahnya. Ada yang berlomba-lomba menumpuk harta kekayaan dengan

harapan harta yang melimpah ruah dapat mengantarkannya menuju kebahagian. Ada yang

menghimpun kekuatan untuk mendapatkan kekuasaan sehingga menjadi orangt-orang yang

dapat melakukan apapun, sebagaimana dalam sejarah kita dengar cerita tentang Yulius

Caesar, Raja Namrud, Fira'un sampai zaman modern kita mengenal Stelin, Hitler dan

sejenisnya. Demikian pula ada yang mengembangkan berbagai bentuk pengetahuan dan

teknologi yang telah memudahkan kehidupan umat manusia, dengan berkembangnya

pengetahuan dan lahirnya peradaban akan mengantarkan kebahagian kepada umat

manusia. Banyak jalan untuk menggapai kesuksesan hidup, namun apakah hanya

kesuksesan sebatas ini saja yang diinginkan manusia ?

Ternyata setelah manusia mendapatkan segalanya, baik kekayaan, kekuasaan,

pengetahuan dan lainnya, mereka tidak dapat merasakan kebahagian sejati sebagaimana

yang dirasakan oleh manusia modern yang mendasarkan kehidupan mereka pada materi

semata. Jadi tidak selamanya kekayaan, kekuasaan dan sejenisnya dapat mengantarkan

manusia menuju kebahagian sejati, bahkan sebaliknya, kadangkala semua itu justru

mengantarkannya kepada jurang kenestapaan ataupun keangkuhan yang pada akhirnya

berujung pada kehancuran dan kebinasaan sebagaimana yang dialami hartawan angkuh

seperti Qarun ataupun penguasa tiran macam Fir'aun. Untuk itu, manusia perlu

mendapatkan sebuah kesuksesan sejati yang akan mengantarkannya menuju kebahagian

sejati, yaitu kebahagian di dunia dan di akhirat kelak. Inilah kesuksesan dan kemenangan

sebenar-benarnya yang harus di raih oleh umat manusia.

Untuk memahami sekaligus meraih kesuksesan sejati ini, manusia memerlukan

bimbingan dari Yang Maha Mengetahui tentang dirinya. Dan tentu tidak ada yang lebih

3

Page 4: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

mengetahui tentang diri manusia, kecuali Pencipta manusia itu sendiri, yaitu Allah SWT.

Kepada Sang Penciptalah sepatutnya manusia belajar tentang segala sesuatu yang

berkaitan dengan dirinya. Itulah sebabnya Sang Pencipta telah menurunkan kitab-kitab yang

senantiasa menjadi panduan hidup manusia melalui para utusan-Nya sejak pertama kali

mereka diciptakan. Dan dengan kasih sayang-Nya pula, Dia telah menurunkan al-Qur'an,

kitab terakhir yang tiada keraguan dan kekurangan sedikitpun padanya sebagai pemimpin

dan pembimbing manusia dalam menggapai kesuksesan sejati. Hanya al-Qur'anlah yang

akan mengantarkan manusia menuju kesuksesan sebagaimana dicita-citakannya. Itulah

sebabnya, al-Qur'an sepatutnya dipelajari, difahami, diimani dan diamalkan segala

perintahnya agar manusia mendapatkan kesuksesan sejati.

Itulah tujuan utama ditulisnya buku ini, agar mereka yang ingin menggapai

kesuksesan sejati menjadikan al-Qur'an sebagai pedoman dalam menggapai cita-citanya.

Bukan dengan mencari jalan-jalan yang kelihatannya mengantarkan manusia pada

kesuksesan, namun hakikatnya hanya kesuksesan semu yang akan menambah nestapa

mereka. Karena kesuksesan sejati adalah apabila manusia sukses menjalani hidupnya di

dunia sesuai dengan kehendak Allah yang telah menciptakannya. Memang Allah tidak

melarang hamba-hamba-Nya untuk memperoleh kekayaan sebanyak-banyak yang mereka

mampu kumpulkan, tidak pernah melarang agar mereka menjadi penguasa-penguasa agung

yang memiliki daerah kekuasaan yang luas, demikian pula Sang Pencipta tidak melarang

manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan teknologi setinggi-tingginya. Bahkan

Allah senantiasa memerintahkan manusia agar memiliki semua itu untuk memudahkan

mereka mengabdikan diri kepada-Nya. Inilah yang terpenting, agar harta, kekuasaan,

pengetahuan dan nikmat-nikmat lainnya dapat menjadi sarana bagi manusia dalam

menyembah kepada Allah SWT. Apabila manusia telah sampai pada drajat ini, yang

menjadikan segala apa yang ada padanya sebagai sarana untuk menggapai keridhoan Allah

Sang Pencipta, maka inilah sebenar-benar dan sesejati-sejatinya keseuksesan dan

kemenangan sebagaimana diajarkan al-Qur'an.

4

Page 5: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

Untuk mencapai pemahaman ini, manusia, terutama yang telah meyakini al-Qur'an,

wajib mengikuti segala tuntutan yang diajarkan al-Qur'an. Karena hanya al-Qur'an dengan

segala keutamaan dan kelengkapannyalah yang akan mampu membimbing manusia

menggapai cita-cita agung yang telah ditetapkan Sang Pencipta ini. Kesuksesan sejati

sebagai hamba-hamba Allah yang menjadikan sarana pengabdian apa-apa yang dimilikinya,

baik berupa harta, kekuasaan, pangkat, pengetahuan dan lainnya. Inilah yang diajarkan al-

Qur'an kepada manusia agar mereka dapat merasakan kebahagian sejati dan menggapai

kesuksesan dalam hidupnya, baik di dunia maupun akhirat.

Buku ini terdiri dari delapan bab. Bab pertama merupakan pendahuluan dari buku ini

yang membahas latar belakang permasalahan ditulisnya buku ini. Bab kedua membahas

hakikat al-Qur'an sebagaimana yang dimaksudkan al-Qur'an dan pembahasan para

cendekiawan dan ulama. Bab ketiga membahas tentang bukti-bukti kebenaran al-Qur'an dari

berbagai sisi dan pendekatan ilmiyah yang menggambarkan bagaimana sempurnanya al-

Qur'an sebagai wahyu Allah SWT. Bab keempat membahas bagaimana cara beriman

kepada al-Qur'an dengan segala implikasi yang menyertainya. Bab kelima membahas

masalah manhaj Qur'ani, metode menerapkan al-Qur'an dalam kehidupan nyata, metode

yang telah dicontohkan Rasulullah dan para shahabatnya. Bab keenam membahas masalah

ciri khas masyarakat Qur'ani yang telah dibina oleh Rasulullah berdasarkan ajaran al-Qur'an

pada masa-masa awal priode Islam. Bab ketujuh membicarakan masalah keunggulan al-

Qur'an sebagai pedoman hidup manusia sepanjang zaman, pedoman yang akan

mengantarkan manusia menuju kesuksesan sejati sebagaimana dikehendaki Sang Pencipta

alam. Bab kedelapan adalah kesimpulan dan penutup dari semua pembahasan.

Sebagai sebuah upaya manusia yang lemah, tentunya buku ini tidak terlepas dari

segala bentuk kekurangan dan kelemahan. Apabila terdapat kebenaran di dalamnya, maka

tidak lain hal ini bersumber dari Allah dan Rasul-Nya semata, namun apabila ada kesalahan

dan kekeliruan, maka pasti ia berasal dari kelemahan dan kebodohan penulis. Itulah

sebabnya penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk

melengkapi buku ini.

5

Page 6: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

Penulis berharap mudah-mudahan buku kecil ini akan mendorong para pembaca

untuk mencintai al-Qur'an, dan menjadikannya sebagai pedoman dalam kehidupan, petunjuk

dalam menggapai kemenangan dan kesuksesan. Dengan demikian, mudah-mudahan

penulis dilimpahkan karunia yang besar oleh Allah dan senantiasa ditambah kecintaan dan

pemahamaan kepada al-Qur'an nan agung. Dan Sang Pencipta mencatatnya sebagai amal

sholeh yang senantiasa mengalir sampai akhir zaman, amin.

Demikian pula, penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada semua fihak yang telah membantu keberadaan buku ini, yang tidak mungkin disebut

satu persatu, karena banyaknya. Tidak lupa pula penulis haturkan doa keselamatan kepada

Abahanda dan Uminda yang telah tiada, semoga karya kecil ini dapat menjadi amal sholeh

yang selanjutnya akan menjadi doa anak sholeh.

Kepada Allahlah kita serahkan semua urusan.

Jakarta, 01 Agustus 2004

Hilmy Bakar Almascaty

6

Page 7: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

DAFTAR ISI

I. KATA PENGANTAR

II. BAB I : PENDAHULUAN

III. BAB II : HAKIKAT AL-QUR'AN

IV. BAB III : BUKTI KEBENARAN AL-QUR'AN

V. BAB IV : BERIMAN KEPADA AL-QUR'AN

VI. BAB V : MANHAJ QUR'ANI

VII. BAB VI : MASYARAKAT QUR'ANI BINAAN RASULULLAH

VIII. BAB VII : AL-QUR'AN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP MANUSIA SEPANJANG MASA

IX. BAB VIII : AL-QUR’AN DAN FENOMENA PERUBAHAN MANUSIA

X. BAB IXI : KESIMPULAN DAN PENUTUP

XI. LAMPIRAN-LAMPIRAN

7

Page 8: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

Bab I : PendahuluanKini dunia telah memasuki babak baru dalam perjalanan sejarahnya yang penuh

kompleksitas dengan segala perbendaharaan material yang menyertainya, sebuah babak

yang dikenal luas sebagai milenium ketiga. Babak yang merupakan awal mulai terjadinya

perubahan-perubahan drastis dalam orientasi dan pola kehidupan umat manusia dalam

mengatur eksistensi mereka. Orientasi dan pola lama ditinggalkan akibat kerancuan dan

kegagalan yang ditimbulkannya. Dalam era yang dipenuhi dengan berbagai bentuk

kecanggihan sain dan teknologi, manusia benar-benar haus akan hakikat diri mereka yang

kian terasing dan terpinggirkan dalam glemournya kehidupan modern. Ternyata kehidupan

yang dipenuhi materi ini tidak dapat mengantkan mereka untuk mengetahui hakikat diri

mereka sebagai manusia, siapa sebenarnya mereka ? Untuk apa keberadaan mereka di

muka bumi ? Dan kemanakah mereka akan pergi setelah berakhirnya kehidupan dunia ini?

Pengetahuan dan teknologi yang berkembang pesat dalam kehidupan manusia

modern ternyata belum mampu menjawab secara tuntas pertanyaan-pertanyaan abadi dan

mendasar yang senantiasa diajukan generasi demi generasi oleh umat manusia sejak awal

keberadaannya di muka bumi ini. Bahkan lebih jauh dunia modern telah mengantarkan

manusia kebingungan demi kebingungan yang menimbulkan kekecewaan dan keputusasaan

yang menjadi gejala global saat ini. Keadaan ini diperparah dengan munculnya manusia-

manusia perusak yang mengeksploitasi alam, menghancurkan lingkungannya, sanggup

memerangi dan membunuh manusia-manusia tak berdosa, yang pada akhirnya

memusnahkan peradaban yang dibangun berabad-abad oleh generasi terdahulu. Dan

manusia modern dengan perbendaharaan pengetahuan dan teknologinya ternyata telah

mengantarkan kehancuran pada alam raya, memusnahkan makhluk hidup dan membunuh

sesama manusia.

8

Page 9: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

Bersamaan dengan krisis global ini, banyak terjadi perubahan-perubahan besar dan

mendasar yang mencengangkan dan mengejutkan umat manusia. Peristiwa-peristiwa

besar telah terjadi yang akan merombak tatanan dunia masa depan yang mencemaskan

manusia modern. Umat manusia sudah mulai hilang kepercayaan pada semua jenis sistem

hidup ciptaan manusia, baik yang dianjurkan oleh Barat ataupun Timur, yang Kapitalis

ataupun Sosialis dan sistem sekuler sejenisnya, yang pada hakikatnya telah mengantarkan

pengikutnya menuju kerancuan demi kerancuan, yang pada akhirnya menimbulkan bencana

demi bencana kemanusiaan. Bahkan tidak diragukan, bencana yang ditimbulkan manusia

modern dengan perbendaharaan pengetahuan dan teknologi yang dimilikinya sangat

mengerikan akibat dampak luas kehancuran yang ditimbulkannya.

Karena semua sistem manusiawi itu pada hakekatnya mengarahkan manusia menuju

jurang kehancuran dengan segala problematika yang ditimbulkannya. Sistem hidup

manusiawi itu tidak mampu menyelesaikan problematika yang dihadapi manusia modern,

bahkan menambah problematika baru di atas segala bentuk problematika yang sudah ada.

Teori-teori yang disanjung dan diagungkan hari ini, pada kemudian hari dikecam

habis-habisan oleh pendukung-pendukung setianya sendiri. Konsep hidup yang pada

awalnya berslogankan kebebasan, keadilan, samarata-samarasa, keamanan, kedamaian

dan kata-kata indah lainnya, hanya melahirkan kediktatoran, penyelewengan, penindasan

golongan kelas elit baru dan membentuk manusia-manusia perusak yang tidak berperike-

manusiaan. Mereka menciptakan teknologi canggih untuk saling memusnahkan. Akhirnya,

sistem yang diagungagungkan itu mendorong lahirnya eksploitasi bangsa atas bangsa lain

yang dikenal sebagai imprialisme dan kolonialisme. Konsep manusiawi itu pada hakikatnya

mengubah sifat manusia menjadi hewan yang tidak mengenal malu terhadap pelanggaran

nilai-nilai moral, sehingga lahirlah manusia yang lebih kejam dan lebih sadis dari binatang

buas.

Akibat kepalsuan dan kegagalan yang ditimbulkannya, masyarakat modern yang penuh

dengan perbendaharaan materi sudah mulai ragu dan menolak dengan kerasnya sistem

hidup manusiawi itu. Karena sistem yang mengantarkan mereka pada dunia modern ini telah

9

Page 10: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

menjadikan mereka sebagai manusia-manusia yang kehilangan arah, kehilangan jati diri,

kehilangan hakikat hidup, bahkan lebih jauh mereka telah ditimpa penyakit yang sangat

membahayakan kehidupan manusia, krisis spiritual. Modernisme yang dilahirkan dari

sekulerisme yang menolak peranan agama, ternyata tidak mampu memenuhi tuntutan hakiki

manusia yang memerlukan kebahagian dan ketenangan sejati. Walaupun Peradaban

modern dengan segala produknya telah mengantarkan mereka menuju puncak

kegemilangan material, namun kegelisahan dan ketakutan telah menghantui masyarakat

yang menamakan dirinya modern. Akhirnya tidak diragukan mereka amat merindukan sistem

hidup yang akan membawa mereka menuju kedamaian abadi di dunia dan akhirat.

Itulah sebabnya, masyarakat modern kini mulai mengkritisi keberadaan dan pencapaian

yang tengah mereka alami. Apakah kemodernan yang dicapainya mampu melahirkan

kebahagian dan ketenangan sejati pada masyarakatnya. Apakah mampu mengantarkan

manusia menuju kesuksesan hidup yang mereka cita-citakan, sebuah tatanan masyarakat

yang harmonis, aman, damai dan berkembang sesuai dengan segala potensi yang mereka

miliki. Apakah modernisme yang berdasarkan sekulerisme ini benar-benar mampu

menciptakan kesuksesan dalam arti yang sebenarnya, kesuksesan dalam kehidupan di

dunia dan kesuksesan dalam kehidupan setelahnya.

Namun kenyataannya masyarakat modern yang menganut faham sekulerisme dengan

segala cabangnya telah mengalami kegagalan dalam menggapai kesuksesan sejati dalam

kehidupan pribadi maupun bermasyarakat. Mereka lahir menjadi manusia dan sekumpulan

masyarakat yang sangat egois, mementingkan diri sendiri, penuh penyakit jiwa dan

eksploitatif serta agresif. Mereka sangat takut dengan produk peradaban yang mereka

ciptakan sendiri, terutama teknologi persenjataan yang dapat memusnahkan umat manusia

dan alam sekitarnya dalam hitungan detik. Akhirnya kemodernan (modernisasi) yang

ditawarkan dunia Barat kepada dunia terbelakang dan berkembang telah menimbulkan

konflik baru, yang diistilahkan oleh Huntington sebagai "The Clash of Civilizations",

terjadinya pergesekan antar peradaban yang akan memicu perang dunia.

10

Page 11: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

Sehubungan dengan masalah ini, kaum Muslimin yang selalu menjadi obyek modernisasi

dari kaum imprialis Barat, kini mulai membuka matanya dari mimpi panjang. Setelah

berabad-abad dibohongi Barat dengan segala janji-janji kosongnya yang telah

menghancurkan identitas dan keagungan mereka, kini kaum Muslimin mulai menyakini

hanya Islamlah ideologi, cara hidup, filsafat yang terunggul dan tersempurna. Panduan hidup

yang akan mampu menjawab permasalahan masyarakat modern dengan segala

nestapanya, mengobati segala penyakit yang telah menimpa mereka. Bahkan tidak

diragukan akan mengantarkan mereka menjadi manusia-manusia modern dalam arti

sebenarnya, yaitu manusia-manusia agung yang menguasai peradaban modern yang

berlandaskan pada spiritualisme Islam.

Mereka benar-benar telah sadar, selama ini dibohongi Barat dengan segala

propaganda-propaganda sesatnya yang telah mendoktrin mereka dengan berbagai sistem

manusiawi yang kemudian berakhir dengan kegelisahan, kekacauan dan kehancuran.

Mereka mulai sadar bahwa materialisme dan cabang-cabangnya yang diajarkan Barat

kepada kaum Muslimin telah melahirkan manusia bingung yang penuh dengan tragedi,

menanggalkan fitrahnya sebagai pemakmur alam raya. Mereka telah diperbudak oleh materi

yang mereka ciptakan sendiri. Kenyataan-kenyataan ini telah mengukuhkan kesadaran kaum

Muslimin bahwasanya Islam adalah sumber kekuatan yang akan membawa mereka menuju

kejayaan, kesuksesan hidup sejati di dunia dan akhirat.

Hari demi hari kesadaran kaum Muslimin ini semakin meluas, menjangkau semua

lapisan masyarakat, dari para profesor di universitas, politisi, pengusaha, mahasiswa sampai

masyarakat awam. Mereka telah sepakat bahwa ad-dinul Islam adalah sumber kekuatan

yang akan menjadikan mereka sebagai penguasa dunia yang agung sebagaimana

generasi-generasi Islam terdahulu yang telah menguasai dunia dan menegakkan kalimah

Allah di atasnya sehingga terwujudnya keadilan, kedamaian dan kemakmuran yang meluas.

Mereka telah menyadari bahwa mereka adalah Khalifatullah, wakil Allah di muka bumi yang

akan mengatur alam ini sesuai menurut kehendak-Nya. Kebangkitan kembali Islam dan

kaum Muslimin telah menjadi kenyataan, tidak ada siapapun yang mampu menahan ge-

11

Page 12: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

lombang kebangkitannya, karena menjadi rahmat Allah yang telah dilimpahkan kepada kaum

Muslimin. Bersamaan dengan gema kebangkitan Islam yang semakin kuat ini, kaum

Muslimin di penjuru dunia mulai berusaha untuk memahami ajaran Islam dari sumbernya

yang asli, yaitu al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah. Mereka berusaha memahami secara pasti

inti ajaran Islam menurut sumbernya yang asli, bukannya dari pemahaman-pemahaman

musuh-musuh Islam yang senantiasa berusaha menghancurkan Islam dengan segala tipu

muslihatnya.

Para orientalis, agen Yahudi dan Nasrani sejak lama menyajikan Islam menurut

pemahaman mereka dengan metode yang sangat menarik agar umat tersesat dan tetap

dalam kemunduran serta terjajah pemikirannya. Mereka menghendaki umat tetap menjadi

budak-budak Yahudi dan Nasrani sebagaimana yang telah menimpa intelektual Muslim

terdahulu yang terlalu mengagungkan Barat dan segala pemikirannya.

Agen Yahudi dan Nasrani ini telah berhasil menghilangkan ruh Islam dari pengikutnya,

sehingga mereka menyamakan Islam dengan ilmu-ilmu lainnya, bukannya Islam sebagai

panduan hidup yang akan membawa mereka menuju kemenangan dunia dan akhirat.

Bahkan kebanyakan intelektual Muslim hari ini telah terpengaruh oleh pemikiran-pemikiran

orientalis sehingga mereka menjadi musuh Islam tanpa menyadarinya. Universitas--

universitas yang dikelola kaum Muslimin ini lebih tertarik merujuk kepada mereka, sehingga

lahirlah intelektual yang namanya Muslim namun pemikirannya seperti para orientalis yang

memusuhi Islam. Sesungguhnya dengan berpandukan hanya kepada al-Qur'an dan Sunnah

Rasulullah, kaum Muslimin akan dapat memahami ajaran agama mereka dengan ruhnya dan

sekaligus akan mengangkat martabat mereka menjadi pemimpin-pemimpin dunia.

Untuk melemahkan arus kebangkitan Islam ini sejak awal para orientalis Barat, agen

Yahudi dan Nasrani berusaha menghilangkan sumber kekuatan kaum Muslimin. Mereka

sangat menyadari bahwa sumber kekuatan kaum Muslimin tidak lain adalah al-Qur'an yang

diturunkan Allah s.w.t. kepada Nabi Muhammad s.a.w. sebagai panduan hidup umat

manusia. Dengan seribu satu cara, mereka berusaha menjauhkan al-Qur'an dan ruh yang

terkandung di dalamnya. Mereka menimbulkan keraguan-keraguan terhadapnya dengan

12

Page 13: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

berbagai teori ilmiyah yang mereka ciptakankan agar kaum Muslimin menjauhi al-Qur'an,

agar mereka menganggap al-Qur'an buatan Nabi Muhammad s.a.w. yang sudah ketinggalan

zaman. Jika mereka berhasil menjauhkan semangat al-Qur'an sebagai panduan hidup dari

umat, berarti mereka telah berhasil menghalangi kebangkitan Islam. Kaum Muslimin tidak

akan mencapai kebangkitannya sebelum mereka menjadikan al-Qur'an sebagai pedoman

hidup mereka.

Sejarah telah membuktikan al-Qur'an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad s.a.w.

telah berhasil mengubah bangsa Arab jahiliyah menjadi penguasa-penguasa agung

sepanjang masa. Sebelum diturunkan al-Qur'an, bangsa Arab adalah bangsa terbelakang

yang tidak pernah diperhitungkan di gelanggang peradaban dunia. Mereka adalah bangsa

kecil yang bertekuk lutut di bawah Imperialis Romawi dan Parsi. Namun setelah Allah s.w.t.

menurunkan al-Qur'an kepada mereka sebagai pedoman hidup, dalam tempo waktu singkat

mereka menjadi bangsa besar yang menguasai Romawi dan Parsi, menjadi lambang

peradaban baru dunia.

Kaum Muslimin terdahulu menjadi agung bukan karena mereka menyimpan lembaran-

lembaran al-Qur'an di rumah-rumah mereka, namun karena mereka telah menerapkan

al-Qur'an dalam kehidupan nyata mereka, menjadikan al-Qur'an sebagai panduan hidup,

sehingga mereka menjadi 'al-Qur'an hidup'. Maka jika kaum Muslimin hendak memimpin

dunia kembali dalam semua lapangan kehidupan, mereka harus kembali kepada

pemahaman yang telah menjadikan generasi terdahulu sebagai pemimpin. Mereka harus

menjadikan al-Qur'an sebagai pedoman hidup mereka, pedoman yang mengatur seluruh

langkah kehidupan mereka di alam nyata sebagaimana firman Allah:

Sesungguhnya al-Qur'an ini memberikan petunjuk kepada jalan yang lebih lurus dan

mengkabarkan berita gembira kepada orang-orang yang mukmin yang beramal salih, bahwa

bagi mereka ada ganjaran besar, (Q17:9)

13

Page 14: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

Maka dalam keadaan seperti sekarang, di mana dunia modern sedang mengalami

kerancuan, kebingungan dan ketakutan, kehadiran manusia-manusia agung, masyarakat

baru yang modern dan berperadaban, yang menjadikan al-Qur'an sebagai pedoman

hidupnya sangat diharapkan kehadirannya dan dinanti-nantikan oleh seluruh umat manusia.

Kerena merekalah yang diharapkan akan menyelesaikan problematika manusia modern dan

segala krisis yang menimpanya. Dan tidak diragukan bahwa al-Qur'an dengan segala

keutamannya pasti mampu melahirkan masyarakat modern dalam arti yang sebenarnya.

Masyarakat yang menguasai dan mampu berinteraksi dengan perbendaharaan peradaban

modern berdasarkan kekuatan spiritual yang datangnya dari al-Qur'an.

Kebangkitan Islam yang dilaungkan dengan penuh semangat oleh kaum Muslimin di

penjuru dunia akhir-akhir ini akan hanya menjadi slogan-slogan kosong yang tak bermakna

jika mereka tidak mendidik dan membina dengan serius generasi baru dengan al-Qur'an,

menguasai dan memahaminya dengan benar, menggunakan manhaj al-Qur'an yang telah

diwariskan oleh Rasulullah s.a.w. dan para Sahabatnya. Maka tidak diragukan baghwa tugas

terbesar kaum muslimin saat ini adalah mencetak manusia-manusia agung berdasarkan

nilai-nilai keagungan al-Qur'an. Tidak ada satu ayatpun yang mencegah seorang muslim

menjadi manusia yang maju, sukses, berperadaban dan menguasai dunia, bahkan dengan

tegasnya al-Qur'an memerintahkan agar para pengikutnya menjadi penghulu-penghulu umat

manusia yang akan membimbing mereka menuju kebahagian sejati. Namun jika modern

diidentikkan dengan Barat dengan segala bentuk kebebasan hidupnya yang permissif dan

hedonis, maka jelas al-Qur'an mencegah pengikutnya menjadi manusia yang berperilaku

rendah seperti binatang.

Menjadi manusia yang ingin menggapai kesuksesan hidup sejati, tidak ada cara lain,

kecuali seseorang harus menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah,

mengikuti petunjuk Rasul-Nya, melaksanakan ajaran Islam dan meninggalkan perbuatan

yang dilarang agama. Namun pada saat yang sama dapat menguasai dan berinteraksi

dengan dunia modern, bahkan mengarahkan dunia modern dengan segala

perbendaharaannya menuju keridhoan Allah dibawah naungan Islam. Dengan kata lainnya,

14

Page 15: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

manusia harus benar-benar mengikuti petunjuk yang dibawa al-Qur'an, karena hanya al-

Qur'an dengan segala kemukzijatan yang menyertainyalah yang akan dapat mengantarkan

manusia menuju kesuksesan sejati, kesuksesan di dunia dan kesuksesan di akhirat. Sukses

sebagai pribadi dan komponen masyarakat yang akan membangun dunia baru berdasarkan

al-Qur'an.

BAB2

HAKIKAT AL-QUR'AN

Dalam dunia modern yang penuh dengan perbendaharaan peradaban manusia saat ini, banyak

orang yang mempermasalahkan kitab suci umat Islam, al-Qur'an serta peranannya dalam membangun

peradaban dan kemajuan umat manusia. Apakah al-Qur'an memang benar sebuah kitab suci yang

diturunkan Allah Sang Pencipta kepada umat manusia? Jika memang benar kitab suci dari Allah,

apakah masih terjaga keasliaannya?

Para ulama biasanya mengartikan al-Qur'an sebagai, "Kumpulan kalam Allah yang diturunkan

secara berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad s.a.w. melalui perantaraan malaikat Jibril a.s.

sebagai mukjizat dan dipandang ibadah bagi yang membacanya". (lihat, Dr. Shubhi Sholeh, Mabahits

fi 'Ulumil Qur'an, dan Dr. Shabir Thayyimah, Haza al-Qur'an)

Imam Hasan Al-Banna pula menyatakan, "Al-Qur'an Karim adalah kitab Allah Tabaraka wa Taala

yang berisi berita tentang orang-orang sebelum kamu, khabar tentang orang-orang sesudah kamu dan

hukum yang ada di antara kamu. Al-Qur'an adalah kata putus, bukan senda gurau. Barangsiapa yang

meninggalkannya dengan sombong, dia akan dibinasakan Allah s.w.t. Sesiapa yang mencari petunjuk

selain dari al-Qur'an, dia akan disesatkan Allah s.w.t. Al-Qur'an adalah tali Allah yang kukuh, ca-

haya-Nya yang terang-benderang dan peringatan-Nya yang bijaksana. Al-Qur'an adalah Siratul

Mustaqim (jalan lurus). la tidak dapat dipalingkan hawa nafsu, tidak dapat dikaburkan lisan dan tidak

dapat dicerai-beraikan pendapat. Para ulama tidak merasa kenyang terhadapnya dan para muttaqin pun

tidak merasa bosan kepadanya. AlQur'an tidak pernah usang karena banyak diulang dan tidak akan

15

Page 16: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

habis keajaiban-keajaibannya. Para jin yang mendengarnya tidak henti-henti mengatakan: "Sesung-

guhnya kami telah mendengar al-Qur'an yang menakjubkan”. Siapa yang mengetahuinya, akan unggul

ilmunya; siapa yang mengatakannya, akan benar ucapannya; siapa yang berhukum kepadanya, akan

adil hukumannya; siapa yang mengamalkannya akan mendapat pahala dan siapa yang menyeru

kepadanya akan mendapatkan petunjuk ke jalan lurus. " (Muqaddimah fi Tafsir ma'a Tafsir al-Fatihah

wa awwalil Surah al-Baqarah, hal.1)

Syeikh Muhammad Rasyid Ridha menulis: "Al-Qur'an adalah sebuah kitab, tetapi tidak seperti

kitab-kitab lainnya. la adalah ayat, tetapi tidak seperti ayat-ayat yang lain. Ia adalah mukjizat, tetapi

tidak seperti mukjizat-mukjizat yang lain. la adalah rahasia, tetapi. tidak seperti rahasia-rahasia yang

lain. la adalah firman, tetapi tidak seperti firman-firman yang lain. la adalah kalam Allah Yang Maha

Hidup dan Maha Pengurus makhluk-makhluk-Nya terusmenerus. la bukan dari Ruhul Amin, Jibril a.s.

pembawa wahyu. Jibril hanya memindahkannya dari langit tertinggi ke atas persada bumi ini. la bukan

pula dari Nabi Muhammad s.a.w., utusan Allah dan penutup sekalian Nabi.

Nabi Muhammad s.a.w. hanya menyampaikannya kepada manusia dengan bahasa yang

diterimanya dari Jibril a.s., Ruhul Amin, lalu menjelaskan al-Qur'an itu kepada manusia dengan ucapan

dan perbuatan agar manusia mendapat petunjuk dengannya. Bahasa al-Qur'an, aturan-aturannya, gaya

susunannya, bimbingannya, pengaruhnya dan ilmu-ilmu yang terkandung di dalamnya merupakan

sesuatu di luar kemampuan manusia untuk meniru dan menandinginya".(al-Wahyul Muhammadi,

hal.225)

Al-Qur'an adalah kitab Allah yang diturunkan kepada manusia bukan sekedar untuk dijadikan

bahan bacaan yang dipertandingkan, hiasan yang memperindah rumah ataupun dijadikan sebagai

azimat penangkal bala sebagaimana dilakukan kebanyakan kaum Muslimin, tapi ia adalah kitab yang

memberikan petunjuk kepada manusia jalan-jalan yang harus dilaluinya agar mereka mendapat

kemenangan di dunia dan akhirat kelak. la adalah kitab yang akan memberikan petunjuk jalan lurus,

jalan keselamatan dan kesejahteraan bagi siapa yang mengikutinya.

Alif lam mim. Kitab ini (al-Qur'an) tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi orang-orang yang

muttaqin. (Q2:2)

16

Page 17: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

Sesungguhnya al-Qur'an ini memberikan petunjuk kepada jalan yang lebih lurus dan mengkhabarkan

berita gembira kepada orang-orang yang mukmin yang beramal salih, bahwa bagi mereka ada

ganjaran besar. (Q17:9)

... Sesungguhnya telah datang kepadamu dari Allah cahaya dan kitab (al-Qur'an) yang nyata. Dengan

kitab itulah Allah hendak memberi petunjuk kepada orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke

jalan kesejahteraan..(Q5:15-16)

Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan sebuah Kitab (al-Qur'an) kepada mereka, yang Kami

telah menjelaskannya ilmu pengetahuan Kami, menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang

beriman. (Q7:52)

Al-Qur'an adalah kitab Allah yang diturunkan kepada manusia dengan kandungannya yang

sempurna, membahas segala permasalahan manusia, dari aspek individu sampai masyarakat,

membahas masalah ekonomi, politik, pendidikan, sosial, budaya, pengetahuan sampai kepada masalah

ketentaraan. Maka al-Qur'an adalah kitab yang tidak meninggalkan satu bagianpun dari kehidupan

manusia.

... Tidaklah Kami tinggalkan di dalam al-Kitab (al-Qur'an) ini sesuatu apa pun... (Q6:38)

... Dan Kami turunkan kepadamu al-Kitab (al-Qur'an) untuk menjelaskan segala sesuatu... (Q16:89)

... Al-Qur'an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan kitab-kitab sebelumnya

dan menjelaskan segala sesuatu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.

(Q12:111)

17

Page 18: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

Seorang ahli sejarah termasybur, Edward Gibbon di dalam bukunya The History of the Decline

and Fall of the Roman Empire menulis, "Al-Qur'an itu tidak hanya mulia, akan tetapi juga memuat

hukum-hukum Syariah, dan segala yang tertulis di dalamnya itu adalah pangkal peradaban. Al-Qur'an

adalah sebuah kitab agama, kitab kemajuan, kitab kenegaraan, persaudaraan, pengadilan dan

undang-undang ketentaraan di dalam Islam. Al-Qur'an mengandung masalah ibadah sampai kepada

pekerjaan sehari-hari, dari membicarakan soal kerohanian sampai membicarakan soal kejasmanian,

dari hak-hak umat hingga hak-hak anggotanya, membahas soal perilaku hingga soal hukuman, dari

soal dunia ini hingga soal pembahasan alam akhirat nanti. Semua itu disebut di dalamnya".

Dr. Maurice di dalarn bukunya La Press Francaise Romene menulis, "Kita berani menyatakan

bahwa al-Qur'an adalah buku terbesar yang pernah diwahyukan oleh Tuhan kepada Rasul seluruh

umat. Al-Qur'an memuat puji-pujian kepada Pencipta Langit dan Bumi, serta mengagungkan Tuhan

yang Maha Rahman dan Rahim. Al-Qur'an dapat dipandang sebagai sumber ilmu oleh para ilmuwan,

buku kamus bagi ahli etimilogi, buku tatabahasa bagi ahli bahasa, kumpulan syair bagi pujangga dan

ensiklopedia hukum dan perundangan. Sesungguhnya, tiada sebuah buku pun sebelum al-Qur'an yang

setaraf walau hanya sepotong suratnya".

Sesungguhnya tidak dapat disangsikan lagi, bahwa al-Qur'an adalah Kitab Allah yang sempurna,

yang membahas segala permasalahan hidup dan kehidupan manusia, sehingga seorang shahabat

berkata, "Seandainya tali untaku hilang, akan kutanyakan kepada al-Qur'an dan pasti akan kutemukan

kembali".

Al-Qur'an diturunkan dalam bahasa Arab untuk seluruh umat manusia dimanapun mereka berada

dan kapanpun. la tidak khusus diturunkan hanya untuk orang Arab pada zaman Rasulullah s.a.w. saja

sebagaimana didakwa para propagandis sesat. Tapi ia adalah untuk orang Arab, Habsyi, Parsi, Eropa,

Melayu, Cina, India dan seluruh manusia dari sejak ia diturunkan sehingga dunia ini hancur.

(al-Qur'an) ini satu penjelasan bagi seluruh umat manusia dan satu pimpinan serta nasihat untuk

mereka yang muttaqin. (Q3:138)

18

Page 19: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

Bulan Ramadhan yang padanya diturunkan al-Qur'an sebagai petunjuk seluruh umat manusia...

(Q2:185)

Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Rabbmu dan telah Kami

turunkan kepadamu cahaya yang terang-benderang. (Q4:174)

Maha Suci Allah yang telah menurunkan Al-Furqan (al-Qur'an) kepada hamba-Nya, agar

menjadi pemberi peringatan kepada seluruh manusia. (Q25:1)

Rasulullah s.a.w. pembawa al-Qur'an adalah diutus untuk seluruh umat manusia, maka

dengan demikian al-Qur'an secara otomatis pula ditujukan kepada seluruh umat manusia.

Dan tiadalah Kami mengutusmu kecuali untuk seluruh umat manusia, pembawa berita gembira dan

ancaman... (Q34:28)

Dan tiadalah Kami mengutusmu kecuali untuk rahmat bagi seluruh alam. (Q21:107)

AI-Qur'an adalah kitab agung yang sempurna, tidak ada cacatnya sedikit pun, baik dari segi

kandungannya, proses pembukuannya, keasliannya dan lainnya; semuanya terbukti

kebenarannya. Itulah sebabnya jika ada orang yang masih ragu dengan kebenarannya, Allah

s.w.t. menantang mereka agar membuat sepotong surat yang seumpamanya sebagaimana

firman-Nya:

Dan jika kamu masih ragu-ragu terhadap apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami, maka

cobalah kamu buat sebuah surat saja yang seumpama dengannya dan ajaklah penolongpenolong

kamu selain dari Allah, jika memang kamu orang-orang yang benar. Maka jika kamu tidak dapat

membuatnya, dan pasti tidak akan dapat membuatnya, maka hendaklah kamu takut kepada neraka

yang bahan bakarnya dari manusia dan batu, yang disediakan untuk orang-orang kafir. (Q2:23-24)

19

Page 20: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

Ataukah mereka mengatakan: "Ia (Muhammad) telah mengada-adakannya (al-Quran)?" Maka

katakanlah: "Buatlah sepuluh surat yang seumpamanya dan minta tolonglah kepada siapa saja selain

Allah jika kamu orang-orang yang benar". (Q11:13)

Katakanlah: "jika berkumpul manusia dan jin untuk membuat semisal al-Qur'an ini, mereka tidak

akan mampu membuatnya, walaupun sebahagian dari mereka menjadi penolong bagi sebahagian

yang lainnya. " (Q17:88)

Waheduddin Khan dalam Islam Yatahadda ketika mengulas ayat di atas menulis: "Tantangan

tersebut adalah suatu tantangan paling aneh dalam sejarah dan banyak menimbulkan keheranan. Be-

lum pernah dalam sejarah manusia, sebuah buku dengan sepenuh kemampuan akal dan kesadarannya

berani mengemukakan tantangan yang sedemikian. Tidak mungkin seorang penulis yang

berkeupayaan menghasilkan sebuah buku yang mustahil dihasilkan oleh penulis lain yang sama

nilainya, ataupun lebih baik mutunya. Oleh yang demikian, apabila ada suatu kalam yang tidak

mungkin ditandingi oleh manusia, malah manusia gagal menyahut tantangan tersebut sepanjang

sejarah, dengan sendirinya ini membuktikan bahwa kalam tersebut bukan merupakan kalam manusia,

tetapi merupakan kalam yang berasal dari Tuhan. Tentunya segala sesuatu Yang bersumber dari Tuhan

tidak mungkin ada yang mampu menyahut tantangannya"

J. Sarwar di dalam bukunya Muhammad the Holy Prophet menceritakan mengenai Lubaid ibnu

Rabiah, seorang yang terkenal karena keindahan kata-katanya, kefasihan lidahnya dan kekuatan

syairnya. Pada waktu Lubaid mendengar Nabi Muhammad s.a.w. melancarkan tantangan tersebut

terhadap masyarakatnya, dia pun membuat beberapa untai syair untuk menyahut tantangan tersebut.

Syair itu kemudian digantungkan di pintu Ka’bah dan merupakan suatu penghormatan yang tidak

mudah didapatkan pada masa itu kecuali oleh sekelompok kecil penyair terkenal bangsa Arab.

Kemudian salah seorang kaum Muslimin melihat hal yang diperbuat oleh Lubaid itu, lalu terpanggil

untuk menyanggahnya. Dia menyalin beberapa ayat al-Qur'an dan kemudian menggantungkannya di

20

Page 21: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

sisi syair Lubaid. Pada hari berikutnya Lubaid melalui pintu Ka’bah (pada waktu itu dia belum masuk

Islam), lalu ia terpesona oleh ayat-ayat tersebut sehingga dia berteriak dengan kerasnya: "Demi Allah,

ini bukan kata-kata manusia, dan saya termasuk orang yang menyerahkan diri (Islam)". Akhirnya pada

tahun 9H, Lubaid masuk Islam.

Kemudian di dalam buku As Syi’ir Wasy Syuara', jilid I karya Ibnu Quthaibah, diceritakan bahwa

di antara akibat pengaruh balaghah al-Qur'an terhadap penyair besar bangsa Arab ini ialah Lubaid

tidak mau lagi membuat syair. Pada suatu hari Umar bin Khattab berkata kepadanya: "Hai Abul Aqil,

bacakanlah aku beberapa syairmu!" Lubaid pun membaca surah al-Baqarah dan berkata: "Sejak Allah

mengajariku surah al-Baqarah dan surah Ali Imran, aku tidak pernah membaca syair lagi".

Wallastaine di dalam bukunya Muhammad : His Life Doctrine menceritakan mengenai

sekelompok orang yang tidak beragama dan orang-orang zindik yang merasa tidak senang melihat

pengaruh al-Qur'an terhadap masyarakat luas. Mereka bersepakat untuk menyambut tantangan

al-Qur'an. Untuk tujuan tersebut, mereka menemui Abdullah ibnul Muqaffa (727 M). Ibnul Muqaffa

adalah seorang sastarawan besar dan penulis yang terkenal. Ibnul Muqaffa mengatakan bahwa karya

beliau untuk menandingi al-Qur'an akan memakan waktu setahun, dan beliau memberi syarat bahwa

mereka harus menanggung semua keperluannya selama setahun itu.

Ketika perjanjian tersebut mendekati waktu setengah tahun, mereka pun datang kepada Ibnul

Muqaffa. Mereka ingin mengetahui perkembangan usaha yang telah dikerjakan oleh sastrawan

tersebut untuk menyabut tantangan al-Qur'an. Pada waktu mereka masuk ke kamar sastrawan Parsi

tersebut, mereka menemuinya sedang duduk memegang pena. Beliau sedang tenggelam dalam alam

fikiran yang dalam. Kertas-kertas tulis bertebaran di hadapan beliau. Kamar beliau penuh dengan

kertas-kertas yang telah ditulis kemudian beliau robek-robek!!!

Penulis yang terkenal tersebut telah mencoba mencurahkan semua daya dan tenaganya untuk

mencapai tujuannya dalam rangka menghadapi tantangan yang diajukan al-Qur'an. Tetapi beliau gagal

dalam usaha tersebut, sehingga beliau mengakui di hadapan para shahabatnya dengan rasa malu dan

menyesal bahwa setelah lebih setengah tahun, satu ayat pun tidak dapat dihasilkan yang menyamai al -

Qur'an! !!

21

Page 22: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

Al-Qur'an adalah satu-satunya petunjuk dan panduan hidup yang akan membawa manusia menuju

kebenaran hakiki, kebenaran yang sangat dihajatkan oleh seluruh umat manusia dalam menempuh

kehidupan di dunia yang penuh tantangan dan rintangan.

Kebenaran itu hanya dari Allah saja dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang ragu-ragu,

(Q2:147)

Katakanlah: "Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu kebenaran (al-Qur'an) dari

Robbmu, sebab itu barang siapa yang mendapat petunjuk maka sesungguhnya untuk kebaikan

dirinya.. (Q10:108)

Alif lam mim raa, inilah ayat-ayat al-Kitab (al-Qur'an) dan Kitab yang diturunkan kepadamu dari

Robbmu itu adalah benar, akan tetapi kebanyakan manusia tidak beriman. (Q13:1)

Maka itulah Allah Robbmu yang sebenarnya; maka tidak ada sesudah kebenaran itu, melainkan

kesesatan... Q10:32)

Dan inilah jalan-Ku yang lurus maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalanjalan lain,

karena jalan-jalan itu menceraiberaikan kamu darijalan-Nya... (Q6:153)

AI-Qur'an adalah kitab Allah yang jelas kebenarannya, yang terang isinya, sempurna

kandungannya, maka siapa yang berpaling ataupun menentangnya, sedikit ataupun banyak,

maka merekalah orang-orang yang mendapat kerugian, orang-orang yang jahil dan zalim.

Sebenarnya, al-Qur'an itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu.

Dan tiada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zalim. (Q29:49)

22

Page 23: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti keinginan mereka setelah datang ilmu kepadamu,

sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk golongan orang-orang yang zalim. (Q2:145)

Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari al-Zikr (al-Qur'an) ketika datang kepadanya, mereka

celaka dan sesungguhnya al-Qur'an itu adalah Kitab yang mulia. Yang tidak datang kepadanya

kebatilan baik dari depan, maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Tuhan Yang Maha

Bijaksana lagi Maha Terpuji. (Q41:41-42)

Maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk dan pedoman al-Qur'an dengan sempurna,

mereka akan mendapat kebahagiaan dan ketenteraman, sedangkan mereka yang berpaling

akan mendapat kecelakaan dan kesempitan.

Barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. (Q20:123)

Barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, nescaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak

pula mereka bersedih hati. (Q2:38)

Barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang

sempit, dan Kami akan menghimpunkan pada hari kiamat dalam keadaan buta. Berkatalah mereka:

"Ya Rabbi mengapa Engkau menghimpun aku dalam keadaan buta, padahal aku dulunya adalah

seorang yang melihat? "Allah berfirman: "Demikianlah telah datang kepadamu ayat-ayat kami, maka

kau melupakannya, dan begitu pula pada hari ini kamu pun dilupakan. " (Q20:124-126)

Al-Qur'an adalah Kitab Allah yang sempurna sebagai petunjuk dan pedornan hidup kepada

manusia yang akan membawa mereka menuju kemenangan di dunia dan akhirat. Maka itulah sebabnya

orang-orang yang menghendaki kemenangan, mesti menyakininya dengan seyakin-yakinnya,

kemudian mengamalkan apa yang diperintahkannya dan meninggalkan apa yang dilarangnya.

23

Page 24: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

Ikutilah apa yang diturunkan kepada kamu dari Tuhan kamu dan janganlah kamu mengikuti

penolong-penolong selain dari-Nya, tetapi sedikit sekali kamu mengingat. (Q7:3)

Dan al-Quran itu adalah Kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan

bertawakkal agar kamu diberi rahmat. (Q6:155)

Ikutilah apa yang telah diwahyukan kepadamu dari Robbmu. Tidak ada Ilah (Tuhan) selain Dia; dan

berpalinglah dari orang-orang musyrik. (Q6:106)

Dan ikutilah apa yang diwahyukan kepadamu dan bersabarlah hingga Allah memberi keputusan, dan

Dia adalah Hakim yang sebaik-baiknya. (Q10:109)

Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan

janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka supaya

mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu.

(Q5:49)

Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang di muka bumi ini, niscaya mereka akan

menyesatkanmu dar ijalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikut ipersangkaan belaka, dan

mereka tidak lain hanyalah berdusta (Q6:116)

Dan Kami telah turunkan kepadamu al-Qur’an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang

sebelumnya, yaitu kitab-kitab dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu. Maka putuskanlah

perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka

dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. (Q5:48)

24

Page 25: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

Dan Kami tidak menurunkan kepadamu al-Kitab (al-Qur'an) ini, melainkan agar kamu dapat

menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu dan menjadi petunjuk serta rahmat

bagi kaum beriman. (Q16:64)

Maka sesungguhnya al-Qur'an adalah sumber kekuatan kaum Muslimin, karena ia datang dari

segala sumber Kekuatan Yang Maha Kuat. Ia adalah kitab yang akan menggerakkan manusia untuk

berfikir, bekerja, berjuang, berkorban, menegakkan keadilan, memberantas kelalaian, menyeru

kemakrufan dan mencegah kemungkaran dengan bahasanya yang indah, yang menuntun dan me-

nyentuh relung terdalam hati manusia. Walaupun pesanannya disampaikan berulang-ulang, namun

tidak pernah membosankan, karena disarnpaikan dengan bahasa berbeda yang sangat memikat. Inilah

kekuatannya yang luar biasa.

Al-Qur'an dengan gayanya yang khas mengajak manusia berfikir, menggunakan akalnya dalam

kehidupan ini, menjadikan mereka manusia-manusia dinamis dan kreatif. Sesungguhnya generasi

Islam terdahulu yang telah berhasil dengan gemilang menjadi pemimpin peradaban dunia, adalah

karena mereka menjadikan al-Qur'an sebagai panduan hidup mereka, menjadikannya sebagai sumber

inspirasi dalam mengembangkan pengetahuan, menjadikannya sebagai semangat untuk menguasai

dunia. Segala permasalahan, mereka kembalikan kepada al-Qur'an. Al-Qur'an telah membentuk

pribadi mereka yang jahiliah menjadi peribadi muslim yang agung. Namun generasi sesudah mereka

menjadi generasi yang jumud karena mereka menjadikan al-Qur'an hanya sebagai bahan bacaan saja,

hanya sebatas sebagai ilmu pengetahuan yang diperdebatkan, bukannya sebagai panduan hidup.

Kenyataan seperti inilah yang akhirnya menghancurkan mereka, dan kepemimpinan yang ada di

tangan mereka dirampas Barat yang sebenarnya mewarisi peradaban mereka.

Maka tidak dapat diragukan, jika al-Qur'an dijadikan pedoman hidup, dijadikan sebagai sumber

kekuatan yang dinamis oleh generasi masa kini, maka mereka pasti akan menjadi manusia-manusia

unggul sebagaimana yang telah dicetak al-Qur’an terdahulu. Dengan segala kemukjizatan yang

terkandung di dalamnya, al-Qur’an akan membimbing dan memimpin pengikutnya menuju

kesempurnan dan keunggulan hidup. Mereka akan menjadi mercusuar umat manusia, sebagaimana

telah dijanjikan Allah dan telah dibuktikan oleh Rasul-Nya dan para shahabatnya.

25

Page 26: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

Bab 3BUKTI KEBENARAN AL-QUR'AN

Sejak diturunkan sampai saat ini masih banyak orang yang ragu dengan kebenaran al-

Qur'an. Mereka menganggap al-Qur'an sebagai hasil karya Nabi Muhammad s.a.w. yang

lahir dari inspirasi dan imajinasi beliau sebagai seorang manusia, ataupun pengaruh

keadaan psikologis alam bawah sadarnya, mendengar pengalaman-pengalaman dari

orang-orang sebelumnya hingga mampu menceritakannya kembali dan berbagai bentuk

prasangka sesat lainnya. Bahkan banyak di kalangan kaum Muslimin yang terbius dengan

tipu muslihat yang menyesatkan ini, sehingga mereka menjadi antek dan agen yang

memusuhi al-Qur'an. Namun demikian tidak kurang para cendekiawan Muslim yang bangkit

membela kebenaran al-Qur'an dengan dalil-dalil pasti serta menelanjangi kebohongan dan

kesesatan mereka yang memusuhi al-Qur'an. Diantaranya yang terkenal adalah Syeikh

Muhammad Rasyid Ridha dalam al-Wahyu al-Muhammadi, Malik ben Nabi dalam al-Dzahir

al-Qur'aniyyah sampai Dr. Harun Yahya yang telah menerbitkan beberapa seri buku tentang

bukti-bukti kebenaran al-Qur'an.

Di zaman milenium ketiga ini, zaman yang mengutamakan ilmu pengetahuan, di mana

fakta-fakta kebenaran dinilai dan diukur menurut pengetahuan dengan metode ilmiyah, maka

di sini akan dikemukakan beberapa fakta ilmiyah bukti kebenaran al-Qur'an.

26

Page 27: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

KEINDAHAN BAHASA AL-QUR'AN

Bahasa al-Qur'an adalah bahasa Arab, namun berbeda dengan bahasa Arab yang

lazim digunakan masyarakat Arab, bahasa yang digunakan al-Qur'an adalah babasa baku

yang amat tinggi nilai sastranya, sangat memikat dan mempesona. Bahasa al-Qur'an yang

indah dan tinggi ini telah banyak menjinakkan hati-hati yang keras menjadi manusia beriman,

seperti Umar bin Khattab. Para ahli bahasa telah sepakat menyatakan bahwa bahasa yang

digunakan al-Qur'an adalah bahasa terindah dari seluruh kitab di muka bumi. (lihat, M.

Rasyid Ridho, al-Wahyul Muhammadi).

Dalam hal ini, mungkinkah seorang manusia seperti Rasulullah s.a.w. yang ummi,

yang tidak dapat membaca dan menulis mampu membuat sekumpulan syair tinggi dengan

gaya bahasa yang sangat memikat, sampai-sampai jinpun tertakluk, menulis sedemikian

banyaknya kata-kata hikmah yang telah membuat tercengang dan menimbulkan kekaguman

para sastrawan-sastrawan hebat dari zaman dahulu sampai sekarang. Kitab yang telah

mengubur syair-syair jahiliyah yang sangat dibanggakan bangsa Arab,

memporakporandakan kebanggaan yang mereka pelihara turun temurun. Al-Qur'an telah

menunjukkan mukjizatnya dengan gaya bahasa yang digunakannya, pasti bersumber dari

Yang Maha Mengetahui, Allah Sang Pencipta alam.

AL-QUR'AN SESUAI DENGAN FAKTA SEJARAH

Dalam surat Yunus ayat 90-92, al-Qur'an menyatakan bahwa pada suatu saat nanti

mayat Fir'aun yang tenggelam sewaktu mengejar Nabi Musa akan dikembalikan kepada

manusia (dapat disaksikan dengan mata) untuk menjadi bukti kebenaran ayat-ayat Allah.

Dan Kami sebrangkan Bani Israil melintasi lautan, lalu mereka diikuti oleh Fir'aun dan

bala tentaranya, karena hendak menganiaya dan menindas mereka; hingga ketika Fir'aun itu

telah hampir tenggelam berkatalah dia: "Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan

Tuhan yang dipercayai oleh bani Israil, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri

(kepada-Nya)." Apakah sekarang kamu percaya, padahal sesungguhnya kamu telah durhaka

sejak dahulu, dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan. Maka pada hari ini

27

Page 28: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang

datang sesudahmu, dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda

kekuasaan Kami. (Q 10:90-92)

Ayat ini turun kepada Rasulullah s.a.w. 2100 tahun sesudah zaman Fir'aun,

sedangkan di dalam Taurat maupun Injil tidak pernah disebutkan bahwa "tubuh Fir'aun" akan

diselamatkan sebagai tanda kepada generasi mendatang. Setelah turunnya ayat ini,

Rasulullah mendapat ejekan dari orang-orang yang mengingkarinya, karena kaum Musyrikin

tidak dapat mempercayai bahwa tubuh Fir'aun, yang sudah berusia ribuan tahun akan tetap

utuh.

Tapi demikianlah kehendak Allah s.w.t. Setelah lebih 4000 tahun Fir'aun mati, namun

tepat pada 6 Juli 1879, mayat Fir'aun telah ditemukan di dalam Piramid, dan masih dalam

keadaan utuh. The Historian's History of teh World Jilid 1 edisi 1926 menerangkan

penemuan dahsyat tersebut :

"Muhammad Ahmad Abdul-Rasul, seorang arkeolog Mesir yang menyerahkan hidupnya

untuk melakukan penelitian tanpa jemu-jemunya, telah berhasil pada akhirnya memberikan

petunjuk kepada ekspedisi ilmiyah Jerman-Mesir di bawah pimpinan Emil Brugsch dan

Ahmad Efendi Kamal itu, sebuah lubang kecil yang terletak tinggi pada dinding batu karang

di "Lembah Raja-Raja" (Valley of Kings). Dengan peralatan dan tenaga manusia yang

seadanya, pada 6 Juli 1879 mereka telah berhasil menembus terowongan sempit yang

berliku-liku, dan di ujung terowongan itu mereka sampai ke ruangan besar yang

menempatkan puluhan mummi para pharaoh, termasuk mummi Ramses II (Fira'un) yang

hidup pada masa Nabi Musa, yakni pharaoh terbesar dan teragung dalam sejarah dinasti-di-

nasti Pharaoh di tanah Mesir. "

Berdasarkan bukti penemuan tersebut dapatkah kita menerima tuduhan bahwa al-Qur'an

adalah ciptaan Nabi Muhammad s.a.w.? Itulah sebenarnya kehebatan dan mukjizat al-Qur'an

yang datang dari Allah s.w.t. dengan segala kebenaran faktanya.

Di samping cerita Firaun masih banyak lagi fakta-fakta sejarah di dalam al-Qur'an yang

terungkap; di antaranya yang terakhir ialah pada awal tahun 1992 ditemukan runtuhan

28

Page 29: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

bangunan kuno di jazirah Arab, yang ditengarai sebagai peninggalan bangsa 'Ad (Iram) yang

disebutkan al-Qur'an di dalam Surah Al-Fajr ayat 7 hingga 8.

AL-QUR'AN SESUAI DENGAN PENGETAHUAN MODERN

Al-Qur'an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad s.a.w. 1500 tahun lalu memiliki

persamaan dengan teori-teori ilmu pengetahuan modern yang dikembangkan sekarang.

Seorang astronomi terkenal, George Gusmow pada sekitar abad ke-18 mengemukakan

teori kejadian alam raya. Menurutnya, alam raya ini asalnya merupakan satu kesatuan yang

padu yang sangat kecil sekali. Kemudian, karena adanya kepadatan massa yang tinggi,

maka terjadilah ledakan yang maha dahsyat. Hal ini menyebabkan massa yang ada tercerai

berai menjadi bagian-bagian yang paling kecil, yaitu proton dan elektron. Bagian-bagian

inilah yang selanjutnya berperanan dalam pembentukan zat-zat kimia yang lainnya, dan

seterusnya.

Namun pada abad ketujuh, Rasulullah s.a.w. telah memetik ayat al-Qur'an:

Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahawasanya langit dan bumi itu keduanya

adalah suatu yang menyatu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. (Q21:30)

Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih berupa gas (dukhon),

lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut perin-

tah-Ku dengan suka hati atau terpaksa". Keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka

hati". (Q4 1:11)

Demikian pula halnya ahli fisika terkenal, Albert Einstein pada tahun 1917 telah

mengemukakan teori pengembangan alam dengan menggunakan persamaan-persamaan

29

Page 30: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

matematika. Namun dia hanya mampu mengemukakan model persamaan matematikanya

saja, tetapi tidak berhasil memecahkannya.

Lima tahun kemudian, pada tahun 1922 seorang ilmuwan Soviet, Friedman telah

berhasil, menunjukkan bahwa persamaan matematika alam raya harus bersifat dinamis,

sehingga penemuannya dianggap lebih maju dibandingkan Einstein.

Tujuh tahun kemudian, pada tahun 1929, seorang astrofisika Amerika, Edwin B. Hubble,

berdasarkan pengamatannya terhadap galaksi-galaksi di alam raya menyimpulkan bahwa

alam raya ini berkembang menurut model matematika seperti yang dikemukakan Einstein

dan Friedman. Hubble telah membuktikan alam ini berkernbang terus.

Kenyataan ini mendorong para ilmuwan untuk mengadakan penelitian secara intensif,

dan akhirnya mereka menyimpulkan alam raya ini benar-benar berkembang dengan

kecepatan tinggi. Prof. Eddington mengatakan: "Perumpamaan bintang-bintang dan

planet-planet adalah seperti lukisan yang ditempel pada permukaan balon yang ditiup secara

terus mneru. Demikianlah keadaan seluruh benda-benda angkasa, semakin menjauh

dengan gerakannya sendiri dalam proses perluasan alam".

Namun 15 abad silam teori ini telah dikemukakan Nabi Muhammad s.a.w. yang ummi

dengan menyampaikan firman Allah:

Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan Kami, dan sesungguhnya Kami telah

meluaskannya. (Q51:47)

Demikian pula halnya, para ilmuwan yang mengemukakan teori kosmologi yang

menyatakan bahwa apabila alam raya ini "tertutup" bila pengembangannya terhenti maka

akan terjadi penyusutan hingga akhirnya alam raya ini kembali seperti asalnya.

Galaksi-galaksi akan merapat kembali, suhu akan menjadi tinggi bahan-bahan kosmos yang

merapat itu menjadi terlalu rapat sehingga akhirnya seluruh alam raya akan lenyap seperti

asalnya.

Namun al-Qur'an telah pun mengungkapkannya, jauh lebih awal sebelum teori modern

ini dikemukakan dengan firman Allah s.w.t.:

30

Page 31: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

Pada hari Kami menggulung (mengecilkan) langit bagaikan menggulung lembaran kertas.

Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama, begitulah Kami akan

mengulanginya. Itulah satu janji yang pasti Kami tepati, sesungguhnya Kamilah yang

melaksanakan. (Q21:104)

Di samping itu, al-Qur'an yang turun pada zaman Rasulullah, yang pada ketika itu belum

ditemui segala teknologi modern seperti sekarang ini, telah memberikan anjuran untuk

menjelajah ruang angkasa, sebagaimana firman Allah s.w.t.:

Hai masyarakat jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit

dan bumi, maka tembuslah. Kamu tidak akan dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan.

Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? (Q 55:33-34)

Apakah yang terbayang di benak masyarakat ketika turunnya ayat ini. Tentu mereka

tidak mampu memahaminya secara benar. Namun pada zaman kita sekarang, pada abad

teknologi, tentu ayat ini tidak asing, karena manusia modern sudah dapat menjelajahi ruang

angkasa dan planet menggunakan roket. Apakah informasi yang berusia 15 abad ini tidak

mengandungi kebenaran?

Bukti kebenaran al-Qur'an dari sisi pengetahuan yang dikemukakan para ilmuwan yang

telah bekerja keras mengungkap kebenaran kandungan al-Qur'an, pasti akan menambah

keyakinan tentang keagungan dan kesucian al-Qur'an. Salah seorang ilmuwan Muslim besar

abad ini, Harun Yahya dari Turki telah melakukan penelitian masalah ini. Bersama ini kami

kutipkan beberapa perkara yang berkaitan dengan pembahasan bukti keangungan dan

kesucian al-Qur'an.

Al-Qur'an dan Sejarah

Menceritakan sejarah Kemanusiaan Sebelum Terjadi

Sisi keajaiban lain dari al-Qur'an adalah ia memberitakan terlebih dahulu sejumlah peristiwa

yang akan terjadi di masa mendatang. Ayat ke-27 dari surat Al Fath, misalnya, memberi

31

Page 32: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

kabar gembira kepada orang-orang yang beriman bahwa mereka akan menaklukkan Mekah,

yang saat itu dikuasai kaum penyembah berhala:

"Sesungguhnya Allah akan membuktikan kepada Rosul-Nya tentang kebenaran mimpinya

dengan sebenarnya (yaitu) bahwa sesungguhnya kamu pasti akan memasuki Masjidil

Haram, insya Allah dalam keadaan aman, dengan mencukur rambut kepala dan

mengguntingnya, sedang kamu tidak merasa takut. Maka Allah mengetahui apa yang tiada

kamu ketahui, dan Dia memberikan sebelum itu kemenangan yang dekat." (Q 48:27)

Ketika kita lihat lebih dekat lagi, ayat tersebut terlihat mengumumkan adanya kemenangan

lain yang akan terjadi sebelum kemenangan Mekah. Sesungguhnya, sebagaimana

dikemukakan dalam ayat tersebut, kaum mukmin terlebih dahulu menaklukkan Benteng

Khaibar, yang berada di bawah kendali Yahudi, dan kemudian memasuki Mekah.

Kemenangan Bizantium

Penggalan berita lain yang disampaikan al-Qur'an tentang peristiwa masa depan ditemukan

dalam ayat pertama Surat Ar Ruum, yang merujuk pada Kekaisaran Bizantium, wilayah timur

Kekaisaran Romawi. Dalam ayat-ayat ini, disebutkan bahwa Kekaisaran Bizantium telah

mengalami kekalahan besar, tetapi akan segera memperoleh kemenangan.

"Alif, Lam, Mim. Telah dikalahkan bangsa Romawi, di negeri yang terdekat dan mereka

sesudah dikalahkan itu akan menang, dalam beberapa tahun (lagi). Bagi Allah-lah urusan

sebelum dan sesudah (mereka menang)." (Q 30:1-4)

Ayat-ayat ini diturunkan kira-kira pada tahun 620 Masehi, hampir tujuh tahun setelah

kekalahan hebat Bizantium Kristen di tangan bangsa Persia, ketika Bizantium kehilangan

Yerusalem. Kemudian diriwayatkan dalam ayat ini bahwa Bizantium dalam waktu dekat

menang. Padahal, Bizantium waktu itu telah menderita kekalahan sedemikian hebat hingga

nampaknya mustahil baginya untuk mempertahankan keberadaannya sekalipun, apalagi

merebut kemenangan kembali. Tidak hanya bangsa Persia, tapi juga bangsa Avar, Slavia,

32

Page 33: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

dan Lombard menjadi ancaman serius bagi Kekaisaran Bizantium. Bangsa Avar telah datang

hingga mencapai dinding batas Konstantinopel. Kaisar Bizantium, Heraklius, telah

memerintahkan agar emas dan perak yang ada di dalam gereja dilebur dan dijadikan uang

untuk membiayai pasukan perang. Banyak gubernur memberontak melawan Kaisar

Heraklius dan dan Kekaisaran tersebut berada pada titik keruntuhan. Mesopotamia, Cilicia,

Syria, Palestina, Mesir dan Armenia, yang semula dikuasai oleh Bizantium, diserbu oleh

bangsa Persia. (Warren Treadgold, A History of the Byzantine State and Society, Stanford

University Press, 1997, s. 287-299.)

Pendek kata, setiap orang menyangka Kekaisaran Bizantium akan runtuh. Tetapi tepat di

saat seperti itu, ayat pertama Surat Ar Ruum diturunkan dan mengumumkan bahwa

Bizantium akan mendapatkan kemenangan dalam beberapa tahun lagi. Kemenangan ini

tampak sedemikian mustahil sehingga kaum musyrikin Arab menjadikan ayat ini sebagai

bahan cemoohan. Mereka berkeyakinan bahwa kemenangan yang diberitakan al-Qur'an

takkan pernah menjadi kenyataan.

Sekitar tujuh tahun setelah diturunkannya ayat pertama Surat Ar Ruum tersebut, pada

Desember 627 Masehi, perang penentu antara Kekaisaran Bizantium dan Persia terjadi di

Nineveh. Dan kali ini, pasukan Bizantium secara mengejutkan mengalahkan pasukan Persia.

Beberapa bulan kemudian, bangsa Persia harus membuat perjanjian dengan Bizantium,

yang mewajibkan mereka untuk mengembalikan wilayah yang mereka ambil dari Bizantium.

(Warren Treadgold, A History of the Byzantine State and Society, Stanford University Press,

1997, s. 287-299.)

Akhirnya, "kemenangan bangsa Romawi" yang diumumkan oleh Allah dalam al-Qur'an,

secara ajaib menjadi kenyataan.

Keajaiban lain yang diungkapkan dalam ayat ini adalah pengumuman tentang fakta geografis

yang tak dapat ditemukan oleh seorangpun di masa itu.

33

Page 34: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

Dalam ayat ketiga Surat Ar Ruum, diberitakan bahwa Romawi telah dikalahkan di daerah

paling rendah di bumi ini. Ungkapan "Adnal Ardli" dalam bahasa Arab, diartikan sebagai

"tempat yang dekat" dalam banyak terjemahan. Namun ini bukanlah makna harfiah dari

kalimat tersebut, tetapi lebih berupa penafsiran atasnya. Kata "Adna" dalam bahasa Arab

diambil dari kata "Dani", yang berarti "rendah" dan "Ardl" yang berarti "bumi". Karena itu,

ungkapan "Adnal Ardli" berarti "tempat paling rendah di bumi".

Yang paling menarik, tahap-tahap penting dalam peperangan antara Kekaisaran Bizantium

dan Persia, ketika Bizantium dikalahkan dan kehilangan Jerusalem, benar-benar terjadi di

titik paling rendah di bumi. Wilayah yang dimaksudkan ini adalah cekungan Laut Mati, yang

terletak di titik pertemuan wilayah yang dimiliki oleh Syria, Palestina, dan Jordania. "Laut

Mati", terletak 395 meter di bawah permukaan laut, adalah daerah paling rendah di bumi.

Ini berarti bahwa Bizantium dikalahkan di bagian paling rendah di bumi, persis seperti

dikemukakan dalam ayat ini.

Hal paling menarik dalam fakta ini adalah bahwa ketinggian Laut Mati hanya mampu diukur

dengan teknik pengukuran modern. Sebelumnya, mustahil bagi siapapun untuk mengetahui

bahwasannya ini adalah wilayah terendah di permukaan bumi. Namun, dalam al-Qur'an,

daerah ini dinyatakan sebagai titik paling rendah di atas bumi. Demikianlah, ini memberikan

bukti lagi bahwa al-Qur'an adalah wahyu Ilahi.

Al-Qur'an dan Biologi

Otak Sebagai Sumber Penggerak Aktivitas Manusia

Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya Kami tarik ubun-

ubunnya, (yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka." (Q 96:15-16)

Ungkapan "ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka" dalam ayat di atas sungguh

menarik. Penelitian yang dilakukan di tahun-tahun belakangan mengungkapkan bahwa

34

Page 35: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

bagian prefrontal, yang bertugas mengatur fungsi-fungsi khusus otak, terletak pada bagian

depan tulang tengkorak. Para ilmuwan hanya mampu menemukan fungsi bagian ini selama

kurun waktu 60 tahun terakhir, sedangkan al-Qur'an telah menyebutkannya 1400 tahun lalu.

Jika kita lihat bagian dalam tulang tengkorak, di bagian depan kepala, akan kita temukan

daerah frontal cerebrum (otak besar). Buku berjudul Essentials of Anatomy and Physiology,

yang berisi temuan-temuan terakhir hasil penelitian tentang fungsi bagian ini, menyatakan:

Dorongan dan hasrat untuk merencanakan dan memulai gerakan terjadi di bagian depan lobi

frontal, dan bagian prefrontal. Ini adalah daerah korteks asosiasi…(Seeley, Rod R.; Trent D.

Stephens; and Philip Tate, 1996, Essentials of Anatomy & Physiology, 2. edition, St. Louis,

Mosby-Year Book Inc., s. 211; Noback, Charles R.; N. L. Strominger; and R. J. Demarest,

1991, The Human Nervous System, Introduction and Review, 4. edition, Philadelphia, Lea &

Febiger , s. 410-411)

Buku tersebut juga mengatakan:

Berkaitan dengan keterlibatannya dalam membangkitkan dorongan, daerah prefrontal juga

diyakini sebagai pusat fungsional bagi perilaku menyerang…(Seeley, Rod R.; Trent D.

Stephens; and Philip Tate, 1996, Essentials of Anatomy & Physiology, 2. edition, St. Louis,

Mosby-Year Book Inc., s. 211)

Jadi, daerah cerebrum ini juga bertugas merencanakan, memberi dorongan, dan memulai

perilaku baik dan buruk, dan bertanggung jawab atas perkataan benar dan dusta.

Jelas bahwa ungkapan "ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka" benar-benar

merujuk pada penjelasan di atas. Fakta yang hanya dapat diketahui para ilmuwan selama 60

tahun terakhir ini, telah dinyatakan Allah dalam al-Qur'an sejak dulu.

Jenis Kelamin Manusia

35

Page 36: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

Hingga baru-baru ini, diyakini bahwa jenis kelamin bayi ditentukan oleh sel-sel ibu. Atau

setidaknya, dipercaya bahwa jenis kelamin ini ditentukan secara bersama oleh sel-sel lelaki

dan perempuan. Namun kita diberitahu informasi yang berbeda dalam al-Qur'an, yang

menyatakan bahwa jenis kelamin laki-laki atau perempuan diciptakan "dari air mani apabila

dipancarkan".

"Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan pria dan wanita, dari air mani, apabila

dipancarkan." (Q 53:45-46)

Cabang-cabang ilmu pengetahuan yang berkembang seperti genetika dan biologi molekuler

telah membenarkan secara ilmiah ketepatan informasi yang diberikan al-Qur'an ini. Kini

diketahui bahwa jenis kelamin ditentukan oleh sel-sel sperma dari tubuh pria, dan bahwa

wanita tidak berperan dalam proses penentuan jenis kelamin ini.

Kromosom adalah unsur utama dalam penentuan jenis kelamin. Dua dari 46 kromosom yang

menentukan bentuk seorang manusia diketahui sebagai kromosom kelamin. Dua kromosom

ini disebut "XY" pada pria, dan "XX" pada wanita. Penamaan ini didasarkan pada bentuk

kromosom tersebut yang menyerupai bentuk huruf-huruf ini. Kromosom Y membawa gen-

gen yang mengkode sifat-sifat kelelakian, sedangkan kromosom X membawa gen-gen yang

mengkode sifat-sifat kewanitaan.

Pembentukan seorang manusia baru berawal dari penggabungan silang salah satu dari

kromosom ini, yang pada pria dan wanita ada dalam keadaan berpasangan. Pada wanita,

kedua bagian sel kelamin, yang membelah menjadi dua selama peristiwa ovulasi, membawa

kromosom X. Sebaliknya, sel kelamin seorang pria menghasilkan dua sel sperma yang

berbeda, satu berisi kromosom X, dan yang lainnya berisi kromosom Y. Jika satu sel telur

berkromosom X dari wanita ini bergabung dengan sperma yang membawa kromosom Y,

maka bayi yang akan lahir berjenis kelamin pria.

36

Page 37: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

Dengan kata lain, jenis kelamin bayi ditentukan oleh jenis kromosom mana dari pria yang

bergabung dengan sel telur wanita.

Tak satu pun informasi ini dapat diketahui hingga ditemukannya ilmu genetika pada abad ke-

20. Bahkan di banyak masyarakat, diyakini bahwa jenis kelamin bayi ditentukan oleh pihak

wanita. Inilah mengapa kaum wanita dipersalahkan ketika mereka melahirkan bayi

perempuan.

Namun, tiga belas abad sebelum penemuan gen manusia, al-Qur'an telah mengungkapkan

informasi yang menghapuskan keyakinan takhayul ini, dan menyatakan bahwa wanita

bukanlah penentu jenis kelamin bayi, akan tetapi air mani dari pria.

Penciptaan Manusia

Dalam al-Qur'an dipaparkan bahwa manusia diciptakan melalui tiga tahapan dalam rahim

ibunya.

"... Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan.

Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan yang mempunyai kerajaan.

Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia; maka bagaimana kamu dapat

dipalingkan?" (Q 39:6)

Sebagaimana yang akan dipahami, dalam ayat ini ditunjukkan bahwa seorang manusia

diciptakan dalam tubuh ibunya dalam tiga tahapan yang berbeda. Sungguh, biologi modern

telah mengungkap bahwa pembentukan embrio pada bayi terjadi dalam tiga tempat yang

berbeda dalam rahim ibu. Sekarang, di semua buku pelajaran embriologi yang dipakai di

berbagai fakultas kedokteran, hal ini dijadikan sebagai pengetahuan dasar. Misalnya, dalam

buku Basic Human Embryology, sebuah buku referensi utama dalam bidang embriologi,

fakta ini diuraikan sebagai berikut:

37

Page 38: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

"Kehidupan dalam rahim memiliki tiga tahapan: pre-embrionik; dua setengah minggu

pertama, embrionik; sampai akhir minggu ke delapan, dan janin; dari minggu ke delapan

sampai kelahiran." (Williams P., Basic Human Embryology, 3. edition, 1984, s. 64.)

Fase-fase ini mengacu pada tahap-tahap yang berbeda dari perkembangan seorang bayi.

Ringkasnya, ciri-ciri tahap perkembangan bayi dalam rahim adalah sebagaimana berikut:

- Tahap Pre-embrionik

Pada tahap pertama, zigot tumbuh membesar melalui pembelahan sel, dan terbentuklah

segumpalan sel yang kemudian membenamkan diri pada dinding rahim. Seiring

pertumbuhan zigot yang semakin membesar, sel-sel penyusunnya pun mengatur diri mereka

sendiri guna membentuk tiga lapisan.

- Tahap Embrionik

Tahap kedua ini berlangsung selama lima setengah minggu. Pada masa ini bayi disebut

sebagai "embrio". Pada tahap ini, organ dan sistem tubuh bayi mulai terbentuk dari lapisan-

lapisan sel tersebut.

- Tahap Fetus

Dimulai dari tahap ini dan seterusnya, bayi disebut sebagai "fetus". Tahap ini dimulai sejak

kehamilan bulan kedelapan dan berakhir hingga masa kelahiran. Ciri khusus tahapan ini

adalah terlihatnya fetus menyerupai manusia, dengan wajah, kedua tangan dan kakinya.

Meskipun pada awalnya memiliki panjang 3 cm, kesemua organnya telah nampak. Tahap ini

berlangsung selama kurang lebih 30 minggu, dan perkembangan berlanjut hingga minggu

kelahiran.

Informasi mengenai perkembangan yang terjadi dalam rahim ibu, baru didapatkan setelah

serangkaian pengamatan dengan menggunakan peralatan modern. Namun sebagaimana

sejumlah fakta ilmiah lainnya, informasi-informasi ini disampaikan dalam ayat-ayat al-Qur'an

38

Page 39: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

dengan cara yang ajaib. Fakta bahwa informasi yang sedemikian rinci dan akurat diberikan

dalam al-Qur'an pada saat orang memiliki sedikit sekali informasi di bidang kedokteran,

merupakan bukti nyata bahwa al-Qur'an bukanlah ucapan manusia tetapi Firman Allah.

Al-Qur'an dan Astronomi

Asal Mula Penciptaan Alam

Asal mula alam semesta digambarkan dalam Al-Qur'an pada ayat berikut:

"Dialah pencipta langit dan bumi." (Q 6:101)

Keterangan yang diberikan al-Qur'an ini bersesuaian penuh dengan penemuan ilmu

pengetahuan masa kini. Kesimpulan yang didapat astrofisika saat ini adalah bahwa

keseluruhan alam semesta, beserta dimensi materi dan waktu, muncul menjadi ada sebagai

hasil dari suatu ledakan raksasa yang tejadi dalam sekejap. Peristiwa ini, yang dikenal

dengan "Big Bang", membentuk keseluruhan alam semesta sekitar 15 milyar tahun lalu.

Jagat raya tercipta dari suatu ketiadaan sebagai hasil dari ledakan satu titik tunggal.

Kalangan ilmuwan modern menyetujui bahwa Big Bang merupakan satu-satunya penjelasan

masuk akal dan yang dapat dibuktikan mengenai asal mula alam semesta dan bagaimana

alam semesta muncul menjadi ada.

Sebelum Big Bang, tak ada yang disebut sebagai materi. Dari kondisi ketiadaan, di mana

materi, energi, bahkan waktu belumlah ada, dan yang hanya mampu diartikan secara

metafisik, terciptalah materi, energi, dan waktu. Fakta ini, yang baru saja ditemukan ahli

fisika modern, diberitakan kepada kita dalam al-Qur'an 1.400 tahun lalu.

Sensor sangat peka pada satelit ruang angkasa COBE yang diluncurkan NASA pada tahun

1992 berhasil menangkap sisa-sisa radiasi ledakan Big Bang. Penemuan ini merupakan

bukti terjadinya peristiwa Big Bang, yang merupakan penjelasan ilmiah bagi fakta bahwa

alam semesta diciptakan dari ketiadaan

39

Page 40: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

Sungguh, al-Qur'an adalah Kebenaran yang Nyata

Semua yang telah kita pelajari sejauh ini memperlihatkan kita akan satu kenyataan pasti: al-

Qur'an adalah kitab yang di dalamnya berisi berita yang kesemuanya terbukti benar. Fakta-

fakta ilmiah serta berita mengenai peristiwa masa depan, yang tak mungkin dapat diketahui

di masa itu, dinyatakan dalam ayat-ayatnya. Mustahil informasi ini dapat diketahui dengan

penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi masa itu. Ini merupakan bukti nyata bahwa al-

Qur'an bukanlah perkataan manusia.

Al-Qur'an adalah kalam Allah Yang Maha Kuasa, Pencipta segala sesuatu dari ketiadaan.

Dialah Tuhan yang ilmu-Nya meliputi segala sesuatu. Dalam sebuah ayat, Allah menyatakan

dalam al-Qur'an "Maka apakah mereka tidak memperhatikan al-Qur'an ? Kalau kiranya al-

Qur'an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di

dalamnya." (Q 4:82) Tidak hanya kitab ini bebas dari segala pertentangan, akan tetapi setiap

penggal informasi yang dikandung al-Qur'an semakin mengungkapkan keajaiban kitab suci

ini hari demi hari.

Apa yang menjadi kewajiban manusia adalah untuk berpegang teguh pada kitab suci yang

Allah turunkan ini, dan menerimanya sebagai satu-satunya petunjuk hidup. Dalam salah satu

ayat, Allah menyeru kita:

"Dan Al-Qur'an itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan

bertakwalah agar kamu diberi rahmat." (Q 6:155)

Dalam beberapa ayat-Nya yang lain, Allah menegaskan:

"Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin

(beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir." (Q

18:29)

40

Page 41: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

"Sekali-kali jangan (demikian)! Sesungguhnya ajaran-ajaran Tuhan itu adalah suatu

peringatan, maka barangsiapa yang menghendaki, tentulah ia memperhatikannya." (Q

80:11-12)

Sebenarnya masih banyak lagi teori-teori pengetahuan modern yang dikemukakan para

ilmuwan dengan penelitian-penelitiannya bersesuaian dengan ayat-ayat al-Qur'an, tapi tidak

mungkin diungkapkan di sini semuanya. Semua ini jelas membuktikan bahwa al-Qur'an

adalah mutlak kebenarannya, dan hingga sampai hari ini tidak ada satu pun ayat-ayat al-

Qur'an yang ditolak kebenarannya.

KEASLIAN TEKS AL-QUR'AN

Sejak diturunkannya al-Qur'an sampai hari ini, teks al-Qur'an tidak pernah berubah,

walaupun banyak orang jahat yang ingin mengubahnya. Tidak seperti kitab-kitab agama lain

yang tidak jelas, bahkan teks aslinya pun tidak diketahui, teks al-Qur'an yang asalnya ditulis

di pelepah/kulit kurma, kulit binatang (onta/kambing) dan lainnya masih utuh tersimpan

sampai saat ini, tanpa mengalami sedikitpun perubahan. Hal ini juga diperkuat dengan

mukjizat al-Qur'an yang mudah dihafal banyak orang sehingga keaslian al-Qur'an tetap

terpelihara. Bahkan Allah s.w.t. tetap akan menjaganya sampai hari kiamat kelak.

Sesungguhnya Kami yang telah menurunkan Al-Zikr (al-Qur'an), maka Kami pulalah yang

akan menjaga (keaslian)nya.(Q15:19)

KANDUNGAN AL-QUR'AN SANGAT LENGKAP

Sesungguhnya al-Qur'an yang diturunkan Allah s.w.t. kepada Nabi Muhammad s.a.w.

yang berjumlah 30 juz dengan jumlah 6666 ayat itu, mengandung segala permasalahan

kehidupan manusia. Tidak ada satu pun yang tertinggal di dalamnya. Di sana dibahas

masalah-masalah ekonomi, moral, pendidikan, politik, ilmu pengetahuan, budaya, seni,

41

Page 42: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

sosial, kemanusiaan, ketentaraan dan lainnya. Sungguh berbahagialah orang-orang beriman

yang diberikan al-Qur'an.

Sebenarnya masih banyak lagi fakta-fakta ilmiah yang tidak mungkin diungkapkan di sini

yang menguatkan kebenaran al-Qur'an, sebagai satu-satunya Kitab Allah yang akan

memimpin manusia menuju kemenangan dunia akhirat. Dari aspek mana pun dinilai al-

Qur'an, ia pasti akan menimbulkan kekaguman para peneliti wahyu Allah ini.

Bab 4

BERIMAN KEPADA AL-QUR'AN

Jika diperhatikan secara saksama perlakuan sebahagian besar kaum Muslimin pada

hari ini terhadap al-Qur'an, kitab Allah yang diturunkan kepada mereka sebagai petunjuk

yang harus diamalkan, sungguh menyedihkan sekali. Banyak diantara mereka yang telah

menyelewengkan hakikat diturunkannya al-Qur'an, sehingga tidak berfungsi sebagaimana

yang dikehenclaki Allah s.w.t. yang telah menurunkannya. Merekalah orang-orang yang

dikeluhkan Rasulullah s.a.w. sebagai orang-orang yang mengacuhkan al-Qur'an.

Berkatalah Rasul: "Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan al-Qur'an ini sebagai

sesuatu yang diacuhkan (Q25:30)

Di antara mereka ada yang mengakui dengan penuh keyakinan bahwa al-Qur'an adalah

wahyu Allah yang suci dan memuliakannya. Namun sayang, cara mereka memuliakannya

salah. Mereka tidak berusaha memahami kandungannya, perintahnya, kehendaknya terha-

dap mereka, bahkan ada yang tidak bisa sama sekali membacanya dan tidak berusaha

42

Page 43: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

seupaya mungkin untuk mempelajarinya. Dalam urusan ini mereka mengacuhkannya, tapi

jika menyangkut kepentingan duniawi, mereka akan berusaha sedaya upaya mencapainya.

Generasi muda kaum Muslimin sangat berbangga jika dapat menguasai bahasa Inggris,

Jepang, Francis, Jerman dan lainnya. Tapi untuk mempelajari bahasa al-Qur'an, mereka

beranggapan sudah kuno dan ketinggalan zaman. Mereka beranggapan mempelajari al-

Qur'an tidak mendatangkan keuntungan. Ironisnya banyak orang yang mengaku dirinya

muslim, namun tidak mau mempelajari petunjuk yang akan menjadikan mereka seorang

Muslim sejati.

Demikian pula halnya di kalangan masyarakat awam; mereka sangat marah jika

lembaran atau buku yang bertuliskan ayat-ayat al-Qur'an dihina, diremehkan. Mereka

sanggup mengorbankan nyawa untuk membela kehormatan tulisan al-Qur'an yang dihina itu.

Sayangnya, mereka berdiam diri, tidak bertindak jika kandungan al-Qur'an diinjak-injak dan

dipermain-mainkan. Mereka membisu, bahkan menjadi pendukung-pendukung, jika syari'at

dan hukum Allah yang termaktub jelas di dalam al-Qur'an diinjak-injak, diremehkan,

disenda-guraukan dan disingkirkan dari kehidupan mereka oleh agen-agen musuh yang

mengaku sebagai Muslim. Apalah artinya mereka menghormati tulisan-tulisan al-Qur'an,

namun membiarkan kandungannya ternoda dan dihina?

Mereka membaca al-Qur'an dengan suara nyaring, indah dan merdu, mempesona

banyak orang, namun mereka tidak mengerti apa yang dibacanya. Mereka tidak mengerti

apa yang dikehendakinya, apa yang dimaksudkannya dan tidak mengamalkan perintahnya.

Lihat sahaja betapa lucunya para pemimpin negara yang mengangguk anggukkan kepala

mereka ketika menikmati bacaan al-Qur'an yang indah pada hari-hari besar Islam, padahal

ayat-ayat yang dibaca itu mengkritik orang-orang seperti mereka yang tidak mau

menerapkan ajaran al-Qur'an, hukum dan syari'at Allah dalam seluruh aspek kehidupan

bermasyarakat dan bernegara. Orang-orang yang menentang dan menyingkirkan ajaran al-

Qur'an ini apabila ditanya akan tetap menyatakan bahwa mereka beriman kepada al-

Qur'an!!!

43

Page 44: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

Demikian pula halnya dengan mereka yang menganggap dirinya sebagai intelektual

Muslim. Sebagian mereka dengan penuh keberanian menafsirkan al-Qur'an menurut akal

dan hawa nafsunya. Ayat-ayat Allah yang suci dan mulia itu dipelintir, dikotak-katik hingga

menjadi teori-teori asing dan aneh, yang membingungkan umat, bertentangan maksudnya

dengan apa yang dikehendaki Allah s.w.t. agar al-Qur'an menjadi petunjuk jalan yang nyata

dan terang.

Mereka mengkaji ayat-ayat Allah dengan begitu terperinci, diulas dengan metode ilmiah

bebas ala-Barat, seperti Barat memperlakukan al-Qur'an. Mereka mengkaji al-Qur'an

sekedar sebagai sains dan pengetahuan tanpa ada usaha mengamalkannya. Bahkan

metode penelitian mereka didasarkan kepada prasangka dan kebencian Barat terhadap al-

Qur'an sebagaimana dilakukan para orientalis. Akibatnya ada di antara. mereka yang mulai

menggugat atau meragukan ayat-ayat al-Qur'an. Namun yang paling sesat di antara mereka

adalah kelompok yang menyimpulkan al-Qur'an tidak sesuai dengan keadaan masyarakat

modern, karena diturunkan untuk masyarakat primitif zaman lalu, bukan untuk masyarakat

era irformatika seperti sekarang. Mereka telah memperlakukan al-Qur'an sebagaimana

manusia-manusia Barat memperlakukan Injil palsu yang penuh kebohongan itu. Mereka

membuang al-Qur'an sebagaimana manusia Barat membuang Injil yang dikatakannya

sebagai sumber keterbelakangan, padahal keduanya amat jauh berbeda.

Sebenarnya masih banyak lagi perlakuan-perlakuan aneh yang dilakukan kaum Muslimin

terhadap alQur'an, dan ironisnya mereka semua beranggapan itulah yang dituntut dalam

mengimani al-Qur'an. Akibatnya al-Qur'an kehilangan fungsi mulianya sebagai perombak ke-

hidupan manusia, yang akan mengeluarkan mereka dari kegelapan menuju cahaya, dari

keterbelakangan menuju kemajuan. Ruh al-Qur'an yang demikian hebatnya dalam

membimbing manusia menjadi sirna tak berarti, karena kaum Muslimin telah salah dalam

memahami hakikat keimanan mereka terhadap al-Qur'an.

PENGERTIAN BERIMAN KEPADA AL-QUR'AN

44

Page 45: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

Beriman kepada al-Qur'an adalah salah satu Rukun Iman yang wajib dilaksanakan

oleh mereka yang telah mengikrarkan dirinya sebagai seorang Muslim, sebagaimana

diterangkan oleh Rasulullah s.a.w.

Iman itu adalah kamu beriman kepada Allah, Malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya,

Rasul-rasul-Nya, Hari Akhirat dan mengimani takdir baik dan buruk. (HR. Muslim)

Al-Qur'an adalah kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad s.a.w. yang

membenarkan kitab-kitab sebelumnya, merupakan petunjuk bagi orang-orang yang

mempercayainya. Beriman kepada al-Qur'an mengandung pengertian mempercayai al-

Qur'an dengan sepenuh keyakinan tanpa ragu sedikitpun, bahwa al-Qur'an adalah wahyu

Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad s.a.w. Dan Allah s.w.t. telah memerintahkan

agar manusia beriman kepada al-Qur'an dengan firman-Nya:

Hai ahli Kitab, berimanlah kamu semua kepada apa yang telah Kami turunkan ini (al-Qur'an)

yang membenarkan apa yang telah ada pada kamu, sebelum Kami hancurkan kamu dan

Kami paksa mundur ke belakang. (Q4:47)

Rasul sudah beriman kepada apa yang telah diturunkan Allah kepadanya. Demikian pula

sepatutnya orang-orang mukmin, semuanya sudah beriman kepada Allah, Malaikat, Kitab

Suci dan Rasul. (Q2:285)

(Tanda-tanda orang muttaqin) Yang beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu (al-

Qur'an) dan yang diturunkan sebelummu.(Q2:4)

Beriman kepada al-Qur'an tidak cukup hanya sekedar diucapkan saja sebagaimana yang

difahami kebanyakan orang. Tapi harus ditambatkan di dalam hati, dibuktikan dengan

perbuatan, sebagaimana diterangkan Rasulullah s.a.w.:

Iman itu bukan hanya sekedar angan-angan belaka, namun harus ditambatkan dalam hati,

diucapkan dengan lisan dan dibuktikan dengan perbuatan. (HR. Bukhari)

45

Page 46: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

Iman yang dikehendaki di sini bukan sekedar iman ikut-ikutan (taqlid) saja, di mana

keimanan seperti ini masih dapat dipengaruhi. Iman yang dikehendaki adalah iman yang

mantap, keyakinan yang seyakin-yakinnya, tidak dapat diragu-ragukan oleh siapapun dan

apapun; keimanan yang lahir dari pengetahuan yang mendalam dan ilmu yang hak. Maka

untuk mencapai drajat ini tidak ada jalan lain kecuali al-Qur'an harus dipelajari, difahami

isinya, diketahui kehebatan mukjizatnya dan selanjutnya diamalkan dalam kehidupan.

Semakin orang mengenal al-Qur'an dengan kehebatan-kehebatannya, semakin orang

mengetahui kandungannya yang luar biasa, semakin orang mendalami hikmah-hikmah

kemuliaan di dalamnya, semakin orang merenunginya dengan bersungguh-sungguh,

semakin orang menelitinya dari berbagai aspek pengetahuannya, maka semakin bertambah

keyakinan mereka kepada al-Qur'an.

CARA BERIMAN KEPADA AL-QUR'AN

1. Menyakini bahwasanya al-Qur'an adalah benar-benar wahyu Allah yang diturunkan

kepada Nabi Muhammad s.a.w. sebagai petunjuk umat manusia.

Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab kepadamu dengan membawa kebenaran

supaya engkau mengadili antara orang-orang dengan apa yang telah diwahyukan Allah

kepadamu. (Q4:105)

Dan tidaklah yang diucapkan itu (al-Qur'an) menurut kemauan hawa nafsunya sendiri.

Ucapannya itu tidak lain hanyalah wahyu (yang diwahyukan Allah) kepadanya. (Q53:3-4)

46

Page 47: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

Dan bacakanlah apa-apa yang diwahyukan kepadamu yaitu kitab Tuhanmu (al-Qur'an).

Tidak ada seorang pun yang dapat mengubah kalimah-kalimah-Nya. (Q18:27)

2. Tidak meragukan sedikitpun kandungan al-Qur'an. Segala yang ada padanya adalah

mutlak kebenarannya.

Alif lam mim, Kitab ini (al-Qur'an) tidak ada keraguan sedikit pun padanya, petunjuk bagi

orang-orang yang muttaqin. (Q2:1-2)

Kebenaran itu hanyalah datang dari Tuhanmu dan janganlah kamu termasuk orang-orang

yang ragu. (Q2:147)

Dan tiadalah al-Qur'an ini dibuat-buat oleh selain daripada Allah. Akan tetapi ia

membenarkan apa yang telah terdahulu daripadanya, Kitab yang memberikan penjelasan

dan tiada keraguan sedikitpun padanya dari Tuhan semesta alam. (Q10: 3 7)

Al-Kitab (al-Quran) yang diturunkan itu, tiada keraguan sedikitpun padanya adalah daripada

Tuhan seru sekalian alam. (Q32:2)

3. Menjunjung tinggi semua keputusan/ajarannya dengan mutlak. Semua faham manusiawi

harus tertakluk di bawahnya.

Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah kamu mengikuti

pemimpin-pemimpin selain-Nya. (Q7:3)

Dan orang-orang yang berilmu berpendapat bahwa apa yang diturunkan kepadamu dari

Tuhanmu itulah kebenaran yang mutlak (al-Haq). (Q34:6)

47

Page 48: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa al-Huda (al-Qur'an) dan agama yang

benar untuk mengalahkan ad-din (agama dan faham) seluruhnya, walaupun orang-orang

yang musyrik tidak menyukainya. (Q61:9)

Hai orang-orang yang beriman, taatlah pada Allah dan taatlah pada Rasul-Nya dan Ulil Amri

di antara kamu. Kalau kamu berselisih pendapat tentang segala sesuatu, maka

kembalikanlah kepada Allah (al-Qur'an) dan Rasul-Nya jika kamu beriman kepada Allah dan

hari kiamat. (Q4:59)

4. Mempelajari al-Qur'an, mengetahui hakikatnya, kandungannya, perintah dan

larangannya.

Dialah yang mengutus kepada kaum yang ummi, seorang Rasul di antara mereka untuk

membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, membersihkan mereka dan mengajarkan me-

reka al-kitab (al-Qur'an) dan al-Hikmah. (Q62:2)

Rasulullah s.a.w. pernah bersabda

Sebaik-baik kamu adalah orang yang mempelajari al-Qur'an dan mengajarkannya. (HR.

Bukhari)

5. Merenungi (tadabbur) hakikat al-Qur'an dengan mendalami rahasia-rahasia yang

terkandung di dalamnya sehingga terbentuk keimanan yang kokoh.

Al-Kitab (al-Qur'an) yang telah Kami turunkan kepadamu yang diberkati, agar mereka

merenungkan (mentadabburkan) ayat-ayat-Nya dan orang-orang yang mempunyai fikiran

agar mengambil peringatan darinya. (Q38:29)

48

Page 49: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

Apakah mereka tidak merenungkan al-Qur'an itu, atau hati mereka tertutup. (Q47:24)

Ulama besar, Imam Ibnu Thaimiyah berkata: "Barangsiapa yang membaca al-Qur'an,

namun tidak difahami artinya, maka tidaklah dia termasuk orang yang membacanya.

Barangsiapa yang membaca al-Qur'an, memahami artinya, namun tidak direnungkannya

(tadabbur) maka dia tidaklah termasuk orang yang membacanya. "

6. Melaksanakan ajaran-ajaran al-Qur'an dalam kehidupan nyata, mematuhi

perintah-perintahnya dan menjauhi larangannya serta menjadikan al-Qur'an sebagai

panduan hidup.

Hai orang-orang yang beriman, taatlah Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah kamu berpaling

daripada-Nya, padahal kamu mendengar. (Q8:20)

Hai orang-orang yang beriman, taatlah Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu merusak

amal-amal kamu. (Q4 7:3 3)

Tidak ada perkataan lain orang-orang beriman apabila diajak kepada Allah dan Rasul-Nya

untuk berhukum di antara mereka, melainkan mereka berkata: "Kami mendengar dan kami

taati". Maka mereka itulah orang-orang yang akan memperolehi kejayaan.(Q24:51)

Dan tiadalah patut bagi orang beriman baik lelaki maupun perempuan, jika Allah dan

Rasul-Nya telah menetapkan suatu hukum, ada hak bagi mereka untuk memilih dalam

urusan mereka, kerana barangsiapa yang durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya, maka

sesatlah dia suatu kesesatan yang nyata. (Q3 3:3 6)

49

Page 50: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

Mentaati Allah s.w.t. dalam ayat-ayat diatas tidak lain maksudnya, adalah mentaati dan

mengamalkan al-Qur'an, karena al-Qur'an adalah Kitab Allah. Dalam melaksanakan perintah

al-Qur'an ini, haruslah secara kaffah, menyeluruh, tidak boleh setengah-setengah seperti

melaksanakan setengah ajarannya dan meninggalkan setengah ajaran yang lain.

Apakah kamu beriman kepada sebahagian Kitab (al-Quran) dan mengingkari sebagian

lainnya? Maka tidak adalah balasan bagi orang yang berbuat demikian dari kamu melainkan

mereka akan ditimpa kehinaan pada kehidupan dunia dan pada hari kiamat nanti mereka

akan dilemparkan ke dalam azab yang pedih dan Allah tidaklah lalai dari apa yang kamu

kerjakan. (Q2:85)

Hai orang-orangyang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhan.

(Q2:208)

Oleh karena di dalam melaksanakan ajaran al-Qur'an ini, tidak boleh satu ayatpun yang

ditinggalkan, bahkan harus dilaksanakan semuanya secara konsisten sebagaimana yang

diajarkan Allah dan Rasul-Nya.

7. Menyampaikan ajaran-ajaran al-Qur'an kepada orang lain, menyeru seluruh manusia

agar mengikuti ajaran-ajaran mulianya dengan senang hati, tanpa paksaan dan

ancaman.

Para Rasul diperintahkan Allah s.w.t. untuk menyampaikan Risalah kepada manusia, maka

demikian pula halnya dengan orang-orang beriman.

Hai para rasul, sampaikanlah apa-apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu, dan jika itu

tidak kamu kerjakan, maka berarti engkau tidak menyampaikan tugas risalah-Nya, (Q5:67)

50

Page 51: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

Aku sampaikan kepada kamu ajaran-ajaran Tuhanku. (Q7:68)

Demikian pula halnya, kaum Muslimin adalah umat terbaik karena mereka menyeru

kepada kebaikan.

Kamu adalah sebaik-baik umat yang dilahirkan di antara manusia karena kamu mengajak

kepada kebaikan. (Q3:1 10)

Serulah manusia ke jalan Tuhanmu dengan hikmah. (Q16:125)

Rasulullah s.a.w. bersabda:

Sampaikanlah apa yang dariku walaupun satu ayat. (HR. Bukhari)

8. Menjaga kesucian dan keasliannya dari perbuatan orang-orang yang hendak

mengubahnya, atau menimbulkan keraguan kepadanya. Sejak zaman permulaan

diturunkannya al-Qur'an, sudah banayak musuh yang hendak melenyapkannya, baik

orang Yahudi, Nashrani dan kini para orientalis sesat yang hendak meragukan kaum

muslimin dengan memutarbalikkan al-Qur'an;

Dan berkatalah orang-orang kafir itu,, janganlah kamu mendengarkan al-Quran itu, dan

buatlah kekacauanlkekeliruan padanya, semoga kamu mendapat kemenangan (Q41:26)

Dan tidaklah akan ridha orang Yahudi dan Nasrani itu kepadamu sehingga kamu mengikuti

ajaran mereka.(Q2:120)

Dan sesungguhnya orang-orang kafir itu akan membelanjakan harta-harta mereka untuk

menghalangi manusia dari jalan Allah. (Q8:36)

Kaum muslimin harus berusaha menjawab segala bentuk tantangan yang dikemukakan

orang-orang yang sakit hatinya demi memelihara kemurnian al-Qur'an, dalam rangka

51

Page 52: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

membuktikan keimanan mereka pada al-Qur'an. Pada zaman modern ini telah muncul

banyak penyeru kebatilan yang mengajak umat jauh dari al-Qur'an dengan mendakwa al-

Qur'an sudah ketinggalan zaman, bahkan ada yang bertindak lebih jauh lagi dengan

merendahkan al-Qur'an, seperti buku Salman Rushdie "Ayat-ayat Syaitan" (The Satanic

Verses). Kaum Muslimin harus menghadapi orang-orang ini dengan hujah atau de-

ngan'mengorbankan nyawa, demi membuktikan keimanannya kepada al-Qur'an.

MEMIKIRKAN AYAT-AYAT AL-QUR'AN, REALISASI KEIMANAN PADA AL-QUR'AN

Salah satu bentuk mengimani al-Qur'an adalah memikirkan ayat-ayatnya. Sehubungan

dengan perkara ini, disini penulis kutipkan tulisan Dr. Harun Yahya yang membahas masalah

ini dengan sangan indah dan konfrehensif.

Al-Qur'an adalah kitab terakhir yang Allah turunkan bagi semua manusia.

Setiap orang yang hidup di bumi wajib mempelajari al-Qur'an dan melaksanakan

perintah-perintahnya. Akan tetapi, kebanyakan manusia tidak mempelajari

ataupun melaksanakan apa yang Allah perintahkan dalam al-Qur'an kendatipun

mereka menerimanya sebagai sebuah kitab yang diwahyukan. Ini adalah akibat

dari belum memikirkan tentang al-Qur'an tetapi sekedar mengetahui dari

informasi yang didapat dari sana sini. Sebaliknya, bagi orang yang berpikir, al-

Qur'an memiliki kedudukan dan peranan yang sangat besar dalam kehidupannya.

Pertama-tama, orang yang "berpikir" ingin mengetahui tentang Pencipta yang

telah menciptakan dirinya dan jagad raya di mana ia tinggal dari ketiadaan, yang

telah memberinya kehidupan ketika dirinya belum berwujud, dan yang telah

menganugerahkan kepadanya nikmat dan keindahan yang tak terhitung

jumlahnya; dan ia pun mempelajari tentang bentuk-bentuk perbuatan yang

diridhai Allah. Al-Qur'an, yang Allah wahyukan kepada Rasul-Nya, adalah

petunjuk yang memberikan jawaban atas pertanyaan manusia di atas. Dengan

alasan ini, manusia perlu mengetahui kitab Allah yang diturunkan untuknya

52

Page 53: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

sebagai petunjuk yang dengannya ia membedakan yang baik dari yang buruk,

merenungkan setiap ayatnya dan melaksanakan apa yang Allah perintahkan

dengan cara yang paling tepat dan diridhai.

Allah berfirman tentang tujuan diturunkannya al-Qur'an untuk manusia:

"Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan

berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya

mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran." (Q 38: 29)

"Sekali-kali tidak demikian halnya. Sesungguhnya al-Qur'an itu adalah

peringatan. Maka barangsiapa menghendaki, niscaya dia mengambil

pelajaran daripadanya (al-Qur'an). Dan mereka tidak akan mengambil

pelajaran daripadanya kecuali (jika) Allah menghendakinya. Dia (Allah)

adalah Tuhan Yang patut (kita) bertakwa kepada-Nya dan berhak memberi

ampun." (Q74: 54-56)

Banyak orang membaca al-Qur'an, namun yang penting adalah sebagaimana

yang Allah nyatakan dalam ayat-Nya yakni merenungkan tiap ayat al-Qur'an,

mengambil pelajaran dari ayat tersebut dan memperbaiki perilaku seseorang

sesuai dengan pelajaran yang terkandung di dalamnya. Orang yang membaca

ayat: "Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,

sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan." (Q94: 5-6), misalnya, akan

merenungkan ayat ini: ia paham bahwa Allah menciptakan kemudahan

disamping setiap kesulitan, karena itu yang ia harus lakukan ketika menemui

sebuah kesulitan adalah percaya penuh kepada Allah dan menantikan

kemudahan yang akan datang kemudian. Dengan janji Allah ini, ia melihat bahwa

putus harapan atau menjadi panik di saat munculnya kesulitan adalah sebuah

tanda dari lemahnya iman. Setelah membaca dan merenungkan ayat di atas,

perilakunya selalu sejalan dengan ayat tersebut sepanjang hidupnya.

53

Page 54: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

Dalam al-Qur'an, Allah mengisahkan beberapa pelajaran dari kehidupan para

nabi dan rasul yang hidup di masa lampau agar manusia dapat melihat

bagaimana perilaku, pembicaraan dan kehidupan manusia yang diridhai Allah,

dan menjadikan mereka sebagai panutan. Allah berfirman dalam beberapa ayat-

Nya bahwa manusia hendaknya memikirkan dan mengambil pelajaran dari kisah-

kisah para rasul tersebut:

"Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi

orang-orang yang mempunyai akal." (Q12: 111)

"Dan juga pada Musa (terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah) ketika Kami

mengutusnya kepada Fir'aun dengan membawa mu'jizat yang nyata." (Q

51: 38)

"Maka Kami selamatkan Nuh dan penumpang-penumpang bahtera itu dan

Kami jadikan peristiwa itu pelajaran bagi semua umat manusia." (Q29: 15)

Dalam al-Qur'an, disebutkan beberapa ciri bangsa-bangsa kuno, akhlaq serta

bencana-bencana yang menimpa mereka. Adalah sebuah kesalahan yang besar

untuk memahami ayat-ayat ini hanya sebagai peristiwa sejarah dengan berbagai

peristiwa yang menimpa mereka. Sebab, sebagaimana di semua ayat yang lain,

Allah mengisahkan kehidupan bangsa-bangsa di masa lampau untuk kita

renungkan dan ambil pelajaran dari berbagai bencana yang menimpa bangsa-

bangsa ini sebagai pedoman dalam memperbaiki perilaku kita:

"Dan sesungguhnya telah Kami binasakan orang yang serupa dengan

kamu. Maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?" (Q54: 51)

"Dan Kami angkut Nuh ke atas (bahtera) yang terbuat dari papan dan

paku, yang berlayar dengan pemeliharaan Kami sebagai balasan bagi

orang-orang yang diingkari (Nuh). Dan sesungguhnya telah Kami jadikan

kapal itu sebagai pelajaran, maka adakah orang yang mau mengambil

54

Page 55: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

pelajaran? Maka alangkah dahsyatnya adzab-Ku dan ancaman-ancaman-

Ku. Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Qur'an untuk pelajaran,

maka adakah orang yang mengambil pelajaran?" (Q54: 13-17)

Allah telah menurunkan al-Qur'an untuk semua manusia sebagai petunjuk. Oleh

karena itu, memikirkan setiap ayat al-Qur'an dan menjalani hidup sesuai al-

Qur'an dengan mengambil pelajaran dan peringatan dari setiap ayatnya adalah

satu-satunya cara untuk mendapatkan keridhaan, kasih sayang dan surga Allah.

Tentang Apakah Manusia Diajak Berfikir dalam Al-Qur'an 

"Dan Kami turunkan kepadamu Adz-Dzikr (Al-Qur'an), agar kamu

menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada

mereka dan supaya mereka memikirkan." (Q16: 44)

Sebagaimana dalam ayat di atas, di banyak ayat-Nya yang lain, Allah mengajak

manusia untuk merenung. Memikirkan tentang apa-apa yang Allah perintahkan

kita untuk berpikir, dan melihat makna tersembunyi dan keajaiban ciptaa-Nya

adalah salah satu bentuk ibadah. Setiap hal yang kita renungkan akan membantu

kita untuk lebih mengetahui dan mengakui akan Kekuasaan, Kebijaksanaan, Ilmu,

Seni dan sifat-sifat Allah yang lain.

Allah mengajak manusia untuk memikirkan penciptaan dirinya sendiri

"Dan berkata manusia: "Betulkah apabila aku telah mati, bahwa aku

sungguh-sungguh akan dibangkitkan menjadi hidup kembali?" Dan

tidakkah manusia itu memikirkan bahwa sesungguhnya Kami telah

menciptakannya dahulu, sedang ia tidak ada sama sekali?" (Q19: 66-67)

Allah Mengajak Manusia untuk Memikirkan Penciptaan Alam Semesta 

55

Page 56: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya

malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang

berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air,

lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia

sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan

yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda

(keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan." (Q 2: 164)

Allah Mengajak Manusia Memikirkan Sifat Kehidupan Dunia yang

Sementara 

"Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air

(hujan) yang Kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya

karena air itu tanam-tanaman bumi, diantaranya ada yang dimakan

manusia dan binatang ternak. hingga apabila bumi itu telah sempurna

keindahannya, dan memakai (pula) perhiasannya, dan pemilik-pemiliknya

mengira bahwa mereka pasti menguasainya, tiba-tiba datanglah

kepadanya adzab Kami di waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan

(tanaman-tanamannya) laksana tanam-tanaman yang sudah disabit,

seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami

menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (Kami) kepada orang-orang yang

berpikir." (Q10: 24)

"Apakah ada salah seorang di antaramu yang ingin mempunyai kebun

kurma dan anggur yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dia

mempunyai dalam kebun itu segala macam buah-buahan, kemudian

datanglah masa tua pada orang itu sedang dia mempunyai keturunan yang

masih kecil-kecil. Maka kebun itu ditiup angin keras yang mengandung api,

56

Page 57: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

lalu terbakarlah. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada

kamu supaya kamu memikirkannya." (Q2: 266)

Allah Mengajak Manusia Untuk Memikirkan Nikmat Yang Mereka Miliki 

"Dan Dia-lah Tuhan yang membentangkan bumi dan menjadikan gunung-

gunung dan sungai-sungai padanya. Dan menjadikan padanya semua

buah-buahan berpasang-pasangan, Allah menutupkan malam kepada

siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda

(kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan. Dan di bumi ini terdapat

bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanaman-

tanaman dan pohon korma yang bercabang dan yang tidak bercabang,

disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebahagian tanam-

tanaman itu atas sebahagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya

pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum

yang berpikir." (Q13: 3-4)

Allah Mengajak manusia Untuk Berfikir Bahwa Seluruh Alam Semesta Telah

Diciptakan Untuk Manusia 

"Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di

bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang

demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi

kaum yang berpikir." (Q45: 13)

"Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman;

zaitun, korma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya

pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi

kaum yang memikirkan. Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari

57

Page 58: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

dan bulan untukmu. Dan bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu)

dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar

ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahami(nya), dan

Dia (menundukkan pula) apa yang Dia ciptakan untuk kamu di bumi ini

dengan berlain-lainan macamnya. Sesungguhnya pada yang demikian itu

benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang mengambil

pelajaran. Dan Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar

kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu

mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu

melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari

(keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur. Dan Dia

menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang

bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar

kamu mendapat petunjuk, dan (Dia ciptakan) tanda-tanda (penunjuk jalan).

Dan dengan bintang-bintang itulah mereka mendapat petunjuk. Maka

apakah (Allah) yang menciptakan itu sama dengan yang tidak dapat

menciptakan (apa-apa)? Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran."

(Q16: 11-17)

"Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu.

Dan bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya.

Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda

(kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahami (nya)." (Q16: 12)

"Maka apakah mereka tidak melihat akan langit yang ada di atas mereka,

bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya dan langit itu tidak

mempunyai retak-retak sedikitpun? Dan Kami hamparkan bumi itu dan

Kami letakkan padanya gunung-gunung yang kokoh dan Kami tumbuhkan

padanya segala macam tanaman yang indah dipandang mata, untuk

58

Page 59: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

menjadi pelajaran dan peringatan bagi tiap-tiap hamba yang kembali

(meningat Allah)." (Q50: 6-8)

Allah Mengajak Manusia Untuk memikirkan Tentang Dirinya Sendiri 

"Dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadian) diri mereka?"

(Q30: 8)

Allah Mengajak Manusia Untuk Berfikir Tentang Akhlaq yang Baik 

"Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang

lebih bermanfaat, hingga sampai ia dewasa. Dan sempurnakanlah takaran

dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada

sesorang melainkan sekedar kesanggupannya. Dan apabila kamu berkata,

maka hendaklah kamu berlaku adil, kendatipun ia adalah kerabat(mu), dan

penuhilah janji Allah. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar

kamu ingat." (Q6: 152)

"Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan,

memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji,

kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar

kamu dapat mengambil pelajaran." (Q16: 90)

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang

bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada

penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu)

ingat." (Q24: 27)

59

Page 60: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

Allah Mengajak Manusia untuk Berfikir Tentang Akhirat, Kiamat dan

Hari Penghisaban 

"Pada hari ketika tiap-tiap diri mendapati segala kebajikan dihadapkan

(dimukanya), begitu (juga) kejahatan yang telah dikerjakannya; ia ingin

kalau kiranya antara ia dengan hari itu ada masa yang jauh; dan Allah

memperingatkan kamu terhadap siksa-Nya. Dan Allah sangat Penyayang

kepada hamba-hamba-Nya." (Q3: 30)

"Dan ingatlah hamba-hamba Kami: Ibrahim, Ishaq dan Ya'qub yang

mempunyai perbuatan-perbuatan yang besar dan ilmu-ilmu yang tinggi.

Sesungguhnya Kami telah mensucikan mereka dengan (menganugerahkan

kepada mereka) akhlaq yang tinggi yaitu selalu mengingatkan (manusia)

kepada negeri akhirat." (Q38: 45-46)

"Maka tidaklah yang mereka tunggu-tunggu melainkan hari kiamat (yaitu)

kedatangannya kepada mereka dengan tiba-tiba, karena sesungguhnya

telah datang tanda-tandanya. Maka apakah faedahnya bagi mereka

kesadaran mereka itu apabila Kiamat sudah datang?" (Q47: 18)

(Dan Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia,

bagi-Nyalah segala puji di dunia dan di akhirat, dan bagi-Nya lah segala

penentuan dan hanya kepada-Nya lah kamu dikembalikan." (Q28: 70)

Allah Mengajak Manusia untuk Memikirkan Makhluk Hidup yang Dia

Ciptakan 

"Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di

bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin

manusia", kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan

tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut

60

Page 61: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di

dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia.

Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda

(kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan." (Q16: 68-69)

Orang yang berpikir akan dapat melihat sifat-sifat luar biasa pada makhluk hidup

ciptaan Allah. Dengan demikian, ia akan megetahui Kekuasaan dan Ilmu Allah

yang tak terbatas.

 

Allah Mengajak manusia untuk memikirkan Adzab yang dapat secara

tiba-tiba menimpanya

"Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku jika datang siksaan Allah kepadamu,

atau datang kepadamu hari kiamat, apakah kamu menyeru (tuhan) selain

Allah; jika kamu orang-orang yang benar!" (Q6: 40)

"Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku jika Allah mencabut pendengaran

dan penglihatan serta menutup hatimu, siapakah tuhan selain Allah yang

kuasa mengembalikannya kepadamu?" Perhatikanlah bagaimana Kami

berkali-kali memperlihatkan tanda-tanda kebesaran (Kami), kemudian

mereka tetap berpaling (juga). (Q 6: 46)

Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku jika datang siksaan Allah kepadamu

dengan sekonyong-konyong, atau terang-terangan, maka adakah yang

dibinasakan (Allah) selain dari orang yang dzalim?" (Q6: 47)

61

Page 62: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

"Dan tidaklah mereka (orang-orang munafik) memperhatikan bahwa

mereka diuji sekali atau dua kali setiap tahun, dan mereka tidak (juga)

bertaubat dan tidak (pula) mengambil pelajaran?" (Q10: 50)

"Dan tidaklah mereka (orang-orang munafik) memperhatikan bahwa

mereka diuji sekali atau dua kali setiap tahun, dan mereka tidak (juga)

bertaubat dan tidak (pula) mengambil pelajaran?" (Q9: 126)

"Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Musa Al-Kitab (Taurat)

sesudah Kami binasakan generasi-generasi yang terdahulu, untuk menjadi

pelita bagi manusia dan petunjuk dan rahmat, agar mereka ingat." (Q28:

43)

"Dan sesungguhnya telah Kami binasakan orang yang serupa dengan

kamu. Maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?" (Q54: 51)

"Dan sesungguhnya Kami telah menghukum (Fir'aun dan) kaumnya

dengan (mendatangkan) musim kemarau yang panjang dan kekurangan

buah-buahan, supaya mereka mengambil pelajaran. (Q7: 130)

 

Allah Mengajak manusia untuk Memikirkan tentang Al-Qur'an

"Maka apakah mereka tidak memperhatikan al-Qur'an? Kalau kiranya al-

Qur'an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan

yang banyak di dalamnya." (Q 4: 82)

"Maka apakah mereka tidak memperhatikan perkataan (Kami), atau

apakah telah datang kepada mereka apa yang tidak pernah datang kepada

nenek moyang mereka dahulu?" (Q23: 68)

62

Page 63: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

"Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan

berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya

mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran." (Q38: 29)

"Sesungguhnya Kami mudahkan al-Qur'an itu dengan bahasamu supaya

mereka mendapat pelajaran." (Q44: 58)

"Sekali-kali tidak demikian halnya. Sesungguhnya al-Qur’an itu adalah

peringatan.Maka barangsiapa menghendaki, niscaya dia mengambil

pelajaran daripadanya (al-Qur’an)." (Q56: 54-55)

"Dan demikianlah Kami menurunkan al-Qur'an dalam bahasa Arab, dan

Kami telah menerangkan dengan berulang kali, di dalamnya sebahagian

dari ancaman, agar mereka bertakwa atau (agar) al-Qur'an itu

menimbulkan pengajaran bagi mereka.". (QS. Thaahaa, 20: 113)

Rasul-Rasul Allah Mengajaak Umatnya yang kurang dalam Pemahaman

untuk Berfikir 

"Katakanlah: Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan

Allah ada padaku, dan tidak (pula) aku mengetahui yang ghaib dan tidak

(pula) aku mengatakan kepadamu bahwa aku seorang malaikat. Aku tidak

mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku. Katakanlah: "Apakah

sama orang yang buta dengan yang melihat?" Maka apakah kamu tidak

memikirkan(nya)?" (Q6: 50)

"Dan dia dibantah oleh kaumnya. Dia berkata: "Apakah kamu hendak

membantah tentang Allah, padahal sesungguhnya Allah telah memberi

petunjuk kepadaku". Dan aku tidak takut kepada (malapetaka dari)

63

Page 64: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

sembahan-sembahan yang kamu persekutukan dengan Allah, kecuali di

kala Tuhanku menghendaki sesuatu (dari malapetaka) itu. Pengetahuan

Tuhanku meliputi segala sesuatu. Maka apakah kamu tidak dapat

mengambil pelajaran (daripadanya) ?" (Q6: 80)

Allah Mengajak Manusia Berfikir untuk Melawan Pengaruh Syaitan 

"Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan syaitan maka berlindunglah

kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was

dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka

melihat kesalahan-kesalahannya. Dan teman-teman mereka (orang-orang

kafir dan fasik) membantu syaitan-syaitan dalam menyesatkan dan mereka

tidak henti-hentinya (menyesatkan)." (QS. Al-A‘raaf, 7: 200-202)

Perintah Allah untuk Mengarahkan Orang Berpengetahuan agar

Berfikir Mendalam 

"Pergilah kamu beserta saudaramu dengan membawa ayat-ayat-Ku, dan

janganlah kamu berdua lalai dalam mengingat-Ku; Pergilah kamu berdua

kepada Fir'aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas; maka

berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah

lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut". (Q20: 42-44)

Allah Mengajak Manusia untuk Berfikir tentang Kematian dan Mimpi

"Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa

(orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang)

64

Page 65: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain

sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu

terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir." (Q 39: 42)

BAB 5MANHAJ QUR'ANI

-Metode Penerapan al-Qur'an Dalam Kehidupan-

Tidak diragukan lagi bahwa manusia adalah makhluk terbaik dan tersempurna yang

diciptakan di alam raya ini. Itulah sebabnya, ketika awal penciptaannya terdahulu seluruh

65

Page 66: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

makhluk diperintahkan untuk sujud kepadanya, terutama malaikat yang mewakili seluruh

makhluk terbaik. Hal ini merupakan lambang atas pengakuan atas keagungan penciptaan

makhluk yang bernama manusia. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Pe-

nyayang kepada manusia yang telah diciptakan-Nya, setelah disempurnakan penciptaannya

dengan segala kemampuannya, lalu diberikan-Nya amanah sebagai khalifah di muka bumi.

Salah satu kasih sayang Allah s.w.t. terbesar kepada manusia adalah Dia menurunkan

panduan hidup yang akan memimpin umat manusia menuju kemenangan hidup di dunia dan

di akhirat. Sejak pertama diciptakan umat manusia telah diberikan bekal oleh Pencipta

sesuai dengan tingkat peradaban yang mereka miliki. Panduan hidup yang berbentuk syari'at

dan manhaj sebagaimana firmannya:

... Tiap-tiap umat telah Kami jadikan baginya syari'at dan manhaj... (Q5:48)

Syari'at adalah undang-undang Allah s.w.t. yang mengatur kehidupan umat manusia agar

tercipta keamanan, kedamaian dan keadilan di muka bumi, yang meliputi hubungan manusia

dengan Allah s.w.t., manusia dengan manusia dan manusia dengan seluruh makhluk.

Sedangkan manhaj adalah metode dalam melaksanakan syari'at tersebut di dalam

kehidupan nyata secara sistematik sesuai dengan tahap-tahapnya.

Para nabi terdahulu, baik Nuh a.s., Ibrahim a.s., Musa a.s., Isa a.s., masing-masing

membawa syari'at dan manhaj. Syari'at mereka adalah sama, yaitu untuk menegakkan tau-

hid, keesaan Allah s.w.t. dalam segala masalah dan menjauhi thoghut. Namun manhaj

mereka, yaitu perlaksanaan syari'at mereka adalah berbeda menurut keadaan masyarakat

yang dibimbingnya. Maka manhaj yang turun kepada para nabi dalam rangka menegakkan

tauhid ini juga berbeda. Sebagai contoh, Nabi Ibrahim a.s. membawa tugas menegakkan

tauhid, demikian pula halnya dengan Nabi terakhir, Muhammad s.a.w., namun manhaj (cara)

mereka melaksanakan tauhid ini adalah berbeza. Nabi Ibrahim a.s. tidak membawa perintah

salat lima waktu, puasa pada bulan Ramadhan dan lain-lain perintah Allah s.w.t.

sebagaimana diperintahkan kepada Nabi Muhammad s.a.w.

66

Page 67: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

Para nabi dan rasul silih berganti diutus Allah s.w.t. dengan membawa syari'at dan

manhaj yang akan membimbing umat manusia menuju kehidupan ideal di bawah pancaran

keredhaan Allah s.w.t. Apabila manusia menyimpang dan melupakan syari'at dan manhaj

para rasul terdahulu, Allah s.w.t. dengan kasih dan sayang-Nya senantiasa mengutus

kembali nabi dan rasul bagi membawa syari'at dan manhaj yang meluruskan, menggantikan

ataupun menyempurnakan syari'at dan manhaj rasul terdahulu.

Oleh karena syari'at dan manhaj yang diturunkan kepada Nabi Muhammad s.a.w. adalah

yang terakhir, maka tentunya bersifat sempurna, universal, tidak ketinggalan zaman se-

hingga hari penghabisan kelak. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui maka itulah

sebabnya Dia menurunkan al-Qur'an yang mengandung ajaran sempurna dan lengkap

untuk membahas seluruh aspek kehidupan manusia. Tidak ada satu aspek kehidupan

manusia pun yang ketinggalan. Syari'atnya tidak akan ketinggalan zaman, walau zaman silih

berganti, karena ia diturunkan dalam bentuk global dan mengandung pokok-pokok

kehidupan manusia yang terpenting.

Dengan syari'at dan manhaj inilah, Rasulullah s.a.w. membimbing bangsa Arab Jahiliyah

yang lemah dan terkebelakang dengan penuh ketekunan. Sejarah telah membuktikan,

bagaimana bangsa Arab jahiliyah itu menjadi bangsa besar dan utama serta kuat, memiliki

wilayah kekuasaan yang luas, menghancurkan Super Power besar Romawi serta Parsi dan

memakmurkan alam ini dengan penuh keadilan dan kasih sayang. Semua ini berkat syari'at

dan manhaj yang diturunkan Allah s.w.t. kepada Nabi Muhammad s.a.w.

Sejarah juga telah membuktikan, generasi-generasi setelah mereka, walaupun tetap

memelihara dan menjalankan syari'at Allah, namun lalai melaksanakan sepenuhnya rnanhaj

yang menyertai syari'at itu, manhaj yang terkandung di dalam al-Qur'an, manhaj Qur'ani. Di

sinilah awal kemunduran kaum Muslimin, pada saat mereka mengganti metode al-Qur'an

dengan metode-metode selainnya, yang bercorak filsafat, sufi, kalam ataupun fiqh. Keadaan

menjadi lebih buruk ketika pintu ijtihad turut ditutup, karena ijtihad merupakan salah satu

cara dinamis metode al-Qur'an yang akan mempertahankan keuniversalannya hingga akhir

zaman.

67

Page 68: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

Setiap penyimpangan atau campur tangan manusia di dalam metode ini, bukannya

menambah keunggulannya, namun semakin menghancurkannya, menghilangkan

keutamaan-keutamaan Ilahiah yang terkandung di dalamnya yang telah disusun dengan

amat sempurna oleh Maha Pencipta Alam. Itulah sebabnya Islam melarang sejak awal lagi

penambahan-penambaban semacam ini yang dikenal dengan bid'ah, bahkan Rasulullah

s.a.w. menyatakan bahwa setiap bid'ah adalah sesat, dan setiap yang sesat dimasukkan ke

dalam neraka (Hadits riwayat Bukhari dan Muslim). Ini jelas karena syari'at dan manhaj yang

ada di dalam al-Qur'an telah sempurna; tidak perlu tambahan-tambahan ataupun

perubahan-perubahan. Setiap keputusan yang telah ditetapkan Allah s.w.t. dan RasulNya di

dalam syari'at dan manhaj adalah mutlak, tidak dapat diubah, ditambah dan diganti, karena

ini di luar kemampuan dan pengetahuan manusia, sebagaimana ditegaskan Allah s.w.t. di

dalam firman-Nya.

Sesungguhnya tiada perkataan lain yang diucapkan orang-orang Mukmin jika diseru agar

mentaati Allah dan Rasul-Nya dalam berhukum di antara mereka, kecuali: "Kami mendengar

dan kami mentaatinya".(Q24:51)

Dan tiadalah patut bagi laki-laki mukmin dan perempuan-perempuan mukmin, jika Allah dan

Rasul-Nya telah menetapkan sesuatu keputusan, untuk memilih selainnya dari urusan

tersebut, dan barangsiapa yang durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya, sungguh dia telah

sesat, sesat yang nyata.(Q33:36)

Aku tinggalkan padamu dua perkara, jika kamu berpegang teguh kepada keduanya, maka

kamu tidak akan sesat selama-lamanya, yaitu Kitab Allah (al-Qur'an) dan Sunnah Basulullah.

(HR. Bukhari dan Muslim)

Tidaklah beriman salah seorang di antara kamu sehingga ia mengikuti apa-apa yang aku

bawa padanya. (HR. Tirmiziy)

68

Page 69: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

Berpegang teguh kepada syari'at dan manhaj merupakan realisasi dari ketaatan kepada

Allah s.w.t. dan Rasul-Nya yang seringkali ditegaskan al-Qur'an. Penyelewengan dari syari'at

dan manhaj yang diajarkan al-Qur'an adalah sama artinya dengan tidak mentaati Allah s.w.t.

dan Rasul-Nya. Ini berarti penentangan terhadap Allah s.w.t. dan Rasul-Nya, yang pasti akan

mengakibatkan kecelakaan dan kehinaan bagi siapa yang melakukannya, di dunia dan

akhirat.

Sejak generasi terdahulu sampai kini, sejak kaum Muslimin meninggalkan metode

al-Qur'an (manhaj al-Qur'an) yang unik dan sempurna dalam melaksanakan syari'at, mereka

tidak pernah mengalami kecemerlangan sebagaimana generasi awal, kecuali sekelompok

kecil yang belum mampu mengubah dunia yang penuh dengan kejahiliyahan dan kekufuran,

padahal al-Qur'an, sumber utama syari'at dan manhaj yang digunakan generasi Muslim

terdahulu masih tetap utuh di tangan kaum Muslimin hari ini. Demikian pula Sunnah

Rasulullah. Namun mengapa mereka menjadi umat yang terkebelakang, umat yang

terbodoh, termiskin, teraniaya dan terendah kualitasnya di kalangan seluruh umat manusia?

Mengapa mereka tidak mampu menjadi seperti generasi-generasi Muslim terdahulu, yang

merupakan umat terbaik, umat termaju, terpandai, tercemerlang, paling berkualitas dan

menjadi mercusuar peradaban dunia?

Jawabannya jelas; semua ini adalah akibat terlalu banyak penyimpangan dan campur

tangan manusia dalam metode al-Qur'an. Mereka telah mengubah metode al-Qur'an yang

sempurna menjadi metode beku ala-fiqh, hayali ala-filsafat dan retorik ala-kalam ataupun

pasif ala sufi. Mereka telah mengembangkan metode-metode baru yang bertentangan

dengan semangat metode Qur'ani, yang melemahkan nilai Ilahiah al-Quran. Metode Ilahiah

yang suci dan sempurna dicampur aduk dengan metode rekaan manusia yang serba lemah

dan kurang. Metode al-Qur'an yang sempurna dicampur dengan metode filsafat Yunani,

metode kerahiban Nasrani, metode akliah Israiliyat dan metode-metode manusiawi lainnya,

sehingga metode al-Qur'an hilang terkubur di antara tumpukan metode manusiawi tersebut

dan menjadi metode statis yang tertinggal di dalam al-Qur'an sebagai teori yang tak

69

Page 70: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

bermakna. Sejak itulah tidak pernah muncul generasi al-Qur'an yang lahir dari metode

al-Qur'an.

Generasi produk metode non Qur'ani ini akhirnya menguasai perjalanan sejarah umat.

Mereka dengan mudah menutup ikhtiar pembaharuan pemikiran (ijtihad) yang senantiasa

diserukan al-Qur'an. Mereka sibuk memperdebatkan masalah-masalah cabang (furu) dengan

perincian-perincian (syarah-syarah min syarah) yang rumit, yang tidak perlu diperdebatkan

panjang lebar, yang akhirnya hanya menimbulkan firqah-firqah baru yang saling sesat -

menyesatkan dengan rasa fanatik yang berlebihan. Bahkan disebabkan masalah kecil dan

remehpun seringkali terjadi pertumpahan darah sesama Muslim, sementara masalah

fundamental (ushul) terabaikan. Salah satu fakta yang sampai kini masih diwarisi

turun-temurun ialah kaum Muslimin sibuk menyerang dan memberantas apa yang mereka

namakan taqlid, bid'ah dan khurafat tanpa toleransi sedikitpun, namun masalah akidah,

masalah manhaj hidup yang fundamental terus diabaikan.

Macam-macam metode non Qur'ani telah dicoba generasi Muslim terakhir ini, namun

metode tersebut belum dan tidak akan mampu melahirkan generasi agung sebagaimana

generasi yang lahir dari metode al-Qur'an di zaman kegemilangannya. Kaum Muslimin kini

telah mengadopsi metode non-Qur'an peninggalan pendahulu mereka yang bercorak fiqh,

kalam, sufi ataupun filsafat, demikian pula mereka telah mengadopsi metode Imperialis Barat

yang sekuler, liberal, sosial, nasional dan lain-lainnya yang campuradukkan dengan Islam,

bertujuan untuk mengembalikan kejayaan Islam dan umatnya sebagai pemimpin peradaban

dunia. Namun hasilnya sangat jauh dari memuaskan. Bahkan dengan metode-metode

semacam itu, telah lahir generasigenerasi penentang Islam yang berani menyeru penolakan

ayat-ayat Allah dengan alasan tidak sesuai dengan zaman dan masyarakat. Mereka

beranggapan ayat-ayat Allah dengan segala kesempurnaannya itu hanya untuk masyarakat

Arab, bukan untuk seluruh makhluk di muka bumi ini.

Oleh sebab itu, metode pembinaan umat yang diterapkan generasi terakhir ini perlu

dirubah dan dirombak, dikembalikan sebagaimana metode generasi terdahulu yang telah

berhasil gilang-gemilang dalam tempo waktu singkat. Hanya inilah satu-satunya jalan untuk

70

Page 71: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

mengembalikan kejayaan Islam dan umat, serta mengangkat mereka dari kehinaan dan

keterbelakangnya hari ini, sebagaimana dikatakan Imam Malik: "Tidak akan bangkit

kembali umat ini, kecuali dengan metode (manhaj) yang telah membangkitkan umat

terdahulu". Hanya dengan metode al-Qur'an saja umat ini akan bangkit kembali

sebagaimana Allah telah menetapkannya :

Dan sesungguhnya inilah jalan-Ku yang amat lurus. Maka ikutilah, dan janganlah kamu

mengikuti jalan-jalan selainnya, maka pasti kamu akan terpecah-belah...(Q6:153)

PENGERTIAN MANHAJ MENURUT AL-QUR'AN

Di dalam al-Qur'an, kata manhaj hanya disebut sekali saja, yaitu pada surat al-Maidah, ayat

48:

Dan Kami turunkan al-Kitab (al-Qur'an) kepadamu dengan membawa kebenaran, yang

membenarkan kitab-kitab suci terdahulu, sebagai penimbang atas kitab-kitab itu. Maka

berilah hukum kepada mereka menurut hukum yang telah diturunkan Allah kepadamu.

janganlah kamu menuruti kemauan mereka yang menyeleweng dari kebenaran yang ada

padamu. Tiap-tiap umat telah Kami jadikan padanya syari'at dan manhaj. Jikalau Allah

menghendaki, maka Dia dapat jadikan kamu satu umat saja, tetapi Dia mau menguji kamu

tentang apa yang telah diberikan-Nya...(Q5:48)

Umumnya para Mufassirin seperti Ibnu Abas, Thabari, Qurthubi, al-Qasyimi, Ar-Radzi,

lbnu Katsir, Al-Naisaburi, al-Alusyi, Imam Jalalain, Khazin, al-Baghawi, Asy-Syaukani,

an-Nasaibury, al-Wahidi, al-Qushairi, al-Baidhawi, al-Zamakhsari, al-Mudzkari, Ibnu Abi

Hayyan, Thanthowi Jauhari, ath-Thaba'taba'i, Al-Sabzawari, M. jawad Al-Mughniyah,

asy-Shabuni, aI-Maraghi, Muhamad Abduh, Sayyid Qutb, Said Hawwa1 dan lainnya

1 Lihat : Ibnu Abbas, Tanwir al-Miqbas min Tafsir Ibn Abbas, (Teheran : Intatsorot Istiqlal, tt) hlm. 95, Thabari, Tafsir al-Thabari, Jil. 10 (Kaherah : Dar al-Maarif, tt) hlm. 384, Qurthubi, al-Jami’ al_Ahkam al-Qur’an, juz. 5 (Beirut : Dar Ihya’ al-Turats al-Arbi, 1965) hlm. 211., Jamaluddin al-Qashimi, Mahasin

71

Page 72: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

mengartikan manhaj sebagai Thariqan Wadhihan (jalan yang terang benderang) atau

Sabilan (jalan).

Di antara mereka ada pula yang menukilkan pendapat, bahwasanya manhaj satu makna

dengan syari'at, di mana manhaj berfungsi sebagai penguat (taukid) dari kata syari'at yang

mendahuluinya, sebagaimana dinukilkan al-Alusyi dan Khazin.

Ath-Thabari menyebutkan ada perbedaan di antara para Mufassirin tentang arti likulli

minkum (pada tiap-tiap kamu). Ada yang mengartikan kamu (kum) dengan arti seluruh umat

manusia dari zaman dulu telah diturunkan kepada mereka syari'at dan manhaj, namun ada

yang mengartikannya sebagai umat Nabi Muhammad s.a.w. saja.

Namun dalam hal ini, sebagaimana dikemukakan Khazin, jika dilihat konteks ayatnya

secara menyeluruh, maka jelaslah ayat tersebut membahas tentang umat terdahulu dengan

disebutkannya kitab-kitab terdahulu mereka dan juga kalimat "dan jika sekiranya Allah

menghendaki, maka Dia dapat jadikan kamu satu umat saja". Maka yang lebih kuat adalah

al-Ta’wil,juz 6. (Beirut : Dar Ihya’ al-Kutub al-Arbi,1958) hlm.2017, al-Radzi, al-Tafsir al-Kabir, juz III,(Beirut : Dar Fiqr, 1878) hlm. 412-413, Ibnu Katsir,Tafsir al-Qur’an al-Adzim. juz II. (Kaherah: Dar al-Khairat, 1988) hlm.63, al-Naisaburi, Gharaib al-Qur’an wa Raghaib al-Furqan, (Hulfa : M.Nashir al-Halbi, 1962) hlm. 107-108. al-Alusyi al-Bagdadi, Ruh al-Ma’ani, juz V-VI (Beirut : Dar Ihya’ al-Turats al-Arbi, Thaba’ah Rabi’ah, 1985) hlm.153, al-Jalalayn, Tafsir Jalalayn, (Beirut : Dar Fiqr, 1981) hlm.102. Khazin (Ibrahim al-Bagdadi), Tafsir al-Khazin, juz II (Beirut : Dar Fiqr, 1979) hlm.61, al-Baghawi, Tafsir al-Baghawi, juz II, (Beirut : Dar Fiqr, 1979) hlm.61, al-Syaukani, Fath al-Qadir, jil.II (Beirut : Dar Fiqr, tt) hlm.48, al-Nasafi, Tafsir al-Nasafi, jil.I (Beirut : Dar Fiqr, tt) hlm.286, al-Wahidi, Marah labid Tafsit al-Nawawi, jil.I (Beirut : Dar Fiqr, tt) hlm.207, al-Qushairi, Lataif al-Isyarah, Tafsir Shauf Kamil li al-Qur’an al-Karim, jil.I (Mesir : Markaz Tahqiq al-Turats, Thabaah Tsaniyah, 1981) hlm.429. al-Baidhawi, Tafsir Baidhawi, (Beirut : Dar Fiqr, tt) hlm.152. al-Zamakhsari, al-Khasysyaf, jil I, (Beirut : Dar al-Ma’rifah, tt) hlm.618, al-Mudzkari, Tafsir al-Mudzkari, jil.III, (Pakistan : Masjid Ruud, 1982)hlm.123, Ibn Abi Hayyan, Tafsir al-Bahr al-Muhith, juz III (Beirut : Dar Fiqr, Thaba’ah Tsaniyah, 1988) hlm.102, Thanthawi Jauhari, al-Jawahir fi Tafsir al-Qur’an al-Karim, juz II (Teheran : Intasyarat Aatab, Thaba’ah Tsaniyah, 1350 H) hlm.190, al-Thaba’thaba’i, al-Mizan, jil V,(Beirut : Muassasah al-A’lami, Thaba’ah Tsaniyah, 1974) hlm.351, al-Sabzawari, al-Jadid fi Tafsir al-Qur’an al-Majid, juz III (Beirut : Dar al-Ta’aruf li al-Batba’ah, 1982)hlm.476, Jawad al-Mughniyah, al-Tafsir al-Kasysyaf, jil III (Beirut : Dar Ilm li al-Maliyin, thaba’ah tsaditsah, 1980) hlm.67, al-Shabuni, Shafwat al-Tafasir, jil.I (Beirut : Dar al-Qur’an al-Karim,tt) hlm.346, al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi, juz. VI (Beirut : Dar Fiqr, tt) hlm.129-130, Abduh, M, Tafsir al-Qur’an al-Karim, Asyakir bi Tafsir al-Manar, juz.VI, (Beirut : Dar Ma’rifah, tt) hlm.312-313, Sayyid Qutb, Fi Zilal al-Qur’an, juz II. (Jeddah : Dar Ilm li al-Thaba’ah, Thaba’ah al-Tsaniyah asyarah, 1987) hlm.901-902, Said Hawa, al-Asas fi al-Tafsir, juz.III, (Kaherah : Dar Salam, 1985)hlm.1397.

72

Page 73: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

diartikan kum di sini sebagai seluruh umat manusia sebagaimana difahami jumhur

mufassirin.

Di antara para Mufassirin, pendapat yang dinukilkan Khazin mungkin berkaitan erat

dengan pembahasan di sini, yaitu ketika dia memberikan penjelasan lebih lanjut perbedaan

antara syari'at dan manhaj dalam menyanggah mereka yang berpendapat syari'at dan

manhai itu sama. Dia menulis:

"Dan telah berkata yang terakhir, di antara keduanya (syari'at dan manhaj) berbeda jauh,

yaitu sesungguhnya syari'at adalah apa yang diperintahkan Allah s.w.t. kepada hamba

hamba-Nya, sedangkan manhaj jalan terang dalam merealisasikan syari'at tersebut".

Demikian juga pendapat ar-Radzi dan ar-Maraghi.

Al-Alusyi telah menukilkan: "Ada yang berpendapat bahwa pengertian manhaj pada ayat

tersebut dengan jelas Minhajul Kitab (manhaj Kitab), yang jelas maksudnya adalah manhaj

Kitab Allah, salah satunya adalah manhaj al-Qur'an".

Menurut pendapat terakhir ini, jelaslah maksud perkataan manhaj pada ayat di atas

menunjukkan pengertian manhaj (metode) dalam merealisasikan syari'at ataupun al-Kitab.

Pengertian ini diperkuat dengan pendapat beberapa Mufassirin yang disebutkan terdahulu

yang mengartikan manhaj sebagai Thariqun Wadhihan ataupun Sabilan yang dapat diartikan

sebagai jalan terang-benderang dalam merealisasikan syari'at ataupun Kitab-Nya. Maka

dengan demikian beberapa pendapat para Mufassirin ini dapat dihubungkan dan saling me-

nguatkan, dengan kesimpulannya manhaj adalah thariqlsabil (jalan/cara/metode) dalam

merealisasikan syari'at ataupun Kitab Allah.

Maka dengan pengertian ini, manhaj al-Qur'an diartikan sebagai jalan/metode yang

diturunkan Allah s.w.t. bersamaan dengan diturunkan al-Qur'an dalam merealisasikan

pesan-pesan yang terkandung di dalam al-Qur'an yang harus dilaksanakan pengikutnya

secara mutlak, sebagaimana mutlaknya syari'at.

PENGERTIAN MANHAJ MENURUT HADITS RASULULLAH

73

Page 74: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

Ada beberapa hadits Rasulullah s.a.w. yang menggunakan perkataan manhaj ini. Di

antaranya, hadits yang diriwayatkan dari Khuzaifah Al-Yaman, bahwasanya Rasulullah

s.a.w. bersabda:

Tegaklah pada kamu zaman Nubuwwah (Kenabian) sampai beberapa masa yang

dikehendaki Allah, maka terjadilah ia, kemudian diangkat. Kemudian tegaklah sesudah itu

pada kamu zaman khalifah atas Manhaj Nubuwwah, maka terjadilah padamu beberapa lama

yang dikehendaki Allah, kemudian diangkat. Kemudian terjadilah pada kamu Mulkun

Adhudhan (Kerajaan yang menggigit), maka terjadilah beberapa lama yang dikehendaki

Allah kemudian diangkat. Kemudian tegaklah sesudah itu Mulkan Jabbariayan (kerajaan

diktator), terjadilah beberapa lama yang dikehendaki Allah, kemudian diangkat. Kemudian

setelah itu tegaklah padamun Manhaj Nubuwwah. (HR. Ahmad)

Manhaj Nubuwwah di dalam hadits ini diartikan sebagai cara-cara yang telah ditempoh

oleh Rasulullah s.a.w. dalam melaksanakan pemerintahannya. Hal ini sama dengan

pengertian hadits: Kemudian datanglah setelahmu seorang lelaki yang berjalan di atas

manhajmu. (HR. Ahmad)

Maka dengan demikian, perkataan manhaj dalam hadits yang digunakan oleh Rasulullah

s.a.w. mengandung pengertian jalan, cara, metode, jejak dan sejenisnya.

PENGERTIAN MANHAJ MENURUT BAHASA

Ibnu Manzhur dalam Lisanul Arab menukilkan: "Manhaj berasal dari pangkal kata

'Nahjun', yang diartikan sebagai 'thariq (jalan); 'Bayyinun wadhihun (jelas, terang-benderang)

jamaknya 'nahjaatun wa nujuhun wa nuhuu-jun, 'Thariqun nahjatun' atau sabilun manhajun

sama artinya 'wadhihuhu' (meneranginya). Manhaj dengan Minhaj adalah sama artinya. Jika

dikatakan 'anhajuth-thariq', maka artinya 'wadhaha wastabaana wa shara nahjan wadhihan

bayyinan (dijelaskan, diterangi, diterangi dengan jelas). Dan Al-Manhaj/Al-Minhaj artinya

'ath-thariqan al-Wadhihah' (jalan yang terang- benderangl metode yang jelas).

Demikian pula, ahli-ahli bahasa lainnya mengartikan manhaj sebagai thariqan wadhihan

(jalan yang terang). Di antara mereka adalah Imam ar-Radzi dalam Mukhtasar Ash-Shihah,

74

Page 75: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

Fairuzzabadi dalam al-Qamus al-Muhith, Ibnu Faris dalam Mujam Muqayisul Lughah,

al-jauhari dalam Ash-Shihah Tajul Lughah, Farid Wajdi dalam Dairah Maariful Qur'an dan

lain-lainnya. Sementara Abdul Fattah Hadhor mengartikan manhaj sebagai "Seni

penyusunan yang bernas (sahih) untuk merumuskan susunan pemikiran-pemikiran yang

bijak".

Maka dengan demikian, pengertian manhaj menurut al-Qur'an, al-Hadits ataupun

bahasa, mengandung maksud, metode dalam merealisasikan sesuatu. Jika dikatakan

manhaj al-Qur'an, maka mengandung pengertian metode yang ditempuh dalam

merealisasikan/menjelaskan al-Qur'an.

KESIMPULAN PENGERTIAN MANHAJ QUR'ANI

Pada pembahasan ini, yang dimaksudkan dengan manhaj Qur'ani adalah jalan, cara

atau metode yang telah ditempoh Rasulullah s.a.w. dan para Sahabat dalam merealisasikan

al-Qur'an serta perintah-perintah Allah, di dalam kehidupan mereka, baik sebagai individu,

keluarga, masyarakat dan pemerintah.

Jadi manhaj Qur'ani adalah manhaj (metode) yang diturunkan Allah s.w.t. kepada Nabi

Muhammad s.a.w. bersamaan dengan turunnya al-Qur'an ke muka bumi ' Manhaj al-Qur'an

berfungsi sebagai metode dalam merealisasikan ajaran yang terkandung di dalam al-Qur'an

Karim dengan syari'atnya yang sempurna.

Al-Qur'an yang mengandung ajaran-ajaran sempurna, membicarakan seluruh aspek

kehidupan umat manusia dengan teori-teori suci yang dibawanya secara global kepada umat

manusia, mutlak memerlukan pedoman nyata dalam pelaksanaannya. Mungkin dapat diba-

yangkan, bagaimana jadinya jika Allah s.w.t. hanya menurunkan al-Qur'an tanpa pedoman

pelaksanaannya - dari mana memulai pengamalan ajarannya yang sangat kompleks itu - dan

pasti akan membingungkan mereka karena tidak mengetahui susunan sistematikanya.

Maka pedoman pelaksanaan al-Qur'an inilah yang dimaksudkan dengan manhaj

al-Qur'an. Pedoman ini akan menjelaskan dari mana harus memulai penerapan ajaranajaran

al-Qur'an, peringkat pelaksanaannya, sistemnya, susunannya, bagian-bagiannya dari awal

75

Page 76: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

hingga akhir dan lain-lain hal yang menyentuh realisasi al-Qur'an di muka bumi. Manhaj

al-Qur'an inilah, yang diterapkan Rasulullah s.a.w. kepada para Sahabatnya dalam

merealisasikan teori-teori al-Qur'an yang turun kepadanya dengan peringkat-peringkatnya

yang unik sehingga al-Qur'an terbentuk dalam peribadi mereka dan mereka menjadi

"al-Qur'an hidup."

Maka jelaslah manhaj al-Qur'an adalah jalan atau metode memindahkan ajaran al-Qur'an

dari alam teori ke alam nyata, di dalam kehidupan umat manusia. Rasulullah s.a.w. dan para

Sahabatnya telah berhasil dengan amat gemilang menerapkan manhaj al-Qur'an ini di dalam

kehidupan mereka dan merealisasikan ajaran al-Qur'an, sehingga mereka menjadi manusia

utama, sebaik-baik umat di muka bumi ini. Mereka memahami benar cara menerapkan

al-Qur'an ke alam nyata - dari mana memulainya dan peringkat-peringkatnya. Mereka

benar-benar mengikuti manhaj al-Qur'an yang diturunkan Allah s.w.t. melalui utusan-Nya,

Nabi Muhammad s.a.w. Mereka mengikuti dengan penuh kesungguhan dan tersistematik

manhaj al-Qur'an yang diajarkan Rasulullah s.a.w. dengan peringkat-peringkatnya. Mereka

tidak akan melampaui peringkat-peringkat itu sebelum diperintahkan Allah s.w.t. menuju ke

peringkat yang lain. Mereka bagaikan tentara yang amat patuh kepada jendralnya,

melaksanakan dengan penuh ketaatan apa pun juga yang diperintahkan kepada mereka.

Mereka tidak akan meminta tambaban perintah sebelum perintah yang terdahulu mereka

amalkan. Mereka sangat menyakini, manhaj al-Qur'an adalah manhaj yang tersempurna, ter-

baik dan terunggul, karena ia diturunkan dari Allah Yang Maha Sempurna.

Mereka yakin Allah s.w.t. telah menjadikan mereka sebagai umat teladan terbaik

sepanjang masa, dan Allah s.w.t. berkenan berhubungan dengan mereka melalui wahyu

yang diturunkan kepada Rasul-Nya, dan tiadalah kemuliaan tertinggi bagi mereka yang

melebihi karunia ini. Allah Maha Pencipta berkenan berhubungan dengan mereka lalu

mengajarkan hal-hal terbaik demi kebaikan mereka. Allah s.w.t. telah berkenan mengatur

mereka secara langsung dengan manhaj-Nya, manhaj al-Qur'an yang telah menjadikan

mereka generasi-generasi agung sepanjang masa.

76

Page 77: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

Namun berbeda halnya dengan generasi-generasi sesudah mereka, yang melalaikan

manhaj al-Qur'an yang unik ini. Walaupun al-Qur'an yang diturunkan kepada generasi

terdahulu masih tetap utuh di tangan mereka namun mereka tidak mencapai taraf

keagungan sebagaimana generasi terclahulu. Bahkan sejarah membuktikan mereka adalah

generasi yang menyimpang dari jalan generasi terdahulu mereka. Mereka menggunakan

kekuasaan untuk kepentingan peribadi dan keluarganya, menindas penegak-penegak kea-

dilan sejati karena cita-cita duniawi dan seribu satu penyimpangan yang tidak pernah dikenal

generasi terdahulu mereka. Hal ini terjadi, karena mereka tidak menerapkan al-Qur'an

menurut manhajnya sebagaimana generasi Rasulullah s.a.w. dan para Sahabat yang telah

mengikuti semua tingkatannya dengan cemerlang. Generasi ini mengadopsi manhaj-manhaj

asing ke dalam al-Qur'an, yang telah menghasilkan generasi-generasi yang kualitasnya jauh

di bawah standar al-Qur'an yang menghendaki generasi-generasi agung berjiwa Khalifatullah

dan Abid.

Mereka telah memperlakukan al-Qur'an sebagai objek pengetahuan yang diulas panjang

lebar dengan perincian-perincian yang rumit, sehingga menghasilkan pemahaman al-Qur'an

yang asing, bahkan menyimpang jauh dari kehendak manhaj al-Qur'an. Akibatnya lahirlah

generasi-generasi asing pula, yang jauh berbeda dari generasi agung terdahulu yang lahir

dari manhaj al-Qur'an yang murni dan asli, yang tidak tercemar manhaj-manhaj manusiawi

sebagaimana telah dibuktikan sejarah. Kemurnian manhaj al-Qur'an dengan nilai Ilahiahnya

mutlak dipertahankan, tidak dapat diubah-ubah menurut selera manusia, karena metode ini

adalah konsep terunggul yang diturunkan Allah Yang Maha Mengetahui dengan Ilmu-Nya

Yang Maha Sempurna.

Manhaj generasi pasca-Sahabat yang menjadikan al-Qur'an sebagai objek pengetahuan

belaka harus diluruskan, karena dengan menerapkan al-Qur'an di dalam kehidupan nyata,

secara otomatis pasti akan menghasilkan perbendaharaan pengetahuan juga sebagaimana

yang dialami generasi Sahabat. Mereka menerapkan al-Qur'an di dalam kehidupan nyata

mereka, lalu mendapat segala-galanya: pengetahuan, kekayaan dan kekuasaan.

77

Page 78: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

Namun bukan itu semata-mata tujuan manhaj Qur'ani. Sebaliknya untuk mewujudkan al--

Qur'an ke alam nyata, sehingga lembaran-lembaran al-Qur'an itu nuzul pada manusia, hidup

dan berperanan aktif di tengah-tengah kehidupan umat manusia yang akan mengarahkan

mereka menjadi umat terbaik. Ini bukannya berarti penafian terhadap segala perbendaha-

raan ilmu dan pengetahuan yang telah dicapai generasi terdahulu dengan segala

kegemilangannya, namun sebagai pelengkap sehingga al-Qur'an dan manhajnya tegak

kembali, melahirkan generasi agung sepanjang masa, sebagaimana generasi terdahulu.

Generasi Rasulullah s.a.w. dan para Sahabat berhasil menuju kegemilangan karena

mereka memahami benar hakikat manhaj al-Qur'an, kemudian menerapkannya di dalam

kehidupan mereka. Sebaliknya generasi sesudah mereka berpaling dari manhaj al-Qur'an

dan menciptakan manhaj-manhaj baru. Maka logikanya, jika kaum Muslimin hari ini ingin

mendapatkan kembali kegemilangannya sebagaimana generasi terdahulu, mereka harus

kembali menerapkan manhaj yang telah diterapkan generasi terdahulu, manhaj yang telah

menjadikan mereka gemilang, manhaj al-Qur'an yang diturunkan bersama al-Qur'an, dan

dipraktikkan Rasulullah s.a.w. dan para Sahabatnya, manhaj yang masih tersimpan utuh

bersama al-Qur'an sampai hari ini.

HUKUM MENGIKUTI MANHAJ AL-QUR'AN

Sebagai makhluk Allah s.w.t. yang diberi akal, manusia berhak untuk berfikir dan

bertanya mengenai kehidupannya. Apalagi telah diciptakan sebagai khalifah, wakil Pencipta

yang akan mengelola alam ini dengan sebaik-baiknya, memimpin menuju kesejahteraan.

Maka adalah wajar jika timbul pertanyaan di dalam benaknya haruskah dia mengikuti

panduan hidup yang diturunkan Allah s.w.t. kepadanya? Wajibkah manusia mengikuti

metode al-Qur'an yang diturunkan kepada generasi yang terdahulu sebagai metode yang

harus diterapkan, dan pertanyaan lain-lain lagi.

78

Page 79: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan semacam ini, harus dilakukan pendekatan

secara akliyah (rasional) dan naqliyah (dalil-dalil wahyu).

Dalil Akliyah (Rasional) Penerapan Manhaj AI-Qur'an

Manusia adalah salah satu makhluk Allah yang diciptakan awalnya dari saripati tanah,

kemudian dari segumpal darah, diperkuat dengan tulang-belulang, akhirnya dia lahir ke

muka bumi dari rahim ibunya. Semua manusia yang lahir awalnya adalah lemah, tidak dapat

mendengar, tidak melihat, bahkan tidak mampu berbuat sesuatu. Dia lahir tidak mengetahui

apa-apa, bodoh sama sekali. Dengan rahmat Allah, sejak bayi manusia mulai diajar Allah

s.w.t. melalui berbagai bentuk perantaraan di alam ini dan ada juga secara langsung. Dalam

perjalanan hidupnya, manusia meningkat dari tidak tahu, menjadi tahu sedikit demi sedikit

menurut kadar kemampuan akalnya; kemampuannya untuk menerima ilmu-ilmu yang telah

diturunkan Maha Pencipta. Dalam mengarungi kehidupannya yang serba tidak pasti,

manusia belum tahu apa yang harus diperbuatnya, kemudian dia mengadakan

penelitian-penelitian dan percobaan-percobaan dan sebagainya untuk mencari jawaban

kepada segala kemusykilannya yang dialaminya. Sebagai contoh, manusia generasi

pertama, Qabil, anak Adam a.s., setelah membunuh saudaranya, menjadi bingung tidak tahu

apa yang harus dilakukannya terhadap saudaranya yang sudah mati. Kemudian dia diajar

oleh Allah s.w.t. melalui perantaraan burung gagak.

Demikianlah manusia mendapat pengetahuan sedikit demi sedikit, dan para generasi

sesudahnya meneladani apa yang telah dilakukan generasi terdahulu mereka. Kini banyak

pengalaman manusia terdahulu yang telah dijadikan pedoman dan teladan dalam

melaksanakan suatu perkara. Namun adalah wajar apabila manusia ingin meneladani

generasi terdahulu, mereka perlu mengetahui hakikat keujudan suatu perkara itu. Bahkan

mereka harus meneladaninya jika perkara itu sudah dapat dipertanggungjawabkan

kebenarannya karena dengan demikian mereka tidak perlu lagi mencari-cari pengetahuan

baru tentang masalah yang sama. Mereka hanya perlu mengembangkan pengetahuannya

yang sudah ada. Ini adalah cara berfikir yang sangat logis.

79

Page 80: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

Misalnya, seseorang yang sangat ahli di dalam suatu masalah, dan dapat

dipertanggungjawabkan keahliannya dengan berbagai cara dan metode, telah merumuskan

suatu teori dengan cermat serta terbukti kebenarannya, apakah teori tersebut akan ditolak

begitu saja? Tentulah tidak! Maka adakah di alam raya ini, yang lebih mengetahui segala

sesuatu kecuali Maha Pencipta Alam Raya ini? Adakah yang lebih mengetahui hakikat

manusia dan keujudannya selain Pencipta manusia itu? Adakah yang lebih hebat dalam

merancang program kehidupan alam dan manusia selain Yang Maha Mengetahui segala

sesuatu? Adakah yang lebih baik menciptakan teori-teori tentang kehidupan selain Pencipta

kehidupan itu sendiri? Tentu akal waras akan mengatakan Maha Penciptalah yang Maha

Mengetahui tentang ciptaan-Nya dari ciptaan-Nya terhadap diri mereka sendiri.

Jika Maha Pencipta manusia Yang Maha Mengetahui merumuskan teori-teori untuk

kebaikan manusia, untuk kemakmurannya, kebahagiaannya dan kesejahteraannya, maka

adakah teori yang lebih hebat dari teori-Nya? Adakah teori-teori manusia yang serba

terbatas ini lebih hebat dan lebih benar dari teori Maha Pencipta Yang Maha Mengetahui?

Akal sehat pasti akan menyatakan Maha Penciptalah yang jauh lebih unggul dalam segala

hal dari ciptaan-Nya.

Maka demikian pula halnya dengan metode kehidupan manusia. Bukankah Allah s.w.t.

melalui utusan-Nya, Nabi Muhammad s.a.w. telah menurunkan petunjuk bagi kehidupan

manusia, agar manusia dapat hidup sebagai pemimpin makhluk di muka bumi? Metode Ilahi

yang telah terbukti kebenarannya berabad-abad, mengalahkan segala bentuk teori

manusiawi; apapun bentuk dan namanya. Adalah kesalahan yang amat besar jika manusia

tidak mau mengambil metode Ilahi ini sebagai petunjuk jalannya, sebaliknya mencari metode

lain ciptaan manusia dengan segala kelemahan dan keterbatasannya.

Manusia dengan kekuatan akalnya, wajar sekali membandingkan teori-teori dan

metode-metode manusiawi dengan metode Ilahi; baik kandungannya, hakikatnya,

kebijaksanaannya, pengaruhnya terhadap manusia dan lainnya. Adalah wajar

membandingkan tokoh penggeraknya masing-masing, masyarakat yang dihasilkannya dan

80

Page 81: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

kesannya terhadap perkembangan peradaban umat manusia dan alam. Bandingkan semua

itu dan mereka akan dapat menilai manakah yang lebih unggul dari berbagai aspek.

Metode al-Qur'an telah melahirkan tokoh seperti Nabi Muhammad s.a.w. dan

pemimpin-pemimpin umat sesudahnya, pemimpin-pemimpin agung yang diakui dunia

kebesarannya dan telah melahirkan masyarakat Islam, masyarakat utama dan ideal yang

pernah wujud di muka bumi ini. Demikian pula kandungan risalah yang diajarkannya, sampai

kini belum ada yang dapat menandinginya. Namun cobalah teliti metode-metode manusiawi

itu. Lihatlah tokoh-tokohnya dengan cermat, kehidupannya, kebajikannya ataupun

penyelewengan-penyelewengannya. Pemimpin-pernimpin komunis senantiasa menyerukan

slogan "sama rata sama rasa", namun merekalah orang yang pertama sekali menikmati

kemewahan di antara penderitaan dan kesengsaraan para pengikut setianya, menggantikan

borjuis lama yang ditumbangkannya, menduduki dan meneruskan kemewahannya dengan

alasan revolusi, membentuk golongan elit baru yang memiliki kekuasaan mutlak. Demikian

pula halnya dengan metode-metode manusiawi lainnya. Masyarakat kapitalis adalah

masyarakat yang individualistik dan eksploitatif, yang memeras tanpa belas kasih dengan

semboyannya "dengan modal sekecil-kecilnya untuk mendapatkan keuntungan

sebesar-besarnya", telah melahirkan golongan masyarakat penindas yang tidak

berperi-kemanusiaan.

Cobalah amati dengan teliti di antara seluruh metode tersebut, manakah yang lebih

unggul? Maka tidak ada keraguan sedikitpun bahwa metode al-Qur'an dengan ciri khasnya

yang unik telah dan akan terus mengatasi sernua metode manusiawi itu, sebagaimana Allah

s.w.t. telah menetapkannya:

Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk (al-Huda) dan Din

Al-Haq untuk dimenangkannya atas Din seluruhnya walaupun orang-orang Musyrik tidak

menyukainya. (Q61:9)

Maka yang demikian adalah tepat sekali bagi manusia yang diciptakan oleh Yang Maha

Mengetahui, mengembalikan segala urusan mereka kepada Yang Maha Mengetahui, karena

81

Page 82: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

hanya Dia-lah yang mengetahui dengan pasti, fitrah manusia yang telah diciptakan-Nya.

Manusia wajib mengikuti segala petunjuk yang telah diturunkan-Nya untuk mencapai

kebahagiaan sejati dalam mengarungi kehidupan dunia yang penuh dengan tantangan ini.

Tidak seorangpun, atau makhlukpun yang lebih mengetahui keadaan manusia, kecuali Yang

Maha Pencipta. Manusia adalah makhluk unik yang kompleks yang hanya diketahui

rahasianya oleh Allah s.w.t. saja, Sang Penciptanya.

Oleh sebab itu sekiranya manusia ingin mencapai kesempurnaan dan kebahagian sejati

di dalam kehidupannya; tidak ada jalan lain,kecuali harus mengikuti metode (manhaj) yang

telah dirumuskan Maha Penciptanya. Hanya inilah jalan mutlak satu-satunya. Hanya dengan

mengikuti metode Allah s.w.t., manusia akan terangkat martabatnya dari 'hamba hina'

sesama makhluk menjadi khalifah, wakil Allah yang akan memimpin alam ini.

Maka orang-orang yang memiliki akal waras dan mau mempergunakan akalnya dengan

baik, pasti tidak akan mengambil segala bentuk metode manusiawi dengan segala

kelemahannya. Mereka pasti hanya akan mengambil metode yang datangnya dari Yang

Maha Sempurna, yang telah menciptakan segala sesuatu di alam ini, kemudian dengan

kasih sayang-Nya diberikan petunjuk agar tercapai cita-cita manusia - kebahagiaan dan

kesejahteraan di dunia dan di akhirat kelak.

Dalil Naqli Penerapan Manhaj Al-Qur'an

Orang-orang yang telah mengikrarkan dirinya sebagai mukmin, diwajibkan tunduk

dan patuh kepada peraturan-peraturan Allah dan Rasul-Nya. Tidak ada pilihan lain bagi

mereka kecuali mengikuti seluruh yang diperintahkan Allah s.w.t. dan Rasul-Nya, karena

inilah pengertian mukmin yang dikehendaki Islam, sebagaimana Allah s.w.t. telah berfirman:

Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah kamu mengikuti

pemimpin-pemimpin selain-Nya..(Q7:3)

82

Page 83: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

Dan ikutilah apa yang diwahyukan kepadamu dari Tuhanmu, dan sesungguhnya Allah Maha

Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q3 3:2)

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu semua dalam Islam secara keseluruh annya

dan janganlah kamu turuti langkah-langkah syaitan, sebab ia musuhmu yang nyata. (Q2:208)

Hai orang-orang yang beriman, terimalah ajakan Allah dan Rasul-Nya yang menyeru kamu

kepada apa yang menghidupkan kamu...(Q8:24)

Hai orang-orang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya...(Q4 7:3 3)

Ayat-ayat di atas dengan tegas dan jelas memerintahkan orang-orang yang beriman agar

mengikuti semua yang diajarkan Allah s.w.t. dan Rasul-Nya. Salah satu ajaran Allah dan

Rasul-Nya adalah manhaj (metode/cara) dalam merealisasikan perintah-perintah yang akan

membimbing mereka menuju kemenangan. Maka dengan demikian, mengikuti manhaj

(metode/cara) yang diturunkan Allah s.w.t. dan Rasul-Nya adalah mutlak, sebagaimana

mutlaknya mengikuti ajaran Islam yang lainnya, sebagaimana ditegaskan Sayyid Qutb dalam

Maalim Fi al-Thariq:

"Manhaj (metode) dalam Islam sama dengan hakikat (kenyataan). Keduanya tidak dapat

dipisahkan. Setiap manhaj yang asing pada akhirn.ya tidak mungkin dapat menegakkan

(mewujudkan) Islam. Manhaj-manhaj asing mungkin dapat mewujudkan sistem-sistem yang

bersifat manusiawi, tetapi tidak mungkin untuk dapat mewujudkan manhaj kita. Maka

berpegang teguh kepada manhaj (metode) itu adalah sama pentingnya dengan berpegang

teguh kepada akidah, dan seperti berpegang teguh kepada sistem dalam setiap gerakan

ajaran Islam.

CIRI KHAS METODE AL-QUR'AN

83

Page 84: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

Proses pembinaan dan pembentukan generasi Islam terdahulu tidak dapat dipisahkan sama

sekali dari metode yang diterapkan al-Qur'an. Metode tersebut sengaja disusun dan

diprogram untuk keperluan manusia sepanjang masa, baik dia seorang Arab, Parsi, Eropa,

Cina, Melayu atau lainnya. Pada dasarnya manusia adalah sama dari segi ciri-cirinya.

Ciri-ciri dasar inilah yang dibentuk dan dipimpin metode al-Qur'an agar manusia mengetahui

hakikat hidup dan kehidupannya, hubungan antara dirinya dengan Tuhan Penciptanya,

sesama manusia serta seluruh makhluk lainnya.

Metode al-Qur'an memerlukan tahap-tahap tertentu untuk melahirkan generasi Islam

yang akan menjadi teladan sepanjang masa. Metode al-Qur'an bukan sekedar teori untuk

dipelajari dan dihafal serta dibincangkan saja. Sekiranya Allah s.w.t. menghendaki al-Qur'an

menjadi perbendaharaan ilmu saja, tentu al-Qur'an tidak akan diturunkan dalam tempo masa

23 tahun - tentu diturunkan 30 juz sekaligus - kemudian manusia dibiarkan menelaahnya

sendiri dari pelbagai bidang ilmu, sehingga ilmu al-Qur'an memenuhi kepala mereka dan

mereka menjadi pakar-pakar al-Qur'an yang handal, yang dapat menjelaskan

maksud-maksud al-Qur'an tersebut secara terperinci, sehingga tidak mampu difaharni oleh

masyarakat awam.

Namun bukan itu yang dikehendaki metode al-Qur'an. Al-Qur'an diturunkan

beransur-ansur sesuai dengan keperluan dan tahap pembinaan generasi al-Qur'an yang

selanjutnya melahirkan masyarakat Islam. Dan al-Qur'an itu telah Kami turunkan dengan

beransur-ansur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami

menurunkannya bagian demi bagian.(Q1 7:106)

Metode al-Qur'an adalah metode yang telah digariskan Allah s.w.t. untuk membentuk

generasi yang akan mewakili-Nya memimpin dan mengarahkan alam menurut kehendakNya,

bukan hanya sekedar melahirkan ulama penghafal teks kitab-kitab kuning ataupun

intelektual-intelektual yang hanya pandai berbicara tentang ilmu al-Qur'an. Namun Allah

s.w.t. menghendaki agar al-Qur'an terwujud di dalarn realitas kehidupan sehari-hari, bukan

sekadar untuk dihafal dan dipelajari saja, apalagi sekedar untuk dilagukan dan

84

Page 85: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

dipertandingkan. Akan tetapi al-Qur'an hendaklah terwujud di dalam individu, selanjutnya di

dalam keluarga dan masyarakat dengan segala aspek kehidupannya.

Itulah sebabnya Allah Yang Maha Mengetahui dengan metode-Nya membentuk generasi

yang dikehendaki-Nya dalam tempo 23 tahun, bermula dari hal-hal fundamental dalam

kehidupan manusia sampai masalah-masalah kemasyarakatan lainnya agar al-Qur'an

tertanam di dalam dada dan dijadikan sebagai sistem dalam realitas kehidupan. Ini

memerlukan tahap-tahap yang panjang sehingga terbentuknya pernimpin dunia yang

mewakili Allah di muka bumi ini.

Berkatalah orang-orang yang kafir: "Mengapa al-Qur'an itu tidak diturunkan kepadanya sekali

turun saja?"; demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami

membacakannya bagian demi bagian.(Q25:32)

TAHAP-TAHAP METODE AL-QUR'AN

Tahap metode al-Qur'an secara global dibedakan menjadi metode al-Qur'an Makkiyah dan

metode al-Qur'an Madaniah. Metode al-Qur'an Makkiyah adalah metode yang diterapkan

Allah s.w.t. di dalam al-Qur'an untuk membina dan membentuk generasi Islam ketika mereka

berada pada fase Makkah. Manakala metode al-Qur'an Madaniah adalah metode yang

diterapkan Allah s.w.t. di dalam al-Qur'an untuk membentuk generasi Islam ketika mereka

berada pada fase Madinah.

Kedua metode ini memiliki ciri khas masing-masing dengan penekanan, sasaran, tujuan

dan fase yang khusus dan berbeda. Kedua metode ini terpisah, tidak dapat dicampur aduk

sesuka hati. Tahapan-tahapan di dalamnya tersusun rapi.

Ciri Metode AI-Qur'an Makkiyah

85

Page 86: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

Al-Qur'an Makkiyah dengan ciri khasnya diturunkan dalam tempo 13 tahun dan

membicarakan persoalan yang sangat fundamental bagi kehidupan manusia. Dalam tempo

tersebut, hanya membicarakan satu persoalan besar yang terus diulang-ulang dengan

bahasa dan pendekatan berbeda. Al-Qur'an Makkiyah hanya membicarakan masalah

akidah, masalah Ketuhanan Allah dan Kehambaan manusia serta hubungan di antara

keduanya yang terlambang di dalam kalimah La ilaha illallah.

La ilaha illallah tidak hanya bermakna sempit; "tiada Tuhan selain Allah" saja. La ilaha

illallah adalah proklamisi menyeluruh seorang hamba untuk mengangkat Tuan di atas segala

tuan, membebaskan diri sepenuhnya dari tuan-tuan selain Allah s.w.t. Penghambaan menye-

luruh manusia kepada Allah s.w.t. tidak akan menyekutukan penghambaannya kepada

sesuatu pun. Allah s.w.t. adalah satu-satunya Tuan yang paling ditaati, dicintai dan ditakuti,

tempat manusia memperhambakan diri dalam, segala bentuk kehidupannya. Seluruh tujuan

dan orientasi kehidupannya semata-mata untuk memperhambakan dirinya kepada Allah

yang memiliki alam.

La i1aha illallah adalah pernyataan manusia untuk menjadikan Allah s.w.t. sebagai

Penguasa dan Pemerintah mutlak yang mengatur seluruh kehidupannya dan menyingkirkan

sejauh-jauhnya penguasa dan pemerintah selain-Nya, baik dia seorang dukun, raja, tokoh

bangsawan, tokoh agama, pemuka adat ataupun pemerintah dan penguasa. Hanya Allah

s.w.t. yang paling berhak menentukan segala bentuk perundangan, hukum peraturan dan

segala ketetapan. Penguasa dan pemerintah selain-Nya harus dilucuti dari hak-hak yang

bukan miliknya dan menerima segala yang telah diputuskan-Nya tanpa bantah, karena

Dialah Penguasa Tertinggi yang memiliki kekuasaan mutlak yang paling berhak memutuskan

segala sesuatu. Seluruh peraturan hidup yang tidak datang dari-Nya harus disingkirkan.

La ilaha illallah bermakna hanya Allah s.w.t yang menjadi Tuhan, Rabb

(Pendidik/Pemelihara), Pengatur Kehidupan, Penguasa dan Pemerintah. Hal ini wajib di-

percayai dalam hati nurani, diperlihatkan di dalam ibadah dan dinyatakan dalam bentuk

hukum pada kehidupan seharian. Manusia tidak berhak memutuskan sendiri apa pun di

dalam kehidupannya. Mereka wajib kembali kepada peraturan dan hukum Allah mengambil

86

Page 87: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

semua bentuk peraturan tentang kehidupannya dari sumber asalnya, dari yang

menyampaikannya kepada manusia, yaitu Nabi Muhammad s.a.w. yang terlambang di dalam

kalimah syahadat kedua, Muhammad Rasulullah, Muhammad Utusan Allah.

Makna akidah seperti ini difahami benar oleh bangsa Arab. Itulah sebabnya mereka,

terutama pemuka-pemuka suku melancarkan serangan yang sangat dahsyat untuk

menghapuskan akidah ini dan para penyerunya. Para pemuka ini menyadari jika akidah ini

tegak, mereka akan kehilangan hak-hak istimewa yang telah diwarisi turun temurun karena

akidah ini menghapuskan hak kebangsawanan dan status sosial. Seluruh manusia adalah

sama di sisi akidah ini; tidak ada keistimewaan bangsawan dari budaknya, tidak ada

kelebihan Arab, Parsi, Rom dari Habsyah. Yang membedakannya adalah pemahaman dan

amalan mereka terhadap akidah ini.

Semua hak untuk memerintah dan membuat peraturan hidup akan dilucutkan,

dikembalikan kepada yang memiliki hak mutlak yaitu Allah s.w.t. Seluruh tradisi nenek

moyang yang diagungkan dari generasi ke generasi harus dimusnahkan, diganti dengan

tradisi yang berdasarkan akidah ini. Kebanggaan kaum yang selama ini menjadi kehormatan,

harus dikuburkan dan diganti dengan kebanggaan memeluk akidah ini. Namun yang paling

dikhuatiri para pemuka itu adalah apabila tegak akidah ini, seluruh berhala jahiliyah yang

berabad-abad disembah dan dipuja wajib dihancurkan, karena akidah tidak menghendaki

hadirnya tuhan-tuhan selain dari Allah Yang Maha Tunggal.

Itulah sebabnya, para pemuka itu pun mengerahkan seluruh tenaga dan kemampuan

mereka untuk menghancurkan akidah ini dan para penyerunya. Mereka tidak pandang bulu,

hatta keluarga dekatpun ditindas dan dibunuh dengan cara yang amat keji. Peristiwa

penindasan dan pembunuhan keluarga Ammar bin Yasir adalah contoh nyata. Ayah dan

ibunya rela menjadi syuhada untuk mempertahankan akidahnya. Darah harum mereka telah

menyuburkan dakwah dan penyebaran akidah ini.

Peristiwa-peristiwa seperti ini akan berlanjut terus sampai akidah ini menemui

kejayaannya. Keadaan seperti ini akan terus berulang sampai bumi ini berhenti berputar. Di

mana muncul generasi Islam seperti Rasulullah s.a.w., keluarga Ammar dan para Sahabat,

87

Page 88: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

pasti akan muncul pula penentang-penentangnya seperti Abu Jabal, Abu Lahab dan

kakitangannya yang siap menindas penegak akidah ini. Ini sudah Sunnatullah sejak akidah

ini dibawa pertama kali oleh Adam a.s.; setiap penegak akidah pasti akan ditentang dengan

hebat, diusir dan dibunuh. Kejadian seperti ini adalah salah satu fase tahap al-Qur'an

Makkiyah yang wajib dilalui oleh mereka yang hendak mencapai ketinggian akidah, karena

jalan ini adalah jalan yang penuh kesusahan yang memerlukan pengorbanan.

Mengapa metode al-Qur'an menghendaki jalan sukar lagi berbahaya dan memakan

waktu panjang untuk membina generasinya? Bukankah ada banyak lagi jalan yang lebih

realistik dan konsepsional? Bukankah bangsa Arab telah sepakat untuk mengangkat

Rasulullah s.a.w. sebagai pemimpin mereka dengan syarat tidak mendakwahkan akidah ini?

Syarat itu boleh saja diterima untuk sementara waktu dan setelah Rasulullah s.a.w. kuat dan

berkuasa mengendalikan bangsa Arab, barulah beliau mengarahkan manusia menuju akidah

ini dengan kekuasaan yang ada padanya. Rasulullah s.a.w. dan para pengikutnya tidak perlu

bersusah payah dan menderita akibat menentang arus masyarakat jahiliyah dalam

mendakwahkan akidah ini. Bukankah ini jalan yang sangat bijaksana, menghindari

kesusahan namun misinya tetap tegak dalam tempo masa yang singkat?

Sama halnya dengan mereka yang menyatakan: Mengapa metode al-Qur'an tidak

memulai langkah perjuangannya dengan aktivititas sosial kemasyarakatan ataupun ekonomi.

Bukankah ini sangat penting artinya dalam mendukung suatu gerakan? Bagaimana mungkin

sesuatu gerakan dapat berjalan, jika tidak ada dukungan masyarakat dan dukungan ekonomi

yang kuat? Atau sama haInya dengan mereka yang menyatakan: kenapa tidak dimulai de-

ngan persiapan-persiapan ketentaraan yang kuat agar seluruh manusia bertekuk lutut

kepadanya. Atau Rasulullah s.a.w. yang terkenal sebagai al-Amin, dipercaya dan dihormati,

menyerukan nasionalisme Arab, dengan demikian banyak suku-suku besar dan kuat akan

menyertainya. Setelah semua itu berhasil, barulah Rasulullah s.a.w. menanamkan akidah ini

sebagaimana diperintahkan Allah s.w.t. Menurut akal, tentu akan mendapat sambutan baik

karena diserukan oleh tokoh masyarakat, tokoh ekonomi, tokoh ketentaraan ataupun tokoh

88

Page 89: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

nasionalisme. Maka generasi itu tidak perlu lagi bersusah payah menanggung penderitaan.

Semua itu sangat mudah dilakukan oleh seorang besar seperti Muhammad Rasulullah s.a.w.

Namun wujudnya metode al-Qur'an tidak menghendaki jalan yang mudah itu. Metode ini

menghendaki dan memilih jalan sukar lagi berbahaya dan memerlukan masa panjang.

Memulai langkah awaInya adalah dengan menegakkan kalimat La ilaha illallah, ajaran yang

sangat dibenci oleh bangsa Arab, yang mengakibatkan kesusahan, kesempitan dan

penderitaan, bahkan pembunuhan serta peperangan.

Allah Yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana, dengan metode yang digariskan

menghendaki lahirnya generasi-generasi utuh yang ditempa dengan kesusahan dan

dibesarkan dalam penderitaan. Generasi yang dididik seperti inilah yang akan mampu

memikul beban berat melengkapi dan menyempurnakan ajaran Islam nantinya. Allah s.w.t.

tidak menghendaki ajaran tinggi ini dianut dan diperjuangkan oleh generasi oportunis yang

manja, bermentalitas lemah akibat berkumpulnya kekuasaan dan kesenangan material.

Begitulah Allah s.w.t. tidak menghendaki generasi yang berjiwa tirani yang haus kekuasaan,

yang akan menggantikan para tirani sebelumnya.

Persoalan besar ini, akidah La ilaha illallah Muhammad Rasulullah dengan segala

pengertian logisnya diterjemahkan dengan indahnya ke dalam kehidupan para generasi

Islam terdahulu. Al-Qur'an Makkiyah tidak pernah melampaui persoalan ini kepada

persoalan-persoaIan lainnya, sampai terbentuk pasti generasi yang bersedia memikul beban

tugas besar. Generasi yang berpegang teguh pada akidah ini dengan pemahaman yang se-

benarnya dan disertai pengamalan dan kesediaan menerima akibat penentangan dari

masyarakat jahiliyah yang menentangnya.

Al-Qur'an Makkiyah dengan tahapnya yang panjang, selama 13 tahun menghendaki

akidah ini menjadi fundamen bagi ajaran Islam keseluruhannya. Dengan dasar akidah inilah,

kemudian akan tertegak bangunan sosial, politik, pendidikan, ekonomi, budaya, peradaban,

sains, ketentaraan dan sistem kehidupan lainnya. Kehidupan manusia seluruhnya wajib

bersumber dari akidah ini. Akidah ini harus benar-benar kukuh untuk menopang bangunan

Islam yang merangkumi segala aspek kehidupan manusia. Inilah metode al-Qur'an Makkiyah

89

Page 90: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

dengan segala tahapannya yang wajib dilalui, diwujudkan dalam kehidupan nyata, bukan

sekadar dihafal sebagaimana teori dan perbendaharaan ilmu seperti ilmu Tauhid dan ilmu

Kalam yang dikenal selama ini.

Ciri Metode Al-Qur'an Madaniah

Al-Qur'an Madaniah, diturunkan selama 10 tahun adalah lanjutan dari al-Qur'an

Makkiyah. Pada fase ini dibicarakan bangunan keseluruhan ajaran Islam karena masyarakat

yang dibina atas akidah telah tegak dan oleh itu memerlukan peraturan-peraturan khusus di

dalam kehidupan bermasyarakatnya. Masa seperti itulah al-Qur'an Madaniah diturunkan

memenuhi keperluan masyarakat. Al-Qur'an Madaniah membicarakan masalah hukum,

peraturan bermasyarakat, sistem politik, ekonomi, ketentaraan dan sistern kehidupan

lainnya.

Pada keadaan seperti ini, sistem sosial secara menyeluruh sangat diperlukan untuk

menyempurnakan metode terdahulu. Bangunan Islam ini dapat terlaksana karena telah ada

sekumpulan masyarakat yang memiliki akidah dan menang mempertahankan akidahnya

dalam berinteraksi dengan masyarakat jahiliyah. Namun yang terpenting, mereka telah

bersedia secara mental maupun fisik untuk menerima sistem kehidupan ajaran Islam yang

dibawa al-Qur'an Madaniah dengan segala kesempurnaannya.

Al-Qur'an Madaniah tidak mungkin dapat terlaksana di dalam sekumpulan masyarakat,

jika al-Qur'an Makkiyah belum terwujud di dalam kehidupan nyata mereka. Kaum Muslimin

tidak terlalu perlu bersusah payah membahas al-Qur'an Madaniah dan menjelaskannya

secara terperinci satu demi satu sistemnya selagi belum ada masyarakat yang akan

menerapkannya di dalam kehidupan nyata mereka. Metode al-Qur'an tidak menghendaki

perbuatan seperti itu, karena tidak dilakukan oleh Rasulullah dan Sahabatnya. Metode

al-Qur'an ini perlu diterapkan dalam kehidupan nyata dan niscaya akan kelihatan hasil

semua itu dengan sendirinya, tanpa melalui perdebatan teoritis yang akan menambah

kebingungan dan kesesatan. Di sinilah letaknya keunikan metode al-Qur'an yang tidak dapat

dijangkau teori manusia dengan segala perbendaharaan ilmunya.

90

Page 91: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

Demikianlah wujudnya metode al-Qur'an yang telah melahirkan generasi baru, generasi

yang mampu memimpin dunia dan menghancurkan segala bentuk kejahiliyahan yang

sepatutnya direnungkan dalam-dalam, terutamanya oleh mereka yang terlibat secara

langsung membina umat.

Membina manusia yang berpegang teguh pada Islam secara menyeluruh memerlukan

waktu yang panjang dengan sistematika pembinaannya yang konprehensif. Generasi Islam

yang paripurna sebagaimana generasi Islam terdahulu tidak akan lahir, jika tidak digunakan

metode yang telah mereka gunakan untuk membentuk diri mereka. Generasi Islam

terdahulu, telah hidup bersama metode al-Qur'an, dibesarkan dalam metode al-Qur'an

dengan segala peringkat serta sukadukanya. Inilah satu-satunya jalan. Kaum Muslimin tidak

perlu mencari-cari metode yang tidak pernah dikenal Islam, karena metode itu hanya akan

membawa akibat buruk kepada perkembangan generasinya. Masyarakat Qur'ani yang

berharkat dan bermartabat, hanya dapat dilahirkan dengan metode yang telah diturunkan

Allah bersama al-Qur'an, manhaj Qur'ani, metode al-Qur'an.

BAB 6MASYARAKAT QUR'ANI BINAAN RASULULLAH

Sejarah telah membuktikan 15 abad silam telah lahir di muka bumi ini masyarakat yang

tidak pernah ada sebelumnya. Jikalaupun ada, belum pernah terkumpul sedemikian

banyaknya manusia-manusia agung dengan keunggulannya masing-masing pada satu

91

Page 92: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

waktu, di dalam sebuah kumpulan masyarakat yang tersusun indah. Masyarakat yang penuh

persaudaraan, kejujuran menjadi hiasan, mengutamakan keadilan, toleransi dijunjung tinggi,

perbedaan dijadikan rahmat, berharkat dan bermartabat. Masyarakat yang mencerminkan

kesempurnaan dan keagungan al-Qur'an, sehingga masyarakat ini menjadi mercusuar umat

manusia dan pengembangan peradaban. Mereka hidup, berjuang dan berinteraksi langsung

dengan masyarakat jahiliyah. Mereka adalah masyarakat agung yang telah menggoncang

dunia, memporak-perandakan segala bentuk jahiliyahan dan memimpinnya menuju

kedamaian abadi di bawah keridhaan Maha Pencipta Alam.

Masyarakat utama ini sebelumnya adalah sekelompok kecil suku bangsa di padang pasir

tandus, yang peradabannya terkebelakang dan tidak pernah diperhitungkan dalam arena

politik dunia. Mereka saling memerangi antara satu sama lain; yang kuat memperbudak yang

lemah. Mereka menyembah berbagai Tuhan yang diciptakan sendiri. Tindakan-tindakan

tidak bermoral merupakan pemandangan umum yang menjadi kebanggaan mereka.

Keadaan mereka berubah, ketika Maha Pencipta Alam menurunkan utusan-Nya, Nabi Mu-

hammad s.a.w. untuk mengeluarkan mereka dari kegelapan menuju cahaya, dari

kejahiliyahan menuju Islam. Berkat kesabaran dan ketekunan Rasulullah s.a.w., bangsa

yang lemah dan terbelakang ini dapat dipimpin menuju kebenaran hakiki. Segala bentuk

kemusyrikan, beliau gantikan dengan kalimat tauhid, "Tiada Ilah kecuali Allah" berpedoman

kepada panduan hidup yang telah ditetapkan oleh Allah Yang Maha Mengetahui.

Masyarakat baru ini lahir dari sistem pembinaan yang diajarkan al-Qur'an dengan

pendekatannya yang sangat khas. Mereka adalah masyarakat Qur'ani yang kelahirannya

ditunggu-tunggu para penegak kebenaran dan mencemaskan penegak kebatilan.

Masyarakat Qur'ani ini memiliki ciri-ciri khas yang sangat membedakan mereka dengan

masyarakat lainnya dahulu dan kini. Ciri-ciri khas ini telah menjadikan mereka masyarakat

utama yang tak tertandingi. Di antara ciri-ciri khas itu adalah menjadikan al-Qur'an sebagai

panduan hiclup, menerapkan al-Qur'an di dalam kehidupan nyata, menggantikan

kejahiliyahan dengan Islam dan membentuk masyarakat ideal.

92

Page 93: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

MENJADIKAN AL-QUR'AN SEBAGAI PANDUAN HIDUP

Masyarakat Qur'ani yang dibina Rasulullah s.a.w., hanya mau mengambil dari satu

sumber saja sebagai rujukan dalam segala aspek kehidupan mereka, yaitu al-Qur'an.

Sunnah Rasulullah adalah sebagian dari sumber utama itu. Sekiranya mereka menghadapi

suatu masalah, mereka akan segera kembali kepada al-Qur'an. Mereka akan merujuk

kepada al-Qur'an terlebih dahulu untuk segala urusan sebelum merujuk kepada

sumber-sumber lain. Mereka tidak akan terburu-buru mengerjakan sesuatu sebelum alQur'an

memerintahkannya dan mereka akan segera meninggalkan suatu urusan jika al-Qur'an

melarangnya.

Masyarakat ini menolak segala bentuk sumber selain al-Qur'an, walaupun pada saat

itu telah wujud ajaran-ajaran nabi sebelumnya ataupun filsafat-filsafat Yunani yang tetap

dijadikan rujukan sampai hari ini. Mereka tidak mau sumber-sumber utama pengambilan

selain al-Qur'an yang akan mewarnai kehidupan dan menguasai fikiran mereka, hatta kitab-

kitab terdahulu yang dibawa para nabi. Itulah sebabnya Rasulullah s.a.w. menegur Umar ibn

Khattab ketika mengetahuinya membaca lembaran Taurat dan bersabda dengan tegasnya:

"Demi Allah, seandainya Musa a.s. masih hidup di antaramu, maka niscaya dia pasti akan

mengikuti ajaranku." (HR. Abu Yala).

Rasulullah s.a.w. sebagai pembina utama masyarakat Qur'ani memang sengaja

membatasi sumber pengambiIan masyarakat utama ini hanya kepada al-Qur'an saja, agar

mereka tetap bersih dari pencemaran pemikiran dan pefahaman di luar al-Qur'an. Rasulullah

s.a.w. mengetahui sekiranya al-Qur'an dicampuadukkan dengan berbagai filsafa manusiawi

saat itu, maka umat binaannya akan mengalami kemunduran dan tidak akan mencapai

sasaran yang telah ditetapkan al-Qur'an.

Demikianlah kenyataannya, masyarakat yang dibina Rasulullah s.a.w. yang dibangun

hanya berpandukan konsepsi yang diajarkan al-Qur'an semata-mata telah menjadi

masyarakat agung sepanjang masa dengan segala keutamaan mereka. Sebaliknya

masyarakat sesudah mereka; yaitu ketika masyarakat ini mencampuradukkan al-Qur'an

dengan filsafat-filsafat manusiawi lainnya, pada saat itulah masyarakat ini mengalami

93

Page 94: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

kemunduran yang sangat drastis. Mereka telah kehilangan ruh al-Qur'an yang akan

menjadikan mereka manusia utama akibat bercampurnya al-Qur'an dengan filsafat dan

produk pemikiran manusiawi yang penuh dengan kekurangan dan tragedi.

Rasulullah s.a.w. membatasi sumber utama pengambilan masyarakat binaannya hanya

kepada al-Qur'an saja, karena masyarakat ini pada mulanya dikehendaki memiliki fondasi

yang kokoh dalam mengembangkan sebuah bentuk masyarakat ideal sepanjang masa.

Fondasi yang kokoh itu hanya dapat diperoleh dari al-Qur'an saja, dan tidak mungkin

diperoleh dari sumber-sumber selainnya karena melibatkan masalah keimanan, akidah dan

keyakinan manusia kepada Allah s.w.t., hari pembalasan, syurga, neraka dan segala hal

yang ghaib, yang tidak mungkin mampu disingkap kekuatan manusia, bagaimanapun

jeniusnya. Oleh sebab itu, perlu ada penjelasan langsung dari Yang Maha Mengetahui dan

Maha Pencipta alam raya ini. Hanya Sang Maha Penciptalah yang mampu menjelaskan

segala permasalahan ini kepada manusia agar mereka benar-benar yakin. Atas dasar keya-

kinan inilah, kemudian mereka membangun peradaban dunia sebagai Khalifah, wakil Allah di

atas bumi. Penjelasan masalah keyakinan ini tidak mungkin mampu diuraikan dengan tepat

oleh filosuf-filosuf terkemuka, walaupun mereka telah berusaha dengan segala kemampuan

yang ada pada mereka, karena manusia tetaplah manusia yang diciptakan dengan segala

kekurangan.

Sekiranya Rasulullah s.a.w. berkeinginan untuk mencampurkan sumber pengambilan

masyarakat binaannya dengan sumber filsafat manusiawi yang ada, tentu beliau telah

melakukannya karena produk filsafat pada masa itu tersebar luas dan menguasai peradaban

dunia. Namun sejarah membuktikan Rasulullah s.a.w. tidak berhuat seperti itu, bahkan

beliau menolak segala bentuk sumber pengambilan selain al-Qur'an, hatta kitab Taurat yang

diturunkan kepada Musa a.s. Dengan ruh dan metode al-Qur'anlah Rasulullah s.a.w.

membimbing masyarakat Islam terdahulu sehingga mereka menjadi masyarakat utama yang

terlepas dari segala bentuk kesesatan dan krisis yang telah menimpa masyarakat jahiliyah

sebagaimana dijelaskan Allah di dalam firman-Nya:

94

Page 95: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

Dialah yang telah membangkitkan di kalangan masyarakat ummi seorang Rasul yang

membacakan ayat-ayat-Nya, membersihkan mereka dan mengajarkan mereka Al-Kitab (al--

Qur'an) dan Hikmah, dan padahal mereka sebelum itu dalam kesesatan yang nyata. (Q62:2)

Masyarakat ini menjadikan al-Qur'an sebagai satu-satunya sumber rujukan utama karena

mereka sangat yakin kepada al-Qur'an. Mereka sangat yakin al-Qur'an akan dapat

menyelesaikan segala problematika dan krisis yang mereka hadapi. Sikap inilah yang telah

menjadikan mereka sebagai masyarakat utama sepanjang masa.

MENERAPKAN AL-QUR'AN DALAM KEHIDUPAN NYATA

Masyarakat al-Qur'an yang dibina Rasulullah s.a.w. menerima al-Qur'an, membaca

al-Qur'an, mempelajari al-Qur'an dan memahami al-Qur'an semata-mata untuk diamalkan,

untuk diterapkan di dalam kehidupan nyata mereka sehingga mereka menjadi 'al-Qur'an

hidup'. Setelah masyarakat ini menerima ayat-ayat al-Qur'an dari Rasulullah s.a.w., mereka

langsung mengamalkannya tanpa mempertanyakan aspek-aspek filosofisnya yang rumit.

Ayat-ayat yang diturunkan kepada masyarakat ini adalah ayat-ayat amali yang praktis, yang

dapat langsung diterapkan di dalam kehidupan nyata mereka, bukannya teori-teori rumit

yang membingungkan mereka. Itulah sebabnya seluruh lapisan masyarakat mudah sekali

memahaminya dan mudah melaksanakannya di dalam kehidupan nyata mereka.

Masyarakat ini menerima al-Qur'an ibarat seorang perajurit yang menerima perintah harian

dari panglima tertingginya. Perintah-perintah harian itu harus segera dilaksanakan di dalam

kehidupan. Mereka menerima al-Qur'an untuk menjalankan perintah Allah, Maha Penguasa

Tertinggi, tentang segala aspek kehidupan untuk dirinya, keluarganya, masyarakatnya dan

seluruh umat manusia. Mereka akan melaksanakan segera apa saja yang diperintahkan

tanpa menangguhkannya ataupun meminta tambahan perintah-perintah baru yang akan

memberatkan mereka. Mereka menerima ayat-ayat Allah yang disampaikan Rasulullah

s.a.w. dengan penuh perhatian dan kesungguhan, kemudian mereka menghafalnya dan

selanjutnya mempraktekkannya di dalam kehidupan nyata. Jika mereka tidak memahaminya,

95

Page 96: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

maka Rasulullah s.a.w. akan menjelaskan maksudnya, agar mereka dapat

melaksanakannya dengan mudah.

Itulah sebabnya, Allah Yang Maha Mengetahui menurunkan al-Qur'an bagian demi

bagian, ayat demi ayat menurut keperluan pembinaan masyarakat waktu itu, sebagaimana

dijelaskan al-Qur'an.

Dan al-Qur'an itu Kami turunkan sebagian demi sebagian, supaya engkau bacakan kepada

manusia dengan beransur-ansur dan Kami turunkan terus-menerus. (Q17:106)

Dan orang-orang yang kafir itu berkata: Mengapa al-Qur'an itu tidak diturunkan kepadanya

dengan sekaligus? Demikianlah (Kami turunkan berangsur-angsur) karena dengannya itu

Kami hendak meneguhkan hatimu, dan kami bacakan ia dengan berangsur-angsur.(Q25:32)

Ayat demi ayat diturunkan kepada masyarakat melalui utusan Allah, Nabi Muhammad

s.a.w. agar masyarakat mengamalkannya sampai ayat itu terlambang kehidupan nyata.

Mereka tidak akan meminta tambahan ayat-ayat kepada Rasulullah s.a.w. selain dari apa

yang diberikan kepada mereka, karena mereka mengetahui ayat-ayat yang diturunkan

kepada mereka adalah pembinaan yang telah disusun dan dirancang turunnya dengan

sangat teliti sesuai menurut keperluan mereka.

Allah yang Maha Mengetahui menurunkan ayat-ayat al-Qur'an menurut keadaan

pertumbuhan masyarakat yang dibina Rasulullah s.a.w. Satu atau beberapa ayat diturunkan

pada suatu peristiwa, keadaan ataupun kejadian tertentu untuk menceritakan kepada

manusia tentang apa yang mereka kerjakan demi kebaikan mereka dunia akhirat. Ayat-ayat

al-Qur'an menggambarkan keadaan hati mereka, ataupun kejadian-kejadian yang sedang

dialami dan menggariskan untuk mereka cara bekerja dalam keadaan tersebut ataupun

membetulkan kesalahan pemikiran dan tindakan mereka, menghubungkan mereka dalam

semua perkara dengan Allah s.w.t. Al-Qur'an telah menghubungkan hamba dengan

Tuhannya secara langsung, mereka berinteraksi.

96

Page 97: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

Masyarakat ini menerima al-Qur'an bukan hanya sekedar untuk tujuan menambah

khazanah pengetahuan ataupun untuk memperluas wawasan mereka saja. Bukan pula

sekedar untuk menikmati keindahan bacaan dan sastaranya yang sangat memukau.

Demikian pula tidak ada di antara mereka yang mempelajari al-Qur'an untuk menambah per-

bendaharaan ilmunya dengan segala pembahasannya yang terperinci, sehingga mereka

terkenal sebagai pakar ilmu al-Qur'an. Bukan semua itu tujuan para Sahabat menerima

al-Qur'an!

Mereka menerima al-Qur'an dan mempelajarinya semata-mata untuk diamalkan dan

dipraktekkan dalam kehidupan nyata mereka. Itu yang terutama. Namun karena mereka

menerima al-Qur'an untuk diamalkan, maka al-Qur'an memberikan mereka khazanah

pengetahuan, wawasan intelektual, petunjuk hidup, kisah-kisah teladan, kesenangan,

keindahan, kemukzijatan, kekuatan spiritualitas bahkan memberikan segala jawaban

terhadap pernasalahan yang mereka hadapi. Karena mereka telah menjadi 'al-Qur'an hidup',

segala perbendaharaan al-Qur'an mereka dapatkan, sehingga mengantarkan mereka

menjadi masyarakat agung sebagaimana yang ditulis sejarah kemanusiaan.

MENGGANTIKAN KEJAHILIYAHAN DENGAN ISLAM

Masyarakat al-Qur'an yang dibina Rasulullah s.a.w. setelah menerima Islam sebagai

panduan hidup, secara otomatis mereka menolak dan meninggalkan segala bentuk

kejahiliyahan yang lahir maupun batin. Mereka sangat takut kembali kepada kejahiliyahan

sebagaimana takutnya mereka dicampakkan ke dalam api yang berkobar. Setelah masuk

Islam, mereka mencampakkan semua tuhan palsu jahiliyah, kepemimpinan jahiliyah,

teori-teori pemikiran jahiliyah, hubungan ashobiah jahiliyah, pergaulan jahiliyah dan segala

yang berbau jahiliyah. Mereka merombak seluruh sistem kehidupan mereka menurut

kehendak Allah s.w.t. dan Rasul-Nya.

Jahiliyah bukanlah suatu zaman sebelum kedatangan Islam sebagaimana difahami

kebanyakan orang. Bahkan mereka mendakwa bahwa sekarang tidak ada lagi kejahiliyahan

yang mereka artikan sebatas kebodohan. Masyarakat sebelum kedatangan Islam dikatakan

97

Page 98: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

sebagai masyarakat jahiliyah bukan karena mereka bodoh dan tidak memiliki peradaban.

Bahkan mereka telah memiliki peradaban yang menjulang tinggi yang masih dijadikan

rujukan sampai hari ini.

Jahiliyah hakikatnya adalah faham hidup yang tidak bercorak Islam, yang bertentangan

dengan ajaran Islam. Masyarakat sebelum kedatangan Islam dikatakan jahiliyah karena

mereka tidak menjadikan Islam sebagai panduan hidup mereka. Jadi seseorang yang

menganut ideologi selain dari Islam, walaupun dia mengaku Muslim, maka tetap dikatakan

sebagai orang jahiliyah. Orang yang mengamalkan teori-teori pemikiran yang bukan

bersumber dari Islam dapat juga orang jahiliyah.

Segala bentuk akar kejahiliyahan inilah yang dicabut Rasulullah s.a.w. dari masyarakat

yang dibinanya. Beliau mengawalinya dengan mencabut akar kejahiliyahan tertinggi yaitu

menghilangkan tuhan-tuhan jahiliyah, dan menggantikannya dengan La ilaha illallah, tiada

Tuhan kecuali Allah. Rasulullah s.a.w. berjuang siang malam membersihkan segala bentuk

kejahiliyahan pada masyarakat binaannya sehingga benar-benar menjadi masyarakat Islam

ideal. Kehidupan masyarakat Islam terdahulu benar-benar bebas dari segala bentuk penyakit

kejahiliyahan sehingga mereka mampu menjadi masyarakat utama yang mernimpin dunia.

Demikian pula masyarakat Qur'ani yang dibina Rasulullah s.a.w. tidak pernah

mencampurkan antara Islam dan kejahiliyahan dengan mengambil Islam sehagian dan

sebagiannya lagi jahiliyah. Allah s.w.t. dengan tegas melarang pencampur adukan ini

sebagaimana firman-Nya:

Dan janganlah kam u campurkan antara yang hak (Islam) dengan yang batil (jahiliyah),

karena kamu pasti akan menyembunyikan yang hak padahal kamu mengetahui.(Q2:42)

Pencampuran antara Islam dengan jahiliyah akan menghancurkan kesucian ajaran Islam

serta menghilangkan keutamaan dan kesempurnaan yang terkandung di dalamnya karena

Islam adalah sistern hidup yang telah dijamin kesempurnaannya dan tidak memerlukan

tambahan-tambahan dari sistern selainnya. Orang yang beranggapan Islam akan kuat

dengan sistem jahiliyah, pada hakikatnya telah menghancurkan Islam, menghilangkan ruh

98

Page 99: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

yang akan menggerakkan manusia sebagai makhluk sempurna. Mencampurkan sistem

jahiliyah ke dalam sistem Islam sama artinya dengan memasukkan racun ke dalam susu.

Bergunakah susu yang sudah dicemari racun? Itulah sebabnya masyarakat Qur'ani yang

dibina Rasulullah s.a.w. menolak keras segala bentuk kehidupan jahiliyah yang datang dari

landasan filsafat selain Islam. Bagi mereka, Islam adalah sistem kehidupan sempurna yang

akan membawa manusia menuju kebahagiaan sejati. Menerima kejahiliyahan bersama Islam

adalah sama halnya dengan mencampakkan diri ke dalam jurang kebinasaan.

MEMBENTUK MASYARAKAT IDEAL

Rasulullah s.a.w bersama masyarakat Qur'ani yang dibinanya membentuk

sekumpulan masyarakat tersendiri yang berbeda cirinya dengan masyarakat jahiliyah pada

masa itu. Mereka membentuk sekumpulan masyarakat yang menegakkan ajaran Allah dan

Rasul-Nya dalam seluruh aspek kehidupan mereka. Lingkungan masyarakat mereka bebas

dari segala pengaruh masyarakat jahiliyah, dan memiliki sistem kehidupan tersendiri, sistem

politik tersendiri, ekonomi tersendiri, pendidikan tersendiri, sosial tersendiri sehingga memiliki

kepemimpinan tersendiri yang menjadikan Allah s.w.t. sebagai pemimpin tertingginya.

Masyarakat ini tidak menggantungkan sedikitpun keperluan mereka kepada masyarakat

jahiliyah, sehingga mereka menjadi merdeka sepenuhnya dari ancaman dan tekanan

masyarakat jahiliyah yang mengitari mereka.

Masyarakat Qur'ani yang diwujudkan Rasulullah s.a.w. tidak lahir dengan sendirinya.

Bahkan kelahiran mereka di bawah bimbingan Rasulullah s.a.w. dengan proses

pembinaannya yang sangat mengagumkan. Pembinaan masyarakat yang dipraktikkan

masyarakat Qur'ani terdahulu ini dimulai dari pembentukan pribadi Qur'ani (Syakhsiyah

Qur'aniyah) yang memahami dengan benar pesan-pesan al-Qur'an dan melaksanakannya

dalam kehidupan nyata. Menegakkan ajaran al-Qur'an dalam seluruh aspek kehidupan

mereka. Rasulullah s.a.w. dengan penuh ketekunan membina individu-individu jahiliyah,

mengeluarkan mereka dari kegelapan jahiliyah menuju cahaya Islam berpedoman wahyu

yang diterimanya dari Allah s.w.t. Kumpulan individu ini kemudian melahirkan

99

Page 100: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

keluarga-keluarga Muslim yang merealisasikan ajaran al-Qur'an dalam kehidupan mereka.

Kumpulan keluarga inilah yang akan menjadi masyarakat yang memiliki sistem hidup,

tersendiri sebagaimana yang dikehendaki Allah s.w.t. dan Rasul-Nya, berbeda dengan

sistem hidup masyarakat jahiliyah.

Proses pembinaan masyarakat Qur'ani ini digambarkan dengan indahnya oleh Allah

s.w.t. di dalam al-Qur'an:

"Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah

tegas terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka; kamu lihat mereka

ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada

muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan Injil, yaitu

seperti sebuah pohon yang mengeluarkan tunasnya, maka tunas itu menjadikan pohon itu

kuat lalu menjadi besar dan tegak lurus di atas batangnya; tanaman itu menyenangkan hati

penanampenanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kofir (dengan

kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan

mengerjakan amal yang salih di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.(Q48:29)

Masyarakat Islam yang dibina Rasulullah s.a.w. diibaratkan sebagai sebuah pohon yang

amat rindang, yang dapat menaungi orang yang berteduh di bawahnya. Namun tentu pohon

itu tidak langsung besar dan rindang, pasti mengalami proses pertumbuhan secara alamiyah,

dari benih sampai menjadi pohon besar. Demikian pula dengan masyarakat Qur'ani, tidak

muncul dengan sendirinya akan tetapi dibina bersusah payah dengan penuh ketekunan oleh

Rasulullah s.a.w. berpandukan wahyu yang diterimanya dari Allah s.w.t.

Masyarakat yang telah dibentuk al-Qur'an ini bukanlah masyarakat statis yang memisah-

kan diri dari segala bentuk kehidupan dunia. Masyarakat ini tidak tinggal di gunung dan

hutan belantara yang terpencil tanpa menghiraukan sama sekali perubahan dunia.

Sebaliknya masyarakat ini adalah masyarakat dinamis yang berhubungan langsung dengan

dunia jahiliyah dan berinteraksi dengannya. Mereka memberi contoh nyata kepada

100

Page 101: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

masyarakat jahiliyah tentang sistem kehidupan terbaik yang harus diterapkan untuk menuju

kebahagiaan sejati. Mereka memberi rumusan-rumusan tepat untuk mengobati dan

menyelesaikan segala krisis dan problematika yang telah menimpa masyarakat jahiliyah.

Itulah sebabnya, masyarakat yang dibentuk al-Qur'an terdahulu adalah masyarakat idial

yang dapat dijadikan contoh sepanjang zaman. Mereka hidup di bawah naungan

peraturan-peraturan sempurna yang datang dari Allah, Pencipta Alam, yang Maha

Mengetahui segala seluk-beluk manusia. Masyarakat ini lebih mengutamakan kebenaran

dan keadilan, dan tidak membeda-bedakan manusia dalam melaksanakan undang-undang.

Penguasa dan rakyat adalah sama di sisi undang-undang; semuanya takluk dibawahnya.

Keutamaan dan kemuliaan seseorang hanya diukur melalui tingkat ketakwaannya kepada

Allah s.w.t. Masyarakat ini tidak membeda-bedakan ras dan suku, sehingga dapat

menghimpun berbagai ras dan suku menjadi sebuah kekuatan yang maha dahsyat.

Masyarakat idial ini tidak membataskan kewarganegaraannya atas dasar batasan sempit

geografi wilayah atau pun ashabiah sempit sebuah bangsa, namun ditentukan oleh akidah

mereka. Siapapun yang mengaku beriman kepada Allah s.w.t. dan Rasul-Nya, maka secara

otomatis menjadi sebagian dari masyarakat Islam, walaupun mereka datang dari ujung dunia

yang lain. Masyarakat yang dibina atas dasar keimanan dan ketakwaan inilah yang telah

berhasil mengeluarkan bangsa Arab dari kejahiliyahan dan keterbelakangan peradaban

menjadi pemimpin-pemimpin agung dunia yang disegani dan ditakuti. Mereka menjadi mercu

suar peradaban dunia, karena anggota masyarakatnya adalah pencinta-pencinta ilmu

pengetahuan yang pengaruhnya wujud sampai hari ini. Masyarakat idial yang telah dibina

al-Qur'an inilah masyarakat pilihan sepanjang zaman yang menjadi contoh umat manusia

dan dijuluki sebagai khoiro Ummah, umat terbaik, oleh Allah Pencipta alam di dalam al-

Qur'an.

101

Page 102: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

BAB 7AL-QUR'AN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP

MANUSIA SEPANJANG MASA

Mungkin akan banyak orang yang akan tersentak, khususnya mereka yang menamakan

dirinya sebagai kaum modern, jika dikatakan bahwa al-Qur'an dapat menjadi pedoman hidup

masyarakat modern, masyarakat berteknologi tinggi seperti sekarang ini. Bagaimana

mungkin, menurut dakwaan mereka, sebuah kitab suci yang diturunkan 15 abad silam untuk

102

Page 103: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

mengatur masyarakat terbelakang di gurun pasir Arab dapat menjadi pedoman hidup

masyarakat modern berperadaban yang serba canggih dengan teknologinya yang menjulang

tinggi. Masyarakat yang mereka juluki sebagai masyarakat beradab yang telah sampai ke

puncak kemajuan pengetahuan dan perbendaharaan materi.

Mereka beranggapan al-Qur'an hanya tepat untuk mengatur masyarakat Arab Baduwi

yang primitif, bodoh dan terbelakang. Bahkan mereka telah menyatakan bahwa abad ini

adalah era sains dan teknologi, sedangkan era agama, termasuk yang diajarkan al-Qur'an

sudah ketinggalan zaman. Dakwaan ini mereka perkuat lagi dengan kenyataan terkini,

terutama peristiwa-peristiwa dramatis yang telah menimpa mereka dalam kehidupan

modern, terutama kegagalan sistem hidup sekulerisme yang mereka anut. Sistem

komunisme yang diciptakan kurang seabad lalupun sudah tidak mampu menjawab

problematika masyarakat modern sehingga dikubur oleh pengikut setianya sendiri. Demikian

pula halnya dengan kapitalisme yang sudah berada di ambang sakratul maut padahal baru

seabad lebih usianya.

Apakah al-Qur'an mampu menjawab problematika masyarakat modern yang penuh

dengan krisis dan tragedi ini, sedangkan usianya sudah 15 abad? Mampukah a-Qur'an

menjadi alternatif untuk semua sistem kehidupan manusia yang telah mengalami

kebangkrutan dalam menyelesaikan permasalahan masyarakat modern yang demikian

kompleksnya? Mampukah ia menggantikan konsep hidup masyarakat modern yang sudah

mapan (establish)? Mampukah al-Qur'an memberikan alternatif pada sistem pendidikan,

ekonomi, politik, sosio-budaya, filsafat dan semua produk masyarakat modern lainnya?

Mampukah al-Qur'an merombak struktur masyarakat modern yang telah berakar?

Mampukah al-Qur'an memberikan penyelesaian baru pada masyarakat modern agar mereka

menjadi manusia agung yang mencintai keadilan dan kedamaian? Mampukan al-Qur'an

mengobati segala bentuk penyakit kronis yang telah disebarkan kaum atheis, sekuler dan

hedonis dengan segala akar-akarnya? Bahkan ada seribu satu pertanyaan lainnya yang

menghantui pemikiran mereka.

103

Page 104: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

Kenyataannya masih banyak orang yang ragu atas kemampuan al-Qur'an untuk

menyelesaikan problematika dan krisis manusia modern. Bahkan di kalangan kaum Muslimin

sendiri dan mereka berusaha mencari konsep-konsep selainnya serta menolak ajakan

kembali kepada al-Qur'an.

Untuk menjawab segala bentuk keraguan itu, pertama sekali perlu difahami hakikat

sumber dari segala krisis yang menimpa manusia modern saat ini ataupun sumber

permasalahan utama masyarakat modern yang telah menimbulkan menimbulkan segala

bentuk krisis dan problematika lainnya. Apakah sama dengan sumber problematika dan

krisis masyarakat terdahulu di zaman awal kebangkitan Islam?

Jika ditelaah kehidupan masyarakat sebelum diturunkan al-Qur'an, masyarakat yang

dikatakan sebagai masyarakat jahiliyah, maka akan kelihatan realitas problematika yang

mereka hadapi dengan jelasnya. Untuk mengetahui keadaan mereka, beberapa fakta

sejarah dibawah ini akan membantu kita untuk mengenal pasti keadaan mereka.

Robert Briffault di dalam bukunya Making of Humanity, halaman 159 menggambarkan

kerajaan Romawi pada waktu itu: "Sebab yang mendasari kemunduran dan kejatuhan

Kekaisaran Romawi bukanlah karena kerusakan yang baru timbul seperti korupsi dan

sejenisnya melainkan karena kerusakan, kejahatan dan kerakusan yang sudah ada sejak

kekaisaran itu mulai berdiri. Memang sudah semestinya setiap organisasi yang didirikan di

atas dasar yang palsu dan buruk oleh orang-orang yang sudah rusak budi pekertinya,

pastilah akan cepat runtuh walaupun mereka itu memiliki intelektualitas dan bertahan dengan

kekerasan. Kita semua tau, bahwa Kekaisaran Romowi, hanyalah merupakan alat golongan

kecil elit penguasa untuk memeras dan menghisap darah rakyatnya, demi kemewahan

mereka semata-mata. "

Dr. Alfred G. Butler menulis tentang kekuasaan Romawi di Mesir: "Pemerintahan Romawi

di Mesir hanya mempunyai satu tujuan saja, yaitu untuk mengisap kekayaan rakyat untuk

kemewahan segelintir penguasa".

Seorang ahli sejarah Syria menulis tentang penjajahan Romawi di sana: "Romawi

menjajah negeri Syam selama 700 tahun. Waktu yang panjang itu ditandai dengan

104

Page 105: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

meluasnya perbudakan, yang tentu saja pada akhirnya menimbulkan penderitaan rakyat.

Mereka melakukan penindasan dan memerintah dengan sombong. Yunani menjajah Syam

selama 369 tahun. Waktu itu ditandai oleh berkecamuknya peperangan dan kezaliman.

Tempo waktu ini dapat dikatakan sebagai zam an yang paling hitam sepanjang sejarah

Syam.

Keborosan penguasa-penguasa pada zaman itu, dapat digambarkan dari keterangan

mengenai permadani Kaisar Parsi yang dirampas tentara Islam yang dilukiskan para pakar

sejarah sebagaimana berikut: Permadani itu hanya sehelai, tetapi berukuran 60 x 60 hasta.

Lukisannya berupa pemandangan yang indah. Dasarnya disulam dengan benang emas,

diselingi dengan mutiara. Ada gambar pohon yang buahnya disulam dengan permata,

sedangkan daunnya dengan benang sutra yang dicelup emas. Di dalam lukisan itu ada juga

jajan-jalan dan tembok-tembok serta sungai-sungai yang diukir dengan mutiara, ada

lembah-lembah yang ditumbuhi tanam-tanaman dan sayur-sayuran, yang semuanya terukir

dari emas. Tiang-tiang lampunya terbuat dari perak. Permadani ini digunakan untuk jalan-

jalan, seakan-akan berada di dalam taman yang sesungguhnya".

Hasan bin Thabit menceritakan keadaan dalam majlis Jabalah bin Alham al-Ghassani:

"Aku melihat sepuluh orang penyanyi wanita, lima di antara mereka dari Romawi menden-

dangkan Iagu-Iagu Romawi dengan gitar, dan lima orang membawakan Iagu-Iagu dari Hirah

yang dihadiahkan oleh Iyas bin Khaishah. Terkadang berkunjung pula penyanjd-penyanyi

wanita Arab dari Makkah dan lainnya. Apabila masuk pada majlis minumnya, dibentangkan

permadani-permadani yang terbuat dari sutra "As" dan "Yasmin ", ditaburkan berma-

cam-macam bunga, dituangkan minyak wangi ambar dan kasturi dimangkok perak dan

emas, dibakar kayu cendana yang harum. Pada musim panas diletakkan es di bawah tempat

duduknya. Masuklah dia bersama-sama pengiring-pengiringnya dengan pakaian musim

panas, khusus untuknya dan rombongannya saja, apabila musim dingin mereka memakai

pakaian dingin dan sejenisnya."

105

Page 106: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

Al-Syaby berkata: "Orang Parsia membuat topinya menurut kedudukannya. Seorang

bangsawan biasanya memakai topi berharga seratus ribu. Hurmuz, sebagai bangsawan

tertinggi, memakai topi yang berharga seratus ribu dan ditaburi dengan mutiara.

Para pemuka agama juga telah menyelewengkan ajaran-ajaran mulia dan suci agama

Allah yang telah diturunkan kepada para nabi daan rasul terdahulu. Mereka telah

mencampurkan ajaran-ajaran suci itu dengan kehendak rendah hawa nafsu mereka, demi

untuk kepentingan dunia ataupun menuruti kehendak pata pembesar kerajaan yang

menggunakan agama untuk menindas masyarakat. Al-Nadwi di dalam bukunya, Madza

Khasira al-Alam menulis tentang keadaan agama Kristen pada waktu itu: "Dengan adanya

campuran yang aneh ini, maka samarlah ajaran al-Masih yang sederhana itu, sebagaimana

hilangnya setetes nila di lautan besar. Akhirnya berubah dan bercampur dengan ajaran yang

membingungkan, terdiri dari keyakinan dan tradisi-tradisi yang tidak menghidupkan ruh, tidak

mengembangkan akal dan tidak pula mengghairahkan perasaan serta tidak mampu

menyelesaikan problematkna kehidupan. Bahkan dengan tambahan-tambahan kaum yang

kacau balau dan penafsiran orang-orang bodoh, jadilah agama sebagai penghalang antara

manusia dengan ilmu, dan dalam perputaran zaman yang terus-menerus jadilah seperti

agama para penyembah berhala. Kaum Masehi telah berlebihan dalam menyembah

orang-orang sucinya dan gambar al-Masih, sehingga melebihi penganut Katolik pada waktu

ini."

Bahkan, agama akhirnya menjadi sumber perpecahan dan peperangan pada waktu itu

sebagaimana digambarkan Dr. Alfred G. Batler terhadap agama di Mesir: "Sebenarnya

urusan agama di Mesir pada abad ke tujuh lebih berbahaya dari urusan politik. Ketika itu

bukan urusan pemerintahan yang menyebabkan tumbuhnya golongan-golongan yang

berselisih antara satu dengan lain, tetapi seluruh perpecahan dan pertengkaran bersumber

dari masalah akidah agama. Mereka tidak memandang agama itu sebagai sumber yang

menggerakkan amal salih, tetapi agama hanya sekedar keyakinan lurus mengenai hal-hal

terentu. Maka seluruh perselisihan dan pertengkaran yang sengit di antara rakyat itu berkisar

pada soal-soal yang tidak nyata untuk menggambarkan perbedaan-perbedaan yang halus

106

Page 107: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

antara akidah yang bermacam-macam. Mereka sedia mengorbankan jiwa raganya dalam

masalah-masalah yang tidak ada harganya, dan pebedaan yang tidak beraerti tentang

agama serta filsafat metafisika yang susah difahami dan sukar didapatkan."

Demikian pula halnya dengan moral masyarakat yang sudah hancur. Kemaksiatan dan

kemungkaran meluas. Bahkan mereka sanggup melakukan perbuatan-perbuatan keji yang

tidak pernah dilakukan binatang buas sekalipun, seperti perbuatan kaum Arab jahiliyah yang

sampai hati menanam anak perempuan mereka hidup-hidup. Demikian pula minuman keras,

judi, riba dan perzinaan adalah cara hidup mereka.

Labid berkata: "Semalaman aku sibuk bersenang-senang dengan khamar, Aku menemui

panji Gahyah telah berkibar, dan aku pun menikmatinya." Karena meluasnya perdagangan

khamar pada waktu itu, maka kalimat tijarah (perdagangan) dapat disamakan dengan

pedagang khamar seperti apa yang diucapkan oleh Labid di dalam syairnya di atas.

Qatadah berkata: "Seorang (jahiliyah) biasa mempertaruhkan kemuliaan keluarga dan

hartanya di meja judi, kemudian duduklah dia termenung, berdukacita dan hampa melihat

taruhannya berpindah ke tangan lawannya. Demikianlah bibit permusuhan dan kebencian

antara sesama mereka."

Al-Thabari berkata: "Sistem riba pada zaman jahiliyah berjalan dengan cara

melipat-gandakan wang dan menambah umur pada jenis haiwan".

Ibnu Abbas r.a. berkata: "Pada zaman jahiliyah, seseorang memaksa hamba sahayanya

melacur dan memungut sewanya".

Aisyah r.a. berkata: "Nikah pada zaman jahiliyah ada empat macam: Pertama, seorang

meminang pada wali anak perempuannya, kemudian diserahkannya mas kawin, lalu

dilaksanakan akad nikah itu.

Kedua, seorang suami berkata kepada isterinya apabila dia bersih dari haid: "Hubungilah

si fulan dan usahakanlah agar hamil darinya." Suaminya sendiri menjauhkan diri dan tidak

menyentuh istrinya sampai nyata bahwa istri itu telah berhasil mendapat kandungan yang

dimaksudkan. Suami tersebut berbuat dernikian karena ingin mendapatkan anak yang

cerdas. Perkahwinan seperti ini disebut Nikah istibda'a (nikah mengharapkan benih baik).

107

Page 108: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

Ketiga, sekelompok lak-lakii yang kurang dari sepuluh orang berkumpul dan sama-sama

menggauli seorang wanita sampai hamil dan melahirkan anak. Apabila anak itu telah lahir,

semua laki-laki itu dipanggil dan mereka tidak bisa mengelak. Apabila mereka telah hadir,

wanita itu pun berkata: "Kamu semua tentu sudah maklum tentang perbuatanmu, dan

akibatnya aku telah melahirkan anak, maka dengan ini kutetapkan, bahwa anak itu adalah

anak si fulan." Maka disebutlah nama salah seorang di antara laki-laki tersebut dan anak itu

pun menjadi anak laki-laki tersebut tanpa dia bisa menolak.

Keempat, sekumpulan laki-laki mendatangi seorang wanita yang disebut baghaya

(pelacur). Wanita ini memasang pengumuman di atas pintu rumahnya sebagai tanda

mengundang para lelaki yang berminat menggaulinya agar masuk. Apabila wanita itu hamil

dan melahirkan anak, maka mereka berkumpul dengan memanggil seorang gaif (tukang

tenung) dan anak itu pun ditetapkan menjadi anak salah seorang yang rupanya mirip anak

itu."

AI-Nadwi di dalam Madza Khasira al-alam menceritakan keadaan dunia sebelum

lahirnya masyarakat Qur'ani: "Kesimpulan bahwa kerusakan telah melanda seluruh dunia,

sehingga tidak ada di atas bumi ini (pada waktu itu) ssebuah umat yang baik wataknya, tidak

ada satu masyarakatpun yang tegak di atas dasar kebajikan dan akhlak luhur, tidak ada

satupun pemerintahan yang bersendikan keadilan dan kasih sayang, tidak ada

kepemimpinan yang mencerminkan ilmu dan hikmah, dan tidak ada satu agama benar yang

sesuai dengan ajaran nabi-nabi."

Keadaan dunia yang gelap gelita dipenuhi segala bentuk kejahiliyahan dan kesesatan

pada waktu itu digambarkan dengan tepatnya oleh seorang pencari kebenaran hakiki, yaitu

Salman al-Farisi. Dia menceritakan pengalamannya dalam mencari kebenaran sejati:

Ketika berada di negeri Syam, maka aku bertanya kepada masyarakat: "Siapakah

pemimpin agama yang ada di sini? "Mereka menunjuk seorang uskup, penguasa sebuah

gereja. Kutemui dia dan aku mengatakan "Sesungguhnya aku ini menyukai agama (Nasrani).

Oleh karena itu aku ingin bersama dan berkhidmat bersama tuan uskup di gereja ini. Aku

ingin sekali belajar dan beribadat bersamamu. "

108

Page 109: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

Si uskup menerima kehadiranku itu dengan senanghati. Akan tetapi kemudian ternyata

dia adalah seorang pemimpin agama yang jahat. Dia menyuruh orang mengumpulkan

sedekah dan zakat, untuk diserahkan kepadanya. Sedekah dan zakat itu melimpah ruah,

dan di tangan uskup tersebut terkumpul tidak kurang dari tujuh peti emas dan perak, tetapi

tidak diberikan kepada fakir miskin. Sebaliknya harta sebanyakitu dimakannya sendiri.

Aku menjadi benci sekali kepadanya apabila melihat perbuatannya itu. Ketika dia mati

berkumpullah umat Nasrani untuk menguburkannya. Waktu itu aku berkata kepada mereka:

"Uskup kamu ini orang jahat. Dia menyuruh kamu memberikan zakat dan sedekah, tetapi

harta itu dimakannya sendiri, tidak dibagikan kepada fakir miskin, walau sedikit pun."

"Dari mana engkau mengetahuinya?" tanya mereka. Aku membawa mereka ke tempat

uskup ini menyimpan harta tersebut. Setelah menyaksikan sendiri tujuh peti emas dan tujuh

peti perak tersebut, berkatalah mereka: "Demi Tuhan ! kami tidak mau menguburkan mayat

uskup ini" lalu mereka menyalib mayat itu dan melemparnya dengan batu.

Uskup yang mati itu diganti oleh uskup baru. Dia terlalu baik, jika dibandingkan dengan

orang-orang yang tidak melaksanakan salat lima waktu di kalangan kita. Waktu itu aku

sangat sayang kepadanya demi melihat ketekunannya beribadat siang dan malam, demi

melihat kesederhanaannya dan kecintaannya kepada akhirat, demi melihat kesolehan dan

kesuciannya. Aku selalu bersama uskup yang soleh ini beberapa tahun.

Ketika dia sakit parah, akupun berkata kepadanya: "Wahai tuan uskup, sudah agak

lama aku bersamamu, dan aku lebih cinta kepadamu dari tuan uskup terdahulu. Sekarang

ketentuan Tuhan telah tiba, engkau akan meninggalkan dunia ini. Kepada siapakah engkau

menyerahkan diriku dan apa pula wasiatmu padaku?"

Uskup itu menjawab, "Hai anakku.… Demi Allah dalam keadaan seperti sekarang ini, di

mana-mana manusia telah dipengaruhi kejahiliyahan, nilai-nilai suci telah tidak bermakna,

agama yang diwariskan nabi-nabi telah diubah oleh tangan-tangan jahil, aku tidak lagi

mengetahui siapa yang masih mengikuti jalanku ini, melainkan hanya seorang yang berada

di negeri Mosul, ikutilah dia."

109

Page 110: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

Kemudian uskup, itu menghembuskan nafas terakhir, dan setelah selesai penguburan,

aku segera berangkat ke negeri Mosul. Setelah berkenalan maka kuceritakan kepadanya

pesan dan nasihat uskup negeri Syam tadi.

Pemimpin agama itupun menerima kehadiranku dan mempersilahkan aku tinggal

bersamanya. Dia memang seorang yang soleh, namun tidak berapa lama kemudian dia

wafat. Sebelumnya aku telah lebih dahulu menanyakan kepadanya pertanyaan seperti yang

aku ajukan kepada uskup di Syam dahulu. Dia menunjukkan seorang yang solih di negeri

Nasibain.

Apa yang aku dapati dari orang soleh Nasibain ini sama dengan di Mosul. Dia

menerima kedatanganku dengan suka hati. Akupun tinggal bersamanya di tempat itu. Tetapi

ketentuan Tuhanpun datang memanggil, maka akupun bertanya kepadanya: "Hai Tuan ... !

Aku ini telah dipesan untuk bersamamu, kepada siapakah aku bergabung dan apakah

nasihatmu kepadaku?" Dia menjawab; "Hai anakku ... Demi Allah, aku tidak mengetahui

seorang pun yang mengikuti jejak kami, yang dapat kusuruh engkau mendatanginya,

melainkan seorang di Amuriyah. Dialah setahuku yang mengikuti ajaran yang kami amalkan.

Jika engkau mampu, datangilah dia ... !"

Ketika dikuburkan, aku berangkat menuju Amuriyah. Setelah ketemu, kuceritakan

kepadanya kisahku. Dia berkata: "Tinggallah bersama kami di sini". Kemudian panggilan

Tuhan datang, maka aku berkata kepadanya; "Hai Tuan ... Aku pertama kali masuk jama'ah

uskup dari negeri Syam. Ketika ajalnya tiba, aku disuruhnya pergi ke Mosul. Yang kedua ini

mewasiatkan aku kepada rakannya di Nasibain. Yang ketiga ini pun ketika ajalnya dekat

mewasiatkan aku kepadamu. Sekarang kepada siapakah engkau wasiatkan aku, dan apa

nasihatmu kepadaku ?" Uskup itu menjawab: "Anakku ... ! Demi Allah, aku tidak mengetahui

orang lain yang meneruskan jejak kami yang dapat kupesankan kepadamu untuk

mendatanginya. Akan tetapi engkau sekarang ini berada di ambang pintu suatu zaman di

mana seorang nabi akan dibangkitkan Tuhan untuk memperbarui agama Nabi Ibrahim. Nabi

itu akan bangkit dari tanah Arab Makkah, dan akan hijrah ke suatu tempat yang diapit dua

gunung batu terjal dan dikelilingi kebun-kebun kurma. Dia mempunyai tanda-tanda yang

110

Page 111: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

jelas, dia menerima hadiah dan tidak menerima sedekah. Di antara dua belikatnya ada tanda

khataman Nubuwah, tanda nabi terakhir. Dan jika engkau mampu memasuki negeri itu

berangkatlah... "

Masyarakat zaman itu dikatakan masyarakat jahiliyah oleh al-Qur'an bukanlah karena

mereka tidak memiliki perbendaharaan ilmu, peradaban ataupun teknologi. Bahkan pada

zaman itu telah wujud peradaban-peradaban agung yang dikagumi sampai hari ini. Yunani

memiliki pemikir-pemikir besar menakjubkan dengan karya gemilangnya yang masih tetap

dijadikan rujukan sampai hari ini. Demikian pula halnya dengan Romawi, Parsia dan Mesir

dengan peradabannya yang menjulang tinggi. Namun kenapa zaman itu dikatakan oleh

al-Qur'an sebagai zaman jahiliyah?

Jelas zaman itu dinamakan sebagai zaman jahiliyah bukannya karena jahil dalam

pengertian tidak memiliki peradaban ataupun teknologi. Namun ada kejahiliyahan yang

lainnya, sehingga perlu diturunkan obat untuk menyelesaikan kejahiliyahan masyarakat.

Pada kenyataannya, Allah Maha Pencipta Alam Raya yang Maha Mengetahui dengan

segala ciptaan-Nya menurunkan al-Qur'an dengan pendekatannya yang khas untuk

mengobati penyakit masyarakat masa itu. Al-Qur'an tidak mengajarkan mereka teori-teori

sains dan teknologi secara terperinci untuk melengkapi khazanah pengetahuan mereka,

tetapi al-Qur'an mengajarkan kepada mereka sebuah panduan hidup yang lebih mendasar,

yang lebih penting dari semua itu. Allah Maha Mengetahui atas segala kesesatan

makhluk-Nya sehingga Dia menurunkan al-Qur'an dengan ajaran-ajarannya yang agung dan

mulia untuk mengobati segala krisis dan problematika yang mereka yang mereka hadapi.

Apa yang dialami masyarakat jahiliyah pra-Islam terdahulu adalah sama dengan apa

yang dialami masyarakat jahiliyah modern hari ini. Mereka tidak memiliki pedoman hidup

yang akan mengarahkan mereka menuju kebahagiaan sejati, yang akan membimbing

mereka menjadi manusia agung sebagaimana dikehendaki Pencipta-Nya.

Masyarakat modern sudah kehilangan fondasi berpijak dalam kehidupan mereka

sehingga kehidupan mereka penuh dengan segala bentuk problematika, krisis dan tragedi

yang tidak berkesudahan. Oleh karena mereka tidak memiliki panduan hidup yang terang,

111

Page 112: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

masyarakat jahilyah modern menjadi masyarakat perusak, merusak alam dengan segala

pengetahuan yang dimilikinya. Masyarakat yang dengan serakahnya mengeksploitasi alam

tanpa batas sehingga mengganggu keseimbangan alam yang akan mengakibatkan

kecelakaan pada seluruh makhluk. Setelah bumi diambang kehancuran akibat perbuatan

mereka yang serakah tidak terkontrol, barulah mereka menyadari dan menyesalinya. Inilah

akibat penemuan dan pengembangan sains dan teknologi yang tidak didasari panduan hidup

Ilahiah yang pasti akan merugikan manusia dan alam.

Masyarakat jahilyah modern hari ini telah menemui berbagai jenis teknologi untuk

memudahkan kehidupan mereka, tetapi mereka tetap merasa cemas, dilanda kesusahan,

kebimbangan, kesedihan serta ketakutan. Mereka tidak merasakan kenikmatan hidup dari

tumpukan perbendaharaan materi yang mereka timbun, yang kononnya untuk kebahagiaan

hidup mereka. Bahkan sebaliknya, mereka sangat takut dan cemas dengan produk mereka

sendiri, terutamanya persenjataan modern yang dapat memusnahkan kehidupan dan

lingkungan mereka dalam sedetik saja! Semua ini terjadi karena penemuan-penemuan

manusia modern itu diciptakan tanpa fondasi yang dapat menentukan tujuan dan arahnya.

Mereka berlomba-lomba menciptakan perbendaharaan materi tapi tidak memahami untuk

apa materi itu mereka ciptakan. Akhirnya pengetahuan mereka mendatangkan malapetaka

bagi sesama makhluk dengan timbulnya kerusakan-kerusakan akibat penemuan mereka

yang bergerak tanpa arah dan tujuan itu.

Demikian pula halnya jika diperhatikan keadaan masyarakat modern yang telah

mendakwa diri sebagai masyarakat maju ini. Masyarakat ala binatang yang perbuatannya

lebih sadis dari binatang sekalipun. Jika zaman jahiliyah dahulu, yang dibunuh hanya anak

perempuan, namun masyarakat modern telah menghalalkan untuk membunuh anak-anak

mereka, baik yang laki maupun perempuan. Kemaksiatan, pelacuran, perjudian, korupsi dan

penyimpangan moral lainnya dikemas sedemikian canggihnya, sehingga tidak dapat

dideteksi. Kaum kapitalis mengeksploitasi dan menimbun kekayaan tanpa mengenal moral

dan belas kasih, mereka menguasai para penguasa dan politisi yang dapat didektenya untuk

kepentingan usahanya. Para generasi muda digiring menuju pola hidup yang hedonistis dan

112

Page 113: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

penuh syahwat. Akibatnya muncullah penyakit-penyakit sosial yang mengerikan, demikian

pula berkembangnya virus-virus mematikan yang tidak diketahui penyebab dan obatnya,

seperti HIV yang dapat menjalar dan menjanggiti siapa saja. Akhirnya tidak diragukan bahwa

masyarakat jahiliyah modern sedang menuju jurang kehancuran dengan segala produk

peradaban yang mereka ciptakan.

Itulah sebabnya masyarakat modern sangat membutuhkan sebuah panduan hidup yang

akan membimbing dan memimpin mereka menuju kebahagiaan dan kedamaian sejati.

Mereka memerlukan panduan hidup sebagaimana masyarakat jahiliyah terdahulu

memerlukannya. Mereka memerlukan panduan hidup yang dapat menyelesaikan segala

krisis dan problematika yang mereka hadapi. Mereka memerlukan panduan hidup yang

datangnya dari Yang Maha Mutlak Kebenarannya. Mereka memerlukan panduan hidup yang

diajarkan al-Qur'an, karena hanya al-Qur'an yang dapat membimbing manusia modern

dengan segala perbendaharaan sains dan teknologinya menuju kebahagiaan sejati,

sebagaimana dibimbingnya masyarakat Arab jahiliyah menjadi masyarakat utama, teladan

sepanjang masa. Sesungguhnya al-Qur'an ini memberikan petunjuk kepada jalan yang lebih

lurus... (Q1 7: 9)

Di sini sangat perlu difahami bahwa al-Qur'an adalah panduan hidup yang diturunkan

untuk seluruh umat manusia pada setiap waktu dan tempat, tidak terbatas pada satu

lingkungan geografis dan ras tertentu saja. Karena al-Qur'an membicarakan masalah yang

tidak pernah berubah dari zaman dahulu sehingga akhir zaman, permasalahan mendasar

umat manusia sejak kehadirannya di muka bumi ini!

Manusia, baik yang dahulu, sekarang, maupun yang akan datang tetap sama ciri-cirinya,

apapun ras dan kebangsaannya, dimanapun dia lahir dan tinggal, bagaimanapun bentuk fisik

dan warna kulitnya, manusia tetaplah manusia yang memiliki karakteristik sebagai makhluk

terbaik yang diciptakan Allah Sang Pencipta. Manusia adalah makhluk sempurna yang

diciptakan, makhluk yang berbeda dengan makhluk lainnya, karena manusia adalah makhluk

yang memiliki hati, akal dan hawa nafsu. Sang pencipta telah menganugrahkan manusia

dengan kelengkapan yang tidak diberikannya kepada makhluk lainnya, hatta kepada

113

Page 114: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

malaikat sekalipun. Hati, akal dan hawa nafsu inilah yang membedakan manusia dengan

makhluk lainnya. Ketiga komponen penting inilah nantinya yang akan sentiasa menguasai

perjalanan hidupnya. Jika hati dan akalnya yang dominan maka manusia itu akan selamat,

karena hati dan akal lebih cepat mengenal hidayah Allah s.w.t. Namun sebaliknya, jika hawa

nafsunya yang dominan dalam kehidupannya, manusia itu akan mendapat kecelakaan,

karena hawa nafsu senantiasa mengajak manusia menuju kesesatan.

Karakteristik manusiawi yang terdiri dari hati, akal dan hawa nafsu inilah yang dibina

al-Qur'an dengan pendekatannya yang khas dengan tingkatan-tingkatannya yang unik agar

terbentuk makhluk terbaik di muka bumi, yang selanjutnya akan ditugaskan sebagai

Khalifatullah, wakil Allah yang akan mentadbir alam raya ini.

Al-Qur'an akan mendidik dan memimpin hati menuju kebaikan karena demikianlah

fitrahnya untuk melahirkan manusia yang soleh dan berguna bagi umat manusia lainnya.

Al-Qur'an dengan pendekatannya yang khas akan mengisi rongga-rongga hati dengan

hidayah Allah s.w.t. sehingga mampu melihat segala hakikat kehidupan di alam raya ini,

menghilangkan segala bentuk penyakit kejahatan yang melekat padanya sehingga menjadi

hati yang bersih, penuh dengan ketakwaan dan keikhlasan dan sekaligus mengendalikan

hawa nafsu agar tunduk di bawah kehendak Ilahi. Inilah sasaran utama al-Qur'an pada diri

manusia yang tidak akan berubah sepanjang sejarah kehadiran mereka, karena hati, akal

dan hawa nafsu mereka adalah sama pada dasarnya ketika baru lahir ke muka bumi ini.

Itulah sebabnya al-Qur'an akan senantiasa "up to date" (terkini) sepanjang masa untuk

mengobati segala penyakit manusia yang memang berasal dari hatinya sebagaimana di-

terangkan hadits Rasulullah: Pada jasad manusia terdapat segumpal darah, jika ia baik

maka baiklah seluruh jasad itu, jika ia rusak maka akan rusak pula jasad itu, segumpal darah

itu adalah hati (qolbu). (HR. Bukhari)

Demikian pula halnya al-Qur'an dengan pendekatan dan gaya khasnya, akan

membimbing masyarakat modern yang sudah kehilangan panduan hidup menuju

kegemilangan dan keagungan sebagaimana al-Qur'an telah membimbing masyarakat Arab

jahiliyah menjadi pemimpin dunia terdahulu. Al-Qur'an akan menyelesaikan problematika dan

114

Page 115: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

krisis yang sedang mereka alami, mengembalikan drajat mereka dari hamba material

menjadi khalifah dan hamba Allah. Ini adalah karena sumber segala krisis yang menimpa

masyarakat jahiliyah modern hari ini adalah jelas berasal dari manusia sendiri. Manusia yang

tidak memahami hakekat diri mereka sebagai pemegang amanah Allah, mengarahkan alam

sesuai dengan petunjuk-Nya dan kelak akan dituntut pertanggungjawabannya dengan

balasan syurga ataupun neraka. Manusia sendiri itulah sumber krisis masyarakat modern

dan manusia itulah yang menjadi sasaran al-Qur'an.

Jika masyarakat modern jahiliyah hari ini menjadikan al-Qur'an sebagai panduan hidup

mereka, menerapkannya di dalam kehidupan mereka sebagaimana yang telah ditunjukkan

oleh generasi terdahulu mereka yang telah berhasil gemilang dibawah pimpinan Muhammad

Rasulullah, maka tidak diragukan segala krisis, problematika, tragedi dan seribu satu

kerancuan yang mereka hadapi akan hilang dengan sendirinya. Karena Allah Yang Maha

Mengetahui, melalui al-Qur'an akan memberikan bimbingan kepada mereka yang telah

menjadikannya sebagai panduan hidup dalam arti yang sebenarnya, yaitu menerapkannya

dalam kehidupan, sehingga al-Qur'an menjadi bagian hidup dan kehidupan mereka.

Al-Qur'an harus nuzul dalam pribadi-pribadi masyarakat, pribadi-pribadi itu menjadi al-

Qur'an yang berjalan, al-Qur'an yang hidup dan menguasai, membimbing hidup dan

kehidupan mereka. Al-Qur'an akan menghubungkan mereka dengan khazanah spiritualitas

yang sangat dibutuhkan umat manusia sepanjang masa. Inilah keunikan dan keagungan

al-Qur'an sebagai mukjizat terbesar yang Allah turunkan kepada manusia, yang tidak

mungkin dimiliki oleh panduan hidup selainnya, dahulu, kini dan akan datang. Dengan

pendekatannya yang khas, al-Qur'an melatih manusia memiliki kekuatan yang menakjubkan

yang tidak mungkin diperoleh dari panduan hidup selainnya. Itulah kekuatan yang telah

melahirkan manusia-manusia agung seperti Muhammad Rasulullah, Abu Bakar Ash-Siddiq,

Umar al-Faruq, Usman bin Affan, Ali bin Abi Thalib Karamullah Wajhah, Abdurrahman bin

Auf dan ribuan manusia agung lainnya yang telah merombak kejahiliyahan dan

mengantarkannya menuju masyarakat utama yang menjadi mercusuar peradaban di

zamannya. Al-Qur'an telah memberikan sesuatu yang dahsyat untuk mereka, sebuah

115

Page 116: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

kekuatan yang menggerakkan, kekuatan yang merubah karakter serta kekuatan jiwa yang

menakjubkan!

Manusia yang memiliki kekuatan spiritual akan memandang kecil semua permasalahan

yang dihadapinya. Kekuatan spiritual yang dihasilkan al-Qur'an akan menjadikan seseorang

dekat dengan Allah s.w.t. Jika mereka sudah dekat dengan Allah s.w.t., maka apapun

permintaan mereka akan dikabulkan Allah Pemilik Alam ini. Manusia akan diberikan ilmu

oleh Allah s.w.t. tanpa belajar, sebagaimana Allah s.w.t. berikan kepada para nabi, rasul dan

aulia. Jika Allah s.w.t. telah berkenan mengajarkan ilmu-Nya, maka siapakah yang lebih

mengetahui dari Allah Yang Maha Mengetahui di jagat raya ini? Maka sungguh

berbabagialah masyarakat modern yang menjadikan al-Qur'an sebagai panduan hidupnya,

karena mereka akan senantiasa berhubungan dengan Yang Maha Mengetahui untuk

mengadukan segala permasalahan hidup mereka.

Al-Qur'an akan menempa jiwa-jiwa masyarakat modern yang sudah rapuh ini dengan

pendekatannya yang luar biasa sehingga jiwa mereka kukuh, mampu menahan segala

permasalahan hidup yang mereka hadapi. Al-Qur'an dengan ajaran mulianya akan

menjadikan manusia sebagai makhluk yang tegar, tahan ujian dan penderitaan, tidak cepat

mengalah dan berputus asa karena al-Qur'an mengajarkan Allah Yang Maha Perkasa adalah

sebaik-baik tempat memohon pertolongan. Jika jiwa manusia mengalami keresahan dalam

menghadapi realititas kehidupan yang dahsyat ini, maka dengan mengingati Allah s.w.t. saja

jiwa-jiwa itu akan kembali tenang dan tenteram. Inilah kehebatan panduan hidup yang

diajarkan al-Qur'an yang tidak dimiliki panduan hidup selainnya. Inilah keperluan masyarakat

modern yang telah disiapkan al-Qur'an untuk kebahagiaan mereka!

Al-Qur'an akan membebaskan pemikiran masyarakat modern yang dibelenggu dan

diperbudak materi menjadi manusia yang merdeka dan hanya menghambakan dirinya

kepada Maha Pencipta Alam saja. Dengan jiwa dan fikiran yang merdeka inilah, manusia

akan menemui dirinya sebagai sebaik-baik makhluk di muka bumi. Mereka akan

mendapatkan ketenangan hidup yang sebenarnya, jauh daripada krisis dan problematika.

Itulah sebabnya masyarakat Barat yang jenuh dengan segala bentuk perangkap materi

116

Page 117: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

berlomba-lomba mencari ketenangan abadi dengan mencari kekuatan spiritual baru.

Muncullah apa yang mereka istilahkan sebagai Spiritual Age, era spiritual umat manusia.

Walaupun mereka telah menemukan apa yang mereka namakan sebagai kecerdasan

spiritual (SQ), namun sejauh ini mereka masih meraba-raba karena ketidaktahuan mereka

tentang spiritualitas yang sebenarnya. Al-Qur'an dengan segala khazanahnya adalah

jawaban tuntas untuk mereka yang merindukan ketinggian spiritualitas.

Al-Qur'an dengan kandungannya yang serba lengkap akan memberikan inspirasi kepada

masyarakat modern untuk mengembangkan sains dan teknologi mereka. Di dalam al-Qur'an

telah dikemukakan pelbagai persoalan hidup manusia secara global, baik yang berkaitan

dengan sains, pendidikan, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan aspek kehidupan

lainnya. Dasar-dasar kehidupan yang diajarkan al-Qur'an secara global inilah yang akan

memandu masyarakat modern menjadi masyarakat ideal yang kamil (sempurna) yang akan

memimpin dan mengarahkan alam menuju keseimbangan sebagai Khalifatullah.

Al-Qur'an akan memberikan jalan keluar dan penyelesaian kepada setiap persoalan

masyarakat modern dengan pendekatannya yang khas, dengan manhajnya yang unik dan

sempurna. Al-Qur'an akan memberikan rumusan-rumusan unik kepada masyarakat modern

dalam perjalanan mereka mencapai kejayaan di dunia dan akhirat sebagaimana yang

diperlukan secara fitrah oleh manusia dari dahulu sehingga sekarang. Al-Qur'an tidak akan

meninggalkan kebingungan bagi mereka yang mengikuti segala petunjuknya, karena

al-Qur'an adalah rumusan teori yang akan mendekatkan manusia pada Pencipta Yang Maha

Mengetahui. Masyarakat modern yang dililit oleh berbagai krisis dan problematika pasti akan

mendapatkan sesuatu yang dicari dan diperlukannya di dalam al-Qur'an. Jika mereka

memerlukan bimbingan menuju kebaikan maka al-Qur'an akan membimbing mereka menuju

kebaikan sejati yang sangat diidam-idamkan fitrah manusia. Jika mereka mencari

kedamaian, maka al-Qur'an akan membawa mereka kepada kedamaian abadi. Jika ma-

syarakat modern memerlukan panduan hidup yang akan menggantikan panduan hidup

mereka yang sudah gagal dan bangkrut, panduan hidup yang akan menyelamatkan mereka

dari kehancuran, maka mereka pasti akan mendapatnya di dalam al-Qur'an. Jika mereka

117

Page 118: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

memerlukan teori-teori pendidikan, ekonomi, politik, sosial, sains dan lainnya, mereka pasti

menemukannya di dalam al-Qur'an. Sesungguhnya al-Qur'an akan memberikan kepuasan

kepada mereka yang mengikuti petunjuknya. Al-Qur'an akan memberikan kepuasan kepada

masyarakat modern, karena seluruh keperluan yang berkaitan dengan kehidupan mereka

akan mereka temui di dalam al-Qur'an. Inilah di antara kehebatan al-Qur'an yang tidak dapat

ditandingi oleh panduan hidup selainnya!

Maka tidak semestinya orang-orang yang mendakwa diri mereka sebagai kaum modern

meragukan kemampuan al-Qur'an dalam menyelesaikan problematika masyarakat hari ini

yang sangat kompleks. Pada hakikatnya al-Qur'an adalah kitab petunjuk yang akan

melahirkan manusia-manusia agung, sebaik-baik makhluk di alam raya ini jika mereka

mengikuti segala petunjuknya dengan penuh keikhlasan. Sejarah telah membuktikannya,

bagaimana para Sahabat yang telah dilahirkan al-Qur'an dengan manhajnya yang khas

dapat menjadi manusia unggul dan pemimpin dunia yang dikagumi. Ini semua dapat dicapai

apabila manusia mengikuti petunjuk-petunjuk al-Qur'an dengan teratur. Demikian pula halnya

dengan masyarakat modern, jika mereka mengikuti panduan hidup yang diajarkan al-Qur'an,

mereka pasti akan menjadi sebaik-baik makhluk di alam raya ini dan akan memimpin seluruh

alam sebagai wakil Allah.

Namun demikian, timbul pertanyaan, kenapa kaum Muslimin zaman ini yang memiliki

al-Qur'an sebagai panduan hidupnya tidak mengalarni kemajuan, bahkan mereka menjadi

golongan yang terkebelakang berbanding golongan lainnya?

Di sini perlu diberikan jawaban tegas bahwa keadaan ini terjadi karena kaum Muslimin

tidak menjalankan apa yang diperintahkan al-Qur'an sebagaimana yang dikehendakinya.

Mereka hanya menjalankan bagian-bagian tertentu dari al-Qur'an. Mereka tidak menjalankan

perintah al-Qur'an secara kaffah (menyeluruh) sebagaimana diperintahkan Allah s.w.t.

Mereka telah memisah-misahkan ajaran al-Qur'an yang utuh menjadi bagian-bagian yang

tidak terkait satu dengan lainnya. Itulah sebabnya mereka ditimpa kehinaan sebagaimana

yang telah ditetapkan Allah s.w.t. kepada orang-orang yang menyimpang dari ajaran al-

Qur'an.

118

Page 119: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

... Apakah kamu beriman kepada sebagian Kitab dan mengingkari sebagiannya yang lain?

Maka tidak ada balasan bagi orang yang berbuat demikian dari kamu, melainkan mereka

akan ditimpa kehinaan pada kehidupan dunia dan pada hari kiamat nanti mereka akan

dilemparkan ke dalam azab yang pedih dan Allah tidaklah lalai dari apa yang kamu kerjakan.

(Q2:85)

Jika kaum Muslimin konsisten menjalankan panduan hidup yang diturunkan Allah s.w.t.,

sebagaimana Rasulullah s.a.w. dan para Sahabat menjalankannya, maka tentu mereka akan

mencapai drajat manusia agung sebagaimana para Sahabat mencapainya terdahulu. Namun

kaum Muslimin sekarang telah menyimpang dari jalan pendahulunya, mereka tidak

menerapkan al-Qur'an dalam kehidupan sebagaimana yang telah dicontohkan Rasulullah

dan para Sahabat, maka jadilah mereka seperti sekarang, menjadi umat yang lemah,

terbelakang, dizalimi serta dimain-mainkan musuh-musuhnya.

Jadi jelaslah, umat manusia akan mencapai kemenangan hakiki jika mereka menjadikan

al-Qur'an sebagai panduan hidup mereka, sebagaimana generasi Islam terdahulu yang telah

menwarnai hidup mereka dengan corak al-Qur'an, sehingga mereka disebut sebagai "al--

Qur'an hidup". Dengan demikian al-Qur'an hanya akan memberi makna sebagai panduan

hidup jika ia nuzul (meresap) di dalam individu, keluarga dan masyarakat sehingga

terwujudnya individu Qur'ani, keluarga Qur'ani dan masyarakat Qur'ani yang merealisasikan

pesan-pesan mulia alQur'an di dalam kehidupan mereka sebagaimana yang telah

ditunjukkan dengan indahnya oleh generasi para Sahabat. Seluruh aspek kehidupan mereka

diwarnai al-Qur'an sebagai wahyu Allah kepada hamba-Nya. Mereka Iaksana

lembaran-lembaran al-Qur'an yang berjalan memenuhi bumi dengan indahnya. Mereka

benar-benar menerima al-Qur'an sebagai panduan hidup yang harus diamalkan dalam

kehidupan mereka. Mereka tidak seperti generasi sesudahnya yang hanya menjadikan,

al-Qur'an sebagai khazanah pengetahuan saja hanya untuk meluaskan wawasan pemikiran

sebagaimana yang telah menimpa kalangan intelektual umat pada saat ini di universititas-

universitas yang mengadopsi sistem pendidikan Barat. Akibatnya, sampai hari ini belum lahir

119

Page 120: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

masyarakat agung seperti generasi awal Islam yang dapat merombak dunia dan

memimpinnya menuju keadiIan dan kedamaian.

Jadi jelaslah persoalannya, umat manusia atau masyarakat modern saat ini, termasuk

kaum Muslimin tidak akan mendapatkan sesuatu dari al-Qur'an sampai mereka menjadikan

al-Qur'an sebagaimana yang telah dilakukan para Sahabat terdahulu. Kemenangan dan

kejayaan umat tidak akan pernah dicapai, akan tetap menjadi angan-angan kosong dan

mimpi indah akibat tidak sesuai dengan sasaran yang dikehendaki al-Qur'an. Itulah

sebabnya mereka tetap diliputi segala bentuk problematika, krisis dan tragedi. Mereka hanya

memahami al-Qur'an sebagai pengetahuan, bukannya sebagai panduan hidup yang harus

dilaksanakan dalam semua tingkatan. Mereka tidak memahami al-Qur'an sebagaimana yang

telah difahami oleh generasi Islam terdahulu.

Maka masyarakat modern hari ini, terutama mereka yang menghendaki kebahagiaan

sejati sangat memerlukan al-Qur'an yang akan memandu hidup mereka dengan

pendekatannya yang khas. Al-Qur'an akan menyelesaikan segala krisis dan tragedi yang

menimpa masyarakat modern dengan rumusan-rumusannya yang unik. Masyarakat modern

hari ini akan menjadi masyarakat ideal apabila mereka menjadikan al-Qur'an sebagai

panduan hidup.Al-Qur'an akan mengubah masyarakat modern sekiranya mereka mau

menjalankan ajaran-ajaran mulianya, menerapkannya di dalam kehidupan nyata.

Musuh-musuh Islam sangat faham akan perana al-Qur'an bagi kebangkitan kaum Muslimin,

itulah sebabnya mereka berupaya untuk menghancurkan umat dengan cara memisahkan

ajaran al-Qur'an dengan kaum Muslimin. Sehubungan masalah ini, Dr. Nashih Ulwan dalam

bukunya Tarbiyat al-Aulad, menukilkan :

Kedua: Menghancurkan dan Menghapuskan al-Qur’an

Hal ini dilakukan karena ajaran salib beranggapan bahwa al-Qur’an adalah

sumber pokok kekuatan orang-orang Islam, sumber mereka untuk kejayaan,

kekuatan dan kemajuannya yang telah lalu.

120

Page 121: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

1. Gladstone, yang menjadit perdana menteri Inggris selama empat kali

(1864-1894) dalam majelis umum (the House of Commons) Inggris, sambil

mengangkat al-Qur’an, berkata : “Selama al-Qur’an ini berada di tangan

orang-orang Islam, maka Eropa sama sekali tidak akan dapat menguasai

Dunia Timur. Bahkan Eropa itu sendiri akan terancam”.

2. Seorang missionaris, William Jeford Balcrof, berkata :”Jika al-Qur’an dapat

disisihkan dan kota Makkah dapat diputuskan hubungannya dari negara-

negara Arab,maka sangat memungkinkan bagi kita untuk melihat seorang

Arab secara bertahap mengikuti kemajuan Barat, terjauh dari Muhammad

dan sekitarnya.”

3. Seorang missionaris lain, Catly, berkata: “Kita harus menggunakan al-

Qur’an sebagai senjata yang paling ampuh dalam Islam untuk melawan

Islam itu sendiri, sehingga kita dapat menghancurkannya. Kita harus

menerapkan kepada kaum Muslimin bahwa yang benar dalam al-Qur’an

bukanlah baru, dan yang baru bukanlah benar.”

4. Seorang penguasa kolonial Prancis di Aljazair, dalam peringatan seratus

tahun pendudukannya, berkata :”Kita harus melenyapkan al-Qur’an yang

berbahasa Arab itu dari kehidupan mereka, dan melenyapkan bahasa

Arab dari lidah mereka agar kita dapat berkuasa penuh”.

Itulah sebabnya, kenapa kaum Muslimin mengalami kemunduran saat ini tidak lain

karena mereka telah dipisahkan dengan al-Qur'an. Memang benar, kaum Muslimin dapat

membaca al-Qur'an, namun sedikit yang dapat memahaminya dengan benar, apalagi yang

melaksanakannya. Bahkan musuh-musuh Islam dengan perencanaan tersistemik telah

mencetak kader-kader yang bernama Muslim, namun fikiran dan pemahannya terhadap al-

Qur'an sama dengan musuh-musuh Islam yang telah menjadi gurunya. Mereka telah menjadi

agen-agen musuh yang menghancurkan umat dengan memberikan pemahaman yang salah

terhadap al-Qur'an.

121

Page 122: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

Maka al-Qur'an harus difahami sebagaimana yang dikehendaki Allah dan Rasul-Nya,

bukan hanya sebagai bahan bacaan saja, namun yang paling penting bagaimana agar

terlambang dalam kehidupan nyata. Maka tidak diragukan bahwa al-Qur'an akan menjadikan

kaum muslimin menjadi masyarakat maju, sukses menggapai kemenangan dalam arti yang

sebenarnya, bukan sebaliknya menjadikan mereka sebagai masyarakat terbelakang

sebagaimana yang dituduhkan musuh-musuh Islam. Seorang Muslim yang beriman dan

menerapkan al-Qur'an dalam kehidupannya secara konsisten sesuai dengan manhaj yang

digariskan akan mendapat bimbingan al-Qur'an menjadi masyarakat utama, masyarakat

maju yang menguasai peradaban dengan segala produknya, namun memiliki kekuatan

spiritualitas tinggi yang diperolehnya dari al-Qur'an. Menjadi masyarakat utama bersama al-

Qur'an adalah sebuah kemestian yang tidak dapat dielakkan oleh mereka yang telah

mengikrarkan dirinya sebagai seorang Muslim.

BAB 8

Fenomena Al-Qur'an Dalam Merubah ManusiaSeorang konglomerat ternama yang mampu mempengaruhi kebijakan ekonomi

bangsanya, tiba-tiba resah dan gelisah dalam usianya yang masih sangat muda, menjelang

40 tahunan. Padahal dia memiliki kehidupan yang mapan, keluarga yang bahagia, istri yang

cantik, setia dan penuh pengertian, sementara bangsanya sangat mempercayai dan

122

Page 123: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

menghormatinya sebagai pribadi maupun tokoh masyarakat. Keluarga besarnya adalah

keturunan terpandang yang menguasai kehidupan strategis, baik dalam politik maupun

ekonomi. Kekayaan, kemapanan, kehormatan, penghargaan, kepercayaan dan berbagai

bentuk atribut dunia yang ada menambah sesak jiwanya, menambah resah kehidupannya

yang berujuang pada kebingungan demi kebingungan, membuatnya bertambah kecewa

dengan masyarakatnya yang telah menuhankan tuhan-tuhan kecil. Krisis telah menimpanya,

yang menurut Danah Zohar, penulis tentang SQ sebagai Krisis spiritual. Krisis yang sering

menghampiri manusia sukses apabila sudah mencapai puncak keberhasilan materinya.

Apabila ketenaran sudah diraih, harta melimpah sudah di tangan, keluarga bahagia sudah

menyertai, penghormatan dan penghargaan sudah disematkan dan bermacam-macam

kenikmatan hidup sudah tersedia, maka justru pada saat-saat seperti itulah bahaya akan

menerpa kehidupan manusia apabila hidup tanpa makna sejati.

Kegelisahan dan kebingungan hidupnya membuat sang konglomerat muda merana.

Setiap malam dia melihat ke langit lepas, mencari jawaban demi jawaban tentang

kebingungan yang tengah di deritanya, namun jawaban itu tak kunjung datang kecuali

semacam mimpi-mimpi yang menyenangkan dan menenangkannya. Ahirnya dia

memutuskan untuk beberapa waktu meninggalkan keluarga dan masyarakatnya menuju

ketinggian di pinggiran kotanya, menyendiri, meluruskankan hati dan fikiran, mengetahui

dengan pasti ada dengan diri dan masyarakatnya. Dari ketinggian itulah dia melihat

kehidupan masyarakatnya yang penuh dengan penyimpangan dan kerusakan, sementara

dia dapat merasakan keresahan hati mereka terdalam yang menghendaki kebahagian sejati

sebuah tujuan universal manusia.

Pada malam itu, di tengah keheningan dan kesunyian malam, seseorang datang

kepadanya, menegurnya dan mengajaknya berbicara tentang apa yang dirasakan olehnya.

Dengan wajah keheranan, sang konglomerat muda yang kebingungan ini menanyakan apa

maksud kedatangannya ke tempat yang sunyi sepi ini. Namun tanpa banyak berbicara,

seseorang yang berperawakan tegap dan memancarkan kharisma ini memerintahkannya

dengan suara yang menggetarkan dan menembus relung terdalam hatinya, "bacalah".

123

Page 124: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

Dengan penuh keheranan dan ketakjuban, dia menjawab dengan nada keheranan; "apa

yang harus aku baca?". Tanpa memberi kesempatan, sang penanya langsung menghampiri

dia yang masih tertegun, kemudian dipeluknya erat-erat sang konglomerat sehingga terasa

sesak nafasnya. Kemudian penanya ini memerintah kembali kepadanya, "bacalah", namun

dia menjawab dengan jawabannya semula, dan diapun dipeluk seperti semula, sampai tiga

kali. Pada kali ketiga, sang penanya dengan pelukannya yang kuat, membacakan

kepadanya seuntaian kalimat yang sangat indah dan menawan: "Bacalah dengan nama

Tuhanmu Yang Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah,

dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar dengan perantaraan qalam. Dia

mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (al-Alaq:1-5)

Tiba-tiba sang konglomerat muda ini telah menemui dirinya kesendirian, kemana perginya

sosok misterius yang memeluknya tadi. Tangan gemetar, tubuhnya berkucuran keringat,

hatinya tergoncang, fikirannya melayang-layang tak menentu, dengan terhuyung-huyung dia

pulang menemui istrinya, dengan gemetar dia berkata "selimutilah aku, selimutilah aku".

Dengan penuh kasih sayang, istrinya yang setia dan pengertian, menyelimutinya sehingga

keadaannya membaik, hatinya tenang dan tentram kembali. Dengan penuh kasih, istrinya

berkata:"Wahai sayang, bergembiralah engkau. Demi Allah, Tuhanmu tidak akan pernah

menghinakanmu. Sesungguhnya engkau adalah orang yang senantiasa menyambung

persaudaraan, senantiasa berkata jujur, gemar membantu kesulitan orang, suka

menghormati tamu dan tetap menegakkan kebenaran". Dengan wajah tenang, sang

konglomerat muda ini tertidur pulas dengan penuh kepuasaan, ketenangan dan

kebahagiaan.

Kalimat demi kalimat yang di terimanya di gunung pinggiran kotanya telah merubah

drastis kehidupannya, memberikannya inspirasi, kekuatan, semangat, kesungguhan untuk

meniti kemenangan dan kesuksesan abadi. Konglomerat muda ini ahirnya terkenal sebagai

Muhammad Rasulullah yang telah membawa pencerahan dan kebangkitan kepada bangsa

Arab, memimpinnya dengan ajaran agung menjadi pemimpin peradaban dunia yang hingga

kini belum terkalahkan kepribadian ataupun pencapainnya, itulah sebabnya, seorang

124

Page 125: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

cendekiawan Barat seperti Michel Heart, menempatkannya sebagai orang nomor satu dari

seratus tokoh manusia yang paling berpengaruh sepanjang sejarah peradaban umat

manusia. Dan peristiwa dahsyat yang terjadi 15 abad silam di gua Hiro' ini dikenal sebagai

awal turunnya sebuah kitab tersuci dan terbenar sepanjang masa, yang penuh dengan

keajaiban dan kemukjizatan, yang mampu merombak dan mencetak manusia-manusia

agung sepanjang masa. Itulah al-Qur'an, kumpulan wahyu yang diberikan kepada

Muhammad saw melalui sosok agung, malaikat Jibril as, yang kesucian, keaslian dan

kebenarannya terjada sepanjang masa. Kitab yang telah merombak kehidupan gelap dan

sesat serta terbelakang masyarakat jahiliyah Arab menjadi manusia-manusia agung.

Di Tengah teriknya panas matahari padang pasir, seorang pemuda kuat perkasa yang

memerah matanya karena dendam dan kemarahan membara, berjalan tegap dengan

hentakannya yang khas, yang menakutkan siapa saja yang dilaluinya. Dengan nada tinggi

dia berteriak-teriak, "aku harus membunuhnya", berulang-ulang dengan nada geram,

sementara ditangannya tertenteng pedang mengkilat yang telah meregang nyawa beberapa

orang. Di tengah perjalanannya yang tergesa-gesa, dia berpapasan dengan sahabatnya,

dengan penuh keheranan bertanya, "hendak kemana kau Umar". Dengan nada tinggi penuh

kemarahan dia menjawab, "aku akan pergi membunuh Muhammad yang telah memecah

belah kita, yang telah membuat kekacauan di kota ini", serunya seraya menghentak-

hentakkan pedangnya. Sahabatnyapun berkata kalem, "hei Umar, urus saja keluargamu,

jangan urus orang lain". Dengan penuh keheranan Umar bertanya, "ada apa dengan

keluargaku?". "Apakah kamu tidak tau, adikmu telah menjadi pengikut Muhammad?".

Mendengar kata-kata ini, lelaki yang tempramental ini ibarat mendengar petir menggelegar di

siang hari bolong. Kemarahannya bertambah memuncak yang bercampur dengan rasa malu.

Secepat kilat Umar pergi ke rumah adiknya, Fatimah untuk membuktikan kebenaran

perkataan sahabatnya. Dengan kekasarannya yang khas, Umar langsung mendobrak pintu

rumah adiknya Fatimah. Ternyata Fatimah tidak sendirian, bersama suami dan beberapa

orang temannya sedang membaca sebuah lembaran. Melihat kedatangan Umar yang

membawa pedang, mereka berhamburan dan bersembunyi. Dengan wajah garang dan

125

Page 126: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

keras Umar berkata,"apa yang sedang kalian baca?, berikan kepadaku!!". Dengan penuh

ketakutan adiknya yang sudah memar dihajar Umar memberikan selembar kulit yang

bertuliskan Arab. Umar mengambil lembaran itu, kemudian membacanya: Thaa haa, Kami

tidak menurunkan al-Qur'an ini kepadamu agar engkau menjadi susah, melainkan sebagai

peringatan bagi orang yang takut, diturunkan dari Yang Menciptakan bumi dan langit tinggi,

Yang Maha Pengasih, Yang bersemayam di atas Arasy'. Milik-Nyalah apa yang ada di langit,

apa yang ada di bumi, apa yang ada di antara keduanya, dan apa yang ada di bawah tanah.

Dan jika engkau mengeraskan ucapanmu, sungguh Dia mengetahui rahasia dan yang lebih

tersembunyi. Allah, tidak ada tuhan selain Dia, yang memiliki nama-nama yang terbaik.

(Thaa Haa : 1-8)

Umar tersentak, kaget, merinding bulu romanya, bibirnya tidak dapat berkata-kata, hatinya

bergetar, keadaan menjadi hening."Sungguh indah dan mulia sekali kata-kata ini" katanya

berulang-ulang sambil tetap menatap ayat-ayat yang dibacanya. Dengan serta merta Umar

berkata, "antarkan aku pada Muhammad segera". Dengan tergopoh-gopoh Umar berjalan ke

rumah tempat Muhammad saw dan sahabatnya berada. "Buka pintu" seru Umar sambil

mengetuk-ngetuk pintu dengan gagang pedangnya. Sahabat Muhammad saw ketakutan

ketika melihat Umar berada di depan pintu membawa pedang terhunus, seraya berkata, "

Wahai Rasulullah, Umar datang membawa pedang, habislah kita mau dibunuhnya". Dengan

kalem dan mantap, paman Rasul, Hamzah menyela, "Biarkan dia masuk, kalau tujuannya

baik akan kita sambut, kalau tujuannya jahat, kita akan bunuh dia dengan pedangnya

sendiri". Ketika masuk, Umar terdiam, disaksikan sahabat Rasul saw. Umarpun menemui

Rasul, dengan terbata-bata penuh haru dia beucap, "Rasulullah", katanya dengan nada

rendah, "saya datang untuk menyatakan keimanan kepada Allah dan Rasul-Nya serta segala

yang datang Allah". Rasululah bertakbir, diikuti sahabat berkalai-kali, mendadak suasana

berubah menjadi haru, senang, bahagia dan penuh kasih sayang.

Seorang jagoan yang keras kepala, penuh kemarahan, dendam dan memiliki kehidupan

yang kelam dan tidak teratur seperti Umar bin Khattab, telah dirombak oleh al-Qur'an saat

pertama kali berinteraksi dengannya. Al-Qur'an yang agung telah membuka cakrawala Umar,

126

Page 127: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

mengetuk relung hati terdalamnya, membangkitkan hati nuraninya, meluruskan fikiran

sesatnya yang penuh dengan kotoran dan membimbing kehidupannya menjadi manusia

agung, pemimpin besar yang telah mengantarkan Islam kepada kekuasaan besar, menakluki

kekuatan-kekuatan besar seperti Romawi, Parsia, Mesir sampai 2/3 belahan dunia berada di

bawah kekuasaannya. Sekali lagi ayat-ayat suci dan mulia al-Qur'an telah menggetarkan hati

manusia dan menjadikannya sebagai pemimpin yang sukses karirnya dan bahagia hidupnya.

Lain halnya dengan salah seorang paman Muhammad saw bernama Abu Jahal. Dia

adalah manusia yang selalu memusuhi Rasulullah dan menyiksa para pengikutnya, terutama

dari golongan masyarakat bawah. Pada suatu ketika, sang musuh Islam ini dengan

lantangnnya mengancam, "Jika aku melihat Muhammad sholat di Ka'bah, pasti akan aku

injak tengkuknya". Mendengar ancaman Abu Jahal ini, para sahabat merasa gelisah dan

ketakutan. Maka mengenai keadaan ini turunlah wahyu dari Allah saw, "Ketahuilah,

sesungguhnya manusia benar-benar melampau batas. Karena melihat dirinya serba cukup.

Sesungguhnya hanya kepada Tuhanmulah kembali. Bagaimana pendapatmu tentang orang

yang melarang seorang hamba ketika dia mengerjakan solat. Bagaimana pendapatmu jika

dia berada di atas kebenaran. Atau dia menyuruh bertaqwa. Bagaimana pendapatmu jika

orang yang melarang itu mendustakan dan berpaling?. Tidakkah dia mengetahui bahwa

sesungguhnya Allah melihat segala perbuatannya? Ketahuilah, jika dia tidak berhenti

niscaya Kami tarik ubun-ubunnya. Ubun-ubun orang yang mendustakan lagi salah. Maka

biarlah dia memanggil golongannya, kelak Kami akan memanggil malaikat Zabaniah. Sekali-

kali jangan, janganlah kamu patuh kepadanya; dan sujudlah dan dekatkanlah (dirimu kepada

Allah). (al-Alaq : 6-19)

Ketika ayat-ayat al-Qur'an yang agung ini sampai di telinga Abu Jahal, diapun gemetaran,

ketakutan menyelimutinya bahkan sampai-sampai dia menderita sakit karena ketakutan yang

menghantuinya. Dia faham, bahwa secara adat kebiasaan, mana mungkin Muhammad yang

masih keponakannya dan tidak memiliki apa-apa berani mengancamnya sedemikian

dahsyatnya dengan ucapan-ucapan yang menghunjam jantung dan menusuk relung hati

terdalam, yang memnggoncangkan jiwa dan membuat badannya sakit tak menentu. Ini pasti

127

Page 128: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

sesuatu yang luar biasa, yang memiliki kekuatan dahsyat, bukan kata-kata gertakan biasa,

tapi kata-kata terdahsyat yang melemahkan semangat dan mendirikan bulu roma yang diikuti

dengan keteraturan bahasa dengan tepat sehingga menghasilkan sebuah ancaman

terdahsyat. Namun demikian, karena Abu Jahal tidak mendapat hidayah Allah akibat

kebenciannya yang mendalam kepada Islam dan ambisi pribadinya yang kelewat batas serta

merasa dirinya serba berkecukupan dengan harta yang dimilikinya, maka dia tetap

menentang Rasulullah dan ajarannya, sampai benarlah terlaksana janji Allah swt, ketika

perang Badar, kepala Abu Jahal di penggal sahabat Abdullah bin Mas'ud, dan ubun-ubunnya

ditarik dan diseret-seret sebagaimana dijanjikan al-Qur'an lebih 14 tahun lalu. Ini juga adalah

bukti keagungan al-Qur'an yang mencerikakan peristiwa yang belum terjadi yang ahirnya jadi

kenyataan.

Ibnu Abbas ra berkisah: "Ada seorang lelaki dari Azdsyanuah bernama Dlamad. Dia di

kenal sebagai dukun pemantra yang sangat masyhur. Suatu ketika dia datang ke Makkah,

karena mendengar penduduk Makkah menyebut-nyebut Muhammad terjangkit kegilaan". Dia

lalu mendatangi Muhammad seraya berkata:" Sesungguhnya aku adalah ahli jampi dan bisa

mengobati. Bila engkau suka, aku akan mengobatimu". Rasul kemudia menjawab dan

membacakan beberapa doa dan ayat-ayat al-Qur'an."Segala puji bagi Allah, tempat aku

memuji, meminta tolong, dan beriman serta bertawaqqal kepada-Nya. Aku berlindung

kepada-Nya dari kejelekan diri kami dan kejelekan amal perbuatan kami. Barangsiapa yang

diberi petunjuk oleh Allah, maka tiada seorangpun yang bisa menyesatkannya. Dan

barangsiapa yang disesatkan oleh-Nya maka tiadalah orang yang bisa memberikan petunjuk

kepadanya. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan sesungguhnya aku,

Muhammad, adalah hamba dan utusan-Nya". Dlamad tertegun sejenak seperti orang

terhipnotis, kemudian berkata "Ulangi kata-katamu". Rasulpun lalu mengulangi apa yang

dibacanya. Dlamatpun tertegun kembali seperti kebingungan, kemudian berkata "Ulangilah

kata-katamu lagi", Rasulpun mengulanginya. Dengan berkaca-kaca, Dlamat mengatakan:

"Sungguh sering aku mendengar perkataan tukang tenung, tukang sihir, penyair dan

sastrawan, tetapi aku belum pernah mendengar perkataan dahsyat seperti ini". Dlamat lalu

128

Page 129: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

melanjutkan perkataannya:"Ulurkan tanganmu kepadaku, aku akan berbai'at kepadamu".

Kemudian Dlamat berbai'at untuk memeluk Islam. Dlamat menjawab :"Begitu juga kepada

kaumku". Rasul bersabda:".... juga kepada kaummu!." Ayat-ayat Al-Qur'an telah mengubah

keyakinan sang dukun masyur menjadi seorang yang taat menjalankan agamanya dan

menjadi pemimpin dikalangan kaumnya.

Anas ra meriwayatkan; "Suatu saat Abul Arraf al-Yamani yang merupakan salah seorang

tokoh Yaman datang, lalu dia melihat Rasul mengenakan pakaian merah tengah

membacakan ayat-ayat al-Qur'an dan penjelasannya kepada orang banyak. Beliau menyeru

kemudian "Ucapkanlah La ilaha Illallah, niscaya kamu akan bahagia." Tiba-tiba di

belakangnya ada seorang tua yang mengatakan; "Berhati-hatilah kamu, jangan mendekat

kepadanya, sesungguhnya dia gila dan pembohong". Abul Arraf bertanya, "siapa orang tua

itu?." Lalu dikatakan, "Dia Abu Lahab, paman nabi". Lalu Abul Arraf mendatangi Abu Lahab,

mendiskusikan perkataannya dan perkataan Nabi saw. Dengan suara lantang Abu Arraf

berkata: "Celaka kau wahai Abu Lahab. Perkataan orang gila tidak lurus dan tidak bisa

difahami, sedangkan perilaku anak saudaramu ini sedikitpun tidak menyerupai orang gila".

Setelah mendengarkan apa yang dibaca Muhammad saw, dengan tegas Abu Arrat berkata,

"Apa yang dikatakan Muhammad adalah wahyu (al-Qur'an), risalah dan kebenaran. Aku

bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan sesungguhnya dia adalah hamba dan utusan-

Nya." Sungguh al-Qur'an yang dibacakan Muhammad saw tidak dapat dibohongi

kebenarannya, walaupun yang menenteng dan mempropagandakannya adalah tokoh besar

sekelas Abu Labab, pemuka dan pemimpin suku Quraisy. Al-Qur'an akan senantiasa

merasuki relung hati terdalam insan yang mendengarkannya dengan mata hati, dengan

kejujuran dan kebenaran sebagaimana yang dilakukan Abul Arrat al-Yamani. Selanjutnya,

Abul Arrat menjadi pendakwah Islam yang terkenal dan berhasil mengislamkan suku-suku di

sekitar tempatnya dan mengajak mereka berjuang menegakkan keadilan dan kebenaran

bersama Rasulullah dan sahabatnya.

Abu Said al-Khudri ra telah meriwayatkan: "Sesungguhnya beberapa orang dari kalangan

sahabat Rasulullah saw sedang berada dalam perjalanan. Mereka pergi ke salah satu

129

Page 130: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

kampung Arab dan mereka berharap agar bisa menjadi tamu penduduk kampung tersebut.

Namun ternyata penduduk kampung itu tidak mau menerima mereka. Tetapi ada yang

bertanya, "Apakah ada di antara kalian yang bisa menjampi orang sakit? Karena ketua

kampung kami terkena sengatan." Salah seorang dari para sahabat menjawab, "Ya, ada".

Lalu ia menemui ketua kampung tersebut dan membacakannya ayat al-Qur'an surat al-

Fatihah. Kemudian ketua kampung tersebut sembuh, maka sahabat tersebut diberi beberapa

ekor kambing. Ia tidak mau menerimanya dan mengajukan syarat, "Aku akan

menyampaikannya kepada Nabi saw". Dan iapun pulang menemui Nabi saw dan

menceritakan pengalaman tersebut. Ia berkata "Ya Rasulullah, Demi Allah, aku hanya

menjampi dengan surat al-Fatihah". Mendengar kata-kata itu Rasulullah saw tersenyum dan

bersabda, "Tahukah engkau, bahwa al-Fatihah itu memang merupakan jampi". Kemudian

baginda saw bersabda, "Ambillah pemberian dari mereka dan pastikan aku mendapatkan

bagian bersama kamu".

Pada masa Umar bin Khattab ra, seorang bernama Abdul Aziz bin Yahya bin Abdul Aziz

An-Nakhai suatu malam melakukan solat di masjid. Ketika sang Imam membaca ayat: "Dan

bagi orang yang takut di saat menghadap Tuhannya, akan mendapat dua syurga" (al-

Rahman : 46). Tiba-tiba ia menghentikan solatnya, lalu gila. Dan setelah itu tidak terdengar

lagi beritanya. Demikian pula, Shalih al-Murri pernah menceritakan bahwa pada suatu malam

seorang lelaki dari kalangan zahid (ahli zuhud) menjumpai seseorang yang sedang

membaca ayat, "Kini nyatalah bagi mereka azab Allah yang dulunya tidak mereka duga" (al-

Zumar :47). Tiba-tiba ia menjerit sambil merobek bajunya, kemudian hilanglah

kesadarannya. Tak lama kemudian ia ditangkap dan dibelenggu, hingga ahirnya ia mati

dalam keadaan demikian. Dan ada juga kisah tentang Bakar bin Muadz yang suatu hari

berjalan-jalan, tiba-tiba ia berpapasan dengan seorang lelaki yang tengah membaca ayat,

"Peringatkan mereka pada hari kiamat yang dekat. Pada saat itu kerongkongan sama

tersumbat dalam keadaan memendam kemarahan. Bagi orang-orang yang menganiaya tidak

mempunyai teman setia seorangpun dan tidak mempunyai pembela". (Ghafir : 18).

Mendengarnya ia terguncang dan tiba-tiba berteriak histeris, "Ya Allah, kasihanilah orang-

130

Page 131: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

orang yang sudah mendapatkan peringatan, tapi belummenghadap kepada-Mu!". Lalu dia

linglung hingga ajal menjemputnya. Dari ketiga kisah ini dapat dibayangkan bahwa ayat-ayat

al-Qur'an memiliki kekuatan yang luar biasa dahsyatnya, kekuatan apakah yang mampu

menembus relung terdalam hati manusia sehingga menimbulkan goncangan dahsyat dalam

kehidupannya. Ini adalah bukti nyata bahwa al-Qur'an itu bukan sembarangan bacaan,

namun sebuah bacaaan yang mengandung kekuatan.

Adalah seorang khalifah yang arif lagi bijaksana, bernama Umar bin Abdul Aziz, yang

memerintah kekhalifahan Islam pada masa Bani Umayyah. Beliau adalah khalifah ke 8 bani

Umayyah dan dikenal juga sebagai Umar II, dia dijuluki demikian karena memiliki hubungan

dengan Umar I, Umar bin Khattab melalui jalur ibu, yaitu nenek perempuannya adalah anak

Umar. Umar II dididik di Madinah di bawah asuhan ulama-ulama besar, terutama kakek dari

ibunya, yaitu Abdullah bin Umar yang sangat terkenal luas ilmu serta kesederhanaannya.

Bahkan seringkali Umar II berkata akan mengikuti jejak kakeknya yang alim lagi sederhana.

Namun suratan taqdir menyatakan lain, karena yang diterapkan sistem pemerintahan adalah

sistem putra mahkota, maka ia terpilih menjadi Khalifah atas saran Perdana Menteri, tanpa

dikehendakinya. Ketika menjadi pemimpin tertinggi negara, maka beliaupun menjual segala

milik pribadinya dan dimasukkan ke dalam kas negara. Pernah suatu malam anaknya datang

menghadap, dia bertanya maksud kedatangannya, apakah urusan pribadi atau negara.

Ketika sang anak mengatakan urusan pribadi, Umar II mematikan lampu di depannya dan

mereka berbicara gelap gulita tanpa lampu. Menurutnya fasilitas negara tidak boleh

digunakan untuk keperluan pribadi, sekalipun untuk lampu yang kelihatannya sepele. Pada

suatu ketika, datanglah bibinya yang terbiasa dengan kehidupan ala kekaisaran Romawi

yang bermewah-mewah sebagaimana dilakukan para pendahulu Umar II. Bibinya mengkritik

kebijakan Umar II yang menurutnya menyimpang dari kebiasaan ini serta menyusahkan

keluarga istana yang tidak mendapat fasilitas melimpah sepertu dulu lagi. Khalifah Umar

terdian sejenak, kemudia beliau membaca ayat-ayat al-Qur'an sambil membuka tutup tungku

pemanas yang penuh dengan bara menyala. Ketika sang bibi melihat bara tersebut langsung

pingsan tidak sadarkan diri. Selanjutnya sang bibi yang tadinya keras mengkritik, ahirnya

131

Page 132: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

menjadi pendukung setia kebijakan Khalifah Umar II. Ketika ditanya mengapa, dia

menjawab, "ketika Umar membacakan aku ayat-ayat al-Qur'an tentang api neraka sambil

membuka penutup tunggu, sungguh, aku melihat dari tungku itu kobaran api yang menyala

tak terbayangkan panasnya, sehingga aku pingsan tidak tahan melihatanya." Sang bibi Umar

melihat langsung apa yang dimaksudkan al-Qur'an tentang neraka secara langsung, melalui

perantaraan tungku pemanas.

Itu semua adalah bukti nyata kedahsyatan ayat-ayat al-Qur'an, sebuah kitab suci yang

penuh keagungan dan keajaiban. Apakah di zaman modern ini masih kita dapatkan kisah-

kisah yang menggetarkan mengenai al-Qur'an dengan segala kemukjizatannya. Di bawah ini

akan diceritakan beberapa kisah yang berkaitan dengan al-Qur'an yang telah merombak

jiwa-jiwa yang mendengarnya.

Siapa yang tidak kenal Cat Stevan, seorang pemusik rock dunia kondang yang berasal

dari Inggris. Kehidupan para artis yang gemerlap tentu sudah menjadi rahasia umum tentang

"kerusakannya", apalagi di Barat sana. Namun di tengah-tengah kegemerlapannya sebagai

seorang artis kondang, Cat Stevan tidak menemui kebahagian dalam hidupnya. Ia selalu

merasa resah, gundah gulana, tidak memiliki harapan hidup sehingga seringkali ditimpa

depresi dan frustasi. Sampailah suatu masa, di puncak klimaksnya dia mendengarkan ayat-

ayat al-Qur'an yang indah, yang kemudian mempengaruhi kehidupannya, yang pada ahirnya

dia memeluk Islam dan merubah namanya menjadi Yusuf Islam. Dan sekarang dunia

mengenal Yusuf Islam sebagai seorang pendukung perdamaian, relawan kemanusiaan

sekaligus menjadi pendakwah Islam terkemuka di Barat khususnya. Demikianlah jika al-

Qur'an sudah merasuki jiwa terdalam seseorang, siapapun dia, pasti akan membawa

perubahan.

Jika kita di tanya, siapakah yang pertama kali mendarat di bulan ?, maka jawabannya

adalah Neil Amstrong, astronot dari Amerika Serikat. Ada apa dengan Mr. Amstrong?

Sebuah majalah terbesar Malaysia Star, telah mengisahkan tentang pengalaman Amstrong

ketika mendarat di bulan. Ketika dia sudah sampe ke dataran bulan, sambil berjalan-jalan

dengan perlengkapannya, dia selalu mendengar suara-suara aneh yang belum pernah di

132

Page 133: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

dengarnya. Lama sekali dia menyimpan rahasia pribadi ini, sampai beberapa waktu dia

berkesempatan mengunjungi negara-negara Muslim. Alangkah kagetnya dia ketika melalui

masjid, mendengar kembali suara-suara yang pernah didengarnya di bulan. Dengan

setengah tidak percaya, dia menanyakan, suara apakah itu. Pemamndunya dengan jelas

mengatakan "Itu suara orang baca al-Qu'an dan adzan untuk memanggil orang solat". Maha

Suci Allah, rupanya yang di dengar oleh Mr. Amstrong tersebut adalah ayat-ayat al-Qur'an,

dan sejak saat ini dia mendalami Islam dan konon kabarnya ahirnya dia memeluk Islam

karena pengelamannya tersebut.

Aaron Sellers, seorang warga negara Amerika dan penganut Kristen yang fanatik. Cuma

dalam benaknya selalu timbul keraguan padanya, ketika memikirkan tentang penyaliban

Yesus Kristus. Baginya tidak masuk akal, jika Tuhan disalib untuk sekedar menebus dosa

dan seterusnya. Keadaan ini terus berlanjut sampai dia berinteraksi dengan al-Qur'an. Dia

membaca ayat :dan (Kami hukum juga) karena ucapan mereka, "Sesungguhnya kami telah

membunuh al-Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah. Padahal mereka tidak membunuhnya

dan tidak pula menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh adalah) orang yang diserupakan

dengan Isa. Sesungguhnya mereka yang berselisih pendapat tentang Isa, selalu dalam

keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka benar-benar tidak tahu, melainkan

mengikuti persangkaan belaka, jadi mereka tidak yakin telah membunuhnya". (al-Nisa : 147).

Setelah membaca ayat ini, Aaron berkata :"The impact of al-Nisa: 157 was to dramatically

change my life".

Seorang pengusaha dan politiisi ternama Indonesia, pernah menduduki jabatan Mentri,

Siswono Yudohusodo pernah menceritakan interaksi spiritualnya dengan al-Qur'an dalam

sebuah diskusi dengan beberapa direksi LP3I yang dipimpin Syahrial Yusuf. Beliau memulai

dari kisah hidup dan perjalanan bisnisnya, termasuk jatuh bangunnya sebagai seorang

pengusaha. Pada suatu waktu beliau pernah mengalami masalah yang sangat rumit

diperusahaannya, yang pada intinya mengalami kekuarangan pendanaan yang menjadikan

perusahaan yang dipimpinnya hampir gulung tikar. "Pada saat-saat yang sangat dramatis itu,

tentu sebagai seorang yang beragama, tidak ada tempat yang paling aman, kecuali kembali

133

Page 134: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

ke ajaran agama", kenangnya dengan suara rendah dan mata yang berkaca-kaca."Ahirnya

saya menemukan kekuatan kembali pada al-Qur'an dan sejak saat itu dikala susah saya

akan membaca al-Qur'an,". Ketika ditanya tentang ayat-ayat apa yang dibacanya ketika

menghadapi saat-saat kritis usahanya, beliau menjawab, "saya akan membaca beberapa

ayat al-Qur'an, yang dikenal dengan ayat dirham, maka masalah saya pasti akan selesai dan

menemukan jalan keluar". Ujarnya mantap. Adapun yang dikatakan ayat dirham adalah:

'Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar

baginya. Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan

barangsiapa bertawaqqal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupinya. Sesungguhnya

Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap

sesuatu". (al-Talaq : 2-3)

Seorang teman alumni ITB menceritakan tentang pengalaman temannya yang pada

awalnya sangat acuh dengan Islam apalagi al-Qur'an. Dia adalah mahasiswa Geologi yang

mengkaji berbagai hal yang berhubungan dengan gunung-gunung dan sebagainya. Dalam

perjalan hidupnya, ia berinteraksi dengan al-Qur'an dan membaca surat al-Thur ayat 10 yang

menyatakan bahwa gunung berpindah-pindah. Dengan rasa takjub dan bangga ahirnya ia

kembali kepada Islam setelah membaca ayat al-Qur'an yang sesuai dengan pengetahuan

yang dipelajarinya, padahal ilmu ini baru diperoleh manusia pada abad 19 lalu. Bagaimana

mungkin seorang Rasul saw yang dikatakan ummi, tidak dapat membaca dan menulis, serta

hidup di padang pasir pada 15 abad yang lalu dapat mengetahui hal ini, kecuali memang

tidak diragukan bahwa al-Qur'an adalah wahyu dari Allah Yang Maha Mengetahui.

Pengalaman ini membuat sang mahasiswa semakin dekat dengan al-Qur'an dan bertambah

pula keyakinannya.

Teman saya menceritakan tentang seorang eksekutif yang sudah cukup berhasil dan

mapan di Jakarta. Karena kesibukannya yang luar biasa di kota besar macam Jakarta, maka

iapun jarang menemui ibundanya di kampung. Kehidupan metropolis membuatnya lalai

dengan kewajibannya sebagai seorang anak yang harus menyenangkan dan merawat orang

tua, walaupun memang kadangkala dia menyuruh ibunya datang menemuinya ke Jakarta.

134

Page 135: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

Namun ketika ibunya datang ke rumahnya, ia tetaplah sibuk sebagai seorang metropolis

yang berangkat pagi pulang malam. Segala materi dan kebutuhan ibunya ia penuhi, dilayani

oleh pembantu bahkan jika bepergian di antar sopir pribadi. Namun ternyata sang ibu tidak

memerlukan itu semua, sang ibu tetap menyayangi dan memahami keadaan anaknya yang

super sibuk. Dalam sebuah perjalannya, sang eksekutif mendengar terjemahan ayat 31 surat

Luqman yang berarti: Dan Kami perintahkan kepada manusia berbuat baik kepada kedua

orang tuanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah lemah,

dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang tuamu,

hanya kepada-Ku-lah kembalimu". Hatinya langsung bergetar, mengingat ibunya yang

selama ini telah mengandung, menyapih, membesarkannya dan menyayanginya tanpa

pamrih sementara selama ini ia telah lalai. Saat itu juga dia menghubungi ibunya, langsung

pulang, mencium tangannya, memeluknya, mengasihi dan menyayanginya. Ketika ibunya

sakit dialah yang selalu mengantarkannya dan merawatnya sampai ibunya meninggal. "Mulai

saat itu gue hafalin itu ayat Qur'an sambil belajar al-Qur'an dan terjemahannya" katanya.

"Makanya ketika gue mendengar atau mengingat ayat itu, gue langsung menitikkan air mata,

mengingat ibu yang penuh kasih sayang". Al-Qur'an telah merasuk ke dalam jiwanya,

sehingga merubah kepribadian keperibadian sang eksekutif menjadi seorang yang dekat

dengan ajaran agama.

Pada paroh ketiga bulan ramadhon 2003 lalu, beberapa pemuda Islam yang bergabung

dalam sebuah organisasi mahasiswa Islam tingkat nasional menyelenggarakan suatu

pelatihan yang dinamakan dengan "Spiritual Exercise" dengan coba menerapkan beberapa

metode-metode yang terkini yang diharapkan dapat menumbuhkan spiritualitas yang akan

digunakan sebagai bekal dalam menghadapi aktivitas gerakan di lapangan. Salah satu

materi yang diberikan adalah "Spiritualitas al-Qur'an" dengan tujuan sejauh mana al-Qur'an

memiliki kekuatan spiritualitas yang dapat memberikan pengaruh kepada kehidupan. Setelah

solat taraweh dan diisi dengan ceramah pengantar dan diskusi sampai tengah, maka para

peserta diminta untuk bersiap-siap menerima spiritualitas al-Qur'an. Acara dimulai dengan

mandi tobat, dilanjutkan dengan zikir-zikir dan selanjutnya solat berjama'ah. Ketika solat

135

Page 136: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

itulah imam membaca surat-surat al-Qur'an yang cukup panjang seperti surat an-Nur,

Muhammad, al-Fath dan lainnya. Ketika imam membaca surat-surat al-Qur'an dengan suara

yang nyaring dan merdu, maka mulailah satu persatu peserta menangis, yang ahirnya

hampir semua peserta meledak dalam tangis mendengar bacaan al-Qur'an, padahal mereka

tidak memahami arti sesungguhnya ayat-ayat al-Qur'an yang dibaca. Mereka semua

merasakan bagaimana seakan-akan ayat-ayat al-Qur'an yang dibacakan merasuk ke dalam

hati mereka sehingga menimbulkan kekuatan dan semangat. Setelah selesai solat, masing-

masing peserta diminta pengalamannya yang beraneka ragam dan mereka umumnya

memiliki tekad yang kuat untuk merubah diri. Program ini dinamakan dengan "Tanzilul

Qur'an", memasukkan ruh al-Qur'an ke dalam jiwa manusia, sehingga al-Qur'an Nuzul dan

hidup bersama mereka. Setelah beberapa lama, ternyata pemuda-pemuda ini memili tekad

yang sangat kuat untuk menegakkan kebenaran dan memiliki keberanian yang luar biasa

dalam berjuang dan beramar makruf. Mereka dijuluki sebagai pasukan "cadangan" yang jika

diperlukan mereka siap syahid untuk Islam.

Dalam beberapa acara TV nasional belakangan ini, kita sering disajikan dengan program-

program pengobatan alternatif yang menggunakan ayat-ayat al-Qur'an. Dalam beberapa

penayangan kita saksikan seorang yang sakit, baik kemasukan jin atau penyakit lainnya,

diberi terapi dengan membacakan ayat-ayat al-Qur'an tertentu oleh sekumpulan ustadz yang

biasanya dibantu oleh jama'ah yang membacakan zikir-zikir atau ayat-ayat al-Qur'an. Kita

dapat menyaksikan bagaimana reaksi pasien ketika dibacakan ayat-ayat al-Qur'an, ada yang

pingsan, menjerit-jerit, histeria dan sejenisnya. Bahkan diantaranya mengeluarkan berbagai

bentuk cairan dari mulutnya yang menandakan keluarnya penyakit tersebut. Terkadang ada

pasien yang melawan ketika diterapi, yang dilakukannya tanpa sadar. Umumnya pasien

merasa baik setelah mereka mendapat terapi dengan ayat-ayat al-Qur'an tersebut.

Pengobatan dengan ayat-ayat al-Qur'an, yang dikenal dengan rukyah memang merupakan

hal yang dipraktekkan sejak zaman Nabi saw dan beliau sendiri tidak melarangnya

sebagaimana yang disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan Abu Said al-Khudri di atas.

Inti dari pengobatan ini seperti mentransfer kekuatan ayat-ayat al-Qur'an yang dimiliki

136

Page 137: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

perukyah kepada pasiennya, seperti memindahkan energi positif dalam tubuh seseorang.

Hal ini memang jelas menandakan bahwa al-Qur'an memang memiliki energi yang

mengandung kekutan yang dapat menyembuhkan penyakit manusia.

Jika kita perhatikan beberapa fenomena di atas, peristiwa-peristiwa yang terjadi sejak

pertama kali turunnya al-Qur'an, dari zaman Nabi saw, zaman sahabat, tabi'in sampai zaman

sekarang yang digambarkan dengan beberapa kejadian-kejadian dahsyat tentang al-Qur'an,

maka tidak diragukan bahwa al-Qur'an bukan hanya sekedar sebuah sebuah lembaran

mush'af yang terdiri dari lembaran-lembaran kertas yang hanya untuk dibaca ataupun

dihafalkan saja. Jika dianalogikan, maka lembaran-lembaran tersebut seperti sebuah foto al-

Qur'an, namun bukan al-Qur'annya sendiri, karena sesungguhnya al-Qur'an adalah Kitab

Allah yang hidup, yang memiliki roh, yang memiliki nyawa, yang memiliki

kekuatan/energi meresap ke dalam manusia, menyatu dengannya sehingga antara

manusia dan al-Qur'an menjadi satu. Itulah sebabnya ketika Aisyah ra ditanya tentang

akhlak Rasulullah, beliau menjawab akhlaknya adalah al-Qur'an. Artinya al-Qur'an telah

meresap, menyerap dalam diri Rasulullah saw, keduanya telah menyatu menjadi satu

kesatuan sehingga tidak dapat dibedakan antara diri Rasul dengan al-Qur'an yang sudah

terlambang dari akhlaqnya, al-Qur'an sudah hidup dalam pribadinya, sehingga al-Qur'an

mengontrol segala tingkah lakunya. Demikian pula Allah SWT menyebutkan al-Qur’an

sebagai ruh,: Dan semikianlah Kami wahyukan kepadamu (Muhammad) ruh (al-Qur’an)

dengan perintah Kami. (al-Zukhruf : 52)

Disamping menyebutkan al-Qur’an sebagai ruh, disebutkan pula bahwa wahyu yang

diturunkan Allah SWTpun dinyatakan sebagai al-Ruh ; (Dialah) Yang Mahatinggi derajat-

Nya, yang memiliki Arsy’. Yang menurunkan al-Ruh dengan perintah-Nya kepada siapa

yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya, agar memperingatkan manusia tentang

hari pertemuan (hari Kiamat) (al-Mukmin : 15)

Pendapat yang masyhur dikalangan kaum muslimin bahwa al-Qur'an adalah kalam Allah

SWT yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw melalui perantaraan malaikat Jibril as.

Jika al-Qur'an dikatakan sebagai kalam Allah, maka samalah artinya dengan rahmat Allah

137

Page 138: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

ataupun cinta Allah, yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan Dzat Allah Yang

Maha Suci. Ketika Allah SWT menyatakan bahwa Dia memiliki 100 cinta (al-hubb) dan telah

menurunkan satu cinta-Nya ke dunia yang dibagi-bagikan kepada seluruh alam, maka

artinya cinta itu merasuk ke dalam sanubari makhluknya, sehingga sang makhluk merasakan

cinta, sebagaimana cintanya hewan-hewan buas sekalipun kepada anaknya, ikan-ikan di

laut, burung-burung di udara dan termasuk kepada manusia, cinta seorang ibu kepada

anaknya, cinta rakyat kepada pemimpinnya, cinta pengikut kepada Nabinya, cinta sang

pencinta kepada kekasihnya dan seterusnya. Apakah kemudian yang dikatakan "cinta" itu

adalah apabila tertulis dalam lembaran-lembaran kertas dengan difinisinya yang panjang

lebar? Tentu tidak, dikatakan sebagai cinta apabila sudah terlambang dalam realita, sudah

menyatu dengan kehidupan, yang dilambangkan dengan rasa kasih sayang, pembelaan,

penjagaanm pemeliharaan orang tua terhadap anaknya misalnya.

Demikian pula halnya dengan al-Qur'an yang dikatakan sebagai kalam Allah.

Kesempurnaan tujuan diturunkannya kalam Allah berupa al-Qur'an di muka bumi bukan

hanya apabila ia telah tertulis dalam jutaan mush'af al-Qur'an, dalam buku-buku tentang

ulum al-Qur'an yang berjumlah ribuan jilid, ataupun pengetahuan-pengetahuan berhubungan

dengan al-Qur'an yang tak terhingga jumlahnya itu. Tapi kalam Allah berupa al-Qur'an

dinyatakan sempurna turun apabila telah menjadi pembimbing, pengarah, pengatur,

pengontrol dan penggerak kehidupan manusia. Karena al-Qur'an diturunkan bukan hanya

untuk ditulis, dibukukan, dijabarkan pengetahuannya saja, tapi al-Qur'an harus meresap,

mencerap, menyatu dengan manusia dan bersemayam di qolbunya, di relung hati

terdalamnya, menyatu dengan alam sadar dan alam bawah sadarnya sehingga seluruh

kehidupannya menjadi qur'ani bukan hanya memenuhi aqalnya semata yang melahirkan

berbagai pengetahuan tentang seluk beluk al-Qur'an. Bukan berarti yang kedua ini tidak

penting, karena memang manusia memerlukan pengembangan pengetahuan untuk

keberlangsungan peradabannya. Namun jika yang kedua ini menjadi tujuan utama dengan

meninggalkan masksud diturunkannya al-Qur'an sebagai pengontrol dan penggerak

kehidupan manusia, maka tentu hal ini bertentangan dengan semangat dan tujuan utama

138

Page 139: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

diturunkannya al-Qur'an, yang pada ahirnya akan menimbulkan permasalahan dengan

penganutnya sebagaimana yang dialami kaum muslimin saat ini. Mereka memang telah

melahirkan berbagai bentuk pengetahuan al-Qur'an, namun al-Qur'an yang harus

terlambang dalam manusia yang menjalani kehidupan nyata terabaikan. Kita banyak

menyaksikan kitab-kitab tentang al-Qur'an, tapi kemana kita akan mencari manusia-manusia

yang telah menyatu dengan al-Qur'an sebagaimana yang telah dilakukan para sahabat

terdahulu?

Maka jika kalam Allah berbentuk al-Qur'an itu hidup, memiliki roh, memiliki kekuatan,

maka jelas tempatnya bukan di aqal manusia, karena hal ini tidak berhubungan dengan

pengetahuan dan pengembangan peradaban manusia yang digerakkan oleh fungsi-fungsi

otak. Tapi al-Qur'an yang hidup ini tempatnya adalah di qolbu, sebagai sumber pengontrol

kehidupan manusia seperti yang diterangkan oleh sebuah hadits Nabi saw: "Pada jasad

manusia itu terdapat segumpal daging/darah. Apabila dia baik maka baiklah perbuatan

manusia, apabila ia rusak, maka rusaklah manusia, ia adalah qolbu". Roh al-Qur'an yang

hidup harus bersemayang di dalam qolbu, sehingga menjadi semacam piranti lunak

(software) yang akan menggerakkan manusia dalam menjalani kehidupannya. Jika al-Qur'an

menjadi piranti lunak dalam qolbu manusia, maka dijamin kehidupannya akan sesuai dengan

semangat al-Qur'an dan aqalnya pun dipergunakan untuk tujuan-tujuan agung. Namun jika

hanya aqalnya saja dipenuhi dengan al-Qur'an, sementara qolbunya digerakkan dengan

piranti lunak selain al-Qur'an, maka ia akan menjadikan al-Qur'an sebatas pengetahuan

belaka. Itulah sebabnya dijumpai seseorang yang menghafal al-Qur'an atau otaknya penuh

dengan al-Qur'an dan pengetahuan yang berhubungan dengannya, namun kadangkala

kehidupannya jauh dari semangat dan tujuan diturunkannya al-Qur'an.

Jika kita perhatikan dengan seksama fenomena yang terjadi pada diri Rasul saw, Umar

ra, Dlamat atau beberapa kasus yang dikemukakan terdahulu, maka jelaslah bahwa al-

Qur'an itu bukan hanya sekedar ditempatkan di aqal sebagai sebuah pengetahuan saja.

Namun kenyataannya al-Qur'an turun ke tempat yang lebih dalam, yaitu qolbu, tempat yang

paling berpengaruh dalam kehidupan manusia. Itulah sebabnya ketika Jibril as

139

Page 140: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

memerintahkan Rasul untuk membaca, bukan hanya diajarkannya dengan kata-kata ayat-

ayat al-Qur'an yang diturunkan, namun Jibril as mendekap keras-keras Rasul saw,

menempelkan dadanya ke dada Rasul saw, dan tidak diragukan ayat-ayat yang dibawa Jibril

as merasuk ke dalam qalbu Rasul sehingga menimbulkan efek psikologis yang sangat kuat

sebagaimana digambarkan terdahulu. Hal itu terjadi juga pada diri Umar ra yang ketika

melihat dan membaca ayat-ayat al-Qur'an dalam lembaran kulit, dia mengalami perubahan,

emosi dan pertimbangan aqalnya terkalahkan oleh kekuatan al-Qur'an, sehingga ayat-ayat

yang dibacanya langsung meresap ke dalam qalbunya yang menimbulkan dampak

sepontanitas keinginannya untuk bertemu rasul saw dan menyatakan keislamannya.

Demikian pula halnya dengan beberapa fenomena yang telah dinyatakan terdahulu yang

meyakinkan bahwa al-Qur'an sebagai kalam Allah SWT memang hidup, memiliki roh, energi,

kekuatan atau sejenisnya yang akan merombak kehidupan manusia.

Nah, jika memang al-Qur'an itu hidup, memiliki roh, dimanakah dia saat ini? Apakah ia

bersama dengan mushaf al-Qur'an yang kita kenal selama ini? Jika al-Qur'an memang

hidup, bagaimana cara berinteraksi dengannya, memasukkan, meresapkan ke dalam diri

manusia sehingga menyatu dengannya? Selanjutnya di bagian-bagian buku ini akan

mencoba memberikan pengetahuan tentang esensi al-Qur'an, bukti tentang hidupnya al-

Qur'an melalui sumber-sumber al-Qur'an sendiri, didukung al-Sunnah, pendapat para ulama,

cendekiawan muslim ataupun dengan pengetahun-pengetahuan modern yang berkaitan

dengannya.

Bab 9

PENUTUP DAN KESIMPULAN

Manusia adalah makhluk ciptaan yang sempurna dan mengagumkan, itulah

sebabnya Allah telah menjulukinya sebagai "sebaik-baik dan sesempurna-sempurna yang

telah diciptakan" di muka bumi ini. Bahkan ketika Allah Sang Pencipta mendapat kritikan dari

para malaikat dalam penciptakan manusia karena dikhawatirkan manusia akan menjadi

140

Page 141: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

makhluk yang durhaka dan saling merusak satu sama lainnya, namun Allah Yang Maha

Kuasa telah menjawabnya dengan tegas, bahwa Dia lebih mengetahui tentang apa yang

akan diciptakan-Nya. Maka diciptakanlah manusia dengan segala karakteristik dan

problematika yang menyertainya. Dia telah menciptakan manusia dengan segala keunggulan

yang terdapat padanya, sehingga manusia layak menjadi Khalifah (wakil) Allah di muka

bumi. Karena dimandatkan menjadi wakil Allah di muka bumi, maka manusia diberi segala

keutamaan dan kesempurnaan dari seluruh makhluk berupa aqal, hati dan hawa nafsu

sebagai komponen penggerak manusia. Dengan keutamaan yang diberikan kepadanya,

jadilah manusia sebagai makhluk yang patut dihormati sehingga seluruh malaikat

diperintahkan sujud kepadanya.

Sepanjang sejarahnya, manusia selalu mendapat bimbingan Sang Pencipta agar

hidup dan kehidupannya sesuai dengan maksud dan tujuan diciptakannya. Silih berganti

Allah menurunkan utusan yang akan membimbing umat manusia menuju jalan keselamatan,

kebahagian dan kedamaian sebagaimana yang diperintahkan Sang Penciptanya. Para

utusan dengan penuh kesabaran dan ketabahan membimbing umat manusia menuju jalan

Allah, membimbing mereka menjadi hamba-hamba yang menjalankan perintah-Nya.

Bersama para nabi dan rasul itulah Allah menurunkan ajaran-ajaran agung dan mulia bahkan

diantaranya berupa kitab seperti Taurat, Zabur, Injil dan terakhir adalah al-Qur'an. Kitab-kitab

yang diturunkan telah membimbing mereka yang mengikutinya menuju kesempurnaan hidup

dibawah naungannya, namun kebanyakan manusia ingkar dan kufur kepada nikmat yang

telah diturunkan Allah kepadanya. Mereka mengikuti kehendak hawa nafsu sesatnya

mengikuti jalan-jalan lain yang pada akhirnya menjerumuskan mereka menuju lembah

kebinasaan.

Maka wajar apabila Sang Pencipta adalah Yang Paling Mengetahui segala yang

terbaik maupun terburuk untuk manusia dalam hidup dan kehidupannya di muka bumi

menurunkan panduan hidup sesuai dengan kebutuhan mereka. Siapakah yang lebih

mengetahui tentang keberadaan manusia daripada Yang telah menciptakan manusia itu

sendiri? Adakah yang lebih mengetahui daripada Allah Yang telah menciptakan manusia.

141

Page 142: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

Walaupun manusia yang menganggap dirinya serba jenius, sepanjang sejarahnya mereka

tidak mampu mengetahui dengan pasti hakekat dirinya, bahkan di zaman modern seperti

sekarang inipun manusia masih sangat bodoh dengan dirinya sendiri. Itulah sebabnya

kehancuran demi kehancuran terjadi akibat kebodohan manusia dalam mengetahui hakekat

dirinya. Mereka telah menciptakan berbagai bentuk ajaran yang pada akhirnya menyesatkan

dan membingungkan mereka sendiri. Itulah yang terjadi pada masyarakat modern yang

sangat mengagungkan kelemahan manusia ini.

Manusia-manusia modern telah menganggap dirinya mengetahui segala hakekat

yang berkaitan dengan dirinya sehingga mereka menciptakan berbagai bentuk filsafat dan

perabadan dengan segala produknya untuk mempermudah kehidupannya. Mereka

menciptakan berbagai bentuk isme yang katanya akan mempermudah manusia menuju

kebenaran dan kebahagiaan. Namun kenyataannya manusia modern mendapatkan dirinya

tiba-tiba di lembah jurang kehancuran yang sangat mengerikan. Mereka ketakutan dan

cemas dengan penemuan-penemuan dan ciptaan mereka sendiri yang dapat memusnahkan

alam raya ini. Pencapaian-pencapaian material yang menjulang tinggi ternyata tidak mampu

memberikan jawaban pasti dan solusi kepada mereka yang telah menjadi pengabdi-

pengabdi pengetahuan dan teknologi yang mereka ciptakan sendiri. Kemajuan yang dicapai

telah mengantarkan mereka menuju kehampaan hidup, kehilangan jati diri akibat tersesat di

tengah-tengah belantara kemajuan yang senantiasa mendorong mereka menjadi hedonis,

agresif dan eksploitatif. Akhirnya dunia modern yang membanggakan materialisme telah

menyiapkan bom waktu untuk dirinya akibat kesesatan dan kebingungan mereka sendiri.

Maka tidak diragukan, bahwa manusia modern dengan segala perbendaharaan

pengetahuan mereka saat ini sangat membutuhkan sebuah panduan hidup yang akan

membimbing dan memimpinnya menuju kesempurnaan hidup untuk menggapai

kemenangan dan kesuksesan, yang bukan hanya di dunia ini saja, tapi juga dalam

kehidupan abadi setelah kematian kelak. Mereka membutuhkan sebuah kitab yang dapat

menyelesaikan secara pasti dan tuntas permasalahan-permasalahan utama yang tidak dapat

dijawab oleh kemajuan pengetahuan dan teknologi yang mereka kembangkan. Bahkan lebih

142

Page 143: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

jauh mereka sangat memerlukan sebuah sarana yang akan menghubungkan mereka

dengan Sang Pencipta Yang Maha Mengetahui, sebagaimana masyarakat jahiliyah

terdahulu yang membutuhkan bimbingan Tuhannya. Mereka membutuhkan sebuah kitab

yang tidak ada sedikitpun cacat dan keraguan padanya, yang telah berhasil mengantarkan

kemenangan dan kesuksesan pada sebuah bangsa kecil jahiliyah menjadi umat terbaik yang

menjadi mercusuar peradaban dunia.

Sungguh, umat manusia yang tersesat di belantara materialisme saat ini,

membutuhkan al-Qur'an !!!. Hanya al-Qur'anlah yang akan dapat mengantarkan mereka

menuju kemenangan dan kesuksesan sejati, sebagaimana di-idam-idamkan oleh seluruh

umat manusia.

Sesungguhnya al-Qur'an adalah kitab yang diturunkan dari Allah Sang Pencipta,

Yang Maha Mengetahui tentang penciptaan manusia beserta karakteristik dan tugasnya di

muka bumi. Tidak ada keraguan sedikitpun padanya, karena diturunkan oleh Yang Maha

Mutlak Kebenarannya. Al-Qur'an akan membimbing para pengikutnya menuju jalan lurus,

jalan keselamatan dunia dan akhirat. Demikian pula al-Qur'an terbukti telah mampu

melahirkan masyarakat utama, yang keutamaan dan kesempurnaannya tidak akan

tertandingi sepanjuang sejarah umat manusia. Al-Qur'an dengan segala kesempurnaan dan

keunggulannya telah berhasil mencetak manusia-manusia agung yang terhimpun dalam

masyarakat idial yang memberikan rahmat kepada seluruh alam. Rasulullah dan para

Sahabatnya telah menjadi masyarakat percontohan sepanjang masa karena mereka telah

menjadikan al-Qur'an sebagai pedoman hidup mereka. Masyarakat yang telah dibina al-

Qur'an terbukti telah menjadi mercusuar peradaban dan menjadi penggerak keagungan dan

pencapaian manusia sepanjang masa.

Maka tidak diragukan, masyarakat modern yang penuh dengan kejahiliyahan dan

kesesatan ini sangat memerlukan al-Qur'an, agar apa yang mereka capai benar-benar

menjadi bermakna dalam kehidupannya. Al-Qur'an akan membimbing dan memimpin

masyarakat modern dengan segala pencapaian materialnya menuju kehidupan yang agung

dan sempurna. Al-Qur'an akan memberikan jawaban terhadap segala bentuk problematika

143

Page 144: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

yang dihadapi manusia dengan pendekatannya yang khas dan unik. Hanya al-Qur'anlah

yang mampu mengobati segala bentuk penyakit kronis yang diderita manusia modern saat

ini, karena al-Qur'an akan mengobati hati dan fikiran mereka yang sakit akibat terlalu

mengikuti kehendak jahat hawa nafsu mereka. Al-Qur'an akan mengarahkan masyarakat

modern menjadi masyarakat berperadaban tinggi, menyempurnakan penemuan dan

penciptaan mereka saat ini yang bersifat material, menjadi masyarakat berperadaban yang

menjadikan kekuatan spiritual sebagai fondasi mereka. Inilah yang dikehendaki al-Qur'an.

Demikian halnya dengan kaum Muslimin, untuk menjadi manusia yang menang dan

sukses, yang maju dan berperadaban, mereka harus berpegang teguh kepada al-Qur'an,

menjalankan perintah dan menjauhi semua larangannya. Meninggalkan al-Qur'an atau

berpaling darinya akan menjadikan mereka sebagai masyarakat yang terbelakang dengan

segala kesesatan yang menyertainya. Maka tidak diragukan bahwa al-Qur'an akan

mengantarkan seorang Muslim menjadi masyarakat utama dengan segala keagungannya

sebagaimana yang telah dicapai oleh generasi pertama Islam terdahulu. Al-Qur'an akan

senantiasa mendorong mereka menjadi manusia-manusia yang senantiasa mencintai

kemajuan dan pengembangan peradaban untuk menciptakan kemudahan dan kebahagian

umat manusia. Bahkan al-Qur'an dengan segala kemukjizatan dan keutamaan yang

terkandung didalamnya, akan menjadikan kaum Muslimin, terutama yang berpegang teguh

pada ajaran al-Qur'an, sebagai pemimpin-pemimpin umat manusia yang sedang mengalami

kebingungan dan kesesatan saat ini. Karena pada hakekatnya mereka sangat membutuhkan

al-Qur'an yang akan menjadikan mereka sebagai manusia dan masyarakat modern dalam

arti yang sebenarnya.

Hanya al-Qur'anlah yang akan menjadikan kaum Muslimin sebagai manusia dan

masyarakat yang berperadaban, yang modern, berharkat dan bermartabat. Itulah sebabnya

al-Qur'an harus mereka fahami dengan benar, kemudian dilaksanakan dalam kehidupan

nyata sehingga terlambang dalam kehidupan, dan mereka menjadi al-Qur'an yang hidup dan

berjalan. Hanya dengan al-Qur'anlah manusia dapat menggapai kemenangan dan

kesuksesan, baik di dunia maupun akhirat kelak.

144

Page 145: BERSAMA AL-QUR'AN MENGGAPAI KESUKSESAN DUNIA-AKHIRAT

Sesungguhnya al-Qur'an ini akan memberikan petunjuk kepada jalan yang paling

lurus………..

145