pengaruh kombinasi dan perlakuan ...digilib.unila.ac.id/54918/2/skripsi tanpa bab...

56
PENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN PENDAHULUAN PARTIKEL TERHADAP DURABILITAS DAN STABILITAS DIMENSI PAPAN PARTIKEL DARI KAYU RAKYAT CEPAT TUMBUH DAN BAMBU (Skripsi) Oleh INTAN FAJAR SURI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Upload: others

Post on 04-Mar-2020

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN ...digilib.unila.ac.id/54918/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN PENDAHULUAN PARTIKEL TERHADAP DURABILITAS DAN STABILITAS

PENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN PENDAHULUANPARTIKEL TERHADAP DURABILITAS DAN STABILITAS DIMENSI

PAPAN PARTIKEL DARI KAYU RAKYAT CEPAT TUMBUH DANBAMBU

(Skripsi)

Oleh

INTAN FAJAR SURI

FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2018

Page 2: PENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN ...digilib.unila.ac.id/54918/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN PENDAHULUAN PARTIKEL TERHADAP DURABILITAS DAN STABILITAS

Intan Fajar Suri

ABSTRAK

PENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN PENDAHULUANPARTIKEL TERHADAP DURABILITAS DAN STABILITAS DIMENSI

PAPAN PARTIKEL DARI KAYU RAKYAT CEPAT TUMBUH DANBAMBU

Oleh

INTAN FAJAR SURI

Kayu dari hutan rakyat umumnya merupakan jenis kayu yang tergolong cepat

tumbuh tetapi memiliki kualitas yang rendah. Salah satu bahan berlignoselulosa

yang berpotensi sebagai subtitusi kayu adalah bambu. Oleh karena itu, adopsi

teknologi pemanfaatan kayu cepat tumbuh dan bambu menjadi sangat penting

dilakukan. Salah satunya menjadi bahan baku produk komposit. Sehubungan

dengan itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi dan

perlakuan pendahuluan partikel kayu cepat tumbuh dan bambu terhadap

ketahanan dan pengembangan tebal papan partikel. Bahan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah kayu sengon (Falcataria moluccana (Miq.) Barneby &

J.W.Grimes), jabon (Anthocephalus cadamba Roxb.) dan bambu betung

(Dendrocalamus asper Scholt. F.). Perlakuan pendahuluan terhadap partikel

dilakukan dengan penguapan (steam) dan perendaman panas serta dibandingkan

dengan partikel tanpa perlakuan. Selanjutnya ketahanan papan partikel diuji

dengan metode uji kubur (graveyard test) dan stabilitas dimensi diuji

Page 3: PENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN ...digilib.unila.ac.id/54918/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN PENDAHULUAN PARTIKEL TERHADAP DURABILITAS DAN STABILITAS

Intan Fajar Suripengembangan tebal dengan metode pengujian siklus basah-kering (wet-dry cycle

test). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi dan perlakuan pendahuluan

memberikan pengaruh nyata terhadap durabilitas dan stabilitas dimensi papan

partikel. Pencampuran partikel kayu dan bambu menjadi papan partikel hibrida

(S-B-S dan J-B-J) terbukti dapat menurunkan persentase kehilangan berat,

kerusakan visual dan pengembangan tebal papan partikel. Papan partikel dengan

perlakuan pendahuluan steam dan rendam panas memiliki nilai persentase

kehilangan berat, kerusakan visual dan pengembangan tebal lebih kecil dibanding

papan partikel tanpa pendahuluan.

Kata Kunci: Bambu betung, jabon, papan partikel, perendaman panas, sengon,

steam.

Page 4: PENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN ...digilib.unila.ac.id/54918/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN PENDAHULUAN PARTIKEL TERHADAP DURABILITAS DAN STABILITAS

Intan Fajar Suri

ABSTRACT

THE EFFECT OF COMBINATION AND PRE-TREATMENT OFPARTICLES ON DURABILITY AND DIMENSIONAL STABILITY OFHYBRID PARTICLE BOARD FROM FAST GROWING WOODS AND

BAMBOO

By

INTAN FAJAR SURI

Woods from community forest are generally fast growing but has a low quality.

One of the materials that has lignocellulosic and potential to be used as wood

substitute is bamboo. Therefore, the technology that could adopt the

characteristics of fast growing wood and bamboo is very important to be applied

and one of the suitable applications is as raw material for composite product. This

research aimed to determine the effect of particle combination and pre-treatment

from fast growing woods and bamboo on the durability and thickness swelling of

particle board. The materials used in this research were Falcataria moluccana

(Miq.) Barneby & J.W.Grimes, Anthocephalus cadamba Roxb and

Dendrocalamus asper Scholt. F. The pre-treatment of particles included steam

and hot water immersion. Untreated particles were also used for comparison.

The durability of particle board was tested by graveyard test method while the

dimensional stability was tested by measuring thickness swelling through wet-dry

cycle test method. The results showed that the particle combination and

Page 5: PENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN ...digilib.unila.ac.id/54918/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN PENDAHULUAN PARTIKEL TERHADAP DURABILITAS DAN STABILITAS

Intan Fajar Suripre-treatment significantly affected the durability and dimensional stability of the

particle boards. Combining wood and bamboo particles into hybrid-particle

boards (S-B-S and J-B-J) showed the lower percentage of weight loss, visual

damage and thickness swelling of particle boards. The particle boards with the

pre-treatment by steam and hot immersion also showed the lower percentage of

weight loss, visual damage and thickness swelling than control boards.

Keywords: Anthocephalus cadamba Roxb, Dendrocalamus asper Scholt. F.,

Falcataria moluccana (Miq.) Barneby & J.W.Grimes, hot water

immersion, particle board, steam.

Page 6: PENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN ...digilib.unila.ac.id/54918/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN PENDAHULUAN PARTIKEL TERHADAP DURABILITAS DAN STABILITAS

PENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN PENDAHULUANPARTIKEL TERHADAP DURABILITAS DAN STABILITAS DIMENSI

PAPAN PARTIKEL DARI KAYU RAKYAT CEPAT TUMBUH DANBAMBU

Oleh

INTAN FAJAR SURI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA KEHUTANAN

Pada

Jurusan KehutananFakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2018

Page 7: PENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN ...digilib.unila.ac.id/54918/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN PENDAHULUAN PARTIKEL TERHADAP DURABILITAS DAN STABILITAS
Page 8: PENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN ...digilib.unila.ac.id/54918/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN PENDAHULUAN PARTIKEL TERHADAP DURABILITAS DAN STABILITAS
Page 9: PENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN ...digilib.unila.ac.id/54918/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN PENDAHULUAN PARTIKEL TERHADAP DURABILITAS DAN STABILITAS

RIWAYAT HIDUP

Intan Fajar Suri lahir di Bandar Lampung, pada tanggal 3

Juni 1996. Putri tersayang dari pasangan Burhanudin dan

Sulastri. Anak pertama dari dua bersaudara, adik Pedro

Yusuf Saponada. Penulis menempuh pendidikan pada SD

Kartika II-6 Bandar Lampung tahun 2002 – 2008, kemudian

melanjutkan pendidikan di SMPN 14 Bandar Lampung tahun 2008 – 2011 dan

SMAN 16 Bandar Lampung pada tahun 2011 – 2014.

Penulis melanjutkan pendidikan di Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian

Universitas Lampung diterima melalui Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi

Negeri (SBMPTN) pada tahun 2014. Selama menjadi mahasiswa penulis pernah

menjadi asisten dosen mata kuliah Struktur dan Sifat-Sifat Kayu, Pengelolaan

Hutan Rakyat dan Inventarisasi Hutan. Penulis aktif dalam organisasi

kemahasiswaan. Organisasi yang pernah diikuti yaitu, Himasylva (Himpunan

Mahasiswa Kehutanan).

Page 10: PENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN ...digilib.unila.ac.id/54918/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN PENDAHULUAN PARTIKEL TERHADAP DURABILITAS DAN STABILITAS

i

SANWACANA

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur pada Allah SWT, atas segala nikmat dan karunia-Nya penulis dapat

menyelesaikan penelitian dan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Jurusan Kehutanan, Fakultas

Pertanian, Universitas Lampung.

Skripsi ini disusun berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan

dengan judul “Pengaruh Kombinasi dan Perlakuan Pendahuluan Partikel

Terhadap Durabilitas dan Stabilitas Dimensi Papan Partikel Dari Kayu

Rakyat Cepat Tumbuh dan Bambu”. Pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas

Pertanian Universitas Lampung.

2. Ibu Dr. Melya Riniarti, S.P., M.Si., selaku Ketua Jurusan Kehutanan Fakultas

Pertanian Universitas Lampung.

3. Bapak Wahyu Hidayat, S.Hut., M.Sc., Ph.D., selaku pembimbing utama yang

telah meluangkan waktunya dan bersedia memberikan bimbingan, saran dan

kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini.

Page 11: PENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN ...digilib.unila.ac.id/54918/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN PENDAHULUAN PARTIKEL TERHADAP DURABILITAS DAN STABILITAS

ii

4. Bapak Dr. Rahmat Safe’i, S.Hut., M.Si., selaku pembimbing kedua atas

kesediaannya memberikan bimbingan, saran-saran perbaikan dan kritik hingga

skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Ibu Dr. Ir. Christine Wulandari, M.P., selaku penguji yang telah memberikan

masukan dan saran-saran perbaikan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Bapak Prof. Dr. Ir. Sugeng Prayitno Harianto, M.S., selaku dosen pembimbing

akademik.

7. Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian

Universitas Lampung.

8. Kedua orang tua serta adik tercinta yang tiada henti memberikan semangat

dalam proses penyusunan skripsi ini.

9. Teman-teman yang telah membantu dan memberikan motivasi serta semangat

dalam penyusunan skripsi yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan mereka semua yang telah

diberikan kepada penulis. Penulis menyadari skripsi ini masih banyak kekurangan

namun semoga dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Bandar Lampung, November 2018

Intan Fajar Suri

Page 12: PENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN ...digilib.unila.ac.id/54918/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN PENDAHULUAN PARTIKEL TERHADAP DURABILITAS DAN STABILITAS

iii

DAFTAR ISI

HalamanDAFTAR TABEL .................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ vii

I. PENDAHULUAN .............................................................................. 11.1 Latar Belakang dan Masalah ......................................................... 11.2 Tujuan Penelitian ........... .............................................................. 31.3 Kerangka Pemikiran ..................................................................... 41.4 Hipotesis Penelitian ..................................................................... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 72.1 Potensi Kayu Rakyat Cepat Tumbuh dan Bambu........................... 72.2 Gambaran Umum Sengon (Falcataria moluccana (Miq.) Barneby

& J.W.Grimes), Jabon (Anthocephalus cadamba Roxb.) danBambu Betung (Dendrocalamus asper Scholt. F.) ........................ 82.2.1 Sengon (Falcataria moluccana (Miq.) Barneby &

J.W.Grimes) ....................................................................... 82.2.2 Jabon (Anthocephalus cadamba Roxb.) ............................. 102.2.3 Bambu betung (Dendrocalamus asper Scholt. F.) ............. 11

2.3 Papan Partikel ................................................................................. 122.4 Durabilitas Papan Partikel .............................................................. 142.5 Metode Uji Kubur (Graveyard Test) ............................................. 152.6 Stabilitas Dimensi Papan Partikel .................................................. 162.7 Uji Pengembangan Tebal ............................................................... 16

III. METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 183.1 Tempat dan Waktu ......................................................................... 183.2 Alat dan Bahan ............................................................................... 183.3 Metode Penelitian ........................................................................... 19

3.3.1 Persiapan bahan baku ............................................................ 193.3.2 Perlakuan pendahuluan ......................................................... 223.3.3 Pembuatan papan partikel ..................................................... 23

3.3.3.1 Pengeringan partikel ................................................ 233.3 3.2 Penyimpanan partikel ............................................... 233.3.3.3 Pencampuran partikel dengan perekat ...................... 24

Page 13: PENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN ...digilib.unila.ac.id/54918/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN PENDAHULUAN PARTIKEL TERHADAP DURABILITAS DAN STABILITAS

iv

Halaman3.3.3.4 Pembentukan lembaran (mat forming) ..................... 243.3.3.5 Pengempaan panas ................................................... 253.3.3.6 Pengkondisian (conditioning) ................................... 26

3.3.4 Pengujian papan partikel ....................................................... 273.3.4.1 Metode uji kubur ....................................................... 273.3.4.2 Uji pengembangan tebal ........................................... 30

3.4 Analisis dan Pengolahan Data ..................................................... 31

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 324.1 Kerapatan Papan Partikel ............................................................... 324.2 Kadar Air Papan Partikel ............................................................... 344.3 Durabilitas Papan Partikel .............................................................. 364.4 Stabilitas Dimensi Papan Partikel .................................................. 42

V. SIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 485.1 Simpulan ........................................................................................ 485.2 Saran ............................................................................................... 48

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 49

LAMPIRAN .............................................................................................. 55Tabel 12-21 ................................................................................................ 55-66

Page 14: PENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN ...digilib.unila.ac.id/54918/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN PENDAHULUAN PARTIKEL TERHADAP DURABILITAS DAN STABILITAS

v

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman1. Sifat kimia kayu sengon ....................................................................... 9

2. Sifat kimia kayu jabon ......................................................................... 10

3. Sifat kimia bambu betung .................................................................... 11

4. Penomoran yang digunakan pada pengujian papan partikel ................ 27

5. Penilaian tingkat kerusakan secara visual ............................................. 30

6. Hasil analisis kerapatan papan partikel menggunakan sidik ragam (anova)dengan tingkat kepercayaan 95% ......................................................... 34

7. Hasil analisis kadar air papan partikel menggunakan sidik ragam (anova)dengan tingkat kepercayaan 95% ......................................................... 35

8. Hasil analisis kehilangan berat papan partikel menggunakan sidik ragam(anova) dengan tingkat kepercayaan 95% ............................................ 39

9. Nilai rata-rata kerusakan visual papan partikel pada berbagaikombinasi partikel dan berbagai perlakuan pendahuluan padapartikel................................................................................................... 39

10. Hasil analisis kerusakan visual papan partikel menggunakan sidikragam (anova) dengan tingkat kepercayaan 95% ................................ 41

11. Hasil analisis pengembangan tebal 2 jam papan partikel menggunakansidik ragam (anova) dengan tingkat kepercayaan 95% ....................... 47

12. Hasil penelitian uji kubur papan partikel pada semua kombinasi danperlakuan pendahuluan ........................................................................ 55

13. Hasil penelitian pengukuran pengembangan tebal setiap siklus rendampapan partikel pada semua kombinasi dan perlakuan pendahuluan .... 57

Page 15: PENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN ...digilib.unila.ac.id/54918/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN PENDAHULUAN PARTIKEL TERHADAP DURABILITAS DAN STABILITAS

vi

Tabel Halaman14. Hasil penghitungan persentase hasil penelitian pengembangan tebal

setiap siklus rendam papan partikel pada semua kombinasi danperlakuan pendahuluan ........................................................................ 60

15. Hasil penghitungan rata-rata persentase pengembangan tebal setiapsiklus rendam papan partikel ............................................................... 62

16. Hasil analisis sidik ragam kehilangan berat papan partikel ............... 63

17. Hasil analisis uji lanjut Duncan kehilangan berat papan partikel ....... 64

18. Hasil analisis sidik ragam kerusakan visual papan partikel ................ 64

19. Hasil analisis uji lanjut Duncan kerusakan visual papan partikel ....... 65

20. Hasil analisis sidik ragam pengembangan tebal 2 jampapan partikel ...................................................................................... 65

21. Hasil analisis uji lanjut Duncan pengembangan tebal 2 jampapan partikel ...................................................................................... 66

Page 16: PENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN ...digilib.unila.ac.id/54918/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN PENDAHULUAN PARTIKEL TERHADAP DURABILITAS DAN STABILITAS

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman1. Diagram alir penelitian......................................................................... 5

2. Proses penyiapan pohon sengon dan jabon mulai dari penebanganhingga pembentukan kayu menjadi papan-papan kecil ...................... 19

3. Proses penyiapan bambu betung mulai dari penebangan bambu,pembersihan kulit bambu dan pengeringan bambu ............................. 20

4. Pembentukan partikel dengan menggunakan mesin long disk flaker ... 21

5. Pembentukan partikel dengan menggunakan mesin hammer mill ...... 21

6. Partikel sengon, jabon dan betung yang terbentuk .............................. 22

7. Perlakuan pendahuluan penguapan (steam) dan rendam panas ........... 22

8. Penyimpanan partikel kayu dan bambu yang telah dikeringkan .......... 23

9. Cetakan papan ...................................................................................... 25

10. Lapisan atas, tengah dan bawah papan partikel ................................... 25

11. Pengempaan papan partikel dengan mesin kempa panas ..................... 26

12. Penumpukan papan partikel yang sudah jadi untuk prosespengkondisian ..................................................................................... 26

13. Tata letak pengujian uji kubur (graveyard test) secara acak ................ 28

14. Pengujian sampel dengan metode uji kubur (graveyard test) .............. 29

Page 17: PENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN ...digilib.unila.ac.id/54918/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN PENDAHULUAN PARTIKEL TERHADAP DURABILITAS DAN STABILITAS

viii

Gambar Halaman15. Nilai rata-rata kerapatan papan partikel pada berbagai kombinasi

partikel dan berbagai perlakuan pendahuluan pada partikel ............... 33

16. Nilai rata-rata kadar air papan partikel pada berbagai kombinasipartikel dan berbagai perlakuan pendahuluan pada partikel ............... 35

17. Nilai rata-rata persentase kehilangan berat papan partikel pada berbagaikombinasi partikel dan berbagai perlakuan pendahuluan padapartikel ................................................................................................. 36

18. Hasil uji kubur papan partikel dengan perlakuan pendahuluansteam .................................................................................................... 37

19. Hasil uji kubur papan partikel dengan perlakuan pendahuluanperendaman panas ................................................................................ 38

20. Kerusakan visual akibat serangan rayap pada papan partikeltanpa perlakuan pendahuluan .............................................................. 41

21. Nilai rata-rata pengembangan tebal papan B-B-B pada berbagaisiklus basah-kering (wet-dry cycle) ..................................................... 43

22. Nilai rata-rata pengembangan tebal papan J-J-J pada berbagaisiklus basah-kering (wet-dry cycle) ..................................................... 43

23. Nilai rata-rata pengembangan tebal papan S-S-S pada berbagaisiklus basah-kering (wet-dry cycle) ..................................................... 44

24. Nilai rata-rata pengembangan tebal papan J-B-J pada berbagaisiklus basah-kering (wet-dry cycle) ..................................................... 45

25. Nilai rata-rata pengembangan tebal papan S-B-S pada berbagaisiklus basah-kering (wet-dry cycle) ..................................................... 45

Page 18: PENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN ...digilib.unila.ac.id/54918/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN PENDAHULUAN PARTIKEL TERHADAP DURABILITAS DAN STABILITAS

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah

Kayu merupakan bahan bangunan yang sering digunakan dan terus mengalami

peningkatan kebutuhannya terutama untuk digunakan sebagai bahan furniture dan

bangunan (Priadi dan Maretha, 2015). Kebutuhan kayu yang tinggi tersebut tidak

dapat terpenuhi maksimal karena penurunan tutupan lahan hutan alam dan hutan

lainnya yang disebabkan oleh kegagalan pengelolaan hutan alam pada masa lalu

yang berdampak pada penurunan potensi kayu (Wulandari et al., 2018; Sumargo

et al., 2011). Di sisi lain, pasokan dan pemanfaatan kayu dari hutan rakyat terus

menunjukkan peningkatan (Sarjono et al., 2017). Hutan rakyat menyimpan

potensi penyedia kayu yang sangat besar sebagai bahan baku bagi industri

(Marsoem, 2013). Provinsi Lampung juga memiliki luasan hutan rakyat yang

cukup besar dengan status kesehatan hutan yang cukup baik berdasarkan indikator

produktivitasnya (Safe’i et al., 2013). Kementerian Lingkungan Hidup dan

Kehutanan Republik Indonesia (2017) melaporkan bahwa jumlah pasokan kayu di

Indonesia pada tahun 2016 sebesar 16.023.688 m3 berasal dari hutan rakyat serta

sebanyak 5.429.543 m3 berasal dari hutan alam.

Kayu yang dihasilkan dari hutan rakyat kebanyakan merupakan kayu yang

tergolong cepat tumbuh (fast growing species). Menurut Arsad (2015), kayu yang

Page 19: PENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN ...digilib.unila.ac.id/54918/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN PENDAHULUAN PARTIKEL TERHADAP DURABILITAS DAN STABILITAS

2cepat tumbuh memiliki kekurangan seperti berat jenis dan keawetan alami rendah

yang berdampak pada ketahanan kayu serta stabilitas dimensi yang rendah. Oleh

sebab itu diperlukan bahan alternatif pengganti kayu rakyat. Kayu dapat

disubtitusi dengan bahan yang berlignoselulosa dan salah satu yang sangat

berpotensi adalah bambu (Arsad, 2015). Bambu sangat menjanjikan digunakan

sebagai bahan baku subtitusi kayu karena laju pertumbuhan yang cepat, daur

pendek, memiliki keteguhan tarik yang sangat baik dan secara tradisional telah

dikenal baik oleh masyarakat sebagai komponen bahan bangunan (Febrianto et

al., 2012; Nuriyatin, 2012). Oleh karena itu, adopsi dari teknologi pemanfaatan

kayu rakyat cepat tumbuh dan bambu menjadi sangat penting dilakukan, salah

satunya dengan memanfaatkan kayu rakyat cepat tumbuh dan bambu sebagai

bahan baku produk papan komposit kayu.

Papan komposit merupakan produk kayu yang terbuat dari bahan kayu atau bahan

berlignoselulosa lain yang dicampur dengan perekat kemudian dikempa untuk

memperkuat ikatan antara bahan baku dan perekat (Hidayat et al., 2017a).

Beberapa penelitian mengenai pemanfaatan kayu rakyat cepat tumbuh atau bambu

telah banyak dilakukan dan hasil penelitian menunjukkan bahwa kayu rakyat

cepat tumbuh dan bambu memiliki potensi yang besar untuk digunakan sebagai

bahan baku pembuatan produk papan komposit (Hidayat et al., 2011; Hidayat et

al., 2013; Febrianto et al., 2012). Papan komposit sendiri terdiri dari beberapa

produk turunan lainnya diantaranya yaitu papan untai berarah, papan partikel,

papan serat dan papan lapis (Irfandi et al., 2017). Salah satu produk papan

komposit yang dapat mengadaptasi karakteristik bahan baku kayu cepat tumbuh

dan bambu ialah papan partikel. Menurut Widiyanto (2011), papan partikel

Page 20: PENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN ...digilib.unila.ac.id/54918/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN PENDAHULUAN PARTIKEL TERHADAP DURABILITAS DAN STABILITAS

3menjadi solusi untuk mengatasi kekurangan yang terdapat pada kayu cepat

tumbuh seperti kerapatannya yang rendah. Hidayat et al. (2017a) telah

melakukan penelitian tentang papan partikel dari campuran kayu rakyat cepat

tumbuh dan bambu serta meneliti pengaruh kombinasi partikel terhadap sifat fisis

dan mekanis papan. Penelitian ini dilakukan untuk melengkapi penelitian tersebut

dan mengkaji lebih dalam tentang pengaruh dari kombinasi kayu rakyat cepat

tumbuh dan bambu terhadap durabilitas dan stabilitas dimensi papan partikel.

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukan penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Mengetahui pengaruh kombinasi dan perlakuan pendahuluan partikel kayu

rakyat cepat tumbuh dan bambu terhadap durabilitas atau ketahanan papan

partikel.

2. Mengetahui pengaruh kombinasi dan perlakuan pendahuluan partikel kayu

rakyat cepat tumbuh dan bambu terhadap pengembangan tebal papan partikel.

1.3 Kerangka Pemikiran

Potensi dan pemanfaatan kayu dari hutan rakyat terus menunjukkan peningkatan

(Sarjono et al., 2017). Hal ini disebabkan karena kayu yang dihasilkan dari hutan

rakyat kebanyakan merupakan kayu yang tergolong cepat tumbuh (fast growing

species) dan yang banyak digunakan diantaranya ialah sengon (Falcataria

moluccana (Miq.) Barneby & J.W.Grimes) dan jabon (Anthocephalus cadamba

Roxb.). Namun biasanya kayu rakyat memiliki kualitas yang rendah (Priadi dan

Page 21: PENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN ...digilib.unila.ac.id/54918/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN PENDAHULUAN PARTIKEL TERHADAP DURABILITAS DAN STABILITAS

4Maretha, 2015). Bambu sebagai salah satu bahan berlignoselulosa sangat

berpotensi digunakan sebagai subtitusi kayu (Sulastiningsih dan Santoso, 2012).

Jenis bambu yang banyak ditemui salah satunya yaitu bambu betung

(Dendrocalamus asper Scholt. F.).

Kayu cepat tumbuh memiliki kekurangan seperti kerapatannya yang rendah.

Kayu sengon memiliki kerapatan 0,42 gr/cm3 dan jabon 0,30 gr/cm3 (Hidayat et

al., 2017a). Salah satu teknologi pemanfaatan kayu cepat tumbuh dan bambu

yang sesuai adalah melalui konversi menjadi produk papan partikel. Widiyanto

(2011), menjelaskan bahwa papan partikel tidak mensyaratkan penggunaan jenis

kayu dan ukuran tertentu sebagai bahan bakunya. Bahan baku papan partikel

merupakan partikel-partikel kayu berukuran kecil sehingga jenis-jenis kayu

dengan diameter kecil ataupun bambu dapat dimanfaatkan (Irfandi et al., 2017).

Perlakuan pendahuluan dapat diaplikasikan terhadap partikel kayu dan bambu

untuk meningkatkan kualitas partikel. Perlakuan pendahuluan steam dan rendam

panas terhadap bahan baku komposit mampu meningkatkan sifat fisis dan

mekanis produk (Hidayat et al., 2013). Jenis kayu cepat tumbuh yang dipilih

adalah kayu sengon dan jabon, sedangkan jenis bambu yang digunakan adalah

bambu betung. Partikel dari kayu dan bambu yang dihasilkan digunakan untuk

membuat papan partikel homogen dan papan partikel campuran (hydrid particle

board). Papan partikel homogen terdiri dari tiga kombinasi yaitu sengon/sengon/

sengon (S-S-S), jabon/jabon/jabon (J-J-J) dan betung/betung/betung (B-B-B),

sedangkan papan campuran yaitu sengon/betung/sengon (S-B-S) dan jabon/

Page 22: PENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN ...digilib.unila.ac.id/54918/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN PENDAHULUAN PARTIKEL TERHADAP DURABILITAS DAN STABILITAS

5betung/jabon (J-B-J). Pemilihan kombinasi yang dilakukan didasarkan atas

pemilihan adopsi teknologi baru yang coba diaplikasikan. Dari uraian diatas

maka dilakukan penelitian pembuatan papan partikel untuk mengetahui pengaruh

kombinasi dan perlakuan pendahuluan papan partikel terhadap durabilitas dan

stabilitas dimensi papan partikel. Berdasarkan kerangka pemikiran, diagram alir

ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 1. Diagram alir penelitian.

Partikel :Sengon (Falcataria moluccana (Miq.) Barneby &

J.W.Grimes), Jabon (Anthocephalus cadamba Roxb.) danBetung (Dendrocalamus asper Scholt. F.)

Kontrol Uap (Steam) Rendam Panas

Papan Partikel 5 Kombinasi

SSS JJJ BBB SBS JBJ

Durabilitas dan Stabilitas Dimensi

Page 23: PENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN ...digilib.unila.ac.id/54918/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN PENDAHULUAN PARTIKEL TERHADAP DURABILITAS DAN STABILITAS

61.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Pencampuran partikel kayu dan bambu dapat memperbaiki durabilitas dan sifat

fisik papan partikel.

2. Perlakuan pendahuluan baik perlakuan uap (steam) dan rendam panas pada

pertikel sebelum digunakan sebagai bahan baku dapat meningkatkan stabilitas

papan partikel.

Page 24: PENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN ...digilib.unila.ac.id/54918/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN PENDAHULUAN PARTIKEL TERHADAP DURABILITAS DAN STABILITAS

7

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Potensi Kayu Rakyat Cepat Tumbuh dan Bambu

Penurunan kualitas dan kuantitas hutan alam memerlukan hutan rakyat dan hutan

tanaman sebagai penyuplai kayu (Sarjono et al., 2017). Menurut Marsoem

(2013), hutan rakyat menyimpan potensi penyedia kayu yang sangat besar sebagai

bahan baku bagi industri, karena kayu yang dihasilkan dari hutan rakyat

kebanyakan merupakan kayu yang tergolong cepat tumbuh (fast growing species).

Menurut Dinas Kehutanan Provinsi Lampung (2017), potensi hutan rakyat di

Provinsi Lampung sendiri cukup menjanjikan dengan luasan seluruhnya sebesar

17.200 ha dan didominasi pohon cepat tumbuh salah satunya sengon (Falcataria

moluccana (Miq.) Barneby & J.W.Grimes) dan jabon (Anthocephalus cadamba

Roxb.). Namun, kayu rakyat memiliki kekurangan seperti berat jenis dan

keawetannya rendah yang berdampak pada ketahanan kayu serta stabilitas dimensi

yang rendah (Arsad, 2015).

Eksplorasi bahan alternatif kayu sangat diperlukan dan salah satu bahan

berlignoselusosa yang berpotensi sebagai subtitusi kayu adalah bambu (Arsad,

2015). Menurut Widjaja dan Karsono (2005), terdapat sekitar 1000 jenis bambu

di dunia dan diantaranya sebanyak 157 jenis berada di Indonesia. Salah satu jenis

bambu yang banyak ditemui ialah jenis bambu Betung (Dendrocalamus asper

Scholt. F.).

Page 25: PENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN ...digilib.unila.ac.id/54918/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN PENDAHULUAN PARTIKEL TERHADAP DURABILITAS DAN STABILITAS

8Salah satu alasan penting bambu digunakan sebagai bahan subtitusi kayu karena

bambu merupakan hasil hutan bukan kayu yang cepat tumbuh serta banyak

digunakan masyarakat untuk bahan bangunan (Febrianto et al., 2015). Bambu

juga banyak digunakan sebagai pondasi rumah, alat musik, dan peralatan rumah

tangga (Setiawati et al., 2015).

Selain beberapa kelebihan, bambu juga memiliki beberapa kekurangan, terutama

jika digunakan sebagai penyekat dan atap yang berkualitas baik yang memerlukan

dimensi panjang dan lebar yang besar (Nuriyatin, 2012). Hal inilah yang

menyebabkan bambu utuh sulit diaplikasikan pada komponen bangunan yang

berpresisi tinggi. Oleh karena itu, adopsi dari teknologi pemanfaatan kayu rakyat

cepat tumbuh dan bambu sangat penting untuk dilakukan.

2.2 Gambaran Umum Sengon (Falcataria moluccana (Miq.) Barneby &J.W.Grimes), Jabon (Anthocephalus cadamba Roxb.), dan Bambu Betung(Dendrocalamus asper Scholt. F.)

2.2.1 Sengon (Falcataria moluccana (Miq.) Barneby & J.W.Grimes)

Sengon memiliki klasifikasi sebagai berikut.

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Fabales

Famili : Fabaceae

Genus : Falcataria

Spesies : Falcataria moluccana

Page 26: PENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN ...digilib.unila.ac.id/54918/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN PENDAHULUAN PARTIKEL TERHADAP DURABILITAS DAN STABILITAS

9Sengon memiliki ciri-ciri umum berupa pohon berukuran sedang hingga besar,

tinggi bisa mencapai 40 m, tinggi batang bebas cabang 20 m. Tidak memiliki

banir, kulit licin, berwarna kelabu muda, bulat agak lurus. Diameter pohon

dewasa bisa mencapai 100 cm atau lebih. Tajuk yang dimiliki berbentuk perisai,

jarang, selalu hijau. Berdaun majemuk, panjang 40 cm, terdiri dari 8-15 pasang

tangkai daun berisi 15-25 helai daun. Buah berbentuk polong, pipih, lurus dan

tidak bersekat-sekat waktu muda berwarna hijau, berubah kuning sampai coklat

setelah masak. Pohon sengon dikenal pohon yang serba guna, mulai dari daun

hingga perakarannya dapat dimanfaatkan (Safe’i, 2015).

Sengon merupakan tanaman kayu yang cukup populer di Indonesia dan sangat

cocok ditanam pada lahan kritis. Oleh sebab itu, lokasi tumbuh sengon relatif tak

terbatas, mulai dari dataran rendah hingga dataran tinggi. Permintaan ekspor kayu

sengon hingga saat ini terus meningkat. Hal ini dikarenakan kayu sengon cocok

digunakan sebagai bahan baku veeneer, kayu lapis, kayu gergajian, papan partikel

dan pulp dengan harga yang relatif murah (Mulyana dan Asmarahman, 2012).

Adapun sifat kimia dari sengon dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Sifat kimia kayu sengon

Sifat Kimia Kandungan (%)Zat ekstraktif 9,17Lignin 23,77Holoselulosa 88,33Alpha Selulosa 74,21

Sumber : Putra et al., 2018.

Page 27: PENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN ...digilib.unila.ac.id/54918/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN PENDAHULUAN PARTIKEL TERHADAP DURABILITAS DAN STABILITAS

102.2.2 Jabon (Anthocephalus cadamba Roxb.)

Jabon memiliki klasifikasi sebagai berikut.

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Rubiales

Famili : Rubiaceae

Genus : Antocepallus

Spesies : Anthocephalus cadamba

Sama halnya dengan kayu sengon, kayu jabon juga memiliki beberapa hal yang

menjadi kelebihannya dalam penggunaan sebagai bahan pembuatan papan

partikel. Pohon jabon cocok sebagai tanaman investasi, reklamasi lahan bekas

tambang, dan penghijauan. Pemanenan kayu dapat dilakukan dalam waktu 5

tahun dengan diameter kayu sekitar 30 cm. Kayu jabon juga memiliki bentuk

batang yang lurus sehingga cocok untuk kayu pertukangan dan bahan baku

industri (Mansur dan Tuheteru, 2010). Adapun sifat kimia dari kayu jabon dapat

dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Sifat kimia kayu jabon

Sifat Kimia Kandungan (%)Zat ekstraktif terlarut dalam air panas 7,35Zat ekstraktif terlarut dalam air dingin 6,90Lignin 28,54Hemiselulosa 32,60Holoselulosa 74,86Alpha Selulosa 42,26

Sumber : Emil, 2013.

Page 28: PENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN ...digilib.unila.ac.id/54918/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN PENDAHULUAN PARTIKEL TERHADAP DURABILITAS DAN STABILITAS

112.2.3 Bambu betung (Dendrocalamus asper Scholt. F.)

Bambu betung memiliki klasifikasi sebagai berikut.

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Ordo : Poales

Famili : Poaceae

Genus : Dendrocalamus

Spesies : Dendrocalamus asper

Bambu betung merupakan salah satu tanaman berlignoselulosa yang memiliki

diameter sampai mencapai 20 cm. Tinggi bambu betung bisa mencapai 25 m.

Bambu betung memiliki beberapa kegunaan yang cukup tepat jika digunakan

sebagai subtitusi kayu. Kegunaan bambu betung tersebut adalah sebagai bahan

bangunan, dinding rumah serta bambu betung biasa dipakai untuk membuat mebel

ukuran besar pesanan hotel-hotel (Haryoto, 2009). Adapun sifat kimia dari

bambu betung dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Sifat kimia bambu betung

Sifat Kimia Kandungan (%)Zat ekstraktif terlarut dalam air panas 7,19Zat ekstraktif terlarut dalam air dingin 5,67Lignin 30,20Holoselulosa 83,80Abu 4,63Silika 3,51

Sumber : Fatriasari dan Hermiati, 2008.

Page 29: PENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN ...digilib.unila.ac.id/54918/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN PENDAHULUAN PARTIKEL TERHADAP DURABILITAS DAN STABILITAS

122.3 Papan Partikel

Pemanfaatan kayu rakyat dan bambu sebagai bahan baku subtitusi kayu sangat

penting agar lebih efisien pemanfaatannya oleh masyarakat luas. Salah satunya

dengan memanfaatkan kayu rakyat cepat tumbuh dan bambu sebagai bahan baku

produk papan komposit. Papan komposit sendiri merupakan produk panel kayu

yang terbuat dari bahan kayu atau bahan berlignoselulosa lainnya yang dicampur

dengan perekat sintesis atau bahan pengikat lain kemudian dikempa untuk

memperkuat ikatan antara bahan baku dengan perekat (Hidayat et al., 2017a).

Salah satu produk papan komposit yang banyak dikembangkan adalah papan

partikel.

Papan partikel merupakan jenis produk komposit yang terbuat dari partikel-

partikel kayu atau bahan-bahan berlignoselulosa lainnya, yang diikat dengan

perekat atau bahan pengikat lain kemudian dikempa panas (Ginting et al., 2015).

Menurut Putra (2011), papan partikel mempunyai beberapa kelebihan

dibandingkan kayu asalnya yaitu papan partikel bebas dari mata kayu, pecah dan

retak, ukuran dan kerapatan papan partikel dapat disesuaikan dengan kebutuhan,

tebal dan kerapatannya seragam dan mudah dikerjakan, mempunyai sifat

isotropis, sifat dan kualitasnya dapat diatur. Papan partikel juga dapat

menggunakan bahan baku dari limbah kayu karena salah satu keunggulannya

ialah tidak adanya syarat bahan baku dari jenis kayu dan ukuran tertentu sebagai

bahan baku pembuatan (Hidayat et al., 2017a).

Menurut Roihan et al. (2016) dan Putra (2011), kualitas papan partikel sendiri

dapat dilihat berdasarkan sifat fisik dan mekanis, ketahanan atau durabilitas,

Page 30: PENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN ...digilib.unila.ac.id/54918/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN PENDAHULUAN PARTIKEL TERHADAP DURABILITAS DAN STABILITAS

13kerapatan, stabilitas dimensi (pertambahan kadar air dan pengembangan tebal)

kuat tekan, kuat lentur serta kuat tarik. Namun pada penelitian ini yang

digunakan sebagai parameter hanya durabilitas dan stabilitas dimensi pada

pengembangan tebal papan partikel.

Menurut Maloney (1993), pembuatan papan partikel juga penting untuk

dilakukan. Proses pembuatan papan partikel dibagi menjadi beberapa tahap yaitu

persiapan partikel (pembuatan, pengeringan dan pemisahan partikel),

pencampuran partikel dengan perekat, pembentukan lembaran, pengempaan dan

pengerjaan akhir. Adapun penjelasan singkat mengenai beberapa tahapan tersebut

sebagai berikut (Maloney, 1993):

a. Persiapan partikel

Pembuatan partikel biasanya dilakukan secara mekanis dan jenis partikel yang

akan dibuat tergantung pada panil yang akan diproduksi. Panil yang baik

berasal dari partikel-partikel yang dikeringkan terlebih dahulu. Pengeringan

partikel dilakukan hingga mencapai kadar air 2 – 5%.

b. Pencampuran partikel dengan perekat

Proses pencampuran partikel dengan perekat dapat dilakukan dengan dua

metode yaitu discontinous type blender dan continous type blender.

Discontinous type blender merupakan perekatan partikel secara terpisah

dimasukkan ke dalam drum kemudian perekat disemprotkan dari atas melalui

lubang yang terdapat pada permukaan drum. Sedangkan continous type

blender merupakan perekatan partikel dengan cara perekat dan partikel

dimasukkan bersama-sama ke dalam drum dan disimpan di dalam alat yang

sesuai.

Page 31: PENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN ...digilib.unila.ac.id/54918/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN PENDAHULUAN PARTIKEL TERHADAP DURABILITAS DAN STABILITAS

14c. Pembentukkan lembaran

Pembentukkan lembaran merupakan tahap yang paling menentukan

keberhasilan dalam pembuatan papan partikel. Penyebaran partikel yang

kurang merata saat pembentukan lembaran akan menyababkan perbedaan

kerapatan pada panil tersebut.

d. Pengempaan

Pengempaan sangat menentukan sifat-sifat papan pertikel yang dihasilkan salah

satunya kerapatan papan. Selama proses pembuatan lembaran, semakin tinggi

kerapatan papan partikel yang akan dibuat semakin besar tekanan yang

dibutuhkan. Jika ingin mendapatkan kerapatan papan partikel yang meningkat

maka waktu pengempaan yang dibutuhkan juga lebih lama. Tujuannya agar

panas yang diberikan dapat mencapai tengah papan untuk menjamin terjadinya

pematangan perekat.

e. Pengerjaan akhir

Kegiatan yang dilakukan pada pengerjaan akhir ialah pemotongan papan

partikel dengan gergaji sirkular agar menjadi bentuk persegi. Kemudian

dilanjutkan dengan menghaluskan permukaan papan partikel sekaligus

mendapatkan ukuran tebal yang tepat.

2.4 Durabilitas Papan Partikel

Menurut Ginting et al. (2015), sebagai produk berbahan dasar kayu, durabilitas

papan partikel dipengaruhi oleh keadaan alam dan organisme perusak kayu.

Durabilitas papan partikel merupakan ketahanan papan terhadap serangan dari

Page 32: PENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN ...digilib.unila.ac.id/54918/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN PENDAHULUAN PARTIKEL TERHADAP DURABILITAS DAN STABILITAS

15unsur-unsur organisme perusak kayu dari luar seperti jamur, rayap, dan bubuk

kayu kering (Febrianto et al., 2014).

Menurut Siahaan et al. (2016), organisme perusak kayu yang menimbulkan

kerusakan hebat dan kerugian besar pada produk-produk kayu ialah rayap.

Terdapat beberapa metode uji yang sering digunakan untuk mengetahui

durabilitas kayu. Beberapa metode yang banyak digunakan ialah metode uji

kubur dan metode umpan serangan rayap kayu kering (Hidayat et al., 2013; Jasni

dan Sulastiningsih, 2004; Sonowal, 2010). Pada penelitian ini metode yang

digunakan untuk mengetahui durabilitas papan partikel adalah metode uji kubur

(graveyard test).

2.5 Metode Uji Kubur (Graveyard Test)

Metode uji kubur (graveyard test) merupakan metode uji yang dilakukan dengan

mengubur sampel uji dengan kurun waktu tertentu dan dapat dilihat secara

langsung hasilnya secara visual (Sonowal, 2010). Ketahanan atau durabilitas

papan partikel dapat diketahui dengan pengujian berdasarkan dari hasil persen

kehilangan berat dan kerusakan kayu (Simarmata et al., 2015). Uji kubur

biasanya dilakukan terhadap papan komposit untuk mengetahui ketahanan kayu

atau bahan yang terbuat dari bahan berlignesolulosa yang tidak terlepas dari

sasaran organisme perusak kayu (Ginting et al., 2015). Menurut Siahaan et al.

(2016), salah satu organisme perusak kayu tersebut ialah rayap yang dapat

menimbulkan kerusakan hebat dan kerugian besar pada produk-produk kayu.

Oleh karena itu pengujian kubur terhadap papan partikel dirasa efektif untuk

mengetahui pengaruh kombinasi papan pertikel terhadap ketahanannya.

Page 33: PENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN ...digilib.unila.ac.id/54918/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN PENDAHULUAN PARTIKEL TERHADAP DURABILITAS DAN STABILITAS

162.6 Stabilitas Dimensi Papan Partikel

Papan partikel merupakan pemanfaatan kayu dengan kemajuan teknologi di

bidang pengolahan kayu. Tetapi papan partikel bukan merupakan produk yang

sempurna, perlu diketahui papan partikel memiliki beberapa kelemahan yang

dapat diminimalisir. Salah satu kelemahan yang sangat merugikan dalam

penggunaannya adalah sifat pengembangan tebal yang sangat mempengaruhi

stabilitas dimensi (Syahidah dan Cahyono, 2007).

Stabilitas dimensi papan partikel merupakan perubahan struktur dan sifat pada

material lignoselulosa yang dapat menimbulkan permasalahan pada kualitas kayu

(Iswanto et al., 2013). Stabilitas dimensi dapat diketahui melalui beberapa

parameter diantaranya pertambahan kadar air, pengembangan tebal dan ekspansi

linear (Roihan et al., 2016). Oleh karena itu pengembangan tebal digunakan

menjadi salah satu parameter dalam penelitian ini. Menurut Siahaan et al. (2016),

pengembangan tebal terhadap stabilitas dimensi sangat berpengaruh dimana

dinyatakan bahwa pengembangan tebal papan partikel diakibatkan oleh adanya

proses penyerapan air yang lebih yang terserap oleh kayu.

2.7 Uji Pengembangan Tebal

Uji pengembangan tebal merupakan metode dan parameter yang digunakan untuk

mengetahui stabilitas dimensi dari papan partikel (Roihan et al., 2016). Hal ini

karena pengembangan tebal papan partikel merupakan parameter yang sangat

mempengaruhi stabilitas dimensi (Syahidah dan Cahyono, 2007). Oleh karena itu

metode ini menjadi salah satu pilihan untuk digunakan.

Page 34: PENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN ...digilib.unila.ac.id/54918/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN PENDAHULUAN PARTIKEL TERHADAP DURABILITAS DAN STABILITAS

17Pengembangan tebal papan partikel dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya

jenis kayu, geometri partikel, kerapatan papan, tingkat resin, efisiensi

pencampuran, dan kondisi pengepresan (Halligan, 1970). Pengembangan tebal

sendiri dapat diketahui melalui beberapa metode diantaranya yaitu uji daya serap

air dan siklus basah kering (wet-dry cycle) dan biasanya diukur menggunakan

jangka sorong secara manual atau digital (Febrianto et al., 2016; Sumardi dan

Suzuki, 2014).

Page 35: PENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN ...digilib.unila.ac.id/54918/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN PENDAHULUAN PARTIKEL TERHADAP DURABILITAS DAN STABILITAS

18

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu

Penelitian telah dilaksanakan di Laboratorium Biokomposit Departemen Hasil

Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, Laboratorium Teknologi

Hasil Hutan Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Lampung dan

Lapangan Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan Maret –

Juli 2018.

3.2 Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan untuk penelitian ini adalah mesin gergaji pita (band

saw), gergaji sirkular, long disk flaker, hammer mill, saringan, cetakan papan, alat

kempa panas, timbangan digital, alat pengukur panjang, oven, cangkul, kamera

digital, water bath dan alat tulis. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan adalah

papan partikel yang terdiri partikel kayu dari sengon (Falcataria moluccana

(Miq.) Barneby & J.W.Grimes), jabon (Anthocephalus cadamba Roxb.) dan

bambu betung (Dendrocalamus asper Scholt. F.), perekat kayu Urea

Formaldehyde (UF) dan akuades.

Page 36: PENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN ...digilib.unila.ac.id/54918/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN PENDAHULUAN PARTIKEL TERHADAP DURABILITAS DAN STABILITAS

193.3 Metode Penelitian

3.3.1 Persiapan bahan baku

Kayu sengon dan jabon yang digunakan berumur maksimal 5 tahun. Pohon

ditebang dan dibagi batangnya. Kayu bulat yang dihasilkan kemudian dikonversi

menjadi papan-papan kecil. Papan kemudian ditumpuk berdasarkan jenis dan

dianginkan untuk menurunkan kadar air sebelum diproses menjadi partikel kayu.

Proses penyiapan kayu sengon dan jabon dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Proses penyiapan pohon sengon dan jabon mulai dari (a) penebanganhingga (b) dan (c) pembentukkan kayu menjadi papan-papan kecil.

Bambu betung yang digunakan berumur 7 sampai 8 tahun. Bambu ditebang pada

buku kedua dari permukaan tanah. Pembagian batang dilakukan dengan

memotong sama panjang sepanjang masing-masing 3 m. Bambu kemudian

dipotong dengan panjang 1,5 m dan dibelah menjadi bilah bambu berukuran kecil.

a b c

Page 37: PENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN ...digilib.unila.ac.id/54918/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN PENDAHULUAN PARTIKEL TERHADAP DURABILITAS DAN STABILITAS

20Bilah-bilah bambu tersebut kemudian dibuang kulit bagian luar dan dalamnya,

kemudian dianginkan untuk menurunkan kadar air sebelum diproses menjadi

partikel. Proses penyiapan bambu betung dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Proses penyiapan bambu betung mulai dari (a) penebangan bambu,(b)pembersihan kulit bambu dan (c) pengeringan bambu.

Bahan baku sengon, jabon dan betung yang telah disiapkan kemudian diproses

menjadi partikel secara bertahap. Tahap pertama dengan menggunakan mesin

long disk flaker. Mesin ini menghasilkan partikel-partikel yang berukuran relatif

besar. Oleh karena itu, tahap kedua partikel yang dihasilkan sebelumnya disaring

untuk memisahkan partikel yang terlalu halus. Tahap ketiga digiling kembali

menggunakan mesin hammer mill, yang menghasilkan partikel-partikel dengan

ukuran lebih kecil.

a b c

Page 38: PENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN ...digilib.unila.ac.id/54918/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN PENDAHULUAN PARTIKEL TERHADAP DURABILITAS DAN STABILITAS

21Tahap terakhir partikel yang dihasilkan dari mesin hammer mill kemudian

disaring untuk membuang partikel-partikel yang berukuran sangat halus maupun

yang terlalu besar agar ukuran partikel yang digunakan seragam. Proses

pembentukkan partikel kayu sengon, jabon dan bambu dapat dilihat pada Gambar

4, 5 dan 6.

Gambar 4. Pembentukan partikel dengan menggunakan mesin long disk flaker.

Gambar 5. Pembentukan partikel dengan menggunakan mesin hammer mill.

Page 39: PENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN ...digilib.unila.ac.id/54918/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN PENDAHULUAN PARTIKEL TERHADAP DURABILITAS DAN STABILITAS

22

Gambar 6. Partikel (a) sengon, (b) jabon dan (c) betung yang terbentuk.

3.3.2 Perlakuan pendahuluan

Partikel kayu dan bambu yang dihasilkan kemudian diberi perlakuan

pendahuluan. Perlakuan steam dengan cara memasukkan partikel ke dalam

autoclave pada suhu 126oC dengan tekanan 1,4 kg/cm2 selama 1 jam. Perlakuan

panas dilakukan dengan cara merendam partikel ke dalam waterbath pada suhu

80oC selama 2 jam. Selain itu, partikel tanpa perlakuan juga disiapkan sebagai

kontrol. Pemberian perlakuan pendahuluan dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Perlakuan pendahuluan (a) penguapan (steam) dan (b) rendam panas.

a b c

a b

Page 40: PENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN ...digilib.unila.ac.id/54918/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN PENDAHULUAN PARTIKEL TERHADAP DURABILITAS DAN STABILITAS

233.3.3 Pembuatan papan partikel

3.3.3.1 Pengeringan partikel

Partikel sengon, jabon dan betung dikeringkan dengan cara pengeringan bertahap,

yaitu mulai dari pengeringan awal dengan diangin-anginkan kemudian dilanjutkan

dengan pengeringan dengan oven sampai kadar air partikel mencapai kurang dari

5%. Suhu oven yang dibutuhkan untuk mencapai kadar air yang diinginkan

berkisar antara 75-80oC selama 24 jam.

3.3.3.2 Penyimpanan partikel

Partikel sengon, jabon dan betung yang sudah dikeringkan dengan oven

dimasukkan ke dalam kantong plastik dengan maksud agar kadar airnya tidak

berubah oleh pengaruh perubahan kelembaban udara. Penyimpanan partikel dapat

dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Penyimpanan partikel kayu dan bambu yang telah dikeringkan.

Page 41: PENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN ...digilib.unila.ac.id/54918/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN PENDAHULUAN PARTIKEL TERHADAP DURABILITAS DAN STABILITAS

243.3.3.3 Pencampuran partikel dengan perekat

Perekat yang digunakan adalah Urea Formaldehyde (UF) dengan solid content

sebesar 50,2%. Untuk membuat papan partikel berukuran 30cm x 30cm x 0,9cm

dengan target kerapatan 0,6 g/cm3, kadar perekat yang digunakan adalah 10% dari

berat kering kering oven partikel.

3.3.3.4 Pembentukan lembaran (mat forming)

Partikel kayu dan bambu yang telah dibuat dan diberi perlakuan pendahuluan

kemudian dibentuk menjadi papan partikel dengan lima kombinasi yaitu,

sengon/sengon/sengon (S-S-S), jabon/jabon/jabon (J-J-J), betung/betung/betung

(B-B-B), sengon/jabon/sengon (S-B-S) dan jabon/betung/jabon (J-B-J).

Campuran partikel sengon, jabon, betung dan perekat disusun menjadi lembaran-

lembaran dengan bantuan cetakan papan (former device). Papan partikel yang

dibuat terdiri dari tiga lapis/lembaran, yaitu lapisan atas (face), tengah (core) dan

bawah (back). Lembaran yang telah disusun kemudian diberikan tekanan ringan

menggunakan penutup cetakan papan. Cetakan papan beserta penutupnya

kemudian diangkat dan lembaran diumpan ke mesin kempa panas. Adapun alat

cetakan papan dan gambaran lapisan papan partikel dapat dilihat pada Gambar 9

dan 10.

Page 42: PENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN ...digilib.unila.ac.id/54918/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN PENDAHULUAN PARTIKEL TERHADAP DURABILITAS DAN STABILITAS

25

Gambar 9. Cetakan papan.

Gambar 10. Lapisan atas, tengah dan bawah papan partikel.

3.3.3.5 Pengempaan panas

Pengempaan dilakukan dengan menggunakan mesin kempa panas (hot press

machine). Tekanan yang digunakan sebesar 20 kg/cm3 dengan suhu 1200C dan

waktu kempa ±5 menit. Pengempaan mengubah bentuk lembaran partikel dalam

ikatan panil sesuai dengan ketebalan yang diinginkan akibat adanya kontak antar

partikel. Untuk memperoleh ketebalan papan yang ditargetkan, digunakan

pembatas ketebalan (stopper) baja dengan ketebalan 0,9 mm. Pembentukan papan

partikel dengan mesin kempa panas dapat dilihat pada Gambar 11.

Atas

Tengah

Bawah

Page 43: PENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN ...digilib.unila.ac.id/54918/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN PENDAHULUAN PARTIKEL TERHADAP DURABILITAS DAN STABILITAS

26

Gambar 11. Pengempaan papan partikel dengan mesin kempa panas.

3.3.3.6 Pengkondisian (conditioning)

Papan partikel yang sudah dibuat selanjutnya dikondisikan selama minimal 14

hari agar kadar air sesuai dengan kadar air lingkungan. Pengkondisian dilakukan

dengan menumpuk papan menggunakan ganjal kayu sebagai pemisah agar udara

dapat bersirkulasi melalui celah antar papan. Temperatur ruangan berkisar antara

25-30oC dan kelembaban relatif berkisar antara 60-65%. Adapun proses

pengkondisian papan partikel terdapat pada Gambar 12.

Gambar 12. Penumpukan papan partikel yang sudah jadi untuk prosespengkondisian.

Page 44: PENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN ...digilib.unila.ac.id/54918/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN PENDAHULUAN PARTIKEL TERHADAP DURABILITAS DAN STABILITAS

273.3.4 Pengujian papan partikel

Ketahanan papan partikel diuji dengan metode uji kubur (graveyard test) (ASTM

D 1758-96) dan stabilitas dimensi diuji pengembangan tebal dengan metode

pengujian siklus basah-kering (wet-dry cycle test) (Sumardi dan Suzuki, 2014).

Penelitian ini menggunakan rancangan percobaan Rancangan Acak Lengkap

(RAL). Penyusunan sampel dijelaskan pada Tabel 4.

Tabel 4. Penomoran yang digunakan pada pengujian papan partikel

KombinasiPerlakuan

pendahuluanPengujian

UlanganKode Keterangan Kode Keterangan Kode Keterangan

1 SSS 1 Kontrol 1 Uji Kubur 1

2 JJJ 2 Steam 2Uji Siklus Basah Kering(Wet-Dry Cycle Test)

2

3 BBB 3RendamPanas

3

4 SBS

5 JBJ

Berdasarkan Tabel 4 di atas dapat dijelaskan jika terdapat sampel dengan kode

1111 berarti sampel tersebut diteliti dengan kombinasi 1) SSS, perlakuan

pendahuluan yaitu 1) tanpa perlakuan (kontrol), pengujian yaitu 1) uji kubur dan

ulangan 1) ulangan pertama.

3.3.4.1 Metode uji kubur

Penguburan dilakukan secara acak (random) dengan penentuan letak berdasarkan

penghitungan acak menggunakan Microsoft Excel sebagai berikut:

penghitungan acak : =RANDBETWEEN(bottom;top)

Berdasarkan rumus tersebut didapatkan nomor acak sesuai jumlah papan partikel

yaitu 45 papan partikel dan tata letak penguburan dapat dilihat pada Gambar 13.

Page 45: PENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN ...digilib.unila.ac.id/54918/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN PENDAHULUAN PARTIKEL TERHADAP DURABILITAS DAN STABILITAS

28

Gambar 13. Tata letak pengujian uji kubur (graveyard test) secara acak.

Sebelum dilakukan pengujian, sampel dikering ovenkan selama 24 jam untuk

mendapatkan berat kering sebelum pengujian (B0). Selanjutnya dilakukan

penguburan selama 30 hari (1 bulan). Penguburan dilakukan sedalam 15 cm

dengan menyisakan bagian permukaan papan partikel sebesar 5 cm (Gambar 14).

Setelah 1 bulan sampel diambil dan dibersihkan. Kemudian sampel dikering

ovenkan selama 24 jam kembali sehingga didapatkan berat kering sesudah

pengujian (B1).

4312 2312 1212 3113 5211

2313 3112 3211 5213 5212

5311 2111 5111 2213 3213

4212 4112 1311 2113 2212

1113 3111 1312 5312 4311

5112 1211 3312 2311 5113

1213 4111 4113 4211 2112

2211 4313 4213 1112 5313

1111 3311 1313 3212 3313

Page 46: PENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN ...digilib.unila.ac.id/54918/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN PENDAHULUAN PARTIKEL TERHADAP DURABILITAS DAN STABILITAS

29

Gambar 14. Pengujian sampel dengan metode uji kubur (graveyard test).

Evaluasi uji kubur dilakukan setelah satu bulan dengan indikator persentase

kehilangan berat dan persentase kerusakan secara visual. Identifikasi kerusakan

secara visual tersebut dilakukan dengan klasifikasi pada Tabel 5. Sedangkan

persentasi kehilangan berat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai

berikut.

K =B0– B1 × 100%

B0

Keterangan: K = persentase kehilangan berat kayu (%).B0 = berat sampel sebelum dikubur (g).B1 = berat sampel setelah dikubur (g).

Page 47: PENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN ...digilib.unila.ac.id/54918/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN PENDAHULUAN PARTIKEL TERHADAP DURABILITAS DAN STABILITAS

30Tabel 5. Penilaian tingkat kerusakan secara visual

Tingkat Kondisi Contoh Uji NilaiA Kayu utuh (tidak ada serangan) 0B Ada bekas gigitan rayap 1-20

CSerangan ringan berupa saluran-saluranyang tidak dalam dan tidak lebar

21-40

DSerangan berat berupa saluran-saluranyang dalam dan lebar

41-60

EKayu rusak, lebih dari 50% kayu habisdimakan rayap

61-80

Sumber : Sommuwat et al., 1995.

3.3.4.2 Uji pengembangan tebal

Pengembangan tebal dihitung atas tebal sebelum (T0) dan tebal setelah pengujian

(T1). Uji pengembangan tebal dilakukan dengan menggunakan siklus basah-

kering (wet-dry cycle) seperti yang dilakukan dalam Sumardi dan Suzuki (2014).

Siklus pertama sampel uji direndam dalam air dengan suhu 20oC selama 2 jam

(W1) lalu dikeringkan dengan oven pada suhu 80oC selama 22 jam (D1).

Siklus kedua sampel uji direndam dalam air dengan suhu 40oC selama 2 jam (W2)

lalu dikeringkan dengan oven pada suhu 80oC selama 22 jam (D2). Siklus ketiga

sampel uji direndam dalam air dengan suhu 60oC selama 2 jam (W3) lalu

dikeringkan dengan oven pada suhu 80oC selama 22 jam (D3). Siklus keempat

sampel uji direndam dalam air dengan suhu 80oC selama 2 jam (W4) lalu

dikeringkan dengan oven pada suhu 80oC selama 22 jam (D4). Siklus kelima

sampel uji direndam dalam air dengan suhu 100oC selama 2 jam (W5) lalu

dikeringkan dengan oven pada suhu 80oC selama 22 jam (D5). Setelah dilakukan

pengujian basah kering (wet-dry cycle) maka selanjutnya dilakukan penghitungan

dengan persamaan sebagai berikut.

Page 48: PENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN ...digilib.unila.ac.id/54918/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN PENDAHULUAN PARTIKEL TERHADAP DURABILITAS DAN STABILITAS

31

PTi =TWi –TD(i1) × 100%

TD(i-1)

Keterangan : PTi = pengembangan tebal pada siklus ke-i(%)TD(i-1) = tebal sampel pada siklus kering ke-(i-1)(mm)TWi = tebal sampel pada siklus basah ke-I (mm)i = 1, 2, 3, 4, 5

3.4 Analisis dan Pengolahan Data

Penelitian ini menggunakan rancangan percobaan Rancangan Acak Lengkap

(RAL). Model umum rancangan percobaannya adalah sebagai berikut.

Yij = µ + Ʈi + Eij

Dimana : Yij = Nilai pengamatan pada kombinasi ke-ii = Taraf faktor perlakuan pendahuluan/kombinasi campuran partikelj = Ulanganµ = Nilai rata-rata pengamatanƮi = Pengaruh sebenarnya taraf ke-i faktor perlakuan

pendahuluan/kombinasi campuran partikelEij = Kesalahan (galat) percobaan pada taraf ke-i faktor perlakuan

pendahuluan/kombinasi campuran partikel dan ulangan ke-j.

Untuk melihat adanya pengaruh kombinasi dan perlakuan terhadap respon uji

maka dilakukan analisis keragaman (ANOVA) dengan tingkat kepercayaan 95%

(nyata). Selanjutnya untuk melihat pengaruh perlakuan mana yang berbeda nyata

terhadap respon yang diuji maka dilakukan uji lanjut Duncan.

Page 49: PENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN ...digilib.unila.ac.id/54918/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN PENDAHULUAN PARTIKEL TERHADAP DURABILITAS DAN STABILITAS

48

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

1. Kombinasi dan perlakuan pendahuluan mampu meningkatkan durabilitas

papan partikel kayu. Papan partikel dengan perlakuan pendahuluan steam dan

rendam panas memiliki nilai persentase kehilangan berat dan kerusakan visual

yang lebih kecil dibanding papan partikel tanpa perlakuan pendahuluan.

Pencampuran papan partikel kayu dan bambu menjadi papan partikel hibrida

juga terbukti mampu meningkatkan durabilitas papan partikel.

2. Kombinasi dan perlakuan pendahuluan mampu meningkatkan stabilitas papan

partikel. Papan partikel dengan perlakuan pendahuluan steam dan rendam

panas memiliki nilai persentase pengembangan tebal yang lebih kecil

dibanding papan partikel tanpa perlakuan pendahuluan.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan maka saran yang diberikan

ialah perlunya pemanfaatan lebih lanjut terhadap hasil hutan kayu dari hutan

rakyat dan mengembangkan bambu sebagai salah satu hasil hutan bukan kayu

yang memiliki potensi besar sebagai bahan subtitusi kayu.

Page 50: PENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN ...digilib.unila.ac.id/54918/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN PENDAHULUAN PARTIKEL TERHADAP DURABILITAS DAN STABILITAS

48

DAFTAR PUSTAKA

Page 51: PENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN ...digilib.unila.ac.id/54918/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN PENDAHULUAN PARTIKEL TERHADAP DURABILITAS DAN STABILITAS

49

DAFTAR PUSTAKA

Adrin, Febrianto, F. dan Sadiyo, S. 2013. Sifat-sifat oriented strand board daristrands bambu dengan perlakuan steam pada berbagai kombinasi perekat.Jurnal Ilmu dan Teknologi Kayu Tropis. 11(2): 109-119.

American Society for Testing and Materials (ASTM). 2006. Standard TestMethod of Evaluating Wood Preservatives by Field Test with Stake. Buku.American Society for Testing and Materials (ASTM) D 1758-06. USA.7 hlm.

Arsad, E. 2015. Teknologi pengelolaan dan manfaat bambu. Jurnal RisetIndustri Hasil Hutan. 7(1): 45-52.

Badan Standarisasi Nasional. 2006. Uji Ketahanan Kayu dan Produk Kayuterhadap Organisme Perusak Kayu SNI 01.7207-2006. Buku. BadanStandarisasi Nasional. Jakarta. 20 hlm.

Bowyer, J.L., Shmulky. dan Haygreen, J.G. 2003. Forest Products and WoodScience an Introduction: Fourth Edition. Buku. Iowa State University Press.Iowa. 312 hlm.

Dinas Kehutanan Provinsi Lampung. 2017. Kegiatan Agroforestri dan HutanRakyat Eksisting Tahun 2016-2017. Buku Laporan Kegiatan. DinasKehutanan Provinsi Lampung. Bandar Lampung. 55 hlm.

Emil, N. 2013. Analisis Kimia dan Dimensi Serat Kayu Jabon. Skripsi. InstitutPertanian Bogor. Bogor. 16 hlm.

Febrianto, F., Sahroni, Hidayat, W., Bakar, E.S., Kwon, G.J., Kwon, J.H., Hong,S.I. dan Kim, N.H. 2012. Properties of oriented strand board made frombetung bamboo (dendrocalamus asper (schultes f.) backer ex heyne). Journalof Wood Science and Technology. 46(1-3): 53-62.

Febrianto, F., Gumilang, A., Maulana, S., Busyra, I. dan Purwaningsih, A. 2014.Keawetan lima jenis bambu terhadap serangan rayap dan bubuk kayu kering.Jurnal Ilmu dan Teknologi Kayu Tropis. 12(2): 146-156.

Page 52: PENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN ...digilib.unila.ac.id/54918/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN PENDAHULUAN PARTIKEL TERHADAP DURABILITAS DAN STABILITAS

50Febrianto, F., Jang, J.H., Lee, S.H., Santosa, I.A., Hidayat, W., Kwon, J.H. dan

Kim, N.H. 2015. Effect of bamboo species and resin content on properties oforiented strand board prepared from steam-treated bamboo strands. Journalof Bio Resources. 10(2): 2642-2655.

Febrianto, F., Endriadilla, D.R. dan Nawawi, D.S. 2016. Sifat fisis dan mekanisbambu betung dengan perlakuan perendaman asam asetat. Jurnal Ilmu danTeknologi Kayu Tropis. 14(1): 23-38.

Febrianto, F., Sumardi, I., Hidayat, W., dan Maulana, S. 2017. Papan UntaiBambu Berarah: Material Unggul untuk Komponen Bahan BangunanStruktur. Buku. IPB Press. Bogor. 174 hlm.

Fitriasari, W. dan Hermiati, E. 2008. Analisis morfologi serat dan sifat fisis-kimia pada enam jenis bambu sebagai bahan baku pulp dan kertas. JurnalIlmu dan Teknologi Hasil Hutan. 1(2): 67-72.

Ginting, A., Azhar, I. dan Iswanto, A.H. 2015. Pengujian keawetan alamipapan partikel dari campuran limbah batang sorghum dan serutan kayu.Jurnal Peronema Forestry Science. 4(1): 1-5.

Halligan, A.F. 1970. A review of thickness swelling analyzer. Journal of WoodScience and Technology. 4(1): 301-312.

Haryoto. 2009. Teknologi Tepat Guna Membuat Kursi Bambu. Buku. Kanisius.Yogyakarta. 62 hlm.

Hidayat, W., Sya’bani, M.I., Purwawangsa, H., Iswanto, A.H. dan Febrianto, F.2011. Effect of wood species and layer structure on physical andmechanical properties of strand board. Jurnal Ilmu dan Teknologi KayuTropis. 9(2): 134-140.

Hidayat, W., Carolina, A. dan Febrianto, F. 2013. Physical, mechanical, anddurability properties of OSB prepared from CCB treated fast growing treespecies strands. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kayu Tropis. 11(1): 55-61.

Hidayat, W., Jang, J.H., Park, S.H., Qi, Y., Febrianto, F., Lee, S.H., and Kim,N.H. 2015. Effect of temperature and clamping during heat treatment onphysical and mechanical properties of okan (cylicodiscus gabunensis [taub.]harms) wood. Journal of Bio Resources. 10(4): 6961-6974.

Hidayat, W., Qi, Y., Jang, J.H., Febrianto, F., Lee, S.H., and Kim, N.H. 2016.Effect of treatment duration and clamping on the properties of heat-treatedokan wood. Journal of Bio Resources. 11(4): 10070-10086.

Page 53: PENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN ...digilib.unila.ac.id/54918/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN PENDAHULUAN PARTIKEL TERHADAP DURABILITAS DAN STABILITAS

51Hidayat, W., Febryano, I.G. dan Satyajaya, W. 2017a. Pengaruh Pendahuluan

Terhadap Sifat Fisis Mekanis Material Maju “Hybird Particleboard” dariKayu Rakyat Cepat Tumbuh dan Bambu. Laporan Penelitian UnggulanUniversitas Lampung. Universitas Lampung. Bandar Lampung. 48 hlm.

Hidayat, W., Qi, Y., Jang, J.H., Park, B.H., Banuwa, I.S., Febrianto, F., and Kim,N.H. 2017b. Color change and consumer preferences towards color ofheat-treated korean white pine and royal paulownia woods. Journal of theKorean Wood Science and Technology. 45(2): 213-222.

Hidayat, W., Qi, Y., Jang, J.H., Febrianto, F., and Kim, N.H. 2017c. Effect ofmechanical restraint on the properties of heat-treated pinus koraiensis andpaulownia tomentosa woods. Journal of Bio Resources. 12(4): 7539-7551.

Hidayat, W., Qi, Y., Jang, J.H., Febrianto, F., and Kim, N.H. 2017d. Effect ofmechanical restraint on drying defects reduction in heat-treated okan wood.Journal of Bio Resources. 12(4): 7452-7465.

Irfandi., Panggabean, D.D. dan Harahap, M.H. 2017. Pembuatan dankarakterisasi komposit papan partikel dari bahan polipropilen dan serbuktempurung kelapa medan labuhan dengan menggunakan uji fisis. JurnalPembangunan Kehutanan. 5(2): 103-107.

Iswanto, A.H., Fitriasari, W., Yunianti, A.D., Zailani, A. dan Febrianto, F. 2013.Sifat fisis dan mekanis oriented strand board dari strand kayu terasetilasi.Jurnal Ilmu dan Teknologi Kayu Tropis. 11(2): 184-191.

Japanese Standard Association. 2003. Japanese Industrial Standard ParticleBoard JIS A 5908. Buku. Japanese Standard Association. Jepang. 20 hlm.

Jasni dan Sulastiningsih, I.M. 2004. Ketahanan papan partikel terhadap seranganrayap kayu kering cryptotermes cynocephalus light. Jurnal Penelitian HasilHutan. 22(2): 69-74.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 2017. Statistika KehutananIndonesia 2016. Buku. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.Jakarta. 355 hlm.

Maloney, T.M. 1993. Modern Particleboard & Dry Process FiberboardManufacturing. Buku. Forest Products Society. Madison. 681 hlm.

Mansur, I. dan Tuheteru, F.D. 2010. Kayu Jabon. Buku. Penebar Swadaya.Jakarta. 118 hlm.

Marsoem, S.N. 2013. Studi mutu kayu jati di hutan rakyat gunung kidul:pengukuran laju pertumbuhan. Jurnal Ilmu Kehutanan. 7(2): 108-122.

Page 54: PENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN ...digilib.unila.ac.id/54918/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN PENDAHULUAN PARTIKEL TERHADAP DURABILITAS DAN STABILITAS

52Maulana, S., Busyra, I., Fatrawana, A., Hidayat, W., Sari, R.K., Sumardi, I.,

Wistara, I.N.J., Lee, S.H., Kim, N.H. dan Febrianto, F. 2017. Effects ofsteam treatment on physical and mechanical properties of bamboo orientedstrand board. Journal of the Korean Wood Science and Technology. 45(6):872-882.

Mulyana, D. dan Asmarahman, C. 2012. Untung Besar dari Bertanam Sengon.Buku. Agro Media Pustaka. Jakarta. 146 hlm.

Muslich, M. dan Rulliaty, S. 2013. Keawetan lima puluh jenis kayu terhadap ujikuburan dan uji di laut. Jurnal Penelitian Hasil Hutan. 31(4): 250-257.

Nuriyatin, N. 2012. Pola Ikatan Pembuluh Bambu sebagai PendugaPemanfaatan Bambu. Disertasi. Pasca Sarjana Institut Petanian Bogor.Bogor. 99 hlm.

Priadi, T. dan Maretha, S.D. 2015. Sifat keawetan dan fisis-mekanis kayu kecapidan rambutan setelah perlakuan pemanasan minyak sebagai upayapeningkatan mutu kayu ramah lingkungan. Jurnal Ilmu dan Teknologi KayuTropis. 13(2): 146-160.

Putra, A.F.R., Wardenaar, E. dan Husni, H. 2018. Analisa komponen kimia kayusengon (albizia falcataria (l.) fosberg) berdasarkan posisi ketinggian batang.Jurnal Hutan Lestari. 6(1): 83-89.

Putra, E. 2011. Kualitas Papan Partikel Batang Bawah, Batang Atas danCabang Kayu Jabon (Antochephalus cadamba). Skripsi. FakultasKehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor. 60 hlm.

Roihan, A., Hartono, R. dan Sucipto, T. 2016. Kualitas papan partikel darikomposisi partikel batang kelapa sawit dan mahoni dengan berbagai variasikadar perekat phenol formaldehida. Jurnal Peronema Forestry Science.4(4): 5-12.

Safe’i, R., Hardjanto., Supriyanto dan Sundawati, L. 2013. Pengembanganmetode penilaian kesehatan hutan rakyat sengon (falcataria moluccana (miq.)barneby & j.w. grimes). Jurnal Penelitian Hutan Tanaman. 12(3): 175-187.

Safe’i, R. 2015. Kajian Kesehatan Hutan dalam Pengelolaan Hutan Rakyat diProvinsi Lampung. Disertasi. Pasca Sarjana Institut Petanian Bogor.Bogor. 124 hlm.

Sarjono, A., Lahjie, A.M., Kristiningrum, R. dan Herdiyanto. 2017. Produksikayu bulat dan nilai harapan jabon (anthocephalus cadamba) di pt. incratahutani lestari. Jurnal Hutan Tropis. 5(1): 22-30.

Page 55: PENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN ...digilib.unila.ac.id/54918/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN PENDAHULUAN PARTIKEL TERHADAP DURABILITAS DAN STABILITAS

53Setiawati,T., Mutaqin, A.Z., Irawan, B., Amillah, A. dan Iskandar, J. 2015. Sifat

Fisis dan Mekanis Bambu Lapis dari Bambu Sembilang (Dendrocalamusgiganteous) dan Bambu Andong (Gigantochloa pseudoarundinacea).Laporan tahunan 2015. Pusat Penelitian Biomaterial LIPI. Bogor. 84 hlm.

Siahaan, F.O.B., Hartono, R. dan Sucipto, T. 2016. Kualitas papan partikel darilimbah batang kelapa sawit dan mahoni dengan variasi pelapis bilah bambutalang. Jurnal Peronema Forestry Science. 5(3): 1-12.

Simarmata, J., Iswanto, A.H. dan Azhar, I. 2015. Ketahanan papan partikel tigalapis terhadap serangan rayap tanah. Jurnal Peronema Forestry Science.4(4): 1-4.

Sommuwat, Y., Vongkaluang, C., Tsunoda, K. dan Takashi, M. 1995. WoodConsumption and Survival of Subterranean Ternite Coptotermes GestrotWassman Using The Japanese Standarized Testing Methode and ModifiedWood Block Test in Bottle. Buku. Japanese Society EnviromentalEntomologi and Zoologi. Tokyo. 156 hlm.

Sonowal, J. 2010. Dimensional stability, thermal degradation and termiteresistant studies of chemically treated wood. International Journal ofChemistry. 2(2): 218-225.

Sulastiningsih, I.M. dan Santoso, A. 2012. Pengaruh jenis bambu, waktu kempapanas dan perlakuan pendahuluan bilah bambu terhadap sifat papan bambulamina. Jurnal Penelitian Hasil Hutan. 30(3): 190-207.

Sumardi, I. dan Suzuki, S. 2014. Dimensional stability and mechanicalproperties of strandboard made from bamboo. Journal of Bio Resources.9(1): 1159-1167.

Sumargo, W., Nanggara, S.G., Nainggolan, F.A. dan Apriani, I. 2011. PotretKeadaan Hutan Indonesia Tahun 2000-2009. Buku. Forest WatchIndonesia. Bogor. 54 hlm.

Syahidah dan Cahyono, T.D. 2007. Stabilisasi dimensi kayu dengan aplikasiparafin cair. Jurnal Perennial. 4(1): 18-22.

Widiyanto, A. 2011. Kualitas papan partikel kayu karet (hevea brasiliensismuell. arg) dan bambu tali (gigantochloa apus kurz) dengan perekat likuidakayu. Jurnal Penelitian Hasil Hutan. 29(4): 301-311.

Widjaja, E.A. dan Karsono. 2005. Keanekaragaman bambu di pulau sumba.Biodiversitas Journal of Biological Diversity. 6(2): 95-99.

Wistara, I.N. 2002. Ketahanan 10 jenis kayu tropis. Jurnal Teknologi HasilHutan. 15(2): 48-56.

Page 56: PENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN ...digilib.unila.ac.id/54918/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENGARUH KOMBINASI DAN PERLAKUAN PENDAHULUAN PARTIKEL TERHADAP DURABILITAS DAN STABILITAS

54Wulandari, C., Bintoro A., Rusita, Santoso, T., Duryat, Kaskoyo, H., Erwin dan

Budiono, P. 2018. Community forest adoption based on multipurpose treespecies diversity towards to suistainable forest management in icef ofuniversity of lampung indonesia. Biodiversitas Journal of BiologicalDiversity. 19(3). 1102-1109.