pengaruh inflasi, bi rate, dan kurs terhadap index …
TRANSCRIPT
PENGARUH INFLASI, BI RATE, DAN KURS TERHADAP INDEX
HARGA SAHAM GABUNGAN JAKARTA ISLAMIC INDEX TAHUN
2016-2018
SKRIPSI
CINDI YOLANDA
NIM: EES.150634
PEMBIMBING
Dr. Sucipto, MA
Mellya Embun Baining, SE.,M.EI
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2019/1441H
iii
PERSEMBAHAN
Dengan rahmat Allah SWT
Karya tulis ini penulis persembahkan kepada
Ibundaku Rosemery Arifa yang sangat aku sayangi
Terima kasih atas limpahan do’a yang tak berkesudahan
Ayahandaku Syamsurizal yang sangat ku banggakan
Terima kasih yang tak terhingga atas kasih sayang yang berlimpah
Terima kasih Ayahanda dan Ibunda
tiada mungkin dapat kubalas hanya dengan selembar kertas yang bertuliskan
kata cinta dan persembahan
Untuk Kakekku Alimir, Nenekku Ellida dan Adik-adikku
Terima kasih untuk semua bantuan baik berupa materi maupun moril
Untuk teman-teman yang berperan penting dalam pembuatan skripsi
saya hingga selesai yaitu Robiatul Adawiyah, Nur Izzati,
Muslimah, dan Dwi Ramadhani.
Terimakasih atas bantuan dan semangat
yang tidak kalah hebat
Semoga kesuksesan saya ini dapat membanggakan kalian dan
Semoga Allah SWT membalas jasa budi kalian dikemudian hari
dan memberikan kemudahan dalam segala hal, aamiin
v
MOTTO
Artinya :Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada
yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan
hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.
Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya
kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha
Melihat. (Q.S An-nisaa’,4: 58)1
1
Al-Quran Dan Terjemahannya, 2005, CV Penerbit J-ART , 4:58
vi
ABSTRAK
Abstrak: Pasar modal di pengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal.
Investor secara kualitatif dan kuantitatif akan mengurai untuk melihat Indeks
Harga Saham Gabungan yang positif. Sedangkan pasar modal bagi perekonomian
suatu negara berpengaruh karena pasar modal sebagai perantara bagi perusahaan
yang akan menerima dana investasi dengan masyarakat pemodal atau investor.
Salah satu alternatif investasi yang dapat menarik investor adalah saham. Hal ini
ditandai dengan meningkatanya indeks harga saham akibat dari perkembangan
pasar modal yang begitu pesat. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
Inflasi, BI Rate, dan Kurs terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Jakarta
Islamic Index Tahun 20016-2018 dan untuk mengetahui faktor yang paling
dominan mempengaruhi Indeks Harga Saham Gabungan Jakarta Islamic Index
Tahun 20016-2018. Jenis penelitian adalah pendekatan kuantitatif dengan data
Time Series. Pengujian pada penelitian ini menggunakan bantuan perangkat lunak
IBM SPSS Statistics 22.0. Jenis data dalam penelitian ini yaitu data sekunder yang
diperoleh dari dokumen-dokumen yang berupa jurnal, skripsi, website, dan studi
kepustakaan. Kemudian diuji menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi
berganda, dan uji hipotesis statistik. Teknik analisis data menggunakan uji F
dalam pengujian hipotesis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, inflasi
berpengaruh negatif terhadap index harga saham gabungan Jakarta Islamic Index.
BI Rate memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap terhadap indeks harga
saham gabungan Jakarta Islamic Index. Meningkatnya nilai Inflasi akan
mengalami penurunan terhadap indeks harga saham gabungan Jakarta Islamic
Index karena Inflasi berpengaruh positif terhadap indeks harga saham gabungan
Jakarta Islamic Index. Meningkatnya nilai BI Rate dan Kurs akan menyebabkan
meningkatnya jumlah indeks harga saham gabungan Jakarta Islamic Index karena
nilai BI Rate dan Kurs memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap indeks
harga saham gabungan Jakarta Islamic Index.
Kata kunci: Inflasi, BI Rate,Kurs,IHSG
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana dalam
penyelesaian ini penulis selalu diberikan kesehatan dan kekuatan, sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Disamping itu, tidak lupa pula iringan
sholawat serta salam penulis sampaikan kepada junjungan Nabi Muhammad
SAW.
Skripsi ini diberi judul “Pengaruh Inflasi,BI Rate, dan Kurs terhadap Index
Harga Saham Gabungan Jakarta Islamic Index Tahun 2016-2018” penelitian ini
merupakan salah satu upaya syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata Satu
(S.1) Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Kemudian dalam penyelesaian skripsi ini, penulis akui, tidak sedikit
hambatan dan rintangan yang penulis temui, baik dalam pengumpulan data
maupun dalam penyusunannya, dan berkat adanya bantuan dari pihak, terutama
bantuan dan bimbingan yang diberikan oleh dosen pembimbing I Bapak Dr.
Sucipto, MA dan Ibu Mellya Embun Baining, SE.,MEI selaku pembimbing II
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
Sehubungan dengan selesainya skripsi ini maka penulis ingin
menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu
penyelesaian skripsi ini, terutama yang terhormat :
1. Bapak Prof. Dr. H. Su’aidi Asy’ari, MA,. Ph.D selaku Rektor Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
2. Bapak Prof. Dr. Subhan, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam UIN STS Jambi.
3. Ibu Dr. Rafidah, SE., M.EI, selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS Jambi.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................... i
NOTA DINAS ................................................................................................. ii
PERSEMBAHAN ........................................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iv
MOTTO .......................................................................................................... v
ABSTRAK ...................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian........................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian......................................................................... 8
E. Kerangka Teori .............................................................................. 9
F. Penelitian Terdahulu ..................................................................... 31
G. Kerangka Pemikiran ...................................................................... 35
H. Hipotesis Penelitian ....................................................................... 36
BAB II METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian ................................................................... 37
B. Jenis dan Sumber Data .................................................................. 37
C. Instrumen Pengumpulan Data ....................................................... 38
D. Defenisi Operasional Variabel ...................................................... 39
E. Populasi dan Sampel ..................................................................... 39
F. Teknis Analisis Data ..................................................................... 40
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Inflasi ................................................................................ 45
B. Sejarah BI Rate.............................................................................. 45
x
C. Sejarah Kurs .................................................................................. 46
D. Sejarah Jakarta Islamic Index ........................................................ 47
E. Kriteria Saham Yang Memenuhi Prinsip-Prinsip Syariah ............ 49
F. Kriteria Pemilihan Saham Jakarta Islamic Index .......................... 50
G. Tujuan Pembentukan Jakarta Islamic Index.................................. 51
H. Pemilihan Saham Untuk Index ...................................................... 51
I. Evaluasi Index Dan Pengganti Saham .......................................... 52
J. Hari Dasar Jakarta Islamic Index .................................................. 53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Uji Asumsi Klasik ......................................................................... 54
B. Uji Regresi Berganda .................................................................... 58
C. Uji Hipotesis Statistik.................................................................... 59
D. Pembahasan ................................................................................... 63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan.................................................................................... 66
B. Saran .............................................................................................. 67
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 68
DAFTAR LAMPIRAN
CURICULUM VITAE
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 :Perkembangan Nilai Inflasi, BI Rate, Kurs Dan IHSG ......................... 5
Tabel 2 :Data Bulanan Perkembangan Inflasi, BI Rate, Kurs dan IHSG ............ 6
Tabel 3 :Daftar Perusahaan Yang Tergabung Dalam JII ..................................... 30
Tabel 4 :Penelitian Terdahulu .............................................................................. 29
Tabel 5 :Hasil Uji Multikolinieritas ..................................................................... 55
Tabel 6 :Hasil Uji Autokorelasi ........................................................................... 56
Tabel 7 :Hasil Uji Regresi Berganda ................................................................... 58
Tabel 8 :Hasil Uji Parsial (Uji T) ......................................................................... 59
Tabel 9 : Hasil Uji Simultan (Uji F) .................................................................... 61
Tabel 10 :Hasil Uji Koefisien Determinasi (R-Square) ........................................ 62
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Kerangka Pemikiran ...................................................................... 35
Gambar 2 : Normal P-P Plot Of Regression Standardized Residual ............... 54
Gambar 3 : Hasil Uji Heteroskedastisitas ........................................................ 57
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Inflasi adalah kecenderungan naiknya harga barang dan jasa pada
umumnya yang berlangsung secara terus menerus. Jika harga barang dan jasa
di dalam negeri meningkat, maka inflasi mengalami kenaikan. Naiknya harga
barang dan jasa tersebut menyebabkan turunnya nilai uang. Dengan demikian,
inflasi dapat juga diartikan sebagai penurunan nilai uang terhadap nilai barang
dan jasa secara umum.1
Bentuk inflasi yang dapat membentuk IHSG yaitu yang pertama, dampak
Inflasi terhadap pendapatan bersifat tidak merata, ada yang mengalami
kerugian terutama mereka yang berpenghasilan tetap dan ada pula kelompok
yang mengalami keuntungan dengan adanya Inflasi. Mereka yang
berpenghasilan tetap akan mengalami penurunan nilai riil dari
penghasilannya, sehingga daya belinya menjadi lemah. Yang kedua, Inflasi
selain berpengaruh terhadap pendapat masyarakat dan rumah tangga
perusahaan karena lemahnya daya beli masyarakat, juga berpengaruh terhadap
biaya produksi. Harga-harga faktor produksi akan terus meningkat, sehingga
dapat mengubah pola alokasi faktor-faktor produksi. Dan yang ketiga yaitu,
analisis terhadap equity effect dan efficiency effect berdasarkan
1
Badan Pusat Statistik. “Pengertian Inflasi”, dalam Www.Bpsi.Go.Id diakses 20 Maret
2019
2
padaasumsibahwa output dalam keadaan tetap (cateris paribus). Berbeda
dengan analisis output effect. Analisis output.
effect adalah analisis tentang inflasi terhadap keluaran (output), dimana output
diasumsikan sebagai variabel terikat (dependent variable). Jadi analisis
dampak Inflasi terhadap efficiency effect dan equity effect di dasarkan pada
asumsi bahwa output adalah variabel bebas ( independent variable ).
Perkembangan pasar modal suatu negara tidak lepas dari perkembangan
perekonomian negara. Pertumbuhan ekonomi tinggi dan kondisi bisnis yang
baik diharapkan dapat meningkatkan harga saham. Selain dari pertumbuhan
ekonomi, tingkat bunga dan inflasi mempengaruhi kinerja pasar. Pasar modal
menjadi instrumen penting untuk suatu negara dalam rangka meningkatkan
perekonomiannya yang dapat diketahui salah satunya dengan melihat
gabungan saham atau yang biasa disebut Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG).
Pasar modal memiliki peran bagi perekonomian suatu negara yaitu pasar
modal menjalankan dua fungsi, pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha
atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat
pemodal atau investor. Kedua, pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat
untuk berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi, reksa
dana, dan lain-lain.2
Pasar modal sering kali dijadikan sebagai tolak ukur kondisi
perekonomian suatu negara. Kondisi yang dapat mempengaruhi kegiatan
2
Henik Maslikha dkk, Pengaruh Inflasi dan BI Rate terhadap Indeks Harga Saham
Gabungan (Studi Kasus pada Perusahaan Properti dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode Tahun 2011-2015). Jurnal Vol. IV Edisi 1. 2017
3
investasi di pasar modal adalah kondisi makro ekonomi dimana kondisi
tersebut tercermin dari indikator ekonomi moneter diantaranya adalah tingkat
suku bunga, inflasi dan kurs.3
Dalam perekonomian suatu negara, pasar modal bagi perekonomian suatu
negara berpengaruh karena pasar modal sebagai perantara bagi perusahaan
yang akan menerima dana investasi dengan masyarakat pemodal atau
investor. Salah satu alternatif investasi yang dapat menarik investor adalah
saham. Hal ini ditandai dengan meningkatanya indeks harga saham akibat
dari perkembangan pasar modal yang begitu pesat.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah suatu nilai yang
dipergunakan sebagai alat untuk mengukur kinerja gabungan dari seluruh
saham (perusahaan/emiten) yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Terdapat teori dan penelitian terdahulu yang menyimpulkan bahwa
pergerakan dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dipengaruhi oleh
faktor eksternal luar negeri dan faktor internal dalam negeri. Yang menjadi
faktor eksternal luar negeri adalah beberapa indeks bursa saham negara lain
seperti indeks Down Jones yang berada di Amerika, indeks Hang Seng di
Hongkong, indeks STI di Singapura , indeks NIKKEI di Jepang, indeks
KOSPI di Korea, dan indeks KLSE di Malaysia dengan adanya trend terhadap
harga minyak luar negeri dan harga emas luar negeri, serta karena adanya
sentimen pasar luar negeri. Dan seperti pada kasus Indeks Kospi pada tanggal
12 Tanuari 2018, mampu bertahan rebound meski hanya mnmbukukan
3
Nardi Sunardi dkk, Pengaruh Bi Rate, Inflasi Dan Kurs Terhadap Indeks Harga Saham
Gabungan (Ihsg). Jurnal Sekuritas, vol 1 . 2017
4
kenaikan tipis pada perdagangan hari itu yang sejalan dengan rebound saham
Samsung Electornics. Pergerakan indeks saham acuan Korea Selatan tersebut
berakhir naik tipis 0,02% atau 0,38 poin di level 2.515,81 setelah dibuka
dengan penguatan 0,49% atau 12,24 poin di 2.527,67 pada hari Rabu tanggal
17 Januari 2018, Kospi berakhir melemah 0,25% atau 6,31 poin di posisi
2.515,43. Sebanyak 402 saham menguat, 311 saham melemah, dan 56 saham
stagnan dari 769 saham yang diperdagangkan di indeks Kospi pada akhir
perdagangan hari itu.
Faktor dari dalam negeri yang dapat mempengaruhi pergerakan dari
indeks harga saham gabungan adalah nilai tukar rupiah terhadap mata uang
asing, besaran tingkat suku bunga dan inflasi. Pada kondisi perekonomian
yang dapat dikatakan sudah mengglobal atau globalisasi ekonomi yang
dimana globalisasi itu merupakan upaya peningkatan integrasi dan
ketergantungan ekonomi dalam tingkatan nasional, regional maupun lokal
yang terdapat diseluruh dunia melalui peningkatan hasil produksi tanpa
menambah faktor produksi yakni dengan pergerakan barang, jasa, teknologi,
dan modal tanpa adanya batas. Maka globalisasi penting untuk mendorong
investasi lintas negara disamping untuk tujuan diversifikasi. Oleh karena itu,
risiko nilai mata uang merupakan faktor ketidakpastian yang dihadapi
investor apabila melakukan investasi dipasar global. Dengan terbukanya
peluang investasi di Bursa Efek Indonesia bagi investor asing, maka faktor
5
nilai tukar USD terhadap rupiah merupakan faktor risiko yang patut
diperhitungkan.4
Penelitian ini akan mengkaji IHSG dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya yaitu Inflasi, BI Rate, Kurs (Rupiah terhadap Dollar AS).
Berkaitan dengan hal tersebut, berikut ini ditampilkan tabel yang berisi data
Inflasi, BI Rate, Kurs, dan IHSG dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2018:
Tabel 1
Perkembangan Nilai Inflasi, BI Rate, Kurs dan IHSG
Pada Tahun 2016-2018
NO TAHUN INFLASI BI RATE KURS IHSG
1 2016 3,02 4,75 13,436 5.296,71
2 2017 3,61 4,25 13,548 6.355,65
3 2018 3,13 4,25 13,882 6.194,50
Sumber: Bank Indonesia, Badan Pusat Statistik
Berdasarkan tabel di atas perubahan IHSG di ikuti oleh:
1. Perubahan inflasi setiap tahunnya mengalami peningkatan dan penurunan
seperti pada tahun 2016 ke 2017 inflasi mengalami kenaikan, yaitu dari
3,02 persen sampai ke 3,61 persen. Sedangkan pada tahun 2017 ke 2018
inflasi mengalami penurunan dari 3,61 persen sampai ke 3,13. Jika terjadi
penurunan maka dengan otomatis akan berpengaruh terhadap
perbelanjaan.
4
Putri Ikhromi, Pengaruh Kurs, Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia, Inflasi Dan
Indeks Nikkei 225 Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia. Skripsi.
2017
6
2. Pada BI Rate juga bergantung pada tingkat inflasi, dimana di saat inflasi
meningkat maka jumlah BI Rate akan meningkat, karena akan
menyeimbangan jumlah uang yang beredar.
3. Pada nilai Kurs setiap tahunnya juga mengalami peningkatan dan
penurunan, seperti pada tahun 2016 ke 2017 mengalami penurunan, dan
mengalami peningkatan pada tahun 2018. Dimana kurs ini adalah nilai
tukar mata uang asing. Jika nilai Kurs meningkat disebut apresiasi atas
mata uang asing, sedangkan jika mengalami penurunan disebut dengan
depresiasi atas mata uang asing.
Tabel 2
Data Bulanan Perkembangan Inflasi, BI Rate, Kurs, dan IHSG
Tahun 2016-2018
Tahun Bulan Inflasi BI Rate Kurs IHSG
2016 Januari 4,14 7,25 13.755,00 612
Februari 4,42 7 13.372,00 632
Maret 4,45 6,75 13.260,00 655
April 3,6 6.75 13.185,00 674
Mei 3,33 6,75 13.660,00 666
Juni 3,45 6,5 13.212,50 720
Juli 3,21 6,5 13.098,50 765
Agustus 2,79 6,25 13.267,50 772
September 3,07 5 13.051,00 774
Oktober 3,31 4,75 13.048,00 766
November 3,58 4,75 13.552,50 715
Desember 3,02 4,75 13.472,50 722
2017 Januari 3,49 4,75 13.365,90 716
Februari 3,83 4,75 13.337,90 725
Maret 3,61 4,75 13.343,00 743
April 4,17 4,75 13.301,40 767
Mei 4,33 4,75 13.322,20 762
Juni 4,37 4,75 13.306,70 779
7
Juli 3,88 4,75 13.346,40 779
Agustus 3,82 4,75 13.343,00 784
September 3,72 4,25 13.307,50 764
Oktober 3,58 4,25 13.527,80 753
November 3,3 4,25 13.527,50 750
Desember 3,61 4,25 13.559,00 780
2018 Januari 3,25 4,25 13.387,40 810
Februari 3,18 4,25 13.601,20 779
Maret 3,4 4,25 13.759,80 697
April 3,41 4,25 13.808,80 688
Mei 3,23 4,75 14.036,90 685
Juni 3,12 5,25 14.007,30 650
Juli 3,18 5,25 14.408,60 670
Agustus 3,2 5,5 14.564,00 661
September 2,88 5,75 14.868,10 675
Oktober 3,16 5,75 15.175,60 650
November 3,23 6 14.657,60 670
Desember 3,13 6 14.498,90 705
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian dan menyusun skripsi ini tentang “Pengaruh Inflasi,
BI Rate dan Kurs terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Jakarta Islamic
Index tahun 2016-2018”.
B. Rumusan Masalah
Berlandaskan permasalahan di atas maka dapat disusun pertanyaan penelitian
sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh inflasi, BI Rate, dan kurs secara parsial dan
simultan terhadap indeks harga saham gabungan Jakarta Islamic Index
tahun 2016-2018?
2. Faktor manakah yang paling dominan mempengaruhi indeks harga
saham gabungan Jakarta Islamic Index tahun 2016-2018?
8
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh Inflasi, BI Rate, dan Kurs terhadap Indeks
Harga Saham Gabungan Jakarta Islamic Index Tahun 20016-2018.
2. Untuk mengetahui faktor yang paling dominan mempengaruhi Indeks
Harga Saham Gabungan Jakarta Islamic Index Tahun 20016-2018.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara ilmiah
maupun secara praktis. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan
pustaka sebagai pengetahuan di bidang investasi pasar modal khususnya
dalam indeks harga saham gabungan di Jakarta Islamic Index, serta dapat
menjadi bahan rujukan dalam melakukan penelitian selanjutnya.
2. Bagi penulis, menambah wawasan penulis dalam bidang bank dan
lembaga keuangan lainnya, serta menerapkan ilmu yang didapat selama
mengikuti perkuliahan.
3. Bagi praktisan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan kepada
lembaga terkait tentang faktor-faktor yang mempengaruhi indeks harga
saham gabungan di Jakarta Islamic Index. Penelitian ini diharapkan juga
dapat menjadi bahan evaluasi bagi investor sebelum berinvestasi.
9
E. Kerangka Teori
1. Tinjauan Tentang Inflasi
a. Pengertian Inflasi
Yang dimaksud dengan inflasi adalah proses kenaikan harga-harga
umum barang-barang secara terus menerus. Ini tidak berarti bahwa
harga-harga berbagai macam barang itu naik dengan persentase yang
sama. Mungkin dapat terjadi kenaikan tersebut tidaklah bersamaan.
Yang penting terdapat kenaikan harga umum barang secara terus-
menerus selama suatu periode tertentu.5
Defenisi inflasi setelah memperhatikan hubungan inflasi dengan
tingkat upah (wage) dan pengangguran yaitu tingkat keseluruhan upah
dalam perekonomian adalah persentase tahunan tingkat kenaikan
dalam beberapa ukuran gabungan dari pendapatan per jam dalam
ekonomi. Pembangunan indeks semacam itu adalah tugas yang cukup
besar karena penghasilan rata-rata dapat berubah, bahkan jika skala
upah untuk setiap pekerjaan individu tetap konstan. Misalnya, jika ada
pergeseran dalam distribusi lapangan kerja ke industri upah-upah
(seperti konstruksi), pendapatan per jam nya rata-rata akan meningkat.6
Inflasi yang tinggi mengancam perekonomian. Indonesia pernah
mengalami inflasi yang tinggi, yaitu periode 1965-1966 mencapai
650%, sehingga timbul gejolak di masyarakat menuntut penurunan
harga yang dikenal dengan TRI TURA (Tiga Tuntutan Rakyat),
5
Nopirin. Ekonomi Moneter Jilid 2. ( Yogyakarta: BPFE, 2016), hal.25-17
6 Ronald G. Ehrenberg dan Robert S. Smith. Modern Labor Economics: Theory And
Public Policy, 3rd Ed., Scott, Foresman and Company, Glenview, Illionis, 1988
10
diantaranya adalah tuntutan penurunan harga barang-barang yang
telah menyengsarakan rakyat. Pada pertengahan tahun 1997 hingga
pertengahan tahun 1999 inflasi sangat tinggi. Berdasarkan catatan BPS
dalam tahun 1998 saja inflasi sudah mencapai 80%. Ciri-ciri inflasi
adalah:7
1) Jumlah uang beredar lebih banyak dibandingkan dengan jumlah
barang beredar, yang ditunjukkan oleh Agregate Demand (AD)
lebih besar dari Agregate Supply (AS).
2) Harga cenderung naik secara terus-menerus. Dengan demikian,
bila harga naik hanya seketika dan kemudian turun kembali atau
dengan kata lain harga naik tidak terus-menerus, maka belum dapat
dikatakan terjadinya inflasi.
3) Nilai tukar uang mengalami penurunan.
Inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara
kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-
rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap
tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi adalah indikator
untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses
kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling
memengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan
7 Detri Karya dkk. Makro Ekonomi. (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2016), hal.89
11
peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai
penyebab meningkatnya harga.8
b. Pengertian Inflasi dalam Islam
Inflasi dalam perspektif ekonomi islam yaitu merupakan fenomena
ekonomi yang selalu menarik untuk dibahas terutama oleh permerintah
berkaitan dengan dampaknya yang luas terhadap makro ekonomi
agregat, seperti:9
1) Pertumbuhan ekonomi
2) Stabilitas ekonomi
3) Daya saing
4) Tingkat bunga
5) Distribusi pendapatan
Inflasi juga berperan dalam mempengaruhi mobilisasi lewat dana
lembaga keuangan formal. Tingkat inflasi nol persen bukanlah tujuan
utama kebijakan pemerintah karena hal itu sukar untuk dicapai. Yang
paling penting adalah menjaga agar tingkat inflasi tetap rendah.
Dalam ekonomi islam tidak dikenal dengan namanya inflasi,
karena mata uang yang dipakai adalah dinar dan dirham, yang mana
mempunyai nilai yang stabil dan dibenarkan oleh islam, namun dinar
dan dirham disini adalah dalam artian yang sebenarnya yaitu yang
8 M. Taufik dkk. Pengaruh inflasi, BI Rate, dan kurs terhadap indeks harga saham
gabungan, Jurnal Ilmiah, STIE Dharmaputra Semarang. 9 Veitzhal Rivai Zainal dkk. Manajemen Investasi Islami. (Yogyakarta: BPFE, 2016), hal.
551-652
12
dalam bentuk emas maupun perak bukan dinar dan dirham yang
hanya sekedar nama saja.
Adiwarman Karim mengatakan bahwa Syeikh An-Nabahani
memberikan beberapa alasan mengapa mata uang yang sesuai itu
adalah dengan menggunakan emas. Ketika islam melarang praktik
penimbunan harta, Islam hanya mengkhususkan larangan tersebut
untuk emas dan perak. Padahal harta itu mencakup semua barang yang
bisa dijadikan sebagai kekayaan berdasarkan islam yaitu :
1) Islam telah mengaitkan emas dan perak dengan hukum yang baku
dan tidak berubah-rubah, ketika islam mewajibkan diat, maka
yang dijadikan sebagai ukurannya adalah dalam bentuk emas.
2) Rasulullah SAW telah menetapkan emas dan perak sebagai mata
uang dan beliau menjadikan hanya emas dan perak sebagai standar
uang.
3) Ketika Allah SWT mewajibkan zakat uang, Allah telah
mewajibkan zakat tersebut dengan nisab emas dan perak.
4) Hukum-hukum tentang pertukaran mata uang yang terjadi dalam
transaksi uang hanya dilakukan dengan emas dan perak, begitupun
dengan transaksi lainnya hanya dinyatakan dengan emas dan
perak.
13
c. Perbedaan Teori Inflasi Menurut Ekonomi Konvensional dan
Ekonomi Islam
Perbedaan teori Inflasi menurut ekonomi konvensional dan
Ekonomi islam adalah sebagai berikut:10
1) Sebab-sebab inflasi ekonomi konvensional pada teori konvensional
inflasi di sebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut :
a) Policy induced, disebabkan oleh kebijakan ekspansi moneter
yang juga bisa merfleksikan defisit anggaran yang berlebihan
dn cara pembiayaan nya.
b) Cosh-push inflation, terjadi karna kenaikan biaya produksi,
biasa nya menyebabkan penawaran agregat berkurang. Naiknya
biaya produksi disebabkan beberapa hal diantaranya kenaikan
upah, dan kenaikn bahan bakar minyak (BBM).
c) Demand-full inflation, disebabkan oleh permitaan agregat yang
berlebihan yang mendorong kenaikan tingkat harga umum.
Kenaikan harga tersebut akibat dari permintaan yang lebih
tinggi dari penawaran.
d) Inertial inflation, inflasi yang cenderung untuk berlanjutan
pada tingkat yang sama sampai kejadian ekonomi yang
menyebabkan berubah.
10
Adiwarman Azwar Karim, Ekonomi Islam; Suatu Kejadian Kontemporer, (Jakarta:
Gema Insani Perss, 2001)
14
2) Sebab-sebab inflasi ekonomi islam pada teori ekonomi syariah
inflasi disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut:
a) Natural cause inflation, inflasi yang terjadi karena kondisi
alam yang tidak bisa dicegah.
b) Human error cause inflation, yaitu inflasi yang terjadi karena
kesalahan manusia itu sendiri, inflasi menurut AL-Maqrizi
disebabkan oleh tiga hal.
1) Pertama, korupsi dan administrasi yang buruk
2) Pajak berlebihan yang memberatkan petani
3) Jumlah uang yang berlebihan.
d. Dampak Inflasi
Seperti halnya yang terjadi pada negara berkembang pada
umumnya, fenomena inflasi di indonesia masih menjadi satu dari
berbagai “penyakit” ekonomi makro yang meresahkan pemerintah
terlebih lagi masyarakat. Memang, menjalang akhir pemerintahan
Orde Baru ( sebelum krisis moneter ) angka inflasi tahunan dapat
ditekan sampai pada single digit, teteapi secara umum masih
mengandung kerawanan jika dilihat dari seberapa besar persentase
golongan kelompok miskin yang menderita akibat inflasi. Lebih-lebih
setelah semakin berlanjutnya krisis moneter yang kemudian diikuti
oleh krisis ekonomi, yang menjadi salah satu dari penyebab jatuhnya
pemerintahan Orde Baru, angka inflasi cenderung meningkat pesat
15
(mencapai lebih dari 75% pada tahun 1998), dan diperparah dengan
semakin besarnya persentase golongan masyarakat miskin.
Inflasi memiliki dampak positif dan negatif, tergantung parah atau
tidaknya inflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh
yang positif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik,
yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang bergairah
untuk bekerja, menabung, dan mengadakan investasi. Sebaliknya,
dalam masa inflasi yang parah, yaitu pada saat terjadi inflasi tak
terkendali ( hiperinflasi ), keadaan perekonomian menjadi kacau dan
perekonomian dirasakan lesu. Orang menjadi tidak bersemangat
bekerja, menabung, atau mengadakan investasi dan produksi karena
harga meningkat dengan cepat. Para penerima pendapatan tetap seperti
pegawai negeri atau karyawan swasta serta kaum buruh juga akan
kewalahan menanggung dan mengimbangi harga, sehingga hidup
mereka menjadi semakin merosot dan terpuruk dari waktu ke waktu.11
Inflasi yang terus berlanjut apalagi sampai melampaui angka dua digit
dapat berpengaruh pada distribusi pendapatan dan alokasi faktor
produksi nasional, yaitu:
1) Equity Effect
Equity effect adalah dampak inflasi terhadap pendapatan.
Dampak inflasi terhadap pendapatan bersifat tidak merata, ada
yang mengalami kerugian terutama mereka yang berpenghasilan
11
Adrian Sutedi, Hukum Keuangan Negara (Jakarta : Sinar Grafika, 2010), hal.318-319
16
tetap dan ada pula kelompok yang mengalami keuntungan dengan
adanya inflasi. Mereka yang berpenghasilan tetap akan mengalami
penurunan nilai riil dari penghasilannya, sehingga daya belinya
menjadi lemah. Demikian juga terhadap orang-orang yang gemar
menumpukkan kekayaan dalam bentuk uang tunai akan sangat
menderita dan akan mengalami kerugian besar dengan adanya
inflasi. Pemilik modal yang meminjamkan modalnya dengan bunga
lebih rendah daripada tingkat inflasi juga akan mengalami
kerugian.
2) Efficiency Effect
Inflasi selain berpengaruh terhadap pendapat masyarakat
dan rumah tangga perusahaan karena lemahnya daya beli
masyarakat, juga berpengaruh terhadap biaya produksi. Harga-
harga faktor produksi akan terus meningkat, sehingga dapat
mengubah pola alokasi faktor-faktor produksi. Perubahan tersebut
dapat terjadi melalui kenaikan permintaan akan berbagai macam
barang yang selanjutnya mendorong perubahan dalam produksi
beberapa barang tertentu. Dengan adanya inflasi, permintaan
barang-barang tertentu akan mendorong peningkatan produksi
terhadap barang-barang tersebut. Kenaikan produksi yang
demikian akan mengubah pola alokasi faktor produksi barang-
barang tersebut menjadi lebih efisien yang disebut dengan
Efficiency Effect.
17
3) Output Effect
Analisis terhadap equity effect dan efficiency effect
berdasarkan pada asumsi bahwa output dalam keadaan tetap
(cateris paribus). Berbeda dengan analisis output effect. Analisis
output effect adalah analisis tentang inflasi terhadap keluaran
(output), dimana output diasumsikan sebagai variabel terikat
(dependent variable). Jadi analisis dampak inflasi terhadap
efficiency effect dan equity effect di dasarkan pada asumsi bahwa
output adalah variabel bebas ( independent variable ).12
e. Pengaruh Inflasi Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan
Akibat terjadinya inflasi adalah meningkatkan harga pokok
produksi dan beban administrasi yang harus ditanggung perusahaan,
sehingga meskipun tingkat penjualan perusahaan meningkat, namun
tidak dapat memberikan sumbangan laba yang lebih besar pula,
sehingga deviden yang akan dibagikan ke investor tentunya akan
berpengaruh. Pada kondisi inflasi yang tinggi, investor lebih cenderung
untuk menunggu dan memilih untuk melihat kebijakan yang diambil
oleh pemerintah dalam mengatasi masalah inflasi, baru kemudian
mengambil langkah selanjutnya.13
12
Tajul Khalwaty. Inflasi dan Solusinya. ( Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2000),
hal. 52-55
13
Meidiana mulya ningsih dkk. “Pengaruh Bi Rate Dan Inflasi Terhadap Indeks Harga
Saham Gabungan”, Jurnal Manajerial, Vol. 3 No.5 (Juni 2018) hal. 4
18
2. Tinjauan Tentang BI Rate
a. Pengertian BI Rate
Pengertian BI Rate menurut badan pusat statistik adalah suku
bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan
moneter yang di tetapkan oleh bank indonesia dan diumumkan kepada
publik. Sebagaimana yang disebutkan dalam inflation tergantung
framework bahwa BI Rate merupakan suku bunga acuan Bank
Indonesia dan merupakan sinyal (stance) dari kebijakan moneter Bank
Indonesia.14
BI Rate adalah suku bunga instrumen sinyaling Bank Indonesia
yang di tetapkan pada RDG (Rapat Dewan Gubernur) triwulanan
untuk berlaku selama triwulan berjalan (satu triwulan), kecuali
ditetapkan berbeda oleh RDG bulanan dalam triwulan yang sama.
Sedangkan menurut Siamat Dahlan15
dalam bukunya yang berjudul
Manajemen Lembaga Keuangan Kebijakan moneter dan perbankan
menyebutkan bahwa BI Rate adalah suku bunga dengan tenor satu
bulan yang di umumkan oleh bank indonesia secara periodik untuk
jangka waktu tertentu yang berfungsi sebagai sinyal (stance) kebijakan
moneter. 16
14 Badan Pusat Statistik,”Pengertian BI Rate”,dalam www.BPSi.go.id diakses 18 Januari
2019
15
Siamat Dahlan, “Manajemen Lembaga Keuangan Kebijakan moneter dan perbankan “,
(Jakarta: penerbit fakultas ekonomi universitas indonesia, 2005).
16
Dahlan Siamat, “Kebijakan, Manajemen Lembaga Keuangan,Moneter Dan Perbankan,
(Jakarta: Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2005).
19
Sasaran operasional kebijakan moneter dicerminkan pada
perkembangan suku bunga Pasar Uang Antar Bank Overnight (PUAB
O/N). Pergerakan di suku bunga PUAB ini diharapkan akan diikuti
oleh perkembangan di suku bunga deposito, dan pada gilirannya suku
bunga kredit perbankan. Dengan mempertimbangkan pula faktor-
faktor lain dalam perekonomian, Bank Indonesia pada umumnya akan
menaikkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan melampaui
sasaran yang telah ditetapkan, sebaliknya Bank Indonesia akan
menurunkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan berada di
bawah sasaran yang telah ditetapkan.17
b. Fungsi BI Rate
BI Rate diumumkan oleh dewan gubernur bank indonesia setiap
rapat dewan gubernur bulana dan diimplementasikan pada operasi
moneter yang dilakukan bank indonesia melalui pengelolahan
likuiditas (liquidity management) di pasar uang mencapai sasaran
operasional kebijakan moneter. Sasaran operasional kebijakan moneter
dicerminkan pada perkembangang suku bunga pasar uang antar Bank
Overnight (PUAB O/N). Pergerakan di suku bunga PUAB ini
diharapkan akan di ikuti oleh perkembangan di suku bunga deposito,
dan pada gilirannya suku bunga kredit perbankan.18
17 Dahlan Siamat. Manajemen Lembaga Keuangan, (Jakarta : LPFE-UI, 2001)
18Bank Indonesia,”penjelasan Bi rate sebagai suku bunga acuan” dalam
http://www.bi.go.id/id/moneter/bi-rate/penjelasan/contents/default.aspx, di akses 18 Januari 2019
20
c. Dampak BI Rate
Bank mempunyai posisi strategis dalam mendorong pertumbuhan
ekonomi dan merupakan lembaga intermediasi dalam pengelolaan
dana. Dalam perekonomian saat ini kegiatan operasionalisasi sistem
perbankan senantiasa dikaitkan dengan bunga sebagai instrumen
utama. Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi perbankan,
pemerintah memutuskan kebijakan moneter berupa kebijakan tingkat
suku bunga. Di Indonesia melalui suku bunga SBI kita dapat
memperoleh informasi mengenai adanya kebijakan moneter. Hal
tersebut disebabkan karena Bank Indonesia dapat mengendalikan Suku
Bunga Sertifikat Bank Indonesia secara langsung.19
Tingkat suku bunga bebas resiko (risk free rate) digunakan sebagai
panduan bagi investor untuk mengetahui tingkat suku bunga yang
seharusnya, tingkat suku bunga tersebut meliputi tingkat suku bunga
bank sentral dan tingkat suku bunga deposito. Di Indonesia, tingkat
suku bunga bank sentral di proksikan dengan tingkat suku bunga SBI.
Suku bunga SBI adalah tingkat suku bunga SBI tahunan yang
dikeluarkan tiap bulan. Tingkat bunga ini diharapkan dapat mewakili
tingkat bunga secara umum, karena kenyataannya tingkat bunga yang
berlaku di pasar, fluktuasinya mengikuti SBI.20
19 Putri Ikhromi, Pengaruh Kurs, Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia, Inflasi Dan
Indeks Nikkei 225 Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia. Skripsi,
2017, hal. 25-26
20 Suad husnan. Dasar-Dasar Teori Portofolio & Analisis Sekuritas, Edisi Keempat.
(Yogyakarta : UPP STIM YKPN. 2009)
21
d. Pengaruh BI Rate terhadap IHSG
Menurut teori klasik, bahwa tabungan masyarakat adalah fungsi
dari tingkat suku bunga. Makin tinggi tingkat suku bunga makin tinggi
pula keinginan masyarakat untuk menabung. Artinya pada tingkat suku
bunga yang lebih tinggi masyarakat akan terdorong untuk
mengorbankan atau mengurangi pengeluaran untuk konsumsi guna
menambah tabungannya. Investasi juga merupakan fungsi dari tingkat
suku bunga. Makin tinggi tingkat suku bunga, maka keinginan
masyarakat untuk melakukan investasi menjadi semakin kecil. Hal ini
karena biaya penggunaan dana (cost of capital) menjadi semakin
mahal, dan sebaliknya makin rendah tingkat suku bunga, maka
keinginan untuk melakukan investasi akan semakin meningkat.21
Untuk menarik minat dari para investor agar memindahkan
dananya ke deposito adalah dengan meningkatkan tingkat suku bunga
SBI. Hal ini terjadi karena beberapa bank komersial akan menaikkan
tingkat suku bunga simpanan yang mengikuti tingkat suku bunga SBI.
Apabila tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor lebih
rendah dari pada tingkat suku bunga deposito, tentu investor akan
mengalihkan dananya ke deposito. Terlebih salah satu investasi yang
bebas resiko atau memiliki resiko yang paling minim adalah investasi
deposito. Pengalihan investasi dari pasar modal ke deposito yang
dilakukan oleh investor tentu akan berdampak pada penjualan saham
21 Dianita Listya Nuraini. Pengaruh Inflasi, Suku Bunga (Bi Rate), Nilai Tukar (Kurs)
Dan Jumlah Uang Beredar (M2) Terhadap IHSG Di BEI Tahun 2011-2016. Skripsi: Universitas
Muhammadiyah Surakarta. 2018
22
besar-besaran sehingga akan menyebabkan penurunan indeks harga
saham.22
Bagi masyarakat, tingginya tingkat suku bunga mence
mencerminkan bahwa tingkat inflasi di negara tersebut cukup tinggi.
Dengan tingginya inflasi menjadi menyebabkan masyarakat
mengurangnya tingkat konsumsi riil sebab nilai uang yang dipegang
masyarakat berkurang. Ini akan berdampak pada menurunnya produksi
yang dihasilkan perusahaan karena berkurangnya konsumsi
masyarakat. Hal ini tentu akan mengurangi tingkat pendapatan
perusahaan sehingga akan mempengaruhi tingkat keuntungan
perusahaan, yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap harga
saham perusahaan tersebut.23
e. Pengaruh BI Rate terhadap Jakarta Islamic Index
Suku bunga adalah penghasilan yang diperoleh oleh orang-orang
yang memberikan kelebihan uangnya atau surplus spending unit untuk
digunakan sementara waktu oleh orang-orang yang membutuhkan dan
menggunakan uang tersebut untuk menutupi kekurangannya atau
defisit spending units.24
22 Putri Ikhromi, Pengaruh Kurs, Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia, Inflasi Dan
Indeks Nikkei 225 Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia. Skripsi,
2017, hal. 25-26
23
Sunariyah. “Pengantar Pengetahuan Pasar Modal”, Edisi Keenam, (Yogyakarta: UPP
STIM YKPN. 2011)
24
Bama Pradika. Pengaruh Inflasi, Bi Rate, Nilai Tukar Rupiah Dan Harga Emas Dunia
Terhadap Jakarta Islamic Index Periode 2014-2017. Skripsi UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta,
2018
23
Jika BI Rate sebagai suku bunga acuan mengalami peningkatan,
maka suku bunga industri perbankan akan mengalami peningkatan
juga, dan ini menarik investor untuk berinvestasi atau memindahkan
investasi dari saham ke sektor perbankan. Hal ini mengakibatkan
permintaan saham menjadi menurun dan penurunan permintaan saham
membuat harga saham menurun, sehingga indeks harga saham juga
akan menurun.25
3. Tinjauan tentang Kurs
a. Pengertian Kurs
Kurs adalah perbandingan nilai tukar mata uang suatu negara
dengan mata uang negara asing atau perbandingan nilia tukar valuta
antar negara. Kurs Bank Indonesia ( Kurs Standar + Kurs Pajak )
adalah Kurs yang ditetapkan oleh Bank Indonesia pada bursa valas di
Jakarta. Kurs Jual adalah perbandingan nilai tukar mata uang suatu
negara dengan mata uang negara asing jika bank yang akan
menjualnya atau masyarakat yang akan membelinya. Kurs Beli adalah
perbandingan nilai tukar mata uang suatu negara dengan mata uang
negara asing jika bank yang akan membelinya atau menjualnya.26
Kurs valuta asing dapat juga di defenisikan sebagai jumlah uang
domestik yang dibutuhkan, untuk memperoleh satu unit mata uang
asing karena nilai tukar ini mencakup dua mata uang, maka titik
25
Siti Aliyah. Pengaruh Inflasi dan Bi Rate terhadap Indeks Harga Saham Jakarta
Islamic Index (JII) Tahun 2012 – 2014. Skripsi. Salatiga, 2016
26
Malayu S.P Hasibuan. Dasar-dasar Perbankan. hal.14
24
keseimbanganya ditentukan oleh sisi penawaran dan permintaan dari
kedua mata uang tersebut. Dapat di simpulkan dari mata uang yang
dapat dipertukarkan dengan satu unit mata uang negara lain. Kurs
valuta asing dapat mengalami perubahan-perubahan. Kenaikan nilai
tukar mata uang dalam negri disebut apresiasi atas mata uang asing.
Penurunan nilai tukar uang dalam negri disebut depresiasi atas mata
uang asing. Adapun devaluasi merupakan kebijakan pemerintah untuk
menurunkan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing. Sedangkan
revaluasi adalah kebijakan pemerintah untuk menaikkan nilai tukar
rupiah terhadap mata uang asing. 27
b. Kebijakan Kurs
Bank Indonesia melaksanakan kebijakan nilai tukar berdasarkan
kebijakan nilai tukar yang ditetapkan sesuai dengan sistem nilai tukar
yang dianut, antara lain berupa:
1) Dalam sistem nilai tukar tetap berupa devaluasi atau revaluasi
terhadap mata uang asing
2) Dalam sistem nilai tukar mengambang berupa intervensi pasar
3) Dalam sistem nilia tukar mengambang terkendali berupa penetapan
nilai tukar harian serta besar tingkat intervensi
27
Sukirno sadano. Makro ekonomi teori pengantar edisi ketiga, ( Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2006)
25
Penetapan kebijakan-kebijakan tersebut dimaksudkan untuk
mencapai tujuan Bank Indonesia sebagaimana ditetapkan oleh
undang-undang.28
c. Pandangan Islam terhadap Kurs
Pandangan valuta asing dapat dianologikan dengan pertukaran
antara emas dan perak.29
Dalam aplikasinya di sistem keuangan islam,
sharf merupakan pelayanan jasa bank kepada nasabahnya untuk
melakukan transaksi valuta asing menurut prinsip yang dibenarkan
syariah. Kebutuhan transaksi valas semakin menguat karena volume
transaksi pembayaran Internasional kian meningkat. Dalam praktek
keuangan syariah, transaksi valas pun harus memenuhi prinsip
pertukaran secara spot, berlangsung dengan tunai dan tidak
mengandung unsur spekulasi.
Untuk transaksi mata uang yang berbeda, maka harus dilakukan
dengan nilai tukar (kurs) yang berlaku pada saat transaksi berlaku.
Jenis transaksi valuta asing dalam perbankan ini terbagi dalam empat
kelompok, pertama, transaksi spot diman penyelesaian paling lambat
dua hari, kedua transaksi forward dengan harga waktu mendatang lebih
dari dua hari, ketiga , transaksi swap dimana kontrak pembelian dan
penjualan dengan harga tertentu yang dikombinasikan. Jenis transaksi
terakhir adalah option, dimana merupakan kontrak untuk memperoleh
28 Thamrin Abdullah dkk. Bank dan lembaga keuangan. (Jakarta : RajaGrafindo Persada,
2012)
29
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, (Jakarta:Gema
Insani,2011),Hal.19
26
hak untuk membeli atau menjual yang tidak harus dilakukan atas
sejumlah unit pada harga dan jangka waktu tertentu.
Dari keempat jenis transaksi tersebut, sharf hanya
memperbolehkan transaksi spot saja karena karena transaksi tunai.
Sedangkan untuk ketiga transaksi lainnya tidak di benarkan dalam
sharf, karena menggunakan harga yang diperjanjikan (muwa’adah)
dan penyerahan dilakukan di kemudian hari. 30
d. Pengaruh Kurs terhadap IHSG
Penguatan kurs rupiah terhadap mata uang asing merupakan sinyal
positif bagi investor. Dimana ketika kurs rupiah terhadap mata uang
asing mengalami penguatan maka akan banyak investor berinvestasi
pada saham. Hal tersebut dikarenakan penguatan tersebut
mengindikasikan bahwa perekonomian dalam keadaan bagus begitu
juga sebaliknya. Hal ini dapat berpengaruh terhadap pembelian saham
dan harga saham dalam negeri yang meningkat.31
4. Tinjauan tentang Indeks Harga Saham Gabungan
a. Pengertian Saham
Saham adalah bukti terhadap kepemilikan atas modal satu
perseroan yang emberikan hak kepada pemegangnya atas harta
kekayaan perseroan. Menurut para ahli, saham adalah surat berharga
30
Muhammad syafi’i antonio, Bank syariah dari Teori ke praktik, (Jakarta:Gema Insani,
2011)
31
Dianita Listya Nuraini. Pengaruh Inflasi, Suku Bunga (Bi Rate), Nilai Tukar (Kurs)
Dan Jumlah Uang Beredar (M2) Terhadap IHSG Di BEI Tahun 2011-2016. Skripsi: Universitas
Muhammadiyah Surakarta. 2018
27
yang merupakan tanda kepemilikan seseorang atau badan terhadap
suatu perusahaan. Dengan kata lain, saham adalah sertifikat yang
menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan, dan pemegang
saham memiliki hak klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan.
Dalam praktiknya terdapat beberapa saham yang diperdagangkan
yang dibedakan menurut cara peralihan dan manfaat yang diperoleh
bagi pemegang saham. Perusahaan dapat menerbitkan dua jenis saham,
yaitu: saham biasa dan saham preferen. Saham biasa merupakan
pemilik saham yang sebenarnya dari perusahaan pemegang saham
biasa ini mempunyai hak suara dalam RUPS dan ikut menentukan
kebijakan perusahaan. Diantara surat-surat berharga yang
diperdagangkan di pasar modal, saham biasa ini adalah yang paling
dikenal dengan masyarakat. Diantara emiten (perusahaan yang
menerbitkan surat berharga), saham biasa juga merupakan yang paling
banyak digunakan untuk menarik dana dari masyarakat.
Selain saham biasa, ada juga saham preferen. Sesuai dengan
namanya, saham preferen ini mendapatkan hak istimewa dalam
pembayaran dividen dibandingkan dengan saham biasa. Pemegang
saham preferen akan memperoleh hak untuk memperoleh deviden
yang tetap setiap tahunnya.32
32
Khaerul Umam Dkk. Manajemen Investasi. (Bandung : Pustaka Setia, Maret 2017),
hal. 175-176
28
b. Pengertian Harga Saham
Harga sebuah saham sangat dipengaruhi oleh hukum permintaan
dan penawaran. Harga sebuah saham cenderung naik apabila suatu
saham mengalami kelebihan permintaan dan cenderung turun jika
terjadi kelebihan penawaran. Menurut R. Agus Sartono, harga saham
adalah nilai sekarang atau present value dari aliran kas yang
diharapkan diterima.33
Ada dua macam analisis yang banyak digunakan untuk
menentukan harga saham, yaitu sebagai berikut:34
1) Analisis teknikal (technical analysis), yaitu menentukan harga
saham dengan menggunakan data pasar dari saham, misalnya
harga saham, volume transaksi saham, dan indeks pasar.
2) Analisis fundamental (fundamental analysis) atau analisis
perusahaan (company analysis), yaitu menentukan harga saham
dengan menggunakan data fundamental, yaitu data yang berasal
dari keuangan perusahaan, misalnya laba, deviden yang dibayar,
penjualan, pertumbuhan dan prospek perusahaan, dan kondisi
industri perusahaan.
c. Pengertian Indeks Harga Saham Gabungan
IHSG diperkenalkan pada tanggal 1 april 1983. Ihsg mencakup
pergerakan harga saham dari berbagai jenis saham, baik saham biasa
maupun saham preferen, yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.35
33 Agus Sartono, Manajemen Keuangan Teori Dan Aplikasi, (Yogyakarta : BPFE, 2010)
34 Khaerul Umam Dkk. Manajemen Investasi. (Bandung : Pustaka Setia, Maret 2017),
hal. 176-180
29
IHSG dianggap sebagai dasar analisis yang paling sering dipakai oleh
para analisis untuk melihat kondisi saham di Pasar Modal Indonesia
khususnya dalam mengamati secara intensif pergerakan dari saham
common stock dan preferent stock sehingga analisis IHSG harus
memperhatikan dan memperhitungkan angka-angka yang terdapat
pada kapitalisasi pasar.
5. Tinjauan tentang Jakarta Islamic Index (JII)
Jakarta Islamic Index (JII) adalah indeks saham syariah yang pertama
kali diluncurkan di pasar modal Indonesia pada tanggal 3 Juli 2000.
Konstituen JII hanya terdiri dari 30 saham syariah yang paling lukuid yang
tercatat di BEI. BEI menentukan dan melakukan seleksi saham syariah
yang menjadi konstituen Jakarta Islamic Index (JII). Adapun kriteria
likuiditas yang digunakan dalam menyeleksi 30 saham syariah yang
menjadi konstituen Jakarta Islamic Index (JII) adalah:36
a. Saham syariah yang masuk dalam konstituen Indeks Saham Syariah
Indonesia (ISSI) telah tercatat selama 6 bulan terakhir.
b. Dipilih 60 saham berdasarkan urutan rata-rata kapitalisasi pasar
tertinggi selama 1 tahun terakhir.
c. Dari 60 saham tersebut, kemudian dipilih 30 saham berdasarkan rata-
rata nilai transaksi harian di pasar regular tertinggi.
d. 30 saham yang tersisa merupakan saham terpilih.
35
Jogiyanto hartono. Teori portofolio dan analisis investasi. (Yogyakarta : BPFE,
februari 2017), hal. 44
36
idx.co.id, Jakarta Islamic Index, https://www.idx.co.id/idx-syariah/indeks-saham-
syariah/ (diakses pada 7 Maret 2019, pukul 19.20)
30
OJK telah mengatur tentang akad-akad yang dapat digunakan dalam setiap
penerbitan efek syariah di pasar modal Indonesia melalui peraturan OJK
No. 53/POJK.04/2015. Adapum akad-akad yang dapat digunakan dalam
penerbitan efek syariah di pasar modal Indonesia menurut peraturan
tersebut adalah akad ijarah, istishna, kafalah, mudharabah, musyarakah,
dan wakalah.37
Tabel 3
Daftar Perusahaan Yang Tergabung Dalam
Jakarta Islamic Index
No. Kode Nama Saham Bidang
1 ADRO Adaro Energy Tbk. Produsen batu bara
2 AKRA AKR Corporindo Tbk. Penghasil bahan bakar dan
gas alam
3 ANTM Aneka Tambang Tbk. Pertambangan nikel, emas,
bauksit, batu bara, dll
4 ASII Astra International Tbk. Bergerak di bidang operations
dengan produk sepeda motor
honda
5 BRPT Barito Pacific Tbk. Sektor sumber daya alam,
petrokimia, minyak sawit
mentah, properti, perkayuan
6 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk. Pengembangan real estat.
7 CPIN Charoen Pokphand Indonesia
Tbk.
Pakan ternak
8 CTRA Ciputra Development Tbk. Properti
9 EXCL XL Axiata Tbk. Telepon seluler
10 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur
Tbk.
Makanan dan minuman
11 INCO Vale Indonesia Tbk. Tambang
12 INDF Indofood Suskses Makmur
Tbk.
Mie instan
13 INDY Indika Energy Tbk. Sumber daya energy
14 INTP Inducement Tunggal Prakarsa
Tbk.
Semen
15 ITMG Indo Tambangraya Megah Batu bara
37 https://www.idx.co.id/idx-syariah/, di akses pada 5 November 2019
31
Tbk.
16 JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk. Penyelenggara jasa jalan tol
17 KLBF Kalbe Farma Tbk. Kimia
18 LPPF Matahari Department Store
Tbk.
Perusahaan ritel
19 PGAS Perusahaan Gas Negara
(Persero) Tbk.
Distribusi gas bumi
20 PTBA Bukit Asam Tbk. Pertambangan
21 PTPP PP (Persero) Tbk. Perencanaan dan kontruksi
bangunan
22 SCMA Surya Citra Media Tbk. Industri media
23 SMGR Semen Indonesia (Persero)
Tbk.
Semen
24 SMRA Summarecon Agung Tbk. Real estate, mall, pengelolaan
apartemen
25 TLKM Telekomunikasi Indonesia
Tbk.
Informasi dan komunikasi
26 TPIA Chandra Asri Petrochemical
Tbk.
Kimia
27 UNTR United Tractors Tbk. Alat berat, pertambangan, dan
energy
28 UNVR Unilever Indonesia Tbk. Manufaktur, pemasaran, dan
distribusi barang konsumsi
29 WIKA Wijaya Karya (Persero) Tbk. Kontruksi
30 WSBP Waskita Beton Precast Tbk. Manufaktur beton
F. Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya terkait pengaruh
inflasi, BI Rate, dan kurs terhadap indeks harga saham gabungan adalah:
Tabel 4
Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Metode Hasil
1 M. Taufiq
dan Batista
Sufa Kefi
Pengaruh
Inflasi, Bi Rate
Dan Kurs
Terhadap
Hasil uji hipotesis
menunjukkan bahwa inflasi
dan kurs berpengaruh
positif dan signifikan
32
Indeks Harga
Saham
Gabungan 38
terhadap terhadap IHSG,
sedangkan BI rate
berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap
terhadap IHSG
2 Nardi
Sunardi
dan Laila
Nurmillah
Rabiul Ula
Pengaruh Bi
Rate, Inflasi
Dan Kurs
Terhadap
Indeks Harga
Saham
Gabungan
(IHSG) 39
Deskriptif
Kuantitatif
hasil penelitian
disimpulkan bahwa BI rate,
inflasi dan kurs memiliki
pengaruh terhadap indeks
harga saham gabungan
(IHSG)
3
Henik
Maslikha,
Zarah
Puspitanin
gtyas,
Aryo
Prakoso
Pengaruh
Inflasi dan BI
Rate terhadap
Indeks Harga
Saham
Gabungan
(Studi Kasus
pada
Perusahaan
Properti dan
Real Estate
yang Terdaftar
di Bursa Efek
Indonesia
Hasil dari penelitian ini
Selama periode penelitian
2011-2015 Inflasi tidak
berpengaruh terhadap
IHSG sektor properti dan
real estate yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.
Hasil kedua,BI Rate
berpengaruh negatif
terhadap IHSG Sektor
properti dan real estate
yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
38 M. Taufiq dkk, Pengaruh Inflasi, Bi Rate Dan Kurs Terhadap Indeks Harga Saham
Gabungan. Jurnal ilmiah, STIE Dharmaputra Semarang, hlm.01 39
Nardi Sunardi dkk, Pengaruh Bi Rate, Inflasi Dan Kurs Terhadap Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG). Jurnal Sekuritas, vol 1. 2017, hal.01
33
Periode Tahun
2011-2015).40
4 Meidiana
Mulya
Ningsih
dan
Ikaputera
Waspada
Pengaruh BI
Rate Dan
Inflasi
Terhadap
Indeks Harga
Saham
Gabungan
(Studi Pada
Indeks
Properti, Real
Estate, Dan
Building
Construction,
di BEI Periode
2013 - 2017) 41
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa secara
parsial BI rate tidak
berpengaruh signifikan dan
negatif, sedangkan inflasi
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap IHSG.
Secara simultan, BI rate
dan inflasi berpengaruh
signifikan dengan
mempengaruhi sebesar
29,2 % sedangkan sisanya
sebesar 70,8% dijelaskan
oleh variabel yang lain
yang tidak diteliti di
penelitian ini.
5 Dianita
Listya
Nuraini
Pengaruh
Inflasi, Suku
Bunga (Bi
Rate), Nilai
Tukar (Kurs)
Dan Jumlah
Uang Beredar
(M2) Terhadap
Partial
Adjusment
Model
(PAM)
Analisis data diperoleh
hasil bahwa variabel BI
Rate dan jumlah uang
beredar (M2) memiliki
pengauh positif signifikan
sedangkan inflasi dan kurs
negatif signifikan terhadap
IHSG
40
Henik Maslikha dkk, Pengaruh Inflasi dan BI Rate terhadap Indeks Harga Saham
Gabungan (Studi Kasus pada Perusahaan Properti dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode Tahun 2011-2015). Jurnal Vol. IV Edisi 1.2017, hal.01
41
Meidiana mulya ningsih dkk. “Pengaruh Bi Rate Dan Inflasi Terhadap Indeks Harga
Saham Gabungan”, Jurnal Manajerial, Vol. 3 No.5 (Juni 2018) hlm. 01
34
IHSG di BEI
Tahun 2011-
2016 42
Dari lima penelitian terdahulu yang diuraikan di atas terdapat sedikit
kesamaan pada penelitian M. Taufiq dan Batista Sufa Kefi yaitu mengenai
rumusan masalah dan definisi operasional. Hal ini dapat dilihat dari uraian
tabel diatas hasil penelitian M. Taufiq dan Batista Sufa Kefi dalam
pembahasannya mengenai Pengaruh Inflasi, Bi Rate dan Kurs Terhadap
Indeks Harga Saham Gabungan yaitu menunjukkan bahwa inflasi dan kurs
berpengaruh positif dan signifikan terhadap terhadap IHSG, sedangkan BI rate
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap terhadap IHSG, begitu pula
dengan Nardi Sunardi dan Laila Nurmillah Rabiul Ula lebih menekankan
pada Pengaruh Bi Rate, Inflasi dan Kurs Terhadap Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG), di samping itu Henik Maslikha, Zarah Puspitaningtyas,
Aryo Prakoso lebih menekankan pada Pengaruh Inflasi dan BI Rate terhadap
Indeks Harga Saham Gabungan (Studi Kasus pada Perusahaan Properti dan
Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2011-
2015). Berbeda yang dilakukan oleh Meidiana Mulya Ningsih dan Ikaputera
Waspada lebih ditekankan pada Pengaruh BI Rate dan Inflasi Terhadap Indeks
Harga Saham Gabungan (Studi Pada Indeks Properti, Real Estate, dan
Building Construction, di BEI Periode 2013 - 2017). Terakhir yang dilakukan
42 Dianita Listya Nuraini. Pengaruh Inflasi, Suku Bunga (Bi Rate), Nilai Tukar (Kurs)
Dan Jumlah Uang Beredar (M2) Terhadap IHSG Di BEI Tahun 2011-2016. Skripsi: Universitas
Muhammadiyah Surakarta. 2018, hlm.01
35
Dianita Listya Nuraini lebih ditekankan pada Pengaruh Inflasi, Suku Bunga
(BI Rate), Nilai Tukar (Kurs) dan Jumlah Uang Beredar (M2) Terhadap IHSG
di BEI Tahun 2011-2016. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu
adalah peneliti hanya menggunakan tiga variabel yaitu inflasi, BI Rate dan
kurs terhadap indeks harga saham gabung Jakarta Islamic Index tahun 2016-
2018. Selain itu, objek penelitian juga berbeda dari lima penelitian terdahulu
tersebut, yaitu penelitian hanya kepada saham syariah Jakarta Islamic Index.
G. Kerangka Pemikiran
Dalam penelitian ini penulis mengambil dua variabel independent (X)
yaitu inflasi, BI rate, kurs dan variabel (Y) yaitu Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG). Sebagaimana yang terlihat dalam gambar berikut ini:
Gambar 1
Kerangka Pemikiran
Inflasi (X1)
BI Rate (X2)
Indeks Harga Saham Gabungan
(Y)
Kurs (X3)
36
Keterangan:
1. Menunjukkan pengaruh masing-masing variabel X yaitu Inflasi (X1), BI
Rate (X2), dan Kurs (X3) terhadap Indeks Harga Saham Gabungan yaitu
variabel Y.
2. Menunjukkan pengaruh semua Variabel Independen (X) terhadap Variabel
Dependen (Y).
H. Hipotesis Penelitian
Adapun yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah:
Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara inflasi, BI Rate dan kurs
terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Jakarta Islamic Index Tahun
2016-2018.
H0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara inflasi, BI Rate dan kurs
terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Jakarta Islamic Index Tahun
2016-2018.
37
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian pada penelitian ini menggunakan pendekatan
kuantitatif dengan data time series. Pendekatan kuantitatif menekankan pada
fenomena-fenomena objektif dan dikaji secara kuantitatif. Pemilihan
pendekatan deskriftif kuantitatif ini di dasarkan pada data-data yang di
peroleh dari buku-buku, artikel, internet, serta kajian pustaka sebagai sumber
pendukung untuk menganalisis data. Dalam penelitian ini menggunakan
variabel tidak bebas (dependen) Jakarta Islamic Index (JII) dan variabel bebas
(independen) yaitu Inflasi, BI Rate, Kurs, dan Indeks Harga Saham
Gabungan.
B. Jenis dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder yang
di maksud dalam penelitian ini adalah data yang berkaitan dengan
pembahasan yang di peroleh dari buku-buku, jurnal, skripsi, serta kajian
pustaka yang di ambil dari penelitian sebelumnya yang bekaitan dengan
penelitian ini.
Sedangkan sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Data inflasi pada periode 2016-2018 bersumber dari website Bank
Indonesia (BI)
38
2. Data BI Rate pada periode 2016-2018 bersumber dari website Badan
Pusat Statistik (BPS)
3. Data Kurs pada periode 2016-2018 bersumber dari website Badan Pusat
Statistik (BPS)
4. Data Indeks Harga Saham Gabungan pada periode 2016-2018 dari
website yahoo finace
C. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data adalah alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data dan fakta penelitian.41
Berdasarkan identifikasi
permasalahan yang diangkat, maka dalam pengumpulan data penelitian ini
menggunakan metode dokumentasi. Dilakukan dengan menelaah dan
mengolah data. Pada tahap selanjutnya, penulis melakukan pengkajian data
yang dibutuhkan, yaitu mengenai jenis data yang dibutuhkan dan kesediaan
data. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen
tersebut bisa berbentuk tulisan atau karya-karya monumental dari seseorang.42
41 Tim penyusun, pedoman penulisan skripsi, (Jambi : syariah press fakultas syariah IAIN
sulthan thaha saifuddin jambi, cet.Pretama, 2010), hal. 25 42
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, (Bandung : Alfabeta,
2016)
39
D. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah definisi operasional tentang variabel
atau istilah lain dalam penelitian yang dianggap penting. Variabel dalam
penelitian ini meliputi:
a. Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen (Y) sering disebut variabel output, kriteris,
konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel
terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.43
Variabel dependen dalam
penelitian ini adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Jakarta
Islamic Index (JII).
b. Variabel Independen (X)
Variabel Independen (X) sering disebut sebagai variabel stimulus,
prediktor dan antecedent, dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai
variabel bebas. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen
(terikat). Variabel independen dalam penelitian ini adalah Inflasi, BI Rate
dan Kurs.
E. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
43 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung:
ALFABETA, 2017), hlm. 39
40
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh data pergerakan IHSG JII, inflasi, BI
Rate, dan kurs pada periode 2016-2018.
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. Adapun sampel pada penelitian ini menggunakan sampling
jenuh teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan
sebagai sampel. sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila
semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering
dilakukan bila jumlah populasinya relatif kecil.44
Pada penelitian ini
jumlah populasi berjumlah 36,yaitu jumlah data dari bulan Januari 2016
sampai dengan Desember 2018 karena penelitian menggunakan data
perbulan.
F. Teknis Analisis Data
a. Uji Asumsi Klasik
Model regresi linier berganda dapat disebut sebagai model yang baik jika
model tersebut memenuhi asumsi normalitas data bebas dari asumsi klasik
statistik baik itu multikolinieritas, auto korelasi, dan heteroskesdastitas.
1) Uji Normalitas
Uji normalitas berguna untuk menentukan data yang telah
dikumpulkan berdistribusi normal atau diambil dari populasi norma.
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah data yang digunakan
44 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung:
ALFABETA, 2012), hlm. 80-81
41
berdistribusi normal atau tidak. Data yang baik adalah data yang
distribusi normal. Penguji dilakukan dengan menggunakan kurva
normal propability plot, dengan ketentuan jika titik-titik pada grafik
menyebar dan berimpit mengikuti sekitar garis diagonal maka data
yang digunakan berdistribusi secara normal.
2) Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya
variabel independen yang memiliki kemiripan antara variabel
independen dalam satu model. Kemiripan antar variabel independen
akan mengakibatkan korelasi yang sangat kuat.
3) Uji Heteroskesdastitas
Heteroskesdastitas menguji terjadinya perbedaan varian residual
suatu periode pengamatan ke periode pengamatan yang lain dan
adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan
pada model regresi. Cara memprediksi ada tidaknya heteroskesdastitas
pada suatu model dapat dilihat dengan pola gambar scatterplot,
regresi yang tidak terjadi heteroskesdastitas jika:
a) Titik-titik data menyebar diatas dan dibawah atau sekitar angka 0.
b) Titik-titik data tidak mengumpul hanya diatas atau dibawah saja.
c) Penyebar titik-titik data tidak boleh membentuk pola
bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar
kembali.
d) Penyebaran titik-titik data tidak berpola.
42
4) Uji Autokolerasi
Menguji autokolerasi dalam satu model bertujuan untuk
mengetahui ada tidaknya korelasi antar variabel pengganggu pada
periode tertentu dengan variabel sebelumnya.
b. Regresi Linier Berganda
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis regresi linier
berganda untuk mengetahui apakah naik dan turunnya variabel dependen
dapat dilakukan melalui peningkatan variabel independen atau tidak dan
untuk mengetahui besarnya hubungan pada pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen.
Regresi liner berganda merupakan regresi yang memiliki satu variabel
dependen dan lebih dari satu variabel independen. Model persamaan
regresi linier berganda yaitu:
γ ꞊ α + β1 χ1 + β2 χ2 + β3 χ3 + е
Dimana:
γ = Indeks Harga Saham Gabungan
α = Konstanta
е = Risk / Variabel Pengganggu
β1 = Koefisien regresi
β2 = Koefisien regresi
β3 = Koefisien regresi
χ1 = Inflasi
χ2 = BI Rate
43
χ3 = Kurs
e = Error
c. Uji Hipotesis
Untuk mengetahui dalam penelitian ini penulis menggunakan uji T
dan uji F. Berikut ini adalah uji T dan uji F yang digunakan dalam
penelitian ini:
1) Uji T
Dalam penelitian ini uji t digunakan untuk mengetahui apakah
variabel X1 (Inflasi), X2 (BI Rate) dan X3 (Kurs) berpengaruh secara
parsial terhadap variabel Y (IHSG) Jakarta Islamic Index.
Pengambilan kriteria sebagai berikut:
a) Apabila thitung lebih kecil dari ttabel pada taraf signifikan 5%, maka
variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen.
Ho ditolak : thitung < ttabel
b) Apabila thitung lebih besar dari ttabel pada taraf signifikan 5% maka
variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen.
Ha diterima : thitung > ttabel
2) Uji F
Uji f digunakan untuk menguji variabel-variabel bebas secara
bersama-sama terhadap variabel regresi linier yang digunakan sudah
tepat atau belum. Formulasi hipotesis nihil dan hipotesis alternatif:
44
Ha :Diduga dan memiliki pengaruh secara simultan terhadap
IHSG.
H0 :Diduga dan tidak memiliki pengaruh secara simultan terhadap
IHSG
Ditentukan signifikan 5% atau 0,05 dengan derajat kebebasan dfl
= (k-1) dan df2=(n-k) dimana n adalah jumlah observasi dan k adalah
jumlah variabel independen. Kriteria pengujian hipotesis, jika F
hitung > F tabel maka H0 ditolak dan Ha diterima dan jika F hitung < F
tabel maka H0 diterima dan Ha ditolak atau Fsig > 0,005 maka H0 -
diterima dan Ha ditolak dan Fsig < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha -
diterima.
3) Koefisien Determinasi
Koefisien diterima (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen.
Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai yang
kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen amat terbatas.
Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variabel-variabel dependen.
45
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Inflasi
Awalnya, roda perekonomian manusia hanya menggunakan sistem barter.
Lambat laun sistem barter berubah. Untuk memudahkan pembayaran
masyarakat sepakat menggunakan emas sebagai alat tukar yang sah untuk
membayar. Karena maraknya pencurian, maka munculah bank sebagai tempat
penyimpanan emas.
Sistem perekonomian mulai berubah drastis. Dimana bank bisa
memberikan pinjaman ke masyarakat dengan jaminan. Sebagai modal untuk
memberikan pinjaman, pihak bank berhutang kepada nasabah lalu jadilah
yang namanya uang. Jadi, uang adalah tanda bukti jika bank meminjam
kepada nasabah. Karena ketidakstabilan penggunaan alat tukar uang ini maka
terjadilah inflasi. inflasi tidak akan terjadi jika sistem perekonomian tidak
menggunakan uang sebagai alat tukar. 1
B. Sejarah BI Rate
Pada dasarnya perubahan BI Rate menunjukkan penilaian Bank
Indonesia terhadap prakiraan Inflasi ke depan dibandingkan dengan
sasaran Inflasi yang ditetapkan. Pelaku pasar dan masyarakat akan
mengamati penilaian Bank Indonesia tersebut melalui penguatan dan
transparansi yang akan dilakukan, antara lain dalam Laporan Kebijakan
1 https://www.bi.go.id,museum.bank.indonesia, diakses 25 Juli 2019
46
Moneter yang disampaikan secara triwulanan dan press release bulanan.
“Operasi Moneter dengan BI Rate dilakukan melalui lelang mingguan
dengan mekanisme variabel rate tender dan multiple price allotments ”
Penetapan respon (stance) kebijakan moneter dilakukan setiap bulan melalui
mekanisme Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulanan dengan cakupan materi
bulanan sebagai berikut:2
1. Respon kebijakan moneter (BI Rate) ditetapkan berlaku sampai
dengan RDG berikutnya.
2. Penetapan respon kebijakan moneter (BI Rate) dilakukan dengan
memperhatikan efek tunda kebijakan moneter (lag of monetary policy)
dalam memengaruhi inflasi
C. Sejarah Kurs
Oeang Republik Indonesia atau ORI adalah mata uang pertama yang
dimiliki Republik Indonesia setelah merdeka. Pemerintah memandang perlu
untuk mengeluarkan uang sendiri yang tidak hanya berfungsi sebagai alat
pembayaran yang sah tapi juga sebagai lambang utama negara merdeka.
Presiden Soekarno menjadi tokoh yang paling sering tampil dalam desain
uang kertas ORI dan uang kertas Seri ORI II yang terbit di Jogjakarta pada 1
Januari 1947, Seri ORI III di Jogjakarta pada 26 Juli 1947, Seri ORI Baru di
Jogjakarta pada 17 Agustus 1949, dan Seri Republik Indonesia Serikat (RIS)
di Jakarta pada 1 Januari 1950. Meski masa peredaran ORI cukup singkat,
namun ORI telah diterima di seluruh wilayah Republik Indonesia dan ikut
2 https://finansial.bisnis.com,Moneter&SukuBunga, diakses 25 Juli 2019
47
menggelorakan semangat perlawanan terhadap penjajah. Pada Mei 1946, saat
suasana di Jakarta genting, maka Pemerintah RI memutuskan untuk
melanjutkan pencetakan ORI di daerah pedalaman, seperti di Jogjakarta,
Surakarta dan Malang. Namun Setelah Masa ORI. Terjadi Perubahan Nilai
Tukar Rupiah Terhadap 1USD. Rupiah merupakan mata uang yang boleh
ditukar dengan bebas tetapi diperdagangkan dengan penalti disebabkan kadar
inflasi yang tinggi. Mari Kita Lihat Perjalanan Nilai Tukar Rupiah dari Tahun
1946, tetapi resmi nya adalah setelah tahun 1949.
6 Maret 1946 Nilai 1 rupiah (Rp 1,-) menjadi 3 sen, Rp 1,- Jepang disamakan
dengan 3 sen uang NICA dan dinyatakan sebagai pengganti uang Jepang di
daerah yang diduduki sekutu.
7 Maret 1946 Devaluasi rupiah sebesar 29,12%. Semula US$ 1 = Rp 1,88
menjadi US$ 1 = Rp 2,6525. Akan tetapi nilai tukar US$ dipasar bebas 19,50
pada Januari 1948
20 September 1949 Devaluasi rupiah 1 USD (US $) sama dengan Rp 3,80.
2 Nopember 1949 Indonesia menetapkan rupiah sebagai mata uang resmi
Februari 1952 Devaluasi rupiah sebesar 66,67 % sehingga 1 USD (US $)
sama dengan Rp 11,40.(Sebelas Rupiah)3
D. Sejarah Jakarta Islamic Index
Pada dasarnya saham syariah sudah ada di Indonesia pada tahun 1997
dengan diluncurkannya saham reksadana syariah oleh PT. Dana Reksa.
Landasan hukum dari peluncuran saham syariah ini didasarkan pada undang –
3 https://www.cnbcindonesia.com, diakes 25 Juli 2019
48
undang pasar modal No. 8 tahun 1995. Pasal 1 butir 13 dari undang – undang
tersebut yang menyatakan bahwa pasar modal adalah kegiatan yang
bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan
public yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan
profesi yang berkaitan dengan efek.
Jakarta Islamic Index atau biasa disebut JII adalah salah satu indeks saham
yang ada di Indonesia yang menghitung index harga rata-rata saham untuk
jenis saham-saham yang memenuhi kriteria syariah. Pembentukan JII tidak
lepas dari kerja sama antara Pasar Modal Indonesia . JII telah dikembangkan
sejak tanggal 3 Juli 2000. Pembentukan instrumen syariah ini untuk
mendukung pembentukan Pasar Modal Syariah yang kemudian diluncurkan
di Jakarta pada tanggal 14 Maret 2003. Mekanisme Pasar Modal Syariah
meniru pola serupa di Malaysia yang digabungkan dengan bursa
konvensional seperti Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.48
Konstituen Jakarta Islamic Index hanya terdiri dari 30 saham syariah
paling likuid yang tercatat di BEI. Sama seperti ISSI, review saham syariah
yang menjadi konstituen JII dilakukan sebanyak dua kali dalam setahun, Mei
dan November, mengikuti jadwal review DES oleh OJK.49
Fatwa-fatwa DSN MUI tahun 2004 tersebut mengatur prinsip-prinsip
syariah di bidang pasar modal yang menyatakan bahwa suatu sekuritas/efek
di pasar modal dipandang telah memenuhi prinsip-prinsip syariah apabila
telah memperoleh pernyataan kesesuaian syariah secara tertulis dari DSN-
48
https://id.wikipedia.org/wiki/Jakarta Islamic Index diakses 28 juli 2019
49
https://idx.co.id/idx-syariah/indeks-saham-syariah, diakses 28 juli 2019
49
MUI. Ke-30 saham anggota JII tersebut dinilai memenuhi syarat yang
ditetapkan oleh Dewan Syariah Nasional (DSN) MUI. Intinya saham-saham
yang masuk ke dalam JII-30 harus memenuhi unsur yang sama dengan indeks
lainnya kecuali unsur haram dalam pandangan MUI. Unsur haram yang
disyaratkan DSN MUI pada umumnya terkait dengan kegiatan bisnis, yaitu
tidak melakukan kegiatan bisnis yang terkait: Alkohol, Perjudian, Produksi
dengan bahan baku babi, Pornografi, Jasa Keuangan dan Asuransi
konvensional.
E. Kriteria Saham Yang Memenuhi Prinsip – Prinsip Syariah
Pada awal peluncurannya, pemilihan saham yang masuk dalam kriteria
syariah melibatkan pihak Dewan Pengawas Syariah PT Danareksa Investment
Management. Akan tetapi seiring perkembangan pasar, tugas pemilihan
saham-saham tersebut dilakukan oleh Bapepam.
Dari sekian banyak emiten yang tercatat di Bursa Efek Indonesia,
terdapat beberapa emiten yang kegiatan usahanya belum sesuai dengan
syariah, sehingga saham-saham tersebut secara otomatis belum dapat
dimasukkan dalam perhitungan Jakarta Islamic Index.
Berdasarkan arahan Dewan Syariah Nasional Penerbitan Efek Syariah,
jenis kegiatan utama suatu badan usaha yang dinilai tidak memenuhi syariah
Islam adalah:
1. Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan
yang dilarang.
50
2. Usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi) termasuk perbankan dan
asuransi konvensional.
3. Usaha yang memproduksi, mendistribusi serta memperdagangkan
makanan dan minuman yang tergolong haram
4. Usaha yang memproduksi, mendistribusi dan/atau menyediakan barang-
barang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat.
Sedangkan kriteria saham yang masuk dalam kategori syariah adalah:
1. Tidak melakukan kegiatan usaha sebagaimana yang diuraikan di atas
2. Tidak melakukan perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan
barang / jasa dan perdagangan dengan penawaran dan permintaan palsu.
3. Tidak melebihi rasio keuangan sebagai berikut:
4. Total hutang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total ekuitas tidak
lebih dari 82% (hutang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total
ekuitas tidak lebih dari 45% : 55%)
5. Total pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal lainnya dibandingkan
dengan total pendapatan (revenue) tidak lebih dari 10%
F. Kriteria Pemilihan Saham JII
Bursa Efek Indonesia menentukan dan melakukan seleksi saham syariah
yang menjadi konstituen JII. Adapun kriteria likuditas yang digunakan dalam
menyeleksi 30 saham syariah yang menjadi konstituen JII adalah sebagai
berikut:
1. Saham syariah yang masuk dalam konstituen Indeks Saham Syariah
Indonesia (ISSI) telah tercatat selama 6 bulan terakhir
51
2. Dipilih 60 saham berdasarkan urutan rata-rata kapitalisasi pasar tertinggi
selama 1 tahun terakhir
3. Dari 60 saham tersebut, kemudian dipilih 30 saham berdasarkan rata-rata
nilai transaksi harian di pasar regular tertinggi
4. 30 saham yang tersisa merupakan saham terpilih.
G. Tujuan Pembentukan JII
Tujuan pembentukan JII adalah untuk meningkatkan kepercayaan investor
untuk melakukan investasi pada saham berbasis syariah dan memberikan
manfaat bagi pemodal dalam menjalankan syariah Islam untuk melakukan
investasi di bursa efek. JII juga diharapkan dapat mendukung proses
transparansi dan akuntabilitas saham berbasis syariah di Indonesia. JII menjadi
jawaban atas keinginan investor yang ingin berinvestasi sesuai syariah.
Dengan kata lain, JII menjadi pemandu bagi investor yang ingin menanamkan
dananya secara syariah tanpa takut tercampur dengan dana ribawi. Selain itu,
JII menjadi tolak ukur kinerja (benchmark) dalam memilih portofolio saham
yang halal.
H. Pemilihan Saham Untuk Indeks
Selain filter syariah, saham yang masuk ke dalam JII harus melalui
beberapa proses penyaringan (filter) terhadap saham yang listing, yaitu:
1. Memilih kumpulan saham dengan jenis usaha utama yang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah dan sudah tercatat lebih dari 3 bulan,
kecuali termasuk dalam 10 kapitalisasi besar.
52
2. Memilih saham berdasarkan laporan keuangan tahunan atau tengah tahun
berakhir yang memiliki rasio Kewajiban terhadap Aktiva maksimal
sebesar 90%.
3. Memilih 60 saham dari susunan saham di atas berdasarkan urutan rata-rata
kapitalisasi pasar (market capitalization) terbesar selama 1 (satu) tahun
terakhir.
4. Memilih 30 saham dengan urutan berdasarkan tingkat likuiditas rata-rata
nilai perdagangan reguler selama 1 (satu) tahun terakhir.
Pengkajian ulang akan dilakukan 6 (enam) bulan sekali dengan penentuan
komponen indeks pada awal bulan Januari dan Juli setiap tahunnya.
Sedangkan perubahan pada jenis usaha utama emiten akan dimonitor secara
terus menerus berdasarkan data publik yang tersedia. Perusahaan yang
mengubah lini bisnisnya menjadi tidak konsisten dengan prinsip syariah akan
dikeluarkan dari indeks. Sedangkan saham emiten yang dikeluarkan akan
diganti oleh saham emiten lain. Semua prosedur tersebut bertujuan untuk
mengeliminasi saham spekulatif yang cukup likuid. Sebagian saham-saham
spekulatif memiliki tingkat likuiditas rata-rata nilai perdagangan reguler yang
tinggi dan tingkat kapitalisasi pasar yang rendah.
I. Evaluasi Indeks dan Pengganti Saham
Jakarta islamic index akan di review setiap 6 bulan sekali, yaitu setiap
bulan Januari dan Juli atau berdasarkan periode yang ditetapkan oleh
Bapepam-LK yaitu pada saat ditertibkannya daftar efek syariah. Sedangkan
53
perubahan jenis usaha emiten akan dimonitor secara terus-menerus
berdasarkan data publik yang tersedia.
J. Hari Dasar Jakarta Islamis Index
Jakarta islamic index diluncurkan pada tanggal 3 juli 2000, akan tetapi
untuk mendapatkan data historikal yang cukup panjang. Hari dasar yang
digunakan adalah tanggal 2 Januari 1995, dengan nilai indeks sebesar 100.50
50 https://www.sahamoke.com, diakses 29 Juli 2019
54
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
Bab ini menjelaskan hasil penelitian mengenai hipotesis dengan
pembahasan pada bagian akhir. Penelitian ini menggunakan IBM SPSS Statistics
22.0. Adapun penjelasan hasil penelitian dan pembahasan masin-masing hipotesis
adalah sebagai berikut:
A. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Berikut ini adalah hasil uji Normalitas pada penelitian ini yang diketahui:
Gambar 2
55
Berdasarkan uji normalitas yang dilakukan dengan Normal P—Plot of
regresision standardised residual didapatkan hasil bahwa data menyebar
disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Dengan
demikian maka asumsi normalitas untuk nilai residual dalam analisis
regresi linear sederhana dalam penelitian ini dapat disebut normal atau
memenuhi syarat uji normalitas.
2. Uji Multikolinieritas
Hasil uji multikolinieritas pada penelitian ini dapat dilihat sebagai
berikut:
Tabel 5
Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 1733.298 178.000 9.738 .000
INFLASI -24.063 13.749 -.204 -1.750 .090 .805 1.242
BIRATE -29.246 5.981 -.522 -4.889 .000 .958 1.043
KURS -.057 .011 -.583 -4.993 .000 .800 1.251
a. Dependent Variable: IHSG
Pada tabel menunjukkan nilai variance inflation factor (VIF) dari
setiap variabel independen yang ada pada model penelitian ini.
Berdasarkan pada hasil analisis, nilai variance inflation factor (VIF) setiap
56
variabel independen yaitu, inflasi memiliki nilai variance inflation factor
(VIF) sebesar 1,242, BI Rate memiliki nilai variance inflation factor (VIF)
sebesar 1,043, Kurs memiliki nilai variance inflation factor (VIF) sebesar
1,251. nilai varince inflation factor (VIF) dari setiap variabel independen
< 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinieritas
pada model penelitian ini.
3. Uji Autokorelasi
Hasil uji autokorelasi pada penelitian ini dapat dilihat sebagai
berikut:
Tabel 6
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted
R Square
Std. Error
of the
Estimate
Durbin-
Watson
1 .807a .651 .618 32.43655 .563
a. Predictors: (Constant), KURS, BIRATE, INFLASI
b. Dependent Variable: IHSG
Dari hasil pengujian autokorelasi nilai Durbin Watson sebesar
0,563. Dengan R square 0,618 atau 61,8% (disebut juga koefisien
determinasi) memberikan arti bahwa terdapat pengaruh secara simultan
variabel independen yakni inflasi (X1), BI Rate (X2), kurs (X3) terhadap
variabel dependen yaitu IHSG (Y) sebesar 61,8% sementara sisanya
38,2% dipengaruhi oleh variabel lainnya diluar variable yang diteliti.
57
4. Uji Heteroskedastisitas
Hasil uji heteroskedastisitas pada penelitian ini dapat dilihat
sebagai berikut:
Gambar 3
Berdasarkan grafik scatterplot tersebut menunjukkan bahwa tidak
dapat pola yang jelas serta titik menyebar secara acak yang tersebar di atas
dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y. hal ini dapat disimpulkan
bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga
model regresi layak dipakai untuk menganalisis Pengaruh Inflasi, BI Rate
dan Kurs terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Jakarta Islamic Index.
58
B. Uji Regresi Berganda
Model analisis regresi linier berganda ini digunakan untuk mengetahui
Pengaruh Inflasi, BI Rate dan Kurs Terhadap Index Harga Saham Gabungan
Jakarta Islamic Index. Dari estimasi diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 7
Hasil Uji Regresi Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 1733.298 178.000 9.738 .000
INFLASI -24.063 13.749 -.204 -1.750 .090 .805 1.242
BIRATE -29.246 5.981 -.522 -4.889 .000 .958 1.043
KURS -.057 .011 -.583 -4.993 .000 .800 1.251
a. Dependent Variable: IHSG
Dari tabel di atas diperoleh persamaan regresi Pengaruh Inflasi, BI
Rate Dan Kurs terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Jakarta Islamic
index adalah sebagai berikut:
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + e
Y= 1733,298 + (-24,063) X1 + (-29,246)X2 + (- 0,057) X3 + e
Persamaan regresi di atas mempunyai makna sebagai berikut :
1. Nilai koefisien elastisitas variabel inflasi sebesar -24,063 dan nilai
signifikan sebesar 0,090, artinya jika terjadi kenaikan tingkat inflasi
59
sebesar 1% maka akan menyebabkan penurunan IHSG sebesar
2,406%.
2. Nilai koefisien elastisitas variabel BI rate adalah sebesar -29.246 dan
nilai signifikan sebesar 0.000, artinya jika terjadi kenaikan BI rate
sebesar 1% maka akan menyebabkan penurunan IHSG sebesar
2,924%.
3. Nilai koefisien elastisitas variabel Kurs adalah sebesar -0,057 dan nilai
signifikansi sebesar 0,000. Artinya jika terjadi kenaikan tingkat Kurs
sebesar 1% maka akan menyebabkan penurunan IHSG sebesar 5,7%
C. Uji Hipotesis Statistik
1. Uji T ( Uji Parsial)
Hasil perhitunganuji t dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 8
Hasil Analisis Uji Parsial
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 1733.298 178.000 9.738 .000
INFLASI -24.063 13.749 -.204 -1.750 .090 .805 1.242
BIRATE -29.246 5.981 -.522 -4.889 .000 .958 1.043
KURS -.057 .011 -.583 -4.993 .000 .800 1.251
a. Dependent Variable: IHSG
60
Hasil pengujian terhadap hipotesis-hipotesis penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Variabel Inflasi memiliki nilai tingkat signifikansi sebesar 0,090 >
Alpha (0,05). Berdasarkan nilai signifikansi tersebut, maka Inflasi
memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Index Harga
Saham Gabungan Jakarta Islammic Index Tahun 2016-2018.
b. Variabel BI Rate memiliki nilai tingkat signifikansi sebesar 0,000 <
Alpha (0,05). Berdasarkan nilai signifikansi tersebut, maka BI Rate
memiliki pengaruh positif dan signifikan Index Harga Saham Gabungan
Jakarta Islamic Index Tahun 2016-2018.
c. Variabel Kurs memiliki nilai tingkat signifikansi sebesar 0,000 < Alpha
(0,05). Berdasarkan nilai signifikansi tersebut, maka Kurs memiliki
pengaruh positif dan signifikan terhadap Index Harga Saham Gabungan
Jakarta Islammic Index Tahun 2016-2018.
61
2. Uji F (Uji Simultan)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel dependennya. Hasil perhitungan Uji F ini
dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 9
Hasil Analisis Uji F
ANOVAa
Model Sum of
Squares
Df Mean Square F Sig.
1
Regression 62802.158 3 20934.053 19.897 .000b
Residual 33668.147 32 1052.130
Total 96470.306 35
a. Dependent Variable: IHSG
b. Predictors: (Constant), KURS, BIRATE, INFLASI
Dari hasil analisis regresi dapat diketahui pula bahwa secara
bersama-sama variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap variabel dependen. Hal ini dapat dibuktikan dari nilai F hitung
sebesar 19,897 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000, dapat dikatakan
bahwa Inflasi, BI Rate dan Kurs secara bersama-sama berpengaruh
terhadap Index Harga Saham Gabungan Jakarta Islammic Index Tahun
2016-2018.
62
3. Uji Koefisien Determinasi (R Square)
Uji koefisien determinasi atau R2 bertujuan untuk mengetahui
seberapa besar kemampuan atau persentase pengaruh yang diberikan
variabel bebas atau inflasi (X1), BI Rate (X2), dan Kurs (X3) secara
simultan terhadaap variabel terikat atau IHSG (Y).
Berikut ini adalah tabel hasil uji koefisien determinasi (R2):
Tabel 10
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 .807a .651 .618 32.43655 .563
a. Predictors: (Constant), KURS, BIRATE, INFLASI
b. Dependent Variable: IHSG
Dari hasil analisis regresi linier berganda tersebut, diketahui bahwa
koefisien determinasi yang dinotasikan dengan R Square besarnya 0,651.
Ini berarti variabel Index Harga Saham Gabungan Jakarta Islamic Index
dapat dijelaskan oleh variabel Inflasi, BI Rate dan Kurs yang diturunkan
dalam model sebesar 65,1%, atau dengan kata lain sumbangan efektif
(kontribusi) variabel independen terhadap Index Harga Saham Gabungan
Jakarta Islamic Index sebesar 65,1%. Indeks Harga Saham Gabungan
Jakarta Islamic Index bisa dijelaskan oleh variasi dari ketiga variabel
independen, jadi sisanya sebesar (100% - 65,1% = 34,9%) Index Harga
63
Saham Gabungan Jakarta Islamic Index dijelaskan oleh variabel-variabel
lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.
D. Pembahasan
Berdasarkan hasil perhitungan data hasil penelitian maka dapat dibahas di
dalam pembahasan sebagai berikut:
1. Pengaruh inflasi (X1) terhadap index harga saham gabungan (Y)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel inflasi (X1)
berpengaruh negatif terhadap index harga saham gabungan (Y). Inflasi
memiliki nilai tingkat signifikansi sebesar 0,090 > Alpha (0,05).
Berdasarkan nilai signifikansi tersebut, maka Inflasi memiliki pengaruh
negatif dan tidak signifikan terhadap Index Harga Saham Gabungan
Jakarta Islammic Index Tahun 2016-2018
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan dengan teori yang di
kemukakan oleh Yusuf Faryuku Sukarno (2018) yang menyatakan bahwa
inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap index harga saham JII.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh
Hajad Rohman Al Qodri (2015) yang menyatakan bahwa inflasi tidak
berpengaruh signifikan terhadap variabel index saham syariah.
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh
M. Taufiq & Batista Sufa Kefi yang menyatakan bahwa inflasi tidak
berpengaruh signifikan terhadap variabel IHSG.
64
2. Pengaruh BI Rate (X2) terhadap index harga saham gabungan (Y)
BI Rate memiliki nilai tingkat signifikansi sebesar 0,000 < Alpha
(0,05). Berdasarkan nilai signifikansi tersebut, maka BI Rate memiliki
pengaruh positif dan signifikan terhadap Index Harga Saham Gabungan
Jakarta Islamic Index Tahun 2016-2018.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang
dikemukakan oleh Yususf Faryuki Sukarno (2018) yang menyatakan
bahwa BI Rate berpengaruh negatif terhadap index harga saham JII.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dikemukakan
oleh Hajad Rohman Al Qodri (2015) yang menyatakan bahwa BI Rate
berpengaruh positif dan signifikan terhadap index saham syariah JII.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dikemukakan
oleh M. Taufiq & Batista Sufa Kefi yang menyatakan bahwa BI Rate
berpengaruh positif dan signifikan terhadap IHSG.
3. Pengaruh Kurs (X3) terhadap index harga saham gabungan (Y)
Kurs memiliki nilai tingkat signifikansi sebesar 0,000 < Alpha
(0,05). Berdasarkan nilai signifikansi tersebut, maka Kurs memiliki
pengaruh positif dan signifikan terhadap Index Harga Saham Gabungan
Jakarta Islammic Index Tahun 2016-2018.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dikemukakan
oleh Yususf Faryuki Sukarno (2018) yang menyatakan bahwa kurs
berpengaruh positif dan signifikan terhadap index harga saham JII.
65
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dikemukakan
oleh M. Taufiq & Batista Sufa Kefi yang menyatakan bahwa kurs
perpengaruh terhadap IHSG.
66
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris tentang Pengaruh
Inflasi, BI Rate dan Kurs terhadap Index Harga Saham Gabungan Jakarta
Islamic Index tahun 2016-2018. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan
yang dilakukan dengan menggunakan analisis regresi berganda, maka
diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Inflasi Terhadap Index Harga Saham Gabungan Jakarta Islamic Index,
maka dapat kita simpulkan bahwasannya Inflasi memiliki pengaruh
negatif dan tidak signifikan terhadap Index Harga Saham Gabungan
Jakarta Islamic Index Tahun 2016-2018
BI Rate terhadap Index Harga Saham Gabunga Jakarta Islamic Index,
maka dapat kita simpulkan bahwasannya secara parsial BI Rate memiliki
pengaruh positif dan signifikan Index Harga Saham Gabungan Jakarta
Islamic Index Tahun 2016-2018.
Kurs terhadap Index Harga Saham Gabungan Jakarta Islamic Index maka
dapat kita simpulkan bahwasannya Kurs memiliki pengaruh negatif dan
tidak signifikan terhadap Index Harga Saham Gabungan Jakarta Islamic
Index Tahun 2016-2018
2. Secara bersama-sama Inflasi, Kurs dan BI Rate mempunyai pengaruh
terhadap Index Harga Saham Gabungan Jakarta Islamic Index di jawab
dengan Uji F pengujian Hipotesis Statistik, menggunakan Uji F dengan
67
Mean Square besarnya 20934,053 atau dapat dikatakan mempunyai
pengaruh terhadap Index Harga Saham Gabungan Jakarta Islamic Index
sebesar 19,897
B. Saran
1. Peneliti menyarankan kepada peneliti selanjutnya supaya dapat
menambahkan variabel-variabel lain yang mungkin berpengaruh terhadap
Index harga saham gabungan yang belum diteliti dalam penelitian ini.
2. Peneliti menyarankan kepada penelitian selanjutnya supaya dapat
memperluas penelitian dengan menambah periode tahun penelitian
sehingga hasil penelitian dapat menggambarkan kondisi sesungguhnya
selama jangka panjang.
68
DAFTAR PUSTAKA
A. Literatur
Al-Quran Dan Terjemahannya, 2005, CV Penerbit J-ART , 4:58
Abdullah Thamrin. 2012. Bank dan lembaga keuangan. Raja Grafindo
Persada. Jakarta.
Akbar Setiady Purnomo. R, Usman Husaini. 2012. Pengantar Statistik : Edisi
Kedua. PT Bumi Aksara. Jakarta.
Antonio Syafi’i Muhammad. 2011. Bank syariah dari Teori ke praktik. Gema
Insani. Jakarta.
Basuki Tri Agus, Prawoto Nano. 2016. Analisis Regresi Dalam Penelitian
Ekonomi & Bisnis (Dilengkapi Aplikasi Spss & Eviews). Pt Raja
Grafindo Persada. Jakarta.
Dahlan Siamat. 2005. Kebijakan,Manajemen Lembaga Keuangan,Moneter
Dan Perbankan. Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Jakarta.
Dahlan Siamat. 2001. Manajemen Lembaga Keuangan. LPFE-UI. Jakarta
Hartono Jogiyanto. 2017. Teori portofolio dan analisis investasi. BPFE.
Yogjakarta.
Hasibuan S.P Hasibuan. Dasar-dasar Perbankan.
Husnan Suad.2009. Dasar-Dasar Teori Portofolio & Analisis Sekuritas, Edisi
Keempat. UPP STIM YKPN. Yogyakarta.
Karim Azwar Adiwarman. 2001. Ekonomi Islam; Suatu Kejadian
Kontemporer. Gema Insani Perss. Jakarta.
Karya Detri dkk. 2016. Makro Ekonomi. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta.
Khalwaty Tajul. 2000. Inflasi dan Solusinya. PT Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Muhammad. 2008. Metode Penelitian Ekonomi Islam Pendekatan Kuantitatif.
Rajawali Pers. Jakarta.
Nopirin. 2016. Ekonomi Moneter Jilid 2. BPFE. Yogyakarta.
69
Sadano Sukirno. 2006. Makro ekonomi teori pengantar edisi ketiga. PT. Raja
Grafindo Persada. Jakarta.
Sartono Agus. 2010. Manajemen Keuangan Teori Dan Aplikasi. BPFE.
Yogyakarta.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: ALFABETA.
Sunariyah. 2011. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, Edisi Keenam. UPP
STIM YKPN. Yogyakarta.
Sutedi Adrian. 2010. Hukum Keuangan Negara. Sinar Grafika. Jakarta.
Antonio syafi’i muhammad, Bank syariah dari Teori ke praktik, Jakarta:Gema
Insani, 2011
Tim Penyusun. 2010. Pedoman Penulisan Skripsi. Syariah Press Fakultas
Syariah IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Cet. Pertama. Jambi.
Umam Khaerul dkk. 2017. Manajemen Investasi. Pustaka Setia. Bandung.
Zainal R. Veitzhal dkk. 2016. Manajemen Investasi Islami. BPFE.Yogyakarta.
B. Sumber Lain
Ehrenberg G. Ronald dan Smith S. Robert. 1988. Modern Labor Economics:
Theory And Public Policy, 3rd Ed., Scott, Foresman and Company,
Glenview, Illionis.
Ikhromi Purti, Pengaruh Kurs, Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia, Inflasi
Dan Indeks Nikkei 225 Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Di
Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Departemen Manajemen Fakultas
Ekonomi Dan Bisnis Universitas Hasanuddin. 2017.
Maslikha Henik dkk, Pengaruh Inflasi dan BI Rate terhadap Indeks Harga
Saham. Jurnal. E- SOSPOL, Vol. IV Edisi 1, Jan – Apr 2017.
Ningsih Mulya Meidina dkk. Pengaruh Bi Rate Dan Inflasi Terhadap Indeks
Harga Saham Gabungan, Jurnal Manajerial, Vol. 3 No.5 (Juni 2018).
ISSN : 1412 – 6613 E-ISSN : 2527 – 4570.
70
Nuraini Listya Dianita. Pengaruh Inflasi, Suku Bunga (Bi Rate), Nilai Tukar
(Kurs) Dan Jumlah Uang Beredar (M2) Terhadap IHSG Di BEI Tahun
2011-2016. Skripsi: Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2018.
Sunardi Nardi dkk, Pengaruh Bi Rate, Inflasi Dan Kurs Terhadap Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG). Jurnal Sekuritas, vol 1. 2017. ISSN
(online) : 2581-2777 & ISSN (print) : 2581-2696.
M. Taufik dkk. Pengaruh inflasi, BI Rate, dan kurs terhadap indeks harga
saham gabungan. Jurnal Ilmiah. STIE Dharmaputra Semarang.
Badan Pusat Statistik,”Pengertian BI Rate”,dalam www.BPSi.go.id diakses
18 Januari 2019
Bank Indonesia,”penjelasan Bi rate sebagai suku bunga acuan” dalam
http://www.bi.go.id/id/moneter/bi-rate/penjelasan/contents/default.aspx,
diakses 18 Januari 2019.
https://www.bi.go.id/id/moneter/inflasi/data/Default.aspx
https://www.bi.go.id/id/moneter/informasi-kurs/transaksi-bi/Default.aspx
https://www.bi.go.id/id/moneter/inflasi/data/Default.aspx
https://finance.yahoo.com/quote/%5EJKSE/history?period1=1199120400&per
iod2=1514653200&interval=1mo&filter=history&frequency=1mo
https://www.idx.co.id/idx-syariah/indeks-saham-syariah/
https://id.wikipedia.org/wiki/Jakarta Islamic Index
https://idx.co.id/idx-syariah/indeks-saham-syariah,
Lampiran I
Data Mentah
Tahun Bulan Inflasi BI Rate Kurs IHSG
2016 Januari 4,14 7,25 13.755,00 612
Februari 4,42 7 13.372,00 632
Maret 4,45 6,75 13.260,00 655
April 3,6 6.75 13.185,00 674
Mei 3,33 6,75 13.660,00 666
Juni 3,45 6,5 13.212,50 720
Juli 3,21 6,5 13.098,50 765
Agustus 2,79 6,25 13.267,50 772
September 3,07 5 13.051,00 774
Oktober 3,31 4,75 13.048,00 766
November 3,58 4,75 13.552,50 715
Desember 3,02 4,75 13.472,50 722
2017 Januari 3,49 4,75 13.365,90 716
Februari 3,83 4,75 13.337,90 725
Maret 3,61 4,75 13.343,00 743
April 4,17 4,75 13.301,40 767
Mei 4,33 4,75 13.322,20 762
Juni 4,37 4,75 13.306,70 779
Juli 3,88 4,75 13.346,40 779
Agustus 3,82 4,75 13.343,00 784
September 3,72 4,25 13.307,50 764
Oktober 3,58 4,25 13.527,80 753
November 3,3 4,25 13.527,50 750
Desember 3,61 4,25 13.559,00 780
2018 Januari 3,25 4,25 13.387,40 810
Februari 3,18 4,25 13.601,20 779
Maret 3,4 4,25 13.759,80 697
April 3,41 4,25 13.808,80 688
Mei 3,23 4,75 14.036,90 685
Juni 3,12 5,25 14.007,30 650
Juli 3,18 5,25 14.408,60 670
Agustus 3,2 5,5 14.564,00 661
September 2,88 5,75 14.868,10 675
Oktober 3,16 5,75 15.175,60 650
November 3,23 6 14.657,60 670
Desember 3,13 6 14.498,90 705
Lampiran II
Hasil Olah Data
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
IHSG 719.8611 52.50042 36
INFLASI 3.5125 .44440 36
BIRATE 5.2569 .93634 36
KURS 13647.1389 538.93064 36
Correlations
IHSG INFLASI BIRATE KURS
Pearson Correlation
IHSG 1.000 -.010 -.614 -.564
INFLASI -.010 1.000 .094 -.416
BIRATE -.614 .094 1.000 .125
KURS -.564 -.416 .125 1.000
Sig. (1-tailed)
IHSG . .476 .000 .000
INFLASI .476 . .292 .006
BIRATE .000 .292 . .233
KURS .000 .006 .233 .
N
IHSG 36 36 36 36
INFLASI 36 36 36 36
BIRATE 36 36 36 36
KURS 36 36 36 36
Variables Entered/Removeda
Model Variables
Entered
Variables
Removed
Method
1 KURS, BIRATE,
INFLASIb
. Enter
a. Dependent Variable: IHSG
b. All requested variables entered.
Model Summaryb
Model R R
Square
Adjusted
R Square
Std. Error of the
Estimate
Change Statistics Durbin-
Watson R Square
Change
F Change df1 df2 Sig. F
Change
1 .807a .651 .618 32.43655 .651 19.897 3 32 .000 .563
a. Predictors: (Constant), KURS, BIRATE, INFLASI
b. Dependent Variable: IHSG
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 62802.158 3 20934.053 19.897 .000b
Residual 33668.147 32 1052.130
Total 96470.306 35
a. Dependent Variable: IHSG
b. Predictors: (Constant), KURS, BIRATE, INFLASI
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 1733.298 178.000 9.738 .000
INFLASI -24.063 13.749 -.204 -1.750 .090 .805 1.242
BIRATE -29.246 5.981 -.522 -4.889 .000 .958 1.043
KURS -.057 .011 -.583 -4.993 .000 .800 1.251
a. Dependent Variable: IHSG
Collinearity Diagnosticsa
Model Dimension Eigenvalue Condition Index Variance Proportions
(Constant) INFLASI BIRATE KURS
1
1 3.965 1.000 .00 .00 .00 .00
2 .023 13.250 .00 .10 .92 .00
3 .012 18.454 .01 .58 .07 .03
4 .001 86.700 .99 .32 .01 .97
a. Dependent Variable: IHSG
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 627.1049 773.5916 719.8611 42.35974 36
Residual -59.05119 46.04725 .00000 31.01527 36
Std. Predicted Value -2.190 1.268 .000 1.000 36
Std. Residual -1.821 1.420 .000 .956 36
a. Dependent Variable: IHSG
Lampiran III
Daftar Saham Jakarta Islamic Index (Desember 2018 – Mei 2019)
No. Kode Nama Saham
1 ADRO Adaro Energy Tbk.
2 AKRA AKR Corporindo Tbk.
3 ANTM Aneka Tambang Tbk.
4 ASII Astra International Tbk.
5 BRPT Barito Pacific Tbk.
6 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk.
7 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk.
8 CTRA Ciputra Development Tbk.
9 EXCL XL Axiata Tbk.
10 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
11 INCO Vale Indonesia Tbk.
12 INDF Indofood Suskses Makmur Tbk.
13 INDY Indika Energy Tbk.
14 INTP Inducement Tunggal Prakarsa Tbk.
15 ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk.
16 JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk.
17 KLBF Kalbe Farma Tbk.
18 LPPF Matahari Department Store Tbk.
19 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.
20 PTBA Bukit Asam Tbk.
21 PTPP PP (Persero) Tbk.
22 SCMA Surya Citra Media Tbk.
23 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk.
24 SMRA Summarecon Agung Tbk.
25 TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk.
26 TPIA Chandra Asri Petrochemical Tbk.
27 UNTR United Tractors Tbk.
28 UNVR Unilever Indonesia Tbk.
29 WIKA Wijaya Karya (Persero) Tbk.
30 WSBP Waskita Beton Precast Tbk.
LAMPIRAN IV
t Tabel df 0.25
0.50
0.10
0.20
0.05
0.10
0.025
0.050
0.01
0.02
0.005
0.010
0.001
0.002
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
1.00000
0.81650
0.76489
0.74070
0.72669
0.71756
0.71114
0.70639
0.70272
0.69981
0.69745
0.69548
0.69383
0.69242
0.69120
0.69013
0.68920
0.68836
0.68762
0.68695
0.68635
0.68581
0.68531
0.68485
0.68443
0.68404
0.68368
0.68335
0.68304
0.68276
0.68249
0.68223
0.68200
0.68177
0.68156
0.68137
0.68118
0.68100
0.68083
0.68067
3.07768
1.88562
1.63774
1.53321
1.47588
1.43976
1.41492
1.39682
1.38303
1.37218
1.36343
1.35622
1.35017
1.34503
1.34061
1.33676
1.33338
1.33039
1.32773
1.32534
1.32319
1.32124
1.31946
1.31784
1.31635
1.31497
1.31370
1.31253
1.31143
1.31042
1.30946
1.30857
1.30774
1.30695
1.30621
1.30551
1.30485
1.30423
1.30364
1.30308
6.31375
2.91999
2.35336
2.13185
2.01505
1.94318
1.89458
1.85955
1.83311
1.81246
1.79588
1.78229
1.77093
1.76131
1.75305
1.74588
1.73961
1.73406
1.72913
1.72472
1.72074
1.71714
1.71387
1.71088
1.70814
1.70562
1.70329
1.70113
1.69913
1.69726
1.69552
1.69389
1.69236
1.69092
1.68957
1.68830
1.68709
1.68595
1.68488
1.68385
12.70620
4.30265
3.18245
2.77645
2.57058
2.44691
2.36462
2.30600
2.26216
2.22814
2.20099
2.17881
2.16037
2.14479
2.13145
2.11991
2.10982
2.10092
2.09302
2.08596
2.07961
2.07387
2.06866
2.06390
2.05954
2.05553
2.05183
2.04841
2.04523
2.04227
2.03951
2.03693
2.03452
2.03224
2.03011
2.02809
2.02619
2.02439
2.02269
2.02108
31.82052
6.96456
4.54070
3.74695
3.36493
3.14267
2.99795
2.89646
2.82144
2.76377
2.71808
2.68100
2.65031
2.62449
2.60248
2.58349
2.56693
2.55238
2.53948
2.52798
2.51765
2.50832
2.49987
2.49216
2.48511
2.47863
2.47266
2.46714
2.46202
2.45726
2.45282
2.44868
2.44479
2.44115
2.43772
2.43449
2.43145
2.42857
2.42584
2.42326
63.65674
9.92484
5.84091
4.60409
4.03214
3.70743
3.49948
3.35539
3.24984
3.16927
3.10581
3.05454
3.01228
2.97684
2.94671
2.92078
2.89823
2.87844
2.86093
2.84534
2.83136
2.81876
2.80734
2.79694
2.78744
2.77871
2.77068
2.76326
2.75639
2.75000
2.74404
2.73848
2.73328
2.72839
2.72381
2.71948
2.71541
2.71156
2.70791
2.70446
318.30884
22.32712
10.21453
7.17318
5.89343
5.20763
4.78529
4.50079
4.29681
4.14370
4.02470
3.92963
3.85198
3.78739
3.73283
3.68615
3.64577
3.61048
3.57940
3.55181
3.52715
3.50499
3.48496
3.46678
3.45019
3.43500
3.42103
3.40816
3.39624
3.38518
3.37490
3.36531
3.35634
3.34793
3.34005
3.33262
3.32563
3.31903
3.31279
3.30688
Pr
df
0.25
0.50
0.10
0.20
0.05
0.10
0.025
0.050
0.01
0.02
0.005
0.010
0.001
0.002
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
0.68052
0.68038
0.68024
0.68011
0.67998
0.67986
0.67975
0.67964
0.67953
0.67943
0.67933
0.67924
0.67915
0.67906
0.67898
0.67890
0.67882
0.67874
0.67867
0.67860
0.67853
0.67847
0.67840
0.67834
0.67828
0.67823
0.67817
0.67811
0.67806
0.67801
0.67796
0.67791
0.67787
0.67782
0.67778
0.67773
0.67769
0.67765
0.67761
0.67757
1.30254
1.30204
1.30155
1.30109
1.30065
1.30023
1.29982
1.29944
1.29907
1.29871
1.29837
1.29805
1.29773
1.29743
1.29713
1.29685
1.29658
1.29632
1.29607
1.29582
1.29558
1.29536
1.29513
1.29492
1.29471
1.29451
1.29432
1.29413
1.29394
1.29376
1.29359
1.29342
1.29326
1.29310
1.29294
1.29279
1.29264
1.29250
1.29236
1.29222
1.68288
1.68195
1.68107
1.68023
1.67943
1.67866
1.67793
1.67722
1.67655
1.67591
1.67528
1.67469
1.67412
1.67356
1.67303
1.67252
1.67203
1.67155
1.67109
1.67065
1.67022
1.66980
1.66940
1.66901
1.66864
1.66827
1.66792
1.66757
1.66724
1.66691
1.66660
1.66629
1.66600
1.66571
1.66543
1.66515
1.66488
1.66462
1.66437
1.66412
2.01954
2.01808
2.01669
2.01537
2.01410
2.01290
2.01174
2.01063
2.00958
2.00856
2.00758
2.00665
2.00575
2.00488
2.00404
2.00324
2.00247
2.00172
2.00100
2.00030
1.99962
1.99897
1.99834
1.99773
1.99714
1.99656
1.99601
1.99547
1.99495
1.99444
1.99394
1.99346
1.99300
1.99254
1.99210
1.99167
1.99125
1.99085
1.99045
1.99006
2.42080
2.41847
2.41625
2.41413
2.41212
2.41019
2.40835
2.40658
2.40489
2.40327
2.40172
2.40022
2.39879
2.39741
2.39608
2.39480
2.39357
2.39238
2.39123
2.39012
2.38905
2.38801
2.38701
2.38604
2.38510
2.38419
2.38330
2.38245
2.38161
2.38081
2.38002
2.37926
2.37852
2.37780
2.37710
2.37642
2.37576
2.37511
2.37448
2.37387
2.70118
2.69807
2.69510
2.69228
2.68959
2.68701
2.68456
2.68220
2.67995
2.67779
2.67572
2.67373
2.67182
2.66998
2.66822
2.66651
2.66487
2.66329
2.66176
2.66028
2.65886
2.65748
2.65615
2.65485
2.65360
2.65239
2.65122
2.65008
2.64898
2.64790
2.64686
2.64585
2.64487
2.64391
2.64298
2.64208
2.64120
2.64034
2.63950
2.63869
3.30127
3.29595
3.29089
3.28607
3.28148
3.27710
3.27291
3.26891
3.26508
3.26141
3.25789
3.25451
3.25127
3.24815
3.24515
3.24226
3.23948
3.23680
3.23421
3.23171
3.22930
3.22696
3.22471
3.22253
3.22041
3.21837
3.21639
3.21446
3.21260
3.21079
3.20903
3.20733
3.20567
3.20406
3.20249
3.20096
3.19948
3.19804
3.19663
3.19526
Pr
df
0.25
0.50
0.10
0.20
0.05
0.10
0.025
0.050
0.01
0.02
0.005
0.010
0.001
0.002
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
0.67753
0.67749
0.67746
0.67742
0.67739
0.67735
0.67732
0.67729
0.67726
0.67723
0.67720
0.67717
0.67714
0.67711
0.67708
0.67705
0.67703
0.67700
0.67698
0.67695
0.67693
0.67690
0.67688
0.67686
0.67683
0.67681
0.67679
0.67677
0.67675
0.67673
0.67671
0.67669
0.67667
0.67665
0.67663
0.67661
0.67659
0.67657
0.67656
0.67654
1.29209
1.29196
1.29183
1.29171
1.29159
1.29147
1.29136
1.29125
1.29114
1.29103
1.29092
1.29082
1.29072
1.29062
1.29053
1.29043
1.29034
1.29025
1.29016
1.29007
1.28999
1.28991
1.28982
1.28974
1.28967
1.28959
1.28951
1.28944
1.28937
1.28930
1.28922
1.28916
1.28909
1.28902
1.28896
1.28889
1.28883
1.28877
1.28871
1.28865
1.66388
1.66365
1.66342
1.66320
1.66298
1.66277
1.66256
1.66235
1.66216
1.66196
1.66177
1.66159
1.66140
1.66123
1.66105
1.66088
1.66071
1.66055
1.66039
1.66023
1.66008
1.65993
1.65978
1.65964
1.65950
1.65936
1.65922
1.65909
1.65895
1.65882
1.65870
1.65857
1.65845
1.65833
1.65821
1.65810
1.65798
1.65787
1.65776
1.65765
1.98969
1.98932
1.98896
1.98861
1.98827
1.98793
1.98761
1.98729
1.98698
1.98667
1.98638
1.98609
1.98580
1.98552
1.98525
1.98498
1.98472
1.98447
1.98422
1.98397
1.98373
1.98350
1.98326
1.98304
1.98282
1.98260
1.98238
1.98217
1.98197
1.98177
1.98157
1.98137
1.98118
1.98099
1.98081
1.98063
1.98045
1.98027
1.98010
1.97993
2.37327
2.37269
2.37212
2.37156
2.37102
2.37049
2.36998
2.36947
2.36898
2.36850
2.36803
2.36757
2.36712
2.36667
2.36624
2.36582
2.36541
2.36500
2.36461
2.36422
2.36384
2.36346
2.36310
2.36274
2.36239
2.36204
2.36170
2.36137
2.36105
2.36073
2.36041
2.36010
2.35980
2.35950
2.35921
2.35892
2.35864
2.35837
2.35809
2.35782
2.63790
2.63712
2.63637
2.63563
2.63491
2.63421
2.63353
2.63286
2.63220
2.63157
2.63094
2.63033
2.62973
2.62915
2.62858
2.62802
2.62747
2.62693
2.62641
2.62589
2.62539
2.62489
2.62441
2.62393
2.62347
2.62301
2.62256
2.62212
2.62169
2.62126
2.62085
2.62044
2.62004
2.61964
2.61926
2.61888
2.61850
2.61814
2.61778
2.61742
3.19392
3.19262
3.19135
3.19011
3.18890
3.18772
3.18657
3.18544
3.18434
3.18327
3.18222
3.18119
3.18019
3.17921
3.17825
3.17731
3.17639
3.17549
3.17460
3.17374
3.17289
3.17206
3.17125
3.17045
3.16967
3.16890
3.16815
3.16741
3.16669
3.16598
3.16528
3.16460
3.16392
3.16326
3.16262
3.16198
3.16135
3.16074
3.16013
3.15954
Pr
df
0.25
0.50
0.10
0.20
0.05
0.10
0.025
0.050
0.01
0.02
0.005
0.010
0.001
0.002
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
0.67652
0.67651
0.67649
0.67647
0.67646
0.67644
0.67643
0.67641
0.67640
0.67638
0.67637
0.67635
0.67634
0.67633
0.67631
0.67630
0.67628
0.67627
0.67626
0.67625
0.67623
0.67622
0.67621
0.67620
0.67619
0.67617
0.67616
0.67615
0.67614
0.67613
0.67612
0.67611
0.67610
0.67609
0.67608
0.67607
0.67606
0.67605
0.67604
0.67603
1.28859
1.28853
1.28847
1.28842
1.28836
1.28831
1.28825
1.28820
1.28815
1.28810
1.28805
1.28800
1.28795
1.28790
1.28785
1.28781
1.28776
1.28772
1.28767
1.28763
1.28758
1.28754
1.28750
1.28746
1.28742
1.28738
1.28734
1.28730
1.28726
1.28722
1.28718
1.28715
1.28711
1.28707
1.28704
1.28700
1.28697
1.28693
1.28690
1.28687
1.65754
1.65744
1.65734
1.65723
1.65714
1.65704
1.65694
1.65685
1.65675
1.65666
1.65657
1.65648
1.65639
1.65630
1.65622
1.65613
1.65605
1.65597
1.65589
1.65581
1.65573
1.65566
1.65558
1.65550
1.65543
1.65536
1.65529
1.65521
1.65514
1.65508
1.65501
1.65494
1.65487
1.65481
1.65474
1.65468
1.65462
1.65455
1.65449
1.65443
1.97976
1.97960
1.97944
1.97928
1.97912
1.97897
1.97882
1.97867
1.97852
1.97838
1.97824
1.97810
1.97796
1.97783
1.97769
1.97756
1.97743
1.97730
1.97718
1.97705
1.97693
1.97681
1.97669
1.97658
1.97646
1.97635
1.97623
1.97612
1.97601
1.97591
1.97580
1.97569
1.97559
1.97549
1.97539
1.97529
1.97519
1.97509
1.97500
1.97490
2.35756
2.35730
2.35705
2.35680
2.35655
2.35631
2.35607
2.35583
2.35560
2.35537
2.35515
2.35493
2.35471
2.35450
2.35429
2.35408
2.35387
2.35367
2.35347
2.35328
2.35309
2.35289
2.35271
2.35252
2.35234
2.35216
2.35198
2.35181
2.35163
2.35146
2.35130
2.35113
2.35097
2.35081
2.35065
2.35049
2.35033
2.35018
2.35003
2.34988
2.61707
2.61673
2.61639
2.61606
2.61573
2.61541
2.61510
2.61478
2.61448
2.61418
2.61388
2.61359
2.61330
2.61302
2.61274
2.61246
2.61219
2.61193
2.61166
2.61140
2.61115
2.61090
2.61065
2.61040
2.61016
2.60992
2.60969
2.60946
2.60923
2.60900
2.60878
2.60856
2.60834
2.60813
2.60792
2.60771
2.60751
2.60730
2.60710
2.60691
3.15895
3.15838
3.15781
3.15726
3.15671
3.15617
3.15565
3.15512
3.15461
3.15411
3.15361
3.15312
3.15264
3.15217
3.15170
3.15124
3.15079
3.15034
3.14990
3.14947
3.14904
3.14862
3.14820
3.14779
3.14739
3.14699
3.14660
3.14621
3.14583
3.14545
3.14508
3.14471
3.14435
3.14400
3.14364
3.14330
3.14295
3.14261
3.14228
3.14195
CURRICULUM VITAE
A. Identitas Diri
Nama Lengkap : Cindi Yolanda
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/Tanggal Lahir :Padang, 18 Januari 1997
NIM : EES150634
Alamat
1. Alamat Asal : Jln. Batang Lawe, Kec. Sungai pagu, Kab. Solok Selatan
2. Alamat Sekarag : Jln. Kapten A Hasan No.100, Kel. Simpang IV Sipin,
Kec. Telanai Pura, Kota Jambi
No. Tlpn/Hp : 081277825566
Nama Ayah : Syamsurizal
Nama Ibu : Rosemery Arifa
B. Riwayat Pendidikan
1. SD Negeri 23 Kp. Palak : Lulus 2009
2. SMP Negeri 1 Solok Selatan : Lulus 2012
3. SMA Negeri 1 Solok Selatan : Lulus 2015
4. UIN STS Jambi : Sekarang
Jambi, September 2019
Cindi Yolanda
EES. 150634