pengaruh digitalis terhadap jantung

23
BLOK 12 LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI PENGARUH DIGITALIS TERHADAP JANTUNG DISUSUN OLEH : KELOMPOK 5 1. Ira Mutia ( 0710174) 2. Muhammad Ahmad S (0810148) 3. Christina (0810149) 4. Stefanus Santoso (0810154) 5. Renny Anggraeni (0810155) 6. Ronauly Verananda (0810160) 7. Richo Bastian (0810162) 8. Yuliana Devona G (0810175) 9. Firsandi P. F (0810176)

Upload: regitha-martha

Post on 29-Dec-2014

629 views

Category:

Documents


68 download

DESCRIPTION

Jantung

TRANSCRIPT

Page 1: Pengaruh Digitalis Terhadap Jantung

BLOK 12

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI

PENGARUH DIGITALIS TERHADAP JANTUNG

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 5

1. Ira Mutia ( 0710174)

2. Muhammad Ahmad S (0810148)

3. Christina (0810149)

4. Stefanus Santoso (0810154)

5. Renny Anggraeni (0810155)

6. Ronauly Verananda (0810160)

7. Richo Bastian (0810162)

8. Yuliana Devona G (0810175)

9. Firsandi P. F (0810176)

Fakultas Kedokteran

Universitas Kristen Maranatha

Bandung 2009

Page 2: Pengaruh Digitalis Terhadap Jantung

ABSTRAK

PENGARUH DIGITALIS TERHADAP JANTUNG

Glikos ida jantung adalah a lka lo id yang berasa l dar i tanaman Digi ta l i s

purpurea yang kemudian d ike tahui ber i s i d igoks in dan d ig i toks in .

Kegunaan eks t rak dar i Digi ta l i s purpurea sebagai obat d iperkenalkan

per tama ka l i o leh Wil l iam Wither ing . Sebagai obat , g l ikos ida dar i

tanaman in i d igunakan untuk memperkuat ker ja jan tung (pos i t i f

inot rop) . Eks t rak dar i d ig i ta l i s b iasanya d iambi l dar i daun-daun

tanaman yang tumbuh pada tahun kedua . Bagian-bagian yang murni

dar i tanaman in i juga d ikenal dengan nama digoks in a tau digi toks in .

Digi ta l i s beker ja d i tubuh dengan cara menghalangi fungs i enz im

nat r ium-kal ium ATPase sehingga meningkatkan kadar ka ls ium di

da lam se l -se l o to t jan tung. Meningkatnya kadar ka ls ium di da lam oto t

se l -se l jan tung in i lah yang menjadi sebab meningkatnya kekuatan

kont raks i jan tung.

Pada Percobaan pengaruh d ig i ta l i s ins i tu te rhadap jantung akan

memper l iha tkan ba ik i tu perubahan Kontraks i j an tung, f rekuens i

denyut jan tung dan pengaruh te rhadap tonus vagus jantung

I tu yang k i ta kenal ( inot ropik + ,kronot ropik( - ) ,dromotropik( - ) .

Pada percobaan in i juga akan memper l iha tkan adannya pars ia l dan

to ta l AV blok pada in toks ikas i d ig i ta l i s .

Page 3: Pengaruh Digitalis Terhadap Jantung

BAB I

PENDAHULUAN

Digitalis adalah genus dari sekitar 20 spesies tumbuhan dua tahunan atau tahunan, yang

dahulu digolongkan ke keluarga Scrophulariaceae. Menurut penelitian ilmiah baru

dalam bidang genetika, tumbuhan ini dapat digolongkan dalam keluarga Plantaginaceae.

Nama "digitalis" juga digunakan untuk obat penyakit jantung, terutama digoksin yang

diekstraksi dari tanaman ini. Sebagai obat, glikosida dari tanaman ini digunakan untuk

memperkuat kerja jantung (positif inotropik).

Tujuan dari pecobaan ini adalah untuk mengetahui kegunaan digitalis sebagai

obat untuk meningkatkan kontraksi otot jantung dan memperlambat frekuensi denyut

jantung. Dan juga untuk mengetahui efek digitalis yang berfungsi sebagai racun apabila

digunakan secara berlebihan. Dengan reaksi-reaksi keracunan yang pertama mulai dari

mual, muntah, diare, sakit perut, halusinasi, sakit kepala hingga delirium. Tergantung

pada tingkat keracunan, korban keracunan juga mempunyai denyut nadi yang lemah,

tremor, xanthopsis (apa yang dilihat terlihat kuning), kejang-kejang dan bahkan dapat

menyebabkan gangguan irama jantung yang mematikan.

Percobaan dilakukan dengan cara meneteskan larutan digitalis 1 tetes tiap 2 menit

dengan menggunakan spuit pada jantung katak percobaan sampai tercapainya efek

toksik. Dan dicatat frekuensinya tiap 2 menit. Kemudian dilakukan rangsangan mekanis

dengan dengan cara pemijatan dengan pinset anatomis, dan dengan penyuntikan larutan

ringer 0.2 ml secara intracardial pada katak pertama dan 0.06 ml/mg BB, 0.012 ml/mg

BB, 0.024 ml/mg BB pada katak kedua, tiga dan empat.

Efek digitalis terhadap jantung insitu adalah inotropik positif, kronotrofik negatif

dan mengurangi aktivitas saraf simpatis. Dan pada penggunaan berlebihan terjadinya

efek toksik yang akhirnya terjadi kematian pada katak percobaan.

Digoksin merupakan prototipe glikosida jantung yang berasal dari Digitalis

purpurea. Mekanisme kerja digoksin melalui 2 cara, yaitu efek langsung dan tidak

Page 4: Pengaruh Digitalis Terhadap Jantung

langsung. Efek langsung yaitu meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung (efek

inotropik positif). Hal ini terjadi berdasarkan penghambatan enzim Na+, K+ -ATPase

dan peningkatan arus masuk ion kalsium ke intrasel. Efek tidak langsung yaitu pengaruh

digoksin terhadap aktivitas saraf otonom dan sensitivitas jantung terhadap

neurotransmiter. Bila timbul keracunan digitalis maka pemberian obat digitalis

dihentikan.

Page 5: Pengaruh Digitalis Terhadap Jantung

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi gagal jantung adalah keadaan dimana jantung tidak lagi mampu

memompa darah ke jaringan untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh. Dengan

perkataan lain, gagal jantung adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah

dalam jumlah yang memadai untuk memenuhi kebutuhan tubuh (forward failure), atau

kemampuan tersebut hanya dapat terjadi dengan tekanan pengisian jantung yang tinggi

(backward failure) atau kedua – duanya. Gejalanya dapat berupa lemah, fatique, dan

sesak nafas. Penyebab gagal jantung akut adalah infark miokard, dan penyebab gagal

jantung kronis adalah penyakit a.coronaria dan hipertensi. Bila terjadi gagal jantung kiri

gejalanya berupa kongesti pulmonal dan bila terjadi gagal jantung kanan gejalanya

oedem perifer. Dan biasanya disertai dengan kelainan seperti peningkatan volume darah

dan peningkatan cairan interstitial sehingga jantung, vena, serta kapiler berdilatasi.

Jika terjadi gagal jantung, maka akan terjadi mekanisme kompensasi. Ada 3

mekanisme utama untuk meningkatkan cardiac output, yaitu:

1. Peningkatan aktivitas simpatis

Aktivasi reseptor B adrenergic di jantung menyebabkan peningkatan denyut

dan kuat kontraksi jantung meningkat, disertai vasokonstriksi pembuluh

darah, dengan tujuan meningkatkan venous return dan cardiac output.

Namun, respon kompensasi ini memperberat kerja jantung, sehingga dapat

justru akan menyebabkan kemunduran fungsi jantung.

2. Retensi cairan

Cardiac output yang menurun akan menurunkan aliran darah ginjal, sehingga

terjadi pelepasan renin dan menyebabkan terbentuknya angiotensin II serta

aldosteron. Aldosteron akan menyebabkan resistensi perifer dan retensi Na

dan air, sehingga volume darah meningkat dan terjadi peningkatan aliran

darah ke jantung. Namun, jantung tak mampu untuk pompa darah, sehingga

Page 6: Pengaruh Digitalis Terhadap Jantung

menyebabkan peningkatan tekanan vena dan menimbulkan oedem paru dan

atau oedem jaringan perifer.

3. Hipertrofi miokardium

Pada gagal jantung, ukuran jantung bertambah, ruang jantung berdilatasi dan

terjadi peregangan otot jantung, dengan maksud memperkuat kontraksi

jantung. Namun, serabut otot jantung yang sangat meregang justru akan

melemahkan kontraksi otot jantung yang telah mengalami kegagalan.

Keadaan ini disebut decompensated heart failure dan mekanisme di atas

mampu meningkatkan cardiac output yang adekuat.

Tujuan terapi yang utama pengobatan gagal jantung adalah peredaan gejala,

merupakan akibat langsung dari gangguan hemodinamika yang terjadi. Peningkatan

volume intravaskuler serta naiknya tekanan pengisian ventrikel mengakibatkan

hipertensi vena sistemik dan pulmonal, yang menyebabkan dypsnoe saat tubuh

melakukan gerak dan orthopnoe. Berkurangnya curah jantung menyebabkan timbulnya

rasa lelah dan menurunkan kemampuan kerja fisik. Pada jangka pendek, pengobatan

gejala diarahkan pada peningkatan fungsi hemodinamika melalui penggunaan obat –

obat yang meningkatkan curah jantung dan menurunkan tekanan pengisian ventrikel.

Pada pasien rawat inap karena gejala gagal jantung yang parah, pengobatan segera

meliputi penggunaan diuretic intravena, senyawa inotropik positif (agonis reseptor B

adrenergic atau inhibitor fosfodiesterase) dan vasodilator (nitroprusid atau nitrogliserin).

Pada pasien rawat jalan yang tidak terlalu gawat, tujuan yang sama didekati melalui

penggunaan diuretic, digitalis, dan vasodilator secara oral. (misalnya ACE inhibitor).

Pada jangka panjang, pengobatan diarahkan untuk memperlambat atau mencegah

semakin parahnya remodeling miokardial.

Pada awalnya, disfungsi miokardial menyebabkan peningkatan volume

intravaskuler dan aktivitas system neurohormonal, terutama system saraf simpatik dan

system renin angiotensin. Respon kompensasi sederhana ini memepertahankan perfusi

organ vital dengan meningkatkan preload ventrikel kiri, menstimulasi daya kontraktilitas

myocardial, dan meningkatkan tonus arteri. Namun, seiring dengan waktu, masing –

masing respon ini turut berperan dalam patofisiologi penyakit dengan mendorong

semakin memburuknya disfungsi miokardial yang telah terjadi. Pengingkatan volume

intravascular mengakibatkan naiknya tekanan pengisian ventrikel yang akan

mengningkatkan tegangan dinding ventrikel. Aktivitas neurohormonal menyebabkan

konstriksi arteri dan vena yang turut menyebabkan peningkatan tegangan dinding

Page 7: Pengaruh Digitalis Terhadap Jantung

ventrikel. Selain, beberapa neurohormon (mis : norepinephrine dan angiotensin) dapat

bekerja secara langsung terhadap miokardium untuk mendorong remodeling dengan

menyebabkan apoptosis miosit, ekspresi gen yang abnormal, dan atau perubahan matriks

ekstrasel.

Obat yang mengurangi tegangan dinding ventrikel (mis: vasodilator) dan atau

menghambat system renin angiotensin (mis: inhibitor enzim pengkonversi angiotensin)

atau system saraf simpatik (mis: antagonis reseptor B adrenergic) diketahui mengurangi

remodeling ventrikel patologis, sehingga menjadi andalan untuk pengobatan jangka

panjang gagal jantung. Beberapa senyawa yang memperlambat perkembangan penyakit

ini juga memberikan efek bermanfaat yang segera terhadap fungsi dan gejala

hemodinamik (mis: vasodilator dan inhibitor enzim pengkonversi angiotensin). Obat lain

yang memperlambat berkembangnya remodeling miokardial (mis: antagonis reseptor B

adrenergic), sebetulnya dapat memberikan efek merugikan terhadap fungsi hemodinamik

dan dapat memperburuk gejala dalam jangka pendek.

Glikosida Jantung

Mempunyai struktur molekul umum suatu inti steroid yang mengandung satu

lakton tak jenuh pada posisi C 17 dan satu atau lebih residu glikosida pada C 3. Digoksin

dan digitoksin keduanya bersifat aktif secara oral, tetapi hanya digoksin yang banyak

digunakan secara klinis. Perbedaanya terletak pada tidak adanya gugus hidroksil pada C

12 digitoksin, sehingga menghasilkan senyawa yang kurang hidrofilik dengan

farmakokinetika yang berbeda dibandingkan dengan digoksin.

Mekanisme kerjanya adalah menghambat Na+ K+ ATPase. Semua glikosida

jantung merupakan inhibitor transport aktif Na+ dan K+ yang kuat dan sangat selektif

untuk melintasi membrane sel, dengan cara berikatan pada suatu tempat khusus pada sisi

ekstrasitoplasma di subunit α pada Na+ K+ ATP ase, sejenis enzim pompa Na+ dalam sel.

Pengikatan glikosida jantung dengan Na+ K+ ATP ase dan penghambatan pompa ion

dalam sel ini bersifat reversible dan dihantarkan secara entropic. Obat – obatan ini

khususnya berikatan dengan enzim tersebut setelah fosforilasi pada suatu B aspartat di

sisi sitoplasma pada subunit α dan menstabilkan konformasi ini. K+ ekstrasel

menyebabkan defosforilasi enzim tersebut sebagai tahap awal translokasi aktif kation ini

ke dalam sitosol sehingga menurunkan afinitas enzim tersebut untuk mengikat glikosida

jantung. Ini merupakan salah satu penjelasan mengapa peningkatan K+ ekstrasel dapat

membalikkan beberapa efek toksik obat glikosida jantung.

Page 8: Pengaruh Digitalis Terhadap Jantung

Efek inotropik positif. Ion Na+ dan Ca+ masuk ke dalam sel otot jantung pada tiap

siklus depolarisasi, kontraksi, dan repolarisasi. Ca2+ yang memasuki sel melalui saluran

Ca 2+ lain kedalam sitosol dari suatu kompartemen intrasel, yaitu reticulum sarkoplasma.

Semakin banyak Ca2+ yang mengaktivasi, maka semakin kuat kontraksinya. Selama

repolarisasi dan relaksasi miosit, Ca2+ dipompa kembali ke RS ke Ca2+ ATP ase dan juga

dikeluarkan dari dalam sel oleh penukar ion Na+ Ca2+ ATPase sarkolema. Penting untuk

diketahui bahwa kemampuan penukar untuk mengeluarkan Ca2+ dari sel bergantung pada

konsentrasi Na+ intrasel. Pengikatan glikosida jantung dengan Na+, K+ ATPase sarkolema

dan penghambatan aktivitas pompa Na+ di sel menyebabkan penurunan laju pengeluaran

aktif Na+ serta meningkatkan Na+ di sitosol. Peningkatan Na+ intrasel mengurangi

gradient konsentrasi Na+ transmembran yang mendorong keluarnya Ca2+ intrasel selama

repolarisasi miosit. Sehingga, kelebihan Ca2+ diambil ke dalam RS agar dapat digunakan

sebagai unsur kontraksi selama siklus depolarisasi sel berikutnya, dan daya kontraktilitas

otot jantung bertambah.

Kerja elektrofisiologis. Otot atrium dan ventrikel serta pacu jantung dan serat

konduksi khusus memperlihatkan respon dan sensitivitas yang berbeda terhadap

glikosida jantung yang merupakan keseluruhan efek langsung obat ini pada sel jantung,

dan efek tidak langsungnya diperantarai secara neuron. Pada konsentrasi terapeutik

nontoksik dalam serum atau plasma, digoksin menurunkan automatisasi dan

meningkatkan potensial membrane istirahat diastolic maksimum terutama dalam jaringan

nodus atrium dan atrioventrikular, karena meningkatnya tonus vagus dan menurunnya

aktifitas system saraf simpatik. Refractory period (periode depolariasi membrane sel

setelah eksitasi sehingga saraf tidak dapat merespon rangsangan kedua) yang efektif

bertambah lama dan kecepatan konduksi dalam jaringan nodus AV menurun. Pada

konsentrasi yang lebih tinggi, ini dapat menyebabkan sinus bradikardia. Selain itu,

glikosida jantung pada konsentrasi yang lebih tinggi dapat meningkatkan aktivitas

system saraf simpatik dan secara langsung mempengaruhi automatisasi jaringan jantung,

suatu kerja yang dapat menyebabkan aritmia atrium dan ventrikel. Meningkatnya muatan

Ca2+ di intrasel dan meningkatnya tonus simpatik menyebabkan peningkatan laju spontan

depolarisasi diastolic serta tertundanya pasca depolarisasi yang dapat mencapai nilai

ambang untuk timbulnya penyebaran potensial aksi. Peningkatan tak seragam dan

simultan ini untuk automatisasi dan depresi konduksi pada serat his purkinje dan otot

ventrikel dapat menyebabkan aritmia, yang dapat menyebabkan takikardia/fibrilasi

ventrikel.

Page 9: Pengaruh Digitalis Terhadap Jantung

Pengaturan aktivitas system saraf simpatik. Peningkatan aktivitas system saraf

simpatik merupakan salah satu respons fisiologis terhadap menurunnya fungsi jantung

hingga di bawah yang dibutuhkan untuk mempertahankan curah jantung yang cukup

yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolism berbagai jaringan tubuh. Ini

diantaranya disebabkan oleh menurunnya sensitifitas respon reflex baroreseptor arteri

terhadap tekanan darah, yang menyebabkan penurunan supresi reflex baroreseptor tonus

pada aktivitas simpatik yang diatur SSP. Penurunan sensitifitas lengkung reflex

baroreseptor normal ini juga diduga bertanggung jawab atas peningkatan norepinephrine,

renin dan vasopressin dalam plasma yang berkesinambungan pada gagal jantung, dan

juga berbagai petunjuk lain pada aktivitas neurohumoral sistemik yang teramati secara

khas pada pasien gagal jantung. Peningkatan aktivitas system saraf simpatik pada

awalnya membantu menjaga tekanan darah dan curah jantung dengan meningkatkan

frekuensi jantung, daya kontraktilitas, serta resistensi pembuluh sistemik, dan dengan

mengurangi ekskresi garam dan air oleh ginjal. Namun, jika terus terjadi dalam jangka

waktu lama, efek – efek aktivitas simpatik yang berlebihan ini dapat menyebabkan

patofisiologi gagal jantung dan memburuknya penyakit miokardial.

Farmakokinetik. Waktu paruh eliminasi untuk digoksin adalah 36 – 48 jam pada

pasien dengan fungsi ginjal normal atau mendekati normal. Ini memungkinkan

memberikan dosis sekali sehari pada pasien tersebut, dan kadar darah yang mendekati

kadar tunak dicapai seminggu setelah terapi pemeliharaan dimulai. Sebagian besar

digoksin diekskresi dalam keadaan tidak berubah dengan laju bersihan yang sebanding

dengan laju filtrasi glomerulus. Pada pasien gagal jantung kongestif dengan cadangan

jantungnya (cardiac reserve) kecil, peningkatan curah jantung dan aliran darah ginjal

karena terapi vasodilator atau senyawa simpatomimetik dapat meningkatkan bersihan

digoksin di ginjal, sehingga perlu penyesuaian dosis pemeliharaan setiap hari. Meskipun

demikian, digoksin tidak dapat dihilangkan secara efektif dengan hemodialisis atau

peritoneal karena volume distribusi obatnya besar (4 – 7 liter/kg). Jaringan tempat

penimbunan yang utama adalah otot rangka dan bukan jaringan lemak, sehingga,

penentuan dosis harus berdasarkan perkiraan berat tubuh tanpa lemak. Bayi dan balita

dapat menerima digoksin dan tampaknya memerlukan dosis yang lebih besar untuk

mendapat efek terapeutik yang ekuivalen dibandingkan dengan anak – anak yang lebih

besar atau orang dewasa, walaupun laju absorbsi dan laju bersihannya di ginjal sama.

DIgoksin dapat melintasi plasenta, dan kadar obat dalam darah ibu sama dengan kadar

dalam darah vena umbilicus.

Page 10: Pengaruh Digitalis Terhadap Jantung

Penggunaan klinis digoksin untuk gagal jantung. Kurang lebih sejak pergantian

abad ke 19 dan 20, timbul perdebatan mengenai khasiat glikosida jantung untuk

pengobatan pasien gagal jantung yang memiliki ritme sinus (ritme jantung normal yang

berasal dari nodus sinoatrial). Meskipun digoksin telah digunakan secara luas, sedikit

sekali data objektif dari berbagai uji terkendali dan acak mengenai keamanan dan khasiat

digoksin hingga tahun 1990-an.

Toksisitas Digoksin. Sangatlah penting untuk tetap waspada dan melakukan

pemantauan dini terhadap gangguan pembentukkan impuls, konduksi, atau keduanya. Di

antara manifestasi elektrofisiologis yang umum adalah terjadinya denyut ektopik yang

berasal dari ventrikel atau sambungan AV, blok AV derajat pertama, merupakan suatu

respons laju ventrikel yang sangat lambat terhadap fibrilasi atrium, atau percepatan

pemacu jantung (pace maker) sambungan AV. Hal ini seringkali hanya membutuhkan

penyesuaian dosis dan pemantauan yang tepat. Bradikardia sinus, sinoatrial arrest atau

exit blok (kegagalan impuls untuk dihantarkan dari pacu jantung ke jaringan sekeliling),

serta penundaan konduksi AV derajat 2 atau derajat 3. Biasanya respon terhadap

atropine, walaupun mungkin diperlukan pemacuan ventrikel sementara. Perlu

dipertimbangkan pemberian kalium untuk pasien yang automatisasi ventrikel atau

sambungan AV nya jelas meningkat, bahkan jika kalium serum berada pada rentang

yang normal, kecuali juga terjadi blok AV derajat tinggi. Lidocaine / penitoin, yang

mempunyai efek minimum terhadap konduksi AV, dapat digunakan untuk pengobatan

memburuknya aritmia ventrikel yang mengancam terganggunya hemodinamika.

Imunoterapi antidigoksin. Antidot yang efektif untuk toksisitas digoksin atau

digitoksin kini tersedia berupa imunoterapi anti digoksin dengan menggunakan fragmen

Fab yang dimurnikan dari anti serum antidigoksin domba. Dosis penetralan sempurna

Fab yang berdasarkan pada perkiraan total dosis obat yang diingesti atau total beban

digoksin dalam tubuh dapat diberikan secara intravena dalam larutan NaCl selama 30 –

60 menit.

Pada percobaan pada katak, katak mengalami intoksikasi digitalis yang

menyebabkan complete heart block, karena obat golongan digitalis menghambat Na K

ATP ase yang berakibat kalium intrasel meningkat.

Page 11: Pengaruh Digitalis Terhadap Jantung

BAB III

METODE DAN CARA KERJA

ALAT-ALAT, BAHAN-BAHAN, DAN HEWAN COBA YANG DIPERLUKAN

1. Papan lilin

2. Pinset

3. Spuit

4. Gunting kecil

5. Jarum pentul

6. Jarum penusuk medulla spinalis

7. Tinctura Digitals / Digoxin / Lanoxin

8. Procain HCl

9. Empat ekor katak

CARA KERJA :

1. Ambillah seekor katak dan suntikkan dalam saccus lymphaticus dorsalis 1 ml

larutan Procain HCl

2. Setelah teranestesi, fiksasi katak tersebut di atas papan lilin dengan jarum pentul

3. Buka dadanya dengan membuat sayatan berhuruf V. Perdarahan diusahakan

sesedikit mungkin

4. Buka perikardiumnya dan perhatikan: siklus jantung, bentuk, serta warna

ventrikel dalam keadaan sistol dan diastole. Selama percobaan basahi jantung

dengan larutan Ringer

5. Hitung frekuensi jantung, bila tidak ada perubahan (konstan) teteskan larutan

Digitalis 1 tetes tiap 2 menit denag menggunakan spuit

6. Pelajari perubahan-perubahan pada sistol, catatlah frekuensinya tiap 2 menit

7. Penetesan diteruskan sampai tercapai efek toksik, yaitu mula-mula terjadi partial

A-V block (partial heart block) sampai berakhir dengan ventricular standstill

Page 12: Pengaruh Digitalis Terhadap Jantung

8. Periksalah apakah jantung yang sudah berhenti dapat dirangsang lagi dengan

rangsangan mekanis (pijat dengan pinset anatomis) dan dengan penyuntikan

larutan Ringer 1,2 ml secara intracardial

9. Buatlah grafik yang menghubungkan antara frekuensi jantung (atrium + vertikel)

sebagai ordinat dengan jumlah larutan Digitalis yang digunakan secara absis

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Jumlah tetesan digitalis Denyutan Atrium (x/menit) Denyutan Ventrikel

(x/menit)

0,5 (2 menit) 80 84

1 (4 menit) 80 76

1,5 (6 menit) 76 76

2 (8 menit) 84 80

2,5 (10 menit) 80 80

3 (12 menit) 84 76

3,5 (14 menit) 84 80

4 (16 menit) 80 76

4,5 (18 menit) 76 68

5 (20 menit) 62 68

5,5 (22 menit) 62 68

6 (24 menit) 76 62

6,5 (26 menit) 68 68

7 (28 menit) 64 64

7,5 (30 menit) 64 64

8 (32 menit) 60 56

8,5 (34 menit) 52 56

9 (36 menit) 48 40

9,5 (38 menit) 28 28

10 (40 menit) 24 20

10,5 (42 menit) 12 12

11 (44 menit) 0 0

Page 13: Pengaruh Digitalis Terhadap Jantung

Gambaran Umum

Digoxin adalah suatu obat diperoleh dari foxglove [tumbuhan], Digitalis lanata. Digoxin

digunakan terutama untuk meningkatkan kemampuan memompa (kemampuan kontraksi)

jantung dalam keadaan kegagalan jantung/congestive heart failure (CHF). Obat ini juga

digunakan untuk membantu menormalkan beberapa dysrhythmias ( jenis abnormal

denyut jantung). Obat ini termasuk obat dengan TherapeuticWindow sempit (jarak antara

MTC [Minimum Toxic Concentration] dan MEC [Minimum Effectiv Concentration]

mempunyai jarak yang sempit. Artinya rentang antara kadar dalam darah yang dapat

menimbulkan efek terapi dan yang dapat menimbulkan efek toksik sempit. Sehingga

kadar obat dalam plasma harus tepat agar tidak melebihi batas MTC yang dapat

menimbulkan efek toxic/keracunan). Efek samping pada pemakaian dosis tinggi,

gangguan susunan syaraf pusat: bingung, tidak nafsu makan, disorientasi, gangguan

saluran cerna: mual, muntah dan gangguan ritme jantung. Reaksi alergi kulit seperti

gatal-gatal, biduran dan juga terjadinya ginekomastia (jarang) yaitu membesarnya

payudara pria)mungkin terjadi.

 

Mekanisme Kerja Digoksin

Mekanisme kerja digoxin yaitu dengan menghambat pompa Na-K ATPase yang

menghasilkan peningkatan sodium intracellular yang menyebabkan lemahnya pertukaran

sodim/kalium dan meningkatkan  kalsium intracellular. Hal tersebut dapat meningkatkan

penyimpanan kalsium intrasellular di sarcoplasmic reticulum pada otot jantung, dan

Page 14: Pengaruh Digitalis Terhadap Jantung

dapat meningkatkan cadangan kalsium untuk memperkuat /meningkatkan kontraksi otot.

Digoxin juga dapat dapat menimbulkan vagally mediated slowing of AV conduction dan

meningkatkan atrial ventricular block. Digoxin diekskresi melalui ginjal, oleh karena itu,

pasien dengan  renal insufficiency perlu dimonitor secara ketat.

Farmakokinetik Digitalis

Absorbsi setelah pemberian per oral baik (digoxin 75%)

Digoxin terikat pada protein < 30%

Half life digoxin adalah 30-50 jam

Onset of action digoxin singkat, untuk kasus gawat darurat

Digoxin diekskresikan dalam urin dalam bentuk utuh

Kontra Indikasi

Pasien dengan hipokalemi, second-degree AV block, third-degree AV block, dan pasien

dengan atrial fibrillation dan juga yang menderita penyakit Wolfe-Parkinson-White

syndrome sebaiknya tidak diberikan digoxin.

Efek Digitalis pada jantung

1. Meningkatkan kuat kontraksi otot jantung (Inotropik Positif)

2. Peningkatan konsumsi oksigen miokardium

3. Aktivitas Elektrofisiologi (Dromotropik Negatif)

4. Denyut jantung menurun (konotropik Negatif)

Efek Samping

Gangguan saluran anoreksia (kehilangan nafsu makan), kekacauan/kebingungan,

disorientasi, afasia. penglihatan buram, gangguan kecepatan/frekuensi, konduksi dan

ritme jantung, reaksi alergi kulit dan ginekomastia (pembesaran payudara

pria).pencernaan.

Pembahasan Grafik

Digitalis digunakan untuk memperlambat denyut jantung, hal ini bisa dilihat dari grafik.

Grafik meningkat mungkin dikarenakan pemberian digitalis yang terlalu banyak. Jika

digitalis diberikan berlebih bisa mengakibatkan takikardia.

Page 15: Pengaruh Digitalis Terhadap Jantung

BAB V

KESIMPULAN

Dari hasil percobaan didapatkan bahwa margin of safety dari Digoxin sempit.

Dibuktikan dari penggunaan Digoxin yang dosisnya terus ditambahkan setiap 2 menit

menyebabkan frekuensi denyut jantung melemah karena adanya partial cardiac block dan

pada intoksikasi lebih lanjut akan menyebabkan jantung berhenti berdenyut. Rangsang

mekanik kemudian dapat menyebabkan jantung kembali berdenyut namun sangat lemah.

Pemberian ringer laktat juga menyebabkan jantung kembali berkontraksi sebab pada

ringer laktat terdapat ion natrium, kalium dan kalsium yang berperan dalam kontraksi

otot jantung.

Page 16: Pengaruh Digitalis Terhadap Jantung

DAFTAR PUSTAKA

Bertram G. Katzung. 1997. Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi 6. Jakarta : EGC

Setiawati, Arini dan Nafrialdi. 2008. Obat Gagal Jantung dalam Farmakologi dan Terapi

FKUI. Edisi 5. Jakarta : Balai Penerbit FKUI