skripsi pengaruh pengawasan terhadap …

99
SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP PENANGGULANGAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI BALAI REHABILITASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL BADDOKA KOTA MAKASSAR Oleh: ANITA RAHAYU Nomor Induk Mahasiswa : 1056 1049 4614 PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

Upload: others

Post on 08-Nov-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

i

SKRIPSI

PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP PENANGGULANGAN

PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI BALAI REHABILITASI

BADAN NARKOTIKA NASIONAL BADDOKA

KOTA MAKASSAR

Oleh:

ANITA RAHAYU

Nomor Induk Mahasiswa : 1056 1049 4614

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 2: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

ii

SKRIPSI

PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP PENANGGULANGAN

PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI BALAI REHABILITASI

BADAN NARKOTIKA NASIONAL BADDOKA

KOTA MAKASSAR

Sebagai Salah satu Syarat Untuk Menyelesaikan Studi Dan Memperoleh Gelar

Sarjana Ilmu Administrasi Negara (S.Sos)

Disusun dan Diajukan Oleh:

ANITA RAHAYU

Nomor Stambuk: 105610494614

Kepada

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 3: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

iii

Page 4: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

iv

Page 5: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

v

ABSTRAK

ANITA RAHAYU. Lukman Hakim dan Jaelan Usman. Pengaruh Pengawasan

Terhadap Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba Di Balai Rehabilitasi

Badan Narkotika Nasional Baddoka Kota Makassar.

Pengawasan merupakan salah satu faktor yang menentukan pencapaian

tujuan organisasi. Berdasarkan hal tersebut, kajian penelitian ini bertujuan

mendiskripsikan dan menjelaskan pengaruh pengawasan terhadap penanggulangan

penyalahgunaan narkoba Di Balai Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional Baddoka

Makassar.

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif untuk mendiksripsikan dan

menjelaskan pengaruh pengawasan terhadap penanggulangan penyalahgunaan

narkoba. Sampel sebanyak 53 orang dengan menggunakan sampling jenuh

sehingga jumlah seluruh pegawai menjadi sampel. Data penelitian dikumpul

dengan menggunakan instrument berupa kuesioner. Data tersebut dianalisis secara

kuantitatif dengan menggunakan regresi linear sederhana. Data dijelaskan dalam

bentuk tabel, gambar frekuensi dan narasi hasil olahan data dengan bantuan SPSS.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh pengawasan

terhadap penanggulangan penyalahgunaan narkoba Di Balai Rehabilitasi Badan

Narkotika Nasional Baddoka Makassar, ada pengaruh antara pengawasaan dengan

penanggulangan narkoba yang signifikan. Oleh karena itu, hipotesis dalam

penelitian diterima karena didukung oleh nilai signifikasi. Lebih lanjut pengawasan

pada pegawai tersebut dipengaruhi pula oleh teknik pengawasan langsung dan tidak

langsung.

Kata Kunci : Pengawasan, Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba.

Page 6: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

vi

KATA PENGANTAR

Penulis panjatkan rasa syukur yang tidak terhingga kehadirat Allah SWT,

yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Pengawasan Terhadap

Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba Di Balai Rehabilitasi Badan Narkotika

Nasional Baddoka Makassar”.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa

adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. H. Lukman Hakim, M.Si selaku Pembimbing I dan Bapak Dr. Jaelan

Usman, M.Si selaku Pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya

membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

2. Ibu Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos., M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar

3. Bapak Nasrul Haq, S.Sos, MPA selaku Ketua Prodi Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar

4. Kedua orang tua dan segenap keluarga yang senantiasa memberikan semangat

dan bantuan, baik moril dan materil.

Demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang bersifat membangun

sangat penulis harapkan. Semoga karya skripsi ini bermanfaat dan dapat

memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.

Makassar, 5 Februari 2020

Anita Rahayu

Page 7: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ ii

ABSTRAK ...................................................................................................... iii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iv

DAFTAR ISI ................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 6

C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 7

D. Kegunaan Penelitian............................................................................. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu ............................................................................ 8

B. Pengertian Pengawasan ........................................................................ 9

C. Pengertian Penyalahgunaan Narkoba ................................................... 14

D. Kerangka Pikir ..................................................................................... 24

E. Hipotesis Penelitian .............................................................................. 26

F. Definisi Operasional............................................................................. 27

BAB III METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian ............................................................... 30

B. Jenis dan Tipe Penelitian ...................................................................... 30

C. Populasi dan Sampel ............................................................................ 31

D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 31

Page 8: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

viii

E. Teknik Pengabsahan Data .................................................................... 32

F. Teknik Analisis Data ............................................................................ 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian.................................................................. 36

B. Hasil Penelitian .................................................................................... 41

C. Pembahasan Penelitian ......................................................................... 43

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................... 80

B. Saran ..................................................................................................... 82

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 83

LAMPIRAN

Page 9: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kriteria Jawaban Responden................................................. 35

Tabel 4.1 Daftar Pemanfaatan Lahan di Balai BNN Baddoka .............. 37

Tabel 4.2 Karakteristik Jenis Kelamin ................................................... 41

Tabel 4.3 Karakteristik Usia Responden................................................ 42

Tabel 4.4 Karakteristik Tingkat Pendidikan Responden ....................... 42

Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Variabel Pengawasan .............................. 43

Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Variabel Penanggulangan Narkoba......... 44

Tabel 4.7 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Pegawasan ............................ 44

Tabel 4.8 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Penanggulangan Narkoba ..... 45

Tabel 4.9 Pemimpin Selalu Melihat Pegawai Bekerja secara Langsung

............................................................................................... 46

Tabel 4.10 Saya Akan Lebih Giat Bekerja Bila Sedang Diawasi Oleh

Pimpinan ................................................................................ 47

Tabel 4.11 Indikator Pengawasan Langsung ........................................... 48

Tabel 4.12 Pengawasan Dilakukan Hanya Dilihat Dari Absensi Pegawai

............................................................................................... 50

Tabel 4.13 Saya Selalu Memberikan Laporan Pelaksanaan Pekerjaan Pada

Pemimpin ............................................................................... 51

Tabel 4.14 Pemimpin Selalu Memeriksa Laporan Pelaksanaan Pekerjaan

Yang Diberikan ..................................................................... 52

Tabel 4.15 Indikator Pengawasan Tidak Langsung ................................. 52

Tabel 4.16 Tanggapan Responden Tentang Pengawasan ........................ 54

Tabel 4.17 Pembinaan Di Lakukan sebelum mengenal narkoba ............. 57

Tabel 4.18 Pembinaan promotif dapat meningkatkan peranan BNN dalam

menanggulangi narkoba ........................................................ 57

Page 10: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

x

Tabel 4.19 Pegawai dan masyarakat di sekitar BNN mengikuti penyuluhan

tentang bahaya narkoba ......................................................... 58

Tabel 4.20 Indikator promotif .................................................................. 59

Tabel 4.21 Kegiatan kampanye anti narkoba sangat membantu pencegahan

penyalahgunaan narkoba ....................................................... 61

Tabel 4.22 Pendidikan dan pelatihan tentang narkoba dapat mencegah

penyalahgunaan narkoba ....................................................... 62

Tabel 4.23 Perhatian dan keterlibatan keluarga mampu mengurangi

terjadinya penyalahgunaan narkoba ...................................... 62

Tabel 4.24 Indikator preventif ................................................................. 63

Tabel 4.25 Pengobatan yang rutin mampu mengurangi ketergantungan

terhadap narkoba ................................................................... 65

Tabel 4.26 Pengguna narkoba harus diberi hukuman .............................. 66

Tabel 4.27 Pengguna narkoba harus di bawa ke balai rehabilitasi narkoba

untuk proses penyembuhan ................................................... 67

Tabel 4.28 Rehabilitasi narkoba mampu memulihkan kesehatan pengguna

narkoba .................................................................................. 68

Tabel 4.29 Tanggapan Responden Tentang Penanggulangan

Penyalahgunaan Narkoba ...................................................... 69

Tabel 4.30 Uji Regresi Linear Sederhana ................................................ 73

Tabel 4.31 Koefisien Determinasi ........................................................... 74

Page 11: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2 Bagan Kerangka Berpikir .......................................................... 28

Gambar 3 Struktur Organisasi Balai Rehabilitasi BNN Baddoka ............ 38

Gambar 4.1 Kontinum Interprestasi Skor Pengawasan ................................ 57

Gambar 4.2 Kontinum Interprestasi Skor Penanggulangan Narkoba .......... 74

Page 12: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tujuan Negara Indonesia secara konstitusional adalah terwujudnya

masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil dan makmur yang merata materil, dan

spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945. Keberadaan

sumber daya manusia di dalam suatu organisasi maupun perusahaan memegang

suatu peranan yang sangat penting. Oleh karena itu kualitas sumber daya

manusia Indonesia sebagai salah satu modal pembangunan nasional perlu di

tingkatkan secara terus menerus termasuk derajat kesehatannya. Peningkatan

derajat kesehatan sumber daya manusia di Indonesia dalam rangka mewujudkan

kesejahteraan rakyat perlu dilakukan upaya peningkatan di segala bidang

ekonomi, kesehatan dan hukum. Pada era globalisasi ini masyarakat lambat

laun berkembang, dalam proses perkembangan itu selalu diikuti oleh proses

penyesuaian diri tersebut terkadang ada yang menyimpang dari perutaran dan

norma yang ada di masyarakat maka hal ini dapat berakibat meningkatnya

tingkat kriminalitas. Salah satu yang marak pada akhir-akhir ini adalah

penyalahgunaan narkotika, psikotropika , dan zat adiktif lain.

Lambat laun penyalahgunaan narkotika menjadi masalah yang serius,

maka dari itu pada zaman orde baru pemerintah mengeluarkan regulasi berupa

Undang- Undang Nomor 22 tahun 1997 sebagaimana telah diubah menjadi

Undang- Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika berbunyi :

Page 13: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

2

“Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman,

baik sintetis maupun semi sintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau

perubahan kesadaran, hilangnya rasa, megurangi sampai menghilangkan rasa

nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam

golongan”.

Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 itu pada dasarnya mempunyai 2

(dua) sisi, yaitu sisi humanis kepada para pecandu narkotika, dan sisi yang keras

dan tegas pada Bandar, sindikat, dan pengedar narkotika. Sisi humanis itu dapat

dilihat sebagaimana termaktub pada pasal 54 Undang- Undang Nomor 35

Tahun 2009 yang berbunyi :

“Pecandu narkotika dan korban penyalahgunaan Narkotika wajib menjalani

rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial”.

Sedangkan sisi keras dan tegas dapat dilihat dari pasal-pasal yang

tercantum di dalam Bab XV Nomor 35 Tahun 2009 (Ketentuan Pidana), yang

mana pada intinya berbunyi :

“Bahwa orang yang tanpa hak dan melawan hukum menanam, memelihara,

menguasai, atau menyediakan, hukumannya adalah pidana penjara”.

Pemerintah selanjutnya menetapkan Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 25 Tahun 2011 Tentang Pelaksanaan Wajib Lapor Pecandu

Narkotika guna melaksanakan tentang ketentuan pasal 55 ayat 1 Undang-

Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang narkotika, pasal 1 dan 21 ayat 1 dan 2

pelaporan, monitoring dan evaluasi Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Page 14: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

3

Nomor 25 Tahun 2011 Tentang Pelaksanaan Wajib Lapor Pecandu Narkotika

dalam peraturan pemerintah ini yang dimaksud adalah :

“Pasal 1 : Wajib lapor adalah kegiatan melaporkan diri yang dilakukan oleh

pecandu narkotika yang sudah cukup umur atau keluarganya, dan orang tua atau

wali dari pecandu narkotika yang belum cukup umur kepada institusi penerima

wajib lapor untuk mendapatkan pengobatan dan perawatan melalui rehabilitasi

medis dan rehabilitasi sosial”.

“Pasal 21 ayat 2 : pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat

1 dilaksanakan oleh kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan

di bidang sosial dan Badan Narkotika Nasional”.

Dengan maraknya penyalahgunaan Narkotika sebagaimana yang di

jelaskan di atas yang sangat merugikan bagi penggunanya maka dari itu

pengawasan sangatlah diperlukan karena pada dasarnya manusia akan

melakukan tindakan negatif bila tidak di awasi, penyalahgunaan narkotika di

Indonesia terutama di kota besar sudah menjadi masalah yang sangat serius dan

sulit untuk diatasi terutama dikalangan remaja yang banyak menjadi korban

penyalahgunaan narkotika

Pemakaian narkotika membutuhkan pengawasan dan pengendalian.

Pemakaian diluar pengawasan dan pengendalian dinamakan penyalahgunaan

narkotika yang akibatnya sangat membahayakan kehidupan manusia baik

perorangan maupun masyarakat dan Negara. Apalagi sifat “menimbulkan

ketagihan” itu telah merangsang mereka yang berusaha untuk mengeruk

keuntungan dengan melancarkan peredaran gelap ke berbagai Negara,

Page 15: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

4

rangsangan itu tidak saja karena tujuan ekonomi, melainkan juga tujuan

subversi. Untuk pengawasan dan pengendalian penggunaan narkotika dan

pencegahan, pemberantasan dalam rangka penanggulangan diperlukan

kehadiran hukum narkotika yang sarat dengan tuntutan perkembangan zaman

(Soedjono Dirdjosisworo 1990 : 3).

Dengan semakin meluasnya perdagangan dan peredaran illegal

narkotika di Indonesia dan sekarang juga sebagai tempat berproduksi, upaya

pember antasan harus terus dilakukan dan keseriusan penegak hukum tehadap

pelaku harus sungguh-sungguh. Di antara aparat penegak hukum yang

mempunyai peran penting terhadap adanya kasus tindak pidana narkotika ialah

Badan Narkotika Nasional diharapkan mampu membantu, akan tetapi kejahatan

narkotika masih menjadi masalah yang menimpa Indonesia.

Balai rehabilitasi Badan Narkotika Nasional Baddoka Kota Makassar

berperan sebagai unit pelaksana teknis Badan Narkotika Nasional berpartisipasi

aktif dalam menangani pelayanan rehabiltasi penyalahguna narkoba, mencegah

dan memberantas obat-obatan terlarang melalui kebijakan nasional dengan

mengutamakan nilai-nilai kesantunan, sebagaimana fungsi yang dilaksanakan

yaitu pelayanan rehabilitasi medis dan sosial bagi penyalahguna atau pecandu

narkoba. Hal ini mampu menciptakan generasi yang sehat dan akal sehat yang

tinggi.

Pengawasan terhadap penyalahgunaan narkotika sudah pula

dilaksanakan di Balai Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional Baddoka Kota

Makassar, sejak Maret 2018, Balai Rehabilitas Badan Narkotika Nasional

Page 16: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

5

Baddoka di Makassar telah membuka program khusus untuk anak-anak dan

remaja yang berusia sekitar 12-16 tahun dengan kategori tingkat penggunaan

ringan, sedang dan lama rehabilitasi selama 2 bulan. Tersedianya pelayanan

rehabilitasi anak dan remaja ini diharapkan dapat mewujudkan anak Indonesia

yang berkualitas.

Perhatian Balai Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional Baddoka

terhadap penyalahguna narkotika sudah cukup baik, karena pada tahun 2018

penyalahguna narkotika yang melakukan rehabilitasi mencapai target waktu

yang ditentukan dan penyalaguna narkotika tetap diikuti perkembangannya dari

para konselor. Namun, dalam melakukan proses pembinaan dan pengawasan

Balai Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional Baddoka rupanya tak jauh beda

dengan penjara, dimana para pecandu ini akan diisolasi.

Pasien yang menjalani rehabilitasi dari ketergantungan obat-obatan

terlarang di Balai Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional Baddoka Makassar

mengaku kerap mendapat siksaan dari petugas. Hal ini terungkap ketika

keluarga pasien melaporkan kejadian tersebut ke Lembaga Perlindungan

Korban Narkotika (kompas.com, 2013). Menurut Simplexius Asa dosen dari

UNDANA sekaligus pakar hukum yang telah bergelut dalam penanggulangan

narkotika harus selama belasan tahun lamanya, mengatakan upaya

penyelamatan anak bangsa dari jeratan penyalahgunaan narkotika harus dari

hati.

Menurut pengamatan penulis, pengawasan di Balai Rehabilitasi Badan

Narkotika Nasional Baddoka Kota Makassar terhadap penyalahgunaan

Page 17: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

6

narkotika masih sangat minim, hal ini dikarenakan banyaknya pasien yang

masih di bawah umur, tidak adanya pemberian obat khusus selama rehabilitasi

tapi pasien hanya akan di isolasi layaknya penjahat, beberapa pasien ada yang

kabur sebelum selesai menjalani rehabilitasi, tidak ada pengejaran bagi pasien

yang kabur, pasien yang selesai rehabilitasi masih menggunakan obat-obatan

terlarang. Dari berbagai fenomena yang terjadi dilapangan dapat dijadikan dasar

awal penelitian secara lebih mendalam akan pangawasan terhadap

penyalahguna narkotika di Balai Rehabilitasi Balai Narkotika Nasional

Baddoka baik dari aspek internal maupun eksternal dalam menanggulangi

penyalahgunaan narkotika di Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar, agar di

masa depan dapat lebih meningkatkan pengawasan secara berkelanjutan.

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, penulis tertarik

untuk melakukan penelitian dengan judul : “Pengaruh Pengawasan Terhadap

Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba di Balai Rehabilitasi Badan

Narkotika Nasional Baddoka Kota Makassar”.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian sebelumnya, maka yang menjadi rumusan masalahnya adalah:

1. Apakah ada pengaruh pengawasan terhadap penanggulangan

penyalahgunaan narkoba di Balai Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional

Baddoka Kota Makassar?

2. Apakah pengawasan yang lebih dominan terhadap penanggulangan

penyalahgunaan narkoba di Balai Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional

Baddoka Kota Makassar?

Page 18: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

7

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh pengawasan terhadap

penanggulangan penyalahgunaan narkoba di Balai Rehabilitasi Badan

Narkotika Nasional Baddoka Kota Makassar.

2. Untuk mengetahui apakah pengawasan yang lebih dominan terhadap

penanggulangan penyalahgunaan narkoba di Balai Rehabilitasi Badan

Narkotika Nasional Baddoka Kota Makassar.

D. Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan Akademis

Bagi akademis, diharapkan dapat dijadikan tambahan informasi dan

sebagai referensi untuk penelitian berikutnya disamping untuk menambah

wawasan dan pengetahuan.

2. Kegunaan Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan bagi

pimpinan Balai rehabilitasi BNN Baddoka Kota Makassar dalam penerapan

pengawasan sehingga meningkatnya disiplin pegawai.

Page 19: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Berdasarkan penelitian terdahulu Agus Sulfianto (2015), Pengaruh

Pengawasan Terhadap Efektivitas kerja pegawai pada kantor Kecamatan

Samarinda. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa pengawasan

mempunyai pengaruh yang positif dan sedang terhadap efektifitas kerja

pegawai pada kantor Kecamatan Samarinda Kota di Kota Samarinda

berdasarkan dari hasi r hitungan sebesar 0,549.

Mirnawati (2018) Pengaruh Pengawasan Terhadap Disiplin Kerja

Pegawai Di Panti Sosial Tresna Werdha Gau Mabaji Gowa Teori yang

digunakan dalam penelitian ini adalah menurut Siagian (2003:114), yaitu

pengawasan bersifat fact finding, preventif, pengarahan, Alat administrasi, dan

membimbing. Hasil dari penelitian ini adalah didapatkan hasil Pengawasan

Terhadap Disiplin Kerja Pegawai Di Panti Sosial Tresna Werdha Gau Mabaji

Gowa berada pada tingkat tertinggi, sedangkan Disiplin Kerja Pegawai Di Panti

Sosial Tresna Werdha Gau Mabaji Gowa berada pada tingkat sedang, hal ini

berdasarkan hasil jawaban responden.

Huesna Maris Elkindi (2016), Faktor Penyebab dan Dampak

Penggunaan Napza. Teori yang digunakan penelitian ini adalah teori

Partodihardjo (2007) yaitu Promotif, Preventif, Kuratif, Rehabilitasi. Hasil

penelitian ini adalah berada pada tingkat baik hal ini dilihat dari jawaban

informan.

Page 20: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

9

B. Pengertian Pengawasan

Menurut Handoko (2013:357) dalam bukunya yang berjudul

Manajemen Edisi 2 mengemukakan bahwa : “Pengawasan adalah proses

untuk menjamin bahwa tujuan-tujuan organisasi dan manajemen dapat

tercapai”.

Pengertian pengawasan menurut Siagian (2011:176). "Pengawasan

merupakan proses pengamatan atas pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi

atau perusahaan untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang

dilaksanakan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan

sebelumnya." Lebih lanjut Victor dan Makmur (2011:176) mengemukakan "

Pengawasan adalah setiap usaha dan tindakan dalam rangka untuk mengetahui

sejauh mana pelaksanaan tugas yang dilaksanakan menurut ketentuan dan

sasaran yang hendak dicapai." Terry dan Leslie (2010:232) berpendapat bahwa

: "Pengawasan adalah dalam bentuk pemeriksaan untuk memastikan, bahwa apa

yang sudah dikerjakan adalah juga dimaksudkan untuk membuat sang manajer

waspada terhadap suatu persoalan potensial sebelum persoalan ini menjadi

serius." Sarwoto (2010:94) menyatakan bahwa "Pengawasan adalah kegiatan

manajer yang mengusahakan agar pekerjaan-pekerjaan terlaksana sesuai

dengan rencana yang ditetapkan atau hasil yang dikehendaki.

Pengawasan memiliki peran yang sangat menentukan dalam usaha

pencapaian tujuan. Manusia dalam organisasi perlu diamati, bukan maksud

untuk mencari kesalahannya dan kemudian menghukumnya, akan tetapi untuk

mendidik dan membimbing agar menjadi lebih baik.

Page 21: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

10

1. Tipe-Tipe Pengawasan

Adapun tipe-tipe pengawasan yaitu :

a. Pengawasan pendahuluan (feed forward control) atau disebut steering

control: yaitu melakukan antisipasi masalah-masalah atau penyimpangan-

penyimpangan dari standar yang dibuat, sebelum tahapan kegiatan tertentu

diselesaikan.

b. Pengawasan secara bersama (concurrent control) sering disebut

pengawasan Ya-Tidak: yaitu pengawasan yang dilakukan bersama dengan

pelaksanaan kegiatan.

c. Pengawasan umpan balik (feed back control) atau past action control: yaitu

pengawasan yang dilakukan mengukur hasil-hasil dari suatu kegiatan yang

telah diselesaikan.

2. Maksud dan Tujuan Pengawasan

Terwujudnya tujuan yang dikehendaki oleh organisasi tidak lain

merupakan tujuan dari pada pengawasan. Sebab setiap kegiatan pada dasarnya

selalu mempunyai tujuan tertentu. Oleh karena itu pengawasan mutlak

diperlukan dalam usaha pencapaian suatu tujuan.

Menurut Bohari (2002:15) "Tujuan pengawasan adalah mengamati apa

yang sebenarnya terjadi, dengan maksud untuk secepatnya melaporkan

kesalahan atau hambatan kepada pemimpin atau penanggung jawab kegiatan

yang bersangkutan agar dapat diambil tindakan yang korektif yang perlu.

Menurut Situmorang dan Juhir (1994;22) maksud pengawasan adalah

untuk:

Page 22: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

11

a. Mengetahui jalannya pekerjaan, apakah lancar atau tidak.

b. Memperbaiki kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh pegawai dan

mengadakan pencegahan agar tidak terulang kembali kesalahan-kesalahan

yang sama atau timbulnya kesalahan yang baru.

c. Mengetahui apakah penggunakan budget yang telah ditetapkan dalam

rencana terarah kepada sasarannya dan sesuai dengan yang telah

direncanakan.

d. Mengetahui pelaksanaan kerja sesuai dengan program (fase tingkat

pelaksanaan) seperti yang telah ditentukan dalam planning atau tidak.

e. Mengetahui hasil pekerjaan dibandingkan dengan yang telah ditetapkan

dalam planning, yaitu standard.

3. Fungsi Pengawasan

Dibawah ini adalah pengertian dan definisi dari fungsi pengawasan yaitu :

Menurut Sule dan Saefullah (2005:317) bahwa "Fungsi pengawasan

adalah indentifikasi berbagai faktor yang menghambat sebuah kegiatan, dan

juga pengambilan tindakan koreksi yang diperlukan agar tujuan organisasi

dapat tetap tercapai.

Terry dan Leslie (2005:238-239) mengemukakan "fungsi pengawasan

adalah cara menentukan, apakah diperlukan sesuatu penyesuaian atau tidak dan

karena itu ia harus merupakan bagian integral dari sistem manajemen.

Fungsi dari pengawasan menurut Simbolon (2004:62) mengemukakan

bahwa fungsi dari pengawasan yaitu :

Page 23: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

12

a. Mempertebal rasa dan tanggung jawab terhadap pejabat yang diserahi tugas

dan wewenang dalam pelaksanaan pekerjaan.

b. Mendidik para pejabat agar mereka melaksanakan pekerjaan sesuai dengan

prosedur yang ditentukan.

c. Untuk mencegah terjadinya penyimpangan, penyelewengan, kelalaian, dan

kelemahan agar tidak terjadi kerugian yang tidak diinginkan.

d. Untuk memperbaiki kesalahan dan penyelewengan, agar pelaksanaan

pekerjaan tidak mengalami hambatan dan pemborosan-pemborosan.

Sementara Sudarsono dan Edilius (2002:105) mengemukakan bahwa

"Pengawasan berfungsi agar dapat diperoleh hasil produksi berupa barang dan

jasa yang berkualitas dalam jangka waktu yang sesuai dengan rencana yang

telah ditentukan.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi

pengawasan adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk memastikan supaya,

rencana yang telah ditetapkan bisa berjalan dengan lancar dan sesuai dengan

proses yang telah diatur.

4. Sifat- Sifat Pengawasan

Menurut Siagian (2003:114) agar fungsi pengawasan itu mendatangkan

hasil yang diharapkan, pimpinan suatu organisasi harus mengetahui sifat-sifat

dari proses pengawasan dan yang lebih penting lagi, berusaha untuk memenuhi

sebanyak mungkin ciri-ciri itu dalam pelaksanaannya. Sifat-sifat tersebut ialah

sebagai berikut :

Page 24: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

13

a. Pengawasan harus bersifat fact finding dalam arti bahwa pelaksanaan fungsi

pengawasan harus menemukan fakta-fakta tentang bagaimana tugas-tugas

dijalankan dalam organisasi.

b. Pengawasan harus bersifat preventif yang artinya bahwa proses pengawasan

dijalankan untuk mencegah timbulnya penyimpangan-penyimpangan dan

penyelewengan-penyelewengan dari rencana yang telah ditentukan.

c. Pengawasan diarahkan kepada masa sekarang yang berarti pengawasan

hanya dapat ditujukan terhadap kegiatan-kegiatan yang kini sedang

dilaksanakan.

d. Pengawasan hanyalah sekedar alat untuk meningkatkan efisiensi.

e. Karena pengawasan hanya sekedar alat administrasi dan manajemen maka

pelaksanaan pengawasan itu harus mempermudah tercapainya tujuan.

f. Proses pelaksanaan pengawasan harus efisien.

g. Pengawasan tidak dimaksudkan untuk menentukan siapa yang salah jika

ada ketidakberesan, akan tetapi untuk menemukan apa yang tidak betul.

h. Pengawasan harus bersifat membimbing agar para pelaksanaan

meningkatkan kemampuannya untuk melakukan tugas yang ditentukan

baginya.

5. Teknik- Teknik Pengawasan

Menurut Siagian (2003:115) Proses pengawasan pada dasarnya

dilaksanakan oleh administrasi dan manajemen dengan menggunakan dua

macam teknik pengawasan yaitu :

Page 25: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

14

1. Pengawasan langsung (Direct Control)

Pengawasan langsung ialah apabila pimpinan organisasi melakukan

sendiri pengawasan terhadap kegiatan yang sedang dijalankan oleh para

bawahannya. Pengawasan langsung ini terbagi tiga diantaranya dapat dilihat

sebagai berikut :

a. Inspeksi langsung

b. On-the-spot observation, dan

c. On-the-spot report

2. Pengawasan Tidak Langsung (Indirect Control)

Pengawasan tidak langsung ialah pengawasan dari jarak jauh.

Pengawasan ini dilakukan melalui laporan yang disampaikan oleh para

bawahan. Laporan itu dapat berbentuk :

a. Tertulis, dan

b. Lisan.

Kelemahan dari pengawasan tidak langsung ialah para bawahan

mempunyai kecenderungan hanya melaporkan hal-hal yang akan

menyenangkan pimpinan dengan kata lain, para bawahan hanya

melaporkan hal-hal yang positif saja. Jika hal-hal positif saja yang

dilaporkan, pimpinan tidak akan mengetahui keadaan yang sesungguhnya.

Akibatnya pimpinan akan mengambil kesimpulan yang salah dan lebih

jauh lagi akan mengambil keputusan yang salah.

C. Pengertian Penyalahgunaan Narkotika

Sesuai dengan pengertian pasal 1 butir 1 Undang-Undang Narkotika

yang di maksud dengan narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari

Page 26: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

15

tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat

menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa mengurangi

sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan.

Karena pengaruh narkotika yang menimbulkan rasa nikmat dan nyaman maka

narkotika disalahgunakan. Akan tetapi, pengaruh sementara sebab itulah timbul

rasa tidak enak. Untuk menghilangkan rasa tidak enak, ia menggunakan

narkotika lagi sehingga mendorong seseorang untuk menggunakannya lagi.

Penyalahgunaan narkotika adalah penggunaan narkotika yang

dilakukan bukan untuk pengobatan, tetapi karena ingin menikmati pengaruhnya

dalam jumlah berlebih dan tidak teratur, dan berlangsung cukup lama sehingga

menyebabkan gangguan kesehatan fisik, mental, dan kehidupan sosial lainnya.

Banyak alasan narkotika disalahgunakan, diantaranya agar dapat di terima oleh

lingkungan, mengurangi stress, mengurangi kecemasan, agar bebas dari rasa

murung, megurangi keletihan kejenuhan atau kebosanan.

Beberapa peraturan perundang-undangan yang mewajibkan

penyalahguna narkotika untuk menjalani pengobatan atau rehabilitasi yaitu:

a. Penyalahguna wajib menjalani pengobatan atau rehabilitasi pasal 45

b. Penyalahguna yang telah cukup umur, atau orang tua dari dan wali dari

penyalahguna yang belum cukup umur, wajib melaporkan diri atau

dilaporkan oleh keluarganya kepada pejabat yang ditunjuk oleh pemerintah

untuk mendapatkan pengobatan atau rehabilitasi pasal 46

c. Penyalahguna narkotika yang telah cukup umur dan keluarga penyalahguna,

yang dengan sengaja tidak melaporkan diri untuk mendapatkan pengobatan

Page 27: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

16

atau rehabilitasi, dapat dikenai hukuman masing-masing pidana kurungan

paling lama enam bulan atau denda paling banyak Rp. 1.000.000,00 bagi

pecandu, dan pidana kurungan paling lama 3 bulan atau denda paling

banyak Rp. 1.000.000,00 bagi keluarga pecandu pasal 88 ayat 1 dan 2

d. Orang tua atau wali pecandu yang belum cukup umur, yang dengan sengaja

tidak melaporkan dipidana dengan pidana kurungan paling lama enam bulan

atau denda paling banyak Rp. 1.000.000,00 pasal 86 ayat 1

e. Hakim yang memeriksa perkara penyalahguna narkotika dapat memutuskan

untuk memerintahkan yang bersangkutan menjalani pengobatan atau

rehabilitasi bagi penyalahguna narkotika diperhitungkan sebagai masa

menjalani hukuman pasal 47 ayat 1 dan 2

Selain peraturan perundang-undangan Republik Indonesia Nomor 35

Tahun 2009 tanggal 12 Oktober 2009 tentang Narkotika, maka dianggap perlu

untuk mengadakan refisi terhadap surat edaran Mahkama Agung Republik

Indonesia Nomor : 07 Tahun 2009 tanggal 17 Maret 2009 tentang menempatkan

pemakai narkotika dalam panti terapi dan rehabilitasi.

Dalam hal hakim menjatuhkan pidana berupa perintah untuk dilakukan

tindak hukum berupa rehabilitasi atas diri terdakwa, Majelis Hakim harus

menunjuk secara tegas dan jelas tempat rehabilitasi yang terdekat dalam amar

putusnya. Untuk menjatuhkan lamanya rehabilitasi, hakim harus dengan

sungguh-sungguh mempertimbangkan kondisi/taraf kecanduan terdakwa,

sehingga diperlukan adanya keterangan ahli dan sebagai standar dalam proses

terapi dan rehabilitasi adalah sebagai berikut :

Page 28: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

17

1. Program detoksifikasi dan stabilisasi : lamanya 1 bulan

2. Program primer : lamanya 6 bulan

3. Program re-entry : lamanya 6 bulan.

1. Tujuan dan Komponen Rehabilitasi Terhadap Penyalahgunaan Narkotika

Beberapa tujuan yang hendak di capai dalam rehabilitasi yaitu:

a. Bebas dari ketergantungan fisik dan berhenti memakai (abtinensia) dan

mengatasi gejala putus zat yang timbul.

b. Bebas dari ketergantungan psikologik dengan mengatasi rasa rindu dan

tekanan psikologik sosial serta mencegah relaps (kekambuhan).

Berikut adalah beberapa komponen yang mendukung dalam program

agar rehabilitasi berjalan efektif:

1. Assessment, yaitu menilai masalah dengan mengumpulkan informasi untuk

menetapkan diagnosis dan modalitas rehabilitasi yang paling sesuai

baginya.

2. Rencana terapi, yang di dasarkan pada asesmen dan kebutuhan klien dan

meliputi masalah fisik, psikologis, sosial, spiritual, keluarga dan pekerjaan.

3. Program detoksifikasi, sebagai tahap awal pemulihan, untuk melepaskan

klien dari efek langsung narkoba yang disalahgunakan dan mengelola gejala

putus zat karena dihentikan pemakaian narkoba.

4. Keterampilan menolong pecandu, keterampilan ini tidak harus diharuskan

memiliki gelar akademik/profesi tertentu, tetapi terpenting adalah mengenai

kepekaan memahami kebutuhan pecandu dan mengerti cara menanggapi

kebutuhan itu.

Page 29: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

18

5. Konseling, baik individu maupun kelompok, sebagai teknik untuk

membantu klien memahami diri (insight) membujuk (persuasi), serta

memberi saran dan keyakinan sehingga pecandu melihat permasalahannya

secara lebih realistis dan memotivasinya agar terampil dalam mengatasi

masalah.

6. Pencegahan kekambuhan (relaps), sebagai strategi untuk mendorong klien

berhenti memakai narkoba (abstinensia) membantu pecandu mengenal dan

mengelola situasi berisiko tinggi, serta pikiran-pikiran dan kegiatan-

kegiatan yang mendorong pemakain narkoba kembali.

7. Keterlibatan keluarga, sangat penting dalam terapi. Pecandu tidak mungkin

pulih sendiri tanpa dukungan keluarga dan orang-orang lain, karena dari

dukungan keluarga dapat memotivasi pecandu dalam melakukan

rehabilitasi.

8. Rawat lanjut sangat penting dalam pemulihan, ada beberapa hal dalam

rawat lanjut yang meliputi:

a. Konseling, digunakan untuk memotivasi dan meningkatkan

keterampilan klien.

b. Kelompok pendukung, dalam hal ini digunakan sebagai pelengkap dalam

program terapi.

c. Rumah pendampingan, adalah tempat yang digunakan pecandu dalam

masa pemulihan di masyarakat.

d. Latihan vokasional, diharapkan dengan adanya latihan vokasional ini

pecandu dapat bekerja dan berfungsi normal di masyarakat.

Page 30: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

19

e. Pekerjaan, disesuaikan dengan minat, bakat keterampilan dan

kesempatan pecandu.

2. Faktor yang Mempengaruhi Penyalahgunaan Narkotika

Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi penyalahgunaan

narkoba:

1. Faktor Individu Tiap individu memiliki perbedaan tingkat resiko untuk

menyalahgunakan NAPZA. Faktor yang mempengaruhi individu terdiri

dari faktor kepribadian dan faktor konstitusi.

Alasan-alasan yang biasanya berasal dari diri sendiri sebagai penyebab

penyalahgunaan NAPZA antara lain:

a. Keingintahuan yang besar untuk mencoba, tanpa sadar atau berpikir

panjang mengenai akibatnya

b. Keinginan untuk bersenang-senang

c. Keinginan untuk mengikuti trend atau gaya

d. Keinginan untuk diterima oleh lingkungan atau kelompok

e. Lari dari kebosanan, masalah atau kesusahan hidup

f. yang salah bahwa penggunaan sekali-sekali tidak menimbulkan

ketagihan

g. Tidak mampu atau tidak berani menghadapi tekanan dari lingkungan

atau kelompok pergaulan untuk menggunakan NAPZA

h. Tidak dapat berkata TIDAK terhadap NAPZA

Page 31: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

20

2. Faktor Lingkungan, meliputi:

a. Lingkungan Keluarga --- Hubungan ayah dan ibu yang retak,

komunikasi yang kurang efektif antara orang tua dan anak, dan

kurangnya rasa hormat antar anggota keluarga merupakan faktor yang

ikut mendorong seseorang pada gangguan penggunaan zat.

b. Lingkungan Sekolah --- Sekolah yang kurang disiplin, terletak dekat

tempat hiburan, kurang memberi kesempatan pada siswa untuk

mengembangkan diri secara kreatif dan positif, dan adanya murid

pengguna NAPZA merupakan faktor kontributif terjadinya

penyalahgunaan NAPZA.

c. Lingkungan Teman Sebaya --- Adanya kebutuhan akan pergaulan teman

sebaya mendorong remaja untuk dapat diterima sepenuhnya dalam

kelompoknya. Ada kalanya menggunakan NAPZA merupakan suatu hal

yng penting bagi remaja agar diterima dalam kelompok dan dianggap

sebagai orang dewasa.

3. Dampak Penyalahgunaan Narkotika

Dampak dari obat-obatan sangat beragam dan bergantung pada beberapa

faktor, yaitu usia, jenis zat yang digunakan, cara menggunakan, dan lama

penggunaan. Dampak obat-obatan beragam karena zat yang terkandung didalam

setiap obat juga berbeda, dan masing-masing zat tersebut memiliki efek dan

dampaknya masing-masing terhadap bagian atau organ tubuh serta susunan syaraf

kita. Adiksi terhadap narkoba berdampak tidak hanya pada aspek fisik dan mental

seseorang, tetapi juga pada keadaan emosional dan spiritual yang bersangkutan.

Page 32: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

21

Menurut Partodihardjo (31-34) dampak yang diperoleh dari

penyalahgunaan obat, sebagai berikut:

a. Dampak terhadap fisik

Pemakaian narkoba dapat mengalami kerusakan organ tubuh dan

menjadi sakit sebagai akibat langsung adanya narkoba dalam darah,

misalnya kerusakan paru-paru, ginjal, hati, usus, otak, jantung dan

sebagainya. Pemakai narkoba juga dapat terkena penyakit infeksi seperti

sisfilis, hepatitis dan HIV/AIDS.

b. Dampak terhadap moral dan mental

Pemakaian narkoba menyebabkan kerusakan pada syaraf, sel-sel

otak, tulang, darah, pembuluh darah, dan seluruh jaringan tubuh manusia.

Kerusakan jaringan itu kemudian menyebabkan terjadinya gangguan fungsi

organ yang dapat mendatangkan stress sehingga dapat mengalami kematian

akibat gagal ginjal, stroke, serangan jantung dan lain-lain. Pemakai narkoba

berubah menjadi tertutup karena malu akan dirinya , takut mati dan takut

perbuatannya diketahui. Karena menyadari buruknya perbuatan yang

dilakukan, rendah diri, dan sering merasa sebagai pecundang, tidak berguna,

dan menganggap dirinya sebagai sampah masyarakat

c. Dampak terhadap keluarga dan masyarakat

Dari sudut pandang psikologi, yaitu ganngguan keharmonisan

rumah tangga Karena munculnya rasa malu pada diri ayah, ibu dan saudara-

saudaranya dan kepada masyarakat. Masalah ekonomi atau keuangan yaitu

banyak uang terbuang untuk berobat dalam jangka waktu lama.

Page 33: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

22

d. Dampak emosional

Emosi pecandu narkoba sangat labil dan bisa berubah kapan saja.

Satu saat tampak baik-baik saja tetapi dibawah pengaruh narkoba ia bisa

berubah menjadi orang sperti kesetanan, mengamuk, melempar barang-

barang, dan bahkan memukuli siapapun yang ada didekatnya. Adiksi

terhadap narkoba membuat seseorang kehilangan kendali terhadap

emosinya, perubahan yang muncul ini bukan perubahan ringan, Karena

pecandu orang-orang yang memiliki perasaan dan emosi yang sangat

mendalam.

e. Dampak spiritual

Secara spiritual, narkoba adalah pusat hidupnya da bisa dikatakan

menggantikan posisi Tuhan. Tidak menganggap Tuhan itu ada, jadi lebih

memilih untuk berbuat yang dilarang oleh Tuhan daripada harus mengikuti

ajaran Tuhan, Karena narkoba dapat memberikan efek yang sangat cepat

dibandingkan dengan beribadah kepada Tuhan. Adiksi narkoba membuat

pengguna narkoba menjadi jauh lebih penting daripada keselamatan dirinya

sendiri.

4. Upaya Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba

Adanya penyalahgunaan yang semakin marak disetiap wilayah ini

menjadikan pemerintah lebih memperhatikan keadaan warganya sehingga

dibentuklah upaya penanggulangan narkoba menurut Partodihardjo (2007)

yaitu sebagai berikut :

Page 34: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

23

a. Promotif

Promotif merupakan program pembinaan yang ditujukan kepada

masyrakat yang belum memakai narkoba, atau bahkan belum mengenal

narkoba. Prinsipnya adalah dengan meningkatkan peranan atau kegiatan

agar kelompok ini secara nyata lebih sejahtera.

b. Preventif

Preventif disebut juga program pencegahan yang ditujukan kepada

masyarakat sehat yang belum mengenal narkoba agar mengetahui seluk

beluk narkoba sehingga tidak tetarik untuk menyalahgunakannya.

Bentuk kegiatan pencegahan berupa: kampanya anti penyalahgunaan

narkoba, penyuluhan seluk beluk narkoba, pendidikan dan pelatihan

kelompok sebaya, upaya mengawasi dan mengendalikan produksi dan

distribusi narkoba di masyarakat.

c. Kuratif

Kuratif disebut juga program pengobatan yang ditujukan kepada

pemakai narkoba, tujuannya adalah mengobati ketergantungan dan

menyembuhkan penyakit sebagai akibat dari pemakaian narkoba,

sekaligus menghentikan pemakaian narkoba.

d. Rehabilitasi

Rehabilitasi adalah upaya pemulihan kesehatan jiwa dan raga yang

ditujukan kepada pemakai narkoba yang sudah menjalani program

kuratif. Tujuannya agar pemakai tidak menggunakan kembali narkoba

Page 35: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

24

dan bebas dari penyakit ikutan yang disebabkan oleh bekas pemakaian

narkoba.

D. Kerangka Pikir

Badan Narkotika Nasional sebagai lembaga independen diharapkan

dapat bekerja lebih baik serta transparan dan akuntabel dalam menumpas

kejahatan narkotika. Tercapainya suatu tujuan organisasi atau lembaga,

dibutuhkan kinerja dari pegawai yang harus jujur dalam bekerja. Untuk dapat

diakui sebagai lembaga yang terpercaya maka pegawai di lembaga tersebut

memerlukan pengawasan yang baik untuk mendorong pegawai kerja lebih

giat sehingga efektivitas kerja pegawai disana dapat berjalan lancar serta

mencapai kerja yang optimal.

Pengawasan merupakan hal yang terpenting dalam pekerjaan baik di

instansi pemerintah maupun swasta. Indikator pengawasan menggunakan

teori yang dikemukakan siagian (2003), meliputi : (1) Pengawasan

Langsung; dan (2) Pengawasan Tidak Langsung. Pengawasan langsung ini

penting karena pimpinan dapat langsung melakukan pemeriksaan pada

tempat pelaksanaan tersebut, sedangkan pengawasan tidak langsung

pimpinan dapat melaksanakan pemeriksaaan melalui laporan-laporan dari

bawahan yang masuk padanya.

Penanggulangan penyalahgunaan narkoba adalah, mencegah terjadinya

penyalahgunaan narkoba secara meluas sehingga mampu meminimalisir

pemyalahgunaan narkoba. Indicator penanggulangan penyalahgunaan

Page 36: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

25

narkoba menggunakan teori yang dikemukakan oleh Partodihardjo (2007),

meliputi : (1) Promotif; (2) Preventif; (3) Kuratif; dan (4) Rehabilitasi.

Promotif ini pembinaan yang penting agar masyarakat yang belum memakai

narkoba dapat mengenal pengaruh buruk narkoba. Preventif untuk

pencegahan agar masyarakat tidak tertarik untuk menggunakan narkoba

melalui perkenalan seluk beluk dari narkoba. Kuratif ini pembinaan yang

penting agar pengguna narkoba mampu mengobati ketergantungan sekaligus

menghentikan pemakaian narkoba. Rehabilitasi pembinaan untuk

memulihkan kesehatan bagi pengguna narkoba yang sudah melakukan

pembinaan kuratif. Penanggulangan Melalui pembinaan ini bagi bukan

maupun pengguna agar mampu bekerjasama dalam menanggulangi

penyalahgunaan narkoba.

Pegawai sebagai orang yang memikirkan, merencanakan dan

melaksanakan penggulangan tentang bahayanya penyalahgunaan narkoba.

Dengan adanya pengawasan yang baik dapat membuat pegawai lebih rajin

dalam melakukakan penanggulangan narkoba dengan lebih baik lagi secara

optimal. Sehingga pengawasan sangat penting dalam meningkatkan

kewaspadaan terahadap penanggulangan penyalahgunaan narkoba kepada

pegawai. Berdasarkan uraian diata agar di pahami, maka bagan kerangka

pikir sebagai berikut:

Page 37: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

26

Gambar 2

Bagan Kerangka Pikir

E. Hipotesis

Bedasarkan tinjauan pustaka yang telah dikemukakan, maka hipotesis

dalam penelitian ini, adalah:

1. H𝟏

Ada pengaruh antara variabel pengawasan (X) dengan variabel

penanggulangan penyalahgunaan narkoba di Balai Rehabilitasi Badan

Narkotika Nasional Baddoka Kota Makassar.

2. Ho

Tidak Ada pengaruh antara variabel pengawasan dengan variabel

penanggulangan penyalahgunaan narkoba di Balai Rehabilitasi Badan

Narkotika Nasional Baddoka Kota Makassar.

PENGAWASAN DI BALAI REHABILITASI

BNN BADDOKA KOTA MAKASSAR

PENANGGULANGAN

NARKOBA

1. Promotif

2. Preventif

3. Kuratif

4. Rehabilitasi

Menurut Partodihardjo

(2007)

TEKNIK PENGAWASAN

1. Pengawasan

langsung

2. Pengawasan

tidak langsung

Menurut siagian

(2003)

PENINGKATAN PENGAWASAN DI

BALAI REHABILITASI BNN BADDOKA

KOTA MAKASSAR

Page 38: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

27

F. Definisi Operasional

Berdasarkan pokok permasalahan yang diajukan maka penulis membuat

penjelasan mengenai variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian,

sebagai berikut:

Variabel Bebas (X)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi

sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Pengawasan adalah proses

pengamatan terhadap pelaksanaan dalam seluruh kegiatan organisasi serta

mengukur apa yang sedang atau sudah dilaksanakan sehingga pekerjaan yang

dilakukan tetap berjalan sesuai rencana dan menghindari hal buruk yang akan

terjadi dalam kegiatan pada Balai Rehabilitasi BNN Baddoka Kota Makassar

Adapun indikator-indikator pengawasan, antara lain:

1. Pengawasan Langsung (X1)

Pengawasan langsung ialah apabila Balai Rehabilitasi BNN

Baddoka secara langsung mengawasi penyalahguna narkoba terkait

mengenai kegiatan yang sedang mereka lakukan. Pengawasan langsung ini

berbentuk:

a) Inspeksi langsung

Balai rehabilitas BNN baddoka secara langsung melihat pengguna

narkoba secara dekat guna mempelajari suatu hal secara lebih lanjut

untuk melihat apakah pengguna narkoba melaksanakan rehabilitasi

sesuai aturan atau tidak serta untuk menemukan apakah terjadi suatu

masalah atau tidak.

Page 39: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

28

b) on-the-spot observation

Balai Rehabilitasi BNN Baddoka mengamati, meneliti, memeriksa, dan

mengecek sendiri apa yang dilakukan oleh pengguna narkoba.

c) On-the-spot report, Balai BNN Baddoka menerima secara langsung

laporan dari pelaksana mengenai perkembangan pasien yang di

rehabilitasi

2. Pengawasan Tidak Langsung (X2)

Pengawasan ini dilakukan melalui laporan yang disampaikan oleh

para bawahan. Laporan ini dapat berbentuk tulisan (laporan yang berupa

tertulis dari bawahannya) dan lisan (laporan yang secara langsung

disampaikan oleh bawahannya) mengenai pelaksanaan pekerjaan dan hasil-

hasil yang telah dicapai oleh pasien rehabilitasi.

1. Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat, ksrena adanya variabel bebas. Adanya penyalahgunaan yang semakin

marak disetiap wilayah ini menjadikan pemerintah lebih memperhatikan

keadaan warganya sehingga dibentuklah upaya penanggulangan narkoba

yaitu:

a. Promotif

Promotif merupakan program pembinaan yang ditujukan kepada

masyrakat yang belum memakai narkoba, atau bahkan belum mengenal

narkoba. Prinsipnya adalah dengan meningkatkan peranan atau kegiatan

agar kelompok ini secara nyata lebih sejahtera.

Page 40: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

29

b. Preventif

Preventif disebut juga program pencegahan yang ditujukan

kepada masyarakat sehat yang belum mengenal narkoba agar

mengetahui seluk beluk narkoba sehingga tidak tetarik untuk

menyalahgunakannya. Bentuk kegiatan pencegahan berupa: kampanya

anti penyalahgunaan narkoba, penyuluhan seluk beluk narkoba,

pendidikan dan pelatihan kelompok sebaya, upaya mengawasi dan

megendalikan produksi dan distribusi narkoba di masyarakat.

c. Kuratif

Kuratif disebut juga program pengobatan yang ditujukan kepada

pemakai narkoba, tujuannya adalah mengobati ketergantungan dan

menyembuhkan penyakit sebagai akibat dari pemakaian narkoba,

sekaligus menghentikan pemakaian narkoba.

d. Rehabilitasi

Rehabilitasi adalah upaya pemulihan kesehatan jiwa dan raga

yang ditujukan kepada pemakai narkoba yang sudah menjalani program

kuratif. Tujuannya agar pemakai tidak menggunakan kembali narkoba

dan bebas dari penyakit ikutan yang disebabkan oleh bekas pemakaian

narkoba.

Page 41: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

30

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan penelitian ini kurang lebih

2 bulan. Lokasi sebagai sumber data penelitian ini adalah segala aktivitas yang

dilaksanakan di Balai Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional, yang berlokasi di

Jl. Batara Bira, Kelurahan Pai, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar,

Sulawesi Selatan.

Alasan dipilihnya lokasi tersebut dikarenakan lokasi tersebut merupakan

salah satu Balai Rehabilitasi yang banyak memberikan pelayanan dengan

masyarakat khususnya para pengguna narkoba, dan setelah melakukan

observasi terlihat beberapa kekurang-kekurangan dari penanggulangan

penyalahgunaan narkoba.

B. Jenis Dan Tipe Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Jenis pengumpulan data

dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan penelitian lapangan, yaitu

penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data dan informasi yang

diperoleh langsung dari responden dan mengamati secara langsung.

Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe

penelitian survei. Karena tipe penelitian survei melibatkan secara langsung

peneliti untuk menggali data dan informasi yang dibutuhkan. Untuk

mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan peneliti memberikan

beberapa pertanyaan kepada responden dengan menggunakan kuesioner.

Page 42: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

31

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai Balai Rehabilitasi Badan

Narkotika Nasional, sebanyak 53 orang.

2. Sampel

Sampel menggunakan metode sampel jenuh yaitu mengambil kesuluruhan

populasi untuk dijadikan sampel, diperoleh dari Balai Rehabilitasi Badan

Narkotika Nasional Baddoka Kota Makassar yang berjumlah 53 orang.

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai sumber dan berbagai

cara. Pengumpulan data berdasarkan tekniknya, yaitu melalui angket dan

observasi.

1. Kuesioner (Angket)

Berikut instrumen skala likert yang digunakan :

Sangat Setuju :5

Setuju :4

Ragu-ragu :3

Tidak Setuju :2

Sangat Tidak Setuju :1

2. Observasi

Menurut Sugiyono (2015:145) observasi sebagai teknik pengumpulan

data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang

lain, yaitu wawancara dan kuesioner.

Page 43: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

32

E. Teknik Pengabsahan Data

Adapun teknik pengabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah uji validitas dan reliabilitas instrumen untuk mengukur kuisioner

penelitian. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk

mendapatkan data (mengukur) itu valid. Uji validitas dilakukan untuk menguji

keakuratan/kevalidan kuesioner penelitian, sedangkan uji realibilitas dilakukan

untuk menguji kehandalan/konsistensi kuesioner penelitian. Kuesioner yang

sudah valid dan reliabel seluruh butirnya dapat digunakan untuk pengukuran

dalam rangka pengumpulan data. Adapun rumus teknik pengabsaan data, yaitu:

1. Uji Validitas

Pengertian validitas adalah alat mengukur suatu kuesioner yang

merupakan pertanyaan dari indikator variabel. Butir pertanyaan dikatan valid

atau akurat apabila jawaban seseorang konsisten. Peneliti akan melakukan

uji validitas dengan menggunakan bantuan software SPSS version 24. Suatu

kontruk atau variabel dikatakan valid apabila Jika nilai rHitung ≥ rTabel

maka indikator atau pertanyaan kuesioner dikatakan valid, begitupula

sebaliknya (Sunyoto, 2013:81)

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabelitas dimaksudkan untuk mengetahi adanya tingkat

kehandalan alat ukur dalam penggunaannya atau dengan kata lain alat ukur

memiliki hasil yang kosisten apabila digunakan berkali-kali. Besarnya

koefisien alpha yang diperoleh menunjukkan koefisien realibilitas instrumen.

Realibilitas dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan bantuan

Page 44: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

33

komputer dengan bantuan aplikasi software SPSS version 24 dengan

crombach alpha. Jika nilai koefisien alpha lebih besar dari 0.6 maka

disimpulkan bahwa instrumen penelitian tersebut haldal atau reliabel

Ayuningtyas (2012:58). Maka indikator atau pertanyaan kuesioner dikatakan

reliabel, begitupula sebaliknya.

F. Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono (2015:147) Dalam penelitian kuantitatif, analisis

data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data

lain terkumpul. Data yang diperoleh dari responden dilapangan diolah secara

ilmiah dengan menggunakan metode analisis sebagai berikut :

1. Teknik Analisis Statistik Deskriptif

Teknik analisis statistik deskriptif digunakan dalam penelitian ini

untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan

data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat

kesimpulan yang berlaku untuk umum (generalisasi).

Teknik analisis statistik deskriptif yang akan digunakan dalam

penelitian ini berupa tabel, perhitungan modus, median, mean (pengukuran

tendensi sentral), perhitungan penyebaran data melalui perhitungan rata-rata

dan standar deviasi, serta perhitungan persentase (%). Penentuan persentase

dari perolehan data hasil kuesioner dari masing-masing variabel

menggunakan rumus perhitungan persentase:

% =𝑛

𝑁 x 100%

Page 45: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

34

Keterangan rumus:

n = Skor yang diperoleh

N = Skor ideal

% = Persentase

Data yang sudah dipersentasekan lalu ditafsirkan dengan kalimat-

kalimat yang bersifat kualitatif, dimana hasil persentase itu dapat

digolongkan sebagaimana terlihat pada Tabel 3.1:

Tabel 3.1: Kriteria Jawaban Responden

Persentase Jawaban Tafsiran Kualitatif

80% - 100% Sangat Setuju

60% - <80% Setuju

40% - <60% Ragu-ragu

20% - < 40% Tidak Setuju

0% - < 20% Sangat Tidak Setuju

(Sumber: Arikunto, 2010: 246)

2. Analisis Regresi Linear Sederhana

Analisis regresi linear sederhana digunakan untuk melihat pengaruh

pengawasan terhadap penanggulangan penyalahgunaan narkoba. Pada tahap

ini analisis data menggunakan tabel analisis regresi linear sederhana

berdasarkan jawaban responden. Adapun rumus persamaan analisis korelasi

sederhana yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Ý = a + bX

Keterangan rumus:

Y = variabel disiplin kerja

X = variabel pengawasan

a = konstanta

b = koefisien regresi

Analisis regresi dalam penelitian ini akan menggunakan bantuan

software SPSS version 24. Hasil analisis regresi dapat digunakan pula untuk

Page 46: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

35

melakukan uji hipotesis yang telah diajukan sebelumnya. Dasar pengambilan

keputusannya, adalah: Jika nilai P value (sig) ≥ 0,05, maka Ho diterima dan H1

ditolak dan Jika nilai P value (sig) ≤ 0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima.

Page 47: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

36

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Letak Geografis

Balai Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional Baddoka Kota

Makassar didirikan berdasarkan Peraturan Kepala Badan Narkotika

Nasional Nomor 05 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Rehabilitasi BNN. Balai Rehabilitasi BNN Baddoka diresmikan pada

tanggal 26 juni 2012 yang bertepatan dengan hari Anti Narkotika

Internasional (HANI) oleh Prof. Dr. Boediono selaku Wakil Presiden

Republik Indonesia.

Balai Rehabilitasi BNN Baddoka Makassar terletak di jalan Batara

Bira Nomor IV Komples PU Baddoka, Kelurahan Bulurokeng Kecamatan

Biringkanaya, Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan dan letak geografis

5°05’24.90’LS dan 119°30’27.09’BT. Balai Rehabilitasi BNN Baddoka

berada di bawah naungan Badan Narkotika Nasional yang beralamat di

Jalan. MT. Haryono No. 11 Cawang Jakarta Timur.

Berdiri di atas lahan seluas 7.563 m2 dari luas tanah 2,5 ha yang

merupakan penyerahan hak pinjam pakai atas tanah milik Pemerintah

Provinsi Sulawesi Selatan sesuai dengan surat keputusan Gubernur Provinsi

Sulawesi Selatan Nomor 1232/IV/Tahun 2011.

Balai Rehabilitasi BNN Baddoka Makassar memiliki sarana dan

prasarana karena merupakan wujud nyata keseriusan antara Badan

Page 48: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

37

Narkotika Nasional dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan. Berikut ini

daftar pemanfaatan lahan yang ada di Balai rehabilitasi BNN Baddoka

Makassar dapat dilihat dari tabel 4.1 sebagai berikut:

Tabel 4.1 Daftar Pemanfaatan Lahan di Balai Rehabilitasi

BNN Baddoka Makassar

No

Jenis Penggunaan

Luas Area

M² %

1 Gedung 7.563 30,25

2 Parkir 3.000 12,00

3 Jalan 6.400 25,60

4 RTH/Taman 7.473 29,75

5 Lapangan 600 2,40

Total Luas 25.000 100

Berdasarkan tabel tersebut total luas area tanah Balai Rehabilitasi BNN

Baddoka Makassar seluas 25.000 M² dengan total luas bangunan 7.563 M²

dengan kapasitas 300 orang per tahun yang siap di rehabilitasi. Lahan parkir

yang tersedia sebesar 3000 M² yang terdiri atas ruang parkir roda empat 2500

M² dan 500 M² untuk roda dua untuk luas ruang terbuka hijau atau taman di

peruntukkkan sebesar 7.437 M² atau sebesar 29,75 %. Serta lapangan olahraga

tersedia pada lahan sebesar 600 M².

2. Visi dan Misi

1. Visi

Menjadi pusat layanan terbaik dalam bidang Rehabilitasi

Penyalahgunaan Narkoba.

Page 49: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

38

2. Misi

a. Memberikan layanan rehabilitasi secara terpadu dan profesional;

b. Mendidik dan mengembangkan sumber daya manusia dalam bidang

pelayanan rehabilitasi;

c. Melakukan Operasional Research dalam rangka meningkatkan

kualitas pelayanan rehabilitasi.

3. Struktur Organisasi Balai Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional

Baddoka Makassar

Struktur Organisasi Balai Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional

Baddoka Makassar berdasarkan Peraturan Kepala Badan Narkotika

Nasional Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2012 Tentang Organisasi Dan

Tata Kerja Balai Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional.

Gambar 3

Struktur Organisasi Balai Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional

Baddoka Makassar

KEPALA BALAI

KASUBAG TU, REN

DAN

KEPAGAWAIAN

KELOMPOK

JABATAN

FUNGSIONAL

KEPALA SEKSI

SOSIAL

KEPALA SEKSI

MEDIS

Page 50: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

39

4. Tugas dan Fungsi

Balai rehabilitasi BNN mempunyai tugas melaksanakan

rehabilitasi terhadap penyalahguna narkotika, psikotropika, dan bahan

adiktif lainnya, fasilitas pengembangan metode rehabilitasi dan

peningkatan kompetensi sumber daya manusia di bidang rehabilitasi,

serta pelayanan wajib lapor.

Dalam melaksanakan tugas Balai Rehabilitasi BNN

menyelenggarakan fungsi:

1. Penyusunan perencanaan, program, dan anggaran Balai Rehablitasi

BNN;

2. Pelaksanaan pelayanan kegawatdaruratan medic terhadap

penyalahguna narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif lainnya;

3. Pelaksanaan pelayanan poloklinik umum dan spesialistik, apotek,

serta pemeriksaan penunjang medic lainnya;

4. Pelaksanaan detoksifikasi terhadap penyalahguna narkotika,

psikotropika, dan bahan adiktif lainnya;

5. Pelaksanaan pelayanan terapi psiko edukasi dan psiko sosial

termasuk metode therapeutic community terhadap penyalahguna

narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif lainnya;

6. Pelaksanaan pemberian pengetahuan dasar tentang adiksi kepada

penyalahguna narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif lainnya;

7. Pelaksanaan pemberian dan penyiapan keterampilan terhadap

penyalahguna narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif lainnya;

Page 51: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

40

8. Pelaksanaan penyelenggaraan database yang up to date di lingkungan

Balai Rehabilitasi BNN;

9. Pelaksanaan pemberian bantuan informasi dalam rangka pemutusan

jaringan peredaran gelap narkoba berdasarkan hasil asesmen terhadap

penyalahguna narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif lainnya;

10. Pelaksanaan ketatausahaan dan rumah tangga Balai rehabilitasi BNN;

11. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan, perencanaan, program, dan

anggaran Balai Rehabilitasi BNN.

a. Kepala Balai

Kepalai balai mempunyai tugas untuk menyusun, merencanakan

dan mengevaluasi tata kelola balai dan anggaraan di Balai BNN

Baddoka Makassar

b. Subbagian Tata Usaha

Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan penyiapan

pelaksanaan melakukan penyiapan pelaksanaan penyelenggaraan

ketatausahaan, perencanaan dan rumah tangga, aset, kepegawaian,

keuangan, dokumentasi, humas, kerjasama, database yang up to date,

evaluasi dan pelaporan perencanaan program dan anggaran Balai

Rehabilitasi BNN.

c. Seksi Rehabilitasi Medis

Seksi Rehabilitasi Medis mempunyai tugas melakukan penyiapan

pelaksanaan penerimaan wajib lapor, pelayanan kegawatdaruratan

medic, pemeriksaan awal (screnning, intake), detoksifikasi asesmen

persiapan program rehabilitasi, poliklinik umum dan spesialistik,

Page 52: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

41

apotek, pemeriksaan penunjang medic lainnya terhadap

penyalahguna narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif lainnya.

Memfasislitasi penyelenggaraan peningkatan kompetensi dan

praktek untuk petugas, bantuan saksi ahli medis, serta pengkajian dan

penelitian pelayanan rehabilitasi medis.

d. Seksi Rehabilitasi Sosial

Seksi Rehabilitasi Sosial mempunyai tugas melakukan penyiapan

pelaksanaan pelayanan rehabilitasi sosial termasuk di dalamnya

modifikasi penerapan metode therapeutic community, pemberian dan

peningkatan keterampilan, pembekalan untuk persiapan kembali ke

dalam masyarakat, asesmen persiapan program pasca rehabilitasi, pra

perawatan lanjut dan pemantauan pemulihan terhadap penyalahguna

narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif lainnya.

e. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok jabatan fungsional bertugas menjalankan,

melaksanakan tugas dan program yang telah di berikan dari pimpinan,

sehingga berjalan secara efektif dan efisien.

B. Hasil Penelitian

1. Karakteristik Responden

a. Jenis Kelamin Responden

Tabel 4.2

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase %

Laki-Laki 23 56,6

Perempuan 30 43,4

Total 53 100

Sumber: Hasil data olah SPSS, Januari 2020

Page 53: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

42

Berdasarkan tabel 4.2 diatas, total responden yang merupakan pegawai

Balai Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional Baddoka Makassar adalah 53

orang, jumlah responden laki-laki sebanyak 23 orang (56,6%) dan responden

perempuan sebanyak 30 orang (43,4%).

b. Usia Responden

Tabel 4.3

INTERVAL USIA FREKUENSI PRESENTASE

20 – 30 24 45,3 %

31 – 40 23 43,4 %

41 – 50 4 7,5 %

>50 2 3,8 %

TOTAL 53 100 %

Sumber: hasil data olah SPSS, Januari 2020

Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa karakteristik responden

berdasarkan usia yang tertinggi berada pada interval 20 sampai 30 tahun dengan

presentase 45,3%. Sedangkan yang terrendah berada pada interval usia >50

tahun dengan presentase 3,8%.

c. Tingkat Pendidikan Responden

Tabel 4.4 Tingkat Pendidikan Responden

Pendidikan

Terakhir

Frekuensi Persentase %

SMA 13 24,5

Diploma (D3) 26 49,1

Sarjana (S1) 12 22,6

Sarjana (S2) 2 3,7

Total 53 100

Sumber : Olah Data, Januari 2020

Page 54: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

43

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa karakteristik responden

berdasarkan tingkat pendidikan yang tertinggi berada pada interval Diploma

(D3) sebanyak 26 orang dengan presentase 49,1 %. Sedangkan yang

terrendah berada pada interval Strata 2 (S2) berjumlah 2 orang dengan

presentase 3,7%.

C. Pembahasan Penelitian

1. Hasil Uji Validitas Data

Uji validitas data dilakukan untuk mengukur keabsahan dan kehandalan

suatu data. Pengujian untuk menentukan signifikan atau tidak signifikan

dengan membandingkan nilai r hitung dengan nilai r tabel. Pada penelitian ini

menggunakan responden sebanyak 53 orang sehingga r tabel yang didapat

adalah 0,27. Hasil uji validitas variabel pengawasan (X) dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

Tabel 4.5: Hasil Uji Validitas Variabel Pengawasan (X)

Instrument Rhitung rTabel Keterangan

1 0,375 0,27 Valid

2 0,354 0,27 Valid

3 0,552 0,27 Valid

4 0,529 0,27 Valid

5 0,429 0,27 Valid

6 0,396 0,27 Valid

7 0,429 0,27 Valid

8 0,457 0,27 Valid

9 0,449 0,27 Valid

10 0,399 0,27 Valid

Sumber : Olah Kuesioner, Januari 2020

Page 55: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

44

Berdasarkan tabel 4.5 diatas, pengujian validitas instrumen penelitian

yang valid sebanyak 10 item pertanyaan. Hasil uji validitas untuk instrumen

variabel pengawasan (X):

Tabel 4.6: Hasil Uji Validitas Variabel Penanggulangan Narkoba (Y)

Instrument Rhitung rTabel Keterangan

1 0,361 0,27 Valid

2 0,594 0,27 Valid

3 0,405 0,27 Valid

4 0,572 0,27 Valid

5 0,604 0,27 Valid

6 0,515 0,27 Valid

7 0,483 0,27 Valid

8 0,282 0,27 Valid

9 0,379 0,27 Valid

10 0,350 0,27 Valid

11 0,546 0,27 Valid

12 0,343 0,27 Valid

13 0,483 0,27 Valid

14 0,505 0,27 Valid

15 0,602 0,27 Valid

16 0,469 0,27 Valid

Sumber : Hasil Olah kuesioner, Januari 2020

Berdasarkan dari tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah pertanyaan

yang valid pada instrumen penelitian variabel Y sebanyak 16 item pertanyaan,

dimana r hitung lebih besar dari r tabel.

2. Hasil Uji Reliabilitas Data

Menurut Sunyoto (2013:81) reliabilitas ialah alat untuk mengukur

suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Butir pertanyaan

Page 56: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

45

dikatakan reliabel atau handal apabila jawaban seseorang terdapat

pertanyaan adalah konsisten. Teknik dalam menguji realibilitas kuesioner

penelitian ini adalah menggunakan rumus koefisien cronbach alpha > 0,6.

Hasil uji reliabilitas pada variabal Pengawasan (X) dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 4.7: Hasil Uji Reliabilitas Variabel Pegawasan (X)

Variabel Cronbach Alpha Standar

Reliabilitas Keterangan

Pengawasan (X) 0.709 0.600 Reliabel

Sumber : Hasil Olah Kuesioner Januari 2020

Berdasarkan pada tabel 4.7 diatas menunjukkan bahwa variabel

pengawasan memiliki cronbach alpha 0.709. Suatu variabel dikatan reliabel

jika nilai cronbach alpha lebih dari 0.60. Maka dari tabel diatas nilai

cronbach alpha lebih besar dari standar Realibilitas yaitu 0.709> 0,60

sehingga instrumen tersebut reliabel. Sedangkan untuk hasil uji reliabel

variabel Disiplin Kerja (Y) dapat dilihat dari tabel dibawah ini:

Tabel 4.8: Hasil Uji Reliabilitas Variabel Penanggulangan Narkoba (Y)

Variabel Cronbach Alpha Standar

Reliabilitas Keterangan

Disiplin

Kerja (Y)

0.946 0.600 Reliabel

Sumber : Hasil Olah Kuesioner 2020

Berdasarkan pada tabel diatas menunjukkan bahwa pada variabel

Penanggulangan Narkoba (Y) memiliki cronbach alpha 0.946. Suatu

variabel dikatan reliabel jika nilai cronbach alpha lebih dari 0.60. Maka dari

tabel diatas nilai cronbach alpha lebih besar dari standar Realibilitas yaitu

0.946 > 0,60 sehingga instrumen tersebut reliabel.

Page 57: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

46

Berdasarkan dari kedua hasil uji reliabelitas diatas maka dapat

disimpulkan bahwa variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini

telah reliabel. Karena memiliki nilai cronbach’s alpha lebih besar dari 0.60.

Sehingga layak untuk digunakan sebagai alat ukur instrumen pada

penelitian ini.

D. Deskripsi Variabel

Deskripsi variabel ini mendeskripsikan hasil jawaban penyebaran

kuesioner kepada para pegawai yang menjadi responden dalam penelitian ini.

Untuk mengetahui sejauh mana tanggapan responden mengenai pengawasan

(X) dengan Penanggulangan Narkoba (Y) di Balai Rehabilitasi Badan

Narkotika Nasional Baddoka Makassar. Untuk lebih rincinya kedua variabel

tersebut akan di deskripsikan sebagai berikut:

1. Pengawasan (X)

Pengawasan merupakan kegiatan untuk memastikan dan melihat bahwa

segala aktivitas terlaksana sesuai dengan rencana. Setelah keseluruhan data

yang diperoleh dalam penelitian diuraikan, maka tahap selanjutnya dilakukan

analisis data tentang variabel pengawasan.

Adapun indikator pada variabel tersebut adalah sebagai berikut:

a. Pengawasan langsung

Pengawasan langsung ialah dimana pimpinan melihat secara langsung

pegawai bekerja dan apabila pemimpin melihat langsung pegawai melakukan

kesalahan atau penyimpangan pemimpin bisa secara langsung memberikan

sanksi kepada pegawai yang bersangkutan. Pengawasan langsung dalam

Page 58: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

47

penelitian ini adalah bagian dari indikator dalam variabel pengawasan di Balai

Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional Baddoka Makassar sub indikator dalam

sepuluh pernyataan. Untuk mendeskripsikan pernyataan dari ke 53 responden

terhadap sub indikator yang mewakili, dapat dilihat dalam pengolahan data pada

tabel 4.9 dan 4.10 sebagai berikut.

Tabel 4.9 Pemimpin Melihat Pegawai Bekerja secara Langsung :

Item Pernyataan Jumlah Persentase (%)

Sangat Setuju (SS) 14 26,4

Setuju (S) 31 58,6

Ragu-Ragu (RR) 4 7,5

Tidak Setuju (TS) 4 7,5

Sangat Tidak Setuju (STS) - -

Jumlah Total 53 100

Sumber : Hasil Olah Kuesioner 2020

Pada tabel diatas dapat diketahui bahwa tanggapan responden

mengenai pernyataan “pemimpin melihat pegawai bekerja secara langsung”

didominasi dengan jawaban setuju dengan memperoleh tanggapan sebanyak

31 responden atau 58,6% dan jawaban terendah adalah jawaban sangat ragu-

ragu dan tidak setuju yaitu 4 responden 7,5%

Sesuai dengan tanggapan 53 responden, sebagian besar menyatakan

bahwa pemimpin selalu melihat pegawai bekerja secara langsung.

Berdasarkan observasi pengamatan peneliti dilapangan peneliti melihat

pemimpin sering mengelilingi setiap ruang kerja pegawai guna melihat

pegawai bekerja secara langsung.

Page 59: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

48

Tabel 4.10 Saya Akan Lebih Giat Bekerja Bila Sedang Diawasi Oleh

Pimpinan:

Item Pernyataan Jumlah Persentase (%)

Sangat Setuju (SS) 23 43,4

Setuju (S) 14 26,4

Ragu-Ragu (RR) 13 24,5

Tidak Setuju (TS) 3 5,7

Sangat Tidak Setuju (STS) - -

Jumlah Total 53 100

Sumber : Hasil Olah Kuesioner 2020

Pada tabel diatas dapat diketahui bahwa tanggapan responden

mengenai pernyataan ”saya akan lebih giat bekerja bila sedang diawasi oleh

pimpinan” didominasi dengan jawaban sangat setuju dengan memperoleh

tanggapan sebanyak 23 responden atau 43,4% dan jawaban terendah adalah

jawaban tidak setuju yaitu 3 responden atau 5,7%.

Sesuai dengan tanggapan 53 responden, sebagian besar menyatakan

bahwa mereka akan lebih giat bekerja apabila sedang diawasi oleh pimpinan.

Berdasarkan observasi pengamatan peneliti dilapangan pegawai giat dan

serius apabila pemimpin sedang berada dikantor dan mengelilingi setiap

ruang kerja pegawai guna melihat pegawai bekerja secara langsung.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator pengawasan langsung

berada pada tingkat penilaian sangat baik. Hal ini di dukung pada observasi

peneliti dimana para pengawai bekerja dengan baik saat pemimpin

melakukan pengawasan langsung dengan melihat secara langsung aktivitas

para pegawai di Balai Rehabilitasi BNN Baddoka Makassar.

Page 60: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

49

Sesuai dengan tanggapan 53 responden, seluruh pegawai maupun

pimpinan membenarkan dan menyetujui adanya pengawasan langsung

maupun tidak langsung di Balai Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional

Baddoka Makassar Berdasarkan observasi pengamatan peneliti dilapangan

peneliti melihat apabila pengawasan dilaksanakan maka akan meningkatkan

kinerja para pegawai.

Berdasarkan hasil analisis data pada pernyataan diatas dalam

indikator pengawasan langsung pada variabel pengawasan dapat

disimpulkan pada tabel 4.11 sebagai berikut:

Pernyataan SS

%

S

%

RR

%

TS

%

STS

%

Jumlah

%

P1 26,4 43,4 24,5 5,7 - 100

P2 3,8 28,3 34,0 32,1 1,9 100

P3 9,4 58,5 32,1 - - 100

P4 18,9 37,7 32,1 9,4 1,9 100

P5 37,7 37,7 15,1 7,5 1,9 100

Rata-rata 19,24 41,12 27,56 13,67 1,9 100

Sumber : Hasil Olah Kuesioner 2020

Berdasarkan data tabel diatas maka indikator pengawasan langsung

dengan lima item pernyataan penilaian rata-rata dari 53 responden yaitu

19,24% responden yang memberikan penilaian sangat setuju (SS), 41.12%

responden yang memberikan penilaian setuju (S), 27.56% responden yang

memberikan penilaian ragu-ragu (RR), 13,67% responden yang memberikan

penilaian tidak setuju (TS) dan 1,9% responden yang memberikan penilaian

sangat tidak setuju (STS) terhadap pengawasan secara langsung di Balai

Rehabilitasi BNN Baddoka Makassar.

Page 61: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

50

Hasil analisis deskriptif tentang indikator pengawasan langsung

dapat dilihat bahwa penilaian rata-rata dari responden paling tinggi yakni

41,12% responden memberikan penilaian setuju, sedangkan penilaian rata-

rata responden paling terendah yakni 1,9% responden memberikan penilaian

sangat tidak setuju. Menunjukkan bahwa penilaian sangat setuju sebesar

87,92% responden diperoleh dari hasil analisis indikator pengawasan

langsung sebesar 19,24% responden menjawab sangat setuju dan 27,56%

responden menjawab ragu-ragu. Namun masih ada responden yang

memberikan penilaian tidak setuju sebesar 13,67% dan 1,9% responden

sangat tidak setuju.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator pengawasan langsung

berada pada tingkat penilaian sangat baik. Hal ini di dukung pada observasi

peneliti dimana para pengawai bekerja dengan baik saat pemimpin

melakukan pengawasan langsung dengan melihat secara langsung aktivitas

para pegawai di Balai Rehabilitasi BNN Baddoka Makassar.

b. Pengawasan tidak langsung

Pengawasan tidak langsung ialah pengawasan yang dilakukan tanpa

pemimpin terjun langsung ke lapangan, tetapi pemimpin menerima laporan

tertulis dari para pegawai. Pengawasan tidak langsung dalam penelitian ini

adalah bagian dari indikator dalam variabel pengawasan di Balai Rehabilitasi

Badan Narkotika Nasional Baddoka Makassar. Maka untuk mengetahui

indikator pengawasan tidak langsung diukur melalui sub indikator dalam tiga

pernyataan. Untuk mendeskripsikan pernyataan dari ke 53 responden

terhadap sub indikator yang mewakili, dapat dilihat dalam pengolahan data

pada tabel 4.12 sampai 4.14 sebagai berikut.

Page 62: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

51

Tabel 4.12 Pengawasan Hanya Dilihat Dari Absensi Pegawai:

Item Pernyataan Jumlah Persentase (%)

Sangat Setuju (SS) 14 26,4

Setuju (S) 10 18,9

Ragu-Ragu (RR) 13 24,5

Tidak Setuju (TS) 13 24,5

Sangat Tidak Setuju (STS) 3 5,7

Jumlah Total 53 100

Sumber : Hasil Olah Kuesioner Januari 2020

Pada tabel diatas dapat diketahui bahwa tanggapan responden mengenai

pernyataan “pengawasan hanya dilihat dari absensi pegawai“ didominasi

dengan jawaban sangat setuju dengan memperoleh tanggapan yang sebanyak

14 responden atau 26,4% dan jawaban terendah adalah jawaban sangat tidak

setuju yaitu 3 responden atau 5,7%.

Sesuai dengan tanggapan 53 responden, sebagian besar pegawai

menyetujui pernyataan diatas meskipun sebagian pegawai tidak menyetujui jika

pengawasan dilihat dari absensi pegawai. Berdasarkan observasi pengamatan

peneliti dilapangan peneliti melihat bahwa absensi cukup berperan dalam

menilai tingkat pengawasan dan kehadiran pegawai di Balai Rehabilitasi BNN

Baddoka Makassar.

Tabel 4.13 Saya Memberikan Laporan Pelaksanaan Pekerjaan Pada

Pemimpin :

Item Pernyataan Jumlah Persentase (%)

Sangat Setuju (SS) 7 13,2

Setuju (S) 30 56,6

Ragu-Ragu (RR) 16 30,2

Tidak Setuju (TS) - -

Sangat Tidak Setuju (STS) - -

Jumlah Total 53 100

Sumber : Hasil Olah Kuesioner 2020

Page 63: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

52

Pada tabel diatas dapat diketahui bahwa tanggapan responden mengenai

pernyataan “saya selalu memberikan laporan pelaksanaan pekerjaan pada

pemimpin“ didominasi dengan jawaban setuju dengan memperoleh tanggapan

yang sebanyak 30 responden atau 56,6% dan jawaban terendah adalah jawaban

sangat setuju yaitu 7 responden 13,2%.

Sesuai dengan tanggapan 53 responden, seluruh pegawai selalu

memberikan laporan pelaksanaan pekerjaan kepada pemimpin. Berdasarkan

observasi pengamatan peneliti dilapangan peneliti melihat dan bertanya secara

langsung kepada pemimpin bahwa para pegawai selalu memberikan laporan

pelaksanaan pekerjaan kepada pemimpin baik setiap bulan atau kapan saja

pemimpin ingin melihat laporan pelaksanaan pekerjaan.

Tabel 4.14 Pemimpin teliti Memeriksa Laporan Pelaksanaan Pekerjaan

Yang Diberikan :

Item Pernyataan Jumlah Persentase (%)

Sangat Setuju (SS) 4 7,5

Setuju (S) 16 30,2

Ragu-Ragu (RR) 31 58,5

Tidak Setuju (TS) 2 3,8

Sangat Tidak Setuju (STS) - -

Jumlah Total 53 100

Sumber : Hasil Olah Kuesioner 2020

Pada tabel diatas dapat diketahui bahwa tanggapan responden mengenai

pernyataan “pemimpin selalu memeriksa laporan pelaksanaan pekerjaan yang

diberikan“ didominasi dengan jawaban ragu-ragu dengan memperoleh

tanggapan yang sebanyak 31 responden atau 58,5% dan jawaban terendah

adalah jawaban tidak setuju yaitu 2 responden atau 3,8%.

Page 64: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

53

Sesuai dengan tanggapan 53 responden, sebagian besar pegawai

membenarkan bahwa pemimpin selalu memeriksa laporan pekerjaan.

Berdasarkan observasi pengamatan peneliti dilapangan peneliti melihat dan

bertanya secara langsung pada pegawai, pemimpin sering meminta laporan

pelaksanaan pekerjaan dan memeriksanya.

Berdasarkan hasil analisis data pada pernyataan diatas dalam indikator

pengawasan tidak langsung pada variabel pengawasan dapat disimpulkan pada

tabel 4.15 sebagai berikut:

Tabel 4.15 : Indikator Pengawaasan Tidak Langsung

Pernyataan SS

%

S

%

RR

%

TS

%

STS

%

Jumlah

%

P6 18,9 26,4 24,5 24,5 5,7 100

P7 13,2 56,6 30,2 - - 100

P8 7,5 30,2 58,5 3,8 - 100

P9 26,4 43,4 22,6 7,5 - 100

Rata-rata % 16,5 39,15 33,95 8,95 1,45 100

Sumber : Hasil Olah Kuesioner Januari 2020

Berdasarkan data tabel diatas maka indikator pengawasan tidak

langsung dengan empat item pernyataan penilaian rata-rata dari 53 responden

yaitu 16,5% responden yang memberikan penilaian sangat setuju (SS), 39.15%

responden yang memberikan penilaian benar (B), 33.95% responden yang

memberikan penilaian ragu-ragu (RR), 8,95% responden yang memberikan

penilaian tidak setuju (TS) dan 1,45% responden yang memberikan penilaian

sangat tidak setuju (STS) terhadap pengawasan tidak langsung di Balai

Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional Baddoka Makassar.

Hasil analisis deskriptif tentang indikator pengawasan tidak langsung

dapat dilihat bahwa penilaian rata-rata dari responden paling tinggi yakni

Page 65: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

54

39,15% responden memberikan penilaian setuju, sedangkan penilaian rata-rata

responden paling terendah yakni 1.45% responden memberikan penilaian

sangat tidak setuju. Menunjukkan bahwa penilaian sangat setuju sebesar 89,6%

responden, diperoleh dari hasil analisis indikator pengawasan tidak langsung

sebesar 16,5% responden menjawab sangat setuju, 39,15 responden menjawab

benar,dan 33,95% responden menjawab ragu-ragu. Namun masih ada

responden yang memberikan penilaian tidak setuju sebesar 10,4% yang

diperoleh dari penilaian sebesar 8,95% responden menjawab tidak setuju, dan

1,45% responden menjawab sangat tidak setuju.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator pengawasan tidak

langsung berada pada tingkat penilaian sangat baik. Hal ini di dukung pada

observasi peneliti dimana para pegawai tetap rajin bekerja serta ramah melayani

para orang tua dari pasien yang ada di Balai rehabilitasi saat pemimpin sedang

tidak berada dikantor.

Berdasakan hasil analisis data pada kedua indikator variabel

Pengawasan (X) dapat disimpulkan pada tabel berikut:

Tabel 4.16: Tanggapan Responden Tentang Pengawasan (X).

Pertan

yaan

Jawaban Responden

Skor SS S RR TS STS

∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ %

P1 14 26,4 23 43,4 13 24,5 3 5,7 - - 207

P2 2 3,8 15 28,3 18 34,0 17 32,1 1 1,9 159

P3 5 9,4 31 58,5 17 32,1 - - - - 200

P4 10 18,9 20 37,7 17 32,1 5 9,4 1 1,9 192

P5 20 37,7 20 37,7 8 15,1 4 7,5 1 1,9 213

P6 4 7,5 31 58,5 17 32,1 1 1,9 - - 197

P7 16 30,2 16 30,2 19 35,8 2 3,8 - - 205

P8 10 18,9 14 26,4 13 24,5 13 24,5 3 5,7 174

P9 7 13,2 30 56,6 16 30,2 - - - - 203

P10 4 7,5 16 30,2 31 58,5 2 3,8 - - 181

Total Skor 1.931

Rata-rata 193,1

Page 66: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

55

Pada tabel diatas, tanggapan responden tentang pengawasan dengan

total skor 1.931 atau dengan rata-rata skor 193,1 dari 10 item pernyataan yang

didapatkan pada kedua indikator. Adapun skor tertinggi dari setiap item

pernyataan diberi skor 5 dan skor terendah setiap item pernyataan diberi skor 1.

Bila setiap pertanyaan mendapat skor tertinggi yaitu, skor tertinggi item

pernyataan x N x Item pernyataan atau 5 x 53 x 10 = 2.650

Berdasarkan dari hasil penelitian pengawasan di Balai Rehabilitasi

Badan Narkotika Nasional Baddoka Makassar, diperoleh jumlah skor,

perolehan dalam pengumpulan data kuesioner dengan sebanyak 1.931 dari 53

tanggapan responden terhadap pengawasan di Balai Rehabilitasi Badan

Narkotika Nasional Baddoka Makassar, yaitu:

Skor Perolehan

Skor Maximum x 100% =

1.931

2.650 x 100% = 73, 86%

Dari hasil penilaian pengawasan diperoleh 73,86% yang ditetapkan, hal

ini secara kontinum dapat dibuat kategori (Sugiyono, 2010:110) sebagai

berikut:

Gambar 4.1 Kontinum Interprestasi Skor

0 20 40 60 80 100

73,86

Tidak Baik Kurang Baik Cukup Baik Baik Sangat Baik

Keterangan Interprestasi Skor

Angka 0%-19% = tidak baik

Angka 20%-39% = kurang baik

Angka 40%-59% = cukup baik

Page 67: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

56

Angka 60%-79% = baik

Angka 80%-100% = sangat baik

0 530 1.060 1.590 2.120 2.650

TB KB CB B SB

Keterangan:

Tidak Baik (TB) = 1 = 1 × 53 × 10 = 530

Kurang Baik (KB) = 2 = 2 × 53 × 10 = 1.060

Cukup Baik (CB) = 3 = 3 × 53 × 10 = 1.590

Baik (B) = 4 = 4 × 53 × 10 = 2.120

Sangat Baik (SB) = 5 = 5 × 53 × 10 = 2.650

Berdasarkan hasil penelitian di Balai rehabilitasi Badan Narkotika

Nasional Baddoka Makassar, sebersar 73,86% yang menujukkan bahwa

pengawasan berada pada penilaian baik. Hal tersebut menunjukan bahwa pada

Balai BNN Baddoka Makassar memiliki pengawasan yang baik, hal tersebut di

telihat dalam kategori kontinum skor yang berada pada kategori baik yakni

60%-79% sedangkan perolehan nilai persen dari responden sebesar 73,86%,

Untuk perolehan skor nilai baik berada pada jumlah 1.590-2.120, dan perolehan

nilai dari responden 1.931, sehingga secara kesimpulan bahwa variabel

pengawasan di Balai Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional Baddoka Makassar

baik.

2. Penanggulangan Narkoba (Y)

Penanggulangan Narkoba adalah pencegahan pemakaian zat atau obat

yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun

Page 68: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

57

semisintetis yang dapat menyebabkan penurunun atau perubahan kesadaran,

hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat

menimbulkan ketergantungan. Adapun indicator pada variabel tersebut adalah

sebagai berikut:

a. Promotif (Pembinaan Sebelum Mengenal Narkoba)

Pembinaan yang ditujukan kepada masyrakat yang belum memakai

narkoba, atau bahkan belum mengenal narkoba. Promotif adalah salah satu

indicator dari variabel penanggulangan narkoba, dalam penelitian ini di

Balai Rehabiltasi BNN Baddoka Makassar, Maka untuk mengetahui

indikator Promotif diukur melalui sub indikator dalam 3 item pernyataan.

Untuk mendeskripsikan pernyataan dari ke 53 responden terhadap sub

indikator ini dapat dilihat dalam pengolahan data pada tabel 4.17 sampai

4.19 sebagai berikut:

Tabel 4.17: Pembinaan Di Lakukan sebelum mengenal narkoba :

Item Pernyataan Jumlah Persentase (%)

Sangat Setuju (SS) 4 7,5

Setuju (S) 32 60,4

Ragu-Ragu (RR) 16 30,2

Tidak Setuju (TS) 1 1,9

Sangat Tidak Setuju (STS) - -

Jumlah Total 53 100

Sumber : Hasil Olah Kuesioner 2020

Berdasarkan tabel diatas dapat di ketahui bahwa tanggapan

responden mengenai pernyataan “Pembinaan dilakukan sebelum mengenal

Page 69: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

58

narkoba”, didominasi dengan jawaban setuju dengan memperoleh

tanggapan sebanyak 32 responden atau sebesar 60,4% dan jawaban yang

terendah adalah jawaban tidak setuju yaitu 1 responden atau sebesar 1.9%.

Berdasarkan 53 responden, sebagian besar pegawai menginginkan

untuk masyarakat mengikuti pembinaan sebelum mengenal narkoba.

Berdasarkan pengamatan peneliti dan bertanya secara langsung pada

pimpinan Balai Rehabilitasi BNN Baddoka Makassar, memang seharusnya

pembinaan dilakukan sebelum mengenal narkoba, agar masyarakat lebih

waspada lagi terhadap narkoba.

Tabel 4.18 Pembinaan promotif dapat meningkatkan peranan BNN

dalam menanggulangi narkoba :

Item Pernyataan Jumlah Persentase (%)

Sangat Setuju (SS) 22 41,5

Setuju (S) 30 56,6

Ragu-Ragu (RR) 1 1,9

Tidak Setuju (TS) - -

Sangat Tidak Setuju (STS) - -

Jumlah Total 53 100

Sumber : Hasil Olah Kuesioner 2020

Berdasarkan tabel diatas dapat di ketahui bahwa tanggapan responden

mengenai pernyataan “Pembinaan promotif dapat meningkatkan peranan

BNN dalam menanggulangi narkoba”, didominasi dengan jawaban setuju

dengan memperoleh tanggapan sebanyak 30 responden atau sebesar 56,6%

dan jawaban yang terendah adalah jawaban ragu-ragu yaitu 1 responden

atau sebesar 1.9%.

Berdasarkan 53 responden, seluruh pegawai membenarkan bahwa

pembinaan promotif dapat meningkatkan peranan BNN dalam

Page 70: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

59

menanggulangi narkoba. Berdasarkan pengamatan peneliti dan bertanya

secara langsung pada Kepala Balai BNN Baddoka Makassar, pembinaan ini

dapat meningkatkan peranan BNN Baddoka dalam menanggulangi narkoba.

Tabel 4.19 Pegawai dan masyarakat di sekitar BNN mengikuti penyuluhan

tentang bahaya narkoba :

Item Pernyataan Jumlah Persentase (%)

Sangat Setuju (SS) 4 7,5

Setuju (S) 32 60,4

Ragu-Ragu (RR) 16 30,2

Tidak Setuju (TS) 1 1,9

Sangat Tidak Setuju (STS) - -

Jumlah Total 53 100

Sumber : Hasil Olah Kuesioner 2020

Berdasarkan tabel diatas dapat di ketahui bahwa tanggapan responden

mengenai pernyataan “Pegawai dan masyarakat di sekitar BNN mengikuti

penyuluhan tentang bahaya narkoba”, didominasi dengan jawaban setuju

dengan memperoleh tanggapan sebanyak 32 responden atau sebesar 60,4%

dan jawaban yang terendah adalah jawaban tidak setuju yaitu 1 responden

atau sebesar 1.9%.

Berdasarkan 53 responden, sebagian besar pegawai mengiginkan

adanya penyuluhan bagi masyarakat sekitar BNN Baddoka, agar pegawai

dan masyarakat lebih mengenal tentang bahaya narkoba. Berdasarkan

pengamatan peneliti dilapangan, pegawai sangat menginginkan adanya

Page 71: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

60

penyuluhan tentang bahaya narkoba ke pegawai dan masyarkat agar mereka

lebih mengenal bahaya dan dampak dari penyalahgunaan narkoba.

Berdasarkan hasil analisis data pada pernyataan diatas dalam

indikator promotif pada variabel penanggulangan narkoba dapat

disimpulkan pada tabel 4.20 sebagai berikut:

Pernyataan SS

%

S

%

RR

%

TS

%

STS

%

Jumlah

%

P1 7,5 60,4 30,2 1,9 - 100

P2 41,5 56,6 1,9 - - 100

P3 7,5 60,4 30,2 1,9 - 100

P4 7,5 58,5 32,1 1,9 - 100

Rata-rata % 16,00 58,97 23,6 1,9 0 100

Sumber : Hasil Olah Kuesioner 2020

Berdasarkan data tabel diatas maka indikator promotif dengan

empat item pernyataan penilaian rata-rata dari 53 responden yaitu

16,00% responden yang memberikan penilaian sangat setuju (SS),

58,97% responden yang memberikan penilaian setuju (S), 23,6%

responden yang memberikan penilaian ragu-ragu (RR), 1,9% responden

yang memberikan penilaian tidak setuju (TS) dan 0% responden yang

memberikan penilaian sangat tidak setuju (STS) terhadap pembinaan

promotif di Balai Rehablitasi BNN Baddoka Makassar.

Hasil analisis deskriptif tentang indikator pembinaan promotif

dapat dilihat bahwa penilaian rata-rata dari responden paling tinggi yakni

58,97% responden memberikan penilaian setuju, sedangkan penilaian

Page 72: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

61

rata-rata responden paling terendah yakni 1,9% responden memberikan

penilaian tidak setuju. Menunjukkan bahwa penilaian sangat setuju

sebesar 96,67% responden, diperoleh dari hasil analisis indikator

pembinaan promotif sebesar 16,00% responden menjawab sangat setuju,

58,97% responden menjawab setuju, dan 23,6% responden menjawab

ragu-ragu. Namun masih ada responden yang memberikan penilaian

tidak setuju sebesar 1,9% yang diperoleh dari penilaian sebesar 1,9%

responden menjawab tidak setuju, dan 0% responden sangat tidak setuju.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator pembinaan

promotif berada pada tingkat penilaian sangat baik. Hal ini di dukung

pada observasi peneliti dimana para pegawai memiliki keinginan yang

tinggi untuk mengurangi penyalahgunaan narkoba.

d. Preventif

Preventif disebut juga program pencegahan yang ditujukan kepada

masyarakat sehat yang belum mengenal narkoba agar mengetahui seluk

beluk narkoba sehingga tidak tetarik untuk menyalahgunakannya.

Preventif adalah bagian dari indikator dalam variabel penanggulangan

narkoba, dalam penelitian di Balai Rehabilitasi BNN Baddoka Makassar.

Maka untuk mengetahui indikator preventif diukur melalui sub indikator

dalam empat item pernyataan. Untuk mendeskripsikan pernyataan dari

ke 53 responden terhadap sub indikator ini dapat dilihat dalam

Page 73: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

62

pengolahan data yang mewakili pada tabel 4.21 sampai 4.23 sebagai

berikut :

Tabel 4.21 Kegiatan kampanye anti narkoba sangat membantu

pencegahan penyalahgunaan narkoba:

Item Pernyataan Jumlah Persentase (%)

Sangat Setuju (SS) 8 15,1

Setuju (S) 30 56,6

Ragu-Ragu (RR) 14 26,4

Tidak Setuju (TS) 1 1,9

Sangat Tidak Setuju (STS) - -

Jumlah Total 53 100

Sumber : Hasil Olah Kuesioner 2020

Berdasarkan tabel diatas dapat di ketahui bahwa tanggapan responden

mengenai pernyataan “Kegiatan kampanye anti narkoba sangat membantu

pencegahan penyalahgunaan narkoba” didominasi dengan jawaban setuju

dengan memperoleh tanggapan sebanyak 30 responden atau sebesar 56,6%

dan jawaban yang terendah adalah jawaban tidak setuju yaitu 1 responden

atau sebesar 1.9%

Berdasarkan 53 responden, sebagian besar pegawai menyatakan

bahwa adanya kegiatan kampanye anti narkoba sangat membantu

pencegahan penyalahgunaan narkoba. Berdasarkan pengamatan peneliti

dan bertanya secara langsung pada pegawai bahwa kegiatan kampanye ini

sangat membantu dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba.

Page 74: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

63

Tabel 4.22 Pendidikan dan pelatihan tentang narkoba dapat

mencegah penyalahgunaan narkoba:

Item Pernyataan Jumlah Persentase (%)

Sangat Setuju (SS) 4 7,5

Setuju (S) 33 62,3

Ragu-Ragu (RR) 15 2,3

Tidak Setuju (TS) 1 1,9

Sangat Tidak Setuju (STS) - -

Jumlah Total 53 100

Sumber : Hasil Olah Kuesioner 2020.

Berdasarkan tabel diatas dapat di ketahui bahwa tanggapan responden

mengenai pernyataan “Pendidikan dan pelatihan tentang narkoba dapat

mencegah penyalahgunaan narkoba” didominasi dengan jawaban setuju

dengan memperoleh tanggapan sebanyak 33 responden atau sebesar 62,3%

dan jawaban yang terendah adalah jawaban tidak setuju yaitu 1 responden

atau sebesar 1.9%

Berdasarkan 53 responden, sebagian besar pegawai menyatakan

bahwa adanya pendidikan dan pelatihan tentang narkoba dapat mencegah

penyalahgunaan narkoba. Berdasarkan pengamatan peneliti dilapangan,

para pegawai siap dengan adanya pendidikan dan pelatihan tentang narkoba

untuk mencegah penyalahgunaan narkoba. Meskipun masih ada pegawai

yang tidak setuju dengan adanya pendidikan dan pelatihan tentang narkoba.

Tabel 4.23 Perhatian dan keterlibatan keluarga mampu mengurang

terjadinya penyalahgunaan narkoba:

Page 75: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

64

Item Pernyataan Jumlah Persentase (%)

Sangat Setuju (SS) 20 37,7

Setuju (S) 32 60,4

Ragu-Ragu (RR) 1 1,9

Tidak Setuju (TS) - -

Sangat Tidak Setuju (STS) - -

Jumlah Total 53 100

Sumber : Hasil Olah Kuesioner 2020.

Berdasarkan tabel diatas dapat di ketahui bahwa tanggapan responden

mengenai pernyataan “Perhatian dan keterlibatan keluarga mampu

mengurang terjadinya penyalahgunaan narkoba”, didominasi dengan

jawaban setuju dengan memperoleh tanggapan sebanyak 32 responden atau

sebesar 60,4% dan jawaban yang terendah adalah jawaban ragu-ragu yakni

1 responden atau sebesar 1,9%.

Berdasarkan 53 responden, seluruh pegawai bahwa perhatian orang

tua berperan penting dalam mencegah penyalahgunaan narkoba.

Berdasarkan pengamatan peneliti dilapangan pegawai berharap agar orang

tua lebih memberi perhatian kepada anak-anaknya sehingga mengurangi

adanya penyalahgunaan narkoba.

Berdasarkan hasil analisis data pada pernyataan diatas dalam

indikator preventif pada variabel penanggulangan narkoba dapat

disimpulkan pada tabel 4.24 sebagai berikut:

Page 76: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

65

Pernyataan SS

%

S

%

RR

%

TS

%

STS

%

Jumlah

%

P5 15,1 56,6 26,4 1,9 - 100

P6 7,5 62,3 28,3 1,9 - 100

P7 37,7 60,4 1,9 - - 100

P8 11,3 60,4 26,4 1,9 - 100

Rata-rata % 17,90 59,90 20,75 1,45 0 100

Sumber : Hasil Olah Kuesioner 2020

Berdasarkan data tabel diatas maka indikator preventif dengan

empat item pernyataan penilaian rata-rata dari 53 responden yaitu 17,90%

responden yang memberikan penilaian sangat setuju (SS), 59,90%

responden yang memberikan penilaian setuju (S), 20,75% responden yang

memberikan penilaian ragu-ragu (RR), 1,45% responden yang memberikan

penilaian tidak setuju (TS) dan 0% responden yang memberikan penilaian

sangat tidak setuju (STS) terhadap indicator preventif di Balai Rehalitasi

BNN Baddoka Makassar.

Hasil analisis deskriptif tentang indikator preventif dapat dilihat

bahwa penilaian rata-rata dari responden paling tinggi yakni 59,90%

responden memberikan penilaian setuju, sedangkan penilaian rata-rata

responden paling terendah yakni 1,45% responden memberikan penilaian

tidak setuju. Menunjukkan bahwa penilaian sangat baik sebesar 98,55%

responden, diperoleh dari hasil analisis indikator disiplin korektif sebesar

17,90% responden menjawab sangat setuju, 59,90% responden menjawab

setuju, dan 20,75% responden menjawab ragu-ragu. Namun masih ada

responden yang memberikan penilaian tidak setuju sebesar 1,45% yang

Page 77: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

66

diperoleh dari penilaian sebesar 1,45% responden menjawab tidak setuju,

dan 0% responden sangat tidak setuju.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator preventif berada

pada tingkat penilaian sangat baik. Hal ini di dukung pada observasi peneliti

dimana para pengawai sangat berharap dengan adanya pembinaan preventif

dapat mencegah penyalahgunaan narkoba.

e. Kuratif

Kuratif disebut juga program pengobatan yang ditujukan kepada

pemakai narkoba, tujuannya adalah mengobati ketergantungan dan

menyembuhkan penyakit sebagai akibat dari pemakaian narkoba, sekaligus

menghentikan pemakaian narkoba. Kuratif adalah bagian dari indikator

dalam variabel penanggulangan narkoba, dalam penelitian di Balai

Rehabilitasi BNN Baddoka Makassar. Maka untuk mengetahui indikator

kuratif diukur melalui sub indikator dalam empat item pernyataan. Untuk

mendeskripsikan pernyataan dari ke 53 responden terhadap sub indikator ini

dapat dilihat dalam pengolahan data yang mewakili pada tabel 4.25 sampai

4.26 sebagai berikut :

Tabel 4.25 Pengobatan yang rutin mampu mengurangi

ketergantungan terhadap narkoba :

Item Pernyataan Jumlah Persentase (%)

Sangat Setuju (SS) 5 9,4

Setuju (S) 31 58,5

Ragu-Ragu (RR) 17 32,1

Tidak Setuju (TS) - -

Sangat Tidak Setuju (STS) - -

Jumlah Total 53 100

Sumber : Hasil Olah Kuesioner 2020.

Page 78: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

67

Pada tabel diatas dapat diketahui bahwa tanggapan responden

mengenai pernyataan “Pengobatan yang rutin mampu mengurangi

ketergantungan terhadap narkoba” didominasi dengan jawaban setuju

dengan memperoleh tanggapan sebanyak 31 responden atau 58,5% dan

jawaban terendah adalah jawaban sangat setuju yaitu 5 responden 9,4%.

Sesuai dengan tanggapan 53 responden, seluruh pegawai maupun

pimpinan membenarkan dan menyetujui bahwa pengobatan yang rutin

mampu mengurangi ketergantungan terhadap narkoba. Berdasarkan

observasi pengamatan peneliti dilapangan peneliti melihat apabila

pengobatan rutin dilaksanakan maka akan mengurangi ketergantungan

terhadap narkoba.

Tabel 4.26 Pengguna narkoba harus diberi hukuman:

Item Pernyataan Jumlah Persentase (%)

Sangat Setuju (SS) 4 7,5

Setuju (S) 27 50,9

Ragu-Ragu (RR) 22 41,5

Tidak Setuju (TS) - -

Sangat Tidak Setuju (STS) - -

Jumlah Total 53 100

Sumber : Hasil Olah Kuesioner 2020.

Pada tabel diatas dapat diketahui bahwa tanggapan responden

mengenai pernyataan “Setujukah anda, pengguna narkoba harus diberi

hukuman” didominasi dengan jawaban setuju dengan memperoleh

tanggapan sebanyak 27 responden atau 50,9% dan jawaban terendah adalah

jawaban sangat setuju yaitu 4 responden atau 7,5%.

Sesuai dengan tanggapan 53 responden, seluruh pegawai maupun

pimpinan membenarkan dan menyetujui bahwa adanya pemberian

Page 79: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

68

hukuman kepada pengguna narkoba dapat membuat efek jera kepada

pengguna narkoba. Berdasarkan observasi pengamatan peneliti dilapangan

peneliti melihat pemberian hukuman ini mampu memberi efek jera bagi

pengguna narkoba.

d. Rehabiltasi

Rehabilitasi adalah upaya pemulihan kesehatan jiwa dan raga yang

ditujukan kepada pemakai narkoba yang sudah menjalani program kuratif.

Tujuannya agar pemakai tidak menggunakan kembali narkoba dan bebas

dari penyakit ikutan yang disebabkan oleh bekas pemakaian narkoba.

Rehabilitasi adalah bagian dari indikator dalam variabel

penanggulangan narkoba, dalam penelitian di Balai Rehabilitasi BNN

Baddoka Makassar. Maka untuk mengetahui indikator rehabilitasi diukur

melalui sub indikator dalam empat item pernyataan. Untuk

mendeskripsikan pernyataan dari ke 53 responden terhadap sub indikator ini

dapat dilihat dalam pengolahan data yang mewakili pada tabel 4.27 sampai

4.28 sebagai berikut :

Tabel 4.27 Pengguna narkoba harus di bawa ke balai rehabilitasi

narkoba untuk proses penyembuhan :

Item Pernyataan Jumlah Persentase (%)

Sangat Setuju (SS) 25 47,2

Setuju (S) 18 34,0

Ragu-Ragu (RR) 10 18,9

Tidak Setuju (TS) - -

Sangat Tidak Setuju (STS) - -

Jumlah Total 53 100

Sumber : Hasil Olah Kuesioner 2020.

Page 80: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

69

Pada tabel diatas dapat diketahui bahwa tanggapan responden

mengenai pernyataan “Pengguna narkoba harus di bawa ke balai rehabilitasi

narkoba untuk proses penyembuhan” didominasi dengan jawaban sangat

setuju dengan memperoleh tanggapan sebanyak 25 responden atau 47,2%

dan jawaban terendah adalah jawaban sangat ragu-ragu yaitu 10 responden

atau 18,9%.

Sesuai dengan tanggapan 53 responden, seluruh pegawai maupun

pimpinan membenarkan bahwa pengguna narkoba harus dibawah ke balai

rehabilitasi untuk proses penyembuhan. Berdasarkan observasi pengamatan

peneliti dilapangan peneliti melihat sudah banyak keluarga yang mengirim

anggota keluarganya ke balai rehabiltasi secara suka rela guna proses

penyembuhan.

Tabel 4.28 Rehabilitasi narkoba mampu memulihkan kesehatan

pengguna narkoba :

Item Pernyataan Jumlah Persentase (%)

Sangat Setuju (SS) 20 37,7

Setuju (S) 32 60,4

Ragu-Ragu (RR) 1 1,9

Tidak Setuju (TS) - -

Sangat Tidak Setuju (STS) - -

Jumlah Total 53 100

Sumber : Hasil Olah Kuesioner 2020.

Pada tabel diatas dapat diketahui bahwa tanggapan responden mengenai

pernyataan “Pengguna narkoba harus di bawa ke balai rehabilitasi narkoba untuk

proses penyembuhan” didominasi dengan jawaban setuju dengan memperoleh

tanggapan sebanyak 32 responden atau 60,4% dan jawaban terendah adalah

jawaban sangat ragu-ragu yaitu 1 responden atau 1,9%.

Page 81: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

70

Sesuai dengan tanggapan 53 responden, seluruh pegawai maupun

pimpinan membenarkan bahwa rehabilitasi narkoba mampu memulihkan

kesehatan pengguna narkoba. Berdasarkan observasi pengamatan peneliti

dilapangan peneliti melihat sudah banyak keluarga yang mengirim anggota

keluarganya ke balai rehabiltasi secara suka rela guna proses penyembuhan.

Berdasakan hasil analisis data pada kedua indikator variabel tentang

Disiplin Kerja (Y) dapat disimpulkan pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.29 Tanggapan Responden Tentang Penanggulangan

Penyalahgunaan Narkoba:

Pertany

aan

Jawaban Responden

Skor SS S RR TS STS

∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ %

P1 4 7,5 32 60,4 16 30,2 1 1,9 - - 198

P2 22 41,5 30 56,6 1 1,9 - - - - 233

P3 4 7,5 32 60,4 16 30,2 1 1,9 - - 198

P4 4 7,5 31 58,5 17 32,1 1 1,9 - - 197

P5 3 5,7 34 64,2 15 28,3 1 1,9 - - 198

P6 5 9,4 33 62,3 14 26,4 1 1,9 - - 201

P7 22 41,5 30 56,6 1 1,9 - - - - 233

P8 12 22,6 25 47,2 13 24,5 3 5,7 - - 205

P9 14 26,4 23 43,4 13 24,5 3 5,7 - - 207

P10 7 13,2 30 56,6 16 30,2 - - - - 203

P11 7 13,2 30 56,6 16 30,2 - - - - 203

P12 6 11,3 32 60,4 15 28,3 - - - - 203

P13 22 41,5 30 56,6 1 1,9 - - - - 233

P14 8 15,1 30 56,6 14 26,4 1 1,9 - - 204

P15 4 7,5 33 62,3 15 28,3 1 1,9 199

P16 20 37,7 32 60,4 1 1,9 - - - - 231

Total skor 3.346

Rata-rata 209,12

Sumber : Hasil Olah Kuesioner 2020.

Pada tabel diatas, tanggapan responden tentang Penanggulangan

narkoba dengan total skor 3.346 atau dengan rata-rata skor 209,12 dari 16

item pernyataan yang didapatkan pada keempat indikator. Adapun skor

tertinggi dari setiap item pernyataan diberi skor 5 dan skor terendah setiap

Page 82: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

71

item pernyataan diberi skor 1. Bila setiap pertanyaan mendapat skor

tertinggi yaitu, Skor tertinggi item pernyataan x N x Item pernyataan atau 5

x 53 x 16 = 4.240

Berdasarkan dari hasil penelitian penanggulangan narkoba di Balai

Rehablitasi BNN Baddoka Makassar, diperoleh jumlah skor, perolehan

dalam pengumpulan data kuesioner dengan sebanyak 3.346 dari 53

tanggapan responden terhadap penanggulangan narkoba di Balai

Rehabilitasi BNN Baddoka Makassar yaitu :

Skor Perolehan

Skor Maximum x 100% =

3.346

4.240 x 100% = 78,91%

Dari hasil penilaian disiplin kerja diperoleh 78,91% yang ditetapkan,

hal ini secara kontinum dapat dibuat kategori (Sugiyono, 2010:110) sebagai

berikut:

Gambar 4.2 Kontinum Interprestasi Skor

0 20 40 60 80 100

78,91

Tidak Baik Kurang Baik Cukup Baik Baik Sangat Baik

Keterangan Interprestasi Skor

Angka 0%-19% = tidak baik

Angka 20%-39% = kurang baik

Angka 40%-59% = cukup baik

Angka 60%-79% = baik

Angka 80%-100% = sangat baik

0 848 1.696 2.544 4.240

TB KB CB B SB

Page 83: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

72

Keterangan:

Tidak Baik (TB) = 1 = 1 × 53 × 17 = 848

Kurang Baik (KB) = 2 = 2 × 53 × 17 = 1.696

Cukup Baik (CB) = 3 = 3 × 53 × 17 = 2.544

Baik (B) = 4 = 4 × 53 × 17 = 3.392

Sangat Baik (SB) = 5 = 5 × 53 × 17 = 4.240

Berdasarkan hasil penelitian di Balai Rehabilitasi Badan Narkotika

Nasional Baddoka Makassar sebesar 78.91% yang menujukkan bahwa

penanggulangan narkoba berada pada penilaian baik. Hal tersebut

menunjukan bahwa pada Balai Rehabilitasi BNN Baddoka Makassar

memiliki penganggulangan yang baik, hal tersebut di telihat dalam kategori

kontinum skor yang berada pada kategori baik yakni 60%-79% sedangkan

perolehan nilai dari responden sebesar 78.91% termasuk kategori baik,

sedangkan perolehan nilai persen dari responden sebesar 78.91%, Untuk

perolehan skor nilai baik berada pada jumlah 2.544-3.392, dan perolehan

nilai dari responden 3.392, sehingga secara kesimpulan bahwa variabel

penanggulangan narkoba di Balai Rehabilitasi BNN Baddoka Makassar

baik.

E. Analisis data

Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden

terkumpul. Mentabulasikan data berdasarkan variabel dari seluruh responden,

menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk

menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji

hipotesis yang telah diajukan.

Page 84: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

73

1. Hubungan Pengawasan dan Penanggulangan Narkoba di Balai Rehabilitasi

Badan Narkotika Nasional Baddoka Makassar

Berdasarkan dari tanggapan responden mengenai pengawasan di Balai

Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional Baddoka Makassar ditemukan bahwa

pada kantor tersebut mempunyai pengawasan yang baik yang diterapkan di

Balai Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional Baddoka Makassar. Hal ini sesuai

dengan hasil observasi yang ditemukan peneliti dilapangan bahwa pengawasan

para pegawai pada lokasi penelitian ini masih dominan menganggap positif, hal

ini dilihat dari cara para pegawai bekerja, saling membantu dalam mengerjakan

tugas dan bersikap ketika pemimpin sedang berada dikantor atau pemimpin

tidak berada dikantor, serta jawaban responden dari kuesioner yang peneliti

bagikan di Balai Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional Baddoka Makassar.

Tanggapan dari responden mengenai Penanggulangan Narkoba di Balai

Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional Baddoka Makassar ditemukan bahwa,

para pegawai yang berada pada kantor tersebut memiliki tahap penanggulangan

yang baik. Berdasarkan hasil olah data dari kuesioner yang telah dibagikan dan

diisi oleh para responden yang mendapat skor baik. Hal ini juga sesuai dengan

observasi yang peneliti yang ditemukan dilapangan rata-rata pegawai memiliki

rasa simpati terhadap penanggulangan narkoba yang baik, dilihat dari proses para

pegawai dalam melakukan penyuluhan dan tahap rehabilitasi. Sehingga, untuk

melihat tentang bagaimana hubungan pengawasan dengan penanggulangan

narkoba di Balai Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional Baddoka Makassar

dilakukan penelitian dengan seluruh pegawai sebagai responden yang sebanyak

53 orang, dari masing-masing variabel di beri pertanyaan sebanyak sepuluh item

Page 85: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

74

pernyaatan variabel X dan enam belas pertanyaan variabel Y sehingga total dari

item pertanyaan tersebut adalah dengan 26 item pertanyaan dilakukan dengan

menggunakan beberapa analisis.

2. Uji Regresi Linear Sederhana

Analisis data regresi linear sederhana dalam penelitian ini untuk

menguji variabel independen yaitu pengawasan (X) terhadap variabel dependen

yaitu penanggulangan narkoba (Y). Hasil uji tersebut dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 4.30 Uji Regresi Linear Sederhana

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 57,139 4,347 13,144 ,000

Pengawasan ,208 ,063 ,421 3,312 ,002

a. Dependent Variable: penanggulangan narkoba

Sumber : Hasil Olah Kuesioner 2020

Berdasarkan tabel Coefficients diatas, adapun rumus model persamaan

regresi linear sederhana yang digunakan dalam menentukan besar pengaruh

variabel X terhadap variabel Y dalam penelitian ini., kolom B pada constant (a)

adalah 57,139 sedangkan nilai Pengawasan 0,208 (b), sehingga persamaan

regresinya sebagai berikut :

Y = a + bX

Y = 57,139 + 0,208 (0)

Y = 57,139

Berdasarkan persamaan regresi diatas maka dapat diinterpretasikan bahwa

nilai koefisien regresi (b) nilainya sebesar 57,139 yang menyatakan bahwa

Page 86: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

75

variabel independen atau pengawasan (X) berpengaruh positif terhadap variabel

dependen atau penanggulangan narkoba (Y). Berdasarkan hasil t hitung > t tabel

(57,139 > 2.008) atau signifikan (Sig) sebesar 0,002 lebih kecil dari < 0,05,

sehingga pengawasan berpengaruh signifikan terhadap penanggulangan

narkoba di Balai Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional Baddoka Makassar.

Pada model regresi linear sederhana akan dilihat besarnya kontribusi untuk

variabel bebas terhadap variabel terikat dengan melihat besarnya koefisien

determinasi totalnya. Angka ini diubah kedalam bentuk persen yang artinya

persentase pengaruh terhadap variabel independen dan variabel dependen.

Koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.31 Koefisien Determinasi

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 ,421a ,177 ,161 5,69687

a. Predictors: (Constant), Pengawasan

Sumber : Hasil Olah Kuesioner 2020

Berdasarkan hasil analisis data statistik tabel model sumarry diatas,

menjelaskan besarnya nilai korelasi atau hubungan (R) sebesar 0,421. Dari

besar pengaruh variabel independen atau pengawasan terhadap variabel

dependen atau penanggulangan narkoba ditunjukkan oleh nilai Adjusted R

Square sebesar 0,161 artinya 1,61% besar pengaruh variabel independen atau

pengawasan (X) terhadap variabel dependen atau penanggulangan narkoba (Y)

di Balai Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional Baddoka Makassar.

Page 87: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

76

3. Data residen di Balai Rehabilitasi BNN Baddoka

Tabel 4.32 data residen yang di rehabilitasi

No

Kelompok usia

Jenis kelamin

Jumlah Laki-laki Perempuan

1 < 15 Tahun - - -

2 15 – 20 Tahun 73 3 76

3 21 – 25 Tahun 63 10 73

25-30 Tahun 53 8 61

4 31 – 35 Tahun 54 6 60

5 36 – 40 Tahun 26 3 29

6 > 40 Tahun 16 - -

Jumlah 285 30 315

Sumber: Balai Rehabilitasi BNN Baddoka Makassar

Tabel 4.33 Jenis Zat yang digunakan

No

Jenis Zat

Tahun

2018 2019

1 Shabu 64 121

2 Ganja 7 -

3 Putauw 1 -

Inex 1 -

4 Destro 42 141

5 Tramadol 83 112

6 > 1 Zat 21 26

Jumlah 219 400

Page 88: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

77

4. Interpretasi data

Hasil Uji Hipotesis pertama bahwa pengawasan mempunyai pengaruh

terhadap penanggulangan narkoba di Balai Rehabilitasi Badan Narkotika

Nasional Baddoka Makassar. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa

sebagian besar pegawai di Balai Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional

Baddoka Makassar mempersepsikan pengawasan baik, dilihat pada hasil

analisis data yang menunjukkan pengawasan berada pada kategori baik,

begitupun dengan penanggulangan narkoba. Memperhatikan hasil analisis data

bahwa tahap penanggulangan narkoba pegawai di Balai Rehabilitasi Badan

Narkotika Nasional Baddoka Makassar 42.1 % tingkat pengaruh antara variabel

X atau pengawasan dengan variabel Y atau penanggulangan narkoba.

Pengaruh ini dapat dijelaskan bahwa proses penanggulangan narkoba

pegawai yang menunjukkan sikap pencegahan ditentukan apabila pegawai

mempersepsi pengawasan yang baik pada organisasi. Semakin baik

pengawasan, maka semakin baik pula proses penanggulangan narkoba.

Sebaliknya, jika pengawasan tidak baik maka semakin rendah pula

penanggulangan penyalahgunaan narkoba. Sehingga perlu untuk

mempertahankan dan lebih meningkatkan pengawasan di Balai Rehabilitasi

Badan Narkotika Nasional Baddoka Makassar melalui kesesuaian nilai-nilai

pedoman organisasi serta perilaku pemimpin dengan kebutuhan dan tuntutan

pegawai, seperti lebih memperhatikan kondisi sekitar dan fasilitas para pegawai

agar pegawai merasa nyaman dan betah dengan tempat mereka bekerja,

membina pegawai agar lebih memperhatikan proses penanggulangan

Page 89: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

78

penyalahgunaan narkoba, selalu melihat pegawai bekerja secara langsung, serta

memberi dukungan pegawai untuk semangat bekerja maka akan menciptakan

pengawasan yang baik dan meningkatkan tahap penanggulangan narkoba yang

lebih baik.

Hasil uji hipotesis kedua Berdasarkan hasil penelitian, pengawasan

tidak langsung masih sangat dominan karena pimpinan masih kurang dalam

mengkoordinasi para pegawai dalam tahap penanggulangan narkoba. Perlu ada

pengawasan langsung untuk mengarahkan para karyawan agar dapat

melaksanakan pekerjaan dengan tepat dan sesuai dengan yang telah ditetapkan.

Pengawasan akan berdampak positif jika pengawasan memenuhi perasaan dan

kebutuhan oleh para pegawai. Pengawasan ditentukan oleh seberapa baik

anggota diarahkan, dibangun dan dihargai oleh organisasi.

Hasil analisis deskriptif tentang indikator pengawasan tidak langsung

dapat dilihat bahwa penilaian rata-rata dari responden paling tinggi yakni

39,15% responden memberikan penilaian setuju, sedangkan penilaian rata-rata

responden paling terendah yakni 1.45% responden memberikan penilaian

sangat tidak setuju. Menunjukkan bahwa penilaian sangat setuju sebesar 89,6%

responden, diperoleh dari hasil analisis indikator pengawasan tidak langsung

sebesar 16,5% responden menjawab sangat setuju, 39,15 responden menjawab

benar,dan 33,95% responden menjawab ragu-ragu. Namun masih ada

responden yang memberikan penilaian tidak setuju sebesar 10,4% yang

diperoleh dari penilaian sebesar 8,95% responden menjawab tidak setuju, dan

1,45% responden menjawab sangat tidak setuju.

Page 90: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

79

Melihat dari hasil penelitian maka pimpinan di Balai Rehabilitasi Badan

Narkotika Nasional Baddoka Makassar hendaknya dapat meningkatkan

pengawasan di Balai Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional Baddoka

Makassar, baik pengawasan secara langsung maupun tidak langsung agar

pegawai dapat lebih bertanggung jawab terhadap tugas dan kewajibannya.

Dengan pengawasan langsung dan tidak langsung yang baik maka secara

otomatis penanggulangan penyalahgunaan narkoba bisa di tingkatkan.

Page 91: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

80

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tentang pengaruh

pengawasan terhadap penanggulangan narkoba di Balai Rehabilitasi Badan

Narkotika Nasional Baddoka Makassar, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut:

1. Pengawasan di Balai Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional Baddoka

Makassar baik. Hal ini sesuai dengan data pada tabel 4.14 yang menunjukan

bahwa para pegawai di Balai Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional

Baddoka Makassar memiliki pengawasan yang baik (73,86). Hal ini

didukung dari pernyataan pegawai bahwa memiliki kemampuan dalam

bekerja sangat penting, dan pegawai juga menganggap pengawasan

merupakan alat yang ampuh untuk meningkatkan proses penanggulangan

narkoba.

2. Penanggulangan narkoba pegawai Pengawasan di Balai Rehabilitasi Badan

Narkotika Nasional Baddoka Makassar juga baik, hal ini terlihat dari data

pada tabel 4.26 yang menunjukan bahwa penanggulangan narkoba pegawai

di Balai Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional Baddoka Makassar juga

berada dalam kategori baik (78.91%). Hal ini didukung dari pernyataan

pegawai tentang penanggulangan narkoba, pegawai mendukung adanya

penyuluhan tentang narkoba, kampanye tentang narkoba, proses rehabilitasi

Page 92: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

81

untuk penyembuhan kesehatan dan keterlibatan keluarga dalam tahap-tahap

penanggulangan narkoba.

3. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, yaitu dengan membandingankan

nilai rHitung dengan rTabel. rHitung ternyata menunjukkan angka sebesar

0.421 lebih besar dari pada rTabel (dk = n-2 = 53-2 = 51), sehingga

menunjukkan angka sebesar 0.275. Jadi rHitung lebih besar dari rTabel

(0.421 > 0.275) dan nilai signifinkasi 0.002 lebih kecil dari 0.05 maka Ho

ditolak dan H1 diterima, artinya ada pengaruh antara pengawasan (X)

dengan penanggulangan narkoba (Y) di Balai Rehabilitasi Badan Narkotika

Nasional Baddoka Makassar. Kemudian dari hasil perhitungan tersebut

dapat diketahui 42,1% pengaruh antara pengawasan dengan

penanggulangan narkoba.

4. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh

positif antara pengawasan terhadap penanggulangan narkoba dengan nilai

R = 0,421, koefisien dengan p = 0.002 (p < 0.05). Hal tersebut menunjukkan

bahwa ada pengaruh yang positif antara variabel pengawasan terhadap

variabel penanggulangan narkoba.

5. Pengawasan sangat penting karena dengan adanya pengawasan di balai

rehabilitasi BNN Baddoka, akan membuat pelaksanaan kegiatan dapat

berjalan tanpa hambatan. Disamping itu akan mendorong karyawan untuk

lebih bertanggungjawab terhadap tugas yang dilaksanakan.

Page 93: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

82

B. Saran

Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan pada halaman-halaman

sebelumnya maka peneliti dapat memberikan saran, yaitu:

1. Pemimpin kurang mengawasi secara langsung pegawai bekerja, dan

pemimpin jarang menegur secara langsung atau lisan terhadap pegawai

yang melakukan kesalahan. Sehingga perlu pimpinan Balai rehabilitasi

BNN Baddoka lebih memperhatikan kondisi pegawai dan meningkatkan

pengawasan, selalu melihat pegawai bekerja secara langsung, karena

semakin baik pengawasan maka semakin baik pula penanggulangan

penyalahgunaan narkoba.

2. Meskipun sebagian besar pegawai sudah memahami tentang

penanggulangan penyalahgunaan narkoba, namun masih ada beberapa

pegawai yang belum sepenuhya mengetahui tentang penanggulangan

narkoba. Sehingga perlu pimpinan Balai rehabiltasi BNN Baddoka untuk

Melakukan kegiatan penyuluhan tentang penanggulangan narkoba,

memberikan motivasi serta dukungan untuk para pegawai agar pegawai

dapat bekerja dengan maksimal, membina pegawai agar lebih mendalami

tentang bahaya narkoba, sehingga dapat meningkatkan pencegahan

terhadap narkoba ke pasien.

3. Perlu adanya pengarahan dari pimpinan ke pegawai secara langsung dalam

melaksanakan tahap-tahap penanggulangan narkoba, agar penanggulangan

narkoba di Balai Rehabilitasi BNN Baddoka bisa lebih baik lagi.

Page 94: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

83

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rineka Cipta

Asmirasih, Tety. 2006. Pengaruh Pengawasan Terhadap Disiplin Kerja Pegawai

Kantor Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Brebes. Jurnal Pendidikan

Ekonomi Adm. Perkantoran Universitas Negeri Semarang. Diakses tanggal

01 Desember 2018. Pukul 20.50

Ayuningtyas, Harvita Yulian. dan Pamudji, Sugeng. 2012. Pengaruh Pengalaman

Kerja, Independensi, Obyektivitas, Integritas, dan Kompetensi terhadap

Kualitas Audit. Semarang: Diponegoro Journal Of Accounting. Volume 1.

Nomor 2.

Bohari. 2002. Pengawasan Keuangan Negara, Rajawali pers, Jakarta

Handoko, Hani, Manajemen, Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2013.

Makmur, H. 2011. Efektifitas Kebijakan Kelembagaan Pengawasan : Refika

Bandung.

Martono, Lydia Harlina dan Satya Joewana, 2006. “Pencegahan dan

Penanggulangan Penyalahguna Narkoba berbasis Sekolah”, Jakarta: PT.

Balai Pustaka

Martono, Lydia Herlina Satya Joewana.2006. Menangkal Narkoba dan Kekerasan,

Jakarta: Balai Pustaka.

Martono, Lydia Herlina, 2005. Membantu Pemulihan Pecandu Narkoba dan

Keluarganya, Jakarta: Balai Pustaka.

Murhaini, Suriansyah. 2014. Manajemen Pengawasan Pemerintah Daerah:

Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

P. Ali, M. Amir dan Imran Duse, Narkoba Ancaman Generasi Muda, Samarinda:

GERPANA Kaltim, 2007.

Partodihardjo, Subagyo, Kenali Narkoba Dan Musuhi Penyalahgunannya, Jakarta:

Esensi Erlangga Group,tt.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2011 Tentang

Pelaksanaan Wajib Lapor Pecandu Narkotika

Priyanto, Duwi. 2012. Cara Kilat Belajar Analisis Data Dengan SPSS 20. Edisi Ke

Satu. Yogyakarta.

Page 95: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

84

Priyanto, Duwi. 2012. Cara Kilat Belajar Analisis Data Dengan SPSS 20. Edisi Ke

Satu. Yogyakarta.

Sarwoto. 2010. Dasar-Dasar Organisasi Dan Manajemen. Cetakan Keenambelas.

Jakarta: Ghalia Indonesia

Siagian, Sondang P. 2003. Filsafat Administrasi, Edisi Revisi : PT. Bumi Aksara,

Jakarta.

Siagian, Sondang P. 2005. Fungsi-Fungsi Manajerial, Edisi Revisi : PT. Bumi

Aksara, Jakarta.

Siagian, Sondang P. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia : PT. Bumi Aksara,

Jakarta.

Simbolon, Maringan Masry. 2004. Dasar-Dasar Administrasi dan Manajemen :

Ghalia Indonesia, Jakarta.

Sudarsono dan Edilius. 2002. Koperasi dalam Teori dan Praktik, Jakarta: Rineka

Cipta.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung ;

Alfabeta

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung ;

Alfabeta,Cv

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif, Dan & D. Bandung: CV

Alfabeta

Sule Erni Trisnawati, dan Kurniawan Saefullah. 2005. Pengantar Manajemen,

Jakarta. Edisi Pertama, Prenada Media.

Sunyoto. 2013. Metode Penelitian Akuntansi. Bandung ; PT Refika Aditama

Anggota Ikapi

Supramo, Gatot. 2007. Hukum Narkoba Indonesia, Jakarta : Djambatan, 2007.

Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika

Terry, George dan Leslie W. Rue. 2005. Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: PT

Bumi Aksara

Terry, George dan Leslie W. Rue. 2010. Dasar-Dasar Manajemen. Cetakan

Kesebelas. Jakarta: PT Bumi Aksara

Victor, M. Situmorang, dan Jusuf Juhir. 1994. Aspek Hukum Pengawasan Melekat,

Yogyakarta, Rineka Cipta

Page 96: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

LAMPIRAN

Page 97: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …
Page 98: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …
Page 99: SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP …

RIWAYAT HIDUP

ANITA RAHAYU, Lahir pada tanggal 21 Juni 1995

dilingkungan Dg. Matoa Kelurahan PAI Kecamatan

Biringkanaya Kota Makassar. Anak kedua dari empat

bersaudara dan merupakan buah kasih dari pasangan M.

Haris dan Kartini. Penulis menempuh pendidikan dasar

di SD Inpres Baddoka Makassar Kota Makassar dan

tamat pada tahun 2007. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di

MTS Negeri 2 Birungkanaya dan tamat pada tahun 2010. Kemudian melanjutkan

pendidikan tingkat sekolah menengah kejuruan di SMK Darussalam Makassar dan

tamat pada tahun 2013. Berkat usaha dan kerja keras yang disertai doa pada tahun

2014 penulis berhasil lulus di jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar Program Strata Satu

(S1). Penulis sangat bersyukur diberi kesempatan oleh Allah SWT bisa menimba

ilmu yang merupakan bekal dimasa depan. Saat ini penulis berharap dapat

mengamalkan ilmu yang telah diperoleh dengan baik dan membahagiakan orang

tua serta berusaha menjadi manusia yang berguna bagi Agama, Keluarga,

Masyarakat, Bangsa dan Negara.