penelitian anak malas belajar.doc

35
i KATA PENGANTAR Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh… Segala puji dan rasa syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang senantiasa mencurahkan rahmatnya kepada kita semua. Shalawat dan salam juga senantiasa kiranya penulis limpahkan kepada nabi Muhammad SAW. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen yang bersangkutan yang telah memberikan kesempatan waktu untuk penyelesaian penelitian ini dan dengan limpahan rahmat dan karunia Allah sehingga penulis dapat menyelesaikan peneltiian yang berjudul “ Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Anak Malas Belajar Di Desa Cimangu Kecamatan Cimangu Kabupaten Pandeglang” guna untuk memenuhi tugas Individu pada mata kuliah Penelitian Pendidikan. Penulis meyakini bahwa di dalam penulisan makalah ini tentu masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan maupun penguasaan materi. kami sangat mengharapkan kepada seluruh pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang membangun kemajuan dalam berfikir untuk penulis agar makalah ini dapat dibuat dengan yang lebih sempurna lagi. Akhirnya kepada Allah juga lah penulis minta ampun, semoga dengan adanya makalah ini dapat memberikan sedikit ilmu pengetahuan yang bermanfaat dan

Upload: dedenazaludin

Post on 23-Dec-2015

89 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penelitian anak malas Belajar.doc

i

KATA PENGANTAR

Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh…

Segala puji dan rasa syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah

SWT. Yang senantiasa mencurahkan rahmatnya kepada kita semua. Shalawat dan

salam juga senantiasa kiranya penulis limpahkan kepada nabi Muhammad SAW.

Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen yang bersangkutan

yang telah memberikan kesempatan waktu untuk penyelesaian penelitian ini dan

dengan limpahan rahmat dan karunia Allah sehingga penulis dapat menyelesaikan

peneltiian yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Anak Malas

Belajar Di Desa Cimangu Kecamatan Cimangu Kabupaten Pandeglang”

guna untuk memenuhi tugas Individu pada mata kuliah Penelitian Pendidikan.

Penulis meyakini bahwa di dalam penulisan makalah ini tentu masih

banyak terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan maupun penguasaan

materi. kami sangat mengharapkan kepada seluruh pembaca untuk memberikan

kritik dan saran yang membangun kemajuan dalam berfikir untuk penulis agar

makalah ini dapat dibuat dengan yang lebih sempurna lagi.

Akhirnya kepada Allah juga lah penulis minta ampun, semoga dengan

adanya makalah ini dapat memberikan sedikit ilmu pengetahuan yang bermanfaat

dan dapat menambah pengetahuan kita yang sudah ada sebelumnya. Amin.

Pandeglang, Januari 2014

Penulis

i

Page 2: Penelitian anak malas Belajar.doc

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................... i

DAFTAR ISI........................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah............................................................ 1

C. Batasan................................................................................ 2

D. Rumusan Masalah............................................................... 2

E. Tujuan................................................................................. 2

BAB II KAJIAN TEORI

A. Pengertian Anak Malas belajar .......................................... 3

B. Penyebab Malas Belajar...................................................... 3

C. Cara Mengatasi Rasa Malas Belajar................................... 4

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel .......................................................... 9

B. Metode Penelitian............................................................... 9

C. Teknik Pengumpulan Data.................................................. 10

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian .................................................................. 11

B. Pembahasan......................................................................... 14

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................ 18

B. Saran................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................... 19

LAMPIRAN

ii

Page 3: Penelitian anak malas Belajar.doc

iii

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MALAS BELAJAR DI DESA CIMANGU KECAMATAN CIMANGU

KABUPATEN PANDEGLANG

Diajukukan untuk memenuhi Tugas Individu Mata Kuliah Penelitian Pendidikan

Dosen Pengampu : Bapak Agus Nurkholis

Disusun Oleh :

Nama : Ana Karsiani

NIM : D.07.11.0003

PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATHLA’UL ANWARBANTEN

2014

Page 4: Penelitian anak malas Belajar.doc

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bagi kita semua, bila mendengar kata rasa malas sudah pasti bukanlah

hal aneh lagi untuk didengar. Rasa malas bagi manusia terasa sudah sangat

melekat pada diri masing-masing.

Rasa malas pula yang membut suatu pekerjaan yang seharusnya selesai

tepat waktu namun tidak terselesaikan karena pengaruh rasa malas itu sendiri,

dan karena rasa malas pula yang membuat generasi muda khususnya di masa

remaja menjadi hancur. Sudah banyak alasnya yang diungkapkan kenpa rasa

malas itu bisa timbul. Akan tetapi, hal itu yang tidak menghentikan kami untuk

meneliti lebih dalam lagi masalah ini.

Mungkin hampir semua manusia khususnya para remaja telah

menghiraukan atau menganggap remeh masalah ini, dan mereka kurang tahu

dampak yang akan ditimbulkan oleh rasa malas itu sendiri. apabila semua

generasi muda menjadi malas, apakah yang akan terjadi ?

Dan dalam hal inilah yang terinspirasa bagi kami untuk mengetahui

penyebab-penyebab timbulnya rasa malas dalam belajar khususnya pada

remaja. Karena dimana remaja adalah merupakan suatu generasi penerus

bangsa. Yang seharusnya menjadi seorang remaja yang dapat membawa nama

baik bangsa. Apakah yang mendasari semua timbulnya rasa malas pada remaja

ini ? semuanya akan dibahas dalam penelitian ini

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk meneliti tentang

faktor-faktor yang mempengaruhi anak malas belajar di Desa Cimangu

Kecamatan Cimangu Kabupaten Pandeglang.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang telah diuraikan, maka penelitian ini lebih

terarah kepada timbulnya beberapa masalah yang secara umum dapat di

identifikasi sebagai berikut :

1

Page 5: Penelitian anak malas Belajar.doc

2

1. Karena kurangya dukungan dari orang tua dan perhatian dari pemerintah

terhadap pendidikan kurang merata.

2. Karena kurangnya motivasi belajar pada anak didik tersebut.

3. Karena kurangnya perhatian pemerintah terhadap pendidikan anak terutama

anak yang ada di kalangan bawah.

C. Batasan

Berdasarkan identifikasi masalah diatas penulis akan membatasi pada

masalah, disini penulis akan membahas tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi anak malas belajar dikalangan anak sekolah SMP dan SMA di

Desa Cimangu Kecamatan Cimangu Kabupaten Pandeglang.

D. Rumusan Masalah

1. Mengapa masih banyak anak malas belajar di Desa Cimangu Kecamatan

Cimangu Kabupaten Pandeglang?

2. Faktor-faktor apa saja yang membuat anak malas belajar di Desa Cimangu

Kecamatan Cimangu Kabupaten Pandeglang?

E. Tujuan

1. Ingin mengetahui berapa banyak anak malas belajar di Desa Cimangu

Kecamatan Cimangu Kabupaten Pandeglang anak malas belajar di Desa

Cimangu Kecamatan Cimangu Kabupaten Pandeglang.

2. Ingin mengetahui faktor-faktor yang membuat anak malas belajar di Desa

Cimangu Kecamatan Cimangu Kabupaten Pandeglang.

Page 6: Penelitian anak malas Belajar.doc

3

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pengertian Malas Belajar

Menurut (Edy Zaqeus: 2008) Rasa malas diartikan sebagai keengganan

seseorang untuk melakukan sesuatu yang seharusnya atau sebaiknya dia

lakukan. Masuk dalam keluarga besar rasa malas adalah menolak tugas, tidak

disiplin, tidak tekun, rasa sungkan, suka menunda sesuatu, mengalihkan diri

dari kewajiban,dll.

Belajar disini dijabarkan ‘memberikan stimulus (rangsangan) agar

terbentuk respons sehingga menimbulkan drive atau dorongan untuk

berperilaku. Dan kalau berhasil, Anda akan mendapatkan reward.

Anak Malas belajar sudah menjadi salah satu keluhan umum para orang

tua. Kasus yang biasa terjadi adalah anak lebih suka bermain dari pada belajar.

Anak usia sekolah tentunya perlu untuk belajar, antara lain berupa  mengulang

kembali pelajaran yang sudah diberikan di sekolah, mengerjakan pekerjaan

rumah (pr)  ataupun mempelajari hal-hal lain di luar pelajaran sekolah.

 Jika anak-anak tidak suka belajar dan lebih suka bermain, itu berarti

belajar dianggap sebagai kegiatan yang tidak menarik buat mereka, dan

mungkin tanpa mereka sadari juga dianggap sebagai kegiatan yang tidak ada

gunanya/untungnya karena bagi ana-anak tidak secara langsung dapat

menikmati hasil belajar. Berbeda dengan kegiatan bermain, jelas-jelas kegiatan

bermain menarik buat anak-anak, dan keuntungannya dapat mereka rasakan

secara langsung (perasaan senang yang dialami ketika bermain adalah suatu

keuntungan).

B. Penyebab Malas Belajar

1. Faktor intinsik (dalam diri anak sendiri)

a. Kurangnya waktu yang tersedia untuk bermain

b. Kelelahan dalam beraktivitas (misal terlalu banyak bermain/membantu

orangtua)

3

Page 7: Penelitian anak malas Belajar.doc

4

c. Sedang sakit                                                                                  

d. Sedang sedih (bertengkar dengan teman sekolah, kehilangan barang

kesayangan  dll)

e. IQ/EQ anak

2. Faktor ekstrinsik 

a. Sikap orang tua yang tidak memperhatikan anak dalam belajar atau

sebaliknya (terlalu berlebihan  memperhatikan)Banyak orangtua yang

menuntut anak belajar hanya demi angka (nilai) dan bukan atas dasar

kesadaran dan tanggung jawab anak selaku pelajar. Memaksakan anak

untuk les ini itu. dsb.

b. Sedang punya masalah di rumah (misalnya suasana di rumah sedang

"kacau" karena ada adik baru).

c. Bermasalah di sekolah (tidak suka/phobia sekolah, sehingga apapun

yang berhubungan dengan sekolah jadi enggan untuk dikerjakan).

Termasuk dalam hal ini adalah guru dan teman sekolah. 

d. Tidak mempunyai sarana yang menunjang blajar (misal tidak

tersedianya ruang belajar khusus, meja belajar, buku penunjang , dan

penerangan yang bagus.alat tulis, buku dll)

e. Suasana rumah  misalnya rumah penuh dengan kegaduhan, keadaan

rumah yang berantakan ataupun kondisi udara yang pengap. Selain itu

tersedianya fasilitas permainan yang berlebihan di rumah juga dapat

mengganggu minat belajar anak. Mulai dari radio tape yang

menggunakan kaset, CD, VCD, atau komputer yang diprogram untuk

sebuah permainan (games), seperti Game Boy, Game Watch maupun

Play Stations

C. Cara Mengatasi Rasa Malas Belajar

Seringkali para orang tua dan guru menghukum dan menghina anak

yang malas. Hal ini menimbulkan rasa kurang puas pada anak, sang anak akan

kehilangan kepercayaan diri dan runtuh kepribadiannya. Padahal kemalasan

itu amat membutuhkan simpati, kasih sayang dan penanganan yang tepat.

Page 8: Penelitian anak malas Belajar.doc

5

Untuk itu upaya yang harus dilakukan untuk mengatasi anak malas belajar

dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Menanamkan pengertian yang benar tentang seluk beluk belajar pada anak

sejak dini. Terangkan dengan bahasa yang dimengerti anak.

menumbuhkan inisiatif belajar mandiri pada anak, menanamkan kesadaran

serta tanggung jawab selaku pelajar pada anak merupakan hal lain yang

bermanfaat jangka panjang.

2. Berikan contoh "belajar" pada anak. Anak cenderung meniru perilaku

orangtua. Ketika menyuruh dan mengawasi anak belajar, orangtua juga

perlu untuk terlihat belajar (misalnya membaca buku-buku).  Sesekali

ayah-ibu perlu berdiskusi satu sama lain, mengenai topik-topik serius

(suasana seperti anak sedang kerja kelompok dan diskusi dengan teman-

teman, jadi anak melihat kalau orangtuanya juga belajar).

3. Berikan insentif jika anak belajar. Insentif yang dapat diberikan ke anak

tidak selalu harus berupa materi, tapi bisa juga berupa penghargaan dan

perhatian. Pujilah anak saat ia mau belajar tanpa mesti disuruh

4. Sering mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang diajarkan di sekolah

pada anak (bukan dalam keadaan mengetes anak, tapi misalnya sembari

mengisi tts atau ikut menjawab kuis ). Jika anak bisa menjawab, puji dia

dengan menyebut kepintarannya sebagai hasil belajar. Kalau anak tidak

bisa, tunjukkan rasa kecewa dan mengatakan "Yah Ade nggak bisa jawab,

nggak bisa bantu Mama deh. Ade, di buku pelajarannya ada nggak sih

jawabannya? Kita lihat yuk sama-sama". Dengan cara ini, anak sekaligus

akan merasa dipercaya dan dihargai oleh orangtua, karena orangtua mau

meminta bantuannya.

5. Komunikasi

Hendaklah ortu membuka diri , berkomunikasi dengan anaknya guna

memperoleh secara langsung informasi yang tepat mengenai dirinya.

Carilah situasi dan kondisi  yang tepat untuk dapat berkomunikasi secara

terbuka dengannya. Setelah itu ajaklah anak untuk mengungkapkan

penyebab ia malas belajar. Pergunakan setiap suasana yang santai seperti

Page 9: Penelitian anak malas Belajar.doc

6

saat membantu ibu di dapur, berjalan-jalan atau sambil bermain, tidak

harus formal yang membuat anak tidak bisa membuka permasalahan

dirinya.

6. Menciptakan disiplin

Bukanlah suatu hal yang mudah untuk menciptakan kedisiplinan

kepada anak jika tidak dimulai dari orangtua. Orangtua yang sudah

terbiasa menampilkan kedisiplinan dalam kehidupan sehari-hari akan

dengan mudah diikuti oleh anaknya. Orangtua dapat menciptakan disiplin

dalam belajar yang dilaksanakan secara konsisten dan berkesinambungan.

Latihan kedisiplinan bisa dimulai dari menyiapkan peralatan belajar,

buku? buku pelajaran, mengingatkan tugas?tugas sekolah, menanyakan

bahan pelajaran yang telah dipelajari, ataupun menanyakan kesulitan?

kesulitan yang dihadapi dalam suatu pelajaran tertentu, terlepas dari ada

atau tidaknya tugas sekolah.

7. Menegakkan kedisiplinan.

Menegakkan kedisiplinan harus dilakukan bilamana anak mulai

meninggalkan rutinitas  yang telah disepakati. Bilamana anak melakukan

pelanggaran sedapat mungkin hindari sanksi yang bersifat fisik (menjewer,

menyentil, mencubit, atau memukul).  gunakanlah konsekuensi-

konsekuensi logis yang dapat diterima oleh akal pikiran anak.

8. Menciptakan suasana belajar yang baik dan nyaman

Setidaknya orangtua memenuhi kebutuhan sarana belajar,

memberikan perhatian dengan cara mengarahkan dan mendampingi anak

saat belajar. Sebagai selingan orangtua dapat pula memberikan permainan-

permainan yang mendidik agar suasana belajar tidak tegang dan tetap

menarik perhatian

9. Menghibur dan memberikan solusi yang baik dan bijaksana pada anak.

Dalam hal ini jika anak sakit/sedih kita seharusnya memberikana

solusi atas masalah yang dihadapi anak dan kita mennghibur anak ketika

sakit, sedih, dan kita selalu bersikap bijaksana pada sang anak.

Page 10: Penelitian anak malas Belajar.doc

7

10.  Menentukan Waktu Belajar Anak yang Tepat

Jika anak anda telah sadar dan tergerak hatinya untuk melakukan

kegiatan belajar kesempatan yang baik ini jangan anda sia-siakan. Anda

dapat mengarahkan dan menentukan kapan waktu belajar anak. Hal-hal

yang perlu diperhitungkan dalam menentukan waktu belajar anak di

rumah, antara lain:

Sesuai dengan keinginan anak

Jangan berbenturan dengan waktu keinginan-keinginan lain yang

dominan pada anak, seperti ingin menonton film kartun favoritnya, dan

sebagainya.

Kondisi fisik dan psikis anak dalam keadaan fresh (segar) bebas dari

rasa lelah, mengantuk,gangguan penyakit, rasa marah dan sebagainya.

11. Mengembangkan Tujuan Belajar 

Agar anak mengetahui mafaat dan arah yang dipelajarinya,

biasakan akan belajar dengan bertujuan. Dengan adanya tujuan belajar

akan lebih bermakna, karena anak mengetahui dengan jelas apa yang

hendak dipelajari dan apa yang dikuasainya. Anak pun akan mudah

memusatkan perhatian pada pelajarannya.

12. Mengembangkan Cara-Cara Belajar yang Baik pada Anak

Gairah belajar anak akan tumbuh jika dirinya mengetahui

bagaimana cara belajar yang efektif dan efesien. Untuk mencapai tujuan

belajar anak, anda perlu membekali anak bagaimana cara-cara belajar

yang efektif dan efesien. Ana dapat mananamkan pengertian pada anak

bahwa dalam belajar juga sangat dibutuhkan teknik belajar yang bai, agar

belajar itu lebih bermakna dan memudahkan pencapaian tujuan belajar.

13. Mengembangkan rasa percaya diri anak

Sudah tentu menjadi suatu keharusan bagi anda untuk bisa

membangkitkan dan memupuk rasa percaya diri anak sedini mungkin.

Rasa percaya diri adalah sumber motivasi yang besar bagi anak untuk

memusatkan perhatian pada pelajarannya. Dengan adanya percaya diri

pada anak, akan tumbuh semangat “dia mampu berbuat atau melakukan”.

Page 11: Penelitian anak malas Belajar.doc

8

Sesuatu yang sulit dalam pelajaran mejadi tantangan untuk ditaklukkan

dan utnuk dikuasai. Anak punya keyakinan mampu melakukan tidak akan

gampang menyerah dalam menghadapi kesulitan atau hambatan dalam

belajar. Kreativitas dan imajinasi berpikir akan berkembang untuk mencari

cara-cara mengatasi kesulitan.

Page 12: Penelitian anak malas Belajar.doc

9

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel

Menurut Sutrisno (1996:56) populasi adalah “Keseluruhan objek

penelitian, sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi yang dapat

mewakili keseluruhan populasi yang ada”.

Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

masyarakat yang ada di  Desa Cimangu Kecamatan Cimangu Kabupaten

Pandeglang yang berjumlah 791 Kepala Keluarga dengan jumlah

penduduknya 32816 jiwa (BPS Pandeglang, 2012)

Berdasarkan populasi di atas maka yang dijadikan sebagai sampel

dalam penelitian ini adalah anak yang sedang bersekolah di Desa Cimangu

Kecamatan Cimangu Kabupaten Pandeglang.

Sampel yang penulis ambil di sini adalah masing-masing 10 orang

anak yang malas belajar. Sampel ini dianggap dapat mewakili seluruh

populasi dan dapat memberikan data yang penulis perlukan. Desa tersebut

menurut pengamatan penulis adalah desa yang banyak terdapat anak malas

belajar.

B. Metode Penelitian

Untuk memperoleh data-data, fakta dan informasi-informasi yang

berkaitan dengan penelitian ini, maka peneliti menggunakan metode deskriptif

analisis melalui penelitian kepustakaan (Library Research) dan penelitian

lapangan (Field Research), kedua penelitian ini akan peneliti uraikan sebagai

berikut:

1. Penelitian Kepustakaan

Peneliti melalui penelitian kepustakaan ini berupaya untuk

mendapatkan data-data yang berhubungan dengan penelitian ini melalui

mengkaji dari buku-buku dan sumber-sumber ilmiah lainnya

9

Page 13: Penelitian anak malas Belajar.doc

10

2. Penelitian Lapangan

Metode penelitian di lapangan dilakukan dengan cara terjun

langsung ke lapangan di mana data-data mengenai objek penelitian dapat

diperoleh secara lebih valid dan dapat dipertanggungjawabkan

keabsahannya.

C. Teknik Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data-data untuk penelitian ini. Peneliti

menggunakan teknik-teknik yang sudah baku digunakan dalam teknik

pengumpulan data.

1. Observasi

Observasi merupakan alat pengumpulan data dengan cara

mendatangi langsung ke tempat objek penelitian. Dalam observasi ini

peneliti menggunakan Observasi terlibat (Observasi-Partisipan). Walaupun

pada kenyataannya kami tidak terlalu terlibat dengan apa yang dilakukan

oleh obyek penelitian.

2. Dokumentasi

Adapun telaah dokumentasi, peneliti menelaah bahan-bahan

bacaan yang tersedia baik berupa buku, artikel koran serta catatan-catatan

yang berhubungan dengan penelitian.

3. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang berdasarkan

laporan verbal dari obyek penelitianwawancara dilakukan dengan

informan yang berhubungan dengan obyek yang diteliti. Dan dalam teknik

mewancarai kami menggunakan pertanyaan kuesioner yang dibacakan

kepada obyek yang ditliti.

4. Angket

Angket digunakan untuk mengumpulkan data yang lebih banyak

dan lebih cepat sehingga memudahkan peneliti dalam memperkaya bahan

dan data yang berhubungan dengan penelitian..

Page 14: Penelitian anak malas Belajar.doc

11

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Data yang telah terkumpul melalui angket lalu diolah dan dianalisa

dari setiap soal angket menurut nomor urutan masing-masing, kemudian

ditafsirkan dan disimpulkan dengan menggunakan frekuensi dan persentase

jawaban besar kecilnya frekuensi.

Untuk mengetahui keadaan anak malas belajar dalam di Desa Cimangu

Kecamatan Cimangu Kabupaten Pandeglang dapat kita perhatikan dalam tabel

berikut ini.

Tabel. 3.1 Kurangnya waktu yang tersedia untuk bermain sehingga malas belajar

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase12345

Sangat Tidak SetujuTidak SetujuNetral SetujuSangat Setuju

02134

020103040

Jumlah 10 100

Dari tabel 3.1 dapat diketahui bahwa “Kurangnya waktu yang

tersedia untuk bermain sehingga malas belajar”. Dari 10 anak yang malas

belajar 4 anak menyatakan sangat setuju dan 3 orang yang menyatakan

setuju bahwa kurangnya waktu yang tersedia untuk bermain sehingga

malas belajar.

Tabel. 3.2 Kelelahan dalam beraktivitas (misal terlalu banyak bermain/membantu orangtua) sehingga malas belajar

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase12345

Sangat Tidak SetujuTidak SetujuNetral SetujuSangat Setuju

43120

403010200

Jumlah 10 100

11

Page 15: Penelitian anak malas Belajar.doc

12

Dari tabel 3.2 dapat diketahui bahwa dari 10 anak yang malas

belajar 4 anak menyatakan sangat tidak setuju dan 3 orang yang

menyatakan tidak setuju kelelahan dalam beraktivitas (misal terlalu

banyak bermain/membantu orangtua) sehingga malas belajar

Tabel. 3.3. Sedang sedih (bertengkar dengan teman sekolah, kehilangan

barang kesayangan  dll) sehingga malas belajar

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase12345

Sangat Tidak SetujuTidak SetujuNetral SetujuSangat Setuju

22132

020103040

Jumlah 10 100

Dari tabel 3.3 dapat diketahui bahwa dari 10 anak yang malas

belajar 2 anak menyatakan sangat setuju dan 3 orang yang menyatakan

setuju bahwa sedang sedih (bertengkar dengan teman sekolah, kehilangan

barang kesayangan  dll) sehingga malas belajar.

Tabel. 3.4 Orang tua kurang perhatian ketika sedang belajar dirumah

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase12345

Sangat Tidak SetujuTidak SetujuNetral SetujuSangat Setuju

33211

020103040

Jumlah 10 100

Dari tabel 3.4. dapat diketahui dari 10 anak yang malas belajar 3

anak menyatakan sangat tidak setuju dan 3 orang yang menyatakan tidak

setuju bahwa Orang tua kurang perhatian ketika sedang belajar dirumah.

Page 16: Penelitian anak malas Belajar.doc

13

Tabel. 3.5 Dirumah sedang ada masalah sehingga tidak bisa belajar

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase12345

Sangat Tidak SetujuTidak SetujuNetral SetujuSangat Setuju

22321

020103040

Jumlah 10 100

Dari tabel 3.5.dapat diketahui bahwa dari 10 anak yang malas

belajar 2 anak menyatakan sangat tidak setuju dan 3 orang yang

menyatakan netral bahwa dirumah sedang ada masalah sehingga tidak bisa

belajar

Tabel. 3.6 Dirumah tidak ada sarana buat belajar

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase12345

Sangat Tidak SetujuTidak SetujuNetral SetujuSangat Setuju

02134

020103040

Jumlah 10 100

Dari tabel 3.6 dapat diketahui bahwa dari 10 anak yang malas

belajar 4 anak menyatakan sangat setuju dan 3 orang yang menyatakan

setuju bahwa dirumah tidak ada sarana buat belajar

Tabel. 3.7 Di sekolah ada masalah sehingga tidak bisa belajar

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase12345

Sangat Tidak SetujuTidak SetujuNetral SetujuSangat Setuju

02134

020103040

Jumlah 10 100

Dari tabel 3.7 dapat diketahui bahwa dari 10 anak yang malas

belajar 4 anak menyatakan sangat setuju dan 3 orang yang menyatakan

setuju bahwa di sekolah ada masalah sehingga tidak bisa belajar

Page 17: Penelitian anak malas Belajar.doc

14

Tabel. 3.8 Tidak ada minat untuk belajar

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase12345

Sangat Tidak SetujuTidak SetujuNetral SetujuSangat Setuju

02134

020103040

Jumlah 10 100

Dari tabel 3.8 dapat diketahui bahwa dari 10 anak yang malas

belajar 4 anak menyatakan sangat setuju dan 3 orang yang menyatakan

setuju bahwa tidak ada minat untuk belajar.

B. Pembahasan

Pemaparan faktor-faktor penyebab anak menjadi malas belajar ini

berdasarkan hasil penelitian sederhana yang dilakukan. Para anak diminta

menjawab secara tertulis mengapa mereka menjadi malas belajar. Berdasarkan

jawaban yang mereka sampaikan secara tertulis, dapat disimpulkan ada

beberapa faktor penyebabnya, baik faktor internal (faktor pribadi anak)

maupun eksternal (faktor pendidik dan faktor lain).

Jika kita cermati, faktor penyebab munculnya permasalahan malas

belajar tersebut sangat berkaitan dengan persoalan emosi. Menurut English

and English emosi adalah A complex feeling state accompanied by

characteristic motor and glandular activities“, yaitu suatu keadaan perasaan

yang kompleks yang disertai karakteristik kegiatan kelenjar dan

motoris.Emosi merupakan setiap keadaan pada diri seseorang yang disertai

warna afektif baik pada tingkat lemah maupun pada tingkat yang luas.Warna

afektif disini dapat diartikan sebagai perasaan – perasaan tertentu yang dialami

pada saat menghadapi ( menghayati ) suatu situasi tertentu, contohnya

gembira, bahagia, putus asa, terkejut, benci, tidak senang dan sebagainya

(Yusuf Syamsu, 2006 dalam Sabila). Faktor-faktor emosi ini juga menyangkut

masalah emosi sensoris dan emosi psikis.

Page 18: Penelitian anak malas Belajar.doc

15

Anak malas belajar tergolong perilaku manusiawi. Semua pribadi

manusia mengalaminya. Namun, rasa malas belajar yang berlebih-lebihan dan

menetap secara rutinitas, akan mempengaruhi kecerdasan anak. Bukan hanya

itu, rasa malas pun akan membunuh kreativitas. Permasalahan ini juga akan

memberi dampak negatif terhadap interaksi belajar-mengajar di kelas. Karena

itu, perlu dilakukan upaya untuk mengatasi anak yang malas belajar. Upaya-

upaya yang dapat diterapkan sebagai berikut.

1. Menciptakan kesiapan belajar.

Dalam kondisi apapun, kesiapan belajar sangat penting. Anak yang

berada dalam kondisi siap akan merasa tertarik dengan pembelajaran.

Kesiapan belajar ini bisa diartikan secara fisik maupun psikis. Secara fisik,

misalnya, memeriksa peralatan peralatan belajar sebelum belajar dimulai.

Anak diminta benar-benar mempersiapkan segala peralatan belajarnya

sebelum memulai pembelajaran. Ketika ini dilakukan, masih saja

ditemukan anak yang kurang siap. Beberapa di antaranya ada yang terlupa

pena atau buku. Ketika itu, peranan guru sangat penting. Misalnya,

meminta anak lain meminjamkan pena kepada anak tersebut. Secara

psikis, pendidik dapat menciptakan kesiapan belajar dengan memberikan

pencerahan atau penyadaran.

2. Memberikan motivasi

Dalam kehidupan, keberadaan motivasi sangat penting. Hidup

manusia senantiasa kekurangan motivasi. Pada proses belajar, motivasi

anak biasanya amat kurang. Pemberian motivasi kepada anak dapat

dilakukan secara verbal dan non-verbal. Misalnya, menghargai apa yang

dilakukan anak ketika pembelajaran berlangsung walaupun hanya memuji

tulisannya. Selain itu, pendidik seharunya lebih banyak membaca buku-

buku motivasi sehingga bisa memotivasi anak.

3. Mengurangi marah yang berlebihan

Ketika menghadapi anak yang bermasalah, kemarahan senantiasa

memuncak. Menghadapi anak yang bermasalah dengan cara marah,

apalagi berlebihan (kurang manusiawi), hanya akan memperparah

Page 19: Penelitian anak malas Belajar.doc

16

keadaan. Marah yang berlebihan akan menciptakan kondisi kelas yang

tidak kondusif. Bahkan, akan merugikan pembelajaran. Tidak para

pendidik kurang mampu mengontrol kemarahannya sehingga melampaui

garis kewajaran.

4. Menciptakan keharmonisan

Keharmonisan pendidik dengan anak merupakan syarat penting

dalam pembelajaran. Keharmonisan bisa tercipta jika pendidik berhasil

menempatkan dirinya pada kondisi kejiwaan anak. Simpati dan empati

merupakan dua unsur kejiwaan yang sangat penting untuk memunculkan

keharmonisan. Toleransi seperti mendengarkan musik ketika mengerjakan

latihan merupakan salah satu upaya ke arah keharmonisan itu. Bahkan,

belajar sambil mendengarkan musik bisa menghilangkan rasa lelah dan

jenuh.

5. Memberikan bimbingan seperlunya

Pendidik adalah pembimbing. Ada tiga materi penting ketika

membimbing anak, yaitu (1) membimbing dalam hal penguasaan aspek

keilmuan, (2) membimbing dalam hal penguasaan aspek psikomotor, dan

(3) membimbing dalam hal penerapan aspek sikap (afektif). Pendidik

sebagai pembimbing tidak akan pernah diam di kursinya. Pendidik tipe ini

akan bergerak ke arah anak, baik secara individu maupun berkelompok.

Bimbingan-bimbingan lebih khusus diberikannya ketika anak mengalami

kesulitan mengerjakan latihan atau tugasnya. Jika tidak mendapat

bimbingan yang memadai dari pendidik, maka kesulitan akan

memunculkan rasa malas untuk belajar.

6. Menyelipkan jenaka sebagai transisi pembelajaran

Belajar mengajar merupakan seni. Kemampuan dan kreativitas

pendidik sangat dituntut ketika melaksanakan pembelajaran. Saat ini, tugas

pendidik bukanlah mengajar, tetapi membelajarkan anak. Membelajarkan

berarti mengajak anak untuk berpikir dan bertindak. Dalam prosesnya, ini

bukanlah suatu yang mudah. Banyak sekali tantangan yang dihadapi

pendidik. Mudah bosan dan kurang bersemangat seringkali dialami anak

Page 20: Penelitian anak malas Belajar.doc

17

ketika pembelajaran. Pendidik semestinya menyisipkan unsur jenaka untuk

mengurangi ketegangan pembelajaran di kelas. Unsur jenaka ini dapat

dilakukan pendidik dengan cara bercerita humor. Banyak cerita humor

bernilai pendidikan yang dapat kita jadikan transisi pembelajaran.

7. Menyelipkan daya ajuk imajinasi

Daya ajuk imajinasi dalam pembelajaran berarti menyisipkan

kalimat-kalimat bermakna dan berdaya imajinatif. Kalimat-kalimat ini

bisa diambil dari berbagai pendapat ahli, terutama yang memotivasi dan

menebarkan wawasan kesadaran untuk bertindak lebih baik. Daya ajuk ini

dapat dijadikan transisi pembelajaran.

8. Membangkitkan efek rasa malu

Efek rasa malu dinilai sangat perlu dalam dunia pendidikan.

Namun, efek ini hanya digunakan untuk hal-hal yang edukatif. Misalnya,

menyebutkan nama siswa yang tidak/belum mengumpulkan tugas. Upaya

ini cukup efektif apalagi dilakukan secara rutin setiap pembelajaran di

kelas. Jika ini dilakukan secara rutin, pada pertemuan berikutnya, para

anak akan lebih bersemangat untuk belajar dan mengerjakan berbagai

latihan/tugas. Upaya ini sangat efektif jika diterapkan secara rutin.

9. Tindakan persuasif dan penyadaran

Ajakan dan kesadaran selalu mengalami kesulitan. Kesulitan

tersebut muncul dari diri orang yang akan diajak dan disadarkan, yaitu

anak. Hal ini disebabkan pada umumnya, anak remaja merupakan masa

pancaroba. Hanya sebagian kecil di antara mereka yang mampu

mengendalikan kebiasaan-kebiasaan dan perilaku negatif. Tindakan

persuasif dan penyadaran yang selama ini dilakukan lebih banyak bersifat

negatif. Karena itu, anak sering menganggap sebagai sikap cerewet

seorang pendidik. Pendidik harus membalikkan keadaan ini. Caranya,

berikan tindakan persuasif dan penyadaran dengan memasukkan nasihat-

nasihat berenergi positif. Misalnya, nilai kamu cukup bagus, kamu pasti

bisa memperoleh yang lebih baik, hari ini kamu cukup tekun belajar, dan

sebagainya.

Page 21: Penelitian anak malas Belajar.doc

18

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Beberapa faktor penyebab anak di Desa Cimanggu Kecamatan Cimanggu

Kabupaten Pandeglang malas belajar, secara umum masalah utamanya

adalah faktor instrinsik (dari dalam diri anak) dan faktor ekstrinsik (dari

luar diri anak)

2. Perilaku malas belajar merupakan salah satu akibat dari perbedaan

individual itu. Perilaku malas belajar, walaupun merupakan hal wajar,

tetap tidak dibenarkan. Dalam pembelajaran ideal, perilaku ini tetap

merupakan suatu penyimpangan. Agar perilaku negatif tersebut tidak

terlalu jauh, beberapa upaya yang telah diterapkan di atas dinilai cukup

mangkus dan sangkil (efektif dan efisien) dalam upaya mengatasi peserta

didik yang malas belajar. Namun, dengan perbedaan pendidik, mata

pelajaran, dan karakteristik peserta didik serta geografis, upaya-upaya ini

belum tentu berlaku secara universal. Karena itu, sebaiknya para pendidik

senantiasa berkreasi dan berinovasi mengatasi siswa yang malas belajar

dengan berbagai kemungkinan dan harapan

B. Saran

Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu saya berharap

agar pembaca dapat memanfaatkan makalah ini dengan baik. Segala kritikan

maupun saran dari pembaca saya terima dengan lapang dada untuk menambah

wawasan serta perbaikan penulisan yang lebih baik lagi.

Untuk kebaikan bersama saya selaku penulis menginginkan agar

pembaca dapat memahami isi dari makalah ini agar dapat dipahami dan

diamalkan kapan dan dimanapun. Serta dapat bermanfaat bagi masyarakat

yang membutuhkan.

18

Page 22: Penelitian anak malas Belajar.doc

19

DAFTAR PUSTAKA

Ali Imran, Kebijakan Pendidikan di Indonesia, Cet. II Jakarta: Bumi Aksara, 2002

A.H. Harahap, Bina Remaja, Medan: Yayasan Bina Pembangunan Indonesia, 1981

Kartini Kartono, Pengantar Metodelogi Research Sosial, Bandung: Grafika, 1974

M. Noor Syam, Pengantar Dasar-Dasar Kependidikan, cet. I, Surabaya: Usaha Nasional, 1980

M. Arief, Menggali Manusia Melalui Proses Pendidikan, Dinamika, No. 12, 1998

Safri, Peran Orang Tua Dalam Pembinaan Mental Anak, Santunan, No. 237, April 1998

Sutrisno hadi, Metodelogi Research, Jilid I, cet V, Yogyakarta: UGM, 1996

Winarno Surachman, Dasar dan Tehnik Research Pengantar Metodelogi Ilmiyah, Bandung: Tarsito, 1982

WJS Pooerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, cet. II, Jakarta: Balai Pustaka, 1985

19

Page 23: Penelitian anak malas Belajar.doc

20

LampiranANGKET

Kuesioner untuk saudara/i. Kami menjamin rahasia pribadi anda :

1. Nama :

2. Umur : tahun

3. Jenis Kelamin

Laki-laki Wanita

4. Tingkat pendidikan terakhir

SD/MI

SMP?MTs

SMA/SMK

Isilah angket dibawah ini dengan ceklis (ν)

STS = Sangat Tidak SetujuTS = Tidak SetujuN = Netral S = SetujuSS = Sangat Setuju

N

o

Pernyataan Tanggapan

STS TS N S SS

1 Kurangnya waktu yang tersedia untuk bermain sehingga

malas belajar

2 Kelelahan dalam beraktivitas (misal terlalu banyak

bermain/membantu orangtua) sehingga malas belajar

3 Sedang sedih (bertengkar dengan teman sekolah, kehilangan

barang kesayangan  dll) sehingga malas belajar

4 Orang tua kurang perhatian ketika sedang belajar dirumah

5 Dirumah sedang ada masalah sehingga tidak bisa belajar

6 Dirumah tidak ada sarana buat belajar

7 Di sekolah ada masalah sehingga tidak bisa belajar

8 Tidak ada minat untuk belajar