pembelajaran aqidah islam dengan membersihkan perbuatan syirik (tafsir tematik)

Upload: huseinbatubara

Post on 07-Mar-2016

59 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Ajaran Islam

TRANSCRIPT

PEMBELAJARAN AQIDAH ISLAM DENGAN MEMBERSIHKAN PERBUATAN SYIRIKA. PENDAHULUAN.

Pokok utama setiap dakwah para Nabi dan Rasul sepanjang sejarah ialah menyeru manusia agar menegakkan tauhid serta menunjukkan setiap ibadahnya hanya kepada Allah Yang Maha Esa, seraya menjauhkan diri dari perkara-perkara yang dapat mensekutukan Allah. Tauhid dalam ibadah serta pembebasan diri dari belenggu kemusyrikan dan keberhalaan merupakan yang terpenting dalam ajaran-ajaran agama Samawi. Sedemikian pentingnya tauhid dalam berbagai aspek kehidupan, sehingga para Nabi dan Rasul memulai dahwahnya dengan pembinaan tauhid baru melajutkan yang lainnya. Islam merupakan agama yang sangat mendasar dengan nilai-nilai tauhid, sehingga setiap ibadah harus di dalandaskan dengan tauhid karena tanpa tauhid maka semuanya sia-sia disisi Allah. Kepercayaan kepada Allah dalam bahasa Arab disebut dengan iman yang berarti mengetahui, mempercayai dan mengimani. Dengan demikian iman adalah keyakinan terhadap Allah SWT Yang Maha Esa yang diiqtikatkan dengan hati, yang diucapkan dengan lisan serta dibuktikan dengan anggota badan. Dalam kehidupan seorang hamba yang tidak menjadikan iman sebagai pondasi hidupnya, maka dia tidak akan menjadi muslim yang sesungguhnya, karena iman merupakan parameter kualitas seseorang dan sesuatu aqidah yang tidak bisa tawar-tawar.Syirik merupakan perbuatan yang sangat bertentangan dengan tauhid dan sifat tercelah yang sangat merugikan bagi pelakunya. Secara sekilas syirik merupakan perbuatan, perkataan dan iqtikat yang mensekutukan Allah dengan sesuatu yang bersifat baharu. Melakukan perbuatan syirik merupakan adanya indikasi kurang percaya kepada Allah dan rendahnya iman seseorang. Untuk memahami hakikat syirik secara mendalam, perlu melakukan suatu pendekatan, misalnya pendekatan teologis, teoritis, filosofis dan empris. Tentunya setiap perbuatan yang buruk, pastilah dibalas dengan yang buruk pula, mengkaji balasan perbutan syirik, maka banyak sekali di tegaskan dalam al-Quran bagaimana balasan bagi pelaku syirik jika mati sebelum bertaubat.Untuk lebih lanjut pembahasannya, dalam tulisan yang sederhana ini akan dijelaskan sekitar tentang memahami syirik dengan pendekatan teologis, teoritis, filosofis dan empris. Disamping itu juga akan digambarkan tujuan perbelajaran, desain pembelajaran, media, sumber dan kegiatan pembelajaran tentang syirik.B. PEMBAHASAN.1. Pendekatan Teologis dengan Menggunakan Tafsif Tematik.

Perbuatan syirik sering sekali disinggung dalam al-Quran bahwa syirik merupakan sifat tercela yang paling berbahaya bagi orang inklut didalamnya. Kata syirik banyak sekali diungkapkan dalam al-Quran yang menunjukkan bahwa perbuatan tersebut sangat keji sekali bagi pelakunya. Salah satu yang dapat menghancurkan aqidah seseorang adalah ketika sifat syirik sudah bersahabat dengannya. Dengan demikian, al-Quran bayak memberi isyarat dengan bahaya-bahaya syirik. Hal ini penulis tidak mengungkapkan ayat-ayat al-Quran yang menyinggung tentang syirik secara komprehansif, tetapi hanya sebagain saja diantaranya adalah:(((( (((( (( (((((((( ((( (((((((( (((( (((((((((( ((( ((((( ((((((( ((((( (((((((( ( ((((( (((((((( (((((( (((((( (((((((((( ((((((( (((((((( ((((

Artinya:Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. (an-Nisa: 48)Pesan inti dalam ayat ini sesuai dengan tema pembahasan adalah bahwa Allah tidak mengampuni dosa yang mensekutuinya, karena perbuatan tersebut merupakan dosa yang paling besar. Ayat ini sesuai yang ditegaskan pada ayat berikutnya sebagai berikut.(((( (((( (( (((((((( ((( (((((((( ((((( (((((((((( ((( ((((( ((((((( ((((( (((((((( ( ((((( (((((((( (((((( (((((( (((( ((((((( (((((((( (((((

Artinya:Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, Maka Sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya (An-Nisa: 116)Kandungan ayat ini berbeda sedikit dengan ayat yang telah disebutkan diatas, sedangkan yang menjadi perbedaanya adalah bahwa ayat ini di akhiri dengan pernyataan orang yang mesekutukan Allah ia telah menyesatkan dirinya dengan sesesat-sesatnya. Dari dua ayat diatas, hurup merupakan berfungsi sebagai nafiyah, dan merupakan fiil mudhari yang disertai dengan an masdariyyah lalu berubah menjadi masdar. Gambarannya jelas bahwa Allah tidak mengampuni syirik kepada-Nya dan selamanya tidak terampuni, karena itu merupakan pelanggaran terhadap hak Allah yang bersifat khusus yaitu syirik. Allah sangat melarang mensekutuinya, karena perbuatan tersebut kezaliman yang besar. Allah berfirman.(((((( ((((( ((((((((( ((((((((( (((((( ((((((((( ((((((((( (( (((((((( (((((( ( (((( (((((((((( (((((((( ((((((( ((((

Artinya: Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar. (Luqman: 13)Dalam ayat ini Lukman menjelaskan kepada anaknya, bahwa perbuatan syirik itu merupakan kedzaliman yang sangat besar. Syirik dinamakan perbuatan yang dzalim, karena perbuatan syirik itu berarti meletakkan sesuatu bukan pada tempatnya. Dan ini dikatakan dosa besar, karena perbuatan itu berarti menyamakan kedudukan tuhan yang hanya dari Dia lah segala nikmat. Sesudah Allah menuturkan apa yang telah diwasiatkan. Diantara bahaya yang diberikan kepada orang musyrik adalah amalnya akan hapus, Allah befirman sebagai berikut:(((((( ((((((( (((((((( ((((((( ((((((((( ((( (((((((( (((((( (((((((((( (((((((((((( (((((((( ((((((((((((( (((( (((((((((((((( ((((

Artinya: Dan Sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu Termasuk orang-orang yang merugi. (Az-Zumar: 65)Kalima ( ) artinya jika seandainya engkau talah mempersekutukan Allah, walaupun redaksinya ditujukan kepada Nabi Muhammad, tetapi tentu saja hal tersebut mustahil terjadi pada beliau. Redaksi ini sebagai peringatan kepada manusia bahwa Nabi Muhammad pun yang merupakan kekasih Allah tidak dapat luput dari kerugian bila mempersekutukan Allah. Ayat ini sebenarnya lebih banyak dimaksudkan sebagai sindiran bagi kaum musyrikin yang selama ini terus bersikeras menganut kepercayaan syirik. Itulah agaknya yang menyebabkan sehingga ayat diatas menggunakan kata kerja masa lampau ketika berbicara tentang syirik yakni menggunakan kata fiil madhi (). Hal ini bukan berarti bahwa para Nabi tidak diberi peringatan. Memang para Nabi itu masum yakni tidak mungkin melakukan dosa atau kedurhakaan, tetapi itu bukan berarti bahwa mereka bebas dari hukum taklifi, namun mereka harus berusaha bahkan melebihi umatnya untuk taat kapada Allah SWT. Walau pun penekanan ayat di atas ditunjukkan kepada kaum musryikin, sementara para Nabi secara faktual tidak ada yang musyrik, namun itu bukan berarti bahwa larangan ini tidak tertuju kepada mereka. Jadi menurut penulis larangan ini mengandung makna universal kepada seluruh manusia, karana Al-Quran iru sendiri mengandung nilai-nilai makna universal. Orang yang mensekutukan Allah, maka haramlah baginya sorga dan tempatnya dineraka, Allah befirman sebagai berikut:(((((( (((((( ((((((((( ((((((((( (((( (((( (((( ((((((((((( (((((( (((((((( ( ((((((( ((((((((((( ((((((((( (((((((((((( ((((((((((( (((( (((((( (((((((((( ( ((((((( ((( (((((((( (((((( (((((( (((((( (((( (((((((( (((((((((( ((((((((((( (((((((( ( ((((( ((((((((((((( (((( (((((((( ((((

Artinya:Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah Al masih putera Maryam", Padahal Al- masih sendiri berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu". Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, Maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun. (Al-Maidah: 72)Ayat tersebut dalam kaitannya dengan tema pokok pembahasan adalah penggalan kata ( ) sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah dalam zat, sifat perbuatan-Nya, atau dalam beribadah kepadanya tanpa bertaubat, hingga ia meninggal dunia, maka Allah pasti mengharamkan atasnya sorga, yakni tidak memperkenankannya masuk surga, dan tetap kekal di neraka dan mereka tidak mendapat bantuan dari siapapun karena mereka adalah orang-orang yang dzalim disebabkan mempersekutukan Allah.

(((((((((( (( (((((( ((((((((((( ((((( ( ((((( (((((((( (((((( ((((((((((( (((( (((( ((((((((((( (((((((((((( ((((((((( (((( ((((((( (((( ((((((((( ((( ((((((( ((((((( ((((

Artinya:Dengan ikhlas kepada Allah, tidak mempersekutukan sesuatu dengan Dia. Barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, Maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh.Kandungan ayat ini sesuai dengan topik pembahasan adalah bahwa orang yang mempersekutukan Allah dia seolah-olah jatuh dari langit yang disembar burumg. Dengan demikian menurut penulis orang yang syirik sama selaki tidak ada artinya. Di ayat yang dijelaskan bahwa orang musyrik tempat dineraka, Allah befirman:(((( ((((((((( ((((((((( (((( (((((( ((((((((((( ((((((((((((((((( ((( ((((( (((((((( (((((((((( ((((((( ( (((((((((((( (((( (((( (((((((((((( (((

Artinya:Sesungguhnya orang-orang yang kafir Yakni ahli kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk. (Al-Baiyyinah: 6)Dalam ayat di atas dijelaskan bahwa orang-orang yang kafir dari ahli kitab dan orang-orang musyrik, meraka meninggal sebelum bertaubat akan masuk neraka dan kekal di dalamnya serta mereka diponis sebagai makhluk yang paling buruk. Pesan inti ayat ini dalam tema pembahasan bahwa ayat ini sebagai ancaman dan akibat perbuatan syirik yaitu mereka kekal dineraka dan seburuk-buruk makhluk.(((((((((((( ((((((((((((( ((((((((((((((( (((((((((( (((( ((((( (((( ((((((((((((( (((((( (((((((( (((((( (((((((((( (((( (((((((((((((( (((((((( (((((((( ( (( ((((((( (((( (((( ( (((((((((((( ((((( ((((((((((( ((((

Artinya:Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai Tuhan selain Allah dan (juga mereka mempertuhankan) Al masih putera Maryam, Padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. (At-Taubah: 31).Dalam tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa ayat ini merupakan dorongan dari Allah untuk memerangi kaum musrikin dan orang orang kafir dari kalangan Yahudi dan Nasrani, disebabkan ungkapan mereka yang keji dan tuduhan dusta atas Allah SWT. Orang Yahudi mengatakan tentang Uzair bahwa ia putra Allah. Maka untuk menjawab perilaku tuduhan orang musyrik itu Allah menegaskan dalam ayat ini Mahasuci dan Mahatinggi Allah dari apa yang mereka nisbatkan dan tidak ada baginya sekutu, tandingan-tandingan, mitra-mitra, musuh-musuh, dan tidak pula anak-anak serta tidak diperanakkan. Perbuatan syirik merupakan yang sangat keji sehingga darahnya halal, Allah berfirman:((((((( ((((((((( (((((((((( (((((((((( ((((((((((((( ((((((((((((((( (((((( (((((((((((((( ((((((((((( ((((((((((((((( ((((((((((((( (((((( (((( (((((((( ( ((((( (((((((( (((((((((((( ((((((((((( ((((((((((( ((((((((((( ((((((((( ((((((((((( ( (((( (((( ((((((( ((((((( (((

Artinya: Apabila sudah habis bulan-bulan Haram itu, Maka bunuhlah orang-orang musyrikin itu dimana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka. Kepunglah mereka dan intailah ditempat pengintaian. jika mereka bertaubat dan mendirikan sholat dan menunaikan zakat, Maka berilah kebebasan kepada mereka untuk berjalan. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (At-Taubah: 5).Inti sari yang diambil dari ayat diatas dalam kaitannya dengan topik pembahasan adalah menceritakan tentang keberadaan orang-orang musyrik yakni boleh membunuh/memerangi orang-orang musyrik (halal darahnya). Disebutkan dalam kitab hadis shahih Bukhari dan Muslim yang berasal dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah bersabda:

.

Artinya:Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Muhammad Al Musnadi dia berkata, Telah menceritakan kepada kami Abu Rauh Al Harami bin Umarah berkata, telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Waqid bin Muhammad berkata; aku mendengar bapakku menceritakan dari Ibnu Umar, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda: "Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka bersaksi; tidak ada ilah kecuali Allah dan bahwa sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat. Jika mereka lakukan yang demikian maka mereka telah memelihara darah dan harta mereka dariku kecuali dengan haq Islam dan perhitungan mereka ada pada Allah"

Hadis ini menjelas ayat apa yang telah ditegaskan dalam Al-Quran bahwa orang musyrik boleh dibunuh/diperang. Yang menjadi intisari ayat dan hadis yang disebutkan dalam kaitantannya dengan tema yang dibahasan adalah orang musyrik halal darahnya hingga mereka bersaksi tidak ada Tuhan yang patut disembah kecuali Allah dan bahwa sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat. Ayat ini menasakh semua perjanjian yang diadaakan antara Rasulullah dengan kaum musyrik yang meliputi setiap isi perjanjian dan batas waktunya artinya setelah turun ayat ini tidak berlaku lagi perjanjian apa pun. Sementara al-Aufi berkata dari Ibnu Abbas terkait dengan sejak turun ayat ini, tidak lagi ada perjanjian dan perlindungan bagi seorang pun dari kalangan orang musyrik. Namun batas waktunya adalah sebelum diturunkannya permulaan ayat ini yaitu empat bulan terhitung sejak hari disampaikannya maklumat pemutusan hubungan, mulai tanggal 10 Dzulhijjah sampai tanggal sepuluh bulan Rabiul Awal. Orang musyrik tidak boleh memakmurkan mesjid Allah befirman:

((( ((((( ((((((((((((((( ((( ((((((((((( ((((((((( (((( (((((((((( (((((( (((((((((( (((((((((((( ( (((((((((((( (((((((( ((((((((((((( ((((( (((((((( (((( (((((((((( ((((

Artinya:Tidaklah pantas orang-orang musyrik itu memakmurkan mesjid-mesjid Allah, sedang mereka mengakui bahwa mereka sendiri kafir. Itulah orang-orang yang sia-sia pekerjaannya, dan mereka kekal di dalam neraka. (At-Taubah: 17)Dalam ayat tersebut Allah SWT menjelaskan bahwa tidak patut bagi orang yang menyekutukan Allah memakmurkan mesjid Allah. Diantara ulama qiraah ada yang membacanya dengan cara dimufradkan yaitu (( mesjid Allah, maka yang mereka maksudkan adalah Masjidil Haram yang merupakan seutama-utama mesjid yang ada dipermukaan bumi ini. Dalam ayat ini juga dijelaskan bahwa orang yang menserikatkan Allah, apa saja yang amal baik mereka sama sekali tidak ada artinya disisi Allah SWT (sia-sia), dan meraka kekal didalam neraka selama-lamanya. Sementara hubungan ayat ini dengan topik yang dibahas, menurut penulis ada tiga inti sari yaitu orang musyrik tidak boleh memakmurkan mesjid, sia-sia amalnya, dan kekal didalam neraka. Orang musyrik dilarang masuk mesjid, karena meraka dianggap najis, Allah berfirman:((((((((((( ((((((((( ((((((((((( ((((((( ((((((((((((((( (((((( (((( ((((((((((( (((((((((((( ((((((((((( (((((( ((((((((( (((((( ( (((((( (((((((( (((((((( (((((((( ((((((((((( (((( ((( (((((((((( ((( (((((( ( (((( (((( ((((((( ((((((( ((((

Artinya:Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis, Maka janganlah mereka mendekati Masjidilharam sesudah tahun ini, dan jika kamu khawatir menjadi miskin, Maka Allah nanti akan memberimu kekayaan kepadamu dari karuniaNya, jika Dia menghendaki. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. (At-Taubah: 28).Setelah ayat-ayat yang lalu menjelaskan secara gamblang betapa keadaan kaum musyrikin sehingga mereka harus di tindak dengan tegas atau paling tidak di hindri dari boiqot, dijauhkan dari daerah suci, maka dalam ayat ini dijelaskan bahwa mereka sebenarnya adalah najis sehingga tidak wajar berada ditempat suci. Para ulama berbeda pendapat tentang siapa yang dimaksud dengan al-Musyrikin dalam ayat ini. Ada yang membatasinya pada para penyembah berhala, ada juga yang memperluasnya sehingga mencakup seluruh ahli al-Kitab (Yahudi dan Nasrani).Kata najas adalah nama bagi sesuatu yang melekat pada dirinya najis dan kotoran, karena najis atau kotoran dikaitkan dengan kemusyrikan, maka yang dimaksud dalam ayat ini adalah najis atau kotoran immaterial. Dalam pandangan al-Quran kenajisan semacam ini mengakibatkan yang menyandangnya tidak wajar memperoleh penghormatan walaupun secara material. Sedangkan kata haram terambil dari akar kata yang bermakna larangan dan pengetatan. Kata ini sering kali dihadapkan dengan halal yang antara lain bermakna pelepasan dan penguraian. Makna ini kemudian berkembang menjadi bermakna boleh, sedangkan kata haram berkembang menjadi bermakna hormat. Tanah haram adalah wilayah yang memiliki kehormatan lagi harus dihormati. Kata haram disini tidak lagi dihadapkan dengan halal, juga tidak dipahami dalam arti haram dari segi tinjauan hukum, tetapi kata haram bermakana kehormatan.Menurut imam SyafiI bahwa ayat ini hanya melarang kaum musyrikin memasuki mesjid al-haram, bukan semua mesjid, dan dasar itu ditak ada halangan bagi orang Yahudi dan Nasrani memasuki mesjid selainnya. Imam Malik berpendapat bahwa yang dimaksud adalh bukan hanya mesji haram tetapi mencakup seluruh mesjid. Sementara menurut Imam Abu Hanifah bahwa mesjid haram dipahami bukan hanya dilarang untuk memasukinya, tetapi dalam artian larangan melaksanakan haji, umrah dan tawaaf. Dalam hubungannya dengan pokok pembahasan dalam makalah ini bahwa orang yang musyrik diidentikkan dengan najis (kotoran) sehingga mereka tidak diperkenankan masuk mesjid Allah. Dalam beribadah harus mengharap ridha Allah firman-Nya.(((( (((((((( (((((( (((((( ((((((((((( ((((((( (((((( (((((((( ((((((((((( ((((((( ((((((( ( ((((( ((((( ((((((((( (((((((( (((((((( (((((((((((( (((((( (((((((( (((( (((((((( ((((((((((( ((((((((( ((((((( (((((

Artinya: Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa Sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya. (Al-Kahfi: 110)Ibadah yang bagus disini adalah ibadah yang ditujukan hanya untuk menggapai keridhoan Allah semata yang tidak ada sekutu baginya. Dua perkara ini menjadi rukun bagi setiap amal agar diterima oleh Allah yakni harus ikhlas karena Allah dan harus benar berdasarkan syariah Rasulullah SAW. Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Said bin Abi Fadhalah, ia termasuk salah satu sahabat, Rasulullah bersabda: ketika Allah menghimpun semua manusia, mulai dari generasi pertama hingga yang terakhir pada hari Kiamat, yakni hari yang tidak ada keraguan padanya, maka ada yang menyeru, Barangsiapa beramal karena seseorang dan bukan karena Allah (syirik), maka hendak ia meminta pehalanya dari sisi selain Allah, karena sesungguhnya Allah adalah Rabb yang tidak membutuhkan persekutuan. Hadis ini diriwayatkan juga oleh at-Tirmidzi: no. 3153 dan Ibnu Majah:no. 1406. ((((((((( ((((((((((( (((((((((( ((((((((( (((((((( (((((( (((( ((((((( (((((( (((((( ((((((((( (((((( (((((((((( ((((((((( (((((((((((( (((( (((((((( ((((((((( ((((((( (((( Artinya: Dan harta kekayaannya dibinasakan; lalu ia membulak-balikkan kedua tangannya (tanda menyesal) terhadap apa yang ia telah belanjakan untuk itu, sedang pohon anggur itu roboh bersama para-paranya dan Dia berkata: "Aduhai kiranya dulu aku tidak mempersekutukan seorangpun dengan Tuhanku. (:Al-Kahfi: 42).Tentunya setiap orang yang melakukan dosa pasti akan mengalami penyesalan yang sangat besar, apalagi nanti masing-masing menerina balasannya. Namun penyesalan yang paling besar adalah orang yang kafir dan syirik kepada Allah. Dalam ayat ini terdapat kalimat yang bernada Aduhai kiranya dulu aku tidak mempersekutukan seorangpun dengan Tuhanku kalimat ini menunjukkan bahwa setiap orang yang melakukan kejahatan akan menyesal khusus pelaku syirik besar, karena mereka akan kekal didalam neraka. Syirik adalah dosa yang pertama diharamkan Allah berfirman: (((( ((((((((((( (((((( ((( (((((( (((((((( (((((((((( ( (((( ((((((((((( ((((( ((((((( ( ((((((((((((((((((( (((((((((( ( (((( (((((((((((( (((((((((((( ((((( ((((((((( ( (((((( (((((((((((( ((((((((((( ( (((( ((((((((((( ((((((((((((( ((( (((((( ((((((( ((((( (((((( ( (((( ((((((((((( ((((((((( ((((((( (((((( (((( (((( ((((((((((( ( ((((((((( (((((((( ((((( (((((((((( ((((((((((( (((((

Artinya: Katakanlah: Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu Yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu sebab yang benar. demikian itu yang diperintahkan kepadamu bsupaya kamu memahami(nya). (al-Anam: 151)Kata yang digunakan untuk menunjukkan syirik adalah () yang artinya kamu persekutukan yang diawali dengan larang sehingga bermakna jangan kamu persekutukan. Terkait dengan firman ( ), lafazh an merupakan tafsiriyah. marilah kubacakan apa yang diharamkan dalam ayat ini dinyatakan bahwa pertama yang diharamkan adalah mensekutukan Allah dengan sesuatu. Dengan demikian pesan inti dalam ayat adalah dosa yang pertama diharamkan Allah adalah menyekutukan Allah dengan yang bakharu. Orang musyrik haram dinikahi Allah berfirman:(((( (((((((((( ((((((((((((((( (((((( (((((((( ( (((((((( (((((((((( (((((( (((( (((((((((( (((((( (((((((((((((( ( (((( (((((((((( ((((((((((((((( (((((( ((((((((((( ( (((((((((( (((((((( (((((( (((( (((((((( (((((( (((((((((((( ( (((((((((((( ((((((((( ((((( (((((((( ( (((((( (((((((((( ((((( (((((((((( (((((((((((((((( ((((((((((( ( ((((((((((( ((((((((((( (((((((( (((((((((( ((((((((((((( (((((

Artinya: Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun Dia menarik hatimu. dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun Dia menarik hatimu. mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran. (Al-Baqarah: 221).Kata yang digunakan adalah () lafaz jama muannas as-salim orang-orang musyrik perempuan () lafaz mufrad yang muannas wanita musrik () lafad muzdakkar as-asalim () lafadz mufrad. Dalam ayat ini dijelaskan bahwa orang-orang musyrik baik laki-laki maupun perempuan tidak boleh dinikahi oleh orang mumin sehingga mereka beriman kepada Allah. Seorang budak yang beriman adalah lebih baik derajat daripada orang musyrik sekalipun mereka menarik perhatian dan orang musyrik mengajak ke neraka. Dengan demikian, hubunyannya dengan tema pembahasan bahwa musrik tidak boleh dijadikan sebagai pendidik, pemimpin dan sebagainya.(((( ((((((( (((((( ((((((( ((((((((((((( ((( (((((( ((((((( ((((( (((((( (((((((((( (((((((((((( (((((((( ((((((((( ((((( ((((((((((( (((((( ((( (((( ((((((((( ((((( (((((((((( ((((( (((((((((( ((((( (((( ((( (( ((((((((((( ((((

Artinya:Katakanlah: "Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak ataupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan (mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui (al-Araaf: 33).Ayat ini menjelaskan bahwa Allah mengharamkan perbuatan yang keji baik yang dzahir maupun yang tersembunyi dan perbuatan yang menimbulkan dosa, misalnya menyekutukan Allah dengan sesuatu yang bersetatus makhluk. Yang menjadi kata kunci dalam ayat ini adalah mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu artinya menjadikan sekutu bagi Allah dalam beribadah serta mengada-adakan kedusataan baginya, misalanya bahwa Allah memiliki Anak dan sejenisnya padahal itu sama sekali tidak diketahui oleh manusia. Pada intinya ayat mengharamkan mensekutukan Allah dalam beribadah. Dari beberapa ayat yang telah dijelaskan dalam makalah ini, untuk lebih jelas dimana kata kunci dan pesan inti sesuai dengan tema pembahasan, perhatikan tabel dibawah ini.

NoSurah/ayatKata kunciSari Makna

1an-Nisa: 48(( (((((((( ((( (((((((( ((((((((( (((((((( (((((( (((((( (((((((((( ((((((( ((((((((Tidak akan mengampuni dosa syirik,Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.

2an-Nisa: 116(( (((((((( ((( (((((((( ((((((((( (((((((( (((((( (((((( (((( ((((((( ((((((((Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka Sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya

3Luqman: 13(( (((((((( (((((( ( (((( (((((((((( (((((((( (((((((Janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.

4Az-Zumar: 65(((((( (((((((((( (((((((((((( ((((((((Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu

5Al-Maidah: 72((( (((((((( (((((( (((((( (((((( (((( (((((((( (((((((((( ((((((((((( ((((((((Barang siapa yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, Maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga dan neraka tempatnya.

6((((( (((((((( (((((( ((((((((((( (((( (((( (((((((((((Barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, Maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit

7Al-Baiyyinah: 6((((((((((((((((( ((( ((((( ((((((((dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam.

8At-Taubah: 31(((((((((((( ((((( (((((((((((Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.

9At-Taubah: 5((((((((((((( (((((((((((((((Maka bunuhlah orang-orang musyrikin itu.

10At-Taubah: 17((( ((((( ((((((((((((((( ((( ((((((((((( (((((((((Tidaklah pantas orang-orang musyrik itu memakmurkan mesjid-mesjid Allah.

11At-Taubah: 28((((((( ((((((((((((((( ((((((Sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis.

12Al-Kahfi: 110(((( (((((((( ((((((((((( ((((((((( (((((((janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya.

13Al-Kahfi: 42(((((((((((( (((( (((((((( ((((((((( (((((((Aduhai kiranya dulu aku tidak mempersekutukan seorangpun dengan Tuhanku.

14al-Anam: 151.((( (((((( (((((((( (((((((((( ( (((( ((((((((((( ((((( (((((((Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu Yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia.

15Al-Baqarah: 221(((( (((((((((( ((((((((((((((( (((((( ((((((((Janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman.

16Al-Araaf: 33((((( ((((((((((( ((((((Mempersekutukan Allah dengan sesuatu.

Dari ayat-ayat yang telah dijelaskan diatas, maka penulis membuahkan butir-butir kesimpulan sebagai berikut.1. Syirik adalah perbuatan, perkataan dan iqtikat yang mesekutukan Allah dengan sesuatu yang baharu.2. Allah tidak akan mengampuni dosa syirik.3. Siapa yang melakukan syirik maka ia telah berbuat dosa dan kedzaliman yang besar dan ia tersesat dengan sesesat-sesatnya.4. Allah mengharamkan perbuatan syirik, karena perbuatan syirik adalah melanggar hak Allah dengan menyekutukan Allah dengan sesuatu yang baharu.5. Balasan orang syirik kepada Allah (mempersekutukan Tuhan), amalnya akan hapus, jika ia mati sebelum bertaubat, maka ia haram masuk sorga dan akan masuk neraka serta kekal didalamnya.6. Bagaimanapun tuduhan orang-orang musyrik, maka Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan atau apa yang mereka dustakan.7. Sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis dan mereka tidak boleh memakmurkan mesjid tidak boleh dinikahi.8. Perbuatan syirik adalah kerugian yang sangat besar sehingga pelakunya akan menyesal.2. Pendekatan Teoritis.

a. Defenisi Syirik.

Secara bahasa syirik berasal dari kata bahasa Arab syaraka, yusyriku, syerkan, yang artinya adalah berkongsi, menyamakan, bersekutu, berteman. Dalam konteks ini syirik adalah bahwa Allah bersekutu dengan makhluk. Secara terminologis syirik merupakan menyamakan selain Allah dengan hal-hal yang lain, seperti berdoa pada selain Allah, atau memalingkan suatu bentuk ibadah seperti menyembelih kurban, bernazar dan lain-lain kepada selain Allah. Tentunya barangsiapa yang menyembah kepada selain Allah berarti ia telah meletakkan suatu ibadah yang tidak pada tempatnya, sehingga perbuatan tersebut dikategorikan sebagai kezaliman yang paling besar seperti yang digambarkan dalam al-Quran. Pada perinsipnya syirik dapat diklasifikasikan menjadi tiga yaitu:b. Macam-macam syirik.

Pertama Syirik Akbar merupakan sesuatu tindakan menyesekutukan Allah SWT dalam konteks rububiyyah-Nya, uluhiyah-Nya, asma dan sifat-Nya, atau salah satu diantaranya. Syirik besar merupakan sesuatu bentuk ibadah baik secara perbuatan, perkataan maupun Itikad yang dapat merusak aqidah seorang muslim sehingga ia keluar dari Islam, misalnya menyembah kepada selain Allah, mendekatkan diri kepada-Nya dengan menyembelih kurban dan nazdar untuk selain Allah, tapi hanya untuk jin atau setan, meyakini ada kekuatan ghaib selain kekuatan Allah (batu besar, pohon besar). Secara teoritis syirik besar dapat dibagi tiga macam.Syirik dalam rububiyah yaitu memberikan hak kekuasaan, pengaturan, penciptaan, member rizki dan sebagainya kepada selain Allah. Diantara bentuk-bentuk kemusyrikan seperti ini adalah; Syirik Orang Nasrani, yang beranggapan bahwa Allah merupakan salah satu dari tiga oknum, syirik orang majusi yang berkeyakinan bahwa kebaikan diciptakan oleh cahaya, yang menurut mereka itu adalah Tuhan yang Maha pencipta. Syirik orang sufi ortodoks yang fanatik dari kalangan pemuja kuburan, yang meyakini bahwa arwah orang-orang mati bisa melakukan berbagai perbuatan terhadap orang yang masih hidup, dan meyakini bahwa sebagian dari ustadz bisa melakukan apa saja terhadap alam semesta ini serta bisa memberikan pertolongan kepada orang yang ghaib.

Syirik dalam Asma wa As-shifah. Secara sederhana syirik ini merupakan yang menjadikan sekutu bagi Allah berkenaan dengan salah satu dari nama-nama atau sifat-sifat-Nya, atau mensifati-Nya dengan salah satu sifat makhluk-Nya. Diantara contoh kemusyrikan ini diantaranya adalah meyakini bahwa para wali, dan orang-orang shalih dapat mengetahui perkara yang ghaib. Keyakinan ini banyak dijumpai dikalangan orang Rafidhah dan orang-orang kental dengan ajaran sufi. Hal ini mereka yakin bahwa para wali, dan orang shalih yang sudah mati bisa memberi pertolongan kepada orang yang masih hidup serta meyakini bahwa seorang dukun dapat mengetahui perkara yang ghaib dan bisa meramal masa yang akan datang. Syirik Uluhiyah, yakni meyakini bahwa selain Allah, ada sesuatu yang berhak untuk disembah atau dengan memberikan sutatu pribadatan kepadanya padahal ibadah itu bukan haknya. Disamping itu juga mempersembahkan salah satu ibadah mahdhah kepada selain Allah seperti yang yang telah dibicarakan diawal.Sedangkan syirik akbar ada beberapa macam diantaranya adalah syirik menyembah kepada selain Allah. Dalam surat Yunus: 106 yang dijelaskan.(((( (((((( ((( ((((( (((( ((( (( ((((((((( (((( (((((((( ( ((((( (((((((( (((((((( ((((( ((((( ((((((((((((( (((((

Artinya:Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi manfaat dan tidak (pula) memberi mudharat kepadamu selain Allah; sebab jika kamu berbuat (yang demikian), itu, Maka Sesungguhnya kamu kalau begitu Termasuk orang-orang yang zalim".Ayat ini menjelaskan bahawa menyembah kepada selain Allah termasuk dosa besar, karena apabila menyembah kepada selain Allah, maka itu sama sekali tidak bisa memberi manfaat bagi pelakunya. Pada hakikatnya menyembah hanyalah milik Allah seperti yang ditegaskan pada surah Al-Fatihah Hanya Engkaulah tang kami sembah dan hanya kepada Engkaulah kami minta tolong. Berbagai bentuk penyembah yang diperaktekkan seseorang seperti minta tolong dan berdoa kepada selain Allah itu marupakan tindakan syirik besar.

Pengertian larangan pengabdian, taat, dan patuh selain kepada Allah bukan saja dalam bentuk pengabdian, ketaatan dan kepatuhan kepada dewa, jin dan setan, tetapi juga dalam bentuk pengabdian kepada kekuasaan dengan bermacam variasinya. Pengabdian dan kepatuhan kepada selain Allah berarti tunduk kepada selain syariah Islam misalnya tunduk kepada thaghut. Menifestasi thaghut itu bisa berbentuk dewa, trimurti, berhala, negara, bangsa, ideologi atau apa saja yang tidak tunduk kepada Allah, Rasul-Nya serta syariat-Nya yang dapat melanggar nilai-nilai tauhid. Ini ditegaskan dalam surah Al-Anam ayat 162 yang berbunyi:(((( (((( ((((((( ((((((((( ((((((((((( (((((((((( (( ((((( (((((((((((((( (((((

Artinya:Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.

Dalam ayat mengandung nilai-nilai tauhid, bahwa segala bentuk penbuatan, baik shalat maupun ibadalah lainnya harus didasari karena Allah. Jika hal tersebut dipalingkan kepada selain Allah itu merupakan penyimpangan dari tauhid sehingga tergolong dalam syirik rububiyah dan uluhiyah.Menyembelih hewan kepada selain Allah merupakan begian dari pengabdian yang menjadikan pelakunya menjadi syirik besar. Penyembelihan hewan kepada selain Allah ada dua macam yaitu: menyembelih hewan untuk mendekatkan diri dan pengagungan. Ini merupakan syirik beras yang dapat mengeluarkan dari agama. Dan menyembelih hewan untuk penghormatan. Hal ini tidak mengeluarkan pelakunya dari agama, tetapi pada dasarnya masih mubah. Namun menurut penulis penyembelihan untuk penghormatan itu termasuk syirik karena disitu terdapat suatu potensi untuk menghantarkan kepada perbuatan syirik.Contoh yang lain adalah bernazdar bagi selain Allah. Bernadzar merupakan sesuatu ibadah yang disyariatkan oleh Islam yang mewajibkan diri atas sesuatu yang tidak diwajibkan berdasarkan syariah dengan ucapan yang menunjukkan hal tersebut. Dari beberapa hukum nadzar diantaranya adalah syirik yakni seseorang bernadzar untuk selain Allah misalnya kapada malaikat, Nabi, kuburan, wali, dan sebagainya.

Syirik niat. Syirik dalam hal ini merupakan suatu ibadah (shalat, puasa, jihad dan lain-lian) yang dilakukan semata bukan karena Allah, akan tetapi ada maksud atau tujuan yang lain. Niat hal seperti ini sudah termasuk dosa besar, manakala amalannya diniatkan untuk selain Allah. Syirik ketaatan, syirik ini adalah dimana seseorang mentaati selain Allah dalam hal-hal maksiat kepada Allah, misalnya menjadikan orang shaleh untuk sesembahan dan menjadikan hukum buatan manusia untuk ditaati serta menjauhkan hukum Al-quran da Sunnah rasul dalam kehidupannya. Menjadikan orang-orang laim dan rahib-rahib sebagai Rabbnya dengan cara mentaati mereka dan menghalallan apa yang diharamkan Allah dan mengharamkan apa yang dihalalkan, maka ini merupakan tindakan syirik yang mencapai syirik besar. Hal sesuai yang telah dijelaskan pada pembahasan sebeluimnya pada surat at-Taubah ayat 31.Syirik mahabbah. Ini adalah syirik cinta yakni mencintai sesembahan selai Allah seperti ia mencintai Allah. Hala ini di tegaskan dalam surah Al-Baqarah: 165 yang berbunyi.

(((((( (((((((( ((( (((((((( ((( ((((( (((( ((((((((( ((((((((((((( ((((((( (((( ( ((((((((((( ((((((((((( (((((( ((((( (( ( (((((( ((((( ((((((((( (((((((((( (((( (((((((( ((((((((((( (((( (((((((((( (( (((((((( (((((( (((( ((((((( ((((((((((( (((((

Artinya:Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman Amat sangat cintanya kepada Allah. dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah Amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal).

Dalam ayat ini dijelaskan bahwa orang-orang musyrik mencintai berupa berhala, pohon, batu, cincin, dan undang-undang buatan manusia mereka mencintainya melebihi cintanya kepada Allah. Dan jika ilah-ilah mereka dicaci maki dan dihina, dihujat, mereka pasti marah dan sakit hati. Orang yang mencintai sesembahan selain Allah, syariah selain Allah mereka akan melindunginya.

Kedua adalah syirik kecil (Ashghar). Syirik kecil tidak menjadikan pelakunya keluar dari Islam, tetapi ia mengurangi nilai tauhid dan merupakan perantara kepada syirik besar. Secara yusidial syirik kecil lama-kelamaan bisa membesar sehingga membawa pelakunya kepada syirik besar yang dapat mengeluarkan pelakunya dari agama Islam. Jika seorang berada dalam syirik kecil maka ia telah berada dalam bahaya yang besar, mulai dari terjerumus kedalam syirik kecil sampai kepada mengeluarkan dirinya dari agama Islam. Namun pada prinsipnya syirik ini hanya mengurangi nilai-nilai tauhid, iman dan perantara kepada syirik besar. syirik kecil adalah segala hal yang mengandung makna syirik tetapi tidak mencapai derajat syirik besar. Secara hukum, syirik kecil merupakan termasuk dosa besar yang dapat merusak aqidah seseorang. Syirik kecil bisa menjadi besar sehingga membawa pelakunya kepada tingkat syirik besar yang dapat mengeluarkannya dari agama Islam itu sendiri.

Dalam syirik ini, ada yang bersifat perbuatan dan perkataan atau yang zhahir. Diantara yang bersifat afaliyah yang mengandung nilai-nilai kemusyrikan adalah memakai gelang, benang dan sejenisnya yang dianggap sebagai pengusir dan penangkal marabahaya misalnya menggantungkan jiamt (tamimah) karena takut dari kejahatan. Benda-benda yang kadang kala dikenakan atau digantungkan dirumah dimobil. Jika seorang meyakini bahwa bahwa kalung, benang atau jimat itu sebagai penyerta untuk menolak kelahatan serta menghilangkannya, maka perbuatan tersebut adalah syirik asghar, karena Allah tidak menjadikan sebab hilangnya marabahaya dengan zimat yang dipakai, namun jika ia berkeyakinan bahwa dengan memakai kalung, gelang atau sejenisnya dapat menolak atau mengusir marabahaya, maka perbuatan tersebut digolongkan kepada syirik akbar, karena ia menggantungkan diri kepada kekuatan selain Allah.

Dalam hadis Rasulullah dari Ibnu Masud Radhiyallau Anhu, dia berkata aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda:

.Artinya: Sesunggauhnya ruqyah, jimat dan pelet itu adalah syirik.

Kata () jamak dari () yaitu sesuatu yang dibacakan yang tidak disebutkan dalam syariah Islam. Jadi ruqyah adalah penyembuhan suatu penyakit dengan pembacaan ayat-ayat suci Al-Quran, doa-doa atau mantra-mantara. Pada prakteknya ini dapat dilihat di tradisi-tradisi umat Islam yang tinggal di pedesaan pada umumnya. Misalnya dzikir-dzikir dan doa-doa yang ada didalam al-Quran dan segala macam bacaan yang dimanfaatkan untuk memohon perlindungan dari berbagai macam hal kehidupan, atau doa-doa yang dibacakan untuk diri sendiri dan kepada orang lain agar Allah melindunginya dari berbagai macam jenis keburukan, kejahatan, penyakit seperti kejahatan manusia, jin, setan dan makhluk lain.

Setiap ruqyah yang mengandung kemusyrikan adalah diharamkan, misalnya jampi-jampi yang dijadikan sebagi sandaran, baik orang yang meruqyah maupun yang diruqyah. Jika ia menyandarkan diri padanya dengan meyakini bahwa jampi-jampi bisa membarikan pengaruh dengan sendirinya, maka ia sudah terjerumus kepada syirik kecil, dan jika disandarkan secara total dengan meyakini ruqyah tersebut bisa memberikan manfaat selain Allah maka ia sudah masuk dalam ruang syirik besar. Adapaun yang disyriatkan maka itu bukan termasuk syirik. Kata () adalah sesuatu yang digantungkan pada anak-anak kecil yang maksud untuk mencegah dampak pandangan mata yang dengki atau jahat. Dalam pandangan keum Wahabi tamaim adalah tindakan melingkarkan suatu ajimat dileher anak kecil untuk mengamankan mereka dari pengaruh kekuatan jahat. Terhadap jimat yang berisi ayat-ayat al-Quran atau nama-nama Allah, beberapa tokoh Islam sebagian memperbolehkannya dan sebagian melarangnya. Diantara yang melarangnya adalah Ibnu Masud seperti yang telah jelaskan diatas.Yang bersifat qauliyyah adalah segala jenis perkataan yang dapat mengurangi nilai-nilai aqidah seperti bersumpah kepada selain Allah. Secara istilah sumpah merupakan yang dapat memperkuat sesuatu dengan menyebutkan nama Allah atau sifat Allah yang di awali dengan huruf sumpah (, , ) Pada prinsipnya, sumpah adalah salah satu ibadah yang sama sekali tidak boleh dipersembahkan kepada selain Allah. Rasulullah SAW bersabda:

.

Artinya:Barangsiapa bersumpah dengan selain Nama Allah, maka ia telah berbuat kufur atau syirik.

Qutailah binti Shaifi al-Juhaniyah menuturkan bahwa ada seorang Yahudi datang kepada Nabi, dan berkata: Sesungguhnya kamu sekalian (para sahabat) perbuatan syirik. Kalian mengucapkan atas kehendak Allah dan kehendakmu, dan mengucapkan: Demi Kabbah. Maka Nabi memerintahkan para sahabat apabila hendak bersumpah agar mengucapkan: , : .Artinya:Demi Allah, pemilik Kabah, dan mengucapkan: atas kehendak Allah kemudian atas kehendakmu.

Adapun jika dia mengagungkan obyek yang dia gunakan untuk bersumpah seperti halnya dengan menggunakan nama Allah, sepeti sumpah para penyembah kurban yang bersumpah atas nama-nama wali atau orang telah dikubur dengan adanya maksud untuk mengagungkan maka itu termasuk syirik besar. Namun jika lidahnya terpeleset tampa bermaksut untuk bersumpah, maka hal itu termasuk syirik kecil yang lafzi dengan kifarat cukup dengan membacakan kalimat syahadat atau kalimat tauhid.

Sementara syirik yang bersifat khafi adalah syirik tidak dapat di lihat secara kasaf mata, tetapi kadang-kadang bisa diperediksi secara tindakan. Dalam hal ini dapat digolongkan kepada keinginan dan niat seperti ingin dipuji (riya) dan ingin didengar (sumah). Dengan demikian ini bisa digambarkan ketika melakukan suatu amal tertentu untuk mendekatkan diri kepada Allah, tetapi ia ingin mendapatkan pujian dari manusia. Dalam hadis disebutkan bahwa riya adalah termasuk tindakan syirik yang bersifat khafi:

: , : .Artinya:Sesuatu yang paling aku takutkan atas kalian adalah syirik kecil. Ketika ditanya tentangnya, beliua menjawab, Ar-riya (beramal karena ingin mendapat pujian dari orang lain).Riya yang tergolong kepada syirik ada dua macam yaitu: pertama adalah riya orang munafiq, riya dalam pokok-pokok dasar agama, ia berbuat riya dengan menampakkan keislaman, sementara ia menyembunyikan kekufuran. Kedua adalah riya orang muslim yang masih bertauhid, misalnya menampakkan amal kebaikannya agar dipuji orang lain. Menurut penulis bahwa riya kategori pertama adalah sudah termasuk syirik besar, karena menyangkut dengan persoalan aqidah. Pada dasarnya mereka mengingkari dan menolak aqidah Islam, tetapi ketika mereka berjumpa dengan orang muslim mereka berpura-pura beriman kepada Allah. Sementara yang kedua baru termasuk syirik kecik, karena masih menyangkut masalah ibadah dan belum mengeluarkannya dari Islam cuman hanya sebatas pembatalan nilai ibadahnya.c. Dampak negatif perbuatan syirik secara umum.1) Kezdaliman yang paling besar.Perbuatan syirik merupakan perbuatan yang dapat mendzalimi dirinya sendiri dan perbuatan dzalim yang pailng besar adalah syirik. Hal sesuai dengan yang dijelaskan Allah dalah surat Luqman, "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar".

2) Membatalkan aqidah. Pada dasarnya iman adalah suatu keyakinan pada Allah Yang Maha Esa yang iqtiakadkan dalam hati, diucapakan dengan lisan dan diperaktekkan dengan anggota badan. Segala yang berbentuk ibadah harus dadasari dengan iman, karena iman merupakan pondasi segala ibadah, jika tidak, maka amal tersebut dikategorikan amal yang sia-sia. Syirik sangat bertentangan dengan iman bahkan tidak dapat disatukan dalam waktu yang sama. Iman merupakan obat bagi perbuatan syirik, sementara syirik adalah yang dapat membatalkan nilai-nilai iman, bahkan segala ibadah yang didasari dengan iman akan hancur. Syirik merupakan dosa besar yang dapat menghapus pahala seluruh amal kebaikan, serta menyebabkan kehancuran dan kerugian. Hal ini sesuai dengan apa yang informasikan Alla SWT dalam kalamnya sebagai berikut. Sesungguhnya jika engkau berbuat syirik, niscaya hapuslah amalmu, dan benar-benar engkau termasuk orang-orang yang rugi.Iman dan syirik merupakan perbuatan yang tidak bisa disatukan dalam waktu yang sama, sehingga apa yang diajarkan iman tidak bisa diterima syirik, sebaliknya perbuatan syirik dapat membatalkan iman seseorang. Ketika mengkaji bahaya syirik baik syirik besar, secil dan khafi pastinya berakibat negatif terhap pelakunya. Syirik besar adalah yang membatalkan aqidah seorang muslim sehingga mengeluarkannya dari Islam. sementara syirik kecil dan khafi belum sampai membatalkan aqidah seorang muslim cuma hanya sebatas perusak atau membatal pahala ibadah.3) Dosa yang tidak diampuni oleh Allah.

Al-quran dan hadits bayak menjelaskan bahwa syirik merupakan dosa yang sangat berbahaya bagi pelakunya, kare satu-satunya dosa yang tidak diampuni oleh Allah SWT. Dalam Al-quran sering kali diulang-ulang kata-kata yang menjelaskan bahwa dosa syirik tidak diampuni oleh Allah, ini menunjukkan bahwa dosa syirik benar-benar sangat merugikan bagi pelakunya. Kesyirikan merupakan jenis kemurtadan yang paling berbahaya, karena seorang yang telah berbuat syirik dosanya tidak akan diampuni sebelum ia benar-benar bertaubat sebelum mati. Jika ia mati sebelum bertaubat maka dosanya tidak diampuni sehingga itulah membawa dia kekal dineraka.

Seperti yang di jelaskan sebelunya, bahwa kalamnya Allah pada surat An-Nisa dinyatakah Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni jika disekutukan, dan Dia akan mengampuni selain syirik bagi siapa yang Dia kehendaki. "Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya.4) Pelakunya diharamkan masuk jannah dan kekal di dalam Neraka.

Tentunya pelaku dosa akan dikembalikan kepada orangnya sendiri tidak kepada orang lain. Perbuatan dosa besar (syirik) akan Allah haramkan masuk surga, bahkan mencium baunya tidak boleh. Seperti yang telah dinyatakan oleh Allah dalam surah al-Maidah bahawa Allah telah mengharamkan masuk surga bagi orang-orang yang mensekutukannya dan mereka akan masuk neraka jahannam dan mereka kekal di dalamnya. Dari beberapa ayat yang lain juga dijelaskam bahwa pelaku syirik akan dibalas dengan siksa yang amat pedih sekali sehingga tidak ada bandingannya di atas permukaan bumi ini. Sesungguhnya barangsiapa menyekutukan Allah, maka pasti Allah mengharamkan jannah baginya dan tempatnya adalah Neraka, dan tidak ada bagi orang-orang dhalim itu seorang penolongpun.Imam Muslim meriwayatkan sebuah hadis yang menegaskan bahwa orang yang mati dalam keadaan syirik maka ia akan masuk neraka:

: .Artinya:Bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, Barang siapa yang menghadap Allah (mati) dalam keadaan tidak menyutukan-Nya dengan sesuatupun, maka ia masuk sorga, dan barang siapa yang menghadapa Allah (mati) dalam keadaan menyekutukan Allah dengan sesuatupun maka ia masuk neraka.Tidak mensekutukan Allah dengan sesuatu atinya menunjukkan ibadah kepada selain Allah, misalnya kepada malaikat, Nabi, orang shalih, dewa, jin setan dan sebagainya. Syirik dalam hal ini adalam mencakup secara keseluruhan baik besar, kecil maupun khafi. Yang menjadi pertanyaanya, apakah semuanya kekal didalamnya? Tentunya sesuai dengan jenis syiriknya. Jika kesyirikannya tergolong kepada syirik besar dan ia mati sebelum bertaubat, maka ia kekal selama-lamanya di neraka dan tidak pernah keluar lagi. Sementara syirik kecil dan khafi jika ia mati sebelum bertaubat maka akan masuk neraka dan tinggal didalamnya sesuai dengan pelanggarannya dan waktu yang dikehendaki Allah serta masih keluar dari neraka kerana ia termasuk orang bertauhid (imannya belum batal).

5) Syirik adalah dosa paling besar. Orang yang mengabdi kepada selain Allah, berarti ia telah menempatkan pengabdian yang tidak pada tempat yang semestinya dan memberikan pengabdian itu kepada yang tidak berhak menerimanya. Syirik adalah dosa yang paling besar diantara dosa-dosa selainnya. Banyak dijumpai didalam Al-Quran maupun hadit yang menunjukkan bahwa perbuatan syirik adalah dosa yang paling besar. Seperti yang diungkap pada pembahasan diatas bahawa syirik adalah perbuatan dosa yang menggandakan Allah SWT, sehingga Allah tidak akan mengampuni dosa-dosa orang yang syirik. Seperti yang jelaskan dalam firman Allah Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan sesuatu dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya." .

Artinya:Dan telah menceritakan kepada kami Yahya bin Habib al-Haritsi telah menceritakan kepada kami Khalid -yaitu Ibnu al-Harits- telah menceritakan kepada kami Syu'bah telah mengabarkan kepada kami Ubaidullah bin Abu Bakar dari Anas dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tentang dosa besar, beliau bersabda: "Syirik kepada Allah, durhaka terhadap orang tua, membunuh jiwa dan berkata dengan kata-kata palsu.6) Dosa pertama yang diharamkan oleh Allah.

Syirik merupakan pringkat pertama dosa yang paling besar diantara dosa-dosa yang paling besar. Di dalam al-Quran maupun di hadis, ketika menguraikan dosa-dosa yang paling besar, yang pertama disebutkan pastilah mensekutukan Allah dengan sesuatu. Misalnya pada surat al-Anam Allah berfirman yang artinya: "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu sebab yang benar. Demikian itu yang diperintahkan kepadamu supaya kamu memahaminya. Dalam hadis juga disebutkan bahwa dosa besar yang pertama adalah dosa syirik seperti hadis yang dijelaskan diatas. 7) Pelakunya adalah orang-orang yang "najis" (kotor) aqidahnya.Seperti yang dijelaskan diawal bahwa orang-orang yang syirik kepada Allah adalah dianggap najis. Allah berfirman yang artinya: Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya orang-orang Musyirik itu najis, maka janganlah mereka mendekati Masjidilharam sesudah tahun ini. Dan jika kamu khawatir menjadi miskin, maka Allah nanti akan memberikan kekayaan kepadamu dari karuniaNya, jika dia menghendaki. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.d. Pengaruh syirik terhadap pendidikan Islam.

Pendidikan dalam bahasa Arab disebut tarbiyah merupakan variasi dari kata rabb seperti yang dijelaskan dalam surat al-fatihah. Allah sebagai Tuhan semesta alam yaitu Tuhan yang mengatur, mendidik dan membimbing seluruh alam semesta. Dalam konteks pendidikan Islam manusia diharapkan selalu memuji kepada Tuhan yang mendidik alam semesta, karenanya manusia juga harus terdidik agar memiliki kemampuan untuk memahami alam yang telah dididik sekaligus mendekatkan diri kepada Allah. Secara terminologis pendidikan merupakan proses perbaikan, penguatan, dan penyempurnaan terhadap semua kemampuan dan potensi manusia. Pendidikan Islam merupakan proses pendidikan yang selalu mengacu kepada nilai-nilai Islam. Secara sederhana pendidikan Islam adalah pembimbingan jasmani dan rohani kepada arah yang lebih baik yang berlandaskan ajaran Islam. Muhammad hamid an-Nasir misalnya mendefenisikan pendidikan Islam sebagai proses pengarahan perkembangan manusia pada sisi jasmani, akal, bahasa, tingkah laku, dan kehidupan sosial dan keagamaan yang diarahkan pada kebaikan menuju kesempurnaan. Jadi pendidikan Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani ajaran agama Islam serta menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antara umat beragama hingga terwujud keastuan dan persatuan bangsa. Terlepas dari defenisi tersebut, namun keterkaitan pendidikan dengan Tuhan secara profetik dipandu oleh kitab suci Al-Quran dan hadis Nabi. Oleh karena itu esensi pendidikan Islam pada hakikinya terletak pada kriteria iman dan komitmennya terhadap ajaran agama Islam. Jadi pelaksanaan pendidikan Islam minimal memuat tiga unsur yaitu pertama usaha beupa bimbingan bagi pengembang potensi jasmaniyah dan rohaniyah secara seimbang. Kedua usaha tersebut harus didasari atas ajaran Islam yang besumber dari al-Quran, hadis dan ijtihad. Ketiga adalah usaha tersebut diarahkan pada upaya untuk membentuk dan mencapai kepribadian yang didalamnya tertanam nilai-nilai Islam sehingga segala tidakannya sesuai dengan tauhid/iman. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan Islam tidak bisa lepas dari tauhud/iman.Dalam kajian Islam, tauhid atau iman merupakan dasar dan tujuan bagi setiap muslim. Bila ditinjau dari tujuan pendidikan Islam ternyata tidak berseberangan dengan apa yang di tawarkan oleh niali-nilai tauhid itu sendiri, bahkan identik dengan tujuan hidup muslim yaitu untuk menyembah kepada Allah. Muzayyin Arifin misalnya menyebutkan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah untuk mencapai kesejahteraan hidup manusia di dunia dan meraih kehidupan di akhirat yang membahagiakan serta terhindar dari adzab neraka. Namun disisi yang lain bahwa tujuan pendidikan Islam adalah:

Untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan ilmu pengetahuan, penghayatan, penghayatan, pengamalan serta pengamalan peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya, berbangsa dan bernegara.

Seperti yang dijelaskan diatas bahwa syirik merupakan tindakan yang dapat mensekutukan Allah dengan cara memalingkan ibadah kepada selain Allah, misalnya menyembah berhala, matahari, pohon dan sebagainya. Pada hakikinya syirik adalah suatu sikap yang sangat bertentangan dengan tujuan pendidikan Islam. Penyembahan kepada Allah SWT merupakan pokok inti dari tujuan pedidikan Islam, sementara syirik tidak demikian, maka oleh karena itu menurut penulis syirik berpengaruh negatif terhadap pendidikan Islam. Diantaranya adala:Pertama memalingkan tujuan pendidikan Islam. Dengan adanya potensi syirik dalam diri seseorang maka untuk mencapai tujuan pendidikan Islam yang sesungguhnya sangat sulit sekali karena dalam konsepnya pendidikan tujuan harus sesuai dengan perencanaannya. Perencanaan pendidikan diantaranya adalah menetapkan tujuan seperti yang dijelaskan sebelumnya, sementara tujuan syirik sangatlah bertentangan dengan pendidikan, oleh karena itu apabila bercampur syirik dalam pelaksanaan pendidikan Islam, maka akan berpengaruh kepada pengalihan tujuan pendidikan yang sebenarnya.Kedua adalah menurunkan kompetensi kepribadian guru. Seorang guru tentunya harus memiliki kepribadian yang bagus yang dilandasi dengan akhlak mulia seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Mulyasa menjelaskan guru semestinya kerja keras tanpa mengenal lelah dengan niat ibadah serta meluruskan niatnya, bahwa menjadi guru bukan semata kepentingan duniawi, mencari ridha Allah SWT dengan tetap bertawakkal kepada-Nya. Nah ketika perbuatan syirik sudah mulai membudaya dalam diri seorang guru, maka kepribadiannya akan terganggu, bahkan tidak ada artinya sama selaki. Hal ini bisa kaji bahwa syirik tidak pernah mengarkan berbudi lurur, tawakkal, dan memiliki niat yang ikhlas, malah sebaliknya. Dengan demikian perbuatan syirik, baik syirik besar maupun kecil sangatlah berpengaruh negatif kepada proses pendidikan Islam.Ketiga adalah faktor menurunnya mutu pendidikan Islam. Terjadinya perbuatan syirik adalah karena rendahya ilmu pengetahuan seseorang tentang ajaran Islam itu sendiri. Disamping itu juga karena sudah membudaya bagi umat muslim yang namanya taqlid buta, sehingga apa yang fatwakan gurunya itulah yang benar, sementara Islam tidak mengarkan yang demikian. Tidak kalah pentingnya tradisi-tradisi dikalangan masyarat yang sangat bertentangan dengan ajaran al-Quran dan Sunnah, misalnya, meyakini pedukunan, khurafat, mengagunggkan kuburan orang-orang shalih dan sebagainya. Sikap yang sepereti menyebabkan bekembangnya pendapat bahwa ijtihad sudah tertutup bagi umat Islam. Secara historitas, kemunduran mutu pendidikan Islam pada masa abad 12 M. Pada abad ini pintu ijtihad sudah dianggap tertutup, mijtahid-mujtahid dan ahli hukum besar telah habis, dan ijtihad yang dihasilkan ulama-ulama kecil menimbulkan kekacauan di dunia Islam ketika masa kemunduran. Seperti kata Abdul Wahhab Khallaf, hal ini yang mendorong ulama-ulama kenamaan memutuskan pada akhir abad ke-4 hijriyah untuk mentup pintu ijtihad. Dengen ditutupnya pintu ijtihad itu maka berhentilah perkembangan hokum Islam. Sementara itu masyarakat terus berkembang terutama pada zaman kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang.

Pada masa kemunduran ini, pintu ijtihad sudah mulai dianggap tertutup bagi umat Isalam yang disebabkan keruntuhan-keruntuhan kota-kota pendidikan Islam, sehingga pelaksanaan pendidikan Islam sudak banyak dilaksanakan di rumah-rumah para ulama yang berakibatkan madrasah-madrasah kurang berfungsi. Namun demikian, masih ada pendidikan-pendidikan yang dilakukan di madrasah-madrasah dengan mata pelajaran yang beraliran sufi, sehingga ulama sudah meninggalkan ijtihad yang disebabkan kehancuran dibidang pendidikan.

Penutupan pintu ijtihad yakni pemikiran yang orisinil dan bebas selama abad ke 4 H/10 M dan 5 H/11 M telah membawa kepada kemacetan umum dalam ilmu hukum dan ilmu intelektual, khususnya yang pertama. Ilmu-ilmu intelektual yakni teologi dan pemikiran keagaman, mengakibatkan mengalami kemunduran dan menjadi miskin karena pengucilan mereka yang disengaja dari intelektualisme yang sekuler terutama filsafat dan dari bentuk-bentuk pemikiran keagamaan lain seperti yang ditawarkan sufisme.

Dalam periode ini udara ijtihad telah membeku dan tiadak suatu keistimewaan yang harus ditulis serat diperbincangkan. Pada masa ini yang menonjol dibandingkan masa sebelumnya adalah berakarnya ruh taqlid dalam jiwa dan hati para ulama sehingga tidak kita jumpai dikalangan mereka yang jiwanya dapat mencapi derajat ijtihad kecuali hanya sedikit, itu pun terjadi pada masa Kairo menempati funsi Baghdad. Pada masa ini masih muncul segelintir orang yang mencapai derajat ijtihad, namun sayang mereka menempatkan ijtihadnya terikat sebagai pengikut para imam mazdhab terkemuka. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perbuatan syirik merupakan satu factor penyebab rendahnya mutu pendidikan Islam. Sebenarnya masih banyak lagi pengaruh negative perbuatan syirik terhadap pendidikan, tetapi dalam makalah ini cuma yang tiga ini disebutkan.3. Pendekatan filosofis.

Islam merupakan penyerahan diri dan pasrah pada kehendak Allah. Jadi bagaimana mungkin seorang menjadi muslim yang sesungguhnya jika ia masih meyerahkan urusannya kepada selain Allah seperti yang telah diperaktekkan orang-orang yang musyrik. Dalam kajian filsafat banyak peristilahan yang diberikan kepada Tuhan diantaranya adalah penggerak pertama, wahdatul al-Wujud, dan sebagainya. Seorang harus meyakini bahwa wujud yang mesti hanya satu dan juga meyakini bahwa wujud tersebut memiliki sifat pencipta, rububiyah, yang patut disembah dan satu-satunya wujud yang maujud secara sendiri adalah Allah SWT. Jika ada yang meyakini bahwa ada wujud yang lain sebagai wujud pencipta, pemelihara, pemberi dan yang disembah, maka itu merupakan pelanggaran terhadap aturan wahdatul al-wujud yang pada akhirnya mensyirikkan Allah SWT.

Secara ontogis, syirik merupakan wujud atau sikap yang dapat merusak niali-nilai kepercayaan seorang mukmin terhadap eksistensi wujud yang Esa sebagai pencipta, pemelihara dan yang patut disemabah. Perbuatan syirik adalah sikap yang memalingkan hak-hak Allah kepada makhluk yang pada hakikatnya itu semeta hak Sang Pencipta. Dalam bahas filsafat Allah sering disebut sebagai wahdatul al-Wujud (wujud yang satu). Syirik adalah mengalihkan hak peribadatan, yang sebenarnya merupakan hak murni Allah, kepada selain Allah. Perbuatan syirik berarti penentangan dan kesombongan terhadap Allah. Di dalam perbuatan syirik juga terkandung perbuatan menyerupakan makhluk dengan Khaliq-Nya. Maha Suci Allah dari adanya sekutu. Sebab dengan perbuatan syirik itu berarti menganggap makhluk sejajar dan serupa dengan Khaliq. Padahal ia tidak memiliki kemampuan apapun untuk membuat madharat serta manfaat bagi diri sendiri, dan tidak memiliki kehidupan, kematian serta kemampuan apapun untuk membangkitkan diri sendiri sesudah mati, apalagi orang lain. Dalam nailai-nilai aksiologis, perbuatan syirik sama sekali tidak ada manfaatnya bagi pelakunya, bahkan sangat berakibat patal yan sangat buruk, menyedihkan, dan bahayanya sangat besar. Para pelakunya tidak akan memperoleh keuntungan apa-apa. Yang ia peroleh hanya kerugian, kesengsaraan dan kehinaan belaka. Syirik merupakan dosa terbesar dan kezhaliman paling kejam. Sebab inti dari perbuatan syirik adalah penghinaan kepada Allah Azza wa Jalla.4. Pendekatan Empiris.

Syirik merupakan perbuatan yang sangat diharamkan oleh Allah SWT, karena syirik tindakan yang melanggar hak Allah. Secara empris, syirik sering diperaktekkan dalam bentuk ibadah kepada selain Allah SWT. Tidak heran bila fenomena yang ada menunjukkan tidak sedikit dari kaum muslimin yang begitu hobi melakukan praktek ibadah yang mengandung syirik misalnya khurafat, meminta bantuan kepada selain Allah seperti melakukan sesajian kepada setan. Dalam peraktek yang lain bisa dilihat para ahli bidah dan khurafat yang itu dikemas sedemikian rupa agar tampak seolah-olah suatu ibadah yang disyariatkan, lebih tampil menarik dan mampu memikat perhatian banyak orang. Ironinya model-model yang seperti inilah yang dijadikan tokoh-tokoh penting bangsa ini, naik daun dan melambung namanya di hadapan rakyat yang awam akan ilmu agamanya.Secara empris perbuatan syirik bayak dijumpai dilakangan mulai masyrakat awan sampai kepada masyarakat yang berpendidikan, namun terkadang itu disadasi umat Islam itu sendiri. Mulai era kelasik sampai jaman modern ini budaya-budaya sirik itu tidak bisa di murnikan dengan baik. Para penbaharu pada abab pertengahan telah berusa membersikkan perbutan syirik yang berkembang di masyarakat Islam, karena menurut mereka kebanyakan umat islam sudah menyimpang dari ajaran Islam. Visi dan Misi utama para pembaharu adalah untuk mengembalikan umat Islam ke ajaran yang sebenarnya yaitu kepada ajaran al-Quran dan hadis. Pada ketika itu banyak sekali dijumpai ahli khurafat, yang meminta pertolongan orang shaleh yang sudah meninggal, dan sebagainya. Pada masa kini, perilaku yang demikian juga masih banyak dijumpai dikalangan masyarakat Islam diantaranya adalah pemakai zimat, meyakini pedukunan dan peramal, bernajar kepada selain Allah dan sebagainya. Jadi secara empris perbuatan syirik sejak zaman rasulullah sampai sekarang tidak bisa musnahkan secara menyeluruh, oelah karena itu bagi seluruh umat Islam diharapkan untuk meninggalkan dan hati-hati terhadap yang namanya syirik. C. Tujuan Pembelajaran.1. Standar kompetensi.Standar kompetensi mata pelajaran dapat diidentifikasikan sebagai pernyataan tentang pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dikuasai serta tingkat pengauasaan yang diharapkan tercapai dalam mempelajari suatu mata pelajaran. Asar Standar kompetensi merupakan karangka yang menjelaskan dasar pengembangan program pembelajaran yang tersetruktur. Standar kompetensi mata pelajaran merupakan fokus dari penialin, sehingga proses pengembangan kurikulum adalah fokus dari penilaian meskipun kurikulum lebih banyak berisi tentang dokumen pengetahuan, keterampilan dan sikap dari pada bukti-bukti untuk menunjukkan bahwa siswa yang akan belajartelah memiliki pengetahuan dan keterampilan awal. Dengan demikian yang menjadi standar kompetensi atau pengetahuan dan keteranpilan dalam pembelajaran ini adalah mengetahui serta menghindari perbuatan syirik besar, kecil dan khafi dalam kehidupan sehari-hari siswa.2. Konpetensi Dasar.Kompetensi dasar merupakan perincian atau penjabaran lebih lanjut dari standar kompetensi. Kompetensi dasar adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang minimal harus dikuasai peserta didik untuk menunjukkan bahwa peserta didik telah menguasai standar kompetensi yang ditetapkan. Dalam merumuskan kompetensi dasar harus dengan menggunakan kata-kata kerja operasional, yaitu kata kerja yang dapat diamati dan diukur misalanya membaca, menjelaskan, menyebutkan, membandingkan, memahami, menyusun dan sebagainya.

Kompetensi dasar dalam pembelajaran ini adalah menjelaskan pengertian syirik besar, kecil, dan khfi, menjelaskan perbedaaan sirik besar dengan syirik kecil, dan khafi, menyebutkan contoh-contoh syirik besar, syirik kecil dan khafi, membaca ayat-ayat al-Quran tentang syirik, menjelaskan pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam memahami perbuatan syirik, menyebutkan akibat perbuatan syirik secara umum dan menguraikan pengaruh syirik terhadap pendidikan Islam.3. Indikator pembelajaran.

Indikator merupakan kompetensi dasar yang spesifik. Apabila serangkaian indikator dalam suatu kompetensi dasar sudah tercapai, berarti target kompetensi dasar tersebut sudah terpenuhi. Indikator pembelajaran merupakan suatu ukuran atau indikator yang harus di capai oleh peserta didik setelah proses pembelajaran telah berlangsung. Dengan demikian yang menjadi indikator pembelajaran pada tulisan ini adalah siswa diharapkan mampun mengetahui pengertian syirik dengan benar, siswa diharapkan bisa membedakan antara sirik besar dengan syirik kecil, siswa diharapkan mampu menghindari perbuatan-perbuatan syirik dari kehidupan sehari-hari, siswa mampu menyebutkan contoh-contoh syirik besar, syirik kecil dan khafi mampu menguraikan pendekatan-pendekatan dalam memahami larangan perbuatan syirik, mampu menyebutkan akibat perbuatan syirik secara umum, dan mampu menguraikan pengaruh syirik terhadap pendidikan Islam.D. Desain pembelajaran.1. Topoik/Tema pokok pembahasan.Dalam proses pembelajaran agar tetap berlangsung dengan baik, maka perlu sekali merumuskan materi atau tema pokok pembahasan agar penjabaran dan penyesuaian kemampuan dasar tidak meluas dan melebar. Maka untuk itu perlu diperhatikan keriteria untuk menyeleksi materi/tema yang akan dijabarkan. Keriteria tersebut adalah:a. Shahih (valid). Materi yang dituangkan dalam pembelajaran benar-benar telah teruji kebenarannya dan keshahihannya.b. Tingkat kepentingan. Dalam memilih materi harus dipertimbangkan dengan memperhatikan kebutuhan siswa.c. Kebermanfaatan, artinya materi atau teme harus dilihat dari semua sisi, baik secara akademis maupun non akademis.d. Layak dipelajari, artinya tema memungkinkan untuk dipelajari, baik dari tingkat kesulitannya maupun aspek kelayakannya terhadap pemamfaatan bahan ajar dan kondisi setempat.e. Menarik minat siswa, artinya setiap tema yang dibahas dapat memotivasi siswa untuk mempelajarinya lebih lanjut.Materi pokok harus disusun sedemikian rupa agar dapat menunjang tercapainya kompetensi. Tema/materi pokok adalah pokok-pokok materi pembahasan yang harus dipelajari siswa sebagai sarana pencapaian kompetensi dan yang akan dinilai dengan menggunakan instrumen penilaian yang disusun berdasarkan indikator pencapaian belajar. Tema/materi pembelajaran tersebut perlu dirincikan atau diuraikan secara berurutan. Dengan demikian tema/atau pokok materi dalam pembelajaran ini adalah:a. Pengertian syirik.

b. Macam-macam syirik.

c. Contoh-contoh syirik.

d. Pendekatan dalam memahami perbuatan syirik.e. Akibat perbuatan syirik secara umum.f. Pengaruh perbuatan syirik terhadap pendidikan Islam2. Strategi/Model Pembelajaran.

Strategi adalah cara untuk mencapai tujuan jangka panjang, secara umum strategi adalah proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai, sedangkan secara khusus strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian, strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi.

Menurut Newman dan Logan, bahwa strategi pada dasarnya adalah setiap usaha yang meliputi empat masalah yaitu:

1. Pengidentifikasian dan penetapan spesifikasi dan kualifikasi hasil yang harus dicapai dan menjadi sasaran usaha tersebut, dengan mempertimbangkan aspirasi masyarakat yang memerlukannya.

2. Pertimbangan dan pemilihan pendekatan utama yang ampuh untuk mencapai sasaran.

3. Pertimbangan dan penetapan langkah-langkah yang ditempuh mulai dari awal sampai akhir.

4. Pertimbangan dan penetapan tolak ukur dan ukuran baku yang akan di gunakan untuk menilai keberhasilan usaha yang dilakukan.

Strategi juga dapat diartikan sebagai suatu garis besar haluan dalam bertindak untuk manencapai sasaran yang telah di tentukan. Istilah strategi mula-mula dipakai dikalangan militer dan diartikan sebagai seni dalam merancang peperangan, terutama yang berkaitan dengan gerakan pasukan dan navigasi kedalam posisi perang yang dipandang paling menguntungkan untuk memperoleh kemenangan. Dewasa ini istilah strategi ini banyak dipinjam oleh bidang-bidang ilmu lain, termasuk ilmu pendidikan.Keep (1995) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan oleh guru dan peserta didik agar tujuan pendidikan/pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Dengan demikian strategi/model pembelajaran yang ditawarkan dalam tulisan ini adalah sebagai berikut:a. Proses pembelajaran dimulai dengan baca doa dan membaca salah satu surat pendek yang dipercayakan kepada salah satu siswa.

b. Pada awal pembelajaran dilakukan pembahasan secara klasikal yakni mengenai pengenalan atau pengulangan (remediasi) terkait dengan materi yang akan dibahas misalnya tentang pengertian syirik, contoh-contohnya, pembagiannya dan sebagainya.

c. Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan model sinektik yakni memberikan perumpamaan-perumpamaan perbuatan-perbuatan syirik yang telah dilakukan banyak orang serta mendemonstrasikan perilku-perilaku yang mengandung perbuatan syirik.

d. Pembelajaran akhir dilakukan dengan penilaian berupa melakukan umpan bailk sesama guru dan murid serta pemberian tugas-tugas individu maupun kelompok untuk membahas hasil kegiatan pembelajaran sesuai waktu yang tentukan.3. Media dan Sumber pembelajaran.Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiyah dapat diartikan sebgaia perantara atau pengantar. Secara defenitif media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran atau pendidikan, misalnya radio, televisi, buku, koran, majalah, dan sebagainya. Disamping itu juga media pembelajaran meliputi perangkat keras dan perangkat lunak.

Sumber belajar adalah segala sesuatu yang ada disekitar lingkungan kegiatan belajar yang secara fungsional dapat digunakan untuk membantu optimalisasi hasil belajar. Optimalisasi hasil belajar ini dapat dilihat tidak hanya dari hasil belajar, namun juga dilihat dari proses berupa intraksi siswa dengan berbagai macam sumber yang dapat merangsang siswa untuk belajar dan mempercepat pemahaman dan penguasaan bidang ilmu yang dipelajarinya. Dengan demikian, media dan sumber belajar yang ditawarkan adalah ada dua yaitu perangkat keras dan perangkat lunak (media cetak atau media non cetak).

E. Perangkat Pembelajaran.Perencanaan merupakan proses penyusunan sesuatu yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Perencanaan tersebut dapat disusun berdasarkan kebutuhan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan keinginan pembuat perencana. Untuk mencapai tujuan tersebut tentunya guru harus mempersiapkan perangkat yang harus dilaksanakan dalam merencanakan perogram. Salah satu perangkat yang harus dirumuskan adalah silabu dan rencana program pembelajaran (RPP). Silabus merupakan seperangkat rencana dan pelaksanaan pembelajaran beserta penilaiannya. Oleh karena itu, silabus harus disusun secara sistematis dan berisikan komponen-komponen yang saling berkaitan untuk memenuhi target pencapaian kompetensi dasan. Jadi perangkat yang persiapkan dalam pembelajaran ini adalah silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).F. Kesimpulan.Dengan uraian diatas tentunya pendidikan aqidah Islam selalu diutamakan dari yang lainnya, karena aqidah merupakan pondasi dari segala amal perbuatan. Syirik adalah perbuatan, perkataan, dan keyakinan yang menyekutukan Allah dengan sesuatu yang baharu. Setelah mengkaji pemurnian aqidah Islam dari perbuatan dengan menggunakan beberapa pendekatan begaimana posisi syirik dalam aqidah Islah ternya syirik merupakan yang dapat membatalkan aqidah sesorang. Dengang demikian, tujuan pembelajaran dalam hal ini adalah agar peserta didik terpelihara dari perbuatan syirik sehingga aqidahnya tetap terjaga.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP)

A. Satuan pendidikan

:B. Mata pelajaran.

: Aqidah Akhlak.C. Kelas/semester

:D. Alokasi waktu

: 2 x 45 Menit.

E. Standar kompetensi:Menghindari Perbuatan Syirik besar, kecil dan khafi dalam kehidupan sehari-hari. F. Kompetensi dasar.1. Menjelaskan pengertian syirik besar, kecil, dan khfi.2. Menjelaskan perbedaaan Sirik besar dengan syirik Kecil, dan khafi.

3. Menyebutkan contoh-contoh syirik besar, syirik kecil dan khafi.4. Menjelaskan pendekata dalam memahami larangan perbuatan syirik.5. Menjelaskan akibat perbuatan syirik secara umum.

6. Menguraikan pengaruh syirik terhadap pendidikan Islam.G. Indikator.1. Mengetahui pengertian syirik.2. Dapat membedakan Sirik besar dengan syirik Kecil.3. Menyebutkan contoh-contoh syirik besar, syirik kecil dan khafi.4. Menguraikan landasan larangan perbuatan syirik.5. Mengetahui akibat perbuatan syirik.6. Mampu menguraikan pengaruh syirik terhadap pendidikan Islam.H. Tujuan pembelajaran.1. Menjauihi perbuatan syirik dalam kehidupan.I. Materi Pembelaran.1. Pengertian syirik.2. Macam-macam syirik.3. Contoh-contoh syirik.4. Pendekatan dalam memahami perbuatan syirik.5. Akibat perbuatan syirik secara umum.6. Pengaruh perbuatan syirik terhadap pendidikan Islam.J. Metode Pembelajaran.1. Ceramah.

2. Diskusi.3. Demonstrasi.4. Tanya jawab.5. Sinentik.K. Strategi dan model Pembelajaran.

1. Proses pembelajaran dimulai dengan baca doa dan membaca salah satu surat pendek yang dipercayakan kepada salah satu siswa.2. Pada awal pembelajaran dilakukan pembahasan secara klasikal yakni mengenai pengenalan atau pengulangan (remediasi) terkait dengan materi yang akan dibahas misalnya tentang pengertian syirik, contoh-contohnya, pembagiannya dan sebagainya.

3. Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan model sinektik yakni memberikan perumpamaan-perumpamaan perbuatan-perbuatan syirik yang telah dilakukan banyak orang serta mendemonstrasikan perilku-perilaku yang mengandung perbuatan syirik.4. Pembelajaran akhir dilakukan dengan penilaian berupa melakukan umpan bailk sesama guru dan murid serta pemberian tugas-tugas individu maupun kelompok untuk membahas hasil kegiatan pembelajaran sesuai waktu yang ditentukan.L. langkah-langkah pembelajaran.1. kegiatan Pendahuluan.a. Pengenalan sikap.

b. Menanyakan keadaan peserta didik.

c. Membimbing salam satu siswa berdoa untuk memulai pembelajaran.

d. Memotivasi peserta didik agar tetap rajin belajar, serta selalu menasehati peserta didik supaya menjauhi yang namanya perbuatan syirik dari kehidupannya.

e. Mengevaluasi materi pelajaran yang lewat dengan menghubungkan materi pelajaran yang akan di bahas pada hari ini.2. kegiatan inti.a. Guru terlebih dahulu menyampaikan poko-pokok meteri yang akan dibahas, setelah itu baru memberikan ceramah secara umum tentang pengertian syirik besar, syirik kecil dan khafi, macam-macam syirik, bahaya syirik, pengaruh perbuatan syirik terhadap pendidikan Islam dan pendekatan-pendekatan dalam memahami syirik.b. Guru membagi kelompok kepada enam, kelompok pertama membahas tentang pengertian syirik, kelompok kedua membahas tentang macam-macam syirik, kelompok ketiga membahas tentang contoh-contoh perbuatan syirik, kelompok empat membahas tentang landasan syirik, kelompok lima membahas perbuatan syirik secara menyeluruh dan kelompok enam membahas tentang pengaruh perbuatan syirik terhadap pendidikan Islam, setelah itu baru melakukan diskusi sesuai dengan waktu yang disepakati.c. Setelah melakukan diskusi kelompok, masing-masing kelompok diperkenankan untuk menjelaskan hasil diskusi masing-masing kelompok. d. Kegiatan berikutnya peserta didik disuruh untuk saling tanya jawab terkait dengan meteri yang sedang dijelaskan. e. Kegiatan berikutnya guru menjelaskan permasalahan-permasalahan yang muncul ketika peserta didik mengadakan diskusi. Guru memberikan perumpamaan-perumpamaan perbuatan syirik besar misalnya menyehbah berhala, pohon besar, matahari, api dan syirik kecil misalnya memakai zimat, bersumpah kepada selain Allah serta syirik khafi misalnya perbuatan riya sombong, munafiq dan sebagainya.f. Guru menceritakan perbuatan-perbuatan syirik yang berkembang dimasyrakat mulai zaman Rasulullah sampai sekarang ini serta menyebutkan contoh-contoh perbuatan, perkataan, dan iqtikad yang termasuk syirik.g. Guru mendemostrasikan bagaimana perkembangan-perkembangan syirik yang ada dimasyarakat, misalnya beribadah kepada selain Allah.h. Setelah itu siwa disuruh untuk menanyakan sekitar yang diceritakan dan didemonstrasikan oleh guru.3. kegiatan akhir.a. Dalam kegitan akhir ini guru memberikan ulasan kesimpulan terkait dengan materi yang sedang dipelajari.b. Guru mengadakan penilaian secara lisan dengan melemparkan beberapa pertanyaan sekitat contoh-contoh syirik, macam-macam syirik dan bahaya syirik.c. Memberikan soal individu secara tertulis untuk dijawab dalam ruang sekitar lima soal dengan waktu sepuluh menit.d. Memberikan tugas rumah individu dan kelompok sebagai instrumen penilaian.e. Menyampaikan materi pelajaran yang akan datang.f. Menutup dengan menbaca doa dan ayat pendek yang dipandu salah satu siswa. M. Media dan sumber pembelajaran.1. Media cetak diantaranya adalah buku paket yang disediakan dan sumber lainnya.2. Media non cetak misalnya komputer pawer poin dan sebagainya.N. Evaluasi Pembelajaran.1. Bentuk penilaian.a. Tertulis.b. Kinerja.c. Proyek/tugas.d. Portofolio/perilaku.e. Cara penilaian.a. Penilaian tertulis dilaksanakan dengan melihat hasil kesimpulan atas jawaban yang diberikan secara tertulis. Tertulis yang dimaksud adalah pilihan ganda dan essay.b. Penilaian kinerja dilaksanakan pada saat kegiatan berlangsung.c. Penilaian hasil tugas dilaksanakan setelah tugas diserahkan atau dikomunikasikan dengan memperhatikan aspek kepatuhan dan kejelasana.d. Penilaian potopolio dilaksanakan dengan mengumpulkan hasil kerja siswa dan segala penilaian terhadap perilaku siswa didalam maupun diluar sekolah yang dipeloreh berdasarkan kesepakatan.DAFTAR RUJUKANAl-Fauzan, Shalih bin Fauzan bin Abdullah, Kitab Tauhid III, Jakarta: Darul Hak, 1999.

Al-Jibrin, Syaikh Abdullah bin Abdul Aziz, Cara Mudah Memahami Aqidah: Sesuai Al-Quran dan as-Sunnah dan pemahaman salafus shalih, Jakarta: Pustaka At-Tazkia, 2006.

Al-Mubarakfuki, Syaikh Shafiyyurrahman, Al-Mishbaahul Munir fii Tahdziibi Tafsiiri Ibnu Katsir: Penerjemah, Abu Ihsan al-Atsari, Shahih Tafsir Ibnu Katsir Jilid IV, Bogor: Pustaka Ibnu Katsir, 2006.

Al-Utsmani, Syaikh Muhammad bin Shalih, Al-Qaulu-Mufid ala Kitab Tauhid: penerjemaha, Kathur Suhardi, Syarah Kitab Tauhid, Jakarta: Darul Falah, 2003.

Arifin, Muzayyin, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2005.

At-Tamimi, Syaikh Muhammad, Kitab at-Tauhid Al-Ladzi Huwa Haqqullah Alal-Abid: Penerjemah, Muhammad Yusuf Harun, Kitab Tauhid, Jakarta: Megatama Sofwa Pressindo, 2003.

At-Tuwaijiri, Syaikh Muhammad bin Ibrahim, Ensiklopedi Islam Kaffah, Surabaya: Pustaka Yassir, 2009.

Aziz, Shalih bin Abdul, Meneropong Dosa-Dosa Tersembunyi, Solo: At-Tibyan, t.th.

Aziz, Syaikh Shalih bin Abdul, An-Nahjus Sadiid fi Syarhi Kitaabit Tauhid: penerjemah, Muhammad Arifin bin Badri, Syarah kitab Tauhid, Bogor: Darul Ilmi, 2010.

CD-ROM Program Mawsu> at al-Kutub al-Tisah, Versi 2.0. Makkah: Global Islamic Soffwer, 1999.Hamid, Abu & Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: Pustaka Setia, 2005Jaelani, Abdul Qadir, Azas dan Tujuan Hidup Seorang Muslim, Surabaya: Bina Ilmu, 1996.

Jawas, Yazid Bin Abdul Qadir, Syarah aqidah Ahlus Sunnah Wa al-Jamaah, Bogor: pustaka Imam asy-SyafiI, 2006.

Majid, Abdul & Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi (Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004), Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005.

Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008.

Nasution, Harun, Islam Rasional gagasan dan pemikiran, Bandung; Mizan, 1998.

Rahman, Fazlur, Islam, Jakarta: Bina Aksara, 1987.

Roqib, Muhammad, Ilmu Pendidikan Islam pengembangan pendidikan integrative di sekolah, keluarga, dan masyarakat, Yogyakarta: LKiS, 2009.Sanjaya, Wina, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta: Kencana, 2011.

____________, Strategi Pembelajaran Berbasis Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2010.Shihab, M. Quraish, Tafsir al-Misbah (pesan, kesan dan keserasian al-Quran) Volume III, Jakarta: Lentera Hati, 2001.Shihab, M. Quraish, Tafsir al-Misbah (pesan, kesan dan keserasian al-Quran) Volume XII, Jakarta: Lentera Hati, 2001.

________________, Tafsir al-Misbah (pesan, kesan dan keserasian al-Quran) Volume V, Jakarta: Lentera Hati, 2001.

Wahab, Muhammad bin Abdul, Kitab al-Tauhid: penerjemah, Muhammad Muhaimin, Tegakkan Tauhid Tumbangkan Syirik, Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2003.

Yazdi, Muhammad Taqi Mishbah, Filsafat Tauhid Mengenal Tuhan Melalui Nalar dan Firman, Bandung: Mizan, 2003.

Zulal, Muhammad Azri Ibnu, Di Saat Dosa Tak Dirasakan, Yogyakarta: Nuha Litera, 2010.PEMBELAJARAN AQIDAH ISLAM DENGAN MEMBERSIHKAN PERBUATAN SYIRIK

Oleh:

PARULIAN SIREGAR

NIM: 11760003Dosen Pembimbing

Aunur Ropiq, L.C, M. Ag, Ph.DPROGRAM STUDI

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)Kelas A

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

MAULANA MALIK IBRAHIM

MALANG 2012 Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsmani, Al-Qaulu-Mufid ala Kitab Tauhid: penerjemaha, Kathur Suhardi, Syarah Kitab Tauhid, (Jakarta: Darul Falah, 2003), hlm. 83.

M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah (pesan, kesan dan keserasian al-Quran) Volume XII, (Jakarta: Lentera Hati, 2001), hlm. 261

MQuraish Shihab, Tafsir al-Misbah Volume III, hlm. 150.

Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuki, Al-Mishbaahul Munir fii Tahdziibi Tafsiiri Ibnu Katsir: Penerjemah, Abu Ihsan al-Atsari, Shahih Tafsir Ibnu Katsir Jilid IV, (Bogor: Pustaka Ibnu Katsir, 2006), hlm. 186

CD-ROM Program Mawsu> at al-Kutub al-Tisah, Versi 2.0. Makkah: Global Islamic Soffwer, 1999.

Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuki, Al-Mishbaahul Munir fii Tahdziibi Tafsiiri Ibnu Katsir: Penerjemah, Abu Ihsan al-Atsari, Shahih Tafsir Ibnu Katsir Jilid IV, (Bogor: Pustaka Ibnu Katsir, 2006), hlm. 163.

M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah (pesan, kesan dan keserasian al-Quran) Volume V, (Jakarta: Lentera Hati, 2001), hlm539-540.

Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuki, Al-Mishbaahul Munir fii Tahdziibi Tafsiiri Ibnu Katsi, hlm. 608.

Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuki, Al-Mishbaahul Munir fii Tahdziibi Tafsiiri Ibnu Katsi, hlm. 556.

Shalih bin Fauzan bin Abdullah al-Fauzan, Kitab Tauhid III, (Jakarta: Darul Hak, 1999), hlm. 5

Syaikh Abdullah bin Abdul Aziz al-Jibrin, Cara Mudah Memahami Aqidah: Sesuai Al-Quran dan as-Sunnah dan pemahaman salafus shalih, hlm. 80

Syaikh Shalih bin Abdul Aziz, An-Nahjus Sadiid fi Syarhi Kitaabit Tauhid: penerjemah, Muhammad Arifin bin Badri, Syarah kitab Tauhid, (Bogor: Darul Ilmi, 2010), hlm. 48-49.

Abdul Qadir Jaelani, Azas dan Tujuan Hidup Seorang Muslim, (Surabaya: Bina Ilmu, 1996), hlm. 99.

Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsmani, Al-Qaulu-Mufid ala Kitab Tauhid: penerjemaha, Kathur Suhardi, Syarah Kitab Tauhid, (Jakarta: Darul Falah, 2003), hlm. 175.

Syaikh Muhammad bin Ibrahim At-Tuwaijiri, Ensiklopedi Islam Kaffah, (Surabaya: Pustaka Yassir, 2009), hlm.

Muhammad Azri Ibnu Zulal, Di Saat Dosa Tak Dirasakan, (Yogyakarta: Nuha Litera, 2010), hlm. 118.

Shalih bin Fauzan bin Abdullah al-Fauzan, Kitab Tauhid III, (Jakarta: Darul Hak, 1999), hlm. 10.

Syaikh Abdullah bin Abdul Aziz al-Jibrin, Cara Mudah Memahami Aqidah: Sesuai Al-Quran dan as-Sunnah dan pemahaman salafus shalih, (Jakarta: Pustaka At-Tazkia, 2006), hlm. 156

Yazid Bin Abdul Qadir Jawas, Syarah aqidah Ahlus Sunnah Wa al-Jamaah, (Bogor: pustaka Imam asy-SyafiI, 2006), hlm. 181

Syaikh Muhammad At-Tamimi, Kitab at-Tauhid Al-Ladzi Huwa Haqqullah Alal-Abid: Penerjemah, Muhammad Yusuf Harun, Kitab Tauhid, (Jakarta: Megatama Sofwa Pressindo, 2003), hlm. 54.

Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsmani, Al-Qaulu-Mufid ala Kitab Tauhid: penerjemaha, Kathur Suhardi, Syarah Kitab Tauhid, (Jakarta: Darul Falah, 2003), hlm. 143-144.

Muhammad bin Abdul Wahab, Kitab al-Tauhid: penerjemah, Muhammad Muhaimin, Tegakkan Tauhid Tumbangkan Syirik, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2003), hlm. 54.

Yazid Bin Abdul Qadir Jawas, Syarah aqidah Ahlus Sunnah Wa al-Jamaah, (Bogor: pustaka Imam asy-SyafiI, 2006), hlm. 180.

Shalih bin Abdul Aziz, Meneropong Dosa-Dosa Tersembunyi, (Solo: At-Tibyan, t.th), hlm. 31.

Syaikh Shalih bin Abdul Aziz, An-Nahjus Sadiid fi Syarhi Kitaabit Tauhid. Hlm. 27-28.

Syaikh Muhammad bin Ibrahim At-Tuwaijiri, Ensiklopedi Islam Kaffah, (Surabaya: Pustaka Yassir, 2009), hlm. 87.

Muhammad Azri Ibnu Zulal, Di Saat Dosa Tak Dirasakan, (Yogyakarta: Nuha Litera, 2010), hlm. 109.

Syaikh Shalih bin Abdul Aziz, An-Nahjus Sadiid fi Syarhi Kitaabit Tauhid. Hlm. 29.

CD-ROM Program Mawsu> at al-Kutub al-Tisah, Versi 2.0. Makkah: Global Islamic Soffwer, 1999.

Abdul Majid & Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi (Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004), (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 130.

Muhammad Roqib, Ilmu Pendidikan Islam pengembangan pendidikan integrative di sekolah, keluarga, dan masyarakat, (Yogyakarta: LKiS, 2009), hlm. 20.

Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 200), hlm. 109.

Abdul Majid & Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, hlm. 135.,

Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 131.

Harun Nasution, Islam Rasional gagasan dan pemikiran, (Bandung; Mizan, 1998), hlm. 310.

Fazlur Rahman, Islam, (Jakarta: Bina Aksara, 1987), hlm. 294.

Muhammad Taqi Mishbah Yazdi, Filsafat Tauhid Mengenal Tuhan Melalui Nalar dan Firman, (Bandung: Mizan, 2003), hlm. 65.

HYPERLINK "http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/08/konsep-strategi-definisi-perumusan.html" http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/08/konsep-strategi-definisi-perumusan.html. (di akses tanggal 15 Januari 2012).

Abu Hamid & Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), hlm. 11-12

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berbasis Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2010), hln. 126.

Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2011), hlm. 204.

Ibid, hlm. 228.

51