amal perbuatan dalam islam karya man 3

33

Upload: firdaus-azizi

Post on 25-Jul-2015

220 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

HISABHISAB

Syaikh Ibnu Utsaimin menyatakan, muhasabah adalah proses manusia melihat amalan mereka pada hari

Kiamat[6].

KEPASTIAN ADANYA HISAB

KEPASTIAN ADANYA HISAB

Sesungguhnya kepada Kami-lah kembali mereka, kemudian Sesungguhnya

kewajiban Kami-lah menghisab mereka.

(QS. Al Ghasiyah (88) : 25-26)

MunaqasyahMunaqasyah

1. Seluruh makhluk ditampakkan di hadapan Allâh Ta'âla dalam

keadaan menampakkan lembaran amalan mereka. Ini

mencakup orang yang di-munaqasyah hisabnya (diperiksa

secara sungguh-sungguh) dan yang tidak dihisab..

1. Seluruh makhluk ditampakkan di hadapan Allâh Ta'âla dalam

keadaan menampakkan lembaran amalan mereka. Ini

mencakup orang yang di-munaqasyah hisabnya (diperiksa

secara sungguh-sungguh) dan yang tidak dihisab..

Pemaparan amalan maksiat kaum Mukminin, mengenai

penetapannya, merahasiakan (tidak dibuka dihadapan orang lain) dan pengampunan Allâh

atasnya.

Pemaparan amalan maksiat kaum Mukminin, mengenai

penetapannya, merahasiakan (tidak dibuka dihadapan orang lain) dan pengampunan Allâh

atasnya.

UMUM

AL ‘ARADH)AL ‘ARADH)

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menyatakan di dalam sabdanya:

9ه7 @ق7ول7 الل Cس@ ي @ي و@ل@ ة7 ف@ق7لCت7 أ Kش@ م@نC ح7وسKب@ ع7ذQب@ ق@ال@تC ع@ائ

KكK 9م@ا ذ@ل Kن ا ق@ال@تC ف@ق@ال@ إ ير[ Kس@ [ا ي اب 7ح@اس@ب7 حKس@ وCف@ ي @ع@ال@ى ف@س@ تCكK @هCل اب@ ي CحKس@ 7وقKش@ ال @كKنC م@نC ن Cع@رCض7 و@ل ال

“Barangsiapa yang dihisab, maka ia tersiksa”. Aisyah bertanya,”Bukankah Allah telah berfirman ‘maka ia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah’ [10]” Maka Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: “Hal itu adalah al ‘aradh. Namun barangsiapa yang dimunaqasyah hisabnya, maka ia akan binasa”. [Muttafaqun ‘alaihi]

Imam Ibnu Abil Izz (wafat tahun 792 H) menjelaskan, makna hadits ini adalah, seandainya Allah memeriksa dengan menghitung amal kebajikan dan keburukan dalam hisab hambaNya, tentulah akan mengadzab mereka dalam keadaan tidak menzhalimi mereka sedikitpun, namun Allah memaafkan dan mengampuninya.[11]

HISAB

BERIMAN KAFIR

Beban syara’

pemaparan dan pemberitahuan amalan mereka, serta celaan

terhadap mereka

perhitungan antara amal kebajikan dengan amal

keburukan.

"Orang-orang yang kafir dan menghalangi (manusia) dari jalan Allah, Kami tambahkan kepada mereka siksaan di atas siksaan disebabkan mereka selalu berbuat kerusakan". [an Nahl / 16:88]

"Mereka itu orang-orang yang kufur terhadap ayat-ayat Rabb mereka dan (kufur terhadap) perjumpaan dengan Dia, maka hapuslah amalan-amalan mereka, dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari Kiamat".[al Kahfi / 18 : 105]

Amalan Orang Kafir di Dunia

disyaratkan padanya Islam dan niat.

yang tidak disyaratkan Islam padanya

Amalan-amalan ini tidak diterima dan tidak bermanfaat baginya di

dunia dan akhirat

keluhuran budi pekerti, menunda penagihan

hutang bagi yang tidak mampu membayar dan lain-lainnya. Amalan-amalan ini akan diberi balasannya di dunia

"Orang-orang yang kafir kepada Rabb-nya, amalan-amalan mereka adalah seperti abu yang ditiup angin dengan keras pada suatu hari yang berangin kencang. Mereka tidak dapat mengambil manfaat sedikitpun dari apa yang telah mereka usahakan (di dunia). Yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh".[Ibrahim / 14 : 18]

Cara Hisab

Hisab ini dilakukan dalam satu waktu, dan Allah Subhanahu wa

Ta'ala sendiri yang akan melakukannya

“Tidak ada seorang pun dari kalian kecuali Allah akan berbicara kepadanya, tidak ada perantara antara dirinya dengan-Nya. Ketika melihat ke sebelah kanan maka tidak ada yang dilihatnya kecuali apa yang telah ia lakukan, dan ketika melihat ke sebelah kiri maka tidak ada pula yang dilihatnya kecuali apa yang telah ia lakukan, dan ketika melihat ke depan maka tidak ada yang dilihatnya kecuali neraka di depan wajahnya. Maka takutlah kalian terhadap neraka (peliharalah diri kalian dari siksa neraka) walaupun hanya dengan sebelah korma.” (Muttafaq ‘Alaih

Hisab Orang Muslim

tidak menghisab kaum Mukminin dengan munaqasyah, namun mencukupkan dengan al

aradh. Dia hanya memaparkan dan menjelaskan semua amalan tersebut di

hadapan mereka, dan Dia merahasiakannya, tidak ada orang lain yang melihatnya,

"Aku telah mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah mendekati seorang mukmin, lalu meletakkan padanya sitar dan menutupinya (dari pandangan orang lain), lalu (Allah) berseru : ‘Tahukah engkau dosa ini? Tahukah engkau

dosa itu?’ Mukmin tersebut menjawab,’Ya, wahai Rabb-ku,’ hingga bila selesai meyampaikan semua dosa-dosanya dan mukmin tersebut melihat dirinya telah binasa, Allah berfirman,’Aku telah rahasiakan

(menutupi) dosa itu di dunia, dan Aku sekarang mengampunimu,’ lalu ia diberi kitab kebaikannya. Sedangkan orang kafir dan munafik, maka Allah

berfirman : ‘Orang-orang inilah yang telah berdusta terhadap Rabb mereka’. Ingatlah, kutukan Allah

(ditimpakan) atas orang-orang yang zhalim”. [HR al Bukhari]

Orang Kafir

Adapun orang-orang kafir, mereka akan dipanggil di hadapan semua makhluk.

Kepada mereka disampaikan semua nikmat Allah, kemudian

akan dipersaksikan amalan kejelekan mereka disana.

Lalu Allah menemui hambaNya dan berkata : “Wahai Fulan! Bukankah Aku telah memuliakanmu, menjadikan

engkau sebagai pemimpin, menikahkanmu dan menundukkan untukmu kuda dan onta, serta

memudahkanmu memimpin dan memiliki harta banyak?" Maka ia menjawab: “Benar”. Allah berkata

lagi: “Apakah engkau telah meyakini akan menjumpaiKu?” Maka ia menjawab: “Tidak,” maka Allah berfirman : “Aku biarkan engkau sebagaimana engkau

telah melupakanKu”. Kemudian (Allah) menemui orang yang ketiga dan

menyampaikan seperti yang disampaikan di atas. Lalu ia (orang itu) menjawab: "Wahai Rabbku! Aku telah

beriman kepadaMu, kepada kitab suciMu dan rasul-rasul Mu. Juga aku telah shalat, bershadaqah," dan ia memuji dengan kebaikan semampunya. Allah menjawab: "Kalau

begitu, sekarang (pembuktiannya)," kemudian dikatakan kepadanya: "Sekarang Kami akan membawa para saksi atasmu," dan orang tersebut berfikir siapa yang akan bersaksi atasku. Lalu mulutnya dikunci dan

dikatakan kepada paha, daging dan tulangnya: "Bicaralah!" Lalu paha, daging dan tulangnya bercerita

tentang amalannya, dan itu untuk menghilangkan udzur dari dirinya. Itulah nasib munafik dan orang yang Allah

murkai". [HR Muslim].

Kه@ا   @اب Kت Kل@ى ك 7دCع@ى إ م9ة� ت7 7ل� أ @ة[ ك Kي اث م9ة� ج@

7 7ل9 أ ى ك @ر@ و@ت7وCن@ @عCم@ل 7مC ت Cت 7ن وCن@ م@ا ك 7جCز@ @وCم@ ت Cي ال

“Dan (pada hari itu) kamu lihat tiap-tiap umat berlutut. Tiap-tiap umat dipanggil untuk (melihat) buku catatan amalnya. Pada hari itu kamu diberi balasan terhadap apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. Al-Jaatsiyaat: 28).

ك� ال�ي�و�م� س ى بن�ف� أ� كت�اب�ك� ك�ف� ر� اق�ي�ب�ا س ع�ل�ي�ك� ح�

“Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu.” (QS. Al-Isro’: 13-14)

ن�ا ت�ك�ل�م� م� و� و�اهه تم� ع�ل�ى أ�ف� �ل�ي�و�م� ن�خ� اا ا ك�ان�و� م� بم� ل�ه� ج� ر�

د� أ� ه� ت�ش� م� و� �ي�دي�ه أب�و�ن� ي�ك�س

“Pada hari ini Kami tutup mulut mereka, dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan kaki mereka memberi kesaksian terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.” (QS. Yaasiin: 65)

Cara Menerima Kitab

Orang Kafir

Orang Beriman

  ( ي�نه تي� كت�اب�ه� بي�م و�

ا م�ن� أ� م2أ� و�ف� 7ف� ( ف�س�

ا ) ي�ر� اب�ا ي�س س� ب� ح اس� لب� إل�ى 8ي�ح� ي�ن�ق� و�ا و�ر� ر� له م�س� أ�ه�

“Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah, dan dia akan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan gembira.” (QS. Al-Insyiqaaq: 7-9)

و�ل� ي�ا ل�ي�ت�ني ي�ق� اله ف� م� ا م�ن� أ�وتي� كت�اب�ه� بش م2أ� و�

و�ت� كت�ابي�ه� ابي�ه� ( 25)ل�م� أ� س� ا ح �د�ر م� ل�م� أ و�

ي�ة� )26) اض ا ك�ان�ت ال�ق� ا أ�غ�ن�ى 27( ي�ا ل�ي�ت�ه� ( م�الي�ه� ) ل�ط�اني�ه�28ع�ن�ي م� ل�ك� ع�ن�ي س� ( ه�

“Adapun orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kirinya, maka dia berkata: “Aduhai, alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku (ini). Dan aku tidak mengetahui apa hisab terhadap diriku. Wahai kiranya kematian itulah yang menyelesaikan segala sesuatu. Hartaku sekali-kali tidak memberi manfaat kepadaku. Telah hilang pula kekuasaanku daripadaku.” (QS. Al-Haqqoh: 25-29)

ره اء� ظ�ه� ا م�ن� أ�وتي� كت�اب�ه� و�ر� م2أ� و�

ا10) و�ف� ي�د�ع�و ث�ب�و�ر� ( ف�س� “Adapun orang-orang yang diberikan

kitabnya dari belakang, maka dia akan berteriak: “Celakalah aku.” (QS. Al-Insyiqaaq: 10)

Syaikh Muhammad bin Sholih al-’Utsaimin rahimahullah mengatakan bahwa mereka menerima kitab dengan tangan kiri kemudian tangannya memelintir ke belakang sebagai isyarat bahwa mereka telah dulu di dunia telah mencampakkan aturan-aturan al-Qur’an ke belakang punggung mereka.

alat untuk mengukur sesuatu berdasarkan

berat dan ringan

Mizan atau timbangan

alat untuk mengukur sesuat sesuatu yang Allah letakkan

pada hari Kiamat untuk menimbang amalan hamba-Nya. (Syarah Lum’atul I’tiqaad, Syaikh

Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin,

hal. 120)u berdasarkan berat dan ringan

Di AkhiratDi Dunia

sangat akurat dalam menimbang, tidak lebih dan tidak kurang sedikitpun. Allah Ta’ala berfirman :

@ @ام@ةK ف@ال CقKي K ال @وCم Kي CقKسCط@ ل Cن@ ال Cم@و@ازKي @ض@ع7 ال و@نCق@ال@ @ان@ مKث KنC ك [ا و@إ Cئ ي @فCس� ش@ @م7 ن 7ظCل 9ة� مKنC ت ب ح@

Cن@ Kي ب Kا ح@اس@ Kن @ف@ى ب Kه@ا و@ك @ا ب Cن @ي ت@ د@ل� أ Cخ@ر

“Dan Kami akan tegakkan timbangan yang adil pada hari Kiamat, sehingga tidak seorang pun yang dirugikan walaupun sedikit. Jika amalan itu hanya seberat biji sawipun, pasti Kami akan mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan.” (QS. Al-Anbiya’: 47)

Apa Yaaaa Yang Ditimbang ????....

Yang Ditimbang( Ada 3 Pendapat )

Amalnya

Orangnya

Lembaran Catatan Amalnya

AMALNYA Pendapat ini didukung oleh hadits yang diriwayatkan oleh Abu

Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda:

، ان ي�ز� ي�ل�ت�ان في ال�م ، ث�ق ان ت�ان ع�ل�ى الل�س� ي�ف� ف ت�ان خ� ك�لم� ان� الله ب�ح� ده س� م� بح� ان� الله و� ب�ح� : س� م�ن ح� بي�ب�ت�ان إل�ى الر2 ح�ال�ع�ظي�م“Ada dua kalimat yang ringan diucapkan oleh lisan, tetapi berat dalam timbangan (pada hari Kiamat), dan dicintai oleh ar-Rahman (Allah Yang Maha Pengasih): Subhaanallohi wa bihamdihi dan Subhanallohil ‘Azhim.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 6406, 6682, dan Muslim, 2694).

Pendapat ini yang dipilih oleh Ibnu Hajar al-Ashqolani rahimahullah. Beliau berpendapat bahwa yang ditimbang adalah amal, karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ل�ق ن ال�خ� ل� من� ح�س� �ث�ق� ان أ ي�ز� ء] في ال�م ي� ا من� ش� م�“Tidak ada sesuatu yang lebih berat ketika ditimbang (di hari Kiamat) daripada akhlak yang mulia.” (Diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam kitab al-Adab al-Mufrad, no. 270 dan dinilai shohih oleh al-Albani dalam Shahiih al-Adab al-Mufrad, no. 204)

ORANGNYA Abdullah ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu adalah

seorang sahabat betisnya kecil. Tatkala ia mengambil ranting pohon untuk siwak, tiba-tiba angin berhembus dengan sangat kencang dan menyingkap pakaiannya, sehingga terlihatlah kedua telapak kaki dan betisnya yang kecil. Para sahabat yang melihatnya pun tertawa. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya: “Apa yang sedang kalian tertawakan?” Para sahabat menjawab, “Kedua betisnya yang kecil, wahai Nabiyullah.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:د] ان من� أ�ح� ي�ز� ل� في ال�م �ث�ق� ا أ م� ي بي�ده ل�ه� س ال2ذي ن�ف� و�“Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh kedua betisnya itu di mizan nanti lebih berat dari pada gunung uhud.” (Diriwayatkan oleh Ahmad dalam Musnad-nya, I/420-421 dan ath-Thabrani dalam al-Kabiir, IX/75. Hadits ini dinilai shohih oleh al-Albani dalam As-Silsilah Ash-Shohihah, no. 3192).

LEMBARAN CATATAN AMAL Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash radhiyallahu

‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya): “Sungguh Allah akan membebaskan seseorang dari umatku di hadapan seluruh manusia pada hari Kiamat dimana ketika itu dibentangkan 99 gulungan catatan (dosa) miliknya. Setiap gulungan panjangnya sejauh mata memandang, kemudian Allah berfirman: ‘Apakah ada yang engkau ingkari dari semua catatan ini? Apakah para (Malaikat) pencatat amal telah menganiayamu?,’ Dia menjawab: ‘Tidak wahai Rabbku,’ Allah bertanya: ‘Apakah engkau memiliki udzur (alasan)?,’ Dia menjawab: ‘Tidak Wahai Rabbku.’ Allah berfirman: “Bahkan sesungguhnya engkau memiliki satu kebaikan di sisi-Ku dan sungguh pada hari ini engkau tidak akan dianiaya sedikitpun. Kemudian dikeluarkanlah sebuah kartu (bithoqoh) yang di dalamnya terdapat kalimat:

د� م2 د� أ�ن2 م�ح� ه� أ�ش� ل�ه� إال2 الله�، و� د� أ�ن� ال� إ ه� أ�ش�ل�ه� و� س� ع�ب�د�ه� و�ر�Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang haq selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya.

Lalu Allah berfirman: ‘Hadirkan timbanganmu.’ Dia berkata: ‘Wahai Rabbku, apalah artinya kartu ini dibandingkan seluruh gulungan (dosa) itu?,’ Allah berfirman: ‘Sungguh kamu tidak akan dianiaya.’ Kemudian diletakkanlah gulungan-gulungan tersebut pada satu daun timbangan dan kartu itu pada daun timbangan yang lain. Maka gulungan-gulungan (dosa) tersebut terangkat dan kartu (laa ilaaha illallah) lebih berat. Demikianlah tidak ada satu pun yang lebih berat dari sesuatu yang padanya terdapat Nama Allah.” (Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, no. 2639, Ibnu Majah, no. 4300, Al-Hakim, 1/6, 529, dan Ahmad, no. II/213. Hadits ini dinilai shohih oleh al-Albani dalam Silsilah Ahaadiits ash-Shahiihah, no. 135)

Pendapat terakhir inilah yang dipilih oleh al-Qurthubi. Beliau mengatakan, “Yang benar, mizan menimbang berat atau ringannya buku-buku yang berisikan catatan amal…” (At-Tadzkirah, hal. 313)

Ada yang ditanyakan????

1 2