bab ii tinjauan pustaka a. pengertian perbuatan melawan … · bab ii tinjauan pustaka . a....

49
11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Perbuatan Melawan Hukum Perbuatan melawan hukum adalah suatu perbuatan atau tidak berbuat sesuatu yang mengakibatkan timbulnya kerugian bagi orang lain tanpa sebelumnya ada suatu hubungan hukum, kewajiban mana ditujukan terhadap setiap orang pada umumnya dan dengan tidak memenuhi kewajibannya tersebut dapat diminta suatu ganti rugi. 6 Perbuatan melawan hukum (Onrechmatige daad) diatur dalam Pasal 1365 B.W. Pasal ini menetapkan bahwa perbuatan yang melawan hukum mewajibkan orang yang melakukan perbuatan itu, jika karena kesalahannya telah timbul kerugian, untuk membayar kerugian itu. Pasal 1365 KUHPerdata menyatakan : Tiap perbuatan melanggar hukum yang membawa kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut.” Sedangkan ketentuan pasal 1366 KUHPerdata menyatakan: Setiap orang bertanggung-jawab tidak saja untuk kerugian yang disebabkan karena perbuatannya, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan karena kelalaiannya atau kurang hati-hatinya. 6 Rachmat Setiawan, Tinjauan Elementer Perbuatan Melanggar Hukum, Alumni, Bandung, 1982, h. 7.

Upload: others

Post on 27-Sep-2020

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Perbuatan Melawan … · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Perbuatan Melawan Hukum Perbuatan melawan hukum adalah. s. uatu perbuatan atau

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Perbuatan Melawan Hukum

Perbuatan melawan hukum adalah suatu perbuatan atau tidak berbuat

sesuatu yang mengakibatkan timbulnya kerugian bagi orang lain tanpa

sebelumnya ada suatu hubungan hukum, kewajiban mana ditujukan terhadap

setiap orang pada umumnya dan dengan tidak memenuhi kewajibannya tersebut

dapat diminta suatu ganti rugi.6

Perbuatan melawan hukum (Onrechmatige daad) diatur dalam Pasal 1365

B.W. Pasal ini menetapkan bahwa perbuatan yang melawan hukum mewajibkan

orang yang melakukan perbuatan itu, jika karena kesalahannya telah timbul

kerugian, untuk membayar kerugian itu.

Pasal 1365 KUHPerdata menyatakan :

Tiap perbuatan melanggar hukum yang membawa kerugian kepada orang

lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu,

mengganti kerugian tersebut.”

Sedangkan ketentuan pasal 1366 KUHPerdata menyatakan:

Setiap orang bertanggung-jawab tidak saja untuk kerugian yang

disebabkan karena perbuatannya, tetapi juga untuk kerugian

yang disebabkan karena kelalaiannya atau kurang hati-hatinya.

6

Rachmat Setiawan, Tinjauan Elementer Perbuatan Melanggar Hukum, Alumni,

Bandung, 1982, h. 7.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Perbuatan Melawan … · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Perbuatan Melawan Hukum Perbuatan melawan hukum adalah. s. uatu perbuatan atau

12

Ketentuan pasal 1365 tersebut di atas mengatur pertanggung-jawaban yang

diakibatkan oleh adanya perbuatan melanggar hukum baik karena berbuat atau

karena tidak berbuat. Sedangkan pasal 1366 KUHPerdata lebih mengarah pada

tuntutan pertanggung-jawaban yang diakibatkan oleh kesalahan karena

kelalaian.Berdasarkan putusan Hoge Raad 1919, yang diartikan dengan

melanggar hukum adalah:7

1. Melanggar hak orang lain, seperti hak pribadi (integritas tubuh,

kebebasan, kehormatan, dan lain-lain) dan hak absolute (hak kebendaan,

nama perniagaan, dan lain-lain);

2. Bertentangan dengan kewajiban hukum pelaku;

3. Bertentangan dengan kesusilaan, yaitu perbuatan yang dilakukan

seseorang bertentangan dengan sopan santun yang hidup dan tumbuh

dalam masyarakat;

4. Bertentangan dengan kecermatan yang harus diindahkan dalam

masyarakat..

Pengertian perbuatan melanggar hukum dalam putusan Hoge Raad 1919

adalah dalam arti luas karena tidak hanya melanggar Undang-Undang, tetapi juga

bertentangan dengan kewajiban hukum si pelaku, kesusilaan, dan kecermatan

yang harus diindahkan dalam masyarakat.

1. Unsur-Unsur Perbuatan Melawan Hukum

Agar suatu perbuatan dapat dikategorikan sebagai suatu perbuatan melawan

hukum, maka harus memenuhi unsur-unsur perbuatan sebagai berikut: Adanya

7 Salim H.S., Pengantar Hukum Perdata Tertulis, Sinar Grafika, Jakarta, 2006, h. 170.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Perbuatan Melawan … · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Perbuatan Melawan Hukum Perbuatan melawan hukum adalah. s. uatu perbuatan atau

13

suatu perbuatan. Suatu perbuatan melawan hukum diawali oleh suatu perbuatan

dari si pelakunya. Perbuatan disini meliputi perbuatan aktif (berbuat sesuatu)

maupun pasif (tidak berbuat sesuatu), padahal secara hukum orang tersebut

diwajibkan untuk patuh terhadap perintah undang-undang, ketertiban umum, dan

kesusilaan (public order and morals).

a. Perbuatan tersebut melanggar hukum. Manakala pelaku tidak

melaksanakan apa yang diwajibkan oleh undang-undang, ketertiban

umum dan atau kesusilaan, maka perbuatan pelaku dalam hal ini

dianggap telah melanggar hukum, sehingga mempunyai konsekuensi

tersendiri yang dapat dituntut oleh pihak lain yang merasa dirugikan.

b. Adanya kerugian bagi korban. Yang dimaksud dengan kerugian, terdiri

dari kerugian materil dan kerugian immateril. Akibat suatu perbuatan

melanggar hukum harus timbul adanya kerugian di pihak korban,

sehingga membuktikan adanya suatu perbuatan yang melanggar hukum

secara luas.

c. Adanya hubungan kausal antara perbuatan dengan kerugian. Hubungan

kausal merupakan salah satu ciri pokok dari adanya suatu perbuatan

melanggar hukum. Perbuatan melanggar hukum dalam hal ini harus

dilihat secara materiil. Dikatakan materiil karena sifat perbuatan

melanggar hukum dalam hal ini haru dilihat sebagai suatu kesatuan

tentang akibat yang ditimbulkan olehnya terhadap diri pihak korban.

Untuk hubungan sebab akibat ada 2 (dua) macam teori, yaitu teori

hubungan faktual dan teori penyebab kira-kira. Hubungan sebab akibat

(causation in fact) hanyalah merupakan masalah fakta atau apa yang

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Perbuatan Melawan … · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Perbuatan Melawan Hukum Perbuatan melawan hukum adalah. s. uatu perbuatan atau

14

secara faktual telah terjadi. Sedangkan teori penyebab kira-kira adalah

lebih menekankan pada apa yang menyebabkan timbulnya kerugian

terhadap korban, apakah perbuatan pelaku atau perbuatan lain yang

justru bukan dikarenakan bukan suatu perbuatan melanggar hukum.

Namun dengan adanya suatu kerugian, maka yang perlu dibuktikan

adalah hubungan antara perbuatan melanggar hukum dengan kerugian

yang ditimbulkan.8

2. Konsekuensi Yuridis dalam Hal Timbulnya Perbuatan

Melawan Hukum

Akibat perbuatan melawan hukum diatur pada Pasal 1365 sampai dengan

1367 KUHPerdata sebagai berikut:

Menurut Pasal 1365 KUHPerdata dikutip bunyinya:

Tiap perbuatan melanggar hukum, yang membawa kerugian

kepada seorang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya

menerbitkan kerugian itu mengganti kerugian.

Sedangkan Pasal 1366 KUHPerdata, menyebutkan:

Setiap orang bertanggung-jawab tidak saja untuk kerugian yang

disebabkan karena perbuatannya, tetapi juga untuk kerugian

yang diesbabkan karena kelalaian atau kurang hati-hatinya.

Lebih lanjut, Pasal 1367 KUHPerdata, menyebutkan:

Seorang tidak saja bertanggung-jawab untuk kerugian yang

disebabkan karena perbuatannya sendiri, tetapi juga untuk

kerugian yang disebabkan karena perbuatan orang-orang yang

menjadi tanggungannya, atau disebabkan oleh orang-orang yang

berada di bawah pengawasannya … dst.

8 Sakkirang Sriwaty, Hukum Perdata, Teras, Yogyakarta, 2011, h. 135.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Perbuatan Melawan … · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Perbuatan Melawan Hukum Perbuatan melawan hukum adalah. s. uatu perbuatan atau

15

Berdasarkan kutipan Pasal tersebut di atas, secara umum memberikan

gambaran mengenai batasan ruang lingkup akibat dari suatu perbuatan melawan

hukum. Akibat perbuatan melawan hukum secara yuridis mempunyai konsekuensi

terhadap pelaku maupun orang-orang yang mempunyai hubungan hukum dalam

bentuk pekerjaan yang menyebabkan timbulnya perbuatan melanggar hukum.

Jadi, akibat yang timbul dari suatu perbuatan melanggar hukum akan diwujudkan

dalam bentuk ganti kerugian terehadap korban yang mengalami.

Penggantian kerugian sebagai akibat dari adanya perbuatan melawan

hukum, sebagaimana telah disinggung diatas, dapat berupa penggantian kerugian

materiil dan immateriil. Lajimnya, dalam praktek penggantian kerugian dihitung

dengan uang, atau disetarakan dengan uang disamping adanya tuntutan

penggantian benda atau barang-barang yang dianggap telah mengalami

kerusakan/perampasan sebagai akibat adanya perbuatan melanggar hukum pelaku.

Jika mencermati perumusan ketentuan pasla 1365 KUHPerdata, secara

limitatif menganut asas hukum bahwa penggantian kerugian dalam hal terjadinya

suatu perbuatan melawan hukum bersifat wajib. Secara teoritis penggantian

kerugian sebagai akibat dari suatu perbuatan melawan hukum diklasifikasikan ke

dalam dua bagian, yaitu : kerugian yang bersifat actual (actual loss) dan kerugian

yang akan datang.

Dikatakan kerugian yang bersifat actual adalah kerugian yang mudah dilihat

secara nyata atau fisik, baik yang bersifat materiil dan immateriil. Kerugian ini

didasarkan pada hal-hal kongkrit yang timbul sebagai akibat adanya perbuatan

melawan hukum dari pelaku. Sedangkan kerugian yang bersifat dimasa

mendatang adalah kerugian-kerugian yang dapat diperkirakan akan timbul

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Perbuatan Melawan … · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Perbuatan Melawan Hukum Perbuatan melawan hukum adalah. s. uatu perbuatan atau

16

dimasa mendatang akibat adanya perbuatan melanggar hukum dari pihak pelaku.

Kerugian ini seperti pengajuan tuntutan pemulihan nama baik melalui

pengumuman di media cetak dan atau elektronik terhadap pelaku. Ganti kerugian

dimasa mendatang ini haruslah didasarkan pula pada kerugian yang sejatinya

dapat dibayangkan dimasa mendatang dan akan terjadi secara nyata.

3. Tentang Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah pengganti Undang-Undang Nomor 23

Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,

keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang

mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan

manusia serta makhluk hidup lain.9

Dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 juga mendefinisikan

tentang:

a. Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yaitu, upaya sistematis

dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup

dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan

hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian,

9 Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Perbuatan Melawan … · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Perbuatan Melawan Hukum Perbuatan melawan hukum adalah. s. uatu perbuatan atau

17

pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum.10

Perusakan

lingkungan hidup adalah tindakan orang yang menimbulkan perubahan

langsung atau tidak langsung terhadap sifat fisik, kimia, dan/atau hayati

lingkungan hidup sehingga melampaui kriteria baku kerusakan

lingkungan hidup.11

b. Dampak lingkungan hidup adalah pengaruh perubahan pada lingkungan

hidup yang diakibatkan oleh suatu usaha dan/atau kegiatan.12

Dalam hal

ini Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup telah mengatur secara seksama tentang

pengertian lingkungan hidup, serta perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup, dimana dalam hal ini segala sesuatu mengenai

perusakan , kerusakan, dampak, izin dan hak dan kewajiban haruslah di

dasarkan dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 serta peraturan

pelaksananya dalam hal ini adalah Peraturan Pemerintah Nomor 27

Tahun 2012 Tentang Izin Lingkungan.

Selain mengatur tentang beberapa hal di atas Undang-Undang Nomor 32

Tahun 2009 juga mengatur tentang asas dalam lingkungan hidup, yaitu:

a. Tanggung jawab Negara

Yang dimaksud dengan “asas tanggung jawab negara” adalah:

10

Pasal 1 angka 2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup

11 Pasal 1 angka 16 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup.

12 Pasal 1 angka 26 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Perbuatan Melawan … · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Perbuatan Melawan Hukum Perbuatan melawan hukum adalah. s. uatu perbuatan atau

18

1) Negara menjamin pemanfaatan sumber daya alam akan memberikan

manfaat yang sebesar-besarnya bagi kesejahteraan dan mutu hidup

rakyat, baik generasi masa kini maupun generasi masa depan.

2) Negara menjamin hak warga negara atas lingkungan hidup yang baik

dan sehat.

3) Negara mencegah dilakukannya kegiatan pemanfaatan sumber daya

alam yang menimbulkan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan

hidup.

b. Pencemar membayar

Yang dimaksud dengan “asas pencemar membayar” adalah bahwa setiap

penanggung jawab yang usaha dan/atau kegiatannya menimbulkan

pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup wajib menanggung

biaya pemulihan lingkungan.

c. Tata kelola pemerintahan yang baik

Yang dimaksud dengan “asas tata kelola pemerintahan yang baik”

adalah bahwa perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dijiwai

oleh prinsip partisipasi, transparansi, akuntabilitas, efisiensi, dan

keadilan.

B. Perizinan di Bidang Kehutanan

1. Pengertian tentang izin dan perizinan

Pembukaan UUD 1945 menetapkan dengan tegas tujan kehidupan

bernegara yang berdasarkan hukum, hal ini berarti bahwa hukum merupakan

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Perbuatan Melawan … · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Perbuatan Melawan Hukum Perbuatan melawan hukum adalah. s. uatu perbuatan atau

19

supermasi atau tiada kekuasaan lain yang lebih tinggi selain hukum. Upaya

merealisasi Negara berdasarkan hukum dan mewujudkan kehidupan bernegara

maka hukum menjadi pengarah, perekayasa, dan perancang bagaimana bentuk

masyarakat hukum untuk mencapai keadilan. Berkaitan dengan hal tersebut perlu

adanya pembentukan peraturan dimana harus disesuaikan dengan perkembangan

masyarakat serta tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

Pengertian izin menurut definisi yaitu perkenan atau pernyataan

mengabulkan. Sedangkan istilah mengizinkan mempunyai arti memperkenankan,

memperbolehkan, tidak melarang. Secara garis besar hukum perizinan adalah

hukum yang mengatur hubungan masyarakat dengan Negara dalam hal adanya

masyarakat yang memohon izin.

Hukum perizinan berkaitan dengan Hukum Publik Prinsip izin terkait dalam

hukum publik oleh karena berkaitan dengan perundang-undangan

pengecualiannya apabila ada aspek perdata yang berupa persetujuan seperti

halnya dalam pemberian izin khusus. Izin merupakan perbuatan Hukum

Administrasi Negara bersegi satu yang diaplikasikan dalam peraturan berdasarkan

persyaratan dan prosedur sebagaimana ketentuan perundang-undangan.

Izin menurut Prof. Bagirmanan, yaitu “persetujuan dari penguasa

berdasarkan peraturan perundang-undangan untuk memperuraikan tindakan

atau perbuatan tertentu yang secara umum dilarang”. Izin khusus, yaitu

persetujuan dimana disini terlihat adanya kombinasi antara hukum publik dengan

hukum prifat, dengan kata lain izin khusus adalah penyimpangan dari sesuatu

yang dilarang. Izin yang dimaksud, yaitu:

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Perbuatan Melawan … · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Perbuatan Melawan Hukum Perbuatan melawan hukum adalah. s. uatu perbuatan atau

20

a. Dispensasi yaitu penetapan yang bersifat deklaratoir, menyatakan bahwa

suatu perundang-undangan tidak berlaku bagi kasus sebagaimana

diajukan oleh seorang pemohon.

b. Linsesi adalah izin untuk melukakn suatu yang bersifat komersial serta

mendatangkan laba dan keuntungan.

c. Konsesi adalah suatu penetapan administrasi negara yang secara yuridis

dan kompleks, oleh karena merpuakan seperangkat dispensasi-

dispensasi, jiin-ijin, serta lisensi-lisensi disertai dengan pemberian

semcam wewenang pemerintah terbatas pada konsensionaris. Konsesi

tidak mudah diberikan oleh karena banyak bahaya penyelundupan,

kekayaan bumi dan kekayaan alam negara dan kadang-kadang

merugikan masyarakat yang bersangkutan. Wewenang

pemerintah diberikan kepada konsensionaris walupun terbatas dapat

menimbulkan masalah pilitik dan social yang cukup rumit, oleh

karena perusahaan pemegang konsesi tersebut dapat memindahkan

kampong, dapat membuat jaringan jalan, listrik dan telepon, membentuk

barisan keamanan, mendirikan rumah sakit dan segala sarana laiannya.

Menurut W.F Prins yang diterjemaahkan oleh Kosim Adi Saputra “bahwa

istilah izin dapat diartikan tampaknya dalam arti memberikan dispensasi dari

sebuah larangan dan pemakaiannya dalam arti itu pula.” Uthrecht “bilamana

pembuatan peraturan tidak umunya melarang suatu perbuatan tetapi masih juga

memperkenankannya asal saja diadakan secara yang ditentukan untuk masing-

masing hal konkrit maka perbuatan administrasi Negara memperkenankan

perbuatan tersebut bersifat suatu izin (vergunning)”.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Perbuatan Melawan … · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Perbuatan Melawan Hukum Perbuatan melawan hukum adalah. s. uatu perbuatan atau

21

Menurut Prajyudi Atmosoedirdjo:

Suatu penetapan yang merupakan dispensasi dari suatu

larangan oleh undang-undang yang kemudian larangan tersebut

diikuti dengan perincian dari pada syarat-syarat , criteria dan

lainnya yang perlu dipenuhi oleh pemohon untuk memperoleh

dispensasi dari larangan tersebut disertai denganpenetapan

prosedur dan juklak (petunjuk pelaksanaan) kepada pejabat-

pejabat administrasi negara yang bersangkutan.

Menurut Sjachran Basah “Perbuatan hukum Negara yang bersegi satu yang

mengaplikasikan peraturan dalam hal konkreto berdasarkan persyaratan dan

prosedur sebagaimana diteapakan oleh ketentuan perundang-undangan yang

berlaku”. Ateng Syafruddin, “Merupakan bagian dari hubungan hukum antara

pemerintah administrasi dengan warga masyarakat dalam rangka menjaga

keseimbangan kepentingan antara masyarakat dengan lingkungannya dan

kepentingan individu serta upaya mewujudkan kepastian hukum bagi anggota

masyarakat yang berkepentingan”.

Perbedaan prinsip antara Hukum Publik dengan Hukum Privat, adalah,

jika Hukum Publik bersifat umum, ordonatif (sepihak), diatur oleh perundang-

undangan, sanksi sangat tegas, mengatur masyarakat. Maka, jika Hukum Privat,

bersifat individu, koordinatif (dua pihak), berdasaran kesepakatan atau perjanjian,

sanksi kurang tegas, mengatur individu dengan individu.

Fungsi lain dari izin, yaitu untuk memberikan kepastian hukum bagi

pemohon dan masyarakat, sebagai tindakan preventif untuk menghadapi pihak-

pihak yang mengganggu, sebagai pengaman secara hukum. Proses pengeluaran

izin, yaitu, proses sentralisasi (pengaitan terhadap hukum-hukum yang berlaku),

dan proses disentralisasi.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Perbuatan Melawan … · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Perbuatan Melawan Hukum Perbuatan melawan hukum adalah. s. uatu perbuatan atau

22

2. Pengertian Perizinan terkait Kehutanan

Berdasarkan Pasal 50 ayat (3) UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan

(“UU 41/1999”), ditentukan bahwa setiap orang dilarang melakukan eksplorasi

terhadap hutan sebelum mendapatkan izin dari pejabat yang berwenang yaitu

Menteri Kehutanan. Jadi, sebelum izin tersebut diterbitkan, seharusnya kegiatan

terkait eksplorasi hutan belum boleh dilakukan.

Hal ini ditegaskan pula dalam Pasal 2 Peraturan Menteri Kehutanan Nomor:

P.43/ Menhut-Ii/ 2008 tentang Pedoman Pinjam Pakai Kawasan Hutan

(“Permenhut 43/2008”) yang mengatur bahwa pinjam pakai kawasan hutan

dilaksanakan atas dasar izin Menteri.

Dan memang dalam pengawasannya UU memberikan kewenangan kepada

pejabat kehutanan tertentu sesuai dengan sifat pekerjaannya untuk bertindak

sebagai polisi khusus (lihat Pasal 51 UU 41/1999). Polisi khusus ini antara lain

tugasnya adalah:

1. Mengadakan patroli/perondaan di dalam kawasan hutan atau wilayah

hukumnya;

2. Memeriksa surat-surat atau dokumen yang berkaitan dengan

pengangkutan hasil hutan di dalam kawasan hutan atau wilayah

hukumnya;

3. Menerima laporan tentang telah terjadinya tindak pidana yang

menyangkut hutan, kawasan hutan, dan hasil hutan;

4. Mencari keterangan dan barang bukti terjadinya tindak pidana yang

menyangkut hutan, kawasan hutan, dan hasil hutan;

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Perbuatan Melawan … · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Perbuatan Melawan Hukum Perbuatan melawan hukum adalah. s. uatu perbuatan atau

23

5. Dalam hal tertangkap tangan, wajib menangkap tersangka untuk

diserahkan kepada yang berwenang; dan

6. Membuat laporan dan menandatangani laporan tentang terjadinya tindak

pidana yang menyangkut hutan, kawasan hutan, dan hasil hutan.

Adapun, ijin dalam kawasan hutan yaitu terkait luas maksimum untuk

kegiatan kehutanan yang dapat dilelang di setiap provinsi adalah maksimum

100.000 hektar (kecuali Papua yang memiliki maksimum 200.000 hektar), dan

400.000 hektar di Indonesia secara total.

Seperti disebutkan dalam Permenhut nomor 31/2014 tentang Tatacara

Pemberian dan perluasasan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK)

di hutan produksi, maka terdapat tiga macam izin yang dapat dikeluarkan,

masing-masing IUPHHK-Hutan Alam (HA), IUPHHK-Hutan Tanaman (HT), dan

IUPHHK-Restorasi Ekosistem (RE).

Perbedaan dari tiga macam izin ini yaitu:

1. IUPHHK-HA (dahulu disebut Hak Pengusahaan Hutan/HPH) adalah

izin untuk penebangan, pengangkutan, penanaman, pemeliharaan,

pengamanan, pengolahan hingga pemasaran kayu. Diutamakan di area

yang masih banyak potensi tegakan kayunya.

2. IUPHHK-HT (dahulu disebut Hutan Tanaman Industri/HTI) adalah izin

untuk membangun hutan tananam (monokultur) di area hutan produksi

oleh suatu kelompok industri untuk memenuhi bahan baku industri.

Diutamakan di area yang sudah tidak produktif.

3. IUPHHK-RE, adalah izin unuk membangun kawasan dalam hutan alam

pada hutan produksi yang memiliki ekositem penting sehingga dapat

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Perbuatan Melawan … · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Perbuatan Melawan Hukum Perbuatan melawan hukum adalah. s. uatu perbuatan atau

24

dipertahanka fungsinya, melalui pemeliharaan, perlindungan, pemulihan

ekosistem lewat pengayaan, penjarangan, penangkaran satwa,

pelepasliaran flora fauna untuk mengembalikan unsur hayati dan non

hayati sehingga tercapai keseimbangan hayati dan ekosistem.

Diutamakan di area yang sudah terdegradasi ekosistemnya.

Menurut Pasal 1 ayat (2) PP 24/2010 yang kemudian diperbaharui dengan

PP 61/2012, yang dimaksud dengan kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang

ditunjuk dan/atau ditetapkan oleh pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya

sebagai hutan tetap.

Menurut Pasal 1 ayat (4) PP 6/2007, pemanfaatan hutan adalah kegiatan

untuk memanfaatkan kawasan hutan, memanfaatkan jasa lingkungan,

memanfaatkan hasil hutan kayu dan bukan kayu serta memungut hasil hutan kayu

dan bukan kayu secara optimal dan adil untuk kesejahteraan masyarakat dengan

tetap menjaga kelestariannya.

Menurut Pasal 1 ayat (5) PP 6/2007, Pemanfaatan kawasan adalah kegiatan

untuk memanfaatkan ruang tumbuh sehingga diperoleh manfaat lingkungan,

manfaat sosial dan manfaat ekonomi secara optimal dengan tidak mengurangi

fungsi utamanya.

Menurut Pasal 1 ayat (7) PP 6/2007, Pemanfaatan hasil hutan kayu adalah

kegiatan untuk memanfaatkan dan mengusahakan hasil hutan berupa kayu dengan

tidak merusak lingkungan dan tidak mengurangi fungsi pokoknya.

Menurut Pasal 1 ayat (8) PP 6/2007, Pemanfaatan hasil hutan bukan kayu

adalah kegiatan untuk memanfaatkan dan mengusahakan hasil hutan berupa

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Perbuatan Melawan … · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Perbuatan Melawan Hukum Perbuatan melawan hukum adalah. s. uatu perbuatan atau

25

bukan kayu dengan tidak merusak lingkungan dan tidak mengurangi fungsi

pokoknya.

Termasuk dalam pengertian perlindungan hutan untuk mempertahankan dan

menjaga hak-hak negara, masyarakat dan perorangan atas hutan, kawasan hutan

dan hasil hutan serta investasi dan perangkat yang berhubungan dengan

pengelolaan hutan, maka Pemerintah wajib melakukan pengawasan.Dengan

demikian bagi Pemerintah maka izin suatu alat dengannya pemerintah dapat

mengawasi segala tindakan penerima izin sesuai dengan kesepakatan atas izin

yang diperolehnya.

Sedangkan bagi pemegang izin, izin yang telah diperolehnya akan

memberikan perlindungan baginya dalam melaksanakan kegiatan usahanya sesuai

dengan kesepakatan atau ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam izin itu

sendiri.13

Terdapat dua pengawasan dalam bidang kehutanan yaitu: pertama,

pengawasan yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat terhadap pengurusan hutan

yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah dan kedua, Pengawasan yang

dilakukan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan masyarakat terhadap

pengelolaan dan atau pemanfaatan hutan yang dilakukan oleh pihak ketiga.14

Oleh karena itu, mekanisme Perizinan dan izin yang diterbitkan adalah

untuk kepentingan dan pengendalian pengawasan administratif yang dapat

digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi keadaan/kondisi. Dengan demikian,

13

Suriansyah Murhaini, Penegakan Hukum terhadap Kejahatan di Bidang Kehutanan,

Cetakan II, Laksbang Grafika, Yogyakarta, 2012, h. 52.

14 Bintoro Tjokroamidjojo, Good Governance (Paradigma Baru Manajemen

Pembangunan), UI Press, Jakarta, 2000, h. 12.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Perbuatan Melawan … · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Perbuatan Melawan Hukum Perbuatan melawan hukum adalah. s. uatu perbuatan atau

26

perizinan merupakan limitasi kegiatan interaksi antara pemerintah dan masyarakat

yang di dalamnya terdapat kepentingan strategis, politis dan normatif pemerintah

dalam mencapai tujuan nasional.

Izin merupakan instrumen yuridis yang digunakan oleh pemerintah untuk

mempengaruhi para warga agar mau mengikuti cara yang dianjurkannya guna

mencapai suatu tujuan konkret.Sebagai suatu instrumen, izin berfungsi selaku

ujung tombak instrumen hukum sebagai pengarah, perekayasa dan perancang

masyarakat adil dan makmur itu dijelmakan. Hal ini berarti lewat izin dapat

diketahui bagaimana gambaran masyarakat adil dan makmur dapat terwujud. Ini

berarti persyaratan-persyaratan yang terkandung dalam izin merupakan

pengendali dalam memfungsikan izin itu sendiri.

Secara konstitusional, UUD 1945 dalam bagian Mukaddimah-nya telah

dengan tegas mencantumkan bahwa salah satu tugas utama para the founding

father ketika memproklamirkan negara Republik Indonesia antara lain adalah

“memajukan kesejahteraan umum”. Petikan penggalan amanat konstitusi tersebut

secara implisit mengisyaratkan, adanya political wiil yang jelas oleh para

pengambil kebijakan (the king maker) terutama pemerintah untuk berupaya

semaksimal mungkin melayani segala kebutuhan masyarakat tanpa unsur

diskriminatif. Administrasi negara haruslah mengimplementasikan prinsip-prinsip

good governance, sehingga tindakan administrasi negara tidak boleh merugikan

kepentingan masyarakat, pihak swasta dan administrasi negara itu sendiri.

Semestinya pemerintah menjadikan perizinan sebagai instrumen yang

membantu melakukan monitoring dan kontrol dalam pembangunan yang

dilaksanakan di wilayahnya. Karenanya cukup beralasan kalau dikehendaki agar

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Perbuatan Melawan … · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Perbuatan Melawan Hukum Perbuatan melawan hukum adalah. s. uatu perbuatan atau

27

dalam rangka meningkatkan kinerja pelayanan perizinan maka diterapkannya

prinsip-prinsip good governance dalam melaksanakan tugasnya.

Dalam kaitannya dengan pengurusan hutan, maka pengelolaannya hanya

akan berhasil menunjang pembangunan nasional jika administrasi negara

menjalankan fungsinya secara efektif dan terpadu. Untuk itu dalam usaha

menjamin, melindungi dan mengamankan fungsi hutan, maka di bidang

kehutanan secara teoritis telah dimasukkan prinsip-prinsip good governance,

seperti prinsip participation, rule of law, transparancy concensus orientation ke

dalam asas penyelenggaraan kehutanan berasaskan manfaat dan lestari,

kerakyatan, keadilan, kebersamaan, keterbukaan dan keterpaduan. 15

Ketentuan di atas menegaskan bahwa pemanfaatan sumber daya hutan harus

memberi manfaat bagi kemakmuran rakyat yang sejalan dengan negara.

Kesejahteraan (welfare State), dan pemanfaatan hutan tersebut harus

memperhatikan kelestarian sumber daya alam hutan, serta memberikan peluang

dan kesempatan yang sama kepada semua warga negara sesuai dengan

kemampuannya sehingga dapat meningkatkan kemakmuran seluruh rakyat oleh

karena itu dalam pemberian izin pemanfaatan hutan harus di cegah terjadinya

praktek-praktek monopoli, monopsoni, oligopoli dan oligopsoni. Terkait pula

dengan keterbukaan dimaksudkan agar setiap kegiatan penyelenggaraan

kehutanan mengikutsertakan masyarakat dan memperhatikan aspirasi masyarakat

serta asas keterpaduan dimaksudkan agar setiap penyelenggaraan kehutanan

dilakukan secara terpadu dengan memperhatikan kepentingan nasional, sektor lain

dan masyarakat setempat.

15

Ridwan HR., Hukum Administrasi Negara, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2006, h.

23.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Perbuatan Melawan … · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Perbuatan Melawan Hukum Perbuatan melawan hukum adalah. s. uatu perbuatan atau

28

Pada masa Orde Baru sistem perizinan usaha pemanfaatan hasil hutan kayu

yang sekarang dikenal dengan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan

Kayu(IUPHHK), hanya dapat diberikan melalui pengajuan permohonan kepada

Menteri yang mengurusi bidang kehutanan, dan dalam praktiknya pemerintah

memberikan prioritas kepada sekelompok tertentu yang pada akhirnya seluruh

kegiatan usaha sehingga mekanisme perizinan pemanfaatan hasil hutan kayu

sangat berbasis pada kekuasaan birokrasi dan kekuatan bisnis. Bahkan pemohon

izin cukup hanya mengajukan permohonan dengan dengan mengisi surat

permohonan yang telah disiapkan formatnya oleh pemerintah, serta dapat

menunjuk sendiri areal hutan yang diminati.

Hal ini dikarenakan lambat dan buruknya kualitas pelayanan khususnya di

bidang perizinan sehingga muncul istilah ”adul (ada duit urusan lancar)”, persepsi

ganda dari Pemerintah pada masa Orde Baru tersebut yang menjadikan instrumen

perizinan sebagai ”pengumpun dana” dan keberhasilan pembangunan di ukur dari

jumlah izin yang dikeluarkan yang sebenarnya berdampak buruk bagi

pembangunan di Indonesia.

Berkaca dari pengalaman di zaman Orde Baru maka prinsip good

governance khususnya prinsip keterbukaan belum dapat diterapkan oleh

Pemerintah sepenuhnya begitu pula halnya dengan prinsip Equity atau kesetaraan,

hal ini terlihat dari pemberian prioritas kepada pihak-pihak tertentu.

Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa dalam bidang kehutanan telah

terjadi onrechtmatige overheidsdaad karena Pemerintah telah menyalahgunakan

kewenangan yang dimilikinya dengan menguntungkan sekelompok orang saja,

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Perbuatan Melawan … · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Perbuatan Melawan Hukum Perbuatan melawan hukum adalah. s. uatu perbuatan atau

29

padahal sebagai penyelenggara negara maka Pemerintah mengemban kewajiban

yang lebih besar lagi yakni mensejahterakan rakyat Indonesia pada umumnya.

Prinsip selanjutnya dari good governance adalah akuntabilitas, yang

berarti pembuat keputusan dalam pemerintahan, sektor swasta dan masyarakat

bertanggung jawab kepada publik dan lembaga stakeholders. Jika dikaitkan

dengan perizinan di bidang kehutanan maka prinsip ini terkandung dalam pasal 49

dan 50 UU Kehutanan yang dengan jelas mengatur tanggung jawab izin konsesi

atas terjadinya kebakaran hutan dan larangan melakukan kegiatan yang

menimbulkan kerusakan hutan di dalam areal kerjanya.

Namun dalam kenyataan yang terjadi di lapangan prinsip-prinsip dari good

governace belum dapat diimplementasikan sepenuhnya karena hutan di Indonesia

adalah sektor yang paling sering mendapat eksploitasi berlebihan.Laju kerusakan

hutan Indonesia mencapai 1,6 juta hektar hingga 2 juta hektar pertahun dan Walhi

mencatat 96,5 juta hektar atau 72 persen dari 134 juta hektar hutan tropis

Indonesia telah hilang, sehingga hutan yang tersisa tinggal 37,5 juta hektar.16

Kerugian yang diderita akibat kerusakan hutan 1,6 juta hektar pertahun

menurut Menteri Kehutanan yang pada waktu itu dijabat oleh Muhammad

Prakoso adalah sangat fantastis mencapai Rp 30,42 triliun pertahun.17

Terkait pula dengan prinsip rule of law maka data dan informasi yang juga

dikoleksi oleh Walhi melalui media massa terkait penegakkan hukum lingkungan

untuk kasus kebakaran hutan/lahan yang pelakunya oleh pemegang HPH selama

16

M. Hamdan, Tindak Pidana Pencemaran Lingkungan Hidup, Mandar Maju,

Bandung, 2000, h. 31.

17 Media Indonesia, “Indonesia Alami Kerusakan Hutan Tercepat,” 18 Maret 2006.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Perbuatan Melawan … · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Perbuatan Melawan Hukum Perbuatan melawan hukum adalah. s. uatu perbuatan atau

30

kurun 2001-2006 menyebutkan sekitar 10 kasus pembakaran hutan/lahan yang

diproses hukum dan dibawa kepengadilan.

Artinya hanya 0,1 persen saja penegakkan hukum terhadap 178 nama

perusahaan yang di duga/terindikasi melakukan pembakaran hutan/lahan.

Sehingga terlihat masih rendahnya keseriusan penegakkan hukum. Hal ini terjadi

pula pada kasus pencurian kayu dimana pemerintah belum berhasil menangani

kasus illegal logging yang semakin ”merajalela”.

Di Dunia. Perizinan di Bidang Kehutanan Terdapat 3 jenis kegiatan yang

diizinkan dalam memakai kawasan hutan, antara lain:

1. Pemanfaatan hutan yaitu kegiatan kehutanan yang memanfaatkan

kawasan Hutan dan hasil hutan.

2. Penggunaan Kawasan hutan yaitu kegiatan yang menggunakan kawasan

hutan untuk kepentingan pembangungan di luar kegiatan kehutanan

3. Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan yaitu kegiatan di luar kehutanan

yang menggunakan kawasan hutan namun mengubah pokok fungsi

kawasan hutan dan bentang alam

Izin dalm Pemanfaatan Kawasan Hutan:

1. Izin usaha pemanfaatan kawasan;

2. Izin Usaha Pemanfaatan Jasa Lingkungan;

3. Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu;

4. Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu;

5. Izin Pemungutan Hasil Hutan Kayu;

6. Izin Pemungutan Hasil Hutan Bukan Kayu.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Perbuatan Melawan … · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Perbuatan Melawan Hukum Perbuatan melawan hukum adalah. s. uatu perbuatan atau

31

Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan diwajibkan untuk kegiatan yang

menggunakan kawasan hutan namun mengubah fungsi pokok kawasan hutan

seperti kegiatan perkebunan. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007

terdapat penjelasan berbagai perizinan di bidang kehutanan yaitu:

Angka 10 menyatakan ;

Izin pemanfaatan hutan adalah izin yang diterbitkan oleh pejabat

yang berwenang yang terdiri dari izin usaha pemanfaatan

kawasan, izin usaha pemanfaatan jasa lingkungan, izin usaha

pemanfaatan hasil hutan kayu dan/atau bukan kayu, dan izin

pemungutan hasil hutan kayu dan/atau bukan kayu pada areal

hutan yang telah ditentukan.

Angka 11 menyatakan :

Izin usaha pemanfaatan kawasan yang selanjutnya disingkat

IUPK adalah izin usaha yang diberikan untuk memanfaatkan

kawasan pada hutan lindung dan/atau hutan produksi.

Angka 12 menyatakan :

Izin usaha pemanfaatan jasa lingkungan yang selanjutnya

disingkat IUPJL adalah izin usaha yang diberikan untuk

memanfaatkan jasa lingkungan pada hutan lindung dan/atau

hutan produksi.

Angka 13 menyatakan :

Izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu yang selanjutnya

disingkat IUPHHK dan/atau izin usaha pemanfaatan hasil hutan

bukan kayu yang selanjutnya disebut IUPHHBK adalah izin

usaha yang diberikan untuk memanfaatkan hasil hutan berupa

kayu dan/atau bukan kayu dalam hutan alam pada hutan

produksi melalui kegiatan pemanenan atau penebangan,

pengayaan, pemeliharaan dan pemasaran.

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Perbuatan Melawan … · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Perbuatan Melawan Hukum Perbuatan melawan hukum adalah. s. uatu perbuatan atau

32

C. Ganti Kerugian

Kerugian adalah situasi berkurangnya harta kekayaan salah satu pihak yang

ditimbulkan dari suatu perikatan (baik melalui perjanjian maupun melalui undang-

undang) dikarenakan pelanggaran norma oleh pihak lain.

Pengertian kerugian yang lebih luas dikemukakan oleh Mr. J. H.

Nieuwenhuis sebagaimana yang diterjemahkan oleh Djasadin Saragih, pengertian

kerugian adalah berkurangnya harta kekayaan pihak yang satu, yang disebabkan

oleh perbuatan (melakukan atau membiarkan) yang melanggar norma oleh pihak

yang lain.18

Yang dimaksud dengan pelanggaran norma oleh Nieuwenhuis di sini

adalah berupa wanprestasi dan perbuatan melanggar hukum. Bila kita tinjau

secara mendalam, kerugian adalah suatu pengertian yang relatif, yang bertumpu

pada suatu perbandingan antara dua keadaan. Kerugian adalah selisih (yang

merugikan) antara keadaan yang timbul sebagai akibat pelanggaran norma.

Menurut Purwahid Patrik, kerugian terdiri dari dua unsur, yaitu:

a. Kerugian yang nyata diderita (damnum emergens) meliputi biaya dan

rugi;

b. Keuntungan yang tidak diperoleh (lucrum cessans) meliputi bunga.19

Dari pengertian kerugian pada sub bab sebelumnya dapat kita lihat bahwa

kerugian adalah suatu pengertian kausal, yakni berkurangnya harta kekayaan

(perubahan keadaan berkurangnya harta kekayaan), dan diasumsikan adanya suatu

peristiwa yang menimbulkan perubahan tersebut.

18

J.H. Nieuwenhuis, Pokok-Pokok Hukum Perikatan, terjemahan oleh Djasadin

Saragih, Airlangga University Press, Surabaya, 1985, h. 54.

19 Purwahid Patrik, Dasar-Dasar Hukum Perikatan (Perikatan yang Lahir dari

Perjanjian dan dari Undang-Undang), Mandar Maju, Bandung, 1994, h. 14.

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Perbuatan Melawan … · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Perbuatan Melawan Hukum Perbuatan melawan hukum adalah. s. uatu perbuatan atau

33

Syarat untuk menggeserkan kerugian itu kepada pihak lain oleh pihak yang

dirugikan adalah bahwa kerugian tersebut disebabkan oleh pelanggaran suatu

norma oleh pihak lain tersebut.

Dalam pengertian bahwa kerugian yang disebabkan oleh perbuatan

melawan hukum dapat berupa:

1. Kerugian materiil, dimana kerugian materiil dapat terdiri dari kerugian

yang nyata-nyata diderita dan keuntungan yang seharunya diperoleh.

Jadi pada umumnya diterima bahwa si pembuat perbuatan melawan

hukum harus mengganti kerugian tidak hanya untuk kerugian yang

nyata-nyata diderita, juga keuntungan yang seharusnya diperoleh.

2. Kerugian idiil, dimana perbuatan melawan hukum pun dapat

menimbulkan kerugian yang bersifat idiil seperti ketakutan, sakit dan

kehilangan kesenangan hidup.

Kemudian salah satu unsur yang harus terpenuhi agar perbuatan dapat

dikatakan perbuatan melawan hukum harus ada hubungan kasual antara perbuatan

dengan kerugian. Untuk memecahkan hubungan causal antara perbuatan melawan

hukum dengan kerugian, terdapat dua teori, yaitu:

a. Condition sine qua non, dimana menurut teori ini orang yang melakukan

perbuatan melawan hukum selalu bertanggung jawab jika perbuatannya

condition sine qua non menimbulkan kerugian (yang dianggap sebagai

sebab dari pada suatu perubahan adalah semua syarat-syarat yang harus

ada untuk timbulnya akibat).

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Perbuatan Melawan … · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Perbuatan Melawan Hukum Perbuatan melawan hukum adalah. s. uatu perbuatan atau

34

b. Adequate veroorzaking, dimana menurut teori ini si pembuat hanya

bertanggung jawab untuk kerugian yang selayaknya dapat diharapkan

sebagai akibat dari pada perbuatan melanggar hukum.

Pada umumnya ganti rugi diperhitungkan dalam sejumlah uang tertentu.

Hoge Raad malahan berpendapat, bahwa penggantian “ongkos, kerugian, dan

bunga” harus dituangkan dalam sejumlah uang tertentu. Sering pula muncul pada

tuntutan ganti rugi atas dasar onrechtmatige daad. Namun adanya ganti rugi atas

kepentingan yang tidak dapat dinilai dengna uang, secara tegas-tegas diakui,

seperti pada Pasal 1601w KUHPerdata yang menyatakan bahwa:

Jika salah satu pihak dengan sengaja atau karena salahnya telah

berbuat melanggar dengan salah satu kewajibannya dan

kerugian yang karenanya diderita oleh pihak lawan tidak dapat

dinilaikan dengan uang, maka Hakim akan menetapkan suatu

jumlah uang menurut keadilan, sebagai ganti rugi

Kemudian dalam kasus ini terdapat bukti bahwa Negara telah dirugikan oleh

PT.MPL karena telah melakukan perusakan lingkungan.

D. Gambaran Kasus

Penulis menjadikan kasus a quo sebagai obyek penelitian Penulis, yang

Penulis ambil dalam Putusan No. 79/PDT/2014/PTR dengan Penggugat dari

Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia melawan Tergugat dari PT.

Merbau Pelalawan Lestari, dimana dalam kasus ini PT. Merbabu Pelalawan

Lestari yang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang Usaha Pemanfaatan

Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman, digugat oleh Kementerian Lingkungan

Hidup Republik Indonesia atas dasar perbuatan melanggar hukum.

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Perbuatan Melawan … · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Perbuatan Melawan Hukum Perbuatan melawan hukum adalah. s. uatu perbuatan atau

35

Perbuatan melanggar hukum yang dilakukan oleh tergugat menurut

Penggugat ada 2 (dua), yaitu melakukan penebangan hutan di luar lokasi Izin

Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman (IUPHHK-HT), dan

melakukan penebangan hutan di dalam lokasi IUPHHK-HT, dengan melanggar

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Perbuatan melanggar hukum pertama yaitu tentang melakukan penebangan

hutan di luar lokasi IUPHHK-HT, bahwa tergugat telah melanggar hukum dengan

melebihi luas lokasi penebangan yang telah ditentukan, hal ini di buktikan oleh

peggugat dengan:

1. Surat Nomor 21/MPL/BKT/XI/2003 tanggal 06 November 2003

tentang Usulan Rencana Kerja Tahunan Usaha Pemanfaatan Hasil

Hutan Kayu pada Hutan Tanaman PT. Merbau Pelalawan Lestari seluas

2.634 ha (bruto) atatu seluas 2.252 ha (netto);

2. Surat Nomor 0062/MPL/UBKT/IX/2004 tanggal 14 September 2004

tentang Usulan Rencana Kerja Tahunan Usaha Pemanfaatan Hasil

Hutan Kayu pada Hutan Tanaman PT. Merbau Pelalawan Lestari seluas

2.208 ha (bruto) atau seluas 1.703 ha (netto);

3. Surat Nomor 109/MPL-PKU/UM/X/2005 tanggal 14, 20 Oktober 2005

tentang Usulan Rencana Kerja Tahunan Usaha Pemanfaatan Hasil

Hutan Kayu pada Hutan Tanaman PT. Merbau Pelalawan Lestari seluas

2.624 ha (bruto) atau seluas 2.185 ha (netto).

Sehingga berdasarkan RKT Tahun 2003, 2004, dan 2005, maka jumlah luas

seluruhnya 7.446 ha, oleh karenanya selisih dari IUPHHK-HT adalah seluas 1.873

ha, karena dari IUPHHK-HT hanya 5.590 ha.

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Perbuatan Melawan … · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Perbuatan Melawan Hukum Perbuatan melawan hukum adalah. s. uatu perbuatan atau

36

Sedangkan perbuatan melanggar hukum kedua yang dilakukan oleh

Tergugat adalah tentang melakukan penebangan hutan di dalam lokasi IUPHHK-

HT dengan melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku,

yaitu menurut Keputusan Bupati Pelalawan Nomor

522.21/IUPHHKHT/XII/2002/004 tentang Pemberian Hak Izin Usaha

Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman kepada PT. Merbau Pelalawan

Lestari di lahan seluas 5.590 ha telah melakukan perbuatan melanggar hukum

berupa penebangan pohon dengan diameter lebih dari 10 cm dan lebih dari 5 m3

per hektar, penebangan pohon yang dilindungi, melakukan kegiatan penebangan

pada awal kegiatan usaha pemanfaatan hasil hutan kayu dan pembuatan kanal, hal

tersebut merupakan pelanggaran peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Berdasarkan kasus perbuatan melanggar hukum yang dilakukan Tergutat,

maka penggugat mengajukan permohonan provisi kepada Pengadilan Negeri

Pekanbaru untuk terlebih dahulu menghukum dan memerintahkan penghentian

sementara kegiatan operasional serta melakukan sita jaminan atas harta kekayaan

Tergugat baik berupa benda tetap ataupun benda tidak tetap sampai adanya

putusan yang berkekuatan hukum tetap.

Dalam putusan terdahulu, yaitu putusan Pengadilan Negeri Pekanbaru

Nomor 157/Pdt.G/2013/PN.PBR menyatakan bahwa Majelis Hakim menolak

gugatan Penggugat seluruhnya.

Kemudian Penggugat melakukan banding, yang di dalam memori

bandingnya mengemukakan bahwa Majelis Hakim Pengadilan Tingkat Pertama

telah keliru menilai perkara a quo, yang mana terdapat pertentangan antara satu

dengan yang lainnya dalam pertimbangan putusan Hakim, keliru dalam menilai

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Perbuatan Melawan … · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Perbuatan Melawan Hukum Perbuatan melawan hukum adalah. s. uatu perbuatan atau

37

tentang alat bukti yang sah dan valid, serta keliru dalam menilai dalam putusan

pada halaman 99 alinea keenam s/d halaman 100 alinea kedua dan ketiga,

halaman 100 alinea keempat s/d halaman 101 alinea kesatu dan kedua, halaman

101 alinea ketiga, halaman 102 alinea pertama dan alinea kedua, halaman 103

alinea pertama, serta Majelis Hakim tingkat pertama tidak memberikan

pertimbangan hukum yang benar baik mengenai tuntutan provisi maupun

pemeriksaan setempat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Setelah membaca memori banding yang diajukan oleh pembanding, maka

Pengadilan Tinggi menolak banding yang diajukan oleh Kementerian Lingkungan

Hidup Republik Indonesia. Namun dalam putusan terdapat dissenting opinion

antara kedua hakim anggota dan hakim ketua.

E. Pertimbangan Hukum dalam Putusan Nomor

79/PDT/2014/PTR

Subbab ini akan membahas mengenai pertimbangan hukum hakim dalam

putusan banding dengan nomor 79/PDT/2014/PTR, sebagaimana yang menjadi

obyek dalam penulisan skripsi ini.

Permohonan banding dari pembanding, semula Penggugat, telah diajukan

dalam tenggang waktu dan menurut tata cara, serta memenuhi persyaratan yang

ditentukan oleh undang-undang, oleh karena itu permohonan banding tersebut

secara formal dapat diterima.

Pengadilan Tinggi, setelah memeriksa dan meneliti secara cermat dan

seksama berkas perkara, beserta turunan resmi putusan Pengadilan Negeri

Pekanbaru tanggal 3 Maret 2014 Nomor 157/Pdt.G/2013/PN.PBR, dan telah pula

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Perbuatan Melawan … · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Perbuatan Melawan Hukum Perbuatan melawan hukum adalah. s. uatu perbuatan atau

38

membaca serta memperhatikan dengan seksama surat memori banding yang

diajukan oleh Pembanding semula Penggugat.

Pembanding semula Penggugat, dalam memori bandingnya pada pokoknya

mengemukakan sebagai berikut:

1. Majelis Hakim Pengadilan tingkat pertama telah keliru menilai perkara a

quo, yang mana terdapat pertentangan antara satu dengan lainnya dalam

pertimbangan putusan Hakim;

2. Majelis Hakim Pengadilan tingkat pertama telah keliru dalam menilai

perkara a quo sebagaimana dalam putusannya pada halaman 99 alinea

keenam s/d halaman 100 alinea kedua dan ketiga;

3. Majelis Hakim Pengadilan tingkat pertama telah keliru dalam menilai

tentang alat bukti yang sah dan valid, yang mana hakim berdasarkan

pada putusan MARI dalam perkara pidana No. 1479 K/Pid/1989 yang

mendefinisikan: “Alat bukti dianggap sah apabila proses

pengambilannya dilakukan dalam rangka pro yustisia dengan prosedur

acara yang telah ditetapkan dalam KUHAP. Alat bukti dianggap valid

apabila proses pengambilannya dan pemeriksaannya didasarkan pada

metodologi ilmu pengetahuan yang paling sahih, terbaru dan diakui

oleh ahli dalam bidang ilmu yang bersangkutan.”

Perkara a quo bukanlah perkara pidana, akan tetapi perkara perdata, oleh

karena itu Majelis Hakim Pengadilan tingkat pertama yang menentukan

sah dan valid-nya alat bukti dengan berpedoman pada putusan perkara

pidana adalah jelas suatu kekeliruan yang nyata;

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Perbuatan Melawan … · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Perbuatan Melawan Hukum Perbuatan melawan hukum adalah. s. uatu perbuatan atau

39

4. Majelis Hakim Pengadilan tingkat pertama telah keliru dalam menilai

perkara a quo, sebagaimana dalam putusannya pada halaman 100 alinea

keempat s/d halaman 101 alinea ke satu dan kedua.

Majelis Hakim tingkat pertama dalam mengambil kesimpulan dan

pertimbangan tentang Tergugat tidak melakukan penebangan hutan di

luar areal izin tebang yang dimiliki, hanya berdasarkan bukti, saksi, dan

ahli yang diajukan oleh Terbanding/Tergugat tanpa membandingkan

bukti, saksi, dan ahli yang diajukan oleh Pembanding/Penggugat;

5. Majelis Hakim Pengadilan tingkat pertama telah keliru dalam menilai

perkara a quo, sebagaimana dalam putusannya pada halaman 101 alinea

ketiga.

Majelis Hakim Pengadilan tingkat pertama mengambil kesimpulan,

Penggugat tidak dapat membuktikan bahwa Tergugat melakukan

penebangan terhadap jenis tanaman tersebut di atas, melainkan hanya

berdasarkan asumsi yang tidak didukung bukti, hanya berdasarkan satu

keterangan saksi yang diajukan oleh Terbanding/Tergugat saja, tanpa

mempertimbangkan bukti-bukti yang diajukan oleh

Pembanding/Penggugat;

6. Majelis Hakim Pengadilan tingkat pertama telah keliru dalam menilai

perkara a quo, sebagaimana dalam putusannya pada halaman 102 alinea

pertama. Pertimbangan Majelis Hakim tingkat pertama tersebut jelas

suatu kekeliruan yang nyata, karena quad non ada perbedaan antara

bukti, saksi, maupun ahli yang diajukan oleh Pembanding/Penggugat

dengan bukti yang diajukan Terbanding/Tergugat, maka berdasarkan

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Perbuatan Melawan … · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Perbuatan Melawan Hukum Perbuatan melawan hukum adalah. s. uatu perbuatan atau

40

Surat Edaran Mahkamah Agung (SEMA) RI No. 7 Tahun 2001 tentang

pemeriksaan setempat, dan berdasarkan keterangan ahli Dr. Atja

Sondjaja, S.H (Ahli Hukum Perdata) yang disampaikan pada

persidangan hari Kamis tanggal 30 Januari 2014, yang pada pokoknya

menyatakan: pemeriksaan setempat dilakukan jika ada perbedaan antara

Penggugat maupun Tergugat mengenai obyek sengketa, termasuk dalam

kasus perusakan lingkungan yang menyatakan ada atau tidaknya

kerusakan, akan tetapi Majelis Hakim Pengadilan tingkat pertama tidak

melakukan pemeriksaan setempat meskipun telah diminta oleh

Pembanding/Penggugat pada setiap pemeriksaan persidangan;

7. Majelis Hakim Pengadilan tingkat pertama telah keliru dalam menilai

perkara a quo sebagaimana dalam putusannya pada halaman 102 alinea

kedua.

Penghentian penyidikan tindak pidana kehutanan di areal PT. MPL tidak

ada kaitannya dengan pembuktian terjadinya perbuatan melanggar

hukum berupa perusakan lingkungan hidup, yang berupa perusakan

tanah untuk produksi biomassa (lahan basah) yang dilakukan dengan

cara melakukan penebangan hutan di luar lokasi izin usaha pemanfaatan

hasil hutan, kayu hutan, tanaman (IUPHHK-HT), dan melakukan

penebangan hutan di dalam lokasi IUP HHK-HT dengan melanggar

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Sedangkan pembuktian terjadinya perbuatan melawan hukum telah

diuraikan secara jelas dalam gugatan a quo angka 12 sampai dengan 18,

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Perbuatan Melawan … · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Perbuatan Melawan Hukum Perbuatan melawan hukum adalah. s. uatu perbuatan atau

41

serta diperkuat dengan keterangan saksi dan ahli yang diajukan oleh

Pembanding/Penggugat;

8. Majelis Hakim Pengadilan tingkat pertama telah keliru menilai perkara a

quo sebagaimana dalam putusannya halaman 103 alinea pertama;

9. Majelis Hakim tingkat pertama tidak memberikan pertimbangan hukum

yang benar, baik mengenai tuntutan provisi maupun pemeriksaan

setempat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

Dapat disimpulkan, bahwa setelah membaca dan meneliti isi memori

banding yang diajukan oleh Pembanding, semula Penggugat tersebut di atas,

Pengadilan Tinggi berpendapat:

Majelis Hakim tingkat pertama telah mempertimbangkan dengan benar

semua bukti-bukti yang diajukan oleh Pembanding semula Penggugat untuk

membuktikan dalil gugatannya, baik bukti surat maupun bukti saksi, termasuk

keterangan ahli yang diajukan oleh Pembanding semula Penggugat.

Majelis Hakim tingkat pertama juga telah mempertimbangkan dengan benar

bukti-bukti yang diajukan oleh Terbanding, semula Tergugat untuk menguatkan

dalil bantahannya, baik bukti surat maupun bukti saksi, termasuk keterangan ahli

yang diajukan oleh Terbanding semula Tergugat.

Majelis Hakim tingkat pertama telah memberikan pertimbangan dan

penilaian atas keterangan ahli, baik yang diajukan oleh Pembanding semula

Penggugat, maupun yang diajukan oleh Terbanding semula Tergugat.

Mengenaipemeriksaan setempat dalam perkara a quo, pada prinsipnya tidak

wajib bagi Majelis Hakim untuk melakukan pemeriksaan setempat, karena hal

tersebut diserahkan sepenuhnya kepada Majelis Hakim untuk menilai perlu

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Perbuatan Melawan … · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Perbuatan Melawan Hukum Perbuatan melawan hukum adalah. s. uatu perbuatan atau

42

tidaknya dilakukan pemeriksaan setempat atas perkara tersebut. Dan secara

yuridis formil, hasil pemeriksaan setempat bukan merupakan alat bukti

sebagaimana diatur dalam hukum acara perdata, pemeriksaan setempat hanya

bersifat bukti pendukung apabila menurut Majelis Hakim, bukti-bukti yang

diajukan oleh para pihak belum cukup jelas bagi Majelis Hakim untuk

memutuskan suatu perkara.

Berdasarkan bukti-bukti yang diajukan oleh Pembanding, semula Penggugat

dan Terbanding semula Tergugat, Pengadilan Tinggi sependapat dengan Majelis

Hakim tingkat pertama, yang berkesimpulan bahwa Pembanding semula

Penggugat tidak dapat membuktikan adanya kerusakan lingkungan yang

dilakukan oleh Terbanding semula Tergugat sebagaimana didalilkan oleh

Pembanding semula Penggugat dalam gugatannya.

Menurut Pengadilan Tinggi, bahwa Majelis Hakim tingkat pertama telah

memberikan pertimbangan dan penilaian yang benar tentang perkara a quo dan

Majelis Hakim tingkat pertama telah memberikan pertimbangan yang cukup,

sehingga Pengadilan Tinggi sependapat dengan pertimbangan Majelis Hakim

tingkat pertama.

Dengan demikian, maka pertimbangan-pertimbangan hukum Majelis Hakim

tingkat pertama tersebut diambilalih dan dijadikan dasar pertimbangan-

pertimbangan putusan Pengadilan Tinggi sendiri, sehingga putusan Pengadilan

Negeri Pekanbaru tanggal 3 Maret 2014 Nomor 157/Pdt.G/2013/PN.PBR dapat

dipertahankan dan dikuatkan dalam peradilan tingkat banding.

Oleh karena Pembanding, semula Penggugat tetap dipihak yang kalah, baik

dalam peradilan tingkat pertama maupun dalam peradilan tingkat banding, maka

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Perbuatan Melawan … · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Perbuatan Melawan Hukum Perbuatan melawan hukum adalah. s. uatu perbuatan atau

43

semua biaya yang timbul dalam kedua tingkat peradilan tersebut dibebankan

kepadanya.

Hakim Ketua Majelis tingkat banding mempunyai pendapat lain dalam

perkara ini sehingga terjadi dissenting opinion yang diuraikan sebagai berikut:

Pertimbangan tersebut di atas adalah pendapat dari 2 (dua) orang Hakim

Anggota Majelis yang memeriksa dan mengadili perkara a quo, sementara Hakim

Ketua Majelis berpendapat lain, dengan pertimbangan sebagai berikut:

1. Untuk menentukan sikap dalam perkara a quo atau sebelum memeriksa

perkara pokok, dalam tingkat banding, sebaiknya Pengadilan Tinggi

Pekanbaru terlebih dahulu mengeluarkan Putusan Sela yang

memerintahkan Pengadilan Negeri untuk melakukan Sidang di tanah

perkara;

2. Pembanding, semula Penggugat, untuk mendukung dalil gugatannya

telah mengajukan alat bukti baik bukti surat maupun bukti saksi, bahkan

dengan pendapat ahli, sesuai dengan Keputusan Mahkamah Agung R I

No. 36/KMA/SK/II/2013 yang mengatur tentang jenis alat bukti pada

pembuktian dalam penanganan perkara perdata Lingkungan Hidup;

3. Dari alat bukti tersebut di atas, disimpulkan telah terjadi perusakan

Lingkungan Hidup, karena ulah dan perbuatan dari pihak Terbanding,

semula Tergugat;

4. Pihak Terbanding, semula Tergugat, juga untuk mendukung dalil

bantahannya telah pula mengajukan alat bukti berupa bukti, bukti surat

maupun bukti saksi, bahkan dengan pendapat ahli, yang dalam

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Perbuatan Melawan … · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Perbuatan Melawan Hukum Perbuatan melawan hukum adalah. s. uatu perbuatan atau

44

kesimpulannya menyatakan tidak ada terjadi perusakan Lingkungan

Hidup;

5. Dari semua dalil dan alat bukti yang diajukan, baik oleh Pembanding,

semula Penggugat, maupun oleh Terbanding, semula Tergugat, terlihat

jelas perbedaan yang sangat prinsip dan mendasar;

6. Oleh karena adanya perbedaan yang sedemikian rupa, untuk membantu

Pengadilan dalam mengambil suatu putusan, Mahkamah Agung RI telah

mengeluarkan Surat Edaran Nomor 7 Tahun 2001 tentang Pemeriksaan

Setempat, dan juga dihubungkan dengan keterangan ahli Dr. Atja

Sondjaya, S.H (Ahli Hukum Perdata) yang disampaikan pada

persidangan hari Kamis tanggal 30 Januari 2014, pada pokoknya

menyatakan “pemeriksaan setempat dilakukan jika adanya perbedaan

antara Penggugat maupun Tergugat mengenai objek sengketa termasuk

dalam kasus perusakan lingkungan hidup yang menyatakan ada atau

tidaknya kerusakan”;

7. Pemeriksaan setempat dalam perkara ini sangat diperlukan untuk

melihat areal yang dikerjakan oleh Terbanding, semula Tergugat sesuai

Pemberian Hak Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan

Tanaman seluas ± 5.590 hektar di Kabupaten Pelalawan, apakah benar-

benar sudah terjadi perusakan lingkungan hidup atau tidak di areal

tersebut atau di luar areal tersebut akibat perbuatan dari pihak

Terbanding, semula Tergugat;

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Perbuatan Melawan … · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Perbuatan Melawan Hukum Perbuatan melawan hukum adalah. s. uatu perbuatan atau

45

8. Berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, adalah mutlak haruslah

dilakukan pemeriksaan setempat sebelum mengambil putusan terhadap

perkara a quo.

Tambahan lagi, dalam musyawarah Majelis Hakim tingkat banding terdapat

perbedaan pendapat dalam memutus perkara ini sebagaimana diuraikan di atas,

maka sesuai dengan Pasal 30 ayat (3) Undang-Undang No.14 Tahun 1985

sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009 tentang

Mahkamah Agung, setelah musyawarah diambil keputusan dengan suara

terbanyak, dalam hal ini putusan yang diucapkan adalah pendapat dari 2 (dua)

orang Hakim Anggota Majelis, yakni menguatkan putusan Pengadilan Negeri

Pekanbaru Nomor 157/Pdt.G/2013/PN.Pbr tanggal 3 Maret 2014 yang

dimohonkan banding tersebut.

Maka, mengingat Undang-Undang No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan

Kehakiman, Undang-Undang No. 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum, yang

telah diubah pertama dengan Undang-Undang No. 8 Tahun 2004 dan terakhir

diubah dengan Undang-Undang No. 49 Tahun 2009, Rbg (Rechtsreglement

Buitengewesten Stb : 1927 No.27) Reglemen untuk Daerah Luar Jawa dan

Madura, Pasal 155 sampai dengan Pasal 205, dan Peraturan Perundang-undangan

lainnya yang terkait, Hakim mengadili:

1. Menerima permohonan banding yang diajukan oleh Pembanding semula

Penggugat;

2. Menguatkan putusan Pengadilan Negeri Pekanbaru tanggal 3 Maret

2014 Nomor 157/Pdt.G/2013/PN.Pbr yang dimohonkan banding

tersebut;

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Perbuatan Melawan … · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Perbuatan Melawan Hukum Perbuatan melawan hukum adalah. s. uatu perbuatan atau

46

3. Menghukum Pembanding semula Penggugat untuk membayar seluruh

biaya perkara yang timbul dalam kedua tingkat peradilan, yang ditingkat

banding ditetapkan sebesar Rp. 150.000,00 (seratus lima puluh ribu

rupiah).

F. Analisis terhadap Pertimbangan Hakim dalam Putusan

Nomor 79/PDT/2014/PTR

Berikut akan dijelaskan dalam paragraf per paragraf, sebagaimana diuraikan

di dalam putusan a quo, terdapat 2 (dua) point tentang kaidah “melawan hukum”.

Point pertama adalah: PT. Merbau Pelalawan Lestari (Tergugat) melakukan

penebangan hutan di luar lokasi Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan

Tanaman (IUPHHK-HT). Perlu diketahui, bahwa PT. Merbau Pelalawan Lestari

adalah Badan Usaha yang bergerak di bidang usaha pemanfaatan hasil hutan kayu

dan memperoleh IUPHHK-HT seluas 5.590 (lima ribu lima ratus sembilan puluh)

hektar di Kabupaten Pelalawan berdasarkan Keputusan Bupati Pelalawan Nomor

522.21/1UPHHKHT/X11/2002/004, bertanggal 17 Desember 2002, tentang

Pemberian Hak Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman

kepada PT. Merbau Pelalawan Lestari.

Dalam Rencana Kerja Tahunan Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada

Hutan Tanaman (RKT UPHHK-HT) yang diajukan oleh Tergugat kepada Dinas

Kehutanan Propinsi Riau ditemukan luas areal yang melebihi luas IUPHHK-HT

yang diberikan seluas 5.590 (lima ribu lima ratus sembilan puluh) hektar, hal ini

dibuktikan dengan:

Page 37: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Perbuatan Melawan … · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Perbuatan Melawan Hukum Perbuatan melawan hukum adalah. s. uatu perbuatan atau

47

1. Surat Nomor 21/MPL/BKT/XI/2003 tanggal 06 November 2003 tentang

Usulan Rencana Kerja Tahunan Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu

pada Hutan Tanaman PT. Merbau Pelalawan Lestari seluas 2.634 ha

(bruto) atau seluas 2.252 ha (netto);

2. Surat Nomor 0062/MPL/UBKT/IX/2004 tanggal 14 September 2004

tentang Usulan Rencana Kerja Tahunan Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan

Kayu pada Hutan Tanaman PT. Merbau Pelalawan Lestari seluas 2.208

ha (bruto) atau seluas 1.703 ha (netto);

3. Surat Nomor 109/MPL-PKU/UM/X/2005 tanggal 14 Oktober 2005

tentang Usulan Rencana Kerja Tahunan Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan

Kayu pada Hutan Tanaman PT. Merbau Pelalawan Lestari seluas 2.624

ha (bruto) atau seluas 2.185 ha (netto);

Sehingga berdasarkan RKT Tahun 2004, 2005, dan 2006, maka jumlah luas

seluruhnya menjadi 7.466 ha, oleh karenanya selisih dari IUPHHK-HT adalah

seluas ± 1.873 (seribu delapan ratus tujuh puluh tiga) ha.

Dengan demikian, berdasarkan uraian di atas, Tergugat secara jelas telah

melakukan perbuatan melawan hukum karena melakukan penebangan di luar

IUPHHK HT.

Perbuatan Melawan Hukum point kedua yaitu: melakukan penebangan

hutan di dalam lokasi IUPHHK-HT, dengan melanggar ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku. Sebagaimana diketahui, areal Izin Usaha

Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu-Hutan Tanaman(IUPHHK-HT) Tergugat seluas ±

5.590 (lima ribu lima ratus sembilan puluh) hektar di Kabupaten Pelalawan,

berasal dari hutan bekas tebangan seluas 400 ha dan hutan primer seluas 5.190 ha,

Page 38: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Perbuatan Melawan … · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Perbuatan Melawan Hukum Perbuatan melawan hukum adalah. s. uatu perbuatan atau

48

yang merupakan kawasan Hutan Produksi Terbatas dan hutan produksi yang

dapat dikonversi.20

Yang dimaksud dengan Hutan Produksi Terbatas adalah Kawasan hutan

dengan faktor-faktor kelas lereng, jenis tanah, dan intensitas hujan, setelah

masing-masing dikalikan dengan angka penimbang mempunyai jumlah nilai

antara 125 s/d 174 (seratus dua puluh lima sampai dengan seratus tujuh puluh

empat), diluar kawasan lindung, hutan suaka alam, hutan pelestarian alam dan

taman buru.21

Tergugat berdasarkan Keputusan Bupati Pelalawan Nomor

522.21/IUPHHKHT/XII/2002/004 tentang Pemberian Hak Izin Usaha

Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman kepada PT. Merbau Pelalawan

Lestari di lahan seluas 5.590 (lima ribu lima ratus sembilan puluh) ha telah

melakukan perbuatan melawan hukum berupa penebangan pohon dengan

diameter lebih dari 10 cm dan lebih dari 5 m3 per hektar, penebangan pohon yang

dilindungi, melakukan kegiatan penebangan pada awal kegiatan usaha

pemanfaatan hasil hutan kayu dan pembuatan kanal. Hal ini merupakan

pelanggaran peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu:

1. Diktum Ketiga angka 2 Keputusan Bupati Pelalawan No:

522.21/IUPHHK HT/XII/2002/004 tentang Pemberian Hak Izin Usaha

Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman kepada PT. Merbau

Pelalawan Lestari seluas ± 5.590 (lima ribu lima ratus sembilan puluh)

20

Vide Keputusan Bupati Pelalawan Nomor 522.21/IUPHHKHT/XII/2002/004

bertanggal 17 Desember 2002 tentang Pemberian Hak Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu

Hutan Tanaman kepada PT. Merbau Pelalawan Lestari (Tergugat).

21 Vide Pasal 24 ayat (3) huruf c Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2004 tentang

Perencanaan Kehutanan.

Page 39: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Perbuatan Melawan … · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Perbuatan Melawan Hukum Perbuatan melawan hukum adalah. s. uatu perbuatan atau

49

hektar di Kabupaten Pelalawan, yang berbunyi sebagai berikut: “PT.

Merbau Pelalawan Lestari selaku pemegang IUPHHK-HT terikat

ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam lampiran keputusan ini dan

peraturan perundangan yang berlaku bagi pengusahaan hutan.”

2. Diktum KETIGA angka 3 Keputusan Kepala Dinas Kehutanan Provinsi

Riau Nomor: KPTS.522.2/PK/2051 tentang Pengesahan Rencana Kerja

Tahunan Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman

Tahun 2006 di Kabupaten Pelalawan atas nama PT. Merbau Pelalawan

Lestari yang berbunyi sebagai berikut:

Mewajibkan kepada PT. Merbau Pelalawan Lestari untuk

meninggalkan dan mempertahankan, serta melindungi dan

memelihara vegetasi/hutan alam yang berada dalam areal RKT-

UPHHK pada hutan tanaman seperti kawasan lindung (kawasan

gambut, kawasan resapan air, sepadan sungai, kawasan sekitar

waduk/danau, dan sekitar mata air, termasuk pohon dan

kepungan sialang.

3. Pasal 3 ayat (4), (6) dan Pasal 9 ayat (2) huruf i Keputusan Menteri

Kehutanan Nomor: 10.1/Kpts-11/2000 tentang Pedoman Pemberian Izin

Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman, yang berbunyi

sebagai berikut:

Pasal 3 ayat (4):

Areal hutan yang dapat dimohon untuk usaha hutan tanaman

dengan penutupan vegetasi berupa non-hutan (semak belukar,

padang alang-alang, dan tanah kosong), atau areal bekas

tebangan yang kondisinya rusak dengan potensi kayu bulat

berdiameter 10 cm untuk semua jenis kayu dengan kubikasi

tidak lebih dart 5M kubik per hektar.

Pasal 3 ayat (6):

Pada prinsipnya tidak dibenarkan melakukan penebangan hutan

alam di dalam usaha hutan tanaman, kecuali untuk kepentingan

pembangunan sarana dan prasarana yang tidak dapat dihindari

Page 40: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Perbuatan Melawan … · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Perbuatan Melawan Hukum Perbuatan melawan hukum adalah. s. uatu perbuatan atau

50

dengan luas maksimum 1% dari seluruh luas usaha hutan

tanaman melalui peraturan yang berlaku.

Pasal 9 ayat (2):

Pemegang izin usaha hutan tanaman wajib melaksanakan

ketentuan yang berlaku di bidang kehutanan dan perkebunan

sesuai peraturan yang berlaku.

4. Pasal 1 ayat (1) dan Pasal 2 KepMenHut No. 127 Tahun 2001 tentang

Penghentian Sementara (Moratorium) Kegiatan Penebangan dan

Perdagangan Ramin (Gonytylus):

Pasal 1 ayat (1):

Menghentikan sementara (moratorium) seluruh kegiatan

penebangan jenis Ramin (Gonytylus spp) di seluruh kawasan

hutan tetap, di kawasan hutan yang dapat dikonversi dan hutan

hak.

Pasal 2:

Setiap orang dilarang untuk menebang dan mengeluarkan dari

habitatnya jenis Ramin (Gonytylus spp) baik di kawasan hutan

yang telah dibebani hak pengelolaan, maupun kawasan hutan

lainnya.

5. Pasal 2 ayat (1) KepMenHut No. 168/Kpts-IV/2001 tanggal 11 Juni

2001 tentang Pemanfaatan dan Peredaran Kayu Ramin (Gonytylus spp):

Pemegang Hak Pengusahaan Hutan (HPH) yang pada arealnya

terdapat jenis kayu Ramin dan yang telah mendapatkan

pengesahan Rencana Kerja Tahunan Pengusahaan Hutan (RKT

PH) atau bagan Kerja Tahunan Pengusahaan Hutan (BKT PH)

tahun 2001, terhitung sejak tanggal 11 April 2001 dilarang

melakukan penebangan Ramin.

Berdasarkan Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) PT. Merbau

Pelelawan Lestari Tahun 2002, jenis-jenis flora yang dilindungi, yaitu:

Ramin (Gonystilus bancanus);

Langsat (Lansium domesticum);

Page 41: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Perbuatan Melawan … · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Perbuatan Melawan Hukum Perbuatan melawan hukum adalah. s. uatu perbuatan atau

51

Cempedak (Arthocarpus sp);

Durian (Durio sp);

Gaharu (Aquailaries malacensis);

Rambutan hutan (Nephelium lapaceum);

Jelutung (Dyera costulata);

Kayu arang

6. Pasal 30 ayat (1) dan (3) Peraturan Pemerintah RI Nomor 34 Tahun

2002 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan,

Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan, yang berbunyi:

Ayat (1):

Usaha pemanfaatan hasil hutan kayu dan/atau bukan kayu pada

tanaman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 huruf b

meliputi kegiatan penyiapan lahan, pembibitan, penanaman,

pemeliharaan, pengamanan, pemanenan atau penebangan hasil,

pengolahan, dan pemasaran.

Ayat (3):

Usaha pemanfaatan hasil hutan pada hutan tanaman

dilaksanakan pada lahan kosong, padang alang-alang dan/atau

semak belukar di hutan produksi.

Maka berdasarkan Pasal 1 angka 15, angka 17, Pasal 21 ayat (3) UUPLH jo.

Pasal 1 angka 3, angka 8, Pasal 5 ayat (1) PP No. 150 Tahun 2000, maka

perbuatan Tergugat adalah perbuatan perusakan lingkungan hidup yang berupa

perusakan tanah untuk produksi biomassa (lahan basah), yang dilakukan dengan

cara:

1. Melakukan penebangan hutan di luar lokasi Izin Usaha Pemanfaatan

Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman (IUPHHK-HT);

Page 42: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Perbuatan Melawan … · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Perbuatan Melawan Hukum Perbuatan melawan hukum adalah. s. uatu perbuatan atau

52

2. Melakukan penebangan hutan di dalam lokasi IUPHHK-HT, dengan

melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Bahwa dengan demikian, Tergugat telah melakukan perusakan tanah

untuk produksi biomassa untuk lahan basah.

Perbuatan Tergugat juga telah memenuhi unsur Perbuatan Melawan Hukum

sebagaimana diatur dalam Pasal 1365 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

Berdasarkan Pasal 1365 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, yang

menyatakan: “Tiap perbuatan yang melanggar hukum dan membawa kerugian

kepada orang, mewajibkan orang yang menimbulkan kerugian itu karena

kesalahannya untuk menggantikan kerugian tersebut.”

Juga, Pasal 87 ayat (1) UU 32/2009 dengan tegas menyatakan: “Setiap

penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan melakukan perbuatan melanggar

hukum berupa pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup, menimbulkan

kerugian pada orang lain atau lingkungan hidup, wajib membayar ganti rugi

dan/atau melakukan tindakan tertentu.”

Tergugat juga telah memenuhi unsur-unsur perbuatan melawan hukum

sebagaimana diatur dalam Pasal 1365 KUHPerdata, sebagai berikut:

1. Unsur Perbuatan Melawan Hukum

Bahwa berdasarkan doktrin hukum dan yurisprudensi, Perbuatan

Melawan Hukum (Onrechtmatighdaad), diartikan secara luas,22

meliputi:

2. Bertentangan dengan kewajiban hukum si pelaku;

3. Bertentangan dengan hak subyektif orang lain;

22

Vide Rosa Agustina, 2003, Perbuatan Melawan Hukum, Jakarta: Program Pasca

Sarjana FH UI, h. 117.

Page 43: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Perbuatan Melawan … · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Perbuatan Melawan Hukum Perbuatan melawan hukum adalah. s. uatu perbuatan atau

53

4. Bertentangan dengan kesusilaan;

5. Bertentangan dengan kepatutan, ketelitian, dan kehati-hatian.

Bahwa sebagaimana telah diuraikan secara jelas di bagian atas,

perbuatan Tergugat yang berupa:

Melakukan penebangan hutan di luar lokasi Izin Usaha Pemanfaatan

Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman (IUPHHK-HT) yaitu PT MPL

telah menebang hutan seluas 7.466 hektare berdasarkan Rencana

Kerja Tahunan (RKT) tahun 2004, 2005, dan 2006. Selisih dengan

IUPHHKHT seluas 1.873 hektare,. Tak hanya itu, PT MPL juga

dinilai melakukan penebangan hutan di dalam areal IUPHHKHT,

dari 5.590 hektare, 400 hektare berupa bekas tebangan dan sisanya

seluas 5.190 hektar.

Melakukan penebangan hutan di dalam lokasi IUPHHK-HT,yaitu

penebangan pohon dengan diameter lebih dari 10 cm dan lebih dari 5

m3per hektar, penebangan pohon yang dilindungi (kayu ramin),

melakukan kagiatan penebangan pada awal kegiatan usaha

pemanfaatan hasil hutan kayu dan pembuatan kanal. Dengan

melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku,

adalah merupakan perbuatan melanggar hukum, karena melanggar

ketentuan yang diatur dalam:

a. Keputusan Bupati Pelalawan No: 522.21/1UPHHK-

HT/X11/2002/004 tentang Pemberian Hak Izin Usaha

Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman kepada PT.

Merbau Pelalawan Lestari seluas ± 5.590 (Lima Ribu Lima

Page 44: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Perbuatan Melawan … · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Perbuatan Melawan Hukum Perbuatan melawan hukum adalah. s. uatu perbuatan atau

54

Ratus Sembilan Puluh) hektar di Kabupaten Pelalawan;

Keputusan Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Riau Nomor:

KPTS.522.2/PK/2051 tentang Pengesahan Rencana Kerja

Tahunan Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan

Tanaman Tahun 2006 di Kabupaten Pelalawan atas nama PT.

Merbau Pelalawan Lestari;

b. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 10.1/Kpts-II/2000

tentang Pedoman Pemberian Izin Usaha Pemanfaatan Hasil

Hutan Kayu Hutan Tanaman;

c. KepMenHut No. 127 Tahun 2001 tentang Penghentian

Sementara (Moratorium) Kegiatan Penebangan dan

Perdagangan Ramin (Gonytylus);

d. Lampiran PP No. 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis

Tumbuhan dan Satwa. Jenis-jenis Fauna yang dilindungi;

e. Pasal 30 ayat (1) dan (3) Peraturan Pemerintah RI Nomor 34

Tahun 2002 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana

Pengelolaan Hutan, Pemanfaatan Hutan, dan Penggunaan

Kawasan Hutan.

Bahwa dengan demikian unsuru perbuatan melanggar hukum telah

terpenuhi.

a. Unsur kesalahan

Unsur kesalahan dimaknai sebagai berikut:23

23

Berdasarkan pendapat Prof. DR. Rosa Agustina, S.H., M.H, Guru Besar Hukum

Perdata pada Universitas Indonesia, dalam buku Perbuatan Melawan Hukum, halaman 64.

Page 45: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Perbuatan Melawan … · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Perbuatan Melawan Hukum Perbuatan melawan hukum adalah. s. uatu perbuatan atau

55

Maka akan ada schuld/kesalahan dalam arti konkrit atau dalam

arti obyektifnya, apabila si pelaku seharusnya melakukan

perbuatan secara lain daripada yang telah dilakukannya. Si

pelaku telah berbuat secara lain daripada yang seharusnya

dilakukannya dan dalam hal sedemikian itu, kesalahan dan sifat

melanggar hukum menjadi satu.

Bahwa Tergugat telah mempunyai dokumen AMDAL yang memuat

aspek- aspek perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang

menjadi kewajiban Tergugat. Namun pada kenyataanya Tergugat telah

melakukan perbuatan yang melanggar ketentuan perundang-undangan

dan bertentangan dengan kewajiban hukumnya. Dengan demikian, unsur

kesalahan yang dilakukan Tergugat terpenuhi.

b. Unsur Kerugian

Perbuatan melanggar hukum dan kesalahan yang telah dilakukan

tergugat telah menimbulkan kerugian lingkungan hidup,yaitu kerusakan

lingkungan hidup sehingga Tergugat wajib untuk membayar ganti rugi

dan/atau melakukan tindakan tertentu.

Berdasarkan Pasal 5 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 13

Tahun 2011 tentang Ganti Kerugian Akibat Pencemaran dan/atau

Kerusakan Lingkungan Hidup tergolong sebagai kerugian yang bersifat

tetap.

Berdasarkan Pasal 1 angka 11 Permen Lingkungan Hidup 13/2011 a

quo, komponen kerugian akibat pencemaran dan/atau perusakan

lingkungan hidup ganti ruginya harus dibayarkan secara utuh, bukan

dengan adanya kesepakatan antara Penggugat dan Tergugat.

Secara terperinci, Penggugat akan menguraikan perhitungan kerugian

secara rinci, yang diakibatkan tindakan perusakan dan/atau kerusakan

Page 46: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Perbuatan Melawan … · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Perbuatan Melawan Hukum Perbuatan melawan hukum adalah. s. uatu perbuatan atau

56

lingkungan hidup yang telah dilakukan Tergugat berdasarkan Peraturan

Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2011

tentang Ganti Kerugian Akibat Pencemaran dan/atau Perusakan

Lingkungan Hidup.

Perhitungan kerugian yang diakibatkan tindakan perusakan tanah

sebagaimana diuraikan di atas dilakukan berdasarkan pedoman yang

dikeluarkan Kementerian Lingkungan Hidup RI, yaitu Peraturan

Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2011

tentang Ganti Kerugian Akibat Pencemaran dan/atau Perusakan

Lingkungan Hidup, yaitu Perihal Kerugian Akibat Perusakan

Lingkungan Hidup di dalam areal IUPHHK-HT seluas ± 5.590 ha (lima

ribu lima ratus sembilan puluh hektar).

Akibat kegiatan konversi hutan alam menjadi hutan, tanaman dan tanah

rusak, maka sebagai pengganti fungsi tanah pada hutan alam menjadi

tanah rusak dan hutan tanaman di IUPHHK-HT Tergugat sebagai

penyimpan air yang rusak, maka perlu dibangun tempat penyimpan air

buatan dengan membuat reservoir buatan. Reservoir tersebut harus

mempunyai kemampuan menyimpan air sebanyak 401 m3/ha.

Total kerugian kerusakan ekologis lingkungan adalah Rp

11.678.795.700.000,- (sebelas triliyun enam ratus tujuh puluh delapan

milyar tujuh ratus sembilan puluh lima juta tujuh ratus ribu rupiah).

Berikut diuraikan biaya pemulihan untuk mengaktifkan fungsi ekologi

yang hilang adalah:

Page 47: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Perbuatan Melawan … · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Perbuatan Melawan Hukum Perbuatan melawan hukum adalah. s. uatu perbuatan atau

57

Biaya Penyedian Air Melalui Pembangunan Rp

226.395.000.000,-;

Biaya Pengendalian Limpasan dan Erosi Rp 33.540.000.000,-;

Biaya Pembentukan Tanah Rp 2.795.000.000,-;

Biaya Pendaur Ulang Unsur Hara Rp 25.769.900.000,-;

Biaya Fungsi Pengurai Limbah Rp 2.431.650.000,-;

Biaya Pemulihan Biodiversiti Rp 15.093.000.000,-;

Biaya Sumberdaya Genetik Rp 2.291.900.000,-;

Biaya Pelepasan Karbon Rp 180.612.900.000,-.

Jadi, total biaya pemulihan lingkungan adalah Rp 488.929.350.000,-

(empat ratus delapan puluh delapan milyar sembilan ratus dua puluh

sembilan juta tiga ratus lima puluh ribu rupiah).

Berdasarkan uraian perhitungan kerugian di atas, total biaya kerugian

dalam kasus perusakan lingkungan hidup berupa hutan alam yang

menjadi tanah rusak dan hutan tanaman di IUPHHK-HT TERGUGAT

adalah sebagai berikut:

1. Biaya Kerugian Kerusakan Ekologis Lingkungan

Rp.11678.795.700.000,-

2. Biaya Kerugian untuk Pemulihan Fungsi Ekologi Rp

488.929.350.000,-

Total Kerugian Perusakan Lingkungan Rp 12.167.725.050.000,- (dua

belas triliyun seratus enam puluh tujuh milyar tujuh ratus dua puluh lima

juta lima puluh ribu rupiah). Perihal Kerugian Akibat Perusakan

Page 48: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Perbuatan Melawan … · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Perbuatan Melawan Hukum Perbuatan melawan hukum adalah. s. uatu perbuatan atau

58

Lingkungan Hidup di luar areal IUPHHK-HT seluas ± 1.873 ha (seribu

delapan ratus tujuh puluh tiga hektar).

Akibat kegiatan konversi hutan alam menjadi hutan tanaman dan tanah

rusak, maka sebagai pengganti fungsi tanah pada hutan alam menjadi

tanah rusak dan hutan tanaman di IUPHHK-HT TERGUGAT sebagai

penyimpan air yang rusak maka perlu dibangun tempat penyimpan air

buatan dengan membuat reservoir buatan. Reservoir tersebut harus

mempunyai kemampuan menyimpan air sebanyak 401 m3/ha.

Dengan demikian, jelas unsur adanya kerugian dan/atau biaya

pemulihan kerugian perusakan lingkungan hidup yang mesti dibayarkan

Tergugat terpenuhi.

c. Unsur Kausalitas

Tergugat yang telah melakukan perbuatan yang melanggar hukum

dengan menebang pohon lebih dari izin yang telah diberikan, menebang

pohon yang dilindungi, membuat kanal, menebang pohon berdiameter

10m2

dan lebih dari 5m3. Sehingga kerugian yang ditimbulkan dan biaya

pemulihan lingkungan hidup yang mesti dibayarkan Tergugat

merupakan akibat langsung dari perbuatan-perbuatan atau tindakan-

tindakan Tergugat yang telah merusak lingkungan hidup di dalam lokasi

dan di luar areal Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan

Tanaman (IUPHHK-HT) Tergugat. Dengan demikian unsur kausalitas

terpenuhi.

Berdasarkan uraian diatas dapat lebih ditegaskan bahwa untuk

pelanggaran hukum terpenuhi yang lebih dominan adalah perbuatan

Page 49: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Perbuatan Melawan … · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Perbuatan Melawan Hukum Perbuatan melawan hukum adalah. s. uatu perbuatan atau

59

yang bertentangan dengan kewajiban sebagaimana diatur dalam

beberapa instrument hukum. Kemudian unsur kesalahan bahwa

Tergugat telah mempunyai dokumen AMDAL yang memuat aspek-

aspek perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang menjadi

kewajiban Terguga pada kenyataanya Tergugat telah melakukan

perbuatan yang melanggar ketentuan perundang-undangan dan

bertentangan dengan kewajiban hukumnya. Kemudian unsur kerugian

dimana terdapat kerugian sebesar Rp 12.167.725.050.000,- (dua belas

triliyun seratus enam puluh tujuh milyar tujuh ratus dua puluh lima juta

lima puluh ribu rupiah) akibat perbuatan melanggar hukum yang

dilakukan oleh tergugat. Serta adanya hubungan kausal antara perbuatan

melanggar hukum yaitu perbuatan melanggar hukum tergugat yang

melakukan penebangan hutan diluar lokasi IUPHHK-HT dan melakukan

penebangan hutan di dalam lokasi izin IUPHHK-HT dengan melanggar

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan kerugian.