pembahasan soal ujian akhir semester i tahun … · tentang perintah dan larangan, yang mengatur...
TRANSCRIPT
Pembahasan Soal Ujian Akhir Semester Tahun 2011/2012
Mata Kuliah Pengantar Hukum Indonesia
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 1
Silakan kunjungi My Website www.mnj.my.id
PEMBAHASAN SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER I
TAHUN 2011/2012
MATA KULIAH PENGANTAR HUKUM INDONESIA
Disusun oleh
MUHAMMAD NUR JAMALUDDIN
NPM. 151000126
KELAS D
Muh_Nur_Jamal
D070AF70
081223956738
16jamal
muh.jamal08
muh.nurjamaluddin
UNIVERSITY
KADER HmI KOMHUK
UNPAS-BANDUNG
KETUPLAK LK I/2016-II
Pembahasan Soal Ujian Akhir Semester Tahun 2011/2012
Mata Kuliah Pengantar Hukum Indonesia
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 2
Silakan follow ya
muhnurjamaluddin.blogspot.co.id
mnurjamaluddin.blogspot.co.id
creativityjamal.blogspot.co.id
SAAT INI
Jalan PH. Hasan Mustapa Nomor 23, Gang Senang Raharja,
RT 02, RW 15, Kelurahan Cikutra, Kecamatan Cibeunying Kidul,
Kode POS 40124, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat, Indonesia
ASAL
Kampung Pasir Galuma, RT 02, RW 06, Desa Neglasari,
Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut,
Provinsi Jawa Barat, Indonesia
Muhammad Nur Jamaluddin
Pembahasan Soal Ujian Akhir Semester Tahun 2011/2012
Mata Kuliah Pengantar Hukum Indonesia
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 3
Renungan
Ya Tuhan, saya lupa
Saya benar-benat lupa, padahal sudah belajar dan menghafalnya
Ingat:
Ingatlah Aku, maka akan Ku ingatkan pula semua yang kamu lupa?
Ya Tuhan, karena saya lupa
Izinkan saya untuk melihat pekerjaan temanku
Izinkan pula saya untuk menyontek melalui Hand Phone
Atau melalui buku yang sudah saya bawa ini
Atau melalui catatan kecil yang sudah saya siapkan ini
Ingat:
Bukankah Aku lebih mengetahui apa yang kamu tidak ketahui?
Bukankah Aku lebih dapat melihat apa yang kamu sembunyikan itu?
Ya Tuhan, karena saya ingin mendapat nilai terbaik
Supaya dapat membanggakan diriku, kelurgaku dan juga yang
lainnya
Izinkan saya mengahalalkan semua cara ini
Ingat:
Bukankah yang memberikan nilai terbaik itu Aku?
Dosen hanyalah sebagai perantara saja dariku?
Jikalau kamu ingin mendapatkan kebahagian di dunia
Dan juga kebahagiaan di akhirat
Jangan pernah menghalalkan semua yang telah Aku haramkan
Ingat:
Kebahagian di dunia itu hanya bersifat sementara bagimu
Aku akan siapkan 99% lagi kebahagiaan untukmu kelak di akhirat
Pembahasan Soal Ujian Akhir Semester Tahun 2011/2012
Mata Kuliah Pengantar Hukum Indonesia
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 4
UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG
FAKULTAS HUKUM
Jalan Lengkong Besar Nomor 68 Bandung 40261
UJIAN AKHIR SEMESTER TAHUN AKADEMIK 2011/2012
MATA KULIAH : PENGANTAR HUKUM IDONESIA
HARI, TANGGAL : KAMIS, 08 NOVEMBER 2012
KELAS/SEMESTER : A-B-C-D & E/I
WAKTU : 90 MENIT
DOSEN : TIM DOSEN
SIFAT UJIAN : CLOSE BOOK
PILIH DARI MASING-MASING BAGIAN KELOMPOK SOAL DUA SOAL
A. SOAL UMUM
1. Seperto adagium Cicero yang terkenal “Ubi Societas Ibi Ius”, maka hukum sulit didefinisikan.
Namun demikian pengertian hukum tetap harus dapat didefinisikan sebagai pedoman.
a. Coba saudara kemukakan dua definisi hukum menurut para ahli, dari definisi tersebut,
tujuan hukum apa yang ingin dicapai? Jelaskan!
Pembahasan:
Untuk menjawab soal di atas kita mesti mengetahui maksud dari pertanyaannya
secara utuh dan menyeluruh. Pertanyaan di atas menanyakan penjelasan dan
tujuan tentang dua definisi hukum menurut para ahli.
Jawaban:
1) Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, S. H.
Hukum adalah keseluruhan kaidah serta semua asas yang mengatur pergaulan hidup
dalam masyarakat dan bertujuan untuk memelihara ketertiban serta meliputi berbagai
lembaga dan proses guna mewujudkan berlakunya kaidah sebagai suatu kenyataan dalam
masyarakat.
Kemudian penjelasan hukum menurut Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, S. H., bahwa
hukum yang memadai harus tidak hanya memandang hukum itu sebagai suatu perangkat
kaidah dan asas-asas yang mengatur kehidupan manusia dalam masyarakat, tapi harus pula
Pembahasan Soal Ujian Akhir Semester Tahun 2011/2012
Mata Kuliah Pengantar Hukum Indonesia
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 5
mencakup lembaga (institusi) dan proses yang diperlukan untuk mewujudkan hukum itu
dalam kenyataan.
Selanjutnya tujuan hukum menurut Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, S. H., yaitu untuk
mengatur pergaulan hidup manusia agar senantiasa dapat terpeliharanya ketertiban dalam
rangka mewujudkan hukum tersebut oleh lembaganya.
2) Drs. E. Utrecht, S. H.
Menyatakan bahwa hukum adalah suatu himpunan peraturan yang didalamnya berisi
tentang perintah dan larangan, yang mengatur tata tertib kehidupan dalam bermasyarakat
dan harus ditaati oleh setiap individu dalam masyarakat karena pelanggaran terhadap
pedoman hidup itu bisa menimbulkan tindakan dari pihak pemerintah suatu negara atau
lembaga.
Kemudian penjelasan hukum menurut Drs. E. Utrecht, S. H. bahwa hukum merupakan
himpunan petunjuk hidup perintah dan larangan yang mengatur tata tertib dalam suatu
masyarakat yang seharusnya ditaati oleh seluruh anggota masyarakat oleh karena itu
pelanggaran petunjuk hidup tersebut dapat menimbulkan tindakan oleh
pemerintah/penguasa itu.
Selanjutnya tujuan hukum menurut Drs. E. Utrecht, S. H., yaitu untuk mengatur tata
tertib dalam masyarakat agar senantiasa tidak ada pelanggaran terhadap hukum.
b. Dari definisi hukum di atas coba saudara tarik kesimpulan mengapa pengertian hukum
menurut Mochtar Kusumaatmadja lebih luas dan lengkap!
Pembahasan:
Untuk menjawab soal di atas kita mesti mengetahui maksud dari pertanyaannya
secara utuh dan menyeluruh. Pertanyaan di atas menanyakan penjelasan alasan-
alasan pengertian hukum menurut Mochtar Kusumaatmadja yang lebih luas dan
lengkap.
Jawaban:
Kesimpulan dari pengertian menurut Mochtar Kusumaatmadja yang lebih luas dan lengkap
karena dalam pengertian hukum menurut beliau lebih kompleks mengandung beberapa
unsur, yaitu adanya kaidah dan asas, mengatur pergaulan hidup masyarakat, dan lembaga
penegak hukum tersebut. Tentunya hal tersebut merupakan suatu keseluruhan yang utuh dan
menyeluruh dalam tujuan menciptakan hukum yang sebenarnya.
Pembahasan Soal Ujian Akhir Semester Tahun 2011/2012
Mata Kuliah Pengantar Hukum Indonesia
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 6
Kemudian Mochtar Kusumaatmadja memandang hukum bukan hanya sekedar dari
kaidah/asas dan mengatur pergaulan hidup, tapi lembaga (institusi) yang berhubungan dengan
hukum itu merupakan bagian hukum yang berperan serta dalam penegakan hukum. Jadi,
dengan begitu pengertian hukum menurut Mochtar Kusumaatmadja lebih luas dan lengkap
dibandingkan dengan pengertian hukum menurut para ahli lainnya.
2. Soalnya, yaitu:
a. Jelaskan objek kajian Pengantar Hukum Indonesia! Dan apa tujuan Mahasiswa hukum
mempelajari Pengantar Hukum Indonesia?
Pembahasan:
Untuk menjawab soal di atas kita mesti mengetahui maksud dari pertanyaannya
secara utuh dan menyeluruh. Pertanyaan di atas menanyakan penjelasan tentang
objek kajian Pengantar Hukum Indonesia. Kemudian menanyakan tentang tujuan
Mahasiswa hukum mempelajari Pengantar Hukum Indonesia.
Jawaban:
a. Penjelasan tentang objek kajian Pengantar Hukum Indonesia
Objek kajian Pengantar Hukum Indonesia adalah hukum yang sedang berlaku dalam
suatu negara. Adapun negara yang dimaksud tentunya Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI). Selanjutnya ruang lingkup atau objek kajian lebih lanjut tentang
Pengantar hukum Indonesia, yaitu:
1) Memperkenalkan sistem hukum Indenesia (unsur idiil yang terkadung dalam sistem
hukum Indonesia).
2) Memaparkan garis besar subsistem pokok hukum Indonesia.
3) Memaparkan ciri khas tata hukum Indonesia.
4) Memaparkan unsur operasional pemerintahannya dalam sistem hukum Indonesia,
yakni menggambarkan kelembagaan dari badan legislatif, eksekutif dan yudikatif.
5) Memaparkan unsur aktual dari budaya hukum Indonesia.
b. Tujuan Mahasiswa mempelajari Pengatar Hukum Indonesia
Adapun tujuan Mahasiswa mempelajari Pengatar Hukum Indonesia, yaitu:
1) Agar mengetahui sistem hukum Indenesia (unsur idiil yang terkadung dalam sistem
hukum Indonesia).
2) Agar mengetahui garis besar subsistem pokok hukum Indonesia.
Pembahasan Soal Ujian Akhir Semester Tahun 2011/2012
Mata Kuliah Pengantar Hukum Indonesia
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 7
3) Agar mengetahui ciri khas tata hukum Indonesia.
4) Agar mengetahui unsur operasional pemerintahannya dalam sistem hukum Indonesia,
yakni menggambarkan kelembagaan dari badan legislatif, eksekutif dan yudikatif.
5) Agar mengetahui unsur aktual dari budaya hukum Indonesia.
6) Agar mengetahui fungsi hukum Indonesia.
7) Agar mengerti dan memahami sistematika dan susunan hukum yang berlaku di
Indonesia termasuk mempertahankan, memelihara, dan melaksanakan tata tertib
dikalangan anggota masyarakat dan peraturan-peraturan yang diadakan oleh negara.
8) Agar mengetahui perbuatan atau tindakan apa yang memiliki akibat hukum dan
perbuatan melawan hukum, juga bagimana kedudukan seseorang dalam masyarakat,
apa kewajiban dan wewenangnya menurut hukum Indonesia.
b. Apakah hukum sama dengan norma? Dan bagaimana saudara dapat membandingkan antara
norma dengan hukum? Jelaskan!
Pembahasan:
Untuk menjawab soal di atas kita mesti mengetahui maksud dari pertanyaannya
secara utuh dan menyeluruh. Pertanyaan di atas menanyakan penjelasan dan
perbedaan tentang hukum dengan norma.
Jawaban:
Hukum adalah peraturan yang dibuat dan disepakati secara resmi dan menjadi pengatur baik
secara tertulis maupun tidak tertulis yang mengikat perilaku setiap masyarakat tertentu dan
dikuatkan oleh pemerintah. Biasanya juga dapat dikatakan sebagai undang-undang, peraturan,
dan patokan (kaidah/ketentuan).
Kemudian norma berasal dari bahasa latin yakni norma, yang berarti penyikut atau siku-siku,
suatu alat perkakas yang digunakan oleh tukang kayu. Dari sinilah kita dapat mengartikan
norma sebagai pedoman, ukuran, aturan atau kebiasaan. Jadi norma adalah sesuatu yang
dipakai untuk mengatur sesuatu yang lain atau sebuah ukuran. Dengan norma ini orang dapat
menilai kebaikan atau keburukan suatu perbuatan.
Pembahasan Soal Ujian Akhir Semester Tahun 2011/2012
Mata Kuliah Pengantar Hukum Indonesia
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 8
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa hukum dan norma memiliki
persamaan dan perbedaan. Adapun persamaan antara hukum dan norma, yaitu sama-sama
sebagai sebuah peraturan yang ada, berkembang dan diterima di kalangan masyarakat.
Kemudian perbedaan antara hukum dan norma, yaitu hukum yakni merupakan peraturan
yang dibuat dan disepakati secara resmi dan menjadi pengatur baik secara tertulis maupun
tidak tertulis yang mengikat perilaku setiap masyarakat tertentu dan dikuatkan oleh
pemerintah, bersifat memaksa, jika melanggar dikenakan sanksi keras. Selanjutnya norma
dibentuk oleh suatu masyarakat, tidak bersifat memaksa, dan hukum hanya berlaku untuk
masyarakat sekelempok itu saja.
3. Dalam suatu negara sistem hukum dapat dilihat dari produk peraturan perudangan yang berlaku,
putusan pengadilan, kebiasaan, dan sumber hukum lainnya.
a. Apa perbedaan yang mendasar antara sistem hukum Eropa Konintel dengan sistem hukum
Anglo Saxon?
Pembahasan:
Untuk menjawab soal di atas kita mesti mengetahui maksud dari pertanyaannya
secara utuh dan menyeluruh. Pertanyaan di atas menanyakan perbedaan yang
mendasar antara sistem hukum Eropa Konintel dengan sistem hukum Anglo
Saxon.
Jawaban:
Adapun perbedaan sistem hukum Eropa Konintel dengan sistem hukum Anglo Saxon, yaitu:
1) Sistem Hukum Kontinental (Civil Law/Hukum Romawi)
a) Sistem hukum kontinental berkembang di negara-negara Eropa. Sistem hukum ini
bersumber dari kodifikasi hukum yang berlaku di kekaisaran Romawi pada masa
pemerintahan Kaisar Yustinianus abad ke-5 (527–565).
b) Prinsip utama atau prinsip dasar sistem hukum Eropa Kontinental ialah
bahwa hukum itu memperoleh kekuasaan mengikat karena berupa peraturan yang
berbentuk undang-undang yang tersusun secara sistematis dalam kodifikasi.
c) Kepastian hukumlah yang menjadi tujuan hukum. Kepastian hukum dapat terwujud
apabila segala tingkah laku manusia dalam pergaulan hidup diatur dengan peraturan
tertulis, misalnya undang-undang.
Pembahasan Soal Ujian Akhir Semester Tahun 2011/2012
Mata Kuliah Pengantar Hukum Indonesia
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 9
d) Dalam sistem hukum ini, terkenal suatu adagium yang berbunyi tidak ada hukum
selain undang-undang.
e) Dengan kata lain hukum selalu diidentifikasikan dengan undang-undang (hukum
adalah undang-undang).
2) Sistem Hukum Anglo Saxon
Sistem hukum Anglo Saxon mula-mula berkembang di negara Inggris, dan dikenal dgn
istilah Common Law atau Unwriten Law (hukum tidak tertulis). Sistem hukum ini dianut
di negara-negara anggota persemakmuran Inggris, Amerika Utara, Kanada, Amerika
Serikat.
Lebih jelas lagi perbedaan sistem hukum Eropa Konintel dengan sistem hukum Anglo Saxon, yaitu:
Pembeda Sistem Hukum Kontinental Sistem Hukum Anglo Saxon
Sumber
hukum
a. Undang-undang dibentuk
oleh legslatif (statutes)
b. Peraturan-peraturan berupa
hukum
c. Kebiasaan (custom) yang
hidup dan diterima sebagai
hukum oleh masyarakat
a. Putusan hakim/putusan
pengadilan/yurisprudensi
(judicial decisions)
b. Peraturan hukum tertulis (undang-
undang), peraturan administrasi dan
kebiasaan
Bentuk
Mengenal sistem peradilan
administrasi menjadi modern
karena pengkajian yang
dilakukan oleh perguruan tinggi
tidak dibutuhkan lembaga untuk
mengoreksi kaidah
a. Hanya mengenal satu peradilan untuk
semua jenis perkara
b. Dikembangkan melalui praktik prosedur
hukum
c. Dibutuhkan suatu lembaga untuk
mengoreksi, yaitu lembaga equaty.
Lembaga memberi kemungkinan untuk
melakukan elaborasi terhadap kaidah-
kaidah yang ada guna mengurangi
ketegaran.
Kodifikasi
hukum
Dikenal dengan adanya
kodifikasi hukum Tidak ada kodifikasi
Keputusan
hakim
Tidak dianggap sebagai kaidah
atau sumber hukum
Keputusan hakim terdahulu terhadap jenis
perkara yang sama mutlak harus diikuti.
Pandangan
hakim
Lebih tidak tekhnis, tidak
terisolasi dengan kasus tertentu
Pandangan hakim lebih teknis dan tertuju
pada kasus tertentu.
Kategori
Bangunan hukum, sistem
hukum, dan kategorisasi hukum
didasarkan pada hukum tentang
kewajiban
Kategorisasi fundamental tidak dikenal. Pada
sistem hukum Eropa Kontinental strukturnya
terbuka untuk perubahan sedang pada sistem
hukum Anglo Saxon berlandaskan pada
kaidah yang sangat kongret.
Dasar hukum Kodifikasi hukum Yurisprudensi/keputusan hakim
Pembahasan Soal Ujian Akhir Semester Tahun 2011/2012
Mata Kuliah Pengantar Hukum Indonesia
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 10
Pembeda Sistem Hukum Kontinental Sistem Hukum Anglo Saxon
Peran hakim
Tidak bebas menciptakan
hukum baru karena hakim hanya
berperan menetapkan dan
menafsirkan peraturan yang ada
berdasarkan wewenang yang ada
padanya
Bertugas menafsirakan dan menetapkan
peraturan, menciptakan kaidah hukum baru
yang mengatur tata kehidupan masyarakat,
menciptakan prinsip hukum baru yang
berguna sebagai pegangan bagi hakim dalam
memutuskan perkara
b. Dan kearah mana politik hukum Indonesia akan dikembangkan? Dan dimanakah dapat
ditemukan politik hukum Indonesia? Jelaskan!
Pembahasan:
Untuk menjawab soal di atas kita mesti mengetahui maksud dari pertanyaannya
secara utuh dan menyeluruh. Pertanyaan di atas menanyakan penjelasan tentang
arah perkembangan dan tempat politik hukum Indonesia.
Jawaban:
Politik hukum Indonesia adalah pernyataan kehendak dari pemerintah negara Indonesia
tentang hukum yang berlaku atau akan berlaku di Indonesia dan ke arah mana hukum itu
dikembangkan.
Kemudian mengenai kearah mana hukum Indonesia akan dikembangkan kemana, menurut
Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) yang menjadi tempat politik hukum Indonesia,
secara tegas ditegaskan bahwa pembangunan dan pembinaan hukum di Indonesia adalah
dengan mengadakan kodifikasi dan unifaksi hukum di bidang-bidang hukum tertentu dengan
memperhatikan kesadaran hukum masyarakat dan perkembangannya.
4. Politik hukum pada zaman kolonial Belanda berkecenderungan diskriminasi bagi golongan
penduduk tertentu dan memuat politik adu domba, bahkan ketentuan hukum bersifat dualisme
hukum.
a. Jelaskan penggologan penduduk dan hukum yang berlaku bagi masing-masing
penggolongan penduduk berdasarkan pasal 131 IS dan pasal 163 IS! Dan apakah ketentuan
tersebut masih berlaku dan jelaskan undang-undang yang mengaturnya!
Pembahasan Soal Ujian Akhir Semester Tahun 2011/2012
Mata Kuliah Pengantar Hukum Indonesia
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 11
Pembahasan:
Untuk menjawab soal di atas kita mesti mengetahui maksud dari pertanyaannya
secara utuh dan menyeluruh. Pertanyaan di atas menanyakan penjelasan tentang
penggologan penduduk dan hukum yang berlaku bagi masing-masing penggolongan
penduduk berdasarkan pasal 131 IS dan pasal 163 IS. Kemudian menanyakan
tentang ketentuan tersebut masih berlaku dan penjelasan undang-undang yang
mengaturnya.
Jawaban:
a. Penjelasan tentang penggologan penduduk dan hukum yang berlaku bagi masing-masing
penggolongan penduduk berdasarkan pasal 131 IS dan pasal 163 IS.
Dari ketentuan IS terdapat ketentuan-ketentuan yang penting antara lain:
1) Pasal 131 ayat (1) IS berbunyi:
“Hukum Perdata dan Hukum Dagang serta Hukum Pidana demikian juga Hukum
Acara Perdata dan Hukum Acara Pidana diatur dengan Ordonatie”.
2) Pasal 131 ayat (2) IS berbunyi:
“Dalam ordonantie yang mengatur Hukum Perdata dan Hukum Dagang untuk orang-
orang Eropa diikuti dengan undang-undang yang berlaku di negeri Belanda”.
Dengan singkatnya ketentuan dari Pasal 131 IS (Indische Staatsregeling), sebagai berikut:
1) Bagi golongan Eropa dan yang dipersamakan berlaku dengan Hukum Perdata dan
Hukum Dagang Barat yang diselaraskan dengan Hukum Perdata dan Hukum Dagang
Barat berdasar asas konkordansi.
2) Bagi golongan Bumi Putera dan yang dipersamakan berlaku Hukum Adat mereka.
3) Bagi golongan Timur Asing berlaku hukum mereka masing-masing, dengan catatan
bahwa golongan Bumi Putera dan Timur Asing diperbolehkan untuk menundukkan
diri kepada Hukum Eropa/Barat.
Penundukan diri kepada Hukum Eropa/Barat ini diatur dalam Stb. (Staasbald) 1917 No.
12, disebutkan bahwa terdapat 3 macam penundukan diri, yaitu:
1) Tunduk secara sukarela kepada seluruh Hukum Perdata Eropa.
2) Tunduk secara sukarela kepada sebagian Hukum Perdata Eropa.
3) Tunduk secara sukarela kepada Hukum Perdata Eropa untuk suatu perbuatan hukum
tertentu.
Pembahasan Soal Ujian Akhir Semester Tahun 2011/2012
Mata Kuliah Pengantar Hukum Indonesia
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 12
Selanjutnya ketentuan dari Pasal 163 IS (Indische Staatsregeling), sebagai berikut:
1) Apabila ketentuan-ketentuan undang-undang ini, peraturan-peraturan umum lainnya,
reglement-reglement, peraturan-peraturan kepolisian dan ketentuan-ketentuan
administratif membedakan antara orang-orang Eropa, orang-orang pribumi dan Timur
Asing.
2) Tunduk kepada ketentuan-ketentuan bagi orang-orang Eropa adalah:
a) Semua orang Belanda.
b) Semua orang yang berasal dari Eropa.
c) Semua orang Jepang.
d) Semua orang berasal dari tempat lain yang di negaranya tunduk kepada hukum
keluarga yang pada pokoknya berdasarkan asas yang sama seperti hukum Belanda.
e) Anak sah atau diakui menurut undang-undang dan anak yang dimaksud huruf b
dan c yang lahir di Indonesia.
3) Tunduk kepada ketentuan-ketentuan bagi orang-orang pribumi kecuali kedudukan
bagi orang-orang Kristen pribumi yang harus diatur dengan ordonantie, ialah semua
orang yang termasuk penduduk Hindia Belanda dan tidak pindah ke dalam kelompok
penduduk lain dari pada kelompok pribumi, demikian pula mereka, demikian pula
yang pernah termasuk kelompok penduduk lain dari pada kelompok pribumi, namun
telah membaurkan dengan penduduk asli.
4) Tunduk kepada ketentuan-ketentuan bagi orang-orang Timur Asing, kecuali
kedudukan hukum yang harus diatur dengan ordonantie bagi orang-orang diantara
mereka yang yang menganut keyakinan Kristen, ialah semua orang yang tidak terkena
syarat-syarat yang disebut dalam ayat 2 dan 3 pasal ini.
5) Ketentuan tersebut masih berlaku dan penjelasan undang-undang yang mengaturnya.
Pembahasan Soal Ujian Akhir Semester Tahun 2011/2012
Mata Kuliah Pengantar Hukum Indonesia
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 13
b. Berdasarkan ketentuan pasal 131 IS dan pasal 163 IS, bagaimana aplikasi penerapan
ketentuan tentang penggolongan penduduk dalam pergaulan masyarakat dan perkembangan
hukum?
Pembahasan:
Untuk menjawab soal di atas kita mesti mengetahui maksud dari pertanyaannya
secara utuh dan menyeluruh. Pertanyaan di atas menanyakan penjelasan tentang
aplikasi penerapan ketentuan tentang penggolongan penduduk dalam pergaulan
masyarakat dan perkembangan hukum berdasarkan ketentuan pasal 131 IS dan
pasal 163 IS.
Jawaban:
Berdasarkan pasal 131 (2b) IS jo STB 1924-556 hukum perdata yang berlaku untuk golongan
timur asing bukan Cina yaitu orang-orang India, Pakistan, Arab, Parsi dan sebagainya berlaku
hukum perdata dan hukum dagang Eropa kecuali hukum keluarga dan hukum waris tanpa
surat wasiat, masih berlaku hukum adat mereka masing-masing.
Dengan penggolongan penduduk tersebut terlihat bahwa sejak zaman penjajahan, dalam
penerapan hukum perdata telah terdapat dualisme hukum, yaitu bagi golongan Eropa berlaku
hukum perdata, golongan timur asing berlaku hukum perdata, namun masih diakui beberapa
hukum perdata adat mereka yang tetap berlaku.
Kemudian setelah adanya perkembangan pluralisme hukum dalam gerakan perubahan
hukum muncul melalui advokasi-advokasi terhadap masyarakat adat yang tercantum pula
penggolongan penduduk. Dalam konteks ini, pluralisme hukum dipakai untuk membela
tanah-tanah masyarakat yang diambil paksa oleh negara atau pelaku swasta dalam rangka
menghilangkan dualisme hukum penggolongan penduduk.
Pembahasan Soal Ujian Akhir Semester Tahun 2011/2012
Mata Kuliah Pengantar Hukum Indonesia
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 14
B. SOAL HUKUM PRIVAT
1. Jelaskan dan berikan contoh pembagian antara hukum privat dengan hukum publik! Dan
jelaskan disertai dengan contoh bahwa pembagian tersebut sekarang ini hampir sulit dipisahkan,
karena hukum privat berkecenderungan (convergent) mengarah ke hukum publik!
Pembahasan:
Untuk menjawab soal di atas kita mesti mengetahui maksud dari pertanyaannya
secara utuh dan menyeluruh. Pertanyaan di atas menanyakan penjelasan dan contoh
tentang pembagian antara hukum privat dengan hukum publik.
Jawaban:
Sebelum menjelaskan tentang sulitnya menentukan pembagian hukum sebab hukum privat yang
berkecenderungan mengarah ke arah hukum publik. Kita mesti tahu bahwa:
Hukum privat adalah hukum yang mengatur hubungan-hubungan antara orang yang satu dengan
orang yang lain, dengan menitikberatkan kepada kepentingan perorangan. Kemudian hukum
publik adalah hukum yang mengatur hubungan antara negara dengan alat-alat perlengkapan atau
hubungan antara negara dengan perorangan (warga negara). Namun, dalam hal pengembagannya
akan sulit menentukan penggolongan tersebut. Oleh karena itu, hukum privat berkecenderungan
mengarah ke arah hukum publik, bahkan hal ini dikenal juga dengan istilah kenvergensi hukum.
Realita dalam kehidupan pun kita tahu bahwa urusan dalam hal perkawinan, waris, wakaf,
pertahanan, perdagangan, perusahaan dan sebagainya. Sebenarnya hal tersebut merupakan
urusan pribadi atau berhubungan dengan hukum privat. Namun, nyatanya sekarang hal tersebut
semuanya diatur oleh pemerintah yang dijadikan undang-undang, sehingga itulah yang dinamakan
konvergensi hukum, dari hukum privat menjadi hukum publik.
Pembahasan Soal Ujian Akhir Semester Tahun 2011/2012
Mata Kuliah Pengantar Hukum Indonesia
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 15
2. Jelaskan dan berikan contoh apakah yang dimaksud dengan hukum materiil dan hukum formil
baik dalam hukum perdata maupun dalam hukum pidana!
Pembahasan:
Untuk menjawab soal di atas kita mesti mengetahui maksud dari pertanyaannya
secara utuh dan menyeluruh. Pertanyaan di atas menanyakan penjelasan dan contoh
tentang hukum materiil dan hukum formil baik dalam hukum perdata maupun dalam
hukum pidana.
Jawaban:
Hukum materiil adalah hukum yang menerangkan perbuatan-perbuatan apa yang dapat dihukum
serta hukuman-hukuman apa yang dapat dijatuhkan. Hukum materil juga menentukan isi sesuatu
perjanjian, sesuatu perhubungan atau sesuatu perbuatan. Kemudian hukum formil adalah hukum
yang menunjukkan cara mempertahankan atau menjalankan peraturan-peraturan itu dan dalam
perselisihan maka hukum formil itu menunjukkan cara menyelesaikan di muka hakim.
Contoh hukum materiil adalah Hukum Pidana dan Hukum Perdata. Yang dimaksudkan adalah
Hukum Pidana Materiil dan Hukum Perdata Materiil. Kemudian contoh dari hukum formil
adalah Hukum Acara Pidana dan Hukum Acara Perdata.
3. Jelaskan dan berikan komentar tentang sistematika hukum perdata dan hukum pidana!
Pembahasan:
Untuk menjawab soal di atas kita mesti mengetahui maksud dari pertanyaannya
secara utuh dan menyeluruh. Pertanyaan di atas menanyakan penjelasan dan
komentar tentang sistematika hukum perdata dan hukum pidana.
Jawaban:
a. Sistematika Hukum Perdata dalam KUHPerdata (BW)
Kitab Undang-undang Hukum Perdata (BW) Indonesia terdiri dari empat buku sebagai
berikut:
1) Buku I, yang berjudul perihal orang (van persoonen), memuat hukum perorangan dan
hukum kekeluargaan.
2) Buku II, yang berjudul perihal benda (van zaken), memuat hukum benda dan hukum
waris.
Pembahasan Soal Ujian Akhir Semester Tahun 2011/2012
Mata Kuliah Pengantar Hukum Indonesia
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 16
3) Buku III, yang berjudul perihal perikatan (van verbintennisen), memuat hukum harta
kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban yang berlaku bagi orang-orang
atau pihak-pihak tertentu.
4) Buku IV, yang berjudul perihal pembuktian dan kadaluarsa (van bewijs en verjaring),
memuat perihal alat-alat pembuktian dan akibat-akibat lewat waktu terhadap hubungan-
hubungan hukum.
Menurut ilmu pengetahuan, hukum perdata sekarang ini lazim dibagi dalam empat bagian,
yaitu:
1) Hukum tentang orang atau hukum perorangan (persoonenrecht) yang antara lain
mengatur tentang:
a) orang sebagai subjek hukum;
b) orang dalam kecakapannya untuk memiliki hak-hak dan bertindak sendiri untuk
melaksanakan hak-haknya itu.
2) Hukum kekeluargaan atau hukum keluarga (familierecht) yang memuat antara lain:
a) Perkawinan, perceraian beserta hubungan hukum yang timbul didalamnya seperti
hukum harta kekayaan suami dan istri.
b) Hubungan hukum antara orangtua dan anak-anaknya atau kekuasaan orang tua
(ouderlijke macht).
c) Perwalian (voogdij).
d) Pengampunan (curatele).
3) Hukum kekayaan atau hukum harta kekayaan (vermogensrecht) yang mengatur tentang
hubungan-hubungan hukum yang dapat dinilai dengan uang. Hukum harta kekayaan ini
meliputi:
a) Hak mutlak ialah hak-hak yang berlaku terhadap setiap orang.
b) Hak perorangan adalah hak-hak yang hanya berlaku terhadap seorang atau suatu
pihak tertentu saja.
c) Hukum waris (erfrecht) mengatur tentang benda atau kakayaan seseorang jika ia
meninggal dunia (mengatur akibat-akibat hukum dari hubungan keluarga terhadap
harta warisan yang ditinggalkan seseorang.
Pembahasan Soal Ujian Akhir Semester Tahun 2011/2012
Mata Kuliah Pengantar Hukum Indonesia
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 17
b. Sistematika Hukum Pidana dalam KUHP
Sistematika KUHP (WvS) terdiri atas 3 buku dan 569 pasal. Perinciannya
adalah sebagai berikut:
1) Buku kesatu tentang aturan umum yang terdiri dari 9 bab dan 103 pasal (Pasal 1 s.d.
103).
2) Buku kedua tentang kejahatan yang terdiri dari 31 bab dan 385 pasal (Pasal 104 s.d. 488).
3) Buku ketiga tentang pelanggaran yang terdiri dari 9 bab 81 pasal (Pasal 489 s.d. 569).
4) Aturan umum yang disebut dalam buku pertama bab I sampai bab VIII berlaku bagi buku
kedua (kejahatan), buku ketiga (pelanggaran), dan aturan hukum pidana di luar KUHP
kecuali aturan di luar KUHP tersebut menentukan lain sesuai dengan Pasal 103 KUHP.
Berdasarkan penjabaran sistematika di atas, komentar saya yaitu bahwa KUHPerdata (BW) saat
ini sudah tidak dijadikan lagi panduan sebagai sumber hukum Indonesia karena ada bagian yang
sudah hilang atau dicabut, dan tidak tersusun secara sistematis lagi, tepatnya pada bagian buku II
tentang benda umum dan hipotik sudah diganti oleh UUPA. Selanjutnya KUHP sampai saat ini
masih dijadikan sebagai panduan sumber hukum karena KUHP masih utuh, masih tersususn
secara sistematis dan tidak ada bagian yang hilang ataupun diganti.
4. Jelaskan apakah BW (KUHPerdata-Bugerlijk Wetboek) yang merupakan produk kolonial
Belanda masihkah berlaku sebagai hukum positif Indonesia! Jelaskan dasar hukumnya!
Pembahasan:
Untuk menjawab soal di atas kita mesti mengetahui maksud dari pertanyaannya
secara utuh dan menyeluruh. Pertanyaan di atas menanyakan penjelasan tentang
berlaku atau tidaknya BW (KUHPerdata-Bugerlijk Wetboek) dan penjelasan dasar
hukumnya.
Jawaban:
Tidak, karena sudah tidak tersusun secara sistematis lagi. Kemudian perlu kita ketahui bahwa
kodifikasi itu pembukuan yang tersusun secara sistematis dan tidak ada bagian yang tidak berlaku
lagi. Sementara KUHPerdata sekarang sebagian dari buku II tentang benda umum dan hipotik
sudah diganti oleh UUPA.
Pembahasan Soal Ujian Akhir Semester Tahun 2011/2012
Mata Kuliah Pengantar Hukum Indonesia
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 18
asar Hukum Perdata di Indonesia:
a. Pasal II aturan peralihan Undang-undang Dasar 1945. Segala badan negara dan peraturam
yang ada masih langsung berlaku sebelum di adakan yang baru menurut undang-undang ini.
b. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1945. Peraturan Pemerintah ini menegaskan
berlakunya pasal II Aturan Peralihan Undang-undang Dasar 1945.
c. Konsideran Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Undang-undang Pokok Agraria
(UUPA).
d. Adanya asas konkordansi.
C. Hukum Publik
1. Hukum pidana memiliki sifat mengatur dan sifat memaksa, bandingkan dengan hukum perdata
yang memiliki sifat mengatur saja. Coba saudara jelaskan pemahaman kedua sifat hukum
tersebut baik sifat hukum pidana maupun sifat hukum perdata dalam kaitannya dengan asas
kebebasan berkontrak dan sifat memaksa dari hukum kebendaan!
Pembahasan:
Untuk menjawab soal di atas kita mesti mengetahui maksud dari pertanyaannya
secara utuh dan menyeluruh. Pertanyaan di atas menanyakan penjelasan tentang
pemahaman kedua sifat hukum yang mengatur dan memaksa, baik sifat hukum
pidana maupun sifat hukum perdata dalam kaitannya dengan asas kebebasan
berkontrak dan sifat memaksa dari hukum kebendaan.
Jawaban:
Hukum bersifat memaksa maksudnya adalah kaidah-kaidah hukum yang dalam keadaan konkret
tidak dapat dikesampingkan. Hukum memaksa ini wajib diikuti oleh setiap warga negara dan
tidak dimungkinkan membuat aturan yang menyimpang dari aturan-aturan yang ditetapkan dalam
hukum yang bersifat memaksa. Hukum memaksa ini umumnya termasuk dalam bidang hukum
publik, contohnya pada hukum pidana. Kemudian hukum bersifat mengatur maksudnya hukum
yang dalam keadaan konkret dapat dikesampingkan oleh para pihak dengan membuat pengaturan
tersendiri yang disepakati oleh para pihak tersebut. Hukum bersifat mengatur ini umumnya
terdapat dalam lapangan hukum perjanjian/hukum kontrak (Buku III KUHPerdata) tepatnya
yaitu terdapat dalam asas kebebasan berkontrak. Jadi, dalam hal ini, jika para pihak mengatur
lain, maka aturan yang dibuat oleh para pihaklah yang berlaku.
Pembahasan Soal Ujian Akhir Semester Tahun 2011/2012
Mata Kuliah Pengantar Hukum Indonesia
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 19
2. Berdasarkan sifat dari hukum pidana tersebut maka pengaturan hukum pidana harus dilakukan
secara hati-hati. Coba saudara jelaskan asas apa yang mendasari kehati-hatian penggunaan
hukum pidana tersebut, dan apa isi asas tersebut disertai dengan tujuan apa yang ingin dicapai
dengan diberikannya asas tersebut!
Pembahasan:
Untuk menjawab soal di atas kita mesti mengetahui maksud dari pertanyaannya
secara utuh dan menyeluruh. Pertanyaan di atas menanyakan penjelasan tentang
asas dan tujuan dari asas hukum pidana.
Jawaban:
Asas yang mendasari kehati-hatian penggunaan hukum pidana adalah asas legalitas yang
terdapat di pasal 1 ayat (1) KUHP, berbunyi:
”Nullum delictum nulla poena sine praevia legi poenali”, yang dapat diartikan harfiah dalam
bahasa Indonesia yaitu: “Tidak ada delik/kejahatan, tidak ada pidana tanpa ketentuan pidana yang
mendahuluinya”.
Adapun tujuan yang ingin dicapai asas legalitas adalah memperkuat kepastian hukum,
menciptakan keadilan dan kejujuran bagi terdakwa, mengefektifkan fungsi penjeraan dalam sanksi
pidana, mencegah penyalahgunaan kekuasaan, dan memperkokoh rule of law.
3. Hukum pidana yang sekarang berlaku merupakan produk kolonial Belanda yang perlu
dilakukan pembaharuan. Coba saudara jelaskan cara melakukan pembaharuan hukum pidana
dan berikan contoh-contoh pasal yang merupakan hasil pembaharuan!
Pembahasan:
Untuk menjawab soal di atas kita mesti mengetahui maksud dari pertanyaannya
secara utuh dan menyeluruh. Pertanyaan di atas menanyakan penjelasan dan
contoh-contoh pasal tentang cara melakukan pembaharuan hukum pidana.
Jawaban:
Untuk mengejar perkembangan masyarakat Indonesia, terus dilakukan penambahan dan
perubahan pasal-pasal KUHP. Dalam konteks lebih luas, seiyanya terdapat tiga cara
pembaharuan hukum materil di Indonesia, yaitu:
a. membuat undang-undang khusus di luar KUHP;
b. penambahan, pencabutan, dan perubahan pasal-pasal KUHP secara parsial, dan
c. penyusunan rancangan undang-undang KUHP.
Pembahasan Soal Ujian Akhir Semester Tahun 2011/2012
Mata Kuliah Pengantar Hukum Indonesia
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 20
Pembaharuan hukum materil melalui undang-undang khusus di luar KUHP tidak dapat di
hindari sejalan dengan perkembangan masyarakat dan kejahatan. Pada sisi lain, KUHP yang
berlaku saat ini merupakan terjemahan tidak resmi dari Wetboek van Strafrecht peninggalan
kolonial Belanda yang mulai diberlakukan secara resmi di Indonesia sejak tanggal 1 Januari 1918.
Cara kedua yang dilakukan dalam pembaruan hukum meteril di Indonesia adalah dengan
melakukan perubahan KUHP secara parsial. Kebijakan hukum ini dilakukan dengan melalui
berbagai undang-undang yang isinya mencabut, menambahkan, atau menyempurnakan pasal-
pasal dalam KUHP. Mulai tahun 1946 seiyanya telah dikeluarkan 11 undang-undang baik yang
mencabut, menambahkan, atau menyempurnakan pasal-pasal KUHP. Jika ditambah dengan
Putusan Mahkamah Konstitusi, maka terdapat 13 kali perubahan. Beberapa peraturan
perundang-undangan yang mencabut, menambahkan, atau menyempurnakan pasal-pasal dalam
KUHP antara lain sebagai berikut:
a. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1946 Tentang Peraturan Hukum Pidana.
b. Undang-undang Nomor 20 Tahun 1946 Tentang Hukuman Tutupan.
c. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1951 Tentang Penangguhan Pemberian Surat Izin kepada
Dokter dan Dokter Gigi.
d. Undang-undang Nomor 73 Tahun 1958 Tentang Menyatakan Berlakunya Undang-undang
Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana Untuk Seluruh Wilayah Republik
Indonesia dan Mengubah KUHPidana.
e. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1960 Tentang Perubahan KUHP.
f. Undang-undang Nomor 16 Prp Tahun 1960 Tentang Beberapa Perubahan dalam KUHP.
g. Undang-undang Nomor 18 Prp Tahun 1960 Tentang Perubahan Jumlah Hukuman Denda
dalam KUHP dan dalam Ketentuan-ketentuan Pidana lainnya yang dikeluarkan sebelum
tanggal 17 Agustus 1945.
h. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1965 Tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan atau
Penodaan Agama.
i. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1974 Tentang Penerbitan Perjudian.
j. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1976 Tentang Perubahan dan Penambahan Beberapa Pasal
dalam KUHP Bertalian dengan Perluasan Berlakunya Ketentuan Perundang-undangan
Pidana, Kejahatan Penerbangan, dan Kejahatan terhadap Sarana/Prasarana Penerbangan.
k. Undang-undang Nomor 27 Tahun 1999 Tentang Kejahatan terhadap Keamanan Negara.
l. Putusan Nomor 013-022/PUU-IV/2006 yang menyatakan Pasal 134, Pasal 136 bis, dan Pasal
137 KUHP bertentangan dengan Undang-undang Dasar 1945
Pembahasan Soal Ujian Akhir Semester Tahun 2011/2012
Mata Kuliah Pengantar Hukum Indonesia
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 21
m. Putusan Nomor 6/PUU-V/2007 menyatakan Pasal 154 dan 155 KUHP bertentangan dengan
UUD 1945.
4. Jelaskan asas yang mendasari berlakunya hukum pidana berdasarkan tempat terjadinya tindak
pidana! Mengapa perlu diatur berdasarkan asas-asas tersebut dan berikan masing-masing
contoh kasusnya!
Pembahasan:
Untuk menjawab soal di atas kita mesti mengetahui maksud dari pertanyaannya
secara utuh dan menyeluruh. Pertanyaan di atas menanyakan penjelasan tentang
asas yang mendasari berlakunya hukum pidana berdasarkan tempat terjadinya
tindak pidana. Kemudian menanyakan tentang alasan-alasan dan contoh kasus yang
diatur berdasarkan asas-asas hukum pidana.
Jawaban:
a. Penjelasan tentang asas yang mendasari berlakunya hukum pidana berdasarkan tempat
terjadinya tindak pidana.
Dalam hal ini asas-asas hukum pidana menurut tempat, yaitu:
1) Asas Teritorial
Asas ini diatur dalam KUHP yaitu dalam Pasal 2 KUHP yang menyatakan:
“Ketentuan pidana dalam perundang-undangan Indonesia diterapkan bagi setiap orang
yang melakukan suatu tindak pidana di Indonesia.“
Perluasan dari Asas Teritorialitas diatur dalam pasal 3 KUHP yang menyatakan:
“Ketentuan pidana perundang-undangan Indonesia berlaku bagi setiap orang yang di luar
wilayah Indonesia melakukan tindak pidana didalam kendaraan air atau pesawat udara
Indonesia.”
2) Asas Personal (Nasional Aktif)
Pasal 5 KUHP menyatakan:
Ayat 1
Ketetentuan pidana dalam perundang-undangan Indonesia diterapkan bagi warga negara
yang di luar Indonesia melakukan salah satu kejahatan yang tersebut dalam Bab I dan Bab
II Buku Kedua dan Pasal-Pasal 160, 161, 240, 279, 450 dan 451. Salah satu perbuatan
yang oleh suatu ketentuan pidana dalam perundang-undangan Indonesia dipandang
Pembahasan Soal Ujian Akhir Semester Tahun 2011/2012
Mata Kuliah Pengantar Hukum Indonesia
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 22
sebagai kejahatan, sedangkan menurut perundang-undangan negara dimana perbuatan itu
dilakukan diancam dengan pidana.
Ayat 2
Penuntutan perkara sebagaimana dimaksud dalam butir 2 dapat dilakukan juga jika
terdakwa menjadi warga negara sesudah melakukan perbuatan.
Sekalipun rumusan Pasal 5 ini memuat perkataan diterapkan bagi warga negara Indonesia
yang diluar wilayah Indonesia, sehingga seolah-olah mengandung asas personal, akan
tetapi sesungguhnya pasal 5 KUHP memuat asas melindungi kepentingan nasional (asas
nasional pasif) karena ketentuan pidana yang diberlakukan bagi warga negara diluar
wilayah territorial wilyah Indonesia tersebut hanya pasal-pasal tertentu saja, yang dianggap
penting sebagai perlindungan terhadap kepentingan nasional.
3) Asas Perlindungan (Nasional Pasif)
Dikatakan melindungi kepentingan nasional karena Pasal 4 KUHP ini memberlakukan
perundang-undangan pidana Indonesia bagi setiap orang yang di luar wilayah negara
Indonesia melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan nasional, yaitu:
a) Kejahatan terhadap keamanan negara dan kejahatan terhadap martabat/kehormatan
Presiden Republik Indonesia dan Wakil Presiden Republik Indonesia (pasal 4 ke-1).
b) Kejahatan mengenai pemalsuan mata uang atau uang kertas Indonesia atau
segel/materai dan merk yang digunakan oleh pemerintah Indonesia (pasal 4 ke-2).
c) Kejahatan mengenai pemalsuan surat-surat hutang atau sertifkat-sertifikat hutang yang
dikeluarkan oleh negara Indonesia atau bagian-bagiannya (pasal 4 ke-3).
d) Kejahatan mengenai pembajakan kapal laut Indonesia dan pembajakan pesawat udara
Indonesia (pasal 4 ke-4).
4) Asas Universal
Berlakunya pasal 2-5 dan 8 KUHP dibatasi oleh pengecualian-pengecualian dalam hukum
internasional. Bahwa asas melindungi kepentingan internasional (asas universal) adalah
dilandasi pemikiran bahwa setiap negara di dunia wajib turut melaksanakan tata hukum
sedunia (hukum internasional).
Menurut Moeljatno, pada umumnya pengecualian yang diakui meliputi:
a) Kepala negara beserta keluarga dari negara sahabat, dimana mereka mempunyai hak
eksteritorial. Hukum nasional suatu negara tidak berlaku bagi mereka.
b) Duta besar negara asing beserta keluarganya mereka juga mempunyai hak
eksteritorial.
Pembahasan Soal Ujian Akhir Semester Tahun 2011/2012
Mata Kuliah Pengantar Hukum Indonesia
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 23
c) Anak buah kapal perang asing yang berkunjung di suatu negara, sekalipun ada di luar
kapal. Menurut hukum internasional kapal peran adalah teritoir negara yang
mempunyainya.
d) Tentara negara asing yang ada di dalam wilayah negara dengan persetujuan negara itu.
b. Alasan-alasan dan contoh kasus yang diatur berdasarkan asas-asas hukum pidana.
Perlu diatur berdasarkan asas-asas tersebut karena setiap kejadian tindak pidana dapat terjadi
dimana-mana sesuai tempat dan keadaan yang berbeda-beda, sehingga sangat diperlukan
asas-asas tersebut agar senantiasa penegakan hukum tidak pidana bisa sesuai dengan tujuan
dari asas-asa tersebut. Adapun contoh kasus berdasarkan asas-asas tersebut, yaitu:
1) Contoh Kasus Berdasarkan Asas Teritorial
Yaitu kasus pembunuhan warga negara Indonesia yang terjadi di wilyah Indonesia
walaupun oleh warga asing, tetap akan dikenakan hukum pidana Indonesia.
2) Contoh Kasus Berdasarkan Asas Personal (Nasional Aktif)
Yaitu kasus pembunuhan yang dilakukan oleh warga negara asing di luar negeri dapat
dijatuhi hukuman sesuai dengan hukum pidana Indonesia.
3) Contoh Kasus Berdasarkan Asas Perlindungan (Nasional Pasif)
Yaitu kasus kejahatan yang mengancam kepentingan nasional adalah makar.
4) Contoh Kasus Berdasarkan Asas Universal
Yaitu kasus terorisme yang mengganggu keamanan dunia.