kesantunan berbahasa dalam kumpulan...

160
KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPEN KETIKA MAS GAGAH PERGI DAN KEMBALI KARYA HELVY TIANA ROSA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Oleh: Eka Hijriana Rosyidah NIM 1112013000031 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017

Upload: others

Post on 18-Nov-2020

37 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPEN

KETIKA MAS GAGAH PERGI DAN KEMBALI

KARYA HELVY TIANA ROSA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh:

Eka Hijriana Rosyidah

NIM 1112013000031

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2017

Page 2: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN MUNAQASAH

Skripsi berjudul Kesantunan Berbahasa dalam Kumpulan Cerpen Ketika Mas

Gagah Pergi dan Kembali Karya Helvy Tiana Rosa dan Implikasinya terhadap

Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP disusun oleh Eka Hijriana Rosyidah, Nomor

Induk 1112013000031, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 23

Januari 2017 di hadapan dewan penguji. Oleh karena itu, penulis berhak memperoleh gelar

satjana S 1 (S.Pd.) dalam bidang Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Panitian Ujian Munaqasah

Ketua Panitia (Ketuan Jurusan/ Pro'di)

Dr. Makyun SubukL M.Hum.

NIP. 19800305 200901 1 015

Sekretaris Panitian (Sekretaris Juruan/ Prodi

Toto Edjdarmo. M.A.

NIP. 19760225 200801 1 020

Penguji I

Dr. Hindun. M.Pd.

NIP. 197001215 200912 2 001

Penguji II

Nenen~ Nurjanah. M.Hum.

Tanggal

8./?/~~1

s MQ\r-.et. 2011

~ 162./ 610'1

Jakarta, 23 Januari 2017

Tanda Tangan

H.t]!f!FY~ .... -

Page 3: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

. ...--

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSJ

KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPEN

KETIKA MAS GAGAH PERGI DAN KEMBALI

KARYA HEL VY TIANA ROSA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh

Eka Hijriana Rosyidah

1112013000031

NIP. 198206282009122003

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2016

Page 4: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

~---

KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA FITK Jl.lr. H. Juanda No 9.5 Ciputatl.5412 Indanuia

FORM(FR)

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

N a m a : Eka Hijriana Rosyidah

Tempat/Tgl.Lahir : Cilacap, 11 Juni 1994

NI~ : 1112013000031

Jurusan I Prodi

Judul Skripsi

Dosen Pembimbing

: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

: Kesantunan Berbahasa dalam Kumpulan Cerpen Ketika Mas Gagah

Pergi dan Kembali Karya Helvy Tiana Rosa dan Implikasinya

terlladap Pt:mbelajaran BaJ.1asa Indonesia di SMP.

: Dr. Nuryani, M.A.

dengan ini menyatakan bahw~ skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya seu.diri dan saya

· bt:rtanggtl!lg jawab secara akademis at as apa yang say a tulis.

Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian ~unaqasah.

Jakarta, 23 Desember 2016

NI~. 1112013000031

Page 5: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

i

ABSTRAK

EKA HIJRIANA ROSYIDAH (1112013000031). “Kesantunan Berbahasa dalam

Kumpulan Cerpen Ketika Mas Gagah Pergi dan Kembali Karya Helvy Tiana Rosa dan

Implikasinya terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP”. Jurusan Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Dosen Pembimbing: Dr. Nuryani, M.A.

Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) mendeskripsikan kesantunan berbahasa dalam

cerpen Ketika Mas Gagah Pergi, Rapsodi September, dan Selagi Ada Kesempatan karya

Helvy Tiana Rosa, (2) mendeskripsikan implikasi kesantunan berbahasa dalam cerpen Ketika

Mas Gagah Pergi, Rapsodi September, dan Selagi Ada Kesempatan karya Helvy Tiana Rosa

terhadap pembelajaran bahasa Indonesia di SMP. Metode yang digunakan dalam penelitian

ini adalah metode deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk menggambarkan fenomena

kesantunan berbahasa baik yang mematuhi maupun yang melanggar maksim kesantunan pada

kumpulan cerpen Ketika Mas Gagah Pergi dan Kembali karya Helvy Tiana Rosa. Teknik

yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah teknik dokumentasi, setelah data

terkumpul, penulis melakukan deskripsi data selanjutnya dianalisis untuk memperoleh

simpulan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kesantunan berbahasa yang digunakan dalam

kumpulan cerpen Ketika Mas Gagah Pergi dan Kembali karya Helvy Tiana Rosa tergolong

cukup tinggi. Hal itu dibuktikan dari perbandingan antara jumlah tuturan yang mematuhi

maksim kesantunan lebih banyak dibandingkan dengan jumlah tuturan yang melanggar

maksim kesantunan berbahasa menurut teori Leech. Temuan data pematuhan maksim

kesantunan berbahasa dalam cerpen Ketika Mas Gagah Pergi, Rapsodi September, dan Selagi

Ada Kesempatan berjumlah 37 tuturan, sedangkan data pelanggaran maksim kesantunan

berbahasanya berjumlah 11 tuturan. Penelitian ini dapat diimplikasikan dalam pembelajaran

bahasa Indonesia pada materi pembelajaran menulis cerpen dengan memperhatikan

penggunaan pilihan kata yang santun dan diksi yang tepat. Berdasarkan materi tersebut,

kumpulan cerpen Ketika Mas Gagah Pergi dan Kembali karya Helvy Tiana Rosa dapat

digunakan oleh guru bahasa Indonesia sebagai contoh cerpen yang memperhatikan

penggunaan bahasa yang santun dalam pembelajaran guna membantu mencapai tujuan

pembelajaran yang diharapkan.

Kata kunci: Pragmatik, kesantunan berbahasa, kumpulan cerpen Ketika Mas Gagah Pergi

dan Kembali, Helvy Tiana Rosa.

Page 6: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

ii

ABSTRACT

EKA HIJRIANA ROSYIDAH (1112013000031). “Politeness in the Short Story Collection

of Ketika Mas Gagah Pergi dan Kembali written by Helvy Tiana Rosa and its Implications

for Indonesian Learning in SMP”. The Departement of Indonesian Language and Literature

Education Program, The Faculty of Tarbiyah Teacher Training and Education, Syarif

Hidayatullah State Islamic University, Jakarta. Supervisor by: Dr. Nuryani, M.A.

The purpose of this research is to (1) describe politeness in the short story of Ketika

Mas Gagah Pergi, Rapsodi September, dan Selagi Ada Kesempatan written by Helvy Tiana

Rosa, (2) describe the implications of politeness in the short story of Ketika Mas Gagah

Pergi, Rapsodi September, dan Selagi Ada Kesempatan written by Helvy Tiana Rosa for

Indonesian Learning in SMP. The method used in this research is qualitative descriptive

methods that aims to describe the phenomenon of politeness either comply with or violating

the maxim of politeness in the short story of Ketika Mas Gagah Pergi dan Kembali written

by Helvy Tiana Rosa. Techniques used to collect data is technical documentation, after the

data was collected, the authors conducted a data description further analyzed to derive

conclusions.

The results of this study indicate that politeness in the short story collection Ketika

Mas Gagah Pergi dan Kembali written by Helvy Tiana Rosa was relatively high. It is evident

from a comparison between the amount of utterances that adhere to the maxim of politeness

is more than the amount of speech that violates the maxim of politeness according to the

Leech theory. Compliance data findings maxims of politeness in the short story of Ketika

Mas Gagah Pergi, Rapsodi September, dan Selagi Ada Kesempatan totaled 37 speeches,

while data breach maxims of politeness totaled 11 speeches. This research can be implicated

in Indonesian learning on the materials learning to write short stories using the word choice

was polite and proper diction. Based on the material, short story collection Ketika Mas Gagah

Pergi dan Kembali written by Helvy Tiana Rosa can be used by teachers Indonesian as an

example of short stories that takes into account the use of polite language learning in order to

help achieve the goal of learning.

Key words: Pragmatics, politeness, short story collections of Ketika Mas Gagah Pergi dan

Kembali, Helvy Tiana Rosa.

Page 7: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Kesantunan Berbahasa dalam Kumpulan Cerpen

Ketika Mas Gagah Pergi dan Kembali Karya Helvy Tiana Rosa dan Implikasinya terhadap

Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP” untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis membutuhkan

bimbingan, bantuan, dukungan, dan doa dari berbagai pihak sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan baik. Oleh sebab itu, penulis ingin menyampaikan rasa terima

kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Makyun Subuki, M. Hum. Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

3. Dr. Nuryani, M.A. Dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan

pikirannya untuk memberikan bimbingan kepada penulis sampai selesainya

penulisan skripsi ini.

4. Dosen penguji, Dr. Hindun, M. Pd. dan Neneng Nurjanah, M. Hum. yang telah

memberikan saran perbaikan penelitian kepada penulis.

5. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu

pengetahuan selama mengikuti perkuliahan.

6. Kedua orangtua tercinta, Bapak Muhammad Yahya dan Ibu Nikmah Prihati, yang

telah banyak memberikan dukungan moral dan material, juga tak henti-hentinya

memanjatkan doa untuk penulis agar senantiasa mendapatkan keberkahan disetiap

langkah perjuangan dalam menuntut ilmu.

7. Teman-teman bimbingan, Kak Mudkholah, Ikhwanatud Dakiroh, Serlinda

Nurmala Shinta, Siti Sarah Ismiani, dan Fitri Hera Febriana yang selalu

memberikan dukungan, arahan, semangat, serta motivasi selama pengerjaan

penulisan skripsi.

8. Teman-teman Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan 2012

yang telah bersama-sama berjuang dalam menuntut ilmu dan saling memberikan

Page 8: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

iv

semangat serta motivasi untuk meraih cita-cita, terima kasih atas partisipasinya

dalam penyelesaian skripsi ini.

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, baik secara langsung

maupun tidak langsung yang turut memberikan dukungan dan doa dalam proses

penyelesaian skripsi ini.

Penulis berharap semoga semua pihak yang telah ikut berpartisipasi dalam

penyelesaian skripsi ini mendapat balasan kebaikan dari Allah SWT. Demikian yang dapat

penulis sampaikan, mohon maaf atas kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini, kritik dan

saran yang membangun akan penulis terima. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan

menjadi masukan yang positif dalam meningkatkan mutu pembelajaran bahasa Indonesia di

sekolah.

Jakarta, 23 Desember 2016

Penulis,

EHR

Page 9: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................................................i

ABSTRACT ..........................................................................................................................ii

KATA PENGANTAR ..........................................................................................................iii

DAFTAR ISI.........................................................................................................................v

DAFTAR TABEL ................................................................................................................vii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................................viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...........................................................................................................1

B. Identifikasi Masalah ...................................................................................................8

C. Batasan Masalah ........................................................................................................8

D. Rumusan Masalah ......................................................................................................9

E. Tujuan Penelitian .......................................................................................................9

F. Manfaat Penelitian .....................................................................................................9

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN RELEVAN

A. Kajian Teori ...............................................................................................................11

1. Pragmatik .............................................................................................................11

2. Konteks ................................................................................................................14

3. Kesantunan Berbahasa .........................................................................................16

a) Hakikat Kesantunan Berbahasa .....................................................................16

b) Kesantunan Berbahasa menurut Teori Leech ................................................18

c) Skala Kesantunan Leech ................................................................................26

4. Cerpen ..................................................................................................................27

a) Sejarah Cerita Pendek Indonesia ...................................................................27

b) Pengertian Cerpen ..........................................................................................28

c) Unsur Pembangun Cerpen .............................................................................29

d) Ciri-ciri Khusus Cerpen .................................................................................30

B. Penelitian Relevan .....................................................................................................31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian ......................................................................................................34

Page 10: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

vi

B. Data dan Sumber Data ...............................................................................................35

C. Teknik Pengumpulan Data .........................................................................................36

D. Teknik Analisis Data..................................................................................................37

E. Instrumen Penelitian ..................................................................................................38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Biografi Helvy Tiana Rosa ........................................................................................40

B. Sinopsis Cerpen ........................................................................................................42

1. Ketika Mas Gagah Pergi ......................................................................................42

2. Rapsodi September ..............................................................................................44

3. Selagi Ada Kesempatan .......................................................................................46

C. Temuan dan Analisis Deskripsi Data .........................................................................48

1. Cerpen Ketika Mas Gagah Pergi..........................................................................48

a. Temuan Data ..................................................................................................48

b. Analisis Deskripsi Data..................................................................................74

2. Cerpen Rapsodi September ..................................................................................100

a. Temuan Data ..................................................................................................100

b. Analisis Deskripsi Data..................................................................................108

3. Cerpen Selagi Ada Kesempatan ...........................................................................116

a. Temuan Data ..................................................................................................116

b. Analisis Deskripsi Data..................................................................................124

D. Implikasi terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP .....................................131

BAB V PENUTUP

A. Simpulan ....................................................................................................................133

B. Saran ..........................................................................................................................134

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................135

UJI REFERENSI

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 11: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Instrumen Penyajian Data Pematuhan dan Pelanggaran Maksim Kesantunan

Berbahasa.

Tabel 2 : Instrumen Penyajian Data Pematuhan Maksim Kesantunan Berbahasa dalam

Cerpen Ketika Mas Gagah Pergi.

Tabel 3 : Instrumen Penyajian Data Pelanggaran Maksim Kesantunan Berbahasa

dalam Cerpen Ketika Mas Gagah Pergi.

Tabel 4 : Instrumen Penyajian Data Pematuhan Maksim Kesantunan Berbahasa dalam

Cerpen Rapsodi September.

Tabel 5 : Instrumen Penyajian Data Pelanggaran Maksim Kesantunan Berbahasa

dalam Cerpen Rapsodi September.

Tabel 6 : Instrumen Penyajian Data Pematuhan Maksim Kesantunan Berbahasa dalam

Cerpen Selagi Ada Kesempatan.

Tabel 7 : Instrumen Penyajian Data Pelanggaran Maksim Kesantunan Berbahasa

dalam Cerpen Selagi Ada Kesempatan.

Page 12: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Lampiran 2 Sampul Buku Kumpulan Cerpen Ketika Mas Gagah Pergi dan Kembali Karya

Helvy Tiana Rosa

Lampiran 3 Surat Bimbingan Skripsi

Page 13: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai

alat komunikasi. Manusia menggunakan bahasa sebagai media penyampai

pesan dan segala informasi untuk mengutarakan gagasan, pikiran, dan

tujuannya kepada orang lain. Penggunaan bahasa tidak dapat dilepaskan dari

kehidupan manusia, mengingat bahwa sesungguhnya manusia adalah

makhluk sosial yang dalam hidupnya akan selalu membutuhkan orang lain.

Setiap orang tentu memiliki cara yang berbeda-beda dalam menggunakan

bahasa, oleh sebab itu, bahasa dapat menjadi cermin bagi kepribadian

seseorang. Pribadi yang baik akan terlihat dari cara seseorang menggunakan

pemilihan bahasa yang baik dan santun saat bertutur kata begitu pun

sebaliknya, pribadi yang kurang baik akan tercermin dari cara seseorang

menggunakan pemilihan bahasa yang kurang memperhatikan sopan santun

dalam penyampaiannya. Oleh sebab itu, kesantunan berbahasa dalam

kehidupan sehari-hari penting untuk diperhatikan oleh manusia.

Kesantunan berbahasa merupakan etiket seseorang dalam bertutur

kata dengan menggunakan pemilihan kata yang baik, memperhatikan siapa

yang menjadi mitra tuturnya, kapan, dimana, dan tujuan orang tersebut

berbicara. Penggunaan bahasa yang santun akan mencerminkan seseorang

yang beretika.

Kesantunan berbahasa memiliki peran yang sangat penting dalam

kehidupan bermasyarakat, dengan menggunakan bahasa yang santun maka

akan tercipta keharmonisan dalam pergaulan antarmanusia. Namun, jika

seseorang tidak memperhatikan kesantunan berbahasa dalam berkomunikasi

maka akan mengakibatkan timbulnya perasaan tidak suka yang nantinya

berujung dengan permusuhan dan perpecahan hubungan akibat dari

penggunaan bahasa yang kurang baik.

Page 14: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

2

Dalam kehidupan sehari-hari nyatanya masih banyak orang yang

kurang memperhatikan kesantunan berbahasa saat berkomunikasi. Di

lingkungan masyarakat maupun di lingkungan sekolah terkadang masih

ditemukan penggunaan bahasa yang kurang santun, hal ini biasanya

dipengaruhi oleh faktor kedekatan antarindividu yang sudah sangat akrab

sehingga terkadang tanpa disadari seseorang telah melanggar prinsip

kesantunan. Contoh penggunaan bahasa yang tidak santun yang terjadi di

lingkungan sekolah:

Konteks : Saat pembelajaran di kelas, seorang guru memberikan

tugas kepada siswanya untuk membuat cerpen berdasarkan

pengalaman hidup yang pernah dialami.

Guru : “Anak-anak, setelah pembelajaran ini bapak minta kepada

kalian untuk membuat cerpen berdasarkan pengalaman

hidup yang pernah kalian alami. Minimal tiga halaman.”

Siswa : “Yah, capek pak tugas terus!”

Percakapan di atas tidak menunjukkan penggunaan bahasa yang

santun terhadap guru. Hal itu terlihat dari jawaban siswa yang membantah

perintah guru. Padahal sudah seharusnya seorang siswa menghargai

gurunya, bukan malah membantah perintah dari guru. Jadi, dapat dikatakan

bahwa tuturan siswa di atas telah melanggar prinsip kesantunan berbahasa.

Kesantunan berbahasa menjadi hal yang penting untuk diajarkan

kepada setiap orang melalui pembiasaan menggunakan bahasa yang baik

dan santun. Pengajaran kesantunan berbahasa perlu diberikan sejak usia

anak-anak karena dapat memberikan pengaruh terhadap kepribadiannya.

Salah satu kegiatan pengajaran bahasa dapat dilakukan di sekolah. Oleh

sebab itu, kiranya akan menjadi penting untuk para guru terutama guru

bahasa untuk mengajarkan bahasa yang baik dan benar. Lebih ditekankan

lagi pada bahasa yang baik dalam artian menggunakan bahasa yang santun

kepada siswa agar nantinya siswa memiliki perilaku yang santun dalam

kehidupan sehari-hari akibat dari pembiasaan penggunaan bahasa yang baik.

Page 15: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

3

Selain memberikan pengajaran bahasa yang baik dan santun, guru

bahasa juga harus mampu memberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari

khususnya di lingkungan sekolah, misalnya saat berkomunikasi dengan

sesama guru, dengan kepala sekolah, atau dengan siswa secara langsung

sehingga dengan begitu siswa dapat secara langsung memperoleh contoh

yang nyata dalam kehidupannya. Berikut ini akan dipaparkan beberapa

contoh kegiatan kesantunan berbahasa antara guru dengan siswa, siswa

dengan siswa, dan guru dengan sesama guru.

Contoh kesantunan berbahasa antara guru dengan siswa:

Konteks : Tuturan terjadi di dalam kelas saat pelajaran bahasa

Indonesia. Seorang guru meminta salah satu siswa untuk

membaca puisi di depan kelas.

Guru : “Ambar, coba kamu bacakan puisi yang sudah kamu buat

di hadapan teman-temanmu.”

Siswa : “Baik bu.” (maju dan membacakan puisinya)

Guru : “Beri tepuk tangan untuk Ambar. Bagus sekali puisimu.

Cara membacanya juga sudah cukup baik, pelafalan dan

penghayatannya oke.”

Pada percakapan di atas terlihat bahwa guru dan siswa saling

memperhatikan penggunaan prinsip kesantunan berbahasa. Ketika guru

menunjuk seorang siswa untuk membacakan puisinya di depan teman-

temannya, siswa tersebut langsung mematuhi perintah guru, dan setelah

siswa tersebut selesai membacakan puisinya, guru juga memberikan

tanggapan positif kepada siswanya dengan cara memberikan pujian karena

siswa tersebut telah membacakan puisi dengan baik. Tuturan antara guru

dengan siswa tersebut dapat dikatakan santun karena di dalam tuturan itu

penutur dan mitra tutur saling membina kecocokan serta saling menghargai

satu sama lain.

Contoh kesantunan berbahasa antara siswa dengan siswa:

Konteks : Pada saat akan mengerjakan soal ulangan harian, siswa A

baru menyadari jika dirinya tidak membawa alat tulis

Page 16: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

4

sehingga ia mencoba untuk meminjam kepada teman yang

duduk disebelahnya.

Siswa A : “Kamu bawa pulpen berapa?”

Siswa B : “Aku bawa pulpen dua.”

Siswa A : “Apa aku boleh pinjam satu?”

Siswa B : “Iya boleh.”

Percakapan di atas dikatakan memenuhi prinsip kesantunan

berbahasa karena penutur tidak bersikap memaksa dan menghindari

perkataan yang kurang menyenangkan kepada mitra tuturnya ketika hendak

meminjam pulpen.

Contoh kesantunan berbahasa antara guru dengan guru:

Konteks : Di sekolah akan diadakan rapat, namun Guru X tidak bisa

ikut karena anaknya dirawat di rumah sakit.

Guru X : “Pak, maaf saya hari ini tidak bisa ikut rapat di sekolah

karena anak saya sedang dirawat di rumah sakit dan tidak

ada yang menjaga.”

Guru Y : “Iya bu tidak apa-apa. Saya doakan semoga anak ibu cepat

sembuh ya. Nanti hasil rapatnya akan saya beritahu.”

Percakapan di atas dapat dikatakan memenuhi prinsip kesantunan

berbahasa karena Guru Y menunjukkan rasa simpatinya kepada Guru X

yang anaknya sedang dirawat di rumah sakit. Guru Y juga menawarkan akan

memberikan informasi hasil rapat tanpa diminta terlebih dahulu oleh Guru

X, itu menandakan bahwa penutur berusaha memberikan keuntungan kepada

mitra tuturnya.

Itulah beberapa contoh kesantunan berbahasa di lingkungan sekolah.

Kesantunan berbahasa, selain digunakan dalam ragam bahasa lisan, juga

dapat digunakan dalam ragam bahasa tulis seperti halnya dalam karya sastra.

Dalam ragam bahasa tulis, kesantunan berbahasa juga memiliki kedudukan

yang sangat penting sebab, setiap tulisan yang dihasilkan oleh penulis akan

mencerminkan bagaimana pribadi dari seorang penulisnya. Pembaca akan

dapat menilai bagaimana penggunaan bahasa yang ditampilkan melalui

Page 17: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

5

dialog setiap tokohnya, pembaca juga dapat menilai esensi dari karya sastra

yang dibacanya. Selain itu, tulisan yang santun juga akan memberikan kesan

yang baik bagi para pembaca.

Kegiatan berbahasa dalam ragam bahasa tulis seperti halnya dalam

novel dan cerpen dapat ditemukan melalui dialog percakapan antartokoh.

Kegiatan berkomunikasi antartokoh dalam cerita akan tergambar layaknya

sebuah kehidupan sosial yang sering dialami secara langsung oleh manusia,

hal ini dapat terjadi karena sesungguhnya karya sastra tidak pernah lepas

dari kehidupan sosial masyarakat yang ada. Melalui dialog antartokoh yang

tergambar dalam cerita akan terlihat bagaimana penggunaan bahasa oleh

setiap tokohnya, apakah dapat dikatakan santun atau tidak. Oleh sebab itu,

kajian mengenai kesantunan berbahasa juga dapat diteliti dalam ragam

bahasa tulis seperti karya sastra.

Salah satu karya sastra yang dapat menjadi bahan pengajaran

mengenai kesantunan berbahasa, yaitu buku kumpulan cerpen yang berjudul

Ketika Mas Gagah Pergi dan Kembali karya Helvy Tiana Rosa. Pengajaran

mengenai kesantunan berbahasa tersebut dapat disampaikan melalui

pelajaran bahasa Indonesia SMP kelas IX semester satu, yaitu mengenai

materi menulis cerpen. Tujuan pembelajaran pada materi tersebut, siswa

diharapkan mampu menulis cerpen berdasarkan peristiwa yang pernah

dialami dengan memperhatikan pemilihan kata yang santun dan diksi yang

tepat.

Keterkaitan antara pemilihan buku kumpulan cerpen Ketika Mas

Gagah Pergi dan Kembali karya Helvy Tiana Rosa dengan materi menulis

cerpen adalah dalam kegiatan pembelajaran, guru dapat menggunakan buku

kumpulan cerpen Ketika Mas Gagah Pergi dan Kembali sebagai contoh

cerpen yang memperhatikan penggunaan bahasa yang santun. Jadi, ketika

siswa diberi tugas untuk menulis cerpen dengan memperhatikan penggunaan

bahasa yang santun dan diksi yang tepat, siswa sudah memiliki gambaran

untuk menulis cerpen sesuai dengan ketentuan yang guru sampaikan

Page 18: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

6

sehingga hal itu dapat membantu siswa dalam mencapai tujuan

pembelajaran yang diharapkan.

Pemilihan kumpulan cerpen Ketika Mas Gagah Pergi dan Kembali

dalam penelitian ini didasarkan atas pertimbangan bahwa kumpulan cerpen

tersebut merupakan salah satu karya Helvy Tiana Rosa yang sangat populer

hingga pernah diadaptasi menjadi sebuah film pada awal tahun 2016.

Kumpulan cerpen Ketika Mas Gagah Pergi dan Kembali sangat laris dibaca

oleh para remaja karena kumpulan cerpen tersebut mengandung cerita yang

menarik dan sangat menggambarkan peristiwa kehidupan sehari-hari dengan

gaya penceritaan yang sederhana sehingga dapat dengan mudah dipahami

oleh para pembaca. Pesan yang ingin disampaikan dalam kumpulan cerpen

Ketika Mas Gagah Pergi dan Kembali juga sangat baik dan dapat

memberikan motivasi kepada para pembaca terutama yang masih berusia

remaja untuk senantiasa berperilaku positif.

Helvy Tiana Rosa merupakan salah satu figur penting dalam

kebangkitan sastra Islam kontemporer di Indonesia tiga dekade terakhir

(2007). “Helvy menjadi satu dari 15 orang Indonesia yang masuk dalam

buku 500 The Most Influential Muslims in The World (500 Tokoh Muslim

Paling Berpengaruh di Dunia) hasil riset Royal Islamic Studies Centre,

Jordan bekerjasama dengan Georgetown University, dieditori John L.

Esposito dan Ibrahim Kalili, 2009”.1 Dari latar belakang kehidupan Helvy

tersebut maka tidak heran jika karya-karya yang dihasilkannya banyak

menggambarkan tentang semangat religiusitas yang dapat memberikan

pengaruh positif khususnya bagi kehidupan para remaja.

Sekilas contoh kesantunan berbahasa yang terdapat dalam cerpen

Ketika Mas Gagah Pergi:2

Konteks : Gita baru saja naik ke dalam bus dan melihat Mas Kotak-

kotak duduk di tempat paling depan. Gita mencoba mencari

1 Helvy Tiana Rosa, Ketika Mas Gagah Pergi dan Kembali, (Depok: AsmaNadia Publishing

House, 2011), h. 244. 2Ibid., h. 50.

Page 19: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

7

tempat duduk yang masih kosong, namun ternyata penuh

semua.

Si Mas : “Silakan, Dik!” suara Si Kotak-kotak!

Gita : “Makasih Mas Abdullah.” Ups, aku kelepasan! Sok akrab

banget. Sepintas kulihat dia mengerutkan kening.

Percakapan di atas dapat dikatakan memenuhi prinsip kesantunan

berbahasa karena tokoh Si Mas Kotak-kotak telah mengurangi keuntungan

dirinya dan menambah pengorbanan dirinya dengan cara menawarkan Gita

untuk duduk di bangkunya karena tahu situasi saat itu sudah tidak ada lagi

tempat duduk yang kosong di bus yang dia tumpangi.

“Cerpen Ketika Mas Gagah Pergi dan Kembali ternyata banyak

menerima respons dari para pembacanya. Sebagian di antara pembaca

mengaku termotivasi untuk memakai kerudung atau jilbab setelah membaca

buku fiksi tersebut. Mereka terpengaruh oleh perilaku tokoh dalam cerita

fiksi”.3 Atas dasar alasan yang telah dijelaskan di atas, maka penulis tertarik

untuk memilih kumpulan cerpen Ketika Mas Gagah Pergi dan Kembali

sebagai bahan analisis kesantunan berbahasa karena melihat dari isi cerita

yang menarik dan dapat memberikan kesan positif bagi para pembacanya.

Dengan adanya pengajaran mengenai kesantunan berbahasa melalui

karya sastra berupa cerpen ini, diharapkan siswa dapat mempelajari nilai-

nilai kehidupan dalam cerpen khususnya mengenai penggunaan kesantunan

berbahasa yang sangat penting untuk diaplikasikan dalam berkomunikasi di

masyarakat. Atas dasar latar belakang itulah maka penulis tertarik untuk

memilih judul “Kesantunan Berbahasa dalam Kumpulan Cerpen Ketika

Mas Gagah Pergi dan Kembali Karya Helvy Tiana Rosa dan Implikasinya

terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP”.

3 Rosida Erowati dan Ahmad Bahtiar, Sejarah Sastra Indonesia, (Jakarta: Universitas Islam

Negri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011), h. 107.

Page 20: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

8

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,

dapat ditemukan adanya identifikasi masalah dalam penelitian ini, yaitu:

1. Pentingnya menggunakan bahasa yang santun dalam berkomunikasi

sebagai wujud cerminan kepribadian seseorang.

2. Kurangnya kesadaran siswa mengenai pentingnya penggunaan bahasa

yang santun dalam berkomunikasi guna mencegah terjadinya dampak

negatif yang ditimbulkan dari penggunaan bahasa yang tidak santun.

3. Pentingnya seorang guru memberikan teladan atau contoh nyata kepada

siswa khususnya dalam lingkungan sekolah untuk menggunakan bahasa

yang santun saat berkomunikasi dengan siswa atau pun dengan sesama

guru.

4. Kesantunan berbahasa tidak hanya ditemukan dalam ragam bahasa lisan,

akan tetapi juga dalam ragam bahasa tulis, seperti halnya karya sastra.

C. Batasan Masalah

Penelitian ini hanya dibatasi pada pembahasan mengenai kesantunan

berbahasa menurut teori Leech yang akan diterapkan untuk menganalisis

kumpulan cerpen Ketika Mas Gagah Pergi dan Kembali karya Helvy Tiana

Rosa. Dari 15 cerpen yang terdapat dalam buku, peneliti hanya akan

menganalisis tiga cerpen saja yang dianggap paling menarik dari segi tema

cerita yang sama, cerpen tersebut di antaranya, yaitu Ketika Mas Gagah

Pergi, Rapsodi September, dan Selagi Ada Kesempatan. Ketiga cerpen yang

dipilih tersebut menceritakan tentang seseorang yang mendapatkan hidayah

untuk mengenakan jilbab secara konsisten dan memiliki kesadaran untuk

lebih mendekatkan diri kepada Tuhan. Pemilihan tema tersebut didasarkan

atas pertimbangan banyaknya respons dari para pembaca yang mengaku

termotivasi untuk mengenakan jilbab karena terpengaruh oleh perilaku tokoh

dalam cerita. Selain menganalisis kesantunan berbahasa, penelitian ini juga

akan menjelaskan bagaimana implikasi kesantunan berbahasa terhadap

pembelajaran bahasa Indonesia di SMP.

Page 21: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

9

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah disebutkan di atas maka

permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana kesantunan berbahasa dalam cerpen Ketika Mas Gagah

Pergi, Rapsodi September, dan Selagi Ada Kesempatan karya Helvy

Tiana Rosa?

2. Bagaimana implikasi kesantunan berbahasa dalam cerpen Ketika Mas

Gagah Pergi, Rapsodi September, dan Selagi Ada Kesempatan karya

Helvy Tiana Rosa terhadap pembelajaran bahasa Indonesia di SMP?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini, yaitu:

1. Untuk mendeskripsikan kesantunan berbahasa dalam cerpen Ketika Mas

Gagah Pergi, Rapsodi September, dan Selagi Ada Kesempatan karya

Helvy Tiana Rosa.

2. Untuk mendeskripsikan implikasi kesantunan berbahasa dalam cerpen

Ketika Mas Gagah Pergi, Rapsodi September, dan Selagi Ada

Kesempatan karya Helvy Tiana Rosa terhadap pembelajaran bahasa

Indonesia di SMP.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

a) Penelitian ini diharapkan mampu memberikan wawasan serta

menambah ilmu pengetahuan khusunya mengenai kesantunan

berbahasa Indonesia di dalam karya sastra berupa cerpen.

b) Penelitian ini dapat menjadi sumber referensi untuk kegiatan

penelitian selanjutnya mengenai materi kesantunan berbahasa dalam

karya sastra.

Page 22: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

10

2. Manfaat Praktis

a) Bagi Guru, penelitian ini dapat menjadi pertimbangan bahan ajar

dalam mengajarkan bahasa yang santun melalui pembelajaran bahasa

Indonesia di sekolah khususnya melalui kegiatan membaca buku

kumpulan cerpen.

b) Bagi Siswa, penelitian ini mampu menjadi bahan pembelajaran untuk

berperilaku serta berkata yang santun dalam kehidupan sehari-hari.

c) Bagi Pembaca, penelitian ini dapat memberikan pemahaman serta

kesadaran mengenai pentingnya kesantunan dalam berbahasa.

Page 23: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

11

BAB II

KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN RELEVAN

A. Kajian Teori

1. Pragmatik

Teori mengenai kesantunan berbahasa terdapat dalam kajian ilmu

pragmatik. Untuk dapat menjelaskan lebih dalam mengenai teori

kesantunan berbahasa alangkah baiknya terlebih dahulu akan dipaparkan

mengenai pengertian pragmatik.

“Pragmatik sebagai salah satu cabang linguistik mulai

berkumandang dalam percaturan linguistik Amerika sejak tahun 1970-

an. Pada tahun-tahun sebelumnya, khususnya tahun 1930-an, linguistik

dianggap hanya mencakup fonetik, morfologi, dan fonemik”.1 Jadi, dapat

dikatakan bahwa pragmatik merupakan ilmu baru dalam bidang

linguistik setelah fonetik, morofologi, dan fonemik.

Istilah pragmatik dikenal sejak masa hidupnya seorang filsuf

terkenal bernama Charles Morris. Ia mempelajari berbagai ilmu tanda

dan ilmu lambang dengan mendasarkan pemikirannya pada para filsuf

terdahulu, seperti Charles Sanders Pierce dan John Locke. Ilmu tanda

dan ilmu lambang yang dipelajari itu disebut dengan ilmu semiotika

(semiotics). Dengan mendasarkan pemikirannya pada gagasan para

filsuf, Charles Morris membagi ilmu tanda dan ilmu lambang ke dalam

tiga cabang ilmu, yakni: (1) sintaktika (syntactics) studi relasi formal

tanda-tanda, (2) semantika (semantics) studi relasi tanda-tanda dengan

relasi dengan objeknya, (3) pragmatika (pragmatiks) studi relasi antara

tanda-tanda dengan penafsirnya. Berawal dari gagasan para filsuf

tersebut akhirnya ilmu pragmatik dapat dikatakan lahir menjadi ilmu

baru dalam bidang linguistik.2

1 Kunjana Rahardi, Pragmatik Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia, (Jakarta: Penerbit

Erlangga, 2006), h. 45. 2 Ibid., h. 47.

Page 24: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

12

“Kata pragmatik berasal dari bahasa Inggris pragmatics dan dari

bahasa Yunani pragmatikos. Pragma memiliki arti persoalan yang ada di

tangan, tindakan, dengan analogi pada linguistik. Suatu cabang linguistik

yang asalnya mengamati permasalahan bagaimana pendengar

mengungkap maksud-maksudnya para penutur”.3

Definisi pragmatik telah banyak disampaikan oleh para pakar

linguistik yang menggeluti pragmatik. Levinson, dalam buku Rahardi

mendefinisikan pragmatik sebagai berikut, “Pragmatics is the study of

those relation between language and context that are grammaticalized,

or encoded in the structure of a language”. 4

Levinson mendefinisikan

pragmatik sebagai studi bahasa yang mempelajari tentang hubungan

antara bahasa dengan konteks yang telah terkodifikasi sehingga tidak

dapat dilepaskan dari struktur bahasanya.

Pendapat lain disampaikan oleh Jacob L. Mey yang mendefinisikan

pragmatik, “Pragmatics is the study of the conditions of human

language uses as these are determined by the context of society”.5

Menurut Mey, pragmatik adalah ilmu bahasa yang mempelajari kondisi

penggunaan bahasa manusia yang sangat ditentukan oleh konteks situasi

dalam masyarakat.

Parker mendefinisikan pragmatik sebagai “Pragmatics is the study

of how language is affected by the context in which it occurs, for

example, the relationship between the speakers in a conversation or the

immediately preceding utterances in a text. Pragmatics is distinct from

grammar, which is the study of the internal structure of language.”6 Dari

definisi yang disampaikan oleh Parker tersebut, dapat diartikan bahwa

pragmatik adalah ilmu yang mempelajari bagaimana bahasa dipengaruhi

oleh konteks situasi yang sedang berlangsung, misalnya pada hubungan

3 Hindun, Pragmatik untuk Perguruan Tinggi, (Depok: Nufa Citra Mandiri, 2012), h. 2.

4 Kunjana Rahardi, Sosiopragmatik, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2009), h. 20.

5 Ibid., h. 21.

6 Frank Parker dan Kathryn Riley, Linguistics for Non-Linguistists a Primer with Exercises,

(USA: Pearson Education, 2010), h. 4.

Page 25: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

13

antara penutur dalam sebuah percakapan. Pragmatik berbeda dari tata

bahasa lainnya yang mempelajari tentang struktur internal bahasa,

seperti semantik, sintaksis, morfologi, dan fonologi. Penjelasan yang

disampaikan oleh Parker dapat diartikan bahwa pragmatik berbeda dari

ilmu tata bahasa lainnya. Perbedaan itu terlihat bahwa dalam ilmu tata

bahasa lain sebuah tuturan tidak perlu dikaitkan dengan konteks situasi

pertuturan, sedangkan dalam pragmatik mutlak dikaitkan dengan konteks

situasi yang melatarbelakangi setiap pertuturan. Ilmu tata bahasa seperti

semantik, sintaksis, morfologi, dan fonologi mempelajari struktur bahasa

secara internal, sedangkan pragmatik mempelajari struktur bahasa secara

eksternal.

Pengertian pragmatik juga disampaikan oleh Verhaar. Verhaar

mendefinisikan “pragmatik sebagai cabang ilmu linguistik yang

membahas tentang apa yang termasuk stuktur bahasa sebagai alat

komunikasi antara penutur dan pendengar dan sebagai pengacuan tanda-

tanda bahasa pada hal-hal “ekstralingual” yang dibicarakan”.7 Hal-hal

ekstralingual yang dimaksud adalah mengenai konteks situasi pertuturan

yang meliputi, siapa pembicara, siapa yang menjadi mitra tutur, dimana

terjadi pembicaraan, kapan pembicaraan berlangsung, tentang apa, dan

dalam situasi resmi atau tidak resmi.

Melalui beberapa pendapat para ahli yang telah dipaparkan di atas

maka dapat penulis simpulkan mengenai pengertian pragmatik.

Pragmatik adalah cabang ilmu linguistik yang mempelajari struktur

bahasa secara eksternal dengan menghubungkan antara bahasa dengan

konteks pemahaman bahasa dalam situasi tertentu untuk dapat

memahami ujaran yang disampaikan oleh orang lain (mitra tutur).

7 J.W.M. Verhaar, Asas-asas Linguistik Umum, (Yogyakarta: Gadjah Mada University

Press, 2012), h. 14.

Page 26: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

14

2. Konteks

Pada penjelasan mengenai pengertian pragmatik, sudah dikatakan

bahwa pragmatik merupakan kajian ilmu linguistik yang terikat dengan

konteks. Konteks sangat penting dalam kajian pragmatik, bahkan

keduanya saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Untuk dapat

memahami makna tuturan dalam kajian pragmatik, seseorang perlu

mengaitkan tuturan dengan konteks yang melatarbelakangi tuturan

tersebut. Berikut ini akan dijelaskan mengenai pengertian konteks

menurut para ahli.

“Konteks, yaitu unsur di luar bahasa yang dikaji dalam

pragmatik”.8 Halliday mendefinisikan konteks sebagai teks yang

menyertai teks itu sendiri (ada teks dan ada teks lain yang

menyertainya). Hal yang menyertai teks itu tidak hanya meliputi yang

dilisankan dan ditulis, melainkan termasuk pula kejadian-kejadian yang

nirkata (non-verbal) lainnya yang berada pada keseluruhan lingkungan

teks itu.9 Hal ini berarti, makna yang terkandung di dalam teks selalu

disertai dengan konteks yang berupa kejadian-kejadian atau peristiwa

yang melingkupi teks itu.

Menurut Purwo, “yang dimaksud dengan konteks adalah hal ihwal

siapa yang mengatakan kepada siapa, tempat dan waktu diujarkannya

suatu kalimat, anggapan-anggapan mengenai yang terlibat di dalam

tindakan mengutarakan kalimat itu”.10

Konteks atau situasi tutur dalam kajian pragmatik dapat mencakup

beberapa aspek, antara lain sebagai berikut:11

a. Penyapa dan Pesapa

8 Kushartanti, dkk., Pesona Bahasa Langkah Awal Memahami Linguistik, (Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama, 2009), h. 104. 9 M.A.K. Halliday dan Ruqaiya Hasan, Bahasa, Konteks, dan Teks: Aspek-aspek Bahasa

dalam Pandangan Semiotik Sosial, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1992), h. 6. 10

Bambang Kuswanti Purwo, Pragmatik dan Pengajaran Bahasa Menyibak Kurikulum

1984, (Yogyakarta: Kanisius, 1990), h. 14. 11

Geoffrey Leech, Prinsip-prinsip Pragmatik, Terj. dari Principles of Pragmatics oleh

M.D.D. Oka, (Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia, 2011), h. 19-20.

Page 27: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

15

Di dalam kegiatan bertutur selalu ada penyapa (penutur)

dan pesapa (mitra tutur). Istilah penutur dan mitra tutur dalam

kajian pragmatik tidak semata-mata hanya terdapat dalam

bahasa ragam lisan, akan tetapi juga dalam ragam tulis.

b. Konteks sebuah tuturan

Konteks dapat diartikan sebagai aspek-aspek yang

bersangkutan dengan lingkungan fisik dan sosial sebuah

tuturan. Konteks juga dapat diartikan sebagai semua latar

belakang pengetahuan yang sama-sama dimiliki oleh peserta

pertuturan yang mendukung interpretasi mitra tutur atas apa

yang dimaksudkan oleh penutur di dalam proses bertutur.

c. Tujuan sebuah tuturan

Tujuan tuturan sangat berkaitan dengan bentuk tuturan

seseorang. Dapat dikatakan demikian karena sesungguhnya

setiap tuturan itu dilatarbelakangi oleh maksud atau tujuan

yang jelas.

d. Tuturan sebagai bentuk tindakan atau kegiatan: tindak ujar

Tata bahasa, seperti kalimat dan proposisi mempelajari

sesuatu yang bersifat abstrak, sedangkan pragmatik mengkaji

sesuatu yang berkenaan dengan tindakan atau performansi

verbal yang terjadi dalam situasi dan waktu tertentu. Dengan

demikian, pragmatik menangani bahasa pada tingkatan yang

lebih konkret daripada tata bahasa.

e. Tuturan sebagai produk tindak verbal

Selain sebagai tindak ujar atau tindak verbal, dalam

pragmatik kata tuturan dapat digunakan dalam arti yang lain,

yaitu sebagai produk tindak verbal. Misalnya, “dapatkah Anda

tenang” diucapkan dengan intonasi naik yang sopan. Rangkaian

kata tersebut dapat disebut dengan istilah kalimat, pertanyaan,

permintaan, atau tuturan. Istilah kalimat, pertanyaan,

permintaan mengacu pada wujud gramatikal sistem bahasa,

Page 28: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

16

sedangkan tuturan mengacu pada wujud gramatikal

sebagaimana digunakan dalam situasi-situasi tertentu.

Berdasarkan pendapat dari berbagai para ahli di atas, dapat penulis

simpulkan bahwa yang dimaksud dengan konteks adalah latar belakang

situasi terjadinya pertuturan yang sama-sama dimiliki oleh penutur dan

mitra tutur untuk membantu memahami maksud sebuah tuturan. Situasi

peristiwa tutur itu terdiri dari beberapa aspek, yaitu penutur dan mitra

tutur, konteks tuturan, tujuan tuturan, tuturan sebagai bentuk tindakan

atau aktivitas, dan tuturan sebagai produk tindak verbal.

3. Kesantunan Berbahasa

a) Hakikat Kesantunan Berbahasa

Sebuah interaksi sosial akan terjalin dengan baik jika ada

syarat-syarat tertentu terpenuhi, salah satunya adalah kesadaran akan

bentuk sopan santun. “Salah satu penanda sopan-santun adalah

penggunaan bentuk pronomina tertentu dalam percakapan. Dalam

bahasa Indonesia dapat dijumpai kata Anda dan beliau untuk

menghormati orang yang sedang diajak bicara”.12

Hal itu berarti,

sopan santun dalam berbahasa dapat diwujudkan dengan adanya

sikap kesadaran seseorang untuk menghargai mitra tuturnya dengan

memperhatikan penggunaan kata ganti yang sesuai. Faktor siapa

yang menjadi mitra tutur menjadi hal yang sangat penting untuk

diperhatikan.

Menurut Grundy dalam buku Diemroh Ihsan, “Politeness

atau kesopanan menggambarkan hubungan antara bagaimana cara

pembicara mengatakan sesuatu dan penilaian pendengar atau lawan

bicaranya dikaitkan dengan cara bagaimana seyogyanya ungkapan

12

Kushartanti, dkk., Pesona Bahasa Langkah Awal Memahami Linguistik, (Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama, 2009), h. 105.

Page 29: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

17

itu disampaikan”.13

Jadi, kesantunan berbahasa setiap orang dapat

dinilai dari cara bagaimana sebuah ungkapan itu disampaikan.

Menurut Holmes, “untuk dapat berbahasa dengan sopan,

pembicara harus mempertimbangkan beberapa faktor sosial, seperti

siapa yang berbicara dan siapa yang diajak berbicara, faktor lokasi

atau tempat dan waktu saat terjadinya komunikasi, topik

pembicaraan, dan faktor fungsi bahasa untuk apa percakapan

tersebut”.14

George Yule mendefinisikan kesantunan sebagai berikut,

“Politeness, in an interaction, can then be defined as the means

employed to show awareness of another person’s face. In this sense,

politeness can be accomplished in situations of social distance or

closeness”.15

Kesantunan dalam sebuah interaksi, dapat didefinisikan

sebagai cara yang digunakan untuk menunjukkan kesadaran tentang

wajah orang lain. Dalam pengertian ini, kesantunan dapat dicapai

dalam situasi kejauhan atau kedekatan jarak sosial.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata kesantunan

berasal dari kata dasar santun yang artinya “(1) halus dan baik (budi

bahasanya, tingkah lakunya); sabar dan tenang; sopan; (2) penuh rasa

belas kasihan; suka menolong dan kata kesantunan itu sendiri

memiliki arti perihal santun”.16

Sedangkan kata berbahasa memiliki

arti “(1) menggunakan bahasa; (2) sopan santun; tahu adat”.17

Jadi,

dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan kesantunan

berbahasa adalah aktivitas seseorang dalam menggunakan bahasa

secara halus dan baik dengan memperhatikan perilaku sopan santun

kepada orang lain.

13

Diemroh Ihsan, Pragmatik, Analisis Wacana, dan Guru Bahasa, (Palembang: Universitas

Sriwijaya, 2011), h. 115. 14

Ibid., h. 116. 15

George Yule, Pragmatics, (Oxford: Oxford University Press, 1996), h. 60. 16

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia: Edisi Keempat,

(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2012), h. 1224-1225. 17

Ibid., h. 117.

Page 30: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

18

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan terkait kesantunan

berbahasa. Hal-hal tersebut adalah: 18

1) Apa yang sebaiknya dikatakan pada waktu dan keadaan

tertentu.

2) Ragam bahasa apa yang sewajarnya dipakai dalam situasi

tertentu.

3) Kapan dan bagaimana giliran berbicara atau menyela

pembicaraan diterapkan.

4) Bagaimana mengatur kenyaringan suara ketika berbicara.

5) Bagaimana sikap dan gerak-gerik ketika berbicara.

6) Kapan harus diam dan mengakhiri pembicaraan.

Dari berbagai definisi yang telah disampaikan di atas, dapat

disimpulkan bahwa kesantunan berbahasa dapat ditunjukkan oleh

sikap menghargai lawan bicara dengan memperhatikan cara

menyampaikan sebuah tuturan dan dengan mempertimbangkan

faktor-faktor sosial yang menyertai situasi tutur sehingga tuturan

tidak akan menyakiti perasaan lawan tuturnya.

b) Kesantunan Berbahasa menurut Teori Leech

Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan teori Leech

sebagai bahan acuan analisis. Pemilihan teori Leech didasarkan atas

pertimbangan bahwa teori ini merupakan teori kesantunan yang

paling lengkap dan paling komprehensif dibandingkan teori

kesantunan yang lain.

Leech membagi teori kesantunan menjadi enam maksim.

“Maksim adalah prinsip yang harus ditaati oleh peserta pertuturan

dalam berinteraksi, baik secara tekstual maupun interpersonal dalam

18

Hindun, Pragmatik untuk Perguruan Tinggi, (Depok: Nufa Citra Mandiri, 2012), h. 71.

Page 31: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

19

upaya melancarkan jalannya proses komunikasi”.19

Maksim-maksim

PS (Prinsip Sopan Santun) cenderung berpasangan sebagai berikut:20

(I) MAKSIM KEARIFAN (Tact Maxim) (dalam ilokusi-

ilokusi impositif dan komisif)

(a) Buatlah kerugian orang lain sekecil mungkin (b)

buatlah keuntungan orang lain sebesar mungkin

(II) MAKSIM KEDERMAWANAN (Generosity Maxim)

(ilokusi-ilokusi impositif dan komisif)

(a) Buatlah keuntungan diri sendiri sekecil mungkin (b)

buatlah kerugian diri sendiri sebesar mungkin

(III) MAKSIM PUJIAN (Approbation Maxim) (dalam

ilokusi-ilokusi ekspresif dan asertif)

(a) Kecamlah orang lain sesedikit mungkin (b) pujilah

orang lain sebanyak mungkin

(IV) MAKSIM KERENDAHAN HATI (Modesty

Maxim) (dalam ilokusi-ilokusi ekspresif dan asertif)

(a) Pujilah diri sendiri sesedikit mungkin (b) kecamlah

diri sendiri sebanyak mungkin

(V) MAKSIM KESEPAKATAN (Agreement Maxim)

(dalam ilokusi asertif)

(a) Usahakan agar ketaksepakatan antara diri dan lain

terjadi sesedikit mungkin (b) usahakan agar

kesepakatan antara diri dan lain terjadi sebanyak

mungkin

(VI) MAKSIM SIMPATI (Sympathy Maxim) (dalam

ilokusi asertif)

(a) Kurangilah rasa antipasti antara diri dan lain hingga

sekecil mungkin (b) tingkatkan rasa simpati

sebanyak-banyaknya antara diri dan lain

19

Ibid., h. 53. 20

Geoffrey Leech, Prinsip-prinsip Pragmatik, Terj. dari Principles of Pragmatics oleh

M.D.D. Oka, (Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia, 2011), h. 206.

Page 32: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

20

Berikut ini akan dijabarkan mengenai penjelasan dari ke

enam maksim kesantunan menurut Leech:

1) Maksim Kearifan atau Kebijaksanaan (Tact Maxim)

Maksim kebijaksanaan menuntut agar para peserta tutur

dapat membuat kerugian orang lain sekecil mungkin dan

buatlah keuntungan orang lain sebesar mungkin. Pada

maksim ini yang menjadi pusat adalah orang lain atau mitra

tutur. Para peserta tutur hendaknya selalu memaksimalkan

keuntungan pihak lain dalam kegiatan bertutur dan

mengurangi keuntungan bagi diri sendiri.

Maksim kebijaksanaan diungkapkan dengan tuturan

impositif atau direktif dan komisif. Tindak ilokusi direktif

atau impositif dimaksudkan untuk menimbulkan efek melalui

tindakan sang penyimak, misalnya memesan, memerintahkan,

memohon, meminta, menyarankan, menganjurkan, dan

menasehatkan. Tuturan komisif melibatkan pembicara pada

beberapa tindakan yang akan datang, misalnya menjanjikan,

bersumpah, menawarkan, dan memanjatkan doa.21

Contoh maksim kebijaksanaan dalam pertuturan:22

Ibu : “Ayo, dimakan bakminya! Di dalam masih

banyak kok.”

Rekan ibu : “Wah, segar sekali. Siapa yang memasak

ini tadi, Bu?”

Informasi indeksial:

Dituturkan oleh seorang ibu kepada teman dekatnya

pada saat ia berkunjung ke rumahnya.

Pada contoh di atas, tuturan ibu menunjukkan bahwa

dirinya telah membuat keuntungan kepada mitra tuturnya

dengan mengatakan “Ayo, dimakan bakminya! Di dalam

masih banyak, kok”. Tuturan itu disampaikan oleh ibu kepada

21

FX Nadar, Pragmatik dan Penelitian Pragmatik, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), h. 30. 22

Kunjana Rahardi, Pragmatik Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia, (Jakarta: Penerbit

Erlangga, 2006), h. 61.

Page 33: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

21

rekannya sekalipun sebenarnya di dalam rumah jatah untuk

keluarganya sendiri sudah tidak ada, namun ibu itu berpura-

pura mengatakan bahwa di dalam rumah masih tersedia

dalam jumlah yang banyak. Tuturan itu disampaikan dengan

maksud agar tamu tersebut merasa senang hati menikmati

hidangan yang disajikan itu tanpa ada perasaan tidak enak.

2) Maksim Kedermawanan (Generosity Maxim)

Maksim kedermawanan menuntut agar para peserta

tutur dapat membuat keuntungan diri sendiri sekecil mungkin

dan buatlah kerugian diri sendiri sebesar mungkin. Jika pada

maksim kebijaksanaan yang mejadi pusat adalah orang lain

maka dalam maksim kedermawanan yang menjadi pusat

adalah diri sendiri. Pada maksim ini, penutur diharapkan

dapat menghormati orang lain dengan cara menambah

pengorbanan bagi diri sendiri dan tidak merugikan orang lain.

Maksim kedermawanan biasanya diutarakan dengan

tuturan impositif dan komisif.23

Tuturan impositif, misalnya

memohon, menyarankan, menganjurkan, menasehatkan,

sedangkan tuturan komisif misalnya, menjanjikan, dan

menawarkan.

Contoh maksim kedermawanan dalam pertuturan:24

Anak kos A : “Mari saya cucikan baju kotormu!

pakaianku tidak banyak, kok, yang

kotor.”

Anak kos B : “Tidak usah mbak. Nanti siang saya

akan mencuci juga kok.”

Informasi Indeksial:

Tuturan ini merupakan cuplikan pembicaraan antara

anak kos pada sebuah rumah kos di kota Yogyakarta.

23

Nadar, loc. cit. 24

Rahardi, loc. cit.

Page 34: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

22

Anak yang satu berhubungan demikian erat dengan

anak yang satunya.

Pada contoh di atas, tuturan yang disampaikan oleh A

memperlihatkan bahwa dia berusaha memaksimalkan

keuntungan pihak lain dengan cara menambahkan beban bagi

dirinya sendiri. Hal itu dilakukan dengan cara menawarkan

bantuan untuk mencucikan pakaian kotor lawan tuturnya,

yaitu B.

3) Maksim Pujian atau Penghargaan (Approbation Maxim)

Pada maksim penghargaan, penutur diharapkan dapat

mengecam orang lain sesedikit mungkin dan pujilah orang

lain sebanyak mungkin. Dalam maksim ini dijelaskan bahwa

orang akan dapat dianggap santun apabila dalam bertutur

selalu berusaha memberikan penghargaan kepada pihak lain.

Dengan maksim ini, diharapkan agar para peserta pertuturan

tidak saling mengejek, saling mencaci, atau saling

merendahkan pihak lain.25

Maksim kemurahan diutarakan dalam tuturan ekspresif

dan tuturan asertif. Tuturan ekspresif mempunyai fungsi

untuk mengekspresikan atau mengungkapkan perasaan,

misalnya mengucapkan selamat, mengucapkan terima kasih,

memuji, menyatakan belasungkawa, dan sebagainya. Tuturan

asertif, misalnya menyatakan, mengeluh, menyarankan,

melaporkan, dan lain sebagainya.26

Contoh maksim penghargaan dalam pertuturan:27

Dosen A : “Pak, aku tadi sudah memulai kuliah

perdana untuk kelas Business English.”

Dosen B : “Oya, tadi aku mendengar bahasa

Inggrismu jelas sekali dari sini.”

25

Ibid., h. 63. 26

Nadar, loc. cit. 27

Rahardi, loc. cit.

Page 35: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

23

Informasi Indeksial:

Dituturkan oleh seorang dosen kepada temannya yang

juga seorang dosen dalam ruang kerja dosen pada

sebuah perguruan tinggi.

Tuturan pada contoh di atas dianggap telah memenuhi

maksim penghargaan karena dosen A telah menanggapi

tuturan dosen B dengan sangat baik disertai dengan pujian

atau penghargaan.

4) Maksim Kesederhanaan (Modesty Maxim)

Maksim penghargaan mengharapakan agar penutur

dapat memuji diri sendiri sesedikit mungkin dan kecamlah

diri sendiri sebanyak mungkin. Maksim kesederhanaan

disebut juga maksim kerendahan hati. Maksim kerendahan

hati menuntut setiap peserta pertuturan untuk

memaksimalkan ketidakhormatan pada diri sendiri dan

meminimalkan rasa hormat pada diri sendiri. Maksim ini

diungkapkan dengan tuturan ekspresif dan asertif.28

Tuturan

ekspresif misalnya, mengucapkan selamat, mengucapkan

terima kasih, memuji, menyatakan belasungkawa, dan

sebagainya. Tuturan asertif misalnya, menyatakan, mengeluh,

menyarankan, melaporkan, dan lain sebagainya.

Contoh maksim kesederhanaan dalam pertuturan:29

Sekretaris A: “Dik, nanti rapatnya dibuka dengan doa

dulu, ya! Anda yang memimpin!”

Sekretaris B: “Ya, Mbak. Tapi, saya jelek, lho.”

Informasi Indeksial:

Dituturkan oleh seorang sekretaris kepada sekretaris

lain yang masih junior pada saat mereka bersama-sama

bekerja di ruang kerja mereka.

28

Nadar,loc. cit. 29

Rahardi, op. cit., h. 64.

Page 36: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

24

Pada tuturan di atas, terlihat bahwa tuturan yang

disampaikan oleh sekretaris B menunjukkan bahwa dirinya

telah mengecam diri sendiri dengan berkata “Ya, Mbak. Tapi,

saya jelek, lho”, meskipun sebenarnya sekretaris B sangat

pandai dalam memimpin doa. Sikap rendah hati yang

diakukan oleh sekretaris B bertujuan untuk menghormati

seniornya yang lebih tua.

5) Maksim Permufakatan (Agreement Maxim)

Maksim permufakatan mengusahakan ketaksepakatan

antara diri dan lain terjadi sesedikit mungkin dan usahakan

agar kesepakatan antara diri dan lain terjadi sebanyak

mungkin. Di dalam maksim ini, ditekankan agar para peserta

tutur dapat saling membina kecocokan atau kemufakatan di

dalam kegiatan bertutur.

Maksim ini diwujudkan dengan tuturan ekspresif dan

asertif.30

Tuturan ekspresif misalnya, mengucapkan selamat,

mengucapkan terima kasih, memuji, menyatakan

belasungkawa, dan sebagainya. Tuturan asertif misalnya,

menyatakan, mengeluh, menyarankan, melaporkan, dan lain

sebagainya.

Contoh maksim permufakatan dalam tuturan:31

Guru A : “Ruangannya gelap ya, Bu!”

Guru B : “He..eh! saklarnya mana ya?”

Informasi Indeksial:

Dituturkan oleh seorang guru kepada rekannya yang

juga seorang guru pada saat mereka berada di ruang

guru.

Pada tuturan di atas, antara Guru A dan Guru B dapat

saling membina kecocokan. Hal itu dibuktikan saat Guru A

30

Nadar, loc. cit. 31

Rahardi, op. cit., h. 65.

Page 37: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

25

mengatakan bahwa ruangannya gelap, Guru B pun juga

merasakan yang sama dan kemudian langsung mencari saklar

untuk menyalakan lampu.

6) Maksim Kesimpatisan (Sympath Maxim)

Maksim kesimpatisan mengharapkan agar peserta tutur

dapat mengurangi rasa antipati antara diri dan lain hingga

sekecil mungkin dan tingkatkan rasa simpati sebanyak-

banyaknya antara diri dan lain. Maksudnya adalah maksim

ini mengharuskan setiap peserta tutur untuk selalu

memaksimalkan rasa simpati dan meminimalkan rasa antipati

kepada mitra tuturnya.

Maksim ini diwujudkan dalam tuturan asertif dan

ekspresif.32

Tuturan asertif misalnya, menyatakan, mengeluh,

menyarankan, melaporkan, dan lain sebagainya. Tuturan

ekspresif misalnya, mengucapkan selamat, mengucapkan

terima kasih, memuji, menyatakan belasungkawa, dan

sebagainya.

Contoh maksim kesimpatisan dalam pertuturan:33

Ani : “Tut, nenekku meninggal.”

Tuti :“innalillahiwainnailaihi rojiun, ikut berduka

cita.”

Informasi Indeksial:

Dituturkan oleh seorang karyawan kepada karyawan

lain yang sudah berhubungan erat pada saat mereka

berada di ruang kerja mereka.

Tuturan di atas, menggambarkan maksim kesimpatisan

karena pada saat penutur (Ani) menginformasikan bahwa

neneknya meninggal, Tuti kemudian langsung menunjukkan

32

Nadar, op. cit., h. 31. 33

Rahardi, op. cit., h. 66.

Page 38: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

26

rasa simpati kepada Ani yang sedang berduka dengan berkata

“innalillahiwainnailaihi rojiun, ikut berduka cita”.

c) Skala Kesantunan Leech

Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala

kesantunan Leech. Pemilihan skala ini disesuaikan dengan teori yang

akan digunakan untuk menganalisis data penelitian, yaitu dengan

mengambil teori Leech.

Skala kesantunan adalah peringkat kesantunan, mulai dari

yang tidak santun sampai dengan yang paling santun. Leech

menyodorkan lima buah skala pengukur kesantunan berbahasa yang

didasarkan pada setiap maksim interpersonalnya. Kelima skala itu

antara lain: 34

1) Skala kerugian dan keuntungan (cost-benefit scale)

Skala kerugian dan keuntungan merujuk pada besar

kecilnya biaya dan keuntungan yang disebabkan oleh sebuah

tindak tutur pada sebuah pertuturan. Semakin tuturan itu

merugikan diri penutur maka tuturan itu dianggap santun,

namun sebaliknya, jika tuturan itu merugikan lawan tutur

maka tuturan itu dianggap tidak santun.

2) Skala pilihan (optionality scale)

Skala pilihan mengacu pada banyak atau sedikitnya

pilihan (option) yang disampaikan penutur kepada mitra tutur

di dalam kegiatan bertutur. Jika dalam sebuah pertuturan,

penutur memberikan banyak pilihan dan keleluasaan kepada

mitra tuturnya maka pertuturan itu dapat dianggap santun.

Namun sebaliknya, jika penutur tidak memberikan pilihan

dan keleluasaan kepada mitra tuturnya dalam kegiatan

bertutur maka tuturan itu dapat dianggap tidak santun.

34

Abdul Chaer, Kesantunan Berbahasa, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 66-69.

Page 39: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

27

3) Skala ketidaklangsungan (indirectness scale)

Skala ketidaklangsungan merujuk kepada peringkat

langsung atau tidak langsungnya maksud sebuah tuturan.

Tuturan dapat dianggap santun apabila penutur mengutarakan

maksud tuturannya secara tidak langsung, namun jika tuturan

itu bersifat langsung maka akan dianggap semakin tidak

santun.

4) Skala keotoritasan (anthority scale)

Skala keotoritasan merujuk pada hubungan status sosial

antara penutur dan mitra tutur yang terlibat dalam suatu

pertuturan. Ada kecenderungan semakin jauh jarak peringkat

sosial antara penutur dan lawan tutur maka tuturan yang

digunakan akan menjadi semakin santun.

5) Skala jarak sosial (social distance)

Skala jarak sosial merujuk pada peringkat hubungan

sosial antara penutur dan mitra tutur yang terlibat di dalam

sebuah pertuturan. Ada kecenderungan semakin dekat jarak

hubungan sosial di antara penutur dan mitra tutur maka akan

menjadi kurang santunlah pertuturan itu. Sebaliknya, semakin

jauh jarak peringkat hubungan sosial di antara penutur dan

mitra tutur maka akan semakin santunlah tuturan yang

digunakan dalam pertuturan itu.

4. Cerpen

a) Sejarah Cerita Pendek Indonesia

Pertumbuhan cerita pendek di Indonesia dimulai pada

pertengahan 1930-1940an. Pada awal pertumbuhannya, cerita pendek

selalu dipengaruhi oleh dongeng dalam masyarakat. Menurut

masyarakat zaman dahulu, menulis cerita pendek merupakan

kegiatan sampingan, cerita pendek hanya berfungsi sebagai teman

duduk atau sebagai pengisi waktu-waktu senggang. Kemudian

Page 40: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

28

setelah itu, pada dekade 1940-an cerita pendek mulai berkembang

lebih maju sehingga cerita pendek dianggap sebagai salah satu genre

sastra yang sudah dapat diperhitungkan.

Perkembangan cerita pendek mulai mengalami kesuburan

pada 1950-an, hal itu dibuktikan dengan banyak bermunculannya

pengarang cerita pendek, seperti A.A. Navis, Ajip Rosidi, N.H. Dini,

dan lain sebagainya. Cerita pendek terus mengalami perkembangan

sampai saat ini, ceritanya pun sudah tidak terpengaruh oleh dongeng-

dongeng melainkan cerita yang berisi tentang kehidupan sehari-hari

yang mencakup berbagai bidang kehidupan. Peminat cerita pendek

pun semakin tinggi, banyak cerita pendek yang diterbitkan melalui

majalah maupun diterbitkan secara khusus berupa buku kumpulan

cerita pendek.35

b) Pengertian Cerpen

Edgar Allan Poe, sastrawan kenamaan dari Amerika,

mengatakan bahwa “cerpen adalah sebuah cerita yang selesai dibaca

dalam sekali duduk, kira-kira berkisar antara setengah sampai dua

jam, suatu hal yang kiranya tidak mungkin dilakukan untuk sebuah

novel”.36

Ajip Rosidi memberikan pengertian cerpen sebagai cerita yang

pendek dan merupakan suatu kebulatan ide. Dalam kesingkatan dan

kebulatannya itu, sebuah cerita pendek adalah lengkap, bulat, dan

singkat. Semua bagian dari sebuah cerpen mesti terikat pada satu

kesatuan jiwa: pendek, padat, dan lengkap.37

Meskipun bentuknya pendek, cerpen memiliki variasi panjang

cerita. Ada cerpen yang pendek (short short story), bahkan mungkin

pendek sekali berkisar 500-an kata; ada cerpen yang panjangnya

35

Antilan Purba, Sastra Indonesia Kontemporer, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), h. 53-54. 36

Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi, (Yogyakarta: Gadjah Mada University

Press, 2013), h. 12. 37

Purba, op. cit., h. 50.

Page 41: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

29

cukupan (middle short story), serta ada cerpen yang panjang (long

short story), yang terdiri dari puluhan (atau bahkan beberapa puluh)

ribu kata.38

Cerpen yang panjang biasanya disebut dengan novelet.

Novelet merupakan karya yang lebih panjang dari cerpen, namun

lebih pendek dari novel atau dapat dikatakan panjang novelet berada

pada pertengahan antara cerpen dan novel. Contoh karya sastra

novelet, yaitu cerpen Ketika Mas Gagah Pergi, yang merupakan

cerpen yang menjadi objek kajian dalam penelitian ini.

Awalnya cerpen Ketika Mas Gagah Pergi ditulis hanya 15

halaman, namun setelah itu pengarang membuat kelanjutan cerita

dari cerpen tersebut dengan mengisahkan kembalinya sosok tokoh

yang mengingatkan pada tokoh utama, yaitu Mas Gagah sehingga

judulnya berubah menjadi Ketika Mas Gagah Pergi dan Kembali

dengan panjang halaman menjadi 64 halaman.

c) Unsur Pembangun Cerpen

Unsur pembangun cerpen meliputi plot, tema, penokohan, latar,

dan kepaduan. Unsur pembangun cerpen yang akan dibahas dalam

hal ini menjadi pembeda antara cerpen dengan karya sastra lainnya.

Berikut ini penjelasan mengenai unsur pembangun cerpen:39

1) Plot

Plot dalam cerpen umumnya tunggal, hanya terdiri atas satu

urutan peristiwa yang diikuti sampai cerita berakhir.

2) Tema

Karena ceritanya yang pendek, cerpen lazimnya hanya

berisi satu tema. Hal itu sangat dipengaruhi oleh plot yang

tunggal dan jumlah penokohan yang terbatas.

38

Burhan, loc.cit. 39

Ibid.

Page 42: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

30

3) Penokohan

Jumlah penokohan dalam cerpen jumlahnya sangat terbatas,

terutama yang berstatus sebagai tokoh utama. Terbatasnya

jumlah tokoh dalam cerpen sangat berkaitan dengan plot yang

hanya terdiri dari satu urutan peristiwa saja.

4) Latar

Cerpen tidak memerlukan detil-detil khusus tentang

keadaan latar, namun hanya memerlukan pelukisan secara garis

besar, asal telah mampu memberikan gambaran dan suasana

terntu yang dimaksudkan.

5) Kepaduan

Cerpen harus memenuhi kriteria kepaduan artinya, segala

sesuatu yang diceritakan bersifat dan berfungsi mendukung tema

utama.

d) Ciri-ciri Khusus Cerpen

Berdasarkan pengertian cerita pendek yang sederhana dan

luas yang dikemukakan di bagian sebelumnya, ciri khusus cerita

pendek dapat dibeberkan sebagai serikut:40

1) Ciri utama cerita pendek adalah singkat, padu, intensif.

2) Unsur-unsur utama cerita pendek adalah adegan, tokoh dan

gerak.

3) Bahasa cerita pendek haruslah tajam, sugestif, dan menarik

perhatian.

4) Cerita pendek harus mengandung interpretasi pengarang

tentang konsepsinya mengenai kehidupan baik secara

langsung maupun tidak langsung.

5) Sebuah cerita pendek harus menimbulkan perasaan pada

pembaca bahwa jalan ceritalah yang pertama-tama menarik

perasaan, kemudian menarik pikiran.

6) Cerita pendek harus menimbulkan satu efek dalam pikiran

pembaca.

7) Cerita pendek mengandung detail-detail dan insiden-insiden

yang dipilih dengan sengaja dan yang bisa menimbulkan

pertanyaan-pertanyaan dalam pikiran pembaca.

40

Purba, op. cit., h. 52.

Page 43: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

31

8) Dalam sebuah cerita pendek sebuah insiden yang terutama

menguasai jalan cerita.

9) Cerita pendek harus mempunyai pelaku utama.

10) Cerita pendek harus mempunyai efek atau kesan yang

menarik.

11) Cerita pendek bergantung pada satu situasi.

12) Cerita pendek memberikan impresi tunggal.

13) Cerita pendek memberikan satu kebulatan efek.

14) Cerita pendek menyajikan satu emosi.

15) Jumlah kata yang terdapat dalam cerita pendek biasanya di

bawah 10.000 kata, tidak boleh lebih dari 10.000 kata (kira-

kira 33 halaman kuarto spasi rangkap).

Penulis Amerika lain, O. Henry, menambahkan “surprise

ending” sebagai ciri lain dari cerpen.41

Maksudnya adalah, bentuk

cerita pendek yang dramatis dan bergerak cepat karena plotnya yang

sederhana akhirnya dapat membuat akhir yang mengejutkan bagi

pembaca.

B. Penelitian Relevan

Ada beberapa penelitian relevan yang penulis temukan terkait

dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini, yaitu mengenai

kesantunan berbahasa dalam kumpulan cerpen Ketika Mas Gagah Pergi dan

Kembali karya Helvy Tiana Rosa, antara lain sebagai berikut:

Pertama, skripsi Syafrida, mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia tahun 2015, berjudul “Kesantunan Berbahasa Menurut

Teori Leech dalam Novel Perahu Kertas Karya Dewi Lestari dan

Implikasinya terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia”. Hasil

dari penelitian tersebut, yaitu bentuk pertuturan yang terjadi pada tokoh

dalam novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari lebih banyak yang mematuhi

prinsip kesantunan berbahasa dibandingkan yang melanggar prinsip

kesantunan berbahasa teori Leech. Persamaan penelitian yang dilakukan

41

Furqonul Aziez dan Abdul Hasyim, Menganalisis Fiksi Sebuah Pengantar, (Bogor:

Penerbit Ghalia Indonesia, 2010), h. 34.

Page 44: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

32

oleh Syafrida dengan penelitian ini adalah sama-sama mengambil

pembahasan tentang kesantunan berbahasa, sedangkan perbedaannya adalah

pada objek kajian penelitian yang diambil. Penelitian Syafrida menggunakan

novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari sebagai objek penelitiannya,

sedangkan penelitian ini memilih objek berupa kumpulan cerpen Ketika Mas

Gagah Pergi dan Kembali karya Helvy Tiana Rosa. Perbedaan lainnya,

yaitu pada implikasi pembelajaran yang digunakan, penelitian Syafrida

diimplikasikan untuk pembelajaran tingkat SMA, sedangkan penelitian ini

diimplikasikan untuk pembelajaran pada tingkat SMP.

Kedua, Jurnal KEMBARA (Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan

Pengajarannya) Volume 1, Nomor 3, April 2016. Dalam jurnal tersebut

terdapat penelitian yang ditulis oleh Sugiarti pada halaman 332-339 yang

berjudul “Kesadaran Ketuhanan Tokoh Utama dalam Kumpulan Cerpen

Ketika Mas Gagah Pergi dan Kembali Karya Helvy Tiana Rosa”, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Malang. Hasil

dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa dalam Kumpulan Cerpen

Ketika Mas Gagah Pergi dan Kembali karya Helvy Tiana Rosa terdapat (1)

pengakuan ketergantungan tokoh pada Allah diungkapkan dalam bentuk

penghayatan dan pengamalan ketentuan Allah dan (2) Pengakuan akan

adanya norma-norma mutlak dari Tuhan bahwa perilaku agama personal

diukur dengan ibadah dan perilaku lainnya yang mendatangkan manfaat

spiritual, ketaatan kepada Allah dengan berpedoman pada Al-Quran.

Persamaan penelitian Sugiarti dengan penelitian ini adalah sama-

sama mengambil objek kajian penelitian berupa kumpulan cerpen Ketika

Mas Gagah Pergi dan Kembali karya Helvy Tiana Rosa, sedangkan

perbedaannya, yaitu terletak pada subjek pembahasan penelitiannya.

Penelitian Sugiarti membahas tentang kesadaran ketuhanan tokoh utama,

sedangkan penelitian ini membahas tentang kesantunan berbahasa yang

digunakan dalam kumpulan cerpen. Perbedaan lainnya terletak pada

pemilihan cerpen yang digunakan dalam analisis, dalam penelitiannya,

Sugiarti mengambil cerpen Ketika Mas Gagah Pergi, Diari Adelia dan

Page 45: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

33

Salsabila, Rapsodi September, dan Diari Saliha, sedangkan penelitian ini

hanya mengambil tiga cerpen saja, yaitu Ketika Mas Gagah Pergi, Rapsodi

September, dan Selagi Ada Kesempatan.

Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Eri Nana, Mahasiswa STKIP

Jombang pada tahun 2013 dengan judul penelitiannya, yaitu “Unsur

Karakter dan Kepribadian Tokoh dalam Kumpulan Cerpen Ketika Mas

Gagah Pergi dan Kembali Karya Helvy Tiana Rosa”. Hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa dalam kumpulan cerpen Ketika Mas Gagah Pergi dan

Kembali Karya Helvy Tiana Rosa terdapat beberapa unsur-unsur karakter,

yakni sikap, emosi, kebiasaan, kepercayaan dan konsep diri, serta

kepribadian tokoh yang terdiri dari id, ego, super ego yang ditunjukkan oleh

tokoh utama dalam kumpulan cerpen Ketika Mas Gagah Pergi dan Kembali

Karya Helvy Tiana Rosa. Persamaan penelitian Nana dengan penelitian ini

terletak pada objek penelitian yang digunakan, yaitu kumpulan cerpen

Ketika Mas Gagah Pergi dan Kembali karya Helvy Tiana Rosa, sedangkan

perbedaannya terletak pada subjek pembahasan kajian penelitiannya.

Penelitian Nana mengambil pembahasan tentang unsur karakter dan

kepribadian tokoh, sedangkan penelitian ini membahas tentang kesantunan

berbahasa yang digunakan dalam kumpulan cerpen Ketika Mas Gagah Pergi

dan Kembali karya Helvy Tiana Rosa.

Page 46: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

34

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan metode

deskriptif. “Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian

misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain secara holistik

dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu

konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode

alamiah”.1

“Metode deskriptif merupakan metode penelitian yang dilakukan

berdasarkan pada fakta atau fenomena yang benar-benar terjadi dalam

masyarakat tutur sehingga penelitian ini akan menghasilkan catatan-catatan

berupa perian bahasa yang dipaparkan seperti apa adanya”.2 “Dalam metode

deskriptif, data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan

bukan angka-angka. Dengan demikian, laporan penelitian akan berisi

kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut”.3

Dengan pemilihan metode deskriptif kualitatif dalam penelitian ini,

peneliti akan mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena kesantunan

berbahasa baik yang mematuhi maupun yang melanggar terhadap maksim-

maksim kesantunan berbahasa pada kumpulan cerpen Ketika Mas Gagah

Pergi dan Kembali karya Helvy Tiana Rosa. Penggambaran fenomena

kesantunan berbahasa yang akan disajikan dalam penelitian ini hanya

dibatasi pada tiga cerpen yang dipilih sebagai bahan analisis, ketiga cerpen

tersebut, yaitu Ketika Mas Gagah Pergi, Rapsodi September, dan Selagi Ada

Kesempatan. Dalam hal ini hasil analisis berupa data deskriptif yang berisi

1 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi), (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2011), h. 6. 2 Sudaryanto, Metode Linguistik: Ke Arah Memahami Metode Linguistik, (Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press, 1992), h. 62. 3 Moleong, op. cit., h. 11.

Page 47: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

35

kutipan-kutipan tentang temuan data yang disajikan dalam bentuk kata-kata

tertulis mengenai masalah pematuhan dan pelanggaran maksim-maksim

kesantunan berbahasa.

B. Data dan Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini meliputi sumber data primer dan

sumber data sekunder. “Data primer adalah data dalam bentuk verbal atau

kata-kata yang diucapkan secara lisan, gerak-gerik atau perilaku yang

dilakukan oleh subjek yang dapat dipercaya, dalam hal ini adalah subjek

penelitian (informan) yang berkenaan dengan variabel yang diteliti”.4

Pendapat lain menyebutkan bahwa, “data primer adalah data yang langsung

diperoleh dari sumber datanya oleh peneliti untuk suatu tujuan khusus,

dengan kata lain, bahwa data primer adalah data asli, dari sumber tangan

pertama”.5

Dalam penelitian ini, yang menjadi sumber data primer adalah buku

kumpulan cerpen Ketika Mas Gagah Pergi dan Kembali karya Helvy Tiana

Rosa. Buku tersebut diterbitkan oleh AsmaNadia Publishing House tahun

2011 dan telah mengalami cetak ulang sebanyak dua kali. Dari 15 cerpen

yang terdapat dalam buku kumpulan cerpen Ketika Mas Gagah Pergi dan

Kembali karya Helvy Tiana Rosa, peneliti hanya akan menganalisis tiga

cerpen saja yang dianggap paling menarik dari segi tema cerita yang sama,

cerpen tersebut di antaranya, yaitu Ketika Mas Gagah Pergi, Rapsodi

September, dan Selagi Ada Kesempatan.

Ketiga cerpen yang dipilih tersebut sama-sama menceritakan tentang

seseorang yang mendapatkan hidayah untuk mengenakan jilbab secara

konsisten dan memiliki kesadaran untuk lebih mendekatkan diri kepada

Tuhan. Pemilihan tema tersebut didasarkan atas pertimbangan banyaknya

respons dari para pembaca yang mengaku termotivasi untuk mengenakan

4 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2010), h. 22. 5 Abdul Halim Hanafi, Metodologi Penelitian Bahasa untuk Penelitian, Tesis, dan

Disertasi, (Jakarta: Diadit Media Press, 2011), h. 128.

Page 48: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

36

jilbab karena terpengaruh oleh perilaku tokoh dalam cerita. Setelah memilih

tiga cerpen tersebut, kemudian peneliti menganalisis mengenai penggunaan

kesantunan berbahasa berdasarkan dialog-dialog yang terdapat di dalam

teks.

“Data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen-dokumen

grafis (tabel, catatan notulen rapat, SMS, dan lain-lain), foto-foto, film,

rekaman video, benda-benda, dan lain-lain yang dapat memperkaya data

primer”.6 “Data sekunder juga dapat disebut sebagai data yang telah atau

lebih dahulu dikumpulkan dan dilaporkan oleh orang lain walaupun yang

dikumpulkan itu sesungguhnya data asli. Atau dengan kata lain, data

sekunder adalah data yang datang dari tangan kedua (dari tangan yang

kesekian) yang tidak seasli data primernya”.7 Sumber data sekunder dalam

penelitian ini, yaitu data yang dapat mendukung sumber data primer, data

sekunder diperoleh melalui berbagai sumber seperti, artikel, jurnal, surat

kabar, buku ilmiah, dan masih banyak lagi jenis karya ilmiah yang terkait

dengan pembahasan masalah yang diangkat dalam penelitian ini.

C. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan

adalah metode dokumentasi. “Dokumentasi dari asal katanya dokumen yang

artinya barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi,

peneliti menyelidiki benda-benda tertulis, seperti buku-buku, majalah,

dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan

sebagainya”.8 Dalam penelitian ini, penulis melakukan tahapan

pengumpulan data dengan cara menganalisis benda tertulis berupa buku

kumpulan cerpen Ketika Mas Gagah Pergi dan Kembali karya Helvy Tiana

Rosa. Melalui pembacaan buku kumpulan cerpen tersebut, peneliti dapat

menemukan data-data yang berkaitan dengan pembahasan dalam penelitian

6 Arikunto, loc. cit.

7 Hanafi, loc. cit.

8 Arikunto, op. cit., h. 201.

Page 49: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

37

ini, yaitu mengenai kesantunan berbahasa. Data-data yang telah ditemukan

kemudian dicatat dan diklasifikasikan berdasarkan kelompoknya. Data yang

sudah dikumpulkan dan diklasifikasikan kemudian dideskripsikan dengan

memberikan analisis sesuai dengan teori yang digunakan, baru setelah itu

peneliti dapat mengambil simpulan.

D. Teknik Analisis Data

“Analisis data merupakan upaya yang dilakukan untuk

mengklasifikasi, mengelompokkan data. Pada tahap ini dilakukan upaya

mengelompokkan, menyamakan data yang sama, dan membedakan data

yang memang berbeda, serta menyisihkan pada kelompok lain data yang

serupa, tetapi tak sama”.9 Jadi, pada tahap ini peneliti melakukan

pengklasifikasian dan pengelompokkan data berdasarkan jenis data yang

sama dalam kumpulan cerpen Ketika Mas Gagah Pergi dan Kembali karya

Helvy Tiana Rosa misalnya, data yang mematuhi maksim kesantunan

berbahasa dikelompokkan berdasarkan jenis maksim kesantunan berbahasa

yang sama dan begitu pun sebaliknya, data yang melanggar maksim

kesantunan berbahasa dikelompokkan berdasarkan jenis-jenisnya.

Untuk dapat menganalisis data, ada beberapa tahapan atau langkah

yang perlu dilakukan, antara lain sebagai berikut:10

1. Pengumpulan Data (Teks)

Pengumpulan data adalah mengumpulkan teks yang menjadi objek

penelitian dari sumber aslinya. Dalam penelitian ini, data dikumpulkan

dari sumber karya sastra berupa buku kumpulan cerpen berjudul Ketika

Mas Gagah Pergi dan Kembali karya Helvy Tiana Rosa dengan

mengambil tiga cerpen sebagai bahan analisis, yaitu cerpen Ketika Mas

Gagah Pergi, Rapsodi September, dan Selagi Ada Kesempatan.

9 Mahsun, Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya, (Jakarta:

Rajawali Pers, 2011), h. 253. 10

Abdul Halim Hanafi, Metodologi Penelitian Bahasa untuk Penelitian, Tesis, dan

Disertasi, (Jakarta: Diadit Media Press, 2011), h. 281.

Page 50: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

38

2. Pembacaan/Penulisan Teks

Teks yang menjadi objek penelitian dibaca oleh peneliti untuk

dipahami dan diamati unsur-unsur yang terdapat dalam teks. Kemudian

dicatat teks yang menjadi objek penelitiannya. Peneliti membaca dengan

seksama terhadap objek penelitian yang berupa buku kumpulan cerpen,

kemudian dipahami serta diamati sesuai dengan permasalahan yang

dibahas dalam penelitian.

3. Deskripsi Teks

Setelah dibaca dan dipahami oleh peneliti, teks dideskripsikan

(diringkas) untuk dianalisis oleh peneliti sesuai dengan tujuan yang ingin

dicapainya. Setelah membaca teks, peneliti kemudian mendeskripsikan

teks berdasarkan temuan data yang berkaitan dengan pematuhan dan

pelanggaran maksim kesantunan berbahasa dalam cerpen Ketika Mas

Gagah Pergi, Rapsodi September, dan Selagi Ada Kesempatan.

4. Analisis teks

Setelah mendeskripsikan data, peneliti kemudian menganalisis

secara seksama tentang penggunaan kesantunan berbahasa dalam cerpen

Ketika Mas Gagah Pergi, Rapsodi September, dan Selagi Ada

Kesempatan karya Helvy Tiana Rosa sesuai dengan maksim-maksim

yang sudah ditentukan dalam teori.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini memuat

fenomena kesantunan berbahasa baik yang mematuhi maupun yang

melanggar terhadap maksim-maksim kesantunan berbahasa pada cerpen

Ketika Mas Gagah Pergi, Rapsodi September, dan Selagi Ada Kesempatan.

karya Helvy Tiana Rosa. Dalam instrumen tersebut peneliti akan

mengklasifikasikan data sesuai dengan jenis maksim kesantunan menurut

teori Leech. Berikut ini akan disajikan tabel instrumen penelitian yang akan

digunakan dalam penelitian ini:

Page 51: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

39

Tabel 3.1

Instrumen Penyajian Data Pematuhan dan Pelanggaran

Maksim Kesantunan Berbahasa

No Data Konteks Maksim Kesantunan Berbahasa

M.Keb M.Ked M.Peng M.Kes M.Per M.Sim

Keterangan:

1. M. Keb (Maksim Kebijaksanaan)

2. M. Ked (Maksim Kedermawanan)

3. M. Peng (Maksim Penghargaan)

4. M. Kes (Maksim Kesederhanaan)

5. M. Per (Maksim Permufakatan)

6. M. Sim (Maksim Simpati/Kesimpatisan)

Page 52: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

40

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Biografi Helvy Tiana Rosa

Helvy Tiana Rosa dilahirkan di Medan tanggal 2 April 1970. Helvy

telah menyelesaikan pendidikannya di Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra

Universitas Indonesia pada 1995. Gelar magister diperolehnya dari Jurusan

Ilmu Susastra, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia. Helvy

merupakan mantan sekretaris DPH-Dewan Kesenian Jakarta (2003) dan

Anggota Komite Sastra DKJ (2003-2006), sehari-harinya adalah dosen di

Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas

Negeri Jakarta. Kini Helvy juga menjadi Ketua Majelis Penulis Forum

Lingkar Pena, Direktur Lingkar Pena Publishing House, dan Anggota Ahli

Majelis Sastra Asia Tenggara/Mastera.1

Semasa kuliah Helvy mempelopori berdirinya Teater Bening, yaitu

teater alternatif muslimah kontemporer di Fakultas Sastra UI pada tahun

1991 dan kemudian bertindak sebagai sutradara. Beberapa karya teaternya

adalah Aminah dan Palestina (1991), Negeri Para Pesulap (1993), Maut di

Kamp Loka (1993), Fathiya dari Sebrenica (1994), Pertemuan Perempuan

(ditulis bersama M. Syahidah, 1997), Luka Bumi (ditulis bersama

Rahmadianti, 1998). Helvy bergabung dengan majalah Annida sejak 1992

dan kini menjabat pemimpin redaksi. Tahun 1998 beliau diundang untuk

mengikuti Bengkel Cerpen Maestra dan awal 1999 diundang untuk

mengikuti Bengkel Penulisan Cerita Anak yang diadakan oleh Pusat

Perbukuan Depdikbud. Pada tahun itu juga Helvy sempat melawat ke

Malaysia bersama delegasi majalah sastra Horison untuk mengikuti

Pertemuan Sastra Nusantara X di Johor Baru.2

1 Hasanuddin WS, dkk., Ensiklopedi Sastra Indonesia, (Bandung: Penerbit Titian Ilmu

Bandung, 2009), h. 371-372. 2 Korrie Layun Rampan, Angkatan 2000 dalam Sastra Indonesia, (Jakarta: Artikel Pusat

Dokumentasi Sastra H.B. Jassin, 2000), h. 295.

Page 53: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

41

Helvy telah menulis sejak kelas II SD, kini lebih dari 30 buku telah

ditulisnya (sebagian besar merupakan kumpulan cerpen). Karyanya: “Jaring-

jaring Merah” terpilih sebagai cerpen terbaik Horison (1990-2000), bukunya

Lelaki Kabut dan Boneka/Dolis and the Man of Mist mendapatkan Anugerah

Pena 2002 dan membuatnya diundang untuk bicara soal sastra budaya di

Universitas Wisconsin serta Universitas Michigan, Amerika Serikat.

Tahun 1997 Helvy mendirikan FLP, sebuah organisasi (calon)

penulis yang kini beranggotakan sekitar 5.000 orang tersebar dilebih dari

150 kota di Indonesia dan mancanegara. Dalam delapan tahun

keberadaannya, FLP rutin mengadakan pelatihan penulisan, menerbitkan tak

kurang dari 400 buku karya para anggotanya dan membangun rumah-rumah

Cahaya (baCA dan HAsilkan KarYA) di berbagai tempat di negeri ini.

Selain sebagai penulis dan dosen, Helvy juga menerima penghargaan

sebagai Ibu Berprestasi tingkat Nasional dari Tabloid Nova dan Menteri

Pemberdayaan Perempuan RI (2004), serta Ummi Award dari Majalah

Ummi pada 2004. 3

Beberapa karya yang sudah ditulisnya seperti, cerita pendek, novel,

puisi, kritik, dan lain-lain. Buku kumpulan cerita pendek yang telah terbit

adalah Lelaki Kabut dan Boneka/Dolls and The Man of Mist, Kumpulan

Cerpen Dwi Bahasa (2002), Titian Pelangi (2000), Hari-hari Cinta Tiara

(2000), Manusia-manusia Langit (2000), Nyanyian Perjalanan (1999),

Hingga Batu Bicara (1999), Sebab Sastra yang merenggutku dari Pasrah

(1999), Ketika Mas Gagah Pergi (1997).4

Salah satu karya Helvy Tiana Rosa yang populer adalah Ketika Mas

Gagah Pergi. Ketika Mas Gagah Pergi (KMGP) adalah cerpen remaja

fenomenal karya Helvy Tiana Rosa dan dianggap sebagai pelopor bagi

kebangkitan Sastra Islami Kontemporer di Indonesia pada era 1990-an.

KMGP juga dianggap sebagai cerpen yang turut mempengaruhi

3 Lukiwibawa, Risalah Cinta dari Helvy Tiana Rosa, (Jakarta: Harian Seputar Indonesia,

2005), h. 7. 4 Hasanuddin WS, dkk., Ensiklopedi Sastra Indonesia, (Bandung: Penerbit Titian Ilmu

Bandung, 2009), h. 372.

Page 54: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

42

perkembangan semangat belajar Islam dikalangan muda Indonesia. Inilah

satu-satunya karya Helvy yang habis 10.000 eksemplar sebelum buku

tersebut dicetak tahun 1997 oleh Pustaka Annida.

Cerpen Ketika Mas Gagah Pergi pertama kali dipublikasikan oleh

Majalah Annida pada 1993, kemudian diterbitkan oleh Pustaka Annida

dalam bentuk kumpulan cerpen pada 1997 yang dikatapengantari oleh

sastrawan senior: Soekanto SA dan dosen Helvy dalam menulis di Fakultas

Sastra UI dulu: Ismail Marahimin. Cerpen ini pun terus mengalami cetak

ulang lebih dari 15 kali setelah diterbitkan lagi pada 2000 oleh Syaamil

Cipta Media. Tahun 2011 cerpen KMGP kembali diterbitkan oleh

Asmanadia Publishing House. Bedanya, cerpen KMGP yang dulu 15

halaman, kini menjadi novellet 64 halaman.5

B. Sinopsis Cerpen

1. Ketika Mas Gagah Pergi

Gita merupakan siswa SMA di Jakarta, dia sangat bangga memiliki

seorang kakak yang ganteng, cerdas, baik, dan humoris seperti Mas

Gagah. Banyak sekali temannya yang mengidolakan Mas Gagah. Mas

Gagah adalah mahasiswa Teknik Sipil di UI, sekarang dia masih kuliah

semester akhir. Suatu hari Gita merasakan ada perubahan pada diri

kakaknya itu, semenjak Mas Gagah pulang dari Madura sifatnya

memang terasa aneh dibenak Gita. Mas Gagah kini berubah menjadi

orang yang alim, sudah tidak pernah lagi main bersama Gita dan teman-

temannya. Bahkan Gita disuruh untuk menggunakan jilbab selain itu,

Mas Gagah juga sering mengajak Gita untuk pergi ke majelis-majelis.

Gita takut perubahan kakanya itu akibat mengikuti aliran sesat, namun

akhirnya Gita mengerti. Gita mulai mempelajari perubahan Mas Gagah

melalui temannya yang bernama Tika. Sekarang Gita pun sudah mulai

terketuk hatinya untuk lebih baik lagi dalam hal agama.

5 Helvy Tiana Rosa, Ketika Mas Gagah Pergi dan Kembali, (Depok: AsmaNadia Publishing

House, 2011), h. vii-viii.

Page 55: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

43

Tepat pada hari ulang tahunnya, Gita memutuskan untuk

mengenakan jilbab secara kaffah. Dia tak sabar ingin memberikan

kejutan untuk Mas Gagah dan memperlihatkan dirinya yang mengenakan

jilbab ke Mas Gagah. Setelah ditunggu sekian lama Mas Gagah tidak

pulang-pulang, kebetulan hari itu Mas Gagah mendapat undangan

ceramah di Bogor. Tiba-tiba telepon berdering, ternyata kabar bahwa

Mas Gagah mengalami musibah dan kini dirawat di rumah sakit. Telah

terjadi kerusuhan di sebuah tempat ibadah dan Mas Gagah mencoba

menenangkan, namun Mas Gagah justru terluka. Kondisinya kritis,

semua keluarga dan teman-teman Mas Gagah ikut menemani di rumah

sakit. Gita sempat mengajak Mas Gagah berbicara sebelum akhirnya

Mas Gagah meninggal dunia. Gita sangat sedih, kakak yang selalu dia

bangga-banggakan itu kini sudah meninggal dunia.

Waktu terus berjalan hingga akhirnya Gita masuk kuliah di

Universitas Indonesia, setiap hari dia berangkat menggunakan bus atau

juga kereta. Diperjalanan dia sering sekali menjumpai seorang lelaki

berkemeja kotak-kotak yang ceramah di bus-bus atau kereta tanpa

meminta bayaran sedikit pun, saking seringnya Gita menjumpai lelaki

itu, Gita sampai penasaran siapa sebenarnya lelaki kemeja kotak-kotak

itu. Lelaki itu mengingatkannya kepada sosok Mas Gagah. Suatu hari

terjadi tawuran anak-anak SMA hingga masuk ke dalam bus yang Gita

tumpangi, semua orang yang ada di dalam bus panik karena siswa SMA

itu membawa senjata tajam dan berusaha ingin membunuh musuhnya.

Lelaki berkemeja kotak-kotak berusaha untuk menasihati dan melerai

tawuran itu, namun justru akhirnya lelaki kemeja kotak-kotak terluka

akibat terkena senjata tajam. Gita dibantu oleh penumpang bus yang lain

untuk segera membawa lelaki kemeja kotak-kotak ke rumah sakit.

Syukur lelaki itu akhirnya tertolong nyawanya. Beberapa hari berlalu,

ketika Gita ingin menjenguk lelaki itu di rumah sakit ternyata lelaki itu

sudah pulang.

Page 56: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

44

Tidak terasa waktu terus berlalu, kini Gita telah lulus kuliah.

Sekarang dia sedang mencari pekerjaan, kebetulan hari itu dia mendapat

panggilan wawancara kerja. Gita diminta untuk langsung menemui

direktur utama perusahaan tempat Gita melamar kerja. Setelah Gita

masuk ke ruangan, dia terkejut karena ternyata direktur utama itu adalah

lelaki kemeja kotak-kotak yang sering dia temui dahulu di bus-bus atau

kereta yang dahulu pernah dia tolong sewaktu tragedi tawuran di bus.

Lelaki itu kemudian memperkenalkan diri, namanya Yudhistira.

Yudhistira kemudian langsung mengucapkan rasa terima kasih kepada

Gita atas pertolongannya dahulu. Yudhistira juga sempat kuliah di UI

kemudian melanjutkan kuliahnya di luar negeri. Gita akhirnya diterima

kerja di perusahaan tersebut.

2. Rapsodi September

Eron memiliki dua orang kakak perempuan bernama Ocha dan

Rani. Eron adalah mahasiswa baru di IKJ. Eron pernah memiliki

beberapa teman dekat perempuan dan sering diajak main ke rumah. Saat

Eron kelas dua SMA, dia dekat dengan seorang perempuan bernama

Tini. Tini memiliki wajah yang cantik dan perilakunya sangat sopan.

Orangtua dan kedua kakak Eron juga sangat menyukai Tini, namun

sayangnya, kedua kakak Eron kurang setuju dengan pergaulan antara

laki-laki dan perempuan yang menjalin hubungan pacaran karena

dilarang dalam ajaran agama Islam.

Ocha dan Rani sudah sering sekali mengingatkan Eron untuk tidak

pacaran, namun Eron tidak mau mendengarkan nasihat kakaknya. Ocha

dan Rani yang sangat agamis akhirnya memutuskan mulai mendekati

Tini untuk diajak belajar agama. Eron pun protes melihat kedekatan

kedua kakaknya dengan Tini karena Eron merasa Tini lebih dekat

dengan Ocha dan Rani ketimbang dengan Eron. Kedekatan Tini dengan

kedua kakak Eron akhirnya membuat Tini memutuskan hubungan

dengan Eron karena Tini telah menyadari dan belajar banyak hal soal

Page 57: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

45

agama. Tini pun memutuskan untuk mulai menggunakan jilbab secara

kaffah.

Setengah tahun kemudian setelah putus dengan Tini, Eron mulai

dekat dengan perempuan lain bernama Opie. Opie merupakan anak dari

keluarga berada, menjadi bintang kelas, enerjik, dan gemar diskusi.

Semakin hari Opie semakin sering datang ke rumah. Ocha dan Rani

memutuskan untuk melakukan pendekatan kepada Opie seperti saat

pendekatan kepada Tini dahulu, namun ternyata Ope lebih susah didekati

karena selalu saja alasan jika diajak untuk mengaji. Meski begitu, Ocha

dan Rani tidak menyerah.

Suatu hari Ocha mengajak Opie ke kampusnya di Bogor, Opie

sangat senang karena dia bercita-cita ingin kuliah di IPB. Di IPB, Opie

dikenalkan dengan teman-teman Ocha yang berjilbab rapi dan sangat

ramah. Opie mulai merasa terkesima, terlebih lagi melihat Ocha dan

teman-temannya yang pintar dan tidak kurang pergaulan. Banyak

pendekatan lain yang dilakukan Ocha dan Rani kepada Opie mengenai

masalah keagamaan, Opie pun akhirnya sadar dan memutuskan untuk

lebih mendalami ilmu agama. Opie menjadi sering mengikuti kegiatan

pengajian dan memutuskan untuk berjilbab.

Setelah putus dengan Opie, Eron mulai dekat dengan perempuan

lain bernama Mia, teman kuliahnya di IKJ. Mia berbeda dari pacar-pacar

Eron sebelumnya, Mia memiliki sifat sangat cuek dan penampilannya

pun seperti rocker. Waktu terus berlalu, tidak terasa pada akhir bulan

September Mia mendapatkan hidayah untuk berjilbab. Eron yang

mengetahui hal itu akhirnya ikut mulai rajin beribadah. Ocha dan Rani

sangat senang mendengar kabar baik mengenai adiknya itu.

Page 58: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

46

3. Selagi Ada Kesempatan

Vidi bersekolah di Madrasah Aliyah Negeri Medan, dia terpaksa

sekolah di sana karena tidak berhasil masuk ke SMA Negri Medan. Vidi

bersekolah di MAN atas saran dari Mamak dan Bapaknya. Dia sangat

keberatan sebenarnya untuk sekolah di MAN yang mengharuskannya

memakai jilbab, oleh sebab itu, ketika keluar pintu gerbang sekolah dia

langsung melepas jilbabnya. Vidi hanya benar-benar ingin memakai

jilbab jika dirinya sudah menikah atau sudah tua. Fatimah, teman

sebangkunya sering sekali menasihatinya, namun Vidi justru kesal dan

bersikap cuek terhadap Fatimah. Di sekolahnya, Vidi dekat dengan laki-

laki bernama Ramli Siregar, dia adalah wakil ketua OSIS, mereka

kemudian memutuskan untuk berpacaran.

Vidi pernah ditunjuk oleh gurunya untuk mewakili sekolahnya

lomba MTQ tingkat SLTA sekota Medan. Sejak SD dia memang sering

juara MTQ, suara dan lantunan nadanya sangat bagus, makhorijul

hurufnya pun sangat dikuasainya. Mamak dan Bapaknyalah yang selama

ini mengajarkannya mengaji. Akhirnya, Vidi mendapatkan juara pada

perlombaan itu.

Minggu akhir bulan, Vidi dan gangnya berlibur ke Brastagi.

Mereka sangat menikmati keindahan Brastagi. Butet, teman dekat Vidi

sangat gembira, dia berkenalan dengan Tigor dan Har. Tidak terasa hari

sudah semakin sore, waktu menunjukkan pukul 15.00. Mereka kemudian

bersiap untuk pulang, namun Vidi merasa ada yang kurang dari

temannya, ternyata Butet belum ikut berkumpul. Karena takut pulang

kemalaman akhirnya Vidi dan teman-temannya yang lain berpencar

untuk mencari Butet. Hari semakin gelap dan Butet belum juga ketemu.

Setelah mencari butet kemana-mana hingga ujung Brastagi

akhirnya Vidi menemukan sapu tangan Butet yang jatuh di tanah. Vidi

memberanikan diri untuk mencari Butet di semak-semak, Vidi kemudian

sangat terkejut ketika melihat Butet meninggal tergeletak di tanah

dengan kondisi pakaiannya yang sudah tak karuan ditambah lagi

Page 59: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

47

matanya terbuka dan di dadanya tertancap sebuah belati. Setelah

peristiwa itu Vidi sering sekali melamun membayangkan Butet.

Selang beberapa lama, teman sebangku Vidi yang bernama

Fatimah dirawat di rumah sakit akibat demam, Vidi kali ini merasa

sangat merindukan sosok Fatimah yang selalu memberinya nasihat. Vidi

kemudian menjenguk Fatimah di rumah sakit, Vidi menceritakan bahwa

dia sudah memutuskan hubungannya dengan Ramli Siregar, dia juga

bercerita bahwa hubungannya dengan Mamak dan Bapaknya kini sudah

semakin membaik, dia juga mengungkapkan bahwa dia berniat untuk

memakai jilbab tahun depan. Fatimah sangat senang mendengar cerita

Vidi yang sekarang sudah semakin baik.

Hari sudah memasuki waktu asar, Vidi, Fatimah, dan ibunya

Fatimah yang bernama tante Lubis melaksanakan solat asar berjamaah.

Setelah selesai solat Vidi berniat untuk pamit pulang, dia melihat

Fatimah tertidur, kemudian dipeganglah tangan Fatimah. Vidi merasakan

ada yang aneh, dan ternayata Fatimah sudah meninggal dunia. Vidi

merasa sangat sedih, semenjak semua peristiwa demi peristiwa terjadi,

Vidi semakin sering introspeksi diri, kini dia akhirnya memutuskan

untuk memakai jilbab secara kaffah tanpa menunda-nunda waktu lagi

karena dia merasa bahwa umur seseorang tidak ada yang tahu sampai

kapan.

Page 60: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

48

C. Temuan dan Analisis Deskripsi Data

1. Cerpen Ketika Mas Gagah Pergi

a. Temuan Data

Tabel 4.1

Instrumen Penyajian Data Pematuhan Maksim Kesantunan Berbahasa

dalam Cerpen Ketika Mas Gagah Pergi

No Data Konteks Maksim Kesantunan Berbahasa

M.Keb M.Ked M.Peng M.Kes M.Per M.Sim

1. Mama: “Penampilanmu

kok sekarang

lain, Gah?”

Mas Gagah: “Lain gimana,

Ma?”

Mama: “Ya,

nggak semodis

dulu. Nggak

dandy lagi.

Biasanya kamu

yang paling

sibuk dengan

penampilan

kamu yang

kayak cover boy

itu.”

Mas Gagah: “Suka begini,

Ma. Bersih,

rapi, meski

sederhana.

Kelihatannya

juga lebih

santun.” (h. 6)

Situasi terjadi di

rumah, dituturkan

oleh Mama

kepada Mas

Gagah. Tujuan

dari tuturan

tersebut, yaitu

Mama menegur

penampilan Mas

Gagah yang

berubah tidak

sekeren dahulu.

Semenjak Mas

Gagah pulang

dari Madura

untuk

melaksanakan

tugas kuliah,

sikap dan

penampilan Mas

Gagah memang

berubah menjadi

alim. Hal itu

disebabkan

karena saat di

Madura, Mas

Gagah bertemu

dengan Kiai

Ghufron. Di sana

Mas Gagah

banyak

meluangkan

waktunya untuk

mengaji bersama

Page 61: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

49

Kiai Ghufron,

hingga akhirnya

Mas Gagah

merasa

mendapatkan

hidayah untuk

lebih

mendekatkan diri

kepada Allah dan

belajar lebih

banyak lagi

mengenai agama

Islam.

2. Tika: “Eh,

kapan main ke

rumahku?

Mama udah

kangen tuh!

Aku ingin kita

tetap dekat,

Gita.”

Gita: “Tik, aku

kehilangan

kamu. Aku juga

kehilangan Mas

Gagah. Selama

ini aku pura-

pura cuek tak

peduli. Aku

sedih.”

Tika: “Aku

senang kamu

mau

membicarakan

hal ini

denganku.

Nginap di

rumahku, yuk.

Biar kita bisa

cerita banyak.

Sekalian

kukenalkan

pada Mbak

Nadia.” (h. 10)

Situasi terjadi saat

jam istirahat di

sekolah.

Dituturkan oleh

Tika kepada Gita.

Dalam aktivitas

tersebut, Gita

bercerita kepada

Tika mengenai

perubahan sikap

Tika dan Mas

Gagah yang

menjadi alim,

memang sudah

satu bulan Tika

memutuskan

untuk berjilbab

dan

memperdalam

ilmu agama. Hal

itu membuat Gita

merasa

kehilangan sosok

mereka. Sebagai

sahabat Gita, Tika

berusaha untuk

mengurangi

kesedihan Gita

dengan cara

memberikan

saran serta

penjelasan kepada

Page 62: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

50

Gita.

3. Mas Gagah: “Kok tumben

Gita mau

dengerin Mas

ngomong?”

Gita: “Gita

capek marahan

sama Mas

Gagah!”

Mas Gagah: “Emangnya

Gita ngerti yang

Mas katakan?”

Gita: “Tenang

aja, Gita

nyambung

kok!” (h. 12)

Situasi terjadi di

kamar Mas

Gagah, saat Gita

baru pulang

sekolah.

Dituturkan oleh

Mas Gagah

kepada Gita.

Tujuan tuturan

tersebut, yaitu

Mas Gagah ingin

mengetahui

alasan Gita yang

kini mau

mendengarkan

cerita Mas Gagah

mengenai Islam,

Allah, dan Rasul.

Padahal, sebelum-

sebelumnya Gita

sangat kesal

ketika Mas Gagah

mulai berbicara

soal agama

kepadanya.

Setelah Gita

pulang dari rumah

Tika, sikap Gita

memang sedikit

berubah. Gita

mulai memahami

alasan perubahan

sikap Mas Gagah

yang menjadi

alim. Gita

mendapat banyak

pencerahan dari

Tika dan Mbak

Nadia mengenai

hakikat agama

Islam.

Page 63: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

51

4. Gita: “Masa

sekali aja nggak

bisa, Pa…., tiap

minggu rutin

ngunjungin

relasi ini itu.

Kebutuhan

rohaninya

kapan?”

Papa: ”Iya deh,

iya!” (h. 13)

Situasi terjadi di

rumah, saat hari

Minggu.

Dituturkan oleh

Gita kepada

papanya. Seiring

berjalannya

waktu Gita mulai

belajar agama

lewat Mas Gagah.

Mereka sering

mengikuti acara

pengajian di

berbagai Masjid.

Sesekali Gita juga

mengajak

papanya untuk

mengikuti

pengajian

bersama di masjid

setiap hari

Minggu. Awalnya

Papa menolak,

namun sebagai

orangtua yang

baik dan selalu

mendukung

anaknya maka

papa mau

memenuhi

permintaan Gita

untuk ikut

mengaji bersama

di masjid.

5. Mbak Nadia: “Nah, sebagai

bagian dari

ummat yang

besar ini,

masalah

berjilbab

bukanlah

masalah yang

harus membuat

kita bertengkar.

Situasi tuturan

terjadi dalam

acara seminar

umum tentang

generasi muda

Islam yang

diadakan di UI.

Dituturkan oleh

Mbak Nadia

(pembicara)

kepada Gita.

Page 64: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

52

Pakailah dengan

kesadaran dan

jangan

mengejek atau

memaksa

muslimah yang

belum

memakainya,

malah kita

harus

merangkul

mereka.

Tunjukkan

akhlak kita

yang indah

sebagai

muslimah.”

Gita: “Alasan

ini Mbak, yang

bisa saya

terima!

Biasanya yang

saya dengar:

kita, perempuan

pakai jilbab

untuk

membantu

lelaki menjaga

pandangannya.

Huh parah!

Sebel

dengernya!

Kenapa harus

kita yang repot

menjaga

pandangan

mereka? Nggak

banget deh!” (h.

18)

Mbak Nadia

Hayuningtyas

adalah kakak

sepupu Tika

(sahabat Gita)

yang pernah

kuliah di Amerika

dan kini sudah

memantapkan

hatinya untuk

berjilbab. Pada

acara seminar

tersebut, Mbak

Nadia bertugas

sebagai

pembicara. Saat

sesi pertanyaan,

Gita bertanya

mengenai hukum

memakai jilbab

untuk muslimah

dalam agama

Islam. Mbak

Nadia kemudian

menjelaskan

tentang 8 alasan

mengapa

muslimah perlu

memakai jilbab.

Gita sangat setuju

dan puas dengan

jawaban-jawaban

yang Mbak Nadia

sampaikan

mengenai alasan

wanita dianjurkan

untuk berjilbab

dalam agama

Islam.

6. Bang Ucok: “Sudah banyak

perbaikan.

Yang jadi copet

sudah tak ada.

Yang jadi

Situasi terjadi di

daerah

pemukiman

Jakarta Utara.

Dituturkan oleh

Bang Ucok

Page 65: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

53

garong apalagi.

Piss, piiis,

Gagah.

Terimakasih

bimbinganmu

selama ini. Eh,

yang mau ikut

ngaji bertambah

lagi. Itu,

pimpinan

preman RW

sebelah.”

Mas Gagah: “Alhamdulillah.

Seru itu Bang!”

(h. 21)

kepada Mas

Gagah. Bang

Ucok merupakan

mantan preman

yang sekarang

insaf berkat

ajaran Mas

Gagah. Mas

Gagah sangat

peduli dengan

anak-anak serta

kondisi

pemukiman di

daerah Jakarta

Utara. Berkat

bantuan serta

bimbingan Mas

Gagah, Bang

Ucok ingin

memberitahu

bahwa sudah

banyak kemajuan

yang dialami di

pemukiman

tersebut, mulai

dari

pembangunan

musholla, taman

bacaan, hingga

preman lainnya

yang ingin ikut

insaf juga.

Mendengar cerita

Bang Ucok

tersebut, Mas

Gagah kemudian

ikut merasa

senang dengan

kemajuan yang

dialami di

pemukiman itu.

7. Mama: “Kamu

nggak mau

diantar saja,

Gita? Capek loh

Situasi terjadi di

rumah pada pagi

hari. Dituturkan

oleh Mama

Page 66: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

54

di jalan.

Apalagi kamu

sudah kelas III.”

(h. 31)

kepada Gita saat

Gita hendak

berangkat ke

sekolah. Tujuan

tuturan tersebut,

yaitu Mama

menawarkan Gita

untuk diantar ke

sekolah

menggunakan

sedan karena

jarak dari rumah

ke sekolah cukup

jauh, Mama

khawatir jika Gita

lelah karena

sudah kelas tiga

SMA.

8. Mas Kotak-

kotak: “Maaf

bila kehadiran

saya

mengganggu

kenyamanan

bapak ibu dan

saudara-

saudara. Tetapi

ijinkanlah saya

menunaikan

kewajiban

sebagai hamba

yang telah

diberikan setitik

ilmu oleh Allah

SWT yang

tentunya harus

disampaikan

setelah

diamalkan.” (h.

32)

Situasi terjadi di

bus saat pagi hari.

Dituturkan oleh

Si Mas berkemeja

kotak-kotak

kepada para

penumpang bus.

Mas Kotak-kotak

adalah salah satu

mahasiswa UI

yang sangat

peduli untuk

mengajarkan dan

mengajak orang

dalam kebaikan.

Seperti biasa,

Mas Kotak-kotak

selalu berceramah

di angkutan

umum. Dia

berceramah tanpa

meminta imbalan,

niatnya hanya

ingin berbagi

ilmu agama.

Sebelum memulai

ceramahnya, Mas

Page 67: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

55

Kotak-kotak

selalu meminta

izin kepada para

penumpang untuk

berceramah di

dalam bus.

9. Bapak Tua: “Buku ini

berapa, Nak?”

Mas Kotak-

kotak: “Mengapa

bapak memilih

buku itu?”

Bapak Tua: “Saya ingin

menjaga salat

saya. Selama ini

belum benar.”

Mas Kotak-

kotak: “Ambillah, Pak.

Semoga

bermanfaat.

Saya berikan

untuk Bapak.”

(h. 38)

Situasi terjadi di

PRJ. Dituturkan

oleh Bapak Tua

kepada Mas

Kotak-kotak. Di

PRJ Mas Kotak-

kotak berceramah

sekaligus

berjualan buku-

buku agama,

dimana pun dia

selalu ingin

berseru dalam

kebaikan. Pada

tuturan Mas

Kotak-kotak

tersebut, dia

bermaksud ingin

mengetahui

alasan Bapak Tua

mengapa memilih

buku tentang

salat. Setelah

mengetahui

alasan Bapak Tua

itu, Mas Kotak-

kotak kemudian

memberikan buku

tentang salat

untuk Bapak Tua

secara gratis

karena Mas

Kotak-kotak

kasihan melihat

kondisi Bapak

Tua yang tidak

mampu. Niat Mas

Kotak-kotak

berjualan buku-

Page 68: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

56

buku agama

bukan semata-

mata untuk

mencari

keuntungan, akan

tetapi untuk

berdakwah.

10. Ibu: “Sekarang

boleh saya

meminta buku

tentang warisan

ini?”

Mas Kotak-

kotak: “Silakan

ibu letakkan

uang infaqnya

di kaleng ini

seikhlas ibu.

Insya Allah

untuk

disalurkan pada

orang yang

berhak

menerimanya.”

(h. 39)

Situasi terjadi di

PRJ. Dituturkan

oleh seorang Ibu

kepada Mas

Kotak-kotak. Saat

Mas Kotak-kotak

menggelar buku-

buku agama di

PRJ, tiba-tiba

datang seorang

Ibu berpakaian

bagus dan

memakai

perhiasan yang

berkilauan

mencoba untuk

meminta sebuah

buku tentang

warisan kepada

Mas Kotak-kotak.

Ibu itu sengaja

meminta karena

sebelumnya dia

melihat Bapak

Tua yang berniat

untuk membeli

buku justru malah

diberi secara

percuma. Akan

tetapi, karena

Mas Kotak-kotak

tahu bahwa Ibu

tersebut adalah

orang kaya maka

Mas Kotak-kotak

menyuruh Ibu itu

untuk mengisi

uang di kaleng

Page 69: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

57

infaq saja. Niat

Mas Kotak-kotak

berjualan buku-

buku agama

bukan semata-

mata untuk

mencari

keuntungan, akan

tetapi untuk

berdakwah.

11. Seseorang: “Saya ingin

menyumbang,

bisa lewat

adik?”

Mas Kotak-

kotak: “Tidak.

Tapi pergilah ke

yayasan-

yayasan Islam

atau Bulan

Sabit Merah

Indonesia.

Alhamdulillah,

Allah

menggerakkan

hati Bapak.” (h.

43)

Situasi terjadi di

gerbong kereta

api Jabodetabek

menuju Cikini.

Dituturkan oleh

seorang

penumpang

kepada Mas

Kotak-kotak.

Seperti biasa Mas

Kotak-kotak

berceramah di

angkutan umum,

seperti bus atau

kereta api. Hari

itu dia

berceramah

tentang

peperangan yang

terjadi di

Palestina. Dia

menjelaskan

dengan

menunjukkan

bukti-bukti

berupa kliping

dari kumpulan

surat kabar dan

majalah

internasional. Hal

itu membuat salah

satu penumpang

merasa tergerak

hatinya untuk

memberikan

Page 70: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

58

sumbangan lewat

Mas Kotak-kotak,

namun Mas

Kotak-kotak tidak

bisa

menyalurkannya.

Tujuan tuturan

tersebut, yaitu

Mas Kotak-kotak

memberikan

saran kepada

penumpang

tersebut untuk

memberikan

sumbangan

melalui yayasan.

12. Mas Kotak-

kotak: “Oh ya,

ini memang tak

seberapa, tetapi

lumayan untuk

berbuka puasa.

Silakan, Dik.”

(h. 43)

Situasi terjadi di

gerbong kereta

api, sekitar lima

menit sebelum

azan. Dituturkan

oleh Mas Kotak-

kotak kepada para

penumpang.

Setelah

berceramah

seperti biasa, Mas

Kotak-kotak

kemudian

membagikan

kurma pada para

penumpang di

gerbong kereta

api yang mulai

resah mencari-

cari makanan

untuk berbuka

puasa. Mas

Kotak-kotak

adalah seseorang

yang sangat taat

terhadap ajaran

agama, dalam

hidupnya dia

selalu berusaha

Page 71: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

59

berbuat kebaikan

untuk orang lain.

13. Mas Kotak-

kotak: “Oh ya,

ini memang tak

seberapa, tetapi

lumayan untuk

berbuka puasa.

Silakan, Dik.”

(h. 43)

Situasi terjadi di

gerbong kereta

api, sekitar lima

menit sebelum

azan. Dituturkan

oleh Mas Kotak-

kotak kepada para

penumpang.

Setelah

berceramah

seperti biasa, Mas

Kotak-kotak

kemudian

membagikan

kurma pada para

penumpang di

gerbong kereta

api yang mulai

resah mencari-

cari makanan

untuk berbuka

puasa. Mas

Kotak-kotak

adalah seseorang

yang sangat taat

terhadap ajaran

agama, dalam

hidupnya dia

selalu berusaha

berbuat kebaikan

untuk orang lain.

14. Mas Kotak-

kotak: “Eh,

nasinya keburu

dingin nanti!

Ayo kita

makan.

Rasulullah saja

tak pernah

membiarkan

makanan

menunggu lho!”

Situasi terjadi di

Kantin Kukusan.

Dituturkan oleh

Mas Kotak-kotak

kepada orang-

orang yang

hendak makan.

Sebelum makan,

Mas Kotak-kotak

berceramah, kali

itu dia

Page 72: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

60

Seseorang: “Eh

iya, Bang…

memang sudah

lapar kali ini.”

(h. 45)

menjelaskan

tentang

pentingnya

berdoa. Saking

seriusnya

berceramah, dia

lupa jika orang-

orang yang

berada di kantin

tersebut hendak

makan, akhirnya

Mas Kotak-kotak

mengajak makan

bersama-sama.

Mas Kotak-kotak

selalu ramah

terhadap semua

orang. Dia sangat

pandai berbicara

dan wawasannya

pun sangat luas

sehingga tidak

heran jika orang-

orang yang

berinteraksi

dengannya selalu

kagum dengan

sosoknya.

15. Eki: “Warga

yang lain

kemana, pak?”

Bapak: “Iya

nih, lagi pada

ngaji di bedeng.

Ayo deh bapak

antar ke sana,”

(h. 48)

Situasi terjadi di

daerah Tanah

Tinggi.

Dituturkan oleh

Eki kepada bapak

yang merupakan

salah satu warga

korban bencana

kebakaran. Saat

Eki, Gita, dan

teman-temannya

sudah sampai di

lokasi bencana

ternyata di tempat

tersebut sepi,

hanya ada

seorang bapak.

Page 73: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

61

Tujuan tuturan

tersebut, yaitu

tokoh bapak

menawarkan

dengan senang

hati untuk

mengantarkan

Gita dan teman-

temannya menuju

bedeng dimana

semua warga

sedang

berkumpul

mengikuti

pengajian.

16. Ibu Tua: “Tunggu!

Siapakah nama

anak? Saya juga

ingin

mendoakan

anak…”

Mas Kotak-

kotak: “Nama

saya Abdullah,

Bu. Saya bukan

siapa-siapa dan

saya pun akan

mendoakan

semua yang ada

di sini

Assalamualaiku

m.” (h. 49)

Situasi terjadi di

bedeng

pemukiman

Tanah Tinggi.

Dituturkan oleh

Ibu Tua kepada

Mas Kotak-kotak.

Saat Mas Kotak-

kotak selesai

memberikan

ceramah dan

pamit pulang,

tiba-tiba ada

seorang ibu tua

yang menanyakan

namanya karena

ingin sekali

mendoakannya.

Mas Kotak-kotak

pun menjawab

pertanyaan ibu itu

dengan rendah

hati. Segala

perbuatan baik

yang Mas Kotak-

kotak lakukan ke

orang lain

semata-mata

hanya ingin

mendapatkan

Page 74: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

62

pahala dari Allah,

bukan untuk

mendapatkan

pujian dari orang

lain.

17. Mas Kotak-

kotak: “Silakan, Dik!”

Gita: “Makasih, Mas

Abdullah.” (h.

50)

Situasi terjadi di

dalam bus.

Dituturkan oleh

Mas Kotak-kotak

kepada Gita. Saat

Gita baru saja

naik ke dalam bus

dan melihat Si

Mas Kotak-kotak

duduk di tempat

paling depan.

Gita mencoba

mencari tempat

duduk yang masih

kosong, namun

ternyata penuh

semua. Melihat

Gita yang masih

berdiri, Mas

Kotak-kotak atau

yang Gita kenal

bernama

Abdullah

langsung

menawarkan

tempat duduknya

untuk Gita. Mas

Kotak-kotak

adalah orang yang

taat beribadah dan

selalu ingin

berbuat kebaikan

untuk orang lain.

Oleh sebab itu,

ketika Mas

Kotak-kotak

melihat Gita yang

tidak kebagian

tempat duduk

maka Mas Kotak-

Page 75: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

63

kotak rela

memberikan

tempat duduknya

untuk Gita.

Terlebih lagi

karena Gita

adalah seorang

perempuan

sehingga Mas

Kotak-kotak

merasa patut

untuk lebih

menghargai

perempuan

ketimbang dirinya

sendiri.

18. Pelajar:

“Hajarrr!

Tusuk!”

Mas Kotak-

kotak: “Tahan!

Berkacalah,

bagaimana

kalian bisa

membunuh

saudara

sendiriii..?” (h.

53)

Situasi terjadi di

dalam bus.

Dituturkan oleh

Mas Kotak-kotak

kepada pelajar.

Tujuan tuturan

tersebut, yaitu

Mas Kotak-kotak

ingin melerai

perkelahian

antarpelajar yang

membawa senjata

tajam dan hendak

saling melukai.

Mas Kotak-kotak

memiliki sikap

yang sangat

peduli kepada

orang lain

sehingga ketika

ada pelajar yang

tubuhnya

berdarah karena

dilukai oleh

musuhnya dan

masuk ke dalam

bis yang

ditumpangi Mas

Kotak-kotak, dia

Page 76: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

64

langsung

berusaha

menolong dengan

cara melindungi

pelajar tersebut.

Mas Kotak-kotak

juga berusaha

melerai

perkelahian

antarpelajar,

namun usaha Mas

Kotak-kotak

justru membuat

dirinya terluka

karena terkena

senjata tajam

yang dibawa oleh

pelajar.

19. Seseorang: “Saya nggak

megang uang,

Neng!”

Gita: “Saya

yang bayar!

Rumah sakit

terdekat, Pak!”

(h. 54)

Situasi terjadi di

jalan saat Gita

hendak naik taksi

untuk mengantar

Mas Kotak-kotak

ke rumah sakit.

Dituturkan oleh

seorang laki-laki

kepada Gita.

Tawuran antar

pelajar yang

terjadi di dalam

bus akhirnya

membuat Mas

Kotak-kotak dan

salah seorang

pelajar lainnya

terluka. Gita

dengan segera

meminta bantuan

kepada orang-

orang disekitar

untuk membawa

Mas Kotak-kotak

dan pelajar itu ke

rumah sakit. Gita

tidak ingin nasib

Page 77: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

65

Mas Kotak-kotak

sama seperti Mas

Gagah yang

nyawanya tidak

tertolong lagi.

Oleh sebab itu,

dengan segera

Gita membawa

Mas Kotak-kotak

dan pelajar yang

menjadi korban

ke rumah sakit

terdekat.

20. Anak 1: “Mbak

Gita sekarang

tambah ayu

ya?”

Anak 2: “Iya,

lebih kalem…”

Gita: “Nanti

Mbak Gita

bawakan lagi

buku yang

banyak insya

Allah!” (h. 58)

Situasi terjadi di

daerah

pemukiman

Jakarta Utara.

Dituturkan oleh

anak-anak kepada

Gita. Tujuan

tuturan tersebut,

yaitu Gita pamit

pulang dan

berjanji akan

membawakan

buku bacaan baru

untuk anak-anak

di pemukiman.

Setelah kepergian

Mas Gagah, Gita

menjadi semakin

alim, dia pun

meneruskan

perjuangan Mas

Gagah untuk

membantu anak-

anak serta warga

di pemukiman.

Gita ingin anak-

anak dapat

memiliki

pengetahuan yang

luas melalui

membaca buku

meskipun anak-

Page 78: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

66

anak tersebut

tidak bersekolah.

21. Papa: “Kenapa

sih tidak kerja

di perusahaan

Papa saja?”

Gita: “Gita

mau berusaha

mandiri dulu…”

Papa: “Kamu

akan jadi

perempuan

yang kuat, Gita

Ayu Pratiwi.”

(h. 59)

Situasi terjadi di

rumah.

Dituturkan oleh

Papa kepada Gita.

Tujuan tuturan

tersebut, yaitu

Papa menawarkan

Gita untuk

bekerja di

perusahaan Papa,

namun Gita tidak

mau karena

alasan ingin

berusaha mandiri.

Papa sangat

peduli kepada

Gita sehingga

ketika Papa

melihat Gita

bersusahpayah

mencari

pekerjaan, Papa

ingin

memudahkan

Gita dengan cara

member tawaran

untuk bekerja di

perusahaannya

saja.

22. Papa: “Kenapa

sih tidak kerja

di perusahaan

Papa saja?”

Gita: “Gita

mau berusaha

mandiri dulu…”

Papa: “Kamu

akan jadi

perempuan

yang kuat, Gita

Ayu Pratiwi.”

(h. 59)

Situasi terjadi di

rumah.

Dituturkan oleh

Papa kepada Gita.

Tujuan tuturan

tersebut, yaitu

Papa menawarkan

Gita untuk

bekerja di

perusahaan Papa,

namun Gita tidak

mau karena

alasan ingin

Page 79: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

67

berusaha mandiri.

Papa sangat

peduli kepada

Gita sehingga

ketika Papa

melihat Gita

bersusahpayah

mencari

pekerjaan, Papa

ingin

memudahkan

Gita dengan cara

member tawaran

untuk bekerja di

perusahaannya

saja.

23. Yudi: “Gita

Ayu Pratiwi?

Saya merasa

pernah melihat

Anda. Dimana

ya?”

Gita: “Dalam…

ng… bus…,

Pak?”

Yudi: “Mungkin di UI

karena saya

juga lulusan

sana…, atau

dalam bus dan

kereta api?

Barangkali

malah di rumah

sakit.” (h. 60)

Tuturan terjadi di

kantor Mas

Kotak-kotak yang

nama aslinya

adalah Yudhistira

Arifin. Dituturkan

oleh Yudi yang

merupakan

direktur dalam

perusahaan

elektronik kepada

Gita. Kebetulan

Gita melamar

pekerjaan di

perusahaan

tersebut dan

mendapat

panggilan untuk

wawancara.

Setelah Gita

bertemu dengan

Yudhi, mereka

mulai saling

mengingat

peristiwa yang

pernah mereka

alami dahulu saat

mereka masih

kuliah di UI.

Page 80: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

68

Mereka sering

bertemu, namun

tidak saling

mengenal hingga

akhirnya terjadi

peristiwa tawuran

pelajar di dalam

bus yang mereka

tumpangi, Gita

telah menolong

Yudhi dengan

membawanya ke

rumah sakit.

24. Yudi: “Jadi,

kualifikasi

Anda cocok

dengan yang

kami butuhkan.

Selamat Gita!

Anda kami

terima!”

Gita: “Alhamdulillah,

terima kasih,

Pak.”

Yudi: “Kembali. Oh

ya, Gita, sekali

lagi saya

ucapkan terima

kasih atas

pertolongan

Anda. Hanya

Allah yang

mampu

membalasnya.

Ah kalau saja

Anda tidak

membawa saya

ke rumah sakit

waktu itu, tentu

saya tak akan

ada di sini

sekarang…” (h.

61)

Situasi terjadi di

ruang direktur

perusahaan

elektronik.

Dituturkan oleh

Yudi kepada Gita.

Tujuan tuturan

tersebut, yaitu

Yudi

mengucapkan

selamat kepada

Gita karena Gita

diterima bekerja

di perusahaannya.

Selain itu, Yudi

juga tidak lupa

untuk

mengucapkan

rasa terima kasih

kepada Gita atas

bantuannya

beberapa tahun

silam yang telah

menolong nyawa

Yudhi akibat

peristiwa tawuran

antarpelajar di

dalam bus.

Page 81: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

69

25. Yudi: “Assalamualaik

um

warahmatullahi

wabarokatuh”

Bapak: “Nak

Yudi! senang

bisa mendengar

Anda lagi!”

Penumpang

lain: “Ya,

perjalanan

panjang seakan

tak berarti

bersama Dik

Yudi!”

(h. 62)

Situasi terjadi saat

sore hari di dalam

bus. Dituturkan

oleh penumpang

bus kepada Yudi.

Para penumpang

bus merasa

senang melihat

sosok Yudi atau

pria yang

sebelumnya

dikenal sebagai

Mas Kotak-kotak

kini mulai

berceramah lagi

di bus-bus.

Ternyata banyak

orang yang

merindukan sosok

Yudhi untuk

memberikan

ceramah. Yudhi

memiliki keahlian

dalam

berkomunikasi,

wawasannya pun

sangat luas,

hatinya sangat

baik, rasa

pedulinya sangat

tinggi, dan

wajahnya teduh.

Jadi, tidak heran

jika orang-orang

disekitarnya

selalu kagum

dengan sosoknya.

Berdasarkan temuan data yang telah disajikan dalam tabel

instrumen, dapat diketahui bahwa dalam cerpen Ketika Mas Gagah

Pergi terdapat 25 tuturan yang mematuhi maksim kesantunan berbahasa,

dengan rincian sebagai berikut: maksim kebijaksanaan berjumlah 6

tuturan, maksim kedermawanan berjumlah 4 tuturan, maksim

Page 82: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

70

penghargaan berjumlah 3 tuturan, maksim kesederhanaan berjumlah 4

tuturan, maksim permufakatan berjumlah 5 tuturan, dan maksim

kesimpatisan berjumlah 3 tuturan.

Tabel 4.2

Instrumen Penyajian Data Pelanggaran Maksim Kesantunan Berbahasa

dalam Cerpen Ketika Mas Gagah Pergi

No Data Konteks Maksim Kesantunan Berbahasa

M.Keb M.Ked M.Peng M.Kes M.Per M.Sim

1. Gita: “Assalamu’alai

kum!”

Mas Gagah: “Waalaikumusa

lam

warahmatullahi

wabarakaatuh.

Ada apa Gita?

Kok teriak-

teriak seperti

itu?”

Gita: “Matiin

CD-nya!”

Mas Gagah: “Lho memang

kenapa?”

Gita: “Gita

kesel bin sebel

dengerin CD

Mas Gagah!

Memangnya

kita orang Arab

masangnya kok

lagu-lagu Arab

gitu!”

Mas Gagah: “Ini nasyid.

Bukan sekedar

nyanyian Arab

tapi zikir, Gita!”

Gita: “Bodo!”

(h. 4)

Situasi terjadi di

rumah.

Dituturkan oleh

Gita kepada Mas

Gagah. Tujuan

tuturan tersebut,

yaitu Gita ingin

agar Mas Gagah

mematikan CD

nasyid yang

sedang

didengarnya

karena Gita

merasa terganggu.

Gita adalah adik

Mas Gagah yang

sangat tomboy.

Gita tidak senang

melihat

perubahan Mas

Gagah yang

menjadi alim.

Oleh sebab itu,

Gita sering protes

dan merasa kesal

jika Mas Gagah

melakukan

perbuatan yang

berhubungan

dengan agama.

Page 83: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

71

2. Gita: “Sok

keren banget sih

Mas? Masak

nggak mau

salaman sama

Tresye? Dia tuh

cewek paling

beken di

Sanggar Gita

tahu? Jangan

gitu dong. Sama

aja nggak

menghargai

orang!”

Mas Gagah: “Justru karena

Mas

menghargai dia

makanya Mas

begitu. Gita

lihat kan orang

Sunda salaman?

Santun meski

nggak sentuhan.

Itu sangat baik!

” (h. 7)

Situasi terjadi di

rumah.

Dituturkan oleh

Gita kepada Mas

Gagah. Tujuan

tuturan tersebut,

yaitu Gita ingin

menyampaikan

perasaan kesalnya

kepada Mas

Gagah karena

tidak mau

bersalaman

dengan mitra

jenis. Menurut

Gita, tindakan

yang dilakukan

oleh Mas Gagah

sama saja tidak

menghargai orang

lain. Pemahaman

Gita mengenai

ajaran agama

Islam masih

sangat sedikit,

oleh sebab itu

ketika Mas Gagah

tidak mau

bersentuhan

dengan yang

bukan muhrim

Gita protes dan

kesal.

3. Mas Gagah: “Mau kemana,

Git!?”

Gita: “Nonton

sama temen-

temen. Habis

Mas Gagah

kalau diajak

nonton sekarang

kebanyakan

nolaknya!”

Mas Gagah:

Situasi terjadi di

rumah.

Dituturkan oleh

Gita kepada Mas

Gagah. Tujuan

tuturan tersebut,

yaitu Mas Gagah

ingin mengajak

Gita untuk pergi

bersamanya,

namun Gita

langsung menolak

Page 84: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

72

“Ikut Mas aja,

yuk!”

Gita: “Kemana? Ke

tempat yang

waktu itu lagi?

Ogah! Gita

kayak orang

bego di sana!”

(h. 8)

ajakan Mas

Gagah karena

takut diajak ke

tempat pengajian

sehingga Gita

lebih memilih

untuk pergi

menonton

bersama teman-

temannya.

Beberapa waktu

lalu Gita sempat

diajak pergi oleh

Mas Gagah dan

ternyata diajak ke

tempat pengajian.

Gita merasa

belum tertarik

untuk belajar

agama lebih

banyak sehingga

dia menolak

ajakan Mas

Gagah.

4. Tri: “Memangnya

orang itu

ngapain? Iseng

banget?”

Gita: “Ya

ceramah!”

Tri: “Orang

kan ceramah di

masjid, di

musholla.

Masak di bus!?

Terus

penumpang

dimintain duit

berapa?”

Gita: “Kan tadi

udah aku

ceritain, dia

nggak pernah

minta duiiit!”

Situasi terjadi di

kantin sekolah.

Dituturkan oleh

Tri kepada Gita.

Gita merasa kesal

kepada Tri yang

tidak nyambung

saat diajak bicara

mengenai sosok

Mas Kotak-kotak

yang sering

dilihatnya di

kendaraan umum,

padahal Gita

sudah bercerita

secara panjang

lebar sebelumnya.

Sahabat Gita yang

bernama Tri

memang sedikit

telmi oleh sebab

Page 85: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

73

(h. 35)

itu, ketika Gita

mengajaknya

bicara dia sedikit

tidak nyambung.

5. Gita: “Nih,

kayak gini nih

yel-nya! Rohis

Cendana! Huh

huh huh huh:

Istiqomah!”

Tika: “Itu tadi

apaan, Git?”

Tri: “Dasar

kelakuan! Dah

pakai jilbab,

masih aja

preman!” (h.

36)

Situasi terjadi saat

jam istirahat

sekolah.

Dituturkan oleh

Gita kepada Tika

dan Tri. Tujuan

tuturan tersebut,

yaitu Gita ingin

menunjukkan

usulan yel-yelnya

kepada Tika dan

Tri. Setelah Gita

mempraktikan

gerakan yel-

yelnya, Tika dan

Tri justru merasa

aneh terhadap

usulan Gita. Gita

sedikit merasa

kecewa karena

kedua temannya

tidak memberikan

apresiasi terhadap

usulannya itu.

6. Mas Kotak-

kotak: “Adik

cari siapa?”

Pelajar: “Minggir lu!

Jangan

ngalangin gue

kalo nggak mau

mampus!” (h.

52)

Situasi sedang

terjadi tawuran

antarpelajar SMA

di dalam bus pada

siang hari.

Dituturkan oleh

Mas Kotak-kotak

kepada pelajar.

Tujuan tuturan

tersebut, yaitu

Mas Kotak-kotak

ingin berusaha

melindungi

pelajar yang

dicari oleh

musuhnya karena

Page 86: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

74

Mas Kotak-kotak

tidak ingin ada

pelajar yang

terluka pada

tawuran itu. Mas

Kotak-kotak

memiliki rasa

peduli yang

sangat tinggi

terhadap orang

lain sehingga

hatinya selalu

tergugah untuk

selalu menolong.

Berdasarkan temuan data yang telah disajikan dalam tabel

instrumen, dapat diketahui bahwa dalam cerpen Ketika Mas Gagah

Pergi terdapat 6 tuturan yang melanggar maksim kesantunan berbahasa,

dengan rincian sebagai berikut: maksim kebijaksanaan berjumlah 1

tuturan, maksim kedermawanan berjumlah 0 tuturan, maksim

penghargaan berjumlah 2 tuturan, maksim kesederhanaan berjumlah 0

tuturan, maksim permufakatan berjumlah 3 tuturan, dan maksim

kesimpatisan berjumlah 0 tuturan.

b. Analisis Deskripsi Data

1) Data Pematuhan Maksim Kesantunan Berbahasa

Data 1

Tuturan data 1 menganut maksim kesederhanaan (MKES).

Maksim kesederhanaan disebut juga dengan maksim kerendahan

hati yang menuntut setiap peserta pertuturan untuk

memaksimalkan ketidakhormatan pada diri sendiri dan

meminimalkan rasa hormat pada diri sendiri. Tuturan antara

Mama dan Mas Gagah dianggap memenuhi maksim

kesederhanaan karena ketika Mama menanyakan mengenai

perubahan penampilan Mas Gagah yang tidak keren lagi, Mas

Gagah menjawab dengan rendah hati bahwa dirinya lebih suka

Page 87: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

75

menggunakan pakaian yang sederhana karena dianggap lebih

bersih, rapi, dan terlihat lebih santun. Meskipun Mas Gagah

ditegur oleh Mama mengenai penampilannya yang tidak sekeren

dahulu, Mas Gagah tidak merasa tersinggung atau bahkan marah,

Mas Gagah justru menjawab dengan rendah hati. Sikap rendah

hati yang dilakukan oleh Mas Gagah kepada Mama menunjukkan

bahwa Mas Gagah adalah seorang anak yang sangat

menghormati orangtua. Sikap menghormati orangtua merupakan

salah satu hal penting yang diajarkan dalam agama Islam.

Tuturan data 1 dapat diukur dengan skala kesantunan, yaitu

skala jarak sosial yang merujuk pada hubungan sosial antara

penutur dan mitra tutur yang terlibat dalam pertuturan. Menurut

skala jarak sosial ada kecenderungan semakin jauh jarak

peringkat hubungan sosial di antara penutur dan mitra tutur maka

akan semakin santunlah tuturan yang digunakan. Pada tuturan

antara Mama dan Mas Gagah, penutur dan mitra tutur memiliki

hubungan sosial sebagai orangtua dan anak sehingga

menumbuhkan rasa hormat pada diri si anak ketika berbicara

dengan orangtua. Tuturan Mas Gagah dianggap santun karena

Mas Gagah menjawab pertanyaan Mama dengan jawaban yang

menunjukkan sikap rendah hati, “suka begini, Ma. Bersih, rapi,

meski sederhana. Kelihatannya juga lebih santun”.

Data 2

Tuturan data 2 menganut maksim kesimpatisan (MSIM).

Maksim kesimpatisan menuntut agar para peserta pertuturan

dapat memaksimalkan sikap simpati antara pihak yang satu

dengan pihak yang lainnya. Tuturan antara Tika dan Gita

dianggap memenuhi maksim kesimpatisan karena Tika

menunjukkan rasa simpati terhadap Gita yang sedang bersedih

akibat merasa kehilangan sosok Tika dan Mas Gagah yang kini

Page 88: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

76

sama-sama berubah menjadi alim. Tika sangat peduli terhadap

Gita, sahabatnya sehingga dia berusaha untuk memahami

perasaan Gita dan mencoba untuk mengurangi kesedihan Gita

dengan cara memberikan penjelasan mengenai perubahan sikap

dirinya dan Mas Gagah.

Tuturan data 2 dapat diukur dengan skala kesantunan, yaitu

skala jarak sosial yang merujuk pada hubungan sosial antara

penutur dan mitra tutur yang terlibat dalam pertuturan. Menurut

skala jarak sosial ada kecenderungan semakin jauh jarak

peringkat hubungan sosial di antara penutur dan mitra tutur maka

akan semakin santunlah tuturan yang digunakan. Meskipun Gita

dan Tika bersahabat dan keduanya memiliki hubungan keakraban

yang cukup erat, namun tuturan mereka masih memenuhi

maksim kesantunan, hal itu dapat terjadi karena Tika

menunjukkan rasa pedulinya terhadap Gita yang sedang bersedih.

Data 3

Tuturan data 3 menganut maksim permufakatan (MPER).

Maksim permufakatan menuntut agar para peserta pertuturan

dapat saling membina kecocokan atau kesepakatan di dalam

kegiatan bertutur. Tuturan antara Mas Gagah dan Gita dianggap

memenuhi maksim permufakatan karena mereka dapat saling

membina kecocokan dalam kegiatan bertutur. Saat Mas Gagah

memberikan penjelasan kepada Gita mengenai hal keislaman,

Gita berusaha memahami tuturan yang disampaikan oleh Mas

Gagah dengan berkata “Gita nyambung kok!”. Oleh sebab itu,

tuturan ini dapat dianggap santun karena antara penutur dan mitra

tutur memiliki latar belakang pemahaman yang sama sehingga

terjalinlah rasa kecocokan dalam kegiatan bertutur.

Tuturan data 3 dapat diukur dengan skala kesantunan, yaitu

skala jarak sosial yang merujuk pada hubungan sosial antara

Page 89: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

77

penutur dan mitra tutur yang terlibat dalam pertuturan. Menurut

skala jarak sosial ada kecenderungan semakin jauh jarak

peringkat hubungan sosial di antara penutur dan mitra tutur maka

akan semakin santunlah tuturan yang digunakan. Mas Gagah dan

Gita memiliki hubungan sosial sebagai kakak dan adik, meskipun

keduanya memiliki hubungan yang akrab, namun tuturan yang

disampaikan antara Gita dan Mas Gagah dapat dianggap santun

karena mereka dapat saling menjalin kecocokan saat bertutur.

Data 4

Tuturan data 4 menganut maksim permufakatan (MPER).

Maksim permufakatan menuntut agar para peserta pertuturan

dapat saling membina kecocokan atau kesepakatan di dalam

kegiatan bertutur. Tuturan antara Gita dan Papa dianggap

memenuhi maksim permufakatan karena pada tuturan ini Papa

berusaha menjalin kecocokan dengan Gita, sebagai orangtua

yang baik dan selalu mendukung anaknya, Papa mau memenuhi

permintaan Gita untuk ikut mengaji bersama di masjid.

Tuturan data 4 dapat diukur dengan skala kesantunan, yaitu

skala jarak sosial yang merujuk pada hubungan sosial antara

penutur dan mitra tutur yang terlibat dalam pertuturan. Menurut

skala jarak sosial ada kecenderungan semakin jauh jarak

peringkat hubungan sosial di antara penutur dan mitra tutur maka

akan semakin santunlah tuturan yang digunakan. Gita dan Papa

memiliki hubungan sosial sebagai orangtua dan anak, meskipun

keduanya memiliki hubungan yang cukup dekat, namun tuturan

di atas tetap dapat dikatakan santun karena Papa berusaha

menjalin kecocokan dengan cara menyetujui ajakan Gita untuk

mengikuti kegiatan pengajian.

Page 90: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

78

Data 5

Tuturan data 5 menganut maksim permufakatan (MPER).

Maksim permufakatan menuntut agar para peserta pertuturan

dapat saling membina kecocokan atau kesepakatan di dalam

kegiatan bertutur. Tuturan antara Mbak Nadia dan Gita dianggap

memenuhi maksim permufakatan karena pada tuturan di atas Gita

sepakat dengan jawaban yang disampaikan oleh Mbak Nadia

mengenai mengapa wanita dianjurkan untuk berjilbab,

ditunjukkan oleh tuturan Gita yang mengatakan “Alasan ini

Mbak, yang bisa saya terima!” Alasan yang disampaikan oleh

Mbak Nadia sangat memuaskan hati Gita karena dianggap masuk

akal dan dapat diterima oleh pikirannya.

Tuturan data 5 dapat diukur dengan skala kesantunan, yaitu

skala jarak sosial yang merujuk pada hubungan sosial antara

penutur dan mitra tutur yang terlibat dalam pertuturan. Menurut

skala jarak sosial ada kecenderungan semakin jauh jarak

peringkat hubungan sosial di antara penutur dan mitra tutur maka

akan semakin santunlah tuturan yang digunakan. Begitulah yang

terjadi pada tuturan antara Mbak Nadia dan Gita, mereka

memiliki jarak hubungan sosial yang tidak terlalu dekat, Gita dan

Mbak Nadia sempat bertemu sekali di rumah Tika, dan pada

situasi tuturan saat ini Mbak Nadia berperan sebagai pembicara,

sedangkan Gita berperan sebagai peserta seminar sehingga

tuturan mereka dianggap santun karena terjalin rasa saling

menghargai dan menghormati satu sama lain.

Data 6

Tuturan data 6 menganut maksim kesimpatisan (MSIM).

Maksim kesimpatisan menuntut agar para peserta pertuturan

dapat memaksimalkan sikap simpati antara pihak yang satu

dengan pihak yang lainnya. Tuturan antara Bang Ucok dan Mas

Page 91: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

79

Gagah dianggap memenuhi maksim kesimpatisan karena Mas

Gagah menunjukkan rasa simpati dengan ikut merasa senang

dengan cerita yang disampaikan oleh Bang Ucok mengenai

beberapa kemajuan yang terjadi di pemukiman kumuh. Hal itu

dibuktikan dengan jawaban Mas Gagah yang menunjukkan rasa

syukur karena bahagia mendengar cerita Bang Ucok,

“Alhamdulillah. Seru itu Bang!”

Tuturan data 6 dapat diukur dengan skala kesantunan, yaitu

skala jarak sosial yang merujuk pada hubungan sosial antara

penutur dan mitra tutur yang terlibat dalam pertuturan. Menurut

skala jarak sosial ada kecenderungan semakin jauh jarak

peringkat hubungan sosial di antara penutur dan mitra tutur maka

akan semakin santunlah tuturan yang digunakan. Meskipun

hubungan antara Bang Ucok dengan Mas Gagah terjalin cukup

akrab, namun tuturan mereka dapat dianggap memenuhi maksim

kesantunan karena Mas Gagah menunjukkan rasa simpati kepada

Bang Ucok sebagai temannya dengan ikut merasa bahagia dan

bersyukur atas kemajuan yang dialami di pemukiman.

Data 7

Tuturan data 7 menganut maksim kebijaksanaan (MKEB).

Maksim kebijaksanaan menuntut para peserta pertuturan untuk

membuat kerugian orang lain sekecil mungkin dan membuat

keuntungan orang lain sebesar mungkin. Tuturan yang

disampaikan oleh Mama dianggap memenuhi maksim

kebijaksanaan karena Mama berusaha untuk mengurangi

kerugian Gita dan menambah keuntungan Gita dengan

memberikan tawaran untuk diantar berangkat ke sekolah

menggunakan sedan agar Gita tidak merasa capek di jalan jika

harus berangkat menggunakan angkutan umum.

Page 92: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

80

Tuturan data 7 dapat diukur dengan skala kesantunan, yaitu

skala kerugian dan keuntungan yang merujuk pada besar kecilnya

biaya dan keuntungan yang disebabkan oleh sebuah tindak tutur

pada sebuah pertuturan. Pada tuturan antara Mama dan Gita,

Mama berusaha memberikan keuntungan bagi Gita dengan cara

menawarkan Gita untuk diantar berangkat ke sekolah.

Data 8

Tuturan data 8 menganut maksim kesederhanaan (MKES).

Maksim kesederhanaan disebut juga dengan maksim kerendahan

hati yang menuntut setiap peserta pertuturan untuk

memaksimalkan ketidakhormatan pada diri sendiri dan

meminimalkan rasa hormat pada diri sendiri. Tuturan yang

disampaikan oleh Mas Kotak-kotak dianggap memenuhi maksim

kesederhanaan karena Mas Kotak-kotak menunjukkan sikap

rendah hati, sebelum Mas Kotak-kotak memulai ceramahnya,

terlebih dahulu dia mengucapkan maaf dan meminta izin kepada

semua penumpang dengan berkata “Maaf bila kehadiran saya

mengganggu kenyamanan bapak ibu dan saudara-saudara”.

Selain memenuhi maksim kesederhanaan, tuturan Mas

Kotak-kotak dianggap santun juga karena Mas Kotak-kotak telah

menggunakan pronomina tertentu untuk menyapa mitra tuturnya

sebagai bentuk rasa hormat atau menghargai. Bentuk pronomina

yang digunakan oleh Mas Kotak-kotak untuk menyapa mitra

tuturnya, yaitu dengan menggunakan pronomina bapak ibu dan

saudara-saudara.

Tuturan data 8 dapat diukur dengan skala kesantunan, yaitu

skala jarak sosial yang merujuk pada hubungan sosial antara

penutur dan mitra tutur yang terlibat dalam pertuturan. Menurut

skala jarak sosial ada kecenderungan semakin jauh jarak

peringkat hubungan sosial di antara penutur dan mitra tutur maka

Page 93: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

81

akan semakin santunlah tuturan yang digunakan. Begitulah yang

terjadi pada tuturan Mas Kotak-kotak kepada para penumpang

bus. Karena mereka memiliki jarak sosial yang jauh, maka Mas

Kotak-kotak menggunakan tuturan yang santun ketika bertutur

dengan para penumpang bus dengan menunjukkan tuturan yang

rendah hati saat meminta izin kepada para penumpang sebelum

memulai ceramahnya.

Data 9

Tuturan data 9 menganut maksim kebijaksanaan (MKEB).

Maksim kebijaksanaan menuntut para peserta pertuturan untuk

membuat kerugian orang lain sekecil mungkin dan membuat

keuntungan orang lain sebesar mungkin. Tuturan antara Mas

Kotak-kotak dengan Bapak Tua dianggap memenuhi maksim

kebijaksanaan karena Mas Kotak-kotak telah membuat

keuntungan orang lain sebesar mungkin, hal itu ditunjukkan oleh

Mas Kotak-kotak yang memberikan buku secara gratis kepada

Bapak Tua yang berpakaian lusuh dan menggunakan sandal jepit.

Mas Kotak-kotak memberikan buku itu secara gratis karena

kasihan melihat kondisi Bapak Tua yang sepertinya tidak

memiliki cukup uang.

Tuturan data 9 dapat diukur dengan skala kesantunan, yaitu

skala kerugian dan keuntungan yang merujuk pada besar kecilnya

biaya dan keuntungan yang disebabkan oleh sebuah tindak tutur

pada sebuah pertuturan. Pada tuturan antara Mas Kotak-kotak

dan Bapak Tua, Mas Kotak-kotak memberikan keuntungan

kepada Bapak Tua dengan cara memberikan buku secara gratis

karena melihat kondisi Bapak Tua yang sepertinya tidak

memiliki cukup uang.

Page 94: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

82

Data 10

Tuturan data 10 menganut maksim kebijaksanaan (MKEB).

Maksim kebijaksanaan menuntut para peserta pertuturan untuk

membuat kerugian orang lain sekecil mungkin dan membuat

keuntungan orang lain sebesar mungkin. Tuturan antara Mas

Kotak-kotak dengan seorang ibu dianggap memenuhi maksim

kebijaksanaan karena pada tuturan di atas Mas Kotak-kotak telah

membuat keuntungan orang lain sebesar mungkin, hal itu

ditunjukkan oleh Mas Kotak-kotak yang memberikan buku

kepada seorang Ibu dan Ibu tersebut boleh menggantinya dengan

mengisi kaleng infaq yang sudah disediakan secara seikhlasnya.

Mas Kotak-kotak tidak memberikan buku itu secara gratis kepada

Ibu karena Mas Kotak-kotak melihat Ibu tersebut adalah orang

yang kaya.

Tuturan data 10 dapat diukur dengan skala kesantunan,

yaitu skala kerugian dan keuntungan yang merujuk pada besar

kecilnya biaya dan keuntungan yang disebabkan oleh sebuah

tindak tutur pada sebuah pertuturan. Pada tuturan antara Mas

Kotak-kotak dan Ibu, Mas Kotak-kotak telah memberikan

keuntungan kepada seorang Ibu dengan cara memberikan buku

yang diinginkan oleh Ibu dan Ibu tersebut cukup menggantinya

dengan mengisi kaleng infaq secara seikhlasnya.

Data 11

Tuturan data 11 menganut maksim kesimpatisan (MSIM).

Maksim kesimpatisan menuntut agar para peserta pertuturan

dapat memaksimalkan sikap simpati antara pihak yang satu

dengan pihak yang lainnya. Tuturan antara Penumpang dan Mas

Kotak-kotak dianggap memenuhi maksim kesimpatisan karena

pada tuturan tersebut Mas Kotak-kotak menunjukkan rasa

simpatinya kepada penumpang itu dengan menunjukkan rasa

Page 95: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

83

senang dan bersyukur karena penumpang itu telah tergerak

hatinya untuk memberikan sumbangan kepada warga Palestina

yang sedang berperang. Tuturan Mas Kotak-kotak ditunjukkan

oleh dialog “Alhamdulillah, Allah menggerakkan hati Bapak”.

Tuturan data 11 dapat diukur dengan skala kesantunan,

yaitu skala jarak sosial yang merujuk pada hubungan sosial

antara penutur dan mitra tutur yang terlibat dalam pertuturan.

Menurut skala jarak sosial ada kecenderungan semakin jauh jarak

peringkat hubungan sosial di antara penutur dan mitra tutur maka

akan semakin santunlah tuturan yang digunakan. Begitulah yang

terjadi pada tuturan Mas Kotak-kotak kepada bapak penumpang

itu. Karena mereka memiliki jarak sosial yang jauh maka Mas

Kotak-kotak menggunakan tuturan yang santun ketika bertutur

dengan bapak penumpang itu dengan menunjukkan rasa simpati.

Data 12

Tuturan data 12 menganut maksim kesederhanaan (MKES).

Maksim kesederhanaan disebut juga dengan maksim kerendahan

hati yang menuntut setiap peserta pertuturan untuk

memaksimalkan ketidakhormatan pada diri sendiri dan

meminimalkan rasa hormat pada diri sendiri. Tuturan yang

disampaikan oleh Mas Kotak-kotak dianggap memenuhi maksim

kesederhanaan karena Mas Kotak-kotak menunjukkan sikap

rendah hati ketika membagikan kurma kepada para penumpang,

ditunjukkan dengan tuturan “Oh ya, ini memang tak seberapa,

tetapi lumayan untuk berbuka puasa”.

Tuturan data 12 dapat diukur dengan skala kesantunan,

yaitu skala jarak sosial yang merujuk pada hubungan sosial

antara penutur dan mitra tutur yang terlibat dalam pertuturan.

Menurut skala jarak sosial ada kecenderungan semakin jauh jarak

peringkat hubungan sosial di antara penutur dan mitra tutur maka

Page 96: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

84

akan semakin santunlah tuturan yang digunakan. Begitulah yang

terjadi pada tuturan Mas Kotak-kotak kepada para penumpang

kereta. Karena mereka memiliki jarak sosial yang jauh maka Mas

Kotak-kotak menggunakan tuturan yang santun dengan

menunjukkan sikap rendah hati ketika bertutur dengan para

penumpang.

Data 13

Tuturan data 13 menganut maksim kebijaksanaan (MKEB).

Maksim kebijaksanaan menuntut para peserta pertuturan untuk

membuat kerugian orang lain sekecil mungkin dan membuat

keuntungan orang lain sebesar mungkin. Tuturan yang

disampaikan oleh Mas Kotak-kotak dianggap memenuhi maksim

kebijaksanaan karena Mas Kotak-kotak telah membuat

keuntungan orang lain sebesar mungkin, hal itu ditunjukkan saat

lima menit sebelum azan magrib Mas Kotak-kotak membagi-

bagikan kurma kepada para penumpang kereta untuk berbuka

puasa.

Tuturan data 13 dapat diukur dengan skala kesantunan,

yaitu skala kerugian dan keuntungan yang merujuk pada besar

kecilnya biaya dan keuntungan yang disebabkan oleh sebuah

tindak tutur pada sebuah pertuturan. Pada tuturan Mas Kotak-

kotak dan para penumpang kereta, Mas Kotak-kotak telah

memberikan keuntungan kepada para penumpang kereta dengan

cara membagi-bagikan kurma untuk berbuka puasa.

Data 14

Tuturan data 14 menganut maksim permufakatan (MPER).

Maksim permufakatan menuntut agar para peserta pertuturan

dapat saling membina kecocokan atau kesepakatan di dalam

kegiatan bertutur. Tuturan di atas dianggap memenuhi maksim

Page 97: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

85

permufakatan karena antara penutur dan mitra tutur saling

menjalin kecocokan. Ketika Mas Kotak-kotak selesai berceramah

dan mengajak orang-orang yang berada di kantin untuk mulai

makan bersama, orang-orang di kantin tersebut kemudian

mengikuti ajakan Mas Kotak-kotak karena merasa sama-sama

sudah lapar.

Tuturan data 14 dapat diukur dengan skala kesantunan,

yaitu skala jarak sosial yang merujuk pada hubungan sosial

antara penutur dan mitra tutur yang terlibat dalam pertuturan.

Menurut skala jarak sosial ada kecenderungan semakin jauh jarak

peringkat hubungan sosial di antara penutur dan mitra tutur maka

akan semakin santunlah tuturan yang digunakan. Begitulah yang

terjadi pada tuturan Mas Kotak-kotak kepada orang-orang yang

berada di kantin. Karena mereka memiliki jarak sosial yang jauh

maka Mas Kotak-kotak menggunakan tuturan yang santun ketika

bertutur dengan orang-orang itu begitu pun sebaliknya, orang-

orang yang berada di kantin tersebut pun menghargai Mas Kotak-

kotak dengan cara saling membina kecocokan saat bertutur.

Data 15

Tuturan data 15 menganut maksim kedermawanan

(MKED). Maksim kedermawanan menuntut para peserta

pertuturan untuk membuat keuntungan diri sendiri sekecil

mungkin dan membuat kerugian diri sendiri sebesar mungkin.

Tuturan antara Eki dan seorang Bapak dianggap memenuhi

maksim kedermawanan karena tokoh Bapak telah membuat

pengorbanan bagi diri sendiri dengan cara mengantarkan Eki dan

rombongannya ke bedeng tempat warga mengaji.

Tuturan data 15 dapat diukur dengan skala kesantunan,

yaitu skala kerugian dan keuntungan yang merujuk pada besar

kecilnya biaya dan keuntungan yang disebabkan oleh sebuah

Page 98: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

86

tindak tutur pada sebuah pertuturan. Pada tuturan antara Eki dan

Bapak, tokoh Bapak telah membuat pengorbanan bagi diri sendiri

dan memberikan keuntungan kepada Eki karena menawarkan diri

untuk mengantarkan Eki dan rombongannya ke bedeng.

Data 16

Tuturan data 16 menganut maksim kesederhanaan (MKES).

Maksim kesederhanaan disebut juga dengan maksim kerendahan

hati yang menuntut setiap peserta pertuturan untuk

memaksimalkan ketidakhormatan pada diri sendiri dan

meminimalkan rasa hormat pada diri sendiri. Tuturan antara Mas

Kotak-kotak dan Ibu Tua dianggap memenuhi maksim

kesederhanaan karena Mas Kotak-kotak menggunakan tuturan

yang rendah hati saat menjawab pertanyaan seorang ibu tua,

dengan berkata “saya bukan siapa-siapa”, padahal pada situasi

yang terjadi, Mas Kotak-kotak adalah seorang penceramah yang

telah memberikan motivasi bagi para korban bencana kebakaran.

Segala perbuatan baik yang Mas Kotak-kotak lakukan ke orang

lain semata-mata hanya ingin mendapatkan pahala dari Allah,

bukan untuk mendapatkan pujian dari orang lain.

Tuturan data 16 dapat diukur dengan skala kesantunan,

yaitu skala jarak sosial yang merujuk pada hubungan sosial

antara penutur dan mitra tutur yang terlibat dalam pertuturan.

Menurut skala jarak sosial ada kecenderungan semakin jauh jarak

peringkat hubungan sosial di antara penutur dan mitra tutur maka

akan semakin santunlah tuturan yang digunakan. Begitulah yang

terjadi pada tuturan Mas Kotak-kotak kepada seorang Ibu Tua.

Karena mereka memiliki jarak sosial yang jauh maka Mas Kotak-

kotak menggunakan tuturan yang santun dengan menunjukkan

rasa rendah hati ketika bertutur dengan Ibu Tua.

Page 99: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

87

Data 17

Tuturan data 17 menganut maksim kedermawanan

(MKED). Maksim kedermawanan menuntut para peserta

pertuturan untuk membuat keuntungan diri sendiri sekecil

mungkin dan membuat kerugian diri sendiri sebesar mungkin.

Tuturan antara Mas Kotak-kotak dan Gita dianggap memenuhi

maksim kedermawanan karena Mas Kotak-kotak telah membuat

pengorbanan bagi diri sendiri dan memaksimalkan keuntungan

pihak lain dengan cara menawarkan tempat duduknya untuk Gita

yang sedang mencari bangku kosong di dalam bus, namun

ternyata penuh semua. Mas Kotak-kotak telah memberikan

pengorbanan bagi diri sendiri untuk berdiri di dalam bus dan

merelakan tempat duduknya ditempati oleh Gita, karena Gita

adalah seorang perempuan sehingga Mas Kotak-kotak merasa

patut untuk lebih menghargai perempuan ketimbang dirinya

sendiri.

Tuturan data 17 dapat diukur dengan skala kesantunan,

yaitu skala kerugian dan keuntungan yang merujuk pada besar

kecilnya biaya dan keuntungan yang disebabkan oleh sebuah

tindak tutur pada sebuah pertuturan. Melihat situasi di dalam bus

yang penuh dengan penumpang, membuat Mas Kotak-kotak

langsung berinisiatif untuk memberikan tempat duduknya kepada

Gita, seorang pelajar perempuan. Dengan tindakannya itu, Mas

Kotak-kotak telah membuat pengorbanan bagi dirinya sendiri

untuk berdiri di dalam bus dan Mas Kotak-kotak telah

memberikan keuntungan bagi Gita untuk duduk dibangkunya.

Data 18

Tuturan data 18 menganut maksim kedermawanan

(MKED). Maksim kedermawanan menuntut para peserta

pertuturan untuk membuat keuntungan diri sendiri sekecil

Page 100: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

88

mungkin dan membuat kerugian diri sendiri sebesar mungkin.

Tuturan yang disampaikan Mas Kotak-kotak dianggap memenuhi

maksim kedermawanan karena Mas Kotak-kotak telah membuat

pengorbanan bagi diri sendiri dengan cara melerai dan

melindungi pelajar yang hendak dibacok oleh pelajar lain yang

menjadi musuhnya. Pengorbanan yang dilakukan oleh Mas

Kotak-kotak telah menambah beban bagi dirinya sendiri karena

dia ikut terluka akibat melindungi seorang pelajar yang menjadi

incaran musuhnya itu.

Tuturan data 18 dapat diukur dengan skala kesantunan,

yaitu skala kerugian dan keuntungan yang merujuk pada besar

kecilnya biaya dan keuntungan yang disebabkan oleh sebuah

tindak tutur pada sebuah pertuturan. Pada tuturan antara pelajar

dan Mas Kotak-kotak, Mas Kotak-kotak telah membuat

pengorbanan bagi dirinya sendiri karena berani menghalangi

pelajar yang ingin membacok pelajar lain sehingga Mas Kotak-

kotak akhirnya ikut terluka akibat berusaha melerai pelajar yang

terlibat dalam perkelahian.

Data 19

Tuturan data 19 menganut maksim kedermawanan

(MKED). Maksim kedermawanan menuntut para peserta

pertuturan untuk membuat keuntungan diri sendiri sekecil

mungkin dan membuat kerugian diri sendiri sebesar mungkin.

Tuturan yang disampaikan Gita kepada seorang bapak dianggap

memenuhi maksim kedermawanan karena Gita telah membuat

pengorbanan bagi diri sendiri dengan cara merelakan uangnya

untuk membayar taksi untuk mengantarkan korban tawuran ke

rumah sakit, ditunjukkan oleh tuturan “Saya yang bayar! Rumah

sakit terdekat, Pak!”.

Page 101: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

89

Tuturan data 19 dapat diukur dengan skala kesantunan,

yaitu skala kerugian dan keuntungan yang merujuk pada besar

kecilnya biaya dan keuntungan yang disebabkan oleh sebuah

tindak tutur pada sebuah pertuturan. Pada tuturan Gita, Gita telah

membuat kerugian bagi diri sendiri karena merelakan uangnya

untuk membayar taksi dan mengantarkan korban tawuran pelajar

ke rumah sakit.

Data 20

Tuturan data 20 menganut maksim kebijaksanaan (MKEB).

Maksim kebijaksanaan menuntut para peserta pertuturan untuk

membuat kerugian orang lain sekecil mungkin dan membuat

keuntungan orang lain sebesar mungkin. Tuturan yang

disampaikan Gita dianggap memenuhi maksim kebijaksanaan

karena Gita telah membuat keuntungan bagi mitra tuturnya, yaitu

anak-anak pemukiman dengan menjanjikan akan membawakan

buku-buku bacaan baru. Gita ingin anak-anak dapat memiliki

pengetahuan yang luas melalui membaca buku meskipun anak-

anak tersebut tidak bersekolah.

Tuturan data 20 dapat diukur dengan skala kesantunan,

yaitu skala kerugian dan keuntungan yang merujuk pada besar

kecilnya biaya dan keuntungan yang disebabkan oleh sebuah

tindak tutur pada sebuah pertuturan. Pada tuturan antara Gita dan

anak-anak, Gita telah menambah keuntungan bagi mitra tuturnya

dengan menjanjikan akan membawakan buku-buku bacaan lagi

agar anak-anak di pemukiman dapat memiliki wawasan yang luas

meskipun tidak sekolah.

Data 21

Tuturan data 21 menganut maksim kebijaksanaan (MKEB).

Maksim kebijaksanaan menuntut para peserta pertuturan untuk

Page 102: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

90

membuat kerugian orang lain sekecil mungkin dan membuat

keuntungan orang lain sebesar mungkin. Tuturan yang

disampaikan Papa kepada Gita dianggap memenuhi maksim

kebijaksanaan karena tuturan Papa telah membuat keuntungan

bagi Gita sebagai mitra tuturnya dengan menawarkan Gita

bekerja di perusahaan Papanya saja agar Gita tidak perlu

bersusahpayah mencari pekerjaan di perusahaan lain.

Tuturan data 21 dapat diukur dengan skala kesantunan,

yaitu skala kerugian dan keuntungan yang merujuk pada besar

kecilnya biaya dan keuntungan yang disebabkan oleh sebuah

tindak tutur pada sebuah pertuturan. Pada tuturan antara Papa dan

Gita, Papa telah membuat keuntungan bagi Gita karena

memberikan tawaran kepada Gita untuk bekerja di perusahaan

Papanya saja agar Gita tidak perlu bersusahpayah mencari

pekerjaan di perusahaan lain.

Data 22

Tuturan data 22 menganut maksim penghargaan (MPENG).

Dalam maksim penghargaan dijelaskan bahwa orang akan dapat

dianggap santun apabila dalam bertutur selalu berusaha

memberikan penghargaan atau pujian kepada pihak lain. Dengan

maksim ini, diharapkan agar para peserta pertuturan tidak saling

mengejek, saling mencaci, atau saling merendahkan pihak lain.

Tuturan yang disampaikan Papa kepada Gita dianggap memenuhi

maksim penghargaan karena Papa memberikan pujian kepada

Gita sebab Gita mau berusaha mandiri untuk mencari pekerjaan.

Pujian yang dituturkan oleh Papa kepada Gita ditunjukkan oleh

kalimat “Kamu akan jadi perempuan yang kuat, Gita Ayu

Pratiwi”.

Tuturan data 22 dapat diukur dengan skala kesantunan,

yaitu skala jarak sosial yang merujuk pada hubungan sosial

Page 103: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

91

antara penutur dan mitra tutur yang terlibat dalam pertuturan.

Menurut skala jarak sosial ada kecenderungan semakin jauh jarak

peringkat hubungan sosial di antara penutur dan mitra tutur maka

akan semakin santunlah tuturan yang digunakan. Papa dan Gita

memiliki hubungan sosial sebagai orangtua dan anak, meskipun

keduanya memiliki hubungan yang cukup dekat, namun tuturan

di atas tetap dapat dianggap memenuhi maksim kesantunan

karena Papa memberikan pujian kepada Gita atas kemauannya

untuk berusaha mandiri.

Data 23

Tuturan data 23 menganut maksim permufakatan (MPER).

Maksim permufakatan menuntut agar para peserta pertuturan

dapat saling membina kecocokan atau kesepakatan di dalam

kegiatan bertutur. Tuturan antara Gita dan Yudhi dianggap

memenuhi maksim permufakatan karena keduanya saling

menjalin kecocokan dalam bertutur. Mereka memiliki latar

belakang pengetahuan yang sama dalam melakukan kegiatan

bertutur itu. Saat Yudhi menanyakan tentang pertemuannya

dengan Gita sebelumnya, Gita pun dapat menjawab pertanyaan

Yudhi berdasarkan peristiwa yang pernah mereka alami. Mereka

sering bertemu, namun tidak saling mengenal hingga akhirnya

terjadi peristiwa tawuran pelajar di dalam bus yang mereka

tumpangi, Gita telah menolong Yudhi dengan membawanya ke

rumah sakit.

Selain memenuhi maksim permufakatan, tuturan Yudhi

dianggap santun juga karena Yudhi telah menggunakan

pronomina tertentu untuk menyapa mitra tuturnya sebagai bentuk

rasa menghargai. Bentuk pronomina yang digunakan oleh Yudhi

untuk menyapa mitra tuturnya, yaitu dengan menggunakan

Page 104: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

92

pronomina Anda untuk menyapa Gita (mitra tutur) ketika Yudhi

memberitahu bahwa Gita diterima bekerja di perusahaannya.

Tuturan data 23 dapat diukur dengan skala kesantunan,

yaitu skala ketidaklangsungan yang merujuk kepada peringkat

langsung atau tidak langsungnya maksud sebuah tuturan.

Semakin tidak langsung maksud sebuah tuturan akan dianggap

semakin santunlah tuturan itu. Begitulah yang terjadi pada

tuturan Yudhi, ketika dia bertemu dengan Gita terlebih dahulu

dia bertanya, “Saya merasa pernah melihat Anda. Dimana ya?”,

padahal saat itu Yudhi sudah mengetahi bahwa Gita adalah orang

yang pernah ditemuinya dahulu dan menolongnya saat terjadi

peristiwa tawuran pelajar sehingga ketidaklangsungan tuturan

Yudhi tersebut dapat dianggap telah memenuhi maksim

kesantunan.

Data 24

Tuturan data 24 menganut maksim penghargaan (MPENG).

Dalam maksim penghargaan dijelaskan bahwa orang akan dapat

dianggap santun apabila dalam bertutur selalu berusaha

memberikan penghargaan atau pujian kepada pihak lain. Dengan

maksim ini, diharapkan agar para peserta pertuturan tidak saling

mengejek, saling mencaci, atau saling merendahkan pihak lain.

Tuturan antara Gita dan Yudhi dianggap memenuhi maksim

penghargaan karena Yudhi memberikan ucapan selamat kepada

Gita karena kualifikasinya cocok dengan yang dibutuhkan dan

dia diterima bekerja di perusahaan yang dipimpin oleh Yudhi.

Selain itu, Yudhi juga mengucapkan rasa terimakasih kepada

Gita atas pertolongan yang telah Gita lakukan kepadanya dahulu

saat Yudhi terluka akibat bacokan pelajar yang tawuran. Tuturan

yang menunjukkan pujian terhadap Gita ditunjukkan oleh kalimat

Page 105: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

93

“…Ah kalau saja Anda tidak membawa saya ke rumah sakit

waktu itu, tentu saya tak akan ada di sini sekarang…”.

Selain memenuhi maksim penghargaan, tuturan Yudhi

dianggap santun juga karena Yudhi telah menggunakan

pronomina tertentu untuk menyapa mitra tuturnya sebagai bentuk

rasa menghargai. Bentuk pronomina yang digunakan oleh Yudhi

untuk menyapa Gita (mitra tutur), yaitu dengan menggunakan

pronomina Anda untuk mengucapkan rasa terima kasih atas

pertolongan Gita yang telah menyelamatkannya pada peristiwa

tawuran pelajar di bus.

Tuturan data 24 dapat diukur dengan skala kesantunan,

yaitu skala keotoritasan yang merujuk pada hubungan status

sosial antara penutur dan mitra tutur yang terlibat dalam

pertuturan. Semakin jauh jarak peringkat sosial antara penutur

dan mitra tutur maka tuturan yang digunakan akan cenderung

menjadi santun. Hubungan status sosial antara Yudhi dan Gita

adalah hubungan antara atasan perusahaan dengan calon

karyawannya, karena jarak peringkat sosial yang jauh tersebut

akhirnya membuat tuturan yang disampaikan oleh keduanya

menjadi santun karena adanya rasa untuk saling menghargai dan

menghormati.

Data 25

Tuturan data 25 menganut maksim penghargaan (MPENG).

Dalam maksim penghargaan dijelaskan bahwa orang akan dapat

dianggap santun apabila dalam bertutur selalu berusaha

memberikan penghargaan atau pujian kepada pihak lain. Dengan

maksim ini, diharapkan agar para peserta pertuturan tidak saling

mengejek, saling mencaci, atau saling merendahkan pihak lain.

Tuturan yang disampaikan oleh para penumpang kepada Yudhi

dianggap memenuhi maksim penghargaan karena para

Page 106: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

94

penumpang itu memberikan pujian kepada Yudhi ketika Yudhi

kembali lagi berceramah di angkutan umum. Para penumpang

ternyata merindukan sosok Yudhi untuk memberikan ceramah.

Yudhi memiliki keahlian dalam berkomunikasi, wawasannya pun

sangat luas, hatinya sangat baik, rasa pedulinya sangat tinggi, dan

wajahnya teduh. Jadi, tidak heran jika orang-orang disekitarnya

selalu kagum dengan sosoknya.

Selain memenuhi maksim penghargaan, tuturan pada data

25 dianggap santun juga karena bapak penumpang bus telah

menggunakan pronomina tertentu untuk menyapa Yudhi (mitra

tutur) sebagai bentuk rasa menghargai. Bentuk pronomina yang

digunakan oleh bapak penumpang bus untuk menyapa Yudhi,

yaitu dengan menggunakan pronomina Anda untuk

mengungkapkan rasa bahagia karena Yudhi telah kembali

berceramah di bus lagi.

Tuturan data 25 dapat diukur dengan skala kesantunan,

yaitu skala jarak sosial yang merujuk pada hubungan sosial

antara penutur dan mitra tutur yang terlibat dalam pertuturan.

Menurut skala jarak sosial ada kecenderungan semakin jauh jarak

peringkat hubungan sosial di antara penutur dan mitra tutur maka

akan semakin santunlah tuturan yang digunakan. Yudhi dan para

penumpang bus memiliki jarak sosial yang jauh, mereka hanya

saling mengenal melalui fisik, namun tidak mengenal secara

lebih dekat. Hubungan jarak sosial yang tidak dekat di antara

mereka, membuat tuturan yang disampikan oleh mereka menjadi

santun, dibuktikan dengan respon para penumpang yang sangat

senang dengan kembalinya Yudhi untuk berceramah. Perasaan

senang tersebut disampaikan dengan tuturan berupa pujian yang

ditujukan kepada Yudhi.

Page 107: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

95

2) Data Pelanggaran Prinsip Kesantunan Berbahasa

Data 1

Tuturan data 1 melanggar maksim permufakatan (MPER).

Maksim permufakatan menuntut agar para peserta pertuturan

dapat saling membina kecocokan atau kesepakatan di dalam

kegiatan bertutur. Tuturan antara Gita dan Mas Gagah dianggap

melanggar maksim permufakatan karena dalam tuturan ini Gita

tidak dapat menjalin rasa kecocokan dengan Mas Gagah. Ketika

Mas Gagah sedang memutar lagu-lagu nasyid, Gita langsung

menunjukkan perasaan tidak senang sehingga langsung

menyuruh Mas Gagah untuk segera mematikan CDnya.

Tuturan data 1 dianggap melanggar maksim permufakatan

karena diukur dengan skala kesantunan, yaitu skala

ketidaklangsungan yang merujuk kepada peringkat langsung atau

tidak langsungnya maksud sebuah tuturan. Semakin tuturan itu

bersifat langsung akan dianggap semakin tidak santunlah tuturan

itu. Tuturan yang disampaikan oleh Gita bersifat secara langsung

ketika dia menyuruh Mas Gagah untuk mematikan CDnya. Gita

berkata secara kasar kepada Mas Gagah tanpa ada basa-basi,

dengan berkata “Matiin CD-nya!”. Tuturan Gita yang disampikan

secara langsung tanpa basa-basi membuat tuturan itu dianggap

telah melanggar prinsip kesantunan.

Data 2

Tuturan data 2 melanggar maksim penghargaan (MPENG).

Dalam maksim penghargaan dijelaskan bahwa orang akan dapat

dianggap santun apabila dalam bertutur selalu berusaha

memberikan penghargaan atau pujian kepada pihak lain. Dengan

maksim ini, diharapkan agar para peserta pertuturan tidak saling

mengejek, saling mencaci, atau saling merendahkan pihak lain.

Tuturan antara Mas Gagah dan Gita dianggap melanggar maksim

Page 108: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

96

penghargaan karena tuturan Gita menunjukkan sikap tidak

menghargai Mas Gagah dengan berkata “Sok keren banget sih

Mas?...”. Tuturan itu menunjukkan bahwa Gita tidak menghargai

sikap Mas Gagah yang tidak mau bersentuhan saat bersalaman

dengan Teresye. Gita menganggap bahwa sikap Mas Gagah itu

sama saja tidak menghargai orang lain, namun ketika Mas Gagah

mencoba ingin menjelaskan alasannya justru Gita tidak mau

mendengarkan alasan yang Mas Gagah sampaikan.

Tuturan data 2 dianggap melanggar maksim penghargaan

karena diukur dengan skala kesantunan, yaitu skala

ketidaklangsungan yang merujuk kepada peringkat langsung atau

tidak langsungnya maksud sebuah tuturan. Semakin tuturan itu

bersifat langsung akan dianggap semakin tidak santunlah tuturan

itu. Tuturan yang disampaikan oleh Gita kepada Mas Gagah

bersifat secara langsung. Hal itu dapat dilihat ketika Gita

mengetahui bahwa Mas Gagah tidak mau bersalaman dengan

Teresye, Gita langsung bertutur “Sok keren banget sih Mas?

Masak nggak mau salaman sama Tresye?...”. Tuturan yang

disampikan oleh Gita secara langsung tanpa mau mendengarkan

alasan Mas Gagah itulah yang membuat tuturan di atas dianggap

melanggar prinsip kesantunan.

Data 3

Tuturan data 3 melanggar maksim permufakatan (MPER).

Maksim permufakatan menuntut agar para peserta pertuturan

dapat saling membina kecocokan atau kesepakatan di dalam

kegiatan bertutur. Tuturan antara Mas Gagah dan Gita dianggap

melanggar maksim permufakatan karena mereka tidak menjalin

rasa kecocokan, saat Mas Gagah mengajak Gita untuk ikut

dengan Mas Gagah pergi ke sebuah acara, Gita langsung

menolak ajakan Mas Gagah itu karena takut diajak ke tempat

Page 109: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

97

pengajian sehingga Gita lebih memilih untuk pergi menonton

bersama teman-temannya.

Tuturan data 3 dianggap melanggar maksim permufakatan

karena dapat diukur dengan skala kesantunan, yaitu skala

ketidaklangsungan yang merujuk kepada peringkat langsung atau

tidak langsungnya maksud sebuah tuturan. Semakin tuturan itu

bersifat langsung akan dianggap semakin tidak santunlah tuturan

itu. Tuturan yang disampaikan oleh Gita kepada Mas Gagah

bersifat secara langsung. Hal itu dapat dilihat ketika Mas Gagah

mengajak Gita untuk pergi ke sebuah acara, Gita langsung

menolak ajakan Mas Gagah tanpa bertanya terlebih dahulu

hendak pergi kemana. Tuturan yang disampaikan oleh Gita

secara langsung dibuktikan dengan jawaban “Kemana? Ke

tempat yang waktu itu lagi? Ogah! Gita kayak orang bego di

sana!”. Jika Gita mematuhi maksim kesantunan, seharusnya Gita

bertanya terlebih dahulu kepada Mas Gagah secara baik-baik,

bukan malah langsung menolak ajakan Mas Gagah.

Data 4

Tuturan data 4 melanggar maksim permufakatan (MPER).

Maksim permufakatan menuntut agar para peserta pertuturan

dapat saling membina kecocokan atau kesepakatan di dalam

kegiatan bertutur. Tuturan antara Tri dan Gita dianggap

melanggar maksim permufakatan karena mereka tidak saling

menjalin rasa kecocokan. Ketika Gita bercerita panjang lebar

mengenai sosok Mas Kotak-kotak yang sering dilihatnya di

angkutan umum, Tri justru tidak memperhatikan apa yang Gita

ceritakan sehingga dalam percakapan mereka tidak terjalin

adanya rasa kecocokan. Gita merasa kesal kepada Tri yang tidak

paham dengan apa yang Gita tuturkan.

Page 110: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

98

Tuturan data 4 dianggap melanggar maksim permufakatan

karena diukur dengan skala kesantunan, yaitu skala jarak sosial

yang merujuk pada peringkat hubungan sosial antara petutur dan

mitra tutur yang terlibat di dalam sebuah pertuturan. Ada

kecenderungan semakin dekat jarak hubungan sosial di antara

keduanya akan menjadi kurang santunlah pertuturan itu.

Begitulah yang terjadi pada tuturan antara Gita dan Tri, mereka

memiliki hubungan jarak sosial yang akrab, keakraban yang

terjalin di antara mereka membuat tuturan itu menjadi tidak

santun. Hal itu dapat dilihat pada sikap Tri yang tidak

memperhatikan Gita saat sedang berbicara.

Data 5

Tuturan data 5 melanggar maksim penghargaan (MPENG).

Dalam maksim penghargaan dijelaskan bahwa orang akan dapat

dianggap santun apabila dalam bertutur selalu berusaha

memberikan penghargaan atau pujian kepada pihak lain. Dengan

maksim ini, diharapkan agar para peserta pertuturan tidak saling

mengejek, saling mencaci, atau saling merendahkan pihak lain.

Tuturan antara Gita, Tika, dan Tri dianggap melanggar maksim

penghargaan karena saat Gita mempraktikan usulan yel-yelnya

kepada Tika dan Tri, Tika dan Tri justru merasa aneh dan tidak

menghargai dengan usulan yel-yel dari Gita. Hal itu dapat dilihat

pada tuturan “Itu tadi apaan, Git?” dan “Dasar kelakuan! Dah

pakai jilbab, masih aja preman!”.

Tuturan data 5 dianggap melanggar maksim penghargaan

karena diukur dengan skala kesantunan, yaitu skala jarak sosial

yang merujuk pada peringkat hubungan sosial antara petutur dan

mitra tutur yang terlibat di dalam sebuah pertuturan. Ada

kecenderungan semakin dekat jarak hubungan sosial di antara

keduanya akan menjadi kurang santunlah pertuturan itu.

Page 111: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

99

Begitulah yang terjadi antara tuturan Gita, Tika, dan, Tri, mereka

memiliki hubungan jarak sosial yang akrab, keakraban yang

terjalin di antara mereka membuat tuturan yang disampaikan oleh

mereka menjadi tidak santun. Hal itu dibuktikan oleh tuturan

Tika dan Tri yang tidak menghargai usulan yel-yel yang

dipraktikan oleh Gita.

Data 6

Tuturan data 6 melanggar maksim kebijaksanaan (MKEB).

Maksim kebijaksanaan menuntut para peserta pertuturan untuk

membuat kerugian orang lain sekecil mungkin dan membuat

keuntungan orang lain sebesar mungkin. Tuturan antara Mas

Kotak-kotak dan pelajar dianggap melanggar maksim

kebijaksanaan karena pelajar SMA tersebut membuat kerugian

kepada orang lain dengan mengancam ingin melukai Mas Kotak-

kotak.

Tuturan data 6 dianggap melanggar maksim kebijaksanaan

karena diukur dengan skala kesantunan, yaitu skala keuntungan

dan kerugian yang merujuk pada besar kecilnya biaya dan

keuntungan yang disebabkan oleh sebuah tindak tutur pada

sebuah pertuturan. Tuturan yang disampaikan oleh pelajar kepada

Mas Kotak-kotak dikatakan tidak santun karena pelajar itu telah

merugikan mitra tuturnya dengan cara mengancam kesalamatan

Mas Kotak-kotak.

Page 112: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

100

2. Cerpen Rapsodi September

a. Temuan Data

Tabel 4.3

Instrumen Penyajian Data Pematuhan Maksim Kesantunan Berbahasa

dalam Cerpen Rapsodi September

No Data Konteks Maksim Kesantunan Berbahasa

M.Keb M.Ked M.Peng M.Kes M.Per M.Sim

1. Kak Ocha:

“Gini ya, Ron.

Tini itu baik.

Kakak juga

sayang, tetapi

tugas utama

kamu sekarang

adalah belajar.

Bukan

meluangkan

sebagian waktu

belajar untuk

selalu bersama

dia. Nah, kamu

percaya kan

sama Alquran.

Di dalamnya,

juga dalam

hadis Nabi

SAW telah

diatur

bagaimana

caranya kita

bergaul, apalagi

dengan yang

bukan

mahram.”

Eron: “Eron

nggak ngapa-

ngapain, kok.

Cuma belajar

bareng, ke toko

buku bareng.

Cuma itu!” (h.

120)

Situasi terjadi di

rumah.

Dituturkan oleh

Kak Ocha kepada

Eron. Tujuan

tuturan tersebut,

yaitu Kak Ocha

ingin menasihati

Eron agar tidak

menjalin

hubungan

kedekatan dengan

perempuan yang

bukan mahram

karena tidak ada

ajarannya dalam

agama Islam. Kak

Ocha memiliki

banyak

pengetahuan

mengenai

masalah

keagamaan, dia

adalah seseorang

yang sangat taat

agama. Kak Ocha

tidak ingin Eron

berbuat dosa

karena melanggar

ajaran agama oleh

sebab itu, Kak

Ocha memberi

nasihat kepada

Eron.

Page 113: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

101

2. Eron: “Eh, Tin,

gue pangling!

Cantik juga

kamu pakai

jilbab gitu.

Lebih keren

dari kakak

gue!”

Tini: (Tini

cuma

menunduk.

Diam.

Tersenyum). (h.

122)

Situasi terjadi saat

lebaran idul fitri,

Tini datang ke

rumah Eron untuk

silaturahmi.

Tujuan tuturan

tersebut, yaitu

Eron memuji

kecantikan Tini

karena memakai

jilbab. Semenjak

Tini sering

bergaul dengan

Kak Ocha dan

Kak Rani, Tini

memang mulai

merubah

sikapnya. Dia

banyak belajar

agama dari kedua

kakaknya Eron,

Tini juga sempat

diajak mengikuti

kegiatan sanlat di

Cisarua hingga

akhirnya Tini

memutuskan

untuk berjilbab.

3. Opie: “Opie

bodoh, selama

ini Opie nggak

tahu apa-apa

soal Islam dan

umatnya. Opie

di sini egois,

bahkan tak

pernah

mendoakan

mereka.”

Kak Rani:

“Termasuk

prihatin dengan

keadaan

saudara-saudara

kaum muslimin

Situasi terjadi di

kampus Kak Rani

yang terletak di

daerah Depok

dalam acara

perayaan hari

besar Islam.

Dituturkan oleh

Opie kepada Kak

Rani. Saat itu

Opie diajak untuk

menyaksikan

pemutaran film

tentang Palestina

yang diteror oleh

tentara Israel.

Setelah melihat

Page 114: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

102

di negeri kita,

Pie. Kadang

kita sangat

mengabaikan

mereka. Kita

bersukaria,

padahal banyak

yang belum

tentu tiap hari

bisa makan.”

(h. 126)

pemutaran film

itu, Opie merasa

sedih dan

menyesal karena

selama ini dia

tidak pernah

mendoakan dan

tidak menyadari

tentang beratnya

perjuangan umat

muslim di

Palestina.

Sebelum dekat

dengan Kak Ocha

dan Kak Rani,

Opie memiliki

pemikiran bahwa

umat muslim di

Timur Tengah

telah

menjatuhkan citra

Islam karena

sering melakukan

peperangan,

namun setelah

menonton film

kisah perjuangan

umat muslim di

Palestina tersebut

Opie menjadi

sadar dengan

kenyataan yang

terjadi.

4. Opie: “Kak

Ocha, Kak

Rani, minggu

depan kita

janjian lagi

belajar Islam,

ya?”

Kak Rani: “Di

mana, Pie?”

Opie: “Di mana

aja.” (h. 126)

Situasi terjadi di

kampus Kak Rani

yang terletak di

daerah Depok.

Dituturkan oleh

Opie kepada Kak

Ocha dan Kak

Rani. Tujuan

tuturan tersebut,

yaitu Opie ingin

mengajak Kak

Ocha dan Kak

Page 115: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

103

Rani untuk

janjian mengaji

bersama lagi.

Semenjak Opie

banyak bergaul

dengan Kak Ocha

dan Kak Rani,

Opie pelan-pelan

mulai memahami

ajaran agama

Islam secara baik.

Opie sering diajak

untuk menghadiri

kegiatan-kegiatan

rohani oleh Kak

Ocha dan Kak

Rani hingga

akhirnya Opie

sadar dan

semangat untuk

belajar ilmu

agama secara

sungguh-

sungguh.

5. Opie: “Opie

diterima PMDK

IPB. Opie udah

nadzar.”

Keluarga

Eron:

“Alhamdulillah.

” (h. 127)

Situasi terjadi di

rumah Eron.

Dituturkan oleh

Opie kepada

keluarga Eron.

Tujuan tuturan

tersebut, yaitu

keluarga Eron

sangat senang

melihat

perubahan Opie

yang kini

memakai jilbab.

Opie sudah

memantapkan

hatinya untuk

berjilbab karena

dia diterima

kuliah di IPB

lewat jalur

PMDK. Awalnya,

Page 116: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

104

Opie tidak begitu

peduli terhadap

hal-hal

keagamaan,

namun berkat

usaha Kak Ocha

dan Kak Rani

yang selalu

menyadarkannya

untuk menjadi

muslim yang taat,

akhirnya Opie

berubah menjadi

alim, dan bahkan

sekarang Opie

mantap untuk

berjilbab.

6. Eron: “Mia

pakai jilbab!”

Kak Ocha dan

Kak Rani:

“Hah? Mia

rocker Ron?

yang bener?”

Eron: “Padahal

kan dia baru

tiga kali

kemari! Belum

sempat ngobrol

soal agama

sama Kak Ocha

dan Kak Rani.

Pakai jilbabnya

baru kemarin.

Tadinya iseng.

Ternyata ia

betulan pakai

jilbab!”

Kak Ocha dan

Kak Rani:

“Alhamdulillah.

” (h. 130)

Situasi terjadi di

kamar Eron.

Dituturkan oleh

Eron kepada Kak

Ocha dan Kak

Rani. Tujuan

tuturan tersebut,

yaitu Eron

memberitahu Kak

Ocha dan Kak

Rani bahwa Mia

sudah berubah

dan memutuskan

untuk memakai

jilbab. Mendengar

cerita Eron

tersebut, Kak

Ocha dan Kak

Rani merasa

sangat bahagia

dan bersyukur

karena mereka

tahu bahwa

sebelumnya Mia

adalah orang yang

sangat tomboy

dan bahkan tidak

senang

Page 117: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

105

membicarakan

perihal agama.

Dapat dikatakan

bahwa hidup Mia

jauh dari agama,

namun sekarang

Mia sudah

mendapat hidayah

untuk

memperbaiki diri

dan memutuskan

untuk berjilbab.

7. Eron: “Kak

Ocha! Kak

Rani!”

Ocha dan

Rani: “Ya?”

Eron: “Minggu

depan Eron mau

ngaji lagi!”

Ocha dan

Rani:

“Alhamdulillah.

Gitu dong!” (h.

131)

Situasi terjadi di

kamar Eron.

Dituturkan oleh

Eron kepada

Ocha dan Rani.

Tujuan tuturan

tersebut, yaitu

Eron

memberitahu

bahwa dia ingin

ikut mengaji lagi

minggu depan.

Ocha dan Rani

merasa bersyukur

atas perubahan

Eron. Eron adalah

seorang

mahasiswa IKJ

yang hidupnya

tidak begitu taat

terhadap ajaran

agama, meskipun

kedua kakaknya

sering sekali

menasihatinya

untuk berperilaku

sesuai dengan

ajaran agama,

Eron tidak

mempedulikan

nasihat itu. Pelan-

pelan Eron mulai

berusaha berubah

Page 118: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

106

untuk lebih baik,

namun suatu

ketika Eron

memantapkan

hatinya untuk

benar-benar

bertaubat karena

termotivasi oleh

Mia.

Berdasarkan temuan data yang telah disajikan dalam tabel

instrumen, dapat diketahui bahwa dalam cerpen Rapsodi September

terdapat 7 tuturan yang mematuhi maksim kesantunan berbahasa, dengan

rincian sebagai berikut: maksim kebijaksanaan berjumlah 1 tuturan,

maksim kedermawanan berjumlah 0 tuturan, maksim penghargaan

berjumlah 1 tuturan, maksim kesederhanaan berjumlah 1 tuturan,

maksim permufakatan berjumlah 1 tuturan, dan maksim kesimpatisan

berjumlah 3 tuturan.

Tabel 4.4

Instrumen Penyajian Data Pelanggaran Maksim Kesantunan Berbahasa

dalam Cerpen Rapsodi September

No Data Konteks Maksim Kesantunan Berbahasa

M.Keb M.Ked M.Peng M.Kes M.Per M.Sim

1. Opie: “Opie

juga punya guru

ngaji di rumah.

Opie udah

khatam Quran,

sih! Nenek,

Kakek, Papa,

Mama, Tante,

dan Om Opie

semuanya haji,

lho! Malah

Kakek udah

naik haji

delapan kali!”

Kak Ocha dan

Situasi terjadi di

rumah Eron.

Dituturkan oleh

Opie kepada Kak

Ocha dan Kak

Rani. Tujuan

tuturan tersebut,

yaitu Opie

memberitahu Kak

Ocha dan Kak

Rani mengenai

kondisi

keluarganya. Opie

adalah pacar

Eron. Dia cerdas

Page 119: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

107

Kak Rani:

(Meringis.

Tersenyum,

terus

mendengarkan).

(h. 124)

dan berasal dari

keluarga berada.

Opie bercerita

bahwa semua

anggota

keluarganya

sudah

menunaikan

ibadah haji,

bahkan kakeknya

sudah

melaksanakan

haji delapan kali.

Opie sangat

pandai bercerita,

namun sayang

pengetahuan

keagamaannya

masih kurang

sehingga tuturan

Opie banyak yang

kurang sesuai di

hati Kak Ocha

dan Kak Rani.

2. Kak Ocha:

“Mia,

memangnya

memakai

kalung

sebanyak itu

nggak berat?”

Mia: “Nggak,

gue kan artis!

Rooon cepet,

dong! Ntar kita

ditinggal ama si

Ediiii!”

Kak Rani:

“Mia nggak

minat ngaji?”

Mia: “Yang

berbau-bau

akhirat gitu

jangan lo

tanyain ama

Situasi terjadi

siang hari di

rumah Eron.

Dituturkan oleh

Kak Ocha dan

Kak Rani kepada

Mia. Saat pertama

bertemu dengan

Mia, Kak Ocha

dan Kak Rani

merasa sedikit

aneh karena

melihat

penampilan Mia

yang benar-benar

tomboy seperti

rocker. Sikap

Mia juga sangat

cuek terhadap

orang lain dan

tidak peduli

Page 120: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

108

gue. Itu sih dua

ribu tahun lagi

lah. Lagian gue

nggak punya

waktu! Gue tuh

artis. Harus

tampil prima.”

(h. 128)

dengan hal-hal

yang berkaitan

dengan agama.

Oleh sebab itu,

Kak Rani

mencoba bertanya

kepada Mia

mengenai

keinginannya

untuk mengaji.

Mendengar

pertanyaan Kak

Rani tersebut,

Mia menjawab

secara apa adanya

sesuai dengan

kehendak hatinya

tanpa

mempedulikan

siapa yang sedang

menjadi mitra

tuturnya.

Berdasarkan temuan data yang telah disajikan dalam tabel

instrumen, dapat diketahui bahwa dalam cerpen Rapsodi September

terdapat 2 tuturan yang melanggar maksim kesantunan berbahasa.

Pelanggaran tersebut hanya terdapat dalam maksim kesederhanaan.

b. Analisis Deskripsi Data

1) Data Pematuhan Maksim Kesantunan Berbahasa

Data 1

Tuturan data 1 menganut maksim kebijaksanaan (MKEB).

Maksim kebijaksanaan menuntut para peserta pertuturan untuk

membuat kerugian orang lain sekecil mungkin dan membuat

keuntungan orang lain sebesar mungkin. Tuturan antara Kak

Ocha dan Eron dianggap memenuhi maksim kebijaksanaan

karena Kak Ocha memberikan nasihat kepada Eron agar tidak

berpacaran sebab tidak diajarkan dalam agama Islam. Selain itu,

Page 121: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

109

Kak Ocha juga memperingatkan Eron bahwa tugasnya sekarang

yang terpenting adalah belajar, bukan pacaran. Nasihat yang

diberikan Kak Ocha kepada Eron tersebut semata-mata untuk

kebaikan Eron agar tidak berbuat dosa dan fokus terhadap

tugasnya, yaitu belajar. Kak Ocha tidak ingin jika kehidupan

Eron banyak dihabiskan untuk berpacaran.

Tuturan data 1 dapat diukur dengan skala kesantunan, yaitu

skala kerugian dan keuntungan yang merujuk pada besar kecilnya

biaya dan keuntungan yang disebabkan oleh sebuah tindak tutur

pada sebuah pertuturan. Tuturan yang disampaikan oleh Kak

Ocha menunjukkan bahwa Kak Ocha ingin memberikan

keuntungan kepada Eron dengan cara memberi nasihat agar

kehidupan Eron dapat lebih baik.

Data 2

Tuturan data 2 menganut maksim penghargaan (MPENG).

Dalam maksim penghargaan dijelaskan bahwa orang akan dapat

dianggap santun apabila dalam bertutur selalu berusaha

memberikan penghargaan atau pujian kepada pihak lain. Dengan

maksim ini, diharapkan agar para peserta pertuturan tidak saling

mengejek, saling mencaci, atau saling merendahkan pihak lain.

Tuturan antara Eron dan Tini dianggap memenuhi maksim

penghargaan karena Eron telah memberikan pujian kepada Tini

dengan mengatakan Tini lebih cantik memakai jilbab. Kecantikan

Tini itu telah membuat Eron pangling.

Tuturan data 2 dapat diukur dengan skala kesantunan, yaitu

skala jarak sosial yang merujuk pada hubungan sosial antara

penutur dan mitra tutur yang terlibat dalam pertuturan. Menurut

skala jarak sosial ada kecenderungan semakin jauh jarak

peringkat hubungan sosial di antara penutur dan mitra tutur maka

akan semakin santunlah tuturan yang digunakan. Meskipun Eron

Page 122: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

110

dan Tini memiliki hubungan yang akrab, namun tuturan Eron

dapat dianggap santun karena Eron telah menghargai Tini dengan

cara memberikan pujian kepada Tini yang mengubah

penampilannya menjadi berjilbab.

Data 3

Tuturan data 3 menganut maksim kesederhanaan (MKES).

Maksim kesederhanaan disebut juga dengan maksim kerendahan

hati yang menuntut setiap peserta pertuturan untuk

memaksimalkan ketidakhormatan pada diri sendiri dan

meminimalkan rasa hormat pada diri sendiri. Tuturan antara Opie

dan Kak Rani dapat dikatakan santun karena Opie telah

meminimalkan rasa hormat pada dirinya dengan mengakui

ketidaktahuannya mengenai perjuangan umat Islam di Palestina

yang membela agama Islam dari para tentara-tentara Israel. Opie

juga merasa menyesal karena selama ini dia tidak pernah

mendoakan saudara-saudara muslimnya yang sedang berjuang

untuk membela Islam. Tuturan Opie yang mematuhi maksim

kesederhanaan ditunjukkan padakutipan, “Opie bodoh, selama ini

Opie nggak tahu apa-apa soal Islam dan umatnya. Opie di sini

egois, bahkan tak pernah mendoakan mereka”.

Tuturan data 3 dapat diukur dengan skala kesantunan, yaitu

skala jarak sosial yang merujuk pada hubungan sosial antara

penutur dan mitra tutur yang terlibat dalam pertuturan. Menurut

skala jarak sosial ada kecenderungan semakin jauh jarak

peringkat hubungan sosial di antara penutur dan mitra tutur maka

akan semakin santunlah tuturan yang digunakan. Hubungan jarak

sosial antara Opie dan Kak Ocha memang cukup dekat, keduanya

sering pergi bersama, namun meskipun begitu, tuturan Opie

dapat dikatakan santun karena Opie telah meminimalkan rasa

hormat pada dirinya sendiri ketika berbicara dengan Kak Rani.

Page 123: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

111

Data 4

Tuturan data 4 menganut maksim permufakatan (MPER).

Maksim permufakatan menuntut agar para peserta pertuturan

dapat saling membina kecocokan atau kesepakatan di dalam

kegiatan bertutur. Tuturan antara Opie, Kak Rani, dan Kak Ocha

dapat dikatakan telah memenuhi maksim permufakatan karena

mereka mampu menjalin rasa kecocokan saat bertutur. Hal itu

dibuktikan ketika Opie mengajak janjian untuk mengaji lagi

minggu depan, Kak Ocha dan Kak Rani menyetujui janji tersebut

dengan senang hati.

Tuturan data 4 dapat diukur dengan skala kesantunan, yaitu

skala jarak sosial yang merujuk pada hubungan sosial antara

penutur dan mitra tutur yang terlibat dalam pertuturan. Menurut

skala jarak sosial ada kecenderungan semakin jauh jarak

peringkat hubungan sosial di antara penutur dan mitra tutur maka

akan semakin santunlah tuturan yang digunakan. Meskipun jarak

hubungan sosial antara Opie, Kak Rani, dan Kak Ocha cukup

akrab, namun tuturan mereka tetap dapat dikatakan santun karena

telah mematuhi maksim permufakatan dengan saling

menyepakati perjanjian untuk mengaji bersama lagi.

Data 5

Tuturan data 5 menganut maksim kesimpatisan (MSIM).

Maksim kesimpatisan menuntut agar para peserta pertuturan

dapat memaksimalkan sikap simpati antara pihak yang satu

dengan pihak yang lainnya. Tuturan antara Opie dan keluarga

Eron dikatakan mematuhi maksim kesimpatisan karena saat Opie

memberitahu bahwa dirinya sudah mantap untuk berjilbab dan

diterima PMDK di IPB, keluarga Eron menanggapi dengan

sangat baik. Semua keluarga Eron ikut merasa senang dan

Page 124: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

112

bersyukur dengan keputusan Opie untuk berjilbab dan diterima

kuliah di IPB yang selama ini Opie impikan.

Tuturan data 5 dapat diukur dengan skala kesantunan, yaitu

skala jarak sosial yang merujuk pada hubungan sosial antara

penutur dan mitra tutur yang terlibat dalam pertuturan. Menurut

skala jarak sosial ada kecenderungan semakin jauh jarak

peringkat hubungan sosial di antara penutur dan mitra tutur maka

akan semakin santunlah tuturan yang digunakan. Hubungan jarak

sosial antara Opie dan keluarga Eron memang cukup dekat,

namun tuturan yang terjalin diantara mereka tetap dapat

dikatakan santun. Hal itu dapat terjadi karena antara Opie dan

keluarga Eron sama-sama memiliki sikap untuk saling

menghargai dan menghormati satu sama lain. Opie santun kepada

keluarga Eron karena dia memiliki sikap untuk menghormati

orang yang lebih tua, sedangkan keluarga Eron dapat dikatakan

santun karena memiliki sikap untuk menghargai dan menyayangi

Opie dengan ikut merasa senang atas kebahagiaan yang sedang

dirasakan oleh Opie.

Data 6

Tuturan data 6 menganut maksim kesimpatisan (MSIM).

Maksim kesimpatisan menuntut agar para peserta pertuturan

dapat memaksimalkan sikap simpati antara pihak yang satu

dengan pihak yang lainnya. Tuturan antara Eron, Kak Ocha, dan

Kak Rani dianggap memenuhi maksim kesimpatisan karena

ketika Eron menyampaikan kabar bahagia bahwa Mia telah

memutuskan untuk berjilbab, Kak Ocha dan Kak Rani ikut

merasa senang dan sangat bersyukur atas perubahan Mia itu. Kak

Ocha dan Kak Rani tidak menyangka jika hidayah datang begitu

cepat kepada Mia. Selama ini Kak Ocha dan Kak Rani berniat

ingin berusaha mengubah sikap Mia yang sangat tomboy dan

Page 125: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

113

tidak peduli terhadap agama, namun justru Mia sudah berubah

begitu cepat sebelum Kak Ocha dan Rani mendekati Mia.

Tuturan data 6 dapat diukur dengan skala kesantunan, yaitu

skala jarak sosial yang merujuk pada hubungan sosial antara

penutur dan mitra tutur yang terlibat dalam pertuturan. Menurut

skala jarak sosial ada kecenderungan semakin jauh jarak

peringkat hubungan sosial di antara penutur dan mitra tutur maka

akan semakin santunlah tuturan yang digunakan. Meskipun

hubungan jarak sosial antara Eron, Kak Ocha, dan Kak Rani

adalah hubungan antara kakak adik dan sangat akrab, namun

tuturan mereka tetap dianggap santun karena tuturan mereka

telah mematuhi maksim kesimpatisan. Hal itu dibuktikan ketika

Eron bercerita mengenai perubahan Mia yang memantapkan

hatinya untuk berjilbab, Kak Ocha dan Kak Rani merasa simpati

dengan ikut merasa senang atas kabar tersebut.

Data 7

Tuturan data 7 menganut maksim kesimpatisan (MSIM).

Maksim kesimpatisan menuntut agar para peserta pertuturan

dapat memaksimalkan sikap simpati antara pihak yang satu

dengan pihak yang lainnya. Tuturan antara Eron, Kak Ocha, dan

Kak Rani dianggap memenuhi maksim kesimpatisan karena

ketika Eron mengutarakan keinginannya untuk ikut mengaji lagi

minggu depan kepada Kak Ocha dan Kak Rani, mereka langsung

merasa sangat bahagia mendengar keinginan Eron. Kak Ocha dan

Kak Rani sangat bersyukur karena Eron sekarang telah berubah

untuk lebih rajin beribadah dan belajar agama lebih sungguh-

sungguh.

Tuturan data 7 dapat diukur dengan skala kesantunan, yaitu

skala jarak sosial yang merujuk pada hubungan sosial antara

penutur dan mitra tutur yang terlibat dalam pertuturan. Menurut

Page 126: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

114

skala jarak sosial ada kecenderungan semakin jauh jarak

peringkat hubungan sosial di antara penutur dan mitra tutur maka

akan semakin santunlah tuturan yang digunakan. Meskipun

hubungan jarak sosial antara Eron, Kak Ocha, dan Kak Rani

adalah hubungan antara kakak adik dan sangat akrab, namun

tuturan mereka tetap dianggap santun karena tuturan mereka

telah mematuhi maksim kesimpatisan. Hal itu dibuktikan saat

Eron mengutarakan keinginannya untuk ikut mengaji lagi, Kak

Ocha dan Kak Rani langsung mengucap syukur dan sangat

bahagia atas keinginan Eron tersebut.

2) Data Pelanggaran Maksim Kesantunan Berbahasa

Data 1

Tuturan data 1 melanggar maksim kesederhanaan (MKES).

Maksim kesederhanaan disebut juga dengan maksim kerendahan

hati yang menuntut setiap peserta pertuturan untuk

memaksimalkan ketidakhormatan pada diri sendiri dan

meminimalkan rasa hormat pada diri sendiri. Tuturan yang

disampaikan oleh Opie kepada Kak Ocha dan Kak Rani dianggap

telah melanggar maksim kesederhanaan karena dalam tuturan itu

Opie telah memberi penghargaan pada diri sendiri dengan cara

bercerita kepada Kak Ocha dan Kak Rani bahwa dia mempunyai

guru mengaji di rumah dan sudah khatam Quran. Selain itu, Opie

juga mengungkapkan bahwa semua anggota keluarganya sudah

menunaikan ibadah haji, bahkan kakeknya sudah haji delapan

kali. Hal itu menunjukkan bahwa Opie membanggakan dirinya

serta keluarganya kepada Kak Ocha dan Kak Rani, sehingga

tuturan itu melanggar maksim kesederhanaan.

Tuturan data 1 dianggap melanggar maksim kesederhanaan

karena diukur dengan skala kesantunan, yaitu skala jarak sosial

yang merujuk pada hubungan sosial antara penutur dan mitra

Page 127: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

115

tutur yang terlibat dalam pertuturan. Menurut skala jarak sosial

ada kecenderungan semakin jauh jarak peringkat hubungan sosial

di antara penutur dan mitra tutur maka akan semakin santunlah

tuturan yang digunakan. Hubungan jarak sosial yang terjalin

antara Opie dengan Kak Ocha dan Kak Rani dapat dikatakan jauh

karena pada saat tuturan itu berlangsung mereka baru saja

berkenalan dan itu merupakan pertemuan pertama mereka.

Tuturan Opie dianggap tidak santun jika diukur dengan skala

jarak sosial karena Opie telah memberi penghargaan pada dirinya

sendiri di depan Kak Ocha dan Kak Rani padahal mereka baru

saja berkenalan. Biasanya ada kecenderungan semakin jauh

hubungan jarak sosial seseorang maka tuturannya akan semakin

santun, namun hal itu tidak terjadi pada tuturan data 1 oleh sebab

itu, dianggap telah melanggar maksim kesantunan.

Data 2

Tuturan data 2 melanggar maksim kesederhanaan (MKES).

Maksim kesederhanaan disebut juga dengan maksim kerendahan

hati yang menuntut setiap peserta pertuturan untuk

memaksimalkan ketidakhormatan pada diri sendiri dan

meminimalkan rasa hormat pada diri sendiri. Tuturan Mia

dianggap telah melanggar maksim kesederhanaan karena Mia

telah memberi pujian kepada diri sendiri dengan menganggap

bahwa dirinya adalah seorang artis. Selain itu, sikap Mia juga

terlalu sombong ketika ditanya mengenai minatnya dalam

mengaji, Mia menjawab bahwa dirinya tidak memiliki waktu

untuk memikirkan soal agama. Hal itu disebabkan karena sikap

Mia yang sangat cuek dan jika bertutur selalu apa adanya tanpa

memperhatikan siapa yang menjadi mitra tuturnya.

Tuturan data 2 dianggap melanggar maksim kesederhanaan

karena diukur dengan skala kesantunan, yaitu skala

Page 128: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

116

ketidaklangsungan yang merujuk kepada peringkat langsung atau

tidak langsungnya maksud sebuah tuturan. Semakin tuturan itu

bersifat langsung akan dianggap semakin tidak santunlah tuturan

itu. Begitu yang terjadi pada tuturan yang disampaikan oleh Mia,

ketika Kak Ocha dan Kak Rani bertanya kepada Mia, Mia

menjawab pertanyaan tersebut tanpa basa-basi dan tanpa

mempedulikan siapa yang sedang mengajak dia bicara. Mia telah

membuat pujian terhadap dirinya sendiri serta berlaku sombong

dengan berkata “lagian gue nggak punya waktu!” kepada Kak

Ocha dan Kak Rani padahal mereka usianya lebih tua dari Mia

dan mereka pun baru saling mengenal sehingga tidak seharusnya

Mia bertutur seperti itu. Dalam tuturan Mia tersebut juga tidak

menggambarkan adanya rasa untuk menghormati mitra tuturnya.

3. Cerpen Selagi Ada Kesempatan

a. Temuan Data

Tabel 4.5

Instrumen Penyajian Data Pematuhan Maksim Kesantunan Berbahasa

dalam Cerpen Selagi Ada Kesempatan

No Data Konteks Maksim Kesantunan Berbahasa

M.Keb M.Ked M.Peng M.Kes M.Per M.Sim

1. Bapak: “Dari

dulu Bapak

lebih suka kau

sekolah di

Aliyah, lulus itu

terserah kaulah,

meski Bapak

lebih suka lihat

kau kuliah di

UIN. Paham

agama lagi

berbudi. Jadi

ustazah seperti

Mamak.”

Mamak:

Situasi terjadi di

rumah Vidi.

Dituturkan oleh

Bapak dan

Mamak kepada

Vidi. Tujuan

tuturan tersebut,

yaitu Bapak dan

Mamak ingin agar

Vidi bersekolah

di Aliyah agar

pengetahuan

agamanya lebih

luas dan dapat

berakhlak baik.

Page 129: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

117

“Kalau perlu

lebih lagi dari

Mamak. Pigi ke

Arab sana.

Paling tidak,

begitu pulang,

Alquran sudah

di luar kepala!

Kesempatan

ada, biaya kau

punya!” (h.

176)

Kedua orangtua

Vidi adalah

seorang ustaz dan

ustazah, mereka

sangat

menginginkan

Vidi mau belajar

agama lebih

sunggung-

sungguh dan

selalu taat

menjalankan

perintah agama.

Selama ini sikap

Vidi terlalu cuek

terhadap ajaran

agama, hal-hal

yang

berhubungan

dengan agama

dianggapnya

kuno. Dia adalah

anak tunggal oleh

sebab itu, Bapak

dan Mamaknya

sangat berharap

Vidi dapat belajar

ilmu agama agar

pengetahuan

agamanya lebih

luas dan memiliki

akhlak yang baik.

2. Mudir Aliyah:

“Kau akan

mewakili

madrasah dalam

Musabaqah

Tilawatil Quran

tingkat SMA

sekota Medan.

Semua guru

sepakat kau

adalah yang

terbaik yang

kami punya.

Situasi terjadi di

ruang guru.

Dituturkan oleh

Mudir Aliyah

kepada Vidi.

Tujuan tuturan

tersebut, yaitu

Vidi dipilih

mewakili

sekolahnya untuk

mengikuti lomba

MTQ tingkat

SMA sekota

Page 130: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

118

Selamat

berlomba,

Vidi!”

Vidi:

(Tersenyum

cerah). (h. 179)

Medan. Sejak SD,

Vidi sering

menjuarai lomba

MTQ, dia

memang sangat

pandai membaca

Alquran, dia

menguasai seluk-

beluk tilawah

yang baik dan

benar, suaranya

pun sangat indah.

Memang dari

kecil Vidi sudah

diajarkan mengaji

Alquran oleh

Bapak dan

Mamaknya

sehingga tidak

heran jika Vidi

memiliki

kemampuan yang

lebih dalam

membaca

Alquran.

3. Fatimah:

“Alquran tak

cuma untuk

dilombakan

seperti itu,

tetapi untuk

dipahami,

dihayati, Vidi.

Apalagi bagi

anak madrasah

seperti kita.”

Vidi: (Vidi

cemberut.

Perkataan

Fatimah mirip

sekali dengan

yang

disampaikan

Bapak dan

Mamak).

Situasi terjadi di

sekolah.

Dituturkan oleh

Fatimah kepada

Vidi. Tujuan

tuturan tersebut,

yaitu Fatimah

menasihati Vidi

bahwa Alquran

bukan hanya

untuk dilombakan

akan tetapi, juga

untuk dipahami

dan diamalkan.

Fatimah adalah

teman sebangku

Vidi di kelas, dia

sangat alim dan

peduli dengan

Vidi. Fatimah

Page 131: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

119

Fatimah:

“Kapan kamu

berubah Vidi?

Mencintai Islam

dengan sepenuh

hatimu.

Mencintai Allah

dan Rasul di

atas segalanya?

Masya Allah,

Vidi, kamu bisa

berbuat sangat

banyak, lebih

dari sekedar

ikut MTQ.” (h.

179)

sering sekali

memberi nasihat

kepada Vidi jika

melakukan

kesalahan, namun

Vidi justru

membenci sikap

Fatimah itu

karena dianggap

cerewet.

4. Vidi: “Benar,

Fat! Tahun

depan aku mau

berubah! Mau

pakai jilbab,

nggak Cuma

kalau sekolah!

Kaffah!”

Fatimah:

“Alhamdulillah

…”

Vidi: “Doakan

ya. Si Siregar

pun sudah aku

putusin. Aku

mau konsentrasi

sekolah dan

mulai

mendalami

agama.”

Fatimah:

“Alhamdulillah

… Maaf

sekarang jam

berapa Vidi?”

(h. 184)

Situasi terjadi di

rumah sakit.

Dituturkan oleh

Vidi kepada

Fatimah.

Semenjak Butet

(sahabat Vidi)

meninggal akibat

pemerkosaan dan

pembunuhan,

Vidi menjadi

sering murung

dan sangat

merindukan

nasihat-nasihat

dari Fatimah.

Kebetulan sudah

beberapa hari

Fatimah sakit

sehingga Vidi

memutuskan

untuk

menjenguknya ke

rumah sakit.

Semenjak

peristiwa

kematian Butet

itu pun Vidi jadi

banyak merenung

Page 132: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

120

untuk segera

memperbaiki

akhlaknya

5. Vidi: “Cepat

sembuh.

Semoga Allah

menyembuhkan

mu. Amin.” (h.

185)

Situasi terjadi di

rumah sakit.

Dituturkan oleh

Vidi kepada

Fatimah. Tujuan

tuturan tersebut,

yaitu Vidi

mendoakan agar

Fatimah dapat

segera sembuh

dari sakitnya.

Vidi sangat

merindukan sosok

Fatimah yang

selalu

memberinya

nasihat, meskipun

awalnya Vidi

sangat benci,

namun setelah

kematian Butet,

Vidi mulai sadar

bahwa dirinya

membutuhkan

nasihat dari

Fatimah untuk

dapat

memperbaiki

akhlaknya.

Berdasarkan temuan data yang telah disajikan dalam tabel

instrumen, dapat diketahui bahwa dalam cerpen Selagi Ada Kesempatan

terdapat 5 tuturan yang mematuhi maksim kesantunan berbahasa, dengan

rincian sebagai berikut: maksim kebijaksanaan berjumlah 2 tuturan,

maksim kedermawanan berjumlah 0 tuturan, maksim penghargaan

berjumlah 1 tuturan, maksim kesederhanaan berjumlah 0 tuturan,

maksim permufakatan berjumlah 0 tuturan, dan maksim kesimpatisan

berjumlah 2 tuturan.

Page 133: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

121

Tabel 4.6

Instrumen Penyajian Data Pelanggaran Maksim Kesantunan Berbahasa

dalam Cerpen Selagi Ada Kesempatan

No Data Konteks Maksim Kesantunan Berbahasa

M.Keb M.Ked M.Peng M.Kes M.Per M.Sim

1. Vidi: “Urus

saja dirimu

sendiri,

Fatimah!”

Fatimah:

“Astaghfirullah,

bukan begitu,

Vidi, aku…

hanya sayang

kamu. Aku

ingin kamu

menjadi wanita

yang mengerti

hakikat sebagai

seorang

muslimah.

Harusnya…”

Vidi: “Diam!

Mulutmu

macam mamak-

mamak saja!”

(h. 178)

Situasi terjadi di

sekolah.

Dituturkan oleh

Vidi kepada

Fatimah. Tujuan

tuturan tersebut,

yaitu Vidi

membantah

nasihat Fatimah

karena menurut

Vidi pemikiran

Fatimah kuno

seperti pemikiran

orangtua.

Fatimah, teman

sebangku Vidi

memang sangat

alim dan

pemahaman

agamanya juga

cukup luas, dia

sering sekali

memberi nasihat

kepada Vidi,

namun Vidi tidak

mau

mendengarkan.

Hal itu

disebabkan

karena Vidi

belum memiliki

kesadaran untuk

berjilbab dan

untuk belajar

agama sehingga

ketika diberi

nasihat Vidi

Page 134: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

122

selalu

membantah.

2. Vidi: “Urus

saja dirimu

sendiri,

Fatimah!”

Fatimah:

“Astaghfirullah,

bukan begitu,

Vidi, aku…

hanya sayang

kamu. Aku

ingin kamu

menjadi wanita

yang mengerti

hakikat sebagai

seorang

muslimah.

Harusnya…”

Vidi: “Diam!

Mulutmu

macam mamak-

mamak saja!”

(h. 178)

Situasi terjadi di

sekolah.

Dituturkan oleh

Vidi kepada

Fatimah. Tujuan

tuturan tersebut,

yaitu Vidi

membantah

nasihat Fatimah

karena menurut

Vidi pemikiran

Fatimah kuno

seperti pemikiran

orangtua.

Fatimah, teman

sebangku Vidi

memang sangat

alim dan

pemahaman

agamanya juga

cukup luas, dia

sering sekali

memberi nasihat

kepada Vidi,

namun Vidi tidak

mau

mendengarkan.

Hal itu

disebabkan

karena Vidi

belum memiliki

kesadaran untuk

berjilbab dan

untuk belajar

agama sehingga

ketika diberi

nasihat Vidi

selalu

membantah.

3. Vidi: “Biar

gini-gini aku

jago baca

Situasi terjadi di

sekolah.

Dituturkan oleh

Page 135: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

123

Quran, kayak

rocker siapa itu

dulu… Ia

rocker, tapi…

weiss! Qoriah!

Ha…ha…”

(Ramli dan

Butet nyengir.

Ikut bangga.

Apalagi ketika

seminggu

kemudian Vidi

memenangkan

MTQ tersebut!

wuihh! ). (h.

179)

Vidi kepada

teman-temannya.

Tujuan tuturan

tersebut, yaitu

Vidi

membanggakan

kemampuannya

di depan teman-

temannya karena

dia pandai

membaca

Alquran dan

mendapat juara

MTQ mewakili

sekolahnya. Sejak

SD, Vidi sering

menjuarai lomba

MTQ, dia

memang sangat

pandai membaca

Alquran, dia

menguasai seluk-

beluk tilawah

yang baik dan

benar, suaranya

pun sangat indah.

Memang dari

kecil Vidi sudah

diajarkan mengaji

Alquran oleh

Bapak dan

Mamaknya

sehingga tidak

heran jika Vidi

memiliki

kemampuan yang

lebih dalam

membaca

Alquran.

Berdasarkan temuan data yang telah disajikan dalam tabel

instrumen, dapat diketahui bahwa dalam cerpen Selagi Ada Kesempatan

terdapat 3 tuturan yang melanggar maksim kesantunan berbahasa,

dengan rincian sebagai berikut: maksim kebijaksanaan berjumlah 0

Page 136: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

124

tuturan, maksim kedermawanan berjumlah 0 tuturan, maksim

penghargaan berjumlah 1 tuturan, maksim kesederhanaan berjumlah 1

tuturan, maksim permufakatan berjumlah 1 tuturan, dan maksim

kesimpatisan berjumlah 0 tuturan.

b. Analisis Deskripsi Data

1) Data Pematuhan Prinsip Kesantunan Berbahasa

Data 1

Tuturan data 1 menganut maksim kebijaksanaan (MKEB).

Maksim kebijaksanaan menuntut para peserta pertuturan untuk

membuat kerugian orang lain sekecil mungkin dan membuat

keuntungan orang lain sebesar mungkin. Tuturan Bapak dan

Mamak dapat dianggap memenuhi maksim kebijaksanaan karena

pada tuturan tersebut, Bapak dan Mamak memberi nasihat

kepada Vidi, anak tunggalnya agar Vidi bersekolah di Aliyah

supaya paham agama dan berbudi. Bapak dan Mamak telah

membuat keuntungan bagi Vidi dengan cara menyuruh Vidi

bersekolah di Aliyah dengan harapan agar Vidi dapat memiliki

pemahaman agama yang lebih baik dari orangtuanya yang

berprofesi sebagai ustaz dan ustazah. Jika Vidi tidak bersekolah

di Aliyah, mungkin pergaulannya akan lebih bebas, pengetahuan

agamanya pun sedikit, bahkan sampai saat ini Vidi belum mau

untuk berjilbab selain untuk ke sekolah.

Tuturan data 1 dapat diukur dengan skala kesantunan, yaitu

skala kerugian dan keuntungan yang merujuk pada besar kecilnya

biaya dan keuntungan yang disebabkan oleh sebuah tindak tutur

pada sebuah pertuturan. Tuturan Bapak dan Mamak telah

membuat keuntungan bagi Vidi karena mereka memberi nasihat

kepada Vidi untuk melanjutkan sekolah ke Aliyah dengan

harapan Vidi dapat memiliki pemahaman agama yang baik dan

berbudi.

Page 137: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

125

Data 2

Tuturan data 2 menganut maksim penghargaan (MPENG).

Dalam maksim penghargaan dijelaskan bahwa orang akan dapat

dianggap santun apabila dalam bertutur selalu berusaha

memberikan penghargaan atau pujian kepada pihak lain. Dengan

maksim ini, diharapkan agar para peserta pertuturan tidak saling

mengejek, saling mencaci, atau saling merendahkan pihak lain.

Tuturan antara Mudir Aliyah dengan Vidi dianggap santun

karena dalam tuturan tersebut Mudir Aliyah telah memberikan

penghargaan atau pujian kepada Vidi dengan bertutur, “Semua

guru sepakat kau adalah yang terbaik yang kami punya. Selamat

berlomba, Vidi!”. Vidi ditunjuk untuk mewakili sekolahnya

mengikuti lomba MTQ tingkat SLTA sekota Medan. Semua guru

di sekolah sepakat memilih Vidi karena dia memiliki kemampuan

membaca Alquran yang sangat baik di antara siswa-siswa

lainnya.

Tuturan data 2 dapat diukur dengan skala kesantunan, yaitu

skala keotoritasan yang merujuk pada hubungan status sosial

antara penutur dan mitra tutur yang terlibat dalam pertuturan.

Semakin jauh jarak peringkat sosial antara penutur dan mitra

tutur maka tuturan yang digunakan akan cenderung menjadi

santun. Status sosial peserta tutur pada data 2 adalah status sosial

antara guru dan siswa sehingga dalam bertutur mereka berusaha

saling menjalin sikap menghormati dan menghargai satu sama

lain. Dalam situasi tersebut, guru telah bersikap mengahargai

Vidi dengan cara memberikan pujian atas potensi besar yang

dimiliki Vidi dalam bidang membaca Alquran.

Page 138: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

126

Data 3

Tuturan data 3 menganut maksim kebijaksanaan (MKEB).

Maksim kebijaksanaan menuntut para peserta pertuturan untuk

membuat kerugian orang lain sekecil mungkin dan membuat

keuntungan orang lain sebesar mungkin. Tuturan Fatimah dan

Vidi dapat dikatakan memenuhi maksim kebijaksanaan karena

Fatimah membuat keuntungan bagi Vidi dengan cara memberi

nasihat agar Vidi tidak hanya pandai membaca Alquran akan

tetapi juga dapat mengamalkannya, dengan begitu Fatimah yakin

Vidi dapat berbuat sangat banyak, lebih dari sekedar

memenangkan lomba MTQ.

Tuturan data 3 dapat diukur dengan skala kesantunan, yaitu

skala kerugian dan keuntungan yang merujuk pada besar kecilnya

biaya dan keuntungan yang disebabkan oleh sebuah tindak tutur

pada sebuah pertuturan. Fatimah telah membuat keuntungan

untuk Vidi dengan cara memberi nasihat agar Vidi dapat

mengamalkan Alquran sehingga dia dapat berbuat hal-hal

bermanfaat yang sangat banyak, bukan hanya memenangkan

lomba MTQ. Nasihat yang disampaikan Fatimah menunjukkan

bahwa dia sangat peduli dengan Vidi agar Vidi dapat menjadi

manusia yang lebih baik dan berguna lagi.

Data 4

Tuturan data 4 menganut maksim kesimpatisan (MSIM).

Maksim kesimpatisan menuntut agar para peserta pertuturan

dapat memaksimalkan sikap simpati antara pihak yang satu

dengan pihak yang lainnya. Tuturan antara Vidi dan Fatimah

dianggap mematuhi maksim kesimpatisan karena pada tuturan

tersebut Fatimah telah menunjukkan sikap simpati kepada Vidi

yang memutuskan untuk berjilbab tahun depan. Selain itu, Vidi

juga sudah memutuskan pacarnya, Vidi sadar bahwa agama

Page 139: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

127

Islam tidak mengajarkan hambanya untuk berpacaran karena itu

merupakan dosa. Semenjak kematian Butet, Vidi menyadari akan

kesalahannya selama ini sehingga dia ingin mengubah sikapnya

agar senantiasa berperilaku baik sesuai dengan ajaran agama.

Fatimah sebagai teman sebangkunya di sekolah sangat senang

mendengar keputusan Vidi yang ingin berubah lebih baik.

Tuturan data 4 dapat diukur dengan skala kesantunan, yaitu

skala jarak sosial yang merujuk pada hubungan sosial antara

penutur dan mitra tutur yang terlibat dalam pertuturan. Menurut

skala jarak sosial ada kecenderungan semakin jauh jarak

peringkat hubungan sosial di antara penutur dan mitra tutur maka

akan semakin santunlah tuturan yang digunakan. Hubungan jarak

sosial antara Vidi dan Fatimah memang cukup dekat karena

keduanya merupakan teman sebangku di sekolah, Fatimah juga

sering sekali memberi nasihat kepada Vidi jika Vidi melakukan

kesalahan. Meskipun hubungan mereka dekat, namun tuturan

mereka tetap dianggap santun karena mereka dapat saling

menunjukkan sikap simpati, terlebih ketika Fatimah mendengar

Vidi yang ingin berjilbab tahun depan dan dia sudah memutuskan

pacarnya, Fatimah sangat senang dan bersyukur atas hal itu.

Data 5

Tuturan data 5 menganut maksim kesimpatisan (MSIM).

Maksim kesimpatisan menuntut agar para peserta pertuturan

dapat memaksimalkan sikap simpati antara pihak yang satu

dengan pihak yang lainnya. Tuturan Vidi dianggap memenuhi

maksim kesimpatisan karena pada tuturan tersebut dia

menunjukkan sikap simpati kepada Fatimah dengan cara

mendoakan agar Fatimah dapat segera sembuh dari sakitnya.

Vidi sudah sangat merindukan sosok Fatimah di sekolah karena

Page 140: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

128

Vidi ingin selalu mendapat nasihat-nasihat baik yang biasanya

Fatimah sampaikan ke Vidi.

Tuturan data 5 dapat diukur dengan skala kesantunan, yaitu

skala jarak sosial yang merujuk pada hubungan sosial antara

penutur dan mitra tutur yang terlibat dalam pertuturan. Menurut

skala jarak sosial ada kecenderungan semakin jauh jarak

peringkat hubungan sosial di antara penutur dan mitra tutur maka

akan semakin santunlah tuturan yang digunakan. Hubungan jarak

sosial antara Vidi dan Fatimah memang cukup dekat, namun

tuturan yang disampaikan Vidi tetap dapat dianggap santun. Hal

itu terjadi karena tuturan Vidi telah menunjukkan bahwa dia

memiliki sikap simpati kepada temannya yang sedang dirawat di

rumah sakit. Sikap simpati tersebut ditunjukkan oleh Vidi dengan

cara mendoakan Fatimah agar dapat segera sembuh dari sakitnya.

2) Data Pelanggaran Prinsip Kesantunan Berbahasa

Data 1

Tuturan data 1 melanggar maksim permufakatan (MPER).

Maksim permufakatan menuntut agar para peserta pertuturan

dapat saling membina kecocokan atau kesepakatan di dalam

kegiatan bertutur. Tuturan Vidi kepada Fatimah dianggap

melanggar maksim permufakatan karena pada tuturan tersebut

Vidi membantah nasihat Fatimah sehingga dalam tuturan itu

mereka tidak dapat saling membina rasa kecocokan. Fatimah

sangat peduli dengan hidup Vidi agar selalu berlaku baik sesuai

dengan ajaran agama akan tetapi, Vidi tidak senang jika Fatimah

mencampuri urusan kehidupannya. Ketidakcocokan pemikiran

yang terjalin di antara keduanya telah membuat tuturan mereka

menjadi tidak santun.

Tuturan data 1 dianggap melanggar maksim permufakatan

karena diukur dengan skala kesantunan, yaitu skala jarak sosial

Page 141: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

129

yang merujuk pada hubungan sosial antara penutur dan mitra

tutur yang terlibat dalam pertuturan. Menurut skala jarak sosial

ada kecenderungan semakin jauh jarak peringkat hubungan sosial

di antara penutur dan mitra tutur maka akan semakin santunlah

tuturan yang digunakan. Begitu yang terjadi antara tuturan Vidi

dan Fatimah, mereka memiliki hubungan jarak sosial yang cukup

dekat karena Fatimah merupakan teman sebangku Vidi

disekolah. Tuturan mereka dianggap telah melanggar kesantunan

karena dalam tuturan itu mereka tidak dapat saling membina rasa

kecocokan. Faktor hubungan kedekatan yang terjalin di antara

mereka menjadi salah satu pemicu tuturan mereka menjadi tidak

santun.

Data 2

Tuturan data 2 melanggar maksim penghargaan (MPENG).

Dalam maksim penghargaan dijelaskan bahwa orang akan dapat

dianggap santun apabila dalam bertutur selalu berusaha

memberikan penghargaan atau pujian kepada pihak lain. Dengan

maksim ini, diharapkan agar para peserta pertuturan tidak saling

mengejek, saling mencaci, atau saling merendahkan pihak lain.

Tuturan yang disampaikan oleh Vidi dianggap melanggar

maksim penghargaan karena pada tuturan tersebut Vidi telah

merendahkan Fatimah sebagai mitra tuturnya dengan berkata

“diam! Mulutmu macam mamak-mamak saja!”. Padahal situasi

pada saat itu, Fatimah sedang menasihati Vidi karena Vidi telah

berlaku salah, namun Vidi tidak senang jika Fatimah ikut campur

soal kehidupannya. Sikap tidak senang tersebut yang akhirnya

menjadi pemicu tuturan Vidi menjadi tidak santun karena telah

merendahkan Fatimah.

Tuturan data 2 dianggap melanggar maksim penghargaan

karena diukur dengan skala kesantunan, yaitu skala jarak sosial

Page 142: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

130

yang merujuk pada hubungan sosial antara penutur dan mitra

tutur yang terlibat dalam pertuturan. Menurut skala jarak sosial

ada kecenderungan semakin jauh jarak peringkat hubungan sosial

di antara penutur dan mitra tutur maka akan semakin santunlah

tuturan yang digunakan. Hubungan jarak sosial antara Vidi dan

Fatimah cukup dekat karena Fatimah merupakan teman sebangku

Vidi di sekolah. Kedekatan hubungan mereka itu menjadi pemicu

tuturan yang Vidi sampaikan menjadi tidak santun. Dalam hal

ini, Vidi telah merendahkan Fatimah karena merasa tidak senang

Fatimah menasihatinya, menurut Vidi, Fatimah terlalu ikut

mencampuri urusan hidup Vidi. Sikap merendahkan Fatimah

tersebut yang membuat tuturan Vidi dianggap tidak santun.

Data 3

Tuturan data 3 melanggar maksim kesederhanaan (MKES).

Maksim kesederhanaan disebut juga dengan maksim kerendahan

hati yang menuntut setiap peserta pertuturan untuk

memaksimalkan ketidakhormatan pada diri sendiri dan

meminimalkan rasa hormat pada diri sendiri. Tuturan yang

disampaikan Vidi dianggap melanggar maksim kesederhanaan

karena pada tuturan tersebut Vidi telah memuji dirinya sendiri

yang sangat pandai membaca Alquran. Vidi dipilih untuk

mewakili sekolah mengikuti lomba MTQ tingkat SLTA sekota

Medan. Pada kesempatan tersebut Vidi menang menjadi juara.

Atas kemenangan itu Vidi menjadi pamer kepada teman-

temannya bahwa meskipun Vidi tidak begitu paham agama,

namun dirinya sangat pandai membaca Alquran buktinya dia

menang menjadi juara pada kesempatan lomba tersebut.

Tuturan data 3 dianggap melanggar maksim kesederhanaan

karena diukur dengan skala kesantunan, yaitu skala jarak sosial

yang merujuk pada hubungan sosial antara penutur dan mitra

Page 143: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

131

tutur yang terlibat dalam pertuturan. Menurut skala jarak sosial

ada kecenderungan semakin jauh jarak peringkat hubungan sosial

di antara penutur dan mitra tutur maka akan semakin santunlah

tuturan yang digunakan. Hubungan jarak sosial antara Vidi

dengan teman-teman di sekolahnya memang sangat akrab,

bahkan mereka sering berlibur bersama. Kedekatan hubungan

anatara Vidi dan teman-temannya tersebut yang memicu tuturan

Vidi menjadi tidak santun. Tuturan yang tidak santun tersebut

terjadi karena Vidi telah memuji dirinya sendiri yang sangat

pandai membaca Alquran hingga akhirnya dia menang dalam

lomba MTQ mewakili sekolahnya.

D. Implikasi terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP

Pragmatik yang disajikan sebagai bahan pengajaran bahasa lazim

disebut fungsi komunikatif. Di dalam apa yang disebut fungsi komunikatif

itu terdapat sejumlah tindak bahasa seperti, mengajukan pertanyaan,

menawarkan usulan, menolak ajakan, dan menyatakan rasa senang.6

Beberapa fungsi komunikatif tersebut dapat diterapkan dalam kegiatan

pembelajaran di sekolah, salah satu pembelajarannya yaitu menulis cerpen.

Cerpen merupakan salah satu jenis karya sastra sehingga di dalamnya

terkandung cerita yang menggambarkan kehidupan manusia sehari-hari yang

diterapkan melalui dialog antartokoh, dialog tersebut dapat diwujudkan

dalam bentuk fungsi komunikatif.

Sesuai dengan kurikulum KTSP pada tingkat SMP kelas IX semester

satu terdapat standar kompetensi menulis, yaitu mengungkapkan kembali

pikiran, perasaan, dan pengalaman dalam cerita pendek, dengan kompetensi

dasar menulis cerita pendek berdasarkan peristiwa yang pernah dialami.

Indikator pencapaian kompetensinya, yaitu siswa diharapkan mampu

menulis cerpen berdasarkan peristiwa yang pernah dialami dengan

6 Bambang Kuswanti Purwo, Pragmatik dan Pengajaran Bahasa: Menyibak Kurikulum

1984, (Yogyakarta: Kanisius, 1990), h. 23.

Page 144: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

132

memperhatikan pilihan kata yang santun dan diksi yang tepat. Implikasi

penelitian ini dengan pembelajaran bahasa Indonesia berdasarkan materi

menulis cerpen adalah dalam kegiatan pembelajaran, guru dapat

menggunakan kumpulan cerpen Ketika Mas Gagah Pergi dan Kembali

karya Helvy Tiana Rosa sebagai contoh cerpen yang memperhatikan

penggunaan bahasa yang santun. Pemberian contoh tersebut berguna sebagai

pedoman siswa dalam menulis cerpen dengan memperhatikan pilihan kata

yang santun sehingga dapat membantu siswa dalam mencapai tujuan

pembelajaran yang diharapkan.

Page 145: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

133

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan mengenai penelitian

kesantunan berbahasa dalam kumpulan cerpen Ketika Mas Gagah Pergi dan

Kembali karya Helvy Tiana Rosa maka diperoleh simpulan sebagai berikut:

1. Penggunaan kesantunan berbahasa dalam cerpen Ketika Mas Gagah

Pergi, Rapsodi September, dan Selagi Ada Kesempatan tergolong cukup

tinggi. Hal itu dapat dilihat dari hasil perbandingan antara jumlah tuturan

yang mematuhi maksim kesantunan lebih banyak dibandingkan dengan

jumlah tuturan yang melanggar maksim kesantunan berbahasa. Maksim

kesantunan yang digunakan untuk menganalisis cerpen dalam penelitian

ini menggunakan maksim berdasarkan teori Leech. Temuan data

pematuhan maksim kesantunan berbahasa dalam cerpen Ketika Mas

Gagah Pergi, Rapsodi September, dan Selagi Ada Kesempatan

berjumlah 37 tuturan, dengan rincian sebagai berikut: tuturan yang

mematuhi maksim kebijaksanaan berjumlah 9 tuturan, maksim

kedermawanan berjumlah 4 tuturan, maksim penghargaan berjumlah 5

tuturan, maksim kesederhanaan berjumlah 5 tuturan, maksim

permufakatan berjumlah 6 tuturan, dan maksim kesimpatisan berjumlah

8 tuturan, sedangkan temuan data pelanggaran maksim kesantunan

seluruhnya berjumlah 11 tuturan, dengan rincian sebagai berikut: tuturan

yang melanggar maksim kebijaksanaan berjumlah 1 tuturan, maksim

penghargaan berjumlah 3 tuturan, maksim kesederhanaan berjumlah 3

tuturan dan maksim permufakatan berjumlah 4 tuturan.

2. Implikasi penelitian kesantunan berbahasa dalam kumpulan cerpen

Ketika Mas Gagah Pergi dan Kembali karya Helvy Tiana Rosa terhadap

pembelajaran bahasa Indonesia di SMP dapat diterapkan di kelas IX

Page 146: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

134

semester satu mengenai materi menulis cerpen, dengan kompetensi dasar

menulis cerita pendek berdasarkan peristiwa yang pernah dialami.

Indikator pencapaian kompetensinya, yaitu siswa diharapkan mampu

menulis cerpen berdasarkan peristiwa yang pernah dialami dengan

memperhatikan pilihan kata yang santun dan diksi yang tepat. Implikasi

penelitian ini dengan pembelajaran bahasa Indonesia berdasarkan materi

menulis cerpen adalah dalam kegiatan pembelajaran, guru dapat

menggunakan kumpulan cerpen Ketika Mas Gagah Pergi dan Kembali

karya Helvy Tiana Rosa sebagai contoh cerpen yang memperhatikan

penggunaan bahasa yang santun. Pemberian contoh tersebut berguna

sebagai pedoman siswa dalam menulis cerpen dengan memperhatikan

pilihan kata yang santun sehingga hal itu dapat membantu siswa dalam

mewujudkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti akan

memberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Untuk para guru hendaknya memberikan perhatian khusus terhadap

pengajaran kesantunan berbahasa kepada siswa, hal itu diperlukan agar

siswa dapat memiliki pribadi yang santun dalam kehidupan sehari-hari.

2. Buku kumpulan cerpen Ketika Mas Gagah Pergi dan Kembali karya

Helvy Tiana Rosa sangat sesuai untuk digunakan dalam pembelajaran

bahasa Indonesia khususnya dalam materi pembelajaran yang berkaitan

dengan penggunaan bahasa yang santun.

3. Bagi peneliti yang akan mengkaji pembahasan yang sama dengan

penelitian ini, diharapkan dalam penelitian selanjutnya dapat mengkaji

teori-teori kesantunan secara lebih baik sehingga dapat melengkapi

penelitian-penelitian sebelumnya.

Page 147: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

135

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta. 2010.

Aziez, Furqonul dan Abdul Hasim. Menganalisis Fiksi Sebuah Pengantar. Bogor:

Ghalia Indonesia. 2010.

Chaer, Abdul. Kesantunan Berbahasa. Jakarta: Rineka Cipta. 2010.

Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia: Edisi

Keempat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 2012.

Erowati, Rosida dan Ahmad Bahtiar. Sejarah Sastra Indonesia. Jakarta:

Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2011.

Halliday, M.A.K. dan Ruqaiya Hasan. Bahasa, Konteks, dan Teks: Aspek-aspek

Bahasa dalam Pandangan Semiotik Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press. 1992.

Hanafi, Abdul Halim. Metodologi Penelitian Bahasa untuk Penelitian, Tesis, dan

Disertasi. Jakarta: Diadit Media Press. 2011.

Hindun. Pragmatik untuk Perguruan Tinggi. Depok: Nufa Citra Mandiri. 2012.

Ihsan, Diemroh. Pragmatik, Analisis Wacana, dan Guru Bahasa. Palembang:

Universitas Sriwijaya. 2011.

Kushartanti, dkk.. Pesona Bahasa Langkah Awal Memahami Linguistik. Jakarta:

PT Gramedia Pustaka Utama. 2009.

Leech, Geoffery. The Principles of Pragmatics, diterjemahkan oleh M.D.D.Oka.

Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia. 2011.

Lukiwibawa. Risalah Cinta dari Helvy Tiana Rosa. Jakarta: Harian Seputar

Indonesia. 2005.

Mahsun. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya.

Jakarta: Rajawali Pers. 2011.

Page 148: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

136

Moleong, Lexy J.. Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi). Bandung: PT

Remaja Rosdakarya. 2011.

Nadar, FX. Pragmatik dan Penelitian Pragmatik. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2013.

Nurgiyanto, Burhan. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press. 2013.

Parker, Frank dan Kathryn Riley. Linguistics for Non-Linguistists a Primer with

Exercises. USA: Pearson Education. 2010.

Purba, Antilan. Sastra Indonesia Kontemporer. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2012.

Purwo, Bambang Kuswanti. Pragmatik dan Pengajaran Bahasa Menyibak

Kurikulum 1984. Yogyakarta: Kanisius. 1990.

Rahardi, Kunjana. Pragmatik Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Jakarta:

Penerbit Erlangga. 2006.

Rahardi, Kunjana. Sosiopragmatik. Jakarta: Penerbit Erlangga. 2009.

Rampan, Korrie Layun. Angkatan 2000 dalam Sastra Indonesia. Jakarta: Artikel

Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin. 2000.

Rosa, Helvy Tiana. Ketika Mas Gagah Pergi dan Kembali. Depok: AsmaNadia

Publishing House. 2011.

Sudaryanto. Metode Linguistik: Ke Arah Memahami Metode Linguistik.

Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 1992.

Verhaar, J.W.M.. Asas-asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press. 2012.

WS, Hasanuddin dkk.. Ensiklopedi Sastra Indonesia. Bandung: Penerbit Titian

Ilmu Bandung. 2009.

Yule, George. Pragmatics. Oxford: Oxford University Press. 1996.

Page 149: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

Nama

NIM

Fakultas

UJI REFERENSI

: Eka Hijriana Rosyidah

: 1112013000031

: Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Judul Skripsi : Kesantunan Berbahasa dalam Kumpulan Cerpen Ketilw Mas Gagah

Pergi dan Kembali Karya Helvy Tiana Rosa dan Implikasinya

terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP

Dosen Pembimbing : Dr. Nuryani, M.A.

NO. REFERENSI PARAF

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. 1.

I Jakarta: Rineka Cipta. 2010. i.~ \

Aziez, Furqonul dan Abdul Hasim. lv!enganalisis Piksi Sebuah I 2. ~ Pengantar. Bogor: Ghalia Indonesia. 2010.

I

I I

~ I

3. Chaer, Abdul. Kesantunan Berbahasa. Jakarta: Rineka Cipta. 2010.

4. Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia:

~ Edisi Keempat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 2012.

5. Erowati, Rosida dan Ahmad Bahtiar. Sejarah Sastra Indonesia.

~ Jakarta: Universitas Islam Negri SyarifHidayatullah Jakarta. 2011.

Halliday, M.A.K. dan Ruqaiya Hasan. Bahasa, Konteks, dan Teks: I

~ 6. Aspek-aspek Bahasa dalam Pandangan Semiotik Sosial. Yogyakarta: I

Gadjah Mada University Press. 1992.

Hanafi, Abdul Halim. Metodologi Penelitian Bahasa untuk

~ 7. Penelitian, Tesis, dan Disertasi. Jakarta: Diadit Media Press. 2011.

8. Hindun. Pragmatik untuk Perguruan Tinggi. Depok: Nufa Citra

1 ~ Mandiri. 2012.

·-

9. Ihsan, Diernroh. Pragmatik, Ana/isis Wacana, dan Guru Bahasa.

~ Palembang: Universitas Sriwijaya. 2011.

Page 150: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

I I

Kushartanti, dkk .. Pesona Bahasa Langkah Awal Memahami 10.

Linguistik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 20.09.

11. Leech, Geoffery. The Principles of Pragmatics, diterjemahkan o1eh

M.D.D.Oka. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia. 2011.

12. Lukiwibawa. Risalah Cinta dari Helvy Tiana Rosa. Jakarta: Harian

Seputar Indonesia. 2005.

] 3. Mahsun. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan

Tekniknya. Jakarta: Rajawali Pers. 2011.

14. Moleong, Lexy J .. Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi).

Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2011.

15. Nadar, FX. Pragmatik dan Penelitian Pragmatik. Yogyakarta: Graha

1 Ilmu. 2013.

16. Nurgiyanto, Burhan. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah

Mad a U ni versi ty Press. 2 0 13.

17. Parker, Frank dan Kathryn Riley. Linguistics for Non-Linguistists a

Primer with Exercises. USA: Pearson Education. 2010.

I Purba, Antilan. Sastra Indonesia Kontemporer. Y ogya 18.

Ilmu. 2012.

{1'

~ ~ t

~ 0 ~ t

~ I

I I

I

-

I ~ {

~----~--------------------------------------------------------------~----n------i

19.

20.

Purwo, Bambang Kuswanti. Pragmatik dan Pengajaran Bahasa

Menyibak Kurikulum 1984. Y ogyakarta: Kanisius. 1990.

Rahardi, Kunjana. Pragmatik Kesantunan Imperatif Bahasa

Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga. 2006.

I 21. I Rahardi, Kunjana. Sosiopragmatik. Jakarta: Penerbit Erlangga. 2009.

22.

23.

Rampan, Korrie Layun. Angkatan 2000 dalam Sastra Indonesia.

Jakarta: Artikel Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin. 2000.

Rosa, Helvy Tiana. Ketika Mas Gagah Pergi dan Kembali. Depok:

AsmaNadia Publishing House. 2011.

~ ~ {

~

Page 151: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

24.

:-----

25.

26.

27.

Sudaryanto. Metode Linguistik: Ke Arah Memahami Metode

Linguistik. Y ogyakarta: Gadjah Mada University Press. 1992. ~ Verhaar, J.W.M .. Asas-asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah

~ Mada University Press. 2012.

WS, Hasanuddin dkk.. Ensiklopedi Sastra Indonesia. Bandung: q Penerbit Titian Ilmu Bandung. 2009.

Yule, George. Pragmatics. Oxford: Oxford University Press. 1996. ~

Jakarta, 15 Desember 2016

Yang Menyatakan

DosenP~g

Dr. Nuryani, M.A.

NIP. 198206282009122003

Page 152: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Nama Sekolah : ..............................

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas / Semester : IX/1

Alokasi Waktu : 4 X 40 Menit (2 Pertemuan)

Aspek Pembelajaran : Menulis

A. Standar Kompetensi

8. Mengungkapkan kembali pikiran, perasaan, dan pengalaman dalam cerita

pendek

B. Kompetensi Dasar

8.2 Menulis cerita pendek bertolak dari peristiwa yang pernah dialami

C. Indikator Pencapaian Kompetensi

- Mendata tiga peristiwa yang pernah dialami

- Menentukan alur cerita berdasarkan peristiwa yang pernah dialami

- Menulis cerita pendek berdasarkan peristiwa yang pernah dialami dengan

memperhatikan pilihan kata yang santun dan diksi yang tepat

D. Tujuan Pembelajaran

Setelah pembelajaran ini siswa diharapkan mampu:

- Mendata tiga peristiwa yang pernah dialami

- Menentukan alur cerita berdasarkan peristiwa yang pernah dialami

- Menulis cerita pendek berdasarkan peristiwa yang pernah dialami dengan

memperhatikan pilihan kata yang santun dan diksi yang tepat

Page 153: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

Karakter yang diharapkan: Dapat dipercaya (trustworthines)

Rasa hormat dan perhatian (respect)

Tekun (diligence)

Tanggung jawab (responsibility)

E. Materi Pembelajaran

Menulis cerpen berdasarkan peristiwa yang pernah dialami

F. Metode Pembelajaran

- Ceramah

- Diskusi

- Inkuiri

- Penugasan

G. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

1. Pertemuan ke-1

a. Kegiatan Awal

- Guru memberi salam, berdoa bersama, dan mengecek kehadiran

siswa

- Guru mengondisikan kesiapan kelas dan kesiapan siswa untuk

memulai pembelajaran

- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diajarkan

- Guru bertanya kepada siswa mengenai peristiwa-peristiwa menarik

yang pernah dialami

- Guru bertanya kepada siswa mengenai pengalaman siswa dalam

menulis cerpen

b. Kegiatan Inti

Eksplorasi

- Guru menjelaskan materi pembelajaran mengenai menulis

cerpen

Page 154: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

- Guru meminta siswa untuk menulis cerpen dengan

memperhatikan pilihan kata yang santun dan diksi yang tepat

- Guru memberikan contoh cerpen kepada siswa (Ketika Mas

Gagah Pergi dan Kembali)

Elaborasi

- Guru memfasilitasi siswa untuk membaca contoh cerpen

(Ketika Mas Gagah Pergi dan Kembali)

- Guru memfasilitasi siswa untuk mendiskusikan tentang

penggunaan pilihan kata yang santun dan diksi yang tepat di

dalam cerpen yang sudah dibaca

- Guru dan siswa bersama-sama membahas penggunaan pilihan

kata yang santun dan diksi yang tepat di dalam cerpen Ketika

Mas Gagah Pergi dan Kembali

Konfirmasi

- Guru memberikan umpan balik kepada siswa

- Guru memfasilitasi siswa untuk melakukan refleksi untuk

memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan

- Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui oleh

siswa

c. Kegiatan Akhir

- Guru bersama-sama dengan siswa membuat rangkuman/simpulan

pembelajaran

- Guru melakukan penilaian atau refleksi terhadap kegiatan yang

sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram

- Guru merencanakan kegiatan tindak lanjut dengan cara

memberikan tugas sesuai dengan hasil belajar peserta didik

Page 155: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

2. Pertemuan ke-2

a. Kegiatan Awal

- Guru memberi salam, berdoa bersama, dan mengecek kehadiran

siswa

- Guru mengondisikan kesiapan kelas dan kesiapan siswa untuk

memulai pembelajaran

- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diajarkan

- Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa untuk mengingat

kembali hasil belajar pada pertemuan sebelumnya

b. Kegiatan Inti

Eksplorasi

- Guru meminta siswa untuk membuat cerpen berdasarkan

peristiwa yang pernah dialami dengan memperhatikan pilihan

kata yang santun dan diksi yang tepat

- Guru memfasilitasi siswa untuk mendata peristiwa-peristiwa

menarik yang pernah dialami

- Guru memfasilitasi siswa untuk memilih peristiwa yang paling

mengesankan

Elaborasi

- Guru memfasilitasi siswa untuk merangkai peristiwa menjadi

kerangka alur cerita

- Guru memfasilitasi siswa untuk mengembangkan kerangka alur

cerita menjadi cerpen dengan memperhatikan pilihan kata yang

santun dan diksi yang tepat

Konfirmasi

- Guru memberikan umpan balik kepada siswa

- Guru memfasilitasi siswa untuk melakukan refleksi untuk

memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan

- Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui oleh

siswa

Page 156: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

c. Kegiatan Akhir

- Guru bersama-sama dengan siswa membuat rangkuman/simpulan

pembelajaran

- Guru melakukan penilaian atau refleksi terhadap kegiatan yang

sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram

- Guru merencanakan kegiatan tindak lanjut dengan cara

memberikan tugas sesuai dengan hasil belajar peserta didik

H. Sumber Belajar

- Rosa, Helvy Tiana. Ketika Mas Gagah Pergi dan Kembali. Depok:

AsmaNadia Publishing House. 2011.

- Anindyarini, Atikah, dkk. Bahasa Indonesia untuk Kelas IX. Jakarta:

Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. 2008.

I. Penilaian

Penilaian proses dilaksanakan selama pembelajaran berlangsung

Indikator Pencapaian

Kompetensi

Penilaian

Teknik

Penilaian

Bentuk

Penilaian Instrumen

- Mendata tiga

peristiwa yang

pernah dialami

- Menentukan alur

cerita berdasarkan

peristiwa yang

pernah dialami

- Menulis cerita

pendek berdasarkan

peristiwa yang

pernah dialami

dengan

memperhatikan

pilihan kata yang

santun dan diksi

yang tepat

Tes praktik/

kinerja

Uji petik

kerja

Tulislah cerpen

berdasarkan peristiwa

yang pernah kamu

alami dengan langkah:

datalah tiga peristiwa

yang pernah kamu

alami kemudian pilihlah

satu peristiwa yang

paling menarik, buatlah

kerangka alur cerita

berdasarkan peristiwa

yang dipilih kemudian

kembangkanlah

menjadi cerpen dengan

memperhatikan pilihan

kata yang santun dan

diksi yang tepat!

Page 157: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

Pedoman Penilaian

No. Deskripsi Skor

1 2 3 4

1. Memilih tema yang menarik

2. Menyusun kerangka alur dengan urutan yang

logis

3. Isi cerita yang ditulis sesuai dengan kerangka

alur peristiwa yang disusun

4. Struktur kalimat yang digunakan jelas dan

mudah dipahami

5. Menggunakan pilihan kata yang santun dalam

menguraikan cerita

6. Menggunakan diksi yang tepat dalam

menguraikan cerita

Keterangan:

- Skor 1 = kurang

- Skor 2 = sedang

- Skor 3 = baik

- Skor 4 = sangat baik

Jumlah skor maksimal: 24

Nilai =

Jakarta, 15 Desember 2016

Mengetahui,

Kepala Sekolah SMP Guru Mata Pelajaran

NIP. NIP.

Page 158: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

Lampiran 2

Page 159: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

KEMENTERIAN AGAMA No. Dokumen FITK-FR-AKD-081 -' 1 UIN JAKARTA FORM (FR)

Tgl. Terbit 1 Maret 2010

iUiii ! FITK No. Revisi : 01

·-----' Jl, lr, H, Juanda No 95 Ciputatl5412 Indonesia Hal 1/1

SURAT BIMBINGAN SKRIPSI

Nomor: Un.01/F.1/KM.01.3/2162/2015 Lamp.

Jakarta, 29 Desember 2015

Hal : Bimbingan Skripsi

Kepada Y~h.

Dr. Nuryani, MA. Pembimbing Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Assalamu 'alaikum wr. wb.

Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi pembimbing I/Il (materi/teknis) penulisan skripsi mahasi5wa:

Nama : Eka Hijriana Rosyidah

NIM : 1112013000031

Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Semester : 7 (Tujuh)

Judul Skripsi : Kesantunan Berbahasa dalam KUiopulan Cerpen Ketika Mas

Gagah Pergi dan Kembali Karya Helvy Tiana Rosa dan

Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP.

Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal I 0 Desember 2015 , abstraksiloutline terlampir. Saudara dapat melakukan perubahan redaksional pada judul tersebut. Apabila perubahan substansial dianggap perlu, mohon pembimbing menghubungi Jurusan terlebih dahulu.

Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapat diperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan.

Wassalamu 'alaikum wr. wb.

Tcmbus::m: 1. Dekan FITK 2. :-.. tahas iS\\a ybs.

/,.~

.r

I \ ~ - . \ '. -

\

Page 160: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34286...Salah satu fungsi bahasa dalam hidup bermasyarakat adalah sebagai alat komunikasi

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Eka Hijriana Rosyidah dilahirkan pada 11 Juni 1994 di Cilacap, Jawa

Tengah. Anak pertama dari pasangan Muhamad Yahya dan Nikmah

Prihati ini memulai pendidikannya di Taman Kanak-kanak

Diponegoro. Selanjutnya pernah duduk di bangku Sekolah Dasar

Negeri 01 Kalijaran, Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Maos,

Sekolah Menengah Atas Khadijah Islamic School Jakarta, dan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia pada tahun 2012.

Penulis memiliki cita-cita ingin menjadi seorang pendidik, karena menurutnya tugas pendidik

merupakan tugas yang sangat mulia dan ilmunya dapat menjadi pahala yang selalu mengalir

sepanjang hidup. Motto hidup penulis yaitu “Hargailah waktumu sebelum datang penyesalan

dalam dirimu. Jangan menunda-nunda untuk melakukan suatu pekerjaan karena manusia

tidak pernah tahu apakah hari esok masih ada kesempatan”.