pemanfaatan media maket lansekap berkontur untuk ... · 2. adik-adikku terkasih, febby desriyanti...

119
ii PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA TANAH LONGSOR SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Geografi Oleh : Gita Aprilia Hidayat NIM 3201411185 JURUSAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015

Upload: others

Post on 22-Nov-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

ii

PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR

UNTUK KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM

MENGHADAPI BENCANA TANAH LONGSOR

SKRIPSI

Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Geografi

Oleh :

Gita Aprilia Hidayat

NIM 3201411185

JURUSAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2015

Page 2: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

iii

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas

Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang pada:

Hari :

Tanggal :

Penguji I

Dr. Ir. Ananto Aji, MS

Page 3: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

iv

Page 4: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

v

Page 5: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Hidup bagaikan roda, jika tidak ingin selalu di bawah, maka bergeraklah

untuk sampai dan bertahan di puncak tertinggi (Penulis).

Keajaiban hanya mengikuti orang-orang yang mau berusaha keras dan

pantang menyerah (Penulis).

PERSEMBAHAN

Tanpa mengurangi rasa syukur kepada Allah SWT,

skripsi ini saya persembahkan untuk,

1. Kedua orang tua yang sangat saya cintai, Bapak

Rohmat dan Ibu Rusmini terima kasih atas segala doa,

dukungan, motivasi, dan semangatnya selama ini.

2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch.

Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala

motivasinya.

3. Nurfian Hady A, Eggy Kristianto, Saekhul Ecak,

Prasetyo Hutomo dan Erwin Kharisma untuk segala

bantuan dan waktunya.

4. Sahabat seperjuanganku Pendidikan Geografi 2011

terima kasih atas waktu, motivasi dan bantuannya.

Page 6: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

vii

SARI

Hidayat, Gita Aprilia. 2015. Pemanfaatan Media Maket Lansekap Berkontur

untuk Kesiapsiagaan Masyarakat dalam Menghadapi Bencana Tanah Longsor.

Skripsi. Jurusan Geografi FIS UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG.

Pembimbing : Dr. Juhadi, M.Si. 160 halaman.

Kata Kunci : Maket Lansekap Berkontur, Kesiapsiagaan, Tanah Longsor

Bencana tanah longsor merupakan kejadian yang umum terjadi di daerah

berlereng terjal, struktur tanah yang labil, dan wilayah yang memiliki curah hujan

tahunan tinggi seperti di Desa Wonodoyo Kecamatan Cepogo Kabupaten

Boyolali. Namun, kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana tersebut

masih rendah. Perlu adanya pembelajaran dan sosialisasi tentang bencana longsor

dan kesiapsiagaannya. Salah satunya adalah pengenalan zona risiko dan

kerentanan tanah longsor menggunakan media maket lansekap berkontur. Tujuan

penelitian adalah untuk melakukan pembuatan media maket lansekap berkontur,

mengetahui kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana tanah longsor,

dan mengetahui efektifitas media maket lansekap berkontur sebagai media

pembelajaran kebencananan.

Responden penelitian adalah perangkat desa dan anggota karangtaruna di

Desa Wonodoyo. Teknik pengumpulan data yaitu: observasi, dokumentasi,

angket, dan tes. Teknik analisis menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dan

statistik.

Hasil penelitian menunjukkan (1) bahan utama pembuatan media maket

lansekap berkontur yaitu sterefoam dan gypsum sehingga ringan dan

mempersingkat waktu pengeringan. Maket dibuat sederhana, menggambarkan

zonasi risiko dan kerentanan tanah longsor Kecamatan Cepogo. (2) efektifitas

pemanfaatan media maket lansekap berkontur diukur dengan 4 tahap evaluasi

Kirkpatrick, hasilnya bahwa tingkat kepuasan (reaction) responden kategori

“baik” 60% dan “sangat baik” 40%, tingkat pengetahuan (learning) meningkat

sebesar 6,30 atau 0,18 berdasarkan uji gain termasuk dalam kategori rendah.

Perubahan perilaku (behavior) sebagian besar pada kategori “sangat baik” 78%

dan “baik” 22%, sementara sikap kesiapsiagaan (result) kategori “sangat baik”

sebesar 52%, “baik” meningkat menjadi 44%, dan “cukup” menurun menjadi 4%.

Hasil tersebut menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan dan kesiapsiagaan

bencana tanah longsor pada responden dengan memanfaatkan media maket

lansekap berkontur. (3) rendahnya pengetahuan dan sikap kesiapsiagaan

masyarakat daerah penelitian dipengaruhi oleh rendahnya tingkat pendidikan.

Saran, perlu adanya sosialisasi dan pembelajaran tentang kebencanaan oleh

berbagai pihak dengan menggunakan media yang lebih atraktif dan terfokus di

daerah yang rawan bencana agar masyarakat paham apa yang harus dilakukan

sebelum, saat, dan sesudah bencana terjadi. Hal tersebut dapat mengurangi dan

mencegah jatuhnya korban jiwa maupun material.

Page 7: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

viii

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkah dan rahmat-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pemanfaatan

Media Maket Lansekap Berkontur untuk Kesiapsiagaan Masyarakat dalam

Menghadapi Bencana Tanah Longsor” dengan lancar.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi tidak lepas

dari bimbingan, dukungan, dan bantuan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini

dapat terselesaikan dengan baik, maka pada kesempatan ini penulis sampaikan

terima kasih dengan tulus hati kepada :

1. Prof Dr Fathur Rokhman, M.Hum selaku Rektor Universitas Negeri

Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

menimba ilmu di kampus tercinta ini.

2. Dr. Subagyo, M.Pd, Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri

Semarang, atas ijin yang telah diberikan kepada penulis untuk melakukan

penelitian.

3. Drs. Apik Budi Santoso, M.Si, Ketua Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan ijin penelitian

sekaligus sebagai Dosen Penguji 2 yang telah memberikan kritik dan saran

kepada penulis.

4. Dr. Juhadi, M.Si selaku penguji 3 dan dosen pembimbing yang telah

memberikan bimbingan, arahan, dan saran kepada penulis.

Page 8: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

ix

5. Dr. Ananto Aji, M.S selaku dosen penguji 1 yang telah memberikan banyak

kritik dan masukan yang sangat membangun bagi perbaikan skripsi ini.

6. Ariyani Indrayati, M.Si, M.Sc selaku dosen wali yang telah memberikan

saran dan masukan.

7. Seluruh dosen jurusan Geografi Universitas Negeri Semarang yang telah

memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis.

8. Seluruh masyarakat Desa Wonodoyo yang bersedia membantu dalam

penelitian.

Kritik dan saran sangat diharapkan penulis. Semoga skripsi ini bermanfaat

bagi dunia pendidikan pada umumnya dan pembaca khususnya.

Semarang, 5 Juni 2015

Gita Aprilia H

3201411185

Page 9: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING .....................................................................iii

PENGESAHAN KELULUSAN ......................................................................... iv

PERNYATAAN ................................................................................................... .v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vi

SARI ...........................................................................................................vii

PRAKATA .........................................................................................................viii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ .x

DAFTAR TABEL ..............................................................................................xii

DAFTAR GAMBAR/PETA .............................................................................xiii

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................xv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ .1

1.1. Latar Belakang .............................................................................. .1

1.2. Rumusan Masalah ........................................................................ .5

1.3. Tujuan Penelitian .......................................................................... .5

1.4. Manfaat Penelitian ........................................................................ .5

1.5. Batasan Istilah .............................................................................. .6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................10

2.1. Efektifitas .....................................................................................10

2.2. Model Evaluasi Kirkpatrick .........................................................11

2.3. Media Pembelajaran .....................................................................17

2.4. Maket ............................................................................................19

2.5. Kesiapsiagaan ...............................................................................26

Page 10: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

xi

2.6. Pendidikan Berbasis Masyarakat .................................................30

2.7. Bencana .......................................................................................33

2.8. Mitigasi Bencana .........................................................................35

2.9. Tanah Longsor .............................................................................36

2.10. Mitigasi Bencana Tanah Longsor ..............................................39

2.11. Kerangka Berfikir.......................................................................42

2.12. Batasan Operasional ...................................................................45

BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................46

3.1. Desain Penelitian ........................................................................46

3.2. Jenis Penelitian ...........................................................................47

3.3. Populasi dan Sampel ..................................................................47

3.4. Variabel Penelitian .....................................................................49

3.5. Instrumen Penelitian...................................................................50

3.6. Validitas dan Reliabilitas ...........................................................51

3.7. Tingkat Kesukaran dan Daya Beda ............................................54

3.8. Metode Pengumpulan Data ........................................................56

3.9. Tahapan Penelitian .....................................................................58

3.10. Teknik Analisis Data ..................................................................59

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..........................................................64

4.1. Hasil ...........................................................................................64

4.1.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian ...............................64

4.1.2. Kerentanan Bencana Tanah Longsor di Kec. Cepogo .....88

4.1.3. Risiko Tanah Longsor di Kec. Cepogo............................93

4.1.4. Pembuatan Media dan Desain Maket Lansekap -

Berkontur ..........................................................................98

4.1.5. Efektifitas Media Maket Lansekap Berkontur ............ ..104

4.1.6. Kesiapsiagaan Masyarakat........................................... ..110

4.2. Pembahasan ............................................................................ ..112

4.2.1. Pemanfaatan Media Maket Lansekap Berkontur ........ ..116

4.2.2. Efektifitas Media Maket Lansekap Berkontur ............. ..117

BAB V PENUTUP ...................................................................................... ..119

5.1. Kesimpulan ............................................................................ ..119

5.2. Saran ....................................................................................... ..119

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... ..120

LAMPIRAN ....................................................................................... ..123

Page 11: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1. Karakteristik Dasar Evaluasi Tahap 1-4 Kirkpatrick ................................16

3.1. Hasil Analisis Taraf Kesukaran Soal ........................................................55

3.2. Hasil Analisis Daya Pembeda Soal ...........................................................56

3.3. Hasil Uji Normalitas Data .........................................................................60

3.4. Kriteria Nilai Angket Sampel....................................................................62

3.5. Kriteria N-Gain Ternormalisasi ................................................................63

4.1. Banyaknya Hari Hujan dan Curah Hujan Menurut Bulan di Kecamatan

Ceopogo ....................................................................................................68

4.2. Satuan Kemiringan Lereng .......................................................................71

4.3. Jumlah, Kepadatan, dan Pertumbuhan Penduduk Kecamatan Cepogo

Tahun 2013 ................................................................................................83

4.4. Pendidikan Tertinggi Penduduk Kecamatan Cepogo Tahun 2013 ...........84

4.5. Pembagian Zona Risiko Bencana Tanah Longsor Kecamatan Cepogo ....94

4.6. Tabel Kriteria N-Gain .......................................................................... ...106

4.7. Hasil Penghitungan Kesiapsiagaan ...................................................... ...110

4.8. Hasil Penghitungan Kesiapsiagaan Post test ....................................... ...112

Page 12: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Bagan Kerangka Berfikir ..........................................................................44

3.1. Bagan Desain Penelitian ...........................................................................46

4.1. Peta Administrasi Kecamatan Cepogo ......................................................66

4.2. Longsoran yang Menimpa Rumah Salah Satu Warga dan Jalan ..............67

4.3. Grafik Jumlah Curah Hujan di Kecamatan Cepogo Tahun 2004-2013 ....69

4.4. Grafik Rerata Curah Hujan di Kecamatan Cepogo Tahun 2004-2013 .....70

4.5. Peta Kemiringan Lereng Kecamatan Cepogo ...........................................73

4.6. Peta Geologi Kecamatan Cepogo..............................................................79

4.7. Macam-macam Penggunaan Lahan ..........................................................86

4.8. Peta Tataguna Lahan Kecamatan Cepogo.................................................87

4.9. Peta Kerentanan Tanah Longsor di Kecamatan Cepogo...........................92

4.10. Peta Risiko Tanah Longsor di Kecamatan Cepogo...................................97

4.11. Maket Lansekap Berkontur Kerentanan dan Risiko Longsor Tampak

Atas ....................................................................................................... ..100

4.12. Maket Lansekap Berkontur Kerentanan Tanah Longsor Kecamatan

Cepogo Tampak Samping Kanan ............................................................101

4.13. Maket Lansekap Berkontur Kerentanan Tanah Longsor Kecamatan

Cepogo Tampak Samping Kiri ................................................................101

4.14. Maket Lansekap Berkontur Kerentanan Tanah Longsor Kecamatan

Cepogo dilihat dari Depan .......................................................................102

4.15. Maket Lansekap Berkontur Risiko Tanah Longsor Kecamatan Cepogo

Tampak Samping Kanan .........................................................................103

4.16. Maket Lansekap Berkontur Risiko Tanah Longsor Kecamatan Cepogo

Tampak Samping Kiri .............................................................................103

4.17. Maket Lansekap Berkontur Risiko Tanah Longsor Kecamatan Cepogo

Tampak Depan ........................................................................................104

4.18. Grafik Tingkat Kepuasan Responden terhadap Pembelajaran

Menggunakan Media Maket Lansekap Berkontur ..................................105

4.19. Grafik Behavior Responden Setelah Dilakukan Pembelajaran

Menggunakan Media Maket Lansekap Berkontur ..................................108

Page 13: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

xiv

4.20. Grafik Result (Kesiapsiagaan) Responden Sebelum dan Sesudah

Melakukan Pembelajaran Menggunakan Media Maket Lansekap

Berkontur .................................................................................................109

4.21. Suasana saat Peneliti Menyampaikan Materi dalam Pembelajaran

Kesiapsiagaan Berlangsung .....................................................................115

4.22. Peneliti Menjawab Pertanyaan dari Responden Saat Diskusi Umum .....115

Page 14: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Angket Pemanfaatan Media Maket Lansekap Berkontur untuk

Kesiapsiagaan dalam Menghadapi Bencana Tanah Longsor .................... ..124

2. Kisi-kisi Soal .............................................................................................. ..130

3. Instrumen Penelitian Pemanfaatan Media Maket Lansekap Berkontur

untuk Kesiapsiagaan Masyarakat dalam Menghadapi Bencana Tanah

Longsor ..................................................................................................... ..133

4. Uji Validitas, Daya Beda, Taraf Kesukaran dan Reliabilitas Soal Uji ...... ..141

5. Tabel Analisis Data Penghitungan Validitas dan Reliabilitas Soal Uji

Data Instrumen .......................................................................................... ..142

6. Nilai Reaction (Tingkat Kepuasan) Responden ......................................... ..143

7. Penghitungan Statistik Hasil Pre test dan Post test Pengetahuan .............. ..145

8. Uji Normalitas Data Pre test ...................................................................... ..148

9. Uji Normalitas Data Post test ..................................................................... ..150

10. Penghitungan Nilai Behavior (Perilaku) .................................................... ..152

11. Penghitungan Sikap Kesiapsiagaan ........................................................... ..154

12. Daftar Hadir Responden ............................................................................. ..156

13. Surat Keterangan Penelitian ....................................................................... ..160

14. Lain-lain ..................................................................................................... ..161

Page 15: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi bencana cukup tinggi,

mulai dari bencana yang berasal dari tenaga endogen misalnya gempa tektonik-

vulkanik, letusan gunung api, tsunami, dan bencana yang berasal dari tenaga

eksogen seperti abrasi, banjir, dan longsor. Hal ini berkaitan dengan posisi

Indonesia yang secara astronomis terletak pada 6° LU- 11°LS dan 95° BT- 141°

BT sehingga menyebabkan Indonesia memiliki iklim tropis. Salah satu

karakteristik iklim tropis adalah curah hujan yang tinggi sehingga rawan terjadi

banjir dan longsor. Secara geologis Indonesia terletak pada lempeng Indo-

Australia, Pasifik, serta lempeng Eurasia, dan merupakan wilayah yang dilalui

jalur pegunungan aktif yang sering disebut dengan istilah ring of fire. Keadaan

demikian membentuk permukaan Indonesia menjadi tidak rata, banyak terdapat

pegunungan-pegunungan maupun bukit yang sebagian besar memiliki kemiringan

lereng yang curam sehingga sangat berpotensi terjadi bencana tanah longsor

ketika musim hujan tiba, ditambah lagi dengan kondisi vegetasi penutup yang

semakin tergantikan oleh pembangunan sarana dan prasarana di masyarakat

sehingga pengikat tanah berkurang dan menyebabkan potensi longsor semakin

besar.

Di Indonesia sudah banyak terjadi bencana longsor di berbagai wilayah yang

memakan korban jiwa maupun materi yang tidak sedikit. Pada bulan November

Page 16: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

2

2003 longsoran terjadi di Sungai Bohorok Sumatera Utara yang menelan korban

jiwa 151 orang dan 100 orang hilang, sedang di Desa Plipir Kabupaten Purworejo

Propinsi Jawa Tengah, 7 orang tewas tertimbun tanah longsor. Pada musim hujan

tahun 2004, bencana tanah longsor terjadi di Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan,

dan menelan korban jiwa 86 orang (Karnawati (2005) dalam Hardiyatmo (2006)).

Tanah longsor yang terjadi pada musim hujan tanggal 4 Januari 2006, sekitar jam

5.00 WIB, di Desa Sijeruk Kecamatan Banjarnegara Kabupaten Banjarnegara

Jawa Tengah, mengakibatkan korban jiwa 58 orang dan 102 rumah tertimbun

tanah longsor (Hardiyatmo, 2006). Peristiwa terbaru terjadi di Dusun Jemblung,

Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Banjarnegara, Jawa Tengah pada

tanggal 12 Desember 2014 sekitar pukul 17.30 WIB dan menjadi bencana longsor

besar dengan jumlah korban meninggal sebanyak 79 jiwa, 29 orang belum

ditemukan, 5 orang luka berat, 9 orang luka ringan, dan 1.308 jiwa mengungsi di

10 titik pos pengungsian (BNPB, 17/12).

Berdasarkan data-data di atas dapat disimpulkan bahwa bencana tanah

longsor merupakan bencana alam yang tidak dapat dipandang sebelah mata dan

harus ditangani dengan serius. Banyaknya korban jiwa dalam setiap peristiwa

longsor ini menandakan bahwa adanya ketidak-siapan masyarakat dalam

menghadapi bencana ini terlebih lagi bagi masyarakat yang memang bermukim di

daerah rawan longsor. Untuk itu, pendidikan masyarakat mengenai kebencanaan

longsor perlu digalakkan agar masyarakat tahu apa yang harus dilakukan sebelum,

saat, dan sesudah bencana itu terjadi. Selain itu, dengan adanya pendidikan

Page 17: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

3

kebencanaan longsor di harapkan korban jiwa maupun materi bisa ditekan dari

tahun ke tahun.

Salah satu wilayah di Jawa Tengah yang memiliki potensi bencana tanah

longsor adalah Kabupaten Boyolali. Boyolali merupakan wilayah yang memiliki

beragam topografi, mulai dari pegunungan, bukit, serta dataran. Bahkan di

wilayah tertentu merupakan dataran tinggi yang memiliki lereng curam dan

berpotensi terjadi longsor saat musim hujan tiba seperti di Kecamatan Cepogo.

Namun, kerentanan dan risiko bencana longsor tersebut tidak dibarengi dengan

bekal pengetahuan tentang mitigasi yang tepat sehingga berpengaruh terhadap

rendahnya kesiapsiagaan masyarakat. Maka dari itu, pendidikan mitigasi bencana

perlu disosialisasikan agar kelak bila terjadi bencana tersebut, masyarakat sudah

tahu apa yang harus dilakukan sebelum, saat, dan sesudah longsor terjadi. Selain

itu, dengan adanya pendidikan mitigasi bencana, diharapkan dapat mengubah

perilaku masyarakat dalam mengolah lingkungannya sehingga dapat

meminimalisir kemungkinan bencana terjadi.

Pendidikan masyarakat yang dilaksanakan merupakan bagian dari proses

pendidikan orang dewasa. Pendidikan orang dewasa merupakan bagian

pendidikan non-formal, tidak ada jam-jam khusus dalam pembelajaran dan peserta

tidak dibatasi oleh usia, pekerjaan, status sosial, dan sebagainya. Selain itu, dalam

pendidikan orang dewasa memiliki prinsip belajar seumur hidup yang berarti

belajar tidak hanya dilakukan saat usia-usia sekolah tetapi dilakukan dari dini

hingga tutuk usia. Pembelajarannya dilakukan semenarik mungkin agar tercipta

Page 18: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

4

kondisi belajar yang santai dan nyaman namun tetap menekankan tujuan dan isi

dari pembelajaran tersebut.

Dalam proses pendidikan masyarakat tentu saja tidak dapat dilakukan hanya

dengan mengandalkan buku-buku ataupun brosur-brosur semata. Perlu sebuah

media yang menarik dan dapat dilihat secara tiga dimensi serta dapat

menggambarkan bentuk wilayahnya secara nyata bahkan terjadinya bencana tanah

longsor tersebut walaupun hanya simulasi sederhana. Diharapkan dengan media

tersebut, masyarakat tidak hanya membayangkan tetapi mendapat gambaran

mengenai bagaimana longsor itu terjadi dan mengakibatkan efek apa pada

lingkungan serta kehidupan mereka, sehingga informasi yang ingin disampaikan

dapat ter-transfer dengan mudah kepada masyarakat.

Media pendidikan dalam penelitian ini termasuk dalam media tiga dimensi

yang disebut dengan maket. Maket merupakan miniatur, model, atau bentuk tiruan

dari suatu obyek yang telah diubah menjadi kecil dengan skala tertentu (Madjid,

2003). Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan Sunaryo (2009) mengenai

“Pengaruh Penggunaan Media Maket terhadap Prestasi Belajar Siswa Tunagrahita

Ringan pada Mata Pelajaran IPA” didapatkan hasil bahwa media maket

berpengaruh positif signifikan terhadap prestasi belajar siswa. Media maket dapat

dijadikan sebagai salah satu alternatif untuk menunjang keberhasilan belajar.

Maka dari itu, penulis berinisiatif untuk menerapkan media maket dalam

pembelajaran kesiapsiagaan bencana tanah longsor di masyarakat. Untuk

mengetahui seberapa besar sebuah media berperan dalam proses keberhasilan

pendidikan kebencanaan di masyarakat, penulis membuat skripsi dengan judul

Page 19: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

5

“Pemanfaatan Media Maket Lansekap Berkontur untuk Kesiapsiagaan

Masyarakat dalam Menghadapi Bencana Tanah Longsor”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah “apakah pemanfaatan media maket lansekap berkontur efektif untuk

pembelajaran kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana tanah

longsor?”

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan dalam penelitian ini

adalah untuk:

1.3.1. Melakukan pembuatan media maket lansekap berkontur Kecamatan

Cepogo.

1.3.2. Mengetahui efektifitas media maket lansekap berkontur untuk

kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana tanah longsor.

1.3.3. Mengetahui kesiapsiagaan masyarakat Kecamatan Cepogo dalam

menghadapi risiko bencana tanah longsor.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Teoritis

Diharapkan penelitian ini mampu memberikan informasi dan pengetahuan

kepada pembaca dan masyarakat luas mengenai tindakan-tindakan kesiapsiagaan

Page 20: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

6

dalam menghadapi bencana tanah longsor, sehingga masyarakat dapat melakukan

antisipasi dalam menekan korban jiwa maupun materi.

1.4.2. Manfaat Praktis

Diharapkan media maket lansekap berkontur dapat digunakan secara umum

dalam kegiatan mitigasi bencana, karena maket lansekap berkontur dapat

diimplementasikan hampir pada semua jenis bencana dan mudah dalam

pembuatannya.

1.5. Batasan Istilah

1.5.1. Efektifitas

Menurut Etzioni (1964), efektifitas adalah tingkat keberhasilan dalam

mencapai tujuan atau sasarannya (dalam Daryanto, 2010). Dalam penelitian ini

efektifitas diukur menggunakan teori evaluasi dari Kirkpatrick yang mencakup

empat tahap, yaitu: reaction, learning, behavior, dan result.

1.5.2. Media Pembelajaran

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk

menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian,

minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan

belajar (Daryanto, 2010).

Dalam penelitian ini, media yang digunakan termasuk dalam media tiga

dimensi. Media tiga dimensi adalah sekelompok media tanpa proyeksi yang

penyajiannya secara visual tiga dimensional. Kelompok media ini dapat berwujud

Page 21: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

7

sebagai benda asli baik hidup maupun mati, dan dapat pula berwujud sebagai

tiruan yang mewakili aslinya (Daryanto, 2010).

1.5.3. Maket

Menurut bahasa, model atau yang biasa kita sebut dengan maket adalah

bentuk tiruan dari suatu objek yang telah diubah menjadi kecil dengan skala

tertentu. Dalam bahasa Indonesia, maket disebut dengan istilah miniatur... Sebuah

maket dapat menampilkan dalam bentuk tiga dimensi, dan ini sangat menarik

untuk ditampilkan atau dipresentasikan ... (Madjid, 2003)

1.5.4. Lansekap Berkontur

Lansekap berkontur atau menonjol dibuat jika keadaan lahan suatu proyek

berada pada puncak atau lembah di suatu gunung atau bukit, maket yang dibuat

juga akan membutuhkan lansekap yang sesuai dengan keadaan lahannya

(Madjid, 2003).

1.5.5. Maket Lansekap Berkontur

Maket lansekap berkontur merupakan media pembelajaran tiga dimensi yang

menggambarkan suatu bentuk wilayah beserta kenampakan yang dimaksud oleh

pembuat, dalam penelitian ini adalah miniatur cakupan wilayah yang masuk

dalam zona kerentanan dan risiko bencana tanah longsor Kecamatan Cepogo

Kabupaten Boyolali.

Page 22: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

8

1.5.6. Kesiapsiagaan Masyarakat

Berdasasarkan Indian institute of Disaster Management, 2007; et.al.,2007;

Moe,et.al.,2007; Moe & Pathranarakul, 2006: Shaluf, 2008 menyatakan bahwa

proses dari kesiapsiagaan adalah meningkatkan kesadaran tentang potensi risiko

bencana dan kerentanan di kalangan masyarakat melalui jaringan komunikasi

yang efektif untuk memberikan peringatan dini dengan akurasi dan waktu tinggi.

Sementara tujuan dari kesiapsiagaan adalah: 1) untuk memberikan peringatan dini

dengan akurasi dan waktu tunggu, 2) untuk meningkatkan kesadaran masyarakat,

dan 3) untuk mendidik masyarakat tentang cara bertahan saat bencana. Output

dari kesiapsiagaan adalah 1) laporan peringatan dan 2) program pendidikan

bencana (Kusumasari, 2014).

Dalam penelitian ini tujuan kesiapsiagaan dikhususkan pada peningkatan

pengetahuan kaitannya dengan peningkatan kapasitas masyarakat dalam

menghadapi bahaya bencana tanah longsor.

1.5.7. Bencana

BNPB menyatakan bahwa: “bencana dalam pandangan sosial menganggap

bahwa bencana disebabkan oleh ketidakmampuan manusia dalam melakukan

kesiapsiagaan dan merespon terhadap ancaman alam. Kerentanan masyarakat,

baik sosial, ekonomi, dan politik, menjadi kunci bagi besar kecilnya bencana.

Penguatan masyarakat dilakukan, sehingga dampak bencana bisa dikurangi.”

(BNPB, 2012).

Page 23: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

9

1.5.8. Tanah Longsor

Tanah longsor atau gerakan tanah adalah proses massa tanah secara alami

dari tempat tinggi ke tempat rendah. Pergerakan ini terjadi karena perubahan

keseimbangan daya dukung tanah dan akan berhenti setelah mencapai

keseimbangan baru. Tanah longsor terjadi apabila tanah sudah tidak mampu

mendukung berat lapisan tanah di atasnya karena ada penambahan beban di

permukaan lereng, berkurangnya daya ikat antar butiran tanah dan perubahan

lereng menjadi lebih terjal (Majid, 2008).

Kementerian Riset dan Teknologi (KRT) menyebutkan bahwa banyaknya

tanah retak akibat kekeringan yang tiba-tiba terkena hujan lebat, maka tanah

tersebut longsor. Ada dua hal penyebab tanah longsor yang berkaitan dengan

hujan, yakni hujan berintensitas tinggi dalam waktu singkat dan menerpa daerah

yang kondisi tanahnya labil. Tanah yang kering ini menjadi labil dan mudah

longsor saat terjadi hujan. Kondisi lain adalah akumulasi curah hujan di musim

hujan pada tebing terjal yang menyebabkannya runtuh (Majid, 2008).

Page 24: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Efektifitas

Efektifitas pada dasarnya berhubungan dengan pencapaian tujuan atau target

kebijakan (hasil guna). Efektifitas merupakan hubungan antara keluaran dengan

tujuan atau sasaran yang harus dicapai. Kegiatan operasional dikatakan efektif

apabila proses kegiatan mencapai tujuan dan sasaran akhir kebijakan (spending

wisely) (Mardiasmo:2009, dalam Sumenge:2013).

Efektifitas pelatihan menurut Newby berkaitan dengan sejauh mana program

pelatihan yang diselenggarakan mampu mencapai apa yang memang telah

diputuskan sebagai tujuan yang harus dicapai (Irianto:2011, dalam Sopacua dan

Budijanto, 2007).

Menurut Etzioni (1964), efektifitas adalah tingkat keberhasilan dalam

mencapai tujuan atau sasarannya. Efektifitas ini sesungguhya merupakan suatu

konsep yang lebih luas mencakup berbagai faktor didalam maupun di luar diri

seseorang. Dengan demikian efektifitas tidak hanya dapat dilihat dari sisi

produktivitas, tetapi juga dapat pula dilihat dari sisi persepsi atau sikap orangnya.

Sementara Robbins (1997), efektifitas juga dapat dilihat dari bagaimana tingkat

kepuasan yang dicapai oleh orang (dalam Daryanto, 2010).

Menurut Daryanto (2010), dalam mengukur tingkat keefektifan digunakan

indikator-indikator yaitu: peningkatan pengetahuan, peningkatan ketrampilan,

Page 25: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

11

perubahan sikap, perubahan perilaku, kemampuan adaptasi, peningkatan integrasi,

peningkatan partisipasi, dan peningkatan interaksi kultural.

Sementara Syaiful Bahri dalam bukunya yang berjudul Strategi Belajar

Mengajar mengungkapan bahwa keefektifan berkaitan dengan hasil yang dicapai

(dalam Sopacua dan Budijanto, 2007). Menurut Fauziarti dan Soedarsono (2014)

keefektifan pelatihan yakni tercapainya tujuan pelatihan dapat diketahui melalui

evaluasi. Sementara Mulyatiningsih dan Suprihatin (2005) mengungkapkan

bahwa pendekatan Kirkpatrick sering digunakan dalam program pelatihan tetapi

kemudian dimodifikasi untuk diterapkan dalam evaluasi kegiatan belajar mengajar

mulok PKK. Maka dari itu, dalam penelitian ini digunakan teori evaluasi untuk

pengukuran efektifitas yang dikenal dengan Kirkpatrick’s Four Levels of

Evaluation.

2.2. Model Evaluasi Kirkpatrick

Model evaluasi yang dikembangkan oleh Kirkpatrick telah mengalami

beberapa penyempurnaan, terakhir diperbarui dan redefinisikan pada 1998 dalam

bukunya Kirkpatrick yang disebut dengan “Evaluating Training Programs: The

Four Levels”. Kirkpatrick four levels evaluations model sekarang menjadi salah

satu rujukan dan standar bagi berbagai perusahaan besar dalam program training

bagi pengembangan sumber daya manusia seperti: Kemper National Insurance

Companies, Motorola Corporation, Intel Corporation, Midwest Electric, Inc.

Arthur Andersen & Company dan sebagainya (Widoyoko, 2014).

Page 26: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

12

Menurut Kickpatrick dalam evaluasi terhadap program training mencakup

empat level (dalam Widoyoko, 2014) yaitu:

2.2.1. Evaluasi Reaksi (Reaction Evaluation),

Evaluasi ini mengukur kepuasan peserta. Program training ini dianggap

efektif apabila proses training dirasa menyenangkan dan memuaskan peserta

training sehingga mereka tertarik dan termotivasi untuk belajar dan berlatih.

Menurut Center Partner dalam artikelnya yang berjudul Implementing the

Kirkpatrick Evaluation Model Plus mengatakan bahwa: “the interest, attention

and motivation of the participants are critical to the success of any training

program. People learn better when they react positively to the learning

environment” (http://www.coe.wayne.edu/eval.pdf).

Hal ini dapat dimaknai bahwa keberhasilan proses kegiatan training tidak

terlepas dari minat, perhatian dan motivasi peserta training dalam mengikuti

jalannya kegiatan training. Orang akan belajar lebih baik manakala mereka

memberi reaksi positif terhadap lingkungan belajar. Kepuasan peserta training

dapat dikaji dari beberapa aspek, yaitu materi yang diberikan, fasilitas yang

tersedia, strategi penyampaian materi yang digunakan oleh instruktur, media

pembelajaran yang tersedia, jadwal kegiatan sampai menu dan penyajian

konsumsi yang disediakan. Mengukur reaksi dapat dilakukan dengan reaction

sheet dalam bentuk angket sehingga lebih mudah dan lebih efektif.

Page 27: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

13

2.2.2. Evaluasi Belajar (Learning Evaluation)

Menurut Kirkpatrick (1988:20) :“learning can be defined as the extend to

which participans change attitudes, improving knowledge, and/or increase skill as

a result of attending the program”. Belajar dapat didefinisikan sebagai perubahan

sikap, perbaikan pengetahuan, dan atau kenaikan ketrampilan peserta setelah

selesai mengikuti program. Menurut Kirkpatrick (1988:40) penilaian terhadap

hasil belajar dapat dilakukan dengan: “a control group if pratical, evaluate

knowledge, skill and/or attitudes both before and after the program, a paper-and-

pencil test to measure knowledge and attitudes, and performance test to measure

skills”.

Dengan demikian untuk menilai hasil belajar dapat dilakukan dengan

kelompok pembanding. Kelompok yang ikut pelatihan dan kelompok yang tidak

ikut pelatihan diperbandingkan perkembangannya dalam waktu tertentu. Dapat

juga dilakukan dengan membandingkan hasil pre test dengan post test, tes tertulis

maupun tes kinerja (performance test).

2.2.3. Evaluasi Perilaku (Behavior Evaluation)

Penilaian tingkah laku difokuskan pada perubahan tingkah laku setelah

peserta kembali ketempat kerja. Apakah perubahan sikap yang telah terjadi setelah

mengikuti training juga akan diimplementasikan setelah peserta kembali ke

tempat kerja, sehingga penilaan tingkah laku ini lebih bersifat eksternal. Dengan

kata lain yang perlu dinilai adalah apakah peserta merasa senang setelah

mengikuti training dan kembali ketempat kerja? Bagaimana peserta dapat

Page 28: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

14

mentransfer pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang diperoleh selama training

untuk diimplementasikan di tempat kerjanya.

Evaluasi perilaku dapat dilakukan dengan membandingkan perilaku

kelompok kontrol dengan perilaku peserta training, atau dengan membandingkan

perilaku sebelum dan sesudah mengikuti training maupun dengan mengadakan

survei dan atau interview dengan pelatih, atasan maupun bawahan peserta training

setelah kembali ketempat kerja (Kirkpatrick, 1988:49).

2.2.4. Evaluasi Hasil (Result Evaluation)

Evaluasi hasil dalam level ke-4 ini difokuskan pada hasil akhir (final result)

yang terjadi karena peserta mengikuti suatu program. Termasuk dalam kategori

hasil akhir dari suatu program training adalah kenaikan produksi, peningkatan

kualitas, penurunan biaya, penurunan kuantitas terjadinya kecelakaan kerja,

penurunan turnover dan kenaikan keuntungan. Evaluasi hasil akhir dapat

dilakukan dengan membandingkan kelompok kontrol dengan kelompok peserta

training, mengukur kinerja sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan, serta

dengan melihat perbandingan antara biaya dan keuntungan antara sebelum dan

sesudah adanya kegiatan pelatihan, apakah ada peningkatan atau tidak

(Kirkpatrick, 1988:61).

Pada awal perkembangannya, model evaluasi 4 tahap dari Kirkpatrick ini

digunakan oleh perusahan besar dalam penelitian serta evaluasi terhadap kinerja

karyawannya, setelah adanya penyempurnaan teori ini, sekarang model Evaluasi

program Kirkpatrick dapat digunakan untuk mengevaluasi program pembelajaran,

Page 29: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

15

namun perlu adanya modifikasi terutama pada indikator-indikator yang cocok

digunakan dalam dunia pendidikan karena evaluasi pada bidang ekonomi berbeda

dengan pendidikan. Dibandingkan dengan model evaluasi lain, model Kirkpatrick

memiliki beberapa kelebihan antara lain: 1) lebih komprehensif, karena mencakup

hard skills dan juga soft skills, 2) objek evaluasi tidak hanya hasil belajar semata,

tetapi juga mencakup proses, output maupun outcomes, 3) lebih mudah diterapkan

(applicable) untuk level kelas karena tidak terlalu banyak melibatkan pihak lain

dalam evaluasi. Adapun kekurangan dari evaluasi empat tahap Kirpatrick

meliputi: 1) kurang memperhatikan input, padahal keberhasilan output dalam

proses pembelajaran juga dipengaruhi oleh input, 2) untuk mengukur impact sulit

dilakukan karena selain sulit tolak ukurnya (intangible) juga sudah di luar

jangkauan guru maupun sekolah sehingga variabel-variabel yang tidak

dikehendaki dapat ikut berpengaruh terhadap hasil uji yang diperoleh.

Secara garis besar, tahapan evaluasi dari Kirkpatrick yang mencakup tentang

tujuan setiap tahapan, indikator pencapaian, teknik pengambilan data, serta lama

pengambilan data dapat dilihat pada Tabel 2.1 sebagai berikut:

Page 30: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

16

Tabel 2.1. Karakteristik dasar evaluasi tahap 1-4 dari Kirkpatrick Level It Measure Regarding Using Assesment

Techniques

Timing

Reaction Feelings/

Perceptions Program content

and materials

Logistic & training

environment

Instructor’s

delivery &

organization

Expectation for job

transfer

Questionnaires

Smile sheet

Reactionnaires

Immadiate-

as part of

program

Delayed a

short time-to

give time to

reflect

Learning Skills,

Knowledge,

attitudes

Gains as related

to learning

objectives

Specific

knowledge

Skills developed

Attitudes changed

Paper-based test

Observation

Structured check

list

Interview

Structured, semi

structured

Artifacts-

tangible outputs

Pre-

instruction

baseline

Part of

instruction

End of

instruction

Delayed

Behavior Transfer &

Retention On-the-job

behavior changes

New knowledge &

skills applied

Opinions &

attitudes

expressed in job

setting

Environment

changes to

facilitate the

application of new

learning

Interview-face to

face, telephone,

structured, semi-

structured,

unstructured

Direct

observation

Artifacts-

document

analysis

Performance-

based assessment.

Post

program

Must give

enough time

to embed

learning

into

practice.

Result Productivity

gains, Impact Less waste

More output

Less inputs

Improved quality

More efficient

processes

Cost/benefit or

cost/effectiveness

Efficiency

measure

Monetary

measure

Effectiveness-non

monetary

measure

Utility-value

along a set of

criteria

Optimal changes

Growth

Market share

Short term- ⁄ to 1 year

Long term-2

to 10 years

Sumber: Clementz A Rae (2002)( dalam Sopacua dan Budijanto, 2007)

Page 31: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

17

2.3. Media Pembelajaran

2.3.1. Definisi Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin medium yang secara harfiah berarti

“tengah”, “perantara”, atau “pengantar”. AECT (Association of Education and

Communication Technology, 1997) memberi batasan tentang media sebagai

segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau

informasi. Apabila media membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan

instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu

disebut media pembelajaran (Heinich, et.al.,1982 dalam Arsyad, 2011).

Sementara itu secara implisit Gagne dan Briggs 1975 (dalam Arsyad, 2011)

mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan

untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari buku, tape recorder,

kaset, video, film, slide, foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer. Menurut

Daryanto (2010), media secara umum memiliki kegunaan antara lain: 1)

memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis, 2) mengatasi keterbatasan ruang,

waktu, tenaga, dan daya indera, 3) menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih

langsung antara murid dan sumber belajar, 4) memungkinkan anak belajar

mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori, dan kinestetiknya,

5) memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan

menimbulkan persepsi yang sama, serta 6) proses pembelajaran mengandung lima

komponen: komunikasi, guru (komunikator), bahan pembelajaran, siswa

(komunikan), dan tujuan pembelajaran. Jadi media pembelajaran adalah segala

sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran),

Page 32: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

18

sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam

kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar.

2.3.2. Fungsi Media Pembelajaran

Secara rinci, fungsi media dalam proses pembelajaran menurut Daryanto

(2010) adalah: 1) menyaksikan benda yang ada atau peristiwa yang terjadi pada

masa lampau, 2) mengamati benda atau peristiwa yang sukar dikunjungi, baik

karena jaraknya jauh, berbahaya, atau terlarang, 3) memperoleh gambaran yang

jelas tentang benda/hal-hal yang sukar diamati secara langsung karena ukurannya

yang tidak memungkinkan, baik karena terlalu kecil atau terlalu besar, 4)

mengamati peristiwa-peristiwa yang jarang terjadi atau berbahaya untuk

dikunjungi, dan 5) dapat menjangkau audien yang besar jumlahnya dan

mengamati suatu objek secara serempak.

2.3.3. Karakteristik Media Pembelajaran Tiga Dimensi

Media tiga dimensi ialah sekelompok media tanpa proyeksi yang

penyajiannya secara visual tiga dimensional. Kelompok media ini dapat berwujud

sebagai benda asli baik hidup maupun mati, dan dapat pula berwujud sebagai

tiruan yang mewakili aslinya. Media tiga dimensi yang dapat diproduksi dengan

mudah, adalah tergolong sederhana dalam penggunaan dan pemanfaatannya,

karena tanpa harus memerlukan keahlian khusus, dapat dibuat sendiri oleh guru,

bahannya diperoleh di lingkungan sekitar (Daryanto, 2010).

Page 33: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

19

Moedjiono 1992 (dalam Daryanto, 2010) mengatakan bahwa media

sederhana tiga dimensi memiliki kelebihan-kelebihan: memberikan pengalaman

secara langsung, penyajian secara kongkrit dan menghindari verbalisme, dapat

menunjukkan objek secara utuh baik konstruksi maupun cara kerjanya, dapat

memperlihatkan struktur organisasi secara jelas, dapat menunjukkan alur suatu

proses secara jelas. Sedangkan kelemahan-kelemahannya adalah: tidak bisa

menjangkau sasaran dalam jumlah yang besar, penyimpanannya memerlukan

ruang yang besar dan perawatannya rumit.

2.4. Maket

Menurut bahasa, model atau yang biasa disebut dengan maket adalah bentuk

tiruan dari suatu objek yang telah diubah menjadi kecil dengan skala tertentu.

Dalam bahasa Indonesia, maket disebut juga dengan istilah “miniatur”. Memang

tidak ada sesuatu yang bagus dan indah dalam mengilustrasikan suatu karya

desain selain dalam bentuk gambar, akan tetapi hal ini masih dalam bentuk dua

dimensi, padahal di sisi lain sebuah maket dapat menampilkan dalam bentuk tiga

dimensi, dan ini sangat menarik untuk ditampilkan atau dipresentasikan dalam

suatu pameran (Madjid, 2003).

Selain itu, maket bisa diartikan dalam berbagai macam cara, dan istilahnya

bisa saja digunakan bergantian dalam setting yang berbeda. Meskipun tidak ada

standar, definisi-definisi ini biasanya digunakan. Seluruh tipe maket yang

didiskusikan (maket sketsa, maket massa, maket pengembangan, dan lain-lain)

dianggap sebagai maket studi, termasuk yang digunakan untuk presentasi formal.

Page 34: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

20

Maket-maket tersebut bertujuan untuk memunculkan ide-ide desain dan berfungsi

sebagai wahana untuk penyempurnaan desain. Maket-maket ini dapat berupa

maket singkat berkonstruksi kasar, hingga yang mendetail. Apapun jenisnya,

istilah maket studi mengisyaratkan bahwa maket-maket tersebut terbuka untuk

diinvestigasi dan disempurnakan (Mills, 2008).

Menurut Mills, maket-maket studi dapat dibagi menjadi dua, yaitu: maket

primer dan maket sekunder. Maket primer berkaitan dengan tahap evolusi desain,

sementara maket sekunder lebih berkaitan dengan unit bagian atau aspek-aspek

proyek yang sedang diberi fokus.

2.4.1. Maket-maket Primer,

Memiliki konsep yang abstrak dan digunakan untuk mengeksplorasi berbagai

tahap fokus investigasi yang berbeda-beda. Macamnya meliputi :

2.4.1.1. Maket Sketsa

Merupakan tahap awal dari maket-maket studi. Maket-maket ini seperti

sketsa dan gambar tiga dimensi. Maket ini umumnya tidak mengutamakan segi

kerapihan detailnya, namun lebih ke visualisasi ruang secara cepat. Maket ini

dimaksudkan untuk dipotong dan dimodifikasi sebagaimana proses eksplorasi

berlanjut. Maket sketsa umumnya disusun dalam skala kecil dan dari material

yang tidak mahal seperti karton chipboard atau karton poster.

2.4.1.2. Maket Diagram

Maket jenis ini berkaitan dengan maket sketsa dan maket konseptual, namun

seperti gambar dua dimensinya, maket ini mengetengahkan isu-isu abstrak seperti

program, sirkulasi, dan keterkaitan tapak

Page 35: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

21

2.4.1.3. Maket Konsep

Disusun pada tahap-tahap awal sebuah proyek untuk mengeksplorasi

kualitas-kualitas abstrak seperti material, keterkaitan tapak, dan tema-tema

interpretif. Maket ini dapat dianggap sebagai sebuah bentuk khusus dari maket-

maket sketsa dan digunakan sebagai “pengkodean genetik” untuk

menginformasikan arahan-arahan arsitektural. Penerjemahan dapat dilakukan

dengan berbagai macam sarana, seperti menganalisis unit-unit bagian maket

tersebut dengan gambar, menggunakan geometri-geometri yang disarankan,

menghasilkan pembacaan berdasarkan kualitas formal, atau menginterpretasikan

tema-tema.

2.4.1.4. Maket Massa

Merupakan maket sederhana yang menampilkan volume dan biasanya tidak

mensimulasikan bukaan-bukaan. Maket jenis ini dapat dibangun dalam skala kecil

karena tidak perlu detail yang banyak, dan akan dengan cepat merefleksikan

ukuran dan proporsi bangunan pada tahap awal.

2.4.1.5. Maket Solid/Void

Dapat disusun sebagai maket sketsa atau maket pengembangan, tapi tidak

seperti maket massa, maket ini menampilkan keterkaitan antara area terbuka dan

area tertutup dari bangunannya. Umumnya, maket ini lebih berguna untuk

memahami karakter bangunan dari pada maket massa yang sederhana.

2.4.1.6. Maket Pengembangan

Digunakannya maket pengembangan mengimplikasikan bahwa beberapa

keputusan awal telah ditetapkan dan dieksplorasi tahap dua atau tiga tengah

Page 36: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

22

dilakukan. Maket ini juga mengimplikasikan bahwa keseluruhan geometri sudah

tetap, dan paling tidak satu tahap eksplorasi akan dilakukan sebelum melanjutkan

ke maket presentasi. Maket ini juga merupakan representasi abstrak keterkaitan

bangunan dan masih terbuka untuk modifikasi dan penyempurnaan.

2.4.1.7. Maket Finishing/Presentasi

Merupakan maket yang mempresentasikan sebuah desain yang lengkap dan

disusun dengan memperhatikan kerapihan pengerjaannya. Maket ini digunakan

untuk mengkonfirmasikan keputusan-keputusan desain dan

mengkomunikasikannya dengan klien yang mungkin tidak sepenuhnya dapat

mengapresiasi implikasi-implikasi studi yang lebih kasar. Maket ini biasanya

disusun sebagai konstruksi monokromatik yang terbuat dari satu jenis material

saja, misalnya sterefoam.

2.4.2. Maket-maket Sekunder

Digunakan untuk menelaah komponen-komponen tertentu dari suatu

bangunan atau tapak. Macamnya meliputi:

2.4.2.1. Maket Kontur Tapak, atau Maket Kontur

Disusun untuk mempelajari topografi dan keterkaitan bangunan dengan

tapak. Maket ini biasanya memproduksi kemiringan atau tinggi rendah tapak,

dengan menerapkan serangkaian lembaran-lembaran berskala yang

mempresentasikan kenaikan tinggi rendah lansekap lahan yang bertahap. Untuk

mempelajari konstruksi, maket ini dapat dimodifikasi untuk menempatkan

Page 37: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

23

bangunan pada tapaknya, mengontrol air, dan mengimplementasikan desain

lansekap.

2.4.2.2. Maket Konteks dan Perkotaan

adalah maket yang menunjukkan lingkungan sekitar bangunan-bangunan.

Maket ini disusun untuk mempelajari keterkaitan bangunan dengan karakter dan

massa arsitektur yang sudah ada. Penyatuan maket konteks dengan maket kontur

dapat memungkinkan eksplorasi keterkaitan antara isu ketinggian tanah, desain

lansekap dengan bangunan. Maket-maket perkotaan bisa meliputi keseluruhan

kondisi perkotaan mulai dari sektor di pusat kota hingga ke seluruh kawasan

pinggir kota. Maket ini digunakan seperti maket studi lainnya untuk

mengeksplorasi keterkaitan-keterkaitan, hanya saja dalam skala yang jauh lebih

besar. Umumnya maket ini menampilkan seluruh elemen bangunan dalam bentuk

blok-blok massa.

2.4.2.3. Fitur dan Vegetasi Tapak

merujuk pada pemodelan manusia, pepohonan, dan perlengkapan tapak.

Fitur-fitur berskala dimodelkan selama tahap investigasi untuk memberikan

persepsi skala pada bangunan. Untuk studi desain dan maket sederhana, sebaiknya

vitur dan vegetasi dibuat secara sederhana dan abstrak.

2.4.2.4. Maket Interior

umumnya berfungsi sebagai maket pengembangan dan dibuat untuk

mempelajari arsitektur ruang-ruang interior dan perabotan.

Page 38: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

24

2.4.2.5. Maket Unit Bagian

disusun untuk mempelajari keterkaitan antar ruang-ruang vertikal. Maket ini

dibuat dengan cara mengiris bangunan pada lokasi yang hendak diperlihatkan.

Irisan biasanya dibuat pada titik di mana sejumlah keterkaitan yang kompleks

berinteraksi dan irisan dapat dibuat membelok atau membentuk sudut.

Penggunaan maket ini dapat sangat efektif dalam menyelidiki kompleksitas

keterkaitan, yang seringkali sulit divisualisasikan dalam dua dimensi.

2.4.2.6. Maket Fasad

disusun ketika elevasi-elevasi yang terisolasi diperlukan untuk studi dan

penyempurnaan desain. Situasi ini biasanya didapati pada struktur pengisi antar

gedung di mana elevasi-elevasi jalan merupakan citra yang utama.

2.4.2.7. Maket Struktural/Rangka

adalah sebuah maket detail yang kegunaan utamanya adalah untuk

memvisualisasikan hubungan antara rangka dan sistem struktural dalam ruang.

Maket ini juga dapat digunakan untuk mengeksplorasi desain-desain struktur yang

kreatif seperti jembatan dan truss, untuk mengkomunikasikan detail ke pihak

kontraktor pembangun, dan untuk menguji karakteristik pembebanan.

2.4.2.8. Maket Detail/Koneksi

Disusun untuk mengembangkan detail-detail eksterior dan interior. Maket

ini serupa dengan maket bangunan lengkap, tapi disusun dengan skala yang jauh

lebih besar untuk memungkinkan pembacaan yang lebih detail atas artikulasi

bentuk dan koneksi-koneksi.

Page 39: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

25

Sementara menurut Madjid (2003), maket dapat dibagi menjadi 4 macam,

yaitu:

a. Maket Blok Plan, merupakan maket yang hanya menampilkan blok-blok

(kotak-kotak) dari suatu bangunan saja, tanpa harus berbentuk menyerupai

keadaan aslinya. Biasanya maket demikian, dibuat jika lahannya luas dan

terdapat banyak bangunan.

b. Maket biasa, merupakan maket yang dibuat hanya sesuai dengan bentuk

suatu bangunan yang ada. Keadaan alamnya yang juga menyesuaikan

dengan kondisi aslinya dan jumlah bangunan tidak terlalu banyak. Contoh:

suatu kawasan perumahan.

c. Maket detail, merupakan maket yang sengaja dibuat secara detail, dengan

tujuan untuk memperlihatkan keadaan bangunan baik interior maupun

eksteriornya. Biasanya maket ini dibuat dengan menggunakan bahan yang

tembus pandang agar memudahkan dalam melihat sisi ruang interiornya.

d. Maket biasa dan detail, merupakan perpaduan antara maket biasa dan

detail. Maket ini dibuat dalam dua jenis sekaligus pada sebuah maket.

Biasanya terdiri atas berbagai massa bangunan dengan berbagai macam

tipe.

Lansekap

Pembuatan maket biasanya diawali dengan pembuatan lansekap. Lansekap

terdiri dari dua jenis bentuk yaitu lansekap yang berkontur (menonjol) dan

lansekap yang tidak berkontur (datar).

Page 40: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

26

a. Lansekap berkontur

Jika keadaan alam suatu proyek berada pada puncak atau lembah di

suatu gunung atau bukit, maket yang dibuat juga akan membutuhkan

lansekap yang sesuai dengan keadaan lahannya. Dalam pembuatan

lansekap ini, akan banyak diperlukan karton dan lem sesuai dengan

ketebalan yang dibutuhkan. Kita harus memperhatikan ukuran (notasi)

lansekap pada gambar secara cermat agar tepat hasilnya. Jika bentuk

lapisan sama tetapi ketinggian curam (tegak lurus) maka bahan yang

digunakan harus tebal. Ada pula lansekap yang sengaja dibuat sesuai

kehendak manusia yaitu dengan memotong atau menambahkan lapisan

tanah yang ada atau yang dikenal dengan istilah cut and fill.

b. Lansekap tidak berkontur

Biasanya digunakan untuk sebuah proyek yang berada pada lahan

yang datar. Dalam pembuatannya hanya menyusun dan merekatkan

lapisan bahan sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan.

2.5. Kesiapsiagaan

2.5.1. Definisi Kesiapsiagaan

Kesiapsiagaan merupakan suatu tindakan yang akan diambil apabila terjadi

suatu bencana. Menurut Godschalk (1991:134), kesiapsiagaan merupakan

tindakan yang diambil sebelum kondisi darurat untuk mengembangkan

Page 41: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

27

kemampuan operasional dan untuk memfasilitasi respon yang efektif jika keadaan

darurat terjadi (dalam Kusumasari, 2014).

Mileti (1991:127) menyatakan bahwa kesiapsiagaan mencakup kegiatan-

kegiatan seperti berikut: merumuskan, menguji, dan melakukan latihan terhadap

rencana bencana; memberikan pelatihan bagi responden bencana dan masyarakat

umum, melakukan komunikasi dengan publik dan orang lain tentang kerentanan

bencana, serta tindakan yang harus dilakukan untuk mengurangi hal tersebut

(dalam Kusumasari, 2014).

Para ahli meyebutkan beberapa alasan penting yang menjadikan

kesiapsiagaan sebagai komponen penting dari keseluruhan manajemen bencana

(Auf der Heide, 1989; Dyne, 1994; Kreps, 1991; Mileti, 1991). Pertama, kegiatan

respons dan kesiapsiagaan yang efektif dapat membantu menyelamatkan nyawa,

mengurangi cedera, membatasi kerusakan harta benda, dan meminimalkan segala

macam gangguan yang disebabkan oleh bencana. Kedua, kesiapsiagaan

membantu melindungi nilai-nilai masyarakat dan mengurangi kondisi yang tidak

diinginkan saat bencana. Ketiga, kesiapsiagaan meningkatkan koordinasi dan

komunikasi antarorganisasi serta menetapkan tanggung jawab bagi pemain utama,

seperti pejabat masyarakat, pejabat negara, pejabat daerah, dan rumah sakit.

Keempat, kesiapsiagaan membantu mengidentifikasi sumber daya (personil,

waktu, keuangan, peralatan, perlengkapan, atau fasilitas) yang mungkin

diperlukan masyarakat untuk langkah-langkah kegiatan respons dan pemulihan.

Terakhir, kesiapsiagaan mengidentifikasi beberapa fungsi penting yang perlu

Page 42: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

28

dilakukan pada saat bencana, seperti manajemen sumber daya, evakuasi, dan

penilaian kerusakan (Kusumasari, 2014).

Secara lebih mendalam, kesiapsiagaan terdiri dari tiga kata (BNPB, 2012),

yaitu:

2.5.1.1. Kesiapan (Preparedness)

Masa kesiapan terjadi jika disadari adanya potensi ancaman bahaya sampai

masa munculnya tanda-tanda ancaman bahaya tersebut. Fokus utama pada masa

ini adalah pembuatan “Rencana untuk menghadapi Ancaman Bahaya (Bencana)”.

Adapun rencana (plan) yang dibuat adalah :

a. Rencana persiapan untuk menghadapi ancaman bahaya/bencana (PLAN A)

b. Rencana saat ancaman bahaya/bencana terjadi (PLAN B)

2.5.1.2. Kesiagaan (Readiness)

Merupakan masa yang relatif pendek, dimulai ketika muncul tanda-tanda

awal akan adanya ancaman bahaya. Rencana B (PLAN B) mulai direncanakan

dan semua orang diajak untuk siap sedia melakukan perannya masing-masing.

2.5.1.3. Kewaspadaan (Alertness)

Masa ini terjadi ketika sebuah ancaman bahaya pasti dan segera terjadi. Pada

masa inilah semua hal yang berhubungan dengan kesiapsiagaan akan diuji. Masa

ini tidak bisa direncanakan, karena semua yang terjadi pada masa ini sifatnya

sangat darurat.

Page 43: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

29

2.5.2. Prinsip Dasar Kesiapsiagaan

Berikut ini adalah beberapa prinsip dasar kesiapsiagaan menurut Drabek &

Hoetmar, 1991 (dalam Kusumasari, 2014) :

a. Kesiapsiagaan merupakan proses yang berkesinambungan. Hal ini berarti

rencana yang dibuat harus selalu up-to-date serta harus mengantisipasi

adanya kondisi dan kebutuhan baru yang muncul dalam perkembangan.

b. Kesiapsiagaan mengurangi ketidaktahuan selama bencana karena tujuan dari

kesiapsiagaan adalah mengantisipasi masalah dan memproyeksi solusi yang

memungkinkan.

c. Kesiapsiagaan merupakan kegiatan pendidikan. Hal ini bermakna bahwa

kesiapsiagaan harus dilatih dan disosialisasikan kepada individu, kelompok,

dan organisasi sehingga semua lapisan masyarakat mengetahui tindakan

yang harus mereka lakukan pada saat dan setelah bencana terjadi.

d. Kesiapsiagaan berdasarkan pada pengetahuan. Mengantisispasi masalah dan

merancang solusi kaitannya dengan bencana memerlukan pengetahuan

karena berhubungan dengan nyawa manusia dalam situasi krisis.

e. Kesiapsiagaan menyebabkan timbulnya tindakan yang tepat. Hal ini guna

meningkatkan kecepatan respon ketika bencana terjadi.

f. Resistensi terhadap kesiapsiagaan bencana diberikan.

g. Perencanaan yang sederhana merupakan sebuah tujuan yang jelas. Sebuah

rencana kesiapsiagaan yang sederhana harus disiapkan terlebih dulu karena

situasi dapat berubah secara terus menerus.

Page 44: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

30

Namun penelitian tentang bencana menunjukkan bahwa sikap apatis dan

kurangnya pengalaman dalam mengelola bencana adalah dua masalah utama yang

dihadapi pada tahap kesiapsiagaan (Auf der Heide, 1989; McEntire & Myers,

2004; Kusumasari, 2014).

2.6. Pendidikan Berbasis Masyarakat

2.6.1. Definisi Pendidikan Berbasis Masyarakat

Pendidikan berbasis masyarakat merupakan perwujudan dari demokratisasi

pendidikan melalui perluasan pelayanan pendidikan untuk kepentingan

masyarakat. Pendidikan berbasis masyarakat menjadi sebuah gerakan penyadaran

masyarakat untuk terus belajar sepanjang hayat dalam mengatasi tantangan

kehidupan yang berubah-ubah dan semakin berat (Zubaedim, 2012).

Secara konseptual, pendidikan berbasis masyarakat merupakan model

penyelenggaraan pendidikan yang bertumpu pada prinsip “dari masyarakat, oleh

masyarakat, dan untuk masyarakat”. Pendidikan dari masyarakat artinya

pendidikan memberikan jawaban atas kebutuhan masyarakat. Pendidikan oleh

masyarakat artinya masyarakat ditempatkan sebagai subjek /pelaku pendidikan,

bukan objek pendidikan. Pada kontek ini masyarakat dituntut peran dan partisipasi

aktifnya dalam setiap program pendidikan. Adapun pengertian pendidikan untuk

masyarakat artinya masyarakat ikut serta dalam semua program yang dirancang

untuk menjawab kebutuhan mereka (Zubaedim, 2012).

Menurut Michael W.Galbraith (dalam Zubaedim, 2012), pendidikan berbasis

masyarakat dapat diartikan sebagai proses pendidikan dimana individu-individu

Page 45: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

31

atau orang dewasa menjadi lebih berkompeten menangani ketrampilan, sikap, dan

konsep mereka dalam hidup di dalam dan mengontrol aspek-aspek lokal dari

masyarakatnya melalui partisipasi demokrasi.

2.6.2. Prinsip-prinsip Pendidikan Berbasis Masyarakat

Michael W.Galbraith (dalam Zubaedim, 2012) menjelaskan bahwa

pendidikan berbasis masyarakat memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut:

2.6.2.1. Self determination (menentukan sendiri)

Semua anggota masyarakat memiliki hak dan tanggung jawab untuk terlibat

dalam menentukan kebutuhan masyarakat dan mengidentifikasi sumber-sumber

masyarakat yang bisa digunakan untuk merumuskan kebutuhan tersebut.

2.6.2.2. Self help (menolong diri sendiri)

Anggota masyarakat dilayani dengan baik ketika kemampuan mereka untuk

menolong diri mereka sendiri terdorong dan dikembangkan. Mereka menjadi

bagian dari solusi dan membangun kemandirian lebih baik bukan tergantung

karena beranggapan bahwa tanggung jawab adalah untuk kesejahteraan mereka

sendiri.

2.6.2.3. Leadership development (pengembangan kepemimpinan)

Para pemimpin lokal harus dilatih dalam berbagai ketrampilan untuk

memecahkan masalah, membuat keputusan, dan proses kelompok sebagai cara

untuk menolong diri mereka sendiri secara terus menerus dan sebagai upaya

mengembangkan masyarakat.

Page 46: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

32

2.6.2.4. Localization (lokalisasi)

Potensi terbesar untuk tingkat partisipasi masyarakat tinggi terjadi ketika

masyarakat diberi kesempatan dalam pelayanan, program dan kesempatan terlibat

dekat dengan kehidupan tempat masyarakat hidup.

2.6.2.5. Integrated delivery of service (keterpaduan pemberian pelayanan)

Adanya hubungan antaragensi di antara masyarakat dan agen-agen yang

menjalankan pelayanan publik yang lebih baik.

2.6.2.6. Reduce duplication of service (mengurangi duplikasi pelayanan)

Masyarakat harusnya memanfaatkan secara penuh sumber-sumber fisik,

keuangan dan sumberdaya manusia dalam lokalitas mereka dan mengoordinir

usaha mereka tanpa duplikasi pelayanan.

2.6.2.7. Accept diversity (menerima perbedaan)

Menghindari pemisahan masyarakat berdasarkan usia, pendapatan, kelas

sosial, jenis kelamin, ras, etnis, agama atau keadaan yang menghalangi

pengembangan masyarakat secara menyeluruh. Termasuk perwakilan warga

masyarakat seluas mungkin dituntut dalam pengembangan, perencanaan dan

pelaksanaan program, pelayanan dan aktivitas-aktivitas kemasyarakatan.

2.6.2.8. Institutional responsiveness (tanggung jawab kelembagaan)

Pelayanan terhadap kebutuhan masyarakat yang berubah secara terus

menerus adalah sebuah kewajiban dari lembaga publik sejak mereka terbentuk

untuk melayani masyarakat.

Page 47: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

33

2.6.2.9. Lifelong learning (pembelajaran seumur hidup)

Kesempatan pembelajaran formal dan informal harus tersedia bagi anggota

masyarakat untuk semua umur dalam berbagai jenis latar belakang masyarakat.

2.6.3. Tujuan Pendidikan Berbasis Masyarakat

Tujuan pendidikan berbasis masyarakat biasanya mengarah pada isu-isu

masyarakat yang khusus seperti pelatihan karir, konsumerisme, perhatian terhadap

lingkungan, pendidikan dasar, budaya dan sejarah etnis, kebijakan pemerintah,

pendidikan politik dan kewarganegaraan, pendidikan keagamaan, penanganan

masalah kesehatan seperti AIDS, korban narkotika, dan seterusnya. Sementara

lembaga yang memberikan pendidikan kemasyarakatan bisa dari kalangan bisnis

dan industri, lembaga-lembaga berbasis masyarakat, perhimpunan petani,

organisasi kesehatan, organisasi pelayanan kemanusiaan, organisasi buruh,

perpustakaan, museum, organisasi persaudaraan sosial, lembaga-lembaga

keagamaan dan lain-lain. (Zubaedim, 2012).

2.7.Bencana

2.7.1. Definisi Bencana

Wisner 2003 (dalam Indiyanto dan Kuswanjono, 2012) mengemukakan

bahwa bencana merupakan suatu kegagalan pembangunan yang dilakukan oleh

manusia. Sementara itu, Cutter 1996 dan Douglas 1999 (dalam Indiyanto dan

Kuswanjono, 2012) menegaskan bahwa setiap satuan unit ruang memiliki tingkat

risiko bencana yang beragam karena terdiri dari elemen-elemen pendukung yang

Page 48: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

34

beragam. Hal ini menunjukkan bahwa faktor manusia bukan faktor tunggal untuk

mengurangi dampak bencana. Faktor non-manusia, seperti faktor lingkungan

alami dan lingkungan buatan, membentuk risiko bencana bersama faktor manusia.

Mengingat setiap unit wilayah unik, maka jelas kiranya bahwa ketahanan

masyarakatnya terhadap bencana pun beragam, seperti halnya tingkat

kerentanannya.

Bencana adalah suatu kejadian alam, buatan manusia, atau perpaduan antara

keduanya yang terjadi secara tiba-tiba sehingga menimbulkan dampak negatif

yang dahsyat bagi kelangsungan kehidupan. Dalam kejadian tersebut, unsur yang

terkait langsung atau terpengaruh harus merespon dengan melakukan tindakan

luar biasa guna menyesuaikan sekaligus memulihkan kondisi seperti semula atau

menjadi lebih baik.

Kejadian bencana sering kali saling berkaitan. Dengan kata lain, suatu

bencana dapat menjadi penyebab utama bencana lainnya yang potensial terjadi

dalam jangkauan wilayah tertentu (Priambodo, 2009).

2.7.2. Kategori Bencana

Bencana merupakan suatu kejadian alam maupun non-alam yang

mengakibatkan kerugian bagi manusia, baik nyawa maupun harta, sehingga

bencana harus ditangani secara tepat, baik sebelum atau pencegahan, saat, dan

sesudah terjadinya bencana atau rehabilitasi. Secara garis besar ada tiga kategori

bencana (Priambodo, 2009), sebagai berikut:

Page 49: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

35

2.7.2.1. Bencana alam

yakni bencana yang disebabkan oleh perubahan kondisi alamiah alam

semesta (angin: topan, badai, puting beliung; tanah: erosi, sedimentasi, longsor,

ambles, gempa bumi; air: banjir, tsunami, kekeringan, perembesan air tanah; api:

kebakaran, letusan gunung api).

2.7.2.2. Bencana sosial

yakni bencana yang disebabkan oleh ulah manusia sebagai komponen sosial

(instabilitas sosial, politik, dan ekonomi; perang; kerusuhan massal; teror bom;

kelaparan; pengungsian; dll).

2.7.2.3. Bencana kompleks

yakni perpaduan antara bencana alam dan sosial sehingga menimbulkan

dampak negatif bagi kehidupan (kebakaran; epidemi penyakit; kerusakan

ekosistem; polusi lingkungan, dll).

2.8. Mitigasi Bencana

Mitigasi berarti mengambil tindakan-tindakan untuk mengurangi pengaruh-

pengaruh dari suatu bahaya sebelum bahaya itu terjadi. Istilah mitigasi berlaku

untuk cakupan yang luas dari aktivitas-aktivitas dan tindakan-tindakan

perlindungan yang mungkin diawali dari yang fisik, seperti membangun

bangunan-bangunan yang lebih kuat, sampai dengan yang prosedural, seperti

teknik-teknik yang baku untuk menggabungkan penilaian bahaya di dalam

rencana penggunaan lahan (Coburn, et.al., 1994 dalam Setyowati, 2010).

Page 50: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

36

lewat tindakan mitigasi, kita bisa mencegah, membatasi, atau memperlambat

tingkat perubahan atau kerusakan. Melakukan tindakan-tindakan mitigasi

sangatlah masuk akal; perasaan-kerepotan yang diperlukan untuk mencegah

bencana jauh lebih sedikit dibandingkan dengan konsekuensi-konsekuensi yang

kita derita jika saja bencana tersebut benar-benar terjadi (Wilches, 1995 dalam

Setyowati, 2010).

Menurut Unesco 2007 (dalam Indiyanto dan Kuswanjono, 2012), ada

beberapa alasan mengapa perlu melibatkan masyarakat lokal di kawasan rawan

bencana dalam program aksi pengurangan risiko bencana (tidak hanya pada fase

tanggap darurat,namun juga pada fase kesiapsiagaan), antara lain: 1) tidak ada

yang lebih mengerti tentang kesempatan dan hambatan serta permasalahan lokal

selain masyarakat itu sendiri, 2) tidak ada yang lebih tertarik untuk memahami

bagaimana bertahan hidup dalam kondisi yang terancam daripada masyarakat itu

sendiri, 3) masyarakat akan mengalami banyak kerugian apabila mereka tidak

dapat merumuskan keterbatasan mereka dan mengatasinya, namun masyarakat

juga akan banyak memperoleh keuntungan apabila mereka dapat mengurangi

dampak bencana, 4) masyarakat yang tangguh dan mandiri dapat membantu

pemerintah dalam mengatasi bencana di daerah.

2.9. Tanah Longsor

2.9.1. Definisi Tanah Longsor

Gerakan massa (mass movement) tanah atau sering disebut tanah longsor

(landslide) merupakan salah satu bencana alam yang sering melanda daerah

Page 51: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

37

perbukitan di daerah tropis basah. Kerusakan yang ditimbulkan oleh gerakan

massa tersebut tidak hanya kerusakan secara langsung seperti rusaknya fasilitas

umum, lahan pertanian, ataupun adanya korban manusia, akan tetapi juga

kerusakan secara tidak langsung yang melumpuhkan kegiatan pembangunan dan

aktivitas ekonomi di daerah bencana dan sekitarnya. Bencana gerakan massa

tersebut cenderung semakin meningkat seiring dengan meningkatnya aktivitas

manusia (Hardiyatmo, 2006).

Tanah longsor atau gerakan tanah adalah proses massa tanah secara alami

dari tempat tinggi ke tempat rendah. Pergerakan ini terjadi karena perubahan

keseimbangan daya dukung tanah dan akan berhenti setelah mencapai

keseimbangan baru. Tanah longsor terjadi apabila tanah sudah tidak mampu

mendukung berat lapisan tanah diatasnya karena ada penambahan beban

dipermukaan lereng, berkurangnya daya ikat antarbutiran tanah dan perubahan

lereng menjadi lebih terjal (Majid, 2008).

Tanah longsor adalah suatu jenis gerakan tanah, umumnya gerakan tanah

yang terjadi adalah longsor bahan rombakan (debris avalanches) dan rembesan

(slumps/rotational slides). Gaya-gaya gravitasi dan rembesan (seepage)

merupakan penyebab utama ketidakstabilan pada lereng alami maupun lereng

buatan yang dibentuk dengan cara penggalian atau penimbunan (Majid, 2008).

Menurut Majid, fenomena tanah longsor merupakan hal biasa ketika terjadi

peralihan dari musim kemarau ke musim penghujan. Kementerian Riset dan

Teknologi (KRT) menyebutkan bahwa banyaknya tanah retak akibat kekeringan

yang tiba-tiba terkena hujan lebat, maka tanah tersebut longsor.

Page 52: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

38

Ada dua hal penyebab tanah longsor yang kaitannya dengan hujan, yakni

hujan berintensitas tinggi dalam waktu singkat dan menerpa daerah yang kondisi

tanahnya labil. Tanah yang kering ini menjadi labil dan mudah longsor saat terjadi

hujan. Kondisi lain adalah akumulasi curah hujan di musim hujan pada tebing

terjal yang menyebabkannya runtuh. Tanah longsor ini cukup berbahaya dan

dapat mengakibatkan korban jiwa tidak sedikit.

Kondisi alam yang menjadi faktor utama terjadinya longsor (Majid, 2008)

antara lain: 1) Kondisi geologi (Geostruktur): batuan lapuk, kemiringan lapisan,

sisipan lapisan batu lempung, struktur sesar dan kekar, gempa bumi, stratigrafi,

dan gunung api, 2) Iklim: curah hujan yang tinggi, 3) Keadaan topografi: lereng

yang curam, 4) Keadaan tata air: kondisi drainase yang tersumbat, akumulasi

massa air, erosi dalam, pelarutan dan tekanan hidrostatistika, 5) Tutupan lahan

yang mengurangi lahan geser, misal tanah kritis.

Menurut Agus Setyawan dan Wahyu Wilopo, bencana adalah sesuatu yang

tidak kita harapkan, oleh karena itu pemahaman terhadap proses terjadinya

gerakan tanah berikut faktor penyebabnya menjadi sangat penting bagi pemerintah

maupun masyarakat. Alternatif penanggulangan bencana baik dari aspek

pencegahan (preventif), pengurangan (mitigasi) maupun penanggulangan

(rehabilitasi) perlu dikaji secara mendalam (Majid, 2008).

2.9.2. Dampak Bahaya Tanah Longsor

Peristiwa longsor (landslide) yaitu melorotnya/meluncurnya suatu benda ke

bawah merupakan fenomena alam. Hal itu bisa saja di inginkan oleh manusia, dan

Page 53: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

39

bisa saja tidak di inginkan oleh manusia. Maksud dari peristiwa longsor yang di

inginkan manusia adalah peristiwa longsor memang disengaja karena membantu

pekerjaan manusia, misalnya pada waktu pengerjaan pengeprasan bukit terjal

berisi ilalang yang akan diubah (dikonversi) menjadi kebun teh, pekerjaannya

memang menghendaki longsor-longsor kecil untuk membantu pemerataan tanah

tersebut (Majid, 2008).

Adapun peristiwa longsor yang tidak di inginkan manusia adalah peristiwa

longsor yang justru mengganggu kenyamanan hidup manusia. Biasanya terjadi

tidak sengaja dan tidak lazimnya disebut sebagai bencana. Adapun bahaya dari

bencana tanah longsor (Majid, 2008) antara lain: 1) kerusakan alam dan lahan

pertanian, 2) kehancuran pemukiman penduduk, 3) memakan korban manusia

terpendam, dan 4) rusaknya sarana dan prasarana umum.

2.10. Mitigasi Bencana Tanah Longsor

Mitigasi bencana tanah longsor berarti segala usaha untuk meminimalisasi

akibat terjadinya tanah longsor. Mitigasi adalah segala usaha untuk

meminimalisasi akibat terjadinya suatu bencana sebelum terjadinya bencana, saat

bencana terjadi maupun pasca bencana, yang dalam hal ini dilakukan baik dalam

skala lokal, nasional, maupun regional. Beberapa instansi yang menangani hal ini

antara lain Direktorat Geologi Tata Lingkungan, Direktorat Vulkanologi dan

Mitigasi Bencana Alam, LAPAN, BPPT, Pemerintah Kabupaten/Kota dan

Pemerintah Provinsi, Dinas Pertambangan dan Energi, Perguruan Tinggi,

Bakornas, Kimpraswil, dan Lembaga-lembaga penelitian lainnya.

Page 54: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

40

Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menekan bahaya tanah

longsor (Majid, 2008), yaitu:

2.10.1. Mitigasi Tahap Awal (Preventif)

a. Identifikasi daerah rawan dan pemetaan. Dari evaluasi terhadap lokasi

gerakan tanah yang telah terjadi selama ini ternyata lokasi-lokasi kejadian

gerakan tanah merupakan daerah yang telah teridentifikasi sebagai daerah

yang memiliki kerentanan menengah hingga tinggi.

b. Penyuluhan pencegahan dan penanggulangan bencana alam gerakan tanah

dengan memberikan informasi mengenai bagaimana dan kenapa tanah

longsor, gejala gerakan tanah dan upaya pencegahan serta

penanggulangannya.

c. Pemantauan daerah longsor dan dilakukan secara terus menerus dengan

tujuan untuk mengetahui mekanisme gerakan tanah dan penyebabnya serta

mengamati gejala kemungkinan akan terjadinya longsoran.

d. Pengembangan dan penyempurnaan manajemen mitigasi gerakan tanah

baik dalam skala nasional, regional maupun lokal secara berkelanjutan

dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dan menggalang

kebersamaan segenap lapisan masyarakat.

e. Perencanaan pengembangan sistem peringatan dini di daerah rawan

bencana.

f. Pola pengelolaan lahan untuk budidaya tanaman pertanian, perkebunan

yang sesuai dengan asas pelestarian lingkungan dan kestabilan lereng.

g. Hindari bermukim atau mendirikan bangunan di tepi lembah sungai terjal.

Page 55: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

41

h. Hindari melakukan penggalian pada daerah bawah lereng terjal yang akan

mengganggu kestabilan lereng sehingga mudah longsor.

i. Hindari membuat pencetakan sawah baru atau kolam pada lereng yang

terjal karena air yang digunakan akan mempengaruhi sifat fisik dan

keteknikan yaitu tanah menjadi lembek dan gembur sehingga kehilangan

kuat gesernya yang mengakibatkan tanah mudah bergerak.

j. Penyebarluasan informasi bencana gerakan tanah melalui berbagai media

dan cara sehingga masyarakat, baik formal maupun non formal.

2.10.2. Mitigasi Tahap Bencana

a. Menyelamatkan warga yang tertimpa musibah.

b. Pembentukan pusat pengendalian (Crisis Center).

c. Evakuasi korban ke tempat yang lebih aman.

d. Pendirian dapur umum, pos-pos kesehatan dan penyediaan air bersih.

e. Pendistribusian air bersih, jalur transportasi, tikar, dan selimut.

f. Pencegahan berjangkitnya wabah penyakit.

g. Evaluasi, konsultasi, dan penyuluhan.

2.10.3. Mitigasi Tahap Pasca Bencana

a. Penyusunan dan penyempurnaan peraturan tata ruang dalam upaya

mempertahankan fungsi daerah resapan air.

b. Mengupayakan semaksimal mungkin pengembalian fungsi kawasan hutan

lindung.

Page 56: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

42

c. Mengevaluasi dan memperketat studi AMDAL pada kawasan vital yang

berpotensi menyebabkan bencana.

d. Mengevaluasi kebijakan Instansi/Dinas yang berpengaruh terhadap

terganggunya ekosistem.

e. Penyediaan lahan relokasi penduduk yang bermukim di daerah bencana,

sabuk hijau dan disepanjang bantaran sungai.

2.11. Kerangka Berfikir

Indonesia merupakan negara yang memiliki topografi atau relief yang sangat

beragam akibat dari adanya tenaga pembentuk muka bumi baik endogen maupun

eksogen. Secara geologis, wilayah Indonesia merupakan tempat pertemuan tiga

lempeng besar dunia, yaitu: Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan

Lempeng Pasifik. Pertemuan ketiga lempeng ini menimbulkan penunjaman

maupun pengangkatan kenampakan alam berupa dataran tinggi dan gunung-

gunung api aktif yang umumnya memiliki tingkat kemiringan lereng yang cukup

terjal dan tanah yang tidak stabil akibat proses alam maupun manusia. Kondisi

yang demikian memiliki potensi dan ancaman bencana tinggi berupa tanah

longsor.

Secara astronomis, Indonesia terletak pada lintang 6° LU - 11° LS dan 95°

BT - 141°BT sehingga Indonesia termasuk negara beriklim tropis dengan jumlah

curah hujan cukup tinggi. Maka dari itu, saat musim-musim penghujan tiba antara

bulan oktober hingga april masyarakat perlu waspada terutama yang bermukim di

lereng gunung, dekat lereng, tebing, serta bertempat tinggal di lahan yang kondisi

Page 57: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

43

tanahnya tidak stabil. Salah satu wilayah yang tingkat potensi risiko dan

kerentanannya tinggi adalah di Kabupaten Boyolali tepatnya di Kecamatan

Cepogo.

Cepogo merupakan wilayah yang sebagian berada pada lereng merapi

sehingga memiliki kemiringan lereng hingga lebih dari 70%. Jenis tanah berupa

endapan longsoran lama, serta endapan dari material Gunungapi Merapi dan

Gunungapi Merbabu yang labil. Berdasarkan hasil penelitian dari BAPPEDA

Kabupaten Boyolali tahun 2007 menunjukkan bahwa Kecamatan Cepogo hampir

sebagian besar wilayahnya masuk dalam zona potensi tanah longsor, terutama

desa yang berada pada lereng Gunung Merapi. Salah satunya adalah Desa

Wonodoyo Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali.

Namun, tingginya potensi tanah longsor yang mengancam wilayah penelitian

tidak sebanding dengan tingkat pengetahuan dan sikap kesiapsiagaan masyarakat

dalam menghadapi bencana tersebut. Selain itu, kurangnya vegetasi yang dapat

mengikat tanah ditambah pola tanam serta jenis tanaman yang dibudidayakan

warga disekitarnya, memperbesar kemungkinan potensi longsor. Jika tanah

longsor terjadi maka bukan tidak mungkin akan banyak korban jiwa maupun

materi yang diderita.

Untuk mengurangi potensi dan bahaya longsor di Kecamatan Cepogo, maka

perlu dilakukan pembelajaran dan sosialisasi mengenai bencana longsor kaitannya

dalam kesiapsiagaan masyarakat sebagai usaha peningkatan kapasitas dalam

menghadapi bencana longsor. Pembelajaran sedianya harus menarik dan dapat

meninggalkan kesan yang mendalam, salah satunya melalui penggunaan media

Page 58: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

44

maket lansekap berkontur. Untuk menguji keefektifan media tersebut digunakan

teknik evaluasi Four Levels Evaluation Models dari Kirkpatrick

Adapun kerangka berfikir dalam penelitian seperti dalam Gambar 2.1 sebagai

berikut:

Gamabar 2.1. Bagan Kerangka Berfikir Penelitian

Analisis

Hasil

Reaction Result Behavior Learning

Tingkat

Kepuasan

Tingkat

Pemahaman

Materi

Perubahan

Perilaku

Kesiapsiagaan

Kuesioner Tes Kuesioner Tes

Pemanfaatan Media Maket Lansekap Berkontur untuk Kesiapsiagaan Masyarakat

Media Maket

Pendidikan Kesiapsiagaan

Ancaman Longsor

Profil Kecamatan Cepogo

efektifitas

Page 59: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

45

2.12. Batasan Operasional

Dalam batasan operasional ini dijabarkan mengenai batas-batas yang

digunakan dalam penelitian, meliputi:

2.12.1. Pemanfaatan Media

Dalam penelitian ini, pemanfaatan media mengacu pada fungsinya sebagai

media display yang menggambarkan daerah potensi longsor meliputi kerentanan

dan risiko bencana longsor Kecamatan Cepogo.

2.12.2. Maket Lansekap Berkontur

Maket yang digunakan dalam penelitian ini merupakan bentuk tiga dimensi

dari Kecamatan Cepogo yang menggambarkan kerentanan dan risiko bencana

longsor. Pembuatan maket menggunakan bahan yang tahan lama, murah dan

ringan yaitu sterefoam dan gypsum.

2.12.3. Kesiapsiagaan

Tahap kesiapsiagaan yang menjadi sasaran utama penelitian ini adalah

pengetahuan masyarakat tentang bencana tanah longsor, apa yang harus dilakukan

sebelum, saat, dan sesudah bencana terjadi dan tidak merujuk pada pelatihan-

pelatihan atau simulasi kebencanaan.

Page 60: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

46

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini, digunakan disain atau alur penelitian seperti pada

Gambar 3.1 di bawah ini:

Gambar 3.1. Bagan Desain Penelitian

Analisis hasil

uji tes dan

kuesioner

Merancang

Produk Maket

Lansekap

Berkontur

Pembuatan

Maket

Lansekap

Berkontur

Tingkat kepuasan

yang baik

Tingkat

pemahaman

terhadap materi

Adanya

perubahan

perilaku

Pengetahuan

kesiapsiagaan

yang lebih baik

Tahap

Hasil

Penelitian

Pemanfaatan Media Maket Lansekap Berkontur

Tahap Pra

penelitian

Tahap

Proses

Survei

Awal

Proposal

Instrumen

Pendidikan

kesiapsiagaan

(tanpa media)

Pendidikan

Kesiapsiagaan

(dengan media)

Hasil

Page 61: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

47

3.2. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen untuk mengukur

pemanfaatan media maket lansekap berkontur terhadap kesiapsiagaan masyarakat.

Menurut Azwar (2010), kesimpulan mengenai hubungan sebab-akibat atau

mengenai pengaruh suatu variabel independen terhadap perilaku subyek sebagai

variabel dependen hanya dapat diperoleh melalui prosedur eksperimen. Maka dari

itu, eksperimen dipilih dalam penelitian ini karena mengukur pengaruh

penggunaan media maket lansekap berkontur terhadap kesiapsiagaan masyarakat

dalam menghadapi bencana tanah longsor. Desain penelitian tanpa menggunakan

kelas kontrol atau disebut dengan Pre-Experimental Designs (Nondesigns) One-

Group Pretest-Posttest Design.

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Populasi pada

penelitian ini adalah seluruh perangkat pemerintahan serta pemuda-pemudi karang

taruna usia SMP-SMA di Kecamatan Cepogo. Perangkat pemerintahan digunakan

sebagai populasi karena merupakan kepala dari aturan dan kebijakan

pemerintahan serta memiliki pengaruh yang cukup besar dalam pengelolaan

wilayah. Sementara pemuda-pemudi karang taruna usia SMP-SMA diambil

sebagai populasi karena mereka merupakan penerus dari pemerintahan wilayah

Page 62: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

48

penelitian. Selain itu, dengan dipilihnya pemuda-pemudi karang taruna dapat

menjadi tonggak baru dalam pengelolaan lingkungan potensi longsor di

Kecamatan Cepogo.

Pemilihan kedua populasi tersebut di harapkan dapat membuat benang merah

antara pemerintah dan masyarakat yang di wakili oleh pemuda-pemudi karang

taruna dalam menanggapi kondisi wilayah yang berpotensi longsor sehingga dapat

timbul kerja sama yang lebih baik dalam pengelolaan lingkungan rawan longsor.

3.3.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi (Sugiyono, 2010). Sampel penelitian diambil dengan metode purposive

sampling yaitu 10 anggota perangkat pemerintahan serta 40 anggota pemuda-

pemudi karang taruna usia SMP-SMA di Desa Wonodoyo. Jumlah tersebut dipilih

karena keterbatasan jumlah anggota perangkat desa dan anggota karangtaruna

sehingga seluruhnya dijadikan sampel. Desa Wonodoyo merupakan desa paling

barat di Kecamatan Cepogo yang letaknya dilereng gunung merapi bagian timur.

Sebagian besar wilayahnya memiliki lereng yang kasar dan digunakan sebagai

hutan, pemukiman, dan tegalan. Desa Wonodoyo digunakan sebagai sampel

karena beberapa wilayahnya pernah mengalami longsor diantaranya di Dusun

Kujon pada koordinat 7ᵒ 34‟ 18.7” LS dan 110ᵒ 28‟ 48.4” BT dan Dusun Taring

pada koordinat 7ᵒ 31‟ 48.9” LS dan 110ᵒ 29‟ 3.2” BT (Bappeda, 2007). Selain itu,

Desa Wonodoyo juga merupakan tempat tinggal sanak saudara serta teman-teman

Page 63: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

49

sehingga peneliti ingin memberikan kontribusi bagi sanak saudara serta teman-

teman di Desa Wonodoyo.

3.4. Variabel Penelitian

Menurut Nazir (2003:123) variabel adalah konsep yang mempunyai

bermacam-macam nilai. Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan dalam

penelitian ini, maka variabel meliputi:

3.4.1. Desain Maket Lansekap Berkontur

Pada variabel ini membahas mengenai proses pembuatan media maket

lansekap berkontur sebagai media pendidikan kesiapsiagaan bencana tanah

longsor, mencakup desain, alat, bahan, serta tahap pembuatannya. Maket ini

dibagi menjadi 2 yaitu : 1) maket lensekap berkontur yang menunjukkan tingkat

kerentanan longsor Kecamatan Cepogo, dan 2) maket lansekap berkontur yang

menunjukkan tingkat risiko longsor di Kecamatan Cepogo.

3.4.2. Efektifitas Media Maket

Efektifitas media maket diukur dengan menggunakan model Kirkpatrick

Four Levels Evaluations Models, pada setiap tahapannya menekankan pada aspek

penilaian yang berbeda sesuai dengan kriteria yang ada. Tahapan tersebut

meliputi:

1) Reaction, mengukur tingkat kepuasan sampel selama proses pembelajaran

berlangsung dan kepuasan terhadap media maket.

2) Learning, mengukur tingkat pemahaman sampel penelitian terhadap materi

kebencanaan longsor dan kesiapsiagaan.

Page 64: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

50

3) Behavior, mengukur tingkat perubahan perilaku sampel setelah

dilakukannya pendidikan kesiapsiagaan bencana longsor menggunakan

media maket lansekap berkontur.

4) Result, mengukur efektifitas media maket lansekap berkontur dalam

kesiapsiagaan bencana tanah longsor.

3.4.3. Kesiapsiagaan

Pada variabel ini mengukur sejauh mana sikap kesiapsiagaan masyarakat

dalam menghadapi bencana tanah longsor.

3.5. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena

alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut

variabel penelitian (Sugiyono, 2010: 148). Adapun instrumen penelitian dalam

penelitian ini meliputi:

3.5.1. Instrumen Tes

Menurut Djemari (2008:67) tes merupakan salah satu cara untuk menaksir

besarnya kemampuan seseorang secara tidak langsung, yaitu melalui respons

seseorang terhadap stimulus atau pertanyaan (dalam Widoyoko, 2014). Instrumen

tes disini untuk mengukur tingkat pemahaman materi kebencanaan tanah longsor

(tahap Learning), dan kesiapsiagaan. Instrumen tes berupa pilihan ganda (Multiple

Choice Test) untuk memudahkan sampel penelitian menjawab pertanyaan, analisis

data, serta mengefektifkan waktu dalam mengisi instrumen.

Page 65: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

51

3.5.2. Instrumen Non-Tes

Instrumen non-tes berhubungan dengan penampilan yang dapat diamati

daripada pengetahuan dan proses mental lainnya yang tidak dapat diamati dengan

indera (Widoyoko, 2014). Instrumen non-tes berupa angket yang digunakan untuk

mengukur tingkat kepuasan (tahap Reaction), sikap kesiapsiagaan dan perubahan

perilaku (tahap Behavior). Pada penelitian ini menggunakan skala Likert. Menurut

Riduwan (2010) skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan

persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial.

3.6. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

3.6.1. Validitas Instrumen

Instrumen dikatakan valid apabila dapat mengukur dengan tepat apa yang

ingin diukur. Penelitian ini menggunakan validitas konstruk karena pada setiap

butir soal yang telah dibuat berdasarkan tujuan atau sesuai dengan suatu teori

tertentu, disini mengacu pada teori Kirkpatrick. Validitas diujikan kepada non-

sampel yaitu perangkat desa serta pemuda-pemudi karang taruna usia SMP-SMA

di lain desa namun termasuk wilayah administrasi dan pemerintahan Kecamatan

Cepogo.

Rumus dalam mengukur validitas instrumen dalam penelitian ini (Arikunto,

2010) sebagai berikut:

∑ (∑ )(∑ )

√* ∑ (∑ ) +* ∑ (∑ ) +

Page 66: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

52

Keterangan:

: koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

N : jumlah subyek

X : skor soal yang dicari validitasnya

Y : skor total

XY : hasil perkalian antara skor soal dengan skor total

Taraf signifikansi yang digunakan sebesar 5%. Apabila hasil rxy lebih besar

dari r tabel, maka instrumen dinyatakan valid, namun apabila rxy lebih kecil dari

pada r tabel, maka instrumen dinyatakan tidak valid. Perhitungan ini juga berlaku

pada penentuan validitas butir instrumen.

Hasil analisis uji coba soal pengetahuan terdapat 22 soal valid yaitu soal

nomor: 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 15, 16, 17, 18, 20, 22, 23, 24, 28, 29.

Sejumlah 22 soal valid tersebut digunakan dalam pre test dan post test sementara

8 soal yang tidak valid diperbaiki lagi.

Hasil analisis uji coba soal angket terdapat 28 soal valid yaitu soal nomor: 1,

2, 3, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 17, 18, 19, 20, 24, 25, 26, 27, 28, 30, 34, 35,

36, 38, 41. Sejumlah 28 soal valid tersebut digunakan sementara 14 soal yang

tidak valid diperbaiki. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4.

3.6.2. Reliabilitas Instrumen

Menurut Arikunto (2010) reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa

sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat

Page 67: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

53

pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas menunjuk pada

tingkat keterandalan sesuatu.

Terdapat berbagai cara untuk menghitung reliabilitas, dalam penelitian ini,

cara yang digunakan adalah dengan rumus K-R20 (Arikunto, 2010), sebagai

berikut:

(

)( ∑

)

Keterangan:

= reliabilitas instrument

= varians total

k = banyaknya butir pertanyaan

p = proporsi subjek yang menjawab betul pada sesuatu butir

(proporsi subjek yang mendapat skor 1).

P =

q =

( )

Kemudian harga di distribusikan ke r tabel dengan taraf signifikansi

sebesar 5%. Jika hasil lebih besar dari pada r tabel, maka instrumen

dinyatakan reliabel. Jika lebih kecil dari r tabel, maka instrumen dinyatakan

tidak reliabel. Dari hasil penghitungan instrumen pilihan ganda didapatkan bahwa

sebesar 0,9879 dan sebesar 0,632, sementara hasil penghitungan

instrumen angket didapatkan bahwa sebesar 1,0012 dan sebesar 0,361.

Page 68: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

54

𝐼𝐾 =𝐽𝐵𝐴 + 𝐽𝐵𝐵𝐽𝑆𝐴 + 𝐽𝑆𝐵

Kedua hasil tersebut menunjukkan bahwa > sehingga instrumen tes dan

angket tersebut reliabel. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4.

3.7. Taraf Kesukaran dan Daya Pembeda

3.7.1. Taraf Kesukaran

Taraf kesukaran merupakan derajat yang menunjukkan mudah-sukarnya

suatu soal dalam suatu uji. Menurut Arikunto (2008), rumus taraf kesukaran yaitu:

Keterangan :

IK = Indeks Kesukaran

= Jumlah siswa yang menjawab benar pada butir soal pada kelompok

atas

= Jumlah siswa yang menjawab benar pada butir soal pada kelompok

bawah

= Banyaknya siswa pada kelompok atas

= Banyaknya siswa pada kelompok bawah

Dalam penelitian ini kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut :

0,10 ≤ p ≤ 0,30 butir soal sukar

Page 69: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

55

0,30 ≤ p ≤ 0,70 butir soal sedang

0,70 ≤ p ≤ 1,00 butir soal mudah

Hasil uji coba soal dapat dilihat pada Tabel 3.1 sebagai berikut:

Tabel 3.1. Hasil Analisis Taraf Kesukaran Soal

No Kategori

Kesukaran Nomor Soal

1. Sukar 14, 25, 26

2. Sedang 1,2, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 15, 16, 18, 19, 20, 21, 27, 29, 30

3. Mudah 3, 8, 12, 13, 17, 22, 23, 24, 28

Sumber: Hasil Lapangan (Gita, 2015). Data selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran 5.

Hasil analisis taraf kesukaran soal yang tertera dalam tabel diatas seluruhnya

digunakan dalam pre test dan post test.

3.7.2. Daya Pembeda

Daya pembeda merupakan kemampuan suatu soal untuk membedakan antara

yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan yang bodoh (berkemampuan rendah).

Seluruh peserta tes dibagi menjadi dua yaitu kelompok pandai (upper group) dan

kelompok bodoh (lower group). Rumus daya pembeda (Arikunto, 2008) sebagai

berikut:

=

Keterangan :

DP = Daya pembeda

= Jumlah siswa yang menjawab benar pada butir soal pada kelompok

atas

Page 70: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

56

= Jumlah siswa yang menjawab benar pada butir soal pada kelompok

bawah

= Banyaknya siswa pada kelompok atas

Kemudian hasil penghitungan diklasifikasikan kedalam kategori berikut :

0,00 ≤ D ≤ 0,20 daya beda jelek

0,20 ≤ D ≤ 0,40 daya beda cukup

0,40 ≤ D ≤ 0,70 daya beda baik

0,70 ≤ D ≤ 1,00 daya beda baik sekali

Tabel 3.2. Hasil Analisis Daya Pembeda Soal

No Kategori

Pembeda Soal Nomor Soal

1. Jelek 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 12, 13, 14, 16, 19, 21, 23, 24, 25, 26,

27, 28, 30

2. Cukup 3, 11, 15, 17, 22, 29

3. Baik 10, 18, 20,

Sumber: Hasil Lapangan (Gita,2015). Data selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran 5.

Hasil analisis daya pembeda soal terdapat 21 soal yang memiliki daya beda

jelek sehingga soal tersebut diperbaiki dan digunakan dalam pre test dan post test.

Soal yang memiliki daya pembeda cukup dan baik tetap digunakan.

3.8. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat

digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data (Riduwan, 2010). Adapun

metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

Page 71: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

57

3.8.1. Observasi atau pengamatan

Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian

untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan (Rinduwan, 2010). Adapun

dalam penelitian ini data yang dikumpulkan melalui observasi adalah profil

Kecamatan Cepogo yang meliputi fisiografis, demografis, dan sosial-budaya.

3.8.2. Dokumentasi

Menurut Rinduwan (2010) dokumentasi ditujukan untuk memperoleh data

langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-

peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, dan data-data yang

relevan dengan penelitian.

3.8.3. Questionnaire atau Angket

Menurut Larry Cristensen, 2004(dalam Sugiyono, 2014) menyatakan bahwa:

a questionnaire is a self-report data colletion instrument that each research

participant fills out as part of a research study. Researchers use questionnaires so

that they can obtain inormation about the thoughts, feeling, attitudes, beliefs,

values, perceptions, personality, and behavioral intentions of research

participant. In other words, researchers attempt to measure many different kinds

of characteristic using questionnaires.

Kuesioner merupakan instrumen untuk pengumpulan data, dimana partisipan

atau responden mengisi pertanyaan atau pernyataan yang diberikan oleh peneliti.

Peneliti dapat menggunakan kuesioner untuk memperoleh data yang terkait

dengan pemikiran, perasaan, sikap, kepercayaan, nilai, persepsi, kepribadian dan

perilaku dari responden (Sugiyono, 2014).

Adapun metode kuesioner pada penelitian ini digunakan untuk mengukur

tingkat kepuasaan (Reaction), sikap kesiapsiagaan dan perubahan perilaku

(Behavior).

Page 72: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

58

3.8.4. Test atau Tes

Tes sebagai instrumen pengumpulan data adalah serangkaian pertanyaan atau

latihan yang digunakan untuk mengukur ketrampilan pengetahuan, inteligensi,

kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Rinduwan,

2010). Metode tes digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman materi

kebencanaan tanah longsor (Learning) dan kesiapsiagaan melalui hasil pre test

dan post test.

3.9. Tahapan Penelitian

Adapun tahapan dalam penelitian ini meliputi:

3.9.1. Tahap Pra Lapangan

Pada tahapan ini dilakukan pengumpulan data berupa profil Kecamatan

Cepogo mencakup fisiografis, demografis, sosial-budaya, dan data lainnya yang

mendukung melalui observasi dan dokumentasi. Setelah itu dilakukan pembuatan

proposal penelitian, instrumen penelitian, serta media maket lansekap berkontur

yang akan digunakan dalam penelitian lapangan.

3.9.2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan ini merupakan tahapan untuk mengetahui efektifitas

media maket lansekap berkontur menggunakan teori Kirkpatrick.

1) Memberikan uji pre test kepada peserta tentang materi kebencanaan

longsor dan kesiapsiagaan.

2) Memberikan kuesioner kepada peserta tentang kesiapsiagaan.

Page 73: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

59

3) Memberikan materi mengenai bencana longsor dan kesiapsiagaan

menggunakan media maket lansekap berkontur.

4) Memberikan uji post test kepada peserta untuk menguji pemahaman materi

serta tingkat kesiapsiagaan.

5) Memberikan kuesioner kepada peserta tentang tingkat kepuasan serta

perubahan perilaku setelah mengikuti pembelajaran menggunakan media

maket lansekap berkontur.

3.9.3. Tahap Pasca Lapangan

Pada tahap ini, peneliti melakukan pengolahan data hasil uji tes maupun non-

tes dan membandingkan hasilnya sebelum menggunakan media dan setelah

menggunakan media (pre test dan post test).

3.10. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data Deskriptif Kuantitatif

dimana seluruh hasil penghitungan yang ada termasuk hasil akhir penghitungan

pre test dan post test di jabarkan berdasarkan patokan kriteria dalam penelitian

dan sesuai dengan rumus yang digunakan. Analisis ini dipilih karena pada hasil

penelitian yang dikumpulkan melalui instrumen penelitian masih berupa angka-

angka. Angka- angka yang belum terbaca tersebut, dijelaskan dan dijabarkan

melalui kriteria-kriteria yang telah dibuat sebelumnya. Kemudian diolah kedalam

rumus yang ada sehingga hasil akhirnya dapat dideskripsikan sebagai analisa hasil

penelitian. Adapun analisis data dalam penelitian ini meliputi:

Page 74: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

60

3.10.1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui data yang telah diperoleh

berdistribusi normal atau tidak. Rumus yang digunakan (Sudjana, 1996) yaitu:

=∑( )

=

Keterangan :

= Chi Kuadrat

= frekuensi yang diperoleh dari sampel

= frekuensi yang diharapkan dari sampel

k = banyaknya kelas interval

Jika hasil Chi kuadrat hitung lebih kecil dari pada hasil Chi tabel, maka data

yang telah diperoleh memiliki distribusi normal. Hasil uji normalitas dapat dilihat

pada Tabel 3.3 berikut:

Tabel 3.3. Hasil uji normalitas data

Kelas Hitung Tabel Kriteria

Pre test 10,304 12,59

Normal

Post test 10,376 Normal

Sumber : hasil uji lapangan 1 Februari 2015 (Gita,2015)

Karena Hitung < Tabel maka dapat disimpulkan bahwa data pre test

berdistribusi normal. Hasil tersebut digunakan sebagai pertimbangan untuk

melakukan penghitungan tahap selanjutnya dengan menggunakan uji t.

Page 75: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

61

𝑡 =𝑀𝑑

∑𝑋2𝑑

𝑁(𝑁 )

3.10.2. Uji t

Untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan media maket lansekap berkontur

terhadap kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana tanah longsor

dianalisis menggunakan rumus t. Rumus penghitungan pre test dan post test:

Untuk hasil pre test dan post test dilakukan analisis data dengan rumus pre-

test dan post-test one group design sebagai berikut:

Dengan keterangan:

Md = mean dari perbedaan pre test dengan post test (pretest-posttest)

Xd = deviasi masing-masing subjek (d-Md)

∑ d = jumlah kuadrat deviasi

N = subjek pada sampel

d.b = ditentukan dengan N-1

Taraf signifikansi yang digunakan adalah 5% dengan kriteria pengujian sebagai

berikut:

a) Terima jika < ( ⁄ )( + )

, hal ini berarti tidak ada perbedaan

antara hasil pre test dan post test.

b) Terima jika > ( ⁄ )( + )

, hal ini berarti ada perbedaan

antara hasil pre test dan post test.

Page 76: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

62

3.10.3. Analisis Kelayakan Produk

Analisis kelayakan produk dilakukan oleh dosen pembimbing dalam

penelitian skripsi ini yaitu Dr. Juhadi, M.Si dan dianggap layak digunakan dalam

pembelajaran kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana tanah longsor di Desa

Wonodoyo Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali. Penilaian kelayakan produk

menggunakan prinsip-prinsip dsasar media pembelajaran menurut Daryanto

(2010).

3.10.4. Analisis Angket Sikap

Analisis ini untuk mengetahui kepuasan, kesiapsiagaan dan perubahan

perilaku sampel dalam pendidikan kesiapsiagaan menggunakan media maket

lansekap berkontur. Rumus yang digunakan yaitu (Arikunto & Cepi, 2009):

=

Kriteria nilai angket disesuaikan dengan tabel nilai dibawah ini:

Tabel 3.4. Kriteria Nilai Angket Sampel

Persentase Kriteria

81%-100% Sangat Baik

61%-80% Baik

41%-61% Cukup Baik

21%-40% Tidak Baik

Keterangan skor: skor 4 jika sangat setuju, skor 3 jika setuju, skor 2 jika kurang

setuju, skor 1 jika sangat tidak setuju.

Page 77: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

63

3.10.5. Analisis Efektifitas Media

Menghitung N-Gain berdasarkan nilai pre test dan nilai post test sampel

secara keseluruhan, dengan menggunakan rumus:

=

Menginterpretasikan normalisasi gain untuk menyatakan efektifitas

penggunaan media maket lansekap berkontur dengan kriteria yang diadopsi dari

Meltzer (2002) sebagai berikut:

Tabel 3.5. Kriteria N-Gain Ternormalisasi

Tingkat Nilai N-Gain

Efektifitas Tinggi g > 0,7

Efektifitas Sedang 0,3 ≤ g ˂ 0,7

Efektifitas Rendah g ˂ 0,3

Sumber: Meltzer 2002

Page 78: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

119

BAB V

PENUTUP

2.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Desa Wonodoyo

Kecamatan Cepogo maka dapat diambil kesimpulan bahwa pembuatan media

maket lansekap berkontur menggunakan bahan yang murah, ringan dan mudah

didapatkan yaitu sterefoam dan gypsum. Desain media dibuat sederhana tapi

menarik. Maket lansekap berkontur menggambarkan zonasi kerentanan dan

risiko tanah longsor. Pembelajaran menggunakan media maket lansekap

berkontur sangat bermanfaat untuk meningkatkan semangat belajar, pengetahuan

tentang bencana longsor, dan peningkatan sikap kesiapsiagaan dalam

menghadapi bencana tanah longsor. Berdasarkan hasil uji gain bahwa media

maket lansekap berkontur berefektifitas rendah dalam tingkat pengetahuan,

namun peningkatan tinggi pada nilai sikap.

2.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, penulis menyarankan bahwa

perlu adanya relokasi dan sosialisasi tentang kebencanaan serta mitigasi bencana

bagi masyarakat yang bermukim di daerah dengan risiko tanah longsor tinggi.

Hal tersebut guna mengurangi ancaman dan meningkatkan kapasitas masyarakat

dalam menghadapi bencana.

Page 79: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

120

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rineka Cipta.

Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Azwar, Saifuddin. 2010. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. 2007. Laporan Akhir Pekerjaan Survei

dan Pemetaan (Informasi Tentang Daerah Rentan terhadap Gerakan Tanah)

Kecamatan Selo, Ampel, dan Cepogo Kabupaten Boyolali. Boyolali:

BAPPEDA.

BNPB. 2015. Update: 79 Tewas Tertimbun Longsor di Banjarnegara.

http://www.google.com/bnpb/berita.htm. (10 Januari 2015).

Daryanto. 2010. Media Pembelajaran: Peranannya sangat penting dalam

mencapai tujuan pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.

Fauziarti, Benni Farida dan FX Soedarsono. 2014. „Efektivitas Pelatihan

Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini di Kecamatan Grabag‟. Dalam Jurnal

Pendidikan dan Pembelajaran Masyarakat. Vol.1. No. 2.

Hardiyatmo, Christady Harry. 2006. Penanganan Tanah Longsor dan Erosi.

Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press.

Hariyanto. Erni Suharini. 2009. „Preferensi Permukiman dan Antisipasi Penduduk

yang Tinggal di Daerah Rawan Longsor di Kota Semarang‟. Jurnal: Volume

6 Nomor 2 Juli 2009.

Indiyanto, Agus dan Arqom Kuswanjono. 2012. Konstruksi Masyarakat Tangguh

Bencana. Bandung: PT Mizan Pustaka.

Kusumasari, Bevaola. 2014. Manajemen Bencana dan Kapabilitas Pemerintah

Lokal. Yogyakarta: Gava Media.

Madjid. 2003. Teknik Singkat Membuat Maket. Yogyakarta: Kanisius.

Majid, Alvin Kusnoto. 2008. Tanah Longsor dan Antisipasinya. Semarang: Aneka

Ilmu.

Page 80: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

121

Manan, Kamaruzzaman Abdul. dkk. „Model Penilaian Kirkpatrick: Mengkaji

Pengaruh Komunikasi terhadap Keberkesanan Latihan‟. Dalam Malaysian

Journal of Communication. Jilid 29(2). Hal.31-50.

Meltzer, D. 2002. The Relationship between Mathematics Preparation and

Conceptual Learning Gains in Physics: A Possible “Hidden Variable” in

Diagnostic Pretest Scores. Electronic Journal Iowa State University, 1(1): 3.

Tersedia di Physic education.net. [diakses 10-01-2015]

Mills, B Criss. 2008. Merancang dengan Maket: Panduan Studio untuk Membuat

dan Menggunakan Maket Perancangan Arsitektural. Jakarta: Erlangga.

Mulyatiningsih, Endang dan Sri Emy Yuli Suprihatin. 2005. „Efektivitas

Pembelajaran Konstruktivisme dalam Pencapaian Kompetensi Dasar Mulok

PKK pada Siswa SLTP‟. Dalam Laporan Penelitian No.

035/SPPP/PP/DP3M/IV/2005. Yogyakarta: Fakultas Teknik UNY.

Nazir, Moh. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nugroho, Kharisma.dkk. 2012. Modul Pelatihan Dasar Penanggulangan

Bencana. Jakarta Pusat: BNPB.

Priambodo, Arie S. 2009. Panduan Praktis Menghadapi Bencana. Yogyakarta:

Kanisius.

Riduwan. 2010. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung:

Alfabeta.

Sartohadi, Junun. Dkk. 2014. Pengantar Geografi Tanah. Yogyakarta: Pustaka

Belajar

Setiana, Lucie. 2005. Teknik Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat. Bogor:

Ghalia Indonesia.

Setyowati, Liesnoor Dewi. 2010. Buku Ajar Erosi dan Mitigasi Bencana.

Semarang: Sanggar Krida Aditama.

Sopacua, Evie dan Didik Budijanto. 2007. „Evaluasi 4 Tahap dari Kirkpatrick

sebagai Alat Evaluasi Pasca Pelatihan‟. Dalam Buletin Penelitian Sistem

Kesehatan. Vol.10. No.4.

Sudjana, Nana dan Ibrahim. 2007. Penelitian dan Penilaian Pendidikan.

Bandung: Sinar Baru Algensindo Bandung.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

------------- 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Page 81: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

122

------------- 2014. Cara Mudah Menyusun: Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Bandung:

Alfabeta.

Suharsimi, A. 2002. Dasar-dasar Evalausi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Widoyoko,Eko Putro. 2014. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Zubaedim. 2012.Pendidikan Berbasis Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Page 82: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

123

LAMPIRAN - LAMPIRAN

Page 83: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

124

Lampiran 1

ANGKET

PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR

UNTUK KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI

BENCANA TANAH LONGSOR

Pengantar:

Angket ini merupakan angket untuk menilai tanggapan perangkat

pemerintahan dan pemuda-pemudi karang taruna usia SMP-SMA terhadap

pendidikan kesiapsiagaan bencana tanah longsor menggunakan media maket

lansekap berkontur. Tujuan pembuatan instrumen angket ini adalah untuk

mengetahui tingkat kepuasan, kesiapsiagaan, dan perubahan perilaku peserta

dalam pembelajaran. Angket ini berupa pernyataan berjumlah 40 item yang di isi

oleh peserta. Instrumen angket ini dibuat untuk melengkapi salah satu syarat

kelengkapan penelitian dan tidak ada maksud tertentu kecuali untuk penelitian

pendidikan.

Petunjuk Pengisian:

1. Bacalah beberapa aspek pernyataan pada kolom dibawah ini, kemudian isilah

tanda check list (√) pada kolom skor 1, 2, 3, atau 4 yang telah disediakan.

2. Silahkan pilih angka 4 jika sangat setuju, 3 jika setuju, 2 jika kurang setuju,

dan 1 jika tidak setuju.

3. Berikanlah masukan atau saran untuk perbaikan media maket lansekap

berkontur jika diperlukan.

Page 84: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

125

IDENTITAS PESERTA

Nama :

Usia :

Jenis Kelamin :

Pekerjaan :

No. Telpn :

Alamat :

A. Respon (Tingkat Kepuasan) Responden

No. Pernyataan Skor

1 2 3 4

A. Cara Penyampaian Materi

1. Pembelajaran menggunakan media maket

lansekap berkontur membuat saya semangat

dalam mempelajari kesiapsiagaan longsor

2. Saya benar-benar senang dalam mengikuti

sesi pendidikan kesiapsiagaan bencana tanah

longsor ini.

3. Instruktur menyampaikan materi dengan

bahasa yang mudah dipahami

4. Instruktur dalam penyampaian materi tidak

membosankan

B. Isi Materi

5. Saya memahami isi materi pembelajaran

kesiapsiagaan bencana tanah longsor

6. Materi kesiapsiagaan yang disampaikan

sesuai dengan kebutuhan saya sebagai bagian

masyarakat yang tinggal di daerah rawan

longsor

7. Saya dapat memperoleh pengetahuan baru

Page 85: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

126

dengan mengikuti kegiatan pendidikan

kesiapsiagaan bencana tanah longsor

menggunakan media maket lansekap

berkontur

C. Sarana dan Prasarana yang Disediakan

8. Ruang pembelajaran yang digunakan nyaman

9. Jumlah tempat duduk yang tersedia cukup

sesuai jumlah peserta

10. Jumlah meja yang tersedia tidak kurang

11. Penyediaan alat tulis sesuai dengan jumlah

peserta

D. Jadwal Kegiatan

12. Jadwal kegiatan tidak berbenturan dengan

kegiatan saya yang lain

13. Jadwal kegiatan tidak berbenturan dengan

acara adat desa saya

E. Tempat Pembelajaran

14. Tempat pembelajaran yang digunakan sudah

bersih

15. Penerangan di tempat pembelajaran sudah

cukup untuk saya

F. Media yang digunakan dalam Pendidikan Kesiapsiagaan

16. Gaya penyajian media maket lansekap

berkontur membosankan.

17. Pada maket lansekap berkontur

menggambarkan sebaran daerah yang masuk

rawan longsor.

18. Pada maket lansekap berkontur memberikan

arahan jalur evakuasi yang mudah dimengerti.

19. Maket simulasi memberikan gambaran yang

Page 86: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

127

jelas bagaimana proses longsor terjadi.

20. Maket lansekap berkontur memberikan

arahan pos-pos pengungsia bila bencana

longsor terjadi dengan jelas.

B. Sikap Kesiapsiagaan

No. Pernyataan Skor

1 2 3 4

21 Menurut saya perlu adanya antisipasi bencana

tanah longsor dari pihak pemerintah kota dan

masyarakat

22. Menurut saya daerah ini rawan bencana tanah

longsor

23. Menurut saudara apakah perlu menyimpan

nomor telephone PLN, PDAM, dan petugas

kesehatan terdekat

24. Menurut saudara apakah perlu pemantauan

kondisi curah hujan dan tanah oleh

pemerintah

25. Menurut saudara perlu penyimpanan surat-

surat penting agar tidak terkena bencana tanah

longsor

26. Menurut saudara apakah perlu tentang

pentingnya kesiapsiagaan masyarakat dalam

menghadapi bencana tanah longsor

27. Menurut saudara apakah perlu kesepakatan

dalam masyarakat mengenai tempat evakuasi

dalam situasi darurat

Page 87: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

128

28. Menurut saudara apakah perlu kesepakatan

masyarakat berpartisipasi dalam simulasi

evakuasi

29. Menurut saudara apakah perlu listrik

dipadamkan saat pembersihan rumah pasca

bencana longsor

30. Menurut saudara apakah perlu pelatihan

pertolongan pertama untuk anggota

masyarakat

31. Menurut saudara apakah perlu masyarakat

sebaiknya tidak boleh mendirikan rumah di

tanah yang masuk kawasan longsor

32. Menurut saudara apakah perlu membawa

kotak P3K dan obat pribadi ketika mengungsi

33. Menurut saudara apakah perlu tentang harus

mengungsi bila ada rekahan pada tanah yang

tiba-tiba muncul disertai aliran air yang

muncul dari dalamnya saat hujan deras terjadi

C. Perubahan Perilaku

No. Pernyataan Skor

1 2 3 4

34. Kegiatan pembelajaran kesiapsiagaan bencana

longsor yang telah dilaksanakan membantu

saya memahami masalah lingkungan di Desa

Cepogo

35. Kegiatan pembelajaran yang telah

dilaksanakan menurut saya untuk mengaitkan

permasalah lingkungan dengan aktivitas

Page 88: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

129

masyarakat.

36. Saya yakin dapat menerapkan kesiapsiagaan

bencana tanah longsor dengan baik

37. Isi dari materi kesiapsiagaan bencana tanah

longsor membantu saya untuk memperbaiki

kebiasaan yang dapat merusak lingkungan

38. Dengan mempelajari ini saya merasa mudah

dalam menentukan tindakan apa yang harus

dilakukan dalam mengelola lingkungan

39. Saya menjadi lebih waspada terhadap keadaan

tanah di lingkungan sekitar.

40. Saya menghindari aktivitas di tepi lembah

sungai terjal maupun di bawah lereng terjal.

41. Saya menghindari penggalian pada daerah

bawah lereng terjal.

42. Saya menyebarluaskan informasi ini ketempat

kerja saya.

Saran:

Cepogo, 2015

Responden,

( )

Page 89: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

130

Lampiran 2

KISI-KISI SOAL

Tema : Bencana Longsor

Alokasi Waktu : 20 menit

Jumlah Butir : 30 butir

Bentuk Soal : Pilihan Ganda

Kompetensi Dasar :

Memahami konsep bencana, pemcegahan dan mitigasi,serta kesiapsiagaan

mengahdapi bencana tanah longsor.

Indikator:

No. Indikator Nomor Soal Kunci

Jawaban

Kompetensi

Kognitif

1. Memahami konsep bencana

secara umum:

a. Pengertian bencana

b. Jenis bencana

c. Faktor penyebab

d. Contoh bencana alam

e. Konsep bencana longsor

1, 2, 3, 4, 5,

6, 7, 8, 9

b, c, b, b, d,

b, d, d, d

C1, C1,

C2,C1, C2 ,

C2, C1, C2,

C2

2. Memahami karakteristik

bencana:

a. Karakteristik ancaman

bencana

b. Karakteristik bencana

longsor

c. Upaya penyelamatan diri

10, 11, 12,

13, 14

c, b, c, c, d C4, C4, C6,

C2, C2

Page 90: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

131

dari longsor

d. Upaya pemerintah terhadap

bencana

e. Penyebab bencana longsor

3. Prinsip dasar penanggulangan

bencana:

a. Tahap penanggulangan

bencana

b. Upaya mempersiapkan

masyarakat terhadap

ancaman bencana

c. Tindakan akibat bencana

d. Kegiatan penyelenggaraan

penanggulangan bencana

oleh pemerintah

e. Upaya penanggulangan

bencana longsor

15, 16, 17,

18, 19

b, d, a, d, c C6, C5, C4,

C1, C4

4. Pencegahan dan mitigasi

bencana:

a. Sistem peringatan dini

longsor

b. Upaya pencegahan dan

mitigasi

c. Informasi bencana

d. Penyuluhan terhadap

bencana alam

20, 21, 22,

23

b, b, b, b C3, C4, C3,

C3

5. Kesiapsiagaan Bencana:

a. Alat untuk peringatan bila

terjadi bencana

b. Langkah kesiapsiagaan

24, 25, 26,

27, 28, 29, 30

b, d, b, c, b,

b, d

C1, C3, C4,

C3, C3, C4,

C3

Page 91: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

132

c. Rencana kesiapsiagaan

d. Kegiatan kesiapsiagaan

Keterangan :

C1 : Mengingat

C2 : Memahami

C3 : Menerapkan

C4 : Menganalisa

C5 : Mengevaluasi

C6 : Mencipta

Sumber: Taksonomi Bloom Ranah Kognitif

Page 92: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

133

Lampiran 3

INSTRUMEN PENELITIAN

Pemanfaatan Media Maket Lansekap Berkontur untuk Kesiapsiagaan

Masyarakat dalam Menghadapi Bencana Tanah Longsor

Tema : Bencana Tanah Longsor

Waktu : 20 menit

Jumlah Soal : 30 butir

Petunjuk mengerjakan soal:

1. Tuliskan nama dan identitas dibawah ini dengan benar dan lengkap

2. Bacalah soal yang tersedia dengan cermat, kemudian pilihlah jawaban yang

menurut anda paling tepat

3. Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap benar dengan memberi tanda

(X) pada pilihan a, b, c, atau d

4. Apabila terdapat jawaban yang salah dan ingin dperbaiki, silahkan coret

dengan garis lurus mendatar pada jawaban yang salah (X) dan silang

jawaban yang benar (X)

Contoh:

a b c d a b c d

5. Periksalah kembali pekerjaan anda sebelum dikumpulkan

6. Selamat mengerjakan!

Page 93: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

134

Identitas Responden:

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

No telfn :

Alamat :

Pengetahuan Kebencanaan Longsor dan Kesiapsiagaan

1. Peristiwa yang mengancam dan menyebabkan kerugian bagi manusia, yang

disebabkan oleh interaksi antara faktor alam dan manusia disebut ...

a. Bahaya

b. Bencana

c. Ancaman

d. Kerentanan

2. Berdasarkan UU No. 24/2007, jenis-jenis bencana dikelompokkan menjadi

tiga, yaitu:

a. Bencana Gempa Bumi, SARA, dan Bencana Sosial

b. Bencana Sosial, Bencana Alam, dan Bencana Tsunami

c. Bencana Non-Alam, Bencana Alam, dan Bencana Sosial

d. Bencana Alam, Bencana Longsor, dan Bencana Penyakit Ebola

3. Longsor merupakan suatu peristiwa gerakan massa tanah dari daerah terjal

akibat penurunan jumlah tanaman dan pohon karena penebangan yang asal-

asalan. Pernyataan tersebut merupakan pemicu longsor yang disebabkan oleh

...

a. SARA

b. Perilaku Manusia

c. Kehendak Yang Maha Esa

d. Kurangnya infrastruktur dan prasarana

4. Perhatikan jenis-jenis bencana berikut!

1) Gempa bumi

Page 94: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

135

2) Konflik masyarakat

3) Kekeringan

4) Angin topan

5) Wabah penyakit

6) Tanah longsor

Yang termasuk bencana alam adalah nomor …..

a. 1), 2), dan 3)

b. 1), 4), dan 6)

c. 2), 3), dan 4)

d. 3), 4), dan 5)

5. Pernyataan dibawah ini sesuai dengan pemahaman tentang bencana,

KECUALI ...

a. Ancaman adalah suatu kejadian atau kondisi yang berpotensi

menimbulkan kerusakan atau kerugian dan kehilangan nyawa manusia

b. Besarnya risiko bencana dipengaruhi oleh besarnya ancaman, kerentanan

dan kapasitas

c. Tidak semua ancaman selalu menjadi bencana

d. Semua ancaman tidak bisa kita cegah

6. Sesuai konsep bencana, manusia dianggap rentan, KECUALI:

a. Berada dikondisi ekonomi yang miskin

b. Tidak mendapatkan dukungan pemerintah atau LSM

c. Berada dilokasi yang berpotensi terpapar oleh bencana

d. Kurang memiliki pengetahuan untuk mencegah bencana

7. Gerakan tanah dan bebatuan pada lereng sebuah gunung yang meluncur

kebawah disebut ...

a. Erosi

b. Abrasi

c. Gempa bumi

d. Tanah longsor

8. Yang bukan daerah rawan longsor adalah ...

a. Daerah aliran air hujan dan sungai

Page 95: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

136

b. Daerah yang terjal dan gundul

c. Daerah pertambangan

d. Daerah hijau

9. Berikut ini faktor-faktor yang dapat menyebabkan terbentuknya lereng-lereng

curam sehingga berpotensi terjadinya longsor, KECUALI ...

a. Erosi yang disebabkan sungai-sungai atau gelombang laut yang

menciptakan lereng-lereng yang terlalu curam

b. Gempa bumi menyebabkan tekanan yang mengakibatkan longsornya

lereng-lereng yang lemah

c. Lereng bebatuan dan tanah diperlemah melalui saturasi yang diakibatkan

hujan lebat

d. Melakukan penanaman pada daerah-daerah yang gundul

10. Untuk mengetahui karakteristik berbagai ancaman, biasanya digunakan

berberapa ciri-ciri berikut ini, KECUALI ...

a. Pemicu ancaman

b. Tanda-tanda ancaman

c. Tingkat sosial ekonomi masyarakat

d. Tipe, kecepatan, dan jarak ancaman

11. Apabila seseorang berada dalam ruangan gedung kemudian terdengar suara

gemuruh longsor, upaya penyelamatan yang tepat adalah ...

a. Berpegang pada benda yang kokoh

b. Mencari jalan keluar bangunan

c. Berdiam diri didalam ruangan

d. Berteriak minta tolong

12. Saat terdengar suara gemuruh diikuti dengan jatuhnya atau longsornya tanah

yang ada di permukaan lebih tinggi yang menandakan tanah longsor, langkah

penyelamatan yang paling tepat adalah ...

a. Berlari masuk kedalam rumah

b. Mengumpulkan barang berharga

c. Segera berlari sejauh mungkin dari lokasi

d. Segera memanjat pohon untuk meghindari longsoran

Page 96: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

137

13. Yang bukan langkah-langkah pemerintah untuk menanggulangi bencana

tanah longsor adalah ...

a. Penyebarluasan informasi bencana longsor melalui berbagai media dan

cara.

b. Pemerintah melakukan penyuluhan di daerah potensi longsor

c. Perizinan pembangunan pemukiman di bawah lereng terjal

d. Menanam kembali tanah yang telah gundul

14. Berikut ini yang menunjukkan tanda-tanda akan terjadinya longsor adalah ...

a. Curah hujan rendah

b. Terdapat genangan pada tanah

c. Angin kencang dan cuaca gelap

d. Curah hujan tinggi disertai munculnya rekahan-rekahan pada tanah

15. Urutan yang benar tahap-tahap Penanggulangan Bencana adalah ...

a. Keisapsiagaan - Tanggap Darurat - Rehabilitasi dan Rekonstruksi -

Pencegahan dan Mitigasi

b. Pencegahan dan Mitigasi – Kesiapsiagaan - Tanggap Darurat -

Rehabilitasi dan Rekonstruksi

c. Pencegahan dan Mitigasi - Tanggap Darurat - Rehabilitasi dan

Rekonstruksi - Kesiapsiagaan

d. Rehabilitasi dan Rekonstruksi – Kesiapsiagaan – Pencegahan dan

Mitigasi – Tanggap Darurat

16. Suatu perencanaan, identifikasi sumber daya, sistem peringatan, pelatihan

simulasi, dan tindakan perencanaan lainnya yang diambil untuk tujuan utama

meningkatkan keamanan dan efektivitas respons masyarakat selama bencana

disebut ...

a. Rehabilitasi dan Rekonstruksi

b. Pencegahan dan Mitigasi

c. Tanggap Darurat

d. Kesiapsiagaan

Page 97: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

138

17. Tindakan yang dilakukan terhadap korban luka – luka akibat bencana adalah

a. Mengevakuasi ke rumah sakit

b. Menghitung jumlah korban

c. Mendirikan tenda darurat

d. Membiarkan saja

18. Kegiatan penyelenggaraan penanggulangan bencana berupa pemberian

peringatan dini merupakan tugas dan tanggung jawab ...

a. PMI

b. LSM

c. BNPB

d. BMKG

19. Salah satu upaya menanggulangi bencana longsor adalah ...

a. Menebangi pohon yang ada diatas lereng

b. Membuang sampah pada tempatnya

c. Melakukan penghijauan

d. Membakar hutan

20. Yang bukan alat-alat yang dapat digunakan dalam menginformasikan

datangnya bencana longsor kepada masyarakat adalah ...

a. Sirine

b. Pamflet

c. Kentongan

d. Segala benda yang berbunyi keras

21. Upaya pencegahan dan mitigasi mempunyai beberapa nilai positif, kecuali ...

a. Melanggengkan pembangunan secara berkelanjutan

b. Menambah pengeluaran untuk pemulihan pasca bencana

c. Mencegah atau mengurangi banyak nyawa, harta benda, dan kerusakan

hasil pembangunan

d. Mengurangi stres dan beban psikologi kegiatan tanggap darurat dan

pemulihannya

Page 98: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

139

22. Masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana perlu diberikan … yang

benar tentang bencana alam.

a. Perkiraan cuaca

b. Informasi

c. Perkiraan

d. Dana

23. Pemberian informasi dan penyuluhan tentang bencana alam kepada

masyarakat di daerah yang rawan bencana, dilakukan agar masyarakat dapat

melakukan usaha penyelamatan diri dan keluarga. Berikut yang merupakan

bentuk penyuluhan kepada masyarakat yang tinggal di daerah longsor adalah

...

a. Mengenakan masker apabila keluar rumah, untuk mencegah gangguan

pernafasan

b. Segera berlari sejauh mungkin dari tempat jangkauan longsor

c. Lari keluar rumah dan mencari tempat yang lapang

d. Segera berlari menuju tempat yang lebih tinggi

24. Apabila terdengar suara gemuruh disertai gerakan tanah dari daerah yang

lebih tinggi, masyarakat yang tahu akan segera membunyikan ...

a. Bel

b. Sirine

c. Bedug

d. Lonceng

25. Dalam pengurangan risiko bencana, meskipun kita sudah melakukan langkah

pencegahan dan mitigasi, kita tetap perlu melakukan langkah-langkah

kesiapsiagaan. Salah satu alasannya adalah ...

a. Karena kita tidak pernah benar-benar tahu skala dari ancaman bencana

yang akan terjadi

b. Karena tidak semua ancaman bisa dicegah dan dimitigasi

c. Karena tidak tahu ancaman akan terjadi atau tidak

d. Karena risiko bencana tiap tempat berbeda-beda

Page 99: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

140

26. Membuat rencana untuk menghadapi bencana, baik rencana sebelum

ancaman bencana terjadi ataupun saat ancaman terjadi, adalah salah satu

bagian kesiapsiagaan yang dilaksanakan pada ...

a. Mitigasi

b. Kesiapan

c. Kesiagaan

d. Kewaspadaan

27. Salah satu dari kegiatan berikut ini yang termasuk dalam kesiapsiagaan

adalah ...

a. Membuka dapur umum di pengungsian korban longsor

b. Membawa korban luka ke rumah sakit terdekat

c. Melakukan simulasi evakuasi bahaya longsor di sekolah maupun

masyarakat

d. Melaksanakan operasi pencarian korban yang hilang saat bencana

longsor terjadi

28. Tanah longsor bisa diantisipasi dengan cara ...

a. Membangun rumah dibukit

b. Mengadakan penghijauan

c. Menggali kaki bukit

d. Menggunduli bukit

29. Pemetaan kawasan longsor akan bermanfaat untuk ...

a. Mempermudah evakuasi pada saat terjadi longsor

b. Meningkatkan kewaspadaan masyarakat

c. Memprediksi terjadinya longsor

d. Mencegah bahaya longsor

30. Pembuatan lahan berundak ditebing-tebing pegunungan bertujuan untuk

mencegah ...

a. Badai

b. Banjir

c. Gempa

d. Tanah Longsor

Page 100: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

141

Lampiran 4

Page 101: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

142

Lampiran 5

Butir soal

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42

1 UC 1 4 4 3 2 2 2 4 4 4 4 4 3 4 3 4 1 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 1 3 4 2 4 3 130 16900

2 UC 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 149 22201

3 UC 3 2 3 3 3 2 3 4 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 2 3 3 4 4 3 4 119 14161

4 UC 4 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 1 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 2 3 3 3 4 4 4 3 4 116 13456

5 UC 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 154 23716

6 UC 6 3 3 3 2 2 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 1 3 3 4 3 3 1 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 123 15129

7 UC 7 3 3 3 4 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 120 14400

8 UC 8 3 4 4 4 2 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 2 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 139 19321

9 UC 9 2 4 3 2 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 2 2 3 3 4 3 1 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 2 3 4 4 4 3 126 15876

10 UC 10 3 4 4 2 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 140 19600

SX 23 35 34 30 28 30 37 34 33 31 32 33 34 36 33 18 29 33 34 35 37 25 32 36 34 36 36 35 36 36 35 33 36 33 34 33 28 35 37 37 37 34 1316 2E+06

SX² 69 127 118 98 86 94 139 120 113 101 108 117 118 132 111 38 89 111 118 125 139 73 104 132 118 132 132 125 134 132 125 111 132 113 118 115 84 125 139 141 139 118 k = 30

p 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,100 0,000 0,000 0,000 0,400 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,200 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,100 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 Spq 0,49

q 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 0,900 1,000 1,000 1,000 0,600 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 0,800 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 0,900 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 S2 = 174,93

SXY 3119 4670 4530 3991 3760 4001 4888 4530 4404 4146 4272 4424 4521 4779 4381 2355 3876 4391 4514 4647 4896 3306 4232 4783 4521 4780 4786 4660 4717 4783 4565 4337 4725 4405 4530 4407 3716 4646 4882 4884 4909 4460 r11 = 1,032rxy 0,702 0,760 0,905 0,383 0,687 0,668 0,327 0,668 0,762 0,756 0,648 0,719 0,758 0,673 0,664 -0,147 0,679 0,838 0,644 0,654 0,466 0,124 0,414 0,739 0,758 0,690 0,787 0,861 -0,248 0,739 -0,654 -0,101 -0,205 0,774 0,905 0,655 0,332 0,638 0,223 0,184 0,692 -0,234 M 131,6

rtabel 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632

Kriteria valid valid valid TIDAK valid valid TIDAK valid valid valid valid valid valid valid valid TIDAK valid valid valid valid TIDAK TIDAK TIDAK valid valid valid valid valid TIDAK valid TIDAK TIDAK TIDAK valid valid valid TIDAK valid TIDAK TIDAK valid TIDAK 27

Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dibuang Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dibuang Dibuang Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dibuang Dibuang Dipakai Dibuang

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 40 40

varian i tem 0,4107 0,5 0,2667 0,8889 0,8444 0,4444 0,2333 0,4889 0,4556 0,5444 0,6222 0,9 0,2667 0,2667 0,2333 0,6222 0,5444 0,2333 0,2667 0,2778 0,2333 1,1667 0,1778 0,2667 0,2667 0,2667 0,2667 0,2778 0,4889 0,2667 0,2778 0,2333 0,2667 0,4556 0,2667 0,6778 0,6222 0,2778 0,2333 0,4556 0,2333 0,2667

jumlah varian i tem17,255

varian total 174,93

r_Tabel 0,361

reabilitas 1,0012

kesimpulan Reliabel

Tabel Analisis Data Perhitungan Validitas, Reliabilitas Soal Ujicoba Instrumen

Y2

VA

LID

IT

AS

KRITERIA SOAL

NoKode

RespondenY

Page 102: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

143

Lampiran 6

NILAI REACTION (KEPUASAN)

NO NAMA HASIL NILAI JUMLAH % Kategori

1 2 3 4 *1 *2 *3 *4

1 Agung Setiawan 1 10 9 1 0 30 36 67 84% Sangat Baik

2 Agus Maryono 5 4 11 5 8 0 44 57 71% Baik

3 Andri Purwoko 1 1 12 6 1 2 36 24 63 79% Baik

4 Anik Cahyanti 2 4 2 12 2 8 6 48 64 80% Baik

5 Ari Yanto 4 4 3 9 4 8 9 36 57 71% Baik

6 Bakdi Yanto 1 10 9 1 0 30 36 67 84% Sangat Baik

7 Beni Susanto 2 3 2 13 2 6 6 52 66 83% Sangat Baik

8 Budiyono 1 10 9 1 0 30 36 67 84% Sangat Baik

9 Darsianto 1 1 3 15 1 2 9 60 72 90% Sangat Baik

10 Dewi Apriliyani 3 3 1 13 3 6 3 52 64 80% Baik

11 Dwy Lestari 4 5 11 4 10 0 44 58 73% Baik

12 Edi 3 2 4 11 3 4 12 44 63 79% Baik

13 Eka Fitriani 3 3 14 3 6 0 56 65 81% Sangat Baik

14 Eny 4 5 9 2 4 10 27 8 49 61% Baik

15 Fajar 3 3 1 13 3 6 3 52 64 80% Baik

16 Giyanto 1 2 10 7 1 4 30 28 63 79% Baik

17 Haryanti 2 2 10 6 2 4 30 24 60 75% Baik

18 Heri Susanto 1 1 8 10 1 2 24 40 67 84% Sangat Baik

19 Isnanto 1 1 8 10 1 2 24 40 67 84% Sangat Baik

20 Iswanto 3 14 3 3 0 42 12 57 71% Baik

21 Joko Priyanto 1 5 14 1 0 15 56 72 90% Sangat Baik

22 Joko Sutopo 2 3 6 9 2 6 18 36 62 78% Baik

23 Margiyanti 5 4 11 5 8 0 44 57 71% Baik

24 Margono 1 13 6 1 0 39 24 64 80% Baik

25 Marjani 3 2 14 1 3 4 42 4 53 66% Baik

26 Marsudi 1 2 10 7 1 4 30 28 63 79% Baik

27 Maryadi 5 4 11 5 8 0 44 57 71% Baik

28 Molyanto 1 6 13 1 0 18 52 71 89% Sangat Baik

29 Molyoto 3 2 9 6 3 4 27 24 58 73% Baik

30 Ngateno 1 14 5 1 0 42 20 63 79% Baik

31 Novita Dwi Lestari 3 4 13 3 8 0 52 63 79% Baik

32 Riyadi 1 9 10 1 0 27 40 68 85% Sangat Baik

33 Riyanto 3 4 1 12 3 8 3 48 62 78% Baik

34 Riyanto 2 1 12 5 2 2 36 20 60 75% Baik

Page 103: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

144

NO NAMA HASIL NILAI

JUMLAH % KATEGORI 1 2 3 4 1* 2* 3* 4*

35 Romadi 1 19 1 0 0 76 77 96% Sangat Baik

36 Sigit Tri Wibowo 3 2 14 1 3 4 42 4 53 66% Baik

37 Sihhono 2 13 5 2 0 39 20 61 76% Baik

38 Sri Marwiyah 3 4 1 12 3 8 3 48 62 78% Baik

39 Sri Maryanti 1 6 13 1 0 18 52 71 89% Sangat Baik

40 Sri Yami 1 2 1 16 1 4 3 64 72 90% Sangat Baik

41 Sriyono 1 1 10 8 1 2 30 32 65 81% Sangat Baik

42 Suci Handayani 2 1 5 12 2 2 15 48 67 84% Sangat Baik

43 Supriyadi 1 10 9 1 0 30 36 67 84% Sangat Baik

44 Supriyono 1 1 12 6 1 2 36 24 63 79% Baik

45 Surono 2 16 2 2 0 48 8 58 73% Baik

46 Suyit 2 10 8 2 0 30 32 64 80% Baik

47 Tri Wahyuningsih 2 5 8 5 2 10 24 20 56 70% Baik

48 Wigati 1 3 6 10 1 6 18 40 65 81% Sangat Baik

49 Winardi 3 3 14 3 6 0 56 65 81% Sangat Baik

50 Wiyono 2 6 12 2 0 18 48 68 85% Sangat Baik

Jumlah 106 92 334 468 Rata-rata 63,28 79% Baik

Kurang Baik 0 0,00%

Cukup Baik 0 0,00%

Baik 30 60,00%

Sangat Baik 20 40,00%

Page 104: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

145

Lampiran 7

Tabel

Perhitungan Statistika

Terhadap Hasil Pre-Test dan Post Test

Hipotesis

Ho : m1 < m2

Ha : m1 > m2

Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan rumus:

Ho diterima apabila t < t(1-1/2a)(n1+n2-2)

No Resp Xe1 Xe2 D d d

2

1 R-01 58,00 67,00 -9,00 -2,70 7,2900

2 R-02 58,00 64,00 -6,00 0,30 0,0900

3 R-03 67,00 76,00 -9,00 -2,70 7,2900

4 R-04 73,00 76,00 -3,00 3,30 10,8900

5 R-05 67,00 67,00 0,00 6,30 39,6900

6 R-06 61,00 67,00 -6,00 0,30 0,0900

7 R-07 58,00 70,00 -12,00 -5,70 32,4900

8 R-08 67,00 76,00 -9,00 -2,70 7,2900

9 R-09 70,00 73,00 -3,00 3,30 10,8900

10 R-10 73,00 76,00 -3,00 3,30 10,8900

11 R-11 64,00 70,00 -6,00 0,30 0,0900

12 R-12 55,00 67,00 -12,00 -5,70 32,4900

13 R-13 73,00 76,00 -3,00 3,30 10,8900

14 R-14 40,00 55,00 -15,00 -8,70 75,6900

15 R-15 55,00 64,00 -9,00 -2,70 7,2900

16 R-16 61,00 67,00 -6,00 0,30 0,0900

17 R-17 67,00 79,00 -12,00 -5,70 32,4900

Page 105: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

146

No Resp Xe1 Xe2 D d d2

18 R-18 61,00 64,00 -3,00 3,30 10,8900

19 R-19 58,00 61,00 -3,00 3,30 10,8900

20 R-20 73,00 79,00 -6,00 0,30 0,0900

21 R-21 73,00 73,00 0,00 6,30 39,6900

22 R-22 58,00 64,00 -6,00 0,30 0,0900

23 R-23 64,00 73,00 -9,00 -2,70 7,2900

24 R-24 82,00 88,00 -6,00 0,30 0,0900

25 R-25 64,00 70,00 -6,00 0,30 0,0900

26 R-26 67,00 73,00 -6,00 0,30 0,0900

27 R-27 67,00 70,00 -3,00 3,30 10,8900

28 R-28 70,00 82,00 -12,00 -5,70 32,4900

29 R-29 67,00 70,00 -3,00 3,30 10,8900

30 R-30 58,00 67,00 -9,00 -2,70 7,2900

31 R-31 76,00 79,00 -3,00 3,30 10,8900

32 R-32 61,00 70,00 -9,00 -2,70 7,2900

33 R-33 76,00 79,00 -3,00 3,30 10,8900

34 R-34 61,00 67,00 -6,00 0,30 0,0900

35 R-35 64,00 73,00 -9,00 -2,70 7,2900

36 R-36 82,00 91,00 -9,00 -2,70 7,2900

37 R-37 64,00 70,00 -6,00 0,30 0,0900

38 R-38 73,00 73,00 0,00 6,30 39,6900

39 R-39 70,00 73,00 -3,00 3,30 10,8900

40 R-40 46,00 64,00 -18,00 -11,70 136,8900

41 R-41 64,00 70,00 -6,00 0,30 0,0900

42 R-42 73,00 73,00 0,00 6,30 39,6900

43 R-43 52,00 61,00 -9,00 -2,70 7,2900

44 R-44 85,00 91,00 -6,00 0,30 0,0900

45 R-45 73,00 76,00 -3,00 3,30 10,8900

46 R-46 64,00 67,00 -3,00 3,30 10,8900

47 R-47 70,00 76,00 -6,00 0,30 0,0900

48 R-48 61,00 70,00 -9,00 -2,70 7,2900

49 R-49 70,00 73,00 -3,00 3,30 10,8900

50 R-50 58,00 67,00 -9,00 -2,70 7,2900

Jumlah 3272,00 3587,00 -315,00 0,00 742,5000

Rata-rata 65,44 71,74 -6,30

Page 106: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

147

MD = SD

= 315,00

= 6,30 N 50

t =

= 11,44

6,30

742,5000

50 50 - 1

Pada a = 5% dengan db = 50 -1 = 49 diperoleh t(0.95)(49) = 2,010

-2,01

2,01 11,44

Karena t berada pada daerah penolakan Ho, maka dapat disimpulkan ada

perbedaan hasil pre test dan post-test hasil pengetahuan kesiapsiagaan bencana

alam

Daerah penerimaan Ho

Page 107: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

148

Lampiran 8

UJI NORMALITAS DATA PRE TEST

Hipotesis

Ho : Data berdistribusi normal

Ha : Data tidak berdistribusi normal

Pengujian Hipotesis:

Rumus yang digunakan:

Kriteria yang digunakan

Ho diterima jika χ2 < χ

2 tabel

χ2

(α)(k-3)

Pengujian Hipotesis

Nilai maksimal = 85,00 Panjang Kelas = 6,4

Nilai minimal = 40,00 Rata-rata ( X ) = 65,4

Rentang = 45,00 S = 8,7

Banyak kelas = 7,0 N = 50

Kemudian dari hasil diatas, dimasukkan kedalam tabel penghitungan seperti

dibawah ini:

Daerah penolakan Ho Daerah

penerimaan Ho

Page 108: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

149

Kelas Interval Batas

Kelas

Z untuk

batas kls.

Peluang

untuk Z

Luas Kls.

Untuk Z Ei Oi

(Oi-Ei)²

Ei

40,00 - 46,00 39,50 -2,99 0,4986 0,0130 0,651 2 2,799

47,00 - 53,00 46,50 -2,19 0,4856 0,0696 3,482 1 1,769

54,00 - 60,00 53,50 -1,38 0,4160 0,2002 10,010 9 0,102

61,00 - 67,00 60,50 -0,57 0,2158 0,3098 15,488 20 1,314

68,00 - 74,00 67,50 0,24 0,0940 0,2582 12,911 13 0,001

75,00 - 81,00 74,50 1,05 0,3522 0,1159 5,796 2 2,486

82,00 - 88,00 81,50 1,85 0,4681 0,0280 1,399 3 1,832

88,50 2,66 0,4961 50

χ² = 10,304

Untuk a = 5%, dengan dk = 7 - 1 = 6 diperoleh χ² tabel = 12,59

10,304

12,59

Karena χ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi

normal

Daerah penerimaan Ho

Daerah penolakan Ho

Page 109: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

150

Lampiran 9

UJI NORMALITAS DATA POST TEST

Hipotesis

Ho : Data berdistribusi normal

Ha : Data tidak berdistribusi normal

Pengujian Hipotesis:

Rumus yang digunakan:

Kriteria yang digunakan

Ho diterima jika c2 < c

2 tabel

2()(k-3)

Pengujian Hipotesis

Nilai

maksimal

=

91,00 Panjang Kelas

=

5,1

Nilai minimal

=

55,00 Rata-rata ( X )

=

71,7

Rentang

=

36,00 S

=

7,1

Banyak kelas

=

7,0 N

=

50

Kemudian hasil penghitungan dimasukkan kedalam tabel berikut:

Daerah penolakan Ho Daerah

penerimaan Ho

Page 110: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

151

Kelas Interval Batas Kelas Z untuk

batas kls.

Peluang

untuk Z

Luas Kls.

Untuk Z Ei Oi

(Oi-Ei)²

Ei

55,00 - 59,00 54,50 -2,41 0,4921 0,0355 1,774 1 0,338

60,00 - 64,00 59,50 -1,71 0,4566 0,1121 5,607 7 0,346

65,00 - 69,00 64,50 -1,01 0,3444 0,2214 11,072 9 0,388

70,00 - 74,00 69,50 -0,31 0,1230 0,2733 13,665 18 1,375

75,00 - 80,00 74,50 0,39 0,1503 0,2395 11,976 11 0,079

81,00 - 86,00 80,50 1,23 0,3898 0,0907 4,536 1 2,757

87,00 - 92,00 86,50 2,06 0,4805 0,0176 0,881 3 5,094

92,50 2,90 0,4982 50

χ²

= 10,376

Untuk a = 5%, dengan dk = 7 - 1 = 6 diperoleh χ² tabel = 12,59

10,376

12,59

Karena χ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal

Daerah penerimaan Ho

Daerah penolakan Ho

Page 111: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

152

Lampiran 10

BEHAVIOR (PERILAKU)

NO NAMA

HASIL NILAI JUMLAH % Kategori

1 2 3 4 *1 *2 *3 *4

1 Agung Setiawan 3 6 0 0 9 24 33 92% Sangat Baik

2 Agus Maryono 6 3 0 0 18 12 30 83% Sangat Baik

3 Andri Purwoko 6 3 0 0 18 12 30 83% Sangat Baik

4 Anik Cahyanti 1 8 0 0 3 32 35 97% Sangat Baik

5 Ari Yanto 1 8 0 0 3 32 35 97% Sangat Baik

6 Bakdi Yanto 3 6 0 0 9 24 33 92% Sangat Baik

7 Beni Susanto 1 2 6 0 2 6 24 32 89% Sangat Baik

8 Budiyono 4 5 0 0 12 20 32 89% Sangat Baik

9 Darsianto 3 6 0 0 9 24 33 92% Sangat Baik

10 Dewi Apriliyani 2 7 0 0 6 28 34 94% Sangat Baik

11 Dwy Lestari 2 7 0 0 6 28 34 94% Sangat Baik

12 Edi 1 5 3 0 2 15 12 29 81% Sangat Baik

13 Eka Fitriani 3 6 0 0 9 24 33 92% Sangat Baik

14 Eny 2 7 0 0 6 28 34 94% Sangat Baik

15 Fajar 9 0 0 0 36 36 100% Sangat Baik

16 Giyanto 1 4 4 0 2 12 16 30 83% Sangat Baik

17 Haryanti 4 5 0 0 12 20 32 89% Sangat Baik

18 Heri Susanto 2 5 2 0 4 15 8 27 75% Baik

19 Isnanto 8 1 0 0 24 4 28 78% Baik

20 Iswanto 8 1 0 0 24 4 28 78% Baik

21 Joko Priyanto 1 6 2 0 2 18 8 28 78% Baik

22 Joko Sutopo 9 0 0 27 0 27 75% Baik

23 Margiyanti 2 7 0 0 6 28 34 94% Sangat Baik

24 Margono 9 0 0 27 0 27 75% Baik

25 Marjani 3 6 0 0 9 24 33 92% Sangat Baik

26 Marsudi 2 7 0 0 6 28 34 94% Sangat Baik

27 Maryadi 1 8 0 2 24 0 26 72% Baik

28 Molyanto 1 5 3 0 2 15 12 29 81% Sangat Baik

29 Molyoto 3 6 0 0 9 24 33 92% Sangat Baik

30 Ngateno 5 4 0 0 15 16 31 86% Sangat Baik

31 Novita Dwi

Lestari 2 7 0 0 6 28 34 94% Sangat Baik

32 Riyadi 4 5 0 0 12 20 32 89% Sangat Baik

Page 112: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

153

NO NAMA HASIL NILAI

JUMLAH % KATEGORI 1 2 3 4 1* 2* 3* 4*

33 Riyanto 6 3 0 0 18 12 30 83% Sangat Baik

34 Riyanto 1 8 0 0 3 32 35 97% Sangat Baik

35 Romadi 1 8 1 0 0 32 33 92% Sangat Baik

36 Sigit Tri Wibowo 9 0 0 27 0 27 75% Baik

37 Sihhono 6 3 0 0 18 12 30 83% Sangat Baik

38 Sri Marwiyah 2 7 0 0 6 28 34 94% Sangat Baik

39 Sri Maryanti 1 8 0 0 3 32 35 97% Sangat Baik

40 Sri Yami 2 7 0 0 6 28 34 94% Sangat Baik

41 Sriyono 1 4 4 0 2 12 16 30 83% Sangat Baik

42 Suci Handayani 9 0 0 0 36 36 100% Sangat Baik

43 Supriyadi 5 4 0 0 15 16 31 86% Sangat Baik

44 Supriyono 1 5 3 1 0 15 12 28 78% Baik

45 Surono 8 1 0 0 24 4 28 78% Baik

46 Suyit 9 0 0 0 36 36 100% Sangat Baik

47 Tri

Wahyuningsih 2 7 0 0 6 28 34 94% Sangat Baik

48 Wigati 3 6 0 0 9 24 33 92% Sangat Baik

49 Winardi 2 7 0 0 6 28 34 94% Sangat Baik

50 Wiyono 2 6 1 0 4 18 4 26 72% Baik

Jumlah 2 11 192 245 Rata-rata 31,6 40% Tidak Baik

Max Kurang Baik 0 0,00%

Min Cukup Baik 0 0,00%

Baik 11 22,00%

Sangat Baik 39 78,00%

Page 113: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

154

1 2 3 4 *1 *2 *3 *4 ∑ % Kategori 1 2 3 4 *1 *2 *3 *4 ∑

1 Agung Setiawan 2 4 5 1 2 8 15 4 29 56% Cukup 1 4 8 1 8 24 0 33 63% Baik

2 Agus Maryono 1 3 6 3 1 6 18 12 37 71% Baik 1 4 8 0 2 12 32 46 88% Sangat Baik

3 Andri Purwoko 1 6 6 1 12 18 0 31 60% Cukup 7 6 0 14 18 0 32 62% Baik

4 Anik Cahyanti 2 1 10 2 2 30 0 34 65% Baik 3 10 0 6 30 0 36 69% Baik

5 Ari Yanto 4 4 3 2 4 8 9 8 29 56% Cukup 1 5 7 1 10 21 0 32 62% Baik

6 Bakdi Yanto 2 5 6 2 10 18 0 30 58% Cukup 5 8 0 10 24 0 34 65% Baik

7 Beni Susanto 2 5 6 2 10 18 0 30 58% Cukup 1 1 11 1 2 33 0 36 69% Baik

8 Budiyono 2 6 5 2 12 15 0 29 56% Cukup 5 8 0 10 24 0 34 65% Baik

9 Darsianto 2 5 7 1 2 10 21 4 37 71% Baik 1 3 9 0 2 9 36 47 90% Sangat Baik

10 Dewi Apriliyani 2 1 10 2 2 30 0 34 65% Baik 3 10 0 0 9 40 49 94% Sangat Baik

11 Dwy Lestari 1 5 7 1 10 21 0 32 62% Baik 5 8 0 10 24 0 34 65% Baik

12 Edi 1 6 6 1 12 18 0 31 60% Cukup 2 11 0 4 33 0 37 71% Baik

13 Eka Fitriani 2 1 10 2 2 30 0 34 65% Baik 3 10 0 0 9 40 49 94% Sangat Baik

14 Eny 1 6 6 1 12 18 0 31 60% Cukup 3 10 0 6 30 0 36 69% Baik

15 Fajar 1 3 5 4 1 6 15 16 38 73% Baik 1 1 11 0 2 3 44 49 94% Sangat Baik

16 Giyanto 2 9 2 2 18 6 0 26 50% Cukup 6 7 0 0 18 28 46 88% Sangat Baik

17 Haryanti 1 6 6 1 12 18 0 31 60% Cukup 6 7 0 0 18 28 46 88% Sangat Baik

18 Heri Susanto 3 2 4 4 3 4 12 16 35 67% Baik 2 6 5 0 4 18 20 42 81% Sangat Baik

19 Isnanto 3 5 3 2 3 10 9 8 30 58% Cukup 1 9 3 0 2 27 12 41 79% Baik

20 Iswanto 3 2 8 3 4 24 0 31 60% Cukup 6 7 0 0 18 28 46 88% Sangat Baik

21 Joko Priyanto 2 1 10 2 2 30 0 34 65% Baik 1 12 0 0 3 48 51 98% Sangat Baik

22 Joko Sutopo 1 2 5 5 1 4 15 20 40 77% Baik 1 4 8 0 2 12 32 46 88% Sangat Baik

23 Margiyanti 2 4 7 2 8 21 0 31 60% Cukup 1 4 8 0 2 12 32 46 88% Sangat Baik

24 Margono 3 10 3 20 0 0 23 44% Cukup 1 12 0 2 36 0 38 73% Baik

25 Marjani 5 3 4 1 5 6 12 4 27 52% Cukup 9 4 0 0 27 16 43 83% Sangat Baik

26 Marsudi 4 5 4 4 10 12 0 26 50% Cukup 1 8 4 0 2 24 16 42 81% Sangat Baik

27 Maryadi 1 5 7 1 10 21 0 32 62% Baik 4 9 0 0 12 36 48 92% Sangat Baik

28 Molyanto 1 3 9 1 6 27 0 34 65% Baik 3 10 0 0 9 40 49 94% Sangat Baik

29 Molyoto 3 7 2 1 3 14 6 4 27 52% Cukup 1 8 4 0 2 24 16 42 81% Sangat Baik

30 Ngateno 2 3 7 1 2 6 21 4 33 63% Baik 1 8 4 0 2 24 16 42 81% Sangat Baik

31 Novita Dwi Lestari 2 2 9 2 4 27 0 33 63% Baik 1 12 0 2 36 0 38 73% Baik

32 Riyadi 2 7 4 2 14 12 0 28 54% Cukup 1 3 9 1 6 27 0 34 65% Baik

SIKAP KESIAPSIAGAAN

NILAI %NO NAMA PRE TEST POST TEST

KESIAPSIAGAAN

NILAI Kategori

Page 114: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

155

25 Marjani 5 3 4 1 5 6 12 4 27 52% Cukup 9 4 0 0 27 16 43 83% Sangat Baik

26 Marsudi 4 5 4 4 10 12 0 26 50% Cukup 1 8 4 0 2 24 16 42 81% Sangat Baik

27 Maryadi 1 5 7 1 10 21 0 32 62% Baik 4 9 0 0 12 36 48 92% Sangat Baik

28 Molyanto 1 3 9 1 6 27 0 34 65% Baik 3 10 0 0 9 40 49 94% Sangat Baik

29 Molyoto 3 7 2 1 3 14 6 4 27 52% Cukup 1 8 4 0 2 24 16 42 81% Sangat Baik

30 Ngateno 2 3 7 1 2 6 21 4 33 63% Baik 1 8 4 0 2 24 16 42 81% Sangat Baik

31 Novita Dwi Lestari 2 2 9 2 4 27 0 33 63% Baik 1 12 0 2 36 0 38 73% Baik

32 Riyadi 2 7 4 2 14 12 0 28 54% Cukup 1 3 9 1 6 27 0 34 65% Baik

33 Riyanto 5 6 1 1 5 12 3 4 24 46% Cukup 1 7 5 1 14 15 0 30 58% Cukup

34 Riyanto 1 10 1 1 1 20 3 4 28 54% Cukup 1 8 4 0 2 24 16 42 81% Sangat Baik

35 Romadi 5 3 4 1 5 6 12 4 27 52% Cukup 3 10 3 0 0 40 43 83% Sangat Baik

36 Sigit Tri Wibowo 3 8 1 1 3 16 3 4 26 50% Cukup 1 12 0 2 36 0 38 73% Baik

37 Sihhono 1 6 6 1 12 18 0 31 60% Cukup 9 4 0 0 27 16 43 83% Sangat Baik

38 Sri Marwiyah 3 3 7 3 6 21 0 30 58% Cukup 1 5 7 1 10 21 0 32 62% Baik

39 Sri Maryanti 3 3 7 3 6 21 0 30 58% Cukup 4 9 0 8 27 0 35 67% Baik

40 Sri Yami 3 3 4 3 3 6 12 12 33 63% Baik 1 3 9 0 2 9 36 47 90% Sangat Baik

41 Sriyono 1 5 5 2 1 10 15 8 34 65% Baik 1 6 6 0 2 18 24 44 85% Sangat Baik

42 Suci Handayani 3 7 3 3 14 9 0 26 50% Cukup 2 11 0 4 33 0 37 71% Baik

43 Supriyadi 3 5 5 3 10 15 0 28 54% Cukup 7 6 0 0 21 24 45 87% Sangat Baik

44 Supriyono 5 8 0 10 24 0 34 65% Baik 2 2 9 0 4 6 36 46 88% Sangat Baik

45 Surono 2 7 5 2 14 15 0 31 60% Cukup 3 10 0 6 30 0 36 69% Baik

46 Suyit 2 4 6 1 2 8 18 4 32 62% Baik 2 3 8 2 6 24 0 32 62% Baik

47 Tri Wahyuningsih 2 7 4 2 14 12 0 28 54% Cukup 1 7 5 1 14 15 0 30 58% Cukup

48 Wigati 3 2 8 3 4 24 0 31 60% Cukup 1 12 0 2 36 0 38 73% Baik

49 Winardi 2 6 5 2 12 15 0 29 56% Cukup 3 10 0 6 30 0 36 69% Baik

50 Wiyono 3 4 5 1 3 8 15 4 30 58% Cukup 1 1 11 0 2 3 44 49 94% Sangat Baik

30,78 59% Cukup 40,5 78% Baik

0 0,00% 0 0,00%

32 64,00% 2 4,00%

18 36,00% 22 44,00%

0 0,00% 26 52,00%

Rata-rata

Sangat Baik

Kurang Baik

Cukup Baik

Baik

Sangat Baik

Rata-rata

Kurang Baik

Cukup Baik

Baik

Page 115: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

156

Lampiran 12

Page 116: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

157

Page 117: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

158

Page 118: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

159

Page 119: PEMANFAATAN MEDIA MAKET LANSEKAP BERKONTUR UNTUK ... · 2. Adik-adikku terkasih, Febby Desriyanti H, Moch. Adhy Satrio H, dan Moch. Achnan H untuk segala motivasinya. 3. Nurfian Hady

160

Lampiran 7