pemahaman mahasiswa uin sts jambi tentang hukum …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/spm160039...

92
PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN ANTARA LELAKI DAN PEREMPUAN (STUDI KOMPERATIF MAZHAB HANAFI DAN MAZHAB SYAFI’I) Skripsi Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1) Dalam Ilmu Syariah Pada Fakultas Syariah Oleh: MUHAMMAD NURUSYAHMI BIN SHAMSUDIN NIM: SPM 160039 PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS SYARIAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN J A M B I 1439 H / 2018 M

Upload: others

Post on 20-Dec-2020

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN

PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM

BERSENTUHAN ANTARA LELAKI DAN PEREMPUAN (STUDI

KOMPERATIF MAZHAB HANAFI DAN MAZHAB SYAFI’I)

Skripsi

Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1)

Dalam Ilmu Syariah

Pada Fakultas Syariah

Oleh:

MUHAMMAD NURUSYAHMI BIN SHAMSUDIN

NIM: SPM 160039

PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB

FAKULTAS SYARIAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

J A M B I

1439 H / 2018 M

Page 2: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN
Page 3: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN
Page 4: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN
Page 5: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN
Page 6: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN
Page 7: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN

ii

PERNYATAAN KEASLIAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperolehi gelar strata 1 (S1) di Fakultas Syariah UIN

STS Jambi.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN STS Jambi.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di UIN STS Jambi.

Jambi, November 2018

Yang Menyatakan,

MUHAMMAD NURUSYAHMI BIN SHAMSUDIN

NIP: SPM 160039

Page 8: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN

iii

Pembimbing I : Dr. Yuliatin, S.Ag.MHI

Pembimbing II : Drs. Rahmadi, M.HI

Alamat : Fakultas Syariah UIN STS Jambi,

Jl. Jambi- Muara Bulian KM. 16 Simp. Sei Duren,

Kab. Muaro Jambi 31346.

Telp. (0741) 582021.

Kepada:

Yth. Bapak Dekan Fakultas Syariah

UIN Sulthan Thaha Saifuddin

Di

JAMBI

PERSETUJUAN PEMBIMBING

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Setelah membaca dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami

berpendapat bahwa skripsi saudari Muhammad Firdaus Bin Azamuddin, SPM 160035

yang berjudul: “Pemahaman Mahasiswa Fakultas Syariah UIN STS Jambi Tentang

Hukum Bersentuhan antara Lelaki dan Perempuan ( Studi Komperatif Mazhab

Hanafi dan Mazhab Syafie”).

Telah dapat di ajukan untuk di munaqasyahkan guna melengkapi tugas-

tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk mencapai gelar Sarjana Strata Satu (SI)

pada Fakultas Syariah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

Maka dengan ini kami ajukan Skripsi tersebut agar dapat di terima dengan baik.

Demikianlah, kami ucapkan Terima kasih, semoga bermanfaat bagi

kepentingan Agama, Nusa dan Bangsa.

Wassalam,

PEMBIMBING I, PEMBIMBING II,

Dr. Yuliatin, S.Ag.M.HI Drs. Rahmadi,M.HI NIP:19740718 200003 2 002 NIP:197112201992032001

Page 9: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN

iv

MOTTO

{ ائ ي ش لله ب ن ك ر ش }ل ة ي ال ه ذ ه ب م ل ك ل ب اء س الن ع اي ب ي م ل س و ه ي ل ى الله ع ل ص ي ب الن ان ك

ة أ ر ام د ي م ل س و ه ي ل ع ى الله ل ص الله ول س ر د ي ت س ا م م و ت ل ا ق .اه ك ل م ي ة أ ر ام ل ا

Artinya: “Bahawasanya Nabi SAW berbai’at dengan kaum wanita secara lisan

(tanpa bersalaman) untuk ayat “janganlah kamu mensyirikkan Allah

dengan segala sesuatu”. Dan tangan Rasulullah SAW tidak pernah

menyentuh tangan wanita melainkan wanita yang dimilikinya”. 1

1 Muhammad bin Ismail Al-Bukhari, Kitab Shahih Bukhari,(22/160, no. 6674).

Page 10: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN

v

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul Pemahaman Mahasiswa Fak. Syariah UIN STS Jambi

tentang Hukum Bersentuhan Antara Lelaki dan Perempuan Studi Komperatif

(Mazhab Hanafi Dan Mazhab Syafi’i). Skripsi ini adalah bertujuan untuk

mengetahui Pemahaman Mahasiswa Fakultas Syariah dan Landasan Hukum

tentang hukum bersentuhan antara lelaki dan perempuan menurut Mazhab Hanafi

dan Mazhab Syafie. Penulis menjalankan kajian di Fak. Syariah UIN STS Jambi,

Indonesia. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode normatif dan sosiologis.

Insrtumen pengumpulan data adalah melalui dokumentasi, Angket, dan Observasi.

Jenis penelitian yang digunakan dalam kajian ini yaitu field research (kajian

lapangan) supaya penulis dapat meneliti dan membahas kajian ini secara rinci dan

membahas permasalahan ini dengan lebih mendalam. Dengan menggunakan data

primer yaitu diperoleh dari penelitian lapangan di fakultas syariah UIN STS Jambi

dan data sekunder yang merupakan data pelengkap atau pendukung yang diperolehi

melalui buku-buku, jurnal dan juga artikel-artikel. Penulis mendapat banyak faktor

penyebab terjadinya bersentuhan antara lelaki dan perempuan, mengetahui

landasan hukum bersentuhan menurut mazhab Hanafi dan mazhab Syafie, kaedah

yang digunakan mazhab Hanafi, dan dalil-dalil pengharaman mazhab Syafie. Selain

itu, untuk mengetahui berapa jumlah mahasiswa yang faham tentang hukum

bersentuhan menurut mazhab Hanafi dan mazhab Syafie, tanggapan responden

tentang hukum bersentuhan menurut mazhab Hanafi dan mazhab Syafie melalui

daftar pertanyaan/ daftar angket yang disediakan oleh penulis. Maka di dalam

skripsi ini membahas tentang Pemahaman Mahasiswa Fakultas Syariah UIN STS

Jambi tentang Hukum Bersentuhan antara Lelaki dan Perempuan Studi Komperatif

(Mazhab Hanafi dan Mazhab Syafie).

Kata Kunci: Landasan Hukum, Pemahaman Mahasiswa

Page 11: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN

vi

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan skripsi ini

Untuk orang-orang yang kucintai

Ayahanda Shamsudin bin Osman dan ibunda Norasmahwati binti

Suleiman yang telah mendidik dan mengasuh ananda dari kecil hingga dewasa

dengan penuh kasih sayang, agar kelak ananda menjadi anak yang berbakti

kepada kedua orang tua dan berguna bagi Agama, Nusa dan Bangsa, dan dapat

meraih cita-cita.

Tidak lupa kakanda-kakandaku terima kasih di atas segala perhatian dan

dorongan yang diberikan, semoga segala sesuatu yang terjadi di antara kita

merupakan rahmat dan anugerah dari-Nya,

Serta tak lupa pula terima kasih juga untuk insan yang tercinta yaitu

sahabat seperjuangan dalam jurusan perbandingan mazhab serta teman-temanku

lain yang tergabung dalam Persatuan Kebangsaan Pelajar-pelajar Malaysia di

Indonesia Cabang Jambi, serta teman-teman dari Indonesia maupun teman-teman

yang berada di Malaysia, yang setia telah memberikan semangat dan dorongan di

kala suka maupun duka, semoga persahabatan kita tetap terjalin dengan baik dan

semoga ini semua menjadi kenangan yang terindah dalam hidupku.Terima kasih

atas segalanya.

Page 12: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur yang sedalam-dalamnya penulis panjatkan kehadrat Allah

SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya. shalawat dan salam turut dilimpahkan

kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW yang sangat dicintai.

Alhamdulillah dalam usaha menyelesaikan skripsi ini penulis senantiasa diberi

nikmat kesehatan dan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

yang diberi “Pemahaman Mahasiswa Fakultas Syariah UIN STS Jambi Tentang

Hukum Bersentuhan antara Lelaki dan Perempuan (Studi Komperatif Mazhab

Hanafi dan Mazhab Syafie)”.

Skripsi ini disusun sebagai sumbangan pemikiran terhadap pengembangan

ilmu syariah dalam bagian hukum. Juga memenuhi sebagian persyaratan guna

memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S.1) dalam Jurusan Perbandingan Mazhab

pada Fakultas Syariah Universitas Agama Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin

Jambi, Indonesia.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis akui tidak terlepas dari menerima

hambatan dan halangan baik dalam masa pengumpulan data maupun

penyusunannya. Situasi yang mencabar dari awal hingga ke akhir menambahkan

lagi daya usaha untuk menyelesaikan skipsi ini agar selari dengan penjadualan. Dan

berkat kesabaran dan sokongan dari berbagai pihak, maka skripsi ini dapat juga

diselesaikan dengan baik seperti yang diharapkan.

Oleh karena itu, hal yang pantas penulis ucapkan adalah jutaan terima kasih

kepada semua pihak yang turut membantu sama ada secara langsung maupun secara

tidak langsung menyelesaikan skripsi ini, terutama kepada:

Page 13: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN

viii

1). Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA Rektor UIN STS Jambi, Indonesia.

2). Bapak Dr. AA. Miftah, M.Ag, Dekan Fakultas Syariah UIN STS Jambi,

Indonesia.

3). Bapak H. Hermanto Harun, Lc, M.HI Ph.D Wakil Dekan Bidang Akademik, Ibu

Dr Rahmi Hidayati, S.Ag, M.HI,Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum,

Perancanaan dan Keuangan dan Ibu Dr. Yuliatin, S.Ag. MHI, Wakil Dekan

Kemahasiswaan dan Kerjasama Fakultas Syariah UIN STS Jambi, Indonesia.

4). AlHusni, S.Ag.,M.HI Ketua Jurusan Perbandingan Mazhab dan Hukum dan

bapak Yudi Arman Syah, STH.I, M.HUM Sekretaris Jurusan Perbandingan

Mazhab dan Hukum, Fakultas Syariah UIN STS Jambi, Indonesia.

5). Ibuk Dr. Yuliatin, S.Ag.MHI Pembimbing I dan bapak Drs.Rahmadi, M.HI

Pembimbing II skripsi ini yang telah banyak memberi masukan, tunjuk ajar dan

bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6). Bapak dan ibu dosen yang telah mengajar sepanjang perkuliahan, asisten dosen

serta seluruh karyawan dan karyawati yang telah banyak membantu dalam

memudahkan proses menyusun skripsi di Fakultas Syariah UIN STS Jambi,

Indonesia.

Di samping itu, disadari juga bahwa skripsi ini masih ada kekurangan dan jauh

dari kesempurnaan baik dari segi teknis penulisan, analisis data, penyusunan

maklumat maupun dalam mengungkapkan argumentasi pada bahan skripsi ini. Oleh

karenanya diharapkan kepada semua pihak dapat memberikan kontribusi

pemikiran, tanggapan dan masukan berupa saran, nasihat dan kritik demi kebaikan

Page 14: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN

ix

skripsi ini. Semoga apa yang diberikan dicatatkan sebagai amal jariyah di sisi Allah

SWT dan mendapatkan ganjaran yang selayaknya kelak.

Jambi, November 2018

Penulis,

MUHAMMAD NURUSYAHMI BIN SHAMSUDIN

SPM 160039

Page 15: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

PERNYATAAN KE ASLIAN ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN iv

MOTTO iv

ABSTRAK v

PERSEMBAHAN vi

KATA PENGANTAR vii

DAFTAR ISI x

TRANSLITERASI xii

DAFTAR SINGKATAN xiii

DAFTAR TABEL xiv

BAB 1: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Rumusan Masalah 5

C. Tujuan Penelitian Dan Manfaat Penelitian 6

D. Batasan Masalah 7

E. Kerangka Teoritis Dan Konseptual 7

F. Tinjauan Pustaka 10

BAB II: METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian 13

B. Jenis Penelitian 13

C. Pendekatan Penelitian 14

D Jenis dan Sumber Data. 15

E. Instrumen Pengumpulan Data 16

F. Populasi dan Sampel dan Teknik Analisis Data 17

G.Sistematika Penulisan 19

Page 16: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN

xi

BAB III: BIOGRAFI IMAM ABU HANIFAH DAN IMAM SYAFI’I

A. Mazhab Hanafi…………………………………………… 21

B. Biografi Imam Abu Hanifah……………………………... 21

C. Pendidikan Imam Abu Hanifah………………………….. 21

D. Murid-murid Imam Abu Hanifah…………………............. 22

E. Hasil Karya Imam Abu Hanifah dan Murid-muridnya…… 23

F. Dasar-dasar Mazhab Hanafi ………………………………. 25

G. Ciri-ciri Khas Mazhab Hanafi............................................... 27

H. Metode Istinbath Hukum Imam Abu Hanifah ……………. 28

I. Mazhab Syafi’i……………………………………………… 37

J. Biografi Imam Syafi’i………………………………………. 37

K. Latar Belakang Sosial dan Politik………………………….. 42

L. Guru-guru Imam Syafi’i…………………………………… 44

M. Dasar-dasar Mazhab Syafi’i………………………………... 45

N. Karya-karya Imam Syafi’i…………………………………. 45

BAB IV: PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Pendapat Mazhab Hanafi Dan Mazhab Syafie Tentang Hukum

Bersentuhan Lelaki Dan Perempuan……………………………..50

B. Pemahaman Mahasiswa Fakultas Syariah UIN STS Jambi

tentang Hukum bersentuhan antara Lelaki dan Perempuan……...55

BAB V: PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................66

B. Saran-Saran............................................................................67

C. Kata Penutup..........................................................................68

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

CURICULUM VITAE

Page 17: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN

xii

TRANSLITERASI

n ن gh غ sy ش kh خ a ا

w و f ف sh ص d د b ب

h ه q ق dh ض dz ذ t ت

’ ء k ك th ط r ر ts ث

y ي l ل zh ظ z ز j ج

m م ’ ع s س h ح

â = a panjang

î = u panjang

û = u panjang

au =او ay=اى

Page 18: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN

xiii

DAFTAR SINGKATAN

UIN STS : Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin.

SWT : Subhanahuwata ‘ala.

SAW : Sallallahu ‘alaihiwasallam.

ra. : Radiallahu ‘an.

No. : Nomor.

Q.H : Al-Quran Dan Hadis.

cet. : Cetakan.

hal : Halaman.

Fak. : Fakultas

Page 19: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN

xiv

DAFTER TABEL

Table 1: Instrument Pengumpulan Data…………………………………… 16

Table 2: Pengetahuan responden tentang (hukum bersentuhan antara laki-laki dan

perempuan menurut agama Syariat Islam)………………………………… 55

Table 3: Mahasiswa faham mengenai hukum bersentuhan antara laki-laki dan

perempuan menurut mazhab Syafie………………………………………. 56

Table 4: Mahasiswa faham mengenai hukum bersentuhan antara laki-laki dan

perempuan menurut mazhab Hanafi……………………………………… 57

Table 5: Pengetahuan responden adakah mahasiswa faham mengenai hukum talfiq

Mazhab…………………………………………………………………… 58

Table 6: Pengetahuan responden tentang hukum bersentuhan antara laki-laki dan

perempuan menurut mazhab Syafie……………………………………… 59

Table 7: Pengetahuan responden tentang hukum bersentuhan antara laki-laki dan

perempuan menurut mazhab Hanafi……………………………………… 59

Table 8: Mahasiswa beranggapan bahwa berjabat tangan antara laki-laki dan

perempuan sebagai

adat………………………………………………………………………… 61

Table 9: Mahasiswa beranggapan bahwa laki-laki dan perempuan yang

mengendarai kendaraan seperti motor bersama-sama adalah wajar……… 62

Table 10: Mahasiswa beranggapan kendaraan umum seperti ojek atau go-jek

harus digantikan dengan kendaraan umum yang lebih ikhtilat…………… 63

Table 11: Adakah responden setuju bahawa mahasiswa terutama fakultas Syariah

untuk lebih menjaga ikhtilat dalam usaha pratik ilmu……………………. 64

Page 20: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN
Page 21: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dasar pertama yang telah ditetapkan oleh Islam ialah membawa asal sesuatu yang

diciptakan oleh Allah SWT, biar apa jua barangan atau manfaat, asalnya ialah halal dan

boleh digunapakai. Tiada yang haram melainkan jika ada nas yang sahih dan jelas

daripada syariat yang menetapkan pengharamannya. Jika tidak ada nas yang sahih,

umpamanya ada sesetengah hadith yang dhaif, iaitu lemah ataupun tidak jelas dalam

dalil tentang pengharamannya, maka tinggallah perkara itu seperti asalnya, iaitu mubah

(mengharuskan).1

Di zaman moderen ini, dunia dipenuhi dengan berbagai macam teknologi yang

canggih. Mulai dari teknologi yang dapat menjerumuskan generasi muda ke dalam

jurang kehinaan. Dan dari teknologi ini dapat kita ambil contoh yaitu TV dan Internet.

Bagaimana kita melihat banyak acara yang justru menghancurkan kepribadian pemuda

pemudi Islam kita. Mereka mengikuti adegan yang telah dilihat. Seperti berpacaran,

berpegangan tangan, bersentuhan, berdua-duaan yang bukan mahramnya dan masih

banyak hal-hal yang dikerjakan yang sebenarnya di luar syariat Islam.

Selain itu, di zaman moderen ini kita melihat ramai yang terlibat dengan urusan-

urusan kerajaan, perniagaan, perkilangan dan lain-lain, dan bersalaman antara ajnabi

1 Yusuf Al-Qaradhawi terjemahan Zukifli Mohamad al-Bakri, Halal Dan Haram dalam

Islam, (Negeri Sembilan Darul khusus: Pustaka Cahaya Kasturi SDN BHD., 2015), hlm 7

Page 22: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN

2

merupakan perkara biasa, sehingga sama sahaja yang alim maupun yang jahil. Bahkan

mereka tanpa segan silu menghulurkan tangan untuk bersalaman dengan ajnabi. Ini

perkara mungkar dan ikutan orang kafir. Kalau tanpa, kesadaran dari diri kita pribadi,

maka generasi selanjutnya akan hancur dan akan banyak generasi baru yang lahir tanpa

berlandaskan agama Islam yang penuh dengan aturan sesuai dengan sumber hukumnya

yaitu Al-Qur’an dan as-sunnah.

Islam memberikan batasan - batasan dalam pergaulan antara laki-laki dan wanita.

Allah SWT memberikan hukum-hukum tersebut adalah guna memberikan

kemaslahatan kepada umat manusia, agar manusia pada umumnya dan umat Islam pada

khususnya, dapat terhindar dari perbuatan zina. Sebagaimana yang telah kita ketahui,

perbuatan zina antara laki-laki dan wanita dapat terjadi karena adanya hubungan dan

komunikasi antara mereka tanpa adanya sekat-sekat hukum didalamnya. Allah SWT

telah melarang perbuatan bersentuhan antara laki-laki dan perempuan yang bukan

mahramnya.

Mahram ini berasal dari kalangan wanita, yaitu orang-orang yang haram dinikahi

oleh seorang lelaki selamanya (tanpa batas). Disisi lain lelaki ini boleh melakukan safar

(perjalanan) bersamanya, boleh berboncengan dengannya, boleh melihat wajahnya,

tangannya, boleh berjabat tangan dengannya dll, sesuai dengan hukum-hukum

mahram.2

2 Asmahady, Berboncengan Lawan Jenis Yang Bukan Mahram (Perspektif Bahtsul Masa’il

Forum Musyawarah Pondok Pesantren Putri (FMP3) Se-Jawa Timur), Jakarta:2014, hlm 14

Page 23: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN

3

Mahram secara bahasa adalah seseorang yang diharamkan menikah dengannya.3

Adapun mahram secara istilah adalah laki-laki yang diharamkan menikah dengan

seorang perempuan selamanya karena nasab, seperti hubungan bapak, anak, saudara

dan paman, atau karena sebab yang mubah seperti suami, anak suami, mertua, saudara

susuan.

Seperti yang dijelaskan dalam Firman Allah SWT dalam Surat An-Nisa’ ayat 23.

تكم وبناتكم ه مت عليكم أم تكم حر ه لخت وأم لخ وبنات أ

تكم وبنات أ ل تكم وخ تكم وعم وأخو

كم ي حجور تي ف ل ئبكم أ ت نسائكم ورب ه عة وأم ض لر

ن أ تكم م تي أرضعنكم وأخو ل

تي د أ ل

ن ن سائكم أ خلتم م

ب ن أصل ين م ذ ل ئل أبنائكم أ م تكونوا دخلتم بهن فل جناح عليكم وحل ن ل

بهن فا

لخن ا

كم وأن جمعوا بن أ

يم ه كان غفورا رح لل ن أ

اما قد سلف ا

Artinya: “Diharamkan kepada kamu berkahwin dengan (perempuan-perempuan yang

berikut): ibu-ibu kamu dan anak-anak kamu dan saudara-saudara kamu dan

saudara-saudara bapa kamu dan saudara-saudara ibu kamu dan anak-anak

saudara kamu yang lelaki, dan anak-anak saudara kamu yang perempuan dan

ibu-ibu kamu yang telah menyusukan kamu dan saudara-saudara susuan kamu

dan ibu-ibu isteri kamu dan anak-anak tiri yang dalam pemuliharaan kamu

dari isteri-isteri yang kamu telah campuri; tetapi kalau kamu belum campuri

mereka (isteri kamu) itu (dan kamu telahpun menceraikan mereka), maka

tiadalah salah kamu (berkahwin dengannya) dan (haram juga kamu berkahwin

dengan) bekas isteri anak-anak kamu sendiri yang berasal dari benih kamu dan

diharamkan kamu menghimpunkan dua beradik sekali (untuk menjadi isteri-

isteri kamu), kecuali yang telah berlaku pada masa yang lalu. Sesungguhnya

Allah adalah Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani.”4

3 Rozi’, Mukhtar as-Shihah, (Beirut: Dar Al-Kutub Al-Ilmiyyah, 1994), Cet 1, hlm.77-88 4 An-Nisa’ (4): 23

Page 24: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN

4

Sedangkan mahram dimasyarakat lebih dikenal dengan istilah khusus yaitu: haram

dinikahi karena masih termasuk keluarga dalam mazhab Syafi’I dengan tambahan tidak

membatalkan wudhu bila disentuh.

Karena ikhtilat (bercampurnya laki-laki dan perempuan dalam satu tempat) ini

sudah menjadi suatu hal yang biasa terjadi di lingkungan kita terutama di Negara kita

yang tidak menggunakan Islam secara kaffah. Untuk mencegah hal-hal yang tidak

diinginkan terjadi karena ikhtilat tersebut, sebagai seorang Muslim kita harus

mengetahui dasar hukum batasan-batasan mahram yang telah Allah tentukan, baik itu

yang berasal dari Al-Quran maupun As-Sunnah. Berikut ini beberapa dasar hukum

tentang batasan mahram:

Firman Allah SWT dalam surah Al Isra’ ayat 32:

شة وساء سبيل ح هۥ كان ف ن ا نى لز

٢٣و قربوا أ

Artinya: “Dan janganlah kamu menghampiri zina, sesungguhnya zina itu adalah satu

perbuatan yang keji dan satu jalan yang jahat (yang membawa

kerosakan).”5

Dengan melihat kejadian diatas maka hal inilah yang melatarbelakangi penulis

untuk menyusun skripsi ini. Kajian ini juga menumpukan terhadap pendapat beberapa

Mahasiswa dalam memahami atau menanggapi melalui soalan-soalan yang telah

disediakan oleh penulis. Justeru itu, kajian ini akan lebih efektif untuk kita mengetahui

secara dekat akan pendapat mereka tentang hukum tersebut. Kajian ini lebih

5 Al-Isra’ (17): 32

Page 25: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN

5

menumpukan kepada angket mahasiswa dalam mengemukakan pendapat mereka

berkaitan hukum bersentuhan antara lelaki dan perempuan menurut Mazhab Hanafi

dan Mazhab Syafie.

Berikut merupakan daftar jumlah mahasiswa di Fakultas Syariah UIN STS Jambi

Tahun 2017-2018 dari berbagai jurusan seperti Perbandingan Mazhab (PM) sebanyak

150 orang, Hukum Keluarga (HK) sebanyak 236 orang, Hukum Pidana Islam (HPI)

sebanyak 289 orang, Hukum Ekonomi Syariah (HES) sebanyak 308 orang, Ilmu

Pemerintahan (IP) sebanyak 1058 orang, dan Hukum Tata Negara (HTN) sebanyak

290 orang. Penulis akan menumpukan kajian ini terhadap mahasiswa Fakultas Syariah

dari tahun 2017-2018.6 Semua sebanyak 2331 orang dan penulis akan mengambil dari

10 % jumlah populasi.

Untuk mengetahui lebih mendalam mengenai perbahasan ini, maka penulis akan

mencuba dan membahas masalah tersebut dalam skripsi yang berjudul “Pemahaman

Mahasiswa Fakultas Syariah UIN STS Jambi tentang Hukum Bersentuhan

antara lelaki dan Perempuan (Studi Komperatif Mazhab Hanafi dan Mazhab

Syafie)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka penulis merumuskan

beberapa permasalahan di antaranya sebagai berikut:

6 Wawancara dengan Zakarni, Kasubbag. Akademik, kemahasiswaan dan Alumni Fakultas

Syariah UIN STS Jambi, Indonesia 25 Julai 2018.

Page 26: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN

6

1. Apakah landasan hukum bersentuhan antara lelaki dan perempuan menurut Mazhab

Hanafi dan Mazhab Syafie?

2. Bagaimana pemahaman mahasiswa Fakultas Syariah UIN STS Jambi tentang hukum

bersentuhan antara lelaki dan perempuan?

C. Tujuan dan Kegunaan Penilitian

Bertitik tolak dari belakang masalah dan pokok permasalahan yang menjadi pokok

pembahasan, maka tujuan dan penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian karya

ilmiah ini adalah:

1. Tujuan Penilitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian skripsi ini adalah seperti berikut:

a. Untuk mengetahui landasan hukum bersentuhan antara lelaki dan perempuan menurut

Mazhab Hanafi dan Mazhab Syafie.

b. Pemahaman Mahasiswa Fakultas Syariah UIN STS Jambi tentang Hukum Bersentuhan

antara lelaki dan Perempuan.

2. Kegunaan Penelitian

Apabila tujuan tersebut sudah dicapai, maka jelas ada manfaat yang dapat di

ambil antara lain:-

a. Sebagai bahan bacaan dan rujukan bagi mahasiswa, peneliti dan masyarakat seluruhnya

melalui pembuatan dan penyusunan karya ilmiah secara baik.

b. Sebagai melengkapi persyaratan guna untuk memperoleh gelar Sarjana Strata (S1)

Syariah, Jurusan Perbandingan Mazhab, UIN STS Jambi.

Page 27: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN

7

D. Batasan Masalah

Untuk memudahkan pembahasan serta tidak menyalahi sistematika penulisan karya

ilmiah sehingga membawa hasil yang diharapkan, maka penulis membatasi masalah

yang akan dibahaskan dalam skripsi ini, sehingga tidak terkeluar dari topik yaitu

penulis akan meneliti mahasiswa dari tahum 2017/2018 di Fakultas Syariah UIN STS

Jambi.

E. Kerangka Teori

Dalam situasi ketika pandangan kepada sesuatu diharamkan, maka

menyentuhnya dengan syahwat juga diharamkan. Alasannya, tindakan menyentuh

justru lebih berpotensi menghasilkan kenikmatan dan membangkitkan nafsu. Sebagai

bukti, jika seorang laki-laki menyentuh seorang perempuan dengan syahwat lalu keluar

spermanya, maka puasanya batal. Sebaliknya jika hanya memandang lalu keluar

spermanya, maka puasanya tidak batal. Kebalikannya, dalam hal yang pandangan pada

seorang perempuan yang dihalalkan, maka menyentuh organ tubuhnya juga dihalalkan,

yaitu apabila yang bersangkutan maupun perempuan tersebut yakin bisa ngontrol

syahwatnya. Alasannya, Rasulullah SAW, sendiri pernah mencium kepala Fatimah,

putrinya. Akan tetapi, apabila pihak yang menyentuhnya itu merasa yakin atau ragu

tidak dapat mengontrol syahwatnya, maka tidak boleh baginya menyentuh maupun

memandang.7

7 Hasbi Umar, Filsafat Hukum Islam Kontemporer, Cet. 1 (Medan: Perdana Publishing, 2016)

hlm.160

Page 28: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN

8

Penjelasan hukum di atas adalah yang terkait dengan selain perempuan asing

dan masih muda. Jadi, terhadap perempuan asing dan masih muda, tidak dibolehkan

sama sekali menyentuh wajah dan telapak tangannya sekalipun si penyentuh yakin bisa

mengontrol syahwatnya. Hal itu dikarenakan tidak adanya kebutuhan untuk melakukan

tindakan tersebut, berbeda halnya dengan kebutuhan untuk memandang.

1. Maqasidul Syariah

a. Maqasidul Syariah bearti tujuan yang ditetapkan syariat untuk kemaslahatan

manusia. Secara singkat, maqasidul Syariah ialah tujuan-tujuan yang hendak dicapai

dari suatu penetapan hukum. Demekian pentingnya maqasidul syariah, karena nash-

nash syariah itu tidak dapat dipahami secara benar kecuali oleh seseorang yang

mengetahui tujuan hukum. Syariah menjadi tonggak hidup, penawar, dan sinar yang

cemerlang. Segala kebajikan dalam wujud ini semuanya dipetik dari syariah dan hasil

dari syariah. Dan segala kekurangan dalam wujud ini adalah karena menyia-nyiakan

syariah. Syariah yang dibawa oleh Rasul SAW merupakan sendi dunia akhirat.

b. Para ulama telah mengumpulkan maksud atau tujuan disyariatkannya ajaran Islam

dalam 3 kelompok:8

1. Dharuriat

Yaitu memelihara segala yang dhruri (primer) bagi manusia dalam kehidupan

mereka. Urusan-urusan yang termasuk dharuri ini adalah yang diperlukan dalam

hidup manusia, apabila tidak ada, akan menimbulkan kekacauan dan merosak tata

8 Ibid.,hlm.168

Page 29: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN

9

aturan dalam kehidupan. Dalam Islam yang dianggap dharuri yang dipelihara ada

5 macam: 9

a. Agama

b. Jiwa

c. Akal

d. Keturunan dan kehormatan

e. Harta

2. Hajiyyat

Yaitu menyempurnakan segala yang dibutuhkan manusia. Yang dimaksudkan

adalah semua yang dapat memberi kemudahan bagi manusia dalam melaksanakan

tugas-tugas dan tanggung jawab sebagai hamba Allah. Namun demekian jika

kemudahan itu tidak ada, tidak akan menimbulkan kekacauan atau kerosakan dalam

kehidupan mereka, hanya saja akan menimbulkan kesulitan dan kesempitan. Seperti

boleh menjama’ dan meng-qashar shalat bagi musafir, adanya alternatif tayamum

bagi mereka yang kesulitan mendapatkan air untuk berwudhu, dan sebagainya.

Tujuan hajiyyat ini dapat gugur demi unuk menjaga tujuan yang dharuriyyat.

Contoh tidak boleh menerima santunan yang diperlukan jika harus menukar agama.

3. Tahsiniyyat

Tahsiniyyat atau dalam istilah lain; takmiliyyat, yaitu keindahan bagi

perorangan dan masyarakat. Maksudnya untuk mewujudkan keindahan adalah

9 Khairul Uman dan Achyar Aminudin, Ushul Fiqh II untuk Fakultas Syariah, semua jurusan,

(Pustaka Setia: Bandung, 2001), hlm.128

Page 30: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN

10

segala hal yang dapat menjadikan kehidupan lebih teratur, harmonis, dan

menyenangkan. Namun apabila ini tidak terwujud, tidak akan terwujud, tidak akan

menimbulkan kerusakan dan kesempitan dalam hidup. Tahsiniyyat ini umumnya

banyak berhubungan dengan akhlak, seperti larangan ghibah, perintah berbuat baik

kepada karib kerabat danfakir miskin, menutup aurat, dan lain-lain. Contohnya,

boleh membuka aurat untuk keperluan berubat.10

Demikianlah, tiga macam tujuan agama dalam menetapkan segala bentuk

aturan dan hukum bagi manusia, sehingga dapat dikatakan bahwa tidak ada satu

aturanpun dalam Islam kecuali sesuai dengan salah satu tujuan-tujuan tersebut diatas.

Antara kategori dharuriyat yang sesuai dengan judul penulis bahawa hukum Allah

bersama dengan maslahat manusia. Maslahat manusia adalah menjadi maqasid syariah

yang menjadi alasan kenapa hukum-hukum syariat ditasyrikan. Oleh karena pendapat

pertama ini paling dekat dengan maqasid syariah, yaitu untuk menjaga agama daripada

kerosakan.

F. Tinjauan Pustaka

Dalam usaha memperoleh data ataupun informasi yang diperlukan untuk penelitian

ini, maka penulis menggunakan berbagai metode sebagai berikut:

Sejauh ini, penulis telah membaca karangan-karangan ilmiah yang membahas

tentang ulama yang ada keterkaitannya dengan judul penelitian penulis di antaranya

10 Ibid.,hlm.129

Page 31: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN

11

adalah: Berboncengan Lawan Jenis Yang Bukan Mahram (Perspektif Batsul Masa’il

Forum Musyawarah Pondok Pesantren Putri (FMP3) Se-Jawa Timur) yang telah ditulis

oleh saudara Asmahady NIM: (108043100016) yang membahas tentang metode

instinbat hukum tentang berboncengan dengan lawan jenis yang bukan mahramnya.

Hasil penelitian mengatakan hukum berboncengan bagi kaum wanita tidak

diperbolehkan kecuali terhindar dari fitnah seperti tidak terjadinya ikhtilat, kholwah,

tidak melihat aurat selain dan tidak terjadi persentuhan kulit.

Kedua, dalam penelitian tesisnya berjudul analisis hukum Islam berjabat tangan

antara laki-laki dan perempuan pada pesta pernikahan studi kasus Desa Bandung,

UNISNU menurut Yusuf qordhawi dalam bukunya menerangkan kebolehan berjabat

tangan dengan syarat tidak ada syahwat dan terhindar dari fitnah. Bahkan seandainya

syarat ini tidak terpenuhi, yaitu tiadanya syahwat dan aman dari fitnah, maka berjabat

tangan dalam kondisi seperti itu adalah haram.

Ketiga, dari jurnal yang berjudul menanggapi isu berjabat tangan secara saksama.

di dalam jurnal ini membahas isu amalan berjabat tangan oleh orang Islam dengan

bukan Islam yang berlainan Jantina. Ada umat Islam melakukannya da nada pula yang

tidak mahu melakukannya. Natijahnya ialah kebingungan dan salah tanggap oleh

pelbagai pihak, baik di kalangan orang Islam dan bukan Islam. Hasil penelitian

mengatakan bahwa hukum berjabat tangan antara lelaki dan perempuan yang baligh

dan bukan mahram adalah perkara dikhilafkan oleh para ulama. Kedua kelompok yang

Page 32: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN

12

berselisih dalam persoalan ini mempunyai dalil dan hujah. Dengan ini juga, persoalan

ini akan kekal sebagai persoalan khilafiah yang harus diterima oleh semua pihak.

Keempat, dalam penelitian karya berjudul “Syaddal watho ala man ajaza

musofahatal mar’ah” yang dilakukan di dalam Risalah kecil ini ditulis oleh Allamah

al Muhadith an-Naqib al-Usuli Sayyid Abdul Aziz al Ghumari (dari keluarga Ghumari

yang terkenal). Ia ditulis untuk menjawab persoalan: adakah harus bersalaman dengan

wanita ajnabiyah disisi syara’. Kerana wujudnya ahli ilmu di Fas (salah satu nama

Bandar di Morocco) menyangka bahawa bersalaman dengan ajnabi merupakan suatu

keharusan dan tidak berdosa.

Yang terakhir, dalam penelitian yang terdapat pada karya ilmiah Prof Dr,

Wahbah Az-Zuhaili Kitab (Fiqh Islami Wa Adillatuhu), Darul Fikir, 2010 yang mana

menyatakan bahwa menurut jumhur ulama selain Syafi’iyah membolehkan menyalami

dan menyentuh tangan perempuan tua yang sudah tidak lagi membangkitkan nafsu

kaum laki-laki karena tidak dikhawatirkan akan timbul efek negatif.

Kesimpulannya, kesemua tinjauan pustaka yang digunakan penulis tidak secara

khusus menkaji tentang judul skripsi yang diangkat oleh penulis yaitu Pemahaman

Mahasiswa Fak. Syariah UIN STS Jambi tentang Hukum Bersentuhan antara lelaki dan

Perempuan (Studi komperatif Mazhab Hanafi dan Mazhab Syafie). Namun, buku yang

digunakan adalah sebagai rujukan bagi mengumpul semua data supaya analisis penulis

terhadap skripsi ini dapat dicapai. Adapun buku yang tidak dinyatakan di atas adalah

sebagai tambahan fakta judul skripsi.

Page 33: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN

13

BAB II

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian yang dipilih adalah bertempat di UIN STS Jambi. Waktu

penelitian yang dilakukan adalah sekitar bulan Mei 2018 hingga Oktober 2018. Penulis

memilih UIN STS Jambi sebagai tempat penelitian karena penulis merasakan lokasi ini

sesuai untuk penulis membuat skripsi dan merupakan Mahasiswa yang belajar di UIN

STS Jambi serta jarak yang agak dekat dengan rumah penulis di Telanai, Indonesia.

B. Jenis penelitian

Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian lapangan

(feild research) dengan melaksanakan langkah-langkah berikut:

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif

dengan menggunakan metode deskriptif dan kuantitatif menggunakan metode survey,

yang bermaksud dengan penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan dalam melakukan

penelitian yang berorientasi pada gejala-gejala yang bersifat ilmiah, maka sifatnya

naturalistic dan mendasar atau bersifat kealamiahan serta tidak bisa dilakukan di

labatirium saja melainkan harus terjun di lapangan.11 Manakala pendekatan kuantitatif

diperolehi data-data emprik yang memungkinkan peneliti untuk melihat kecenderungan

umum melatarbelakangi perilaku pemilih dalam pemilu melalui penganalisaan data-

data dan angka.

11 Muhammad Nazir, Metode Penelitian, (Bandung:Remaja Rosdakarya,1986), hlm 159

Page 34: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN

14

Metode deskriptif adalah terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah

dan keadaan sebagaimana adanya sehingga hanya merupakan penyingkapan fakta.

Metode deskriptif bertujuan menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu individu,

keadaan, gejala atau kelompok tetamu, atau untuk menetukan atau tidaknya hubungan

antara suatu gejala lain dalam masyarakat.12

Metode survey ini dipakai untuk mengumpulkan data secara langsung karena

yang menjadi populasi sangat besar untuk diobservasi secara langsung. Penelitian ini

termasuk ke dalam penelitian penjelasan (explanatory reserch) sebab dalam penelitian

ini dilakukan pengujian terhadap hubungan kausal antara beberapa variable berdasarkan

hipotesis penelitian. Oleh karena itu, peneliti ingin membuat kajian lapangan di UIN

STS Jambi, Indonesia.

C. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis

Sosiologis dan normatif, artinya suatu penelitian yang dilakukan terhadap keadaan

nyata masyarakat atau lingkungan masyarakat denga maksud dan tujuan untuk

menemukan fakta (fact-finding),yang kemudian menuju pada identifikasi (problem-

identification) dan pada akhirnya menuju kepada penyelesaian masalah (problem-

solution).

12 Sayuti Una, MH, “Pedoman Penulisan Skripsi”, Jambi: IAIN STS Jambi, (2014), hlm.32

Page 35: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN

15

D. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan di dalam penulisan skripsi ini adalah data primer dan data

sekunder.

a. Data primer

Dalam penelitian ini data primer yang digunakan yaitu melalui terjun ke

lapangan untuk mendapatkan data dengan menggunakan teknik Angket maka sumber

datanya berupa responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-

pertanyaan peniliti.

b. Data Skunder

Adalah data yang diperoleh hasil daripada bacaan perpustakaan serta via

internet yang mempunyai hubungan dengan penelitian ini dan berasal dari dokumen-

dokumen, kitab-kitab, buku, jurnal dan tulisan lain yang mendukung data primer

tersebut. Di antara judul buku-bukunya ialah Fiqh Islam Wa Adillatuhu, Syaddal watho

ala man ajaza musofahatal mar’ah, Al-Hidayah, Dur Al-Mukhtar, Syarah Sulamun

Taufiq, Majmuk dan selain menggunakan dalil al-Quran dan hadis.

2. Sumber Data

Penulis memanfaatkan sumber data utama melalui teknik kuisioner/angket

maka sumber datanya berupa responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab

pertanyaan-pertanyaan penelitian. Responden digunakan dalam sebuah penelitian

lapangan yang membutuhkan populasi dan sampel atau pendekatan kuantitatif.

Page 36: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN

16

Table 1

No Bentuk Data Instrumen Pengumpulan

Data

Sumber Data

1 Jawapan responden Kuisioner/Angket Responden

E. Instrument Pengumpulan Data

1. Observasi

Pengamatan dan pencatan secara sistematis tentang fenomena yang diselidiki.

Maka penulis akan mengamati secara langsung ke Fakultas Syariah UIN STS Jambi.

2. Angket

Angket digunakan untuk mendapatkan data-data tentang pemahaman

Mahasiswa Fakultas Syariah UIN STS Jambi tentang Hukum Bersentuhan Antara

lelaki dan Perempuan (Studi Komparatif Mazhab Hanafi & Mazhab Syafie). Sikap dan

partisipasi Mahasiswa ini hanya dapat diukur dengan angka-angka sehingga dapat

digeneralisasikan. Untuk mendapatkan data yang akurat, maka pertanyaan angket ini

dibagi ke dalam dua bagian tekhnis pertanyaan, yaitu pertanyaan tertutup dan terbuka.

Pertanyaan tertutup adalah yang harus dijawab oleh responden dengan bentuk jawaban

pilihan.

Dalam hal ini, peneliti telah memberikan jawaban-jawaban yang harus dipilih

oleh responden yang sesuai menurutnya, sedangkan pertanyaan terbuka adalah

Page 37: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN

17

pertanyaan yang responden diberikan kebebasan untuk menjawabnya. Pertanyaan

terbuka ini dapat mengisi kekurangan dari pertanyaan tertutup.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah data sekunder yang diperolehi dari dokumen penulis

seperti formulir angket yang dijadikan responden serta dokumen lainnya yang

mendukung data primer.

Kaidah penelitian ini penting dalam mengumpulkan data dan informasi bagi

penelitian ini terhadap semua bab serta menjadi pedoman kepada penulis untuk

mengetahui dengan lebih rinci tentang apa yang bakal dikaji dalam penelitian ini.

Informasi diperoleh dari bahan bacaan seperti buku, majalah, jurnal, hasil penelitian,

kertas kerja, seminar dan sumber-sumber lain.

F. Populasi dan Sampel dan Teknik Analisis Data

1. Populasi dan Sampel

Populasi yang terdapat dalam penelitian ini adalah 2331 orang Mahasiswa

Fakultas Syariah UIN STS Jambi. Sampel yang akan diteliti tersebut berjumlah 233

orang. Maka peneliti kemudian mengunjungi Fakultas Syariah UIN STS Jambi. Setiap

mahasiswa Fakultas Syariah yang telah dikarekteristikan dengan tertentu oleh peneliti

langsung dijadikan sebagai responden (sampel).13

Tekhnik yang digunakan di dalam pengambilan sampling yaitu nonprobability

sampling adalah tekhnik yang tidak memberikan kesempatan kepada populasi untuk

13 Sayuti, Pedoman Penulisan Skripsi, cet.1. (Jambi: Syariah, 2012), hlm.45

Page 38: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN

18

dijadikan sampel, atau disebut pemilihan sampel yang ditentukan/ tidak secara acak

(random).

Sementara itu, dalam tehnik nonprobability sampling, ada pula beberapa

tekhnik pengambilan sampling yaitu:

Sampling Insendental/Aksidental adalah tekhnik pengambil sampel secara

spontanitas, meneliti pandangan mahasiswa Fakultas Syariah tentang hukum

bersentuhan antara lelaki dan perempuan studi komperatif Mazhab Hanafi dan Mazhab

Syafie. Sampel yang diperlukan berjumlah 233 orang yaitu 10 % dari jumlah populasi

maka peneliti kemudian mengunjungi Fakultas Syariah. Setiap mahasiswa Fakultas

Syariah yang telah dikarekteristikan dengan tertentu oleh peniliti langsung dijadikan

sebagai responden (sampel).

2. Teknik Analisis Data

Data-data yang telah diperolehi melalui angket akan diolah Setelah data

terkumpul sesuai dengan permasalahan yang ditelitikan dan kemudian dipelajari serta

dipahami, maka penulis menggunakan metode seperti berikut:

a. Reduksi Data (Data Reduction)

Metode ini berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan

pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Data yang diperoleh perlu

dicatat secara teliti dan rinci. Metode ini digunakan kepada mahasiswa di Fakultas

Syariah UIN STS Jambi.14

14 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,

2012), Hlm. 247

Page 39: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN

19

b. Penyajian Data (Data Display)

Penyajian data ini dilakukan dalam bentuk tabel. Melalui penyajian data

tersebut, maka terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan

semakin mudah difahami.15

c. Verifikasi (Conclusion Drawing/verification)

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan

berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat mendukung pada tahap

pengumpulan berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada

tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti

kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan

merupakan kesimpulan yang kredibel.16

G. Sistematika Penulisan

Penyusunan skripsi ini terbagi pada lima bab yang mana setiap bab terdiri dari

sub-sub bab. Masing-masing bab nenbahas permasalahan-permasalahan tertentu tetapi

tetap saling terkait antara satu sub dengan sub bab yang lainya. Adapun sistematika

perbahasannya sebagai berikut:

Bab pertama membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,

kerangka teori, tinjauan pustaka.

Bab kedua membahas mengenai matode penelitian yang terdiri daripada tempat

dan waktu penelitian, pendekatan penelitian, jenis penelitian dan sumber data.

15 Ibid, Hlm. 249

16 Ibid, Hlm. 252

Page 40: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN

20

Bab ketiga menjelaskan tentang biografi Imam Abu Hanifah dan Imam Syafi`I,

pendidikan Imam Abu Hanifah dan Imam Syafi’I, hasil karya dan murid-muridnya,

dasar-dasar dan metode istinbat hukum.

Bab kempat pula membuat pembahasan dan hasil penelitian yang mengandungi

sub-sub bab seperti menjelaskan pendapat Mazhab Hanafi dan Mazhab Syafie tentang

hukum bersentuhan antara lelaki dan perempuan, bagaimana Pemahaman Mahasiswa

Fakultas Syariah UIN STS Jambi tentang Hukum Bersentuhan antara lelaki dan

Perempuan di Fakultas Syariah UIN STS Jambi.

Bab kelima adalah tentang penutup yang terdiri dari kesimpulan, saran-saran

dan kata penutup.

Page 41: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN

21

BAB III

BIOGRAFI IMAM ABU HANIFAH DAN IMAM SYAFI’I

A. Mazhab Hanafi

1. Biografi Imam Abu Hanifah

Imam Hanafi dilahirkan di kota Kufah pada tahun 80 Hijriah (699 Masehi).

Nama kecilnya ialah Nu`man bin Sabit bin Zautha bin Mah. Ayah beliau keturunan

dari bangsa Parsi (Kabul-Afghanistan) tetapi sebelum beliau dilahirkan ayah beliau

sudah pindah ke Kufah. Beliau dipanggil Abu Hanifah karena sudah berputra, ada di

antaranya yang dinamakan Hanifah, maka dari itu beliau mendapat gelar dari orang

banyak dengan sebutan Abu Hanifah. Tetapi ada riwayat lain, bahwa yang

menyebabkan beliau dipanggil Abu Hanifah, karena beliau rajin melakukan ibadah

kepada Allah dan bersungguh-sungguh mengerjakan kewajibannya dalam agama.

Karena perkataan “Hanif” dalam Bahasa Arab artinya “cenderung” atau “condong”

kepada agama yang benar. Beliau wafat pada bulan Rajab tahun 150 H (767 M) di

Baghdad. 17

2. Pendidikan Imam Abu Hanifah

Imam Abu Hanifah sejak kecil suka kepada ilmu pengetahuan, terutama yang

ada hubungan dengan agama Islam.

17 K.H. Moenawar Chalil, Biografi Empat Serangkai Imam Mazhab, Cet. Ke-5, (Jakarta:

PT.Bulan Bintang, 1986), hlm. 19

Page 42: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN

22

Beliau banyak belajar dari ulama-ulama tabi`in seperti Ata` bin Abi Rabah dan Imam

Nafi` Maula Ibnu Umar. Beliau juga belajar ilmu hadits dan fiqh dari ulama-ulama

yang terkemuka di negeri itu. Guru yang paling berpengaruh pada dirinya ialah Imam

Hammad bin Abi Sulaiman (wafat 120 H).

Adapun para ulama yang pernah beliau ambil dan hisap ilmu pengetahuannya

pada waktu itu ada kira-kira 200 ulama. Dan di antara orang yang pernah menjadi guru

Imam Abu Hanifah adalah Imam Ahmad al-Baqir, Imam Ady bin Sabit, Imam Abdur

Ramhan bin Harmaz, Imam Amr bin Dinar, Imam Mansur bin Mu`tamir, Imam

Syu`ban bin Hajjaj, Imam Ahsim bin Abin Najwad, Imam Salamah bin Khail, Imam

Qatadah, Imam Rabi`ah bin Abi Abdur Rahman dan lain-lain.

Imam Abu Hanifah juga terkenal sebagai imam ahli ra`yi dan qiyas dan mengerti

tentang hadits-hadits yang telah diterima riwayatnya pada masa itu.18

3. Murid-murid Imam Abu Hanifah

Beberapa anak-anak murid Imam Abu Hanifah yang terkenal adalah:

a. Imam Abu Yusuf, Yaqub bin Ibrahim al-Ansary lahir pada tahun 113

Hijriyah. Beliau setelah dewasa belajar menghimpun atau mengumpulkan

hadits-hadits dari Nabi SAW yang diriwayatkan dari Hisyam bin Urwah Asy-

Syaibany, Ata` bin As-Saib dan lain-lain. Imam Abu Yusuf termasuk golongan

ulama ahli hadits yang terkemuka, beliau wafat pada tahun 183 Hijriyah.

18 Ibid., hlm. 23

Page 43: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN

23

b. Imam Muhammad bin Hasan bin Farqad As-Syaibani, lahir di Iraq pada

tahun 132 Hijriyah. Beliau seorang alim ahli fiqh dan furu`. Wafat pada tahun

189 Hijriyah di kota Rayi.

c. Imam Zafar bin Huzail bin Qais al-Kufi lahir pada tahun 110 Hijriyah.

Beliau amat menyenangi untuk mempelajari ilmu akal atau ra`yi, beliau juga

menjadi seorang ahli qiyas dan ra`yi yang meninggal pada tahun 158 Hijriyah.

d. Imam Hasan bin Ziyad al-Luluy, beliau belajar pada Imam Abu Hanifah

Imam Abu Yusuf dan Imam Muhammad bin Hasan, serta wafat pada tahun 204

Hijriyah.

Empat orang ulama itulah sahabat dan murid Imam Abu Hanifah, yang akhirnya yang

menyiarkan dan mengembangkan aliran dan hasil ijtihad beliau yang utama, serta

mereka mempunyai kelebihan untuk memecahkan soal-soal ilmu fiqh atau soal-soal

yang berkaitan dengan agama. Bahkan Imam Abu Yusuf dan Imam Muhammad bin

Hasan sejak dahulu mendapat gelaran “As-Sahabain” yakni kedua sahabat Imam Abu

Hanifah yang paling rapat.19

4. Hasil Karya Imam Abu Hanifah dan Murid-muridnya

Imam Abu Hanifah memang seorang ahli tentang fiqh dan ilmu kalam dan pada

saat beliau hidup banyak yang berguru padanya. Di bidang ilmu kalam beliau menulis

kitab yang berjudul al-Fiqh al-Asqar dan Fiqh al-Akbar. Tetapi dalam bidang ilmu fiqh

19 Ibid., hlm. 37

Page 44: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN

24

tidak ditemukan catatan sejarah yang menunjukkan bahwa Imam Abu Hanifah menulis

sebuah buku fiqh sewaktu hidupnya.20

Adapun kitab-kitab hasil karya murid-murid Imam Abu Hanifah dalam bidang ilmu

fiqh adalah:

a. Kitab al-Kharaj oleh Imam Abu Yusuf.

b. Zahir ar-Riwayah oleh Imam Muhammad bin Hasan as-Syaibani. Kitab

ini terdiri dari 6 jilid, yaitu al-Mabsut, al-Jami`, al-Kabir, al-Jami` as-

Sagir, as-Siyar al-Kabir, as-Siyar as-Sagir dan az-Ziyadat.

c. An-Nawadir oleh Imam as-Syaibani. Terdiri dari empat judul yang

terpisah yaitu: al-Haruniyyah, al-Kaisaniyyah, al-Jurjaniyyah, dan ar-

Radiyah.

d. Al-Kafi oleh Abi al-Fadhl Muhammad bin Muhammad bin Ahmaf al-

Maruzi. Kitab ini merupakan gabungan dari enam judul bagian buku

Zahir ar-Riayah, kitab al-Kafi disyarah oleh Imam as-Sarakhsi.

e. Al-Mabsut adalah syarah dari al-Kafi yang disusun oleh Imam as-

Sarakhsi.

20 Dewan Redaksi Ensiklopedi Hukum Islam, Ensiklopedi Hukum Islam, Cet. Ke-1, (Jakarta

:PT. Ichtiar Baru Van hoeve, 1997), hlm. 340

Page 45: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN

25

f. Tuhfah al-Fuqaha` oleh Alauddin Muhammad bin Ahmad bin Ahmad

as-Samarqandi.

g. Badai` as-Sana`i oleh Alauddin Abi Bakr bin Mas`ud bin Ahmad al-

Kasani al-Hanafi.

h. Al-Hidayah qa Syarhuha fath al-Qadir oleh Ali bin Abu Bakr al-

Marginani.

i. Duraral Hukkan fi Gurar al-Ahkam oleh Muhammad bin Faramuz.

j. Tanqir al-Absar wa Jami` al-Bihar oleh Muhammad bin Abdullah bin

Ahmad al-Khatib at-Tamartasyi.

k. Ad-Durr al-Mukhtar fi Syarh Tanwir al-Absar oleh Alauddin

Muhammad bin Ali al-Husni.

l. Hasyiyah Radd al-Mukhtar `ala ad-Durr al-Mukhtar fi Syarh Tanwir

al-Absar oleh Ibnu Abidin.21

5. Dasar-dasar Mazhab Hanafi

Imam Abu Hanifah adalah seorang ahli fiqh dan ahli hadits. Guru yang paling

berpengaruh dalam dirinya adalah Hammad bin Abi Sulaiman. Setelah gurunya wafat,

Imam Abu Hanifah tampil melakukan ijtihad secara mandiri dan menggantikan posisi

gurunya sebagai pengajar secara halaqah yang mengambil tempat di Masjid Kufah.

21 Ibid., Jilid II, hlm. 346

Page 46: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN

26

Karena kepandaiannya dalam berdiskusi dan kedalaman ilmunya dalam bidang fiqh,

beliau dijuluki oleh murid-muridnya sebagai al-Imam al-A`zam (Imam Agung). Lewat

halaqoh pengajiannya itulah Imam Abu Hanifah mengemukakan fatwa fiqh dan lewat

ijtihad mandirinya kemudian berdiri dan berkembang mazhab Hanafi.22

Mazhab Hanafi adalah aliran fiqh yang merupakan hasil ijtihad Imam Abu

Hanifah berdasarkan Al-Quran dan as-Sunnah. Dalam pembentukannya, mazhab ini

banyak menggunakan ra`yu (rasio). Karena itu, mazhab ini terkenal sebagai mazhab

aliran ra`yu. Tetapi dalam kasus tertentu, mereka dapat mendahulukan qiyas apabila

suatu hadits mereka nilai sebagai hadits ahad.23

Sedangkan dasar-dasar mazhab Hanafi adalah:

a. Kitab Allah (al-Quranul Karim)

b. Sunnah Rasulullah SAW dana shar-ashar yang shahih serta telah masyur

(tersiar) di antara para ulama yang ahli.

c. Fatwa-fatwa dari para sahabat.

d. Qiyas

e. Istihsan

22 Ibid., Jilid I, hlm, 12 23 Ibid., Jilid II, hlm. 511

Page 47: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN

27

f. Adat yang telah berlaku dalam masyarakat umat Islam.24

6. Ciri-ciri Khas Fiqh Mazhab Hanafi

Dalam membentuk hukum, Imam Abu Hanifah menempatkan al-Qur'an

sebagai landasan pokok, kemudian sunah sebagai sumber kedua. Beliau juga

berpegang pada fatwa sahabat yang disepakati, tetapi jika suatu hukum tidak ditemukan

dalam sumber-sumber tersebut, ia melakukan ijtihad. Illat ayat-ayat hukum dan hadits,

terutama dalam bidang mu’amalah, menurut pandangannya perlu sejauh mungkin

ditelusuri sehingga berbagai metode ijtihad dapat difungsikan antara lain qiyas dan

istihsan. Metode istihsan telah banyak berperan dalam membentuk pendapat-pendapat

fiqh Imam Abu Hanifah dan membuat mazhabnya lebih dinamis, realistis dan

rasional.25

Mazhab Hanafi memiliki beberapa ciri sebagai berikut:

a. Fiqh Imam Abu Hanifah lebih menekankan pada fiqh muamalah

b. Fiqh Imam Abu Hanifah memberikan penghargaan khusus kepada hak

seseorang baik pria maupun wanita.26

24 K.H. Moenawar Chalil, Biografi Empat Serangkai Imam Mazhab, Cet. Ke-5, (Jakarta :

PT.Bulan Bintang, 1986), hlm. 79 25 Dewan Redaksi Ensiklopedi Hukum Islam, Ensiklopedi Hukum Islam, Cet. Ke-1, (Jakarta

:PT. Ichtiar Baru Van hoeve, 1997), hlm. 13.

26 20 Ibid, Jilid II, hlm. 513

Page 48: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN

28

7. Metode Istinbath Hukum Imam Abu Hanifah

Dalam memecahkan suatu masalah, Imam Abu Hanifah menggunakan

beberapa metode dalam beristinbath, yaitu mengambil Kitabullah sebagai sumber

pokok, sunnah Rasulullah SAW. dan asar-asar yang sahih dan tersiar di kalangan

orang-orang yang terpercaya, pendapat para sahabat yang dikehendaki atau

meninggalkan pendapat mereka yang dikehendaki (apabila urusan itu sampai kepada

Ibrahim, asy-Sya’bi, Hasan, Ibnu sirin dan Sa’id bin Musayyab, maka beliau berijtihad

sebagaimana mereka berijtihad), juga menggunakan ijma’, qiyas, istihsan dan ‘urf.

Untuk lebih jelasnya akan dibahas berikut ini:

a. Al-Kitab (al-Qur'an)

Al-Qur'an adalah kitab Allah yang diwahyukan kepada Nabi

Muhammad SAW yang merupakan sumber dari segala sumber hukum dan

sumber hukum tidak kembali kecuali kepada keaslian penetapan al-Qur'an.

Menurut al-Bazdawi, Abu Hanifah menetapkan al-Qur'an adalah lafal dan maknanya.

Sedang menurut as-Sarakhsi, al-Qur'an dalam pandangan Abu Hanifah hanyalah

makna, bukan lafal dan makna.27

27 Hasbi ash-Shiddieqy, Pokok-pokok Pegangan Imam Mazhab, Cet. Ke-1, (Semarang : PT.

Pustaka Rizki Putra, 1997), hlm. 146

Page 49: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN

29

b. As-Sunnah

As-sunnah adalah penjelas bagi kitab Allah yang masih mujmal dan merupakan risalah

yang diterima oleh Nabi dari Allah SWT. Yang disampaikan oleh kaumnya yang yakin

dan barang siapa yang tidak mengambilnya, maka dia tidak percaya terhadap

penyampaian risalah Nabi dari Tuhannya. Ulama Hanafiyah menetapkan bahwa sesuatu

yang ditetapkan dengan al-Qur'an yang qath’i dalalahnya dinamakan fardu, sesuatu yang

ditetapkan oleh as-Sunnah yang danny dalalahnya, dinamakan wajib. Demikian pula yang

dilarang, tiap-tiap yang dilarang oleh al-Qur'an dinamakan haram dan tiap-tiap yang

dilarang oleh Sunnah dinamakan makruh tahrim.28

Ulama hadits dan ulama ushul membagi hadits kepada :

i. Mutawatir

Mutawatir yaitu hadits yang diriwayatkan secara bersambung oleh

orang banyak yang tidak mungkin sepakat berdusta.29 Hadits mutawatir

memberi pengertian yakin. Jumhur ulama menetapkan bahwa Abu Hanifah

berhujjah dengan hadits mutawatir.

28 Ibid., hlm. 154 29 Dewan Redaksi Ensiklopedi Hukum Islam, Ensiklopedi Hukum Islam, Cet. Ke-1, (Jakarta

:PT. Ichtiar Baru Van hoeve, 1997), hlm. 1670.

Page 50: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN

30

ii. Masyhur

Hadits masyhur ada yang memasukkannya ke dalam bagian hadits ahad.

Hadits masyhur tidak memfaedahkan selain dari dhanni tetapi dapat diamalkan.

Sebagian yang lain menetapkan bahwa hadits masyhur adalah memberi faedah

dan tidak memberi faedah yakin.

iii. Ahad

Hadits Ahad menurut asy-Syafi’i dan ulama semasanya adalah yang

tidak terdapat padanya syarat-syarat mutawatir atau masyhur. Jumhur fuqaha

menerima hadits ahad yang diriwayatkan oleh orang yang adil, yang dijadikan

hujjah dalam bidang amali, tidak dalam bidang ilmu atau i’tiqadi. Abu Hanifah

mengamalkan hadits ahad, meninggalkan pendapat yang berlawanan dengan

hadits ahad itu. Sedang syarat-syarat Abu Hanifah menerima hadits ahad adalah

perawinya yang afqah atau mendahulukan hadits yang diriwayatkan oleh

perawi yang afqah atas hadits yang diriwayatkan oleh perawi yang tidak

afqah.30 Sedangkan menurut mazhab Hanafi, hadits ahad dapat dijadikan

landasan hukum apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

1) Hadits ahad tersebut tidak menyalahi makna lahiriyah ayat al-Qur'an.

30 Prof. DR. Teungku Hasbi ash-Shiddieqy, Pokok-pokok Pegangan Imam Mazhab, Cet. Ke-

1, (Semarang : PT. Pustaka Rizki Putra, 1997), hlm. 155.

Page 51: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN

31

2) Hadits ahad itu tidak menyalahi hadits masyhur menyangkut masalah yang

sama.

3) Hadits ahad itu tidak bertentangan dengan qiyas dan kaidah-kaidah umum

syari’at Islam apabila periwayatan hadits itu bukan seorang faqih.

4) Hadits ahad tersebut tidfak menyangkut kepentingan orang banyak.

5) Hadits ahad itu bertentangan dengan amal dan atau fatwa sahabat yang

meriwayatkannya.31

Abu Hanifah dalam menanggapi hadits ahad, ada yang diterima apabila tidak

berlawanan dengan qiyas, jika berlawanan dengan qiyas yang illatnya mustambat dari

sesuatu asal yang danni atau istimbathnya danni walaupun dari asal yang qath’i atau

diistimbathkan dari asal yang qath’i, tetapi penerapannya kepada furu’ adalah danni,

maka didahulukanlah hadits ahad atas qiyas.

Adapun jika hadits ahad ditentang oleh asal yang umum qath’i, penerapannya

qath’i pula, maka Abu Hanifah melemahkan hadits, tidak menerimanya dan

menetapkan hukum berdasarkan pada kaedah yang umum itu.

31 Dewan Redaksi Ensiklopedi Hukum Islam, Ensiklopedi Hukum Islam, Cet. Ke-1, (Jakarta :

PT. Ichtiar Baru Van hoeve, 1997), hlm. 1671.

Page 52: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN

32

iv. Mursal

Hadits mursal ialah hadits yang tidak disebut nama sahabi oleh tabi’i

yang meriwayatkannya, seperti dikatakan oleh seorang tabi’i, “Bersabdalah

Nabi….” Sesungguhnya Imam Abu Hanifah menerima hadits mursal

sebagai hujjah, karena tabi’i kepercayaan yang diterima haditsnya oleh

Imam Abu Hanifah, menegaskan kepadanya bahwa mereka tidak

menyebutkan nama sahabi yang memberi hadits kepada mereka apabila

yang memberi itu empat orang sahabat. Jadi, Imam Abu Hanifah menerima

as-Sunnah yang diriwayatkan oleh orang kepercayaan dan meletakkan

hadits-hadits ahad sesudah al-Qur'an. Apabila hadits-hadits ahad berlawanan

dengan kaidah umum, yang telah diijma’i oleh para ulama, Imam Abu

Hanifah menolak hadits-hadits itu dengan dasar tidak membenarkan bahwa

Nabi SAW. Ada mengatakannya.32

c. Aqwalus-sahabah (fatwa sahabi)

Abu Hanifah menerima pendapat sahabat dan mengharuskan umat Islam

mengikutinya. Jika ada suatu masalah ada beberapa pendapat sahabat, maka beliau

mengumpulkan salah satunya. Jika tidak ada pendapat sahabat pada suatu masalah,

32 Prof. DR. Teungku Hasbi ash-Shiddieqy, Pokok-pokok Pegangan Imam Mazhab, Cet. Ke-

1, (Semarang : PT. Pustaka Rizki Putra, 1997), hlm. 158.

Page 53: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN

33

beliau berijtihad, tidak mengikuti pendapat para tabi’in. tetapi pada dasarnya Abu

Hanifah mendahulukan fatwa sahabat daripada qiyas.33

d. Al-Ijma’

Ijma’ adalah sesuatu yang dapat dijadikan hujjah. Ijma’ merupakan

kesepakatan para mujtahidin dari masa ke masa untuk menentukan suatu hukum dan

telah disepakati para ulama untuk dijadikan hujjah, tetapi ada perselisihan dalam

wujudnya setelah masa sahabat dan Imam Ahmad telah mengingkarinya setelah masa

sahabat untuk tidak menyepakatinya dan tidak mungkin ada kesepakatan fuqaha

setelah masa sahabat.34

Imam Abu Hanifah menurut penegasan ulama Hanafiyah menetapkan bahwa

ijma’ menjadi hujjah. Ulama Hanafiyah menerima ijma’ qauli dan sukuti. Juga

menetapkan bahwa tidak boleh mengadakan hukum baru terhadap sesuatu urusan yang

diperselisihkan dari masa ke masa atas dua pendapat saja. Mengadakan fatwa baru

dipandang menyalahi ijma’. Dalam kitab al-Manakib diterangkan bahwa Abu Hanifah

mengambil hukum yang diijtma’i oleh mujtahidin, tidak mau menyalahi yang telah

disepakati oleh ulama-ulama Kufah.35

33 Ibid., hlm. 161 34 Muhammad Abu Zahrah, Tarikh al-Mazahib al-Islamiyah, Juz II, Darul Fikri al-Arabi,

Beirut, tt., hlm. 163 35 Prof. DR. Teungku Hasbi ash-Shiddieqy, Pokok-pokok Pegangan Imam Mazhab, Cet. Ke-

1, (Semarang : PT. Pustaka Rizki Putra, 1997), hlm. 162.

Page 54: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN

34

e. Qiyas

Abu Hanifah apabila tidak menemukan nas dalam kitabullah dan sunnatur

Rasul dan tidak menemukan pada fatwa sahabi, maka beliau berijtihad untuk

mengetahui hukum. Beliau menggunakan qiyas, kecuali apabila tidak baik

memakainya dan tidak sesuai dengan apa yang dibiasakan masyarakat. Jika tidak baik

dipakai qiyas, beliau menggunakan istihsan. Qiyas yang dipakai Abu Hanifah ialah

yang dita’rifkan dengan: “Menerangkan hukum sesuatu urusan yang dinaskan

hukumnya dengan suatu urusan lain yang diketahui hukumnya dengan al-Qur'an atau

as-Sunnah atau al-Ijma’ karena bersekutunya dengan hukum itu tentang illat hukum.”36

Pada dasarnya Abu Hanifah banyak memakai qiyas, karena ia memperhatikan

hukum-hukum bagi masalah-masalah yang belum terjadi dan hukum-hukum yang akan

terjadi, lantaran itu ia mengistimbathkann illat yang menimbulkan hukum tersebut dan

memperhatikan maksud-maksud yang menyebabkan Nabi menyebutkan suatu hadits.

Abu hanifah tidak mencukupkannya dengan tafsir dahiri, beliau melihat lebih jauh

kepada maksud dan isyarat-isyarat perkataan. Abu Hanifah mengistimbathkan aneka

macam illat hukum lalu menta’rifkan cabang-cabang hukum bagi perbuatan-perbuatan

yang tidak diperoleh nas, illat itulah yang dipandang dasar untuk menetapkan hukum

bagi hal-hal yang tidak diperoleh nas. Jika hadits sesuai dengan hukum yang telah

ditarik dengan jalan mempelajari illat, bertambah kukuhlah kepercayaannya, dan jika

hadits itu diriwayatkan oleh orang kepercayaan, Abu Hanifah mengambil hadits

36 Ibid., hlm. 166

Page 55: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN

35

meninggalkan qiyas. Kadang-kadang hukum yang diistimbathkan dengan illat sesuai

dengan hadits. Hal ini bukanlah berarti mendahulukan qiyas atas hadits. Apabila qiyas

tidak dapat dilakukan karena berlawanan dengan hadits, maka Abu Hanifah pun

meninggalkan qiyas, mengambil istihsan. Pokok pegangan dalam menggunakan qiyas

ialah bahwa hukum syara’ ditetapkan untuk kemaslahatan manusia, baik di dunia

maupun di akhirat. Namun demikian, hukum-hukum syara’ yang berpautan dengan

ibadah tidak dapat akal menyelami illatnya. Maka dari itu Abu Hanifah membagi nas

dalam dua bagian, yaitu :

a. Nusus Ta’abudiyah, yang tidak dibahas illatnya. Pada nas-nas ini tidak

dilakukan qiyas, karena tidak dibahas illatnya walaupun diyakini ibadah-ibadah

itu disyari’atkan Allah untuk kemaslahatan manusia.

b. Nas-nas yang dibahas illatnya dan ditetapkan hukum berdasarkan illat

itu. Nas-nas ini adalah nas-nas yang mu’allal, dipelajari illatnya dan

maksudnya, sebabnya dan gayahnya dan padanya berlaku qiyas. Ulama

Hanafiyah mensyaratkan pada qiyas adalah hukum asal, bukan hukum yang

dikhususkan untuk suatu hukum saja, dan nas bukanlah yang dipalingkan dari

qiyas, yakni qiyas yang menyalahi illat yang umum yang ditetapkan syara’

sendiri. Abu Hanifah berpegang pada umum illat kecuali apabila berlawanan

dengan ‘urf masyarakat, maka Abu Hanifah meninggalkan qiyas dan

mengambil istihsan. Lantaran Abu Hanifah menggunakan illat, maka ia

terkenal sebagai imam yang memegang ra’yu, bukan imam yang memegang

Page 56: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN

36

asar dan terkenallah keahliannya dalam bidang qiyas, walaupun ia juga seorang

imam sunni.37

f. Istihsan

Istihsan secara bahasa adalah memandang dan meyakini baiknya sesuatu.

Istihsan adalah salah satu metode ijtihad yang dikembangkan ulama mazhab Hanafi

ketika hukum yang dikandung metode qiyas (analogi) atau kaidah umum tidak

diterapkan pada suatu kasus. Macam-macam istihsan menurut ulama mazhab Hanafi,

yaitu :

a. Al-Istihsan bi an-nas (istihsan berdasarkan ayat atau hadits)

b. Al-Istihsan bi al-ijma’ (istihsan yang didasarkan pada ijma’)

c. Al-Istihsan bi al-qiyas al-khafi (istihsan berdasarkan qiyas yang

tersembunyi)

d. Al-Istihsan bi al-maslahah (istihsan berdasarkan kemaslahatan)

e. Al-Istihsan bil al-‘urf (istihsan berdasar adat kebiasaan yang berlaku

umum).

f. Al-Istihsan bi ad-daruriyah (istihsan berdasarkan keadaan darurat).38

37 Ibid., hlm. 171 38 Dewan Redaksi Ensiklopedi Hukum Islam, Ensiklopedi Hukum Islam, Cet. Ke-1, (Jakarta

:PT. Ichtiar Baru Van hoeve, 1997), hlm. 771.

Page 57: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN

37

g. ‘Urf

‘Urf adalah pendapat muslimin atas suatu masalah yang tidak terdapat di dalamnya nas

dari al-Qur'an atau Sunnah atau pendapat sahabat, maka dari itu ‘urf dapat dijadikan

hujjah.

‘Urf dibagi dua :

a. ‘Urf sahih, yaitu ‘urf yang tidak menyalahi nas.

b. ‘Urf fasid, yaitu ‘urf yang menyalahi nas.

Dari dua ‘urf yang dapat dijadikan hujjah adalah ‘urf sahih.39

Imam Abu Hanifah mengamalkan ‘urf bila tidak dapat menggunakan qiyas atau

istihsan. Ulama Hanafiyah mengemukakan ‘urf terhadap masalah-masalah yang tidak

ada nashnya, mereka mentakhishkan nas-nas yang umum jika menyalahi ‘urf umum.

Jika qiyas meyalahi ‘urf, mereka mengambil ’urf. Begitu pula mereka mengambil ‘urf

khas dikala tidak ada dalil yang menyalahinya.40

B. Mazhab Syafi`i

1. Biografi Imam Syafi`i

Nama lengkap Imam Syafi'i adalah Muhammad ibn Idris ibn al-‘Abbas ibn

Utsman ibn Syafi’ ibn al-Sa’ib ibn Ubaid ibn Abd Yazid ibn Hasyim ibn Abdal-

39 Muhammad Abu Zahrah, Tarikh al-Mazahib al-Islamiyah, Juz II, Darul Fikri al-Arabi,

Beirut, tt., hlm. 163. 40 Prof. DR. Teungku Hasbi ash-Shiddieqy, Pokok-pokok Pegangan Imam Mazhab, Cet. Ke-

1, (Semarang : PT. Pustaka Rizki Putra, 1997), hlm. 182.

Page 58: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN

38

Muthalib ibn Abd Manaf.41 Lahir di Ghazzah, Syam (masuk wilayah Palestina) pada

tahun 150 H/767 M. Kemudian dibawa oleh ibunya ke Makkah, yang tidak lain

merupakan tanah para leluhurnya. Syafi’i kecil tumbuh berkembang di kota itu sebagai

seorang yatim dalam pangkuan ibunya. Semasa hidupnya, ibu Imam Syafi’i adalah

seorang ahli ibadah, sangat cerdas, dan dikenal sebagai seorang yang berbudi luhur.42

Imam Syafi'i dengan usaha ibunya telah dapat menghafal al-Qur'an dalam umur

yang masih sangat muda (9 tahun) dan umur sepuluh tahun sudah hafal kitab al-

Muwattha' karya Imam Malik. Kemudian ia memusatkan perhatian menghafal hadis.

Imam Syafi’i belajar hadis dengan jalan mendengarkan dari para gurunnya, kemudian

mencatatnya. Di samping itu ia juga mendalami bahasa Arab untuk menghindari

pengaruh bahasa ‘Ajamiyah yang sedang melanda bahasa Arab pada saat itu, untuk

pergi ke daerah Huzail untuk belajar bahasa selama sepuluh tahun.43

Di samping itu ia mendalami bahasa Arab untuk menjauhkan diri dari pengaruh

‘Ajamiyah yang sedang melanda bahasa Arab pada masa itu. Ia pergi ke Kabilah Huzail

yang tinggal di pedusunan untuk mempelajari bahasa Arab yang fasih. Sepuluh tahun

lamanya Imam Syafi'i tinggal di Badiyah itu, mempelajari syair, sastra dan sejarah. Ia

terkenal ahli dalam bidang syair yang digubah golongan Huzail itu, amat indah susunan

bahasanya. Di sana pula ia belajar memanah dan mahir dalam bermain panah. Dalam

41 Syaikh Ahmad Farid, Min A'lam As-Salaf, Terj. Masturi Irham dan Asmu'i Taman, "60

Biografi Ulama Salaf", (Jakarta: Pustaka Al-kautsar, 2006), hlm. 355. 42 Wahbah Zuhaili, Fiqih Imam Syafi’i 1, terj. Muhammad Afifi, Abdul Hafiz,

(Jakarta:Almahira, 2010), hlm. 6 43 Indal Abror, Dosen Tafsir Hadis Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,

Studi Kitab Hadis, (Yogyakarta: TERAS, 2009), hlm. 286

Page 59: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN

39

masa itu Imam Syafi'i menghafal al-Qur'an, menghafal hadis, mempelajari sastra Arab

dan memahirkan diri dalam mengendarai kuda dan meneliti keadaan penduduk-

penduduk Badiyah dan penduduk-penduduk kota.44

Imam Syafi'i belajar pada ulama Makkah, baik pada ulama fiqih, maupun ulama

hadis, sehingga ia terkenal dalam bidang fiqih dan memperoleh kedudukan yang tinggi

dalam bidang itu. Gurunya Muslim Ibn Khalid Al-Zanji, menganjurkan supaya Imam

Syafi'i bertindak sebagai mufti. Sungguh pun ia telah memperoleh kedudukan yang

tinggi itu namun ia terus juga mencari ilmu. Karena ilmu baginya adalah ibarat lautan

yang tidak bertepi.45

Sampai kabar kepadanya bahwa di Madinah ada seorang ulama besar yaitu

Malik bin Anas, yang memang pada masa itu terkenal di mana-mana dan mempunyai

kedudukan tinggi dalam bidang ilmu dan hadis. Imam Syafi'i ingin pergi belajar

kepadanya, akan tetapi sebelum pergi ke Madinah ia lebih dahulu menghafal al-

Muwattha' karya Malik yang telah berkembang pada masa itu. Ia berangkat ke Madinah

untuk belajar kepada Malik dengan membawa sebuah surat dari gubernur Makkah.

Mulai ketika itu ia memusatkan perhatian untuk mendalami fiqih di samping

mempelajari al-Muwattha’. Imam Syafi'i mengadakan mudārasah dengan Malik dalam

44 Syaikh Ahmad Farid, Min A'lam As-Salaf, Terj. Masturi Irham dan Asmu'i Taman, "60

Biografi Ulama Salaf", (Jakarta: Pustaka Al-kautsar, 2006), hlm. 357-360.

45 Jaih Mubarok, Modifikasi Hukum Islam Studi tentang Qaul Qadim dan Qaul

Jadid,(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), hlm. 28. Indal Abror, Dosen Tafsir Hadis Fakultas

Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Studi Kitab Hadis, (Yogyakarta: TERAS, 2009), hlm.

287.

Page 60: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN

40

masalah-masalah yang difatwakan Malik. Di waktu Malik meninggal tahun 179 H,

Imam Syafi'i telah mencapai usia dewasa dan matang.46

Di antara hal-hal yang secara serius mendapat perhatian Imam Syafi'i adalah

tentang metode pemahaman Al-Qur'an dan Sunnah atau metode istinbath (ushul fikih).

Meskipun para imam mujtahid sebelumnya dalam berijtihad terikat dengan kaidah-

kaidahnya, namun belum ada kaidah-kaidah yang tersusun dalam sebuah buku sebagai

satu disiplin ilmu yang dapat dipedomani oleh para peminat hukum Islam. Dalam

kondisi demikianlah Imam Syafi'i tampil berperan menyusun sebuah buku ushul fikih.

Idenya ini didukung pula dengan adanya permintaan dari seorang ahli hadis bernama

Abdurrahman bin Mahdi (w. 198 H) di Baghdad agar Imam Syafi'i menyusun

metodologi istinbath.47

Imam Syafi’i di samping menguasai dalam bidang al-Kitab, ilmu balaghah,

ilmu fikih, ilmu berdebat juga terkenal sebagai muhaddits. Orangorang memberikan

gelar padanya “Nāhir al-Hadīts. Imam Sufyan ibn ‘Uyainah bila didatangi seseorang

yang meminta fatwa, beliau terus memerintahkannya agar meminta fatwa kepada Imam

Syafi’i, ujarnya “salu hadza al-ghulama” (bertanyalah kepada pemuda itu).48

Dialah yang meletakkan dasar-dasar periwayatan. Dia juga yang berani secara

terang-terangan berbeda pendapat dengan Imam Malik dan Abu Hanifah, yaitu

46 Hasbi Ash Shiddieqy, Pokok-Pokok Pegangan Imam Madzhab, (Semarang: PT Putaka

Rizki Putra, 1997), hlm. 480-481.

47 Jaih Mubarok, Modifikasi Hukum Islam Studi tentang Qaul Qadim dan Qaul

Jadid,(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), hlm. 29. 48 Munzier Suparta, Ilmu Hadis, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, Cet. 4, 2003), hlm. 233.

Page 61: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN

41

bahwasannya ketika ada sanad yang shahih dan muttashil kepada Nabi saw, maka wajib

beramal dengannya tanpa ada keterkaitan dan keterikatan dengan amal ahli Madinah

sebagaimana yang disyaratkan oleh Imam Malik ataupun syarat-syarat Imam Abu

Hanifah.

Pada tahun 195 H. beliau pergi ke Baghdad selama dua tahun, untuk mengambil

ilmu dan pendapat dari murid-murid Imam Abu Hanifah, bermunādharah dan berdebat

dengan mereka, kemudian kembali ke Makkah. Pada tahun 198 H, beliau pergi lagi ke

Baghdad hanya sebulan lamanya, dan akhirnya pada tahun 199 H, beliau pergi ke Mesir

dan memilih kota terakhir untuk tempat tinggalnya untuk mengajarkan Sunnah dan al-

Kitab kepada khalayak ramai. Jika kumpulan fatwa beliau ketika di Baghdad disebut

dengan qaul qadīm, maka kumpulan fatwa beliau selama di Mesir dinamakan dengan

qaul jadīd.49

Imam Ahmad bin Hanbal berkata: “semua masalah kami tidak pernah

terselesaikan oleh pengikut Abu Hanifah, sampai kami akhirnya kami bertemu dengan

Imam Syafi’i sungguh, dia orang yang paling paham tentang Kitabullah dan as-

Sunnah.” Maksud dari kata-kata itu ialah bahwa para ahli hadis dan para ahli fiqih

seakan menjadi murid Imam Syafi’i, sebab keagungan madzhabnya, kefasihan

penjelasannya, kekuatan hujjahnya, dan keseganan yang ditunjukkan baik oleh mereka

yang sependapat maupun orang yang berbeda dengan pendapatnya. Imam Ahmad bin

49 Ibid, hlm. 232

Page 62: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN

42

Hanbal juga pernah berkata: “Imam Syafi’i bagai mentari bagi dunia, dan kekuatan

bagi manusia. Lihatlah, apakah ada sesorang yang mampu menggantikan posisinya.”50

2. Latar Belakang Sosial Dan Politik

Imam Syafi'i lahir pada masa Dinasti Abbasiyah. Seluruh kehidupannya

berlangsung pada saat para penguasa Bani Abbas memerintah wilayah-wilayah negeri

Islam. Saat itu adalah saat di mana masyarakat Islam sedang berada di puncak

keemasannya. Kekuasaan Bani Abbas semakin terbentang luas dan kehidupan umat

Islam semakin maju dan jaya. Masa itu memiliki berbagai macam keistimewaan yang

memiliki pengaruh besar bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan kebangkitan

pemikiran Islam. Transformasi ilmu dari filsafat Yunani dan sastra Persia serta ilmu

bangsa India ke masyarakat Muslim juga sedang semarak. Mengingat pentingnya

pembahasan ini, maka kami akan memberikan gambaran singkat tentang tentang

kondisi pemikiran dan sosial kemasyarakatan pada masa itu.51

Kota-kota di negeri Islam saat itu sedikit demi sedikit mulai dimasuki unsur-

unsur yang beraneka ragam, mulai dari Persia, Romawi, India dan Nabath. Dahulu,

kota Baghdad adalah pusat pemerintahan sekaligus pusat peradaban Islam. Kota

tersebut dipenuhi oleh masyarakat yang terdiri dari berbagai jenis bangsa. Kaum

Muslim dari berbagai penjuru dunia berduyun-duyun berdatangan ke Baghdad dari

50 Wahbah Zuhaili, Fiqih Imam Syafi’i 1, terj. Muhammad Afifi, Abdul Hafiz,

(Jakarta:Almahira, 2010), hlm. 10. 51 Muhammad Abu Zahrah, Asy-Syāfi’i Hayātuhu wa Asruhu wa Fikruhu arāuhu wa

Fiqhuhu, Terj. Abdul Syukur dan Ahmad Rivai Utsman, “Imam al-Syafi'i Biografi danPemikirannya

Dalam Masalah Akidah, Politik dan Fiqih”, (Jakarta: PT Lentera Basritama, 2005),hlm. 84.

Page 63: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN

43

berbagai pelosok negeri Islam. Tentunya, kedatangan mereka sekaligus membawa

kebudayaan bangsanya dalam jiwa dan perasaannya yang dalam.52

Dengan kondisi masyarakat yang beragam ini tentunya akan banyak timbul

aneka problema sosial. Oleh karena itu, di masyarakat Baghdad banyak muncul

fenomena-fenomena yang beraneka ragam yang disebabkan oleh interaksi sosial antara

sesama anggota masyarakatnya di mana masing-masing ras mempunyai kekhususan

ras-ras tersebut. Setiap permasalahan yang timbul dari interaksi antar masyarakat

tersebut tentunya akan diambil ketentuan hukumnya dari syariat. Sebab, syariat Islam

adalah syariat yang bersifat umum.53

Syariat tersebut akan memberikan muatan hukum bagi setiap permasalahan

yang terjadi, baik permasalahan itu masuk dalam kategori permasalahan ringan ataupun

berat. Pengamatan terhadap permasalahan yang terjadi akan memperluas cakrawala

pemikiran seorang faqih sehingga ia dapat menemukan penyelesaian (solusi hukum)

bagi masalah-masalah yang terjadi. Selain itu, sang faqih akan dapat memperluas

medan pembahasan dengan menghadirkan permasalahan yang mungkin terjadi,

kemudian memberikan kaidah-kaidah umum untuk masalah-masalah furu' yang

berbeda.54

52 Ibid., hlm. 84 53 Ibid., hlm. 85 54 Ibid., hlm. 86

Page 64: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN

44

3. Guru-guru Imam Syafi’i

Imam Syafi’i menerima ilmu fiqih dan hadis dari banyak guru yang masing-

masing mempunyai manhaj serta tinggal di tempat yang saling berjauhan antara satu

dan lainnya. Imam Syafi’i menerima ilmu dari ulama Makkah, ulama Madinah, ulama

Irak dan ulama Yaman.

Ulama Makkah yang menjadi gurunya antara lain: Sufyan Ibnu Uyainah, Muslim

Ibn Khalid Az-Zamzi, Said Ibn Salim al-Kaddah, Dawud Ibn abd-Rahman al-Atthar,

dan Abdul Hamid Ibn Abdul Aziz Ibn Abi Dawud.55

Ulama Madinah yang menjadi gurunya, ialah: Malik Ibn Anas, Ibrahim Ibn Saad

al-Anshari Abdul Aziz Ibn Muhammad ad-Darawardi, Ibrahim Ibn Abi Yahya al-

Aslami, Muhammad Ibn Said Ibn Abi Fudaik, Abdullah Ibn Nafi’ teman ibnu Abi

za’ab.56

Ulama Bagdad Irak yang menjadi gurunya ialah: Waki’ Ibn Jarrah, Abdul Wahab

Ibn Abdul Majid Ats-Tsaqafi, Abu Usamah Hammad Ibn Usamah al-Kufi, Ismail Ibn

Ulayah. Dia juga menerima ilmu dari Muhammad Ibn Al-Hasan yaitu dengan

mempelajari kitab-kitabnya yang didengar langsung daripadanya.57

55 Ali Jum’ah Muhammad, Al-Madkhol Ilā Mażāhib al-Arba’ah, (Kairo: Dar as-Salam,

Cet. II, 1428 H- 2008 M.), hlm. 21 56 Hasbi Ash -Shiddieqy, Pokok-Pokok Pegangan Imam Mazhab, (Semarang: PT. Pustaka

Rizki Putra, 1997), 480-481 57 Ali Jum’ah Muhammad, Al-Madkhol Ilā Mażāhib al-Arba’ah, (Kairo: Dar as-Salam, Cet.

II, 1428 H- 2008 M.), hlm. 21

Page 65: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN

45

4. Dasar-dasar Mazhab Syafi`i

Dasar madzhabnya: Al-Quran, Sunnah, Ijma’ dan Qiyas. Beliau tidak

mengambil perkataan sahabat karena dianggap sebagai ijtihad yang bisa salah. Beliau

juga tidak mengambil Istihsan sebagai dasar madzhabnya, menolak maslahah mursalah

dan perbuatan penduduk Madinah. Imam Syafi’i mengatakan, ”Barangsiapa yang

melakukan istihsan maka ia telah menciptakan syariat.” Penduduk Baghdad

mengatakan,”Imam Syafi’i adalah nashirussunnah ,” Kitab “Al-Hujjah” yang

merupakan madzhab lama diriwayatkan oleh empat imam Irak; Ahmad bin Hanbal,

Abu Tsaur, Za’farani, Al-Karabisyi dari Imam Syafi’i. Sementara kitab “Al-Umm”

sebagai madzhab yang baru yang diriwayatkan oleh pengikutnya di Mesir; Al-Muzani,

Al-Buwaithi, Ar-Rabi’ Jizii bin Sulaiman. Imam Syafi’i mengatakan tentang

madzhabnya,”Jika sebuah hadits shahih bertentangan dengan perkataanku, maka ia

adalah madzhabku, dan buanglah perkataanku di belakang tembok.”

5. Karya-Karya Imam Syafi’i

Imam Syafi’i banyak menulis kitab-kitab. Sebagiannya ditulis sendiri lalu

dibacakannya kepada orang-orang, atau mereka yang membacakannya kepadanya.

Sebagiannya didektekannya. Sangat sulit untuk menghitung kitab-kitabnya, karena

banyak yang sudah hilang. Ia menulis di Makkah, Baghdad, dan Mesir.58 Buku-

bukunya yang ada di tangan para ulama saat ini adalah yang ditulisnya di mesir.

58 Ar-Risālah Imam Syafi’i. terj. Misbah, (Jakarta; Pustaka Azzam, 2008), hlm. 8

Page 66: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN

46

Diantara kitabnya yang paling terkenal dan banyak memuat pemikiran-pemikiran

beliau adalah:

1) Kitab al-Umm

Dalam format kitab al-Umm yang dapat ditemui pada masa sekarang

terdapat kitab-kitab lain yang dibukukan dalam satu kitab al-Umm diantaranya

adalah: Al-Musnad, berisi sanad Imam Syafi’i dalam hadis-hadis Nabi dan juga

untuk mengetahui ulama-ulama yang menjadi guru Imam Syafi’i, Khilāfu

Mālik, berisi bantahan-bantahannya terhadap Imam Malik gurunya, Al-Radd

‘Alā Muhammad Ibn Hasan, berisi pembelaanya terhadap mazhab ulama

Madinah dari serangan Imam Muhammad Ibn Hasan, murid Abu Hanifah, Al-

khilāfu Ali wa Ibn Mas’ud, yaitu kitab yang memuat pendapat yang berbeda

antara pendapat Abu Hanifah dan ulama Irak dengan Ali Abi Thalib dan

Abdullah Bin Mas’ud, Sair al-Auza’i, berisi pembelaanya atas Imam al-Auza’i

dari serangan Abu Yusuf, Ikhtilāf al-Hadīts, berisi keterangan dan penjelasan

Imam Syafi’i atas hadis-hadis yang tampak bertentangan, namun kitab ini juga

ada yang tercetak sendiri, Jimā’ al-‘Ilmi, berisi pembelaan Imam Syafi’i

tehadap sunnah Nabi SAW.59

59 Indal Abror, Dosen Tafsir Hadis Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,

Studi Kitab Hadis, (Yogyakarta: TERAS, 2009), hlm. 296.

Page 67: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN

47

2) Kitab Ar-Risālah

Kitab Ar-Risālah adalah karya monumental Imam Syafi’i yang dikenal

sebagai kitab pertama dalam ushul fiqih, didalamnya banyak membahas

rumusan-rumusan yang berkaitan dengan ilmu hadis. Kitab ini merupakan

karya Imam Syafi’i atas permintaan Abdurrahman bin Mahdi yang berkaitan

dengan penjelasan makna-makna al-Qur’an, dan menghimpun beberapa

khabar, ijma’ dan penjelasan tentang nasikh dan mansukh dalam al-Qur’an dan

sunnah. Dan juga atas dorongan dari Ali bin al-Madani agar Imam Syafi’i

memenuhi permintaan Abdurrahman bin al-Mahdi.60 Atas permintaan dan

dorongan itulah Imam Syafi’i menulis kitab Ar-Risālah ini.

Menurut pendapat yang unggul dan dipilih oleh Ahmad Muhmmad Muhammad

Syakir, kitab Ar-Risālah ini ditulis oleh Imam Syafi’i pada saat beliau berada di

Makkah.menurut Fakhrurrazi dalam Manāqib Asy-Syāfi’i, kitab Ar-Risālah ini ditulis

pada saat Imam Syafi’i berada di Baghdad. Meskipun belum dapat dipastikan

dimanakah Imam Syafi’I menulis kitab ini, keduanya sama-sama memuat pengetahuan

yang luas.61

Imam Muhammad Abu Zahrah (w. 1394 H/1974 M.) ahli hukum Islam

berkebangsaan Mesir, menyatakan buku itu (Ar-Risālah) disusun ketika Imam Syafi'i

berada di Baghdad, sedangkan Abdurrahman bin Mahdi ketika itu berada di Mekah.

60 Ar-Risālah Imam Syafi’i. terj. Misbah, (Jakarta; Pustaka Azzam, 2008), hlm. 13 61 Ar-Risālah Imam Syafi’i. terj. Misbah, (Jakarta; Pustaka Azzam, 2008), hlm. 14

Page 68: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN

48

Imam Syafi'i menyebut bukunya dengan "al-Kitāb" (Kitab atau Buku) atau "Kitabī"

(Kitabku), yang kemudian lebih dikenal dengan "Ar-Risālah" yang berarti "sepucuk

surat" karena buku itu merupakan surat Imam Syafi'i kepada Abdurrahman bin Mahdi.

Kitab Ar-Risālah yang pertama ia susun dikenal dengan Ar-Risālah al-Qadīmah

(Risalah Lama).62

Dinamakan demikian, karena di dalamnya termuat buah-buah pikiran Imam

Syafi'i sebelum pindah ke Mesir. Setelah sampai di Mesir, isinya disusun kembali

dalam rangka penyempurnaan bahkan ada yang diubahnya, sehingga kemudian dikenal

dengan sebutan Ar-Risālah al-Jadīdah (Risalah Baru). Jumhur ulama ushul fiqih

sepakat menyatakan bahwa kitab Ar-Risālah karya Imam Syafi'i ini merupakan kitab

pertama yang memuat masalah-masalah ushul fiqih secara lebih sempurna dan

sistematis. Oleh sebab itu, ia dikenal sebagai penyusun pertama ushul fiqih sebagai satu

disiplin ilmu.63 Imam Syafi'i wafat pada malam jum’at dan dikebumikan setelah shalat

ashar hari itu, pada bulan Rajab 204 H. yang bertepatan dengan tanggal 29 Rajab 204

H. atau 19 Januari 820 M.64

Jumhur Ulama selain syafi’iyah membolehkan menyentuh tangan perempuan

tua yang sudah tidak lagi membangkitkan nafsu kaum laki-laki, karena tidak

dikhawatirkan akan timbul efek negatif. Sementara itu, mazhab Hambali mengatakan

62 Syaikh Ahmad Farid, Min A'lam As-Salaf, Terj. Masturi Irham dan Asmu'i Taman, "60

Biografi Ulama Salaf", (Jakarta: Pustaka Al-kautsar, 2006), hlm. 361. 63 Jaih Mubarok, Modifikasi Hukum Islam Studi tentang Qaul Qadim dan Qaul

Jadid,(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), hlm. 30. 64 Munzier Suparta, Ilmu Hadis, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, Cet. 4, 2003), hlm. 234.

Page 69: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN

49

bahwa Imam Ahmad memandang makruh menyalami perempuan (yang sudah tua),

bahkan juga menetapkan hukum yang ketat termasuk menyalami mahramnya sendiri.

Selanjutnya, ia membolehkan seorang ayah menyalami anak perempuannya

sebagaimana membolehkan memegang tangan perempuan tua sudah buruk.65

Selanjutnya, dalam kondisi yang pandangan kepada seorang perempuan

diharamkan, maka terlarang juga duduk-duduk dengannya dan saling mewakilkan

urusan, kecuali dalam kondisi darurat.

65 Wahbah Az Zuhaili, Kitab Fiqih Islam Wa Adillatuhu jilid 4, (Jakarta: Darul Fikir: 2010,

hlm. 215

Page 70: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN

50

BAB IV

PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Landasan Hukum Bersentuhan Antara Lelaki Dan Perempuan menurut

Mazhab Hanafi Dan Mazhab Syafie

1. Hukum Bersentuhan Kulit Menurut Mazhab Hanafi

Risalah kecil ini ditulis oleh Allamah al Muhadith an Naqib al-Usuli Sayyid

Abdul Aziz al Ghumari (dari keluarga Ghumari yang terkenal)

Ia ditulis untuk menjawab persoalan: adakah harus bersalaman dengan wanita

ajnabiyah disisi syara’. Kerana wujudnya ahli ilmu di Fas (salah satu nama Bandar di

Morocco) menyangka bahawa bersalaman dengan ajnabi merupakan suatu keharusan

dan tidak berdosa. Dan menyangka dalil ()ني لا أ صافح إلنساء إ hanya khusus untuk Saidina

Rasulullah SAW. Ini adalah perkataan orang yang jahil akan syariat Islam.

Ketahuilah wahai saudara seagamaku, bahawasanya bersalaman dengan ajnabi

merupakan suatu kesalahan dan dosa besar. Syariat mencela orang yang mengharuskan

perbuatan mungkar ini.66

Dan ini juga pengharaman ini merupakan salah satu natijah dari kaedah سد(

yang dipelopori Mazhab Maliki. Bahkan berkata al-Qorofi, kaedah ini bukan إلذرإئع(

66 Abdul Aziz al Ghumari, Kitab Saddal watho’a ti A’la Ajaza Musofahatil Mar’ah,

(Morocco, 2013), hlm.2

Page 71: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN

51

hanya berlegar dalam Mazhab Maliki bahkan mazhab selainnya juga. Antara contoh

gambaran yang boleh digunakan dalam kaedah )سد إلذرإئع( ialah HARAM berduan

lelaki dan wanita walau dengan tujuan mempelajari al-Quran, bermusafir untuk

menunaikan haji dan bermusafir (teman) untuk menziarahi ibu bapa si wanita. Antara

contoh lain ialah Allah memerintahkan hamba-Nya untuk menundukkan pandangan

walaupun perkara yang ingin dilihat itu hasil kecantikan dan keelokan ciptaan Allah.

Oleh sebab itu ketahuilah bahawasanya bersalaman dengan ajnabi merupakan

wasilah untuk jatuh ke lembah perzinaan. Bahkan ia diklasifikasikan dalam bahagian

dosa-dosa besar kerana diikuti dengan pembalasan dan kemurkaan dari Allah Ta’ala.

Al Faqih Ibnu Hajar al-Haithami menyebutkan dalam kitabnya )إقترإف إلكبائر

-bahawa bersalaman dengan ajnabi merupakan dosa besar.67Berkata pula al )إلزوإجرعن

Hafiz az Zahabi dalam kitabnya al Kabair, barang siapa yang meletakkan (menyentuh)

tangannya ke atas ajnabi maka dia akan dibelenggu tangannya dan diletakkan ke atas

tengkuknya dan sekiranya dia menciumnya maka kedua bibirnya akan dipotong dengan

api neraka.68

Muhammad bin Nasr as Samarqondi pula dalam kitab tafsirnya at Tanbih ketika

menafsirkan firman Allah yang berbunyi ((ولا تقربوإحش ما ظهر منها وما بطن)) Beliau

67 Ibid, hlm 8

68 Ibid, hlm 11

Page 72: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN

52

berkata: )ظهر( ialah zina. Manakala )بطن( ialah mencium, memegang. Dan sentuhan ke

atas ajnabi semuanya zina. Seperti yang termaktub dalam hadith, kedua tangan berzina,

kedua biji mata berzina.

Bersalaman dengan wanita lagi berat dosanya berbanding melihat kerana boleh

jadi penglihatan itu tidak disengajakan pada kali pertama, adapun bersalaman itu

berlaku dengan kerelaan dan sengaja. Zaman moden ini kita melihat ramai perempuan

yang terlibat dengan urusan- urusan kerajaan, perniagaan, perkilangan dan lain-lain,

dan bersalaman antara ajnabi merupakan perkara biasa, sehingga sama sahaja yang

alim mahupun yang jahil. Bahkan mereka tanpa segan silu menghulurkan tangan untuk

bersalaman dengan ajnabi. Ini perkara mungkar dan ikutan orang kafir.69

Muhammad bin Mehran berkata, Imam Ahmad ditanya tentang hukum seorang

lelaki bersalaman dengan ajnabiyah. Maka Imam Ahmad menolak dengan sekeras-

kerasnya walaupun bersalaman dengan melapikkan tangan dengan pakaian.70

حديث معقل بن يسار رضي إلله عنه مرفوعا ل ن يطعن في رأ س أ حدكم بمخيط من أ ن يمس إمرأ ة لا تحل

له

Mafhumnya,”Sekiranya kepala salah seorang daripada kamu ditusuk dengan jarum

besi, itu adalah lebih baik daripada kamu menyentuh wanita yang tidak halal bagi

69 Muhammad bin Ali, Kitab Al-Durrul Al-Muhtar Syarah Tanwir al-Absor Wa Jami’il Al-

Bahar,(Beirut, 2002), hlm 655

70 Ibid,.hlm.666

Page 73: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN

53

kamu”. ((hadis ini dikeluarkan oleh at Tabarani dalam al-Kabir dan rijal sanadnya sohih

kata al Hafiz al Husaimi dalam مجمع إلزوإئد ونبع إلفوإئدة manakala al Baihaqi pula

mengeluarkannya dalam as Sya’b)).

Dalam syarah yang sama juga an Nawawi menyebut Saidina Rasulullah tidak

pernah sekalipun menyentuh tangan wanita ajnabiyah melainkan wanita yang halal ke

atas Saidina Rasulullah. Adapun Bai’ah untuk perempuan dilakukan dengan suara

yakni ijab dan qabul bukannya sentuhan tangan. Al Hafiz Ibnu Hajar al Asqolani dan

Abu Bakar ibn al’Arabi dlam syarahnya bersependapat dengan an Nawawi.

Apa yang tidak haram dilihat maka tidak haram disentuh melainkan kepada

selain ajnabi yaitu haram dilihat dan haram disentuh. Tidak diperbolehkan bagi seorang

laki-laki untuk meneyentuh wajah atau tapak tangan seorang wanita walaupun ia

merasa aman dari syahwat. Selain itu, di dalam kitab hidayah mengatakan boleh

melihat tapak tangan dan muka kalau ada keperluan tapi tidak boleh menyentuh.

Namun sekiranya ada syahwat ketika melihat maka haram melihatnya 71

Di sisi yang lain pula, jumhur ulama’ mengatakan melihat amrodh dengan

syahwat hukumnya haram. Apatah lagi menyentuh perempuan yang tabi’at lelaki biasa

cenderung kepadanya, bahkan wanita fitnah bagi lelaki, sehingga syaitan menjadikan

71 Burhaniddin Ali Bin Abi Bakri, Kitab Al-Hidayah Syarah Bidayatil Mubtadi, jilid 4

(Mesir,2016), hlm 1487

Page 74: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN

54

wanita salah satu senjatanya untuk menggoda ummat Muhammadi, maka keluarlah

kata-kata yang mengharuskan bersalaman dengan ajnabi.72

b. Hukum Bersentuhan Kulit Mazhab Syafie

Sementara itu, mazhab Syafi’I mengharamkan menyentuh dan memandang

perempuan secara mutlak, sekalipun perempuan tersebut sudah tua. Mengenai maksiat

tangan di dalam kitab Sullamut Taufiq serta penjelasannya:

حائل إوبه بشهوة ولومع جنس إو محرمية ولمس إلاجنبية عمدإ بغير

Meraba wanita ajnabi (bukan mahram) dengan sengaja serta tanpa penghalang atau

dengan penghalang disertai syahwat, walaupun sejenis atau mahram.73

Berikutnya, ketika menyentuh seorang perempuan tidak bolehkan, maka tidak

bolehkan pula berjalan bersama dan berdua-duaan dengannya. Jadi tidak dibolehkan

berduaan dengan seorang perempuan bukan isrti atau mahramnya. Demikian pula tidak

dibolehkan mengadakan perjalanan dengannya. Hal itu berlandaskan di dalam kitab

Al-Majmuk mengenai hukum bersentuhan bukan mahram:

Imam Nawawi rahimahullah berkata,

لى إلاجنبية في إلبيع ليه حرم مسه وقد يحل إلنظر مع تحريم إلمس فانه يحل إلنظر إ كل من حرم إلنظر إ

وإلشرإء وإلاخذ وإلعطاء ونحوها ولا يجوز مسها في شئ من ذلك

72 Ibid., hlm.1488 73 Syekh Imam Nawawi Banten diterjemah oleh Abu Bakar dan Anwar Abu bakar, Kitab

Sullamun Taufiq, (Bandung, 2014), hlm 125

Page 75: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN

55

Maksudnya: “Setiap yang diharamkan untuk dipandang, maka haram untuk disentuh.

Namun ada kondisi yang membolehkan seseorang memandang tetapi

tidak boleh menyentuh, yaitu ketika bertransaksi jual beli, ketika serah

terima barang, dan semacam itu. Namun sekali lagi, tetap tidak boleh

menyentuh dalam keadaan-keadaan tadi.” 74

(Al-Majmu’, 4: 635).

B. Pemahaman Mahasiswa Fakultas Syariah UIN STS Jambi Tentang Hukum

Bersentuhan Antara Lelaki Dan Perempuan.

Di bawah berikut penulis melampirkan jawaban responden mengenai

pemahaman mahasiswa Fakultas Syariah UIN STS Jambi tentang hukum bersentuhan

antara laki-laki dan perempuan studi Komperatif Mazhab Hanafi dan Mazhab Syafie.

Tabel 1

Pengetahuan anda tentang (hukum bersentuhan antara laki-laki dan

perempuan menurut agama Syariat Islam)

No Alternatif Jawaban Frekuensi Prestasi

1 Mengetahui 206 88.41 %

2 Kurang Mengetahui 22 9.44 %

3 Tidak Mengetahui 5 2.15 %

Jumlah 233 100%

Berdasarkan Jadwal 1 di atas 88.41 dari 100% responden mewakili 206 orang

yang mengetahui tentang hukum bersentuhan antara laki-laki dan perempuan menurut

74 Abi Zakaria, Kitab Al-Majmu’ Syarah Muhadzab lil Syairazi, (juz 4, Maktabah Irsyad, Arab

Saudi, 2001) hlm.635

Page 76: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN

56

agama Syariat Islam dan selebihnya 9.44 % mewakili 22 orang yang kurang

mengetahui dan 2.15 % mewakili 5 orang yang tidak mengetahui sama sekali tentang

perkara tersebut.

Responden yang bernama Muhammad Riduan bin sukri memberikan tanggapan

bahwa hukum bersentuhan antara lelaki dan perempuan di bolehkan karena

berangggapan hukum bersentuhan ini sebagai adat yaitu menjadi kebiasaan masyarakat

di sini. Dengan niat menghormati, dan menghargai orang tersebut.

Tabel 2

Apakah mahasiswa faham mengenai hukum bersentuhan antara laki-laki dan

perempuan menurut mazhab Syafie

No Alternatif Jawaban Frekuensi Prestasi

1 Mengetahui 199 85.41 %

2 Kurang Mengetahui 24 10.30 %

3 Tidak Mengetahui 10 4.29 %

Jumlah 233 100 %

Berdasarkan Jadwal 2 di atas hanya 85.41 dari 100% responden mewakili 199

orang yang mengetahui tentang hukum bersentuhan antara laki-laki dan perempuan

menurut mazhab Syafie dan selebihnya 10.30 % mewakili 24 orang yang kurang

mengetahui dan 4.29 % mewakili 10 orang yang tidak mengetahui sama sekali tentang

hukum tersebut.

Page 77: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN

57

Prestasi yang lebih tinggi pemahaman mahasiswa tentang mazhab Hanafi ialah

37.77% mewakili 88 orang. Manakala sebanyak 145 orang lagi tidak memahami

tentang hukum bersentuhan. Berbeda dengan pemahaman mahasiswa tentang mazhab

Syafie yaitu sebanyak 199 orang yang faham manakala yang tidak faham hanya 34

orang.

Tabel 3

Apakah mahasiswa faham mengenai hukum bersentuhan antara laki-laki dan

perempuan menurut mazhab Hanafi?

No Alternatif Jawaban Frekuensi Prestasi

1 Mengetahui 88 37.77%

2 Kurang Mengetahui 128 54.94 %

3 Tidak Mengetahui 17 7.30 %

Jumlah 233 100%

Berdasarkan Jadwal 3 di atas hanya 37.77 dari 100% responden mewakili 88

orang yang mengetahui hukum bersentuhan antara laki-laki dan perempuan menurut

mazhab Hanafi dan selebihnya 54.94 % mewakili 128 orang yang kurang mengetahui

dan 7.30 % mewakili 17 orang yang tidak mengetahui sama sekali bagian-bagian

tersebut.

Page 78: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN

58

Mayoritas responden yang memberikan tanggapan bahwa hukum bersentuhan

antara lelaki dan perempuan adalah harus hukumnya dan selebihnya mengatakan

haram.

Tabel 4

Adakah mahasiswa faham mengenai hukum talfiq mazhab?

No Alternatif Jawaban Frekuensi Prestasi

1 Mengetahui 70 30.04 %

2 Kurang Mengetahui 114 48.93 %

3 Tidak Mengetahui 49 21.03 %

Jumlah 233 100%

Berdasarkan Jadwal 4 di atas, kebanyakkan responden yaitu 30.04 % mewakili

70 orang mahasiswa faham mengenai hukum talfiq mazhab manakala 48.93 %

mewakili 114 responden beranggapan kurang mengetahui dan 21.03 % yaitu mewakili

49 orang responden tidak mengetahui terhadap hukum tersebut.

Menurut para ulama, seseorang boleh muqallid mengambil suatu masalah dari

seorang mujtahid dan mengambil masalah lain dari mujtahid lain. Ia juga boleh

mengambil beberapa masalah dari suatu madzhab dan beberapa masalah lagi dari

mazhab lain. Suatu masalah boleh diambil dari berbagai hukum yang berpautan dengan

wasilah-wasilah dan mukadimah-mukadimah dari beberapa mazhab dan beberapa

pendapat yang berlainan-lainan. Inilah yang disebut talfiq.

Page 79: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN

59

Tabel 5

Hukum bersentuhan antara laki-laki dan perempuan menurut mazhab Syafie

No Alternatif Jawaban Frekuensi Prestasi

1 Haram 224 96.14 %

2 Tidak Haram 9 3.86 %

Jumlah 233 100 %

Berdasarkan Jadwal 5 di atas, kebanyakkan responden yaitu 96.14 % mewakili

224 orang mahasiswa mengatakan haram mengenai hukum bersentuhan antara lelaki

dan perempuan manakala 3.86 % mewakili 9 responden beranggapan tidak haram.

Responden yang bernama Malik bin wahab memberikan tanggapan bahwa

Mazhab Syafie lebih diutamakan bagi mengelak berlakunya perpecahan dalam

kalangan umat Islam jika tidak kena dengan gayanya.

Tabel 6

Hukum bersentuhan antara laki-laki dan perempuan menurut mazhab Hanafi

No Alternatif Jawaban Frekuensi Prestasi

1 Wajib 3 1.29 %

2 Sunat 12 5.15 %

Page 80: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN

60

3 Makruh 86 36.91 %

4 Mubah 77 33.05 %

5 Haram 55 23.61 %

Jumlah 233 100%

Berdasarkan Jadwal 6 di atas, kebanyakkan responden yaitu 1.29 % mewakili

3 orang mahasiswa mengatakan wajib manakala 5.15 % mewakili 12 responden

beranggapan sunat hukumnya, 36.91 % yaitu mewakili 86 orang responden makruh

hukumya, 33.05 % yaitu mewakili 77 orang responden mengatakan mubah, dan yang

terakhir 23.61 % yaitu mewakili 55 orang responden mengatakan haram terhadap

hukum tersebut.

Prestasi yang lebih tinggi mahasiswa tentang hukum bersentuhan menurut

mazhab Syafie ialah 96.14 % mewakili 224 orang yang mengatakan haram hukumnya.

Manakala sebanyak 9 orang lagi mengatakan tidak haram. Berbeda dengan pemahaman

mahasiswa tentang hukum bersentuhan mazhab Hanafi yaitu sebanyak 55 orang yang

mengatakan haram hukumnya dan sebanyak 178 orang mengatakan sebaliknya.

Responden yang bernama Muhammad Amirul bin Aizad memberikan

tanggapan bahwa membolehkan menyalami dan menyentuh tangan perempuan tua

yang sudah tua yang sudah tidak lagi membangkitkan nafsu kaum laki-laki, karena

tidak dikhawatirkan akan timbul efek negatif.

Page 81: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN

61

Tabel 7

Adakah mahasiswa beranggapan bahwa berjabat tangan antara laki-laki dan

perempuan sebagai adat?

No Alternatif Jawaban Frekuensi Prestasi

1 Ya 61 26.18 %

2 Tidak Pasti 71 30.47 %

3 Tidak 101 43.35 %

Jumlah 233 100%

Berdasarkan Jadwal 7 di atas 26.18 dari 100% responden mewakili 61 orang

yang bersetuju bahwa berjabat tangan antara laki-laki dan perempuan sebagai adat dan

selebihnya 30.47 % mewakili 71 orang yang tidak pasti dan 43.35 % mewakili 101

orang yang mengatakan tidak beranggapan bahwa berjabat tangan antara laki-laki dan

perempuan sebagai adat.

Responden yang bernama Siti Hajar binti Hashim memberikan tanggapan

bahwa hukum adat berdasarkan hukum agama, hukum agama berdasarkan Al-Quran.

Segala perbuatan atau pekerjaan hendak selalu mengingat aturan adat dan agama,

jangan bertentangan antara satu sama lain dan sekaligus mencegah kemungkaran.

Berdasarkan ayat diatas yaitu arti dari peribahasa Indonesia “adat bersendi

syarak, syarak bersendi kitabullah” dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari, baik

Page 82: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN

62

dalam bentuk lisan maupun tulisan sebagai suatu perumpamaan yang mempunyai arti

setiap aktivitas hidup harus berdasarkan atas tuntutan dan syariat agama kita.

Tabel 8

Adakah mahasiswa beranggapan bahwa laki-laki dan perempuan yang

mengendarai kendaraan seperti motor bersama-sama adalah wajar

No Alternatif Jawaban Frekuensi Prestasi

1 Ya 23 9.87 %

2 Tidak Pasti 56 24.03 %

3 Tidak 154 66.09 %

Jumlah 233 100 %

Pada Jadwal 8 ini responden bersetuju bahwa laki-laki dan perempuan yang

mengendarai kenderaan seperti motor bersama-sama adalah 9.87% mewakili 23 orang,

24.03 % mewakili 56 orang memilih tidak pasti, dan 66.09 % mewakili 154 orang

memilih tidak.

Responden yang bernama Amra binti Azman memberikan tanggapan bahwa

berboncengan selain mahram itu tidak dibolehkan maka dalam hal berboncengan, yang

paling jelas ada jika kenderaan tersebut (ojek) di atasnya menggunakan, seperti pelana

(semcam tempat duduk sendiri, dengan pegangannya), atau yang sejenis, dimana kalu

wanita tersebut naik di belakangnya, dia tidak akan menyentuh pemboncengnya, dan

Page 83: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN

63

rute perjalanannya di dalam kota, dengan kata lain tidak melintasi kawasan terpencil,

seperti:

a. Wanita tersebut naik di belakangnya, sementara dia tidak menyentuh

pemboncengnya.

b. Tidak membawanya, kecuali pada rute dimana mata orang bisa melihatnya.

Tabel 9

Adakah mahasiswa beranggapan kendaraan umum seperti ojek atau go-jek

harus digantikan dengan kendaraan umum yang lebih ikhtilat?

Berdasarkan Jadwal 9 di atas, kebanyakkan responden yaitu 58.80 % mewakili

137 orang responden memilih ya bahwa kenderan umum seperti ojek atau go-jek harus

digantikan dengan kenderaan umum yang lebih ikhtilat manakala 30.40 % mewakili

70 responden beranggapan tidak pasti dan 11.16 % yaitu mewakili 26 orang responden

memilih tidak perlu digantikan dengan kenderaan umum yang lebih ikhtilat.

Responden yang bernama Solehuddin bin Zakaria memberikan tanggapan

bahwa kenderaan umum seperti ojek atau go-jek harus digantikan dengan kenderaan

No Alternatif Jawaban Frekuensi Prestasi

1 Ya 137 58.80 %

2 Tidak Pasti 70 30.40 %

3 Tidak 26 11.16 %

Jumlah 233 100%

Page 84: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN

64

umum yang lain. Kenderaan yang dimaksudkan yaitu seperti uber atau grab car yang

lebih ikhtilat malah terhindar fitnah dan maksiat.

Tabel 10

Adakah kamu setuju bahawa mahasiswa terutama fakultas Syariah untuk lebih

menjaga ikhtilat dalam usaha pratik ilmu

Jadwal 10 di atas menunjukkan hanya 92% mewakili 92 responden menyatakan

wajar bahwa mahasiswa terutama fakultas Syariah untuk lebih menjaga ikhtilat dalam

usaha pratik ilmu. Apatah lagi kerana kita merupakan pelajar yang belajar ilmu agama.

Sementara selebihnya yaitu responden yang memilih jawaban alternatif nomor

2 sebanyak 8% mewakili 8 orang menganggap tidak wajar menjaga ikhtilat dalam

usaha prtik ilmu.

Mayoritas responden yang memberikan tanggapan bahwa mahasiswa terutama

fak. Syariah untuk lebih menjaga ikhtilat dalam usaha pratik ilmu karena ikhitilath

(persinggungan badan) merupakan perkara dilarang dalam agama ini meskipun untuk

No Alternatif Jawaban Frekuensi Prestasi

1 Wajar 215 92.27 %

2 Tidak wajar 18 7.73 %

Jumlah 100 100%

Page 85: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN

65

kepentingan belajar. Perbuatan ini mesti di cegah, supaya mahasiswa fak. Syariah akan

menjadi contoh kepada fakultas-fakultas yang lain.

Page 86: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN

66

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Bedasarkan hasil penelitian yang telah penulis bahas didalam bab iv, maka

maka dapat penulis tarik kesimpulan hasil penelitian ini seperti yang berikut:

1. Para ulama mazhab Hanafi dan mazhab Syafi’i juga telah menetapkan cara-cara

mereka berdalil tentang hukum bersentuhan antara lelaki dan perempuan. Ulama

Hanafi mengatakan pengharaman ini merupakan salah satu natijah dari kaedah ( سد

yang dipelopori Mazhab Maliki. Bahkan berkata al-Qorofi, kaedah ini bukan (الذرائع

hanya berlegar dalam Mazhab Maliki bahkan mazhab selainnya juga. Antara

contoh gambaran yang boleh digunakan dalam kaedah (سدددد الذرائع) ialah HARAM

berduan lelaki dan wanita walau dengan tujuan mempelajari al-Quran, bermusafir

untuk menunaikan haji dan bermusafir (teman) untuk menziarahi ibu bapa si

wanita. Antara contoh lain ialah Allah memerintahkan hamba-Nya untuk

menundukkan pandangan walaupun perkara yang ingin dilihat itu hasil kecantikan

dan keelokan ciptaan Allah. Manakala Ulama Syafi’I telah mengambil dalil yang

diriwayatkan oleh Imam Nawawi yang membawa maksud bahwa setiap yang

diharamkan untuk dipandang, maka haram untuk disentuh. Namun ada kondisi

yang membolehkan seseorang memandang tetapi tidak boleh menyentuh, yaitu

Page 87: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN

67

ketika bertransaksi jual beli, ketika serah terima barang, dan semacam itu. Namun

sekali lagi, tetap tidak boleh menyentuh dalam keadaan keadaan tadi.

2. Prestasi yang lebih tinggi pemahaman mahasiswa tentang mazhab Hanafi ialah

37.77% mewakili 88 orang. Manakala sebanyak 145 orang lagi tidak memahami

tentang hukum bersentuhan. Berbeda dengan pemahaman mahasiswa tentang

mazhab Syafie yaitu sebanyak 199 orang yang faham manakala yang tidak faham

hanya 34 orang. Selain itu, prestasi yang lebih tinggi mahasiswa tentang hukum

bersentuhan menurut mazhab Syafie ialah 96.14 % mewakili 224 orang yang

mengatakan haram hukumnya. Manakala sebanyak 9 orang lagi mengatakan tidak

haram. Berbeda dengan pemahaman mahasiswa tentang hukum bersentuhan

mazhab Hanafi yaitu sebanyak 55 orang yang mengatakan haram hukumnya dan

sebanyak 178 orang mengatakan sebaliknya. Kesimpulaanya, mahasiswa fakultas

Syariah UIN STS Jambi Kebanyakkan memahami hukum bersentuhan menurut

mazhab Syafie dan kurang memahami dalam hukum bersentuhan menurut mazhab

Hanafi.

B. SARAN

Di akhir pembahasan ini penulis menyampaikan beberapa saran yang

diharapkan berguna bagi kita, antaranya seperti berikut:

1. Dengan tercetusnya skripsi ini, mengingatkan pembaca agar dapat mengetahui

perbandingan hukum dalam mazhab dan dalil-dalil kaedah yang digunakan. Maka

Page 88: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN

68

perlu menjadi perhatian terutamanya bagi mereka yang berkecimpung dalam

bidang hukum Islam dewasa ini. Agar ianya terpelihara dan umat Islam

melaksanakan syariat dengan sebaiknya dalam kehidupan mereka.

2. Penulis ingin mengingatkan para peneliti bahwa zaman moden ini kita melihat

ramai perempuan yang terlibat dengan urusan-urusan kerajaan, perniagaan,

perkilangan dan lain-lain, dan bersalaman antara ajnabi merupakan perkara biasa,

sehingga sama sahaja yang alim mahupun yang jahil. Bahkan mereka tanpa segan

silu menghulurkan tangan untuk bersalaman dengan ajnabi. Ini perkara mungkar

dan ikutan orang kafir. Maka para ulamak mempunyai beberapa pendapat. Justeru,

sebagai masyarakat kita harus berpegang dengan yakin kepada pendapat yang kita

ketahui apakah hukum dan hujjahnya dan tidak bertaqlid dengan pendapat yang

kita sendiri tidak tahu apakah hukum dan hujjahnya.

3. Mahasiswa seharusnya mendalami ilmu agama lebih-lebih lagi dalam pembahasan

muamalah sesama mahram maupun bukan mahram.

C. PENUTUP

Demikian uraian dan pembahasan yang dapat ditujukan dalam rangka

penyusunan skripsi yang berjudul “Pemahaman Mahasiswa Fakultas Syariah UIN

STS Jambi Tentang Hukum Bersentuhan Antara Lelaki Dan Perempuan (Studi

Komperatif Mazhab Hanafi Dan Mazhab Syafi’i)”. Dalam penulisan ini penulis

merasakan yang terbaik walau bagaimanapun penulis tidak bisa untuk lari dari

kesalahan dan kekhilafan karena penulis adalah seorang manusia berkemungkinan

Page 89: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN

69

masih banyak kekurangan. Hal ini juga berlaku karena keterbatasan ilmu pengetahuan

yang penulis miliki.

Dengan segala kerendahan hati dan rasa keikhlasan, penulis mengharapkan

kepada semua pihak untuk dapat memberikan masukan (input), saran dan kritikan

kostruktif demi perenovasian dan relevasinnya mutu penulisan.

Oleh karena itu, penulis berbesar hati dan berharap agar semua pihak dapat

memberikan kritikan dan saran-saran yang bersifat membangun demi perbaikan dan

kesempurnaan penulisan skripsi ini. Untuk itu, penulis berharap dan berdoa ke hadrat

Ilahi agar kehadiran skripsi ini dapat memenuhi pensyaratan bagi memperoleh gelar

Sarjana Strata Satu (S.1) dalam ilmu Syari’ah Jurusan Perbandingan Mazhab (PM).

Mudah-Mudahan kita semua mendapat hidayah dan petunjuk dari Allah swt. Amin ya

Rabbal ‘Alamin.

Jambi, November 2018

Penulis

MUHAMMAD NURUSYAHMI BIN SHAMSUDIN

NIM: SPM 160039

Page 90: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN

DAFTAR PUSTAKA

A. Literatur

Al-Quran dan Terjemahannya, Kuala Lumpur Pustaka Darul Iman.

Abdul Aziz al Ghumari, Kitab Saddal watho’a ti A’la Ajaza Musofahatil

Mar’ah, (Morocco, 2013)

Ar-Risālah Imam Syafi’i. terj. Misbah, (Jakarta; Pustaka Azzam, 2008)

Burhaniddin Ali Bin Abi Bakri, Kitab Al-Hidayah Syarah Bidayatil Mubtadi,

jilid 4 (Mesir, 2016)

Hasbi ash-Shiddieqy, Pokok-pokok Pegangan Imam Mazhab, Cet. Ke-1,

(Semarang : PT. Pustaka Rizki Putra, 1997)

Hasbi Umar, Pedoman Penulisan Skripsi, cet.1. (Jambi: Syariah, 2012)

K.H. Moenawar Chalil, Biografi Empat Serangkai Imam Mazhab, Cet. Ke-5,

(Jakarta: PT.Bulan Bintang, 1986)

Kamus Besar Bahasa Indonesia” http://kbbi.web.id/data,akses 3september

2017

Muhammad bin Ali, Kitab Al-Durrul Al-Muhtar Syarah Tanwir al-Absor Wa

Jami’il Al-Bahar, (Beirut, 2002)

Muhammad Nazir, metode penelitian(Bandung:Remaja Rosdakarya,1986

Rozi’, Mukhtar as-Shihah, (Beirut: Dar Al-Kutub Al-Ilmiyyah, Cet 1, 1994)

Syekh Imam Nawawi Banten diterjemah oleh Abu Bakar dan Anwar Abu

bakar, Kitab Sullamun Taufiq, (Bandung, 2014)

Page 91: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung:

Alfabeta, 2012)

Syaikh Ahmad Farid, Min A'lam As-Salaf, Terj. Masturi Irham dan Asmu'i

Taman, "60 Biografi Ulama Salaf", (Jakarta: Pustaka Al-kautsar,

2006)

Wahbah Az Zuhaili, Kitab Fiqih Islam Wa Adillatuhu jilid 4, (Jakarta: Darul

Fikir: 2010

Wahbah Zuhaili, Fiqih Imam Syafi’i 1, terj. Muhammad Afifi, Abdul Hafiz,

(Jakarta:Almahira, 2010)

Yusuf Al-Qaradhawi terjemahan Zukifli Mohamad al-Bakri, Halal Dan

Haram dalam Islam, (Negeri Sembilan Darul khusus: Pustaka Cahaya

Kasturi SDN BHD., 2015)

B. Skripsi dan Jurnal

Asmahady, Berboncengan Lawan Jenis Yang Bukan Mahram (Perspektif

Bahtsul Masa’il Forum Musyawarah Pondok Pesantren Putri (FMP3)

Se-Jawa Timur), (2014)

Purwati, “Studi kasus tentang pemahaman orang tua yang memiliki anak

berkebutuhan khusus di SDN Kembangan Kecamatan Kebomas

Kabupaten Gresik”, Tesis Universitas Islam Negeri Maulana Malik

Ibrahim, (2012)

Page 92: PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM …repository.uinjambi.ac.id/2474/1/SPM160039 Muhammad... · 2020. 4. 21. · PEMAHAMAN MAHASISWA UIN STS JAMBI TENTANG HUKUM BERSENTUHAN

Pradnya Patriana, “Hubungan Antara Kemandirian dengan Motivasi Bekerja

Sebagai Pengajar Les Privat Pada Masiswa di Semarang”, Tesis

Universitas Ponerogo Semarang, (2007)

Aina’ul Mardliyah, Faridatul Fitriyah, Pengaruh Pemahaman Hukum

Berhijab Terhadap Cara Berbusana Siswi di SMK Negeri 2 Jombang

(Jombang, 2017)

C. Wawancara

Wawancara dengan Zakarni, Kasubbag. Akademik, kemahasiswaan dan

Alumni Fakultas Syariah UIN STS Jambi, Indonesia 25 Julai 2018

D. Lain-lain

Observasi Mahasiswa Fakultas Syariah UIN STS Jambi, 23 Agustus 2018