meningkatkan kemampuan berbahasa anak ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ismi winda yani...4. dr....

120
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN MAKRO PADA KELAS B TAMAN KANAK-KANAK AL-BAROKAH KECAMATAN ALAM BARAJO KOTA JAMBI SKRIPSI ISMI WINDAYANI NIM TRA.151759 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2019

Upload: others

Post on 23-Jan-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK

MELALUI METODE BERMAIN PERAN MAKRO PADA KELAS B

TAMAN KANAK-KANAK AL-BAROKAH

KECAMATAN ALAM BARAJO

KOTA JAMBI

SKRIPSI

ISMI WINDAYANI

NIM TRA.151759

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2019

Page 2: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI

METODE BERMAIN PERAN MAKRO PADA KELAS B

TAMAN KANAK-KANAK AL-BAROKAH KECAMATAN BARAJO

KOTA JAMBI

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memeroleh gelar Sarjana Strata Satu (S1)

dalam Pendidikan Islam Anak Usia Dini Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

ISMI WINDAYANI

NIM TRA.151759

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2019

Page 3: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Page 4: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Page 5: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Page 6: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Page 7: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

PERSEMBAHAN

“Tidak ada orang sukses tanpa do’a dan keringat dari dua manusia hebat,

malaikat tanpa sayap yang siap mengorbankan segalanya untuk

kesuksesan pendidikan anaknya, mereka adalah orang yang saya panggil

dengan sebutan ibu dan ayah”

Skripsi ini saya persembahkan untuk :

Sadio & Roniah

Mereka adalah orang tua saya, dua orang hebat yang telah membesarkan

saya, memberikan seluruh kasih dan sayang kepada saya, orang yang

memberikan dan mengorbankan banyak hal untuk saya, orang yang selalu

meneteskan air mata karena kekhawatiranya, orang yang membanting

tulang demi anaknya menjadi lebih dari mereka

Ayah ibu

Terimakasih telah menjadi orang tua bagi saya

Semoga saya bisa menjadi anak yang Sholehan, berbakti kepada ibu dan

ayah dan berguna bagi orang banyak

Saya selalu mendoakan ayah dan ibu selalu diberi kesehatan dan

kebahagiaan oleh Allah SWT.

Teruntuk dua saudara laki-laki saya Eli Yamin dan Hamim Mahfudi, dua

saudara perempuan saya Khoiriah dan Musyaropah terima kasih karena

selalu menguatkan dan memberi motovasi kepada saya sehingga saya selalu

semangat dalam proses menyelesaikan pendidikan.

Kepada teman-teman PHM SQUAD ( Fazalina, Dwi Kurniawati Mirliani dan

Indah Ibrahim) terimakasih karena selalu menjadi teman pejuan dalam proses

ini

Kepada teman-teman PIAUD angkatan 2015 terimakasih yang tak

terhingga atas segala dukungan yang diberikan kepada saya

Page 8: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

MOTTO

Artinya : “Dan diantara manusia (ada) orang yang mempergunakan Perkataan

yang tidak berguana untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa

pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu di olok-olokan. Mereka itu akan

memperoleh azab yang menghinakan” ( Q.A. Luqman: 6)

Page 9: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

ABSTRAK

Nama : Ismi Winda Yani

Program Studi : Pendidikan Islam Anak Usia Dini

Judul : Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Anak

Melalui Metode Bermain Peran Makro Pada

Kelas B Taman Kanak-Kanak Al-Barokah

Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi

Penelitian Tindakan Kelas ini berjudul “Meningkatkan

Kemambupan Berbahasa Anak Melalui Metode Bermain Peran Makro

Pada Kelas B Taman Kanak-kanak Al-Barokah Kecamatan Alam Barajo

Kota Jambi” yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan

berbahasa anak Kelas B Taman Kanak-kanak Al-Barokah Kecamatan

Alam Barajo Kota Jambi. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Setiap

tahapan siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

Subjek pada penelitian ini terdiri dari 15 anak diantaranya 3 anak laki-laki

dan 12 anak perempuan. Teknik pengumpulan data yang digunakan

dengan cara observasi. Hasil analisis data menunjukkan peningkatan dari

Pra siklus, Siklus I dan Siklus II secara berturut-turut sebagai berikut

terdapat 1 orang anak (6,67%) yang berhasil melakukan kegiatan main

peran makro pada Pra siklus. Selanjutnya terdapat 6 orang anak (40%)

yang berhasil melakukan kegiatan main peran makro pada Siklus I. Dan 14

orang anak (93,33%) yang berhasil melakukan kegiatan main peran makro

pada siklus II. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa melalui

kegiatan meronce dapat Meningkatkan Motorik Halus Anak Kelas B Di

TK Al-Barokah Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi.

Kata Kunci : Kemampuan Berbahasa, Main Peran Makro

Page 10: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

ABSTRACT

Name : Ismi Winda Yani

Study Programs : Islamic Education Early Childhood

Title : Improving Children's Language Proficiency

Through Role Playing A Macro On A Class B

Kindergarten Al-Barokah Sub Nature Barajo The

City Of Jambi

This class action research titled "Improving Children's language skills by

playing macro role in Class B nursery Al-Barokah Alam Barajo Sub-district of

Jambi City" aims to determine the enhancement of children's language skills Class

B Kindergarten of Al-Barokah Alam Barajo Sub-district of Jambi City. The study

was conducted in two cycles. Each stage of the cycle includes planning,

implementation, observation and reflection. The subject of this study consisted of

15 children including 3 boys and 12 daughters. Data collection techniques used

with observation. The results of data analysis showed improvement of the pre

cycle, cycle I and cycle II respectively as follows 1 child (6.67%) That

successfully performs the macro role playing on the pre cycle. Next there are 6

children (40%) Who succeeded in playing macro role in Cycle I. And 14 children

(93.33%) Who succeeded in playing macro role in Cycle II. From the above

explanation can be concluded that through the activities can improve the fine

motor of grade B children in TK Al-Barokah Alam Barajo Sub-district of Jambi

City.

Keywords: Language Proficiency, Playing The Role Of Macro

Page 11: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

KATA PENGANTAR

Alhamdulilah puji syukur kepada Allah SWT, yang mana

dalam penyelesaikan skripsi ini penulis selalu diberikan kesehatan dan

kekuatan, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Di

samping itu, tidak lupa pula shalawat dan salam semoga senantia

tercurahkan kepada Nabi Muhamad SAW, yang telah membawa kita dari

masa kebodohan menuju masa ilmu berilmu pengetahuan sebaggaimana

yang kita jalani sekarang.

Dan dalam penyelesaian skripsi ini, penulis sangat mengakui,

tidak sedikit hambatan dan rintangan yang peneliti temui baik dalam

mengumpulkan data maupun dalam penyusunanya. Oleh karena itu, hal

yang pantas penulis ucapkan adalah terima kasih kepada semua pihak yang

turut membantu penyelesaian skripsi ini, dengan segala kerendahan hati

penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA selaku Rektor Universitas Islam

Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

2. Prof. Dr. Suaidi Asyari, MA.Phd sebagai wakil Rektor I UIN Sulthan

Thaha saifuddin Jambi.

3. Dr. H. Hidayat, M.Pd sebagai wakil Rektor II UIN Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi.

4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi.

5. Ibu Dr. Hj. Armida, M.Pd.I selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

6. Dr. H. Lukman Hakim, M.Pd sebagai wakil dekan I Fakultas Tarbiyah

dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

7. Dr. Zawaqi Afdhal Jamil, M.Pd.I sebagai wakil dekan II Fakultas

Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

8. Dr. Kemas Imron Rosyadi, M.Pd.I sebagai wakil dekan III Fakultas

Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

Page 12: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

9. Ibu Dra. Umil Muhsinin, M.Pd.I selaku Ketua Jurusan Pendidikan

Islam Anak Usia Dini Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas

Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

10. Ibu Siti Maria Ulfa, M.Pd.I selaku Sekretasis Jurusan Pendidikan

Islam Anak Usia Dini Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas

Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

11. Bapak Dr. Zawaqi Afdal Jamil, M.Pd.I selaku dosen Pembimbing I

dan Bapak Achmad Fadlan, M.Pd.I selaku dosen Pembimbing II yang

telah meluangkan waktunya utnuk emmbimbing, mengarahkan dan

membantu penulis dalam penyusunan skripsi

12. Terimakasih Ibu Juniar, S.Pd sebagai Kepala Sekolah TK Al-barokah

Kecamatan Alam barajo Kota Jambi yang telah memberikan

kemudahan kepada penulis dalam memperoleh data di lapangan.

13. Ibu Lamsia, A.Ma sebagai guru kelas B yang telah memberikan

banyak informasi guna memudahkan penulis memperoleh data di

kelas.

14. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan motivasi tiada henti

hingga menjadi kekuatan pendorong bagi penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini. Untuk teman-temanku yang telah memberikan dukungan

dan motivasi dan doa untuk menyelesaikan tugas skripsi ini.

Page 13: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Disamping itu disadari juga bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karenanya diharapkan semua pihak untuk dapat

memberikan kontribusi pemikiran demi perbaikan skripsi ini. Kepada allah

SWT saya memohon ampunan-Nya, dan kepada manusia saya memohon

kemaafanya. Semoga amal dan kebijakan kita dinilai seimbang oleh Allah

SWT.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Page 14: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................................... ii

PENGESAHAN ............................................................................................. iii

NOTA DINAS ................................................................................................ iv

LEMBAR PERSETUJUAN ......................................................................... vi

PERSEMBAHAN ........................................................................................... viii

MOTTO ......................................................................................................... ix

ABSTRAK ..................................................................................................... x

ABSTRACT .................................................................................................... xi

KATA PENGANTAR ................................................................................... xii

DAFTAR ISI .................................................................................................. xiv

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xv

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang masalah ............................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................................... 5

C. Batasan Masalah ......................................................................................... 5

D. Rumusan Masalah ....................................................................................... 5

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini ............................................... 8

B. Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini ...................................................... 11

C. Metode Pembelajaran Main Peran ............................................................. 34

D. Hasil Penelitian Relevan ............................................................................ 46

BAB III METODELOGI PENELITIAN

A. Metodologi Penelitian ................................................................................ 47

B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 48

C. Desain Prosedur Penelitian ......................................................................... 48

D. Prosedur Umum Penelitian ......................................................................... 48

E. Tahapan Tindakan ...................................................................................... 50

F. Instrumen Penelitian .................................................................................... 54

Page 15: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

G. Sumber Data ................................................................................................ 55

H. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data .................................................. 56

I. Teknik Analisis Data .................................................................................. 57

J. Kriteria Keberhasilan PTK ......................................................................... 59

K. Jadwal Penelitian ........................................................................................ 60

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Umum ........................................................................................ 61

B. Temuan Khusus ....................................................................................... 63

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................. 76

B. Saran ........................................................................................................... 76

C. Kata Penutup ............................................................................................... 76

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 78

Page 16: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

DAFTAR GAMBAR

3.1 Prosesur Penelitian ....................................................................................................... 54

3.2 Teknik Analisi Data ...................................................................................................... 62

4.1 Grafik Peningkatan Kemampuan Berbahasa Anak Kelas B Tk AL-Barokah ............. 78

Page 17: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

DAFTAR TABEL

Tebel 2.1 Tingkat Pengetahuan Bahasa ........................................................................ 30

Tabel 2.2 Tingkat Pencapaian Bahasa PERMENDIKNAS

No 58 Tahun 2009 ......................................................................................... 32

Tebel 2.3 Perkembangan Awal Main Peran ................................................................... 44

Tabel 3.1 Tabel Populasi Ppenelitian anak Anak ......................................................... 51

Tabel 3.2 Tingkat Pencapaian Bahasa PERMENDIKNAS

No 58 Tahun 2009 ......................................................................... 58

Tebel 3.4 Rencana Waktu Penelitian dan Tahap Penelitian ......................................... 65

Tabel 4.1 Keadaan Guru TK Al-Barokah Kecamatan Alam Barajo

Kota Jambi ......................................................................... 68

Tabel 4.2 Keadaan siswa TK Al-Barokah Kecamatan Alam Barajo

Kota Jambi ......................................................................... 69

Tabel 4.3 Kondisi Awal Hasil Bermain Peran Makro Kelas B ................................... 69

Tabel 4.4 jadwal Perencanaan Siklus I ............................................................... ……… 71

Tabel 4.5 Peningkatan Kemempuan Berbahasa Anak

Kelas B TK Al-Barokah Siklus I .................................................................. 73

Tabel 4.6 Jadwal Perencanaan Siklus II ........................................................................ 74

Tabel 4.7 Peningkatan Kemampuan Berbahasa Anak

Kelas B TK Al-Barokah Siklus II ................................................................ 76

Page 18: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan pendidikan yang

diselenggarakan dengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan

perkembangan anak secara menyeluruh atau menekankan pada perkembangan

anak pada seluruh aspek kepribadian anak. (Suyadi, Maulidia: 2013). Anak

usia dini adalah individu yang sedang mengalami proses pertumbuhan dan

perkembangan yang sangat pesat bahkan anak usia dini dikatakan goden age

(usia emas) yaitu usia yang berharga dibanding usia selanjutnya, masa dimana

anak ada pada fase kehidupan yang unik dengan berbagai karakteristik khas

baik secara fisik, psikis, sosial dan moral. Anak pada usia dini memiliki

kemampuan belajar yang luar biasa, karena keinginan mereka untuk belajar

menjadi aktif dan eksploratif.

Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia

nomor 137 tahun 2014 mengenai standar tingkat pencapaian perkembangan

(STTPA) pasal 7 ayat 1, menyebutkan bahwa STTPA merupakan

pertumbuhan dan perkembangan anak yang dapat dicapai pada rentan usia

tertentu. Dalam hal ini tingkat capaian perkembangan dalam memahami

bahasa anak usia 5-6 tahun yaitu: (1) mengerti beberapa perintah secara

bersamaan, (2) mengulang kalimat yang lebih kompleks, (3) memahami

peraturan dalam suatu permainan, (4) senang dan menghargai bacaan. Serta

tingkat pencapaian perkembangan anak dalam mengungkapkan bahasa yaitu

anak mampu untuk: (1) Menjawab pertanyaan yang lebih kompleks, (2)

menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi yang sama, (3)

berkomunuikasi secara lisan, memiliki perbendaharaan kata, serta mengenal

symbol-simbol untuk persiapan membaca, menulis, dan berhitung, (4)

menyusun kalimat sederhana dalam struktur lengkap (pokok kalimat-

preedikat-keterangan), (5) memiliki banyak kata-kata untuk mengekspresikan

ide pada orang lain, (6) melanjutkan sebagian cerita/dongeng yang telah

diperdengarkan, (7) menunjukkan pemahaman konsep–konsep dalam buku

cerita. Tingkatan capaian perkembangan bahasa dalam keaksaraan untuk anak

Page 19: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

usia 5-6 tahuna yaitu: (1) Menyebutkan simbol-simbol huruf yang dikenal (2)

Mengenal suara huruf awal dari nama benda-benda yang ada di sekitarnya ( 3)

Menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi/huruf awal yang sama.

(4) Memahami hubungan antara bunyi dan bentuk huruf (5) Membaca nama

sendiri (6) Menuliskan nama sendiri (7) Memahami arti kata dalam cerita.

Anak adalah amanah yang Allah SWT titipkan kepada orang tua untuk

diberi kasih sayang, diberi perlindungan dan juga pendidikan. Apapun bentuk

dari perkatakan dan perbuatan orang tua akan menjadi pendidikan yang

diterima oleh anak, oleh karena itu menjadi orang tua yang cerdas dalam

bertutur kata, mencontohkan segala tingkah laku dan apa yang disampaikan

kepada anak akan menjadi pendidikan yang akan tertanam dalam diri anak

dan menjadi karakter anak itu sendiri. Sehingga anak yang telah dititipkan

menjalani segala hal dalam hidup sebagai hal yang bernilai ibadah dan juga

selamat baik didunia dan diakhirat. Sebagaimana yang dijelaskan dalam

Qur‟an surah At-Tahrim ayat 66 sebagai berikut :

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan

keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;

penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak

mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan

selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”( Al-Qur‟an Terjemahan: 560)

Ayat diatas menjelaskan bahwa orang beriman harus menjaga dirinya

dan keluarganya dari siksaan api neraka, agar kita menjadi manusia yang

dapat menjaga dirinya dari keluarganya maka pendidikan adalah hal yang

harus diberikan dalam segala bentuk pendidikan salah satunya mengajarkan

berbahasa kepada anak, baik orang tua maupun guru harus memulai dengan

bahasa yang baik, bahasa yang pantas dan bahasa yang beragam agar anak

Page 20: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

dapat mencontoh dan mengembangkan bahasa dengan baik sehingga mampu

berinteraksi dengan baik pula dengan orang lain.

Era globalisasi didominasi dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan

teknologi dimana membutuhkan invidu yang bukan hanya cerdas secara

kognitif namun juga harus cerdas secara bahasa baik verbal ataupun non

verbal. Salah satu bentuk berkomunkasi paling efektif adalah berbicara, sejak

bayi mereka sering sekali menggunakan bahasa tubuh untuk berbicara sebagai

tanda anak mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Oleh

sebab itu keterampilan berbicara dan berbahasa harus dimiliki semua orang,

bagaimana individu satu dan individu lain berinteraksi satu sama lain

dimanapun dibelahan bumi ini menjadikan keterampilan berbahasa sangat

penting. Bukan hanya orang dewasa begitu juga dengan anak usia dini, mereka

telah berinteraksi bahkan saat mereka didalam kandungan dengan ibunya dan

ketika lahir sang ibu yang berbicara dengan anaknya lalu dibalas dengan

bahasa tubuh anak yang sangat mengemaskan, tangisan saat mereka sedang

ada pada situasi yang tidak nyaman itu semua merupakan proses interaksi

manusia.

Mursid (2015) mengatakan perkembangan bahasa anak terkait dengan

perkembangan kognitif, yang berarti faktor intelek sangat berpengaruh

terhadap perkembangan kemampuan berbahasa. Semakin anak itu tumbuh

berkembang kemampuan berbahasanya, maka kemampuan atau aspek

pertumbuhan anak yang lain juga ikut berkembang dengan saat yang

bersamaan. maka bahasa bisa berkembang dari tingkat yang sederhana menuju

yang lebih kompleks.(Mursid:2015).

Anak usia dini sudah mampu berinteraksi dengan teman-teman

sebayanya, orang-orang terdekat seperti orang tua dan guru di sekolah, mereka

sangat senang menceritakan berbagai pengalaman yang telah mereka lalui

kepada orang-orang terdekat, mereka juga mempunyai teman imajinasi yang

membuat mereka sering berfantasi setiap harinya karena mereka ada pada

masa atau tahap pra operasial, teman imajinasi mereka akan hilang seiring

berjalanya waktu sampai mereka masuk pada tahap operasional kongkret.

Page 21: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Bahasa merupakan hal pokok bagi masyarakat. Bahasa membentuk

dasar persepsi, komunikasi dan interaksi harian kita. Bahasa merupakan suatu

sistem simbol yang mengkategorikan, mengorganisasi dan mengklarifikasi

pikiran kita. Melalui bahasa kita menggambarkan dunia, tanpa bahasa

masyarakat dan budaya tidak akan pernah ada. Agar mampu berhasil dalam

masyarakat anak-anak perlu mengembangkan kemampuan berbahasanya

dengan luas. Tidak semata-mata perlu memperoleh bahasa lisan, anak-anak

juga harus menggunakan bahasa secara efektif diberbagai situasi dan kondisi,

berbicara melalui telfon dengan teman-temanya, berinteraksi dengan pelayan

ketika membayar sayuran, mendengar berbagai acara dengan berbagai gaya

bahasa dan penyampaian, bagaimana seorang pengacara sedang membela saat

persidangan dan bagaimana seorang professor saat sedang mengajar

mahasiswanya. Kemampuan bahasa kita membuat kita bisa berpatisipasi

secara efektif diberbagai kegiatan sosial dan konteks pekerjaan rutinitas kita

sehari-hari (Beverly:2015).

Studi awal yang telah dilakukan peneliti ditemukan anak didik kelas B

di Taman Kanak-kanak Al-Barokah Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi

belum mampu berbahasa dengan baik saat berinteraksi dalam proses

pembelajaran maupun saat anak berada dilingkungan sekola, hal ini terlihat

dari persentase yang diperoleh saat melaksanakan pra siklus, dimana dari 15

anak hanya berhasil 1 anak dengan persentase 6,67% dan 14 anak dengan

persentase 93,33% masih dibawah nilai minimal yang telahditentukan. Hal ini

dibuktikan sebagian besar anak tidak mampu mengelola informasi yang

diterima, anak terlihat tidak mengerti pertanyaan yang diajukan dan tidak bisa

menentukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang diberikan, anak belum

memiliki banyak kosa kata, hal ini terlihat saat anak menjawab pertanyaan

anak belum mampu mengungkapkan jawaban yang kongkrit, anak juga belum

mampu mengkomukasikan kembali hasil karya yang telah mereka kerjakan.

Ada beberapa anak yang belum fasih berbicara dan dalam pengucapan fonem,

selain itu anak belum mampu mengekpresikan bahasa yang baik dalam

berbicara atau berinteraksi dengan orang lain. Selain itu juga di Taman

Kanak-kanak Al-Barokah Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi masih

Page 22: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

menggunakan model pembelajaran klasikal sehingga sentra main peran jarang

dipilih dalam metode pembelajaran.

Berdasarkan permasalahan diatas maka bermain peran diharapkan

dapat menstimulasi untuk meningkatkan kemampuan berbahasa anak, dengan

bermain peran anak akan berpura-pura menjadi suatu tokoh atau menjadi

karakter yang bisa membantu anak dalam berbicara dan membantu anak

dalam berbahasa dengan baik dengan orang lain, dengan bermain peran anak

juga anak belajar kosa kata baru dan membiasakan mereka untuk berani

berinteraksi dengan orang lain, maka penulis melakukan penelitian tentang

“Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Anak Melalui Merode Bermain

Peran Makro Pada Kelas B1 Taman Kanak-Kanak Al-Barokah

Kecamatan Alam Barajo Kota”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka identifikasi masalah

yang dapat dikembangkan adalah sebagai berikut:

1. Anak belum mampu memahami bahasa Indonesia dengan baik saat di

sekolah tepatnya pada saat proses pembelajran dan cara berbahasa yang

belum anak kuasai

2. Pengembangan bahasa yang belum menggunakan metode yang tepat

3. Metode bermain peran yang jarang digunakan saat proses pembelajaran

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas

dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

Metode yang digunakan pada penelitian ini hanya terbatas pada metode

bermain peran makro.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah diatas,

maka pada penelitian ini dapat dirumuskan masalah adalah:

Apakah metode bermain peran makro dapat meningkatkan kemampuan

berbahasa anak pada kelas B1 Taman Kanak-Kanak Al-Barokah Kecamatan

Alam Barajo kota Jambi?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Page 23: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui peningkatan

kemampuan berbahasa anak melalui metode bermain peran makro pada

kelas B1 Taman Kanak-Kanak Al-Barokah Kecamatan Alam Barajo kota

Jambi?

2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai

berikut:

a. Peneliti

Penelitian ini berguna untuk mengembangkan kelilmuan dan

profesionalitas dalam mempersiapkan diri menjadi sekorang

pendidik. Selain itu penelitian ini juga berguna untuk melatih dan

juga mengetahui bagaimana metode bermain peran bisa

berpengaruh terhadap perkembangan bahasa anak.

b. Guru

Penelitian ini bisa berguna untuk menjadi bahan masukan dan

tambahan sebagai medote yang digunakan dalam mengembangkan

berbagai aspek perkembangan anak dengan tujuan pengembangan

yang ingin dikembangan dan untuk meningkatkan proses

pembelajran menjadi kegiatan yang lebih menyenangkan.

c. Siswa

Penelitian ini diharapkan anak dapat bermain sambil belajar

dengan suasana dan metode yang dapat mengeksplorasi semua

kemampuan yang bisa anak kembangkan dalam diri mereka.

d. Sekolah

Penelitian ini berguna untuk masukan bagi pimpinan dan

pengelola sekolah dalam rangka memperbaiki kinerja guru secara

keseluruhan dalam proses belajar mengajar. Informasi ini

diharaipkan dapat menjadi pijakan bagi pimpinan dan para guru

Page 24: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

lainya untuk mengembangakan strategi atau metode pembelajaran

yang digunakan.

Page 25: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini

1. Pengertian Anak Usia Dini

Anak usia dini ditujukan kepada anak yang berusia 0-6 tahun,

dalam proses pendidikanya, biasanya dikelompokan menjadi beberapa

tahapan berdasarkan gelongan usia. Usia 2-3 tahun masuk kelompok

taman penitipan anak, usia 3-4 tahun masuk ke kelompok bermain dan 4-6

tahun masuk dalam kolompok taman kanak-kanak atau Raudhatul Atfhal.

Perkembangan anak usia dini berjalan sangan cepat. Hasil-hasil studi

neurologi mengungkapkan antara lain, bahwa ukuran otak anak ketika dua

tahun sudah mencapai 75% dari ukuran otak ketika dia dewasa, pada usia

lima tahaun telah mencapai 90% dari ukuran otak setelah ia dewasa (Novi

Mulyani:2016).

Dalam islam anak merupakan amanah dan nikmah bagi seluruh

orang tua di dunia ini, oleh sebab itu anak yang merupakan nikmat dan

anamah harus disyukuri dengan cara membina dan mendidik anak dengan

maksimal, jika orang tua tidak bisa mendidik dan mejaganya dengan baik

maka anak juga bisa menjadi fitnah bagi orang tua, maka dari itu

pendidikan yang tepat dan penanaman kepribadian yang baik, ketaatan

yang kuat terhadap Allah SWT harus ditanamkan kepada diri anak sedini

mungkin.

2. Pengetian Pendidikan Anak Usia Dini

Pendidikan anak usia dini diselengarakan untuk memfasilitasi

pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh atau

menekankan pada pengembangan seluruh aspek kepribadian anak. Secara

institutional, pendidikan anak usia dini diselenggarakan yang menitik

beratkan pada peletakan dasar kearah pertumbuhan dan perkembangan,

baik koordinasi motorik, kecerdasan emosi, kecerdasan jamak maupun

kecerdasan spiritual. Dalam pasal 1 atau 14 Undang-undang Nomor 20

tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

“pendididikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang

Page 26: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang

dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki

kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut” (Suyadi dan Mulidya

Alfah: 2013).

3. Perkembangan Anak Usia Dini

Berikut adalah masa perkembangan anak usia dini sesuai

dengan tahapanya, dalam bukunya Novan Ardy Wiyani (2014) terdapat

lima perkembangan anak usia dini.

a. Perkembangan moral dan agama pada anak usia dini

Moral berasal dari bahasa latin yaitu mos yang berarti adat

istiadat, kebiasaan, cara, tingkah laku dan kelakuan. Selain itu bisa pula

diartikan dengan mores yang berarti adat istiadat, kelakuan, tabiat, watak

dan akhlak, dan cara hidup.

Perkembangan moral anak usia dini adalah perubahan spikis pada

anak usia dini yang memungkinkanya dapat mengetahui mana perilaku

buruk dan mana perilaku yang baik yang harus dilakukan dan tau mana

yang harus dihindari berdasarkan norma-norma tertentu. Norma merupkan

atauran atau kaidah maupun aturan yang dilakukan sebagai tolak ukur

untuk menilai tau untuk membandingkan sesuatu.

Sedangkan perkembangan agama adalah sebagai perubahan spikis

yang dialami anak usia dini terkait dalam kemampuan memahami dan

melakukan perilaku yang baik serta memahami dan menghindari perilaku

yang buruk berdasarkan ajaran agama yang dianutnya.

b. Perkembangan Fisik-Motorik pada anak usia dini

Fisik secara bahasa diartikan sebagai jasmani, badan, tubuh.

Sedangkan motorik diartikan pergerakan. Jadi perkebangan fisik motoric

anak usia dini adalah perkembangan gerak atau perubahan bentuk tubuh

yang mempengaruhi keterampilan gerkanya.

c. Perkembangan Kognitif pada Anak Usia dini

Page 27: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Kognitif merupakan kata sifat yang berasal dari lata

kognisi(kata benda). Perkembangan kognitif pada anak usia dini dapat

diartikan sebagai perubahan spikis yang berpengaruh terhadap kemampuan

berfikir dengan anak usia dini. Dengan kekmampuan berfikirnya, anak

usia dini dapat mengekplorasi dirinya sendiri, orang lain, hewan dan

tumbuhan sebagai pengetahuan. Berbagai pengetahuan tersebut kemudian

digunakan sebagai bekal bagi anak usia dini untuk melangsungkan

hidupnya dan menjalankan tugasnya sebagai hamba Allah SWT.

d. Perkembangan sosial emosional anak usia dini

Secara bahasa sosial berarti suatu yang berkenaan dengan orang

lain atau masyarakat. Sosial juga bisa berarti suka memperhatikan

kepentingan umum, seperti suka menolong, menderma, dan lain

sebagainya. Sedangkan emosi secara bahasa berarti luapan perasaan yang

berkembang, keadaan dan reaksi psikologi dan fisiologi seperti

kegembiraan, kesedehinan, keharuan , kecintaan yang bersifat subjektif.

Berdasarkan pengertian diatas maka sosial emosional dapat

diartikan sebagai perbuatan yang disertai dengan perasaan-perasaan

tertentu yang melingkupi individu disaat berhubungan dnegan orang lain.

Jadi perkembangan anak usia dini adalah perubahan perilaku yang disertai

dengan perasaan-perasaan tertentu yang melingkupi anak usia dini saat

berhubungan dengan orang lain.

e. Perkembangan bahasa anak usia dini

Menurut kamus besar bahasa indonesia bahasa diartikan sebagai

sistem lambang bunyi yang arbiter yang digunakan oleh anggota suatu

masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi dan mengidentifikasi diri.

Sedangkan perkembangan bahasa anak usia dini adalah perubahan sistem

lambing bunyi yang berpengaruh terhadap kemampuan berbicara anak usia

dini. Dengan kemampuan berbicaranya anak usia dini bisa

mengidentifikasi dirinya, dapat berinteraksi dan bekerja sama dengan

orang lain.

B. Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini

1. Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini

Page 28: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Dalam buku meningkatakn kemampuan berkomunikasi aktif

pada AUD(Jovista dan Agstina:7) yang dikemukakan oleh Samuel A.

Krik, bahasa merupakan simbol yang diorganisasikan yang digunakan

untuk mengekspresikan dan menerima maksud atau pesan. Ketika bicara

diambil maknanya, hal itu menjadi bahasa. Akan tetapi bicara hanya

merupakan salah satu metode untuk menyampaikan atau mengirimkan

bahasa. Bahasa juga terdapat saat menulis dan membaca.

Sebagaimana sudah dijelaskan diatas, terlihat bahwa

perkembangan bahasa pada anak usia dini sangatlah penting, perubahan

sistem lambang bunyi pada anak akan mempermudah anak dalam

berinteraksi dan bekerjasama dengan orang lain, untuk itu bahasa anak dan

bagaimana berbahasa sangat penting dan juga harus ditanamkan kepada

anak sejak usia anak masih bahkan sangat dini.

2. Pandangan Teoritis Perkembangan Bahasa

Empat pandangan teoritis mengenai bagaimana perkembangan

bahasa pada anak yaitu: nativis, perkembangan kognitif, behavioris dan

interaksionis.

a. Pandangan nativis

Menekankan kemampuan pembawaan lahir manusia (sifat

dasar) yang bertanggung jawab pada perkembangan bahasa. Ahli

bahasa, Noam Chomsky beragumen bahwa semua manusia pada

dasarnya memiliki kapasitas memperoleh bahasa, karena adanya

susunan kognitif yang memproses bahasa secara berbeda-beda yang

diperoleh darri rangsangan orang lain. Focus utama pandangan nativis

adalah perolehan pengetahuan yang sifatnya sintaksis, yaitu

pengidentifikasian bahasa dan penggambaran system bahasa. (Beverly,

Otto, 2015:33)

Chomsky menjelaskan bahwa tata bahasa universal

menjelaskan kemampan bawaan pikiran manusia. Komponen ini

menjelaskan tentang kecakapan manusia dalam mempelajari budaya

dari bahasa tertentu. Kecakapan mempelajari bahasa adalah kualitas

yang dimilki spesies manusia, karena secara jelas manusia tidak

Page 29: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

dirancang untuk menguasai hanya satu bahasa dari bahasa lainya. Bayi

yang terlahir sehat mampu mempelajari apapun dari 3000 bahasa

dunia(Rushton, Etiellgeorge & Zickafoose, 2003 : 13).

Menurut Chomsky dalam Sofyan (2014:24) bahasa di

strukturkan sendiri oleh anak-anak. Dengan hanya mendengarkan

secuplik tubuh ujaran, mereka langsung bisa menemukan aturan-

aturanya seolah dituntun oleh pengertian bawaan tentang bentuk-

bentuk aturan tersebut.

Dalam pandangan nativis anak mempelajari bahasa dengan

cara menggali stuktur bahasa mereka. ( chairns 1996) proses

penggalian ini diabntu oleh mekanisme bawaan sejak lahir yang

khusus untuk pembelajaran bahasa. Mekanisme ini disebut juga

dengan perangkat perolehan bahasa ( language acquisition device

LAD ), ( Chomsky, 1982: Harris 1992), perangkat ini memungkinkan

anak untuk memproses dan belajar bahasa melalui pengetahuan

bawaan dari kelas-kelas tata bahasa , landasan struktur dalam, dan

cara-cara yang digunakan.

b. Pandangan perkembangan kognitif

Pandangan perkembangan kognitif didasarkan kepada

penelitian Jean Piaget (1955). Penekanan pandangan ini adalah bahwa

bahasa diperoleh begitu kedewasaan terjadi dan kemampuan kognitif

berkembang. Ketika pandangan nativis menekankan mekanisme

bahasa adalah bawaan sejak lahir, pandangan perkembangan kognitif

ini justru mengasumsikan bahwa perkembangan kognitif merupakan

“prasyarat dan fondasi pembelajaran bahasa.”(karmiloff& karmiloff-

smith, 2001:5)

Pandangan ini juga menyatakan bahwa seseorang anak akan

mempelajari bahasa dengan menggunakan mekanisme yang sama bagi

pembelajaran lainya. Hubungan yang dekat antara perkembangan

kognitif dan bahasa adalah berdasarkan kepercayaan bahwa bahasa

bias berkembang jika perkembangan kognitif tertentu terjadi lebih

dulu.

Page 30: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Pada fase pertama perkembangan kognitif, yaitu fase sensorik

motorik, anak masih dalam masa pra-liguistik. Menurut piaget

pemahaman anak tyerhadap lingkunganya hanya berasal dari

pengalaman langsung yang terjadi didekatnya (sensorik) dan kegiatan

motorik ( gerakan) mereka. Cikal bakal penting kemunculan bahasa

adalah perkembangan dari permanensi objek. Permanensi objek

melingkupi suatu kesadaran bahwa objek akan terus ada meski objek

tak terlohat pandangan. Melalui pengalaman sensorik motoric pada

masa bayi, anak akan mengembangkan kemampuan kognitif untuk

memahami permanensi objek.

Menurut Piaget bahasa muncul ketika perkembangan kognitif

anak mencapai sebuah titik dimana mereka memainkan dan

menggunakan symbol. (Piaget, 1961, in Paciorek& Munro, 1999).

Definisi Piaget tentang bahasa lebih sempit daripada definisi daripada

psikolog bahasa lainnya. Agar “bahasa” itu ada, Piagaet berpendapat, “

kapasitas dari representasi mental haruslah ada.” (Brained, 1978: 110).

oleh karena itu vokalisasi dan ocehan yang terjadi selama masa bayi,

bukanlah termasuk bahasa, jelas Piaget. Perkembangan dari

representative simbolik mengubah pemikiran anak karena hal itu pada

masa sekarang untuk “mencari benda yang tidak hadir secara

perseptual, menkonstruksi masa lalu, atau untuk membuat rencana-

rencana masa depan.” ( Piaget, 1961, in Paciorek & Munro, 1999: 7)

Representatif simbolik adalah bukti dimana seorang anak

menggunakan tanda dan symbol dalam merespon situasi baru.

Sebaliknya pada masa awal, seorang anak akan menggunakan uji coba

“trial and error” untuk menghadapi suatu situasi. (Atkinson, 1983).

Misalnya jika seorang anak diberi kotak baru untuk dibuka, maka dia

akan membukanya dengan cara sedikit berbeda dari kotak-kotak

sebelumnya yang ia mainkan.

Representative simbolik terlihat jelas ketika seseorang anak

tidak hanya melakukan trial and error untuk menemukan cara

membuka kotak, tetapi ia tampaknya menggunakan pengalaman

Page 31: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

sebelumnya sebagai cara simbolik dalam “mempertimbangkan” satu

solusi sebelum memainkan kotak tersebut. Sekitar usia satu tahun,

beberapa anak mulai mempresentasikan tindakan dan benda secara

simbolik.

Selama masa ini, hubungan antar tindakan dan benda

berkembang dan diatur dalam struktur kognitif abstrak yang disebut

dengan skemata (Brained, 1978). Salah satu corak khusus skemata

yaitu bahwa mereka merefleksikan pengalaman secara lebih luas dari

pada pribadi individual. Ini berarti bahwa konsep dan skemata

berkembang melaui interaksi interpersonal dn komunikasi.

Komunikasi ini bergantung pada “tanda” ( Piaget,1962). Piaget

menyatakan bahwa perkembangan tanda-tanda lisan atau kata-kata

memfasilitasi perkembangan kognitif, karena hal ini memungkinkan

terjadinya” tranformasi skema sensorik motorik menjadi konsep.”

(1962: 99)

Menurut Piaget tahapan kedua dari fase perkembangan

kognitif adalah fase pra-opeasional. Fase ini mulai terjadi sekitar umur

dua tahun dan terus berlanjut hingga usia tujuh tahun. Anak-anak pada

fase ini mulai “menggambarkan dunia dengan kata-kata, tampilan dan

gambar,”(Santrock,2001: 36). Piaget (1955), menyadari bahwa

pembicaraan awal anak, focus pada persepsi mereka yang mungkin

merefleksikan persepsi dan relasi secara bertahap, saat anak

berkembang secara kognitifi, ucapan mereka menjadi

tersosialisasikam, atau reflektif, atau lebih logis pikiranya. Karena

pandangan perkembanagan kognitif focus pada perkembangan skemata

dan penggunaan symbol. (Beverly, Otto, 2015:36)

Berdasarkan penjelasan tersebut maka bahasa juga dapat

dijadikan penilaian terhadap perkembangan kognitif anak. Pada

dasarnya anak dengan perkembangan bahasa yang baik memiliki

kemampuan kognitif yang baik pula. Hal ini dapat dilihat dari

kepemilikan kosa kata yang dimiliki anak. Semakin banyak kosa kata

yang dimiliki anak maka keterampilan komunikasi dan penggunaan

Page 32: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

bahasa pada anak semakin baik. Anak dapat bercerita atau

mengutarakan perasaan dan emosinya dengan menggunakan struktur

bahasa yang baik. Anak dengan intelegensi normal atau diatas normal,

pada umumnya perkembangan bahasanya cepat (Jurnal Ilniah).

c. Pandangan Behavioris

Pandangan behavioris menekankan peran “pengasuhan” dan

memandang pembelajaran terjadi berdasarkan rangsangan, respons dan

bantuan yang terjadi didalam lingkungan. Seorang anak dianggap

sebagai “tabula rasa” ( karmillof & Karmiloff dan Smith, 2001) dan

pembelajaran terjadi karena adanya hubungan yangn dibangun dari

rangsangan, respons, dan kejadian-kejadian yang terjadi setelah

perilaku direspons. Bahasa dipelajari dari hasil hubungan tersebut.

Penguatan terhadap tanggapan lisan seorang anak terhadap bahasa

yang ditunjukkan kepadanya bertanggungjawab terhadap pembelajaran

bahasa yang bisa terjadi. Dengan demikian, bahasa adalah “pemikiran”

yang terjadi melalui situasi dimana seorang anak didorong untuk

meniru ucapan orang lain untuk mengembangkan hubungan antara

rangsangan lisan( kata-kata dan benda. ( Harris, 1992). Ucapan yang

rumit seperti frase dan kalimat-kalimat yang dihasilkan oleh anak

kecil, dianggap sebagai bukti bahwa rangkaian kesatuan ucapan telah

diperkuat. (Cairns,1996). Penguatan sering kali berbentuk perhatian,

pengulangan, persetujuan. (Pucket and Black,2011). Model

pengkondisian pembelajaran ini disebut dengan “pengkondisian

operan” (Skinner, 1957).

Penggunaan kata operan membenarkan peran aktif anak dalam

proses pembelajaran. Model pemmbelajaran ini terjadi ketika

konsekuensi lingkungan bergantung pada peerilaku tertentu. Ketika

perilaku diikuti oleh hasil tertentu pula, maka konsekuensi

mempengaruhi apakah perilaku tersebut akan diulangi. Pandangan ini

digunakan untuk menjelaskan suatu ucapan yang produktif. (

Bohannon & Bonvillian, 1997). Misalnya ketika bayi bersuara saat ada

orangtua dan berkata “ma-ma”, orangtua barangkali bergegas

Page 33: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

merespon bayi, menunjukkan isyarat gembitra, dan berkata: “Oh, kamu

bilang „ma-ma!” respon positif dari orangtua ini akan meningkatkan

peluang bagi bayi untuk mengulang kata-kata itu. Demikian juga

ucapan yang menimbulkan ketiadaan respons atau pengabaian

biasanya cenderung tidak diulangi. (Beverly, Otto, 2015:38).

Banyak jenis dari respon lingkungan yang berfungsi sebagai

penguat. Penguatan positif mungkin berasal dari respons yangn

menyenangkan dari orangtua terhadap usaha lisan anak. Hal itu

barangkali juga berasal dari kesuksesan saat berkomunikasi dalam

mengekspresikan keinginan atau kebutuhan. Seorang anak yang haus

dan bias bilang: “minum” dengan caranya sendiri, yang bias

membuatnya diberi minum , secraa positif akan mendapatkan

penguatan positif untuk usahanya itu. Ketika orang dewasa

mengajarinya bilang “dadah”, usaha sang anak sering kali diikuti oleh

penguatan positif seperti pellukan, rangkulan, atau pujian lisan. Secara

spesifik, pandangan behavioris tidak menjelasskna bagaimana

sesseorang anak belajar mengexpresikan ungkapan-ungkapan yang

baru.

Dalam Penney Upton (2012:117) menyatakan bahwa

pandangan behaviorisme terhadap bahasa dipelajari melalui proses

penguatan dan peniruan. Ketika bayi mengoceh, ia biasanya akan

berkata “dada”. Ini diinterprestasikan oleh ibunya sebagai upaya bayi

untuk mengatakan “daddy” (ayah). Pelukan, ciuman dan pujian yang

diberikan kepada si bayi menguatkan perilaku ini, sehingga lebih besar

kemungkinan bunyi ocehan itu akan diulangi. Secara bertahap bayi

akan belajar mengasosiasikan bunyi tertentu dengan suatu obyek atau

orang. Mereka mulai belajar bagaimana menyebutkan objek dan apa

yang pada awalnya merupakan ocehan tak bermakna menjadi bahasa

yang bermakna. Selain itu, dikatakan bahwa anak-anak juga meniru

bahasa yang dibuat oleh orang lain.

d. Pandangan Interaksionis

Page 34: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Pandangan interaksionis focus pada peran primer interaksi

social budaya dalam perkembangan bahasa anka. ( Bruner, 1983, 1990:

John Steiner, Panofsky, &Smith,1994: Schieffelin & Och, 1986).

Pandangan ini menyatakan bahwa anak memperoleh bahasa melalui

usaha mereka saat berinteraksi dengan dunia luar disekitar mereka.

Pandangan ini memberikan kontribusi kepada pemahaman kita akan

beberapa cara yang digunakan anak dalam memperoleh pengetahuan

bahasa pragmatic. Bahasa diperoleh dari individu dari kebutuhan akna

fungsinya didalam masyarakat dan kebutuhan yang menyertai

pengetahuan tentang bagaimana fungsinya didalam masyarakat dan

kebutuhan yang menyertai pengetahuan tentang bagaimana fungsi

bahasa didalam masyarakat. ( Halliday, 1975, in Reutzel & Cooter,

2004).

Penelitian terbaru dari Vygotsky menekankan peran interaksi

social dalam perkembangan bahasa. ( 1962, 1978: John Steiner et

al..1994). premis dasar Vygotsky adalah bahwa perkembangan bahasa

dipengaruhi oleh masyarakat dimana seseorang tinggal: “fungsi-fungsi

mental yang lebih tinggi secara social dibentuk dan secara budaya

ditransmisikan.” (Vygotsky, 1978,h. 126). Ujaran memiliki asal usul

social. Ujaran tersebut berkembang dalam situasi dimana orang-orang

berinteraksi dengan satu sama lainya dalam kondisi yang komunikatif

Aspek lain dari interaksionis adalah fokusnya pada proses

perkembangan bahasa ketimbang focus pada bahasa sebagai produk

perkembangan. Dengan cara ini pendekatan interaksionis dibangun

berdasarkan tiga teori sebelumnya tentang perkembangan bahasa.

Lebih spesifiknya pandangan ini mengakui: penghargaan behaviorisme

terhadap respons lingkungan akan usaha komunikatif anak, pengakuan

nativisme akan kapasitas manusia untuk memprooses informasi

linguistic dan pernyataan perkembangan kognitif tentang

perkembangan bahasa yang dipengaruhi oleh karakteristik alamiah dan

urutan perkembangan kognitif. (Beverly, Otto, 2015:40).

Page 35: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Dalam Aliah B ( 2006:219) Dari perspektif interaksionis, anak

secara biologis memilki persiapan untuk melakukan akuisisi bahasa,

namun lingkungan juga memainkan peran penting dalam pembelajaran

bahasa. Anak memilki susunan saraf yang berangsur-angsur

mengalami kematangan, yang merupakan predisposisi anak untuk

mengembangkan gagasan yang sama pada kisaran usia yang sama,

yang memotivasi mereka untuk selalu berbagi dengan temnaya-

temanya. Lingkungan memperkaya bahasa ketika lawan bicara terus

menerus mengenalkan aturan dan konsep linguistic dalam memulai

percakapan yang dapat dimengerti anak dengan mudah.

Peran orang dewasa dalam pandangan interaksionis dalam

proses komunikasi sangatlah penting untuk mendukung perkembangan

bahasa anak. (Bruner, 1990; Vygotsky, 1978). Karena sang anak

adalah komunikator pemula, orang dewasa menjadi pembantu pemula

kedua dalam komunikasi sebagai tenaga ahli yang mampu

menciptakan kondisi efektif percakapam. Perbedaan antara apa yang

dapat dilakukan sendiri oleh anak dan apa yang diselesaikan dengan

medisi atau bantuan orang dewasa (atau teman sebaya yang lebih

mampu) disebut Zona Perkembangan Proksimal. ( Vygotsky, 1978)

apa yang dapat dilakukan anak sendiri adlah tingkat perkembanganya.

Contoh, zona perkembangan proksimal ini dapat dilihat dalam

beberapa situasi dimana orang dewasa menginterprestasikan atau

memediasi usaha sang anak dalam berkomunikasi. Dalam kondisi

seperti ini orang dewasa menyediakan berbagai bahasa pendukung

yang mendukung untuk memberikan kesempatan dari anak

berpartisipasi bagi percakapan. Zona perkembangan proksinal tidak

hanya memberikan kepada kita suatu perkembangan gaggasan yang

muncul, tetapi juga menekan peran penting orang dewasa terhadap

perkembangan bahasa anaknya. Orang-orang dewasa bertugas sebagai

mediator yang mengenalkan anaknya tahapan yang lebih tinggi dengan

memfungsikan rangkaian bahasa penopang.

3. Aspek-aspek Pengetahuan Bahasa

Page 36: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Beverly Otto dalam bukunya Perkembangan Bahasa Pada

Anak Usia Dini (2015), ketika anak-anak mempelajari bahasa, mereka

sedang mengembangkan lima aspek atau komponen yang berbeda yaitu:

fonetik, semantik, sintaksis, morfemik, dan pragmatik. Berikut adalah

penjabaran dari lima aspek pengetahuan bahasa:

a. Pengetahuan Fonetik

Ketika anak-anak mendengar dan memahami bahasa lisan,

mereka belajar bahwa bahasa melekat disistem bahasa-simbol.

Pengetahuan fonetik merujuk pada pengetahuan mengenai buhungan

bahasa-simbol didalam bahasa. Perkembangan pengetahuan fonetik pada

anak dibantu oleh kemampuan mereka memahami perbedaan bunyi dan

juga bagaimana bahasa digunakan disekeliling mereka. Pengetahuan

fonetik anak selama masa bayi dan balita terlihat jelas ketika anak

menghasilkan dan membedakan antara bunyi yang diguankan dalam

bahasa ibunya untuk berkomunikasi dengan mereka yang berada

disekitarnya. Ketika anak-anak sudah berada di usia prasekolah, mereka

akan memperoleh pengetahuan kesadaran dan pemahaman yang lebih

mengenai bunyi ujaran yang berbeda didalam bahasa mereka dan

menggunakan bahasanya dengan penuh pertimbangan.

b. Pengetahuan Semantik

Pengetahuan semantik diperoleh di dalam mempelajari simbol

oral atau bahasa lisan yang bermakna. Perkembangan pengetahuan

semantik berkaitan erat dengan perkembangan pengetahuan konseptual.

Perkembangan kata-kata berkaitan erat dengan kemampuan linguistic

secara umum dan pemahaman membaca. Anak-anak dengan kosa kata

yang lebih banyak dan lebih berkembang mempunyai lebih banyak pilihan

untuk mengekspresikan apa yang ingin mereka katakana sehingga

mempunyai fleksibelitas linguistik yang lebih besar. Perkembangan

Pengetahuan semantik anak juga dipengaruhi oleh kesadaran mereka akan

struktur tata bahasa atau sintaksis memiliki makna yang tersirat.

c. Pengetahauan Sintaksis

Page 37: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Untuk menggunakan bahasa secara efektif, perlu mengetahui

bagaimana menghubungkan kata-kata untuk membentuk ekspresi yang

bermakna. Setiap sisitem bahasa memilki aturan atau tata bahasa yang

menentukan bagaimana kata-kata digabungkan untuk membentuk kalimat

atau frasa atau ajuran yang bermakna. Anak-naka belajar bahwa urutan

kata atau sintaks, penting dalam membangun makna dan dalam memahami

pesan orang lain.

d. Pengertian morfemik

Pengetahuan morfemik merujuk pada pengetahuan stuktur

kata. Dalam memperoleh pengetahuan sintaksis, anak-anak belajar bahwa

beberapa kata mempunyai hubungan makna tetapi digunakan secara

berbeda degan berbicara dan dalam bahasa tulis, serta mempunyai sruktur

kata yang juga berbeda. Anak-anak memeperoleh pengetahaun morfemik

yang muncul dalam lingkungan linguistiknya. Dalam kondisi dimana

dialek tertentu diucapkan dilingkunganya, maka anak pertama-tama anak

akan memperoleh pengetahuan morfemik yang ditujukan dalam dialek

tersebut.

e. Pengetahuan Pragmatik

Pengetahuan pragmatik meliputi pengetahuan atau kesadaran

terhadap keseluruhan maksud komunikasi dan bagaimana bahasa

digunakan untuk memperoleh maksud tersebut. Pengetahuan pragmatik

mengcangkup maksud pembicara, bentuk tertentu ujaranya dan antisipasi

terhadap ujaran yang mungkin diutarakan oleh pendengar. Pemilihan

maksud atau tujuan dalam komunikasi dan cara bagaimana bahasa

digunakan berkontribusi terhadap perkembangan kemampuan komunikatif

anak. Pengetahuan pragmatik juga berkontibusi terhadap kesadaran kita

mengenai bagaimana berbicara dengan orang lain, bagaimana untuk

berpartisipasi secara lisan dalam berbagai kondisi sosial, dan bagaimana

untuk menghasilkan percakapan yang saling berhubungan seperti cerita

atau narasi. Anak juga memperoleh pengetahuan mengenai bahasa

digunakan dalam hubungan dengan orang lain. Anak-anak juga

memperoleh pengetahuan pragmatik mengenai bagaimana bahasa

Page 38: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

digunakan untuk menceritakan narasi dan mengkomunikasikan informasi

melalui pengalaman-pengalaman awal mereka dengan buku-buku cerita

narasi dan mengkomunikasikan informasi melalui pengalaman-

pengalaman awal mereka dengan buku-buku cerita.

4. Tahapan Bahasa Anak

Menurut Piaget dan Vigotsy, tahap-tahap perkembangan

bahasa anak yaitu tahap meraban pertama (pralinguistik), tahap meraban

kedua (linguistik).

a. Tahap Meraban (Pralinguistik)

1) Tahap Pertama (0,0-0,5)

Pada tahap ini selama berbulan-bulan awal kehidupan,

bayi menangis, mendekut, mendenguk, menjerit dan tertawa.

Bunyi-bunyian seperti itu dapat ditemui dalam segala bahasa

didunia. Tahap meraban pertama ini dialami oleh anak usia 0-5

bulan. Pembangian kelompok usia ini sifatnya umum dan tidak

berlaku persis pada setiap anak. Berikut adalah perincian tahapan

perkembangan anak usia 0-5 bulanberdasarkan hasil penelitian

beberapa ahli yang dikutip oleh Clark (1997):

a) 0-2 minggu: Anak sudah dapat menghadapkan muka ke

arah suara. Mereka sudah dapat membedakan suara

manusia dengan suara lainya.

b) 1-2 bulan: Dapat membedakan suku kata, bisa

merespon secara berbeda terhadap kualitas emosional

suara manusia.

c) 3-4 bulan: Mereka sudah dapat membedakan suara laki-

laki dan perempuan

d) 6 bulan: Mulai memperhatikan intonasi dan ritme dalam

ucapan. Pada tahap ini, mereka mulai mereban

(mengoceh) dengan suara melodis

2) Tahap Kedua

Pada tahap ini anak mulai aktif artinya nak tidak

sepasif sewaktu ia ada pahap meraban pertama. Secara fisik ia

Page 39: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

sudah dapat melakukan gerakan-gerakan seperti memegang dan

mengangkat mengangkat benda atau menunjuk. Berkomukasi

dengan mereka mulai mengasyikan karena mereka mulai aktif

memulai komunikasi, kita lhat apa saja yang dapat mereka lakukan

pada tahap ini. Anak berusi 5-6 bulan dari segi komprehensi

kemampuan bahasa anak semakin baik dan luas, anak semakin

mengerti bebrapa makna kata. Disamping itu anak, bayi mulai

dapat melakukan gerakan-gerakan seperti mengangkat benda dan

secara spontan memperlihatkan kepada orang lain. Pada tahap ini

bayi mengoceh (babbling) mengeluarkan bunyi-bunyi yang makin

bertambah variasinya dan semakin kompleks kombinasinya.

Mereka mengombinasikan vocal konsonan menjadi struktur yang

mirip dengan silabik (suku kata), missal: ma-ma-ma, ba-ba-ba, pa-

pa-pa, da-da-da. Ocehan ini tidak memiliki makna, da nada

kemungkinan tidak dipakai lagi setelah anak dapat berbicara

(mengucapkan kata atau kalimat). Ocehan ini akan semakin

bertambah sehingga anak mampu memproduksi perkataan pertama

atau periode satu kata yang muncul sekitar usia anak satu tahun.

Pada saat anak mulai aktif mengoceh orang tua juga harus

rajin merespons suara dan gerak isyarat anak. Menurut Tarigan

(1985), orang harus mengumpan balik auditori untuk memelihara

vokalisasi anak, maksudnya adalah agar anak tetap aktif mereban.

Sebaagai langkah awal latihan ialah mengucapkan kata-kata yang

bermakna.

Pada periode ini merabanya disertai gerakan-gerakan

memperlihatkan barang, misalnya gerakan-gerakan mengangkat

mainan. Hal tersebut harus mendapatkan respon. Anak akan

bahagia dan puas jika mendapatkanya. Biasanya, pada tahap ini

orang tua mulai membelikan mainan yang dapat dipegang anak

dari segi bentuk dan warna juga tidak membahayakan anak.

Dengan demikian, seorang ibu yang bijaksana akan memanfaatkan

masa ini untuk memperkenalkan nama benda sebanyak mungkin

Page 40: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

dan berulang-ulang. Dapat dibayangkan apabila seorang anak pada

tahap ini jarang atau tidak mendapatkan respon ketika sedang

meraban atau ibu tidak pernah mengacuhkan bayinya ketika

memperlihatkan sesuatu padanya.

Anak berumur 7-8 bulan, jika tadi membicarakan tahap

perkembangan bahasa anak umur 5-6 bulan yang memiliki

keterampilan mengoceh dan kombinasi gerakan-gerakan

mengangkat benda untuk menarik perhatian orang dewasa, pada

masa itu bayi belum mengikuti aturan-aturan bahasa yang berlaku.

Pada usia sekitar 7-8 bulan orang tua sudah bisa mengenalkan hal-

hal baru bagi anak, artinya anak sudah bisa mengenal bunyi kata

untuk objek yang sering diajarkan dan dikenalkan oelh orang

tuanya srcara berulang-ulang. Orang dewasa biasanya memulai

menggunakan gerakan-gerakan isyarat seperti menunjuk. Gerakan

ini diguankan untuk menarik perhatian anak, karena ibu ingin

menunjukan sesuatu dan menwarkan sesuatu yang baru dan

menarik.

Kemampuan anak untuk merespon apa yang dikenalkan

secara berulang-ulang akan semakin baik, missal: melambaikan

tangan ketika ayahnya atau orang yang dikenalnya akan pergi,

bertepuk tangan dan menggoyangkan tubuhnya ketika mendegar

nyanyian. Seperti halnya anak-anak, oarng tua akan merasa puas

dan gembira jika segala usaha untuk mengajari anaknya mendapat

respon, artinya segala usaha orang tua ketika mengatakan sesuatu,

menunjukan atau mempertlihatakan sesuatau kepada anak;

mendapat respon dari anak ketika anak paham dan perkembangan

bahasanya sesuai dengan perkembangan bahasanya.

Anak umur 8 bulan-1 tahun, setelah anak melewati periode

mengoceh, anak mulai mengucapakan segmen-segmen fonetik

berupa suku kata kemudian baru berupa kata, missal bunyi “nu”

kemudian “bubu” dan berahir dengan dpat mengucapkan kata

“ibu”.

Page 41: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Pada tahap ini anak sudah dapatberinisitif memulai

komunikasi. Ia selalu menarik perhatian orang dewasa, selain

mengoceh ia pun pandai mengunakan bahasa isyarat, misalnay

dengan cara menunjukan atau meraih benda-benda. Menurut Clark,

isyarat tersebut memiliki dua fungsi yaitu untuk

mengkomunikasikan sesuatu atau meminta penjelasan, contohnya

ketika anak merahih benda, tujuanya adalah ia meminta sesuatu

atau meminta penjelasan. Anak akan merasa puas jika orang

dewasa melihat kearah benda yang menarik perhatianya.

b. Tahap Linguistik

1) Tahap I, tahap Holofrastik (Tahap Linguistik Pertama)

Sejalan dengan perkembangan biologisnya,

perkembangan bahasa anak mulai meningkat. Pada usia 1-2 tahun

masukan kebahasaan berupa pengetahuan anak tentang kehidupan

di sekitarnya semakin banyak, missal: nama-nama keluarga,

binatang, mainan, amkanan, kendaraan, perabotan rumah tangga

dan jenis-jenis pekerjaan. Factor-faktor masukan inilah yang

memungkinkan anak memperoleh semantic (makna kata) dan

kemudia secara bertahap dapat mengucapkannya.

Tahap ini adalah tahap dimana dimana anak sudah sudah

mulai mengucapkan satu kata. Menurut Tarigan ucapan-ucapan

satu lata pada periode ini disebut holofrasal/holofrastik karena

anak-anak menyatakan makna keseluruhan frasa atau kalimat

dalam satu kata yang diucapkanya itu. Tahap holofrasa ini dialami

oleh anak normal yang berusia sekitar 1-2 tahun. Waktu

berakhirnya tahap ini tidak sama pada setiap anak, ada anak yang

lebih cepat mengakhirinya, ada pula yang sampai umur tiga tahun.

Pada tahap ini, gerakan fisik seperti menyentuh, menunjuk,

mengangkat beda dikombinasikan dengan satu kata. Seperti halnya

gerak isyarat, kata pertama yang ingin digunakan bertujuan untuk

memberi komentar terhadap objek atau kejadian didalam

lingkunganya. Satu kata itu dapat berupa perintah, pemberitahuan,

Page 42: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

penolakan, pernyataan dan lain-lain. Di samping itu, menurut Clark

anak berumur 1 tahun menggunakan bahasa isyarat dan kata

manfaatnya bagi anak itu sebanding. Dengan kata lain, kata dan

gerak itu sama pentingnya bagi anak tahap holofrasa ini.

Adapun kata-kata pertama yang diucapkan berupa objek

atau kejadian yang sering ia dengar dan ia lihat, contohnya kata

pipis, mamam, dada (sambil melambaikan tangan), mah, pah, dah

bobo. Kata-kata yang biasanya digunakan utnuk bertanya adalah:

apa dan kenapa, sedangkan kata-kata perintah: sini, sana, lihat.

2) Tahap Lingistik II. Kalimat dua kata

Pada tahap ini biasanya anak sudah mampu mengucapkan

dua holofrasa dalam rangkaian yang cepat. Missal: mama masak,

adik minum, papa pigi (pergi). Ucapan-ucapan ini awalnya tidak

jelas seperti “di” maksudnya adik, “num” maksudnya “minum”.

Selain mengucapkan dua kata, ternyata pada periode ini

anak terampil melonarkan kombinasi anatar informasi lama dan

baru. Keterampilan tersebut muncul pada anak dikarenakan

bertambahnya pembendaharaan kata yang diperolahnya dari

lingkunganya dan juga karena perkembangan kognitif serta fungsi

biologis pada anak.

3) Tahap Linguistik III: Pengembangan tata bahasa

Tahap ini dimulai sekitar usia 2,6 tahun, tetapi ada juga

sebagian anak yang memeasuki tahap ini ketika usia 2 tahun.

Bahkan ada juga anak yang lambat yaitu ketika anak berumur 3

tahun. Pada umumnya, tahap ini anak-anak telah mulai

menggunakan elemen-elemen tata bahasa yang lebih rumit, seperti:

pola-pola kalimat sederhana, kata-kata tugas (di, ke, dari, ini, itu

dan sebagainya), penjamakan, perimbunan terutama awalan dan

akhiran yang mudah bentuknya seserhana (Hartini: 2000).

Meskipun demikian, kalimat-kalimat yang dihasilkan masih seperti

bentuk telegram, contoh: “ini adi nani kan?” (adi maksudnya adik).

Page 43: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Perkembangan anak pada tahap ini makin luar biasa. Marat

(1983) menyebutkan perkembangan ini dengan kalimat lebih dari

dua kata dan periode diferensiasi. Tahap ini pada umumnya

dialami oleh anak berusia sektar 2,5 tahun hingga 5 tahun.

Sebernarnya perkembangan bahasa anak pada tahap ini bervariasi.

Hal ini bergantung pada perkembangan bahasa anak pada tahap ini

anak sudah mulai dapat bercakap-cakap dengan teman sebayanya

dan mulai aktif memulai percakapan.

4) Tahap Linguistik IV: Tata Bahasa Pradewasa

Tahap perkembangan bahasa anak yang cepat ini biasanya

dialami oleh anak yang sudah berumur antara 4-5 tahun. Pada tahp

ini, anak-anak sudah mulai menrapkan struktur tata bahasa dari

kalimat-kalimat yang agak lebih rumit, misalnya “kakak, adik dari

mana?”.

Menurut Tarigan, walaupun anak-anak sudah dianggap

mampu menyusun kalimat komplekss tetapi mereka masih

membuat kesalahan-kesalahan. Kesalahan tersebut dalam hal

menyusun kaliamat, memilih kata dan imbuhan yang tepat. Untuk

memperbaikinya mereka harus banyak berlatih bercakap-cakap

dengan orang tua atau guru sebagai modelnya.

Pada tahap ini, anak sudah tidak mengalami kesulitan

dalam mengucapkan bunyi-bunyi suara. Walaupun mungkin anda

masih menemukan sebagian kecil anak yang tidak dapat

menucapkan bunyi-bunyi tertentu. Menurut Clark (1977) pada

tahap ini anak masih megalami kesulitan dalam mengungkapkan

pikitanya ke dalam kata-kata yang bermakna. Hal ini karena anak

memiliki keterbatasan-keterbatasan seperti; penguasaan struktur

tata bahasa, kosakata dan imbuhan. Pada tahap ini anak-anak sulit

mengucapkan kata-kata yang tidak muncul dari hati nuraninya.,

tetapi pada dasarnya anak-anak senang mempelajari sesuatu.

Lambat laun mereka dapat mempelajari bahwa jika bersalah

Page 44: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

mereka harus minta maaf dan mengucapkan terimakasih bila

ditolog atau diberi sesuatu.

Sebenarnya anak itu tidak mau menggunakan kata-kata yang

menurutnya tidak bermakna (Clark:1997). Jadi, jika kata-kata

seperti maaf, terimakasih, nada bicara tertentu, dan lain-lain yang

tidak dipahami/tidak ada artinya bagi mereka atau tidak penting

bagi anak-anak, maka sulitlah bagi mereka untuk mengucapkanya.

Disinilah pentingnya peranan dan kesabaran orang tua, guru, atau

pengasuh anak utnuk membimbing dan membri contoh

penggunaan kata-kata yang fungsional, kontekstual dan

menyenangkan bagi anak.

5) Tahap Linguistik V: Kompetensi Penuh

Sekitar usia 5-7 tahun, anak-anak mulai memasuki tahap

yang di sebut sebagai kompetensi penuh. Sejak usia 5 tahun pada

umumnya anak-anak yang perkembangannya normal telah

menguasai elemen-elemen sintaksis bahasa ibunya dan telah

memiliki kompetensi (pemahaman dan produktivitas bahasa)

secara memadai. Walau demikian, perbendaharaan katanya masih

terbatas tetapi terus berkembang\bertambah dengan kecepatan yang

mengagumkan.

Berikutnya anak memasuki usia sekolah dasar selama

periode ini, anak-anak di hadapkan pada tugas utama mempelajari

bahasa tulis.hal ini di mungkinkan setelah anak-anak menguasai

bahasa lisan. Perkembangan bahasa anak pada periode usia sekolah

dasar ini meningkat dari bahasa lisan ke bahasa tulis. Kemampuan

mereka menggunakan bahasa berkembang dengan adanya

pemerolehan bahasa tulis atau written language acquisition.

Bahasa yang di peroleh dalam hal ini adalah bahasa yang di tulis

oleh penutur bahasa tersebut, dalam hal ini guru atau penulis. Jadi,

anak mulai mengenal media lain pemerolehan bahasa yaitu tulisan,

selain pemerolehan bahasa lisan pada masa awal kehidupannya.

Page 45: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Menurut Tarigan salah satu perluasa bahasa sebagai alat

komunikasi yang harus mendapat perhatian khusus di sekolah

dasar adalah pengembangan baca tulis. (Dadan Suryana, 2018:113-

125).

5. Tingkat Pengetahuan Bahasa

Beverly (2015) Tingkat lima aspek bahasa bisa dikategorikan

dalam tiga tingkat: linguistik, metalinguistik dan verbalisasi

megalinguistik. Berikut adalah tabel tingkat pengetahuan Bahasa:

Tabel 2.1. Tingkat Pengetahuan Bahasa

No Tingkat Pengetahuan Anak

Level Pengertian Uisa Anak Contoh

1. Pengetahuan

Linguistik

Pengetahua

n mengenai

bagaimana

menggunak

an naskah

bahasa

untuk

berkomunn-

nikasi

Balita dan

anak-anak

prasekolah

Mulai menggunakan

bahasa secara efektif

unutk

mengkomunkasikan

apa yang ia

butuhkan dan apa

yang ia inginkan

2. Pengetahuan

Megalinguistik

Pemahaman

secara sadar

mengenai

fitur-fitur

tertentu

pada bahasa

Anak-anak

usia

prasekolah

dan taman

kanak-kanak

Mulai fokus dan

menggunaakan

bunyi-bunyi tertentu

dalam permainan

rima,

memperhatikan

bagaimana bunyi

yang diprsentasikan

oleh huruf-huruf

alfabetnya

3. Verbalisasi

dan

pengetahuan

Metalinguistik

Bisa

merespon

secara lisan

pertanyaan

mengenai

fitur bahasa

tertentu

Akhir taman

kanak-kanak

dan sekolah

dasar

Mampu menjelas

bagaimana cup

dengan pup

terdengar mirip

6. Fungsi Bahasa Bagi Anak Usia Dini

Berikut adalah beberapa fungsi dari bahasa bagi anak usia

dini menurut Novy Ardy Wiyani (2014):

Page 46: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

a. Bahasa merupakan alat untuk mengungkapkan pikiran dan

perasaan anak.

b. Bahasa merupakan alat untuk menjalin komunikasi anak dengan

orang lain

c. Bahasa merupakan alat yang digunakan oleh anak untuk hidup

bersama dengan orang lain disekitarnya.

d. Peran Penting Kemampuan Bahasa Lisan Anak

7. Tingkat Pencapaian Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini

Ardy (2014:106) Pengembangan kemampuan bahasa meliputi

pengemabangan aspek mendengar, berbicara, menulis dan membaca. Dari

segi rentang usia 5-6 tahun adalah sebagai berikut:

a. Sudah dapat mengucapkan lebih dari 2.500 kata

b. Sudah mampu berrkomunukasi dengan jelas

c. Mampu menjawab telepon dengan baik

d. Lingkup kosa kata yang dapat diucapkan anak menyangkut warna,

ukuran, bentuk, rasa, bau, keindahan, kecepatan, suhu, perbedaan,

perbandingan, jarak dan permukaan kasar atau halus.

e. Mengenal banyak huruf

f. Anak usia 5-6 tahun dapat melakukan peran sebagai pendengar yang

baik (Good listener).

g. Mampu berpartisipasi dalam suatu percakapan

h. Percakapan yang dilakukan oleh anak usia 5-6 tahun telah menyangkut

berbagai komentarnya terhadap apa yang dilakukan oleh diinya sendri

dan orang lain srta apa yag dilihatnya. Anak pada usia 5-6 tahun ini

sudah dapat melakukan ekspektasi diri, menulis, membaca bahkan

berpuisi.

8. Tingkat Pencapaian (lingkup perkembangan bahasa) Menurut

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia

Nomor 58 Tahun 2009.

Page 47: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Tingkat Pencapaian (lingkup perkembangan bahasa) menurut

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor

58 Tahun 2009 adalah sebagai berikut:

Tabel 2.2

Tingkat Pencapaian Bahasa PERMENDIKNAS NO 58 TAHUN

2009

Umur Tingkat Pencapaian

4-6 tahun 1. Menerima bahasa

a. Menyimak perkataan orang lain

b. Mengerti dua perintah yang diberikan

bersamaan

c. Memahami cerita yang dibacakan

d. Mengenal pembendaharaan kata

mengenai kata sifat

e. Mengerti beberapa perintah secara

bersamaan

f. Mengulang kalimat yang lebih

kompleks

g. Memahami aturan dalam suatu

permainan

2. Mengungkapkan bahasa

a. Mampu mengulang dan menjawab

pertanyaan sederhana

b. Mengungkapkan perasaan dengan kata

sifat

c. Mengungkapkan pendapat

d. Mengatakan alas an terhadap sesuatu

yang disukai dan tidak disukai

e. Menceritakan kembali cerita atau

dongeng yang didengar

f. Menjawab pertanyaan yang lebih

kompleks

g. Menyebutkan kelompok gambar yang

memiliki bunyi yang sama

h. Berkomunikasi secara lisan, memiliki

perbendaharaan kata, serta mengenal

simbol-simbol untuk persiapan

membaca, menulis dan berhitung.

i. Menyusun kalimat sederhana dalam

struktur (pokok kalimat-predikat-

keterangan)

j. Memiliki lebih banyak kata-kata utnuk

mengekspresikan ide pada orang lain.

k. Melanjutkan sebagian cerita/dongeng

yang telah diperdengarkan.

Page 48: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

9. Fungsi Bahasa dan Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan

bahasa Anak Usia Dini

Dalam buku psikologi perkembangan anak usia dini Novan

Ardy Wiyani (2014:97) fungsi bahasa dan faktor yang mempengaruhi

perkembangan bahasa bagi anak dini adalah sebagai berikut:

a. Fungsi bahasa bagi anak usia dini

1) Bahasa merupakan alat untuk mengungkapkan pikiran dan

perasaan anak

Bahasa merupakan simbol yang digunakan oleh anak

untuk mengungkapkan pikiran dan perasaanya. Hasil dari aktivitas

berfikir anak akan diekspresikan dengan bahasa, dan berbagai

perasaan yang melingkupi anak akan ditampilkan dengan

kemampuan berbahasanya pula. Hal itu menegaskan jika aspek

berbahasa pada anak usia dini juga berhububgan dengan aspek

kognitif dan aspek emosi.

2) Bahasa merupakan alat untuk menjalin komunikasi anak

dengan orang lain.

Sejak dilahirkan anak sudah berkomunikasi dengan

orang lain meskipun dengan bahasa yang sangat sederhana, yaitu

berupa tangisan. Pada saat bayi lapar, ia akan menangis agar

ibunya menyusuinya, pada saat bayi merasa tidak takut atau tidak

nyaman, ia juga akan menangis agar ibunya menggendongnya.

3) Bahasa merupakan alat yang digunakan oleh anak untuk hidup

bersama dengan orang lain disekitarnya.

Tidak ada seorang manusiapun yang bisa hidup

sendirian. Selain sebagai mahluk individu, manusia merupakan

makhluk sosial yang sering diistilahkan mahkluk mono-dualis.

Seorang inDividu membutuhkan bantuan individu lainnya baik

secara langsung maupun tidak langsung untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya, demikian juga dengan seorang anak. Anak

juga membutuhkan orang lain untuk memenuhi kebutuhan

Page 49: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

hidupnya, untuk itu anak harus hidup bersama dengan orang lain

disekitarnya. Dalam kebersamaan tersebut anak akan menjalin

kerjasama, dimana sukses atau tidaknya kerjasama diantara mereka

dipengaruhi oleh bahasa yang digunakanya.

b. Faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa pada anak usia

dini

Ada dua faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa

pada anak usia dini, yaitu:

1) Kematangan fisiologis

Perkembangan bahasa berhubungan erat dengan

kematang fisiologis dan sistem saraf pusat dalam otak anak. Setiap

anak memang telah dibekali dengan kemampuan utnuk

berkomunikasi maupun berbahasa sejak dari dalam kandungan,

tetapi kemampuan tersebut tidak langsung berkembang sempurna.

Dasar-dasar potensi berbahasa akan berkembang semakin

kompleks melalui proses perubahan evalutif yang cukup panjang.

Hal itu menjadikan seorang anak akan dapat berbahasa,

bekomunikasi, maupun berinteraksi dengan orang tua atau anak-

anak lain. Kematangan fisiologis dapat tecapai dengan baik

manakala petumbuhan berbagai fisik berjalan dengan normal tanpa

ada ganguan-gangguan pada otak, pada sistem saraf, tenggorokan,

pharinc, lidah mulut atau sistem pernafasan. Berbagai organ

tersebut sangat mendukung perkembangan kemampuan untuk

berbahasa maupun mengungkapkan berbagai pesan komunkasi

dengan jelas dan dapat dipahami oleh orang lain.

2) Perkembangan Sistem Saraf dalam Otak

Otak mampu bekerja untuk menerima stimulus eksternal

yang diberikan dari lingkungan hidupnya. Setiap stimulus

eksternal yang dapat diterima, ditangkap, maupun dipahami akan

menjadi bahan-bahan jejak ingatan. Sistem saraf dalam otak bayi

yang pernah memperoleh pengalaman berkomunikasi maupun

berbahasa dengan lingkungan eksternal akan berkembang sangat

Page 50: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

baik. Setiap stimulus yang diberikan oleh lingkungan eksternal

dan diterima dengan baik akan membentuk sistem jaringan

neuron dalam otak, walaupun sistem jaringan neuron pada otak

bayi masih tergolong sederhana, tetapi seiring dnegan

perkembangan usia dan berbagai pengalaman yang diperoleh

melalui interaksi dengan lingkunagn sosialnya, sistem jaringan

neuron tersebut akan semakin kompleks dan padat.

C. Metode Pembelajaran Main Peran

1. Jenis-Jenis Metode Belajar Mengajar untuk Anak Usia Dini

Metode adalah cara yang digunakan oleh guru untuk proses

belajar mengajar. Mursid (2015) menjelaskan jenis-jenis metode

pembelajaran sebagai berikut:

1) Metode Bermain

Bermaian adalah kegiatan yang anak-anak lakukan sepanjang

hari karena bagi anak bermain adalah hidup dan hidup adalah

permainan. Anak usia dini tidak membedakan bermain, belajar dan

bekerja. Anak-anak umumnya sangat menikmati permainan dan akan

terus melakukanya dimanapun mereka memiliki kesempatan. Bermain

bagi anak usia dini merupakan kebutuhan, sama seperti kebutuhan

yang lain, seperti kebutuhan makan, minum, kesehatan, kasih sayang,

pakaian dan lain-lain, oleh karena itu dunia anak adalah dunia bermain,

anak belajar malalui bermain dan bermain seraya belajar.

Bermaian merupakan istilah yang digunakan secara bebas

sehingga arti utamanya mungkin hilang. Menurut Harlock arti bermain

yang tepat adalah setiap kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan

yang ditimbulkannya, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Bermain

dilakukan secara sukarela dan tidak ada paksaan atau tekanan dari luar

atau kewajiban. Bermain bagi anak merupakan kegiatan yang

menyenangkan, tidak ada paksaaan, timbul dari dalam dirinya,

merupakan kegiatan yang utama, bersifat pura-pura, mengutamakan

cara dari tujuan, tidak mengutamakan hasil dan bersifat lentur.

Page 51: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

2) Metode Bernyanyi

Bernyanyi merupakan salah satu kegiatan yang digemari oleh

anak-anak. Melalui nyanyian atau lagu, banyak hal dapat kita pesankan

pada anak-anak, terutama pesan-pesan moral dan agama. Melalui

kegiatan bernyanyi, suasana pembelajaran akan lebih menyenangkan,

mengairahkan, membuat anak bahagia, menghilangkan rasa sedih,

anak-anak merasa terhibur, dan lebih bersemangat, sehingga pesan-

pesan yang kita berikan akan lebih mudah dan lebih cepat diterima

serta diserap oleh anak-anak.

3) Metode Bercerita (Mendongeng)

Melalui cerita atau dongeng banyak hal tentang hidup dan

kehidupan yang dapat kita informasikan kepada anak-anak. Begitu

juga pesan-pesan moral dan juga nilai-nilai agama dapat kita tanamkan

kepada anak-anak melalui tokoh-tokoh yang ada dalam cerita atau

dongeng tersebut.

4) Metode Karyawisata

Karyawisata salah satu metode pembelajaran yang

memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk mengamati atau

mengobservasi, memperoleh informasi dan mengkaji dunia secara

langsung, seperti binatang, tanaman, dan benda-benda lain disekitar

anak. Melalui kegiatan karya wisata, anak-anak akan memperoleh

pengalaman belajar secara langsung dengan menggunakan selauruh

panca indera, sehingga apa yang diperoleh dari lapangan dapat lebih

berkesan dan pada giliranya akan lebih lama tersimpan di memori

anak.

5) Metode Demonstrasi

Metode ini menekankan pada cara-cara mengerjakan sesuatu

dengan penjelasan, petunjuk dan peragaan secara langsung dari guru.

Melalui metode ini diharapkan anak-anak dapat mengenal dan

mencermati langkah-langkah pelaksanaan dalam melakukan suatu

kegiatan, yang pada giliranya anak-anak diharapkan dapat meniru dan

melakukan apa yang didemonstrasikan oleh guru dengan baik dan

Page 52: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

benar. Misalnnya keterampilan melipat kertas (origami), menggambar

sesuai pola, meggulung, menggunting.

2. Fungsi Bermain Bagi Anak sia Dini

Permainan dan bermaian memiliki arti dan makna tersendiri

bagi anak. Permainan mempunyai arti sebagai sarana

mensosialisasikan diri (anak) artinya permainana digunakan sebagai

sarana membawa anak kedalam masyarakat. Mengenalkan anak

menjadi anggota suatu masyarakat, mengenalkan dan menghargai

masyarakat. Dalam situasi bermaian anak akan dapat menunjukan

bakat, fantasi dan kecenderungn-kecenderungannya. Saat bermain

anak menghayati berbaga kondisi emosi yang mungkin muncul seperti

rasa senang, gembira, tenang, kepuasan dan mungkin rasa kecewa.

Permaianan merupakan sebuah alat pendidikan karena memberikan

rasa kepuasan, kegembiraan dan kebahagiaan. Dengan permainan

memberikan kesempatan untuk menggenal aturan-aturan, menjatuhi

norma-norma dan larangan-larangan, berperilaku jujur, setia dan lain

sebagainya. Dalam permainaan anak menggunakan semua fungsi

kejiwaan/psikologis dengan suasana yang bervariasi.

3. Bermain Peran

Bermain adalah kegiatan yang sangat penting bagi

pertumbuhan dan perkembangan anak. Bermain harus dilakukan atas

inisiatif anak atas keputusan anak itu sendiri. Bermain harus dilakukan

dengan rasa senang, sehingga semua kegiatan bermaian yang

menyenangkan akan menghasilkan proses belajar pada anak. Metode

bermain peran atau role playing merupakan metode pembelajaran

dengan kegiatan berpura - pura melakukan peran orang lain (bermain

drama). Menurut Latif, dkk (2014:130) bahwa bermain peran (role

playing) yaitu sebagai aktivitas belajar dapat mengembangkan

pengetahuan mereka tentang dun ia disekitarnya, seperti kemampuan

bahasa, Elah Kurniyati, Ajo Sutarjo, Neneng Sri Wulan. Peranan

Metode Bermain Peran (Role Playing) Dalam Keterampilan Berbicara

Anak Usia Dini. kemampuan mengambil sudut pandang, dan rasa

Page 53: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

empati dengan melalui kegiatan bermain peran tersebut. Sesuai

dengan penjelasan tersebut bahwa bermain peran dapat

mengembangkan keterampilan berbicara anak. Metode berm ain peran

atau role playing yakni suatu metode pembelajaran dengan kegiatan

bermain berpura - pura, menggambarkan kisah orang lain atau

berperilaku tidak seperti dirinya, dapat mengasah imajinasi anak

dengan menghayalkan peran nya , tujuannya agar anak bisa me

rasakan kisah orang lain,

Menurut Jean Piaget anak menciptakan sendiri pengetahuan

mereka tentang duanianya melalui interaksi mereka, mereka berlatih

menggunakan informasi-informasi yang sudah mereka dengar

sebelumnya dengan menggabungkan informasi baru dengan

keterampilan yang sudah dikenal, mereka juga menguji pengalamanya

dengan gagasan-gagasan baru. Sedangkan menurut Vygostsky

berpendapat bahwa bermain mepunyai peran langsung terhadap

perkembangan kognisi sebagai anak. Vigotsky menekankan

pemusatan hubungan sosial sebagai hal penting yang mempengaruhi

perkembangan kognitif anak karena pertama-tama anak menemukan

pengetahuan dalam dunia sosialnya, kemudian menjadi bagian dari

perkembangan kognitifnya. Bermain merupakan cara berfikir anak

dan cara anak memecahkan masalah.(Diana:2013)

4. Dasar Pemikiran Bermain Peran

Mukhtar Latif, dkk(2014) mengemukakan main peran yang

menjadi pijakan bermain anak berasal dari teori:

1) Erik Erikson

Menyatakan, manusia membangun kemampuan untuk

menghadapi pengalaman dengan membuat suatu keadaan yang

semestinya dan menguasai kenyataan melalui uji coba dan

perencanaan dan semua ini disusun anak melalui bermain.

Dalam keadaan yang anak buat sendiri, ia akan memperbaiki

kesalahannya dan memperkuat harapannya. Anak mengantisipasi

keadaan-keadaan masa depan melalui uji coba ini. Menurut Erik

Page 54: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Erikson, ada dua jenis main peran, yaitu main peran Mikro dan

main peran Makro.

1) Main Peran Mikro

Anak memainkan peran melalui alat bermain atau benda yang

berukuran kecil. (Muhktar Latif, dkk, 2014: 207). Contohnya:

a) Rumah boneka; perabotan dan ruang.

b) Kereta api; rel lokomotif, gerbong-gerbongnya.

c) Bandar udara; pesawat, boneka, dan truk-truknya.

d) Kebun binatang; boneka-boneka binatang liat, boneka

pengunjung.

e) Jalan-jalan kota; jalan, orang, kota, mobil.

2) Main Peran Makro

Anak bermain menjadi tokoh menggunakan alat berukuran

seperti sesungguhnya yang digunakan anak untuk menciptakan dan

memainkan peran-peran. (Muhktar Latif, dkk, 2014: 207).

Contohnya:

a) Rumah sakit; dokter, perawat, pengunjung, apoteker.

b) Kantor polisi; polisi, penjahat.

c) Kantor pos; pengantar surat, pegawai kantor pos.

d) Kantor; direktur, sekretaris, pegawai biasa, cleaning

service.

Menurut Erik Erikson, main adalah suatu cara bagi anak

untuk mengembangkan pengendalian diri dan memahami tuntutan

dari luar yang dating setiap hari, dengan main peran anak dapat

membongkar pengalaman emosinya.

2) Menurut Gowen (1995)

Main peran dipandang sebagai sebuah kekuatan yang menjadi

dasar perkembangan daya cipta, tahapan, ingatan, kerja sama

kelompok, penyerapan kosakata, konsep hubungan kekeluargaan,

pengendalian diri, keterampilan mengambil sudut pandang spasial,

afeksi, dan kognisi (Muhktar Latif, dkk, 2014: 208).

Page 55: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Pada tahap main peran awal, anak akan melakukan macam-

macam percobaan dengan bahan-bahan di sekitarnya dan berbagai

macam peran. Melalui pengalaman main peran, anak “memeriksa

egonya”, belajar menghadapi pertentangan emosi, memperkuat diri

sendiri untuk masa depan, menciptakan kembali masa lalu, dan

mengembangkan keterampilan khayalan.

Dalam main peran anak dibolehkan untuk memproyeksikan

dirinya ke masa depan dan menciptakan kembali masa lalu. Melalui

main peran anak belajar bermain dan bekerja, di mana hal ini

merupakan latihan untuk pengalaman-pengalaman di dunia nyata.

Orang dewasa haruslah peduli pada ekspresi wajah, karena wajah

adalah mainan pertama. Ekspresi wajah antara lain: menjawab dengan

senyuman, hubungan timbal balik dan ekspresi badan. Ekspresi

seluruh badan, kemudian permainan denngan wajah dan gerakan

badan ini adalah dasar untuk main peran selanjutnya.

3) Vygotsky

Vygotsky percaya bahwa fungsi mental yang lebih tinggi

berakar pada hubungan sosial dan kegiatan kerja sama. Teori vygotsky

tentang main peran mendukung munculnya dua kemampuan penting

(Muhktar Latif, dkk, 2014: 208), yaitu:

1) Kemampuan untuk memisahkan pikiran dari kegiatan dan benda.

2) Kemampuan menahan dorongan hati dan menyusun tindakan yang

diarahkan sendiri dengan sengaja dan fleksibel.

Melalui main peran anak dapat membangun kemampuan untuk

menunda kepuasan melalui pembangunan main imajinasi dan main

tersebut dapat dilakukan melebihi kemampuannya. Main peran sangat

mendukung kemampuan anak untuk meraih lebih jauh tahap

perkembangan tertinggi mereka. Anak yang terlibat dalam main peran

dapat menggunakan kesadarannya. Kesadaran ini untuk menyusun

perkembangan kemampuan-kemampuannya yang masih berusaha

dipelajarinya hingga harapannya terpenuhi. Melalui main anak dapat

melebihi tahap perkembangannya saat ini, dan imajinasi merupakan

Page 56: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

sesuatu yang harus dibangun karena belum ada dalam kesadaran anak

yang masih sangat kecil dan sama sekali tidak ada pada binatang.

4) Piaget (1962)

Main peran mulai muncul saat anak kira-kira berumur satu

tahun. Pada saat ini anak-anak melakukan kegiatan yang tidak bisa

diterapkan dalam kehidupan nyata misalnya mengaduk pasir dalam

mangkuk dan pura-pura mencicipi. Anak akan mengulang ingatan

yang menyenangkan seperti melihat botol bayi dan mencoba memberi

susu pada bonekanya. Untuk main yang lebih tinggi anak biasanya

melakukan collective symbolism. Anak melakukan percakapan lisan

dengan diri sendiri yang disebut dengan idiosyneratie soliloquies.

Melalui percakapan ini anak menciptakan kesepakatan kebutuhan

sementara dari Id dan kesadaran rasional dari ego (Latif, Mukhtar,

2014: 209).

5) Sara Smilansky

Menurut Sara Smilansky, anak-anak yang tidak terlibat main

peran sering terlihat tidak ada rangkaian dalam kegiatan dan

percakapan mereka. Mereka terlihat kaku, monoton dan mengulang-

ulang perilaku (Muhktar Latif, dkk, 2014: 209). Menurut Sara, ciri-ciri

main peran antara lain:

1) Anak meniru sebuat peran.

2) Anak tetap pada peran untuk beberapa menit.

3) Anak memakai tubuh dan objek atau merepresentasikan

imajinasinya dengan objek dan orang.

4) Anak berinteraksi dengan anak lain.

5) Anak bertukar kata.

6) Sigmund Freud

Anak berperan sesungguhnya menjadi seseorang atau sesuatu. Hal

ini merupakan suatu jalan di mana anak usia dini belajar menghadapi

serangan dari luar terhadap egonya. Anak usia satu tahun dikendalikan

oleh Id-nya (keinginan). Apa yang mereka inginkan harus ada

SEKARANG. Mereka tidak dapat menunggu giliran dan tidak dapat

Page 57: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

menunda kepuasan (Muhktar Latif, dkk, 2014: 210). Mutu

pengalaman main peran tergantung pada:

1) Memiliki latar belakang pengalaman yang sama, misalnya

hasil pengalaman kunjungan anak pada suatu tempat tertentu.

2) Waktu yang cukup untuk main.

3) Tempat dan alat yang tepat, terutama dalam mendukung tema

yang sedang dibahas.

4) Orang dewasa yang dapat terlibat sesuai dengan kebutuhan

untuk dapat memberikan pijakan pengalaman main peran.

Kemampuan yang dibangun melalui main peran:

1) Pengulangan kata-kata yang lebih baik.

2) Kosakata lebih kaya.

3) Bahasa keseluruhan lebih tinggi.

4) Tahap bahasa lebih tinggi.

5) Strategi pemecahan masalah lebih baik.

6) Lebih ingin tahu.

7) Kemampuan melihat sudut pandang orang lain lebih baik.

8) Kemampuan intelektual lebih tinggi.

9) Bermain dengan teman lebih banyak.

10) Kegiatan kelompok lebih banyak.

11) Kerja sama teman sebaya lebih baik.

12) Agresi menurun.

13) Empati lebih banyak.

14) Pengendalian terhadap dorongan dari dalam diri lebih baik.

15) Meramalkan kecenderungan dan hasrat anak lebih baik.

16) Penyesuaian sosial dan emosi lebih baik.Inovasi lebih banyak.

17) Lebih imajinatif.

18) Waktu perhatian lebih panjang.

19) Kemampuan perhatian lebih besar.

Kekayaan dan keunikan kesempatan main peran yang disediakan dalam

ruang kelas hanya dibatasi oleh keterbatasan daya cipta orang dewasa.

Selanjutnya, mereka akan menjadi memiliki kesulitan mengembangkan tema,

Page 58: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

pikiran, atau permainan. Pengalaman mereka terpisah tidak terkait, seperti anak

yang sering ditinggal sendirian di rumah (Muhktar Latif, dkk, 2014: 211).

Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan oleh para ahli,

maka dapat disimpulkan bahwa main peran adalah anak melakukan kegiatan

berpura-pura untuk mencapai aspek perkembangan yang ada yaitu aspek moral

dan agama; kognitif; bahasa; fisik motorik; sosial emosional dan seni, baik dalam

bentuk main peran makro ataupun mikro dan didampingi oleh orang yang lebih

dewasa (pendidik).

Table 2.3 Perkembangan Awal Main Peran

Tkt. Kategori Uraian Contoh

1. Awal pura-pura Anak terlibat dalam

tindakan pura-pura tetapi

belum ada bukti dia main

pura-pura.

Anak sekilas menyentuh

telepon mengangkatnya ke

telinga, sekilas

menempelkan botol ke

mulut boneka.

2. Pura-pura

dengan dirinya

Anak terlibat dengan

perilaku pura-pura, di

arahkan pada dirinya

sendiri, di mana pura-pura

terlihat jelas

Anak mengangkat cangkir

ke bibir, menyentuh

cangkir, membuat suara

seperti sedang minum.

3. Pura-pura

dengan yang

lain

Anak terlibat dengan

perilaku pura-pura, di

arahkan oleh anak ke yang

lainnya, berpura-pura

berperilaku tentang orang

lain.

Anak memberi makan

boneka dengan botol

mainan atau cangkir,

mendorong truk mainan di

atas lantai dan membuat

kegaduhan dengan

mengeluarkan suara-suara.

4. Pengganti Anak menggunakan objek

seadanya dalam cara yang

kreatif atau sesuai

khayalan, atau

menggunakan objek dalam

cara yang berbeda dari

biasanya.

Anak memberi makan

boneka dengan

menggunakan balok

sebagai botol bay;

meletakkan sepotong

playdough dalam piring

dan menyebutnya sebagai

kue.

5. Pura-pura

dengan objek

atau benda

Anak pura-pura bahwa

objek, bahan, orang, atau

beinatang itu ada.

Anak menuang teko

kosong ke cangkir dan

berkata, “kopi”, bergerak

seputar ruangan membuat

suara motor, seolah-olah

sedang mengendarai

Page 59: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

sepeda motor.

6. Agen aktid Anak menghidupkan

mainan (seperti boneka,

binatang mainan) yang

mewakili mainan menjadi

agen yang aktif di dalam

kegiatan pura

-pura.

Anak melompat-

lompatkan binatang

dengan satu kaki melewati

karpet seolah-olah

binatang itu sedang

berlari, menaruh tangan

boneka ke mulut boneka

seolah-olah boneka itu

sedang makan sendiri,

berbicara dengan suara

tinggi seolah-olah boneka

sedang bicara.

7. Urutan yang

belum berbentuk

cerita

Anak mengulang-ulang

satu tindakan/adegan

kepada beberapa orang.

Anak memberi ibu

secangkir minuman

kemudian memberikan

bonekanya secangkir

minuman pula.

8. Urutan cerita Anak menggunakan lebih

dari satu adegan dalam

main peran.

Anak mengaduk cangkir,

minum dari cangkir dan

berkata “mmm, rasanya

enak”.

9. Perencanaan Anak terlibat dalam main

peran dengan bukti ada

perencanaan lebih dahulu.

Anak berkata bahwa ia

akan memberi makan bayi

sebelum meletakkan botol

minum bayi ke mulut

boneka.

5. Pijakan Main Peran

1) Pijakan Pengalaman Main Peran untuk Setiap Anak

1) Memberikan anak waktu untuk:

2) Merumuskan gagasan mereka;

3) Mengajak pemain lainnya;

4) Menetapkan perang yang akan dimainkan;

5) Menetapkan objek main;

6) Memperkuat dan memperluas bahasa anak.

7) Memberi contoh komunikasi yang tepat.

8) Memberi pijakan hubungan sosial.

2) Pijakan Pengalaman Setelah Main Peran

Page 60: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

1) Mendukung anak untuk mengingat kembali pengalaman

mainnya dan saling menceritakan pengalaman mainnya.

2) Menggunakan waktu membereskan sebagai pengalaman belajar

positif melalui pengelompokan, urutan, dan pengelolaan

lingkungan main peran secara tepat.

6. Jenis- jenis Main Peran

Main peran disebut juga main simbolis, pura-pura. Fantasi,

imajinasi atau drama, sangat penting untuk pertimbangan kognisi dan

sosial pada anak usia 3-6 tahun.(Diana;2013).

Jenis permainan ini antara lain meliputi sandiwara, dara atau

bermain peran dan jenis permainan lain dimana anak memainkan

peran sebagai orang lain. Permainan ini sangat baik untuk

mengembangkan kemampuan bahasa, komunikasi dan memahami

peran-peran dalam masyarakat.

a. Makro

Anak berperan sesungguhnya dan menjadi seseoarang atau

sesuatu. Saat anak memiliki pengalaman sehari-hari dengan main

peran makro, mereka belajar banyak keterampilan praakademisi

seperti: mendengarkan, tetap dalam tugas, menyelesaikan masalah,

dan bermain kerjasama dengan yang lain.

b. Mikro

Anak memegang atau menggerak-gerakan benda-benda

berukuran kecil untuk menyusun adegan. Saat anak main peran

mikro, mereka belajar untuk menghubungkan dan mengambil

sudut pandang dari orang lain.

7. Tujuan dan Asumsi Bermain Peran

Menurut Bruce Joyce dalam Sesilia Pradita Novita Sari (2017)

inti dari bermain peran adalah keterlibatan peserta dan pengamat dalam

situasi masalah yang nyata dan keinginan untuk resolusi dan

pemahaman yang menimbulkan keterlibatan ini. Proses role-playing

menyediakan contoh hidup dari perilaku manusia yang berfungsi

sebagai wahana bagi siswa untuk: (1) mengeksplorasi perasaan

Page 61: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

mereka, (2) mendapatkan informasi tentang sikap, nilai-nilai, dan

persepsi mereka, (3) mengembangkan keterampilan dan sikap dalam

pemecahan masalah mereka, dan (4) mengeksplorasi materi pelajaran

dengan cara yang bervariasi.Sebagai sebuah kesimpulan, dimana

hakikat atau intisari dari metode bermain peran ini adalah terletak pada

keterlibatan peserta didik dan pengamat dalam situasi permasalahan

yang nyata, dan keterlibatan tersebut akan membuat personal menjadi

paham akan permasalah yang diungkapkan. Bermain peran yang

menyediakan contoh hidup dari perilaku manusia (tampilan berbagai

ekspresi dari tokoh yang diperankan) dapat berfungsi sebagai sarana

bagi siswa untuk mewujudkan perasaan mereka. Siswa mendapatkan

informasi tentang sikap, nilai-nilai dan persepsi mereka, serta

mengembangkan keterampilan dalam pemecahan masalah mereka, dan

tidak kalah pentingnya adalah dapat mengekspolari (menyampaikan)

materi pelajaran dengan cara yang bervariasi.

D. Hasil Penelitian Relevan

Penelitian relevan merupakan penelitian yang hampir serupa dengan

yang sudah dilakukan oleh penelitian lain yang relavan dengan masalah yang

diteliti. Oleh sebab itu, dikemukakan beberapa penelitian lain yang pernah

dilakukan berikut ini.

Penelitian dilakukan oleh Yulia siska dengan judul “Penerapan

Metode Bermain Peran (Role Playing) Dalam Meningkatkan Keterampilan

Sosial dan Keterampilan Berbicara Anak Usia Dini” yang diakses pada tahun

2011 dalam jurnal ilmiah pendidikan anak usia dini. Letak kesamaan

penelitian ini adalah metode yang digunakan dalam penelitian, yaitu

menggunakan metode bermain peran. Letak perbedaan dari penelitian ini

ingin mengembangkan kemampuan berbahasa anak dan setting penelitian.

Penelitian dilakukan oleh Tien Kartini dengan judul “Penggunaan

Metode Role Playing Untuk Meningkatkan Minat Siswa Dalam Pembelajaran

Pengetahuan Sosial di kelas V SDN Cileunyi I Kecamatan Cileunyi

Bandung” yang diakses 2007 dalam jurnal proposal penelitian relevan. Letak

kesamaan penelitian ini adalah metode yang digunakan. Letak perbedaan

Page 62: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

pada penelitian ini adalah fokus pada mengingkatkan minat siswa dalam

pembelajaran dan meningkataka kemampuan berbahasa anak.

Selanjutnya penelitian dilakukan oleh Elah Kurniati, Ajo Sutarno dan

Neneng Sri Wulan dengan Judul “Penerapan Metode Bermain Peran (Role

Playing) Dalam Keterampilan Berbicara Anak Usia Dini” yang diakses 2016

dalam jurnal pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini. Persamaan

penelitian ini adalah metode yang digunakan. Perbedaan penelitian ini adalah

fokus penelitian yaitu keterampilan bicara anak dan kemampuan berbahasa

anak.

Page 63: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Metodelogi Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas. Menurut

kemmis dan Mc. Taggart (1998:23) penelitian tindakan kelas adalah studi

yang dilakukan untuk memperbaiki diri sendiri, pengalaman kerja sendiri

yang dilakukan secara sistematis, terencana, dan dengan sikap yang mawas.

Sedangkan menurut Zainal Aqib (2009:18) mengemukakan bahwa PTK

terdiri atas tiga kata yaitu Penelitian, Tindakan dan Kelas. Ketiga kata

tersebut dapat diartikan seperti: penelitian adalah kegiatan mencermati suatu

objek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau

informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu dari suatu hal yang

menarik minat dan penting bagi peneliti. Tindakan adalah suatu gerak

kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam

penelitian ini berbentuk rangkaian siklus kegiatan. Sedangkan kelas adalah

sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang

sama dari seorang guru. Menurut Mc. Niff dalam M. Asrori (2007)

mengatakan penelitaian tidnakan kelas merupakan bentuk penelitian yang

dilakukan oleh guru sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat

untuk pengembangan dan perbaikan pembelajaran (Jakni, 2017:2).

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, yang dimaksud dengan PTK

adalah penelitian yang dilakukan dengan suatu pengamatan yang dilakukan

secara berualang terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang

sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.

Penelitian ini lakukan secara kolaboratif dangan kepla sekolah dan juga guru

kelas untuk manyamakan pemahaman, kesepakatan tentang permasalahan,

pengambilan keputusan yang melahirkan kasamaan tindakan yang bertujujan

untuk mengembangkan bahasa anak usia dini malalui metode bermain peran.

Dalam penelitian ini peneliti malkukan tindakan dengan langkah-langkah

yang harus diikuti dalam melakukan penelitian tindakan kelas. Berikut

adalah desain penelitian.

Page 64: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Taman Kanak-Kanak Al-Barokah

Kelurahan Mayang Mangurai Kecamatan Alam Barajo kota Jambi.

Lokasi sekolah srtategis karena berada ditengah-tengah perumahan dan

sangat dengan pasar juga dekat dari rumah masyarakat. Peneliti

melakukan penelitian ditempat ini karena sekolah belum

memaksimalkan metode pembelajaran sentra sehingga anak jarang

bermain peran dalam proses pembelajaran.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian akan dilaksanakan selama 6 bulan sejak

pertengahan bulan September 2018.

C. Desain dan Prosedur Penelitian

1. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas

yang menggunakan metode penelitian eksperimen yang menggunakan

rancangan One Group Pretest-Posttest Design. Populasi dan Teknik

Pengambilan Sampel.

Tabel 3.1

Tabel Populasi Penelitian

NO Kelas Jumlah Anak

1 TK B 15

Jumlah 15

D. Prosedur Umum Penelitian

Prosedur penelitian tindakan kelas (PTK) ini disampaikan dalam

Tiara Asriandah (2012:48) terdiri atas rangkaian empat kegiatan yang

dilakukan secara berulang. Empat kegiatan utama yang ada pada setiap

siklus melalui prosedur penelitian sebagai berikut: 1) perencanaan, 2)

pelaksanaan, 3) pengamatan dan 4) refleksi. Apabila siklus I belum

berhasil, maka peneliti akan merancang tindakan berikutnya pada siklus ke

II. Kegiatan pada siklus ke II mempunyanyi bebrapa tambahan untuk

Page 65: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Pelaksanaan Dan Pengamatan

perbaikan dari tambahan dan kesulitan yang ditemukan dalam tindakan

siklus ke I. Dengan menyusun kegiatan pada siklus II, maka peneliti

melanjutkan kegiatan Penelitia Tindakan Kelas (PTK) seperti pada siklus I.

jika telah melaksanakan siklus II, apapbila peneliti belum tercapai untuk

perbaikan dan peningkatan atas tindakan tersebut, peneliti akan melanjutkan

penelitian ke dalam siklus III, cara pelaksanaanya sama seperti siklus

sebelumnya.

Hal ini tergantung dengan hasil penelitian yang dilakukan, jika

hasil penelitian telah menemukan hasil yang memuaskan dalam

perbaikanpeneliti dapat menghentikan dapat menentukan dan mengambil

kesimpulan, nemun disarankan sebaiknya prosedur PTK dilakukan paling

kurang dua siklus (Iskandar, 2012:48). Untuk lebih jelas prosedur penelitian

ini, maka dapat dilihat pada bagian berikut ini:

Gambar 3.1

Model Kemmis & Mc. Taggart

Prosedur Penelitian

Berdasarkan bagan diatas dapat dijelaskan bahwa penelitian

tindakan kelas diawaki dengan perencanaan, tindakan, pengamatan

selanjutnya merekfleksi dengan mengevaluasi tindakan pelaksanaan

untuk selanjutnya melakukan perbaikan disiklus selanjutnya.

Pelaksanaan dan Pengamatan

Perencanaan Refleksi

Siklus I

Perencanaan Refleksi Siklus II

Page 66: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian berbasis kelas

kolaboratif, yaitu suatu penelitian yang bersifat praktis, situasional dan

kontekstual berdasarkan permasalahan yang muncul dalam kegiatan

pembelajaran sehari-hari di Raudhatul atfhal Almira. Kepala sekolah,

guru dan peneliti senantiasa berupaya memperoleh hasil yang optimal.

E. Tahapan Tindakan

a. Siklus I

Plaksanaan PTK dimulai dengan siklus I yang terdiri dari

embat kegiatan yaitu: perencanaan, pelaksanaan (tindakan)

pengamatan, dan refleksi. Berikut ini dijelaskan rincian kegiatan dari

masing-masing tahap tersebut.

1) Perencanaan

Pada tahan ini peneliti menetukan fokus peristiwa yang perlu

mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudia membuat

sebuah instrument pengamatan untuk merekam fakta yang terjadi

selama tindakan berlangsung. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan

pada tahap ini meliputi: Rancangan Proses Pembelajaran Hharian

(RPPH) , bahan ajar, media pembelajaran, evaluasi dan penelitian.

a) Rencana kegiatan harian dilaksanakan pada prasiklus

dilakukan 1x pertemuan dengan pembelajaran sesuai dengan

tema semester 2. Siklus I dilakukan sebanyak 3x pertemuan

sesuai tema dengan pembelajaran.

b) Menyiapkan bahan ajar dan media yang akan digunakan saat

proses pembelajaran seperti cerita yang diperankan oleh anak,

c) Membuat format penilaian berupa penilaian ceklis

2) Tindakan

Tindakan dilaksanakan sesuai dengan rencana pembelajaran

yang telah disiapkan pada persiapan tindakan. Secara umum tahapan

dalam pelaksanaan tindakan ini adalah:

a) Menyiapkan setting kelas

Page 67: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

b) Kegiatan bermain peran diawali dengan kegiatan

pembelajaran dikelas dimana guru melakukan apersepsi yang

mengarah ke tema cerita yang akan dimainkan anak.

c) Memperkenalkan alat dan bahan dan juga property yang akan

digunakan anak saat bermain peran.

d) Guru atau peneliti memulai bermain peran dengan membagi

peran anak dan memandu permainan dengan menjadi dalang

saat permainan berlangsung

3) Pengamatan (observasi)

Observasi adalah cara untuk mengadakan penelitian dengan

jalan mengadakan pengamatan secara langsung dan sistematis.

Pengamatan terhada pembelajaran menggunakan lembar observasi

yang berupa lembar observasi aktivitas guru, siswa dan peneliti. Pada

tahap ini dilakukan saat anak melakukan kegiatan bermain peran,

yaitu:

a) Mengamati anak saat guru mulai memimpin cerita yang akan

segera dimulai

b) Mengamati anak apakah anak mengerti dengan apa yang

dijelaskan oleh guru

c) Mengamati bagaimana anak memrankan peranya saat

bermain

d) Mengamati anak saat berbicara

e) Mengamati anak apakah masih membutuhkan bantuan dari

teman atau guru dalam kegiatan bermain peran

f) Mengamati bagaimana anak merangkai kata dan mengutaran

kalimat yang mereka sampaikan

4) Refleksi

Data yang diperoleh baik aktivitas siswa maupun hasil belajar,

akan dianalisis dengan menggunakan perhitungan data penilaian

setelah siklus II berlangsung. Analisis ini merupakan kegiatan

reflaksi untuk menentukan apakah tindakan yang dilakukan dapat

Page 68: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

mengatasi permasalahan maka dilakukan perbaikan pada siklus

berikutnya.

b. Siklus II

1) Perencanaan

Pada tahap ini disususn rencana kegiatan dalam rangka

meningkatkan kemampuan berbahasa anak melalui metode

bermain peran pada kelas A Raudhatul Atfhal Almira Aurduri I

Kecamatan Telanaipura Kota Jambi dengan menggunakan

penerapan perangkat pelaksanaan pembelajaran meliputi:

Rancangan Proses Pembelajaran Harian (RPPH) , bahan ajar,

media pembelajaran, evaluasi dan penelitian.

a) Rencana kegiatan harian yang dilaksanakan pada

prasiklus dilakukan 1x pertemuan dengan pembelajran

ssuai pada tema di semester 2 siklus II dilakukan

sebanyak 3x pertemuan sesuai dengan tema

pembelajaran.

b) Menyiapkan bahan ajar dan media yang akan digunakan

saat proses pembelajaran seperti cerita yang diperankan

oleh anak,

c) Membuat format penilaian berupa penilaian ceklis

2) Tindakan

a) Menyiapkan setting kelas

b) Kegiatan bermain peran diawali dengan kegiatan

pembelajaran dikelas dimana guru melakukan apersepsi

yang mengarah ke tema cerita yang akan dimainkan

anak.

c) Memperkenalkan alat dan bahan dan juga properti yang

akan digunakan anak saat bermain peran.

d) Guru atau peneliti memulai bermain peran dengan

membagi peran anak dan memandu permainan dengan

menjadi dalang saat permainan berlangsung

Page 69: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

3) Observasi

a) Mengamati anak saat guru mulai memimpin cerita yang

akan segera dimulai

b) Mengamati anak apakah anak mengerti dengan apa yang

dijelaskan oleh guru

c) Mengamati bagaimana anak memrankan peranya saat

bermain

d) Mengamati anak saat berbicara

e) Mengamati anak apakah masih membutuhkan bantuan

dari teman atau guru dalam kegiatan bermain peran

f) Mengamati bagaimana anak merangkai kata dan

mengutaran kalimat yang mereka sampaikan

4) Refleksi

Data yang diperoleh baik aktivitas siswa maupun hasil

belajar, akan dianalisis dengan menggunakan perhitungan data

penilaian setelah siklus II berlangsung. Analisis ini merupakan

kegiatan reflaksi untuk menentukan apakah tindakan yang

dilakukan dapat mengatasi permasalahan maka dilakukan

perbaikan pada siklus berikutnya.

Setelah melaksanakan keempat kegiatan tersebut, maka

akan dilakukan evaluasi untuk mengetahui perkembangan anak

yang telah dicapai dari proses pelaksanaan tindakan. Evaluasi

dilaksanakan setelah proses kegiatan belajar mengajar pada

setiap akhir siklus dengan memberikan simulai nilai akhir dari

indikator perkembangan anak yang telah dinilai. Evaluasi

dgunakan untuk melihat tingkat keberhasilan yang telah

diperoleh anak setelah mengikuti proses pelaksanaan

pembelajaran.

F. Instrumen Penelitian

1. Definisi Konseptual

Perkembangan bahasa yang dimaksud dalam penelitian adalah

melatih kemampuan berkomunikasi anak secara lisan, mengembangkan

Page 70: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

ide, gagasan dan bagaimana mereka harus mengungkapkan bahasa

dengan baik saat situasi atau kondisi yang mereka hadapi. Dimana

kemampuan berbahasa pada anak usia 5-6 tahun dapat dinilai dari

bagaimana anak mampu, memahami bahasa, mengungkapkan bahasa

dan keaksaraan.

Main peran merupakan suatu metode yang dapat megembangkan

kemampuan berbahasa anak. dengan bermin peran anak akan berlatih

bagaimana berkomunikasi dengan orang lain, menyikapi sebuah kejadian

dengan bahasa yang baik, anak juga akan belajar mengelola informasi

yang mereka dapat saat bemain, anak akan menyimak dengan baik

berbagai intruksi saat bermain dan anak akan belajar mengungkapkan

berbagai persaan yang ada dalam hatinya. Dengan berbagi alur cerita dan

karakter yang dimainkan oleh anak akan mengembangkan kemampuan

berbahasa anak dengan optimal.

2. Definisi Operasional

Indikator dalam penelitian ini diambil berdasarkan Tingkat

Pencapaian (lingkup perkembangan bahasa) Menurut Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2009 yaitu:

Tabel 3.2

Tingkat Pencapaian Bahasa menurut PERMENDIKNAS RI No. 58

2009

Usia 4-6 tahun Menerima bahasa

1. Menyimak perkataan orang lain

2. Mengerti dua perintah yang diberikan

bersamaan

3. Memahami cerita yang dibacakan

4. Mengenal pembendaharaan kata

mengenai kata sifat

5. Mengerti beberapa perintah secara

bersamaan

6. Mengulang kalimat yang lebih kompleks

7. Memahami aturan dalam suatu permainan

Mengungkapkan bahasa

8. Mampu mengulang dan menjawab

pertanyaan sederhana

9. Mengungkapkan perasaan dengan kata

sifat

10. Mengungkapkan pendapat

11. Mengatakan alas an terhadap sesuatu

Page 71: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

yang disukai dan tidak disukai

12. Menceritakan kembali cerita atau

dongeng yang didengar

13. Menjawab pertanyaan yang lebih

kompleks

14. Menyebutkan kelompok gambar yang

memiliki bunyi yang sama

15. Berkomunikasi secara lisan, memiliki

perbendaharaan kata, serta mengenal

simbol-simbol untuk persiapan membaca,

menulis dan berhitung.

16. Menyusun kalimat sederhana dalam

struktur (pokok kalimat-predikat-

keterangan)

17. Memiliki lebih banyak kata-kata utnuk

mengekspresikan ide pada orang lain.

18. Melanjutkan sebagian cerita/dongeng

yang telah diperdengarkan.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan skala Likert dengan bentuk

checklist. Dalam Sugiyono (2015:134) skala likert digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang

tentang fenomena social yang disebut sebagai variabel penelitian.

G. Sumber Data

1. Data Primer

Data Primer yang peneliti ambil didapatkan dari informasi atau

orang yang dapat memberikan informasi tentang data penelitian.

Informasi dalam penelitian ini adalah anak kelas TK B Tahun akademik

2018-2019 beserta kolaborator. Data tersebut diambil dari kegiatan

bermain peran dengan mengamati kemampuan berbahasa anak.

2. Data Sekunder

Data sekunder yang peneliti ambil berdsarkan buku-buku

pendukung dan melalui bebrapa teknik pengumpulan data baik melalui

data sisiwa, sumber data tidak langsung memberikan data kepada

pengumpulan data jenis data sekunder yang digunakan dalam penelitian

ini misalnya dokumentasi/arsip.

Page 72: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

H. Teknik dan instrument Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan data

a. Observasi

Observasi adalah pengamatan lansung yang peneliti lakukan

terhadap objek penelitian. Observasi berkaitan dengan fokus

penelitian ditujukan kepada kepala sekolah, observasi berguna untuk

mendapatkan informasi secara akurat melalui pengamatan langsung

oleh peneliti. Observasi dilakukan secara tringulasi yaitu wawancara

dan dokumentasi.

b. Instrument Pengumpulan data

Instrument penelitian yang diguanakan terdiri dari:

1) Lembar observasi

Lembar observasi diguanakan untuk mengumpulkan data

dan menggambarkan tentang aktifitas siswa dalam pembelajaran,

serta peningkatanya pada setiap siklus. Instrument penelitian

yang diguanakan berupa lembar pengamatan dengan memberikan

ceklis (√), instrument obsevasi berupa rating scale dengan jujur

berdasarkan pengamatan yang dilakukan dan dengan

menggunakan pedoman skala penilaian dengan symbol BB =

belum berkembang, MB = mulai berkembang, BSH =

berkembang sesuai harapan dan BSB = Berkembang dengan

baik.

2) Wawancara

Wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian

yang berlangsung secara lisan dalam percakapan dua orang atau

lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi-

informasi atau keteerangan-keterangan.(Jani:72).

Wawancara dilakukan terhadap guru kelas B, untuk

memperoleh informasi tentang unpaya guru dalam meningkatkan

kemampuan berbahasa anak TK Al-Barokah Kecamatan Alam

Barajo Kota Jambi.

Page 73: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

I. Teknik analisis data

Metode analisis data yang diguanakan dalam penelitian ini adalah

metode analisi data kualitatif. Dalam buku penelitian tindakan kelas

(2017:97 - 81) menjelaskan pada umumnya kualitatif terhadap data PTK

dapat dilakukan dengan tahap-tahap: menyeleksi, menyederhanakan,

mengklasifikasi, memfokuskan, mengorganisasikan (mengaitkan gejala

secara sisitematis dan logis), membuat abstraksi atas kesimpulan makna

hasil analisis. Model analisis kualitatif tekenal adalah model Miles dan

Huberman yang meliputi: reduksi data (memilah data penting, relevan, dan

bermaka dari yang tidak berguna), sajian deskriptif (narasi, visual gambar,

tabel) dengan alur sajian yang sisitematis dan logis, penyimpulan dari hasil

yang disajikan)dampak PTK dan efektivitasnya). Model analisis ini dapat

digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.2

Teknis Analisis Data

Dari gambar diatas dapat diuraikan maksud dari keempat tahapan analisis

data kualitatif diatas, yaitu:

a. Pengumpulan data

Penjaringan data yang diperlukan dalam pengumpulan data

masih bersifat data kasar yang muncul dari catatan tertulis dari peneliti.

Hal ini dapat diartikan bahwa ketika peneliti turun kelapangan untuk

ketempat penelitian, maka peneliti harus mencari data yang berkaitan

dnegan penelitian itu, peneliti tidak melihat apakah data itu sudah sesuai

dengan apa yang diteliti atau belum, melainkan semua data yang

diproses diambil. Data yang diperoleh dari proses penjaringan data ini

selanjutnya akan direkduksi dari proses penjaringan data ini selanjutnya

Pengumpulan Data Penyajian Data

Reduksi Data Verifikasi/Penrikan

Kesimpulan

Page 74: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

akan direduksi, diferivikasi dan disimpulkan sesuai dengan proses

analisis data model interaktif

b. Reduksi data

Diartikan sebagai proses pemilihan, penyederhanaan,

pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan

tertulis dilapangan. Reduksi data berlangsung terus-menerus selama

penelitian ini berlangsung dalam proses reduksi data ini penelitian mulai

memilih mana data yang valid dan reduksi data ini terus menerus

berlangsung sampai akhir penelitian.

c. Penyajian Data

Diartiakan sebagai perangkat informasi yang terorganisir, yang

memungkinkan ditariknya kesimpulan data atau pengambilan tindakan,

yang merupakan bagian sekunder yang harus ada pada analisis ini.

Penyajian data dalam penelitian ini mencangkup ringkasan-ringkasan

terstruktur dari kerangka piker lainya.

d. Verifikasi dan Penarikan Kesimpulan

Verifikasi dan penarikan kesimpulan didefinisikan sebagai

penarikan, artinya dari data yang terampil dapat melibatkan pemahaman

peneliti banyak taktik yang digunakan dalam proses ini, diantara lain

menggunakan perbandingan baik secara luas atau khusus, pencatatan

plog dan tema, pengelompkan, penggunaan mkt untuk taktik penegasan

seperti trigulasi, pencapaian-pencapaian kasus-kasus negatif, pengadaan

tindak lanjut, hal-hal yang diluar dugaan, serta memperiksa hasil-hasil

dengan responden-responden.

Pada data kualitatif yang merupakan hasil observasi aktifitas siswa

dapat dihitung melalui:

1) Penilaian peningkatan hasil belajar anak

Peningkatan anak =

Keterangan : A = pemerolehan skor nilai

B = Jumlah Siswa keseluruhan

A X 100

B

Page 75: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

2) Penilaian Ketuntasan hasil belajar siswa dapat dihitung dengan

menggunakan:

Siswa yang tuntas belajar dengan penilaian:

a) 0-20: Sangat Rendah

b) 21-40: Rendah

c) 41-60: Cukup Tingggi

d) 61-80: Tinggi

e) 81-100: Sangat Tinggi (Almiati, 2008:208)

J. Kriteria Keberhasilan Penlitian Tindakan Kelas (PTK)

Penelitian ini dikatakan berhasil apabila minimal 71% dari jumlah

keseluruhan anak yaitu 15 orang anak, 10 dari 15 anak mencapai Tingkat

Capaian Perkembangan (TCP) minimal yang ditentukan bersama

kolaborator 65%.(Jurnal Yusria:2006)

P = ∑(siwa yang tuntas belajat) x 100%

∑n (seluruh siswa)

Page 76: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

K. Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian akan dilakukan selama 2 bulan, yaitu bulan

februari sampai maret 2019. Jadwal penelitian ini masih bersifat tentative,

artinya dapat berubah berdasarkan situasi dan kondisi dilapangan

dilapangan. Berikut ini dapat diberikan uraian tahap-tahap yang dilakukan

selama penelitian dilaksanakan.

Tabel 3.4

Waktu dan Tahap Penelitian

No

Kegiatan

Bulan

D

e

s

j

a

n

F

e

b

M

a

r

t

A

p

rl

M

e

i

j

u

n

i

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Pengajuan judul

dan pengesahan

judul

2. Penyusunan

proposal

proposal

√ √ √ √ √ √ √ √

3. Seminar

proposal

4. Perbaikan hasil

seminar

proposal

√ √ √

5. Pengurusan dan

penerbitan izin

penelitian

√ √ √

6. Pengumpulan

data dilapangan

√ √ √ √ √

7. Analisis dan

penyusunan

laporan

√ √ √ √ √ √

8. Seminar hasil

ujian skripsi

9. Perbaikan hasi

ujian skripsi

10

.

Pengesahan

hasil ujian

Pengesahan

hasil skripsi

11 Penggandaan

dan

penyerahaan

laporan

Cacatan : Jadwal penelitian ini masih dapat berubah sesuai dengan situsi dan

kondisi dilapangan.

Page 77: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

BAB IV

TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. TEMUAN PENELITIAN

1. Temuan Umum

a. Historis Sekolah

Taman Kanak-kanak Al-Barokah Berada di Jln. Kh. Ismail

Malik No. 03 Rt.32 Kelurahan Mayang Mangurai Kecamatan Alam

Barajo Kota Jambi. Berdirinya Taman Kanak-kanak Kecamatan Alam

Barajo diawali oleh bebrapa guru yang bekerja disebuah sekolah yang

sama sebelumnya. Para guru tersebut merasa ada ketidak adilan dari

sekolah sebelumnya dan akhirnya memutuskan untuk mendirikan

lembaga pendidikan sendiri. Untuk mewujudkan ini para guru tersebut

melakukan bebrapa upaya:

1) Pada tahun 2017 mendirikan lembaga dengan dana pribadi agar

mendapatkan tempat yang layak untuk menyelenggarakan

pendidikan.

2) Selanjutnya mulai tanggal 01 April 2017 Taman Kanak-kanak

Al- Barokah resmi didirikan dan mulai menyelenggarakan

kegiatan belajar mengajar.

b. Geografis Sekolah dan Lingkungan Sosial

Taman Kanak-kanak Al-Barokah berada di Jln. Kh. Ismail

Malik No. 03 Rt.32 Kelurahan Mayang Mangurai Kecamatan Alam

Barjo Kota Jambi secara goegrafis mudah dijangkau karena

keberadaannya berada di tengah permungkiman penduduk dan

berjarak beberapa meter dari perumahan. Kondisi sosial masyarakat

disekitar TK Al-Barokah khususnya sosial dan ekonomi sangat

heterogen, mulai dari pejebat pemerintah, guru, sampai pekerja kasar

seperti buruh bangunan dan jasa angkutan roda dua(ojek).

Page 78: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

c. Visi dan Misi Sekolah

Visi

Menjadikan anak yang memiliki masa depan yang cerdas kreatif,

terampil, mandiri dan berakhlak mulia.

Misi

1) Membiasakan anak bersikap sopan dan santun terhadap orang

yang lebih tua

2) Melatih anak untuk berperilaku disiplin dan bertanggung jawab

3) Membina dan mengajarkan dengan kecerdasan spiritual,

intelektual dan emosional.

d. Keadaan Guru dan Siswa Sekolah

Tenaga pengajar di TK Al-Barokah Kecamatan Alam Barajo

Kota jambi merupakan tenaga edukatif yang langsung berhadapan

dengan siswa yang mempunyai tugas utama mendidik, memberikan

ilmu sebagai orang tua siswa disekolah. Oleh karena itu guru harus

mempunyai pengetahuan dan pemahaman tentang mendidik dan

mencetak siswa agar tujuan dapat dilaksanakan dengan baik. Adapun

guru di TK AL-Barokah berjumlah 3 orang diantaranya:

Table 4.1

Keadaan Guru TK AL-Barokah Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi

No Nama Jabatan Pendidikan terakhir

1. Juniar S.Pd

NIP.

Kepala

Sekolah

S1

2. Ermaneli S.Pd

NIP.

Guru Kelas S1

3. Lamsiah A. Ma

NIP.

Guru Kelas D III

Table 4.2

Keadaan siswa TK Al-Barokah Kecamtan Alam Barajo Kota Jambi

Page 79: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

No

Kelas Jumlah Siswa Wali Kelas

L P Jumlah

1. TK A 4 11 15 Ermaneli S.Pd

2. TK B 3 13 15 Lamsiah A.Ma

Total 30

2. Temuan Khusus

a. Kondisi Awal Hasil Belajar Murid Pra Siklus

Kondisi awal hasil belajar siswa kelas TK B Taman Kanak-

kanak Al-Barokah Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi dalam hal

perkembangan bahasa masih rendah. Hal ini dibuktikan dari

pemerolehan lembar observasi yang dilakukan saat prasiklus

berlangsung pada tanggal 11 Maret 2019.

Tabel 4.3 Kondisi awal hasil bermain peran makro Kelas B

No Nama Siswa

Skor

Nilai Pra

Siklus

Ketuntasan

1. Almira 23 57.5 Tidak Tuntas

2. Rizki 11 27.5 Tidak Tuntas

3. Sifa 11 27.5 Tidak Tuntas

4. Bulan Prameswari Putri 16 40 Tidak Tuntas

5. Hery Kurniawan 27 67.5 Tuntas

6. Ziva Zainuri 25 62.5 Tidak Tuntas

7. Navisa Febrianti 22 55 Tidak Tuntas

8 Nabila Nurhajijah 23 57.5 Tidak Tuntas

9. Indah Purnama Sari 26 65 Tidak Tuntas

10. Azka Ramadhan 22 55 Tidak Tuntas

11. Ataya Aulia 23 57.5 Tidak Tuntas

12. Nurin Hafizah 23 57.5 Tidak Tuntas

13. Alya Humairoh 24 60 Tidak Tuntas

14. Naura Arzilia 10 25 Tidak Tuntas

Page 80: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

15. Indira Salsabila 22 55 Tidak Tuntas

Jumlah 770 1

Data dalam tabel diatas terlihat hasil belajar siswa masih

rendah. Jumlah siswa yang berhasil hanya 1 siswa atau 6,67 dari jumlah

keseluruhan 15 siswa sedangkan jumlah yang belum berhasil 14 siswa

atau 93,33 dari 15 jumlah keseluruhan.

Selain itu nilai rata-rata yang diperoleh siswa juga rendah yaitu

51,3. Maka dari itu peneliti memulai melakukan penelitian tindakan kelas

guna untuk memperbaiki pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar

siswa dengan menggunakan metode bermain peran makro untuk

meningkatkan perkembangan bahasa anak.

b. Hasil Temuan Setiap Siklus

Langkah-langkah penelitian ini, peniliti laksanakan mulai

bulan maret tahun 2019 yang terdiri dari dua siklus. Setiap siklus

dilakukan tiga kali tatap pertemuan dengan langkah-langkah

perencanaan, pelaksanaan (tindakan), observasi (pengamatan),

refleksi.

1) Siklus I

a) Perencanaan

Perencanaan yang dilakukan pada siklus I adalah

dengan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian

(RPPH) yang sesuai dengan tema. Dalam proses

pembelajaran peneliti menggunakan penerapan media gambar

dan beberapa alat komunikasi yang dibuat dari kardus dan

Nilai Rata-Rata Siswa 51.3

Jumlah Murid Yang Berhasil 1

Persentase Keberhasilan Siswa 6.67 %

Jumlah Siswa Yang Belum Berhasil 14

Persentase Siswa yang Belum

Berhasil

93.33%

Page 81: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

karton untuk mempermudah anak memahami materi yang

akan disampaikan. Sebelum melaksanakan tindakan, peneliti

mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian

(RPPH), lembar observasi berupa penilaian ceklis untuk

mengetahui tingkat pencapaian keberhasilan anak.

Tabel 4.4. Jadwal Perencanaan Siklus I

No Hari/tanggal Pertemuan Materi

1. Selasa, 12

Maret 2019

I a. Pengenalan tema

alat komunikasi

b. Berdiskusi

tentang manfaat

alat komunikasi

c. Main peran

berbicara

dengan penyiar

radio

2. Rabu, 13

Maret 2019

II a. Simulasi

berbicara di

telepon

b. Bermain peran

jual beli alat

komunikasi

3. Kamis, 14

Maret 2019

III c. Ujian Main

Peran makro

mengirim surat

melalui kantor

pos dan menjadi

pak pos

b) Pelaksanaan

Tindakan dilaksanakan dengan menyelenggarakan

pembelajaran siklus I pada tanggal selasa 12 Maret 2019, rabu

13 maret 2019 dan 14 maret 2019. Teknik pelaksanaan

tindakan adalah sebagai berikut:

(1) Kegiatan Awal

(a) Membuka pembelajaran dengan SOP pembukaan

(b) Bernyayi tentang alat komunikasi

(2) Kegiatan inti

Page 82: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

(a) Peneliti menjelaskan tema dan sub tentang alat

komunikasi

(b) Peneliti berdiskusi dengan siswa tentang alat

komunikasi dan manfaat alat komunikasi

(c) Peneliti bertanya tentang alat komunikasi yang

pernah digunakan oleh anak

(d) Anak melakukan main peran bagaimana menelpon

penyiar radio

(3) Kegiatan Akhir

(a) Peneliti menanyakan perasaan anak setelah

bermain peran

(b) Peneliti menanyakan peran atau apa yang

dibicarakan saat menelpon penyiar radio saat

bermain peran

(c) Memberikan infomasi kepada siswa tentang

materi pertemuan selanjutnya.

c) Observasi

Untuk melihat seberapa besar hasil belajar pada

peningkatakan perkembangan bahasa anak melalui bermain

peran yang telah dilaksanakan pada siklus I. berikut hasil

belajar yang diperoleh siswa pada siklus I:

Tabel 4.5. Peningkatan kemampuan berbahasa siklus I

No Nama Siswa

Skor

Nilai Pra

Siklus

Ketuntasan

1. Almira 26 65 Tuntas

2. Rizki 16 40 Tidak Tuntas

3. Sifa 24 60 Tidak Tuntas

4. Bulan Prameswari Putri 23 57.5 Tidak Tuntas

5. Hery Kurniawan 30 75 Tuntas

6. Ziva Zainuri 27 67.5 Tuntas

7. Navisa Febrianti 25 62.5 Tidak Tuntan

Page 83: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

8. Nabila Nurhajijah 25 62.5 Tidak Tuntas

9. Indah Purnama Sari 27 67.5 Tuntas

10. Azka Ramadhan 28 70 Tuntas

11. Ataya Aulia 25 62.5 Tidak Tuntas

12. Nurin Hafizah 24 60 Tidak Tuntas

13. Alya Humairoh 30 75 Tuntas

14. Naura Arzilia 10 25 Tidak Tuntas

15. Indira Salsabila 23 57.5 Tidak Tuntas

Jumlah 907.5 6

D

Dari tabel diatas diketahui nilai rata-rata siswa belum mencapai

atau memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM). Hal ini terlihat dari

nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada siklus I yaitu, 60,5 jumlah

siswa yang berhasil atau tuntas 6 siswa atau 40% dari jumlah 15 siswa

keseluruhan dan siswa yang belum berhasil sebanyak 9 siswa atau 60%

dari jumlah 15 siswa keseluruhan artinya tindakan yang diberikan pada

siklus I belum mencapai hasil yang diinginkan dari metode bermain

peran makro yang telah dilakukan. Oleh sebab itu peneliti melanjutkan

ke siklus II untuk meningkatan kembali perkembangan bahasa anak di

TK Al-Barokah Al-Barokah Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi, ini

dikarenakan pada siklus I belum mencapai peningkatan sebanyak 71%.

Oleh sebab itu peneliti melanjutkan tindakan pada siklus II.

d) Refleksi Siklus I

Berdasarkan hasil lembar observasi siswa dan guru,

pelaksanaan siklus I belum berhasil maka diperlukan tindakan hal ini

Nilai Rata-Rata Siswa 60.5

Jumlah Murid Yang Berhasil 6

Persentase Keberhasilan Siswa 40%

Jumlah Siswa Yang Belum

Berhasil

9

Persentase Siswa yang Belum

Berhasil

60%

Page 84: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

disebabkan anak masih belum terbiasa dengan main peran mikro dan

anak belum mampu melaksanakan seluruh aturan yang ada, anak juga

belum mampu mengembangkan imajinasinya sendiri sesuai dengan alur

cerita. Selanjutnya untuk meningkatkan perkembangan bahasa anak

melalui metode bermain peran makro. Hal ini terlihat dari jumlah siswa

yang berhasil belum mencapai 71% .

2) Siklus II

a) Perencanaan

Berdasarkan hasil refleksi siklus I hasil dari peningkatan

perkembangan bahasa anak belum mencapai target yang ditentukan

maka peneliti melaksanakan perenaan kembali disiklus II. Pada

siklus II main peran yang akan dimainkan adalah korban bencana

alam “Gunung Meletus” sesuai dengan puncak tema mingguan TK

Al-Barokah.

Tabel 4.6 Jadwal Perencanaan Siklus II

No Hari/tanggal Pertemuan Materi

1. Senin, 18

Maret 2019

I a. Memperkenalkan

anak tentang alam

semesta

b. Memperkenalkan

apa saja yang

berkaitan dengan

alam semesta

2. Selasa, 19

Maret 2019

II a. Memperkenalkan

bencana alam yang

bisa terjadi

b. Menjelasakan sebab

akibat terjadinya

bencana alam

c. Simulasi gunung

meletus

3. Rabu, 20

Maret 2019

III Bermain peran makro tema

“ korban bencana alam”

Page 85: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

b) Pelaksanaan

Tindakan dilaksanakan pada hari Senin tangga 18 Maret 2019,

Selasa Maret 2019 dan Rabu 20 Maret 2019. Teknik pelaksanaan

tindakan adalah sebagai berikut:

(1) Kegiatan awal

(a) Membuka dengan SOP Pembelajaran

(b) Mengenalkan tema dan subtema

(c) Berdiskusi tentang alam semesta

(2) Kegiatan inti

(a) Memberikan pengarahan atau pijakan kepada anak tentang

permainan yang akan dilakukan

(b) Memulai permainan dengan arahan dari peneliti

(c) Mengamatai jalan permainan peran makro

(3) Kehiatan akhir

(a) Mengarahkan anak untuk duduk melingkar

(b) Menanyakan perasaan setelah bermaian

(c) Tanya jawab tokoh yang dimaiankan

(d) Tanya jawab alur dan tokoh yang diperankan

(e) Mengambil kesimpulan dari permainan peran makro yang

telah dilakukan

c) Observasi

Tabel 4.7 hasil peningktan perkembangan bahasa siklus II

No Nama Siswa

Skor

Nilai Pra

Siklus

Ketuntasan

1. Almira 32 80 Tuntas

2. Rizki 29 72.5 Tuntas

3. Sifa 32 80 Tuntas

4. Bulan Prameswari Putri 31 77.5 Tuntas

5. Hery Kurniawan 36 90 Tuntas

6. Ziva Zainuri 38 95 Tuntas

7. Navisa Febrianti 31 77.5 Tuntas

Page 86: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

8. Nabila Nurhajijah 33 82.5 Tuntas

9. Indah Purnama Sari 34 85 Tuntas

10. Azka Ramadhan 31 77.5 Tuntas

11. Ataya Aulia 28 70 Tuntas

12. Nurin Hafizah 28 70 Tuntas

13. Alya Humairoh 32 80 Tuntas

14. Naura Arzilia 10 25 Tidak Tuntas

15. Indira Salsabila 27 67.5 Tuntas

Jumlah 1.130 14

Dari tabel diatas terlihat bahwa pekembangan bahasa anak

sudah mengalami peningkatan. Murid yang tuntas sebanyak 14 siswa

atau atau 93.33% dari 15 keseluruhan jumlah siswa, sedangkan jumlah

siswa yang tidak tuntas sebanyak 1 siswa atau 6.67% dari 15

keseluruhan jumlah siswa. Selain itu nilai rata-rata murid 75.33. KKM

yang telah ditentukan dalam kriteria penilaian adalah 65.00 artinya

siswa yang meningkat perkembangan bahasanya pada siklus II lebih

tinggi presentasinya disbanding siklus I.

d) Refleksi Siklus II

Berdasarkan hasil evaluasi yang diadakan melalui bermain

peran, perkembangan bahasa yang diperoleh sudah mengalami

peningktan sesuai dengan yang diharapkan. Berdasarkan analisa

terhadap nilai-nilai yang dihasilkan pada lembar observasi siklus I,

dapat diketahui bahwa tindakan yang dilakukan pada siklus ini telah

berhasil meningkatkan perkembangan bahasa anak.

Nilai Rata-Rata Siswa 75.33

Jumlah Murid Yang Berhasil 14

Persentase Keberhasilan Siswa 93.33%

Jumlah Siswa Yang Belum

Berhasil

1

Persentase Siswa yang Belum

Berhasil

6.67%

Page 87: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Berikut adalah rincian kondisi hasil peningkatan

perkembangan bahasa yang diperoleh dalam proses pembelajaran

dengan metode bermain peran makro.

Tabel 4.8 peningkatan bahasa anak melalui metode bermain peran

pada setiap siklus (I dan II)

No Variabel yang diamati Jumlah atau persentase

Siklus I Siklus II

1. Nilai Rata-rata 60.5 75.33

2. Banyak siswa yang telah berhasil

dalam pembelajaran

6 dari 15 siswa 14 dari 15

siswa

3. Banyak siswa yang belum

berhasil berhahasil dalam

pembelajran

9 dai 15 sisiwa 1 dari 15 siswa

4. Persentase siswa yang berhasil

dalam pembelajaran

40% 93,33%

5. Persentase siswa yang belum

berhasil dalam pembelajaran

93,33% 6,67%

Gambar 4.1.

Grafik Peningkatan Kemampuan Berbahasa Anak Kelas B TK AL-Barokah

Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

80.00%

90.00%

100.00%

Pra siklus siklus I siklus II

Page 88: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Dari tabel 4.9 diketahui nilai rata-rata siswa telah mencapai atau

memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM). Hal ini terlihat dari nilai rata-

rata yang diperoleh siswa pada siklus I yaitu 60.5 Jumlah siswa yang berhasil

atau tuntas 6 siswa atau 40% dari 15 jumlah siswa keseluruhan dan siswa

yang belum berhasil sebanyak 9 atau 60% dari 15 jumlah siswa keseluruhan.

Artinya tindakan yang diberikan pada siklus I belum dapat meningkatkan

perkembangan bahasa anak pada kelas B TK Al-Barokah Kecamatan Alam

Barajo Kota Jambi, selanjutnya peneliti melanjutkan memberikan tidakan

pada siklus II guna meningkatkan perkembangan bahasa anak memalalui

metode bermain peran.

Page 89: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

B. PEMBAHASAN

1. Kurangnya Medote Pembelajaran Yang Digunakan

Medote pembelajaran merupakan cara yang bisa diguanakan oleh

guru dalam proses pembelajaran, dalam PAUD ada banyak metode

pembelajaran yang bisa digunakan seperti medotde diskusi, demontrasi,

bernyanyi, kelompok, bercerita dan dengan banyaknya macam-macam main

yang dapat digunakan guru khususnya metode bermain peran makro.

Metode pembelajaran sudah digunakan oleh guru namun terlihat

sangat kurang maksimal, nyanyian-nyanyian yang hanya diulang-ulang setiap

hari dan masih saja menerapkan calistung secara berlebihan. Metode bermain,

bercerita, demontrasi masih sangat jarang sekali digunakan karena alasan

media yang sangat minim. Terlebih metode main peran makro yang belum

pernah diguanakan sebelumnya karena sulitnya menyiapkan cerita dan media

terbatas.

Sebagai seorang guru dituntut harus kreatif dalam proses

pembelajaran, metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan

pembelajaran yang akan disampaikan adalah poin yang sangat penting.

Sebagai seorang guru harus kreatif agar pembelajaran bisa berjalan dengan

efektif dan menyenangkan. Dengan berbagai metode yang digunakan dan

media yang bervariasi, dengan nyanyian-nyanyian baru, dengan cerita-certita

yang menarik dan dengan berbagai permainan yang dapat mengembangkan

aspek perkemangan anak.

2. Fasilitas Media Pembelajaran

Dalam pelaksanakan penelitian di TK Al-Barokah Kecamatan

Alam Barajo Kota Jambi peneliti menemukan bahwa dalam proses

pembelajran media yang digunakan sangat minim, guru hanya

menggunakan media seadanya dalam proses pembelajan seperti buku paket,

buku tulis dan buku gambar.

Faktor pendidikan dan komponen pembelajaran sangat jelas

menentukan bahwa alat atau media pendidikan adalah syarat yang harus

dipenuhi saat proses pembelajaran. Terlebih dalam proses pembelajaran

Page 90: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

pendidikan anak usia dini yang tidak bisa dipisahkan dengan dunia bermain

anak. Selain itu tugas dari seorang guru PAUD harus memfasilitasi sesuai

dengan perkembangan yang akan dikembangkan. Anak usia dini berada

pada masa atau fase Pra Oprerasional Kongrit dimana media sangat

dibutuhkan untuk memberikan pemahaman yang nyata kepada anak.

Untuk dapat memenuhi kebutuhan anak saat pembelajaran yaitu

media guru harus mampu berfikir kreatif dengan memiliki atau menciptakan

ide-ide untuk bisa mendapatkan media yang sesuai dengan pembelajaran

yang akan disampaikan kepada anak.

3. Kurangya Efektifitas Pada Awal Main Peran Makro

Main peran adalah main pura-pura yang sangat baik untuk

pekembangan bahasa anak. Main peran merupakan salah satu jenis main

yang disukai anak. Main peran dibagi menjadi dua jenis yaitu main peran

makro dan main peran mikro. Main peran sangat baik untuk berbagai aspek

perkembangan khususnya perkembangan bahasa. Dengan main peran anak

akan berinteraksi sesuai dengan alur cerita yang telah kita siapkan.

Namun main peran makro belum pernah dilakukan sebelumnya

sehingga saat main peran makro dilakukan pada saat pra siklus tidak

berlangsung efektif. Hal ini terjadi karena anak belum terbiasa dalam

bermain. Setelah anak mengerti bagaimana cara bermain peran makro anak

sangat menyukai dan perkembangan berbahasa anak meningkat.

4. Anak ABK yang Menjadi Kendala Main Peran Makro

Anak berkebutuhan khusus di TK Al-Barokah menjadi salah satu

kendala saat proses bermain peran makro berlangsung. Anak berkebutuhan

khusus harus tetap mengikuti kegiatan main seperti anak lainya, namun anak

berkebutuhan khusus harus memiliki guru pendamping yang selalu

membantu anak tersebut. Terlebih anak tersebut mengalami keterlambatan

bicara yang jelas merupakan salah satu gangguan bahasa. Hal ini

menyebabkan anak sulit untuk mengikuti main peran makro dengan baik.

Selain itu anak berkebutuhan khusus juga hiper aktif sehingga tidak mampu

Page 91: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

fokus dan sangat sulit mengikuti main peran kecuali harus didampingi dan

benar-benar dibantu oleh wali kelas, anak hiper aktif juga cendrung selalu

menggangu teman, merusak barang-barang disekitar sehingga menjadi

kendala bagi peneliti untuk melaksanaan main peran makro. Namun berkat

bantuan guru kelas main peran makro mampu berjalan dengan baik dan

dengan hasil yang sngat memuaskan.

Page 92: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas di Kelas B TK Al-

Barokah Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi pada siklus I, dan siklus II

dapat disimpulakan bahwa dengan menggunakan metode bermain peran

makro dapat meningkatan perkembangan bahasa anak. Hal ini terlihat dari

peningkatan yang terjadi dari siklus I dan II yang dilihat dari lembar

observasi anak. Pada siklus I yang dilakukan nilai rata-rata siswa 60,5

dengan jumlah siswa yang berhasil 6 dari 15 jumlah siswa keseluruhan

(40%) dan meningkat pada siklus II dengan nilai rata-rata siswa 75,33 dan

jumlah siswa yang berhasil 14 dari 15 jumlah siswa keseluruhan (93,33%).

B. Saran

Berdasarakan kesimpulan diatas serta untuk meningkatkan

kemampuan berbahasa anak, maka penulis menyarankan beberapa hal:

1. Diharapkan kepada guru agar dapat menggunakan metode bermain peran

makro dalam pemilihan metode yang akan digunakan dalam proses

pembelajaran.

2. Diharapkan kepada guru untuk lebih mempersiapkan terlebih dahulu baik

rencana pembelajaran dan juga alat atau media dan yang digunakan

3. Penelitian ini masih sangat terbatas sehingga diharapkan untuk lebih

lanjut dilakukan medote pembelajaran metode bermain peran agar anak

terbiasa dengan metode bermain peran guna utnuk meningkatakn

berbagai aspek perkembangan khususnya perkembangan bahasa anak.

C. Kata Penutup

Dengan mengucapkan rasa syukur Alhamdulillah kepada ALLAH

SWT, yang telah menganugrahkan rahmat dan hidayahnya kepada peneliti,

sehingga peneliti dapat menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini

dengan baik walaupun dalam bentuk sederhana. Peneliti menyadari bahwa

didalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini belum tentu sempurna, baik

dalam penulisan, pengaturan dan dari segi tata bahasanya. Dalam hal ini

Page 93: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

peneliti dengan senang hati dan lapang dada menerima kritikan dan saran

yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan penelitian tindakan

kelas (PTK) ini. Harapan peneliti semoga laporan penelitian tindakan

penelitian ini dapat memberikan manfaat serta memberi pedoman bagi

semua kalangan yang membutuhkan khusunya bagi Jurusan Pendidikan

Islam Anak Usia dini (PIAUD). Akhir kata peneliti mendo‟akan semoga

kita selalu dalam lindungan ALLAH SWT, Amin Ya Robbal „Alamin.

Jambi, 13 Me 2019

Penulis

Ismi Winda Yani

NIM.TRA.151759

Page 94: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

DAFTAR PUSTAKA

Anonim: Al-Qur‟an dan Terjemahan, Mushaf Al-Kamil, 2013

Aqib Zainal. (2017). Penelitian Tindakan Kelas TK/RA-SLB/SDLB. Yogyakata:

ARRUZZ MEDIA

Diana Mutiah. (2013). Psikologi Bermaian Anak Usia Dini. Jakarta: Prenada

Putra Utama

Elizabeth B. Hurlock,2017. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.

Fauziddin Mohammad. (2015). Pembelajran Paud Bermain, Cerita dan Menyanyi

Secara Islam. Bandung: Pt Rosdakarya

Jakni. (2017). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Alfabeta

Mulyani Novi.(2016). Dasar-dasar Pendidikan Aanak Usia Dini. Bandung :

Kalimedia

Mursid. (2015). Belajar dan Pembelajaran PAUD. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya

Otto Beverly.(2015). Perkembangan Bahasa Pada Anak Usia Dini. Jakarta:

Prenada

Media

Suryana Dadan.(2018). Stimulasi dan Aspek Perkembangan Anak. Jakarta:

PRENADA MEDIA

Suyadi dan Ulfa Media,( 2013). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini.

Bandung:

PR Remaja Rosdakarya

Tiara Asriandah. (2015). Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Melalui

KegiatanBeronce Pada Anak Usia 4-5 Tahun di TK Negeri

Pembina Kayuagung. Skripsi

Wiyani Novan Ardy.(2014). Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini.

Bandung:Gava Media

Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58 tahun

2009 Tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini: Jakarta

Page 95: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

https://doi.org/10.21009/JPUD.102

https://scholar.google.co.id/citations?user=Y5X4Q9wAAAj&hl=en#d=gs_

_citad&p=&u%2Fcitations%3Fview_op%3Dview_citation%26hl%

Den%26sr%DY5X4Q9WAAAJ%26citation_for_view%33DY5X4

Q9wAAAJ%3AqjMakFHDy7Sc%26tzom%3D-42

Sesilia Pradita Novita Sari. (2016). PENGGUNAAN METODE

BERMAIN PERAN (ROLEPLAYING) UNTUK

MENINGKATKAN KETERAMPILAN DAN SIKAP BEKERJA

SAMA DALAM BERMAIN DRAMA PADA SISWA KELAS

VIII B SMP INSTITUT INDONESIA YOGYAKARTA. Tersedia

di: https://repository.usd.ac.id/9856/2/121224022_full.pdf

Siska, Y. (2011). Penerapan Metode Bermain Peran (Role Playing) dalam

Meningkatkan Keterampilan Sosial dan Keterampilan Berbicara

Anak Usia Dini. Edisi Khusus No. 2, Agustus 2011. ISSN 1412-

565X. [online] Terdedia di: http://jurnal.upi.edu/file/4-Yulia_Siska-

edit.pdf. diakses 29Januari 2019 Maret 2016

Page 96: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

L

A

M

P

I

R

A

N

Page 97: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH) KURIKULUM 2013 TK AL-BAROKAH TAHUN AJARAN 2018/2019

Semester / Minggu / Hari ke : II / / 2 Hari, tanggal : Selasa, 12 Maret 2019 Kelompok usia : 5 – 6 Tahun Tema / subtema / sub subtema : alat komunikasi Siklus : Siklus I Kompetensi Dasar (KD) : 1.2 – 2.2 – 2.3 – 2.7 – 3.9 – 4.9 – 3.12 – 4.12 – 3.15 – 4.15 Materi Kegiatan : - Menghargai hasil karya orang lain

- Mengetahui apa yang terjadi - Berkreasi dengan berbagai media - Mendengarkan temannya bicara - bermain peran

Materi Pembiasaan : - Bersyukur sebagai ciptaan Tuhan - Mengucapkan salam masuk dalam SOP penyambutan dan

penjemputan - Doa sebelum belajar dan mengenal aturan masuk ke dalam SOP

pembukaan - Mencuci tangan dan menggosok gigi masuk dalam SOP sebelum

dan sesudah makan. Alat dan bahan : radio, telepon, telpon rumah, Koran, Tv, Kotak Pos A. KEGIATAN PEMBUKA

1. Penerapan SOP pembukaan 2. Berdiskusi tentang alat komunikasi 3. Mengenalkan kegiatan dan aturan yang digunakan bermain

B. KEGIATAN INTI 1. Menyanyi lagu tentang alat komunikasi 2. Tanya jawbab tentang manfaat alat komunikasi 3. Bermain peran makro sebagai penyiar radio

C. RECALLING

1. Merapikan alat-alat yang telah digunakan 2. Diskusi tentang perasaan diri selama melakukan kegiatan bermain 3. Bila ada perilaku yang kurang tepat harus didiskusikan bersama 4. Menceritakan dan menunjukkan hasil karyanya 5. Menceritakan tokoh yang dimainkan saat main peran 6. Penguatan pengetahuan yang didapat anak

D. KEGIATAN PENUTUP

1. Menanyakan perasaannya selama hari ini 2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkannya hari ini, mainan apa yang

paling disukai

Page 98: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

3. Bercerita pendek yang berisi pesan-pesan 4. Penerapan SOP penutupan

E. RENCANA PENILAIAN

1. Sikap a. Menghargai hasil karya orang lain b. Menggunakan kata sopan pada saat bertanya

2. Pengetahuan dan ketrampilan a. Anak mengetahui berbagai alat komunikasi b. Anak mengetahui manfaat dari alat komunikasi c. Anak mampu berkomunikasi dengan baik saat bermain peran d. Anak memerankan tokoh main peran dengan baik

Mengetahui, Kepala Sekolah Peneliti ……………………………… …………………………

Page 99: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH) KURIKULUM 2013 TK AL-BAROKAH TAHUN AJARAN 2018/2019

Semester / Minggu / Hari ke : II / / 3 Hari, tanggal : Rabu, 13 Maret 2019 Kelompok usia : 5 – 6 Tahun Tema / subtema / sub subtema : Alat Komunikasi / Elektronik / Telepon Kompetensi Dasar (KD) : 1.2 – 2.2 – 2.5 – 2.7 – 2.14 – 3.2 – 4.2 – 3.9 – 4.9 – 3.12 – 4.12 – 3.13 – 4.13 Siklus : Siklus I Materi Kegiatan : - Menghargai hasil karya orang lain

- Mengetahui apa yang terjadi - Menyampaikan pendapat lewat telepon - Mendengarkan temannya bicara - Berbicara sopan - Ucapan salam - Alat tehnologi sederhana - Mengendalikan emosi

Materi Pembiasaan : - Bersyukur sebagai ciptaan Tuhan - Mengucapkan salam masuk dalam SOP penyambutan dan penjemputan - Doa sebelum belajar dan mengenal aturan masuk ke dalam SOP pembukaan - Mencuci tangan dan menggosok gigi masuk dalam SOP sebelum dan sesudah

makan. Alat dan bahan : telpon genggam dan telfon rumah A. KEGIATAN PEMBUKA

1. Penerapan SOP pembukaan 2. Berdiskusi tentang guna telepon 3. Membedakan telepon rumah dan telepon genggam 4. Berdiskusi tentang bicara sopan di telepon 5. Mengenalkan kegiatan dan aturan yang digunakan bermain

B. KEGIATAN INTI 1. Bermain melengkapi gambar telepon 2. Bermain peran sebagai pembeli dan penjual telepon dan berbicara ditelepon

C. RECALLING 1. Merapikan alat-alat yang telah digunakan 2. Diskusi tentang perasaan diri selama melakukan kegiatan bermain 3. Bila ada perilaku yang kurang tepat harus didiskusikan bersama 4. Menceritakan dan menunjukkan hasil karyanya 5. Penguatan pengetahuan yang didapat anak

D. KEGIATAN PENUTUP

1. Menanyakan perasaannya selama hari ini 2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkannya hari ini, mainan apa yang paling disukai 3. Bercerita pendek yang berisi pesan-pesan 4. Menginformasikan kegiatan untuk besok 5. Penerapan SOP penutupan

Page 100: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

E. RENCANA PENILAIAN

1. Sikap a. Menghargai hasil karya orang lain b. Menggunakan kata sopan pada saat bertanya

2. Pengetahuan dan ketrampilan a. Dapat menyebutkan guna telepon b. Dapat melengkapi gambar telepon c. Dapat menceritakan cara menelepon d. Dapat bicara sopan saat menelepon e. Dapat membedakan anak yang sopan saat menelpon dan tidak sopan

Mengetahui, Kepala Sekolah Peneliti ……………………………… …………………………

Page 101: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH) KURIKULUM 2013

TK AL-BAROKAH TAHUN AJARAN 2018/2019

Semester / Minggu / Hari ke : II / / 4 Hari, tanggal : Kamis, 14 Maret 2019 Kelompok usia : 5 – 6 Tahun Tema / subtema / sub subtema : Alat Komunikasi / Elektronik / kotak Pos Kompetensi Dasar (KD) : 1.2 – 2.2 – 2.5 – 2.7 – 2.14 – 3.2 – 4.2 – 3.9 – 4.9 – 3.12 – 4.12 – 3.13 – 4.13 Siklus : Siklus I Materi Kegiatan : - Menghargai hasil karya orang lain

- Mengetahui apa yang terjadi - Menyampaikan pendapat lewat telepon - Mendengarkan temannya bicara - Berbicara sopan - Ucapan salam - Alat tehnologi sederhana - Mengendalikan emosi

Materi Pembiasaan : - Bersyukur sebagai ciptaan Tuhan - Mengucapkan salam masuk dalam SOP penyambutan dan penjemputan - Doa sebelum belajar dan mengenal aturan masuk ke dalam SOP pembukaan - Mencuci tangan dan menggosok gigi masuk dalam SOP sebelum dan sesudah

makan. Alat dan bahan : Kotak Pos, kertas, pensil, lem, prangko, lem A. KEGIATAN PEMBUKA

1. Penerapan SOP pembukaan 2. Bernyanyi tentang pak pos 3. Mengenalkan kegiatan dan aturan yang digunakan bermain

B. KEGIATAN INTI

1. peragaan menulis surat, menempel prangko dan meminta pak pos mengirim surat 2. bermain peran makro mengirim surat dan menjadi pak pos

C. RECALLING 1. Merapikan alat-alat yang telah digunakan 2. Diskusi tentang perasaan diri selama melakukan kegiatan bermain 3. Bila ada perilaku yang kurang tepat harus didiskusikan bersama 4. Menceritakan dan menunjukkan hasil karyanya 5. Penguatan pengetahuan yang didapat anak

D. KEGIATAN PENUTUP

1. Menanyakan perasaannya selama hari ini 2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkannya hari ini, mainan apa yang paling disukai 3. Bercerita pendek yang berisi pesan-pesan 4. Menginformasikan kegiatan untuk besok 5. Penerapan SOP penutupan

Page 102: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

E. RENCANA PENILAIAN

1. Sikap a. Menghargai hasil karya orang lain b. Menggunakan kata sopan pada saat bertanya

2. Pengetahuan dan ketrampilan a. Dapat menyebutkan guna kantor dan pak pos b. Dapat menulis surat dan menempel prangko c. Dapat menceritakan cara mengirim surat d. Dapat menceritakan tokoh yang diperankan

Mengetahui, Kepala Sekolah Peneliti ……………………………… …………………………

Page 103: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH) KURIKULUM 2013 TK AL-BAROKAH TAHUN AJARAN 2018/2019

Semester / Minggu / Hari ke : II / / 1 Hari, tanggal : Senin, 18 Maret 2019 Kelompok usia : 5 – 6 Tahun Tema / subtema / sub subtema : Alam Semesta Kompetensi Dasar (KD) : 1.2 – 2.2 – 2.5 – 2.7 – 2.14 – 3.2 – 4.2 – 3.9 – 4.9 – 3.12 – 4.12 – 3.13 – 4.13 Siklus : 2 Materi Kegiatan : - Menghargai hasil karya orang lain

- Mengetahui apa yang terjadi - Mendengarkan temannya bicara - Berbicara sopan - Ucapan salam - mengetahui isi alam semesta - Mengendalikan emosi

Materi Pembiasaan : - Bersyukur sebagai ciptaan Tuhan - Mengucapkan salam masuk dalam SOP penyambutan dan penjemputan - Doa sebelum belajar dan mengenal aturan masuk ke dalam SOP pembukaan - Mencuci tangan dan menggosok gigi masuk dalam SOP sebelum dan sesudah

makan. Alat dan bahan : gambar bulan, bintang A. KEGIATAN PEMBUKA

1. Penerapan SOP pembukaan 2. Bernyanyi tentang alam semesta 4. Mengenalkan kegiatan dan aturan yang digunakan bermain

B. KEGIATAN INTI

1. berdiskusi dan Tanya jawab tentang alam semesta 2. mengenal alam sekitar 3. mewarnai gambar alam 4. membiasakan diri mengucap syukur jika melihat alam semesta yang menagjubkan

C. RECALLING 1. Merapikan alat-alat yang telah digunakan 2. Diskusi tentang perasaan diri selama melakukan kegiatan bermain 3. Bila ada perilaku yang kurang tepat harus didiskusikan bersama 4. Menceritakan dan menunjukkan hasil karyanya 5. Penguatan pengetahuan yang didapat anak

D. KEGIATAN PENUTUP

1. Menanyakan perasaannya selama hari ini 2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkannya hari ini, mainan apa yang paling disukai 3. Bercerita pendek yang berisi pesan-pesan 4. Menginformasikan kegiatan untuk besok 6. Penerapan SOP penutupan

Page 104: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

E. RENCANA PENILAIAN

3. Sikap a. Menghargai hasil karya orang lain b. Menggunakan kata sopan pada saat bertanya

4. Pengetahuan dan ketrampilan a. Dapat menyebutkan rasa syukur b. Dapat menyebutkan apa saja alam semesta c. Dapat menceritakan tokoh yang diperankan

Mengetahui, Kepala Sekolah Peneliti ……………………………… …………………………

Page 105: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH) KURIKULUM 2013 TK AL-BAROKAH TAHUN AJARAN 2018/2019

Semester / Minggu / Hari ke : II / / 2 Hari, tanggal : Selasa, 19 Maret 2019 Kelompok usia : 5 – 6 Tahun Tema / subtema / sub subtema : Alam Semesta Kompetensi Dasar (KD) : 1.2 – 2.2 – 2.5 – 2.7 – 2.14 – 3.2 – 4.2 – 3.9 – 4.9 – 3.12 – 4.12 – 3.13 – 4.13 Siklus : 2 Materi Kegiatan : - Menghargai hasil karya orang lain

- Mengetahui apa yang terjadi - Mendengarkan temannya bicara - Berbicara sopan - Ucapan salam - mengetahui isi alam semesta - Mengendalikan emosi

Materi Pembiasaan : - Bersyukur sebagai ciptaan Tuhan - Mengucapkan salam masuk dalam SOP penyambutan dan penjemputan - Doa sebelum belajar dan mengenal aturan masuk ke dalam SOP pembukaan - Mencuci tangan dan menggosok gigi masuk dalam SOP sebelum dan sesudah

makan. Alat dan bahan : gunung dari karton, soda, rinso, pewarna makanan, air A. KEGIATAN PEMBUKA

1. Penerapan SOP pembukaan 2. Bernyanyi tentang alam semesta 5. Mengenalkan kegiatan dan aturan yang digunakan bermain

B. KEGIATAN INTI

1. berdiskusi dan Tanya jawab tentang alam semesta 2. bersiskusi tentang gejala alam 3. berdiskusi tentang penyebab gejala alam 4. simulasi erupsi gunung meletus

C. RECALLING 1. Merapikan alat-alat yang telah digunakan 2. Diskusi tentang perasaan diri selama melakukan kegiatan bermain 3. Bila ada perilaku yang kurang tepat harus didiskusikan bersama 4. Menceritakan dan menunjukkan hasil karyanya 5. Penguatan pengetahuan yang didapat anak

D. KEGIATAN PENUTUP

1. Menanyakan perasaannya selama hari ini 2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkannya hari ini, mainan apa yang paling disukai 3. Bercerita pendek yang berisi pesan-pesan 4. Menginformasikan kegiatan untuk besok 7. Penerapan SOP penutupan

Page 106: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

E. RENCANA PENILAIAN

5. Sikap a. Menghargai hasil karya orang lain b. Menggunakan kata sopan pada saat bertanya

6. Pengetahuan dan ketrampilan a. Dapat menyebutkan rasa syukur b. Dapat menyebutkan apa saja alam semesta c. Dapat menceritakan tokoh yang diperankan d. dapat mengatahui proses erupsi gunung merapi

Mengetahui, Kepala Sekolah Peneliti ……………………………… …………………………

Page 107: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH) KURIKULUM 2013 TK AL-BAROKAH TAHUN AJARAN 2018/2019

Semester / Minggu / Hari ke : II / / 2 Hari, tanggal : Rabu, 20 Maret 2019 Kelompok usia : 5 – 6 Tahun Tema / subtema / sub subtema : Alam Semesta Kompetensi Dasar (KD) : 1.2 – 2.2 – 2.5 – 2.7 – 2.14 – 3.2 – 4.2 – 3.9 – 4.9 – 3.12 – 4.12 – 3.13 – 4.13 Siklus : 2 Materi Kegiatan : - Menghargai hasil karya orang lain

- Mengetahui apa yang terjadi - Mendengarkan temannya bicara - Berbicara sopan - Ucapan salam - mengetahui isi alam semesta - Mengendalikan emosi

Materi Pembiasaan : - Bersyukur sebagai ciptaan Tuhan - Mengucapkan salam masuk dalam SOP penyambutan dan penjemputan - Doa sebelum belajar dan mengenal aturan masuk ke dalam SOP pembukaan - Mencuci tangan dan menggosok gigi masuk dalam SOP sebelum dan sesudah

makan. Alat dan bahan : jubah relawan, jubbah dokter, alat-alat kedokteran mainan A. KEGIATAN PEMBUKA

1. Penerapan SOP pembukaan 2. Bernyanyi tentang alam semesta 6. Mengenalkan kegiatan dan aturan yang digunakan bermain

B. KEGIATAN INTI

1. berdiskusi dan Tanya jawab tentang alam semesta 2. bersiskusi tentang gejala alam 3. berdiskusi tentang penyebab gejala alam 4. Bermain korban bencana alam

C. RECALLING 1. Merapikan alat-alat yang telah digunakan 2. Diskusi tentang perasaan diri selama melakukan kegiatan bermain 3. Bila ada perilaku yang kurang tepat harus didiskusikan bersama 4. Menceritakan dan menunjukkan hasil karyanya 5. Penguatan pengetahuan yang didapat anak

D. KEGIATAN PENUTUP

1. Menanyakan perasaannya selama hari ini 2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkannya hari ini, mainan apa yang paling disukai 3. Bercerita pendek yang berisi pesan-pesan 4. Penerapan SOP penutupan

Page 108: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

E. RENCANA PENILAIAN

1. Sikap a. Menghargai hasil karya orang lain b. Menggunakan kata sopan pada saat bertanya

c. Pengetahuan dan ketrampilan a. Dapat menyebutkan rasa syukur b. Dapat menyebutkan apa saja alam semesta c. Dapat menceritakan tokoh yang diperankan d. mampu memerankan karakter yang sesuai dengan tokoh yang didapat

Mengetahui, Kepala Sekolah Peneliti ……………………………… ………………

Page 109: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Wawancara Pratindakan (Prasiklus)

No Pertanyaan Sebelum Penelitian

1. Apakah ibu pernah mengikuti seminar atau pelatihan

metode bermain peran?

2. Apa yang ibu ketahui tentang metode bermain peran?

3. Bagaimana cara ibu memilih cerita yang akan dimainkan

anak?

4. Bagaimana sikap ibu ketika anak ada yang tidak

mendengarkan instruksi saat bermain peran?

5. Menurut ibu apa manfaat bermain peran bagi anak?

6. Apakah menurut ibu metode bermain peran dapat

meningkatkan kemampuan berbahasa anak?

No Jawaban Pertanyaan Sebelum Penelitian

1. Belum Pernah

2. Iya, bermain peran sama dengan bermain drama yang

skenarionya dibuat oleh guru dan guru memberikan

perintah kepada siswa.

3. Cara memilih ceritanya dengan menyesuaikan dengan

tema, contohnya alat komunikasi kita bisa mengajak anak-

anak untuk bermian pak pos

4. Membuat anak fokus dengan apa yag diperintahkan atau

anak harus berada duduk dekat dengan kita agar kita

mampu mengontrol anak

5. Sebenarnya main peran menurut saya mampu

mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak,

apalagi bahasa dan sosial emosianal. Karena anak secara

langsung melakukan interaksi dan berbagai percakapan.

6. Ya, seperti yang saya jelaskan saat bermain peran anak

pasti akan melalukan berbagai interaksi

Wawancara Setelah tindakan

Page 110: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

No Pertanyaan Sebelum Penelitian

1. Bagaimana menurut ibu, apakah metode bermain peran makro

sudah berhasil diterapkan dikelas B?

2. Apakah cerita yang peneliti pilih sudah sesuai?

3. Apakah menurut ibu peneliti sudah mampu menangani kesulitan-

kesulitan saat main peran berlangsung?

4. Menurut ibu, setelah melakukan main peran makro apakah

perkembangan bahasa anak kelas B meningkat dari sebelumnya?

5. Apa saja kendala-kendala yang peneliti alami saat proses

penelitin berlangsung?

No Jawaban Pertanyaan Sebelum Penelitian

1. Sudah

2. Sudah, cerita yang dipilih sudah sesuai tema pembelajaran

3. Sudah, namun masih perlu bantuan.

4. Sudah jauh berkembang dari sebelumnya, anak sudah terbiasa

berbicang dengan temanya pada siklus ke II, mengikuti alur

cerita dengan baik dan sudah mempu berimajinasi

mengembangkan alur cerita.

5. Tidak ada kendala yang serius, hanya saja diawal pembelajaran

percobaan penerapan main peran makro sedikit sulit diterapkan

anak main peran makro asing bagi anak, anak belum terbiasa dan

belum memahami bagaimana main peran makro tersebut.

Tabel Kisi-kisi Instrumen penelitian

Variable Descriptor No item

Tingkat

Pencapaian

Bahasa

1. Anak memperhatikan apa yang

disampaikan oleh guru

2. Anak memahami 2 perintah secara

1 & 5

2 & 3

Page 111: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

bersamaan yang diberikan oleh guru

3. Anak mampu memperlihatkan dan

mengungkapkanya perasaanya dengan

kata sifat

4. Anak mamahami aturan permainan

yang dijelaskan oleh guru

5. Anak mampu mengulang dan mampu

menjawab pertnyaan dengan jawabab

yang jelas dan kongkrit

6. Anak mampu mengembangkan

imajinasinya

7. Anak mampu menceritakan

pengalaman bermainya

8. Anak berani mengungkapkan

gagasanya dengan kalimat sederhana

9. Anak mampu mebgkomunikasikan

kembali apa yang telah ia mainkan,

tohoh apa yang mereka perankan dan

apa yang ia lakukan saat menjadi

tokoh tersebut

10. Anak mampu berkomunikasi saat

proses bermain itu berlangsung

4 & 9

7

6 & 8

10 & 11

12 & 13

15 & 16

17

15

Page 112: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

KETERANGAN

No Item adalah Simbol dari descriptor lembar observasi sebagai pedoman dalam

penilaian prosrs pembelajaran.

No Item Deskriptor

1 & 5 Anak memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru

2 & 3 Anak memahami 2 perintah secara bersamaan yang diberikan

oleh guru

4 & 9 Anak mampu memperlihatkan dan mengungkapkanya perasaanya

dengan kata sifat

7 Anak mamahami aturan permainan yang dijelaskan oleh guru

6 & 8 Anak mampu mengulang dan mampu menjawab pertnyaan dengan

jawabab yang jelas dan kongkrit

10 & 11 Anak mampu mengembangkan imajinasinya

12 & 13 Anak mampu menceritakan pengalaman bermainya

15 & 16 Anak berani mengungkapkan gagasanya dengan kalimat

sederhana

17 Anak mampu mebgkomunikasikan kembali apa yang telah ia

mainkan, tohoh apa yang mereka perankan dan apa yang ia

lakukan saat menjadi tokoh tersebut

15 Anak mampu berkomunikasi saat proses bermain itu berlangsung

Page 113: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Skor Jumlah Nilai Prasiklus, Siklus I dan Siklus II

No Nama Siklus No item Jmlh

1,5 2,3 4,9 7 6,8 10,11 12,13 15,16 17 15

1.

AL

Pra 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 23

I 3 3 3 2 2 3 2 2 2 4 26

II 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 32

2.

AK

Pra 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 23

I 3 3 2 3 3 2 2 2 2 3 26

II 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 28

3.

BP

Pra 2 2 1 1 1 2 2 1 2 2 16

I 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 23

II 3 3 2 3 3 2 2 4 3 4 31

4.

HK

Pra 2 3 2 3 3 3 2 2 3 4 27

I 2 3 3 3 2 3 4 3 3 4 30

II 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 36

5.

ZZ

Pra 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 25

I 3 3 2 3 3 3 3 2 2 4 27

II 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 38

6.

IP

Pra 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 26

I 3 3 2 3 2 3 3 2 2 4 27

II 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 34

7.

AR

Pra 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 22

I 3 3 2 2 2 2 3 4 3 4 28

II 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 31

8.

IS

Pra 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 22

I 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 23

II 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 27

9.

AH

Pra 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 24

I 4 3 3 3 3 2 3 3 3 30

Page 114: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

II 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 32

10.

NP

Pra 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 22

I 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 25

II 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 31

11.

NA

Pra 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

I 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

II 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

12.

ALS

Pra 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

I 2 2 1 2 1 2 2 1 1 2 16

II 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 29

13.

MO

Pra 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

I 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 24

II 3 3 3 2 3 3 4 3 4 3 32

14.

NN

Pra 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 23

I 3 3 2 3 2 2 3 2 2 3 25

II 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 33

15.

NH

Pra 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 23

I 3 3 2 3 2 2 3 2 2 2 24

II 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 28

Page 115: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Page 116: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Page 117: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Dokumentasi

Page 118: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Page 119: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Page 120: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/2523/1/ISMI WINDA YANI...4. Dr. Hj. Fadilah Husen, M.Pd, sebagai wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(CURRICULUM VITAE)

Nama : Ismi Winda Yani

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat/Tanggal Lahir : Kuala Tungkal, 28-08-1998

Alamat (Asal/Sekarang) : Puri Masurai 2

Pekerjaan : Mahasiswi

Alamat E-mail : [email protected]

No Kontak : 085896586280

Pengalaman – Pengalaman

Pendidikan Formal

1. SDN Kadirejo 03 Pabelan, Semarang : 2009

2. SMPN 4 Kuala Tungkal, Tanjab Barat : 2012

3. SMAN 2 Kuala Tungkal, Tanjab Barat : 2015

4. UIN STS Jambi, Tahun Tamat : 2019