pedoman jaulah gamais 2012
TRANSCRIPT
5/16/2018 Pedoman Jaulah Gamais 2012 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-jaulah-gamais-2012 1/21
1
Pedoman Teknis Jaulah
Fiqih Safar; Makna Dan Hikmah Yang
Terkandung Dibalik Perjalanan
Katakanlah: “Berjalanlah di (muka) bumi, maka perhatikanlah bagaimana Allah
menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian Allah menjadikannya sekali
lagi. Sesungguhnya Allah maha kuasa atas segala sesuatu.” [ QS. al-An'kabuut: 20]
Safar memiliki kedudukan mulia dan sangat diperhatikan dalam Islam, sebab di
dalamnya banyak terkait fadhilah-fadhilah dan hukum-hukum yang berkaitan dengan
rukun Islam, seperti kebolehan shalat Qoshor dan Jama', pemberian zakat bagi
musafir yang kehabisan bekal, kebolehan tidak berpuasa pada bulan Ramadlan, dan
berbagai hukum perjalanan yang terkait dengan ibadah haji, kebolehan mengusap
sepatu (al-khuf ) saat wudlu' sebagai ganti dari membasuhnya, gugurnya kewajiban
shalat Jum'at, dan kebolehan shalat di atas kendaraan. Dan diantara fadhilahnya lagi
adalah, pada safar Allah Subhanahu wa Ta'ala menjadikan do'a para musafir sebagai
salah satu jenis do'a yang mustajab.
Makna Safar
Perjalanan yang dilakukan seseorang benar-benar akan menjadi ujian tersendiri
atas hakikat akhlaqnya. Sebab, perjalanan (safar) akan menampakkan karakter pribadidirinya yang sebenarnya. Beliau Imam al-Ghazali pun menandaskan bahwa perjalanan
itu dinamakan safar sebab dapat memperlihatkan akhlak seseorang. Oleh karena itu,
dalam sebuah riwayat dijelaskan, bahwa sahabat Umar bin Khattab pernah berkata
kepada penyeleksi para saksi-saksi (muzakki ):“ Apakah kamu sudah pernah menjadi
teman perjalanan mereka, yang– -perjalanan tersebut – -dapat kamu jadikan pijakan
untuk mengetahui sejauh mana budi-pekerti mulianya? si muzakki menjawab: tidak .
Lalu Umar berkata:aku menilai, bahwa engkau belum mengenal mereka.” Seseorang
tentu akan banyak menyaksikan berbagai kekurangan dan kelebihan manusia dalam
perjalanannya. Dan hal ini akan mudah memancing untuk berkomentar baik ataupunburuk, maka dari itu tunjukkanlah pada manusia sifat yang tidak tercela –-alias
terpuji –-selama perjalanan berlangsung.
Tinjauan istilah syara'.
Sedangkan dalam terminologi syara', safar memiliki arti keluar dari negeri tempat
bermukim menuju suatu tempat yang jarak dari perjalanan tersebut membolehkan
seseorang untuk meng-qasar atau men- jama' shalatnya, yaitu jarak 89 kilometer atau
satu hari satu malam, atau dua hari dua malam, atau tiga hari tiga malam sesuai
dengan perbedaan pendapat para ulama tentang batas jarak safar ini.
5/16/2018 Pedoman Jaulah Gamais 2012 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-jaulah-gamais-2012 2/21
2
Pedoman Teknis Jaulah
Macam-Macam Pembagian Safar
1. Di tinjau dari motivasi yang melatar belakangi.
Secara garis besar, perjalanan (safar ) seorang musafir dalam melakoni serangkaianperjalanannya, tidaklah terlepas dari dua kriteria dasar, yang dengan begitu safar
sendiri dapat diklasifikasian menjadi dua kelompok besar:
a. Perjalanan untuk meninggalkan daerah asal oleh karena sebab tidak adanya rasa
aman, yang ada justru sebaliknya, sebagaimana rasa cemas, jengkel ataupun
adanya gangguan-ganguan lainnya. Intinya, daerah asal sudah tidak representatif
lagi sebagai tempat tinggal yang nyaman, baik kenyamanan ini dipandang dari
sisi material (duniawi) maupun akhirat
o Sisi material (duniawi ) diatas dapat dicontohkan sebagaimana timbulnya
wabah penyakit di daeral asal, adanya rasa ketakutan dan kecemasan sebabfitnah dan permusuhan, harga bahan pokok dari kebutuhan hidup melambung
tinggi didaerah asal dll.
o Sedangkan sisi spiritualnya (ad-din) dapat dicontohkan sebagaimana upaya diri
untuk menghindar dari tawaran jabatan dan pangkat, ataupun iming-imingan
tawaran materi yang gemerlap dan melimpah-ruah, yang kesemuanya ini
dapat menjadikan keterlenaan diri dari kewajiban-kewajiban penghambaan
pada sang maha pencipta Allah Subhanahu wa Ta’ala dll.
b. Perjalanan untuk meraih sebuah harapan atau cita-cita. Perjalanan dengan
kategori ini juga diperinci menjadi menjadi dua bagian, sebagaimana perincian
sebelumnya, yakni sisi material (duniawi ) dan sisi spiritual (ad-din)
o Sisi material (duniawi ) ini dapat dicontohkan sebagaimana perjalanan untuk
mencari pekerjaan/profesi, jabatan-jabatan prestis, mengukir dan merajut
karier di belantara kehidupan sosial dll.
o Sedangkan sisi spiritualnya (ad-din) dibagi menjadi dua kelompok:
i. Kelompok pertama; perjalanan untuk mencari ilmu meliputi ilmu agama,
ilmu akhlak ataupun ilmu pengetahuan umum.
ii. Kelompok kedua adalah berupa perjalanan dengan kualifikasi aktifitas
(amal ), meliputi aktifitas ibadah sebagaimana ibadah haji dan umrah serta jihad, ataupun aktifitas yang berupa kunjungan religi (ziarah), mengunjungi
situs-situs Islami seperti kota Makkah, Madinah dan Baitul Maqdis dll.
2. Ditinjau dari perspektif hukum (fiqh).
Dari serangkaian perincian berbagai macam klasifikasi perjalanan (safar) di atas,
bila di tinjau dari perspektif hukum, maka akan mengerucut pada dua jenis hukum.
a. Perjalanan yang haram; sebagaimana perjalanan untuk mencuri, merampok,
berzina, menonton konser, menjual narkoba, menarik cukai, larinya istri dari
suaminya, anak yang durhaka pada orang tua, budak lari dari majikan (sayyid ),
5/16/2018 Pedoman Jaulah Gamais 2012 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-jaulah-gamais-2012 3/21
3
Pedoman Teknis Jaulah
melarikan diri dari tanggungan hutang, wanita pergi sendirian tanpa disertai
mahrom dll.
b. Perjalanan mubah dengan pengertian umum; meliputi perjalananwajib; seperti
menjalankan rukun Islam yang ke-lima yakni ibadah haji dan umrah, jihad, hijrah,
melunasi hutang dll. Perjalanansunnah; seperti ziarah makam Rosulillah B,
menjenguk orang sakit, mengunjugi teman, perjalanan mengunjugi masjid
Nabawi dan masjid Baitul Maqdis dll. Perjalananmubah; seperti berdagang,
perjalanan wisata untuk menghilangkan stres dari padatnya kegiatan sehari-hari
dll. Perjalananmakruh; seperti perjalanan berdagang kain mori/kafan (lawon:
jw), pergi sendirian lebih-lebih di malam hari bagi selain wanita.
3. Ditinjau dari jarak safar.
Dan macam-macam safar bila dilihat dari jaraknya, maka dibagi menjadi dua, yaitu:
perjalanan berjarak panjang (safar thawil ) dan perjalanan berjarak pendek (safar qoshir ). Cukup banyak dispensasi atau rukhshoh yang dilegalkan (disyari'atkan) oleh
syara' terkait dengan safar dari sudut pandang jarak tempuhnya.
a. Rukhshoh untuk perjalanan panjang (safar thawil ).
1. Menqoshor shalat.
2. Menjama' shalat.
3. Berbuka puasa di siang bulan Ramadlan (tidak melakukan puasa), bila
keberangkatan safarnya itu sebelum terbitnya fajar.
4. Mengusap sepatu (khuf ) selama tiga hari
b. Rukhshoh untuk perjalanan panjang (safar thawil ) dan perjalanan pendek (safar
qoshir ).
1. Memakan bangkai disaat darurat.
2. Melakukan shalat sunnah di atas kendaraan.
3. Melakukan shalat dengan bertayammum, diwaktu tidak mendapati air.
4. Boleh tidak melaksanakan shalat Jum'at, lalu diganti dengan shalat dluhur.
5. Tidak wajib mengqodlo jatah giliran istri yang tidak ikut serta bepergian,
setelah adanya undian terlebih dulu.
6. Boleh membawa barang titipan (wadi'ah) serta barang pinjaman ('ariyah)
diwaktu bepergian, sebab adanya udzur.
Manfaat Dan Faidah Dari Safar
Aktifitas yang dilakukan oleh seseorang tentu tidak dijalankan olehnya dengan
semerta-merta. Tetapi, lebih dikarenakan adanya sebuah faktor motifasi yang
menggerakkan langkah kakinya untuk mencapai sebuah harapan. Setidaknya, adanya
nilai manfaat ataupun faidah itulah yang menjadi sebuah harapan yang diimpikan dan
ingin ia gapai dipenghujung dari serangkaian aktifitasnya. Begitu juga safar atau
perjalanan yang dilakukan oleh seseorang, tentu tidak bisa terlepas dari adanya
motifasi manfaat dan faidah yang ingin diperoleh.
5/16/2018 Pedoman Jaulah Gamais 2012 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-jaulah-gamais-2012 4/21
4
Pedoman Teknis Jaulah
Dan sangat penting untuk diketahui, bahwa yang paling menonjol daripada fitrah
manusia adalah kecendrungan untuk memperoleh/mendapatkan sebuah
kemanfaatan bagi dirinya sendiri dari setiap aktifitas yang dijalaninya, dengan tanpa
memandang status kemanfaatan tadi, apakah merupakan manfaat yang bersifat
personal individual ataukah manfaat yang bersifat umum, yang sudah barang tentu
juga mengakomodir dirinya dan orang lain. Bahkan tidak sebatas itu, setiap kebijakan
hukum (tasyri' ) yang ditetapkan oleh Allah U adalah bertitik pusat pada aspek
manfaat dengan kualifikasi kesempurnaannya serta keluasan kapasitasnya. Demikian
kurang lebih pemaparan dari seorang pakar yang bernama Dr. M. Said Ramadhan al-
Buthy.
Berikut ini beberapa manfaat serta faidah yang bisa didapatkan dari sebuah
rangkaian aktifitas perjalanan, yang cukup membikin letih dan cemas para
pengembara/musafir di tanah perantauannya:
1. Menghilangkan stress, kesusahan dari beragam jadwal aktifitas yang padat, dan
juga problem-problem sehari-hari.
2. Nafkah dan biaya hidup, yang semakin hari tuntutan kebutuhan hidup semakin
meningkat dan kompleks.
3. Ilmu, baik ilmu agama ataupun ilmu pengetahuan lainnya yang merupakan
makanan ruhani setiap individu serta menjadi sumber informasi bekal hidup di
abad modern.
4. Akhlaq. Semakin luas pergaulan seseorang semakin tinggi wawasan yang ia
peroleh tentang nilai moral dan etika kehidupan sosial. Dengan kata lain, dirinya
tidak terbelakang dan tentunya tertuntut untuk sedapat mungkin agar bisa
beradaptasi dengan teman pergaulannya, baik dalam bertingkah-laku, ucapan
dan perbuatan.
5. Jaringan relasi yang luas, lebih-lebih dengan orang-orang yang terpandang dan
mulia.
6. Kemuliaan dan keagungan. Dan tentunya bila perjalanan yang dijalani itu,
didasari dengan niatan tulus dan ikhlas.
Adab Dan Etika Dalam Perjalanan
1. Istikharah. Bila seseorang mempunyai keinginan untuk melakukan suatu
perjalanan, maka disunnahkan baginya untuk meminta petunjuk pada Allah U,
yakni dengan cara melakukan shalat dua raka'at. Untuk raka'at pertama, surat
yang dibaca setelah Fatihah adalah surat al-Kafirun. Sedangkan untuk raka'at
kedua adalah surat al-Ikhlas.
2. Melakukan shalat dua raka'at sebelum keberangkatan. Adapun surat-surat yang
dibaca adalah sama dengan surat-surat yang dibaca waktu shalat Istikharah.
3. Senantiasa menerapkan akhlak al-karimah selama safar berlangsung.
4. Minta pengarahan dan pertimbangan (musyawarah) pada orang yang
berpengalaman serta dapat dipercaya keberagamaannya, dikala akan melakukan
suatu perjalanan.
5/16/2018 Pedoman Jaulah Gamais 2012 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-jaulah-gamais-2012 5/21
5
Pedoman Teknis Jaulah
5. Ijin terlebih dulu pada orang tua atau yang sederajat dengannya, yakni orang-
orang yang kita mintai ridlo dan restunya.
6. Membawa perbekalan yang cukup dan halal.
7. Berangkat di waktu pagi hari, kalau bisa pada hari kamis dan kalau tidak bisa
pada hari senin.
8. Berpamitan terlebih dulu pada anggota keluarga, tetangga serta teman dekat.
Dan jangan lupa untuk meminta do'a keselamatan dari mereka.
9. Bila keberangkatannya itu bersama rombongan, maka disunnahkan untuk
mengangkat salah satu diantara mereka, agar bersedia menjadi pimpinan
rombongan. Dan sosok pemimpin ini haruslah seorang figur yang paling utama
diantara mereka.
10. Melangsungkan perjalanan di malam hari, terlebih pada sepertiga yang akhir.
11. Menumbuhkan sikap solidaritas terhadap teman seperjalanan, dengan
memberikan bantuan dan pertolongan padanya.12. Memperbanyak do'a sepanjang waktu selama perjalanan berlangsung,
dikerenakan do'anya para musafir itu cepat dikabulkan oleh Allah (mustajab).
13. Secepatnya untuk segera pulang bila keperluan dan tujuan dari perjalanan telah
terpenuhi dan terselesaikan.
14. Senantiasa menjaga kondisi suci selama perjalanan berlangsung.
15. Hendaknya sebelum sampai di rumah, terlebih dulu memberitahukan perihal
kedatangannya, supaya sesampainya di rumah tidak akan mengagetkan anggota
keluarganya.
16. Haram bagi seorang wanita untuk pergi sendirian tanpa disertai mahramnya.
17. Tetap disunnahkan untuk melaksanakan shalat sunnah sewaktu menempuhperjalanan. Baik shalat sunnah tersebut adalah rawatib ataupun lainnya.
18. Disunnahkan ketika pulang dari perjalanan, untuk membawa oleh-oleh bagai
keluarga di rumah.
19. Sunnah menunggu dan menyambut kedatangan musafir.
20. Makruh untuk pulang ke rumah di waktu malam hari, sebab kedatangan di
waktu malam dengan kondisi anggota keluarga yang tidak dalam persiapan,
tentu dapat mengakibatkan hal-hal yang tidak disenangi.
Safar Dan Rukhshoh Syara'Qoshor dan Jama' adalah merupakan ketentuan yang telah disyari'atkan oleh Allah
U untuk memberikan keringanan atas beban yang ditanggung oleh para hamba-Nya
selama safar berlangsung. Dan kedua ketentuan ini tercakup dalam ruang
lingkup rukhshoh.
Rukhshoh sendiri bila ditinjau dari segi bahasa (etimologi) memiliki makna
kemudahan dan keringanan. Al-Jauhari -sebagaimana dikutip oleh Dr. Wahbah az-
Zuhayli – mengatakan bahwa Rukhshoh dalam suatu perkara adalah kebalikan dari
memperberat (at-tasydid ) perkara tersebut. Sedangkan rukhshoh dalam pengertian
istilah (terminologi) disiplin ilmu Ushul al-Fiqh adalah: ketentuan-ketentuan hukum
yang disyari'atkan oleh Allah atas dasar adanya udzur -mencakup darurat,masyaqqah, dan hajat – yang dialami para hamba-Nya, untuk memberikan
5/16/2018 Pedoman Jaulah Gamais 2012 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-jaulah-gamais-2012 6/21
6
Pedoman Teknis Jaulah
perlindungan terhadap hajat kebutuhan mereka, disertai masih berlakunya sebab
yang menetapkan hukum asal.
Dan rukhshoh boleh dikerjakan bila orang yang hendak mengerjakannya tidak
dalam status berbuat maksiyat, sebagaimana kandungan arti dari kaidah ar-rukhshoh
la tunatu bi al-ma'aashi . Kaidah ini memberikan sebuah pengertian, bahwa
penerapan atau pengamalan (aplikasi) dari sebuah rukhshoh bila terikat/bergantung
pada wujud dari suatu perkara, maka perlu diteliti dan dicermati lebih lanjut. Bila
perkara tersebut haram dikerjakan, maka konsekuensinya adalah haram mengerjakan
rukhshoh bersamaan dengannnya. Sebaliknya, bila perkara tadi boleh dikerjakan,
tentu rukhshohnya pun sama-sama boleh dilakukan. Lebih lanjut, Imam al-Ghazali
dalam Masterpiece-nya yang berjudulIhya' Ulum ad-Din dengan gaya filosofis
menuturkan bahwa secara garis besar, seseorang itu tiada melakukan suatu
perjalanan terkecuali oleh karena sebuah tujuan, dan tujuan ini berfungsi sebagai
motor penggerak/motifator. Jadi, bila usaha untuk menghasilkan motifator tersebutdihukumi haram –dan andai saja tanpa motifator ini dirinya tidak akan melakukan
perjalanan- maka konsekuensinya adalah perjalanan yang sedang ia tempuh adalah
kemaksiyatan dan dirinya tidak diperkenankan untuk melakukan rukhshoh.
Kemaksiyatan di atas, bila dikaitkan dengan perjalan/safar yang dilakukan
seseorang maka akan dirinci menjadi tiga macam kriteria:
a. Orang maksiyat sebab perjalanan yang ditempuh ('ashin bi as-safar ).
Sebagaimana orang yang bepergian untuk mencuri, merampok, menonton
konser, menarik cukai, larinya istri dari suaminya, anak yang durhaka pada
kedua orang tua, budak lari dari majikan (sayyid ) dll. Orang semacam ini, tidakdiperkenankan untuk melakukan rukhshoh, mengingat safar yang ditempuh
adalah safar maksiyat, persis dengan makna yang terkandung dalam kaidah di
atas. Terkecuali bila dirinya bertaubat, dan jarak perjalanan yang tersisa masih
ada 2 marhalah.
b. Orang maksiyat di tengah perjalanan yang ditempuh ('ashin fi as-safar ). Yakni di
tengah perjalanan yang halal/mubah, seseorang melakukan kemaksiyatan
seperti berzina pada saat menjalankan ibadah haji, melihat hal-hal yang
terlarang semisal ngetem pada saat pergi ke Pondok dll. Orang semacam ini,
tetap diperkenankan untuk menjalankan rukhshoh, dengan pertimbangan safaryang ia tempuh adalah safar yang halal/mubah.
c. Orang maksiyat sebab perjalanan yang ditempuh di tengah perjalanan yang
permulaannya halal/mubah ('ashin bi as-safarfi as-safar ). Seperti santri, niat
pertama dari rumah adalah pergi ke-Pondok, tapi di tengah perjalanan ia justru
mengalihkan niat perjalanannya tersebut untuk menonton konser ataupun
lainnya. Orang pergi ziyaroh atau silaturrahim, tetapi di tengah perjalanan dari
niat mulia tersebut ia urungkan, lantas beralih menuju perjalanan kemaksiyatan
seperti mencuri, merampok, menonton konser dll. Untuk kategori ini, para
ulama berbeda pendapat. Ada yang memperkenankan rukhshoh baginya, atas
dasar pertimbangan safar yang ia tempuh dari awal adalah halal/mubah. Danmenurut pendapat yang paling shahih (al-ashoh), dirinya tidak diperkenankan
5/16/2018 Pedoman Jaulah Gamais 2012 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-jaulah-gamais-2012 7/21
7
Pedoman Teknis Jaulah
melakukan rukhshoh, terhitung semenjak perobahan niat tersebut. Selanjutnya,
bila ia bertaubat maka diperkenankan untuk menjalankan rukhshoh, walaupun
jarak perjalanan yang tersisa kurang dari 2marhalah.
Ihtitam
Safar sebagai kata lain dari perjalanan adalah merupakan aktifitas aktif dari
seseorang sebagai makhluq yang bernyawa, sekaligus mempertegas eksistensinya di
jagad bumi ini. Dan beliau Imam Syafi'i Rahimahu-Allah memperjelas kesimpulan ini
dalam untaian sajak-sajak kitab Diwan-nya, bahwa seorang yang berjiwa progesif,
berakal sempurna tentu merasa jenuh dan bosan bila hanya berdiam diri dikampung
halamannya dengan tanpa memiliki aktifitas dinamis yang menjadikan dirinya
produktif. Oleh karenanya, beliaupun menganjurkan bagi para pribadi-pribadi yang
memiliki karakter seperti itu agar melakukan perjalanan, bekelana meninggalkan
kampung halaman untuk mencari suasana baru serta mencari ilmu pengetahuan.
Disamping pula, yang namanya kehidupan adalah perjuangan untuk meraih
kemulyaan di dunia dan akhirat tentunya.
Dan setiap orang tentu tidak terlepas dari yang namanya perjalanan, baik
perjalanan yang ditempuh tersebut berjarak pendek ataupun jauh, perjalanan yang
bersifat kondisional ataupun yang bersifat rutinitas, meliputi rutinitas mingguan,
bulanan, tahunan, atau bahkan harian. Sebagaimana perjalanan silaturrohim, ziarah
para wali, ibadah haji, mencari ilmu, berdagang, mencari pekerjaan dll. Dan yang
perlu dimengerti disini adalah, bahwa terdapat banyak hal dalam perjalanan yangsedang ia tempuh tersebut, yang menuntut konsekuensi hukum, terutama dan sangat
utama sekali adalah yang berkaitan dengan ibadah shalat lima waktu selama
perjalanan berlangsung.
ل ك ون ر ي ـ غ بـم عل ي~ ه ـ ـ ـ عاة د ود ر ـ ل ب ـ ق ـ ت
“ Setiap orang yang menjalankan ibadah dengan tanpa didasari ilmu, maka amal
ibadahnya tersebut tidak diterima oleh Allah.”
5/16/2018 Pedoman Jaulah Gamais 2012 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-jaulah-gamais-2012 8/21
8
Pedoman Teknis Jaulah
“Rundown Acara”
Waktu Kegiatan Keterangan
“Kontrol Amalan Yaumiah”
Peserta mengisi sesuai dengan jumlah amalan yang dikerjakan
NO Amalan Target Tanggal Tanggal Tanggal Tanggal
1 Tilawah 1 juz/hari
2 QL 1x/hari
3 Al-Ma’tsurat 1x/hari
4 Shalat Berjama’ah 5x/hari
4 Shalat Dhuha 1x/hari
5 Hadir tepat waktu Setiap acara
6 Menambah kenalan 15 orang/hari
7 Amalan Sunnah yang sering dilaksanakan rasulullah SAW
1. Melakukan 12 rakaat sunnah rawatib. Yakni, 2 rakaat sebelum subuh,4 rakaat
sebelum zuhur, 2 rakaat bada zuhur, 2 rakaat setelah maghrib, dan 2 rakaat
setelah isya.Manfaat yang diharapkan: Allah akan membangunkan sebuah rumah
disurga bagi orang yang senantiasa melakukannya.Dalil : Rasulullah saw bersabda,
"Barangsiapa yang solat dalam satuhari sebanyak 12 rakaat, sunnah, Allah akan
bangunkan baginya rumah di surga." (HR Muslim)
2. Sholat dua rakaat tahajjud. Faidah yang diharapkan: Dikabulkannya do'a,
diampunkannya dosa, dan dicukupi Allah kebutuhannya. Dalil:Sabda Rasulullahsaw, "Allah sw turun setiap malam ke langit dunia,di saat sepertiga malam terakhir
5/16/2018 Pedoman Jaulah Gamais 2012 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-jaulah-gamais-2012 9/21
9
Pedoman Teknis Jaulah
dan mengatakan, "Siapa yang berdo'akepadaku, pasti aku kabulkan. Siapa yang
meminta padaku,pasti akuberikan, dan siapa yang memohon ampun padaku, pasti
aku ampuni. (HR.Bukhari)
3. Melakukan sholat dhuha 2 raka'at, 4 rakaat atau 8 rakaat. Manfaat yang
diharapkan: Bernilai shadaqah dari seluruh persendian tulang.Dalil: Rasulullah saw
bersabda, "Setiap persendian kalian adalahsadakah, setiap tasbih adalah sadakah,
setiap tahmid adalah sadakah,setiap tahlil adalah adakah, setiap takbir adalah
sadakah, setiapanjuran pada kebaikan adalah sadakah, setiap larangan dari yang
mungkar adalah sadakah, dan semuanya akan mendapat ganjaran yang sama
dengan melakukan shalat dua rakaat dari shalat duha.
4. Membaca surat Al Mulk. Manfaat yang diharapkan: Diselamatkan dari adzab
kubur. Dalil : Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya ada salah satu surat dri AlQur`an yang terdiri dari 30 ayat. Ia akan memberi syafaat pada seseorang dengan
pengampunan dosa. Yaitu surat "tabarakallazi biyadihil mulk." (HR Turmudzi dan
Ahmad.Turmudzi mengatakan, ini adalah hadits hasan)
5. Mengatakan : Laailaaha illallah wah dahu laa syarikalah, lahul mulku wa lahul
hamdu, wa hua ala kulli syai'in qadir dalam satu hariseratus kali. Manfaat yang
diharapkan: Terpelihara dari gangguan syaitan selama satu hari, dihapuskan 100
kesalahan dan memperoleh 100 kebaikan.
Dalil : Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa yang mengatakan "Laailaaha illallahwah dahuu laa syariikalah, lahul mulku wa lahulhamdu, wa huwa ala kulli syai'in
qadiir", maka ia akan mendapat pahala seperti membebaskan 10 budak, ditulis
baginya 100 kebaikan,dihapuskan 100 kesalahannya, dan ia akan terpelihara dari
syaitan pada hari itu sampai sore, dan tidak ada seorangpun yang lebih baikdari
apa yang ia peroleh dari hari itu, kecuali ada orang yang beramal lebih dari itu."
6. Shalawat atas Nabi Muhammad saw sebanyak 100 kali.Faidah yang diharapkan:
Bebas dari bakhil dan mendapat balasanshalawat dari Allah swt. Dalil: Rasulullah
saw bersabda, "Barangsiapa yang bershalawat atas diri saya maka Allah akan
mendo'akannya sebanyak sepuluh kali." (HR. Muslim)
7. Mengatakan Subhanallah wa bihamdihi, subhanallahil aziim. Faidah yang
diharapkan: Ditanamkan di surga untuk yang melakukannya 100 batang pohon.
Dalil: Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa yang melazimkan istighfar, maka
Allah akan memberikan padanya jalankeluardi setiap kesempitan, penyelesaian
dari setiap kegundahan, dan diberikan rizki dari sesuatu yang tidak diduga-duga.
(HR. Abu Daud,Ibnu Majah, dan Hakim)
5/16/2018 Pedoman Jaulah Gamais 2012 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-jaulah-gamais-2012 10/21
10
Pedoman Teknis Jaulah
“Lembar Kegiatan Peserta” a. Stadium general
5/16/2018 Pedoman Jaulah Gamais 2012 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-jaulah-gamais-2012 11/21
11
Pedoman Teknis Jaulah
b. Seminar Nasional Dakwah Kampus
5/16/2018 Pedoman Jaulah Gamais 2012 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-jaulah-gamais-2012 12/21
12
Pedoman Teknis Jaulah
c. Konferensi Mahasiswa Muslim Melayu
5/16/2018 Pedoman Jaulah Gamais 2012 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-jaulah-gamais-2012 13/21
13
Pedoman Teknis Jaulah
d. Forum Alumni
5/16/2018 Pedoman Jaulah Gamais 2012 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-jaulah-gamais-2012 14/21
14
Pedoman Teknis Jaulah
e. Training Kehumasan
5/16/2018 Pedoman Jaulah Gamais 2012 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-jaulah-gamais-2012 15/21
15
Pedoman Teknis Jaulah
f. Simposium Internasional
5/16/2018 Pedoman Jaulah Gamais 2012 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-jaulah-gamais-2012 16/21
16
Pedoman Teknis Jaulah
g. Bakti Sosial dan LDK Fair
5/16/2018 Pedoman Jaulah Gamais 2012 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-jaulah-gamais-2012 17/21
17
Pedoman Teknis Jaulah
h. Field Trip Yogyakarta
5/16/2018 Pedoman Jaulah Gamais 2012 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-jaulah-gamais-2012 18/21
18
Pedoman Teknis Jaulah
“Tugas Tambahan (Optional)”
a. Nama LDK :
Syiar LDK :
Kaderisasi LDK :
Tambahan :
5/16/2018 Pedoman Jaulah Gamais 2012 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-jaulah-gamais-2012 19/21
19
Pedoman Teknis Jaulah
b. Nama LDK :
Syiar LDK :
Kaderisasi LDK :
Tambahan :
5/16/2018 Pedoman Jaulah Gamais 2012 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-jaulah-gamais-2012 20/21
20
Pedoman Teknis Jaulah
c. Nama LDK :
Syiar LDK :
Kaderisasi LDK :
Tambahan :
5/16/2018 Pedoman Jaulah Gamais 2012 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-jaulah-gamais-2012 21/21
21
Pedoman Teknis Jaulah
Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan
maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan
jiwamu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui
( At Taubah : 41 )
Contact Person :
Ikhwan Akhwat