pedoman jaulah gamais 2012

21
  1  Pedoman T eknis Jaulah Fiqih Safar; Makna Dan Hikmah Yang Terkandung Dibalik Perjalanan Katakanlah: Berjalanlah di (muka) bumi, maka perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian Allah menjadikannya sekali lagi. Sesungguhnya Allah maha kuasa atas segala sesuatu.” [ QS. al -An'kabuut: 20] Safar memiliki kedudukan mulia dan sangat diperhatikan dalam Islam, sebab di dalamnya banyak terkait fadhilah-fadhilah dan hukum-hukum yang berkaitan dengan rukun Islam, seperti kebolehan shalat Qoshor dan Jama', pemberian zakat bagi musafir yang kehabisan bekal, kebolehan tidak berpuasa pada bulan Ramadlan, dan berbagai hukum perjalanan yang terkait dengan ibadah haji, kebolehan mengusap sepatu (al-khuf ) saat wudlu' sebagai ganti dari membasuhnya, gugurnya kewajiban shalat Jum'at, dan kebolehan shalat di atas kendaraan. Dan diantara fadhilahnya lagi adalah, pada safar Allah Subhanahu wa Ta'ala menjadikan do'a para musafir sebagai salah satu jenis do'a yang mustajab. Makna Safar Perjalanan yang dilakukan seseorang benar-benar akan menjadi ujian tersendiri atas hakikat akhlaqnya. Sebab, perjalanan (safar) akan menampakkan karakter pribadi dirinya yang sebenarnya. Beliau Imam al-Ghazali pun menandaskan bahwa perjalanan itu dinamakan safar sebab dapat memperlihatkan akhlak seseorang. Oleh karena itu, dalam sebuah riwayat dijelaskan, bahwa sahabat Umar bin Khattab pernah berkata kepada penyeleksi para saksi-saksi ( muzakki ):“  Apakah kamu sudah pernah menjadi teman perjalanan mereka, yang -perjalanan tersebut  -dapat kamu jadikan pijakan untuk mengetahui sejauh mana budi-pekerti mulianya? si muzakki menjawab: tidak . Lalu Umar berkata: aku menilai, bahwa engkau belum mengenal mereka.” Seseorang tentu akan banyak menyaksikan berbagai kekurangan dan kelebihan manusia dalam perjalanannya. Dan hal ini akan mudah memancing untuk berkomentar baik ataupun buruk, maka dari itu tunjukkanlah pada manusia sifat yang tidak tercela  -alias terpuji  -selama perjalanan berlangsung. Tinjauan istilah syara'. Sedangkan dalam terminologi syara', safar memiliki arti keluar dari negeri tempat bermukim menuju suatu tempat yang jarak dari perjalanan tersebut membolehkan seseorang untuk meng-qasar atau men-  jama' shalatnya, yaitu jarak 89 kilometer atau satu hari satu malam, atau dua hari dua malam, atau tiga hari tiga malam sesuai dengan perbedaan pendapat para ulama tentang batas jarak safar ini.

Upload: ardian-fajar-prastyawan

Post on 18-Jul-2015

60 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pedoman Jaulah Gamais 2012

5/16/2018 Pedoman Jaulah Gamais 2012 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-jaulah-gamais-2012 1/21

 

1

 Pedoman Teknis Jaulah

Fiqih Safar; Makna Dan Hikmah Yang

Terkandung Dibalik Perjalanan

Katakanlah: “Berjalanlah di (muka) bumi, maka perhatikanlah bagaimana Allah

menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian Allah menjadikannya sekali 

lagi. Sesungguhnya Allah maha kuasa atas segala sesuatu.” [ QS. al-An'kabuut: 20]

Safar memiliki kedudukan mulia dan sangat diperhatikan dalam Islam, sebab di

dalamnya banyak terkait fadhilah-fadhilah dan hukum-hukum yang berkaitan dengan

rukun Islam, seperti kebolehan shalat Qoshor dan Jama', pemberian zakat bagi

musafir yang kehabisan bekal, kebolehan tidak berpuasa pada bulan Ramadlan, dan

berbagai hukum perjalanan yang terkait dengan ibadah haji, kebolehan mengusap

sepatu (al-khuf ) saat wudlu' sebagai ganti dari membasuhnya, gugurnya kewajiban

shalat Jum'at, dan kebolehan shalat di atas kendaraan. Dan diantara fadhilahnya lagi

adalah, pada safar Allah Subhanahu wa Ta'ala menjadikan do'a para musafir sebagai

salah satu jenis do'a yang mustajab.

Makna Safar

Perjalanan yang dilakukan seseorang benar-benar akan menjadi ujian tersendiri

atas hakikat akhlaqnya. Sebab, perjalanan (safar) akan menampakkan karakter pribadidirinya yang sebenarnya. Beliau Imam al-Ghazali pun menandaskan bahwa perjalanan

itu dinamakan safar sebab dapat memperlihatkan akhlak seseorang. Oleh karena itu,

dalam sebuah riwayat dijelaskan, bahwa sahabat Umar bin Khattab pernah berkata

kepada penyeleksi para saksi-saksi (muzakki ):“ Apakah kamu sudah pernah menjadi 

teman perjalanan mereka, yang– -perjalanan tersebut – -dapat kamu jadikan pijakan

untuk mengetahui sejauh mana budi-pekerti mulianya? si muzakki menjawab: tidak .

Lalu Umar berkata:aku menilai, bahwa engkau belum mengenal mereka.” Seseorang

tentu akan banyak menyaksikan berbagai kekurangan dan kelebihan manusia dalam

perjalanannya. Dan hal ini akan mudah memancing untuk berkomentar baik ataupunburuk, maka dari itu tunjukkanlah pada manusia sifat yang tidak tercela –-alias

terpuji –-selama perjalanan berlangsung.

Tinjauan istilah syara'.

Sedangkan dalam terminologi syara', safar memiliki arti keluar dari negeri tempat

bermukim menuju suatu tempat yang jarak dari perjalanan tersebut membolehkan

seseorang untuk meng-qasar atau men- jama' shalatnya, yaitu jarak 89 kilometer atau

satu hari satu malam, atau dua hari dua malam, atau tiga hari tiga malam sesuai

dengan perbedaan pendapat para ulama tentang batas jarak safar ini.

Page 2: Pedoman Jaulah Gamais 2012

5/16/2018 Pedoman Jaulah Gamais 2012 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-jaulah-gamais-2012 2/21

 

2

 Pedoman Teknis Jaulah

Macam-Macam Pembagian Safar 

1. Di tinjau dari motivasi yang melatar belakangi. 

Secara garis besar, perjalanan (safar ) seorang musafir dalam melakoni serangkaianperjalanannya, tidaklah terlepas dari dua kriteria dasar, yang dengan begitu safar

sendiri dapat diklasifikasian menjadi dua kelompok besar:

a.  Perjalanan untuk meninggalkan daerah asal oleh karena sebab tidak adanya rasa

aman, yang ada justru sebaliknya, sebagaimana rasa cemas, jengkel ataupun

adanya gangguan-ganguan lainnya. Intinya, daerah asal sudah tidak representatif 

lagi sebagai tempat tinggal yang nyaman, baik kenyamanan ini dipandang dari

sisi material (duniawi) maupun akhirat

o Sisi material (duniawi ) diatas dapat dicontohkan sebagaimana timbulnya

wabah penyakit di daeral asal, adanya rasa ketakutan dan kecemasan sebabfitnah dan permusuhan, harga bahan pokok dari kebutuhan hidup melambung

tinggi didaerah asal dll.

o Sedangkan sisi spiritualnya (ad-din) dapat dicontohkan sebagaimana upaya diri

untuk menghindar dari tawaran jabatan dan pangkat, ataupun iming-imingan

tawaran materi yang gemerlap dan melimpah-ruah, yang kesemuanya ini

dapat menjadikan keterlenaan diri dari kewajiban-kewajiban penghambaan

pada sang maha pencipta Allah Subhanahu wa Ta’ala dll. 

b.  Perjalanan untuk meraih sebuah harapan atau cita-cita. Perjalanan dengan

kategori ini juga diperinci menjadi menjadi dua bagian, sebagaimana perincian

sebelumnya, yakni sisi material (duniawi ) dan sisi spiritual (ad-din)

o Sisi material (duniawi ) ini dapat dicontohkan sebagaimana perjalanan untuk

mencari pekerjaan/profesi, jabatan-jabatan prestis, mengukir dan merajut

karier di belantara kehidupan sosial dll.

o Sedangkan sisi spiritualnya (ad-din) dibagi menjadi dua kelompok:

i.  Kelompok pertama; perjalanan untuk mencari ilmu meliputi ilmu agama,

ilmu akhlak ataupun ilmu pengetahuan umum.

ii.  Kelompok kedua adalah berupa perjalanan dengan kualifikasi aktifitas

(amal ), meliputi aktifitas ibadah sebagaimana ibadah haji dan umrah serta jihad, ataupun aktifitas yang berupa kunjungan religi (ziarah), mengunjungi

situs-situs Islami seperti kota Makkah, Madinah dan Baitul Maqdis dll.

2. Ditinjau dari perspektif hukum (fiqh). 

Dari serangkaian perincian berbagai macam klasifikasi perjalanan (safar) di atas,

bila di tinjau dari perspektif hukum, maka akan mengerucut pada dua jenis hukum.

a.  Perjalanan yang haram; sebagaimana perjalanan untuk mencuri, merampok,

berzina, menonton konser, menjual narkoba, menarik cukai, larinya istri dari

suaminya, anak yang durhaka pada orang tua, budak lari dari majikan (sayyid ),

Page 3: Pedoman Jaulah Gamais 2012

5/16/2018 Pedoman Jaulah Gamais 2012 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-jaulah-gamais-2012 3/21

 

3

 Pedoman Teknis Jaulah

melarikan diri dari tanggungan hutang, wanita pergi sendirian tanpa disertai

mahrom dll.

b.  Perjalanan mubah dengan pengertian umum; meliputi perjalananwajib; seperti

menjalankan rukun Islam yang ke-lima yakni ibadah haji dan umrah, jihad, hijrah,

melunasi hutang dll. Perjalanansunnah; seperti ziarah makam Rosulillah B,

menjenguk orang sakit, mengunjugi teman, perjalanan mengunjugi masjid

Nabawi dan masjid Baitul Maqdis dll. Perjalananmubah; seperti berdagang,

perjalanan wisata untuk menghilangkan stres dari padatnya kegiatan sehari-hari

dll. Perjalananmakruh; seperti perjalanan berdagang kain mori/kafan (lawon:

 jw), pergi sendirian lebih-lebih di malam hari bagi selain wanita.

3. Ditinjau dari jarak safar.

Dan macam-macam safar bila dilihat dari jaraknya, maka dibagi menjadi dua, yaitu:

perjalanan berjarak panjang (safar thawil ) dan perjalanan berjarak pendek (safar qoshir ). Cukup banyak dispensasi atau rukhshoh yang dilegalkan (disyari'atkan) oleh

syara' terkait dengan safar dari sudut pandang jarak tempuhnya.

a. Rukhshoh untuk perjalanan panjang (safar thawil ).

1.  Menqoshor shalat.

2.  Menjama' shalat.

3.  Berbuka puasa di siang bulan Ramadlan (tidak melakukan puasa), bila

keberangkatan safarnya itu sebelum terbitnya fajar.

4.  Mengusap sepatu (khuf ) selama tiga hari

b. Rukhshoh untuk perjalanan panjang (safar thawil ) dan perjalanan pendek (safar 

qoshir ).

1.  Memakan bangkai disaat darurat.

2.  Melakukan shalat sunnah di atas kendaraan.

3.  Melakukan shalat dengan bertayammum, diwaktu tidak mendapati air.

4.  Boleh tidak melaksanakan shalat Jum'at, lalu diganti dengan shalat dluhur.

5.  Tidak wajib mengqodlo jatah giliran istri yang tidak ikut serta bepergian,

setelah adanya undian terlebih dulu.

6.  Boleh membawa barang titipan (wadi'ah) serta barang pinjaman ('ariyah)

diwaktu bepergian, sebab adanya udzur.

Manfaat Dan Faidah Dari Safar 

Aktifitas yang dilakukan oleh seseorang tentu tidak dijalankan olehnya dengan

semerta-merta. Tetapi, lebih dikarenakan adanya sebuah faktor motifasi yang

menggerakkan langkah kakinya untuk mencapai sebuah harapan. Setidaknya, adanya

nilai manfaat ataupun faidah itulah yang menjadi sebuah harapan yang diimpikan dan

ingin ia gapai dipenghujung dari serangkaian aktifitasnya. Begitu juga safar atau

perjalanan yang dilakukan oleh seseorang, tentu tidak bisa terlepas dari adanya

motifasi manfaat dan faidah yang ingin diperoleh.

Page 4: Pedoman Jaulah Gamais 2012

5/16/2018 Pedoman Jaulah Gamais 2012 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-jaulah-gamais-2012 4/21

 

4

 Pedoman Teknis Jaulah

Dan sangat penting untuk diketahui, bahwa yang paling menonjol daripada fitrah

manusia adalah kecendrungan untuk memperoleh/mendapatkan sebuah

kemanfaatan bagi dirinya sendiri dari setiap aktifitas yang dijalaninya, dengan tanpa

memandang status kemanfaatan tadi, apakah merupakan manfaat yang bersifat

personal individual ataukah manfaat yang bersifat umum, yang sudah barang tentu

 juga mengakomodir dirinya dan orang lain. Bahkan tidak sebatas itu, setiap kebijakan

hukum (tasyri' ) yang ditetapkan oleh Allah U adalah bertitik pusat pada aspek

manfaat dengan kualifikasi kesempurnaannya serta keluasan kapasitasnya. Demikian

kurang lebih pemaparan dari seorang pakar yang bernama Dr. M. Said Ramadhan al-

Buthy.

Berikut ini beberapa manfaat serta faidah yang bisa didapatkan dari sebuah

rangkaian aktifitas perjalanan, yang cukup membikin letih dan cemas para

pengembara/musafir di tanah perantauannya:

1.  Menghilangkan stress, kesusahan dari beragam jadwal aktifitas yang padat, dan

 juga problem-problem sehari-hari.

2.  Nafkah dan biaya hidup, yang semakin hari tuntutan kebutuhan hidup semakin

meningkat dan kompleks.

3.  Ilmu, baik ilmu agama ataupun ilmu pengetahuan lainnya yang merupakan

makanan ruhani setiap individu serta menjadi sumber informasi bekal hidup di

abad modern.

4.  Akhlaq. Semakin luas pergaulan seseorang semakin tinggi wawasan yang ia

peroleh tentang nilai moral dan etika kehidupan sosial. Dengan kata lain, dirinya

tidak terbelakang dan tentunya tertuntut untuk sedapat mungkin agar bisa

beradaptasi dengan teman pergaulannya, baik dalam bertingkah-laku, ucapan

dan perbuatan.

5.  Jaringan relasi yang luas, lebih-lebih dengan orang-orang yang terpandang dan

mulia.

6.  Kemuliaan dan keagungan. Dan tentunya bila perjalanan yang dijalani itu,

didasari dengan niatan tulus dan ikhlas.

Adab Dan Etika Dalam Perjalanan 

1.  Istikharah. Bila seseorang mempunyai keinginan untuk melakukan suatu

perjalanan, maka disunnahkan baginya untuk meminta petunjuk pada Allah U,

yakni dengan cara melakukan shalat dua raka'at. Untuk raka'at pertama, surat

yang dibaca setelah Fatihah adalah surat al-Kafirun. Sedangkan untuk raka'at

kedua adalah surat al-Ikhlas.

2.  Melakukan shalat dua raka'at sebelum keberangkatan. Adapun surat-surat yang

dibaca adalah sama dengan surat-surat yang dibaca waktu shalat Istikharah.

3.  Senantiasa menerapkan akhlak al-karimah selama safar berlangsung.

4.  Minta pengarahan dan pertimbangan (musyawarah) pada orang yang

berpengalaman serta dapat dipercaya keberagamaannya, dikala akan melakukan

suatu perjalanan.

Page 5: Pedoman Jaulah Gamais 2012

5/16/2018 Pedoman Jaulah Gamais 2012 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-jaulah-gamais-2012 5/21

 

5

 Pedoman Teknis Jaulah

5.  Ijin terlebih dulu pada orang tua atau yang sederajat dengannya, yakni orang-

orang yang kita mintai ridlo dan restunya.

6.  Membawa perbekalan yang cukup dan halal.

7.  Berangkat di waktu pagi hari, kalau bisa pada hari kamis dan kalau tidak bisa

pada hari senin.

8.  Berpamitan terlebih dulu pada anggota keluarga, tetangga serta teman dekat.

Dan jangan lupa untuk meminta do'a keselamatan dari mereka.

9.  Bila keberangkatannya itu bersama rombongan, maka disunnahkan untuk

mengangkat salah satu diantara mereka, agar bersedia menjadi pimpinan

rombongan. Dan sosok pemimpin ini haruslah seorang figur yang paling utama

diantara mereka.

10. Melangsungkan perjalanan di malam hari, terlebih pada sepertiga yang akhir.

11. Menumbuhkan sikap solidaritas terhadap teman seperjalanan, dengan

memberikan bantuan dan pertolongan padanya.12. Memperbanyak do'a sepanjang waktu selama perjalanan berlangsung,

dikerenakan do'anya para musafir itu cepat dikabulkan oleh Allah (mustajab).

13. Secepatnya untuk segera pulang bila keperluan dan tujuan dari perjalanan telah

terpenuhi dan terselesaikan.

14. Senantiasa menjaga kondisi suci selama perjalanan berlangsung.

15. Hendaknya sebelum sampai di rumah, terlebih dulu memberitahukan perihal

kedatangannya, supaya sesampainya di rumah tidak akan mengagetkan anggota

keluarganya.

16. Haram bagi seorang wanita untuk pergi sendirian tanpa disertai mahramnya.

17. Tetap disunnahkan untuk melaksanakan shalat sunnah sewaktu menempuhperjalanan. Baik shalat sunnah tersebut adalah rawatib ataupun lainnya.

18. Disunnahkan ketika pulang dari perjalanan, untuk membawa oleh-oleh bagai

keluarga di rumah.

19. Sunnah menunggu dan menyambut kedatangan musafir.

20. Makruh untuk pulang ke rumah di waktu malam hari, sebab kedatangan di

waktu malam dengan kondisi anggota keluarga yang tidak dalam persiapan,

tentu dapat mengakibatkan hal-hal yang tidak disenangi.

Safar Dan Rukhshoh Syara'Qoshor dan Jama' adalah merupakan ketentuan yang telah disyari'atkan oleh Allah

U untuk memberikan keringanan atas beban yang ditanggung oleh para hamba-Nya

selama safar berlangsung. Dan kedua ketentuan ini tercakup dalam ruang

lingkup rukhshoh.

Rukhshoh sendiri bila ditinjau dari segi bahasa (etimologi) memiliki makna

kemudahan dan keringanan. Al-Jauhari -sebagaimana dikutip oleh Dr. Wahbah az-

Zuhayli – mengatakan bahwa Rukhshoh dalam suatu perkara adalah kebalikan dari

memperberat (at-tasydid ) perkara tersebut. Sedangkan rukhshoh dalam pengertian

istilah (terminologi) disiplin ilmu Ushul al-Fiqh adalah: ketentuan-ketentuan hukum

yang disyari'atkan oleh Allah atas dasar adanya udzur -mencakup darurat,masyaqqah, dan hajat – yang dialami para hamba-Nya, untuk memberikan

Page 6: Pedoman Jaulah Gamais 2012

5/16/2018 Pedoman Jaulah Gamais 2012 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-jaulah-gamais-2012 6/21

 

6

 Pedoman Teknis Jaulah

perlindungan terhadap hajat kebutuhan mereka, disertai masih berlakunya sebab

yang menetapkan hukum asal.

Dan rukhshoh boleh dikerjakan bila orang yang hendak mengerjakannya tidak

dalam status berbuat maksiyat, sebagaimana kandungan arti dari kaidah ar-rukhshoh

la tunatu bi al-ma'aashi . Kaidah ini memberikan sebuah pengertian, bahwa

penerapan atau pengamalan (aplikasi) dari sebuah rukhshoh bila terikat/bergantung

pada wujud dari suatu perkara, maka perlu diteliti dan dicermati lebih lanjut. Bila

perkara tersebut haram dikerjakan, maka konsekuensinya adalah haram mengerjakan

rukhshoh bersamaan dengannnya. Sebaliknya, bila perkara tadi boleh dikerjakan,

tentu rukhshohnya pun sama-sama boleh dilakukan. Lebih lanjut, Imam al-Ghazali

dalam Masterpiece-nya yang berjudulIhya' Ulum ad-Din dengan gaya filosofis

menuturkan bahwa secara garis besar, seseorang itu tiada melakukan suatu

perjalanan terkecuali oleh karena sebuah tujuan, dan tujuan ini berfungsi sebagai

motor penggerak/motifator. Jadi, bila usaha untuk menghasilkan motifator tersebutdihukumi haram  –dan andai saja tanpa motifator ini dirinya tidak akan melakukan

perjalanan- maka konsekuensinya adalah perjalanan yang sedang ia tempuh adalah

kemaksiyatan dan dirinya tidak diperkenankan untuk melakukan rukhshoh.

Kemaksiyatan di atas, bila dikaitkan dengan perjalan/safar yang dilakukan

seseorang maka akan dirinci menjadi tiga macam kriteria:

a.  Orang maksiyat sebab perjalanan yang ditempuh ('ashin bi as-safar ).

Sebagaimana orang yang bepergian untuk mencuri, merampok, menonton

konser, menarik cukai, larinya istri dari suaminya, anak yang durhaka pada

kedua orang tua, budak lari dari majikan (sayyid ) dll. Orang semacam ini, tidakdiperkenankan untuk melakukan rukhshoh, mengingat safar yang ditempuh

adalah safar maksiyat, persis dengan makna yang terkandung dalam kaidah di

atas. Terkecuali bila dirinya bertaubat, dan jarak perjalanan yang tersisa masih

ada 2 marhalah.

b.  Orang maksiyat di tengah perjalanan yang ditempuh ('ashin fi as-safar ). Yakni di

tengah perjalanan yang halal/mubah, seseorang melakukan kemaksiyatan

seperti berzina pada saat menjalankan ibadah haji, melihat hal-hal yang

terlarang semisal ngetem pada saat pergi ke Pondok dll. Orang semacam ini,

tetap diperkenankan untuk menjalankan rukhshoh, dengan pertimbangan safaryang ia tempuh adalah safar yang halal/mubah.

c.  Orang maksiyat sebab perjalanan yang ditempuh di tengah perjalanan yang

permulaannya halal/mubah ('ashin bi as-safarfi as-safar ). Seperti santri, niat

pertama dari rumah adalah pergi ke-Pondok, tapi di tengah perjalanan ia justru

mengalihkan niat perjalanannya tersebut untuk menonton konser ataupun

lainnya. Orang pergi ziyaroh atau silaturrahim, tetapi di tengah perjalanan dari

niat mulia tersebut ia urungkan, lantas beralih menuju perjalanan kemaksiyatan

seperti mencuri, merampok, menonton konser dll. Untuk kategori ini, para

ulama berbeda pendapat. Ada yang memperkenankan rukhshoh baginya, atas

dasar pertimbangan safar yang ia tempuh dari awal adalah halal/mubah. Danmenurut pendapat yang paling shahih (al-ashoh), dirinya tidak diperkenankan

Page 7: Pedoman Jaulah Gamais 2012

5/16/2018 Pedoman Jaulah Gamais 2012 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-jaulah-gamais-2012 7/21

 

7

 Pedoman Teknis Jaulah

melakukan rukhshoh, terhitung semenjak perobahan niat tersebut. Selanjutnya,

bila ia bertaubat maka diperkenankan untuk menjalankan rukhshoh, walaupun

 jarak perjalanan yang tersisa kurang dari 2marhalah.

Ihtitam

Safar sebagai kata lain dari perjalanan adalah merupakan aktifitas aktif dari

seseorang sebagai makhluq yang bernyawa, sekaligus mempertegas eksistensinya di

 jagad bumi ini. Dan beliau Imam Syafi'i Rahimahu-Allah memperjelas kesimpulan ini

dalam untaian sajak-sajak kitab Diwan-nya, bahwa seorang yang berjiwa progesif,

berakal sempurna tentu merasa jenuh dan bosan bila hanya berdiam diri dikampung

halamannya dengan tanpa memiliki aktifitas dinamis yang menjadikan dirinya

produktif. Oleh karenanya, beliaupun menganjurkan bagi para pribadi-pribadi yang

memiliki karakter seperti itu agar melakukan perjalanan, bekelana meninggalkan

kampung halaman untuk mencari suasana baru serta mencari ilmu pengetahuan.

Disamping pula, yang namanya kehidupan adalah perjuangan untuk meraih

kemulyaan di dunia dan akhirat tentunya.

Dan setiap orang tentu tidak terlepas dari yang namanya perjalanan, baik

perjalanan yang ditempuh tersebut berjarak pendek ataupun jauh, perjalanan yang

bersifat kondisional ataupun yang bersifat rutinitas, meliputi rutinitas mingguan,

bulanan, tahunan, atau bahkan harian. Sebagaimana perjalanan silaturrohim, ziarah

para wali, ibadah haji, mencari ilmu, berdagang, mencari pekerjaan dll. Dan yang

perlu dimengerti disini adalah, bahwa terdapat banyak hal dalam perjalanan yangsedang ia tempuh tersebut, yang menuntut konsekuensi hukum, terutama dan sangat

utama sekali adalah yang berkaitan dengan ibadah shalat lima waktu selama

perjalanan berlangsung. 

ل ك ون  ر  ي ـ  غ  بـم   عل     ي~ ه ـ  ـ ـ    عاة د ود ر ـ  ل ب ـ ق ـ ت

“ Setiap orang yang menjalankan ibadah dengan tanpa didasari ilmu, maka amal 

ibadahnya tersebut tidak diterima oleh Allah.” 

Page 8: Pedoman Jaulah Gamais 2012

5/16/2018 Pedoman Jaulah Gamais 2012 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-jaulah-gamais-2012 8/21

 

8

 Pedoman Teknis Jaulah

“Rundown Acara” 

Waktu Kegiatan Keterangan

“Kontrol Amalan Yaumiah” 

Peserta mengisi sesuai dengan jumlah amalan yang dikerjakan

NO Amalan Target Tanggal Tanggal Tanggal Tanggal

1 Tilawah 1 juz/hari

2 QL 1x/hari

3 Al-Ma’tsurat 1x/hari

4 Shalat Berjama’ah 5x/hari

4 Shalat Dhuha 1x/hari

5 Hadir tepat waktu Setiap acara

6 Menambah kenalan 15 orang/hari

7 Amalan Sunnah yang sering dilaksanakan rasulullah SAW

1.  Melakukan 12 rakaat sunnah rawatib. Yakni, 2 rakaat sebelum subuh,4 rakaat

sebelum zuhur, 2 rakaat bada zuhur, 2 rakaat setelah maghrib, dan 2 rakaat

setelah isya.Manfaat yang diharapkan: Allah akan membangunkan sebuah rumah

disurga bagi orang yang senantiasa melakukannya.Dalil : Rasulullah saw bersabda,

"Barangsiapa yang solat dalam satuhari sebanyak 12 rakaat, sunnah, Allah akan

bangunkan baginya rumah di surga." (HR Muslim)

2.  Sholat dua rakaat tahajjud. Faidah yang diharapkan: Dikabulkannya do'a,

diampunkannya dosa, dan dicukupi Allah kebutuhannya. Dalil:Sabda Rasulullahsaw, "Allah sw turun setiap malam ke langit dunia,di saat sepertiga malam terakhir

Page 9: Pedoman Jaulah Gamais 2012

5/16/2018 Pedoman Jaulah Gamais 2012 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-jaulah-gamais-2012 9/21

 

9

 Pedoman Teknis Jaulah

dan mengatakan, "Siapa yang berdo'akepadaku, pasti aku kabulkan. Siapa yang

meminta padaku,pasti akuberikan, dan siapa yang memohon ampun padaku, pasti

aku ampuni. (HR.Bukhari)

3.  Melakukan sholat dhuha 2 raka'at, 4 rakaat atau 8 rakaat. Manfaat yang

diharapkan: Bernilai shadaqah dari seluruh persendian tulang.Dalil: Rasulullah saw

bersabda, "Setiap persendian kalian adalahsadakah, setiap tasbih adalah sadakah,

setiap tahmid adalah sadakah,setiap tahlil adalah adakah, setiap takbir adalah

sadakah, setiapanjuran pada kebaikan adalah sadakah, setiap larangan dari yang

mungkar adalah sadakah, dan semuanya akan mendapat ganjaran yang sama

dengan melakukan shalat dua rakaat dari shalat duha.

4.  Membaca surat Al Mulk. Manfaat yang diharapkan: Diselamatkan dari adzab

kubur. Dalil : Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya ada salah satu surat dri AlQur`an yang terdiri dari 30 ayat. Ia akan memberi syafaat pada seseorang dengan

pengampunan dosa. Yaitu surat "tabarakallazi biyadihil mulk." (HR Turmudzi dan

Ahmad.Turmudzi mengatakan, ini adalah hadits hasan)

5.  Mengatakan : Laailaaha illallah wah dahu laa syarikalah, lahul mulku wa lahul

hamdu, wa hua ala kulli syai'in qadir dalam satu hariseratus kali. Manfaat yang

diharapkan: Terpelihara dari gangguan syaitan selama satu hari, dihapuskan 100

kesalahan dan memperoleh 100 kebaikan.

Dalil : Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa yang mengatakan "Laailaaha illallahwah dahuu laa syariikalah, lahul mulku wa lahulhamdu, wa huwa ala kulli syai'in

qadiir", maka ia akan mendapat pahala seperti membebaskan 10 budak, ditulis

baginya 100 kebaikan,dihapuskan 100 kesalahannya, dan ia akan terpelihara dari

syaitan pada hari itu sampai sore, dan tidak ada seorangpun yang lebih baikdari

apa yang ia peroleh dari hari itu, kecuali ada orang yang beramal lebih dari itu."

6.  Shalawat atas Nabi Muhammad saw sebanyak 100 kali.Faidah yang diharapkan:

Bebas dari bakhil dan mendapat balasanshalawat dari Allah swt. Dalil: Rasulullah

saw bersabda, "Barangsiapa yang bershalawat atas diri saya maka Allah akan

mendo'akannya sebanyak sepuluh kali." (HR. Muslim)

7.  Mengatakan Subhanallah wa bihamdihi, subhanallahil aziim. Faidah yang

diharapkan: Ditanamkan di surga untuk yang melakukannya 100 batang pohon.

Dalil: Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa yang melazimkan istighfar, maka

Allah akan memberikan padanya jalankeluardi setiap kesempitan, penyelesaian

dari setiap kegundahan, dan diberikan rizki dari sesuatu yang tidak diduga-duga.

(HR. Abu Daud,Ibnu Majah, dan Hakim)

Page 10: Pedoman Jaulah Gamais 2012

5/16/2018 Pedoman Jaulah Gamais 2012 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-jaulah-gamais-2012 10/21

 

10

 Pedoman Teknis Jaulah

“Lembar Kegiatan Peserta” a.  Stadium general

Page 11: Pedoman Jaulah Gamais 2012

5/16/2018 Pedoman Jaulah Gamais 2012 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-jaulah-gamais-2012 11/21

 

11

 Pedoman Teknis Jaulah

b.  Seminar Nasional Dakwah Kampus

Page 12: Pedoman Jaulah Gamais 2012

5/16/2018 Pedoman Jaulah Gamais 2012 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-jaulah-gamais-2012 12/21

 

12

 Pedoman Teknis Jaulah

c.  Konferensi Mahasiswa Muslim Melayu

Page 13: Pedoman Jaulah Gamais 2012

5/16/2018 Pedoman Jaulah Gamais 2012 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-jaulah-gamais-2012 13/21

 

13

 Pedoman Teknis Jaulah

d.  Forum Alumni

Page 14: Pedoman Jaulah Gamais 2012

5/16/2018 Pedoman Jaulah Gamais 2012 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-jaulah-gamais-2012 14/21

 

14

 Pedoman Teknis Jaulah

e.  Training Kehumasan

Page 15: Pedoman Jaulah Gamais 2012

5/16/2018 Pedoman Jaulah Gamais 2012 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-jaulah-gamais-2012 15/21

 

15

 Pedoman Teknis Jaulah

f.  Simposium Internasional

Page 16: Pedoman Jaulah Gamais 2012

5/16/2018 Pedoman Jaulah Gamais 2012 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-jaulah-gamais-2012 16/21

 

16

 Pedoman Teknis Jaulah

g.  Bakti Sosial dan LDK Fair

Page 17: Pedoman Jaulah Gamais 2012

5/16/2018 Pedoman Jaulah Gamais 2012 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-jaulah-gamais-2012 17/21

 

17

 Pedoman Teknis Jaulah

h.  Field Trip Yogyakarta

Page 18: Pedoman Jaulah Gamais 2012

5/16/2018 Pedoman Jaulah Gamais 2012 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-jaulah-gamais-2012 18/21

 

18

 Pedoman Teknis Jaulah

“Tugas Tambahan (Optional)” 

a.  Nama LDK :

Syiar LDK :

Kaderisasi LDK :

Tambahan :

Page 19: Pedoman Jaulah Gamais 2012

5/16/2018 Pedoman Jaulah Gamais 2012 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-jaulah-gamais-2012 19/21

 

19

 Pedoman Teknis Jaulah

b.  Nama LDK :

Syiar LDK :

Kaderisasi LDK :

Tambahan :

Page 20: Pedoman Jaulah Gamais 2012

5/16/2018 Pedoman Jaulah Gamais 2012 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-jaulah-gamais-2012 20/21

 

20

 Pedoman Teknis Jaulah

c.  Nama LDK :

Syiar LDK :

Kaderisasi LDK :

Tambahan :

Page 21: Pedoman Jaulah Gamais 2012

5/16/2018 Pedoman Jaulah Gamais 2012 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-jaulah-gamais-2012 21/21

 

21

 Pedoman Teknis Jaulah

Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan

maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan

 jiwamu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui 

( At Taubah : 41 )

Contact Person :

Ikhwan Akhwat