paparan ofyar z tamin - balitbanghub fgd 13032015

Upload: yeti-mareta

Post on 07-Jul-2018

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 Paparan Ofyar z Tamin - Balitbanghub Fgd 13032015

    1/47

    PERAN DAN FUNGSI MASTERPLANDALAM PEMBANGUNAN PRASARANA TRANSPORTASI GUNA

    MEWUJUDKAN KEMANFAATAN PELAYANAN

    TRANSPORTASI

    BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERHUBUNGANJl. Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat

    OLEH :OFYAR Z TAMIN

    GURU BESAR TRANSPORTASI ITB BANDUNG

  • 8/18/2019 Paparan Ofyar z Tamin - Balitbanghub Fgd 13032015

    2/47

    PENDAHULUAN

  • 8/18/2019 Paparan Ofyar z Tamin - Balitbanghub Fgd 13032015

    3/47

    INDONESIA NEGARA KEPULAUAN

    KONEKTIVITAS NASIONAL :

    - TIDAK BISAMENGGUNAKAN SINGLE

    MODE 

    - HARUS MENGGUNAKAN

     ANGKUTAN MULTIMODA

  • 8/18/2019 Paparan Ofyar z Tamin - Balitbanghub Fgd 13032015

    4/47

    KONEKTIVITAS NASIONAL :DIBUTUHKAN SISTEM TRANSPORTASI MULTIMODA YANG TERINTEGRASI

  • 8/18/2019 Paparan Ofyar z Tamin - Balitbanghub Fgd 13032015

    5/47

    PERMASALAHAN & TANTANGAN

  • 8/18/2019 Paparan Ofyar z Tamin - Balitbanghub Fgd 13032015

    6/47

    Kerangka Konektivitas Nasional(intra pulau, antar pulau dan international)

    Integrasi ekonomi adalah cara terbaik untuk mendapatkan manfaat langsung dari konsentrasi produksi dan

    manfaat jangka panjangkonvergensi standar hidup

    Mencapai pertumbuhan

    inklusif 

    Menghubungkanpusat-pusat

    pertumbuhan

    Perekonomian yang berhasil...

    Menghubungkandaerah

    tertinggal denganpusat

    pertumbuhan

    Menghubungkandaerah terpencil

    denganinfrastruktur& pelayanan

    dasardalam mendapatkanmanfaat

    pembangunan

    Memperluas

    pertumbuhan dengan

    menghubungkan wilayah

    melalui inter-modal

    supply chain systems

    Tumbuh maksimalmelalui

    keterpaduan bukan

    keseragaman(inclusive

    development)

    Surabaya

    Jakarta Makassar

    Makassar

    Papua

    Maluku

    Sulawesi

    Ambon

    KendariMakassar

    Manado

    Konektivitas LOKAL Konektivitas NATIONAL Konektivitas GLOBAL

    Intra-island

    Inter-island International

    2 3

    Gerbang

    Internasional

    Indonesia

    Asia

    Europe

    America

    Town   Pulau

    Pulau

    Pulau

    Town

    Town

    Town

    Town

    Town

    Town

    Town

    Kota

    Kota

    Kota

    Kota

    Kota

    Town

    Town

    Town

    Town

    Kota

    Kota

    Kota

    Kota

    Dalam

    PusatEkonomi

    (urban)AntarPusat Ekonomi

    1

    DUKUNGAN INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI:

      Industri Perkapalan yang kuat

      Jaringan Jalan yang terintegrasi

      Keterpaduan antarmoda dan intermoda

      Biaya transportasi yang terjangkau

      Sistem pelayanan distribusi nasional yang efisien

      Aksesibilitas pelayanan transportasi

    6

  • 8/18/2019 Paparan Ofyar z Tamin - Balitbanghub Fgd 13032015

    7/47

    KONEKTIVITAS NASIONAL LEMAH, MENIMBULKAN EKONOMIBIAYA TINGGI, DAYA SAING LEMAH :

    PENANGGULANGAN KEMISKINAN RELATIF LAMBAT

     Disparitas Harga Bahan Pokok (e.g.Harga minyak goreng di NTT 3 kali dariJawa, Harga semen di Papua 15-20 kali dari Jawa

    •  Frekuensi pelayanan perhubungan dan kualitasnya tidak merata, kawasanKTI realtif tertinggal

    Tingginya disparitas

    Harga dan Pelayanan

    •  60% dari penduduk miskin di Indonesia berada di daerah pedesaan di Jawa

    dan tidak mempunyai akses ke pusat pertumbuhan

    Akselerasi

    penanggulangankemiskinan

    Peningkatan

    Daya Saing

    • Biaya pengapalan kontainer dari Padang ke Jakarta US$ 600, sedangkandari Jakarta ke Singapura (lebih jauh) sekitar US$ 185

    • Lebih murah mengapalkan jeruk ke Jakarta dari China dibanding Pontianak

    • Kemacetan semakin meningkat di berbagai kota besar di Pulau Jawa dan diluar jawa

    • Waktu tempuh transportasi antar kota dalam satu pulau semakin panjang,misalnya Jakarta  –  Surabaya berkisar antara 14-20 jam

    • Kualitas konstruksi dan penegakan peraturan pemanfaatannya lemah,sehingga biaya pemeliharaan sarana dan prasarana infrastruktur terusmeningkat

  • 8/18/2019 Paparan Ofyar z Tamin - Balitbanghub Fgd 13032015

    8/47

    BIDANG PERMASALAHAN

    Jalan dan KA   • Minimnya pemeliharaan• Tidak adanya ruas/jalur baru• Lambatnya pertumbuhan kapasitas

    jalan strategis (arteri dan jalan tol)

    TransportasiLaut

    • Minimnya large trading ports• Lemahnya armada pelayaran

    nasional• Lambatnya pertumbuhan

    perintisan

    TransportasiUdara

    • Perluasan kapasitasbandara, terutamahub luar Jawa

    • Pengintensifanpartisipasiswasta

    DAYA SAING INDONESIA DIPENGARUHI OLEH KONDISI

    INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI

    83

    103

    82

    80

    52

    55

    Daya Saing

    KualitasJalan KA

    KualitasTransportasi

    UdaraInfrastruktur 

    SecaraKeseluruhan

    KualitasPelabuhan

    KualitasJalan

    Peringkat

    Daya Saing

    Indonesia Rendah

    Peringkat dari 139 Negara

  • 8/18/2019 Paparan Ofyar z Tamin - Balitbanghub Fgd 13032015

    9/479

    TANTANGAN :

    SISTEM TRANSPORTASI NASIONAL

    TANTANGAN PEMBANGUNAN TRANSPORTASI NASIONAL :

    •   Menyesuaikan (adjusting) Planning  dan  Programming.  MengacuTRI-SAKTI & NAWACITA, SERTA TUJUAN PEMBANGUNANJANGKA PANJANG NASIONAL

    •   Memperhatikan orientasi pembangunan yang semakin luas danberkembang, khususnya pembangunan prasarana angkutan lautuntuk memperkuat domestik inter -island connectivity  serta inland 

    connectivity   dalam transportasi nasional akan membutuhkankehandalan jalan koridor antara Jalan Trans dengan  outlets  (24ports utama), 15 Bandara dan 39 (ASDP Utama) Jalankepelabuhan lebih mengutamakan kapasitas daya dukung yangtinggi daripada lebar perkerasannya.

    •   Memastikan terjadi keseimbangan antar-moda dalam mendukungpembangunan sentra produksi wilayah (25 kawasan industri + 25kawasan tujuan wisata)

  • 8/18/2019 Paparan Ofyar z Tamin - Balitbanghub Fgd 13032015

    10/47

    RENCANA INDUK

  • 8/18/2019 Paparan Ofyar z Tamin - Balitbanghub Fgd 13032015

    11/47

    PERAN DAN FUNGSI :

    RENCANA INDUK TRANSPORTASI

     PERAN :

    Pembangunan & pengembangan infrastruktur transportasi

    agar terencana, terintegrasi, tepat guna, efisien dan efektif 

    membutuhkan kerangka dasar rencana pembangunan/

    pengembangan yang diwujudkan dalam suatu RencanaInduk.

     FUNGSI :

    Rencana induk transportasi nasional merupakan arah dankebijakan transportasi (dan/atau suatu prasarana

    transportasi) pada tataran nasional, yang penyusunannya

    diperintahkan dalam undang-undang transportasi

  • 8/18/2019 Paparan Ofyar z Tamin - Balitbanghub Fgd 13032015

    12/47

      UU No. 22/2009 tentang LLAJ:

      Pasal 14 (2): Pengembangan Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan

    Jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berpedoman pada

    Rencana Induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sesuai

    kebutuhan

      Pasal 37: Penentuan lokasi Terminal dilakukan dengan

    memperhatikan rencana kebutuhan Terminal yang merupakan

    bagian dari Rencana Induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan

    Jalan

      Pasal 40 ayat (1) c: Pembangunan terminal harus dilengkapi

    dengan RENCANA INDUK TERMINAL

    RENCANA INDUK TRANSPORTASI NASIONAL DALAM

    UNDANG-UNDANG TRANSPORTASI

  • 8/18/2019 Paparan Ofyar z Tamin - Balitbanghub Fgd 13032015

    13/47

    RENCANA INDUK TRANSPORTASI NASIONAL DALAM

    UNDANG-UNDANG TRANSPORTASI

      UU No. 23/2007 tentang Perkeretaapian:

      Pasal 6 (1): Tatanan perkeretaapian umum sebagaimana dimaksud

    dalam Pasal 5 ayat (1) huruf a meliputi:

    a. perkeretaapian nasional;

    b. perkeretaapian provinsi; dan

    c. perkeretaapian kabupaten/kota.

      Pasal 7 (1): Untuk mewujudkan tatanan perkeretaapian

    sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1), ditetapkan

    RENCANA INDUK PERKERETAAPIAN.

  • 8/18/2019 Paparan Ofyar z Tamin - Balitbanghub Fgd 13032015

    14/47

      UU No. 17/2008 tentang Pelayaran:

      Pasal 67 (3) rencana induk pelabuhan nasional adalah bagian dari tatanan

    kepelabuhanan nasional

      Pasal 71: Rencana Induk Pelabuhan Nasional sebagaimana dimaksud

    dalam Pasal 67 ayat (3) huruf b merupakan pedoman dalam penetapan

    lokasi, pembangunan, pengoperasian, pengembangan pelabuhan, danpenyusunan Rencana Induk Pelabuhan.

      Pasal 73 (1)   SETIAP PELABUHAN WAJIB MEMILIKI RENCANA INDUK

    PELABUHAN

    RENCANA INDUK TRANSPORTASI NASIONAL DALAM

    UNDANG-UNDANG TRANSPORTASI

  • 8/18/2019 Paparan Ofyar z Tamin - Balitbanghub Fgd 13032015

    15/47

      UU No. 1/2009 tentang Penerbangan:

      Pasal 193 (3): Tatanan kebandarudaraan nasional sebagaimana

    dimaksud pada ayat (1) memuat:

    b. rencana induk nasional bandar udara

      Pasal 199 (1):   RENCANA INDUK NASIONAL BANDAR UDARA

    sebagaimana dimaksud dalam Pasal 193 ayat (3) huruf b merupakanpedoman dalam penetapan lokasi, penyusunan rencana induk,

    pembangunan, pengoperasian, dan pengembangan bandar udara

    RENCANA INDUK TRANSPORTASI NASIONAL DALAM

    UNDANG-UNDANG TRANSPORTASI

  • 8/18/2019 Paparan Ofyar z Tamin - Balitbanghub Fgd 13032015

    16/47

    PENYUSUNAN RENCANA INDUK

  • 8/18/2019 Paparan Ofyar z Tamin - Balitbanghub Fgd 13032015

    17/47

    SINERGITAS DALAM PENYUSUNAN

    RENCANA INDUK

    RTRW

    N/P/K

    TATANANTRANS-

    PORTASI

    POTENSI(DEMAND)

    TATARAN

    TRANS-

    PORTASI

    KETER-

    PADUAN

    MASTER

    PLAN /

    RENCANA

    INDUK

  • 8/18/2019 Paparan Ofyar z Tamin - Balitbanghub Fgd 13032015

    18/47

    18

    POLA SALING KETERGANTUNGAN (INTERDEPENDENCY )

    PELAYANAN ANGKUTAN

  • 8/18/2019 Paparan Ofyar z Tamin - Balitbanghub Fgd 13032015

    19/47

    TINJAUAN RENCANA INDUK

    TRANSPORTASI SAAT INI

  • 8/18/2019 Paparan Ofyar z Tamin - Balitbanghub Fgd 13032015

    20/47

    RENCANA INDUK TRANSPORTASI DARAT

     Rencana Induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalandalam proses penyusunan

     Rencana Induk Terminal belum ada terminal yang

    mempunyai rencana induk

     Rencana Induk Pelabuhan Sungai dan Danaubelum ada pelabuhan sungai dan danau yang

    mempunyai rencana induk

     Rencana Induk Pelabuhan Penyeberangan dari

    156 pelabuhan penyeberangan hanya Pelabuhan

    Merak-Bakauheni yang sudah memiliki dokumenRencana Induk (Tahun 2012)

  • 8/18/2019 Paparan Ofyar z Tamin - Balitbanghub Fgd 13032015

    21/47

    RENCANA UMUM JARINGAN JALAN NASIONAL

    •   KEPUTUSAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 369 / KPTS / M / 2005 TENTANG

    RENCANA UMUM JARINGAN JALAN NASIONAL

    •   KEPUTUSAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 567/KPTS/M/2010 TENTANG

    RENCANA UMUM JARINGAN JALAN NASIONAL

    •   Menetapkan rencana umum jaringan jalan nasional, yang terdiri dari jaringan jalan

    nasional bukan jalan tol dan jaringan jalan nasional jalan tol dan jaringan jalan

    strategis nasional serta jaringan jalan strategis nasional rencana.

    •   Jaringan Jalan Strategis Nasional Rencana adalah jalan yang belum terhubung, dalam

    proses pembangunan, berstatus jalan provinsi, jalan kabupaten, dan jalan kota, yang

    mendukung berfungsinya sistem jaringan jalan nasional

    23

  • 8/18/2019 Paparan Ofyar z Tamin - Balitbanghub Fgd 13032015

    22/47

    24

    ARAH PENGEMBANGAN PRASARANA TRANSPORTASI DARAT - 2030

  • 8/18/2019 Paparan Ofyar z Tamin - Balitbanghub Fgd 13032015

    23/47

    RENCANA INDUK PERKERETAAPIAN NASIONAL

    •   PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NO. PM 43 TAHUN 2011

    TENTANG RENCANA INDUK PERKERETAAPIAN NASIONAL

    •   Memuat :

    1. arah kebijakan dan peranan perkeretaapian nasional

    2. dalam keseluruhan moda transportasi;3. prakiraan perpindahan orang dan/atau barang menurut

    4. asal tujuan perjalanan;

    5. rencana kebutuhan prasarana perkeretaapian nasional;

    6. rencana kebutuhan sarana perkeretaapian nasional; dan

    7. rencana kebutuhan sumber daya manusia.

    25

  • 8/18/2019 Paparan Ofyar z Tamin - Balitbanghub Fgd 13032015

    24/47

    ARAH PENGEMBANGAN PRASARANA PERKERETAAPIAN - 2030

  • 8/18/2019 Paparan Ofyar z Tamin - Balitbanghub Fgd 13032015

    25/47

    27

  • 8/18/2019 Paparan Ofyar z Tamin - Balitbanghub Fgd 13032015

    26/47

    RENCANA INDUK TRANSPORTASI PERKERETAAPIAN

     Rencana Induk Perkeretaapian Nasional sudah selesaidisusun (PM 43 Tahun 2011)

     Rencana Induk Perkeretaapian Provinsi dan Kabupaten/

    Kota  masih berupa kajian/studi

  • 8/18/2019 Paparan Ofyar z Tamin - Balitbanghub Fgd 13032015

    27/47

    CETAK BIRU TRANSPORTASI PENGEMBANGAN

    PENYEBERANGAN NASIONAL

    •   KM 6 TAHUN 2010, TENTANG CETAK BIRU PENGEMBANGAN

    TRANSPORTASI PENYEBERANGAN TAHUN 2010  –  2030

    •   Cetak Biru Pengembangan Transportasi Penyeberangan 2010-2030

    sebagaimana merupakan salah satu acuan dan merupakan pedoman

    yang harns diikuti dalam proses perencanaan dan pengembangan

    transportasi penyeberangan baik bagi unit kerja dilingkungan

    Kementerian Perhubungan maupun Mitra Kerja yang terkaitdenganPengembangan Transportasi Penyeberangan.

    29

  • 8/18/2019 Paparan Ofyar z Tamin - Balitbanghub Fgd 13032015

    28/47

    30

  • 8/18/2019 Paparan Ofyar z Tamin - Balitbanghub Fgd 13032015

    29/47

    31

    ARAH PENGEMBANGAN PRASARANA PENYEBERANGAN - 2030

  • 8/18/2019 Paparan Ofyar z Tamin - Balitbanghub Fgd 13032015

    30/47

    RENCANA INDUK KEPELABUHANAN NASIONAL

    •   KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KP 414TAHUN 2013 TENTANG PENETAPAN RENCANA INDUKPELABUHAN NASIONAL

    •   KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KP 725TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN

    MENTERI NOMOR KP 414 TAHUN 2013 PENETAPAN TENTANGRENCANA INDUK PELABUHAN NASIONAL

    •   Memuat Ketentuan :

    1. Berlaku untuk jangka waktu 20 (dua puluh) tahun dandapat ditinjau kembali 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun.

    2. Penetapan Rencana Induk Pelabuhan Nasional merupakanpedoman dalam penetapan lokasi, pembangunan,pengoperasian, pengembangan pelabuhan, danpenyusunan Rencana Induk Pelabuhan

    32

  • 8/18/2019 Paparan Ofyar z Tamin - Balitbanghub Fgd 13032015

    31/47

    33

  • 8/18/2019 Paparan Ofyar z Tamin - Balitbanghub Fgd 13032015

    32/47

    ARAH PENGEMBANGAN PRASARANA TRANSPORTASI LAUT - 2030

  • 8/18/2019 Paparan Ofyar z Tamin - Balitbanghub Fgd 13032015

    33/47

    RENCANA INDUK TRANSPORTASI LAUT

     Rencana Induk Pelabuhan Nasional (RIPN)     telah

    selesai disusun (KP 414 Tahun 2013 yang diubah menjadi

    KP 725 Tahun 2014)

     Rencana Induk Pelabuhan    dari total 1238 Pelabuhan

    Umum Laut, terdapat 33 pelabuhan laut yang telahmemiliki Rencana Induk Pelabuhan

  • 8/18/2019 Paparan Ofyar z Tamin - Balitbanghub Fgd 13032015

    34/47

    RENCANA INDUK KEBANDARUDARAAN NASIONAL

    •   PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR PM. 69 TAHUN 2013

    TENTANG TATANAN KEBANDARUDARAAN NASIONAL

    36

  • 8/18/2019 Paparan Ofyar z Tamin - Balitbanghub Fgd 13032015

    35/47

    37

    ARAH PENGEMBANGAN BANDAR UDARA NASIONAL - 2030

  • 8/18/2019 Paparan Ofyar z Tamin - Balitbanghub Fgd 13032015

    36/47

    38

  • 8/18/2019 Paparan Ofyar z Tamin - Balitbanghub Fgd 13032015

    37/47

    RENCANA INDUK TRANSPORTASI UDARA

      Rencana Induk Nasional Bandar Udara (RINBU)     dalam proses

    penyusunan

      Berdasarkan PM 69/2013 tentang Tatanan Kebandar-udaraan Nasional

    terdapat 237 bandar udara eksisting

      Terdapat 68 bandar udara memiliki Rencana Induk Bandar Udara (dalam

    bentuk keputusan menteri)

      Terdapat 13 bandar udara memiliki Rencana Induk Bandar Udara (dalambentuk Peraturan daerah)

  • 8/18/2019 Paparan Ofyar z Tamin - Balitbanghub Fgd 13032015

    38/47

    TANTANGAN & TINDAK LANJUT :PERLUNYA KETERPADUAN MASTERPLAN /

    RENCANA INDUK TRANSPORTASI

    KONSEP KETERPADUAN/INTEGRASI

  • 8/18/2019 Paparan Ofyar z Tamin - Balitbanghub Fgd 13032015

    39/47

    KONSEP KETERPADUAN/INTEGRASI

    RENCANA INDUK TRANSPORTASI

    41

    • UU NO.33/2004 TENTANG JALAN

    • UU NO.22/2009 TENTANG LALU LINTAS

    DAN ANGKUTAN JALAN

    • UU NO.23/2008 PERKERETAAPIAN

    • UU NO.17/2009 TENTANG PELAYARAN

    • UU NO.1/2009 TENTANG PENERBANGAN

    1. TATARAN

    TRANSPORTASI

    NASIONAL

    (TATRANAS)

    2. TATARAN

    TRANSPORTASI

    WILAYAH (TATRAWIL)

    3. TATARAN

    TRANSPORTASI

    LOKAL (TATRALOK)

    BLUE PRINT /

    RENCANA INDUK

    TRANSPORTASI: 

    1. JALAN;2. PERKERETAAPI

    AN;

    3. PELAYARAN;

    4. PENERBANGAN.

    UNDANG-UNDANG TRANSPORTASI

    TATARAN TRANSPORTASI

    MODA TRANSPORTASI

    KELEMBAGAAN

    TERPADU/

    TER-

    INTEGRASI

    • RENCANA TATA RUANG WILAYAH

    NASIONAL

    • RENCANA TATA RUANG PULAU

    • RENCANA TATA RUANG PROVINSI

    • RENCANA TATA RUANG KABUPATEN /

    KOTA

    UNDANG-UNDANG KERUANGAN

  • 8/18/2019 Paparan Ofyar z Tamin - Balitbanghub Fgd 13032015

    40/47

    PROSES INTEGRASI RENCANA INDUK

      INTEGRASI JARINGAN, yaitu   terintegrasinya sistem jaringan prasarana   dan jaringan pelayanan baik intra moda maupun antar moda.

    •   INTEGRASI FUNGSI, yaitu terintegrasinya rencana pengembangan fungsi dari

    sistem transportasi yang dibangun sehingga memberikan nilai kemanfaatan

    yang besar dalam pelayanan transportasi multi moda, juga   terintegrasinya

    rencana pembangunan   dan pengembangan oleh   pemerintah daerah dan

    pusat, juga antara pemerintah dan masyarakat (swasta)•   INTEGRASI WAKTU PELAKSANAAN (WAKTU PENGOPERASIAN), yaitu

    terintegrasinya rencana waktu pelaksanaan dari setiap moda baik dari proses

    perencanaan, pembangunan hingga tahap pengoperasiannya.

    •   INTEGRASI PEMBIAYAAN, yaitu   terintegrasinya rencana pembiayaan

    khususnya dalam skema pembiayaan pembangunan sedemikian sehinggaterwujud sinergi yang saling mendukung antar moda.

    •   INTEGRASI KELEMBAGAAN, yaitu tersinerginya koordinasi antar lembaga

    dalam suatu kerangka perencanaan, pelaksanaan dan pengoperasian dari

    berbagai moda yang saling terintegrasi.

    42

  • 8/18/2019 Paparan Ofyar z Tamin - Balitbanghub Fgd 13032015

    41/47

    INTEGRASI JARINGAN

    43

  • 8/18/2019 Paparan Ofyar z Tamin - Balitbanghub Fgd 13032015

    42/47

    INTEGRASI FUNGSI

    44

  • 8/18/2019 Paparan Ofyar z Tamin - Balitbanghub Fgd 13032015

    43/47

    TIME FRAME PELAKSANAAN (OPERASI)

    PRA FSSTUDI

    KELAYAKANBED / DED AMDAL

    TAHAPKONSTRUKSI

    TAHAPOPERASI

    MONITORINGDAN

    EVALUASI

    45

    INTEGRASI WAKTU PELAKSANAAN

  • 8/18/2019 Paparan Ofyar z Tamin - Balitbanghub Fgd 13032015

    44/47

    INTEGRASI PEMBIAYAAN

    46

  • 8/18/2019 Paparan Ofyar z Tamin - Balitbanghub Fgd 13032015

    45/47

    INTEGRASI KELEMBAGAAN:

    JABODETABEK

    47

  • 8/18/2019 Paparan Ofyar z Tamin - Balitbanghub Fgd 13032015

    46/47

    INTEGRASIJARINGAN

    (PRASARANADAN PELAYANAN)

    INTEGRASIFUNGSI

    INTEGRASIPEMBIAYAAN

    INTEGRASI

    KELEMBAGAAN

    INTEGRASIPELAKSANAAN

    (OPERASI)

    48

    INTEGRASI RENCANA

    INDUK

    SINERGI

  • 8/18/2019 Paparan Ofyar z Tamin - Balitbanghub Fgd 13032015

    47/47