panduan pelaksanaan lesson study

49
1 PADUAN PELAKSANAAN LESSON STUDY DI KKG Disusun oleh: Dr. Ibrohim, M.Si UNIVERSITAS NEGERI MALANG 2010

Upload: haikal

Post on 25-May-2015

37.666 views

Category:

Education


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: Panduan Pelaksanaan Lesson Study

1

PADUAN PELAKSANAAN

LESSON STUDY

DI KKG

Disusun oleh:

Dr. Ibrohim, M.Si

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

2010

Page 2: Panduan Pelaksanaan Lesson Study

2

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan ke Hadlirat Tuhan Yang Maha Esa, atas

rahmat dan hidayahNya modul ”Panduan Pelaksanaan Lesson Study di

KKG/MGMP” ini dapat dirampungkan dalam waktu yang singkat. Lesson

Study adalah suatu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian

pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-

prinsip kolegialitas yang saling membantu dalam rangka membangun

komunitas belajar. Lesson study merupakan suatu bentuk pengembangan

kompetensi dan keprofesionalan guru secara berkelanjutan (Continous

Proffesional Development).

Modul ini dimaksudkan untuk menjadi bahan belajar bagi guru-guru

di KKG, khususnya yang baru mulai mengenala lesson study. Buku

disiapkan untuk para pemandu di KKG agar dapat memfasilitasinya

anggota KKG dalam melaksanakan kegiatan lesson study secara tepat,

konsisten dan berkelanjutan. Modul ini diadaptasi dari modul sejenis yang

ditulis oleh penulis sendiri dalam Program BERMUTU di Direktorat Jenderal

PMPTK Tahun 2009.

Ucapan terima kasih disampaikan kepada semua pihak di jajaran

pimpinan Dijten PMPTK – Depdiknas, Universitas Negeri Malang, dan

PERTAMINA yang telah memberi kesempatan dan kepercayaan kepada

kami untuk menyusun modul ini. Namun karena waktu yang terbatas,

modul ini disusun dalam waktu singkat, sehingga sangat mungkin

ditemukan berbagai kekurangan. Oleh karena itu saran dan masukan sangat

diharapkan dari para pembaca yang budiman.

Semoga modul ini dapat memberikan manfaat bagi para pendidik

yang mengabdi untuk kemajuan pendidikan dan pembangunan bangsa.

Amiin.

Malang, Maret 2010

Penulis

Page 3: Panduan Pelaksanaan Lesson Study

3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii BAGIAN I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

A. Pengantar .................................................................................................. 1 B. Tujuan ....................................................................................................... 2 C. Sistematika ............................................................................................... 3

BAGIAN II MEMAHAMI KONSEP DAN PRINSIP LESSON STUDY ..... 4

A. Pengantar ................................................................................................. 4 B. Tujuan ....................................................................................................... 4 C. Bahan, Alat dan Sumber Belajar ............................................................ 5 D. Langkah Kegiatan Belajar ....................................................................... 5 E. Bahan Bacaan ............................................................................................ 6 F. Evaluasi .................................................................................................... 13

BAGIAN III MERANCANG PEMBELAJARAN DALAM LESSON STUDY …………………………………………………………………………… 14

A. Pengantar ................................................................................................. 14 B. Tujuan ....................................................................................................... 14 C. Bahan, Alat dan Sumber Belajar ........................................................... 15 D. Langkah Kegiatan Belajar ...................................................................... 15 E. Bahan Bacaan .......................................................................................... 16 F. Evaluasi ................................................................................................... 19

BAGIAN IV MELAKSANANAKAN PEMBELAJARAN YANG DIOBSERVASI (OPEN LESSON) ........................................................................ 21

A. Pengantar ................................................................................................ 21 B. Tujuan ..................................................................................................... 22 C. Bahan, Alat dan Sumber Belajar .......................................................... 22 D. Langkah Kegiatan Belajar .................................................................... 22 E. Bahan Bacaan .......................................................................................... 23 F. Evaluasi ................................................................................................... 29

BAGIAN V MELAKUKAN DISKUSI REFLEKSI ........................................ 30 A. Pengantar ................................................................................................ 31 B. Tujuan ..................................................................................................... 31 C. Bahan, Alat dan Sumber Belajar ......................................................... 31 D. Langkah Kegiatan Belajar .................................................................... 32 E. Bahan Bacaan ........................................................................................ 33 F. Evaluasi ................................................................................................. 36

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 38

Page 4: Panduan Pelaksanaan Lesson Study

4

BAGIAN I

PENDAHULUAN

A. Pengantar

Sampai saat ini pembangunan pendidikan nasional belum mencapai

hasil sesuai yang diharapkan, terutama terkait dengan masalah pemerataan

akses dan kualitas pendidikan. Secara eksternal, komponen masukan

pendidikan yang secara signifikan berpengaruh terhadap rendahnya mutu

pendidikan di Indonesia antara lain: (1) ketersediaan pendidik dan tenaga

kependidikan yang belum memadai secara kuantitas dan kualitas; (2) sarana

dan prasarana belajar yang belum tersedia dan belum didayagunakan secara

optimal; (3) pendanaan pendidikan yang belum memadai untuk menunjang

mutu pembelajaran; dan (4) proses pembelajaran yang belum efisien dan

efektif (Depdiknas, 2005: 30).

Untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, yang salah

satunya melalui peningkatan kompetensi guru, Pemerintah Indonesia

melaksanakan berbagai bentuk pelatihan guru dalam jabatan (in-service

teacher training). In-service training atau biasa disingkat INSET adalah salah

satu cara untuk meningkatkan kemampuan guru atau mendiseminasikan

sebuah inovasi. Tujuan umum INSET adalah membantu guru memperbaiki

kualitas mengajar untuk meningkatkan karir profesionalnya dengan

mendorong mereka untuk selalu bekerja sama antar mereka sendiri (Noor,

2006). Richards, Platt, dan Platt (1992) mengatakan bahwa In-service Training

diberikan kepada guru yang telah mempunyai pengalaman mengajar dan

merupakan bagian dari kelangsungan pengembangan profesionalisme

mereka. Saat ini di Indonesia sedang dikembangkan dan

diimplementasikan upaya peningkatan profesionalisme guru melalaui suatu

kegiatan yang disebut lesson study. Lesson study ditujukan untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran dan kompetensi guru melalui

pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan.

Page 5: Panduan Pelaksanaan Lesson Study

5

Lesson study bukan metode pembelajaran, juga bukan pendekatan

pembelajaran. Sebenarnya, Lesson study adalah model pembinaan (pelatihan)

profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan

berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegialitas yang saling

membantu dalam belajar untuk membangun komunitas belajar.

Memperhatikan definisi Lesson study ini, sebagian orang mempertanyakan,

apa bedanya dengan PTK (Penelitian Tindakan Kelas)? Jawabnya adalah

dalam Lesson study dapat dilakukan PTK bahkan bukan hanya PTK, namun

juga dapat dilakukan penelitian pengembangan pembelajaran.

Modul tentang lesson study ini dimaksudkan untuk menjadi salah satu

acuan dan panduan teknis pelaksanaan lesson study di kelompok kerja guru,

seperti KKG atau MGMP. Dengan demikian diharapkan lesson study dapat

menjadi sutau pola kegiatan KKG yang diharapkan mampu menjadi mesin

penggerak putaran KKG yang lebih konsisten dan efektif.

B. Tujuan

Tujuan dari penyusunan modul secara umum adalah untuk

menyediakan acuan operasional yang sederhana untuk memahami dan

melaksanakan lesson study. Secara lebih detil tujuan tersebut adalah agar para

guru dapat:

1. menjelaskan pengertian lesson study secara konseptual dan praktis

2. menjelaskan langkah-langkah pelaksanaan lesson study secara

operasional

3. merancang pembelajaran untuk pelaksanaan open class yang efektif

4. melaksanakan open class secara efektif

5. melaksanakan observasi pembelajaran secara cermat

6. melaksanakan diskusi refleksi secara interaktif dan efektif

7. merencanakan tindak lanjut dari kegiatan lesson study

Page 6: Panduan Pelaksanaan Lesson Study

6

C. Sistematika

Modul lesson study ini dirancang dalam bentuk yang sederhana agar

mudah dipahami dan dilaksanakan oleh setiap guru dalam kegiatan KKG.

Bagian pertama modul berisi tentang pengantar, tujuan dan sistematika

penyajian. Bagian kedua menyajikan tentang cara belajar memahami konsep

dan prinsip lesson study. Bagian ketiga menyajikan cara merancang

pembelajaran yang efektif dalam kegiatan lesson study. Bagian ke empat

menyajikan tentang bagaimana melaksanakan pembelajaran yang

diobservasi (open class) secara efektif. Bagian keempat berisis tentang tatacara

diskusi refleksi yang efektif.

Page 7: Panduan Pelaksanaan Lesson Study

7

BAGIAN II

MEMAHAMI KONSEP DAN PRINSIP LESSON STUDY

A. Pengantar

Istilah lesson study masih relatif asing di kalangan sebagian besar guru

di Indonesia. Sesungguhnya, lesson study telah lama berkembang di Jepang,

yakni sekitar abad ke-19. Namun baru masuk dan mulai dikembangkan di

Indonesia sekitar akhir 2004 oleh para tenaga ahli JICA (Jepang International

Cooperation Agency) melalui program IMSTEP (Indonesian Mathematics and

Science Teaching Education Project). Kemudian dilanjutkan pengembangannya

melalui Program SISTTEMS (Strengthening In-Service Teacher Training of

Mathematics and Science Education at Junior Secondary Level) pada Tahun 2006 -

2008, dan juga PELITA (Program for Enhancing Quality of Junior Secondary

Enducation) pada Tahun 2009 – 2012.

Apa sesungguhnya lesson study itu? Banyak kalangan yang kurang

memahami lesson study menganggap lesson study sebagai suatu pendekatan,

metode atau model pembelajaran layaknya pembelajaran kooperatif, inkuiri,

CTL, atau sejenisnya. Ada yang mengidentikan lesson study dengan PTK.

Bahkan ada yang memahami lesson study layaknya latihan mengajar seperti

microteaching. Untuk dapat memahami dengan tepat apa itu lesson study,

lakukan kegiatan belajar berikut ini.

B. Tujuan

Tujuan yang diharapkan dapat dicapai setelah mempelajari bagian ini

adalah para guru dapat:

1. menjelaskan pengertian lesson study secara konseptual

2. menjelaskan prinsip-prinsip lesson study

3. menjelaskan tahap-tahap pelaksanaan lesson study

Page 8: Panduan Pelaksanaan Lesson Study

8

4. menjelaskan alasan tentang perlunya guru melakukan kegiatan lesson

study untuk meningkatkan kompetensinya.

C. Bahan/Sumber Belajar

Untuk memperoleh pengetahuan dan wawasan tentang konsep dan

prinsip lesson study para guru dapat membaca berbagai buku atau artikel

tentang lesson study. Namun harus disadari saat ini masih terbatas buku-buku

tentang lesson study yang ditulis dalam Bahasa Indonesia. Artikel-artikel

tentang lesson study, baik dalam Bahasa Inggris maupun Bahasa Indonesia,

banyak dimuat dalam berbagai website maupun blog. 1.

D. Langkah Kegiatan Belajar

Untuk mempelajari tentang konsep dan prinsip lesson study dapat

dilakukan secara berkelompok di KKG atau secara individual dan mandiri.

Jika dilakukan secara berkolompok di KKG maka ikutilah langkah berikut.

Kegiatan 1:

PENDAHULUAN Fasilitator/Guru Pemandu menggali pengeahuan awal guru dalam bidang lesson study. Apakah di antara para guru sudah ada yang mengetahui atau melaksanakan lesson study.

Kegiatan 2:

KAJI BAHAN BACAAN Para peserta KKG/MGMP membaca bahan bacaan/sumber dan diresapi.

Kegiatan 5:

EVALUASI/REFLEKSI DIRI Menuliskan hasil refleksi diri tentang pemahaman Lesson Study,

Kegiatan 6:

PENJELASAN TUGAS Para peserta diminta mencari dan membaca bahan bacaan tentang lesson study lain untuk memperdalam dan memperluas wawasan

Kegiatan 3:

DISKUSI

• Guru Pemandu memimpin diskusi

• Peserta mengikuti diskusi tentang pengertian dan prinsip pelaksanaan lesson study

Kegiatan 5:

MENYUSUN RANGKUMAN

• Para peserta menulis rangkuman pemahamannya tentang lesson study

• Rangkuman dapat ditulis dalam bentuk skema atau peta konsep

Page 9: Panduan Pelaksanaan Lesson Study

9

E. Bahan Bacaan

Untuk membantu memahami konsep dan prinsip lesson study secara

garis besar dapat menggunakan atau baca artikel tentang lesson study berikut

ini.

A. Pengertian Lesson study

Lesson study adalah suatu proses sistematis yang digunakan oleh

guru-guru Jepang untuk menguji keefektifan pengajarannya dalam rangka

meningkatkan hasil pembelajaran (Garfield, 2006). Proses sistematis yang

dimaksud adalah kerja guru-guru secara kolaboratif untuk mengembangkan

rencana dan perangkat pembelajaran, melakukan observasi, refleksi dan

revisi rencana pembelajan secara bersiklus dan terus menerus. Menurut

Walker (2005) Lesson study adalah suatu metode pengembangan profesional

guru. Menurut Lewis (2002) ide yang terkandung didalam lesson study

sebenarnya singkat dan sederhana, yakni jika seorang guru ingin

meningkatkan pembelajaran, salah satu cara yang paling jelas adalah

melakukan kolaborasi dengan guru lain untuk merancang, mengamati dan

melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang dilakukan.

Secara lebih operasional lesson study adalah suatu model pembinaan

profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan

berkelanjutan berlandaskan prinsip kolegialitas dan mutual learning untuk

membangun komunitas belajar dalam rangka meningkatkan profesio-

nalisme guru serta meningkatkan kualitas pembelajaran

APA, MENGAPA DAN BAGAIMANA LESSON STUDY

Page 10: Panduan Pelaksanaan Lesson Study

10

B. Langkah-langkah Pelaksanaan Lesson study

Dalam praktiknya ada beberapa variasi atau penyesuian cara

melakasanakan lesson study. Lewis (2002) menyarankan ada enam tahapan

dalam awal mengimplementasikan lesson study di sekolah.

Tahap 1: Membentuk kelompok lesson study, yang antara lain berupa

kegiatan merekrut anggota kelompok, menyusun komitmen waktu

khusus, menyusun jadwal pertemuan, dan menyetujui aturan

kelompok.

Tahap 2: Memfokuskan lesson study, dengan tiga kegiatan antara utama,

yakni: (a) menyepakati tema penelitian (research theme) tujuan

jangka panjang bagi murid; (b) memilih cakupan materi; (c) memilih

unit pembelajaran dan tujuan yang disepakati.

Tahap 3: Merencanakan rencana pembelajaran (Research Lesson), yang

meliputi kegiatan melakukan pengkajian pembelajaran yang telah

ada, mengembangankan petunjuk pembelajaran, meminta masukan

dari ahli dalam bidang studi dari luar (dosen atau guru lain yang

berpengalaman).

Tahap 4: Melaksanakan pembelajaran di kelas dan mengamatinya

(observasi). Dalam hal ini pembelajaran dilakukan oleh salah

seorang guru anggota kelompok dan anggota yang lain menjadi

observer. Observer tidak diperkenankan melakukan introduksi

terhadap jalannya pembelajaran baik kepada guru maupun siswa.

Tahap 5: Mendiskusikan dan menganalisis pembelajaran, yang telah

dilaksanakan. Diskusi dan analisis sebaiknya mencakup butir-butir:

refleksi oleh instruktur, informasi latar belakang anggota kelompok,

presentasi dan diskusi data dari hasil observasi pembelajaran,

diskusi umum, komentar dari ahli luar, ucapan terima kasih.

Tahap 6: Merefleksikan pembelajaran dan merencanakan tahap-tahap

selanjutnya. Pada tahap ini anggota kelompok diharapkan berpikir

Page 11: Panduan Pelaksanaan Lesson Study

11

tentang apa yang harus dilakukan selanjutnya. Apakah

berkeinginan untuk membuat peningkatan agar pembelajaran ini

menjadi lebih baik?, apakah akan mengujicobakan di kelas masing-

masing?, dan anggota kelompok sudah puas dengan tujuan-tujuan

lesson study dan cara kerja kelompok?

Sementara itu, Richardson (2006) menuliskan ada tujuh tahap atau

langkah yang termasuk dalam lesson study, yakni:

Tahap 1: membentuk sebuah tim lesson study.

Tahap 2: Memfokuskan lesson study

Tahap 3: Merencanakan rencana pelmbelajaran (Study Lesson).

Tahap 4: Persiapan untuk observasi.

Tahap 5: Melaksanakan pengajaran dan observasinya.

Tahap 6: Melaksanakan tanya-jawab/diskusi pembelajaran.

Tahap 7: Melakukan refleksi dan merencanakan tahap selanjutnya.

Masih ada beberapa variasi lagi tahapan lesson study yang dikemukan

oleh beberapa ahli, seperti Robinson (2006) yang mengusulkan delapan

tahap berdasarkan pada jumlah pertemuan yang diperlukan dalam

pelaksanaan lesson study dalam implementasinya di “Israeli Midle School

Teachers”.

Sementara itu, implementasi lesson study di Indonesia yang dimulai

saat para tenaga ahli Jepang dalam Program IMSTEP JICA mengenalkan

lesson study di tiga universitas (UPI, UNY dan UM) pada akhir Tahun 2004.

Dalam tahap awal pengenalan lesson study tersebut Saito (2005)

mengenalkan ada tiga tahap utama lesson study, yakni: (1) Perencanaan

(Plan), (2) Pelaksanaan (Do), dan Refleksi (See). Penyederhanaan menjadi

tiga tahap saja dilakukan dengan pertimbangan untuk memudahkan

praktiknya dan menghilangkan kesan bahwa lesson study sebagai suatu

Page 12: Panduan Pelaksanaan Lesson Study

12

kegiatan yang rumit dan sulit dilakukan. Ketiga tahapan tersebut dilakukan

secara berulang dan terus-menerus (siklus). Kegiatan utama yang dilakukan

dalam masing-masing tahapan tersebut dapat dilihat pada Bagan 1 berikut

ini.

Gambar 1: Daur Lesson study yang Terorientasi pada Praktik (Saito, 2005)

Tahap perencanaan (Plan) bertujuan untuk menghasilkan rancangan

pembelajaran yang diyakini mampu membelajarkan peserta didik secara

efektif serta membangkitkan partisipasi aktif peserta didik dalam

pembelajaran. Perencanaan yang baik tidak dapat dilakukan secara

sendirian. Pada tahap ini beberapa pendidik dapat berkolaborasi untuk

memperkaya ide terkait dengan rancangan pembelajaran yang akan diha-

silkan, baik dalam aspek pengorganisasian bahan ajar, aspek pedagogis,

maupun aspek penyiapan alat bantu pembelajaran. Sebelum ditetapkan

sebagai hasil final, semua komponen yang tertuang dalam rancangan

pembelajaran dicobaterapkan (disimulasikan). Pada tahap ini juga

ditetapkan prosedur pengamatan termasuk instrumen yang diperlukan.

PERENCANAAN (PLAN)

- Penggalian akademik - Perencanaan pembelajaran - Penyiapan alat-alat

PELAKSANAAN (DO)

- Pelaksanaan Pembelajaran - Pengamatan oleh rekan sejawat.

REFLEKSI (SEE)

Refleksi dengan rekan sejawat

Gambar 1: Guru-guru di MGMP Sains SMP Kabupaten Pasuruan sedang melakukan perencanaan pembelajaran secara kolaboratif

Page 13: Panduan Pelaksanaan Lesson Study

13

Tahap pelaksanaan (Do) dimaksudkan untuk menerapkan rancangan

pembelajaran yang telah dirumuskan pada tahap sebelumnya. Salah satu

anggota (guru/dosen) bertindak sebagai ”guru model” sedangkan yang lain

bertindak sebagai pengamat (observer). Pengamat lainnya (selain anggota

kelompok perencana) juga dapat bertindak sebagai observer. Fokus

pengamatan diarahkan pada aktivitas belajar peserta didik dengan

berpedoman pada prosedur dan intrumen pengamatan yang telah disepakati

pada tahap perencanaan, bukan untuk mengevaluasi penampilan guru

(dosen) yang sedang bertugas mengajar. Selama pembelajaran berlangsung,

pengamat tidak boleh mengganggu atau mengintervensi kegiatan pembela-

jaran. Pengamat juga dapat melakukan perekaman kegiatan pembelajaran

melalui video camera atau foto digital untuk keperluan dokumentasi dan atau

bahan diskusi pada tahap berikutnya, atau bahkan untuk kegiatan

penelitian. Kehadiran pengamat di dalam ruang kelas di samping

mengumpulkan informasi juga dimaksudkan untuk belajar dari

pembelajaran yang sedang berlangsung.

Gambar 2: Guru SMPN 2 Gempol di Kabupaten Pasuruan sedang melakukan open class pelajaran matematika (kiri) dan Guru SD Hamonogo-Cigasaki Jepang sedang melakukan open class pelajaran seni musik.

Tahap refleksi (See) dimaksudkan untuk menemukan kelebihan dan

kekurangan pelaksananaan pembelajaran. Guru atau dosen yang telah

bertugas sebagai pengajar mengawali diskusi dengan menyampaikan kesan-

Page 14: Panduan Pelaksanaan Lesson Study

14

kesan dalam melaksanakan pembelajaran. Kesempatan berikutnya diberikan

kepada anggota kelompok perencana yang dalam tahap do bertindak sebagai

pengamat. Selanjutnya pengamat dari luar diminta menyampaikan

komentar dan lesson learned dari pembelajaran terutama berkenaan dengan

aktivitas peserta didik. Kritik dan saran disampaikan secara bijak tanpa

merendahkan atau menyakiti guru demi perbaikan. Sebaliknya, pihak yang

dikritik harus dapat menerima masukan dari pengamat untuk perbaikan

pembelajaran berikutnya. Berdasarkan masukan dari diskusi ini dapat

dirancang kembali pembelajaran berikutnya yang lebih baik.

Gambar 3: Guru MGMP Matematika Kabupaten Nganjuk sedang melakukan refleksi (kiri) dan Guru SMP Motoyoshiwara – Fuji - Jepang sedang melakukan refleksi setelah open class matematika.

C. Alasan Digunakannya Lesson study

Mengapa menggunakan lesson study dan bagaimana lesson study dapat

membawa pada perbaikan kualitas pembelajaran dan pendidikan secara

lebih luas? Menurut Lewis (2002) di Jepang lesson study tidak hanya

memberikan sumbangan terhadap pengetahuan keprofesionalan guru, tetapi

juga terhadap peningkatan sistem pendidikan yang lebih luas. Lewis (2002)

menguraikan ada lima jalur yang dapat ditempuh lesson study, yakni: (1)

membawa tujuan standard pendidikan ke alam nyata di dalam kelas, (2)

menggalakkan perbaikan dengan dasar data, (3) mentargetkan pencapaian

Page 15: Panduan Pelaksanaan Lesson Study

15

berbagai kualitas siswa yang mempengaruhi kegiatan belajar, (4)

menciptakan tuntutan mendasar perlu peningkatan pembelajaran, dan (5)

menjunjung tinggi nilai guru.

Lewis, Perry dan Murata (2006) telah mengembangkan tabel atau

bagan untuk menjelaskan tentang mekanisme lesson study dapat

meningkatkan kualitas pembelajaran (Lihat Bagan 2). Sementara Stepanek

(2003) menjelaskan bahwa lesson study dapat membantu para guru untuk

melihat kelas atau pembelajarannya melalui “kacamata” penelitian. Proses

tersebut berpotensi untuk mengubah sekolah menjadi tempat di mana guru

dapat meneliti dan memverifikasi apa yang dikerjakan untuk murid-

muridnya. Bahkan Stepanek juga mengatakan bahwa peta pendidikan

berubah secara signifikan ia menuliskan lesson study pertama kali dalam

Jurnal Northwest Teacher di Northwest-US.

Page 16: Panduan Pelaksanaan Lesson Study

10

PENINGKATAN PENGAJARAN

PERUBAHAN INTERVENING

PERKIRAAN 1 LESSON STUDY MENINGKATKAN RENCANA-

RENCANA PEMBELAJARAN

PERKIRAAN 2 LESSON STUDY MENGUATKAN PENINGKATAN

PEMBELAJARAN DENGAN 3 CARA:

1. Pengetahuan Guru: - Pengetahuan tentang materi ajar - Pengetahuan tentang pengajaran - Kemampuan untuk mengobervasi murid - Hubungan antara praktek pembelajaran harian

dengan tujuan jangka panjang 2. Komitmen-Komunitas Guru:

- Motivasi untuk meningkat/maju - Hubungan kekolegaan yang dapat saling membantu - Rasa akuntabilitas untuk penilaian masyarakat

3. Sumber-Sumber Pembelajaran: - Rencana pembelajaran yang menyatakan dan

mempromosikan kemampuan berpikir siswa - Alat-alat yang mendukung pembelajaran

kesejawatan selama lesson study

CIRI-CIRI YANG TAMPAK DARI LESSON STUDY

• Mengacu pada tujuan jangka

panjang untuk pembelajaran murid dan pengembangan

• Menstudi kurikulum yang ada dan standar

• Perencanaan dan melakukan penelitian pembelajaran (research lesson)

• Mengumpulkan data selama penelitian pembelajaran

• Menunjukkan dan mendiskusikan data dari penelitian pengajaran, dan menggunakan implikasi (perbaikannya) untuk pengajaran selanjutnya.

Gambar 2: Bagaimana Lesson study Menghasilkan Peningkatan Pengajaran: Dua Perkiraan (Lewis, Perry, and Murata; 2006

Page 17: Panduan Pelaksanaan Lesson Study

12

Hasil studi tentang kegiatan piloting pembelajaran MIPA dan lesson

study selama masa implementasi program tindak lanjut IMSTEP 2004-2005

memaparkan adanya perubahan dalam praktik pengajaran matematika dan

sains di Indonesia setelah dimulainya lesson study. Perubahan tersebut adalah:

(1) perubahan dalam pemantapan dasar akademik pembelajaran, akibat dari

jalinan antara guru dengan dosen-dosen dari universitas; (2) perubahan dalam

struktur pembelajaran, ditunjukkan dengan digunakannya eksperimen atau

aktivitas fisik/kerja, dan diskusi; dan (3) perubahan reaksi siswa selama dalam

proses pembelajaran (Saito, 2005; Saito, Harun, dan Ibrohim, 2005; Saito, et al.

2006; Saito, et al. 2006a). Hasil monitoring dan evaluasi kegiatan piloting dan

lesson study dalam pembelajaran biologi di sekolah menengah Kota Malang

menunjukkan bahwa kegiatan ini dapat meningkatkan keprofesionalan guru

serta meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran biologi. Di samping

itu guru biologi menjadi lebih inovatif dan bersungguh-sungguh dalam

melaksanakan pembelajaran di kelas. Di samping itu, hasil belajar siswa

meningkat, ditandai dengan peningkatan hasil biologi siswa, dari 72% siswa

yang mendapatkan nilai di atas 60 menjadi 97% siswa (Sulasmi dan Rahayu,

2006).

Bukti lain yang menunjukkan keunggulan dari lesson study dilaporkan

oleh Sumarna (2006) bahwa pelaksanaan lesson study berbasis sekolah

membawa manfaat a.l: 1) Guru biologi menjadi termotivasi dan bangkit untuk

membuat inovasi dalam pembelajarannya sehingga tercipta pembelajaran yang

aktif, komunikatif, dan menyenangkan. Motivasi guru ini tumbuh karena

adanya kerjasama yang positif, akademis, sinergis, dan kolaboratif di antara

guru dalam kelompok MGMP sekolah; 2) Adanya persiapan pembelajaran

yang lebih baik dari guru biologi, baik persiapan mental, administrasi, dan

penguasaan materi pelajaran; dan 3) Guru biologi menjadi terdorong untuk

belajar lebih banyak dalam hal materi, pemilihan strategi dan penggunaan

model pembelajaran yang tepat demi kesuksesan pembelajarannya.

Liliasari (2008) menjelaskan bahwa Lesson study telah meningkatkan

Page 18: Panduan Pelaksanaan Lesson Study

13

kemampuan guru menyusun model pembelajaran dan keakuratan pengelolaan

waktu untuk pengajaran. Selain lesson study juga meningkatkan keterbukaan

dan dalam mengobservasi dan mengkritisi pembelajaran. Menurut Ibrohim

(2008) kegiatan lesson study dalam Program SISTTEMS telah meningkatkan

keefektivan dan intensitas kegiatan MGMP MIPA di Kabupaten Pasuruan.

Selain itu kegiatan lesson study juga telah mengindikasi dapat menyebabkan

peningkatan kompetensi guru MIPA, mulai dari penguasaan materi ajar,

kemampuan mempersiapkan, melaksanakan, mengobservasi pembelajaran dan

merefleksikannya. Hasil penelitian seorang pengawas sekolah di Sumedang

(Kusdijantono, 2008) menunjukkan hasil-hasil sebagai berikut: (1) lesson study

yang diterapkan di Kabupaten Sumedang telah mampu mengoptimalkan guru

dalam melaksanakan tugas dalam pembelajaran; (2) mengoptimalkan hak

belajar siswa dalam kelas; dan (3) peran pengawas sebagai seorang observer

lebih teraktualisasi.

Serangkaian kegiatan, mulai dari tahap plan sampai see, dilakukan secara

kolaboratif. Hal ini secara nyata telah menghasilkan dampak sosiologis yang

sangat positif. Kolegialitas antarpendidik dapat terbina dengan baik, tidak ada

pendidik yang merasa lebih tinggi atau lebih rendah. Mereka juga berbagi

pengalaman dan saling belajar. Dengan demikian, melalui serangkaian kegiatan

dalam rangka lesson study ini terbentuk atmosfer akademik yang kondusif bagi

terciptanya mutual learning (saling belajar). Pada prinsipnya, semua orang

yang terlibat dalam lesson study harus memperoleh lesson learned. Dengan

demikian lesson study sangat potensial untuk membangun learning community.

F. EVALUASI

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan jawaban singkat dan

sistematis berdasarkan pemahaman Saudara. Setelah itu cobalah untuk

meminta teman memeriksa jawaban tersebut. Berapa persen Saudara dapat

mejawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.

1. Jelaskan pengertian lesson study secara konseptual!

Page 19: Panduan Pelaksanaan Lesson Study

14

2. Jelaskan, apa sesungguhnya yang dimaksud dengan lesson study secara

praktis?

3. Sebutkan prinsip penting dalam lesson study!

4. Sebutkan tahap-tahap dalam melaksanakan lesson study!

5. Jelaskan apa pentingnya lesson study dalam pengembangan kompetensi dan

profesionalisme guru atau pendidik!

Page 20: Panduan Pelaksanaan Lesson Study

15

BAGIAN III

MERANCANG PEMBELAJARAN DALAM LESSON STUDY

A. Pengantar

Sebagaimana di jelaskan dalam bagian sebelum, bahwa tahap pertama

pelaksanaan lesson study adalah merancang pembelajaran. Kegiatan merancang

pembelajaran sebaiknya dilakukan secara kolaboratif dalam kelompok kerja

(KKG). Hal ini penting agar masing-masing guru, khususnya yang merasa

kurang mampu, dapat saling belajar dengan yang lain. Ini adalah bagian dari

esensi dari lesson study, yakni kolaboratif dan kolegialitas.

Rencana pembelajaran disusun sebagai persiapan pelaksanaan

pembelajaran yang diobservasi atau biasa disebut dengan open class atau open

lesson. Rencana pembelajaran atau secara lebih spesifik disebut skenario

pembelajaran yang akan digunakan oleh guru model disusun berdasarkan

pertimbangan kondisi dan situasi kelas atau siswa yang akan dibelajarkan.

Oleh karena itu sebelum menyusun skenario pembelajaran, sebaiknya calon

guru model memaparkan secara terbuka situasi dan kondisi siswanya dan

fasilitas-fasilitas pendukung kegiatan belajar. Hal ini penting agar rencana

pembelajaran yang disusun dapat dilaksanakan secara efesien dan efektif untuk

mencapai tujuan pembelajaran.

Modul ini akan memberikan arahan secara ringkas cara menyusun

rencana pembelajaran untuk persiapan pelaksanaan open class atau

pembelajaran yang diobservasi.

B. Tujuan

Tujuan yang diharapkan dapat dicapai setelah mempelajari bagian ini

adalah para guru dapat:

1. Menjelaskan pentingnya penyusunan rencana pembelajaran sebelum

pelaksanaan open class.

Page 21: Panduan Pelaksanaan Lesson Study

16

2. Menyebutkan langkah-langkah penyusunan rencana pembelajaran untuk

open class dalam lesson study.

3. Menyebutkan hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyusun rencana

pembelajaran yang baik.

4. Menyusun rencana pembelajaran yang operasional untuk menciptakan

pembelajaran yang efektif.

C. Bahan, Alat dan Sumber Belajar

Bahan dan sumber belajar yang diperlukan untuk melakukan kegiatan

ini antara lain:

1. Dokumen Lampiran Permen Diknas 23 Tahun 2006 (Standar Kompetensi)

2. Silabus

3. Buku ajar (Paket)

4. Buku rujukan lain yang dianggap perlu

5. Alat atau media pembelajaran yang mendukung rencana pembelajaran.

6. Komputer/Laptop (jika ada, untuk mengetik RPP dan perangkat lainnya)

D. Langkah Kegiatan Belajar

Untuk mempelajari tentang konsep dan prinsip lesson study dapat

dilakukan secara berkelompok di KKG atau secara individual dan mandiri. Jika

dilakukan secara berkolompok di KKG maka ikutilah langkah berikut ini.

Kegiatan 1:

PENDAHULUAN Fasilitator/Guru Pemandu menggali pengeahuan awal guru tentang rencana pembelajaran yang baik.

Kegiatan 2:

KAJI BAHAN BACAAN Para peserta KKG membaca bahan bacaan/sumber dan diresapi.

Kegiatan 3:

DISKUSI

• Guru Pemandu memimpin diskusi untuk: - pemilihan topik - pendekatan/metode/ model/strategi pembelajaran yang cocok.

- Skenario/ langkah-langkah pembelajaran

• Salah anggota menulis putusan/kesepakatan hasil diskusi

Page 22: Panduan Pelaksanaan Lesson Study

17

E. Bahan Bacaan

Untuk membantu memahami rambu-rambu secara garis besar penyusunan

rencana pembelajaran (lesson plan) untuk kegiatan lesson study atau khususnya open

class dapat mempelajari artikel/penjelasan berikut ini.

A. RASIONAL

Lesson study adalah suatu model pembinaan profesi pendidik melalui peng-

kajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip

kolegalitas dan mutual learning. Lesson study dilaksanakan dalam tiga tahapan

yaitu plan (merencanakan), do (melaksanakan), dan see (merefleksikan) yang

secara bersiklus dan berkelanjutan. Lesson study merupakan salah satu wujud

pengembangan komunitas belajar (learning community).

Secara singkat, lesson study bertujuan untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran melalui pengkajian pembelajaran. Pengkajian pembelajaran yang

Kegiatan 5:

PRESENTASI SKENARIO

• Setelah RPP dibuat dilanjutkan presentasi skenario pembelajaran oleh guru model.

• Peserta lain menyimak dan memberikan masukan jika masih perlu

Kegiatan 6:

EVALUASI/REFLEKSI DIRI Para peserta diminta menuliskan refleksi diri berdasarkan pengalamannya menyusun RPP bersama untuk topik tersebut

Kegiatan 4:

MENYUSUN RENCANA PEMBELAJARAN (RPP) DAN PERANGKATNYA

• Berdasarkan hasil diskusi peserta menuliskan rencana dalam format RPP

• Menyusun atau menyiapkan perangkat pembelajaran.

RAMBU-RAMBU PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN (LESSON PLAN ) DALAM KEGIATAN LESSON STUDY

Page 23: Panduan Pelaksanaan Lesson Study

18

telah dirancang secara kolaboratif atau individual oleh guru/dosen model

dimaksudkan untuk mengases dan mengevaluasi efektivitas dan efesiensi

pembelajaran. Jika kegiatan lesson study dilakukan secara berkala dan

berkelanjutan maka diharapkan akan dapat meningkatkan keprofesionalan

secara bertahap, khususnya yang terkait dengan kompetensi profesional dan

pedagogis. Hal ini dapat terjadi karena dalam kegiatan lesson selalu terjadi

kolaborasi dan sharing mulai dari tahap perencanaan pembelajaran,

pelaksanaan pembelajaran yang diobservasi (open lesson/open class), sampai

refleksi dan revisi rencana pembelajaran.

Sesungguhnya inti dari kegiatan lesson study adalah apabila guru atau dosen

mau membuka kelas (pembelajaran) untuk diamati oleh sejawat atau

komponen stakeholders pendidikan yang lainnya, kemudian direfleksi. Untuk

melaksanakan open lesson diperlukan persiapan, yakni menyusun rencana

pembelajaran (lesson plan) dengan perangkat-perangkat lainnya. Selain itu

untuk pelaksaan obervasi dan refleksi diperlukan beberapa kelengkapan

lainnya. Dalam modul singkat ini akan diuraikan rambu-rambu dalam

mempersiapkan pelaksanaan open lesson, khususnya dalam penyusunan

rencana pembelajaran (lesson plan).

B. LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN

Dalam praktik pelaksanaan lesson study yang dikembangkan oleh

Program SISTTEM (2006 -2008), dan PELITA (2009-2012) bersama JICA wujud

dari lesson plan yang disusun oleh guru di MGMP antara lain berupa RPP dan

perangkat pembelajaran lainnya. Langkah penyusunan rencana pembelajaran

tersebut antara lain dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Penyusunan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

RPP disusun oleh guru-guru di KKG di bawah koordinasi guru fasilitator

/pemandu. Jika ada pendamping dari pihak yang lebih berkompeten,

seperti: dosen, pengawas sekolah, kepala sekolah, atau guru inti maka

Page 24: Panduan Pelaksanaan Lesson Study

19

diharapkan hasilnya lebih baik. Tahap-tahap penyusunan RPP dalam tahap

perencaan pembelajaran (plan) antara lain:

a. Pemilihan topik pembelajaran

Pemilihan topik didasarkan atas pertimbangan tingkat kesulitan materi

ajar atau kesulitan untuk mengajarkannya (membelajarkan), atau

berdasarkan urutan materi yang telah dituangkan dalam Program

Semester (Promes) dan silabus.

b. Menganalisis isi kurikulum atau silabus.

Mengkaji standar kompetensi, kompetensi dasar, dan silabus yang telah

disusun sebelumnya oleh sekolah/guru.

c. Penetapan indikator dan tujuan pembelajaran untuk topik yang dipilih.

d. Penetapan pendekatan/motode dan startegi pembelajaran

Pemilihan metode dan strategi pembelajaran didasarkan pada

karakteristik materi ajar, tingkat kemampuan berpikir siswa

(karakteristik siswa yang akan diajar), ketersedian sarana dan prasarana

pendukung dan media, serta masalah-masalah pembelajaran yang sering

dihadapi oleh guru pada pembelajaran topik tersebut berdasarkan

pengalaman sebelumnya.

e. Penyusunan skenario pembelajaran

Setelah ditetapkan metode dan strategi pembelajaran selanjutkan akan

disusun langkah-langkah pembelajaran, mulai dari tahap awal

(apersepsi dan motivasi), langkah-langkah kegiatan ini, dan penutup

(pemantapan, konsulidasi, aplikasi).

f. Penulisan RPP sesuai format yang tetapkan atau disepakati.

Semua tahapan pelaksanaan penyusunan RPP dari mulai memilih topik

sampai penyusunan skenario pembelajaran dilakukan dalam bentuk diskusi

yang dipimpin oleh fasilitator atau guru pemandu.

Page 25: Panduan Pelaksanaan Lesson Study

20

2. Penyusunan Perangkat Pendukung Pembelajaran

Perangkat-perangkat pendukung yang umumnya dibuat untuk

mengefektifkan kegiatan pembelajaran antara lain berupa: LKS (jika

diperlukan), instrumen asesmen dan evaluasi, bahan ajar (bacaan), dan media

pembelajaran.

a. Lembar Kerja Siswa

LKS dibuat sedemikian rupa agar dapat menjadi pendaun kerja/belajar siswa.

LKS yang diharapkan adalah LKS yang menuntut kemampuan siswa berpikir

kritis, analitis, kreatif dan menemukan atau memahami konsep-konsep yang

dipelajari. Dalam menyusun LKS , sebaiknya isi LKS tidak hanya menuntut

siswa mengisi titik-titik atau isian singkat yang bersifat informatif belaka. Jika

mungkin upayakan LKS berisi-kasus yang harus dipecahkan siswa melalui

diskusi dalam kelompoknya atau berupa arahan melakukan

percobaan/praktikum. Jika kegiatan belajar dilakuka dalam bentuk kerja

kelompok maka harus dipastikan bahwa pertanyaan atau permasalahan yang

harus dipecahkan siswa benar-benar menuntut siswa berdiskusi dalam

kelompoknya. Sebab, jika pertanyaan dalam LKS terlau sederhana dan bisa

diisi siswa tanpa harus kerja kelompok, maka siswa akan cenderung bekerja

individual.

b. Instrumen Asesmen atau Evaluasi

Dalam pembelajaran sangat dianjurkan guru atau observer melakukan

asesmen terhadap proses dan hasil belajar siswa, baik yang bersifat kognitif,

psikomotorik, atau afektif. Pengukuran terhadap aspek kognitif sudah biasa

dilakukan guru dalam bentuk tes tulis atau lisan, yang umumnya guru

menyebab dengan tes evaluasi. Tes evaluasi harus benar-benar mengacu atau

mengukur tujuan belajar yang telah ditetapkan. Sementara itu, aspek afektif

dan psikomotorik diperlukan proses pengukuran/pengamatan dengan

menggunakan suatu instrumen yang dilengkapi observasi yang dilengkapi

Page 26: Panduan Pelaksanaan Lesson Study

21

pedoman dan rubriknya. Jika hal ini dianggap perlu dan bisa dilakukan

sebaiknya instrumennya juga dikelambangkan pada saat perencanaan (plan).

Jika memungkinkan disarankan untuk menggunakan instrumen yang baku

atau instrumen yang telah diujicoba (validitas dan reliabilitas).

c. Bahan bacaan

Jika buku sumber atau buku paket tidak tersedia, maka sebaiknya juga

menyusun atau menyediakan bahan bacaan yang ditulis oleh guru untuk

menjadi sumber belajar siswa. Bahan bacaan dapat diambil dari buku

sumber/buku paket, majalah, ensiklopedi atau sumber lainnya yang relevan,

dan mudah diakses/ditemukan oleh siswa. Jika tidak demikian maka guru

harus mengupayakannya.

d. Media

Media pembelajaran alat bantu belajar yang mengandung pesan konsep

yang akan dipelajari siswa. Misalnya, menggunakan gunting untuk belajar

konsep pesawat sederhana atau titik tumpu, gambar cerobong pabrik dengan

asap yang mengepul untuk contoh pencenaran udara, dsb. Sedapat mungkin

guru mengupayakan adanya media belajar yang mendukung agar

mempermudah memahami konsep, terutama yang bersifat abstrak. Untuk

penggunaan media atau alat yang bersifat rumit maka sebaiknya alat atau

media tersebut dicoba dulu bersama pada saat tahap perencanaan tersebut. Hal

ini penting untuk memastikan bahwa alat/media dalam kondisi siap pakai dan

akan menghasilkan data hasil amatan atau percobaan yang memadai dan

akurat.

Semua kegiatan tersebut dilakukan dalam forum diskusi dan bekerja di

dalam forum pertemuan KKG/MGMP. Namun demikian sesungguhnya tidak

salah seandainya ada calon guru model yang menyusun dan mempersiapkan

sendiri lesson plan yang akan dipakai dalam open class, jika ia merasa mampu

dan/atau waktu kolaborasi yang tidak memungkinkan.

Page 27: Panduan Pelaksanaan Lesson Study

22

F. EVALUASI

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan jawaban singkat dan

sistematis berdasarkan pemahaman Saudara. Setelah itu cobalah untuk

meminta teman memeriksa jawaban tersebut. Berapa persen Saudara dapat

menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Untuk tugas yang diberikan,

lakukanlah secara sabar sebagai sarana untuk berlatih.

1. Jelaskan pentingnya penyusunan rencana pembelajaran sebelum

pelaksanaan open class!

2. Sebutkan langkah-langkah penyusunan rencana pembelajaran yang lengkap

dan operasional!

3. Sebutkan hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyusun rencana

pembelajaran yang baik!

TUGAS

Susunlah rencana pembelajaran yang operasional untuk persiapan open class,

dengan memilih salah satu topik pembelajaran yang akan Anda laksanakan

pembelajaran di kelas Saudara. Lengkapi rencana pembelajaran tersebut dengan

perangkat pembelajaran pendukung yang diperlukan.

Page 28: Panduan Pelaksanaan Lesson Study

23

BAGIAN IV

MELAKSANANAAN PEMBELAJARAN YANG DIOBSERVASI (OPEN LESSON)

A. Pengantar

Bagian yang sangat penting dari kegiatan lesson study adalah tahap

pelaksanaan pembelajaran dan observasi pembelajaran atau biasa disebut open

class atau open lesson. Karena sesungguhnya, tahap pelaksanaan pembelajaran

merupakan tahap untuk membuktikan, apakah rencana pembelajaran yang

telah disusun dengan cermat dan mempertimbangkan berbagai aspek

pembelajaran dapat menghasil proses pembelajaran yang efektif dengan hasil

belajar siswa yang maksimal.

Pada tahap pelaksanaan pembelajaran ini para observer atau pengamat,

yakni anggota KKG, kepala sekolah, pengawas sekolah atau komponen yang

lain, dapat menemukan berbagai hal yang terkait dengan aktivitas belajar siswa.

Observer harus melakukan pengamatan secara cermat terhadap setiap langkah

aktivitas belajar siswa, sehingga dapat menemukan hal-hal menarik dalam

aktivitas belajar, baik bersifat positif (mendukung) atau negatif (tidak

mendukung) proses pembelajaran. Fakta-fakta harus di catat oleh pengamat

dengan menyertakan bukti autentik, yakni nama siswa dan momen lain yang

menyertainya. Sebagai contoh: Adi melamu dan tidak memperhatikan

penjelasan guru saat guru mengawali kegiatan belajar; Yanti bermain-main alat

percobaan ketika teman-teman di kelompoknya sedang asyik melakukan

pengamatan.

Dengan langkah-langkah pembelajaran yang dibuat oleh guru,

sebagaimana yang tertuang dalam skenario, apakah setiap siswa telah belajar

secara sungguh-sunguh, melakukan aktivitas fisik dan mental (berpikir), dan

kemudian berhasil memahami atau menemukan konsepnya? Harus diingat

bahwa, di dalam pembelajaran tugas seorang guru adalah melayani hak belajar

setiap siswa. Itu artinya, setiap siswa di kelas harus dapat belajar sesuai dengan

Page 29: Panduan Pelaksanaan Lesson Study

24

kemampuannya masing-masing untuk dapat memahami materi pelajaran atau

menemukan konsepnya. Hal ini berarti pula guru harus membantu,

memfasilitasi, membimbing siswa agar dapat belajar. Di dalam membantu

siswa, sangat diharapkan guru melibatkan siswa lain yang lebih mampu untuk

membantu temannya. Inilah yang disebut collaborative learning.

Apa yang seharusnya dilakukan oleh guru model dalam melaksanakan

pembelajaran (open class) dan apa yang seharusnya dilakukan oleh guru dalam

mengamati pembelajaran akan diberikan panduan dalam modul ini.

B. Tujuan

Tujuan yang diharapkan dapat dicapai setelah mempelajari bagian ini

adalah para guru dapat:

1. menjelaskan hal-hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan open

class,

2. melaksanakan pembelajaran (open class) secara efesien dan efektif,

3. melaksanakan observasi pembelajaran secara cermat.

C. Bahan, Alat dan Sumber Belajar

Bahan dan sumber belajar yang diperlukan untuk melakukan kegiatan

ini antara lain:

1. RPP dan perangkat pembelajaran pendukung

2. Media pembelajaran yang diperlukan

3. Lembar observasi pembelajaran

D. Langkah Kegiatan Belajar

Untuk dapat melaksanakan pembelajaran di kelas (bagi guru model) dan

melakukan pengamatan pembelajaran secara cermat (bagi observer) ikutilah

langkah belajar berikut ini.

Page 30: Panduan Pelaksanaan Lesson Study

25

E. Bahan Bacaan untuk Fasilitator

Untuk mempersiapkan pelakasanaan pembelajaran yang diobservasi (open class),

serta untuk dapat melakukan observasi secara tertib bacalah artikel singkat tentang

rambu-rambu open class dan observasi pembelajaran berikut ini.

Kegiatan 1:

PENDAHULUAN Fasilitator/Guru Pemandu menyampaikan rencana kegiatan open class hari ini.

Kegiatan 2:

PRESENTASI SKENARIO PEMBELAJARAN

• Jika terjadi perubahan-perubahan skenario dari rencana semula guru model diharapkan menyampaikan skenrio secara singkat.

• Guru model membagikan foto kopi RPP dan perangkat lainnya, termasuk lembar observasi

Kegiatan 5:

MEMBUAT CATATAN HASIL OBSERVASI

• Setelah melakukan observasi pengamat menyusun kembali catatan hasil temuan tentang aktivitas belajar siswa yang menarik untuk diskusi bahan refleksi

Kegiatan 6:

MENULISKAN PENGALAMAN BERHARGA Setelah melakukan observasi pengamat mengidentifikasi dan menuliskan pengalaman berharga yang diperoleh dari observasi pembelajaran

Kegiatan 3:

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

• Guru model melaksanakan pembelajaran sesuai skenario

Kegiatan 4:

OBSERVASI PEMBELAJARAN

• Observer melakukan pengamatan pembelajaran secara cermat dan tertib

(Kegiatan observasi tentu saja dilakukan bersamaan dengan pembelajaran yang dilakukan oleh guru model)

RAMBU-RAMBU PELAKSANAAN OPEN CLASS DAN OBSERVASI PEMBELAJARAN

Page 31: Panduan Pelaksanaan Lesson Study

26

Secara prinsip tidak ada beda antara pembelajaran rutin dengan

pembelajaran dalam konteks open class. Namun karena pembelajaran dalam

konteks open class ada pengamatan dan refleksi maka diperlukan perangkat dan

pengaturan khusus dalam pelaksanaan pembelajaran. Perangkat pendukung

kegiatan open class atara lain berupa denah tempat duduk siswa/mahasiswa,

lembar observasi, perekam kegiatan belajar, rambu-rambu observasi dan

refleksi.

1. Setting Kelas

Dalam kegiatan open class hadir sejumlah pengamat (observer). Jumlah

observer yang melakukan pengamatan tidak ada ketentuan minimal atau

maksimal. Yang menjadi pertimbangan adalah ketersediaan ruang (space) kelas

yang sesuai untuk sejumlah pengamat. Yang pokok, bahwa para pengamat

dapat mengamati secara leluasa dan dapat mendekat ke siswa, agar dapat

mengamati dan mendengarkan dengan jelas apa saja yang dilakukan dan

dibicarakan siswa dalam belajar. Apakah tingkah laku siswa tersebut terkait

atau mendukung efektivitas pencapaian tujuan pembelajaran? Oleh karena itu

ruang kelas harus ditata sedemikian rupa agar proses open class berjalan lancar.

Beberapa rambu-rambu yang harus diperhatikan antara lain:

1. Ruang kelas yang dipakai harus disesuaikan dengan jumlah observer yang

akan hadir atau sebaliknya jumlah observer dibatasi sesuai dengan ukuran

kelas dan jumlah siswa;

2. Prinsipnya; observer memiliki ruang untuk berpindah dari satu sisi ke sisi

yang lain untuk mendekat ke siswa yang sedang dalam fokus

pengamatannya dengan tanpa menganggu siswa atau guru;

3. Jika pembelajaran dilaksanakan dalam setting kerja kelompok, maka harus

ada ruang bagi dosen dan observer untuk mendekati siswa dan dapat

berpindah dari satu kelompok ke kelompok yang lain;

Page 32: Panduan Pelaksanaan Lesson Study

27

4. Jumlah siswa dalam kelompok sebaiknya tidak lebih dari 4 orang dengan

komposisi yang heterogen dari aspek kemampuan dan gender.

2. Denah tempat duduk siswa

Dalam kegiatan observasi pembelajaran para pengamat (observer) harus

dapat dengan memudah mengamati fakta/peristiwa belajar yang terjadi

dan dengan mudah mengenali setiap siswa. Oleh karena itu jika siswa

dirancang akan melakukan pembelajaran dalam bentuk kerja kelompok,

maka sebaiknya ada denah tempat duduk atau kelompok kerja, yang antara

lain berisi gambar/denah, nomor dan nama siswa.

3. Lembar Observasi

Pada dasarnya observasi dalam konteks lesson study difokuskan pada

aktivitas belajar siswa, dan bukan pada langkah-langkah pembelajaran yang

dilakukan oleh guru. Walaupun sesungguhnya apa yang dilakukan oleh

siswa dalam kegiatan belajar terkait dengan langkah-langkah yang

dilakukan guru dalam mengajar. Lesson study bukan microteaching atau peer

teaching. Hal ini perlu ditegaskan mengingat seringkali pada saat refleksi

para observer lebih banyak mengomentari bahkan mengkritik langkah-

Keterangan: = siswa putra = siswa putri = observer (posisi observer dapat mendekat ke siswa atau ke tengah kelas saat siswa sedang dalam belajar kelompok)

Page 33: Panduan Pelaksanaan Lesson Study

28

langkah pembelajaran yang dibuat oleh guru dari pada aktivitas dan

keberhasilan belajar siswa. Oleh karena itu agar observasi terarah pada

aspek-aspek yang harus diamati diperlukan lembar observasi.

Pada dasarnya lembar observasi yang pernah digunakan dalam kegiatan

lesson study dipergunakan oleh para guru atau observer yang sedang dalam

proses belajar mengamati pembelajaran. Hal ini dilakukan agar pengamatan

lebih terarah. Namun ketika sudah terampil atau mahir dalam observasi

cukup menggunakan buku catatan kosong sebagai alat perekam. Contoh

lembar observasi yang pernah digunakan dapat dilihat seperti di bawah ini.

4. Perekam Kegiatan Belajar

Fakta-fakta atau peristiwa belajar yang menarik dapat direkam dalam

bentuk catatan anekdotal atau direkam melalui kamera foto atau video (jika

ada). Selain sebagai alat dokumentasi, rekaman video atau foto dapat

digunakan sebagai bukti otentik yang akan dirunjuk atau dikemukakan

pada saat refleksi. Namun demikian perekaman tidak menjadi suatu

keharusan.

5. Rambu-rambu Observasi

Bagi para pengamat pembelajaran pemula dalam kegiatan lesson study

diperlukan rambu-rambu agar dapat melakukan observasi dengan tepat

dan cermat. Dalam rambu-rambu observasi akan dijelaskan antara lain

tentang: dimana sebaiknya posisi observer pada saat mengamati kelas,

bagaimana cara mengamati.

Page 34: Panduan Pelaksanaan Lesson Study

29

LEMBAR OBSERVASI PEMBELAJARAN

DALAM KEGIATAN LESSON STUDY

Tanggal: ....... ....................... ………

A. Apakah semua siswa/mahasiswa benar-benar telah belajar tentang topik pembelajaran hari ini? Bagaimana proses mereka relajar? (disertai fakta konkrit dan alasannya)

B. Siswa/mahasiswa mana yang tidak dapat mengikut kegiatan pembelajaran pada hari

ini? (harus didasarkan pada fakta konkrit yang diamati dengan disertai nama siswa)

C. Mengapa siswa tersebut tidak dapat belajar dengan baik? Menurut Anda apa

penyebabnya dan bagaimana alternatif solusinya menurut Anda? (disertai alasan, analisis yang mendalam, dan jika mungkin dasar rujukan yang sesuai)

D. Bagaimana usaha guru/dosen dalam mendorong siswa/mahasiswa yang tidak aktif

untuk belajar? E. Pelajaran berharga apa yang dapat Anda petik dari pengamatan pembelajaran hari

ini? Catatan: Aspek-aspek lain yang dapat dicermati oleh observer antara lain: interaksi antar siswa-siswa dalam satu kelompok, siswa-siswa antar kelompok, siswa - guru, siswa - media/sumber belajar, siswa – lingkungan.

Guru Model/ Kelas /Sekolah: ____________________ / _________ / ___________ Nama Observer : _______________ Jabatan: Guru / KS / Pengawas / Dosen / ......

Page 35: Panduan Pelaksanaan Lesson Study

30

PANDUAN PENGAMATAN PEMBELAJARAN (OBSERVASI)

DALAM KEGIATAN LESSON STUDY

A. SEBELUM PENGAMATAN

Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum kegiatan pembelajaran dan

pengamatan dimulai.

1. Pengamat dan undangan lainnya hendaknya datang paling lambat 5 menit

sebelum pembelajaran dimulai

2. Kedatangan tamu di sekolah hendaknya tidak mengganggu konsentrasi

belajar siswa di kelas masing-masing. Karena itu tamu hendaknya tenang,

bila berbicara jangan menimbulkan kebisingan di sekolah

3. Siapkan lembar observasi atau buku catatan dan pena. Jika memungkinkan

setiap peserta lesson study memperoleh RPP, LKS atau perangkat

pembelajaran lainnya yang telah diperbanyak untuk para pengamat.

4. Denah tempat duduk siswa dan nomor atau nama siswa perlu disiapkan

untuk mempermudah proses pengamatan. Denah tempat duduk yang

dilengkapi dengan nama siswa dibuat dalam selembar kertas untuk

diperbanyak dan dibagikan pada seluruh pengamat yang datang.

5. Jika Anda membawa HP, setel ke profile silent (bisu) atau getar supaya nada

panggil tidak berbunyi. Perlu dihindari mengirim atau menerima telepon

kecuali untuk hal-hal terpaksa. Juga dihindari kesibukan mengirim sms.

6. Usahakan untuk tidak membawa makanan dan tidak merokok di dalam

ruangan/kelas.

7. Pastikan agar pada waktu pengamatan nanti tidak diganggu perasaan ingin

buang hajat. Buang air kecil/besar hendaknya dilakukan sebelum

pembelajaran.

B. PADA WAKTU MENGAMATI PROSES PEMBELAJARAN

1. Semua peserta segera memasuki kelas dengan tertib pada waktu yang

ditentukan.

Page 36: Panduan Pelaksanaan Lesson Study

31

2. Begitu memasuki ruangan semua peserta dan undangan hendaknya tidak

lagi berkeinginan keluar masuk kelas. Tetaplah berada di dalam kelas dan

bersiap mengamati siswa belajar.

3. Segera menempati posisi sedemikian sehingga dapat memperhatikan

perubahan wajah dan gerak-gerik siswa ketika belajar. Posisi yang ideal

adalah dihadapan siswa. Namun jika siswa berdiskusi saling berhadapan,

posisi yang ideal adalah di samping kelompok.

4. Pada awalnya, setiap pengamat berlatih mengamati satu kelompok. Kelak

jika sudah lebih dari 5 kali pengamatan, pengamat dapat mengamati

beberapa kelompok lain sehingga dapat mengetahui atmosfir kelas secara

keseluruhan.

5. Tidak membantu guru dalam proses pembelajaran dalam bentuk apapun.

Misalnya ikut membagikan LKS, menenangkan siswa, dan lain-lain. Biarlah

guru melakukan tugasnya secara mandiri dan terbebas dari intervensi

siapapun.

6. Tidak membantu siswa dalam proses pembelajaran, misalnya mengarahkan

pekerjaan siswa. Jika siswa bertanya kepada Anda (sebagai pengamat),

katakan agar siswa bertanya langsung pada guru.

7. Tidak mengganggu pandangan guru/siswa selama pembelajaran. Jika

Anda sedang mendekati kelompok atau berada di tengah-tengah kelas,

kemudian tiba-tiba guru ingin memberikan arahan secara klasikal maka

segeralah menepi agar tidak mengganggu pandangan siswa.

8. Tidak mengganggu konsentrasi siswa dalam belajar, misalnya berbicara

dengan pengamat lain, keluar masuk ruangan.

9. Jika menggunakan kamera untuk mengambil gambar kegiatan belajar

(guru/siswa) lampu kilat (flash) hendaknya dimatikan. Kilatan lampu

kamera dapat mengganggu atau menghentikan konsentrasi belajar siswa.

10. Tidak makan, minum, dan merokok di dalam ruangan pembelajaran.

11. Ingat, fokuskan pengamatan pada siswa belajar, bukan hanya pada guru

yang mengajar. Gunakan lembar pengamatan yang tersedia. Jika fenomena

Page 37: Panduan Pelaksanaan Lesson Study

32

yang diamati tidak tercantum dalam lembar observasi, pengamat dapat

menambahkannya.

12. Pengamat melakukan pengamatan secara penuh sejak awal sampai akhir

pembelajaran.

13. Selain mengamati siswa belajar, pengamat juga perlu memperhatikan:

a) Teknik pengelolaan kelas yang dibuat oleh guru

b) Bagaimana guru mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran?

c) Bagaimana guru memanfaatkan media pembelajaran sederhana dari

lingkungan?

d) Bagaimana upaya guru membuat siswa kreatif?

Catatan Penting:

Seringkali pejabat beranggapan bahwa kegiatan buka kelas dan refleksi adalah

kegiatan guru, karena itu hanya gurulah yang berhak melakukan secara

intensif mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan refleksi. Namun sebenarnya

tidaklah demikian. Agar dapat memahami dan menghayati bagaimana siswa

belajar dan permasalahan apa saja yang bersangkutan dengan proses

pembelajaran, maka semua yang berkepentingan dengan pendidikan (kepala

sekolah, wakil, pengawas, Pimpinan dan Staf Dinas Pendidikan, dosen

perguruan tinggi) ikut secara aktif terutama pada waktu pelaksanaan

pembelajaran (obsevasi) dan refleksi. Pelaksanaan dan refleksi merupakan inti

dari SP. Di kedua tahapan (observasi dan refleksi) itu kita dapat belajar

bagaimana siswa belajar, faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi dan apa

saja yang diperlukan siswa dalam belajar. Di kedua tahapan itu kita juga dapat

menjadi peneliti dengan jalan mengamati dan menganalisis, yang kemudian

menyampaikan secara lisan pada waktu diskusi refleksi. Sekiranya pada waktu

diskusi refleksi tidak dapat hadir, pengamat dapat menyerahkan catatan

refleksinya untuk dibacakan moderator.

(Bacaan ini diambil dari Buku Lesson study (Studi Pembelajaran) oleh Istamar Syamsuri dan

Ibrohim, 2008)

Page 38: Panduan Pelaksanaan Lesson Study

33

F. EVALUASI

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan jawaban singkat dan

sistematis berdasarkan pemahaman Saudara. Setelah itu cobalah untuk

meminta teman memeriksa jawaban tersebut. Berapa persen Saudara dapat

mejawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.

1. Jelaskan hal-hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan open class

agar kegiatan berjalan lancar, efektif dan efisien!

2. Dimana sebaiknya pengamat mengambil posisi berdiri agar dapat

melakukan pengamatan dengan jelas dan tidak menggangu siswa.

3. Mengapa pengamat tidak boleh intervensi kepada siswa atau guru model?

4. Jelaskan mengapa open class tidak sama dengan peer teaching atau

microteaching!

5. Sebutkan rambu-rambu agar dapat melakukan pengamatan pembelajaran

secara cermat dan efektif!

TUGAS:

Lakukan kegiatan ini secara sungguh-sungguh sebagai sarana berlatih

lesson study.

1. Lakukan sebuah pembelajaran yang diobservasi pada mata pelajaran yang

Anda ampu! Mintalah teman sejawat atau anggota KKG sebagai pengamat!

Catat hasilnya dan laporkan pengalaman tersebut dalam pertemuan KKG

berikutnya.

2. Jika ada kegiatan open class di sekolah atau di KKG ikutilah dan jadilah

observer yang baik. Catat semua temuan yang ada peroleh dari hasil

pengamatan kegiatan belajar siswa!

Page 39: Panduan Pelaksanaan Lesson Study

34

BAGIAN V

MELAKUKAN DISKUSI REFLEKSI

A. Pengantar

Kegiatan refleksi merupakan bagian yang sangat penting dari lesson

study. Bahkan dapat dikatakan keberhasilan sebuah kegiatan lesson study dapat

dilihat dari kegiatan refleksinya. Sebuah pembelajaran yang sudah disusun

skenarionya, dapat berhasil dilaksanakan di kelas atau sebaliknya tidak

sepenuhnya berhasil. Perlu disadari, bahwa tidak ada pembelajaran yang

sempurna. Kekurangan yang terjadi di sana sini atau tidak sesuai dengan

skenario merupakan hal yang harus disadari. Karena sesungguhnya kelas

(pembelajaran) merupakan sesuatu yang dinamis. Oleh karena itu tentu banyak

hal menarik dalam kegiatan belajar yang dapat ditemukan dan dicatat oleh

pengamat. Temuan-temuan tersebut akan menjadi bahan diskusi refleksi.

Kegiatan refleksi dalam lesson study dilakukan dalam bentuk diskusi.

Diskusi dipimpin oleh seorang moderator dan dilakukan secara interaktif.

Berdasarkan pengalaman melaksanakan forum diskusi refleksi pada tahap awal

pengembangan lesson study, diskusi refleksi terkesan monotone, kurang interaktif

dan efektif. Setiap observer terkesan hanya melaporkan temuan-temuannya

tanpa disertai analisis yang mendalam dan alternatif solusi yang ditawarkan.

Pengamat yang satu kurang peduli dengan komentar pengamat lainnya.

Akibatnya kegiatan diskusi kurang efektif dalam menemukan masalah-masalah

pembelajaran dan mencari pemecahannya.

Setelah pelaksanaan diskusi refleksi guru model dan para pengamat akan

mendapatkan pengalaman-pengalaman atau pelajaran berharga yang dapat

dipergunakan untuk memperbaiki pembelajaran di kelas masing-masing. Bagi

guru model kegiatan tindak lanjut yang dapat dilakukan adalah merevisi

rencana pembelajaran berdasarkan masukan-masukan dari refleksi. Hasil revisi

rencana pembelajaran dapat dipergunakan untuk pembelajaran di kelas paralel

yang lain atau untuk pembelajaran tahun berikutnya. Demikian juga para

Page 40: Panduan Pelaksanaan Lesson Study

35

pengamat juga dapat memanfaatkan rencana pembelajaran tersebut di kelasnya,

tentu saja dengan modifikasi-modifikasi yang disesuaikan dengan situasi dan

kondisi kelas. Namun demikian, selain rencana pembelajaran yang telah

digunakan dalam open class masih banyak pengalaman berharga lain yang dapat

dipetik oleh setiap guru atau pengamat untuk memperbaiki pembelajaran di

kelasnya atau menjadi bahan pertimbangan dalam menyusun kebijakan

pendidikan di daerahnya.

Untuk berlatih melakukan diskusi refleksi dan menghindari terjadinya

diskusi refleksi yang monoton, kurang interaktif dan efektif lakukan kegiatan

pembelajaran dalam modul ini.

B. Tujuan

Tujuan yang diharapkan dapat dicapai setelah mempelajari bagian ini

adalah para guru dapat:

1. Menjelaskan pentingnya kegiatan refleksi dalam lesson study,

2. Menjelaskan rambu-rambu pelaksanaan refleksi yang interaktif dan efektif,

3. Melaksanakan kegiatan diskusi refleksi yang interaktif dan efektif,

4. Melakukan tindak lajut berdasarkan hasil refleksi.

C. Bahan, Alat dan Sumber Belajar

Untuk dapat melakasanakan kegiatan belajar atau berlatih memahami

dan melaksanakan refleksi dalam lesson study perlu dipersiapkan bahan-bahan

berikut ini.

1. Catatan hasil observasi

2. Rambu-rambu refleksi (panduan diskusi refleksi)

3. Catatan untuk hasil diskusi

4. Ruang diskusi yang tempat diduduknya disusun dalam bentuk melingkar

atau leter U sehingga semua pengamat dapat saling memperhatikan.

5. Papan tulis atau whitebord

6. Denah tempat duduk siswa yang pajang di depan forum

7. Rekaman kegiatan pembelajaran atau foto2 kegiatan belajar (jika tersedia)

Page 41: Panduan Pelaksanaan Lesson Study

36

D. Langkah Kegiatan Belajar

Untuk dapat belajar dan berlatih memahami dan melaksanakan diskusi

refleksi dalam kegiatan lesson study ikutilah langkah belajar berikut ini.

Kegiatan 1:

PENDAHULUAN Fasilitator/Guru Pemandu menjelaskan rencana kegiatan belajar diskusi refleksi

Kegiatan 2:

PENJELASAN RAMBU-RAMBU REFLEKSI

• Guru pemandu/ fasilitator menjelaskan rambu-rambu dan langkah-langkah diskusi refleksi

• Memilih salah satu peserta menjadi notulis diskusi

Kegiatan 5:

MERENCANAKAN DAN MELAKUKAN TINDAK LANJUT

• Guru model merevisi rencana pembelajaran (jika diperlukan)

• Pengamat memanfaat rencana pembelajaran untuk di kelasnya dengan melakukan penyesuaian.

• Merencanakan kegiatan lesson study untuk waktu selanjutnya

Kegiatan 3:

PELAKSANAAN DISKUSI REFLEKSI

• Guru pemandu memimpin diskusi refleksi (sebagai moderator)

• Guru model menyampaikan refleksi diri dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan

• Peserta menyampaikan komentar berdasarkan hasil pengamatannya dan juga diharapkan menganggapi komentar pengamat yang lain

Kegiatan 4:

REFLEKSI DIRI PENGALAMAN DISKUSI REFLEKSI

• Setiap peserta lesson study diharapkan menuliskan refleksi diri berdasarkan pengalaman mengikuti kegiatan lesson study, khususnya tahap observasi dan refleksi

Page 42: Panduan Pelaksanaan Lesson Study

37

E. Bahan Bacaan

Berdasarkan pengalaman kegiatan diskusi refleksi merupakan bagian yang

relatif sulit berkembang. Karena kegiatan refleksi berkaitan dengan keterampilan

berbicara dan berdiskusi secara santun namun berarti. Oleh karena bagi yang baru

belajar diperlukan rambu-rambu agar diskusi berjalan lancar, interaktif dan efektif.

Komentar yang disampaikan dalam forum diskusi refleksi tidak hanya berupa kegiatan

mengorek kekurangan guru atau kritik dan kemudian berlomba memberikan saran.

Komentar dalam refleksi harus berupa penyampaian temuan fakta atau fenomena

belajar siswa yang menarik (positif atau negatif) yang disertai analisis mendalam

penyebab dan alternatif solusi untuk pemecahan masalahnya. Jalannya diskusi refleksi

sangat ditentukan oleh kepiawaian moderator. Untuk dapat melakukan refleksi yang

interaktif dan efektif perhatikan rambu-rambu berikut ini.

Berikut akan diuraikan hal-hal penting yang perlu diperhatikan oleh moderator

dalam memimpin diskusi refleksi agar diskusi berlangsung kondusif, interaktif dan

efektif. Namun demikian, perlu dipahami bahwa rambu-rambu ini hanyalah sebuah

contoh berdasarkan pengalaman. Artinya pembaca diharapkan dapat

mengembangkannya sesuai dengan situasi dan kondisi di daerah masing-masing.

A. Membuka dan Mengawali Diskusi Refleksi

1) Moderator adalah ”orang kunci” yang dapat menghidupkan suasana diskusi.

2) Seorang moderator dalam diskusi refleksi lesson study bukan hanya harus pandai

berbicara sesuai situasi, tetapi ia juga harus memahami isi setiap pembicaraan.

Oleh karena itu moderator juga harus mengikuti dan mencermati semua

situasi/kejadian pembelajaran yang akan direfleksikan.

3) Ketika mengawali dan membuka suasana diskusi, upayakan untuk menyegarkan

suasana pertemuan, yang umumnya para observer dan peserta lesson study sudah

mulai lelah karena sebelumnya berdiri lama dalam melakukan observasi. Hal ini

dapat dilakukan misalnya dengan menyapa beberapa orang yang sudah dikenal

atau mengenalkan beberapa orang peserta atau tamu yang belum dikenal peserta

pada umumnya. Jangan lupa memberikan komentar awal yang arahnya

TEKNIK MODERASI DALAM DISKUSI REFLEKSI

Page 43: Panduan Pelaksanaan Lesson Study

38

memberikan penghargaan atau sanjungan untuk memberikan dukungan moral

kepada guru model.

4) Sampaikan ucapan terima kasih kepada guru model atas sajian pembelajaran yang

telah dibuat dan berikan penghargaan, misalnya berupa tepuk tangan dari semua

peserta.

B. Refleksi Diri Guru Model

1) Pada saat memberi kesempatan guru model untuk menyampaikan refleksi,

sampaikanlah rambu-rambu apa saja yang perlu diungkapkan oleh guru model,

antara lain;

a. Guru tidak hanya mengungkapkan perasaan senang, sedih, bangga atau

kurang puas dengan hasil mempraktikan skenario pembelajaran yang telah

dirangcang/dipersiapkan.

b. Guru model perlu menyampaikan ringkasan alur langkah-langkah

pembelajaran, terutama untuk mengulas hal-hal yang menarik, baik itu

ketidak-terlaksanaan langkah-langkah pembelajaran maupun kasus-kasus

menarik pada langkah tersebut.

c. Untuk melengkapi refleksi diri, guru model dapat menyebutkan kira-kira

persentase ketercapaian skenario pembelajaran yang telah dibuat.

C. Membagi Termin dan Melaksanakan Diskusi

1. Agar diskusi lebih terfokus dan terarah, sebaiknya waktu diskusi dibagi menjadi

beberapa termin dengan masing-masing termin mengacu pada permasalahan

tertentu. Misalnya ada termin yang khusus membahas tentang:

• interaksi siswa-siswa dalam kelompok maupun dalam presentasi hasil

diskusi/kerja kelompok,

• interaksi siswa dengan media belajar,

• interaksi siswa dengan guru,

• lompatan-lompatan belajar yang dibuat oleh beberapa siswa,

• pengalaman-pengalaman berharga yang dapat diperoleh dari kegiatan

observasi,

Tema-tema tersebut dapat diatur secara fleksibel sesuai dengan situasinya.

2. Setelah termin diskusi dibuka, berikan kesempatan kepada beberapa orang untuk

mengemukakan temuan hasil pengamatan yang menarik untuk diulas dan yang

Page 44: Panduan Pelaksanaan Lesson Study

39

sesuai dengan tema termin diskusi. Komentar sebaiknya disertai dengan

mengemukakan fakta atau data konkrit hasil pengamatan, misalnya dengan

menunjukkan kelompok atau nama siswa. Kendalikan agar setiap orang

menyampaikan komentar sesuai dengan tema dan dalam bahasa yang ringkas tapi

jelas. Hindarkan uraian komentar yang berbelit-belit.

3. Di dalam menyampaikan temuan dari hasil observasi, sebaiknya guru tidak

membaca catatan dalam lembar observasi secara keseluruhan, tetapi disarankan

untuk memilih bagian catatan yang terkait dengan tema. Jika ada komentar yang

mulai menyimpang dari tema, sebaiknya diingatkan untuk kembali

menyampaikan komentar yang sesuai dengan tema yang didiskusikan.

4. Jika ada pertanyaan klarifikasi atau komentar dari peserta di luar tema atau di luar

konteks lesson study maka moderator harus dapat mengisolir hal tersebut untuk

tidak diteruskan, misalnya dengan cara mengatakan ”hal tersebut akan kita bahas

di lain kesempatan”

5. Setelah seseorang atau beberapa orang menyampaikan komentar terkait dengan

temuannya, moderator harus berusaha untuk menangkap esensi dan hal menarik

yang perlu dibahas lebih jauh terkait dengan penyebab munculnya fenomena

tersebut dan alternatif solusi yang diusulkan.

6. Setelah beberapa temuan menarik yang sejenis (sesuai tema) diungkapkan oleh

beberapa observer, berikutnya lemparkan masalah tersebut kepada peserta yang

lain untuk ditanggapi, terutama pada ulasan tentang kemungkinan penyebab

munculnya fenomena tersebut dan kemungkinan alternatif solusinya.

7. Dalam memberikan masukan tentang alternatif solusi suatu permasalahan

disarankan agar pengusul mendasarkan usulan tersebut pada pengalaman praktis

di sekolah masing-masing atau rujukan teori atau kalangan pakar pendidikan.

8. Perhatian dan konsentrasi moderator harus selalu fokus pada setiap komentar

yang disampaiakan peserta, dan selalu dapat berpikir ”Bagaimana membuat situasi

diskusi lebih hidup, menarik, dan tidak membosankan. Jika ada ucapan dari

observer atau kejadian-kejadian kecil tertentu yang memungkin dijadikan bahan

”jok-jok” atau humor maka upayakan untuk dimunculkan dengan sedikit

”dibumbui” agar menyegarkan suasana.

Page 45: Panduan Pelaksanaan Lesson Study

40

9. Upayakan untuk memberikan kesempatan yang merata kepada semua peserta

diskusi. Oleh karena itu hindarkan adanya dominasi komentar atau bicara pada

orang tertentu. Jika ingin membatasi komentar peserta yang terlalu panjang, maka

sampaikanlah dengan bahasa yang halus, dengan sedikit gurauan atau permintaan

maaf. Tunjuk atau mintalah kepada salah satu atau beberapa peserta yang

kelihatan pasif untuk menyampaikan pendapat terkait dengan hal yang sedang

dibahas, misalnya dengan meminta seseorang untuk berpendapat setuju atau tidak

setuju terhadap pendapat yang lain.

10. Pada akhir setiap termin, moderator harus berusaha untuk memberikan ulasan

singkat, semacam resume, dari hal yang didiskusikan pada termin tersebut. Hati-

hati agar moderator tidak membuat kesimpulan yang merupakan justifikasi yang

paling benar, atau seolah-olah diskusi tersebut telah menghasilkan satu aturan

yang berlaku umum. Biarlah kesimpulan akhir dirumuskan sendiri oleh masing-

masing peserta dan menjadi ”good practices” yang akan dicoba untuk

diimplementasikan di sekolah masing-masing sesuai dengan situasi dan kondisi

yang ada.

11. Setelah termin pertama selesai diskusi dilanjutkan ke termin berikutnya dengan

tema atau fokus diskusi yang lain. Selesai dalam arti masalah yang muncul,

kemungkinan penyebab dan alternatif solusinya telah dibahas secara tuntas. Begitu

seterusnya sampai semua masalah yang muncul didiskusikan.

12. Pada setiap akhir termin moderator dapat memberikan kesempatan kepada guru

model untuk memberikan tanggapan. Hindarkan tanggapan dari guru model yang

terkesan ”terlalu membela diri” atau mencari pembenaran atas kejadian atau

kekurangan yang ada.

13. Nara sumber (Dosen dan atau Guru Pamong) diberi kesempatan untuk

menyampaikan komentar singkat terkait dengan fokus diskusi suatu termin, atau

diberi kesempatan berkomentar pada akhir sesi sebelum refleksi ditutup.

Sebaiknya diberikan tekanan pada narasumber hal penting yang diharapkan

mendapatkan ulasan, selain ulasan yang telah dipersiapkan sendiri oleh

narasumber.

Page 46: Panduan Pelaksanaan Lesson Study

41

14. Jika ada masukan yang sangat berarti untuk skenario pembelajaran atau perangkat

pembelajaran, maka sarankan agar RPP segera direvisi oleh guru model atau oleh

kelompok.

D. Mengakhiri Diskusi Refleksi

1. Sebelum menutup forum diskusi refleksi moderator dapat menyampaikan

ringkasan atau penegasan tentang hal-hal penting yang telah didiskusikan.

2. Saat menutup jangan lupa menyampaikan ucapan terima kasih pada semua pihak

yang telah berpartisipasi, misalnya kehadiran Dosen FMIPA UM, Guru Pamong,

Kepala Sekolah, Pengawas, Dinas P dan K, dll.

(Bacaan ini diambil dari Buku Lesson study (Studi Pembelajaran) oleh Istamar Syamsuri dan

Ibrohim, 2008)

Selamat mencoba, mudah-mudahan lebih berhasil ...!

F. EVALUASI Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan jawaban singkat dan

sistematis berdasarkan pemahaman Saudara. Setelah itu cobalah untuk

meminta teman memeriksa jawaban tersebut. Berapa persen Saudara dapat

mejawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.

1. Jelaskan pentingnya kegiatan refleksi dalam lesson study!

2. Jelaskan secara garus besar rambu-rambu pelaksanaan refleksi yang

interaktif dan efektif!

3. Mengapa pengamat disarankan untuk tidak mengkritik guru model dalam

kegiatan refleksi.

Page 47: Panduan Pelaksanaan Lesson Study

42

TUGAS:

Lakukan kegiatan ini secara sungguh-sungguh sebagai sarana berlatih

lesson study.

1. Jika Saudara sedang mengikuti kegiatan lesson study di sekolah atau KKG

ikutilah kegiatan diskusi refleksi secara sungguh-sungguh, agar memperoleh

pengalaman yang cukup. Perhatikan bagaimana cara moderator, guru model

dan pengamat lain menyampaikan komentar.

2. Setelah mengikuti kegiatan lesson study, cobalah untuk merencanakan dan

melakukan tindak lajut berdasarkan hasil observasi dan refleksi. Lakukanlah

pembelajaran di sekolah Anda dengan mengaplikasikan pengalaman-

pengalaman baik dari lesson study.

Page 48: Panduan Pelaksanaan Lesson Study

43

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas, 2005. Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2005-2009 Menuju Pembangunan Pendidikan Nasional Jangka Panjang. Jakarta: Depdiknas.

Garfield, J. 2006. Exploring the Impact of Lesson study on Developing Effective Statistics Curriculum, (Online), (www.stat.auckland.ac.nz/-iase/ publications/11/- Garfield.doc, diakses 19 Juni 2006.

Istamar Syamsuri dan Ibrohim. 2008. Lesson study (Studi Pembelajaran): Model Pembimbinaan Pendididk dipetik dari Pengalaman Implementasi Lesson study dalam Program SISTTEMS JICA di Kabupaten Pasuruan. Malang: FMIPA UM

Kusdijantono, T. 2008. Aktualisasi Pengawasan dalam Lesson study. Makalah dalam International Conference on Lesson study, Bandung, 31 Juli – 1 Agustus.

Liliasari. 2008. Teacher Professional Development through Chemistry Education Lesson study at Tanjungsari. Makalah dalam International Conference on Lesson study, Bandung, 31 Juli – 1 Agustus.

Lewis, C.C. 2002. Lesson study: A Handbook of Teacher-Led Instructional Change. Philadelphia: Reseach For better School .Inc.

Lewis, C. Perry, R. Dan Murata, A., 2006. How Should Research Contribute to Instructional Improvement?: The Case of Lesson study. Educational Researcher, 35(3):3-14.

Noor, Idris, HM. 2006. Model Pelatihan Guru dalam Menerapkan Kurikulum Bahasa Inggris. Portal Informasi Pendidikan di Indonesia, Depdiknas (Online):

Robinson, Naomi. 2006. Lesson study: An example of its adaptation to Israeli middle school teachers. (Online), (stwww.weizmann.ac.il/G-math/ICMI/ Robinson_proposal.doc, diakses 25 September 2006).

Richards, J.C., Platt, J. and Platt, H. 1992. Longman Dictionary of Language Teaching and Applied Linguistics. Longman.

Saito, E., 2005. Changing Lessons, Changing Learning: Case Study of Piloting Activities under IMSTEP. Prosiding Seminar Nasional MIPA dan Pembelajarannya & Exchange Experience of IMSTEP. Malang, 5-6 September.

Saito, E., Harun, I.,dan Ibrohim. 2005. Penerapan Studi Pembelajaran di Indonesia: Studi Kasus dari IMSTEP. Jurnal Mimbar Pendidikan, 3 (24):24-32.

Page 49: Panduan Pelaksanaan Lesson Study

44

Saito, E., Sumar, H., Harun, Ibrohim, Kuboki, I., dan Tachibana, H. 2006. Development of school based in-service teacher training under the Indonesian Mathematics and Science Teacher Education Project. Improving Schools, 9(1): 47-59.

Stepanek, J. 2003. Researchers Every Classroom. Northwest Teacher: 4(3): 2-5

Sulasmi, E.S., dan Rahayu, S. 2006. Hasil Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Piloting dan Lesson study dalam Pembelajaran Biologi di Sekolah Menengah Kota Malang. Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan, dan Penerapan MIPA, Yoyakarta. 1 Agustus.

Sumarna. 2006. Implementasi Lesson study Berbasis Sekolah untuk Meningkatkan Kemampuan Guru Biologi Melakukan Pembelajaran Inovatif. Booklet Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan, dan Penerapan MIPA. Yoyakarta, 1 Agustus.

Walker, J.S. 2005. UWEC Math Dept. Journal of Lesson Studies. (Online), www.uwec.edu/walkerjs/Lesson_Study/Statement_of_Purpose.pdf., diakses 26 Oktober 2006.