pada trauma akustik terjadi paparan bising tunggal yang sangat tinggi dalam durasi pendek dapat...

3
Pada trauma akustik terjadi paparan bising tunggal yang sangat tinggi dalam durasi pendek dapat menyebabkan gangguan pendengaran permanen. Suara secara mekanik merusak organ Corti, merobek membrane, memecah sel-sel dan memungkinkan perilimfe dan endolimfe bercampur. Trauma akustik dapat menyebabkan cedera yang berat daripada gangguan pendengaran akibat bising yang kronik, terutama apada frekuensi rendah. Pada keadaan yang ekstrim seperti ledakan, terjadi cedera pada membrane timpani atau osikel sehingga menyebabkan tuli konduktif atau campur. Gangguan pendengaran akibat bising kronik melibatkan organ corti, khususnya sel-sel rambut yang lebih mudah mengalami kerusakan. Hilangnya stereosilia dan sel-sel rambut terjadi perlahan-lahan, didahului dengan pergeseran ambang dengar sementara dan dihubungkan dengan proses metabolic. Stereosilia sel-sel rambut lar menjadi sedikit kaku sehingga responnya terhadap stimulasi menjadi buruk. Stereosilia tersebut dapat memulihkan daya mekaniknya sendiri sehingga fungsinya kembali normal. Jumlah dan tipe kerusakan langsung sel-sel rambut bergantung pada intensitas bunyi. Pajanan bising pada level subtraumatik menimbulkan pergeseran ambang dengar sementara pada pendengaran yang sensitive yang kembali normal seiring waktu jauh

Upload: trikurniati27

Post on 12-Dec-2015

13 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

.

TRANSCRIPT

Page 1: Pada Trauma Akustik Terjadi Paparan Bising Tunggal Yang Sangat Tinggi Dalam Durasi Pendek Dapat Menyebabkan Gangguan Pendengaran Permanen

Pada trauma akustik terjadi paparan bising tunggal yang sangat tinggi dalam

durasi pendek dapat menyebabkan gangguan pendengaran permanen. Suara

secara mekanik merusak organ Corti, merobek membrane, memecah sel-sel

dan memungkinkan perilimfe dan endolimfe bercampur. Trauma akustik dapat

menyebabkan cedera yang berat daripada gangguan pendengaran akibat bising

yang kronik, terutama apada frekuensi rendah. Pada keadaan yang ekstrim

seperti ledakan, terjadi cedera pada membrane timpani atau osikel sehingga

menyebabkan tuli konduktif atau campur.

Gangguan pendengaran akibat bising kronik melibatkan organ corti,

khususnya sel-sel rambut yang lebih mudah mengalami kerusakan. Hilangnya

stereosilia dan sel-sel rambut terjadi perlahan-lahan, didahului dengan

pergeseran ambang dengar sementara dan dihubungkan dengan proses

metabolic. Stereosilia sel-sel rambut lar menjadi sedikit kaku sehingga

responnya terhadap stimulasi menjadi buruk. Stereosilia tersebut dapat

memulihkan daya mekaniknya sendiri sehingga fungsinya kembali normal.

Jumlah dan tipe kerusakan langsung sel-sel rambut bergantung pada intensitas

bunyi. Pajanan bising pada level subtraumatik menimbulkan pergeseran

ambang dengar sementara pada pendengaran yang sensitive yang kembali

normal seiring waktu jauh dari pajanan bising yang berbahaya. Di atas

frekuensi dan intensitas minimum, sel-sel rambut luar menunjukan tanda

kelelahan metabolic dengan stereosilia yang rusak. Ini korelasidengan

fenomena umum pergeseran ambang dengar sementara yang mengalami

pemulihan dalam beberapa jam.

Level suara yang tinggi merusak stereosilia sel-sel rambut luar lebih lanjut,

termasuk destruksi jembatan intersilia dan mengalami pemulihan lebih lama.

Bahkan level bunyi lebih tinggi menyebabkan kolaps stereosilia dan sel

rambut terfagositosis. Sel-sel rambut mengamplifikasi gerakan membrane

basilaris koklea dengan kontraksi bila terstimulasi bunyi. Hal ini

meningkatkan stimulus ke sel-sel rambut dalam yang mentransduksi gerakan

mekanik untuk mencetuskan impuls saraf pada saraf aferen auditorik. Jika sel-

sel rambut luar tidak berfungsi dibutuhkan stimulasi yang lebih besar untuk

menginisiasi impuls saraf sehingga sensitivitas ambang dengar sel-sel rambut

dalam naik yang dipersepsikan sebagai gangguan pendengaran. Sel-sel rambut

pada basal koklea yang paling sensitive mengalami kerusakan akibat bising.

Page 2: Pada Trauma Akustik Terjadi Paparan Bising Tunggal Yang Sangat Tinggi Dalam Durasi Pendek Dapat Menyebabkan Gangguan Pendengaran Permanen

Sel-sel rambut ini bertanggung jawab untuk mentransduksi frekuensi yang

lebih tinggi dan dipertimbangkan gangguan pendengaran nada berfrekuensi

tinggi. Sekali kerusakan terjadi, sel-sel sensorik auditori tidak dapat

memperbaiki diri sendiri bahkan prosedur medic pun tidak dapat

mengembalikan fungsi kembali normal.

Bunyi merusak telinga pertama pada frekuensi 4 kHz (takik 4kHz) dan

alasannya untuk hal ini adalah karakteristik resonansi akustik telinga luar.

Amplifikasi energy akustik pada frekuensi lebih tinggi sekitar 10dB. Variasi

individual dalam karakteristik transfer akustik telinga merupakan factor

kerentanan seseorang terhadap bising. Transduksi vibrasi bunyi menjadi

impuls saraf terjadi dalam koklea. Sel-sel rambut pada orga Corti dapat

merusak secara langsung maupun tidak langsung oleh level bunyi sangat

tinggi yang kontinu yang menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah stria

vaskularis yang menyplai koklea. Sel-sel rambut relative anoksik dan

kerusakan secara sekunder. Banyak peneliti juga ingin mengetahui apakah ada

komponen vascular yang terlibat pada gangguan pendengaran akibat bising.

Aliran darah koklea meningkat atau menurun selama terpajan bising, belum

jelas apakah penyakit vascular meningkatkan kerentanan terhadap gangguan

pendengaran akibat bising.