p. faal b-3

47
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI BLOK PANCA INDERA Oleh : KELOMPOK B-3 Mohd Riyan Adi e!"a#an $%%&'&%&%(%) M*+,i a .einia Malinda $%%&'&%&%//) Mi!a K*!nia $%%&'&%%%01) Moha"ad Na*2al *"an+yah DK $%%&'&%%%04) Moha""ad Doddy Ri5 i D#i P*,!a $%%&'&%%%00) N*6iana Si,i And!ian,i $%%&'&%%%7() N*diya Fai!*5 $%%&'&%%%7/) N*!a8a 9i+hn* P*,!a $%%&'&%%%77) N*!aini Sidi $%%&'&%%'&&) FAKULTAS KEDOKTERAN UNI ERSITAS ARSI '&%3;'&%1 PRAKTIKUM FISIOLOGI I I< LENSA TIPIS 0

Upload: nuryadi-hermita

Post on 06-Oct-2015

44 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

laporan

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGIBLOK PANCA INDERA

Oleh :KELOMPOK B-3

Mohd Riyan Adi Hermawan(1102010171)Mustika Zeinia Malinda(1102010188) Mira Kurnia(1102011164) Mohamad Naufal Yumansyah DK(1102011165) Mohammad Doddy Rizki Dwi Putra(1102011166) Nuciana Siti Andrianti(1102011197) Nudiya Fairuz(1102011198) Nuraga Wishnu Putra(1102011199) Nuraini Sidik(1102011200)

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI2013/2014 PRAKTIKUM FISIOLOGI II. LENSA TIPIS

1. Tujuan PercobaanMenentukan jarak fokus lensa cembung (konvergen) dan cekung (divergen) serta sifat bayangan.

2. Alat-alat Percobaana. Bangku optik yang berbentuk rel berskala dengan tiang statif tempat lensa, benda, cermin, dan tabir (layar).b. Lensa cembung dan cekung.c. Tabir, cermin, benda berbentuk panah, dan penggaris berskala.d. Lampu proyektor sebagai sumber cahaya.

3. Teori Dasar3-1. Rumus GaussBenda nyata yang terletak didepan lensa konvergen dapat membentuk bayangan nyata dibelakang lensa. Bayangan ini dapat ditangkap oleh tabir dibelakang lensa sehingga dapat terlihat. Secara sederhana pembentukan bayangan tersebut diperlihatkan pada gambar 1.

Gambar 1. Diagram pembentukan bayangan oleh lensa konvergen. f = titik fokus, O = pusat sumbu optik lensa.Jika tebal lensa diabaikan maka dapat dibuktikan bahwa = + f = (1) Persamaan ini berlaku umum dengan ketentuanf= jarak titik fokus lensa, bertanda (+) untuk lensa konvergen dan (-) untuk divergenv = jarak benda terhadap pusat sumbu optik lensa, bertanda (+) untuk benda nyata dan (-) untuk benda mayab= jarak bayangan terhadap pusat sumbu optik lensa, bertnda (+) untuk bayangan nyata dan (-) untuk bayangan maya

Bayangan nyata terletak dibelakang lensa dan dapat ditangkap oleh tabir sementara benda maya terletak di depan lensa dan tidak ditangkap oleh tabir. Selanjutnya benda maya terletak dibelakang lensa dan biasanya dihasilkan oleh bayangan komponen optik lainnnya (lensa dan cermin)Disamping itu perbesaran yang didefinisikan sebagai perbandingan besar bayangan terhadap objek dapat diperoleh dari persamaanm = = - (2) Munculnya tanda negatif hanya karena keinginan agar jika m positif untuk bayangan tegak dan negatif untuk bayangan terbalik. Jika dihilangkan tanda negatif dari rumus (2) maka perjanjiannnya akan terbalik.

3-2. Rumus BesselJika jarak antara benda dan tabir dibuat teteap dan lebih besar dari 4f maka terdapat dua kedudukan lensa positif yang akan menghasilkan bayangan tajam diperkecil dan diperbesar pada tabir, lihat gambar 2.

Gambar 2. Kedudukan lensa positif yang membentuk bayangan tajam pada tabir.Pada gambar tersebut, posisi-b dan posisi-k masing-masing menyatakan posisi lensa yang menghasilkan bayangan tajam diperbesar dan diperkecil, sedangkan = jarak benda ke tabird= jarak antara dua kedudukan lensa yang menghasilkan bayangan tajam yang diperbesar dan diperkecil = jarak benda ke lensa yang menghasilkan bayangan diperbesar= jarak bayangan ke lensa yang menghasilkan bayangan diperbesar= jarak benda ke lensa yang menghasilkan bayangan diperkecil= jarak bayangan ke lensa yang menghasilkan bayangan diperkecil

Mengacu pada gambar 2 terlihat bahwa d = - (3a)= - (3b)= (3c)Mengingat bahwa = + maka diperoleh= = (4) Substitusi persamaan (4) ke persamaan (1) menghasilkanf= (5) Perhatikan bahwa dan d selalu positif

3-3. Gabungan Lensa dengan Cermin Datar Misalkan benda diletakkan pada bidang fokus lensa dan dibelakang lensa terdapat cermin datar, lihat gambar 3.

Gambar 3. Menentukan panjang fokus lensa (+) dengan bantuan cermin datar Oleh lensa, berkas sinar yang berasal dari benda akan dibiaskan dalam berkas sejajar sehingga terbentuk bayangan ditempat tak berhingga. Selanjutnya oleh cermin datar berkas ini akan dipantulkan dan kemudian dibiaskan kembali oleh lensa sehinga terbentuk bayangan sama besar pada bidang fokus/benda.

3-4. Rumus lensa Gabungan Untuk tujuan tertentu sering digunakan gabungan beberapa lensa. Dalam analisis pembentukan bayangan lensa gabungan ini dapat dibayangkan seolah-olah menjadi sebuah lensa dengan jarak fokus . Untuk gabungan dua lensa dirumuskan sebagai= + - (6)Dengan t adalah jarak dua smbu ooptik lensa.Jika kedua lensa itu tipis dan diimpitkan maka t = 0 sehingga= + (7)

3-5. Pembentukan Bayangan Oleh Gabungan Lensa Konvergen-Divergen Lensa negatif akan selalu membentuk bayangan maya dari benda nyata tetapi dari benda maya dapat dibentuk bayangan nyata. Atas dasar ini maka diperlukan bantuan lensa positif dengan susunan seperti gambar berikut.

Gambar 4. Pembentukan bayangan oleh gabungan lensa konvergen dan divergen, O- adalah bayangan nyata yang dibentuk oleh lensa positif dan bayangan ini menjadi objek/benda maya lensa divergen (-). B- adalah bayangan nyata yang dibentuk lensa divergen dari benda O-4. Jalannya Percobaan4-1. Menentukan Jarak Fokus Lensa Kovergen Merujuk pada teori di atas maka penentuan jarak fokus lensa kovergen dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu Bessel, Gauss, dan berbantuan cermin datar.

4-1-A. Cara Gauss1. Ambil benda berbentuk panah dan ukur tingginya sebanyak 5 kali. isikan pada tabel data.2. Ambil tabir dan lensa konvergen yang akan diukur jarak fokusnya.3. Letakkan benda, lensa, dan tabir rel optik sehingga terbentuk susunan seperti gambar 1.4. Atur posisi benda, lensa, tabir sehingga terbentuk bayangan tajam diperkecil.5. Ukurlah v,b, tinggi bayangan h', dan posisi bayangan apakah tegak atau terbalik.Isikan hasil ini pada tabel data.6. Geser lensa mendekati benda sejarak 2cm dan atur posisi tabir sehingga terbentuk bayangan tajam. Lakukan pengukuran seperti langkah 5.7. Ulangi langkah 6 terus menurus selama masih mungkin.

4-1-B. Cara Bessel1. Ukurlah tinggi benda yang terbentuk anak panah dan catat hasilnya. Ulangi pengukuran ini sampai 5 kali.2. Tempatkan benda di depan lampu sorot.3. Tempatkan tabir sejarak sekitar 100 cm di belakang benda.4. Tempatkan lensa yang akan diukur jarak fokusnya diantara lensa dan tabir. Susunan posisi benda, lensa dan tabir akan seperti gambar 2.5. Geser-geser lensa untuk melihat sekilas apakah terbentuk bayangan tajam diperbesar dan diperkecil. jika tidak terjadi anda mungkin perlu menaikan/menurunkan posisi lensa dan benda agar sinar dari benda tepat jatuh pada lensa atau menggeser posisi tabir.6. Jika langkah 5 berhasil, maka aturlah posisi lensa secara halus untuk medapatkan bayangan tajam diperbesar dan diperkecil.7. Catat kedua posisi lensa (vb dan bk), tinggi bayangan dan catat apakah bayangan terbalik atau tegak.8. Isikan hasil pengukuran ini pada tabel data.9. Ulangi langkah 6 dan 7 sampai 5 kali. pada setiap pengulangan posisi lensa harus digeser-geser.

4-1-C. Dengan bantuan Cermin datar1. Tempatkan benda, lensa (+) dan tabir sehingga terbentuk susunan seperti gambar 3.2. Geserlah posisi benda sehinga pada bidang benda terbentuk bayangan yang sama besar dengan benda3. Catat jarak benda ke lensa (lihat tabel data)4. Ulangi percobaan ini sampai 5 kali.

4-2. Menentukan Jarak Fokus Lensa Divergen1. Ambil lensa konvergen dan lensa divergen yang akan ditentukan jarak fokusnya2. Tempatkan benda, lensa kovergen, dan tabir di belakang lensa3. Aturlah posisi lensa dan tabir sehingga terbentuk bayangan tajam pada tabir.4. Catat posisi benda, lensa, dan tabir5. Letakkan lensa divergen di antara tabir dan lensa kovergen. Perhatikan bayangan pada tabir akan kabur atau hilang.6. Atur posisi lensa divergen dan tabir sehingga terbentuk bayangan tajam.7. Catat posisi lensa divergen dan tabir8. Berdasarkan data posisi ini maka hitunglah v+, b+, d, b+, dan b- dan hasilnya diisikan pada tabel data. Variabel d adalah jarak antara lensa kovergen dan divergen.9. Ulangi percobaan di atas sebanyak sampai 5 kali.

5. Tugas Pada Laporan Akhir5-1-A. Cara Gauss1. Hitung m berdasarkan perbandingan tinggi benda dan bayangan.2. Hitung m berdasarkan persamaan (2) dan berdasarkan hasil ini tentukan posisi bayangan (tegak atau terbalik).3. Buatlah tabel ringkasan perhitungan tugas 1 dan 2.4. Buat tabel harga 1/v dan 1/b 5. Buat grafik 1/v terhadap 1/b.6. Berdasarkan grafik tersebut tentukan f lensa.

5-1-B. Cara BesselBerdasarkan data percobaan, hitung jarak fokus lensa dengan persamaan (5).

5-1-C. Dengan Bantuan Cermin Datar Berdasarkan data jarak benda, anda langsung mendapatkan jarak fokus, f=v. Buat table ringkasan hasil perhitungan jarak fokus kekuatan lensa (dalam Dioptri) dari ketiga cara di atas.Beri catatan/ulasan mengapa terjadi perbedaan hasil dari ketiga cara di atas.Catatan: 1 dioptri = 100 , jadi lensa dengan f = 25 cm akan berkekuatan 4 dioptri. f [cm]

5-2 Jarak Fokus Lensa DivergenTentukan f lensa divergen hasil percobaan.

Bagian FisikaUniversitas YARSI, Fakultas Kedokteran

Data Percobaan 01: Lensa Objektif Hari/tanggal : 10 Februari 2014

6. Hasil Percobaan6-1. Menentukan Jarak Fokus Lensa Konvergen6-1-A.Cara GaussTinggi benda h = 11111No.v (cm)b (cm)h (cm)Tegak/terbalikMt = h/hM = - b/v

133551,5Terbalik1,5-1,67

231592Terbalik2-1,90

334511,5Terbalik1,5 -1,5

Catatan: b = jarak bayangan ke lensa h= tinggi bayangan v = jarak benda ke lensaKesimpulan: Pada percobaan lensa konvergen dengan cara gauss, didapatkan hasil percobaan sesuai dengan sifat dari lensa konvergen. Yaitu didapat bayangan yang nyata, terbalik dan diperbesar.

6-1-B Cara Bessel6-1-C. Dg Cermin Datar

No.a (cm)vb (cm)vk (cm)d (cm)f (cm)v(cm)f(cm)

1.953065-3520,52626

2.853451-1720.42525

Catatan : bagian yang digelapkan dihitung dirumahRumus : f= d= (vk-vb)Kesimpulan: Pada percobaan lensa konvergen dengan cara Bessel, pada kedua a (jarak tabir dan benda), 95 cm dan 85 cm, didapatkan dua jenis bayangan yaitu bayangan besar dan kecil dengan jarak vb dan vk berbeda. Semakin jauh lensa digeser ke arah tabir maka akan semakin kecil bayangan yang didapat dan sebaliknya.Pada percobaan lensa konvergen dengan cermin datar. Didapatkan v=f, karena sifat cermin datar memantulkan bayangan yang tegak, bayangan yang dihasilkan sama besar dengan benda, jarak benda sama dengan jarak bayangan, serta bayangan dihasilkan merupakan bayangan semu karena berupa hasil pantulan.6-2. Lensa DivergenNo.v+ (cm)b+ (cm)v- (cm)d (cm)b- (cm)f- (cm)

1.2966-660530

2.3451-94290

Rumus: v- = d-b+f- = v- X b-v- + b-Kesimpulan: Pada percobaan lensa divergen didapatkan fokus lensa divergen negative (-) karena lensa divergen bersifat menyebarkan cahaya.

PRAKTIKUM FISIOLOGI IIPENDENGARAN DAN KESEIMBANGANPENDENGARAN

TUJUAN :Pada akhir latihan ini, mahasiswa harus dapat: 1. Mengukur ketajaman pendengaran dengan menggunakan audiometri (pemeriksaan audiometer).1. Membuat kesimpulan mengenai hearing loss dari hasil pemeriksaan audiometri sehingga dapat menetapkan apakah pendengaran orang percobaan dalam batas-batas normal atau tidak.

Alat-alat yang diperlukan :1. Audiometer merek ADC. Lengkap dengan telepon telinga dan formulir.1. Penala berfrekuensi 256.1. Kapas untuk menyumbat telinga.

Teori DasarAudiometri adalah pemeriksaan yang bertujuan untuk mengetahui tingkat/ambang batas pendengaran seseorang dan jenis gangguannya bila ada. Pemeriksaan dilakukan dengan memakai alat audiogram nada murni di dalam ruang kedap suara. Prinsip pemeriksaannya adalah bermacam-macam frekuensi dan intensitas suara (dB) ditransfer melalui headset atau bone conducter ke telinga atau mastoid dan batasan intensitas suara (dB) pasien yang tidak dapat didengar lagi dicatat, melalui program computer atau diplot secara manual pada kertas grafik.Kegunaan audiometri : Mengetahui derajat ketulian ringan, sedang atau berat Mengetahui jenis tuli konduktif, tuli syaraf (sensorineural) atau tuli campuranIndikasi pemeriksaan :1. Adanya penurunan pendengaran2. Telinga berbunyi dengung (tinitus)3. Rasa penuh di telinga4. Riwayat keluar cairan5. Riwayat terpajan bising6. Riwayat trauma7. Riwayat pemakaian obat ototoksik8. Riwayat gangguan pendengaran pada keluarga9. Gangguan keseimbangan

Pemeriksaan audiometri

Audiometri berasal dari kata audir dan metrios yang berarti mendengar dan mengukur (uji pendengaran). Audiometri tidak saja dipergunakan untuk mengukur ketajaman pendengaran, tetapi juga dapat dipergunakan untuk menentukan lokalisasi kerusakan anatomis yang menimbulkan gangguan pendengaran. Ketajaman pendengaran sering diukur dengan suatu audiometri. Alat ini menghasilkan nada-nada murni dengan frekuensi melalui aerophon. Pada sestiap frekuensi ditentukan intensitas ambang dan diplotkan pada sebuah grafik sebagai prsentasi dari pendengaran normal. Hal ini menghasilkan pengukuran obyektif derajat ketulian dan gambaran mengenai rentang nada yang paling terpengaruh. Pemeriksaan audiometri memerlukan audiometri ruang kedap suara, audiologis dan pasien yang kooperatif. Pemeriksaan standar yang dilakukan adalah: Audiometri nada murniSuatu sistem uji pendengaran dengan menggunakan alat listrik yang dapat menghasilkan bunyi nada-nada murni dari berbagai frekuensi 250-500, 1000-2000, 4000-8000 dan dapat diatur intensitasnya dalam satuan (dB). Bunyi yang dihasilkan disalurkan melalui telepon kepala dan vibrator tulang ketelinga orang yang diperiksa pendengarannya. Masing-masing untuk menukur ketajaman pendengaran melalui hantaran udara dan hantran tulang pada tingkat intensitas nilai ambang, sehingga akan didapatkankurva hantaran tulang dan hantaran udara. Dengan membaca audiogram ini kita dapat mengtahui jenis dan derajat kurang pendengaran seseorang.

Tabel berikut memperlihatkan klasifikasi kehilangan pendengaran

Kehilangan dalam (decibel)Klasifikasi

0-15Pendengaran normal

>15-25Kehilangan pendengaran kecil

>25-40Kehilangan pendengaran ringan

>40-55Kehilangan pendengaran sedang

>55-70Kehilangan pendenngaran sedang berat

>70-90Kehilangan pendengaran berat

>90Kehilangan pendengaran berat sekali

Audiometri tuturAudiometri tutur adalah sistem uji pendengaran yang menggunakan kata-kata terpilih yang telah dibakukan, dituturkan melalui suatu alat yang telah dikaliberasi, untuk mengukur beberapa aspek kemampuan pendengaran. Kata-kata tersebut dapat dituturkan langsung oleh pemeriksa melalui mikropon yang dihubungkan dengan audiometri tutur, kemudian disalurkan melalui telepon kepala ke telinga yang diperiksa pendengarannya, atau kata-kata rekam lebih dahulu pada piringan hitam atau pita rekaman, kemudian baru diputar kembali dan disalurkan melalui audiometer tutur. Penderita diminta untuk menirukan dengan jelas setip kata yang didengar, dan apabila kata-kata yang didengar makin tidak jelas karena intensitasnya makin dilemahkan, pendengar diminta untuk menebaknya. Pemeriksa mencatatat presentase kata-kata yang ditirukan dengan benar dari tiap denah pada tiap intensitas. Dari audiogram tutur dapat diketahui dua dimensi kemampuan pendengaran yaitu :a) Kemampuan pendengaran dalam menangkap 50% dari sejumlah kata-kata yang dituturkan pada suatu intensitas minimal dengan benar, yang lazimnya disebut persepsi tutur atau NPT, dan dinyatakan dengan satuan de-sibel (dB).b) Kemamuan maksimal perndengaran untuk mendiskriminasikan tiap satuan bunyi (fonem) dalam kata-kata yang dituturkan yang dinyatakan dengan nilai diskriminasi tutur atau NDT. Pada dasarnya tuli mengakibatkan gangguan komunikasi, apabila seseorang masih memiliki sisa pendengaran diharapkan dengan bantuan alat bantu dengar (ABD/hearing AID) suara yang ada diamplifikasi, dikeraskan oleh ABD sehingga bisa terdengar. Prinsipnya semua tes pendengaran agar akurat hasilnya, tetap harus pada ruang kedap suara minimal sunyi. Karena kita memberikan tes paa frekuensi tertetu dengan intensitas lemah, kalau ada gangguan suara pasti akan mengganggu penilaian.

Manfaat audiometriUntuk kedokteran klinik (khususnya penyakit telinga), untuk kedokteran klinik (kehakiman,tuntutan ganti rugi), untuk kedokteran klinik pencegahan, deteksi ketulian pada anak-anak gambar 1. Simbol Audiometer

gambar 2. Normalgambar 3. CHL

gambar 4. SNHL

AUDIOMETER

Keterangan teknis mengenai audiometer.P-VI. 4. 1 Apa guna audiometer dan bagaimana cara kerjanya? Jawab: Audiometer adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengetahui tingkat ketajaman pendengaran seseorang. Untuk mendapatkan tingkat pendengaran yakni dengan cara merekam respon dari pasien setelah memberikan pasien tersebut rangsangan auditory dengan berbagai intensitas level.Pada bagian muka audiometer ADC terdapat berbagai tombol dan skala (lihat gambar) yang berfungsi sebagai berikut :Tombol1 (T): Tombol Utama Gunanya untuk menghidupkan atau mematikan ala1.Tombol2 (T2): Tombol Frekuensi NadaDengan menggunakan T2 ini kita memilih frekuensi nada yang dapat dibangkitkan oleh ala1. Frekuensi tersebut dapat dibaca pada skala (82) yang dinyatakan dalam satuan hertz.p-VIA. 2 Apa yang dimaksud dengan frekuensi hertz? Jawab: Hertz merupakan satuan frekuensi yang menandakan banyakanya suatu gelombang dalam 1 detik.Tombol 3 (T3): Tombol Kekuatan Nada.Dengan tombol ini kita dapat mengatur kekuatan nada, kekuatan nada dapat dibaca pada skala (5) yang dinyatakan dalam decibel.P-VI.3 Apa yang dimaksud dengan satuan decibel? Jawab: Desibel (dB) adalah satuan untuk mengukur intensitas suara. Satu desibel ekuvalen dengan sepersepuluh Bel. Huruf "B" pada dB ditulis dengan huruf besar karena merupakan bagian dari nama penemunya, yaitu Bell. Desibel juga merupakan sebuah unit logaritmis untuk mendeskripsikan suatu rasio. Rasio tersebut dapat berupa daya (power), tekanan suara (sound pressure), tegangan atau voltasi (voltage), intensitas (intencity), atau hal-hal lainnya. Terkadang. dB juga dapat dihubungkan dengan Phon dan Sone (satuan yang berhubungan dengan kekerasan suara).Tombol 4 (T4): Tombol Pemilih Telepon Telinga Bila tombol ini menunjukan ke B, berarti nada yang dihantarkan ketelepon berwarna hitam (black). Bila tombol menunjukan ke G yang bekerja hanya telepon kalbu (Grey).

Tombol 5 (T5): Tombol Penghubung NadaDengan memutar tombol ini kekiri, nada akan terdengar ditelepon bila tombol dilepas, nada tidak terdengar lagi.P-VIA. Apa yang dimaksud pemutus nada pemeriksaan? Jawab: Maksud pemutusan nada pada pemeriksaan adalah melepas tombol sehingga nada tidak terdengar lagi untuk menguji apakah o.p benar-benar mendengar atau hanya pura-pura mendengar.TATA KERJA:0. Pemeriksaan menyiapkan alat sebagai berikut:a. Putar tombol utama (T1) pada Off.b. Putar tombol frekuensi nada (T2) pada 125.c. Putar tombol kekuatan nada (T3) pada -10dp.P-VIA. 5 Apa arti fisikologis intensitas 0 dp pada alat ? Jawab: 0 dp sama dengan tingkat tekanan yang mengakibatkan gerakan molekul udara dalam keadaan udara diam, yang hanya dapat terdeteksi dengan menggunakan instrumen fisika, dan tidak akan terdengar oleh telinga manusia. Oleh karena itu, di dalam audiologi ditetapkan tingkat 0 yang berbeda, yang disebut 0 dB klinis atau 0 audiometrik. Nol inilah yang tertera dalam audiogram, yang merupakan grafik tingkat ketunarunguan. Nol audiometrik adalah tingkat intensitas bunyi terendah yang dapat terdeteksi oleh telinga orang rata-rata dengan telinga yang sehat pada frekuensi 1000 Hz.2. Hubungan audiometer dengan sumbu listrik (125V) dan putar T1 ke ON, 51 dan 52 akan menyala, bila tidak demikian halnya laporkan pada supervisior.3. Suruhlah orang percobaan duduk membelakangi audiometer dan pasanglah telepon pada telinganya sehingga telepon Black ditelinga kiri.4. Berikan petunjuk pada orang percobaan untuk mengacungkan tangannya ke atas pada saat mulai dan selama ia mendengar nada melalui salah satu telepon, dan menurunkan tangannya pada saat nada mulai tidak terdengar lagi.5. Tunggulah 2 menit lagi untuk memanaskan alat.6. Putarlah T5 ke kiri dan pertahankanlah selama pemeriksaan.7. Putarlah tombol kekuatan T3 perlahan-lahan searah dengan jarum jam sampai orang percobaan mengacungkan tangannya keatas.8. Teruskanlah memutarkan tombol tersebut sebesar 10 db dan kemudian putarlah tombol T3 tersebut perlahan-lahan berlawanan dengan jarum jam sampai orang percobaan menurunkan tangannya. Catatlah angka db pada saat itu.9. Ulangilah tindakan 7 dan 8 dua kali lagi dan ambillah angka terkecil sebagai hearing loss orang percobaan pada frequency 125 Hz.10.Selama percobaan ini lepaskanlah sekali-kali T5 pada waktu orang percobaan mengacungkan tangannya untuk menguji apakah orang percobaan benar-benar mendengar nada atau hanya pura-pura mendengar.11.Ukurlah, hearing loss untuk telinga yang sama dengan cara yang sama pula pada frequency 250,500,1000,2000,4000,8000,12000 Hz dan catatlah data hasil pengukuran pada formulir yang telah disediakan.12.Ulangi seluruh pengukuran ini untuk telinga yang lain.13.Buatlah audiogram orang percobaan pada formulir yang telah disediakan dengan data yang diperoleh pada pengukuran

Hasil Percobaan OP : Mohd Riyan Adi Hermawan (20 tahun)

Dari skema di atas dapat disimpulkan bahwa o.p memiliki batas ambang dengar yang sama untuk telinga kanan dan kiri nya yaitu 250-4000. Hasil dari pengukuran percobaan dengan alat audiometri dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah: faktor alat (kondisi dan kualitas baik atau tidak), faktor ruangan yang tidak kedap suara, faktor kemampuan konsentrasi/memusatkan pikiran o.p (sebaiknya konsentrasi o.p tidak terganggu dengan kondisi suara sekitar dan fokus pada pemeriksaan), dan faktor hantaran (udara dan tulang).

TES FUNGSI PENDENGARAN DENGAN GARPU TALA

I. Dasar TeoriSewaktu suatu gelombang suara mengenai jendela oval, tercipta suatu gelombang tekanan di telinga dalam. Gelombang tekanan menyebabkan perpindahan mirip-gelombang pada membran basilaris terhadap membrana tektorium. Sewaktu menggesek membrana tektorium, sel-sel rambut tertekuk. Hal ini menyebabkan terbentuknya potensial aksi. Apabila deformitasnya cukup signifikan, maka saraf-saraf aferen yang bersinaps dengan sel-sel rambut akan terangsang untuk melepaskan potensial aksi dan sinyal disalurkan ke otak (Corwin, 2001).Frekuensi gelombang tekanan menentukan sel-sel rambut yang akan berubah dan, neuron aferen yang akan melepaskan potensial aksi. Misalnya, sel-sel rambut yang terletak dibagian membrana basilaris dekat jendela oval adalah sel-sel yang mengalami perubahan oleh suara berfrekuensi tinggi, sedangkan sel-sel rambut yang terletak dimembrana basilaris yang paling jauh dari jendela oval adalah sel-sel yang mengalami perubahan oleh gelombang berfrekuensi rendah. Otak menginterpretasikan suatu suara berdasarkan neuron-neuron yang diaktifkan. Otak menginterpretasikan intensitas suara berdasarkan frekuensi impuls neuron dan jumlah neuron aferen yang melepaskan potensial aksi (Corwin, 2001).Penghantaran (konduksi) gelombang bunyi ke cairan di telinga dalam melalui membran timpani dan tulang-tulang pendengaran, yang merupakan jalur utama untuk pendengaran normal, disebut hantaran osikular. Gelombang bunyi juga menimbulkan getaran membran timpani kedua yang menutupi fenestra rotundum. Proses ini, yang tidak penting untuk pendengaran normal, disebut hantaran udara. Hantaran jenis ketiga, hantaran tulang, adalah penyaluran getaran dari tulang-tulang tengkorak ke cairan di telinga dalam. Hantaran tulang yang cukup besar terjadi apabila kita menempelkan garpu tala atau benda lain yang bergetar langsung ke tengkorak. Jaras ini juga berperan dalam penghantaran bunyi yang sangat keras (Ganong, 2002).Pemeriksaan dengan menggunakan garpu tala merupakan tes kualitatif, yaitu:a. Tes Rinne Tujuan: Membandingkan hantaran melalui udara dan hantaran melalui tulang pada telinga yang diperiksa.b. Tes Weber Tujuan: Membandingkan hantaran tulang telinga kiri dengan telinga kanan.c. Tes Schwabach Tujuan: Membandingkan hantaran tulang orang yang diperiksa dengan pemeriksa yang pendengarannya normal.Tes RinneTes WeberTes SchwabachDiagnosis

Positif

Negatif

Positif

Tidak ada lateralisasi

Lateralisasi ke telinga yang sakit

Lateralisasi ke telinga yang sehatSama dengan pemeriksa

Memanjang

MemendekNormal

Tuli konduktif

Tuli sensorineural

Catatan: Pada tuli konduktif