laporan faal b 1 lensa

Upload: prissilmatania

Post on 03-Apr-2018

243 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/29/2019 Laporan Faal b 1 Lensa

    1/19

    LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

    BLOK PANCA INDERA

    Oleh :

    KELOMPOK B-1

    M. Haris Maulana ( 1102010173 )

    Muthia Fadhilah ( 1102010191 )

    Novi Alvirahmi ( 1102010209 )

    Novi Septiani ( 1102010210 )

    Novia Rizky Zyanthi Azzahra ( 1102010211 )

    Rizki Dinar Endartini ( 110201022 )

    Pratama Aditya biantoro ( 1102010217 )

    Prissilma Tania Jonardi ( 1102010221 )

    Tri Rizky Nugraha ( 1102010280 )

    FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI

    2013

  • 7/29/2019 Laporan Faal b 1 Lensa

    2/19

    Kelompok B-1 1 | P a g e

    LENSA TIPIS

    1. Tujuan Percobaan

    Menentukan jarak fokus lensa cembung (konvergen) dan cekung (divergen) serta sifat

    bayangan.

    2. AlatAlat Percobaan

    a. Bangku optic yang berbentuk rel berskala dengan tiang statif tempat lensa, benda,cermin, benda, dan tabir (layar).

    b. Lensa cembung dan cekung.c. Tabir, cermin, benda berbentuk panah, dan penggaris berskala.d. Lampu proyektor sebagai sumber cahaya.

    3. Teori Dasar

    3.1 Rumus Gauss

    Benda nyata yang terletak di depan lensa konvergen dapat membentuk

    bayangan nyata dibelakang lensa. Bayangan ini dapat ditangkap oleh tabir di belakang

    lensa sehingga dapat terlihat. Secara sederhana pembentukan bayangan tersebut

    diperlihatkan padagambar 1.

    Gambar 1.Diagram pembentukanbaynganolehlensakonvergen. f =titik focus, O = pusat sumbu optic lensa.

    Jika tebal lensa diabaikan maka dapat dibuktikan bahwa

    (1)

    Persamaan ini berlaku umum dengan ketentuan

    f= Jarak titik focus lensa, bertanda (+) untuk lensa konvergen dan (-) untuk divergen.

    Lensa (+) tabir

    hfO

    Benda h

    v

    b

    bayangan

  • 7/29/2019 Laporan Faal b 1 Lensa

    3/19

    Kelompok B-1 2 | P a g e

    v = Jarak benda terhadap pusat sumbu optic lensa, bertanda (+) untuk benda nyata dan

    negative untuk benda maya.

    b = Jarak bayangan terhadap pusat sumbu optic lensa, bertanda (+) untuk bayangan

    nyata dan negative untuk bayangan maya.

    Bayangan nyata terletak dibelakang lensa dan dapat ditangkap oleh tabir dan

    sementara benda maya terletak di depan lensa dan tidak dapat ditangkap oleh tabir ,

    selanjutnya benda maya terletak dibelakang lensa dan biasanya dihasilkan oleh

    bayangan komponen optic lainnya (lensa dan cermin).

    Disamping itu perbesaran yang didefinisikan debagai perbandingan besar

    bayangan terhadap objek dapat diperoleh dari persamaan

    (2)

    Munculnya tanda negatif hanya karena keinginan agar jika m positif untuk

    bayangan tegak dan negative untuk bayangan terbalik.Jika dihalangkan tanda negative

    dari rumus (2) maka perjanjiannya akan terbalik.

    3.2Rumus Bessel

    Jika jarak antara benda dan tabir dibuat tetap dan lebih besar dari 4f maka

    terdapat dua kedudukan lensa positif yang akan menghasilkan bayangan tajam

    diperkecil dan diperbesar pada tabir, lihat gambar 2.

    Gambar 2. Dua kedudukan lensa positif yang membentuk bayangan tajam pada tabir.

    Benda h

    vb

    vk

    bb

    bk

    dh

    a h

    Posisi-b(+)

    Posisi-k(+)

  • 7/29/2019 Laporan Faal b 1 Lensa

    4/19

    Kelompok B-1 3 | P a g e

    Pada gambar tersebut, posisi-b dan posisi-k masing-masing menyatakan posisi

    lensa yang menghasilkan bayangan tajam diperbesar dan diperkecil, sedangkan :

    a = jarak benda ke tabir.

    d = jarak antara dua kedudukan lensa yang menghasilkan bayangan tajam yang

    diperbesar dan diperkecil.

    vb =jarak benda ke lensa yang menghasilkan bayangan diperbesar.

    bb =jarak bayangan ke lensa yang menghasilkan bayangan diperbesar.

    vk =jarak benda ke lensa yang menghasilkan bayangan diperkecil.

    bk =jarak bayangan ke lensa yang menghasilkan bayangan diperkecil.

    Mengacu pada gambar 2 terlihat bahwa

    () ()

    ()

    Mengingat bahwa a = vb +bb maka diperoleh

    (4)

    Substitusi persamaan (4) ke persamaan (1) menghasilkan

    (5)

    Perhatikan bahwa a dan d selalu positif.

    3.3Gabungan Lensa dengan Cermin datar

    Misalkan benda diletakkan pada bidang focus lensa dan di belakang lensa

    terdapat cermin datar, lihat gambar 3.

    Gambar 3. Menentukan panjang focus lensa(+) dengan bantuan cermin datar.

    Cermin

    BendaLensa (+)

    v

  • 7/29/2019 Laporan Faal b 1 Lensa

    5/19

    Kelompok B-1 4 | P a g e

    Oleh lensa, berkas sinar yang berasal dari benda akan dibiaskan dalam berkas

    sejajar sehingga terbentuk bayangan di tempat tak berhingga. Selanjutnya oleh cermin

    datar berkas ini akan dipantulkan dan kemudian dibiaskan kembali oleh lensa

    sehingga terbentuk bayangan sama besar pada bidang fokus/benda.

    3.4Rumus Lensa Gabungan

    Untuk tujuan tertentu sering digunakan gabungan beberapa. Dalam analisis

    pembentukan bayangan lensa gabungan ini dapat dibayangkan seolah-olah menjadi

    sebuah lensa dengan jarak fokusfg. Untuk gabungan dua lensafgdirumuskan sebagai

    (6)

    Dengan f adalah jarak dua sumbu optik lensa. Jika kedua lensa itu tipis dan

    diimpitkan maka t=0 sehingga.

    (7)

    3.5Pembentukan Bayangan Oleh Gabungan Lensa Konvergen-Divergen.

    Lensa negatif akan selalu membentuk bayangan maya dari benda nyata tetapi dari

    benda maya dapat dibentuk bayangan nyata. Atas dasar ini maka diperlukan bantuan

    lensa positif dengan susunan seperti gambar berikut.

    Lensa (+) Lensa (-)

    v+

    d

    b+

    b-

    Benda h

    f- h+

    B-

    O-

    v-

  • 7/29/2019 Laporan Faal b 1 Lensa

    6/19

    Kelompok B-1 5 | P a g e

    Gambar 4. Pembentukan bayangan oleh gabungan lensa konvergen dan divergen, O- adalah bayangan nyata yang

    dibentuk oleh lensa positif dan bayangan ini menjadi objek/benda maya lensa divergen (-).

    B- adalah bayangan nyata yang dibentuk lensa divergen dari benda O-.

    4. Jalannya Percobaan

    4.1 Menentukan Jarak Fokus Lensa Konvergen

    Merujuk pada teori di atas makan penentuan jarak fokus lensa konvergen dapat

    dilakukan dengan tiga cara, yaitu Bessel, Gauss, dan bantuan cermin datar.

    4.1-A.Cara Gauss

    1)Ambil benda berbentuk panah dan ukur tingginya sebanyak 5 kali. Isikan padatabel data.

    2)Ambil tabir dan lensa konvergen yang akan diukur jarak fokusnya.3)Letakkan benda, lensa, dan tabir pada rel optik sehingga terbentuk susunan

    seperti gambar 1.

    4)Atur posisi benda, lensa dan tabir sehingga terbentuk bayangan tajam diperkecil.5)Ukurlah v, b, tinggi bayangan h, dan posisi bayangan apakah tegak lurus atau

    terbalik.Isikanlah hasil ini pada tabel data.

    6)Geser lensa mendekati benda sejarak 2cm dan atur posisi tabir sehinggaterbentuk bayangan tajam. Lakukan pengukuran seperti langkah 5.

    7)Ulangi langkah 6 terus menerus selama masih mungkin.

    4.1-B. Cara Bessel

    1)Ukurlah tinggi benda yang berbentuk anak panah dan catat hasilnya.Ulangipengukuran ini sampai 5 kali.

    2)Tempatkan benda di depan lampu sorot3)Tempatkan tabir sejarak 100 cm di belakang benda4)Tempatkan lensa yang akan diukur jarak fokusnya diantara lensa dan tabir.

    Susunan posiis benda, lensa, dan tabir akan seperti gambar 2.

    5)Geser-geser lensa untuk melihat sekilas apakah terbentuk bayangan tajamdiperbesar dan diperkecil. Jika tidak terjadi anda mungkin perlu

    menaikkan/menurunkan posisi lensa dan benda agar sinar dari benda tepat jatuh

    pada lensa atau menggeser posisi tabir.

    6)Jika langkah 5 berhasil, maka aturlah posiis lensa secara halus untukmendapatkan bayangan tajam diperbesar dan diperkecil.

    7)Catat kedua posisi lensa (vb dan vk), tinggi bayangan dan catat apakahbayangan terbalik atau tegak.

  • 7/29/2019 Laporan Faal b 1 Lensa

    7/19

    Kelompok B-1 6 | P a g e

    8)Isikan hasil pengukuran ini pada tabel data.9)Ulangi langkah 6 dan 7 sampai 5 kali. Pada setiap pengulangan posisi lensa

    harus digeser-geser.

    4.1-C. Dengan bantuan Cermin datar

    1)Tempatkan benda, lensa (+), dan tabir sehingga terbentuk susunan sepertigambar 3.

    2)Geserlah posiis benda sehingga pada bidang benda terbentuk bayangan yangsama besar dengan benda.

    3)Catat jarak benda ke lensa (lihat tabel data)4)Ulangi percobaan ini sampai 5 kali.

    4.2Menentukan Jarak Fokus Lensa Divergen1)Ambil lensa konvergen dan divergen yang akan dibentuk jarak fokusnya.2)Tempatkan benda, lensa konvergen, dan tabir di belakang lensa.3)Aturlah posisi lensa dan tabir sehingga terbentuk bayangan tajam pad aakhir.4)Catat posisi benda, lensa, dan tabir.5)Letakkan lensa divergen diantara tabir dan lensa konvergen. Perhatikan bayangan

    pada tabir akan kabur atau hilang.

    6)Atur posisi lensa divergen dan tabir sehingga terbentuk bayangan tajam.7)Catat posisi lensa divergen dan tabir.8)Berdasarkan data posiis ini maka hitunglah v+, b+, v-, b- dan hasilnya diisikan

    pada tabel data. Variabel d adalah jarak antara lensa konvergen dan divergen.

    9)Ulangi percobaan di atas sebanyak sampai 5 kali.5. Tugas Laporan Akhir

    5.1-A. Cara Gauss

    1) Hitung m berdasarkan perbandingan tinggi benda dan bayangan2) Hitung m berdasarkan persamaan (2) dan berdasarkan hasil ini tentukan posisi

    bayangan (tegak atau diperbalik)

    3) Buatlah tabel ringkasan penghitungan 1 dan 24) Buat tabel harga 1/v dan 1/b5) Buat grafik 1/v terhadap 1/b.6) Berdasarkan grafik tersebut tentukanf lensa.

  • 7/29/2019 Laporan Faal b 1 Lensa

    8/19

    Kelompok B-1 7 | P a g e

    5.1-B. Cara Bessel

    Berdasarkan data percobaan, hitung jarak fokus lensa dengan persamaan (5).

    5.1-C. Dengan Bantuan Cermin Datar

    Berdasarkan data jarak benda, anda langsung mendapatkan jarak fokus, f=v. Buat

    tabel ringkasan hasil penghitungan jarak fokus kekuatan lensa (dalam Dioptri) dari ketiga

    cara di atas. Beri catatan/ ulasan mengapa terjadi perbedaan hasil dari ketiga cara di atas.

    Catatan : 1 dioptri = 100 ,jadi lensa dengan f = 25 cm akan berkekuatan 4 Dioptri.F[cm]

    5.2 Jarak Fokus Lensa Divergen.

    Tentukanflensa divergen hasil percobaan.

    Bagian Fisika

    Universitas YARSI, Fakultas KedokteranData Percobaan 01 : Lensa Objektif

  • 7/29/2019 Laporan Faal b 1 Lensa

    9/19

    Kelompok B-1 8 | P a g e

    Hari/tanggal : 25 Februari 2013

    4-1. Menentukan Jarak Fokus Lensa Konvergen

    4-1-A. Cara Gauss

    Tinggi benda h = 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5

    No. v (cm) b (cm) h(cm) Tegak/terbalik MI=h/h M= -b/v

    1. 39,5 43,2 5,3 Terbalik 2,12 -1,1

    2. 42 40,6 4 Terbalik 1,6 -1

    3. 30,5 56 7 Terbalik 2,8 -1,8

    4. 55 33,5 2,5 Terbalik 1 -0,6

    5. 53,5 35,5 3 Terbalik 1,2 -0,7

    Catatan: h= tinggi bayangan

    v = jarak benda ke lensa

    b = jarak bayangan ke lensa

    Pembahasan : Didapatkan bayangan benda yang terbentuk adalah terbalik pada semua

    percobaan sesuai dengan hukum lensa cembung (konvergen) yang bersifat

    maya dan terbalik. Terlihat dari hasil pada M didapatkan nilai yang negatif.

    4-1-B Cara Bessel 4-1-C Cermin datar

    No. a (cm) vb (cm) vk (cm) d (cm) f (cm) v(cm) f(cm)

    1. 35 13 21 8 8,3 8 8

    2. 32,5 15,5 17 1,5 7,4 4 4

    3. 41 11 29,5 18,5 8,2

    4. 45 10,5 34 23,5 8,2

    5. 33 14,5 18 3,5 8,1

    Catatan : bagian yang digelapkan dihitung dirumah

    Rumus : f=

    d= (vk-vb)

    Pembahasan: Pada percobaan lensa konvergen dengan cara Bessel, pada a (jarak tabir dan benda),

  • 7/29/2019 Laporan Faal b 1 Lensa

    10/19

    Kelompok B-1 9 | P a g e

    Cara Bessel didapatkan beberapa jenis bayangan yaitu bayangan besar dan kecil dengan jarak vb

    dan vk yang berbeda. Dari hasil Vb dan Vk nya itu dapat disimpulkan, semakin jauh

    lensa digeser ke arah tabir maka akan semakin kecil bayangan yang didapat,

    kemudian sebaliknya.

    Pembahasan : Pada percobaan diatas didapatkan hasil v = f, yaitu pada percobaan pertama

    Cermin Datar v1 = 8 cm dan f1=8 cm, kemudian v2 = 4 cm dan f2= 4 cm, hal ini

    dikarenakan sifat cermin datar yang menghasilkan bayangan sama besar

    dalam bidang fokus atau benda.

    4-2. Lensa Divergen

    No. v+ (cm) b+ (cm) v- (cm) d (cm) b- (cm) f- (cm)

    1. 39 41 -3 38 25 -3,40

    2. 44 39 -12 27 26 -22,28

    3. 41 39 -9 30 28 -13,26

    4. 31 57 -14 43 19 -53,2

    5. 28 70 -8 62 18 -14,4

    Catatan : v- = d-b+

    f- = v- X b-

    v- + b-Pembahasan : Pada percobaan lensa divergen didapatkan focus lensa divergen negative (-),

    karena lensa divergen bersifat menyebarkan cahaya.

    Kesimpulan

    Untuk menghitung jarak fokus lensa konvergen dan divergen dapat digunakan 3 cara yaitucara Gauss, Bessel, dengan bantuan cermin datar, dan cara gabungan.

  • 7/29/2019 Laporan Faal b 1 Lensa

    11/19

    Kelompok B-1 10 | P a g e

    Panjang fokus ditentukan oleh jarak benda ke lensa dan jarak bayangannya ke lensa padametode konvensional, jarak benda bayangan dan jarak 2 posisi lensa yang bayangannya

    bagus pada metode Bessel, panjang fokus lensa cembung dan jarak benda bayangan serta

    jarak 2 posisi lensa yang bayangannya bagus pada metode kombinasi

    Sifat konvegen/divergen dari suatu lensa tidak mungkin berubah.Kesimpulan pada lensa tipis adalah semakin jauh jarak benda maka semakin jauh pula

    jarak bayangan dan sebaliknya semakin dekat jarak benda semakin dekat pula jarak

    bayangan. Dalam hal ini jarak sangat berpengaruh terhadap fokus bayangan.

    PENDENGARAN DAN KESEIMBANGAN

    PENDENGARAN

    TUJUAN :

  • 7/29/2019 Laporan Faal b 1 Lensa

    12/19

    Kelompok B-1 11 | P a g e

    Pada akhir latihan ini, mahasiswa harus dapat:

    1. Mengukur ketajaman pendengaran dengan menggunakan audiometri(pemeriksaan audiometri).

    2. Membuat kesimpulan mengenai hearing loss dari hasil pemeriksaan audiometrisehingga dapat menetapkan apakah pendengaran orang percobaan dalam batas-batas

    normal atau tidak.

    Alat-alat yang diperlukan :

    1. Audiometer merek ADC. Lengkap dengan telepon telinga dan formulir.2. Penala berfrekuensi 256.3. Kapas untuk menyumbat telinga.

    Teori Dasar

    Pemeriksaan audiometri

    Ketajaman pendengaran sering diukur dengan suatu audiometri. Alat ini menghasilkan

    nada-nada murni dengan frekuensi melalui aerophon. Pada sestiap frekuensi ditentukan

    intensitas ambang dan diplotkan pada sebuah grafik sebagai prsentasi dari pendengaran

    normal. Hal ini menghasilkan pengukuran obyektif derajat ketulian dan gambaran mengenairentang nada yang paling terpengaruh.

    a. Definisi

    Audiometri berasal dari kata audirdan metrios yang berarti mendengar dan mengukur

    (uji pendengaran). Audiometri tidak saja dipergunakan untuk mengukur ketajaman

    pendengaran, tetapi juga dapat dipergunakan untuk menentukan lokalisasi kerusakan

    anatomis yang menimbulkan gangguan pendengaran.

    Pemeriksaan audiometri memerlukan audiometri ruang kedap suara, audiologis dan

    pasien yang kooperatif. Pemeriksaan standar yang dilakukan adalah :

    Audiometri nada murniSuatu sistem uji pendengaran dengan menggunakan alat listrik yang dapat menghasilkan

    bunyi nada-nada murni dari berbagai frekuensi 250-500, 1000-2000, 4000-8000 dan dapat

    diatur intensitasnya dalam satuan (dB). Bunyi yang dihasilkan disalurkan melalui telepon

  • 7/29/2019 Laporan Faal b 1 Lensa

    13/19

    Kelompok B-1 12 | P a g e

    kepala dan vibrator tulang ketelinga orang yang diperiksa pendengarannya. Masing-masing

    untuk menukur ketajaman pendengaran melalui hantaran udara dan hantran tulang pada

    tingkat intensitas nilai ambang, sehingga akan didapatkankurva hantaran tulang dan hantaran

    udara. Dengan membaca audiogram ini kita dapat mengtahui jenis dan derajat kurang

    pendengaran seseorang. Gambaran audiogram rata-rata sejumlah orang yang berpendengaran

    normal dan berusia sekitar 20-29 tahun merupakan nilai ambang baku pendengaran untuk

    nada murni.

    Tabel berikut memperlihatkan klasifikasi kehilangan pendengaran

    Kehilangan

    dalam (decibel)

    Klasifikasi

    0-15 Pendengaran normal

    >15-25 Kehilangan pendengaran kecil

    >25-40 Kehilangan pendengaran ringan

    >40-55 Kehilangan pendengaran sedang

    >55-70 Kehilangan pendenngaran sedangberat

    >70-90 Kehilangan pendengaran berat

    >90 Kehilangan pendengaran berat sekali

    Audiometri tuturAudiometri tutur adalah sistem uji pendengaran yang menggunakan kata-kata terpilih

    yang telah dibakukan, dituturkan melalui suatu alat yang telah dikaliberasi, untuk mengukur

    beberapa aspek kemampuan pendengaran. Kata-kata tersebut dapat dituturkan langsung oleh

    pemeriksa melalui mikropon yang dihubungkan dengan audiometri tutur, kemudian

    disalurkan melalui telepon kepala ke telinga yang diperiksa pendengarannya, atau kata-kata

    rekam lebih dahulu pada piringan hitam atau pita rekaman, kemudian baru diputar kembali

    dan disalurkan melalui audiometer tutur. Penderita diminta untuk menirukan dengan jelas

    setip kata yang didengar, dan apabila kata-kata yang didengar makin tidak jelas karena

    intensitasnya makin dilemahkan, pendengar diminta untuk menebaknya. Pemeriksa

    mencatatat presentase kata-kata yang ditirukan dengan benar dari tiap denah pada tiap

    intensitas.

    Dari audiogram tutur dapat diketahui dua dimensi kemampuan pendengaran yaitu :

  • 7/29/2019 Laporan Faal b 1 Lensa

    14/19

    Kelompok B-1 13 | P a g e

    a) Kemampuan pendengaran dalam menangkap 50% dari sejumlah kata-kata yangdituturkan pada suatu intensitas minimal dengan benar, yang lazimnya disebut persepsi

    tutur atau NPT, dan dinyatakan dengan satuan de-sibel (dB).

    b) Kemamuan maksimal perndengaran untuk mendiskriminasikan tiap satuan bunyi (fonem)dalam kata-kata yang dituturkan yang dinyatakan dengan nilai diskriminasi tutur atau

    NDT.

    Pada dasarnya tuli mengakibatkan gangguan komunikasi, apabila seseorang masih

    memiliki sisa pendengaran diharapkan dengan bantuan alat bantu dengar (ABD/hearing AID)

    suara yang ada diamplifikasi, dikeraskan oleh ABD sehingga bisa terdengar. Prinsipnya

    semua tes pendengaran agar akurat hasilnya, tetap harus pada ruang kedap suara minimal

    sunyi. Karena kita memberikan tes paa frekuensi tertetu dengan intensitas lemah, kalau ada

    gangguan suara pasti akan mengganggu penilaian.

    b. Manfaat audiometri

    Untuk kedokteran klinik (khususnya penyakit telinga), untuk kedokteran klinik (kehakiman,

    tuntutan ganti rugi), untuk kedokteran klinik pencegahan, deteksi ketulian pada anak-anak

    gambar 2. Normal gambar 3. CHL gambar 4. SNHL

    I. AUDIOMETER

    Keterangan teknis mengenai audiometer.

    P-VI. 4. 1 Apa guna audiometer dan bagaimana cara kerjanya?

    http://hennykartika.files.wordpress.com/2007/03/aud5.gifhttp://hennykartika.files.wordpress.com/2007/03/aud6.gifhttp://hennykartika.files.wordpress.com/2007/03/aud3.gifhttp://hennykartika.files.wordpress.com/2007/03/aud5.gifhttp://hennykartika.files.wordpress.com/2007/03/aud6.gifhttp://hennykartika.files.wordpress.com/2007/03/aud3.gifhttp://hennykartika.files.wordpress.com/2007/03/aud5.gifhttp://hennykartika.files.wordpress.com/2007/03/aud6.gifhttp://hennykartika.files.wordpress.com/2007/03/aud3.gif
  • 7/29/2019 Laporan Faal b 1 Lensa

    15/19

    Kelompok B-1 14 | P a g e

    Jawab:Audiometer adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengetahui level pendengaran

    seseorang. Dengan bantuan sebuah alat yang disebut dengan audiometer, maka

    derajat ketajaman pendengaran seseorang dapat dinilai. Tes audiometri diperlukan

    bagi seseorang yang merasa memiliki gangguan pendengeran atau seseorang yag

    akan bekerja pada suatu bidang yang memerlukan ketajaman pendengaran. Untuk

    mendapatkan tingkat pendengaran dengan cara merekam respon dari pasien setelah

    memberikan pasien tersebut rangsangan auditory dengan berbagai intensitas level.Pada bagian muka audiometer ADC terdapat berbagai tombol dan skala (lihat gambar)

    yang berungsi sebagai berikut :Tombol1 (T) : Tombol Utama

    Gunanya untuk menghidupkan atau mematikan ala1.

    Tombol2 (T2) : Tombol Frekuensi Nada

    Dengan menggunakan T2 ini kita memilih frekuensi nada yang dapat

    dibangkitkan oleh ala1. Frekuensi tersebut dapat dibaca pada skala (82) yang

    dinyatakan dalam satuan hertz.

    p-VIA. 2 Apa yang dimaksud dengan frekuensi hertz?Jawab: Hertz merupakan satuan frekuensi yang menandakan banyakanya suatu gelombang

    dalam 1 detik.Tombol 3 (T3): Tombol Kekuatan Nada.

    Dengan tombol ini kita dapat mengatur kekuatan nada, kekuatan nada dapat

    dibaca pada skala (5) yang dinyatakan dalam decibel.

    P-VI.3 Apa yang dimaksud dengan satuan decibel?Jawab: Desibel (dB) adalah satuan untuk mengukur intensitas suara. Satu desibel ekuvalen

    dengan sepersepuluh Bel. Huruf "B" pada dB ditulis dengan huruf besar karena

    merupakan bagian dari nama penemunya, yaitu Bell. Desibel juga merupakan

    sebuah unit logaritmis untuk mendeskripsikan suatu rasio. Rasio tersebut dapat

    berupa daya (power), tekanan suara (sound pressure), tegangan atau voltasi

    (voltage), intensitas (intencity), atau hal-hal lainnya. Terkadang. dB juga dapat

    dihubungkan dengan Phon dan Sone (satuan yang berhubungan dengan kekerasan

    suara).

    http://id.wikipedia.org/wiki/Suarahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Bel&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Alexander_Graham_Bellhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Logaritmis&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Rasiohttp://id.wikipedia.org/wiki/Dayahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tekanan_suara&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Intensitashttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Phon&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sone&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sone&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Phon&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Intensitashttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tekanan_suara&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Dayahttp://id.wikipedia.org/wiki/Rasiohttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Logaritmis&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Alexander_Graham_Bellhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Bel&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Suara
  • 7/29/2019 Laporan Faal b 1 Lensa

    16/19

    Kelompok B-1 15 | P a g e

    Tombol 4 (T4): Tombol Pemilih Telepon Telinga

    Bila tombol ini menunjukan ke B, berarti nada yang dihantarkan ketelepon

    berwarnahitam (black). Bila tombol menunjukan ke G yang bekerja hanya

    telepon kalbu (Grey).

    Tombol 5 (T5): Tombol Penghubung Nada

    Dengan memutar tombol ini kekiri, nada akan terdengar ditelepon bila

    tombol dilepas, nada tidak terdengar lagi.

    P-VIA. Apa yang dimaksud pemutus nada pemeriksaan?

    Jawab: Maksud pemutusan nada pada pemeriksaan adalah melepas tombol sehingga nada

    tidak terdengar lagi untuk menguji apakah o.p benar-benar mendengar atau hanya

    pura-pura mendengar.

    TATA KERJA:

    1. Pemeriksaan menyiapkan alat sebagai berikut:a. Putar tombol utama (T1)pada Off.

    b. Putar tombol frekuensi nada (T2) pada 125.c. Putar tombol kekuatan nada (T3) pada -10dp.

    P-VIA. 5 Apa arti fisikologis intensitas 0 dp pada alat ?

    Jawab: 0 db sama dengan tingkat tekanan yang mengakibatkan gerakan molekul udara dalam

    keadaan udara diam, yang hanya dapat terdeteksi dengan menggunakan instrumen

    fisika, dan tidak akan terdengar oleh telinga manusia. Oleh karena itu, di dalam

    audiologi ditetapkan tingkat 0 yang berbeda, yang disebut 0 dB klinis atau 0

    audiometrik. Nol inilah yang tertera dalam audiogram, yang merupakan grafik

    tingkat ketunarunguan. Nol audiometrik adalah tingkat intensitas bunyi terendahyang dapat terdeteksi oleh telinga orang rata-rata dengan telinga yang sehat pada

    frekuensi 1000 Hz.

    2. Hubungan audiometer dengan sumbu listrik (125V) dan putar T1 ke ON, 51 dan 52 akan

    menyala, bila tidak demikian halnya laporkan pada supervisior.

    3. Suruhlah orang percobaan duduk membelakangi audiometer dan pasanglah telepon pada

    telinganya sehingga telepon Black ditelinga kiri.

  • 7/29/2019 Laporan Faal b 1 Lensa

    17/19

    Kelompok B-1 16 | P a g e

    4. Berikan petunjuk pada orang percobaan untuk mengacungkan tangannya ke atas pada saat

    mulai dan selama ia mendengar nada melalui salah satu telepon, dan menurunkan

    tangannya pada saat nada mulai tidak terdengar lagi.

    5. Tunggulah 2 menit lagi untuk memanaskan alat.

    6. Putarlah T5 ke kiri dan pertahankanlah selama pemeriksaan.

    7. Putarlah tombol kekuatan T3 perlahan-lahan searah dengan jarum jam sampai orang

    percobaan mengacungkan tangannya keatas.

    8. Teruskanlah memutarkan tombol tersebut sebesar 10 db dan kemudian putarlah tombol T3

    tersebut perlahan-lahan berlawanan dengan jarum jam sampai orang percobaan

    menurunkan tangannya. Catatlah angka db pada saat itu.

    9. Ulangilah tindakan 7 dan 8 dua kali lagi dan ambillah angka terkecil sebagai hearing

    loss orang percobaan pada frequency 125 Hz.

    10.Selama percobaan ini lepaskanlah sekali-kali T5 pada waktu orang percobaan

    mengacungkan tangannya untuk menguji apakah orang percobaan benar-benar mendengar

    nada atau hanya pura-pura mendengar.

    11.Ukurlah, hearing loss untuk telinga yang sama dengan cara yang sama pula pada

    requency 250,500,1000,2000,4000,8000,12000 Hz dan catatlah data hasil pengukuran

    pada formulir yang telah disediakan.

    12.Ulangi seluruh pengukuran ini untuk telinga yang lain.

    13.Buatlah audiogram orang percobaan pada formulir yang telah disediakan dengan data

    yang diperoleh pada pengukuran

    Hasil Percobaan dan Pembahasan

    OP : Prissilma Tania

  • 7/29/2019 Laporan Faal b 1 Lensa

    18/19

    Kelompok B-1 17 | P a g e

    Dari skema di atas dapat disimpulkan bahwa o.p memiliki batas ambang dengar yang

    sama untuk telinga kanan dan kiri nya yaitu 15-2000. Hasil dari pengukuran percobaan

    dengan alat audiometri dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah: faktor

    alat (kondisi dan kualitas baik atau tidak), faktor ruangan yang tidak kedap suara, faktor

    kemampuan konsentrasi/memusatkan pikiran o.p (sebaiknya konsentrasi o.p tidak terganggu

    dengan kondisi suara sekitar dan fokus pada pemeriksaan), dan faktor hantaran (udara dan

    tulang).

  • 7/29/2019 Laporan Faal b 1 Lensa

    19/19

    Kelompok B-1 18 | P a g e

    Daftar Pustaka :

    1. Sears, dan Zemansky, Fisika Untuk Universitas, Jilid III2. Sutrisno, Seri Fisika Dasar, ITB3.

    Soetirto I. Tuli akibat bising ( Noise induced hearing loss ). Dalam : Soepardi EA,Iskandar N, Ed. Buku ajar ilmu penyakit THT. Edisi ke-3. Jakarta : Balai Penerbit FK UI,

    1990. h. 37-9.