oleh : ust. suherman, s.ag. al hafizh · keutamaan hifzhul qur’an ... ciri orang-orang yang...

10
Hifzhul Quran Ust. Suherman HIFZHUL QUR’AN Oleh : Ust. Suherman, S.Ag. Al Hafizh I. PENGERTIAN AL HIFZH (MENGHAFAL) Secara bahasa/etimologi Al Hifzh bermakna selalu ingat dan sedikit lupa. Hafizh (Penghafal) adalah orang yang menghafal dengan cermat dan termasuk sedereta kaum yang menghafal. Al Hifzh juga bermakna memelihara, menjaga, menahan diri, ataupun terangkat. Dalam kaitan menghafal Al Qur’an, maka harus memperhatikan 3 unsur pokok, yaitu : 1. Menghayati bentuk-bentuk visual sehingga bisa diingat kembali meski tanpa melihat mushaf. 2. Membacanya secara rutin ayat-ayat yang dihafalkannya. 3. Mengingat-ingat ayat-ayat yang dihafalkannya. Secara Istilah/terminologi, pengertian Al Hifzh sebenarnya tidak berbeda dengan pengertian secara bahasa/etimologi, tetapi ada dua hal yang secara prinsip membedakan seorang Penghafal Al Qur’an dengan penghafal hadits, syair, hikmah, tamsil ataupun lainnya, yaitu : 1. Penghafal Al Qur’an dituntut untuk menghafal secara keseluruhan baik hafalan maupun ketelitiannya. Karena itu tidaklah dikatakan Al Hafizh orang yang menghafal setengahnya atau dua pertiganya atau kurang sedikit dari 30 Juz dan tidak menyempurnakannya. Dan hendaklah hafalannya dalam keadaan cermat dan teliti. 2. Menekuni, merutinkan dan mencurahkan segenap tenaga untuk melindungi hafalannya dari kelupaan. II. KILAS SEJARAH PROSES PENJAGAAN AL QURAN Salah satu keistimewaan Kitab suci Al Quran diantaranya adalah mudah dihafal. Hal ini terjadi sejak zaman Nabi saw masih hidup bahkan sampai sekarang dan insya Allah akan terus berlangsung sebelum hari kiamat tiba. Hafalan Al Qur’an merupakan salah satu tolok ukur keimanan dan keilmuan seorang mu’min. Allah swt berfirman dalam QS. Al Ankabuut : 49 Sebenarnya, Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zhalim. Rasulullah saw adalah seorang Hafizh yang pertama kali dalam sejarah ummat ini. Beliau saw adalah imam para hufazh, penghulu para ahli Qiro’ah. Kemudian para shahabat ra banyak yang langsung bertalaqqi kepada Nabi saw, diantaranya : 1. Utsman bin Affan ra

Upload: vonguyet

Post on 23-Mar-2019

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Hifzhul Qur’an Ust. Suherman

HIFZHUL QUR’AN

Oleh : Ust. Suherman, S.Ag. Al Hafizh

I. PENGERTIAN AL HIFZH (MENGHAFAL)

Secara bahasa/etimologi Al Hifzh bermakna selalu ingat dan sedikit lupa. Hafizh (Penghafal) adalah

orang yang menghafal dengan cermat dan termasuk sedereta kaum yang menghafal. Al Hifzh juga

bermakna memelihara, menjaga, menahan diri, ataupun terangkat. Dalam kaitan menghafal Al

Qur’an, maka harus memperhatikan 3 unsur pokok, yaitu :

1. Menghayati bentuk-bentuk visual sehingga bisa diingat kembali meski tanpa melihat

mushaf.

2. Membacanya secara rutin ayat-ayat yang dihafalkannya.

3. Mengingat-ingat ayat-ayat yang dihafalkannya.

Secara Istilah/terminologi, pengertian Al Hifzh sebenarnya tidak berbeda dengan pengertian secara

bahasa/etimologi, tetapi ada dua hal yang secara prinsip membedakan seorang Penghafal Al Qur’an

dengan penghafal hadits, syair, hikmah, tamsil ataupun lainnya, yaitu :

1. Penghafal Al Qur’an dituntut untuk menghafal secara keseluruhan baik hafalan maupun

ketelitiannya. Karena itu tidaklah dikatakan Al Hafizh orang yang menghafal setengahnya

atau dua pertiganya atau kurang sedikit dari 30 Juz dan tidak menyempurnakannya. Dan

hendaklah hafalannya dalam keadaan cermat dan teliti.

2. Menekuni, merutinkan dan mencurahkan segenap tenaga untuk melindungi hafalannya dari

kelupaan.

II. KILAS SEJARAH PROSES PENJAGAAN AL QURAN

Salah satu keistimewaan Kitab suci Al Quran diantaranya adalah mudah dihafal. Hal ini terjadi sejak

zaman Nabi saw masih hidup bahkan sampai sekarang dan insya Allah akan terus berlangsung

sebelum hari kiamat tiba. Hafalan Al Qur’an merupakan salah satu tolok ukur keimanan dan

keilmuan seorang mu’min. Allah swt berfirman dalam QS. Al Ankabuut : 49

Sebenarnya, Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu.

dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zhalim.

Rasulullah saw adalah seorang Hafizh yang pertama kali dalam sejarah ummat ini. Beliau saw adalah

imam para hufazh, penghulu para ahli Qiro’ah. Kemudian para shahabat ra banyak yang langsung

bertalaqqi kepada Nabi saw, diantaranya :

1. Utsman bin Affan ra

Hifzhul Qur’an Ust. Suherman

2. Ali bin Abi Thalib ra

3. Ubay bin Ka’ab ra

4. Abdullah bin Mas’ud ra

5. Zaid bin Tsabit bin Dhahak ra

6. Abu Musa Al Asy’ari ra

7. Abu Darda ra

Menurut Imam Adz Dzahabi, merekalah para hufazh semasa Rasul saw masih hidup. Kepada

merekalah sanad-sanad Imam Qira’ah sampai ke tangan kita. Begitu pula banyak para shahabiat

yang juga penghafal Qur’an, salah satunya adalah Ummu Waraqah binti Abdullah bin Harits yang

digelari Nabi saw. dengan Asy Syahidah. Di kalangan Tabi’in diantaranya Abu Al Aliyah Ar Rahayi Rafi

Ibnu Mahran, Abu Raja Al ‘Atharidi Imran bin Mulhan Al Bashari, Hasan bin Abu Hasan Yasar serta

masih banyak lagi lainnya.

Dengan pola yang mutawatir seperti inilah Al Qur’an diwariskan dari generasi ke generasi. Walau

zaman berganti, namun proses pewarisan seperti ini tetap terpelihara, bi idznillah.

III. KEUTAMAAN HIFZHUL QUR’AN

1. Bernilai ibadah dimana pahalanya dihitung dari tiap huruf yang dibaca

Dari Ibnu Mas’ud ra, Rasulullah bersabda, ” Barang siapa yang membaca satu huruf dari

kitab Allah, maka akan mendapat hasanat dan tiap hasanat mempunyai pahala berlipat 10

kali. Saya tidak berkata Alif Lam Mim itu satu huruf, tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf, dn

Mim satu huruf.” (HR Tirmidzi)

2. Menjadi ruh penggerak kemajuan kehidupan manusia, jika dibaca dan ditadabburi

Dan Demikianlah kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Quran) dengan perintah kami.

sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al Quran) dan tidak pula

mengetahui apakah iman itu, tetapi kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang kami

tunjuki dengan dia siapa yang kami kehendaki di antara hamba-hamba kami. dan

Sesungguhnya kamu benar- benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.

Hifzhul Qur’an Ust. Suherman

3. Ciri orang-orang yang berilmu dan tolok ukur keimanan

Saat Al Qur’an dihafalkan, maka ayat-ayat yang dibaca dipindahkan dari tulisan ke dalam

dada. Hal ini merupakan cirri orang-orang yang diberi ilmu dan merupakan tolok ukur

keimanan dalam hati seseorang.

Sebenarnya, Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang

diberi ilmu. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat kami kecuali orang-orang yang zalim

(QS. Al Ankabuut : 49)

4. Sebaik-baik amal

Rasulullah saw. bersabda :

“Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar dan mengajarkan Al Qur’an” (HR. Bukhari dari

Utsman bin Affan).

5. Hafizh Qur’an adalah “keluarga” Allah swt. yang berada di atas bumi

Rasulullah saw. bersabda,

“Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga di antara manusia”. Sahabat bertanya,

”Siapakah mereka itu wahai Rasulullah?”. Beliau menjawab, “Para Ahlul Qur’an, merekalah

keluarga Allah, dan pilihan-pilihan-Nya”. (HR Ahmad dan Ibnu Majah, Hadits Hasan)

6. Al-Qur’an akan menjadi penolong dan memberi syafaat di hari kiamat

Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya Al-Qur’an bertemu pembacanya pada hari kiamat

saat kuburannya dikuak, dalam rupa seorang laki-laki yang pucat. Dia (Al-Qur’a) bertanya,

“apakah engkau mengenalku? Dia menjawab, “aku tidak mengenalmu!”. Al-Qur’an berkata,

“Aku adalah temanmu, Al-Qur’an, yang membuatmu kehausan pada siang hari yang panas

dan membuatmu terjaga pada malam hari. Sesungguhnya pedagang itu mengharapkan

hasil dagangannya, dan sesungguhnya pada hari ini aku adalah milikmu dari hasil seluruh

perdaganganmu, lalu dia memberikan hak milik orang itu Al-Qur’an dengan tangan kanan

dan memberikan keabadian dengan tangan kirinya, lalu di atas kepalanya disematkan

mahkota yang berwibawa, sedangkan Al-Qur’an mengenakan 2 pakaian yang tidak kuat

disangga oleh dunia. Kedua pakaian ini bertanya, “Karena apa kami engkau kenakan?”. Ada

Hifzhul Qur’an Ust. Suherman

yang menjawab: “Karena peranan Al-Qur’an. Kemudian dikatakan kepada orang

itu,”Bacalah sambil naik ketingkatan-tingkatan syurga dan biliknya, maka dia naik sesuai

dengan apa yang dibacanya, baik baca dengan cepat, maupun dengan tartil.” (HR Ahmad).

Dari Abu Umamah ra, Rasulullah SAW bersabda, “Bacalah Al-Qur’an, karena ia akan datang

pada hari kiamat, sebagai pembela pada orang yang mempelajari dan mentaatinya.” (HR

Muslim).

Dari Abu Umamah ra., ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Bacalah Al

Qur’an, sesungguhnya ia akan menjadi pemberi syafaat bagi para pembacanya pada hari

kiamat. Bacalah Azzahrawain (Surat Al Baqarah dan Ali Imran) karena sesungguhnya

keduanya akan datang pada hari kiamat bagaikan dua awan, atau bagaikan dua ekor

burung yang terbang yang akan membela pembacanya pada hari kiamat.” Kemudian Nabi

saw. bersabda lagi, “Bacalah Surat Al Baqarah, sesungguhnya di dalam mengamalkannya

terdapat berkah, meninggalkannya adalah penyesalan, dan surat ini menjadikan parea

penyihir tidak mampu melakukan sihirnya.” (HR. Ahmad dan Muslim)

7. Ditempatkan bersama para malaikat

Dari Aisyah ra, Rasulullah SAW bersabda, ”Orang yang mahir dalam membaca Al Qur’an

akan berkumpul para malaikat yang mulia-mulia lagi taat. Sedang siapa orang yang terbata-

bata dan berat jika membaca Al Qur’an, mendapat pahala 2 kali lipat.” (HR Bukhari, Muslim)

8. Mendapat rahmat dan sakinah dari Allah swt

Hifzhul Qur’an Ust. Suherman

Dari Al Barra bin Azib RA, “ Ada seorang membaca surat Al Kahfi sedang tidak jauh dari

tempatnya, ada kuda yang terikat dengan tali kanan kiri, tiba-tiba orang itu diliputi oleh

cahaya yang selalu mendekat kepadanya, sedang kuda itu lari ketakutan. Dan pada pagi hari

ia datang memberi tahu kejadian itu kepada nabi SAW, maka bersabda nabi SAW, ”Itulah

ketenangan (rahmat) yang telah turun untuk bacaan Al-Qur’an itu.” (HR Bukhari dan

Muslim).

“Tidak ada satu kaum yang mereka sedang berdzikir kepada Allah, kecuali para malaikat

akan mengitarinya, dan rahmat Allah akan tercurah kepadanya, dan sakinah (kedamaian)

akan turun di atasnya, dan Allah akan sebutkan mereka pada malaikat yang ada di sisi-Nya.

(HR. At Tirmidzi dan Ibn Majah dari Abu Hurairah dan Abu Said).

9. Aroma orang beriman

Sabda Nabi saw. : “Perumpamaan orang beriman yang membaca Al Qur’an adalah bagaikan

buah utrujah, oromanya harum dan rasanya nikmat…..”

10. Diangkat derajatnya oleh Allah swt di dunia

“Sesungguhnya Allah akan mengangkat suatu kaum dengan kitab ini dan akan

menjatuhkannya dengan kitab ini pula” (HR Muslim dari Umar bin Khatthab).

11. Menghidupkan hati

Dari Ibn Abbas ra berkata : Rasulullah saw. bersabda :

“Sesungguhnya orang yang di hatinya tidak ada sesuatupun dari Al Qur’an, maka ia

bagaikan rumah kosong. (HR At Tirmidzi).

12. Seorang Ahlul Qur’an adalah orang yang dianugerahi nikmat Rabbani

“Tidak boleh seseorang berkeinginan kecuali dalam dua perkara, menginginkan seseorang

yang diajarkan oleh Allah kepadanya Al Qur'an kemudian ia membacanya sepanjang malam

dan siang, sehingga tetangganya mendengar bacaannya, kemudian ia berkata, 'Andaikan

aku diberi sebagaimana si fulan diberi, sehingga aku dapat berbuat sebagaimana si fulan

Hifzhul Qur’an Ust. Suherman

berbuat. Dan menginginkan seseorang yang diberi harta oleh Allah kemudian ia

mempergunakannya dalam kebenaran, maka berkatalah orang yang lain, “Andaikan aku

diberi sebagaimana si fulan diberi, sehingga aku dapat berbuat sebagaimana si fulan

berbuat” (HR. Bukhari)

Bahkan nikmat mampu menghafal Al Qur'an sama dengan nikmat kenabian, bedanya ia

tidak mendapatkan wahyu. Rasul saw. Bersabda :

"Barangsiapa yang membaca (hafal) Al Qur'an, maka sungguh dirinya telah menaiki derajat

kenabian, hanya saja tidak diwahyukan kepadanya. Tidak pantas bagi para hafizh Qur’an

berada bersama siapa saja yang ia dapati dan tidak melakukan kejahilan terhadap orang

yang melakukan kejahilan, sementara dalam dirinya terdapat firman Allah." (HR. Hakim)

13. Penghafal Qur’an mendapatkan tasyrif nabawi/penghargaan khusus dari Nabi saw.

Di antara penghargaan yang pernah diberikan Nabi SAW kepada para sahabat penghafal Al

Qur'an adalah perhatian kepada para syuhada Uhud yang hafizh Al Qur'an. Rasul saw

mendahulukan pemakamannya.

"Adalah nabi mengumpulkan di antara dua orang syuhada Uhud kemudian beliau bersabda,

"Manakah di antara keduanya yang lebih banyak hafal Al Qur'an, ketika ditunjuk kepada

salah satunya, maka beliau mendahulukan pemakamannya di liang lahat." (HR. Bukhari).

Pada kesempatan lain, Nabi saw. memberikan amanat kepada para Huffazhul Qur’an dengan

mengangkatnya sebagai pemimpin delegasi.

Hifzhul Qur’an Ust. Suherman

Dari Abu Hurairah ra. ia berkata, "Telah mengutus Rasulullah saw. sebuah delegasi yang

banyak jumlahnya, kemudian Rasul mengetes hafalan mereka, kemudian satu per satu

disuruh membaca apa yang sudah dihafal, maka sampailah pada Shahabi yang paling muda

usianya, beliau bertanya, "Surat apa yang kau hafal? Ia menjawab,"Aku hafal surat ini..surat

ini.. dan surat Al Baqarah." Benarkah kamu hafal surat Al Baqarah?" Tanya Nabi lagi.

Shahabi menjawab, "Benar.". Nabi bersabda, "Berangkatlah kamu dan kamulah pemimpin

delegasi." (HR. At Tirmidzi dan An Nasaa'i).

Kepada orang yang hafal Al Qur'an, Rasul saw menetapkan berhak menjadi imam shalat

berjama'ah. Rasulullah saw. bersabda :

"Yang menjadi imam suatu kaum adalah yang paling banyak hafalannya." (HR. Muslim).

14. Menghormati seorang hafizh Al Qur'an berarti mengagungkan Allah

"Sesungguhnya termasuk mengagungkan Allah menghormati orang tua yang muslim,

penghafal Al Qur'an yang tidak melampaui batas (di dalam mengamalkan dan

memahaminya) dan tidak menjauhinya (enggan membaca danmengamalkannya) dan

Penguasa yang adil." (HR. Abu Dawud).

15. Ditinggikan derajatnya oleh Allah swt di surga

Dari Abdillah bin Amr bin ‘Ash ra. Dari Nabi saw. Beliau bersabda : Akan dikatakan kepada

Shahibil Qur’an, “Bacalah dan naiklah, serta bacalah dengan tartil, sebagaimana engkau

dulu membacanya dengan tartil di dunia, karena kedudukanmu terletak di akhir ayat yang

engkau baca. “ (HR Tirmidzi)

16. Mendapatkan taajul karomah/mahkota kehormatan dari Allah swt. di akhirat

Hifzhul Qur’an Ust. Suherman

Mereka akan dipanggil, "Di mana orang-orang yang tidak terlena oleh menggembala

kambing dari membaca kitabku?". Maka berdirilah mereka dan dipakaikan kepada salah

seorang mereka mahkota kemuliaan, diberikan kepadanya kesuksesan dengan tangan

kanan dan kekekalan dengan tangan kirinya”. Jika kedua orang tuanya seorang muslim,

maka keduanya akan dianugerahi pakaian yang lebih indah dari dunia dan seisinya. Kedua

orang tuanya akan mengatakan, “Bagaimana kami bisa mendapatkan ini ?”, Maka akan

dijawab, “Ini karena anakmu berdua membaca Al Qur’an” . (HR. Ath Thabrani)

17. Kedua orang tuanya akan mendapat kemuliaan di akhirat

“…maka dipakaikan mahkota dari cahaya pada hari kiamat. Cahayanya seperti cahaya

matahari dan kedua orang tuanya dipakaiakan dua jubah (kemuliaan) yang tidak pernah

didapatkan di dunia. Keduanya bertanya, "Mengapa kami dipakaikan jubah ini?"

Dijawab,"Karena kalian berdua memerintahkan anak kalian untuk mempelajari Al Qur'an..."

(HR. Al Hakim).

18. Perniagaan atau bisnisnya akan selalu untung dan tidak akan pernah rugi

Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah dan mendirikan shalat dan

menafkahkan sebahagian dari rezki yang kami anuge- rahkan kepada mereka dengan diam-

diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi,

agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka

dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri (QS. Faathir

: 29-30)

IV. METODE MENGHAFAL QUR’AN

Sebelum memulai menghafal Al Qur’an, ada beberapa persiapan yang harus diperhatikan, yaitu :

1. Ikhlas dan memiliki azzam.

2. Perasaan mengagungkan Al Qur’an.

3. Memiliki Ihtimam/perhatian terhadap Al Qur’an serta ihtimam dalam proses menghafalnya.

4. Menetapkan target.

5. Mengatur waktu dengan baik.

6. Menguasai metode dalam menghafal Al Qur’an

7. Memiliki bacaan yang baik

8. Memiliki pembimbing dan bi’ah dalam menghafal Al Qur’an

Hifzhul Qur’an Ust. Suherman

9. Satu Mushaf, maksudnya jenis atau karakter mushaf yang dipakai untuk menghafal Al Qur’an

tidak berubah

10. Memperhatikan, mencatat dan teliti terhadap ayat-ayat yang gharib atau mutasyabihat.

11. Sabar dalam menghadapi masyaqat/halangan dalam menghafal Al Qur’an

12. Meninggalkan maksiat

13. Senantiasa memperbanyak amal nawafil dan berdo’a

Metode menghafal Al Qur’an secara umum yang lazim dipakai oleh para penghafal Qur’an

adalah :

التكرار قبل الحفظ .1Yaitu metode membaca berulang-ulang lebih dahulu ayat atau surat yang akan dihafalkan.

اإلستماع قبل الحفظ .2Yaitu metode mendengarkan berulang-ulang lebih dahulu ayat atau surat yang akan dihafalkan

الفهم قبل الحفظ .3Yaitu metode memahami ayat atau surat yang akan dihafalkan. Untuk memahaminya akan lebih bagus jika menggunakan tafsir. Kalaupun hanya menggunakan terjemahan, maka hal itupun tidak masalah jika mampu membantu memahami ayat atau surat yang akan dihafal.

التدوين قبل الحفظ .4Yaitu metode menuliskan lebih dahulu ayat atau surat yang akan dihafal.

Salah satu “penyakit” seorang yang sedang menghafal Al Qur’an adalah malas melakukan muroja’ah. Padahal muroja’ah adalah bagian dari proses menghafal itu sendiri. Beberapa hal terkait muroja’ah diantaranya :

1. Muroja’ah harian, yaitu minimal sebelum tidur dengan didawamkan tiap hari. Kemudian ayat atau surat yang sudah dihafal digunakan atau dipakai dalam Qiyamullail.

2. Muroja’ah mingguan (Yaumul Qur’an mingguan), yaitu mempunyai waktu satu hari dalam satu minggu untuk melakukan muroja’ah hafalan yang kuantitasnya lebih banyak dari muroja’ah harian.

3. Muroja’ah bulanan (Yaumul Qur’an bulanan), yaitu mempunyai waktu satu sampai 3 hari untuk melakukan muroja’ah hafalan yang kuantitasnya lebih banyak dari muroja’ah bulanan.

4. Muroja’ah tahunan (Yaumul Qur’an tahunan), yaitu memuroja’ah seluruh hafalan yang dimiliki dalam satu waktu (biasanya antara 1-7 hari, tergantung jumlah hafalan yang dimiliki). Biasanya para hufazh melaksanakan muroja’ah tahunan ini di setiap bulan ramadhan. Kebetulan, kalau penulis secara pribadi memiliki jadwal muroja’ah tahunan biasanya antara bulan rajab dan sya’ban.

5. Selain program muroja’ah rutin di atas, maka untuk “memperkuat dan mencek hafalan”, maka bisa juga dengan cara ditasmi’kan atau musabaqah (tapi bukan diniatkan untuk populer atau jadi juara, na’udzu billahi minasy syaithon).

Ada beberapa hal penting yang harus diketahui yang bisa menghalangi atau akan menjadi kendala dalam menghafal Al Qur’an, yaitu :

1. Melakukan maksiat kepada Allah swt. 2. Cenderung dengan kehidupan dunia. 3. Tidak punya pembimbing dan bi’ah.

Hifzhul Qur’an Ust. Suherman

4. Kurang sabar. 5. Tidak dimuroja’ah.

Demikianlah, semoga risalah ini sedikitnya mampu membuka cakrawala pandang tentang menghafal Al Qur’an. Satu hal yang menjadi catatan adalah “Menghafal Qur’an itu mudah, bi idznillah”

Maroji :

1. At-Tibyaan fii Aadaabi Hamalatil Quran, Abu Zakariya Yahya Muhyiddin bin Syaraf bin Hizam

An-Nawawi,Edisi Bahasa Indonesia “Keutamaan Membaca dan Mengkaji Al-Quran”, Konsis

Media, Tanpa Tahun

2. Kaifa Tahfazhul Qur’an, Abdurrab Nawabuddin, Kementrian Pendidikan Tinggi Universitas

Islam Imam Muhammad bin Ibnu Sa’ud, Tahun 1408 H.

3. Kiat Sukses Hafizh Qur’an Da’iyah, KH. Abdul Aziz Abdur Rauf, Lc. Al Hafizh, Dzilal Press,

Tanpa Tahun

4. Pengalaman Pribadi Penulis.