oleh: faizah - digital library uin sunan...
TRANSCRIPT
EPISTEMOLOGI KAJIAN RIJA<<L AL-H{ADI<S| MUS{T{AFA< BU<HINDI<
(Telaah atas Kitab Akśara Abu> Hurairah)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Theologi Islam (S.Th.I)
Oleh:
Faizah
09532014
JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2014
iv
MOTTO
“Hai orang-orang yang beriman! jika seorang fasik datang kepadamu membawa suatu
berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan musibah kepada
suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali
perbuatanmu itu.” Q.S al- Hujurat [49] : 6.
v
PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan untuk
Keluargaku tercinta:
Ama dan Apa yang penuh kasih-sayang, perhatian dan do’a
Uni Fauziah, Bang Argi , Dek Fatimah, dan ponakanku Arfa dan Lila
Juga untuk seseorang yang selalu memberikan perhatian dan motivasi
vi
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Transliterasi yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini berpedoman
pada surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia, tertanggal 22 Januari 1988 No: 158/1987 dan
0543b/U/1987.
I. Konsonan Tunggal
Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama
alif Tidak dilambangkan Tidak dilambangkan
ba‘ b be
ta' t te
s\a s\ es (dengan titik di atas)
Jim j je
h}a‘ h{ ha (dengan titik di bawah)
kha' kh ka dan ha
dal d de
z\al z\ zet (dengan titik di atas)
ra‘ r er
zai z zet
Sin s es
syin sy es dan ye
s}ad s} es (dengan titik di bawah)
d{ad d{ de (dengan titik di bawah)
t}a'> t} te (dengan titik di bawah)
vii
z}a' z} zet (dengan titik di bawah)
‘ain ‘ koma terbalik ( di atas)
gain g ge
fa‘ f ef
qaf q qi
kaf k ka
lam l el
mim m em
nun n en
wawu w we
ha’ h h
hamzah ’ apostrof
ya' y ye
II. Konsonan Rangkap Tunggal karena Syaddah Ditulis Rangkap
ditulis muta’addidah
ditulis ‘iddah
viii
III. Ta’ Marbut }ah di Akhir Kata
a. Bila dimatikan tulis h
ditulis h}ikmah
ditulis jizyah
(ketentuan ini tidak diperlukan kata-kata Arab yang sudah terserap ke
dalam bahasa Indonesia, seperti zakat, shalat dan sebagainya, kecuali bila
dikehendaki lafal aslinya).
b. Bila diikuti kata sandang “al” serta bacaan kedua itu terpisah, maka
ditulis h.
ditulis kara>mah al-auliya>’
c. Bila Ta' marbu>t}ah hidup dengan harakat, fath}ah, kasrah, atau d}amah
ditulis t.
ditulis zaka>t al-fit}rah
IV. Vokal Pendek
fath}ah ditulis a
kasrah ditulis i
d{ammah ditulis u
V. Vokal Panjang
1 Fathah + alif
ditulis
ditulis
a>
ja>hiliyah
2 Fathah + ya’ mati
ditulis
ditulis
a>
tansa>
3 Fathah + ya’ mati
ditulis
ditulis
i>
kari>m
4 Dammah + wa>wu mati
ditulis
ditulis
u>
furu>d{
ix
VI. Vokal Rangkap
1 Fathah + ya’ mati
ditulis
ditulis
ai
bainakum
2 Fathah + wa>wu mati
ditulis
ditulis
au
qaul
VII. Vokal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata Dipisahkan dengan
Apostrof
ditulis a antum
ditulis u’iddat
ditulis la’in syakartum
VIII. Kata Sandang alif lam yang Diikuti Huruf Qamariyyah Maupun
Syamsiyyah Ditulis dengan Menggunakan "al"
ditulis al-Qur’a>n
ditulis al-Qiya>s
ditulis al-Sama>'
ditulis al-Syams
IX. Penulisan Kata-kata Dalam Rangkaian Kalimat Ditulis Menurut Bunyi
atau Pengucapannya
ditulis Z|awl al-Furu>d{
ditulis Ahl al-Sunnah
x
ABSTRAK
Dalam ‘ulu >m al-h}adi>s\ terdapat suatu disiplin yang disebut dengan ‘ilm rija>l al-h}adi>s\, yaitu suatu disiplin yang secara spesifik membahas tentang seluk-
beluk periwayat baik dari aspek kesejarahan (ta>ri>kh al-ruwa>h) maupun aspek
kredibilitas (al-jarh} wa al-ta’di >l) terkait dengan periwayatan hadis. Dengan
disiplin ini akan diketahui kualitas periwayat dalam civitas periwayatan hadis.
Bahkan jika dilihat dari signifikansi peran periwayat dalam aktivitas periwayatan
hadis, dengan disiplin ini juga dapat diketahui kualitas dan otentisitas suatu hadis.
Mus}t}afa> Bu>hindi> adalah salah satu tokoh yang mencoba melakukan kajian
rija>l al-h}adi>s\ melalui salah satu karyanya, Aks\ara Abu> Hurairah: Dira>sah Tah}li>liyyah Naqdiyyah. Ia melakukan kajian kritis terhadap salah seorang
periwayat hadis bernama Abu> Hurairah. Dengan berbekal hal tersebut, penelitian
ini setidaknya akan mengungkap dua persoalan: bagaimana kerangka
epistemologis kajian rija>l al-h}adi>s\ Mus}t}afa> Bu>hindi> dan kontribusinya dalam
wacana studi hadis, khususnya rija>l al-h}adi>s\?
Penelitian ini adalah upaya untuk menggali dan membahasakan kerangka
epistemologis kajian rija>l al-h}adi>s\ Mus}t}afa> Bu>hindi> yang tertuang dalam
karyanya. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research)
yang menggunakan pendekatan historis-filosofis. Adapun metode yang digunakan
dalam menganalisis data adalah metode analisis deskriptif dan analisis
eksplanatori. Sedangkan dalam penarikan simpulan digunakan metode berpikir
induktif.
Dari penelitian ini terungkap kerangka epistemologis kajian rija>l al-h}adi>s\ Mus}t}afa> Bu>hindi> yang terdiri dari sumber pengetahuan, pendekatan dan metode
serta kerangka berpikirnya adalah sebagai berikut. Pertama, sumber pengetahuan
kajian rija>l al-h}adi>s\ dalam epistemologi Bu>hindi> adalah teks keagamaan (al-
Qur’an, hadis, dan Injil) dan historisitas pemikiran-pemikiran rija>l al-h}adi>s\ yang
tertuang dalam berbagai kitab rija>l. Kedua, pendekatan dan metode untuk
mengkaji Abu Hurairah adalah pendekatan historis-kritis-rasional dengan metode
kritik historis yang mekanismenya dilakukan dengan cara melakukan
perbandingan (komparasi; cross check) terhadap berbagai sumber. Ketiga,
kerangka berpikir yang dipegang Bu>hindi> dalam mengkaji Abu Hurairah
tampaknya lebih cenderung menggunakan rasionalisme-kritikal-verifikatif yang
berbasis historis. Logika yang dibangun atas kesadaran historis-kritis dan kritik
historis dengan basis rasionalisme menjadikannya berbeda dengan logika yang
lazim dipakai oleh kalangan pakar hadis. Logika inilah yang menjadi sumbangan
berharga Bu>hindi> dalam wacana studi hadis, khususnya kajian rija>l al-h}adi>s\.
xi
KATA PENGANTAR
Dengan rahmat Allah SWT. akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul: “epistemologi kajian Rija<l al-h{adi<s| Mus{t{afa< Bu<hindi< (Telaah atas
Kitab Akśar Abu> Hurairah)”. Penulis menyadari tentunya skripsi ini tidak lepas
dari berbagai kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik membangun dari
berbagai pihak senantiasa penulis harapkan demi kebaikan ke depannya.
Selanjutnya, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu penulis, tanpa bantuan dari mereka, skripsi ini tidak akan selesai.
Terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. H. Musa Asy’arie selaku Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
beserta jajarannya.
2. Dr. Syaifan Nur, M.A, selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran
Islam, beserta jajarannya
3. Kementerian Agama RI, khususnya Direktorat Pendidikan Diniyah dan
Pondok Pesantren yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
xii
melanjutkan studi di bangku perkuliahan dengan beasiswa, serta seluruh
pengelola PBSB UIN Sunan Kalijaga yang telah membina dan mengawasi
penulis selama ini.
4. Dr. Phil. Sahiron Syamsuddin, M.A, dan Afdawaiza, M.Ag., selaku Ketua
dan Sekretaris Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir.
5. Dr. Inayah Rohmaniah, S.Ag, M.Hum, M.A selaku Pembimbing Akademik
penulis yang berkenan memberikan motivasi dan waktu di sela kesibukannya.
6. Prof. Dr. Suryadi, M.Ag selaku Pembimbing Skripsi yang telah memberikan
bimbingan dan arahan kepada penulis.
7. Ama dan Apa yang telah mendidik dan mendoakan penulis. Maaf telah
membuat Ama dan Apa menunggu lama.
8. Saudari-saudariku, Uni Fauziah dan Fatimah yang selalu perhatian.
9. Aa’ Ucup yang selalu perhatian dan penuh dukungan.
10. Keluarga besar NINERS (Ali, Azhar, Adib, Aji, Anis, Aswar, Atho’, Asep,
Azzam, Azmil, Atul, Babel, Bulek Ika, Dafid, Didik, Dedek Moni, Fadlul,
Faiq, Faza, Hasyim, Hulem, Ihya’, Ita, Izzah, Iyash, Khalil, Lala, Lek Nis,
Lila, Lubab, Mimin, Mbak Nunung, Mbak Yaya, Milla, Mbak Iin, Maghfur,
Munir, Mughzi, Najib, Ninik, Yuyun, Rizky, Said, Sukri, Syauqi, Tantan,
Trisna, Yafik, Zoe dan Zuhdi). Terimakasih untuk kebersamaan yang
berharga.
11. Teman-teman mahasantri CSS MORA, khususnya CSS MORA UIN Sunan
Kalijaga.
xiii
12. Teman-teman kos Gajah Putih 2 yang sering membantu dan menghibur
penulis; Kak Nisa, Mbak In, Teh Chum, Memes, Mbak Desi, Syifa, Mbak
Anggi, Arum, Mbak Sri, Mbak Opi, Ikek, dkk. Terima kasih banyak
semuanya.
13. Teman-teman di D&R Jaya, yang memberikan pengalaman baru kepada
penulis. Mbak Diah, Novi, Mbak Dian, Mbak Dwi’, Chacha, Ria, Ratna.
Terimakasih, karena kalian, penulis menyadari hikmah hidup.
14. Semua pihakyang tidak mungkin penulis sebutkan.
Jaza>kumulla>h ah}san al-jaza>’. Akhir kata, semoga karya ini dapat bermanfaat.
Amiin.
Yogyakarta, 15 Oktober 2014
Penulis,
Faizah
NIM. 09532014
xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i HALAMAN NOTA DINAS .......................................................................... ii
HALAMAN SURAT PERNYATAAN KEASLIAN .................................. iii
MOTTO ......................................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... v
PEDOMAN TRANSLITERASI .................................................................. vi
ABSTRAK ..................................................................................................... x
KATA PENGANTAR ................................................................................... xi
DAFTAR ISI .................................................................................................. xiv
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 7
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ....................................................... 8
D. Telaah Pustaka ................................................................................... 8
E. Metode Penelitian .............................................................................. 11
F. Sistematika Pembahasan ................................................................... 14
BAB II. MUS}T}AFA> BU>HINDI DAN KITAB AKS\\|ARA ABU>>> HURAIRAH
A. Tentang Mus}t}afa> Bu>hindi .................................................................. 16
B. Kitab Aks\ara Abu> Hurairah ............................................................... 16
1. Latar Belakang Penulisan ............................................................ 18
2. Metode Penulisan dan Sistematika Kitab .................................... 18
BAB III. TINJAUAN UMUM EPISTEMOLOGI KAJIAN RIJA<L AL-H{ADI<S|
A. Hakikat Epistemologi......................................................................... 35
1. Pengertian Epistemologi ............................................................. 35
xv
2. Ruang Lingkup Epistemologi ..................................................... 36
3. Objek dan Tujuan Epistemologi ................................................. 38
B. Hakikat Disiplin Rija>l al-H{adi>s .......................................................... 39
1. Pengertian Disiplin Rija>l al-H{adi>s\ ............................................. 39
2. Sejarah Perkembangan Disiplin Rija>l al-H{adi>s\ ......................... 44
3. Metodologi Disiplin Rija>l al-H{adi>s ............................................ 45
BAB IV. KERANGKA EPISTEMOLOGI KAJIAN MUS{T{AFA< BU<HINDI<
DAN KONTRIBUSINYA DALAM WACANA STUDI HADIS
A. Hakikat Kajian Mus}t}afa> Bu>hindi> ....................................................... 47
B. Sumber Kajian Mus}t}afa> Bu>hindi ...................................................... 52
1. Metodologi Kajian Mus}t}afa> Bu>hindi .......................................... 62
2. Pendekatan Historis-Kritis-Rasional ........................................... 64
3. Metode Kritik Sumber (Kritik Historis) .................................... 70
C. Kontribusi Kajian Buhindi dalam Wacana Studi Hadis ................... 88
1. Menekankan Pentingnya Logika Kritis atas Kesadaran Historis. 89
2. Menekankan Signifikansi Rasionalitas Historis ....................... 90
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................ 93
B. Saran ................................................................................................ 94
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 95
CURICULUM VITAE .................................................................................. 98
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bagi kaum muslim, hadis merupakan salah satu sumber ajaran Islam.
Selain sebagai penjelas (tafsi>r, tabyi>n, tafs}i>l) atas al-Quran, hadis pun berfungsi
sebagai pijakan syari‟at (al-tasyri’) di luar al-Quran.1 Karena kedudukannya yang
penting itu, hadis mendapat perhatian dari para pengkaji teks keagamaan, baik
dari kalangan muslim maupun orientalis.
Salah satu komponen penting dalam konstruksi hadis adalah periwayat (al-
ra>wi; transmitter). Periwayat merupakan orang yang bertanggung jawab dalam
periwayatan (penerimaan dan penyebaran) hadis. Sampai atau tidaknya, dikenal
atau tidaknya, dan bahkan diterima atau ditolaknya sebuah hadis bergantung pada
kualitas periwayatnya.2 Mengingat urgensitas peranan periwayat dalam sebuah
hadis, idealnya seorang periwayat harus memiliki kredibilitas dan kapabilitas yang
pantas sebagai pewaris ajaran Nabi.3 Namun faktanya, tidak semua periwayat
hadis memiliki kedua unsur tersebut secara sempurna.
1 Mustafa al-Siba‟i, Al-Hadis Sebagai Sumber Hukum, terj. A. Muchit (Bandung:
Diponegoro, 1990), hlm. 31-37. Lihat juga Abbas Mutawalli Hamadah, Sunnah Nabi
Kedudukannya Menurut al-Quran, terj. A. Abdussalam, cet. II (Bandung: Gema Risalah Press,
1997), hlm. 35-40. Lihat pula Subhi al-Salih, ‘Ulu >m al-H}adi>s\ wa Mus}t}alahuh (Beirut: Dar al-„Ilm
li al-Malayin, 1977), hlm. 96-98.
2 Muhammad „Ajjaj al-Khatib, U\\s}u>l al-H}adi>s|: ‘Ulu >muhu wa Mus}t}alahuh (Beirut: Dar al-
fikr, 1989) hlm. 385-389.
3 Syarat dasar yang disepakati oleh hadis untuk periwayat adalah ‘adl dan d}abit. Al-‘adl
menurut ulama hadis berarti terkait kepribadian (personalitas) seorang periwayat dengan
2
Oleh karena itu, muncul suatu disiplin yang membahas tentang seluk-
beluk periwayat hadis, yaitu ilmu rija>l al-hadi>s\.4 Dengan ilmu ini, segala
informasi mengenai seluk-beluk kesejarahan (ta>ri>kh al-ruwa>h) dan kualitas
kepribadian periwayat (‘ilm al-jarh wa al-ta’di>l) dapat diketahui. Sehingga hal itu
dapat membantu dalam penilaian kualitas sanad hadis.
Pada dasarnya kajian rija>l al-hadi>s\—yang menjadikan manusia sebagai
subjek (kritikus hadis) dan objek (periwayat hadis)—sudah ada bersamaan dengan
aktivitas periwayatan hadis itu sendiri.5 Hanya saja, sebagai suatu disiplin
keilmuan, ia muncul bersamaan dengan kemunculan ilmu-ilmu hadis lainnya,
ketika kodifikasi hadis mulai dirintis.6
Dalam perjalanannya, kajian rija>l al-hadi>s\, khususnya pada ‘ilm al-jarh wa
al-ta’di>l, mengalami dinamika yang cukup signifikan. Hal ini dibuktikan dengan
banyaknya kajian kritik sanad baik yang dilakukan oleh kritikus dari kalangan
muslim maupun orientalis.7 Selain itu, kajian kritik sanad—yang hakikatnya
merupakan kajian kritis terhadap kredibilitas periwayat hadis—pada awalnya
barometer beragama Islam, mukallaf, terbebas dari sebab-sebab fasik dan tidak cacat muru>ah-nya.
Sementara al-d}abit adalah riwayat seorang periwayat tidak bertentangan riwayat periwayat lain
yang terpercaya, tidak jelek hafalannya, tidak pelupa, dan tidak banyak wahm, lihat Mahmud
Thahhan, Intisari Ilmu Hadis, terj.A. Muhtadi Ridwan, (Malang: UIN Malang Press, 2007), hlm.
160. Lihat juga, Syuhudi Ismail, Kaidah Kesahihan Sanad Hadis: Telaah Kritis dan Tinjauan
dengan Pendekatan Ilmu Sejarah, Cet. III (Jakarta: Bulan Bintang, 2005), hlm. 161
4 Suryadi, Metodologi Ilmu Rijalil Hadis (Yogyakarta: Madani Pustaka Hikmah, 2003),
hlm. 2.
5 Suryadi, Metodologi Ilmu Rijalil Hadis..., hlm. 2-3.
6 Suryadi, Metodologi Ilmu Rijalil Hadis..., hlm. 2-3.
7Kamaruddin Amin, Menguji Kembali Keakuratan Metode Kritik Hadis (Jakarta:
Hikmah, 2009), hlm. 2-5
3
tidak berlaku untuk periwayat pertama, yakni kalangan sahabat. Hal itu karena
sahabat merupakan orang yang melihat, mendengarkan, merasakan dan
mengalami kehidupan bersama dengan Nabi serta menyaksikan secara langsung
bagaimana wahyu dan hadis disabdakan. Selain itu, asumsi bahwa semua sahabat
Nabi memiliki kredibilitas yang baik (kullu s}aha>bah ‘udu>l) sangat kuat di
kalangan mayoritas ulama hadis. Oleh karena itu, bagi mereka tidak perlu lagi
melakukan reanalyze terhadap kepribadian dan apa yang diriwayatkannya, apalagi
mengkritiknya.8
Namun seiring berjalannya waktu dan peradaban manusia, konsep kullu
s}aha>bah ‘udu>l mendapat perhatian dari kalangan kritikus hadis. Konsep tersebut
dianggap rancu karena cenderung diskriminatif dan kontras dengan ide dasar ilmu
rija>l al-hadi>s\. Sebab sahabat adalah manusia biasa yang tidak luput dari alpa. Oleh
karena itu, sahabat yang meriwayatkan hadis pun harus menjadi objek analisis
ilmu rija>l al-hadi>s\.9
Salah satu sahabat yang menjadi sorotan para kritikus hadis adalah Abu
Hurairah. Hal itu dikarenakan adanya kejanggalan mengenai kredibilitas Abu
Hurairah sebagai seorang periwayat hadis terbanyak. Sehingga hal itu menuai
kritik dari beberapa pakar.
8 Ahmad Muhammad Syakir, al-Ba>’is\ al-H}as\i>s\ (Beirut: Muassasah al-Kutub al-S\\|aqa>fah,
1408 H), hlm. 135.
9 Mahmud Abu Rayyah, Ad}w>a’ ‘ala> al-Sunnah al-Muh}ammadiyah (Kairo: Darul Ma`arif,
1994), hlm. 354. Lihat juga Nurun Najwah, “Tawaran Metode dalam Studi Living Sunnah” dalam
Sahiron (ed.), Metodologi Penelitian Living Quran dan Hadis (Yogyakarta: Teras, 2007), hlm.
142-143.
4
Persoalan kredibilitas Abu Hurairah sebagai periwayat terbanyak sejatinya
merupakan persoalan klasik yang masih didiskusikan. Tidak sedikit ulama yang
menanyakan kembali (criticize) persoalan tersebut. Sebut saja Abu Rayyah (w.
1970 M), misalnya. Ulama asal Mesir ini meragukan Abu Hurairah sebagai
periwayat yang banyak meriwayatkan hadis dengan alasan bahwa hal itu sangat
tidak mungkin jika dilihat dari waktu kebersamaannya dengan Nabi yang begitu
singkat, yaitu sekitar setahun sembilan bulan. Seharusnya sahabat yang paling
lama bersama Nabi, paling tinggi derajat dan pengetahuan agamanya adalah
sahabat yang paling banyak riwayatnya seperti empat khalifah pertama, sepuluh
orang yang dijamin masuk surga dan para petinggi kaum Muhajirin dan Anshar,
serta isteri Nabi sendiri, „Aisyah. Namun faktanya tidak demikian, justru riwayat
mereka sangat sedikit bahkan ada yang cuma satu hadis.10
Bahkan Abu Rayyah pun menilai negatif tentang kepribadian Abu
Hurairah. Menurutnya, Abu Hurairah masuk Islam dan selalu berusaha untuk
bersama dengan Nabi hanya demi kepentingan perut.11
Selain itu, ia pun
menganggap bahwa Abu Hurairah tidak pantas sebagai periwayat hadis
dikarenakan sering bercanda dan berkomplot dengan Mu'awiyah pasca wafatnya
Nabi.12
10
Mahmud Abu Rayyah, Ad}w>a’ ‘ala> al-Sunnah al-Muh}ammadiyah..., hlm. 167.
11 Mahmud Abu Rayyah, Ad}w>a’ ‘ala> al-Sunnah al-Muh}ammadiyah..., hlm. 180
12 Mahmud Abu Rayyah, Ad}w>a’ ‘ala> al-Sunnah al-Muh}ammadiyah..., hlm. 220.
5
Selain Abu Rayyah, kritikus yang bernama Mustafa Buhindi juga
melakukan kritik serupa. Melalui karyanya, Aks\ara Abu> Hurairah: Dira>sah
Tah}li>liyyah Naqdiyyah, Buhindi melakukan pembongkaran atas opini umum
tentang Abu Hurairah sebagai periwayat terbanyak. Baginya, ada dua kategori
riwayat yang mesti dianalisis kembali secara kritis, yang lazim digunakan sebagai
legitimasi alasan tentang keunggulan Abu Hurairah sebagai periwayat terbanyak.
Pertama, riwayat-riwayat yang menyatakan tentang Abu Hurairah sebagai
periwayat terbanyak.13
Kedua, riwayat-riwayat tentang intensitas kebersamaan
Abu Hurairah dengan Nabi lebih banyak dibandingkan dengan kalangan
Muhajirin dan Ansar14
, bahkan dengan „A‟isyah sekalipun.15
Hal itu dikarenakan
kalangan Muhajirin dan Ansar lebih disibukkan dengan urusan dunianya,
sedangkan „A‟isyah juga lebih disibukkan dengan bersolek.16
Menurutnya, berbagai riwayat tentang keunggulan Abu Hurairah sebagai
periwayat terbanyak tidak memiliki pijakan yang kuat.17
Hal itu dikarenakan yang
menjadi sumber informan periwayatan tersebut adalah Abu Hurairah sendiri.
Sebagaimana ia tegaskan dalam kritiknya sebagai berikut:
13 Mus}t}afa> Bu>hindi>, Aks\ara Abu> Hurairah: Dira>sah Tahli>liyyah Naqdiyyah (tanpa kota
terbit: Da>r al-Baid}a>’, 2002) hlm. 4.
14Mus}t}afa> Bu>hindi>, Aks\ara Abu> Hurairah..., hlm. 4-6 dan 10-14.
15Mus}t}afa> Bu>hindi>, Aks\ara Abu> Hurairah..., hlm. 18-23.
16Mus}t}afa> Bu>hindi>, Aks\ara Abu> Hurairah..., hlm. 15 dan 18.
17Mus}t}afa> Bu>hindi>, Aks\ara Abu> Hurairah..., hlm.13.
6
19
Pernyataan “inna ha>z\ih al-riwa>ya>t allati> yarwi>ha> Abu> Hurairah nafsuh ‘an
aqwa>l al-na>s...,” dan “…wa lam najid ah}adan min al-s}ah}a>bah yatah}addas\ ‘an
ha>z\ih al-mula>zamah...,” mengindikasikan bahwa Buhindi memungkiri kebenaran
riwayat tersebut, dikarenakan sumber atau informan awal dalam mata rantai
periwayatan tersebut adalah Abu Hurairah sendiri. Baginya, adalah “janggal”
ketika suatu berita tentang keunggulan Abu Hurairah namun sumber atau
informan awal dalam mata rantai pemberitaan tersebut adalah Abu Hurairah
sendiri.
Selain itu, Buhindi juga melakukan kritik melalui logika-logika yang
dibangun dalam bingkai historis. Menurutnya, jikalau memang Abu Hurairah
adalah orang yang sering i’tika>f bersama Nabi, dan „A‟isyah adalah orang yang
sibuk dengan urusan bersolek, sehingga Abu Hurairah lebih banyak mendapatkan
hadis Nabi. Sementara itu, menurut data sejarah bahwa antara kamar „A‟isyah dan
masjid yang dipakai i’tika>f Nabi hanya disekat dinding, sehingga tidak menuntut
18
Mus}t}afa> Bu>hindi>, Aks\ara Abu> Hurairah..., hlm. 5.
19Mus}t}afa> Bu>hindi>, Aks\ara Abu> Hurairah..., hlm. 11-13.
7
kemungkinan „A‟isyah juga dapat mendengar, atau bahkan melihat proses
periwayatan hadis yang dilakukan oleh Nabi dan Abu Hurairah. Oleh karena itu,
mestinya „A‟isyah pun punya riwayat yang sama dengan Abu Hurairah. Dalam
pada itu, secara logis tidaklah mungkin „waktu hidup‟ „A‟isyah hanya disibukkan
dengan urusan bersolek. Bahkan „A‟isyah adalah isteri Nabi yang tentu lebih
banyak intensitas kebersamaan dengan Nabi dari pada sahabat lainnya. Sehingga
pernyataan Abu Hurairah yang menganggap dirinya sebagai seseorang yang lebih
banyak intensitas kebersamaan dengan Nabi tidaklah logis dan tidak memiliki
pijakan yang kuat.20
Sampai pada titik ini, logika-logika kritis yang digunakan Buhindi dalam
kajiannya tersebut cenderung berbeda dengan logika yang lazim digunakan di
kalangan pakar hadis. Oleh karena itu, penulis berminat untuk mengkaji kritik
Buhindi tersebut yang tertuang dalam karyanya, Aks\ara Abu> Hurairah, khususnya
pada aspek epistemologis.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka
penelitian ini akan memfokuskan pembahasan pada rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana kerangka epistemologis kajian Mus}t}afa> Bu>hindi tentang
Abu Hurairah yang tertuang dalam karyanya, Aks\ara Abu> Hurairah?
20 Mus}t}afa> Bu>hindi>, Aks\ara Abu> Hurairah..., hlm. 19.
8
2. Bagaimana kontribusinya dalam wacana studi hadis, khususnya studi
rija>l al-h}adi>s\?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Berdasarkan rumusan permasalahan yang telah ditentukan, maka
penelitian ini memiliki tujuan: (1) untuk mengetahui kerangka epistemologis
kajian yang dilakukan Mustafa Buhindi tentang Abu Hurairah yang tertuang di
dalam karyanya, Aks\ara Abu> Hurairah; (2) untuk mengetahui kontribusinya
dalam wacana studi hadis, khususnya studi rija>l al-h}adi>s\.
Sementara itu, penelitian ini memiliki kegunaan sebagai berikut.
a. Memberikan kontribusi keilmuan dalam wacana studi hadis,
khususnya kajian rija>l al-h}adi>s\.
b. Sebagai pijakan awal yang membahas pemikiran tokoh Mustafa
Buhindi.
D. Kajian Pustaka
Kajian yang dimaksud dalam pembahasan ini yaitu kajian tentang Mustafa
Buhindi dan kitabnya Aks\ara Abu> Hurairah, dan tentang Abu Hurairah sendiri.
Untuk kajian terhadap Mustafa Buhindi maupun kitabnya Aks\ara Abu> Hurairah,
penulis belum menemukan satu karya pun yang membahas tentang beliau.
Sedangkan kajian terhadap Abu Hurairah, penulis menemukan beberapa literatur,
diantaranya:
9
Mahmud Abu Rayyah dalam kitabnya Ad}wa>’ `ala> al-Sunnah al-
Muh}ammadiyah. Dalam kitab tersebut terdapat penilaian-penialain Mahmud Abu
Rayyah terhadap Abu Hurairah. Secara umum, ia mengemukakan berbagai
penilaian tentang kepribadian Abu Hurairah yang cenderung pada penilaian
negatif. Abu Rayyah mengatakan bahwa Abu Hurairah miskin, tidak jelas
silsilahnya, masuk Islam telat, rakus dan suka bergurau. Dalam kitab ini juga
disebutkan, Abu Hurairah seorang mudallis.21
Syarafuddin al-Musawi, dalam kitabnya yang berjudul Abu> Hurairah,
meneliti semua sisi kehidupan Abu Hurairah dengan membahas 40 hadis yang
diriwayatkan oleh Abu Hurairah. Pandangan beliau bisa dikatakan Syi‟ah murni,
karena beliau tidak menerima periwayatan hadis Abu Hurairah ini dengan salah
satu alasan tidak bersambung kepada imam-imam Syi‟ah.22
Mustafa al-Siba‟i dalam kitabnya al-Sunnah wa Maka>natuha fi Tasyri>’ al-
Isla>mi> membela pendapat ulama hadis yang dianggap menyimpang oleh orang-
orang yang menyerang sunnah. Salah satunya, di dalam kitab ini al-Siba‟i
membantah pendapat Abu Rayyah yang terlalu memojokkan posisi Abu Hurairah
sebagai periwayat hadis.23
21
Mahmud Abu Rayyah, Ad}w>a’ ‘ala> al-Sunnah al-Muh}ammadiyah (Kairo: Darul
Ma`arif, 1994).
22 Syarafuddi>n al-Mu>sawi>, Abu> Hurairah (al-T}aba’ah al-Hamdariyyah, 1956).
23 Mus}t}afa> al-Siba>I, al-Sunnah wa Maka>natuha> fi Tasyri’ al-Islami, (Beirut: Maktab al-
Isla>mi> Da>r al-Warra>q, 2005).
10
Difa>’ ‘an Abi> Hurairah, karangan Abdul Mun‟im Salih „Aliy al-„Azza.
Dalam kitab ini, beliau mengemukakan pembelaan yang mendalam terhadap Abu
Hurairah. Abu Hurairah dinilai sebagai tokoh yang sangat masyhur dan
perkepribadian mulia. Abdul Mun‟im Salih „Aliy al-„Azza juga mencantumkan
taus\i>q dari nabi Saw terhadap Abu Hurairah, serta informasi dan penilaian-
penilaian dari para sahabat, tabi‟in, tabi‟ al-tabi‟in.24
Skripsi mahasiswi jurusan Tafsir Hadis yang bernama Suniyah dengan
berjudul “Kritik Abu Rayyah terhadap Abu Hurairah dalam kitab Ad}wa>’ ala> al-
Sunnah al-Muh}ammadiyah”. Skripsi ini menjelaskan bagaimana seorang Abu
Hurairah dalam pandangan Mahmud Abu Rayyah yang berpandangan negatif
terhadap Abu Hurairah.25
Muhammad „Ajjaj al-Khatib dalam kitabnya yang berjudul Abu> Hurairah
Ra>wiyah al-Isla>m26 mengungkapkan segala hal yang berkaitan dengan Abu
Hurairah. Dalam kitab ini, „Ajjaj al-Khatib menyatakan kebenaran periwayatan
Abu Hurairah dengan menyertakan riwayat-riwayat yang mendukung.
Keutamaan-keutamaan Abu Hurairah juga diungkapkan, baik keutamaan sebagai
seorang sahabat maupun sebagai seorang peperiwayat.
24
Abdul Mun‟im Shalih Aliy al-„Azza, Difa>’ ‘an Abi> Hurairah, (Beirut: Darul Qalam,
1981). 25
Suniyah, Kritik Abu Rayyah terhadap Abu Hurairah dalam kitab Ad}wa>’ `ala> al-Sunnah al-Muh}ammadiyah, Skripsi Jurusan Tafsir Hadis 2005.
26 Muhammad „Ajjaj al-Khatib, Abu> Hurairah Ra>wiyah al-Islam cet. III, (Kairo:
Maktabah Wahbah, 1982).
11
Karya berikutnya dari Fatima Mernissi yang berjudul, Wanita di dalam
Islam. Fatima Mernissi mengutip hadis-hadis yang diriwayatkan oleh Abu
Hurairah yang berkaitan dengan misoginis. Melalui penelitian yang dilakukan
oleh Fatima Mernissi ini, Fatima meragukan kedudukan hadis yang diriwayatkan
oleh Abu Hurairah karena menurutnya ada kepentingan pribadi dari Abu Hurairah
untuk meriwayatkan hadis-hadis tersebut.27
E. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan kajian kepustakaan (library research). Dengan
artian bahwa penelitian ini mengacu pada data-data tertulis baik berupa buku,
jurnal, artikel dan semacamnya yang terkait dengan tema penelitian.28
Adapun
objek material dalam penelitian ini adalah kitab Aks\ara Abu> Hurairah: Dira>sah
Tahli>liyyah Naqdiyyah karya Mustafa Buhindi. Sementara itu, objek formal
penelitian ini adalah epistemologi kajian Rijal al-Hadis Mustafa Buhindi yang
tertuang dalam karyanya tersebut.
2. Pendekatan Penelitian
Secara operasional, penelitian ini menggunakan pendekatan historis-
filosofis sebagai alat untuk meneropong semua permasalahan yang ada dalam
penelitian. Pendekatan ini dimaksudkan untuk melihat menganalisis tiga unsur
27
Fatima Mernissi, Wanita Di Dalam Islam, terj. Yaziar Radianti (Bandung: Pustaka,
1994). 28
Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah: Dasar dan Metode Teknik
Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002) hlm. 182.
12
kajian yang meliputi (1) intrinsik teks, (2) akar kesejarahan dan latar belakang
tokoh dalam memunculkan pemikiran atau gagasannya, dan (3) kondisi historis
yang melingkupinya.29
Selain itu, pendekatan ini digunakan untuk mendapatkan
struktur dasar dari kajian Mustafa Buhindi tentang Abu Hurairah yang
termanifestasikan dalam kitab Aks\ara Abu> Hurairah. Bagaimana pun, penelusuran
struktur dasar merupakan ciri dari pendekatan filosofis.30
3. Sumber Data
Dalam penelitian ini, sumber data yang digunakan terbagi ke dalam dua
kategori, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Adapun yang
dimaksud sumber data primer adalah data yang dijadikan rujukan utama dalam
penelitian. Dalam konteks penelitian ini, kitab Aks\ara Abu> Hurairah: Dira>sah
Tah}li>liyyah Naqdiyyah adalah sumber primernya. Sementara itu, yang dimaksud
sumber sekunder adalah data pendukung yang membantu data primer. Data
sekunder ini didapat dari buku lain, artikel, jurnal, hasil riset ilmiah dan
semacamnya, yang tentunya berhubungan dengan tema penelitian.
4. Metode Analisis dan Olah Data
Metode yang digunakan dalam menganalis dan mengolah data dalam
penelitian ini adalah metode analisis-deskriptif, yaitu sebuah analisis yang
29 Abdul Mustaqim, Epistemologi Tafsir Kontemporer (Yogyakarta: LKiS, 2010), hlm.
28.
30 Amin Abdullah, Studi Agama: Normativitas atau Historisitas? (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2002), hlm. 280. Lihat juga, Abdul Mustaqim, Epistemologi Tafsir Kontemporer..., hlm.
28.
13
sifatnya menggambarkan objek yang sedang diteliti. Penulis akan
mendeskripsikan objek penelitian berdasarkan data-data yang diperoleh. Selain
itu, penulis juga menggunakan analisis eksplanatori sebagai metode lanjutan
untuk menjelaskan objek pada wilayah „bagaimana‟ dan „mengapa‟. Metode ini
sangat diperlukan karena penelitian ini bukan sekedar menulis kembali poin-poin
pembahasan yang ada di dalam kitab Aks\ara Abu> Hurairah, melainkan sebuah
upaya untuk „membahasakan‟ kerangka epistemologis kajian Mustafa Buhindi
tentang Abu Hurairah yang tertuang dalam kitab tersebut. Dalam pada itu, dalam
upaya „membahasakan‟ kerangka epistemologis kajian Mustafa Buhindi tersebut
penulis juga menggunakan metode berpikir induktif, yaitu sebuah metode berpikir
dari khusus ke umum. Artinya, dalam upaya „membahasakan‟ kerangka
epistemologis kajian Mustafa Buhindi, penulis berangkat dari kasus-kasus praktis
yang ada di dalam kitab Aks\ara Abu> Hurairah untuk ditarik menjadi sebuah
kerangka epistemologis yang sifatnya general-teoretis.
Maka langkah yang ditempuh secara teknis-operasional dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut. Pertama, penulis akan melakukan inventarisasi data
dan menyeleksinya sesuai dengan kebutuhan tema penelitian baik dari sumber
primer maupun sekunder. Kedua, penulis akan melakukan olah dan analisis data
sesuai dengan metode yang telah ditetapkan. Ketiga, penulis akan membuat
kesimpulan secara cermat sesuai dengan problem atau rumusan permasalahan
yang telah ditentukan.
14
F. Sistematika Pembahasan
Penelitian ini disusun berdasarkan sistematika pembahasan yang lazim
digunakan dalam karya ilmiah. Penelitian ini terdiri dari lima bab:
Bab pertama merupakan pendahuluan yang berisikan latar belakang
masalah sebagai gambaran kegelisahan akademik yang hendak diteliti. Kemudian
permasalahan tersebut difokuskan pada rumusan atau pokok permasalahan yang
akan dibahas dalam penelitian ini. Selain itu, dijelaskan pula tujuan dan kegunaan
penelitian baik yang sifatnya teoris maupun praktis. Kemudian didukung dengan
adanya telaah pustaka, metode dan langkah-langkah penelitian yang dimaksudkan
untuk menjelaskan tentang proses dan prosedur penelitian ini hingga sampai pada
tujuan dalam menjawab problem akademik yang diajukan.
Sementara itu, bab kedua adalah gambaran objek yang meliputi
pembahasan potret historis kehidupan dan pemikiran Mus}t}afa> Bu>hindi.
Bagaimana pun, Buhindi adalah tokoh yang menjadi objek dalam penelitian ini.
Sehingga perlu dipaparkan penjelasan tentangnya agar objek dapat dipahami
secara komprehensif. Di samping itu, pada bab kedua ini pun akan dipaparkan
tentang gambaran kitab Aks\ara Abu> Hurairah yang merupakan objek material
dalam penelitian ini.
Bab ketiga merupakan tinjauan umum tentang epistemologi studi rija>l al-
h}adi>s\. Adapun pembahasannya terbagi ke dalam dua poin: (1) pembahasan
tentang hakikat epistemologi yang meliputi pengertian, ruang lingkup dan
berbagai hal yang berkaitan dengannya; (2) pembahasan tentang hakikat disiplin
15
rija>l al-h}adi>s\ yang mencakup pengertian, ruang lingkup, sejarah dan berbagai hal
yang berkaitan dengannya. Pembahasan ini sangat penting sebagai pijakan teoretis
dan bahkan perspektif dalam proses analisis data.
Bab keempat adalah bagian inti dalam penelitian ini, yaitu pembahasan
tentang konstruksi atau kerangka epistemologi kajian Mus}t}afa> Bu>hindi yang
tertuang dalam karyanya, Aks\ara Abu> Hurairah. Adapun poin-poin
pembahasannya mencakup hakikat kajian, sumber yang dijadikan rujukan,
pendekatan dan metode yang digunakan dalam kajian tersebut.
Kemudian diakhiri dengan penutup pada bab kelima yang berisi
kesimpulan penelitian dan saran untuk penelitian selanjutnya.
93
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dikemukakan pada bab-bab terdahulu, maka
penelitian ini dapat disimpulkan ke dalam dua poin sesuai dengan rumusan
masalah yang sudah ditentukan, yaitu:
Pertama, struktur epistemologi kajian Mustafa Buhindi yang
termanifestasikan dalam kitab Aks\ara Abu> Hurairah adalah meliputi tiga poin
dasar: (1) kajian Buhindi yang tertuang dalam kitab tersebut merupakan bentuk
dari kajian rija>l al-h}adis\ yang objek bahasannya hanya memfokuskan pada
periwayat bernama Abu Hurairah, (2) sumber kajian yang digunakan Buhindi
meliputi kitab-kitab hadis, kitab-kitab rijal, al-Qur’an, dan bahkan Injil. Selain itu,
ia juga menggunakan akal sebagai sumber pengetahuan, (3) struktur metodologis
kajian Buhindi dalam kitab tersebut meliputi pendekatan historis-kritis-rasional
dan metode kritik historis baik secara sinkronik maupun diakronik, serta
menggunakan analisis logis.
Kedua, setidaknya ada dua poin yang menjadi peran kontributif kajian
Buhindi dalam wacana studi hadis: (1) Buhindi menekankan pentingnya
revitalisasi historis kritis dan kritik historis dalam studi hadis, dan (2) menekankan
pentingnya rasionalitas historis dalam studi hadis, khususnya studi rija>l al-h}adis\.
94
B. Saran
Penelitian ini hanyalah upaya sederhana dalam membahasakan struktur
epistemologi kajian Buhindi yang termanifestasikan dalam kitab Aks\ara Abu>
Hurairah. Penulis menyadari penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif dari semua
kalangan. Selain itu, penulis pun menyadari bahwa pemikiran Buhindi tidaklah
sempit. Karena itu, pemikirannya masih membuka ruang untuk diteliti, baik yang
berkaitan dengan pemikiran hadis maupun yang lainnya.
95
DAFTAR PUSTAKA
‘Asqala>ni>, Ibn H{ajar al-. al-Is}a>bah fi> Tamyi>z al-S{ah}abah jilid VII. Beirut: Da>r
S{a>dir. t.th.
‘Azza, Abdul Mun’im Shalih Aliy al-. Difa>’ ‘an Abi> Hurairah. Beirut: Da>rul
Qalam. 1981.
Abdullah, Amin. P en d eka t an In t egr a t i f - Interkonektif. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar. 2006.
-----------. Studi Agama: Normativitas atau Historisitas?. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar. 2002.
Abror, Indal. ‚al-Ja>mi’ al-S}ah}i>h} al-Bukha>ri>‛ dalam M. Alfatih Suryadilaga (ed.),
Studi Kitab Hadis. Yogyakarta: TERAS 2009.
Amin, Kamaruddin. Menguji Kembali Keakuratan Metode Kritik Hadis. Jakarta:
Hikmah. 2009.
Arifin, M. Psikologi Dakwah: Suatu Pengantar Studi . Jakarta: Bumi Aksara.
1991.
Asy‟arie, Musa. Filsafat Islam Sunnah Nabi dalam Berpikir. Yogyakarta: LESFI.
2001.
Bu>hindi>, Mus}t}afa>. Aks\ara Abu> Hurairah: Dira>sah Tahli>liyyah Naqdiyyah. Da>r al-
Baid}a>’. 2002.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka. 1988.
Hadi, P. Hardono. Epistemologi: Filsafat Pengetahuan. Yogyakarta: Penerbit
Kanisius. 1994.
Hamadah, Abbas Mutawalli. Sunnah Nabi Kedudukannya Menurut al-Quran, terj.
A. Abdussalam, cet. II. Bandung: Gema Risalah Press. 1997.
96
Hamlyn, D.W. “ History of Epistemology” dalam The Encyclopedia of
Philosophy, vol. 3. New York and London, Macmillan Publishing Co.
1972.
Imam, C. Verhaak dan Haryono. Filsafat Ilmu Pengetahuan;Telaah atas Kerja
Ilmu-Ilmu. Jakarta: Gramedia. 1991.
Ismail, Syuhudi. Kaidah Kesahihan Sanad Hadis: Telaah Kritis dan Tinjauan
dengan Pendekatan Ilmu Sejarah, Cet. III. Jakarta: Bulan Bintang. 2005.
Jost, David A. (ed.). The American Heritage College Dictionary. Boston:
Houngton Mifflin Company. 1993.
Khat}i>b, Muh}ammad ‘Ajja>j al-. U\\s}u>l al-H}adi>s|: ‘Ulu>muhu wa Mus}t}alahuh. Beirut:
Da>r al-fikr. 1989.
Khatib, Muhammad „Ajjaj al-. Abu> Hurairah Ra>wiyah al-Islam cet. III. Kairo:
Maktabah Wahbah. 1982.
Manz}u>r, Ibnu. Lisa>n al-‘Arab dalam CD-ROM al-Maktabah al-Sya>milah Is}da>r al-
S|a>ni>. Islamic Global Software. 1997.
Martin, Jacques. P en ge t ah ua n : R a s i o n a l i s m e , E m p i r i s m e , d a n
M e t o d e K e i l m u a n terj. Jujun. S. Suriasumantri. Jakarta: Sinar
Harapan. 2003.
Mernissi, Fatima. Wanita Di Dalam Islam, terj. Yaziar Radianti. Bandung:
Pustaka. 1994.
Munir, Rizal Mustansyir dan Misnal. Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
2009.
Musawi, Syarafuddin al-. Abu> Hurairah. al-T}aba’ah al-Hamdariyyah. 1956.
Mustaqim, Abdul. Epistemologi Tafsir Kontemporer. Yogyakarta: LKiS. 2010.
97
Najwah, Nurun. “Tawaran Metode dalam Studi Living Sunnah” dalam Sahiron
(ed.), Metodologi Penelitian Living Quran dan Hadis. Yogyakarta:
Teras. 2007.
Rahman, Fatchur. Ikhtisar Mushhtalahul Hadits. Bandung: PT. Alma‟arif. 1974.
Rayyah, Mah}mu>d Abu>. Ad}wa>’ `ala> al-Sunnah al-Muh}ammadiyah. Kairo: Da>rul
Ma’a>rif. 1994.
-----------. Syaikh al-Mud}i>rah Abu> Hurairah. Beirut: Muassasah al-A’lami> li al-
Mat}bu>’a>t. 1993.
Roswantoro, Alim. “Hermeneutika Eksistensial Kajian atas Pemikiran Heidegger
dan Gadamer dan Implikasinya bagi Pengembangan Studi Islam” dalam
ESENSIA Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin. Vol. 4. No. 1. Januari 2003.
Runes, Dagobert D. Dictionary of Philosophy. New Jersey: Adams and Co. 1971.
Sa‟ad, Ibn. al-T{abaqa>t al-Kubra>, jilid II. Beirut: Azhar. 1974.
Saefuddin, A.M. Desekularisasi Pemikiran: Landasan Islamisasi. Bandung:
Mizan. 1991.
Salih, Subhi al-. ‘Ulu>m al-H}adi>s\ wa Mus}t}ala>huh. Beirut: Da>r al-‘Ilm li al-
Malayin. 1977.
Siba>’i>, Mus}t}afa> al-. Al-Hadis Sebagai Sumber Hukum, terj. A. Muchit. Bandung:
Diponegoro. 1990.
-----------. al-Sunnah wa Maka>natuha> fi> Tasyri>’ al-Isla>mi>. Beirut: Da>r al-Kutub al-
‘Ilmiyyah. 2005.
Sjamsuddin, Helius. Metodologi Sejarah (Edisi Kedua). Yogyakarta: Ombak.
2007.
Sudarto. Metodologi Penelitian Filsafat. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. 1997.
98
Suniyah, Kritik Abu Rayyah terhadap Abu Hurairah dalam kitab Ad}wa>’ `ala> al-Sunnah al-Muh}ammadiyah, Skripsi Jurusan Tafsir Hadis. 2005.
Suparno, Paul. Pengantar Ilmu Filsafat. Jakarta: Sinar Harapan. 2001.
Surakhmad, Winarno. Pengantar Penelitian Ilmiah: Dasar dan Metode Teknik
Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2002.
Suriasumantri, Jujun S. Filsafat Ilmu : Sebuah Pengantar Populer. Jakarta : Sinar
Harapan. 2005.
Suryadi. Metodologi Ilmu Rijalil Hadis. Yogyakarta: Madani Pustaka Hikmah.
2003.
Sya>kir, Ah}mad Muh}ammad. al-Ba>’is \ al-H}as\i>s.\ Beirut: Muassasah al-Kutub al-
S\\|aqa>fah. 1408 H.
Taylor, Robert Bogdan dan Steven J. Introduction to Qualitative Research
Method: A Phenomenolgical Approach to the Social Sciences. New
York: John Wiley & Sons, 1975.
Thahhan, Mahmud. Intisari Ilmu Hadis, terj.A. Muhtadi Ridwan. Malang: UIN
Malang Press. 2007.
Zahw, Muh}ammad Abu>. al-H}adi>s\ wa al-Muh}addis\u>n. Mesir: Mat}ba’ah al-
Ma’rifah. t.th.
99
CURRICULUM VITAE
Nama : Faizah
NIM : 09532014
Fakultas/Jurusan : Ushuluddin dan Pemikiran Islam/Ilmu Al-Qur’an dan
Tafsir
Tempat, Tanggal Lahir : Bukittinggi, 23 April 1990
Alamat Asal : Parabek Kubu Nan 7, Kanagarian Ladang Laweh, Kec.
Banuhampu, Kab. Agam, Sumatera Barat.
Alamat Yogyakarta : Asrama Puteri Gajah Putih 2, Krapyak Wetan no. 107 RT
04, Panggungharjo, Kec. Sewon, Kab. Bantul, DIY
E-Mail/HP : [email protected]/08568525879
Nama Ayah : Abdullah
Nama Ibu : Mislaini
Pendidikan : - SDN 16 Parabek (1997-2003)
- MTs Sumatera Thawalib Parabek (2003-2006)
- MA Sumatera Thawalib Parabek (2006-2009)
- UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (2009-2014)