nadya awaliah (laporan pola tanam) 155040201111216 fakultas pertanian universitas brawijaya

Upload: nadyaawl

Post on 06-Jul-2018

436 views

Category:

Documents


49 download

TRANSCRIPT

  • 8/16/2019 Nadya Awaliah (Laporan Pola Tanam) 155040201111216 fakultas pertanian universitas brawijaya

    1/26

    LAPORAN DASAR BUDIDAYA TANAMAN 

    TANAM DAN POLA TANAM 

    Oleh :

     Nama : Nadya Awaliah

     NIM : 155040201111216

    Kelas : GAsisten : Fachrurozi Ubaidillah

    Prodi : Agroekoteknologi  

    PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIAN 

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    MALANG 

    2015

  • 8/16/2019 Nadya Awaliah (Laporan Pola Tanam) 155040201111216 fakultas pertanian universitas brawijaya

    2/26

    1. 

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Dalam pertanian, tanam dan pola tanam sangat diperlukan. Tanam dan

     pola tanam yang berbedaadapat menentukan tingkat produksi dalam kualitas

    maupun kuantitas. Ada banyak jenis pola tanamdalam dunia pertanian. Ada

    yang menguntungkan kita namun merugikan alam, ada juga

    yangmenguntungkan alam namun bagi kita kurang menguntungkan dari segi

    kualitas maupun kuantitas.Kita harus mengetahui berbagai macam tanam

    menanam serta polanya yang baik bagi kita namun tidak merusak lingkungan.

    Dalam makakah ini kami akan mengupas tentang bagaimana menanamyang

     baik dan cara- cara pola tanam yang benar.

    Tanam adalah menempatkan bahan tanam berupa benih atau bibit pada

    media tanam baik mediatanah maupun bukan media tanah dalam satu bentuk

     pola tanam, sedangkan pola tanam sendiriadalah usaha penanam pada

    sebidang lahan dengan mengatiur susunan tata letak dan urutantanaman

    selama periode waktu tertentu termasuk masa pengolahan tanah dan masa

    tidak ditanamiselama periode tertentu. Jadi, dalam mengolah lahan kita perlu

    mempelajari cara tanam serta pola tanam untuk menempatkansuatu bibit yang

    ditanam dengan tepat dn dapat menghasilkan hasil yang memuasan sehingga

    dapatmeningkatkan kesejahteraan para petani dan dapat memenuhi kebutuhan

    konsumen dengan seimbang.

    Dalam bercocok tanam, terdapat beberapa pola tanam agar efisien dan

    memudahkan kita dalampenggunaan lahan, dan untuk menata ulang kalender

     penanaman. Pola tanam sendiri ada tigamacam, yaitu : monokultur, polikultur

    (tumpangsari), dan rotasi tanaman. Ketiga pola tanam tersebutmemiliki nilai

     plus dan minus tersendiri. Pola tanam memiliki arti penting dalam sistem

     produksitanaman. Dengan pola tanam ini berarti memanfaatkan danmemadukan berbagai komponen yangtersedia (agroklimat, tanah, tanaman,

    hama dan penyakit, keteknikan dan sosial ekonomi). Polatanam di daerah

    tropis seperti di Indonesia, biasanya disusun selama satu tahun dengan

    memperhatikancurah hujan (terutama pada daerah/lahan yang sepenuhnya

  • 8/16/2019 Nadya Awaliah (Laporan Pola Tanam) 155040201111216 fakultas pertanian universitas brawijaya

    3/26

    tergantung dari hujan. Maka pemilihan jenis/varietas yang ditanampun perlu

    disesuaikan dengan keadaan air yang tersedia ataupun curah hujan.

    1.2 Tujuan

    Adapun tujuan dilakukannya praktikum tanam dan pola tanam ini adalah

    untuk mengetahui pengertian pola tanam, fungsi pola tanam dan macam-

    macam pola tanam. Serta mengetahui bagaimana teknik penanaman dan

     perbandingan pola tanam monokultur dan pola tanam tumpang sari pada

    tanaman jagung dan kedelai.

  • 8/16/2019 Nadya Awaliah (Laporan Pola Tanam) 155040201111216 fakultas pertanian universitas brawijaya

    4/26

    2.  TINJAUAN PUSTAKA 

    2.1 Pengertian Tanam (minimal 3)

    Tanam adalah menempatkan bahan tanam berupa benih atau bibit pada media

    tanam baik media tanah maupun bukan media tanah dalam satu bentuk pola

    tanam (Vincent, 1996).

    Tanam adalah menanam sesuatu yang bisa hidup yang disesuaikan dengan

    daerah kondsis dan lingkungan serta keadaan sehingga dapat menghasilkan

    sesuatu yang menguntungkan minimal bagi pribadi yang menanam (Aak,

    1993).

    Tanam adalah proses pengisian lubang tanam yang sudah dipersiapkan pada

    lahan budidaya baik menggunakan benih atau bibit dengan ketentuan jarak

     jarak tanam yang telah ditetapkan (Mubyarto, 1989).

    2.2 Fungsi Pola Tanam (minimal 3)

    Pola tanam adalah usaha penanam pada sebidang lahan dengan mengatur

    susunan tata letak dan urutan tanaman selama periode waktu tertentu

    termasuk masa pengolahan tanah dan masa tidak d itanami selama periode

    tertentu (Campbell, 2002).

     

    Pola tanam atau (cropping patten) ialah suatu urutan pertanaman pada

    sebidang tanah selama satu periode. Lahan yang dimaksud bisa berupa

    lahan kosong atau lahan yang sudah terdapat tanaman yang mampu

    dilakukan tumpang sirih (Saiful Anwar, 2011).

    Pola tanam adalah susunan tanaman yang diusahakan dalam satu satuan

    luas pada satu tahun. Pola tata tanam yang berlaku pada setiap daerah akan

     berbeda dengan daerah lain, karena karakteristik setiap daerah juga

     berbeda (Wirosoedarmo, 1985).

    2.3 Macam-Macam Pola Tanam

    2.3.1  Pola Tanam Monokultur

    Pola tanam monokultur adalah penanaman satu jenis tanaman pada

    lahan dan waktu penanaman yang sama. Monokultur adalah salah satu

  • 8/16/2019 Nadya Awaliah (Laporan Pola Tanam) 155040201111216 fakultas pertanian universitas brawijaya

    5/26

     budidaya dilahan pertanian dengan menanam satu jenis tanaman pada

    satu areal. Monokultur menjadikan penggunaan lahan lebih efisien

    karena memungkinkan perawatan dan pemanenan secara cepat dengan

     bantuan mesin pertanian dan menekan biaya tenaga kerja karena

    wajah lahan menjadi seragam. Kelemahan utamanya adalah

    keseragaman kultivar mempercepat penyebaran organisme penggangu

    tanaman atau OPT seperti hama dan penyakit (Setjanata, 1983).

    Menurut Tambunan,dkk (2011), kelebihan penanaman pola tanam

    monokultur adalah teknis budidayanya lebih mudah karena tanaman

    yang ditanam maupun dipelihara hanya satu jenis. Selain itu,

    monokultur menjadikan penggunaan lahan efisien karena

    memungkinkan perawatan dan pemanenan secara cepat dengan bantuan mesin pertanian dan menekan biaya tenaga kerja karena

    wajah lahan menjadi seragam. dan kekurangan monokultur adalah

    tanaman relatif mudah terserang hama maupun penyakit dan

    keseragaman kultivar mempercepat penyebaran organisme penganggu

    tanaman.

    2.3.2  Pola Tanam Tumpang Sari

    Tumpang sari merupakan salah satu jenis pola tanam yang

    termasuk jenis polikultur. Disebut dengan polikultur karena pada

    suatu lahan ditanami lebih dari satu jenis tanaman. Lebih detail,

    tumpang sari merupakan suatu pola pertanaman dengan menanami

    lebih dari satu jenis tanaman pada suatu hamparan lahan dalam

     periode waktu tanaman yang sama. Kultur teknis yang harus

    diperhatikan pada pola tanam tumpang sari adalah jarak tanam,

     populasi tanaman, umur tiap tanaman, dan arsitektur tanaman.

    Semuanya itu berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil masing -

    masing tanaman yang akan ditumpang sari (Jumin,1998).

  • 8/16/2019 Nadya Awaliah (Laporan Pola Tanam) 155040201111216 fakultas pertanian universitas brawijaya

    6/26

    Menurut Djaenudin, D, dkk (2003), keuntungan dari pola tanam

     polikultur adalah:

    1. Mengurangi hama dan penyakit tanaman

    Tanaman yang satu dapat mengurangi hama maupun penyakit

    tanaman lainnya. Misalnya bawang daun dapat mengusir hana aphids

    dan ulat kubis karena mengeluarkan bau allicin.

    2. Menambah kesuburan tanah

    Dengan menanam kacang-kacangan, kandungan unsur N dalam

    tanah akan bertambah karena adanya bakteri Rhizobium yang terdapat

    dalam bintil akar. Dengan menanam tanaman yang mempunyai

     perakaran berbeda tanah disekitarnya akan lebih gembur.

    3. Siklus hidup hama atau penyakit akan terputusSistem polikultur yang dibarengi dengan rotasi tanaman dapat

    memutus siklus hidup hama dan penyakit tanaman.

    4. Memperoleh hasil panen yang beragam

    Penanaman lebih dari satu jenis tanaman akan menghasilka

     panen yang beragam. Ini menguntungkan karena bila harga salah satu

    komoditas rendah, dapat ditutupi oleh harga komoditas lainnya.

    Menurut Harjadi, S.S, (1989), kelemahan dari adanya pola tanam

     polikultur adalah :

    1. Persaingan dalam hal unsur hara

    Dalam pola tanama tumpang sari, akan terjadi persaingan dalam

    menyerap unsur hara antar tanaman yang ditanam. Sebab, setiap

    tanaman memiliki jumlah kebutuhan unsur hara yang berbeda,

    sehingga tidak menutup kemungkinan bahwa salah satu tanaman a kan

    mengalami defisiensi unsur hara akibat kalah bersaing dengan

    tanaman lainnya.

    2. Pemilihan komoditas

    Diperlukan wawasan yang luas untuk memilih tanaman selah

    sabagai pendamping dari tanaman utama, karena tidak semua jenis

    tanaman cocok ditanam berdampingan. Kecocokan tanaman-tanaman

  • 8/16/2019 Nadya Awaliah (Laporan Pola Tanam) 155040201111216 fakultas pertanian universitas brawijaya

    7/26

    yang akan ditumpangsarikan dapat diukur dari kebutuhan unsur

    hranya, drainase, naungan, penyinaran, suhu, kebutuhan air, dll.

    3. Permintaan pasar

    Pada pola tanam tumpangsari, tidak selalu tanaman yang

    menjadi tanaman sela, memiliki permintaan yang tinggi. Sedangkan,

    untuk memilih tanaman sela yang cocok ditumpang sarikan dengan

    tanaman utama, merupakan usaha yang tidak mudah karena

    diperlukan wawasan yang lebih luas lagi. Maka dari itu, diperlukan

    strategi pemasaran yang tepat agar hasil dari tanaman sela tersebut

    mendapatkan keuntangan pula bagi petani.

    4. Memerlukan tambahan biaya dan perlakuan

    Untuk dapat melaksanakan pola tanam tumpangsari secara baik perlu diperhatikan bebrapa faktor ligkungan yang mempunya i

     pengaruh di antaranya ketersediaan air, kesuburan tanah, sinar

    matahari dan hama penyakit. Penentuan jenis tanaman yang akan

    ditumpangsarikan dari saat penanamna sebaiknya disesuaikan dengan

    keteersediaan air yang ada selama pertumpbuhan. Hal ini

    dimaksudkan agar diperoleh pertumbuhan dan produksi secara

    optimal. Kesuburan tanah mutlak diperlukan, hal ini dimaksudkan

    untuk menghindari persaingan pada satu petak lahan antar tanaman.

    2.4 Teknik Budidaya Jagung

    Syarat tumbuh tanaman jagung adalah akan tumbuh ba ik pada

    ketinggian antara 1000-1800 m dpl dengan ketinggian optimum sekitar

    50 600 m dpl. Suhu optimum tanman jagungantara 23ºC 30ºC. Curah

    hujan ideal yaitu sekitar 85-200 mm/bulan. Tanaman jagungsebaiknya

    ditanam pada awal musim hujan atau menjelang musim kemarau.

    Tanaman jagungjuga membutuhkan sinar matahari, karena tanaman

     jagung yang ternaungi, pertumbuhannya akan menjadi terhambat dan

    menghasilkan biji yang tidak optimal. sedangkan untuk tanah,jagung

    tidak memerlukan persyaratan tanah yang khusus, tetap tanah yang

  • 8/16/2019 Nadya Awaliah (Laporan Pola Tanam) 155040201111216 fakultas pertanian universitas brawijaya

    8/26

    gembur, subur serta kaya humus. pH tanah yaitu antara 5,6 7,5 (Malti

    et al., 2011)

    Menurut Nuning dkk. (2012) teknik dan proses dari budidaya

    tanaman jagung adalah sebagai berikut :

    1.  Persiapan benih

    Syarat benih jagung yang digunakan adalah yang mempunyai daya

    tumbuh dan virgor yang cukup tinggi, kualitas fisiologi yang tinggi (daya

    tumbuh minimal 90%).

    2. 

    Pengolahan lahan

    Lahan untuk penanaman bisa diolah dengan menggunakan cangkul

    atau dengan bajak.

    3. 

    PenanamanPenanaman pada jagung ada beberapa pola tanam yang biasa

    diterapkan yaitu tumpang sari (intercropping), tumpang gilir ( Multiple

    Cropping), tanaman bersisipan ( Relay Cropping), dan tanaman campuran

    ( Mixed Cropping). Lubang tanam yaitu dengan kedalaman 3-5 cm. Jarak

    tanam tanaman jagung disesuaikan dengan umur panennya, semakin

     panjang umurjagung maka jarak tanamnya semakin lebar. Jagung yang

     berumur panen lebih 100 hari sejak penanaman, jarak tanamnya adalah

    40×100 cm, sedangkan Jagung yang berumur panen 80 -100 hari, jarak

    tanamnya adalah 25×75 cm.

    4.  Pemeliharaan

    Pemeliharaan yang dilakukan adalah dengan Penjarangan dan

    Penyulaman, penyiangan, pembumbunan, dan pemupukan serta

     pengendalian hama dan penyakit.

    Dilakukan penjarangan dan Penyulaman tanaman jagung yang

    tumbuhnya kurang baik atau mati biasanya dilakukan 7-10 hst.

    Penyiangan dilakukan untuk membuang gulma yang ada disekitar

    tanaman jagung. Pembumbunan dilakukan untuk memperkokoh posisi

     batang agar tanaman tidak rebah.

    Pemupukan pada tanaman jagung terdiri dari pemupukan dasar yait u

    menggunakan pupuk Urea 120 kg/ha, TSP 20 kg/ha, dan KCl 25 kg/ha.

  • 8/16/2019 Nadya Awaliah (Laporan Pola Tanam) 155040201111216 fakultas pertanian universitas brawijaya

    9/26

    Selanjutnya pemupukan kedua dilakukan ketika tanaman jagung berumur

    3 minggu setelah tanam dengan menggunakan pupuk Urea 115 kg/ha dan

    KCl 55 kg/ha, pemupukan ketiga dilakukan ketika tanaman jagung

     berumur 6 minggu setelah tanam yaitu menggunakan pupuk urea 115

    kg/ha.

    Dilakukan pengendalian hama dan penyakit pada tanaman jagung.

    Hama yang sering menyerang tanaman jagung yaitu lalat bibit

    (Atherigona exigua Stein), dan ulat pemotong. Sedangkan penyakit yang

    seing menyerang tanaman jagung adalah penyakit bulai (Downy

    mildew), penyakit bercak daun (Leaf bligh), penyakit karat

    (Rust),penyakit gosong bengkak (Corn smut/boil smut), penyakit busuk

    tongkol dan busuk biji. Pengendaliannya yaitu denga n menggunakan pestisida alami dan pestisida kimia.

    5.  Panen dan Pasca panen

    Tanaman jagung dipanen ketika jagung berumur 86 96 hari setelah

    tanam. Jagung untuk sayur seperti jagung muda dan baby corn dipanen

    sebelum bijinya terisi penuh, sedangkan untuk jag ung rebus atau bakar,

    dipanen saat jagung sudah matang susu. Cara panennya yaitu dengan

    memutar tongkol dan mematahkan tangkai buah jagung. Jagung dikupas

    ketika masih menempel pada batang atau setelah pemetikan selesai,

    supaya kadar air dalam tongkol dapat diturunkan sehingga cendawan

    tidak tumbuh. Pengeringan jagung dengan sinar matahari. Setelah kering

     jagung dipipil dengan tangan atau alat pemipil jagung.

    2.5 Tumpang Sari Tanaman Jagung dan Kedelai

    Menurut Widyastuti dkk (2002) dalam proses penanaman tumpeng sari

    tanaman jagung dan kedelai melalui dua proses penanaman yaitu

     penanaman jagung kemudian penanaman kedelai, berikut proses

     penanaman dan perawatan yang dilakukan:

    Penanaman jagung

    1.  Gunakan varietas hibrida bertipe tegak, Bima-2, Bima-4, Pioner-21,

    Bisi-16 dan lain-lain. Jumlah benih yang dibutuhkan 15 17 kg/ha.

  • 8/16/2019 Nadya Awaliah (Laporan Pola Tanam) 155040201111216 fakultas pertanian universitas brawijaya

    10/26

    2.  Pastikan bahwa benih yang ditanam mempunyai daya berkecambah

    (>90%) dan vigor benih yang baik (perhatikan masa daluwara benih)

    3.  Tanah diolah sempurna

    4.  Tanaman jagung ditanam 1 biji per lubang dengan sistem tanam

    legowo/double row, kemudian ditutup dengan pupuk organik 1

    genggam

    5.  Jarak tanam untuk tanaman jagung sistem legowo adalah (100-50) cm x

    20 cm atau (110-40) cm x 20 cm.

    Dosis pemupukan yang digunakan adalah:

    1.  Lahan sawah menggunakan takaran 350 kg Urea + 300 kg

     phonska atau pupuk majemuk lainnya. Pemberian diberikan 2kali, pemberian pertama pada umur 7-10 hst sebanyak 100 kg

    urea + 300 kg phonska/ pupuk majemuk lainnya per hektar.

    Pemupukan kedua dilakukan pada 35 -45 hst dengan takaran 250

    kg urea per hektar. Pupuk dimasukkan dalam lubang yang

    dibuat + 10 cm di samping tanaman dan ditutup dengan tanah .

    2.  Lahan kering menggunakan takaran 325 kg Urea + 300 kg

     phonska atau pupuk majemuk lainnya. Pemberian diberikan 2

    kali, pemberian pertama pada umur 7-10 hst sebanyak 100 kg

    urea + 300 kg phonska/ pupuk majemuk lainnya per hektar.

    Pemupukan kedua pada umur 35 -45 hst dengan takaran 20 kg

    urea + 100 kg phonska/pupuk majemuk lannya. Pupuk

    dimasukkan dalam lubang yang dibuat + 10 cm di samping

    tanaman di tutup dengan tanah.

    Penyiangan dan pembumbunan dilakukan dengan cangkul

    Penen dapat dilakukan apabila kelobot sudah kering dan lapisan

    hitam pada pangkal biji (black layer) telah terlihat. Sisa batang

    tanaman (biomas) dijadikan kompos atau dapat digunakan sebagai

    mulsa diantara baris tanaman untuk pertanaman berikutnya.

  • 8/16/2019 Nadya Awaliah (Laporan Pola Tanam) 155040201111216 fakultas pertanian universitas brawijaya

    11/26

      Penanaman Kedelai

    1. 

    Gunakan varietas kedelai yang toleran naungan, diantaranya

    Dena-1 atau Dena-2. Jumlah benih yang dibutuhkan 15 - 20 kg/ha

    2.  Benih dicampur dengan inokulan Rh izobium sp (nodulin,

    rhizogin dll) 5 kg benih per 10 g (1 saset), caranya adalah benih

    dibasahi kemudian ditiriskan, inokulan ditaburkan dan diaduk

    merata hingga merekat dan diperkirakan semua benih

    mendapatkan inokulan, kemudian segera ditanam. Hindari

    terkena cahaya matahari langsung pada benih yang telah

    dicampur dengan nodulin.

    3.  Benih ditanam di antara barisan legowo pada tanaman jagung

    dengan jarak tanam 40 cm x 20 cm, sehingga terdapat 2 barisantanaman kedelai antara setiap barisan legowo jagung.

    Penanaman kedelai dapat bersamaan dengan penanaman jagung

    atau 1-7 hari setelah penanaman jagung.

    4.  Dosis pupuk yang digunakan adalah 50 kg urea + 50 kg

     phonska/ha 7- 10 hst (bersamaan dengan pemupukan pertama

     jagung apabila tanamnya bersamaan)

    5.  Kedelai di panen sebelum polong pecah, yaitu saat polong

     berwarna coklat. Kedelai sebaiknya dipanen lebih awal dari

     jagung. Biomas tanaman dapat dijadikan kompos.

    3. 

    BAHAN DAN METODE

    3.1 Alat dan Bahan

    3.1.1  Alat

    Dalam praktikum Dasar Budidaya Tanaman pada materi tanam dan pola

    tanam alat-alat yang digunakan adalah sebagai berikut.

    a.  Cangkul : Untuk menggemburkan atau mengolah tanah.

     b. 

    Tugal : Untuk membuat lubang tempat benih jagung dan kedelai.

    c.  Tali rafia : Untuk menandai dan menandai jarak tanam.

    d.  Ember : Untuk mengambil air, kompos, dan cocopeat.

  • 8/16/2019 Nadya Awaliah (Laporan Pola Tanam) 155040201111216 fakultas pertanian universitas brawijaya

    12/26

    e.  Plastik : Untuk tempat benih jagung dan kedelai.

    f. 

    Botol plastik : Untuk mengambil air dalam proses penyiraman.

    g.  Penggaris : Untuk mengukur jarak tanam, mengukur tinggi tanaman,

    serta mengukur panjang tanaman.

    h.  Alat tulis : Untuk mencatat hasil praktikum.

    i.  Gunting : Untuk memotong tali rafia.

     j.  Kamera : Untuk mendokumentasikan praktikum.

    3.1.2 Bahan

    Selain alat-alat yang telah disebutkan, bahan-bahan yang digunakan pada

     praktikum tanam dan pola tanam adalah sebagai berikut.

    a.  Benih jagung : Sebagai bahan tanam.

     b. 

    Benih kedelai : Sebagai bahan tanam.c.

     

    Cocopeat : Sebagai sebagai media tanam pendukung tanah.

    d.  Kompos : sebagai sebagai media tanam pendukung tanah.

    e.  Serbuk Gergaji : sebagai sebagai media tanam pendukung tanah.

    f.  Sekam : sebagai sebagai media tanam pendukung tanah.

    g. 

    Pupuk Urea : Untuk memupuk tanaman agar nitrisi tanaman tercukupi.

    h.  Pupuk KCL : Untuk memupuk tanaman agar nitrisi tanaman tercukupi.

    i.  Pupuk SP36 : Untuk memupuk tanaman agar nitrisi tanaman tercukupi.

  • 8/16/2019 Nadya Awaliah (Laporan Pola Tanam) 155040201111216 fakultas pertanian universitas brawijaya

    13/26

    3.2 Cara Kerja (diagram alir + penjelasan)

    3.2.1 Cara Kerja Tanam dengan Pola Tanam Monokultur

    Menyiapkan alat dan bahan

    .

    Menggemburkan tanah menggunakan cangkul

    Menentukan luas lahan untuk menanam jagung dengan memasang tali

    rafia di pinggir lahan dengan panjang 4 meter dan lebar 3 meter

    Menentukan jarak tanam , jarak antar baris 70 cm dan jarak dalam baris 30

    cm

    Buat lubang untuk benih jagung dengan tugal

    Memasukkan benih jagung pada lubang dengan kedalaman satu ruas jari,

    dan tutup kembali lubang

    Melakukan perawatan dengan cara menyulam, meyiangi gulma,

    menyiram, serta memberi pupuk

    Melakukan pengukuran tinggi dan panjang tanaman jagung setiap

    seminggu sekali

    Catat hasil pengamatan

  • 8/16/2019 Nadya Awaliah (Laporan Pola Tanam) 155040201111216 fakultas pertanian universitas brawijaya

    14/26

     

    3.2.2 

    Cara Kerja Tanam dengan Pola Tanam Polikultur

    Menyiapkan alat dan bahan

    .

    Menggemburkan tanah menggunakan cangkul

    Menentukan luas lahan untuk menanam jagung dan kedelai dengan

    memasang tali rafia di pinggir lahan dengan panjang 4 meter dan lebar 3

    meter

    Menentukan jarak tanam jagung, jarak antar baris 70 cm dan jarak dalam

     baris 30 cm

    Buat lubang untuk benih jagung dengan tugal

    Memasukkan benih jagung pada lubang dengan kedalaman satu ruas jari,

    dimana antara dua jagung ditanami kedelai. Kemudian tutup kembali

    lubang

    Melakukan perawatan dengan cara menyulam, meyiangi gulma,

    menyiram, serta memberi pupuk

    Melakukan pengukuran tinggi dan panjang tanaman jagung setiap

    seminggu sekali

    Catat hasil pengamatan

  • 8/16/2019 Nadya Awaliah (Laporan Pola Tanam) 155040201111216 fakultas pertanian universitas brawijaya

    15/26

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1  Data Hasil Pengamatan

    4.1.1 Tinggi Tanaman Jagung

    Berikut adalah tabel data perbandingan hasil pengamatan tinggi tanaman jagung dengan pola tanam monokultur dan tumpangsari pada usia 1 sampai 4

    minggu setelah tanam (mst).

    Tabel 1. Perbandingan Rata-Rata Tinggi Tanaman Jagung Monokultur dan

    Tumpang Sari

    Pola TanamTinggi Tanaman (cm)

    1 mst 2 mst 3 mst 4 mst 6 mst 7 mst

    Monokultur 5,5 12,375 21,5 34,5 - -

    Tumpang Sari 4,125 8 14,68 22 - -

    Data diatas terlihat tinggi tanaman jagung terus meningkat pada setiap

    media tanamnya. Data diatas terlihat pada pola tanam monokultur rata r ata tinggi

    tanaman jagung pada 1 minggu setelah tanam adalah 5,5 cm, pada 2 minggu

    setelah tanamn adalah 12,375 cm, pada 3 minggu setelah tanam adalah 21,5 cm

    dan pada 4 minggu setelah tanam adalah mencapai 34,5 cm. Sedangkan pada pola

    tanam tumpang sari rata rata tinggi tanaman jagung pada 1 minggu setelah tanam

    adalah 4,125 cm, pada 2 minggu setelah tanam adalah 8 cm, pada 3 minggu

    setelah tanam adalah 14,68 cm dan pada 4 minggu setelah tanam rata rata tinggi

    tanaman jagung mencapai 22 cm. Berikut adalah grafik rata rata tinggi tanaman

     jagung pada pola tanam monokultur dan tumpang sari.

  • 8/16/2019 Nadya Awaliah (Laporan Pola Tanam) 155040201111216 fakultas pertanian universitas brawijaya

    16/26

     

    Gambar 1. Grafik Tinggi Tanaman Jagung

    4.1.2  Jumlah Daun Tanaman Jagung

    Berikut adalah tabel data perbandingan hasil pengamatan jumlah daun

    tanaman jagung dengan pola tanam monokultur dan tumpangsari pada usia 1

    sampai 4 minggu setelah tanam (mst).

    Tabel 2. Tabel perbandingan jumlah daun tanaman jagung pola tanam

    monokultur dan tumpeng sari.

    Pola TanamJumlah daun

    1 mst 2 mst 3 mst 4 mst 6 mst 7 mst

    Monokultur 3 4 4 4 - -Tumpang Sari 5 9 10 11 - -

    Data diatas terlihat rata-rata jumlah daun tanaman jagung terus meningkat

     pada setiap minggunya pada setiap pola tanam, tetapi pada minggu ketujuh setelah

    tanam, pengamatan pada pola tanam tumpang sari mengalami penurunan sehingga

    rata-rata jumlah daun tanaman yang didapatkan sama dengan jumlah rata-rata

    daun pada minggu keenam setelah tanam. Pada lahan dengan pola tanam

    monokultur dan tumpang sari , pada pola tanam monokultur satu mingu setalah

    tanam didapat jumlah daun sebanyak 3, pada 2 minggu setelah tanam jumlah daun

    sebanyak 4, dan pada minggu ke tiga dan ke empat jumlah daun tidak mengalami

     peningkatkan. Sedangkan pada pola tanam tumpeng sari jumalah daun didapat

    lebih banyak dibandingkan dengan monokultur, pada satu minggu setelah tanam

     jumlah daun sebanyak 5, dua minggu setelah tanam jumlah daun sebanyak 9, pada

  • 8/16/2019 Nadya Awaliah (Laporan Pola Tanam) 155040201111216 fakultas pertanian universitas brawijaya

    17/26

    tiga minggu setelah tanam jumlah daun sebanyak 10, dan pada minggu ke empat

    setelah tanam jumlah daun sebanyak 11 helai daun. Berikut adalah grafik jumlah

    daun tanaman jagung.

    Gambar 2. Grafik perbandingan jumlah daun pola tanam monokultur dan

    tumpang sari

    4.2  Pembahasan

    Terlihat bahwa dari minggu ke 1 setelah tanam sampai minggu ke 4 setelahtanam tinggi tanaman jagung selalu mengalami peningkatan baik pola tanam

    monokultur maupun tumpeng sari, akan tetapi pada pola tanam monokultur lebih

    tinggi dari pada pola tanam tumpang sari. Hal tersebut tidak sesuai dengan yang

    dkatakan Dwijoseputro bahwa tinggi tanaman jagung pada tanaman monokultur

    atau polikultur akan sama saja. Tidak berpengaruhnya pola tanam terhadap tinggi

    tanaman jagung karena tanaman jagung tinggi dari tanaman kedelai sehingga

    tidak ada halangan cahaya untuk sampai ketanaman jagung. Cahaya sangat

    dibutuhkan dalam proses fotosintesis sebagaimana yang disampaikan oleh

    (Dwidjoseputro, 2004) bahwa tanaman butuh cahaya yang lebih banyak untuk

     proses fotosintesis sebagai sumber energi dan mengolahnya menjadi energi kimia

     berupa karbohidrat.  

  • 8/16/2019 Nadya Awaliah (Laporan Pola Tanam) 155040201111216 fakultas pertanian universitas brawijaya

    18/26

    Perbedaan tinggi pada tanaman jagung di pola tana monokultur dan tu mpang

    sari terjadi karena perebutan nutrisi antar kedelai maupun jagung didalam tanah.

    Seperti yang dikatakan Subhan (1989) kedelai dan jagung yang ditanam secara

    tumpangsari akan terjadi kompetisi dalam memperebutkan unsur hara, air dan

    sinar matahari. Sehingga pengaturan populasi dan pengaturan selang waktu tanam

     penting untuk mengurangi terjadinya kompetisi tersebut.

    Jarak tanam juga dapat mempengaruhi tinggi tanaman jagung. Hasil

     penelitian Waluya (2009) jagung adalah tanaman yang efisien dalam penggunaan

    sarana tumbuh. Jarak tanam jagung yang dapat digunakan 80 x 20 cm dan 80 x 30

    cm. Suwarto et al., (2005) .

    Pada pola tanam monokultur rata -rata jumlah daun tanaman jagung pada 1minggu setelah tanam adalah sebanyak 3 helai, pada 2 minggu setelah tanaman

    adalah sebanyak 4 helai, pada 3 minggu setelah tanam adalah sebanyak 4 helai

    dan pada 4 minggu setelah tanam adalah sebanyak 4 helai. Sedangkan pada pola

    tanam tumpang sari rata rata jumlah daun tanaman jagung pada 1 minggu setelah

    tanam adalah sebanyak 5 helai, pada 2 minggu setelah tanam adalah sebanyak 9

    helai, pada 3 minggu setelah tanam adalah sebanyak 10 helai dan pada 4 minggu

    setelah tanam rata rata jumlah daun tanaman jagung sebanyak 11 helai.

    Daun jagung mulai terbuka sesudah koleoptil muncul di atas permukaan

    tanah. Setiap daun terdiri atas helaian daun, ligula, dan pelepah daun yang erat

    melekat pada batang. Jumlah daun sama dengan jumlah buku batang. Jumlah daun

    umumya berkisar antara 10-18 helai, rata-rata munculnya daun yang terbuka

    sempurna adalah 3-4 hari setiap daun. Tanaman jagung di daerah tropis

    mempunyai jumlah daun relatif lebih banyak dibanding di daerah beriklim sedang

    (temperate) (Paliwal 2000). 

    Terlihat bahwa dari minggu ke 2 setelah tanam sampai minggu ke 5 setelahtanam jumlah daun tanaman jagung pada pola tanam tumpang sari selalu

    mengalami peningkatan jumlah daun, sedang kan pada monokultur pada minggu

    minggu ke 2 sampai ke 4 setelah tanam jumlah daun tidak mengalami

     peningkatan. Hanya mengalami peningkatan saat 1 minggu setelah tanam ke 2

    minggu setelah tanam. Jadi, jumlah daun jagung pada pola tanam monokultur

  • 8/16/2019 Nadya Awaliah (Laporan Pola Tanam) 155040201111216 fakultas pertanian universitas brawijaya

    19/26

    maupun tumpeng sari tidaklah jauh berbeda artinya sama. Menurut Fithriadi

    (1997), menyatakan bahwa apabila suatu tanaman budidaya mendapatkan cahaya

    matahari yang cukup akan membantu tanaman budidaya tersebut dalam proses

    fotosintesis. Semakin banyak zat hijau daun akan mempermudah tanaman dalam

     proses tumbuh seperti pertumbuhan batang,akar,buah dan daun.

    Tanaman Jagung tumpangsari denga Kedelai sangatlah cocok, karena menurut

    Muhadjir (1998) tanaman jagung termasuk famili rumput-rumputan (graminae)

    dari sub famili myadeae. Dua famili yang berdekatan dengan jagung adalah

    teosinte dan tripsacum yang diduga merupakan asal dari tanaman jagung. Teosinte

     berasal dari Meksico dan Guatemala sebagai tumbuhan liar didaerah pertanaman

     jagung. Jagung merupakan tanaman berumah satu  Monoecious dimana letak

     bunga jantan terpisah dengan bunga betina pada satu tanaman. Jagung termasuk

    tanaman C4 yang mampu beradaptasi baik pada faktor -faktor pembatas

     pertumbuhan dan hasil. Salah satu sifat tanaman jagung sebagai tanaman C4,

    antara lain daun mempunyai laju fotosintesis lebih tinggi dibandingkan tanaman

    C3, fotorespirasi rendah, efisiensi dalam penggunaan air (Muhadjir, 1988).  

  • 8/16/2019 Nadya Awaliah (Laporan Pola Tanam) 155040201111216 fakultas pertanian universitas brawijaya

    20/26

    KESIMPULAN

    Setelah praktikum pola tanam monokultur dan tumpang sari pada tanaman

     jagung dapat disimpulkan bahwa tinggi tanaman jagung pada pola tanam

    monokultur lebih tinggi dibandingka dengan tanaman jagung pda tumpangsari.Hal tersebut dikarenakan pada pola tanam tumpang sari terjadi persaingan nutrisi

    antara tanaman jagung dan kedelai. Sedangkan pada parameter kedua yaitu jumlah

    daun pada tanaman jagung. Daun pada tanaman jagung monokultur maupun

    tumpangsari sama jumlahnya. Artinya, tidak berpengaruh ke daun asalkan nutrisi

    yang dipenuhi cukup.

    Tanaman jagung sangan cocok ditumpangsarikan dengan tanaman ke delai.

    Karena pada tanaman Jagung memiliki perakaran yang dalam sedangkan pada

    tanaman kedelai akarnya dangkal. Selain itu, tanaman Jagung merupakan tanaman

    C4 sedangkan tanaman kedelai merupakan tanaman C3 karena itu cocok.  

  • 8/16/2019 Nadya Awaliah (Laporan Pola Tanam) 155040201111216 fakultas pertanian universitas brawijaya

    21/26

    DAFTAR PUSTAKA 

    Aak. 1993. Teknik bercocok tanam jagung . Yogjakarta: Kanisisius.

    Campbell, V.A. 2002. Biology. Jakarta: Erlangga.

    Djaenudin, D., Marwan H., Subagyo H., dan A. Hidayat. 2003. Petunjuk Teknisuntuk Komoditas Pertanian. Edisi Pertama tahun 2003 , ISBN 979-9474-25-

    6. Balai Penelitian Tanah, Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan

    Agroklimat, Bogor, Indonesia.

    Dwidjoseputro, D. 2004, Pengantar Fisiologi Tumbuhan.   edisi IV. Jakarta:

    Gramedia Pustaka Utama.

    Harjadi, S.S. 1989.  Dasar-dasar Hortikultura. Jurusan Budidaya Pertanian .

    Fakultas Pertanian. IPB. Bogor.

    Jumin, Hasan Basri. 1998. Dasar-Dasar Agronomi . Jakarta: Agronomi.

    Malti, Ghosh, Kaushik, Ramasamy, Rajkumar, Vidyasagar. 2011. Comparative

     Anatomy of Maize and its Application.Intrnational Journal of Bio -resorces

    and Stress Management.

    Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian Lembaga Penelitian, Pendidikan

    dan Penerangan Ekonomi dan Sosial . Jakarta: LP3ES.

    Muhadjir, F. 1988.  Budidaya Tanaman Jagung . Badan Penelitian dan

    Pengembangan Pertanian. Bogor. 423 hal.

     Nuning, Argo Subekti, Syafr uddin, Roy Efendi, dan Sri Sunarti. 2012,  Morfologi

    Tanaman dan Fase Pertumbuhan Jagun g, Balai Penelitian Tanaman

    Serealia, Maros.

    Paliwal. R.L. 2000. Tropical Maize Morphology . In: Tropical Maize:Improvement

    and Production. Food and Agriculture Organization of the United Nations.

    Rome. p 13-20.

    Saiful ,Anwar. 2011.  Definisi Pola Tanam  (online)

    http://lampung.litbang.deptan.go.id/i. diakses pada tanggal 22 Mei 2015 .

    Setjanata, S. 1983. Perkembangan Penerapan Pola Tanam dan Pola Usahatani

    dalam Usaha Intensifikasi (Proyek Bimas).   Lokakarya Teknologi dan

    Dampak Penelitian Pola Tanam dan Usahatani, Bogor, 20-21 Juni 1983.

    Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanam

    Subhan. 1989. Pengaruh Jarak Tanam dan Pemupukan Fospat terhadap

    Pertumbuhan dan Hasil Kacang Jogo (Phasealus Vulgaris.  L). Bull. Penel.

    Horti.VIII.2. Lembang. 12 hal.

    Suwarto, S. Yahya, Handoko, M. A. Chozhin. 2005. Kompetisi Tanaman Jagung

    dan Ubi Kayu dalam System Tumpang Sari . Medan: USU.

    Tambunan, Sonia. Dkk. 2011. Tanam dan Pola Tanam . http://www.tanam-dan-

     pola-tanam.pdf.html. Diakses pada tanggal 22 Mei 2015.

    Vincent, H.R. 1998.  Agriculture Fertilizer and Envisement . CO. BI Publishing.

     New York.

    http://lampung.litbang.deptan.go.id/i.http://www.tanam-dan-/http://www.tanam-dan-/http://lampung.litbang.deptan.go.id/i.

  • 8/16/2019 Nadya Awaliah (Laporan Pola Tanam) 155040201111216 fakultas pertanian universitas brawijaya

    22/26

    Waluya, A.2009. Gulma pada Tanaman Jagung di Kebun Percobaan Cikabayan,

     Institut Pertanian Bogor. Penguasaan Sarana Tumbuh. Departemen  

    Agronomi dan Hortikultura.Institut Pertanian Bogor.

    Widyastuti, Yustina E. dan Adisarwanto T. 2002.  Meningkatkan Produksi Jagung

    di Lahan Kering, Sawah, dan Pasang Suru t. PT. Penebar Swadaya. Jakarta.

    Wirosoedarmo. 1985.  Dasar dasar irigasi pertanian.   Malang: Universitas

    Brawijaya Press.

  • 8/16/2019 Nadya Awaliah (Laporan Pola Tanam) 155040201111216 fakultas pertanian universitas brawijaya

    23/26

    LAMPIRAN

    Lampiran 1. Data Pengamatan Tinggi Tanaman Jagung Monokultur  

    Tabel 1. Tinggi Tanaman Jagung Monokultur

    SampelTinggi Tanaman (cm)

    2 mst 3 mst 4 mst 5 mst 6 mst 7 mst

    Tanaman 1 4 10 19 32

    Tanaman 2 9 19 27 40

    Tanaman 3 4 16 23 34

    Tanaman 4 5 15 21 36

    Tanaman 5 7 8 24 37

    Tanaman 6 7 14 23 40

    Tanaman 7 3 8 18 25

    Tanaman 8 5 9 17 28

    Rata-rata 5,5 12,375 21,5 34

    Tabel 2. Jumlah Daun Tanaman Jagung Monokultur

    SampelJumlah Daun Tanaman (helai)

    2 mst 3 mst 4 mst 5 mst 6 mst 7 mst

    Tanaman 1 5 7 11 11

    Tanaman 2 6 10 11 11

    Tanaman 3 5 8 11 10

    Tanaman 4 6 8 9 12

    Tanaman 5 7 16 10 12

    Tanaman 6 4 9 11 13

    Tanaman 7 3 7 8 9

    Tanaman 8 2 7 9 12

    Rata-rata 5 9 10 11

  • 8/16/2019 Nadya Awaliah (Laporan Pola Tanam) 155040201111216 fakultas pertanian universitas brawijaya

    24/26

    Tabel 3. Tinggi tanaman jagung tumpang sari

    SampelTinggi Tanaman (cm)

    2 mst 3 mst 4 mst 5 mst 6 mst 7 mst

    Tanaman 1 3,5 10,5 15 22

    Tanaman 2 2 5 10 17

    Tanaman 3 3,5 5 8 14

    Tanaman 4 2 12,5 18,5 27

    Tanaman 5 4 6,5 15 27

    Tanaman 6 4 12 20 25

    Tanaman 7 6 9 18 25

    Tanaman 8 3 3,5 13 19

    Rata-rata 4,125 8 14,6875 22

    Tabel 4. Jumlah daun tanaman jagung tumpang sari

    SampelJumlah Daun Tanaman (helai)

    2 mst 3 mst 4 mst 5 mst 6 mst 7 mst

    Tanaman 1 4 5 5 5

    Tanaman 2 2 4 4 5

    Tanaman 3 3 3 3 4

    Tanaman 4 3 4 4 5

    Tanaman 5 3 4 4 5

    Tanaman 6 3 5 5 3

    Tanaman 7 3 4 4 6

    Tanaman 8 2 4 4 4

    Rata-rata 3 4 4 5

  • 8/16/2019 Nadya Awaliah (Laporan Pola Tanam) 155040201111216 fakultas pertanian universitas brawijaya

    25/26

     

  • 8/16/2019 Nadya Awaliah (Laporan Pola Tanam) 155040201111216 fakultas pertanian universitas brawijaya

    26/26

    NB: mahasiswa silahkan mencari lieratur dari jurnal dan

    text book bisa download dibebera web berlangganan

    ub. TIDAK diperkenankan anomim serta

    mengunakan modul bahan ajar dari tim dosen atau

    asisten dbt yang sudah ada sebelumnya. Silahkan

    belajar !!!

    Karena dilaporan pertama masih ditemukan kelas yang

    molor pengerjaan laporannya dan juga beberapa

    praktikan molor. TIM asisten akan segera

    mengumuman Tanggal Pengumpulan baik bab 1-3

    ataupun selesai dari pengumpulan laporan jika

    ditemukan mahasiswa yang mengumpulkan melebihi

     jadwal yang di tentukan tidak akan ditegor baikasisten dan praktikan kelas bersangkutan, tetapi

    konsekuensi akan diberikan saat pengumpulan nilai

    akhir. Ikuti jadwal yang sudah dibuat. Thx.