mu'amalah xi

36
PRINSIP DAN PRAKTIK EKONOMI ISLAM Anggota Kelompok : Farah Nabilah Awayna Izazi Marini Sariri Regina Ayu Meinanda Tasya Maliska XI MIA 1

Upload: farahfarahna

Post on 16-Apr-2017

238 views

Category:

Education


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Mu'amalah xi

PRINSIP DAN PRAKTIK EKONOMI

ISLAM

Anggota Kelompok :

• Farah Nabilah

Awayna

• Izazi Marini Sariri

• Regina Ayu Meinanda

• Tasya Maliska

XI MIA 1

Page 2: Mu'amalah xi

Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam

Pengertian Ekonomi

Islam

Tujuan Prinsip

Ekonomi Islam

Dalil Prinsip dan

Praktik Ekonomi

Islam

Praktik Ekonomi

Islam

Hikmah Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam

PETA KONSEP

NB : Mu’amalah ( ekonomi dalam islam )

Page 3: Mu'amalah xi

KONSEP EKONOMI

DALAM ISLAM

Page 4: Mu'amalah xi

Ekonomi dalam Islam merupakan bagian dari

muamalah yang secara bahasa berasal dari kata ‘amala ya’mulu mu’amalatan yang artinya saling

berbuat, saling berusaha dan saling beramal.

Page 5: Mu'amalah xi

PENGERTIAN SISTEM EKONOMI ISLAMSistem ekonomi islam adalah suatu

sistem ekonomi yang didasarkan pada ajaran dan nilai-nilai Islam dalam rangka untuk mencapai kebahagiaan hidup, baik di dunia maupun di akhirat. Yang diatur dalam Al-Qur’an, Al-Hadits dan Ijma’.

Page 6: Mu'amalah xi

TUJUAN PRINSIP EKONOMI ISLAM

Agar manusia dapat melakukam kegiatan Ekonomi secara Islami

Agar manusia dapat mencapai kesahteraan dunia dan akhirat

Agar manusia dapat melakukan kegiatan ekonomi yang dapat menyelamatkan Jiwa, akal, keturunan dan menyelamatkan harta.

Page 7: Mu'amalah xi

1. Hendaknya diakukan dengan cara yang baik (Q.s An-nisa 29)

2. Hendaknya kegiatan ekonomi teradministrasikan dengan tertib ( Q.s Al-Baqarah:282)

3. Dilakukan secara terencana dan profesional4. Mengutamakan faktor keahlian dalam mengelola

ekonomi5. Dilakukan dengan penuh amanah (Q.s Al-

Mu’minun:8)6.Dilakukan dengan penuh tanggung jawab7.Dilakukan secara adil

DALIL PRINSIP DAN PRAKTIK EKONOMI ISLAM

Page 8: Mu'amalah xi

8. MENGHINDARI RIBARiba berarti menetapkan bunga/melebihkan jumlah pinjaman saat pengembalian berdasarkan persentase tertentu dari jumlah pinjaman pokok, yang dibebankan kepada peminjam.

Riba secara bahasa bermakna: ziyadah (tambahan).

Page 9: Mu'amalah xi

Riba hukumnya haram dan dilarang oleh Allah swt. Adapun dasar hukumnya adalah sebagai berikut :

المس من يطان الش يتخبطه الذي يقوم كما إال يقومون ال با الر يأكلون الذينجاءه فمن با الر م وحر البيع الله وأحل با الر مثل البيع إنما قالوا بأنهم ذلك

أصحاب فأولـئك عاد ومن الله إلى وأمره سلف ما فله فانتهى به ر من موعظةخالدون فيها هم النار

[2:275] Orang-orang yang makan (mengambil) riba(1) tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila(2). Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu(3) (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.

Catatan Kaki:Riba itu ada dua macam: nasiah dan fadhl. Riba nasiah ialah pembayaran lebih yang disyaratkan oleh orang yang meminjamkan. Riba fadhl ialah penukaran suatu barang dengan barang yang sejenis, tetapi lebih banyak jumlahnya karena orang yang menukarkan mensyaratkan demikian, seperti penukaran emas dengan emas, padi dengan padi, dan sebagainya. Riba yang dimaksud dalam ayat ini riba nasiah yang berlipat ganda yang umum terjadi dalam masyarakat Arab zaman jahiliyah.Maksudnya: orang yang mengambil riba tidak tenteram jiwanya seperti orang kemasukan syaitan.Riba yang sudah diambil (dipungut) sebelum turun ayat ini, boleh tidak dikembalikan.

Page 10: Mu'amalah xi

Sebab-sebab diharamkannya Riba.

1)    Dapat menimbulkan exploitasi (pemerasan) oleh pemegang modal besar (kaya) kepada orang  yang terdesak ekonominya.2)    Dapat menciptakan dan mempertajam jurang pemisah antara si kaya dan si miskin.3)    Dapat menimbulkan sifat rakus dan tamak yang mengakibatkan orang tidak mampu bertambah  berat bebannya.4)    Dapat memutuskan tali persaudaraan terhadap sesama muslim karena menghi-langkan rasa tolong-menolong

Page 11: Mu'amalah xi

MACAM - MACAM EKONOMI ISLAM

JUAL BELI

UTANG PIUTANG

SEWA MENYEWA

Page 12: Mu'amalah xi

JUAL BELI Jual beli dalam bahasa arab terdiri dari al-bai’ yang artinya jual dan ’a asy-syira yang artinya beli.

Menurut istilah hukum syara, jual beli ialah menukar suatu barang/uang dengan barang yang lain dengan cara aqad (ijab/qobul).

Page 13: Mu'amalah xi

RUKUN JUAL BELI

Syarat: Berakal dan dapat

membedakan (memilih)

Dengan kehendak sendiri (bukan dipaksa)

Berlaku Benar (Jujur) Menepati Amanat Khiar

Syarat: Suci Ada manfaatnya Keadaan barang milik si

penjual, Barang itu diketahui oleh

si penjual dan pembeli, tentang zat, bentuk, kadar (ukuran) dan sifat-sifatnya.

1. Antara penjual dan Pembeli

2. Antara uang dan barang

3. Ada Ijab dan Qabul

Page 14: Mu'amalah xi

Jual Beli Yang Dilarang Agamaa.   Membeli barang dengan harga yang lebih mahal dari harga

pasar sedang ia tidak ingin kepada barang itu, tetapi semata-mata supaya orang lain tidak dapat membeli barang tersebut.         

b.   Membeli barang untuk di tahan agar dapat di jual dengan harga yang lebih mahal, sedang mayarakat umum sangat membutuhkan barang tersebut.          c.   Menjual suatu barang untuk menjadi alat maksiat.          d.   Jual beli yang dapat menimbulkan kericuhan baik dari

pihak pembeli dan penjual-nya.  Seperti barang yang jelek ditutupi dengan barang yang baik.         

e.   Membeli barang yang sudah di beli orang lain yang masih dalam keadaan khiyar.

Page 15: Mu'amalah xi

Apa itu khiyar?Khiyār adalah bebas memutuskan antara meneruskan jual-beli atau

membatalkannya. Islam memperbolehkan melakukan khiyār karena jual-beli haruslah berdasarkan suka sama suka, tanpa ada unsur paksaan sedikit pun. Penjual berhak mempertahankan harga barang dagangannya, sebaliknya pembeli berhak menawar atas dasar kualitas barang yang diyakininya. Rasulullah saw. bersabda, “Penjual dan pembeli tetap dalam khiyar selama keduanya belum berpisah. Apabila keduanya berlaku benar dan suka menerangkan keadaan (barang)nya, maka jual-belinya akan memberkahi keduanya. Apabila keduanya menyembunyikan keadaansesungguhnya serta berlaku dusta, maka dihapus keberkahan jual-belinya.”

(HR. Bukhari dan Muslim)

Page 16: Mu'amalah xi

Macam-Macam Khiyār a) Khiyār Majelis, adalah selama penjual dan pembeli masih berada

di tempat berlangsungnya transaksi/tawar-menawar, keduanya berhak memutuskan meneruskan atau membatalkan jual-beli. Rasulullah saw. bersabda, “Dua orang yang berjual-beli, boleh memilih akan meneruskan atau tidak selama keduanya belum berpisah.” (HR. Bukhari dan Muslim).

b) Khiyār Syarat, adalah khiyar yang dijadikan syarat dalam jual-beli. Misalnya penjual mengatakan, “Saya jual barang ini dengan harga sekian dengan syarat khiyar tiga hari.” Maksudnya penjual memberi batas waktu kepada pembeli untuk memutuskan jadi tidaknya pembelian tersebut dalam waktu tiga hari. Apabila pembeli mengiyakan, status barang tersebut sementara waktu (dalam masa khiyār) tidak ada pemiliknya. Artinya, si penjual tidak berhak menawarkan kepada orang lain lagi. Namun, jika akhirnya pembeli memutuskan tidak jadi, barang tersebut menjadi hak penjual kembali. Rasulullah saw. bersabda kepada seorang lelaki, “Engkau boleh khiyār pada segala barang yang engkau beli selama tiga hari tiga malam.” (HR. Baihaqi dan Ibnu Majah)

Page 17: Mu'amalah xi

UTANG PIUTANGUtang-piutang adalah menyerahkan harta dan benda kepada seseorang

dengan catatan akan dikembalikan pada waktu kemudian. Tentu saja dengan tidak mengubah keadaannya.

Page 18: Mu'amalah xi

RUKUN UTANG PIUTANG

1. Antara yang berpiutang dan yang berhutang

2. Antara uang dan barang

3. Ada Lafadz Kesepakatan

Page 19: Mu'amalah xi

SEWA MENYEWASewa-menyewa dalam fiqh Islam disebut ijārah, artinya imbalan yang harus diterima oleh seseorang atas jasa yang diberikannya. Jasa di sini berupa penyediaan tenaga dan pikiran, tempat tinggal, atau hewan.

Page 20: Mu'amalah xi

6) Manfaat yang akan diambil dari barang tersebut harus diketahui secara jelas oleh kedua belah pihak. Misalnya, ada orang akan menyewa sebuah rumah. Si penyewa harus menerangkan secara jelas kepada pihak yang menyewakan, apakah rumah tersebut mau ditempati atau dijadikan gudang. Dengan demikian, si pemilik rumah akan mempertimbangkan boleh atau tidak disewa. Sebab risiko kerusakan rumah antara dipakai sebagai tempat tinggal berbeda dengan risiko dipakai sebagai gudang. Demikian pula jika barang yang disewakan itu mobil, harus dijelaskan dipergunakan untuk apa saja.

7) Harga sewa dan cara pembayarannya juga harus ditentukan dengan jelas serta disepakati bersama.

RUKUN DAN SYARAT SEWA MENYEWA1) Yang menyewakan dan yang menyewa haruslah telah

ballig dan berakal sehat.2) Sewa-menyewa

dilangsungkan atas kemauan masing-masing, bukan karena dipaksa.

3) Barang tersebut menjadi hak

sepenuhnya orang yang menyewakan, atau walinya.

4) Ditentukan barangnya serta keadaan dan sifat-sifatnya.

5) Berapa lama memanfaatkan barang tersebut harus disebutkan dengan jelas.

Page 21: Mu'amalah xi

SYIRKAH

Page 22: Mu'amalah xi

SYIRKAH, MENURUT BAHASA, ADALAH

IKHTHILATH (BERBAUR). ADAPUN MENURUT ISTILAH SYIRKAH (KONGSI)

IALAH PERSERIKATAN YANG TERDIRI ATAS DUA ORANG ATAU

LEBIH YANG DIDORONG OLEH

KESADARAN UNTUK MERAIH

KEUNTUNGAN.

ALLAH SWT BERFIRMAN:ARTINYA : “DAN SESUNGGUHNYA KEBANYAKAN DARI ORANG-ORANG YANG BERSERIKAT ITU SEBAGIAN MEREKA BERBUAT ZHALIM KEPADA SEBAGIAN YANG LAIN, KECUALI ORANG-ORANG YANG BERIMAN DAN MENGERJAKAN AMAL SHALIH; DAN AMAT SEDIKITLAH MEREKA INI.” (QS SHAAD: 24)

Page 23: Mu'amalah xi

• Sighot (lafal aqad) atau surat perjanjian.

• Orang yang berserikat.• Pokok (modal) yang

disepakati.

SYARAT SYIRKAH

Page 24: Mu'amalah xi

a.    Sighot lafal, yaitu kalimat aqad  perjanjian dengan syarat mengandung arti  izin untuk membelanjakan barang syarikat. Contoh: Ijab: “Kita bersyarikat pada barang ini dan saya izinkan engkau menjalankannya”.Qobul : ” Saya terima seperti apa yang engkau katakan tadi”. Dalam kehidupan modern lafal tersebut dengan menggunakan perjanjian yang disaksikan dengan akte notaris.

b.    Orang (anggota) yang bersyarikat harus memenuhi syarat : sehat akal, baligh, merdeka, tidak dipaksa.

c.    Pokok modal yang disepakati, disyaratkan :• Modal berupa uang atau barang yang dapat ditimbang atau ditakar.• Modal hendaklah dapat digabungkan sebelum aqad sehingga tidak dapat dibedakan

lagi.• Modal tidak harus sama tetapi menurut permufakatan orang yang berserikat.

Page 25: Mu'amalah xi

BENTUK SYIRKAH

a) Syarikat Harta (Syirkatul Inan)Syarikat harta atau syirkah inan ialah aqad kerja sama antara dua orang atau lebih dalam permodalan untuk melakukan suatu usaha (bisnis) atas dasar membagi untung dan rugi (profit and Loss sharing) sesuai dengan besar kecilnya modal. Bentuk-bentuk syarikat harta dalam kehidupan modern : Firma (Fa), Comanditere Veenootchaap (CV), Perseroan terbatas (PT) dan Koperasi.

b) Syarikat KerjaSyarikat kerja adalah bentuk kerjasama antara dua orang atau lebih yang bergerak dalam usaha memberikan pelayanan kepada masyarakat (bidang jasa). Hukum syarikat kerja sebagian ulama mengatakan syah. Faedah syarikat kerja antara lain : untuk memajukan kesejahteraan rakyat dan jalan yang baik untuk menguatkan hubungan antar bangsa. Adapun macam-macam Syarikat Kerja itu antara lain :

Page 26: Mu'amalah xi

1)Qirod (Mudharabah), yaitu pemberian modal dari seseorang kepada orang lain untuk berdagang sedang keuntungan dibagi antara keduanya menurut perjanjian.

2)Musaqoh (Paroan Kebun) ialah kerja sama antara pemilik kebun dengan pemelihara kebun dengan perjanjian bagi hasil (production sharring) menurut kesepakatan bersama.

3) Muzaro’ah dan Mukhobaroh.Yaitu kerja sama antara pemilik tanah (sawah) dengan penggarap tanah (sawah) dengan perjanjian bagi hasil menurut kesepakatan bersama.

Page 27: Mu'amalah xi

PERBANKAN

Page 28: Mu'amalah xi

Perbankan syariah atau Perbankan Islam adalah suatu sistem perbankan

yang dikembangkan berdasarkan syariah

(hukum) islam. Perbankan syariah pertama kali muncul

di Mesir tanpa menggunakan embel-embel

islam, karena adanya kekhawatiran rezim yang berkuasa saat itu akan

melihatnya sebagai gerakan fundamentalis. Pemimpin

perintis usaha ini Ahmad El Najjar, mengambil bentuk

sebuah bank simpanan yang berbasis profit sharing

(pembagian laba) di kota Mit Ghamr pada tahun 1963.

Di Indonesia pelopor perbankan syariah adalah Bank Muamalat Indonesia. Berdiri tahun 1991, bank ini diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan pemerintah serta dukungan dari Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha muslim.

Page 29: Mu'amalah xi

PRINSIP PERBANKAN SYARIAH Pembayaran terhadap pinjaman dengan nilai yang berbeda dari nilai

pinjaman dengan nilai ditentukan sebelumnya tidak diperbolehkan.

Pemberi dana harus turut berbagi keuntungan dan kerugian sebagai akibat hasil usaha institusi yang meminjam dana.

Islam tidak memperbolehkan “menghasilkan uang dari uang”. Uang hanya merupakan media pertukaran dan bukan komoditas karena tidak memiliki nilai intrinsik.

Unsur Gharar (ketidakpastian, spekulasi) tidak diperkenankan. Kedua belah pihak harus mengetahui dengan baik hasil yang akan mereka peroleh dari sebuah transaksi.

Investasi hanya boleh diberikan pada usaha-usaha yang tidak diharamkan dalam islam. Usaha minuman keras misalnya tidak boleh didanai oleh perbankan syariah.

Page 30: Mu'amalah xi

PRODUK PERBANKAN SYARIAH1. Mudhorobah, adalah perjanjian antara penyedia modal

dengan pengusaha. Setiap keuntungan yang diraih akan dibagi menurut rasio tertentu yang disepakati.

2. Musyarokah (Joint Venture), konsep ini diterapkan pada model partnership atau joint venture. Keuntungan yang diraih akan dibagi dalam rasio yang disepakati sementara kerugian akan dibagi berdasarkan rasio ekuitas yang dimiliki masing-masing pihak.

3. Murobahah , yakni penyaluran dana dalam bentuk jual beli.

4. Takaful (asuransi islam)5. Wadi’ah (jasa penitipan), adalah jasa penitipan dana

dimana penitip dapat mengambil dana tersebut sewaktu-waktu.

6. Deposito Mudhorobah, nasabah menyimpan dana di Bank dalam kurun waktu yang tertentu.

Page 31: Mu'amalah xi

ASURANSI SYARIAH

Page 32: Mu'amalah xi

ASURANSI IALAH JAMINAN ATAU PERTANGGUNGAN YANG

DIBERIKAN OLEH PENANGGUNG (PERUSAHAAN ASURANSI)

KEPADA TERTANGGUNG UNTUK RESIKO KERUGIAN SESUAI

DENGAN YANG DITETAPKAN DALAM SURAT PERJANJIAN

(POLIS) BILA TERJADI KECELAKAAN ATAU KEMATIAN

DAN TERTANGGUNG MEMBAYAR PREMI SETIAP BULAN SEBANYAK

YANG DI TENTUKAN KEPADA PENANGGUNG.

Page 33: Mu'amalah xi

Saat ini berkembang banyak perusahan Asuransi Islam, apakah perbedaan antara perusahaan Asuransi Islam ini dengan perusahaan asuransi yang lainnya?

Menurut Prof. Dr. Husein Husein Syahatah,Guru Besar Ekonomi Islam di Universitas al-Azhar Terdapat beberapa perbedaan yang mendasar antara Asuransi Islam dan Asuransi Komersial-Konvensional , diantaranya adalah sebagai berikut:

Page 34: Mu'amalah xi

a. Asuransi Islam berdiri atas dasar kerjasama dan tolong menolong dalam kebaikan dan takwa. Dalilnya Firman Allah:” Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.” (QS. al-Maidah:2)

b. Sedangkan Asuransi Komersial berdiri atas dasar keuntungan bagi perusahaan, dan hal ini terlihat pada perbedaan antara kompensasi yang diberikan bagi buruh dengan yang diberikan bagi orang yang ditimpa kecelakaan/musibah.

c. Asuransi Islam bukan bertujuan untuk menghasilkan untung bagi perusahaan, akan tetapi keuntungan dibagikan kepada nasabah sesuai dengan kadar saham mereka.

d. Akad Asuransi Komersial mengandung unsur penipuan dan ketidaktahuan, dan hal inilah yang tidak dibolehkan dalam syari’at Islam, sedangkan Asuransi Islam sebaliknya berdiri atas dasar tolong menolong/kerjasama dan solidaritas, dan inilah yang disyari’atkan dalam Islam.

e. Perusahaan Asuransi Islam menginvestasikan kelebihan harta berdasarkan bentuk/sistem investasi dalam Islam. Sedangkan perusahaan Asuransi Komersial-Konvensional berdasarkan riba yang diharamkan Islam.

Page 35: Mu'amalah xi

HIKMAH PRINSIP DAN PRAKTIK EKONOMI ISLAM

• kita dapat melakukam kegiatan Ekonomi secara Islami

• dapat mencapai kesahteraan dunia dan akhirat

• dapat melakukan kegiatan ekonomi yang dapat menyelamatkan Jiwa, akal, keturunan dan menyelamatkan harta.

• Penyucian jiwa agar setiap muslim boleh menjadi sumber kebaikan bagi masyarakat dan lingkungannya.

• Tegaknya keadilan dalam masyarakat. Keadilan yang dimaksud mencakupi aspek kehidupan di bidang hukum dan muamalah.

Page 36: Mu'amalah xi

Thank You