moderasi dalam perspektif al-qur’an

51
MODERASI DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN Skripsi ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ushuluddin (S.Ud) Oleh: Ulfatul Maghfuroh NIM. 10210419 JURUSAN TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA 1436 H/ 2015 M

Upload: others

Post on 26-Oct-2021

26 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MODERASI DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN

MODERASI DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN

Skripsi ini Diajukan

Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Ushuluddin (S.Ud)

Oleh:

Ulfatul Maghfuroh

NIM. 10210419

JURUSAN TAFSIR HADIS

FAKULTAS USHULUDDIN

INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA

1436 H/ 2015 M

Page 2: MODERASI DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN

MODERASI DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN

Skripsi ini Diajukan

Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Ushuluddin (S.Ud)

Oleh:

Ulfatul Maghfuroh

NIM. 10210419

Pembimbing:

Dr. Hj. Faizah Ali Syibromalisi, MA

JURUSAN TAFSIR HADIS

FAKULTAS USHULUDDIN

INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA

1436 H/ 2015 M

Page 3: MODERASI DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN

iv

PERNYATAAN PENULIS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ulfatul Maghfuroh

NIM : 10210419

Tempat/Tgl Lahir : Banyuwangi, 9 September, 1987

menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Moderasi Dalam

Perspektif Al-Qur’an” adalah benar-benar asli karya saya

kecuali kutipan-kutipan yang sudah disebutkan. Kesalahan dan

kekurangan di dalam karya ini sepenuhnya menjadi tanggung

jawab saya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan

sesungguhnya.

Jakarta,12 Juni 2015

Ulfatul Maghfuroh

Page 4: MODERASI DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN

v

MOTTO

Bermanfaat Dan Bermartabat Fi Al-Din Wal

Akhirat

PERSEMBAHAN

Karya kecil ku ini secara khusus aku persembahkan

untuk kedua orang tua ku, orang-orang terkasih dan

sahabat-sahabat ku.

Namun, secara umum aku persembahkan untuk para

pencinta ilmu pengetahuan.

Page 5: MODERASI DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Swt. atas segala nikmat dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan

skripsi ini dengan baik. Sholawan serta salam semoga tetap

tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw., nabi pembawa

kabar kebahagiaan nan penulis nantikan syafaatnya di dunia

dan akhirat kelak.

Seperti halnya kehidupan yang terus berputar,

kebahagiaan selalu memiliki waktunya sendiri untuk bersandar.

Begitu pula bagi penulis, dalam penulisan skripsi ini, tidak

jarang penulis menemukan berbagai kendala dan kesulitan.

Namun semua itu, tidak lantas menyurutkan niat dan minat

penulis untuk terus belajar dan menulis agar apa yang penulis

uraikan dalam karya tulis ini dapat bermanfaat bagi penulis

maupun orang yang membacanya.

Seiring telah selesainya skripsi berjudul “Moderasi

dalam Perspektif Al-Qur`an” ini, penulis menyadari atas

segala kekurangan yang ada. Dan selesainya penulisan ini tidak

lepas dari bantuan berbagai pihak, baik moril maupun materi

yang sangat berharga. Oleh sebab itu, penulis sampaikan

ucapan terima kasih kepada:

Page 6: MODERASI DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN

vii

1. Ibu Prof. Dr. Hj. Huzaemah Tahido Yanggo, MA.,

selaku Rektor Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta.

2. Ibu Dra. Hj. Maria Ulfah, MA., selaku Dekan Fakultas

Ushuluddin Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta.

3. Ibu Dr. Hj. Faizah Ali Syibromalisi, MA., selaku

pembimbing skripsi, yang telah banyak membantu,

mengarahkan, dan menempa penulis, sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Para dosen IIQ Jakarta, khususnya Dosen-dosen

Fakultas Ushuluddin IIQ Jakarta dan segenap instruktur

Tahfizh yang telah mencetak dan mendidik penulis

sehingga sampai jenjang akhir ini.

5. Ibu Dra. Rukoyah Tamimi dan Dra. Suci

Rahayuningsih selaku staf Fakultas Ushuluddin IIQ

Jakarta yang tidak lelah memotivasi penulis agar segera

menyelesaikan skripsi ini.

6. Kepala Perpustakaan IIQ Jakarta, Perpustakaan Baitul

Hikmah Pesantren Takhasus IIQ Jakarta, Pusat Studi

Al-Qur`an (PSQ), PU UIN Jakarta, dan Perpustakaan

Islam Iman Jama‟ yang telah menyediakan koleksi

buku-buku yang sangat membantu dalam penyelesain

skripsi ini.

Page 7: MODERASI DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN

viii

7. Abah Abdul Aziz dan Ibu Siti Asiyah, orang tua ku

tercinta yang telah menyediakan cinta, kasih, doa,

harapan, dan hidupnya untuk penulis agar penulis dapat

mengenyam nikmatnya pendidikan dengan tenang dan

meraih kesuksesan.

8. Adik-adik ku yang manis, Lilik Sayyidatul Ummah,

Yu‟la Maria, dan Abdullah Kafabihi, yang menjadi

cermin dari kesuksesan penulis kini dan nanti.

9. Sirojuddin Ahmad, suami tercinta yang sangat baik

untuk hadir dalam kehidupan penulis.

10. Sahabat-sahabat satu perjuangan di IIQ Jakarta,

khususnya kelas USIQ 2010 yang senantiasa mengajak

penulis selalu berlari dalam meraih mimpi dan menjadi

insan yang berarti.

11. Segenap jajaran pengurus pesantren takhasus IIQ

Jakarta, Jam‟iyyah Mudarrasah Al-Qur`an (JMQ)

Keluarga Mahasiswa Jawa Timur di Jakarta, dan

Keluarga Mahasiswa dan Pelajar Banyuwangi

(Kamawangi) Jakarta.

Tidak ada yang dapat penulis berikan sebagai ganti dari

semua yang telah mereka lakukan. Semoga Allah Swt.

Page 8: MODERASI DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN

ix

memberikan pahala yang sebesar-besarnya kepada mereka

semua dan mencatatnya sebagai amal ibadah yang diterimanya.

Selain itu, penulis dengan senang hati menerima

masukan dan saran dari siapapun yang membaca karya ini, agar

skripsi ini terhindar dari banyaknya kesalahan dikarenakan

sedikitnya pemahaman penulis tentang apa yang tertuah

didalamnya. Akhirnya, penulis ucapkan banyak terima kasih.

Jakarta, 25, Sya’ban 1436 H

12 Juni 2015 M

Page 9: MODERASI DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN

x

PEDOMAN TRANSLITERASI

1. Konsonan

th : ط a : أ

zh : ظ b : ب

„ : ع t : ث

gh : غ ts : ث

f : ف j : ج

q : ق h : ح

k : ك kh : خ

l : ل d : د

m : م dz : ذ

n : ن r : ز

w : و z : ش

h : ه s : س

„ : ء sy : ش

y : ي sh : ص

dh : ض

Page 10: MODERASI DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN

xi

2. Vocal

Vocal Tunggal : Fathah: a Vocal Panjang :أ : â

: Kasrah : i ي : î

: Dhammah : u و : û

Vocal Rangkap : ...ْي :ai

au : …وْ :

3. Kata Sandang

a. Kata sandang yang diikuti oleh alif lam (ال) qamariyah

Ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya.

Contoh:

al-Baqarah : البقسة المدينت : al-Madînah

b. Kata sandang yang diikuti oleh alif lam (ال) syamsiyah

Ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan

di depan dan sesuai dengan bunyinya.

Contoh:

as-Sayyidah :السيدة ar-rajulu : السجل

مسالش : asy-Syams الدازمي: ad-Dârimî

c. Syaddah (Tasydîd)

Syaddah (Tasydîd) dalam system aksara Arab

digunakan lambang (_ّ), sedangkan untuk alihaksara

dilambangkan dengan huruf, yaitu dengan cara

Page 11: MODERASI DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN

xii

menggandakan huruf yang bertanda tasydîd. Aturan ini

berlaku secara umum, baik tasydîd yang berada di

tengah kata, di akhir kata ataupun yang terletak setelah

kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyah.

Contoh:

Âmana as-Sufahâ’u : أمَهَ السّفَهَاءُ Âmannâbillâhi أمَنّا بِالِله:

waar-rukka’i : وَالسُكَّعِ Inna al-ladzîna : إِنَ الَرِيْهَ

d. Ta Marbûthah(ة)

Ta Marbûthah(ة) apabila berdiri sendiri, waqaf atau

diikuti oleh kata sifat (na’at), maka huruf tersebut

dialihaksarakan menjadi huruf “h”.

Page 12: MODERASI DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN

xiii

Page 13: MODERASI DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN

xiv

DAFTAR ISI

Lembar Persetujuan Pembimbing .................................. ii

Lembar Pengesahan ................................................................ iii

Lembar Pernyataan Penulis .................................................. iv

Motto dan Persembahan ........................................................ v

Kata Pengantar ........................................................................ vi

Pedoman Trasnliterasi ........................................................... x

Daftar Isi ................................................................................... xiii

Abstraksi ................................................................................... xvi

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................. 1

B. Identifikasi, Pembatasan, dan Perumusan Masalah . 9

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan ................................... 11

D. Tinjauan Pustaka .......................................................... 12

E. Metodologi Penulisan .................................................. 18

F. Teknik dan Sistematika Penulisan ............................. 22

BAB II : PENGERTIAN MODERASI

A. Definisi Moderasi ........................................................ 25

Page 14: MODERASI DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN

xv

1. Moderasi Secara Bahasa ....................................... 25

2. Moderasi Secara Istilah ........................................ 27

B. Kosakata Moderasi dalam Al-Qur`an Dan

Sinonimnya……………………………………….. 51

1. Penyebutan Kata Moderasi dalam Al-Qur‟an ... 51

2. Sinonin Kata Moderasi dalam Al-Qur‟an .......... 61

C. Urgensi Mengetahui Moderasi dalam Al-Qur‟an .... 70

BAB III : ASPEK-ASPEK YANG TERKANDUNG

DALAM AYAT-AYAT MODERASI

A. Moderasi Umat Islam dan Fungsinya Sebagai Syuhada‟

......................................................................................... 73

1. Prinsip Moderasi .................................................... 78

2. Ciri dan Karakteristrik Moderasi Islam .............. 95

B. Objek Moderasi ............................................................ 109

1. Moderat dalam Beragama .................................... 110

2. Moderasi dalam Kehidupan ................................. 120

C. Tantangan Mewujudkan Sikap Moderat ................... 131

D. Menuju Islam Moderat ................................................ 143

1. Memahami Universalisme Islam (Syumul) ....... 143

2. Memahami Sejarah Islam dengan Benar ............ 145

3. Memahami Dialog Konstruktif ............................ 148

4. Memahami Pluralitas dalam Kehidupan ............ 151

Page 15: MODERASI DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN

xvi

5. Positif Thinking Terhadap Sesama Umat Muslim

.................................................................................. 155

BAB IV : PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................... 159

B. Saran .............................................................................. 161

DAFTAR PUSTAKA .............................................................. 163

87

Page 16: MODERASI DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN

xvii

ABSTRAKSI

Ditengah hiruk pikuk kehidupan, manusia dipaksa untuk

menghadapi pelbagai problem yang tidak jarang memaksa

dirinya untuk bersikap ekstrim dan berlebihan. Hal ini tentu

menjadi permasalahan dikemudian hari. Al-Qur‟an sebagai

sumber kehidupan memiliki formula terbaik untuk menangkis

dan mengendalikan segala bentuk ekstrimis tersebut yakni

moderasi atau wasathiyyah.

Baik di dunia Islam maupun Barat menyadari akan

pentingnya bersikap moderat dalam menghadapi permasalahan

yang ada. Namun, keduanya seolah memiliki konsep masing-

masing dan keterbatasan ruang lingkup. Oleh karena itu

penting sekali memahami “apa” dan “bagaimana” makna

moderasi yang tertuah dalam Al-Qur‟an dan hadis nabi. Dari

sini perlu kiranya dilakukan penelitian menyangkut “moderasi”

dalam perspektif Al-Qur`an.

Moderasi bukanlah hal yang baru menjadi kajian para

penulis dewasa ini. Ada beberapa karya sejenis ini, seperti

skripsi mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

bernama Dede Asmudin dengan judul “Konsep Ummatan

Wasathan dalam Al-Qur’an Kajian Surah Al-Baqarah ayat

143 menurut Yusuf Qardhawi” 2009. Dalam penulisan skripsi

tersebut, Dede Asmudin lebih spesifik membahas tentang

pandangan Yusuf Qardhawi tentang moderat dan kaitannya

dengan fungsi ummatan wasathan. Selain itu, terdapat pula

tesis mahasiswa IIQ Jakarta dengan judul Konsep Moderat

Dalam Syariat Islam (Kajian Atas Pemikiran Yusuf Al-

Qardhawiy) yang ditulis oleh H. Subhan Fadli, 2011. Dalam

tesis tersebut, Subhan Fadli fokus mengkaji secara mendalam

pandangan Yusuf Qardhawi mengenai kemoderatan dalam

syariat Islam. Dari kedua karya tulis tersebut, penelitian yang

Page 17: MODERASI DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN

xviii

penulis lakukan tidak hanya terfokus pada pandangan satu

tokoh saja dan tidak hanya menyoroti moderat dalam sisi

hukum saja. Dalam penelitian ini, penulis lebih cenderung

memperhatikan sisi-sisi moderat dalam tataran sosial.

Kajian dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan

kajian pustaka (library research), yaitu penelitian yang penulis

lakukan terhadap literatur yang berkaitan dengan penulisan

skripsi ini. Selanjutnya, karena objek penelitian ini adalah ayat-

ayat Al-Qur`an dan pendapat para ulama, maka metode yang

digunakan adalah metode tafsir maudhu’i dan muqarran.

Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini adalah

moderasi merupakan salah satu karakteristrik utama yang

dimiliki umat Islam. Moderasi tidak hanya mengajarkan arti

penting dari sebuah toleransi dan kearifan. Selain toleransi dan

kearifan, moderasi memiliki unsur penting yang harus

ditegakkan dan dipegang yakni sebuah keadilan. Keadilan

merupakan landasan penting dimana moderasi menuntut

dirinya agar berlaku seimbang dan bijak dalam berbagai hal.

Seseorang yang bersikap moderat tentu akan menjadi pribadi

yang bijaksana, jauh dari sikap terombang ambing disana sini,

fanatik buta, dan selalu merasa benar dan baik sendiri. Sikap

moderat akan membawa keharmonisan, kemajuan dan

kedamaian.

Page 18: MODERASI DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Diskursus mengenai agama sangat sarat dengan muatan

emosi, kecenderungan dan subyektivitas individu. Agama

mempunyai ajaran yang sangat ideal dan cita-cita yang

sangat tinggi. Bagi pemeluknya, agama merupakan

keyakinan yang suci, sakral, dan keramat. Ia dianggap

selalu menawarkan janji-janji keselamatan, kebahagiaan

dan keadilan. Namun kenyataan berkata lain, tidak jarang

agama justru dianggap melahirkan permusuhan dan

perpecahan di tengah umat manusia.1

Seperti kita ketahui bersama bahwa berbagai

peristiwa ekstrim dan anarkis telah terjadi jauh sebelum

Rasulullah Saw. menyampaikan dakwah Islamnya.

Peristiwa-peristiwa memilukan telah diabadikan Tuhan

dalam Al-Qur’an mengenai kaum yang ingkar terhadap

para nabiNya, sehingga membuat mereka tenggelam dalam

siksa dan kehancuran yang mengerikan. Kisah-kisah

1 Ahmad Najib Burhan, Islam Dinamis: Menggugat Peran

Agama Membongkar Doktrin Yang Membantu, (Jakarta: Kompas, 2001),

Cet. I, h. 1

Page 19: MODERASI DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN

2

tersebut merupakan contoh dari sikap ektrimis yang

menyisakan kepiluan dan kengerian dibenak manusia.

Banyak pakar sejarah menilai bahwa perpecahan

yang terjadi di tengah umat Islam berakar dari masalah

politik. Dari situlah agama kerap dijadikan sebagai

landasan atas kepentingan alat politik. Kisah abadi yang

dianggap memantik perpecahan terdahsyat dalam tubuh

umat Islam terjadi ketika turunnya Ali bin Abi Thalib

karramallahu wajhah dari singgasana kekhalifahan dalam

proses negoisasi tahkim dengan Muawiyyah bin Abi

Sofyan.

Peristiwa tersebut telah memecah umat Islam

menjadi tiga kelompok sekaligus. Khawarij yang semula

mendukung khalifah Ali, menyatakan keluar dari golongan

Ali karena menilai hasil negoisasi tidak sah. Khawarij

melegalkan segala gerakan ektrimisme untuk menumpas

segala bentuk kezhaliman dengan semboyan Lâ Hukma

Illa Allah. Dan ironisnya, ditangan salah seorang dari

kelompok inilah, Ali bin Abi Thalib meregang nyawa dan

wafat.

Apa yang dilakukan Khawarij berbanding berbalik

dengan apa yang dilakukan oleh Syi’ah. Kaum Syi’ah

menunjukkan solidaritasnya secara berlebihan terhadap Ali

Page 20: MODERASI DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN

3

bin Abi Thalib. Sepeninggal Khalifah Ali, kelompok

politik ini berkembang menjadi sebuah sekte agama dan

berkembang dalam berbagai aliran. Rasa solidaritas yang

terlalu tinggi tersebut, lambat laun menciptakan sebuah

pemikiran dan penilaian bahwa ia merupakan Nabi yang

dijanjikan. Namun, kaum Syi’ah sendiri akhirnya

bersepakat bahwa Ali bin Abi Thalib merupakan Al-Wâshi

yakni pemegang wasiat Nabi Muhammad Saw. Sehingga

jabatan Imâmah yang sah adalah hak Ali dan

keturunannya.2

Terlepas dari dua kelompok sebelumnya yang

ekstrim tersebut, Murjiah merupakan kelompok yang

dinilai loyal terhadap Ali dan pemerintahan sesudahnya

yang dipimpin oleh Mu’awiyyah bin Abi Sufyan. Menurut

Ahmad Amin dan Abu Zahrah, benih-benih Murjiah sudah

ada sejak peristiwa terbunuhnya Khalifah Utsman bin

Affan. Faham ini dianut oleh sebagian sahabat Nabi

seperti, Abu Bakrah, Abdullah bin Umar, Saad bin Abi

Waqqas, dan Imran bin Husain yang tidak mau melibatkan

diri dalam perselisihan politik.

2 Joesoef Sou’yb, Sejarah Daulat Khulafaur-Rasyidin, (Jakarta:

Bulan Bintang, 1979), h. 540

Page 21: MODERASI DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN

4

Memasuki abad kedua hijriyah dan setelah lahirnya

para tokoh ahli debat, kaum Murjiah terbelah menjadi dua

kelompok besar.3 Kelompok pertama disebut kaum

Murjiah moderat atau Murjiah sunnah. Murjiah moderat

atau sunnah merupakan kelompok mayoritas yang

umumnya terdiri dari para Fuqohâ’ dan Muhadditsîn.

Mereka berpendapat bahwa orang muslim yang berdosa

tetap dihukumi mukmin, tidak kafir dan tidak kekal dalam

neraka. Mereka akan dihukum sesuai kadar hukumnya,

dan ada kemungkinan Tuhan mengampuni dosa mereka

sehingga mereka terbebas dari siksa neraka.4

Kelompok kedua disebut Murjiah ekstrim atau

radikal. Murjiah kedua ini adalah mereka yang menganut

paham meremehkan arti dan peranan amal perbuatan.

Kelompok ini hanya mementingkan unsur keimanan saja.5

Paham moderat yang muncul pada abad keempat Hijriyah

di kelompok Ahlussunah wal Jama’ah, disebut-sebut

3 Harun Nasution, Teologi Islam: Aliran-Aliran, Sejarah Analisa

Dan Perbandingan, (Jakarta: UI Press, 1986), Cet. V, h. 24 4 Harun Nasution, Teologi Islam: Aliran-Aliran, Sejarah Analisa

Dan Perbandingan, h. 24 5 Harun Nasution, Teologi Islam: Aliran-Aliran, Sejarah Analisa

Dan Perbandingan, h. 26

Page 22: MODERASI DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN

5

merupakan adopsi dari paham moderat yang ada pada

kaum Murjiah moderat atau Murjiah sunnah.6

Berbagai aksi teror dan ektrimis yang terjadi di

belahan dunia dan mengatasnamakan agama tidak hanya

terjadi dalam umat Islam. Perang suci atau yang lebih

dikenal dengan perang salib merupakan perang yang

digelontorkan oleh Paus Urban II pada abad ke 11 bukan

saja melancarkan kekerasan terhadap umat Yahudi dan

Islam, kelompok Kristen Ortodoks Timur pun tidak luput

dari serangan tersebut. Semua ini dilancarkan atas nama

Isa Al-Masih pencinta kedamaian dan penganjur kasih

sayang.7

Meskipun memiliki landasan teologis yang sama,

kerukunan antara Islam, Yahudi, dan Kristen, dirasa sulit

terjadi. Yahudi dan Kristen merupakan agama yang

diadopsi oleh Barat sedangkan Islam diidentikkan dengan

agama kaum gurun pasir di Timur Tengah. Ekspansi awal

Islam yang menuai kesuksesan dinilai sebagai ancaman

terhadap teologis, politis, dan budaya oleh Barat. Melalui

sejarah panjangnya Kristen kerap memulai tindakan

6 Abdul Aziz Dahlan, Sejarah Perkembangan Pemikiran Dalam

Islam, h. 63 7 Alwi Shihab, Islam Inklusif, (Bandung: Mizan, 1998), Cet. III,

h. 147

Page 23: MODERASI DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN

6

kontroversi dengan memfitnah Nabi dan merusak nama

Islam, dan sejarah Islam seringkali disamakan dengan

radikalisme dan terorisme.8

Dewasa ini, sikap ekstrim radikal ini kerap

menyerang umat Muslim di tanah air. Sebagian konflik

yang terjadi di tengah masyarakat banyak di atas namakan

agama, baik konflik itu terjadi dalam internal umat Muslim

atau eksternal yang bersinggungan dengan non Muslim.

Sebut saja konflik umat Islam dan Kristen di Poso Ambon,

konflik Sunni dan Syiah di Sampang Madura, perusakan

rumah ibadah jamaah Ahmadiah di Tasikmalaya Jawa

Barat, dan beberapa ketegangan yang sering terjadi antara

masyarakat sipil dan ormas keagamaan di beberapa

wilayah di Indonesia.

Sejarah telah mencatat dengan tinta emas bahwa

penyebaran Islam di bumi Nusantara dilakukan dengan

jalan damai. Para ulama terdahulu mengajarkan nilai-nilai

ke Islaman terhadap masyarakat dengan sangat baik dan

ramah. Meskipun saat itu tingkat kekafiran dan kefasikan

ditengah masyarakat begitu berat dirasakan oleh para

ulama, mereka dengan bijak mengajarkan dan

8 John L. Esposito, Ancaman Islam Mitos Atau Realitas?, Penerj.

Alwiyah Abdurrahman dan MISSI, (Bandung: Mizan, 1994), Cet. I, h. 35

Page 24: MODERASI DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN

7

membimbing masyarakat tanpa menaruh benih-benih

kebencian dan permusuhan.

Salah satu jalan dakwah yang dilakukan oleh para

Ulama saat itu adalah dengan mengadopsi budaya

masyarakat yang ada di Nusantara. Para ulama tidak serta

mengubah adat istiadat yang ada di Nusantara akan tetapi

menggunakan tradisi tersebut sebagai sarana dakwah yang

baik. Terobosan tersebut selaras dengan apa yang tertera

dalam kaidah “Al-Muhâfadzah ala qadîm al-ashlah wal

ahdzu bil jadid al-ashlah” (menjaga tradisi/nilai-nilai

terdahulu yang baik dan mengambil sesuatu yang baru

yang lebih baik). Melalui dakwah kultural inilah

masyarakat pribumi berbondong-bondong masuk Islam

tanpa merasa ada paksaan dan tekanan.9

Di era modern ini, Barat memetakkan umat Islam

menjadi dua kelompok besar, yaitu kaum Fundamentalis

dan Moderat. Fundamentalis disematkan atas seorang

Muslim atau golongan umat Islam yang kerap melakukan

tindakan anarkis dan radikal. Dan sebaliknya moderat

9 Muhammad Baharun, Islam Idealitas Islam Realitas, (Jakarta:

Gema Insani, 2012), Cet. I, h. 87

Page 25: MODERASI DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN

8

dianugerahkan untuk kaum Muslim yang menerima segala

persyaratan perdamaian.10

Salah satu upaya penanganan tindakan anarkisme

yang dilakukan oleh tokoh-tokoh agama di dunia saat ini

adalah dengan meningkatkan pemahaman masyarakat

tentang agama dan karakteristiknya. Diantara gerakan

perdamaian yang dikembangkan oleh tokoh-tokoh Islam

kontemporer yaitu dengan menggalakkan pemahaman

masyarakat tentang moderasi. Diskursus mengenai

moderasi Islam telah banyak menjadi kajian dan menyedot

banyak perhatian. Di Indonesia sendiri, kajian moderasi

Islam banyak digagas oleh para cendekiawan dan ulama

melalui diskusi, seminar dan ceramah-ceramah

keagamaan.

Norma kasih sayang, rahmat, dan pemaaf

merupakan ciri khas umat Islam. Semakin besar rahmat

yang diberikan kepada mereka seharusnya akan menambah

rasa toleransi dalam menerima segala gagasan atau ide dari

kelompok atau golongan yang berbeda sekalipun. Oleh

karena itu, setiap kaum Muslim hendaklah menempatkan

dirinya dalam kedudukan yang moderat, i’tidal (lurus), dan

10

Khaled Abu El Fadl, Selamatkan Islam dari Muslim Puritan,

Penerj. Helmi Musthafa, (Jakarta: Serambi, 2006), Cet. I, h. 14

Page 26: MODERASI DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN

9

menjauhi sikap yang berlebih-lebihan atau berbuat

melampaui batas (ghuluw).11

Namun, pembahasan

mengenai moderasi Islam tidak luput dari pro dan kontra.

Banyak pihak yang menilai bahwa moderasi merupakan

sebuah rencana politik Barat untuk menundukkan umat

Islam agar memenuhi segala prasyarat perdamaian yang

sedang digalakkan oleh Barat dan sekutunya.

Lebih jauh, berdasarkan akan pentingnya bersikap

moderat atau wasathiyyah dalam kehidupan, maka penulis

berkeinginan untuk mengkaji makna moderasi

sebagaimana terkandung dalam Al-Qur’an. Oleh karena

itu, penulis mengambil judul skripsi “Moderasi Dalam

Perspektif Al-Qur’an”.

B. Identifikasi, Pembatasan, dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Dari judul yang dibahas oleh penulis, dapat ditemukan

beberapa masalah yang patut untuk dibahas, di antaranya

adalah:

a. Moderasi dalam Al-Qur`an,

b. Ruang lingkup moderasi,

11

Toto Tasmara, Menuju Muslim Kaffah: Menggali Potensi Diri,

(Jakarta: Gema Insani Press, 2000), Cet. I, h. 389

Page 27: MODERASI DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN

10

c. Pandangan Mufassirin terhadap ayat moderasi,

d. Urgensi moderasi dalam Al-Qur’an,

2. Pembatasan Masalah

Untuk memperjelas persoalan dan permasalahan yang

akan dibahas dalam penulisan skripsi ini, maka perlu

disampaikan pembatasan masalah. Hal ini diperlukan agar

pembahasan tidak melebar kepada materi-materi yang

tidak berkaitan dengan judul skripsi. Berdasarkan

identifikasi masalah di atas, maka penulis membatasi

masalah sebagai berikut,

a. Moderasi dalam Al-Qur`an dan urgensi

mengetahuinya.

b. Pendapat Mufassir mengenai ayat-ayat moderasi.

c. Objek moderasi dalam Al-Qur’an.

3. Perumusan Masalah

Dari batasan persoalan di atas, masalah pada tulisan

ini dirumuskan pada pertanyaan berikut,

1. Apa yang dimaksud moderasi dalam Al-Qur`an dan

apa urgensi mengetahuinya?

2. Bagaimana pendapat Mufassir mengenai ayat-ayat

moderasi?

Page 28: MODERASI DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN

11

3. Apa objek moderasi dalam Al-Qur’an?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

Adapun beberapa tujuan yang hendak dicapai melalui

penelitian ini yaitu:

1. Mengetahui uraian moderasi dalam Al-Qur`an dan

mengetahui urgensi nya.

2. Mengetahui pendapat Mufassir mengenai ayat-ayat

yang terkait dengan moderasi.

3. Mengetahui objek moderasi dalam Al-Qur’an.

Adapun manfaat dari penelitian tersebut adalah

sebagai berikut,

1. Bagi penulis sendiri, menambah wawasan dan

menekankan akan pentingnya bersikap moderat

dalam kehidupan sehari-hari terlebih setelah

penulisan skripsi tentang ayat-ayat moderasi dalam

Al-Qur’an.

2. Bagi masyarakat luas, sebagai tambahan keilmuan

dalam rangka menerapkan sikap moderat yang

semestinya sebagaimana ajaran Al-Qur’an Al-

Karim.

3. Bagi kalangan praktisi dan akademisi, merupakan

sumber referensi dan saran pemikiran bagi mereka

Page 29: MODERASI DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN

12

dalam menunjang penelitian selanjutnya yang akan

bermanfaat sebagai bahan perbandingan bagi

peneliti lain.

D. Tinjauan Pustaka

Kajian tentang moderat sejauh ini sudah banyak

dilakukan. Kajian tersebut terdiri dari beberapa buku,

karya tulis ilmiah, dan modul-modul pembelajaran.

Adapun beberapa buku rujukan yang penulis gunakan

adalah sebagai berikut:

1. Dr. Yusuf Qardhawi, dalam bukunya yang berjudul

Dirasat fi Fiqh Maqashid Asy-Syari’ah (Baina Al-

Maqashid Al-Kulliyyah wa An-Nushush Al-Juz’iyyah)

dan sudah dialih bahasakan dalam bahasa Indonesia

oleh H. Arif Munandar Riswanto, Lc. dengan judul

Fiqih Maqashid Syariah Moderasi Islam Antara

Aliran Tekstual dan Aliran Liberal yang diterbitkan

oleh Pustaka Al-Kautsar 2007.

Dalam buku tersebut, Syaikh Yusuf Qardhawi

mengajak kepada umat Muslim agar tidak terpengaruh

dengan model-model pemahaman ekstrim yang sempit

dari kaum tekstual, dan juga tidak terseret dengan

pemahaman liar dari kaum liberal yang sering

Page 30: MODERASI DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN

13

melampaui batas. Umat Muslim juga harus menjadi

umat terbaik yang dapat mengkombinasikan nash-

nash Al-Qur’an dengan segala permasalahan global

yang dapat menyambungkan syariat dengan realita

kehidupan.12

Di dalam buku tersebut, Yusuf Al-Qardhawi

secara khusus membahas tentang maksud-maksud

syariah (maqashid asy-syari’ah) dan secara umum

membahas tentang fikih syariah Islam. Dapat difahami

bahwa buku fikih maqashid syariah tersebut

merupakan moderasi Islam antara aliran yang

berdasarkan atas teks dan aliran liberal.13

Perbedaan mendasar antara buku tersebut

dengan skripsi yang penulis susun terletak pada

perluasan materi yang disampaikan. Jika buku tersebut

lebih banyak membahas tentang moderasi dalam fikih

dan permasalahanya, skripsi ini tidak hanya

membahas moderasi dalam bidang fikih namun juga

12

Yusuf Qardhawi, Dirasat fi Fiqh Maqashid Asy-Syari’ah

(Baina Al-Maqashid Al-Kulliyyah wa An-Nushush Al-Juz’iyyah), Penerj.

Arif Munandar Riswanto, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2007), Cet. I, h. ix 13

Yusuf Qardhawi, Dirasat fi Fiqh Maqashid Asy-Syari’ah

(Baina Al-Maqashid Al-Kulliyyah wa An-Nushush Al-Juz’iyyah), h. 4

Page 31: MODERASI DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN

14

membahas moderasi dalam lingkup yang lebih luas

atau umum.

2. Dr. Muchlis M. Hanafi, MA., Moderasi Islam

Menangkal Radikalisasi Berbasis Agama yang

diterbitkan oleh Ikatan Alumni Al-Azhar dan Pusat

Studi Al-Qur’an (PSQ) 2013. Dalam bukunya tersebut

beliau memaparkan mengenai kecenderungan ekstrem

umat Islam dalam beberapa dekade ini. Yang mana hal

tersebut dapat memicu konflik dan pandangan negatif

terhadap keberadaan umat Islam. Buku tersebut

menekankan akan pentingnya menangkal radikalisme

berbasis agama.14

Melihat isi kandungan dari buku ini dan skripsi

yang penulis susun terlihat beberapa perbedaan.

Diantaranya, dalam buku ini lebih banyak dipaparkan

moderasi untuk menangkal pengaruh pemikiran

radikal dan liberal, yang mana pemikiran tersebut

memunculkan kecenderungan ekstrim disatu sisi dan

liberal disisi yang lain. Sedangkan penulis dalam

skripsi ini membahas moderasi dari berbagai sisi, baik

moderasi dalam bidang sosial, hukum, dan agama

14

Muchlis M. Hanafi, Moderasi Islam Menangkal Radikalisasi

Berbasis Agama,(Tangerang Selatan: Ikatan Alumni Al-Azhar dan Pusat

Studi Al-Qur’an (PSQ), 2013), Cet. I, h. viii

Page 32: MODERASI DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN

15

yang merujuk pada ayat-ayat Al-Qur’an, As-Sunnah,

dan penjelasan para ulama.

3. Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur’an mengeluarkan

buku dengan judul Moderasi Islam (Tafsir Tematik)

2012. Sebagai salah satu kitab tafsir tematik yang

menjadi rujukan umat Muslim di Indonesia, buku

tersebut sudah sangat memberikan gambaran yang

luas tentang makna moderasi Islam. Buku ini secara

garis besar berbicara tentang moderasi dan berbagai

dimensi yang terdapat di dalamnya. Selain itu, buku

ini dilengkapi dengan potret moderasi zaman

Rasulullah dan fenonema-fenomena ektrimis yang

ada.

Perbedaan mendasar dari buku tersebut dan

skripsi yang penulis susun adalah, buku tersebut tidak

ditulis secara perseorang namun secara kolektif oleh

tim Lajnah Pentashih Al-Qur’an. Sedangkan dalam

penulisan skripsi ini, selain menggunakan metode

tematik, penulis juga menggunakan metode muqarran

(perbandingan).

4. Tesis dengan judul Al-Wasathiyyah fi Al-Qur’an Al-

Karim karya Dr. Ali Muhammad Muhammad Al-

Shalabi, yang diterbitkan oleh Maktabah Tabi’in,

Page 33: MODERASI DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN

16

Kairo, 2001. Dalam tesis tersebut Dr. Ali Muhammad

Muhammad Al-Shalabi, membahas tentang moderasi

dalam Al-Qur’an secara insentif, mendetail, dan luas.

Selain itu, pembahasan moderasi dilengkapi juga

beberapa pendapat mufassirin dan ahli bahasa.15

Antara tesis tersebut dengan skripsi yang

penulis susun terdapat perbedaan, diantaranya: dalam

tesis tersebut tidak banyak membicarakan moderasi

dari berbagai sudut dan hanya fokus membahas

moderasi dalam lingkup Al-Qur’an saja. Muatan

pembahasan juga tidak terlalu melebar dan tidak ada

perbandingan dengan berbagai aliran pemikiran.

Dalam skripsi ini, penulis selain mengkaji moderasi

sebagaimana dalam Al-Quran juga menambahkan

beberapa materi dan pendapat dari berbagai ulama

sebagai pembanding terhadap moderasi itu sendiri.

Adapun judul skripsi yang membahas tentang

moderasi, penulis menemukan dalam skripsi mahasiswa

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang bernama Dede

Asmudin dengan judul “Konsep Ummatan Wasathan

dalam Al-Qur’an Kajian Surah Al-Baqarah ayat 143

15

Ali Muhammad Muhammad Al-Shalabi, Al-Wasathiyyah fi Al-

Qur’an Al-Karim, (Kairo: Maktabah Tabi’in, 2001), h. 6-7

Page 34: MODERASI DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN

17

menurut Yusuf Qardhawi” 2009. Beliau menjelaskan

bahwa ummatan wasathan merupakan amanah bagi umat

Islam, dimana umat Islam dianggap memiliki kemampuan

untuk menegakkan keadilan dalam segala hal. Dalam

penulisan skripsi tersebut, Dede Asmudin lebih spesifik

membahas tentang pandangan Yusuf Qardhawi tentang

moderat. Sedangkan penulis lebih menekankan aspek-

aspek moderat yang terkandung dalam Al-Qur’an disertai

penjelasan dari para Mufassir dan para Ulama.

Sedangkan dalam kajian pustaka yang dilakukan di

Perpustakaan Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta,

penulis tidak menemukan skripsi yang membahas akan

moderat maupun ummatan wasathan. Namun, penulis

menemukan sebuah tesis berjudul Konsep Moderat Dalam

Syariat Islam (Kajian Atas Pemikiran Yusuf Al-

Qardhawiy) yang ditulis oleh H. Subhan Fadli, 2011.

Dalam tesis tersebut, Subhan Fadli terlihat fokus mengkaji

secara mendalam pandangan Yusuf Qardhawi mengenai

kemoderatan dalam syariat Islam. Moderasi syariat Islam

lebih mengarahkan pemahaman terhadap elastisitas dan

fleksibilitas atau kelembutan syariat Islam dengan jalan

ijtihad yang selalu terbuka sepanjang waktu dan tempat

Page 35: MODERASI DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN

18

dengan tetap memperhatikan aspek-aspek Rabbaniyyah

dan Insaniyyah, spiritual-material, realitas dan idealitas.16

Menimbang tesis tersebut dengan skripsi yang penulis

susun, terdapat perbedaan. Dalam penulisan skripsi ini,

penulis tidak hanya menggali pandangan moderasi dari

Yusuf Qardhawi saja. Selain itu materi penulisan skripsi

ini tidah hanya terfokus kepada pemikiran Yusuf

Qardhawi dalam bidang syariat saja, namun

mengembalikan maksud moderasi sebagaimana dalam Al-

Qur’an berdasarkan penjelasan para Mufassir dan

pemerhati Islam yang lain.

E. Metodologi Penulisan

1. Jenis Penelitian

Untuk mendapatkan data dan fakta yang objektif

dalam penelitian dan kajian ini, penulis menggunakan

penelitian kepustakaan (library research), yaitu penelitian

yang penulis lakukan terhadap literatur yang berkaitan

dengan penulisan skripsi ini.17

16

Subhan Fadli, Konsep Moderat Dalam Syariat Islam (Kajian

Atas Pemikiran Yusuf Al-Qardhawiy), (Jakarta: tidak dicetak, 2011), h. 164 17

Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan, (Jakarta:

Yayasan Obor, 2004), h. 3

Page 36: MODERASI DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN

19

Jenis penelitian telaah pustaka ini merupakan

penelitian kualitatif (qualitative research) yaitu suatu

penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan

menganalisa fenomena, peristiwa, aktifitas sosial, sikap,

kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individu

maupun kelompok.18

Adapun fokus penelitian ini berdasarkan pada ayat-

ayat Al-Qur’an dan Hadis, serta pemikiran para ahli tafsir

serta para cendekiawan muslim tentang moderasi. Dengan

memperhatikan aspek ini, maka metode tafsir yang

digunakan dalam penulisan ini adalah metode maudhui

(tematik) dan muqarran (komparatif).

2. Teknik Pengumpulan Data

Ada beberapa teknik pengumpulan data,

diantaranya wawancara, observasi, angket, dan studi

dokumentatif. Dalam penulisan skripsi ini, penulis

menggunakan teknik studi dokumentatif, yakni dengan

mengumpulkan, memeriksa dan mencatat data-data yang

relevan dengan tema yang dibahas dan bersumber dari

18

Nana Syaodin Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan,

(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), Cet. VI, h. 60

Page 37: MODERASI DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN

20

kitab-kitab, buku-buku, kamus, jurnal dan lain

sebagainya.19

3. Sumber Data

Untuk mendapatkan data dalam penulisan skripsi ini,

penulis menggunakan sumber data yang relevan dengan

skripsi ini.

Adapun sumber-sumber primer dalam penulisan skripsi

ini adalah,

a. Al-Qur`an dan Terjemahnya,

b. Kitab-kitab Tafsir, khususnya Tafsir Al-Mishbâh

karya M. Quraish Shihab,

Selain sumber primer, ada juga sumber sekunder, di

antaranya:

a. Ensiklopedi Al-Qur`an,

b. Kitab-kitab Hadits Tujuh,

c. Kamus-kamus Bahasa,

d. Buku-buku penunjang, seperti: Fiqh Maqashid

Syariah karya Yusuf Qardhawi, Moderasi Islam

karya Muchlis M. Hanafi, Moderasi Islam (Tafsir

Tematik) karya Lajnah Pentashih Al-Qur’an.

19

Iskandar, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Gaung

Persada Press, 2009), Cet. 1, h. 64

Page 38: MODERASI DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN

21

4. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah proses kategori urutan

data, mengorganisasikan ke dalam suatu pola, kategori dan

satuan uraian dasar, yang membedakannya dengan

penafsiran, yaitu dengan memberikan arti yang signifikan

terhadap analisis.20

Adapun penelitian ini menggunakan teknik analisis

deskriptif, yaitu teknik yang menggambarkan apa yang

ada, pendapat yang berkembang, prosedur yang ada, serta

yang sedang tumbuh.21

5. Keabsahan Data

Guna menjamin keabsahan data, penulis melakukan

pengamatan secara terperinci sampai menemukan titik

kebenaran. Juga, penulis menggunakan metode

Triangulasi, dengan cara membandingkan perspektif

seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang

lain.22

20

Iskandar, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Gaung

Persada Press, 2009), Cet. 1, h. 136 21

Sanapiah Faisal, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Surabaya:

Usaha Nasional, 1982), h. 119 22

Asthi Fathimah Hamdiyah, Skripsi “Tikrâr Kisah Nabi Mûsâ

as. dalam Al-Qur`an (Telaah terhadap Surah Al-A’râf, Yûnus, Thâhâ, dan

Asy-Syu’arâ)”, tidak diterbitkan, h. 13

Page 39: MODERASI DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN

22

F. Teknik dan Sistematika Penulisan

Teknik penulisan skripsi dalam penelitian ini,

seperti yang dilakukan mahasiswa-mahasiswa lainnya

sebagai satu bentuk keseragaman, merujuk pada Pedoman

Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi Institut Ilmu Al-

Qur`an (IIQ) Jakarta (Edisi Revisi) yang diterbitkan oleh

IIQ Press, cetakan ke-2 tahun 2011.

Adapun sistematika penulisan dalam skripsi ini terdiri

atas beberapa bab yang antara bab satu dengan bab lain

memiliki keterkaitan. Untuk menghasilkan suatu

pembahasan yang runtut, maka bab-bab dibagi menjadi

beberapa sub bab.

Bab I berisi pijakan dalam penelitian yang terbagi

menjadi enam sub bab. Sub bab pertama mencakup latar

belakang masalah. Sub bab kedua berisi identifikasi

masalah, pembatasan masalah dan perumusan masalah.

Sub bab ketiga berisi tentang pemaparan tujuan dan

manfaat penulisan. Sub bab keempat berisi tinjauan

pustaka, sub bab kelima berisi metodologi penelitian, dan

sub bab keenam berisi teknik dan sistematika penulisan.

Bab II berisi tiga sub bab, sub bab pertama membahas

tentang pengertian moderasi, sub bab kedua membahas

kosa kata moderasi dalam Al-Qur’an, sub bab ketiga

Page 40: MODERASI DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN

23

membahas tentang urgensi mengetahui moderasi dalam

Al-Qur’an.

Bab III terdiri atas empat sub bab, pertama membahas

tentang landasan moderasi dan fungsinya sebagai

syuhada’. Sub bab kedua membahas tentang objek

moderasi dalam Al-Qur’an. Sub bab ketiga membahas

tentang tantangan mewujudkan sikap moderat. Sedangkan

sub bab keempat membahas tentang menuju Islam

moderat.

Bab IV terdiri atas kesimpulan dan saran.

Kesimpulan yang membahas atas pemaparan penelitian

atas ayat-ayat moderasi dalam Al-Qur’an. Selain itu juga

berisi saran dari penulis untuk menindak lanjuti nilai

moderasi yang ada di masyarakat.

Page 41: MODERASI DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN

163

DAFTAR PUSTAKA

Al-Asfahani, Abu Al-Qasim Al-Husain bin Muhammad Al-

Ma’ruf Al-Raghib. Al-Mufradat fi Gharib Al-Qur’an,

Bairut: Dar Al-Qalam, 1412 H.

Al-Asyqalani, Ibnu Hajar. Fathul Bari, Jilid VIII, Kairo: Dar

Al-Masr, 2000.

_________. Ibnu Hajar. Fathul Bari, Penerj. Amiruddin, Jilid

22, Jakarta: Pustaka Azzam, 2011.

Al-Barry, M.D.J. dan A.T., Sofyan Hadi. Kamus Ilmiah

Kontemporer, Bandung: Pustaka Setia, 2010.

Al-Bukhori, Abu Abdullah Muhammmad bin Ismail. Shahih

Bukhori, Bairut: Darl al-fiqr, 2008.

Al-Buthy, Muhammad Sa’id Ramadhan. Sirah Nabawiyah,

Penerj. Aunur Rafiq Shaleh Tamhid, Jakarta: Robbani

Press, 2008.

Al-Dimasqyi, Abul Fida Ismail ibnu Kasir. Tafsir Al-Qur’an

Al-‘Adzim, Penerj. Bahrun Abu Bakar, Jilid 27.

Bandung: Penerbit Sinar Baru Algensindo Bandung,

2011.

Al-Ghazali, Muhammad. Al-Ghazali Menjawab 100 Soal

Keislaman, Penerj. Abdullah Abbas, Jakarta: Lentera

Hati, 2011.

Page 42: MODERASI DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN

164

Ali, Abdullah Yusuf. Tafsir Yusuf Ali, Penerj. Ali Audah, Jilid

II, Bogor: Pustaka Litera AntarNusa, 2009.

Al-Luwaihiq, Abdurrahman bin Mu’alla. Ghuluw Benalu

dalam Ber-Islam, Penerj. Kathur Suhardi, Jakarta

Timur: Darul Falah, 2003.

Al-Maraghi, Ahmad Musthafa. Tafsir Al-Maraghi, Penerj.

Bahrun Abu Bakar, Semarang: Toha Putra, 1993.

Al-Qardhawi, Yusuf. Fiqih Maqashid SyariahModerasi Islam

Antara Aliran Tekstual dan Aliran Liberal, Penerj. Arif

Munandar Riswanto, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2007.

_________. Karakteristrik Islam Kajian Analitik, Penerj. Rori’

Munawwar dan Tajuddin, Surabaya: Risalah Gusti,

1994.

_________. Kebudayaan Islam Ekslusif atau Inklusif, Penerj.

Jasiman, Solo: Era Intermedia, 2001.

_________. Pengantar Kajian Islam, Penerj. Setiawan Budi

Utomo, Jakarta Timur: Pustaka Kautsar, 1997.

_________. Islam Radikal, Penerj. Hawin Murtadho,Solo: Era

Intermedia, 2004.

_________. Perjalanan Hidupku I, Penerj. Cecep

Taufikurrahman, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2003

Al-Qazwini, Abi Abdullah Muhammad bin Yazid. Sunan Ibnu

Majah, Jilid II Bairut: Dar al-Fiqr, 2004.

Page 43: MODERASI DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN

165

Al-Qurthubi, Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Abi

Bakar bin Farh Al-Anshari Al-Khazraji Al-Andalusi.Al-

Jami’ Li Ahkaam Al-Qur’an/Tafsir Al-Qurthubi, Penerj.

Fathurrahman dan Ahmad Hotib, Jilid 1, Jakarta:

Pustaka Azzam, 2007.

Al-Shalabi, Ali Muhammad Muhammad. Al-Wasathiyyah fi Al-

Qur’an Al-Karim, Kairo: Maktabah Tabi’in, 2001.

Al-Syanqithi, Syaikh. Tafsir Adwa’ul Bayan fi Idhah Al-

Qur’an bi Al-Qur’an, Penerj. Fathurazi, Jilid 1, Jakarta:

Pustaka Azzam, 2006.

Al-Usairy, Ahmad. Sejarah Islam, Penerj. Samson Rahman,

Jakarta: Akbar Media Eka Sarana, 2003.

Al-Zuhaili, Wahbah. Tafsir Al-Wasith, Penerj. Muhtadi, dkk,

Jilid 2, Depok: Gema Insani, 2013.

_________. Tafsir Al-Munir, Penerj. Abdul Hayyie Al-Kattani,

dkk, Jilid XV, Depok: Gema Insani, 2014.

Anam, Choirul. Pertumbuhan Dan Perkembangan NU,

Surabaya: Duta Aksara Mulia, 2010

Asy-Syaukani, Al-Imam Muhammad bin Ali bin

Muhammad.Tafsir Fathul Qadir, Penerj. Amir Hamzah

Fachrullah dan Asep Saefullah, Jilid 1, Jakarta: Pustaka

Azzam, 2008.

Page 44: MODERASI DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN

166

Ath-Thabari, Abu Ja’far Muhammad bin Jarir. Tafsir Al-

Thabari, Penerj. Ahsan Askan, Jakarta: Pustaka Azzam,

2007.

Baharun, Muhammad. Islam Idealitas Islam Realitas, Jakarta:

Gema Insani, 2012.

Baqi, Muhammad Fuad Abdul. Al-Mu’jam al-Mufahras li

Alfâzh Al-Qur`ân al-Karîm, Bairut: Dar al-Ma’rifah,

1992.

Bashori, Ahmad Dumyati. Konsep Al-Wasathiyyah Dalam

Pemikiran Politik Yusuf Al-Qardhawi, Tangerang

Selatan: Young Progressive Muslim, 2012.

Boisard, Marcel A..Humanisme Dalam Islam, Penerj. H.M.

Rasyidi, Jakarta: Bulan Bintang, 1980.

Bruinessen, Martin Van. NU Tradisi, Relasi-Relasi Kuasa,

Pencarian Wacana Baru, Penerj. Farid Wajidi,

Yogyakarta: LKIS, 1999.

Burhan, Ahmad Najib. Islam Dinamis: Menggugat Peran

Agama Membongkar Doktrin Yang Membantu, Jakarta:

Kompas, 2001.

Dar’, Abud bin Ali. Berlebih-Lebihan dalam Agama, Penerj.

Rusli dan Rizal, Jakarta: Pustaka Azam, 2002.

Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Tafsirnya, Jakarta:

Departemen Agama RI, 2004.

Page 45: MODERASI DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN

167

_________. Tafsir Al-Qur’an Tematik Moderasi Islam, Seri 4,

Jakarta: Departemen Agama RI, 2012.

_________. Hubungan Antar-Umat Beragama (Tafsir Alquran

Tematik), Jakarta: Lajnah Pentashih Mushaf Alquran,

2008.

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa

Indonesia Pusat Bahasa Edisi Ke Empat, Jakarta:

Gramedia, 2008.

Effendi, Djohan. Pesan-Pesan Al-Qur’an, Jakarta: Serambi,

2012.

El Fadl, Khaled Abu. Selamatkan Islam dari Muslim Puritan,

Penerj. Helmi Musthafa, Jakarta: Serambi, 2006

Esposito, John L.. Ancaman Islam Mitos Atau Realitas?,

Penerj. Alwiyah Abdurrahman dan MISSI, Bandung:

Mizan, 1994.

Fadli, Subhan. Konsep Moderat Dalam Syariat Islam (Kajian

Atas Pemikiran Yusuf Al-Qardhawiy), Jakarta: tidak

dicetak, 2011.

Faisal, Sanapiah. Metodologi Penelitian Pendidikan, Surabaya:

Usaha Nasional, 1982.

Fatah, Munawir Abdul. Tradisi Orang-Orang NU, Yokyakarta:

Pustaka Pesantren, 2006

Page 46: MODERASI DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN

168

Geovanie, Jeffrie. The Pluralism Project, Jakarta: Mizan

Publika, 2013.

Hamdiyah, Asthi Fathimah. Skripsi “Tikrâr Kisah Nabi Mûsâ

as. dalam Al-Qur`an (Telaah terhadap Surah Al-A’râf,

Yûnus, Thâhâ, dan Asy-Syu’arâ)”, tidak diterbitkan.

Harahap, Syahrin. Islam Dinamis, Yogyakarta: PT Tiara

Wacana Yogya, 1997.

Husaini, Adian. dan Hidayat, Nuim. Islam Liberal: Sejarah,

Konsepsi, Penyimpangan, Dan Jawabannya, Jakarta:

Gema Insani Press, 2002.

Idahram, Syaikh. Sejarah Berdarah Sekte Salafi Wahabi,

Yogyakarta: Printing Cemerlang, 2011.

Imarah, Muhammad. Islam dan Pluralitas Perbedaan dan

Kemajemukan dalam Bingkai Persatuan, Penerj. Abdul

Hayyie Al-Kattanie, Jakarta: Gema Insani Press, 1999.

_________. Perang Terminologi Islam Versus Barat, Penerj.

Mustafa Maufur, Jakarta: Robbani Press, 1998.

Iskandar. Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta: Gaung

Persada Press, 2009.

Juergensmeter, Mark. Teror Atas Nama Tuhan Kebangkitan

Global Kekerasan Agama, Penerj. M. Sadad Ismail,

Jakarta: Nizam Press, 2002.

Page 47: MODERASI DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN

169

Khadduri, Majid. Teori Keadilan Perspektif Islam, Penerj.

Mochtar Zoerni dan Joko S. Kahhar, Surabaya: Risalah

Gusti, 1999.

M. Echols, John. dan Shadily, Hassan. Kamus Inggris

Indonesia, Jakarta: Gramedia, 2005.

Maarif, Ahmad Syafi’i. Al-Qur’an dan Realitas Umat, Jakarta:

Republika, 2010.

_________., dkk, Muhammadiyah Dan NU Reorientasi

Wawasan KeIslaman, Yogyakarta: LPPI

Muhammadiyah, LKPSM NU, & PP Al-Muhsin, 1993.

Misrawi, Zuhairi. Al-Qur’an Kitab Toleransi, Jakarta: Fitrah,

2007.

_________. Pandangan Muslim Moderat, Jakarta: Kompas

Media Nusantara, 2010.

Munawir, Ahmad Warson. Kamus Al-Munawir Arab-

Indonesia, Surabaya: Pustaka Progressif, 1997.

Muthahhari, Murtadha. Islam Dan Tantangan Zaman, Penerj.

Ahmad Sobandi, Bandung: Pustaka Hidayah, 1996.

Majelis Diktilitbang dan LPI PP Muhammadiyah,. 1 Abad

Muhammadiyah Gagasan Pembaruan Sosial

Keagamaan, Jakarta: Kompas, 2010

Page 48: MODERASI DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN

170

Nasution, Harun. Teologi Islam: Aliran-Aliran, Sejarah

Analisa Dan Perbandingan, Jakarta: Universitas

Indonesia Press, 2002.

Nugraha, Heru. Atas Nama Agama Wacana dalam Dialog

Bebas Konflik, Bandung: Pustaka Hidayah, 1998.

Nuruddin, Amiur. Keadilan Dalam Al-Quran, Jakarta: Hijri

Pustaka Utama 2008.

Purwadi, Sejarah Walisanga, Yogyakarta: Ragam Media,

2009.

Qutb, Sayyid. Karakteristrik Konsep Islam, Penerj. Muzakkir,

Bandung: Pustaka, 1990.

_________. Tafsir Fi Zhilalil-Qur’an, Penerj. As’ad Yasin,

Abdul Aziz Salim Basyarahil, Muchotob Hamzah,

Jakarta: Gema Insani Press, 2000.

Rachman, Budhy Munawar Islam Pluralis Wacana Kesetaraan

Kaum Beriman, Jakarta: Paramadina, 2001.

Ridwan, Nur Khalik. NU dan NeoLiberalisme Tantangan dan

Harapan Menjelang Satu Abad, Yogyakarta: LKIS,

2008.

Sagiv, David. Islam Otentisitas Liberalisme, Penerj. Yudian W.

Asmin, Yogyakarta: LKIS, 1997

Safwan, Mardanas. dan Kutoyo, Sutrisno. KH. Akhmad

Dahlan, Jakarta: PT. Mutiara Sumber Widya, 2001.

Page 49: MODERASI DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN

171

Schartz, Stephen Sulaiman. Dua Wajah Islam (Moderatisme

dan Fundamentalisme dalam Wacana Global), Penerj.

Hodri Ariev, Jakarta: Blantika dkk, 2007.

Shihab, Alwi. Islam Inklusifis, Bandung: Mizan, 1999.

Shihab, M. Quraish, dkk. Ensiklopedia Al-Qur’an, Jakarta:

Lentera Hati, 2007.

_________. Membumikan Al-Qur’an Jilid 2, Tangerang

Selatan: Lentera Hati, 2011.

_________. Tafsir Al-Misbah, Vol. 6, Jakarta: Lentera Hati,

2009.

Simuh, dkk. Toleransi dalam Islam, Jakarta: PT. Media Cita,

2002.

Siroj, Said Aqil. Islam Sumber Inspirasi Budaya Nusantara,

Jakarta: LTN NU, 2015

Sou’yb, Joesoef. Sejarah Daulat Khulafaur-Rasyidin, Jakarta:

Bulan Bintang, 1979.

Sukmadinata, Nana Syaodin. Metode Penelitian Pendidikan,

Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010.

Syaltut, Mahmud. Tafsir Al-Qur’an Karim, Penerj. Hossein

Bahreisj dan Herry Noer Ali, Bandung: CV.

Diponegoro, 1989.

Tasmara,Toto. Menuju Muslim Kaffah: Menggali Potensi Diri,

Jakarta: Gema Insani Press, 2000.

Page 50: MODERASI DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN

172

Thabathab’i, Muhammad Husain.Inilah Islam, Penerj. Ahsin

Muhammad, Jakarta: Pustaka Hidayah, 1992.

Ubaid, Abdullah. Dakwah Islam Rahmatan Lil ‘Alamin,

Tangerang Selatan: Simaharaja Press, 2010.

Umar, Nasaruddin.Ulumul Qur’an, Jakarta Selatan: Al-Ghazali

Center, tt.

Yasid, Abu. Islam Moderat, Jakarta: Erlangga, 2014.

Watt, William Montgomery. Fundamentalisme Islam dan

Modernitas, Penerj. Taufiq Adnan Amal, Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada, 2001

Zed, Mestika. Metode Penelitian Kepustakaan, Jakarta:

Yayasan Obor, 2004.

Abdalla, Ulil Abshar. “Islam Moderat”,

http://www.islamlib.com/?, diakses pada tanggal 15

Juni 2015

Hadahullah, “Siapakah-dr-yusuf-al-qardhawi,”

http://www.darussalaf.or.id/ hizbiyyahaliran//, diakses

tanggal 14 Juni 2015

Jamil, Mukhlis. “Islam Moderat”,

http://mukhsinjamil.blog.walisongo.ac.id/ diakses pada

tanggal 15 Juni 2015

Kahar, Novriantoni. ”Islam Indonesia Kini: Moderat Keluar,

Ekstrem di Dalam?”,

Page 51: MODERASI DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN

173

http://islamlib.com/id/artikel/, diakses tanggal 14 Juni

2015

Thayyib, Ahmad. “The World Association For Al-Azhar

Graduates,” http://www.waag-azhar.org/id/print.aspx,

diakses tanggal 13 November 2014