Download - MODERASI DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN
MODERASI DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN
Skripsi ini Diajukan
Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Ushuluddin (S.Ud)
Oleh:
Ulfatul Maghfuroh
NIM. 10210419
JURUSAN TAFSIR HADIS
FAKULTAS USHULUDDIN
INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA
1436 H/ 2015 M
MODERASI DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN
Skripsi ini Diajukan
Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Ushuluddin (S.Ud)
Oleh:
Ulfatul Maghfuroh
NIM. 10210419
Pembimbing:
Dr. Hj. Faizah Ali Syibromalisi, MA
JURUSAN TAFSIR HADIS
FAKULTAS USHULUDDIN
INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA
1436 H/ 2015 M
iv
PERNYATAAN PENULIS
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Ulfatul Maghfuroh
NIM : 10210419
Tempat/Tgl Lahir : Banyuwangi, 9 September, 1987
menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Moderasi Dalam
Perspektif Al-Qur’an” adalah benar-benar asli karya saya
kecuali kutipan-kutipan yang sudah disebutkan. Kesalahan dan
kekurangan di dalam karya ini sepenuhnya menjadi tanggung
jawab saya.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan
sesungguhnya.
Jakarta,12 Juni 2015
Ulfatul Maghfuroh
v
MOTTO
Bermanfaat Dan Bermartabat Fi Al-Din Wal
Akhirat
PERSEMBAHAN
Karya kecil ku ini secara khusus aku persembahkan
untuk kedua orang tua ku, orang-orang terkasih dan
sahabat-sahabat ku.
Namun, secara umum aku persembahkan untuk para
pencinta ilmu pengetahuan.
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Swt. atas segala nikmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi ini dengan baik. Sholawan serta salam semoga tetap
tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw., nabi pembawa
kabar kebahagiaan nan penulis nantikan syafaatnya di dunia
dan akhirat kelak.
Seperti halnya kehidupan yang terus berputar,
kebahagiaan selalu memiliki waktunya sendiri untuk bersandar.
Begitu pula bagi penulis, dalam penulisan skripsi ini, tidak
jarang penulis menemukan berbagai kendala dan kesulitan.
Namun semua itu, tidak lantas menyurutkan niat dan minat
penulis untuk terus belajar dan menulis agar apa yang penulis
uraikan dalam karya tulis ini dapat bermanfaat bagi penulis
maupun orang yang membacanya.
Seiring telah selesainya skripsi berjudul “Moderasi
dalam Perspektif Al-Qur`an” ini, penulis menyadari atas
segala kekurangan yang ada. Dan selesainya penulisan ini tidak
lepas dari bantuan berbagai pihak, baik moril maupun materi
yang sangat berharga. Oleh sebab itu, penulis sampaikan
ucapan terima kasih kepada:
vii
1. Ibu Prof. Dr. Hj. Huzaemah Tahido Yanggo, MA.,
selaku Rektor Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta.
2. Ibu Dra. Hj. Maria Ulfah, MA., selaku Dekan Fakultas
Ushuluddin Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta.
3. Ibu Dr. Hj. Faizah Ali Syibromalisi, MA., selaku
pembimbing skripsi, yang telah banyak membantu,
mengarahkan, dan menempa penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Para dosen IIQ Jakarta, khususnya Dosen-dosen
Fakultas Ushuluddin IIQ Jakarta dan segenap instruktur
Tahfizh yang telah mencetak dan mendidik penulis
sehingga sampai jenjang akhir ini.
5. Ibu Dra. Rukoyah Tamimi dan Dra. Suci
Rahayuningsih selaku staf Fakultas Ushuluddin IIQ
Jakarta yang tidak lelah memotivasi penulis agar segera
menyelesaikan skripsi ini.
6. Kepala Perpustakaan IIQ Jakarta, Perpustakaan Baitul
Hikmah Pesantren Takhasus IIQ Jakarta, Pusat Studi
Al-Qur`an (PSQ), PU UIN Jakarta, dan Perpustakaan
Islam Iman Jama‟ yang telah menyediakan koleksi
buku-buku yang sangat membantu dalam penyelesain
skripsi ini.
viii
7. Abah Abdul Aziz dan Ibu Siti Asiyah, orang tua ku
tercinta yang telah menyediakan cinta, kasih, doa,
harapan, dan hidupnya untuk penulis agar penulis dapat
mengenyam nikmatnya pendidikan dengan tenang dan
meraih kesuksesan.
8. Adik-adik ku yang manis, Lilik Sayyidatul Ummah,
Yu‟la Maria, dan Abdullah Kafabihi, yang menjadi
cermin dari kesuksesan penulis kini dan nanti.
9. Sirojuddin Ahmad, suami tercinta yang sangat baik
untuk hadir dalam kehidupan penulis.
10. Sahabat-sahabat satu perjuangan di IIQ Jakarta,
khususnya kelas USIQ 2010 yang senantiasa mengajak
penulis selalu berlari dalam meraih mimpi dan menjadi
insan yang berarti.
11. Segenap jajaran pengurus pesantren takhasus IIQ
Jakarta, Jam‟iyyah Mudarrasah Al-Qur`an (JMQ)
Keluarga Mahasiswa Jawa Timur di Jakarta, dan
Keluarga Mahasiswa dan Pelajar Banyuwangi
(Kamawangi) Jakarta.
Tidak ada yang dapat penulis berikan sebagai ganti dari
semua yang telah mereka lakukan. Semoga Allah Swt.
ix
memberikan pahala yang sebesar-besarnya kepada mereka
semua dan mencatatnya sebagai amal ibadah yang diterimanya.
Selain itu, penulis dengan senang hati menerima
masukan dan saran dari siapapun yang membaca karya ini, agar
skripsi ini terhindar dari banyaknya kesalahan dikarenakan
sedikitnya pemahaman penulis tentang apa yang tertuah
didalamnya. Akhirnya, penulis ucapkan banyak terima kasih.
Jakarta, 25, Sya’ban 1436 H
12 Juni 2015 M
x
PEDOMAN TRANSLITERASI
1. Konsonan
th : ط a : أ
zh : ظ b : ب
„ : ع t : ث
gh : غ ts : ث
f : ف j : ج
q : ق h : ح
k : ك kh : خ
l : ل d : د
m : م dz : ذ
n : ن r : ز
w : و z : ش
h : ه s : س
„ : ء sy : ش
y : ي sh : ص
dh : ض
xi
2. Vocal
Vocal Tunggal : Fathah: a Vocal Panjang :أ : â
: Kasrah : i ي : î
: Dhammah : u و : û
Vocal Rangkap : ...ْي :ai
au : …وْ :
3. Kata Sandang
a. Kata sandang yang diikuti oleh alif lam (ال) qamariyah
Ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya.
Contoh:
al-Baqarah : البقسة المدينت : al-Madînah
b. Kata sandang yang diikuti oleh alif lam (ال) syamsiyah
Ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan
di depan dan sesuai dengan bunyinya.
Contoh:
as-Sayyidah :السيدة ar-rajulu : السجل
مسالش : asy-Syams الدازمي: ad-Dârimî
c. Syaddah (Tasydîd)
Syaddah (Tasydîd) dalam system aksara Arab
digunakan lambang (_ّ), sedangkan untuk alihaksara
dilambangkan dengan huruf, yaitu dengan cara
xii
menggandakan huruf yang bertanda tasydîd. Aturan ini
berlaku secara umum, baik tasydîd yang berada di
tengah kata, di akhir kata ataupun yang terletak setelah
kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyah.
Contoh:
Âmana as-Sufahâ’u : أمَهَ السّفَهَاءُ Âmannâbillâhi أمَنّا بِالِله:
waar-rukka’i : وَالسُكَّعِ Inna al-ladzîna : إِنَ الَرِيْهَ
d. Ta Marbûthah(ة)
Ta Marbûthah(ة) apabila berdiri sendiri, waqaf atau
diikuti oleh kata sifat (na’at), maka huruf tersebut
dialihaksarakan menjadi huruf “h”.
xiii
xiv
DAFTAR ISI
Lembar Persetujuan Pembimbing .................................. ii
Lembar Pengesahan ................................................................ iii
Lembar Pernyataan Penulis .................................................. iv
Motto dan Persembahan ........................................................ v
Kata Pengantar ........................................................................ vi
Pedoman Trasnliterasi ........................................................... x
Daftar Isi ................................................................................... xiii
Abstraksi ................................................................................... xvi
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................. 1
B. Identifikasi, Pembatasan, dan Perumusan Masalah . 9
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan ................................... 11
D. Tinjauan Pustaka .......................................................... 12
E. Metodologi Penulisan .................................................. 18
F. Teknik dan Sistematika Penulisan ............................. 22
BAB II : PENGERTIAN MODERASI
A. Definisi Moderasi ........................................................ 25
xv
1. Moderasi Secara Bahasa ....................................... 25
2. Moderasi Secara Istilah ........................................ 27
B. Kosakata Moderasi dalam Al-Qur`an Dan
Sinonimnya……………………………………….. 51
1. Penyebutan Kata Moderasi dalam Al-Qur‟an ... 51
2. Sinonin Kata Moderasi dalam Al-Qur‟an .......... 61
C. Urgensi Mengetahui Moderasi dalam Al-Qur‟an .... 70
BAB III : ASPEK-ASPEK YANG TERKANDUNG
DALAM AYAT-AYAT MODERASI
A. Moderasi Umat Islam dan Fungsinya Sebagai Syuhada‟
......................................................................................... 73
1. Prinsip Moderasi .................................................... 78
2. Ciri dan Karakteristrik Moderasi Islam .............. 95
B. Objek Moderasi ............................................................ 109
1. Moderat dalam Beragama .................................... 110
2. Moderasi dalam Kehidupan ................................. 120
C. Tantangan Mewujudkan Sikap Moderat ................... 131
D. Menuju Islam Moderat ................................................ 143
1. Memahami Universalisme Islam (Syumul) ....... 143
2. Memahami Sejarah Islam dengan Benar ............ 145
3. Memahami Dialog Konstruktif ............................ 148
4. Memahami Pluralitas dalam Kehidupan ............ 151
xvi
5. Positif Thinking Terhadap Sesama Umat Muslim
.................................................................................. 155
BAB IV : PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................... 159
B. Saran .............................................................................. 161
DAFTAR PUSTAKA .............................................................. 163
87
xvii
ABSTRAKSI
Ditengah hiruk pikuk kehidupan, manusia dipaksa untuk
menghadapi pelbagai problem yang tidak jarang memaksa
dirinya untuk bersikap ekstrim dan berlebihan. Hal ini tentu
menjadi permasalahan dikemudian hari. Al-Qur‟an sebagai
sumber kehidupan memiliki formula terbaik untuk menangkis
dan mengendalikan segala bentuk ekstrimis tersebut yakni
moderasi atau wasathiyyah.
Baik di dunia Islam maupun Barat menyadari akan
pentingnya bersikap moderat dalam menghadapi permasalahan
yang ada. Namun, keduanya seolah memiliki konsep masing-
masing dan keterbatasan ruang lingkup. Oleh karena itu
penting sekali memahami “apa” dan “bagaimana” makna
moderasi yang tertuah dalam Al-Qur‟an dan hadis nabi. Dari
sini perlu kiranya dilakukan penelitian menyangkut “moderasi”
dalam perspektif Al-Qur`an.
Moderasi bukanlah hal yang baru menjadi kajian para
penulis dewasa ini. Ada beberapa karya sejenis ini, seperti
skripsi mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
bernama Dede Asmudin dengan judul “Konsep Ummatan
Wasathan dalam Al-Qur’an Kajian Surah Al-Baqarah ayat
143 menurut Yusuf Qardhawi” 2009. Dalam penulisan skripsi
tersebut, Dede Asmudin lebih spesifik membahas tentang
pandangan Yusuf Qardhawi tentang moderat dan kaitannya
dengan fungsi ummatan wasathan. Selain itu, terdapat pula
tesis mahasiswa IIQ Jakarta dengan judul Konsep Moderat
Dalam Syariat Islam (Kajian Atas Pemikiran Yusuf Al-
Qardhawiy) yang ditulis oleh H. Subhan Fadli, 2011. Dalam
tesis tersebut, Subhan Fadli fokus mengkaji secara mendalam
pandangan Yusuf Qardhawi mengenai kemoderatan dalam
syariat Islam. Dari kedua karya tulis tersebut, penelitian yang
xviii
penulis lakukan tidak hanya terfokus pada pandangan satu
tokoh saja dan tidak hanya menyoroti moderat dalam sisi
hukum saja. Dalam penelitian ini, penulis lebih cenderung
memperhatikan sisi-sisi moderat dalam tataran sosial.
Kajian dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan
kajian pustaka (library research), yaitu penelitian yang penulis
lakukan terhadap literatur yang berkaitan dengan penulisan
skripsi ini. Selanjutnya, karena objek penelitian ini adalah ayat-
ayat Al-Qur`an dan pendapat para ulama, maka metode yang
digunakan adalah metode tafsir maudhu’i dan muqarran.
Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini adalah
moderasi merupakan salah satu karakteristrik utama yang
dimiliki umat Islam. Moderasi tidak hanya mengajarkan arti
penting dari sebuah toleransi dan kearifan. Selain toleransi dan
kearifan, moderasi memiliki unsur penting yang harus
ditegakkan dan dipegang yakni sebuah keadilan. Keadilan
merupakan landasan penting dimana moderasi menuntut
dirinya agar berlaku seimbang dan bijak dalam berbagai hal.
Seseorang yang bersikap moderat tentu akan menjadi pribadi
yang bijaksana, jauh dari sikap terombang ambing disana sini,
fanatik buta, dan selalu merasa benar dan baik sendiri. Sikap
moderat akan membawa keharmonisan, kemajuan dan
kedamaian.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Diskursus mengenai agama sangat sarat dengan muatan
emosi, kecenderungan dan subyektivitas individu. Agama
mempunyai ajaran yang sangat ideal dan cita-cita yang
sangat tinggi. Bagi pemeluknya, agama merupakan
keyakinan yang suci, sakral, dan keramat. Ia dianggap
selalu menawarkan janji-janji keselamatan, kebahagiaan
dan keadilan. Namun kenyataan berkata lain, tidak jarang
agama justru dianggap melahirkan permusuhan dan
perpecahan di tengah umat manusia.1
Seperti kita ketahui bersama bahwa berbagai
peristiwa ekstrim dan anarkis telah terjadi jauh sebelum
Rasulullah Saw. menyampaikan dakwah Islamnya.
Peristiwa-peristiwa memilukan telah diabadikan Tuhan
dalam Al-Qur’an mengenai kaum yang ingkar terhadap
para nabiNya, sehingga membuat mereka tenggelam dalam
siksa dan kehancuran yang mengerikan. Kisah-kisah
1 Ahmad Najib Burhan, Islam Dinamis: Menggugat Peran
Agama Membongkar Doktrin Yang Membantu, (Jakarta: Kompas, 2001),
Cet. I, h. 1
2
tersebut merupakan contoh dari sikap ektrimis yang
menyisakan kepiluan dan kengerian dibenak manusia.
Banyak pakar sejarah menilai bahwa perpecahan
yang terjadi di tengah umat Islam berakar dari masalah
politik. Dari situlah agama kerap dijadikan sebagai
landasan atas kepentingan alat politik. Kisah abadi yang
dianggap memantik perpecahan terdahsyat dalam tubuh
umat Islam terjadi ketika turunnya Ali bin Abi Thalib
karramallahu wajhah dari singgasana kekhalifahan dalam
proses negoisasi tahkim dengan Muawiyyah bin Abi
Sofyan.
Peristiwa tersebut telah memecah umat Islam
menjadi tiga kelompok sekaligus. Khawarij yang semula
mendukung khalifah Ali, menyatakan keluar dari golongan
Ali karena menilai hasil negoisasi tidak sah. Khawarij
melegalkan segala gerakan ektrimisme untuk menumpas
segala bentuk kezhaliman dengan semboyan Lâ Hukma
Illa Allah. Dan ironisnya, ditangan salah seorang dari
kelompok inilah, Ali bin Abi Thalib meregang nyawa dan
wafat.
Apa yang dilakukan Khawarij berbanding berbalik
dengan apa yang dilakukan oleh Syi’ah. Kaum Syi’ah
menunjukkan solidaritasnya secara berlebihan terhadap Ali
3
bin Abi Thalib. Sepeninggal Khalifah Ali, kelompok
politik ini berkembang menjadi sebuah sekte agama dan
berkembang dalam berbagai aliran. Rasa solidaritas yang
terlalu tinggi tersebut, lambat laun menciptakan sebuah
pemikiran dan penilaian bahwa ia merupakan Nabi yang
dijanjikan. Namun, kaum Syi’ah sendiri akhirnya
bersepakat bahwa Ali bin Abi Thalib merupakan Al-Wâshi
yakni pemegang wasiat Nabi Muhammad Saw. Sehingga
jabatan Imâmah yang sah adalah hak Ali dan
keturunannya.2
Terlepas dari dua kelompok sebelumnya yang
ekstrim tersebut, Murjiah merupakan kelompok yang
dinilai loyal terhadap Ali dan pemerintahan sesudahnya
yang dipimpin oleh Mu’awiyyah bin Abi Sufyan. Menurut
Ahmad Amin dan Abu Zahrah, benih-benih Murjiah sudah
ada sejak peristiwa terbunuhnya Khalifah Utsman bin
Affan. Faham ini dianut oleh sebagian sahabat Nabi
seperti, Abu Bakrah, Abdullah bin Umar, Saad bin Abi
Waqqas, dan Imran bin Husain yang tidak mau melibatkan
diri dalam perselisihan politik.
2 Joesoef Sou’yb, Sejarah Daulat Khulafaur-Rasyidin, (Jakarta:
Bulan Bintang, 1979), h. 540
4
Memasuki abad kedua hijriyah dan setelah lahirnya
para tokoh ahli debat, kaum Murjiah terbelah menjadi dua
kelompok besar.3 Kelompok pertama disebut kaum
Murjiah moderat atau Murjiah sunnah. Murjiah moderat
atau sunnah merupakan kelompok mayoritas yang
umumnya terdiri dari para Fuqohâ’ dan Muhadditsîn.
Mereka berpendapat bahwa orang muslim yang berdosa
tetap dihukumi mukmin, tidak kafir dan tidak kekal dalam
neraka. Mereka akan dihukum sesuai kadar hukumnya,
dan ada kemungkinan Tuhan mengampuni dosa mereka
sehingga mereka terbebas dari siksa neraka.4
Kelompok kedua disebut Murjiah ekstrim atau
radikal. Murjiah kedua ini adalah mereka yang menganut
paham meremehkan arti dan peranan amal perbuatan.
Kelompok ini hanya mementingkan unsur keimanan saja.5
Paham moderat yang muncul pada abad keempat Hijriyah
di kelompok Ahlussunah wal Jama’ah, disebut-sebut
3 Harun Nasution, Teologi Islam: Aliran-Aliran, Sejarah Analisa
Dan Perbandingan, (Jakarta: UI Press, 1986), Cet. V, h. 24 4 Harun Nasution, Teologi Islam: Aliran-Aliran, Sejarah Analisa
Dan Perbandingan, h. 24 5 Harun Nasution, Teologi Islam: Aliran-Aliran, Sejarah Analisa
Dan Perbandingan, h. 26
5
merupakan adopsi dari paham moderat yang ada pada
kaum Murjiah moderat atau Murjiah sunnah.6
Berbagai aksi teror dan ektrimis yang terjadi di
belahan dunia dan mengatasnamakan agama tidak hanya
terjadi dalam umat Islam. Perang suci atau yang lebih
dikenal dengan perang salib merupakan perang yang
digelontorkan oleh Paus Urban II pada abad ke 11 bukan
saja melancarkan kekerasan terhadap umat Yahudi dan
Islam, kelompok Kristen Ortodoks Timur pun tidak luput
dari serangan tersebut. Semua ini dilancarkan atas nama
Isa Al-Masih pencinta kedamaian dan penganjur kasih
sayang.7
Meskipun memiliki landasan teologis yang sama,
kerukunan antara Islam, Yahudi, dan Kristen, dirasa sulit
terjadi. Yahudi dan Kristen merupakan agama yang
diadopsi oleh Barat sedangkan Islam diidentikkan dengan
agama kaum gurun pasir di Timur Tengah. Ekspansi awal
Islam yang menuai kesuksesan dinilai sebagai ancaman
terhadap teologis, politis, dan budaya oleh Barat. Melalui
sejarah panjangnya Kristen kerap memulai tindakan
6 Abdul Aziz Dahlan, Sejarah Perkembangan Pemikiran Dalam
Islam, h. 63 7 Alwi Shihab, Islam Inklusif, (Bandung: Mizan, 1998), Cet. III,
h. 147
6
kontroversi dengan memfitnah Nabi dan merusak nama
Islam, dan sejarah Islam seringkali disamakan dengan
radikalisme dan terorisme.8
Dewasa ini, sikap ekstrim radikal ini kerap
menyerang umat Muslim di tanah air. Sebagian konflik
yang terjadi di tengah masyarakat banyak di atas namakan
agama, baik konflik itu terjadi dalam internal umat Muslim
atau eksternal yang bersinggungan dengan non Muslim.
Sebut saja konflik umat Islam dan Kristen di Poso Ambon,
konflik Sunni dan Syiah di Sampang Madura, perusakan
rumah ibadah jamaah Ahmadiah di Tasikmalaya Jawa
Barat, dan beberapa ketegangan yang sering terjadi antara
masyarakat sipil dan ormas keagamaan di beberapa
wilayah di Indonesia.
Sejarah telah mencatat dengan tinta emas bahwa
penyebaran Islam di bumi Nusantara dilakukan dengan
jalan damai. Para ulama terdahulu mengajarkan nilai-nilai
ke Islaman terhadap masyarakat dengan sangat baik dan
ramah. Meskipun saat itu tingkat kekafiran dan kefasikan
ditengah masyarakat begitu berat dirasakan oleh para
ulama, mereka dengan bijak mengajarkan dan
8 John L. Esposito, Ancaman Islam Mitos Atau Realitas?, Penerj.
Alwiyah Abdurrahman dan MISSI, (Bandung: Mizan, 1994), Cet. I, h. 35
7
membimbing masyarakat tanpa menaruh benih-benih
kebencian dan permusuhan.
Salah satu jalan dakwah yang dilakukan oleh para
Ulama saat itu adalah dengan mengadopsi budaya
masyarakat yang ada di Nusantara. Para ulama tidak serta
mengubah adat istiadat yang ada di Nusantara akan tetapi
menggunakan tradisi tersebut sebagai sarana dakwah yang
baik. Terobosan tersebut selaras dengan apa yang tertera
dalam kaidah “Al-Muhâfadzah ala qadîm al-ashlah wal
ahdzu bil jadid al-ashlah” (menjaga tradisi/nilai-nilai
terdahulu yang baik dan mengambil sesuatu yang baru
yang lebih baik). Melalui dakwah kultural inilah
masyarakat pribumi berbondong-bondong masuk Islam
tanpa merasa ada paksaan dan tekanan.9
Di era modern ini, Barat memetakkan umat Islam
menjadi dua kelompok besar, yaitu kaum Fundamentalis
dan Moderat. Fundamentalis disematkan atas seorang
Muslim atau golongan umat Islam yang kerap melakukan
tindakan anarkis dan radikal. Dan sebaliknya moderat
9 Muhammad Baharun, Islam Idealitas Islam Realitas, (Jakarta:
Gema Insani, 2012), Cet. I, h. 87
8
dianugerahkan untuk kaum Muslim yang menerima segala
persyaratan perdamaian.10
Salah satu upaya penanganan tindakan anarkisme
yang dilakukan oleh tokoh-tokoh agama di dunia saat ini
adalah dengan meningkatkan pemahaman masyarakat
tentang agama dan karakteristiknya. Diantara gerakan
perdamaian yang dikembangkan oleh tokoh-tokoh Islam
kontemporer yaitu dengan menggalakkan pemahaman
masyarakat tentang moderasi. Diskursus mengenai
moderasi Islam telah banyak menjadi kajian dan menyedot
banyak perhatian. Di Indonesia sendiri, kajian moderasi
Islam banyak digagas oleh para cendekiawan dan ulama
melalui diskusi, seminar dan ceramah-ceramah
keagamaan.
Norma kasih sayang, rahmat, dan pemaaf
merupakan ciri khas umat Islam. Semakin besar rahmat
yang diberikan kepada mereka seharusnya akan menambah
rasa toleransi dalam menerima segala gagasan atau ide dari
kelompok atau golongan yang berbeda sekalipun. Oleh
karena itu, setiap kaum Muslim hendaklah menempatkan
dirinya dalam kedudukan yang moderat, i’tidal (lurus), dan
10
Khaled Abu El Fadl, Selamatkan Islam dari Muslim Puritan,
Penerj. Helmi Musthafa, (Jakarta: Serambi, 2006), Cet. I, h. 14
9
menjauhi sikap yang berlebih-lebihan atau berbuat
melampaui batas (ghuluw).11
Namun, pembahasan
mengenai moderasi Islam tidak luput dari pro dan kontra.
Banyak pihak yang menilai bahwa moderasi merupakan
sebuah rencana politik Barat untuk menundukkan umat
Islam agar memenuhi segala prasyarat perdamaian yang
sedang digalakkan oleh Barat dan sekutunya.
Lebih jauh, berdasarkan akan pentingnya bersikap
moderat atau wasathiyyah dalam kehidupan, maka penulis
berkeinginan untuk mengkaji makna moderasi
sebagaimana terkandung dalam Al-Qur’an. Oleh karena
itu, penulis mengambil judul skripsi “Moderasi Dalam
Perspektif Al-Qur’an”.
B. Identifikasi, Pembatasan, dan Perumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Dari judul yang dibahas oleh penulis, dapat ditemukan
beberapa masalah yang patut untuk dibahas, di antaranya
adalah:
a. Moderasi dalam Al-Qur`an,
b. Ruang lingkup moderasi,
11
Toto Tasmara, Menuju Muslim Kaffah: Menggali Potensi Diri,
(Jakarta: Gema Insani Press, 2000), Cet. I, h. 389
10
c. Pandangan Mufassirin terhadap ayat moderasi,
d. Urgensi moderasi dalam Al-Qur’an,
2. Pembatasan Masalah
Untuk memperjelas persoalan dan permasalahan yang
akan dibahas dalam penulisan skripsi ini, maka perlu
disampaikan pembatasan masalah. Hal ini diperlukan agar
pembahasan tidak melebar kepada materi-materi yang
tidak berkaitan dengan judul skripsi. Berdasarkan
identifikasi masalah di atas, maka penulis membatasi
masalah sebagai berikut,
a. Moderasi dalam Al-Qur`an dan urgensi
mengetahuinya.
b. Pendapat Mufassir mengenai ayat-ayat moderasi.
c. Objek moderasi dalam Al-Qur’an.
3. Perumusan Masalah
Dari batasan persoalan di atas, masalah pada tulisan
ini dirumuskan pada pertanyaan berikut,
1. Apa yang dimaksud moderasi dalam Al-Qur`an dan
apa urgensi mengetahuinya?
2. Bagaimana pendapat Mufassir mengenai ayat-ayat
moderasi?
11
3. Apa objek moderasi dalam Al-Qur’an?
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
Adapun beberapa tujuan yang hendak dicapai melalui
penelitian ini yaitu:
1. Mengetahui uraian moderasi dalam Al-Qur`an dan
mengetahui urgensi nya.
2. Mengetahui pendapat Mufassir mengenai ayat-ayat
yang terkait dengan moderasi.
3. Mengetahui objek moderasi dalam Al-Qur’an.
Adapun manfaat dari penelitian tersebut adalah
sebagai berikut,
1. Bagi penulis sendiri, menambah wawasan dan
menekankan akan pentingnya bersikap moderat
dalam kehidupan sehari-hari terlebih setelah
penulisan skripsi tentang ayat-ayat moderasi dalam
Al-Qur’an.
2. Bagi masyarakat luas, sebagai tambahan keilmuan
dalam rangka menerapkan sikap moderat yang
semestinya sebagaimana ajaran Al-Qur’an Al-
Karim.
3. Bagi kalangan praktisi dan akademisi, merupakan
sumber referensi dan saran pemikiran bagi mereka
12
dalam menunjang penelitian selanjutnya yang akan
bermanfaat sebagai bahan perbandingan bagi
peneliti lain.
D. Tinjauan Pustaka
Kajian tentang moderat sejauh ini sudah banyak
dilakukan. Kajian tersebut terdiri dari beberapa buku,
karya tulis ilmiah, dan modul-modul pembelajaran.
Adapun beberapa buku rujukan yang penulis gunakan
adalah sebagai berikut:
1. Dr. Yusuf Qardhawi, dalam bukunya yang berjudul
Dirasat fi Fiqh Maqashid Asy-Syari’ah (Baina Al-
Maqashid Al-Kulliyyah wa An-Nushush Al-Juz’iyyah)
dan sudah dialih bahasakan dalam bahasa Indonesia
oleh H. Arif Munandar Riswanto, Lc. dengan judul
Fiqih Maqashid Syariah Moderasi Islam Antara
Aliran Tekstual dan Aliran Liberal yang diterbitkan
oleh Pustaka Al-Kautsar 2007.
Dalam buku tersebut, Syaikh Yusuf Qardhawi
mengajak kepada umat Muslim agar tidak terpengaruh
dengan model-model pemahaman ekstrim yang sempit
dari kaum tekstual, dan juga tidak terseret dengan
pemahaman liar dari kaum liberal yang sering
13
melampaui batas. Umat Muslim juga harus menjadi
umat terbaik yang dapat mengkombinasikan nash-
nash Al-Qur’an dengan segala permasalahan global
yang dapat menyambungkan syariat dengan realita
kehidupan.12
Di dalam buku tersebut, Yusuf Al-Qardhawi
secara khusus membahas tentang maksud-maksud
syariah (maqashid asy-syari’ah) dan secara umum
membahas tentang fikih syariah Islam. Dapat difahami
bahwa buku fikih maqashid syariah tersebut
merupakan moderasi Islam antara aliran yang
berdasarkan atas teks dan aliran liberal.13
Perbedaan mendasar antara buku tersebut
dengan skripsi yang penulis susun terletak pada
perluasan materi yang disampaikan. Jika buku tersebut
lebih banyak membahas tentang moderasi dalam fikih
dan permasalahanya, skripsi ini tidak hanya
membahas moderasi dalam bidang fikih namun juga
12
Yusuf Qardhawi, Dirasat fi Fiqh Maqashid Asy-Syari’ah
(Baina Al-Maqashid Al-Kulliyyah wa An-Nushush Al-Juz’iyyah), Penerj.
Arif Munandar Riswanto, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2007), Cet. I, h. ix 13
Yusuf Qardhawi, Dirasat fi Fiqh Maqashid Asy-Syari’ah
(Baina Al-Maqashid Al-Kulliyyah wa An-Nushush Al-Juz’iyyah), h. 4
14
membahas moderasi dalam lingkup yang lebih luas
atau umum.
2. Dr. Muchlis M. Hanafi, MA., Moderasi Islam
Menangkal Radikalisasi Berbasis Agama yang
diterbitkan oleh Ikatan Alumni Al-Azhar dan Pusat
Studi Al-Qur’an (PSQ) 2013. Dalam bukunya tersebut
beliau memaparkan mengenai kecenderungan ekstrem
umat Islam dalam beberapa dekade ini. Yang mana hal
tersebut dapat memicu konflik dan pandangan negatif
terhadap keberadaan umat Islam. Buku tersebut
menekankan akan pentingnya menangkal radikalisme
berbasis agama.14
Melihat isi kandungan dari buku ini dan skripsi
yang penulis susun terlihat beberapa perbedaan.
Diantaranya, dalam buku ini lebih banyak dipaparkan
moderasi untuk menangkal pengaruh pemikiran
radikal dan liberal, yang mana pemikiran tersebut
memunculkan kecenderungan ekstrim disatu sisi dan
liberal disisi yang lain. Sedangkan penulis dalam
skripsi ini membahas moderasi dari berbagai sisi, baik
moderasi dalam bidang sosial, hukum, dan agama
14
Muchlis M. Hanafi, Moderasi Islam Menangkal Radikalisasi
Berbasis Agama,(Tangerang Selatan: Ikatan Alumni Al-Azhar dan Pusat
Studi Al-Qur’an (PSQ), 2013), Cet. I, h. viii
15
yang merujuk pada ayat-ayat Al-Qur’an, As-Sunnah,
dan penjelasan para ulama.
3. Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur’an mengeluarkan
buku dengan judul Moderasi Islam (Tafsir Tematik)
2012. Sebagai salah satu kitab tafsir tematik yang
menjadi rujukan umat Muslim di Indonesia, buku
tersebut sudah sangat memberikan gambaran yang
luas tentang makna moderasi Islam. Buku ini secara
garis besar berbicara tentang moderasi dan berbagai
dimensi yang terdapat di dalamnya. Selain itu, buku
ini dilengkapi dengan potret moderasi zaman
Rasulullah dan fenonema-fenomena ektrimis yang
ada.
Perbedaan mendasar dari buku tersebut dan
skripsi yang penulis susun adalah, buku tersebut tidak
ditulis secara perseorang namun secara kolektif oleh
tim Lajnah Pentashih Al-Qur’an. Sedangkan dalam
penulisan skripsi ini, selain menggunakan metode
tematik, penulis juga menggunakan metode muqarran
(perbandingan).
4. Tesis dengan judul Al-Wasathiyyah fi Al-Qur’an Al-
Karim karya Dr. Ali Muhammad Muhammad Al-
Shalabi, yang diterbitkan oleh Maktabah Tabi’in,
16
Kairo, 2001. Dalam tesis tersebut Dr. Ali Muhammad
Muhammad Al-Shalabi, membahas tentang moderasi
dalam Al-Qur’an secara insentif, mendetail, dan luas.
Selain itu, pembahasan moderasi dilengkapi juga
beberapa pendapat mufassirin dan ahli bahasa.15
Antara tesis tersebut dengan skripsi yang
penulis susun terdapat perbedaan, diantaranya: dalam
tesis tersebut tidak banyak membicarakan moderasi
dari berbagai sudut dan hanya fokus membahas
moderasi dalam lingkup Al-Qur’an saja. Muatan
pembahasan juga tidak terlalu melebar dan tidak ada
perbandingan dengan berbagai aliran pemikiran.
Dalam skripsi ini, penulis selain mengkaji moderasi
sebagaimana dalam Al-Quran juga menambahkan
beberapa materi dan pendapat dari berbagai ulama
sebagai pembanding terhadap moderasi itu sendiri.
Adapun judul skripsi yang membahas tentang
moderasi, penulis menemukan dalam skripsi mahasiswa
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang bernama Dede
Asmudin dengan judul “Konsep Ummatan Wasathan
dalam Al-Qur’an Kajian Surah Al-Baqarah ayat 143
15
Ali Muhammad Muhammad Al-Shalabi, Al-Wasathiyyah fi Al-
Qur’an Al-Karim, (Kairo: Maktabah Tabi’in, 2001), h. 6-7
17
menurut Yusuf Qardhawi” 2009. Beliau menjelaskan
bahwa ummatan wasathan merupakan amanah bagi umat
Islam, dimana umat Islam dianggap memiliki kemampuan
untuk menegakkan keadilan dalam segala hal. Dalam
penulisan skripsi tersebut, Dede Asmudin lebih spesifik
membahas tentang pandangan Yusuf Qardhawi tentang
moderat. Sedangkan penulis lebih menekankan aspek-
aspek moderat yang terkandung dalam Al-Qur’an disertai
penjelasan dari para Mufassir dan para Ulama.
Sedangkan dalam kajian pustaka yang dilakukan di
Perpustakaan Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta,
penulis tidak menemukan skripsi yang membahas akan
moderat maupun ummatan wasathan. Namun, penulis
menemukan sebuah tesis berjudul Konsep Moderat Dalam
Syariat Islam (Kajian Atas Pemikiran Yusuf Al-
Qardhawiy) yang ditulis oleh H. Subhan Fadli, 2011.
Dalam tesis tersebut, Subhan Fadli terlihat fokus mengkaji
secara mendalam pandangan Yusuf Qardhawi mengenai
kemoderatan dalam syariat Islam. Moderasi syariat Islam
lebih mengarahkan pemahaman terhadap elastisitas dan
fleksibilitas atau kelembutan syariat Islam dengan jalan
ijtihad yang selalu terbuka sepanjang waktu dan tempat
18
dengan tetap memperhatikan aspek-aspek Rabbaniyyah
dan Insaniyyah, spiritual-material, realitas dan idealitas.16
Menimbang tesis tersebut dengan skripsi yang penulis
susun, terdapat perbedaan. Dalam penulisan skripsi ini,
penulis tidak hanya menggali pandangan moderasi dari
Yusuf Qardhawi saja. Selain itu materi penulisan skripsi
ini tidah hanya terfokus kepada pemikiran Yusuf
Qardhawi dalam bidang syariat saja, namun
mengembalikan maksud moderasi sebagaimana dalam Al-
Qur’an berdasarkan penjelasan para Mufassir dan
pemerhati Islam yang lain.
E. Metodologi Penulisan
1. Jenis Penelitian
Untuk mendapatkan data dan fakta yang objektif
dalam penelitian dan kajian ini, penulis menggunakan
penelitian kepustakaan (library research), yaitu penelitian
yang penulis lakukan terhadap literatur yang berkaitan
dengan penulisan skripsi ini.17
16
Subhan Fadli, Konsep Moderat Dalam Syariat Islam (Kajian
Atas Pemikiran Yusuf Al-Qardhawiy), (Jakarta: tidak dicetak, 2011), h. 164 17
Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan, (Jakarta:
Yayasan Obor, 2004), h. 3
19
Jenis penelitian telaah pustaka ini merupakan
penelitian kualitatif (qualitative research) yaitu suatu
penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan
menganalisa fenomena, peristiwa, aktifitas sosial, sikap,
kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individu
maupun kelompok.18
Adapun fokus penelitian ini berdasarkan pada ayat-
ayat Al-Qur’an dan Hadis, serta pemikiran para ahli tafsir
serta para cendekiawan muslim tentang moderasi. Dengan
memperhatikan aspek ini, maka metode tafsir yang
digunakan dalam penulisan ini adalah metode maudhui
(tematik) dan muqarran (komparatif).
2. Teknik Pengumpulan Data
Ada beberapa teknik pengumpulan data,
diantaranya wawancara, observasi, angket, dan studi
dokumentatif. Dalam penulisan skripsi ini, penulis
menggunakan teknik studi dokumentatif, yakni dengan
mengumpulkan, memeriksa dan mencatat data-data yang
relevan dengan tema yang dibahas dan bersumber dari
18
Nana Syaodin Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), Cet. VI, h. 60
20
kitab-kitab, buku-buku, kamus, jurnal dan lain
sebagainya.19
3. Sumber Data
Untuk mendapatkan data dalam penulisan skripsi ini,
penulis menggunakan sumber data yang relevan dengan
skripsi ini.
Adapun sumber-sumber primer dalam penulisan skripsi
ini adalah,
a. Al-Qur`an dan Terjemahnya,
b. Kitab-kitab Tafsir, khususnya Tafsir Al-Mishbâh
karya M. Quraish Shihab,
Selain sumber primer, ada juga sumber sekunder, di
antaranya:
a. Ensiklopedi Al-Qur`an,
b. Kitab-kitab Hadits Tujuh,
c. Kamus-kamus Bahasa,
d. Buku-buku penunjang, seperti: Fiqh Maqashid
Syariah karya Yusuf Qardhawi, Moderasi Islam
karya Muchlis M. Hanafi, Moderasi Islam (Tafsir
Tematik) karya Lajnah Pentashih Al-Qur’an.
19
Iskandar, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Gaung
Persada Press, 2009), Cet. 1, h. 64
21
4. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah proses kategori urutan
data, mengorganisasikan ke dalam suatu pola, kategori dan
satuan uraian dasar, yang membedakannya dengan
penafsiran, yaitu dengan memberikan arti yang signifikan
terhadap analisis.20
Adapun penelitian ini menggunakan teknik analisis
deskriptif, yaitu teknik yang menggambarkan apa yang
ada, pendapat yang berkembang, prosedur yang ada, serta
yang sedang tumbuh.21
5. Keabsahan Data
Guna menjamin keabsahan data, penulis melakukan
pengamatan secara terperinci sampai menemukan titik
kebenaran. Juga, penulis menggunakan metode
Triangulasi, dengan cara membandingkan perspektif
seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang
lain.22
20
Iskandar, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Gaung
Persada Press, 2009), Cet. 1, h. 136 21
Sanapiah Faisal, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Surabaya:
Usaha Nasional, 1982), h. 119 22
Asthi Fathimah Hamdiyah, Skripsi “Tikrâr Kisah Nabi Mûsâ
as. dalam Al-Qur`an (Telaah terhadap Surah Al-A’râf, Yûnus, Thâhâ, dan
Asy-Syu’arâ)”, tidak diterbitkan, h. 13
22
F. Teknik dan Sistematika Penulisan
Teknik penulisan skripsi dalam penelitian ini,
seperti yang dilakukan mahasiswa-mahasiswa lainnya
sebagai satu bentuk keseragaman, merujuk pada Pedoman
Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi Institut Ilmu Al-
Qur`an (IIQ) Jakarta (Edisi Revisi) yang diterbitkan oleh
IIQ Press, cetakan ke-2 tahun 2011.
Adapun sistematika penulisan dalam skripsi ini terdiri
atas beberapa bab yang antara bab satu dengan bab lain
memiliki keterkaitan. Untuk menghasilkan suatu
pembahasan yang runtut, maka bab-bab dibagi menjadi
beberapa sub bab.
Bab I berisi pijakan dalam penelitian yang terbagi
menjadi enam sub bab. Sub bab pertama mencakup latar
belakang masalah. Sub bab kedua berisi identifikasi
masalah, pembatasan masalah dan perumusan masalah.
Sub bab ketiga berisi tentang pemaparan tujuan dan
manfaat penulisan. Sub bab keempat berisi tinjauan
pustaka, sub bab kelima berisi metodologi penelitian, dan
sub bab keenam berisi teknik dan sistematika penulisan.
Bab II berisi tiga sub bab, sub bab pertama membahas
tentang pengertian moderasi, sub bab kedua membahas
kosa kata moderasi dalam Al-Qur’an, sub bab ketiga
23
membahas tentang urgensi mengetahui moderasi dalam
Al-Qur’an.
Bab III terdiri atas empat sub bab, pertama membahas
tentang landasan moderasi dan fungsinya sebagai
syuhada’. Sub bab kedua membahas tentang objek
moderasi dalam Al-Qur’an. Sub bab ketiga membahas
tentang tantangan mewujudkan sikap moderat. Sedangkan
sub bab keempat membahas tentang menuju Islam
moderat.
Bab IV terdiri atas kesimpulan dan saran.
Kesimpulan yang membahas atas pemaparan penelitian
atas ayat-ayat moderasi dalam Al-Qur’an. Selain itu juga
berisi saran dari penulis untuk menindak lanjuti nilai
moderasi yang ada di masyarakat.
163
DAFTAR PUSTAKA
Al-Asfahani, Abu Al-Qasim Al-Husain bin Muhammad Al-
Ma’ruf Al-Raghib. Al-Mufradat fi Gharib Al-Qur’an,
Bairut: Dar Al-Qalam, 1412 H.
Al-Asyqalani, Ibnu Hajar. Fathul Bari, Jilid VIII, Kairo: Dar
Al-Masr, 2000.
_________. Ibnu Hajar. Fathul Bari, Penerj. Amiruddin, Jilid
22, Jakarta: Pustaka Azzam, 2011.
Al-Barry, M.D.J. dan A.T., Sofyan Hadi. Kamus Ilmiah
Kontemporer, Bandung: Pustaka Setia, 2010.
Al-Bukhori, Abu Abdullah Muhammmad bin Ismail. Shahih
Bukhori, Bairut: Darl al-fiqr, 2008.
Al-Buthy, Muhammad Sa’id Ramadhan. Sirah Nabawiyah,
Penerj. Aunur Rafiq Shaleh Tamhid, Jakarta: Robbani
Press, 2008.
Al-Dimasqyi, Abul Fida Ismail ibnu Kasir. Tafsir Al-Qur’an
Al-‘Adzim, Penerj. Bahrun Abu Bakar, Jilid 27.
Bandung: Penerbit Sinar Baru Algensindo Bandung,
2011.
Al-Ghazali, Muhammad. Al-Ghazali Menjawab 100 Soal
Keislaman, Penerj. Abdullah Abbas, Jakarta: Lentera
Hati, 2011.
164
Ali, Abdullah Yusuf. Tafsir Yusuf Ali, Penerj. Ali Audah, Jilid
II, Bogor: Pustaka Litera AntarNusa, 2009.
Al-Luwaihiq, Abdurrahman bin Mu’alla. Ghuluw Benalu
dalam Ber-Islam, Penerj. Kathur Suhardi, Jakarta
Timur: Darul Falah, 2003.
Al-Maraghi, Ahmad Musthafa. Tafsir Al-Maraghi, Penerj.
Bahrun Abu Bakar, Semarang: Toha Putra, 1993.
Al-Qardhawi, Yusuf. Fiqih Maqashid SyariahModerasi Islam
Antara Aliran Tekstual dan Aliran Liberal, Penerj. Arif
Munandar Riswanto, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2007.
_________. Karakteristrik Islam Kajian Analitik, Penerj. Rori’
Munawwar dan Tajuddin, Surabaya: Risalah Gusti,
1994.
_________. Kebudayaan Islam Ekslusif atau Inklusif, Penerj.
Jasiman, Solo: Era Intermedia, 2001.
_________. Pengantar Kajian Islam, Penerj. Setiawan Budi
Utomo, Jakarta Timur: Pustaka Kautsar, 1997.
_________. Islam Radikal, Penerj. Hawin Murtadho,Solo: Era
Intermedia, 2004.
_________. Perjalanan Hidupku I, Penerj. Cecep
Taufikurrahman, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2003
Al-Qazwini, Abi Abdullah Muhammad bin Yazid. Sunan Ibnu
Majah, Jilid II Bairut: Dar al-Fiqr, 2004.
165
Al-Qurthubi, Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Abi
Bakar bin Farh Al-Anshari Al-Khazraji Al-Andalusi.Al-
Jami’ Li Ahkaam Al-Qur’an/Tafsir Al-Qurthubi, Penerj.
Fathurrahman dan Ahmad Hotib, Jilid 1, Jakarta:
Pustaka Azzam, 2007.
Al-Shalabi, Ali Muhammad Muhammad. Al-Wasathiyyah fi Al-
Qur’an Al-Karim, Kairo: Maktabah Tabi’in, 2001.
Al-Syanqithi, Syaikh. Tafsir Adwa’ul Bayan fi Idhah Al-
Qur’an bi Al-Qur’an, Penerj. Fathurazi, Jilid 1, Jakarta:
Pustaka Azzam, 2006.
Al-Usairy, Ahmad. Sejarah Islam, Penerj. Samson Rahman,
Jakarta: Akbar Media Eka Sarana, 2003.
Al-Zuhaili, Wahbah. Tafsir Al-Wasith, Penerj. Muhtadi, dkk,
Jilid 2, Depok: Gema Insani, 2013.
_________. Tafsir Al-Munir, Penerj. Abdul Hayyie Al-Kattani,
dkk, Jilid XV, Depok: Gema Insani, 2014.
Anam, Choirul. Pertumbuhan Dan Perkembangan NU,
Surabaya: Duta Aksara Mulia, 2010
Asy-Syaukani, Al-Imam Muhammad bin Ali bin
Muhammad.Tafsir Fathul Qadir, Penerj. Amir Hamzah
Fachrullah dan Asep Saefullah, Jilid 1, Jakarta: Pustaka
Azzam, 2008.
166
Ath-Thabari, Abu Ja’far Muhammad bin Jarir. Tafsir Al-
Thabari, Penerj. Ahsan Askan, Jakarta: Pustaka Azzam,
2007.
Baharun, Muhammad. Islam Idealitas Islam Realitas, Jakarta:
Gema Insani, 2012.
Baqi, Muhammad Fuad Abdul. Al-Mu’jam al-Mufahras li
Alfâzh Al-Qur`ân al-Karîm, Bairut: Dar al-Ma’rifah,
1992.
Bashori, Ahmad Dumyati. Konsep Al-Wasathiyyah Dalam
Pemikiran Politik Yusuf Al-Qardhawi, Tangerang
Selatan: Young Progressive Muslim, 2012.
Boisard, Marcel A..Humanisme Dalam Islam, Penerj. H.M.
Rasyidi, Jakarta: Bulan Bintang, 1980.
Bruinessen, Martin Van. NU Tradisi, Relasi-Relasi Kuasa,
Pencarian Wacana Baru, Penerj. Farid Wajidi,
Yogyakarta: LKIS, 1999.
Burhan, Ahmad Najib. Islam Dinamis: Menggugat Peran
Agama Membongkar Doktrin Yang Membantu, Jakarta:
Kompas, 2001.
Dar’, Abud bin Ali. Berlebih-Lebihan dalam Agama, Penerj.
Rusli dan Rizal, Jakarta: Pustaka Azam, 2002.
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Tafsirnya, Jakarta:
Departemen Agama RI, 2004.
167
_________. Tafsir Al-Qur’an Tematik Moderasi Islam, Seri 4,
Jakarta: Departemen Agama RI, 2012.
_________. Hubungan Antar-Umat Beragama (Tafsir Alquran
Tematik), Jakarta: Lajnah Pentashih Mushaf Alquran,
2008.
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa
Indonesia Pusat Bahasa Edisi Ke Empat, Jakarta:
Gramedia, 2008.
Effendi, Djohan. Pesan-Pesan Al-Qur’an, Jakarta: Serambi,
2012.
El Fadl, Khaled Abu. Selamatkan Islam dari Muslim Puritan,
Penerj. Helmi Musthafa, Jakarta: Serambi, 2006
Esposito, John L.. Ancaman Islam Mitos Atau Realitas?,
Penerj. Alwiyah Abdurrahman dan MISSI, Bandung:
Mizan, 1994.
Fadli, Subhan. Konsep Moderat Dalam Syariat Islam (Kajian
Atas Pemikiran Yusuf Al-Qardhawiy), Jakarta: tidak
dicetak, 2011.
Faisal, Sanapiah. Metodologi Penelitian Pendidikan, Surabaya:
Usaha Nasional, 1982.
Fatah, Munawir Abdul. Tradisi Orang-Orang NU, Yokyakarta:
Pustaka Pesantren, 2006
168
Geovanie, Jeffrie. The Pluralism Project, Jakarta: Mizan
Publika, 2013.
Hamdiyah, Asthi Fathimah. Skripsi “Tikrâr Kisah Nabi Mûsâ
as. dalam Al-Qur`an (Telaah terhadap Surah Al-A’râf,
Yûnus, Thâhâ, dan Asy-Syu’arâ)”, tidak diterbitkan.
Harahap, Syahrin. Islam Dinamis, Yogyakarta: PT Tiara
Wacana Yogya, 1997.
Husaini, Adian. dan Hidayat, Nuim. Islam Liberal: Sejarah,
Konsepsi, Penyimpangan, Dan Jawabannya, Jakarta:
Gema Insani Press, 2002.
Idahram, Syaikh. Sejarah Berdarah Sekte Salafi Wahabi,
Yogyakarta: Printing Cemerlang, 2011.
Imarah, Muhammad. Islam dan Pluralitas Perbedaan dan
Kemajemukan dalam Bingkai Persatuan, Penerj. Abdul
Hayyie Al-Kattanie, Jakarta: Gema Insani Press, 1999.
_________. Perang Terminologi Islam Versus Barat, Penerj.
Mustafa Maufur, Jakarta: Robbani Press, 1998.
Iskandar. Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta: Gaung
Persada Press, 2009.
Juergensmeter, Mark. Teror Atas Nama Tuhan Kebangkitan
Global Kekerasan Agama, Penerj. M. Sadad Ismail,
Jakarta: Nizam Press, 2002.
169
Khadduri, Majid. Teori Keadilan Perspektif Islam, Penerj.
Mochtar Zoerni dan Joko S. Kahhar, Surabaya: Risalah
Gusti, 1999.
M. Echols, John. dan Shadily, Hassan. Kamus Inggris
Indonesia, Jakarta: Gramedia, 2005.
Maarif, Ahmad Syafi’i. Al-Qur’an dan Realitas Umat, Jakarta:
Republika, 2010.
_________., dkk, Muhammadiyah Dan NU Reorientasi
Wawasan KeIslaman, Yogyakarta: LPPI
Muhammadiyah, LKPSM NU, & PP Al-Muhsin, 1993.
Misrawi, Zuhairi. Al-Qur’an Kitab Toleransi, Jakarta: Fitrah,
2007.
_________. Pandangan Muslim Moderat, Jakarta: Kompas
Media Nusantara, 2010.
Munawir, Ahmad Warson. Kamus Al-Munawir Arab-
Indonesia, Surabaya: Pustaka Progressif, 1997.
Muthahhari, Murtadha. Islam Dan Tantangan Zaman, Penerj.
Ahmad Sobandi, Bandung: Pustaka Hidayah, 1996.
Majelis Diktilitbang dan LPI PP Muhammadiyah,. 1 Abad
Muhammadiyah Gagasan Pembaruan Sosial
Keagamaan, Jakarta: Kompas, 2010
170
Nasution, Harun. Teologi Islam: Aliran-Aliran, Sejarah
Analisa Dan Perbandingan, Jakarta: Universitas
Indonesia Press, 2002.
Nugraha, Heru. Atas Nama Agama Wacana dalam Dialog
Bebas Konflik, Bandung: Pustaka Hidayah, 1998.
Nuruddin, Amiur. Keadilan Dalam Al-Quran, Jakarta: Hijri
Pustaka Utama 2008.
Purwadi, Sejarah Walisanga, Yogyakarta: Ragam Media,
2009.
Qutb, Sayyid. Karakteristrik Konsep Islam, Penerj. Muzakkir,
Bandung: Pustaka, 1990.
_________. Tafsir Fi Zhilalil-Qur’an, Penerj. As’ad Yasin,
Abdul Aziz Salim Basyarahil, Muchotob Hamzah,
Jakarta: Gema Insani Press, 2000.
Rachman, Budhy Munawar Islam Pluralis Wacana Kesetaraan
Kaum Beriman, Jakarta: Paramadina, 2001.
Ridwan, Nur Khalik. NU dan NeoLiberalisme Tantangan dan
Harapan Menjelang Satu Abad, Yogyakarta: LKIS,
2008.
Sagiv, David. Islam Otentisitas Liberalisme, Penerj. Yudian W.
Asmin, Yogyakarta: LKIS, 1997
Safwan, Mardanas. dan Kutoyo, Sutrisno. KH. Akhmad
Dahlan, Jakarta: PT. Mutiara Sumber Widya, 2001.
171
Schartz, Stephen Sulaiman. Dua Wajah Islam (Moderatisme
dan Fundamentalisme dalam Wacana Global), Penerj.
Hodri Ariev, Jakarta: Blantika dkk, 2007.
Shihab, Alwi. Islam Inklusifis, Bandung: Mizan, 1999.
Shihab, M. Quraish, dkk. Ensiklopedia Al-Qur’an, Jakarta:
Lentera Hati, 2007.
_________. Membumikan Al-Qur’an Jilid 2, Tangerang
Selatan: Lentera Hati, 2011.
_________. Tafsir Al-Misbah, Vol. 6, Jakarta: Lentera Hati,
2009.
Simuh, dkk. Toleransi dalam Islam, Jakarta: PT. Media Cita,
2002.
Siroj, Said Aqil. Islam Sumber Inspirasi Budaya Nusantara,
Jakarta: LTN NU, 2015
Sou’yb, Joesoef. Sejarah Daulat Khulafaur-Rasyidin, Jakarta:
Bulan Bintang, 1979.
Sukmadinata, Nana Syaodin. Metode Penelitian Pendidikan,
Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010.
Syaltut, Mahmud. Tafsir Al-Qur’an Karim, Penerj. Hossein
Bahreisj dan Herry Noer Ali, Bandung: CV.
Diponegoro, 1989.
Tasmara,Toto. Menuju Muslim Kaffah: Menggali Potensi Diri,
Jakarta: Gema Insani Press, 2000.
172
Thabathab’i, Muhammad Husain.Inilah Islam, Penerj. Ahsin
Muhammad, Jakarta: Pustaka Hidayah, 1992.
Ubaid, Abdullah. Dakwah Islam Rahmatan Lil ‘Alamin,
Tangerang Selatan: Simaharaja Press, 2010.
Umar, Nasaruddin.Ulumul Qur’an, Jakarta Selatan: Al-Ghazali
Center, tt.
Yasid, Abu. Islam Moderat, Jakarta: Erlangga, 2014.
Watt, William Montgomery. Fundamentalisme Islam dan
Modernitas, Penerj. Taufiq Adnan Amal, Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2001
Zed, Mestika. Metode Penelitian Kepustakaan, Jakarta:
Yayasan Obor, 2004.
Abdalla, Ulil Abshar. “Islam Moderat”,
http://www.islamlib.com/?, diakses pada tanggal 15
Juni 2015
Hadahullah, “Siapakah-dr-yusuf-al-qardhawi,”
http://www.darussalaf.or.id/ hizbiyyahaliran//, diakses
tanggal 14 Juni 2015
Jamil, Mukhlis. “Islam Moderat”,
http://mukhsinjamil.blog.walisongo.ac.id/ diakses pada
tanggal 15 Juni 2015
Kahar, Novriantoni. ”Islam Indonesia Kini: Moderat Keluar,
Ekstrem di Dalam?”,
173
http://islamlib.com/id/artikel/, diakses tanggal 14 Juni
2015
Thayyib, Ahmad. “The World Association For Al-Azhar
Graduates,” http://www.waag-azhar.org/id/print.aspx,
diakses tanggal 13 November 2014