metodologi dan pendekatan

Upload: sigitm451112

Post on 14-Oct-2015

138 views

Category:

Documents


19 download

TRANSCRIPT

  • 7/13/2019 Metodologi Dan Pendekatan

    1/11

    1

    PENDEKATAN DAN METODOLOGIPEKERJAAN PEMBUATAN PROTOTIPE IPAL

    Pendahuluan

    Letak Kota Pontianak memiliki keunikan tersendiri jika dibandingkan dengan

    kota-kota lain yang ada di Indonesia, salah satunya Kota Pontianak berada tepat

    dipersimpangan Sungai Kapuas Besar, Sungai Kapuas Kecil dan Sungai Landak

    dengan lebar rata-rata setiap permukaan sungai 400 meter dan kedalaman air

    antara 12 16 meter. Serta Kedudukan Kota Pontianak pada dataran delta di Muara

    Suangai Kapuas yang merupakan dataran rendah dimana fluktuasi ketinggian antara

    0,5 0,75 m di atas permukaan laut menyebabkan Kota Pontianak rentan terhadap

    genangan yang disebabkan air pasang maupun hujan. (RPJM Kota Pontianak Tahun

    2010 2014).

    Dari kodisi geografis ini Kota Pontianak cukup rentan mengalami dampak dari

    pencemaran air, hal ini terjadi apabila terjadi pencemaran air di atas ambang batas

    baku mutu dan limbah yang dibuang ke badan saluran atau parit atau sungai serta

    dibarengi dengan luapan permukaan air akibat pasang surut laut atau genangan

    maka akan berdampak langsung pada infrastruktur seperti jalan, pemukiman dan

    lingkungan masyarakat Kota Pontianak, khususnya pemukiman yang berada disekitar

    badan sungai dan anak sungai/ parit. Oleh karena itu Pemerintah Kota Pontianak

    memandang betapa pentingnya dilakukan usaha-usaha pengawasan dan

    pengendalian pencemaran air secara dini. Lepas dari ancaman terhadap kesehatan,

    air yang tercemar banyak mengurangi sumber-sumber air, apalagi pada musim

    kemarau Kota Pontianak dihadapkan pada sulitnya mendapatkan air bersih karena

    pada musim kemarau interusi air laut ke badan Sungai Kapuas dan Sungai Landak

    cukup jauh ke arah hulu.

    Berkaitan dengan Pengendalian Pencemaran Air secara langsung, kebijakanpemerintah daerah dalam Pengendalian Pencemaran Air berpedoman pada ketentuan

    yang telah ditetapkan Undang-Undang RI Nomor 32 Tahun 2009 tentang

    Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup serta Peraturan Pemerintah

    Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air Dan

    Pengendalian Pencemaran Air.

  • 7/13/2019 Metodologi Dan Pendekatan

    2/11

    2

    Pemerintah Kota Pontianak perlu mendukung upaya-upaya hukum tersebut,

    dan perlu menindaklanjuti dengan mengeluarkan Peraturan Daerah yang mendukung

    upaya melindungi sumber air, menjaga kualitas air dan meminimalisir dampak dari

    pencemaran air. Salah satunya adalah Penyusunan Prototipe Instalasi Pengolahan Air

    Limbah (IPAL) berbagai jenis usaha dan atau kegiatan diantaranya; Limbah cair

    domestik dari rumah tangga, rumah kost, perkantoran, Hotel, Restoran, Rumah

    Makan, usaha perbengkelan kendaraan bermotor, Rumah Sakit, Klinik, dll yang

    semuanya berpotensi menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan khususnya

    pada bada air sungai jika tidak dilakukan pengelolaan dan pengolahan di Kota

    Pontianak.

    Meningkatnya jumlah penduduk, berkembangnya kegiatan perdagangan dan

    industri, diiringi dengan berbagai jenis usaha dan atau kegiatan diantaranya akan

    menimbulkan Limbah cair. yang semuanya berpotensi menimbulkan pencemaran

    terhadap lingkungan khususnya pada bada air sungai jika tidak dilakukan pengelolaan

    dan pengolahan. produksi limbah cair juga meningkat, yang selanjutnya diikuti dengan

    adanya pencemaran air.

    Masalah yang mendasar dihadapi Kota Pontianak saat ini adalah pencemaran

    air. pencemaran air dapat mempengaruhi fungsi ekosistem air, kesehatan manusia,

    industri, transportasi, estetika, serta nilai kebutuhan dari sumber air. banyak sungai

    yang mengalir melalui area urban mengandung berbagai polutan dari dari domestik,

    industri, termasuk minyak, senyawa phenol, sianida, arsen, logam berat, hidrokarbon

    khlorinasi, nitrat dan sulfat. sangat sulit untuk mengetahui semua jenis dan jumlah

    polutan yang dikandung.

    Di Kota Pontianak, penanganan dan pengolahan air limbah domestik maupun

    industri masih sedikit, dan pada umumnya kecenderungan untuk memakai sungai

    dan anak sungai/parit sebagai pembuangan limbah bahkan termasuk limbah industri

    dan limbah domestik dibuang di tempat yang sama.

    Disamping itu polutan yang berasal dari limbah domestik manusia, seperti air

    bekas cucian, mandi, kakus, masak, sampah, serta kotoran manusia yang dibuang ke

    sungai, sering sebagai penyebab utama pencemaran air sungai yang mengalir melalui

    daerah urban. kota merupakan sumber utama masalah penurunan kwalitas air

    permukaan, khususnya air sungai, sementara perhatian pemerintah dan masyarakat

    terhadap pembuangan limbah perkotaan masih kurang.

  • 7/13/2019 Metodologi Dan Pendekatan

    3/11

    3

    Dalamrangka mencapai visi kota Pontianak Dalam menentukan arah

    kebijakan di bidang pembangunan yang berwawasan lingkungan perlu mengutamakan

    koordinasi lintas sektoral secara terpadu untuk mengantisipasi munculnya tumpang

    tindih dengan kebijakan sektor lain seperti lingkungan hidup. Disamping itu juga perlu

    mempertimbangkan aspek lingkungan hidup, sehingga badan dan sumber air yang

    terkontaminasi oleh polutan berbagai jenis usaha dan atau kegiatan di kota Pontianak

    dapat dicegah dengan adanya Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).

    Sehubungan permasalahan tersebut di atas pemerintan kota Pontianak

    melalui Badan Lingkungan Hidup menganggap perlu untuk membuat pedoman dan

    acuan atau model prototipe IPAL dengan melibatkan perguruan Tinggi yang ada di

    kota Pontianak untuk mendesain IPAL yang standar untuk berbagai jenis usaha dan

    atau kegiatan yang berpotensi memencemari lingkungan di kota Pontianak.

    Maksud dan Tujuan

    a . Um u mMaksud dan tujuan kegiatan perancangan prototipe IPAL adalah sebagai acuan

    dan pedoman teknis bagi pengusaha dan masyarakat dalam pengolahan limbah

    cair agar memenuhi persyaratan standar yang berlaku dengan memperhatikan

    efektivitas, kemudahan operasional, dan harga IPAL yang terjangkau.

    b. Khusus1). Memberikan informasi mengenai konsep pengelolaan dan pengolahan air

    limbah dengan IPAL

    2). Memberikan informasi mengenai cara merancang Instalasi Pengolahan Air

    Limbah (IPAL)

    3). Sebagai acuan dan pedoman teknis bagi pengusaha dan masyarakat untuk

    pengelolaan limbah cair dan membagun IPAL.

    Sasaran

    Sasaran Pekerjaan Pembuatan Prototipe IPAL ini adalah Tersusunnya dokumen

    /buku pedoman teksis IPAL berbagai jenis usaha dan atau kegiatan yang berpotensi

    menimbulkan air limbah di Kota Pontianak dalam rangka mendukung dan membantu

  • 7/13/2019 Metodologi Dan Pendekatan

    4/11

    4

    pemerintah Kota Pontianak khususnya Badan Lingkungan Hidup untuk melakukan

    pengawasan dan binaan kepada pengusaha dan masyarakat Kota Pontianak.

    Rua ng Lingkup

    Mengingat tingginya potensi pencemaran yang ditimbulkan oleh air limbah

    yang tidak dikelola dengan baik maka diperlukan pemahaman dan informasi

    mengenai pengelolaan air limbah secara benar dan memenuhi standar baku mutu

    lingkungan.

    Pengelolaan limbah adalah kegiatan terpadu yang meliputi kegiatan

    pengurangan (minimization), segregasi (segregation), penanganan (handling),

    pemanfaatan dan pengolahan limbah. Dengan demikian untuk mencapai hasil yang

    optimal, kegiatan-kegiatan yang melingkupi pengelolaan limbah perlu dilakukan dan

    bukan hanya mengandalkan kegiatan pengolahan limbah saja.

    Bila pengelolaan limbah hanya diarahkan pada kegiatan pengolahan limbah

    maka beban kegiatan di Instalasi Pengolahan Air Limbah akan sangat berat,

    membutuhkan lahan yang lebih luas, peralatan lebih banyak, teknologi dan biaya yang

    tinggi. Kegiatan pendahuluan pada pengelolaan limbah (pengurangan, segregasi dan

    penanganan limbah) akan sangat membantu mengurangi beban pengolahan limbah di

    IPAL.

    Saat ini tren pengelolaan limbah domestik dan di industri adalah menjalankan

    secara terintergrasi kegiatan pengurangan, segregasi dan handling llimbah sehingga

    menekan biaya dan menghasilkan output limbah yang lebih sedikit serta minim

    tingkat pencemarnya. Integrasi dalam pengelolaan limbah tersebut kemudian dibuat

    menjadi berbagai konsep seperti: produksi bersih (cleaner production), atau minimasi

    limbah (waste minimization).

    Ruang lingkup dari kegiatan ini meliputi:

    a. Konsepsi-konsepsi dasar pengelolaan air limbah yang harus mengintegrasikan

    upaya minimasi limbah dan produksi bersih dalam keseluruhan proses produksi

    yang dilakukan. Selanjutnya, bila masih dihasilkan air limbah maka diperlukan unit

    proses yang dirancang khusus untuk mengolah air limbah tersebut yang biasa

    disebut dengan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).

  • 7/13/2019 Metodologi Dan Pendekatan

    5/11

    5

    b. Informasi karakteristik air limbah dari beberapa kegiatan pengolahan hasil aktifitas

    (Domestik dan atau industri ). Informasi ini dapat menjadi dasar mengenai perlunya

    dilakukan pengelolaan air limbah pada kegiatan ini karena terdapat parameter-

    parameter air limbah yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan.

    c. Pedoman ini juga menginformasikan Baku Mutu Air Limbah (BMAL) sebagai salah

    satu cara mengendalikan pencemaran air limbah Domestik dan atau industri .

    Dipaparkan juga mengenai peraturan-peraturan yang terkait dengan pengendalian

    pencemaran air dan beberapa kewajiban pelaku usaha dalam pemenuhan Baku

    Mutu Air Limbah.

    d. Selanjutnya disampaikan konsepsi pengolahan air limbah yang terdiri dari tahapan

    dan teknik pengolahan air limbah, peralatan yang diperlukan, anjuran teknologi

    pengolahan air limbah dan manajemen IPAL.

    e. Pada bagian akhir disampaikan prinsip-prinsip dasar untuk menentukan desain

    IPAL yaitu diperlukannya pengumpulan data, tata cara dan metode pengujian

    sampel. Data tersebut selanjutnya digunakan sebagai penentuan desain IPAL.

    M inima si limbah

    Minimasi limbah merupakan implementasi untuk mengurangi jumlah dan

    tingkat cemaran limbah yang dihasilkan dari suatu proses produksi dengan carapengurangan, pemanfaatan dan pengolahan limbah.

    Pengurangan limbah dilakukan melalui peningkatan atau optimasi efisiensi alat

    pengolahan, optimasi sarana dan prasarana pengolahan seperti sistem perpipaan,

    meniadakan kebocoran, ceceran, dan terbuangnya bahan serta limbah.

    Pemanfaatan ditujukan pada bahan atau air yang telah digunakan dalam

    proses untuk digunakan kembali dalam proses yang sama atau proses lainnya.

    Pemanfaatan perlu dilakukan dengan pertimbangan yang cermat dan hati-hati agar

    tidak menimbulkan gangguan pada proses produksi atau menimbulkan pencemaran

    pada lingkungan.

    Setelah dilakukan pengurangan dan pemanfaatan limbah, maka limbah yang

    dihasilkan akan sangat minimal untuk selanjutnya diolah dalam instalasi pengolahan

    limbah.

  • 7/13/2019 Metodologi Dan Pendekatan

    6/11

    6

    Berdasarkan uraian di atas maka implementasi pengelolaan limbah yang

    terintegarasi Pada kegiatan pra produksi dapat dilakukan pemilihan bahan baku yang

    baik, berkualitas dan tingkat kemunian bahannya tinggi. Saat produksi dilakukan,

    fungsi alat proses menjadi penting untuk menghasilkan produk dengan konsumsi air

    dan energi yang minimum, selain itu diupayakan mencegah adanya bahan yang

    tercecer dan keluar dari sistem produksi.

    Dari tiap tahapan proses dimungkinkan dihasilkan limbah. Untuk

    mempermudah pemanfaatan dan pengolahan maka limbah yang memiliki

    karakteristik yang berbeda dan akan menimbulkan pertambahan tingkat cemaran

    harus dipisahkan. Sedangkan limbah yang memiliki kesamaan karekteristik dapat

    digabungkan dalam satu aliran limbah. Pemanfaatan limbah dapat dilakukan pada

    proses produksi yang sama atau digunakan untuk proses produksi yang lain.

    Limbah yang tidak dapat dimanfaatkan selanjutnya diolah pada unit

    pengolahan limbah untuk menurunkan tingkat cemarannya sehingga sesuai dengan

    baku mutu yang ditetapkan. Limbah yang telah memenuhi baku mutu tersebut dapat

    dibuang ke lingkungan. Bila memungkinkan, keluaran (output) dari instalasi

    pengolahan limbah dapat pula dimanfaatkan langsung atau melalui pengolahan

    lanjutan.

    Pengolaha n Limbah

    Pengolahan limbah adalah upaya terakhir dalam sistem pengelolaan limbah

    setelah sebelumnya dilakukan optimasi proses produksi dan pengurangan serta

    pemanfaatan limbah. Pengolahan limbah dimaksudkan untuk menurunkan tingkat

    cemaran yang terdapat dalam limbah sehingga aman untuk dibuang ke lingkungan.

    Limbah yang dikeluarkan dari setiap kegiatan akan memiliki karakteristik yang

    berlainan. Hal ini karena bahan baku, teknologi proses, dan peralatan yang digunakan

    juga berbeda. Namun akan tetap ada kemiripan karakteristik diantara limbah yang

    dihasilkan dari proses untuk menghasilkan produk yang sama.

    Karakteristik utama limbah didasarkan pada jumlah atau volume limbah dan

    kandungan bahan pencemarnya yang terdiri dari unsur fisik, biologi, kimia dan

  • 7/13/2019 Metodologi Dan Pendekatan

    7/11

    7

    radioaktif. Karakteristik ini akan menjadi dasar untuk menentukan proses dan alat

    yang digunakan untuk mengolah air limbah.

    Untuk mengolah air limbah dapat ditentukan tahapan prosesnya, jenis proses

    dan alat yang digunakan sebagai berikut:

    a. Tahapan proses

    Pengolahan air limbah biasanya menerapkan 3 tahapan proses yaitu pengolahan

    pendahuluan (pre-treatment), pengolahan utama (primary treatment), dan

    pengolahan akhir (post treatment). Pengolahan pendahuluan ditujukan untuk

    mengkondisikan alitan, beban limbah dan karakter lainnya agar sesuai untuk

    masuk ke pengolahan utama. Pengolahan utama adalah proses yang dipilih untuk

    menurunkan pencemar utama dalam air limbah. Selanjutnya pada pengolahan

    akhir dilakukan proses lanjutan untuk mengolah limbah agar sesuai dengan baku

    mutu yang ditetapkan.

    b. Jenis proses dan alat pengolahan

    Terdapat 3 (tiga) jenis proses yang dapat dilakukan untuk mengolah air limbah

    yaitu: proses secara fisik, biologi dan kimia. Proses fisik dilakukan dengan cara

    memberikan perlakuan fisik pada air limbah seperti menyaring, mengendapkan,

    atau mengatur suhu proses dengan menggunakan alat screening, grit chamber,

    settling tank/settling pond, dll.

    Proses biologi deilakukan dengan cara memberikan perlakuan atau proses biologi

    terhadap air limbah seperti penguraian atau penggabungan substansi biologi

    dengan lumpur aktif (activated sludge), attached growth filtration, aerobic process

    dan an-aerobic process. Proses kimia dilakukan dengan cara membubuhkan bahan

    kimia atau larutan kimia pada air limbah agar dihasilkan reaksi tertentu.

    Untuk suatu jenis air limbah tertentu, ketiga jenis proses dan alat pengolahan

    tersebut dapat diaplikasikan secara sendiri-sendiri atau dikombinasikan. Pilihanmengenai teknologi pengolahan dan alat yang digunakan seharusnya dapat

    mempertimbangkan aspek teknis, ekonomi dan pengelolaannya.

  • 7/13/2019 Metodologi Dan Pendekatan

    8/11

    8

    METODOLOGI DAN PENDEKATAN

    Agar pelaksanaan Pekerjaan Penyusunan Pedoman Teknis Prototipe IPAL

    dapat mencapai hasil yang optimal, perlu dilakukan serangkaian tahapan pekerjaan

    yang merupakan bagian tugas dari pekerjaan ini sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja(KAK). Berdasarkan KAK tersebut, konsultan telah menyusun program kerja Pekerjaan

    Penyusunan Draft Pedoman Teknis Prototipe IPAL, dengan metodologi pelaksanaan

    seperti yang akan diuraikan pada bagian ini.

    Pelaksanaan pekerjaan ini akan disusun dengan mengacu pada lingkup

    pekerjaan yang tertuang pada Kerangka Acuan Kerja (KAK). Berdasarkan kerangka

    acuan kerja tersebut, telah disusun beberapa kelompok kegiatan sesuai dengan

    tahapan-tahapan pekerjaan yang akan dilaksanakan, mulai dari pekerjaan persiapan,

    penyusunan laporan pendahuluan, laporan interim/laporan kemajuan, laporan akhir

    hingga kegiatan diskusi.

    Adapun uraian dari masing-masing kegiatan diatas diuraikan pada bagian

    berikut:

    1 . Pekerjaan Persiapa na)Proses Administrasi dan Kegiatan Koordinasi Kegiatan

    Penyiapan surat tugas untuk instansi-instansi yang berwenang serta surat-surat

    lain yang diperlukan untuk memudahkan kelancaran pekerjaan terutama dilokasi pekerjaan.

    b)Mobilisasi Personil dan PeralatanPenyiapan personil berupa surat perintah kerja dan persiapan peralatan kerja

    dan peralatan pendukung lainnya dan juga kuisioner dan materi wawancara

    kepada pengusaha dan masyarakat.

    c) Penyusunan & Persetujuan Rencana KerjaKonsultan akan membuat Rencana Kerja terinci yang disusun berdasarkan jenispekerjaan yang akan dilaksanakan sesuai dengan rencana kerja umum yang ada

    untuk didiskusikan dan mendapat persetujuan.

    2 . Inventarisasi dan Pengumpulan Da taTahapan yang dilakukan adalah menginventarisasi data tentang kondisi

    jenis usaha dan atau kegiatan yang berpotensi menimbulkan air limbah yang

  • 7/13/2019 Metodologi Dan Pendekatan

    9/11

    9

    mencemari lingkungan di Kota Pontianak yang berupa data pemantauan

    lingkungan hidup Kota Pontianak, data pencemaran air, data sosiologis masyarakat

    Kota Pontianak serta data lain yang diperlukan dan lain-lain yang ada di Badan

    Lingkungan Hidup Kota Pontianak.

    Pengumpulan data ini dilakukan sejak awal perencanaan sampai ke tahap

    penyusunan prototipe IPAL. Metode pengumpulan data ini dilakukan dengan

    melalui cara-cara sebagai berikut :

    a)Metode Literatur, yaitu suatu metode yang digunakan untuk mengumpulkandata dengan cara mengumpulkan, mengidentifikasi, mengolah data tertulis dan

    metode kerja yang dilakukan.

    b)Metode Observasi, yaitu suatu metode yang digunakan untuk mendapatkan datadengan cara melakukan pencarian data melalui internet untuk mengetahui

    kondisi jenis usaha dan atau kegiatan yang sebenarnya dan lingkungan sekitar

    lokasi.

    c) Metode Wawancara, yaitu metode untuk mendapatkan data dengan carawawancara langsung dengan pengusaha dan instansi terkait/ pengelola atau

    nara sumber yang dianggap mengetahui permasalahan tersebut.

    Berdasarkan cara-cara untuk mendapatkan data seperti tersebut di atas,

    maka data-data yang kami peroleh merupakan data sekunder, yaitu suatu datayang diperoleh dengan cara menghubungi pengusaha dan instansi yang terkait

    dengan penyusunan prototipe IPAL tersebut.

    Pada Pekerjaan Penyusunan Pedoman Teknis Prototipe IPAL ini, data sekunder

    yang diperlukan antara lain :

    Data Kota Pontianak Dalam Angka Data pemantauan lingkungan hidup Kota Pontianak minimal 5 tahun terakhir

    Data jenis usaha dan atau kegiatan yang berpotensi menghasilkan air limbahdan mencemari lingkungan DI KOTA pONTIANAK

    3 .Pelaksanaan k egiatan

    Fokus tahap pelaksanaan kegiatan adalah melaksanakan rencana yang

    telah disusun. Pada tahap ini input internal dan eksternal harus diatur sehingga

    kegiatan yang telah dirancang dapat dilaksanakan dengan sukses. Pengawasan

  • 7/13/2019 Metodologi Dan Pendekatan

    10/11

    10

    yang ketat penting untuk meyakinkan bahwa kegiatan dilaksanakan dan

    perubahan-perubahan yang diperlukan telah dibuat. Demikian juga peranan semua

    pihak diperjelas dan tanggung jawab mereka masing-masing diketahui.

    Untuk melaksankan kegiatan penyusunan dokumen prototipe IPAL perlu

    disusun metodologi dengan lingkup kegiatan sebagai berikut :

    Koordinasi dengan mitra /Badan Lingkungan Hidup

    Studi Literatur

    Perancangan Prototipe IPAL

    Diseminasi dan sosialisasi

    Penyusunan Laporan

    a. Koordinasi dengan mitra.

    Kegiatan ini bertujuan untuk mengkoordinasikan dengan BLH yang

    berkaitan dengan perancangan Prototipe IPAL Selain itu juga dilakukan

    studi litelatur untuk mendapatkan metode atau proses pengerjaan

    prototipe IPAL dan memperoleh data-data pendukung (data sekunder).

    b. Perancangan pedoman teknis prototipe IPAL.

    Kegiatan ini bertujuan untuk merancang prototipe IPAL skala kecil

    berdasarkan data data yang diperoleh ketika studi litelatur.

    c. Penyusunan Laporan prototipe IPAL

    Kegiatan ini untuk merealisasikan dokumen pedoman teknis prototipe

    IPAL yang sudah selesai dikerjakan

  • 7/13/2019 Metodologi Dan Pendekatan

    11/11

    11

    Keluaran Yang Diharapka n

    Keluaran yang diharapkan dalam kegiatan prototipete knologi pengolahan air

    limbah ini adalah :

    Rancangan prototipe teknologi pengolahan air limbah IPAL skala kecil denganmenggunakan berbagai sistem dan proses sesuai dengan jenis usaha dan

    karakteristik air limbah yang dihasilkan

    Dihasilkannya dokumen Prototipe IPAL pengolah air limbah yang akan dijadikanacuan dan pedoman bagi pengusaha dan masyarakat di kota Pontianak sesuai

    dengan jenis usaha danatau kegiatan.

    Agar terlaksananya keluaran seperti yang diinginkan di atas, perlu disusun

    target keluaran di setiap minggu pelaksanaan kegiatannya, yaitu seperti tabel di

    bawah ini.

    Tabel sasaran dan keluaran disesuaikan dengan jangka waktu aktifitas

    Minggu k e Sasaran Keluaran

    I -II Mendapatkan masukan dandata hasil koordinasidengan mitra

    Studi Litelatur yang akandijadikan Prototipe IPAL

    Data sekunder yang diperolehdari mitra maupun litelatur

    Penentuan jenis dan kajian yangakan dijadikan Prototipe IPAL

    III-VI Merancang prototipeteknologi pengolahan airlimbah (IPAL)

    Rancangan prototipe teknologipengolahan air limbah IPALskala kecil

    VII-VIII Deseminasi dan pelaporankegiatan

    Terlaksananya Laporan hasilkegiatan dan deminasi PrototipeIPAL.