ut-6 pendekatan & metodologi

47
Halaman 1 Usulan Teknis Pengawasan Teknis Pembangunan Jalan Ulong – Anggi Tahun 2014 DESKRIPSI PROYEK 6.1. U M U M Sesuai pemahaman konsultan dalam Kerangka Acuan Tugas, maka uraian dan penjelasan kegiatan yang telah dipaparkan di atas. dapat dirumuskan dalam suatu langkah-langkah pendekatan permasaLahan dan aplikasi metode paling efektif sehubungan dengan Pelaksanaan layanan jasa pada proyek termaksud. Pendekatan dan metodologi layanan jasa Konsultan tersebut telah disimpulkan dalam bentuk rencana kerja yang dilengkapi dengan jadwal pekerjaan, jadwal penugasan personil, tugas masing-masing tenaga ahli, tempat tugas dan lain sebagainya yang sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Hal-hal yang pokok dalam penanganan masalah layanan jasa tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut : Disamping memberikan layanan jasa supervisi sesuai Kerangka Acuan Tugas, konsultan akan berusaha pula mengaplikasikan pengalamannya untuk melakukaan langkah-langkah efektif sehingga dapat memberikan hasil yang terbaik Melaksanakan pengawasan untuk pengendalian biaya proyek. dan berusaha dalam hal efisiensi penggunaan biaya proyek. Selain melakukan monitoring kemajuan pekerjaan, juga akan senantiasa membuat metode pelaksanaan dan menyusun teknik penjadwalan kegiatan untuk mendapatkan penghematan waktu. Senantiasa berorientasi pada petaksanaan program pengawasan jaminan mutu secara efektif. Senantiasa menjalin kerjasama secara harmonis dengan pihak kontraktor dalam memecahkan masalah-masalah pelaksanaan pekerjaan dan pendaya- gunakan struktur organisasinya.

Upload: fathoer-tusem

Post on 18-Jul-2016

281 views

Category:

Documents


31 download

DESCRIPTION

Ustek Bab 6

TRANSCRIPT

Page 1: UT-6 Pendekatan & Metodologi

Halaman 1

Usulan Teknis Pengawasan Teknis Pembangunan Jalan Ulong – Anggi Tahun 2014

DESKRIPSI PROYEK

6.1. U M U M

Sesuai pemahaman konsultan dalam Kerangka Acuan Tugas, maka uraian dan

penjelasan kegiatan yang telah dipaparkan di atas. dapat dirumuskan dalam suatu

langkah-langkah pendekatan permasaLahan dan aplikasi metode paling efektif

sehubungan dengan Pelaksanaan layanan jasa pada proyek termaksud. Pendekatan

dan metodologi layanan jasa Konsultan tersebut telah disimpulkan dalam bentuk

rencana kerja yang dilengkapi dengan jadwal pekerjaan, jadwal penugasan personil,

tugas masing-masing tenaga ahli, tempat tugas dan lain sebagainya yang

sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan di lapangan.

Hal-hal yang pokok dalam penanganan masalah layanan jasa tersebut dapat

disimpulkan sebagai berikut :

Disamping memberikan layanan jasa supervisi sesuai Kerangka Acuan Tugas,

konsultan akan berusaha pula mengaplikasikan pengalamannya untuk

melakukaan langkah-langkah efektif sehingga dapat memberikan hasil yang

terbaik

Melaksanakan pengawasan untuk pengendalian biaya proyek. dan berusaha

dalam hal efisiensi penggunaan biaya proyek.

Selain melakukan monitoring kemajuan pekerjaan, juga akan senantiasa

membuat metode pelaksanaan dan menyusun teknik penjadwalan kegiatan

untuk mendapatkan penghematan waktu.

Senantiasa berorientasi pada petaksanaan program pengawasan jaminan mutu

secara efektif.

Senantiasa menjalin kerjasama secara harmonis dengan pihak kontraktor

dalam memecahkan masalah-masalah pelaksanaan pekerjaan dan pendaya-

gunakan struktur organisasinya.

Page 2: UT-6 Pendekatan & Metodologi

Halaman 2

Usulan Teknis Pengawasan Teknis Pembangunan Jalan Ulong – Anggi Tahun 2014

Uraian tentang pendekatan dan metodologi berkaitan dengan layanan jasa

konsultan yang digunakan pada proyek ini secara jelas dipaparkan dalam sub bab

berikut ini.

6.2. TAHAP SUPERVISI KONSTRUKSI

6.2.1. U M U M

Berdasarkan Kerangka Acuan Tugas, Lokasi Proyek yang akan dilakukan

supervisi adalah “Pengawasan Teknis Pembangunan Jalan Ulong - Anggi

di Kabupaten Pegunungan Arfak, Provinsi Papua Barat” dan rencana

waktu yang disiapkan selarna waktu 6 (enam) bulan dapat diprediksi bahwa :

Pekerjaan yang dilakukan bukan overlay langsung (tergolong pekerjaan

dengan kategori pembangunan).

Dengan demikian, maka sistem Pengawasan dan supervisi konstruksi

menjadi hal yang sangat penting sehingga dipedukan suatu wadah

organisasi yang memadai dalam melakukan monitor terhadap segala aspek

pekerjaan sedemikian rupa sehingga proyek ini dapat selesai tepat waktu,

tepat mutu dan tepat biaya.

Untuk memenuhi target di atas, kami telah menyiapkan program kerja

dan menyusun satu tim memadai dalam jumlah dan kualitas yang terdiri dari

tenaga-tenaga ahli seperti yang dipaparkan pada usulan teknik ini pada point

lainnya. Dalam hal ini, kami yakin sepenuhnya bahwa jasa-jasa konstruksi

yang akan kami benkan dapat menambah satu bagian dalam hal

penanganan pekerjaan pembangunan jalan yang dapat diandalkan.

Pada prinsipnya, Konsultan lebih mengutamakan hal-hal yang berkaitan

langsung dengan pelaksanaan pekerjaan konstruksi di lapangan dengan

asumsi-asumsi sebagai berikut :

Page 3: UT-6 Pendekatan & Metodologi

Halaman 3

Usulan Teknis Pengawasan Teknis Pembangunan Jalan Ulong – Anggi Tahun 2014

Menyusun langkah-langkah yang terencana baik dan efektif mengenai

pelaksanaan Dokumen Kontrak baik fisik maupun administrasi teknis

yang tentunya dapat dipahami oleh kontraktor. Kegiatan ini dilakukan

diawali dari Pre Construction Meeting (Rapat Pendahuluan) dan aktivitas

lain pada masa mobilisasi.

Mengarahkan kontraktor untuk melakukan survei detail dan

inventarisasi lapangan kemudian melakukan rekayasa lapangan sesuai

dengan kondisi dan kebutuhan lapangan. Hasil rekayasa lapangan

dikonsultasikan dengan Penanggung Jawab Kegiatan. Item pekerjaan

yang dapat dilaksanakan disesuaikan dengan dana yang tersedia dengan

melakukan optimalisasi.

Mengarahkan kontraktor dalam persiapan metode pelaksanaan untuk

semua kegiatan pekerjaan dan membantu membuat revisi bila

memerlukan peningkatan metode tersebut.

Mengarahkan kontraktor untuk merencanakan dan menyusun jadwal

pelaksanaan pekerjaan.

Bekerjasama dengan kontraktor dalam optimalisasi hasil kerja dari

tenaga kerjanya dan pendayagunaan peralatannya.

Senantiasa melakukan monitoring persediaan material dan peralatan

yang memadai selama pelaksanaan.

Melakukan pengujian lapangan baik untuk pengujian tanah maupun

material lainnya dengan tujuan utama adalah tercapainya program

jaminan mutu

Secara periodik mengadakan Rapat Mingguan dengan phak kontraktor

guna membahas sernua kegiatan pekerjaan, terutama mengenai

langkah-langkah yang diperlukan untuk peningkatan dan efisiensi

pelaksanaan di lapangan. Juga untuk membahas secara detail dan

menyelesaikan setiap masalah yang timbul, kaitan dengan pengawasan

mutu dan kemajuan pekerjaan.

Menyusun suatu metode yang menjamin, sehingga gambar kerja

kontraktor tidak terlambat dalam proses sejak pembuatan dan koreksi

hingga mendapat persetujuan.

Page 4: UT-6 Pendekatan & Metodologi

Halaman 4

Usulan Teknis Pengawasan Teknis Pembangunan Jalan Ulong – Anggi Tahun 2014

Menyelesaikan setiap perubahan dari perencanaan program, termasuk

gambar rencana dan spesifikasinya.

Membimbing kontraktor agar dapat memproduksi aggregat dengan

mutu sesuai spesifikasi yang telah disyaratkan.

Memeriksa dan menandatangani sertifikat pembayaran Bulanan

Kontraktor, sehingga penerimaan pembayaran dapat tepat pada

waktunya, tanpa mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan

selanjutnya.

Membuat laporan kepada Direksi secara lengkap dan kontinyu tentang

segala kemajuan pekerjaan melalui surat menyurat dan laporan

kemajuan pekerjaan bulanan.

Mengadakan rapat koordinasi sebulan sekah (yang harus dihadiri oleh

staf utama dari Direksi dan Konsultan serta Kontraktor) untuk

membahas dan memecahkan masalah penting yang tedadi selama

pelaksanaan proyek.

Senantiasa menjalin hubungan secara harmonis dengan orang yang

terlibat pada proyek ini.

Dari uraian di atas, Konsultan berkeyakinan bahwa pekerjaan akan

bedaian lancar dengan hasil pekerjaan yang baik dan proyek akan selesai

tepat pada waktunya. Penjelasan tentang rencana usulan supervisi akan

diuraikan dalam sub bab berikut ini.

6.2.2. Pekerjaan Persiapan

Apabila Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) kontraktor atau surat resmi

lainnya, yang menyatakan bahwa kontraktor sudah bisa memulai pekerjaan

maka harus segera dilakukan langkah-langkah untuk memulai pekerjaan

persiapan sebagai tahap pelaksanaan supervisi konstruksi, antara lain :

a. Atas persetujuan Proyek melakukan mobilisasi personil dan peralatan

termasuk menyediakan kantor proyek dan perlengkapannya serta alat

transportasi.

Page 5: UT-6 Pendekatan & Metodologi

Halaman 5

Usulan Teknis Pengawasan Teknis Pembangunan Jalan Ulong – Anggi Tahun 2014

b. Menyiapkan blanko standar dan membuat format laporan yang akan

digunakan selama pelaksanaan supervisi konstruksi ( laporan Inspector,

laporan pengujian tanah dan bahan, blanko pengecekan topo-survey,

blanko pengukuran volume pekerjaan, blanko persetujuan request, surat

menyurat antar instansi, blanko rekaman pengiriman dan pemakaian

peralatan 1 kendaraan dan lain-lain).

c. Mengikuti atau memfasilitasi terlaksananya Pre Construction Meeting

untuk mendapatkan kesepakatan mengenai paling tidak 4 hal sebagai

berikut :

Kesamaan Pengertian terhadap Pasal-Pasal DOKUMEN KONTRAK

menyangkut:

Variasi pekerjaan ( Pekerjaan tambah – kurang )

Termination atau forfeiture

Mobilisasi

Pemeliharaan dan pengenadalian lau lintas

Sub letting/sub kontraktor

Asuransi

Dan lain-lain yang dianggap perlu:

Kesepakatan tentang tata cara dan proses menyangkut :

Request, approval & examination of works.

Extension time for completion

Drawing/Gambar

MC dan Eskalasi

PHO dan FHO

Addendum kontrak

Dan lain-lain yang dianggap perlu

Kesepakatan tentang tata cara dan prosedur teknis pelaksanaan pekerjaan

utama (Major item). Kemungkinan adanya perubahan komposisi/jumlah

peralatan atau urutan kegiatan pekerjaan yang telah dituangkan ke dalam

Page 6: UT-6 Pendekatan & Metodologi

Halaman 6

Usulan Teknis Pengawasan Teknis Pembangunan Jalan Ulong – Anggi Tahun 2014

program mobiiisasi dan jadwal konstruksi yang telah disepakati menjelang

penandatanganan kontrak.

Hasil-hasil Pre Construction Meeting dituangkan dalam bentuk Berita Acara

yang ditandatangani bersama oleh : Pemimpin Proyek, Pemimpin Bagian

Proyek, Konsultan Supervisi dan General Superintendent kontraktor.

Hal-hal penting lainnya harus dilakukan oleh konsultan pada tahap

awal pekerjaan adalah pengkajian ulang secara terinci dan evaluasi data

yang telah ada seperti standar perencanaan, rencana spesifikasi, surat

keterangan material, persyaratan kontrak, rencana aggaran biaya, rencana

kerja, dan lain-lain.

Hal ini bermanfaat untuk menghilangkan keraguan atau mengoreksi

kesalahan yang dapat ditemukan serta dapat mengurangi biaya proyek dan

menghemat waktu pelaksanaan dengan pertimbangan yang dapat diterima

secara teknis. Dalam Kerangka Acuan Kerja butir 1.4. telah dikemukakan

bahwa studi terdahulu atas jalan yang akan dikerjakan ini belum ada,

sehingga akan dikoordinasikan dengan Penanggung Jawab Kegiatan untuk

melakukan rekayasa lapangan dan selanjutnya kaji ulang perencanaan sesuai

dengan tingkat dan prosedur baku yang sudah ada. Produk Kaji Ulang

perencanaan akan diselesaikan dalam priode mobilisasi, sehingga tidak

menghambat aktivitas kontraktor dalam tahapan konstruksi selanjutnya.

Untuk proyek pendek (non multy years), kaji ulang harus selesai dalam

waktu 1 bulan setelah Site Take Over, dan dilakukan Contract Change Order

oleh Panitia Peneliti Pelaksanaan Kontrak kemudian dibuatkan Amandemen

Kontrak.

6.2.3. Pengaturan Lalu Lintas

1. Umum

Arus lalu lintas selama periode konstruksi tentu akan terganggu. Hal

ini tidak dapat dihindari, sebagai akibat pengoperasian alat berat

sepanjang jalur lalu lintas dan lokasi pekerjaan konstruksi. Untuk itu

Page 7: UT-6 Pendekatan & Metodologi

Halaman 7

Usulan Teknis Pengawasan Teknis Pembangunan Jalan Ulong – Anggi Tahun 2014

disarankan agar menjaga kelancaran arus lalu lintas selama pelaksanaan

konstruksi dan konsultan akan mengusulkan metode pelaksanaan

pekerjaan sehingga kemacetan arus lalu lintas selama konstruksi dapat

dihindari.

2. Usulan Pengaturan Lalu Lintas

Konsultan akan mengusulkan pengaturan lalu lintas dengan

pertimbangan secara matang dan teliti untuk meminimalkan gangguan

lalu lintas dan ketidaknyamanan yang dialami oleh masyarakat. Dengan

demikian konsultan juga percaya bahwa dalam penyusunan rencana

pelaksanaan konstruksi telah menjadi bagian pertimbangan dalam hal

ini.

Sebagai tambahan, rencana secara terinci dalam pengawasan dan

pengaturan lalu lintas harus disusun sebagai berikut :

Selama tahap mobilisasi dan sebelum pekerjaan dimulai, kontraktor

harus menyiapkan rencana detail tentang metode yang terbaik

untuk pengawasan dan pengaturan lalu lintas selama setiap tahap

periode konstruksi. Rencana tersebut harus meliputi sernua

kemungkinan metode pengawasan dan pengaturan lalu lintas.

Setelah Kontraktor merumuskan rencana awal, maka harus

mengadakan rapat konsultasi dengan pihak konsultan, Proyek

Manajer dan wakil dari instansi lain yang terkait secara langsung

guna membahas seluruh aspek perencanaan dan memutuskan

metode yang paling efektif yang akan digunakan dalarn

pengawasan dan pengaturan lalu lintas.

Selain itu, konsultan juga akan melakukan koordinasi dengan

kontraktor mengenai pemanfaatan jalan kerja agar tetap dapat

terpelihara.

Setelah rencana kontraktor tersebut sudah disiapkan, maka harus

diperiksa oleh konsultan (terkait dengan wakil dari instansi yang

menghadiri rapat). Setiap perubahan dan tambahan akan dikembalikan.

Page 8: UT-6 Pendekatan & Metodologi

Halaman 8

Usulan Teknis Pengawasan Teknis Pembangunan Jalan Ulong – Anggi Tahun 2014

Setelah disetujui, maka disahkan menjadi rencana bagian

pengawasan dan pengaturan lalu lintas. Selama pelaksanaan kontraktor

menyelesaikan rencana tersebut, kemudian dikirim guna mendapat

konstruksi, konsultan harus senantiasa mengarahkan kontraktor untuk

merevisi rencana pengawasan dan pengaturan lalu lintas jika perlu.

6.2.4. Program Jaminan Mutu

Pada dekade terakhir ini skala dan kompleksibilitas proyek jalan semakin

bertambah besar, dana terbatas, periode pelaksanaan singkat dan tuntutan

untuk menghindari kesalahan pelaksanaan semakin intensif.

Untuk menghindari kesalahan-kesalahan dalam pelaksanaan diperlukan

sistem quality assurance (jaminan mutu) yang berguna untuk mencegah

terjadinya kesalahan, dan menemukan kesalahan pada saat yang tepat.

Quality assurance adalah sernua kegiatan yang diperlukan untuk

memberikan rasa percaya (confidence) bahwa suatu konstruksi akan

berfungsi dengan baik selama masa pelayanan.

Dari uraian tersebut diatas dapat dikatakan bahwa pemahaman

konsultan terhadap program jaminan mutu merupakan hat yang paling

essensial dalam penanganan proyek. Dari pengalaman menangani proyek-

proyek peningkatan jalan, menurut konsultan paling tidak ada 3 hal yang

paling mendasar mengenai program jaminan mutu yang akan diuraikan

berikut ini, yakni:

a. Pemahaman terhadap Syarat-syarat teknis pekerjaan

Syarat-syarat teknis pekerjaan di atas diatur dalam spesifikasi

BAB IV Dokumen Kontrak Fisik Secara garis besar spesifikasi terdiri dari

6 pokok uraian sebagai berikut :

1. Uraian atau lingkup pekerjaan

a. Mencakup seluruh bagian-bagian pekerjaan yang tercakup

dalam artikel/jenis pekerjaan yang dimaksud.

Page 9: UT-6 Pendekatan & Metodologi

Halaman 9

Usulan Teknis Pengawasan Teknis Pembangunan Jalan Ulong – Anggi Tahun 2014

b. Pada umumnya yang tercakup lebih luas/banyak dari judul/jenis

pekerjaan itu sendiri.

c. Menentukan jenis peralatan yang diperlukan.

d. Mempengaruhi struktur analisa harga satuan.

2. Bahan atau Material

a. Mencakup ketentuan bahan baku maupun bahan olahan.

b. Mencakup tata cara "handling".

3. Metode pelaksanaan dan peralatan yang digunakan

a. Sebelum pelaksanaan diharuskan melakukan

percobaan/pengujian.

b. Mangatur cara dan urut-urutan pelaksanaan, peralatan yang

disarankan, keadaan cuaca yang disarankan, pengendalian

mutu setiap tahap pelaksanaan.

4. Syarat hasil akhir dan pengendalian mutu.

a. Merupakan persyaratan paling penting/menentukan sebelum

pekerjaan tersebut layak untuk diterima dan dibayar.

b. Bagian dari proses pengendalian mutu tahap akhir.

5. Cara pengukuran hasil kerja

a. Mengandung unsur ""penyederhanaan" dan memperkecil

kemungkinan "silang pendapat" di lapangan.

b. Hasilnya pada umumnya lebih kecil dari apa yang telah

dikerjakan dari sudut kuantitas.

c. Sangat mempengaruhi “faktor koreksi" dalam analisa harga

satuan.

6. Cara pembayaran.

a. Mencakup satuan dan pembayaran (Rp/ton, Rp/m2, Rp/liter dll)

b. Pembayaran dimaksudkan sebagai "kompensasi" dan tenaga

kerja, bahan, peralatan, dsb, untuk melaksanakan bagian-

bagian pekerjaan yang tercakup dalam diskripsi pekerjaan yang

dimaksud.

Page 10: UT-6 Pendekatan & Metodologi

Halaman 10

Usulan Teknis Pengawasan Teknis Pembangunan Jalan Ulong – Anggi Tahun 2014

Penjelasan tersebut menyiratkan bahwa tidak akan mungkin

diperoleh hasil yang optimal dari proyek tanpa dilakukan pemahaman

dan penerapan Dokumen Proyek secara baik oleh semua pihak yang

terkait.

b. Pelaksanaan kendali mutu yang benar

Tata cara pengendalian mutu yang baik khususnya yang berkenaan

dengan persyaratan teknik :

1. Tahap Pengendalian mutu yang baik

Ada tiga tahap pengendalian mutu :

a. Pengendalian mutu bahan baku

b. Pengendalian mutu bahan olahan

c. Pengendalian mutu bahan pekerjaan terpasang

2. Jenis Pengendalian mutu yang baik

Ada dua jenis pengendalian mutu yang harus dilakukan

a. Mutu tentang dimensi (panjang, lebar, tebal. Elevasi

kemiringan, kerataan, dsb)

b. Mutu tentang kualitas fisik (kepadatan, stability, kuat tekan,

CBR, dsb)

3. Aplikasi Spesifikasi yang benar.

Struktur Spesifikasi selalu mencakup 5 hal untuk tiap jenis

pekerjaan maupun bahan, yakni:

a. Jenis pemeriksaan material

b. Metode pemeriksaan

c. Frekuensi pemeriksaan

d. Persyaratan mutu

e. Toleransi

Page 11: UT-6 Pendekatan & Metodologi

Halaman 11

Usulan Teknis Pengawasan Teknis Pembangunan Jalan Ulong – Anggi Tahun 2014

c. Persetujuan atau Penolakan Pekerjaan

Pada setiap bagian pekerjaan yang sudah selesai, Konsultan akan

mengadakan metode "Inspeksi untuk menerima hasil pekerjaan" secara

tepat. jika pekerjaan sudah dilakukan secara memuaskan dan sesuai

dengan spesifikasi dalam Dokumen Kontrak, konsultan akan membuat

rekomendasi secara resmi kepada Penanggung Jawab Kegiatan

penerimaan pekerjaan.

Pekerjaan yang tidak dapat diterima atau tidak sesuai dengan

spesifikasi, akibat penyimpangan kualitas karena pelaksanaan yang

buruk, pemakaian bahan yang rusak, atau akibat hal lain sehingga

ditolak akan diberikan catatan secara tertulis mengenai alasan

penolakan tersebut, dengan mengkoordinasikannya kepada

Penanggung Jawab Kegiatan berkaitan dengan setiap pekerjaan yang

ditolak.

Program jaminan mutu, yang akan dilaksanakan oleh konsultan

dalam melakukan tugas dan tanggung jawabnya akan mengacu pada

program jaminan mutu yang diuraikan di atas. Oleh sebab itu dalam

penanganan proyek ini selain tenaga professional yang kualified yang

akan ditugaskan, tenaga teknis yang akan diturunkan juga adalah

tenaga-tenaga yang sudah matang dan berpengalaman di bidang

tugasnya masing- masing.

6.2.5. Monitoring Kemajuan Pekerjaan

a. Pengendalian Jadwal Pelaksanaan

Salah satu hal yang harus dilaksanakan konsultan setelah Surat

Perintah Mulai Kerja (SPMK) adalah melakukan diskusi dengan

kontraktor mengenai jadwal pelaksanaan yang lebih terinci, untuk

bersama-sama menyusun jadwal tersebut.

Page 12: UT-6 Pendekatan & Metodologi

Halaman 12

Usulan Teknis Pengawasan Teknis Pembangunan Jalan Ulong – Anggi Tahun 2014

Berdasarkan pengalaman dalam supervisi konstruksi pada proyek

yang sejenis, konsultan menyadari benar bahwa jadwal membutuhkan

evaluasi yang berkesinambungan untuk memantau kelemahan struktur

organisasi kontraktor, metode pelaksanaan, penugasan personil,

penggunaan peralatan dan lain sebagainya.

Pada umumnya pelaksanaan kontrak dibagi atas 3 periode yaitu:

Periode satu Rencana pelaksanaan 0 - 70 %

Periode dua Rencana pelaksanaan 70 - 100 %

Priode tiga Rencana pelaksanaan 100

Suatu proyek dikatakan kritis bila :

Pada periode kesatu keterlambatan > 25 %

Pada periode kedua keterlambatan > 15 %

Pada periode ketiga Fisik belum selesai

Proyek dikategorikan terlambat bila

Pada priode kesatu keterlambatan 10 - 25 %

Pada priode kedua keterlambatan 10 - 15 %

Untuk Proyek kritis harus dilakukan Show Cause Meeting

Oleh sebab itu Konsultan merencanakan akan mengendalikan kemajuan

pekerjaan konstruksi dengan CPM (Critical Path Methode) dari jadwal

pelaksanaan kerja. Dengan CPM jadwal diperbaharui berdasarkan progress

perbulan dengan Komputer. Sehingga Konsultan (Supervision Engineer)

akan melibatkan diri dengan semua aspek kegiatan pengendalian kemajuan

kerja.

Konsultan secara periodik setiap minggu, mengevaluasi jadwal

kontraktor tentang kemajuan dari kegiatan lapangan dan langkah-langkah

perbaikan yang harus diambil untuk mengurangi keterlambatan yang

dialami. Jika diprediksi bahwa bagian pekerjaan yang kritis (Critical Path)

akan tertunda, konsultan segera memfasilitasi pelaksanaan rapat khusus

dengan kontraktor dan Penanggung Jawab Kegiatan untuk mendiskusikan

Page 13: UT-6 Pendekatan & Metodologi

Halaman 13

Usulan Teknis Pengawasan Teknis Pembangunan Jalan Ulong – Anggi Tahun 2014

semua item pekerjaan berhubungan dengan masalah tersebut,

menunjukkan secara tepat apa permasalahannya, memberi pengarahan

bagaimana mencari jalan keluarnya dan menginstruksikan kontraktor untuk

mengambil tindakan segera. Perlu dicatat bahwa hal ini harus diambil bukan

setelah Critical Path ditunda.

b. Evaluasi Ulang Terhadap Rencana Kerja Kontraktor

Sebelum pekerjaan konstruksi, konsultan akan mengkaji ulang dan

melakukan evaluasi tentang rencana kerja kontraktor yang

memperlihatkan metode usulan dan prosedur pelaksanaan pekerjaan

konstruksi. Rencana kerja ini menggambarkan secara detail program

kerja kontraktor seperti mobilisasi, jadwal pelaksanaan yang

memperhitungkan lalu lintas dan faktor keamanan, metodologi

pelaksanaan, program pengendalian mutu, metode pengadaan dan

penyimpanan material, penggunaan peralatan kerja, organisasi kerja,

sub kontraktor (jika ada) dan lain-lainnya.

Pertimbangan Konsultan atas rencana kerja kontraktor akan

memerlukan perhatian khusus terutama pada beberapa pokok

persoalan berikut ini :

Metode pelaksanaan untuk mendapatkan mutu kerja sesuai dengan

spesifikasi dan syarat-syarat kontrak.

Jadwal pelaksanaan pekerjaan secara detail dengan metode Critical

Path dan atas pertimbangan semua kegiatan item pekerjaan yang

saling berkaitan.

Perhitungan pengendalian keselamatan, terutama keamanan lalu

lintas yang ada dengan mempertimbangkan kenyamanan

masyarakat.

Mobilisasi peralatan dan personil yang memadai.

Berdasarkan hasil evaluasi di atas, konsultan akan meminta

kontraktor untuk merevisi rencana kerja dan membantu bila diperlukan.

Setelah rencana kerja tersebut diperbaiki sesuai dengan pertimbangan

Page 14: UT-6 Pendekatan & Metodologi

Halaman 14

Usulan Teknis Pengawasan Teknis Pembangunan Jalan Ulong – Anggi Tahun 2014

konsultan, walaupun telah disetujui akan tetapi tetap dikaji ulang lebih

jauh jika memang diperlukan. Konsultan juga akan mengkoordinasikan

dengan kontraktor untuk menerapkan sistem penjadwalan dan

monitoring dengan menggunakan diagram anak panah (Arrow Diagram)

yang menggambarkan hubungan antara lokasi Sta dan waktu

pelaksanaan dari setiap item pekerjaan.

Setiap item pekerjaan akan dihitung berapa lama pekerjaan pada

lokasi tertentu akan dikerjakan, sumber daya peralatan dan material dan

tenaga yang menunjang pekerjaan tersebut dan keterkaitannya dengan

item pekerjaan lain. Dengan demikian Arrow Diagram memungkinkan

beberapa jenis pekerjaan dapat dilakukan secara frontal tanpa saling

mengganggu, khususnya untuk optimalisasi pemakaian peralatan.

Ilustrasi berikut menggambarkan mengenai aplikasi "'Arrow Diagram"

untuk pekerjaan mayor (misalnya pekerjaan galian, Persiapan tanah

dasar, Pekerjaan Lapis Pondasi bawah, Pekerjaan Lapis Pondasi atas dan

pekerjaan pengaspalan hotmix) dengan lama waktu pekerjaan selama 6

(enam) bulan dengan panjang penanganan 4,00 km.

c. Perencanaan dan Koordinasi Kemajuan Jadwal CPM

Suatu metode yang efektif untuk kemajuan pekerjaan secara

memuaskan, atau bahkan untuk meningkatkannya, adalah hal yang

memerlukan perhatian terutama dari segi penjadwalan proyek dan rapat

koordinasi yang diadakan setiap minggu (sebaiknya setiap Hari Senin

pagi) antara konsultan dan kontraktor. Dalam rapat ini harus dihadiri

oleh personil utama dari kedua pihak, untuk rumusan rencana kerja

selanjutnya.

Pada saat yang sama, setiap masalah yang timbul yang dapat

mempengaruhi metode CPM, akan dianalisa dengan langkah-langkah

yang tepat untuk mendapatkan pemecahannya. Dalam hal ini, sebelum

diadakan rapat bersama staf pada setiap akhir minggu (Hari Sabtu)

untuk membicarakan kegiatan Minggu tersebut dan menentukan bobot

Page 15: UT-6 Pendekatan & Metodologi

Halaman 15

Usulan Teknis Pengawasan Teknis Pembangunan Jalan Ulong – Anggi Tahun 2014

kemajuan yang dicapai. Kemudian kontraktor harus pula

mempersiapkan sebuah jadwal Barchart sederhana yang

memperlihatkan jadwal pekerjaan selanjutnya yang direncanakan pada

minggu berikut dan menunjukkan Rapat Koordinasi Mingguan pada

setiap Hari Senin antara konsultan dan kontraktor.

Walaupun jadwal mingguan kontraktor bersifat sementara, namun

tetap akan membantu secara efektif konsultan maupun kontraktor di

lapangan terutama pengaturan personilnya guna menghilangkan

keraguan, sehingga dapat dapat mengakibatkan kemajuan yang lebih

positif. Sepanjang koordinasi yang baik dan terpelihara antara konsultan

dan kontraktor, maka akan memudahkan terutama dalam memperbaiki

kesalahan-kesalahan, memecahkan masalah dan menghindarkan

kesalahpahaman serta akan memungkinkan tercapainya pekerjaan yang

maksimum.

d. Evaluasi Ulang Terhadap Gambar Pelaksanaan Kontraktor

Kontraktor diharuskan menyerahkan gambar pelaksanaan kepada

Konsultan untuk disetujui, dimana diperlihatkan secara lengkap dan

lebih rinci seluruh bangunan/struktur yang harus dibangun sesuai

Construction Plant yang digunakan, waktu untuk pekerjaan persiapan,

pemeriksaan, perbaikan dan persetujuan gambar pelaksanaan yang bisa

dipertimbangkan dan jika tidak akan terjadi keterlambatan kemajuan

kerja.

Dengan menyadari akan hal ini, konsultan dengan kontraktor

menyusun jadwal proses gambar pelaksanaan dan dipersiapkan untuk

disetujui sesuai prioritas yang dapat mempengaruhi critical path.

e. Memacu Keterlambatan Pekerjaan

Page 16: UT-6 Pendekatan & Metodologi

Halaman 16

Usulan Teknis Pengawasan Teknis Pembangunan Jalan Ulong – Anggi Tahun 2014

Bila Kontraktor gagal memenuhi target dalam sesuai jadwal yang

telah disepakati sebelumnya baik akibat kelalaian kontraktor maupun

akibat permasalahan tertentu sehingga terjadi deviasi yang cukup besar,

maka konsultan akan segera mengusulkan untuk dilakukan Show Cause

Meeting (Rapat pembuktian). Untuk proyek LCB (Local Competitive

Bidding) tingkatan pelaksanaan Show Cause Meeting dilakukan sesuai

deviasi keterlambatan proyek dengan urutan tingkatan sbb :

Keterlambatan 10 - 15 % dilakukan SCM tingkat Proyek

Keterlambatan 15 - 25 % dilakukan SCM tingkat Propinsi

Keterlambatan > 25 % dilakukan SCM tingkat Direktorat

Materi rapat Cause mencakup hal sebagai berikut :

Pembuktian tentang kemungkinan/kesanggupan kontraktor diberi

kesempatan untuk mengatasi keterlambatan atau masalah.

Test Case yang diperintahkan kepada kontraktor guna

membuktikan kesanggupannya dalam Jangka waktu tertentu.

Usul lanjut atas hasil evaluasi test case kepada jenjang yang lebih

tinggi sampai ke Direktur Jenderal Prasarana Wilayah.

Keputusan akhir atas pelaksanaan Show Cause Meeting dapat berupa :

Dilanjutkan dengan perpanjangan waktu.

Dilanjutkan tapi denda pada akhir masa kontrak apabila pekerjaan

belum terselesaikan.

Kerja sama dengan pihak Ketiga/Three Parties Agreement (TPA).

For Feiture.

Pemutusan Kontrak.

1. Perpanjangan waktu pelaksanaan

Dalam pelaksanaan fisik kadang-kadang dijumpai hal-hal yang

sebelumnya tidak diperhitungkan dalam penentuan waktu

pelaksanaan dalam dokumen kontrak, sehingga bagaimanapun

upaya kontraktor untuk mengerjakan tugasnya tetap terjadi

keterlambatan dari progress yang dibuat berdasarkan waktu

Page 17: UT-6 Pendekatan & Metodologi

Halaman 17

Usulan Teknis Pengawasan Teknis Pembangunan Jalan Ulong – Anggi Tahun 2014

pelaksanaan sesuai dengan dokumen kontrak. Untuk kasus

demikian, kontraktor akan mengajukan perpanjangan waktu

dengan alasan-alasan tertentu. Hal-hal yang layak dipertimbangkan

untuk pemberian rekomendasi perpanjangan waktu oleh konsultan

adalah sebagai berikut :

Pekerjaan tambah/kurang.

Walaupun CCO yang disepakati adalah CCO balance,

namun item pekerjaan tambah yang diberikan memerlukan

waktu pelaksanaan yang lebih lama dibanding dengan

pengurangan item pekerjaan lain sebelumnya, misalnya

Penambahan kuantitas item pekerjaan pasangan batu atau

saluran pasangan batu dengan mortar yang dikerjakan secara

manual dibanding dengan pengurangan kuantitas pekerjaan

yang dilakukan secara mekanis misalnya pekerjaan Hot Mix.

Perubahan Desain

Misalnya perubahan ketebalan LPA atau LPB menjadi lebih

tebal sehingga kuantitasnya meningkat dibanding dengan

pengurangan ketebalan lapisan beraspal akan memerlukan

waktu yang lebih lama.

Bencana Alam

Bila terjadi bencana alam misalnya terjadi banjir, tanah

longsor, dan lain-lain sehingga aktivitas kontraktor terhambat

atau ada bagian pekerjaan yang rusak yang harus diperbaiki

kembali oleh kontraktor. Bencana alam harus dibuktikan

dengan pernyataan Gubernur.

Page 18: UT-6 Pendekatan & Metodologi

Halaman 18

Usulan Teknis Pengawasan Teknis Pembangunan Jalan Ulong – Anggi Tahun 2014

Hambatan Proyek

Proyek terhambat baik akibat "hilang" nya material pokok

dari pasaran, misainya aspal atau semen maupun hambatan

karena pembebasan tanah di lokasi yang belum beres.

Force Majeur

Terjadinya hal-hal yang diluar kekuasaan kedua pihak

Kontraktor dan pemilik Proyek misalnya : terjadi perang,

pemberontakan, perang saudara, huru-hara atau kekacauan

lainnya. Kasus ini juga harus di "back up" dengan Pernyataan

Gubernur.

Hujan yang luar biasa

Secara umum hari hujan memang sudah diperhitungkan

dalam menghitung waktu pelaksanaan dalam dokumen

kontrak, oleh sebab itu kondisi yang bisa dipertimbangkan

adalah bila hujan yang terjadi merupakan hujan yang luar biasa

akibat perubahan musim, misalnya terjadinya fenomena "EI

Nino " pada tahun 1997 - 1998. Curah hujan yang terjadi harus

dibuktikan data pencatatan curah hujan harian.

Prosedur pengusulan sampai persetujuan perpanjangan waktu

pelaksanaan dapat dikemukakan sebagai berkut :

Kontraktor : mengajukan usulan tertulis dengan dilengkapi

alasan perpanjangan waktu dan waktu tambahan yang

dibutuhkan kepada Pemimpin Proyek dengan tembusan

Konsultan Supervisi.

Konsultan supervisi : mempelajari usulan kontraktor dan

membuat Justifikasi teknis termasuk mengevaluasi kebutuhan

waktu pelaksanaan.

Pernimpin Proyek meminta kepada Panitia Peneliti

Pelaksanaan Kontrak untuk membahas usulan Kontraktor.

Page 19: UT-6 Pendekatan & Metodologi

Halaman 19

Usulan Teknis Pengawasan Teknis Pembangunan Jalan Ulong – Anggi Tahun 2014

Panitia Peneliti melaksanakan rapat yang dihadiri oleh unsur

Proyek, Konsultan Supervisi dan Kontraktor. Untuk membahas

usulan kontraktor tersebut. Panitia Peneliti memberikan

rekomendasi kepada Penanggung Jawab Kegiatan 1

Penanggung Jawab Kegiatan mengenai usulan tersebut

termasuk waktu yang disetujui apabila perpanjangan waktu

diberikan. Yang dituangkan dalam Berita Acara Rapat.

Dengan dasar tersebut Penanggung Jawab Kegiatan membuat

amandemen addendum kontrak.

Hal-hal lain yang perlu diperhatikan sebelum Amandemen

Kontrak diterbitkan adalah:

Semua jaminan (uang muka, pelaksanaan dan lain-lain) harus

disesuaikan.

Jadwal pelaksanaan fisik Curva S disesuaikan, dengan tetap

mempertahankan kemiringan curva.

6.2.6. Pengendalian Biaya Proyek

1. UMUM

Konsultan menyadari sepenuhnya dalam hal pengendalian semua

biaya yang berhubungan dengan proyek dan akan membuat usaha

pengendalian secara dini hingga akhir tahap konstruksi. Berbagai cara

untuk melakukan hal ini, seperti penggunaan komputer untuk

pengolahan data pembiayaan, menghindari keterlambatan kemajuan

pekerjaan, mempertahankan pekerjaan tambah kurang seminimal

mungkin, dan menjamin prosedur pelaksanaan konstruksi yang paling

efisien.

Dalam pengendalian biaya proyek yaitu meminimalkan biaya

operasi lapangan, menyiapkan sertifikat pembayaran secara teliti dan

meyakinkan Kontraktor dengan membayar pekerjaan yang telah

dikerjakan, menyiapkan perkerjaan-pekerjaan sisa secara berkala

sehingga jadwal pembayaran bisa disesuaikan dengan taksiran

Page 20: UT-6 Pendekatan & Metodologi

Halaman 20

Usulan Teknis Pengawasan Teknis Pembangunan Jalan Ulong – Anggi Tahun 2014

kemajuan pekerjaan yang tepat, dan menjamin bahwa pekerjaan telah

diterima sesuai dengan spesifikasi. Sebagai ringkasan, cara terbaik

untuk mengendalikan biaya proyek secara keseluruhan adalah

mengoptimalkan pekerjaan yang telah selesai dan menjamin bahwa

tanggal penyelesaian kontrak dapat dicapai tanpa adanya perpanjangan

waktu.

Pada sub bab ini berisi uraian singkat tentang penggunaan sistem

komputer dalam pengendalian biaya proyek, pengolahan pengeluaran

rekening kontraktor dan kontinyu memeriksa keseimbangan jumlah

bahan yang tersisa selama pelaksanaan.

2. Sistem Komputer untuk Pengolahan Data Pembiayaan Proyek

Menjaga data biaya proyek yang terbaru adalah bagian yang

terpenting dari supervisi konstruksi tetapi kegiatan ini menjadi sulit dan

memerlukan waktu, dengan akibatnya sering menjadikan kurang

efektifnya metode ini. Tetapi pada proyek ini Konsultan akan

menggunakan Sistem Komputer yang bisa beroperasi di lapangan

tanpa memerlukan alat penunjang yang lebih memadai. Hal ini berarti

bahwa konsultan harus dapat mengolah semua data yang berhubungan

dengan pengontrolan biaya proyek secara cermat, teliti dan cepat.

a. Persiapan dan Pemprosesan Tagihan Kontraktor

Sistem pembayaran yang biasa digunakan terhadap prestasi

kontraktor terdiri dari :

Sistem Monthly Certificate (MC)

System Monthly Certificate merupakan cara pembayaran yang

terhadap prestasi pekerjaan kontraktor setiap bulan. Oleh karena itu

Kontraktor akan mengajukan tagihan setiap bulan kepada proyek

mengenai prestasi pekerjaan yang bisa diterima baik secara

kuantitas maupun kualitasnya.

Page 21: UT-6 Pendekatan & Metodologi

Halaman 21

Usulan Teknis Pengawasan Teknis Pembangunan Jalan Ulong – Anggi Tahun 2014

Dari pengalaman mengerjakan proyek sejenis beberapa hal

yang berkaitan dengan sistem MC ini dapat dikemukakan sebagai

berikut:

Harus diajukan setiap bulan meskipun progress yang ditagihkan

Rp. 0.

Diajukan setiap tanggal 25 bulan yang bersangkutan.

Maksimal 7 (tujuh) hari setelah tanggal pengajuan sudah harus

ada tanggapan, diterima, diperbaiki atau ditolak.

Maksimal 10 (sepuluh) hari setelah pengajuan SPP diajukan Ke

Penanggung Jawab Kegiatan.

Tanggal 10 (sepuluh) bulan berikut sudah disetujui untuk

dibayar.

Bila ada perbedaan pendapat terhadap item pekerjaan yang

diajukan, MC bisa jalan terus dengan menunda item pekerjaan

yang masih bermasalah.

Bila belum tercapai kesepakatan dapat dibayarkan 70%.

Material On Site dapat dibayarkan 80% untuk material dan 40%

untuk agregat dari kuantitas yang telah siap di lapangan.

Oleh karena dalam MC digunakan sistem kumulatif maka dalam

setiap pengajuan MC terdapat potongan-potongan yang terdiri

dari:

Nilai bersih MC sebelumnya

10% untuk jaminan pemeliharaan

Angsuran uang Muka

Pajak, denda dan lainnya

Pengajuan MC juga dilengkapi dengan asuransi, sewa alat dan

retribusi tambang galian golongan C

Sistem Termyn

Termyn dibayarkan apabila prestasi kontraktor telah mencapai

progress tertentu yang tercantum dalam kontrak. Penelitian dan

Page 22: UT-6 Pendekatan & Metodologi

Halaman 22

Usulan Teknis Pengawasan Teknis Pembangunan Jalan Ulong – Anggi Tahun 2014

pemeriksaan dilakukan oleh Direksi Teknik 1 Konsultan Supervisi

sesuai dengan progress yang diajukan. Maksimal 10 hari setelah

pengajuan dokumen termyn, SPP sudah harus disahkan.

Konsultan akan memeriksa dan mengevaluasi hasil pengukuran

material dan opname pekerjaan yang dapat diterima dan hasil

pekerjaan sesuai dalam ketentuan Dokumen Kontrak. Metode

pengukuran dan perhitungan yang dipakai dalam menentukan

jumlah material terpasang dan hasil pekerjaan yang dapat diterima

sebagaimana ditunjukkan dalam Dokumen Kontrak.

Kegiatan ini penting, sehingga Tim konsultan dipimpin Site

Engineer didampingi oleh Quality Engineer dan Chief Inspector

dengan dibantu tenaga teknik lainnya memeriksa pengukuran hasil

pekerjaan dengan teliti dan dapat diterima konsultan dengan cara

tepat akan memeriksa pengukuran hasil pekerjaan yang sudah

disiapkan oleh kontraktor dan akan menerima sesuai jumiah

pekerjaan yang sebenarnya sesuai dengan spesifikasi. Konsultan

kemudian akan merekomendasikan Sertifikat Pembayaran Bulanan

atas pekerjaan yang telah selesai dan disetujui . Format blanko

standar yang digunakan disiapkan khusus untuk sertifikat

pembayaran bulanan yang telah disetujui Direksi.

Jumlah pembayaran secara bertahap akan dihitung

sebagaimana mestinya sesuai dengan harga satuan dan jumlah

pekerjaan yang sudah disetujui oleh Konsultan. Sertifikat bulanan

ditanda tangani oleh wakil senior supervisi dari konsultan dan

kontraktor kemudian diteruskan ke PPK untuk pemeriksaan akhir

dan persetujuan pembayaran.

b. Pemeriksaan Jumlah Material Sisa dan Perkiraan Biaya Berkala

Konsultan akan mengkaji ulang dan memeriksa secara berkala

pekerjaan sisa, sehingga dapat dibuat perkiraan biaya untuk semua

pekerjaan yang telah dilaksanakan dan disampaikan kepada Direksi

Page 23: UT-6 Pendekatan & Metodologi

Halaman 23

Usulan Teknis Pengawasan Teknis Pembangunan Jalan Ulong – Anggi Tahun 2014

secara berkesinambungan tentang keadaan perkiraan

keseimbangan pekerjaan yang harus diselesaikan.

Untuk hal ini konsultan akan menyiapkan jadwal pembayaran

berdasarkan kemajuan pekerjaan dengan taksiran dan secara rutin

diperbaharui secara berkala pula seiring dengan kemajuan

pekerjaan yang sebenarnya serta setiap perubahan jadwal

pekerjaan.

6.2.7. Pengendalian Keselamatan

Keselamatan personil adalah hal yang sangat penting dan menjadi hal

yang harus dipertimbangkan dalam setiap pekerjaan konstruksi, khususnya

akibat terjadinya bangkitan lalu lintas berhubung dengan pelaksanaan

proyek ini.

Selain faktor keamanan terhadap lalu lintas, personil yang terlibat dalam

proyek juga harus diingatkan untuk tetap waspada terhadap kemungkinan

terjadinya longsor pada pekerjaan galian, kemungkinan tertimbun apabila

mengerjakan galian yang lebih tinggi diatas kepala, dari bahan-bahan

peledak apabila suatu pekerjaan galian batu harus dilakukan dengan cara

"blasting" dan lain-lain sebagainya.

Hampir dalam setiap dokumen kontrak, selalu dipersyaratkan agar

kontraktor mengasuransikan keseluruhan personil yang terlibat dalam

proyek. Konsultan akan mengkoordinasikan hal tersebut dengan

Penanggung Jawab Kegiatan agar Kontraktor memenuhi persyaratan

tersebut.

Untuk keamanan pejalan kaki akan disusun dengan suatu pertimbangan

khusus, terutama kegunaan dengan maksud dalam skala besar, tanda lalu

lintas dan tanda pengatur, barikade, lampu seperti yang diperlukan malam

hari dan pengaman yang sama. Peralatan rambu yang berwarna akan

digunakan untuk lalu lintas pada lokasi yang berbahaya dan selama

Page 24: UT-6 Pendekatan & Metodologi

Halaman 24

Usulan Teknis Pengawasan Teknis Pembangunan Jalan Ulong – Anggi Tahun 2014

perjalanan jam puncak. Beberapa galian terbuka ditutup dengan barikade

yang mempunyai reflektor dan bercahaya bila malam hari.

Selama periode konstruksi, konsultan akan memberi tanda sederhana

berdasarkan pertimbangan keamanan atau daerah yang ditentukan untuk

diperbaiki keamanannya, dan kontraktor akan mengambil langkah secara

tepat terrnasuk memperbaharui program keamanan proyek.

6.2.8. Pekerjaan Tambah Kurang

Walaupun pada prinsipnya bahwa perintah kerja tambah kurang tidak

diinginkan karena dapat mengakibatkan penambahan biaya dan

perpanjangan waktu. Namun demikian konsultan harus tetap menyiapkan

kemungkinan timbulnya perubahan yang dapat saja terjadi selama periode

pembangunan jalan.

Ada dua bentuk perubahan atas pekerjaan yakni Change order dan

Addenda. Change Order adalah suatu perintah tertulis yang diterbitkan oleh

Penanggung Jawab Kegiatan/Penanggung Jawab Kegiatan dengan

rekomendasi Konsultan supervisi dan ditandatangani pula oleh Kontraktor,

yang menunjukkan bahwa maka kontraktor menerima adanya perubahan-

perubahan atas pekerjaan atau perubahan-perubahan atas dokumen

Kontrak dan persetujuannnya pada dasar pembayaran dan penyesuaian

waktu, bila ada, untuk tujuan pelaksanaan dari perubahan itu.

Addenda, adalah suatu perjanjian tertulis antara Pemilik dan Kontraktor

yang mensahkan perubahan dalam pekerjaan-pekerjaan atau Dokumen

Kontrak, yang mana terjadinya variasi dalam struktur Harga Satuan Mata

Pembayaran dan diperkirakan akan menyebabkan terjadinya variasi jumlah

Nilai Kontrak dan sudah pernah dinegosiasi sebelumnya dan disepakati

melalui Change order. Addenda juga harus dibuat pada saat penutupan

Kontrak dan untuk semua perubahan kontraktual atau perubahan teknis

penting lainya, tanpa memandang apakah terjadi variasi-variasi struktur

Harga Satuan atau terhadap jumlah Harga Kontrak.

Page 25: UT-6 Pendekatan & Metodologi

Halaman 25

Usulan Teknis Pengawasan Teknis Pembangunan Jalan Ulong – Anggi Tahun 2014

Perubahan-perubahan atas pekerjaan dapat terjadi karena prakarsa dan

Konsultan/Direksi Teknik atau prakarsa dari Kontraktor, dan persetujuannya

dilaksanakan melalui Change Order dan ditandatangani oleh pihak-pihak

yang terkait dalam proyek. Prosedur pendahuluan dari Change order

tergantung dari pemprakarsa Change Order tersebut, yakni :

a. Diprakarsai oleh Konsultan supervisi Direksi Teknik

Konsultan Supervisi akan mengirim suatu pemberitahuan tertulis

kepada kontraktor yang berisi :

Uraian detail dari perubahan yang diusulkan, dan lokasi perubahan

di proyek.

Gambar tambahan atau revisinya dan spesifikasi, yang memuat

rincian mengenai perubahan yang diusulkan.

Perkiraan waktu untuk membuat perubahan.

Apakah usulan perubahan dapat dilaksanakan di bawah struktur

Harga satuan Mata pembayaran yang ada ataukah merupakan

penambahan Harga Satuan atau jumlah Harga dibutuhkan untuk

disepakati atau diresmikan dalam Addendum

Pemberitahuan semacam itu hanya merupakan permintaan untuk

informasi, dan bukan suatu instruksi untuk melaksanakan perubahan,

juga bukan untuk menghentikan pekerjaan yang sedang berlangsung.

b. Diprakarsai oleh Kontraktor.

Kontraktor dapat mengajukan perubahan dengan mengirim suatu

pemberitahuan tertulis kepada Penanggung Jawab Kegiatan, dengan

tembusan kepada Konsultan Supervisi mengenai :

Uraian detail dari usulan perubahan

Keterangan dan alasan membuat/mengajukan perubahan

Keterangan dan pengaruhnya terhadap jadwal pelaksanaan, bila

ada.

Page 26: UT-6 Pendekatan & Metodologi

Halaman 26

Usulan Teknis Pengawasan Teknis Pembangunan Jalan Ulong – Anggi Tahun 2014

Keterangan tentang pengaruhnya terhadap pekerjaan dan sub

kontraktor, bila ada

Penjelasan detail mengenai apakah keseluruhan atau hanya

sebagian dari perubahan yang diusulkan akan dilaksanakan di bawah

struktur Harga satuan Mata pembayaran yang ada, termasuk pula

dengan setiap tambahan Harga Satuan atau Jumlah Harga yang

menurut kontraktor perlu dipertimbangkan untuk disetujui.

Sebelum perubahan atas pekerjaan (Change order/Addenda)

didefinitifkan, Konsultan harus membuat semacam ""Justifikasi teknik"

terhadap setiap item pekerjaan yang dimaksud, untuk disampaikan

kepada Penanggung Jawab Kegiatan.

Penanggung Jawab Kegiatan dapat meminta pertimbangan kepada

Panitia Peneliti Pelaksanaan Kontrak untuk membahas usulan

perubahan pekerjaan tersebut, Panitia Peneliti Pelaksanaan Kontrak

akan merekomendasikan kepada Penanggung Jawab Kegiatan segala

hal yang berkaitan dengan usulan tersebut. Rekomendasi tersebut

dijadikan acuan oleh Penanggung Jawab Kegiatan untuk

membuat/melaksanakan Change order atau Addenda,

Pelaksanaan Change Order

Isi dari change Order akan didasarkan pada, salah satu dari :

Penanggung Jawab Kegiatan akan menyiapkan Change order dan

memberi nomor urut

Change order akan berisi uraian perubahan-perubahan dalam

pekerjaan baik penambahan maupun penghapusan, dengan

lampiran dan Dokumen Kontrak yang direvisi seperlunya untuk

menentukan perincian perubahan itu.

Change order akan menetapkan dasar-dasar pembayaran dan

penyesuaian waktu yang dibutuhkan, karena adanya perubahan

yang timbul/terjadi. Dan bila diangap perlu akan menetapkan pula

Page 27: UT-6 Pendekatan & Metodologi

Halaman 27

Usulan Teknis Pengawasan Teknis Pembangunan Jalan Ulong – Anggi Tahun 2014

setiap Harga Satuan tambahan atau jumlah harga yang telah

dinegosiasi sebelumnya antara Pihak proyek dan kontraktor, yang

diperlukan untuk diresmikan di dalam Addendum.

Penanggung Jawab Kegiatan akan menandatangani dan memberi

tanggal Change Order tersebut, yang menunjukkan bahwa

Kontraktor setuju atas detail isi di dalam change order tersebut.

Pelaksanaan Adenda

Isi dari "' Addenda" akan didasarkan pada, salah satu dari hal berikut

ini:

a. Instruksi pemilik untuk melaksanakan perubahan atas

Dokumen Kontrak, atau

b. Karena adanya perubahan kontraktual atau teknis penting, atau

c. Change order yang telah ditanda tangani atau Change order

berisikan tambahan Harga Satuan Mata Anggaran atau

tambahan terhadap jumlah harga, atau

d. Karena adanya perubahan kuantitas yang berakibat

menimbulkan variasi-variasi dalam jumlah Harga Kontrak, yang

berarti merubah jumlah harga kontrak yang telah dicantumkan

sebelumnya dalam Surat Perjanjian kontrak atau pada

Addendum terdahulu, atau

e. Perhitungan kuantitas akhir dan jumlah Harga Kontrak untuk

Addendum penutupan pada waktu Penutupan Kontrak.

Penanggung Jawab Kegiatan menyiapkan Addendum.

Addendum akan menguraikan setiap masalah perubahan pekerjaan

yang bersifat kontraktual, teknis atau kuantitas, baik untuk

penambahan maupun penghapusan, dengan lampiran dari

dokumen Kontrak yang direvisi seperlunya untuk menentukan

perincian perubahan itu.

Pilhak Penanggung Jawab Kegiatan dan Konraktor bersama-sama

menandatangani Addendum ini dan menyampaikannya ke atasan

Page 28: UT-6 Pendekatan & Metodologi

Halaman 28

Usulan Teknis Pengawasan Teknis Pembangunan Jalan Ulong – Anggi Tahun 2014

langsung Penanggung Jawab Kegiatan untuk dimintakan

persetujuan dan tanda tangan.

6.2.9. Klaim dan Perselisihan.

1. Umum

Konsultan akan senantiasa mengutamakan aspek musyawarah

dalam penyelesaian klaim dan perselisihan dengan kontraktor, sehingga

situasi hubungan harmonis dalam pengawasan dan pola efisiensi proyek

tetap terpelihara dan ditekan untuk keseluruhan unsur terkait yaitu

kontraktor, konsultan, unsur proyek dan Dinas Prasarana Wilayah

setempat. Kejadian klaim atau perselisilhan dapat saja terjadi, namun

secara garis besamya dapat ditanggulangi seperti langkah-langkah

dalam bagian berikut.

2. Proses Klaim

Jika klaim diajukan oleh kontraktor, maka konsultan akan menjaga

etika profesional dengan memberikan evaluasi yang bijaksana sesuai

prosedur klaim yang ada dalam daftar dalam perjanjian kontrak.

Evaluasi dimulai dengan review secara teliti isi dan klaim dan

keseluruhan data pendukung. Data pendukung sangat penting, dengan

demikian kontraktor harus menyerahkan tambahan data yang lebih

detail. Konsultan juga akan melihat acuan dari data yang dapat

digunakan yang dengan berbagai sistem yang digunakan untulk klaim

seperti, surat-menyurat, laporan, test/laboratorium, catatan survey,

jadwal harian, dokumen kontrak, data cuaca, sertifikat pembayaran,

perhitungan lalu lintas, dokumentasi dan sebagainya.

Setelah seluruh data yang digunakan telah diperoleh, maka

konsultan membuat studi pendekatan berdasarkan kejadian yang

berkaitan dengan klaim, sehingga penetapan dapat dibuat, seperti

validitas dari setiap kegiatan klaim. Konsultan kemudian akan

menyiapkan laporan detail seluruh aspek dari klaim termasuk data

Page 29: UT-6 Pendekatan & Metodologi

Halaman 29

Usulan Teknis Pengawasan Teknis Pembangunan Jalan Ulong – Anggi Tahun 2014

pendukung, biaya/jadwal, dan hasil temuan serta rekomendasi. Setelah

laporan lengkap, maka diserahkan kepada Penanggung Jawab Kegiatan

untuk diperiksa.

Laporan konsultan tersebut, dipelajari dan dievaluasi ulang oleh

Penanggung Jawab Kegiatan untuk selang beberapa waktu. Keputusan

akan dilakukan setelah isi klaim sebagian/seluruhnya disetujui atau

ditolak, sehingga konsultan akan menyampaikan kepada Kontraktor

tentang hal yang bersangkutan secara detail dari hasil keputusan ini.

3. Penyelesaian Perselisihan

Jika perselisihan timbul, konsultan akan (sama dengan garis besar

metode klaim klaim di atas) tetap berupaya pada penyelesaian secara

musyawarah. Konsultan akan menerima penyerahan alasan perselisihan

secara tertulis dari pihak Kontraktor termasuk pertanyaan dan data

penunjang sebagai data pendukung terjadinya perselishan tersebut.

Konsultan juga akan senantiasa tanggap untuk melakukan review

informasi yang dapat menimbulkan perselisihan dalam seluruh

pemasalahan, petunjuk umum yang diberikan dalam kondisi umum

kontrak diikuti untuk menurunkan perselisihan.

Perlu juga diingatkan kepada Kontraktor mengenai hirarki kontrak

dengan urutan "kekuatan"' sebagai berikut :

Kontrak

Adenda

Ketentuan Umum

Ketentuan khusus

Spesifikasi Umum

Spesifikasi Khusus

Daftar Kualitas dan Harga Satuan

Gambar Rencana

Page 30: UT-6 Pendekatan & Metodologi

Halaman 30

Usulan Teknis Pengawasan Teknis Pembangunan Jalan Ulong – Anggi Tahun 2014

6.2.10.Tahap Penyelesalian Kontruksi

Bila progress fisik sudah mencapai 97%, Kontraktor dapat mengusulkan

serah terima pekerjaan dengan izin secara tertulis kepada Penanggung

Jawab Kegiatan/Penanggung Jawab Kegiatan dengan tembusan kepada

Konsultan Supervisi. Ada dua tahapan serah terima pekerjaan yakni :

a. Serah Terima Pekerjaan Sementara ( Provisonall hand over PHO).

Usulan Kontraktor akan ditindaklanjuti oleh Konsultan Supervisi

dengan memeriksa langsung kebenaran progress fisik yang diajukan

oleh Kontraktor, kemudian merekomendasikannya ke Penanggung

Jawab Kegiatan bahwa pekerjaan memang sudah sesuai dengan usulan

kontraktor dan diharapkan akan segera rampung seturuhnya (100%)

pada saat pemeriksaan oleh panitia PHO.

Berdasarkan usulan Kontraktor dan rekomendasi Konsultan

Supervisi, Penanggung Jawab Kegiatan akan meminta kepada Panitia

PHO yang sudah dibentuk sebelumnya untuk mengadakan rapat Serah

Terima pekerjaan. Untuk mempermudah pekerjaan Tim PHO nantinya,

terlebih dahulu ketiga unsur yang terkait dalam proyek tersebut, yakni

unsur proyek, Konsultan Supervisi dan Kontraktor akan melakukan

pemeriksaan pendahuluan mengenai kondisi proyek dan membuat

daftar kekurangan dan ketidaksempurnaan pekerjaan (List of Defect and

Deficiencies).

Ketua Panitia PHO akan menanggapi surat Penanggung Jawab

Kegiatan dan membuat undangan untuk membicarakan hal tersebut.

Urutan pelaksanaan PHO selanjutnya pada umumnya adalah sebagai

berikut :

1. Rapat pleno 1

Dalam rapat pleno I, paling tidak dibicarakan 3 hal yaitu:

a. Pembentukan Group yang biasanya terdiri dari 3 - 4 Group

Page 31: UT-6 Pendekatan & Metodologi

Halaman 31

Usulan Teknis Pengawasan Teknis Pembangunan Jalan Ulong – Anggi Tahun 2014

Group 1 : Untuk perkerasan dan Bahu jalan

Group II : Drainase, Struktur dan Perlengkapan jalan

Group III : Pengujian laboratorium

Group IV : Administrasi kantor

Setiap Group akan diketuai oleh salah seorang dari unsur

Panitia dengan anggota masing-masing dari unsur proyek,

Konsultan Supervisi dan kontraktor.

b. Jadwal pemeriksaan proyek, untuk menentukan

Mekanisme dan waktu kunjungan lapangan I first Visit

Rapat Pleno II

c. Job description masing-masing Group

2. Pemeriksaan Proyek

a. First Visit.

Group I, II dan III akan melakukan pemeriksaan langsung di

lapangan dan mengecek serta menyesuaikan daftar

kekurangan dan ketidaksempurnaan pekerjaan yang telah

dibuat sebelumnya serta melakukan pengujian-pengujian

terhadap beberapa sampel yang diambil secara acak.

Sedangkan Group Administasi kantor akan memeriksa

kelengkapan administrasi proyek.

b. Rapat Group

Hasil pemeriksaan lapangan dan administrasi teknis serta

pengujian laboratorium akan didiskusikan bersama dalam oleh

masing-masing group dan dibuatkan resume hasil pemeriksaan

dan usulan solusi pemecahan masalah.

c. Rapat Pleno II.

Page 32: UT-6 Pendekatan & Metodologi

Halaman 32

Usulan Teknis Pengawasan Teknis Pembangunan Jalan Ulong – Anggi Tahun 2014

Dalam rapat pleno II, Ketua masing-masing group

mengemukakan hasil rapat group yang ditanggapi oleh group

lain. Berdasarkan hasil pembahasan, rapat kemudian

memutuskan untuk menerima atau menolak serah terima

pekerjaan. Bila Panitia dapat menerima hasil pekerjaan, maka

rapat kemudian membicarakan mengenai :

Menentukan batasan waktu kepada kontraktor untuk

memperbaiki segala kekurangan dan ketidaksempurnaan

pekerjaan.

Menentukan waktu untuk kunjungan kedua (second visit )

untuk memeriksa perbaikan-perbaikan yang dilakukan oleh

Kontraktor

d. Second visit

Sesuai waktu yang telah disepakati dalam Rapat Pleno II,

Tim PHO akan turun kembali ke lapangan untuk melakukan

pemeriksaan terhadap hasil-hasil perbaikan yang telah

dilakukan oleh Kontraktor sesuai daftar kekurangan dan

ketidaksempurnaan pekerjaan.

3. Rapat Pleno III

Rapat ini bertujuan untuk membahas laporan hasil kunjungan

kedua, Tim PHO dan berdasarkan laporan tersebut apabila

dinyatakan bahwa segala kekurangan dan ketidaksempurnaan

pekerjaan telah dilaksanakan sesuai petunjuk maka dapat dibuat

Berita Acara serah terima sementara pekerjaan.

b. Serah Terima Pekerjaan Akhir ( Final Hand Over/ FHO).

Final Hand-Over dilakukan apabila masa pemeliharaan telah

berakhir. Tim FHO akan kembali meninjau keadaan proyek minimal 21

hari sebelum akhir masa pemeliharaan. Tim PHO akan

Page 33: UT-6 Pendekatan & Metodologi

Halaman 33

Usulan Teknis Pengawasan Teknis Pembangunan Jalan Ulong – Anggi Tahun 2014

merekomendasikan kepada Penanggung Jawab Kegiatan bahwa proyek

sudah dapat diterima.

Tindak lanjut dari rekomendasi tersebut, akan dibuatkan berita

acara serah terima pekerjaan dari Kontraktor ke Penanggung Jawab

Kegiatan. Selanjutnya Penanggung Jawab Kegiatan akan menyerahkan

tanggung jawab pemeliharaan dan operasional ruas jalan yang telah

diselesaikan kepada Kepala Dinas Prasarana Wilayah atas nama

Pemerintah Republik Indonesia sebagai pemilik pekerjaan.

6.3. KOORDINASI UMUM

6.3.1. U M U M

Sehubungan dengan penyusunan rencana pelaksanaan, jika tenaga dan

peralatan tidak dengan sesuai kondisi yang telah disyaratkan, maka

pekerjaan proyek tidak akan selesai dalam pola yang terbaik. Demikian juga

bila kegiatan yang bejalan tidak dalam koordinasi yang baik, maka tidak

dapat pula dicapai hasil yang baik antara pemerintah konsultan, dan

kontraktor. Untuk itu konsultan akan mencurahkan segala usaha koordinasi

selama dalam kegiatan proyek dengan mantap dan lancar.

Salah satu sistem terbaik untuk menjaga koordinasi yang erat adalah

mengadakan pertemuan secara teratur terutama antara konsultan dan

kontraktor, seperti pada beberapa jenis pertemuan yang secara garis besar

diuraikan di bawah ini. Perlu dipahami pula bahwa jenis pertemuan di bawah

bukanlah suatu keharusan dan ketetapan yang mengikat.

6.3.2. Pertemuan Mingguan Staf Konsultan

Jenis pertemuan ini akan diadakan pada hari Sabtu dengan para peserta

senior atau merupakan sebagai penanggung jawab, seperti Supervision

Engineer dan Quality Engineer/Chief Inspector.

Pertemuan personil akan membahas masalah penting seperti jenis

permasalahan dari kegiatan yang dibutuhkan untuk memecahkan

Page 34: UT-6 Pendekatan & Metodologi

Halaman 34

Usulan Teknis Pengawasan Teknis Pembangunan Jalan Ulong – Anggi Tahun 2014

permasalahan, quality control, kemajuan, keselamatan, dan lain lain.

Konsultan akan memantau kegiatan mingguan yang telah lewat, rencana

kerja mingguan mendatang dan menyiapkan agenda untuk pertemuan

mingguan konsultan dan kontraktor, umumnya diadakan setiap hari Senin

berikutnya.

6.3.3. Pertemuan Mingguan Konsultan dan Kontraktor

Seperti telah disinggung, bahwa pertemuan ini akan lebih baik bila

diadakan pada waktu pada hari Senin yang dihadiri oleh senior tim konsultan

yaitu Site Engineer dan Project Manager dan kontraktor serta dari gugus

kendali mutu. Selama pertemuan, harus kontraktor mempresentasikan

tentang rencana kerja untuk seminggu berikutnya.

Masalah lain yang akan dibahas dan dianggap penting adalah kontrol

kualitas, kemajuan, status operasi peralatan, kontrol keamanan, dan

masalah lain dengan rencana yang dibuat dan cara mengoreksinya. Pada

saat dimulai pertemuan konsultan akan memberikan agenda uraian prinsip

yang akan dibahas dan setelah itu disiapkan risalah secara garis besarnya

dalam pertemuan pembagian rencana berikutnya kepada kontraktor dan

pihak lainnya. Risalah pertemuan ini terbukti sangat berguna dalam meneliti

dan mendapatkan data yang sering dibutuhkan untuk waktu mendatang.

6.3.4. Pertemuan Bulanan Direksi Konsultan dan Kontraktor

Pertemuan ini diadakan pada akhir atau awal bulan, akan dihadiri oleh

Penanggung Jawab Kegiatan, kontraktor serta beberapa staf senior yang

ditunjuk dan Site Engineer dari konsukan. Sebelum pertemuan, konsultan

akan menyiapkan agenda daftar draft point utama yang akan dibahas secara

khusus dalam hubungannya dengan masalah kontrol kualitas, kemajuan,

pengajuan rekening, keamanan hubungannya dengan masyarakat dan lain-

lain.

Selama pertemuan, jadwal CW yang tepat dapat dipakai sebagai acuan

untuk memperlihatkan status terakhir dari kemajuan yang sedang dibuat.

Page 35: UT-6 Pendekatan & Metodologi

Halaman 35

Usulan Teknis Pengawasan Teknis Pembangunan Jalan Ulong – Anggi Tahun 2014

Risalah perternuan akan disiapkan oleh konsultan dan dibagikan kepada

peserta sebagai pedoman dan akan digunakan. Seperti telah diuraikan,

risalah-risalah pertemuan sering terbukti sangat penting.

6.3.5. Rapat Bulanan Konsultan dan Pihak Proyek

Setiap bulan juga Konsultan akan mengikuti Rapat Koordinasi yang

dilaksanakan oleh Proyek. Rapat dimaksudkan untuk melaporkan secara

langsung ke proyek mengenai kemajuan pekerjaan lapangan, hambatan

yang ditemui, Evaluasi Kinerja Konsultan yang disampaikan oleh

Penanggung Jawab Kegiatan fisik ke proyek, Hal-hal yang menyangkut

administrasi kontrak konsultan dan lain-lain sebagainya. Resume rapat akan

dibuat oleh masing-masing SE sebagai kelengkapan surat perjalanan Dinas

dalam kaitannya dengan penagihan invoice konsultan.

6.4. JADWAL PROGRAM PELAKSANAAN SUPERVISI

Sesuai dengan uraian di atas, maka lingkup layanan jasa konsultan, sesuai

tahapan supervisi konstruksi dari pekerjaan persiapan sampai laporan pengendalian

mutu dan pekerjaan-pekerjaan lainnya yang dianggap perlu (selain dalam

kontrak) telah tercakup di dalam bagian pendekatan dan metodologi pelaksanaan.

Demikian juga untuk program tersebut, agar dapat terlaksana secara lancar

sesuai mekanisme yang telah disusun, akan disertai dengan jadwal pelaksanaan.

Dengan demikian konsultan akan berusaha secara maksimal untuk menyusun dan

menyajikan suatu rencana kerja pelaksanaan supervise dengan memperhitungkan

jangka waktu yang tersedia sesuai dengan estimasi pelaksanaan dari untuk masing-

masing item pekerjaan dan hal lainnya.

6.5. PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN KONSTRUKSI

Petunjuk teknis yang diberikan oleh Konsultan dan petunjuk-petunjuk umum

yang diberikan oleh Penanggung Jawab Kegiatan tentang teknis pelaksanaan

pekerjaan Pengawasan Teknis secara garis besar dapat dikemukakan sebagai

berikut :

Page 36: UT-6 Pendekatan & Metodologi

Halaman 36

Usulan Teknis Pengawasan Teknis Pembangunan Jalan Ulong – Anggi Tahun 2014

a. Pekerjaan Drainase terdiri dari :

Pekerjaan galian saluran

Pekerjaan galian saluran sebaiknya dilakukan dengan menggunakan

peralatan (Excavator), agar hasil yang diperoleh bisa dipercepat. Biasanya

galian saluran dikerjakan bersamaan dengan galian tanah untuk pelebaran

formasi jalan. Batas-batas galian ditentukan terlebih dahulu termasuk

kedalaman pengalian. Galian hasil pekerjaan secara mekanis biasanya

masih disempurnakan dengan cara manual.

Apabila dilakukan secara manual yang perlu diperhatikan adalah

kedalaman galian. Kadang-kadang pekerja tidak menggali sampai

kedalaman yang dipersyaratkan atau tidak memperhatikan grading

memanjang jalan. Akibatnya berkaitan dengan pekerjaan pasangan batu

dengan mortar untuk saluran yang diperkeras. Pekerja biasanya

mempertahankan tinggi pasangan sesuai dengan soft drawing, sehingga

kadang-kadang bibir pasangan batu akan lebih tinggi dari permukaan jalan.

Apalagi bila pekerjaan saluran dikerjakan sebelum pekerjaan LPA/LPB

dilakukan. Hal-hal seperti ini yang secara kontinyu akan diperhatikan oleh

konsultan.

Pekerjaan Pasangan batu dengan mortar

Dalam pekerjaan peningkatan jalan pekerjaan saluran pasangan batu

dengan mortar merupakan pekerjaan pendukung diluar dari pekerjaan

jalan dan dikerjakan setempat-setempat maupun secara keseluruhan.

Namun pekerjaan ini jadi sangat penting karena merupakan salah satu dari

faktor yang membuat tahan tidaknya suatu jalan. Biasanya saluran diberi

pasangan batu dengan mortar pada lokasi dengan kemiringan memanjang

> 5%, atau pada daerah permukiman.

Setelah pekerjaan persiapan selesai secara garis besar pekerjaan

pasangan batu dengan mortar meliputi

1. Pekerjaan Pengukuran

Page 37: UT-6 Pendekatan & Metodologi

Halaman 37

Usulan Teknis Pengawasan Teknis Pembangunan Jalan Ulong – Anggi Tahun 2014

Pekerjaan pengukuran disini adalah pengukuran beda tinggi

dimana akan menjadi dasar dalam perencanaan untuk menetukan

dimana arah nantinya air akan mengalir.

2. Pemasangan Bouwplank

Pekerjaan pemasangan bouwplank bertujuan untuk menentukan

elevasi dan dimensi pasangan di lapangan yang nantinya menjadi

acuan untuk pekerjaan pemasangan.

3. Persiapan material.

Persiapan material ini meliputi beberapa jenis kegiatan seperti:

Persiapan material

Pemeriksaan material

Pengangkatan atau pengangkutan ke lapangan

Pencampuran Material

Material yang dibicarakan dalam hal ini adalah agregat batu,

pasir ditambah semen yang keseluruhannya harus memenuhi

persyaratan spesifikasi.

4. Pelaksanaan pekerjaan drainase (pek. Pasangan batu)

Konstruksi pekerjaan pasangan batu pada pekerjaan drainase

meliputi pekerjaan:

Penyiapan formasi atau pondasi

Pondasi atau galian untuk pekerjaan pasangan batu dengan

mortar dimulai dari ujung dasar tembok.

Pemasangan batu. Pasangan batu dimulai dari:

Penyiapan batu

Batu harus dibersihkan dari cacat yang mengurangi lekatan

dengan adukan. Sebelum pekerjaan melapis batu harus betul-

Page 38: UT-6 Pendekatan & Metodologi

Halaman 38

Usulan Teknis Pengawasan Teknis Pembangunan Jalan Ulong – Anggi Tahun 2014

betul basah dan sudah cukup waktu yang diberikan untuk

penyerapan air sampai jenuh.

Pemasangan batu

Landasan dari adukan semen, setebal paling sedikit 3 cm harus

ditempatkan pada formasi yang telah disiapkan. Landasan adukan

ini harus dikerjakan sedikit demi sedikit sedemikian rupa sehingga

batu permukaan selalu tertanam pada adukan tersebut sebelum

mengeras.

Batu harus tertanam dengan kuat dan satu dengan lainnya

bersinggungan untuk mendapatkan tebal yang diperlukan.

Pekerjaan harus dimulai dari dasar lereng ke arah atas, dan

permukaan harus diakhiri segera setelah pengerusan awal dari

adukan dengan menyapu dengan sapu yang kaku.

Pada umumnya pekerja selalu memulai memasang batu pada

kedua bagian dinding, baru kemudian bodemnya. Cara

Pemasangan seperti itu biasanya tidak memperhatikan ketebalan

bodem, Oleh sebab itu pekerja akan diarahkan untuk memulai

sesuai urutan pekerjaan diatas.

Pekerjaan pemeriksaan struktur dan perbaikan

Pekerjaan ini merupakan pekerjaan terakhir yang merupakan

pekerjaan finishing. Disini dikoreksi kekurangan-kekurangan yang

terjadi sekaligus perbaikannya.

b. Pekerjaan Tanah

Pekerjaan galian tanah

Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, penanganan, dan

pembuangan dari tanah atau material lain dari badan jalan atau

disekitarnya. Galian dibagi menjadi dua macam yaitu Galian biasa dan

galian cadas.

Page 39: UT-6 Pendekatan & Metodologi

Halaman 39

Usulan Teknis Pengawasan Teknis Pembangunan Jalan Ulong – Anggi Tahun 2014

Galian biasa harus mencakup seluruh galian yang tidak diklasifikasikan

sebagai galian cadas, sedangkan galian cadas harus mencakup galian dari

batu dengan volume 1 m3 atau lebih atau galian yang harus menggunakan

alat bertekanan udara, pemboran atau peledakan. Adapun prosedur dari

penggalian sebagai berikut :

1. Penggalian harus dilaksanakan hingga garis ketinggian dan elevasi

yang ditentukan dalam gambar.

2. Pekerjaan galian harus dilakukan dengan ganguan seminimal mungkin

terhadap material dibawah dan diluar batas galian.

3. Dimana material terbuka pada garis formasi atau permukaan lapis

tanah dasar, maka meterial tersebut harus dipadatkan dengan benar

atau seluruhnya dibuang atau diganti dengan timbunan pilihan.

4. Peledakan sebagai salah satu pembongkaran cadas (pengalian) hanya

dapat dilakukan bila pengunaan alat pengaruk hydrolis tidak praktis

dan harus dengan persetujuan direksi.

Pekerjaan urugan

Pekerjaan urugan disini ialah pekerjaan pengambilan, pengangkutan,

penghamparan dan pemadatan tanah dasar serta urugan kembali galian.

Dalam pekerjaan pengurugan tidak boleh dilakukan pada waktu hujan dan

pemadatan urugan tidak boleh dilakukan setelah hujan atau lainnya bila

kadar air material diluar rentang yang ditentukan. Urugan secara garis

besar terbagi dua yaitu urugan biasa dan urugan pilihan.

Pemasangan dan pemadatan urugan dimulai dari

1. Penyiapan tempat kerja

Sebelum pemasangan urugan yang harus dilakukan terlebih

dahulu adalah penyiapan tempat kerja dimana semua bahan yang

tidak memenuhi persyaratan harus dibuang dari lokasi pekerjaan.

2. Pemasangan urugan

Page 40: UT-6 Pendekatan & Metodologi

Halaman 40

Usulan Teknis Pengawasan Teknis Pembangunan Jalan Ulong – Anggi Tahun 2014

Urugan harus dibawah ke permukaan yang telah disiapkan dan

disebar merata dalam lapis yang bila dipadatkan akan memenuhi

toleransi tebal lapisan nantinya. Sebaiknya urugan tanah diangkut

langsung dari lokasi sumber material ke lokasi yang telah dipersiapkan

dan penimbunan stok urugan sebaiknya dihindari. Untuk penempatan

urugan di atas atau terhadap selimut pasir atau bahan drainase porous

harus diperhatikan agar tidak terjadi pencampuran dari dua material

tersebut.

3. Pemadatan urugan

Langsung setelah pemasangan dan penghamparan urugan

masing-masing lapis harus dipadatkan benar-benar dengan

menggunakan alat pemadat yang memadai. Pemadatan dilakukan

hanya bila kadar air dan material berada dalam rentang 3% sampai

lebih dari 1% dari kadar air optimun. Urugan padat ditutup dengan satu

atau lebih lapisan setebal 20 cm yang sanggup menutupi rongga pada

bagian padat atau urugan. Timbunan harus dipadatkan mulai pada tepi

luar dan berlanjut ke arah sumbu jalan sedemikan sehingga masing-

masing bagian menerima usaha pemadatan yang sama.

Pekerjaan Penyiapan Badan Jalan

Pekerjaan penyiapan badan jalan dilakukan sebelum pekerjaan lapisan

di atasnya dikerjakan. Lapisan lama bila ada harus digaruk terlebih dahulu

dengan menggunakan motor grader kemudian dipadatkan dengan vibrator

Roller.

c. Pekerjaan Widening dan Bahu Jalan

Pekerjaan Widening

Pekerjaan widening adalah pekerjaan menambah lebar perkerasan

yang ada sampai lebar jalur lalu lintas yang diperlukan. Pelebaran harus

dilakukan hanya pada satu sisi dari perkerasan, sedemikian rupa sehingga

membuat sumbu jalan jadi lebih lurus dan mengurangi lengkungan pada

Page 41: UT-6 Pendekatan & Metodologi

Halaman 41

Usulan Teknis Pengawasan Teknis Pembangunan Jalan Ulong – Anggi Tahun 2014

tikungan. Secara garis besar pekerjaan widening terbagi dua jenis

pekerjaan.

1. Pekerjaan persiapan. Pekerjaan ini meliputi :

Penggalian material yang ada

Bahan yang ada harus digali hingga kedalam yang telah

ditentukan. Dalam hal ini bahan galian tidak boleh digunakan kembali.

Pencampuran bahan yang baru dengan yang sudah ada

Pencampuran di tempat dari material yang ada dengan yang baru

dapat dilakukan bila material baru yang ada mempunyai kualitas yang

cukup baik, namun sebaiknya menggunakan material yang baru.

Pemotongan tepi dari jalur lintasan

Tepi yang terkupas dari perkerasan jalur lintasan yang ada harus

dipotong hingga bahan yang baik yang tidak gembur, retak atau tidak

stabil.

Penyiapan formasi dan pelebaran

Formasi galian tempat pelebaran perkerasan harus disiapkan dan

dipadatkan. Untuk pekerjaan pelebaran harus sesegera mungkin

menyusul pekerjaan penggalian.

2. Pemasangan dan pemadatan material untuk pelebaran perkerasan.

Pemasangan dan pemadatan material untuk pelebaran perkerasan

harus sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan. Lapis pondasi

agregat dibawa ke tempat pada badan jalan dan dihampar pada kadar

air yang rentang.

Masing-masing lapisan harus dihampar pada satu operasi pada

tingkat yang merata dan menghasilkan tebal yang padat yang

diperlukan. Tebal minimun lapisan gembur yang untuk setiap lapisan

Page 42: UT-6 Pendekatan & Metodologi

Halaman 42

Usulan Teknis Pengawasan Teknis Pembangunan Jalan Ulong – Anggi Tahun 2014

konstruksi harus dua kali lipat ukuran terbesar agregat dan tidak

melebihi 18 cm. Segera setelah pencampuran dan pembentukan akhir

masing-masing lapis harus dipadatkan dengan peralatan yang

memadai, hingga mencapai kepadatan paling sedikit 95 % dari

kepadatan kering maximun.

Pekerjaan Bahu Jalan

Pekerjaan bahu jalan biasanya merupakan pekerjaan akhir setelah

pekerjaan pengaspalan selesai. Yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan

bahu jalan adalah kemiringan permukaan. Perlu perhatian khusus kepada

operator grader, karena dalam menghampar biasanya akan membuat

cacat permukaan akibat goresan blade grader.

d. Pekerjaan Lapisan Berbutir

Pekerjaan Lapis Pondasi Bawah dan Lapis Pondasi Atas.

Secara garis besarnya pekerjaan Lapis Pondasi Bawah dan Lapis

Pondasi Atas untuk jenis pekerjaan Peningkatan Jalan adalah merupakan

pekerjaan yang akan dilakukan baik secara setempat-setempat maupun

secara keseluruhan, dengan demikian pekerjaan LPA dan LPB akan

dikerjakan dengan jalan membongkar LPA dan LPB yang lama yang telah

mengalami kerusakan dan diganti dengan LPA dan LPB yang baru.

Sebelum penghamparan material LPB maka harus dilakukan

pemeriksaan terhadap lapisan tanah dasar, apakah masih cukup kuat atau

harus diadakan pemadatan ulang dan atau pembongkaran terhadap tanah

dasar. Hal ini sangat penting karena konstruksi jalan sangat tergantung dari

kekuatan tanah dasar.

Yang perlu diperhatikan pada pekerjaan LPA dan LPB adalah kualitas

dari bahan yang dipakai dan pemadatan harus dilakukan lapis demi lapis

sesuai dengan standar pemadatan. Untuk mendapatkan pemadatan yang

Page 43: UT-6 Pendekatan & Metodologi

Halaman 43

Usulan Teknis Pengawasan Teknis Pembangunan Jalan Ulong – Anggi Tahun 2014

maksimum maka harus diketahui kadar air optimum dari bahan tersebut,

sehingga kadar air optimum tersebut akan menjadi patokan pada saat

pemadatan. Untuk mengetahui hasil pemadatan ini maka diadakan

pengujian kepadatan baik di lapangan maupun di laboratorium oleh

Material Technician.

Perlu diperhatikan jangan sampai LPA dan LPB yang dikerjakan

terendam air pada saat musim hujan, untuk menghindari hal ini maka harus

dibuat saluran air yang akan cepat mengalirkan air pada saat hujan (jangan

membiarkan adanya genangan pada badan jalan). Syarat-syarat teknis

untuk pekerjaan LPA dan LPB akan mengikuti standar-standar yang

berlaku pada Bina Marga.

e. Pekerjaan Lapisan Beraspal

Pekerjaan Lapis Resap Pengikat dan Lapis Perekat

Lapis resap pengikat dihampar di atas lapis berbutir dan lapis perekat

dihampar di atas lapisan beraspal. Perbedaannya terletak pada kekentalan

dan kecepatan pengeringan.

Biasanya material lapis resap pengikat diperoleh dengan pencampuran

volume 64% aspal dan 36% minyak tanah, sedangkan material untuk lapis

perekat terdiri dari campuran 80% aspal dan 20% minyak tanah dalam

perbandingan volume. Proporsi campuran dapat dikontrol dengan

pengukuran spesific gravity campuran, kemudian dideteksi dengan spesific

gravity masing-masing material pencampur (Sp.Gr. aspal umumnya : 1,03

dan Minyak tanah : 0.8). Misainya untuk 80% Aspal dan 20% minyak tanah

akan menghasilkan Spesific gravity campuran : 0,8 * 1.03+0.2 x 0.8 = 0.984.

Nilai ini dibandingkan dengan spesific gravity hasil pengujian laboratorium

untuk material yang diperiksa. Bila hasilnya lebih besar berarti aspalnya

terlalu banyak dan sebaliknya.

Untuk penghamparan Prime coat dan Tack coat, lapangan terlebih

dahulu dibersihkan dengan Air compressor. Kemudian penghamparan

Page 44: UT-6 Pendekatan & Metodologi

Halaman 44

Usulan Teknis Pengawasan Teknis Pembangunan Jalan Ulong – Anggi Tahun 2014

material prime coat dan tack coat dilakukan dengan Asphalt sprayer atau

Asphalt distributor. ""Aplication rate" penyemprotan diukur dengan

menggunakan karung goni yang dilapisi kertas semen berukuran 25 * 25

cm yang ditempatkan pada bagian jalan yang akan diberi lapisan coating.

Beratnya ditimbang sebelum dan sesudah penyemprotan.

Application rate diperoleh dengan membagi berat material dengan

luasan kertas sampling. Bila ingin diketahui rate dalam 11 m2 maka berat

tersebut dibagi dengan Spesific gravity campuran.

Pekerjaan Pengaspalan

Setelah pekerjaan Coating selesai maka pekerjaan selanjutnya adalah

pekerjaan lapis permukaan. Berikut ini diberikan uraian secara garis besar

tentang pelaksanaan pekerjaan pengaspalan yang umum dilakukan :

1. Existing pavement dengan patching sebelumnya, jika ada pada bagian

jalan yang berlubang (crack crocodile).

2. Medan (area) lebih dahulu dilakukan survey/pengukuran pada bagian

panjang dan lebarnya jalan. Lebar harus diberikan reserve minimum = 5

cm, sebagai cadangan melebarnya aspal karena compaction.

3. Urutan-urutan peralatan untuk pengaspalan (paving unit) sebagai

berikut:

a. Ujung pangkal area dijaga, untuk mengatur lalu lintas

(bergantian). Petugas dilengkapi walky talky (radio komunikasi) 2

buah.

b. Paling depan team surveyor metakukan pengukuran dan

menyiapkan medan, dengan alat theodolit, roll meter 50 m,roll

meter 5 m, paku, martil dan tali plastik serta cat.

c. Compressor pembersih debu, air, dan kotoran lainnya.

d. DT (Dump Truck) memuat Asphalt untuk didump/dimasukkan ke

Asphalt Finisher.Temperatur Asphalt minimum 1000C.

Page 45: UT-6 Pendekatan & Metodologi

Halaman 45

Usulan Teknis Pengawasan Teknis Pembangunan Jalan Ulong – Anggi Tahun 2014

e. Asphalt finisher, untuk menebarkan asphalt yang terkirim sesuai

dengan ukuran yang ditetapkan pada shop drawing/gambar kerja

dengan kemiringan jalan 2%. Tebal gembur = tebal padat dikalikan

berat jenis aspal. Bila ukuran belum sesuai, kontraktor wajib

mengatur/menyetel screed (sepatu asphalt finisher), bisa dengan

manual atau elektris, begitu pula lebar dan kemiringannya untuk

seketika dan screed (sepatu) asphalt finisher dapat diatur.

f. Tandem Roller (Penggilas roda besi awal), dengan bobot 6-8 ton

menggilas asphalt 1 passing, ke muka sekali ke belakang sekali.

Lebar (wide) hamparan Aspal sesuai dengan design/review design

penggilasan sesuai hasil trial, temperatur minimum 900C, sebelum

digilas hamparan yang segregasi/kasar harus ditabur hot mix

dengan ayakan saringan 10 mm.

g. PTR (Pneumatic Tyre Roller), penggilas ban karet dengan bobot 8-

12 ton, menggilas hamparan hot mix 10-14 passing atau sesuai

dengan hasil trial. Dengan temperatur minimum 750C.

h. Hasil penggilasan permukaan aspal tidak boleh ada bekas alur-alur

ban karet. Tandem Roller (penggilas roda besi akhir) dengan bobot

68 ton, digilas sebanyak 1 passing untuk

meratakan/menghilangkan bekas ban karet. Temperatur

minimum 500C. Mesin penggilas pada point no. f, g, dan h. Roda

penggerak posisinya di belakang dan tangki air harus selalu penuh,

untuk menyiram roda-roda karet/roda besi sedikit demi sedikit

lewat lubang-lubang pipa air pendingin. Jadi air tidak boleh terlalu

banyak, juga tidak boleh terlalu sedikit agar pendinginan Hot Mix

terjadi secara perlahan-lahan.

i. Penggilasan untuk layer pertama (engkel) dimulai dari pinggir ke

tengah, sedang penggilasan layer kedua (joint), dimulai dari

tengah ke pinggir.

j. Hamparan yang telah selesai digilas, diberikan rambu-rambu

barikade dengan jarak 5-10 m, agar tidak terinjak lalu lintas.

Page 46: UT-6 Pendekatan & Metodologi

Halaman 46

Usulan Teknis Pengawasan Teknis Pembangunan Jalan Ulong – Anggi Tahun 2014

Pekerjaan pasangan batu

Pekerjaan pasangan batu pada jalan mencakup pekerjaan struktur

yang ditunjukkan pada gambar yang terbuat dari pasangan batu.

Umumnya pasangan batu digunakan hanya untuk struktur seperti tembok

penahan tanah, talud, pondasi gorong-gorong persegi dan tembok kepala

gorong-gorong yang konstruksinya dari pasangan batu.

Pekerjaan pasangan batu meliputi pekerjaan

1. Persiapan

Pekerjaan persiapan meliputi pekerjaan pengukuran dan

pemasangan bouwplank dimana nantinya akan menjadi dasar untuk

pelaksanaan pekerjaan dimana dimensi dan elevasi ditentukan.

Pekerjaan persiapan juga termasuk penyiapan meterial yang akan

digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan nantinya. Material disini ialah

batu ditambah pasir dan semen (adukan) yang kesemuanya harus

memenuhi persyaratan yang dibutuhkan.

2. Pelaksanan Pekerjaan pasangan batu. Pekerjaan pasangan batu

dimulai dari :

Persiapan pondasi

Pondasi pada struktur pasangan batu harus disiapkan karena

merupakan pendukung dari pasangan batu tersebut. Dasar pondasi

harus mendatar atau bertangga yang juga horisontal.

Pemasangan batu

Sebelum memasang batu seharusnya landasan dari adukan segar

yg paling sedikit 3 cm tebalnya dipasang pada pondasi sebelum

penempatan masing-masing batu pada lapisan pertama. Batu harus

dihampar dengan muka yang terpanjang mendatar dari muka yang

tampak harus dipasang sejajar dengan muka dari tembok dari batu

yang terpasang. Biasanya pasangan batu dilengkapi dengan sulingan

Page 47: UT-6 Pendekatan & Metodologi

Halaman 47

Usulan Teknis Pengawasan Teknis Pembangunan Jalan Ulong – Anggi Tahun 2014

atau penyaring untuk mengalirkan air, dan permukaan horisontal dari

seluruh pasangan dibuat rapi dengan adukan setebal 2 cm.

Demikian secara singkat mengenai pelaksanaan pekerjaan untuk

pembangunan jalan tersebut di atas.