memahami salaf, salafiyyah, dan salafiyyun secara bahasa ... · memahami salaf, salafiyyah, dan...

169
Memahami Salaf, Salafiyyah, dan Salafiyyun Secara Bahasa, Manhaj, dan Istilah Oleh KAUTSAR AMRU

Upload: buinhan

Post on 13-Mar-2019

286 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Memahami Salaf, Salafiyyah,dan Salafiyyun Secara

Bahasa, Manhaj, dan Istilah

Oleh

KAUTSAR AMRU

Daftar Isi

BAGIAN I : Pembahasan Mengenai Istilah Salaf .. (1)

Muqoddimah .. (1)

Pembahasan mengenai istilah Salaf .. (2)

BAGIAN II : Pembahasan Mengenai Istilah Salafiyyah ..(14)

Pembahasan mengenai Salafiyyah ..(14)

Dalil-dalil yang mewajibkan untuk mengikuti manhaj Salaf (19)

Dalil dari Al-Quran ..(19)

Dalil dari As-Sunnah ..(27)

a. Al-Jamaah, Jamaatul Muslimin, Ahlus Sunnah Wal

Jamaah, Firqotun Najiyah (Golongan yang selamat) (29)

b. Thoifah Al-Manshuroh (Kelompok yang mendapatkan

pertolongan) ..(37)

c. Al-Ghuroba (Orang-orang yang dianggap asing) ..(55)

d. As-Sawadul Adzom (Golongan yang terbesar) ..(57)

e. Salafiyyah atau Manhaj Salaf ..(68)

Kesimpulan untuk point 5 ..(77)

Dalil dari perkataan para Shahabat, Tabiin, Tabiut Tabiin, dan

para Aimmah setelahnya ..(77)

a. Sahabat ..(77)

b. Tabiin, Tabiut Tabiin, dan para Aimmah ..(80)

Terpeliharanya Manhaj Salaf : Bagaimana cara kita

mempelajari dan memahami Manhaj Salaf ..(86)

Kenapa penting bagi kita untuk memahami Manhaj Salaf

(Salafiyyah) ..(95)

Sekilas mengenai Salafi atau Salafiyyun ..(99)

BAGIAN III : Pembahasan Mengenai Istilah Salafiyyun (101)

Pembahasan mengenai istilah Salafi (bentuk tunggal) atau

Salafiyyun (bentuk jamak) .(101)

Pemakaian istilah Salafiyyun : Di antara orang yang membenci dan

orang yang berlebih-lebihan .(109)

Hubungan antara Dakwah Salafiyyah, Salafiyyun, dan Masyarakat

Islam secara umum .(125)

Perincian masalah mengeluarkan seseorang dari Ahlus Sunnah

menjadi Ahlul Bidah .(135)

Celaan dan kebencian orang-orang yang terbongkar kebidahannya

terhadap Dakwah Salafiyyah .(157)

Khotimah .(165)

Bagian I : Pembahasan Mengenai Istilah Salaf

1

Bagian IMUQODDIMAH

Memahami manhaj salaf adalah hal yang dirasa urgen dalammemahami Diin. Akan tetapi ironisnya, alih-alih memahami salafsebagai manhaj dalam memandang Diinul Islam, kebanyakanorang justru memahaminya sebagai suatu organisasi, kelompok,jamaah, aliran eksklusif, ataupun komunitas pengajian tertentu.

Paradigma yang salah ini semakin dipacu oleh sikap-sikapsebagian individu atau sebagian komunitas, yang mengakumenisbatkan diri kepada manhaj salaf, akan tetapi memiliki sikapmuamalah yang bertentangan dengan manhaj salaf itu sendiri.Hal ini terutama ketika bermuamalah terhadap masyarakat.

Akibat dari hal ini, banyak orang yang kemudian memahamibahwa manhaj salaf itu adalah suatu organisasi, kelompok,jamaah, aliran eksklusif, ataupun komunitas pengajian tertentu.Padahal duduk perkaranya bukanlah seperti itu.

Dengan melalui penjelasan point-point yang sederhana, tulisanini bermaksud untuk menerangkan kesalahfahaman itu danberikut berusaha untuk menerangkan duduk perkaranya.

Tulisan ini terdiri dari tiga pembahasan, yakni :

1. Pembahasan mengenai istilah Salaf2. Pembahasan mengenai istilah Salafiyyah3. Pembahasan mengenai istilah Salafiyyun

Ketiga istilah ini sebenarnya saling berkaitan antara satu samalain. Akan tetapi pada point-point tertentu, istilah-istilah inimemiliki perbedaan tersendiri yang perlu untuk dijelaskan lebihlanjut, agar jelas duduk perkaranya dan hilang syubhat dalammemahaminya.

Bagian I : Pembahasan Mengenai Istilah Salaf

2

PEMBAHASAN MENGENAI ISTILAH SALAF

1. Salaf secara bahasa artinya adalah terdahulu ataumendahului.

Bentuk fiil nya berwazan (fa-a-la, yakni di-fath-hah

semua) sehingga berbunyi (salafa). Setelah ditashrif,bentuk isimnya adalah (salafun).

Tashrifnya adalah : Salafa yaslufu salafan.

2. Adapun secara istilahi, istilah isim (salafun) artinyaadalah orang yang mendahului kita, yakni para sahabat (iniyg paling utama), tabiin, tabiut tabiin, dan Aimmah ygmengikuti jalan mereka dengan ihsan.

Sehingga ada 4 komponen utama dalam istilah salaf (yangmendahului) ini, yakni :

Para shohabat rodhiyalloohu anhum (ini yang palingutama)

Para Tabiin (Ulama pengikut atau ulama murid dari parashahabat) rohimahumulloh

Para Tabiut Tabiin (Ulama pengikut atau ulama muriddari para tabiin) rohimahumulloh

Para Aimmah (imam-imam) yang terdiri dari para ulamayang mengikuti jalan mereka (shahabat, tabiin, dantabiut tabiin) dengan ihsan (baik)

3. Istilah (salaf) yang berarti merujuk kepada parasahabat, tabiin, tabiut tabiin, dan Aimmah yg mengikutijalan mereka dengan ihsan ini; bukanlah suatu istilah baruyg dibuat dan diada-adakan baru-baru saja.

Istilah Salaf dengan pengertian ini, bukan baru saja dibuatpada abad ke 13-14 Masehi atau 7-8 Hijriah, sebagaimanayang dikatakan oleh sebagian orang. Dengan beralasan

Bagian I : Pembahasan Mengenai Istilah Salaf

3

bahwa pada zaman ini lahir dan hidup Syaikhul Islam IbnuTaimiyah rohimahulloh (1263 1328 Masehi atau 661 728Hijriah), yang mana beliau terkenal dalam berjuang untukmemahamkan manhaj Salaf kepada masyarakat Islam.

Atau perkataan sebagian orang yang lain, bahwa istilah salafdengan pengertian ini baru saja dibuat pada abad ke 18Masehi atau 12 Hijriah.

Dengan beralasan pada zaman ini lahir dan hidup SyaikhMuhammad bin Abdul Wahhab rohimahulloh (1701 1793Masehi atau 1115 1206 Hijriah), yang terkenal dengandakwah pemurnian tauhid-nya dan penyeruan kembalikepada manhaj Salaf dalam beragama.

Perkataan-perkataan tersebut salah dan tidak benar. Yang

benar adalah istilah Salaf () dengan pengertian inisudah ada dan baku dalam literatur keislaman sejak darizaman awal-awal keislaman, dan maruf difahami olehpara ulama dari zaman ke zaman.

Istilah ini lazim digunakan oleh para ulama dan ummat Islamdari tiap zaman ke zaman untuk dinisbatkan kepadasahabat, tabiin, tabiut tabiin, dan Aimmah yg mengikutijalan mereka dengan ihsan itu; sebagai pendahulu kitadalam masalah Diin.

4. Contoh literatur klasik yang menggunakan istilah salafun

) ) dengan pengertian merujuk kepada Shahabat atauTabiin adalah seperti apa yang disebutkan dalam ShohihBukhori (Imam Bukhori rohimahulloh hidup 810-870Masehi atau 194-256 Hijriah), Shohih Muslim (ImamMuslim rohimahulloh hidup 821-875 Masehi atau 206-261H), dan perkataan-perkataan para Aimmah dalam kitab-kitab mereka.

Bagian I : Pembahasan Mengenai Istilah Salaf

4

Contoh-contoh seperti ini sangat banyak.

a. Imam Bukhari rohimahulloh menyebutkan riwayat dalamshohihnya: Rasyid bin Saad mengatakan, Dulu paraSALAF menyukai kuda jantan, karena kuda seperti itulebih tangkas dan lebih kuat.

Al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalani rahimahullah (wafat th.852 H) berkata menjelaskan kata Salaf dari perkataanRasyid bin Saad di atas: Maksudnya, dari kalangan paraShahabat dan orang-orang setelah mereka. (FathulBaari, VI/66).

Syaikh Salim bin ied al Hilali hafidzahulloh mengatakan,Yang dimaksud (oleh Rasyid) adalah para sahabatradhiyallahuanhum. Kerana Rasyid bin Saad adalahseorang tabiin (murid sahabat), sehingga orang yangdisebut salaf olehnya adalah para sahabat tanpa adakeraguan padanya. (Limadza ikhtartu al manhaj as salaf,hal. 31-32)

b. Imam Bukhari rohimahulloh menyebutkan riwayat dalamshohihnya: Az Zuhri mengatakan mengenai tulangbangkai semacam gajah dan selainnya : Aku menemuisebagian para ulama SALAF yang bersisir dengannya(tulang)dan menggunakannya sebagai tempat minyakrambut. Mereka memandangnya tidaklah mengapa.

Syaikh Salim bin ied al Hilali hafidzahulloh mengatakan,Yang dimaksud (dengan salaf di sini) adalah parasahabat radhiallahuanhum, karana Az Zuhri adalahseorang tabiin. (Limadza ikhtartu al manhaj as salaf,hal. 31-32)

Imam Az-Zuhri rohimahulloh meninggal pada 125 Hijriah.

c. Imam Muslim rohimahulloh menyebutkan riwayat dalamshohihnya,

Bagian I : Pembahasan Mengenai Istilah Salaf

5

Abdullah Ibnul Mubarak rahimahullah (wafat th. 181 H)berkata di hadapan para Tabiin, Tinggalkan hadits Amrbin Tsabit, karena dia mencaci-maki Salaf.(Diriwayatkan oleh Muslim dalam Muqaddimahnya, hal.16).

d. Imam al-Auzai rahimahullah (wafat th. 157 H) seorangImam Ahlus Sunnah dari Syam berkata:

Bersabarlah dirimu di atas Sunnah, tetaplah tegaksebagaimana para Shahabat tegak di atasnya. Katakanlahsebagaimana yang mereka katakan, tahanlah dirimu dariapa-apa yang mereka menahan diri darinya. Dan ikutilahjalan Salafush Shalih karena akan mencukupimu apa sajayang mencukupi mereka. (Syarah Ushuul Itiqaad AhlisSunnah wal Jamaah, I/174 no. 315).

e. Imam Abu Utsman Ismail bin Abdurrahman Ash-Shobunirohimahulloh (wafat th. 449 H) membuat kitab denganjudul Aqiidatus Salaf Ash-haabul Hadiits

*****

5. Kata ) ) dalam literatur klasik seperti Shohih Bukhori,Shohih Muslim, dan perkataan para Aimmah dalam kitab-kitab mereka; adalah merujuk pada sahabat dan orang-orang sesudah sahabat yg mengikuti mereka dengan Ihsan.

Dan tentu saja maksud salaf yang dimaksud dalam kitab-kitab tersebut adalah mengacu kepada orang yang lebihdahulu atau mendahului dari zaman penulis kitab tersebutsebagai periwayat akhir dari hadits atau atsar. Bahkan istilahSalaf itu disebutkan sendiri oleh para tabiin (pengikut/muridShahabat). Baik itu untuk merujuk kepada tabiin yang lebihsenior, ataupun untuk merujuk kepada shohabatrodhiyalloohu anhum.

Bagian I : Pembahasan Mengenai Istilah Salaf

6

Sehingga jelas bahwa istilah ) ) Salaf denganpengertian tersebut adalah suatu istilah islam yang baku,yang terdapat dalam literatur ke-Islaman yang paling klasiksejak zaman-zaman awal Islam, dan maruf dikenal olehpara ulama dan ummat islam pada umumnya.

Dan istilah Salaf ini digunakan secara terus menerus sebagaiistilah ilmiah ke-Islaman, baik sejak zaman awal Islam hinggazaman sekarang.

Hingga jelas, bahwa istilah salaf ini bukanlah suatu istilahbaru yang dibuat-buat oleh kelompok pemikiran Islambaru untuk membuat suatu aliran/faham/madzhab baru.

6. Sehingga para ulama dalam mendefinisikan istilah salaf ini,mereka berkata :

Syaikh Abdullah bin Abdul Hamid Al Atsary mengatakansebagai berikut:

)) (( :

( )1/15 .

Secara istilah; kata salaf jika disebutkan secara mutlakoleh ulama aqidah, maka definisi mereka semuanya berkisarpada para sahabat; atau sahabat dan tabiin; atau sahabat,tabiin dan orang-orang yang mengikuti mereka darigenerasi-generasi terbaik.

Bagian I : Pembahasan Mengenai Istilah Salaf

7

Termasuk diantaranya para Imam yang terkenal dan diakuikeimaman dan keutamaannya serta keteguhan merekadalam mengikuti sunnah, menjauhi bidah, danmemperingatkan orang dari padanya. Demikian pula orang-orang (lainnya) yang telah disepakati akan keimaman danjasa besar mereka dalam agama.

Karenanya, generasi pertama dari umat ini dinamakan AsSalafus Shalih. [Al Wajiz fi Aqidatis Salafis ShalihAhlissunnah wal Jamaah, hal 15]

Syaikh Doktor Nashir bin Abdul Karim Al Aql berkata,

Salaf adalah generasi awal umat ini, yaitu para sahabat,tabiin dan para imam pembawa petunjuk pada tiga kurunyang mendapatkan keutamaan (sahabat, tabiin dan tabiuttabiin, red). Dan setiap orang yang meneladani danberjalan di atas manhaj mereka di sepanjang masa disebutsebagai salafi sebagai bentuk penisbatan terhadapmereka. [Mujmal Ushul Ahlis Sunnah wal Jamaah filAqidah, hal. 5-6]

Imam As Safarini berkata,

Yang dimaksud mazhab salaf ialah apa yang berjalan diatasnya para sahabat yang mulia radhiyallahu anhum,orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik (tabiin),tabiut tabiin, para imam Islam yang diakui keimamanmereka dan dikenal besar peranannya dalam Islam sertaditerima ucapannya oleh kaum muslimin generasi demigenerasi, bukan mereka yang tertuduh dengan kebidahan,atau dikenal dengan julukan yang tidak diridlai, sepertikhawarij, rafidlah, qadariyah, murji-ah, jabriyah, jahmiyah,mutazilah, karramiyah dan sebagainya. [Lawamiul Anwar(1/20)]

Bagian I : Pembahasan Mengenai Istilah Salaf

8

Syaikh Mahmud Ahmad Khafaji berkata di dalam kitabnya,al-Aqiidatul Islamiyyah bainas Salafiyyah wal Mutazilah:

Penetapan istilah Salaf tidak cukup dengan hanya dibatasiwaktu saja, bahkan harus sesuai dengan Al-Qur-an dan As-Sunnah menurut pemahaman Salafush Shalih (tentangaqidah, manhaj, akhlaq dan suluk-pent.).

Barangsiapa yang pendapatnya sesuai dengan Al-Qur-andan As-Sunnah mengenai aqidah, hukum dan suluknyamenurut pemahaman Salaf, maka ia disebut Salafi meskipuntempatnya jauh dan berbeda masanya. Sebaliknya,barangsiapa pendapatnya menyalahi Al-Qur-an dan As-Sunnah, maka ia bukan seorang Salafi meskipun ia hiduppada zaman Sahabat, Ta-biin dan Tabiut Tabiin.

7. Adapun untuk sebagian orang yang mengatakan bahwapenisbatan istilah salaf dengan pengertian yang telah kitasebutkan sebelumnya, dimulai atau didalillkan denganmerujuk kepada hadits perkataan Rosululloh Sebaik-baikSalaf bagimu adalah aku ketika berkata kepada putrinyaFathimah rodhiyalloohu anhaa, maka ini perlu untuk kitakritisi.

Rasululloh shalalloohu alaihi wa sallam berkata,

(( )). )

Bertaqwalah kamu kepada Allah dan bersabarlah,sesungguhnya sebaik baik salaf bagi kamu adalah aku[HR. Muslim]

Bagian I : Pembahasan Mengenai Istilah Salaf

9

Hal ini perlu kita kritisi, karena tidaklah salaf yg dimaksudoleh Rosululloh Shalalloohu alaihi Wa Salam dalam haditstersebut, melainkan hanya salaf dalam makna BAHASA

saja, yaitu pendahulu/yg mendahului. Bukan Salaf ) )dalam makna ISTILAHI yg merujuk kepada Shahabat danseterusnya itu.

Yang dimaksud dengan perkataan Rosululloh,

Sesungguhnya sebaik baik salaf bagi kamu adalah aku

adalah Rosululloh akan mendahului Fathimah denganmeninggal terlebih dahulu, dan kemudian Rosulullohmenghibur putri Rosululloh Fathimah Az-Zahro agarjanganlah dia bersedih. Karena Fathimah juga akan segeramenyusul ayahnya (Rosululloh) tersebut.

Oleh karena itu dalam hadits ini secara lengkap, ketikaRosululloh berkata kepada Fathimah Rosululloh berkatasecara sembunyi-sembunyi atau berbisik-bisik. Padahaldisana ada Aisyah rodhiyalloohu anhaa dan istri-istri nabiyang lain. Dan Aisyah tidak mengetahui apa yg Rosulullohkatakan kepada Fathimah.

Aisyah hanya mengetahui ketika Rosululloh berbisik-bisikFathimah awal-awalnya bersedih dan menangis. Dankemudian setelah mengetahui Fathimah bersedih, makaRosululloh membisikkan lagi kepada Fathimah bahwasebaik-baik pendahulu (SALAF) bagi Fathimah adalah beliau,dalam artian jangan bersedih karena kamu sebentar lagijuga akan menyusul Rosululloh, maka fathimah pun senangdan TERTAWA. (beliau senang bisa menemani Rosululloh)

Aisyah yg mengetahui hal itu pun merasa penasaran danbertanya kepada Fathimah mengenai apakah hal yg

Bagian I : Pembahasan Mengenai Istilah Salaf

10

Rosululloh bisikkan itu. Maka Fathimah pun menolak untukmemberitahu dan mengatakan bahwa dia tidak maumembocorkan rahasia Rosululloh.

Hanya kemudian setelah tidak berapa lama Rosulullohmeninggal, Fathimah baru mau menjawab pertanyaanAisyah tersebut. Dan kemudian beliaupun menceritakanperkataan Rosululloh tersebut.

Dari segi sejarah dan persaksian, khabar dari hadits shohihini benar-benar terjadi. Fathimah meninggal tidak lamasetelah Rosululloh meninggal, yakni 6 bulan setelahRosululloh meninggal. Dan benarlah apa yg dikabarkanhadits ini.

Untuk lebih jelasnya, marilah kita lihat hadits itu denganlengkap berikut ini,

Bagian I : Pembahasan Mengenai Istilah Salaf

11

(MUSLIM 4488) : Telah menceritakan kepada kami AbuBakr bin Abu Syaibah; Dan telah menceritakan kepada kamiAbdullah bin Numair dari Zakaria; Demikian jugadiriwayatkan dari jalur lainnya, Dan telah menceritakankepada kami Ibnu Numair; Telah menceritakan kepada kamiBapakku; Telah menceritakan kepada kami Zakaria dari Firasdari Amir dari Masruq dari Aisyah dia berkata;

Suatu ketika para istri Rasulullah shallallahu alaihiwasallam sedang berkumpul tanpa ada seorang pun darimereka yang tidak hadir saat itu. Tak lama kemudian,datanglah Fatimah dengan berjalan kaki yang mana carajalannya persis dengan cara jalannya Rasulullah shallallahualaihi wasallam. Ketika melihatnya, maka beliau punmenyambutnya dengan mengucapkan: Selamat datang haiputeriku yang tercinta!

Setelah itu beliau mempersilahkannya untuk duduk disebelah kanan atau di sebelah kiri beliau. Lalu beliaubisikkan sesuatu kepadanya hingga ia (Fatimah) menangistersedu-sedu. kemudian sekali lagi Rasulullah punmembisikkan sesuatu kepadanya hingga ia tersenyumgembira.

Bagian I : Pembahasan Mengenai Istilah Salaf

12

Lalu saya (Aisyah) bertanya kepada Fatimah; Ya Fatimah,Apa yang membuat kamu menangis? Fatimah menjawab;Sungguh saya tidak ingin menyebarkan rahasia yang telahdibisikkan Rasulullah kepada saya. Aisyah berkata; makaaku katakan; Aku tidak pernah melihat kebahagiaan yanglebih dekat dengan kesedihan seperti hari ini. Lalu Akubertanya kepadanya ketika dia menangis; Apakah Rasulullahshallallahu alaihi wasallam mengistimewakanmu dari kamidengan ucapannya, hingga kamu menangis? Aku bertanyaterus tentang apa yang diucapkan Rasulullah kepadanya,namun dia tetap menjawab; Aku tidak akan menyebarkanrahasia Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.

Setelah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam meninggaldunia, saya hampiri Fatimah seraya bertanya kepadanya;Hai Fatimah, saya hanya ingin menanyakan kepadamutentang apa yang telah dibisikkan Rasulullah kepadamuyang dulu kamu tidak mau menjelaskannya kepada saya.

Fatimah menjawab; Dulu Rasulullah shallallahu alaihiwasallam membisikkan sesuatu kepada saya, beliaumemberitahukan; bahwasanya Jibril dan beliau biasanyabertadarus Al Quran satu kali dalam setiap tahun dan kinibeliau bertadarus kepadanya (Jibril) sebanyak dua kali.Sungguh aku (Rasulullah) tahu bahwa ajalku telah dekat.Sesungguhnya kamu adalah orang yang paling pertamamenyusulku dari kalangan ahlul baitku. Sebaik-baikpendahulumu (Salaf) adalah aku.

Fatimah berkata; Mendengar bisikan itu, maka saya punmenangis. Kemudian ketika Rasulullah shallallahu alaihiwasallam berbisik lagi kepada saya: Hai Fatimah, maukahkamu menjadi pemimpin para istri orang-orang mukminatau sebaik-baiknya wanita umat ini? Lalu saya pun tertawakarena hal itu. [HR. Muslim]

Bagian I : Pembahasan Mengenai Istilah Salaf

13

8. Demikianlah tahap awal penjelasan mengenai pengertian

istilah Salaf ) ) ini. Baik dari segi sejarah ataupunkeabsahannya. Istilah ini maruf dan masyhur digunakan.

Istilah ini digunakan terus menerus sebagai suatu istilahilmiah ke-Islaman sejak dari zaman awal periodisasikeislaman hingga sekarang.

Hingga terang bagi kita, istilah salaf ini bukanlah suatuistilah baru. Bukan suatu istilah baru yg dibuat-buat olehsuatu kelompok pemikiran, untuk menamakan danmembuat suatu aliran faham baru. Bukan juga suatu istilahbaru untuk penisbatan kepada suatu organisasi, kelompok,jamaah, aliran, ataupun komunitas pengajian tertentu.

Salaf itu adalah suatu acuan manhaj yang haq dalammemandang Diinul Islam.

---o---

Bagian II : Pembahasan Mengenai Istilah Salafiyyah

14

Bagian II

Setelah kita memahami duduk pemasalahan pengertian istilahsalaf ini di tulisan bagian pertama, berikut juga bukti historisbahwa istilah ini bukanlah suatu istilah baru yang dibuat-buatoleh suatu kelompok pemikiran baru untuk membuat suatualiran faham baru. Dan juga bukan suatu istilah baru untukmenamakan penisbatan suatu organisasi, kelompok, jamaah,aliran, ataupun komunitas pengajian tertentu.

Maka setelah memahami hal itu, berikutnya kita akan melihatlebih lanjut permasalahan penisbatan manhaj kepada Salaf iniyang lazim disebut sebagai Salafiyyah, dan berikut dalil-dalilyang mewajibkannya.

PEMBAHASAN MENGENAI SALAFIYYAH

1. Salafiyyah ) ) adalah suatu penisbatan dalam memahami(faham), atau penisbatan akan suatu fikroh (pemikiran), ataupenisbatan akan suatu manhaj yg disandarkan kepada Salaf.

Dari ketiga terminologi itu yakni : terminology faham, fikroh,dan manhaj; yg lebih tepat untuk istilah salafiyyah ( ( iniadalah penisbatan kepada terminologi manhaj Salaf.

2. Istilah terminology manhaj ini mencakup hal-hal yg lebihluas daripada istilah faham dan fikroh. Atau bisa jugadikatakan bahwa istilah faham dan fikroh itu sudahtercakup dalam istilah manhaj.

Selain itu, tercakup juga dalam istilah manhaj ini hal-halmengenai akhlaq, aqidah, perilaku (adab), dan apa-apa ygdilakukan oleh para salaf.

http://kautsaramru.wordpress.com/2013/06/14/memahami-salaf-salafiyyah-dan-salafiyyun-secara-bahasa-manhaj-dan-istilah-bag-1/

Bagian II : Pembahasan Mengenai Istilah Salafiyyah

15

- [Inside explanation untuk point nomer 2]

a. Manhaj berasal dari akar kata nahaja-yanhaju-nahjan-wamanhajan yang artinya mengambil atau meniti jalan. Bisajuga berarti cara atau metodologi.

Secara bahasa (Arab), Manhaj mempunyai arti sama yangsama dengan Minhaj yakni: Sebuah jalan yang terang lagimudah. (Tafsir Ibnu Katsir 2/63, Al Mujamul Wasith2/957).

Allah Taala berfirman:

Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikanaturan dan Minhaajan (jalan yang terang). (QS. Al-Maa-idah : 48)

Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma berkata, Maksudnya,jalan dan syariat.

["Mulia Dengan Manhaj Salaf", hal. 13, Al-Ustadz Yazid binAbdul Qadir Jawas hafizhahullah]

b. Secara istilah, manhaj ialah : kaidah-kaidah dan ketentuan-ketentuan yang digunakan bagi setiap pembelajaranilmiyyah, seperti kaidah-kaidah bahasa Arab, ushulaqidah, ushul fiqih, dan ushul tafsir dimana dengan ilmu-ilmu ini pembelajaran dalam Islam beserta pokok-pokoknya menjadi teratur dan benar. ["Mulia DenganManhaj Salaf", hal. 13, Al-Ustadz Yazid bin Abdul QadirJawas hafizhahullah].

c. Ketika terminologi manhaj ini ditujukan untukpermasalahan Diin, maka para ulama menerangkandefinisinya sebagai berikut :

Bagian II : Pembahasan Mengenai Istilah Salafiyyah

16

- Syaikh Shalih al Fauzan hafidzahulloh mendapatkanpertanyaan sebagai berikut,

:44

Apakah ada perbedaan antara akidah dengan manhaj?

/

.

Jawaban beliau, Manhaj itu lebih luas dari pada akidah.Ada manhaj dalam berakidah, berperilaku, berakhlak,bermuamalah dan dalam semua sisi kehidupan seorangmuslim. Seluruh langkah yang ditempuh oleh seorangmuslim (dalam seluruh aspek kehidupan, pent) itudisebut dengan istilah manhaj.

.

Sedangkah yang dimaksud dengan akidah pokok-pokokiman (baca:rukun iman), makna dan konsekuensi duakalimat syahadat. Itulah yang disebut dengan akidah

[al Ajwibah al Mufidah an As-ilah al Manahij al Jadidahhal 131, Terbitan Darul Minhaj Mesir cetakan keempattahun 1426 H].

- Syaikh Muqbil bin Hadi al Wadii rohimahulloh berkata :

- - :

Manhaj kita kaum muslimin, pent- adalah seluruhajaran al Quran dan sunah Rasulullah sebagaimana yangAllah firmankan yang artinya, Wahai orang-orang yangberiman masuklah kalian ke dalam Islam secara totalitas(QS al Baqarah:208)

Bagian II : Pembahasan Mengenai Istilah Salafiyyah

17

[Perkataan ini beliau sampaikan dalam kata pengantarbeliau untuk buku al Siraj al Wahhaj bi Sahih al Minhajkarya Abul Hasan al Maribi hal 11, Maktabah al IdrisiShana Yaman, cetakan kedua tahun 1421 H].

Sumber : http://ustadzaris.com/adakah-beda-antara-aqidah-dan-manhaj-2

[End of inside explanation untuk point nomer 2]

Setelah jelas hubungan antara istilah manhaj dengan istilahSalaf ini, maka kita memahami bahwa istilah Salafiyyah initidak berarti hanya akan sekedar memahami pola pikir danpemahaman dari para ulama Salaf saja. Tidak hanyamemahami segi fiqh dan pendapat-pendapatnya saja. Dantidak juga hanya dari segi Aqidahnya saja, walau ini yangpaling utama.

Akan tetapi kita akan memahaminya secara menyeluruh,baik itu dengan mencakup kepada aqidahnya, akhlaknya,perilaku/adabnya, dan cara bermuamalah dengan masyarakatyang dilakukan serta dicontohkan oleh para ulama Salaf.

Karena pada hakekatnya, salaf itu adalah role model dansumber primer kita dalam memahami dan mengaplikasikanAl-Quran dan As-Sunnah secara benar dan tepat. Dan inilahyang dimaksud dengan manhaj salaf atau salafiyyah itu.

Alangkah aneh jika ada individu atau kelompok orang yangmengaku menisbatkan diri kepada salafiyyah, namunmempunyai perilaku dan akhlak dalam bermuamalah yangmenyelisihi contoh dari para Ulama Salaf. Misal : mempunyaiperilaku hizbiyyah (bergolong-golongan) dalam bermuamalah,bersikap sombong dan congkak, bersikap eksklusif, ataupunmempunyai akhlak-akhlak buruk dan kurang terpuji lainnya.

Atau mengaku menisbatkan diri kepada salafiyyah, akantetapi dalam bermuamalah terhadap pemerintah justru

http://ustadzaris.com/adakah-beda-antara-aqidah-dan-manhaj-2http://ustadzaris.com/adakah-beda-antara-aqidah-dan-manhaj-2

Bagian II : Pembahasan Mengenai Istilah Salafiyyah

18

menyelisihi pemahaman para ulama salaf dengan memilikiideologi pemberontakan terhadap pemerintah danmengkafir-kafirkan secara serampangan. Padahal para ulamasalaf mempunyai sikap untuk bersabar terhadap kedzolimanpemerintah, sambil tetap mengingkari kemungkarannyadengan cara menasehati pemerintah secara sembunyi-sembunyi empat mata (untuk menjaga kewibawaanpemerintah), dan tidak menghasung pemberontakanterhadap pemerintah.

Hal ini sebagaimana yang disebutkan dalam banyak haditsrasululloh shalalloohu alaihi wa sallam yang shohih, danperilaku Salaf.

Demikianlah pengertian dan bagaimana cara kita memahamiistilah Salafiyyah itu. Secara garis besar istilah Manhaj Salafadalah sama dengan istilah Salafiyyah.

3. Adapun untuk kewajiban dan keharusan mengikuti manhajpara shahabat rodhiyalloohu anhum dan ulama salaf setelahmereka dalam menjalankan dan memahami Diinul Islam ini,maka hal ini terdapat dalam banyak dalil.

Baik itu yang disebutkan :

1. Di dalam ayat-ayat Al-Quran.

2. Dari hadits-hadits Rosululloh shalalloohu alaihi wasallam yang shohih

3. Dan dari perkataan para shahabat rodhiyalloohu anhum,dari perkataan tabiin dan tabiut tabiin, dan dariperkataan para Aimmah (imam-imam dan ulama) yangmengikuti manhaj salaf dengan ihsan dari masa ke masa.

Dalil-dalil untuk masing-masing hal ini akan disebutkan dalampoint no. 4, point no. 5, dan point no. 6 berikut insya Alloh

Bagian II : Pembahasan Mengenai Istilah Salafiyyah

19

DALIL-DALIL YANG MEWAJIBKAN UNTUKMENGIKUTI MANHAJ SALAF

4. Dalil dari Al-Quran :

Dalil-dalil dari Al-Quran umumnya berkisar mengenai perihalpara shahabat rodhiyalloohu anhum sebagai salaf yang palingutama, dengan ayat-ayat yang memiliki konteks berupa :

Ayat perintah untuk mengikuti manhaj para shahabatrodhiyalloohu anhum

Ayat ancaman terhadap orang yang menyelisihi manhajpara shahabat rodhiyalloohu anhum

Ayat pengesahan manhaj shahabat rodhiyalloohu anhumsebagai hujjah dan standarisasi dalam masalah kebenaran

Ayat pujian dan keridhoan Alloh terhadap para shahabatrodhiyalloohu anhum

Berikut mari kita simak perincian ayat-ayat tersebut,

a. Al-Quran surat At-Taubah : 100

Orang-orang terdahulu lagi yang pertama-tama (masukIslam) di antara orang-orang muhajirin dan anshar danorang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allahridha kepada mereka dan Allah menyediakan bagimereka jannah-jannah yang mengalir sungai-sungai didalamnya, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.Itulah kemenangan yang besar [QS At-Taubah : 100]

Ayat ini walaupun dalam bentuk khobar, namun sangat tegasmenunjukkan wajibnya mengikuti jalan para Salaf yangbermakna para shahabat rodhiyalloohu anhum. Penjelasan

Bagian II : Pembahasan Mengenai Istilah Salafiyyah

20

bahwa orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik akanmendapat keridhaan dan pahala surga, maka dari hal itu ini jugamenunjukkan bahwa orang yang tidak mengikuti mereka akanmendapat siksaan dan tidak akan mendapat keridhaan (lihat jugaQS An-Nisaa : 115 berikut ini).

b. Al-Quran surat An-Nisaa : 115

Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelaskebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukanjalan orang-orang mumin, Kami biarkan ia larut dalamkesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kamimasukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam ituseburuk-buruk tempat kembali. (QS. An-Nisa: 115)

Ayat ini tegas menerangkan akan kewajiban kita mengikuti jalan-jalan orang mumin berikut ancaman jika menyelisihinya. Adapunmengenai siapa yang dimaksud dengan orang-orang muminketika ayat ini diturunkan, maka hal ini jelas tertuju kepada parashohabat rodhiyalloohu anhum. Yang mana merekalah yang adadi waktu itu ketika mendampingi Rosululloh shalalloohu alaihiwa sallam.

c. Mafhum penggabungan dalil antara perintah yangtersebut dalam QS At-Taubah : 119 dan penjelasansiapa yang dimaksud dalam perintah tersebut dalam QSAl-Hasyr : 8-9

Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepadaAllah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yangbenar (Shoodiqiin). [QS At-Taubah : 119]

Bagian II : Pembahasan Mengenai Istilah Salafiyyah

21

Siapakah orang-orang yang benar (shoodiqiin) yang kitadiperintahkan untuk bersamanya dan mengikutinya dalam ayattersebut? Orang tersebut adalah para shohabat rodhiyalloohuanhum, dan inilah yang paling utama. Hal ini sebagaimana yangditerangkan lebih lanjut dalam QS Al-Hasyr : 8-9.

(Juga) bagi orang fakir yang berhijrah yang diusir darikampung halaman dan dari harta benda mereka(karena) mencari karunia dari Allah dan keridhaan-Nyadan mereka menolong Allah dan Rasul-Nya. Merekaitulah orang-orang yang benar (Shoodiquun).

Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinahdan telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan)mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) mencintai orangyang berhijrah kepada mereka (Muhajirin).

Dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalamhati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepadamereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipunmereka dalam kesusahan.

Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, merekaitulah orang orang yang beruntung. [QS. Al-Hasyr : 8-9]

Bagian II : Pembahasan Mengenai Istilah Salafiyyah

22

d. Al-Quran surat Al-Fath : 26

Ketika orang-orang kafir menanamkan dalam hatimereka kesombongan (yaitu) kesombongan jahiliyah laluAllah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya dankepada orang-orang mukmin, dan Allah mewajibkankepada mereka kalimat taqwa dan adalah mereka lebihberhak dengan kalimat taqwa itu dan merekalahahlinya. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segalasesuatu. [Al-Fath : 26]

Orang-orang mukmin yang disebut ketika diturunkan ayat ini,jelas-jelas merujuk kepada Shahabat rodhiyalloohu anhum. Danmerekalah yang paling berhak menyandang predikat ahli taqwa,yang mana predikat ini yang langsung dari Alloh sendiri. Sehinggamerekalah yang paling memahami jalan-jalan taqwa, yakniperintah-perintah Alloh, larangan-larangan Alloh, dan bagaimanacara dalam memahami agama ini. Bukan orang lain.

e. Al Quran surat Al Baqoroh : 137

Maka jika mereka beriman seperti apa yang kaliantelah beriman kepadanya, sungguh mereka telahmendapat petunjuk; dan jika mereka berpaling,sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan(dengan kamu). Maka Allah akan memelihara kalian darimereka. Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi MahaMengetahui. (QS.Al-Baqoroh : 137)

Surat Al-Baqoroh ayat 137 ini sebenarnya ditujukan untukmembantah klaim dari Yahudi dan Nashrani sebagaimana yang

Bagian II : Pembahasan Mengenai Istilah Salafiyyah

23

tersebut dalam ayat 135 sebelumnya. Di sini Alloh membantahklaim orang-orang Yahudi dan Nashrani itu dengan bantahan,bahwa keimanan para shahabat lah yang benar dan yang akanmendapatkan petunjuk.

Kalimat (Kalian beriman terhadapnya) dalam ayat inimaksudnya adalah apa yang diimani oleh Rasululloh dan parashahabat rodhiyalloohu anhum, karena bentuk dhomirnya (katagantinya) adalah jamak.

Sehingga ayat ini juga merupakan pujian serta keutamaan parashahabat yang diberikan Alloh kepada mereka. Disini jugamenunjukkan wajibnya kita berargumentasi mengenaikebenaran dengan menggunakan manhaj shahabat sebagaistandart kebenaran. Jika Alloh saja menetapkan keimanan parashahabat sebagai standart untuk membantah kebatilan klaimYahudi dan Nashrani, maka apalagi kita.

f. Dalil-dalil dalam bentuk pujian, keridhoan Alloh, dankeutamaan para shohabat Rodhiyalloohu anhum yangbanyak sekali disebutkan di dalam Al-Quran.

Dalil-dalil ini mengandung pemahaman (mafhum), bahwa jikamereka (para shahabat) mendapatkan pujian, keutamaan,keridhoan, dan rekomendasi langsung dari Alloh subhaanahu wata aala; maka mengikuti mereka adalah konsekuensi yang pastidari hal itu.

Sebagai penjelas, maka mari kita lihat permisalan ini.

Misal dalam perkara duniawi :

- Kita dirujuk ke seorang dokter yang recommended, skillfull, danmendapatkan banyak penghargaan karena keahliannya, makakita akan mengikuti rujukan itu.

- Jangankan dalam perkara kedokteran dan kesehatan yangsangat vital. Dalam perkara kulinari saja, rumah makan yang

Bagian II : Pembahasan Mengenai Istilah Salafiyyah

24

masakannya mendapatkan review yang bagus dan pujian darikritikus kuliner akan segera diserbu orang-orang untukberbondong-bondong mencobanya sebagai konsekuensi darireview dan pujian itu.

- Demikian juga dalam dunia perdagangan, yang mana ada istilahrecommended seller yang umumnya memiliki banyaktestimoni.

Maka bagaimanakah jika ini dalam perkara Diin yang sangatberkaitan dengan kebahagiaan dunia-akherat? Yang mana yangmemuji, yang memberikan keridhoan, dan yang memberikankeutamaan kepada para shahabat adalah langsung dari Allohsubhaanahu wa taaala sendiri? Maka tentu hal ini lebih utama.

Adapun ayat-ayat dalam bentuk pujian, keridhoan, danpengakuan rekomendasi keutamaan terhadap para shahabatrodhiyalloohu anhum sangat banyak disebutkan di dalam Al-Quran. Berikut akan kami coba sebutkan ayat-ayat tersebut :

i. QS Ali Imran :110

Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untukmanusia, menyuruh kepada yang maruf, dan mencegahdari yang munkar, dan beriman kepada Allah [QS AliImran :110]

Dhohir ayat ini diturunkan pertama kali adalah untuk parashahabat rodhiyalloohu anhum. Karena merekalah yang adasewaktu ayat ini turun dan menjadi saksi-saksinya.

ii. QS. Al Fath: 29 dan QS. Al Anfaal : 74

Bagian II : Pembahasan Mengenai Istilah Salafiyyah

25

Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orangyang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka.Kamu lihat mereka ruku dan sujud mencari karunia Allahdan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak padamuka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifatmereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil,yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnyamaka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalumenjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya;tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnyakarena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orangkafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allahmenjanjikan kepada orang-orang yang beriman danmengerjakan amal yang saleh di antara merekaampunan dan pahala yang besar [QS. Al Fath: 29]

Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah sertaberjihad pada jalan Allah, dan orang-orang yangmemberi tempat kediaman dan memberi pertolongan(kepada orang-orang muhajirin), mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka memperolehampunan dan rezeki (nikmat) yang mulia. [QS. Al Anfaal: 74]

Ayat-ayat ini jelas diturunkan untuk para shahabat rodhiyalloohuanhum.

Bagian II : Pembahasan Mengenai Istilah Salafiyyah

26

iii. QS. AL-Fath : 18

Sesungguhnya Allah telah ridha terhadap orang-orangmukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawahpohon, maka Allah mengetahui apa yang ada dalam hatimereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka danmemberi balasan kepada mereka dengan kemenanganyang dekat (waktunya) [QS. AL-Fath : 18]

Orang-orang yang dimaksud oleh Allah dan mendapatkankeridhoan-Nya tersebut adalah para shahabat rodhiyalloohuanhum.

iv. QS. At-Taubah :117 dan QS Al Hasyr : 10

Sesungguhnya Allah telah menerima taubat Nabi, orang-orang Muhajirin dan orang-orang Anshar yang mengikutiNabi dalam masa kesulitan, setelah hati segolongan darimereka hampir berpaling. Kemudian Allah menerimataubat mereka itu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasihlagi Maha Penyayang kepada mereka. [QS. At-Taubah:117]

Para shahabat bukanlah seorang rasul yang masum dan lepasdari dosa serta kesalahan. Akan tetapi mereka adalah orang yangcepat dalam bertaubat setelah menyadari kesalahannya.

Sehingga dalam ayat di atas Alloh pun menyandingkan taubatmereka (Para shahabat rodhiyalloohu anhum) dengan taubatNabi shalalloohu alaihi wa sallam, padahal beliau rasulullohshalalloohu alaihi wa sallam adalah masum. Hal ini tidak lain

Bagian II : Pembahasan Mengenai Istilah Salafiyyah

27

adalah karena pengakuan akan keutamaan dari para shahabatrodhiyalloohu anhum tersebut.

Dan Alloh pun menerima taubat mereka. Dan bahkan Alloh punmelarang orang-orang muslim yang datang kemudian setelahpara shahabat, untuk berusaha dengki dan menjelek-jelekkanpara shahabat tersebut. Sungguh suatu kemuliaan dankeutamaan yang luar biasa yang diberikan oleh Alloh kepadapara shahabat. Mari kita lihat firman Alloh dalam QS Al Hasyrayat 10 berikut ini,

( )

Dan orang-orang yang datang sesudah mereka(Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: Ya Rabb Kami,beri ampunlah Kami dan saudara-saudara Kami yangtelah beriman lebih dulu dari Kami, dan janganlahEngkau membiarkan kedengkian dalam hati Kamiterhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb Kami,Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi MahaPenyayang. (QS Al Hasyr : 10)

5. Dalil dari As-Sunnah :

Dalil-dalil dari As-Sunnah umumnya lebih banyak dan lebihbervariasi daripada dalil-dalil yang disebutkan di dalam Al-Quran.Banyak ungkapan-ungkapan yang disebutkan oleh Rasulullohyang sebenarnya semakna dan saling berkorelasi walau denganpenyebutan istilah, ungkapan, dan konteks yang berbeda-beda(baca : sinonim).

Dalil-dalil tersebut umumnya berkisar mengenai :

Manhaj para shahabat sebagai salaf yang paling utama.

Fitnah perpecahan ummat, golongan yang selamat dariperpecahan itu, dan solusinya

Bagian II : Pembahasan Mengenai Istilah Salafiyyah

28

Kewajiban mengikuti sunnah, kewajiban mengikuti parashahabat, dan celaan terhadap bidah

Keutamaan dan pujian rasululloh terhadap manhaj parashahabat yang semasa dengan rasul, manhaj para tabiinsebagai penerus pada masa selanjutnya, dan manhaj paratabiut tabiin pada masa selanjutnya.

Pujian terhadap orang di tiap zaman yang berpegangteguh dengan sunnah Rasul dan manhaj para shahabat;yang menegakkan kebenaran dan memberantas kebatilanbeserta syubhat-syubhatnya; yang dilakukan terutamaketika masa-masa fitnah dan keterasingan karenakebenaran dan keteguhan terhadap manhaj haq yangdibawanya

Adapun ungkapan-ungkapan yang disebutkan oleh Rasulullohtersebut, didefinisikan oleh para ulama dengan 7 istilah ini:

a. Al-Jamaah, atau Jamaatul Muslimiin, atau Ahlus SunnahWal Jamaah, atau yang kadang disingkat dengan AhlusSunnah saja.

b. Firqotun Najiyah (Golongan yang selamat)

c. Thoifah Al-Manshuroh (Kelompok yang menang atauyang mendapatkan pertolongan)

d. Salafiyyah atau Manhaj Salaf

e. Ahlul Hadits atau ashhaabul hadits atau ahlul atsar(Orang-orang yang teguh berpegang kepada hadits danjejak-jejak (atsar) para Salaf dalam menjalankan agama)

f. Al-Ghurobaa (Orang-orang yang dianggap asing, karenakebenaran dan keteguhan terhadap sunnah sertamanhaj haq yang mereka bawa)

g. As-Sawadul Adzam (Golongan yang terbesar)

Bagian II : Pembahasan Mengenai Istilah Salafiyyah

29

Istilah-istilah itu sebenarnya adalah nama lain dari istilahSalafiyyah, hanya dengan konteks penjelasan yang berbeda-beda(baca: sinonim).

Berikut adalah hadits-hadits yang dimaksud dari berbagai macamistilah itu dan penjelasan mengenainya.

[Inside explanation untuk point nomer 5.a]

a. Al-Jamaah, Jamaatul Muslimiin, Ahlus SunnahWal Jamaah, firqotun Najiyah (Golongan yangselamat).

Penjelasan :

Syaikh Abdul Aziz ar Rayyis hafidzahulloh membagi istilah Al-Jamaah menjadi dua pengertian:

1. Al-Jamaah dalam pengertian fisik dan badan. Yangdimaksud dengan jamaah badan adalahjamaah hidup di bawah kepemimpinan seorangpenguasa yang muslim.

2. Al-Jamaah dalam pengertian agama atau non fisik

(Lihat: http://ustadzaris.com/apa-yang-dimaksud-istilah-jamaah )

Adapun secara terperinci, istilah Al-Jamaah dalam hadits-haditsdan penjelasan para shahabat umumnya mengacu kepada tigadefinisi penjelasan :

I. Al-Jamaah yang mengacu kepada golongan yangmengikuti sunnah rasululloh dan manhaj para shahabat(Al-Jamaah dalam pengertian agama). Sehingga masukke dalam konteks definisi ini adalah sinonim dari istilah :

Ahlus Sunnah wal Jamaah atau yang kadangdisingkat Ahlus Sunnah saja,

http://ustadzaris.com/apa-yang-dimaksud-istilah-jamaahhttp://ustadzaris.com/apa-yang-dimaksud-istilah-jamaah

Bagian II : Pembahasan Mengenai Istilah Salafiyyah

30

Firqotun najiyah (Golongan yang selamat)

As-sawadul adzam (Golongan yang terbesar denganpengertian pertama)

Salafiyyah atau manhaj salaf

II. Al-Jamaah yang mengacu kepada orang-orang yangmengikuti kebenaran walaupun dia adalah orang diri(Al-Jamaah dalam pengertian agama). Masuk kedalam konteks definisi ini adalah sinonim dari istilah :

Al-Ghuroba

Thoifah Al-Manshuroh

III. Al-Jamaah yang mengacu kepada pemerintahan danpemimpin Islam yang terpilih. Masuk kedalam konteks definisi ini adalah sinonim dari istilah :

Jamaatul Muslimiin.

As-sawadul adzam (Golongan yang terbesardengan pengertian kedua)

Hadits-Hadits Seputar ini :

Hadits 1

: )

(

Dari sahabat Muawiyah bin Abi Sufyan radhiallahu anhu dariNabi shallallahu alaihi wa sallam, beliau bersabda: Dan(pemeluk) agama ini akan berpecah belah menjadi tujuh puluhtiga golongan, tujuh puluh dua golongan akan masuk neraka,dan (hanya) satu golongan yang masuk surga, yaitu Al Jamaah.

(HRS Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Abi Ashim dan Al Hakim, dandishohihkan oleh Al Albani)

Bagian II : Pembahasan Mengenai Istilah Salafiyyah

31

Hadits 2

: :

: : .

Dari Abdullah bin Amr, ia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihiwa sallam bersabda, Sungguh akan terjadi pada ummatku, apayang telah terjadi pada ummat bani Israil sedikit demi sedikit,sehingga jika ada di antara mereka (Bani Israil) yangmenyetubuhi ibunya secara terang-terangan, maka niscaya akanada pada ummatku yang mengerjakan itu. Dan sesungguhnyabani Israil berpecah menjadi tujuh puluh dua millah, semuanya diNeraka kecuali satu millah saja dan ummatku akan terpecahmenjadi tujuh puluh tiga millah, yang semuanya di Nerakakecuali satu millah.

(para Shahabat) bertanya, Siapa mereka wahai Rasulullah?Beliau Shallallahu alaihi wa sallam menjawab, Apa yang akudan para Shahabatku berada di atasnya.

[Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi no. 2641, Hadits ini Hasan. LihatLihat Silsilatul Ahaadits ash-Shahiihah no. 1348 dan kitab ShahihTirmidzi no. 2129.]

Hadits 3

Dari Al Irbadh bin Sariyah, dia berkata : Rasulullah ShallallahuAlaihi Wasallam menasihatkan kepada kami dengan satu nasihatyang menggetarkan hati-hati kami dan air mata pun berlinangkarenanya. Maka ketika itu kami mengatakan: Duhai Rasulullah,nasihat ini seperti nasihat orang yang mau mengucapkan selamattinggal, karena itu berilah wasiat kepada kami.

Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

Bagian II : Pembahasan Mengenai Istilah Salafiyyah

32

Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertaqwa kepada Allah Azzawa Jalla, dan untuk mendengar serta taat (kepada pimpinan)meskipun yang memimpin kalian adalah seorang budak.Sesungguhnya, barangsiapa yang berumur panjang di antarakalian (para sahabat), niscaya akan melihat perselisihan yangbanyak. Maka wajib bagi kalian berpegang teguh padasunnahku dan sunnah para Khulafaur Rasyidun orang-orangyang mendapat petunjuk- sepeninggalku. Gigitlah sunnah itudengan gigi geraham kalian. Dan hati-hatilah kalian, jangansekali-kali mengada-adakan perkara-perkara baru dalam agama,karena sesungguhnya setiap bidah adalah sesat. [HR AbuDawud dan Tirmidzi]

********

Catatan 1 :

Hadits nomer 1 sampai nomer 3 ini mengacu kepadaistilah Al-Jamaah dalam pengertian Agama atau nonfisik, Ahlus sunnah Wal Jamaah, dan Firqotun Najiyah.

Khusus untuk hadits nomer 3, selain mengacu untuk Al-Jamaah dalam pengertian Agama atau non fisik, jugamengacu Al-Jamaah dalam pengertian Badan atau fisik(ummat Islam yang hidup di bawah kepemimpinanseorang penguasa yang muslim). Hal ini jelas karenahadits itu juga mengandung perintah untuk taat dan

patuh kepada pemimpin yang memerintah.

********

Bagian II : Pembahasan Mengenai Istilah Salafiyyah

33

Hadits 4

Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam bersabda:

. .

Berpeganglah pada Al Jamaah dan tinggalkankekelompokan/golongan-golongan. Karena setan itu bersamaorang yang bersendirian dan setan akan berada lebih jauh jikaorang tersebut berdua. Barangsiapa yang menginginkan bagiantengah surga, maka berpeganglah pada Al Jamaah.Barangsiapa merasa senang bisa melakukan amal kebajikan danbersusah hati manakala berbuat maksiat maka itulah seorangmumin (HR. Tirmidzi no.2165, ia berkata: Hasan shahih gharibdengan sanad ini)

Hadits 5

Dari Hudzaifah radhiallahu anhu, dia berkata,

Orang-orang bertanya kepada Rasulullah shallallah alaihiwasallam tentang kebaikan sedangkan aku bertanya kepadanyatentang keburukan, karena khawatir akan menimpaku. Akuberkata, Wahai Rasulullah, sesungguhnya dahulu kami beradadalam jahiliyah dan keburukan, maka Allah memberikan kepada

Bagian II : Pembahasan Mengenai Istilah Salafiyyah

34

kami kebaikan ini, apakah setelah kebaikan ini akan adakeburukan?

Beliau menjawab, Iya, ada.. Aku berkata, Apakah setelahkeburukan itu akan ada lagi kebaikan ?. Beliau menjawab, Ada,namun padanya ada kotoran.. Aku berkata, Apa kotorannya?.Beliau menjawab, Yaitu suatu kaum mengambil petunjuk selainpetunjukku, engkau kenali diantara mereka dan engkaumengingkarinya.. Aku berkata, Apakah setelah kebaikan ituakan ada lagi keburukan ?

Beliau menjawab, Iya, yaitu akan ada para penyeru kepadapintu-pintu Jahannam, siapa yang mengikutinya akandilemparkan ke dalamnya.

Aku berkata, Wahai Rasulullah, sifatkan mereka kepada kami?.Beliau menjawab, Mereka dari kulit kita dan berbicara denganbahasa kita (umat Islam pen.).

Aku berkata, Apakah yang engkau perintahkan kepadaku jikaaku mendapati masa tersebut ?

Beliau menjawab, Berpeganglah kepada jamaah kaummuslimin /Jamaatul muslimiin ( ( dan imammereka.

Aku berkata, Bila tidak ada jamaah dan imam?. Beliaumenjawab, Tinggalkan semua firqah walaupun engkau harusmenggigit akar pohon lalu kematian mendatangimu dalamkeadaan engkau menggigitnya. (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits 6

Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam bersabda:

Bagian II : Pembahasan Mengenai Istilah Salafiyyah

35

Sepeninggalku akan ada huru-hara yang terjadi terus-menerus.Jika diantara kalian melihat orang yang memecah belah AlJamaah atau menginginkan perpecahan dalam urusan umatkubagaimana pun bentuknya, maka perangilah ia. Karena tanganAllah itu berada pada Al Jamaah. Karena setan itu berlaribersama orang yang hendak memecah belah Al Jamaah (HR.As Suyuthi dalam Al Jami Ash Shaghir 4672, dishahihkan AlAlbani dalam Al Jami Ash Shahih 3621)

Hadits 7

Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam bersabda:

Barangsiapa yang melihat sesuatu yang tidak ia sukai daripemimpinnya, maka bersabarlah. Karena barangsiapa yangkeluar dari Al Jamaah sejengkal saja lalu mati, ia mati sebagaibangkai Jahiliah (HR. Bukhari no.7054,7143, Muslim no.1848,1849)

Hadits 8

Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam bersabda:

! : (

. . )

Demi Allah, darah seorang yang bersyahadat tidak lah halalkecuali karena tiga sebab: keluar dari Islam atau keluar dari AlJamaah, orang tua yang berzina dan membunuh (HR. Muslimno.1676)

Bagian II : Pembahasan Mengenai Istilah Salafiyyah

36

********

Catatan 2 :

Hadits nomer 3 sampai 8 ini mengacu kepada istilah Al-Jamaah dalam pengertian badan atau fisik (ummat Islamyang hidup di bawah kepemimpinan seorang penguasayang muslim), dan mengacu kepada istilah JamaatulMuslimin.

Adapun mengenai bagian perkataan Bila tidak adajamaah dan imam di hadits nomer 5, sudah sayajelaskan lebih lanjut dalam tulisan saya yang lain (dalambentuk jawaban terhadap diskusi yang dating keoadasaya..

Silakan lihat :

http://kautsaramru.wordpress.com/2013/07/30/jihad-secara-fisik-perang-antara-jihad-hujum-dan-jihad-difa-bag-2/

********

Atsar penjelasan dari shahabat dan tabiin seputar ini :

Atsar 1

Ibnu Masud radhiyallahu anhu berkata :

.

Sesungguhnya kebanyakan manusia akan meninggalkanJamaah, sesungguhnya Al-Jamaah ialah apabila mengikutikebenaran sekalipun engkau hanya seorang diri (keseorangan).

http://kautsaramru.wordpress.com/2013/07/30/jihad-secara-fisik-perang-antara-jihad-hujum-dan-jihad-difa-bag-2/http://kautsaramru.wordpress.com/2013/07/30/jihad-secara-fisik-perang-antara-jihad-hujum-dan-jihad-difa-bag-2/http://kautsaramru.wordpress.com/2013/07/30/jihad-secara-fisik-perang-antara-jihad-hujum-dan-jihad-difa-bag-2/

Bagian II : Pembahasan Mengenai Istilah Salafiyyah

37

[Riwayat Baihaqi. al-Madkhali. Hlm. 22. Abu Syamah.Disahihkan oleh Syaikh Nasruddin al-Albani; hlm. 91-92. Tahqiq Masyhur bin Hasan Salman; SyarahUshul i'tiqad. No. 160, Al-Lalikaii.]

Atsar 2

Nuaim bin Hammad rahimahulloh (seorang tabiin,pengikut/murid dari shahabat) :

.

Yaitu apabila telah rusak al-jamaah, maka wajib bagimu untukmengikuti al-jamaah sebelum rusak sekalipun engkau seorangdiri. Karena dengan demikian engkau adalah al-jamaah [I'lamulmuwaqqi'iin, 3/397, Ibnu Qayyim]

[End of Inside explanation untuk point nomer 5.amengenai Al-Jamaah]

b. Thoifah al manshuroh (Kelompok yangmendapatkan pertolongan)

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :

Terus menerus ada sekelompok (Thoifah, ) dari ummatkuyang mereka tetap nampak di atas kebenaran, tidakmembahayakan mereka orang mencerca mereka sampai datangketentuan Allah (hari kiamat) dan mereka dalam keadaan sepertiitu. [Hr. Muslim dari Tsauban]

Bagian II : Pembahasan Mengenai Istilah Salafiyyah

38

Penjelasan :

Masuk ke dalam konteks definisi Thoifah Al-Manshuroh iniadalah adalah sinonim dari istilah :

i. Ahlul Hadits/ahlul ilmi

ii. Ashhaabul hadits

iii. Ahlul atsar

Ketiga hal di atas merupakan pengertian dari orang-orang yangteguh berpegang kepada hadits dan jejak-jejak (atsar) para Salafdalam menjalankan agama. Yang selalu menegakkan kebenarandan memberantas kebatilan beserta syubhat-syubhatnya denganberdasarkan sunnah dan atsar manhaj para salaf.

Dan orang-orang ini senantiasa ada sepanjang zaman gunameneruskan jejak-jejak para pendahulunya. Ataupun untukmembantah syubhat-syubhat kebidahan yang senantiasabermunculan setiap masa. Mereka tidak memperdulikan celaanorang yang mencela serta menghina mereka, sepanjang itusesuai dengan sunnah dan hadits yang shohih. Dan merekalahorang yang berhak untuk mendapatkan pertolongan Alloh(Thoifah Al-Manshuroh).

Para ulama berkata :

At-Tirmidziy rahimahullah berkata :

: :

:

Aku mendengar Muhammad bin Ismaaiil (Al-Bukhaariy) berkata: Aku mendengar Aliy bin Al-Madiiniy berkata dan iamenyebutkan hadits ini dari Nabi shallallaahu alaihi wa sallam :Akan senantiasa ada sekelompok dari umatku yang akan

Bagian II : Pembahasan Mengenai Istilah Salafiyyah

39

menang di atas kebenaran. Aliy berkata : Mereka adalah ahlul-hadiits [Jaami At-Tirmidziy, 4/84].

Ibnul-Madiiniy rahimahullah berkata :

Mereka adalah Ahlul-Hadiits, dan orang-orang yang menjagamadzhab Rasululullah shallallaahu alaihi wa sallam sertamembela ilmu tersebut. Seandainya bukan mereka, maka tidakakan ditemui sunnah-sunnah pada golongan Mutazilah,Raafidlah, Jahmiyyah, Murjiah, dan ashhaabur-rayi sedikitpun[Syarah Ashhaabil-Hadiits lil-Khathiib Al-Baghdaadiy, hal. 30 no.9].

Al-Bukhaariy rohimahulloh membuat satu bab dalam kitabshohih bukhory-nya :

Bab : Sabda Nabi shallallaahu alaihi wa sallam : Akansenantiasa ada sekelompok dari umatku yang akan menangberperang di atas kebenaran. Mereka itu adalah para ulama(Ahlul ilmi) [Shahiih Al-Bukhaariy, 4/366].

Al-Haakim rahimahullah berkata :

: : :

:

Aku pernah mendengar Abu Abdillah Muhammad bin Aliy binAbdil-hamiid Al-Aadamiy di Makkah berkata : Aku pernahmendengar Muusaa bin Haaruun berkata : Aku pernahmendengar Ahmad bin Hanbal ketika ia ditanya tentang makna

Bagian II : Pembahasan Mengenai Istilah Salafiyyah

40

hadits ini, ia menjawab : Seandainya Ath-Thaaifah Al-Manshuurah ini bukan Ashhaabul-hadiits, maka aku tidakmengetahui siapakah mereka itu [Marifatu Uluumil-Hadiits,hal. 2].

Yaziid bin Haaruun rahimahullah berkata :

Seandainya mereka bukan Ashhaabul-Hadiits, maka aku tidaktahu siapakah mereka [Syaraf Ashhaabil-Hadiits lil-Khathiib, hal.59 no. 41].

Abdullah bin Al-Mubaarak rahimahullah berkata :

Mereka itu menurutku Ashhaabul-Hadiits [Syaraf Ashhaabil-Hadiits lil-Khathiib, hal. 61 no. 42].

Ahmad bin Sinaan rahimahullah berkata :

Mereka adalah ahli ilmu/ulama dan ashhaabul-aatsaar [SyarafAshhaabil-Hadiits lil-Khathiib, hal. 62 no. 44].

Abul-Qaasim Al-Ashbahaaniy rahimahullah membuat bab dalamkitabnya :

Penyebutan Ahlul-Hadiits, dan bahwasannya mereka kelompokyang nampak di atas kebenaran hingga tegak hari kiamat [Al-Hujjah fii Bayaanil-Mahajjah, 1/246].

Contoh Celaan :

Berikut adalah contoh celaan dan fitnah dari para ahlul bidahterhadap para ulama ahlul hadits dari masa ke masa, yangdidapatkan karena teguhnya mereka berpegang terhadapsunnah dan manhaj para shohahat dalam memahami Diin :

Bagian II : Pembahasan Mengenai Istilah Salafiyyah

41

- Musyabbihah dan mujassimah :

Gelar tuduhan menyerupakan Alloh dengan makhluq (tasybih),karena menetapkan hadits-hadits shohih yang dianggapmenyerupakan Alloh dengan makhluq.

Atau tuduhan men-jismkan (memberikan raga jasmani) kepadaAlloh, karena menetapkan hadits-hadits shohih yang dianggapmenjismkan Alloh dengan makhluq.

Padahal para ulama menetapkan hadits itu apa adanyasebagaimana malum pengertian itu dalam bahasa Arab danyang difahami oleh para shohabat rodhiyalloohu anhum,dengan tanpa mempersamakannya kepada makhluq.Persamaan istilah tidak memberikan konsekuensi persamaanpengertian dengan apa yang ada di makhluq.

Gelar-gelar tuduhan ini biasa dilontarkan oleh golonganpentathil (yang meniadakan) dan pentakwil shifat-shifat Alloh,seperti Mutazilah, Jahmiyah, dan Asyariyah.

- Murjiah, Ulama penjilat, Ulama Haid dan Nifas, Ulamapemerintah, Salafy Qoidun (Salafy yang kerjanya duduk saja),Salafy Mazhum (Salafy Palsu), tidak mengerti waqi :

Gelar tuduhan dari orang-orang yang bermanhaj khowarij,takfiri, dan berideologi pemberontakan. Mendapatkantuduhan dan gelar seperti ini karena tidak mengkafirkanseorang muslim yang melakukan dosa besar secara mutlaq.Atau karena tidak mengkafirkan orang (terutama pemerintah)yang tidak berhukum dengan hukum Alloh secara mutlaq,melainkan dengan perincian. Tuduhan karena tidak maumemberontak dan mengangkat senjata terhadap penguasamuslim yang dzolim, yang tidak menetapkan sebagian hukumIslam karena dianggap oleh para ulama ada udzur atausyubhat.

Bagian II : Pembahasan Mengenai Istilah Salafiyyah

42

Mereka dituduh dengan hal seperti itu, padahal para ulamahanya menetapkan dan berpegang terhadap hadits-hadits yangshohih tentang wajibnya tidak melepas ketaatan kepadawaliyul Amri yang dzolim. Mereka mengingkari kedzolimannyaakan tetapi mereka tidak memberontak terhadapnya.

- Nashibi :

Gelar tuduhan dari orang-orang syiah karena dianggapmembenci dan mendzolimi para ahlul bait, terutama Ali bin AbiTholib rodhiyalloohu anhu. Padahal mereka mencintai ahlulbait terutama Ali bin Abi Tholib dengan tanpa berlebihan. Danmenetapkan Abu Bakar, Umar, dan Utsman sebagai shahabatyang paling utama dan kholifah yang sah.

Para Ulama ahlus sunnah tidak mencela dan menganggapbahwa para kholifah tersebut berkhianat dan merebutkekuasaan kekholifahan dari Ali bin Abi Tholib. Mereka paraulama menetapkan keutamaan para khulafaur rasyidin besertapara shohabat semuanya dengan berdasarkan hadits-haditsyang shohih.

- Jumud, Ulama tekstual, kolot, fundamentalis :

Gelar tuduhan dari orang-orang yang terlalu mengagungkanakal pikiran, logika, Ashhabur royi, dan pengaruh modernisasizaman hingga dalam taraf yang berlebihan.

Karena hal itu, mereka sampai menolak ataupun mentakwilkanhadits-hadits yang shohih dan ayat-ayat al-Quransekehendaknya, agar sesuai dengan akal pikiran dan keinginanhawa nafsu mereka.

Mereka membenci orang-orang yang berpegang teguh dengansunnah dan hadits-hadits shohih rosululloh shalalloohu alaihiwa sallam yang qothi dan shorih (jelas maknanya), yangberkaitan dengan aqidah.

Bagian II : Pembahasan Mengenai Istilah Salafiyyah

43

Pada zaman dulu, yang terkenal dengan hal ini adalah firqohMutazilah dengan semboyan salah satu aqidah mereka Al-Quran adalah Makhluq, bukan kalamullah. Hal ini merekalontarkan untuk tujuan konsekuensi, bahwa karena Al-Quranitu adalah makhluq maka Al-Quran itu boleh untuk menerimarevisi, masukan, perbaikan, re-intepretasi sesuai dengankemauan akal pikiran dan kehendak mereka. Karena yangnamanya makhluq itu tentu mempunyai kekurangan.

Adapun slogan Mutazilah itu pada zaman modern inibertransformasi dengan slogan Al Quran adalah produksejarah atau produk budaya, yang mana tujuannyasebenarnya sama saja. Yakni dengan dalih konstekstualisasiagar sesuai dengan kondisi zaman dan modernisasi, maka ayat-ayat, hukum-hukum dan kemuliaan Al-Quran, ingin merekaperlakukan sama seperti mereka memperlakukan hasilkebudayaan dan intelektualisan sejarah manusia yang lain.Inilah yang terjadi dengan orang yang menisbatkan kepadaliberalisasi.

- Dan banyak lagi gelaran-gelaran tuduhan yang diberikankepada mereka, karena berpegang kepada hadits yang shohihdan penjelasan atsar salaf.

Berkata Imam Abu Utsman Ash-Shaabuuniy rahimahullahdalam kitab beliau Aqidatus Salaf Ashhaabil Hadiits,

: - ] [

. -

] . ]

) ) .().

Bagian II : Pembahasan Mengenai Istilah Salafiyyah

44

162 Dan ciri-ciri yang dimiliki oleh Ahli Bidah itu amatlah jelasdan terang. Yang paling menonjol di antaranya adalah : Besarnyaantipati mereka terhadap para pembawa riwayat hadits-haditsNabi shallallaahu alaihi wa sallam, melecehkan mereka,[merendahkan mereka], bahkan menggelari mereka sebagaihasyawiyyah (tukang hapal catatan kaki), orang-orang jahil,dhahiriyyah (tekstual), dan musyabbihah.

Semua itu didasari keyakinan mereka bahwa hadits-haditsRasulullah shallalaahu alaihi wa sallam itu terpisah dari ilmu.Dan ilmu (menurut mereka) adalah apa-apa yang dijejalkan setankepada mereka, hasil dari olah akal mereka yang rusak, waswasdari hati mereka yang gelap, imajinasi mereka yang hampa darikebenaran, serta [berbagai kalimat] dan hujjah mereka yanglemah dan bathil.

Allah telah berfirman :

Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka(QS. Muhammad : 23).

Dan barang siapa yang dihinakan Allah maka tidak seorang punyang memuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Diakehendaki (QS. Al-Hajj : 18).

Beliau (Imam Abu Utsman Ash-Shaabuuniy rahimahullah) jugaberkata dengan menukil perkataan Abu Hatim Ar-Razyrohimahulloh,

[ ][ : ]

: : (

Bagian II : Pembahasan Mengenai Istilah Salafiyyah

45

: : .

: . : . .

167 Aku (Abu Utsman Ash-Shaabuniy) mendengar [Al-Ustadz]Abu Manshuur Muhammad bin Abdillah bin Himsyaad Al-AalimAz-Zaahid [rahimahullah] berkata : Aku mendengar Abul-QaasimJafar bin Ahmad Al-Muqriy Ar-Raaziy berkata : Pernah dibacakankepada Abdurrahman bin Abi Haatim Ar-Raaziy, dan waktu ituaku mendengarkannya : Aku mendengar ayahku berkata yangdimaksudkan adalah penghulu ulama di negerinya, yaitu AbuHaatim Muhammad bin Idriis Al-Handhaliy Ar-Raaziy berkata :

Tanda-tanda Ahli Bidah adalah mencela Ahlul-Atsar. Tanda-tanda Zanaadiqah adalah penamaan mereka terhadap Ahlul-Atsar dengan Hasyawiyyah. Mereka memaksudkan hal itu untukmembatalkan/menolak atsar. Tanda-tanda Qadariyyah adalahpenamaan mereka terhadap Ahlus-Sunnah dengan Mujabbirah(=Jabriyyah, golongan yang hanya bergantung kepada taqdir).Tanda-tanda Jahmiyyah adalah penamaan mereka kepada Ahlus-Sunnah dengan Musyabbihah. Dan tanda-tanda Raafidlah adalahpenamaan mereka kepada Ahlul-Atsar dengan Naabitah sertaNaashibah.

Beliau (Imam Abu Utsman Ash-Shaabuuniy rahimahullah) jugaberkata dengan menukil riwayat Abdullah bin Mubarokrohimahulloh,

: : :

:

: : : .

Bagian II : Pembahasan Mengenai Istilah Salafiyyah

46

Dan aku mendengar Abu Jafar Muhammad bin Sholih bin Haniaberkata: mendengar Abu Bakar Muhammad bin Syuaib berkata:mendengar Ishaq bin Ibrohim Al-Handhali berkata: bahwa IbnMubarak suatu waktu datang ke kota. Salah seorang ahli ibadahtiba-tiba mendatanginya yang diperkirakan penganut madzhabkhawarij-, lalu berkata kepadanya, Wahai Abu Abdurahman(yakni Ibnu Mubarak pen), apa pendapatmu terhadap seorangpezina, pencuri, dan peminum khamer?.

Beliau menjawab, Aku tidak mengeluarkan mereka darikeimanan. Maka lelaki itu menukas: Wahai Abu Abdurahman,sudah tua-tua begini kamu malah jadi murjiah.

Abdullah bin Mubarak menimpali, Tidak, justru kami (Ahlussunnah) bersebrangan dengan orang murjiah. Murjiahmengatakan: Kebajikan-kebajikan kita pasti diterima, sedangkankejahatan-kejahatan kita pasti diampuni. Seandainya aku (IbnMubarak) tahu bahwa kebajikanku sudah diterima, niscaya akubersaksi bahwa aku masuk jannah.

********

Catatan 1 :

Hadits Thoifah Al-Manshuroh ini mempunyai beberapa riwayatredaksi yang sedikit berbeda-beda, namun memiliki makna yangsama. Sebagian orang yang terjebak kepada manhaj yang salah,ada yang berusaha membedakan antara istilah firqotun Najiyahdengan istilah thoifah al-manshuroh (Baca : Tidakmenganggapnya sebagai istilah yang sinonim dengan konsteksyang berbeda). Dan ada juga yang berkata bahwa Thoifah al-Manshuroh hanyalah khusus untuk orang yang berperang danberjihad saja.

Mereka mendasarkan hal ini hanya kepada salah satu redaksihadits thoifah Al-Manshuroh berikut ini,

Bagian II : Pembahasan Mengenai Istilah Salafiyyah

47

Dari Uqbah bin Amir Radhiyallohu Anhu beliau berkata,Rasulullah Shallalloahu alaihi Wasallam bersabda :

Akan senantiasa ada sekelompok kecil dari ummatku yangberperang di atas perintah Allah, mereka berjaya atas musuhmereka, orang-orang yang menentang mereka tidak akan bisamembahayakan mereka sampai hari kiamat dan mereka tetapteguh dalam kondisi seperti itu (HR. Muslim)

Padahal perkataan perang (Qital) dalam lafal hadits itu ( ), maksudnya adalah yang berperang dengan tidaklepas dari tuntunan ilmu, sehingga karena hal itu mereka berhakuntuk menisbatkan dengan perkataan berperang di atasperintah Allloh ( ). Dan bahkan mereka yangdimaksud itu adalah Ahlul ilmi itu sendiri. Oleh karena itu ImamAl-Bukhari rohimahuloh membuat suatu bab dalam shohihnya :

Bab : Sabda Nabi shallallaahu alaihi wa sallam : Akansenantiasa ada sekelompok dari umatku yang akan menangberperang di atas kebenaran. Mereka itu adalah ahlul ilmi[Shahiih Al-Bukhaariy, 4/366]

Hal ini wajar, karena ada orang yang berperang dengan adanyabimbingan ilmu dan manhaj Salaf dan ada juga orang yangberperang dengan tidak berdasarkan landasan manhaj salaf.Tidak bisa dikatakan bahwa karena semuanya sama-samaberperang, maka semua disebut sebagai thoifah al-manshuroh.

Padahal tidak jarang, di medan perang itu terdapat orang-orangatau kelompok yang mempunyai aqidah serta manhaj yangmenyimpang dari manhaj salaf.

Bagian II : Pembahasan Mengenai Istilah Salafiyyah

48

Misal : Orang-orang khawarij pada zaman dahulu yangmemerangi, mengkafirkan, dan bahkan sampai membunuh Alibin Abi Tholib rodhiyalloohu anhu. Maka apakah serta mertamereka juga disebut sebagai Thoifah Al-Manshuroh, hanyadikarenakan mereka ikhlash dalam perangnya (baca : yangmereka aku-aku sebagai jihad). Disebut juga sebagai thoifah al-manshuroh dikarenakan mereka berharap akan pahala dari Allohdengan membunuh Ali bin Abi Tholib?

Sehingga dari hal ini, kita juga mendapati bahwa Alloh sangatmengaitkan hubungan antara jihad dengan ilmu. Dan bahkanAlloh pun memerintahkan kepada kita agar eksistensi ilmu iniagar selalu terpelihara, baik ketika berperang ataupun setelahkembali dari berperang.

Alloh subhaanahu wa taaala berfirman,

Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medanperang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antaramereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuanmereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepadakaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supayamereka itu dapat menjaga dirinya. [QS. At-Taubah :122]

Dan tidak bisa juga, terhadap orang yang tidak ikut berperangdikarenakan dia berpegang kepada ilmu dan qaidah-qaidahmanhaj salaf dalam masalah jihad, maka dia dianggap tidak bisadisebut sebagai Thoifah al-Manshuroh dan bahkan dicelakarenanya (Baca : dicela dan tidak dianggap sebagai thoifah Al-Mashuroh karena tidak ikut berperang).

Padahal jihad dalam makna perang (qital) itu ada syarat-syaratnya, ada tuntunannya, baik itu dalam perkara siapakahyang berhaq mengumandangkan jihad, perbedaan jihad difa dan

Bagian II : Pembahasan Mengenai Istilah Salafiyyah

49

jihad thulab, dan sebagainya; dengan berdasarkan hadits-haditsshohih dari rosululloh shalloohu alaihi wa sallam. Yang manakesemua itu juga dikembalikan kepada fatwa bimbingan ulamadan otoritas perintah dari ulil Amri.

Hal ini sebagaimana yang disebutkan dalam ayat-ayat dan hadits-hadits shohih berikut ini :

Dalil 1 untuk Catatan 1

Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentangkeamanan ataupun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Dankalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil Amri diantara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahuikebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasuldan Ulil Amri). Kalau tidaklah karena karunia dan rahmat Allahkepada kamu, tentulah kamu mengikut syaitan, kecualisebahagian kecil saja (di antaramu). [QS Ali Imran : 83]

Dalil 2 untuk Catatan 1

- -

Dari Abu Hurairah : ia berkata: Dari Nabi beliaubersabda:

Sesungguhnyalah seorang pemimpin itu merupakan perisai,rakyat akan berperang di belakang serta berlindung dengannya.Bila ia memerintah untuk takwa kepada Allah azza wa jalla sertabertindak adil, maka ia akan memperoleh pahala. Namun bila iamemerintah dengan selainnya, maka ia akan mendapatkanakibatnya. [HR.Muslim]

Bagian II : Pembahasan Mengenai Istilah Salafiyyah

50

Imam An-Nawawi rohimahulloh berkata dalam menjelaskanhadits di atas :

) : : )

: ..

[Sabda Nabi seorang imam adalah perisai]maksudnya seperti Sesuatu yang digunakan untuk berlindung,dikatakan demikian karena seorang imam berfungsi mencegah(serangan ) musuh yang mengganggu kaum muslimin. Danmenghalangi kedholiman sebagian orang kepada yanglainnya,menjaga kemuliaan islam dan masyarakat berlindungkepadanya serta takut akan kekuasaannya.

Dan adapun makna [rakyat akan berperang di belakangnya]maksudnya rakyat akan berperang bersama imam untukmemerangi kafir harby, memerangi ahli bughot (aggressor), parakhowarij, dan pada semua kaum yang membuat kerusakan dankedholiman secara umum. [syarah shohih muslim an-nawawy]

Oleh karena itu para ulama salaf menetapkan qaidah manhajSalaf Ahlus Sunnah wal Jamaah dalam masalah ini, berkata :

- Al-Imam Abu Muhammad Abdurrahman bin Abi Hatimrahimahullah berkata,

Aku bertanya kepada ayahku dan Abu Zurah tentang mazhabAhlus Sunnah dalam pokok-pokok agama dan apa yang dijumpaikeduanya berupa keyakinan para ulama di setiap tempat sertaapa yang menjadi keyakinan keduanya.

Keduanya menjawab, Kami mendapati para ulama di berbagaiwilayah, seperti Hijaz, Irak, Syam, dan juga Yaman, mazhabmereka adalah -keduanya pun menyebutkan beberapa halkemudian keduanya menegaskan- kita menunaikan kewajiban

Bagian II : Pembahasan Mengenai Istilah Salafiyyah

51

jihad dan haji bersama pemerintah kaum muslimin di setiapzaman. Kita juga tidak memandang bolehnya memberontakkepada pemerintah dan melakukan pembunuhan di masa fitnah.Kita mendengar dan taat kepada siapa yang Allah Subhanahuwataala takdirkan sebagai pemimpin urusan-urusan kita.

Kita tidak akan melepaskan ketatan, kita akan selalu mengikutisunnah dan jamah serta menjauh dari penyelisihan, perselisihan,dan perpecahan. Kewajiban jihad bersama pemerintah tetapberlaku/ berlangsung sejak Allah Subhanahu wataala mengutusnabi-Nya hingga hari kiamat, tidak ada yang dapatmenggugurkannya. Demikian halnya dengan haji danpenyerahan shadaqah yang diambil dari sumbernya kepadapemerintah.(Syarh Ushul Itiqad Ahlus Sunnah)

- Al-Imam Ahmad bin Hanbal rohimahulloh berkata,

Berjihad bersama penguasa terus berlangsung hingga harikiamat, terlepas apakah ia seorang penguasa yang baik ataujahat.(Syarh Ushulil Itiqad Lalikai, juz 1, hal.180)

- Al-Imam Abu Ismail Ash-Shabuni rohimahulloh berkata:

Ahlul hadits berpandangan (disyariatkannya) jihad melawanorang-orang kafir bersama penguasa walaupun mereka (parapenguasa itu, red) orang-orang yang jahat. (Aqidatus SalafAshhabil Hadits hal.106)

- Al-Imam Ibnu Baththah Al-Ukbari rohimahulloh berkata:

Telah sepakat para ulama ahli fiqh, ilmu, dan ibadah, dan jugadari kalangan ubbad (ahli ibadah) dan zuhhad (orang-orangzuhud) sejak generasi pertama umat ini hingga masa kita inibahwa shalat Jumat, Iedul Fithri dan Iedul Adha, hari-hari Minadan Arafah, jihad, haji, dan penyembelihan qurban dilakukanbersama penguasa, yang baik ataupun yang jahat.(Al-Ibanah,hal 276-281, dinukil dari Qaidah Mukhtasharah hal. 16)

Bagian II : Pembahasan Mengenai Istilah Salafiyyah

52

- Al-Imam Al-Barbahari rohimahulloh berkata:

Ketahuilah bahwa kejahatan penguasa tidak menghapuskankewajiban yang Allah wajibkan melalui lisan Nabi-Nya.Kejahatannya akan kembali kepada dirinya sendiri, sedangkankebaikan-kebaikan yang kamu kerjakan bersamanya mendapatpahala yang sempurna insya Allah, yakni kerjakanlah shalatberjamaah, shalat Jumat dan jihad bersama mereka, dan jugaberperan sertalah bersamanya dalam semua jenis ketaatan(yang dipimpin olehnya).(Thabaqat Al-Hanabilah karya Ibnu AbiYala 2/36, dinukil dari Qaidah Mukhtasharah, hal.14)

Sehingga terhadap orang yang berusaha membuat-buat syubhatmengenai pembedaan pemahaman mengenai Thoifah al-Manshuroh, keterkaitan istilah ini dengan ilmu dan manhaj salaf,dan firqotun Najiyah sebagai nama lain darinya; maka SyaikhSholih Al-Fauzan hafidzahulloh berkata :

Di sana ada orang yang membedakan antara at-thaifah al-manshurah (kelompok yang ditolong) dengan al-firqatun najiyah(kelompok yang selamat)? Apakah pembagian seperti ini dapatdibenarkan? Jika memang demikian, lantas siapakah al-firqatunnajiyah? Dan siapa pula at-thafah al-manshurah?

-

Jawab: Mereka itu hendak memisahkan segala perkara, merekaingin memecah belah persatuan kaum muslimin, bahkan sifat-sifat kaum muslimin ingin dipisahkan pula. Ketahuilah, ucapan initidak benar, sesungguhnya at-thaifah al-manshurah adalah al-

Bagian II : Pembahasan Mengenai Istilah Salafiyyah

53

firqatun najiyah walhamdulillah- mereka tidak akan tertolongkecuali jika mereka selamat dan tidak akan selamat kecuali jikamereka ditolong. Keduanya merupakan sifat yang salingberkaitan satu sama lain.

Upaya membedakan kedua sifat ini sesungguhnya bisa berasaldari orang bodoh atau bisa pula dari orang yang mempunyaikeinginan jelek guna membuat kerancuan di kalangan syabab(para pemuda) kaum muslimin dalam memahami at-thaifah al-manshurah an-najiyah.

[Syaikh Shalih Al-Fawzan hafidzhahullah Al-Ajwibah Al-Mufidahan Asilatil Manahij Al-Jadidah Soal 41]

***[Akhir dari Catatan 1]*****

Catatan 2 :

Sebagian ulama ada yang memahami dengan berdasarkankeumuman lafadz dari hadits tersebut, dengan tidak membatasilafal hadits itu hanya kepada Ahlul Hadits saja ataupun hanyakepada konteks jihad saja (seperti yang disebutkan dalamcatatan mengenai syubhat sebelumnya). Beliau lebihmemaknainya untuk berbagai macam cabang kebaikan.

Imam An-Nawawi rohimahulloh berkata,

Kelompok ini kemungkinan adalah kelompok yang tersebar diantara kaum muminin. Di antara mereka adalah para pemberaniyang berperang (di jalan Allah), fuqahaa, ahli hadits, orang-orang yang zuhud, orang yang menyuruh pada yang maruuf dan

Bagian II : Pembahasan Mengenai Istilah Salafiyyah

54

mencegah dari yang munkar, dan para pelaku kebaikan yanglainnya. Tidaklah mengkonsekuensikan mereka berkumpul padatempat yang sama, bahkan mungkin mereka tersebar di berbagaipenjuru negeri [Syarh Shahiih Muslim, 13/67 via Syamilah].

Adapun untuk mengumumkan hal ini, maka itu adalah hal yangboleh-boleh saja. Asalkan orang atau sekelompok orang yangmelakukan berbagai macam cabang kebaikan itu, benar-benardengan berdasarkan ilmu dan manhaj Salaf yang haq. Bukanhanya berdasarkan anggapan baik saja.

Akan tetapi yang paling utama dalam hal ini sebenarnya adalahlebih tertuju kepada Ahlul Hadits/Ashhaabul hadits, dan orang-orang yang mengikuti jalan-jalan mereka dalammemperjuangkan dan menjalankan Diin ini. (Sebagaimanapenjelasan Ulama yang banyak sebelumnya tadi). Mengikutijalan-jalan mereka dalam memperjuangkan, memahami, danmenjalankan Diin, maka inilah yang tercakup dalam berbagaimacam cabang kebaikan tersebut.

Sebagai misal : kita tidak bisa berjihad dengan benar dan sesuaisyariat, jika tanpa bimbingan ilmu dari para ahlul ilmi danhadits-hadits dari para Ahlul Hadits. Kita tidak bisa zuhud denganbenar dan sesuai syariat, jika tanpa bimbingan ilmu dari paraahlul ilmi dan hadits-hadits dari para Ahlul Hadits. Kita tidak bisaberamar maruf nahi mungkar dengan benar dan sesuai syariat,tahu tahapan-tahapannya, tahu mashlahat dan madhorotnya,jika tanpa bimbingan ilmu dari para ahlul ilmi dan hadits-haditsdari para Ahlul Hadits sebagai pedoman. Dan begitu seterusnyauntuk berbagai macam cabang kebaikan tersebut.

Sehingga dari penjelasan ini, pemahaman yang paling utamadalam memaknai Thoifah al-manshuroh itu sebenarnya adalahkembali ke Ahlul Hadits/Ashhaabul Hadiits/Ahlul ilmi/AhlulAtsar. Inilah yang paling utama, sebagaimana yang diterangkanoleh para ulama pada awal-awalnya.

Bagian II : Pembahasan Mengenai Istilah Salafiyyah

55

Dari perjuangan dan penjagaan mereka (Ahlul Hadits dan ahlulilmi) terhadap atsar, ilmu, dan hadits itulah, baru kita bisamengenali berbagai macam cabang kebaikan itu dengan benardan sesuai syariat.

***(Akhir dari Catatan 2untuk point 5.b mengenai Thoifah Al-Manshuroh)*****

c. Al-Ghuroba

Definisi sederhana dari Al-Ghuroba adalah orang-orang yangdianggap asing karena istiqomah terhadap kebenaran, yangselalu melaksanakan perbaikan amar maruf nahi mungkar, danyang selalu teguh terhadap sunnah dan manhaj salaf yang haqyang mereka pegang.

Hadits-Hadits Seputar Ini :

Hadits 1

Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata: Rasulullahshallallahu alaihi wasallam bersabda:

Islam muncul dalam keadaan asing, dan ia akan kembali dalamkeadaan asing, maka beruntunglah orang-orang yangterasingkan itu. (HR. Muslim no. 208)

Hadits 2

. . :

Rasululloh shalalloohu alaihi wa sallam bersabda :Sesungguhnya Islam muncul dalam keadaan asing, dan akan

Bagian II : Pembahasan Mengenai Istilah Salafiyyah

56

kembali asing seperti saat kemunculannya. Maka beruntunglahorang-orang yang asing.

Seseorang bertanya : Siapakah orang-orang yang asing itu yaRasulullah?

Mereka yang menyempal (berseberangan) dari kaumnya,jawab Rasulullah

(HR. Ibnu Majah, Ahmad & Ad Darimi dinyatakan Shahih olehSyaikh Al Albani )

Hadits 3

.

Rasululloh shalalloohu alaihi wa sallam bersabda :Sesungguhnya Islam muncul dalam keadaan asing, dan akankembali asing seperti saat kemunculannya. Maka beruntunglahorang-orang yang terasing.

Seseorang bertanya : Siapakah orang-orang yang asing itu yaRasulullah ?

Orang-orang yang selalu memperbaiki (melakukan ishlah) disaat manusia merusak sunnah-sunnahku, jawab Rasulullah

(HR. At Tirmidzi, dinyatakan Hasan Shahih oleh Imam At Tirmidzi)

Hadits 4

.

:

Rasululloh shalalloohu alaihi wa sallam bersabda :Beruntunglah orang-orang yang terasing.

Bagian II : Pembahasan Mengenai Istilah Salafiyyah

57

Seseorang bertanya : Siapakah orang-orang yang terasing itu yaRasulullah ?

Orang-orang shalih yang berada di antara orang-orang jahatyang jumlahnya banyak sekali. Yang menentang mereka lebihbanyak dibandingkan yang mengikuti , jawab Rasulullah

(HR. Ahmad, dinyatakan Hasan oleh Syaikh Syuaib Al Arnauth)

Hadits 5

: :

Seseorang berkataSiapakah orang-orang yang terasing itu yaRasulullah ?

Orang-orang yang selalu memperbaiki (amar marur dan nahimunkar) di saat manusia dalam keadaan rusak, jawabRasulullah

(HR. Thabrani, dengan periwayat yang terpercaya /shahih)

***[Akhir dari penjelasan untuk point 5.c mengenai Al-Ghuroba]

d. Assawadul adzom

Penjelasan :

- Secara bahasa assawadul adzom maksudnya adalah golonganyang terbesar.

- Adapun secara istilah, assawadul adzom ini memilikipengertian yang sama dengan definisi dan pembagian dari istilahAl-Jamaah yang terlah kita bahas sebelumnya. (Lihat kembali kepenjelasan mengenai istilah Al-Jamaah).

Bagian II : Pembahasan Mengenai Istilah Salafiyyah

58

Berikut adalah perincian dari penjelasan dari assawadul adzom :

A. Pengertian pertama dari assawadul adzam adalahistilah yang tertuju kepada para shahabatrodhiyalloohu anhum pada zamannya, termasukjuga adalah para ulama dan ummat Islam yangmengikuti jalan para shahabat itu.

Hal ini karena pada zaman shahabat, golongan yang menyempaldari sunnah dan manhaj para shahabat itu masih kecil dansedikit. Sedangkan jumlah para shahabat dan murid pengikutnyapada waktu itu, masih banyak dan mendominasi. Sehinggajadilah mereka golongan yang terbesar dan mayoritas.

Bukanlah yang dimaksud dari istilah ini, adalah hanya sekedarbanyaknya jumlah pengikut di setiap zaman. Karena hal itu akanbertentangan dengan hadits-hadits lain seperti hadits masalahal-Ghuroba, pecahnya ummat Islam menjadi 73 golongan danhanya 1 golongan yang selamat (lihat hadits-hadits masalah Al-Jamaah), atsar ibnu masud mengenai pengertian Al-jamaah,dan juga ayat-ayat Al-Quran seperti QS. Al-Anam ayat 116.

Alloh subhaanahu wa taaala berfirman,

Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di mukabumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah.Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, danmereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah). [QS. Al-An'Am : 116]

Muhammad bin Aslam Ath Thuusiy (wafat 242H) berkata:

:

Bagian II : Pembahasan Mengenai Istilah Salafiyyah

59

Berpeganglah pada as sawaadul azham. Orang-orang bertanya,siapa as sawaadul azham itu? Beliau (Muhammad bin Aslam)menjawab, ia adalah seorang atau dua orang yang berilmu, yangberpegang teguh pada sunnah Rasulullah ShallallahualaihiWasallam dan mengikuti jalannya. Bukanlah as sawaadul azhamitu mayoritas kaum muslimin secara mutlak. Barangsiapaberpegang pada seorang atau dua orang tadi dan mengikutinya,maka ia adalah Al Jamaah. Dan barangsiapa yang menyelisihimereka, ia telah menyelisihi ahlul jamaah (Thabaqat Al KubraLisy Syarani, 1/54)

? : : : .

- -

Ada seorang yang bertanya, wahai Abu Yaqub (Ishaq binRahawaih), siapa as sawadul azham itu? Beliau menjawab:Muhammad bin Aslam, murid-muridnya dan para pengikutinya.Kemudian beliau berkata: Aku tidak pernah mendengar orangyang alim sejak 500 tahun yang lebih berpegang teguh padasunnah Nabi Shallallahualaihi Wasallam selain Muhammad binAslam (Siyar Alamin Nubala, 9/540)

Ishaq bin Rahawaih (guru dari imam Al-Bukhari) rohimahullohberkata,

:

Jika engkau tanyakan kepada orang-orang bodoh siapa itu assawadul azham, niscaya mereka akan menjawab: mayoritasmanusia. Mereka tidak tahu bahwa Al Jamaah itu adalah orangalim yang berpegang teguh pada sunnah Nabi Shallallahualaihi

Bagian II : Pembahasan Mengenai Istilah Salafiyyah

60

Wasallam dan jalannya. Barangsiapa yang bersama orang alimtersebut dan mengikutinya, ialah Al Jamaah, Dan yangmenyelisihinya, ia meninggalkan Al Jamaah (Hilyatul Aulia,9/238)

Abdullah Bin Mubarak (wafat 181H) rohimahulloh ditanya assawaadul azham:

: :

Seorang lelaki bertanya kepada Ibnul Mubarak, wahai AbuAbdirrahman siapa as sawadul azham itu? Beliau menjawab,Abu Hamzah As Sakuni (Hilyatul Aulia, 9/238)

B. Adapun pengertian kedua dari As-Sawadul Adzam :Golongan yang terbesar, yakni maksudnya tertujukepada pemerintahan dan pemimpin muslim yangmayoritas umat Islam di bawah kekuasaannya.

Baik itu yang menguasai dengan kekerasan (diktator) ataupunyang menguasai dengan kebijaksanaan. Para pemberontak danfihak yang tidak mau mengakui kekuasaannya, umumya adalahgolongan yang kecil dan sedikit jumlahnya.

C. Adapun pengertian ketiga dari As-Sawadul Adzomadalah golongan yang berpegang kepada kebenaransesuai dengan Manhaj Salaf, terutama para shahabatsebagai manhaj yang paling utama.

(Lihat juga perkataan para Ulama di penjelasan pengertianpertama mengenai As-Sawadul Adzom sebelumnya)

Hadits-Hadits seputar ini :

Hadits 1

Rasululloh shalalloohu alaihi wa sallam bersabda,

Bagian II : Pembahasan Mengenai Istilah Salafiyyah

61

Sesungguhnya umatku tidak akan bersatu dalam kesesatan.Maka jika kalian melihat perselisihan, berpeganglah pada assawaadul azham yaitu al haq dan ahlul haq (HR. Ibnu Majah3950, hadits hasan dengan banyaknya jalan kecuali tambahan sebagaimana dikatakan oleh Al Albani dalam SilsilahAsh Shahihah, 1331)

Hadits 2

Abu Umamah Al Bahili Radhiallahuanhu, seorang shahabat nabiberkata,

Berpeganglah kepada as sawadul azham. Lalu ada yangbertanya, siapa as sawadul azham itu? Lalu Abu Umamahmembaca ayat dalam surat An Nur:

.dan jika kamu berpaling maka sesungguhnya kewajiban rasulitu adalah apa yang dibebankan kepadanya.(QS. An Nuur: 54)

(HR. Ahmad no.19351. Sanadnya shahih sebagaimana dikatakanAl Haitsami dalam Majma Az Zawaid 5/220)

********

Catatan 1 :

Di Hadits nomer dua ini, shahabat Abu Umamah rodhiyalloohuanhu mengisyaratkan bahwa makna as sawadul azham adalahorang-orang yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, atau dengankata lain, pengikut kebenaran.

********

Bagian II : Pembahasan Mengenai Istilah Salafiyyah

62

Hadits 3

Rasululloh shalalloohu alaihi wa sallam bersabda,

:

: :

Diperlihatkan kepadaku umat manusia seluruhnya. Makaakupun melihat ada Nabi yang memiliki pengikut sekelompokkecil manusia. Dan ada Nabi yang memiliki pengikut dua orang.Ada Nabi yang tidak memiliki pengikut.

Lalu diperlihatkan kepadaku sekelompok hitam yang sangatbesar (Sawaadun Adziim, ), aku mengira itu adalahumatku. Lalu dikatakan kepadaku, itulah Nabi MusaShallallhualaihi Wasallam dan kaumnya.

Dikatakan kepadaku, Lihatlah ke arah ufuk. Akumelihat sekelompok hitam yang sangat besar (Sawaadun Adziim, ). Dikatakan lagi, Lihat juga ke arah ufuk yang lain. Akumelihat sekelompok hitam yang sangat besar (Sawaadun Adziim, ) . Dikatakan kepadaku, Inilah umatmu dan diantaramereka ada 70.000 orang yang masuk surga tanpa hisab dantanpa adzab. (HR. Bukhari 5705, 5752, Muslim, 220)

********

Catatan 2 :

Hadits nomer satu dan dua menjelaskan pengertian assawaduladzom yang pertama dan ketiga. Yang mana dikaitkan kepadakebenaran, bukan hanya sekedar pada jumlah. Dan standartkebenaran adalah mengikuti manhaj para shahabatrodhiyalloohu anhum beserta orang-orang yang mengikutinya.Bisa jadi di suatu zaman orang yang mengikuti kebenaran

Bagian II : Pembahasan Mengenai Istilah Salafiyyah

63

jumlahnya sedikit, dan bisa juga di zaman yang lain berjumlahbanyak.

Adapun khusus untuk hadits nomer 3 konteksnya berbedadengan dua hadits sebelumnya. Yang dimaksudkan dari haditsnomer 3 ini adalah benar-benar makna literalnya, yaknijumlahnya yang banyak. Bukan Assawadul Adzom denganketiga pengertian seperti yang telah kita terangkan sebelumnya.

Mafhum hadits nomer 3, adalah jumlah ummat rasululullohshalalloohu alaihi wa sallam seluruhnya (baca : Ummat Islam),baik itu yang ahlus sunnah ataupun ahlul bidah yangkebidahannya ghoiru mukaffiroh (yang tidak sampaimengkafirkannya), semuanya dikumpulkan dan dibandingkandengan jumlah pengikut nabi lainnya.

Ketika dikumpulkan, maka jumlah pengikut Rasululloh lah yangterbesar hingga sampai disebut assawadul adzom (Kumpulanorang yang terlihat berbentuk hitam yang besar dari kejauhankarena banyaknya).

Dimasukkannya juga ahlul Bidah, karena Ahlus Sunnah tidaklahsembarang mengkafirkan orang yang melakukan kebidahan.Sepanjang kebidahan yang mereka lakukan tergolong dalambidahan ghoiru mukaffiroh (kebidahan yang tidak sampaimengkafirkannya), atau karena adanya penghalang untukjatuhnya hukum kafir, ataupun karena adanya udzur (sepertikarena kebodohan dan ketidak tahuan), maka Ahlus Sunnahtetap menggolongkan mereka sebagai saudara mereka UmmatIslam yang tidak dikafirkan. Hanya saja digolongkan sebagai AhlulBidah yang tersesat dan diancam dengan neraka, bukantermasuk Ahlus Sunnah.

Hal ini ditetapkan karena rosululloh sendiri tidak mengkafirkanummatnya dengan mafhum perkataan beliau ( )Akan berpecah belah ummatku menjadi 73 golongan

Bagian II : Pembahasan Mengenai Istilah Salafiyyah

64

[Lihat hadits-hadits di bagian pembahasan istilah Al-Jama'ahyang telah lalu].

Perkataan Rosululloh Ummatku ( ) ini bermaksud bahwamereka tetaplah seorang muslim, bukan orang kafir. Hanya sajamereka diancam dengan siksa neraka karena kebidahan mereka,hingga menolak sunnah-sunnah Rasululloh shalalloohu alaihi wasallam yang shohih. Dan hal ini selaras dengan perkataan kepadaRasululloh dalam hadits nomer 3 mengenai As-Sawadul Adzomini yang dikatakan Inilah Ummatmu ( ).

Sehingga Point penting di sini dari hadits nomer 3 ini adalahperbandingan antara pengikut nabi. Bukan perbandingan antarajumlah pengikut sunnah dan jumlah pengikut bidah. Dan bukanjuga perbandingan antara jumlah pengikut kebenaran danjumlah pengikut kebatilan.

Sebab jika itu yang dibandingkan, maka niscaya pengikut sunnahdan kebenaran hanya akan sedikit. Bahkan Rasululloh punsampai menyebutnya dengan istilah Al-Ghuroba (orang yangasing).

***(Akhir dari Catatan 2)*****

Hadits 4

Bahwa Said bin Jahman bertemu dengan Abdullah bin Abu Aufarodhiyalloohu anhu (seorang sahabat Nabi ).

Abdullah bin Abu Aufa pun bertanya, Siapa engkau? Aku punmenjawab, Aku adalah Said bin Jahman. Beliau bertanya,Apa yang terjadi pada ayahmu? Jawabnya, Ia dibunuh oleh al-Azariqah (sempalan kelompok Khawarij pimpinan Nafi IbnulAzraq).

Maka beliau berkata, Semoga Allah melaknati al-Azariqah.Semoga Allah melaknati al-Azariqah, semoga Allah melaknati al-

Bagian II : Pembahasan Mengenai Istilah Salafiyyah

65

Azariqah. Rasulullah men