mektan

66
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Porositas merupakan gabungan dari pori-pori tanah, baik pori tanah yang ditempati udara atau yang ditempati air. Porositas tanah sangat menentukan penggunaaan tanah tersebut. Tanah yang porositasnya baik adalah tanah yang porositasnya besar karena perakaran tanaman mudah untuk menembus tanah dalam menvari bahan organik. Selain itu tanah tersebut mampu menahan air hujan sehingga tanaman tidak selalu kekurangan air. Tetapi jika porositasnya terlalu tinggi, juga tidak baik, karena air yang diterima tanah langsung turun ke lapisan berikutnya. Tanah seperti ini kalau musim kemarau cepat membentuk pecahan yang berupa celah besar di tanah. Porositas sangat menemtukan nilai bulk density. Semakin besar pori maka semakin rendah kerapatan massanya dan semakin rendah jumlah pori maka semakin tinggi nilai kerapatan massa. Jumlah pori dari permukaan sampai lapisan dalam semakin berkurang, hal ini menyebabkan semakin dalam lapisan tanah maka semakin besar nilai bulk density. Di dalam tanah terdapat sejumlah ruang pori-pori. Ruang pori-pori ini penting oleh karena ruang-ruang ini diisi oleh air dan udara. Air dan udara (gas-gas) juga bergerak melalui ruang pori-pori ini. Jadi, penyediaan air untuk pertumbuhan tanaman dan jumlah air yang bergerak melalui tanah berkaitan sangat erat dengan jumlah dan ukuran pori-pori tanah. Beberapa sifat fisik yang sangat penting adalah Bulk Density, Particle Density, dan Porositas. Bahan organik memperkecil berat isi tanah karena bahan organik jauh lebih ringan daripada bahan mineral. Di samping itu bahan organik tanah dapat memperbesar porositas tanah. Tanah dengan struktur remah atau kersai pada umumnya mempunyai porositas yang terbesar. Pengolahan tanah untuk sementara waktu dapat memperbesar porositas , namun dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan menurunnya porositas. Oleh karena itu, untuk memperbesar porositas tanah tindakan yang perlu dilakukan yaitu dengan penambahan bahan organik atau melakukan pengolahan tanah minimum. Pengolahan tanah akan men menyebabkan rusaknya struktur tanah. Nilai porositas dapat diperoleh dari nilai bulk density dan particle density.Berdasarkan uraian di atas, maka perlu diadakan percobaan

Upload: sakur-aliem

Post on 26-Dec-2015

26 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

makalah biofisika dan mekanika tanah

TRANSCRIPT

Page 1: mektan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Porositas merupakan gabungan dari pori-pori tanah, baik pori tanah yang ditempati udara atau yang ditempati air. Porositas tanah sangat menentukan penggunaaan tanah tersebut. Tanah yang porositasnya baik adalah tanah yang porositasnya besar karena perakaran tanaman mudah untuk menembus tanah dalam menvari bahan organik. Selain itu tanah tersebut mampu menahan air hujan sehingga tanaman tidak selalu kekurangan air. Tetapi jika porositasnya terlalu tinggi, juga tidak baik, karena air yang diterima tanah langsung turun ke lapisan berikutnya. Tanah seperti ini kalau musim kemarau cepat membentuk pecahan yang berupa celah besar di tanah.

Porositas sangat menemtukan nilai bulk density. Semakin besar pori maka semakin rendah kerapatan massanya dan semakin rendah jumlah pori maka semakin tinggi nilai kerapatan massa. Jumlah pori dari permukaan sampai lapisan dalam semakin berkurang, hal ini menyebabkan semakin dalam lapisan tanah maka semakin besar nilai bulk density.

Di dalam tanah terdapat sejumlah ruang pori-pori. Ruang pori-pori ini penting oleh karena ruang-ruang ini diisi oleh air dan udara. Air dan udara (gas-gas) juga bergerak melalui ruang pori-pori ini. Jadi, penyediaan air untuk pertumbuhan tanaman dan jumlah air yang bergerak melalui tanah berkaitan sangat erat dengan jumlah dan ukuran pori-pori tanah. Beberapa sifat fisik yang sangat penting adalah Bulk Density, Particle Density, dan Porositas. Bahan organik memperkecil berat isi tanah karena bahan organik jauh lebih ringan daripada bahan mineral. Di samping itu bahan organik tanah dapat memperbesar porositas tanah. Tanah dengan struktur remah atau kersai pada umumnya mempunyai porositas yang terbesar. Pengolahan tanah untuk sementara waktu dapat memperbesar porositas , namun dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan menurunnya porositas. Oleh karena itu, untuk memperbesar porositas tanah tindakan yang perlu dilakukan yaitu dengan penambahan bahan organik atau melakukan pengolahan tanah minimum. Pengolahan tanah akan men menyebabkan rusaknya struktur tanah. Nilai porositas dapat diperoleh dari nilai bulk density dan particle density.Berdasarkan uraian di atas, maka perlu diadakan percobaan tentang porositas tanah untuk mengetahui tingkat porositas pada sample tanah utuh, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.

1.2. Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari praktikum porositas ini adalah untuk mengetahui nilai porositas tanah pada sample tanah utuh serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Kegunaan dari praktikum porositas ini adalah agar kita dapat mengetahui tentang porositas serta mengetahui tentang bagaimana hubungan porositas dengan pertumbuhan tanaman.

BAB II

Page 2: mektan

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Porositas

Porositas adalah proporsi ruang pori total (ruang kosong) yang terdapat dalam satuan volume tanah yang dapat ditempati oleh air ddan udara, sehingga merupakan indikator kondisi drainase dan aerasi tanah. Tanah yang poreus berarti tanah yang cukup mempunyai ruang pori untuk pergerakan air dan udara masuk-keluar tanah secara leluasa , sebaliknya jika tanah tidak poreus (Hanafiah, 2008).

Lapisan-lapisan tanah terdapat sejumlah ruang pori, dimana keberadaan ruang pori tersebut penting karena masing-masing ruang terisi oleh udara dan air. Dari sinilah perbedaan air dan udara bagi akar dan tanaman yang selanjutnya dipakai sebagai bahan untuk proses pertumbuhan. Jumlah air yan g bergerak di dalam pori-pori tanah berkaitan erat dengan ukuran dan jumlah pori yang ada dalam tanah tersebut. Besar ruang pori tanah nervariasi, dari satu horizon ke horizon lainnya, sama halnya dengan sifat tanah yang lainnya dan keduanya dipengaruhi oleh tekstur dan stuktur tanah (Hakim, dkk, 1996).

Porositas tanah tinggi kalau bahan organik tinggi. Tanah-tanah dengan struktur granuler atau remah, mempunyai porositas yang lebih tinggi daripada tanah-tanah dengan struktur massive (pejal). Tanah dengan tekstur pasir banyak mempunyai pori-pori makro sehingga sulit menahan air. Porositas dipengaruhi oleh tekstur dan struktur tanah. Hal ini terjadi karena pada lapisan tanah terdiri dari struktur yang granular/remah, dan nilai porositas juga tergantung pada tekstur yang terdiri dari beberapa kelas berdasarkan USDA. Hal ini menunjukan bahwa porositas tanah dipengaruhi oleh kandungan bahan organik tanah, struktur dan tekstur tanah. Porositas tanah tinggi jikakandungan bahan organiktanahtersebut tinggi begitupun pengaruhnya terhadap teksturtanah dan struktur tanah (Hardjowigeno, 2003).

Pori tanah adalah ruang antara butiran padat tanah yang pada umumnya pori kasar ditempati udara dan pori kecil ditempati air, kecuali bila tanah kurang. Porositas tanah adalah persentase volume tanah yang ditempati butiran padat. (Pairunan, dkk, 1997).

Tanah pertanaman cenderung mempunyai ruang pori yang rendah, jika dibandingkan dengan tanah asli. Pengurangan ini biasanya dihubungkan dengan menurunnya bahan organik yang menyebabkan kurangnya butiran-butiran tanah. Jumlah pori dalam sub soil tanah pertanaman menjadi berkurang meskupun berkurangnya agak lambat. Penanaman secara terus-menerus terutama pada tanah yang mula-mula tinggi bahan organiknya kerap kali mengakibatkan pori-pori makro (Buckman dan Brandy, 1992).

Pori tanah jika dalam keadaan basah seluruhnya akan terisi oleh air, baik pori mikro, pori meso ataupun pori makro. Sebaliknya pada keadaan kering, pori makro dan sebagian pori meso terisi udara. Tanah yang strukturnya gembur atau remah dengan tindakan pengolahan tanah yang intensif dan bertekstur lempung, umumnya mempunyai porositas yang besar. Porositas perlu diketahui karena merupakan gambaran aerasi dan drainase tanah (Foth, 1994).

Pada kondisi lapangan, sebagian besar ruang pori terisi oleh udara , sehingga pori-pori makro disebut juga pori aerase, atau dari segi kemudahannya dilalui air (permeabilitas) disebut juga sebagai pori

Page 3: mektan

drainase. Jadi dapat disimpulkan bahwa permeabilitas merupakan suatu kondisi tanah yang mudah dilalui oleh air (Hanafiah, 2008).

2.2 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Porositas

Adapun hal–hal yang mempengaruhi porositas adalah iklim, kelembaban dan struktur tanah. Iklim, suhu, kelembaban, sifat mengembang dan mengerut sangat mempengaruhi porositas. Misalnya saja wilayah yang beriklim hujan tropis maka tingkat curah hujan pada tanah tersebut akan tinggi pada saat tanah tersebut basah maka tanah tersebut akan mengalami pengembangan dan pori tanah pada saat tersebut akan banyak terisi oleh air juga akan mempengaruhi kelembaban tanah tersebut yang nantinya akan berpengaruh pada porositasnya. Sebaliknya pada musim kemarau atau kering tanah akan mengerut dan pori tanah akan semakin besar tetapi kebanyakan akan diisi oleh udara, sehingga nantinya akan berpengaruh terhadap porositas tanah tersebut. Selain itu, struktur tanah juga akan sangat berpengaruh, karena sangat bergantung pada kadar liat , pasir, dan debu yang dikandung tanah tresebut apabila struktur tanah dirusak maka porositas tanah tersebut akan berubah (Pairunan, 1997).

Bila suatu tanah dengan porositas rendah dalam artian sulit menyerap air, maka bila kita menanam tanaman yang tidak rakus air, akan sangat menghambat bahkan merusak. Dalam keadaan air yang lama terserap (hingga tergenang) sementara tanaman yang di tanam tidak membutuhkan banyak air justru akan menjadikan kondisi lingkungan mikro di sekitar tanaman menjadi lembab akibatnya akan mempengaruhi perkembangan penyakit tanaman. Selain itu, tanaman akan mudah rusak bila tergenang air terlalu lama, karena tanaman tersebut dalam kondisi tercekam kelebihan air yang dapat menyebabkan pembusukan akar tanaman. Cara mudah dan sederhana mengetahui porositas tanah adalah dengan menggunakan botol air kemasan bekas yang di potong tengahnya dan di lubangi bagian bawahnya. Kemudian kita masukkan tanah yang akan kita tes dan masukkan air kedalamnya. Bila air cepat menyerap dalam tanah sehingga keluar dari bagian dasar botol maka tanah tersebut memilki porositas tinggi, begitu juga sebaliknya(Nurhayati, 1996).

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari selasa, 13 November 2012 pukul 13.00 - selesai WITA di Laboratorium Fisika Tanah, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin.

3.2. Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum porositas ini yaitu ring sampel , penggaris, timbangan, pengaduk, pipet tetes, dan gelas ukur.

Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum porositas ini yaitu air dan sampel tanah utuh.

3.3. Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja pada praktikum porositas ini yaitu sebagai berikut:

Page 4: mektan

1. Hitung nilai bulk density dan particle density contoh tanah.

2. Hitung nilai porositas dengan persamaan sebagai berikut :

Porositas =

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Berdasarkan hasil pengamatan porositas, maka diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 5. Hasil Perhitungan Porositas

Jenis Tanah Nilai Porositas

Sampel Tanah Utuh 54%

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2012

4.2. Pembahasan

Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, sampel tanahInceptisol memiliki nilai porositas yang cukup tinggi. Lapisan tanah ini memiliki nilai porositas sebesar 54%. Pada lapisan tanah tersebut memiliki daya serap yang tinggi, sehingga banyak ruang atau pori yang ditempati oleh air akan tetapi lebih mudah melepasnya, oleh karena itu memiliki porositas yang lebih tinggi daripada lapisan tanah sawah. Hal ini sependapat dengan Hardjowigeno (2003), yang menyatakan bahwa tanah-tanah bertekstur liat karena lebih halus maka daya ikatannya kuat sehingga kemampuan menahan air rendah karena pori-pori semakin kebawah semakin kecil. Tanah-tanah yang bertekstur pasirkarena mengandung bahan organik sehingga daya serapnya tinggi. Semakin ke bawah lapisan tanah maka kandungan bahan organiknya semakin berkurang. Begitupun sebaliknya, semakin ke atas tanah maka kandungan bahan organiknya semakin bertambah.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan, yaitu :

1. Pada sampel tanah utuh memiliki nilai porositas sebesar 54%.

Page 5: mektan

2. Besarnya nilai porositas sangat tergantung oleh besarnya nilai bulk density dan particle density suatu tanah.

3. Tinggi rendahnya porositas suatu tanah ini sangat berguna dalam menentukan jenis tanaman yang cocok untuk tanah tersebut.

5.2. Saran

Sebaiknya dalam melakukan praktikum di laboratorium praktikan harus berhati-hati karena alat-alat yang ada di laboratorium sangat mudah rusak dan dalam melakukan praktikum kita harus teliti dalam melakukan pengukuran agar tidak terjadi kesalahan.

Page 6: mektan

DAFTAR PUSTAKA

Buckman.H. dan N.C. Brandy. 1992. Ilmu Tanah. Brata Karya Aksara, Jakarta.

Foth HD. 1994. Dasar-Dasarllmu Tanah.GadjahMada University Press,Yogyakarta.

Hakim, Nurhayati, M. Yusuf Nyapka, A.M. Lubis, S.G. Nugroho, M.R. Saul, M.A. Diha, G.B.Hong, H.H. Bailey, 1996. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung, Lampung.

Hanafiah, Ali Kemas. 2008. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Hardjowigeno. S, 2003. Ilmu Tanah. Penerbit Akademika Pressindo, Jakarta.

Pairunan ,A.K., JL.Nanere, Arifin. S.R.Samosir, R.Tangkai Sari, J.R.Lalopouo, B.Ibrahim, H.Asmadi., 1997. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Negeri Indonesia Timur, Ujung Pandang.

Page 7: mektan

LAMPIRAN

Perhitungan Nilai Porositas pada Sampel Tanah Utuh

Diketahui : Bulk Density = 1,3gr/cm3

Partikel Density = 2,8 gr/cm3

Dit : Porositas .......?

Penyelesaian :

Porositas = [1- ] x 100%

= [1- ] x 100%

= 54%

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pori-pori tanah adalah bagian yang tidak terisi bahan padat (terisi oleh air dan udara). Pori-pori tanah dapat dibedakan menjadi dua yaitu pori-pori kasar (makro pori) dan pori-pori halus (mikro pori). Pori-pori kasar terisi oleh udara atau ar gravitasi (air yang mudah hilang karena gaya gravitasi, sedangkan pori-pori halus (mikro pori) berisi udara dan air kapiler. Tanah dengan pori-pori kasar yang banyak sulit menahan air sehingga tanaman mudah mengalami kekeringan. Dengan kata lain semakin liat suatu tanah maka porositasnya semakin halus dan semakin baik untuk penanaman tanaman.

Porositas tanah tinggi kalau bahan organik tanah tinggi. Tanah-tanah dengan struktur granular atau remah, mempunyai porositas yang tinggi dari pada tanah-tanah dengan struktur massive. Tanah dengan tekstur pasir banyak mempunyai pori-pori sehingga sulit untuk menahan air. Adapun hubungan antara bulk density dan porositas adalah terbalik, dimana makin tinggi nilai bulk densitynya makin rendah nilai porositasnya. Sedangkan porositas sebanding dengan partikel density, dimana makin tinggi nilai partikel density maka makin tinggi pula nilai porsitas.

Kondisi fisik tanah sangat menentukan aerase, drainase, dan nutrisi tanaman. Sifat fisik tanah juga berpengaruh oleh sifat kimia dan biologi tanah, di mana sifat-sifat fisik tanah tergantung pada jumlah, ukuran, bentuk, susunan, dan komposisi mineral dari partikel-partikel tanah, macam dan jumlah bahan organik, volume dan bentuk pori-pori pada waktu tertentu.

Page 8: mektan

Tanah merupakan sesuatu yang unik dan spesifik untuk mengenal dan mempelajari perlu dibutuhkan pemilihan bagian-bagian agar lebih muda dan praktis. Salah satu bagian yang cukup penting adalah massa tanah atau biasa disebut juga dengan Particle Density. Massa tanah atau biasa juga disebut berat tanah dapat dinyatakan dalam dua cara yaitu berat jenis butiran tanah, berat isi yaitu berat suatu volume tanah dalam keadaan struktur alamiah.

Berdasarkan uraian diatas maka praktikum penetapan porositas penting untuk dilakukan agar mahasiswa mengetahui bagaimana penetapan poositas pada suatu sample tanah.

1.2 Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari praktikum Porositas adalah untuk menentukan nilai Porositas pada sampel tanah utuh.

Kegunaan dari praktikum Porositas adalah untuk mengetahui pengolahan tanah lebih lanjut serta penentuan varietas tanaman apa saja yang dapat ditanam pada daerah (tanah) tersebut.

Page 9: mektan

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Porositas

Pori-pori tanah adalah bagian tanah yang tidak terisi bahan padat tanah (terisi oleh udara dan air). Pori-pori tanah dapat dibedakan menjadi pori-pori kasar (macro pore) dan pori-pori halus (micro pore). Pori-pori kasar berisi udara atau air gravitasi (air yang mudah hilang karena gaya gravitasi), sedang pori-pori halus berisi air kapiler atau udara (Hakim, 1986).

Tanah-tanah pasir mempunyai pori-pori kasar lebih banyak daripada tanah liat. Tanah dengan banyak pori-pori kasar sulit menahan air sehingga tanaman mudah kekeringan. Tanah-tanah liat mempunyai pori total (jumlah pori-pori makro + mikro) lebih tinggi daripada tanah pasir.

Porositas tanah dipengaruhi oleh kandungan bahan organik, struktur tanah, dan tekstur tanah. Tanah-tanah dengan struktur granuler atau remah, mempunyai porositas yang lebih tinggi daripada tanah-tanah dengan struktur massive (pejal). Tanah dengan tekstur pasir banyak mempunyai pori-pori makro sehingga sulit menahan air (Hardjowigeno, 2003).

Ruang pori-pori total pada tanah berpasir semakin rendah, tetapi sebahagian besar dari pori-pori itu terdiri dari pori-pori yang besar dan sangat effisien dalam lalu lintas air maupun udara. Persentase volume yang ditempati oleh pori-pori kecil, dalam tanah-tanah berpasir adalah rendah, yang menunjukkan kapasitas memegang air yang rendah (Buckman dan Brady, 1982).

Sebaliknya, pada top-top soil bertekstur halus, memiliki lebih banyak ruang pori total yang sebagian besar terdiri pori-pori kecil. Jika semakin tinggi persentase pasir dalam tanah, semakin banyak ruang pori-pori di antara partikel-partikel tanah semakin dapat memperlancar gerakan air dan udara (Hakim, 1986).

2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi porositas tanah

Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai porositas suatu tanah yaitu tekstur, struktur dan bahan organik. Tanah yang mempunyai struktur lemah maka porositasnya akan mengalami peningkatan selain itu dengan banyaknya bahan organik dalam tanah juga akan meningkatkan porositas tanah ( Anonym, 2012).

Menurut Buckman, and Brady. 1982. Faktor Faktor yang mempengaruhi porosita syaitu:

1. Susunan Batuan

Pemeriksaan porositas batuan salah satunya dengan melihat porositas gabungan batuan. Dalam memperkirakan nilai porositas, Slichter dan kemudian Graton dan Fraser menghitung porositas berbagai susunan batuan serupa. Porositas dengan susunan kubik atau biasa disebut cubic packing (agak kompak) adalah 47.6 %, sedangkan rombohedral (seperti belah ketupat, lebih kompak) adalah 25,96 %.

Page 10: mektan

2. Distribusi Batuan

Kita tahu bahwa di alam, batuan terdiri dari berbagai jenis dan ukuran yang tidak hanya menyebabkan perbedaan susunannya saja tapi juga angularity dan distribusi dari berbagai ukuran partikel akan mempengaruhi nilai porositas batuan.

Distribusi suatu batuan berhubungan erat dengan komposisi butiran dari batuan tersebut. Batuan dengan satu jenis unsur penyusun bisa memiliki porositas yang lebih besar daripada porositas batuan yang terdiri dari berbagai macam unsur penyusun. Misalnya saja batupasir dapat tersusun dari butiran kuarsa, feldspar, limestone, fossil, dan chert. Keberagaman penyusun batuan ini sangat mempengaruhi besarnya porositas dari suatu batuan karena bentuk dan ukuran dari masing-masing penyusun yang berbeda. Jelas akan sangat berbeda perhitungannya dengan ukuran partikel yang seragam.

Semakin besar ukuran butiran, semakin besar ruang kosong yang akan diisi dengan batu lempung atau partikel-partikel lebih kecil dan materi semen. Semakin banyak partikel kecil yang masuk, mengurangi jumlah pori-pori batuan. Seperti contoh hasil pengayakan antara batupasir (a) dengan batupasir serpihan (b)Distribusi ukuran batuan dapat dilihat dari skewness (kecondongan). Eksperimen yang dilakukan oleh Tickell di pasir Ottawa menunjukkan bahwa porositas adalah fungsi dari skewness distribusi ukuran batuan. Secara umum, semakin kecil butiran dan semakin besar angularity maka porositas semakin besar. Semakin besar ukuran butiran maka semakin kecil porositas.Material semen juga perlu diperhatikan karena semen akan menyegel batuan sehingga fluida tidak dapat mengalir.

3. Sementasi

Sementasi juga merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi porositas. Material semen juga perlu diperhatikan karena semen akan menyegel batuan sehingga fluida tidak dapat mengalir. Jika suatu batuan tersementasi dengan baik, maka kemungkinan besar akan terdapat banyak pori yang tidak berhubungan. Hal ini dapat menyebabkan porositas efektif dari batuan itu menjadi kecil, sebaliknya jika suatu batuan tidak tersementasi dengan baik, kemungkinan besar semakin banyak pori yang terhubungkan, sehingga harga porositas efektif semakin besar.

4. Kompaksi

Kompaksi dapat mempengaruhi harga dari porositas. Semakin dalam posisi batuan dari permukaan, beban yang diterima semakin besar. Tekanan yang disebabkan oleh akumulasi beban batuan yang berada di atasnya disebut tekanan overburden. Jika suatu batuan terkompaksi dengan baik artinya semakin dalam dari permukaan, pori-pori dari batuan itu akan semakin kecil karena butiran penyusun semakin merapat, contohnya pada rhombohedral packing. Begitu pula sebaliknya, jika kompaksi semakin rendah maka presentasi pori akan semakin besar, contohnya saja pada cubic packing.

Page 11: mektan

5. Angularitas

Jika derajat angularitas butiran penyusun batuan semakin besar (semakin jauh dari kebundaran/roundness), bentuk butirannya akan semakin menyudut. Hal ini akan menyebabkan daerah sentuh antar butiran yang satu dengan yang lainnya akan semakin besar jika dibandingkan dengan bidang sentuh antar butiran yang roundness-nya tinggi (daerah sentuhnya kecil). Sehingga, mengakibatkan ruang yang dapat ditempati fluida akan semakin berkurang dan porositasnya menurun.

Page 12: mektan

III. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Porositas dilaksanakan pada hari Rabu Tanggal 21 November 2012, pada pukul 15.30 WITA sampai selesai. di Laboratorium Fisika Tanah, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin Makassar

3.2. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah gelas ukur dan pengaduk serta alat- alat yang digunakan pada percobaan bulk density.

Bahan yang digunakan dalam praktikum adalah sample, tissue, akuades, air pembilas serta tanah inseptisols yang digunakan pada pengamatan bulk density.

3.2 Prosedur Kerja

1. Menghitung nilai Bulk Density dan Particle Density contoh tanah

2. Menghitung Porositas dengan persamaan :

Porositas = (1- )X100 %

Page 13: mektan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Berdasarkan pengamatan dan perhitungan yang telah dilakukan maka diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 5. Porositas Tanah Inseptisols

Jenis Tanah Porositas

Inseptisol 39%

4. 2 Pembahasan

Dari hasil pengamatan mengenai tanah inseptisols diperoleh hasil bahwa besar porositasnya adalah 39 %, ini menunjukkan pada tanah ini mempunyai porositas yang rendah. Hal ini disebabkan karena pada tanah inseptisols memiliki banyak mineral – mineral kecil. Hal ini disebabkan oleh pengaruh bulk densitynya. Secara tidak langsung bulk density tersebut sangat mempengaruhi porositas tanah. Selain itu, partikel density juga sangat mempengaruhi porositas tanah tersebut karena juga dipengaruhi dengan keberadaan mineralnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Hardjowigeno (2003) yang menyatakan bahwa tanah inseptisols banyak mengandung mineral–mineral kecil seperti mineral kwarsa, feldspart dan silikat koloida yang merupakan komponen tanah sekitar angka tersebut.

Adapun hal–hal yang mempengaruhi porositas adalah iklim, kelembaban dan struktur tanah. Iklim, suhu, kelembaban, sifat mengembang dan mengerut sangat mempengaruhi porositas, misalnya saja wilayah yang beriklim hukan tropis maka tingkat curah hujan pada tanah tersebut akan tinggi pada saat tanah tersebut basah maka tanah tersebut akan mengalami pengembangan dan pori tanah pada saat tersebut akan banyak terisi oleh air juga akan mempengaruhi kelembaban tanah tersebut yang nantinya akan berpengaruh pada porositasnya. Sebaliknya pada musim kemarau atau kering tanah akan mengerut dan pori tanah akan semakin besar tetapi kebanyakan akan diisi oleh udara, sehingga nantinya akan berpengaruh terhadap porositas tanah tersebut. Selain itu struktur tanah juga akan sangat berpengaruh, karena sangat bergantung pada kadar liat, pasir, dan debu yang dikandung tanah tersebut apabila struktur tanah dirusak maka porositas tanah tersebut akan berubah. (Pairunan, 1997).

V. PENUTUP

Page 14: mektan

5. 1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan porositas tanah pada tanah inseptisols dapat disimpulkan bahwa tanah inseptisols memiliki porositas sebesar 39 % yang disebabkan karena keberadaan mineral–mineral cukup besar dalam tanah tersebut.

Adapun hal–hal yang mempengaruhi porositas adalah iklim, kelembaban dan struktur tanah.

5. 2 Saran

Setelah melakukan pengamatan porositas pada tanah inseptisols kita dapat mengetahui bahwa tanah inseptisols merupakan tanah yang memiliki banyak mineral–mineral kecil yang baik bagi pertumbuhan tanaman. Pori dari tanah inseptisols yang kita telah ketahui persentasinya pada musim–musim tertentu akan banyak diisi oleh air dan udara yang secara langsung mempengaruhi tanaman, dengan mempelajari hal tersebut kita akan lebih mudah dalam pengolahannya.

Page 15: mektan

LAMPIRAN

Diketahui : Bulk Density = 1,06 gr/cm3

Particle Density = 1,73 gr/cm3

Porositas = x 100 %

= x 100 %

= [ 1 – 0,61 ] x 100 %

= 0,39 x 100 %

= 39 %

PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang

Tanah sebagai salah satu komponen utama yang memegang peran penting dalam budidaya tanaman sering kali diabaikan perannya. Bukan lagi rahasia selama ini kita tidak peduli apakah tanah kita masih subur atau tidak. Padahal sekian lama pulalah kita memberikan "zat–zat merugikan" pada tanah kita. Bagaimana tidak?. Sudah berapa ton pupuk kimia terus – menerus selama sekian puluh tahun dan sekian puluh musim?.

Tanah sebagai sumber daya tentunya memiliki keterbatasan. Dalam ilmu ekonomi tentunya kita ingat dengan "The Law of Diminishing Return" yang dikenalkan oleh David Richardo. Hukum tersebut mengungkapkan secara umum tentang bagaimana suatu barang yang bila digunakan terus - menerus maka pada suatu masa akan mencapai titik klimaks dan setelah itu akan mengalami penurunan produktivitas walaupun faktor lain yang mempengaruhi kita tambah terus. Ini juga yang di alami oleh tanah kita. Memang pada awalnya suatu tanah yang subur dengan sedikit penambahan pupuk produksinya akan meningkat. Semakin lama kita tambahkan pupuk maka semakin meningkat pula tambahan produksinya. Namun jangan salah, keadaan itu tidak berlangsung lama karena pada suatu saat tanah akan mencapai kondisi maksimal yang selanjutnya bila sudah mencapai kondisi tersebut penambahan unsur-unsur peningkat produktivitas tanah akan mengalami penurunan. Penurunan ini juga bisa disebabkan oleh kualitas tanah yang semakin menurun akibat penggunaan pupuk yang berlebihan. Akibatnya tanah yang tadinya subur, kaya akan bahan organik, serta seimbang dalam kandungan unsur utama baik makro maupun mikronya berubah menjadi rusak baik secara struktur, tektur maupun kimianya.

Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan percobaan mengenai porositas.

1. 2 Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dilaksanakannya praktikum mengenai porositas ini adalah untuk mengetahui kadar ruang atau pori dalam tanah yang nantinya berpengaruh terhadap bulk density dan partikel density.

Page 16: mektan

Kegunaan praktikum ini adalah sebagai bahan informasi kepada pembaca khusunya mahasiswa untuk mengetahui tinggi atau rendahnya porositas tanah sebagai bahan acuan atau penyeleksian tanaman yanag sesuai dengan tanah tersebut.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 Porositas Tanah

Porositas adalah total pori dalam tanah yaitu ruang dalam tanah yang ditempati oleh air dan udara. Pada keadaan basah seluruh pori baik makro, meso, maupun mikro terisi oleh air, pada keadaan kering poro makro dan sebagian pori meso terisi oleh udara. (Foth, 1982).

Tanah dengan struktur lemah atau kersai pada umumnya mempunyai porositas yang terbesar. Pengolahan tanah untuk sementara waktu dapat memperbesar porositas, namun dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan turunnya porositas. Oleh karena itu, untuk memperbesar porositas tanah tindakan yang perlu dilakukan dengan penambahan bahan organik atau melakukan pengolahan tanah secara minimum. Pengolahan tanah akan menyebabkan rusaknya struktur tanah. Nilai porositas dapat diperoleh jika diketahui nilai bulk density dan partikel densitynya. (Hardjowigeno, 2003).

2. 2 Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Porositas Tanah dan Pengaruhnya terhadap Produktivitas Tanaman

Adapun hal–hal yang mempengaruhi porositas adalah iklim, kelembaban dan struktur tanah. Iklim, suhu, kelembaban, sifat mengembang dan mengerut sangat mempengaruhi porositas. Misalnya saja wilayah yang beriklim hujan tropis maka tingkat curah hujan pada tanah tersebut akan tinggi pada saat tanah tersebut basah maka tanah tersebut akan mengalami pengembangan dan pori tanah pada saat tersebut akan banyak terisi oleh air juga akan mempengaruhi kelembaban tanah tersebut yang nantinya akan berpengaruh pada porositasnya. Sebaliknya pada musim kemarau atau kering tanah akan mengerut dan pori tanah akan semakin besar tetapi kebanyakan akan diisi oleh udara, sehingga nantinya akan berpengaruh terhadap porositas tanah tersebut. Selain itu, struktur tanah juga akan sangat berpengaruh, karena sangat bergantung pada kadar liat , pasir, dan debu yang dikandung tanah tresebut apabila struktur tanah dirusak maka porositas tanah tersebut akan berubah (Pairunan, 1997).

Porositas tanah adalah kemampuan tanah dalam menyerap air. Porositas tanah erat kaitanya dengan tingkat kepadatan tanah (Bulk Density). Semakin padat tanah berarti semakin sulit untuk menyerap air, maka porositas tanah semakin kecil. Sebaliknya semakin mudah tanah menyerap air maka tanah tersebut memiliki porositas yang besar. Lalu apa keuntungan kita mengetahui porositas suatu tanah? Tinggi rendahnya porositas suatu tanah ini sangat berguna dalam menentukan tanaman yang cocok untuk tanah tersebut.Bila suatu tanah dengan porositas rendah dalam artian sulit menyerap air, maka bila kita menanam tanaman yang tidak rakus air, akan sangat menghambat bahkan merusak. Dalam keadaan air yang lama terserap (hingga tergenang) sementara tanaman yang ditanam tidak membutuhkan banyak air justru akan menjadikan kondisi lingkungan mikro di sekitar tanaman menjadi lembab akibatnya akan mempengaruhi perkembangan penyakit tanaman. Selain itu, tanaman

akan mudah rusak bila tergenang air terlalu lama, karena tanaman tersebut dalam kondisi tercekam kelebihan air yang dapat menyebabkan pembusukan akar tanaman. (Hakim,1986).

III. METODOLOGI PERCOBAAN

Page 17: mektan

3. 1 Tempat dan Waktu

Praktikum pengamatan porositas ini dilaksanakan di laboratorium kimia tanah, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar. Pada hari Selasa, 2 November 2010 pukul 11.00 WITA sampai selesai.

3. 2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah gelas ukur dan pengaduk serta alat –alat yang digunakan pada percobaan bulk density.

Bahan yang digunakan dalam praktikum adalah sample, tissue, akuades, air pembilas serta tanah inseptisols yang digunakan pada pengamatan bulk density.

3. 3. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada pengamatan porositas tanah ini adalah tanah dilakukan sebagai berikut :

ü Menghitung nilai bulk density dan partikel density

ü Menghitung porositasnya dengan persamaan berikut:

Porositas = 1- BD x 100%

PD

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. 1 Hasil

Berdasarkan pengamatan dan perhitungan yang telah dilakukan maka diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 10; Porositas Tanah Inseptisols

Jenis Tanah Porositas (%)

Inseptisols 37,6

4. 2 Pembahasan

Dari hasil pengamatan mengenai tanah inseptisols diperoleh hasil bahwa besar porositasnya adalah 37,6 %, ini menunjukkan pada tanah ini mempunyai porositas yang rendah. Hal ini disebabkan karena pada tanah inseptisols memiliki banyak mineral – mineral kecil. Hal ini disebabkan oleh pengaruh bulk densitynya. Secara tidak langsung bulk density tersebut sangat mempengaruhi porositas tanah. Selain itu, partikel density juga sangat mempengaruhi porositas tanah tersebut karena juga dipengaruhi dengan keberadaan mineralnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Hardjowigeno (2003) yang menyatakan bahwa tanah inseptisols banyak mengandung mineral–mineral kecil seperti mineral kwarsa, feldspart dan silikat koloida yang merupakan komponen tanah sekitar angka tersebut.

Page 18: mektan

Adapun hal–hal yang mempengaruhi porositas adalah iklim, kelembaban dan struktur tanah. Iklim, suhu, kelembaban, sifat mengembang dan mengerut sangat mempengaruhi porositas, misalnya saja wilayah yang beriklim hukan tropis maka tingkat curah hujan pada tanah tersebut akan tinggi pada saat tanah tersebut basah maka tanah tersebut akan mengalami pengembangan dan pori tanah pada saat tersebut akan banyak terisi oleh air juga akan mempengaruhi kelembaban tanah tersebut yang nantinya akan berpengaruh pada porositasnya. Sebaliknya pada musim kemarau atau kering tanah akan mengerut dan pori tanah akan semakin besar tetapi kebanyakan akan diisi oleh udara, sehingga nantinya akan berpengaruh terhadap porositas tanah tersebut. Selain itu struktur tanah juga akan sangat berpengaruh, karena sangat bergantung pada kadar liat, pasir, dan debu yang dikandung tanah tersebut apabila struktur tanah dirusak maka porositas tanah tersebut akan berubah. (Pairunan, 1997).

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5. 1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan porositas tanah pada tanah inseptisols dapat disimpulkan bahwa tanah inseptisols memiliki porositas sebesar 37,6 % yang disebabkan karena keberadaan mineral–mineral kecil pada tanah tersebut. Adapun hal–hal yang mempengaruhi porositas adalah iklim, kelembaban dan struktur tanah.

5. 2 Saran

Setelah melakukan pengamatan porositas pada tanah inseptisols kita dapat mengetahui bahwa tanah inseptisols merupakan tanah yang memiliki banyak mineral–mineral kecil yang baik bagi pertumbuhan tanaman. Pori dari tanah inseptisols yang kita telah ketahui persentasinya pada musim–musim tertentu akan banyak diisi oleh air dan udara yang secara langsung mempengaruhi tanaman, dengan mempelajari hal tersebut kita akan lebih mudah dalam pengolahannya.

DAFTAR PUSTAKA

Foth, H.D dan N.C. Brady, 1982. Ilmu Tanah. Barata Aksara. Jakarta.

Hakim, N. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung. Lampung.

Hardjowigeno, S, 2003. Klasifikasi Tanah dan Pedologi. PT. Media Sarana Perkasa,

Jakarta.

Pairunan A K. Nonere, Samosir S.R, Tangkaisari R, J.R Lolopua, Ibrahim B, Asmadi H.,

1997. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. BKPTN Indonesia bagian Timur. Makassar

LAMPIRAN

Diketahui: Bulk Density = 1,56 gram/ cm3

Partikel Density = 2,5 gram/ cm3

Penyelesaian:

Porositas = 1- BD x 100%

Page 19: mektan

PD

= 1- 1, 56 x 100%

2,5

= 1- 0, 624 x 100%

= 37, 6%

I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Tanah sebagai salah satu komponen utama yang memegang peran penting dalam budidaya tanaman sering kali diabaikan peranannya. Bukan lagi rahasia kita sering kali tidak peduli apakah tanah kita subur atau tidak. Apakah tanah kita layak untuk ditanami atau tidak. Padahal untuk mendapatkan hasil produksi yang berkualitas kita harus memperhatikan keadaan tanah, apakah tanah tersebut layak untuk ditanami atau tidak. Salah faktor yang mempengaruhi hal tersebut adalah porositas.

Porositas (ruang pori total) adalah volume seluruh pori dalam suatu volume tanah utuh yang dinyatakan dalam persen. Porositas total merupakan indikator awal yang paling mudah untuk mengetahui apakah suatu tanah mempunyai struktur baik atau jelek. Pengukuran pororsitas total dilakukan pada kedalaman 0-25 cm.

Sejumlah pori yang terdapat di dalam tanah merupakan hal yang penting untuk diketahui karena pori merupakan ruang yang ditempati oleh udara dan air. Air dan udara (gas-gas) juga bergerak dalam ruang pori ini. Pori tanah merupakan ruang diantara butiran padat. Pada umumnya pori-pori tanah yang besar berisi udara, kecuali bila tanah seluruhnya tergenang air serta apabila pori-pori tanah kecil akan berisi air kecuali bila tanah sangat kering.

Tekstur dan struktur tanah mengeluarkan pengaruh besar terhadap bobot dan ruang pori karena udara dan air disimpan di dalam dan dipindahkan melalui ruang pori. Akar tanaman dan organisme lainnya juga memerlukan ruangan untuk hidup.

Berdasarkan uraian diatas maka sangat penting untuk melakukan praktikum Porositas ini untuk mengetahui tingkat porositas tanah Inceptisol di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

I.2 Tujuan dan Kegunaan

Tujuan diadakannya praktikum Porositas ini adalah untuk mengetahui Porositas tanah pada sampel tanah utuh Inceptisol.

Page 20: mektan

Kegunaan diadakannya praktikum Porositas ini adalah sebagai bahan informasi serta literatur tentang penentuan Porositas tanah bagi semua kalangan khususnya mahasiswa Fakultas Pertanian.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Porositas Secara Umum

Porositas adalah proporsi ruang pori total (ruang kosong) yang terdapat dalam satuan volume tanah yang dapat ditempati oleh air dan udara, sehingga merupakan indikator kondisi drainase dan arasi tanah. Tanah yang poreus artinya tanah yang cukup mempunyai ruang pori untuk pergerakan air dan udara bebas bergerak secara leluasa di dalam tanah (Ali Kemas Hanafiah, 2005).

Pori-pori tanah dapat dibedakan menjadi pori-pori kasar dan pori-pori halus, pori-pori kasar berisi udara atau air gravitasi sedangkan pori-pori halus berisi udara atau sedangkan pori-pori halus berisi udara dan air kapiler. Tanah-tanah pasir sulit menahan air sehingga tanaman cepat sekali kering, ini disebabkan karena Tanah-tanah pasir mempunyai pori-pori kasar lebih banyak (Hardjowigeno, 2003).

Porositas tanah tinggi jika bahan organiknya tinggi, tanah dengan struktur granular atau remah mempunyai Porositas yang lebih tinggi daripada tanah-tanah yang bertekstur massive. Tanah dengan struktur pasir yang banyak mempunyai pori-pori makro sehingga sulit menahan air (Hardjowigeno, 1995).

Ruang pori tanah adalah bagian yang diduduki oleh udara dan air. Jumlah ruang pori sebagian besar susunan butir-butir padat, pada umumnya pori-pori besar berisi udara, Kecuali bila tanah seluruhnya teregnang air, dan pori-pori kecil berisi air, kecuali bila tanah sangat kering (Anna, dkk, 1997).

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengamati pori-pori tanah. Pertama, ukuran. Ukuran sangat penting diketahui dalam mengetahui atau mengamati pori-pori tanah. Ukuran ini dibedakan menjadi beberapa kelas yaitu sangat halus 0,1 – 0,5 mm, Halus 0,5 – 2,0 mm, Sedang 2,0 – 5,0 mm, Kasar > 5,0 mm. Ukuran pori-pori kasar yang lebih dari 10 mm harus disebutkan kisaran ukurannya (Hardjowigeno,2003).

2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Porositas

Adapun hal-hal yang mempengaruhi porositas adalah iklim, kelembaban dan struktur tanah. Iklim, suhu, kelembaban, sifat mengembang dan mengerut sangat mempengaruhi porositas. Misalnya saja wilayah yang beriklim hujan tropis maka tingkat curah hujan pada tanah tersebut akan tinggi pada saat tanah tersebut basah maka tanah tersebut akan mengalami pengembangan dan pori tanah pada saat tersebut akan banyak terisi oleh air juga akan mempengaruhi kelembaban tanah tersebut yang nantinya akan berpengaruh pada porositasnya.

Sebaliknya pada musim kemarau atau kering tanah akan mengerut dan pori tanah akan semakin membesar tetapi kebanyakan akan diisi oleh udara, sehingga nantinya akan berpengaruh terhadap porositas tanah tersebut. Selain itu, struktur tanah juga akan sangat berpengaruh, karena sangat bergantung pada kadar liat, pasir, dan debu yang dikandung tanah tersebut apabila struktur tanah dirusak maka porositas tanah tersebut akan berubah (Pairunan dkk, 1997).

2.3 Hubungan Porositas Terhadap Pertumbuhan Tanaman

Page 21: mektan

Porositas tanah adalah kemampuan tanah dalam menyerap air. Porositas tanah erat kaitannya dengan kepadatan tanah (Bulk Density). Semakin padat tanah berarti semakin sulit untuk menyerap air, maka porositas tanah semakin kecil. sebaliknya semakin mudah tanah menyerap air maka tanah tersebut memiliki porositas yang besar. Tinggi rendahnya suatu porositas tanah ini sangat berguna dalam menentukan tanaman yang cocok untuk tanah tersebut. Bila suatu tanah dengan porositas rendah dalam artian sulit menyerap air, maka bila kita menanam tanaman yang tidak rakus air, akan sangat menghambat bahkan merusak.

Dalam keadaan air yang lama terserap (hingga tergenang) sementara tanaman yang ditanam tidak membutuhkan banyak air justru akan menjadikan kondisi lingkungan mikro di sekitar tanaman menjadi lembab akibatnya akan mempengaruhi perkembangan penyakit tanaman. selain itu, tanaman akan mudah rusak apabila tergenang air terlalu lama, karena tanamn tersebut dalam kondisi tercekam kelebihan air yang dapat menyebabkan pembusukan akar tanaman (Hakim 1986).

III. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Percobaan Porositas ini dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 22 November 2012 pukul 17.00 WITA sampai selesai di Laboratorium Fisika Tanah, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum adalah timbangan, oven, gelas ukur, pengaduk, ring sample, cawan, dan corong.

Bahan yang digunakan adalah sample tanah utuh Inceptisols.

3.3 Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja praktikum Porositas adalah sebagai berikut :

a) Hitunglah Bulk Density sampel tanah utuh

b) Hitunglah Particle Density sampel tanah utuh

c) Hitunglah Porositas dengan menggunakan persamaan :

BD

Porositas = 1- —— x 100 %

PD

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Page 22: mektan

Berdasarkan hasil perhitungan nilai Porositas sampel tanah utuh Inceptisol dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1. Data Perhitungan Nilai Porositas Pada Tanah Inceptisol

Jenis Tanah BD (gr/cm3)

PD (gr/cm3) Porositas (%)

Inceptisol 1,14 2,21 49

Sumber Data primer 2012

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil tabel di atas, nilai Porositas sampel tanah utuh Inceptisol adalah 46%. Nilai Bulk Density adalah 1,14 gr/cm3 dan Particle Density adalah 2,21 gr/cm3.

Nilai Porositas pada sampel tanah utuh Inceptisol adalah 46%. Tanah ini memiliki nilai Porositas yang tinggi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Pairunan, dkk (1995) bahwa tanah yang memiliki Porositas yang tinggi disebabkan karena kandungan liatnya juga tinggi dimana pori-pori mikronya banyak dan kerapatannya rendah. Daya memegang dan menyimpan air pada lapisan ini rendah dan disebabkan juga kepadatan tanah pada lapisan ini rendah akibat dari tingginya pelapukan.

Besarnya Porositas sangat dipengaruhi oleh besarnya nilai Bulk Density dan Particle Density. Hal ini sesuai dengan pernyataan Hardjowigeno, (2003) bahwa Porositas tergantung atau dipengaruhi oleh besarnya nilai Bulk Density dan Particle Density. Bila keduanya dinyatakan dalam unit pengukuran yang sama. Persentase ini diambil dari volume total yang akan memberikan persentase ruangan-ruangan pori.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dan perhitungan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa pada sampel tanah utuh Inceptisol nilai Porositasnya adalah 49%. Nilai Porositas tanah tinggi jika kandungan bahan organiknya juga tinggi, pada tanah terdapat sejumlah ruang pori yang sangat penting karena merupakan tempat keluar-masuknya udara.

5.2 Saran

Sebaiknya sebelum praktikum dimulai, perlengkapan untuk laboratorium yang akan digunakan sudah tersedia serta keadaan laboratorium sudah siap pakai.

Page 23: mektan

DAFTAR PUSTAKA

Ali Kemas Hanafiah, 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Raja Grafindo Persada : Jakarta.

Anna K. 1997. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Negeri Indonesia Timur.

Hakim, N.M.Y. Nyakpa, A.M.Lubis, S.Ghani, Nugroho, M.R.Soul, M.A.Diha, G.B.Hong, N.H.Balley. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung, Lampung.

Hardjowigeno, S. 1995. Ilmu Tanah. PT. Akademika Presindo. Jakarta.

Hardjowigeno, S. 2003. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. PT. Akademika Presindo. Jakarta.

Pairunan, Anna K. J. L. Nanere, Arifin, S. S. R. Samosir, R. Tangkaisari, J. R. Lalopua, B. Ibrahim, H. Asmadi, 1995. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Negeri Indonesia Bagian Timur.

LAMPIRAN

Perhitungan Persentase Porositas pada Tanah Inceptisol

Dik : BD = 1,14 gr/cm3

PD = 2,21 gr/cm3

Dit : Porositas ?

Peny : Porositas =

=

= [ 1 – 0,51] x 100 %

= 0,49 x 100 %

= 49 %

I. PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang

Tanah merupakan bahan alam yang memiliki wujud tersendiri. Dalam kehidupan sehari-hari tanah sangat dibutuhkan. Selain sebagai tempat berpijak, tanah merupakan media tanam bagi tumbuhan.

Page 24: mektan

Analisis tanah dapat berupa pengukuran kimiawi, fisika, dan biologi yang bertujuan untuk memahami sifat tanah dan kesesuaiannya untuk pertumbuhan tanaman.

Tanah sebagai sumber daya tentunya memiliki keterbatasan. Memang pada awalnya suatu tanah yang subur dengan sedikit penambahan pupuk produksinya akan meningkat. Semakin lama kita tambahkan pupuk maka semakin meningkat pula tambahan produksinya.

Penurunan ini bisa disebabkan oleh kualitas tanah yang semakin menurun akibat penggunaan pupuk yang berlebihan. Akibatnya tanah yang tadinya subur, kaya akan bahan organik, serta seimbang dalam kandungan unsur utama baik makro maupun mikronya berubah menjadi rusak baik secara struktur, tektur maupun kimianya. Keadaan itu tidak berlangsung lama karena pada suatu saat tanah akan mencapai kondisi maksimal yang selanjutnya bila sudah mencapai kondisi tersebut penambahan unsur-unsur peningkat produktivitas tanah akan mengalami penurunan. Penurunan ini juga bisa disebabkan oleh kualitas tanah yang semakin menurun akibat penggunaan pupuk yang berlebihan.

Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan percobaan mengenai porosisitas.

1. 2 Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dilaksanakannya praktikum mengenai porositas ini adalah untuk mengetahui kadar ruang atau pori dalam tanah serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Kegunaan praktikum ini adalah sebagai bahan informasi kepada pembaca khusunya mahasiswa untuk mengetahui tinggi atau rendahnya porositas tanah sebagai bahan acuan atau penyeleksian tanaman yanag sesuai dengan tanah tersebut.

Page 25: mektan

II. TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 Porositas Tanah

Porositas adalah total pori dalam tanah yaitu ruang dalam tanah yang ditempati oleh air dan udara. Pada keadaan basah seluruh pori baik makro, meso, maupun mikro terisi oleh air, pada keadaan kering poro makro dan sebagian pori meso terisi oleh udara. (Foth, 1982).

Pori-pori tanah dapat dibagi menjadi dua macam yaitu pori-pori besar yang merupakan pori yang berisi udara dan air gravitasi. Pori ini tidak menahan air dengan gaya kapiler sehingga sering disebut sebagai pori aerase atau pori non kapiler. Jenis pori yang kedua yaitu pori halus yang merupakan pori yang berisi udara dan air kapiler sehingga disebut juga pori kapiler. Pori mampu menahan air dalam tanah. Tanah yang baik adalah yang seimbang antara pori aerasi dan pori kapilernya (Hardjowigeno, S. 1992).

Tinggi rendahnya porositas suatu tanah ini sangat berguna dalam menentukan tanaman yang cocok untuk tanah tersebut.Bila suatu tanah dengan porositas rendah dalam artian sulit menyerap air, maka bila kita menanam tanaman yang tidak rakus air, akan sangat menghambat bahkan merusak. Dalam keadaan air yang lama terserap (hingga tergenang) sementara tanaman yang di tanam tidak membutuhkan banyak air justru akan menjadikan kondisi lingkungan mikro di sekitar tanaman menjadi lembab akibatnya akan mempengaruhi perkembangan penyakit tanaman. Selain itu, tanaman akan mudah rusak bila tergenang air terlalu lama, karena tanaman tersebut dalam kondisi tercekam kelebihan air yang dapat menyebabkan pembusukan akar tanaman.

Tanah dengan struktur lemah atau kersai pada umumnya mempunyai porositas yang terbesar. Pengolahan tanah untuk sementara waktu dapat memperbesar porositas, namun dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan turunnya porositas. Oleh karena itu, untuk memperbesar porositas tanah tindakan yang perlu dilakukan dengan penambahan bahan organik atau melakukan pengolahan tanah secara minimum. Pengolahan tanah akan menyebabkan rusaknya struktur tanah. Nilai porositas dapat diperoleh jika diketahui nilai bulk density dan partikel densitynya. (Hardjowigeno, 2003).

Tanah dengan struktur lemah atau kersai pada umumnya mempunyai porositas yang terbesar. Pengolahan tanah untuk sementara waktu dapat memperbesar porositas, namun dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan turunnya porositas. Oleh karena itu, untuk memperbesar porositas tanah tindakan yang perlu dilakukan dengan penambahan bahan organik atau melakukan pengolahan tanah secara minimum. Pengolahan tanah akan menyebabkan rusaknya struktur tanah. Nilai porositas dapat diperoleh jika diketahui nilai bulk density dan partikel densitynya. (Hardjowigeno, 2003).

2. 2 Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Porositas Tanah

Adapun hal–hal yang mempengaruhi porositas adalah iklim, kelembaban dan struktur tanah. Iklim, suhu, kelembaban, sifat mengembang dan mengerut sangat mempengaruhi porositas. Misalnya saja wilayah yang beriklim hujan tropis maka tingkat curah hujan pada tanah tersebut akan tinggi pada saat tanah tersebut basah maka tanah tersebut akan mengalami pengembangan dan pori tanah pada saat tersebut

Page 26: mektan

akan banyak terisi oleh air juga akan mempengaruhi kelembaban tanah tersebut yang nantinya akan berpengaruh pada porositasnya. Sebaliknya pada musim kemarau atau kering tanah akan mengerut dan pori tanah akan semakin besar tetapi kebanyakan akan diisi oleh udara, sehingga nantinya akan berpengaruh terhadap porositas tanah tersebut. Selain itu, struktur tanah juga akan sangat berpengaruh, karena sangat bergantung pada kadar liat , pasir, dan debu yang dikandung tanah tresebut apabila struktur tanah dirusak maka porositas tanah tersebut akan berubah (Pairunan, 1997).

Porositas suatu lapisan tanah juga dipengaruhi oleh ada tidaknya perkembangan struktur granular pada tiap lapisan horizon tanah yang akan memberikan hasil porositas total yang tinggi dan dapat meningkatkan jumlah pori mikro dan pori makro suatu lapisan tanah. Sehingga, pada suatu lapisan tanah dengan struktur remah atau kersai sangat berpengaruh dalam penentuan porositas karena dengan struktur tanah tersebut umumnya mempunyai porositas yang besar (Hakim, dkk. 1986).

Porositas tanah adalah kemampuan tanah dalam menyerap air. Porositas tanah erat kaitanya dengan tingkat kepadatan tanah (Bulk Density). Semakin padat tanah berarti semakin sulit untuk menyerap air, maka porositas tanah semakin kecil. Sebaliknya semakin mudah tanah menyerap air maka tanah tersebut memiliki porositas yang besar. Tinggi rendahnya porositas suatu tanah ini sangat berguna dalam menentukan tanaman yang cocok untuk tanah tersebut.Bila suatu tanah dengan porositas rendah dalam artian sulit menyerap air, maka bila kita menanam tanaman yang tidak rakus air, akan sangat menghambat bahkan merusak. Dalam keadaan air yang lama terserap (hingga tergenang) sementara tanaman yang ditanam tidak membutuhkan banyak air justru akan menjadikan kondisi lingkungan mikro di sekitar tanaman menjadi lembab akibatnya akan mempengaruhi perkembangan penyakit tanaman. Selain itu, tanaman akan mudah rusak bila tergenang air terlalu lama, karena tanaman tersebut dalam kondisi tercekam kelebihan air yang dapat menyebabkan pembusukan akar tanaman. (Hakim,1986).

Jadi Porositas tiap jenis tanah adalah konstan dan tidak bervariasi dengan jumlah ruang dan antara partikel-partikel. Untuk kebanyakan tanah-tanah mineral rata-rata kerapatan zahranya adalah 2,6 gr/cm3.Perbedaan kerapatan dengan zahra diantara jenis-jenis tanah tidak begitu besar, kecuali terdapat variasi di dalam kandungan bahan organik dan komposisi mineral tanah (Sarwono, 2003)

Salah satu pentingnya dilakukan pengolahan tanah adalah untuk memperbesar porositas tanah. Selain pengolahan tanah, adapun cara lain yang dilakukan untuk memperbesar porositas tanah yaitu dengan penambahan bahan organik dan pengolahan tanah secara minimum. Karena tanah pertanian dengan pengolahan yang intensif cenderung mempunyai ruang pori rendah, apabila terjadi penanaman secara terus-menerus tanpa adanya pengolahan tanah maka akan mengurangi pori-pori mikro dan kandungan bahan organik dalam tanah (Hakim, dkk. 1986)

III. METODOLOGI

3. 1 Waktu dan Tempat

Page 27: mektan

Praktikum porositas dilaksanakan pada Rabu Selasa, 14 Noember 2012 pukul 15.00 WITA sampai selesai. Dan dilakukan di Laboratorium Fisika Tanah, jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada percobaan porositas tanah adalah Cawan Petridish, Ring. Adapun bahan yang digunakan adalah sampel tanah dan aquades.

3.3 Prosedur Kerja

1. Hitung nilai bulk density dan particle density contoh tanah.

2. Hitung nilai porositas dengan persamaan sebagai berikut :

Porositas =

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. 1 Hasil

Berdasarkan analisis dan hasil yang diperhitungkan maka diperoleh hasil sebagai berikut.

Tabel 8. Hasil pengamatan porositas pada tanah lapisan I

No Lapisan Porositas

1 I 71%

Sumber : Data primer 2012

4. 2 Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan diatas menunjukkan bahwa nilai porositas tanah pada lapisan I adalah 71 %. Hal ini disebabkan karena kandungan bahan organik pada pada lapisan tanah mempunyai jumlah pori yang besar.

Page 28: mektan

Hal ini disebabkan oleh pengaruh bulk densitynya. Secara tidak langsung bulk density tersebut sangat mempengaruhi porositas tanah. Selain itu, partikel density juga sangat mempengaruhi porositas tanah tersebut karena juga dipengaruhi dengan keberadaan mineralnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Hardjowigeno.S (1992) bahwa porositas yang tinggi, maka bahan organic dapat memperkecil kerapatan isi tanah karena bahan organik jauh lebih ringan dari pada mineral dan bahan organik juga memperbesar porositas tanah.

V. PENUTUP

5. 1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan porositas tanah pada tanah inseptisols dapat disimpulkan bahwa :

1. Tanah inseptisols memiliki porositas sebesar 71% yang disebabkan karena bahan organic yang dapat memperkecil kerapatan isi tanah.

2. Adapun hal–hal yang mempengaruhi porositas adalah iklim, kelembaban dan struktur tanah.

5. 2 Saran

Setelah melakukan pengamatan porositas pada tanah inseptisols kita dapat mengetahui bahwa tanah inseptisols merupakan tanah yang memiliki banyak bahan organik yang dapat memperkecil kerapatan isi tanah. Pori dari tanah inseptisols yang kita telah ketahui persentasinya pada musim–musim tertentu akan banyak diisi oleh air dan udara yang secara langsung mempengaruhi tanaman, dengan mempelajari hal tersebut kita akan lebih mudah dalam pengolahannya.

DAFTAR PUSTAKA

Foth, H.D dan N.C. Brady, 1982. Ilmu Tanah. Barata Aksara. Jakarta.

Hakim, N. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung. Lampung.

Hardjowigeno, S, 2003. Klasifikasi Tanah dan Pedologi. PT. Media Sarana Perkasa,

Jakarta.

Page 29: mektan

Pairunan A K, dkk, 1997. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. BKPTN Indonesia bagian

Timur, Makassar.

Sarwono, H., 2003. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Akademika Presindo.

Jakarta.

LAMPIRAN

Lampiran : Perhitungan Nilai Porositas

Lapisan I

Nilai bulk density = 1,689 gr/cm³

Nilai partikel density = 5,714 gr/cm³

Porositas tanah = x 100%

= x 100%

= x 100%

= 0,71 x 100%

= 71%

Page 30: mektan

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tanah secara fisik terdiri dari padatan, cairan dan gas. Berupa padatan sebagai bahan organik dan organik. Sebagai cairan seperti berbagai macam garam dan senyawa yang larut dalam tanah. Sedangkan berupa gas seperti udara di dalam tanah yang mengisi pori-pori antara butiran yang tidak terisi oleh air tanah.

Pori tanah adalah ruang antara butiran padat tanah. Pori ditempati oleh udara dan air. Pada umumnya pori-pori besar terisi udara kecuali bila tanah seluruhnya tergenang air, dan pori-pori kecil berisi air, kecuali bila sangat kering.

Ruang pori tanah adalah bagian isi tanah yang tidak terisi oleh arah padatan, tetapi oleh udara dan air. Pada umumnya jumlah pori ditentukan oleh susunan butir-butir padat. Kalau mereka cenderung erat satu sama lain seperti dalam pasir atau subsoil yang padat porositas totalnya rendah kalau tersusun dalam agregat yang bertekstur sedang yang besar kandungan bahan organiknya, ruang pori per satuan volume akan tinggi.

Pori-pori tanah terbagi menurut besar kecilnya ruangan atau rongga antar partikel tanah, pori terbagi menjadi tiga kelompok yaitu: (1) pori makro atau pori besar, (2) pori meso atau pori sedang, dan (3) pori mikro atau pori kecil. Masing-masing kelompok ini menempati lapisan-lapisnaan tanah yang berbeda. Pada lapisan pertama banyak terdapat pori makro dan pori mikro hampir tidak ada. Lapisan kedua pada umumnya pori meso banyak dan juga ada pori mikro dan pori makro tetapi tidak terlalu banyak. Yang menempati pori-pori tanah ini tergantung pada musim. Hampir semua musim dipengaruhi oleh udara, walaupun ditempati udara tetepi sebagian kecil masih terdapat air, terutama pada musim hujan banyak terdapat pori mikro.

Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilaksanakan praktikum porositas tanah untuk mengetahui lebih jauh bagaimana porositas yang terjadi pada beberapa jenis tanah.

1.2. Tujuan dan Kegunaan

Tujuan praktikum porositas adalah untuk mempelajari tingkat porositas tanah pada inceptisol dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Kegunaannya adalah untuk memberikan pengetahuan dasar tentang penentuan porositas tanah dan mengetahui bagaimana hubungan porositas dengan tingkat kesuburan tanah.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Porositas

Porositas tanah adalah persentase volume tanah yang tidak ditempati butiran padat. Susunan butiran tanah juga menentukan jumlah dan sifat pori. Ukuran pori-pori liat kecil dan dapat menahan air, tetapi permeabilitasnya sangat lambat, sebaliknya pasir mempunyai pori-pori yang besar tetapi daya menahan airnya kurang (Pairunan, dkk. 1997).

Ruang pori total adalah volume dari tanah yang ditempati oleh udara dan air. Persentase ruang pori total disebut Porositas. Untuk menentukan porositas ”Cores”, tanah ditempatkan pada tempat berisi air

Page 31: mektan

sehingga jenuh dan kemudian ”Cores” ditimbang. Perbedaan berat antara keadaan jenuh dan cores yang kering oven merupakan volume ruang pori untuk tanah (Kemas, 2007)

Ruang pori-pori tanah adalah bagian yang diduduki udara dan air. Jumlah ruang pori-pori ini sebagian besar ditentukan oleh susunan butiran-butiran padat. Kalau letak satu sama lain erat seperti pasir atau subsoil yang porositasnya rendah. Kalau tersusun dalam agregat yang tergumpal bahan organiknya, ruang pori per satuan volume akan tinggi (Buckman dan Brady, 1982).

Pori-pori tanah dapat dibagi menjadi dua macam yaitu pori-pori besar yang merupakan pori yang berisi udara dan air gravitasi. Pori ini tidak menahan air dengan gaya kapiler sehingga sering disebut sebagai pori aerase atau pori non kapiler. Jenis pori yang kedua yaitu pori halus yang merupakan pori yang berisi

udara dan air kapiler sehingga disebut juga pori kapiler. Pori mampu menahan air dalam tanah. Tanah yang baik adalah yang seimbang antara pori aerasi dan pori kapilernya (Hardjowigeno, S. 1992).

Air tersimpan atau tertekan dalam pori karena adanya gaya kapiler. Pori-pori besar yang tidak menahan air dengan gaya kapiler disebut dengan pori nonkapiler atau pori aerase atau gaya-gaya kapiler yang dinamakan pori kapiler atau pori mikro. (Hakim, dkk, 1986)

2.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Porositas Tanah

Porositas tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor, yang salah satu diantaranya adalah keadaan tekstur tanah. Tanah yang bertekstur ganuler atau remah memiliki tingkat porositas yang lebih tinggi daripada tanah yang bertekstur massive (pejal) dengan tingkat porositas tanah yang kecil. Kedua tipe tekstur tanah tersebut memiliki perbedaan dalam hal ruang/pori yang didalamnya terdapat air dan udara. Tanah yang bertekstur ganuler memiliki ruang/pori tanah yang besar berisi udara dan kadar air yang lebih sehingga menunjung tanaman dalam perkembangannya, sedangkan tanah bertekstur massive dengan tingkat pori yang lebih kecil serta kandungan air yang sedikit dan sangat mudah untuk hilang sehingga tanaman mudah kering (Pairunan, dkk., 1997).

Porositas suatu lapisan tanah juga dipengaruhi oleh ada tidaknya perkembangan struktur granular pada tiap lapisan horizon tanah yang akan memberikan hasil porositas total yang tinggi dan dapat meningkatkan jumlah pori mikro dan pori makro suatu lapisan tanah. Sehingga, pada suatu lapisan tanah dengan struktur remah atau kersai sangat berpengaruh dalam penentuan porositas karena dengan struktur tanah tersebut umumnya mempunyai porositas yang besar (Hakim, dkk. 1986).

Nilai suatu porositas berbanding lurus dengan besar kecilnya struktur tanah. Tanah dengan struktur kersai membuat tingkat porositas semakin tinggi, sedangkan bilamana struktur tanah rendah maka nilai porositasnya juga akan menurun (Pairunan, dkk. 1997).

Penentuan Porositas tertuju pada partikel-partikel yang ada di dalam lapisan tanah. Jadi Porositas tiap jenis tanah adalah konstan dan tidak bervariasi dengan jumlah ruang dan antara partikel-partikel. Untuk kebanyakan tanah-tanah mineral rata-rata kerapatan zahranya adalah 2,6 gr/cm3. Perbedaan kerapatan dengan zahra diantara jenis-jenis tanah tidak begitu besar, kecuali terdapat variasi di dalam kandungan bahan organik dan komposisi mineral tanah (Sarwono, 2003).

Page 32: mektan

Salah satu pentingnya dilakukan pengolahan tanah adalah untuk memperbesar porositas tanah. Selain pengolahan tanah, adapun cara lain yang dilakukan untuk memperbesar porositas tanah yaitu dengan penambahan bahan organik dan pengolahan tanah secara minimum. Karena tanah pertanian dengan pengolahan yang intensif cenderung mempunyai ruang pori rendah, apabila terjadi penanaman secara terus-menerus tanpa adanya pengolahan tanah maka akan mengurangi pori-pori mikro dan kandungan bahan organik dalam tanah (Hakim, dkk. 1986).

III. METODOLOGI PERCOBAAN

3.1.Tempat dan Waktu

Praktikum porositas Tanah dilaksanakan di Laboratorium Fisika Tanah, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar. Pada hari Kamis, 11 November 2010, pukul 15.00 WITA-selesai.

3.2. Alat dan Bahan

Adapu alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah:

· Timbangan digunakan sebagai alat untuk menimbang sampel tanah utuh

· Oven digunakan sebagai alat untuk mengeringkan sampel tanah utuh Ring

· sampel digunakan sebagai wadah untuk mengambil sampel tanah.

· Mistar pengukuran digunakan sebagai alat mengukur tinggi dan jari-jari ring sampel.

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sampel tanah dan air.

3.3 Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja pada percobaan ini adalah :

1. Menghitung nilai bulk density dan partikel density contoh tanah.

2. Menghitung porositas dengan persamaan :

porositas = 1 – x 100%

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan pada porositas tanah maka diperoleh hasil sebagai berikut.

Tabel. Perhitungan Porositas Pada Tanah Inceptisol

Lapisan porositas

l 45%

4.2 Pembahasan

Page 33: mektan

Pada tanah Inceptisol lapisan mempunyai nilai porositas 45%, hal ini terjadi karena pada tanah ini memiliki lapisan organik rendah dan porositas tanah juga dipengaruhi oleh tekstur. Hal ini sesuai dengan pendapat Hardjowigeno, S. (1987), yang mengemukakan bahwa porositas tanah tinggi jika bahan organiknya tinggi pula, tanah dengan struktur granular dan remah mempunyai porositas yang lebih tinggi dari pada tanah dengan strukutr. Tanah dengan struktur pasir mempunyai pori-pori mikro sehingga sulit menahan air. Pairunan A, K, dkk (1985), juga menambahkan bahwa pengolahan tanah juga sementara dapat memperbesar porositas, namun dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan menurunnya porositas. Oleh karena itu untuk memperbesar porositas tanah tindakan yang perlu dilakukan adalah dengan penambahan bahan organik atau melakukan pengolahan tanah yang minimum.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada praktikum penetapan nilai porositas tanah, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

a. Tanah inceptisel lapisan I memiliki nilai porositas tanah sebesar 45%.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi porositas tanah adalah kandungan bahan organik, struktur dan tekstur tanah.

5.2 Saran

Sebaiknya, dalam ptaktikum Porositas digunakan juga tanah alfisol dengan berbagai lapisan agar dapat menjadi perbandingan antara nilai porositasnya

Page 34: mektan

DAFTAR PUSTAKA

Hakim N, Nyapka M.Y., Lubis A.M, Nugroho S.G, Saul M.R, Dina M.A, Hong G.B, Bailey H.H., 1986, Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Penerbit Universitas Lampung, Lampung.

Hardjowigeno, S., 1992. Ilmu Tanah. Mediyatama Sarana Perkasa, Jakarta.

Kemas, A.H., 2007, Dasar-Dasar Ilmu Tanah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Pairunan, Anna, K., Nanere, J, L., Arifin., Solo, S, R. Samosir, Romoaldus Tangkaisari, J. R Lalapia Mace, Bachrul Ibrahim., Hariadji Asnadi., 1997. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Perguruan Tinggi Negeri Indonesia Timur, Makassar.

Sarwono, H., 2003, Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Akademika Presindo. Jakarta.

PENDAHULUAN

1.2. Latar Belakang

Pori-pori tanah adalah bagian yang tidak terisi bahan padat (terisi oleh air dan udara). Pori-pori tanah dapat dibedakan menjadi dua yaitu pori-pori kasar (makro pori) dan pori-pori halus (mikro pori). Pori-pori kasar terisi oleh udara atau air gravitasi (air yang mudah hilang karena gaya gravitasi, sedangkan pori-pori halus (mikro pori) berisi udara dan air kapiler. Tanah dengan pori-pori kasar yang banyak sulit menahan air sehingga tanaman mudah mengalami kekeringan. Dengan kata lain semakin liat suatu tanah maka porositasnya semakin halus dan semakin baik untuk penanaman tanaman.

Nilai porositas suatu tanah memiliki hubungan dengan bulk density dan particle density. Apabila kita telah mengetahui nilai bulk density dan particle density suatu tanah maka akan memudahkan kita untuk mengetahui kadar dan udara yang terdapat dalam pori tanah sehingga kita dapat menentukan kapan suatu tanah itu perlu untuk diberikan air atau udara yang terdapat dalam pori tanah agar keadaannya tetap gembur. Apabila suatu tanah memiliki ruang pori yang kecil maka tanaman yang tumbuh di atasnya akan kekurangan oksigen, diakibatkan oleh sulitnya pertukaran gas atau udara dengan pori yang terlalu kecil.

Porositas tanah tinggi kalau bahan organik tanah tinggi. Tanah-tanah dengan struktur granular atau remah, mempunyai porositas yang tinggi dari pada tanah-tanah dengan struktur massiv. Tanah dengan tekstur pasir banyak mempunyai pori-pori sehingga sulit untuk menahan air. Adapun hubungan antara bulk density dan porositas adalah terbalik, dimana makin tinggi nilai bulk densitynya makin rendah nilai porositasnya. Sedangkan porositas sebanding dengan partikel density, dimana makin tinggi nilai partikel density maka makin tinggi pula nilai porositas.

Berdasarkan uraian diatas, maka pengamatan tentang penentuan porositas tanah ini perlu dilakukan, untuk mengatahui seberapa besar jumlah porositas tanah alfisol

1.2. Tujuan dan Kegunaan

Page 35: mektan

Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk menentukan nilai porositas dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhinya

Kegunaan dari praktikum ini adalah sebagai bahan informasi dan pengetahuan tentang porositas tanah dan sebagai bahan informasi untuk mengetahui nilai porositas pada tanah alfisol.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Porositas

Ruang pori merupakan ruang yang dapat dikuasi oleh air dan udara. Struktur tanah sangat menentukan besarnya ruang tersebut. Hubungan antara massa tanah dan ruang yang dapat dibentuk dan ditentukan olehnya. Apabila ruang pori terlalu kecil, tanaman akan kekurangan oksigen. Jika tingkat kekurangan oksigen itu semakin besar, maka defisiensi oksigen akan diderita, dalam hal ini sama saja dengan memancing adanya defisiensi air. (Anonim, 2006)

Berdasarkan diameter ruangnya, pori-pori tanah dibedakan menjadi tiga kelas, yaitu makropori (pori-pori makro) apabila diameternya lebih besar dari 90 µm, mesopori apabila diameternya 30 µm sampai 90 µm dan mikropori apabila diameternya lebih kecil dari 30 µm. Sedangkan berdasarkan pengaruhnya terhadap air, pori-pori tanah dibagi menjadi lima kelas yaitu pori pengikat jika berdiameter kurang dari 0,005 µm, pori residual jika berdiameter 0, 005 – 0,1 µm, pori penyimpan jika berdiameter 0,1 – 50 µm, pori transmisi jika berdiameter 50 – 500 µm dan celah jika berdiameter lebih besar dari 500 µm. (Hanafiah, 2005)

Ruang pori total adalah volume dari tanah yang ditempati oleh udara dan air. Persentase volume ruang pori total disebut porositas. Untuk menetukan porositas “cores” tanah ditempatkan pada tempat berisi air sehingga jenuh dan kemudian ”cores” ditimbang. Perbedaan berat antara keadaan jenuh dan cores kering oven merupakan volume ruang pori untuk tanah (Forth, 1995).

Porositas tanah tinggi jika bahan organik tinggi. Tanah-tanah dengan struktur granuler atau remah, mempunyai porositas yang lebih tinggi daripada tanah-tanah dengan struktur massive (pejal). Tanah dengan tekstur pasir banyak mempunyai pori-pori makro sehingga sulit menahan air. Sebaliknya, pada top-top soil bertekstur halus, memiliki lebih banyak ruang pori total yang sebagian besar terdiri pori-pori kecil. Hasilnya adalah tanah dengan kapasitas memegang air yang besar. (Hardjowigeno, 2007).

2.2. Factor – factor yang mempengaruhi porositas tanah

Porositas tanah dipengaruhi oleh kandungan bahan organik, struktur tanah, dan tekstur tanah. Porositas tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor, yang salah satu diantaranya adalah keadaan tekstur tanah. Tanah yang bertekstur ganuler atau remah memiliki tingkat porositas yang lebih tinggi daripada tanah yang bertekstur massive (pejal) dengan tingkat porositas tanah yang kecil. Kedua tipe tekstur tanah tersebut memiliki perbedaan dalam hal ruang/ pori yang didalamnya terdapat air dan udara. Tanah yang bertekstur ganuler memiliki ruang/pori tanah yang besar berisi udara dan kadar air yang lebih sehingga menunjung tanaman dalam perkembangannya, sedangkan tanah bertekstur massive dengan tingkat pori yang lebih kecil serta kandungan air yang sedikit dan sangat mudah untuk hilang sehingga tanaman mudah kering (Pairunan, dkk, 1997).

III. BAHAN DAN METODE

Page 36: mektan

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum Porositas dilaksanakan pada hari Jumat, 13 April 2012 pada pukul 14.00 WITA – selesai, di Laboratorium Kimia Tanah, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar.

3.2. Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan pada praktikum Bulk Density ini adalah timbangan, desikator, cawan petridis, dan gelas piala, mistar.

Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum Bulk Density ini adalah sampel tanah yang telah dikering ovenkan.

3.3. Prosedur kerja

1. Hitung Bulk Density dan Particle Density contoh tanah

2. Hitung Porositas dengan persamaan :

Porositas = x 100 %

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, maka diperoleh data dalam bentuk tabel sebagai berikut :

Tabel 5. Hasil Perhitungan Porositas Tanah Alfisol

Jenis Tanah Porositas

Tanah alfisol 64 %

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan, pada tanah alfisol memiliki porositas 60%. Hal ini disebabkan karena pori-pori pada tanah alfisol ini lebih besar. Hal ini sesuai dengan pendapat Forth (1995) yang menyatakan bahwa porositas tergantung berhubungan denga tekstur tanah. Persentase volume yang dapat terisi oleh pori-pori kecil pada tanah yang mengandung pasir menahan airnya rendah.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi porositas adalah bahan organik dan pengolahan tanah minimum sehingga terdapat perbedaan antara lapisan pada tanah. Bahan organik berpengaruh karena mempengaruhi kandungan pada lapisan, nilai porositasnya rendah karena lapisan ini terjadi proses pencucian bahan-bahan organik sehingga bahan organiknya semakin besar turun ke lapisan bawahnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Foth (1988), bahwa lapisan kandungan bahan organik suatu lapisan rendah maka nilai porositasnya rendah.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Page 37: mektan

Berdasarkan hasil pengamatan Bulk Density pada tanah alfisol dapat disimpulkan bahwa:

1. Tanah alfisol memiliki partikel density sebesar 64%, sehingga dapat disimpulkan bahwa tanah jenis ini memilliki banyak mineral kecil seperti mineral kwarsa, feldspart dan silikat koloida

2. Faktor- faktor yang mempengaruhi porositas adalah BD dan bahan organik.

5.2. Saran

Porositas termasuk termasuk sifat tanah yang penting. Nilai porositas yang tinggi menunjukkan adanya aerasi dan drainase yang tinggi maka perlu dilakukan penambahan bahan organic yang seimbang sehingga mempercepat proses granulasi atau pembentukan sturuktur kersai/remah yang dapat meningkatkan ruang pori dalam tanah.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2006. Ruang Pori. http://tanimuda.wordpress.com. Diakses pada 27 April 2012: Makassar

Foth henry D. 1995. Ilmu tanah. Ghajamada university : Jogjakarta.

Hanafiah, A. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta

Hardjowigeno, S. 2003. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Akademika Pressindo. Jakarta

Pairunan, dkk. 1985. Dasar-dasar Ilmu Tanah. BKPTN Indonesia Bagian Timur. Makassar

BIOFISIKA DAN MEKANIKA TANAH

POROSITAS TANAH

Page 38: mektan

OLEH :

LIBRA PANGARIBUAN

05121002003

TEKNIK PERTANIAN

TEKNOLOGI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2013

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanah merupakan bahan alam yang memiliki wujud tersendiri. Dalam kehidupan sehari-hari tanah sangat dibutuhkan. Selain sebagai tempat berpijak, tanah merupakan media tanam bagi tumbuhan. Analisis tanah dapat berupa pengukuran kimiawi, fisika, dan biologi yang bertujuan untuk memahami sifat tanah dan kesesuaiannya untuk pertumbuhan tanaman.

Tanah sebagai sumber daya tentunya memiliki keterbatasan. Memang pada awalnya suatu tanah yang subur dengan sedikit penambahan pupuk produksinya akan meningkat. Semakin lama kita tambahkan pupuk maka semakin meningkat pula tambahan produksinya.

Penurunan ini bisa disebabkan oleh kualitas tanah yang semakin menurun akibat penggunaan pupuk yang berlebihan. Akibatnya tanah yang tadinya subur, kaya akan bahan organik, serta seimbang dalam kandungan unsur utama baik makro maupun mikronya berubah menjadi rusak baik secara struktur, tektur maupun kimianya. Keadaan itu tidak berlangsung lama karena pada suatu saat tanah akan mencapai kondisi maksimal yang selanjutnya bila sudah mencapai kondisi tersebut penambahan

Page 39: mektan

unsur-unsur peningkat produktivitas tanah akan mengalami penurunan. Penurunan ini juga bisa disebabkan oleh kualitas tanah yang semakin menurun akibat penggunaan pupuk yang berlebihan.

Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan percobaan mengenai porosisitas.

B. Tujuan

Tujuan dilaksanakannya praktikum mengenai porositas ini adalah untuk mengetahui kadar ruang atau pori dalam tanah serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Porositas Tanah

Porositas adalah proporsi ruang pori tanah (ruang kosong) yang terdapat dalam suatu volume tanah yang dapat ditempati oleh air dan udara , sehingga merupakan indicator kondisi drainase dan aerasi tanah. Tanah yang poreus berarti tanh yang cukup mempunyai ruang pori untuk pergerakan air dan udara masuk dan keluar tanah yang secara leluasa , sebaliknya jika tanh tidal poreus (Hakim ,1996)

Tanah tersusun dari butiran tanah atau partikel lainnya dan rongga-rongga atau pori di antara partikel butiran tanah. Rongga-rongga terisi sebagian atau seluruhnya dengan air atau zat cair lainnya. Rongga-rongga tanah yang tidak terisi oleh air atau zat cair akan terisi oleh udara atau bentuk lain dari gas. Sifat-sifat mekanis penting tanah, seperti kekuatan (strength) dan pemampatan (compressibility), secara langsung berhubungan dengan atau paling tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor dasar seperti rapat masa (density), berat volume (unit weight), angka pori (void ratio), dan derajat kejenuhan(degree of saturation).

Porositas tanah adalah kemampuan tanah dalam menyerap air berkaitannya dengan tingkat kepadatan tanah. Semakin padat tanah berarti semakin sulit untuk menyerap air, maka porositas tanah semakin kecil. Sebaliknya semakin mudah tanah menyerap air maka tanah tersebut memiliki porositas yang besar.

Tanah yang porositasnya baik adalah tanah yang porositasnya besar karena perakaran tanaman mudah untuk menembus tanah dalam menvari bahan organik. Selain itu tanah tersebut mampu menahan air hujan sehingga tanaman tidak selalu kekurangan air. Tetapi jika porositasnya terlalu tinggi, juga tidak baik, karena air yang diterima tanah langsung turun ke lapisan berikutnya. Tanah seperti ini kalau musim kemarau cepat membentuk pecahan yang berupa celah besar di tanah.

Pori-pori tanah terbagi menurut besar kecilnya ruangan atau rongga antar partikel tanah, pori terbagi menjadi tiga kelompok yaitu : (1) pori makro atau pori besar ; (2) pori meso atau pori sedang ; dan (3) pori mikro atau pori kecil.

Pori tanah jika dalam keadaan basah seluruhnya akan terisi oleh air, baik pori mikro, pori meso ataupun pori makro. Sebaliknya pada keadaan kering, pori makro dan sebagian pori meso terisi udara. Tanah yang strukturnya gembur atau remah dengan tindakan pengolahan tanah yang intensif dan bertekstur

Page 40: mektan

lempung, umumnya mempunyai porositas yang besar. Porositas perlu diketahui karena merupakan gambaran aerasi dan drainase tanah (Foth, 1994).

Pori tanah adalah ruang antara butiran padat tanah yang pada umumnya pori kasar ditempati udara dan pori kecil ditempati air, kecuali bila tanah kurang. Porositas tanah adalah persentase volume tanah yang ditempati butiran padat. (Pairunan, dkk, 1985).

Faktor porositas tanah dikendalikan oleh tekstur tanah, struktur, dan kandung-an bahan organik. Pada KU dengan poro-sitas tanah tinggi terlihat adanya kan-dungan unsur pasir dalam tekstur tanah (KU II, III, V, VI, dan VIII). Pada tanah berpasir, porositas tanah didominasi oleh pori makro yang berfungsi sebagai lalu lintas air sehingga infiltrasi meningkat. Sedangkan pada tanah berlempung, pori mikro lebih berperan dan daya hantar air-nya rendah sehingga infiltrasi menurun (Soepardi, 1983 dalam Hidayah et al., 2001).

Bahan organik dan liat bagi agregat ta-nah berfungsi sebagai pengikat untuk ke-mantapan agregat tanah. Aktivitas akar tanaman menambah jumlah pori-pori ta-nah sehingga perkolasi semakin memba-ik. Selain itu, melalui retakan-retakan yang terbentuk oleh aktivitas akar tanam-an secara tidak langsung melalui ikatan mekanis atau biologis dan kimia oleh hu-mus dapat memantapkan agregat tanah, akibatnya laju infiltrasi menjadi mening-kat (Hairiah, 1996 dalam Hidayah et al., 2001). Semakin tinggi kandungan bahan organik dalam tanah, kondisi fisik tanah menjadi lebih baik bagi laju penurunan air ke dalam tanah.

Kenaikan kapasitas infiltrasi tanah tersebut disebabkan ke-naikan kandungan bahan organik tanah yang meningkatkan porositas tanah se-hingga lebih memantapkan struktur dan tekstur tanah serta perkembangan biota tanah permukaan. Kondisi tersebut me-nyebabkan terjadinya perbaikan sifat fisik tanah termasuk peningkatan kapasitas in-filtrasinya.

Porositas dibagi 2 berdasarkan asal usulnya :

1. Original (Primary) Porosity

Porositas yang terbentuk ketika proses pengendapan batuan (deposisi) tanpa ada faktor lain. Pada umumnya terjadi pada porositas antar butiran pada batupasir, antar Kristal pada batukapur, atau porositas oolitic pada batukapur.

2. Induced (Secondary) Porosity

Porositas yang terbentuk setelah proses deposisi batuan karena beberapa proses geologi yang terjadi pada batuan tersebut, seperti proses intrusi, fault, retakan, dan sebagainya. Proses tersebut akan mengakibatkan lapisan yang sebelumnya non-porosity/permeabelitas menjadi lapisan berporositas. Contohnya retakan pada shale dan batukapur, dan vugs atau lubang-lubang akibat pelarutan pada batukapur. Batuan yang berporositas original lebih seragam dalam karakteristik batuannya daripada porositas induced.

Porositas berdasarkan kualitas :

Page 41: mektan

1. Intergranuler : Pori-pori terdapat di antara butir.

2. Interkristalin : Pori-pori terdapat di antara kristal. - Celah dan rekah : Pori- pori terdapat di antara celah/rekahan.

3. Pin-point porosity : Pori-pori merupakan bintik-bintik terpisah-pisah, tanpa terlihat bersambungan.

4. Tight : Butir-butir berdekatan dan kompak sehingga pori-pori kecil sekali dan hampir tidak ada porositas.

5. Dense : Batuan sangat kecil sehingga hampir tidak ada porositas.

6. Vugular : Rongga-rongga besar yang berdiameter beberapa mili dan kelihatan sekali bentuk bentuknya tidak beraturan, sehingga porositas besar.

7. Cavernous : Rongga-rongga besar sekali yang merupakan gua-gua, sehingga porositasnya besar.

Porositas berdasarkan kuantitas :

1. ( 0% – 5 %) dapat diabaikan (negligible)

2. (5% – 10%) buruk (poor)

3. (10%- 15%) cukup baik (fair)

4. (15%- 20%) baik (good)

Rumus porositas sendiri yaitu :

BD = Porositas = 1 - PD = 2,65

B. Faktor Yang Mempengaruhi Bulk Density (BD) Dan Partikel Density (PD) Tanah

Kerapatan partikel (Bulk Density) merupakan berat partikel persatuan volume tanah beserta porinya. Kisaran kerapatan limbat tanah berfariasi cukup lebar tergantung ruang pori dan tekstur tanahnya. Bahan organik mineral juga mempengaruhi kerapatan limbat. Bahan organik ini berperan dalam pengembangan struktur. Semakin tinggi kandungan bahan organiknya semakin berkembang struktur tanah yang dapat mengakibatkan bongkah semakin kecil (Hartati,2001).

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi BD dan PD tanah.

1. Tekstur

Page 42: mektan

Tekstur tanah dapat diartikan sebagai penampilan visual suatu tanah berdasarkan komposisi kualitatif dari ukuran butiran tanah dalam suatu massa tanah tertentu. Tekstur tanah menunjukan komposisi partikel penyusun tanah (Hanafiah, 2005).

2. Bahan Organik

Bahan organik biasanya berasal dari proses pelapukan batuan. Bahan organik komposisinya didalam taha memang sedikit yaitu berkisar 3-5% tapi pengaruhnya sangat besar terhadap perubahan sifat-sifat tanah. Bahan organik dalam tanah terdiri atas bahan organik kasar dan bahan organik halus (Hanafiah, 2005).

3. Struktur

Struktur tanah merupakan gumpalan-gumpalan kecil alami dari tanah, akibat melekatnya butir-butir primer tanah satu sama lain. Satu unit struktur disebut ped (terbentuk karena prose salami ). Clod juga merupakan unit gumpalan tanah teatpi terbentuknya bukan karena proses alami (misanya karena pencangkulan tusukan pisau dan sebagainya) (Hanafiah, 2005).

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persen (%) Pori

Ruang pori merupakan bagian volume tanah yang ditempati oleh air dan udara, keseimbangan antara udara dan air yang menempati ruang pori ditentukan oleh uuran pori.

Ada beberapa factor yang mempengaruhi % pori :

a) Kandungan bahan organic

b) Struktur tanah

c) Tekstur tanah

Porositas tanah tinggi kalau bahan organik tinggi tanah-tanh dengan struktur granuler atau remah,mempunyai porositas yang lebih tinggi dari pada tanah-tanah dengan struktur massive (pejal).tanah denag tkstur pasir banyak mempunyai pori-pori makro sehingga sulit menahan air.(Hardjowigeno, 1987).

C. Pengaruh Porositas Terhadap Produktivitas Tanaman

Porositas tanah dipengaruhi oleh kandungan bahan organik, struktur tanah, dan tekstur tanah. Porositas tanah tinggi kalau bahan organik tinggi. Tanah-tanah dengan struktur granular atau remah, mempunyai porositas yang lebih tinggi daripada tanah-tanah dengan struktur massive (pejal). Tanah dengan tekstur pasir banyak mempunyai pori-pori makro sehingga sulit menahan air (Hardjowigeno, 2007).

Porositas tanah merupakan perbandingan antara volume pori tanah dengan volume total tanah, yaitu menunjukkan kombinasi atau susunan partikel-partikel tanah primer (pasir, debu, dan liat) sampai pada partikel sekunder disebut juga agregat. Struktur dapat mengubah pengaruh tekstur dengan memperlihatkan hubungan kelembaban dengan udara.

Page 43: mektan

Porositas total tanah juga dapat dikatakan struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir-butir tanah. Gumpalan ini terjadi karena butir-butir pasir, debu dan liat terikat satu sama lain oleh perekat seperti bahan organic, oksida-oksida besi dan lain-lain. Gumpalan-gumpalan mempunyai bentuk, ukuran, kemantapan yang berbeda-beda (Hardjowigeno, 1987).

Tanah yang baik adalah tanah yang mengandung udara dan airnya dalam jumlah cukup dan seimbang serta mantap. Hal ini hanya terdapat pada struktur tanah yang ruang pori-porinya besar, dengan perbandingan yang sama antara pori-pori makro dan mikro serta tahan pukulan tetes-tetes air hujan. Dikatakan pula yang paling baik adalah bila perbandingan sama antara padatan air dan udara (Suhaidi, 1996).

D. Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Porositas Tanah

Adapun hal–hal yang mempengaruhi porositas adalah iklim, kelembaban dan struktur tanah. Iklim, suhu, kelembaban, sifat mengembang dan mengerut sangat mempengaruhi porositas. Misalnya saja wilayah yang beriklim hujan tropis maka tingkat curah hujan pada tanah tersebut akan tinggi pada saat tanah tersebut basah maka tanah tersebut akan mengalami pengembangan dan pori tanah pada saat tersebut akan banyak terisi oleh air juga akan mempengaruhi kelembaban tanah tersebut yang nantinya akan berpengaruh pada porositasnya. Sebaliknya pada musim kemarau atau kering tanah akan mengerut dan pori tanah akan semakin besar tetapi kebanyakan akan diisi oleh udara, sehingga nantinya akan berpengaruh terhadap porositas tanah tersebut. Selain itu, struktur tanah juga akan sangat berpengaruh, karena sangat bergantung pada kadar liat , pasir, dan debu yang dikandung tanah tresebut apabila struktur tanah dirusak maka porositas tanah tersebut akan berubah (Pairunan, 1997).

Porositas suatu lapisan tanah juga dipengaruhi oleh ada tidaknya perkembangan struktur granular pada tiap lapisan horizon tanah yang akan memberikan hasil porositas total yang tinggi dan dapat meningkatkan jumlah pori mikro dan pori makro suatu lapisan tanah. Sehingga, pada suatu lapisan tanah dengan struktur remah atau kersai sangat berpengaruh dalam penentuan porositas karena dengan struktur tanah tersebut umumnya mempunyai porositas yang besar (Hakim, dkk. 1986).

Porositas tanah adalah kemampuan tanah dalam menyerap air. Porositas tanah erat kaitanya dengan tingkat kepadatan tanah (Bulk Density). Semakin padat tanah berarti semakin sulit untuk menyerap air, maka porositas tanah semakin kecil. Sebaliknya semakin mudah tanah menyerap air maka tanah tersebut memiliki porositas yang besar. Tinggi rendahnya porositas suatu tanah ini sangat berguna dalam menentukan tanaman yang cocok untuk tanah tersebut.Bila suatu tanah dengan porositas rendah dalam artian sulit menyerap air, maka bila kita menanam tanaman yang tidak rakus air, akan sangat menghambat bahkan merusak. Dalam keadaan air yang lama terserap (hingga tergenang) sementara tanaman yang ditanam tidak membutuhkan banyak air justru akan menjadikan kondisi lingkungan mikro di sekitar tanaman menjadi lembab akibatnya akan mempengaruhi perkembangan penyakit tanaman. Selain itu, tanaman akan mudah rusak bila tergenang air terlalu lama, karena tanaman tersebut dalam kondisi tercekam kelebihan air yang dapat menyebabkan pembusukan akar tanaman. (Hakim,1986).

Jadi Porositas tiap jenis tanah adalah konstan dan tidak bervariasi dengan jumlah ruang dan antara partikel-partikel. Untuk kebanyakan tanah-tanah mineral rata-rata kerapatan zahranya adalah 2,6

Page 44: mektan

gr/cm3.Perbedaan kerapatan dengan zahra diantara jenis-jenis tanah tidak begitu besar, kecuali terdapat variasi di dalam kandungan bahan organik dan komposisi mineral tanah (Sarwono, 2003)

Salah satu pentingnya dilakukan pengolahan tanah adalah untuk memperbesar porositas tanah. Selain pengolahan tanah, adapun cara lain yang dilakukan untuk memperbesar porositas tanah yaitu dengan penambahan bahan organik dan pengolahan tanah secara minimum. Karena tanah pertanian dengan pengolahan yang intensif cenderung mempunyai ruang pori rendah, apabila terjadi penanaman secara terus-menerus tanpa adanya pengolahan tanah maka akan mengurangi pori-pori mikro dan kandungan bahan organik dalam tanah (Hakim, dkk. 1986)

III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

A. Tempat dan Waktu

Praktikum penentuan porositas tanah ini dilaksanakan setiap hari Kamis pukul 08:00 s.d selesai, bertempat di Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya, Indralaya.

B. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu 1) Cangkul, 2) skrup, 3) mistar, 4) papan, 5) 5 buah ring sampel, 6) palu, 7) nampan, 8) plastik, 9) kain kasa, 10) karet gelang, 11) pisau cutter, 12) spidol, 13) oven, 14) desikator, 15) dacing dan 16) neraca analitik.

Bahan yang digunakan yaitu tanah utuh dan air.

C. Cara Kerja

1. Tentukan lokasi, pastikan lokasi merupakan tanah alami yang belum banyak terganggu atau tercemar supaya mudah dalam pengambilan sampel tanah.

2. Gali tanah sedalam 35 cm, lalu letakkan ring sampel pada tanah, letakkan papan diatas ring sampel tersebut, pukul papan dengan menggunakan palu sampai ring sampel terbenam sedalam 5 cm didalam tanah dan terisi penuh oleh tanah.

3. Keluarkan ring sampel yang sudah terdapat sampel tanah didalamnya dengan tidak mengganggu keadaan tanah didalam ring sampel, Ratakan tanah bagian atas dan bawah pada ring sampel dengan pisau cutter.

4. Tutup bagian atas dan bawah ring sampel dengan menggunakan kain kasa dan plastik lalu ikat dengan karet gelang. Supaya tanah didalam ring sampel tidak terganggu. Lalu masukkan ke dalam kantong plastic.

5. Letakkan ring sampel tanah di nampan.

Page 45: mektan

6. Ulangi langkah diatas sampai ring sample yang kelima

7. Timbang masing-masing ring sampel tanah dengan neraca analitik. Catat.

8. Letakkan ring sample dengan keadaan hanya tertutup kain kasa didalam nampan dan isi air didalam nampan dengan ketinggian 1 cm.

9. Rendam ring sampel selama satu minggu bila air berkurang tambah kembali air tersebut.

10. Setelah di rendam, timbang berat ring sampel tanah dengan menggunakan neraca analitik dan dengan dacing . Catat berat ring sampel tanah basah.

11. Masukkan ring sampel tanah kedalam oven selama 24 jam dengan suhu 105° C ±2.

12. Keluarkan ring sampel tanah dari oven, masukkan kedalam desikator selama 15 menit.

13. Timbang ring sampel tanah yang sudah di keringkan dengan neraca analitik. Catat berat ring sampel tanah kering.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. Hasil

Ring Sampel Neraca Biasa (gr) NeracaAnalitik (gr)Berat setelah dioven (gr)

S1 420 400,95 320,17

S2 430 400,98 330,81

Page 46: mektan

S3 400 400,55 320,14

S4 390 - -

S5 350 - -

Perhitungan Porositas :

Diketahui diameter ring sampel 7 cm dengann tinggi 5cm

A. Pembahasan

Pada praktikum penentuan porositas tanah kali ini kita akan menentukan persen porositas suatu sampel tanah yang diambil di lahan Jurusan Teknologi Pertanian. Porositas tanah adalah kemampuan tanah dalam menyerap air. Pengambilan sampel tanah dilakukan pada lima titik yang berbeda-beda tiap sampel. Sampel tanah diambil dengan terlebih dahulu kita menggali lubang pada tanah dengan

Page 47: mektan

kedalaman 35 cm. Letakkan ring sampel pada tanah yang sudah di gali, lalu pukul ring sampel dengan dilapisi papan sampai ring sampel terbenam didalam tanah. Penggunaan papan disini yaitu supaya ring sampel yang digunakan tidak pecah apabila dipukul dengan palu. Untuk mengangkat ring sampel tanah dengan tidak mengganggu bahkan merusak keadaan tanah didalam ring sampel, gunakan cangkul atau linggis secara perlahan dan hati-hati. Karena apabila ruang pori tanah pada ring sampel tanah terganggu maka pengambilan sampel tanah harus diulang untuk menghasilkan data yang baik.

Setelah tanah di angkat dari profil tanah selanjutnya ratakan ring sampel tanah dengan pisau cutter. Dan tutup rapat ring sampel tanah dengan kain kasa lalu dilapisi dengan plastik. Penggunaan plastic dan kain kasa supaya kadar air, ruang pori tanah pada ring sampel tanah tidak terpengaruhi oleh lingkungan. Perendaman dilakukan selama satu minggu dan ring sampel tanah dikeringkan didalam oven selama 24 jam dengan suhu 105 ± 2 oC. Dan setiap diberi perlakuan (direndam dan dikeringkan dalam oven) berat masing-masing cawan dicatat. Dan didapat bahwa berat ring sampel tanah meningkat ketika direndam dengan air begitupun berat ring sampel tanah setelah dikeringkan dalam oven akan menurun.

Hasil pengamatan yang diperoleh menunjukkan nilai porositas pada tanah sample S1 dan S2 yang ditimbang dengan neraca analitik setelah dioven paling besar diantara 1 sampel yang lain yaitu sebesar

37, % dengan nilai bulk density sebesar 1,664 ini berarti bahwa bahan organik yang lebih rendah.

Sampel S1 dan S2 memiliki nilai porositasnya tinggi karena kandungan bahan organiknya rendah, hal ini sesuai dengan pernyataan Pairunan,et.al., (1985) bahwa porositas di pengaruhi oleh tinggi rendahnya kandungan bahan organik. Ini berarti masih rendahnya nilai bulk density dan particle density suatu tanah, maka semakin tinggi nilai porositasnya. Sedangkan nilai porositas yang paling kecil yaitu terdapat pada sampel S2 sebesar 35,1 %, ini berarti kandungan bahan organiknya tinggi. Nilai bulk density pada

sampel S2 yaitu sebesar 1,720 .

Page 48: mektan

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Porositas tanah adalah kemampuan tanah dalam menyerap air.

2. Hal–hal yang mempengaruhi porositas adalah iklim, kelembaban dan struktur tanah. Iklim, suhu, kelembaban, sifat mengembang dan mengerut sangat mempengaruhi porositas.

3. Hasil pengamatan yang diperoleh menunjukkan nilai porositas pada tanah sample S1 dan S2 yang ditimbang dengan neraca analitik setelah dioven memiliki nilai yang sama besar dibanding 1 sampel

yang lain yaitu sebesar 37,3 % dengan nilai bulk density sebesar 1,664 sedangkan nilai porositas yang paling kecil yaitu terdapat pada sampel S2 sebesar 35,1 %, ini berarti kandungan bahan

organiknya tinggi. Nilai bulk density pada sampel S2 yaitu sebesar 1,720 .

4. Apabila di dalam tanah memilki pori - pori yang besar maka tanah akan lebih mudah menyerap air. Tinggi rendahnya porositas suatu tanah ini sangat berguna dalam menentukan tanaman yang cocok untuk tanah tersebut.

5. Tanah yang memiliki tekstur liat memiliki pori yang lebih kecil bila dibandingkan tanah yang memilki tekstur pasir sehingga tanah yang memiliki tekstur pasir umumnya lebih banyak menyerap air.

B. Saran

Saran saya untuk praktikum kali ini adalah supaya sangat memperhatikan dalam pengambilan sample tanah dengan ring sample karena sering kali tanah yang di ambil tidak sesuai dengan kriteria dalam penentuan porositas karena tanah yang diambil pecah sehingga terganggu. Hal itu menyebabkan kesalahan dalam penentuan pengukuran dan pengambilan data. Hal yang semacam itu dapat kita hindari dengan melakukan penggalian profil tanah terlebih dahulu sebelum dilkukan pengambilan semple.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2006. Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Ilmu tanah Fakultas Pertanian universitas Bengkulu. Bengkulu.

Anonim. 2011. (http://laporanpraktikumpertanian.blogspot.com/2011/04/laporan-praktikum-dasar-dasar-ilmu.html, diakses Minggu, 25 November 2012 pukul 16:04)

Page 49: mektan

Anonim. 2012. (http://art.tq-n.com/porositas-tanah-liat/, diakses Minggu 25 November 2012 pukul 10:01)

Anonim. 2012. (http://iinmutmainna.blogspot.com/2012/05/porositas-tanah.html, diakses Minggu 25 November 2012 pukul 09:48)

Buckman, H. O., and Brady. 1982. Ilmu Tanah. Bharata Karya Aksara : Jakarta.

Foth, Henry D.1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanah; edisi keenam. PT. Gelora Aksara Pertama; Jakarta

Hakim N, Nyapka M.Y., Lubis A.M, Nugroho S.G, Saul M.R, Dina M.A, Hong G.B, Bailey H.H., 1986, Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Penerbit Universitas Lampung, Lampung.

Hanafiah, K.A. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Raja Grafindo Persada. Jakarta

Hardjowigeno, S. 2007. Ilmu-Ilmu Tanah Perguruan Tinggi. Medyatama Sarana Perkasa. Jakarta.

Pairunan, Anna, K., Nanere, J, L., Arifin., Solo, S, R. Samosir, Romoaldus Tangkaisari, J. R Lalapia Mace, Bachrul Ibrahim., Hariadji Asnadi., 1997. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Perguruan Tinggi Negeri Indonesia Timur, Makassar.

Sarif. 2012. (http://iphect.blogspot.com/2012/11/bulk-density-bd-partikel-density-pd-dan.html , diakses Minggu 25 November 2012 pukul 10:05)

Sarwono, H., 2003, Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Akademika Presindo. Jakarta.

Suhaidi. 1996. Kontrak Perkuliahan Dasar-dasar Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian UNIB. Bengkulu.

LAMPIRAN

Penggalian Lubang Pengambilan Sampel Tanah

Page 50: mektan

Sampel Yang Baru Diangkat Sampel Tanah

Sampel Tanah Yang Di Rendam Sampel Tanah yang Dioven

Sampel dimasukkan Ke Dalam Desikator Penimbangan Sampel Tanah