media tanam

12
1. Media Tanam, tempat berpijak tanaman a. Pengertian dan fungsi media tanam Media tanam adalah media / bahan yang digunakan sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya tanaman, baik berupa tanah maupun non tanah. Fungsi media tanam, meliputi : Tempat tumbuh dan berkembangnya akar tanaman Penopang tanaman dan bonggol agar tumbuh secara baik Penyedia unsur hara bagi tanaman Penyedia air bagi tanaman b. Perkembangan media tanam Seperti yang lazim diketahui, media tanam untuk bercocok tanam selalu identik dengan tanah. Penggunaan tanah sebagai media tanam lebih disebabkan kemudahan dalam mendapatkan dan menggunakannya. Namun, tanah yang akan digunakan sebagai media tanam harus terdapat dalam jumlah banyak. Selain itu, penggunaan tanah dalam jangka waktu lama tanpa adanya perawatan secara intensif juga bisa menurunkan kualitasnya. Akibatnya, pertumbuhan dan performa tanaman akan menurun. Kini, seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, penggunaan bahan lain selain tanah untuk media tanam mulai dilakukan. Humus, kompos, dan pupuk kandang merupakan beberapa bahan yang kerap dicampurkan ke dalam tanah sebagai media tanam. Hal ini terutama ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan unsur hara pada tanaman. Bahkan, sekarang media tanam sudah diramu dari berbagai bahan organik dan anorganik sehingga mengandung hampir semua unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Selain humus dan kompos, limbah organik seperti sekam padi, serbuk gergaji, sabut kelapa (coco peat), rumput,

Upload: lenalee-kana

Post on 10-Feb-2016

18 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Media Tanam

1. Media Tanam, tempat berpijak tanaman

a. Pengertian dan fungsi media tanam

Media tanam adalah media / bahan yang digunakan sebagai tempat tumbuh dan

berkembangnya tanaman, baik berupa tanah maupun non tanah.

Fungsi media tanam, meliputi :

Tempat tumbuh dan berkembangnya akar tanaman

Penopang tanaman dan bonggol agar tumbuh secara baik

Penyedia unsur hara bagi tanaman

Penyedia air bagi tanaman

b. Perkembangan media tanam

Seperti yang lazim diketahui, media tanam untuk bercocok tanam selalu identik

dengan tanah. Penggunaan tanah sebagai media tanam lebih disebabkan kemudahan

dalam mendapatkan dan menggunakannya. Namun, tanah yang akan digunakan

sebagai media tanam harus terdapat dalam jumlah banyak. Selain itu, penggunaan

tanah dalam jangka waktu lama tanpa adanya perawatan secara intensif juga bisa

menurunkan kualitasnya. Akibatnya, pertumbuhan dan performa tanaman akan

menurun.

Kini, seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, penggunaan bahan lain selain

tanah untuk media tanam mulai dilakukan. Humus, kompos, dan pupuk kandang

merupakan beberapa bahan yang kerap dicampurkan ke dalam tanah sebagai media

tanam. Hal ini terutama ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan unsur hara pada

tanaman. Bahkan, sekarang media tanam sudah diramu dari berbagai bahan organik

dan anorganik sehingga mengandung hampir semua unsur hara yang dibutuhkan

oleh tanaman.

Selain humus dan kompos, limbah organik seperti sekam padi, serbuk gergaji,

sabut kelapa (coco peat), rumput, atau alang-alang juga dapat digunakan sebagai

bahan media tanam. Limbah organik tersebut umumnya diformulasikan terlebih

dahulu sebelum digunakan sebagai media tanam. Hal ini merupakan cara yang tepat

untuk mendukung perkembangan media melalui teknologi tepat guna.

Penggunaan media tanam kombinasi (diformulasikan) untuk bercocok tanam

tanaman hias memiliki beberapa keuntungan, antara lain sebagai berikut

Tanaman dapat diletakkan hampir di semua tempat

Produktivitas tanaman lebih optimal

Biaya untuk bercocok tanam lebih murah

Teknik budi dayanya lebih mudah dan praktis

Kesterilan media tanam bisa dijaga

c. Faktor pendukung berfungsinya media tanam

Page 2: Media Tanam

Kualitas media tanam di pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : air, udara, unsur

hara, cahaya, suhu, kelembapan, dan pH. Peranan dan pengaruh dari faktor-faktor

tersebut terhadap media tanam dan tanaman berbeda-beda.

1) Air dan Udara

Keberadaan air dan udara di dalam tanam sangat diperlukan oleh tanaman.

Namun, keberadaan dua komponen tersebut dalam media tanam hanya bersifat

komplemen. Artinya jika media tanam banyak mengandung air maka kandungan

udaranya sedikit. Semantara jika tanah menjadi kering maka hampir semua pori-

pori tanah di tempati ole udara. Oleh karena itu, keberadaan air dalam media

tanam belum tentu menjamin pertumbuhan tanaman menjadi baik. Jumlah air

pada media tanam sebaiknya dalam keadaan seimbang. Untuk menunjang

tanaman yang optimal maka kandungan air dalam media tanam juga harus

tersedia bagi tanaman secara optimal. Dengan demikian perlu adanya upaya

untuk mencegah kekuranggan atau kelebihan air dalam media tanam.

2) Unsur Hara

Selain air, media tanam harus juga mampu menyediakan pasokan makanan

bagi tanaman yang lebih di kenal dengan unsur hara. Unsur hara merupakan

faktor yang mutlak di butuhkan oleh tanaman untuk melengkapi daut hidupnya,

mulai dari vase vegetatif sampai generatif. Unsur-unsur tersebut menjadi bagian

dari pertumbuhan tanaman yang penting, karenanya disebut sebagai unsur hara

esensial.

3) Kelembaban

Media tanam yang baik adalah media yang mampu mempertahankan

kelembaban disekitar tanaman secara optimal. Kelembaban disekitar media

tanam yang tinggi akan memicu pertumbuhan jamur. Sebaliknya kelembaban

yang rendah akan akan menyebabkan media tanam menjadi kering, tingkat

kelembaban yang dibutuhkan tiap tanaman akan berbeda-beda, tergantung pada

jenis tanaman dan habitat asal tanaman. Rata-rata kelembaban optimal yang

sesuai bagi tanaman sekitar 40%

4) Suhu

Suhu merupakan faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan

dan perkembangan tanaman. Suhu berkorelasi positif dengan sinar matahari.

Tinggi rendahnya suhu di sekitar tanaman sangat ditentukan oleh sinar matahari.

Selain itu, suhu juga dipengaruhi oleh kerapatan tanaman dan distribusi cahaya

dalam tajuk tanaman. Kisaran suhu yang optimal untuk pertumbuhan sebagian

besar tanaman yaitu 5-35ºC. Kisaran suhu optimal tersebut bebrbeda pada setiap

tanaman, tergantung pada jenis tanamannya

Page 3: Media Tanam

5) Cahaya

Seperti halnya suhu, cahya juga menjadi faktor yang esensial bagi

pertumbuhan dan perkemmbangan tanaman. Secara langsung, cahaya berperan

penting dalam beberapa proses fisiologi tanaman, terutama peoses fotosintesis,

respirasi, dan transpirasi. Kebutuhan intensitas cahaya bergantung pada jenis

tanamannya. Berdasarkan kebutuhan akan cahaya, tanaman dibedakan menjadi

3 jenis, yakni tanaman yang menyukai cahaya penuh, tanaman yang menyukai

cahaya sedang, dan tanaman yang menyukai sedikit cahaya. Intensitas cahaya

yang diterima harus merata keseluruh bagian tanaman agar haasil akhir yang

diperoleh dari proses fotosintesis bisa maksimal.

6) pH (derajat keasaman)

Faktor penting lainya yang harus di perhatikan dari media tanam adalah

derajat keasaman (pH). pH merupakan tingkat keasaman atau kebasaan yang

dimiliki suatu zat atau larutan sebagai akibat dari aktifitas ion hidrogen. pH

dikatakan normal atau netral bila memiliki nilai 7 dengan tingkat keasaman

tertinggi 0 dan kebasaan tertinggi 14. Suatu zat atau larutan bersifat basa bila

pH-nya diatas 7 dan bersifat asam bial pH-nya dibawah 7. Besar kecilnya pH

akan mempengaruhi ketersediaan unsur – unsur hara yang dibutuhkan tanaman.

Sebagian besar, unsur – unsur hara yang mendukung pertumbuhan tanaman

secara optimal pada kisaran pH 5,5-7.

2. Ragam media tanam

a. Bahan Organik 

Media tanam yang termasuk dalam kategori bahan organik umumnya berasal dari

komponen organisme hidup, misalnya bagian dari tanaman seperti daun, batang,

bunga, buah, atau kulit kayu. Beberapa jenis bahan organik yang dapat dijadikan

sebagai media tanam, yaitu :

1) Arang

Arang bisa berasal dari kayu atau batok kelapa. Karakteristik : arang kurang

mampu mengikat air dalam jumlah banyak, tidak mudah lapuk, dan miskin akan

unsur hara. Keunikan dari media jenis arang adalah sifatnya yang bufer

(penyangga). Dengan demikian, jika terjadi kekeliruan dalam pemberian unsur

hara yang terkandung di dalam pupuk bisa segera dinetralisir dan diadaptasikan.

2) Batang Pakis

Berdasarkan warnanya, batang pakis dibedakan menjadi 2, yaitu batang pakis

hitam dan batang pakis coklat. Dari kedua jenis tersebut, batang pakis hitam

lebih umum digunakan sebagai media tanam. Batang pakis hitam berasal dari

tanaman pakis yang sudah tua sehingga lebih kering. Karakteristik : media

Page 4: Media Tanam

batang pakis mudah mengikat air, memiliki aerasi dan drainase yang baik, serta

bertekstur lunak sehingga mudah ditembus oleh akar tanaman.

3) Kompos

Kompos merupakan media tanam organik yang bahan dasarnya berasal dari

proses fermentasi tanaman atau limbah organik, seperti jerami, sekam, daun,

rumput, dan sampah kota. Karakteristik : kompos mampu mengembalikan

kesuburan tanah melalui perbaikan sifat-sifat tanah, baik fisik,kimiawi, maupun

biologis. Dikenal 2 peranan kompos yaitu soil conditioner dan soil ameliorator.

Soil condotioner yaitu peranan kompos dalam memperbaiki struktur tanah,

terutama tanah kering, sedangkan soil ameliorator berfungsi dalam memperbaiki

kemampuan tukar kation pada tanah. Kompos yang baik untuk digunakan

sebagai media tanam yaitu yang telah mengalami pelapukan secara sempurna,

ditandai dengan perubahan warna dari bahan pembentuknya (hitam

kecokelatan), tidak berbau, memiliki kadar air yang rendah, danmemiliki suhu

ruang.

4) Moss

Moss adalah media tanam yang berasal dari akar paku-pakuan. Karakteristik :

moss memiliki banyak rongga sehingga memungkinkan akar tanaman tumbuh

dan berkembang dengan leluasa, mampu mengikat air dengan baik serta

memiliki sistem drainase dan aerasi yang lancar.

5) Pupuk kandang

Pupuk kandang merupakan pupuk organik yang berasal dari kotoran hewan.

Kandungan unsur haranya yang lengkap seperti natrium (N), fosfor (P), dan

kalium (K)membuat pupuk kandang cocok untuk dijadikan sebagai media

tanam. Pupuk kandang yang akan digunakan sebagai media tanam harus yang

sudah matang dan steril. Hal itu ditandai dengan warna pupuk yang hitam pekat.

Pemilihan pupuk kandang yang sudah matang bertujuan untuk mencegah

munculnya bakteri atau cendawan yangdapat merusak tanaman.

6) Cocopeat

Cocopeat merupakan media tanam alternatif dari bahan organik sabut kelapa.

Cocopeat diambil dari buah kelapa yang sudah tua dan memiliki serat yang kuat.

Karakteristik : cocopeat mampu mengikat dan menyimpan air dengan kuat, dan

mengandung unsur-unsur hara esensial, seperti kalsium (Ca), magnesium (Mg),

kalium (K), natrium (N), dan fosfor (P).

7) Sekam

Page 5: Media Tanam

Sekam adalah media tanam yang berasal dari adalah kulit biji padi yang

sudah digiling. Sekam padi yang biasa digunakan bisa berupa sekam bakar atau

sekam mentah (tidak dibakar). Karakteristik : sekam memiliki sistem drainase

yang buruk dan cenderung miskin akan unsur hara.

8) Humus

Humus adalah segala macam hasil pelapukan bahan organik oleh jasad

mikro. Karakteristik : humus memiliki kemampuan daya tukar ion yang tinggi

sehingga bisa menyimpan unsur hara.

b. Bahan Anorganik 

Bahan anorganik adalah bahan dengan kandungan unsur mineral tinggi yang

berasal dari proses pelapukan batuan induk di dalam bumiBerdasarkan bentuk dan

ukurannya, mineral yang berasal dari pelapukan batuan induk dapat digolongkan

menjadi 4 bentuk, yaitu kerikil atau batu-batuan (berukuran lebih dari2 mm), pasir

(berukuran 50 /-1- 2 mm), debu (berukuran 2-50u), dan tanah liat. Selain itu, bahan

anorganik juga bisa berasal dari bahan-bahan sintetis atau kimia yang dibuat di

pabrik. Beberapa media anorganik yang sering dijadikan sebagai media tanam yaitu:

1) Gel

Gel atau hidrogel adalah media tanam yang berasal dari kristal-kristal

polimer yang sering digunakan untuk tanaman hidroponik. Penggunaan media

jenis ini sangat praktis dan efisien karena tidak perlu repot-repot untuk

mengganti dengan yang baru, menyiram, atau memupuk.

2) Pasir

Pasir sering digunakan sebagai media tanam alternatif untuk menggantikan

fungsi tanah. Karakteristik : pasir memiliki pori-pori berukuran besar (pori-pori

makro) sehingga mudah basah dan cepat kering oleh proses penguapan.

3) Kerikil

Pada dasarnya, penggunaaan kerikil sebagai media tanam tidak jauh berbeda

dengan pasir. Hanya saja, kerikil memiliki pori-pori makro lebih banyak

daripada pasir.

4) Pecahan batu bata

Pecahan batu bata juga dapat dijadikan sebagai media tanam alternatif.

Karakteristik : pecahan batu bata miskin hara dan tidak mudah lapuk.

5) Spons (floralfoam)

Spons dimanfaatkan sebagai media tanam anorganik. Dilihat dari sifatnya,

spons sangat ringan sehingga mudah dipindah-pindahkan dan ditempatkan di

mana saja. Namun, penggunaannya tidak tahan lama karena bahannya mudah

hancur.

Page 6: Media Tanam

6) Tanah liat

Tanah liat merupakan jenis tanah yang bertekstur paling halus dan lengket

atau berlumpur. Karakteristik dari tanah liat adalah memiliki poripori berukuran

kecil (pori- pori mikro) yang lebih banyak daripada pori-pori yang berukuran

besar (pori-pori makro) sehingga memiliki kemampuan mengikat air yang

cukup kuat dan miskin unsur hara.

7) Vermikulit dan perlit

Vermikulit adalah media anorganik steril yang dihasilkan dari pemananasan

kepingan-kepingan mika serta mengandung potasium dan hilum. Karakteristik :

vermikulit memiliki kemampuan kapasitas tukar kation yang tinggi, terutama

dalam keadaan padat dan pada saat basah.Vermikulit dapat menurunkan berat

jenis, dan meningkatkan daya serap air jika digunakan sebagai campuran media

tanaman.

Perlit merupakan produk mineral berbobot ringan serta memiliki kapasitas

tukar kation dan daya serap air yang rendah. Sebagai campuran media tanam,

fungsi perlit sama dengan vermikulit, yaitu menurunkan berat jenis dan

meningkatkan daya serap air.

8) Gabus (styrofoam)

Styrofoam merupakan bahan anorganik yang terbuat dari kopolimer styren

yang dapat dijadikan sebagai alternatif media tanam.

3. Menyiapkan media tanam

a. Mendapatkan media tanam

Media tanam merupakan tempat hidup tanaman. Untuk mendapatkan media

tanam ini memang tidaklah sulit. Kita bisa membelinya di toko-toko penjual sarana

pertanian. Namun, kadang-kadang media tanam yang didapat tidak sesuai dengan

yang kita inginkan.

b. Perlakuan sebelum digunakan

Alternatif lain yang dapat dilakukan adalah membuat media tanam sendiri dari

bahan-bahan yang kita peroleh. Namun, sebelum digunakan, media tanam perlu

diberi beberapa perlakuan agar bisa berfungsi dengan baik. Salah satunya adalah

dengan menetralkan terlebih dahulu kadar keasamannya (pH).

Kebanyakan tanaman hias membutuhkan media tanam yang memunyai derajat

keasaman atau pH netral. Tingkat keasaman atau pH yang masih bisa ditolerir oleh

sebagian besar tanaman hias adalah 6-7. Untuk menguji keasaman media tanam bisa

digunakan pH tester atau kertas lakmus.

Page 7: Media Tanam

Caranya, media tanam dicampur air dengan perbandingan 1 : 2, lalu diaduk dan

dibiarkan hingga mengendap. Setelah mengendap, bagian air yang bening

dipisahkan, lalu kertas lakmus dimasukkan ke dalamnya. Perubahan warna yang

terjadi pada kertas lakmus lalu dicocokkan dengan warna pada standar nilai pH.

Ada beberapa perlakuan yang dapat dilakukan untuk menetralkan media yang

terlalu asam maupun terlalu basa. Nilai pH pada media yang terlalu asam bisa

ditingkatkan dengan menambahkan kapur pertanian, seperti kaptan dan dolomit.

Dolomit mempunyai kelebihan dibandingkan dengan kaptan karena mengandung

kalsium dan magnesium. Sementara itu, pH yang terlalu tinggi bisa diturunkan

dengan memberikan belerang.

Dosis kapur dan belerang yang digunakan tergantung pada kondisi keasaman

media yang akan digunakan. Kapur dan belerang diberikan sedikit demi sedikit

hingga nilai pH sesuai dengan yang diinginkan. Secara umum, kondisi tanah, pupuk

kandang, dan kompos di Indonesia cenderung asam, jarang yang basa.

Menetralkan kadar keasaman media tanam hanyalah salah perlakuan yang bisa

Anda lakukan agar media tanam bisa berfungsi dengan baik. Masih banyak cara

lainnya, seperti menambah unsur hara, mematangkan pupuk kandang, mensterilkan

media dari hama dan penyakit, menghaluskan media tanam, mencampur media

tanam, serta menyimpan media tanam.

c. Meracik media tanam

Media tanam merupakan tempat untuk berpijak dan hidupnya tanaman karena

disamping bersumber dari pupuk, sebagian besar unsur hara yang dibutuhkan oleh

tanaman disuplai dari media tanam. Selain harus mengandung unsur hara dalam

jumlah memadai, media tanam juga harus memiliki aerasi dan drainase yang baik

sehingga akar mampu menyerap unsur hara secara maksimal. Beberapa jenis media

tanam yang bisa digunakan antara lain pupuk kandang, tanah merah, sekam bakar,

sekam mentah, coco peat dan pasir malang.

Meskipun beberapa media tanam mengandung unsur hara, namun ragam dan

jumlahnya tidak selalu sesuai dengan yang dibutuhkan tanaman. Oleh karena itu,

sebaiknya dicampur pupuk dasar ke dalam media tanam. Selain pupuk kandang,

pupuk sintetis dengan kandungan N, P dan K yang seimbang juga bisa digunakan

sebagai pupuk dasar. Pada umumnya, unsur hara yang terkandung dalam pupuk

dasar bertujuan untuk meningkatkan laju pertumbuhan tanaman. Suplai unsur hara

yang memadai dapat memacu pertumbuhan tunas-tunas dan helaian daun.