media tanam
TRANSCRIPT
1. Media Tanam, tempat berpijak tanaman
a. Pengertian dan fungsi media tanam
Media tanam adalah media / bahan yang digunakan sebagai tempat tumbuh dan
berkembangnya tanaman, baik berupa tanah maupun non tanah.
Fungsi media tanam, meliputi :
Tempat tumbuh dan berkembangnya akar tanaman
Penopang tanaman dan bonggol agar tumbuh secara baik
Penyedia unsur hara bagi tanaman
Penyedia air bagi tanaman
b. Perkembangan media tanam
Seperti yang lazim diketahui, media tanam untuk bercocok tanam selalu identik
dengan tanah. Penggunaan tanah sebagai media tanam lebih disebabkan kemudahan
dalam mendapatkan dan menggunakannya. Namun, tanah yang akan digunakan
sebagai media tanam harus terdapat dalam jumlah banyak. Selain itu, penggunaan
tanah dalam jangka waktu lama tanpa adanya perawatan secara intensif juga bisa
menurunkan kualitasnya. Akibatnya, pertumbuhan dan performa tanaman akan
menurun.
Kini, seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, penggunaan bahan lain selain
tanah untuk media tanam mulai dilakukan. Humus, kompos, dan pupuk kandang
merupakan beberapa bahan yang kerap dicampurkan ke dalam tanah sebagai media
tanam. Hal ini terutama ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan unsur hara pada
tanaman. Bahkan, sekarang media tanam sudah diramu dari berbagai bahan organik
dan anorganik sehingga mengandung hampir semua unsur hara yang dibutuhkan
oleh tanaman.
Selain humus dan kompos, limbah organik seperti sekam padi, serbuk gergaji,
sabut kelapa (coco peat), rumput, atau alang-alang juga dapat digunakan sebagai
bahan media tanam. Limbah organik tersebut umumnya diformulasikan terlebih
dahulu sebelum digunakan sebagai media tanam. Hal ini merupakan cara yang tepat
untuk mendukung perkembangan media melalui teknologi tepat guna.
Penggunaan media tanam kombinasi (diformulasikan) untuk bercocok tanam
tanaman hias memiliki beberapa keuntungan, antara lain sebagai berikut
Tanaman dapat diletakkan hampir di semua tempat
Produktivitas tanaman lebih optimal
Biaya untuk bercocok tanam lebih murah
Teknik budi dayanya lebih mudah dan praktis
Kesterilan media tanam bisa dijaga
c. Faktor pendukung berfungsinya media tanam
Kualitas media tanam di pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : air, udara, unsur
hara, cahaya, suhu, kelembapan, dan pH. Peranan dan pengaruh dari faktor-faktor
tersebut terhadap media tanam dan tanaman berbeda-beda.
1) Air dan Udara
Keberadaan air dan udara di dalam tanam sangat diperlukan oleh tanaman.
Namun, keberadaan dua komponen tersebut dalam media tanam hanya bersifat
komplemen. Artinya jika media tanam banyak mengandung air maka kandungan
udaranya sedikit. Semantara jika tanah menjadi kering maka hampir semua pori-
pori tanah di tempati ole udara. Oleh karena itu, keberadaan air dalam media
tanam belum tentu menjamin pertumbuhan tanaman menjadi baik. Jumlah air
pada media tanam sebaiknya dalam keadaan seimbang. Untuk menunjang
tanaman yang optimal maka kandungan air dalam media tanam juga harus
tersedia bagi tanaman secara optimal. Dengan demikian perlu adanya upaya
untuk mencegah kekuranggan atau kelebihan air dalam media tanam.
2) Unsur Hara
Selain air, media tanam harus juga mampu menyediakan pasokan makanan
bagi tanaman yang lebih di kenal dengan unsur hara. Unsur hara merupakan
faktor yang mutlak di butuhkan oleh tanaman untuk melengkapi daut hidupnya,
mulai dari vase vegetatif sampai generatif. Unsur-unsur tersebut menjadi bagian
dari pertumbuhan tanaman yang penting, karenanya disebut sebagai unsur hara
esensial.
3) Kelembaban
Media tanam yang baik adalah media yang mampu mempertahankan
kelembaban disekitar tanaman secara optimal. Kelembaban disekitar media
tanam yang tinggi akan memicu pertumbuhan jamur. Sebaliknya kelembaban
yang rendah akan akan menyebabkan media tanam menjadi kering, tingkat
kelembaban yang dibutuhkan tiap tanaman akan berbeda-beda, tergantung pada
jenis tanaman dan habitat asal tanaman. Rata-rata kelembaban optimal yang
sesuai bagi tanaman sekitar 40%
4) Suhu
Suhu merupakan faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan tanaman. Suhu berkorelasi positif dengan sinar matahari.
Tinggi rendahnya suhu di sekitar tanaman sangat ditentukan oleh sinar matahari.
Selain itu, suhu juga dipengaruhi oleh kerapatan tanaman dan distribusi cahaya
dalam tajuk tanaman. Kisaran suhu yang optimal untuk pertumbuhan sebagian
besar tanaman yaitu 5-35ºC. Kisaran suhu optimal tersebut bebrbeda pada setiap
tanaman, tergantung pada jenis tanamannya
5) Cahaya
Seperti halnya suhu, cahya juga menjadi faktor yang esensial bagi
pertumbuhan dan perkemmbangan tanaman. Secara langsung, cahaya berperan
penting dalam beberapa proses fisiologi tanaman, terutama peoses fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi. Kebutuhan intensitas cahaya bergantung pada jenis
tanamannya. Berdasarkan kebutuhan akan cahaya, tanaman dibedakan menjadi
3 jenis, yakni tanaman yang menyukai cahaya penuh, tanaman yang menyukai
cahaya sedang, dan tanaman yang menyukai sedikit cahaya. Intensitas cahaya
yang diterima harus merata keseluruh bagian tanaman agar haasil akhir yang
diperoleh dari proses fotosintesis bisa maksimal.
6) pH (derajat keasaman)
Faktor penting lainya yang harus di perhatikan dari media tanam adalah
derajat keasaman (pH). pH merupakan tingkat keasaman atau kebasaan yang
dimiliki suatu zat atau larutan sebagai akibat dari aktifitas ion hidrogen. pH
dikatakan normal atau netral bila memiliki nilai 7 dengan tingkat keasaman
tertinggi 0 dan kebasaan tertinggi 14. Suatu zat atau larutan bersifat basa bila
pH-nya diatas 7 dan bersifat asam bial pH-nya dibawah 7. Besar kecilnya pH
akan mempengaruhi ketersediaan unsur – unsur hara yang dibutuhkan tanaman.
Sebagian besar, unsur – unsur hara yang mendukung pertumbuhan tanaman
secara optimal pada kisaran pH 5,5-7.
2. Ragam media tanam
a. Bahan Organik
Media tanam yang termasuk dalam kategori bahan organik umumnya berasal dari
komponen organisme hidup, misalnya bagian dari tanaman seperti daun, batang,
bunga, buah, atau kulit kayu. Beberapa jenis bahan organik yang dapat dijadikan
sebagai media tanam, yaitu :
1) Arang
Arang bisa berasal dari kayu atau batok kelapa. Karakteristik : arang kurang
mampu mengikat air dalam jumlah banyak, tidak mudah lapuk, dan miskin akan
unsur hara. Keunikan dari media jenis arang adalah sifatnya yang bufer
(penyangga). Dengan demikian, jika terjadi kekeliruan dalam pemberian unsur
hara yang terkandung di dalam pupuk bisa segera dinetralisir dan diadaptasikan.
2) Batang Pakis
Berdasarkan warnanya, batang pakis dibedakan menjadi 2, yaitu batang pakis
hitam dan batang pakis coklat. Dari kedua jenis tersebut, batang pakis hitam
lebih umum digunakan sebagai media tanam. Batang pakis hitam berasal dari
tanaman pakis yang sudah tua sehingga lebih kering. Karakteristik : media
batang pakis mudah mengikat air, memiliki aerasi dan drainase yang baik, serta
bertekstur lunak sehingga mudah ditembus oleh akar tanaman.
3) Kompos
Kompos merupakan media tanam organik yang bahan dasarnya berasal dari
proses fermentasi tanaman atau limbah organik, seperti jerami, sekam, daun,
rumput, dan sampah kota. Karakteristik : kompos mampu mengembalikan
kesuburan tanah melalui perbaikan sifat-sifat tanah, baik fisik,kimiawi, maupun
biologis. Dikenal 2 peranan kompos yaitu soil conditioner dan soil ameliorator.
Soil condotioner yaitu peranan kompos dalam memperbaiki struktur tanah,
terutama tanah kering, sedangkan soil ameliorator berfungsi dalam memperbaiki
kemampuan tukar kation pada tanah. Kompos yang baik untuk digunakan
sebagai media tanam yaitu yang telah mengalami pelapukan secara sempurna,
ditandai dengan perubahan warna dari bahan pembentuknya (hitam
kecokelatan), tidak berbau, memiliki kadar air yang rendah, danmemiliki suhu
ruang.
4) Moss
Moss adalah media tanam yang berasal dari akar paku-pakuan. Karakteristik :
moss memiliki banyak rongga sehingga memungkinkan akar tanaman tumbuh
dan berkembang dengan leluasa, mampu mengikat air dengan baik serta
memiliki sistem drainase dan aerasi yang lancar.
5) Pupuk kandang
Pupuk kandang merupakan pupuk organik yang berasal dari kotoran hewan.
Kandungan unsur haranya yang lengkap seperti natrium (N), fosfor (P), dan
kalium (K)membuat pupuk kandang cocok untuk dijadikan sebagai media
tanam. Pupuk kandang yang akan digunakan sebagai media tanam harus yang
sudah matang dan steril. Hal itu ditandai dengan warna pupuk yang hitam pekat.
Pemilihan pupuk kandang yang sudah matang bertujuan untuk mencegah
munculnya bakteri atau cendawan yangdapat merusak tanaman.
6) Cocopeat
Cocopeat merupakan media tanam alternatif dari bahan organik sabut kelapa.
Cocopeat diambil dari buah kelapa yang sudah tua dan memiliki serat yang kuat.
Karakteristik : cocopeat mampu mengikat dan menyimpan air dengan kuat, dan
mengandung unsur-unsur hara esensial, seperti kalsium (Ca), magnesium (Mg),
kalium (K), natrium (N), dan fosfor (P).
7) Sekam
Sekam adalah media tanam yang berasal dari adalah kulit biji padi yang
sudah digiling. Sekam padi yang biasa digunakan bisa berupa sekam bakar atau
sekam mentah (tidak dibakar). Karakteristik : sekam memiliki sistem drainase
yang buruk dan cenderung miskin akan unsur hara.
8) Humus
Humus adalah segala macam hasil pelapukan bahan organik oleh jasad
mikro. Karakteristik : humus memiliki kemampuan daya tukar ion yang tinggi
sehingga bisa menyimpan unsur hara.
b. Bahan Anorganik
Bahan anorganik adalah bahan dengan kandungan unsur mineral tinggi yang
berasal dari proses pelapukan batuan induk di dalam bumiBerdasarkan bentuk dan
ukurannya, mineral yang berasal dari pelapukan batuan induk dapat digolongkan
menjadi 4 bentuk, yaitu kerikil atau batu-batuan (berukuran lebih dari2 mm), pasir
(berukuran 50 /-1- 2 mm), debu (berukuran 2-50u), dan tanah liat. Selain itu, bahan
anorganik juga bisa berasal dari bahan-bahan sintetis atau kimia yang dibuat di
pabrik. Beberapa media anorganik yang sering dijadikan sebagai media tanam yaitu:
1) Gel
Gel atau hidrogel adalah media tanam yang berasal dari kristal-kristal
polimer yang sering digunakan untuk tanaman hidroponik. Penggunaan media
jenis ini sangat praktis dan efisien karena tidak perlu repot-repot untuk
mengganti dengan yang baru, menyiram, atau memupuk.
2) Pasir
Pasir sering digunakan sebagai media tanam alternatif untuk menggantikan
fungsi tanah. Karakteristik : pasir memiliki pori-pori berukuran besar (pori-pori
makro) sehingga mudah basah dan cepat kering oleh proses penguapan.
3) Kerikil
Pada dasarnya, penggunaaan kerikil sebagai media tanam tidak jauh berbeda
dengan pasir. Hanya saja, kerikil memiliki pori-pori makro lebih banyak
daripada pasir.
4) Pecahan batu bata
Pecahan batu bata juga dapat dijadikan sebagai media tanam alternatif.
Karakteristik : pecahan batu bata miskin hara dan tidak mudah lapuk.
5) Spons (floralfoam)
Spons dimanfaatkan sebagai media tanam anorganik. Dilihat dari sifatnya,
spons sangat ringan sehingga mudah dipindah-pindahkan dan ditempatkan di
mana saja. Namun, penggunaannya tidak tahan lama karena bahannya mudah
hancur.
6) Tanah liat
Tanah liat merupakan jenis tanah yang bertekstur paling halus dan lengket
atau berlumpur. Karakteristik dari tanah liat adalah memiliki poripori berukuran
kecil (pori- pori mikro) yang lebih banyak daripada pori-pori yang berukuran
besar (pori-pori makro) sehingga memiliki kemampuan mengikat air yang
cukup kuat dan miskin unsur hara.
7) Vermikulit dan perlit
Vermikulit adalah media anorganik steril yang dihasilkan dari pemananasan
kepingan-kepingan mika serta mengandung potasium dan hilum. Karakteristik :
vermikulit memiliki kemampuan kapasitas tukar kation yang tinggi, terutama
dalam keadaan padat dan pada saat basah.Vermikulit dapat menurunkan berat
jenis, dan meningkatkan daya serap air jika digunakan sebagai campuran media
tanaman.
Perlit merupakan produk mineral berbobot ringan serta memiliki kapasitas
tukar kation dan daya serap air yang rendah. Sebagai campuran media tanam,
fungsi perlit sama dengan vermikulit, yaitu menurunkan berat jenis dan
meningkatkan daya serap air.
8) Gabus (styrofoam)
Styrofoam merupakan bahan anorganik yang terbuat dari kopolimer styren
yang dapat dijadikan sebagai alternatif media tanam.
3. Menyiapkan media tanam
a. Mendapatkan media tanam
Media tanam merupakan tempat hidup tanaman. Untuk mendapatkan media
tanam ini memang tidaklah sulit. Kita bisa membelinya di toko-toko penjual sarana
pertanian. Namun, kadang-kadang media tanam yang didapat tidak sesuai dengan
yang kita inginkan.
b. Perlakuan sebelum digunakan
Alternatif lain yang dapat dilakukan adalah membuat media tanam sendiri dari
bahan-bahan yang kita peroleh. Namun, sebelum digunakan, media tanam perlu
diberi beberapa perlakuan agar bisa berfungsi dengan baik. Salah satunya adalah
dengan menetralkan terlebih dahulu kadar keasamannya (pH).
Kebanyakan tanaman hias membutuhkan media tanam yang memunyai derajat
keasaman atau pH netral. Tingkat keasaman atau pH yang masih bisa ditolerir oleh
sebagian besar tanaman hias adalah 6-7. Untuk menguji keasaman media tanam bisa
digunakan pH tester atau kertas lakmus.
Caranya, media tanam dicampur air dengan perbandingan 1 : 2, lalu diaduk dan
dibiarkan hingga mengendap. Setelah mengendap, bagian air yang bening
dipisahkan, lalu kertas lakmus dimasukkan ke dalamnya. Perubahan warna yang
terjadi pada kertas lakmus lalu dicocokkan dengan warna pada standar nilai pH.
Ada beberapa perlakuan yang dapat dilakukan untuk menetralkan media yang
terlalu asam maupun terlalu basa. Nilai pH pada media yang terlalu asam bisa
ditingkatkan dengan menambahkan kapur pertanian, seperti kaptan dan dolomit.
Dolomit mempunyai kelebihan dibandingkan dengan kaptan karena mengandung
kalsium dan magnesium. Sementara itu, pH yang terlalu tinggi bisa diturunkan
dengan memberikan belerang.
Dosis kapur dan belerang yang digunakan tergantung pada kondisi keasaman
media yang akan digunakan. Kapur dan belerang diberikan sedikit demi sedikit
hingga nilai pH sesuai dengan yang diinginkan. Secara umum, kondisi tanah, pupuk
kandang, dan kompos di Indonesia cenderung asam, jarang yang basa.
Menetralkan kadar keasaman media tanam hanyalah salah perlakuan yang bisa
Anda lakukan agar media tanam bisa berfungsi dengan baik. Masih banyak cara
lainnya, seperti menambah unsur hara, mematangkan pupuk kandang, mensterilkan
media dari hama dan penyakit, menghaluskan media tanam, mencampur media
tanam, serta menyimpan media tanam.
c. Meracik media tanam
Media tanam merupakan tempat untuk berpijak dan hidupnya tanaman karena
disamping bersumber dari pupuk, sebagian besar unsur hara yang dibutuhkan oleh
tanaman disuplai dari media tanam. Selain harus mengandung unsur hara dalam
jumlah memadai, media tanam juga harus memiliki aerasi dan drainase yang baik
sehingga akar mampu menyerap unsur hara secara maksimal. Beberapa jenis media
tanam yang bisa digunakan antara lain pupuk kandang, tanah merah, sekam bakar,
sekam mentah, coco peat dan pasir malang.
Meskipun beberapa media tanam mengandung unsur hara, namun ragam dan
jumlahnya tidak selalu sesuai dengan yang dibutuhkan tanaman. Oleh karena itu,
sebaiknya dicampur pupuk dasar ke dalam media tanam. Selain pupuk kandang,
pupuk sintetis dengan kandungan N, P dan K yang seimbang juga bisa digunakan
sebagai pupuk dasar. Pada umumnya, unsur hara yang terkandung dalam pupuk
dasar bertujuan untuk meningkatkan laju pertumbuhan tanaman. Suplai unsur hara
yang memadai dapat memacu pertumbuhan tunas-tunas dan helaian daun.