mata hifema
TRANSCRIPT
-
7/31/2019 MATA HIFEMA
1/11
PRESENTASI KASUS
I. IDENTITAS
Nama : Nurdin
Umur : 45 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Pekerjaan : Tukang ojek
Alamat : Menggala
Masuk RSUAM : 30 September 2005
II. ANAMNESIS
Keluhan utama : Mata kanan sakit
Keluhan tambahan : Mata kanan keluar air mata terus,
untuk melihat kabur, dan
tampak ada darah didalam bola mata
Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang dengan keluhan mata kanan sakit, disertai keluar air
mata terus, untuk melihat kabur, dan tampak darah didalam bola mata.
Disebabkan karena saat memperbaiki ban motor,pasien terkena karet
ban motornya,yang terjadi 2 jam yang lalu.
Pada saat peristiwa tersebut mata kanan pasien mengeluarkan
darah, dan pasien tidak melakukan tindakan apa-apa. Tetapi langsung
datang berobatke Dr.Spesialis Mata di RSUAM.
Riwayat penyakit dahulu
Tidak ada
Riwayat penyakit keluarga
Tidak ada
1
-
7/31/2019 MATA HIFEMA
2/11
III.PEMERIKSAAN FISIk
Status Present
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah : 130 / 80 mmHg
Nadi : 40 x / menit
Pernafasan : 24 x / menit
Suhu : 36 C
Status Generalis
Kepala
Bentuk : Simetris
Mata : Status Oftalmologis
Hidung : Tidak ada kelainan
Telinga : Tidak ada kelainan
Mulut : Tidak ada kelainan
Toraks
Jantung : Dalam batas normal
Paru : Dalam batas normal
Abdomen
Hepar: Tidak teraba
Lien : Tidak teraba
Ekstermitas : Tidak ada kelainan
2
-
7/31/2019 MATA HIFEMA
3/11
RESUME
Pasien datang dengan keluhan mata kanan sakit, sejak 2 jam
sebelum datang ke RSUAM. Keluhan diatas disertai keluar air mata
terus, untuk melihat kabur, dan tampak ada darah di dalam bola mata.
Keluhan disebabkan karena saat memperbaiki ban motor,pasien terkena
karet ban motornya. Sedangkan mata kiri tidak ada keluhan.
Pada saat peristiwa tersebut mata kanan pasien mengeluarkan
darah, dan pasien tidak melakukan tindakan apa-apa. Tetapi langsung
datang berobat ke Dr.Spesialis Mata di RSUAM.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan
Status present : Dalam batas normal
Satus generalis : Dalam batas normal
Status Oftalmologis OD
Visus : 1 / ~
Palpebra Superior : Oedem ( + )
Conjungtiva Palpebra : Hiperemis
Conjungtiva Fornics : Hiperemis
Conjungtiva Bulbi : Hiperemis
COA : Darah ( + ) total
Iris : Sulit dinilai
Pupil : Sulit dinilai
Lensa : Sulit dinilai
Tensio Oculi : T = N + 1
3
-
7/31/2019 MATA HIFEMA
4/11
Pemeriksaan anjuran
Slit lamp
Funduscopi
Tonometri
Diagnosa Kerja
Hifema total OD e.c.trauma tumpul
Penatalaksanaan
1. Umum
Bed rest dengan elevasi kepala 30 45 derajat
Mata kanan ditutup dengan kasa steril
2. Medikamentosa
Amoxixilin 3 x 1
Gentamysin ED 4 x 1 gtt OD
Aspar K 1 x 1
3. Observasi pasien selama dirawat
Prognosa
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad fungsionam : dubia ad bonam
Follow up
Tanggal 30 September 2005Keluhan pasien Mata kanan sakit, disertai air mata keluar
terus, untuk melihat kabur, dan tampak darahdidalam bola mata
Visus 1 / ~Palpebra superior Oedem ( + )Conjungtivapalpebra
Hiperemis
Conjungtivafornices
Hiperemis
4
-
7/31/2019 MATA HIFEMA
5/11
-
7/31/2019 MATA HIFEMA
6/11
Hiperemis CONJUNGTIVA BULBI TenangTidak ikterik SCLERA Anikterik
Jernih CORNEA JernihDarah ( + ) total CAMERA OCULI
ANTERIOR
Sedang
Sulit dinilai IRIS Sinekia ( - )Sulit dinilai PUPIL Bulat, sentral, RC (
+ )Sulit dinilai LENSA Jernih
Tidak dilakukan FUNDUS REFLEKS Tidak dilakukanTidak dilakukan CORPUS VITREUM Tidak dilakukan
T = N + 1 TENSIO OCULI T = NTidak dilakukan SISTEM CANALIS
LACRIMALIS
Tidak dilakukan
TRAUMA MATA
Meskipun mata mendapat perlindungan yang baik dari rongga
orbita, kelopak mata dan bulu matanya, dan jaringan lemak retrobulbar,
tidak jarang mata masih mendapat trauma dari luar. Dimana trauma
tersebut dapat menyebabkan kerusakan pada bola mata, kelopak, saraf
mata dan rongga orbita.
Trauma pada mata membutuhkan perawatan yang tepat untuk
mencegah terjadinya penyulit yang lebih berat yang akan
mengakibatkan kebutaan.
Trauma mata dibedakan :
1. trauma tumpul
2. luka akibat benda tajam
3. luka bakar
Trauma Tumpul
1. Perdarahan di palpebra
palpebra bengkak, warna kebiru-biruan, karena jaringan ikat
palpebra halus.Pada perdarahan palpebra dini, bisa diberikan
6
-
7/31/2019 MATA HIFEMA
7/11
kompres dingin untuk menghentikan perdarahan dan
menghilangkan sakit. Kalau sudah lama, diberikan kompres
hangat untuk memudahkan absorbsi darah
2. Emfisema palpebra
teraba sebagai pembengkakan dengan kripitasi, karena ada udara
didalam jaringan palpebra yang longgar.
3. Hifema
4. Edema kornea
keluhannya visus menurun disertai sakit dan silau. Dapat sembuh
spontan.
5. Iridoplegia
pupil midriasi, akibat parese serabut saraf yang mengurus otot
sfingter pupil
6. Iridodialisis
merupakan robekan pada akar iris, sehingga pupil agak ke pinggir
letaknya
7. Kelainan lensa
karena ruptur nya zonula Zinnii
8. Perdarahan badan kaca
9. Kelainan Retina
dapat berupa edem retina dan ruptur retina
10. Perdarahan retina
dapat timbul jika menyebabkan pecahnya pembuluh darah
11. Robekan sclera
12. Eksoftalmus
13. Enoftalmus
Luka akibat Benda Tajam
1. Luka pada palpebra
2. Luka pada orbita
3. Luka mengenai bola mata
7
-
7/31/2019 MATA HIFEMA
8/11
HIFEMA ( Perdarahan di dalam COA )
Hifema dapat terjadi akibat trauma tumpul yang merobekpembuluh darah iris atau badan siliar ( corpus ciliaris ).
Pasien akan mengeluh sakit, disertai epifora dan blefarospasme.
Penglihatan pasien akan sangat menurun. Bila pasien duduk hifema
akan terlihat terkumpul di bagian bawah bilik mata depan, dan dapat
memenuhi seluruh ruang bilik mata depan. Kadang-kadang terlihat
iridoplegia dan iridodialisis.
Merupakan keadaan yang gawat. Sebaiknya dirawat, karena takut
timbul perdarahan sekunder yang lebih hebat dari perdarahan primer,
yang biasanya timbul pada hari kelima setelah trauma. Perdarahan
sekunder ini terjadi karena bekuan darah terlalu cepat diserap, sehingga
pembuluh darah tidak mendapat waktu cukup untuk regenerasi kembali,
dan menimbulkan perdarahan lagi. Adanya darah di dalam COA dapat
menghambat aliran aquos humor ke dalam trabekula , sehingga dapat
menimbulkan glaucoma sekunder.Hifema dapat pula menyebabkan
uveitis. Darah dapat terurai dalam bentuk hemosiderin, yang dapat
meresap masuk kedalam kornea, menyebabkan kornea berwarna kuning
dan disebut hemosiderosis atau imbibisio kornea. Jadi penyulit yang
harus diperhatikan adalah : glaucoma sekunder, uveitis, dan imbibisio
kornea.
Hifema dapat sedikit, dapat pula banyak. Bila sedikit ketajaman
penglihatan mungkin masih baik dan TIO normal. Perdarahan yang
mengisi setengah COA, dapat menyebabkan gangguan visus dan TIO,
sehingga mata terasa sakit oleh glaucomanya. Jika hifemanya mengisi
seluruh COA, rasa sakit bertambah dan visus lebih menurun lagi, karena
TIO bertambah pula.
8
-
7/31/2019 MATA HIFEMA
9/11
Zat besi didalam bola mata dapat menimbulkan sederosis bulbi
yang bila didiamkan akan dapat menimbulkan ftisis bulbi dan kebutaan.
Pengobatan :
Semua hifema harus dirawat. Istirahat ditempat tidur dengan
elevasi kepala 30-45 derajat. Keadaan ini harus dipertahankan selama
minimal 5 hari. Pada anak-anak mungkin harus diikat tangan dan
kakinya ketempat tidur dengan pengawasan yang sabar. Mata ditutup.
Beri salep mata, koagulansia. Bila terisi darah segar, berikan
antifibrinolitik, agar bekuan darah tak terlalu cepat diserap, untuk
memberi kesempatan pembuliuh darah sembuh, agar tidak terjadi
perdarahan sekunder. Pemberiannya tak boleh melewati 1 minggu,
karena dapat mengganggu aliran aquos humor, menimbulkan glaucoma
dan imbibisio kornea. Dapat diberikan 4 x 250 mg transamin.
Selama dirawat perhatikan :
- hifema penuh / tidak
- TIO naik / tidak
- fundus terlihat / tidak
Hifema yang penuh dengan kenaikan TIO, perlu pemberian Diamox,
Gliserin, yang harus dinilai selama 24 jam.
- jika TIO tetap tinggi atau turun, tetapi tetap diatas normal, lakukan
parasentese
- jika TIO menjadi normal, diamox tetap diberikan dan dinilai setiap
hari.
Bila TIO ini tetap normal dan darah masih ada sampai hari ke 5 - 9
lakukan parasentese
Jadi parasentese dilakukan :
- jika TIO tidak turun dengan Diamox dan Timolol
- jika darah masih tetap ada didalam COA pada hari ke 5 - 9
Hifema yang penuh mempunyai prognosis yang lebih buruk dari
pada yang sebagian, dengan kemungkinan timbul glaucoma dan
imbibisio kornea.
9
-
7/31/2019 MATA HIFEMA
10/11
Cara melakukan parasentese :
1 jam sebelum operasi, pasien diberikan sedative cocktail terdiri dari :
- largaktil 25 mg
- petidin 50 mg
- phenergan 25 mg
Mata yang sakit didisinfeksi dengan asam pikrin 2%. Kornea ditetesi
pantokain 2% setiap 3 menit 3 kali. Suntikkan retrobulbar novokain
untuk block semua otot ekstraokuler. Pasang spekulum untuk
memegang kelopak mata, agar tidak menutup kembali. Dengan jarum
parasentese yang steril, dilakukan insisi pada kornea dijam 6 dekat
limbus. Jangan dilimbus, karena banyak pembuluh darah. Darah akan
keluar melalui luka tersebut, setelah jarum parasentese dikeluarkan lagi.
Kadang-kadang COA dibersihkan dengan larutan garam fisiologi sampai
semua darah keluar.. Kemudian berikan salep mata AB dan mata
dibalut. Penderita disuruh tidur kembali.
Bila ada glaucoma yang tidak bisa dikontrol dengan cara diatas,
maka dilakukan iridenkleisis. Dan jika ada imbibisio kornea dilakukan
keratoplasti.
10
-
7/31/2019 MATA HIFEMA
11/11
DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas Sidharta, Prof.dr.H.SpM,Ilmu Penyakit Mata,ed.2,Jakarta :
balai Penerbit FKUI: 2000
2. Wijaya Nana S.D, Ilmu Penyakit Mata, Cetakan III, 1983
3. Vaughan Daniel G,Asbury Taylor,Riordan Paul Eva, Oftalmologi
Umum,ed,14,Jakarta : Widya Medika : 2000
11