mata entropion

Upload: rahmat

Post on 06-Mar-2016

54 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

entropion

TRANSCRIPT

II. TINJAUAN PUSTAKAA. Anatomi dan Fisiologi Kelopak Mata

Struktur mata yang berfungsi sebagai proteksi lini pertama adalah palpebra. Fungsinya adalah mencegah benda asing masuk, dan juga membantu proses lubrikasi permukaan kornea. Pembukaan dan penutupan palpebra diperantarai oleh muskulus orbikularis okuli dan muskulus levator palpebra (Wagner, 2006).Muskulus orbikularis okuli pada kelopak mata atas dan bawah mampu mempertemukan kedua kelopak mata secara tepat pada saat menutup mata. Pada saat membuka mata, terjadi relaksasi dari muskulus orbikularis okuli dan kontraksi dari muskulus levator palpebra di palpebra superior. Otot polos pada palpebra superior atau muskulus palpebra superior (Mller muscle) juga berfungsi dalam memperlebar pembukaan dari kelopak tersebut. Sedangkan, palpebra inferior tidak memiliki muskulus levator sehingga muskulus yang ada hanya berfungsi secara aktif ketika memandang kebawah (Wagner, 2006).Selanjutnya adalah lapisan superfisial dari palpebra yang terdiri dari kulit, kelenjar Moll dan Zeis, muskulus orbikularis okuli dan levator palpebra. Lapisan dalam terdiri dari lapisan tarsal, muskulus tarsalis, konjungtiva palpebralis dan kelenjar meibom (Wagner, 2006).

Gambar 1. Anatomi Kelopak MataB. Definisi EntropionEntropion adalah suatu keadaan melipatnya kelopak mata ke arah dalam bola mata. Selain palpebra bagian bawah, entropion juga dapat terjadi pada palpebra bagian atas atau dapat mengalami seluruh bagian tepi kelopak mata yang masuk kedalam (Vaughan,2010).

C. Etiologi

Entropion dapat disebabkan oleh involusional, sikatriks, dan kongenital. Entropion involusional paling sering ditemukan sebagai akibat dari proses penuaan karena terjadi degenerasi progresif jaringan fibrous dan elastik kelopak mata. Selain itu, karakteristik anatomi yang khas kelopak mata atas pada populasi Asia merupakan predisposisi entropion involusional kelopak mata atas (Maggs, 2012)

Gambar 2. Entropion InvolusionalEntropion sikatrik dapat mengenai kelopak mata atas atau bawah dan disebabkan oleh jaringan parut di konjungtiva atau tarsus. Gangguan ini paling sering ditemukan pada penyakit-penyakit radang kronik misalnya trakoma (Rajak, 2012 ; Park, 2006). Gambar 3. Entropion sikatrikKasus entropion kongenital merupakan anomali yang jarang ditemukan. Pada entropion kongenital dapat terjadi erosi kornea kronik, yang menyebabkan terbentuknya ulkus pada bayi. Kondisi margo palpebra yang melipat ke dalam dapat mengakibatkan bulu mata menggesek kornea dan konjungtiva. Bila kondisi ini dibiarkan berlarut-larut, maka akan terjadi perlukaan pada kornea bahkan ulkus (Vaughan, 2010; Simon,2005).

Gamabar 4. Entropion KongenitalD. Epidemiologi

Entropion bisa ditemukan pada semua lapisan umur namun entropion khususnya entropion involusional lebih sering ditemukan pada orangtua. Entropion lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria. Hal ini mungkin disebabkan lempeng tarsal pada wanita rata-rata lebih kecil dibandingkan pada pria. Entropion involusional biasanya ditemukan lebih sering pada palpebra inferior sedangkan entropion sikatrik lebih sering pada palpebra superior dan paling sering didahului oleh trakhoma (Prabowo, 2011)E. Manifestasi Klinisa. Gejala klinis Iritasi atau terdapat benda asing yang masuk ke mata (terasa ada yang mengganjal) Mata berair terus

Pandangan kabur

b. Pemeriksaan fisik

Kerusakan pada epitel konjungtiva atau kornea akibat trauma

Hiperemia pada konjungtiva yang terlokalisasi

Kelemahan kelopak mata (involusional entropion)

Jaringan parut pada konjungtiva (sikatrik entropion)

Petumbuhan kelopak mata bawah yang abnormal (kongenital entropion)

F. Diagnosis

Pasien dengan entropion biasanya mengalami air mata yang terus mengalir, iritasi, terasa benda asing di dalam mata dan mata merah yang persisten. Pada pemeriksaan fisik kelopak mata meliputi snapback test yaitu dengan cara menarik kelopak mata ke arah luar lal dilihat apakah kelopak mata dapat kembali ke posisi semula. Tes ini untuk melihat kelemahan pada tonus kelopak mata yang horizontal. Pada pinggir kelopak mata bawah selalu ditemukan kelengkungan ke arah limbus setelah entropion terbentuk.

Tanda klinis lain nya meliputi gambaran garis putih dalam ukuran milimeter di bawah tarsal inferior akibat pergesekan dari retraktor kelopak mata dan pergerakan yang sedikit atau tidak da sama sekali dari kelopak bawah saat melihat kebawah. Pindahnya bagian superior dari orbukularis superior dapat dideteksi dengan melakukan observasi yaitu menutup mata yang memerah setelah kelopak entropion kembali normal.

Pada pemeriksaan menggunakan slitlamp dapat mengidentifikasi lipatan pinggir kelopak mata, kelemahan kelopak mata yang horizontal, enophtalmus, injeksi konjungtiva, trikiasis, dan entropion yang memanjang. Pasien denngan entropion sikatriks mungkin terdapat keratinisasi pada tepi kelopak mata.

G. Diagnosis Banding (Boboridis, 2002)a. Retraksi kemopak mata (penyaki Grave)

Tarikan dari kelopak mata bawah dan atas nebimbulkan bulu mata dan kulit kelopak mata melipat ke dalam menyerupai entropion.b. Distikiasis

Bersifat kongenital, terdapat kelainan yang menekan tempat keluarnya saluran meibom.

c. Trikiasis

Kelainan berupa bulu mata yang mengarah ke kornea, sehingga timbul reaksi radang yang kedua dan terbentuk jaringan parut.

d. Dermatokalasis

Suatu keadaan degeneratif, timbul lebih awal, dan menunjukan gambaran yang longgar dengan penonjolan dan kulit kelopak yang banyak. Perubahan bulu mata yang banyak meyerupai entropion.

H. PenatalaksanaanTerapi nonfarmakologis dengan menarik kulit palpebra ke arah pipi sehingga menjauh dari bola mata dapat mengurangi gejala sementara terutama untuk entropion involusional. Pencukuran bulu mata bisa dilakukan di tempat lokasi trikiasis. Terapi kontak lensa (hidrogel, hidrogel silikon, yang memiliki diameter lebih besar dari kornea atau sklera) untuk melindungi kornea (Boboridis, 2002)Pemilihan prosedur pembedahan tergantung pada penyebab yang mendasari. Intervensi bedah diindikasikan jika salah satu dari berikut muncul persisten: iritasi okular berulang, konjungtivitis bakteri, refleks hipersekresi air mata, superfisial keratopathy, risiko ulserasi dan keratitis mikroba. Untuk entropion involusional dapat dilakukan :

a. Perbaikan fasia kapsulopalpebra (Woo, 2000)Metode perbaikan entropion ini berdasarkan jenis dan tingkatan masalah. Salah satu perbaikan fasia kapsulopalpebra dapat menggunakan teknik inferior refraktorplication. Setelah anestesi lokal, suatu goresan subsiliar dibuat 2 mm di bawah luka dari bawah punctum menuju cabang cantal. Penutup kulit yang kecil disayat ke bawah di atas tarsus, dan potongan otot orbikularis pretarsal disayat sampai batas tarsus. Septum orbita digores dan dibuka, sehingga tepi fasia kapsulopalpebra yang tipis dapat terlihat. Dengan adanya bantalan inferior orbita, yang kondisinya sama dengan keadaan kelopak mata bawah terhadap levator, dapat ditutup dengan empat jahitan sesuai dengan struktur mata.

Suatu potongan tarsal yang mengarah ke samping menunjukkan kelemahan kelopk mata bawah dan potongan tersebut sesuai dengan banyaknya ketegangan kelopak. Tiga jahitan dengan silk 6.0 digunakan untuk menyambung kembali fasia kapsulopalpebra bawah dengan perbatasan tarsal. Kelopak mata tidak harus selalu dikoreksi dan banyaknya jumlah fasia kapsulopalpebral dapat dikonfirmasi dengan melakukan follow up pasien. Kulit muka yang ditutup dengan jahitan 6.0 biasa, dan jumlah tepi fasia kapsulopalpebral harus disatukan dengan tiga jahitan pusat untuk mencegahnya otot orbikularis.

b. Jahitan quickert (Shorr, 2004)Jika pasien yang menderita entropion involusional dan tidak mampu maka teknik quickert, atau tiga jahitan, dapat digunakan. Kelemahannya tingkat kekambuhan dengan teknik ini sangatlah tinggi. Jahitan tiga double-kromik 5-0 ditempatkan horizontal 3 mm melebar ke lateral, tengah, dan medial kelopak mata bawah. Jahitan melewati forniks sampai batas di bawah perbatasan inferior tarsal lalu keluar sampai kulit. Masing-masing jahitan ditegangkan untuk koreksi. Berikut gambar jahitan dengan metode 3 jahitan.

Gambar 5. Koreksi entropion involusional dengan teknik Horizontal Shortening-Modified Brick.

Gambar 6. Teknik 3 jahitan pada lateral, tengah dan medial kelopak mata.

I. Komplikasi a. KonjungtivitisPeradangan pada konjungtiva. Akan terlihat lapisan putih yang transparan pada mata dan garis pada kelopaknya. Entropion dapat menyebabkan konjungtiva menjadi merah dan meradang, dan menimbulkan infeksi.b. KeratitisSuatu kondisi dimaan kornea meradang. Masuknya bulu mata dan tepi kelopak ke kornea dapat menimbulkan iritasi dan rasa sakit. Jaringan parut akan terbentuk dan dapat menyebabkan kehilangan penglihatan.c. Ulkus korneaUlkus kornea adalah ulkus yang terbentuk di kornea, dan biasanya disebabkan oleh keratitis. Kondisi ini sangat serius karena dapt menyebabkan kehilangan penglihatan. Sangat penting utnuk segera berobat ke dokter jika mata menjadi maerah, mata terasa sakit atau seperti ada yang mengganjal di dalam mata.d. Komplikasi bedah termasuk perdarahan, hematoma, infeksi, rasa sakit, dan posisi tarsal yang buruk.J. Prognosis

Entropion pada umumnya memiliki prognosis yang baik. Keefektifan pengobatan entropion tergantung pada penyebab utama dan tingkat keparahan penyakitnyaIII. KESIMPULAN1. Entropion adalah suatu keadaan melipatnya kelopak mata ke arah dalam bola mata.2. Entropion dapat disebabkan oleh involusional, sikatriks, dan kongenital. 3. Entropion bisa ditemukan pada semua lapisan umur namun entropion khususnya entropion involusional lebih sering ditemukan pada orangtua.4. Pemilihan prosedur pembedahan tergantung pada penyebab yang mendasari.

5. Komplikasi yang dapat terjadi berupa konjungtivitis, keratitis, dan ulkus kornea.

6. Entropion pada umumnya memiliki prognosis yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

Boboridis. 2002. Interventions for involutional lower lid entropion. Cochrane Batabase for Systematic Review.

Maggs DJ, Paul M, Ron O. 2012. Slatters Fundamentals of Veterinary Ophthalmology. Elsevier Health Sciences

Park MS, Chi MJ, Baek SH. 2006. Clinical study of single-suture inferior retractor repair for involutional entropion. Ophthalmologica

Shorr, N. 2004. Three-suture technique addresses involutional entropion in the office. Ocular Surgery News.Simon, GJB., Margarita, M., Robert., Schwarcz., John, A., Goldberg. 2005. External (subciliary) vs internal (transconjunctival) involutional entropion repair. AmJ Ophthalmol.

Vaughan. 2010. Oftalmologi Umum. Edisi 17. Jakarta : EGCWagner, Peter and Lang, Gerhard K., 2006. Ophthalmology 2nd ed.: A Pocket Textbook Atlas. New York: Thieme StuttgartWoo, K.I. 2000. Surgical correction for lower lid epiblepharon in Asians. Br J Ophthalmol.