makalah spt betul

73
1 I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pertanian merupakan hal yang tidak asing lagi bagi Indonesia, khususnya di daerah Kabupaten Kutai Timur, Kecamatan Sangkulirang. Hidup di daerah yang agraris akan membuat kita akrab dengan dunia pertanian secara tidak langsung. Sektor-sektor pertanian yang ada di Sangkulirang. Sektor-sektor yang ada pada suatu daerah, sedikit banyaknya akaan mempengaruhi pembangunan di daerah itu sendiri, karena pelaksanaan pembangunan nasional tidak hanya pada sektor  – sektor industri atau semacamnya. Banyak jenis usaha yang dapat dilakukan untuk memajukan tingkat ekonomi melalui sektor pertanian. Mengkolaborasikan pertanian dengan  bidang tertentu dapat dihasilkan manfaat yang lebih besar lagi. Dunia pertanian (perkebunan, pertanian tanaman pangan, peternakan) merupakan usaha yang mampu memberi nilai ekonomis dan meningkatkan kemantapan swasembada produk  pertanian untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Pelaksanaan usaha pertanian saat ini kebanyakan masih dilaksanakan secara parsial sehingga eksplorasi usaha yang dapat saling mendukung tidak dapat optimal. Pelaksanaan usaha pertanian yang saling terintegrasi akan menciptakan suatu konsep usaha yang akan saling melengkapi dan meniadakan limbah pertanian yang biasanya terjadi. Pola pertanian terpadu sendiri merupakan suatu pola yang mengintegrasikan  beberapa unit usaha dibidang pertanian yang dikelola secara terpadu, berorientasi ekologis sehingga diperoleh peningkatan nilai ekonomi, tingkat efisiensi dan  produktifitas yang tinggi. Melalui pertanian terpadu, akan dapat dihasilkan produk-

Upload: norsehannn

Post on 09-Oct-2015

151 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

spt

TRANSCRIPT

1

I. PENDAHULUAN1. Latar BelakangPertanian merupakan hal yang tidak asing lagi bagi Indonesia, khususnya di daerah Kabupaten Kutai Timur, Kecamatan Sangkulirang. Hidup di daerah yang agraris akan membuat kita akrab dengan dunia pertanian secara tidak langsung. Sektor-sektor pertanian yang ada di Sangkulirang. Sektor-sektor yang ada pada suatu daerah, sedikit banyaknya akaan mempengaruhi pembangunan di daerah itu sendiri, karena pelaksanaan pembangunan nasional tidak hanya pada sektorsektor industri atau semacamnya. Banyak jenis usaha yang dapat dilakukan untuk memajukan tingkat ekonomi melalui sektor pertanian. Mengkolaborasikan pertanian dengan bidang tertentu dapat dihasilkan manfaat yang lebih besar lagi. Dunia pertanian (perkebunan, pertanian tanaman pangan, peternakan) merupakan usaha yang mampu memberi nilai ekonomis dan meningkatkan kemantapan swasembada produk pertanian untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Pelaksanaan usaha pertanian saat ini kebanyakan masih dilaksanakan secara parsial sehingga eksplorasi usaha yang dapat saling mendukung tidak dapat optimal. Pelaksanaan usaha pertanian yang saling terintegrasi akan menciptakan suatu konsep usaha yang akan saling melengkapi dan meniadakan limbah pertanian yang biasanya terjadi.Pola pertanian terpadu sendiri merupakan suatu pola yangmengintegrasikan beberapa unit usaha dibidang pertanian yang dikelola secara terpadu, berorientasi ekologis sehingga diperoleh peningkatan nilai ekonomi, tingkat efisiensi dan produktifitas yang tinggi. Melalui pertanian terpadu, akan dapat dihasilkan produk-produk pertanian, perkebunan dan peternakan melalui sinergitas antar unit dengan mengedepankan kelestarian lingkungan yang selanjutnya akan menghasilkan peningkatan secara ekonomis karena penambahan nilai daya dan guna melalui efisiensi dan efektifitas tinggi serta nilai produktifitas usaha yang baik. Untuk mengaplikasikan materi yang diperoleh, maka akan menjadi lebih mudah untuk mengidentifikasi bahkan membandingkan sistem peranian yang ada di Sangkulirang dengan sistem pertanian umum yang sering digunakan secara nasional. Hal itulah yang melatarbelakangi kami melaksanakan tugas lapangan ini.1.2 Maksud dan Tujuan Tugas LapanganBegitu banyak sistem pertanian yang ada di Indonesia. Dengan keragaman tersebut, kita harus dapat memilih sistem yang lebih efektif dan efisien. Tugas lapangan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengidentifikasi sistem pertanian yang ada di wilayah Sangkulirang dan membandingkannya dengan sistem pertanian yang ada di Indonesia. Selain itu, tugas lapangan ini juga bertujuan untuk mengetahui permasalahan petani yang ada di Sangkulirang serta memberikan solusi dari permasalahan petani itu sendiri.

II. TINJAUAN PUSTAKA2.1 Sistem Pertanian Terpadu di IndonesiaIndonesia merupakan negara agraris. Sektor pertaniannya begitu luas sehingga memberikan system pertanian yang beragam. Pertanian pada umumnya dikenal hanya sebagai tanah dan tanaman yang dikelola. Namun di luar itu pertanian mempunyai peranan lain yang berhubungan dengan bidang lain. Peranan ini tentunya menguntungkan bagi kedua bidang. Hubungan antara pertanian dengan bidang lain yang di dalamnya dapat menghasilkan keuntungan bagi masing-masing bidang.Sistem pertanian terpadu merupakan sistem di mana pertanian dapat bermanfaat dan berperan penting dalam suatu bidang tertentu baik itu secara langsung maupun tidak langsung, begitu pula sebaliknya. Namun, tentunya tidak semua bidang dapat menerapkan sistem pertanian di dalamnya. Umumnya bidang-bidang tersebut mempunyai hubungan tertentu yang lebih spesifik dengan pertanian. Adapun beberapa bidang yang di dalamnya pertanian dapat diterapkan, di antaranya adalah perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan dan wisata.1. Pertanian KehutananSistem pertanian terpadu pertanian-kehutanan digunakan untuk mengurangi penebangan hutan untuk lahan pertanian, dan menjadi solusi untuk keterbatasan lahan pertanian. Salah satu bentuk system pertanian terpadu pertanian-kehutanan adalah agroforestry yaitu penanaman tanaman tahunan, dengan tanaman semusim. Tanaman tahunan, dalam bentuk tanaman hutan, keras, guna untuk rehabilitasi, disamping untuk rehabilitasi, ditanamkan juga tanaman semusim untuk faktor ekonomi.Beberapa ciri penting agroforestri yang dikemukakan oleh Lundgren dan Raintree (1982) adalah:a. Agroforestri biasanya tersusun dari dua jenis tanaman atau lebih (tanaman dan / atau hewan).b. Siklus sistem agroforestri selalu lebih dari satu tahun.c. Ada interaksi (ekonomi dan ekologi) antara tanaman berkayu dengan tanaman tidak berkayu.d. Selalu memiliki dua macam produk atau lebih (multi product), misalnya pakan ternak, bakar, buah-buahan, obat-obatan.e. Minimal mempunyai satu fungsi pelayanan jasa (service function), misalnya pelindung angin, penaung, penyubur tanah, peneduh sehingga dijadikan pusat berkumpulnya keluarga/masyarakat.f. Untuk sistem pertanian masukan rendah di daerah tropis, agroforestri tergantung pada penggunaan dan manipulasi biomasa tanaman terutama dengan mengoptimalkan penggunaan sisa panen.g. Agroforestri yang paling sederhanapun secara biologis (struktur dan fungsi) maupun ekonomis jauh lebih kompleks dibandingkan sistem budidaya monokultur.Agroforestri dapat dilihat pada sistem penanamannya. Contohnya adalah penanaman tanaman semusim diberi sela dengan tanaman tahunan. Padi dengan pematang sawah berupa pohon nangka atau pohon sengon dapat dijadikan contoh dari sistem ini.Manfaat pertanian dalam kehutanan adalah dengan mengetahui sistem penanaman yang benar dapat dihasilkan produk yang lebih. Di sisi lain lingkungan terjaga dengan adanya tumbuhan (yang hidup/daya panennya dalam jangka waktu lama) yang dapat menjaga kadar air tanah, manusia juga mendapatkan hasilnya di saat panen. Selain itu, keberadaan sistem ini juga dapat menjadikan kelestarian alam lebih terjaga dan rapi.2.Pertanian PerikananKaitan antara bidang pertanian dan perikanan tentunya ada pada pertanian dengan sistem yang membutuhkan air cukup banyak, misalnya pada lahan sawah irigasi. Pada lahan ini dapat dilakukan usaha tani berupa mina padi. Secara umum mina padi berarti memanfaatkan air pada saat penanaman padi untuk kehidupan ikan.Sistem mina padi merupakan cara pemeliharaan ikan di sela-sela tanaman padi, sebagai penyelang diantara dua musim tanam padi atau pemeliharaan ikan sebagai pengganti palawija di persawahan. Jenis ikan yang dapat dipelihara pada sistem tersebut adalah ikan mas, nila, mujair, karper, tawes dan lain-lain. Ikan mas dan karper merupakan jenis ikan yang paling baik dipelihara di sawah, karena ikan tersebut dapat tumbuh dengan baik meskipun di air yang dangkal, serta lebih tahan terhadap matahari. Agar pertumbuhan tanaman padi tidak terganggu, pemeliharaan ikan di sawah harus disesuaikan dengan sistem pengairan yang ada, sehingga produksi padi tidak terganggu.Usaha mina padi selain merupakan usaha yang menguntungkan, juga dapat meningkatkan pendapatan petani, serta membantu program pemerintah dalam usaha memenuhi gizi keluarga.Minapadi sangat berpotensi dalam mendukung produksi ikan nasional. Salah satu langkah yang perlu dilakukan dalam pengelolaan padi sawah yaitu pengelolaan tanah yang meliputi: penggenangan, perbaikan pematang, pembabadan jerami, pembajakan dan pencangkulan serta pemerataan permukaan tanah. Selain itu, pada saat awal dilakukan penanaman padi, tidak banyak yang dapat dilakukan petani selain melakukan pengeringan tanah untuk menekan serangan keong mas, menyemprot hama dan menunggu tanaman padi membesar. Sayangnya kegiatan-kegiatan tersebut kurang memberikan nilai tambah bagi petani sebaliknya mengeluarkan cukup banyak biaya.Sebaliknya dengan sistem minapadi, petani bisa mendapatkan beberapa keuntungan diantaranya meningkatnya produktifitas lahan, memperoleh pendapatan dari panen padi dan ikan dan berkurangnya biaya produksi. Dalam sistem minapadi, setelah proses pengolahan tanah sambil menunggu menunggu waktu tanam, lahan ditanami bibit ikan dan dipelihara selama 30-40 hari. Selanjutnya ikan dipanen dan dilakukan penanaman padi. Penanaman bibit ikan baru dilakukan beberapa hari kemudian dan dilakukan pemeliharaan selama 30 sampai 40 hari. Dengan demikian dalam sekali siklus budidaya minapadi dapat dilakukan pemanenan ikan 2 kali dan sekali pemanenan padi.Selain itu penerapan minapadi dapat menekan pertumbuhan gulma, mengurangi serangan hama dan penyakit dan meningkatkan jumlah musuh alami bagi hama tanaman (Lu dan Li, 2006). Benih ikan memakan plankton dan organisme kecil lain yang jatuh atau terdapat di air termasuk telur dan larva hama padi. Hal ini menguntungkan karena ikan yang dipelihara memperoleh makanan tambahan. Selain itu, berkurangnya aplikasi pestisida dalam budidaya minapadi memberi keuntungan lain karena mendorong berkembangnya musuh alami bagi hama padi. Dengan berkurangnya aplikasi pestisida selain memberi keuntungan bagi petani dengan berkurangnya biaya produksi, juga memberi keuntungan bagi kesehatan manusia dan pelestarian lingkungan.Dengan potensi lahan persawahan Indonesia yang cukup besar yakni mencapai 7 juta hektar maka produksi perikanan yang cukup besar bisa diperoleh dari penerapan minapadi. Sehubungan dengan besarnya potensi tersebut maka Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah mengembangkan program gerakan sejuta hektar mina padi atau disingkat GENTANADI. Dari program tersebut selain produksi ikan nasional akan meningkat juga memberi manfaat bagi meningkatnya kesejahteraan masyarakat khususnya petani.Optimalisasi kondisi lingkungan untuk budidaya minapadi juga perlu dilakukan. Pada prinsipnya kondisi sawah yang cenderung selalu tergenang air memungkinkan untuk budidaya ikan. Namun kenyataanya sawah yang didesain hanya untuk budidaya padi kondisinya kurang optimum untuk budidaya ikan. Sebagai contoh, petani melakukan pengeringan pada pertanaman padi untuk melakukan penyiangan, menekan perkembangan hama keong dan mendorong berkembangnya anakan padi. Kondisi tersebut tentu tidak cocok untuk budidaya ikan. Selain itu aplikasi pestisida untuk membunuh hama dalam pertanaman padi dapat membunuh ikan budidaya. Oleh karena itu, agar sawah dapat sesuai untuk budidaya minapadi maka desain dan pengelolaan sawah harus dapat mendukung untuk pertumbuhan ikan dan padi.Agar kondisi lahan sawah ideal bagi budidaya minapadi maka beberapa modifikasi perlu dilakukan. Pada dasarnya modifikasi yang dilakukan adalah untuk memperdalam area bagi budidaya ikan tanpa membuat tanaman padi tergenang lebih dalam serta meminimalkan akses ikan masuk lokasi budidaya padi. Paling tidak ada empat perbaikan fisik untuk budidaya minapadi yaitu: a. Meningkatkan tinggi pematang sehingga meningkatkan tinggi genangan dan meminimalkan kerusakan bila lokasi terendam air; b. Memasang jaring atau pembatas sehingga ikan tidak melarikan diri serta melindungi dari masuknya predator; c. Melakukan pengeringan; dan d. Membuat daerah yang lebih dalam untuk perlindungan ikan.Bentuk parit atau kemalir dan lebarnya disesuaikan dengan luas petakan sawah, yaitu 2-3 % sedangkan dalam kemalir adalah 20-30 cm.Minapadi memiliki kawasan untuk mendukung wisata lingkungan (Ekowisata). Istilah ekowisata dapat diartikan sebagai perjalanan oleh seorang turis ke daerah terpencil dengan tujuan menikmati dan mempelajari mengenai alam, sejarah dan budaya di suatu daerah, di mana pola wisatanya membantu ekonomi masyarakat lokal dan mendukung pelestarian alam. Prinsip-prinsip pengembangan ekowisata berbasis masyarakat dan konservasi adalah keberlanjutan ekowisata dari aspek ekonomi, sosial dan lingkungan (prinsip konservasi dan partisipasi masyarakat). Pengembangan institusi masyarakat lokal dan kemitraan (prinsip partisipasi masyarakat). Ekonomi berbasis masyarakat (prinsip partisipasi masyarakat), dan prinsip edukasi. ekowisata memberikan banyak peluang untuk memperkenalkan kepada wisatawan tentang pentingnya perlindungan alam dan penghargaan terhadap kebudayaan lokal.Salah satu bentuk wisata yang marak berkembang belakangan ini adalah wisata pertanian dimana wisatawan terlibat langsung dalam kegiatan pertanian seperti membajak sawah, bercocok tanam, berternak, memancing dan berbagai kegiatan pertanian lainnya. Berbagai daerah diketahui telah mengembangkan wisata pertanian seperti Desa Cinangneng, Bogor, Desa Kebonagung di Jogjakarta dan lain-lain.Pengembangan minapadi pada kawasan pertanian sawah akan lebih meningkatkan daya tarik wisata pertanian karena lebih banyak variasi wisata yang dapat diperoleh serta sifatnya yang ramah lingkungan. Pada lokasi minapadi, wisatawan tidak hanya menemukan padi di lahan persawahan tetapi juga dapat menemukan ikan. Berbagai kegiatan yang berkaitan dengan perikanan juga dapat dikembangkan sebagai alternatif wisata seperti memancing dan menjala ikan, memberi makan ikan dan lain lain. Disisi lain sistem budidaya minapadi yang dapat mengurangi penggunaan bahan-bahan kimia seperti pupuk dan pestisida pengaruhnya yang baik dalam meningkatkan musuh alami dari hama dan penyakit tanaman padi memungkinkan dihasilkannya produk pertanian organik yang lebih sehat.Dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya makanan sehat seperti produk organik, maka proses produksi bahan organik juga dapat menjadi daya tarik khusus bagi wisatawan sekaligus media pendidikan yang baik untuk kampanye pentingnya perlindungan alam dan penghargaan terhadap kebudayaan lokal.3. Pertanian PeternakanHubungan antara pertanian dengan peternakan dalam sistem pertanian terpadu sangat beraneka ragam, tergantung pada sudut pandang yang diambil. Salah satu manfaat dari mempelajari sistem pertanian terpadu adalah bisa mengetahui hubungan saling ketergantungan antara pertanian dengan peternakan. Selain itu dapat pula diketahui berbagai keuntungan yang bisa diambil saat mempelajari hubungan antara sistem pertanian dengan peternakan.Keuntungan yang bisa diambil dari peternakan bagi pertanian adalah pemanfaatan tenaga hewan ternak untuk kepentingan pertanian. Contoh manfaat yang bisa diambil dari peternakan adalah kotoran hewan ternak dapat digunakan sebagai pupuk kandang bagi tanaman. Tenaga hewan ternak juga dapat digunakan sebagai tenaga pengolah lahan dan dapat juga dimanfaatkan sebagai tenaga pengangkutan hasil pertanian di mana akan menghemat biaya karena tidak membutuhkan bahan bakar layaknya kendaraan bermotor.Sama dengan peternakan, pertanian pun sangat bermanfaat bagi dunia peternakan. Salah satu faktor yang harus terpenuhi dalam peternakan adalah kebutuhan akan pakan ternak Dari pertanian akan dihasilkan bahan-bahan yang dapat diolah menjadi pakan ternak. Pertanian sangat berperan dalam memenuhi keutuhan pakan ternak karenatidak semua hewan ternak dapat diberi pakan dengan bahan makanan yang diambil dari alam. Banyak hewan ternak yang pemenuhan pakannya sangat bergantung pada pertanian. Contohhewan ternak yang membutuhkan pertanian adalah unggas. Pada umumnya unggas memakan biji-bijian di mana biji-bijian ini hanya akan diperoleh dengan pertanian. Oleh sebab itu, keberadaan pertanian menjadikan kebutuhan pakan ternak akan mudah terpenuhi.Namun permasalahan yang cukup mengkhawatirkan dalam peternakan adalah persaingan antara pakan dan pangan. Sistem pemberian pakan dalam peternakan menggunakan sumberdaya yang sama dengan yang dimakan manusia. Serealia dan tepung kededai adalah komponen terbesar pakan ternak yang juga dikonsumsi oleh manusia. Diperkirakan hampir 50% dari supply biji-bijian dunia dikonsumsi ternak. Jika semua biji-bijian dunia dicadangkan untuk konsumsi manusia saja maka akan cukup untuk memberi makan 910 milyar penduduk dunia pada titik mana populasi dunia diharapkan akan stabil. Oleh karena itu, pemecahan terhadap masalah memenuhi kebutuhan pangan di tahun mendatang adalah mengembangkan sistem produksi ternak yang tidak tergantung pada biji-bijian serealia.Keuntungan lain dari alternatif sistem pakan bukan biji-bijian akan membawa kepada pengurangan kontaminasi lingkungan, meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan keragaman hayati dan produk ternak yang lebih baik mutunya. Karenanya tiap intervensi yang melibatkan ternak harus didasarkan pada peran sinergis mereka dalam manfaat sistem pertanian keseluruhan ketimbang sebagai penghasil daging, susu atau telur yang menggunakan pakan bersaing dengan kebutuhan manusia. Sistem peternakan yang menggunakan pakan sama dengan pangan hanya akan mengakumulasi masalah dimasa mendatang, apalagi sekarang pangan tidak hanya digunakan sebagai pakan tetapi juga energi. Tentu diperlukan terobosan dalam bidang peternakan untuk menjaga keberlanjutan sistem pertanian secara keseluruhan.4. Pertanian WisataHubungan antara pertanian dengan wisata sering disebut dengan agrowisata. Agrowisata adalah salah satu bentuk pariwisata yang obyek wisata utamanya adalah lanskap pertanian, maka dapat dikatakan bahwa agrowisata merupakan wisata yang memanfaatkan obyek-obyek pertanian. Agrowisata juga merupakan kegiatan wisata yang terintegrasi dengan keseluruhan sistem pertanian dan pemanfaatan obyek-obyek pertanian sebagai obyek wisata, seperti teknologi pertanian maupun komoditi pertanian.Beberapa sumber menjelaskan bahwa agrowisata adalah salah satu bentuk kegiatan wisata yang dilakukan di kawasan pertanian yang menyajikan suguhan pemandangan alam kawasan pertanian (farmland view) dan aktivitas di dalamnya seperti persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan, pengolahan hasil panen sampai dalam bentuk siap dipasarkan dan bahkan wisatawan dapat membeli produk pertanian tersebut sebagai oleh-oleh. Agrowisata tersebut ikut melibatkan wisatawan dalam kegiatan-kegiatan pertanian.Agrowisata umumnya berada pada daerah yang memiliki iklim dingin atau dengan kata lain ada pada dataran tinggi di mana pertanian dapat terlaksana dengan baik. Pengembangan wisata dengan metode pertanian memiliki kesenangan tersendiri. Di dalamnya para wisatawan dapat mengetahui lebih lanjut tentang pertanian dan bahkan dapat melakukannya. Pendekatan ini secara tidak langsung menambah pengetahuan mengenai pertanian bagi para wisatawan. Selain itu, dengan adanya agrowisata petani dan masyarakat sekitar pun mendapatkan pendapatan yang lebih. Keberadaan tempat wisata menyebabkan masyarakat turut berperan dalam meramaikan pasarnya.Manfaat lain dari agrowisata adalah kelestarian alam sekitar terjaga. Agrowisata pada prinsipnya merupakan kegiatan industri yang mengharapkan kedatangan konsumen secara langsung ditempat wisata yang diselenggarakan. Aset yang penting untuk menarik kunjungan wisatawan adalah keaslian, keunikan, kenyamanan, dan keindahan alam. Oleh sebab itu, faktor kualitas lingkungan menjadi modal penting yang harus disediakan, terutama pada wilayah-wilayah yang dimanfaatkan untuk dijelajahi para wisatawan. Menyadari pentingnya nilai kualitas lingkungan tersebut, masyarakat/petani setempat perlu diajak untuk selalu menjaga keaslian, kenyamanan, dan kelestarian lingkungannya.Beberapa contoh agrowisata di Indonesia adalah agrowisata di Pagilaran, Tamah Buah Mekarsari, agrowisata di daerah Guci, Tegal, Kebun Teh Kaligua, Agrowisata Durian H. Djahuri di Semarang, Agrowisata Kusuma di Batu, Malang, dan masih banyak lagi.2.2 Sistem Pertanian Terpadu di KaltimPetani lokal di Provinsi Kalimantan Timur hingga kini belum mampu mencukupi kebutuhan beras setempat sehingga harus mendatangkan beras dari Kalimantan Selatan, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan. Beras yang didatangkan dari luar daerah untuk dikonsumsi warga Kaltim sekitar 14 persen dari total kebutuhan warga, sedangkan selebihnya yang 86 persen sudah mampu dicukupi oleh petani lokal. Produksi padi Kaltim hingga akhir 2013 diperkirakan mencapai 566.973 ton gabah kering giling (GKG). Ini berarti terjadi kenaikan 5.014 ton GKG atau 0,89 persen ketimbang produksi padi 2012 yang sebanyak 561.959 ton GKG, tetapi kenaikan itu masih juga belum mampu mencukupi kebutuhan warga setempat. Gubernur Katim Awang Faroek Ishak optimistis bahwa pada tahun-tahun mendatang daerah itu mampu mencapai swasembada beras bahkan surplus, seiring berbagai langkah yang ditempuh untuk mengarah ke pencapaiannya. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mencapai swasembada, di antaranya dengan optimalisasi lahan dan menambah anggaran pertanian demi memenuhi kebutuhan petani, seperti terus meningkatkan kualitas panen, meningkatkan produksi dan produktivitas beras. "Membangun pertanian dalam arti luas memang memerlukan pendanaan besar, untuk itu saya ingin agar anggaran pertanian bisa mencapai minimal 10 persen dari total APBD Kaltim, ditambah dengan APBD di masing-masing kabupaten maupun kota," ujar Awang Faroek. Dia juga mengatakan kemandirian atau ketahanan pangan yang telah dicanangkan di Kaltim harus diwujudkan secara nyata demi pengembangan pertanian dalam arti luas, baik mengenai pertanian tanaman pangan, perkebunan, perikanan, maupun peternakan. Dukungan alokasi anggaran 10 persen tersebut bertujuan agar petani dapat lebih maju dan mencapai tingkat kesejahteraan ekonomi lebih cepat. Pekerjaan yang dilakukan dari anggaran yang dinaikkan itu digunakan antara lain untuk pendampingan dan pemberian bantuan berupa peralatan permesinan pertanian, bantuan bibit unggul, pupuk, dan lainnya. Menurut gubernur, lahan pertanian tidak boleh berkurang dan harus bertambah karena masih banyak lahan yang belum dikelola secara maksimal, dia ingin segala bentuk usaha yang diupayakan baik itu peningkatan produksi maupun luas tanam akan dibantu optimal. Untuk mencapai peningkatan ekonomi dan kesejahteraan bagi petani, hal yang juga penting adalah tidak boleh berkurangnya lahan pertanian sebagai sarana usaha yang berkelanjutan. Apabila lahan pertanian berkurang, maka produksi padi pasti akan menurun. Untuk itu, lahan pertanian harus bertambah baik melalui pencetakan sawah maupun pembukaan lahan-lahan pertanian baru. Upaya ini untuk melindungi lahan pertanian milik petani yang terus menurun akibat bujukan harga jual lahan yang tinggi untuk kebutuhan non pertanian, terutama batu bara. Pemerintah pusat telah mengeluarkan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Berkelanjutan. Begitupun di Kaltim, telah mengesahkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 1 Tahun 2013 tentang Perlindungan Lahan Berkelanjutan. Keberadaan Perda tersebut diharapkan tidak ada lagi konversi lahan pertanian potensial ke sektor lain seperti pertambangan, perkebunan, dan pemukiman karena untuk mencetak sawah baru memerlukan biaya yang cukup tinggi. Fakta yang terjadi, hingga kini masih ada petani yang menjual lahan pertanian potensial mereka yang dijual karena iming-iming harga yang tinggi dari perusahaan tambang batu bara, ada pula yang menjual sawah mereka karena ada pengusaha yang akan membangun perumahan. Di sisi lain, ada pula petani yang menanam kelapa sawit di tegalan lahan pertanian. Menurut Gubernur, siapapun memang tidak dapat melarang petani menanam kelapa sawit, tetapi tugas pemerintah melalui instansi terkait yang harus memberikan pengertian, bahwa sawit yang benar adalah ditanam di lahan kering, bukan di lahan basah yang lebih cocok untuk ditanami padi. Penyuluh harus memberikan pengertian bahwa kelapa sawit tidak tepat jika ditanam di lahan pertanian, tetapi kelapa sawit adalah tanaman jenis perkebunan sehingga lebih cocok ditanam di kawasan yang berbukit dan berlahan kering. Ancaman Krisis Pangan dalam menghadapi alih fungsi lahan pertanian yang terus tergerus oleh sektor pertambangann dan dan sektor lain, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kaltim kini sedang mengumpulkan dan mengolah data lahan pertanian potensial yang dimiliki oleh petani dan kelompok tani. Hal ini perlu dilakukan agar lahan pertanian tanaman pangan tidak terus menipis. Apabila lahan pertanian menipis dan produksi pangan terus menurun, maka ancaman krisis pangan yang dikhawatirkan dunia bakal benar-benar terjadi di tahun-tahun mendatang. "Kami akan memetakan lahan pertanian potensial di seluruh kabupaten dan kota dengan data yang akurat, bahkan data tersebut harus terus diperbarui lengkap dengan daftar nama dan alamat petani supaya kami lebih mudah menjalankan program untuk petani," ucap H Ibrahim, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kaltim. Dengan data yang lengkap dan akurat tentang lahan pertanian, maka akan diketahui jumlah dan siapa pemilik lahan pertanian tersebut, lengkap dengan data koordinat sehingga tidak terjadi kesalahan dalam perencanaan dan target yang ingin dicapai pemerintah. Terkait dengan antisipasi krisis pangan, lanjutnya, menurut data Organisasi Pangan Dunia (Food and Agriculture Organisation), Indonesia akan mengalami krisis pangan jika lahan pertanian yang ada tidak dipertahankan dan terus beralih fungsi ke sektor lain. Sebagai negara agraris, alangkah tidak lucunya jika Indonesia mengalami krisis pangan. Begitu pula dengan Provinsi Kaltim yang tanah subur dan masih banyak lahan yang terlantar, tetapi hingga kini belum mampu mencukupi kebutuhan pangan, hal ini tidak boleh dibiarkan terus menerus. Kaltim memang dimanjakan oleh alam yang menyimpan minyak, gas, dan batu bara, jadi meskipun petaninya tidak mampu mencukupi kebutuhan pangan lokal, tetapi masyarakatnya mampu membeli beras dan bahan pangan dari daerah lain, bahkan negara lain. Semua elemen harus sadar bahwa batu bara, minyak dan gas yang hingga kini masih menjadi andalan dan menjadi penopang utama perekonomian Kaltim, suatu ketika akan habis karena tidak bisa diperbarui. Menurut Ibrahim, beberapa negara telah krisis pangan, oleh karena itu Indonesia harus mempersiapkan dan mempertahankan lahan-lahan pangan yang dimiliki. Saat ini saja sebenarnya Kaltim sudah berhadapan dengan krisis pangan karena petani setempat belum mampu mencukupi permintaan warga. Apabila di tengah situasi ini kemudian berminggu-minggu terjadi angin kencang dan cuaca buruk yang menyebabkan kapal tidak dapat berlayar, maka tidak akan ada sedikitpun bahan pangan yang sampai ke Kaltim. Beras, palawija, dan aneka jenis makanan lain yang dikonsumsi warga Kaltim masih banyak yang didatangkan dari luar pulau, seperti dari Jawa, Sulawesi, dan Nusa Tenggara Barat. Hanya sedikit yang didatangkan dari provinsi terdekatnya, yakni Kalimantan Selatan. Pertanian Modern Ibrahim mengatakan Dinas Pertanian Tanaman Pangan akan mengarahkan petani menjadi petani modern, yakni petani yang mampu mengolah lahan pertaniannya dengan peralatan maupun permesinan modern. Modernisasi pertanian perlu dipacu karena untuk efisiensi waktu, penggunaan dana, dan menghemat tenaga kerja sehingga satu keluarga yang memiliki lahan pertanian 2 hektare mampu mengerjakannya sendiri dengan bantuan mesin modern. Pemanfaatan teknologi tersebut dapat menghindari kehilangan produksi pasca panen dan efisiensi waktu, pasalnya dengan penggunaan mesin pertanian akan dapat mempercepat produksi tanaman pangan, yakni sejak masa tanam hingga waktu panen. Penggunaan mesin modern untuk menanam padi di lahan 1 hektare hanya dibutuhkan waktu 4 hingga 5 jam, sedangkan menanam padi secara manual memerlukan waktu 2 hingga 3 hari meskipun tenaga kerja yang dilibatkan lumayan banyak. Selain mengarahkan petani ke sistem modern, lanjut dia, pengembangan usaha pertanian juga diarahkan dengan System Rice Intensifications (SRI) atau teknik budidaya intensif dan efisien yang banyak menguntungkan petani. Kelebihan sistem ini akan mendapatkan keuntungan yang sangat banyak sehingga kaum muda juga akan tertarik menerapkannya, pasalnya kaum muda akan tertarik dengan penghasilan yang hingga puluhan juta tiap hektare sawah. Selama ini para generasi muda yang enggan bertani padi karena penghasilannya yang kecil sehingga mereka lebih memilih bekerja di kota, tetapi dengan SRI, maka akan dapat menarik generasi muda dalam bertani. Menurut Rusdiansyah, Akademisi Fakultas Pertanian dari Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda, pengembangan pertanian tanaman padi dengan pola tanam SRI, setiap hektarenya hanya memerlukan Rp6 juta, tetapi hasilnya lumayan besar karena gabah kering panen yang diproduksi bisa mencapai 8 ton GKG. Jumlah tersebut jika dikonversi menjadi beras akan setara pada kisaran 5 hinga 6 ton beras. Apabila dikalkulasi setelah dijual, maka keuntungannya bisa mencapai Rp44 juta dengan estimasi harga beras Rp10 ribu per kilogram. Rincianya adalah 5 ton dikali Rp10 ribu, sehingga pendapatan kotor sebesar Rp50 juta, kemudian dikurangi modal tanam yang sebanyak Rp6 juta, maka keuntungan bersih petani mencapai Rp44 juta per hektare. Pola tanam SRI tidak beda jauh dengan pola tanam yang selama ini sudah dilakukan petani, yakni olah tanah, bibit, dan tanam varietas. Perbedaannya hanya terletak pada cara yang intensif dan efisien. Jika sebelumnya menggunakan bibit tua usia 20-40 hari, sekarang bibit usia 14 hari. Jika sebelumnya semaian basah, pola SRI dengan semai kering untuk memudahkan tanam. Jika sebelumnya dilakukan tanam mundur, maka sistem ini menggunakan tanam maju dan terarah. Penerapan pola itu menjadikan penggunaan bibit lebih hemat yang tergantung pada lebaran penyemaian. Selain itu, jarak semainya lebar juga menguntungkan dari sisi hasil anakan dan antisipasi serangan hama tikus. Tanaman yang tidak rapat atau ditanam jarang-jarang, maka tikus tidak berani melintas di persawahan karena tikus juga punya rasa takut dibunuh orang. Melihat dari prospek, potensi, dan komitmen pemerintah dalam memajukan pertanian tersebut, maka tidak ada alasan bagi Kaltim untuk tidak bisa meningkatkan produksi dan produktivitas padi sehingga ke depan daerah itu akan mampu menjadi swasembada, bahkan bisa surplus beras. 2.2.1 PEMIKIRAN SISTEM AGRIBISNIS KALIMANTAN TIMUR 1. Mendayagunakan SDA dan SDM Kaltim untuk membangun pelaksanaan seluruh subsistem agribisnis di Kaltim2. Potensi membangun kemitraan agribisnis dengan investor / Mitra Usaha Kaltim3. Promosi, kemudahan dan jaminan investasi agribisnis4. Cara untuk mencapai prioritas unggulan daerah.2.2.2 STRATEGI PEMBANGUNAN AGRIBISNIS KALTIM 1. Pengembangan agribisnis hulu & hilir dalam rangka membentuk sistem agribisnis perkebunan yang utuh dalam suatu kawasan perkebunan2. Memfasilitasi berkembangnya hubungan yang sinergis antara petani kebun yang kebanyakan bergerak dalam kegiatan on-farm dan perusahaan perkebunan yang bergerak mulai hulu, on-farm dan hulir agribisnis3. Membangun adanya saling ketergantungan yang saling menguntungkan antara perusahaan perkebunan dengan masyarakat sekitar perusahaan perkebunan4. Memperluas areal pengusahaan perkebunan bail melalui pembukaan lahan baru (sepanjang tidak menyebabkan kerusakan lingkungan) maupun mengefektifkan pemanfaatan lahan-lahan yang masih terlantar.5. Meningkatkan profesionalisme petugas pemerintah, penyuluh, pengusahan dan petani kebun6. Mengembangkan kelembagaan pembiayaan yang mampu memberikan layanan modal khususnya pada petani kebun7. Mengembangkan kegiatan-kegiatan pengkajian dan rakitan teknologi perkebunan yang sesuai kondisi Kalimantan Timur8. Mengembangkan infrastruktur yang dibutuhkan bagi pengembangan agribisnis perkebunan9. Menciptakan berbagai bentuk aturan yang kondusif bagi berlangsungnya agribisnis perkebunan.

2.2.3 PROGRAM REVITALISASI PERTANIAN Terwujudnya pertanian di Kaltim yang tangguh:1. Pemantapan ketahanan pangan2. Peningkatan nilai tambah3. Peningkatan daya saing produk pertanian4. Peningkatan kesejahteraan petani.Program Utama Revitalisasi Pertanian : Program Peningkatan Ketahanan Pangan Program Peningkatan Ketahanan Pangan bertujuan memfasilitasi terjaminnya masyarakat untuk memperoleh pangan yang cukup setiap saat, sehat dan halal. Sasaran yang ingin dicapai: 1. Tercapainya ketersediaan pangan dan rumah tangga yang cukup, aman dan halal2. Meningkatnya keragaman produksi dan konsumsi pangan masyarakat3. Meningkatnya kemampuan masyarakat dalam mengatasi kerawanan pangan.

2.2.4 TARGET DALAM 5 TAHUN 2008-2013 1. Sektor Pertanian, Industri Manufaktur dan jasa sebagai salah satu lokomotif ekonomi2. Mengimplementasikan dan komersialisasikan bidang pertanian yang terpadu / modern yang dibantu oleh teknologi tinggi yang dapat : dapat mendorong / meningkatkan sektor industri manufaktur dan pengembangan usaha logistik Mendorong investasi di bidang pertanian dan menggunakan produk / bibit, nilai tambah yang tinggi serta memanfaatkan ilmu bioteknologi untuk mengembangkan agroindustri Meningkatkan pendapatan petani.2.2.5 SINERGITAS PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI Pendekatan pembangunan pertanian ditingkatkan dari pendekatan produksi ke pendekatan bisnis, dengan demikian aspek usaha dan pendapatan menjadi dasar pertimbangan utama. Pembangunan pertanian bukan semata pembangunan sektoral, namun juga terkait dengan sektor lain (lintas/inter-sektoral). Pembangunan pertanian bukan pengembangan komoditas secara parsial, melainkan sangat terkait dengan pembangunan wilayah, khususnya perdesaan yang berkaitan erat dengan upaya peningkatan pendapatan petani. Penerapan sistem pertanian terpadu integrasi ternak dan tanaman terbukti sangat efektif dan efisien dalam rangka penyediaan pangan masyarakat. Siklus dan keseimbangan nutrisi serta energi akan terbentuk dalam suatu ekosistem secara terpadu. Sehingga akan meningkatkan efektifitas dan efisiensi produksi yang berupa peningkatan hasil produksi dan penurunan biaya produksi. Kegiatan terpadu usaha peternakan dan pertanian ini, sangatlah menunjang dalam penyediaan pupuk kandang di lahan pertanian, sehingga pola ini sering disebut pola peternakan tanpa limbah karena limbah peternakan digunakan untuk pupuk, dan limbah pertanian untuk makan ternak. Integrasi hewan ternak dan tanaman dimaksudkan untuk memperoleh hasil usaha yang optimal, dan dalam rangka memperbaiki kondisi kesuburan tanah. Interaksi antara ternak dan tanaman haruslah saling melengkapi, mendukung dan saling menguntungkan, sehingga dapat mendorong peningkatan efisiensi produksi dan meningkatkan keuntungan hasil usaha taninya.Sistem tumpangsari tanaman dan ternak banyak juga dipraktekkan di daerah perkebunan. Di dalam sistem tumpangsari ini tanaman perkebunan sebagai komponen utama dan tanaman rumput dan ternak yang merumput di atasnya merupakan komponen kedua. Praktek penerapan pola usaha tani konservasi ini hendaknya dilakukan secara terpadu, seperti sistemmultiple croping(pertanaman ganda / tumpang sari), agroforestry, perternakan, dan dipadukan dengan pembuatan teras. Misalnya dalam praktek PHBM, tanaman pangan ditanam pada bidang teras meliputi kedelai, kacang tanah, jagung dan kacang panjang yang di tanamn diantara tanaman tahunan (misal: jati, mauni atau pinus sebagai tanaman pokok). Pada tepi teras ditanami dengan tanaman penguat teras yang terdiri dari tanaman rumput, lamtoro dan dapat ditanami tanaman hortikultura seperti srikaya ataupun nanas dan pisang. Tanaman rumput pada tepi teras disamping berfungsi sebagai penguat teras juga sebagai sumber pakan ternak (sapi atau kambing).

III. DESKRIPSI WILAYAH SANGKULIRANG3.1 Gambaran Umum Wilayah Sangkulirang

Negara: Indonesia

Provinsi: Kalimantan Timur

Kabupaten: Kutai Timur

Camat: Tajuddin, SE

Luas: 6.060,05 km

Jumlah Penduduk: 15.063 jiwa (2010)

Desa/Kelurahan: 13/2

Sangkulirang adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, Indonesia. Berdasarkan hasil sensus penduduk 2010, penduduk Sangkulirang berjumlah 15.063 jiwa dengan rincian 8.061 jiwa laki-laki dan 7.002 jiwa perempuan dan rasio jenis kelamin sebesar 115. Curah hujan di Sangkulirang ialah 1600-22002 mm/tahun, klasifikasi lerengnya >20%, rata-rata kedalaman muka air tanah 50 cm, dan ketinggian tanah 50-500 meter diatas muka air laut. Sedangkan sarana pendidikan yang ada di Sangkulirang ialah SD Negeri (19), SMP Negeri (1), SMP Swasta (1), SMA Negeri (1), SMA Swasta (2). Sarana ibadahada mesjid dan gereja. Sarana kesehatanberupa puskesmas (1), puskesmas pembantu (5), dan balai pengobatan (1).Kecamatan Sangkulirang adalah bagian dari wilayah kabupaten Kutai Timur yang telah dimekarkan sejak akhir tahun 2000 menjadi 3 kecamatan yaitu kecamatan Sangkulirang, kecamatan Kaliorang dan kecamatan Sandaran. Dan pada tahun 2005 kecamatan Sangkulirang dimekarkan kembali menjadi dua yaitu kecamatan Sangkulirang dan kecamatan Karangan. Dari wilayah yang masih cukup luas, kecamatan Sangkulirang terdapat pulau-pulau yang terletak di kawasan pesisir pantai di Teluk Sangkulirang dan dibelah beberapa sungai sehingga dapat dikatakan 99% jalan laut dan sungai merupakan transportasi utama juga merpakan urat nadi perekonomian bagi masyarakat 13 desa didalamnya. Sekilas sejarah kecamatan Sangkulirang sebelum terbentuknya pemerintah kecamatan Sangkulirang yang ada seperti pada saat ini, dalam sejarahnya Sangkulirang mengalami beberapa fase sejarah dan kepemimpinan. Secara garis besar sejarah Sangkulirang adalah dimulai dari adanya sebuah komunitas penduduk yang diatur secara adat dan budaya yang dipimpin oleh seorang yang ditokohkan bertempat di Godang Lama (sekarang bekas lokasi PT. Dewi Warna dan PT. Segara Timber). Pada tahun 1900-an pemerintah Kerajaan Kutai mengutus seorang yang bernama Mas Patih Abdul Manaf untuk memerintah dan mengatur Kampung Godang dan dimasa kepemimpinannya itu pula pemerintahan Kampung Godang dipindahkan ke Benua Baru, Pulau Sangkuang yang pada perkembangannya sampai sekarang di sebut Sangkulirang.Pada jaman pemerintahan Belanda tahun 1930 diubah menjadi LANDSCHAP yang dipimpin oleh pejavat yang disebut Klerek dan pejabat pertamanya adalah Awang Ishak, nama jabatan Klerek juga mengalami perubahan menjadi Penjawat.Pada tahun 1950-an nama pemerintah diubah menjadi Kawedanan yang dipimpin oleh seorang asisten Wedana dan yang menjadi pejabat pertama sebagai Asisten Wedana adalah H.M. Kaderi Oening. Pada tahun 1960-an dari pemerintah Kawedanan berubah menjadi Pemerintah Kecamatan yang dipimpin oleh Camat yang pertama mwnjabat adalah H.M. Rusli, BA.Kecamatan Sangkulirang adalah kecamatan tertua di kabupaten kutai timur. Dari kecamatan ini banyak melahirkan para pemimpin baik skala kabupaten, propinsi maupun nasional. Masih banyak masyarakat suku asli Kalimantan yang bermukim di daerah ini. Dengan beraneka ragam suku, agama, dan budaya tidak membuat rasa keharmonisan menjadi luntur bahkan sebaliknya menjadikan derah tersebut menjadi aman dan sejahtera bagi masyarakat yang tinggal didaerah tersebut serta pendatang yang ingin mendapat peruntungan di Kecamatan tertua di Kutai Timur tersebut. Kehidupan keseharian masyarakat di Sangkulirang lebih dominan bekerja sebagai nelayan dan pedagang hal ini dikarnakan masyarakatnya tinggal/bermukim ditepi laut, serta merupakan hal yang turun temurun dari orangtua mereka yang berasal dari suku Bugis, Letaknya yang dikelilingi oleh sungai. Menjadikan Sangkulirang daerah yang strategis untuk pusat perniagaan/perdagangan bagi derah-daerah yang ada disekitarnya.Seiring dengan perkembangan pemerataan pembangunan sudah saatnya, kini Sangkulirang mulai berbenah dengan sudah adanya infrastruktur jembatan yang menghubungkan Ronggang dan Sangkulirang. Diharapkan dapat memberikan dampak yang positif terhadap tingkat perekonomian di masyarakat untuk kedepannya.3.2 Potensi Wilayah SangkulirangPotensi yang ada di Sangkulirang diantaranya :a. Pertanian: Padi (persawahan seluas 49.196 Ha), palawija (ubi kayu, jagung dll), pisang.b. Perikanan: Luas areal penangkapan ikan di wilayah ini adalah: Sungai (2.248 Ha), rawa (35 Ha), Budidaya Udang.c. Peternakan: Sapi, Unggas.d. Perkebunan: Karet, Lada, Kopi, Kelapa, Coklat.e. Pertambangan: Minyak dan Gas Bumi, Batu Bara dengan deposit 7.205.000.000 ton, Besi dengan cadangan 52.500.000 ton, Batu Gamping 16.645.000.000 ton, Lempung 1.000.0000.000 ton, Pasir Kuarsa & Gipsum + 49.450.000 ton.f. Industri: Mempunyai 161 unit usaha industri, yaitu industri kecil/rumah tangga dengan jenis industri pengolahan gula merah dan gula aren, produksi meubelair dan kusen, penggergajian kayu dan kayu lapis, kawasan industri Maloy yang akan dikembangkan sebagai kawasan industri pengolahan hasil pertanian. Selain itu, sumber air panas di Pengadan & Desa Benua Baru, rekreasi pantai Jepu-jepu, Bual-bual dan Selangkau, Wisata Gua di Gua Ampanas dan Gua Mardua, dan Mata Air Sekerat. Investor yang sudah beroperasi di wilayah ini adalah: PT. Perkasa Gunung Kreasi Mas, PT. Etam Bersama Mandiri, PT. Perkasa Wira Kumala. Potensi wisata yang saat ini belum dikembangkan di Kecamatan Sangkulirang Kabupaten Kutai Timur diantaranya kawasan goakars Mangkaliat, sumber air panas Ampanas, dan potensi wisata laut Tanjung Birah-Birah, mendorong pendiri sekaligus pemilik Mesra Group Samarinda, H.M Rusli untuk membangun hotel berbintang di kecamatan yang berjarak 300-an km dari Kota Samarinda.

IV. PERMASALAHAN DAN PEMBAHASANNOR SEHAN (12.542.111.000.823)4.1 Hj. Dira4.1.1 PermasalahanPada lahan kelapa, permasalahan yang dialami ibu Hj. Dira ialah kesulitan saat memanjat pohon kelapa untuk dipanen. Pohon kelapa yang sangat tinggi akan mempersulit proses panen. Sedangkan permasalahan pada lahan padi ialah banyaknya hama tikus. Tikus merupakan hama yang paling dominan pada lahan padi tersebut. Jumlah tikus yang cukup banyak dan perkembangbiakannya yang cukup cepat sangat mengganggu proses budidaya padi.4.1.2 SolusiUntuk permasalahan kesulitan memanen buah kelapa karena pohonnya yang tinggi, dapat diatasi dengan mencari tenaga dari pihak luar atau mencari jasa orang lain yang ahli memanjat pohon kelapa tersebut untuk memanennya. Kita hanya tinggal mengawasi dan mengarahkannya saja. Selain itu untuk menambah hasil panen buah kelapa selain yang dipetik dari pohonnya, buah yang jatuh dengan sendirinya tanpa dipetik juga dapat dimanfaatkan. Dengan catatan buah yang jatuh tersebut harus tetap layak jual dan tidak cacat atau rusak.Selain itu untuk permasalahan hama tikus yang mengganggu lahan padi, dapat diminalisir dengan menaburkan racun tikus di sekitar lahan (dengan catatan tidak mengganggu pertumbuhan padi) , menjaga kebersihan lahan padi tersebut secara teratur, juga mencari dan memusnahkan sarang tikus itu sendiri. Dengan upaya tersebut, dengan sendirinya akan menghambat perkembangbiakan tikus itu. Dengan demikian tidak akan mengganggu proses budidaya padi tersebut.4.1.3 Analisis Usaha Tania. Budidaya Kelapa dan Padi GunungAnggota Keluarga5 orang

Luas lahan40 Ha (Kelapa = 10 Ha, Padi = 5 Ha)

BibitKelapa dan Padi

Pupuk DasarPupuk Kandang

Pupuk KimiaUrea

PemeliharaanPengairan = Penyiraman Menggunakan Alat, Pemupukan Padi = 3-4 dan 8 MST, Pengendalian HPT = Pestisida, dengan tenaga kerja 4 orang

Pemanenan Tenaga Kerja = 4 orang, Hasil Panen Kelapa = 4.000.000 , Hasil Panen Padi = 48.000.000

Berikut rincian analisis usaha dari lahan kelapa dan padi dari petani yang telah diamati di kecamatan Sangkulirang :NoUraianJumlah

A. Modal

1Bibit/Benih-

2Pupuk 500.000

3Pestisida 750.000

Jumlah Modal (A)1.250.000

B. Biaya Operasional/Upah Kerja

1Penanaman1.500.000

2Pengaplikasian Pestisida1.800.000

3Panen dan Pasca Panen1.500.000

4Biaya Transport2.500.000

5Biaya Lain-Lain 500.000

Jumlah7.800.000

Pengeluaran (A+B)9.050.000

Pendapatan:Dilihat dari hasil survey yang kami lakukan, maka petani yang bernama Ibu Hj. Dira memiliki luas lahan sebesar 40 Ha, jenis pertanian atau budidaya yang di lakukan yaitu kelapa (10 Ha) dan padi gunung (5 Ha), jumlah tenaga kerja 4 orang, hasil per- panen dari kelapa ialah Rp. 2.000 x2.000 buah = Rp.4.000.000. Dipotong biaya transport Rp. 500.000 dan biaya lain-lain Rp.100.000,-. Jadi keuntungan dari lahan kelapa ialah 3.400.000. Ibu Hj. Dira tidak mengeluarkan biaya untuk pembelian bibit dan perawatan, karena kelapa dapat tumbuh dan menghasilkan buah dalam jangka waktu yang panjang. Untuk perawatan, tanaman kelapa ini tidak membutuhkan perawatan. Sedangkan untuk tanaman padi, hasil panen 6.000 kg x Rp. 9.000 = 48.000.000,-. Dikurangi biaya perawatan Rp. 1.250.000, biaya transport Rp. 2.000.000 dan biaya lain Rp. 400.000. Jadi hasil yang diperoleh setelah pemotongan ialah Rp. 44.350.000,-.Keuntungan keseluruhan yang diperoleh ibu Hj. Dira ialah Rp. 3.400.000,- ditambah Rp. 44.350.000 ialah Rp. 47.750.000,-, dipotong untuk gaji pekerja @Rp.1.200.000 x 4 = Rp. 4.800.000. Jadi keuntungan bersih yang diperoleh ibu Hj. Dira dari lahan kelapa dan padi ialah Rp. 42.950.000,-.Return and Cost Ratio (R/C ratio)= Pendapatan/Total Biaya= Rp. 42.950.000,- / Rp. 9.050.000= Rp. 4,74Jika nilai R/C ratio lebih besar dari 1, maka usaha tani tersebut dikatakan layak atau untung. Sebaliknya jika nilai tersebut kurang dari 1, maka usaha tani tersebut dikatakan tidak layak atau rugi. Dari analisis biaya di atas, maka usaha tani ibu Hj. Dira dikatakan layak atau untung, karena nilai R/C rationya 4,74 (>1).b. TernakTernakSapi

Jumlah Ternak25 Ekor

NutrisiAmpas Kopra

Untuk pendapatan ibu Hj. Dira dari hasil peternakan dan penjualan sapi ialah Rp. 14.000.000,-/ ekor sapi. Pendapatan ibu Hj. Dira dalam usaha peternakan sapi ini tidak tetap dan tidak dapat dirincikan, karena harga sapi yang dijual juga bervariasi sesuai kesepakatan/nego yang disepakati. Selain itu ternak tersebut juga tidak seluruhnya dijual, ada juga yang di konsumsi untuk pribadi. Untuk biaya pemeliharaannya pun tidak tetap.4.2 Bapak Jamaluddin4.2.1 PermasalahanPermasalahan yang dialami ialah hasil panen jagung terkadang kurang optimal. Baik tongkolnya yang kecil, butirannya bolong-bolong, abnormal, ataupun permasalahan lainnya mengenai fisik dan rasa dari jagung itu sendiri. Untuk permasalahan dari lahan tanaman sayur-sayuran bapak Jamaluddin ialah dari HPT sayuran itu sendiri.4.2.2 SolusiUntuk mengatasi masalah hasil panen jagung yang kurang optimal tersebut dapat dilakukan dengan meminta pendapat dari orang-orang yang ahli dalam bidangnya seperti saat sosialisasi pertanian ataupun penyuluhan pertanian. Cara lain ialah dengan mencari informasi teknik budidaya tanaman jagung yang baik di internet. Selain itu, masalah tersebut juga dapat diminimalisir dengan belajar dari kekurangan atau kesalahan saat budidaya periode lalu. Dengan demikian akan dapat meminimalisir kesalahan yang mungkin terjadi. Selain itu untuk permasalahan HPT sayur-sayurannya ialah dengan menangkap secara langsung hama itu, juga membuang bagian tanaman yang terserang penyakit. Selanjutnya dengan mengaplikasikan pestisida baik nabati ataupun kimia yang banyak dijual di toko-toko pertanian.

4.2.3 Analisis Usaha Tania. Budidaya Jagung dan Sayur-SayuranAnggota Keluarga6 orang

Luas lahan10 Ha (Jagung = 2 Ha, Sayuran = 1 Ha)

BibitBayam, Kangkung, dan Kacang Panjang

Pupuk DasarPupuk Kandang

Pupuk KimiaUrea, NPK, TSP

PemeliharaanPengairan = Penyiraman Menggunakan Alat, Pemupukan Jagung = 10-14 HST, Sayuran = dan Pengendalian HPT = Pestisida

Pemanenan Tenaga Kerja = 2 orang, Hasil Panen Jagung = Rp. 37.500.000,- , Hasil Panen Sayuran = Rp. 8.100.000,-

Berikut rincian analisis usaha dari lahan jagung dan sayuran dari petani yang telah diamati di kecamatan Sangkulirang :NoUraianJumlah

A. Modal

1Bibit/Benih 640.000

2Pupuk 200.000

3Pestisida 300.000

Jumlah Modal (A)1.140.000

B. Biaya Operasional/Upah Kerja

1Penanaman 750.000

2Pengaplikasian Pestisida 500.000

3Panen dan Pasca Panen 750.000

4Biaya Transport 500.000

5Biaya Lain-Lain 100.000

Jumlah2.600.000

Pengeluaran (A+B)3.740.000

Pendapatan :Dilihat dari hasil survey yang kami lakukan, maka petani yang bernama bapak Jamaluddin memiliki luas lahan sebesar 10 Ha, jenis pertanian atau budidaya yang di lakukan yaitu jagung (2 Ha) dan sayuran (1 Ha), jumlah tenaga kerja 2 orang, hasil per- panen dari jagung ialah Rp. 5.000 x 7.500 kg = Rp. 37.500.000. Sedangkan untuk tanaman sayuran, hasil panen dari kangkung, kacang panjang, dan ubi ialah Rp. 8.100.000,-. Dikurangi biaya untuk pembelian benih tanaman jagung dan sayuran sebesar Rp. 640.000,-, biaya perawatan Rp. 500.000, biaya transport Rp. 500.000 dan biaya lain Rp. 100.000. Selain itu juga dipotong lagi untuk membayar upah pekerja @Rp. 1000.000,- x 2 = Rp. 2.000.000,-. Jadi hasil yang diperoleh setelah pemotongan ialah Rp. 35.760.000,-.Return and Cost Ratio (R/C ratio)= Pendapatan/Total Biaya= Rp. 41.860.000,- / Rp. 3.740.000= Rp. 11,19Jika nilai R/C ratio lebih besar dari 1, maka usaha tani tersebut dikatakan layak atau untung. Sebaliknya jika nilai tersebut kurang dari 1, maka usaha tani tersebut dikatakan tidak layak atau rugi. Dari analisis biaya di atas, maka usaha tani bapak Jamaluddin dikatakan layak atau untung, karena nilai R/C rationya 11,19 (>1).b. TernakTernakSapi

Jumlah Ternak10 Ekor

NutrisiAmpas Kopra, Daun Ubi

Untuk pendapatan bapak Jamaluddin dari hasil peternakan dan penjualan sapi ialah Rp. 13.500.000,-/ ekor sapi. Pendapatan bapak Jamaluddin dalam usaha peternakan sapi ini tidak tetap dan tidak dapat dirincikan, karena harga sapi yang dijual juga bervariasi sesuai kesepakatan/nego yang disepakati. Selain itu ternak tersebut juga tidak seluruhnya dijual, ada juga yang di konsumsi untuk pribadi. Untuk biaya pemeliharaannya pun tidak tetap.

4.2. NOVITA SARI (12.542.111.000.825)4.2.1. Saleh Ray Dari survey yang telah saya lakukan, bibit karet yang digunakan petani berasal dari bantuan instansi pemerintah. Bibit dari pemerintah adalah bibit unggul hasil stek. Luas lahan yang dkelola oleh bapak saleh seluas 3 Ha. Pada proses pemupukan diberikan pupuk kimia yaitu pupuk urea. Dan pemupukan dilakukan 6 bulan sekali pada fase awal. Masalah yang dihadapi adalah hama yang menyerang tanaman karet yaitu rayap. Hama ini biasanya menyerang tanaman yang masih muda. Sistem kerjanya ialah rayap awalnya menyerang bagian akar lalu masuk ke dalam batang. Rayap menggrogotin batang dan akar dari dalam sehingga petani tidak dapat meihat secara kasat mata tanaman yang sedang terserang hama. Ketika tingkat serangan tinggi tanaman akan mati, dengan batang yang rapuh. Penyakit yang menyerang yaitu penyakit kuning hal ini akibat adanya jamur.Petani juga mengalami kendala dalam proses pemanenan karena lahan yang luas sehingga petani kewalahan dalam pemanenan getah karet karena tidak ada tenaga kerja. Serta penampung getah karet yang jauh sehingga proses penjualan memakan waktu yang lama.Untuk penyelesaian tentang hama, petani setempat belum dapat mengatasi atau dikendalikan. Sementara petani hanya menggunakan fungisida untuk tanaman yang terserang daun menguning. Untuk hama rayap dikendalikan menggunakan susu cair yang di sebar di sekitar pohon, sehingga rayap terpancing untuk keluar lalu di tangkap secara manual. Petani Saleh Ray

Jumlah Anggota KeluargaLuas LahanUsaha Tani Tanaman

3 orang3 HaMenanam :Bibit : karet P.Dasar : -P.kimia : ureaTenaga Kerja : 1 orang

Pemeliharaan :Pengairan : -Pemupukan : 6 bulan awal tanam Pengendalian HPT : 1 bulan sekali Tenaga Kerja : 1 orang

Pemanenan :Tenaga Kerja : 2 orangHasil panen : tergantung hasil panen

Analisis usaha taniNoUraianJumlah (Rp)

Modal

1Bibit karet-

2pupuk urea 600 Kg x Rp. 11.0006.600.000

Jumlah modal ARp. 6.600.000

BBiaya operasional

1Pengolahan lahan400.000

2Penanaman bibit200.000

3Pemupukan200.000

4Panen dan pasca panen200.000

Jumlah biaya operasionalRp. 1.000.000

Total PengeluaranRP. 7.600.000

Pendapatan Berdasarkan survey yang dilakukan, hasil panen getah karet hanya mampu 20 Kg perhari karena factor kurangnya tenaga kerja. Beliau melakukan panen selama 20 hari. Harga /Kg sebesar Rp. 12.000. Dalam sekali panen dapat mencapai 400 Kg. Jadi setiap panen dapat menjual sebesar Rp. 48.000.000.Keuntungan Dapat dikatakan untung apabila ketika analisa biaya dan pendapatan yang diperoleh, maka keuntungan yang di dapat ialah= pendapatan biaya pengeluaran= Rp. 48.000.000 Rp. 7.600.000= Rp. 40.400.000AnalisaReturn and cost rasio ( R/C ratio= Pendapatan/ Total biaya= Rp. 48.000.000 / Rp. 7.600.000= 6,3Jika nilai R/C ratio lebih dari satu maka usaha tani tersebut dikatakan untung. Sebaliknya apabila R/C ratio kurang dari satu maka usaha tani dikatakan rugi. Dari analisis di atas, R/C ratio memiliki nilai sebesar 6,3 berarti lebih dri satu maka budidaya karet sangat menguntungkan.4.2.2 MukniBerdasarkan survey yang telah saya lakukan, bapak Mukni memiliki luas lahan 6 Ha. Yang digunakan seluas 2 Ha untuk tanaman karet dan Ha untuk budidaya sayuran. Bibit untuk tanaman karet diberikan oleh instansi pemerintah dan bibit sayuran disediakan oleh petani itu sendiri. Pemupukan dilakukan 6 bulan sekali pada fase awal untuk tanaman karet menggunakan pupuk kandang dan pupuk urea. Sedangkan untuk sayuran hanya dilakukan pemupukan menggunakan pupuk kandang.Bapak Mukni memanfaatkan pertanian sebagai salah satu bahan pakan ternak kambing yang dikelolanya. Sedangkan kotoran dari kambing tersebut digunakan kembali atau diolah menjadi pupuk kandang. Sehingga terjadi system yang dikenal dengan system pertanian terpadu.Hama yang sering menyerang tanaman karet ialah rayap. Gejalanya seperti yang di alami oleh Bapak Saleh. Untuk sayuran yang menyerang yaitu hama ulat dikendalikan dengan manual dengan tingkat serangan rendah.

Petani Mukni

Jumlah Anggota KeluargaLuas LahanUsaha Tani Tanaman

3 orang6 Ha ( 2 Ha karet, Ha sayuran, Ha ternak)Menanam :Bibit : karet, sayuranP.Dasar : kandangP.kimia : ureaTenaga Kerja : 2 orang

Pemeliharaan :Pengairan : -Pemupukan : 6 bulan awal tanam Pengendalian HPT : 1 bulan sekali Tenaga Kerja : 2 orang

Pemanenan :Tenaga Kerja : 2 orangHasil panen : tergantung hasil panen

Analisis usaha taniNoUraianJumlah (Rp)

Modal

1Bibit karet-

23

Bibit sayuranpupuk urea 300 Kg x Rp. 11.000500.0003.300.000

Jumlah modal ARp. 3.800.000

BBiaya operasional

1Pengolahan lahan400.000

2Penanaman bibit200.000

3Pemupukan200.000

4Panen dan pasca panen400.000

Jumlah biaya operasionalRp. 1.200.000

Total PengeluaranRP. 5.000.000

Pendapatan Beerdasarkan dari hasil survey yang telah kami lakukan. Untuk sayuran biasanya dalam sekali panen 3 bulan sekali dengan seharga Rp. 3000 untuk perikatnya jadi total Rp. 4.000.000. Untuk tanaman karet sekali panen biasanya mencapai 200 Kg, harga per Kg Rp. 12.000 jadi total Rp. 24.000.000 sekali panen.Keuntungan Dapat dikatakan untung apabila ketika analisa biaya dan pendapatan yang diperoleh, maka keuntungan yang di dapat ialah= pendapatan biaya pengeluaran= Rp. 28.000.000 Rp. 5.000.000= Rp. 23.000.000AnalisaReturn and cost rasio ( R/C ratio= Pendapatan/ Total biaya= Rp. 28.000.000 / Rp. 5.000.000= 5,6Jika nilai R/C ratio lebih dari satu maka usaha tani tersebut dikatakan untung. Sebaliknya apabila R/C ratio kurang dari satu maka usaha tani dikatakan rugi. Dari analisis di atas, R/C ratio memiliki nilai sebesar 5,6 berarti lebih dri satu maka budidaya karet sangat menguntungkan.

4.3. JUMAHIRAH (12.542.111.000.4.3.1. Bapak RaulahA. Masalah Atau Kendala : Hama penyakit tanaman yang menyerang pohon karet Terbatasnya tenaga kerja Produsen penampung hasil karet jauhB. Hasil Pengamatan Usaha TaniNama Petani : 1.Bapak Raulah (49 tahun)

JumlahAnggotakeluargaKepemilikanLahan (ha)Komponen sistem pertanian

Usaha tani tanaman

4 orang

4 haKaret 1 haKeramba 1 haSayur & buah 2 haMenanam:Bibit : karet, pisang, sayurP.Dasar : P.Kimia : urea (karet), dan Organik (sayur)Tenaga Kerja : 2 orang

Pemeliharaan:Pengairan :-Pemupukan : untuk karet 6 bulan 1 x, tapi belum di lakukan pemupukan.Pengendalian HPT : FungisidaTenaga kerja : 2 orang

Penanaman:Tenaga kerja : 2 orangHasil panen : 100 ribu/ panen untuk sayuran, sedangkan untuk karet belum menghasilkan.

Berdasarkan survey yang telah dilakukan. Petani yang bernama bapak Raulah memiliki luas lahan 4 Ha. Yang digunakan 2 Ha untuk budidaya tanaman karet dan 1 Ha untuk bidadaya sayuran 1 Ha untuk kerambah ikan. Bibit yang digunakan petani untuk tanaman karet berasal dari bantuan pemerintah. Sedangkan sayuran disediakan oleh petani itu sendiri. Pada proses pemupukan menggunakan pupuk dasar yaitu pupuk burung wallet dan organik.Kadang juga menggunakan pupuk kimia yaitu urea untuk karet. Dalam proes pemeliharaan tidak dilakukan pengairan. Pemupukan dilakukan untuk tanaman karet terkadamg 6 bulan sekali dan sayuran dilakukan pemupukan pada awal tanam.Bapak Raulah memanfaatkan pertanian sebagai salah satu bahan pakan untuk ternak kambing yang dikelolanya. Sedangkan kotoran dari ternak kambing tersebut di olah kembali oleh pak Raulah sebagai pupuk kandang. Sehingga ini di sebut menggunakan system pertanian terpadu.Hama yang menyerang tanaman karet yaitu rayap. Gejalanya seperti yang di atas atau yang di alami oleh bapak Saleh. Untuk sayuran yang menyerang ialah ulat dikendalikan dengan secara manual tapi dalam tingkat serangan ringan. Jamur juga menyerang tanaman papaya dikendalikan dengan fungisida.Pada proses pemanenan tenaga kerja yang digunakan ialah 2 orang. Dengan hasil panen Rp. 100.000 / panen untuk sayuran dan untuk tanaman karet belum dilakukan panen.C. Analisa Usaha TaniPetani dapat mengetahui keuntungan yang di peroleh setiap melakukan penanaman dengan rincian analisa usaha tani, yaitu:No Uraian Jumlah (Rp)

1Bibit karet tidak mengelurkan biaya karena petani mendapatkan bantuan dari pemerintah, Rp. 0

3Pupuk organic burung waletRp. 0

4Biaya upah kerja pengolahan lahan untuk 1 ha adalah Rp.400.000 x 4 haRp.1.600.000

Jumlah pengeluaranRp. 1.600.000

D. PendapatanHasil panen misalkan Rp.100.000/ harinya dari hasil budidaya sayur,buah pisang, dan keramba ikan.sedangkan untuk tanaman karet belum menghasilkan. Jadi untuk petani tersebut memperoleh penghasilan sekitar Rp. 3.000.000.

E. Analisis Retum and Cost Ratio (R/C ratio) = pendapatan/total biaya = 3.000.000/1.600.000 = 1,9Jika nilai R/C ratio lebih besar dari satu maka usaha tani tersebut layak atau di katakan untung, sebaliknya jika nilai R/C kurang dari sati maka usaha tani tersebut tidak layak atau rugi, maka hasil analisa di atas menunjukkan bahwa nilai R/C ratio 1,9 > 1 berarti usaha tani tersebut layak atau untung,dalam budidaya sayur dan ikan, keuntungan yang wajar yang di hasilkan dalam 1x panen untuk luasan 2 ha berkisar 18.000.000.4.3.2. Bapak SukriA. Masalah Atau Kendala : Hama penyakit tanaman yang menyerang pohon karet Terbatasnya tenaga kerja Produsen penampung hasil karet jauhB. Hasil Pengamatan Usaha TaniNama Petani : 1.Bapak Sukri (40 tahun)

JumlahAnggotakeluargaKepemilikanLahan (ha)Komponen sistem pertanian

Usaha tani tanaman

4 orang

3 haKaret 2 haKolam 1 haMenanam:Bibit : karet, P.Dasar : -P.Kimia : ureaTenaga Kerja : 2 orang

Pemeliharaan:Pengairan :-Pemupukan : 6 bulan 1xPengendalian HPT : -Tenaga kerja : 2 orang

Penanaman:Tenaga kerja : 2 orangHasil panen : 200 kg/panen

Dari survey yang telah dilakukan, petani yang bernama bapak Sukri. Bibit karet yang digunakan petani sebagian berasal dari bantuan pemerintah. Luas lahan yang di kelola oleh pak Sukri seluas 2 Ha. Bibit karet diberikan pupuk dasar yaitu bahan organik akan tetapi petani juga mengunakan pupuk kimia yaitu pupuk urea. Dalam proses pemeliharaan tidak dilakukan pengairan, pemupukan dilakukan 6 bulan sekali.Hama yang sering menyerang tanaman karet para petani setempat ialah rayap, hama ini biasanya menyerang tanaman yang masih muda. System kerja rayap dengan cara rayap masuk ke dalam akar dan batang pohon karet. Rayap menggrogotin batang dan akar tanaman dari dalam. Sehingga tanaman karet tidak terlihat sedang terkena serangan hama. Pada proses pemanenan bapak Sukri melakukannya sendiri. Dalam sekali panen, hanya mampu memanen 20 kg/hari dalam sebulan sekitar 20 hari panen. Harga per/kg sebesar Rp. 12.000,00. Dalam sekali panen dapat mencapai 300 kg. Jadi setiap sekali panen dapat menjual sebesar Rp. 36.000.000. C. Analisa Usaha TaniPetani dapat mengetahui keuntungan yang di peroleh setiap melakukan penanaman dengan rincian analisa usaha tani, yaitu:No Uraian Jumlah (Rp)

1Bibit karet tidak mengelurkan biaya karena petani mendapatkan bantuan dari pemerintah, Rp. 0

2Pupuk urea 4 karung. 1 karung seharga 95.000. 4 x 2 x 95.000 Rp. 760.000

4Biaya upah kerja pengolahan lahan untuk 1 ha adalah Rp.400.000 x 3 haRp. 1.200.000

Jumlah pengeluaranRp. 1.960.000

E. Analisis Retum and Cost Ratio (R/C ratio) = pendapatan/total biaya = 36.000.000/1.960.000 = 18,4Jika nilai R/C ratio lebih besar dari satu maka usaha tani tersebut layak atau di katakan untung, sebaliknya jika nilai R/C kurang dari sati maka usaha tani tersebut tidak layak atau rugi, maka hasil analisa di atas menunjukkan bahwa nilai R/C ratio 18,4 > 1 berarti usaha tani tersebut layak atau untung,dalam budidaya karet,,keuntungan yang wajar yang di hasilkan dalam 1x panen untuk luasan 2 ha berkisar 18.000.000.

4.4 PEMBAHASANFEBRIANTI RAMADHANI (12.542.111.000.798)1. BAPAK RAPIAnggota Keluarga4 orang

Luas lahan3 Ha

BibitKangkung dan Bayam

Pupuk Dasar-

Pupuk KimiaUrea

PemeliharaanAwal tanam, pengendalian HPT dengan Fungisida

Pemanenan Tenaga kerja 2 orang, 4.800.000,-/bulan

2. IBU IKASAnggota Keluarga4 orang

Luas lahan2 Ha

BibitKacang panjang, Kangkung dan Jagung

Pupuk DasarPupuk Kandang

Pupuk Kimia-

PemeliharaanAwal tanam, pengendalian HPT dengan Fungisida

Pemanenan Tenaga kerja 2 orang, 1.200.000,-/bulan

4.4.1 KENDALA USAHA TANIBerdasarkan penelitian ke lapangan masalah pada petani di kecamatan sangkulirang adalah :BAPAK RAPI Pengendalian hama yang kuirang efektif menyebabkan kerusakan pada tanaman petani Kurangnya penyuluhan tani dari luar Petani kurang mengerti tentang bertani secara terpadu, sehingga usaha di bidang pertanian menemukan kesulitanIBU IKAS Lokasi jauh dari kecamatan sehingga penyuluhan pertanian kurang efektif Serangan hama pada tanaman kadang-kadang menyebabkan kerugian panen4.4.2 ANALISA USAHA TANILuas lahan adalah besarnya luasan lahan yang dikelola dalam berusaha tani untuk mengasilkan produksi. Benih merupakan salah satu factor yang menentukan keberasilan dalam kegiatan usahatani. Pupuk merupakan salah satu faktor produksi yang dapat meningkatkan hasil tanaman apabila penggunaannya optimal yakni dengan dosis pupuk disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dan unsur hara yang ada. Pestisida merupakan bahan kimia untuk mengendalikan serangan hama dan penyakit yang tumbuh dan menyerang tanaman dilahan petani. Herbisida merupakan obat berbahan kimia dan memiliki bahan aktif untuk mengendalikan Gulma pada lahan bebas tanam dan gulma di lahan tanaman. Fungisida adalah bahan aktif untuk mengendalikan penyakit jamur pada tanaman padi dan Insektisida dengan bahan aktif untuk mengendalikan hama/serangga pada tanaman. Dari penjelasan di atas maka petani membutuhkan biaya setiap penanaman sampai pemanenan, agar petani bisa memperhitungkan segala usaha tani dibuatlah rincian analisa usaha tani sebagai berikut :BAPAK RAPIA. MODALBenih Kangkung 12 bungkus x 21.000,-= 252.000,-Benih Bayam 11 bungkus x 25.000,-= 275.000,-Pupuk UREA 2 kg x 11.000,-= 22.000,-Pestisida 1 liter x 25.000,-= 25.000,-Total modal= 574.000,-B. BIAYA OPERASIONALPengolahan lahan 3 hari x 75.000,-= 225.000,-Penanaman bibit 2 orang x 65.000,-= 130.000,-Pemeliharaan (pemupukan dan penyemprotan pestisida)= 200.000,-Panen dan Pasca Panen= 100.000,-Total biaya operasional= 655.000,-Jumlah Modal + Biaya OperasionalRp. 1.229.000,-C. PENDAPATAN dan KEUNTUNGANBerdasarkan penelitian di lapangan pendapatan petani 100.000,-/hari pada masing-masing tanaman misalkan Kangkung 100.000,- + Bayam 100.000,- = 200.000,-/hari, 200.000,- x 6 hari = 1.200.000,-/ minggu, 1.200.000,- x 4 minggu = 4.800.000,- / bulan, maka hasil yang pendapatan diperoleh setiap bulan adalah 4.800.000,-Keuntungan : Pendapatan Biaya Pengeluaran4.800.000 - 1.299.000,- = 3.571.000,-Bila dalam 1 musim tanam adalah 4 bulan, berarti dalam 1 bulan keuntungannya= 3.571.000,- : 4= 892.750,-D. ANALISISReturn and Cost Ratio (R/C Ratio)= Pendapatan / Total Biaya Pengeluaran= 4.800.000 / 1.229.000,-= 3,9Jika nila R/C ratio lebih > 1 maka usaha tani tersebut dikatakan layak atau untung dan sebaliknya < 1 maka dikatatan tidak layak, berdasarkan analisis petani yang di atas menghasilkan 3,9 yang berarti > 1 maka dikatakan layakIBU IKASA. MODALBenih Kacang PanjangBenih Kangkung 6 bungkus x 21.000,-= 126.000,-Benih Jagung bungkus 4 x 25.000,-= 100.000,-Pupuk UREA 1 kg x 11.000,-= 11.000,-Pestisida 1 liter x 25.000,-= 25.000,-Total modal= 262.000,-B. BIAYA OPERASIONALPengolahan lahan 2 hari x 75.000,-= 150.000,-Penanaman bibit 2 orang x 40.000,-= 80.000,-Pemeliharaan (pemupukan dan penyemprotan pestisida)= 120.000,-Panen dan Pasca Panen= 95.000,-Total biaya operasional= 445.000,-Jumlah pengeluaran Modal + Biaya OperasionalRp. 707.000,-C. PENDAPATAN dan KEUNTUNGANBerdasarkan penelitian di lapangan pendapatan petani 100.000,-/hari pada masing-masing tanaman misalkan Kangkung 100.000,- + Kacang Panjang 100.000,- + Jagung 100.000,- = 300.000,-/minggu, 300.000,- x 4 minggu = 1.200.000,- / bulan, maka hasil yang pendapatan diperoleh setiap bulan adalah 1.200.000,-Keuntungan : Pendapatan Biaya Pengeluaran1.200.000,- + 707.000,- = 493.000,-Bila dalam 1 musim tanam adalah 4 bulan, berarti dalam 1 bulan keuntungannya= 493.000,- : 4= 123.250,-D. ANALISISReturn and Cost Ratio (R/C Ratio)= Pendapatan / Total Biaya Pengeluaran= 1.200.000 / 707.000,-= 1,6Jika nila R/C ratio lebih > 1 maka usaha tani tersebut dikatakan layak atau untung dan sebaliknya < 1 maka dikatatan tidak layak, berdasarkan analisis petani yang di atas menghasilkan 1,6 yang berarti > 1.Berdasarkan penelitian di atas bisa disimpulkan bahwa perlunya pengembangan pertanian di kecamatan sangkulirang agar pertanian di kecamatan ini semakin berkembang bagi daerah tersebut, karena kemajuan pertanian di daerah tersebut bisa menambah kebutuhan rumah tangga yang berlimpah dan tidak perlu impor bahan makanan yang dari pertanian, pertanian maju maka masyarakat juga sejahtera. Perlunya penerapan Sistem Pertanian Terpadu di wilayah kecamatan sangkulirang agar meminimalisir biaya dan mendapatkan hasil optoimal maka dibutuhkan peran pemerintah yang baik untuk mengatasi masalah ini.

4.4. April Indahyani (12.542.111.000.783)4.4.1. H. Amang Dari hasil survey yang saya lakukan petani yang bernama H. Amang memiliki luas lahan sebesar 4 ha. Jenis tanaman yang yang di budidayakan adalah karet dan pisang. Pada proses pemupukan pupuk yang digunakan adalah pupuk kimia yaitu pupuk urea.Masalah yang dihadapi petani adalah hama yang menyerang tanaman karet yaitu rayap. Hama ini biasanya menyerang tanaman yang masih muda. Sistem kerjanya adalah rayap awalnya menyerang bagian akar lalu masuk ke dalam batang. Rayap menggrogoti batang dan akar dari dalam sehingga petani tidak dapat meihat secara kasat mata tanaman yang sedang terserang hama. Ketika tingkat serangan tinggi tanaman akan mati, dengan batang yang rapuh. Petani setempat mengendalikan rayap dengan menggunakan susu cair yang disebar disekitar pohon, sehingga rayap terpancing untuk keluar lalu ditangkap secara manual. Sedangkan penyakit yang menyarang pada tanaman pisang adalah layu fusarium yang menyebabkan seluruh tanaman dalam satu rumpun akan mati termaksud anakan yang ada, infeksi layu fusarium terjadi karena patogen melakukan penetrasi pada akar tanaman pisang, gejalanya yaitu menguningnya daun tua, perubahan bentuk dan ukuran ruas daun yang baru mucul lebih pendek, dan perubahan warna pada bonggol. Para petani malakukan pengendalian dengan cara menebang tanaman yang terkena penyakit layu fusarium agar tidak menular pada tanaman yang lain. Petani mengalami kendala saat pemanenan karena lahan yang luas, sehingga petani kewalahan dalam pemanenan getah dan pisang karena tidak ada tenaga kerja. Pada saat penjualan juga sering terjadi kendala karena penampung getah karet yang jauh sehingga proses penjualan memakan waktu yang lama.

Petani H. Amang

Jumlah Anggota KeluargaLuas LahanUsaha Tani Tanaman

6 orang4 HaMenanam :Bibit : karet dan pisangP.Dasar : -P.kimia : ureaTenaga Kerja : 1 orang

Pemeliharaan :Pengairan : -Pemupukan : 6 bulan awal tanam Pengendalian HPT : 1 bulan sekali untuk karet dan setiap tahun untuk tanaman pisangTenaga Kerja : 1 orang

Pemanenan :Tenaga Kerja : 2 orangHasil panen : tergantung hasil panen

Analisis usaha taniNoUraianJumlah (Rp)

Modal

12Bibit karetBibit pisang25.000-

3pupuk urea 20 Kg x 11.000220.000

Jumlah modal Rp. 245.000

BBiaya operasional

1Pengolahan lahan400.000

2Penanaman bibit200.000

3Pemupukan200.000

45Panen dan pasca panenBiaya lain200.000100.000

Jumlah biaya operasionalRp. 1.100.000

Total PengeluaranRP. 1.345.000

a. Keuntungan Dapat dikatakan untung apabila ketika analisa biaya dan pendapatan yang diperoleh, maka keuntungan yang di dapat ialahTanaman karet dan pisang = Pendapatan Biaya Pengeluaran = Rp 4.800.000 Rp 1.345.000 = Rp 3.455.000b. AnalisaReturn and cost rasio ( R/C ratio) = pendapatan/total biaya = 4.800.000/1.345.000 = 3.5Jika nilai R/C ratio lebih dari satu maka usaha tani tersebut dikatakan untung. Sebaliknya apabila R/C ratio kurang dari satu maka usaha tani dikatakan rugi. Maka dari analisa diatas ditunjukan bahwa nilai R/C ratio usaha tani 3,6 > 1 berarti usaha tani tersebut untung.

4.4.2 Ridwan RDari hasil survey yang saya lakukan petani yang bernama Bapak Ridwan R memiliki luas lahan sebesar 3,5 ha. Jenis tanaman yang yang di budidayakan adalah karet. Pada proses pemupukan pupuk yang digunakan adalah pupuk kimia yaitu pupuk urea.Masalah yang dihadapi Bapak Ridwan sama dengan masalah yang dihadapi H.Amang, hama yang menyerang tanaman adalah rayap. Hama ini biasanya menyerang tanaman yang masih muda. Sistem kerjanya adalah rayap awalnya menyerang bagian akar lalu masuk ke dalam batang. Rayap menggrogoti batang dan akar dari dalam sehingga petani tidak dapat meihat secara kasat mata tanaman yang sedang terserang hama. Ketika tingkat serangan tinggi tanaman akan mati, dengan batang yang rapuh. Petani setempat mengendalikan rayap dengan menggunakan susu cair yang disebar disekitar pohon, sehingga rayap terpancing untuk keluar lalu ditangkap secara manual. Petani sering mengalami kendala saat pemanenan karena lahan yang luas, sehingga petani kewalahan dalam pemanenan getah karena tidak ada tenaga kerja. Pada saat penjualan juga sering terjadi kendala karena penampung getah karet yang jauh sehingga proses penjualan memakan waktu yang lama.

Petani Ridwan R

Jumlah Anggota KeluargaLuas LahanUsaha Tani Tanaman

3 orang3,5 HaMenanam :Bibit : karet P.Dasar : -P.kimia : ureaTenaga Kerja : 1 orang

Pemeliharaan :Pengairan : -Pemupukan : 6 bulan awa tanam Pengendalian HPT : 1 bulan sekali Tenaga Kerja : 1 orang

Pemanenan :Tenaga Kerja : 2 orangHasil panen : tergantung hasil panen

Analisis usaha taniNoUraianJumlah (Rp)

Modal

1Bibit karet25.000

2pupuk urea 20 Kg x 11.000220.000

Jumlah modal ARp. 245.000

BBiaya operasional

1Pengolahan lahan300.000

2Penanaman bibit100.000

3Pemupukan100.000

4Panen dan pasca panen200.000

Jumlah biaya operasionalRp. 700.000

Total PengeluaranRP. 945.000

a. Keuntungan Dapat dikatakan untung apabila ketika analisa biaya dan pendapatan yang diperoleh, maka keuntungan yang di dapat ialah = Pendapatan Biaya Pengeluaran = Rp 3.600.000 Rp 945.000 = Rp 2.655.000b. AnalisaReturn and cost rasio ( R/C ratio) = pendapatan/ total biaya = 3.600.000/945.000 = 3,8Jika nilai R/C ratio lebih dari satu maka usaha tani tersebut dikatakan untung. Sebaliknya apabila R/C ratio kurang dari satu maka usaha tani dikatakan rugi. Maka dari analisa diatas ditunjukan bahwa nilai R/C ratio usaha tani 3,6 > 1 berarti usaha tani tersebut untung.

4.6 Prisca Chintia Dewi4.6.1. Umar Sahid Umur 39 tahun, anggota keluarga yang tinggal bersama petani tersebut berjumlah 4 orang. Sedangkan jumlah tenaga kerja yang ia miliki berjumlah 2 orang. Dari survey yang telah saya lakukan, bibit rumput laut yang di gunakan berasal dari bantuan pemerintah, dan luas kepemilikan lahan yang di gunakan oleh petani tersebut untuk membudidayakan rumput laut tersebut yaitu 100 x 50 Ha. Budidaya rumput laut ini tidak menggunakan pupuk dasar maupun pupuk kimia, dan cara budidayapun sangat sederhana karna tidak adanya bahan-bahan kimia yang digunakan oleh etani tersebut.Sedangkan masalah atau kendala yang dihadapi oleh petani tersebut yaitu bukan hama / gulma yang menyerang jenis budidaya tanaman ini melainkan banjir yang menyebabkan kerusakan pada budidaya rumput laut tersebut. Petani Umar Sahid

Jumlah Anggota KeluargaLuas LahanUsaha Tani Tanaman

4 orang100 x 50 HaMenanam :Bibit : Rumput LautP.Dasar : -P.kimia : Tenaga Kerja : 2 orang

Pemeliharaan :Pengairan : -Pemupukan : -Pengendalian HPT : -Tenaga Kerja : -

Pemanenan :Tenaga Kerja : 2 orangHasil panen : 2 bulan, per 1 kali panen

Analisis usaha taniNoUraianJumlah (Rp)

Modal

1Bibit karet-

Jumlah modal ARp. 0 -

Biaya lain-lain

Keuntungan Dapat dikatakan untung apabila ketika analisa biaya dan pendapatan yang diperoleh, dengan tenaga kerja 2 orang mereka menggunakan biaya sebanyak Rp.2.000.000 dalam pengerjaan budidaya rumput laut ini maka keuntungan yang di dapat ialah = pendapatan per 2 bln biaya pengeluaran=1 kg Rp. 14.000 x 2 bulan = Rp. 14.000.000 2.000.000= Rp. 12.000.000AnalisaReturn and cost rasio ( R/C ratio) = pendapatan/ total biaya = Rp. 14.000.000/2.000.000 (biaya bersih per 2 bulan) = Rp. 7Jika nilai R/C ratio lebih dari satu maka usaha tani tersebut dikatakan untung. Sebaliknya apabila R/C ratio kurang dari satu maka usaha tani dikatakan rugi.

4.6.2 Bapak laliha a. Budidaya Sayur, padi dan Lahan keringAnggota Keluarga4 orang

Luas lahan3 Ha

BibitSayuran, Padi, Lahan kering

Pupuk DasarPupuk Kandang,

Pupuk KimiaUrea

PemeliharaanPengendalian HPT = Ulat, Tikus

Pemanenan Tenaga Kerja = 2 orang, Hasil Panen Sayuran = 100 kg x Rp. 12.000 = Rp. 12.000.000

Berikut rincian analisis usaha dari lahan jagung dan sayuran dari petani yang telah diamati di kecamatan Sangkulirang :NoUraianJumlah

A. Modal

1Bibit/Benih-

2PupukRp. 500.000

3PestisidaRp. 550.000

Jumlah Modal (A)Rp. 1.50.000

B. Biaya Operasional/Upah Kerja

1PenanamanRp. 1.500.000

2Pengaplikasian PestisidaRp. 1.600.000

3Panen dan Pasca PanenRp.1.500.000

4Biaya TransportRp. 2.500.000

5Biaya Lain-LainRp. 500.000

JumlahRp. 7.600.000

Pengeluaran (A+B)Rp. 8.650.000

Dari hasil survey yang telah saya lakukan dari petani yang bernama bapak Laliha umur 40 tahun jumlah keluarga 4 orang, jenis tanaman sayuran, padi dan lahan kering, dengan jumlah tenaga kerja 2 orang 100 kg x Rp. 12.000 = Rp. 12.000.000 dikurangi dengan biaya operasional kerja 12.000.000 8.650.000 = 3.350.000Return and Cost Ratio (R/C ratio)= Pendapatan/Total Biaya= Rp. 12.000/8.650.000= Rp. 1.47Jika nilai R/C ratio lebih besar dari 1, maka usaha tani tersebut dikatakan layak atau untung. Sebaliknya jika nilai tersebut kurang dari 1, maka usaha tani tersebut dikatakan tidak layak atau rugi. Dari analisis biaya di atas, maka usaha tani bapak Jamaluddin dikatakan layak atau untung, karena nilai R/C rationya 1,47(>1).

b. TernakTernakKambing

Jumlah Ternak5 Ekor

NutrisiDaun-daunan dan rumput

Untuk pendapatan bapak Laliha dari hasil peternakan dan penjualan kambing ialah Rp.2.500.000,-/ ekor kambing. Pendapatan bapak Laliha dalam usaha peternakan kambing ini tidak tetap dan tidak dapat dirincikan, karena harga kambing yang dijual juga bervariasi sesuai kesepakatan/nego yang disepakati. Selain itu ternak tersebut juga tidak seluruhnya dijual, ada juga yang di konsumsi untuk pribadi. Untuk biaya pemeliharaannya pun tidak tetap.

V. PENUTUP5.1 Kesimpulan1. Kecamatan Sangkulirang adalah kecamatan tertua di kabupaten kutai timur.2. Kecamatan Sangkulirang mempunyai banyak potensi dari masing-masing desa yang terdapat di dalamnya.3. Kendala umum yang dialami para petani di Sangkulirang menyangkut masalah hama.4. Sistem pertanian yang dianut para petani di kecamatan Sangkulirang kebanyakan masih menggunakan sistem pertanian tradisional, kecuali beberapa petani yang terdapat di desa Bual-bual.5.2 Saran1. Kegiatan sosialisasi dan sosialisasi untuk petani harusnya lebih sering diadakan guna memperluas wawasan petani.2. Tugas lapangan ini dapat menjadi sarana komunikasi bagi mahasiswa dan petani, jadi sebaiknya harus terus diadakan.

DAFTAR PUSTAKAhttp://ag1992.blogspot.com/2012/11/sistem-pertanian-terpadu.html/Diaksestanggal 23 Maret 2013http://ceritanurmanadi.wordpress.com/2012/10/22/mengenal-mina-padi/Diakses tanggal 24 Maret 2013http://dispertan.kaltimprov.go.id/artikel-87-pertanian-terpadu.htmlhttp://giskemiskinankutim.com/Desa_Suka_Damai.html#_http://www.agriculturesnetwork.org/magazines/indonesia/3-jasa-binatang/menuju-sistem-pertanian-peternakan-terpadu/ Diakses tanggal 23 Maret 2013 http://www.antarakaltim.com/print/5816/petani-teluk-pandan-optimistis-tingkatkan-produksi-padihttp://www.muhammadiyah.or.id/news-87-detail-pertanian-terpadu-solusi-cegah-menurunnya-kesuburan-lahan.htmlhttp://www.namagraph.com/article/arsitektur-lanskap/44-agrowisata-wisata-lanskap-pertanian/ Diakses tanggal 23 Maret 2013http://www.pupukkaltim.com/ina/berita/berita/mitra-binaan-pupuk-kaltim-sukses-panen-padi-dengan-hasil-memuaskan/https://www.academia.edu/4906432/MAKALAH_MATA_KULIAH_SISTEM_PERTANIAN_TERPADU_kelompok_37