makalah relasi antara tuhan alam dan manusia.docx

19
RELASI ANTARA TUHAN, MANUSIA DAN ALAM BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (QS Al-A’raf 96) Di dalam ayat di atas sangat nyata bagaimana Allah mengkaitkan antara perilaku penduduk negeri dengan gerak alam, baik yang datang dari bawah atau bumi maupun dari atas alias langit. Allah menjamin bahwa jika penduduk negeri beriman dan bertakwa niscaya Allah akan perintahkan langit dan bumi untuk memberikan banyak keberkahan bagi penghuninya. Dan Allah senantiasa menepati janjinya, tidak pernah mengingkari janjiNya. Namun sebaliknya, Allah menyampaikan ancaman bila penduduk negeri mendustakan ayat-ayat Allah, maka

Upload: ahmad-khoirudin

Post on 05-Dec-2014

204 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH RELASI ANTARA TUHAN ALAM DAN MANUSIA.docx

RELASI ANTARA TUHAN, MANUSIA DAN ALAM

BAB I

PENDAHULUAN1.1  Latar Belakang

Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami

akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka

mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan

perbuatannya. (QS Al-A’raf 96)

Di dalam ayat di atas sangat nyata bagaimana Allah mengkaitkan antara perilaku

penduduk negeri dengan gerak alam, baik yang datang dari bawah atau bumi

maupun dari atas alias langit. Allah menjamin bahwa jika penduduk negeri

beriman dan bertakwa niscaya Allah akan perintahkan langit dan bumi untuk

memberikan banyak keberkahan bagi penghuninya. Dan Allah senantiasa

menepati janjinya, tidak pernah mengingkari janjiNya.

Namun sebaliknya, Allah menyampaikan ancaman bila penduduk negeri

mendustakan ayat-ayat Allah, maka pastilah Allah akan menyiksa mereka

disebabkan perbuatan penghuninya.

Lalu mengapa di negeri berpenduduk muslim terbanyak di dunia, yaitu Indonesia,

terjadi bencana beruntun? Sungguh, penulis khawatir jangan-jangan jumlah

muslim di negeri ini memang sangat banyak, namun benarkah kita berlaku jujur

dalam pengakuan keimanan kita?

1.2  Rumusan Masalah

Page 2: MAKALAH RELASI ANTARA TUHAN ALAM DAN MANUSIA.docx

Dari latar belakang di atas, maka kita dapat menyimpulkan beberapa rumusan

masalah. Sebagai berikut :

1.      Apa pengertian tentang Tuhan?

2.      Apa konsep dasar tentang makhluk?

3.      Bagaimana relasi antara Tuhan, alam dan manusia?

1.3  Tujuan

1.      Untuk mempelajari pengertian tentang Tuhan.

2.      Untuk mempelajari tentang konsep dasar makhluk.

3.      Untuk mempelajari tentang relasi antara Tuhan dengan manusia.

4.      Untuk mempelajari tentang relasi antara manusia dengan alam.

Page 3: MAKALAH RELASI ANTARA TUHAN ALAM DAN MANUSIA.docx

BAB II

PEMBAHASAN

2.1  Pengertian tentang TuhanA.    Tuhan berada di luar jangkauan pikiran dan akal

Seluruh alam semesta yang tak terhingga terbentang di hadapan mata kita. Tetapi

di balik semuanya itu terdapat kekuatan Maha Gaib yang mendalangi semua

‘permainan’. Bahkan orang-orang yang tidak percaya kepada kebenaran agama

mereka tidak menyangkal bahwa kekuatan Yang Maha Gaib itu memang ada.

Tuhan tidak dapat dibatasi waktu, Ia luhur dan mandir. Seluruh ciptaanNya

mentaati perintahNya. Namun Ia bukanlah pelakuNya. Ia tak berbentuk, Ia maha

ada dan memelihara segala sesuatu. Ia pencipta, tak bergerak, Maha Kuasa,

Abadi, Penebus Dosa, Tak Terpahamkan, Tak Terjangkaukan, Tanpa Awal, Kekal

dan Ia adalah Kesadaran murni. Ia Tak terkalahkan dan Gudang pengetahuan,

Swadaya, Ia lautan kenikmatan dan Ia Maha Ada. Ia merupakan perwujudan

Sabda dan Nama-Nya memelihara segala sesuatu.[1]

B.     Konsep Allah dalam paganisme (penyembahan berhala) arab

Kata Allah adalah ‘kata fokus’ tertinggi dalam sistem Al-Qur’an, yang nilai

penting dan kedudukanNya tidak ada yang melebihinya. Secara umum, sebuah

nama, dalam arti sebuah kata adalah simbol dari sesuatu. Dalam dunia arab pra

islam, konsep Allah sudah memiliki makna dan arti, diantaranya:

1)      Allah dalam konsepsi ini adalah Pencipta dunia.

2)      Dialah pemberi kehidupan terhadap segala sesuatu.

3)      Dialah satu-satunya yang memimpin dengan sangat sungguh-sungguh.

4)      Dialah objek dari apa yang kita deskripsikan sebagai monotheisme (paham

keTuhanan yang Maha Esa).

5)      Akhirnya, Allah adalah penguasa Ka’bah.[2]

Page 4: MAKALAH RELASI ANTARA TUHAN ALAM DAN MANUSIA.docx

C.     Siapakah Tuhan dan bagaimanakah hubungannya dengan kita

Tuhan Yang Maha Kuasa adalah pencipta seluruh alam semesta. Ia menciptakan

segala sesuatu dari diri-Nya sendiri. Karena itulah, Ia adalah pencipta sejati. Ia

merupakan keseluruhannya. Sumber dari hakikat yang membentuk jiwa kita, itu

disebut Tuhan. Bila kita merupakan tetesan kesadaran, maka Ia adalah lautan

kesadaran. Bila merupakan seberkas sinar dari hakikat kesadaran, maka Ia adalah

matahari dari hakikat kesadaran itu. Jiwa penuh kasih, dan Tuhan adalah sumber

dari segala kasih.[3]

D.    Bukti bahwa Allah Ada

Apabila kita hendak berbicara tentang bukti-bukti material haruslah dimulai

dengan makhluk. Dialah merupakan bukti sepanjang siang dan malam berada

dihadapan kita dan kita rasakan langsung keberadaannya sebab hal hal tersebutlah

yang kita geluti sehari-hari. Itu adalah perkara yang tidak dapat dibantah oleh

siapapun. Dengan demikian hanya dengan menggunakan bahwa alam semesta

telah diciptakan dan dipersiapkan bagi kehidupan manusia sebelum manusia

diciptakan. Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah 29: “Dia-lah yang

menjadikan segala sesuatu yang ada di bumi untuk kamu dan dia berkehendak

(menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit! Dan dia Maha mengetahui

segala sesuatu”.[4]

2.2  Konsep dasar makhlukA.    Teori segala sesuatu

Sangat sukar untuk membangun sebuah teori penyatuan segala sesuatu dengan

lengkap yang merupakan tolok tunggal. Maka sebagai gantinya, kita telah

membuat kemajuan dengan menemukan teori-teori secara parsial atau per bagian

dari teori penyatuan. Teori tersebut menyatakan sebuah batasan kawasan dari

kejadian-kejadian dan mengabaikan pengaruh-pengaruh lain atau

memperkirakannya dengan angka-angka tertentu. Dapatkah benar-benar ada

sebuah teori penyatuan segala sesuatu? Akankah kita hanya memburu sebuah

fatamorgana? Jawaban atas pertanyaan ini terdapat tiga kemungkinan, yaitu:

a.       Benar-benar ada sebuah teori penyatuan yang lengkap, yang ditemukan pada

suatu saat jika kita benar-benar pandai.

Page 5: MAKALAH RELASI ANTARA TUHAN ALAM DAN MANUSIA.docx

b.      Tidak terdapat teori tentang alam semesta yang terakhir, hanya sebuah deretan

teori yang menggambarkan alam semesta yang lebih akurat.

c.       Tidak terdapat teori tentang alam semesta. Kejadian yang tidak dapat diprediksi

di luar sebuah keberadaan tertentu, namun terjadi dalam sebuah cara yang

sekehendak dan acak.[5]

B.     Teori penciptaan alam semesta

Dalam surat Al-Baqarah ayat 117 Allah SWT berfirman: “Pencipta langit dan

bumi, bila Dia berkehendak atas sesuatu. Dia mengatakan-Nya, Jadilah dan

terjadilah ia”. Dalam model teori ledakan Big Bang, apabila waktu nyata

diinterpolasikan ke arah titik mula kelahiran alam semesta, maka apapun dalilnya

akan sampai pada suatu keadaan kemanunggalan masif awal. Singularitas awal

atau kemanunggalan awal adalah suatu keadaan yang tak terhindarkan dari

kenyataan alam semesta yang tidak bergantung pada ada atau tidaknya pengamat

dalam alam semesta. Teori fisiki kuantum mula-mula muncul pada awal abad ke-

20. Fisika kuantum berpendapat bahwa gerak materi di dalam situasi atau pada

tingkat kuantum tidak memiliki sifat deterministik atau pasti seperti pada tingkat

mekanik klasik, tetapi ia memiliki sifat probabilistik atau kemungkinan-

kemungkinanyang ada.[6]

C.     Beragam konsepsi tentang alam semesta

Pada umumnya ada tiga macam konsepsi tentang alam semesta atau identifikasi

tentang alam semesta, yaitu :

1)      Ilmu pengetahuan yang didasarkan pada dua hal yaitu teori dan eksperimen.

2)      Filsafat yang didasarkan pada prinsip yang jelas dan tidak dapat disangkal lagi

oleh akal dan bersifat umum dan konpherensif.

3)      Agama yang didasarkan pada pemikiran dan hujah. Dengan demikian konsepsi

islam mengenai alam semesta bersifat rasional dan filosofis. Selain konsepsi

filosofis yaitu abadi dan komprehensif, konsepsi religius tentang alam semesta tak

seperti konsepsi ilmiah dan filosofis murni, memiliki satu nilai lagi, yaitu

menyucikan prinsip-prinsip konsepsi alam semesta.[7]

2.3  Relasi antara Tuhan, alam dan manusia1.      Tuhan dan manusia

Page 6: MAKALAH RELASI ANTARA TUHAN ALAM DAN MANUSIA.docx

Relasi yang kompleks secara konseptual dapat dianalisis berdasarkan empat

bentuk utama relasi antara Tuhan dan manusia, antara lain:

a.       Relasi ontologis yaitu antara Tuhan sebagai sumber eksistensi manusia yang

utama dan manusia sebagai representasi dunia wujud eksistensi nya berasal dari

Tuhan atau dengan kata lain hubungan Pencipra dengan makhluk.

b.      Relasi komunikatif yaitu Tuhan dan manusia dibawa ke dalam korelasi yang

sangat dekat satu sama lain dan melalui komunikasi timbal balik.

c.       Relasi Tuan-hamba, relasi ini melibatkan Tuhan sebagai di pihak Tuhan sebagai

Tuan (Rabb), semua konsep yang berhubungan dengan keagunganNya, sedangkan

manusia sebagai hamba yang patuh.

d.      Relasi etik, relasi ini didasarkan pada perbedaan dasar antara dua aspek yang

berbeda yang dapat dibedakan dengan konsep tentang Tuhan itu sendiri dan

manusia sendiri.

2.      Manusia dan alamPada kenyataannya saat ini manusia sudah tidak lagi memperhatikan

keseimbangan alam dalam pengeksploitasiannya. Saat ini manusia sudah dikuasai

nafsu untuk meraup keuntungan sebanyak-banyaknya sehingga dalam

memanfaatkan alam tak lagi memperdulikan dampak buruk terhadap keimbangan

ekosistem alam di bumi ini. Hutan-hutan yang dulu lebat kini sudah gundul

karena pohonnya habis ditebangi untuk berbagai macam keperluan industri.

Ditambah lagi mayoritas kegiatan penebangan pohon tidak diikuti dengan

kegiatan menanam pohon dengan persentase minimal setara dengan banyak pohon

yang ditebang. Hal ini sungguh berakibat fatal, karena dengan demikian fungsi

hutan sebagai penahan air, penyaring udara dan habitat bagi berbagai macam

ekosistem flora dan fauna bisa musnah. Bila hal itu terjadi, maka jelaslah hanya

dampak buruk yang akan kita terima sebagai konsekuensinya. Contohnya saja

banjir bandang, tanah longsor dan yang paling parah ialah pemanasan global yang

sekarang sedang terjadi. Dan ketika musibah itu terjadi, maka kita secara refleks

akan berdo’a kepada Allah dengan hati yang ikhlas dan semata-mata karena Allah

karena berharap kita segera diselamatkan dari musibah itu.

Padahal hakekatnya manusia ini diciptakan oleh Allah ialah untuk menjadi

khalifah di muka bumi ini. Hal tersebut dijelaskan Allah SWT dalam Al-Quran

surat Al-Baqarah ayat 30 yang artinya, ” Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman

Page 7: MAKALAH RELASI ANTARA TUHAN ALAM DAN MANUSIA.docx

kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah

di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah)

di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan

darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan

mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa

yang tidak kamu ketahui." Kita sebagai manusia benar-benar wajib untuk

bersyukur karena kita sebagai manusia yang merupakan makhluk ciptaan Allah

sama seperti tumbuhan, malaikat, hewan ataupun setan namun ternyata kita diberi

suatu tanggung jawab yang istimewa. Apakah itu ? Yaitu Allah SWT

mempercayakan bumiNya ini untuk diurus oleh kita manusia. Padahal sebelum

Allah memberikan amanah mulia ini pada manusia, Allah telah terlebih dahulu

menawarkannya pada para malaikat dan malaikat menyatakan tidak sanggup, lalu

Allah juga menawarkannya kepada gunung namun gunung juga menyatakan tidak

sanggup, begitu pula ketika ditawarkan kepada golongan jin serta makhluk ciptaan

Allah yang lain, semuanya menyatakan tidak sanggup. Kemudian Allah

mempercayakan amanah yang sungguh luar biasa berat ini kepada golongan

manusia, lalu mengapa kita tidak bersyukur ? Maka dari itu mari kita lihat

kembali siapa diri kita sebenarnya. Amanah yang dibebankan oleh Allah di

pundak manusia sungguh sangatlah berat. Apabila kita telah menyadari tanggung

jawab itu, maka kita akan selalu bersyukur dan akan menjalankan fungsi dan tugas

kita sebagai khalifah di muka bumi ini dengan baik. Yaitu kita akan benar-benar

menjadi pemimpin di bumi ini dan menjaga alam ini. Kita tidak akan merusak

hutan, mencemari laut dan tidak akan membuat polusi karena kita sadar bahwa

bumi ini adalah titipan Allah SWT kepada manusia. Kita juga akan menjadikan

bumi ini sebagai ladang amal sebagai bekal menuju kehidupan yang hakiki yaitu

kehidupan akhirat, dengan cara menjaga kelestarian alam ini dan kita akan selalu

berusaha sebisa mungkin agar peringatan Allah pada surat Ar-Ruum ayat 41 yang

artinya, “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena

perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian

dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”,

menjadi cambuk yang keras agar kita selalu istiqomah dalam bertauhid kepada

Allah dan menjaga kelestarian alam ciptaan Allah yang Maha Mulia ini.

A.    KONSEP األرضى فى الله خلفة

Page 8: MAKALAH RELASI ANTARA TUHAN ALAM DAN MANUSIA.docx

Istilah Khalifatullah fi al-ardh secara harfiah memiliki sejumlah tafsir pemaknaan.

Pertama, yang populer istilah khalifatullah berarti delegasi dan wakil Allah SWT

di muka bumi. Kepatuhan alam semesta kepada kepentingan manusia.

يفسدفيها من فيها اتجعل قالوا خليفة االرض فى جاعل ي إن للملئكة ك رب قال وإذ

ماالتعلمون اعلم ي إن قال لك ونقدس بحمدك ح نسب ونحن الدماء ويسفكIngatlah ketika Rabb-mu berfirman kepada para Malaikat: Sesungguhnya Aku

hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi. Mereka berkata: Mengapa

Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat

kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih

dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau? Rabb berfirman: Sesungguhnya

Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui. (QS. Al-Baqarah [2]:30)

Sementara kedua, istilah khalifatullah berarti penguasa yang menggantikan ras

makhluk Allah SWT (yang lain) di muka bumi. Jadi khalifah dalam konsep ini

bermakna dua, sebagai wakil/utusan dan atau sebagai pengganti peradaban suatu

ras yang telah eksis sebelumnya.

ذين ال كمااستخلف االرض فى هم لتستخلفن وعملواالصلحت امنوامنكم ذين وعدالله ال

قبلهم .من

“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan

mengerjakan amal-amal saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan

mengkhalifahkan mereka di muka bumi, sebagaimana Dia telah mengkhalifahkan

bangsa sebelum mereka..”. (QS. An-Nuur [24]: 55).

تعملون كيف فينظر األرض فى ويستخلفكم عدوكم يهلك ان كم رب عسى قال“..Musa menjawab: ‘Mudah-mudahan Allah membinasakan musuhmu dan

menjadikan kamu khalifah di bumi(Nya)’…”. (QS. Al-A’raaf [7]: 129).

B.     KONSEP عبادةIbadah merupakan bahasa serapan dari Bahasa Arab ‘abada yang artinya hamba.

Sementara ibadah sendiri berarti suatu penghambaan dan kebaktian seorang

mahluk kepada Sang Penciptanya. Ibadah tidak dapat dimaknai hanya dengan

shalat saja, namun cakupannya sangat kompleks hingga seluruh aspek kehidupan

manusia.

Page 9: MAKALAH RELASI ANTARA TUHAN ALAM DAN MANUSIA.docx

Secara umum, ritus ibadah di dalam ajaran Islam di bagi menjadi dua katagori,

yaitu:

1. Ibadah Mahdhah, yaitu suatu ritus ibadah seorang Muslim langsung kepada

Allah SWT. Bentuk ibadah ini antara lain seperti shalat, dzikir, puasa dan haji.

Artinya adalah bahwa ibadah ini merupakan hubungan vertikal antara seorang

hamba kepada Allah SWT.

2. Ibadah Ghairu al-Mahdhah, yaitu suatu bentuk ritus ibadah (penghambaan

kepada Allah SWT) kepada Allah SWT dengan perantara makhlukNya. Ibadah ini

dapat berupa muamalah (sosial), munakahat (pernikahan), membangun tempat

ibadah dan pengajian dan lain-lainnya. Ibadah ghaira al-mahdhah ini meski

bersifat kepada sesama (altruistik) namun orientasi dan tujuannya tetaplah

merupakan suatu bentuk pengabdian kepada Allah SWT. Dalam hal ini niat

seseorang memegang peranan yang sangat vital dan menentukan. Pertanyaan

mendasar dalam ranah ibadah adalah mengapa ibadah ini kemudian menjadi

penting dan harus menjadi semangat di dalam hidup seorang hamba. Maka, dari

jawaban tersebut nantinya akan terungkap hikmah-hikmah penghambaan seorang

makhluk yang ternyata adalah kembali kepada kebaikan nasib sang abid tersebut.

Konsep ini berangkat dari pemahaman tauhid bahwa Allah SWT sebagai Tuhan

sama sekali tidak membutuhkan ibadah para makhluknya. Artinya adalah bahwa

tanpa penghambaan makhluknya sekalipun maka Allah SWT tetap akan

berpredikat sebagai Tuhan semesta alam. Tentu ini menjadi semakin menarik

guna di perdalam wilayah kajiannya.

Page 10: MAKALAH RELASI ANTARA TUHAN ALAM DAN MANUSIA.docx

BAB III

PENUTUP4.1  Kesimpulan

Apabila kita hendak berbicara tentang bukti-bukti material haruslah dimulai

dengan makhluk. Dialah merupakan bukti sepanjang siang dan malam berada

dihadapan kita dan kita rasakan langsung keberadaannya sebab hal hal tersebutlah

yang kita geluti sehari-hari. Itu adalah perkara yang tidak dapat dibantah oleh

siapapun. Dengan demikian hanya dengan menggunakan bahwa alam semesta

telah diciptakan dan dipersiapkan bagi kehidupan manusia sebelum manusia

diciptakan. Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah 29: “Dia-lah yang

menjadikan segala sesuatu yang ada di bumi untuk kamu dan dia berkehendak

(menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit! Dan dia Maha mengetahui

segala sesuatu”.

Relasi yang kompleks secara konseptual dapat dianalisis berdasarkan empat

bentuk utama relasi antara Tuhan dan manusia, antara lain:

a.       Relasi ontologis yaitu antara Tuhan sebagai sumber eksistensi manusia yang

utama dan manusia sebagai representasi dunia wujud eksistensi nya berasal dari

Tuhan atau dengan kata lain hubungan Pencipra dengan makhluk.

b.      Relasi komunikatif yaitu Tuhan dan manusia dibawa ke dalam korelasi yang

sangat dekat satu sama lain dan melalui komunikasi timbal balik.

c.       Relasi Tuan-hamba, relasi ini melibatkan Tuhan sebagai di pihak Tuhan sebagai

Tuan (Rabb), semua konsep yang berhubungan dengan keagunganNya, sedangkan

manusia sebagai hamba yang patuh.

d.      Relasi etik, relasi ini didasarkan pada perbedaan dasar antara dua aspek yang

berbeda yang dapat dibedakan dengan konsep tentang Tuhan itu sendiri dan

manusia sendiri.

Padahal hakekatnya manusia ini diciptakan oleh Allah ialah untuk menjadi

khalifah di muka bumi ini. Hal tersebut dijelaskan Allah SWT dalam Al-Quran

surat Al-Baqarah ayat 30 yang artinya, ” Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman

kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah

Page 11: MAKALAH RELASI ANTARA TUHAN ALAM DAN MANUSIA.docx

di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah)

di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan

darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan

mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa

yang tidak kamu ketahui."

Amanah yang dibebankan oleh Allah di pundak manusia sungguh sangatlah berat.

Apabila kita telah menyadari tanggung jawab itu, maka kita akan selalu bersyukur

dan akan menjalankan fungsi dan tugas kita sebagai khalifah di muka bumi ini

dengan baik. Yaitu kita akan benar-benar menjadi pemimpin di bumi ini dan

menjaga alam ini. Kita tidak akan merusak hutan, mencemari laut dan tidak akan

membuat polusi karena kita sadar bahwa bumi ini adalah titipan Allah SWT

kepada manusia. Kita juga akan menjadikan bumi ini sebagai ladang amal sebagai

bekal menuju kehidupan yang hakiki yaitu kehidupan akhirat, dengan cara

menjaga kelestarian alam ini dan kita akan selalu berusaha sebisa mungkin agar

peringatan Allah pada surat Ar-Ruum ayat 41 yang artinya, “Telah nampak

kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia,

supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan

mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”, menjadi cambuk yang

keras agar kita selalu istiqomah dalam bertauhid kepada Allah dan menjaga

kelestarian alam ciptaan Allah yang Maha Mulia ini.

4.2  Saran

Dengan adanya penjelasan seperti di atas semoga kita selalu bisa menjaga dan

melestarikan alam sekitar sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah SWT dan

mendapan ridho dari-Nya sebagai tujuan hakiki hidup manusia.

Page 12: MAKALAH RELASI ANTARA TUHAN ALAM DAN MANUSIA.docx

DAFTAR PUSTAKA

M. Solihin. Perkembangan Filsafat. Pustaka Setia. Bandung : 2007.

Toshihiko Izutsu. Relasi Tuhan dan Manusia. PT. Tiara Wacana. Yogyakarta : 2003.Sabdono Surohadikusumo. Kemana Mencari Tuhan. Pustaka Dian. Yogyakarta : 2006.

Murtadha Muthahhari. Manusia dan Alam Semesta. Penerbit Lentera. Jakarta : 2006.

Ahmad Marconi. Bagaimana Alam Semesta Diciptakan. Pustaka Jaya. Jakarta : 2003.

Stephen W. Hawking. Teori Segala Sesuatu. Pustaka Pelajar. Yogyakarta : 2007.

Franz Magnis Suseno. Menalar Tuhan. Kanisius. Yogyakarta : 2006.

Ian G. Barbour. Menemukan Tuhan. Mizan Media Utama. Bandung : 2002.

[1] Sabdono Surohadikusumo. Kemana Mencari Tuhan, (Yogyakarta : Penerbit Pustaka Dian, 2006), hlm. 26.[2] Toshihiko Izutsu. Relasi Tuhan dan manusia, (Yogyakarta : PT. Tiara Wacana Yogya, 2003), hlm. 107.[3] Sabdono Surohadikusumo. Op. Cit. hlm. 37.[4] Mutawalli Asy-Sya’rawi. Bukti Adanya Allah, (Jakarta : Gema Insani Press, 2000), hlm. 16.[5] Stephen W. Hawking. Teori Segala Sesuatu, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2007), hlm. 122-134.[6] Ahmad Marconi. Bagaimana Alam Semesta diciptakan, (jakarta : PT. Kiblat Buku Utama, 2003), hlm. 142.[7] Murtadha Muthahhari. Manusia dan Alam Semesta, (Jakarta : Penerbit Lentera, 2006), hlm. 51-59.