makalah penyelenggaraan jenazah
TRANSCRIPT
MAKALAH PENYELENGGARAAN JENAZAHOleh : Taufiqurakhim Aliyathma
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam menganjurkan ummatnya agar selalu ingat akan mati, Islam juga
menganjurkan ummatnya untuk mengunjungi orang yang sedang sakit menghibur dan
mendo’akannya. Apabila seseorang telah meninggal dunia, hendaklah seorang dari
mahramnya yang paling dekat dan sama jenis kelaminnya melakukan kewajiban yang
mesti dilakukan terhadap jenazah, yaitu memandikan, mengkafani, menyembahyangkan
dan menguburkannya.
Menyelenggarakan jenazah, yaitu sejak dari menyiapkannya,
memandikannya, mengkafaninya, menshalatkannya, membawanya ke kubur sampai
kepada menguburkannya adalah perintah agama yang ditujukan kepada kaum muslimin
sebagai kelompok. Apabila perintah itu telah dikerjakan oleh sebahagian mereka
sebagaimana mestinya, maka kewajiban melaksanakan perintah itu berarti sudah
terbayar. Kewajiban yang demikian sifatnya dalam istilah agama dinamakan fardhu
kifayah.
Karena semua amal ibadah harus dikerjakan dengan ilmu, maka mempelajari
ilmu tentang peraturan-peraturan di sekitar penyelengaraan jenazah itupun merupakan
fardhu kifayah juga.
Akan berdosalah seluruh anggota sesuatu kelompok kaum muslimin apabila
dalam kelompok tersebut tidak terdapat orang yang berilmu cukup untuk melaksanakan
fardhu kifayah di sekitar penyelenggaraan jenazah itu.
Oleh karena itu, dalam pembahasan makalah selanjutnya akan dipaparkan
secara terperinci insya Allah tentang penyelenggaraan jenazah. Di dalam makalah ini
akan dijelaskan hal-hal yang dikerjakan dalam penyelenggaraan jenazah dan juga doa-
doa yang diucapkan dari pemandian hingga pemakaman.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sikap seorang mukmin jika ada muslim lain yang baru saja meninggal dunia?
2. Bagaimana cara memandikan jenazah ?
3. Apa saja yang disiapkan dalam pengafanan jenazah dan bagaimana cara mengafani
jenazah ?
4. Bagaimana cara menshalati jenazah ?
5. Bagaimana cara memakamkan jenazah ?
C. Tujuan
1. Menjelaskan sikap seorang mukmin jika ada muslim lain yang baru saj meninggal dunia.
2. Mengetahui cara-cara pemandian jenazah.
3. Mengetahui alat-alat dan bahan dalam pengafanan jenazah dan cara mengafani jenazah.
4. Mengetahui cara-cara menshalati jenazah.
5. Mengetahui cara memakamkan jenazah.
D. Manfaat
Setelah mengetahui tata cara dalam penyelenggaraan jenazah, diharapkan para pembaca
mampu menjadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari yang mampu dalam
mempermudah sanak keluarga yang apabila keluarga tersebut terdapat kelaurganya yang baru
saja meninggal yang mampu diurus oleh pembaca.
BAB IIPEMBAHASAN
Menyelenggarakan jenazah bukan saja setelah seseorang meninggal, tetapi semenjak
orang itu sakit, menjelang ajal, di waktu datangnya ajal, menyiapkannya sesudah itu, sampai
selesai menguburnya semuanya telah dicontohkan dan diajarkan Rasulullah tentang itu secara
terperinci, lengkap dan sempurna.
Walaupun penyelenggaraan jenazah itu merupakan fardhu kifayah, tetapi agama
menganjurkan supaya sebanyak mungkin orang menyertai shalat jenazah, mengantarnya ke
kubur dan menyaksikan penguburannya. Oleh sebab itu, kalau seseorang tidak menguasai ilmu
tentang aturan agamanya mengenai perkara ini, akan sangat aib baginya.
Islam telah mengingatkan kita semua bahwa setiap insan yang bernyawa pasti
mengalami kematian. Allah SWT telah berfirman :
“Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari kiamat sajalah diberikan
dengan sempurna balasanmu............(Q.S. Ali ‘Imran/3 : 185)
Jika ada kerabat yang meninggal,keluarga yang meninggal hendaknya ikhlas dan rela
melepaskan kepergiannya. Semua yang di dunia ini hanyalah milik Allah SWT dan akan kembali
kepada-Nya.
اناهللاوانااليهرجعون“........Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya lah kami kembali.” (Q.S.Al-
Baqarah/2 : 156)
Nabi Muhammad saw juga bersabda :
“Dari Abu Hurairah,Nabi saw. bersabda : “Banyak-banyaklah kamu mengingat hal
yang memutuskan kesenangan,yaitu mati.”(H.R. at- Tirmidzi)
A. Sikap Seorang Muslim jika ada Muslim Lain yang Baru Saja Meninggal
Sikap Seorang Muslim jika ada Muslim Lain yang Baru Saja Meninggal adalah:
a. menutup(memejamkan) matanya,
Doa menutup mata muslim yang baru saja meninggal :
اللهماغفرلهذالميتوارفعدرجتهفىالمهديينواخلفهفىعقبهالغابرينواغفرلناولهياربالعا
لمينb. menutup mulutnya,yaitu dengan mengikat dagu dan kepalanya,
c. menutup badannya dengan kain agar auratnya tidak terlihat,
d. diperbolehkan menciumnya sebagai tanda berduka cita,
e. membayar utangnya,
“Dari Abu Hurairah,Rasulullah saw. bersabda: “Diri orang mukmin itu tergantung
(tidak sampai ke hadirat Allah) karena utangnya,hingga utang itu dibayar.”(H.R.
at- Tirmidzi)
f. memberi tahu keluarga,kerabat,dan teman-temannya agar mereka segera
mengurus,mendoakan dan menyhalatkannya,
g. tidak melukainya,sebagaimana tidak melukai badan orang yang masih hidup,
h. tidak mencelanya.
B. Pemandian Jenazah
Semua jenazah muslim yang wajib dimandikan kecuali muslim yang mati
syahid, yakni yang terbunuh dalam peperangan melawan kaum kafir.
Dalil wajibnya memandikan jenazah ialah hadits Nabi SAW yang berkenaan dengan
sahabat yang meninggal karena jatuh dari ontanya:
”Dari Ibnu Abbas Ia berkata: Tatkala seorang laki-laki jatuh dari
kendaraannya lalu ia meninggal, sabda Beliau: “Mandikanlah dia dengan air serta
daun bidara” (atau dengan sesuatu yang menghilangkan daki seperti sabun).” (H.R
Bukhari dan Muslim).
Memandikan mayat hukumnya adalah fardhu kifayah atas musilmin lain yang masih
hidup. Artinya, apabila diantara mereka ada yang mengerjakannya, maka kewajiban itu
sudah terbayar dan gugur bagi muslimin selebihnya. Karena perintah memandikan
mayat itu adalah kepada umumnya kaum muslimin
Sedangkan muslim yang mati syahid tidaklah dimandikan walau ia dalam keadaan
junub sekalipun, melainkan ia hanya dikafani dengan pakaian yang baik untuk kain
kafan, ditambah jika kurang atau dikurangi jika berlebih dari tuntunan sunnah, lalu
dimakamkan dengan darahnya tanpa dibasuh sedikitpun juga.
Diriwayatkan oleh Ahmad bahwa Raslullah SAW bersabda
“Janganlah kamu mandikan mereka, karena setiap luka atau setiap tetes darah
akan semerbak dengan bau yang wangi pada hari kiamat”.
Dan beliau menyuruh agar para syuhada dari perang Uhud dikubukan dengan
darah mereka tanpa dimandikan dan disembahyangkan.
a. Syarat Wajib Memandikan Jenazah.Syarat wajib mandi ialah:
1. Mayat orang Islam,
2. Ada tubuhnya walaupun sedikit, dan
3. Mayat itu bukan mati syahid.
b. Tahap-tahap memandikan jenazah
1. Letakkan mayat pada tempat yang tinggi,seperti bangku panjang,batabg pisang
yang dijejerkan,dan lain-lain.
2. Gunakan tabir untuk melindungi tempat memandikan dari pandangan umum.
3. Ganti pakaian jenazah dengan pakaian basahan, seperi sarung agar lebih mudah
memandikannya,tetapi auratnya tetap ditutup.
4. Sandarkan punggung jenazah dan urutlah perutnya agar kotoran di dalamnya
keluar.
5. Basuhlah mulut,gigi,jari,kepala dan janggutnya.
6. Sisirlah rambutnya agar rapi.
7. Siramlah seluruh badan lalu bilas dengan sabun.
8. Wudhukanlah jenazah.
Laki-laki:
نويتالوضوءلهذالميتهللاتعاىل
Wanita :
نويتالوضوءلهذهالميتةهللاتعاىل
9. Siram dengan air yang dicampur kapur barus,daun bidara,atau daun lain yang
berbau harum.
c. Yang Berhak Memandikan Mayat
Jikalau mayat itu laki-laki, yang memandikannya laki-laki pula. Perempuan
tidak boleh memandikan mayat laki-laki, kecuali istri dan mahramnya. Sebaliknya
juga jika mayat itu adalah perempuan. Jika suami dan mahram sama-sama ada, maka
istri lebih berhak memandikan suaminya.
Bila seorang perempuan meninggal dan di tempat itu tidak ada perempuan,
suami atau mahramnya, maka mayat itu hendaklah “ditayammumkan” saja, tidak
boleh dimandikan oleh laki-laki yang lain. Kecuali kalau mayat itu adalah anak-anak,
maka laki-laki boleh memandikanya Begitu juga kalau yang meninggal adalah
seorang laki-laki.
Jika ada beberapa orang ayng berhak memandikan, maka yang lebih berhak ialah
keluarga yang terdekat dengan si mayyit, dengan syarat ia mengetahui kewajiban
mandi serta dapat dipercaya. Kalau tidak, berpindahlah hak itu kepadakeluarga jauh
yang berpengetahuan serta amanah (dipecaya).
Rasulullah SAW bersabda :
”Dari ‘Aisyah Rasul bersabda: “Barang siapa memandikan mayat dan
dijaganya kepercayaan, tidak dibukakannya kepada orang lain apa-apa yang dilihat
pada mayat itu, maka bersihlah ia dari segala dosanya, seperti keadaannya sewaktu
dilahirkan oleh ibunya”. Kata Beliau lagi: “Yang memimpinnya hendaklah keluarga
yang terdekat kepada mayat jika ia pandai memandikan mayat. Jika ia tidak pandai,
maka siapa saja yang dipandang berhak karena wara’nya atau karena amanahnya.”
(H.R Ahmad)
d. Cara Memandikan Jenazah
Dalam memandikan jenazah sebaiknya mayat diletakkan di tempat yang
tinggi, seperti ranjang atau balai-balai; di tempat yang sunyi, berarti tidak ada orang
yang masuk ke tempat itu selain orang yang memandikan dan orang yang menolong
mengurus keperluan yang bersangkutan. Pakaian mayat diganti dengan kain mandi
atau basahan, sebaiknya kain sarung supaya auratnya tidak mudah terlihat.
Mula-mula jenazah didudukkan secara lemah lembut dengan posisi miring
ke belakang, orang yang memandikan meletakkan tangan kanan di bahu jenazah
dengan ibu jarinya pada lekukan tengkuk dan lututnya menahan punggung jenazah.
Lalu perut jenazah diurut dengan tangan kiri untuk mengeluarkan kotoran yang
mungkin keluar. Kemudian jenazah ditelentangkan dan kedua kemaluannya
dibersihkan dengan tangan kiri yang dibalut dengan perca. Setelah perca pembalut
tangan diganti, mulut; gigi dan lubang hidungnya juga dibersihkan.
Berikutnya, jenazah diwudhukan seperti wudhu orang hidup. Setelah itu
kepalanya, kemudian jenggotnya dibasuh dengan menggunakan sidr, dan dirapikan
dengan sisir, dengan memperhatikan agar rambut yang gugur dikembalikan. Setelah
itu dibasuh bagian kanan kemudian bagian kirinya badannya, lalu tubuhnya
dibaringkan ke kiri dan dibasuh bagian belakang sebelah kanan. Kemudian
dibaringkan ke sebelah kanan dan dibasuh pula bagian belakang badannya yang
sebelah kiri. Untuk semua ini digunakan air bercampur sidr, setelah itu air bercampur
sidr tadi dihilangkan dengan menyiraminya secara merata dengan air bersih.
Kemudian sekali lagi disiram dengan air bercampur sedikit kapur.
Dengan melakukan rangkaian ini, berarti telah selesai satu kali mandi,
namun masih disunnahkan melakukannya sampai tiga kali. Nabi Muhammad
bersabda kepada para wanita yang memandikan putrinya Ummi Kulsum:
“Kamu mandikanlah ia tiga kali, lima kali atau lebih jika kamu pandang hal
itu perlu, dengan air dan sidr; dan taruhlah kapur atau sedikit kapur pada yang
terakhir. Mulailah dengan bagian sebelah kanan dan tempat-tempat
wudhu’nya”. (H.R Bukhari)
Apabila ternyata setelah selesai dimandikan masih ada najis yang keluar,
maka najis itu wajib dibersihkan.
Niat dalam pemandian jenazah :
a. Dewasa Laki-laki
نويتالغسللهذالميتفرضالكفايةهللاتعاىل
b. Dewasa Perempuan
نويتالغسللهذالميتةفرضالكفايةهللاتعاىل
c. Anak Laki-laki
نويتالغسللهذالميتالطلفرضالكفايةهللاتعاىل
d. Anak Perempuan
نويتالغسللهذالميتةالطفلةفرضالكفايةهللاتعاىل
C. Mengafani Jenazah
Setelah dimandikan,kewajiban yang harus kita lakukan adalah mengafani. Hal-hal
yang harus diperhatikan dalam mengafani jenazah yaitu sebagai berikut.
1. Kain kafan harus dalam keadaan baik,tetapi tidak boleh berlebihan. Tidak dari jenis
yang mewah dan mahal harganya.
“Janganlah kamu berlebig-lebihan (memilih kain yang mahal) untuk kafan karena
sesungguhnya kafan itu akan hancur dengan segera.”(H.R.Abu Dawud)
2. Kain kafan hendaknya bersih dan kering serta diberi minyak wangi.
3. Laki-laki dikafani dengan tiga lapis kain kafan, sedangkan perempuan
dengan lima lapis.
“Dari Aisyah,Rasulullah saw. dikafani dengan tiga lapis kain putih bersih yang terbuat
dari kapas,tanpa baju dan tanpa serban di dalamnya.(H.R.al-Bukhari)
Hadits lain yang mengatakan lima lapis bagi perempuan yaitu :
“Dari Laila binti Qanif,katanya,”Saya adalah salah seorang yang turut memandikan
Ummu Kulsum binti Rasulullah saw.ketika wafatnya. Yang mula-mula diberikan
Rasulullah saw. kepada kami adalah kain basahan,kemudian baju,kemudian tutup
kepala,lalu kerudung, dan sesudah itu dimasukka ke dalam kain yang lain(yang
menutup sekalian badan). Sedangkan Rasulullah saw. berdiri di tengah pintu
membawa kafannya dan memberikannya kepada kami sehelai-sehelai.”(H.R.Abu
Dawud)
4. Orang yang meninggal dalam ihram,baik ihram haji maupun umrah,tidak boleh diberi
wangi-wangian dan tutup kepala.
Cara mengafani jenazah :
a. Hamparkan kain sehelai demi sehelai,
b. Taburkan wangi-wangian tiap helai,
c. Letakkan jenazah di atas kafan dengan pelan-pelan,
d. Letakkan tangan kanan di atas tangan kiri di atas dada,
e. Ikatlah dengan kuat yaitu dengan 3,5 atau 7 ikatan.-Doa menyobek Kain Kafan
اللهماجعللباسهعنالكريموادخلهيااهللاتعاىلبرحمتكالجنةياار
حمالرحمينD. Menyhalati Jenazah
a. Syarat-syarat shalat jenazah
1. Jenazah sudah dimandikan dan dikafani
2. Letak jenazah sebelah kiblat dari orang yang menyembahyangi,kecuali bila shalat
dilakukan di atas kuburan atau shalat gaib.
3. Shalat jenazah sama halnya dengan shalat yang lain,yaitu harus : suci dari hadas dan
najis,suci badan tempat dan pakaian,menutup auratnya,dan menghadap kiblat.
b. Rukun dan cara mengerjakan shalat jenazah
Shalat jenazah tidak dengan ruku’ dan sujud,tidak dengan adzan dan iqamat.
Caranya sebagai berikut.
Sesudah berdiri seperti biasanya akan mengerjakan shalat, lalu mengerjakan :
1. Niat, sengaja mengerjakan shalat atas jenazah dengan 4 takbir, menghadap
kiblat,karena Allah.
-Laki-laki Dewasa
أصىلعىلهذالميتاربعتكبيراتفرضاكفايتهللات
عاىل-Wanita Dewasa
أصىلعىلهذهالميتةاربعتكبيراتفرضاكفايت
هللاتعاىل-Anak Laki-laki
أصىلعىلهذالميتالطفلاربعتكبيراتفرضاكف
ايتهللاتعاىل-Anak Perempuan
أصىلعىلهذهالطلةاربعتكبيراتفرضاكفايت
هللاتعاىل-Mayit Gaib
أصىلعىلالميتتالغائباربعتكبيراتفرضاكف
ايتهللاتعاىل2. Setelah membaca niat, talu takbiratul ikhram (mengucapkan “Allaahu Akbar),lalu
meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri pada perut (sedekap),kemudian
membaca surat Fatihah (tidak membaca surat yang lain),setelah membaca Fatihah
lalu takbir kedua yaitu mengucapkan “Allaahu Akbar”.
3. Selesai takbir yang kedua, lalu membaca salawat atas Nabi Muhammad saw.
اللهمصلعىلمحمدوعىلالمحمدكماصليتاىلابراهيمواىلالابرهيموباركاىلمحمدواىلالمحمدكماباركتاىلابراهيمفىالمينانكحميدمجيد
4. Setelah takbir yang ketiga, lalu membaca do’a setidak-tidaknya sebagai berikut.
( ) ( وع( ها وارحمۀ لها اللهماغفرلۀافۀواعفعنۀSupaya lebih sempurna bacalah doa sebagai berikut.
( ) ( ها ( وارحمۀ لها اللهماغفرلۀواعفعنۀ ( ها﴾ وعافۀ
﴿ها﴾واكرمنزلۀ﴿ها﴾ووسعمدخلۀ﴿ها﴾واغسلۀ﴿ها﴾بالماءوالدجوالبردونقه﴿ها﴾منالخطايكماينق
ىالثوب االبيضمنالدنسوابدله﴿ها﴾
﴿ها﴾ وقه ﴿ها﴾ داراخيرامنزوجهفتنةالقبروعذابالنار
Keterangan :Bila mayat perempuan
lafads “Lahaa” menjadi “Lahu” dan selanjutnya.- Posisi imam untuk
menshalati jenazah laki-laki adalah di samping kepala mayat.
- Posisi imam untuk menshalati jenazah perempuan adalah disamping perut mayat.
Bila mayat anak-anak,do’anya sebagai berikut.اللهماجعلهفرطاالبويهوسل
فاوذخراوعظةواعتباراوشفيعاوثقلبهموازينهماوافرغالصبرعىلقلوبهماوالتفتنهما
ه منااجر بعدهوالتحر5. Setelah selesai takbir keempat, lalu membaca doa sebagai berikut.
اللهمالتحرمنااجرهوالتفتنابعدهواغفرلناوله
Akan lebih sempurna dan lebih lengkap dengan membaca do’a:
اللهمالتحرمنااجرهوالتفتنابعدهواغفرلناولهوالخوانناالذينسبقونابااليمانوالتجعلف
ىقلوبناغالللذينامنواربناانكرۇفرحيم
6. Kemudian memberi salam.
E. Menguburkan Jenazah
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penguburan jenazah adalah :
a. Jenazah segera dikuburkan.
“Dari Abu Hurairah,Rasulullah saw. bersabda,”Hendaklah kamu segerakan mengubur
jenazah,karena jika orang shaleh,maka kamu mendekatkannya pada kebaikan,dan
jika ia bukan orang yang shaleh,supaya kejahatan itu lekas terbuang dari
tanggunganmu.” (H.R.Muslim)
b. Liang lahat dibuat seukuran jenazah dengan dengan kedalaman kira-kira setinggi
orang ditambah setengah lengan,lebar kira-kira 1 meter.
c. Liang lahat tidak dibongkar dengan binatang buas. Maksud menguburkan jenazah
adalah untuk menjaga kehormatan mayat dan menjaga keehatan orang-orang
disekitar makam dari bau busuk.
d. Mayat dipikul dari empat penjuru.
“Barang siapa yang mengikuti jenazah maka hendaklah memikul pada keempat penjuru
ranjang(keranda) karena sesungguhnya seperti itu adalah dari sunah Nabi.
(H.R.Ibnu Majah)
e. Setelah sampai di tempat pemakaman,jenazah dimasukkan ke liang lahat dengan
posisi miring ke kanan dan dihadapkan ke kiblat. Ketika meletakkan jenazah di
dalam kubur,kita membaca do’a:
بسماهللاوعىلملةرسولهللاArtinya :
Dengan nama Allah dan atas agama Rasulullah.(H.R.at-Tirmidzi)
f. Lepaskan tali-tali pengikat,lalu tutup dengan papan,kayu,atau bambu,dan timbun
sampai galian liang kubur menjadi rata.
Doa Orek Kubur :
منهاخلقكمومنهانعيدكمومنةاخرى هانخرجكمتار
g. Mendoakan dan memohonkan ampun atas jenazah.
Tata Cara Menguburkan Jenazah :
Dalam penguburan jenazah, kita tidak boleh sembarangan. Kita harus
mengetahui tata cara penguburannya. Tata cara tersebut adalah sebagai berikut.
a. Waktu Untuk Mengubur Mayat
Mengubur mayat boleh pada siang atau malam hari beberapa sahabat
Rasulullah Saw dan keluarga beliau dikubur pada malam hari.
b. Memperdalam Galian Lubang Kubur
Maksud mengubur mayat ialah supaya tertutup, tidak nampak jasadnya
dan tidak tercium baunya dan juga agar tidak mudah dimakan burung atau
binatang lainnya. Oleh sebab itu, lubang kubur harus cukup dalam sehingga
jasad mayat itu aman dari hal-hal di atas.
c. Tentang Liang Lahad
Cara menaruh mayat dalam kubur ada yang ditaruh di tepi lubang sebelah
kiblat, kemudian di atasnya ditaruh semacam bata dengan posisi agak condong,
supaya nantinya setelah ditimbun mayat tidak langsung tertimpa tanah. Cara ini
dalam bahasa Arab disebut lahad.
Ada juga dengan menggali di tengah-tengah dasar lubang kubur,
kemudian mayat diletakkan di dalamnya, lalu di atasnya diletakkan semacam
bata dengan posisi mendatar untuk penahan tanah timbunan. Cara ini dalam
bahasa Arab disebut syaqqu atau dlarhu.
Cara lain ialah menaruh mayat dalam peti dan menanam bersama peti
tersebut ke dalam kubur. Atau peti tersebut terlebih dahulu diletakkan dalam
keadaan kosong dan terbuka, kemudian setelah mayat dimasukkan ke dalam
peti lalu peti itu ditutup lalu ditimbun dengan tanah.
d. Cara Memasukkan Mayat ke Dalam Lubang Kubur
Cara terbaik ialah dengan mendahulukan memasukkan kepala mayat dari
arah kaki kubur, karena demikian menurut sunnah Rasulullah SAW.
e. Menghadapkan Mayat ke Arah Kiblat
Baik di dalam lahad, syaqqu maupun dikubur di dalam peti, mayat
diletakkan miring ke kanan menghadap kea rah kiblat dengan menyandarkan
bagian tubuh sebelah kiri ke dinding kubur atau dinding peti supaya tidak
terlentang kembali.
f. Tentang Mengalas Dasar Kubur
Para ulama mazhab empat berpendapat makruh menaruh hamparan atau
bantal di bawah mayat di dalam kubur. Bahkan para ulama menganjurkan
supaya ditaruh tanah di bawah pipi mayat sebelah kanan setelah dibukakan kain
kafannya dari pipi itu ditempelkan langsung ke tanah.
g. Berdo’a Waktu Menaruh Mayat Dalam Kubur
Pada waktu mayat dimasukkan ke dalam kubur maka dianjurkan supaya
membaca do’a:
بسماهللاوعىلملةرسولهللا
Artinya: “Dengan nama Allah dan atas agama Rasulullah”.
h. Menutupi Kubur Mayat Perempuan Pada Waktu Ia Dimasukkan Kedalamnya
Bagi mayat perempuan hendaknya dibentangkan kain dan sebagainya di
atas kuburnya pada waktu ia dimasukkan kedalamnya.
i. Mencurah Kubur Dengan Tanah Tiga Kali
Sesudah mayat diletakkan dengan baik, maka masing-masing orang yang
menyaksikan penguburan itu dianjurkan mencurahi lubang kubur itu dengan
tanah tiga kali dengan tangannya dari arah kepalanya. Sesudah itu, dilanjutkan
ditimbun dengan tanah galian kubur itu sampai cukup.
j. Sunat Menyapu Kubur Dengan Telapak Tangan
Disunnatkan bagi orang yang menyaksikan pemakaman mayat, menyapu
kubur dari arah kepala mayat sebanyak tiga kali.
k. Sunat Berdo’a Untuk Mayat Seusai Pemakaman
Disunatkan memohon ampun bagi mayat dan minta dikuatkan
pendiriannya seusai ia dimakamkan, karena pada saat itu ia sedang ditanya di
dalam kubur.
BAB IIIPENUTUP
A. Kesimpulan
Apabila seorang muslim meninggal, maka fardhu kifayah atas orang yang hidup
menyelenggarakan empat perkara, yaitu:
1. Memandikan mayat
Syarat wajib mandi ialah mayat orang Islam, ada tubuhnya walaupun sedikit, dan mayat
itu bukan mati syahid.
2. Mengkafani mayat
Kain kafan sekurang-kurangnya selapis kain yang menutupi seluruh badan mayat.
Tetapi sebaiknya tiga lembar untuk laki-laki dan lima lembar untuk perempuan.
3. Menshalatkan mayat
Syarat-syaratnya yaitu:
a. Sebagaimana syarat-syarat shalat lainnya, seperti menutup aurat; suci badan;
dll.
b. Dilakukan sesudah mayat dimandikan dan dikafani.
c. Letak mayat di sebelah kiblat orang yang menyalatkan.
Rukun-rukunnya yaitu:
a. Niat,
b. Berdiri jika mampu
c. Takbir empat kali
d. Membaca al-fatihah setelah takbiratul ihram
e. Membaca shlawat atas Nabi sesudah takbir kedua
f. Mendo’akan mayat sesudah takbir ketiga
g. Memberi salam
4. Menguburkan jenazah
Merupakan kewajiban yang terakhir. Dalamnya kubur sekurang-kurangnya sampai
kira-kira bau busuk mayat tidak tercium dari atasnya dan tidak dapat dibongkar oleh
binatang buas.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca dapat memahami cara-cara dalam
penyelenggaraan jenazah baik memandikan,mengafani,menyhalatkan maupun
menguburkannya.
DAFTAR PUSTAKARahmani,Haidir Ali.Risalah Tuntunan Shalat Lengkap.Surabaya:Nuriah.
Haludi,Khuslan,Abdurrohim Said.2007.Integrasi Budi Pekerti dalam Pendidikan Agama
Islam 2 untuk Kelas XI Sekolah Menengah Atas. Malang : Tiga Serangkai.
Ahjad, Nadjih. 1991. Kitab Janazah. Jakarta: Bulan Bintang
Lead,Makky.2008.[Tanpa Alamat Website]. Indoskripsi Penyelenggaraan Jenazah. (9 Mei
2008)