makalah penyelenggaraan jenazah

35
MAKALAH PENYELENGGARAAN JENAZAH Oleh : Taufiqurakhim Aliyathma BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam menganjurkan ummatnya agar selalu ingat akan mati, Islam juga menganjurkan ummatnya untuk mengunjungi orang yang sedang sakit menghibur dan mendo’akannya. Apabila seseorang telah meninggal dunia, hendaklah seorang dari mahramnya yang paling dekat dan sama jenis kelaminnya melakukan kewajiban yang mesti dilakukan terhadap jenazah, yaitu memandikan, mengkafani, menyembahyangkan dan menguburkannya. Menyelenggarakan jenazah, yaitu sejak dari menyiapkannya, memandikannya, mengkafaninya, menshalatkannya, membawanya ke kubur sampai kepada menguburkannya adalah perintah agama yang ditujukan kepada kaum muslimin sebagai kelompok. Apabila perintah itu telah dikerjakan oleh sebahagian mereka sebagaimana mestinya, maka kewajiban melaksanakan perintah itu berarti sudah terbayar. Kewajiban yang demikian sifatnya dalam istilah agama dinamakan fardhu kifayah. Karena semua amal ibadah harus dikerjakan dengan ilmu, maka mempelajari ilmu tentang peraturan-peraturan di sekitar penyelengaraan jenazah itupun merupakan fardhu kifayah juga.

Upload: riris-sutrisno

Post on 20-Jan-2016

204 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH PENYELENGGARAAN JENAZAH

MAKALAH PENYELENGGARAAN JENAZAHOleh : Taufiqurakhim Aliyathma

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam menganjurkan ummatnya agar selalu ingat akan mati, Islam juga

menganjurkan ummatnya untuk mengunjungi orang yang sedang sakit menghibur dan

mendo’akannya. Apabila seseorang telah meninggal dunia, hendaklah seorang dari

mahramnya yang paling dekat dan sama jenis kelaminnya melakukan kewajiban yang

mesti dilakukan terhadap jenazah, yaitu memandikan, mengkafani, menyembahyangkan

dan menguburkannya.

Menyelenggarakan jenazah, yaitu sejak dari menyiapkannya,

memandikannya, mengkafaninya, menshalatkannya, membawanya ke kubur sampai

kepada menguburkannya adalah perintah agama yang ditujukan kepada kaum muslimin

sebagai kelompok. Apabila perintah itu telah dikerjakan oleh sebahagian mereka

sebagaimana mestinya, maka kewajiban melaksanakan perintah itu berarti sudah

terbayar. Kewajiban yang demikian sifatnya dalam istilah agama dinamakan fardhu

kifayah.

Karena semua amal ibadah harus dikerjakan dengan ilmu, maka mempelajari

ilmu tentang peraturan-peraturan di sekitar penyelengaraan jenazah itupun merupakan

fardhu kifayah juga.

Akan berdosalah seluruh anggota sesuatu kelompok kaum muslimin apabila

dalam kelompok tersebut tidak terdapat orang yang berilmu cukup untuk melaksanakan

fardhu kifayah di sekitar penyelenggaraan jenazah itu.

Oleh karena itu, dalam pembahasan makalah selanjutnya akan dipaparkan

secara terperinci insya Allah tentang penyelenggaraan jenazah. Di dalam makalah ini

Page 2: MAKALAH PENYELENGGARAAN JENAZAH

akan dijelaskan hal-hal yang dikerjakan dalam penyelenggaraan jenazah dan juga doa-

doa yang diucapkan dari pemandian hingga pemakaman.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sikap seorang mukmin jika ada muslim lain yang baru saja meninggal dunia?

2. Bagaimana cara memandikan jenazah ?

3. Apa saja yang disiapkan dalam pengafanan jenazah dan bagaimana cara mengafani

jenazah ?

4. Bagaimana cara menshalati jenazah ?

5. Bagaimana cara memakamkan jenazah ?

C. Tujuan

1. Menjelaskan sikap seorang mukmin jika ada muslim lain yang baru saj meninggal dunia.

2. Mengetahui cara-cara pemandian jenazah.

3. Mengetahui alat-alat dan bahan dalam pengafanan jenazah dan cara mengafani jenazah.

4. Mengetahui cara-cara menshalati jenazah.

5. Mengetahui cara memakamkan jenazah.

D. Manfaat

Setelah mengetahui tata cara dalam penyelenggaraan jenazah, diharapkan para pembaca

mampu menjadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari yang mampu dalam

mempermudah sanak keluarga yang apabila keluarga tersebut terdapat kelaurganya yang baru

saja meninggal yang mampu diurus oleh pembaca.

BAB IIPEMBAHASAN

Menyelenggarakan jenazah bukan saja setelah seseorang meninggal, tetapi semenjak

orang itu sakit, menjelang ajal, di waktu datangnya ajal, menyiapkannya sesudah itu, sampai

selesai menguburnya semuanya telah dicontohkan dan diajarkan Rasulullah tentang itu secara

terperinci, lengkap dan sempurna.

Walaupun penyelenggaraan jenazah itu merupakan fardhu kifayah, tetapi agama

menganjurkan supaya sebanyak mungkin orang menyertai shalat jenazah, mengantarnya ke

kubur dan menyaksikan penguburannya. Oleh sebab itu, kalau seseorang tidak menguasai ilmu

tentang aturan agamanya mengenai perkara ini, akan sangat aib baginya.

Islam telah mengingatkan kita semua bahwa setiap insan yang bernyawa pasti

mengalami kematian. Allah SWT telah berfirman :

Page 3: MAKALAH PENYELENGGARAAN JENAZAH

“Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari kiamat sajalah diberikan

dengan sempurna balasanmu............(Q.S. Ali ‘Imran/3 : 185)

Jika ada kerabat yang meninggal,keluarga yang meninggal hendaknya ikhlas dan rela

melepaskan kepergiannya. Semua yang di dunia ini hanyalah milik Allah SWT dan akan kembali

kepada-Nya.

اناهللاوانااليهرجعون“........Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya lah kami kembali.” (Q.S.Al-

Baqarah/2 : 156)

Nabi Muhammad saw juga bersabda :

“Dari Abu Hurairah,Nabi saw. bersabda : “Banyak-banyaklah kamu mengingat hal

yang memutuskan kesenangan,yaitu mati.”(H.R. at- Tirmidzi)

A. Sikap Seorang Muslim jika ada Muslim Lain yang Baru Saja Meninggal

Sikap Seorang Muslim jika ada Muslim Lain yang Baru Saja Meninggal adalah:

a. menutup(memejamkan) matanya,

Doa menutup mata muslim yang baru saja meninggal :

اللهماغفرلهذالميتوارفعدرجتهفىالمهديينواخلفهفىعقبهالغابرينواغفرلناولهياربالعا

لمينb. menutup mulutnya,yaitu dengan mengikat dagu dan kepalanya,

c. menutup badannya dengan kain agar auratnya tidak terlihat,

d. diperbolehkan menciumnya sebagai tanda berduka cita,

e. membayar utangnya,

“Dari Abu Hurairah,Rasulullah saw. bersabda: “Diri orang mukmin itu tergantung

(tidak sampai ke hadirat Allah) karena utangnya,hingga utang itu dibayar.”(H.R.

at- Tirmidzi)

f. memberi tahu keluarga,kerabat,dan teman-temannya agar mereka segera

mengurus,mendoakan dan menyhalatkannya,

g. tidak melukainya,sebagaimana tidak melukai badan orang yang masih hidup,

Page 4: MAKALAH PENYELENGGARAAN JENAZAH

h. tidak mencelanya.

B. Pemandian Jenazah

Semua jenazah muslim yang wajib dimandikan kecuali muslim yang mati

syahid, yakni yang terbunuh dalam peperangan melawan kaum kafir.

Dalil wajibnya memandikan jenazah ialah hadits Nabi SAW yang berkenaan dengan

sahabat yang meninggal karena jatuh dari ontanya:

”Dari Ibnu Abbas Ia berkata: Tatkala seorang laki-laki jatuh dari

kendaraannya lalu ia meninggal, sabda Beliau: “Mandikanlah dia dengan air serta

daun bidara” (atau dengan sesuatu yang menghilangkan daki seperti sabun).” (H.R

Bukhari dan Muslim).

Memandikan mayat hukumnya adalah fardhu kifayah atas musilmin lain yang masih

hidup. Artinya, apabila diantara mereka ada yang mengerjakannya, maka kewajiban itu

sudah terbayar dan gugur bagi muslimin selebihnya. Karena perintah memandikan

mayat itu adalah kepada umumnya kaum muslimin

Sedangkan muslim yang mati syahid tidaklah dimandikan walau ia dalam keadaan

junub sekalipun, melainkan ia hanya dikafani dengan pakaian yang baik untuk kain

kafan, ditambah jika kurang atau dikurangi jika berlebih dari tuntunan sunnah, lalu

dimakamkan dengan darahnya tanpa dibasuh sedikitpun juga.

Diriwayatkan oleh Ahmad bahwa Raslullah SAW bersabda

“Janganlah kamu mandikan mereka, karena setiap luka atau setiap tetes darah

akan semerbak dengan bau yang wangi pada hari kiamat”.

Dan beliau menyuruh agar para syuhada dari perang Uhud dikubukan dengan

darah mereka tanpa dimandikan dan disembahyangkan.

a. Syarat Wajib Memandikan Jenazah.Syarat wajib mandi ialah:

1. Mayat orang Islam,

2. Ada tubuhnya walaupun sedikit, dan

3. Mayat itu bukan mati syahid.

b. Tahap-tahap memandikan jenazah

1. Letakkan mayat pada tempat yang tinggi,seperti bangku panjang,batabg pisang

yang dijejerkan,dan lain-lain.

2. Gunakan tabir untuk melindungi tempat memandikan dari pandangan umum.

Page 5: MAKALAH PENYELENGGARAAN JENAZAH

3. Ganti pakaian jenazah dengan pakaian basahan, seperi sarung agar lebih mudah

memandikannya,tetapi auratnya tetap ditutup.

4. Sandarkan punggung jenazah dan urutlah perutnya agar kotoran di dalamnya

keluar.

5. Basuhlah mulut,gigi,jari,kepala dan janggutnya.

6. Sisirlah rambutnya agar rapi.

7. Siramlah seluruh badan lalu bilas dengan sabun.

8. Wudhukanlah jenazah.

Laki-laki:

نويتالوضوءلهذالميتهللاتعاىل

Wanita :

نويتالوضوءلهذهالميتةهللاتعاىل

9. Siram dengan air yang dicampur kapur barus,daun bidara,atau daun lain yang

berbau harum.

c. Yang Berhak Memandikan Mayat

Jikalau mayat itu laki-laki, yang memandikannya laki-laki pula. Perempuan

tidak boleh memandikan mayat laki-laki, kecuali istri dan mahramnya. Sebaliknya

juga jika mayat itu adalah perempuan. Jika suami dan mahram sama-sama ada, maka

istri lebih berhak memandikan suaminya.

Bila seorang perempuan meninggal dan di tempat itu tidak ada perempuan,

suami atau mahramnya, maka mayat itu hendaklah “ditayammumkan” saja, tidak

boleh dimandikan oleh laki-laki yang lain. Kecuali kalau mayat itu adalah anak-anak,

maka laki-laki boleh memandikanya Begitu juga kalau yang meninggal adalah

seorang laki-laki.

Jika ada beberapa orang ayng berhak memandikan, maka yang lebih berhak ialah

keluarga yang terdekat dengan si mayyit, dengan syarat ia mengetahui kewajiban

Page 6: MAKALAH PENYELENGGARAAN JENAZAH

mandi serta dapat dipercaya. Kalau tidak, berpindahlah hak itu kepadakeluarga jauh

yang berpengetahuan serta amanah (dipecaya).

Rasulullah SAW bersabda :

”Dari ‘Aisyah Rasul bersabda: “Barang siapa memandikan mayat dan

dijaganya kepercayaan, tidak dibukakannya kepada orang lain apa-apa yang dilihat

pada mayat itu, maka bersihlah ia dari segala dosanya, seperti keadaannya sewaktu

dilahirkan oleh ibunya”. Kata Beliau lagi: “Yang memimpinnya hendaklah keluarga

yang terdekat kepada mayat jika ia pandai memandikan mayat. Jika ia tidak pandai,

maka siapa saja yang dipandang berhak karena wara’nya atau karena amanahnya.”

(H.R Ahmad)

d. Cara Memandikan Jenazah

Dalam memandikan jenazah sebaiknya mayat diletakkan di tempat yang

tinggi, seperti ranjang atau balai-balai; di tempat yang sunyi, berarti tidak ada orang

yang masuk ke tempat itu selain orang yang memandikan dan orang yang menolong

mengurus keperluan yang bersangkutan. Pakaian mayat diganti dengan kain mandi

atau basahan, sebaiknya kain sarung supaya auratnya tidak mudah terlihat.

Mula-mula jenazah didudukkan secara lemah lembut dengan posisi miring

ke belakang, orang yang memandikan meletakkan tangan kanan di bahu jenazah

dengan ibu jarinya pada lekukan tengkuk dan lututnya menahan punggung jenazah.

Lalu perut jenazah diurut dengan tangan kiri untuk mengeluarkan kotoran yang

mungkin keluar. Kemudian jenazah ditelentangkan dan kedua kemaluannya

dibersihkan dengan tangan kiri yang dibalut dengan perca. Setelah perca pembalut

tangan diganti, mulut; gigi dan lubang hidungnya juga dibersihkan.

Berikutnya, jenazah diwudhukan seperti wudhu orang hidup. Setelah itu

kepalanya, kemudian jenggotnya dibasuh dengan menggunakan sidr, dan dirapikan

dengan sisir, dengan memperhatikan agar rambut yang gugur dikembalikan. Setelah

itu dibasuh bagian kanan kemudian bagian kirinya badannya, lalu tubuhnya

dibaringkan ke kiri dan dibasuh bagian belakang sebelah kanan. Kemudian

dibaringkan ke sebelah kanan dan dibasuh pula bagian belakang badannya yang

sebelah kiri. Untuk semua ini digunakan air bercampur sidr, setelah itu air bercampur

Page 7: MAKALAH PENYELENGGARAAN JENAZAH

sidr tadi dihilangkan dengan menyiraminya secara merata dengan air bersih.

Kemudian sekali lagi disiram dengan air bercampur sedikit kapur.

Dengan melakukan rangkaian ini, berarti telah selesai satu kali mandi,

namun masih disunnahkan melakukannya sampai tiga kali. Nabi Muhammad

bersabda kepada para wanita yang memandikan putrinya Ummi Kulsum:

“Kamu mandikanlah ia tiga kali, lima kali atau lebih jika kamu pandang hal

itu perlu, dengan air dan sidr; dan taruhlah kapur atau sedikit kapur pada yang

terakhir. Mulailah dengan bagian sebelah kanan dan tempat-tempat

wudhu’nya”. (H.R Bukhari)

Apabila ternyata setelah selesai dimandikan masih ada najis yang keluar,

maka najis itu wajib dibersihkan.

Niat dalam pemandian jenazah :

a. Dewasa Laki-laki

نويتالغسللهذالميتفرضالكفايةهللاتعاىل

b. Dewasa Perempuan

نويتالغسللهذالميتةفرضالكفايةهللاتعاىل

c. Anak Laki-laki

نويتالغسللهذالميتالطلفرضالكفايةهللاتعاىل

d. Anak Perempuan

Page 8: MAKALAH PENYELENGGARAAN JENAZAH

نويتالغسللهذالميتةالطفلةفرضالكفايةهللاتعاىل

C. Mengafani Jenazah

Setelah dimandikan,kewajiban yang harus kita lakukan adalah mengafani. Hal-hal

yang harus diperhatikan dalam mengafani jenazah yaitu sebagai berikut.

1. Kain kafan harus dalam keadaan baik,tetapi tidak boleh berlebihan. Tidak dari jenis

yang mewah dan mahal harganya.

“Janganlah kamu berlebig-lebihan (memilih kain yang mahal) untuk kafan karena

sesungguhnya kafan itu akan hancur dengan segera.”(H.R.Abu Dawud)

2. Kain kafan hendaknya bersih dan kering serta diberi minyak wangi.

3. Laki-laki dikafani dengan tiga lapis kain kafan, sedangkan perempuan

dengan lima lapis.

“Dari Aisyah,Rasulullah saw. dikafani dengan tiga lapis kain putih bersih yang terbuat

dari kapas,tanpa baju dan tanpa serban di dalamnya.(H.R.al-Bukhari)

Hadits lain yang mengatakan lima lapis bagi perempuan yaitu :

“Dari Laila binti Qanif,katanya,”Saya adalah salah seorang yang turut memandikan

Ummu Kulsum binti Rasulullah saw.ketika wafatnya. Yang mula-mula diberikan

Rasulullah saw. kepada kami adalah kain basahan,kemudian baju,kemudian tutup

kepala,lalu kerudung, dan sesudah itu dimasukka ke dalam kain yang lain(yang

menutup sekalian badan). Sedangkan Rasulullah saw. berdiri di tengah pintu

membawa kafannya dan memberikannya kepada kami sehelai-sehelai.”(H.R.Abu

Dawud)

4. Orang yang meninggal dalam ihram,baik ihram haji maupun umrah,tidak boleh diberi

wangi-wangian dan tutup kepala.

Cara mengafani jenazah :

a. Hamparkan kain sehelai demi sehelai,

b. Taburkan wangi-wangian tiap helai,

c. Letakkan jenazah di atas kafan dengan pelan-pelan,

d. Letakkan tangan kanan di atas tangan kiri di atas dada,

e. Ikatlah dengan kuat yaitu dengan 3,5 atau 7 ikatan.-Doa menyobek Kain Kafan

Page 9: MAKALAH PENYELENGGARAAN JENAZAH

اللهماجعللباسهعنالكريموادخلهيااهللاتعاىلبرحمتكالجنةياار

حمالرحمينD. Menyhalati Jenazah

a. Syarat-syarat shalat jenazah

1. Jenazah sudah dimandikan dan dikafani

2. Letak jenazah sebelah kiblat dari orang yang menyembahyangi,kecuali bila shalat

dilakukan di atas kuburan atau shalat gaib.

3. Shalat jenazah sama halnya dengan shalat yang lain,yaitu harus : suci dari hadas dan

najis,suci badan tempat dan pakaian,menutup auratnya,dan menghadap kiblat.

b. Rukun dan cara mengerjakan shalat jenazah

Shalat jenazah tidak dengan ruku’ dan sujud,tidak dengan adzan dan iqamat.

Caranya sebagai berikut.

Sesudah berdiri seperti biasanya akan mengerjakan shalat, lalu mengerjakan :

1. Niat, sengaja mengerjakan shalat atas jenazah dengan 4 takbir, menghadap

kiblat,karena Allah.

-Laki-laki Dewasa

أصىلعىلهذالميتاربعتكبيراتفرضاكفايتهللات

عاىل-Wanita Dewasa

Page 10: MAKALAH PENYELENGGARAAN JENAZAH

أصىلعىلهذهالميتةاربعتكبيراتفرضاكفايت

هللاتعاىل-Anak Laki-laki

أصىلعىلهذالميتالطفلاربعتكبيراتفرضاكف

ايتهللاتعاىل-Anak Perempuan

أصىلعىلهذهالطلةاربعتكبيراتفرضاكفايت

هللاتعاىل-Mayit Gaib

أصىلعىلالميتتالغائباربعتكبيراتفرضاكف

ايتهللاتعاىل2. Setelah membaca niat, talu takbiratul ikhram (mengucapkan “Allaahu Akbar),lalu

meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri pada perut (sedekap),kemudian

membaca surat Fatihah (tidak membaca surat yang lain),setelah membaca Fatihah

lalu takbir kedua yaitu mengucapkan “Allaahu Akbar”.

3. Selesai takbir yang kedua, lalu membaca salawat atas Nabi Muhammad saw.

Page 11: MAKALAH PENYELENGGARAAN JENAZAH

اللهمصلعىلمحمدوعىلالمحمدكماصليتاىلابراهيمواىلالابرهيموباركاىلمحمدواىلالمحمدكماباركتاىلابراهيمفىالمينانكحميدمجيد

4. Setelah takbir yang ketiga, lalu membaca do’a setidak-tidaknya sebagai berikut.

( ) ( وع( ها وارحمۀ لها اللهماغفرلۀافۀواعفعنۀSupaya lebih sempurna bacalah doa sebagai berikut.

( ) ( ها ( وارحمۀ لها اللهماغفرلۀواعفعنۀ ( ها﴾ وعافۀ

﴿ها﴾واكرمنزلۀ﴿ها﴾ووسعمدخلۀ﴿ها﴾واغسلۀ﴿ها﴾بالماءوالدجوالبردونقه﴿ها﴾منالخطايكماينق

ىالثوب االبيضمنالدنسوابدله﴿ها﴾

Page 12: MAKALAH PENYELENGGARAAN JENAZAH

﴿ها﴾ وقه ﴿ها﴾ داراخيرامنزوجهفتنةالقبروعذابالنار

Keterangan :Bila mayat perempuan

lafads “Lahaa” menjadi “Lahu” dan selanjutnya.- Posisi imam untuk

menshalati jenazah laki-laki adalah di samping kepala mayat.

- Posisi imam untuk menshalati jenazah perempuan adalah disamping perut mayat.

Page 13: MAKALAH PENYELENGGARAAN JENAZAH

Bila mayat anak-anak,do’anya sebagai berikut.اللهماجعلهفرطاالبويهوسل

فاوذخراوعظةواعتباراوشفيعاوثقلبهموازينهماوافرغالصبرعىلقلوبهماوالتفتنهما

ه منااجر بعدهوالتحر5. Setelah selesai takbir keempat, lalu membaca doa sebagai berikut.

اللهمالتحرمنااجرهوالتفتنابعدهواغفرلناوله

Akan lebih sempurna dan lebih lengkap dengan membaca do’a:

اللهمالتحرمنااجرهوالتفتنابعدهواغفرلناولهوالخوانناالذينسبقونابااليمانوالتجعلف

Page 14: MAKALAH PENYELENGGARAAN JENAZAH

ىقلوبناغالللذينامنواربناانكرۇفرحيم

6. Kemudian memberi salam.

E. Menguburkan Jenazah

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penguburan jenazah adalah :

a. Jenazah segera dikuburkan.

“Dari Abu Hurairah,Rasulullah saw. bersabda,”Hendaklah kamu segerakan mengubur

jenazah,karena jika orang shaleh,maka kamu mendekatkannya pada kebaikan,dan

jika ia bukan orang yang shaleh,supaya kejahatan itu lekas terbuang dari

tanggunganmu.” (H.R.Muslim)

b. Liang lahat dibuat seukuran jenazah dengan dengan kedalaman kira-kira setinggi

orang ditambah setengah lengan,lebar kira-kira 1 meter.

c. Liang lahat tidak dibongkar dengan binatang buas. Maksud menguburkan jenazah

adalah untuk menjaga kehormatan mayat dan menjaga keehatan orang-orang

disekitar makam dari bau busuk.

d. Mayat dipikul dari empat penjuru.

“Barang siapa yang mengikuti jenazah maka hendaklah memikul pada keempat penjuru

ranjang(keranda) karena sesungguhnya seperti itu adalah dari sunah Nabi.

(H.R.Ibnu Majah)

e. Setelah sampai di tempat pemakaman,jenazah dimasukkan ke liang lahat dengan

posisi miring ke kanan dan dihadapkan ke kiblat. Ketika meletakkan jenazah di

dalam kubur,kita membaca do’a:

بسماهللاوعىلملةرسولهللاArtinya :

Dengan nama Allah dan atas agama Rasulullah.(H.R.at-Tirmidzi)

f. Lepaskan tali-tali pengikat,lalu tutup dengan papan,kayu,atau bambu,dan timbun

sampai galian liang kubur menjadi rata.

Doa Orek Kubur :

Page 15: MAKALAH PENYELENGGARAAN JENAZAH

منهاخلقكمومنهانعيدكمومنةاخرى هانخرجكمتار

g. Mendoakan dan memohonkan ampun atas jenazah.

Tata Cara Menguburkan Jenazah :

Dalam penguburan jenazah, kita tidak boleh sembarangan. Kita harus

mengetahui tata cara penguburannya. Tata cara tersebut adalah sebagai berikut.

a. Waktu Untuk Mengubur Mayat

Mengubur mayat boleh pada siang atau malam hari beberapa sahabat

Rasulullah Saw dan keluarga beliau dikubur pada malam hari.

b. Memperdalam Galian Lubang Kubur

Maksud mengubur mayat ialah supaya tertutup, tidak nampak jasadnya

dan tidak tercium baunya dan juga agar tidak mudah dimakan burung atau

binatang lainnya. Oleh sebab itu, lubang kubur harus cukup dalam sehingga

jasad mayat itu aman dari hal-hal di atas.

c. Tentang Liang Lahad

Cara menaruh mayat dalam kubur ada yang ditaruh di tepi lubang sebelah

kiblat, kemudian di atasnya ditaruh semacam bata dengan posisi agak condong,

supaya nantinya setelah ditimbun mayat tidak langsung tertimpa tanah. Cara ini

dalam bahasa Arab disebut lahad.

Ada juga dengan menggali di tengah-tengah dasar lubang kubur,

kemudian mayat diletakkan di dalamnya, lalu di atasnya diletakkan semacam

bata dengan posisi mendatar untuk penahan tanah timbunan. Cara ini dalam

bahasa Arab disebut syaqqu atau dlarhu.

Cara lain ialah menaruh mayat dalam peti dan menanam bersama peti

tersebut ke dalam kubur. Atau peti tersebut terlebih dahulu diletakkan dalam

keadaan kosong dan terbuka, kemudian setelah mayat dimasukkan ke dalam

peti lalu peti itu ditutup lalu ditimbun dengan tanah.

d. Cara Memasukkan Mayat ke Dalam Lubang Kubur

Cara terbaik ialah dengan mendahulukan memasukkan kepala mayat dari

arah kaki kubur, karena demikian menurut sunnah Rasulullah SAW.

e. Menghadapkan Mayat ke Arah Kiblat

Baik di dalam lahad, syaqqu maupun dikubur di dalam peti, mayat

diletakkan miring ke kanan menghadap kea rah kiblat dengan menyandarkan

Page 16: MAKALAH PENYELENGGARAAN JENAZAH

bagian tubuh sebelah kiri ke dinding kubur atau dinding peti supaya tidak

terlentang kembali.

f. Tentang Mengalas Dasar Kubur

Para ulama mazhab empat berpendapat makruh menaruh hamparan atau

bantal di bawah mayat di dalam kubur. Bahkan para ulama menganjurkan

supaya ditaruh tanah di bawah pipi mayat sebelah kanan setelah dibukakan kain

kafannya dari pipi itu ditempelkan langsung ke tanah.

g. Berdo’a Waktu Menaruh Mayat Dalam Kubur

Pada waktu mayat dimasukkan ke dalam kubur maka dianjurkan supaya

membaca do’a:

بسماهللاوعىلملةرسولهللا

Artinya: “Dengan nama Allah dan atas agama Rasulullah”.

h. Menutupi Kubur Mayat Perempuan Pada Waktu Ia Dimasukkan Kedalamnya

Bagi mayat perempuan hendaknya dibentangkan kain dan sebagainya di

atas kuburnya pada waktu ia dimasukkan kedalamnya.

i. Mencurah Kubur Dengan Tanah Tiga Kali

Sesudah mayat diletakkan dengan baik, maka masing-masing orang yang

menyaksikan penguburan itu dianjurkan mencurahi lubang kubur itu dengan

tanah tiga kali dengan tangannya dari arah kepalanya. Sesudah itu, dilanjutkan

ditimbun dengan tanah galian kubur itu sampai cukup.

j. Sunat Menyapu Kubur Dengan Telapak Tangan

Disunnatkan bagi orang yang menyaksikan pemakaman mayat, menyapu

kubur dari arah kepala mayat sebanyak tiga kali.

k. Sunat Berdo’a Untuk Mayat Seusai Pemakaman

Disunatkan memohon ampun bagi mayat dan minta dikuatkan

pendiriannya seusai ia dimakamkan, karena pada saat itu ia sedang ditanya di

dalam kubur.

BAB IIIPENUTUP

Page 17: MAKALAH PENYELENGGARAAN JENAZAH

A. Kesimpulan

Apabila seorang muslim meninggal, maka fardhu kifayah atas orang yang hidup

menyelenggarakan empat perkara, yaitu:

1. Memandikan mayat

Syarat wajib mandi ialah mayat orang Islam, ada tubuhnya walaupun sedikit, dan mayat

itu bukan mati syahid.

2. Mengkafani mayat

Kain kafan sekurang-kurangnya selapis kain yang menutupi seluruh badan mayat.

Tetapi sebaiknya tiga lembar untuk laki-laki dan lima lembar untuk perempuan.

3. Menshalatkan mayat

Syarat-syaratnya yaitu:

a. Sebagaimana syarat-syarat shalat lainnya, seperti menutup aurat; suci badan;

dll.

b. Dilakukan sesudah mayat dimandikan dan dikafani.

c. Letak mayat di sebelah kiblat orang yang menyalatkan.

Rukun-rukunnya yaitu:

a. Niat,

b. Berdiri jika mampu

c. Takbir empat kali

d. Membaca al-fatihah setelah takbiratul ihram

e. Membaca shlawat atas Nabi sesudah takbir kedua

f. Mendo’akan mayat sesudah takbir ketiga

g. Memberi salam

4. Menguburkan jenazah

Merupakan kewajiban yang terakhir. Dalamnya kubur sekurang-kurangnya sampai

kira-kira bau busuk mayat tidak tercium dari atasnya dan tidak dapat dibongkar oleh

binatang buas.

B. Saran

Dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca dapat memahami cara-cara dalam

penyelenggaraan jenazah baik memandikan,mengafani,menyhalatkan maupun

menguburkannya.

Page 18: MAKALAH PENYELENGGARAAN JENAZAH

DAFTAR PUSTAKARahmani,Haidir Ali.Risalah Tuntunan Shalat Lengkap.Surabaya:Nuriah.

Haludi,Khuslan,Abdurrohim Said.2007.Integrasi Budi Pekerti dalam Pendidikan Agama

Islam 2 untuk Kelas XI Sekolah Menengah Atas. Malang : Tiga Serangkai.

Ahjad, Nadjih. 1991. Kitab Janazah. Jakarta: Bulan Bintang

Lead,Makky.2008.[Tanpa Alamat Website]. Indoskripsi Penyelenggaraan Jenazah. (9 Mei

2008)