makalah kanal gravimetri klompok 4

25
Kata Pengantar Puji syukur sepatutnyalah kita panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Kuasa, karena atas berkat, pertolongan dan petunjuknya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Analisis Gravimetri tepat pada waktu yang telah ditentukan. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini, dan juga tak terlupa kepada bapak Ir. M. Fauzi Arifin M.Si, Selaku dosen pengasuh matakuliah Kimia Analitik. Kami sadar Makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu segala saran, kritik, dan masukan yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya besar harapan kami kiranya makalah ini dapat membantu teman-teman sekalian dalam memahami materi Analisis Gravimetri. Penyusun Kelompok 4 Page 12

Upload: ikhsan-indrajaya

Post on 29-Jun-2015

771 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Uploaded from Google Docs

TRANSCRIPT

Kata Pengantar

Puji syukur sepatutnyalah kita panjatkan kehadirat Tuhan yang maha

Kuasa, karena atas berkat, pertolongan dan petunjuknya sehingga kami dapat

menyelesaikan makalah yang berjudul Analisis Gravimetri tepat pada waktu yang

telah ditentukan. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang

telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini, dan juga tak terlupa

kepada bapak Ir. M. Fauzi Arifin M.Si, Selaku dosen pengasuh matakuliah Kimia

Analitik. Kami sadar Makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, oleh

karena itu segala saran, kritik, dan masukan yang bersifat membangun sangat

kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya besar harapan kami

kiranya makalah ini dapat membantu teman-teman sekalian dalam memahami

materi Analisis Gravimetri.

Penyusun

Kelompok 4

Daftar Isi Halaman

Kata Pengantar ....................................................................... 1Daftar Isi ................................................................................ 2Bab 1 Pendahuluan1. Latar Belakang................................................................... 32. Tujuan ................................................................................ 3Bab 2 Pembahasan2.1 Metode Pengendapan......................................................... 42.2 Kemurnian Endapan Kopresipitasi ................................... 52.3 Keadaan Optimum untuk Pengendapan ............................ 7

Page 12

2.4 Pengendapan dari Larutan Homogen ................................ 82.5 Mencuci Endapan .............................................................. 92.6 Pembakaran Endapan ......................................................... 112.7 Peranan Pereaksi Organik pada Analisis Gravimetri ......... 122.8 Kriteria untuk Pemilihan Pereaksi Organik ....................... 132.9 Beberapa Endapan Organik yang Penting .......................... 13Bab 3 Penutup3.1 Kesimpulan .......................................................................... 153.2 Saran ................................................................................... 16Daftar Pustaka ........................................................................... 17

BAB 1PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Analisis Gravimetri merupakan salah materi matakuliah kimia analitik yang

sangat penting dan juga merupakan materi wajib dari kurikulum yang telah

ditetapkan oleh Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Hasanuddin.

Analisis Gravimetri adalah suatu bentuk analisis kuantitatif yang berupa

penambangan, yaitu suatu proses pemisahan dan penimbangan suatu komponen

dalam suatu zat dengan jumlah tertentu dan dalam keadaan sempurna mungkin.

2. Tujuan

● Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :

Untuk melaksanakan tugas Kimia Analitik

● Menjadi Pegangan bagi Mahasiswa Yang ingin memahami konsep

Analisis Gravimetri.

● Menjadi referensi tambahan yang menunjang keberhasilan

pembelajaran matakuliah kimia Analitik.

Page 12

BAB 2PEMBAHASAN

2.1 Metode Pengendapan

Pengendapan dilakukan sedemikian rupa sehingga memudahkan

proses pemisahan, misalnya: Ag diendapkan dengan AgCl. Aspek yang penting

dan perlu diperhatikan pada metode tersebut adalah endapannya mempunyai

kelarutan yang kecil sekali dan dapat dipisahkan secara filtrasi. Pada temperatur

tertentu, kelarutan zat pada pelarut tertentu didefinisikan sebagai jumlahnya jika

dilarutkan pada pelarut yang diketahui beratnya dan zat tersebut mencapai

kesetimbangan dengan pelarut itu. Hal ini tergantung pada ukuran partikel.

Larutan lewat jenuh adalah larutan dengan konsentrasi zat terlarut lebih besar

dibandingkan dengan keadaan kesetimbangan pada suhu tertentu. Contoh reaksi

pengendapan dengan pereaksi AgNO3:

NaCl(aq) + AgNO3 → AgCl(s) + NaNO3 (Utami, 2008).

Pengendapan merupakan teknik yang paling luas penggunaannya. Hal

terpenting dalam pengendapan suatu analit adalah kemurniannya dan kemudahan

penyaringan yang pasti dilakukan dalam teknik pengendapan.

Analisa pengendapan gravimetri akan berjalan baik jika persyaratannya

meliputi:

● Kesempurnaan endapan

Analat yang dianalisa telah diubah sepenuhnya menjadi endapan atau

dengan kata lain kelarutan endapan dibuat sekecil mungkin.

● Kemurnian endapan

Endapan murni adalah endapan yang bersih tidak mengandung molekul-

molekul lain yang disebut juga dengan pengotor atau kontaminan.

Endapan yang kotor akan mengandung berat lebih besar dari seharusnya

sehingga akan menimbulkan kesalahan yang lebih besar. Kontaminan oleh

Page 12

zat lain sangat mudah terjadi karena endapan timbul dari larutan yang

berisi berbagai macam zat.

● Susunan endapan

Endapan yang terbentuk mempunyai susunan konstan dan tertentu atau

endapan yang terbentuk dapat diubah menjadi zat yang komposisinya

tertentu.

Tahap-tahap pengendapan Gravimetri, meliputi:

● Melarutkan analat

● Mengatur keadaan larutan misalnya pH dan suhu

● Membentuk endapan

● Menumbuhkan kristal-kristal endapan (digestion atau aging)

● Menyaring dan mencuci endapan

● Memanaskan atau memijarkan untuk memperoleh endapan kering dengan

susunan tertentu. Hal ini juga dilakukan untuk menghilangkan kertas

saring

● Mendinginkan lalu menimbang endapan

2.2 Kemurnian Endapan Kopresipitasi

Bila suatu endapan memisah dari dalam suatu larutan, endapan itu

tak selalu sempurna murninya, mungkin mengandung berbagai jumlah zat

pengotor, bergantung pada sifat endapan dan kondisi pengendapan. Kontaminasi

endapan oleh zat-zat yang secara normal larut dalam cairan induk dinamakan

kopresipitasi. Kita harus membedakan dua jenis kopresipitasi yang penting. Yang

pertama adalah yang berkaitan dengan adsorpsi pada permukaan partikel yang

terkena larutan, dan yang kedua adalah yang sehubungan dengan oklusi zat asing

sewaktu proses pertumbuhan kristal dari partikel-partikel primer.

Mengenai adsorpsi permukaan (adsorpsi adalah suatu proses yang terjadi

ketika suatu fluida, cairan maupun gas, terikat kepada suatu padatan atau cairan

Page 12

(adsorben) dan akhirnya membentuk suatu lapisan tipis (adsorbat) pada

permukaannya), umumnya akan paling besar pada endapan yang mirip gelatin dan

paling sedikit pada endapan dengan sifat makro-kristalin yang menonjol. Endapan

dengan kisi-kisi ionik nampak mengikuti aturan adsorpsi Paneth-Fajans-Hahn,

yang menyatakan bahwa ion yang membentuk garam yang paling sedikit larut.

Maka pada sulfat yang sedikit larut, ion kalsium lebih utama diadsorpsi ketimbang

ion magnesium, karena kalsium sulfat kurang larut ketimbang magnesium sulfat.

Juga perak ionida mengardsorpsi perak asetat jauh lebih kuat dibanding perak

nitrat pada kondisi-kondisi yang sebanding, karena kelarutan perak asetat lebih

rendah. Deformabilitas (mudahnya diubah bentuknya) ion-ion yang diadsorpsi

dan disosiasi elektrolit dari senyawaan yang diardsorpsi juga mempunyai

pengaruh yang sangat besar, semakin kecil disosiasi senyawaa itu semakin besar

teradsorpsinya. Maka hidrogen sulfida, suatu elektrolit lemah, sangat kuat

diadsorpsi oleh sulfida logam-logam.

Jenis kopresipitasi yang kedua terjadi sewaktu endapan dibangun dari

pertikel-partikel primernya. Partikel primer ini akan mengalami adsorpsi

permukaan sampai tingkat tertentu dan sewaktu partikel-partikel ini saling

bergabung, zat pengotor itu akan hilang sebagian jika terbentuk kristal-kristal

tunggal yang besar dan prosesnya berlangsung lambat, atau jika saling bergabung

itu cepat mungkin dihasilkan kristal-kristal besar yang tersusun dari kristal-kristal

kecil yang terikat tak erat, dan sebagian zat pengotor mungkin terbawa masuk

kebalik dinding kristal besar. Jika zat pengotor ini isomorf atau membentuk

larutan-padat dengan endapan, jumlah kopresipitasi mungkin akan sangat banyak,

karena tak akan ada kecenderungan untuk menyisihkan zat pengotor sewaktu

proses pematangan.

Pascapresipitasi (postpresipitasi) adalah pengendapan yang terjadi di atas

permukaan endapan pertama sesudah ia terbentuk. Ini terjadi pada zat-zat yang

sedikit larut, yang membentuk larutan lewat-jenuh, zat-zat ini umumnya

Page 12

mempunyai satu ion yang sama dengan salah satu ion endapan primer (endapan

pertama). Maka pada pengendapan kalsium sebagai oksalat dengan adanya

magnesium, magnesium oksalat berangsur-angsur memisah dari larutan dan

mengendap diatas kalsium oksalat, makin lama endapan dibiarkan bersentuhan

dengan larutan itu, maka makin besar sesatan yang ditimbulkan oleh penyebab ini.

Efek yang serupa dapat diamati pada pengendapan tembaga (II) sulfide dalam

asam klorida 0,3M dengan adanya ion-ion zink, zink sulfida dengan perlahan-

lahan berpascapresipitasi.

Pascapresipitasi berbeda dari kopresipitasi dalam segi:

a. Kontiminasi bertambah dengan bertambah lamanya endapan dibiarkan

bersentuhan dengan cairan induk pada pascapresipitasi, tetapi biasanya

berkurang pada kopresipitasi.

b. Pada pascapresipitasi, kontaminasi akan bertambah dengan semakin

cepatnya larutan diaduk, baik dengan cara-cara mekanis ataupun termal.

Pada kopresipitasi keadaannya umumnya adalah kebalikannya.

c. Banyaknya kontaminasi pada pascapresipitasi dapat jauh lebih besar dari

pada kopresipitasi.

2.3 Keadaan Optimum Untuk Pengendapan

Untuk memperoleh keadaan optimum harus mengikuti aturan sbb:

a. Pengendapan harus dilakukan pada larutan encer, yang bertujuan untuk

memperkecil kesalahan akibat koresipitasi.

b. Peraksi dicampur perlahan-lahan dan teratur dengan pengadukan tetap.

c. Pengendapan dilakukan pada larutan panas bila endapan yang terbentuk

stabil pada temperatur tinggi.

d. Endapan kristal biasanya dibentuk dalam waktu yang lama dengan

menggunakan pemanas uap untuk menghindari adanya koprespitasi.

e. Endapan harus dicuci dengan larutan encer.

Page 12

f. Untuk menghindari postpresipitasi atau kopresipitasi sebaiknya dilakukan

pengendapan ulang

Meminimalkan kopresipitasi:

1. Metode penambah dari kedua reagen. Jika diketahui bahwa baik

sampel maupun endapan mengandung suatu ion yang mengotori,

larutan yang mengandung ion ini dapat ditambahkan ke larutan lain.

Dengan cara ini, konsentrasi pengotor dijaga serendah mungkin

selama tahap-tahap awal pengendapan. Dalam kasus hidrous oksida, mjatan

yang dibawa oleh partikel-partikel utama dapat dikendalikan.

2. Pencucian. Pengotor-pengotor yang teradsorpsi dapat dihilangkan

dengan mencuci kecuali mereka terkepung. Dengan endapan-endapan mirip

dadih dan yang bersifat gelatin, seseorang harus mempunyai suatu

elektrolit dalam larutan pencuci untuk menghindari peptisasi.

3. Pencernaan. Teknik ini bermanfaat sekali bagi endapan kristalin,

cukup bermanfaat bagi endapan mirip dadih, tetapi tidak digunakan bagi

endapan yang bersifat gelatin.

4. Pengendapa kembali. Jika zatnya bisa dilarutkan kembali (sepeti garam dari

asam lemah dalam asam kuat), ia dapat disaring, dilarutkan kembali

dan diendapkan kembali. Ion pengotor akan berada dalam suatu konsentrasi

yang rendah selama pengendapan kedua, dan karenanya jumlah yang lebih

kecil akan dikopresipitasi.

5. Pemisahan. Pengotor itu bisa dipisahkan atau sifat kimiawinya diubah dengan

suatu reaksi tertentu sebelum endapan terbentuk.

2.4 Pengendapan dari larutan Homogen

Pada metode ini, reagen dihasilkan secara lambat oleh reaksi kimia

homogen dalam larutan. Endapannya berkerapatan tinggi dan dapat disaring,

kopretisipasi dikurangi ke nilai minimumnya. Beberapa contoh pengendapan dari

larutan homogen adalah:

Page 12

a. Sulfat

Dimetilsulfat menghasilkan radikal sulfat dengan reaksi :

(CH2)2SO4 + 2H2O → 2CH3OH + 2H+ + SO42-

b. Hidroksida

pH dikendalikan secara perlahan-lahan. NH3 dihasilkan dari urea dengan

reaksi berikut :

CO(NH2)2 + H2O → 2NH3 +CO2 pada suhu 90-1000

Sedangkan aluminium (Al) diendapkan oleh urea sebagai Al(OH)3 dalam

media asam suksinat, atau Ba sebagai BaCrO4 pada amonium asetat atau

Ni sebagai glioksim ataupun Al sebagai oksinat.

c. Oksalat

Kalsium diendapkan sebagai CaC2O4.

Thiorium juga diendapkan sebagai Th(C2O4)2 dengan adanya urea.

Misalnya : CO(NH2)2 + 2HC2O4 + H2O → 2NH3 +CO2 + 2C2O42-

(C2H5)2 C2O4 + 2H2O → 2C2H5OH + 2H+ + C2O42-

d. Fosfat

Fosfat berkelarutan rendah dapat diendapkan dengan membuat turunan

dari trimetil atau trietil fosfat secara bertahap dengan hidrolisis. Zr

diendapkan sebagai Zr3(PO4)4 pada (CH3)3Po4 dalam media yang

mengandung asam sulfat.

2.5 Mencuci Endapan

Agar penetapan kuantitas analit dalam metode gravimetri mencapai hasil

yang mendekati nilai sebenarnya, harus dipenuhi 2 kriteria :

■ Proses pemisahan atau pengendapan analit dari komponen lainnya

berlangsung sempurna

■ Endapan analit yang dihasilkan diketahui dengan tepat komposisinya dan

memiliki tingkat kemurnian yang tinggi, tidak bercampur dengan

pengotor.

Page 12

Untuk syarat kedua, dapat dipenuhi melalui pencucian endapan. Adapun

tujuan dari pencucian endapan adalah untuk menyingkirkan kotoran yang

teradsorpsi pada permukaan endapan maupun yang terbawa secara mekanis,

sehingga di peroleh endapan murni. Endapan murni adalah endapan analit yang

bersih, artinya tidak mengandung molekul-molekul lain (zat-zat lain yang

biasanya disebut pengotor atau kontaminan).

Larutan pencuci dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu :

1. Larutan yang mencegah terbentuknya koloid yang mengakibatkan dapat

lewat kertas saring, misalnya : penggunaan ammonium nitrat untuk

mencuci endapan ferihidroksida

2. Larutan yang mengurangi kelarutan dari endapan, misalnya : alcohol.

3. Larutan yang dapat mencegah hidrolisis garam dari asam lemah atau

basa lemah.

Mencuci berulang-ulang lebih efektif dibandingkan dengan sekali

pencucian dengan volume total yang sama .

Xn=Xo μμ+vn

Di mana :

Xo = konsentrasi pengotor sebelum dicuci

N = jumlah pencucian

Xn = konsentrasi pengotor setelah pencucian

V = volume larutan pencuci

μ = volume cairan yang sisa dalam endapan

Berikut ini adalah criteria pemilihan larutan pencuci :

● dapat melarutkan zat pengotor dengan baik tetapi hampir tidak melarutkan

endapan

● tidak mengandung garam yang tidak dapat menguap waktu dipijarkan

Page 12

● dapat mencegah terjadinya peptisasi pada waktu pencucian endapan

● digunakan larutan pencuci yang mengandung ion senama bila ada

kemungkinan endapan dapat larut.

● larutan pencuci yang panas dapat digunakan bila kelarutan endapan

memungkinkan

2.6 Pembakaran Endapan

Endapan yang sudah bersih harus dikeringkan sebelum mengalami pemijaran.

● Jika endapan masih melekat pada kertas saring, maka kertas saring ini

harus diabukan dulu dengan memakai api sekecil mungkin.

● Kemudian secara teratur temperatur dinaikkan sampai mencapai

temperatur yang diinginkan. Harus diperhatikan agar kertas  dapat

diabukan secara sempurna, untuk itu perlu diamati warna endapan, jika

berwarna putih berarti kertas terabukan sempurna, sebaliknya adanya noda

hitam menunjukkan bahwa masih ada sisa kertas yang tidak terabukan

sempurna.

● Pemijaran pada temperatur tinggi memungkinkan diuapkannya air yang

melekat pada endapan. Makin kuat terserapnya air pada endapan makin

tinggi temperatur pemijarannya.

● Contoh : endapan yg berbentuk jel memerlukan temperatur pemijaran

yang cukup tinggi, sedangkan endapan hablur tidak memerlukan

temperatur pemijaran tinggi.

● Endapan yang sudah dipijarkan tidak dapat langsung ditentukan beratnya

karena penimbangan benda dalam keadaan panas tidak menghasilkan

harga tetap.

● Harus dilakukan pendinginan sampai temperatur kamar baru dapat

ditentukan beratnya.

2.7 Peranan Pereaksi Organik pada Analisis Gravimetri

Page 12

Pereaksi organik yang digunakan pada analisis gravimetri dikenal sebagai

endapan organik. Pemisahan satu atau lebih ion-ion anorganik dari campurannya

dilakukan dengan menambahkan pereaksi organik karena senyawa-senyawa

organik tersebut mempunyai berat molekul yang besar, maka dapat ditentukan

sejumlah kecil ion dengan pembentukan endapan dalam jumlah yang besar.

Endapan organik yang baik harus memiliki sifat spesifik. Endapan yang dibentuk

oleh pereaksi organik, dikeringkan atau dibakar dan ditimbang sebagai oksidanya.

Pada pengeringan atau pembakaran, temperaturnya harus ditentukn berdasarkan

sifat kimianya. Selektivitas (pemilihan) optimum reaksi tercapai dengan

mengawasi variabel-variabel seperti konsentrasi pereaksi, pH larutan dan

penggunaan reagen pelindung untuk mengurangi gangguan ion-ion asing.

Beberapa ion anorganik dapat diendapkan dengan pereaksi organik

tertentu disebut pengendap organik. Sejumlah pereaksi ini berguna bukan hanya

untuk pemisahan, untuk pengendapan tetapi juga dapat digunakan untuk ekstraksi

pelarut. Pereaksi organik yang banyak digunakan adalah pereaksi pembentuk

khelat. Beberapa pereaksi organik dapat membentuk senyawa kelat dengan

beberapa kation karena mengandung gugus fungsi yang berupa basa (donor

elektron). Bila ligan polifungsional dapat menempati lebih dari dua posisi

koordinasi ion pusat logam, maka terbentuk senyawa koordinasi dengan struktur

cincin yang disebut sebagai khelat. Petunjuk untuk meramalkan secara kualitatif

tentang kestabilan kompleks dan kesetimbangan endapan khelat yang tidak

bermuatan diperoleh dari penelahan konstanta pembentukan senyawa koordinasi

yang merupakan sifat ion logam dan sifat ligan.

Endapan organik mempunyai tempat khusus dalam analisis anorganik

sebab endapan yang terbentuk biasanya berbeda dari zat anorganik murni, seperti

antara BaS0 dan Ni(DMG) dimana DMG adalah dimetil glioksin. Senyawa

organik diklasifikasikan sebagai pembentuk kompleks khelat,pembentuk garam

dan pembentuk lake. Dalam usaha membentuk khelat ligan harus mempunyai

atom H yang dapat diganti dan elektron yang tidak berpasangan untuk

Page 12

pembnetukan koordinasi. Pereaksi organik banyak digunakan sebab bersifat

selekitf. Substitusi pada atom C dapat bervariasi. Selektivitas berarti kemampuan

dari pereaksi organik untuk bergabung dengan satu atau dua logam untuk

memisahkannya dari zat lainnya. Efek sterik (ruang) menentukan selektivitas dari

pereaksi pembentuk khelat, tidak dapat mengendapkan Al.

2.8 Kriteria untuk Pemilihan Pereaksi Organik

a. Zat tersebut harus selektif.

b. Mempunyai sifat spesifik.

c. Bobot molekul yang besar (Mr besar) sehingga dengan jumlah yang kecil

saja logam menghasilkan endapan yang beratnya tinggi.

d. Beberapa pereaksi organic mempunyai sifat selektifitas yang

menghasilkan endapan dengan jumlah kation yang kecil.

e. Mempunyai kelarutan yang sangat kecil dalam air sehingga ion logam

dapat diendapkan secara kuantitatif.

2.9 Beberapa Endapan Organik yang Penting

Zat pengendap organik merupakan bahan untuk membantu proses

pemisahan satu atau lebih ion anorganik dari campuran, Zat pengendap organik

disebut juga regensia organik. Zat pengendap organik yang digunakan haruslah

ideal, artinya pengendap organik tersebut bersifat spesifik, yaitu harus memberi

endapan dengan hanya satu endapan tertentu.

Beberapa pengendap organik yang telah dikenal banyak digunakan dalam

analisis gravimetri seperti:

1. Dimeti glioksim (DMG) yang berguna untuk penentuan nikel. Pereaksi

berlebih harus dihindari untuk menghindarkan pembentukan endapan

pereaksinya sendiri. Sitrat dan tartarat digunakan sebagai pereaksi

pelindung.

Page 12

2. 8-hidroksiquinolin berguna untuk mengendapkan beberapa logam dan

dapat digunakan untuk pemisahan. Ditambahkan pada keadaan/ suasana

dingin dan endapan dicuci dengan air hangat. Endapan kemudian

dilarutkan dalam asam dan dititrasi.

3. Asam mandelat digunakan untuk Zr. Endapan dibakar dan oksidanya

ditimbang.

4. Cupferon digunakan untuk pemisahan seperti besi dan titanium dari

aluminium. Hal ini bermanfaat dalam kondisi asam, larutan dingin, dan

endapannya dibakar kemudian ditimbang.

5. Asam antranilat digunakan pada beberapa logam (untuk Cu). Biasanya

sering digunakan garam natrium.

6. Asam kuinaldik (untuk Cu), metode ini sensitive dengan menggunakan

pereaksi pengompleks. Pada kompleks hanya dikandung 15% Cu.

7. Pereaksi salisildioksim (untuk Cu). Asam tartarat digunakan sebagai

masking agent. Kompleks tersebut larut dalam alcohol tetapi tidak stabil

jika lebih dari 73 hari. Ditimbang sebagai Cu-salisildioksim.

8. 1-nitroso-2-naftol (untuk logam Co) digunakan pada keadaan asam.

Kompleks tersebut dibakar dan ditimbang sebagai Co3O4. Pereaksinya

dibuat dalam asam asetat glacial dan air destilasi.

BAB 3PENUTUP

1. KesimpulanDengan memperhatikan materi-materi yang telah dipaparkan bisa

diambil beberapa kesimpulan :

Page 12

● Analisis gravimetri merupakan salah satu bentuk analisis kuantitatif yang

dilakukan dengan proses penimbangan.

● Untuk metode pengandapan prinsip kerjanya yaitu senyawa yang akan

dianalisis diendapkan dengan menambahkan pereaksi yang sesuai dan

selanjutnya dipisahkan endapannya dengan cara ditapis.

● Bila suatu endapan memisah dari dalam suatu larutan, endapan itu tak

selalu sempurna murninya, mungkin mengandung berbagai jumlah zat

pengotor, bergantung pada sifat endapan dan kondisi pengendapan.

● Kontaminasi endapan oleh zat-zat yang secara normal larut dalam cairan

induk dinamakan kopresipitasi.

● Pascapresipitasi (postpresipitasi) adalah pengendapan yang terjadi di atas

permukaan endapan pertama sesudah ia terbentuk. Ini terjadi pada zat-zat

yang sedikit larut, yang membentuk larutan lewat-jenuh, zat-zat ini

umumnya mempunyai satu ion yang sama dengan salah satu ion endapan

primer (endapan pertama).

● Pengendapan harus dilakukan pada larutan encer, yang bertujuan untuk

memperkecil kesalahan akibat kopresipitasi.

● Adapun tujuan dari pencucian endapan adalah untuk menyingkirkan

kotoran yang teradsorpsi pada permukaan endapan maupun yang terbawa

secara mekanis, sehingga di peroleh endapan murni.

● Endapan yang sudah bersih harus dikeringkan sebelum mengalami

pemijaran.

● Pereaksi organik banyak digunakan sebab bersifat selekitf. Selektivitas

berarti kemampuan dari pereaksi organik untuk bergabung dengan satu

atau dua logam untuk memisahkannya dari zat lainnya.

● Zat pengendap organik yang digunakan haruslah ideal, artinya pengendap

organik tersebut bersifat spesifik, yaitu harus memberi endapan dengan

hanya satu endapan tertentu.

3.2 Saran

Page 12

Makalah ini sifatnya hanya membantu memudahkan mahasiswa untuk

memahami teknik analisis gravimetri yang tentunya sangat terbatas baik contoh

maupun penjelasannya, olehnya kami harapkan bagi para pembaca bisa

menambah dari referensi lain. Karena jika hanya menggunakan makalah ini sangat

sedikit yang anda dapatkan. Semoga anda tidak puas dengan membaca makalah

ini, sebab jika anda puas niscaya anda tidak akan menambah pengetahuan anda,

Seorang yang dalam keadaan haus, meminum air laut, niscaya ia akan semakin

haus, semoga andapun demikian. Terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA

http :// meoongimutz . blogspot . com /2010/08/ gravimetri . html

http://www.docstoc.com/docs/24349471/ANALISIS-GRAVIMETRI

Bassett. J., dkk. 1994. BUKU AJAR VOGEL KIMIA ANALISIS

KUANTITATIF ANORGANIK. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

(Terjemahan: A. Hadyana P. dan Ir. L. Setiono)

http :// tinangkung . blogspot . com /2010/04/ analisis - gravimetri . html

http :// miftachemist . blogspot . com /2010_08_01_ archive . html

http :// www . blogger - index . com / feed 791638. html

Khopkar, S.M. Konsep Dasar Kimia Analitik.

Page 12

Page 12