makalah kanal gravimetri klompok 4
DESCRIPTION
Uploaded from Google DocsTRANSCRIPT
Kata Pengantar
Puji syukur sepatutnyalah kita panjatkan kehadirat Tuhan yang maha
Kuasa, karena atas berkat, pertolongan dan petunjuknya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Analisis Gravimetri tepat pada waktu yang
telah ditentukan. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang
telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini, dan juga tak terlupa
kepada bapak Ir. M. Fauzi Arifin M.Si, Selaku dosen pengasuh matakuliah Kimia
Analitik. Kami sadar Makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu segala saran, kritik, dan masukan yang bersifat membangun sangat
kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya besar harapan kami
kiranya makalah ini dapat membantu teman-teman sekalian dalam memahami
materi Analisis Gravimetri.
Penyusun
Kelompok 4
Daftar Isi Halaman
Kata Pengantar ....................................................................... 1Daftar Isi ................................................................................ 2Bab 1 Pendahuluan1. Latar Belakang................................................................... 32. Tujuan ................................................................................ 3Bab 2 Pembahasan2.1 Metode Pengendapan......................................................... 42.2 Kemurnian Endapan Kopresipitasi ................................... 52.3 Keadaan Optimum untuk Pengendapan ............................ 7
Page 12
2.4 Pengendapan dari Larutan Homogen ................................ 82.5 Mencuci Endapan .............................................................. 92.6 Pembakaran Endapan ......................................................... 112.7 Peranan Pereaksi Organik pada Analisis Gravimetri ......... 122.8 Kriteria untuk Pemilihan Pereaksi Organik ....................... 132.9 Beberapa Endapan Organik yang Penting .......................... 13Bab 3 Penutup3.1 Kesimpulan .......................................................................... 153.2 Saran ................................................................................... 16Daftar Pustaka ........................................................................... 17
BAB 1PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Analisis Gravimetri merupakan salah materi matakuliah kimia analitik yang
sangat penting dan juga merupakan materi wajib dari kurikulum yang telah
ditetapkan oleh Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Hasanuddin.
Analisis Gravimetri adalah suatu bentuk analisis kuantitatif yang berupa
penambangan, yaitu suatu proses pemisahan dan penimbangan suatu komponen
dalam suatu zat dengan jumlah tertentu dan dalam keadaan sempurna mungkin.
2. Tujuan
● Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
Untuk melaksanakan tugas Kimia Analitik
● Menjadi Pegangan bagi Mahasiswa Yang ingin memahami konsep
Analisis Gravimetri.
● Menjadi referensi tambahan yang menunjang keberhasilan
pembelajaran matakuliah kimia Analitik.
Page 12
BAB 2PEMBAHASAN
2.1 Metode Pengendapan
Pengendapan dilakukan sedemikian rupa sehingga memudahkan
proses pemisahan, misalnya: Ag diendapkan dengan AgCl. Aspek yang penting
dan perlu diperhatikan pada metode tersebut adalah endapannya mempunyai
kelarutan yang kecil sekali dan dapat dipisahkan secara filtrasi. Pada temperatur
tertentu, kelarutan zat pada pelarut tertentu didefinisikan sebagai jumlahnya jika
dilarutkan pada pelarut yang diketahui beratnya dan zat tersebut mencapai
kesetimbangan dengan pelarut itu. Hal ini tergantung pada ukuran partikel.
Larutan lewat jenuh adalah larutan dengan konsentrasi zat terlarut lebih besar
dibandingkan dengan keadaan kesetimbangan pada suhu tertentu. Contoh reaksi
pengendapan dengan pereaksi AgNO3:
NaCl(aq) + AgNO3 → AgCl(s) + NaNO3 (Utami, 2008).
Pengendapan merupakan teknik yang paling luas penggunaannya. Hal
terpenting dalam pengendapan suatu analit adalah kemurniannya dan kemudahan
penyaringan yang pasti dilakukan dalam teknik pengendapan.
Analisa pengendapan gravimetri akan berjalan baik jika persyaratannya
meliputi:
● Kesempurnaan endapan
Analat yang dianalisa telah diubah sepenuhnya menjadi endapan atau
dengan kata lain kelarutan endapan dibuat sekecil mungkin.
● Kemurnian endapan
Endapan murni adalah endapan yang bersih tidak mengandung molekul-
molekul lain yang disebut juga dengan pengotor atau kontaminan.
Endapan yang kotor akan mengandung berat lebih besar dari seharusnya
sehingga akan menimbulkan kesalahan yang lebih besar. Kontaminan oleh
Page 12
zat lain sangat mudah terjadi karena endapan timbul dari larutan yang
berisi berbagai macam zat.
● Susunan endapan
Endapan yang terbentuk mempunyai susunan konstan dan tertentu atau
endapan yang terbentuk dapat diubah menjadi zat yang komposisinya
tertentu.
Tahap-tahap pengendapan Gravimetri, meliputi:
● Melarutkan analat
● Mengatur keadaan larutan misalnya pH dan suhu
● Membentuk endapan
● Menumbuhkan kristal-kristal endapan (digestion atau aging)
● Menyaring dan mencuci endapan
● Memanaskan atau memijarkan untuk memperoleh endapan kering dengan
susunan tertentu. Hal ini juga dilakukan untuk menghilangkan kertas
saring
● Mendinginkan lalu menimbang endapan
2.2 Kemurnian Endapan Kopresipitasi
Bila suatu endapan memisah dari dalam suatu larutan, endapan itu
tak selalu sempurna murninya, mungkin mengandung berbagai jumlah zat
pengotor, bergantung pada sifat endapan dan kondisi pengendapan. Kontaminasi
endapan oleh zat-zat yang secara normal larut dalam cairan induk dinamakan
kopresipitasi. Kita harus membedakan dua jenis kopresipitasi yang penting. Yang
pertama adalah yang berkaitan dengan adsorpsi pada permukaan partikel yang
terkena larutan, dan yang kedua adalah yang sehubungan dengan oklusi zat asing
sewaktu proses pertumbuhan kristal dari partikel-partikel primer.
Mengenai adsorpsi permukaan (adsorpsi adalah suatu proses yang terjadi
ketika suatu fluida, cairan maupun gas, terikat kepada suatu padatan atau cairan
Page 12
(adsorben) dan akhirnya membentuk suatu lapisan tipis (adsorbat) pada
permukaannya), umumnya akan paling besar pada endapan yang mirip gelatin dan
paling sedikit pada endapan dengan sifat makro-kristalin yang menonjol. Endapan
dengan kisi-kisi ionik nampak mengikuti aturan adsorpsi Paneth-Fajans-Hahn,
yang menyatakan bahwa ion yang membentuk garam yang paling sedikit larut.
Maka pada sulfat yang sedikit larut, ion kalsium lebih utama diadsorpsi ketimbang
ion magnesium, karena kalsium sulfat kurang larut ketimbang magnesium sulfat.
Juga perak ionida mengardsorpsi perak asetat jauh lebih kuat dibanding perak
nitrat pada kondisi-kondisi yang sebanding, karena kelarutan perak asetat lebih
rendah. Deformabilitas (mudahnya diubah bentuknya) ion-ion yang diadsorpsi
dan disosiasi elektrolit dari senyawaan yang diardsorpsi juga mempunyai
pengaruh yang sangat besar, semakin kecil disosiasi senyawaa itu semakin besar
teradsorpsinya. Maka hidrogen sulfida, suatu elektrolit lemah, sangat kuat
diadsorpsi oleh sulfida logam-logam.
Jenis kopresipitasi yang kedua terjadi sewaktu endapan dibangun dari
pertikel-partikel primernya. Partikel primer ini akan mengalami adsorpsi
permukaan sampai tingkat tertentu dan sewaktu partikel-partikel ini saling
bergabung, zat pengotor itu akan hilang sebagian jika terbentuk kristal-kristal
tunggal yang besar dan prosesnya berlangsung lambat, atau jika saling bergabung
itu cepat mungkin dihasilkan kristal-kristal besar yang tersusun dari kristal-kristal
kecil yang terikat tak erat, dan sebagian zat pengotor mungkin terbawa masuk
kebalik dinding kristal besar. Jika zat pengotor ini isomorf atau membentuk
larutan-padat dengan endapan, jumlah kopresipitasi mungkin akan sangat banyak,
karena tak akan ada kecenderungan untuk menyisihkan zat pengotor sewaktu
proses pematangan.
Pascapresipitasi (postpresipitasi) adalah pengendapan yang terjadi di atas
permukaan endapan pertama sesudah ia terbentuk. Ini terjadi pada zat-zat yang
sedikit larut, yang membentuk larutan lewat-jenuh, zat-zat ini umumnya
Page 12
mempunyai satu ion yang sama dengan salah satu ion endapan primer (endapan
pertama). Maka pada pengendapan kalsium sebagai oksalat dengan adanya
magnesium, magnesium oksalat berangsur-angsur memisah dari larutan dan
mengendap diatas kalsium oksalat, makin lama endapan dibiarkan bersentuhan
dengan larutan itu, maka makin besar sesatan yang ditimbulkan oleh penyebab ini.
Efek yang serupa dapat diamati pada pengendapan tembaga (II) sulfide dalam
asam klorida 0,3M dengan adanya ion-ion zink, zink sulfida dengan perlahan-
lahan berpascapresipitasi.
Pascapresipitasi berbeda dari kopresipitasi dalam segi:
a. Kontiminasi bertambah dengan bertambah lamanya endapan dibiarkan
bersentuhan dengan cairan induk pada pascapresipitasi, tetapi biasanya
berkurang pada kopresipitasi.
b. Pada pascapresipitasi, kontaminasi akan bertambah dengan semakin
cepatnya larutan diaduk, baik dengan cara-cara mekanis ataupun termal.
Pada kopresipitasi keadaannya umumnya adalah kebalikannya.
c. Banyaknya kontaminasi pada pascapresipitasi dapat jauh lebih besar dari
pada kopresipitasi.
2.3 Keadaan Optimum Untuk Pengendapan
Untuk memperoleh keadaan optimum harus mengikuti aturan sbb:
a. Pengendapan harus dilakukan pada larutan encer, yang bertujuan untuk
memperkecil kesalahan akibat koresipitasi.
b. Peraksi dicampur perlahan-lahan dan teratur dengan pengadukan tetap.
c. Pengendapan dilakukan pada larutan panas bila endapan yang terbentuk
stabil pada temperatur tinggi.
d. Endapan kristal biasanya dibentuk dalam waktu yang lama dengan
menggunakan pemanas uap untuk menghindari adanya koprespitasi.
e. Endapan harus dicuci dengan larutan encer.
Page 12
f. Untuk menghindari postpresipitasi atau kopresipitasi sebaiknya dilakukan
pengendapan ulang
Meminimalkan kopresipitasi:
1. Metode penambah dari kedua reagen. Jika diketahui bahwa baik
sampel maupun endapan mengandung suatu ion yang mengotori,
larutan yang mengandung ion ini dapat ditambahkan ke larutan lain.
Dengan cara ini, konsentrasi pengotor dijaga serendah mungkin
selama tahap-tahap awal pengendapan. Dalam kasus hidrous oksida, mjatan
yang dibawa oleh partikel-partikel utama dapat dikendalikan.
2. Pencucian. Pengotor-pengotor yang teradsorpsi dapat dihilangkan
dengan mencuci kecuali mereka terkepung. Dengan endapan-endapan mirip
dadih dan yang bersifat gelatin, seseorang harus mempunyai suatu
elektrolit dalam larutan pencuci untuk menghindari peptisasi.
3. Pencernaan. Teknik ini bermanfaat sekali bagi endapan kristalin,
cukup bermanfaat bagi endapan mirip dadih, tetapi tidak digunakan bagi
endapan yang bersifat gelatin.
4. Pengendapa kembali. Jika zatnya bisa dilarutkan kembali (sepeti garam dari
asam lemah dalam asam kuat), ia dapat disaring, dilarutkan kembali
dan diendapkan kembali. Ion pengotor akan berada dalam suatu konsentrasi
yang rendah selama pengendapan kedua, dan karenanya jumlah yang lebih
kecil akan dikopresipitasi.
5. Pemisahan. Pengotor itu bisa dipisahkan atau sifat kimiawinya diubah dengan
suatu reaksi tertentu sebelum endapan terbentuk.
2.4 Pengendapan dari larutan Homogen
Pada metode ini, reagen dihasilkan secara lambat oleh reaksi kimia
homogen dalam larutan. Endapannya berkerapatan tinggi dan dapat disaring,
kopretisipasi dikurangi ke nilai minimumnya. Beberapa contoh pengendapan dari
larutan homogen adalah:
Page 12
a. Sulfat
Dimetilsulfat menghasilkan radikal sulfat dengan reaksi :
(CH2)2SO4 + 2H2O → 2CH3OH + 2H+ + SO42-
b. Hidroksida
pH dikendalikan secara perlahan-lahan. NH3 dihasilkan dari urea dengan
reaksi berikut :
CO(NH2)2 + H2O → 2NH3 +CO2 pada suhu 90-1000
Sedangkan aluminium (Al) diendapkan oleh urea sebagai Al(OH)3 dalam
media asam suksinat, atau Ba sebagai BaCrO4 pada amonium asetat atau
Ni sebagai glioksim ataupun Al sebagai oksinat.
c. Oksalat
Kalsium diendapkan sebagai CaC2O4.
Thiorium juga diendapkan sebagai Th(C2O4)2 dengan adanya urea.
Misalnya : CO(NH2)2 + 2HC2O4 + H2O → 2NH3 +CO2 + 2C2O42-
(C2H5)2 C2O4 + 2H2O → 2C2H5OH + 2H+ + C2O42-
d. Fosfat
Fosfat berkelarutan rendah dapat diendapkan dengan membuat turunan
dari trimetil atau trietil fosfat secara bertahap dengan hidrolisis. Zr
diendapkan sebagai Zr3(PO4)4 pada (CH3)3Po4 dalam media yang
mengandung asam sulfat.
2.5 Mencuci Endapan
Agar penetapan kuantitas analit dalam metode gravimetri mencapai hasil
yang mendekati nilai sebenarnya, harus dipenuhi 2 kriteria :
■ Proses pemisahan atau pengendapan analit dari komponen lainnya
berlangsung sempurna
■ Endapan analit yang dihasilkan diketahui dengan tepat komposisinya dan
memiliki tingkat kemurnian yang tinggi, tidak bercampur dengan
pengotor.
Page 12
Untuk syarat kedua, dapat dipenuhi melalui pencucian endapan. Adapun
tujuan dari pencucian endapan adalah untuk menyingkirkan kotoran yang
teradsorpsi pada permukaan endapan maupun yang terbawa secara mekanis,
sehingga di peroleh endapan murni. Endapan murni adalah endapan analit yang
bersih, artinya tidak mengandung molekul-molekul lain (zat-zat lain yang
biasanya disebut pengotor atau kontaminan).
Larutan pencuci dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu :
1. Larutan yang mencegah terbentuknya koloid yang mengakibatkan dapat
lewat kertas saring, misalnya : penggunaan ammonium nitrat untuk
mencuci endapan ferihidroksida
2. Larutan yang mengurangi kelarutan dari endapan, misalnya : alcohol.
3. Larutan yang dapat mencegah hidrolisis garam dari asam lemah atau
basa lemah.
Mencuci berulang-ulang lebih efektif dibandingkan dengan sekali
pencucian dengan volume total yang sama .
Xn=Xo μμ+vn
Di mana :
Xo = konsentrasi pengotor sebelum dicuci
N = jumlah pencucian
Xn = konsentrasi pengotor setelah pencucian
V = volume larutan pencuci
μ = volume cairan yang sisa dalam endapan
Berikut ini adalah criteria pemilihan larutan pencuci :
● dapat melarutkan zat pengotor dengan baik tetapi hampir tidak melarutkan
endapan
● tidak mengandung garam yang tidak dapat menguap waktu dipijarkan
Page 12
● dapat mencegah terjadinya peptisasi pada waktu pencucian endapan
● digunakan larutan pencuci yang mengandung ion senama bila ada
kemungkinan endapan dapat larut.
● larutan pencuci yang panas dapat digunakan bila kelarutan endapan
memungkinkan
2.6 Pembakaran Endapan
Endapan yang sudah bersih harus dikeringkan sebelum mengalami pemijaran.
● Jika endapan masih melekat pada kertas saring, maka kertas saring ini
harus diabukan dulu dengan memakai api sekecil mungkin.
● Kemudian secara teratur temperatur dinaikkan sampai mencapai
temperatur yang diinginkan. Harus diperhatikan agar kertas dapat
diabukan secara sempurna, untuk itu perlu diamati warna endapan, jika
berwarna putih berarti kertas terabukan sempurna, sebaliknya adanya noda
hitam menunjukkan bahwa masih ada sisa kertas yang tidak terabukan
sempurna.
● Pemijaran pada temperatur tinggi memungkinkan diuapkannya air yang
melekat pada endapan. Makin kuat terserapnya air pada endapan makin
tinggi temperatur pemijarannya.
● Contoh : endapan yg berbentuk jel memerlukan temperatur pemijaran
yang cukup tinggi, sedangkan endapan hablur tidak memerlukan
temperatur pemijaran tinggi.
● Endapan yang sudah dipijarkan tidak dapat langsung ditentukan beratnya
karena penimbangan benda dalam keadaan panas tidak menghasilkan
harga tetap.
● Harus dilakukan pendinginan sampai temperatur kamar baru dapat
ditentukan beratnya.
2.7 Peranan Pereaksi Organik pada Analisis Gravimetri
Page 12
Pereaksi organik yang digunakan pada analisis gravimetri dikenal sebagai
endapan organik. Pemisahan satu atau lebih ion-ion anorganik dari campurannya
dilakukan dengan menambahkan pereaksi organik karena senyawa-senyawa
organik tersebut mempunyai berat molekul yang besar, maka dapat ditentukan
sejumlah kecil ion dengan pembentukan endapan dalam jumlah yang besar.
Endapan organik yang baik harus memiliki sifat spesifik. Endapan yang dibentuk
oleh pereaksi organik, dikeringkan atau dibakar dan ditimbang sebagai oksidanya.
Pada pengeringan atau pembakaran, temperaturnya harus ditentukn berdasarkan
sifat kimianya. Selektivitas (pemilihan) optimum reaksi tercapai dengan
mengawasi variabel-variabel seperti konsentrasi pereaksi, pH larutan dan
penggunaan reagen pelindung untuk mengurangi gangguan ion-ion asing.
Beberapa ion anorganik dapat diendapkan dengan pereaksi organik
tertentu disebut pengendap organik. Sejumlah pereaksi ini berguna bukan hanya
untuk pemisahan, untuk pengendapan tetapi juga dapat digunakan untuk ekstraksi
pelarut. Pereaksi organik yang banyak digunakan adalah pereaksi pembentuk
khelat. Beberapa pereaksi organik dapat membentuk senyawa kelat dengan
beberapa kation karena mengandung gugus fungsi yang berupa basa (donor
elektron). Bila ligan polifungsional dapat menempati lebih dari dua posisi
koordinasi ion pusat logam, maka terbentuk senyawa koordinasi dengan struktur
cincin yang disebut sebagai khelat. Petunjuk untuk meramalkan secara kualitatif
tentang kestabilan kompleks dan kesetimbangan endapan khelat yang tidak
bermuatan diperoleh dari penelahan konstanta pembentukan senyawa koordinasi
yang merupakan sifat ion logam dan sifat ligan.
Endapan organik mempunyai tempat khusus dalam analisis anorganik
sebab endapan yang terbentuk biasanya berbeda dari zat anorganik murni, seperti
antara BaS0 dan Ni(DMG) dimana DMG adalah dimetil glioksin. Senyawa
organik diklasifikasikan sebagai pembentuk kompleks khelat,pembentuk garam
dan pembentuk lake. Dalam usaha membentuk khelat ligan harus mempunyai
atom H yang dapat diganti dan elektron yang tidak berpasangan untuk
Page 12
pembnetukan koordinasi. Pereaksi organik banyak digunakan sebab bersifat
selekitf. Substitusi pada atom C dapat bervariasi. Selektivitas berarti kemampuan
dari pereaksi organik untuk bergabung dengan satu atau dua logam untuk
memisahkannya dari zat lainnya. Efek sterik (ruang) menentukan selektivitas dari
pereaksi pembentuk khelat, tidak dapat mengendapkan Al.
2.8 Kriteria untuk Pemilihan Pereaksi Organik
a. Zat tersebut harus selektif.
b. Mempunyai sifat spesifik.
c. Bobot molekul yang besar (Mr besar) sehingga dengan jumlah yang kecil
saja logam menghasilkan endapan yang beratnya tinggi.
d. Beberapa pereaksi organic mempunyai sifat selektifitas yang
menghasilkan endapan dengan jumlah kation yang kecil.
e. Mempunyai kelarutan yang sangat kecil dalam air sehingga ion logam
dapat diendapkan secara kuantitatif.
2.9 Beberapa Endapan Organik yang Penting
Zat pengendap organik merupakan bahan untuk membantu proses
pemisahan satu atau lebih ion anorganik dari campuran, Zat pengendap organik
disebut juga regensia organik. Zat pengendap organik yang digunakan haruslah
ideal, artinya pengendap organik tersebut bersifat spesifik, yaitu harus memberi
endapan dengan hanya satu endapan tertentu.
Beberapa pengendap organik yang telah dikenal banyak digunakan dalam
analisis gravimetri seperti:
1. Dimeti glioksim (DMG) yang berguna untuk penentuan nikel. Pereaksi
berlebih harus dihindari untuk menghindarkan pembentukan endapan
pereaksinya sendiri. Sitrat dan tartarat digunakan sebagai pereaksi
pelindung.
Page 12
2. 8-hidroksiquinolin berguna untuk mengendapkan beberapa logam dan
dapat digunakan untuk pemisahan. Ditambahkan pada keadaan/ suasana
dingin dan endapan dicuci dengan air hangat. Endapan kemudian
dilarutkan dalam asam dan dititrasi.
3. Asam mandelat digunakan untuk Zr. Endapan dibakar dan oksidanya
ditimbang.
4. Cupferon digunakan untuk pemisahan seperti besi dan titanium dari
aluminium. Hal ini bermanfaat dalam kondisi asam, larutan dingin, dan
endapannya dibakar kemudian ditimbang.
5. Asam antranilat digunakan pada beberapa logam (untuk Cu). Biasanya
sering digunakan garam natrium.
6. Asam kuinaldik (untuk Cu), metode ini sensitive dengan menggunakan
pereaksi pengompleks. Pada kompleks hanya dikandung 15% Cu.
7. Pereaksi salisildioksim (untuk Cu). Asam tartarat digunakan sebagai
masking agent. Kompleks tersebut larut dalam alcohol tetapi tidak stabil
jika lebih dari 73 hari. Ditimbang sebagai Cu-salisildioksim.
8. 1-nitroso-2-naftol (untuk logam Co) digunakan pada keadaan asam.
Kompleks tersebut dibakar dan ditimbang sebagai Co3O4. Pereaksinya
dibuat dalam asam asetat glacial dan air destilasi.
BAB 3PENUTUP
1. KesimpulanDengan memperhatikan materi-materi yang telah dipaparkan bisa
diambil beberapa kesimpulan :
Page 12
● Analisis gravimetri merupakan salah satu bentuk analisis kuantitatif yang
dilakukan dengan proses penimbangan.
● Untuk metode pengandapan prinsip kerjanya yaitu senyawa yang akan
dianalisis diendapkan dengan menambahkan pereaksi yang sesuai dan
selanjutnya dipisahkan endapannya dengan cara ditapis.
● Bila suatu endapan memisah dari dalam suatu larutan, endapan itu tak
selalu sempurna murninya, mungkin mengandung berbagai jumlah zat
pengotor, bergantung pada sifat endapan dan kondisi pengendapan.
● Kontaminasi endapan oleh zat-zat yang secara normal larut dalam cairan
induk dinamakan kopresipitasi.
● Pascapresipitasi (postpresipitasi) adalah pengendapan yang terjadi di atas
permukaan endapan pertama sesudah ia terbentuk. Ini terjadi pada zat-zat
yang sedikit larut, yang membentuk larutan lewat-jenuh, zat-zat ini
umumnya mempunyai satu ion yang sama dengan salah satu ion endapan
primer (endapan pertama).
● Pengendapan harus dilakukan pada larutan encer, yang bertujuan untuk
memperkecil kesalahan akibat kopresipitasi.
● Adapun tujuan dari pencucian endapan adalah untuk menyingkirkan
kotoran yang teradsorpsi pada permukaan endapan maupun yang terbawa
secara mekanis, sehingga di peroleh endapan murni.
● Endapan yang sudah bersih harus dikeringkan sebelum mengalami
pemijaran.
● Pereaksi organik banyak digunakan sebab bersifat selekitf. Selektivitas
berarti kemampuan dari pereaksi organik untuk bergabung dengan satu
atau dua logam untuk memisahkannya dari zat lainnya.
● Zat pengendap organik yang digunakan haruslah ideal, artinya pengendap
organik tersebut bersifat spesifik, yaitu harus memberi endapan dengan
hanya satu endapan tertentu.
3.2 Saran
Page 12
Makalah ini sifatnya hanya membantu memudahkan mahasiswa untuk
memahami teknik analisis gravimetri yang tentunya sangat terbatas baik contoh
maupun penjelasannya, olehnya kami harapkan bagi para pembaca bisa
menambah dari referensi lain. Karena jika hanya menggunakan makalah ini sangat
sedikit yang anda dapatkan. Semoga anda tidak puas dengan membaca makalah
ini, sebab jika anda puas niscaya anda tidak akan menambah pengetahuan anda,
Seorang yang dalam keadaan haus, meminum air laut, niscaya ia akan semakin
haus, semoga andapun demikian. Terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
http :// meoongimutz . blogspot . com /2010/08/ gravimetri . html
http://www.docstoc.com/docs/24349471/ANALISIS-GRAVIMETRI
Bassett. J., dkk. 1994. BUKU AJAR VOGEL KIMIA ANALISIS
KUANTITATIF ANORGANIK. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
(Terjemahan: A. Hadyana P. dan Ir. L. Setiono)
http :// tinangkung . blogspot . com /2010/04/ analisis - gravimetri . html
http :// miftachemist . blogspot . com /2010_08_01_ archive . html
http :// www . blogger - index . com / feed 791638. html
Khopkar, S.M. Konsep Dasar Kimia Analitik.
Page 12