modul kanal stenosis - home | perhimpunan … laporan operasi dengan berpedoman pada daftar tilik,...

12
MODUL KANAL STENOSIS 1. Definisi Kanal stenosis adalah suatu kondisi medis di mana kanal tulang belakang menyempit dan menekan medulla spinalis. 2. Waktu TAHAP I TAHAP II TAHAP III S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 PROGRAM MAGISTER ( Beban dihitung dengan SKS ) >=40SKS Program Magister Tesis Program Profesi Bedah Pogram Bedah Dasar Program Bedah Saraf PROGRAM KEPROFESIAN( Beban dihitung berdasarkan Kompetensi ) GOLONGAN PENYAKIT & KONGENITAL ICD 10 - Bab XVII KRANIAL SPINAL INEKSI ICD 10 - Bab I NEOPLASMA ICD 10 - Bab II Kranium Supratentorial Infratentorial Spinal Saraf Tepi TRAUMA ICD 10 - Bab XIX Kranial Spinal Saraf Tepi DEGENERASI ICD 10 - Bab VI & XIII Spinal Saraf Tepi VASKULER ICD 10 - Bab IX Intrakranial Spinal FUNGSIONAL ICD 10 - Bab VI & XXI Pendidikan spesialisasi bedah saraf terdiri dari 3 tahap, yaitu : 1. Tahap Pengayaan (tahap I): a. Lama pendidikan 2 semester, yaitu semester 4 s/d 5. Peserta didik diberi ilmu-ilmu dasar maupun bedah saraf dasar. Dalam tahap ini dapat dipergunakan untuk mengambil program magister. b. Peserta didik dalam tahap ini disebut Residen I, yaitu di akhir masa pendidikan tahap I residen baru mencapai Kompetensi tingkat I. Residen sudah harus mengenal kelainan bedah saraf, khususnya semua jenis trauma dan 10 jenis kasus penyakit terbanyak. 2. Tahap Magang (tahap II) :

Upload: phamcong

Post on 30-Apr-2018

231 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

MODULKANAL STENOSIS

1. DefinisiKanal stenosis adalah suatu kondisi medis di mana kanal tulang belakangmenyempit dan menekan medulla spinalis.

2. WaktuTAHAP I TAHAP II TAHAP III

S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11PROGRAM MAGISTER ( Beban dihitung dengan SKS)

>=40SKSProgram MagisterNeurologiTesisProgram Profesi BedahSarafPogram Bedah Dasar

Program Bedah SarafDasarPROGRAM KEPROFESIAN( Beban dihitung berdasarkan Kompetensi )

GOLONGAN PENYAKIT &LOKALISASIKONGENITAL

ICD 10 - Bab XVIIKRANIAL

SPINALINEKSI

ICD 10 - Bab I

NEOPLASMAICD 10 - Bab II

Kranium

Supratentorial

Infratentorial

SpinalSaraf Tepi

TRAUMAICD 10 - Bab XIX

Kranial

SpinalSaraf Tepi

DEGENERASIICD 10 - Bab VI & XIII

SpinalSaraf Tepi

VASKULERICD 10 - Bab IX

IntrakranialSpinal

FUNGSIONALICD 10 - Bab VI & XXI

Pendidikan spesialisasi bedah saraf terdiri dari 3 tahap, yaitu :1. Tahap Pengayaan (tahap I):

a. Lama pendidikan 2 semester, yaitu semester 4 s/d 5. Peserta didik diberiilmu-ilmu dasar maupun bedah saraf dasar. Dalam tahap ini dapatdipergunakan untuk mengambil program magister.

b. Peserta didik dalam tahap ini disebut Residen I, yaitu di akhir masapendidikan tahap I residen baru mencapai Kompetensi tingkat I. Residensudah harus mengenal kelainan bedah saraf, khususnya semua jenistrauma dan 10 jenis kasus penyakit terbanyak.

2. Tahap Magang (tahap II) :

a. Lama pendidikan 4 semester, yaitu dari semester 6 s/d 9. Peserta didikmulai dilatih melakukan tindakan bedah saraf.

b. Peserta didik dalam tahap ini disebut Residen II, yaitu di ahir masapendidikan tahap II residen telah mencapai Kompetensi tingkat II.Residen sudah harus mampu menangani secara mandiri kasus-kasusgawat darurat bedah saraf, serta mampu mengenal dan merujuk denganbenar kasus-kasus bedah saraf non-emergensi. Minimal 2 operasi.

3. Tahap Mandiri (tahap III) :a. Lama pendidikan 2semester, yaitu dari semester 10 s/d 11. Peserta didik

menyelesaikan pendidikan sampai kompetensi bedah saraf dasar.b. Peserta didik dalam tahap ini disebut Residen III, yaitu di ahir masa

pendidikan tahap III residen telah mencapai kompetensi tingkat III.Residen sudah harus mampu menangani kasus gawat darurat bedahsaraf maupun kasus-kasus bedah saraf yang tergolong kompetensibedah saraf dasar. Minimal 3 operasi.

Kompetensi bedah saraf dasar :1. Semua jenis penyakit yang diajarkan dalam masa pendidikan sampai

mencapai tingkat mandiri (residen boleh mengerjakan operasi sendiri,dengan tetap dalam pengawasan konsulen)

2. Tehnik operasi yang diajarkan sebagai target ahir pendidikan adalahterbatas pada tindakan operasi konvensional yang termasuk dalam IndeksKesulitan 1 dan 2; tehnik operasi sulit yang membutuhkan kemampuanmotoris lebih tinggi dan/ataupun membutuhkan alat-alat operasi canggih,termasuk dalam Indeks Kesulitan 3 dan 4, diajarkan hanya maksimal sampaitingkat magang. Tindakan operasi dalam kelompok ini merupakan kelanjutanpendidikan yang masuk dalam CPD.

JENIS PENYAKIT ICD10

TAHAP I TAHAP II TAHAP III IK

1IK2

IK3

IK4

S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 G M G M G PDegeneratif . . .

Spinal . . .

Degenerasi diskus intervertebral M 51 . . .

Lumbal M51.9 5 5Servikal M 50.9 . . . 4

Kanal stenosis 3 1Kanal Stenosis 2 3

Saraf Perifer . . .

Entrapment syndrome 2 3KETERANGAN

Tingkat Pengayaan, dalam periode ini Tingkat Kognitif harus dapat mencapai 6 (K6)Tingkap Magang, dalam periode ini disamping K6, Psikhomotor harus mencapai 2 (P2) dan Afektif mencapai 3(A3)Tingkat Mandiri semua Kategori Bloom harus mencapai maksimal, K6, P5, A5

S : Semester G : Magang M : Mandiri K : Kognitif : A : Afektif P : Psikhomotor

3. Tujuan UmumSetelah menyelesaikan modul kanal stenosispeserta didik diharapkan mampumengenali penyakit kanal stenosis, mampu mengobati penyakit kanalstenosisyang diajarkan sampai level mandiri serta mampu mengatasi kegawatanakut penyakit kanal stenosis.

4. Tujuan Khusus

1. Mampu menerangkan insidensi, patogenesis, dan sitogenesis penyakit kanalstenosis.

2. Mengetahui neuroanatomi, dan neurofisiologi susunan saraf danpembungkusnya.

3. Mengetahui dasar-dasar pemeriksaan klinis maupun pemeriksaan tambahan(neuroradiologi, patologi dan patofisiologi dalam menegakkan penyakit kanalstenosis).

4. Mengetahui pengobatan berbagai jenis penyakit kanal stenosis.5. Mampu menentukan perubahan neurofisiologi karena penyakitkanal

stenosis.6. Mampu menentukan lokasi penyakit kanal stenosis.7. Mampu melakukan pemeriksaan klinis neurologik untuk menegakkan

diagnosa penyakit kanal stenosis.8. Mampu mengetahui diagnosa banding penyakit kanal stenosis.9. Mampu melakukan pemeriksaan tambahan (neuroradiologi) dalam

menegakkan penyakit kanal stenosis).10. Mampu melakukan pengobatan medikamentosa penyakit kanal stenosis.11. Mampu melakukan tindakan operasi pada penyakit kanal stenosis.12. Mampu mengatasi tindakan pertolongan pertama pada kanal stenosis.13. Mengenali penyulit tindakan bedah pada penyakit kanal stenosis.14. Mengetahui tindak lanjut yang diperlukan.

5. Strategi dan Metoda Pembelajaran

a Pengajaran dan kuliah pengantar kuliah tatap muka 50 menit

b Tinjauan pustaka

Presentasi ilmu dasar 1x telaah kepustakaan

Presentasi kasus 1x

b Diskusi kelompok 2x50 menit, Diskusi menyangkutdiagnosis, operasi dan penyulit

d Bedside teaching 6x ronde ruangan

e Bimbingan operasi

Operasi magang Minimal 2 kasus untuk selanjutnyainstruksi/evaluasi post operasi

Operasi mandiriMinimal 3 kasus sebelum dapatmaju ke ujian kompetensi akhirtingkat nasional

6. Persiapan Sesi1. Materi kuliah pengantar berupa kisi-kisi materi yang harus dipelajari dalam

mencapai kompetensi, mencakup:a. Insidensi, patogenesis, dan sitogenesis penyakit kanal stenosis.b. Neuroanatomi, dan neurofisiologi susunan saraf dan pembungkusnya.c. Dasar-dasar pemeriksaan klinis maupun pemeriksaan tambahan

(neuroradiologi, patologi dan patofisiologi dalam menegakkan penyakitkanal stenosis).

d. Pengobatan berbagai jenis penyakit kanal stenosis.e. Perubahan neurofisiologi karena penyakit kanal stenosis.

f. Lokasi penyakit kanal stenosis.g. Pemeriksaan klinis neurologik untuk menegakkan diagnosa penyakit kanal

stenosis.h. Diagnosa banding penyakit kanal stenosis.i. Pemeriksaan tambahan (neuroradiologi) dalam menegakkan penyakit kanal

stenosis.j. Pengobatan medikamentosa penyakit kanal stenosis.k. Tindakan operasi pada penyakit kanal stenosis.l. Tindakan pertolongan pertama pada penyakit kanal stenosis.m. Penyulit tindakan bedah pada penyakit kanal stenosis.n. Tindak lanjut yang diperlukan

2. Audio visual3. Lampu baca x ray

7. Referensi1. Osborn AG, Blasser SI, Salzman KL, Katzman GL, Provenzale J, Castillo M, et

all. Osborn Diagnostic Imaging. Canada : Amirsys/Elsevier. 1st ed. 20042. Wilkins RH, Rengachary SS. Neurosurgery. USA : Mc Graw-Hill. 2nd Ed. 19963. Rengachary SS, Wilkins RH. Principles of Neurosurgery. London : Mosby.

19944. Winn HR. Youman’s Neurological Surgery. 5th ed. USA : Saunders. 1994

8. Kompetensi

Jenis KompetensiTingkat

KompetensiK P A

a.

Mampu menerangkan insidensi, patogenesis, dansitogenesis penyakit kanal stenosis. 6

bMengetahui neuroanatomi, dan neurofisiologisusunan sarafdan pembungkusnya. 6

cMengetahui dasar-dasar pemeriksaan klinis maupunpemeriksaan tambahan (neuroradiologi, patologi danpatofisiologi dalam menegakkan penyakit kanal stenosis.

6

d Mengetahui pengobatan berbagai jenis penyakit kanalstenosis. 6

e Mampu menentukan perubahan neurofisiologi karenapenyakit kanal stenosis. 6 5 5

f Mampu menentukan lokasi penyakit kanal stenosis. 6 5 5

g Mampu melakukan pemeriksaan klinis neurologik untukmenegakkan diagnosa penyakit kanal stenosis. 6 5 5

h Mampu mengetahui diagnosa banding penyakit kanalstenosis. 6 5 5

i Mampu melakukan pemeriksaan tambahan (neuroradiologi)dalam menegakkan penyakit kanal stenosis. 6 5 5

j Mampu melakukan pengobatan medikamentosa penyakitkanal stenosis. 6 5 5

k Mampu melakukan tindakan operasi pada penyakit kanalstenosis. 6 5 5

l Mampu mengatasi tindakan pertolongan pertama padapenyakit kanal stenosis. 6 5 5

m Mengenali penyulit tindakan bedah pada penyakit kanalstenosis. 6 5 5

n Mengetahui tindak lanjut yang diperlukan 6 5 5

9. Gambaran UmumKanal stenosis adalah suatu kondisi medis di mana kanal tulang belakangmenyempit dan menekan sumsum tulang belakang dan saraf. Kanal stenosisdapat terjadi pada daerah servikal, torasik ataupun lumbal. Gejala tergantungpada daerah yang terkena, dapat berupa nyeri punggung, nyeri atau mati rasa,atau kelemahan otot yang intermitten (klaudikasio). Jika gejala ringan makaprogram latihan mungkin merupakan perawatan terbaik awalnya. Latihankekuatan dapat meningkatkan kekuatan otot dan mengembalikan postur. Obatdapat diresepkan untuk mengurangi rasa sakit dan bengkak di tulang belakang.Pada kasus yang berat operasi mungkin diindikasikan.

10. Contoh Kasus

11. Tujuan PembelajaranProses, materi dan metoda pembelajaran yang telah disiapkan bertujuan untukalih pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang terkait dengan pencapaiankompetensi dan keterampilan yang diperlukan dalam mengenali danmenatalaksana kelainan kanal stenosis.

12. Metoda• Metoda Pembelajaran

1. Tinjauan Pustaka2. Diskusi Kelompok3. Bed side teaching4. Tindakan Operasi Mandiri

a. Peserta didik harus erlebih dahulu melakukan asistensi operasi(magang) sampai mencapai jumlah yang ditentukan, dan kemudianmelakukan instruksi pada spesialis pembimbing. Setelah dinyatakanlulus instruksi, baru diijinkan melakukan operasi mandiri.

b. Operasi mandiri oleh asisten harus selalu ada spesialis supervisoryang akan menilai keseluruhan aspek yang harus dilakukan olehasisten terhadap pasien secara mandiri.

c. Residen yang memiliki level tertinggi dalam suatu operasi harusmembuat laporan operasi dengan berpedoman pada daftar tilik,selanjutnya konsulen/supervisor operasi ini akan memeriksa laporanoperasi sesuai daftar tilik dan memberi nilai berdasarkan kelengkapanyang ditetapkan daam daftar tilik.

• Metoda Diagnostik1. Pemeriksaan klinis neurologik2. Alat bantu diagnostik

a. Pemeriksaan X ray,b. EMG / EEGc. Alat neuroradiologi lain : CT Scan, MRI

3. Metoda diagnostik yang diajarkan mencakup metode diagnostikkonvensional sesuai ketersediaannya di daerah perifer, tidak semata-mata berorientasi pada alat-alat dianostik canggih.

13. RangkumanKanal stenosis adalah suatu kondisi medis di mana kanal tulang belakangmenyempit dan menekan sumsum tulang belakang dan saraf. Kanal stenosisdapat terjadi pada daerah servikal, torasik ataupun lumbal. Gejala tergantungpada daerah yang terkena, dapat berupa nyeri punggung, nyeri atau mati rasa,atau kelemahan otot yang intermitten (klaudikasio). Jika gejala ringan makaprogram latihan mungkin merupakan perawatan terbaik awalnya. Latihankekuatan dapat meningkatkan kekuatan otot dan mengembalikan postur. Obatdapat diresepkan untuk mengurangi rasa sakit dan bengkak di tulang belakang.Pada kasus yang berat operasi mungkin diindikasikan.

14. Evaluasi• Organisasi Evaluasi

1. Evaluasi dilaksanakan di IPDS Bedah Saraf2. Evaluasi dilakukan minimal oleh Pembimbing di IPDS Bedah Saraf3. Evaluasi untuk peserta PPDS Bedah Saraf dilakukan sbb

a. Untuk penguasaan ilmu dasar (pengayaan) dilakukan pada ahir setiapsemester

b. Kemampuan menegakkan diagnosac. Untuk penguasaan kasus dan teknis operasi dilakukan pada setiap

akan dilakukan tindakan / operasi.4. Untuk dokter spesialis bedah lain yang akan mengambil modul-modul

bedah saraf tertentu untuk kepentingan penigkatan kompetensi dalamprogram CPD, waktu disesuaikan pada kodisi yang ada dari modul ini,dengan evaluasi dan tahap penguasaan materi yang dievaluasi samaketentuan yang berlaku.

• Tahap Evaluasi5. Evaluasi tahap pengayaan dilakukan setelah peseta didik menyelesaikan

aspek kognitif di tahap pengayaan.6. Evaluasi tahap magang dilakukan setelah peserta didik melakukan

sejumlah tindakan operasi Sebagai Asisten I sebagai prasyarat evaluasisesuai dengan jenis penyakit pada submodul

7. Evaluasi tahap mandiri dilakukan setelah peserta didik melakukansejumlah tindakan operasi mandiri sebagai prasyarat evaluasi sesuaidengan jenis penyakit pada submodul

• Metode dan Materi Evaluasi1. Ujian Tulis dan Lisan

2. Kemampuan menegakkan diagnosa di poliklinik maupun ruang rawat3. Penilaian kemampuan melakukan tindakan4. Penilaian kemampuan penanganan penderita secara menyeluruh

• Hasil Penilaian IPDS1. Penyelesaian modul harus dapat dicapai dalam kurun waktu yang telah

ditetapkan2. Penilaian disesuaikan dengan kompetensi akhir yang harus dicapai pada

setiap sub modul ( pengayaan, magang, mandiri )3. Kegagalan dalam 1 aspek harus diulang dalam masa selama stase di

Bagian/Departemen Badah Saraf.

15. Instrumen PenilaianInstrumen penilaian dari setiap kegiatan berupa evaluasi yang dilakukan pada

setiap tahap pendidikan, intrumen yang dipakai adalah :

16. Penuntun Belajar1. Kisi-kisi materi dan buku referensi2. Kisi-kisi materi kelainan kanal stenosis. :

a. Insidensi, patogenesis, dan sitogenesis penyakit kanal stenosis.b. Neuroanatomi, dan neurofisiologisusunan saraf dan pembungkusnya.c. Dasar-dasar pemeriksaan klinis maupun pemeriksaan tambahan

(neuroradiologi, patologi dan patofisiologi dalam menegakkan penyakitkanal stenosis).

d. Pengobatan berbagai jenis penyakit kanal stenosis.e. Perubahan neurofisiologi karena penyakit kanal stenosis.f. Lokasi penyakit kanal stenosis.g. Pemeriksaan klinis neurologik untuk menegakkan diagnosa penyakit

kanal stenosis.h. Diagnosa banding penyakit kanal stenosis.i. Pemeriksaan tambahan (neuroradiologi) dalam menegakkan penyakit

kanal stenosis.j. Pengobatan medikamentosa penyakit kanal stenosis.k. Tindakan operasi pada penyakit kanal stenosis.l. Tindakan pertolongan pertama pada penyakit kanal stenosis.m. Penyulit tindakan bedah pada penyakit kanal stenosis.n. Tindak lanjut yang diperlukan

1 Kemampuan Inform Concent Instruksi & Bimbingan

2 Penilaian Ilmiah

a. Teori & Penyakit Diskusi dan Ujian

b. Instrument & Penyakit Diskusi dan Ujian

3 Penilaian Kecakapan Poliklinik, Bedside teaching & KamarOperasi

4 Penilaian Rehabilitasi

17. Daftar Tilik

RINCIAN DAFTAR TILIKADA

TA TL LMenentukan indikasi bedah saraf (pliklinik)1 Uraian tentang keluhan / gejala utama

2 Cara datang (sendiri / rujukan)

3 Kelengkapan riwayat penyakit

* Alasan pertama kali (bila pernah berobat) dan sekarangmembawa ke dokter

* Pengobatan dan tindakan yang pernah diberikan(tempat,waktu, oleh, siapa), serta hasilnya

4 Deskripsi keadaan kulit

* Daerah yang akan dioperasi

* Bekas luka operasi (bila pernah operasi)dan lokalisasi

5 Deskripsi kelainan saraf yang dijumpai

6 Pemeriksaan penunjang

* X-Ray, CT scan, MRI

* Laboratorium darah

7 Hasil konsultasi persiapan operasi

8 Catatan status gizi

9 Obat-obatan yang masih diberikan

10 Inform consent

* Kelainan yang dijumpai

* Apa yang dilakukan, lama perawatan, biaya yang dibutuhkan

* Peraturan rumah sakit untuk pasien maupun keluarga /penunggu

* Prognose penyakit dan apa yang perlu dilakukan setelahpulang

11 Surat pengantar rawat inap

* Lampiran daftar tilik

* Instruksi untuk perawat

* Nama konsulen dan asisten

Admission1 Kelengkapan administrasi

2 Kelengkapan dokumen sesuai daftar tilik poliklinik

* Status poliklinik

* Hasil pemeriksaan neuroradiologi

* Hasil pemeriksaan laboratorium

* Hasil konsultasi persiapan operasi

3 Buat status Medical Record

4 Cek ulang hasil pemeriksaan di poliklinik

* Riwayat penyakit

* Deskripsi keadaan kulit

* Hasil pemeriksaan klinis neurologis

* Status gizi

5 Buat rencana perawatan

* Instruksi perawatan dan pengobatan

Persiapan Operasi1 Assesment rencana tindakan, operator dan asisten

2 Persiapan alat

3 Konsul toleransi operasi

4 Buat daftar operasi

Pra Bedah1 Konsul anestesi

2 Asisten lapor pada operator

3 Persiapan menjelang operasi

* Pasang infus

* Cuci daerah yang akan dioperasi dengan sabun

* Puasa

* Klisma menjelang ke kamar operasi

* Cek kelengkapan status

* Cek dokumen pendukung

Kamar operasi1 Dokumen yang disertakan bersama pasien

2 Keadaan pasien

* Terpasang infus

* Persiapan pasien

3 Dilakukan narkose umum

4 Dipasang kateter

5 Posisi pasien diatur sesuai standar

6 Dipasang blanket pemanas

7 Persiapan daerah operasi

* Cuci ulang dengan sabun

* Dibuat marking

* Tindakan a/antiseptik

* Dilakukan penyuntikan anestesi lokal

8 Persiapan alat

Tindakan operasi1 Pemasangan neuronavigasi

2 Insisi mediana menembus kutis subkutis

3 Otot-otot paravertebra disihkan

4 Dengan jarum steril ditusukkan ke ligamentum interspinosum

5 C-arm intraoperatif

6 Setelah letak kelainan dipastikan, operasi dilanjutkan

7 Dilakukan laminektomi sesuai dengan level kelainan

8 Dilakukan flavektomi dan disektomi secara mikroskopis

9 Luka operasi ditutup lapis demi lapis

10 Dressing luka

11 Jumlah perdarahan tercatat

12 Jumlah urin tercatat

13 Jumlah kasa yang dipakai tercatat

14 Jumlah dan jenis instrumen sesuai prosedur dicatat

15 Keadaan pasien pasca bedah dievaluasi

Pasca Bedah1 Dokumentasi

* Status dan hasil pemeriksaan penunjang dari OK diterimalengkap

* Laporan operasi

* Laporan anestesi

2 Catatan perawatan

* Pemantauan luka operasi

* Pemantauan efek samping

* Pemantauan KU rutin

* Catatan pengobatan

Pemulangan1 Catatan keadaan pasien

2 Inform consent pada yang merawat

3 Jadwal kontrol dan konsultasi

4 Kelengkapan status dan diagnosa

5 Catatan administrasi & keuangan

18. Materi Baku

DefinisiKanal stenosis adalah suatu kondisi medis di mana kanal tulang belakangmenyempit dan menekan medulla spinalis.

EpidemiologiInsiden stenosis kanal meningkat pada usia decade kelimadan bervariasi dari1,7% - 9% dari seluruh populasi. Tidak ada perbedaan antara perempuan danlaki-laki. Keadaan ini juga tidak berhubungan dengan pekerjaan dan kebiasaan.

Gejala KlinisKanal stenosis dapat tidak menimbulkan gejala, tetapi dapat pula memberikankeluhan nyeri akibat kompresi. Nyeri yang ditimbulkan bersifat radikular dantergantun pada level stenosis. Pemeriksaan fisik dapat ditemukan deficit motorikdan sensorik sesuai level yang terkena.

DiagnosisDiagnosis ditegakan berdasarkan pemeriksaan klinis dan pemeriksaan penunjangberupa foto polos, CT Scan, MRI dan mielografi spinal. Selain itu dapat puladilakukan pemeriksaan EMG. Nerve conduction velocity atau somatosensoryevoked potensials.

TatalaksanaTatalaksana pada kasus in adalah berupa operatif dengan cara laminektomidekompresi.

19. Algoritme

20. Kepustakaan1. Osborn AG, Blasser SI, Salzman KL, Katzman GL, Provenzale J, Castillo M, et

all. Osborn Diagnostic Imaging. Canada : Amirsys/Elsevier. 1st ed. 20042. Wilkins RH, Rengachary SS. Neurosurgery. USA : Mc Graw-Hill. 2nd Ed. 19963. Rengachary SS, Wilkins RH. Principles of Neurosurgery. London : Mosby.

19944. Winn HR. Youman’s Neurological Surgery. 5th ed. USA : Saunders. 1994

21. PresentasiMateri presentasi disesuaikan dengan penyakit kanal stenosis.

22. ModelModel pembelajaran bisa menggunakan diseksi kadaver.