makalah ilmu pengetahuan alamsecure site...
TRANSCRIPT
MAKALAH ILMU PENGETAHUAN ALAM
LISTRIK KONDUKTOR DAN ISOLATOR
Dosen Pembimbing : Sujarwo S.Pd,. M.Pd
Disusun Oleh:
Citra Afrydayanti (171434201)
Reni Syafriani (171434181)
Siti Kumala Wardhani (171434188)
Kelas : 3H PGSD
PROGRAM SARJANA
UNIVERSITAS MUSLIM NUSANTARA AL-WASHLIYAH
MEDAN
DESEMBER 2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. Hanya dengan rahmat dan hidayah-Mu,
kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini berjudul tentang "Listrik
Konduktor dan Isolator". Kami menulis makalah ini sebagai salah satu tugas dari
mata kuliah Ilmu Pengetahuan Alam pada semester III.
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan rekan-rekan
semua dan orang tua. Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat-Nya
kepada semua pihak yang begitu baik dan tulus atas segala hal yang diberikan
kepada kami.
Kami sangat menyadari dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, dan tidak lepas dari kekurangan dan kelemahan dari segi isi,
data, maupun analisisnya. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat
membangun sangat kami harapkan sebagai bahan pertimbangan dan perbaikan
dalam penulisan makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi
seluruh pembaca agar dapat menambah wawasan tentang listrik konduktor dan
isolator.
Medan, 07 Desember 2018
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..............................................................................
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................
1.3 Tujuan Penulisan Makalah............................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Konduktor dan Isolator ...............................................
2.2 Persyaratan Bahan Konduktor dan Isolator .................................
2.3 Karakteristik Bahan Konduktor dan Isolator .................................
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Jenis Bahan Konduktor dan Isolator .............................................
3.2 Sifat-Sifat Bahan Konduktor dan Isolator .....................................
3.3 Perbedaan Konduktor dan Isolator ...............................................
3.4 Aplikasi Bahan Konduktor dan Isolator .........................................
BAB IV PENUTUP
BAB V DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Umumnya konduktor didefinisikan sebagai bahan yang mudah
mengalirkan arus listrik jika dihubungkan dengan sumber tegangan.
Sedangkan, isolator sebagai bahan-bahan yang akan menghambat arus
listrik bila dihubungkan dengan sumber tegangan. Dalam bahan-bahan yang
tergolong konduktor, elektron-elektron yang bergerak bebas menyebabkan
konduktor mudah mengalirkan muatan listrik. Dalam bahan-bahan isolator,
elektron-elektron tidak bebas bergerak. Karena elektron-elektron tidak
mudah berpindah, maka isolator sukar mengalirkan arus listrik.
Dalam kehidupan sehari-hari sangat banyak kita temukan contoh bahan
konduktor-isolator yang telah diaplikasikan untuk membantu aktivitas kita
sehari-hari. Misalnya, peralatan memasak. Alat-alat masak memanfaatkan
bahan konduktor dan juga isolator. Bahan konduktor diperlukan agar dapat
menghantarkan panas dari sumbernya sehingga dapat mematangkan
masakan. Sementara itu, bahan isolator dapat digunakan sebagai
perlindungan pada tangan agar tidak merasa panas.
Pada makalah ini akan dibahas mengenai konduktor dan isolator.
Pembahasan mengenai konduktor-isolator ini akan dibatasi pada definisi,
karakteristik, jenis bahan, persyaratan dan kegunaan konduktor-isolator.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang akan
dibahas adalah sebagai berikut:
1. Apa sajakah jenis bahan konduktor dan isolator?
2. Apa saja sifat-sifat bahan konduktor dan isolator?
3. Apa perbedaan antara konduktor dan isolator?
4. Apa sajakah aplikasi dari bahan konduktor dan isolator?
1.3 Tujuan Penulisan Makalah
Setelah membahas isi dari makalah ini, diharapkan pembaca dapat
mengetahui tentang, yakni:
1. Mengetahui jenis bahan konduktor dan isolator.
2. Mengetahui sifat-sifat bahan konduktor dan isolator.
3. Memahami perbedaan konduktor dan isolator.
4. Mengetahui aplikasi dari bahan konduktor dan isolasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Konduktor dan Isolator
Konduktor adalah bahan yang dapat dengan mudah menghantarkan
arus listrik. Sehingga, konduktor sering dikatakan penghantar arus listrik
yang baik. Konduktor atau penghantar adalah zat atau bahan yang bersifat
dapat menghantarkan energi, baik energi listrik maupun energi kalor, baik
berupa zat padat, cair atau gas. Bahan-bahan yang bersifat konduktor ini
biasanya digunakan untuk membuat alat-alat yang sifatnya membutuhkan
kecepatan transfer energi.
Dalam bahan-bahan yang tergolong konduktor, elektron-elektron pada
setiap atom tidak diikat dengan kuat sehingga elektron-elektron dapat
bergerak bebas di dalam atom. Elektron-elektron bebas inilah yang
menyebabkan bahan-bahan konduktor mudah mengantarkan (mengalirkan)
muatan listrik. Misalnya: perak, alumunium, tembaga, besi, emas, dll. Bahan
yang paling bagus untuk mengalirkan arus listrik adalah emas. Karena pada
bahan konduktor mempunyai banyak sekali elektron bebas, dan yang paling
banyak elektron bebasnya adalah emas.
Isolator (bukan penghantar) adalah bahan yang tidak dapat
menghantarkan arus listrik. Isolator listrik adalah sesuatu benda yang
merupakan bukan benda penghantar listrik yang berguna untuk menahan
penghantar listrik. Isolator dapat berupa karet, kayu, kertas, dan biasanya
adalah benda-benda selain golongan logam. Isolator contohnya dapat dilihat
pada setiap kabel yaitu berupa karet yang berguna untuk melapisi tembaga
(logam) agar arus tetap mengalir pada tembaga. Dengan kata lain, berguna
untuk melindungi kita dari sengatan listrik. Oleh sebab itu, isolator
merupakan penghantar listrik yang paling buruk diantara konduktor maupun
semikonduktor.
Dalam bahan-bahan isolator, elektron-elektron pada setiap atom diikat
dengan kuat sehingga pada keadaan normal elektron-elektron tidak bebas
bergerak. Karena elektron-elektron tidak mudah berpindah, maka isolator
sukar mengalirkan arus listrik. Akan tetapi, jika isolator diberi tegangan besar
maka elektron dapat berpindah. Jadi pada tegangan tinggi isolator dapat
berfungsi sebagai konduktor. Misalnya : gelas, kaca, karet, kayu, dll.
2.2 Persyaratan Bahan Konduktor dan Isolator
1. Konduktor
Bahan-bahan yang dipakai untuk konduktor harus memenuhi
persyaratan-persyaratan sebagai berikut:
1) Konduktifitasnya cukup baik.
2) Kekuatan mekanisnya (kekuatan tarik) cukup tinggi.
3) Koefisien muai panjangnya kecil.
4) Modulus elastisitasnya cukup besar.
2. Isolator
Berikut beberapa syarat suatu bahan dikatakan isolator:
1) Mempunyai sifat dapat mengisolir arus listrik
2) Memiliki tahanan listrik (resistansi) yang besar sekali
3) Susunan atomnya sedemikian rupa sehingga elektron valensinya
sulit berpindah ke pita konduksi, karena celah energinya besar
sekali.
4) Jika terjadi perpindahan elektron dari pita valensi ke pita konduksi
dengan kata lain terjadi tegangan tembus ( breakdown voltage).
2.3 Karakteristik Bahan Konduktor dan Isolator
1. Konduktor
1) Karakteristik mekanik, yang menunjukkan keadaan fisik dari
konduktor yang menyatakan kekuatan tarik dari pada konduktor
(dari SPLN 41-8:1981, untuk konduktor 70 mm2 berselubung AAAC-
S pada suhu sekitar 30° C, maka kemampuan maksimal dari
konduktor untuk menghantar arus adalah 275 A).
2) Karakteristik listrik, yang menunjukkan kemampuan dari konduktor
terhadap arus listrik yang melewatinya (dari SPLN 41-10: 1991,
untuk konduktor 70 mm2 berselubung AAAC-S pada suhu sekitar
30°C, maka kemampuan maksimum dari konduktor untuk
menghantar arus adalah 275 A).
2. Isolator
1) Mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi agar dapat menahan
beban kawat penghantar.
2) Memiliki konstanta dielektrikum (relative permittivity) yang tinggi,
agar memberikan kekuatan dielektrik (dielectric strength) tinggi juga.
3) Mempunyai tahanan isolasi (insulation resistance) yang tinggi agar
dapat menghindari kebocoran arus ke tanah.
4) Mempunyai perbandingan (ratio) yang tinggi antara kekuatan pecah
dengan tegangan loncatan api (flash over voltage).
5) Menggunakan bahan yang tidak berpori-pori dan tidak terpengaruh
oleh perubahan temperatur.
6) Bebas dari kotoran dari luar dan tidak retak maupun tergores, agar
dapat dilewati oleh air atau gas di atmosfir.
7) Bahan yang mampu mengisolir atau menahan tegangan yang
mengenainya.
8) Tidak terlalu berat.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Jenis Bahan Konduktor dan Isolator
1. Konduktor
Jenis bahan-bahan yang biasa digunakan sebagai konduktor,
antara lain:
1) Logam biasa, seperti: tembaga, aluminium, besi, emas, perak dan
sebagainya.
2) Logam campuran (alloy), yaitu sebuah logam dari tembaga atau
aluminium yang diberi campuran dalam jumlah tertentu dari logam
jenis lain, yang gunanya untuk menaikkan kekuatan mekanisnya.
3) Logam paduan (composite), yaitu dua jenis logam atau lebih yang
dipadukan dengan cara kompresi, peleburan (smelting) atau
pengelasan (welding).
Dari jenis-jenis bahan konduktor, yang paling bagus untuk
mengalirkan arus listrik adalah emas karena bahan konduktor tersebut
mempunyai banyak sekali elektron bebas. Bahan-bahan konduktor akan
bersifat isolator apabila berada pada suhu yang rendah. Sebab, suhu
yang rendah akan menyebabkan penuhnya alektron pada saluran
elektron yang tersedia.
2. Isolator
Jenis bahan-bahan yang biasa digunakan sebagai bahan isolator,
antara lain:
1) Bahan Tambang
Bahan tambang adalah bahan yang berasal dan terdapat dari
penggalian dalam tanah dalam bentuk bijih (seperti besi, seng dan
bongkahan batu yang harus diproses dahulu untuk mendapatkan
bahan yang dikehendaki. Beberapa macam bahan tambang
tersebut antara lain:
a) Asbes, yaitu bahan berserat, baik digunakan untuk isolator
listrik.
b) Batu pualam, yaitu batu kapur (CaCo3) atau dolomit merupakan
bongkahan batu besar yang dipotong-potong menjadi
lempengan tebal dengan ukuran tertentu.
c) Mika, yaitu mempunyai sifat-sifat teknis yang baik, sehingga
banyak digunakan sebagai bahan isolator.
d) Mikanit, yaitu mika yang telah mengalami perubahan bentuk
maupun susunan bahannya sesuai kebutuhan. Tujuan melapis
mika dan terkadang dengan tambahan kain, kertas atau pita
adalah untuk memperoleh tebal yang dikehendaki agar dapat
mempertinggi daya sekat listrik, dan untuk menambah kekuatan
mekanis agar tidak retak jika digulung atau dilipat.
e) Mikafolium, sejenis mikanit dan sebagai bahan menggunakan
mika yang ditaburkan di atas lapisan kertas tipis dengan
perekat pernis dan bahan sintetis lain. Mikafolium mudah
dibengkokkan dengan cara pemanasan, dan bahan ini
digunakan sebagai isolator untuk pembungkus kawat atau
batang lilitan pada mesin-mesin listrik tegangan tinggi.
f) Mikalek, yaitu dengan menggunakan gelas dan plastik sebagai
bahan dasar, bubuk mika sebagai pengisi dan ditambah
perekat pernis kemudian dicetak. Pengepresan cetakan
membutuhkan suhu yang tinggi untuk dapat melunakan gelas,
sehingga bahan ini mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi.
g) Batu tulis, yaitu merupakan bahan isolator dengan bentuk
berlapis -lapis dan mudah dibelah-belah dengan pahat atau
martil. Batu tulis ini tidak dapat digosok halus seperti pualam,
mempunyai mekanis kuat sebagai isolator.
h) Phlogopite, yaitu batu ambar mika yang mengandung kalium,
silikat magnesium aluminium yang berasal dari kanada dan
madagaskar.
2) Bahan Berserat
Bahan dasar yang dipergunakan untuk bahan berserat berasal
dari tiga macam, yaitu tumbuh-tumbuhan, binatang, dan bahan
tiruan (sintetis). Sebenarnya bahan ini kurang baik sebagai bahan
isolator listrik karena sifatnya sangat menyerap cairan, sedangkan
cairan itu dapat merusak isolator yang menyebabkan daya sekatnya
menurun. Tetapi karena faktor-faktor lain seperti : bahan berlimpah
sehingga murah harganya; daya mekanisnya cukup kuat dan
fleksibel; dan dengan disusun berlapis lapis dan dicampur dengan
zat-zat tertentu untuk meningkatkan daya sekat, daya mekanis dan
daya tahan panas, sehingga bahan berserat ini banyak dipakai
sebagai isolator listrik. Beberapa bahan yang termasuk bahan
berserat, antara lain :
a) Benang
b) Tekstil
c) Kertas
d) Prespan
e) Kayu
f) Fiber Pulkanisir
g) Kain Pernis
h) Pita Isolator
3) Gelas dan Keramik
Gelar merupakan isolator yang baik untuk arus listrik, tetapi
kekuatan mekanisnya kecil dan sangat rapuh. Pemakaian dalam
teknik listrik antara lain untuk pembuatan bola lampu pijar,
termometer-kontak (untuk mengontrol suhu tertentu suatu tenpat
seperti tempat penetasan telur), dan lain-lain. Untuk hiasan
penerangan listrik banyak dipakai ornamen kaca yang dibuat dari
kaca susu, kaca kabur (matglas) dan kaca opal, yang dalam
perdagangan terdapat bermacam-macam bahan gelas seperti gelas
kristal, gelas kali, gelas natron, dan gelas flint.
Keramik didapat dari bahan galian dengan melalui proses
pemanasan, kemudian dijadikan keramik. Dalam teknik listrik
digunakan untuk isolator loceng dan mantal. Keramik yang
digunakan untuk keperluan teknik listrik harus mempunyai daya
sekat yang besar dan dapat menahan gaya mekanis yang besar
seperti porselin dan steatit. Bahan isolator dari porselin seperti:
isolator lonceng, isolator mantel, isolator cincin, isolator tegangan
tinggi, sekering pipa porselin, dan lain-lain. Sedangkan bahan
isolator terbuat dari steatit, antara lain: sakelar, kontak tusuk, manik-
manik isolator kawat penghubung yang dapat melentur (fleksibel)
dan letaknya berdekatan dengan alat pemanas listrik, untuk
pembuatan bumbung penerus (tube), pena-kontak -baut, badan
alat-alat pemanas seperti kompor listrik, seterika, dan lain-lain.
4) Plastik
Plastik merupakan paduan dari dua bahan yaitu bahan perekat
(seperti damar atau resin) dan bitumin dengan bahan pengisi
serbuk batu, serbuk kayu dan katun. Menurut paduannya, ada
bermacam-macam bahan plastik, diantaranya bakelit. Ada dua jenis
plastik yang perlu diketahui, yaitu:
a) Thermoplastik, bahan ini pada suhu 600C sudah menjadi lunak,
dan pemanasan sampai mencair tidak merubah struktur kimiawi.
b) Thermosetting plastik, bahan ini setelah mengalami proses
pencairan dan dicetak menjadi barang akan mengalami
perubahan struktur kimiawi, hingga tidak dapat lunak lagi
walaupun dipanaskan.
5) Karet, Bakelit, Ebonit, dan sebagainya
a) Karet
Karet merupakan bahan penting untuk isolator dalam teknik
listrik yang terbuat dari getah bermacam-macam pohon karet,
salah satu diantaranya: Hevea Braziliensis yang menghasilkan
karet terbanyak dengan kualitas tinggi.
R =ρl
A
b) Bakelit
Bakelit adalah bahan paduan secara kimia bermacam-
macam zat yang pertama dibuat oleh perusahaan Bakelit Co.,
yang kemudian dibuat oleh perusahaan lain dengan nama
sendiri-sendiri, seperti perusahaan Philips dari Belanda dengan
nama philite, perusahaan Hasemeir dengan nama hajalite yang
dikenal dengan nama bakelit.
c) Ebonit
Bahan dasar ebonit adalah karet dan untuk mengeraskan
dicampur dengan belerang dan bahan tambahan lainnya sekitar
30 sampai 50% dengan melalui proses vulkanisasi yang lama.
Dalam perdagangan ebonit berbentuk lempeng, batang atau
pipa dengan bermacam-macam ukuran.
6) Bahan-Bahan Lain yang Dipadatkan
Bahan isolator yang dipadatkan mula-mula cair kemudian
dijadikan padat. Bahan ini banyak dipakai sebagai pelapis, pengisi,
pemadatan (inpregnasi) dan perekat bahan isolator padat.
Beberapa bahan yang dipadatkan antara lain: lilin dengan parafin;
damar (gondorukem, arpus); bitumin; bahan-bahan pelarut seperti:
kerosin (minyak tanah), gasolin, spiritus putih, bensin, methanol
(methyl alkohol), ethanol (ethyl alkohol), aceton, minyak terpentin,
dll.; minyak pengering (minyak biji lena dan minyak Tung); pernis
(pernis minyak, pernis hitam, lak selulosa, pernis bakelit, pernis
sirlak, pernis gliptal); dan kompon (kompon bitumin, kompon kuarsa,
dan kompon kabel).
3.2 Sifat-Sifat Bahan Konduktor dan Isolator
1. Konduktor
1) Daya Hantar Listrik
Arus yang mengalir dalam suatu penghantar selalu mengalami
hambatan dari penghantar itu sendiri. Besar hambatan tersebut
tergantung dari bahannya. Besar hambatan tiap meternya dengan
luas penampang 1 mm2 pada temperatur 20⁰C dinamakan
hambatan jenis. Besarnya hambatan jenis suatu bahan dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan:
Keterangan:
R : Hambatan dalam penghantar (Ω)
ρ : Hambatan jenis bahan (Ωm)
l : Panjang penghantar (m)
A : luas penampang kawat penghantar (m2)
2) Koefisien Temperatur Hambatan
Suatu bahan akan mengalami perubahan volume bila terjadi
perubahan temperatur. Bahan akan memuai jika temperatur suhu
naik dan akan menyusut jika temperatur suhu turun. Besarnya
perubahan hambatan akibat perubahan suhu dapat diketahui
dengan persamaan:
Keterangan:
R : Besar hambatan setelah terjadinya perubahan suhu (Ω)
R0 : Besar hambatan awal, sebelum terjadinya perubahan suhu (Ω)
t : Temperatur suhu akhir (⁰C)
t0 : Temperatur suhu awal (⁰C)
α : Koefisien temperatur tahanan
Nilai tahanan jenis, berat jenis dan titik cair dari bermacam-
macam bahan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
R = R0 { 1 + α (t – t0)}
Bahan penghantar yang paling banyak dipakai adalah tembaga,
karena tembaga merupakan bahan penghantar yang paling baik
setelah perak dan harganya pun murah karena banyak terdapat
dimana-mana. Akhir-akhir ini, banyak digunakan alumunium dan
baja sebagai penghantar walaupun tahanan jenisnya cukup besar.
3) Daya Hantar Panas
Daya hantar panas menunjukkan jumlah panas yang melalui
lapisan bahan tiap satuan waktu. Diperhitungkan dalam satuan
Kkal/jam⁰C. Terutama diperhitungkan dalam pemakaian mesin listrik
beserta perlengkapanya.
4) Daya Tegangan Tarik
Sifat mekanis bahan sangat penting, terutama untuk hantaran
diatas tanah. Oleh sebab itu, bahan yang dipakai untuk keperluan
tersebut harus diketahui kekuatanya. Terutama menyangkut
penggunaan dalam pendistribusian tegangan tinggi. Penghantar
listrik dapat berbentuk padat, cair, atau gas . yang berbentuk padat
umumnya logam, elektrolit dan logam cair (air raksa) merupakan
penghantar cair, dan udara yang diionisasikan dan gas-gas mulia
(neon), kripton ,dsb) sebagai penghantar bentuk gas .
5) Timbulnya Daya Elektro-Motoris Termo
Sifat ini sangat penting sekali terhadap dua titik kontak yang
terbuat dari dua bahan logam yang berlainan jenis, karena dalam
suatu rangkaian, arus akan menimbulkan daya elektro-motoris
termo tersendiri bila terjadi perubahan temperatur suhu. Daya
elektro-motoris termo dapat terjadi lebih tinggi, sehingga dalam
pengaturan arus dan tegangan dapat menyimpang meskipun
sangat kecil. Besarnya perbedaan tegangan yang dibangkitkan
tergantung pada sifat-sifat kedua bahan yang digunakan dan
sebanding dengan perbedaan temperaturnya. Daya elektro-motoris
yang dibangkitkan oleh perbedaan temperatur disebut dengan daya
elektro-motoris termo.
2. Isolator
1) Sifat Kelistrikan Isolator
Bahan penyekat mempunyai tahanan listrik yang besar.
Penyekat listrik ditujukan untuk mencegah terjadinya kebocoran
arus listrik antara kedua penghantar yang berbeda potensial atau
untuk mencegah loncatan listrik ke tanah. Kebocoran arus listrik
harus dibatasi sekecil mungkin mugkin (tidak melampaui batas yang
telah ditentukan oleh peraturan yang berlaku).
2) Sifat Mekanis Isolator
Mengingat luasnya pemakaian bahan penyekat, maka
dipertimbangan kekuatan struktur bahannya. Dengan demikian,
dapat dibatasi hal-hal penyebab kerusakan dikarenakan kesalahan
pemakaiannya. Misalnya diperlukan bahan yang tahan tarikan,
maka harus menggunakan bahan dari kain daripada kertas. Bahan
kain lebih kuat terhadap tarikan dibanding bahan kertas.
3) Sifat Termis Isolator
Panas yang ditimbulkan dari dalam oleh arus listrik atau oleh
arus gaya magnet, berpengaruh terhadap kekuatan bahan penyekat.
Demikian panas yang berasal dari luar (alam sekitar). Dalam hal ini,
kalau panas yang ditimbulkan cukup tinggi, maka penyekat yang
digunakan harus tepat. Adanya panas juga harus dipertimbangkan,
agar tidak merusak bahan penyekat yang digunakan.
4) Sifat Kimia Isolator
Panas yang tinggi diterima oleh bahan penyekat dapat
mengakibatkan perubahan susunan bahan kimia. Demikian juga
dengan pengaruh adanya kelembaban udara, kondisi basah yang
ada disekitar bahan penyekat. Jika kelembaban tidak dapat
dihindari haruslah memilih bahan penyekat yang tahan terhadap air.
Demikian juga, jika adanya zat-zat lain yang dapat merusak
struktur kimia bahan. Mengingat adanya bermacam-macam asal,
sifat dan ciri bahan penyekat, maka memudahkan kita dalam
memilih untuk aplikasi dalam kelistrikan.
3.3 Perbedaan Konduktor dan Isolator
Konduktor dan isolator merupakan jenis material yang dikelompokkan
berdasarkan sifat konduktivitasnya. Sifat konduktivitas yaitu ukuran dari
kemampuan suatu bahan untuk menghantarkan arus listrik.
Untuk menjelaskan konduktivitas bahan, sering digunakan konsep pita
energi. Ada dua pita energi, yaitu pita valensi dan pita konduksi. Pita valensi
adalah pita energi yang mungkin diisi oleh elektron dari zat padat hingga
penuh. Setiap pita terdiri atas 2N elektron, dengan N adalah jumlah atom.
Jika masih ada elektron yang tersisa, maka elektron ini akan mengisi pita
konduksi. Pita konduksi adalah pita energi yang merupakan tempat lain yang
akan diisi oleh elektron setelah pita valensi terisi penuh. Pada suhu 0 K, pita
konduksi terisi sebagian untuk bahan konduktor. Sedangkan untuk pita
isolator tidak ada yang terisi. Semakin banyak elektron yang mengisi pita
konduksi, maka konduktivitas bahan akan semakin tinggi.
Perbedaan konduktor dan isolator terletak pada energi gap (Eg). Energi
gap (Eg) menunjukkan selang energi antara pita konduksi minimum dan pita
valensi maksimum. Gambar isolator di atas menunjukkan bahwa gap antara
pita konduksi minimum dan pita valensi maksimum pada isolator sangat
besar. Pada keadaan ini, pita konduksi isolator kosong, tidak terisi elektron,
sehingga konduktivitasnya sangat rendah. Gambar konduktor menunjukkan
struktur pita energi konduktor. Pita konduksi konduktor terisi sebagian oleh
elektron. Jika ada medan listrik luar, maka elektron akan memperoleh
tambahan energi untuk berpindah dari pita valensi ke pita konduksi, yang
berakibat timbulnya arus listrik. Elektron yang berpindah ini disebut elektron
bebas. Sedangkan daerah yang ditinggalkan oleh elektron ini disebut
dengan hole.
.
3.4 Aplikasi Bahan Konduktor dan Isolator
1. Kawat Listrik
Kawat digunakan untuk mengaliri arus listrik, jadi bahan yang
digunakan adalah memiliki konduktivitas tinggi. Umumnya digunakan
tembaga dan aluminium, karena bahan tersebut mempunyai
konduktivitas yang tinggi, mudah dibentuk, fleksibel, tahan panas, dan
harga terjangkau daripada menggunakan perak, emas, dan bahan yang
lainnya. Kawat dibuat dengan ukuran yang tidak terlalu besar karena
untuk menghidari gejala skin effect.
2. Kabel Listrik
Konduktor digunakan untuk mengaliri arus listrik. Jika konduktor
tersebut dibiarkan terbuka maka akan menimbulkan masalah seperti
terjadi aliran arus saat konduktor tersebut bersentuhan dengan benda
lain atau dapat membuat kesetrum saat dipegang dengan tangan. Maka
dari itu dibutuhkan bahan isolasi yang dapat menahannya. Umumnya
kabel menggunakan bahan isolasi dari plastik atau karet. Plastik atau
karet banyak digunakan karena bersifat isolator listrik, tahan lama, bisa
ditekuk dan dibengkokkan (fleksibel), harganya murah, dan proses
pembuatannya mudah.
3. Termos
Benda yang lebih dingin selalu menyerap gelombang panas dari
benda yang lain sampai keduanya mempunyai temperatur yang sama.
Namun, termos sudah didesain agar bisa menghambat ketiga cara
panas dapat berpindah, yaitu konduksi,konveksi, dan radiasi.
Termos dibuat dari kaca yang berdinding rangkap, diantara dinding
itu dibuat hampa udara. Di termos ini terdapat dua dinding kaca, dilapisi
perak. Bagian dalam dibuat mengkilap agar kalor dari air panas tidak
diserap oleh dinding karena bagian yang mengkilap menyerap panas
lebih sedikit ketimbang warna hitam. Sedangkan bagian luar dinding
kaca dibuat mengilap dan dilapisi dengan perak, tujuannya agar tidak
terjadi perpindahan kalor secara radiasi.
Ruang hampa udara digunakan untuk mencegah perpindahan kalor
secara konveksi. Perpindahan kalor secara konveksi terjadi pada zat
cair dan gas karena adanya perbedaan massa jenis dalam zat tersebut.
Lalu tutup termos harus dibuat dari bahan isolator panas, seperti gabus.
Isolator pada tutup termos berfungsi untuk mencegah perpindahan kalor
secara konduksi sehingga kita tidak kepanasan saat membuka termos.
4. Setrika
Setrika adalah alat yang digunakan untuk menggosok pakaian
dengan menggunakan energi panas. Sebuah setrika dibuat dari
beberapa bahan, baik bahan konduktor maupun isolator panas. Bahan
konduktor yang digunakan berupa logam, yang terdapat di bagian dasar
setrika. Oleh karena itu, panas dari sumber panas, misalnya listrik,
dapat dipindahkan ke pakaian yang digosok. Jika bagian dasar setrika
berupa konduktor panas, lain halnya dengan bagian paling atas setrika.
Bagian ini berupa pegangan setrika. Pegangan setrika terbuat dari kayu
atau plastik, yang merupakan bahan isolator, sehingga tangan kita tidak
merasa panas saat menggosok.
5. Kompor Listrik
Kompor listrik adalah suatu alat yang digunakan untuk memasak,
yang memiliki bagian yang terbuat dari bahan konduktor dan isolator.
Bahan konduktor pada alat ini terdapat pada lilitan kawat yang melingkar
di dalam kompor. Ketika bahan ini memperoleh panas dari sumbernya,
yaitu listrik, lilitan kawat akan menjadi panas bahkan hingga berpijar.
Panas inilah yang digunakan untuk memasak. Sementara itu, bagian di
luar lilitan kawat hingga tombol pemutar terbuat dari bahan isolator.
6. Solder
Solder banyak digunakan di bengkel elektronika atau tempat untuk
memperbaiki alat-alat elektronika. Solder digunakan untuk menyolder
atau mematri, yaitu membuat sambungan pada komponen-komponen
elektronika. Logam yang digunakan untuk mematri adalah bahan
konduktor, sehingga dapat menghantarkan panas dari sumber panas.
Pegangan pada solder merupakan bahan isolator untuk menahan panas
agar tidak sampai ke tangan kita.
7. Peralatan Memasak
Kegiatan memasak di dapur sangat berhubungan dengan panas.
Alat-alat masak memanfaatkan bahan konduktor dan isolator. Bahan
konduktor diperlukan agar dapat menghantarkan panas dari sumbernya
sehingga dapat mematangkan masakan. Sementara itu, bahan isolator
dapat digunakan sebagai perlindungan pada tangan agar tidak merasa
panas. Beberapa alat sudah dirancang sedemikian rupa untuk keperluan
tersebut.
Sendok sayur, pressure cooker atau panci tekan, dan wajan
biasanya terbuat dari bahan isolator khusus pada bagian ujungnya
sebagai pegangan. Hal ini memberi kenyamanan selama memasak,
karena tangan tidak panas ketika memegang alat-alat tersebut. Dapat
dibayangkan jika sebuah sendok sayur terbuat dari logam di seluruh
bagiannya. Akan repot sekali karena harus menggunakan serbet
sebagai penahan panas selama proses mengaduk masakan. Demikian
pula pada sendok nasi dan spatula. Keduanya terbuat dari bahan
isolator yaitu plastik atau kayu yang berguna untuk menahan panas.
Jadi, tangan tidak kepanasan saat mengambil nasi.
8. Jaket
Jaket terbuat dari bahan kain yang bersitat isolator. Pada saat suhu
udara dingin, jaket akan menahan panas yang ada dalam tubuh keluar.
Dengan demikian, kita akan tetap merasa hangat.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Dalam kemampuannya menghantarkan arus listrik jenis bahan
digolongkan menjadi konduktor dan isolator. Benda-benda yang dapat
menghantarkan panas dengan baik disebut konduktor. Contohnya logam,
besi, stainlees, baja dan aluminium. Sedangkan benda yang tidak dapat
menghantarkan panas di sebut isolator. Contohnya kayu, plastik dan karet.
Konduktor yang baik adalah yang memiliki tahanan jenis yang kecil.
Semakin besar nilai tahanan jenisnya maka akan semakin buruk konduktor
tersebut, karena bila nilai tahanan jenis besar maka akan terjadi kehilangan
daya sehingga panas pada konduktor tersebut.
Ternyata sifat benda/bahan ini dimanfaatkan manusia untuk membuat
benda tertentu. Contoh pemanfaatannya adalah pada panci, supaya bisa
mengangkat tanpa kepanasan, maka gagangnya dibuat dari benda isolator
seperti kayu. Contoh lain, yaitu solder, supaya panas tidak merambat ke
tubuh, maka sengaja dibuat isolator digagangnya. Jadi, begitulah
pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari.
4.2 Saran
Tidak semua jenis bahan dapat menghantarkan arus listrik dengan baik.
Ada bahan yang dapat menghantarkan arus listrik dengan baik ada pula
bahan yang sangat buruk menghantarkan listrik. Makalah ini diharapkan
akan menjadi literature baru dan bermanfaat bagi para pembaca.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Salahuddin. 2014, Bahan Listrik Fakultas Teknik. Aceh: Fakultas Teknik
Universitas Malikussaleh Jurusan Teknik Elektro.
Wiyono, Edy dan Robin Ginting. 2008, Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.