majȂz isti’Ârah dalam surah yȖsuf (studi komparatif …

51
MAJȂZ ISTI’ÂRAH DALAM SURAH YȖSUF (Studi Komparatif Tafsȋr al-Kasyâf & Tafsir Bahrul Muhîth) Skripsi ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag) Oleh: Isyroqotun Nashoiha NIM. 14210579 PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR`AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH INSTITUT ILMU AL-QUR`AN (IIQ) JAKARTA 1439 H / 2018 M

Upload: others

Post on 15-Apr-2022

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAJȂZ ISTI’ÂRAH DALAM SURAH YȖSUF (Studi Komparatif …

MAJȂZ ISTI’ÂRAH DALAM SURAH YȖSUF

(Studi Komparatif Tafsȋr al-Kasyâf & Tafsir Bahrul Muhîth)

Skripsi ini Diajukan

Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh:

Isyroqotun Nashoiha

NIM. 14210579

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR`AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH

INSTITUT ILMU AL-QUR`AN (IIQ) JAKARTA

1439 H / 2018 M

Page 2: MAJȂZ ISTI’ÂRAH DALAM SURAH YȖSUF (Studi Komparatif …

MAJȂZ ISTI’ÂRAH DALAM SURAH YȖSUF

(Studi Komparatif Tafsȋr al-Kasyâf & Tafsir Bahrul Muhîth)

Skripsi ini Diajukan

Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh:

Isyroqotun Nashoiha

NIM. 14210579

Dosen Pembimbing:

Dr. Muhammad Ulinnuha, Lc., MA.

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR`AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH

INSTITUT ILMU AL-QUR`AN (IIQ) JAKARTA

1439 H / 2018 M

Page 3: MAJȂZ ISTI’ÂRAH DALAM SURAH YȖSUF (Studi Komparatif …

i

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul “Majȃz Isti’ȃrah dalam Surah Yȗsuf (Studi

Komparatif Tafsir al-Kasyâf & Tafsir Bahrul Muhîth)” yang disusun oleh

Isyroqotun Nashoiha dengan Nomor Induk Mahasiswa: 14210579 telah

diperiksa dan disetujui untuk diajukan ke sidang munaqasyah.

Jakarta, 12 Juli 2018

Pembimbing,

Dr. H. Muhammad Ulinnuha, Lc, MA.

Page 4: MAJȂZ ISTI’ÂRAH DALAM SURAH YȖSUF (Studi Komparatif …

ii

LEMBARAN PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “Majȃz Isti’ȃrah dalam Surah Yȗsuf (Studi Komparatif

Tafsir al-Kasyâf & Tafsir Bahrul Muhîth)” oleh Isyroqotun Nashoiha

dengan NIM 14210579 telah diujikan pada sidang Munaqasyah Fakultas

Ushuluddin & Dakwah Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta pada tanggan

18 Agustus 2018. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Agama (S.Ag).

Jakarta, 18 Agustus 2018

Dekan Fakultas Ushuluddin & Dakwah

Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta,

Dra. Hj. Maria Ulfah, MA

Sidang Munaqasyah

Ketua Sidang, Sekretaris Sidang,

Dra. Hj. Maria Ulfah, MA Dra. Rukoyah Tamami

Penguji I, Penguji II,

Dra. Hj. Mursyidah Thahir, MA. Sofyan Effendy, MA.

Pembimbing,

Dr. H. Muhammad Ulinnuha, Lc, MA.

Page 5: MAJȂZ ISTI’ÂRAH DALAM SURAH YȖSUF (Studi Komparatif …

iii

PERNYATAAN PENULIS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Isyroqotun Nashoiha

NIM : 14210579

Tempat/Tanggal Lahir : Gresik, 18 Agustus 1995

Menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Majȃz Isti’ȃrah dalam Surah

Yȗsuf (Studi Komparatif Tafsir al-Kasyâf & Tafsir Bahrul Muhîth)” adalah

benar-benar asli karya saya kecuali kutipan-kutipan yang sudah disebutkan.

Kesalahan dan kekurangan di dalam karya ini sepenuhnya menjadi tanggung

jawab saya.

Jakarta, 12 Juli 2018

Isyroqotun Nashoiha

Page 6: MAJȂZ ISTI’ÂRAH DALAM SURAH YȖSUF (Studi Komparatif …

iv

PERSEMBAHAN

Ku persembahkan tulisan ini teruntuk orang tua terkasih “Bpk. Abdul

Fadhol dan Ibu Husmiyati” yang mengabdikan segala perjuangan hidupnya

demi yang terbaik untuk anaknya.

Teruntuk kakak tercinta, keluarga, sahabat dan seluruh pihak yang

telah membantu proses penyelesaian skripsi ini hingga proses ini-lah yang

mengantarkanku meraih gelar akademik dengan baik.

Terimakasih kepada dosen pembimbing Bpk. Dr. Muhammad

Ulinnuha, Lc., MA. yang selalu sabar mensupport, memberikan suntikan

keilmuwan dan ide yang cemerlang, serta membuka wawasan mahasiswa

untuk lebih berfikir kritis tanpa bertindak apatis.

Teruntuk almamaterku Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta,

terimakasih telah memberikan ketenangan hati dalam masa musȃfir ilmu

kurang lebih 4 tahun ini.

Page 7: MAJȂZ ISTI’ÂRAH DALAM SURAH YȖSUF (Studi Komparatif …

v

MOTTO

رحمةاااوبا االح مةاالحاوبانػحتػفعوح ارحتػفعوحادح

“Dengan hurmat ilmu akan bermanfaat,

dan dengan pengabdian derajat akan terangkat”

Page 8: MAJȂZ ISTI’ÂRAH DALAM SURAH YȖSUF (Studi Komparatif …

vi

KATA PENGANTAR

Bismillȃhirahmȃnirrahȋm

Alhamdulillâhirabbilâlamin, tak ada kalimat yang pantas kami

ucapkan selain rasa syukur kepada sang pencipta alam semesta, karena

dengan kemurahan dan karunia-Nyalah kami masih diberi kesempatan untuk

menghirup udara kenikmatan dunia yang penuh dengan teka teki

kehidupannya.

Selawat dan salam tak lupa terlimpahkan kepada sang insan mulia

nan sempurna, yang kami harapkan syafaatnya yakni syafâ’ah al-užma fî

yaum al-qiyâmah, karena tanpa menanggalkan rahman, rahim, dan

syafaatnya manusia hanyalah sebutir kapas bertebaran yang tak bernilai

harganya.

Pencapaian skripsi yang berawal dari sebuah kata menjadi kalimat,

tersusun dari beberapa paragraf hingga lembaran, bahkan terbungkus rapi

dalam sebuah balutan cover ini tak lain merupakan bantuan dan dukungan

dari orang-orang hebat yang selalu setia menepuk pundak ketika kami mulai

salah, menyatukan semangat ketika kami mulai goyah, dan memberikan

senyuman merekah di saat suka maupun duka. Oleh karena itu, ucapan

terimakasih ini kami sampaikan kepada:

1. Allah Swt., yang selalu melimpahkan rahmȃn dan rahȋm-Nya, serta

masih memberikan kesehatan dan keberkahan di setiap langkah kami;

2. Kedua orang tua, sang motivator ulung yang tak henti-hentinya

menyelipkan doa terbaik di sepertiga malamnya demi kesuksesan

anak-anaknya;

3. Ibu Prof. Dr. Hj. Huzaemah Tahido Yanggo, MA. selaku Rektor

Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta;

Page 9: MAJȂZ ISTI’ÂRAH DALAM SURAH YȖSUF (Studi Komparatif …

vii

4. Ibu Dra. Hj. Maria Ulfah, MA. selaku Dekan Fakultas Ushuluddin

dan Dakwah Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta, yang selalu

mengabdikan diri untuk Fakultas Ushuluddin dan Dakwah dalam

mencetak generasi Al-Qur`an yang berwawasan keilmuwan.

5. Bapak Dr. H. Muhammad Ulinnuha, Lc., MA. Selaku Ketua

Program Studi Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir (IAT) Institut Ilmu Al-

Qur`an (IIQ) Jakarta dan sekaligus menjadi dosen pembimbing

skripsi yang selalu sabar menghadapi berbagai kondisi

mahasiswanya, selalu menggiatkan semangat mahasiswa dalam

menumbuhkan kecintaan terhadap ilmu dan selalu berkenan

memberikan saran demi menjadi mahasiswa yang lebih baik.

6. Bapak Dr. KH. Ahmad Fathoni, Lc., MA, Ibu Muthmainnah, MA,

Ibu Istiqomah, MA, Ibu Ma‟unatul Mahmudah, S.H, Ibu Atiqoh,

S.Ag, Ibu Fatimah Askan, Kak Luthfi Luthfiyah, dan segenap

instruktur tahfidz yang selalu sabar membenarkan ayat demi ayat

ketika lidah mulai susah payah melantunkan ayat Al-Qur`an. Semoga

keberkahan selalu mengiringi langkah dalam proses perjuangan

menjadi khadȋm kalȃmullaȃh.

7. Bapak dan Ibu Dosen Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta, yang

telah mengabdikan ilmu untuk seluruh mahasiswanya serta menjadi

saksi akan keberhasilan mahasiswa dalam mencapai gelarnya.

8. Seluruh guru muallim rubȗbiyah dari kecil hingga sekarang. Yang

selalu mendoakan anak didiknya. Akuilah kami sebagai santri kelak

di akhirat nanti.

9. Ibu Suci dan Ibu Qoqoy selaku staf Fakultas Ushuluddin dan

Dakwah, yang rela menjadi tempat bertanya mahasiswa, dan

membantu melewati setiap proses yang dilalui mahasiswa Fakultas

Ushuluddin dan Dakwah;

Page 10: MAJȂZ ISTI’ÂRAH DALAM SURAH YȖSUF (Studi Komparatif …

viii

10. Bapak Abdul Rosyid, MA dan Ibu Ruwaedah, MA. Selaku bapak dan

ibu Direktris Pesantren Takhassus IIQ Jakarta. Terimakasih atas

waktu 4 tahun ini. Yang selalu memberikan kenyamanan dhȃhiran

wa bȃthinan. Sekaligus menjadi ibu dan bapak kami selama di

Jakarta;

11. Mu’allif kitab dan buku, yang menyumbangkan karyanya sebagai

bahan referensi, perbandingan dan penyempurnaan karya skripsi ini;

12. Perpustakaan Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta, Pusat Studi Al-

Qur`an (PSQ) Jakarta, Iman Jama‟ Lebak Bulus, dan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah menyumbangkan sarana prasarana

dalam melengkapi penulisan skripsi ini;

13. Pesantren Takhassus IIQ Jakarta dan Kampus IIQ Jakarta, yang

menjadi saksi bisu perjuangan dan pengorbanan 4 tahun menjadi

seorang mahasantri dan mahasiswa;

14. Saudara kandungku Mbak Dliyaul Ula, yang selalu mendengarkan

keluh kesah setiap permasalahan kehidupan, dan selalu sedia setiap

saat ketika dibutuhkan;

15. Paman Mughaffar dan sepupu Asful Lailiyah, terimakasih atas waktu

yang telah disediakan dan selalu ada ketika dibutuhkan.

16. Sahabat seperjuangan Ushuluddin A & B yang telah membantu

mengisi memori 4 tahun bersama, mendiskusikan pemasalahan yang

ringan bahkan berat sekalipun. Oleh karenanya sulit ku menemukan

wanita-wanita hafizah nan salihah seperti kalian;

17. Teman seperjuangan bimbingan skripsi (wali songo) bersama Bpk.

Muhammad Ulinnuha, Lc., MA. yang saling bertukar fikiran,

menghadapi permasalahan dengan kebersamaan. Semangat dan

bantuan kalian-lah yang mengantarkanku tetap semangat dalam

menyelesaikan tugas akhir skripsi ini;

Page 11: MAJȂZ ISTI’ÂRAH DALAM SURAH YȖSUF (Studi Komparatif …

ix

18. Sahabat “wanita salihah” terimakasih atas pelukan erat selama ini.

Semoga persahabatan akan lekat hingga akhir hayat.

19. Teman-teman angkatan 2014, terimakasih atas kerjasamanya;

20. Keluarga JMQ (Jam‟iyyah Mudarasah Al-Qur`an) Jakarta, Sahabat

FKMTHI (Forum Komunikasi Mahasiswa Tafsir Hadis Indonesia),

Dulur HIMAM (Himpunan Alumni Mambaus Sholihin) Ciputat,

Keluarga LBI (Lembaga Bahasa IIQ) Jakarta, IMAGE (Ikatan

Mahasiswa Gresik), DEMA- FUD (Dewan Mahasiswa Fakultas

Ushuluddin & Dakwah) IIQ Jakarta, terimakasih atas dedikasi

organisasiya selama ini.

21. Teman-teman seperjuangan lintas universitas, yang rela

mengorbankan waktu dan tenaganya untuk mendiskusikan

permasalahan yang belum difahami yang berhubungan dengan tema

skripsi ini;

22. Seluruh pihak yang terlibat dalam pencapaian proses penyelesaian

skripsi ini, semoga Allah membalas jasa dan perjuangan kalian.

23. Dan teruntuk calon imamku “Terimakasih atas doa bi-sirr yang

selalu kau panjatkan, Semoga akan dipertemukan dalam garis

kehidupan”.

Satu hal yang menjadi kenangan indah dan menjadi satu ladang ilmu

yang terhampar luas adalah kami diberi kesempatan untuk dibimbing, dan

belajar bersama dalam sebuah majlis ilmu, karena disitulah akan terasa

nikmatnya sebuah belajar. Akhirnya, kami mohon maaf jika dalam

penyusunan skripsi ini terdapat sesuatu yang kurang difahami dan kurang

berkenan. Harapan kami, semoga ada penelitian mendatang yang bisa

melengkapi karya tulis skripsi ini, dan semoga bisa memberikan kontribusi

positif dan bermanfaat bagi semuanya.

Page 12: MAJȂZ ISTI’ÂRAH DALAM SURAH YȖSUF (Studi Komparatif …

x

Tak akan ada yang sia-sia untuk sebuah perjuangan yang dilandasi

oleh keikhlasan. Tak akan ada yang sempurna di dunia ini, melainkan selalu

berjalan dalam proses yang melelahkan dan semoga proses demi proses yang

dilewati akan berbuah kenikmatan. Ȃmȋn.

Jakarta, 12 Juli 2018

Isyroqotun Nashoiha

Page 13: MAJȂZ ISTI’ÂRAH DALAM SURAH YȖSUF (Studi Komparatif …

xi

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................................i

LEMBARAN PENGESAHAN..............................................................ii

PERNYATAAN PENULIS......................................................................... iii

PERSEMBAHAN...............................................................................iv

MOTTO..............................................................................................v

KATA PENGANTAR.................................................................................vi

DAFTAR ISI..............................................................................................xi

PEDOMAN TRANSLITERASI................................................................xiv

ABSTRAKSI.............................................................................................xviii

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah......................................................................1

B. Permasalahan...............................................................................13

a. Identifikasi Masalah.............................................................13

b. Pembatasan Masalah............................................................14

c. Perumusan Masalah..............................................................14

C. Tujuan Penelitian.......................................................................14

D. Manfaat Penelitian....................................................................15

E. Tinjauan Pustaka..............................................................................15

F. Metodologi Penelitian.................................................................19

G. Sistematika Penulisan.................................................................22

Page 14: MAJȂZ ISTI’ÂRAH DALAM SURAH YȖSUF (Studi Komparatif …

xii

BAB II: MAJȂZ ISTI’ÂRAH

A. Pengertian Majȃz Isti‟arah................................................................25

B. Rukun-rukun Majȃz Isti‟arah............................................................32

C. Pembagian Majȃz Isti‟arah...............................................................32

D. Kandungan Makna Majȃz Isti‟arah...................................................40

BAB III: BIOGRAFI AL-ZAMAKHSYARȊ DAN ABȖ HAYYAN

BESERTA TAFSIRNYA

A. al-Zamakhsyarȋ

1. Biografi dan Riwayat Pendidikan..........................................47

2. Karir Intelektualitas..............................................................49

3. Karya-karya Ilmiah ...............................................................51

4. Latar belakang Penulisan Tafsir al-Kasyȃf............................52

5. Metode Penulisan Tafsir.......................................................55

6. Karakteristik dan Sistematika Penulisan...............................56

B. Abȗ Hayyȃn

1. Biografi dan Riwayat Pendidikan..........................................58

2. Karir Intelektualitas..............................................................59

3. Karya-karya Ilmiah ...............................................................62

4. Latar belakang Penulisan Bahrul Muhith .............................63

5. Sumber Penafsiran................................................................65

6. Metode Penulisan Tafsir........................................................66

7. Karakteristik dan Sistematika Penulisan............................... 68

BAB IV: ANALISIS AYAT YANG MENGANDUNG MAJȂZI

STI’ARAH DALAM SURAH YUSUF MENURUT TAFSIR AL-

KASYÂF DAN TAFSIR BAHRUL MUHITH

A. Sekilas mengenai Surah Yusuf ........................................................71

Page 15: MAJȂZ ISTI’ÂRAH DALAM SURAH YȖSUF (Studi Komparatif …

xiii

B. Analisis Ayat-ayat yang mengandung Majȃz Isti‟arah dalam Surah

Yusuf Menurut Penafsiran al-Zamakhsyȃri dan Abu

Hayyan.............................................................................................73

C. Implikasi Majȃz terhadap Kemukjizatan Makna Al-Qur`an.............86

BAB V: PENUTUP

A. Kesimpulan......................................................................................91

B. Saran...............................................................................................92

DAFTAR PUSTAKA................................................................................95

Page 16: MAJȂZ ISTI’ÂRAH DALAM SURAH YȖSUF (Studi Komparatif …

xiv

PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi Arab-Latin mengikuti pedoman yang diberlakukan dalam

petunjuk praktis penulisan skripsi Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta.

A. Konsonan

No Huruf

Arab Huruf Latin No

Huruf

Arab Huruf Latin

Sh ص A 14 ا 1

Dh ض B 15 ب 2

Th ط T 16 ت 3

Zh ظ Ts 17 ث 4

„ ع J 18 ج 5

Gh غ H 19 ح 6

F ؼ Kh 20 خ 7

Q ؽ D 21 د 8

K ؾ Dz 22 ذ 9

Page 17: MAJȂZ ISTI’ÂRAH DALAM SURAH YȖSUF (Studi Komparatif …

xv

L ؿ R 23 ر 10

M ـ Z 24 ز 11

N ف S 25 س 12

W و Sy 26 ش 13

No Huruf Arab Huruf Latin

H ه 27

„ ء 28

Y ي 29

B. Vokal

Vokal Tunggal

Voka

l

Panj

ang

Vokal

Rang

kap

Fathah : a آ : ȃ : ...ي

ai

Kasrah: i ي : ȋ : ...و

au

Dhammah: u و: ȗ

C. Kata Sandang

a. Kata sandang yang diikuti alif lam (ال) qamariyah

Page 18: MAJȂZ ISTI’ÂRAH DALAM SURAH YȖSUF (Studi Komparatif …

xvi

Kata sandang yang diikuti alif lam (ال) qamariyah

ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya. Contoh: -al : البقرة

Baqarah.

b. Kata sandang yang diikuti alif lam (ال) syamsiyah

Kata sandang yang diikuti alif lam (ال) syamsiyah

ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan

dan sesuai dengan bunyinya. Contoh: الرجل : ar-rajul

c. Syaddah (Tasydȋd)

Syaddah (Tasydȋd) dalam sistem aksara Arab digunakan lambang

( ), sedangkan untuk alih aksaran ini dilambangkan dengan

huruf, yaitu dengan cara menggandakan huruf yang bertanda

tasydȋd. Aturan ini berlaku secara umum, baik tasydȋd yang

berada di tengah kata, di akhir kata ataupun yang terletak setelah

kata sandang yang diikuti oelh huruf-huruf syamsiyah. Contoh:

اللها Ȃmanna billȃhi : أمنابا

d. Ta’ Marbȗthah (ة)

Ta’ Marbȗthah (ة) apabila berdiri sendiri, waqaf atau diikuti oleh

kata sifat (na’at), maka huruf tersebut dialih aksarakan menjadi

huruf “h”. Contoh: ف ئادةا al-Af'idah : ال

Sedangkan ta’ Marbȗthah (ة) yang diikuti atau disambungkan

(di-washal) dengan kata benda (isim) maka dialih aksarakan

menjadi huruf “t”. Contoh: بة لةنصا Ȃmilatun Nȃshibah„ : عاما

e. Huruf Kapital

Page 19: MAJȂZ ISTI’ÂRAH DALAM SURAH YȖSUF (Studi Komparatif …

xvii

Sistem penulisan huruf Arab tidak mengenal huruf kapital, akan

tetapi apabila telah dialih aksarakan maka berlaku ketentuan

Ejaan yang Disempurnakan (EYD) bahasa Indonesia, seperti

penulisan awal kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan,

nama diri dan lain-lain. Ketentuan yang berlaku pada EYD

berlaku pula dalam alih aksara ini, seperti cetak miring (italic),

atau cetak tebal (bold) dan ketentuan lainnya. Adapun nama diri

yang diawali dengan kata sandang, maka huruf yang ditulis

kapital adalah awal nama diri, bukan kata sandangnya. Contoh:

„Alȋ Hasan al-„Ȃridh. Khusus untuk penulisan kata Al-Qur`an dan

nama-nama surah menggunakan huruf kapital. Contoh: Al-

Qur`an, Al-Baqarah, dan seterusnya.

Page 20: MAJȂZ ISTI’ÂRAH DALAM SURAH YȖSUF (Studi Komparatif …

xviii

ABSTRAK

Salah satu seni pengungkapan makna sebagai suatu gambaran imajinatif

tinggi adalah dengan menggunakan gaya bahasa majȃz isti’ȃrah. Karena

merupakan salah satu bagian dari ilmu balaghȃh yang berfungsi untuk memperkuat

ketajaman pemaknaan, sehingga dari pemaknaan tersebut menghasilkan berbagai

interpretasi dan ilmu pengetahuan yang baru..Gaya bahasa majȃz dalam Al-Qur`an

membahas perbedaan antara kata yang tersirat dengan tersurat. Namun dalam

perkembangan selanjutnya muncullah sebuah wacana dalam kajian balaghȃh yang

mengemukakan persoalan estetika bahwa gaya bahasa ini merupakan penghias Al-

Qur`an, dan jika dihilangkan maka hilanglah sebagian keindahannya. Pernyataan ini

tidaklah keliru, hanya saja perlu ada penambahan bahwa akan sedikit hilang

mutiara-mutiara makna yang terkandung di dalamnya.

Perdebatan akademik selalu menguak dalam setiap permasalahan yang akan

diangkat di permukaan, keberadaan majȃz dalam Al-Qur`an pun menorehkan

sebuah pertanyaan besar, Para ulama yang mendukung adanya majȃz dikarenakan

konsep majȃz itu tak lain hanya perluasan makna yang nantinya lafaz tersebut

mempunyai makna haqȋqȋ sebelum dijadikan makna majȃzȋ. Sedangkan ulama yang

menolak keberadaan majȃz dikarenakan majȃz tak sama bedanya dengan sebuah

kebohongan (al-kadzab) dan Al-Qur`an terbebas dari kebohongan, seorang

pembicara tidak akan menggunakan kalimat majȃz jika dalam keadaan terpaksa

sedangkan keadaan terpaksa tidak mungkin terjadi pada Tuhan.

Metode penelitian yang digunakan adalah diskriptif analisis komparatif

yakni menguraikan, menganalisis gambaran umum yang berkaitan dengan majȃz

isti’ȃrah dalam tafsir al-Kasyâf karya az-Zamakhsyȃri dan tafsir Bahrul Muhîth

karya Abu Hayyȃn al-Andalȗsi. Kemudian mengemukakan implikasi majȃz

terhadap makna yang dikandung dalam Al-Qur`an. Sehingga metode ini disebut

juga dengan metode analisis isi. Adapun pendekatan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah pendekatan linguistik ilmu balaghȃh, yang menitikberatkan

pada pembahasan ilmu bayȃn.

Hasil penelitian yang ditemukan di antaranya: pengungkapan isti’ȃrah

berdasarkan tharfay at-tasybīh dalam surah Yusuf mencakup isti’ârah tashrȋhiyyah,

dan isti’ârah makniyyah. Sedangkan jika berdasarkan bentuk kalimatnya dalam

Page 21: MAJȂZ ISTI’ÂRAH DALAM SURAH YȖSUF (Studi Komparatif …

xix

surah Yusuf mencakup isti’ârah ashliyyah dan isti’ârah thaba’iyyah. Kandungan

majȃz isti’ȃrah menimbulkan adanya implikasi terhadap kemukjizatan Al-Qur`an

dalam segi makna, karena setiap huruf yang tersusun dalam Al-Qur`an

menimbulkan pemaknaan yang berbeda-beda sesuai dengan yang dikehendaki

mufassir nya. Disinilah letak kemukjizatan Al-Qur`an yang terangkum dalam tolok

ukur perspektif bahasa. Adapun kandungan majȃz isti’ȃrah meliputi: Mubȃlaghah

(memberikan kesan sangat, hiperbolik), Izhhȃr al-Khafiy (menampakkan yang

masih samar), Idhȃhu adz-zhȃhir laisa bi jally (menjelaskan yang tampak tetapi

belum begitu jelas), dan Ja’lu ma laysa bi mar’iyyin mar’iyyan (menjadikan yang

tidak terlihat menjadi terlihat atau arti sebenarnya, personifikasi).

Page 22: MAJȂZ ISTI’ÂRAH DALAM SURAH YȖSUF (Studi Komparatif …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa merupakan media komunikasi yang dipakai manusia

untuk mengenali kondisi sekitarnya. Bahasa juga diibaratkan lautan

yang sangat luas dan sudah seyogyanya untuk diselami sedalam-

dalamnya sebelum memahami khazanah-khazanah keilmuwan yang

lain. Di antara sekian ragam bahasa yang menjadi pokok pembahasan

kajian ini adalah bahasa Arab. Karena saat ini bahasa tersebut

dikategorikan salah satu bahasa Internasional sebagaimana bahasa

Inggris meskipun realitanya hanya terbatas di mayoritas tertentu.

Al-Qur`an juga diturunkan dengan bahasa Arab. Dan salah

satu keistemewaan Al-Qur`an terletak pada susunan kalimatnya yang

indah, uslȗb bahasanya yang bagus, penempatan kosa katanya yang

seimbang dan unsur ke-balȃghah-an tertinggi yang tak sanggup

dijangkau secara keseluruhan oleh ciptaan-Nya. Oleh karena itu, yang

sudah pasti bisa merasakan dan menikmati ke-balȃghah-an Al-

Qur`an hanyalah mereka yang mempunyai kepandaian cukup dalam

kesustraan Arab. Sehingga jika ditelisik dengan penghayatan, maka

akan menemukan kenikmatan serta memperkuat ketajaman mata

batin manusia untuk tidak bosan mempelajarinya.

Dengan balȃghah yang luar biasa tersebut, Al-Qur`an –sejak

13001 tahun yang lalu– menantang kaum yang paling fasih, kalangan

yang paling pandai beretorika, serta cendikiawan yang paling

terkemuka. Namun mereka tak mampu menghadapi tantangan Al-

1 Tahun ini diukur sesuai dengan waktu penulisan kitab risalah ini. Namun

sekarang sudah mencapai 14 abad.

Page 23: MAJȂZ ISTI’ÂRAH DALAM SURAH YȖSUF (Studi Komparatif …

2

Qur`an. Meskipun telah ditantang, tak ada sepatah kata pun yang

terucap. Mereka tertunduk hina seraya menundukkan kepala. Padahal

ada di antara mereka yang tetap berdiri dengan congkaknya.2

Menelisik kondisi penduduk jazirah Arab konon itu adalah

buta huruf. Sehingga mereka mengabadikan kebanggaan, dan

berbagai kejadian historis mereka dengan menggunakan syair dan

perkataan retoris lainnya yang diungkapkan melalui lisan sebagai

ganti tulisan. Hal ini sudah menjadi kebutuhan alamiah yang

mendorong mereka untuk menjadikan kefasihan dan retorika menjadi

barang yang paling laku di pasar.

Dalam kondisi inilah –ketika balȃghah menjadi puncak

kebanggaan, dan sesuatu yang digemari– Al-Qur`an diturunkan.

Dengan balȃghah nya, Al-Qur`an turun untuk menantang balȃghah

yang terdapat dalam masa itu dan masa-masa selanjutnya. Al-Qur`an

mengajak orang-orang fasih di kalangan Arab untuk menghadapi dan

membuat surah yang semisal dengan Al-Qur`an meskipun dengan

surah yang terpendek. Al-Qur`an menantang mereka dengan berkata:

“Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang

Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah3satu

2 Badiuzzaman Said Nursi, al-Kalimȃt, (Kairo: Dȃr Sozler, 2011), cet 6, h. 423.

3 Ayat ini merupakan tantangan bagi mereka yang meragukan tentang kebenaran Al

Quran itu tidak dapat ditiru walaupun dengan mengerahkan semua ahli sastera dan bahasa

karena ia merupakan mukjizat Nabi Muhammad s.a.w.

Page 24: MAJȂZ ISTI’ÂRAH DALAM SURAH YȖSUF (Studi Komparatif …

3

surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-

penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.” (QS.

al-Baqarah [2]: 23).

Bahkan Al-Qur`an mengeraskan tantangannya dengan berkata:

“Maka jika kamu tidak dapat membuat(nya) - dan pasti kamu tidak

akan dapat membuat(nya), peliharalah dirimu dari neraka yang

bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-

orang kafir.” (QS. al-Baqarah: [2]: 24).

Hal ini membuat hancur kesombongan mereka, menghinakan

akal, dan melenyapkan mimpi, serta membinasakan mereka di dunia

sebagaimana hal itu terjadi di akhirat. Dengan kata lain, kalian bisa

membuat semisal jiwa dan harta berada dalam kondisi bahaya selama

kalian masih tetap mempertahankan kekufuran.

Begitulah, aspek kemukjizatan retorika Al-Qur`an merupakan

sesuatu hal yang pasti, sebagaiamana kepastian hasil perkalian dua

kali dua sama dengan empat. Demikianlah keadaan sebenarnya.4

Adapun kemukjizatan retorika atau balȃghah Al-Qur`an

terangkum dalam lima point yakni:

a. Susunan Al-Qur`an yang luar biasa;

b. Keindahan dalam gaya bahasanya;

c. Retorika yang menawan dari segi maknanya;

d. Kefasihan luar biasa dalam redaksinya;

e. Keapikan bayȃn (penjelasan)5

4 Badiuzzaman Said Nursi, al-Kalimȃt, h. 423-425.

Page 25: MAJȂZ ISTI’ÂRAH DALAM SURAH YȖSUF (Studi Komparatif …

4

Kendatipun demikian, tak ada kata mustahil bagi manusia

untuk mendalami dan mempelajari sisi-sisi kebahasaan Al-Qur`an

dengan bantuan ilmu kebahasaanya. Karena ilmu balȃghah

merupakan salah satu disiplin ilmu yang berlandaskan ketelitian

menangkap keindahan dan kejelasan perbedaan yang samar di antara

macam-macam uslȗb. Mengkajiȃ adalah modal pokok dalam

membentuk tabiat kesastraan dan menggiatkan kembali terhadap

bakat yang terpendam. Sehingga perbedaan antara ahli balȃghah

dengan ahli lukis terletak pada bidang objeknya. Ahli balȃghah

mengolah kalimat dan pembicaraan untuk diperdengarkan, sedangkan

ahli lukis mengolah warna dan bentuk untuk diperlihatkan,6

Oleh karenanya, pengertian balȃghah yang sesuai adalah :

حيحة فصيحة البلاغة هي تدية المعن الليل واضحا بعبارة ص “Balȃghah adalah menyampaikan makna yang indah

secara jelas dengan menggunakan ungkapan bahasa

yang benar dan fasih.”

Dari ungkapan pengertian balȃghah tersebut, dapat ditemukan

berbagai aspek utama kajian balȃghah. Yakni adanya makna yang

terdapat dalam fikiran mutakallim, dan adanya kalam yang

diungkapkan mutakallim baik lisan ataupun tulisan. Makna yang

dimaksudkan harus jelas dan mudah difahami, sehingga tak

menimbulkan salah interpretasi, dan ungkapan tersebut

menggunakan kaidah sesuai dengan Nahwu dan Sharaf serta kosa

kata sehingga menimbulkan rasa bahasa yang baik.7

5 Badiuzzaman Said Nursi, al-Kalimȃt, h. 426-437.

6 Ali al-Jarim dan Muthafa Amin, al-Balaghah al-Wadhihah, (Jakarta: Raudhah

Press, 2007), h. 11. 7 D. Hidayat, al-Balâghah al-Jamî‟ wa al-Syawâhid min Kalam al-Badî‟, (Jakarta:

Toha Putra, 2002), h. 8-10.

Page 26: MAJȂZ ISTI’ÂRAH DALAM SURAH YȖSUF (Studi Komparatif …

5

Balȃghah menurut Ali al-Jarimi (w. 1957 H) termasuk ilmu

bahasa yang memperhatikan berbagai ungkapan yang disesuaikan

dengan tuntutan kedua (muqtadhȃ al-hȃl). Ilmu ini dibangun dengan

logika dan alur pemikiran ilmiyah dan berperan dalam ragam karya

sastra termasuk dalam struktur uslȗb bahasa Al-Qur`an. Pendapat

Syihabuddin (w.1997 H) unsur yang paling dominan adalah retorika,

yaitu bagaimana agar ucapan dapat disesuaikan dengan nalar lawan

bicara.

Balȃghah dipandang sebagai suatu cara penggunaan bahasa

untuk memperolah efek estetis. Ia diperoleh melalui kreativitas

pengungkapan bahasa, yaitu bagaimana penutur menyiasati bahasa

sebagai media untuk mengungkapkan gagasannya. Ungkapan sebuah

bahasa mencerminkan sikap dan perasaan penutur, sekaligus juga

dimaksudkan untuk mempengaruhi sikap dan perasaan pembaca yang

tercermin dalam nada. Dengan demikian, pengungkapan bahasa harus

efektif. Yang dimaksud efektif menurut Syihȃbuddin al-Yubi

(w.1997 H) adalah mampu mendukung gagasan secara tepat

sekaligus mengandung estetis sebagai sebuah karya seni.8

Sejarah telah mencatat bahwa perkembangan balȃghah

sebagai kajian bahasa Arab tak bisa dipisahkan dari kajian I‟jâz Al-

Qur`an yang dimulai dengan lahirnya kitab majȃz Al-Qur`an karya

Abû „Ubaidah Mu‟ammar Ibn al-Mutsannâ9 (w. 209 H/213 H).

Beliaulah yang pertama kali mengkaji Balȃghah, kemudian diikuti

oleh banyak ahli di antaranya: al-Jâhidz (w. 255 H) dalam karyanya

al-Bayân wa al-Tabyȋn.

8 R. Edi Komarudin, “Isti‟arah dan Efek yang Ditimbulkannya dalam Bahasa Al-

Qur‟an”, dalam Jurnal al-Tsaqafa, Vol. 14 No 01 Januari 2017. 9 Beliau merupakan perintis Balaghâh . beliau-lah yang meng-kategorikan kata dan

kalimat kiasan yang kemudian disebut dengan Tasybih (perumpamaan), Majȃz(Metafora),

dan kinayah (metonimi) semuanya digolongkan ke dalam bagian majaz.

Page 27: MAJȂZ ISTI’ÂRAH DALAM SURAH YȖSUF (Studi Komparatif …

6

Sementara itu, upaya pengembangan balȃghah semakin

mencapai puncak pada penghujung fase yang dilakukan oleh Abdul

Qâdir al-Jurjânȋ (w. 471/474 H) dengan menggunakan pendekatan

struktural, yakni membahas balȃghah teks-teks dari Al-Qur`an yang

menimbulkan efek psikologis dan rasa keindahan. Beliau lah yang

mengelompokkan pembahasan menjadi dua kelompok yakni al-

Ma‟ânȋ dan al-Bâyan. Oleh karena itu, Abdul Qâdir al-Jurjânȋ (w.

471/474 H) dipandang menjadi peletak dasar kedua ilmu tersebut.

Dan Ibnu al-Mu‟taz (w. 296 H) dipandang sebagai peletak dasar ilmu

al-Badȋ‟. 10

Ilmu balȃghah dibagi menjadi tiga bagian, yaitu ilmu

ma‟âni,11

ilmu bayân, dan ilmu badî‟.12

Dalam pembahasan ini,

peneliti akan membahas dan merinci salah satu disiplin ilmu

balȃghah yakni ilmu bayân. Ilmu bayân merupakan satu cara

memperjelas gaya bahasa ungkapan suatu makna. Makna yang

terpendam dalam jiwa seseorang dapat dijelaskan dengan gaya yang

berbeda kekuatannya antar satu dengan yang lain.13

Salah satu bagian dari ilmu bayân adalah majȃz. Majȃz dibagi

menjadi dua yakni majȃz aqlȋ dan majȃz lughâwi. Perbedaan yang

mendasar mengenai kedua majȃz ini terletak pada polanya, misalkan

majȃz aqlȋ menyandarkan suatu perbuatan atau keadaan pada subyek

10

D. Hidayat, al-Balâghah al-Jamî‟ wa al-Syawâhid min Kalam al-Badî‟, (Jakarta:

Toha Putra, 2002), h. 4-5. 11

Ilmu ma‟ȃni adalah salah satu cabang ilmu balaghâh yang membahas tentang

uslub (gaya bahasa) atas dasar struktur kalimat yang sesuai dengan muqtadha al-hȃl. Lihat

selengkapnya Abdul Hadi al-Fudhali, Talkhis al-Balȃghah, (Beirut: Dȃr al-Kutub al-Islȃmi,

t.t), h. 18. 12

Ilmu badȋ‟ adalah salah satu cabang ilmu balaghâh yang membahas uslub (gaya

bahasa) berdasarkan pertentangan, pertautan, keserasian, yang akan memberikan keindahan

baik dalam bunyi maupun dalam makna. Lihat selengkapnya D. Hidayat, al-Balâghah al-

Jamî‟ wa al-Syawâhid min Kalam al-Badî‟, (Jakarta: Toha Putra, 2002), h.144. 13

Abdul Wahid Salleh, Ilmu Bayan, (Selangor: Pustaka Darul Bayan, 2007), h. 11.

Page 28: MAJȂZ ISTI’ÂRAH DALAM SURAH YȖSUF (Studi Komparatif …

7

yang bukan sebenarnya, sedangkan majȃz lughâwi menggunakan

lafal bukan pada tempat yang semestinya.14

Yang termasuk bagian dari majȃz lughâwi adalah majȃz

isti‟ârah. Makna isti‟ârah jika diletakan dalam sebuah jumlah,

adakalanya lafazh tersebut tetap asli dalam koridor bahasanya dan

peletakan majȃz ini menujukkan adanya bukti bahwa memang khusus

diletakkan, baik digunakan dalam syair ataupun yang lainnya.15

Oleh karenanya, ilmu bayân dalam balȃghah merupakan seni

keilmuwan dengan penggambaran ungkapan bahasa yang penuh

dengan berbagai imajinatif dalam mengekspresikan suatu makna.

Adapun gambaran imajinatif dapat berupa taybȋh (metonimi), majȃz

(figuratif), isti‟ȃrah (morfologi), ataupun kinȃyah (metonimia).

Contoh:

1. Gambaran imajinatif yang berupa tasybȋh (metonimi);

“Dan kepunyaan-Nya lah bahtera-bahtera yang Tinggi layarnya

di lautan laksana gunung-gunung.” (QS. Ar-Rahman [55]: 24).

2. Gambaran imajinatif yang berupa majȃz (figuratif);

“Dan Sesungguhnya Setiap kali aku menyeru mereka (kepada

iman) agar Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan

14

M. Quraish Shihab, Sejarah & Ulumul Qur‟an, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2001),

cet I, h. 122 15

Abdul Qadir al-Jurjani, Asrar al-Balaghâh, (Kairo: Dar al-Madani, 1902), Cet I,

h. 13

Page 29: MAJȂZ ISTI’ÂRAH DALAM SURAH YȖSUF (Studi Komparatif …

8

anak jari mereka ke dalam telinganya dan menutupkan bajunya

(kemukanya) dan mereka tetap (mengingkari) dan

menyombongkan diri dengan sangat.” (QS. Nuh [71 : 7).

3. Gambaran imajinatif yang berupa isti‟ȃrah (morfologi).

“Alif, laam raa. (ini adalah) kitab yang Kami turunkan kepadamu

supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada

cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu)

menuju jalan Tuhan yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.”

(QS. Ibrahim [14]: 1).

4. Gambaran imajinatif yang berupa kinȃyah (metonimia).

“Dan Apakah patut (menjadi anak Allah) orang yang dibesarkan

dalam Keadaan berperhiasan sedang Dia tidak dapat memberi

alasan yang terang dalam pertengkaran”16

(QS. az-Zukhruf [43]:

18).

Berdasarkan gambaran imajinatif dalam ruang lingkup

balȃghah, maka seni penggambaran yang sering dipakai dalam

memaknai Al-Qur`an adalah dengan menggunakan majȃz isti‟ȃrah

yang merupakan bagian dari majȃz lughȃwi.

Makna yang direfleksikan melalui susunan majȃz tetap benar,

dan dapat difahami secara wajar oleh pembacanya, namun pola-pola

tersebut tetap memperlihatkan pemakaian makna yang tidak

sebenarnya. Oleh karena itu, Perdebatan akademik selalu menguak

dalam setiap permasalahan yang akan diangkat di permukaan,

16

Ayat ini menggambarkan keadaan wanita Arab waktu Al Quran diturunkan.

Page 30: MAJȂZ ISTI’ÂRAH DALAM SURAH YȖSUF (Studi Komparatif …

9

keberadaan majȃz dalam Al-Qur`an pun menorehkan sebuah

pertanyaan besar, bahkan ada dua kubu yang berseberangan pendapat

mengenai keberadaan ini.

Para ulama yang mendukung adanya majȃz dikarenakan

konsep majȃz itu tak lain hanya perluasan makna yang nantinya lafaz

tersebut mempunyai makna haqȋqȋ sebelum dijadikan makna majȃzȋ.

orang yang alih bahasa pun berpendapat justru jika adanya majȃz

dikikis dalam Al-Qur`an maka akan kehilangan salah satu

kemukjizatan yakni keindahan bahasanya. Karena kemukjizatan Al-

Qur`an meliputi dua aspek yakni aspek bahasa dan aspek makna baik

makna yang menyangkut i‟jȃz al-i‟lmiy (pengembangan berfikir

ilmiah), maupun i‟jȃz at-tasyrȋ‟iy (ajaran, akidah, ibadah ataupu

mua‟amalah).

Sedangkan ulama yang menolak keberadaan majȃz

dikarenakan majȃz tak sama bedanya dengan sebuah kebohongan (al-

kadzȃb) dan Al-Qur`an terbebas dari kebohongan, seorang pembicara

tidak akan menggunakan kalimat majȃz jika dalam keadaan terpaksa

sedangkan keadaan terpaksa tidak mungkin terjadi pada Tuhan.

Ulama‟ yang menolak keberadaan majȃz dalam Al-Qur`an di

antaranya ulama‟ Syafi‟iyah dan Malikiyah..17

Namun bangsa Arab

sendiri pun sering memakai makna majȃz jika pemakaian makna

hakiki sulit difahami.

17

Subhi al-Shalih, Mabahits fi Ulum Al-Qur`an., (Beirut: Dar al-Ilm li al-Malayin,

t.th.), h. 332

Page 31: MAJȂZ ISTI’ÂRAH DALAM SURAH YȖSUF (Studi Komparatif …

10

Adapun skema pembahasan dalam ilmu bayȃn sebagai

berikut:18

18

Abdul Hadi al-Fudhali, Talkhis al-Balȃghah, (Beirut: Dȃr al-Kutub al-Islȃmi, t.t),

h. 89.

البلاغة

علم البيان علم المعانى

علم البديع

كلمة المجازي كلمة الحقيقة

مجاز اللغوي مجاز العقلي

غير المرسل

مجاز المرسل

يسمى بمجاز الإستعارة

Page 32: MAJȂZ ISTI’ÂRAH DALAM SURAH YȖSUF (Studi Komparatif …

11

Pembahasan isti‟ȃrah dalam penelitian ini akan dibahas lebih

lanjut terhadap salah satu surah dalam Al-Qur`an yakni surah Yusȗf.

Surah Yusȗf merupakan surah ke 12 dari 114 surah yang ada di

dalam Al-Qur`an. Surah ini merupakan surah yang diturunkan di

Makkah, oleh karenanya disebut dengan surah Makkiyyah. Adapun

ayat 1,2,3, dan 7 merupakan surah Madaniyyah karena diturunkan

setelah Nabi hijrah.

Alasan surah Yusȗf dijadikan objek penelitian karena

mengandung banyak nilai-nilai pendidikan karakter baik tanggung

jawab, kejujuran, toleransi, keteladanan kepemimpinan dari Nabi

Yusȗf. Surah ini merupakan salah satu surah yang paling banyak

keistimewaan dan surah yang paling khusus dibanding dengan surah-

surah yang lain dalam Al-Qur`an. dan menjadi pusat penelitian lebih

lanjut oleh peneliti supaya bisa meneladani dan menindaklanjuti sifat

dan sikap Yusȗf untuk menjadi pemimpin imam akan datang.

Menelusuri dari latar belakang tersebut, dengan periodisasi

yang berbeda maka tafsir yang digunakan untuk membandingkan

berbagai permasalahan kemukjizatan kebahasaan Al-Qur`an adalah

tafsir yang berbasis bahasa dan sastra yang tinggi yakni tafsir al-

Kasyâf karya al-Zamakhsyarȋ (w. 538 H) dengan periodesasi

pertengahan dan teologi Mu‟tazilah, dan tafsir Bahrul Muhith karya

Abu Hayyan al-Andalȗsi (w. 745 H) dengan periodesasi klasik dan

teologi Sunni.

Zamakhsyarȋ (w. 538 H) nama lengkapnya adalah Mahmud

bin „Umar bin Muhammad bin Ahmad al-Zamakhsyarȋ al-

Khawarizmi, yang dikenal dengan sebutan Abu al-Qasim, dan

dijuluki dengan sebutan Jarullah (tetangga Allah). Lahir pada hari

Page 33: MAJȂZ ISTI’ÂRAH DALAM SURAH YȖSUF (Studi Komparatif …

12

Rabu 27 Rajab tahun 467 H di sebuah desa kecil Zamakhsyar,

terletak di kawasan Khawarizme (Bukhara), Asia Tengah (Rusia).

Namun saat daerah tersebut tidak bisa dilacak keberadaanya.19

Ilmu

yang ditekuni beliau adalah ilmu sastra Arab (ilmu bahasa), ilmu

i‟rab, kalam dan tauhid.

Nama lengkap tafsir al-Kasyâf adalah al-Kasyâf „an Haqȃiq

Ghawâmidh al-Tanzil wa „Uyun al-Aqawil fi Wujuh al-Ta‟wil. Kitab

ini memuat banyak penjelasan-penjelasan mengenai ilmiyah, dan jika

dilihat dari sisi kebahasaan, susunan sastra dan balȃghahnya,

merupakan kitab rujukan tafsir yang tiada bandingannya. Kitab ini

merupakan kitab tafsir rujukan Mu‟tazilah yang terbesar yang masih

ada hingga sekarang dalam keadaan utuh dan lengkap. Menurtnya

bahwa setiap penafsiran Al-Qur`an harus didasarkan pada ilmu Bayân

dan ilmu maani.20

Abu Hayyan al-Andalȗsi (w. 745 H) nama lengkapnya adalah

Atsir al-Din Abu Hayyan Muhammad bin Yusȗf bin Ali bin Yusȗf

bin Hayyan al-Andalusi al-Garnathi, yang dikenal dengan sebutan

Abu Hayyan al-Andalusi. Dilahirkan di desa Mithnarasy, dekat

wilayah Garnath pada tahun 654 H. Kitab Bahrul Muhith ini dikenal

sangat kental dengan kebahasaanya. Sehingga lebih terkenal dengan

kitab nahwu sharaf dari pada kitab tafsir. Karena Abu Hayyan (w.

745 H) banyak menjelaskan kaidah-kaidah bahasa Arab dalam

menafsirkann, kemudian membahas terlebih dahulu mengenai ilmu

Bayân dan ilmu Badi‟nya secara detail dan mendalam sehingga

karakter penafsiran Abu Hayyan (w. 745 H) ini bukan nahwunya

19

Ahmad Husnul Hakim, Ensiklopedi Kitab-kitab Tafsir, (Depok: Lingkar Studi

Al-Qur‟an. 2013, cet. I, h. 57 20

Ahmad Husnul Hakim, Ensiklopedi Kitab-kitab Tafsir, h. 59-61

Page 34: MAJȂZ ISTI’ÂRAH DALAM SURAH YȖSUF (Studi Komparatif …

13

melainkan sisi balȃghah nya.21

Beliau juga mengomentari pendapat

al-Zamakhsyarȋ (w. 538 H) mengenai tafsiran yang berkaitan dengan

nahwu. Ia juga dialektis mengkritik pemikiran al-Zamakhsyarȋ (w.

538 H) yang berpihak dan mendewakan Mu‟tazilah.22

Dengan latar belakang kedua tafsir tersebut yang

berlandaskan kebahasaan dan sastra yang tinggi, maka peneliti akan

menelisik Surah Yusȗf sebagai bahan penelitian dengan berbagai

bentuk balȃghah di dalamnya, terutama bentuk majȃz isti‟ȃrah.

Oleh karenanya, peneliti akan membahas lebih lanjut

mengenai “Majȃz Isti‟ârah dalam Surah Yusȗf” dengan

membandingkan dua tafsir yang berbeda dalam segi teologi dan

periodesasinya yakni tafsir al-Kasyâf dan tafsir Bahrul Muhith.

B. Permasalahan

Permasalahan yang terkait dengan tema yang menjadi objek

penelitian sebagai berikut:

a. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan oleh penulis,

dapat ditemukan beberapa masalah di antaranya:

1. Kemukjizatan bahasa yang terbesar bersumber dari Al-

Qur`an. Sehingga hampir seluruh ayat yang terkandung di

dalamnya mengandung makna yang tersirat.

2. Terdapat berbagai pendapat mengenai keberadaan majȃz

dalam Al-Qur`an.

21

Ahmad Husnul Hakim, Ensiklopedi Kitab-kitab Tafsir, h. 111-114. 22

Yunus Hasan Abidu, Dirasat wa Mabahits fi Tarikh al-Tafsir wa Manahij al-

Mufassirin, terj. Qadirun Nur & Ahmad Musyafiq, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007), cet

I, h. 114.

Page 35: MAJȂZ ISTI’ÂRAH DALAM SURAH YȖSUF (Studi Komparatif …

14

3. Identifikasi pembahasan dalam kajian ilmu balȃghah ini

hanya terfokus pada Ilmu Bayân saja.

b. Pembatasan Masalah

Dari berbagai pembahasan mengenai ilmu Balȃghah dengan

berbagai keilmuwannya yang begitu luas bak menyelami lautan

sungai tanpa tepi, maka peneliti mengidentifikasikan pembahasan

hanya terfokus pada Ilmu Bayân. Adapun ruang lingkup yang

akan dibahas pada ilmu Bayân ini hanya mengfokuskan

pembahasan majȃz isti‟ȃrah.

Alasan penelitian ini hanya mengfokuskan majȃz isti‟ȃrah

dikarenakan majȃz isti‟ȃrah ini membandingkan dua hal secara

langsung tetapi dengan bentuk yang singkat, dan tidak

memerlukan bantuan adat tasybȋh, sehingga isti‟arah tak harus

menduduki fungsi sebagai predikat, tetapi dapat juga menduduki

fungsi subjek, objek, dan sebagainya. Dengan demikian isti‟ȃrah

dapat berdiri sendiri sebagai kata, lain halnya dengan tasybȋh.

c. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah Oleh karena

itu, maka rumusan masalah yang diambil adalah:

1. Bagaimanakah penafsiran al-Zamakhsyarȋ dan Abu

Hayyan mengenai Majȃz Isti‟arah dalam surah Yusȗf?

2. Bagaimanakah implikasi majaz terhadap makna

Kemukjizatan Al-Qur`an.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan adanya penelitian proposal ini adalah membuktikan

bahwa pemikiran mufassir bisa dianalisa dari berbagai sudut

Page 36: MAJȂZ ISTI’ÂRAH DALAM SURAH YȖSUF (Studi Komparatif …

15

pandang, mengeksplorasi keilmuwan mufassir yang berbasis bahasa

dan sastra.

Di samping itu, penelitian ini juga dimaksudkan untuk

melakukan kritisme, kemudian mencari sintesa yang telah ditawarkan

dari kedua tafsir tersebut. Hasil sintesa tersebut diharapkan dapat

menjadi kontribusi pengetahuan baru dalam studi Al-Qur`an.

Oleh karenanya, kemukjizatan Al-Qur`an bisa berimplikasi

terhadap makna penafsiran Al-Qur`an. Sehingga terasa lebih jelas

bahwa Al-Qur`an merupakan sumber kemukjizatan terbesar dari

kebahasaan Arab.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini untuk mendemonstrasikan bahwa ilmu

Allah sangat luas tak ada bandingannya. Bahkan satu huruf dalam Al-

Qur`an pun ketika dikaji menimbulkan beberapa makna yang tersirat

di dalamnya. Dan semakin banyak pemikiran yang dikuasai dari

mufassir menjadikan semakin terbuka dan tidak fanatik dalam

berfikir.

Penelitian ini juga untuk membantu memecahkan masalah

yang diteliti dengan melalui penelitian kajian kepustakaan lebih

lanjut lagi. Sekaligus berusaha untuk memberikan sumbangsih

pemikiran dalam proses pembelajaran.

E. Tinjauan Pustaka

Sebagaimana tujuan dari tinjauan pustaka adalah berisi kajian

literasi yang relevan dengan pokok pembahasan yang akan diteliti.

Jadi, tinjauan pustaka diambil dari beberapa buku yang senada dan

seirama dengan pembahasan yang akan diteliti.

Page 37: MAJȂZ ISTI’ÂRAH DALAM SURAH YȖSUF (Studi Komparatif …

16

Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti akan sedikit

menguraikan tinjauan pustaka yang berkaitan dengan tema “Majȃz

Isti‟ârah dalam Surah Yusȗf (Studi Komparatif Tafsir al-Kasyâf

karya al-Zamakhsyarȋ & Tafsir Bahrul Muhîth karya Abu Hayyan al-

Andalusi). Perpustakaan IIQ Jakarta pun belum ada yang membahas

mengenai penafsiran linguistik dengan basis komparatif ini.

1. Tesis yang disusun oleh H. Deden Hidayat Jurusan Studi Bahasa

dan Sastra Arab di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, yang berjudul “I‟jȃz Al-Qur`ȃn Ditinjau dari Uslȗb

Isti‟ȃrah (Kajian Balaghȃh pada Surah al-Baqarah, Ȃli Imrȃn,

an-Nȋsa, dan al-Mȃidah)” pada tahun 2008. Dalam tesis ini

menjelaskan mengenai majȃz isti‟ȃrah beserta efek yang

ditimbulkan adanya majȃz isti‟ȃrah dalam surah al-Baqarah, Ȃli

Imrȃn, an-Nȋsa, dan al-Mȃidah.

Dalam pembahasan bab kedua menjelaskan mengenai

pengertian majȃz isti‟ȃrah, pembagian serta rukun-rukun yang

terkandung di dalamnya. dalam bab ketiga fokus pembahasan

mengenai i‟jȃz Al-Qur`an yang merupakan bagian dari

pembahasan tema yang diangkat. Kemudian pada bab ke-empat

menganalisis majȃz isti‟ȃrah dalam surah al-Baqarah, Ȃli Imrȃn,

an-Nȋsa, dan al-Mȃidah serta menyebutkan beberapa efek yang

ditimbulkannya. 23

Tesis ini sangat berkontribusi dengan skripsi yang diteliti,

hanya saja perbedaan objek yang diambil berbeda dengan

pengambilan objek yang diambil oleh tesis ini. Dalam tesis ini

23

Deden Hidayat, “I‟jȃz Al-Qur`ȃn Ditinjau dari Uslȗb Isti‟ȃrah (Kajian Balaghȃh

pada Surah al-Baqarah, Ȃli Imrȃn, an-Nȋsa, dan al-Mȃidah”, Tesis, UIN Syarif Hidayatullah,

Tahun 2008, (t.d).

Page 38: MAJȂZ ISTI’ÂRAH DALAM SURAH YȖSUF (Studi Komparatif …

17

juga tak mengambil salah satu mufassir secara khusus melainkan

hanya perspektif seluruh mufassir saja.

2. Skripsi yang disusun oleh Amir Musdik UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta yang berjudul “Uslub al-Isti‟ârah fi Surah al-Kahfi

Dirasah Tahliliyah Balaghiyah” pada tahun 2012. Dalam skripsi

ini Amir Musdik mengungkapkan penamaan Surah al-Kahfi

dengan berbagai sumbernya, kemudian di bab berikutnya

menjelaskan mengenai majȃz lughȃwi yang dikhususkan

penjelasan majȃz isti‟ȃrah saja, akan tetapi sedikit menjelaskan

mengenai pengertian dari majȃz mursal akan tetapi tak melebar

pembahasannya.

Kesimpulan dari skripsi ini, ada beberapa jenis isti‟arah yang

terdapat dalam surah al-Kahfi, di antaranya: Isti‟ârah Makniyyah

terdapat dalam ayat 11 dan 57, Isti‟ârah Asliyyah terdapat dalam

ayat 65 dan 77, Isti‟ârah Tabaiyah terdapat dalam ayat 14 dan 47,

dan Istiarah Tamsiliyyah terdapat dalam ayat 86 dan 90.24

Membahas majȃz lughȃwi dan hanya dikhususkan

pembahasan mengenai majȃz isti‟ȃrah adalah salah satu

persamaan untuk memudahkan penelitian dengan permasalahan

yang sama. Akan tetapi Menitikberatkan pembahasan mengenai

balȃghah dan tak menyinggung perbedaan penafsiran antar

keduanya yang menjadi tolok ukur perbedaan skripsi ini dengan

skripsi yang akan diteliti.

Dengan adanya penelitian skripsi ini, bisa menorehkan

kontribusi pemikiran mengenai majȃz isti‟ȃrah yang terdapat

24

Amir Musdik, “Uslub al-Isti‟arah fi Surah al-Kahfi Dirasah Tahliliyah

Balaghiyyah,” Skripsi, UIN Sunan Kalijaga, 2012. (t.d).

Page 39: MAJȂZ ISTI’ÂRAH DALAM SURAH YȖSUF (Studi Komparatif …

18

dalam Al-Qur`an, meskipun objek kajiannya berbeda dan surah

yang dipakai pun berbeda.

3. Disertasi yang disusun oleh Siti Sarah binti Izham Jurusan Al-

Qur`an dan al-Hadis di Universitas Malaya, Kuala Lumpur yang

berjudul “Uslub Metafora dalam Al-Qur`an”, pada tahun 2013.

Disertasi ini menjelaskan ayat-ayat metafora, dan kesimpulan dari

penelitian ini ada dua perkara besar yakni metafora yang merujuk

pada Al-Qur`an, dan metafora yang terdapat pada surahnya.

Metafora yang merujuk pada Al-Qur`an adalah tasybȋh dan

isti‟ȃrah.

Metodologi yang dipakai dengan menggunakan kualitatif

meliputi kajian kepustakaan dan dokumentasi dari berbagai

sumber yang autoriti. Kemudian data tersebut dianalisis secara

kritikal dengan menggunakan metode induktif dan deduktif.25

Kontribusi disertasi ini dengan skripsi yang akan disusun

adalah pembahasan masih dalam satu genre, yakni uslub

metafora, meskipun nantinya objek kajiannya berbeda. Akan

tetapi masih dalam pembahasan yang satu yakni bahasa.

4. Jurnal yang disusun oleh R. Edi Komaruddin yang berjudul

Isti‟ârah dan Efek yang Ditimbulkaannya dalam Al-Qur`an.

Tahun 2017. Dalam jurnal ini berisi mengeai majȃz isti‟ȃrah dan

efek-efek yang ditimbulkan oleh majȃz isti‟ȃrah ini terhadap ayat

Al-Qur`an. Penjelasannya sangat spesifik, dimulai dari

pembahasan mengenai majaz, pembagiannya, kemudian menuju

ke majȃz lughȃwi yang berbentuk isti‟ȃrah.26

25

Siti Sarah binti Izham, “Uslub Metafora dalam Al-Qur`an”, Disertasi. Universitas

Malaya, 2013. (t.d). 26

R. Edi Komarudin, “Isti‟arah dan Efek yang Ditimbulkannya dalam Bahasa Al-

Qur‟an”, dalam Jurnal al-Tsaqafa, Vol. 14 No 01 Januari 2017.

Page 40: MAJȂZ ISTI’ÂRAH DALAM SURAH YȖSUF (Studi Komparatif …

19

Persamanannya masih dalam ruang lingkup majȃz isti‟ȃrah.

Meskipun majȃz lughȃwi sangat banyak bentuknya, akan tetapi

disini pokok pembahasan yang diteliti sama. Adapun

perbedaannya dengan skripsi yang akan diteliti ini adalah, obyek

kajian surahnya. Lebih spesifik dan lebih mendalam.

F. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Library Research (penelitian

kepustakaan) yakni pengumpulan data dengan cara membaca,

menelaah buku dan literatur lainnya yang berhubungan dengan

skripsi. Jadi, penelitian ini merupakan tergolong penelitian

kualitatif yakni pendekatan penelitian yang memerlukan

pemahaman mendalam yang berhubungan dengan objek yang

diteliti.27

Penelitian ini juga datanya berbentuk kata, kalimat

bahkan ada yang berbentuk gambar.

2. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam meneliti proposal ini ada dua,

meliputi data primer dan data sekunder,

a. Data primer, bersumber dari kitab pokok kajian dari

penelitian ini, yakni kitab Tafsir al-Kasyâf karya al-

Zamakhsyarȋ & Tafsir Bahrul Muhîth karya Abu Hayyan al-

Andalusi

b. Data sekunder, bersumber dari buku-buku yang membahas

tentang penafsiran ini baik dari segi tafsirnya, keilmuwan

balȃghahnya, maupun ditinjau dari surah Yusȗf-nya. Diantara

27

Iskandar, Metodologi Peneltian Pendidikan dan Sosial, (Jakarta: Referensi,

2013), h. 196.

Page 41: MAJȂZ ISTI’ÂRAH DALAM SURAH YȖSUF (Studi Komparatif …

20

buku-buku sekundernya adalah, al-Balaghah al-Wadhihah

karya Ali al-Jarim dan Muthafa Amin, Asrar al-Balȃghah

karya Abdul Qadir al-Jurjani, Talkhis al-Balȃghah karya

Abdul Hadi al-Fudhali, al-Balâghah al-Jamî‟ wa al-Syawâhid

min Kalam al-Badî‟ karya D. Hidayat. Rasionalitas Bahasa

Al-Qur`an karya Prof. Dr. Thib Raya.

3. Teknik Pengumpulan Data

Sebagaimana disebutkan di awal metodologi bahwa penelitian ini

menggunakan Library Research, maka teknik pengumpulan data

yang dipakai adalah teknik dokumentatif yakni dengan membaca,

menelaah buku dan literatur lainnya yang berhubungan dengan

judul skripsi.

4. Metode Analisis Data

Metode28

yang dipakai untuk menganalisis data dalam

penelitian ini adalah metode analisis komparatif (analytical-

comparative method), yaitu mencoba mendeskripsikan gambaran

umum yang berkaitan dengan majȃz isti‟arah yang terdapat

dalam kitab-kitab tafsir, kemudian dianalisis secara kritis, serta

mencari sisi persamaan dan perbedaan, kelebihan dan kekurangan

dari kedua tafsir tersebut.

Metode komparatif ini bukan hanya menyandingkan saja,

akan tetapi lebih untuk membandingkan kitab satu dengan kitab

yang lain untuk memperjelas kekayaan alternatif yang terdapat

dalam suatu permasalahan tertentu dan menyoroti titik temu

pemikiran dengan tetap mempertahankan dan menjelaskan

28

Metode adalah suatu cara yang ditempuh untuk mengerjakan sesuatu, agar

sampai kepada suatu tujuan. Lihat kamus Oford Advanced Leaners Dictionary of Current

English, h. 533.

Page 42: MAJȂZ ISTI’ÂRAH DALAM SURAH YȖSUF (Studi Komparatif …

21

perbedaan yang ada, baik dari metodologi maupun

pemikirannya.29

Dengan memetakan kedua tafsir tersebut, maka pendekatan

yang diambil sudah bisa dirasakan yakni dengan menggunakan

pendekatan linguistik. Di antara ciri khas yang menonjol dalam

tafsir lingustik adalah: banyak menggunakan aspek semantis atau

makna sebuah kata, banyak menguraikan aspek nahwu sharaf

(morfologi), menjelaskan aspek i‟rab atau kedudukan kalimat,

menjelaskan aspek uslub balȃghah karena memang Al-Qur`an

diyakini memiliki stilistika yang khas dan berbeda pada

umumnya, banyak menjelaskan aspek i‟jaznya.

29

Abdul Mustaqim, Metode Penelitian Al-Qur`an dan Tafsir, (Yogyakarta: Idea

Press, 2017), hlm. 171.

Page 43: MAJȂZ ISTI’ÂRAH DALAM SURAH YȖSUF (Studi Komparatif …

22

Adapun gambaran analisis datanya sebagai berikut:

G. Sistematika Penulisan

Teknik penulisan merujuk kepada pedoman yang

diberlakukan di Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta tahun 2017.

Sedangkan sistematika penulisan bertujuan untuk menjelaskan

Tema yang dibahas (Majȃz

Isti‟arah dalam Surah Yusuf)

Pendapat tafsir yang pertama

yakni Tafsir al-Kasyâf Pendapat tafsir yang kedua

yakni Tafsir Bahrul Muhîth

Titik temu dan titik beda dari kedua tafsir

tersebut sesuai dengan pendekatannya

Kesimpulan akhir dari analisis penelitian

kedua tasfir tersebut yakni Tafsir al-

Kasyâf dan Tafsir Bahrul Muhîth besera

implikasi majaz terhadap kemukjizatan

makna Al-Qur`an.

Tafsir Bahrul Muhîth

Page 44: MAJȂZ ISTI’ÂRAH DALAM SURAH YȖSUF (Studi Komparatif …

23

bagian-bagian yang akan ditulis dan dibahas dari penelitian ini secara

sistematis.

Penelitian ini dibagi menjadi lima bab. Bab pertama adalah

pendahuluanyang meliputi latar belakang masalah, pembatasan dan

perumusan perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian,

tinjauan pustaka, metodologi penelitian serta teknik dan sistematika

penulisan.

Bab kedua merupakan uraian tentang majȃz Isti‟arâh dalam

ilmu balȃghah, meliputi: pengertian majȃz isti‟arâh, rukun-rukun

majȃz isti‟arâh, pembagian majȃz isti‟arâh, kandungan makna majȃz

Isti‟arâh. Bab ini menjelaskan mengenai tema yang akan dibahas dan

kajian yang akan berhubungan dengan temanya.

Bab ketiga merupakan pembahasan tentang sketsa biografi

tokoh yakni al-Zamakhsyarȋ dan Abu Hayyan al-Andalusi meliputi:

biografi tokoh, riwayat hidup tokoh, biografi tafsir al-Kasyâf dan

tafsir Bahrul Muhîth, kemudian metode tafsir al-Kasyâf dan tafsir

Bahrul Muhîth. pada bab ketiga ini lebih terfokus mengenai kedua

tafsir tersebut. Dan merupakan kajian sumber dari tema yang dibahas.

Pada bab keempat ini dimulai dengan pembahasan sekilas

mengenai Surah Yusȗf. Bab ini merupakan yang terpenting dari

sebuah penelitian, karena dalam bab ini merupakan hasil analisis dari

penelitian dan menuai hasil perbandingan dari dua tafsir tersebut.

Kemudian setelah ayat sudah dianalisis dari kedua mufassir tersebut,

dimunculkan implikasi keberadaan majȃz terhadap makna Al-Qur`an

Bab terakhir yakni kelima berisi penutup yang merupakan

kesimpulan atas jawaban dari rumusan masalah dan diakhiri dengan

saran konstruktif bagi penelitian lebih lanjut.

Page 45: MAJȂZ ISTI’ÂRAH DALAM SURAH YȖSUF (Studi Komparatif …

91

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Zamaksyarȋ dan Abȗ Hayyȃn dalam menafsirkan ayat yang

mengandung majȃz adakalanya ditampakkan dari segi pemaknaannya

saja, dan ada pula yang ditampakkan secara eksplisit mengenai

majȃznya. Dalam pengungkapan makna yang berhubungan dengan

majȃz keduanya adakalanya mengaitkan lafaz sebelumnya yang

berfungsin sebagai penjelas makna. Adapun majȃz isti’ȃrah yang

terkandung dalam surah Yusȗf menurut Zamaksyarȋ dan Abȗ Hayyȃn

adalah isti’ȃrah tashrihiyyah dalam ayat 30, 31, 81, 87, 100, 107,

108, isti’ȃrah makniyyah dalam ayat 4, 9, isti’ȃrah thabi’iyyah dalam

ayat 4, 9, 30, 31, isti’ȃrah ashliyyah dalam ayat 31, 81, 87, 100, 107,

108.

Adapun implikasi majȃz terhadap kemukjizatan Al-Qur`an

sangat berpengaruh dalam menentukan makna dari suatu kalimat

tersebut. Adanya majȃz Al-Qur`an menimbulkan kandungan makna

sehingga efek yang dikandung bisa semakin jelas bahkan sangat

terlampau jauh dari makna asal. Adapun kandungan yang dihasilkan

oleh majȃz isti’arah adalah Idhȃhu adz-zhȃhir laisa bi jally

(menjelaskan yang tampak tetapi belum begitu jelas), hiperbolik

(mubȃlaghah), Izhhȃr al-Khafiy (menampakkan yang masih samar),

dan Ja’lu ma laysa bi mar’iyyin mar’iyyan (menjadikan yang tidak

terlihat menjadi terlihat atau arti sebenarnya, personifikasi).

Page 46: MAJȂZ ISTI’ÂRAH DALAM SURAH YȖSUF (Studi Komparatif …

92

92

B. Saran

Beberapa saran dari penulis ingin kami sampaikan setelah melewati

beberapa proses pembahasan dan kajian terhadap dua tafsir ini di

antaranya:

1. Mengenai makna majȃz pada lafaz dalam ayat Al-Qur`an sangat

sulit dipahami, jadi penulis hanya memberi saran kepada

pembaca agar hati-hati ketika pembaca ingin memahami ayat Al-

Qur`an dalam lafaz yang memiliki makna majȃz. Karena

dikhawatirkan adanya penyelewengan pemahaman yang

dimaksud pada ayat Al-Qur`an. Oleh karenanya harus ada

bimbingan khusus yang sepadan dengan tema yang dimaksud.

2. Dalam proses penelitian, referensi yang berbahasa Indonesia tak

sebanding banyak dengan referensi yang berbahasa Arab,

harapannya akan muncul beberapa kajian literatur yang lebih

komphrehensif dalam membahas kajian balaghȃh, sehingga

kajian literatur tersebut bisa menjadi bahan acuan dalam

memahami dan mendalami ilmu balaghȃh.

3. Kajian mengenai majȃz yang ada di dalam Al-Qur`an menjadi

bagian yang tidak bisa dikesampingkan dalam kajian bahasa.

Penelitian ini bukanlah penelitian akhir, jadi diharapkan ada

penelitian lanjutan yang melengkapi dan membahas lebih lanjut

tema ini, sehingga bisa dijadikan acuan dan bahan intropeksi diri

bagi penulis.

4. Penulis hanyalah menguraikan apa yang kami ketahui dan kami

telaah. Kritik dan saran lebih lanjut akan kami terima demi

perbaikan karya yang lebih baik.

Page 47: MAJȂZ ISTI’ÂRAH DALAM SURAH YȖSUF (Studi Komparatif …

93

5. Semoga karya ilmiah ini bisa memberikan kontribusi positif dan

sedikit banyak membantu memberikan asupan keilmuwan dalam

bidang ilmu Al-Qur`an dan Tafsir khususnya.

Page 48: MAJȂZ ISTI’ÂRAH DALAM SURAH YȖSUF (Studi Komparatif …

95

DAFTAR PUSTAKA

Abidu, Yunus Hasan. Dirasat wa Mabahits fi Tarikh al-Tafsir wa Manahij

al-Mufassirin, terj. Qadirun Nur & Ahmad Musyafiq, Jakarta: Gaya

Media Pratama, 2007.

Al-Andȃlȗsȋ, Abu Hayyȃn Muhammad bin Yȗsuf bin Ali bin Yȗsuf bin

Hayyȃn al-Bahr al-Muhith fȋ Tafsȋr, Beirut: Dar al-Fikr, 1420.

Anshori LAL, Tafsir bil Ra’yi Menafsirkan Al-Qur`an dengan Ijtihad,

Jakarta: Gaung Persada Press, 2010.

Boullata, Issa J. Al-Qur`an yang Menakjubkan Bacaan Terpilih dalam

Tafsir Klasik hingga Modern dari Seorang Ilmuan Katolik, Jakarta:

Lentera Hati, 2008.

Dayyâb, Abd al-Majȋd. “Muqaddimah at-Taĥqiq”, ditahqiq oleh Rabi; al-

Abrar. Mesir: al-Ha’iah al-Mishriyyah al-Ammah li al-Kitab, 1992.

Al-Dzahabi, Muhammad Husain. al-Tafsir wa al-Mufassirûn.

D. Hidayat, al-Balâghah al-Jamî’ wa al-Syawâhid min Kalam al-Badî’,

Jakarta: Toha Putra, 2002.

Ghofur, Saiful Amin. Mozaik Mufasir Al-Qur`an dari Klasik hingga

Kontemporer, Yogyakarta: Kaukaba, 2013.

Hakim, Ahmad Husnul, Ensiklopedi Kitab-kitab Tafsir, Depok: Lingkar

Studi Al-Qur’an. 2013.

Habibullah, Muhammad. “Majȃz dan Implikasinya dalam Penafsiran Al-

Qur`an (Studi atas Ayat-ayat Akidah dan Tasawuf dalam Tafsir al-

Kasyȃf),” Skripsi, Institut Agama Islam Negeri Surakarta, 2017.

Tidak diterbitkan.

Hidayat, Deden. “I’jȃz Al-Qur`an ditinjau dari Uslub Isti’ȃrah (Kajian

Balaghȃh pada Surah al-Baqarah, Ali Imran, an-Nisa’ dan al-

Ma’idah),” Tesis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2008. Tidak diterbitkan.

Page 49: MAJȂZ ISTI’ÂRAH DALAM SURAH YȖSUF (Studi Komparatif …

96

Isa, Ibrahim Ali as-Sayyis Ali. Hadis-Hadis & Atsar yang menjelaskan

tentang Keutamaan Surah-Surah Al-Qur`an, (Jakarta: SAHARA

intisains, 2010), cet I.

Iskandar, Metodologi Peneltian Pendidikan dan Sosial, Jakarta: Referensi,

2013.

Al-Jarim, Ali dan Muthafa Amin, al-Balaghah al-Wadhihah, Jakarta:

Raudhah Press, 2007.

Al-Juwaini, Mushthafa al-Dhowi. manhaj al-Zamakhsyâri fi tafsir al-

Qur`an , Mesir: Dar al-Ma’arif, t.t.

Al-Jurjani, Abdul Qadir, Asrar al-Balaghâh, Kairo: Dar al-Madani, 1902.

Al-Shalih, Subhi, Mabahits fi Ulum Al-Qur`an., .Beirut: Dar al-Ilm li al-

Malayin, t.th.

Al-Munawar, Said Agil Husin Al-Qur`an Membangun Tradisi Kesalehan

Hakiki, Ciputat: Ciputat Press, 2005.

Musdik, Amir, Uslub al-Isti’arah fi Surah al-Kahfi Dirasah Tahliliyah

Balaghiyyah, Skripsi, UIN Sunan Kalijaga, 2012.

Mustaqim, Abdul, Metode Penelitian Al-Qur`an dan Tafsir, Yogyakarta:

Idea Press, 2017.

_______________ Dinamika Sejarah Tafsir Al-Qur`an, Yogyakarta: Idea

Press, 2016.

Nursi, Badiuzzaman Said. al-Kalimȃt. Kairo: Dȃr Sozler, 2011.

Al-Qaththan, Manna. Pengantar Studi Ilmu Al-Qur`an, terj. Aunur Rafiq

El-Mazni. Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2018.

R. Edi Komarudin, “Isti’arah dan Efek yang Ditimbulkannya dalam

Bahasa Al-Qur’an”, dalam Jurnal al-Tsaqafa, Vol. 14 No 01 Januari

2017.

Syafei, Rachmat. Pengantar Ilmu Tafsir, (Bandung: Pustaka Setia, 2006),

cet I, hlm 250.

Page 50: MAJȂZ ISTI’ÂRAH DALAM SURAH YȖSUF (Studi Komparatif …

97

Salleh, Abdul Wahid, Ilmu Bayan, Selangor: Pustaka Darul Bayan, 2007.

Samsurrohman, Pengantar Ilmu Tafsir, Jakarta: Amzah, 2014.

Sarah, Siti binti Izham, Uslub Metafora dalam Al-Qur`an, Disertasi.

Universitas Malaya, 2013.

Shihab, M. Quraish, Sejarah & Ulumul Qur’an, Jakarta: Pustaka Firdaus,

2001.

Sukamta. “Majaz dalam Al-Qur`an (Sebuah Pendekatan Terhadap

Pluralitas Makna)”. Disertasi, Institut Agama Islam Negeri Sunan

Kalijaga Yogyakarta, 1999. Tidak diterbitkan.

Siti Sarah binti Izham. “Uslub Metafora dalam Al-Qur`an”. Disertasi.

Universitas Malaya, 2013. Tidak diterbitkan.

Syatibi, Ahmad.Balaghah I (Ilmu Bayan) Menyelami gaya Bahasa Al-

Qur`an, Jakarta: Tarjamah Center, 2013.

Thib Raya, Ahmad. Rasionalitas Bahasa Al-Qur`an Upaya Menafsirkan

Al-Qur`an dengan Pendekatan Kebahasaan. (akarta: Fikra

Publishing, 2006.

Ath-Tharawanah, Sulaiman. Dirasah Nashshiyah Adabiyyah fil Qishshas

al-Qur`aniyyah, diterjemahkan Agus Faishal Kariem & Anis

Maftukhin, Rahasia Pilihan Kata dalam Al-Qur`an, Jakarta: Qisthi

Press, 2004.

Ushama,Thameem. Metodologi Tafsir Al-Qur`an : Kajian Kritis, Objektif

& Komprehensif, Jakarta: Riora Cipta, 2000.

Widayati,Romlah. Implikasi Qirâ’at Syâdzdzah Terhadap Istinbâth

Hukum Analisis terhadap Penafsiran Abu Hayyan dalam Tafsir al-

Bahr al-Muhȋth, Ciputat: Transpustaka, 2015.

Az-Zamakhsyȃri, Abu Qȃsim Mahmud bin Amr bin Ahmad al-Kasysyȃf

‘an Haqȃiq Ghawȃmidzi at-Tanzȋl, Beirut: Dar al-Kutub, 1407.

Zubair, Stilistika Arab, Jakarta: Amzah, 2017.

Page 51: MAJȂZ ISTI’ÂRAH DALAM SURAH YȖSUF (Studi Komparatif …

98

Jurnal al-Tsaqafa, Vol. 14. No 01. Januari 2017.

Nur El-Islam,Vol. 4. No. 2. Oktober 2017.