lower gi tract

14
LOWER GI TRACT 1. Anatomi 1.1 Embriologi 1.2 Kelenjar 1.2.1 Hepar Batas atas hati berada sejajar dengan ruangan interkostal V kanan dan batas bawah menyerong ke atas dari iga IX kanan ke iga VIII kiri. Omentum minor terdapat mulai dari system porta yang mengandung arteri hepatica, vena porta dan duktus koledokus. Permukaan anterior yang cembung dibagi menjadi 2 lobus oleh adanya perlekatan ligamentum falsiform yaitu lobus kiri dan lobus kanan 1.2.2 Kandung Empedu Empedu mengalir dari hati melalui duktus hepatikus kiri dan kanan, lalu keduanya bergabung membentuk duktus hepatikus utama. Duktus hepatikus utama bergabung dengan saluran yang berasal dari kandung empedu (duktus sistikus) membentuk saluran empedu utama. Saluran empedu utama masuk ke usus bagian atas pada sfingter Oddi 1.2.3 Pankreas Strukturnya lunak, berlobulus, dan terletak pada dinding posterior abdomen di belakang peritoneum Ad 3 bag : a.Kepala pankreas Merupakan bagian yang paling lebar, terletak di sebelah kanan rongga abdomen dan di dalam lekukan duodenum dan yang praktis melingkarinya. b. Badan pankreas Merupakan bagian utama pada organ itu dan letaknya di belakang lambung dan di depan vertebra lumbalis pertama. c. Ekor pankreas Merupakan bagian yang runcing di sebelah kiri dan yang sebenarnya menyentuh limpa. Pada pankreas terdapat dua saluran yang mengalirkan hasil sekresi pankreas ke dalam duodenum : - Ductus Wirsung, yang bersatu dengan duktus choledukus, kemudian masuk ke dalam duodenum melalui sphincter oddi. - Ductus Sartorini, yang lebih kecil langsung masuk ke dalam duodenum di sebelah atas sphincter oddi. Ada dua jaringan utama yang menyusun pankreas : a. Asini berfungsi untuk mensekresi getah pecernaan dalam duodenum (eksokrin) b. Pulau Langerhans (endokrin) => ad 4 jenis sel : sel A mensekresikan glukagon, sel B mensekresikan insulin, sel D mensekresikan somastostatin, dan sel F mensekresikan polipeptida pankreas. 1.2.4 Vesica Fellea Vesica fellea merupakan kantung berbentuk labu yang melekat pada bagian bawah lobulus kanan hati; ujung buntunya atau fundus menonjol di bawah pinggir inferior hati. Vesica fellea berukuran 10x4 cm. Dengan bagian-bagiannya yaitu: corpus, fundus, dan collum yang meneruskan sebagai duktus cysticus. Cairan empedu yang dihasilkan oleh hepar berasal dari ducti biliferi akan berkumpul dalam ductus hepaticus communis yang melanjutkan menjadi ductus cysticus yang

Upload: momocamui

Post on 29-Oct-2015

30 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

lower

TRANSCRIPT

Page 1: Lower Gi Tract

LOWER GI TRACT1. Anatomi 1.1 Embriologi 1.2 Kelenjar

1.2.1 HeparBatas atas hati berada sejajar dengan ruangan interkostal V kanan dan batas bawah menyerong ke atas dari iga IX kanan ke iga VIII kiri. Omentum minor terdapat mulai dari system porta yang mengandung arteri hepatica, vena porta dan duktus koledokus. Permukaan anterior yang cembung dibagi menjadi 2 lobus oleh adanya perlekatan ligamentum falsiform yaitu lobus kiri dan lobus kanan

1.2.2 Kandung EmpeduEmpedu mengalir dari hati melalui duktus hepatikus kiri dan kanan, lalu keduanya bergabung membentuk duktus hepatikus utama. Duktus hepatikus utama bergabung dengan saluran yang berasal dari kandung empedu (duktus sistikus) membentuk saluran empedu utama. Saluran empedu utama masuk ke usus bagian atas pada sfingter Oddi

1.2.3 PankreasStrukturnya lunak, berlobulus, dan terletak pada dinding posterior abdomen di belakang peritoneum

Ad 3 bag :a.Kepala pankreas Merupakan bagian yang paling lebar, terletak di sebelah kanan rongga abdomen dan di dalam lekukan duodenum dan yang praktis melingkarinya.b. Badan pankreas Merupakan bagian utama pada organ itu dan letaknya di belakang lambung dan di depan vertebra lumbalis pertama.c. Ekor pankreas Merupakan bagian yang runcing di sebelah kiri dan yang sebenarnya menyentuh limpa. Pada pankreas terdapat dua saluran yang mengalirkan hasil sekresi pankreas ke dalam duodenum :- Ductus Wirsung, yang bersatu dengan duktus choledukus, kemudian masuk ke dalam duodenum melalui sphincter oddi.- Ductus Sartorini, yang lebih kecil langsung masuk ke dalam duodenum di sebelah atas sphincter oddi.

Ada dua jaringan utama yang menyusun pankreas :a. Asini berfungsi untuk mensekresi getah pecernaan dalam duodenum (eksokrin)b. Pulau Langerhans (endokrin) => ad 4 jenis sel : sel A mensekresikan glukagon, sel B mensekresikan insulin, sel D mensekresikan somastostatin, dan sel F mensekresikan polipeptida pankreas.

1.2.4 Vesica FelleaVesica fellea merupakan kantung berbentuk labu yang melekat pada bagian bawah lobulus kanan hati; ujung buntunya atau fundus menonjol di bawah pinggir inferior hati. Vesica fellea berukuran 10x4 cm. Dengan bagian-bagiannya yaitu: corpus, fundus, dan collum yang meneruskan sebagai duktus cysticus. Cairan empedu yang dihasilkan oleh hepar berasal dari ducti biliferi akan berkumpul dalam ductus hepaticus communis yang melanjutkan menjadi ductus cysticus yang bermuara dalam vesica fellea. Cairan empedu yang dibutuhkan untnuk pencernaan akan disalurkan melalui ductus choledochus dan bermuara dalam duodenum.2. Histologi 2.1 Kelenjar

2.1.1 HeparMembrane hepatosit berhadapan langsung dengan sinusoid yang mempunyai banyak mikrofili. Sinusoid hati memiliki lapisan endothelial berpori yang dipisahkan dari hepatosit oleh ruang disse (ruang sinusoida). Sel-sel lain yang terdapat dalam dinding inusoid adalah sel fagositik. Sel Kuffer yang merupakan bagian penting sistem retikuloendothellial dan sel stellata

2.1.2 Vesica Fellea Dinding Vesica Fellea

1. Tunica MucosaBagian dinding ini mudah mengalami kerusakan post mortem, maka pembuatan sediaan vesica fellea sangat sulit. Tunica mucosa melipat-lipat membentuk rugae pada permukaan. Pada liatan yang besar akan terdapat lipatan-lipatan yang lebih kecil. Lipatan-lipatan tersebut akan mendatar apabila vesica fellea berisi penuh.· Epitel

Page 2: Lower Gi Tract

Terdiri atas selapis sel silindris tanpa sel piala. Sel-selnya mempunyai inti oval dengan bbutir-butir kromatin halus. Inti terdapat di bagian basal sel. Pada permukaan sel terdapat banyak microvilli.· Lamina PropriaSebagai jaringan pengikat di bawah pitel. Tidak diketemukan kelenjar kecuali pada collum yang berbentuk tubulo alveolar dengan sel-sel yang berbentuk kuboid jernih, dengan inti gelap terdesak ke basal. Kelenjar ini menghasilkan mucus2. Tunica MuscularisTerdiri atas anyaman serabut-serabut otot polos yang berjalan sirkuler, longitudinal dan menyerong dengan disertai serabut-serabut elastis.3. Tunica PerimuscularisMerupakan jaringan pengikat agak padat yang membungkus seluruh vesica fellea dan melanjutkan diri kedalam jaringn interlobular hepar. Di dalamnya banyak mengandung serabut-serabut elastis dengan beberapa fibroblast, sel lemak, sel limfoid, pembuluh darah, pembuluh limfe dan serabut-serabut saraf.4. Tunica SerosaBagian vesica fellea yang tidak menempel pada permukaan hepar dibungkus oleh peritoneum yang melanjutkan diri membungkus hepar. Peritoneum yang menutupi vesica fellea merupakan tunica serosa.* Vesicsa fellea pada collumnya melanjutkan diri sebagai ductus cysticus. Pada permukaan dalamnya terlihat lipatan-lipatan yang disebut valvula spiralis heister yang disebabkan karena penebalan sebagian dari tunica mucularis luarnya. Menampung dan menyimpan empedu yang dihasilkan oleh hepar terutama pada waktu pencernaan lemak. Cairan empedu disalurkan dari vesica fellea melalui ductus cholodochus ke dalam duodenum. Hal ini disebabkan kontraksi otot-otot vesica fellea yang dipengaruhi oleh hormon cholecystokinin yang ikeluarkan oleh tunica mucosa usus dibawa melalui darah ke otot-otot vesica fellea.

2.1.3 Pancreasa. Bagian EksokrinPancreas dapat digolongkan sebagai kelenjar besar, berlobulus, tubuloasinosa kompleks.ASINUSAsinus berbentuk tubular, dikelilingi lamina basal dan terdiri atas 5-8 sel berbentuk piramid yang tersusun mengelilingi lumen sempit. Tidak terdapat sel mioepitel. Di antara asini, terdapat jaringan ikat halus mengandung pembuluh darah, pembuluh limf, saraf dan saluran keluar.  Sebuah asinus pancreas terdiri dari sel-sel zimogen (penghasil protein). Ductus ekskretorius meluas ke dalam setiap asinus dan tampak sebagai sel sentroasinar yang terpulas pucat di dalam lumennya. Produksi sekresi asini dikeluarkan melalui ductus interkalaris (intralobular) yang kemudian berlanjut sebagai ductus interlobular. b. Bagian EndokrinBagian endokrin pancreas, yaitu PULAU LANGERHANS, tersebar di seluruh pancreas dan tampak sebagai massa bundar, tidak teratur, terdiri atas sel pucat dengan banyak pembuluh darah. Pulau ini dipisahkan oleh jaringan retikular tipis dari jaringan eksokrin di sekitarnya dengan sedikit serat-serat retikulin di dalam pulau.Dengan cara pulasan khusus dapat dibedakan menjadi:1. Sel A = penghasil glukagonTerletak di tepi pulau. Mengandung gelembung sekretoris dengan ukuran 250nm. Batas inti kadang tidak teratur.2. Sel B = penghasil insulinTerletak di bagian lebih dalam atau lebih di pusat pulau. Mengandung kristaloid romboid atau poligonal di tengah. Mitokondria kecil bundar dan banyak.3. Sel D = penghasil somatostatinTerletak di bagian mana saja dari pulau, umumnya berdekatan dengan sel A.Mengandung gelembung sekretoris ukuran 300-350 nm dengan granula homogen.4. Sel CTerlihat pucat, umumnya tidak bergranula dan terletak di tengah di antara sel B.3. Fisiologi 3.1 Pencernaan d Usus

3.1.1 Halus3.1.2 Besar 3.1.2.1 Pembentukan Feces 3.1.2.2 Defekasi : suatu tindakan atau proses makhluk hidup untuk membuang kotoran atau

tinja yang padat atau setengah-padat yang berasal dari sistem pencernaan.

Page 3: Lower Gi Tract

3.1.2.2.1 MekanismeGerakan peristaltis dari otot-otot dinding usus besar menggerakkan tinja dari saluran pencernaan menuju ke rektum. Pada rektum terdapat bagian yang membesar (disebut ampulla) yang menjadi tempat penampungan tinja sementara. Otot-otot pada dinding rektum yang dipengaruhi oleh sistem saraf sekitarnya dapat membuat suatu rangsangan untuk mengeluarkan tinja keluar tubuh. Jika tindakan pembuangan terus ditahan atau dihambat maka tinja dapat kembali ke usus besar yang menyebabkan air pada tinja kembali diserap, dan tinja menjadi sangat padat. Jika buang air besar tidak dapat dilakukan untuk masa yang agak lama dan tinja terus mengeras, konstipasi dapat terjadi.Ketika rektum telah penuh, tekanan di dalam rektum akan terus meningkat dan menyebabkan rangsangan untuk buang air besar. Tinja akan didorong menuju ke saluran anus. Otot sphinkter pada anus akan membuka lubang anus untuk mengeluarkan tinja. Selama buang air besar, otot dada, diafragma, otot dinding abdomen, dan diafragma pelvis menekan saluran cerna. Pernapasan juga akan terhenti sementara ketika paru-paru menekan diafragma dada ke bawah untuk memberi tekanan. Tekanan darah meningkat dan darah yang dipompa menuju jantung meninggi. 3.2 Absorpsi Zat Makanan 3.3 Pancreas

Pankraes merupakan suatu organ yang terdiri dari 2 jaringan dasar :a. Asini, menghasilkan enzim-enzim pencernaanb. Pulau pankreas, menghasilkan hormonPankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan melepaskan hormon ke dalam darah. Enzim yang dilepaskan oleh pankreas akan mencerna protein, karbohidrat dan lemak. Enzim proteolitik memecah protein ke dalam bentuk yang dapat digunakan oleh tubuh dan dilepaskan dalam bentuk inaktif. Enzim ini hanya akan aktif jika telah mencapai saluran pencernaan. Pankreas juga melepaskan sejumlah besar sodium bikarbonat, yang berfungsi melindungi duodenum dengan cara menetralkan asam lambung. 3.4 Kandung Empedu

Empedu memiliki 2 fungsi penting :a. membantu pencernaan dan penyerapan lemakb. berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama haemoglobin (Hb) yang berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol4. Patofisiologi 4.1 Diare

4.1.1 Etiologia. dehidrasi ini berbahaya karena dapat menimbulkan gangguan irama jantung dan menurunkan kesadaran pasien.b. kuman E.coli, Vibrio cholera, Salmonella, Shigella dysenteriae, Kampilobakter, Aeromonas dan Yersinia.c. Virus : Penyebab paling sering pada anak adalah Rotavirus dan Adenovirus. Biasanya tertular akibat kontak langsung. Misalnya tangan kita menyentuh anak yang sedang sakit diare, lalu tanpa mencuci tangan kita memegang makanan atau minuman, sehingga makanan atau minuman tersebut telah mengandung virus yang jika termakan dapat menimbulkan penyakit. Juga bisa menyebabkan diare, antara lain rotavirus dan virus enterik lainnya.d. parasit : Antara Iain Giardia lamblia dan Cryptosporidium. Biasanya tertular dari makanan ataupun minuman yang terkontaminasi parasit.Laktosa, salah satu jenis gula yang terdapat dalam susu atupun produk yang terbuat dari susu juga dapat menyebabkan diare pada beberapa orang (Intoleransi laktosa).Diare juga dapat terjadi akibat efek samping obat-obatan yang dikonsumsi, terutama antibiotika. Penggunaan antibiotika yang tidak rasional (misalnya pemberian antibiotika pada infeksi virus) justru dapat mematikan kuman "baik" yang terdapat di dalam usus yang berfungsi dalam proses pencernaan dan menyebabkan suatu keadaan yang disebut sebagai Kolitis Pseudomembranosa, keadaan di mana lapisan mukosa usus besar dilapisi oleh suatu selaput yang menghalangi fungsi usus besar untuk mengabsorpsi cairan., antara lain amuba, jamur, dan cacing.e. konsumsi alkohol yang berlebihan, terutama dalam seseorang yang tidak cukup makanf.GE ( flu perut) terbanyak karena virus.

Page 4: Lower Gi Tract

g. Bakteri : Penyebab paling sering antara Iain Campylobacter, Salmonella, Shigella, dan Escherichia coli. Biasanya tertular dari makanan ataupun minuman yang terkontaminasi bakteri. Beberapa bakteri menghasilkan zat toksin yang menyebabkan sel usus halus memproduksi cairan melebihi kemampuan usus besar untuk menyerap cairan, keadaaan tersebut yang menyebabkan terjadinya diare. -  Berak2 dengan darah/lendir , sakit perut. ----Memerlukan antibioka sebagai terapi pengobatan.h. Anak sedang terapi dengan pemakaian antibiotilka – Bila diare terjadi saat anak sedang dalam pengobatan antibiotika, maka hubungi dokter anda.i. Alergi susu,- diare biasanya timbul beberapa menit atau jam setelah minum susu tersebut , biasanya pada alergi susu sapi dan produk-produk yang terbuat dari susu sapi.j. Infeksi dari bakteri atau virus yang menyertai penyakit lain ; misalnya infeksi saluran kencing, infeksi telinga, campak dll.

4.1.2 Mekanisme mekanisme yang mendasari terjadinya diare.

A. Terjadi peningkatan sekresi.Hal ini biasanya disebabkan oleh zat yang merangsang terjadinya peningkatan sekresi, baik dari luar (misalnya toksin kolera) atau dari dalam (pada penyakit inklusi mikrovili kongenital). Pada diare jenis ini terjadi penurunan penyerapan dan peningkatan sekresi air dan transport elektrolit ke dalam usus. Fesesnya akan berupa cairan dengan osmolaritas yang normal (= 2x [Na + K]), dan tidak ditemukan adanya sel lekosit (sel darah putih). Contoh diare jenis ini adalah diare karena penyakit kolera, E. coli toxigenik, karsinoid, neuroblastoma, diare klorida kongenital, Clostridium difficile, dan cryptosporidiosis (AIDS). Diare jenis ini tidak akan berhenti meskipun penderita puasa.B. Diare OsmotikDiare jenis ini terjadi karena kita menelan makanan yang sulit diserap, baik karena memang makanan tersebut sulit diserap (magnesium, fosfat, laktulosa, sorbitol) atau karena terjadi gangguan penyerapan di usus (penderita defisiensi laktose yang menelan laktosa). Karbohidrat yang tidak diserap di usus ini akan difermentasi di usus besar, dan kemudian akan terbentuk asam lemak rantai pendek. Meskipun asam lemak rantai pendek ini dapat diserap oleh usus, tetapi jika produksinya berlebihan, akibatnya jumlah yang diserap kalah banyak dibandingkan jumlah yang dihasilkan, sehingga menyebabkan peningkatan osmolaritas di dalam usus. Peningkatan osmolaritas ini akan menarik air dari dalam dinding usus untuk keluar ke rongga usus. Akibatnya, terjadi diare cair yang bersifat asam, dengan osmolaritas yang tinggi (> 2x[Na + K]), tanpa disertai adanya leukosit di feses. Contoh diare jenis ini adalah diare pada penderita defisiensi enzym laktase yang mengkonsumsi makanan yang mengandung laktosa. Ciri diare jenis ini adalah diare akan berhenti jika penderita puasa (menghentikan memakan makanan yang menyebabkan diare tersebut).C. Peningkatan gerak ususPeningkatan gerak usus yang berlebihan akan mengakibatkan penurunan waktu transit makanan di usus. Infeksi usus dapat menyebabkan diare jenis ini. Feses yang terbentuk biasanya sedikit cair, lembek, sampai menyerupai bentuk feses normal dengan volume yang tidak terlalu besar. Contoh diare jenis ini adalah diare pada thyrotoksikosis dan sindrom iritasi saluran cerna.D. Peningkatan gerak usus.Diare ini terjadi karena terjadi gangguan neuromuskular, dapat disebabkan oleh pertumbuhan bakteri usus yang berlebihan. Feses yang dihasilkan biasanya sedikit cair, lembek, sampai menyerupai bentuk feses normal. Contoh diare jenis ini adalah pada keadaan pseudo-obstruksi.E. Penurunan permukaan ususPenurunan permukaan usus ini akan menyebabkan gangguan pergerakan dan osmolaritas usus. Feses pada diare ini berbentuk cair, dan untuk tata laksananya kadang membutuhkan penambahan nutrisi yang mungkin perlu diberikan secara parenteral. Contoh diare jenis ini adalah diare pada penyakit celiac dan enteritis karena rotavirus.F. Terjadi invasi patogen mukosa ususInvasi patogen pada mukosa usus akan menyebabkan reaksi peradangan, penurunan penyerapan di usus, dan peningkatan gerak usus. Feses yang dihasilkan biasanya disertai darah yang dapat dilihat dengan jelas (dengan mata telanjang) atau dengan bantuan mikroskop (terlihat adanya sel darah merah). Contoh diare jenis ini adalah diare yang disebabkan oleh infeksi kuman Salmonela, Shigela, Yersinia, Campylobacter, atau infeksi amuba. (Kliegman, RM., Greenbaum, LA., Lye, PS (eds). 2004. Practical Strategies in Pediatric Diagnosis and Therapy, 2nd ed. Philadelphia, Elsevier, p 274.)

Page 5: Lower Gi Tract

cairan yang tidak mencukupi diserap oleh usus besar. Sebagai bagian dari proses digestasi, atau karena masukan cairan, makanan tercampur dengan sejumlah besar air. Oleh karena itu makanan yang dicerna terdiri dari cairan sebelum mencapai usus besar. Usus besar menyerap air, meninggalkan material yang lain sebagai kotoran yang setengah padat. Bila usus besar rusak atau "inflame", penyerapan tidak terjadi dan hasilnya adalah kotoran yang berair.

4.1.3 Macam2 secara klinis diare dibagi menjadi 4 tipe.

1.   Diare Berair AkutTermasuk dalam kelompok ini adalah kolera. Berlangsung selama beberapa  jam hingga beberapa hari. Dapat menyebabkan dehidrasi dan penurunan berat badan.2.   Diare Berdarah AkutSelain menyebabkan dehidrasi, juga menyebabkan kerusakan usus,sepsis,dan   malnutrisi.3.   Diare PersistenBerlangsung selama 14 hari atau lebih. Selain dehidrasi, dapat juga terjadi malanutrisi dan infeksi non-usus.4.   Diare Dengan Malanutrisi Berat (marasmus dan kwashiorkor)Selain dehidrasi, keadaan ini dapat menyebabkan infeksi sitemik yang berat, gagal jantung, serta defisiensi mineral dan vitamin.5. Diare osmotik yakni keluarnya cairan tubuh ke dalam rongga usus yang disebabkan oleh berkumpulnya zat-zat yang tidak dapat diserap oleh tubuh, kemudian dikeluarkan melalui anus. Diare ini terjadi pada keadaan malabsorbsi karbohidrat. Atau pada saat penggunaan obat-obatan pencahar golongan garam magnesium. Akumulasi bahan-bahan yang tidak dapat diserap dalam lumen usus mengakibatkan keadaan hipertonik dan meninggikan tekanan osmotik intra-lumen yang menghalangi absorpsi air dan elektrolit dan terjadilah diare, contohnya intoleransi laktosa dan malabsorpsi asam empedu.6. Diare sekretorik di mana sel-sel usus mengeluarkan cairan sehingga cairan berkumpul dalam rongga usus kemudian keluar. Ini bisa disebabkan infeksi virus atau bakteri. Contohnya adalah diare yang terjadi pada penderita kolera. Di sini, toksin yang dihasilkan kuman kolera menyebabkan sel-sel usus mengeluarkan cairan. Diare tipe ini dapat juga dipicu oleh hormon yang diproduksi oleh jenis tumor tertentu. Sekresi usus yang disertai sekresi ion secara aktif merupakan faktor penting pada diare sekretorik. Pengetahuan terakhir mekanisme ini didapat dari penelitian diare karena Vibrio cholerae. Patofisiologi pada kolera ialah salah satu contoh sekresi anion yang aktif dalam usus halus sebagai akibat stimulasi enterotoksin. Pada sindrom Zollinger Ellison, hipergastrinemia menginduksi dengan jelas sekresi lambung dan diare.7. Diare eksudatif yaitu peradangan pada usus. Diare jenis ini bisa disebabkan oleh bakteri, tapi bisa juga terjadi pada keadaan-keadaan non-infeksi seperti pada tumor ganas usus, atau pun cairan yang ada di dalam rongga usus.8. Diare tipe gangguan motilitas yakni keadaan di mana gerakan usus tidak normal. Akibatnya, makanan tidak bisa diserap kemudian dikeluarkan dalam bentuk diare.9. Diare karena alergi susuAlergi susu sapi mulai terjadi terutama pada tahun-tahun pertama kehidupan bayi, dan akan tampak lebih jelas sewaktu bayi mulai disapih. Gejala klinis yang sering muncul sangat bervariasi mulai dari yang ringan sampai berat (diare yang berkepanjangan, dapat disertai kram, kolik (sakit perut yang periodik) dan muntah. Gejala dapat cepat terlihat setelah beberapa menit meminum atau memakan bahan makanan yang terbuat dari susu sapi atau setelah beberapa jam kemudian.

Berdasarkan lama waktu terjadinya infeksi1. diare akut (diare mendadak), gejalaX : berak-berak air (watery), berbusa, TIDAK ada darah atau lendir, dan berbau asam. Buang air besar lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi cair dan biasanya terjadi selama 1-7 hari. Diare akut dapat dikelompokkan menjadi 5 macam, yaitu :a. Diare akut (murni)b. Diare akut + komplikasi,c. Diare akut + penyakit penyerta (bronkopnemoni, sepsis, ensefalitis, malnutrisi energi protein atau lainnya,d. Diare akut yang melanjut menjadi diare kronik atau fase akut dari diare kronik,e. Diare pada penyakit bedah usus.

Page 6: Lower Gi Tract

Jenis diare akut lain yang sering ditemukan adalah traveller's diarrhea, biasa terjadi pada turis. Diare jenis ini terjadi paling sering karena kontaminasi makanan yang di makan. Tapi, bisa juga disebabkan oleh stres atau karena obat-obatan yang dikonsumsi.2. diare kronik adalah diare yang berlanjut sampai 2 minggu atau lebih dengan atau tanpa kegagalan pertumbuhan (failure to thrive).Diare khronik adalah diare yang berlangsung lebih dari 14 hari dengan penyebab non infeksi. Beberapa nama lain yang diberikan untuk diare kronik yaitu :a. Intractable diarrhoea, diare yang tidak dapat diobati atau disembuhkan,b. Protracted diarrhoea , diare yang diperlambat atau delayed recovery from gastroenteritis,c. Prolonged diarrhoea, diare yang diperpanjang atau berlangsung lebih dari 7 hari,d. Recurrent diarrhoea, diare yang berulang-ulang selama 3 bulan dan sedikitnya tiap bulannya 1 kali episode diare,e. Persistent diarrhoea , diare yang menetap. Diare yang berlangsung lebih dari 14 hari dengan penyebab infeksi.Diare kronik lain adalah sindrom usus iritatif (irritable bowel syndrome). Diare kronik jenis ini kadang-kadang disertai produksi lendir. Penyebab utamanya adalah stres sehingga semakin stres seseorang, semakin sering ia diare. Diare kronik bisa juga disebabkan oleh radiasi. Pada pasien yang menderita tumor rahim, akan memperoleh pengobatan radioterapi. 'Salah satu efek sampingnya adalah kerusakan pada dinding usus besar terutama sebelah kiri'. Diare kronis berlangsung lebih lama dari diare akut, dan biasanya merupakan pertanda terdapat gangguan kesehatan yang lebih serius seperti infeksi kronis, gangguan absorpsi makanan/nutrien (malaabsorpsi) ataupun disebabkan oleh penyakit yang disebut sebagai Irritable Bowel Syndrome.

4.1.4 Gejala1. Buang air besar dengan konsistensi feses (tinja) lembek, atau cair, bahkan dapat berupa air saja.2. Frekuensinya bisa terjadi lebih dari dua kali sehari dan berlangsung dalam jangka waktu lama tapi kurang dari 14 hari.

4.1.5 Pencegahan1. Memberikan ASI eksklusif sampai usia empat atau enam bulan dan teruskan menyusui sampai setidaknya setahun, karena jika tidak mengkonsumsi ASI akan menyebabkan kekebalan tubuh bayi menurun.2. Hindari pemberian susu botolPenelitian di Yogya menunjukkan bahwa hampir 90% dot bayi mengandung rotavirus. Dot bayi menjadi media penularan diare, maka untuk lebih amannya sebelum dipakai dot disterilkan dengan direndam air panas dan jika bayi minum susu tidak habis jangan dibiarkan hingga 2 jam, sebaiknya dibuang dan diganti yang baru3. Setelah usia 4-6 bulan, berikan makanan yang bergizi, bersih, dan aman untuk mulai menyapih.4. Menghindari susu nonASI, misal susu hewan. Bayi yang minum susu hewan memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena diare persisten karena susu hewan terkontaminasi bakteri penyebab penyakit, selain itu kerusakan dindind usus oleh protein yang ada dalam susu hewan, intoleransi terhdap laktosa5. Cara menyimpan makan di tempat yang bersih, disimpan tertutup, dengan sirkulasi udara yang cukupmisalnya makanan dimasak tanpa dicuci terkebih dahulu atau tidak menutup makanan yang telah dimasak. Makanan yang disimpan pada suhu ruangan lebih mudah terkontaminasi. Bakteri tumbuh dengan cepat pada makanan yang disimpan di suhu ruangan selama beberapa jam.6. Gunakan makanan matang yang baru dimasak untuk memberi makan bayi. Ini untuk mengurangi kontaminasi bakteri.7. Bersikan wadah yang digunakan untuk mengumpulkan dan menyimpan air minum setiap hari.8. Hindari kontak antara tangan dan air minum ketika menyjikannya.9. Cuci tangan dengan sabun hingga bersih terutama setelah membersihkan BAB bayi. Penelitian menunnjukkan dengan mencuci tangan dapat menurunkan kejadian diare hingga 60%.10. Mencegah bayi kurang gizi karena bayi yang menderita kurang gizi dapat menyebabkan sel-sel usus mejadi atrofi sehingga diare. Frekuensi, durasi dan keparahan diare lebih tinggi pada bayi yang kurang gizi.11. Berikan imunisasi campak kepada anak pada usia sembilan bulan karena risiko diare parah dan malnutrisi yng mengikutinya lebih tinggi setelah infeksi campak.12. Higien dan sanitasi lingkungan sangat penting.a. Pencegahan air supaya tidak tercemar, dengan cara menutup sumber air dengan baik.

Page 7: Lower Gi Tract

b. Letak Sebaiknya menggunakan air PAM, walau tetap ada ancaman terkena diare karena terdapat mikrobia yang dapat hidup dalam pipa air (Glardhia lamdia).c. Sumur jauh dari WC (minimal 10 meter).

4.1.6 Pengobatan1. Diare cair membutuhkan penggantian cairan dan elektrolit etiologinya.\2. Makanan harus diteruskan bahkan ditingkatkan selama diare untuk menghindarkan efek buruk pada gizi.3. Antibiotika dan antiparasit tidak boleh digunakan secara rutin, tidak ada manfaat untuk kebanyakan kasus, termasuk diare berat dan diare dengan panas, kecuali pada :a. Disentri yang harus diobati dengan anti mikrobia yang efektoif untuk shigella. Penderita-penderita yang tidak memberi respon dengan pengobatan ini harus diteliti lebih lanjut atau diobati untuk kemungkinan amoebiasis.b. Suspek kolera dengan dehidrasi berat.c. Diare persisten, bila ditemukan tripozoit atau kista Giardia lamblia atau tropozoit E histolitika ditinja atau cairan usus atau bila bakteri usus patogen pada kultur tinja. Berbagai macam obat-obatan dan kombinasi obat dijual untuk pengobatan diare akut dan muntah. Obat-obat antidiare meliputi antimoatlitas (misal Loperamide, diphenoxilate, codiene, dan opium); adsorben (norit , kaolin , attapulgit dan smectital) dan biakan hidup (lactobacillus dan streptococcus faecalis) . Anti muntah termasuk oromethazinedan chlorpromazine. Tidak satu pun dari obat-obat di atas yang berefek nyata untuk diare akut, beberapa malah memberikan efek yang membahayakan. Obat-obat ini tidak boleh diberikan untuk anak dibawah 5 tahun. Antibiotika juga tidak boleh digunakan secara rutin. Obat-obat ini tidak ada manfaatnya kecuali untuk penderita disentri atau kolera dan beberapa penderita diare persisten. 4.2 Dehidrasi

4.2.1 Etiologia. kekurangan zat natrium;b. kekurangan air;c. kekurangan natrium dan air.

4.2.2 DiagnosaDiagnosa diare ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Amati konsistensi tinja dan frekuensi buang air besar bayi atau balita. Jika tinja encer dengan frekuensi buang air besar 3 kali atau lebih dalam sehari, maka bayi atau balita tersebut menderita diare. Pemeriksaan darah dapat dilakukan untuk mengetahui kadar elektrolit dan jumlah sel darah putih. Namun, untuk mengetahui organisme penyebab diare, perlu dilakukan pembiakan terhadap contoh tinja.

4.2.3 Klasifikasi Berdasarkan klasifikasi dehidrasi WHO :

1. Dehidrasi Ringan Tandanya anak terlihat agak lesu, haus, dan agak rewel.2. Dehidrasi Sedang Tandanya ditemukan 2 gejala atau lebih gejala berikut: - Gelisah, cengeng - Kehausan- Mata cekung- Kulit keriput, misalnya kita cubit kulit dinding perut, kulit tidak segera kembali ke posisi semula.3. Dehidrasi berat Tandanya ditemukan 2 atau lebih gejala berikut: - Berak cair terus-menerus - Muntah terus-menerus - Kesadaran menurun, lemas luar biasa dan terus mengantuk - Tidak bisa minum, tidak mau makan- Mata cekung, bibir kering dan biru- Cubitan kulit baru kembali setelah lebih dari 2 detik- Tidak kencing 6 jam atau lebih/frekuensi buang air kecil berkurang/kurang dari 6 popok/hari.- Kadang-kadang dengan kejang dan panas tinggi

berdasarkan penurunan berat badan, yaitua. Dehidrasi ringan (jika penurunan cairan tubuh 5 persen dari berat badan)b. dehidrasi sedang (jika penurunan cairan tubuh antara 5-10 persen dari berat badan)

Page 8: Lower Gi Tract

c. dehidrasi berat (jika penurunan cairan tubuh lebih dari 10 persen dari berat badan)4.2.4 Pencegahan

a. Minum banyak cairan; normalnya disarankan untuk mengkonsumsi paling sedikit 8 gelas cairan sehari.

b. Minuman berenergi dapat mendorong orang-orang aktif lebih banyak Minum cairan karena kandungan rasa dan sodium tinggi di dalamnya.

c. Hindari minuman berkafein dan yang mengandung alkohol, keduanya sama-sama dapat menyebabkan dehidrasi.

d. Hindari minuman yang mengandung carbonat karena pembakaran bisa menyebabkan penggelembungan atau perasaan penuh dan mencegah pemenuhan konsumsi cairan.

e. Kenakan pakaian berwarna terang, yang menyerap dan berukuran pas.f. Usahakan berada di tempat yang sejuk, terlindungi dari matahari dan lindungi kulit dengan

sunblock kapan saja.5. GiziLokakarya Child Health Foundation merekomendasikan agar bayi yang memperoleh ASI harus memperoleh susu formula yang mengandung 0,35 persen AA dan 0,2 persen DHA. Berbagai cara telah ditempuh untuk mendapatkan AA-DHA dalam susu formula, yaitu dengan menambahkan sumber microbiologic (ganggang laut), minyak ikan (salmon), telur, dan minyak nabati6. Biokimia 6.1 Usus Halus

Digesti Usus HalusPencernaan di dalam lumen usus halus dilaksanakan oleh enzim-enzim pankreas dan sekresi empedu. Enzim pankreas meyebabkan lemak direduksi menjadi satuan-satuan monogliserida dan asam lemak bebas yang dapat diserap, protein diuraikan menjadi fragmen peptida kecil dan beberapa asam amino, dan karbohidrat direduksi menjadi disakarida dan beberapa monosakarida. Dengan demikian proses pencernaan lemak selesai dalam lumen usus halus tapi pencernaan protein dan karbohidrat belum. Dari permukaan luminal sel-sel epitel usus halus terbentuk tonjolan-tonjolan seperti rambut yang disebut Brush Border, yang mengandung tiga kategori enzim, yaitu :1. Enterikinase, mengaktifkan enzim pankreas tripsinogen2. Golongan disakaridase (sukrose, maltase dan laktase), yang menyelesaikan pencernaan karbohidrat dengan menghidrolisis disakarida yang tersisa menjadi monosakarida penyusunnya3. Golongan aminopeptidase, yang menghidrolisis peptida menjadi komponen asam aminonya, sehingga pencernaan protein selesai

Absorpsi Usus HalusSemua produk pencernaan karbohidrat, protein dan lemak serta sebagian besar elektrolit, vitamin dan air dalam keadaan normal diserap oleh usus halus. Sebagian besar penyerapan berlangsung di duodenum dan jejenum, dan sangat sedikit yang berlangsung di ilieum.

a. Penyerapan Garam dan AirAir diabsorpsi melalui mukosa usus ke dalam darah hampir seluruhnya melalui osmosis. Natrium diserap secara transpor aktif dari dalam sel epitel melalui bagian basal dan sisi dinding sel masuk ke dalam ruang paraseluler. Sebagian Na diabsorpsi bersama dengan ion klorida, damana ion klorida bermuatan negatif secara pasif ditarik oleh muatan listrik positif ion natrium.

b. Penyerapan KarbohidratKarbohidrat diserap dalam bentuk disakarida maltosa, sukrosa, dan laktosa. Disakaridase yang ada di brush border menguraikan disakarida ini menjadi monosakarida yang dapat diserap yaitu glukosa, galaktosa dan fruktosa. Glukosa dan galaktosa diserap oleh transportasi aktif sekunder sedangkan fruktosa diserap melalui difusi terfasilitasi

c. Penyerapan ProteinProtein diserap di usus halus dalam bentuk asam amino dan peptida, asam amino diserap menembus sel usus halus melalui transpor aktif sekunder, peptida masuk melalui bantuan pembawa lain dan diuraikan menjadi konstituen asam aminonya oleh aminopeptidase di brush border atau oleh peptidase intrasel, dan masuk ke jaringan kapiler yang ada di dalam vilus. Dengan demikian proses penyerapan karbohidrat dan protein melibatkan sistem transportasi khusus yang diperantarai oleh pembawa dan memerlukan pengeluaran energi serta kotransportasi Na.

d. Penyerapan Lemak

Page 9: Lower Gi Tract

Lemak diabsorpsi dalam bentuk monogliserida dan asam lemak bebas, keduanya akan larut dalam gugus pusat lipid dari misel empedu, dan zat-zat ini dapat larut dalam kimus. Dalam bentuk ini, monogliserida dan asam lemak bebas ditranspor ke permukaan mikrovili brush border sel usus dan kemudian menembus ke dalam ceruk diantara mikrovili yang bergerak. Dari sini keduanya segera berdifusi keluar misel dan masuk ke bagian dalam sel epitel. Proses ini meninggalkan misel empedu tetap di dalam kimus, yang selanjutnya akan melakukan fungsinya berkali-kali membantu absorpsi monogliserida dan asam lemak.

e. Penyerapan VitaminVitamin yang larut dalam air diabsorpsi secara pasif bersama air, sedangkan yang larut dalam lemak diabsorpasi secara pasif dengan produk akhir pencernaan lemak.

f. Penyerapan Besi dan KalsiumAbsorpsi besi dan kalsium tergantung pada kebutuhan tubuh akan elektrolit tersebut 6.2 Usus Besar

Absorpsi Usus BesarDalam keadaan normal kolon menyerap sebagian besar garam dan air. Natrium zat yang paling aktif diabsorpsi dan, Klorida diabsorpsi secara pasif mengikuti penurunan gradien listrik, dan air diabsorpsi secara osmosis.7. Farmakologi 7.1 Obat Antidiare

Penggolongan Obat Diarea. Kemoterapeutika untuk terapi kausal yaitu memberantas bakteri penyebab diare seperti antibiotika, sulfonamide, kinolon dan furazolidon. - RacecordilAnti diare yang ideal harus bekerja cepat, tidak menyebabkan konstipasi, mempunyai indeks terapeutik yang tinggi, tidak mempunyai efek buruk terhadap sistem saraf pusat, dan yang tak kalah penting, tidak menyebabkan ketergantungan. Racecordil yang pertama kali dipasarkan di Perancis pada 1993 memenuhi semua syarat ideal tersebut.

- LoperamideLoperamide merupakan golongan opioid yang bekerja dengan cara memperlambat motilitas saluran cerna dengan mempengaruhi otot sirkuler dan longitudinal usus. Obat diare ini berikatan dengan reseptor opioid sehingga diduga efek konstipasinya diakibatkan oleh ikatan loperamid dengan reseptor tersebut. Efek samping yang sering dijumpai adalah kolik abdomen (luka di bagian perut), sedangkan toleransi terhadap efek konstipasi jarang sekali terjadi.

- NifuroxazideNifuroxazide adalah senyawa nitrofuran memiliki efek bakterisidal terhadap Escherichia coli, Shigella dysenteriae, Streptococcus, Staphylococcus dan Pseudomonas aeruginosa. Nifuroxazide bekerja lokal pada saluran pencernaan.Obat diare ini diindikasikan untuk dire akut, diare yang disebabkan oleh E. coli & Staphylococcus, kolopatis spesifik dan non spesifik, baik digunakan untuk anak-anak maupun dewasa.

- Dioctahedral smectiteDioctahedral smectite (DS), suatu aluminosilikat nonsistemik berstruktur filitik, secara in vitro telah terbukti dapat melindungi barrier mukosa usus dan menyerap toksin, bakteri, serta rotavirus. Smectite mengubah sifat fisik mukus lambung dan melawan mukolisis yang diakibatkan oleh bakteri. Zat ini juga dapat memulihkan integritas mukosa usus seperti yang terlihat dari normalisasi rasio laktulose-manitol urin pada anak dengan diare akut.b. Obstipansia untuk terapi simtomatis (menghilangkan gejala) yang dapat menghentikan diare dengan beberapa cara: - Zat penekan peristaltik, sehingga memberikan lebih banyak waktu untuk resorpsi air dan elektrolit oleh mukosa usus seperti derivat petidin (difenoksilatdan loperamida), antokolinergik (atropine, ekstrak belladonna)- Adstringensia yang menciutkan selaput lendir usus, misalnya asam samak (tannin) dan tannalbumin, garam-garam bismuth dan alumunium.- Adsorbensia, misalnya karbo adsorben yanga pada permukaannya dapat menyerap (adsorpsi) zat-zat beracun (toksin) yang dihasilkan oleh bakteri atau yang adakalanya berasal dari makanan (udang, ikan). Termasuk di sini adalah juga musilago zat-zat lendir yang menutupi selaput lendir usus dan luka-lukanya

Page 10: Lower Gi Tract

dengan suatu lapisan pelindung seperti kaolin, pektin (suatu karbohidrat yang terdapat antara lain sdalam buah apel) dan garam-garam bismuth serta alumunium.c. Spasmolitik, yakni zat-zat yang dapat melepaskan kejang-kejang otot yang seringkali mengakibatkan nyeri perut pada diare antara lain papaverin dan oksifenonium.8. Mikrobiologi 8.1 Flora NormalTraktus gastrointestinal => Kuman Lactobacillus dan bifidobacteria menghasilkan asam laktat (homofermentasi) sehingga kuman patogen tidak dapat tumbuh, selain itu lactobacillus juga membentuk asam laktat, CO, etanol dan sitrat (heterofermentasi). Lactobacilli merupakan strain bakteri yang berasal dari mikroflora manusia, biasanya merupakan bagian dari ekosistem usus. Bifidobacteria juga merupakan bagian dari mikroflora usus, namun spesiesnya berbeda berdasarkan usia; bayi baru lahir sudah memiliki kolonisasi B. breve dan B. infantis, dan kolonisasi lebih banyak terjadi pada bayi yang mendapatkan ASI dibandingkan bayi yang mendapatkan susu formula. 8.2 Patogen44,7% (198/443) anak diare yang diperiksa termasuk diare infeksius dan pathogen usus yang ditemukan adalah Vibrio cholerae 01, Salmonella spp., Shigella spp., Escherichia coli diaregenik, Klebsiella oxytoca dan Rotavirus. Di antara bakteri pat ogen usus tersebut Escherichia coli diaregenik merupakan yang terbanyak (85,45%), diikut oleh Klebsiella oxytoca (9,09%), Salmonella spp.(2,73%), Vibrio cholerae 01 (1,82%) dan Shigella spp.(0,91%) Rotavirus ditemukan sebanyak 27,99% (124/443). (Tropical Disease Center Universitas Airlangga)