latar belakang kti 4

Upload: tara

Post on 07-Mar-2016

221 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

he

TRANSCRIPT

Peranan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis B dan C yang di Diagnosis Hepatitis Berdasarkan USG Pada Penderita HepatitisHubungan Hasil Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis B dan C dengan USG

NUDYAN BETHARINA I1A013223DAFTAR ISIHALAMAN JUDULHALAMAN PERNYATAANHALAMAN PENGESAHANABSTRAKABSTRACKKATA PENGANTARDAFTAR ISIDAFTAR TABELDAFTAR GAMBARDAFTAR LAMPIRANBAB 1 PENDAHULUANI. Latar BelakangII. Rumusan masalahIII. Tujuan penelitianIV. Manfaat penelitianBAB 2 TINJAUAN PUSTAKAI. HatiII. Hepatitis B dan Hepatitis CIII. Struktur Hepatitis virus B dan Hepatitis virus CIV. Etiologi hepatitis B dan Hepatitis CV. Pemeriksaan laboratorium hepatitis B dan Hepatitis CVI. USGA. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESISB. METODE PENELITIANC. HASIL DAN PEMBAHASAN D. PENUTUPANDAFTAR PUSTAKALAMPIRAN

BAB IPENDAHULUANI. LATAR BELAKANGHati merupakan salah satu organ tubuh manusia yang sangat penting dan memiliki fungsi sebagai saringan atas masuknya partikel berbahaya yang masuk ke tubuh seseorang. Organ ini berperan sebagai gudang untuk menimbun gula, lemak, vitamin dan zat gizi serta membersihkan racun dalam tubuh seperti alkohol, dengan menyaring produk yang tidak berguna lagi dari darah sehingga menjamin terjadinya keseimbangan zat kimia dalam tubuh [2].Penyakit hepatitis merupakan suatu kelainan berupa peradangan hati yang dapat disebabkan oleh banyak hal, antara lain infeksi (parasit, protozoa, bakteri dan virus), gangguan metabolisme, obat-obatan, alkohol yang menyebabkan kerusakan pada sel hati manusia. Hepatitis virus merupakan salah satu penyakit yang dapat merusak struktur sel hati. Jumlah penderita hepatitis virus meningkat setiap tahunnya [2].Prevalensi pengidap hepatitis B tertinggi berada di sub-Sahara Afrika dan asia timur, yang mana diantara nya 5-10% dari populasi dewasa yang terserang hepatitis B kronik. Di timur tengah dan India sekitar 2-5% dari populasinya mengidap infeksi hepatitis B kronis. Kurang dari 1% dari populasi di Eropa barat dan Amerika Selatan mengidap infeksi ini [5].Diperkirakan bahwa sepertiga populasi di dunia pernah terpajan virus hepatitis B dan 350-400 juta orang diantaranya merupakan pengidap hepatitis B. Sekitar 600.000 orang meninggal setiap tahunnya akibat hepatitis akut maupun kronis. Di Indonesia, angka pengidap hepatitis B pada populasi sehat diperkirakan mencapai 4-20,3% dengan proporsi pengidap di luar Jawa lebih tinggi dari pada di Jawa [3]. WHO menyataan hepatitis C yang ditularkan melalui darah yang tercemar telah membunuh 350.000 orang diseluruh dunia tiap tahunnya. Menurut WHO, pada akhir tahun 1990 diperkirakan 1% penduduk dunia terinfeksi oleh HCV. Di beberapa tempat di Afrika prevalensinya mencapai 4%. Hampir 1,5 juta orang terinfeksi oleh HCV di eropa dan sekitar 4 juta orang di Amerika Serikat[4].Di wilayah Asia Tenggara sekitar 30 juta orang merupakan carrier dari hepatitis C dan lebih dari 120.000 orang diperkirakan mengalami sirosis dan kanker hati. Indonesia menempati peringkat ketiga dunia untuk penderita hepatitis terbanyak setelah India dan Cina dengan jumlah penderita diperkirakan sebanyak 30 juta orang yang mengidap penyakit hepatitis B dan C . WHO memperkirakan tujuh juta penduduk Indonesia mengidap virus hepatitis C dan ribuan infeksi baru muncul setiap tahun namun 90% pengidap tidak menyadari kondisi infeksi mereka [4].Untuk mendeteksi adanya penyakit hati dapat dilakukan serangkaian tes penyaring fungsi hati seperti pemeriksaan SGOT, SGPT, LDH dan juga kolinestrase. Jika serangkaian tes penyaring tersebut menandakan adanya gangguan pada hati dan dari diagnosis dicurigai adanya hepatitis, maka pemeriksaan lanjutan untuk mengethui peyebab dapat dilakukan dengan pemeriksaan serologi yaitu pemeriksaan HbsAg untuk hepatitis B dan anti HCV untuk hepatitis C[2]. Pada pemeriksaan USG, perubahan ekostruktur hepar karena kerusakan hepatosit ataupun peradangan belum dapat terlihat dari pemeriksaan USG (ultrasonography) perubahan tersebut biasanya baru dapat terlihat apabila proses peradangan telah lanjut dan menimbulkan kerusakan. Pemeriksaan USG pada kasus curiga penyakit hepatitis diperlukan pemeriksaan laboratorium lebih lanjut untuk menyatakan korelasi.Pada penelitian ini akan diteliti pemeriksaan hubungan antar hasil pemeriksaan laboratorium hepatitis B dan C dengan USG.

II. Rumusan Masalah Apakah ada hubungan perubahan struktur hepar yang dilihat menggunakan pencitraan USG dengan hasil laboratorium hepatitis B dan C positive? Apakah semua penderita hepatitis B maupun hepatitis C mengalami perubahan struktur hepar dalam pencitraan USG?

III. Tujuan Mengetahui prevalensi hepatitis B di Rumah Sakit Umum Ulin Mengetahui prevalensi hepatitis C di Rumah Sakit Umum Ulin Mengetahui hubungan hasil laboratorium Hepatitis B dan C dengan perubahan hepar yang dilihat menggunakan pencitraan khususnya USG Dapat mengetahui perubahan struktur hepar pada penderita Hepatitis B maupun Hepatitis Cdalam pencitraan USG IV. Manfaat penelitian

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Hati adalah organ metabolik terbesar dan terpenting di tubuh, organ ini dapat dipandang sebagai pabrik biokimia utama tubuh. Hati juga melakukan berbagai fungsi yaitu memproses secara metabolis ketiga kategori utama nutrien (karbohidrat, protein,lemak), mendetoksifikasi atau menguraikan zat sisa tubuh dan hormon serta obat dan senyawa asing lain, membentuk protein plasma, termasuk protein yang dibutuhkan untuk pembekuan darah dan yang untuk mengangkut hormon steroid dan tiroid serta kolesterol dalam darah, menyimpan glikogen, lemak, besi, dan banyak vitamin, mengaktifkan vitamin D, mengekskresikan kolesterol dan bilirubin [1].Virus patogen yang dapat menyebabkan terjadinya hepatitis terdiri dari berbagai tipe, yaitu virus hepatitis A, B, C, D, E. Virus hepatitis A, B, C merupakan penyebab utama hepatitis karena virus. Hepatitis D dan E juga penting meskipun tidak sering didiagnosis [2]. Hepatitis B merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh Virus Hepatitis B (VHB). Suatu anggota famili hepadnavirus yang dapat menyebabkan peradangan hati akut atau menahun yang pada sebagian kecil kasus dapat berlangsung menjadi sirosis hati atau kanker hati. Infeksi Hepatitis B merupakan problem kesehatan masyarakat di seluruh dunia [2]. Penyakit Hepatitis B merupakan penyakit yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual dari cairan sperma (sexual transmitted disease/STD), darah atau cairan tubuh lain. Penyakit ini dapat menimbulkan penyakit serius dan mengakibatkan kerusakan hati yang dapat berakhir dengan kematian atau kanker hati. Hepatitis B terdiri dari antigen permukaan (surface antigen) yang disebut dengan antigen Australia, karena antigen ini pertama kali dijumpai di Australia.Virus hepatitis B (HVB) adalah virus DNA yang bentuknya kompleks, mempunyai 2 lapis partikel disebut partikel Dane, merupakan lapisan permukaan HVB yang disebut HbsAg dan lapisan dalam pada intinya didapatkan hepatitis B core antigen (HbcAg). Di dalam inti dari genome viral terdapat DNA yang sirkuler dan double stranded[2][6].Hepatitis B termasuk pembunuh diam diam karena banyak orang yang tidak tahu dirinya terinfeksi sehingga terlambat ditangani dan terinfeksi seumur hidup. Kebanyakan kasus infeksi hepatitis B dapat sembuh dalam waktu enam bulan, tetapi sekitar 10 persen infeksi bisa berkembang menjadi infeksi kronis. Infeksi kronis pada hati bisa menyebabkan terjadinya pembentukan jaringan ikat pada hati sehingga hati berbenjol benjol dan fungsi hati terganggu dan dalam jangka panjang penderita dapat terkena sirosis hati serta kanker hati. Menetapnya HbsAg selama lebih dari enam bulan merupakan pertandadari infeksi Hepatitis B kronik[2][6].Hepatitis C merupakan penyakit hati kronis yang menyerang organ hati yang disebabkan oleh infeksi Virus Hepatitis C (HCV). Hepatitis C diklasifikasikan ke dalam flaviviridae, genus hepacivirus yang berbentuk sferis dengan diameter 55 nm. HCV mengandung RNA untai tunggal dan dilapisi oleh glikoprotein. Genom HCV terdiri daari 9400 nukleotida yang mengkode poliprotein dengan 3000 asam amino. Sepertiga dari poliprotein tersebut terdiri urutan protein struktural seperti protein core, 2 glycosylated envelope protein (E1 Dan E2). Periode inkubasi berkisar antara 15-160 hari ( rata-rata 50 hari) [4].Periode inkubasi berkisar antara 15-160 hari (rata-rata 50 hari). Penularan virus hepatitis C terjadi melalui blood borne seperti penggunaan jarum suntik dan penetrasi ke jaringan, penerima produk darah (transfusi), transplantasi organ, dan hemodialisis, kemudian dapat disebabkan transmisi seksual maupun mateernal-neonatal. Setelah 7 minggu paparan HCV, sekitar 30% pasien yang terinfeksi menunjukkan gejala dan sisanya bersifat subklinis, meskipun hampir semua mengalami peningkatan serum ALT yang menunjukkan adanya kerusakan sel. Sebagian besar kasus infeksi Hepatitis C awalnya tidak diketahui penderita karena bersifat asimptomatik atau tanpa riwayat Hepatitis C akut. Hepatitis C akut umumnya sembuh dalam waktu 2-12 minggu dan ditunjukkan dengan adanya klirens HCV RNA dari darah, ALT kembali normal dan hilangnya gejala. Akan tetapi kesembuhan infeksi akut hanya terjadi pada 15% pasien. Sepertiga dari kasus infeksi hepatitis C kronik memperlihatkan aktivitas aminotransferase normal ataupun mendekati normal. Pada gambaran hepatitis C kronik serupa dengan yang ditemukan pada pasien dengan infeksi Hepatitis B kronik, akan tetapi memiliki kadar aminotransferase cenderung lebih fluktuasi [2].Ultrasonografi hepar merupakan modalitas pencitraan yang akurat untuk penyakit hati fokal atau difus, menentukan staging tumor primer, mendeteksi deposit sekunder, dan sebagai bantuan pada biopsi hati. Manifestasi klinis dari hepatitis virus dapat ikterik atau pun non ikterik., sedangkan manifestasi klinis berspektrum luas disebabkan karena toksik termasuk alkohol. Ketidakmampuan sel hati yang rusak untuk membersihkan bilirubin yang jumlahnya masih normal dalam darah akan menyebabkan ikterus hepatoselular. Pemeriksaan pencitraan atau Ultrasonografi (USG) merupakan sarana diagnosis utama dalam mendiagnosis berbagai kelainan di hati. Pemeriksaan pencitraan dengan USG bersifat non invasif, tidak menimbulkan rasa sakit pada pasien, dapat dilakukan dengan cepat, aman dan data yang diperoleh mempunyai nilai diagnostik yang tinggi. Pemeriksaan ini tidak memiliki kontraindikasi, karena pemeriksaan ini tidak sama sekali memperburuk pasien. USG merupakan pemeriksaan dengan memanfaatkan gelombang suara untuk menggambarkan hati, kandung empedu, dan saluran empedu. Dengan pemeriksaan ini kemungkinan konsistensi lesi dapat dievaluasi

BAB IIILANDASAN TEORI DAN HIPOTESISI. LANDASAN TEORIHepatitis adalah inflamasi pada hati yang dapat disebabkan oleh dari infeksi (virus, bakteri, jamur, dan organisme parasit) maupun non infeksi (alkohol, obat-obatan, penyakit autoimun, dan penyakit metabolik. [Hepatitis med scape]. Pada umumnya hepatitis dapat menyebabkan komplikasi yang berupa akut atau subakut hepatik nekrosis, sirosis hati, gagal hati, hingga hepatocellular carcinoma. [viral hepatitis medscape]. Untuk pemeriksaan hepatitis dapat dilakukan pemeriksaan penunjang yang berupa pemeriksaan anti HBV dan HCV, kemudian dapat dilakukan pemeriksaan radiologi melalui USG. Pada pemeriksaan laboratorium dapat dipastikan tipe dari hepatitis, akan tetapi pada USG hanya dapat melihat proses peradangan pada hati. Dalam penelitian ini diharapkan jika seseorang mengidap hepatitis dan dilakukan USG dapat terlihat proses peradangan dan ketika dikonfirmasi ternyata pada pemeriksaan hepatitis A maupun hepatitis B menunjukan hasil negative, sehingga diperlukan pemeriksaan lanjutan apakah hepatitis tersebut termasuk dalam tipe C yang diharapkan pada USG dapat ditemukan tanda khusus yang dapat membedakannya dengan tipe hepatitis lain.II. HIPOTESIS

DAFTAR PUSTAKA1. Sherwood Lauralee. Fisiologi manusia edisi 6. EGC. Jakarta. 2011.2. Longo Dan L and Anthony S.Fauci. Harrison Gastroenterologi and Hepatologi. EGC. Jakarta. 20133. WHO. Viral hepatitis in the WHO south- east asia region. 2011.4. WHO. Hepatitis C. 20035. Lozano R, Naghavi M, Foreman K, Lim S, et al. Global and regional mortality from 235 causes of death for 20 age groups in 1990 and 2010: a systematic analysis for the global burden of disease study 2010. Lancet. 20126. Lok ASF, Mcmohan BJ. AASLD Practical Guidline Chronic Hepatitis B : update of recomendations. Hepatology. 2004.