laporan_praktikum_sanitasi_pengolahan_pa.docx

21
LAPORAN PRAKTIKUM SANITASI PENGOLAHAN PANGAN DAN K3 “Uji Sanitasi Udara dan Ruangan” dan “Uji Sanitasi Pekerja Pengolahan Pangan” Disusun Oleh : Kelompok 2 1. Astri Yaniansah 2013349026 2. Irnawati Agustin 2013349059 3. Rany Siti Nurbani 2013349062 4. Hilda Oktora 2013349----- JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN UNIVERSITAS SAHID JAKARTA 2014

Upload: rizkaanisa

Post on 05-Dec-2015

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN_PRAKTIKUM_SANITASI_PENGOLAHAN_PA.docx

LAPORAN PRAKTIKUM SANITASI PENGOLAHAN PANGAN DAN K3 “Uji Sanitasi Udara dan Ruangan” dan

“Uji Sanitasi Pekerja Pengolahan Pangan”

Disusun Oleh :Kelompok 2

1. Astri Yaniansah 2013349026

2. Irnawati Agustin 2013349059

3. Rany Siti Nurbani 2013349062

4. Hilda Oktora 2013349-----

JURUSAN TEKNOLOGI PANGANFAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

UNIVERSITAS SAHID JAKARTA2014

Page 2: LAPORAN_PRAKTIKUM_SANITASI_PENGOLAHAN_PA.docx

i

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.........................................................................................................................i

BAB I...................................................................................................................................1

PENDAHULUAN...............................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...........................................................................................................1

Uji Sanitasi Udara dan Ruangan......................................................................................1

Uji Sanitasi Pekerja Pengolahan Pangan.........................................................................2

BAB II..................................................................................................................................3

TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................................3

2.1 Sanitasi Udara dan Ruangan......................................................................................3

2.2 Sanitasi Jari Tangan...................................................................................................5

2.3 Sanitasi Rambut.........................................................................................................5

BAB III................................................................................................................................6

METODE.............................................................................................................................6

3.1 Alat dan Bahan...........................................................................................................6

3.2 Cara Kerja..................................................................................................................6

3.2.1 Uji Kontaminasi Udara...........................................................................................6

3.2.2 Uji Sanitasi Meja.....................................................................................................6

3.2.3 Uji Kebersihan Tangan...........................................................................................6

3.2.4 Uji Kontaminasi dari Rambut.................................................................................6

BAB IV................................................................................................................................7

HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................................................7

4.1 Hasil...........................................................................................................................7

4.2 Pembahasan................................................................................................................7

BAB IV................................................................................................................................8

SIMPULAN.........................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................9

Universitas Sahid Jakarta

Page 3: LAPORAN_PRAKTIKUM_SANITASI_PENGOLAHAN_PA.docx

1

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Uji Sanitasi Udara dan Ruangan

Udara di dalam suatu ruangan dapat merupakan sumber kontaminasi udara. Udara tidak mengandung mikroflora secara alami, akan tetapi kontaminasi dari lingkungan sekitar mengakibatkan udara mengandung berbagai mikroorganisme, misalnya debu, air, proses aerasi, dari penderita yang mengalami infeksi saluran pencernaan dan dari ruangan yang digunakan untuk fermentasi. Mikroorganisme yang terdapat dalam udara biasanya melekat pada bahan padat, misalnya debu atau terdapat dalam droplet air (Volk dan Whleer, 1984).

Kehidupan bakteri tidak hanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan akan tetapi juga mempengaruhi keadaan lingkungan. Misalnya bakteri termogenesis menimbulkan panas di dalam media tempat ia tumbuh. Bakteri dapat pula mengubah pH dari media tempat ia hidup, perubahan ini disebut perubahan secara kimia (Lay, 1992).

Udara mengandung campuran gas-gas yang sebagian besar terdiri dari Nitrogen (N2) 23%, Oksigen (O2) 21 % dan gas lainnya 1%. Selain gas juga terdapat debu, kapang, bakteri, khamir, virus dan lain-lain. Walaupun udara bukan medium yang baik untuk mikroba tetapi mikroba selalu terdapat di udara. Adanya mikroba disebabkan karena pengotoran udara oleh manusia, hewan, zat-zat organik dan debu. Jenis-jenis mikroba yang terdapat di udara terutama jenis Bacillus subtilis dapat membentuk spora yang tahan dalam keadaan kering (Pelczar, 1988).

Sanitasi merupakan persyaratan yang mutlak bagi industri pangan sebab sanitasi berpengaruh langsung dan tidak langsung terhadap mutu pangan dan daya awet produk serta nama baik atau citra perusahaan (Betty dan Een, 2011).

Uji Sanitasi Pekerja Pengolahan Pangan

Produk pangan dapat diterima oleh konsumen apabila memiliki kualitas yang baik. Kualitas pangan yang baik dapat dicapai dari sumber produksi yang memperhatikan higien dan sanitasi dari hulu sampai dengan hilir. Selain proses produksi yang baik, juga harus ditunjang oleh penanganan dan pengolahan. Setiap produk pangan harus memiliki kualitas yang baik dan memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh Standar Nasional Indonesia tahun 2000.

Universitas Sahid Jakarta

Page 4: LAPORAN_PRAKTIKUM_SANITASI_PENGOLAHAN_PA.docx

2

Salah satu sumber kontaminasi mikroorganisme dalam suatu produk pangan adalah pekerja yang terlibat dalam proses pengolahannya. Sanitasi pekerja meliputi kebersihan tangan, rambut dan pakaian. Bakteri yang sering terdapat pada kulit diantaranya bakteri pembentuk spora dan Staphilococci, sedangkan pada rambut terutama adalah Staphilococci dan jamur. Suatu survey menunjukan bahwa 43-97% tangan pekerja terdapat bakteri Staphilococci, koliform, dan Enterococci. Manusia yang sehat merupakan sumber potensial mikroba-mikroba seperti Staphylococcus aureus, Salmonella, Clostridium perfringens dan streptococci dari kotoran. Kebiasaan tangan dari pkerja pengelola makanan mempunyai andil besar dalam peluang melakukan perpindahan kontaminasi dari manusia ke makanan. Kebiasaan tangan ini dikaitkan dengan pergerakan-pergerakan tangan yang tidak disadari seperti menggaruk kulit, menggosok hidung, merapihkan rambut, menyentuh atau ,erapa pakaian dan hal-hal lain yang serupa.

Penanganan pangan dapat menyebarkan bakteria penyebab penyakit. Fakta manusia sebagai sumber utama kontaminasi pangan. Tangan, rambut, pernafasan dan keringat dapat mengkontaminasi makanan, dapat juga dari batuk dan bersin dapat menyebarkan mikroorganisme penyebab penyakit. Penyebaran melalui kotoran hewan dan manusia pleh pekerja sebagai sumber potensial untuk menyebarkan bakteri patogen terhadap pangan.

Universitas Sahid Jakarta

Page 5: LAPORAN_PRAKTIKUM_SANITASI_PENGOLAHAN_PA.docx

3

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sanitasi Udara dan Ruangan

Mikroba di udara bersifat sementara dan beragam. Udara bukanlah suatu medium tempat mikroorganisme tumbuh tetapi merupakan pembawa bahan partikulat debu dan tetesan cairan, yang kesemuanya ini mungkin dimuati mikroba. Mikroorganisme yang terdapat di udara biasanya melekat pada bahan padat mikro misalnya debu atau terdapat di dalam droplet / tetesan air. Jika di dalam suatu ruangan banyak terdapat debu dan cair, maka mikroba yang ditemukan di dalamnya juga bermacam-macam; termasuk bakteri, kapang ataupun khamir.

Mikroorganisme udara dapat diuji secara kuantitatif menggunakan agar cawan yang dibiarkan terbuka selama beberapa waktu tertentu di dalam ruangan tersebut atau dikenal dengan Metoda Cawan Terbuka. Semakin banyak bakteri, maka bakteri yang menetap pada cawan semakin banyak. Kemudian cawan tersebut diinkubasi selama 48 jam.

Kelompok mikroba yang paling banyak terdapat di udara bebas adalah bakteri, jamur (termasuk di dalamnya ragi) dan juga mikroalge. Kehadiran jasad hidup tersebut di udara, ada yang dalam bentuk vegetatif (tubuh jasad) ataupun dalam bentuk generatif (umumnya spora). Kelompok mikroba yang paling banyak ditemukan sebagai jasad hidup yang tidak diharapkan kehadirannya melalui udara, umumnya disebut jasad kontaminan (hal ini mengingat apabila suatu benda/substrat yang ditumbuhinya dinyatakan sebagai substrat yang terkontaminasi). Adapun kelompok mikroba yang termasuk dalam jasad kontaminan antara lain adalah:

1. Bakteri: Bacillus, Staphylococcus, Pseudomonas, Sarcina dan sebagainya.2. Jamur: Aspergillus, Mucor, Rhizopus, Penicillium, Trichoderma, dan

sebagainya.3. Ragi: Candida, Saccharomyces, Paecylomyces, dan sebagainya. 

Jumlah dan macam mikroorganisme dalam suatu volume udara bervariasi sesuai dengan lokasi, kondisi cuaca, dan jumlah orang yang ada. Juga, ditentukan oleh sumber pencemaran di dalam lingkungan, misalnya dari laju ventilasi, padatnya orang, kegiatan orang-orang yang menempati ruangan tersebut, saluran pernapasan manusia yang disemprotkan melalui batuk, bersin, dan bahkan saat bercakap-cakap. Lalu, partikel-partikel debu yang terkandung dalam tetes-tetes cairan berukuran besar dan tersuspensikan, dan dalam “inti tetesan” yang terbentuk bila titik-titik cairan berukuran kecil menguap. Organisme yang

Universitas Sahid Jakarta

Page 6: LAPORAN_PRAKTIKUM_SANITASI_PENGOLAHAN_PA.docx

4

memasuki udara dapat terangkut sejauh beberapa meter atau beberapa kilometer; sebagian segera mati dalam beberapa detik, sedangkan yang lain dapat bertahan hidup selama berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan lebih lama lagi.

Pencegahan kehadiran mikroba baik secara fisik ataupun kimia yang dapat dilakukan, yaitu: Secara fisik dengan penggunaan sinar-sinar bergelombang pendek (umumnya sinar UV) sebelum dan sesudah tempat dipergunakan, ataupun dengan cara penyaringan udara yang dialirkan ke dalam tempat atau ruangan tersebut. Secara kimia dengan penggunaan senyawa-senyawa yang bersifat membunuh mikroba, baik dalam bentuk larutan alkohol (55-75%), larutan sublimat, larutan AMC (HgCl2 yang diasamkan), dan sebagainya.

Pada ruangan, hal yang penting untuk diperhatikan adalah lantai, dinding, dan langit-langit. Lantai yang licin dan dikonstruksi dengan tepat, mudah dibersihkan. Sedangkan lantai yang kasar dan dapat menyerap, sulit untuk dibersihkan. Lantai yang terkena limbah cairan misalnya dari alat pemasakan dan tidak ditiriskan dengan baik dapat menjadi tempat penyediaan makanan bagi bakteri dan serangga. Dinding dan langit-lngit yang kasar dapat membawa bakteri seperti Staphylococcus aureus. Lantai, dinding, dan langit-langit yang konsturksinya buruk, jauh lebih sulit untik dijaga sanitasinya. Akan tetapi, struktur yang licin pun dapat menjadi sumber kontaminan yang tidak diinginkan bila tidak dibersihkan dan dipelihara secara teratur dan efektif.

2.2 Sanitasi Jari Tangan

Bakteri pada tangan bisa dari debu alat-alat, kontaminasi pangan, baju, atau daerah badan. Pekerja menggunakan sanitaiser untuk mengurangi kontaminasi. Sarung tangan plastik sebagai solusi yang digunakan industri membantu mencegah perpindahan bakteri patogen dari jari dan tangan terhadap pangan. Pencucian tangan yang benar adalah tangan dibasahi dibawah air hangat yang mengalir, tangan diberi busa dan digosok dengan baik-baik paling sedikit 15 detik. Selanjutnya dibilas dan dikeringkan dengan handuk kertas.

2.3 Sanitasi Rambut

Bakteri terutama Staphylococcus selalu hadir pada rambut pekerja sehingga para pekerja diwajibkan menggunakan penutup kepala sebelum penanganan pangan (Norman, G.M 1999). Rambut dari kepala, muka atau lengan, walaupun kadang-kadang terkontaminasi oleh Staphylococcus aureus dan bakteri lain, bukan merupakan sumber kontaminasi utama mikroba pada makanan. Penanganan, menyisir dan pengikatan rambut mungkin akan memindahkan

Universitas Sahid Jakarta

Page 7: LAPORAN_PRAKTIKUM_SANITASI_PENGOLAHAN_PA.docx

5

mikroba lebih banyak pada makanan melalui tangan dari pada rambut yang terjatuh kedalam makanan. Akan tetapi, adanya rambut dalam makanan tidak disukai. Oleh karena itu penggunaan tutup kepala (topi atau jala) dianjurkan (Betty 1999).

Universitas Sahid Jakarta

Page 8: LAPORAN_PRAKTIKUM_SANITASI_PENGOLAHAN_PA.docx

6

BAB IIIMETODE

3.1 Alat dan BahanAlat :

o Cawan Petri ukuran besar

o Cawan petri ukuran kecil

o Bunsen

o Pinset

o Inkubator

o Timbangan

o Erlenmeyer 250 ml

Bahan :

Alkohol teknis 70 % Air Media NA, PDA, PCA, EMB dan VJA

3.2 Cara Kerja

3.2.1 Uji Kontaminasi Udara

Universitas Sahid Jakarta

Siapkan 2 cawan berisi media NA &

PDA

Cawan diletakkan secara terpisah pada ruang Mikrobiologi

Biarkan cawan dalam posisi media terbuka selama 30

menit

Cawan ditutup dan diinkubasikan pada

suhu 30°C selama 2-3 hari

Hitung rata-rata koloni yang tumbuh pada masing-masing

cawan

Page 9: LAPORAN_PRAKTIKUM_SANITASI_PENGOLAHAN_PA.docx

7

3.2.2 Uji Sanitasi Meja

3.2.3 Uji Kebersihan Tangan

Universitas Sahid Jakarta

Siapkan 2 cawan petri besar &

cawan petri kecil (tanpa tutup) berisi

media PCA

Cawan kecil diletakkan dengan

posisi terbalik pada meja yang

belum dibersihkan selama 4 detik

Lakukan hal yang sama pada meja

yang telah dibersihkan

dengan desinfektan

Letakkan kembali cawan kecil ke

dalam cawan petri besar & ditutup

Inkubasi pada suhu 30°C selama 2-3

hari

Hitung koloni yang tumbuh pada

masing-masing cawan

Siapkan masing-masing 1 cawan

berisi media PCA, VJA & EMB

Cuci tangan dengan air bersih dan

keringkan

Letakkan 3 jari tangan kanan pada

masing-masing media

Cawan ditutup dan inkubasi pada suhu

30°C selama 2-3 hari

Amati pertumbuhan bakteri pada masing-

masing cawan

Page 10: LAPORAN_PRAKTIKUM_SANITASI_PENGOLAHAN_PA.docx

8

3.2.4 Uji Kontaminasi dari Rambut

Universitas Sahid Jakarta

Siapkan 2 cawan berisi media NA &

PDA

Cawan diletakkan secara terpisah pada ruang Mikrobiologi

Biarkan cawan dalam posisi media terbuka selama 30

menit

Cawan ditutup dan diinkubasikan pada

suhu 30°C selama 2-3 hari

Hitung rata-rata koloni yang tumbuh pada masing-masing

cawan

Page 11: LAPORAN_PRAKTIKUM_SANITASI_PENGOLAHAN_PA.docx

9

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Tabel 1. Hasil Pengamatan Pada Uji Sanitasi Udara dan Ruangan

Perlakuan / Tempat UjiJumlah Koloni

PDA NA

Blangko (Ruangan) 0 0

Ruangan Lab. Mikrobiologi 2 27

Tempat Uji PCA (before) PCA (after)

Meja Praktikum TBUD TBUD

Densitas bakteri di Udara = Jumlah koloni per cawan NA x 60menit/ 30 ment x 133 inc2/ luas cawan (inc2)= 27 x 60 menit/30 menit x 144 inc2/ (3,14x1,75x1,75) inc2

= 808,31 Densitas Kapang-Khamir di Udara = Jumlah koloni per cawan PDA x

60menit/ 30 ment x 133 inc2/ luas cawan (inc2)= 2 x 60 menit/30 menit x 144 inc2/ (3,14x1,75x1,75) inc2

= 59,87

Unit Koloni per 100 cm2 = Jumlah rata-rata koloni per cawan x 100/ Luas cawan (cm2)= TBUD

Tabel 2. Hasil Pengamatan Pada Uji Pekerja

PerlakuanJumlah Koloni

PDA NA EMB VJA PCA

Tangan dicuci dengan air kran mengalir.

- - 0 0 TBUD

Rambut 0 3 - - -

4.2 PembahasanMikroorganisme berdasarkan pengaruh hidupnya terhadap kehidupan

manusia terbagi menjadi dua yaitu mikroorganisme pathogen dan mikroorganisme non-pathogen. Mikroorganisme pathogen adalah mikroorganisme yang keberadaannya akan bersifat merugikan bagi

Universitas Sahid Jakarta

Page 12: LAPORAN_PRAKTIKUM_SANITASI_PENGOLAHAN_PA.docx

10

kehidupan manusia. Kerugian yang dapat disebabkan akibat mikroorganisme pathogen ini salah satunya adalah sebab timbulnya penyakit seperti tipes, diare dan sebagainya. Sedangkan mikroorganisme non-pathogen adalah mikroorganisme yang keberadaannya tidak merugikan bahkan dapat bersifat menguntungkan bagi manusia.

Mikroorganisme banyak terdapat diudara, air, tanah maupun beberapa tempat lainnya yang mengandung nutrisi baginya untuk tumbuh. Selain dari segi nutrisi, pertumbuhan dari mikroorganisme juga turut dipengaruhi oleh faktor lingkungan berupa suhu, kelembaban dan cahaya.

Prosedur pengujian sanitasi udara adalah dengan cara penyiapan dua buah cawan petri yang diberi media tumbuh yang berbeda. Satu cawan petri diisi dengan media NA sedangkan yang lainnya diisi dengan media PDA. Perbedaan jenis media ini bertujuan untuk menumbuhkan mikroorganisme yang berbeda. NA digunakan untuk menumbuhkan bakteri sedangkan PDA untuk menumbuhkan kapang dan khamir. Setelah pengisian media tersebut kemudian cawan petri ditutup kembali dan media dibiarkan membeku. Apabila media tersebut telah membeku, tutup cawan petri dibuka dan dibiarkan pada ruangan tertentu selama 30 menit. Hal ini dilakukan untuk membiarkan mikroorganisme yang ada pada udara dapat menempel pada media agar dan tumbuh. Setelah 30 menit, dilakukan inkubasi selama 2 hari dengan suhu 30ºC. Apabila masa inkubasi selesai dilakukan perhitungan jumlah koloni mikroorganisme pada masing-masing cawan petri dan dilakukan perhitungan densitas.

Dari percobaan Uji Sanitasi Udara dan Ruangan yang telah dilakukan, diperoleh hasil pertumbuhan 2 Koloni Kapang-Khamir pada media Potato Dekstrose Agar (PDA) dan 27 koloni bakteri pada media Nutrient Agar (NA), sedangkan pada blangko agar tidak ditumbuhi mikroba. Hal ini membuktikan bahwa di dalam lingkungan /udara masih terdapat mikroorganisme yang merupakan kontaminan pada pengolahan pangan. Lingkungan/udara menjadi sumber terjadinya kontaminasi namun mikroba ini tidak tetap jumlahnya dan dapat dengan cepat berpindah karena sifatnya yang ringan.

Seperti yang dijelaskan Pelczar, Mikroorganisme asal udara dapat terbawa partikel debu, dalam tetes-tetes cairan berukuran besar dan tersuspensikan hanya sebentar, dan dalam inti tetesan yang terbentuk bila titik-titik cairan berukuran kecil menguap. Organisme yang memasuki udara dapat terangkut sejauh beberapa meter bahkan kilometer Sebagian segera mati dalam beberapa detik, sedangkan yang lain dapat hidup selama berminggu-minggu, berbulan-bulan atau lebihlama lagi. Nasib akhir

Universitas Sahid Jakarta

Page 13: LAPORAN_PRAKTIKUM_SANITASI_PENGOLAHAN_PA.docx

11

mikroorganisme asal udara diatur oleh seperangkat rumit keadaan di sekelilingnya, termasuk keadaan atmosfer, kelembaban, cahaya matahari dan suhu, ukuran partikel yang membawa mikroorganisme, ciri-ciri mikroorganisme terutama kerentanan terhadap keadaan fisik di atmosfer.

Pada Pengujian Sanitasi Meja dengan Metode Rodac diperoleh hasil pertumbuhan koloni yang sangat banyak, tidak bisa untuk dihitung (TBUD). Hasil ini ditemukan pada media agar yang belum dibersihkan dan setelah dibersihkan menggunakan desinfektan (alkohol 70 %) Hal ini dapat disebabkan pada meja terdapat kontaminasi mikroorganisme yang sangat banyak karena walaupun telah dibersihkan menggunakan desinfektan hasilnya tetap sama. Selain itu alkohol yang digunakan sebagai desinfektan kurang efektif membunuh mikroba yang dapat disebabkan sudah mengalami penurunan kadar alkoholnya (sifatnya mudah menguap). Faktor lain yang dapat menyebabkan hal ini adalah pengamatan perhitungan jumlah koloni yang dilakukan sudah melebihi waktu 3 hari sehingga mikroba yang tumbuh pada media Plate Count Agar (PCA) menjadi lebih banyak.

Desinfektan adalah suatu bahan kimia yang dipakai untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme melalui suatu mekanisme kerja tertentu. Desinfektan ditujukan untuk mikroorganisme yang terdapat pada benda-benda mati seperti: gedung, kandang, feses, dan peralatan (Joklik et al., 1984; Chatim dan Suhato, 1994). Mekanisme penghancuran mikroorganisme oleh desinfektan dilakukan dengan jalan merusak struktur dinding sel, mengubah permeabilitas membran sel, mengadakan perubahan molekul-molekul protein dan asam nukleat, menghambat kerja enzim atau dapat pula dengan cara menghambat sintesa asam nukleat dan protein. Beberapa faktor yang mempengaruhi kerja desinfektan antara lain konsentrasi dan jenis bahan (Pelczar dan Chan, 1998)

Untuk Pengamatan pada Uji Sanitasi Pekerja, pada Uji Kebersihan Tangan diperoleh Hasil TBUD pada media Plate Count Agar (PCA) sedangkan pada media VJA tidak ada pertumbuhan Staphylococcus yang membentuk koloni berwarna hitam, dan pada media EMB juga tidak ditumbuhi koloni koliform. Hasil TBUD dapat disebabkan karena perhitungan jumlah koloni yang dilakukan sudah melebihi waktu 3 hari selain itu Media PCA merupaka media pertumbuhan mikroorganisme yang umum digunakan, sering juga disebut Standard Method Agar yang dapat ditumbuhi tidak hanya oleh Bakteri dan Fungi, termasuk diantaranya protozoa & virus.

Higiene pekerja yang menangani makanan sangat penting peranannya dalam mencegah perpindahan penyakit ke dalam bahan makanan.

Universitas Sahid Jakarta

Page 14: LAPORAN_PRAKTIKUM_SANITASI_PENGOLAHAN_PA.docx

12

Persyaratan bagi pekerja yang penting adalah : (1) Kesehatan yang baik; untuk mengurangi kemungkinan pekerja menjadi tempat penyimpanan bakteri patogen, (2) Kebersihan; untuk mengurangi kemungkinan penyebaran bakteri oleh pekerja, (3) Kemauan untuk mengerti tentang sanitasi; merupakan persyaratan agar program sanitasi berjalan dengan efektif (Jenie, 1989).

Pada Uji Kontaminasi dari rambut diperoleh pertumbuhan 3 koloni hanya pada media Nutrient Agar (NA), hal ini menunjukkan hasil kontaminasi hanya pada pertumbuhan koloni bakteri yang dapat disebabkan kontaminasi pada udara saat akan diletakkan pada media agar karena sampel rambut sebelumnya diletakkan di meja kerja. Namun tidak ada pertumbuhan jamur karena pada media PDA tidak ada koloni yang tumbuh.

Mikroorganisme yang sering terdapat pada kulit misalnya bakteri pembentuk spora dan stapilokoki, sedangkan pada rambut sering terdapat kapang. Suatu penelitian menunjukkan bahwa manusia dapat mengeluarkan 10 sampai 100 mikroorganisme hidup setiap menit, dimana jumlah dan jenisnya tergantung lingkungan disekitarnya. Suatu survei menunjukkan bahwa 43 sampai 97 persen pegawai yang bekerja pada berbagai industri pengolahan pangan merupakan pembawa stapilokoki, koliform fekal dan enterokoki pada tangannya (Faridaz, 1989).

Universitas Sahid Jakarta

Page 15: LAPORAN_PRAKTIKUM_SANITASI_PENGOLAHAN_PA.docx

13

BAB IVKESIMPULAN

Pada pengujian Sanitasi Udara dan Ruangan dieroleh hasil, jumlah koloni bakteri pada media Nutrien Agar sebanyak 27 koloni sedangkan pada media Potato Dekstrose Agar sebanyak 2 koloni Jumlah koloni pada Uji Sanitasi Meja diperoleh hasil pertumbuhan koloni tidak bisa untuk dihitung (TBUD)

Pada pengujian Sanitasi Pekerja Pengolahan Pangan, diperoleh hasil pertumbuhan 3 koloni pada media Nutrient Agar (Uji Kontaminasi dari Rambut) sedangkan pada media Potato Dekstrose Agar tidak ada pertumbuhan Pada Uji Kebersihan Tangan diperoleh hasil TBUD pada media PCA sedangkan pada media lainnya, VJA & EMB tidak ada pertumbuhan koloni.

Universitas Sahid Jakarta

Page 16: LAPORAN_PRAKTIKUM_SANITASI_PENGOLAHAN_PA.docx

14

DAFTAR PUSTAKA

Fardiaz, S. dan Jenie B. S. L., 1989. Uji Sanitasi Dalam Industri Pangan. PAU Pangan dan Gizi IPB. Bogor.

Hidayat, N. 2006. Mikrobiologi Industri. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Irianto, K. 2006. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikrobiologi Jilid I. CV Yrama Widya. Bandung.

Jenie, B. S.L., 1989. Sanitasi Dalam Industri Pangan. PAU Pangan dan Gizi IPB. Bogor.

Joklik, W. K., H. P. Willent, and D.B. Amos. 1984. Zinsser Microbiology. 18th Ed. Appeleton Century Crafts. New York. 233-243.

Pelczar, MJ dan Chan, ECS. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi Jilid I. Penerbit UI Press. Jakarta.

Universitas Sahid Jakarta