laporan tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · tabel 4. 18 luas penanaman hutan dan...

160

Upload: dangtram

Post on 24-Mar-2019

239 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten
Page 2: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

i

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrahiim,

Dengan berakhirnya tahun anggaran 2015 Dinas Pertanian, Perkebunan,

dan Kehutanan telah menyusun Laporan Tahunan tahun 2015 yang isinya

merupakan salah satu bentuk laporan tentang berbagai program/kegiatan/

proyek pembangunan khususnya pembangunan pertanian di Kabupaten Bandung

selama tahun 2015.

Laporan Tahun 2015 Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan

Kabupaten Bandung merupakan potret dari Performance sector pertanian di

Kabupaten Bandung yang merupakan resultante atau hasil dampak dari berbagai

upaya, program/kegiatan yang dilaksanakan oleh jajaran Dinas Pertanian,

Perkebunan dan Kehutanan mulai dari Kepala Dinas sampai dengan para petugas

tingkat lapangan (kecamatan dan desa) yang secara bersama-sama dengan para

petani/kelompok tani Kabupaten Bandung serta berbagai pihak terkait terus

berupaya tiada henti untuk mewujudkan ataupun melangkah menuju ke arah

tercapainya sasaran serta gambaran ideal sektor pertanian/agribisnis yang telah

dicita-citakan bersama dan dinyatakan dalam Visi Dinas Pertanian, Perkebunan

dan Kehutanan Kabupaten Bandung, yaitu “Meningkatkan kesejahteraan

masyarakat melalui pengembangan agribisnis berkelanjutan berbasis

sumberdaya lokal menuju keunggulan bersaing global, maju, mandiri dan

berwawasan lingkungan”

Kami yakin bahwa apa yang telah dilaksanakan oleh Dinas Pertanian,

Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung sampai dengan saat ini masih

jauh dari sempurna tentang arah/tercapainya Visi tersebut serta belum

sepenuhnya mampu mewujudkan seluruh aspirasi berbagai pihak yang terkait

(stakeholder) dengan pembangunan pertanian, khususnya masyarakat tani di

Kabupaten Bandung. Hal ini disebabkan oleh masih adanya beberapa faktor

pembatas yang dihadapi dan tentunya terus kami upayakan untuk dilakukan

penanganan dan pemecahan masalahnya guna perbaikan dan penyempurnaan di

tahun-tahun yang akan datang.

Page 3: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

ii

Semoga Laporan Tahun 2015 ini dapat bermanfaat bagi kita semua serta

pihak-pihak yang berkepentingan sebagai bahan referensi, penilaian dan

informasi mengenai kegiatan pada sub sektor pertanian di Kabupaten Bandung.

Soreang, Januari 2016

Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan

Kabupaten Bandung

Ir. H. A. Tisna Umaran, MP Pembina Utama Muda

NIP. 19640923 199203 1 005

Page 4: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

iii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………… i DAFTAR ISI ……………………………………………..…………………………… iii DAFTAR TABEL .…………………………………………………………………….. iii DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………………. iv DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………………….. v

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ………………………………………………………………… 1 1.2 Dasar-dasar Penyusunan Laporan ……………………………………. 2 1.3 Gambaran Umum SKPD 1.3.1 Susunan Organisasi …………………………………….......... 4 1.3.2 Bidang Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi …………… 7 1.4 Sumberdaya Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan …… 10 1.5 Permasalahan Utama (Strategic Issue) yang Dihadapi 1.5.1 Identifikasi Masalah ……………………………………………. 11 1.5.2 Isu-isu Strategis …………………………………………......... 17

BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA 2.1 Rencana Strategis 2.1.1 Visi dan Misi Dinas Pertanian Perkebunan dan

Kehutanan ………………………………………………………….

18 2.1.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah ………………… 19 2.1.3 Strategi, Kebijakan dan Penetapan Rencana Kinerja

Lima Tahunan Pembangunan Pertanian dan Kehutanan Tahun 2010–2015 ……………………...........

20 2.1.4 Kerangka Kebijakan, Strategi dan Penentapan

Kinerja Tahunan Pembangunan Pertanian dan Kehutanan Tahun 2015 ……………………………………....

27

BAB III TARGET PENDAPATAN DAN REALISASI ANGGARAN 3.1 Gambaran Umum Target Pendapatan dan Realisasi Anggaran 3.1.1 Anggaran Pendapatan ………………………………………... 49 3.1.2 Anggaran Belanja ………..…………………………………….. 49

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL KEGIATAN 4.1 Analisis Pengukuran Kinerja 4.1.1 Analisa Pencapaian Kinerja Sasaran Tahun 2015...... 59 4.2.2 Analisa Pencapaian Kinerja Kegiatan ………………....... 89 4.2 Analisa Pencapaian Struktur Ekonomi 94

BAB V PERMASALAHAN DAN UPAYA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Permasalahan dan Upaya Pemecahannya ………………………….. 99

BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan............................................………………………….. 101 6.2 Saran.....................................................………………………….. 103

LAMPIRAN

Page 5: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

iv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Sumber daya Aparatur Dinas Pertanian, Perkebunan dan

Kehutanan Kabupaten Bandung…….........................................

10

Tabel 2.1 Sasaran Strategis, Indikator dan Target Kinerja sampai dengan

Periode 2015..................................................…………………….

26

Tabel 2.2 Prioritas Komoditas Unggulan …………………………………………….. 27

Tabel 2.3 Penetapan Rencana Kerja Tahunan Dinas Pertanian, Perkebunan

dan Kehutanan Tahun 2015................………..…….......................

32

Tabel 2.4 Sasaran Kegiatan pada Program Peningkatan Ketahanan Pangan

Tahun 2015..…………………………………………………………................

36

Tabel 2.5 Sasaran Kegiatan pada Program Peningkatan Pemasaran Hasil

Pertanian/Perkebunan…………………………………………………………...

40

Tabel 2.6 Sasaran Kegiatan pada Program Penerapan Teknologi

Pertanian/Perkebunan…………………………………………………………...

41

Tabel 2.7 Sasaran Kegiatan pada Program Peningkatan Produksi

Pertanian/Perkebunan…………………………………………………………….

44

Tabel 2.8 Sasaran Kegiatan pada Program Pemanfaatan Potensi Sumber

Daya Hutan ………………………………………………………………………....

46

Tabel 2.9 Sasaran Kegiatan pada Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan.... 46

Tabel 2.10 Sasaran Kegiatan pada Program Perlindungan dan Konservasi

Sumberdaya Hutan ..................................................................

47

Tabel 2.11 Sasaran Kegiatan pada Program Perencanaan dan

Pengembangan Hutan

48

Tabel 3.1 Target dan Realisasi Anggaran Pendapatan Dinas Pertanian,

Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung Tahun 2015.….

49

Tabel 3.2 Target dan Realisasi Anggaran Belanja Tidak Langsung Tahun

2015.......................................................................................

50

Tabel 3.3 Target dan Realisasi Anggaran Belanja Langsung SKPD Tahun

2015.......................................................................................

50

Tabel 3.4 Target dan Realisasi Belanja Langsung Program Dinas Pertanian,

Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2015....................................

52

Tabel 4.1 Pengukuran Sasaran Kinerja Tahunan 2015 .…………………........... 60

Page 6: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

v

Tabel 4.2 Target dan Realisasi Jumlah Produksi Padi Palawija di Kabupaten

Bandung Tahun 2015........................................................……..

62

Tabel 4.3 Realisasi Penyaluran Pupuk Thn 2012-2013 .………………………...... 64

Tabel 4.4 Perbandingan Jumlah Alat Mesin Pertanian di tingkat petani

Kabupaten Bandung Tahun 2013 dan Tahun 2015 ..............……..

67

Tabel 4.5 Rencana dan Realisasi Stimulan Pengendalian OPT Tahun 2015... 68

Tabel 4.6 Potensi Air Permukaan Bendungan Desa di Kabupaten Bandung.. 69

Tabel 4.7 Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) yang sudah mempunyai

SK Bupati dan Berbadan Hukum.....................................….……..

70

Tabel 4.8 Realisasi Tingkat Kehilangan Hasil Komoditas Padi dan Jagung

Tahun 2011 s.d 2015................................................................

75

Tabel 4.9 Pengukuran sasaran Strategis 2 Tahun 2015 ...………………………. 76

Tabel 4.10 Realisasi Luas Tanam, Panen, Produksi dan Produktivitas

Komoditas Sayuran di Kabupaten Bandung Tahun 2015..………….

78

Tabel 4.11 Realisasi Produksi Tanaman Buah-buahan di Kabupaten Bandung

Tahun 2015 ………………………………………………………………………….

80

Tabel 4.12 Realisasi Tanaman Hias di Kabupaten Bandung Tahun 2015 ....... 82

Tabel 4.13 Realisasi Produksi Tanaman Obat Tahun 2015 …………........……... 82

Tabel 4.14 Realisasi produksi komoditi perkebunan………………………………….. 84

Tabel 4.15 Rumah Kemasan Hortikultura Kabupaten Bandung ……………….... 85

Tabel 4.16 Unit Pengolahan Hasil Perkebunan Kabupaten Bandung.............. 85

Tabel 4.17 Pengukuran Sasaran Strategis 3 Tahun 2015 ………………………..... 86

Tabel 4.18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....................…………… 87

Tabel 4.19 PDRB Kabupaten Bandung Berdasarkan Harga Berlaku ……………. 95

Tabel 4.20 PDRB Kabupaten Bandung Berdasarkan Harga Konstan ..………… 95

Tabel 4.21 Dristribusi Persentase PDRB Kabupaten Bandung ……………………. 95

Tabel 4.22 Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kab. Bandung Thn 2011-2015. 98

Page 7: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

vi

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1.1 Struktur organisasi Dinas Pertanian Perkebunan dan

Kehutanan ……………………………………………………………………. 5

Gambar 1.2 Struktur organisasi UPTD Dinas Pertanian Perkebunan dan

Kehutanan ……………………………………………………………........

6 Gambar 2.1 Kerangka migrasi strategi pembangunan sub-sektor

tanaman pangan dan perkebunan Kabupaten Bandung …....

22 Gambar 2.2 Kerangka migrasi strategi pembangunan sub-sektor

kehutanan Kabupaten Bandung ……………………………………...

25 Gambar 4.1 Perkembangan Produktivitas Padi Kabupaten Bandung......... 61 Gambar 4.2 Perkembangan Indeks Pertanaman Padi Kabupaten

Bandung...........................................................................

62 Gambar 4.3 Struktur Ekonomi Rumah Tangga Pertanian......................... 96

Page 8: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Realisasi Luas Tanam, Panen Produksi dan Produktivitas Padi Sawah MT. 2014/2015 dan Tahun 2015 Kabupaten Bandung................................................................................

104

Lampiran2. Realisasi Luas Tanam, Panen Produksi dan Produktivitas Padi Ladang MT. 2014/2015 dan Tahun 2015 Kab. Bandung...............

105

Lampiran3. Realisasi Luas Tanam, Panen Produksi dan Produktivitas Padi MT. 2014/2015 dan Tahun 2015 Kabupaten Bandung.................

106

Lampiran4. Realisasi Luas Tanam, Panen Produksi dan Produktivitas Jagung MT. 2014/2015 dan Tahun 2015 Kabupaten Bandung.................

107

Lampiran5. Realisasi Luas Tanam, Panen Produksi dan Produktivitas Kedelai MT. 2014/2015 dan Tahun 2015 Kabupaten Bandung.......

108

Lampiran6. Realisasi Luas Tanam, Panen Produksi dan Produktivitas Kacang Tanah MT. 2014/2015 dan Tahun 2015 Kabupaten Bandung.......

109

Lampiran7. Realisasi Luas Tanam, Panen Produksi dan Produktivitas Ubi Kayu MT. 2014/2015 dan Tahun 2015 Kabupaten Bandung.......

110

Lampiran8. Realisasi Luas Tanam, Panen Produksi dan Produktivitas Ubi Jalar MT. 2014/2015 dan Tahun 2015 Kabupaten Bandung.......

111

Lampiran9. Realisasi Luas Tanam, Panen Produksi dan Produktivitas Stroberi Tahun 2015 Kabupaten Bandung.......

112

Lampiran 10. Realisasi Luas Tanam, Panen Produksi dan Produktivitas Tomat Tahun 2015 Kabupaten Bandung.......

113

Lampiran 11. Realisasi Luas Tanam, Panen Produksi dan Produktivitas Cabe Besar Tahun 2015 Kabupaten Bandung.......

114

Lampiran 12. Realisasi Luas Tanam, Panen Produksi dan Produktivitas Cabe Rawit Tahun 2015 Kabupaten Bandung.......

115

Lampiran 13. Realisasi Luas Tanam, Panen Produksi dan Produktivitas Bawang Merah Tahun 2015 Kabupaten Bandung.......

116

Page 9: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

viii

Lampiran 14. Realisasi Luas Tanam, Panen Produksi dan Produktivitas Kubis Tahun 2015 Kabupaten Bandung.......

117

Lampiran 15. Realisasi Luas Tanam, Panen Produksi dan Produktivitas Kentang Tahun 2015 Kabupaten Bandung.......

118

Lampiran 16. Realisasi Luas Tanam, Panen Produksi dan Produktivitas Sayuran Tahun 2015 Kabupaten Bandung.......

119

Lampiran 17. Realisasi Luas Tanam Baru, Tanaman yang Menghasilkan dan Produksi Buah Alpukat Tahun 2015 Kabupaten Bandung.......

120

Lampiran 18. Realisasi Luas Tanam Baru, Tanaman yang Menghasilkan dan Produksi Buah Durian Tahun 2015 Kabupaten Bandung.......

121

Lampiran 19. Realisasi Luas Tanam Baru, Tanaman yang Menghasilkan dan Produksi Buah Pisang Tahun 2015 Kabupaten Bandung.......

122

Lampiran20. Realisasi Luas Tanam Baru, Tanaman yang Menghasilkan dan Produksi Buah Jambu Biji Tahun 2015 Kabupaten Bandung.......

123

Lampiran21. Realisasi Luas Tanam Baru, Panen dan Produksi Tanaman Hias Anggrek Tahun 2015 Kabupaten Bandung.......

124

Lampiran22. Realisasi Luas Tanam Baru, Panen dan Produksi Tanaman Hias Krisan Tahun 2015 Kabupaten Bandung.......

125

Lampiran23. Realisasi Luas Tanam Baru, Panen dan Produksi Tanaman Hias Sedap Malam Tahun 2015 Kabupaten Bandung.......

126

Lampiran24. Realisasi Luas Tanam Baru, Panen dan Produksi Tanaman Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten Bandung.......

127

Lampiran25. Realisasi Luas Tanam Baru, Panen dan Produksi Tanaman Obat/Biofarmaka Jahe Tahun 2015 Kabupaten Bandung.......

128

Lampiran26. Realisasi Luas Tanam Baru, Panen dan Produksi Tanaman Obat/Biofarmaka Laos/Lengkuas Tahun 2015 Kab. Bandung.......

129

Lampiran27. Realisasi Luas Tanam Baru, Panen dan Produksi Tanaman Obat/Biofarmaka Kencur Tahun 2015 Kabupaten Bandung.......

130

Lampiran28. Realisasi Luas Tanam Baru, Panen dan Produksi Tanaman Obat/Biofarmaka Pace/Mengkudu Tahun 2015 Kabupaten Bandung.......

131

Lampiran29. Realisasi Luas Tanam Baru, Panen dan Produksi Tanaman Obat/Biofarmaka Kapolaga Tahun 2015 Kabupaten Bandung.......

132

Lampiran30. Luas Areal Pertanaman dan Produksi Perkebunan Rakyat Teh Tahun 2015 Kabupaten Bandung.......

133

Page 10: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

ix

Lampiran31. Luas Areal Pertanaman dan Produksi Perkebunan Rakyat Kopi Tahun 2015 Kabupaten Bandung.......

134

Lampiran32. Luas Areal Pertanaman dan Produksi Perkebunan Rakyat Cengkeh Tahun 2015 Kabupaten Bandung.......

135

Lampiran33. Luas Areal Pertanaman dan Produksi Perkebunan Rakyat Tembakau Tahun 2015 Kabupaten Bandung.......

136

Lampiran34. Jumlah Penduduk Kabupaten Bandung Menurut Jenis Kelamin dan Kecamatan Kabupaten Bandung Tahun 2015

137

Lampiran35. Penggunaan Lahan Kabupaten Bandung .......................... 138

Lampiran36. Nama dan Jumlah Kecamatan/Desa/Kelurahan di Kabupaten Bandung Tahun 2015 .........................................

139

Page 11: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN

Laporan Tahun 2015 Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan

Kabupaten Bandung

Page 12: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab. Bandung 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pelaksanaan kegiatan tahun 2015 diarahkan menjaring kerjasama dan

kemitraan di antara para pelaku yang terlibat dalam pembangunan pertanian

perkebunan, dan kehutanan. Bahwa sebagai salah satu upaya mengevaluasi

kinerja pelaksanaan pembangunan dan dalam rangka meningkatkan pelaksanaan

pemerintahan yang lebih berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggung

jawab serta untuk memantapkan pelaksanaan akuntabilitas kinerja instansi

pemerintah sebagai wujud pertanggungjawaban dalam mencapai misi dan tujuan

instansi pemerintah, serta dalam rangka perwujudan good governance yang

merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi

masyarakat dan untuk mencapai tujuan serta cita-cita berbangsa dan bernegara.

Disamping itu, sesuai yang diamanatkan dalam Instruksi Presiden Nomor 7

Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan menteri

Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 29 Tahun 2010 tentang

Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah dan Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2013 tentang

Penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja dan Laporan Tahun, bahwa Laporan

akuntabilitas kinerja dan Laporan Tahun merupakan kewajiban dari setiap

instansi pemerintahan pada akhir tahun berlaku sebagai laporan

pertanggungjawaban secara sistematik dan melembaga. Laporan tersebut untuk

mengukur seberapa jauh tingkat kinerja dan keberhasilan pencapaian sasaran

dan tujuan yang telah ditetapkan dan tertuang dalam Rencana Kerja Tahunan

Instansi Pemerintahan.

Untuk menindaklanjuti hal tersebut, Dinas Pertanian, Perkebunan dan

Kehutanan Kabupaten Bandung menyusun Laporan Kinerja (LKIP) dan juga

Laporan Tahun (LAPTAH) 2015, sebagai upaya pertanggungjawaban keuangan

dan kinerja dinas untuk menilai tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan

organisasi yang terkait dengan pembangunan pertanian, perkebunan, dan

kehutanan yang tertuang dalam Rencana Strategis Tahun 2010-2015 dan Renja

tahun 2015. Diharapkan Laporan Akuntabilitas Kinerja tersebut dapat digunakan

sebagai barometer Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan dalam

memprediksi, memproyeksi, dan conjectures program/kegiatan di tahun-tahun

berikutnya, secara efektif, efisien dan responsif.

Page 13: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab. Bandung 2

1.2. Dasar-dasar Penyusunan Laporan

Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) dan Laporan

Tahun 2015 mempertimbangkan landasan hukum, sebagai berikut:

a. Landasan Idiil Pancasila

b. Landasan Konstitusional Undang-Undang Dasar (UUD) 1945

c. Landasan Operasional :

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286).

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.

3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan

Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4400).

4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional;

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437).

6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4438).

7. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan

Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

8. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2001 tentang Pelaporan

Penylenggaraan Pemerintahan Daerah, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4124

9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2004 tentang

Rencana Kerja Pemerintah;

10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2004 tentang

Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementrian Negara/Lembaga;

11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah.

12. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2005 Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional Tahun 2004 – 2009.

Page 14: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab. Bandung 3

13. Peraturan Presiden RI Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014.

14. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah;

15. Kepmendagri Nomor 050-188/Kep/Bangda/2007 tentang Pedoman

Penilaian Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah (Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah/RPJMD).

16. Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Perencanaan

Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas dan Menteri Keuangan Nomor

28 Tahun 2010; Nomor 0199/M PPN/04/2010; Nomor PMK 95/PMK

07/2010, tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah (RPJMD) dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional (RPJMN) 2010-2014.

17. Peraturan menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 29

Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan

Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

18. Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2011 tentang Penyampaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun.

19. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 6 Tahun 2004 tentang

Transparansi dan Partisipasi dalam Penyelenggaraan Pemerintah di

Kabupaten Bandung.

20. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung No. 8 Tahun 2005 tentang Tata

Cara Penyusunan Perencanaan Pembangunaan Daerah.

21. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 2 Tahun 2006 tentang

Alokasi Dana Perimbangan Desa di Kabupaten Bandung sebagaimana

telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 24

Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten

Bandung Nomor 2 Tahun 2006 tentang Alokasi Dana Perimbangan Desa

di Kabupaten Bandung.

22. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 3 Tahun 2006 tentang

Pedoman Kerjasama Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung.

23. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 2 Tahun 2007 tentang

Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah.

24. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 17 Tahun 2007 tentang

Urusan Pemerintahan Kabupaten Bandung.

25. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 11 tahun 2011 tentang

Rancangan awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD) Kabupaten Bandung Tahun 2011-2015.

Page 15: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab. Bandung 4

1.3. Gambaran Umum SKPD

1.3.1. Susunan Organisasi

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 20

tahun 2007 tanggal 17 Desember 2007 tentang “Pembentukan Organisasi

Dinas Daerah Kabupaten Bandung” dibentuk Dinas Pertanian, Perkebunan dan

Kehutanan yang dipimpin oleh pejabat setingkat eselon II dengan susunan unit

kerja eselon III terdiri dari : Sekretaris Dinas, Bidang Pertanian Tanaman

Pangan, Bidang Hortikultura, Bidang Perkebunan dan Bidang Kehutanan. Selain

itu terdapat 3 UPTD eselon IV yaitu UPTD Alat Mesin Pertanian dan Proteksi

Tanaman, UPTD Benih Tanaman dan UPTD Pengembangan Usaha Tani, seperti

terlihat pada Gambar 1.1 dan Gambar 1.2.

Page 16: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab. Bandung

5

KEPALA

DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN, DAN

KEHUTANAN

SEKRETARIS DINAS

SUB BAGIAN

PENYUSUNAN PROGRAM

SUB BAGIAN

UMUM DAN KEPEGAWAIAN

SUB BAGIAN

KEUANGAN

BIDANG TANAMAN PANGAN

PERTANIAN

BIDANG

HORTIKULTURA

BIDANG

PERKEBUNAN

BIDANG

KEHUTANAN

SEKSI

SARANA DAN PRASARANA

SEKSI

PENGEMBANGAN PRODUKSI

SERELIA, KACANG-KACANGAN,

DAN UMBI-UMBIAN

SEKSI

PASCA PANEN, PENGOLAHAN,

DAN PEMASARAN HASIL

SEKSI

PENGEMBANGAN PRODUKSI

SAYURAN

SEKSI

PENGEMBANGAN PRODUKSI

TAN. HIAS, TAN. BUAH, DAN

TAN. OBAT

SEKSI

PASCA PANEN, PENGOLAHAN,

DAN PEMASARAN HASIL

SEKSI

PENGEMBANGAN PRODUKSI

PERKEBUNAN

SEKSI

PASCA PANEN, PENGOLAHAN,

DAN PEMASARAN HASIL

SEKSI

PENGENDALIAN

SEKSI

PENGEMBANGAN DAN

PEMANFAATAN SD HUTAN

SEKSI

REHABILITASI LAHAN DAN

KONSERVASI TANAH

SEKSI

PERLINDUNGAN DAN

PENGENDALIAN HUTAN

UPTD

JAFUNG

Gambar 1.1 Struktur Organisasi Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan

Page 17: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab. Bandung

6

KEPALA

DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN, DAN

KEHUTANAN

KEPALA UPTD

ALSINTAN DAN PENGENDALIAN OPT

KEPALA UPTD

PENGEMBANGAN BENIH

KEPALA UPTD

PENGEMBANGAN USAHA

KEPALA SUB BAGIAN

TATA USAHA

KEPALA SUB BAGIAN

TATA USAHA

KEPALA SUB BAGIAN

TATA USAHA

JAFUNG

Gambar 1.2 Struktur Organisasi UPTD Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan

Page 18: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab. Bandung

7

1.3.2. Bidang Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi

Tugas pokok Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan berdasarkan

Perda Kab. Bandung No. 20 tahun 2007 adalah merumuskan kebijakan

teknis operasional di bidang pertanian, perkebunan dan kehutanan yang meliputi

pertanian tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan kehutanan serta

melaksanakan ketatausahaan Dinas.

Menindaklanjuti Perda tersebut, maka pada tanggal 26 Februari 2008

terbentuk Peraturan Bupati Bandung tahun 5 tahun 2008 tentang “Rincian

Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Daerah kabupaten Bandung”. Berdasarkan

Peraturan Bupati tersebut, tugas pokok kepala dinas pertanian, perkebunan dan

kehutanan adalah memimpin, merumuskan, mengatur, membina,

mengendalikan, mengkoordinasikan dan mempertanggung-jawabkan kebijakan

teknis pelaksanaan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan

tugas pembantuan sebagian bidang pertanian dan ketahanan pangan serta

bidang kehutanan.

Adapun tugas pokok dan Fungsi Kesekretariatan: memimpin,

mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas-tugas di bidang pengelolaan

pelayanan kesekretariatan yang meliputi pengkoordinasian penyusunan program,

pengelolaan umum dan kepegawaian serta pengelolaan keuangan:

a. penetapan penyusunan rencana dan program kerja pengelolaan

pelayanan kesekretariatan

b. penetapan rumusan kebijakan koordinasi penyusunan program dan

penyelenggaraan tugas-tugas Bidang secara terpadu;

c. penetapan rumusan kebijakan pelayanan administratif Dinas;

d. penetapan rumusan kebijakan pengelolaan administrasi umum dan

kerumahtanggaan

e. penetapan rumusan kebijakan pengelolaan kelembagaan dan

ketatalaksanaan serta hubungan masyarakat

f. penetapan rumusan kebijakan pengelolaan administrasi kepegawaian;

g. penetapan rumusan kebijakan administrasi pengelolaan keuangan;

h. penetapan rumusan kebijakan pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan

pelaporan pelaksanaan tugas Dinas

i. penetapan rumusan kebijakan pengkoordinasian publikasi pelaksanaan

tugas Dinas

j. penetapan rumusan kebijakan pengkoordinasian penyusunan dan

penyampaian bahan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas Dinas

k. pelaporan pelaksanaan tugas pengelolaan pelayanan kesekretariatan

l. evaluasi pelaksanaan tugas pengelolaan pelayanan kesekretariatan

m. pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan

fungsinya

Page 19: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab. Bandung

8

n. pelaksanaan koordinasi/kerja sama dan kemitraan dengan unit

kerja/instansi/ lembaga atau pihak ketiga di bidang pengelolaan

pelayanan kesekretariatan.

Sedangkan tugas pokok dan fungsi Bidang-bidang dalam Dinas Pertanian

Perkebunan dan Kehutanan adalah diantaranya:

1. Bidang Pertanian Tanaman Pangan

Tugas pokok Kepala Bidang Pertanian Tanaman Pangan adalah

memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas-tugas di bidang

pengelolaan pertanian tanaman pangan yang meliputi sarana dan

prasarana, pengembangan produksi serealia, kacang-kacangan dan umbi-

umbian serta pasca panen, pengolahan dan pemasaran hasil.

Fungsi Bidang Pertanian Tanaman Pangan adalah :

a) menetapkan penyusunan dan program kerja pengelolaan pertanian

tanaman pangan,

b) menyelenggarakan pelamkasanaan tugas di bidang pengelolaan

pertanian tanaman pangan,

c) mengkoordinasikan perencanaan teknis di bidang pengelolaan

tanaman pangan,

d) merumuskan sasaran pelaksanaan tugas di bidang pengelolaan

pertanian tanaman pangan,

e) membina dan mengarahkan pelaksanaan tugas di bidang pengelolaan

pertanian tanaman pangan,

f) melaporkan pelaksanaan tugas pengelolaan pertanian tanaman

pangan,

g) mengevaluasi pelaksanaan tugas pengelolaan pertanian tanaman

pangan, melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang

tugas da fungsinya serta

h) melaksanakan koordinasi/kerjasama dan kemitraan dengan unit

kerja/instansi/lembaga atau pihak ketiga di bidang pengelolaan

pertanian tanaman pangan.

2. Bidang Hortikultura

Tugas pokok Kepala Bidang Hortikultura adalah memimpin,

mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas-tugas di bidang

pengelolaan hortikultura yang meliputi pengemangan produksi sayuran,

tanaman hias, buah-buahan dan obat-obatan serta pasca panen,

pengolahan dan pemasaran hasil.

Fungsi Bidang Hortikultura adalah :

a) menetapkan penyusunan dan program kerja pengelolaan hortikultura

b) menyelenggarakan pelaksanaan tugas di bidang pengelolaan

hortikultura

Page 20: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab. Bandung

9

c) mengkoordinasikan perencanaan teknis di bidang pengelolaan

hortikultura

d) merumuskan sasaran pelaksanaan tugas di bidang pengelolaan

hortikultura

e) melaporkan pelaksanaan tugas pengelolaan hortikultura

f) mengevaluasi pelaksanaan tugas pengelolaan hortikultura

g) melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan

fungsinya, serta

i) melaksanakan koordinasi/kerjasama dan kemitraan dengan unit

kerja/instansi/lembaga atau pihak ketiga di bidang pengelolaan

hortikultura

3. Bidang Perkebunan

Tugas pokok Kepala Bidang Perkebunan adalah memimpin,

mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas-tugas di bidang

pengelolaan perkebunan yang meliputi pengembangan produksi

perkebunan, pasca panen, pengolahan dan pemasaran hasil serta

pengendalian.

Fungsi Bidang Perkebunan adalah :

a) menetapkan penyusunan dan program kerja pengelolaan perkebunan

b) menyelenggarakan pelaksanaan tugas di bidang pengelolaan

perkebunan

c) mengkoordinasikan perencanaan teknis di bidang pengelolaan

perkebunan

d) merumuskan sasaran pelaksanaan tugas di bidang pengelolaan

perkebunan

e) membina dan mengarahkan pelaksanaan tugas di bidang pengelolaan

perkebunan

f) melaporkan pelaksanaan tugas pengelolaan perkebunan

g) mengevaluasi pelaksanaan tugas pengelolaan perkebunan

h) melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan

fungsinya serta

j) melaksanakan koordinasi/kerjasama dan kemitraan dengan unit

kerja/instansi/lembaga atau pihak ketiga di bidang pengelolaan

perkebunan

4. Bidang Kehutanan

Tugas pokok Kepala Bidang Kehutanan adalah memimpin,

mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas-tugas di bidang

pengelolaan kehutanan yang meliputi pengembangan dan pemanfaatan

sumberdaya kehutanan, rehabilitasi lahan dan konservasi tanah serta

perlindungan dan pengendalian hutan.

Page 21: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab. Bandung

10

Fungsi Bidang Kehutanan adalah :

a) menetapkan penyusunan dan program kerja pengelolaan kehutanan

b) menyelenggarakan pelaksanaan tugas di bidang pengelolaan

kehutanan

c) mengkoordinasikan perencanaan teknis di bidang pengelolaan

kehutanan

d) merumuskan sasaran pelaksanaan tugas di bidang pengelolaan

kehutanan

e) membina dan mengarahkan pelaksanaan tugas di bidang pengelolaan

kehutanan

f) melaporkan pelaksanaan tugas pengelolaan kehutanan

g) mengevaluasi pelaksanaan tugas pengelolaan kehutanan

h) melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan

fungsinya serta

i) melaksanakan koordinasi/kerjasama dan kemitraan dengan unit

kerja/instansi/lembaga atau pihak ketiga di bidang kehutanan.

1.4. Sumberdaya Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan

Sumberdaya manusia setiap instansi harus cakap dan memiliki sikap

mental dan moral yang baik. Tahun 2015 jumlah personil di Dinas Pertanian,

perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung berjumlah 68 orang dengan

perincian pada Tabel 1.1.

Tabel I.1 Sumber Daya Aparatur / Pegawai Distanbunhut Kab. Bandung

No Klasifikasi

berdasarkan Uraian Jumlah Keterangan

1

Tingkat Pendidikan

Formal Yang

Ditamatkan

S2 8

S1 32

D3 5

SLTA 23

SLTP 2

2 Pangkat/Jabatan

IV.c

IV.b

1

1

IV.a 7

III.d 12

III.c 8

III.b 16

Page 22: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab. Bandung

11

No Klasifikasi

berdasarkan Uraian Jumlah Keterangan

IIIa 6

II.d 4

II.c 5

II.b

II.a

I.b

7

2

-

I.c 1

3 Berdasarkan Jabatan Eselon II.b 1

eselon III.a 1

Eselon III.b 4

Eselon IV.a 18

Eselon IV.b 3

1.5. Permasalahan Utama (Strategic Issued) yang Dihadapi

1.5.1. Identifikasi Masalah

a. Keterbatasan dan Penurunan Kapasitas Sumberdaya Pertanian

Pembangunan pertanian dihadapkan kepada permasalahan permintaan

produk pertanian terutama pangan yang semakin meningkat sejalan dengan

meningkatnya pertambahan penduduk, sementara kapasitas sumberdaya alam

pertanian terutama lahan dan air terbatas dan bahkan semakin menurun. Luas

baku lahan pertanian semakin menurun karena pembukaan lahan pertanian baru

sangat lambat sementara konversi lahan pertanian terus meningkat. Masalah

konversi lahan cukup berat.

Sumber air untuk pertanian semakin langka akibat kerusakan alam,

terutama di daerah aliran sungai (DAS). Sementara itu, kompetisi pemanfaatan

air juga semakin ketat dengan meningkatnya penggunaan air untuk rumah

tangga dan industri. Besarnya tekanan penambahan penduduk terhadap lahan

berakibat pemilikan dan penggarapan semakin terfragmentasi, sehingga jumlah

petani gurem meningkat dengan rataan pemilikan lahan yang semakin kecil.

Tingkat urbanisasi yang tinggi menyebabkan masyarakat yang terlibat

pertanian menurun drastis, yang juga berarti bahwa pangsa penduduk yang

tinggal di wilayah pedesaan akan cenderung semakin kecil. Implikasinya adalah

masyarakat yang membutuhkan pangan akan berjumlah lebih banyak

Page 23: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab. Bandung

12

dibandingkan dengan masyarakat yang memproduksi pangan. Hasilnya adalah

tuntutan terhadap ketersediaan dan kontinuitas produksi pangan. Hal ini dapat

menjustifikasi lebih cepatnya laju pertumbuhan industri agro dibandingkan

dengan sektor pertanian. Selain itu, pergeseran pola demografis menyebabkan

munculnya sektor-sektor ekonomi baru dalam rantai pasok pangan; seperti pada

lembaga-lembaga dalam rantai tersebut.

b. Sistem Alih Teknologi Masih Lemah dan Kurang Tepat Sasaran

Sistem adopsi atau alih teknlogi dinilai masih lemah karena lambatnya

diseminasi teknologi baru (invention) dan pengembangan teknologi yang sudah

ada (innovation) di tingkat petani. Rendahnya diseminasi teknologi disebabkan

oleh beberapa hal. Sebelum diberlakukannya kebijakan otonomi daerah, sistem

penyampaian hasil teknologi dilakukan oleh penyuluh melalui proses aplikasi

teknologi di area percontohan. Pada era desentralisasi, kegiatan penyuluhan

menjadi kewenangan pemerintah daerah dan permasalahan pada sistem

penyampaian teknologi menjadi lebih kompleks akibat masih kurangnya

dorongan fungsi penyuluhan di tingkat lapangan.

c. Kualitas, Mentalitas dan Keterampilan Sumberdaya Petani Rendah

Rendahnya kualitas sumberdaya manusia merupakan kendala yang serius

dalam pembangunan pertanian. Selama 10 tahun terakhir kemajuan pendidikan

berjalan lambat. Tahun 1992, 50 persen tenaga kerja di sektor pertanian tidak

tamat SD, 39 persen tamat SD, sedangkan yang tamat SLTP hanya 8 persen

(BPS, 1993). Tahun 2002, yang tidak tamat SD menjadi 35 persen tamat SD 46

persen dan tamat SLTP 13 persen (BPS, 2003). Rendahnya mentalitas petani

antara lain dicirikan oleh usaha pertanian yang berorientasi jangka pendek,

mengejar keuntungan sesaat, serta belum memiliki wawasan bisnis luas. Selain

itu banyak petani menjadi sangat tergantung pada bantuan/pemberian

pemerintah. Keterampilan petani yang rendah terkait dengan rendahnya

pendidikan dan kurang dikembangkannya kearifan lokal (indigenous knowledge).

Selama ini masalah di atas diatasi melalui peningkatkan kemampuan SDM

petani dan aparat melalui kegiatan pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan. Untuk

mendukung kegiatan tersebut sarana yang digunakan adalah Unit Pelaksana

Teknis (UPT) yang berada di Daerah seperti Balai Diklat, Sekolah Tinggi

Penyuluhan Pertanian, dan Sekolah Pembangunan Pertanian.

Ketertinggalan petani dalam hal pendidikan diatasi dengan pendekatan

penyetaraan pendidikan yang selanjutnya dikaitkan dengan pelatihan

keterampilan berusahatani. Disamping itu, berbagai upaya penguatan kapasitas

petani juga perlu dilakukan terutama dalam hal pengembangan sikap

kewirausahaan, kemampuan dalam pemasaran dan manajemen usaha. Hal ini

juga menimbulkan ketergantungan yang sangat besar dari petani terhadap

lembaga-lembaga donor, termasuk institusi pemerintahan.

Page 24: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab. Bandung

13

d. Lemahnya Koordinasi Antar Lembaga Terkait Dan Birokrasi

Kinerja pembangunan pertanian sangat ditentukan oleh keterpaduan

diantara subsistem pendukungnya, yaitu mulai dari subsistem hulu (industri agro-

input, agro-kimia, agro-otomotif), subsistem budidaya usahatani (onfarm),

subsistem hilir (pengolahan dan pemasaran) dan subsistem pendukung

(keuangan, pendidikan, dan transportasi). Keterkaitan antar subsistem sangat

erat namun penanganannya terkait dengan kebijakan berbagai sektor.

Sementara itu, Departemen Pertanian hanya memiliki kewenangan dalam aspek

budidaya/usahatani. Berbagai kebijakan yang terkait dengan produk pertanian

sering tidak harmonis dari hulu hingga ke hilir, seperti kasus penanganan impor

produk pertanian (paha ayam, daging illegal, benih kapas transgenik).

Berkaitan dengan hal tersebut, diperlukan adanya kesamaan persepsi dan

komitmen tentang peranan sektor pertanian dalam pembangunan nasional.

Apabila disepakati bahwa sektor pertanian merupakan penggerak utama ekonomi

nasioanal maka koordinasi antar instansi menjadi hal yang sangat penting dalam

menyusun kebijakan maupun implementasinya. Untuk itu perlu perbaikan

menejemen pembangunan pertanian dengan mengacu pada UU dan Peraturan

Pemerintah.

e. Kebijakan Makro Ekonomi Yang Belum Berpihak Kepada Petani

Salah satu faktor penting yang menentukan kelanjutan dan kemampuan

dayasaing usaha pertanian adalah adanya kebijakan makro yang kondusif. Saat

ini kebijakan makro ekonomi baik fiskal, moneter, perdagangan, maupun

prioritas dalam pengembangan ekonomi nasional dinilai belum kondusif bagi

keberlanjutan dan kemampuan dayasaing usaha pertanian.

Kebijakan pemerintah yang belum memihak sektor petanian antara lain:

(1) penerapan pajak ekspor komoditas pertanian yang bertujuan untuk

mendorong industri pengolahan produk pertanian dalam negeri; (2) kredit

perbankan yang disediakan pemerintah, porsi terbesar diserap oleh pengusaha

konglomerat, sisanya adalah untuk koperasi, usaha kecil menengah termasuk

petani; (3) alokasi dana APBD untuk pembangunan sektor pertanian kurang

memadai; (4) beberapa daerah menarik biaya retribusi yang tinggi termasuk

pada komoditas pertanian sehingga mengurangi dayasaing dan menjadi

penghambat dalam investasi di sektor pertanian; (5) pembangunan sarana dan

prasarana lebih besar di perkotaan dibanding dengan perdesaan; dan (6)

liberalisasi perdagangan telah menyebabkan membanjirnya produk pertanian

yang disubsidi berlebih oleh negara maju membuat petani kita tidak mampu

bersaing. Untuk itu diperlukan: (a) advokasi kebijakan dengan instansi terkait,

dan (b) dukungan legislatif dan stakeholders lainnya.

Page 25: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab. Bandung

14

f. Pesatnya Pertumbuhan Industri Ritel Modern

Laju pertumbuhan industri ritel modern tidak terlepas dari pola perubahan

struktur demografis; terutama di negara berkembang. Beberapa alasan yang

mendasari pertumbuhan tersebut adalah; (1) Urbanisasi, yang merupakan

stimulan utama pertumbuhan; (2) pergeseran pola konsumsi masyarakat pada

pangan olahan dan (3) lebih rendahnya harga komoditas pertanian di ritel

modern dibandingkan dengan pasar tradisonal (harga riil). Pada masa 10 tahun

mendatang, supermarket diprediksi dapat menguasai lebih dari 75 persen pangsa

pasar komoditas ritel; terutama di negara-negara berkembang. Proyeksi ini

dilakukan berdasarkan kecenderungan yang terjadi di negara-negara Amerika

Latin dan Asia yang memiliki angka pertumbuhan sampai dengan 30 persen per

tahun. Faktor utama lainnya sebagai pendorong pertumbuhan industri ritel

modern tersebut adalah integrasi perdagangan dunia; terutama flow keuangan

dunia (FDI). Semakin terbuka pasar sebuah negara maka semakin besar peluang

pertumbuhan ritel modern ini.

Beberapa tren perubahan fundamental pada sektor pertanian yang

disebabkan oleh pertumbuhan supermarket ini adalah; (1) sistem rantai pasok

untuk komoditas pertanian yang tersentralisasi ditandai dengan meningkatnya

peran teknologi informasi dan manajemen rantai pasok; (2) hilangnya

ketergantungan dan keberadaan spot market ditandai dengan semakin

terspesialisasinya pelaku-pelaku dalam sistim rantai pasok pertanian; (3) inovasi

bersifat institusional yang bersumber dari top leader firm di dalam industri

tersebut; dan (4) standarisasi kualitas dan keamanan produk pertanian yang

selalu dinamis.

g. Pergeseran Pola Permintaan Pangan

Pada konteks global, tren perubahan pada pola konsumsi pangan

diindikasikan akan dan sedang membawa perubahan di dalam pasar produk-

produk pertanian yang memberikan peluang kepada Indonesia beserta wilayah

sentra pertaniannya. Salah satu perubahan yang dapat diamati secara empiris

ditunjukkan oleh fakta bahwa sektor agro-industri memiliki laju pertumbuhan

yang lebih tinggi dibandingkan dengan sektor pertanian; sektor pertanian

menghasilkan bahan baku pangan (unprocessed food) sementara industri agro

menghasilkan pangan olahan (processed food). Kondisi ini dapat dijustifikasi

dengan melihat bahwa selalu terdapat kecenderungan laju peningkatan

pendapatan per kapita masyarakat. Implikasinya adalah belanja pangan

masyarakat juga mengalami peningkatan. Namun, proporsi laju peningkatan per

kapita diindikasikan lebih cepat dibandingkan dengan proporsi belanja pangan

sehingga terjadi pergeseran pola belanja pangan; dari staple food yang

merupakan sumber kalori paling murah ke arah pangan yang harganya lebih

mahal per unit kalori; seperti pada pangan sumber protein serta buah-buahan

dan sayuran.

Page 26: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab. Bandung

15

Sebagai bagian dari pergeseran ini, masyarakat akan mengkonsumsi lebih

banyak pangan olahan dengan beberapa alasan: (1) rasio pendapatan

masyarakat dan biaya pangan menjadi lebih besar karena pangan yang

unprocessed dapat diderivasi menjadi beragam jenis pangan sehingga secara riil

menjadi lebih murah; (2) pangan olahan cenderung memiliki kualitas yang

seragam dan lebih tahan lama sehingga dapat menghasilkan opportunity cost

yang lebih rendah.

h. Tuntutan Keamanan Pangan

Sejalan dengan pergeseran produk pertanian segar kepada produk olahan

maka fakta menunjukkan bahwa sisi konsumsi telah memberikan perhatian lebih

terhadap proses industrialisasi pertanian terutama di negara berkembang.

Konsumen pangan cenderung lebih memprioritaskan kualitas dan keamanan

pangan. Hal ini berkaitan dengan semakin tingginya kesadaran konsumen

terhadap potensi gangguan kesehatan yang ditimbulkan oleh pangan yang

dikonsumsi dan kandungan pestisida dalam pangan; dimana proses produksi

komoditas olahan berkaitan erat dengan tuntutan efisiensi pada industri yang

berimplikasi pada penggunaan input-input modern, teknologi dan rekayasa

biologis; yang diindikasikan akan menimbulkan resiko teknis dalam

penggunaanya (technological risks). Tuntutan konsumen atas keamanan pangan

sangat jelas terlihat dari fenomena semakin tingginya permintaan pangan yang

bersifat organik dan ”bersih”. Selain itu, lembaga-lembaga pemberi sertifikasi

tingkat dunia semakin banyak terberntuk dan keikutsertaan suatu negara dalam

perdagangan internasional komoditas pertanian ditentukan oleh lembaga-

lembaga tersebut.

i. Prioritas terhadap Lingkungan dan Hutan

(a). Sampah dan Limbah Pertanian

Salah satu komponen yang sangat terkait dengan sektor pertanian di

masa depan adalah sampah (organik). Selain menghasilkan manfaat ekonomi,

sektor pertanian diindikasikan merupakan sektor yang memiliki kontribusi yang

tidak sedikit dalam konteks permasalahan persampahan yang dihadapi oleh

banyak wilayah terutama kota besar.

(b). Pengelolaan dan Pemanfaatan Hutan

Hutan menjadi salah isu yang paling penting dalam konteks permasalahan

lingkungan global. Kecenderungan terjadinya bencana alam; terutama banjir dan

kekeringan, memberikan indikasi tidak lagi berfungsinya hutan sebagai

penyangga ekosistem. Paradigma hutan sebagai penghasil devisa tampaknya

tidak lagi menjadi kerangka utama negara-negara penghasil produk hutan

mengingat nilai kerusakan infrastruktur dan tingginya biaya mitigasi bencana

akibat tidak berfungsinya hutan. Adanya pembagian kewenangan antara

pemerintah pusat dan daerah sebagai daerah otonom dalam pelaksanaan

pengelolaan hutan menyebabkan terjadinya distorsi kebijakan di tingkat daerah.

Page 27: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab. Bandung

16

j. Kemunculan Industri Biofarmaka

Peran komoditas tanaman obat cenderung semakin meningkat dalam

perdagangan local dan internasional. WHO telah secara eksplisit memberikan

berbagai advokasi mengenai pemanfaatan tanaman obat dalam program-

program kesehatan di Negara-negara berkembang. Fakta menunjukkan bahwa

terdapat lebih dari 50 ribu spesies tanaman yang diindikasikan bermanfaat

sebagai tanaman penghasil obat-obatan namun baru sekitar 1000 spesies yang

dapat dimanfaatkan secara penuh. Kondisi ini berimplikasi pada sangat besarnya

potensi pasar komoditas tanaman obat. Karakteristik produk dan nilai transaksi

industri tanaman obat dipaparkan berikut ini.

Pertama (1) adalah fitofarmaka; berupa isolat aktif yang berasal dari

tanaman obat. Nilai transaksi jenis produk ini diestimasi mencapai 13.5 milyar

dolar dengan pertumbuhan sebesar 6.3 persen per tahun. (2) Ekstrak botani atau

herbal; merupakan jenis produk tanaman obat non ekstrak. Beberapa negara

tujuan ekspor utama adalah AS, Jerman, Perancis dan negara-negara Eropa

lainnya. Nilai transaksi produk tersebut diestimasi sebesar 35 milyar dolar dengan

laju pertumbuhan sebesar 20 persen per tahun. (3) Nutrasetikal; berupa produk

suplemen pada pangan dengan nilai transaksi sebesar 5.5 milyar dolar. (4)

Bahan mentah (raw) tanaman obat dengan nilai transaksi mendekati 30 milyar

dolar per tahunnya.

Berkaitan dengan karakter industri tanaman obat tersebut, pertumbuhan

diciptakan melalui berbagai bentuk bio-partnerships antara industri dan petani.

Hubungan ini lebih bersifat sebagai suatu perpaduan yang strategis antara ilmu

farmasi modern dan tradisional (indigenous knowledge); yang merupakan

domain dari masyarakat tradisional. Kondisi ini menunjukkan bahwa

pembangunan dan pengembangan komoditas tanaman obat dititikberatkan pada

eksplorasi lebih jauh pada tanaman obat yang belum termanfaatkan dengan

dukungan kesinergian dari indutri-industri farmasi.

k. Label Perdagangan Etis dan Adil (Ethics and Fair Trade)

Semakin terbukanya pasar dunia dan semakin luasnya pergerakan

komoditas pertanian berimplikasi kepada konvergensi tuntutan konsumen

terhadap komoditas tersebut. Selain tuntutan konsumen yang mengarah pada

aspek keamanan pangan, standarisasi sosial dari sebuah komoditas pertanian

yang diperdagangkan semakin keras disuarakan. Beberapa standar sosial yang

harus dipenuhi oleh sebuah produk pertanian sebagai syarat untuk diterima oleh

konsumen global berkaitan dengan aspek perdagangan yang etis dan adil.

Salah satu opsi strategis masa depan yang harus diambil industri

pertanian adalah memperluas pangsa pasar. Industri pertanian di India dan Cina

telah menginisiasi penggunaan label ethical trade (ETI) dan fair trade (FTI)

dengan tujuan merebut pangsa pasar produk pertanian di pasar Eropa. ETI dan

FTI merupakan badan sertifikasi yang memberikan jaminan terhadap suatu

Page 28: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab. Bandung

17

produk agar dapat diterima konsumen. Sertifikat dari ETI akan menjamin

produsen (pengolah) suatu komoditas telah memenuhi syarat-syarat dalam

menggunakan tenaga kerja sesuai dengan standar yang telah diratifikasi

bersama ILO, sementara FT memberikan jaminan bahwa manfaat ekonomi yang

terdapat dalam transaksi suatu komoditas (pertanian) terdistribusi merata pada

setiap komponen pasok rantai komoditas tersebut.

1.5.2. Isu-isu Strategis

Berdasarkan permasalahan utama di sektor pertanian tersebut, isu-isu

strategis dan mendasar yang harus tertangani dalam periode 2011-2015 dan

esensial untuk menunjang terciptanya pembangunan pertanian, perkebunan, dan

kehutanan yang berkelanjutan dan memiliki competitiveness dan

comparativeness adalah (1) identifikasi dan penguatan potensi sumberdaya lokal;

(2) menicptakan kemitraan dan konsolidasi yang solid di antara para pelaku

usaha, stakeholders, dan pemerintahan; (3) peningkatan kualitas dan kuantitas

yang konsisten dan berkelanjutan melalui penerapan teknologi dan SOP; dan (4)

membangun infrastruktur dasar pembangunan pertanian, perkebunan dan

kehutanan. Selain itu, penguatan kelembagaan dinas, aparatur dan institusi,

menjadi isu strategis yang harus secara konsisten ditingkatkan, sehingga cepat

tanggap, informatif, regulatori, dan fasilitatori.

Page 29: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

BAB II RENCANA STRATEGIS

DAN PENETAPAN KINERJA

Laporan Tahun 2015 Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan

Kabupaten Bandung

Page 30: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab.Bandung

18

BAB II

RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

2.1. Rencana Strategis

2.1.1. Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan

Visi pembangunan dari Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan

Kabupaten Bandung periode 2012-2015 adalah “Meningkatkan kesejahteraan

masyarakat melalui pengembangan agribisnis berkelanjutan berbasis sumberdaya

lokal menuju keunggulan bersaing global, maju, mandiri dan berwawasan

lingkungan”

Elemen-elemen yang menjadi jiwa dari visi tersebut adalah;

(a) Mensejahterakan masyarakat yang berarti bahwa prioritas pembangunan

pertanian ditempatkan pada kesejahteraan masyarakat pada umumnya; dan

khususnya pada masyarakat pertanian; dimana kemampuan tukar output

pertanian yang dihasilkan petani diharapkan selalu meningkat antar waktu.

(b) Pengembangan agribisnis berkelanjutan yang mengandung pengertian bahwa

agribisnis merupakan suatu bentuk usahatani yang harus dikembangkan

dengan meningkatkan kapasitas sumberdaya pertanian dari waktu ke waktu

dengan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai dasar pengambilan

keputusannya; yang pada gilirannya memiliki dampak positif terhadap status

kesejahteraan masyarakat pertanian dalam terminologi kondisi ekonomi, sosial

dan lingkungan hidup.

(c) Berbasis sumberdaya lokal yang artinya memanfaatkan semaksimal mungkin

segenap potensi yang dimiliki wilayah yang meliputi beragam sumberdaya

alam, manusia dan kapital serta derajat keterkaitan wilayah yang dimiliki.

(d) Memiliki keunggulan bersaing global yang berarti bahwa output sektor

pertanian dihasilkan melalui pola-pola yang terstandarisasi sehingga dapat

menjamin keamanan dan kesehatan konsumen sebagai dasar dari keunggulan

komparatif dan kompetitif di pasar lokal, nasional dan internasional.

Untuk mencapai visi Pembangunan Pertanian tersebut, Dinas Pertanian

Perkebunan, dan Kehutanan Kabupaten Bandung mengemban misi yang harus

dilaksanakan, yaitu:

1. Mendorong peningkatan peran sektor pertanian Kabupaten Bandung dalam

perekonomian regional dan nasional.

2. Meningkatkan akses dan ketersediaan sumberdaya pertanian yang bersifat lokal

dengan memanfaatkan teknologi untuk menjamin keberlanjutan usaha

pertanian.

3. Meningkatkan peran dan keterkaitan antar pelaku usaha melalui integrasi

wilayah produksi dan konsumsi komoditas serta produk pertanian.

Page 31: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab.Bandung

19

4. Meningkatkan partisipasi setiap usaha pertanian terhadap pasar bebas melalui

pembenahan pola produksi, kelembagaan dan pasar.

5. Membangun agribisnis berwawasan lingkungan

2.1.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah

Tujuan:

1. Menumbuhkembangkan sistem manajemen terpadu antar komoditas pertanian

dan wilayah sentra produksi

2. Menciptakan sistem produksi pertanian yang menghasilkan nilai tambah dan

memiliki keunggulan kompetitif.

3. Menjaga kualitas lingkungan dalam pembangunan pertanian, perkebunan, dan

kehutanan yang berkelanjutan

Secara lebih spesifik, tujuan dari implementasi Rencana Strategis

Pembangunan Pertanian jangka lima tahun di Kabupaten Bandung memiliki sasaran

sebagai berikut:

1. Meningkatkan kesejahteraan kelompok masyarakat yang mata pencahariannya

berkaitan langsung dengan sumberdaya pertanian terutama sub-sistem hulu dan

produksi yang pada gilirannya juga pada sub-sistem hilir.

2. Meningkatkan swasembada pangan lokal melalui peningkatan produktivitas

lahan dan komoditas pangan unggulan lokal

3. Meningkatkan posisi tawar petani melalui penguatan kelembagaan petani serta

meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petani sehingga mampu

meningkatkan partisipasi dan aksesibilitas terhadap inovasi teknologi,

perkreditan, informasi pasar, dan kelestarian sumberdaya pertanian

4. Meningkatkan keunggulan komparatif dan kompetitif produk pertanian baik

produk primer maupun olahan, sehingga mampu berdaya saing di pasar,

khususnya pasar ekspor melalui pengembangan agribisnis dalam aglomerasi

ekonomi pertanian.

5. Mengembangkan teknologi informasi dan komunikasi pada pembangunan

pertanian, pengembangan agribisnis, dan informasi pasar

6. Mengembangkan usaha ekonomi produktif dalam upaya stabilitas kualitas

lingkungan hutan dan lahan

Rencana Strategis ini setelah disepakati oleh semua stakeholder harus

merupakan pedoman dasar bagi perencanaan dan pelaksanaan pembangunan di

sektor pertanian selama sepuluh tahun kedepan. Setiap lima tahun dokumen rencana

strategis harus ditinjau kembali dan kemudian direvisi apabila diperlukan. Pedoman

ini setelah disahkan akan menjadi dokumen arahan bagi penyusunan rencana

pembangunan tahunan dengan target dan sasaran pembangunan yang lebih terarah,

efektif, dan efisien. Selanjutnya, Rencana Strategis juga harus dijadikan sebagai

bahan evaluasi setiap tahun, merupakan masukan bagi perbaikan program tahun

berikutnya.

Page 32: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab.Bandung

20

2.1.3. Strategi, Kebijakan dan Penetapan Rencana Kinerja Lima Tahunan

Pembangunan Pertanian dan Kehutanan Tahun 2010-2015

Kerangka migrasi strategi pembangunan pertanian menunjukkan proses

penetapan dan perubahan strategi pembangunan antar waktu. Dalam hal ini, migrasi

strategi pembangunan pertanian ditetapkan dalam jangka waktu 5 tahun dengan

harapan bahwa strategi-strategi yang terpilih pada setiap jangka waktu dapat

disesuaikan dengan kebutuhan migrasi tersebut. Kelebihan dari arsitektur strategi ini

adalah sifatnya yang sensitif dalam menghadapi perubahan-perubahan yang dinamis

pada sektor pertanian dan perkebunan.

Berdasarkan strategic foresight dan identifikasi kesenjangan sektor pertanian

di Kabupaten Bandung, proses pembangunan pertanian dapat dibagi menjadi tiga

jangka waktu dalam tiga dimensi pembangunan; yaitu dimensi produk, pasar dan

institusional. Secara umum, pengembangan subsektor tanaman pangan, hortikultura

dan perkebunan diarahkan pada terciptanya komoditas dan produk yang memiliki

standar global. Pencapaian standar tersebut ditujukan untuk memperbesar peluang

pasar produk tersebut; meskipun mungkin pada faktanya produk tersebut belum

dapat menembus pasar global tetapi barriers to entry terhadap pasar internasional

telah dapat dieliminasi. Pencapaian standar tersebut dapat dicapai dengan mengikuti

pola produksi komoditas dan proses pembentukan produk yang juga terstandarisasi

internasional; beberapa diantaranya adalah good agricultural practices dan good

manufacturing practices yang telah diratifikasi pada tingkat internasional. Sementara

untuk subsektor kehutanan, strategi-strategi yang disusun diarahkan untuk

menciptakan kawasan hutan yang berkelanjutan; dimana implikasinya adalah harus

adanya perubahan pola produksi, dari produksi fisik (kayu dan non-kayu) menjadi

produksi barang dan jasa lingkungan (dalam hal ini adalah ekowisata). Di samping

itu, hutan dapat memberikan nilai perlindungan exsitu dan insitu.

Dalam jangka pendek, strategi-strategi yang disusun untuk setiap dimensi

bersifat penentuan dan identifikasi komponen pengembangan untuk masing-masing

subsektor. Strategi identifikasi sangat dibutuhkan sebagai dasar untuk strategi

berikutnya; atau untuk perubahan (dan migrasi) strategi pada jangka waktu

berikutnya. Pada subsektor tanaman pangan, penentuan komoditas pertanian yang

akan menjadi fokus pengembangan dan pemetaan pelaku usaha dalam komoditas

tersebut (beserta stakeholders-nya) dirasakan sangat relevan sebagai dasar

pengembangan selanjutnya. Selain dari komoditas, wilayah dimana komoditas

tersebut dapat dikembangkan juga menjadi dasar dari pengembangan komoditas.

Sebagai justifikasi, pengembangan suatu komoditas memerlukan keterkaitan antara

aspek spasial dengan jaringan usahatani komoditas tersebut. Keunggulan komoditas

dapat dicapai dengan memanfaatkan dampak tumpahan (spillover effect) yang

cenderung terjadi pada wilayah-wilayah sentra produksi pertanian yang berkelompok

membentuk cluster. Cluster sentra produksi berbagai komoditas pertanian yang

terbentuk secara alami di Kabupaten Bandung.

Pada subsektor perkebunan, inventarisasi teknologi produksi dan upaya

penerapannya menjadi komponen yang cukup penting mengingat permasalahan

yang dihadapi bermuara pada sisi produksi dan pengolahan hasil. Sementara pada

Page 33: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab.Bandung

21

subsektor kehutanan, komponen-komponen kelembagaan merupakan komponen

penting karena permasalahan yang dihadapi adalah mengenai konflik pemanfaatan

sumberdaya alam dan penanganan lahan dan air.

Strategi identifikasi tersebut selanjutnya dilengkapi dengan upaya-upaya

mengembangkan pola produksi yang konvergen pada konsep good agricultural

practices (GAP). GAP harus dijadikan dasar pada proses pembangunan pertanian

karena konsep ini memuat pola produksi yang bersifat holistik dan dapat diterapkan

secara spesifik pada setiap jenis sistem agroekologis. Pengadopsian konsep ini dapat

dilakukan setelah wilayah dan komoditas utama telah teridentifikasi. Selanjutnya

diperlukan proses penerjemahan prinsip-prinsip GAP tersebut sesuai dengan

karakteristik wilayah dan komoditas yang bersangkutan.

Strategi jangka pendek juga akan diwarnai dengan upaya-upaya

mengembangkan mekanisme supply chain (SCM) pada setiap komoditas. SCM

merujuk pada kegiatan manajerial (koordinasi) antar pelaku dan lembaga yang

terlibat dalam sektor pertanian (produksi, distribusi dan pemasaran) dengan tujuan

mengahasilkan produk yang diminta oleh konsumen. Yang menjadi penekanan pada

mekanisme ini adalah proses kolaborasi perencanaan dan keterkaitan antar pelaku

usahatani tersebut. Strategi ini sangat relevan dengan Dinas Pertanian Kabupaten

Bandung yang berfungsi sebagai fasilitator pembangunan pertanian.

Di dalam dimensi pasar, competitive intelligence (CI) menjadi kunci dari

strategi-strategi jangka pendek. Strategi CI mencakup proses-proses yang berkaitan

dengan mengumpulkan, menganalis, dan mengaplikasikan informasi yang diperoleh

berkaitan dengan komoditas dan produk. Dalam operasionalisasinya, CI dapat

dilakukan dengan membentuk jaringan formal dengan stakeholders yang terlibat

dalam sektor pertanian. Dalam konteks ini, CI lebih ditekankan kepada penggalian

informasi mengenai pasar komoditas dan produk pertanian. Pada gilirannya,

informasi-informasi yang diperoleh akan diterjemahkan sebagai input dalam

melakukan penyesuaian rencana strategis ketika pasar pertanian mengalami

dinamika. Informasi-informasi yang dibutuhkan oleh Kabupaten Bandung terntunya

berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan sektor pertanian serta peluang-peluang

yang dapat dieksploitasi. Kerangka keterkaitan strategi dan migrasi stretegi disajikan

pada Gambar 10.

Sebagai hasil dari jangka pendek, terdapat beberapa komponen dasar

strategi yang harus diterapkan. Pada jangka menengah diharapkan telah terciptanya

arah menuju pola produksi komoditas dan pasar yang bersifat kontrak (contract

based). Sebagai justifikasi, pasar yang bersifat kontrak akan memberikan peluang

yang lebih besar terhadap usahatani berskala kecil untuk dapat berpartisipasi dalam

pasar. Meskipun begitu, pola ini memerlukan jaringan usaha yang relatif telah

terbangun; dimana usaha-usaha untuk membangun jaringan tersebut telah diinisiasi

pada strategi jangka pendek. Selanjutnya, lingkungan yang dapat mendorong

usahatani kecil untuk dapat memenuhi standar dalam pola kontrak harus

dikembangkan.

Page 34: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab.Bandung 22

Gambar 2.1. Kerangka Migrasi Strategi Pembangunan Sub-Sektor Tanaman Pangan dan Perkebunan Kab. Bandung

Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang

PA

SA

RK

ELE

MB

AG

AA

NP

RO

DU

K

5 Penerapan Integral Chain Care selanjutnya

(penekanan pada good manufacturing

practices, HACCP dan sistim traceability).

6 Adopsi teknologi yang tersedia untuk

pengembangan komoditas menjadi produk

derivatif;.

1 Pemetaan komoditas aktual dan potensi.

2 Penentuan fokus pengembangan komoditas.

3 Inventarisasi dan inisisasi pemanfaatan teknologi yang

tersedia pada tingkat nasional dan internasional.

4 Penyesuaian dan penerapan standar komoditas dan

terdiferensiasi. Sosialisasi dan inisiasi penerapan Integral

Chain Care tahap awal (penekanan pada sektor budidaya;

good agricultural practices, good pesticide practices).

6 Penetrasi pasar nasional untuk

komoditas terfokus beserta

produk dan produk derivatifnya.

Pemanfaatan peluang pasar

global (extenderization).

12 Pemanfaatan kekuatan

kolaborasi dan SCNM untuk

menciptakan co-innovation pada

produk. Pengembangan sistem

inovasi agribisnis.

13 Proses regenerasi dan suksesi

pada generasi muda

agripreneur.

7 Pengembangan industri

pertanian di sektor hilir.

7 Pemetaan cluster komoditas dan produk.

8 Pengembangan sistem informasi cluster.

9 Pengarahan dan pemanfaatan dana corporate

social responsibility untuk pembentukan

cluster.

10 Menciptakan iklim kondusif untuk merangsang

pembentukan aliansi strategis antar pelaku

usaha dan stakeholders. Pengembangan

biopartnership pada industri agrofarmaka.

11 Pengembangan collaborative decision making.

4 Transformasi perilaku pasar yang informal

(open negotiation based) menjadi formal

(contract based).

5 Penetrasi pasar (penekanan pada niche

market dan pasar industri).

1 Competitive intelligent. Pemetaan karakteristik dan

perilaku pasar.

2 Inventarisasi kendala barriers to entry pada pasar.

3 Pengembangan promosi generik. Inisiasi penetrasi pasar

(penekanan pada pasar ritel moderen).

1 Inisiasi untuk mentransformasi kelembagaan petani

berbasis produksi menjadi berbasis pasar (nilai).

2 Pengembangan aglomerasi di sektor pertanian.

3 Pemetaan dan identifikasi keterkaitan di antara jaringan

pelaku usaha dan stakeholders di sektor pertanian.

4 Menginisiasi pembentukan forum pada (3.) dan

merancang proses kolaborasi di dalam rantai pasokan.

5 Pemetaan industri penunjang komoditas dan produk.

6 Inisiasi pembentukan klaster agribisnis pangan dan

perkebunan. Pengembangan supply chain and network

management (SCNM).

Page 35: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab.Bandung

23

Salah satu prasyarat bagi terciptanya pasar kontrak adalah adanya

standarisasi komoditas atau produk pertanian. Pada jangka pendek, upaya-upaya

standarisasi telah diinisiasi salah satunya melalui strategi adopsi konsep GAP dan

pada jangka menengah dikembangkan lebih lanjut dengan mengadopsi konsep

traceability. Konsep ini merujuk pada kelengkapan informasi pada setiap tahap

produksi komoditas pertanian. Konsep ini sangat perlu diadopsi mengingat bahwa

preferensi konsumen telah berubah ke arah makanan yang aman dan sehat dimana

perhatian konsumen terhadap proses produksi akan semakin besar pada masa

mendatang. Isu-isu mengenai penggunaan komoditas pertanian transgenik dan

bahan kimia akan memperbesar tekanan konsumen terhadap produsen. Sejalan

dengan konsep traceability, secara paralel konsep HACCP (hazard analysis and

critical control points)harus dapat diterapkan. HACCP merupakan suatu pendekatan

yang sistematik terhadap keamanan pangan yang dilakukan pada setiap tahap

produksi pangan tersebut. Pendekatan ini dianggap sangat perlu mengingat bahwa

selama ini inspeksi pangan lebih sering dilakukan pada tahap akhir produksi.

Pada sisi kelembagaan, pembangunan jangka menengah harus diwarnai

dengan pengembangan kolaborasi pengambilan keputusan usaha (collaborative

decision making) diantara pelaku pada sektor pertanian untuk menjamin efektivitias

dari serangkaian strategi-strategi yang telah dilakukan sebelumnya. Pengambilan

keputusan usahatani secara kolaboratif merupakan strategi lanjutan dari strategi

SCM; dimana kolaborasi menunjukkan bentuk hubungan antar pelaku dan lembaga

dalam sektor pertanian yang bersifat partnership. Konsekuensi dari bentuk hubungan

tersebut adalah adanya kontrak formal mengenai distribusi profit dan loss yang

dialami dalam rantai produksi tersebut.

Dalam jangka panjang merupakan pengembangan dari strategi-strategi yang

telah disusun pada jangka pendek. Dalam jangka menengah, strategi-strategi akan

mengalami perubahan (penyesuaian) terhadap tujuan yang akan dicapai pada

jangka panjang. Dari sekian banyak opsi strategi, pembentukan integral chain care

(ICC) pada subsektor tanaman pangan dan perkebunan perlu mendapatkan prioritas

karena ICC merupakan koridor utama dalam pencapaian target pengembangan.

Pada subsektor perkebunan, pembentukan aliansi strategis dengan asosiasi-asosiasi

perlu dilakukan untuk dapat meningkatkan posisi tawar dari produk yang dihasilkan.

Di antara beberapa dimensi pembangunan dalam kerangka migrasi strategi, dimensi

kelembagaan tampaknya belum menjadi perhatian utama. Paradigma baru dalam

pembangunan pertanian menyaratkan keseluruhan dimensi mendapatkan proporsi

pengembangan yang seimbang. Pembangunan pertanian di dalam dimensi

kelembagaan melalui aktivitas-aktivitas yang bersifat co-innovation, collaborative

decision making dan beragam skema yang mengambil bentuk biopartnerships

diharapkan akan menjamin tercapainya target pembangunan pertanian yang

berkelanjutan.

Berkaitan dengan subsektor kehutanan, perencanaan dapat diterjemahkan

sebagai sebuah proses pengambilan keputusan dan kegiatan yang

berkesinambungan dalam menentukan alternatif pemanfaatan dan konservasi

sumberdaya hutan dengan tujuan tertentu pada jangka menengah dan jangka

Page 36: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab.Bandung

24

panjang. Dalam konteks perencanaan strategis ini, pengembangan subsektor

kehutanan diarahkan pada pemanfaatan hutan yang tidak bersifat eksploitatif

sebagai altenatif dari pemanfaatan yang konvensional. Pada jangka pendek, strategi-

strategi pengembangan kehutanan diarahkan pada upaya-upaya mengidentifikasi

manfaat lain dari hutan dalam menghasilkan barang dan jasa lingkungan.

Sebelumnya, telah dikemukakan bahwa dari sekian alternatif pemanfaatan hutan

maka ekowisata (ecotourism) menawarkan peluang yang sangat besar untuk

dikembangkan. Dalam konteks ini, peran utama dari Dinas adalah sebagai

koordinator dan negoisator mengingat bahwa hutan adalah sebuah barang publik

yang hingga saat ini selalu menghadapi masalah-masalah hak properti dan hak

pemanfaatannya. Sebagai konsekuensi dari barang publik, terdapat banyak pelaku

ekonomi yang sangat berkepentingan dalam memanfaatkan hutan; dan tidak jarang

menimbulkan konflik sumberdaya. Fungsi negoisator menjadi sangat relevan dengan

banyaknya pelaku ekonomi yang terlibat tersebut.

Pada jangka menengah, strategi pengembangan beralih pada aspek

penyediaan infrastruktur yang berkaitan dengan ekowisata. Selain dari anggaran

belanja pemerintah, penyediaan infrastruktur tersebut dapat dilakukan melalui pihak

swasata yang distimulasi dengan pemberian insentif fiskal. Dalam

pengembangannya, peranan masing-masing stakeholder dalam subsektor kehutanan

menjadi sangat krusial. Keberhasilan pengelolaan hutan tentunya sangat bergantung

pada komitmen dan partisipasi stakeholder. Selain itu, pendidikan informal yang

berkaitan dengan konservasi sumberdaya alam harus telah disosialisikan; terutama

ditujukan pada masyarakat yang berhubungan langsung dengan hutan. Pada jangka

panjang, strategi-strategi diarahkan kepada pengintegrasian ekowisata di Kabupaten

Bandung pada jaringan keparawisataan nasional dan internasional. Kegiatan-

kegiatan promosi menjadi kunci bagi terlaksananya strategi ini. Selain itu, objek

ekowisata tersebut telah terhubung dengan upaya-upaya konservasi lainnya yang

mengarah pada proteksi wilayah yang bersangkutan.

Page 37: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab.Bandung 25

Gambar 2.2. Kerangka Migrasi Strategi Pembangunan Sub-Sektor Kehutanan Kab. Bandung

Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang

PA

SA

RK

ELE

MB

AG

AA

NP

RO

DU

K

1 Identifikasi pasar barang dan

jasa lingkungan; menyusun

target pasar. Penyusunan paket-

paket produksi barang dan jasa

lingkungan.

2 Pemenuhan kebutuhan

infrastruktur minimal dengan

memanfaatkan jaringan dengan

swasta.

3 Inisiasi pengintegrasian objek

hutan ke dalam jaringan

kepariwisataan nasional dan

internasional.

1 Pemetaan stakeholders

kehutanan; terutama masyarakat

sekitar hutan. Pembentukan

komunitas hutan. Inisiasi

pembentukan jaringan bisnis

dan pendidikan.

2 Pembakuan mekanisme sharing

manfaat dan tanggung jawab

dengan stakeholders.

Pengembangan sistim

pendidikan lingkungan.

3 Pemberlakuan audit sosial

terhadap stakeholders.

Pemanfaatan kekuatan

kolaborasi untuk

menciptakan co-innovation

pada produk lingkungan.

1 Inventarisasi detil mengenai

interaksi antara hutan dengan

objek lainnya (aspek tekno-

sosio-ekonomi).

2 Adopsi dan pembakuan standar

mengenai pengelolaan hutan

sesuai konvensi internasional.

3 Konvergensi sistim pertanian

dengan produk dan jasa

lingkungan.

Page 38: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab.Bandung

26

Tabel 2.1 Sasaran Strategis, Indikator dan Target Kinerja sampai dengan Periode

2015

SASARAN STRATEGIS

INDIKATOR KINERJA TARGET KINERJA

TAHUN 2015

Meningkatkan swasembada pangan lokal melalui peningkatan produktivitas lahan dan komoditas pangan unggulan lokal

1. Jumlah produksi komoditas tanaman pangan unggulan:

- Padi (ton) 508.241

- Jagung (Ton) 80.278

- Ubi Kayu (Ton) 129.977

2. Jumlah produktivitas komoditas tanaman pangan:

- Padi (kui/ha) 62.62

- Jagung (kui/ha) 64.39

- Ubi Kayu (kui/ha) 197.40

3. Prosentase kehilangan hasil tanaman pangan (%)

10.18

4. Proporsi serangan OPT : - Padi (%) - Jagung (%)

10 9

5. Prosentase penerapan teknologi: a. Penggunaan Pupuk Berimbang (%) b. Penggunaan Benih Berlabel (%)

75 70

6. Jumlah provitas komoditas unggulan: - Sayuran (Kwt/Ha) - Buah-buahan (kwt/Ha) - Biofarmaka (Kg/m2)) - Tan. Hias (tangkai/Ha) - Kopi (ton/Ha) - Teh (ton/Ha) - Cengkeh (ton/Ha) - Tembakau (Ton/Ha)

216,50 104,00

3,25 17.480 1,195 2,500 0,220 1,00

Meningkatkan keunggulan komparatif dan kompetitif produk pertanian melalui pengembangan agribisnis dalam aglomerasi ekonomi pertanian

Jumlah kelompok tani yang telah memiliki registrasi kebun Hortikultura (Kelompok)

40

Jumlah Unit-unit Pasca Panen dan Pengolahan Hasil (Kelompok)

49

Mengembangkan usaha ekonomi produktif dalam upaya stabilitas kualitas lingkungan hutan dan lahan

1. Prosentase Luas Lahan Kritis yang Tertanami (%)

54.94

2. Jumlah Kelompok Agroforestry (Kelompok)

190

3. Luas Hutan Rakyat/Agroforestry 12.925

4. Jumlah Komoditas AUK yang diusahakan (komoditas)

4

5. Jumlah Kelompok Tani yang berbasis AUK (Kelompok)

50

Page 39: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab.Bandung

27

2.1.4 Kerangka Kebijakan, Strategis dan Penetapan Kinerja Tahunan

Pembangunan Pertanian dan Kehutanan Tahun 2015

Sejalan dengan visi dan misi Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan

Kabupaten Bandung yang telah ditentukan sebelumnya, diperlukan beragam

kebijakan strategis untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran dari

pembangunan sektor pertanian. Secara garis besar, strategi, kebijakan dan program

yang disusun untuk meningkatkan kesejahteraan petani pada tahun 2014 bertujuan

untuk memfasilitasi peningkatan pendapatan petani melalui pemberdayaan,

peningkatan akses terhadap sumberdaya usaha pertanian, pengembangan

kelembagaan, dan perlindungan terhadap petani. Sedangkan sasaran yang ingin

dicapai adalah: (1) meningkatnya kapasitas dan kapabilitas petani, (2) semakin

kokohnya kelembagaan petani, (3) meningkatnya akses petani terhadap sumberdaya

produktif; dan (4) meningkatnya kualitas infrastruktur pertanian.

(a). Kebijakan yang berdasarkan strategi Produksi

Kerangka kebijakan yang termasuk di dalam dimensi produk dibentuk

berdasarkan target pencapaian kinerja pertanian yang berkaitan dengan sisi produksi

pertanian. Dalam rangka memperoleh keunggulan kompetitif komoditas dan produk

pertanian, maka secara spesifik target jangka panjang yang akan dicapai adalah

memperoleh komoditas yang telah mendapatkan standarisasi internasional dan

bersifat terdiferensiasi.

Tabel 2.2 Prioritas Komoditas Unggulan

Komoditas Kabupaten Bandung

Pangan Non Pangan

Tanaman Pangan Padi, Jagung, dan Ubi kayu

Hortikultura Cabe, Bawang merah, Kentang, Kubis, Tomat, Stroberi, Alpukat, Jambu, Biofarmaka

Tanaman hias

Perkebunan Kopi, Teh Cengkeh, Tembakau

Diantara berbagai opsi kebijakan di dalam dimensi pengembangan produk,

kebijakan penetapan standar mutu produksi tampaknya belum mendapatkan

prioritas. Sesuai dengan target yang akan dicapai, penetapan standar mutu produksi

berfungsi sebagai benchmark dan indikator kinerja produksi komoditas dan produk

pertanian. Penetapan standar mutu ini merupakan akumulasi dari beberapa

komponen yang dapat dijadikan acuan dalam merencanakan program

pengembangan yang lebih spesifik.

Di dalam subsektor kehutanan, kebijakan pengadopsian dan penetapan

kerangka pengolahan dan pemanfaatan berdasarkan prinsip-prinsip konservasi hutan

ditujukan untuk menciptakan produk dan jasa lingkungan yang dapat digunakan

sebagai patokan dalam setiap jangka waktu pembangunan. Kebijakan ini mencakup

beberapa komponen pengembangan; (1) pengkajian mengenai berbagai manfaat

hutan yang kemudian dapat disosialisasikan kepada setiap stakeholders; (2)

Page 40: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab.Bandung

28

pengadopsian standar internasional mengenai kegiatan pemanfaatan hutan; dan (3)

penetapan regulasi sebagai koridor terlaksananya kebijakan tersebut.

(b). Kebijakan yang berdasarkan strategi Pasar

Pencapaian utama pembangunan dalam dimensi pasar adalah menciptakan

peluang dan keikutsertaan komoditas dan produk pertanian di pasar global.

Kebijakan-kebijakan yang dapat memayungi proses pencapaian tersebut disajikan

berikut ini.

Kebijakan Rencana Tindakan

Penetapan mekanisme yang berkaitan dengan riset pasar (identifikasi peluang pasar)

Pengembangan market-competitive intelligence

Pengembangan inovasi pertanian spesifik lokasi

Pengembangan alternatif sistim transaksi (pembiayaan, pengalihan resiko dan penjaminan)

Pengembangan pola contract farming.

Peningkatan fungsi fasilitasi dan advokasi antara pelaku pasar

Advokasi dan pendampingan dengan tujuan meperkuat aspek legal usaha pertanian

Beberapa dari kebijakan di atas yang belum mendapatkan prioritas adalah

kebijakan yang berkaitan dengan peningkatan riset pasar dan peningkatan fungsi

fasilitasi dan advokasi. Riset pasar sangat dibutuhkan untuk tetap menjamin

kedinamisan strategi dan keberlanjutan keunggulan komoditas dan produksi

pertanian yang dihasilkan. Mengingat perilaku pasar (sisi permintaan) yang selalu

berubah, maka dibutuhkan strategi yang juga dituntut untuk selalu dapat

beradaptasi dengan perubahan. Dalam hal ini, riset pasar merupakan bahan bakar

utama bagi upaya-upaya adaptasi yang harus dilakukan.

Kebijakan peningkatan fungsi fasilitasi dan advokasi antara pelaku pasar juga

sangat penting untuk diprioritaskan. Kebijakan ini ditujukan untuk mengantisipasi

kecenderungan terjadinya kegagalan pasar yang kerap terjadi pada sektor pertanian.

Selain itu, fungsi fasilitasi tentunya sangat dibutuhkan untuk mengintegrasikan

usahatani berskala kecil (tradisional) kepada alternatif-alternatif sistim transaksi

moderen yang sedang mengalami pertumbuhan pesat pada saat ini.

Selain itu, sudah waktunya untuk juga dipikirkan mengenai: pengembangan

manajemen resiko usahatani dan penciptaan iklim investasi usaha yang kondusif.

Untuk itu, pemerintah daerah perlu menunjukan political will yang kuat dalam

menunjang para pelaku agribisnis dengan dibuatnya program-program yang spesifik.

Kebijakan dan program yang berkaitan dengan pengembangan pemasaran

dilaksanakan melalui program pemasaran hasil produk pertanian/perkebunan.

Page 41: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab.Bandung

29

(c). Kebijakan yang berdasarkan strategi kelembagaan

Pada jangka panjang, pembangunan pertanian dalam dimensi institusional

ditujukan pada terciptanya sistem cluster pada sektor pertanian. Selanjutnya cluster

akan berperan sebagai media dasar dalam mengembangkan kolaborasi antar

stakeholders dalam rantai produksi komoditas. Kerangka kebijakan pendukung

pencapaian tersebut disajikan pada matriks kebijakan selanjutnya.

Kebijakan pertama yang harus dilakukan adalah menata kembali fungsi

pemerintah sebagai kelembagaan penunjang yang didasari oleh kebutuhan sektoral,

dengan demikian akan jelas struktur dan hirarki kelembagaan pemerintah dalam

sektor pertanian. Langkah tersebut diharapkan akan berdampak pada koordinasi

yang baik diantara para pengambil dan pelaksana kebijakan pengembangan

pertanian. Selain itu, peningkatan profesionalisme aparatur Dinas Pertanian

diharapkan menjadi akselerator terbentuknya proses kolaborasi tersebut.

Selanjutnya, kebijakan harus didukung pula dengan kebijakan pengembangan

sistem koordinasi usahatani. Keragaan usahatani memerlukan dukungan yang

bersifat lintas fungsional, administrasi dan disiplin disertai dengan penggunaan

teknologi (teknik) di bidang manajemen yang akan memberikan dampak signifikan

terhadap kinerja sektor pertanian di Kabupaten Bandung.

Kebijakan Rencana Tindakan

Penataan fungsi tugas pemerintah yang didasari oleh kebutuhan spesifik

Pendidikan dan pelatihan teknis SDM Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan

Peningkatan profesionalisme SDM Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan

Penetapan mekanisme keterkaitan lembaga peneltian dengan pelaku sektor pertanian dan pasar

Peningkatan koordinasi dengan lembaga penelitian (nasional dan internasional) dan perguruan tinggi (perencanaan kolaboratif)

Pengembangan sistem koordinasi dan komunikasi pertanian (E-Government)

Pengembangan lembaga pertanian di pedesaan

Penyebaran informasi mengenai program pembangunan pertanian (partisipatif)

Peningkatan peran pengawasan partisipatif program pembangunan pertanian

Penciptaan proses pengambilan keputusan yang bersifat kolaboratif

Mendorong berfungsinya cluster-cluster komoditas pertanian

Pemberdayaan masyarakat kehutanan

Peningkatan partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan dan program pemanfaatan hutan

Peningkatan kewirausahaan masyarakat kehutanan melalui pendidikan informal

Masih berkaitan dengan dimensi institusional, permberdayaan masyarakat

dalam rangka pembangunan sektor perkebunan dan kehutanan merupakan

komponen yang paling relevan mengingat konflik sumberdaya yang sering timbul di

Page 42: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab.Bandung

30

kedua subsektor ini. Pada subsektor perkebunan, peningkatan kapasitas pekebun-

pekebun berskala kecil dan buruh perkebunan dapat dilakukan melalui optimasi

penggunaan isu corporate social responsibility pada perusahaan perkebunan berskala

besar; termasuk di dalamnya perusahaan perkebunan milik pemerintah.

Di dalam sub sektor kehutanan, optimasi pemanfaatan hutan dapat dilakukan

dengan meningkatkan keterlibatan masyarakat, terutama masyarakat pinggiran

hutan. Dengan rekayasa kelembagaan, diharapkan masyarakat menjadi aktif dalam

melakukan kegiatan konservasi serta mengalihkan ekstraksi sumberdaya hutan

menjadi bentuk-bentuk jasa lingkungan. Rekayasa kelembagaan tersebut dapat

diinisiasi dengan mengidentifikasi hukum adat atau norma yang berlaku lokal.

Selanjutnya, penentuan pengelolaan hutan dapat diformulasikan bersama-sama

seluruh stakeholders primer; sementara peningkatan kapasitas kelembagaan dapat

dilakukan melalui beragam bentuk pendampingan dan advokasi.

(d) Kebijakan yang berdasarkan Pengelolaan Lingkungan

Target pencapaian pembangunan pertanian dan kehutanan berkelanjutan

sebagaimana diuraikan di atas akan sangat dipengaruhi oleh fenomena perubahan

iklim yang telah menjadi isu global dan sangat berdampak terhadap kelangsungan

pembangunan di masa yang akan datang. Perlu upaya mengurangi dampak negatif

perubahan iklim terhadap sumberdaya dan sistem produksi pertanian serta terhadap

sosial ekonomi petani dan juga peningkatan kualitas lingkungan, terutama kualitas

lahan dan hutan. Oleh karena itu, untuk menyiapkan antisipasinya diperlukan analisis

tentang kerentanan dampak perubahan iklim, inventarisasi dan delineasi wilayah

yang terkena dampak, serta penyusunan road map rencana aksi adaptasi dan

mitigasi perubahan iklim dan lingkungan. Kebijakan ini tahun 2014, dilaksanakan

melalui program Rehabilitasi Hutan dan Lahan

Pembangunan pertanian didesain dengan mencermati perkembangan

lingkungan global sebagai respon terhadap pembangunan yang menyeluruh di

bidang lain di dalam ekonomi nasional. Kenaikan standar hidup, perkembangan

teknologi termasuk di dalamnya bioteknologi, serta perkembangan pasar domestik

dan pasar dunia merupakan faktor yang mendorong tumbuh kembangnya pertanian

modern sebagai bagian dari pembangunan ekonomi nasional. Pembangunan

pertanian modern yang dimaksud adalah pembangunan pertanian melalui

pembangunan agribisnis dan agroindustri dengan penguatan pola kemitraan usaha

tani dari industri hulu sampai industri hilir.

Di dalam memandang perencanaan pembangunan pertanian sebagai upaya

peningkatan kesejahteraan petani, pembangunan harus diarahkan agar penduduk

desa yang relatif miskin dapat menikmati buah dari kemajuan pembangunan

nasional dan dapat memberdayakan dirinya sendiri untuk berpartisipasi secara penuh

di dalam proses pembangunan. Pemberdayaan itu juga diarhakan ke dalam suatu

proses di mana rakyat dapat bergerak untuk memanfaatkan kesempatan-

kesempatan yang tersedia yang disiapkan untuk memperbaiki kualitas hidup secara

bertahap.

Page 43: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab.Bandung

31

Saat ini terdapat kecenderungan dan perubahan paradigma untuk mendesain

pembangunan pertanian atas dasar perubahan dan perkembangan teknologi dan

mekanisme pasar. Perubahan ini mendorong keseluruhan sektor ikut harus mampu

mengubah arah dan strategi pembangunan termasuk di sektor pertanian.

Berdasarkan pertimbangan kondisi, potensi sumberdaya domestik, serta

peluang yang dimiliki, maka dapat dibuat arah pembangunan pertanian pada masa

datang di Kabupaten Bandung dengan tetap memperhatikan pola perubahan yang

terjadi di sepanjang proses kegiatan agribisnis melalui program kerja Dinas

Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan.

Setiap program/kegiatan yang direncanakan ditujukan untuk mencapai

Rencana Kerja Lima Tahunan yang dievaluasi setiap tahun. Lebih lanjut, untuk

mencapai sasaran lima tahunan tersebut, perlu ditetapkan Rencana Kerja Tahunan.

Rencana Kinerja Tahunan merupakan penjabaran dari Rencana Kinerja Lima

Tahunan. Strategis pencapaian sasaran dan tujuan tahunan dirancang ke dalam

program/kegiatan tahunan. Pada tahun 2015, Dinas Pertanian Perkebunan dan

Kehutanan menyusun Rencana Tindak ke dalam 8 program dan 22 kegiatan. Berikut

Rencana Kerja Tahunan (RKT) Tahun 2015, antara lain (tabel 2.3):

Page 44: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab.Bandung 32

Tabel 2.3. Penetapan Rencana Kinerja Tahunan Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2015

SASARAN STRATEGIS

INDIKATOR KINERJA TARGET KINERJA

PROGRAM/KEGIATAN

Meningkatkan swasembada pangan lokal melalui peningkatan produktivitas lahan dan komoditas pangan unggulan lokal

1. Jumlah Pencapaian Produktivitas : - Padi (kuintal/ha)

62,62

1. Pengembangan Intensifikasi Padi Palawija 2. Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil 3. Pengembangan Diversifikasi Pangan 4. Pengembangan Perbenihan/Pembibitan 5. Penyusunan Database Produk Pangan 6. Pengadaan Sarana dan Prasarana Teknologi

Tepat Guna Pertanian/Perkebunan 7. Pemeliharaan Rutin/Berkala Teknologi

Pertanian/Perkebunan Tepat Guna 8. Pengembangan Intensifikasi Padi Palawija

(Bantuan Gubernur) 9. Pemeliharaan Rutin berkala Sarana dan

Prasarana Teknologi Pertanian tepat Guna (DAK)

10. Pemeliharaan Rutin berkala Sarana dan Prasarana Teknologi Pertanian tepat Guna (WISMP-LOAN)

11. Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pertanian/Perkebunan Tepat Guna

- Jagung (kuintal/ha) - Ubi Kayu (kuintal/ha)

64,39 197,40

2. Jumlah Kelompok yang telah memiliki sertifikat organik (Kel) 3

3. Tingkat kehilangan hasil tan. pangan (%) 10,18

4. Prosentase luas tanam yang telah menerapkan teknologi: a. Penggunaan Pupuk Berimbang (%) b. Penggunaan Benih Berlabel (%)

75 70

5. Proporsi serangan OPT terhadap luas tanam a. Padi b. Jagung

10 9

6. Pencapaian Indeks Pertanaman (IP) 2,3

7. Proporsi luas areal tanam yang terkena puso (%)

0,70

8. Jumlah unit UPJA yang berkembang 20

Meningkatkan keunggulan komparatif dan kompetitif produk pertanian melalui pengembangan agribisnis dalam

1. Jumlah rata-rata pencapaian produktivitas komoditas unggulan: - Sayuran (kuintal/ha) - Buah-buahan (kuintal/ha) - Biofarmaka (kg/m2) - Tan. Hias (tangkai/ha)

216,50 104,00

3,25 17.480

1. Peningkatan Mutu, Produksi dan Produktivitas Produk Pertanian/Perkebunan

2. Penelitian dan Pengembangan Pemasaran Atas Hasil Produk Pertanian/Perkebunan

3. Promosi Atas Hasil Produk Pertanian/ Perkebunan

Page 45: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab.Bandung 33

SASARAN STRATEGIS

INDIKATOR KINERJA TARGET KINERJA

PROGRAM/KEGIATAN

aglomerasi ekonomi pertanian

- Kopi (kuintal/ha) - Teh (kuintal/ha) - Cengkeh (kuintal/ha) - Tembakau (kuintal/ha)

1,195 2,500 0,220 1,00

4. Pembangunan Pusat-pusat penampungan hasil produk Pertanian/Perkebunan

5. Penyusunan database produk pangan 6. Pengembangan Pertanian pada Lahan Kering 7. Penyediaan sarana dan Prasarana Produksi

Pertanian/Perkebunan 8. Pengembangan bibit unggul pertanian/

perkebunan 9. Peningkatan Produksi Produk dan Mutu

Tanaman Rempah dan Penyegar (Jahe Merah) (Bantuan Gubernur)

10. Pengembangan Perbenihan Krisan, kentang, Bawang merah, Asparagus dan Jeruk (Bantuan Gubernur)

11. Peningkatan Produksi Tanaman Kopi dan Teh (Bantuan Gubernur)

2. Jumlah kelompok tani yang menerapkan SOP GAP a. Sayuran (Kelompok) b. Tanaman Obat (Kelompok)

45 5

3. Jumlah komoditas yang dikembangkan: a. Sayuran (komoditas) b. Tanaman Obat (komoditas)

10 1

4. Jumlah kelompok yang telah memiliki registrasi kebun (kelompok)

40

Mengembangkan usaha ekonomi produktif dalam upaya stabilitas kualitas lingkungan hutan dan lahan

1. Prosentase luas lahan kritis yang tertanami (%)

54.64 1. Pengembangan hasil hutan non kayu 2. Pembinaan Pengendalian dan Pengawasan

Gerakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan 3. Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam

Rehabilitasi Hutan dan Lahan 4. Pengadaan Leuweung Sabilulungnan (Bantuan

Gubernur) 5. Pelaksanaan Agroforestry (Bantuan Gubernur) 6. Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran

Hutan dan Lahan 7. Pendampingan Kelompok Usaha Perhutanan

Rakyat (Pendamping BLKSDA-BM)

2. Jumlah luas areal hutan rakyat/ Agroforestry (ha)

12.925

3. Jumlah komoditas yang mengembangkan aneka usaha kehutanan

4

4. Jumlah kelompok tani berbasis aneka usaha kehutanan dan AUK (kelompok)

190

Page 46: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab.Bandung

34

1. Program Peningkatan Ketahanan Pangan

Salah satu tujuan dari pembangunan pertanian di Kabupaten Bandung adalah

meningkatkan produktivitas usahatani tanaman pangan melalui pola kemitraan dan

meningkatkan ketahanan pangan di pedesaan. Hal ini dapat dilihat dengan

meningkatnya produktivitas tanaman komoditas pertanian unggulan per hektar

dalam satu kali tanam, berkembangnya usahatani padi dan palawija dengan pola

kemitraan, dan tersedianya pangan yang cukup dengan harga yang terjangkau oleh

daya beli masyarakat, serta terwujudnya diversifikasi konsumsi pangan yang

tercermin dari tersedianya berbagai komoditas pangan dan pangan olahan.

Untuk mewujudkan tujuan pembangunan pertanian ini, Dinas Pertanian

Kabupaten Bandung mengajukan beberapa strategi perencanaan pembangunan

melalui kegiatan:

1. Penyusunan Database Potensi Produk Pangan

2. Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Pertanian

3. Pengembangan Intensifikasi Tanaman, Padi Palawija

4. Pengembangan Diversifikasi Pangan

5. Pengembangan Pertanian pada Lahan Kering

6. Pengembangan Perbenihan dan Pembibitan

7. Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Pertanian/Perkebunan

8. Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Pertanian / Perkebunan

Dengan upaya ini diharapkan mampu mencapai ketahanan pangan di tingkat

rumah tangga petani dan gizi masyarakat yang seimbang sebagai prasyarat dalam

meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, juga meningkatkan usahatani pertanian

dengan pola kemitraan, yang pada akhirnya dapat meningkatkan indeks daya beli

dan indeks kesehatan masyarakat, terutama masyarakat tani di pedesaan. Adapun

teknis pelaksanaan, sebagai berikut:

a. Pengidentifikasian Kelompok Sasaran

Kegiatan dilaksanakan oleh petugas lapangan untuk mengetahui potensi

sumber daya pangan, spesifikasi teknis teknologi pengembangan, kemampuan

SDM dan pengembangan bisnis pertanian. Selain itu, juga dikumpulkan data

dan informasi mengenai kelembagaan dan budaya lokal.

1) Seleksi peserta dan jenis usaha

Berdasarkan hasil identifikasi, dilakukan seleksi dan penentuan jenis

usaha pangan lokal kepada calon peserta. Penetapan jenis usaha dilakukan

dengan studi kelayakan usaha untuk mengetahui keuntungan dan

keberlanjutan usaha. Kegiatan ini harus dilakukan dengan hati - hati karena

hasilnya menentukan kegiatan selanjutnya.

2) Pelatihan Teknis Agribisnis

Page 47: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab.Bandung

35

Setelah seleksi peserta, maka dilaksanakan pelatihan tentang

pengembangan pangan lokal yang disesuaikan dengan hasil seleksi dan

potensi wilayahnya. Mata pelajaran diberikan secara teori dan praktek baik

berupa teknis maupun manajemen usaha. Kegiatan ini akan berhasil baik

jika dilaksanakan dengan metode belajar sambil bekerja. Pelatihan teknis

agribisnis ditujukan untuk peningkatan kesiapan penerima manfaat dalam

manajerial usaha.

b. Pemberian bantuan

Bantuan dapat diberikan berupa uang, peralatan, sarana produksi atau

kombinasi keduanya.Sebaiknya bantuan tersebut diberikan secara bertahap

sesuai dengan kebutuhannya dalam kegiatan produksi/pengolahan

pangan/pertanian.

c. Pendampingan/pembinaan

Kelompok dalam mengelola usahanya, perlu diberikan

pendamping/pembina dengan keahlian sesuai dengan kebutuhan teknis dan

manajemen dari usahanya. Pendampingan dilaksanakan selama satu tahun

atau satu kali proses produksi/pengolahan pangan/pertanian sampai dengan

pemasarannya. Apabila dalam proses pendampingan menghadapi

permasalahan yang sulit dipecahkan ditingkat lapangan, maka dapat meminta

bantuan kepada dinas/instansi teknis terkait.

d. Pembinaan pasca proyek dan pengembangannya

Walaupun pendampingan sudah selesai, pembinaan tetap diberikan

selama beberapa bulan dengan frekwensi kunjungan sesuai dengan kondisi dan

kebutuhan kelompok. Pembinaan akan terus dilanjutkan sampai kelompok

dapat mengembangkan usahanya menjadi kokoh dan mandiri termasuk

mengupayakan kemitraan dengan perusahaan mitra. Pembinaan pasca proyek

ini merupakan pembinaan rutin yang diberikan oleh petugas lapangan dari

dinas sesuai dengan bidangnya.

Adapun sasaran dari program peningkatan ketahanan pangan direncanakan

tersebar di 31 kecamatan yang merupakan daerah sentra komoditas padi, palawija,

dan hortikultura.

Sedangkan dampak yang diharapkan dari kegiatan tersebut, adalah:

1. Meningkatnya keragaman produksi dan konsumsi pangan.

2. Berkembangnya kegiatan perbenihan tanaman Pangan, hortikultura dan

perkebunan.

3. Berkembangnya daerah sentra produksi tanaman pangan, hortikultura dan

perkebunan.

4. Terbinanya kelompok tani dalam penerapan teknologi pertanian organik.

5. Berkembangnya usahatani organik di pedesaan.

Kegiatan agribisnis mencakup empat subsistem, yaitu: subsistem agribisnis

hulu (up-stream agribusiness), yakni kegiatan ekonomi yang menghasilkan

(agroindustri hulu) dan perdagangan sarana produksi pertanian primer (seperti

industri pupuk, obat-obatan, bibit/benih, alat mesin pertanian, dan lain-lain);

Page 48: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab.Bandung

36

subsistem usahatani (on-farm agribusiness); subsistem agribisnis hilir (down-

streamagribusiness). Keberhasilan pembangunan pertanian melalui pendekatan

sistem agribisnis sangat tergantung pada tingkat kehandalan dari setiap komponen

yang menjadi subsistemnya. Untuk mencapai kehandalan yang simultan dari setiap

subsistem dalam sistem agribisnis dibutuhkan uluran dan campur tangan pemerintah

melalui regulasi, koordinasi, perlindungan, stimulasi, pelayanan dan penilaian

terhadap seluruh subsistem dalam sistem agribisnis beserta lingkungan yang

mempengaruhinya. Selain itu, kondisi sumberdaya lingkungan serta sarana dan

prasarana juga merupakan faktor yang menentukan kehidupan dan pengembangan

sistem agribisnis tersebut, yang direncanakan tersebar di Kabupaten Bandung (31

kecamatan).

Sedangkan sasaran dan dampak yang diharapkan dari kegiatan ini, antara

lain adalah :

1. Mendorong terbentuknya usaha agribisnis baru sebagai usaha diversifikasi

pangan

2. Terbinanya kelompok tani dalam penerapan standar-standar mutu produk

dan teknologi pengolahan hasil dan

3. Terfasilitasi alat mesin pengolahan pasca panen hasil pertanian dan sarana

prasarana agribisnis.

Kegiatan Pengembangan sistem informasi manajemen pertanian diarahkan

untuk mencapai sasaran:

- Terkumpul, terolah, dan teranalisanya data primer komoditas Pertanian serta

peramalan produksi pertanian

- Teridentifikasinya data potensi wilayah dan agroekosistem

- Berkembangnya manajemen database pertanian

- Terlaksananya perencanaan pembangunan pertanian yang tepat sasaran.

Langkah-langkah pelaksanaan kegiatan di atas merupakan rincian tahapan

kegiatan, sehingga dapat dicapai impact yang bermanfaat bagi masyarakat tani pada

khususnya. Adapun sasaran kegiatan yang ingin dicapai pada tahun 2015, sebagai

berikut:

Tabel 2.4. Sasaran Kegiatan Program Peningkatan Ketahanan Pangan Tahun 2015

Kegiatan Sasaran Kegiatan Target Kinerja

Penyusunan Database Potensi produksi pangan

1. Terkumpulnya data potensi pangan, perkebunan, hortikultura bulanan, triwulan, semesteran dan tahunan

2. Terlaksanya kegiatan Penyajian Data dan Informasi Pertanian Berbasis GIS

3. Terlaksananya evaluasi dan sinkronisasi data statistik pertanian

4. Terlaksananya kegiatan penentuan angka ramalan/prognosa statistik tanaman pangan dan hortikultura

5. Terlaksananya rapat koordinasi perencanaan pembangunan pertanian

2 Dokumen 1 Paket 2 Kali 2 Kali 1 Kali

Page 49: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab.Bandung

37

Kegiatan Sasaran Kegiatan Target Kinerja

6. Tersusunnya Dokumen Supply Deman Benih Padi

7. Tersusunnya Dokumen Green Economy Pertanian

1 Dokumen 1 Dokumen

Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Pertanian

1. Terlaksananya sertifikasi organik ulang gapoktan Harapan Jaya

2. Fasilitasi pasca panen dan pengolahan padi untuk mendukung pengembangan lahan pangan berkelanjutan (power thresser)

3. Fasilitasi pasca panen dan pengolahan padi untuk mendukung pengembangan lahan pangan berkelanjutan (Terpal)

4. Terlaksananya bimbingan teknis pasca panen padi

5. Terlaksananya Gerakan pasca panen padi

6. Terlaksananya Fasilitasi pasca panen jagung (Com sheller)

7. Terlaksananya bimbingan teknis pasca panen jagung

8. Terlaksananya bimbingan teknis pengolah hasil

9. Terlaksananya stimulan alat pengolahan hasil tanaman pangan

1 Paket 6 Unit 85 Lembar 1 Kali 1 Kali 1 Unit 1 Kali 1 Paket 1 Kali

Pengembangan Intensifikasi Tanaman Padi dan Palawija

1. Terlaksananya Bimbingan Teknis Budidaya Jagung

2. Terlaksananya Rakor P2BN 3. Terlaksananya Pengadaan Benih padi 4. Terlaksananya Pengadaan Benih

Jagung 5. Terlaksananya Pelaksanaan Demplot

Penerapan Teknologi Tanaman Pangan 6. Terlaksananya acara panen raya

jagung 7. Terlaksananya acara tanam serempak

bersama TNI AD 8. Workshop Evaluasi GP-PTT 9. Terlaksananya acara hari lapang 10. Terlaksananya partisipasi dinas dalam

penyelenggaraan pameran hari pangan sedunia XXIX 2015

1 kali 2 kali 12,250 Kg 3,375 Kg 5 Paket 1 Kali 1 Kali 1 Kali 1 Kali 1 Kali

Pengembangan Diversifikasi Tanaman

1. Terlaksananya Diversifikasi pola tanam komododitas Ubikayu

2. Terlaksananya Diversifikasi pola tanam dengan komododitas Sorgum

3. Terlaksananya Bimtek penerapan Teknologi Budidaya Ubikayu

4. Terlaksananya Rapat Koordinasi

150,000 Stek 100 Kg 1 Kali 2 Kali

Page 50: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab.Bandung

38

Kegiatan Sasaran Kegiatan Target Kinerja

Pengembangan Pertanian pada Lahan Kering

1. Terlaksananya Pengembangan Sarana Klinik Tanaman Hortikultura

2. Terfasilitasinya pendampingan klinik tanaman

3. Terfasilitasinya Bimbingan Teknis Penangkaran Tanaman Hias

4. Terlaksananya Sekolah Lapang Good Agricultural Practices Strawberry.

5. Terfasilitasinya Adopsi Pengembangan Budidaya Buah-Buahan

6. Terfasilitasinya Sarana Prasarana Pengembangan Komoditas Holtikuktura

7. Terfasilitasinya Pendampingan Penerapan Teknologi Pasca Panen Strawberry

8. Terfasilitasinya Sarana Pengairan Pengembangan Holtikultura (Pompa Air)

9. Terfasilitasinya Sarana Pengolahan Lahan (Cultivator)

10. Terfasilitasinya Sarana Budidaya Tanaman Hias Berbasis Lokal (Green House)

11. Terfasilitasinya Sarana Pengolahan Pupuk Organik

1 Lokasi 1 Kegiatan 1 Kegiatan 2 Kegiatan 1 Kegiatan 1 Kegiatan 1 Kegiatan 10 Unit 6 Unit 1 Unit 1 Kelompok

Pengembangan Perbenihan/Pembibitan

1. Terlaksananya Pengadaan Benih Padi VUB Kelas SS

2. Terlaksananya Pengadaan Benih Padu VUB Kelas ES (Label Biru)

3. Terlaksananya Sertifikasi Benih Padi Label Biru

4. Terlaksananya Sosialiasasi Demplot Padi Gogo

1,300 Kg 7,100 Kg 9,000 Kg 1 Kali

Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Pertanian

1. Terlaksananya Sosialisasi Kegiatan Pengendalian OPT / IBK / GUP

2. Terlaksananya PILKT 3. Tersedianya Sarana Prasarana

Pengendalian OPT 4. Terlaksananya Gebyar Promosi

Perkebunan 5. Terlaksananya Adopsi Teknologi

Kopi Speciality

1 Kali 1 Kali 1,500 Unit 1 Kali 1 Kali

Page 51: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab.Bandung

39

2. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/ Perkebunan

Peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/ perkebunan menjadi

keharusan dalam mempertahankan kontinuitas usaha agribisnis pada berbagai

komoditas unggulan di sektor pertanian. Menurut Abdul Adjid, D (2001), pasar

adalah suatu tempat yang terbentuk dari usaha dua pihak yang akan berinteraksi,

yaitu pembelian dan penjualan. Dengan kata lain, pasar menjadi sentra aktivitas

ekonomi di dalam lingkungan dunia usaha termasuk di sektor pertanian. Stabilitas

dan mekanisme pasar termasuk ke dalam sasaran utama dalam menciptakan

masyarakat ekonomi yang berswasembada. Maka dari itu, program peningkatan

pemasaran hasil produksi pertanian/ perkebunan merupakan hal mutlak yang harus

dilaksanakan dalam pembangunan pertanian di Kabupaten Bandung.

Salah satu sub sistem dalam sistem agribisnis adalah penataan jaringan

pemasaran guna meningkatkan posisi tawar petani dan Program peningkatan

pemasaran bertujuan untuk mengembangkan dan menata jaringan pemasaran

komoditas pertanian. Hal ini dirasakan perlu karena salah satu penyebab rendahnya

nilai jual produk pertanian di tingkat petani di Kabupaten Bandung disebabkan oleh

ketidakteraturan dan panjangnya jalur pemasaran komoditas pertanian.

Kegiatan-kegiatan ini direncanakan tersebar di 31 kecamatan di Kabupaten

Bandung. Sedangkan sasaran dan dampak yang diharapkan dari kegiatan tersebut,

adalah sebagai berikut:

1. Mendorong terbentuknya rumah kemasan hasil pertanian serta mendorong

meningkat nya permintaan konsumen;

2. Mengembangkan pusat-pusat penampungan Komoditas Pertanian skala kecil

di pedesaan;

3. Terlaksananya promosi produk hasil pertanian; dan

4. Tertatanya/teraturnya jalur pemasaran komoditas pertanian.

5. Meningkatnya kesadaran serta pengetahuan petani akan produk

bermutu/unggulan pertanian serta teknologi terbaru beserta penerapannya

dalam bidang pertanian.

Pada tahun 2015, program peningkatan pemasaran hasil produksi

pertanian/perkebunan diarahkan untuk menyusun, mendeteksi dan merestrukturisasi

mekanisme dan stabilitas jaringan pasar komoditas hortikultura dan tanaman pangan

di Kabupaten Bandung. Adapun sasaran kegiatan yang ingin dicapai, sebagai berikut:

Page 52: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab.Bandung

40

Tabel 2.5. Sasaran Kegiatan pada Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi

Pertanian/ Perkebunan

Kegiatan Sasaran Kegiatan Target Kinerja

Peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/ perkebunan

Jumlah unit-unit pasca panen dan pengolahan hasil (Kelompok)

49

Promosi atas hasil produksi pertanian/perkebunan unggul daerah

1. Terlaksananya Pameran Komoditas Unggulan Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Tingkat Kabupaten

2. Terlaksananya Pameran Komoditas Unggulan Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan tingkat Provinsi

3. Terlaksananya Pameran Komoditas Unggulan Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Tingkat Nasional

4. Terlaksananya Jambore Varietas 5. Terlaksananya Pameran APKASI

1 Kali

1 Kali

1 Kali 1 Kali 1 Kali

Pembangunan pusat-pusat penampungan produksi hasil pertanian / perkebunan masyarakat yang akan dipasarkan

1. Terfasilitasinya Kegiatan Adopsi Pengolahan Hasil Holtikultura

2. Terfasilitasinya Pelaksanaan Pemutakhiran Data Base Petani Pelaku Usaha Agribisnis Kabupaten Bandung

3. Terlaksananya Pendampingan Manajemen Agribisnis Asosiasi Pertani Sayuran Segar Kabupaten Bandung

4. Terlaksananya Pelatihan Pengolahan Hasil Pertanian Holtikultura Bagi Petani Pengembang Budidaya Holtikultura

5. Terlaksananya Pendampingan Peningkatan Mutu Olahan Holtikultura Bagi Pelaku Olahan Pertanian Holtikultura lokal

6. Terfasilitasinya Sarana Pendukung Penerapan Good Handling Practices

7. Terfasilitasinya Sarana Pengolahan Hasil Holtikultura Untuk Kelompok Olahan hasil Pertanian

1 Kegiatan

1 Kegiatan

1 Kegiatan

1 Kegiatan

1 Kegiatan

450 Buah

6 Unit

3. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/ Perkebunan

Beberapa tantangan yang dihadapi dalam pemberdayan sumberdaya

pertanian dalam rangka peningkatan produksi dan produktivitas tanaman pangan,

hortikultura dan perkebunan adalah:

a. Meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan petani dan kelompok tani

tentang inovasi teknologi pertanian.

Page 53: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab.Bandung

41

b. Mencukupi kebutuhan air yang terus meningkat dalam waktu, ruang, jumlah

serta mutu yang tepat sebagai akibat dari meningkatnya jumlah penduduk dan

pembangunan di segala bidang (industri, pertanian, pariwisata dan lain-lain).

Sedangkan ketersediaan air relatif tetap dan bahkan pada daerah-daerah

tertentu sumber daya airnya cenderung menurun.

c. Meningkatkan efisiensi penggunaan air melalui penerapan teknologi hemat air.

d. Kelangkaan air yang selalu terjadi pada setiap musim kemarau yang telah

menyebabkan beberapa areal pertanian (terutama lahan sawah) di Kabupaten

Bandung mengalami kekeringan.

e. Mencukupi kebutuhan alat mesin pertanian untuk kegiatan produksi dan

pengolahan hasil.

f. Mencukupi ketersediaan sarana produksi berupa pupuk, obat-obatan dan

pestisida.

Adapun kegiatan yang diwadahi dalam program ini, adalah Pengadaan

Sarana dan Prasarana Teknologi Pertanian/ Perkebunan. Kegiatan Pengembangan

Ketersediaan sarana prasarana pertanian dalam rangka peningkatan produktivitas

pertanian diarahkan untuk mencapai sasaran:

- Terfasilitasinya dan terpeliharanya alat mesin pertanian pengolahan produksi

- Terbinanya dan berkembangnya pelayanan jasa alat mesin pertanian

- Terencananya kebutuhan pupuk, obat-obatan, dan pestisida

- Terbinanya kelompok tani dalam penerapan teknologi pengairan hemat

Program peningkatan penerapan teknologi pertanian/ perkebunan ditujukan

sebagai usaha pendukungan dalam peningkatan produksi tanaman unggulan

pertanian, seperti padi, jagung, kentang, cabe, tomat, bawang merah, kubis,

alpukat, kopi dan teh. Adapun sasaran kegiatan yang ingin dicapai pada tahun 2015,

sebagai berikut:

Tabel 2.6. Sasaran Kegiatan pada Program Penerapan Teknologi Pertanian/

Perkebunan

Kegiatan Sasaran Kegiatan Target Kinerja

Penelitian dan pengembangan teknologi pertanian/perkebunan tepat guna

1. Terlaksananya Pembangunan Irigasi Permukaan

2. Terlaksananya Pipanisasi 3. Terlaksananya Pembangunan DAM

Parit 4. Terlaksananya Pembangunan Screen

House dan Pemagaran 5. Terlaksananya Pembangunan Gudang

Pestisida 6. Terlaksananya Pengadaan Sarana dan

Prasarana Balai Benih 7. Tersedianya Prasarana dan Sarana

Penyuluhan 8. Terlaksananya Pembangunan Jalan

Usaha Tani Tanaman Pangan 9. Terlaksananya Kajian Lingkungan

Untuk Pembangunan Gudang Pestisida

30 Unit 10 Paket 21 Unit 1 Paket 1 Unit 111 Unit 38 Unit 6 Paket 1 Paket

Page 54: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab.Bandung

42

Kegiatan Sasaran Kegiatan Target Kinerja

Pengadaan Sarana dan Prasarana Teknologi Pertanian/Perkebunan Tepat Guna

1. Terlaksananya Bimbingan Teknis Teknologi Agen Hayati

2. Terlaksananya Pengembangan Desa PHT

3. Terlaksananya Bimbingan Teknis Teknologi Tepat Guna

4. Terlaksananya Bimbingan Teknis Teknologi Pertanian

5. Tersedianya Bahan Obat-obatan / Pupuk

6. Tersedianya Alat Penunjang Pengolahan Pertanian

50 Orang 50 Orang 100 Orang 30 Orang 1 Paket 136 Unit

Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana teknologi pertanian/perkebunan tepat guna Pemeliharaan Rutin/Berkala Sarana dan Prasarana Teknologi Pertanian / Perkebunan Tepat guna (Peningkatan Manajemen Pengelolaan Air WISP II - LOAN)

1. Terlaksananya Kajian LP2B 2. Terlaksananya Pengesahan / Legalisasi

Badan Hukum P3A dan GP3A 3. Terlaksananya Kegiatan Dam Area 4. Tersedianya Grand Design 5. Terlaksananya Inventarisasi dan

Pemetaan Lahan Sawah 6. Terlaksananya Sosialisasi Pelaksanaan

Inventarisasi LP2B 7. Terlaksananya Rapat Koordinasi LP2B 8. Terlaksananya Rapat Koordinasi

WISMP 9. Terlaksananya Pendampingan

Penelusuran Jaringan

1 Paket 10 Buah 1 Paket 1 Paket 1 Paket 2 Kali 3 Kali 8 Kali 1 Kali

1. Pelatihan Optimalisasi Lahan dan Air Untuk Pengembangan Agribisnis

2. Terlaksananya Pelatihan GP3A dalam Aspek Manajemen Organisasi dan Keuangan

3. Terlaksananya Kegiatan Sekolah Lapang "Integrasi, Diversifikasi dan Intensifikasi/Ekstensifikasi dengan Sistem Usaha Tani Ramah Lingkungan yang Adaptif terhadap Perubahan Iklim

4. Tersedianya Pupuk Cair Dalam Kegiatan DEM Area

5. Tersertifikasinya Kelompk GP3A

1 Kali 1 Kali 1 Kali 60 Liter 10 Kel

4. Program Peningkatan Produksi Pertanian/ Perkebunan

Program peningkatan produksi pertanian/ perkebunan ditujukan untuk

meningkatkan produktivitas dan nilai tambah komoditas hortikultura dan perkebunan

spsesifik lokalita. Adapun teknis pelaksanaan kegiatan diarahkan dalam pemenuhan:

Page 55: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab.Bandung

43

a. Pengidentifikasian Kelompok Sasaran

Kegiatan dilaksanakan oleh petugas lapangan untuk mengetahui potensi

sumber daya pangan, spesifikasi teknis teknologi pengembangan, kemampuan

SDM dan pengembangan bisnis pertanian. Selain itu, juga dikumpulkan data

dan informasi mengenai kelembagaan dan budaya lokal.

1) Seleksi peserta dan jenis usaha

Berdasarkan hasil identifikasi, dilakukan seleksi dan penentuan jenis

usaha pangan lokal kepada calon peserta. Penetapan jenis usaha dilakukan

dengan studi kelayakan usaha untuk mengetahui keuntungan dan

keberlanjutan usaha. Kegiatan ini harus dilakukan dengan hati - hati karena

hasilnya menentukan kegiatan selanjutnya.

2) Pelatihan Teknis Agribisnis

Setelah seleksi peserta, dilaksanakan pelatihan tentang

pengembangan pangan lokal yang disesuaikan dengan hasil seleksi dan

potensi wilayahnya.Mata pelajaran diberikan secara teori dan praktek baik

berupa teknis maupun manajemen usaha. Kegiatan ini akan berhasil baik

jika dilaksanakan dengan metode belajar sambil bekerja. Pelatihan teknis

agribisnis ditujukan untuk peningkatan kesiapan penerima manfaat dalam

manajerial usaha.

b. Pemberian bantuan

Bantuan dapat diberikan berupa uang, peralatan, sarana produksi atau

kombinasi keduanya.Sebaiknya bantuan tersebut diberikan secara bertahap

sesuai dengan kebutuhannya dalam kegiatan produksi/pengolahan.

c. Pendampingan/pembinaan

Kelompok dalam mengelola usahanya, perlu diberikan

pendamping/pembina dengan keahlian sesuai dengan kebutuhan teknis dan

manajemen dari usahanya. Pendampingan dilaksanakan selama satu tahun

atau satu kali proses produksi/pengolahan hortikultura dan perkebunan sampai

dengan pemasarannya. Apabila dalam proses pendampingan menghadapi

permasalahan yang sulit dipecahkan ditingkat lapangan, maka dapat meminta

bantuan kepada dinas/instansi teknis terkait.

d. Pembinaan pasca proyek dan pengembangannya

Walaupun pendampingan sudah selesai, pembinaan tetap diberikan selama

beberapa bulan dengan frekuensi kunjungan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan

kelompok. Pembinaan akan terus dilanjutkan sampai kelompok dapat

mengembangkan usahanya menjadi kokoh dan mandiri termasuk mengupayakan

kemitraan dengan perusahaan mitra. Pembinaan pasca proyek ini merupakan

Page 56: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab.Bandung

44

pembinaan rutin yang diberikan oleh petugas lapangan dari dinas sesuai dengan

bidangnya.

Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan digulirkan untuk

meningkatkan optimalisasi produktivitas komoditas unggulan dan indeks pertanaman

lahan sawah dan lahan kering Kabupaten Bandung.

Adapun kegiatan yang diwadahi dalam program ini, sebagai berikut:

1. Penyuluhan peningkatan produksi pertanian/perkebunan;

2. Penyediaan sarana produksi pertanian dan perkebunan; dan

3. Peningkatan/Rehabilitasi saluran Irigasi.

Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan diarahkan untuk mencapai

sasaran:

- Meningkatkan hasil produksi komoditas pertanian/perkebunan unggulan

Kabupaten Bandung yaitu dari tanaman hortikultura; sayuran 636.603 ton;

buah-buahan 574.281 ton; tanaman hias 388.369 tangkai; obat-obatan

859.830 ton; tanaman perkebunan; teh 3.460 ton, kopi 6.872 ton, dan

cengkeh 125 ton.

- (1) berkembangnya kelompok usaha agribisnis berbasis hortikultura 4

kelompok (2) berkembangnya kelompok usaha agribisnis berbasis komoditas

kopi 3 kelompok; teh 2 kelompok; dan cengkeh 1 kelompok;

Langkah-langkah pelaksanaan kegiatan di atas merupakan rincian tahapan

kegiatan, sehingga dapat dicapai impact yang bermanfaat bagi masyarakat tani pada

khususnya. Adapun sasaran kegiatan yang ingin dicapai pada tahun 2015, sebagai

berikut:

Tabel 2.7. Sasaran Kegiatan pada Program Peningkatan Produksi Pertanian/

Perkebunan

Kegiatan Sasaran Kegiatan Target Kinerja

Penyediaan sarana produksi pertanian/perkebunan

1. Terlaksananya pengadaan bibit kopi dan cengkeh

2. Terlaksananya Pengadaan Kemasan Produk Perkebunan

3. Terlaksananya Panen Raya Kopi 4. Terlaksananya Pengembangan

Komoditas Agrofarmaka Pada Tegakan Kopi

5. Terlaksananya Pengadaan Mesin Pengolah kopi

6. Terlaksananya Pengadaan Mesin Penepung Kopi

7. Terlaksananya Pengadaan Roasting Kopi

8. Terlaksananya Pengadaan Dry House Komoditas Stevia

72.000 Pohon 1 Paket 1 Paket 1 Paket 8 unit 1 Unit’ 2 Unit 1 Unit

Page 57: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab.Bandung

45

Kegiatan Sasaran Kegiatan Target Kinerja

Pengembangan bibit unggul pertanian/perkebunan

1. Tersedianya Benih Kentang Bermutu 2. Tersedianya Benih Kentang Bermutu 3. Tersedianya Bibit Cabe 4. Tersedianya Sarana Produksi

Pengembangan Sayuran Dataran Rendah

5. Pembangunan Screen House Penangkaran Kentang

6. Tersedianya Sarana Pengolahan Lahan 7. Tersedianya Sarana Pengembangan

Jamur (Kumbung) 8. Tersedianya Sarana Prasarana Untuk

Pengembangan Pemanfaan lahan Pekarangan

9. Terbangunnya Sarana Pengairan Berupa Embung di Kawasan Sayuran

10. Tersedianya Sarana Prasarana Pendukung Pengembangan Sayuran Eksklusif

11. Terlaksananya Registrasi Lahan Holtikultura

12. Tersedianya Sarana Prasarana Pendukung Pengembangan Budidaya Sayuran Ramah Lingkungan

13. Tersedianya Tenaga Pembantu / Pendukung Pengelola Kegiatan Pengembangan Hortikultura (Perencanaan dan Administrasi Bid. Holtikultura)

14. Tersedianya Tenaga Pengelola / Pemeliharaan Kebun Bibit Dinas Pertanian, Pekebunan dan Kehutanan Kab, Bandung

10.000 Knol 20.000 Baglog 100 Pcs 14 Paket 3 Unit 3 Unit 3 Unit 1 Paket 1 Unit ‘ 1 Unit 1 Paket 50 Kebun 1 Paket 12 Bulan

Peningkatan kualitas dan pasca panen tanaman tembakau

1. Terlaksananya Magang Pasca Panen dan Pengolahan Tembakau Hitam

2. Terlakasananya Penanganan Pasca Panen Tembakau

3. Terlaksananya Penerapan Pengolahan Pupuk Organik Padat

4. Terlaksananya Penganganan Terjadinya Kemarau Panjang

5. Terlaksananya Penerapan Teknologi Budidaya

6. Terlaksananya Peningkatan Produktivitas Komoditas Tembakau lokal

7. Terlaksananya Peningkatan Kualitas Produk dan SDM Tembakau

1 Paket 3 Paket 1 Paket 1 Paket 3 Paket 2 Paket 2 Paket

Page 58: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab.Bandung

46

5. Program Pemanfaatan Potensi Sumberdaya Hutan

Program pemanfaatan potensi sumberdaya hutan merupakan salah satu

kebijakan pembangunan kehutanan yang diarahkan untuk memberikan alternatif

usaha bagi masyarakat di sekitar hutan, sekaligus dalam upaya rehabilitasi hutan dan

lahan, selain langkah tindak vegetatif. Pada tahun 2015, program ini ditujukan

untuk: (1) pengembangan agribisnis jamur dan (2) pengembangan agribisnis lebah

madu.

Tabel 2.8. Sasaran Kegiatan pada Program Pemanfaatan Potensi Sumberdaya Hutan

Kegiatan Sasaran Kegiatan Target Kinerja

Pengembangan Hasil Hutan Non-Kayu

1. Terlaksananya Pengembangan ulat sutera 2. Terlaksananya Pengembangan Ekonomi Masyarakat

Melalui Jamur Tiram 3. Terlaksananya Pengembangan Tanaman Empon-

Empon 4. Terlaksananya Pengembangan Ulat Sutera 5. Terlasananya Pengembangan Ekonomi Masyarakat

Melalui Jamur Tiram 6. Terlaksananya Budidaya Jamur 7. Terlaksananya Pelaporan Kegiatan

5.050 Stup 12.000 Log 1 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket 100%

6. Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan

Program rehabilitasi hutan dan lahan merupakan kebijakan yang ditujukan

dalam pelestarian dan konservasi lingkungan, bertujuan untuk:

a. Meningkatkan akselerasi penanggulangan lahan kritis;

b. Mendukung dan mengembangkan program perbaikan lingkungan melalui

Gerakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GRLK) dengan pemberdayaan

masyarakat tani di sekitar hutan dalam peningkatan peran aktif

masyarakat;

c. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani.

Sasaran yang diharapkan, adalah:

a. Terpenuhinya masalah kekurangan bibit tanaman untuk penanaman pada

lahan kritis seluas 4.415 hektar

b. Tercapainya sasaran percepatan penanganan lahan kritis

c. Mendorong tercapainya Kabupaten Bandung Hijau dan Lestari.

Tabel 2.9. Sasaran Kegiatan pada Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan

Kegiatan Sasaran Kegiatan Target Kinerja

Pembinaan, Pengendalian dan Pengawasan Gerakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan

1. Terlaksananya Pembuatan Hutan Rakyat

2. Terlaksananya Pengembangan Tanaman Bambu

3. Terlaksananya Pengadaan Pupuk Kandang Kegiatan Hutan Rakyat

4. Terlaksananya Pengadaan Pupuk

330 Hektar 36 Hektar 145,000 Kg

Page 59: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab.Bandung

47

Kegiatan Sasaran Kegiatan Target Kinerja

Kandang Kegiatan Pengembangan Tanaman Bambu

5. Terlaksananya Rapat (Sosialisasi Koordinasi dan Evaluasi)

6. Terlaksananya Penyusunan Pelaporan DAK

7. Terlaksananya Pembuatan Pembangunan Sipil Teknis

8. Terlaksananya Pembuatan DAM Penahan

9. Meningkatkan Wawasan Kepada Masyarakat Mengenai Pengamanan Hutan

34,000 Kg 4 Kali 15 Hari 4 Kecamatan 5 Unit 1 Kali

Peningkatan peran serta masyarakat dalam rehabilitasi hutan dan lahan

1. Terlaksananya Kegiatan FGD RHL 2. Terlaksananya Kemah Kerja Bupati 3. Terlaksananya Kegiatan Lomba-

Lomba : P2WKSS, Sekolah Sehat, Posyandu, TMMD, Kakija dll

4. Terlaksananya Bimbingan Teknis RHL

5. Tersusunnya Laporan Akuntabilitas Tahun 2015

6. Tersusunya Rencanan Teknik Kehutanan Tingkat Kabupaten

7. Terlaksananya Pengadaan Bibit Kanan dan Kiri Jalan

8. Terlaksananya Pengadaan Bibit Kanan dan Kiri Sungai

9. Terlaksananya Kegiatan Sosialiasasi RKTK

1 Paket 1 Paket 26,500 Batang 1 Kali

1 Dokumen 1 Dokumen 3,000 Batang 3,000 Batang 1 Paket

7. Program Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Hutan Tabel 2.10 Sasaran Kegiatan Pada program Perlindungan dan Konservasi

Sumberdaya Hutan

Kegiatan Sasaran Kegiatan Target Kinerja

Pencegahan

dan

pengendalian

kebakaran

hutan dan

lahan

Terlaksananya Sosialisasi dan Pembinaan

Masyarakat Desa Sekitar Hutan/Kelompok

Tani Hutan (KTH)

Terlaksananya Study Banding Pencegahan

dan Pengendalian Kebakaran Hutan dan

Lahan 3 Hari x 25 Orang

Terlaksananya Pengumpulan Data

Perlindungan dan Pengamanan hutan

10 Kali

1 Paket

1 Dokumen

Page 60: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab.Bandung

48

8. Program perencanaan dan pengembangan hutan

Tabel 2.11 Sasaran Kegiatan Pada Program perencanaan dan pengembangan hutan

Kegiatan Sasaran Kegiatan Target Kinerja

Pendampingan kelompok usaha perhutanan rakyat

1. Terlaksananya Kegiatan Pendampingan Kelompok Usaha Perhutanan Rakyat

2. Terbentuknya Organisasi KNPL 3. Terlaksananya Workshop dan Pelatihan

Budidaya Pertanian

5 Kelompok 5 Desa 5 Kelompok

Page 61: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

BAB III TARGET PENDAPATAN DAN REALISASI

ANGGARAN

LPE Kabupaten Bandung Tahun 2001-2015 (Persen)

Sumber: BPS Kabupaten Bandung 2001 -2015

4,98 4,98 5,02

5,66 5,78 5,8 5,92

5,3

4,34

5,88 5,946,15

5,96 5,92

5,47

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Laporan Tahun 2015 Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan

Kabupaten Bandung

Page 62: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab. Bandung

49

BAB III TARGET PENDAPATAN DAN REALISASI ANGGARAN

3.1. Gambaran Umum Target Pendapatan dan Realisasi Anggaran

3.1.1. Anggaran Pendapatan

Pada Tahun 2015 Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten

Bandung ditargetkan untuk menghasilkan pendapatan sebesar Rp. 166.365.000,-

(Seratus Enam Puluh Enam Juta Tiga Ratus Enam Puluh Lima Ribu Rupiah) dari

hasil pengelolaan sawah pada UPTD Perbenihan dan Pembibitan Tanaman. Pada

Tahun 2015 Anggaran Pendapatan sudah terealisasi 100% dengan kelebihan Rp.

162.900,- sehingga total PAD yang masuk sebesar Rp. 166.527.900,-.

Adapun perincian anggaran pendapatan Dinas Pertanian, Perkebunan dan

Kehutanan Kabupaten bandung dan realisasinya Tahun 2015 dapat dilihat pada

Tabel 3.1. di bawah ini

Tabel 3.1. Target dan Realisasi Anggaran Pendapatan Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung Tahun 2015

No SUMBER PENDAPATAN Target (Rp) Realisasi (Rp) (%)

1 Balai Benih Padi Jelekong dan Buah Batu

166.365.000 166.527.900 100,10

J u m l a h 166.365.000 166.527.900 100,10

3.1.2. Anggaran Belanja

Anggaran Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2015 setelah

adanya penambahan melalui DPA parsial mendapatkan alokasi anggaran Belanja

sebesar Rp. 62.816.861.837,- (Enam puluh dua milyar delapan ratus enam belas

juta delapan ratus enam puluh satu ribu delapan ratus tiga puluh tujuh rupiah),

yang terdiri dari belanja tidak langsung Rp. 6.636.569.162,- (Enam milyar enam

ratus tiga puluh enam juta lima ratus enam puluh sembilan ribu seratus enam puluh

dua rupiah) dan belanja langsung Rp 56.180.292.675,- (Lima puluh enam milyar

seratus delapan puluh juta dua ratus sembilan puluh dua ribu enam ratus tujuh

puluh lima rupiah).

1. Belanja Tidak Langsung

Belanja tidak langsung merupakan alokasi belanja untuk membiayai gaji

pegawai beserta tunjangannya. Pada tahun 2015, Dinas Pertanian Perkebunan dan

Kehutanan mendapatkan alokasi BTL sebesar Rp. 6.636.569.162,- (Enam milyar

enam ratus tiga puluh enam juta lima ratus enam puluh sembilan ribu seratus enam

Page 63: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab. Bandung

50

puluh dua rupiah) atau 10,56% dari total anggaran belanja Dinas Pertanian

Perkebunan dan Kehutanan. Dari target tersebut, terealisasi pada triwulan IV

sebesar Rp. 5.557.844.338,- (Lima milyar lima ratus lima puluh tujuh juta delapan

ratus empat puluh empat ribu tiga ratus tiga puluh delapan rupiah) atau 83,7% dari

alokasi BTL Tahun 2015 dengan sisa anggaran BTL sebesar Rp.1.078.724.824,-

(Satu milyar tujuh puluh delapan juta tujuh ratus dua puluh empat ribu delapan

ratus dua puluh empat rupiah).

Tabel 3.2 Target dan realisasi belanja tidak langsung tahun 2015

No BELANJA Target (Rp) Realisasi (Rp) (%)

1 Gaji dan Tunjangan 4.749.893.000 3.854.902.933 81,2

2 Tambahan Penghasilan PNS 1.886.676.162 1.702.941.405 90,3

J u m l a h 6.636.569.162 5.557.844.338 83,7

2. Belanja Langsung

Belanja langsung dialokasikan untuk membiayai belanja langsung

peningkatan kinerja aparatur dinas dan belanja langsung masyarakat. Pada tahun

2015, target anggaran Belanja Langsung sebesar Rp. 56.180.292.675,- (Lima puluh

enam milyar seratus delapan puluh juta dua ratus sembilan puluh dua ribu enam

ratus tujuh puluh lima rupiah) dan pada akhir tahun 2015 terealisasi sebesar

Rp.48.037.174.373,- dari target yang telah ditetapkan, yang terdiri dari belanja

rutin/mutlak sebesar Rp.1.170.612.455,- dan belanja langsung urusan

program/pilihan Rp.46.866.561.918,-.

Berikut Rincian target dan realisasi pada belanja rutin/mutlak Dinas

Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun Anggaran 2015.

Tabel 3.3. Target dan Realisasi Anggaran Belanja Langsung SKPD Tahun 2015

No. URAIAN TARGET TA. 2015 (Rp)

REALISASI TA. 2015

(Rp) %

SISA ANGGARAN

I. BELANJA SKPD

1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

913.519.341 837.149.055 91,64 76.370.286

2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

264.632.600

256.088.400 96.77 8.544.200

3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur

27.200.000 23.800.000 87,50 3.400.000

Page 64: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab. Bandung

51

4. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan keuangan

53.775.000 53.575.000 99,63 200.000

Belanja Langsung Pilihan

Anggaran belanja langsung program/pilihan Dinas Pertanian, Perkebunan

dan Kehutanan Kabupaten Bandung Tahun Anggaran 2015 adalah sebesar Rp.

54.921.165.734,- (Lima puluh empat milyar sembilan ratus dua puluh satu juta

seratus enam puluh lima ribu tujuh ratus tiga puluh empat rupiah) yang

dialokasikan untuk membiayai sebanyak 12 program dan 23 kegiatan. Anggaran

tersebut berasal dari beberapa sumber, yaitu:

1 APBD Kabupaten Bandung

2 Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Kehutanan

3 Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pertanian

4 Bantuan Gubernur Jawa Barat

5 WISMP

6 Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau

7 APBNP Bidang Pertanian

Page 65: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab.Bandung

52

Tabel 3.4 Target dan Realisasi Anggaran Belanja Langsung Program Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2015

Kode Rekening Program/Kegiatan Anggaran (Rp) Sampai Dengan Tahun 2015 Persen

tase Total Sisa Sumber

Target (Rp) Realisasi (Rp)

2.01 . 2.01.01 . 01

Program Pelayanan

Administrasi Perkantoran

913.519.341 913.519.341 837.149.055 91,64 76.370.286

2.01 . 2.01.01 . 01 . 01 Penyediaan jasa surat

menyurat 1.743.000 1.743.000 1.743.000 100,00 - APBD II

2.01 . 2.01.01 . 01 . 02

Penyediaan jasa

komunikasi, sumber daya air dan listrik

50.190.541 50.190.541 38.533.005 76,77 11.657.536 APBD II

Penyediaan jasa peralatan dan perlengkapan kantor

8.700.000 8.700.000 8.700.000 100,00 - APBD II

2.01 . 2.01.01 . 01 . 07 Penyediaan jasa

administrasi keuangan 60.368.000 60.368.000 49.692.000 82,32 10.676.000 APBD II

2.01 . 2.01.01 . 01 . 08 Penyediaan jasa kebersihan kantor

100.920.000 100.920.000 99.649.950 98,74 1.270.050 APBD II

2.01 . 2.01.01 . 01 . 10 Penyediaan alat tulis kantor 81.168.000 81.168.000 75.937.000 93,56 5.231.000 APBD II

2.01 . 2.01.01 . 01 . 11 Penyediaan barang cetakan

dan penggandaan 62.119.800 62.119.800 61.566.800 99,11 553.000 APBD II

2.01 . 2.01.01 . 01 . 12

Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan

bangunan kantor

6.570.000 6.570.000 6.570.000 100,00 - APBD II

2.01 . 2.01.01 . 01 . 13 Penyediaan peralatan dan

perlengkapan kantor 377.070.000 377.070.000 340.362.300 90,27 36.707.700 APBD II

Page 66: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab.Bandung

53

2.01 . 2.01.01 . 01 . 15

Penyediaan bahan bacaan

dan peraturan perundang-

undangan

13.200.000 13.200.000 13.146.000 99,59 54.000 APBD II

2.01 . 2.01.01 . 01 . 17 Penyediaan makanan dan

minuman 12.300.000 12.300.000 12.300.000 100,00 - APBD II

2.01 . 2.01.01 . 01 . 18 Rapat-rapat kordinasi dan konsultasi ke luar daerah

63.920.000 63.920.000 61.064.000 95,53 2.856.000 APBD II

2.01 . 2.01.01 . 01 . 19

Penyediaan Tenaga Pendukung teknis dan

Administrasi Perkantoran

28.600.000 28.600.000 28.160.000 98,46 440.000 APBD II

2.01 . 2.01.01 . 01 . 20 Rapat-rapat kordinasi dan konsultasi ke Dalam Daerah

38.450.000 38.450.000 37.925.000 98,63 525.000 APBD II

2.01 . 2.01.01 . 01 . 22 Penunjang Perayaan Hari-

hari Bersejarah *) 8.200.000 8.200.000 1.800.000 21,95 6.400.000 APBD II

2.01 . 2.01.01 . 02

Program peningkatan

sarana dan prasarana aparatur

264.632.600 264.632.600 256.088.400 96,77 8.544.200

2.01 . 2.01.01 . 02 . 22 Pemeliharaan rutin/berkala

gedung kantor 166.620.000 166.620.000 165.530.600 99,35 1.089.400 APBD II

2.01 . 2.01.01 . 02 . 24

Pemeliharaan rutin/berkala

kendaraan dinas/operasional

98.012.600 98.012.600 90.557.800 92,39 7.454.800 APBD II

2.01 . 2.01.01 . 03 Program peningkatan

disiplin aparatur 27.200.000 27.200.000 23.800.000 87,50 3.400.000

Page 67: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab.Bandung

54

2.01 . 2.01.01 . 03 . 02 Pengadaan pakaian dinas

beserta perlengkapannya 27.200.000 27.200.000 23.800.000 87,50 3.400.000 APBD II

2.01 . 2.01.01 . 06

Program peningkatan

pengembangan sistem

pelaporan capaian kinerja dan keuangan

53.775.000 53.775.000 53.575.000 99,63 200.000

2.01 . 2.01.01 . 06 . 01

Penyusunan laporan

capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD

35.000.000 35.000.000 35.000.000 100,00 - APBD II

2.01 . 2.01.01 . 06 . 02 Penyusunan laporan

keuangan semesteran 9.800.000 9.800.000 9.600.000 97,96 200.000 APBD II

2.01 . 2.01.01 . 06 . 04 Penyusunan pelaporan

keuangan akhir tahun 8.975.000 8.975.000 8.975.000 100,00 - APBD II

2.02 . 2.01.01 . 15

Program pemanfaatan

potensi sumber daya

hutan

120.000.000 120.000.000 116.976.000 97,48 3.024.000

2.02 . 2.01.01 . 15 . 03 Pengembangan hasil hutan non kayu

120.000.000 120.000.000 116.976.000 97,48 3.024.000 APBD II

2.01 . 2.01.01 . 16

Program Peningkatan

Ketahan Pangan (pertanian/perkebunan)

5.633.003.015 5.633.003.015 5.161.293.855 91,63 471.709.160

2.01 . 2.01.01 . 16 . 02 Penyusunan data base potensi produksi pangan

650.130.000 650.130.000 619.885.750 95,35 30.244.250 APBD II

2.01 . 2.01.01 . 16 . 12

Penanganan pasca panen

dan pengolahan hasil

pertanian

490.000.000 490.000.000 441.385.500 90,08 48.614.500 APBD II

Page 68: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab.Bandung

55

2.01 . 2.01.01 . 16 . 15 Pengembangan intensifikasi tanaman padi, palawija

1.098.923.015 1.098.923.015 976.296.030 88,84 122.626.985 APBD II

2.01 . 2.01.01 . 16 . 16 Pengembangan diversifikasi

tanaman 150.000.000 150.000.000 144.165.000 96,11 5.835.000 APBD II

2.01 . 2.01.01 . 16 . 17 Pengembangan pertanian pada lahan kering

1.628.500.000 1.628.500.000 1.469.340.000 90,23 159.160.000 APBD II

2.01 . 2.01.01 . 16 . 20 Pengembangan

perbenihan/perbibitan 424.700.000 424.700.000 415.956.400 97,94 8.743.600 APBD II

2.01 . 2.01.01 . 16 . 25

Penelitian dan pengembangan

sumberdaya pertanian

790.750.000 790.750.000 700.794.425 88,62 89.955.575 APBD II

2.01 . 2.01.01 . 16 . 36

Pengembangan

Intensifikasi Tanaman, Padi/Palawija (Bantuan

Gubernur)

400.000.000 400.000.000 393.470.750 98,37 6.529.250 BANGUB

2.02 . 2.01.01 . 16 Program rehabilitasi

hutan dan lahan 5.537.067.897 5.537.067.897 4.743.727.050 85,67 793.340.847

2.02 . 2.01.01 . 16 . 05

Pembinaan, pengendalian

dan pengawasan gerakan rehabilitasi hutan dan lahan

2.206.284.397 2.206.284.397 1.853.794.100 84,02 352.490.297

DAK HUT

2.02 . 2.01.01 . 16 . 06

Peningkatan peran serta

masyarakat dalam

rehabilitasi hutan dan lahan

1.442.868.000 1.442.868.000 1.233.661.650 85,50 209.206.350 APBD II

2.02 . 2.01.01 . 16 . 10

Pengadaan Lahan

Leuweung Sabilulungan

(Bantuan Gubernur)

1.387.915.500 1.387.915.500 1.200.658.400 86,51 187.257.100 BANGUB

2.02 . 2.01.01 . 16 . 12 Pelaksanaan Agroforestry (BANGUB)

500.000.000 500.000.000 455.612.900 91,12 44.387.100 BANGUB

Page 69: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab.Bandung

56

2.02 . 2.01.01 . 17

Perlindungan dan

konservasi sumber daya hutan

250.000.000 250.000.000 248.956.000 99,58 1.044.000

2.02 . 2.01.01 . 17 . 01

Pencegahan dan pengendalian kebakaran

hutan dan lahan

250.000.000 250.000.000 248.956.000 99,58 1.044.000 APBD II

2.01 . 2.01.01 . 17

Program peningkatan pemasaran hasil

produksi

pertanian/perkebunan

1.731.590.000 1.731.590.000 1.712.093.275 98,87 19.496.725

2.01 . 2.01.01 . 17 . 07

Promosi atas hasil produksi

pertanian/perkebunan

unggulan daerah

1.171.650.000 1.171.650.000 1.159.858.025 98,99 11.791.975 APBD II

2.01 . 2.01.01 . 17 . 09

Pembangunan pusat-pusat

penampungan produksi

hasil pertanian/perkebunan masyarakat yang akan

dipasarkan

559.940.000 559.940.000 552.235.250 98,62 7.704.750 APBD II

2.01 . 2.01.01 . 18

Program peningkatan

penerapan teknologi

pertanian/perkebunan

34.884.745.100 34.884.745.100 29.665.831.018 85,04 5.218.914.082

2.01 . 2.01.01 . 18 . 01

Penelitian dan

pengembanan teknologi pertanian/perkebunan

tepat guna

8.203.468.100 8.203.468.100 6.266.348.773 76,39 1.937.119.327 DAK

Pertanian

2.01 . 2.01.01 . 18 . 02

Pengadaan sarana dan prasarana teknologi

pertanian/perkebunan tepat guna

2.582.861.000 2.582.861.000 1.562.291.642 60,49 1.020.569.358 APBD II

Page 70: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab.Bandung

57

2.01 . 2.01.01 . 18 . 03

Pemeliharaan rutin/berkala

sarana dan prasarana

teknologi pertanian/perkebunan

tepat guna

1.235.144.000 1.235.144.000 618.919.023 50,11 616.224.977 APBD II

2.01 . 2.01.01 . 18 . 09

Pemeliharaan rutin/berkala

sarana dan prasarana

teknologi pertanian/perkebunan

tepat guna (Peningkatan Manajemen Pengelolaan Air

WISP II - LOAN)

242.772.000 242.772.000 224.622.000 92,52 18.150.000 WISMP

2.01 . 2.01.01 . 18 . 10

Pemeliharaan Rutin/Berkala Sarana dan Prasarana

Teknologi Pertanian/Perkebunan

Tepat Guna (DAK)

22.620.500.000 22.620.500.000 20.993.649.580 92,81 1.626.850.420 APBN-P

2.01 . 2.01.01 . 19

Program peningkatan produksi

pertanian/perkebunan

6.661.267.691 6.661.267.691 5.162.165.720 77,50 1.499.101.971

2.01 . 2.01.01 . 19 . 02

Penyediaan sarana

produksi

pertanian/perkebunan

1.474.742.000 1.474.742.000 1.135.169.480 76,97 339.572.520 APBD II

2.01 . 2.01.01 . 19 . 03

Pengembangan bibit unggul

pertanian/perkebunan

1.620.000.000 1.620.000.000 1.431.318.150 88,35 188.681.850 APBD II

2.01 . 2.01.01 . 19 . 07

Peningkatan Kualitas dan Pasca Panen Tanaman

Tembakau

1.316.525.691 1.316.525.691 1.161.040.015 88,19 155.485.676 DBHCHT

Page 71: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab.Bandung

58

2.01 . 2.01.01 . 19 . 10

Penidngkatan Produksi Produk dan Mutu Tanaman

Rempah dan Penyegar (Jahe Merah) (Bantuan

Gubernur)

750.000.000 750.000.000 0 0,00 750.000.000 BANGUB

2.01 . 2.01.01 . 19 . 11

Peningkatan Perbenihan Krisan, Kentang, Bawang

Merah, Asparagus dan

Jeruk (BANGUB)

1.000.000.000 1.000.000.000 977.173.875 97,72 22.826.125 BANGUB

2.01 . 2.01.01 . 19 . 12

Peningkatan Produksi

tanaman Kopi dan teh

(BANGUB)

500.000.000 500.000.000 457.464.200 91,49 42.535.800 BANGUB

2.02 . 2.01.01 . 20

Program perencanaan dan pengembangan

hutan

103.492.031 103.492.031 55.519.000 53,65 47.973.031

2.02 . 2.01.01 . 20 . 02 Pendampingan kelompok usaha perhutanan rakyat

103.492.031 103.492.031 55.519.000 53,65 47.973.031 APBD II

Total 56.180.292.675 56.180.292.675 48.037.174.373 85,51 8.143.118.302

Page 72: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Page 73: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL KEGIATAN

Laporan Tahun 2015 Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan

Kabupaten Bandung

Page 74: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab. Bandung

59

BAB IV

PELAKSANAAN DAN HASIL KEGIATAN

4.1. Analisis Pengukuran Kinerja

Untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan

sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi

Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung maka perlu dilakukan

pengukuran kinerja. Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten

dilakukan terhadap:

(a) Tingkat pencapaian sasaran, yang merupakan tingkat pencapaian target

(rencana tingkat capaian) dari masing-masing indikator sasaran yang telah

ditetapkanberdasarkan Rencana kerja tahunan dan rencana strategis lima

tahunan.

(b) Kinerja kegiatan, yang merupakan tingkat pencapaian target (rencana tingkat

capaian) dari setiap kelompok indikator kinerja kegiatan, dan langkah-langkah

kegiatan.

Pengukuran kinerja ini merupakan hasil dari suatu penilaian yang sistematik

didasarkan pada kelompok indikator kinerja kegiatan berupa masukan, keluaran, hasil,

manfaat, dan dampak. Penilaian tersebut tidak terlepas dari proses yang merupakan

kegiatan mengolah masukan menjadi keluaran dan hasil.

4.1.1 Analisa Pencapaian Kinerja Sasaran Tahun 2015

Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran pembangunan pertanian di

Kabupaten Bandung tahun 2015, yang telah ditetapkan dalam Indikator kinerja

utama, Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan menetapkan beberapa

langkah rencana tindak lanjut tahun 2015 ke dalam 12 program dan 23 kegiatan.

Untuk mengevaluasi tingkat efektivitas program/kegiatan tersebut, indikator

kinerja menjadi acuan penilaian sasaran strategis.

Sasaran Strategis 1

Meningkatkan swasembada pangan lokal melalui peningkatan Provitas

lahan dan komoditas pangan unggulan lokal

Salah satu sasaran strategis pembangunan pertanian adalah meningkatnya

swasembada pangan lokal melalui peningkatan lahan dan komoditas pangan

unggulan lokal. Hal ini merupakan salah satu langkah perwujudan tercapainya

ketahanan pangan sampai tingkat rumah tangga, terutama dalam keberlanjutan

ketersediaan pangan. Keadaan ini dicirikan antara lain dengan tersedianya pangan

yang cukup serta harga yang terjangkau oleh daya beli masyarakat dan

Page 75: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab. Bandung

60

terwujudnya diversifikasi konsumsi pangan yang tercermindari tersedianya

berbagai komoditas pangan, baik produk segar maupun produk olahan.

Untuk mewujudkan ketersediaan pangan sampai tingkat rumah tangga

tersebut, pemerintah mengupayakan strategi antara lain berbagai usaha

peningkatan produksi dan Provitas lahan dan pangan. Selain itu, peningkatan

kapasitas dan kapabilitas masyarakat tani dalam desiminasi teknologi mulai dari

budidaya tanaman pangan pada sisi on-farm juga teknologi pasca panen dan

pengolahan hasil pada sisi off-farm.

Berdasarkan hasil pengukuran terhadap pencapaian sasaran seperti yang

telah dilakukan dan dapat dilihat pula dari berbagai fakta yang ada, baik berupa

keberhasilan maupun kekurangberhasilan pelaksanaan pembangunan pertanian di

Kabupaten Bandung,apabila dibandingkan dengan tahun 2015 maupun terhadap

sasaran/target yang telah ditentukan, ataupun juga terhadap realisasi pencapaian

dalam pelaksanaan kegiatan pada tahun 2015 ini.

Tabel 4.1 pengukuran sasaran kinerja tahunan 2015

SASARAN STRATEGIS

INDIKATOR KINERJA TARGET KINERJA

REALISASI

Meningkatkan swasembada pangan lokal melalui peningkatan Provitas lahan dan komoditas pangan unggulan lokal

1. Jumlah produksi komoditas tanaman pangan unggulan: - Padi (ton)

508.241

546.594

- Jagung (Ton) 80.278 43.494

- Ubi Kayu (Ton) 129.977 105.724

2. Jumlah Provitas komoditas tanaman pangan: - Padi (kui/ha)

62,62

63,84

- Jagung (kui/ha) 64,39 65,45

- Ubi Kayu (kui/ha) 197,40 198,51

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa ketersediaan pangan yang diindikasikan oleh

jumlah produksi tanaman pangan (padi, jagung dan ubi kayu) mengalami

pertumbuhan positif, sudah melebihi target kinerja pada tahun 2015. Pencapaian

jumlah hasil produksi padi sampai tahun 2015 ini mencapai 546.594 ton atau

sebesar 107.54 % dari target tahun 2015 sebesar 508.241 ton dan Provitas nya

sebesar 63,84 Ku/Ha atau mencapai 101.92 % dari sasaran tahun 2015 yang

telah ditetapkan sebesar 62,62 kuintal/hektar.

Pencapaian ini telah melampaui target sampai dengan tahun 2015 yang

telah ditetapkan disebabkan oleh adanya perlakuan dan langkah strategis dalam

peningkatan Provitas lahan dan komoditas padi serta penurunan persentase

kehilangan hasil akibat proses pasca panen dan pengolahan hasil.

Page 76: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab. Bandung

61

Lebih lanjut, upaya yang dilakukan untuk meningkatkan luas tanam melalui

peningkatan indeks pertanaman padi, melalui perbaikan dan pembangunan

jaringan irigasi sawah baru. Peningkatan IP tersebut dilaksanakan melalui

perbaikan/rehabilitasi jaringan irigasi dan/atau pembangunan jaringan irigasi baru,

dinilai efektif. Dengan demikian, dampak negatif dari alih fungsi lahan terhadap

pencapaian jumlah produksi tanaman pangan, khususnya padi masih bisa

diminimalisasi melalui peningkatan IP dan Provitas komoditas, disamping

pengendalian OPT secara sabilulungan (Brigade Proteksi Tanaman).

Sedangkan realisasi produksi jagung hanya mencapai 43.494 ton (Jagung

tongkol kering) atau 52,82 % dari target Tahun 2015 dengan Provitas mencapai

65,45 Kwt/ha, hal tersebut disebabkan oleh lebih produksi jagung lebih banyak

dipanen muda pada bulan desember sebagai persiapan tradisi masyarakat menjual

jagung bakar pada awal tahun selain itu juga untuk mempercepat perguliran

modal petani, serta panen muda yang peruntukan untuk kebutuhan pakan ternak,

dan hasil panen jagung muda tersebut tidak masuk kedalam perhitungan data

statistik.

Demikian hal nya dengan produksi Ubi Kayu yang belum melampui target

dengan realisasi sebesar 105.724 ton atau 89,73 % dari target tahun 2015 dengan

produktifitas mencapai 198,51 Kui/Ha, hal ini cenderung disebabkan oleh jangka

waktu panen dari ubi kayu yang relatif lama, dapat mencapai 1 tahun, dan belum

maksimal dikerjakan oleh petani walaupun komoditas ini dapat menjadi alternatif

tabungan petani, dengan tanaman selingan yang lebih cepat perputaran

modalnya.

Gambar 4.1 perkembangan Provitas padi Kabupaten Bandung

58.00

59.00

60.00

61.00

62.00

63.00

64.00

65.00

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Pro

duktivi

tas

Padi (k

uin

tal/

hek

tar)

Produktivitas Padi

Page 77: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab. Bandung

62

Gambar 4.2 perkembangan indeks pertanaman padi Kabupaten Bandung

Tabel 4.2 Target dan Realisasi Jumlah Produksi Padi Palawija di Kabupaten Bandung Tahun 2015

No Uraian Komoditi Realisasi

2011 Realisasi

2012 Realisasi

2013 Realisasi

2014 Realisasi

2015

A PADI

1 Padi Sawah

Luas Tanam (ha) 74.171 78.969 89.069 86.651 83.836

Luas panen (ha) 71.055 78.029 86.499 81.759 82.727

Produksi (ton) 450.652 518.032 570.703 524.355 535.475

Provitas (kwt/ha) 63,42 66,39 65,98 64,13 64,73

2 Padi Gogo

Luas Tanam (ha) 7.137 7.950 5.093 2.810 2.961

Luas panen (ha) 6.231 7.885 5.646 4.622 2.886

Produksi (ton) 22.337 33.997 22.079 18.723 11.119

Provitas (kwt/ha) 35,85 43,12 39,11 40,51 43,42

JUMLAH PADI

Luas Tanam (ha) 81.308 86.919 94.162 89.461 86.797

Luas panen (ha) 77.286 85.914 92.145 86.381 85.613

Produksi (ton) 472.989 552.029 592.782 543.078 546.594

Provitas (kwt/ha) 61,20 64,25 64,33 62,87 63,84

1.50

1.60

1.70

1.80

1.90

2.00

2.10

2.20

2.30

2.40

2.50

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Ind

eks

Pe

rtan

aman

Page 78: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab. Bandung

63

No Uraian Komoditi Realisasi

2011 Realisasi

2012 Realisasi

2013 Realisasi

2014 Realisasi

2015 B PALAWIJA

1 Jagung

Luas Tanam (ha) 11.931 12.911 13.589 12.319 8.506

Luas panen (ha) 9.115 10.329 13.076 12.209 6.645

Produksi (ton) 51.039 51.954 86.256 81.078 43.494

Provitas (ku/ha) 55,99 58,1 65,97 66,41 65,45

2 Kedelai

Luas Tanam (ha) 4 185 364 295 425

Luas panen (ha) 64 175 159 275 335

Produksi (ton) 95 273 246 387 432

Provitas (ku/ha) 14,84 15,03 15,47 14,07 12,91

3 Kacang Tanah

Luas Tanam (ha) 1.297 2.145 1.722 2.069 1.054

Luas panen (ha) 1.308 2.038 1.691 2.258 1.050

Produksi (ton) 2.202 3.018 2.437 3.198 1.629

Provitas (ku/ha) 16,83 14,81 14,41 14,16 15,52

5 Ubi Kayu

Luas Tanam (ha) 6.674 6.483 6.886 5.952 5.171

Luas panen (ha) 7.565 6.159 6.506 6.893 5.326

Produksi (ton) 144.990 118.013 124.960 127.846 105.724

Provitas (ku/ha) 191,66 110,65 192,07 185,47 198,51

6 Ubi Jalar

Luas Tanam (ha) 1.965 2.140 1.777 2.494 1.476

Luas panen (ha) 2.618 2.033 1.686 2.545 1.449

Produksi (ton) 37.692 26.501 22.267 29.009 19.825

Provitas (ku/ha) 143,97 130,35 132,07 113,98 136,82

Indikator kinerja lain yang dapat digunakan untuk mengevaluasi

pencapaian sasaran strategis 1: “Meningkatkan swasembada pangan lokal

melalui peningkatan Provitas lahan dan komoditas pangan unggulan

lokal” untuk mendorong tercapainya pengamanan produksi pangan adalah

1. Sub sistem pengelolaan sarana dipengaruhi oleh ketersediaan sarana

produksi pada saat dibutuhkan petani terutama pupuk, pestisida, benih

serta sarana dan prasarana lainnya.

2. Sub sistem pengelolaan infrastruktur dasar pertanian.

3. Peningkatan kapasitas dan kapabilitas petani melalui desiminasi teknologi

budidaya tanaman diantaranya; (1) GP-PTT (Gerakan Penerapan

Pengelolan Tanaman Terpadu; (2) System Rice of Intesification; (3)

penggunaan pupuk berimbang.

Page 79: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab. Bandung

64

4. Peningkatan sarana prasarana pasca panen.

5. Pemberdayaan kelembagaan pertanian tanaman pangan.

Melalui peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana tersebut di

atas akan berdampak secara tidak langsung maupun langsung pada peningkatan

luas pertanaman pertanian tanaman pangan yang merupakan salah satru upaya

dalam pencapaian peningkatan produksi 5% terutama komoditas padi di

Kabupaten Bandung. Indeks Pertanaman (IP) menunjukkan adanya peningkatan

nilai dari 1,92 di tahun 2009; menjadi 2,01 pada tahun 2012; 2,27 tahun 2013;

2,43 tahun 2014 dan 2,44 pada tahun 2015.

Sub sistem pengelolaan sarana dipengaruhi oleh ketersediaan sarana produksi pada saat dibutuhkan petani terutama pupuk, pestisida, benih serta sarana dan prasarana lainnya

1. Pengelolaan Pupuk

Keberadaan pupuk sangat penting artinya bagi keberhasilan kegiatan

pengembangan agribisnis. Secara teknis kebutuhan pupuk setiap tahun meningkat

sejalan dengan peningkatan kebutuhan pangan masyarakat, seperti tahun 2014,

2015 ini kembali disosialisasikan tentang pengurangan penggunaan pupuk kimia

dengan tujuan untuk mengurangi tingkat degradasi lahan/tanah untuk

mengembalikan tingkat kesuburan tanah, karena pupuk organik mampu

memperbaiki tekstur serta struktur tanah agar sifat-sifat fisik, biologi maupun

kimia tanah nya menjadi lebih baik lagi dan otomatis ketersediaan unsur hara

serta penyerapannya oleh tanaman menjadi maksimal, juga bisa membentuk iklim

mikro yang sesuai dengan perakaran tanaman, dan diantaranya di lapangan

ternyata menunjukan suatu indikasi ketercapaian program/kegiatan dimana para

petani banyak yang menggunakan pupuk organik hasil buatan petani

sendiri/kelompok tani, yaitu kompos, cara lain yang ditempuh diantaranya yaitu

dengan cara mensosialisasikan penggunaan pupuk yang berimbang antara pupuk

an-organik dan pupuk organik maupun dengan perbandingan tingkat kebutuhan

unsur hara pada lahan itu sendiri.

Tabel 4.3 Realisasi penyaluran pupuk tahun 2013 – 2015 (Ton)

No Jenis Sarana

Produksi

Realisasi

Tahun

2013

Realisasi

Tahun

2014

Sasaran

Tahun

2015

Realisasi

Tahun

2015

% Tase

Realisasi

- Target

2015

1 Urea 24.701 24.864 22.973 22.501 97,95

2 SP- 36 5.929 4.113 6.142 4.692 76,39

3 ZA 6.534 3.859 6.141 4.660 75,88

4 NPK 18.239 16.751 17.123 17.145 100,13

5 Organik 1.300 787 1.115 1.024 91,84 Sumber : Bidang Tanaman Pangan DISTANBUNHUT 2015

Page 80: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab. Bandung

65

Sebagai upaya dalam rangka peningkatan penerapan pupuk organik,

distanbunhut telah melakukan langkah strategis yang diantaranya :

1. Memfasilitasi pembangunan rumah kompos dan Memfasilitasi alat-alat

pengolahan pupuk organik.

2. Memfasilitasi peningkatan pengetahuan, keterampilan dan teknologi

pengolahan pupuk organik bagi kelompok usaha.

3. Revitalisasi komisi Pengawasan Penyaluran Pupuk Kabupaten Bandung.

4. Mendorong peningkatan penggunaan pupuk organik, dengan fasilitasi dari

pemerintah berupa bantuan alat pencacah pupuk organiak dan lainnyya,

sehingga ini diharapkan dapat mengurangi tingkat pencemaran yang

disebabkan oleh limbah ternak.

Kemudian melalui upaya pengembangan Unit Pengolahan Pupuk Organik,

Kelompok Usaha Ekonomi Pedesaan (KUEP) “Taruna Mukti” Kampung

Papakmanggu Desa Cibodas Kecamatan Pasirjambu telah berhasil menyalurkan

pupuk organik kurang lebih 7.000 Ton/tahun. Penyaluran produk pupuk organik

tersebut tersebar dari Kabupaten Bandung, Kabupaten Karawang dan Kabupaten

Subang, juga telah bekerjasama dengan PT. PN VIII dan PT. Agrimas sebagai

pasar/pengguna produk.

2. Pengelolaan Benih

Kegiatan pada tahun 2014/2015 ini Dinas Pertanian Perkebunan dan

Kehutanan membantu/memfasilitasi BKPPP dan BPSB dalam melakukan

pengawasan dan sertifikasi benih terhadap para penangkar benih. Selanjutnya,

Balai benih Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan di Jelekong sebagai UPTD

dari Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan terus mengembangkan dan

memantau penggunaan benih bermutu/berlabel di lapangan. Pada musim tanam

2014/2015, diantaranya telah dapat menyalurkan benih padi sebanyak 525 Ton

untuk kegiatan GPPTT dan 20 ton benih jagung, cadangan Benih Daerah dan

Bantuan Penggantian Bencana sebanyak 11,5 Ton dari APBD Kabupaten Bandung.

Pada Tahun 2015, dalam upaya mengejar penyerapan teknologi pertanian,

UPTD Benih menampung serta menyediakan benih berlabel/bermutu untuk

disebar/ditanam oleh para petani di wilayah kabupaten bandung, dan menurut

data dari UPTD benih bermutu/berlabel yang banyak ditanam/digunakan oleh para

petani di Kabupaten Bandung ini adalah Varietas Ciherang sekitar 72%, Sintanur

(3%), Mekongga (10%), IR-64 (10%) dan benih Lokal sebanyak 5%.

Lebih lanjut, pengelolaan benih/bibit tanaman lainnya seperti hortikultura,

perkebunan dan kehutanan sebelum disebar ke lapangan dikontrol dan

dikendalikan kualitasnya melalui upaya penyertaan sertifikasi benih/bibit tersebut.

Penyaluran benih harus melalui uji lapangan dan adaptasi sehingga tidak

berdampak negative terhadap pertanaman lainnya di lapangan.

Page 81: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab. Bandung

66

Upaya menciptakan benih/bibit baru khas lokal mulai menempati prioritas

target kinerja, sejak dari tahun anggaran 2013 beberapa komoditi unggulan

kabupaten dikembangkan sistem penangkarannya melalui kerjasama dengan balai

penelitian. Jeruk besar cikoneng di Desa Cibiru Wetan Kecamatan Cileunyi menjadi

sasaran pertama dikarenakan komoditi ini memiliki spesifik unik, kemudian tahun

2015 ini ditambahlagi pengembangan jeruk dekopon di kecamatan ciwidey. Krisan

dan tanaman hias lainnya dilaksanakan melalui pengembangan kebun percobaan

seluas 1,5 hektar dengan berbagai sarana prasarana yang telah dibangun untuk

menunjang pengembangan penangkaran dan uji adaptasi khusus tanaman hias di

Kecamatan Pasirjambu. Penangkaran kentang dan stroberi juga mulai dikelola

secara intensif dan tersebar di Kecamatan Pangalengan, Kertasari, Rancabali dan

Pasirjambu.

3. Pengelolaan Alat Mesin Pertanian

Alat Mesin Pertanian sangat mempengaruhi tingkat pencapaian

ketersediaan pangan di Kabupaten Bandung. Melalui hal tersebut, akan

mempercepat waktu tanam, waktu olah, dan waktu simpan dengan kuantitas dan

kualitas yang relatif lebih bila dibandingkan dengan secara manual. Perkembangan

Alat Mesin Pertanian dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan baik dari

jumlah alat maupun ketrampilan operator. Peningkatan tersebut disebabkan

adanya swadaya masyarakat maupun dukungan dari pemerintah Pusat, Propinsi

ataupun Kabupaten. Meskipun demikian, program mekanisasi pertanian secara

bertahap perlu terus dikembangkan karena semakin terbatasnya tenaga kerja di

pedesaan terutama buruh tani, meningkatnya efisiensi dan efektivitas

pemanfaatan alat itu sendiri, meningkatnya tuntutan konsumen terhadap mutu

dan kualitas produk pertanian. Pada tahun 2015 ini jumlah jenis mesin yang

dihibahkan kepada petani mengalami peningkatan dengan jumlah yang mengalami

penurunan, hal ini disebabkan karena alat mesin tahun-tahun sebelumnya masih

ada serta masih layak untuk digunakan dan diarahkan untuk pengembangan

sarana reparasi alat mesin tersebut.

Pengembangan kegiatan mekanisasi pertanian diharapkan dapat

berdampak positif terhadap kualitas penerapan teknologi usaha tani, pendapatan

usaha tani, peningkatan minat generasi muda untuk terus bekerja di sektor

pertanian, sehingga diharapkan usaha tani dan bisnis pertanian dapat terus

berkembang serta dapat meningkatkan minat para generasi muda agar tidak

merasa minder dan malas untuk mencintai lumpur ataupun tanah serta terus

bekerja pada sektor pertanian dalam memperjuangkan kehidupan keluarga.

Pada tahun 2015, sebagai langkah strategis dalam mengelola alat mesin

pertanian di Kabupaten Bandung, Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan

melalui Unit Pelayanan Jasa Alsintan melakukan pengadaan mesin pertanian yang

dihibahkan kepada masyarakat berupa; Cultivator 33 unit, mesin pemotong

Rumput 7 Unit, Power Threse 2 unit, Pompa Air 3” 30 unit, Pompa Air 4” 1 Unit

dan Hand Sprayer sebanyak 60 unit.

Page 82: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab. Bandung

67

Dalam usaha pemeliharaan alat mesin pertanian yang telah ada, tahun

2015 ini ditambah lagi 1 unit alat perbengkelan, sehingga diharapkan dapat lebih

mengoptimalkan pengelolaan dan pemelihara alat dan mesin pertanian yang ada

di lapangan. Dengan UPJA ini, kelompok-kelompok masyarakat mendapatkan

alternatif usaha dalam bidang penyewaan alat mesin pertanian tersebut. Hal

tersebut dapat memberikan efek positif pada kedua belah pihak. Di sisi petani,

akan mempermudah pekerjaan dan mempercepat waktu usahanya dengan

pembayaran sewa setelah panen, di sisi lain UPJA akan mendapatkan keuntungan

sebagai penghasilan dan pemeliharaan aset UPJA itu sendiri. Kehadiran UPJA di

perdesaan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan petani, kelompok tani dan

gabungan kelompok tani dalam rangka penyediaan pelayanan jasa alsintan guna

mendukung tercapainya pemenuhan produksi pertanian yang terus meningkat

sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk, menurunnya daya dukung lahan,

rendahnya intensitas pertanaman, dan kepemilikan alsintan.

Tabel 4.4 Perbandingan Jumlah Alat Mesin Pertanian di tingkat petani Kabupaten Bandung Tahun 2014 dan Tahun 2015

N

o Jenis Alsintan

Tahun 2014 (Unit) Tahun 2015 (Unit)

Total Baik Rusak Total Baik Rusak

1 Alat Pengolahan

Lahan 456 402 54 833 746 87

2 Alat Pemupukan 243 135 108 243 135 108

3 Alat Pemberantasan

OPT 46.472 45.669 803 46.556 45.753 803

4 Pompa Air 425 411 14 571 533 38

5 Sabit Bergerigi 219 194 25 998 987 11

6 Alat Pengolah Padi 1.726 1.519 207 1.750 1.543 207

7 Alat Pengolah Jagung 18 18 0 18 18 0

8 Alat Pengolah Non

Jagung 154 135 19 154 135 19

9 Perajang 3 3 0 3 3 0

10 Grader 409 363 46 409 363 46 Sumber: UPTD Alat mesin Pertanian dan Pengendalian OPT Distanbunhut Kab. Bandung 2015.

4. Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)

Salah satu upaya pengamanan produksi beras daerah adalah pengendalian

OPT. Pemerintah Kabupaten Bandung berupaya seefektif dan seefisien mungkin

dalam mengendalikan serangan OPT maupun menangani bencana alam. Hal ini

memberikan efek positif dalam meminimalisasi kemungkinan terjadinya puso yang

diakibatkan oleh serangan OPT dan bencana alam kekeringan/banjir. Melalui

pembentukan Brigade Proteksi Tanaman di tingkat kecamatan dan desa se-

Kabupaten Bandung pengendalian dan penanganan tersebut dapat segera

dilakukan secara cepat, tepat, dan akurat.

Brigade proteksi tanaman merupakan agen pemerintah yang bertugas

sebagai pemantau, pengendali, dan pelaksana pengamanan produksi pangan di

Page 83: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab. Bandung

68

Kabupaten Bandung, terutama yang diakibatkan oleh serangan OPT dan bencana

alam. Agen tersebut terdiri dari Petugas Pengendali OPT (POPT) dinas dan para

petani di desa dan kecamatan se-Kabupaten Bandung. Setiap kejadian di lapangan

akan segera ditangani secara cepat dan tepat dengan memotong jalur

koordinasi/birokrasi. Teknologi pengendalian OPT yang telah dilaksanakan adalah:

(1) Spot Stop; (2) Trips Barrier System; (3) Agen hayati.

Pada tahun 2015 terjadinya kemarau panjang menjadikan kendala yang

sangat berat untuk dapat menggenjot produksi dan luas tanam, dari hasil deteksi

UPTD ALSINTAN melalui Petugas POPT, Penyuluh dan Brigade Proteksi yang

sudah terbentuk bahwa terdapat 68 Ha sawah yang terdampak oleh kelangkaan

air, yaitu di wilayah Baleendah seluas 60 Ha dan Katapang 8 Ha

Selain itu, pengembangan desa-desa PHT yang bekerjsama dengan BPTPH

Provinsi Jawa Barat menjadi salah satu prioritas langkah untuk mengendalikan

serangan OPT. Melalui kombinasi Desa PHT dan brigade proteksi tanaman

ditambah dengan stimulan sarana pengendalian OPT serta berbagai macam

bimtek yang diantaranya bimbingan teknis penerapan Teknologi Pertanian dan

agen hayati, diharapkan akan mengurangi dampak negatif dari serangan OPT dan

bencana alam terhadap jumlah produksi dan keadaan puso.

Tabel 4.5 Stimulan Pengendalian OPT Tahun 2015

No Sarana Volume

1. Sarana pengendali agen hayati a. Trichogaamma sp b. metharizium sp c. Beauveria sp

1.072 pias 800 bungkus 800 bungkus

2. Teknologi trip barrier system 20 paket

3. Obat-obatan pengendalian OPT a. Rodentisida anti oagulan b. Insektisida c. Fungisida d. Rodentisida/pengasapan

250 kg 230 L 200 kg 170 dus

Sumber: UPTD Alat mesin Pertanian dan Pengendalian OPT 2015

5. Pengelolaan Infrastruktur Pengairan

Pada sisi pengelolaan infrastruktur pengairan, Pelaksanaannya ditentukan

oleh beberapa peraturan termasuk pengaturan kewenangan diantaranya. Undang-

undang No. 7 tahun 2004 tentang SDA dan Peraturan Pemerintah No. 20 tahun

2006 tentang Irigasi mengamanatkan bahwa tanggung jawab pengelolaan

jaringan irigasi tersier sampai ke tingkat usahatani (JITUT) dan jaringan irigasi

desa (JIDES) menjadi hak dan tanggung jawab petani pemakai air (P3A) sesuai

dengan kemampuannya. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 38 tahun 2007

tentang pembagian urusan pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah daerah

Provinsi dan Pemerintah daerah Kabupaten/Kota disebutkan bahwa kewenangan

Page 84: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab. Bandung

69

pengembangan dan rehabilitasi jaringan irigasi tingkat usahatani dan jaringan

irigasi desa menjadi kewenangan dan tanggung jawab instansi tingkat

kabupaten/kota yang menangani urusan pertanian.

Potensi sumber daya air permukaan di wilayah Kabupaten Bandung dari

sisi kuantitas dapat dikatakan cukup baik apabila hanya dilihat secara jumlah

volume keseluruhan dalam setahun. Namun apabila ditinjau dari periode waktu

dan lokasi setiap Satuan Wilayah Sungai (SWS), kondisi ketersediaan sumber air

ini diperkirakan mempunyai 3 macam fluktuasi yaitu fluktuasi tinggi, Sedang dan

Rendah. Potensi sumber daya air yang dimiliki oleh Kabupaten Bandung berupa

mata air dan situ-situ serta curah hujan. Untuk pemanfaatan sumber air tersebut

telah dibangun bangunan pengambilan utama berupabendungan, embung dan

bangunan irigasi-irigasi, bendungan-bendungan yang ada ini dimanfaatkan selain

untuk mengairi lahan pertanian juga untu pembangkit tenaga listrik.

Potensi air permukaan sungai dan air permukaan bendungan yang ada di

Kabupaten Bandung dapat dilihat pada Tabel III.8

Tabel 4.6 Potensi Air Permukaan Bendungan Desa di Kabupaten Bandung

No Lokasi Nama Sungai/

DAM

Volume

(Juta m3) Kecamatan Desa

1 Soreang - Sadu - Cibeureum 20,0947

- Buninagara - Leuwikuya 97,4462

2 Pasirjambu - Buninagara - Leuwikuya -

3 Ciwidey - Panyocokan - Cigadog 30,2745

4 Margaasih - Lagadar - Malang 20,1326

5 Katapang - Parungserab - Leuwikuya 18,6567

- Banyusari - Kiarawuyeuh 8,7039

- Juntigirang - Juntihilir 6,5847

- Banyusari - Baros 2,1192

6 Majalaya - Wangisagara - Wangisagara 63,8793

7 Ciparay - Pakutandang - Cirasea 93,5105

8 Pacet - Maruyung - Wanir 71,1452

9 Rancaekek - Rancaekek kulon - Ciajasana 46,1848

10 Ibun - Lampegan - Cikaro 125

11 Cangkuang - Jatisari - Ciherang 95,7811

Dalam pengelolaan sumberdaya air ini, diantaranya dilaksanakan program

pengontrolan dan pemeliharan serta rehabilitasi saluran-saluran irigasi tersier yaitu

jaringan irigasi desa (JIDES) dan jaringan tingkat usaha tani (JITUT), ini

dimaksudkan untuk meminimalisasi terjadinya kekeringan pada musim kemarau

dan banjir pada musim penghujan, kemudian dilaksanakan juga pembuatan sumur

pantek dan embung. Tujuan utama pengelolaan/pemeliharaan air irigasi ini adalah

Page 85: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab. Bandung

70

diantaranya untuk (1) meningkatkan indeks pertanaman (IP) dan (2) mengurangi

dampak bencana alam kekeringan dan banjir. Upaya pemeliharaan saluran irigasi

tersebut, dianggarkan baik berasal dari APBD Kabupaten Bandung, APBD Provinsi

Jawa Barat, maupun APBN.

Pada Tahun 2015, dilakasanakan beberapa kegiatan pengelolaan air irigasi

tersier di beberapa wilayah kecamatan di Kabupaten Bandung,yakni:

1. Rehab serta pengembanganJaringan irigasi sebanyak 80 paket

2. Irigasi Air Permukaan sebanyak 49 Unit

3. Pipanisasi sebanyak 26 Paket

4. Pembangunan DAM Parit sebanyak 34 Paket

5. Hibah Pompa Air 2” sebanyak 9 Unit

6. Hibah Pompa Air 3” sebanyak 40 Unit

7. Hibah Pompa Air 4” sebanyak 2 Unit

8. Hibah Embung sebanyak 1 Unit

Selain itu juga terus dibina kelompok-kelompok pengguna air/Gabungan Kelompok

Pengguna Air melalui kegiatan WISMP, pada Tahun 2015 dilaksanakan legalisasi

kelompok P3A sebanyak 10 Kelompok.

Tabel 4.7 Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) yang sudah mempunyai SK Bupati dan Berbadan Hukum

Kecamatan Desa Daerah

Irigasi (DI) Nama

Kelompok P3A

S.K Bupati

Berbadan Hukum

Ket

B /

SB

/ B

B

Su

d

ah

Be

lu

m

Su

d

ah

Be

lu

m

Arjasari Wargaluyu Gunung Karung

Wargi Mukti - - SB

Baleendah

Warga Mekar Cisarea Banyu Wangi - - SB

Jelekong Cisarea Suka Jadi 2 - - SB

Manggahang Cisarea Sari Mukti - - SB

Bojong Malaka Ciherang Wargi Saluyu - - SB

Ciherang Tani Mulya - - SB

Ciherang Jati Mekar - - SB

Rancamanyar Ciherang Madia Mulya - - SB

Ciherang Madia Mulya - - SB

Banjaran

Kiangroke Ciherang Cibolerang - - SB

Ciherang Lemah Duhur - - SB

Cangkuang

Cangkuang Ciherang Pa Sarwan 1 - - SB

Ciherang Kubang - - SB

Ciluncat Ciherang Pa Sarwan 2 - - SB

Ciherang Bebera - - SB

Ciherang Gulaweng - - SB

Tanjungsari Ciherang Tirta Karya - - SB

Ciherang Tirta Abadi - - SB

Nagrak Ciherang Plantap - - SB

Page 86: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab. Bandung

71

Kecamatan Desa Daerah

Irigasi (DI)

Nama Kelompok

P3A

S.K Bupati

Berbadan Hukum

Ket

Su

da

h

Be

lum

Su

da

h

Be

lum

B /

SB

/ B

B

Cicalengka

Bbkn. Peuteuy Loa Jogo Mekar Harapan - - SB

Dampit Loa Jogo Tunas Harapan - - SB

Cikancung

Cikasungka Cikasungka Mutiara Bumi - - SB

Mandalasari Cikasungka Biru - - SB

Hegarmanah Cikasungka Endek Yusuf - - SB

Cimaung Cikalong Cikalong Banyumukti - - SB

Ciparay

Ciparay Cirasea Sumber Rejeki - - SB

Sumbersari Cirasea Sumber Jaya - - SB

Cirasea Sumber Tangan - - SB

Cirasea Sumber rahayu - - SB

Cirasea Sumber bakti - - SB

Cirasea Tani Mukti - - SB

Cirasea Sumber Hurip - - SB

Sarimukti Cirasea Sri Mahi - - SB

Ciheulang Cirasea Sariwangi 1 - - SB

Cirasea Sariwangi 2 - - SB

Cirasea Sariwangi 3 - - SB

Serang Mekar Cirasea Galih Mukti - - SB

Cikoneng Wanir Suka Galih 1 - - SB

Wanir Suka Galih 2 - - SB

Sagara Cipta Wanir Tirta Gara - - SB

Pakutandang Wanir Rarandang - - SB

Manggu Harja Wanir Cinta Jamri 1 - - SB

Gunung Leutik Wanir Bukit Culah - - SB

Katapang Banyusari Kiaraeunyeuh Dewi Suci - - SB

Sangkanhurip Juntihilir Tirta Rahayu - - SB

Pacet

Mekarjaya Pamunggaran Cipta Mekar - - SB

Toblolera Tirta Jaya - - SB

Jamla Mekar Jaya - - SB

Mekarsari Cikatulampa Sugih Mukti - - SB

Cijambe Sumber Asri - - SB

Sawah Asem Mekar Hasil - - SB

Maruyung Bj. Cipatat Tirta Sejati - - SB

Sukarame Cijagra Tunas Harapan - - SB

Cijamburaya Cigura - - SB

Rumbia Rumbia - - SB

Mandala Haji Sawah Jeruk Tirta arum - - SB

Nagrak Cidodol Gerak 1 - - SB

Cipanbanteng Gerak 2 - - SB

Cikawao Tasulampa Gumati - - SB

Girimulya Pasanggrahan Giri mukti 1 - - SB

Page 87: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab. Bandung

72

Kecamatan Desa Daerah

Irigasi (DI) Nama

Kelompok P3A

S.K Bupati

Berbadan Hukum

Ket

B /

SB

/

BB

Su

da

h

Be

lum

Su

da

h

Be

lum

Pacet

Cipeujeuh Wanir Saluyu - - SB

Wanir Barokah - - SB

Tanjung Wangi

Wanir Mekar Wangi - - SB

Giri Mulya Cihejo 1 Sayuran - - SB

Cikitu Cihejo 2 Marga Laksana - - SB

Pangauban Geudeum Pangauban - - SB

Cipamekar Mekar Mukti - - SB

Cinangela Ciharupat Sumber Harapan - - SB

Rancabali Alamendah Cibodas Alenda - - SB

Rancaekek Sukamanah Citarik Mekarwangi - - SB Sumber: Bidang Pangan DISTANBUNHUT Kabupaten Bandung, 2015

Keterangan : SB; Sudah Berkembang, SDB; Sedang Berkembang, BB; Belum Berkembang

Selain Peningkatan produksi dan Provitas padi, pada tahun 2015

program/kegiatan ditujukan pula untuk mengidentifikasi komoditi-komoditi lain

selain dari komoditas padi sebagai pangan alternatif. Ubi kayu dan Ubi jalar

memang sudah dikembangkan sebelumnya serta merupakan komoditas lokal

penduduk yang diusahakan menjadi komoditi alternatif dan komoditi yang khusus

dikembangkan adalah kedelai. Ubi kayu sentra pengembanganya di daerah

cileunyi, cilengkrang, Cikancung, Nagreg dan Cicalengka. Lebih lanjut,

pengembangan kedelai ini dilaksanakan di Kecamatan Cimaung, Cikancung,

Cicalengka, Baleendah, Margaasih dan Kutawaringin dengan total luas tanam pada

tahun 2015 mencapai luas 425 Ha dengan luas panen 335 ha dengan provitas

yang masih relatif rendah yaitu hanya mencapai 12,91 Kuintal/Ha.

Secara garis besar, pengembangan komoditi tersebut dievaluasi cukup

memberikan hasil yang positif terutama untuk komoditi ubi kayu, dan ubi jalar

karena sudah biasa petani melakukan penanaman, seperti di Cilengkrang yang

terkenal dengan tape singkongnya. Namun, untuk komoditas kedelai ternyata

masih belum cukup menggembirakan karena ternyata para petani lebih suka

memanen kedelai dalam keadaan muda (dijadikan makanan/kacang bulu).

Selain itu Distanbunhut mendorong para petani untuk melakukan

penanaman sayuran terutama sayuran dataran rendah yang dialokasikan untuk

mengganti tanaman padi pada periode kering tahun 2015 sebagai upaya untuk

mengurangi dampak negatif kekeringan pada petani. Sehingga dapat memberikan

multifier effects bagi petani itu sendiri. Komoditi yang dikembangkan terutama

kangkung, mentimun, cabe dan bawang merah.

Page 88: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab. Bandung

73

Pengelolaan Lahan

Pengelolaan lahan ditujukan untuk mengoptimal penggunaan lahan bagi

pengusahaan agribisnis tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan, sehingga

dapat meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) dan berproduktif. Lebih lanjut,

pengotimalisasi lahan tersebut termasuk pembangunan infrastruktur dasar/jalan,

optimalisasi dan konservasi.

Pengelolaan lahan tersebut juga merupakan langkah strategis yang

dilakukan oleh Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan untuk menjaga dan

mengamankan ketersediaan pangan lokal. Langkah strategis yang dilakukan

bersumber dari APBD Kabupaten Bandung dan APBN Kementerian Pertanian, yang

meliputi:

1 Irigasi Air Permukaan

a. - Pembangunan Rumah Pompa

- Pengadaan Pompa

b. Pipanisasi

- Pengadaan Paralon + Pemasangan

2 Pembangunan Dam Parit

- Cek Dam

Peningkatan kapasitas dan kapabilitas petani melalui desiminasi

teknologi budidaya tanaman

Berdasarkan data yang diperoleh, pada tahun 2015 penerapan teknologi

budidaya pertanian terutama padi dan palawija melalui program UPSUS (Upaya

Khusus) serta metode GP-PTT (Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman

Terpadu) mengalami kenaikan dalam skala presentase di tingkat petani terutama

dalam hal pemupukan berimbang, begitupun dalam hal penggunaan benih

bermutu, namun demikian ternyata penggunaan benih bermutu pun terkadang

hasilnya tidak semua menunjukan peningkatan hasil signifikan ini dimungkinkan

karena benih tersebut tidak sesuai dengan iklim mikro di tempat/lahan para petani

itu berada.

Berdasarkan laporan dari lapangan, bahwa desiminasi teknologi khususnya

pada peningkatan provitas tanaman pangan dapat dikatakan telah menyebar

hampir ke seluruh kawasan/lahan pertanian terutama lahan sawah di Kabupaten

Bandung. Hal ini terbukti penggunaan pupuk berimbang dan benih

bermutu/berlabel terus meningkat dari tahun ke tahun yaitu lebih kurang 73,16%

dari total luas lahan sawah di Kabupaten Bandung. Lebih lanjut, 77,67% dari total

luas lahan sawah telah mengikuti dan menerapkan teknologi Pengelolaan

Tanaman Terpadu (GP-PTT) dan pengembangan varietas termasuk didalamnya

padi sawah non hibrida/inbrida, padi sawah hibrida, padi ladang, dan jagung.

Page 89: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab. Bandung

74

Kemudian lebih kurang 1.000 hektar

lahan juga terus dikembangkan dalam

penerapan teknologi System Rice of

Intensification (SRI) yang merupakan

bakal pengembangan padi organik,

fokus pengembangannya tetap

dilaksanakan di Kecamatan

Bojongsoang, Ciparay, Baleendah,

Banjaran, dan Solokanjeruk, yang

memberikan dampak positif bagi para

petani. Jumlah kelompok tani yang

telah mendapat sertifikasi organik dari

Inofice masih tetap dua kelompok yaitu di Kecamatan Ciparay dan Bojongsoang,

dan salah satu diantaranya telah bekerjasama dengan eksportir PT. Amazing Farm

dan PT. Sarinah Agro Mandiri dalam hal pemasaran, yaitu Kelompok Tani “Organik

Sarinah” Kecamatan Ciparay dengan produksi rata-rata 11,44 kuintal/ha GKP.

Sedangkan di Kecamatan Bojongsoang melalui gabungan kelompok tani

(Gapoktan) harapan jaya dengan rata-rata produksi baru mencapai 10 ton/ha

telah memproduksi beras sehat dan bermitra dengan koperasi R.S. Hasan Sadikin

Bandung dalam sistem pemasaran.

Peningkatan Sarana Prasarana Pasca Panen dan Pengolahan Hasil

Penanganan panen dan pasca panen di Kabupaten Bandung pada tahun

2015 komoditas padi menunjukkan penurunan tingkat kehilangan/kerusakan hasil

tanaman pangan, hal ini salah satunya dapat dilihat dari tingkat penurunan angka

kehilangan hasil dalam hal pemanenan serta pengolahan pasca panennya.

Berdasarkan data yang ada, tingkat kehilangan hasil komoditas padi pada tahun

2013 dalam penanganan pasca panen mencapai 10,47% tahun 2014 menjadi

10,07% dan pada tahun 2015 ini menurun 0,05% menjadi 10,02%. ditunjukkan

pada Tabel 4.10. Nilai-nilai penurunan kehilangan hasil tersebut diukur pada

kelompok tani yang mendapatkan intervensi bantuan.

Penurunan tingkat kehilangan hasil tersebut didukung adanya penggunaan

alat mesin pertanian yang semakin modern, tingkat kesadaran petani dan

keterampilan petani yang semakin meningkat sejalan dengan upaya pembinaan

yang cukup intensif dari Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten

Bandung.

Page 90: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab. Bandung

75

Tabel 4.8. Realisasi Tingkat Kehilangan Hasil Komoditas Padi dan Jagung

Tahun 2011 s.d 2015

No Komponen Tingkat Kehilangan Hasil Komoditas Padi pada Tahun (%)

2011 2012 2013 2014 2015

1 Panen 2,35 0,58 0,51 0,50 0,50

2 Perontokan 3,35 3,33 3,28 3,15 3,12

3 Pengeringan 3,03 3,83 3,82 3,75 3,75

4 Pengilingan 2,42 3,01 2,86 2,67 2,65

JUMLAH 11,52 10,75 10,47 10,07 10,02 Sumber : Bidang Tanaman Pangan DISTANBUNHUT Kabupaten Bandung, 2015

Pada tahun 2015, Pemerintah Kabupaten Bandung yang didukung oleh

anggaran yang bersumber dari APBN Kementerian Pertanian dan APBD Provinsi

Jawa Barat telah memberikan stimulan barang dan peningkatan keterampilan dan

pengetahuan teknologi pasca panen dan pengolahan hasil tanaman pangan

sebagai upaya dalam pengembangan dan pemberdayaan kelompok-kelompok

pengolahan hasil berbasis komoditas tanaman pangan, berupa:

Penggilingan padi/power thresher/peda thresher sebanyak 4 unit

Terpal sebanyak 100 lembar

Pemipil Jagung sebanyak 1 Unit

Combine harvester sebanyak 1 unit di Kecamatan Solokanjeruk;

Mesin pengolahan tanaman pangan hasil 1 paket

Fasilitasi rumah kemasan Padi Organik 1 Paket

Revitalisasi penggilingan padi 1 paket.

Sasaran Strategis 2

Meningkatkan keunggulan komparatif dan kompetitif produk pertanian

melalui pengembangan agribisnis dalam aglomerasi ekonomi pertanian

Sasaran strategis ini diarahkan untuk mengembangkan kelompok-kelompok

usaha agribisnis yang berbasis komoditas hortikultura dan perkebunan unggul

lokal Kabupaten Bandung, agribisnis hortikultura dan perkebunan dikembangkan

berdasarkan pada potensi satu kawasan tertentu. Pengembangan kawasan

pertanian menekankan transformasi desa-desa dengan memperkenalkan unsur-

unsur urbanisme ke dalam lingkungan pedesaan yang spesifik yang didalamnya

menekankan kekuatan lokal untuk berkembang aktif dalam struktur ekonomi

wilayah.

Selain itu, pertimbangan kaidah-kaidah konservasi air dan tanah menjadi

prioritas dalam pengembangan kawasan hortikultura dan perkebunan di

Kabupaten Bandung. Penentuan kawasan-kawasan tersebut didasarkan

Page 91: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab. Bandung

76

diantaranya pada: (1) potensi yang dimiliki; (2) sumberdaya pertanian yang

memadai (3) sesuai kaidah konservasi dan tercantum dalam RTRW Kabupaten

Bandung dan (4) memiliki peluang komparatif serta kompetitif.

Berdasarkan hasil pengukuran terhadap pencapaian sasaran strategis

kedua seperti yang telah dilakukan dan dapat dilihat pula dari berbagai fakta yang

ada, baik berupa keberhasilan maupun kekurangberhasilan dalam pelaksanaan

pembangunan pertanian di Kabupaten Bandung, apabila dibandingkan dengan

tahun 2014 maupun terhadap sasaran/target yang telah ditentukan, ataupun juga

terhadap realisasi pencapaian dalam pelaksanaan kegiatan pada tahun 2015 ini.

Tabel 4.9 Pengukuran sasaran strategis 2 Tahun 2015

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Target Kinerja

Realisasi

Meningkatkan keunggulan komparatif dan kompetitif produk pertanian melalui pengembangan agribisnis dalam aglomerasi ekonomi pertanian

1. Jumlah Provitas komoditas unggulan:

- Sayuran (kui/ha) - Buah-buahan (kui/phn) - Biofarmaka (kg/m²)

- Tan. Hias (tangkai/m²)

- Kopi (Olahan Ton/ha) - Teh (Olahan Ton/ha) - Cengkeh (Olahan Ton/ha) - Tembakau (Olahan Ton/ha)

210,19 1,02 3,19

17,14 1,07 1,68 0,23 0,91

229,20 0,78 3,45

30,38 1,08 2,15 0,23 0,89

2. Jumlah kelompok tani yang telah memiliki registrasi kebun Hortikultura (kel)

45

65

3. Jumlah kelompok usaha rumah kemasan dan UPH:

a. Hortikultura (kel) b. Perkebunan (kel)

10 8

13 9

Pencapaian Jumlah Produksi Komoditas Hortikultura dan Perkebunan

Produksi serta Provitas komoditas pertanian khususnya komoditas

hortikultura dan perkebunan yang diunggulkan di Kabupaten Bandung tahun 2015

ini mengalami peningkatan yang cukup baik walaupun tidak signifikan seperti

tahun sebelumnya karena di tahun 2015 menghadapi kendala-kendala yang cukup

sulit seperti keadaan alam yang cukup ekstreem khususnya iklim yang kering,

namun disisi lain iklim tersebut membantu dalam pertumbuhan serta

perkembangan bunga dan pembuahan komoditas hortikultura dan perkebunan

sehingga umumnya mampu menaikan produksi dan Provitasnya asalkan kondisi air

nya tetap terjaga dan terpenuhi. Selain itu, muncul pula tantangan internal

diantaranya adalah peralihan komoditas karena alasan-alasan tertentu,

pengurangan lahan produktif karena digunakan untuk keperluan lainnya serta

Page 92: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab. Bandung

77

terkadang penanaman/pertanian komoditas hortikultura berbenturan dengan isu-

isu lingkungan tentang kaidah-kaidah konservasi.

Berikut diantaranya peningkatan produksi dari komoditas hortikultura dan

perkebunan antara lain; Bawang merah dari 32.770 ton menjadi 39.565 ton, cabe

merah dari 17.579 ton menjadi 26.238 ton, tomat dari 22.755 ton menjadi 64.474

ton, tetapi pada komoditas unggulan yang lain ternyata mengalami penurunan dari

tahun sebelumnya yaitu kentang menurun lebih kurang 10% dan kubis menurun

sekitar 27% dan stroberi yang tahun kemarin mengalami penurunan sekarang

mengalami kenaikan yang cukup signifikan dari tahun 2014 ini dimungkinkan

karena tahun sebelumnya stroberi menurun disebabkan banyaknya peremajan

serta keadaaan cuaca di tahun 2015 ini hasil peremajaan tanaman telah

menghasilkan produksi. Kemudian produksi tanaman perkebunan rakyat

mengalami peningkatan kecuali teh yang ternyata di kertasari mengalami

penurunan luas tanaman/berganti komoditas sehingga cukup berpengaruh

terhadap produksi teh rakyat yaitu sebesar 3.460 ton (hasil olahan) menurun 1,52

persen dari tahun 2014, kopi berhasil mencapai produksi olahan 6.872 ton naik

satu persen, cengkeh naik 0,8 persen menjadi 125 ton serta tembakau naik dari

610 ton di tahun 2014 menjadi 1.358 ton tahun 2015.

Lima komoditas utama sayuran di kabupaten Bandung yaitu kentang,

tomat, cabe, bawang merah, dan kubis. Kelima komoditas tersebut seperti telah

dibahas diatas mengalami peningkatan dalam hal produksi dan Provitas, kecuali

kentang dan kubis hanya meningkat dalam hal produktivitas nya saja. Disamping

itu, terdapat komoditas-komoditas spesifikasi lokal dan eksklusif yang

dikembangkan atas kerjasama antara petani dengan pelaku pasar (ritel, industri,

dan eksportir), seperti wortel, brokoli, paprika, dan sayuran eksklusif lainnya.

Komoditas tersebut diusahakan di Kecamatan Pangalengan, Ciwidey, Pasirjambu,

Rancabali, Cimenyan, dan Kertasari.

Penetapan Kabupaten Bandung sebagai kabupaten stroberi pada Tahun

2012 membawa perubahan terhadap fokus strategis pembanganun hortikultura.

Dari tahun 2013 sampai sekarang, stroberi menjadi salah satu prioritas

pengembangan yang diimplementasikan ke dalam beberapa program/kegiatan,

yaitu pengembangan penangkaran stroberi yang tersebar di Kecamatan Rancabali

dan Pasirjambu, kemudian jeruk di Cilenyi dan Ciwidey pada tanaman buah serta

krisan pada tanaman hias. Identifikasi benih/bibit hortikulturaunggul merupakan

salah satu langkah aksi untuk menghasilkan benih/bibit spesifik lokal Kabupaten

Bandung, tahun 2015 ini ternyata produksi stroberi mengalami kenaikan dan ini

adalah salah satu imfact dari kerjasama sister city pada 2013 dengan pemerintah

Korea Selatan yang berupaya untuk mengadopsi benih stroberi yang berasal dari

Korea Selatan ke Kabupaten Bandung.

Page 93: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab. Bandung

78

Tabel 4.10 Realisasi Luas Tanam, Panen, Produksi dan Provitas Komoditas

Sayuran di Kabupaten Bandung Tahun 2015

Komoditi Uraian Realisasi Tahun

2011 2012 2013 2014 2015 1 2 3 4 5 6 7

Bawang Merah

Luas Tanam (ha) 2.827 3.116 2.911 3.086 2.377

Luas panen (ha) 1.799 3.265 2.915 3.027 3.254

Produksi (ton) 20.887 39.222 31.699 32.770 39.565

Provitas (Ton/ha) 116,1 120,13 108,74 108,26 121,59

Kentang Luas Tanam (ha) 6.527 6.711 4.814 4.380 4.051

Luas panen (ha) 5.346 7.036 5.372 4.676 4.136

Produksi (ton) 110.793 131.007 108.832 93.968 84.414

Provitas (Ton/ha) 20,72 18,62 20,26 20,10 20,41

Kubis Luas Tanam (ha) 5.394 5.266 4.004 4.457 3.484

Luas panen (ha) 4.592 5.242 4.331 4.683 3.390

Produksi (ton) 109.326 125.606 100.150 107.192 78.112

Provitas (Ton/ha) 23,81 23,96 23,12 22,89 23,04

Cabe Luas Tanam (ha) 787 226 718 753 660

Luas panen (ha) 740 691 596 702 821

Produksi (ton) 20.682 20.376 17.598 17.579 26.238

Provitas (Ton/ha) 27,95 29,49 29,53 25,04 31,96

Tomat Luas Tanam (ha) 1.295 1.174 1.189 1.125 1.184

Luas panen (ha) 1.339 1.097 1.215 1.105 1.254

Produksi (ton) 94.124 94.486 67.900 22.755 64.474

Provitas (Ton/ha) 70,29 86,13 55,88 20,59 51,41

Kentang Luas Tanam (ha) 6.527 6.711 4.814 4.380 4.051

Luas panen (ha) 5.346 7.036 5.372 4.676 4.136

Produksi (ton) 110.793 131.007 108.832 93.968 84.414

Provitas (Ton/ha) 20,72 18,62 20,26 20,10 20,41

Kubis Luas Tanam (ha) 5.394 5.266 4.004 4.457 3.484

Luas panen (ha) 4.592 5.242 4.331 4.683 3.390

Produksi (ton) 109.326 125.606 100.150 107.192 78.112

Provitas (Ton/ha) 23,81 23,96 23,12 22,89 23,04

Cabe Luas Tanam (ha) 787 226 718 753 660

Luas panen (ha) 740 691 596 702 821

Produksi (ton) 20.682 20.376 17.598 17.579 26.238

Provitas (Ton/ha) 27,95 29,49 29,53 25,04 31,96

Tomat Luas Tanam (ha) 1.295 1.174 1.189 1.125 1.184

Luas panen (ha) 1.339 1.097 1.215 1.105 1.254

Produksi (ton) 94.124 94.486 67.900 22.755 64.474

Provitas (Ton/ha) 70,29 86,13 55,88 20,59 51,41

Bawang

Daun

Luas Tanam (ha) 3.147 3.549 1.189 4.117 4.003

Luas panen (ha) 2.969 3.512 1.215 4.112 3.970

Produksi (ton) 49.570 54.115 67.900 68.401 57.783

Provitas (Ton/ha) 16,70 15,41 55,88 16,63 14,55

Kembang Kol Luas Tanam (ha) 466 512 575 592 427

Luas panen (ha) 418 511 602 573 449

Produksi (ton) 8.091 9.958 9.777 11.258 8.682

Provitas (Ton/ha) 19,36 19,49 16,24 19,65 19,34

Page 94: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab. Bandung

79

Komoditi Uraian Realisasi Tahun

2011 2012 2013 2014 2015 1 2 3 4 5 6 7

Petsai/Sawi/Sosin

Luas Tanam (ha) 3.128 3.176 3.635 2.938 2.775

Luas panen (ha) 3.015 3.218 3.476 3.145 2.758

Produksi (ton) 61.396 67.581 71.079 66.486 57.209

Provitas (Ton/ha) 20,36 21,00 20,45 21,14 20,74

Wortel Luas Tanam (ha) 2.131 1.745 2.212 1.914 1.775

Luas panen (ha) 2.006 1.796 2.003 1.924 1.658

Produksi (ton) 42.524 40.316 42.507 40.950 37.587

Provitas (Ton/ha) 21,20 22,45 21,22 21,28 22,67

Lobak Luas Tanam (ha) 376 306 643 504 418

Luas panen (ha) 360 313 512 493 412

Produksi (ton) 8.027 7.228 10.977 10.798 9.281

Provitas (Ton/ha) 22,30 23,09 21,44 21,90 22,53

Kacang Merah

Luas Tanam (ha) 1.547 1.690 1.421 1.837 1.072

Luas panen (ha) 1.191 1.538 1.684 1.795 1.488

Produksi (ton) 10.835 9.833 16.150 18.663 14.878

Provitas (Ton/ha) 90,97 63,93 95,90 103,97 99,99

Kacang

Panjang

Luas Tanam (ha) 179 119 116 142 99

Luas panen (ha) 139 156 145 127 116

Produksi (ton) 2.786 3.620 3.538 3.050 2.634

Provitas (Ton/ha) 20,04 23,21 24,40 24,01 22,71

Jamur Luas Tanam (m2) 8.971 11.413 12.715 48.979 58.408

Luas panen (m2) 8.689 20.205 12.749 41.565 50.618

Produksi (ku) 15.643 29.530 232.460 44.113 643.910

Provitas (kg/m2) 18 14,62 18,23 10,61 12,72

Terung Luas Tanam (ha) 173 160 176 214 134

Luas panen (ha) 143 186 157 202 139

Produksi (ton) 4.673 4.964 4.475 6.801 4.763

Provitas (Ton/ha) 32,68 26,69 28,50 33,67 34,27

Buncis Luas Tanam (ha) 696 850 749 654 584

Luas panen (ha) 639 789 786 660 592

Produksi (ton) 14.857 18.279 18.230 8.390 17.529

Provitas (Ton/ha) 23,25 23,17 23,19 12,71 29,61

Ketimun Luas Tanam (ha) 561 460 471 554 591

Luas panen (ha) 524 538 460 525 562

Produksi (ton) 24.388 18.164 17.340 12.919 24.532

Provitas (Ton/ha) 46,54 33,76 37,70 24,61 43,65

Labu Siam Luas Tanam (ha) 55 87 73 37 28

Luas panen (ha) 62 69 78 42 41

Produksi (ton) 66.493 60.089 59.990 6.040 61.103

Provitas (Ton/ha) 10.724,68 8.708,49 830,59 143,80 1.490,32

Kangkung Luas Tanam (ha) 266 260 457 408 366

Luas panen (ha) 242 255 473 384 371

Produksi (ton) 9.092 9.495 9.326 4.909 8.161

Provitas (Ton/ha) 37,57 37,24 19,72 12,78 22,00

Bayam Luas Tanam (ha) 153 259 206 156 169

Luas panen (ha) 128 267 212 159 162

Produksi (ton) 1.250 2.953 2.124 1.542 2.022

Provitas (Ton/ha) 9,77 11,06 10,02 9,70 12,48

Page 95: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab. Bandung

80

Komoditi Uraian Realisasi Tahun

2011 2012 2013 2014 2015 1 2 3 4 5 6 7

Seledri Luas Tanam (ha) 1.560 1.516 1.692 1.902 1.675

Luas panen (ha) 1.596 1.441 1.565 1.842 1.750

Produksi (ton) 30.479 28.516 30.099 36.890 36.347

Provitas (Ton/ha) 19,10 19,79 19,23 20,03 20,77

Cabe Rawit Luas Tanam (ha) 432 282 398 530 352

Luas panen (ha) 424 324 331 452 457

Produksi (ton) 11.943 8.150 8.142 3.214 1.289

Provitas (kwt/ha) 68,45 251,54 75,37 71,10 61,27

Jumlah

Komoditas Sayuran

Luas Tanam (ha) 40.671 42.877 43.170 30.428 26.224

Luas panen (ha) 36.361 52.449 43.523 30.773 27.780

Produksi (ton) 717.859 783.488 927.417 682.110 636.603

Provitas (Ton/ha) 19,74 14,94 21,31 22,17 22,92

Stroberi Luas Tanam (ha) 172 148 94 214 137

Luas panen (ha) 188 141 91 108 78

Produksi (ton) 35.342 15.196 15.431 4.361 50.101

Provitas (Ton/ha) 187,99 107,77 169,57 40,38 642,32 Sumber : Bidang hortikultura Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung 2015

Produksi komoditas buah-buahan unggulan Kabupaten Bandung yang

diusahakan seperti alpukat dan durian pada tahun 2015 umumnya dapat

melampaui target akan tetapi realisasi tersebut tidak bisa melampaui pencapain

realisasi tahun 2014, dan ada pula yang tidak bisa melampai target maupun

pencapaian tahun sebelumnya seperti jambu biji, ini kemungkinan besar

disebabkan oleh kondisi alam yang cukup kering diakhir tahun sehingga tanaman

sedikit kekurangan air yang disebabkan oleh sedikitnya ketersediaan air dan

tingginya temperatut/suhu sehingga menyebabkab penguapan air dari tanah dan

tanaman cukup tinggi sehingga mengganggu dalam proses pembungaan dan

pembuahan tanaman, disamping itu pula sudah banyak tanaman yang tua dan

tidak produktif lagi, serta tanaman muda sebagai penggatinya belum produktif

menghasilkan buah. Untuk selengkapnya mengenai realisasi produksi, dapat dilihat

pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.11 Realisasi Produksi Tanaman Buah-buahan di Kabupaten Bandung

Tahun 2015

URAIAN KOMODITAS

Realisasi Tahun

2011 2012 2013 2014 2015

Produksi (Kuintal)

Produksi (Kuintal)

Produksi (Kuintal)

Produksi (Kuintal)

Tanam Baru

(Pohon)

Tan Meng hasilkan

(Pohon)

Produksi (Kuintal)

Alpukat 78.576 89.107 46.996 638.481 5.970 122.217 109.960

Belimbing 3.236 3.143 6.183 18.062 347 9.791 6.567

Jeruk Besar 9.833 7.671 7.850 9.990 48 9.076 3.567

Pepaya 9.981 9.011 8.257 29.715 1.606 23.557 4.696

Page 96: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab. Bandung

81

Sumber : Bidang Hortikultura,DISTANBUNHUT Kabupaten Bandung, 2015

Tahun 2015 kembali melanjutkan pengembangan komoditas lokal untuk

menciptakan kawasan buah-buahan lokal di Kabupaten Bandung. Alpukat, jambu

kristal, dan jeruk menjadi komoditas unggulan yang terus dikembangkan. Kertasari

dipusatkan dalam pengembangan komoditi alpukat, mulai dari penangkaran bibit

alpukat hingga pengembangan kawasan. Cileunyi merupakan salah satu produsen

jeruk besar di Kabupaten Bandung diarahkan untuk menghasil bibit spesifik lokal

melalui jeruk besar cikoneng, kemudian di Ciwidey kembali dikembangkan jeruk

dekopon yang akan dijadikan varietas lokal unggulan Kabupaten Bandung.

Stimulan green house, bibit, dan sarana prasarana pendukung lainnya. Kemudian

Cimaung dan Banjaran dikembangkan sebagai sentra jambu kristal/jambu biji.

Bila dilihat dari potensi tanaman hias. Kabupaten Bandung merupakan

salah satu sentra produksi tanaman hias di tingkat Provinsi Jawa Barat dan

Nasional. Produksi komoditas tanaman hias dan obat-obatan unggulan seperti

Anggrek, Krisan dan Mawar. Krisan menjadi primadona pengembangan tanaman

hias yang di fokuskan di kecamatan Ciwidey, Pasirjambu, Cimaung, Nagreg dan

Cicalengka dimulai pada tahun 2014, dengan dibangunnya suatu kawasan

pengembangan seluas lebih kurang 3.000 m2 diperuntukan khusus bagi

pengembangan krisan. Disamping itu karena penangkaran benih, intensifikasi

serta ekstensifikasi merupakan langkah strategis, maka dari tahun 2013 Dinas

Pertanian Perkebunan dan Kehutanan terus berusaha mengembangkan kebun

URAIAN KOMODITAS

Realisasi Tahun

2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012

Produksi

(Kuintal)

Produksi

(Kuintal)

Produksi

(Kuintal)

Produksi

(Kuintal)

Tanam Baru

(Pohon)

Produksi

(Kuintal)

Produksi

(Kuintal)

Anggur 4 - 2 - - - -

Durian 12.067 8.722 8.556 61.648 5.189 20.462 18.161

Duku 140 352 384 372 - 940 419

Mangga 27.508 14.466 43.626 95.782 7.634 73.273 23.402

Sawo 3.453 3.747 5.021 28.311 184 8.262 8.426

Melinjo 7.321 4.862 5.075 29.889 60 16.969 5.799

Pisang 150.041 149.856 122.958 2.108.844 68.568 420.536 111.854

Jambu Biji 25.458 17.774 30.848 202.526 44.471 64.646 28.540

Manggis 118 316 112 992 2.278 3.351 2.479

Markisa 132 88 2.314 200 1.500 1.137 281

Petai 20.086 9.781 10.932 54.173 256 37.565 19.450

Rambutan 4.975 4.598 3.272 109.198 261 17.515 14.298

Jambu Air 10.384 4.866 12.441 58.167 2.038 29.111 15.486

Nangka 34.810 35.340 36.922 422.307 1.889 56.009 35.716

Sirsak 3.957 3.907 2.963 5.748 153 11.172 3.563

Jengkol 2.400 1.231 2.164 107.142 0 4.906 4.138

Page 97: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab. Bandung

82

percobaan yang diperuntukan khusus sebagai laboratorium lapangan tanaman hias

yang bertujuan untuk mengadopsi teknologi dan adaptasi benih/bibit tanaman hias

baru di Kabupaten Bandung.

Komoditas tanaman bio farmaka/tanaman obat di Kabupaten Bandung

pada tahun 2015 yaitu diantaranya jahe, lengkuas dan yang lainnya,

memperlihatkan realisasi produksi yang umumnya meningkat, dan peningkatanya

pun ternyata tidak terlalu signifikan kecuali komoditas jahe yang peningkatannya

cukup tinggi dan signifikan baik itu dibandingkan dengan target maupun realisasi

tahun 2014. Karena kondisi iklim yang cukup kering sehingga ketersedian air dan

faktor lainya seperti pangsa pasar, permodalan, kemudahan dalam hal bibit,

pemeliharaan maupun masalah harga, sehingga dilapangan terjadi penurunana

produksi bila dibandingkan dengan realisasi tahun 2014.

Tabel 4.12 Realisasi Tanaman Hias di Kabupaten Bandung Tahun 2015

No Komoditas

2013 2014 2015

Luas Tanam (m2)

Realisasi Produksi

2013 (Tangkai)

Luas Tanam (m2)

Realisasi Produksi

2014 (Tangkai)

Luas Tanam (m2)

Realisasi Produksi

2015 (Tangkai)

1 Anggrek 2.335 58.538 10.543 98.938 1.439 34.859

2 Anthurium Bunga

119 3.082 16 850 35 2.062

3 Gladiul 219 371 - 320 - 1.170

4 Helicania 396 5.303 101 2.425 123 2.728

5 Krisan 1.249 431.558 10.130 748.174 9.900 2.227.768

6 Mawar 1.142 32.661 97 11.299 160 10.743

7 Melati 140 2.274 - 116 4 271

8 Palem 375 1.774 65 114 35 12.244

9 Sedap Malem 9.234 62.519 7.545 107.248 5.743 107.072

10 Gerbera 1.435 11.893 63 3.326 - 3.496

11 Anyelir 267 11.192 55 641 5 961

12 Dracaena - 34 30 - - -

Jumlah 16.911 621.199 28.645 973.451 17.444 2.403.374 Sumber : Bid. Hortikultura, DISTANBUNHUT Kabupaten Bandung, 2015

Tabel 4.13 Realisasi Produksi Tanaman Obat Tahun 2015

No Komoditas

2013 2014 2015

Luas

Tanam

(m2)

Produksi

Luas

Tanam

(m2)

Produksi Luas Tanam

(m2) Produksi

1 Jahe 103.710 269.910 479.584 828.002 130.390 902.489

2 Lengkuas 97.950 101.729 66.124 489.199 15.933 37.741

3 Kencur 18.126 38.892 14.861 35.276 17.606 10.008

Page 98: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab. Bandung

83

No Komoditas

2013 2014 2015

Luas

Tanam

(m2)

Produksi

Luas

Tanam

(m2)

Produksi Luas Tanam

(m2) Produksi

4 Kunyit 24.300 104.213 92.338 157.556 67.766 130.452

5 Lempuyang 1.656 8.756 21.151 8.029 13.761 21.104

6 Temulawak 3.952 11.963 24.450 19.857 25.320 69.164

7 Temu Ireng 930 1.628 - 3.495 60 153

8 Kaji Beling 360 2.462 310 242 5.303 10.124

9 Kapulaga 12.835 11.691 31.015 41.439 9.145 117.277

10 Sambiloto 78 725 3.357 3.689 332 1.800

11 Mengkudu/Pace 323 25.891 14.552 763 10.533 39.236

Jumlah 264.220 577.860 747.742 1.587.547 296.149 1.339.548

Sumber : Bid. Hortikultura, DISTANBUNHUT Kabupaten Bandung, 2015

Tanaman Perkebunan

Upaya peningkatan fungsi lahan serta penanaman baru (replanting)

komoditas perkebunan di Kabupaten Bandung dilaksanakan dalam rangka

optimalisasi penggunaan lahan perkebunan yang telah ada, agar supaya terjadi

peningkatan produksi komoditas perkebunan terutama produksi tanaman

perkebunan unggulan Kabupaten Bandung yaitu Teh, Kopi, cengkeh dan Tembakau.

Karena kondisi iklim yang sedikit kurang mendukung untuk berlangsungnya

proses pembungaan dan pembuahan pada tanaman serta adanya serangan OPT pada

komoditi perkebunan, seperti karat daun, hama Pbko, embun jelaga dan kutu dompolan

walau tidak signifikan berpengaruh, tetap saja mempengaruhi terhadap pencapaian

provitas komoditas unggulan perkebunan Kabupaten Bandung. Kecuali komoditi teh,

kopi, cengkeh dan tembakau meningkat dan mampu mencapai/melebihi target serta

pencapaian tahun sebelumnya. Selain faktor yang telah disebutkan diatas, menurunnya

produksi teh bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya adalah karena di Kertasari

pada tahun 2015 ini berlangsung rasionalisasi perkebunan teh rakyat, yang mau tidak

mau, terasa atupun tidak itu menjadi salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya

penurunan produksi teh. Pencapaian produksi tanaman Perkebunan unggulan

(Perkebunan Rakyat) tahun 2015 di Kabupaten Bandung diantaranya ditunjukan

pada tabel berikut:

Page 99: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab. Bandung

84

Tabel 4.14 Realisasi produksi komoditi perkebunan

NO Jenis

Komoditi

2014 2015

Luas/

Baku

Lahan

(Ha)

Produksi

Hasil

Olahan

(Ton)

Produksi

Bahan

Mentah

(Ton)

Luas/

Baku

Lahan

(Ha)

Produksi

Hasil

Olahan

(Ton)

Produksi

Bahan

Mentah

(Ton)

1 Cengkeh 1.024 118 474 1.024 125 501

2 Kopi 10.273 6.803 27.212 10.273 6.872 27.489

3 T e h 1.701 3.612 18.060 1.701 3.460 17.304

4 Tembakau 1.524 610 3.048 1.524 1.358 6.792

Sumber. Bid. Perkebunan DISTANBUNHUT 2015

Pengembangan Agribisnis Berbasis Komoditas Hortikultura dan Perkebunan

Sejalan dengan pemenuhan dalam pencapaian jumlah produksi,

pengembangan agribisnis berbasis komoditas hortikultura juga menjadi sasaran

dalam pembangunan pertanian, perkebunan dan kehutanan. Pengembangan

agribisnis ditujukan untuk meningkatkan keberdayaan kelembagaan petani.

Manajemen kelembagaan petani dikelola, sehingga terjalin kerjasama/kemitraan

bisnis di antara para pelaku usaha dalam satu kesatuan system agribisnis, di mulai

dari sistem off-farm hulu, on-farm, on-farm hilir dan pasar.

Seperti halnya komoditas tanaman pangan, pengembangan agribisnis

hortikultura dan perkebunan tidak lepas dari pengelolaan faktor-faktor yang

mempengaruhi pada sisi pencapaian produksi. Pengembangan pupuk organik,

pembangunan/rehabilitasi jaringan irigasi dan pengembangan dan penyediaan

sarana produksi benih menjadi fokus utama pada sub sistem off-farm hulu.

Melalui pengembangan agribisnis berbasis hortikultura dan perkebunan

tersebut, beberapa kelompok usaha telah berhasil mengembangkan unit-unit

pasca panen dan pengolahan hasil dalam bentuk rumah kemasan (packing house)

pada komoditas hortikultura dan UPH pada komoditas perkebunan. Kelompok-

kelompok tersebut telah bekerjasama/berkemitraan dengan perusahaan, ekportir,

dan industri pengolahan lainnya. Lebih lanjut, kelompok usaha Jaya Alam Lestari

Kecamatan Pasirjambu telah mendapatkan sertifikat organik untuk produk

hortikulturan sayuran organik.

Pengembangan unit-unit pengolahan hasil dan rumah kemasan diarahkan

untuk meningkatkan nilai tambah produk. Berbagai fasilitasi telah digulirkan pada

kelompok-kelompok usaha hortikultura dan perkebunan. Peningkatan kapasitas

pelaku usaha, stimulan mesin dan alat pasca panen dan pengolahan hasil dan

pengembangan jaringan kerjasama kemitraan. Berikut unit rumah kemasan di

Kabupaten Bandung.

Page 100: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab. Bandung

85

Tabel 4.15 Rumah Kemasan Hortikultura Kabupaten Bandung

No Unit Rumah

Kemasan Lokasi Komoditi

Tujuan Pasar/

Kemitraan

1. Jaya Alam Lestari Pasirjambu Sayuran Supermarket

2. Madani Pasirjambu Sayuran Lyco Farm

3. Lyco Farm Pasirjambu Sayuran Supermarket

4. Adi Farm Pangalengan Sayuran Alamandah

5. Barokah Tani Agro Pasirjambu Sayuran, Stroberi Luar Bandung

6. Hataki Pasirjambu Sayuran

7. Abo Farm Ciwidey Sayuran Lyco Farm

8. Katata Pangalengan Sayuran

9. Al-ittifaq Rancabali Sayuran

10. Taruna Mulya Pangalengan Sayuran

11. Bongkor Cimenyan Sayuran

12. Patarema Pangalengan Kentang PT. MOU

13. Putra Sari Bumi Kertasari Sayuran

14. Mekartani Cikancung Sayuran MTJ

15. Mandalawangi Cikancung Sayuran

16. Muttaqin Cileunyi Sayuran Keterangan: profil kelompok rumah kemasan bidang hortikultura, 2015

Tabel 4.16 Unit Pengolahan Hasil Perkebunan Kabupaten Bandung

No UPH Lokasi Produksi

(Ton) Tujuan Pasar/

Kemitraan

1. Rahayu Pangalengan 612 Luar Negeri

2. Trikarya Mandiri Ciwidey 360 Luar negeri

3. Pancawargi Ibun 100 Lokal

4. Mekar Saluyu Ciparay 612 Lokal

5. Mekar Tani Kertasari 200 Regional

6. Giri Senang Cilengkrang 84 Regional

7. Margamulya Pangalengan 300 Luar Negeri Keterangan: profil unit pengolahan hasil kopi bidang perkebunan, 2015

Pada tahun 2014 dan 2015, kegiatan gebyar promosi kopi java preanger

Kabupaten Bandung memberikan dampak positif terhadap pengembangan

kemitraan pemasaran hasil kopi, tahun 2014 ini Dinas Pertanian Perkebunan da

Kehutanan mengadakan festival kopi yang bertajuk “Bandung Coffe Festival II

2014” yang bertaraf Internasional. Melalui unit pemasaran Provinsi Jawa Barat,

telah dilaksanakan kerjasama pemasaran kopi dengan Negara Maroko, kemudian

dengan Korea sebanyak 18 ton untuk komoditi kopi java preanger Kabupaten

Bandung.

Page 101: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab. Bandung

86

Sasaran Strategis 3

Mengembangkan usaha ekonomi produktif dalam upaya stabilitas

kualitas lingkungan hutan dan lahan

Rehabilitasi hutan dan lahan di Kabupaten Bandung dilaksanakan melalui 2

mekanisme pendekatan: (1) pendekatan vegetatif dan (2) pendekatan ekonomi

dengan mengembangkan agribisnis di sekitar hutan. Kedua mekanisme tersebut

saling berkesinambungan dan ketergantungan satu dengan yang lainnya.

Tabel 4.17 Pengukuran sasaran strategis 3 Tahun 2015

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Target Kinerja

Realisasi

Mengembangkan usaha ekonomi produktif dalam upaya stabilitas kualitas lingkungan hutan dan lahan

Prosentase luas lahan kritis yang tertanami (%)

54,94

79,10

Luas hutan rakyat 5.015 3.967

Sumber: Bidang Kehututanan Distanbunhut 2015

Pengelolaan Lahan Kritis

Adanya praktek-praktek budidaya pertanian yang tidak memperhatikan kaidah-

kaidah konservasi tanah dan air serta banyaknya penelantaran lahan-lahan kering yang

berlangsung dalam jangka waktu yang cukup lama telah mengakibatkan terjadinya

lahan-lahan kritis di Kabupaten Bandung.

Keberadaan lahan kritis di Kabupaten Bandung ini sedikit banyak telah

menyebabkan rusaknya keseimbangan, daya dukung serta daya tampung lingkungan

terutama pada lahan-lahan yang terdapat di daerah-daerah hulu dengan fungsi sebagai

daerah resapan air. Kondisi yang sama pun terjadi di bawah/hilir sungai dengan

ditambah banyaknya pemukiman penduduk di sepanjang daerah aliran sungai (DAS),

keadaan ini pada akhirnya turut berpengaruh sebagai faktor penyebab atau faktor yang

mempercepat terjadinya bencana alam di Kabupaten Bandung seperti banjir, longsor

dan kekeringan, selain itu dari tahun ke tahun ternyata semakin tinggi pula kualitas

pencemaran yang terjadi di beberapa badan sungai di Kabupaten Bandung, baik

pencemaran dari rumah tangga maupun industri.

Sehubungan dengan hal tersebut diatas, Dinas Pertanian Perkebunan dan

Kehutanan berdasarkan Rencana Pengelolaan Rehabilitasi Hutan dan Lahan

Periode 2011-2015, pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 ini telah

melakukan upaya-upaya untuk mengurangi luas lahan kritis di Kabupaten Bandung

melalui penanaman komoditas tanaman tahunan produktif seperti buah-buahan

dan kayu-kayuan, baik melalui kegiatan yang dibiayai APBD Kabupaten, Provinsi

maupun APBN. Upaya-upaya yang telah dilakukan tersebut berhasil menanami

lahan kritis serta tegalan seluas 6.208 pada tahun 2011, tahun 2012 seluas 6.097

Page 102: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab. Bandung

87

Hektar, tahun 2013 seluas 15.320 Ha, tahun 2014 seluas 1. 592 dan pada tahun

2015 berhasil melakukan penanaman seluas 3.967 Ha.

Tahun 2015 ini juga dilakukan pengembangan kegiatan lain diantaranya

adalah :

Kegiatan Agroforestry Bantuan Gubernur Jawa Barat Tahun 2015 seluas

50 Ha

Quick Wins Penanganan DAS Citarum Hulu Wilayah Kabupaten Bandung

seluas 3.500 Ha.

Kegiatan PLKSDA DAS Citarum 21 Ha

Kegiatan Rehabilitasi DAS Citarum

Model Desa Konservasi seluas 50 Ha yang terletak di Kecamatan Pasir

Jambu 25 Ha dan Kecamatan Pangalengan 25 Ha.

Program Pembangunan Masyarakat Pedesaan Berbasis Konservasi Ditjen

BPDASPS Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 30 Ha.

Tabel 4.18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis

No

LUAS PENANAMAN

HUTAN DAN LAHAN KRITIS (KECAMATAN)

2011 2012 2013 2014 2015

(Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha)

1 Arjasari 446,89 212,36 276,14 40 400

2 Baleendah 198,56 75 82,39 2 75

3 Banjaran 0 205 42,95 112 55

4 Bojongsoang 77,27 0 0 0 0

5 Cangkuang 422,5 172,95 76,36 0 145

6 Cicalengka 203,41 248,18 445,68 295 100

7 Cikancung 305,19 252 308,41 77 73

8 Cilengkrang 169,32 52,5 239,32 43 131

9 Cileunyi 484,3 25 115,45 43 5

10 Cimaung 207,73 215 164,77 46 355

11 Cimenyan 297,05 0 21,59 1 70

12 Ciparay 256,82 30 126,55 0 250

13 Ciwidey 356,82 52,5 47,5 2 225

14 Dayeuhkolot 11,81 0 0 0 0

15 Ibun 2,27 302 237,05 45 215

16 Katapang 38,35 0 0 0 0

17 Kertasari 212,5 75,45 154,77 56 155

18 Kutawaringin 108,64 300 10,91 1 190

19 Majalaya 2,27 0 0,91 1 0

20 Margaasih 0 0 115,45 0 0

21 Margahayu 0 0 0 4 0

22 Nagreg 97,15 298,5 173,86 43 45

23 Pacet 716,77 250 312,05 61 665

24 Pameungpeuk 0 25 1,27 5 0

25 Pangalengan 306,82 230 413,41 430 225

Page 103: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab. Bandung

88

No

LUAS PENANAMAN

HUTAN DAN LAHAN KRITIS (KECAMATAN)

2011 2012 2013 2014 2015

(Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha)

26 Paseh 160,23 200 250,68 140 220

27 Pasirjambu 547,25 150 223,86 5 225

28 Rancabali 230 0 96,59 44 0

29 Rancaekek 0 0 0 1 0

30 Solokanjeruk 0 0 1,14 4 0

31 Soreang 200,91 55 171,14 93 143

32 Tersebar di Kab. Bandung 147,73 2.670,23 1.209,59 0 0

Jumlah 6.208,56 6.096,67 5.319,79 1.594 3.967 Sumber; Bidang Kehutanan Distanbunhut Kab. Bandung 2015.

Saat ini upaya mempertahankan dan melestarikan hutan rakyat diakui

cukup berat dan masih mengalami banyak kendala. Hasil kajian LPM ITB (2001)

menunjukkan gambaran kondisi kerusakan lahan yang diakibatkan oleh

penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kaidah-kaidah konservasi tanah dan

air serta terjadinya penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan peruntukannya di

Kabupaten Bandung cukup memprihatinkan sehingga menyebabkan tingkat erosi

yang terjadi di Kabupaten Bandung berkisar mulai dari kategori sedang sampai

dengan berat.

Pemberdayaan Masyarakat di Sekitar Hutan dan Kebun

Pemberdayaan masyarakat di sekitar hutan dan kebun salah satunya

diarahkan untuk menambah penghasilan/pendapatan masyarakat/petani dan juga

diharapkan dapat mengurangi jumlah perambah dan penjarah hutan serta

mencegah terjadinya kembali aktivitas perambahan hutan. Upaya ini dilakukan

melalui program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM). Kontribusi Dinas

Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung dalam mendukung

PHBM di antaranya dilaksanakan melalui:

- Penyediaan bibit kopi, serta pemberian bantuan peralatan pengolahan kopi

- Penyediaan bibit kayu-kayuan seperti; Kicangkudu, Kikancing, Jabon, Kihoe,

Manglid, Petai, Sukun, Nangka dan gmelina.

- Terfasilitasinya budidaya jamur tiram

- Memfasilitasi perkembangan Usaha AUK masyarakat disekitar hutan untuk

usaha budidaya Ulat Sutra dan Jamur Kayu tani diantaranya 2 kelompok tani

dari petani ulat sutra dan 7 kelompok tani jamur kayu.

Pemberdayaan masyarakat disekitar hutan dan kebun ini secara tidak

langsung mampu menurunkan jumlah perambah hutan dimana para perambah itu

umumnya merusak/mengganggu keseimbangan ekosistem hutan, kemudian

dampak lainnya adalah semakin terkendalinya berbagai gangguan terhadap

sumber daya hutan sehingga kerusakan lingkungan dapat diminimalisir dan yang

paling utama adalah mampu meningkatkan pendapatan serta kesejahteraan

petani/masyarakat disekitar hutan.

Page 104: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab. Bandung

89

4.1.2 Analisis Pencapaian Kinerja Kegiatan

Program/kegiatan Tahun 2015 lebih kurang sama dengan tahun 2014

diarahkan pada penataan kelembagaan pelaku usaha pertanian tanaman pangan,

hortikultura, perkebunan dan kehutanan termasuk didalamnya penguatan

kemitraan atau kerjasama dengan pihak-pihak lain yang dapat mendukung

pembangunan sektor pertanian di Kabupaten Bandung. Berikut analisis pencapaian

kinerja kegiatan Tahun 2015.

Program Peningkatan Ketahanan Pangan

Pada Tahun Anggaran 2015 Program/kegiatan ini terdapat 6 kegiatan yang

mendorong peningkatan ketahanan pangan di kabupaten bandung dan terealisasi

sebesar 91,63 % dari total anggaran kegiatan dengan pelaksanaan fisik 100 %.

Adapun langkah/proses pada program peningkatan ketahanan pangan serta

beberapa sub kegiatan yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut :

1. Persiapan kegiatan.

2. Pelaksanaan kegiatan, meliputi :

a. Kegiatan penentuan angka ramalan/prognosa statistik pertanian tanaman

pangan dan hortikultura. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka penentuan

sasaran serta evaluasi terhadap kegiatan serta dampaknya yang diukur

melalui angka statistik, kegiatan ini melibatkan penyuluh PNS dan Non

PNS sebanyak 2 orang per kecamatan.

b. Rapat koordinasi perencanaan pembangunan pertanian. Kegiatan ini

dilakukan dalam rangka merencanakan tentang pembangunan pertanian

tahun 2016 dan menampung aspirasi masyarakat melalui kegiatan

musrenbang. Kegiatan diikuti oleh perwakilan/delegasi dari 31 kecamatan

dan kelurahan, dalam kesempatan ini perwakilan dari masing-masing

bersama dengan personil dari Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan

menentukan prioritas kegiatan yang akan didanai dari sumberdana yang

ada di kabupaten untuk tahun 2017.

c. Terlaksananya tanam padi serempak bersama TNI pada tanggal 19 April

2015 di Desa Tangsimekar Kecamatan Paseh

d. Terlaksananya Sosialisasi Kegiatan Pengendalian OPT/IBK/GUP.

e. Terlaksananya Pengadaan Benih padi unggul sebanyak 12.250 Kg

f. terselenggaranya rakor P2BN

g. Bimtek penerapan Teknologi Budidaya Ubikayu

h. Terfasilitasinya pendampingan klinik tanaman

i. Terfasilitasinya Bimbingan Teknis Penangkaran Tanaman Hias

j. Terfasilitasinya Sarana Prasarana Pengembangan Komoditas Holtikuktura

k. Terfasilitasinya Sarana Pengolahan Pupuk Organik

l. Terlaksananya Pengadaan Benih Padi VUB Kelas SS 1.300 Kg

m. Terlaksananya Pengadaan Benih Padi VUB Kelas ES (label Biru) 7.100 Kg

Page 105: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab. Bandung

90

3. Evaluasi/keluaran dari kegiatan.

Keluaran dari pelaksanaan program/kegiatan ini diantaranya adalah:

a. Tersajinya Data pokok satatistik pertanian tanaman pangan dan hortikultura.

b. Meningkatnya pemahaman petugas pengumpul data dalam penyusunan

statistik pertanian

c. Tersusunnya buku/laporan rencana kerja Dinas

d. Meningkatnya pengetahuan petani dalam pengolahan hasil terutama

komoditas tanaman pangan serta penurunan kehilangan hasil dari produksi

padi pada saat panen dan pasca panen sebesar 10,02%.

e. Meningkatkan aktivitas ekonomi masyarakat terutama kelompok tani padi dan

palawija dalam penerapan teknologi pertanian di tingkat.

f. Berkembangnya diversifikasi tanaman/pengembangan alternative pangan

selain padi

g. Meningkatnya produktivitas lahan kering dengan adanya penanaman buah-

buahan

h. Berkembangnya unit usaha kelompok tani baik itu dibidang tanaman pangan

hortikultura maupun perkebunan

Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/ Perkebunan

Pada Tahun Anggaran 2015 Progam/kegiatan ini terealisasi sebesar 98,87% dari

total anggaran yang tersedia, Program Peningkatan pemasaran hasil produksi

pertanian/perkebunan ini dilaksanakan dengan dua kegiatan, langkah/proses

pelaksanaa program/kegiatan, sebagai berikut :

1. Pelaksanaan persiapan kegiatan;

a. Pelaksanaan rapat koordinasi;

b. Identifikasi CPCL

2. Pelaksanaan kegiatan, yang meliputi:

a. Terlaksananya Pameran Komoditas Unggulan Dinas Pertanian,

Perkebunan dan Kehutanan Tingkat Kabupaten

b. Terlaksananya Jambore Varietas

c. Terlaksananya Pameran APKASI

d. Terfasilitasinya Kegiatan Adopsi Pengolahan Hasil Holtikultura

3. Evaluasi hasik Kegiatan

Keluaran dari pelaksanaan program/kegiatan, adalah:

a. Terlaksananya penguatan kelembagaan pasar tani

Page 106: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab. Bandung

91

b. Terjalinnya kerjasama usaha serta meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan petani dalam penguasaan teknologi pasca panen yaitu dalam

pengolahan serta pemasaran hasilnya serta terciptanya masyarakat tani yang

mampu bersinergi, berintergrasi dan berkemitraan dalam meningkatkan

pendapatan masyarakat tani, yang pada akhirnya dapat meningkatkan

pengembangan ekonomi kerakyatan berbasis usaha agribisnis lokal unggulan.

c. Meningkatnya nilai jual dan mutu produk hortikultura sehingga

meningkatkan nilai tambah petani serta berkurangnya resiko kerusakan

produk hortikultura

Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/ Perkebunan

Pada Program Peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan

terdapat 4 kegiatan dalam rangka mendorong peningkatan penerapan teknologi

pertanian sebagai upaya mendukung pembangunan pertanian di Kabupaten

Bandung. Adapun sub kegiatan yang telah dilakukan adalah:

1. Terlaksananya Rapat Koordinasi LP2B

2. Terlaksananya Rapat Koordinasi WISMP

3. Terlaksananya Bimbingan Teknis Teknologi Tepat Guna

4. Terlaksananya Bimbingan Teknis Teknologi Pertanian

5. Tersedianya Bahan Obat-obatan/Pupuk berupa Rodentisida, anti koagulan

Insektisida Fungisida dan Rodentisida/pengasapan

6. Terlaksananya penguatan kelembagaan P3A dan GP3A mitra cai serta

terlaksananya rehabilitasi jaringan irigasi

7. Terlaksananya pengadaan alat mesin pertanian berupa Cultivator sebanyak

33 unit, Pompa Air 4” sebanyak 1 Unit, Hand Sprayer sebanyak 60 unit

Adapun hasil/keluaran dari program/kegiatan ini adalah :

a. Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan kelompok tani serta

terpenuhinya kebutuhan alat dan mesin pertanian bagi petani sehingga

diharapkan mampu mempermudah dan meningkatkan hasil produksi dan

Provitas pertanian.

b. Mampu meningkatkan Indeks Pertanaman di daerah yaitu rata-rata

Kabupaten Bandung sebesar 2,45

c. Meningkatnya kualitas infrastruktur dasar pertanian.

Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan

Terdapat 3 (tiga) kegiatan dan terealisasi sebesar 77,50% anggaran pada

Program Peningkatan produksi pertanian/perkebunan ini, progres pelaksanaan sub

kegiatan adalah sebagai berikut:

1. Terlaksananya Peningkatan Produktivitas Komoditas Tembakau lokal

Page 107: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab. Bandung

92

2. Terlaksananya Peningkatan Kualitas Produk dan SDM Tembakau

3. Terlaksananya Panen Raya Kopi 1 kali kegiatan

4. Terbangunnya Sarana Pengairan Berupa Embung di Kawasan Sayuran

sebanyak 1 unit

5. Tersedianya Tenaga Pembantu/Pendukung Pengelola Kegiatan

Pengembangan Hortikultura (Perencanaan dan Administrasi)

6. Tersedianya Tenaga Pengelola/Pemeliharaan Kebun Bibit Dinas Pertanian,

Pekebunan dan Kehutanan

Keluaran dari pelaksanaan program/kegiatan ini diantaranya, adalah:

a. Terlaksanaya pengembangan kawasan sayuran khas lokal

b. Bertambahnya kapasitas dari green house pembibitan hortikultura

c. Meningkatnya pemahaman petani tembakau dalam melaksanakan kegiatan

di lapangan

d. Meningkatnya PSK petani terhadap komoditas kopi dalam pembibitan,

pemeliharaan serta pemasaran dilihat dari sudut pandang ekonomi

Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan -

Pengembangan Hasil Hutan Non Kayu

Pada program pemanfaatan sumberdaya hutan terdapat 1 kegiatan yang

berfokus pada pemanfaatan hasil hutan kayu dan non kayu, kegiatan ini mencapai

realisasi sebesar 97,48 % dari anggaran, yang digunakan untuk membiayai kegiatan

sebagai berikut:

a. Pelaksanaan persiapan kegiatan;

(1) Pelaksanaan rapat koordinasi;

(2) Identifikasi CP/CL;

(3) Penyusunan juklak dan juknis.

b. Pelaksanaan kegiatan, yang meliputi Terlaksananya Budidaya Aneka Usaha

Kehutanan Non Kayu meliputi usaha budidaya jamur dan lebah madu

Keluaran dari pelaksanaan kegiatan Pengembangan Hasil Hutan Non Kayu

adalah; Meningkatnya pendapatan masyarakat pedesaan di sekitar hutan serta

terlaksananya pembibitan tanaman kehutanan.

Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan

Pada Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan terdapat 5 kegiatan.

Pelaksanaan kegiatan-kegiatan di dalam program tersebut sangat banyak

dipengaruhi oleh iklim dan musim, keberhasilan penanaman pada tingkat lapangan

Page 108: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab. Bandung

93

sangat besar dipengaruhi oleh fase penanaman yang tepat, yaitu penanaman pada

saat musim hujan sudah mulai stabil. kegiatan pada program ini meliputi :

1. Terlaksananya Bimbingan Teknis RHL

2. Tersedianya benih tanaman kehutanan dan tersedianya sarana pembuatan

pembibitan tanaman kehutanan

3. Terlaksananya pemberdayaan masyarakat/kelompok tani penghijauan

4. Terlaksananya RHL (rehabilitai lahan)

Keluaran dari pelaksanaan kegiatan ini diantaranya adalah:

a. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat/kelompok tani penghijauan

b. Berkurangnya lahan kritis

c. Meningkatnya kepedulian masyarakat terhadap lingkungan

d. Tertanaminya lahan kritis seluas 3.967 hektar.

e. Tersedianya Dokumen Rencana Strategis Pengelolaan Kawasan Lindung

(RSPKL) dan Rencana Tindak Pengelolaan Kawasan Lindung (RTPKL) untuk

jangka waktu 2015 – 2019 wilayah kabupaten.

Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan

Pada Program perlindungan dan konservasi sumberdaya hutan hanya

terdapat 2 kegiatan saja dan beberapa sub kegiatan yang sudah terlaksanakan

sebesar 99,58% dari total anggaran, diataranya adalah sebagai berikut:

1. Terlaksananya Sosialisasi dan Pembinaan Masyarakat Desa Sekitar

Hutan/Kelompok Tani Hutan (KTH)

2. Terlaksananya Study Banding Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran

Hutan dan Lahan 3 Hari x 25 Orang

Hasil dari pelaksanaan kegiatan sosialisasi Pencegahan dan Dampak

Kebakaran Hutan dan Lahan adalah tersedianya peralatan monitoring kegiatan dan

pengendalian kebakaran hutan dn lahan, tersosialisasikanya undang-undang

tentang pencegahan dan pemberantasan perusakan hutan melalui himbauan dan

penyuluhan, mengetahui tipe aktifitas masyarakat yang memungkinkan menjadi

sumber api dalam kebakaran hutan dan lahan.

Program Perencanaan dan Pengembangan Hutan

Pada porgram ini terdapat satu kegiatan berupa Pendampingan kelompok

usaha perhutanan rakyat. Kegiatan ini sebagai dukungan terhadap kegiatan PLKSDA-

BM dengan sumber dana dari BANGDA Kemendagri. Terealisasi sebesar 53,65% dari

totang anggaran. Adapun langkah/proses kegiatanya adalah sebagai berikut:

Page 109: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab. Bandung

94

a. Pelaksanaan persiapan kegiatan;

Identifikasi CP/CL;

Penyusunan juklak dan juknis.

b. Pelaksanaan kegiatan, yang meliputi:

- Terlaksananya pengembangan kelembagaan petani

- Terbentuknya kelompok masyarakat pecinta lingkungan

- Terlaksananya workshop PLKSDA – BM

Hasil dari pelaksanaan kegiatan sosialisasi pendampingan kelompok usaha

perhutanan rakyat adalah diantaranya terbentuknya kelompok masyarakat pecinta

lingkungan yang produktif.

4.2. Analisa Pencapaian Struktur Ekonomi

Perkembangan sektor pertanian (tanaman pangan, hortikultura)

perkebunan dan kehutanan dalam pembangunan daerah Kabupaten Bandung

khususnya di bidang perekonomian diantaranya dapat dilihat melalui

perkembangan indikator-indikator yang mengusungnya, seperti kontribusinya

dalam pembentukan PDRB, LPE, kesempatan kerja dan perdagangan, disamping

itu perkembangan sektor pertanian juga dapat dilihat dari kontribusinya dalam

pembangunan ekonomi, ketahanan pangan dan pelestarian lingkungan hidup di

Kabupaten Bandung.

Hasil pelaksanaan Program Pembangunan Pertanian pada Tahun 2014 dan

2015, secara nyata memberikan konstribusi terhadap Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB) pada tahun 2014 mencapai 7,78 persen dan tahun 2015 mencapai

7,55 persen (berdasarkan harga berlaku, 2015 angka sangat sementara), tahun

2015 ini sektor pertanian mengalami perlambatan nilai LPE. Sektor pertanian yang

merupakan nomor tiga sebagai kontributor dalam struktur perekonomia

Kabupaten Bandung mengalami perlambatan pertumbuhan dari 7,78 persen tahun

2014 menjadi 7,55 persen di tahun 2015, melemahnya sektor pertanian di tahun

2015 ini dipengaruhi oleh menurunnya pertumbuhan dari sub sektor tanaman

bahan makanan dan sub sektor kehutanan, tapi ditunjang juga oleh pelemahan

sub sektor listrik bahkan mengalami pertumbuhan yang negative (PDRB/Analisis

Pembangunan Ekonomi BPS Kab. Bandung 2015)

Page 110: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab. Bandung

95

Tabel 4.19 PDRB Kabupaten Bandung Berdasarkan Harga Berlaku N

o Lapangan Usaha

Tahun

2011 2012 2013 2014 2015**

A1

Pertanian (Tan Bahan

Makanan, Perkebunan dan Kehutanan)

3,452,210.59 3,939,399.23 4,550,897.00 4,907,635.29 5,227,820.55

1 Pertanian 3,978,936.25 4,518,784.28 5,171,870.00 5,672,739.51 6,096,809.16

2 Pertambangan dan Penggalian 642,359.10 686,014.49 673,133.71 657,379.05 714,839.97

3 Industri pengolahan 30,116,379.01 32,915,231.13 36,721,871.46 40,595,513.08 44,208,777.89

4 Listrik, Gas dan Air Bersih 824,630.98 954,918.90 1,166,432.32 1,282,638.54 1,405,950.27

5 Bangunan/Kontruksi 852,508.61 947,236.94 1,143,674.37 1,294,611.80 1,447,356.56

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran

8,920,233.69 10,436,027.24 11,795,595.18 14,326,868.98 16,615,938.52

7 Pengangkutan dan Komunikasi 2,159,485.64 2,374,097.92 2,659,942.03 3,046,424.06 3,469,128.60

8 Keuangan, Persewaan dan

Jasa Perusahaan 990,504.14 1,123,606.62 1,217,604.86 1,337,369.83 1,471,507.11

9 Jasa-jasa 2,806,725.22 3,115,489.15 3,783,648.37 4,731,802.73 5,332,478.89

PDRB Tanpa Migas 45,586,296.79 50,735,042.57 56,484,180.32 63,759,934.76 80,140,267.37

PDRB dengan Migas 46,092,238.72 51,291,762.65 57,071,406.68 64,333,772.50 80,752,786.97

Tabel 4.20 PDRB berdasarkan harga konstan

No Lapangan Usaha Tahun

2011 2012 2013 2014 2015**

A1 Pertanian (Tan Bahan Makanan, Perkebunan dan

Kehutanan)

1,445,611.39 1,536,322.36 1,618,127.00 1,627,319.16 1,616,247.88

1 Pertanian 1,688,263.14 1,787,255.22 1,875,353.00 1,917,297.12 1,930,048.59

2 Pertambangan dan Penggalian 291,397.20 286,309.40 274,200.00 267,532.18 273,631.52

3 Industri pengolahan 13,857,488.88 14,605,911.06 15,340,747.00 16,115,189.76 16,811,418.81

4 Listrik, Gas dan Air Bersih 428,521.96 482,230.40 521,716.00 450,910.38 476,322.25

5 Bangunan/Kontruksi 411,973.98 432,749.38 471,553.00 515,076.89 557,926.08

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran

3,748,625.24 4,073,645.70 4,444,168.00 4,897,376.79 5,337,415.56

7 Pengangkutan dan Komunikasi

960,418.42 1,036,304.54 1,103,080.00 1,192,305.82 1,302,939.43

8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

508,799.47 550,913.19 572,224.00 608,133.47 657,267.06

9 Jasa-jasa 1,130,748.84 1,187,903.28 1,298,130.00 1,471,892.96 1,590,439.03

PDRB Tanpa Migas 21,495,196.73 22,782,763.18 24,208,462.46 25,676,876.00 28,708,846.05

PDRB dengan Migas 21,734,661.19 23,026,237.14 24,443,222.17 25,901,172.00 28,937,408.32

Tabel 4.21 Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Bandung (Persentase)

No Lapangan Usaha

Tahun - Atas Dasar Harga Berlaku

Tahun - Atas Dasar Harga Konstan

2014 2015 2014 2015**

A1 Pertanian (Tan Bahan Makanan, Perkebunan dan Kehutanan)

6.73 6.47 5.94 5.59

1 Pertanian 7.78 7.55 6.99 6.67

2 Pertambangan dan Penggalian 0.90 0.89 0.98 0.95

3 Industri pengolahan 55.65 54.75 58.74 58.10

4 Listrik, Gas dan Air Bersih 1.76 1.74 1.64 1.65

5 Bangunan/Kontruksi 1.77 1.79 1.88 1.93

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 19.64 20.58 17.5 18.44

7 Pengangkutan dan Komunikasi 4.18 4.30 4.35 4.50

8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

1.83 1.82 2.22 2.27

9 Jasa-jasa 6.49 6.59 5.36 5.50

PDRB Tanpa Migas 99.23 99.24 99.20 99.21

PDRB dengan Migas 100.00 100.00 100.00 100.00 Sumber : Produk Domestik regional Bruto Kabupaten bandung 2014, BPS Kabupaten Bandung (**Angka Sementara).

PDRB sektor pertanian Kabupaten Bandung tahun 2015 mengalami

peningkatan dari tahun 2014, namun dari segi kontribusi PDRB seperti dibahas

sebelumnya diatas Pertanian terhadap PDRB Kabupaten Bandung mengalami

penurunan sebesar 0,23 (Bhn Makanan, Perkebunan dan Kehutanan) bila

Page 111: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab. Bandung

96

dibandingkan dengan Tahun 2014. Sampai saat ini, penyumbang terbesar

terhadap PDRB tahun 2015 (harga berlaku) sektor pertanian di Kabupaten

Bandung adalah produksi pertanian tanaman pangan, disusul oleh produksi

perkebunan, peternakan, perikanan dan terakhir produksi kehutanan, dan PDRB

Kabupaten Bandung juga dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan dan

Sektor Pertanian masih tetap menempati posisi ketiga terbesar dibawah Sektor

Industri Pengolahan serta Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran.

Sektor Pertanian dalam Struktur Ekonomi Kabupaten Bandung Tahun 2015

Pertanian Pertambangan dan Penggalian

Industri pengolahan

Listrik, Gas dan Air Bersih

Bangunan/Kontruksi

Perdagangan, Hotel dan Restoran

Pengangkutan dan

Komunikasi

Keuangan, Persewaan dan

Jasa PerusahaanJasa-jasa

Distribusi Pertanian terhadap Persentase PDRBKab. Bandung Tahun 2015 ADH Berlaku (Persen)

a. Tanaman Bahan Makana

n86%

b. Perkebunan14%

d. Kehutanan0%

Other0%

Kontribusi Sub Sektor Pertanian pada LPE 2015

Page 112: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab. Bandung

97

Hasil Sensus Pertanian 2013 BPS Kabupaten Bandung, menunjukkan

bahwa sektor pertanian tetap merupakan sumber matapencaharian sebagian

penduduk Kabupaten Bandung tercatat sebanyak 141.747 rumah tangga usaha

pertanian pengguna lahan dan rumah tangga usaha pertanian gurem sebanyak

114.213 Rumah Tangga sisa nya didominasi oleh kegiatan industri, buruh dan

perdagangan. Informasi ini menunjukkan peran dominan kegiatan pertanian dalam

struktur ekonomi rumah tangga pedesaan dan pertumbuhan perkonomian daerah.

namun demikian, dari hasil sensus pertanian 2013 ini tercatat bahwa jumlah

petani di Kabupaten Bandung ini turun sekitar 24% dari hasil sensus pertanian

tahun 2003, jumlah petani terbanyak ada di Kecamatan Pangalengan dan Pacet

masing-masing sebanyak 12.309 dan 13.019 orang (ST 2003), dan pada tahun

2013 ini jumlah petani di Pangalengan meningkat 3,5% menjadi 12.740 orang

serdangkan di Pacet menurun 17% menjadi 10.695 orang, danternyata jumlah

petani gurem paling banyak ada di Kecamatan Pacet yaitu sebanyak 11.435 orang

dan sekarang hanya 9.300 orang.

Seiring dengan meningkatkan peran sektor pertanian terhadap PDRB

Kabupaten Bandung serta meningkatnya kinerja sektor pertanian pada tahun 2014

dan 2015, yang ditandai dengan adanya akserelasi pertumbuhan PDRB terutama

ADH Berlaku, penting pula dilihat struktur mata pencaharian penduduk

berdasarkan lapangan usaha, dan berdasarkan data dari BPS (suseda 2011),

sektor pertanian mampu menyerap/menyediakan lapangan kerja bagi 20,66 %

penduduk Kabupaten Bandung. Selain berperan dalam memberikan lapangan

pekerjaan bagi masyarakat, sektor pertanian pun terbukti relatif paling tahan

terhadap krisis dibandingkan dengan sektor lainnya.

Dengan berdasarkan pada hal-hal tersebut diatas maka sektor pertanian

masih sangatlah layak untuk lebih dikembangkan lagi menjadi core bisnis di

Kabupaten Bandung. Selain itu Sektor pertanian pun merupakan sektor yang

cukup stategis yang harus didukung keberlangsungannya sebagai faktor

pendorong paling utama dalam percepatan pembangunan perdesaan.

Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE)

Dalam mengukur upaya kemajuan pembangunan di bidang pertanian

adalah dengan mengamati konstribusi PDRB sub sektor pertanian terhadap PDRB

Kabupaten Bandung yang ditandai dengan meningkat, menurun atau tetap

sebagai hubungan timbal balik antara nilai PDRB dengan konstribusi kinerja Dinas

Pertanian Perkebunan dan Kehutanan. Pada Tahun 2015 hampir sama dengan

tahun 2014 yaitu terjadi kondisi iklim yang kering sehingga curah hujan menjadi

sangat sedikit bahkan sampai bulan november 2015 curah hujan masih sangat

rendah intensitasnya, gejolak ekonomi global dan bencana alam, sehingga secara

tidak langsung mempengaruhi pencapaian Laju Pertumbuhan Ekonomi, LPE sektor

pertanian mengalami pertumbuhan positif walaupun melambat dari tahun

sebelumnya, namun LPE Kabupaten Bandung secara keseluruhan pada tahun

Page 113: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab. Bandung

98

2011 sampai tahun 2015 terus mengalami peningkatan walapun masih mengalami

akserelasi perlambatan dalam laju pertumbuhannya.

Tabel 4.22 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bandung Tahun 2011-2015

o Lapangan Usaha Tahun(Juta Rupiah) Atas Dasar Harga Konstan

2011 2012 2013 2014* 2015**

1 Pertanian 5.38 5.23 4.93 2.24 0.67

2 Pertambangan dan Penggalian 3.00 - - 0.00 2.28

3 Industri pengolahan 5.19 5.40 5.03 5.05 4.32

4 Listrik, Gas dan Air Bersih 8.21 12.53 8.19 0.00 5.64

5 Bangunan/Kontruksi 8.10 5.04 8.97 9.23 8.32

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 7.88 8.86 9.10 10.20 8.99

7 Pengangkutan dan Komunikasi 7.62 7.90 6.44 8.09 9.28

8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 7.15 9.09 3.87 6.28 8.08

9 Jasa-jasa 6.99 5.05 9.28 13.39 8.05

PDRB Tanpa Migas 5.88 5.94 6.15 6.07 5.49

No Lapangan Usaha Tahun (Persen) Atas Dasar Harga Berlaku

2011 2012 2013 2014 2015**

1 Pertanian 7,76 7,92 8,00 7,78 7,55

2 Pertambangan dan Penggalian 1,25 1,20 1,04 0,90 0,89

3 Industri pengolahan 58,72 57,67 56,79 55,65 54,75

4 Listrik, Gas dan Air Bersih 1,61 1,67 1,80 1,76 1,74

5 Bangunan/Kontruksi 1,66 1,66 1,77 1,77 1,79

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 17,39 18,29 18,75 19,64 20,58

7 Pengangkutan dan Komunikasi 4,21 4,16 4,11 4,18 4,30

8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 1,93 1,97 1,88 1,83 1,82

9 Jasa-jasa 5,47 5,46 5,85 6,49 6,59

PDRB Tanpa Migas 98.91 98,97 99,11 99,23 99,24

Dalam perdagangan lokal, regional, nasional maupun ekspor, sektor

pertanian Kabupaten Bandung merupakan salah satu pemasok utama komoditi

beras dan sayuran dataran tinggi maupun dataran rendah bagi daerah

perkotaan/konsumen potensial seperti : Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi,

serta pasar lokal baik di Kota Bandung, Kota Cimahi ataupun di Kabupaten

Bandung Barat serta pasar-pasar di Kabupaten Bandung sendiri, kemudian kopi

berhasil ekspor ke taiwan korea dan maroko.

Untuk komoditas beras, sampai saat ini Kabupaten Bandung memasok

kurang lebih 50-70 ton per hari ke Pasar Induk Beras Cipinang Jakarta.

Sedangkan pada komoditas sayuran, 50% produksi sayuran Kabupaten Bandung

dijual ke pasar Jakarta dan sekitarnya, 25% dijual ke pasar Kota Bandung dan

sisanya dijual ke pasar lokal di Kabupaten Bandung dan Bandung Barat, khusus

untuk komoditas kentang, Kabupaten bandung merupakan penghasil produksi

tertinggi di Jawa Barat, sedangkan sebagian dari komoditas Perkebunan (sepert

teh, kopi, cengkeh) dan Hortikultura (sayuran dan buah-buahan) baik yang berasal

dari perkebunan Negara, perkebunan besar swasta dan perkebunan rakyat

merupakan komoditas yang sebagian di ekspor.

Page 114: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

BAB V PERMASALAHAN DAN UPAYA PEMECAHANNYA

Laporan Tahun 2015 Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan

Kabupaten Bandung

Page 115: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab.Bandung

99

BAB V PERMASALAHAN

DAN UPAYA PEMECAHANNYA

5.1. Permasalahan dan Upaya Pemecahannya

Dalam pelaksanaan berbagai program kerja pembangunan pertanian di

Kabupaten Bandung tahun 2015 dihadapi berbagai hambatan dan permasalahan

yang pada dasarnya masih banyak kesamaan dengan tahun sebelumnya, di

antaranya yaitu :

a. Fluktuasinya iklim di Kabupaten Bandung seperti terjadinya kemarau yang

cukup panjang sehingga mengakibatkan ketersediaan air kurang pada lahan

pertanian, ataupun pada musim hujan yang cukup deras serta panjang

sehingga menimbulkan banjir dan menggenangi sawah. Hal ini coba diatasi

dengan mendirikan/membangun embung-embung yang jika musim hujan

dengan air berlimpah bisa dijadikan tempat penampungan air sehingga

banjir bisa diminimalisasi dan jika kemarau tiba air dalam embung tersebut

bisa digunakan untuk mengairi/menyiram tanaman pertanian, pembangunan

sumur pantek serta membangun/memperbaiki saluran-saluran air/irigasi baik

itu dengan kirmir ataupun JITUT dan JIDES sehingga tingkat kehilangan air

pada musim kemarau bisa diminimalisasi, penyedian pompa-pompa air

untuk antisipasi kekeringan, dan juga dilakukannya pergeseran/pergantian

pola tanam.

b. Penerapan Teknologi belum Optimal. Penerapan teknologi terutama teknologi

unggul tepat guna, spesifik lokasi, efisien dan ramah lingkungan, baik pada

tahapan pra produksi, produksi, pengamanan hasil, maupun pasca panen masih

belum optimal dan merata diterapkan di berbagai lokasi. Paket teknologi yang

diterapkan sebagian besar masih bersifat rekomendasi umum. Rendahnya

penggunaan teknologi ini disebabkan berbagai keterbatasan seperti permodalan,

aksesibilitas terhadap sumber informasi, teknologi spesifik lokasi, keterampilan

petani, dan insentif harga yang diterima. Selain itu, teknologi yang

dikembangkan selama ini masih terfokus pada tipologi lahan sawah, sedangkan

pada lahan kering yang cukup potensial belum banyak berkembang. Untuk

menanggulanginya, terus melakukan penyuluhan, sosialisasi serta bimbingan

teknis dan terus pula meningkatkan kerjasama dengan lembaga-lembaga

pendidikan dan latihan/perguruan tinggi.

c. Belum tercapainya kontinuitas serta kualitas produksi yang maksimal

sehingga dipasaran bebas kita masih kalah bersaing dengan yang lain dan

mengakibatkan harga jual pun menjadi minimal, Hal ini coba diatasi dengan

Page 116: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab.Bandung

100

pembentukan forum/kemitraan dengan para pelaku pasar serta

pembangunan rumah kemasan.

d. Masih terjadinya fluktasi harga akibat dari cara serta pola tanam para petani,

untuk mengatasi hal tersebut dilakukan kerjasama/kemitraan dengan pihak

lain serta secara intensif malakuan penyuluhan akan pentingnya cara, jadwal

serta pola tanam yang dilakukan, dan juga dilakukannya perbaikan dan

peningkatan insfrastruktur pengairan pertanian.

e. Belum optimalnya diversifikasi konsumsi pangan penduduk yang masih

didominasi oleh kelompok bahan pangan padi-padian. Untuk mengatasi hal

tersebut ditempuh melalui peningkatan diversifikasi baik produksi bahan

pangan maupun diversifikasi konsumsi melalui penyuluhan yaitu pentingnya

diversifikasi non pangan diantaranya kelompok pangan hewani.

f. Terus menyusutnya lahan pertanian dari tahun ke tahun karena perubahan

fungsi dari lahan pertanian ke non pertanian. Untuk mengatasi hal tersebut

dilakukan kegiatan program peningkatan intensifikasi dan ekstensifikasi

pertanian, penaikan indeks pertanaman (IP) dan diversifikasi usaha tani.

Page 117: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2013

BAB VI PENUTUP

Laporan Tahun 2015 Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan

Kabupaten Bandung

Page 118: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab, Bandung

101

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Dari uraian yang telah disajikan, dapat ditarik kesimpulan bahwa secara

keseluruhan baik kinerja kegiatan maupun kinerja pencapaian sasaran dalam

pelaksanaan APBD, APBD I, APBD II maupun APBN di Kabupaten Bandung yang

dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan pada tahun 2015 dapat

dikatakan telah memperlihatkan kinerja / hasil yang cukup baik dan maksimal sesuai

dengan rencana tingkat capaian (target) yang telah ditetapkan, baik pada indikator

input, output, outcome, benefit maupun impact. Demikian pula halnya dengan kinerja

pencapaian sasaran pembangunan pertanian yang umumnya telah mampu memenuhi

bahkan ada yang melebihi sasaran yang telah ditetapkan sesuai dengan rencana

strategis dan arah kebijakan umum.

Pada tahun 2015, ketersediaan pangan yang diindikasikan oleh jumlah

produksi tanaman pangan mengalami pertumbuhan positif dan melebihi target

kinerja yang telah ditetapkan. Pencapaian jumlah hasil produksi padi sampai

Desember 2015 ini mencapai 546.594 ton dari sasaran yang ditetapkan yaitu

508.241 ton GKG dengan produktivitas sebesar 63,84 kuintal/hektar. Pencapaian

ini diantaranya disebabkan oleh adanya perlakuan dan langkah strategis dalam

peningkatan produktivitas lahan dan komoditas padi serta penurunan persentase

kehilangan hasil akibat proses pasca panen dan pengolahan hasil.

Sedangkan realisasi produksi jagung mencapai 43.494 ton pipilan kering.

Hasil panen jagung terbagi ke dalam dua bentuk produk jagung yaitu yang

dipanen muda dan jagung dalam bentuk pipilan kering. Pada tahun 2015 ini

panen jagung pipilan kering ternyata menurun bila dibandingkan dengan tahun

2014, karena panen jagung mudanya serta tanaman jagung yang dijadikan

sayuran cukup besar, ini terjadi karena budidaya jagung muda ternyata dianggap

petani dari segi ekonomi lebih menguntungkan daripada pipilan kering apalagi

dari segi waktu budidaya yang cukup singkat serta sedikit/minimalnya perlakuan

terhadap jagung yang dipanen muda, kemudian petani di daerah ternyata lebih

tertarik menanam jagung lokal atau jagung manis serta jagung sayur atau

banyak pula yang yang langsung beralih komoditas kepada sayuran, yang

dianggap lebih menguntungkan serta lebih mudah dalam segi pemeliharaan dan

pemasarannya daripada jagung yang dipanen kering, sedangkan yang masuk

hitungan statistik hanyalah jagung yang dipanen kering, jadi otomatis sangat

berpengaruh terhadap besaran produksi jagung. Tahun 2015 ini hanya sebagian

kecil petani yang mau menanam jagung hibrida serta menerima program dari

pemerintah diantaranya hanya di kecamatan Nagreg, Cikancung dan Cicalengka

yang masih banyak petani yang menanam jagung dipanen kering.

Page 119: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab, Bandung

102

Lebih lanjut, Penanganan panen dan pasca panen di Kabupaten Bandung

pada tahun 2015 terutama untuk komoditas padi memperlihatkan perkembangan

yang cukup mengembirakan, hal ini salah satunya dapat dilihat dari tingkat

penurunan angka kehilangan hasil dalam hal pemanenan serta pengolahan pasca

panennya. Kemudian pengembangan hortikultura memperlihatkan geliat laju

pertumbuhan yang positif. Sayuran serta buah-buahan lokal telah menjadi primadona

pengembangan di Kabupaten Bandung. Berbagai kegiatan telah dilaksanakan seperti

pengembangan intensifikasi dan ekstensifikasi termasuk pengembangan penangkaran

benih/bibit hortikultura.

Tahun 2015 juga menjadi ajang pengembangan lanjutan untuk

menciptakan kawasan buah-buahan lokal di Kabupaten Bandung, Alpukat, jambu

kristal, dan jeruk menjadi komoditi unggulan yang dikembangkan. Kertasari

dipusatkan dalam pengembangan alpukat. Mulai dari penangkaran bibit alpukat

hingga pengembangan kawasan. Cileunyi merupakan salah satu produsen jeruk

besar di Kabupaten Bandung diarahkan untuk menghasil bibit spesifik lokal

melalui jeruk besar cikoneng, kemudian Pasirjambu ddengan jeruk dekopon.

Stimulan green house, bibit, dan sarana prasarana pendukung lainnya. Cimaung

dan Banjaran dikembangkan sebagai sentra jambu kristal/jambu biji. Tanaman

hias juga terus dikembangkan diantaranya adalh krisan yang terus

dikembangkan di Ciwidey, Pasirjambu, Pangalengan dan Nagreg.

Oleh karena itu pengembangan unit-unit pengolahan hasil dan rumah

kemasan terus dikembangkan dan diarahkan untuk meningkatkan nilai tambah

produk, berbagai fasilitasipun telah digulirkan pada kelompok-kelompok usaha

hortikultura dan perkebunan, seperti peningkatan kapasitas pelaku usaha,

stimulan mesin dan alat pasca panen serta pengolahan hasil, ataupun unit rumah

kemasan serta sarana dan prasaranaya.

Pada urusan kehutanan, lahan kritis yang tertanami seluas 3.967 hektar.

Pola kemitraan antara pemerintah, stakeholder, dan masyarakat diterapkan

untuk mempercepatkan proses penanaman lahan kritis tersebut. Disamping itu,

pendekatan vegetatif dan ekonomi dipilih sebagai upaya langkah aksi untuk

merehabilitasi hutan dan lahan di Kabupaten Bandung.

Namun demikian, tercatat juga beberapa kekurang berhasilan dalam

pelaksanaan kegiatan pembangunan pertanian di Kabupaten Bandung tahun 2015,

diantaranya adalah masih adanya beberapa komoditas pertanian yang belum mampu

mencapai produksi sesuai dengan target yang ditentukan. Kondisi tersebut

diantaranya disebabkan oleh kekurangcocokan petani dengan program/bantuan yang

ada misalnya pada komoditas jagung hibrida, fluktuasi harga komoditas di pasaran

dan juga sebagian besar lagi diakibatkan oleh keadaan alam yang berfluktuasi secara

ekstreem dan itu semua belum mampu kita tangani serta memanipulasinya keadaan

cuaca secara baik.

Kondisi iklim pada MT. 2014/2015 ternyata cukup baik karena kemarau

yang cukup panjang pada akhir tahun ini sudah masuk ke MT. 2015/2016

Page 120: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Laporan Tahun 2015

Distanbunhut Kab, Bandung

103

sehingga walau berpengaruh besar akan tetapi pembudidayaan padi/tanaman

pangan lainnya bisa berlangsung dan menghasilkan produksi, walaupun pada

beberapa titik sentra produksi ada yang mengalami puso akibat kekeringan.

Lebih lanjut, upaya yang dilakukan untuk meningkatkan luas tanam adalah

melalui peningkatan indeks pertanaman padi. Peningkatan IP tersebut

dilaksanakan dengan diiringi perbaikan/rehabilitasi jaringan irigasi dan atau

pembangunan jaringan irigasi baru untuk meningkatkan efektivitasnya. Dengan

demikian, dampak negatif dari alih fungsi lahan terhadap pencapaian jumlah

produksi tanaman pangan, khususnya padi masih bisa diminimalisasi melalui

peningkatan IP dan peningkatan produktivitas, disamping pengendalian OPT

secara bersama-sama/sabilulungan.

Selain itu kondisi petani yang umumnya memiliki lahan usahatani yang

sempit dan permodalan yang minim, mengakibatkan produktivitas, efisiensi dan

pendapatannya sulit untuk dtingkatkan secara maksimal. Kondisi ini diperkirakan akan

menjadi masalah serius dan bertambah serius di masa yang akan datang mengingat

alih fungsi lahan pertanian menjadi non-pertanian terutama oleh pemukiman

penduduk serta sarana prasarana penunjang lainnya sampai saat ini terus

berlangsung dan tidak bisa dihindari. Kemudian penerapan teknologi pertanianpun

belum optimal terlaksana terutama teknologi unggul tepat guna, spesifik lokasi, efisien

dan ramah lingkungan. Baik itu pada tahapan pra produksi, produksi, pengamanan

hasil, maupun pasca panennya.

6.2 Saran

Sehubungan dengan hal tersebut, maka pelaksanaan kegiatan pembangunan

pertanian di Kabupaten Bandung di tahun-tahun mendatang masih perlu difokuskan

diantaranya untuk upaya-upaya :

a. Peningkatan akses para petani ataupun kelompok tani dalam kepemilikan

sarana produksi serta pasca panen pertanian.

b. Peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan sumber daya pertanian, baik

petugas maupun petani melalui pembinaan dan bimbingan teknis, penyuluhan

pertanian, serta pengembangan sarana dan prasarana yang dibutuhkan.

c. Memperkuat dan memfasilitasi kelembagaan petani dan usahatani.

d. Pendampingan dan dukungan dari semua pihak terkait terutama pemerintahan

dalam memfasilitasi serta menjalankan kebijakan-kebijakan yang berhubungan

dengan program-program yang dilakukan dan dilaksanakan agar mendapatkan

hasil yang maksimal serta dapat diteruskan secara berkesinambungan ditahun-

tahun selanjutnya.

Page 121: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

1 Ciwidey 3,850 3,862 23,906 61.90

2 Rancabali 1,120 1,067 6,556 61.44

3 Pasirjambu 3,402 3,296 20,578 62.43

4 Cimaung 3,777 3,717 23,847 64.16

5 Pangalengan 1,425 1,482 9,331 62.96

6 Kertasari 318 318 1,969 61.91

7 Pacet 4,369 4,071 26,096 64.10

8 Ibun 2,726 2,545 15,999 62.87

9 Paseh 2,933 2,716 17,668 65.05

10 Cikancung 1,857 1,807 11,787 65.23

11 Cicalengka 2,261 1,890 12,199 64.54

12 Nagreg 682 620 3,913 63.11

13 Rancaekek 8,835 8,857 58,406 65.94

14 Majalaya 3,604 3,697 24,433 66.09

15 Solokan Jeruk 3,482 3,407 22,538 66.15

16 Ciparay 6,968 7,562 50,507 66.79

17 Baleendah 2,771 2,661 17,576 66.05

18 Arjasari 3,034 2,660 17,116 64.34

19 Banjaran 3,099 2,954 19,436 65.80

20 Cangkuang 3,401 3,169 20,893 65.93

21 Pameungpeuk 2,088 2,157 13,709 63.56

22 Katapang 2,523 2,547 16,818 66.03

23 Soreang 3,461 3,902 25,847 66.24

24 Kutawaringin 3,829 3,430 22,908 66.79

25 Margaasih 1,302 1,336 8,545 63.96

26 Margahayu 70 70 435 62.20

27 Dayeuhkolot 311 304 1,937 63.71

28 Bojongsoang 3,610 3,841 22,761 59.26

29 Cileunyi 1,701 1,701 11,052 64.97

30 Cilengkrang 428 510 3,059 59.98

31 Cimenyan 599 571 3,649 63.90

83,836 82,727 535,475 64.73

REALISASI LUAS TANAM, PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PADI SAWAH MT.

2014/2015 DAN TAHUN 2015 KABUPATEN BANDUNG

PRODUKSI

(Ton)

PROVITAS

(Kuintal/Ha)

Jumlah ** Sumber Bidang Pertanian Tanaman Pangan Distanbunhut

NO KECAMATAN

LUAS TANAM

MT.2014/2015

(Ha)

LUAS PANEN

(Hektar)

Page 122: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

1 Ciwidey 90 90 329 36.54

2 Rancabali 331 331 1,242 37.51

3 Pasirjambu 327 327 1,230 37.63

4 Cimaung 75 - - -

5 Pangalengan - - - -

6 Kertasari 40 40 149 37.18

7 Pacet 10 10 36 36.23

8 Ibun - - - -

9 Paseh - - - -

10 Cikancung 43 43 158 36.69

11 Cicalengka 125 125 496 39.66

12 Nagreg - - - -

13 Rancaekek - - - -

14 Majalaya - - - -

15 Solokan Jeruk - - - -

16 Ciparay - - - -

17 Baleendah 15 15 55 36.82

18 Arjasari 700 700 2,667 38.10

19 Banjaran - - - -

20 Cangkuang - - - -

21 Pameungpeuk - - - -

22 Katapang - - - -

23 Soreang 275 275 1,077 39.17

24 Kutawaringin 500 500 2,020 40.40

25 Margaasih - - - -

26 Margahayu - - - -

27 Dayeuhkolot - - - -

28 Bojongsoang - - - -

29 Cileunyi 5 5 18 36.45

30 Cilengkrang 100 100 382 38.24

31 Cimenyan 325 325 1,259 38.75

2,961 2,886 11,119 38.53 ** Sumber Bidang Pertanian Tanaman Pangan Distanbunhut

Jumlah

REALISASI LUAS TANAM, PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PADI LADANG MT.

2014/2015 DAN TAHUN 2015 KABUPATEN BANDUNG

NO KECAMATAN

LUAS TANAM

MT.2014/2015

(Ha)

LUAS PANEN

(Hektar)

PRODUKSI

(Ton)

PROVITAS

(Kuintal/Ha)

Page 123: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

1 Ciwidey 3,940 3,952 24,234 61.32

2 Rancabali 1,451 1,398 7,797 55.77

3 Pasirjambu 3,729 3,623 21,809 60.19

4 Cimaung 3,852 3,717 23,847 64.16

5 Pangalengan 1,425 1,482 9,331 62.96

6 Kertasari 358 358 2,118 59.15

7 Pacet 4,379 4,081 26,133 64.03

8 Ibun 2,726 2,545 15,999 62.87

9 Paseh 2,933 2,716 17,668 65.05

10 Cikancung 1,900 1,850 11,945 64.57

11 Cicalengka 2,386 2,015 12,694 63.00

12 Nagreg 682 620 3,913 63.11

13 Rancaekek 8,835 8,857 58,406 65.94

14 Majalaya 3,604 3,697 24,433 66.09

15 Solokan Jeruk 3,482 3,407 22,538 66.15

16 Ciparay 6,968 7,562 50,507 66.79

17 Baleendah 2,786 2,676 17,631 65.89

18 Arjasari 3,734 3,360 19,783 58.88

19 Banjaran 3,099 2,954 19,436 65.80

20 Cangkuang 3,401 3,169 20,893 65.93

21 Pameungpeuk 2,088 2,157 13,709 63.56

22 Katapang 2,523 2,547 16,818 66.03

23 Soreang 3,736 4,177 26,924 64.46

24 Kutawaringin 4,329 3,930 24,928 63.43

25 Margaasih 1,302 1,336 8,545 63.96

26 Margahayu 70 70 435 62.20

27 Dayeuhkolot 311 304 1,937 63.71

28 Bojongsoang 3,610 3,841 22,761 59.26

29 Cileunyi 1,706 1,706 11,070 64.89

30 Cilengkrang 528 610 3,441 56.42

31 Cimenyan 924 896 4,908 54.78

86,797 85,613 546,594 63.84 ** Sumber Bidang Pertanian Tanaman Pangan Distanbunhut

Jumlah

REALISASI LUAS TANAM, PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PADI MT.

2014/2015 DAN TAHUN 2015 KABUPATEN BANDUNG

NO KECAMATAN

LUAS TANAM

MT.2014/2015

(Ha)

LUAS PANEN

(Hektar)

PRODUKSI

(Ton)

PROVITAS

(Kuintal/Ha)

Page 124: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

1 Ciwidey 96 36 230 63.86

2 Rancabali 164 71 453 63.80

3 Pasirjambu 77 40 253 63.24

4 Cimaung 353 162 1,075 66.38

5 Pangalengan 700 425 2,767 65.10

6 Kertasari 135 74 475 64.20

7 Pacet 163 153 991 64.76

8 Ibun 238 52 338 65.01

9 Paseh 325 233 1,537 65.97

10 Cikancung 837 892 5,842 65.50

11 Cicalengka 729 739 4,803 64.99

12 Nagreg 1,836 1,836 12,194 66.42

13 Rancaekek 83 94 609 64.80

14 Majalaya 13 1 6 61.22

15 Solokan Jeruk 14 3 19 63.63

16 Ciparay 381 301 1,956 64.98

17 Baleendah 268 94 603 64.15

18 Arjasari 345 310 1,984 64.00

19 Banjaran 56 27 171 63.51

20 Cangkuang 123 48 308 64.17

21 Pameungpeuk 5 6 38 63.14

22 Katapang 4 5 32 63.47

23 Soreang 138 108 700 64.79

24 Kutawaringin 110 110 706 64.22

25 Margaasih 15 6 39 64.88

26 Margahayu - - - -

27 Dayeuhkolot 6 6 38 63.16

28 Bojongsoang 12 10 63 63.38

29 Cileunyi 515 361 2,366 65.54

30 Cilengkrang 30 30 194 64.56

31 Cimenyan 735 413 2,703 65.44

8,506 6,646 43,494 65.44 ** Sumber Bidang Pertanian Tanaman Pangan Distanbunhut

Jumlah

REALISASI LUAS TANAM, PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS JAGUNG MT.

2014/2015 DAN TAHUN 2015 KABUPATEN BANDUNG

NO KECAMATAN

LUAS TANAM

MT.2014/2015

(Ha)

LUAS PANEN

(Hektar)

PRODUKSI

(Ton)

PROVITAS

(Kuintal/Ha)

Page 125: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

1 Ciwidey - - - -

2 Rancabali - - - -

3 Pasirjambu - - - -

4 Cimaung 35 29 38 13.24

5 Pangalengan - - - -

6 Kertasari - - - -

7 Pacet - - - -

8 Ibun - - - -

9 Paseh - - - -

10 Cikancung 100 65 86 13.29

11 Cicalengka 60 48 64 13.27

12 Nagreg - - - -

13 Rancaekek - - - -

14 Majalaya - - - -

15 Solokan Jeruk - - - -

16 Ciparay - - - -

17 Baleendah - - - -

18 Arjasari - - - -

19 Banjaran - - - -

20 Cangkuang - - - -

21 Pameungpeuk - - - -

22 Katapang - - - -

23 Soreang - - - -

24 Kutawaringin 120 91 121 13.29

25 Margaasih 60 50 66 13.22

26 Margahayu - - - -

27 Dayeuhkolot - - - -

28 Bojongsoang 50 43 57 13.24

29 Cileunyi - - - -

30 Cilengkrang - - - -

31 Cimenyan - - - -

425 326 432 13.27 ** Sumber Bidang Pertanian Tanaman Pangan Distanbunhut

Jumlah

REALISASI LUAS TANAM, PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS KEDELAI MUSIM

TANAM. 2014/2015 DAN TAHUN 2015 KABUPATEN BANDUNG

NO KECAMATAN

LUAS TANAM

MT.2014/2015

(Ha)

LUAS PANEN

(Hektar)

PRODUKSI

(Ton)

PROVITAS

(Kuintal/Ha)

Page 126: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

1 Ciwidey - - - -

2 Rancabali 38 35 55 15.73

3 Pasirjambu 4 4 6 15.35

4 Cimaung 51 51 78 15.34

5 Pangalengan - - - -

6 Kertasari - - - -

7 Pacet 50 55 86 15.57

8 Ibun 62 61 95 15.62

9 Paseh 30 30 46 15.21

10 Cikancung 45 45 70 15.61

11 Cicalengka 25 25 38 15.32

12 Nagreg 144 144 221 15.35

13 Rancaekek - - - -

14 Majalaya 2 2 3 14.16

15 Solokan Jeruk 4 4 6 15.24

16 Ciparay 77 77 121 15.73

17 Baleendah 24 19 29 15.37

18 Arjasari 110 110 171 15.57

19 Banjaran 66 66 104 15.70

20 Cangkuang 2 2 3 15.63

21 Pameungpeuk - - - -

22 Katapang - - - -

23 Soreang - - - -

24 Kutawaringin - - - -

25 Margaasih - - - -

26 Margahayu - - - -

27 Dayeuhkolot - - - -

28 Bojongsoang - - - -

29 Cileunyi 50 50 77 15.46

30 Cilengkrang 10 10 15 15.12

31 Cimenyan 260 260 404 15.53

1,054 1,050 1,629 15.52 ** Sumber Bidang Pertanian Tanaman Pangan Distanbunhut

Jumlah

REALISASI LUAS TANAM, PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS KACANG TANAH

MT. 2014/2015 DAN TAHUN 2015 KABUPATEN BANDUNG

NO KECAMATAN

LUAS TANAM

MT.2014/2015

(Ha)

LUAS PANEN

(Hektar)

PRODUKSI

(Ton)

PROVITAS

(Kuintal/Ha)

Page 127: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

1 Ciwidey 29 23 456 198.17

2 Rancabali 82 78 1,542 197.75

3 Pasirjambu 50 55 1,088 197.81

4 Cimaung 178 55 2,163 393.24

5 Pangalengan 152 300 5,927 197.56

6 Kertasari 25 27 529 195.79

7 Pacet 117 195 3,846 197.21

8 Ibun 108 112 2,199 196.34

9 Paseh 100 91 1,973 216.82

10 Cikancung 60 60 1,191 198.57

11 Cicalengka 175 195 3,867 198.31

12 Nagreg 1,413 1,713 34,149 199.35

13 Rancaekek 4 9 78 87.21

14 Majalaya 8 8 156 195.22

15 Solokan Jeruk 12 18 375 208.37

16 Ciparay 392 392 7,804 199.07

17 Baleendah 225 220 4,448 202.16

18 Arjasari 580 493 10,131 205.49

19 Banjaran 123 51 1,208 236.82

20 Cangkuang 145 145 2,917 201.20

21 Pameungpeuk 4 4 79 196.85

22 Katapang 8 14 334 238.23

23 Soreang 33 30 645 214.99

24 Kutawaringin 12 153 3,010 196.71

25 Margaasih 5 5 99 197.55

26 Margahayu 2 2 39 197.19

27 Dayeuhkolot 1 5 98 195.89

28 Bojongsoang 2 2 39 196.40

29 Cileunyi 265 185 5,678 306.90

30 Cilengkrang 101 47 2,006 426.90

31 Cimenyan 760 498 11,019 221.26

5,171 5,185 109,091 210.40 ** Sumber Bidang Pertanian Tanaman Pangan Distanbunhut

Jumlah

REALISASI LUAS TANAM, PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS UBI KAYU MT.

2014/2015 DAN TAHUN 2015 KABUPATEN BANDUNG

NO KECAMATAN

LUAS TANAM

MT.2014/2015

(Ha)

LUAS PANEN

(Hektar)

PRODUKSI

(Ton)

PROVITAS

(Kuintal/Ha)

Page 128: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

1 Ciwidey 27 35 471 134.62

2 Rancabali 63 66 897 135.85

3 Pasirjambu 15 15 202 134.91

4 Cimaung 224 220 3,015 137.05

5 Pangalengan 244 213 2,911 136.69

6 Kertasari 10 10 136 135.93

7 Pacet 45 45 642 142.72

8 Ibun 86 86 1,187 137.97

9 Paseh 69 69 934 135.35

10 Cikancung 10 10 134 134.19

11 Cicalengka 24 22 298 135.58

12 Nagreg 84 84 1,146 136.44

13 Rancaekek 3 7 95 135.29

14 Majalaya 13 13 176 135.40

15 Solokan Jeruk 6 5 81 162.55

16 Ciparay 125 125 1,718 137.46

17 Baleendah 46 46 622 135.26

18 Arjasari 185 185 2,554 138.05

19 Banjaran 120 97 1,322 136.30

20 Cangkuang 8 8 109 136.51

21 Pameungpeuk - - - -

22 Katapang 1 16 217 135.35

23 Soreang - - - -

24 Kutawaringin - 1 13 134.45

25 Margaasih 5 5 67 134.53

26 Margahayu 2 2 27 136.21

27 Dayeuhkolot - 5 66 132.35

28 Bojongsoang 3 2 27 134.18

29 Cileunyi 40 40 552 137.99

30 Cilengkrang - - - -

31 Cimenyan 18 17 231 136.15

1,476 1,449 19,853 137.01 ** Sumber Bidang Pertanian Tanaman Pangan Distanbunhut

Jumlah

REALISASI LUAS TANAM, PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS UBI JALAR MT.

2014/2015 DAN TAHUN 2015 KABUPATEN BANDUNG

NO KECAMATAN

LUAS TANAM

MT.2014/2015

(Ha)

LUAS PANEN

(Hektar)

PRODUKSI

(Ton)

PROVITAS

(Kuintal/Ha)

Page 129: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

1 Ciwidey 2 - 4,455 -

2 Rancabali 129 57 17,307 303.63

3 Pasirjambu 6 17 3,866 227.41

4 Cimaung - 2 30 15.00

5 Pangalengan - - 81 -

6 Kertasari - - - -

7 Pacet - - - -

8 Ibun - - - -

9 Paseh - - - -

10 Cikancung - - - -

11 Cicalengka - - - -

12 Nagreg - - - -

13 Rancaekek - - - -

14 Majalaya - - - -

15 Solokan Jeruk - - - -

16 Ciparay - - - -

17 Baleendah - - - -

18 Arjasari - - - -

19 Banjaran - - - -

20 Cangkuang - - - -

21 Pameungpeuk - - - -

22 Katapang - - - -

23 Soreang - - - -

24 Kutawaringin - - - -

25 Margaasih - - - -

26 Margahayu - - - -

27 Dayeuhkolot - - - -

28 Bojongsoang - - - -

29 Cileunyi - - - -

30 Cilengkrang - - - -

31 Cimenyan - 2 119 59.50

137 78 25,858 331.51

** Sumber Bidang Hortikultura Distanbunhut

Jumlah

PRODUKSI

(Total)

REALISASI LUAS TANAM BARU, PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS STOBERI

TAHUN 2015 KABUPATEN BANDUNG

NO KECAMATANLUAS TANAM

BARU (Ha)

PANEN HABIS/

DIBONGKAR

(Ha)

PROVITAS*

(Kuintal/Ha)

*Provitas total adalah Total produksi dibagi dengan luas panen habis ditambah luas panen belum habis bulan Desember

Page 130: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

1 Ciwidey 168 183 69,691 209.55

2 Rancabali 93 105 43,571 231.54

3 Pasirjambu 48 63 22,904 223.65

4 Cimaung 50 58 40,863 249.67

5 Pangalengan 586 608 339,160 224.47

6 Kertasari - - - -

7 Pacet 7 7 4,799 200.14

8 Ibun 6 14 5,781 215.00

9 Paseh 6 7 12,847 398.71

10 Cikancung 12 10 2,825 216.60

11 Cicalengka 80 27 13,417 208.33

12 Nagreg - - - -

13 Rancaekek 6 6 2,642 219.00

14 Majalaya - - - -

15 Solokan Jeruk - - - -

16 Ciparay 11 13 4,923 212.46

17 Baleendah - - - -

18 Arjasari 21 33 19,890 211.82

19 Banjaran 17 46 34,529 218.07

20 Cangkuang 3 2 1,078 205.50

21 Pameungpeuk - - - -

22 Katapang - - - -

23 Soreang 2 2 1,772 217.00

24 Kutawaringin 57 55 14,484 234.67

25 Margaasih - - - -

26 Margahayu - - - -

27 Dayeuhkolot - 1 422 211.00

28 Bojongsoang - - - -

29 Cileunyi 6 7 3,680 211.43

30 Cilengkrang - - - -

31 Cimenyan 5 7 5,463 246.43

1,184 1,254 644,741 224.06

** Sumber Bidang Hortikultura Distanbunhut

Jumlah

REALISASI LUAS TANAM, PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TOMAT TAHUN

2015 KABUPATEN BANDUNG

NO KECAMATANLUAS TANAM

BARU (Ha)

PANEN HABIS/

DIBONGKAR

(Ha)

PRODUKSI

(Total)

PROVITAS*

(Kuintal/Ha)

*Provitas total adalah Total produksi dibagi dengan luas panen habis ditambah luas panen belum habis bulan Desember

Page 131: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

1 Ciwidey 17 17 4,155 244.41

2 Rancabali 83 74 15,907 214.96

3 Pasirjambu 48 50 9,261 185.22

4 Cimaung 64 198 78,131 394.60

5 Pangalengan 233 279 84,726 303.68

6 Kertasari 9 6 1,122 187.00

7 Pacet 2 - - -

8 Ibun - - - -

9 Paseh 22 13 12,098 930.62

10 Cikancung 30 33 5,758 174.48

11 Cicalengka 42 23 4,603 200.13

12 Nagreg 34 34 10,089 296.74

13 Rancaekek 11 9 3,275 363.89

14 Majalaya 1 1 177 177.00

15 Solokan Jeruk - - - -

16 Ciparay 8 9 1,843 204.78

17 Baleendah 2 2 338 169.00

18 Arjasari 17 22 8,595 390.68

19 Banjaran - 17 8,847 520.41

20 Cangkuang 10 6 1,847 307.83

21 Pameungpeuk - - - -

22 Katapang 1 - 180 -

23 Soreang - - - -

24 Kutawaringin 3 1 442 442.00

25 Margaasih - - 93 -

26 Margahayu - - - -

27 Dayeuhkolot - - - -

28 Bojongsoang - - - -

29 Cileunyi 6 7 1,818 259.71

30 Cilengkrang - 2 497 248.50

31 Cimenyan 17 18 8,581 476.72

660 821 262,383 319.59

** Sumber Bidang Hortikultura Distanbunhut

Jumlah

REALISASI LUAS TANAM, PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS CABE BESAR TAHUN

2015 KABUPATEN BANDUNG

NO KECAMATANLUAS TANAM

BARU (Ha)

PANEN HABIS/

DIBONGKAR

(Ha)

PRODUKSI

(Total)

PROVITAS*

(Kuintal/Ha)

*Provitas total adalah Total produksi dibagi dengan luas panen habis ditambah luas panen belum habis bulan Desember

Page 132: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

1 Ciwidey 62 57 6,620 116.14

2 Rancabali 38 41 4,665 113.78

3 Pasirjambu 43 47 5,069 107.85

4 Cimaung 405 634 70,622 111.39

5 Pangalengan 437 569 64,810 113.90

6 Kertasari - - - -

7 Pacet 355 320 38,923 121.63

8 Ibun 29 78 8,947 114.71

9 Paseh 10 13 1,440 110.77

10 Cikancung 2 3 338 112.67

11 Cicalengka - - - -

12 Nagreg 60 45 5,673 126.07

13 Rancaekek - - - -

14 Majalaya - - - -

15 Solokan Jeruk - - - -

16 Ciparay - 10 1,121 112.10

17 Baleendah - - - -

18 Arjasari 75 114 11,546 101.28

19 Banjaran - 17 1,885 110.88

20 Cangkuang 50 45 4,943 109.84

21 Pameungpeuk - - - -

22 Katapang - - - -

23 Soreang - - - -

24 Kutawaringin - - - -

25 Margaasih - - - -

26 Margahayu - - - -

27 Dayeuhkolot - - - -

28 Bojongsoang - - - -

29 Cileunyi 1 1 125 125.00

30 Cilengkrang - - - -

31 Cimenyan 810 1,260 168,928 134.07

2,377 3,254 395,655 121.59

** Sumber Bidang Hortikultura Distanbunhut

Jumlah

REALISASI LUAS TANAM, PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS BAWANG MERAH

TAHUN 2015 KABUPATEN BANDUNG

NO KECAMATANLUAS TANAM

BARU (Ha)

PANEN HABIS/

DIBONGKAR

(Ha)

PRODUKSI

HABIS (Total)

PROVITAS

(Kuintal/Ha)

Page 133: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

1 Ciwidey 83 60 13,726 228.77

2 Rancabali 90 104 24,017 230.93

3 Pasirjambu 92 86 19,384 225.40

4 Cimaung 15 10 2,255 225.50

5 Pangalengan 1,798 1,701 388,998 228.69

6 Kertasari 780 635 150,015 236.24

7 Pacet - - - -

8 Ibun 7 23 5,248 228.17

9 Paseh 3 7 1,543 220.43

10 Cikancung 20 37 8,298 224.27

11 Cicalengka 50 23 5,191 225.70

12 Nagreg - - - -

13 Rancaekek - - - -

14 Majalaya - - - -

15 Solokan Jeruk - - - -

16 Ciparay 4 1 221 221.00

17 Baleendah 4 2 454 227.00

18 Arjasari 18 27 6,095 225.74

19 Banjaran - - - -

20 Cangkuang 1 1 228 228.00

21 Pameungpeuk - - - -

22 Katapang - - - -

23 Soreang 1 1 241 241.00

24 Kutawaringin - - -

25 Margaasih - - - -

26 Margahayu - - - -

27 Dayeuhkolot - - - -

28 Bojongsoang - - - -

29 Cileunyi 5 7 1,575 225.00

30 Cilengkrang 40 45 10,764 239.20

31 Cimenyan 473 620 142,865 230.43

3,484 3,390 781,118 230.42 Jumlah

** Sumber Bidang Hortikultura Distanbunhut

REALISASI LUAS TANAM, PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS KUBIS TAHUN 2015

KABUPATEN BANDUNG

NO KECAMATANLUAS TANAM

BARU (Ha)

PANEN HABIS/

DIBONGKAR

(Ha)

PRODUKSI

HABIS (Total)

PROVITAS

(Kuintal/Ha)

Page 134: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

1 Ciwidey 53 45 9,036 200.80

2 Rancabali 86 119 24,275 203.99

3 Pasirjambu 49 55 11,006 200.11

4 Cimaung - - - -

5 Pangalengan 2,135 2,190 445,399 203.38

6 Kertasari 897 794 167,660 211.16

7 Pacet - - - -

8 Ibun 8 29 5,801 200.03

9 Paseh - 3 600 200.00

10 Cikancung 5 20 3,999 199.95

11 Cicalengka 2 8 1,601 200.13

12 Nagreg 54 50 9,996 199.92

13 Rancaekek - - - -

14 Majalaya - - - -

15 Solokan Jeruk - - - -

16 Ciparay 2 - - -

17 Baleendah - - - -

18 Arjasari - - - -

19 Banjaran - - - -

20 Cangkuang - - - -

21 Pameungpeuk - - - -

22 Katapang - - - -

23 Soreang - - - -

24 Kutawaringin - - - -

25 Margaasih - - - -

26 Margahayu - - - -

27 Dayeuhkolot - - - -

28 Bojongsoang - - - -

29 Cileunyi - - - -

30 Cilengkrang 90 105 21,013 200.12

31 Cimenyan 670 718 143,759 200.22

4,051 4,136 844,145 204.10 Jumlah

** Sumber Bidang Hortikultura Distanbunhut

REALISASI LUAS TANAM, PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS KENTANG TAHUN

2015 KABUPATEN BANDUNG

NO KECAMATANLUAS TANAM

BARU (Ha)

PANEN HABIS/

DIBONGKAR

(Ha)

PRODUKSI

HABIS (Total)

PROVITAS

(Kuintal/Ha)

Page 135: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

1 Ciwidey 11 9 1,357 75.11

2 Rancabali 48 40 7,401 77.65

3 Pasirjambu 23 27 3,845 70.44

4 Cimaung 43 111 29,039 30.12

5 Pangalengan 63 74 19,430 75.39

6 Kertasari 4 1 262 61.00

7 Pacet 12 8 1,630 67.00

8 Ibun - 7 2,768 70.14

9 Paseh - 11 4,277 66.73

10 Cikancung 13 9 1,324 69.44

11 Cicalengka 3 3 762 69.67

12 Nagreg 78 79 24,158 67.91

13 Rancaekek - - - -

14 Majalaya - - - -

15 Solokan Jeruk - - - -

16 Ciparay 8 8 1,168 50.75

17 Baleendah 14 13 5,649 67.85

18 Arjasari 13 28 13,424 70.14

19 Banjaran - 8 3,167 68.00

20 Cangkuang 6 3 835 46.33

21 Pameungpeuk - - - -

22 Katapang - - - -

23 Soreang - - - -

24 Kutawaringin 3 1 416 71.00

25 Margaasih - - - -

26 Margahayu - - - -

27 Dayeuhkolot - - - -

28 Bojongsoang - - - -

29 Cileunyi 1 2 769 69.50

30 Cilengkrang - 2 141 -

31 Cimenyan 9 13 6,249 94.62

352 457 128,071 280.24 Jumlah

*Provitas total adalah Total produksi dibagi dengan luas panen habis ditambah luas panen belum habis bulan Desember

** Sumber Bidang Hortikultura Distanbunhut

REALISASI LUAS TANAM, PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS CABE RAWIT

TAHUN 2015 KABUPATEN BANDUNG

NO KECAMATANLUAS TANAM

BARU (Ha)

PANEN HABIS/

DIBONGKAR

(Ha)

PRODUKSI

(Total)

PROVITAS*

(Kuintal/Ha)

Page 136: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

1 Ciwidey 719 737 196,669 193.65

2 Rancabali 7,750 7,979 2,432,761 196.65

3 Pasirjambu 1,786 2,028 402,203 172.22

4 Cimaung 4 7 1,383 143.57

5 Pangalengan 374 331 57,497 131.02

6 Kertasari 150 185 39,885 124.96

7 Pacet 39 36 11,392 185.86

8 Ibun 115 108 52,300 211.67

9 Paseh 1,039 1,003 201,893 191.13

10 Cikancung 277 446 124,014 132.62

11 Cicalengka 188 243 100,406 169.27

12 Nagreg 1,127 1,293 272,850 108.93

13 Rancaekek 17 162 56,654 137.17

14 Majalaya 36 35 12,316 141.77

15 Solokan Jeruk 114 122 27,987 140.39

16 Ciparay 102 110 22,931 171.22

17 Baleendah 57 68 16,256 205.38

18 Arjasari 11 23 13,127 182.09

19 Banjaran 61 461 79,304 106.67

20 Cangkuang 140 164 33,819 201.93

21 Pameungpeuk 395 349 52,408 133.96

22 Katapang 609 591 114,824 131.36

23 Soreang 3,581 3,603 748,206 188.24

24 Kutawaringin 2,043 2,697 499,972 173.50

25 Margaasih 3,415 2,946 586,803 198.56

26 Margahayu 443 380 68,172 179.40

27 Dayeuhkolot 93 273 60,070 149.41

28 Bojongsoang 1,453 1,296 180,262 135.41

29 Cileunyi 28 18 6,012 200.61

30 Cilengkrang 114 123 30,180 182.46

31 Cimenyan 52 52 10,131 126.44

26,332 27,869 6,512,687 176.80 Jumlah

*Provitas total adalah Total produksi dibagi dengan luas panen habis ditambah luas panen belum habis bulan Desember

** Sumber Bidang Hortikultura Distanbunhut

REALISASI LUAS TANAM, PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS SAYURAN TAHUN

2015 KABUPATEN BANDUNG

NO KECAMATANLUAS TANAM

BARU (Ha)

PANEN HABIS/

DIBONGKAR

(Ha)

PRODUKSI

(Total)

PROVITAS*

(Kuintal/Ha)

Page 137: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

1 Ciwidey 250 4,897 6,118

2 Rancabali - 3,350 2,072

3 Pasirjambu 300 3,320 7,851

4 Cimaung - 1,005 797

5 Pangalengan 200 20,330 16,461

6 Kertasari 1,500 2,875 3,561

7 Pacet 300 15,124 7,967

8 Ibun 170 3,896 6,479

9 Paseh - 8,900 2,088

10 Cikancung - 4,293 3,391

11 Cicalengka 2,500 4,715 7,270

12 Nagreg - 1,399 1,698

13 Rancaekek - - -

14 Majalaya 50 145 201

15 Solokan Jeruk - - -

16 Ciparay 100 250 344

17 Baleendah - 3,796 5,502

18 Arjasari - 8,024 5,742

19 Banjaran - 250 269

20 Cangkuang 600 331 531

21 Pameungpeuk - 69 98

22 Katapang - 8 9

23 Soreang - 3,580 3,707

24 Kutawaringin - 3,400 4,800

25 Margaasih - 10 3

26 Margahayu - 8 4

27 Dayeuhkolot - 33 14

28 Bojongsoang - 75 107

29 Cileunyi - 2,450 3,584

30 Cilengkrang - 6,404 7,167

31 Cimenyan - 19,280 12,125

5,970 122,217 109,960 Jumlah

** Sumber Bidang Hortikultura Distanbunhut

REALISASI LUAS TANAM BARU, TANAMAN YANG MENGHASILKAN DAN PRODUKSI BUAH-

BUAHAN (ALPUKAT) TAHUN 2015 KABUPATEN BANDUNG

NO KECAMATANLUAS TANAM BARU

(Pohon)

TANAMAN YG

MENGHASILKAN

(Pohon)

PRODUKSI (Kuintal)

Page 138: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

1 Ciwidey - - -

2 Rancabali - - -

3 Pasirjambu 5 - -

4 Cimaung 50 206 108

5 Pangalengan - - -

6 Kertasari 100 - -

7 Pacet 70 576 184

8 Ibun 11 3,440 3,972

9 Paseh - 579 197

10 Cikancung 75 770 995

11 Cicalengka 3,750 2,087 2,927

12 Nagreg 800 426 784

13 Rancaekek - - -

14 Majalaya 30 104 98

15 Solokan Jeruk - - -

16 Ciparay 25 430 251

17 Baleendah 42 469 756

18 Arjasari 50 500 310

19 Banjaran - 735 440

20 Cangkuang - 354 126

21 Pameungpeuk - - -

22 Katapang - 6 7

23 Soreang 50 2,400 1,895

24 Kutawaringin 30 4,700 3,812

25 Margaasih - 70 20

26 Margahayu 25 - -

27 Dayeuhkolot - - -

28 Bojongsoang - - -

29 Cileunyi 51 950 693

30 Cilengkrang - - -

31 Cimenyan 25 1,660 586

5,189 20,462 18,161 Jumlah

** Sumber Bidang Hortikultura Distanbunhut

REALISASI LUAS TANAM BARU, TANAMAN YANG MENGHASILKAN DAN PRODUKSI BUAH-

BUAHAN (DURIAN) TAHUN 2015 KABUPATEN BANDUNG

NO KECAMATANLUAS TANAM BARU

(Pohon)

TANAMAN YG

MENGHASILKAN

(Pohon)

PRODUKSI (Kuintal)

Page 139: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

1 Ciwidey 275 6,923 6,143

2 Rancabali 570 6,448 2,163

3 Pasirjambu 1,180 13,420 7,736

4 Cimaung - 24,500 2,818

5 Pangalengan 4,700 2,000 887

6 Kertasari - 14,400 5,591

7 Pacet 75 8,500 947

8 Ibun 599 2,631 1,002

9 Paseh - 1,960 201

10 Cikancung 4,580 1,442 482

11 Cicalengka 10,000 8,506 3,159

12 Nagreg - 2,124 719

13 Rancaekek 500 5,200 977

14 Majalaya 150 2,050 734

15 Solokan Jeruk 76 382 271

16 Ciparay 25 1,315 1,462

17 Baleendah 1,518 12,532 4,593

18 Arjasari - 80,000 10,172

19 Banjaran 58 280 75

20 Cangkuang - 389 200

21 Pameungpeuk 20 121 83

22 Katapang 85 154 27

23 Soreang - 6,025 2,155

24 Kutawaringin - 5,950 2,990

25 Margaasih - 3,000 462

26 Margahayu - 75 17

27 Dayeuhkolot - 102 13

28 Bojongsoang - 800 53

29 Cileunyi 157 6,150 1,602

30 Cilengkrang 44,000 19,100 6,611

31 Cimenyan - 184,057 47,509

68,568 420,536 111,854 Jumlah

** Sumber Bidang Hortikultura Distanbunhut

REALISASI LUAS TANAM BARU, TANAMAN YANG MENGHASILKAN DAN PRODUKSI BUAH-

BUAHAN (PISANG) TAHUN 2015 KABUPATEN BANDUNG

NO KECAMATANLUAS TANAM BARU

(Pohon)

TANAMAN YG

MENGHASILKAN

(Pohon)

PRODUKSI (Kuintal)

Page 140: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

1 Ciwidey - 1,843 1,176

2 Rancabali - 430 181

3 Pasirjambu 1,000 3,890 3,620

4 Cimaung - 853 219

5 Pangalengan - 5,572 1,920

6 Kertasari - 1,275 701

7 Pacet 75 1,050 85

8 Ibun 138 2,881 822

9 Paseh - 4,060 447

10 Cikancung 25 2,100 1,288

11 Cicalengka - 6,677 4,562

12 Nagreg - 6,347 807

13 Rancaekek - 130 46

14 Majalaya 150 2,815 1,496

15 Solokan Jeruk - 159 57

16 Ciparay 50 465 222

17 Baleendah 221 3,475 1,267

18 Arjasari 600 2,850 313

19 Banjaran - 850 239

20 Cangkuang - 1,854 1,025

21 Pameungpeuk 15 163 106

22 Katapang - 67 20

23 Soreang - 320 132

24 Kutawaringin - 800 305

25 Margaasih - 165 17

26 Margahayu 175 43 9

27 Dayeuhkolot - 185 30

28 Bojongsoang - 60 37

29 Cileunyi - 850 474

30 Cilengkrang - 414 205

31 Cimenyan 100 12,003 6,712

2,549 64,646 28,540 Jumlah

** Sumber Bidang Hortikultura Distanbunhut

REALISASI LUAS TANAM BARU, TANAMAN YANG MENGHASILKAN DAN PRODUKSI BUAH-

BUAHAN (JAMBU BIJI) TAHUN 2015 KABUPATEN BANDUNG

NO KECAMATANLUAS TANAM BARU

(Pohon)

TANAMAN YG

MENGHASILKAN

(Pohon)

PRODUKSI (Kuintal)

Page 141: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Habis/

DibongkarBelum Habis

Habis/

DibongkarBelum Habis

1 Ciwidey - - - - -

2 Rancabali - - - - -

3 Pasirjambu 600 200 2,600 960 13,181

4 Cimaung - 60 - 420 -

5 Pangalengan - - - - -

6 Kertasari - - - - -

7 Pacet - - - - -

8 Ibun 129 - 230 - 1,809

9 Paseh - - - - -

10 Cikancung - - - - -

11 Cicalengka - - - - -

12 Nagreg - - - - -

13 Rancaekek - - - - -

14 Majalaya - - - - -

15 Solokan Jeruk - - - - -

16 Ciparay - - - - -

17 Baleendah - - - - -

18 Arjasari - - - - -

19 Banjaran - 25 32 - 251

20 Cangkuang - - 45 - 252

21 Pameungpeuk - - - - -

22 Katapang - - - - -

23 Soreang 700 300 2,700 2,800 9,600

24 Kutawaringin - - - - -

25 Margaasih - - - - -

26 Margahayu - - 85 - 675

27 Dayeuhkolot - - - - -

28 Bojongsoang - - - - -

29 Cileunyi - 250 200 2,500 2,333

30 Cilengkrang - - - - -

31 Cimenyan 10 10 - 78 -

1,439 845 5,892 6,758 28,101

** Sumber Bidang Hortikultura Distanbunhut

NO KECAMATAN

Jumlah

REALISASI LUAS TANAM BARU, PANEN DAN PRODUKSI TANAMAN HIAS (ANGGREK) TAHUN

2015 KABUPATEN BANDUNG

TANAM

(M2)

PANEN (M2) PRODUKSI (Tangkai)

Page 142: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Habis/

DibongkarBelum Habis

Habis/

DibongkarBelum Habis

1 Ciwidey 1,900 2,300 2,300 21,800 93,274

2 Rancabali - - - - -

3 Pasirjambu 6,500 7,500 4,000 552,000 268,407

4 Cimaung - - - - -

5 Pangalengan - - - - -

6 Kertasari - - - - -

7 Pacet - - - - -

8 Ibun - 37 74 2,590 4,654

9 Paseh - - - - -

10 Cikancung - - - - -

11 Cicalengka - - - - -

12 Nagreg 1,500 30 27,930 1,082 1,274,159

13 Rancaekek - - - - -

14 Majalaya - - - - -

15 Solokan Jeruk - - - - -

16 Ciparay - - - - -

17 Baleendah - - - - -

18 Arjasari - - - - -

19 Banjaran - - - - -

20 Cangkuang - - - - -

21 Pameungpeuk - - - - -

22 Katapang - - - - -

23 Soreang - - - - -

24 Kutawaringin - - - - -

25 Margaasih - - - - -

26 Margahayu - - - - -

27 Dayeuhkolot - - - - -

28 Bojongsoang - - - - -

29 Cileunyi - - - - -

30 Cilengkrang - - - - -

31 Cimenyan - 100 100 3,894 5,908

9,900 9,967 34,404 581,366 1,646,402

** Sumber Bidang Hortikultura Distanbunhut

NO KECAMATAN

REALISASI LUAS TANAM BARU, PANEN DAN PRODUKSI TANAMAN HIAS (KRISAN) TAHUN

2015 KABUPATEN BANDUNG

TANAM (M2)

PANEN (M2) PRODUKSI (Tangkai)

Jumlah

Page 143: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Habis/

DibongkarBelum Habis

Habis/

DibongkarBelum Habis

1 Ciwidey - - - - -

2 Rancabali - - - - -

3 Pasirjambu - - - - -

4 Cimaung 700 2,450 - 16,811 -

5 Pangalengan - - - - -

6 Kertasari - - - - -

7 Pacet - - - - -

8 Ibun 43 13 164 104 945

9 Paseh - - - - -

10 Cikancung - - - - -

11 Cicalengka - - - - -

12 Nagreg - - - - -

13 Rancaekek - - - - -

14 Majalaya - - - - -

15 Solokan Jeruk - - - - -

16 Ciparay - - - - -

17 Baleendah - - - - -

18 Arjasari - - - - -

19 Banjaran - 87 1,513 272 8,366

20 Cangkuang - - 65 - 574

21 Pameungpeuk - - - - -

22 Katapang - - - - -

23 Soreang 5,000 5,000 10,000 42,000 38,000

24 Kutawaringin - - - - -

25 Margaasih - - - - -

26 Margahayu - - - - -

27 Dayeuhkolot - - - - -

28 Bojongsoang - - - - -

29 Cileunyi - - - - -

30 Cilengkrang - - - - -

31 Cimenyan - - - - -

5,743 7,550 11,742 59,187 47,885

** Sumber Bidang Hortikultura Distanbunhut

NO KECAMATAN

REALISASI LUAS TANAM BARU, PANEN DAN PRODUKSI TANAMAN HIAS (SEDAP MALAM)

TAHUN 2015 KABUPATEN BANDUNG

TANAM (M2)

PANEN (M2) PRODUKSI (Tangkai)

Jumlah

Page 144: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

NO KECAMATAN

Habis/

DibongkarBelum Habis

Habis/

DibongkarBelum Habis

1 Ciwidey - - - - -

2 Rancabali - - - - -

3 Pasirjambu 900 2,650 - 4,867 -

4 Cimaung - - - - -

5 Pangalengan - - - - -

6 Kertasari 50 60 - 148 -

7 Pacet 2,400 2,900 - 6,351 -

8 Ibun 6,722 1,240 - 2,845 -

9 Paseh - - - - -

10 Cikancung 43,000 40,000 - 99,600 -

11 Cicalengka 2,500 3,250 - 6,865 -

12 Nagreg 5,600 3,500 - 7,000 -

13 Rancaekek - - - - -

14 Majalaya 4 8 - 16 -

15 Solokan Jeruk 20 20 - 51 -

16 Ciparay 125 250 - 544 -

17 Baleendah - - - - -

18 Arjasari 5,000 - - - -

19 Banjaran - - - - -

20 Cangkuang - - - - -

21 Pameungpeuk - - - - -

22 Katapang - - - - -

23 Soreang 1,000 500 - 1,028 -

24 Kutawaringin - - - - -

25 Margaasih - - - - -

26 Margahayu 25 - - - -

27 Dayeuhkolot 5 2 - 4 -

28 Bojongsoang 10 33 - 78 -

29 Cileunyi - - - - -

30 Cilengkrang - - - - -

31 Cimenyan 405 455 - 1,055 -

67,766 54,868 - 130,452 -

** Sumber Bidang Hortikultura Distanbunhut

REALISASI LUAS TANAM BARU, PANEN DAN PRODUKSI TANAMAN OBAT/BIOFARMAKA

(KUNYIT) TAHUN 2015 KABUPATEN BANDUNG

TANAM (M2)

PANEN (M2) PRODUKSI (Kilogram)

Jumlah

Page 145: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

NO KECAMATAN

Habis/

DibongkarBelum Habis

Habis/

DibongkarBelum Habis

1 Ciwidey - - - - -

2 Rancabali - - - - -

3 Pasirjambu 1,700 2,100 - 6,416 -

4 Cimaung - 200,000 - 648,200 -

5 Pangalengan - - - - -

6 Kertasari 70 70 - 215 -

7 Pacet 3,200 3,200 - 11,043 -

8 Ibun 15,770 12,500 - 77,434 -

9 Paseh - - - - -

10 Cikancung 60,000 50,000 - 129,500 -

11 Cicalengka 20,750 7,820 - 23,327 -

12 Nagreg 400 400 - 1,600 -

13 Rancaekek - - - - -

14 Majalaya 18 33 - 110 -

15 Solokan Jeruk 22 12 - 36 -

16 Ciparay 500 720 - 2,497 -

17 Baleendah - - - - -

18 Arjasari 25,000 - - - -

19 Banjaran - - - - -

20 Cangkuang 25 25 - 98 -

21 Pameungpeuk - - - - -

22 Katapang - - - - -

23 Soreang 500 300 - 933 -

24 Kutawaringin 20 - - - -

25 Margaasih - - - - -

26 Margahayu 125 - - - -

27 Dayeuhkolot - 6 - 21 -

28 Bojongsoang 65 73 - 224 -

29 Cileunyi 2,000 - - - -

30 Cilengkrang - - - - -

31 Cimenyan 225 225 - 835 -

130,390 277,484 - 902,489 -

** Sumber Bidang Hortikultura Distanbunhut

REALISASI LUAS TANAM BARU, PANEN DAN PRODUKSI TANAMAN OBAT/BIOFARMAKA (JAHE)

TAHUN 2015 KABUPATEN BANDUNG

TANAM (M2)

PANEN (M2) PRODUKSI (Kilogram)

Jumlah

Page 146: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

NO KECAMATAN

Habis/

DibongkarBelum Habis

Habis/

DibongkarBelum Habis

1 Ciwidey - - - - -

2 Rancabali - - - - -

3 Pasirjambu 500 1,600 - 4,822 -

4 Cimaung - - - - -

5 Pangalengan - - - - -

6 Kertasari 50 50 - 115 -

7 Pacet - - - - -

8 Ibun - 39 - - -

9 Paseh - - - - -

10 Cikancung 4,000 10,000 - 15,250 -

11 Cicalengka 525 8,800 - 11,063 -

12 Nagreg - 200 - 400 -

13 Rancaekek - - - - -

14 Majalaya 4 14 - 55 -

15 Solokan Jeruk 4 10 - 21 -

16 Ciparay 600 900 - 3,287 -

17 Baleendah - - - - -

18 Arjasari 10,000 - - - -

19 Banjaran - - - - -

20 Cangkuang - 20 - 46 -

21 Pameungpeuk - - - - -

22 Katapang - - - - -

23 Soreang - 800 - 908 -

24 Kutawaringin - 20 - 88 -

25 Margaasih - - - - -

26 Margahayu - - - - -

27 Dayeuhkolot - - - - -

28 Bojongsoang - - - - -

29 Cileunyi - - - - -

30 Cilengkrang - - - - -

31 Cimenyan 250 450 - 1,686 -

15,933 22,903 - 37,741 -

** Sumber Bidang Hortikultura Distanbunhut

REALISASI LUAS TANAM BARU, PANEN DAN PRODUKSI TANAMAN OBAT/BIOFARMAKA

(LAOS/LENGKUAS) TAHUN 2015 KABUPATEN BANDUNG

TANAM (M2)

PANEN (M2) PRODUKSI (Kilogram)

Jumlah

Page 147: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

NO KECAMATAN

Habis/

DibongkarBelum Habis

Habis/

DibongkarBelum Habis

1 Ciwidey - - - - -

2 Rancabali - - - - -

3 Pasirjambu 200 150 - 168 -

4 Cimaung - - - - -

5 Pangalengan - - - - -

6 Kertasari 25 35 - 60 -

7 Pacet - - - - -

8 Ibun 2,166 99 - 138 -

9 Paseh - - - - -

10 Cikancung 9,000 5,000 - 8,100 -

11 Cicalengka 850 750 - 1,125 -

12 Nagreg 100 100 - 150 -

13 Rancaekek - - - - -

14 Majalaya - - - - -

15 Solokan Jeruk 10 12 - 23 -

16 Ciparay 5 10 - 13 -

17 Baleendah - - - - -

18 Arjasari 5,000 - - - -

19 Banjaran - - - - -

20 Cangkuang 10 10 - 14 -

21 Pameungpeuk - - - - -

22 Katapang - - - - -

23 Soreang 200 150 - 209 -

24 Kutawaringin - - - - -

25 Margaasih - - - - -

26 Margahayu 25 - - - -

27 Dayeuhkolot 5 6 - 8 -

28 Bojongsoang - - - - -

29 Cileunyi - - - - -

30 Cilengkrang - - - - -

31 Cimenyan 10 - - - -

17,606 6,322 - 10,008 -

** Sumber Bidang Hortikultura Distanbunhut

REALISASI LUAS TANAM BARU, PANEN DAN PRODUKSI TANAMAN OBAT/BIOFARMAKA

(KENCUR) TAHUN 2015 KABUPATEN BANDUNG

TANAM (M2)

PANEN (M2) PRODUKSI (Kilogram)

Jumlah

Page 148: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

NO KECAMATAN

Habis/

DibongkarBelum Habis

Habis/

DibongkarBelum Habis

1 Ciwidey - - - - -

2 Rancabali - - - - -

3 Pasirjambu - - - - -

4 Cimaung 10 - - - -

5 Pangalengan - - - - -

6 Kertasari - - - - -

7 Pacet - - 3,240 - 11,048

8 Ibun - - 234 - 802

9 Paseh - - 2,543 - 6,128

10 Cikancung 10,000 5,000 - 15,125 -

11 Cicalengka 500 500 81 1,380 293

12 Nagreg - 28 56 216 227

13 Rancaekek - - - - -

14 Majalaya 9 15 - 48 -

15 Solokan Jeruk - - - - -

16 Ciparay - 100 150 416 612

17 Baleendah - - - - -

18 Arjasari - - - - -

19 Banjaran - - 60 - 213

20 Cangkuang 13 48 - 206 -

21 Pameungpeuk - - - - -

22 Katapang - - - - -

23 Soreang - - - - -

24 Kutawaringin - - - - -

25 Margaasih - - - - -

26 Margahayu - - - - -

27 Dayeuhkolot 1 - - - -

28 Bojongsoang - 22 370 57 1,315

29 Cileunyi - - - - -

30 Cilengkrang - - - - -

31 Cimenyan - - 400 - 1,150

10,533 5,713 7,134 17,448 21,788

** Sumber Bidang Hortikultura Distanbunhut

REALISASI LUAS TANAM BARU, PANEN DAN PRODUKSI TANAMAN OBAT/BIOFARMAKA

(PACE/MENGKUDU) TAHUN 2015 KABUPATEN BANDUNG

TANAM (M2)

PANEN (M2) PRODUKSI (Kilogram)

Jumlah

Page 149: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

NO KECAMATAN

Habis/

DibongkarBelum Habis

Habis/

DibongkarBelum Habis

1 Ciwidey - - - - -

2 Rancabali - - - - -

3 Pasirjambu - - - - -

4 Cimaung - - - - -

5 Pangalengan - - - - -

6 Kertasari - - - - -

7 Pacet - - 5,600 - 3,450

8 Ibun 1,000 2,509 66,696 1,308 62,285

9 Paseh - - - - -

10 Cikancung - - - - -

11 Cicalengka 7,900 6,740 4,010 3,302 1,708

12 Nagreg - - 1,900 - 578

13 Rancaekek - - - - -

14 Majalaya - - - - -

15 Solokan Jeruk - - - - -

16 Ciparay 230 150 212 62 118

17 Baleendah - - - - -

18 Arjasari - 94,500 - 37,233 -

19 Banjaran - 58 308 55 67

20 Cangkuang 15 15 - 9 -

21 Pameungpeuk - - - - -

22 Katapang - - - - -

23 Soreang - - - - -

24 Kutawaringin - - - - -

25 Margaasih - - - - -

26 Margahayu - - - - -

27 Dayeuhkolot - - - - -

28 Bojongsoang - - - - -

29 Cileunyi - - - - -

30 Cilengkrang - - - - -

31 Cimenyan - - 12,350 - 7,102

9,145 103,972 91,076 41,969 75,308

** Sumber Bidang Hortikultura Distanbunhut

REALISASI LUAS TANAM BARU, PANEN DAN PRODUKSI TANAMAN OBAT/BIOFARMAKA

(KAPOLAGA) TAHUN 2015 KABUPATEN BANDUNG

TANAM (M2)

PANEN (M2) PRODUKSI (Kilogram)

Jumlah

Page 150: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

LUAS AREAL PERTANAMAN DAN PRODUKSI PERKEBUNAN RAKYAT UNGGULAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2015

KOMODITI TANAMAN CENGKEH

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Arjasari 5.00 61.00 65.00 131.00 0 0 98.82 24.71 0.41

2 Baleendah 4.00 3.00 - 7.00 0 0 2.52 0.63 0.21

3 Banjaran 2.00 6.00 3.00 11.00 0 0 4.92 1.23 0.21

4 Cicalengka 5.00 121.00 - 126.00 0 0 89.54 22.39 0.19

5 Cikancung 10.00 69.00 - 79.00 0 0 59.34 14.84 0.22

6 Cileunyi 10.00 20.00 - 30.00 0 0 17.20 4.30 0.22

7 Cimaung 9.00 39.00 - 48.00 0 0 31.98 8.00 0.21

8 Ciwidey 75.00 4.50 4.50 84.00 0 0 3.69 0.92 0.21

9 Cimenyan 9.75 11.00 - 20.75 0 0 8.58 2.15 0.20

10 Cilengkrang 28.25 9.00 - 37.25 0 0 6.66 1.67 0.19

11 Ciparay 5.00 0.30 0.20 5.50 0 0 0.23 0.06 0.20

12 Cangkuang - 16.00 2.00 18.00 0 0 13.12 3.28 0.21

13 Ibun 9.00 8.00 2.00 19.00 0 0 7.23 1.81 0.23

14 Katapang - 3.00 - 3.00 0 0 2.34 0.59 0.20

15 Majalaya - 2.00 1.00 3.00 0 0 1.60 0.40 0.20

16 Margahayu - 1.00 - 1.00 0 0 0.78 0.20 0.20

17 Nagreg 14.00 44.00 9.00 67.00 0 0 34.32 8.58 0.20

18 Pacet 7.50 15.00 - 22.50 0 0 11.70 2.93 0.20

19 Pameungpeuk - 4.00 - 4.00 0 0 2.46 0.62 0.15

20 Pasirjambu 39.00 16.00 4.00 59.00 0 0 11.84 2.96 0.19

21 Pangalengan 75.00 8.00 - 83.00 0 0 10.08 2.52 0.32

22 Paseh 14.00 16.00 - 30.00 0 0 12.80 3.20 0.20

23 Soreang 5.00 16.00 5.00 26.00 0 0 12.48 3.12 0.20

24 Solakanjeruk - 1.50 - 1.50 0 0 1.11 0.28 0.19

25 Margaasih - 2.00 3.00 5.00 0 0 1.56 0.39 0.20

26 Rancaekek - - 2.00 2.00 0 0 - - 0.20

27 Bojongsoang - 1.00 - 1.00 0 0 0.74 0.19 0.19

28 Kutawaringin 12.00 68.00 18.00 98.00 0 0 53.04 13.26 0.20

29 Dayeuhkolot - 1.00 0.50 1.50 0 0 0.78 0.20 0.20

338.50 566.30 119.20 1,024.00 0 0 501.47 125.37 0.22

** Sumber Bidang Perkebunan Distanbunhut

JUMLAH

LUAS BAKU

LAHAN

New

Planting

Re

Planting

Bahan

Mentah

Tan. Belum

Menghasilkan

(TBM)

Kecamatan

No

mo

r

Tanaman

Menghasilkan

(TM)

Tanaman

Tua/ Rusak

(TT/R)

L U A S A R E A L T A N A M A N ( Ha ) PRODUKSI (Ton)

Rata-rata

Produksi

(Ton/Ha)

Jumlah

Hasil

Olahan

Page 151: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Ibun 415.50 746.00 - 1,161.50 0 0 3,282.40 820.60 1.10

2 Kertasari 289.00 684.00 1.00 974.00 0 0 2,831.76 707.94 1.04

3 Banjaran 43.00 85.00 1.00 129.00 0 0 258.06 64.52 0.76

4 Cicalengka 79.00 84.00 - 163.00 0 0 324.24 81.06 0.97

5 Cileunyi 129.00 115.00 - 244.00 0 0 443.44 110.86 0.96

6 Cilengkrang 74.50 108.00 38.00 220.50 0 0 447.12 111.78 1.04

7 Majalaya - 1.00 - 1.00 0 0 2.77 0.69 0.69

8 Nagreg 26.00 28.00 - 54.00 0 0 77.50 19.38 0.69

9 Cimaung 115.00 240.00 30.00 385.00 0 0 984.00 246.00 1.03

10 Cikancung 132.50 274.00 - 406.50 0 0 1,123.40 280.85 1.03

11 Baleendah - 4.00 - 4.00 0 0 11.07 2.77 0.69

12 Ciparay 55.00 200.00 - 255.00 0 0 771.20 192.80 0.96

13 Rancaekek - - 26.00 26.00 0 0 - - -

14 Arjasari 50.00 137.00 14.00 201.00 0 0 544.71 136.18 0.99

15 Kutawaringin 2.50 61.00 2.00 65.50 0 0 243.76 60.94 1.00

16 Ciwidey 107.00 334.00 8.00 449.00 0 0 1,369.40 342.35 1.03

17 Pangalengan 559.00 1,510.00 2.00 2,071.00 0 0 6,499.04 1,624.76 1.08

18 Katapang - 3.00 3.00 6.00 0 0 6.89 1.72 0.57

19 Cangkuang 4.00 25.00 - 29.00 0 0 68.70 17.18 0.69

20 Paseh 598.00 890.00 3.00 1,491.00 0 0 3,560.00 890.00 1.00

21 Pacet 204.00 307.00 45.00 556.00 0 0 1,228.00 307.00 1.00

22 Pasirjambu 199.50 335.00 - 534.50 0 0 1,373.50 343.38 1.03

23 Cimenyan 92.50 80.00 - 172.50 0 0 262.40 65.60 0.82

24 Rancabali 233.00 431.00 - 664.00 0 0 1,767.10 441.78 1.03

25 Soreang 5.00 3.00 - 8.00 0 0 6.16 1.54 0.51

26 Solokanjeruk 0.50 1.50 - 2.00 0 0 2.52 0.63 0.42

3,413.50 6,686.50 173.00 10,273.00 0 0 27,489.14 6,872.28 1.03

Bahan

Mentah

Hasil

Olahan

Jumlah

LUAS AREAL PERTANAMAN DAN PRODUKSI PERKEBUNAN RAKYAT UNGGULAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2015

KOMODITI TANAMAN KOPIN

om

or

Kecamatan

L U A S A R E A L T A N A M A N ( Ha ) PRODUKSI (Ton)

Rata-rata

Produksi

(Ton/Ha)

Tan. Belum

Menghasilkan

(TBM)

Tanaman

Menghasilkan

(TM)

Tanaman

Tua/ Rusak

(TT/R)

** Sumber Bidang Perkebunan Distanbunhut

JUMLAH

LUAS BAKU

LAHAN

New

Planting

Re

Planting

Page 152: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Arjasari 0 0 1 1 0 0 0 0 1.51

2 Ciwidey 0 244 0 244 0 0 2793.8 558.76 2.29

3 Kertasari 0 10 81 91 0 0 93.5 18.7 1.87

4 Pangalengan 0 863 0 863 0 0 8920.8 1784.16 2.36

5 Pasirjambu 0 445 0 445 0 0 5028.5 1005.7 2.26

6 Cicalengka 0 5 0 5 0 0 37 7.4 1.48

7 Cikancung 0 0 10 10 0 0 0 0

8 Rancabali 0 42 0 42 0 0 430.5 86.1 2.05

0 1,609.00 92.00 1,701.00 0 0 17,304.10 3,460.82 2.15

Bahan

Mentah

Hasil

Olahan

Jumlah

LUAS AREAL PERTANAMAN DAN PRODUKSI PERKEBUNAN RAKYAT UNGGULAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2015

KOMODITI TANAMAN TEHN

om

or

Kecamatan

L U A S A R E A L T A N A M A N ( Ha ) PRODUKSI (Ton)

Rata-rata

Produksi

(Ton/Ha)

Tan. Belum

Menghasilkan

(TBM)

Tanaman

Menghasilkan

(TM)

Tanaman

Tua/ Rusak

(TT/R)

** Sumber Bidang Perkebunan Distanbunhut

JUMLAH

LUAS BAKU

LAHAN

New

Planting

Re

Planting

Page 153: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Arjasari 0 79.00 0 79.00 0 0 351.55 70.31 0.89

2 Cicalengka 0 145.00 0 145.00 0 0 652.50 130.50 0.90

3 Cikancung 0 178.00 0 178.00 0 0 792.10 158.42 0.89

4 Ciwidey 0 36.00 0 36.00 0 0 162.00 32.40 0.90

5 Cileunyi 0 17.00 0 17.00 0 0 74.80 14.96 0.88

6 Ibun 0 168.00 0 168.00 0 0 739.20 147.84 0.88

7 Pacet 0 222.00 0 222.00 0 0 999.00 199.80 0.90

8 Paseh 0 337.00 0 337.00 0 0 1,516.50 303.30 0.90

9 Soreang 0 31.00 0 31.00 0 0 136.40 27.28 0.88

10 Cilengkrang 0 83.00 0 83.00 0 0 365.20 73.04 0.88

11 Nagreg 0 90.00 0 90.00 0 0 396.00 79.20 0.88

12 Kutawaringin 0 19.00 0 19.00 0 0 83.60 16.72 0.88

13 Pasirjambu 0 27.00 0 27.00 0 0 118.80 23.76 0.88

14 Cimaung 0 19.00 0 19.00 0 0 83.60 16.72 0.88

15 Ciparay 0 23.00 0 23.00 0 0 101.20 20.24 0.88

16 Rancabali 0 30.00 0 30.00 0 0 132.00 26.40 0.88

17 Baleendah 0 20.00 0 20.00 0 0 88.00 17.60 0.88

0 1,524.00 0 1,524.00 0 0 6,792.45 1,358.49 0.89

Bahan

Mentah

Hasil

Olahan

Jumlah

LUAS AREAL PERTANAMAN DAN PRODUKSI PERKEBUNAN RAKYAT UNGGULAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2015

KOMODITI TANAMAN TEMBAKAUN

om

or

Kecamatan

L U A S A R E A L T A N A M A N ( Ha ) PRODUKSI (Ton)

Rata-rata

Produksi

(Ton/Ha)

Tan. Belum

Menghasilkan

(TBM)

Tanaman

Menghasilkan

(TM)

Tanaman

Tua/ Rusak

(TT/R)

** Sumber Bidang Perkebunan Distanbunhut

JUMLAH

LUAS BAKU

LAHAN

New

Planting

Re

Planting

Page 154: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

1 Ciwidey 39,328 38,347 77,675

2 Rancabali 25,338 25,333 50,671

3 Pasirjambu 43,557 41,737 85,294

4 Cimaung 39,889 38,818 78,707

5 Pangalengan 74,517 73,836 148,353

6 Kertasari 35,156 34,637 69,793

7 Pacet 55,786 53,298 109,084

8 Ibun 41,566 40,333 81,899

9 Paseh 66,280 63,707 129,987

10 Cikancung 46,413 44,737 91,150

11 Cicalengka 59,768 58,391 118,159

12 Nagreg 26,676 25,589 52,265

13 Rancaekek 89,874 91,010 180,884

14 Majalaya 83,101 79,429 162,530

15 Solokan Jeruk 42,005 41,286 83,291

16 Ciparay 82,950 80,247 163,197

17 Baleendah 130,587 125,984 256,571

18 Arjasari 49,678 48,685 98,363

19 Banjaran 63,363 60,870 124,233

20 Cangkuang 37,585 36,364 73,949

21 Pameungpeuk 38,827 37,311 76,138

22 Katapang 63,472 61,791 125,263

23 Soreang 58,621 56,253 114,874

24 Kutawaringin 50,576 48,191 98,767

25 Margaasih 76,706 74,265 150,971

26 Margahayu 64,554 63,739 128,293

27 Dayeuhkolot 60,753 58,492 119,245

28 Bojongsoang 61,952 59,333 121,285

29 Cileunyi 98,690 96,694 195,384

30 Cilengkrang 26,534 25,825 52,359

31 Cimenyan 58,761 56,715 115,476

1,792,864 1,741,247 3,534,111

JUMLAH

Jumlah Penduduk Kabupaten Bandung menurut jenis Kelamin dan Kecamatan

Tahun 2015

Sumber : BPS Kab. Bandung, Survei APS 2015.

NO KECAMATAN

JUMLAH KAB. BANDUNG

LAKI-LAKI PEREMPUAN

Page 155: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Desa Kel Desa Kel1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1 010 KECAMATAN CIWIDEY 7 0 7 060 KECAMATAN PACET 13 0

001 Desa Panundaan 001 Desa Cikitu

002 Desa Ciwidey 002 Desa Girimulya

003 Desa Panyocokan 003 Desa Sukarame

004 Desa Lebakmuncang 004 Desa Cikawao

005 Desa Rawabogo 005 Desa Nagrak

006 Desa Nengkelan 006 Desa Mandalahaji

007 Desa Sukawening 007 Desa Maruyung

2 011 KECAMATAN RANCABALI 5 0 008 Desa Pangauban

001 Desa Cipelah 009 Desa Cinanggela

002 Desa Sukaresmi 010 Desa Mekarjaya

003 Desa Indragiri 011 Desa Mekarsari

004 Desa Patengan 012 Desa Cipeujeuh

005 Desa Alamendah 013 Desa Tanjungwangi

3 020 KECAMATAN PASIRJAMBU 10 0 8 070 KECAMATAN IBUN 12 0

001 Desa Sugihmukti 001 Desa Neglasari

002 Desa Margamulya 002 Desa Dukuh

003 Desa Tenjolaya 003 Desa Ibun

004 Desa Cisondari 004 Desa Laksana

005 Desa Mekarsari 005 Desa Mekarwangi

006 Desa Cibodas 006 Desa Sudi

007 Desa Cukang Genteng 007 Desa Cibeet

008 Desa Pasirjambu 008 Desa Pangguh

009 Desa Mekarmaju 009 Desa Karya Laksana

010 Desa Cikoneng 010 Desa Lampegan

4 030 KECAMATAN CIMAUNG 10 0 011 Desa Talun

001 Desa Cikalong 012 Desa Tanggulun

002 Desa Mekarsari 9 080 KECAMATAN PASEH 12 0

003 Desa Cipinang 001 Desa Loa

004 Desa Cimaung 002 Desa Drawati

005 Desa Campakamulya 003 Desa Cipaku

006 Desa Pasir Huni 004 Desa Sindangsari

007 Desa Jagabaya 005 Desa Sukamantri

008 Desa Malasari 006 Desa Sukamanah

009 Desa Sukamaju 007 Desa Mekarpawitan

010 Desa Warjabakti 008 Desa Cijagra

5 040 KECAMATAN PANGALENGAN 13 0 009 Desa Tangsimekar

001 Desa Wanasuka 010 Desa Cipedes

002 Desa Banjarsari 011 Desa Karang Tunggal

003 Desa Margaluyu 012 Desa Cigentur

004 Desa Sukaluyu 10 090 KECAMATAN CIKANCUNG 9 0

005 Desa Warnasari 001 Desa Sri Rahayu

006 Desa Pulosari 002 Desa Ciluluk

007 Desa Margamekar 003 Desa Mekar Laksana

008 Desa Sukamanah 004 Desa Cihanyir

009 Desa Margamukti 005 Desa Cikancung

010 Desa Pangalengan 006 Desa Mandalasari

011 Desa Margamulya 007 Desa Hegarmanah

012 Desa Tribaktimulya 008 Desa Cikasungka

013 Desa Lamajang 009 Desa Tanjunglaya

6 050 KECAMATAN KERTASARI 8 0

001 Desa Neglawangi

002 Desa Santosa

003 Desa Tarumajaya

004 Desa Cikembang

005 Desa Cibeureum

Nama dan Jumlah Kecamatan/Desa/Kelurahan di Kabupaten Bandung Tahun 2015

No Kode KEC/DESA/KELJUMLAH

No Kode KEC/DESA/KELJUMLAH

Page 156: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

006 Desa Cihawuk

007 Desa Sukapura

008 Desa Resmi Tinggal

138

Page 157: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Desa Kel Desa Kel1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

11 100 KECAMATAN CICALENGKA 12 0 16 130 KECAMATAN CIPARAY 13 1

001 Desa Nagrog 001 Desa Babakan

002 Desa Narawita 002 Desa Cikoneng

003 Desa Margaasih 003 Desa Sagaracipta

004 Desa Cicalengka Wetan 004 Kelurahan Pakutandang

005 Desa Cikuya 005 Desa Manggungharja

006 Desa Waluya 006 Desa Mekarsari

007 Desa Panenjoan 007 Desa Ciparay

008 Desa Tenjolaya 008 Desa Sumbersari

009 Desa Cicalengka Kulon 009 Desa Sarimahi

010 Desa Babakan Peuteuy 010 Desa Serangmekar

011 Desa Dampit 011 Desa Gunung Leutik

012 Desa Tanjungwangi 012 Desa Ciheulang

12 101 KECAMATAN NAGREG 8 0 013 Desa Mekar Laksana

001 Desa Mandalawangi 014 Desa Bumiwangi

002 Desa Bojong 17 140 KECAMATAN BALEENDAH 3 5

003 Desa Ciherang 001 Kelurahan Jelekong

004 Desa Ciaro 002 Kelurahan Manggahang

005 Desa Nagreg 003 Kelurahan Baleendah

006 Desa Citaman 004 Kelurahan Andir

007 Desa Nagreg Kendan 005 Desa Malakasari

008 Desa Ganjarsabar 006 Desa Bojong Malaka

13 110 KECAMATAN RANCAEKEK 13 1 007 Desa Ranca Manyar

001 Desa Sukamanah 008 Kelurahan Warga Mekar

002 Desa Tegal Sumedang 18 150 KECAMATAN ARJASARI 11 0

003 Desa Rancaekek Kulon 001 Desa Batukarut

004 Desa Rancaekek Wetan 002 Desa Mangunjaya

005 Desa Bojongloa 003 Desa Mekarjaya

006 Desa Jelegong 004 Desa Baros

007 Desa Linggar 005 Desa Lebakwangi

008 Desa Sukamulya 006 Desa Wargaluyu

009 Desa Haur Pugur 007 Desa Arjasari

010 Desa Sangiang 008 Desa Pinggirsari

011 Desa Bojong Salam 009 Desa Patrolsari

012 Desa Cangkuang 010 Desa Rancakole

013 Desa Nanjung Mekar 011 Desa Ancolmekar

014 Kelurahan Rancaekek Kencana 19 160 KECAMATAN BANJARAN 11 0

14 120 KECAMATAN MAJALAYA 11 0 001 Desa Mekarjaya

001 Desa Neglasari 002 Desa Banjaran Wetan

002 Desa Wangisagara 003 Desa Ciapus

003 Desa Padamulya 004 Desa Sindangpanon

004 Desa Sukamukti 005 Desa Neglasari

005 Desa Padaulun 006 Desa Margahurip

006 Desa Biru 007 Desa Kiangroke

007 Desa Sukamaju 008 Desa Kamasan

008 Desa Majasetra 009 Desa Banjaran

009 Desa Majalaya 010 Desa Tarajusari

010 Desa Majakerta 011 Desa Pasirmulya

011 Desa Bojong 20 161 KECAMATAN CANGKUANG 7 0

15 121 KECAMATAN SOLOKAN JERUK 7 0 001 Desa Jatisari

001 Desa Panyadap 002 Desa Nagrak

002 Desa Padamukti 003 Desa Bandasari

003 Desa Cibodas 004 Desa Pananjung

004 Desa Langensari 005 Desa Ciluncat

005 Desa Solokan Jeruk 006 Desa Cangkuang

006 Desa Rancakasumba 007 Desa Tanjungsari

007 Desa Bojong Emas

No Kode KEC/DESA/KELJUMLAH

No KEC/DESA/KELJUMLAH

Kode

Page 158: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

Desa Kel Desa Kel1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

21 170 KECAMATAN PAMEUNGPEUK 6 0 26 260 KECAMATAN MARGAHAYU 5 0

001 Desa Bojong Manggu 001 Kelurahan Sulaeman

002 Desa Langensari 002 Desa Sukamenak

003 Desa Sukasari 003 Desa Sayati

004 Desa Rancamulya 004 Desa Margahayu Selatan

005 Desa Rancatungku 005 Desa Margahayu Tengah

006 Desa Bojong Kunci 27 270 KECAMATAN DAYEUHKOLOT 5 1

22 180 KECAMATAN KATAPANG 7 0 001 Desa Cangkuang Kulon

001 Desa Gandasari (004) 002 Desa Cangkuang Wetan

002 Desa Katapang (005) 003 Kelurahan Pasawahan

003 Desa Cilampeni (006) 004 Desa Dayeuhkolot

004 Desa Pangauban (007) 005 Desa Citeureup

005 Desa Banyusari (008) 006 Desa Sukapura

006 Desa Sangkanhurip (009) 28 280 KECAMATAN BOJONGSOANG 6 0

007 Desa Sukamukti (010) 001 Desa Bojongsari

23 190 KECAMATAN SOREANG 10 0 002 Desa Bojongsoang

001 Desa Soreang 003 Desa Lengkong

002 Desa Sadu 004 Desa Cipagalo

003 Desa Sukajadi 005 Desa Buahbatu

004 Desa Sukanagara 006 Desa Tegalluar

005 Desa Panyirapan 29 290 KECAMATAN CILEUNYI 6 0

006 Desa Karamatmulya 001 Desa Cibiru Hilir

007 Desa Pamekaran 002 Desa Cinunuk

008 Desa Cingcin 003 Desa Cimekar

009 Desa Sekarwangi 004 Desa Cileunyi Kulon

010 Desa Parung serab 005 Desa cileunyi Wetan

24 191 KECAMATAN KUTAWARINGIN 11 0 006 Desa Cibiru Wetan

001 Desa Cilame 30 300 KECAMATAN CILENGKRANG 6 0

002 Desa Padasuka 001 Desa Girimekar

003 Desa Buni Nagara 002 Desa Jatiendah

004 Desa Sukamulya 003 Desa Malati Wangi

005 Desa Kutawaringin 004 Desa Cipanjalu

006 Desa Kopo 005 Desa Ciporeat

007 Desa Cibodas 006 Desa Cilengkrang

008 Desa Jatisai 31 310 KECAMATAN CIMENYAN 7 2

009 Desa Pameuntasan 001 Kelurahan Cibeunying

010 Desa Gajah Mekar 002 Kelurahan Padasuka

011 Desa Jelegong 003 Desa Mandalamekar

25 250 KECAMATAN MARGAASIH 6 0 004 Desa Cikadut

001 Desa Nanjung 005 Desa Sindanglaya

002 Desa Mekarrahayu 006 Desa Mekarmanik

003 Desa Rahayu 007 Desa Cimenyan

004 Desa Cigondewah Hilir 008 Desa Mekarsaluyu

005 Desa Margaasih 009 Desa Ciburial

006 Desa Lagadar

= 31 Kecamatan

= 270 Desa

= 10 KELURAHAN

No Kode KEC/DESA/KELJUMLAH

No

TOTAL JUMLAH KECAMATAN

TOTAL JUMLAH DESA

TOTAL JUMLAH KELURAHAN

Kode KEC/DESA/KELJUMLAH

Page 159: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

1 2 3 4 8 9

1 Ciwidey 1,249 182 1,431 1,112 - - 252

2 Rancabali 470 126 596 446 542 5,281 809

3 Pasirjambu 1,374 97 1,471 4,897 561 3,188 4,297

4 Cimaung 1,655 50 1,705 1,071 301 - 138

5 Pangalengan 502 36 538 6,636 123 5,141 1,182

6 Kertasari 140 38 178 2,535 - 3,618 515

7 Pacet 1,732 403 2,135 429 1,043 - 440

8 Ibun 1,130 119 1,249 290 85 - 626

9 Paseh 1,342 178 1,520 389 462 - 570

10 Cikancung 750 154 904 937 1,006 - 326

11 Cicalengka 957 50 1,007 1,013 38 - 313

12 Nagreg 274 81 355 720 1,407 - 362

13 Rancaekek 3,025 86 3,111 40 - - 5

14 Majalaya 1,183 73 1,256 56 6 - 49

15 Solokan Jeruk 1,786 43 1,829 82 - - -

16 Ciparay 2,855 50 2,905 692 323 - 114

17 Baleendah 1,249 135 1,384 276 221 - 153

18 Arjasari 1,387 102 1,489 1,014 454 1 807

19 Banjaran 1,303 - 1,303 218 178 - 856

20 Cangkuang 1,090 79 1,169 50 140 220 250

21 Pameungpeuk 763 79 842 49 - - -

22 Katapang 842 - 842 14 - - -

23 Soreang 846 - 846 607 202 - 158

24 Kutawaringin 1,149 378 1,527 976 500 - 731

25 Margaasih 558 15 573 183 98 - 182

26 Margahayu 35 20 55 23 - - -

27 Dayeuhkolot 133 - 133 - - - -

28 Bojongsoang 1,565 23 1,588 93 52 - 1

29 Cileunyi 681 431 1,112 500 250 - 75

30 Cilengkrang 266 - 266 129 296 840 -

31 Cimenyan 197 27 224 1,909 482 50 294

32,488 3,055 35,543 27,386 8,770 18,339 13,505 JUMLAH

IRIGASITADAH

HUJAN

Tegal/

Kebun

Ladang/

Huma

Perkebu

nan

/PTPN

&PBS

Ditanami

Pohon/

Hutan

Rakyat

LUAS PENGGUNAAN LAHAN/LAHAN SAWAH DAN LAHAN KERING MENURUT KECAMATAN

(Isian dalam hektar bilangan bulat)

KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2015

No KECAMATAN

LAHAN

PERTANIAN

SAWAH

JUMLAH

LAHAN PERTANIAN BUKAN SAWAH

Page 160: Laporan Tahun 2015 - bandungkab.go.id 15 jadi+lampiran.pdf · Tabel 4. 18 Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis .....««««« 87 ... Obat/Biofarmaka Kunyit Tahun 2015 Kabupaten

10 11 14 15 15 16 17 20

24 - 1,571 2,959 457 1,431 2,959 457 4,847

- - 6,925 14,003 238 596 14,003 238 14,837

15 11 6,911 19,880 2,607 1,471 19,880 2,607 23,958

4 - 1,588 3,102 693 1,705 3,102 693 5,500

- - 4,998 18,080 923 538 18,080 923 19,541

17 - 7,643 14,328 701 178 14,328 701 15,207

16 - 4,403 6,331 728 2,135 6,331 728 9,194

- - 2,150 3,151 1,057 1,249 3,151 1,057 5,457

- - 1,250 2,671 912 1,520 2,671 912 5,103

14 - 147 2,430 680 904 2,430 680 4,014

25 - 136 1,525 1,066 1,007 1,525 1,066 3,598

28 - 1,701 4,218 357 355 4,218 357 4,930

- - 158 203 1,211 3,111 203 1,211 4,525

- 2 259 372 908 1,256 372 908 2,536

- - 5 87 485 1,829 87 485 2,401

- - 205 1,334 379 2,905 1,334 379 4,618

- - 349 999 1,773 1,384 999 1,773 4,156

12 84 1,622 3,994 1,015 1,489 3,994 1,015 6,498

2 34 243 1,531 1,458 1,303 1,531 1,458 4,292

19 45 13 737 555 1,169 737 555 2,461

- - 5 54 566 842 54 566 1,462

- - 25 39 691 842 39 691 1,572

- - 68 1,035 670 846 1,035 670 2,551

60 - 469 2,736 467 1,527 2,736 467 4,730

- 129 17 609 653 573 609 653 1,835

- - 15 38 961 55 38 961 1,054

- 2 75 77 893 133 77 893 1,103

- - 370 516 677 1,588 516 677 2,781

- - 430 1,255 791 1,112 1,255 791 3,158

15 - 760 2,040 706 266 2,040 706 3,012

37 - 398 3,170 1,914 224 3,170 1,914 5,308

288 307 44,909 113,504 27,192 35,543 113,504 27,192 176,239

TOTAL LAHAN

JUMLAH

TOTAL

LAHAN

MENUR

UT

KECAM

ATAN

Padang

Penggem

balaan/

Padang

Rumput

Sementar

a Tidak

Diusahak

an

Lainnya

(tambak,

kolam,

empang,

hutan

(Jalan,

Pemukim

an,

Perkantor

an, Sungai

dll)

LAHAN

SAWAH

LAHAN

PERTANI

AN

BUKAN

SAWAH

LAHAN

BUKAN

PERTANI

AN

LUAS PENGGUNAAN LAHAN/LAHAN SAWAH DAN LAHAN KERING MENURUT KECAMATAN

(Isian dalam hektar bilangan bulat)

KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2015

LAHAN PERTANIAN BUKAN SAWAH

JUMLAH

LAHAN

BUKAN

PERTAN